Skripsi Perfect

100
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara. Dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa, sesuai ketentuan yang terkandung dalam pasal 18 undang-undang dasar 1945. Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1 januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. setiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan pungutan terhadap masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada masyarakat, seperti pajak, retribusi dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa diatur dengan undang- undang.

Transcript of Skripsi Perfect

Page 1: Skripsi Perfect

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan

bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang,

dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem

pemerintahan negara. Dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat

istimewa, sesuai ketentuan yang terkandung dalam pasal 18 undang-undang

dasar 1945.

Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia

sejak 1 januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari

sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dan

pembangunan. setiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan

pungutan terhadap masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kenegaraan,

ditegaskan bahwa penempatan beban kepada masyarakat, seperti pajak,

retribusi dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa diatur dengan undang-

undang.

Page 2: Skripsi Perfect

2

Ketentuan tersebut lebih lanjut dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan

dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam

kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Selama ini pungutan Daerah baik berupa Pajak dan Retribusi diatur

dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 mengatur tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

34 Tahun 2000. Kedua Undang-Undang tersebut kemudian disempurnakan

menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah sebagai

mana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu

dikelola dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagai mana dimaksudkan merupakan sub sistem dari Sistem Pengelolaan

Keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan

pemerintah.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah didanai dari atas beban pendapatan dan belanja daerah. Oleh karena itu

yang harus diperhatikan adalah seberapa besar total pendapatan daerah yang

Page 3: Skripsi Perfect

3

didapatkan dalam satu tahun anggaran. Pendapatan Asli daerah merupakan

tulang punggung pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan

melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh

pendapatan asli daerah terhadap total APBD.

Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah

pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan

Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah

sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang membiayai penyelenggaran

pemerintah kota dan DPRD dan memenuhi atau mencukupi Anggaran Belanja

Rutin, sebagai syarat sekaligus kewajiban bagi setiap daerah seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang . Oleh karena itu pendapatan asli daerah

dalam konsep ideal seharusnya merupakan tulang punggung bagi pendapatan

daerah, sekaligus dijadikan tolak ukur kemampuan daerah dalam melaksanakan

dan mewujudkan otonominya.

Sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) terdiri dari :

1. Pajak daerah

2. Retribusi daerah

3. Hasil pengelolahan kekayaan yang dipisahkan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan pembangunan

secara efektif dan efesien, maka setiap daerah harus secara kreatif mampu

menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber

Page 4: Skripsi Perfect

4

pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

yang potensial adalah dari sektor jasa perparkiran.

Makassar merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dimana

masih banyak terjadi beberapa masalah dalam penerimaan Retribusi Parkir yang

belum dikelola secara optimal. Retribusi Daerah selain sebagai salah satu

sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang

dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemarintah daerah

salah satunya adalah retribusi parkir. Retribusi parkir sebagai salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari masyarakat, dimana

pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Parkir Kota Makassar.

Permasalahan retribusi parkir khususnya di kota Makassar seakan

menjadi permasalahan yang tidak ada bayang ujungnya. Mulai dari masalah

penerimaan retribusi parkir yang masih banyak menemukan kendala dalam

pengelolaannya dimana masih banyak kawasan parkir yang strategis tetapi tidak

terdaftar di PD. Parkir sebagai kawasan perparkiran serta permasalahan retribusi

parkir di tepi jalan umum yang aturannya sangat tidak jelas dan sering

disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang menggunakan

momen tersebut untuk meraup keuntungan.

Permasalahan Pemungutan Retribusi Parkir

Kondisi keuangan PD Parkir Kota Makassar sejak Tahun 2007 sampai

2010 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Namun pada Tahun 2011

target yang meningkat tetapi justru tidak tercapai. Hal ini tergambar dari tabel

target dan realisasi pendapatan sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah

ini :

Page 5: Skripsi Perfect

5

Tabel 1 Target dan Realisasi Retribusi Parkir

Kota Makassar Tahun 2007-2011

No.

Tahun

Target

Realisasi

%

1.

2007

Rp. 2.763.500.500,00

Rp. 2.974.771.875,00

107,65%

2.

2008

Rp. 3.678.292.500,00

Rp. 3.694.486.150,00

100,44%

3.

2009

Rp. 4.369.300.500,00

Rp. 4.585.913.751,00

104,96%

4.

2010

Rp. 5.550.531.000,00

Rp. 5.617.631.630,00

101,21%

5.

2011

Rp. 7.644.300.600,00

Rp. 6.780.341.550,00

88,69%

Sumber : PD. Parkir Makassar Raya, 29 Maret 2012

Namun meskipun target yang telah ditentukan pada tahun 2007 sampai

2010 meningkat tetapi pada tahun 2011 ketika target dinaikkan justru tidak

tercapai sesuai dengan tabel di atas. Hal ini dikarenakan masih banyak kawasan

perparkiran yang tersebar di beberapa titik di Kota makassar yang tidak masuk

sebagai lahan parkir di PD Parkir Makassar Raya. Hal ini banyak dimanfaatkan

oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meraub keuntungan. Merekalah

para juru parkir liar yang tidak memiliki surat izin parkir dari PD Parkir Makassar

Raya. Hal ini membuat pemungutan jasa retribusi parkir tidak berjalan efektif.

Masalah lain yang menjadi kendala dalam pemungutan jasa retribusi

parkir masih belum terlaksana dengan optimal. Sesuai dengan keterangan yang

dikemukakan oleh beberapa juru parkir bahwa penghasilan parkir tidak diberikan

seluruhnya kepada petugas pemkot dan petugas hanya memberikan karcis yang

belum tentu dihabiskan oleh juru parkir.

Page 6: Skripsi Perfect

6

Permasalahan Parkir Juru Parkir Liar

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di berbagai tepi jalan umum

yang ada di kota Makassar seringkali kita menemui juru parkir liar yang

beroperasi di Makassar yang belum tentu berguna dalam hal membantu

memarkir kendaraan padahal SK Walikota nomor 935 tahun 2006 tentang sistem

perparkiran tepi jalan umum tidak menharuskan juru parker liar, namun para juru

parkir liar tetap saja marak dan belum diberi tindakan oleh pihak PD Parkir

Makassar. Yang menggelikan adalah para pengguna lahan parkir tetap -secara

tidak langsung- menyuburkan praktek-praktek parkir liar dengan memberikan

uang kepada mereka. Mungkin saja ini pengaruh rasa takut terhadap juru parkir

tersebut. Jika demikian halnya, maka apa bedanya dengan pemalakan terhadap

pemilik kendaraan. Lagi-lagi tugas dan tanggung jawab PD Pakir Makassar dan

pihak yang berwajib dipertanyakan.

Suburnya praktek pemarkiran liar inipun sepertinya dihalalkan oleh para

pemilik kendaraan jika melihat banyaknya kendaraan yang terparkir dikawasan

tersebut. Mungkin ini disebabkan sistem pembayaran yang dihitung per jam saat

ini masih sangat membebani dan terkesan tidak manusiawi. Pembayaran yang

tinggi ini juga belum diimbangi dengan pelayanan yang memuaskan, tanggung

jawab mengenai kerusakan dan kehilangan masih saja menjadi beban bagi para

pemilik kendaraan.

Tentunya fungsi dan tanggung jawab dari pemerintah yang mengurusi

masalah parkir dipertanyakan untuk menertibkan oknum-oknum juru parkir liar

yang menggunakan tepi jalan di beberapa tempat-tempat keramaian tanpa

pernah memperhatikan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah untuk daerah-

Page 7: Skripsi Perfect

7

daerah yang memang menjadi tempat umum/public. Jika kita menilai secara

subyektif, tidak mungkin hal tersebut dapat tumbuh dan bertahan subur, jika tidak

ada orang dari pihak yang berwenang yang memberikan kebebasan bagi juru-

juru parkir tersebut. Tentunya dengan system bagi hasil atau ada uang setoran

uang kepada pihak-pihak tertentu. Yang seharusnya hal tersebut masuk ke kas

daerah.

Dalam mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kota

Makassar dalam hal ini Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya diharapakan

mampu memberikan kontribusi dari sektor retribusi parkir. Tugas pokok

Peusahaan Daerh Parkir Makassar raya adalah merencanakan, merumuskan,

membina, mengendalikan, mengoptimalkan pemungutan retribusi parkir serta

mengkoordinir kebijakan bidang Perparkirkan.

Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut maka penulis merasa

tertarik untuk mencoba menganalisis lebih jauh dengan judul:

“Pengelolaan Retribusi Parkir di Kota Makassar (Studi Kasus di

Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya)”

I.2. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang dikemukakan adalah bagaimana pengelolaan

retribusi parkir di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pegelolaan retribusi parkir di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya.

Page 8: Skripsi Perfect

8

I.4. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk :

1. Manfaat Akademik

Dengan mengetahui pengelolaan retribusi parkir di kota

makassar dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

diharapkan dapat memperkaya tentang teori-teori peningkatan dan

pengelolahan keuangan daerah khususnya yang berhubungan

dengan pengetahuan dalam bidang Administrasi dan Manajemen.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada pengambil kebijakan di daerah maupun kota mengenai aspek-

aspek yang berhubungan dengan pengelolaan retribusi parkir dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Page 9: Skripsi Perfect

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Konsep Pengelolaan

Secara umum pengelolaan merupakan kegiatan merubah sesuatu hingga

menjadi baik berat memiliki nilai-nilai yang tinggi dari semula. Pengelolaan dapat

juga diartikan sebagai untuk melakukan sesuatu agar lebih sesuai serta cocok

dengan kebutuhan sehingga lebih bermanfaat.

Nugroho (2003:119) mengemukakan bahwa :

―Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen. Secara etomologi istilah pengelolaan berasal dari kata ―kelolah‖ (to manage) dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu‖.

Jadi pengelolaan merupakan ilmu manajemen yang berhubungan dengan

proses mengurus dan menangani sesuatu untuk mewujudkan tujuan tertentu

yang ingin dicapai.

Sedangkan menurut Syamsu menitikberatkan pengelolaan sebagai fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan

pengontrolan untuk mencapai efisiensi pekerjaan.

Sukanto (1986:20) mendefinisikan bahwa

―pengelolaan dalam administrasi adalah merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengawasan, penggerakan sampai dengan proses pencapaian tujuan.

Jadi Sukanto menitiberatkan pengelolaan sebagai fungsi manajemen

yang meliputi perencanaan, pengawasan, penggerakan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

Page 10: Skripsi Perfect

10

Selanjutnya mengenai pengertian pengelolaan Pamudji (1985:7)

mengemukakan sebagai berikut :

―Perkataan pengelolaan berasal dari kata ―kelola‖ yang berarti sama dengan mengurus. Jadi pengelolaan diartikan sebagai pengurusan yaitu merubah nilai-nilai yang lebih tinggi, dengan demikian pengelolaan juga mengandung makna sebagai pembaharuan, yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat‖ Pendapat Pamudji diatas mengenai pengelolaan terlihat menitik beratkan

pada dua faktor penting yaitu :

a. Pengelolaan sebagai pembangunan yang merubah sesuatu sehingga

menjadi baru dan memiliki nilai yang lebih tinggi

b. Pengelolaan sebagai pembaharuan yaitu usaha untuk memelihara

sesuatu agar lebih cocok dengan kebutuhan-kebutuhan

Selanjutnya Admosudirjo (2005:160) mendefinisikan bahwa :

―Pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu‖.

Dari pengertian diatas Admosudirjo menitikberatkan pengelolaan pada

proses mengendalikan dan memanfaatkan semua faktor sumber daya untuk

mencapai tujuan tertentu sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Lebih lanjut Moekijat (2000:1) mengemukakan pengertian pengelolaan

adalah :

―suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan tertentu dengan cara menggunakan manusia dan sumber-sumber lain‖.

Dengan demikian, Moekijat menitikberatkan pengelolaan pada proses

merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, mengawasi untuk mencapai

Page 11: Skripsi Perfect

11

tujuan yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lain.

Sedangkan Terry (2009:9) mengemukakan bahwa :

―Pengelolaan sama dengan manajemen sehingga pengelolahan dipahami sebagai suatu proses membeda-bedakan atas perencanaan, pegorganisasian, penggerakan dan pengawasan denganmemanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya‖.

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya sering

dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Istilah

manajemen berasal dari kata kerja ―to manage” yang berarti menangani,

memimpin, membimbing, atau mengatur. Sejumlah ahli memberikan batasan

bahwa manajemen merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai usaha yang

sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini merupakan

serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa pengelolaan sama dengan prinsip-

prinsip manajemen yang berkaitan dengan aspek perencanaan, penggerakan,

pengorganisasian, dan pengawasan serta pemanfaatan sumber daya termasuk

sumber daya manusia untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Berdasarkan dari pengertian pengelolaan tersebut, terlihat jelas bahwa

untuk mencapai peningkatan efektivitas kegiatan pengelolaan dalam penelitian

ini adalah pengelolaan retribusi parkir di Kota Makassar memegang peranan

penting karena dengan pengelolaan yang baik akan diperoleh hasil yang baik

dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar di

sektor Retribusi Parkir.

Page 12: Skripsi Perfect

12

II.2. Fungsi Manajemen

Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen yang dikemukakan

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan akan dibahas

lebih terperinci lagi.

II.2.1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena

organizing, staffing, dan controlling harus terlebih dahulu direncanakan.

Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih

tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-

program dari alternatif-alternatif yang ada.

G.R Terry mengemukakan bahwa :

―Perencanaan (planning) adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa depan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperukan unruk mencapai hasil yang diinginkan‖.

Dengan perencanaan perlu dilakukan dengan cermat dan matang serta

berorientasi kedepan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

F.X.Soedjadi dalam syatiie dkk (1999:76) memberikan definisi

perencanaan sebagai suatu proses kegiatan pemikiran, dugaan, dan penentuan

prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan

yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Louis A. Allen menjelaskan bahwa perencanaan adalah menentukan

serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang ditentukan.

Page 13: Skripsi Perfect

13

Hasibuan menerangkan dalam bukunya Manajemen Dasar, Pengertian

dan Masalah bahwa :

―Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap perencanaan mengandung dua unsur, yaitu : tujuan dan pedoman‖.

Sementara Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi menjelaskan

bahwa :

―Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan‖.

Lebih lanjut Irawan (1997:102) menyebutkan perencanaan sebagai

berikut :

Perencanaan membimbing para pengambil kebijakan untuk menentukan berbagai program dan kegiatan yang secara ketat berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan membimbing para pengambil keputusan untuk berpikir secara sistematis dan secara terkoordinasi dengan baik dengan seluruh unit di dalam organisasi.

Perencanaan akan menghindarkan para pengambil keputusan melakukan perubahan (improvisasi) dalam berbagai program kegiatan secara coba-coba , tidak rasional dan subjektif.

Perencanaan pembimbing para pengambil keputusan untuk mendistribusikan beban kerja secara adil, merata dan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab pegawai.

Perencanaan menuntut komitmen dari semua pihak untuk melaksanakannya, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai.

Dengan demikian, suatu perencanaan senantiasa berpijak pada

kenyataan yang ada sehingga sasaran yang ingin dicapai benar-benar dapat

terwujud. Dari uraian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan

memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan dari organisasi atau

perusahaan.

Page 14: Skripsi Perfect

14

Proses perencanaan dapat disusun dari tiga segi, dengan perkataan lain

bahwa fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui 3 cara.

Cara-cara tersebut yang pertama, mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu

rencana yang baik. Setelah ciri-ciri itu diketahui lalu diusahakan agar rencana

yang dibuat memenuhi syarat-syarat tersebut. Kedua, memandang proses

perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan

memuaskan. Ketiga, memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah

yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Dalam

menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan teknik ilmiah, pimpinan

dapat pula menciptakan suatu rencana yang baik, dengan perkataan lain

pembuatan suatu rencana dapat dipandang sebagai suatu masalah yang harus

terpecahkan dengan sistematis.

II.2.2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari Manajemen,

dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk unsur

manusia sehingga tujuan dapat tercapai.

Pengorganisasian merupakan kata kerja dari organisasi yang berasal dari

kata ―Organism”. Organism berarti suatu susunan yang terdiri dari bagian-

bagaian yang diarahkan ke satu tujuan. Atau suatu susunan yang terdiri dari

bagian-bagian yang dipadukan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu

dengan yang lainnya saling mengikat dan secara keseluruhan merupakan

kebulatan yang saling berhubungan, bergantung, saling mempengaruhi dan

bekerja untuk satu tujuan tertentu.

Menurut Terry (1999:82), pengorganisasian adalah ―pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerja, penentuan hubunga-hubungan pekerjaan diantara mereka dan emberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya‖.

Page 15: Skripsi Perfect

15

Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh setiap

manajer pada semu tingkatan dan jenis kegiatan dan bentuk organisasi, besar

atau kecil, bisnis atau negara. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen

penting sebab :

Mewujudkan struktur organisasi

Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi

jelas.

Wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas.

Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi.

Sumber daya manusia dan materiil yang dibutuhkan dapat diketahui.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa

yang dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas

tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,

pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Dua aspek utama proses

susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.

Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi

agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dan dapat dikerjakan secara

bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan

tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu

pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan.

Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suattu organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal

Page 16: Skripsi Perfect

16

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan

diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa

aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :

1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai,

2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi,

3. Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi,

4. Kesatuan arah,

5. Kesatuan perintah,

6. Fungsionalisasi,

7. Deliniasi berbagai tugas,

8. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab,

9. Pembagian tugas,

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu

dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Pembagian beban pekerjaan yang menjadi kegiatan-kegiatan yang

secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja

sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau

terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi

biaya yang tidak perlu.

3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada

koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang

terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini kan membuat

Page 17: Skripsi Perfect

17

para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi

ketidak efisiensian dan konflik.

II.2.3. Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating)

Pelaksanaan penggerakan di dalam manajemen merupakan fungsi yang

paling penting karena berkaitan langsung dengan memanfaatkan sumber daya

manusia. Penggerakan adalah mennggerakkan semua bawahan, agar mau

bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.

Masalah penggerakan/pelaksanaan sangat berkaitan dengan manusia

dan merupakan suatu masalah yang paling kompleks. Dengan demikian dalam

pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, pelaksanaan merupakan kegiatan yang

paling sering dilakukan.

G.R Terry (2005:41) menerangkan bahwa penggerakkan adalah :

―Membuat semua anggota kelompok agar mau bekrja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha organisasi‖.

The Liang Gie (1989:210) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah :

―Usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulai‖.

Lebih lanjut Tjokroamidjojo (1995:98) mendefinisikan pelaksanaan

sebagai :

―Suatu proses dapat kita pahami dalam bentuk rangkaian kegiatan yakni yang berawal dari kebijaksanaan guna mencapai suatu tujuan maka kebijaksanaan diturunkan dalam program‖.

Page 18: Skripsi Perfect

18

Dengan demikian dari pengertian tersebut diatas diketahui bahwa

pelaksanaan/penggerakan selalu berhubungan dengan sumber daya manusia.

II.2.4. Pengawasan (Controlling)

Tiitik tolak yang digunakan utnuk membahas pengawasan sebagai salah

satu fungsi organik manajemn ialah definisi yang mengatakan bahwa

pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi

guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik,

pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh

semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak

hingga manajer rendah yang secara langsng mengendalikan kegiatan-kegiatan

teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional.

Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan

manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu pengawasan

langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung ialah apabila

pemimpin organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang

sedang dijalankan. Sedangkan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan

dari jarak jauh, pengawasan ini dilakukan terhadap laporan yang disampaikan

oleh bawahan, laporan ini dapat berbentuk lisan maupun tulisan.

Riwu Kaho (1996:79) mengemukakan bahwa pengawasan itu adalah

―Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan apa saja yang telah dilaksanakan agar pekerjaan itu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya‖.

Dalam Harold Koontz (2005:241) menyebutkan bahwa :

Page 19: Skripsi Perfect

19

―Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara‖.

Sedangkan menurut G.R Terry (2005:242) mengemukakan bahwa

pengawasan adalah :

―Sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar‖.

Dalam buku Siagian yang berjudul Fungsi-Fungsi Manajerial (200:145)

pengawasan yang terjadi dalam lingkungan pemerintahaan dibagi menjadi 4

tetapi untuk dalam penelitian hanya digunakan (dua) jenis pengawasan saja yaitu

Pengawasan Melekat

Dalam pengawasan melekat, pelaku pengawasan adalah atasan yang

dianggap memiliki kekuasaan (power) dan dapat bertindak bebas dari

konflik kepentingan (confict of interest).

Dengan demikian pengawasan langsung dilakukan oleh seorang

pemimpin organisasi terhadap kegiatan yang sedang dijalankan dimana

efektivitas manajerial seseorang yang menduduki jabatan pemimpin

sangat tergantung pada kemampuannya melakukan pengawasan melekat

disamping kemampuannya menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial

lainnya.

Pengawasan Fungsional

Pengawasan fungsional bisa dilakukan oleh aparat pengawasan yang

terdapat dalam satu instansi tertentu . Pengawasan fungsional adalah

merupakan setiap upaya pengawasan yang dilaksanakan oleh aparat

yang ditunjuk khusus untuk melakukan audit secara independen terhadap

Page 20: Skripsi Perfect

20

objek yang diawasinya. Aparat pengawasan fungsional tidak hanya

bertugas sebagai pemeriksa, akan tetapi juga dapat melakukan tugas

yang lain seperti verifikasi, konfirmasi, survey dan penilaian

(assessment). Pengawasan fungsional dibagi menjadi 2 (dua) bagian

yaitu pengawasan internal dan pengawasan eksternal.

Pengawasan mutlak diperlukan agar dalam pelaksanaannya seminimal

mungkin dapat dihindari segala ketimpangan dari apa yang telah disusun

sebelumnya. Hasibuan menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Dasar, Pengertian dan Masalah ada 4 fungsi pengawasan sebagai berikut :

1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar pengawasan;

2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang dicapai;

3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan

menentukan penyimpangan jika ada;

4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar

pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh manajemen

dengan memprgunakan dua macam teknik, yaitu: pengawasan langsung (direct

control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Yang dimaksud

dengan pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri

secara langsung oleh seorang pemimpin. Penanganan langsung ini dapat

berbentuk inpeksi langsung, on the spot observation dan on the spot report. Akan

tetapi karena banyaknya dan kompleksnya tugas seorang pemimpin terutama

dalam organisasi yang besar maka seorang pemimpin untuk tidak mungkin dapat

selalu menjalankan pengawasan langsung sehingga pemimpin sering pula

melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung. Yang dimaksud dengan

Page 21: Skripsi Perfect

21

pengawasan tidak langsung pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini

dilakukan melalui laporan yang sampaikan oleh bawahan. Laporan tersebut

dapat berbentuk tertulis dan lisan.

Dari pengertian tersebut diketahui bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan

perusahaan/instansi diperlukan aparat yang berkompetensi dibidangnya

sehingga dalam pelaksanaan nantinya dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan perencanaan yang dibuat.

Yang dimaksud pengawasan dalam hal ini adalah pengawasan yang

dilakukan secara langsung dan tidak langsung oleh Perusahaan Daerah Parkir

Makassar Raya yang terfokus pada penataan tempat parkir baik yang legal

maupun yang ilegal di Kota Makassar.

II.3. Konsep Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak-

hak dan kewajiban daerah tersebut (Pasal 1 butir 5 PP No. 58 Tahun 2005)

Pengertian keuangan daerah tersebut lebih luas dari pada pengertian

keuangan daerah menurut PP No. 105 Tahun 2000 yang hanya beruang lingkup

APBD. Sedangkan pengertian Keuangan Daerah menurut PP No. 58 tahun 2005

mempunyai ruang lingkup yang lebih laus yaitu yang meliputi :

Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta

melakukan pinjaman.

Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah

dan membayar tagihan pihak ketiga.

Page 22: Skripsi Perfect

22

Penerimaan daerah

Pengeluaran daerah

Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat

berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan

uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.

Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dan/atau

kepentingan umum.

Dalam pengelolahan keuangan daerah terdapat empat asas

pengelolahan keuangan daerah yakni :

Asas umum Pengelolahan Keuangan Daerah

Asas umum APBD

Asas umum Pelaksanaan APBD

Asas Umum pentausahaan Keuangan Daerah.

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Makassar salah satunya

berasal dari retribusi yang berasal dari retribusi parkir. Besarnya retribusi

tergantung pada pengelolaan Retribusi Parkir yang efektif, efisien dan maksimal.

Tujuan pemerintah mengelolah retribusi parkir adalah selain merupakan

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga merupakan salah satu upaya agar

penarikan atau pemungutan retribusi parkir dapat terorganisir dengan baik. Atau

dengan kata lain, pengelolaan dan pelaksanaan retribusi parkir diharapkan

berjalan melalui manajemen yang baik. Manajemen yang baik harus disertai

dengan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang matang dan

pelaksanaan di lapangan yang terkoordinasi serta pengawasan dan

pengendalian yang akuntebel dan transparansi.

Page 23: Skripsi Perfect

23

Untuk mengetahui apakah reribusi parkir sudah mencapai sasaran dan

tujuan pemerintah, maka perlu dilakukan pengawasan atau pengendalian

terhadap pelaksanaan penarikan retribusi parkir tersebut. Pengawasan ini

penting untuk diketahui, agar pelaksanaan atau pengelolaannya senantiasa

berjalan sesuai denagn harapan pemerintah dan masyarakat.

Dalam mengelola retribusi parkir selalu dikaitkan dengan sasaran dan

tujuan yang ingin dicapai. Maka dari itu, tidak terlepas dari faktor penunjang dan

faktor penghambat yaitu siapa yang mengelolanya (SDM), sistemnya (cara

pelaksanaannya), dan teknologi (alat atau media yang digunakan). Jika faktor

penunjang lebih besar atau dominan maka sasaran yang dicapai akan mudah

terwujud. Sebaliknya jika faktor penghambat lebih dominan, maka sasaran yang

dicapai akan jauh dari harapan.

II.4. Konsep Pendapatan Asli Daerah

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang pemerintahan daerah, daerah

diberikan kewenangan untuk mencari dan mengembangkan penerimaan-

penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri, yang sering kita sebut dengan

pendapatan asli daerah. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat

PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan

Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kemudian menurut Undang-undang nomor 33 Tahun 2004, tentang

perimbangan keuangan antara Pemerintahan Pusat dan daerah pada pasal 6

dijelaskan pula, bahwa

Page 24: Skripsi Perfect

24

―Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang dikelolah daerah melalui hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan hasil Pengelolahan kekayaan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah‖.

Sedangkan Pendapatan Asli Daerah Menurut JB. Kristiadi ( 1985;37 )

mengatakan bahwa :

―Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang dihasilkan daerah melalui pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya yang dianggap sah‖.

Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber

dari hasil pajak daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi

daerah, hasil pengelolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan

lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada

daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai

perwujudan asas desentralisasi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan yang sangat

penting karena perolahannya dilakukan atas dasar kemampuan potensi yang

tersedia dan dibenarkan oleh undang-undang maupun potensi yang

dimungkinkan sumber daya manusia di setiap daerah.

Sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang perimbangan keuanagan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) terdiri dari :

1. Pajak daerah

2. Retribusi daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Page 25: Skripsi Perfect

25

II.5. Konsep Retribusi Daerah

Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya adalah retribusi

daerah. Pengertian retribusi secara umum adalah ―pembayaran-pembayaran

kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa

negara. Atau merupakan iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan

jasa balik secara langsung dan dapat ditunjuk. Paksaan disini bersifat ekonomis

karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak

dikenakkan iuran itu.

Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 870 – 893 tahun

1992, tentang Manual Administrasi Pendapatan Daerah disebutkan :

―Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan , usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah‖.

Retribusi daerah sesuai dengan peraturan pemerintah R.I nomor 66 tahun

2001, pasal 1 point 1 bahwa yang dimaksud dengan :

―Retribusi daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian jasa atau pemberian izin tertenru yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan‖.

Dalam pasal 37 UU Nomor 22 Tahun 1948 ditegaskan bahwa :

―Retribusi Daerah adalah ―pungutan pendapatan oleh pemerintah sebagai pengganti (kerugian) diensten yang diberikan oleh Daerah kepada siapa saja yang membutuhkan diensten itu‖.

―Retribusi daerah yang selanjutnya di sebut retribusi (2006;71) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan‖.

Page 26: Skripsi Perfect

26

Panitia nastrun retribusi daerah sebagai berikut :

―Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung‖.

Dari pendapat para ahli di atas kita dapat menarik kesimpulan retribusi

daerah merupakan pungutan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh

secara langsung oleh seseorang atau badan karena jasa yang nyata pemerintah

daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah.

Seperti halnya pajak daerah, retribusi daerah dilaksanakan berdasarkan

undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan

Umum Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, selanjutnya untuk pelaksanaannya di

masing-masing daerah, pungutan retribusi daerah dijabarkan dalam bentuk

peraturan daerah yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan Retribusi Daerah menurut

UU No. 28 Tahun 2009 antara lain :

1. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan

oleh pemerintaha daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;

Page 27: Skripsi Perfect

27

2. Jasa, adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

3. Jasa Umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

4. Jasa Usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

dengan menganut prinsip-prinsip kemersial karena pada dasarnay dapat

pula disediakn oleh sektor swasta.

5. Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu

pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengemndalian

dan pengawasan atas kegiatan dan pemanfaatan ruang, pengguanaan

sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasiliatas tertentu

guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Demikian pula, dari pendapat-pendapat di atas dapat diikhtisarkan ciri-ciri

pokok Retribusi Daerah sebagai berikut :

a. Retribusi di pungut oleh Daerah;

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan Daerah

yang langsung dapat ditunjuk;

c. Retribusi dikenakkan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau

mengenyam jasa yang disediakan Daerah.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, retribusi jasa

umum ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini :

Page 28: Skripsi Perfect

28

1. Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan

kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi

Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu;

b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam

rangka pelaksanaan disentralisasi;

c. Jasa tersebut memberi manfaat khusus baiorang pribadi atau badan

yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani

kepentingan dan kemanfaatan umum;

d. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retrubusi;

e. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai

penyelenggaraannya;

f. Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efesien, serta merupakan

salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial; dan

g. Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut

dengan tingkat atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

Jenis-jenis Retrubusi Jasa Umum

Jenis-jenis retribusi jasa umum diatur dalam Undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 Pasal 110 ayat 1, sebagaimana di bawah ini:

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;

Page 29: Skripsi Perfect

29

Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas,

Balai Pengobatan, dan rumah sakit Umum Daerah. Dalam retribusi

Pelayanan Kesehatan ini tidak termasuk pelayanan pendaftaran.

b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

Pelayanan persampahan/kebersihan meliputi pengambilan,

pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi

pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, da perdagangan,

tidak termasuk pelayanan keberihan jalan umum dan taman.

c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Catatan Sipil;

Akta catatan sipil meliputi akta kelahiran, akta perkawinan, akta

perceraian, akta pengesahan, dan pengakuan anak, akta ganti nama

bagi warga negara asing dan akta kematian.

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan

penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurungan,

pembakaran/pengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau

pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelolah

pemerintah daerah.

e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan

parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah.

f) Retribusi Pelayanan Pasar;

Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa

pelataran, los dikelola pemerintah daerah, dan khusus disediakan

Page 30: Skripsi Perfect

30

untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik

Daerah, dan pihak swasta.

g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

Pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan

pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah.

h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

Pelayanan pemeriksaan alatt pemadam kebakaran adalah pelayanan

pemeriksaan dan/atau pengizinan oleh pemerinyah daerah terhadap

alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki dan/atau yang

dipergunakan oleh masyarakat.

i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

Peta adalah peta yang dibuat oleh pemerintah daerah, seperti peta

dasar (garis), peta foto, peta digital, peta tematik, dan peta teknis

(struktur).

j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

Penyediaan dan/atau penyedotan kakus adalah pelayanan

penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah. Sedangkan pelayanan penyediaan dan/atau

penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh

BUMN, BUMD dan pihak swasta.

k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

Pengelolaan limbah cair pelayanan pengolahan limbah cair rumah

tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, dan/atau

Page 31: Skripsi Perfect

31

dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk

instalasi pengolahan limbah cair.

l) Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

Pelayanan Tera adalah pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar,

timbang, dan perlengkapannya; dan pengujian barang dalam

keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

m) Retribusi Pelayanan Pendidikan;

Pelayanan pendidikan adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.

n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Pengendalian menara telekomunikaasi adalah pemanfaatan ruang

untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata

ruang, keamanan, dan kepentingan umum.

2. Retribusi Jasa Usaha

Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha diatur dalam undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 Pasal 126 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan tertentu; dan

b. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komerisial yang

seyogyanya disediakan oleh sektoor swasta tetapi belum memadai

atau terdadapatnya harta yang dimiliki/dikuasai daerah yang belum

dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

Page 32: Skripsi Perfect

32

Jenis Retribusi Jasa Usaha

Jenis-jenis retribusi jasa usaha diatur dalam undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 Pasal 127, sebagaimana di bawah ini.

a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

Pelayanan pemakaian kekayaan daerah antara lain pemakaian tanah

dan bangunan, pemakaian ruangan untuk pesta, pemakaian

kendaraan/alat-alat berat/alat-alat besar milik daerah.

b) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

Pasar grosir dan/atau pertokoan adalah pasar grosir dari berbagai

jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang

disediakan/diselenggarakan oleh pemerintah daerah, tidak termasuk

yang disediakan oleh Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta.

c) Retribusi Tempat Pelelangan;

Tempat pelelangan adalah tempat yang secara khusus disediakan

oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternal,

hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan adalah tempat

yang dikontrak oleh pemerintah daerah dari pihak lain untuk dijasikan

sebagai tempat pelelangan.

d) Retribusi Terminal;

Pelayanan terminal adalah tempat pelayanan penyediaan tempat

parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan

usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang dimiliki

dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah.

Page 33: Skripsi Perfect

33

e) Retribusi Tempat Khusus Parkir;

Pelayanan tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan

tempat parkir khusus disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh

pemerintah daerah, tidak termasuk yang disedikan dan dikelola oleh

Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta.

f) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

Pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa milik daerah adalh

penyediaan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang dimiliki atau

yang dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola

Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta.

g) Retribusi Rumah Potong Hewan;

Pelayanan rumah potng hewan adalah pelayanan penyediaan fasilitas

rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan

kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong yang dimiliki

dan/atau yang dikelolah oleh pemerintah daerah.

h) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;

Pelayanan pelabuhan kapal adalah pelayanan pada pelabuhan kapal

perikanan dan/atau bukan kapal perikanan, termasuk fasilitas lainnya

di lingkungan pelabuhan kapal yang dimiliki dan/atau dikelola oleh

pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha

Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan oleh pihak swasta.

i) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

Pelayanan tempat rekreasi dan olahraga adalah tempat rekreasi, dan

olahraga yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah.

j) Retribusi Penyeberangan di Air;

Page 34: Skripsi Perfect

34

Pelayanan penyeberangan di atas air adalah pelayanan

penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan

diatas air yang dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak

termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan

Usaha Milik Daerah dan oleh pihak swasta.

k) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

Penjualan produksi usaha daerah adalah penjualan hasil produksi

usaha pemerintah daerah,antara lain, bibit/benih tanaman, bibit

ternak, dan bibit/benih ikan, tidak termasuk penjualan produksi usaha

badan milik negara dan badan usaha milik daerah dan pihak swasta.

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, retribusi

perizinan tertentu ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang

diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;

b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

kepentingan umum; dan

c. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin

tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari

perizinan tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi

perizinan.

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu

Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu diatur dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 141, adalah sebagaimana di bawah ini:

Page 35: Skripsi Perfect

35

a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan

suatu bangunan, termasuk dalam pemberian izin ini adalah kegiatan

peninjauan desain dan pemantapan pelaksanaan pembangunannya

agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata

ruang yang berlaku.

b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

Izin tempat penjualan minuman beralkohol adalah pemberian izn

untuk melakuakan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat

tertentu.

c) Retribusi Izin Gangguan;

Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada

orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan

bahaya, kerugian, atau gangguan, tidak termasuk tempat

usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat atau

pemerintah daerah.

d) Retribusi Izin Trayek;

Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan

usaha untuk mnyediakan pelayanan angkuatn penumpang umum

pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pemberian izin oleh

pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-

masing daerah.

e) Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Page 36: Skripsi Perfect

36

Izin usaha perikanan adalah pemberian izin kepada orang pribadi

atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan

pembudidayaan ikan.

Dari buku Mardiasmo Objek Retribusi Daerah terdiri dari:

1. Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang disediiakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. Jasa usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakna oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial.

3. Perizinan Tertentu, yaitu kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Dari buku Mardiasmo Subjek Retribusi Daerah sebagai berikut:

1. Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakann/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.

2. Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.

3. Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang

memperoleh izin dari Pemerintah daerah.

Page 37: Skripsi Perfect

37

II.6. Konsep Retribusi Parkir

Lalu lintas yang bergerak baik yang bergerak lurus maupun belok pada

suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan akan sampai ketempat tujuan, dan

kendaraan yang dibawa akan di parkir atau bahkan akan ditinggal pemiliknya di

ruang parkir. Beberapa definisi parkir dari beberapa sumber diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Menurut Poerwadarmita (1976), parkir adalah tempat pemberhentian

kendaraan beberapa saat.

2. Pignataro (1973) dan Sukanto (1985) menjelaskan bahwa parkir adalah

memberhentikan dan menyimpan kendaraan (mobil, sepeda motor,

sepeda, dan sebagainya) untuk sementara waktu pada suatu ruang

tertentu. Ruang tersebut dapat berupa tepi jalan, garasi atau pelataran

yang disediakan untuk menampung kendaraan tersebut.

3. Dijelaskan dalam buku peraturan lalu lintas (1998) pengertian dari parkir

yaitu tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama

atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan.

4. Parkir adalah tempat menempatkan/memangkal dengan memberhentikan

kendaraan angkutan/barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada

suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Warpani,1988).

5. Sedangkan menurut Kepmen Perhub No. 4 Th. 1994, parkir adalah

keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan parkir merupakan

tempat pemberentian sementara kendaraan seperti motor,mobil dan lain-lain

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan pemilik kendaraan.

Page 38: Skripsi Perfect

38

II.6.1. Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Parkir

Dalam membahas masalah perparkiran, perlu diketahui beberapa istilah

penting, yaitu sebagai berikut :

1. Kapasitas Parkir : kapasitas parkir (nyata)/kapasitas yang terpakai dalam

satu satuan waktu atau kapasitas parkir yang disediakan (parkir kolektif)

oleh pihak pengelola.

2. Kapasitas Normal : kapasitas parkir (teoritis) yang dapat digunakan

sebagai tempat parkir, yang dinyatakan dalam kendaraan. Kapasitas

parkir dalam gedung perkantoran tergantung dalam luas lantai bangunan,

maka makin besar luas lantai bangunan, makin besar pula kapasitas

normalnya.

3. Durasi Parkir : lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi.

4. Kawasan parkir : kawasan pada suatu areal yang memanfaatkan badan

jalan sebagai fasilitas dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu

masuk.

5. Kebutuhan parkir : jumlah ruang parkir yang dibutuhkan yang besarnya

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pemilikan kendaraan

pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang bersangkutan, ketersediaan

angkutan umum, dan tarif parkir.

6. Lama Parkir : jumlah rata-rata waktu parkir pada petak parkir yang

tersedia yang dinyatakan dalam 1/2 jam, 1 jam, 1 hari.

7. Puncak Parkir : akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan

kendaraan.

8. Jalur sirkulasi : tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang

masuk dan keluar dari fasilitas parkir.

Page 39: Skripsi Perfect

39

9. Jalur gang : merupakan jalur dari dua deretan ruang parkir yang

berdekatan.

10. Retribusi parkir : pungutan yang dikenakan pada pemakai kendaraan

yang memarkir kendaraannya di ruang parkir.

Retribusi Parkir Tepi Jalan dan Retribusi Parkir Khusus

a) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan

parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah.

b) Retribusi Tempat Khusus Parkir;

Pelayanan tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan

tempat parkir khusus disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh

pemerintah daerah, tidak termasuk yang disedikan dan dikelola oleh

Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta.

II.7. Retribusi Daerah sebagai kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Seperti yang diketahui kegiatan pemerintah semakin meningkatkan baik

dalam masyarakat kapitalis maupun sosial. Sebagai konsekwensinya, maka

diperlukan pembiayaan-pembiayaan dari pengeluaran pemerintah yang tidak

sedikt jumlahnya sesuai dengan semakin luasnya kegiatan itu dapat dipenuhi,

maka pemerintah memerlukan penerimaan.

Pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintah daerah

membutuhkan dana, dana tersebut dapat digali dari potensi daerah tersebut atau

dapat pula berasal dari luar daerah. Untuk peranan pemerintah dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan dengan pendapatan asli daerah harus

ditingkatkan dan disempurnakan serta diupayakan agar pemerintah daerah

mempunyai sumber dana untuk menyelenggarakan tugasnya. Sehingga

Page 40: Skripsi Perfect

40

pelayanan pemerntah daerah sejalan dengan usaha-usaha pembangunan

nasional dan dalam penyelenggaan perencanaan anggaran belanja dan belanja

daerah prinsip anggaranberimbang dan dinamis dijalankan. Anggaran berimbang

yang dimaksudkan untuk meningkatkan anggaran penerimaan daerah dan

semakin berkurangnya ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat.

Untuk mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab kepada

daerah, perlu diberikan wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan rumah

tangganya endiri dengan sebaik-bsiknya maka perlu diberikan sumber-sumber

pembiayaan dan diwajibkan untuk menggali sumber-sumber tersebut.

Sumber-sumber pendapatan tersebut diatur dalm undang-undang No.33

Tahun 2004 Bab V pasal 6, antara lain :

Hasil pajak daerah adalah pungutan daeraah menurut peraturan pajak

yang ditetapkan oleh daerah untuk membiayai rumah tangganya sebagai

badan hukum publik.

Hasil retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, atau usaha atau

milik daerah yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah.

Hasil perusahaan daerah adalah bagian laba dari perusahaan daerah

untuk membiayai pembangunan.

Lain-lain usaha daerah yang sah adalah pendapatan asli daerah yang

berasal dari sumber lain dari pajak lainnya.

Sumber-sumber pendapatan tersebut yang diterima dari pengelolaan

keuangan merupakan kontribusi dalam bentuk pajak daerah dan retribusi daerah

untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber-sumber tersebut

Page 41: Skripsi Perfect

41

dikelola dengan baik untuk peningkatan kesejahtraan masyarakat dan

pembangunan daerah.

Kontribusi dalam bentuk retribusi daerah yang diterima oleh Pemerintah

Daerah berbeda dengan daerah lainnya tergantung dari potensi yang dimiliki

oleh daerah itu sendiri.

II.7. Perbedaan Pajak Dengan Retribusi

Dalam pemikiran umum masyarakat, pungutan pajak seringkali

disamakan dengan retribusi. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keduanya

merupakan pembayaran kepada pemerintah dan dalam pemungutannya sama

sama didasarkan pada aturan hukum yang jelas dan kuat. Pandangan ini tidak

sepenuhnya benar karena pada dasarnya terdapat perbedaan yang besar antara

pajak dan retribusi.

Perbedaan tersebut antara lain :

a. Kontra prestasinya. Pada retribusi kontra prestasinya dapat ditunjuk

secara langsung dan secara individu dan golongan tertentu sedangkan

pada pajak kontra prestasinya tidak dapat ditunjuk secara langsung.

b. Balas jasa pemerintah. Hal ini dikaitkan dengan tujuan pembayaran yaitu

pajak balas jasa pemerintah berlaku untuk umum, seluruh rakyat

menikmati balas jasa , baik yang membayar pajak maupun yang

dibebaskan dari pajak. Sebaliknya pada retribusi, balas jasa pemerintah

berlaku khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang telah melakukan

pembayaran retribusi.

c. Sifat pemungutannya. Pajak besifat umum, artinya berlaku untuk semua

orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak. Sementara retribusi

Page 42: Skripsi Perfect

42

hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa

pemerintah yang dapat ditunjuk.

d. Sifat pelaksanaannya. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan

yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan , yaitu

setiap orang yang ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari pemerintah

harus membayar retribusi. Jadi, sifat paksaan pada retribusi bersifat

ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang

bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini berbeda dengan pajak,

dimana sifat paksaan pada pajak adalah yuridis artinya bahwa setiap

orang yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman baik berupa

sanksi pidana maupun berupa denda.

e. Lembaga atau badan pemungutnya. Pajak dapat dipungut oleh

pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah sedangkan retribusi hanya

dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

Ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengelolaan

penerimaan retribusi yaitu :

a. Pengelolaannya Harus Adil Artinya, adil dalam Perundang-undangan dan

mampu bersikap adil dalam hal pelaksanaannya. Dimana pembangunan

itu bukanlah beban sepihak tapi merupakan bersama yang harus dipikul

tanggung jawabnya.

b. Pengelolaanya Harus Berdasaerkan Perundang-undangan Dalam hal

pelaksanaan pengelolaan retribusi harus berpatokan pada peraturan yang

berlaku untuk memberikan jaminan hukumm pada wajib retribusi. Untuk

menjamin keadilan secara tegas, dengan berdasar pada Undang-undang

Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi : ―pengenaan dan

Page 43: Skripsi Perfect

43

pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan Negara

hanya boleh terjadi berdasar Undang-undang‖.

c. Pengelolaanya Tidak Menunggu Perekonomian Diusahakan adanya

keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi untuk membantu jalanya

perekonomian.

d. Pengelolaan Harus Efisien, Dalam artian bahwa pengelolaan sedapat

mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-pengeluaran

Daerah. Untuk pengelolaannya sedapat mungkin memperhatikan efisiensi

ekonomi dari segi hasil dan usaha (biaya), serta perlunya penetapan

pengelolaan yang sederhana.

II.8. Kerangka Konsep

Dalam pelaksanaan otonomi, dituntut kemampuan daerah dalam

memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah dalam rangka melaksanakan

pemerintahannya. Salah satunya adalah penerimaan dari pendapatan asli

daerah (PAD). Untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) maka

pemerintah daerah harus berusaha menggali semua sumber-sumber

pendapatan daerah yang lain, salah satunya Retribusi parkir. Akan tetapi

penerimaan dari sektor Retribusi Parkir ini belum maksimal terutama dalam hal

pemungutan retribusi parkir.

Untuk mengetahui pengelolaan retribusi parkir di Kota Makassar dapat

dilihat dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap permasalahan dalam

pengelolaan retribusi parkir yang dalam pengelolaannya dibedakan atas 4 bagian

sesuai konsep dari George R. Terry yaitu perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan, kemudian mengarah dalam rangka

mengoptimalkan pemungutan retribusi parkir.

Page 44: Skripsi Perfect

44

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan landasan pokok dan menjadi salah satu fungsi

manajemen yang memegang peranan penting dalam menjamin

tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penyusunan rencana yang

baik, butuh data dan informasi yang akurat dalam penelitian dan

pembuktian lapangan.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi

yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang

dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian

dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang kebih kecil.

3) Penggerakkan (Actuating)

Penggerakan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan

tenaganya secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan suatu

organisasi.

4) Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang dimaksudkan

untukmengetahui apakan pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah

disusun sebelumnya, dalam artian pengawasan membandingkan antara

kenyataan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengawasan juga dimaksudkan untuk mencegah dan mengadakan

koreksi atau pembetulan apabila pelaksanaan menyimpang dari rencana

yang telah disusun.

Page 45: Skripsi Perfect

45

Di dalam menjawab pokok permasalahan digambarkan kerangka pikir di

bawah ini yang menjadi landasan berfikir, sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Teori pengelolaan George.R. Terry

1.PERENCANAAN

2.PENGORGANISASIAN

3.PENGGERAKAN

4.PENGAWASAN

1. PENGAWASAN

PENGELOLAAN

RETRIBUSI

PARKIR

OPTIMALISASI

PEMUNGUTAN

RETRIBUSI

PARKIR

Page 46: Skripsi Perfect

46

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari seorang atau

lembaga. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, dan kalau

dikaitkan dengan pengelolaan retribusi parkir di Kota Makassar, maka metode

penelitian yang paling tepat digunakan adalah deskriptif.

Penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dilakukan dalam

wilayah yang luas mengingat hal yang dicari secara mendalam berada dalam

wilayah kegiatan yang berkaitan dengan wilayah administrasi pengelolahan

retribusi parkir di Kota makassar. Kecenderungan untuk menggunakan metode

penelitian ini berdasarkan kepada metode ini dianggap sangat relevan dengan

materi penulisan skripsi, karena penelitian yang dilakukan hanya bersifat

deskriptif, yaitu mengambarkan apa adanya dari kejadian yang diteliti. Selain itu,

guna memperoleh data yang objektif dan valid dalam rangka memecahkan

permasalahan yang ada.

III.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

dan Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar.

Page 47: Skripsi Perfect

47

III. 3. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel satu

dengan variabel yang lainnya.

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan bagaimana

adanya fakta-fakta yang ditemukan pada masa sekarang, selanjutnya

menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta tersebut serta mengambil

kesimpulannya. Jadi dalam penelitian ini penulis menggambarkan Pengelolahan

Retribusi Parkir di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya.

III.4. Unit Analisis

Desain penelitian yang dikategorikan sebagai studi kasus, ditentukan oleh

unit analisisnya, yin (2006). Dalam penyusunan penelitian ini, penulis

menggunakan unit analisis Kelompok aktor atau organisasi dalam hal ini Dinas

Pendapatan Daerah Kota Makassar dan Perusahaan Daerah Parkir sebagai

aktor yang terlibat dalam Pengelolahan Retribusi Parkir di Kota Makassar.

Penentuan unit analisis ini didasarkan pada pertimbangan objektif bahwa

berbagai variabel dan indikator dalam kajian ini lebih lanjut dideteksi dengan

pendekatan kelompok aktor atau organisasi.

III.5. Jenis Sumber Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan cara

Menurut Lofland (1984;47) sebagaimana yang dikutip Lexi J Moeleong bahwa

Page 48: Skripsi Perfect

48

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

Penelitian dilakukan pada dua sumber, yaitu penelitian yang dilakukan

dalam penelitian lapangan dan dari penelitian akan didapatkan dua jenis data

yaitu :

III.5.1. Data sekunder

Data sekunder yang bersumber dari hasil olahan instansi atau sesuatu

lembaga tertentu bukan saja untuk kepentingan lembaganya tetapi juga untuk

pihak lain yang membutuhkan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh landasan

atau kerangka pemikiran yang digunakan untuk membahas hasil penelitian.

III.5.2. Data primer

Penelitian ini disebut Field Research, dimana penulis langsung

berkomunikasi dengan sumber data berupa data primer kemudian untuk

memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data

dengan menerapkan teknik penggumpulan data yang dapat disebutkan pada

uraian selanjutnya.

III.6. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang benar-benar tahu atau

pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan ini

harus banyak pengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan

pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi

latar penelitian setempat.

Page 49: Skripsi Perfect

49

Dalam penelitian ini informan yang peneliti maksudkan adalah subyek

yang diharapkan dapat memberikan keterangan dan informasi tentang hal-hal

yang akan diteliti dan dipandang sebagai para informan adalah terdiri dari :

a) Dirut. Utama PD Parkir Makassar

b) Dirut. Operasional

c) Kepala Bidang Keuangan

d) Kepala Bidang Umum

e) Kepala Bidang Produksi

f) Kepala Bidang Pengelolaan

g) Kasie Penagihan

h) Petugas Pemungut Retribusi

i) Juru Parkir Resmi

III.7. Fokus Penelitian

Secara ilmiah Fokus Penelitian digunakan sebagai dasar dalam

pengumpulan data sehingga tidak terjadi bias terhadap data apa yang diambil.

Dalam pemakaian praktis, Fokus Penelitian dapat berperan menjadi penghilang

bias dalam mengartikan suatu ide/maksud yang biasanya dalam bentuk tertulis.

Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman terhadap konsep-konsep

penting yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan Fokus

Penelitian sebagai berikut :

1. Retribusi parkir merupakan salah satu jenis retribusi yang ada di kota

makassar yang keberadaannya dimanfaatkan oleh pemerintah Kota

Makassar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Page 50: Skripsi Perfect

50

2. Pengelolaan, merupakan proses yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah

Parkir Kota Makassar dalam usaha mengoptimalkan pemungutan retribusi

parkir yang terdiri atas empat bagian, yaitu:

- Perencanaan yaitu penentuan pokok-pokok tujuan dan sasaran dalam

pemungutan retribusi parkir.

- Pengorganisasian yaitu pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan

tanggung jawab serta penetapan hubungan antara unsur-unsur dalam

pelaksanaan pemungutan retribusi parkir.

- Penggerakan yaitu usaha pimpinan atau atasan dalam menggerakkan

setiap orang/pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan

retribusi parkir di PD Parkir Makassar Raya dan dalam pelaksanaan

kesejahtraan juru parkir di Kota Makassar.

- Pengawasan, fungsi pengawasan keempat adalah pengawasan

(controlling). Fungsi tersebut menyangkut semua aktivitas yang

dilaksanakan oleh pihak manajer atau pimpinan dalam upayanya

memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang

direncanakan. Pengawasan yang dimaksud disini adalah proses

pemantauan langsung yang dilakukan oleh Tim Penertiban Parkir.

Sedangkan proses pemantauan tidak langsung dilakukan oleh Tim

Pengawasan Parkir kemudian di laporkan kepada atasan/pemimpin.

III.8. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data dan informasi serta keterangan-keterangan bagi

kepentingan penulis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen sebagai berikut :

1. Wawancara

Page 51: Skripsi Perfect

51

Penelitian mengadakan tanya jawab dengan para informan untuk

memperoleh data mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan

masalah pembahasan skripsi ini dalam hal melakukan wawancara

digunakan pedoman pertanyaan yang disusun berdasarkan

kepentingan masalah yang diteliti.

2. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap Pengelolahan Retribusi Parkir.

3. Study Kepustakaan

Penelitian kepustakaan atau Library research adalah penelitian yang

digunakan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku,

majalah, peraturan Perundang-undangan dan bahan-bahan lainnya

yang erat hubungannya dengan proposal ini.

4. Telaah Dokumen

Telaah dokumen yaitu mengkaji dokumen-dokumen baik berupa buku

referensi maupun peraturan maupun pasal yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan penulis. Telaah dokumen dilakukan dengan

cara penelusuran terhadap beberapa dokumen yang berkaitan

dengan objek penelitian guna mendapatkan data sekunder yang akan

digunakan dalam menganlisis permasalahan, yaitu yang berhubugan

dengan teori-teori, undang-undang dan dokumen tentang Retribusi

Parkir.

III.9. Teknik Pengelolahan Data dan Analisis Data

Teknik analisa dilakuakan secara kualitatif, yang dibantu dengan data

angka yang dikualifikasikan melalui tabel frekwensi. Menurut Bogdan dan Biken

(1982), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

Page 52: Skripsi Perfect

52

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistesiskannya, dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. Di dalam melakukan analisis data penelitian

mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang

terdiri dari beberapa tahapan antara lain :

1. Pengumpulan Informasi melalui wawancara terhadap key informan yang

comportable terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke

lapangan untuk menunjang penerimaan yang dilakukan agar

mendapatkan sumber data yang diharapkan.

2. Reduksi Data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan

perhatian kepada penyerdehanaan, transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan di lapangan selama meneliti tujuan diadakan

transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang

dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat

penelitian di lapangan.

3. Penyajian data (data display), yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan

mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih

kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion

drawing/verivication), yang mencari pola-pola penjelasan, konfigurasi

yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan

ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji

validitasnya.

Page 53: Skripsi Perfect

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

IV.1.1. Profil Kantor Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

Penelitian ini hanya mengambil satu lokasi yang dijadikan tempat

penelitian yang merupakan Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya sebagai

lokasi yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini

diharapkan dapat mewakili keadaan pengelolaan perparkiran di Kota Makassar.

Perusahaan Daerah (PD) Parkir Kota Makassar didirikan berdasarkan Peraturan

Daerah (Perda) Kotamadya DATI II Ujung Pandang No. 5 Tahun 1999, tentang:

pendirian Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Kotamadya Daerah Tingkat

II Ujung Pandang No.19 Tahun 1999, Seri D, Nomor 6, kemudian diubah dengan

Perda Kota Makassar, No.16, Tahun 2006.

Pemikiran Pemerintah Kota Makassar untuk membentuk Perusahaan

Parkir Makassar Raya didasari atas prinsip-prinsip efesiensi dan efektivitas

pencapaian tujuan pelayanan dari sektor perparkiran kepada masyarakat Kota

Makassar. Di samping itu kegiatan perparkiran di kota Makassar juga merupakan

salah satu objek yang mempunyai prospek untuk menunjang Pendapatan Asli

Daerah (PAD) kota Makassar. Jadi dengan kehadiran Perusahaan Daerah Parkir

Makassar Raya, selain diharapkan menunjang pelaksanaan otonomi daerah juga

dapat meningkatkan PAD Kota Makassar.

Lewat pertimbangan dan evaluasi mendalam, baik dari segi potensi

kendaraan, daya dukung ruas jalan sebagai lahan parkir tepi jalan, manajemen

pengelolaan Badan Pengelola Perparkiran yang selama ini menjalin kerjasama

Page 54: Skripsi Perfect

54

dengan pihak ketiga, serta hakekat UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

daerah yang memerlukan adanya upaya penggalian sumber potensi riil daerah

sebagai sumber PAD, amak pada bulan April 1999 Pemerintah Kota mengajukan

Rancangan Peraturan Daerah PD Parkir Makassar Raya kepada DPRD Kota

Makassar. Rancangan ini kemudian ditetapkan menjadi Peraturan Daerah No. 5

Tahun 1999, dan Lembaran Daerah No. 19/1999 Seri D. No.6.

PD Parkir Makassar Raya mulai disahkan pada 23 Agustus 1999. Sesuai

dengan perkembangan kondisi dan kebutuhan di lapangan, maka berdasarkan

SK Walikota Makassar, No 7040 Tahun 1999, struktur Organisasi PD Parkir Kota

Makassar berubah menjadi masing-masing terdiri dari 3 Direktur, 4 Kepala

Bagian, dan 12 Kepala Seksi. Perusahaan Daerah ini secara efektif mulai

beroperasi pada tanggal 1 September 2000.

Saat ini, daerah operasional pelayanan retribusi perparkiran yang meliputi

tugas dan tanggung jawab PD Parkir Kota Makassar meliputi seluruh wilayah

Kota Makassar yang terdiri dari 14 Kecamatan, 143 Kelurahan, 971 RW dan

4789 RT, dengan luas 175,77 Km². Dari total luas tersebut, hingga saat ini yang

terlayani pelayanan jasa retribusi parkir PD Parkir Kota Makassar baru sekitar

67% (117,76 km²).

IV.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

PD Parkir Makassar Raya sebagai salah satu badan usaha dalam lingkup

Pemerintah Kota Makassar merupakan manifestasi dan perpanjangan tangan

Pemerintah Kota dalam mengelola sektor perparkiran. Untuk itu perusahaan ini

telah merumuskan visi dan misi sebagai berikut :

Page 55: Skripsi Perfect

55

- Visi

Menjadikan PD. Parkir Kota Makassar sebagai perusda terbaik dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat dan terbesar dalam

memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Makassar.

- Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut dirumuskan ke dalam 4 misi utama

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (pegawai) di lingkungan PD.

Parkir Kota Makassar pada semua tingkatan dan jabatan;

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perparkiran

guna menunjang kinerja perusahaan.

3. Menggali areal kawasan perparkiran baru yang potensial secara terus

menerus, seiring dengan arah perkembangan Kota Makassar menuju

kota maritim dan perdagangan dunia;

4. Meningkatkan kesejahtraan karyawan PD. Parkir Kota Makassar sebgai

stimulan dalam rangka meningkatkan motivasi. Loyalitas, kreativitas dan

responsibilitas karyawan terhadap perusahaan.

Misi merupakan dan perwujudan dari visi yang telah dirumuskan PD

Parkir Makassar Raya. Untuk mencapai misi telah dirumuskan diatas, PD Parkir

Makassar Raya perlu untuk membuat langkah-langkah yang dituangkan dalam

misi perusahaan. Visi dan misi harus sejalan sehingga dapat tercapai tujuan

yang diinginkan. Visi dan misi ini dirumuskan setelah perusahaan mengetahui

kekuatan, kelemahan serta lebih dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan.

Page 56: Skripsi Perfect

56

PD Parkir Makassar Raya meyakini bahwa untuk menjadi salah satu

perusahaan daerah yang terbaik kinerjanya, maka perusahaan harus melkukan

langkah-langkah sebagai berikut :

Mengembangkan kemampuan SDM sebagai aset strategis perusahaan,

menerapkan prinsip-psrinsip Good Governance dan menerapkan budaya-

budaya perusahaan secara konsekuen dan terus menerus pada semua level

organisasi yang ada dilingkungan internal perusahaan. Disadari bahwa

implementasi misis yang telah dirumuskan idak mungkin berjalan tanpa adanya

hambatan maupun tantangan.

IV.1.3. Nilai dan Sasaran

Dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab dan fungsi sebagai sebuah

perusahaan daerah, PD Parkir Makassar Raya senantiasa menganut prinsip-

prinsip nilai budaya perusahaan (corporate culture) dengan berlandaskan budaya

kualitas (quality culture), budaya bisnis (business culture). Sasaran yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Perusahaan Daerah yang mampu memberikan pelayanan

jasa perparkiran kepada masyarakat secara optimal dan memuaskan.

2. Mengoptimalkan pendapatan dalam rangka upaya untuk menjadikan

perusahaan daerah yang terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap

PAD Kota Makassar.

3. Meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, sarana dan teknologi perparkiran

4. Menertibkan kawasan-kawasan/areal perparkiran di seluruh Kota

Makassar Raya menjadi lebih mana, nyaman dan memuaskan

5. Melakukan penertiban juru parkir liar

Page 57: Skripsi Perfect

57

6. Memupuk dan mengembangkan kerjasam kemitraan dengan dunia

usaha, perguruan tinggi dan lebaga-lembaga iptek baik di dalam maupun

diluar negeri dalam rangka pengembangan organisasi perusda

perparkiran dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

IV.1.4. Tugas dan Fungsi Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

PD Parkir Makassar Raya sebagai salah satu badan usaha dalam lingkup

Pemerintah Kota Makassar merupakan manifestasi dan perpanjangan tangan

Pemerintah Kota dalam mengelola sektor perparkiran. PD. Parkir Makassar raya

diharapkan dapat menunjang pelaksanaan otonomi daerah juga dapat

meningkatkan PAD Kota Makassar.

1. Badan Pengawas

Badan pengawas bertugas mengawasi dan membina perusahaan secara

terus menerus baik secara langsung maupun tidak langsung, baik diminta

maupun tidak diminta.

Fungsi dari badan pengawas PD Parkir Makassar Raya adalah sebagai

berikut :

- Merumuskan kebijaksanaan untuk perusahaan secara terarah dalam

bidang penanaman modal untuk penggunaan dana sesuai dengan

kebijaksanaan pemerintah baik jangka pendek maupun jangka panjang;

- Meneliti dan mengevaluasi lebih lanjut atas laporan perhitungan usaha

Perusahaan Daerah.

- Membuat kebijaksanaan dan menetapkan kedudukan kepegawaian

Perusahaan daerah dan penghasilannya sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Page 58: Skripsi Perfect

58

- Melaksanakan fungsi lain yang dianggap perlu oleh Badan Pengawas

dalam mengembangkan Perusahaan Daerah sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

2. Direktur Utama PD. Parkir

Direktur utama mempunyai tugas untuk mengkoordinir dalam bidang

teknik operasional perparkiran bidang umum termasuk pengelolaan keuangan

dana administrasi untuk mencapai tujuan. Direktur Utama juga bertugas untuk

memberika laporan kepada Badan Pengawas terdiri dari Neraca dan

Perhitungan Laba/Rugi, Laporan keuangan dan Operasi

Fungsi dari Direktur Utama PD. Parkir Makassar Raya adalah sebagai

berikut :

- Merumuskan strategi Perusahaan Daerah dan menjalankan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas dalam

melaksanakan operasi Perusahaan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

- Secara berkala meninjau kembali dan menilai berbagai fungsi

Perusahaan Daerah;

- Secara berkala mengadakan penilaian terhadap manfaat dan efisiensi

dari sistem dan prosedur administrasi yang berlaku;

- Sebagai pengambil inisiatif dalam penempatan, pemindahan, dan

pemberhentian pegawai serta menetukan batas ganti rugi sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Page 59: Skripsi Perfect

59

3. Direktur Umum PD. Parkir

Direkrut umum mempunyai tugas dalam mengkoordinasikan dan

mengendalikan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan dan

kesekretariantan.

Direktur umum PD. Parkir Makassar Raya mempunyai fungsi sebagai

berikut :

- Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan, serta

mengatur penggunaan kekayaan perusahaan;

- Mengendalikan pendapat dar hasil penagihan baik dari tarif perparkiran

maupun iuran usaha perparkiran;

- Sebagai pengawas dan mengusahakan penagihan retribusi secara

intensif dan efektif;

- Sebagai pengawas penyususnan anggaran belanja/menetapkan modal

kerja perusahaan meruumuskan dan menetapkan kebijaksanaan

perusahaan keuangan lebih baik dan efektif bersama dengan direktur

lainnya.

- Mengadakan penyelenggaraan pembukuan yang “up to Date” dan menilai

laporan keuangan untuk menyusulkan perbaikan pada posisi keuangan

dan persedian barang kepada Direktur Utama.

- Menetapkan kebijaksanaan dan menandatangani surat edaran dan

pengunguman mengenai tata tertib perusahaan daerah dan kepegawaian

yang dapat memperlancar kegiaan dan meningkatkan efisiensi kerja

kepada karyawan atas persetujuan Direktur Utama.

Page 60: Skripsi Perfect

60

4. Direktur Operasional PD. Parkir

Direktur operasional mempunyai tugas dalam hal merencanakan,

memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan-kegiatan bagian

produksi dan bagian pengelolaan.

Adapun fungsi dari Direktur operasional PD. Parkir Makassar Raya

adalah sebagai berikut :

- Menetapkan kebijakan teknis pngelolaan dan kegiatan operasi lebih

efisien, efektif dan murah;

- Merencanakan dan melaksanakan sistem pengelolaan parkir pada unit-

unit parkir dan pelataran parkir yang dikelola swasta;

- Mengatur tata cara pelayanan perparkiran sebaik-baiknya bagi pemakai

jasa (masyarakat) serta menyusun kegiatan pembinaan teknik

operasional perparkiran

- Menyusun rencana dan program kerja pelayanan Operasioanl

Pengelolaan Perparkiran.

- Melaksanakan pengendalian, pengawasan segala bentuk peralatan

operasional dan peralatan kerja/alat pelindung diri milik Perusahaan

Daerah.

IV.1.5. Susunan Organisasi Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

Susunan organisasi pegawai PD. Parkir Kota Makassar berdasarkan SK

Walikota Makassar, No 7040 Tahun 1999 masing-masing terdiri dari :

a. Badan Pengawas

b. Direktur Utama

c. Direktur Operasional

1. Kabag. Umum

Page 61: Skripsi Perfect

61

- Kasie. Administrasi dan Kepegawaian

- Kasie. Perlengkapan

- Kasie. Humas

2. Kabag. Keuangan

- Kasie. Anggaran

- Kasie. Pembukuan

- Kasie. Kasir

d. Direktur Operasional

1. Kabag. Produksi

- Kasie. Penetapan

- Kasie. Penagihan

- Kasie. Peralatan

2. Kabag. Pengelolaan

- Kasie. Pendataan

- Kasie. Peralataran Umum

- Kasie. Insidentil

Struktur organisasi pegawai PD. Parkir Kota Makassar berdasarkan SK

Walikota Makassar, No 7040 Tahun 1999 dapat dilihat pada bagan dihalaman

lampiran.

IV.1.6. Keadaan Pegawai Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

Pegawai adalah pelaksana tugas perkantoran baik dari segi fisik maupun

dari segi materialnya. Dalam hal ini pegawai adalah manusia yang mempunyai

sifat keterbatasan pikiran, waktu, tenaga, dan lain-lain. Dari keterbatasan-

keterbatasan yang ada kiranya perlu mendapat suatu bentuk pembinaan-

pembinaan, seperti pelatihan kerja dan sebagainya.

Page 62: Skripsi Perfect

62

Efektif tidaknya suatu organisasi tetap tergantung pada orang-orang yang

membantu dalam menyukseskan pengelolaan retribusi parkir yang ada dalam

kantor tersebut. Kualitas dan kemampuan dari para pegawai tentunya menjadi

tolak ukur dalam pelaksanaan kerja yang optimal sehingga mencapai tujuan

yang telah direncanakan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dapat dilihat keadaan

pegawai pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya sebagai berikut :

Tabel 2

Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pegawai Persentase

1 Laki-Laki 78 60

2 Perempuan 25 40

JUMLAH 103 100%

Sumber : Diolah dari data sekunder bagian umum Perusahaan Daerah Parkir Makassar, 29 Maret 2012

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai berjenis

kelamin laki-laki dengan jumlah 78 orang. Sedangkan perempuan hanya

berjumlah 25 orang.

Page 63: Skripsi Perfect

63

Tabel 3

Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Berdasarkan Usia Pegawai Tetap

No

Usia

Jumlah

Persentase

1.

17 – 35

9

25

2.

36 – 45

35

57

3.

46 – 58

7

18

Jumlah

51

100%

Sumber : Diolah dari data sekunder bagian umum Perusahaan Daerah Parkir Makassar, 29 Maret 2012

Tabel 4

Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Berdasarkan Usia Pegawai Kontrak/Honorer

No

Usia

Jumlah

Persentase

1.

17 – 35

33

67

2.

36 – 45

13

23

3.

46 – 58

6

10

Jumlah

52

100%

Sumber : Diolah dari data sekunder bagian umum Perusahaan Daerah Parkir Makassar, 29 Maret 2012

Pada tabel 3 dan 4 menjelaskan bahwa faktor usia berpengaruh terhadap

kecepatan/ketangkasan kerja seseorang. Usia pegawai lebih dari 17 tahun

sampai dengan 35 tahun akan lebih gesit daripada pegawai yang berusia 46

tahun sampai dengan 58 tahun akan bekerja lebih lamban.

Page 64: Skripsi Perfect

64

Baik dilihat dari pegawai tetap maupun pegawai kontrak (Honorer).

Dengan demikian diharpakn terjalin komunikasi dan koordinasi dengan baik

sehingga target dan perencanaan yang ditetapkan akan tercapai dengan optimal.

Selanjutnya penulis akan memberikan gambaran tentang keadaan

pegawai berdasarkan golongan kepangkatan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5

Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Berdasarkan Golongan

No.

Pangkat/Golongan

Jumlah Pegawai

Persentase

1.

I/CII

6

12%

2.

BI

14

27%

3.

CIII

11

21,5%

4.

I/BIV

2

8%

5.

BIII

7

10,5%

6.

I/BII

8

15%

7.

B I

3

6%

Jumlah

51

100%

Sumber : Diolah dari data sekunder bagian umum Perusahaan Daerah Parkir Makassar, 29 Maret 2012

Pada tabel 5 bahwa golongan pegawai juga pada kinerja seseorang

sehingga dengan demikian diharapkan dapat terjalin dengan baik antara atasan

dan bawahan sehingga terjalin koordinasi dan terbina kerjasama yang baik dan

target yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.

Page 65: Skripsi Perfect

65

Selanjutnya pada tabel dibawah ini, diuraikan keadaan tingkat pendidikan

yang dimiliki aparat yang ada pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

sebagai berikut :

Tabel 6

Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1

2

3

4

5

S2

S1

Diploma

SLTA

SLTP

4

33

7

46

5

5,7

34

7,6

47,4

5,3

JUMLAH 95 100 %

Sumber : Diolah dari data sekunder bagian umum Perusahaan Daerah Parkir Makassar, 29 Maret 2012

Dari tabel diatas yang ditinjau dari strata pendidikannya, pegawai di

lingkungan PD Parkir Kota Makassar llebih didominasi tenaga lulusan SLTA

sebanyak 46 orang (47,4%), selebihnya terdiri dari: 33 oarng tenaga lulusan

Sarjana S1 (34%), 7 orang tenaga lulusan Diploma (7,6%) dan 5 orang tenaga

lulusan SLTP (5,3%) dan 4 orang tenaga lulusan Magister S2 (5,7%).

Dari persentase tersebut menggambarkan bahwa latar belakang

pendidikan yang dimiliki pegawai pada PD. Parkir Makassar Raya sudah

proporsional karena sebagian besar berpendidikan SLTA dan Strata 1 (S1),

semakin tinggi pendidikan seseorang akan menggambarkan tingkat kemampuan

dan kecakapan seseorang dalam berperilaku, bertindak dalam pelaksanaan

tugas pekerjaan yang telah ditentukan dan sesuai dengan kemampuan yang

Page 66: Skripsi Perfect

66

dimiliki. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

menunjang pekerjaan seseorang dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

IV.2. Hasil dan Pembahasan

IV.2.1. Pengelolaan Retribusi Parkir

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen merupakan suatu

proses, yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu

pekerjaan untuk mencapai tujuan. Proses ini merupakan serangkaian tindakan

yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Proses tersebut merupakan kaitan antara fungsi dari

manajemen menurut George R. Terry yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Demikian pula pada pengelolaan retribusi parkir di Kota makassar yang

dikelola oleh Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya yang senantiasa

menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaannya agar dalam

pelaksanaannya senantiasa merujuk pada upaya pencapaian tujuannya. Dalam

pengelolaan retribusi parkir di PD Parkir Kota Makassar masih menemui

beberapa kendala dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir. Adapun hasil

penelitian dan pembahasan mengenai Pengelolaan retribusi parkir yang

dideskripsikan sebagai berikut :

IV.2.2. Perencanaan (planning)

Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan

memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-

sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan

jadwal yang diikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk

mencapai tujuan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di Kota

Page 67: Skripsi Perfect

67

makassar maka perlu adanya perumusan perencanaan dari Perusahaan Daerah

Parkir Makassar Raya. Perencanaan memegang peranan penting dalam upaya

pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu organisasi.

Target penerimaan merupakan tolak ukur realisasi penerimaan tahunan

yang seyogyanya harus dicapai dalam realisasi penerimaan retribusi parkir di

Kota Makassar. Yang dimaksud disini adalah tahapan-tahapan atau proses

penentuan target penerimaan yang ingin dicapai dalam satu tahun anggaran,

yaitu terhitung mulai dari 1 Januari sampai 31 Desember.

PD Parkir Makassar Raya menyusun target penerimaan jasa retribusi

parkir dengan cara memperhitungkan potensi setiap jenis penerimaan khusunya

penerimaan retribusi parkir dimana PD Parkir melakukan penambahan dan

perluasan terhadap areal/kawasan/titik lokasi perparkiran. Diharapkan dengan

hal itu dapat memungkinkan dicapai dalam satu tahun anggaran serta juga

memperhatikan analisis realisasi penerimaan retribusi parkir tahun lalu dengan

menambah presentasi yang memungkinkan akan dicapai. Selanjutnya setelah

dilakukan analisis terhadap target maka pihak eksekutif membuat suatu

Rancangan APBD dimana didalamnya telah ditetapkan target penerimaan yang

dianggap rasional untuk dicapai dalam tahun anggaran berikutnya. Untuk itu

target penerimaan yang telah ditetapkan menjadi tanggung jawab Pemerintah

Kota untuk dilakukan pemungutan.

Kemudian menurut keterangan Zulfahri, SE selaku Kepala Bidang

Keuangan bahwa :

―Penentuan target pertahun didasarkan pada penentuan dan perluasan titik-titik kawasan yang dapat dijadikan sebagai lahan parkir dan dengan melihat realisasi yang dapat dicapai tiap tahunnya serta menambah presentase jenis penerimaan yang memungkinkan untuk dicapai itulah yang menjadi acuan kami untuk menetapkan target penerimaan retribusi parkir pertahun disetiap kawasan perparkiran, penentuan target pertahun

Page 68: Skripsi Perfect

68

juga ditinjau dari peningkatan efisiensi biaya operasional dan biaya-biaya tak terduga lainnya‖. (Wawancara 30 Maret 2012)

Lebih lanjut Zulfahri, SE menerangkan bahwa :

―Persoalan mendasar kami dalam penentuan target pertahunnya adalah masih ada kawasan perparkiran yang tersebar di bebarapa titik di Kota Makassar yang tidak masuk dalam pendataan di PD Parkir sehingga terjadi perbedaan antara target yang ditetapkan dengan realisasinya pada tahun 2011. Pendataan yang kurang akurat menghambat penentuan terget retribusi parkir pertahun‖. (Wawancara 30 Maret 2012)

Pernyataan lain yang ungkapkan oleh bapak Aryanto Dammar selaku

dirut utama PD Parkir bahwa :

―Dalam menentukan target pertahunya kami juga melihat kondisi perkembangan kota yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sehingga penentuan target retribusi parkir harus lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya dengan melihat potensi-potensi yang ada sesuai dengan perkembangan kota makassar 5 tahun terakhir‖. (Wawancara 30 Maret 2012) Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

perencanaan dalam hal penentuan target senantiasa mengacu kepada jumlah

titik-titik kawasan perparkiran yang akan semakin bertambah dengan melihat

arah perkembangan kota, jumlah penduduk dan jumlah kendaraan khusunya

dalam 5 tahun terakhir. Penentuan target jasa retribusi parkir juga sangat

bergantung terhadap realisasi pertahun yang dapat tercapai. Namun pada tahun

2011 target yang ditentukan PD Parkir tidak tercapai karena bertambah kawasan

perparkiran yang tidak masuk dalam pendataan di PD Parkir.

Target pada Tahun 2011 tidak optimal karena hasil pemungutan retribusi

parkir di kawasan perparkiran yang tidak memiliki legalitas tentu saja tidak

diserahkan kepada PD Parkir dan hal ini mengurangi penerimaan retribusi jasa

parkir di Kota Makassar yang seharusnya masih dapat bertambah dan

meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) terutama dalam bidang

Perparkiran. PD Parkir perlu meningkatkan sistem pendataan agar supaya

Page 69: Skripsi Perfect

69

kawasan parkir liar dapat terdeteksi secara keseluruhan sehingga akan

menambah penerimaan retribusi parkir dan target dapat tercapai sesuai dengan

yang telah dianggarkan.

IV.2.3. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari Manajemen,

dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk unsur

manusia sehingga tujuan dapat tercapai.

Pengorganisasian merupakan kata kerja dari organisasi yang berasal dari

kata ―Organism”. Organism berarti suatu susunan yang terdiri dari bagian-

bagaian yang diarahkan ke satu tujuan. Atau suatu susunan yang terdiri dari

bagian-bagian yang dipadukan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu

dengan yang lainnya saling mengikat dan secara keseluruhan merupakan

kebulatan yang saling berhubungan, bergantung, saling mempengaruhi dan

bekerja untuk satu tujuan tertentu.

Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu fungsi manajemen yang

dipandang sebagai alat yang dipakai oleh orang-orang atau anggota organisasi

untuk mencapai tujuan bersama secara efektif. Dalam fungsi ini orang-orang atau

anggota organisasi tersebut dipersatukan melalui pekerjaan masing-masing yang

pekerjaan-pekerjaan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Dalam suatu

organisasi bagian-bagian tersebut adalah orang atau anggota-anggotanya yang

satu sama lain mempunyai hubungan yaitu melakukan pekerjaan masing-masing

demi tercapainya tujuan bersama. Dua aspek utama proses susunan struktur

organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi

adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-

kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan

Page 70: Skripsi Perfect

70

tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan

oleh bagan suatu organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu

pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan.

Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif karena

hasil yang diharapkan dalam suatu pengorganisasian adalah agar dapat

menggerakkan pegawai/karyawan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

pencapaian tujuan.

Dalam proses pelaksanaan pemungutan retribusi maka diperlukan

adanya sumber daya yang berhubungan dengan pemungutan seperti sumber

daya manusia yang merupakan salah satu fungsi pengorganisasian dalam

manajemen yaitu petugas pemungut dan pengawas, methode yang digunakan

dalam pemungutannya yaitu standar kerja petugas serta sarana dan prasarana

penunjang. Kesemua unsur tersebut merupakan unsur-unsur yang menunjang

dalam melaksanakan pemungutan retribusi parkir.

- Unsur Manusia (man)

Unsur manusia merupakan unsur yang paling mendasar dan memegang

peranan penting dalam pengorganisasian. Kualitas pegawai dalam melakukan

tugasnya seyogyanya harus menguasai apa yang dikerjakannya agar tujuan dari

pelaksanaan tugasnya dapat dikerjakan dengan baik dan secara kuantitas,

semestinya dalam suatu organisasi jumlah pegawai harus seimbang dengan

jumlah pekerjaan dalam organisasi tersebut dengan maksud bahwa jumlah

pegawai tidak berlebihan agar tidak terjadi pemborosan dan tidak kurang agar

pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Dari jumlah pegawai dalam

Page 71: Skripsi Perfect

71

pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dari bapak Syarifuddin B, S.Pd selaku

Kabag. Produksi yang mengatakan bahwa :

― Secara kuantitas jumlah personil kita dilapangan sudah cukup memadai, sampai saat ini jumlah kolektor PD. Parkir Makassar berjumlah 10 orang yang setiap hari melakukan pemungutan retribusi kepada para juru parkir yang berjumlah 1.126 orang yang tersebar di 14 kecamatan dan 740 titik kawasan perparkiran yang ada di wilayah Kota Makassar dan saya rasa jumlah kolektor kita sudah cukup untuk melakukan pemungutan retribusi‖ (Wawancara 2 April 2012)

Dari wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa jumlah

pegawai/kolektor yang bertugas melaksanakan pemungutan jasa retribusi parkir

di kawasan perparkiran di Kota Makassar tidak seimbang dengan wajib retribusi

yaitu juru parkir yang berjumlah 1.126 orang dengan demikian pemungutan

retribusi parkir masih belum berjalan efektif dan efisien. Sehingga terjadi

beberapa kendala dalam pemungutan retribusi parkir yang menjadi salah satu

penyebab tidak tercapainya target yang ditentukan. Dan bisa saja terjadi

penyelewengan yang dilakukan kolektor karena keterbatasan personel yang

tidak sesuai dengan jumlah juru parkir yang berjumlah 1.126 orang.

Kemudian penulis melakukan konfirmasi kepada juru parkir, apakah

pemungutan retribusi parkir berjalan efektif atau tidak. Dg. Awing salah satu juru

parkir di jl. cendrawasih menegaskan bahwa :

―Setiap hari kolektor datang untuk menagih hasil retribusi parkir namun biasanya yang datang hanya satu orang untuk kawasan perparkiran di jl.cendrawasih dan pada saat menagih saya menuding beberapa kolektor melakukan manipulasi jika melihat dari gerak geriknya yang melakukan tawar menawar dalam penagihan setoran tiap harinya‖. (Wawancara 2 April 2012)

Lebih lanjut Dg.Awing Menerangkan bahwa :

―Pengumpulan setoran yang dilakukan PD Parkir tidak akuntabel. Kami curiga ada permainan yang terjadi karena sering terjadi tawar menawar dengan kolektor terkait jumlah setoran. Sehingga setoran menjadi tak menentu dan selalu berubah-ubah‖. (Wawancara 2 April 2012)

Page 72: Skripsi Perfect

72

Namun pernyataan lain yang disampaikan oleh bapak Aryanto Dammar

selaku Dirut Utama PD Parkir Makassar Raya menegaskan bahwa :

―Sistem pemungutan retribusi parkir telah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, memang kami mengakui bahwa di bagian kasie.penagihan kami mengalami kendala dalam jumlah personel tetapi mengenai penyimpangan yang terjadi dalam pemungutan retribusi itu tidak benar. Keterangan yang diberikan tidak sesuai dengan fakta dilapangan karena kami selalu melakukan pengawasan terhadap para kolektor secara langsung‖. (3 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa salah satu juru

parkir membenarkan tidak efektifnya penagihan retribusi parkir karena persone

kasie.penagihan tidak sesuai dengan jumlah juru parkir yang lebih banyak.

Selain itu juru parkir menuding terjadinya mark up dalam sistem penagihan

retribusi parkir tetapi tidak adanya bukti dilapangan mengenai manipulasi dan

sistem tawar menawar dalam penagihan retribusi parkir secara jelas dan

transparan keran hal tersebut hanya duungkapkan oleh satu orang pihak. Sistem

penagihan retribusi parkir berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak

adanya koordinasi yang baik antara kolektor dan juru parkir sehingga

mengakibatkan tudingan-tudingan yang melenceng sehingga sistem penagihan

tidak berjalan efektif, inilah salah satu penyebab tidak tercapainya terget yang

telah ditentukan. Kerjasama yang baik dan sistem penagihan yang akuntebel

perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara kolektor dengan juru

parkir dan jumlah personel yang perlu ditambah sehingga sistem penagihan dan

pemungutan retribusi parkir berjalan efektif dan efisien sesuai dengan aturan

yang ada.

- Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di Kota Makassar

dilakukan setiap hari. Adapun metode pelaksanaan pemungutan retribusi

Page 73: Skripsi Perfect

73

parkir di Kota Makassar seperti yang dikatakan oleh Kasie. Penagihan

bahwa :

―Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir yang berjalan selama ini, para petugas/kolektor mendatangi langsung para juru parkir di kawasan parkir tempat meraka memungut retribusi parkir sehingga para juru parkir tidak perlu mendatangi Kantor untuk menyetor retribusi parkir‖. (Wawancara 3 April 2012)

Sejalan dengan pendapat diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Budi salah satu juru parkir di depan toko Agung Jalan Ratulangi mengatakan

bahwa :

―Selama ini proses pembayaran retribusi parkir yang kami lakukan sangatlah mudah dimana dalam hal ini kolektor datang langsung ketempat kami menarik retribusi parkir untuk menagih dan kami memberikan sesuai dengan tarif yang sudah ditetapkan‖. (Wawancara 3 April 2012)

Sedangkan menurut Pardi salah satu juru parkir di Kantor Ratulangi

Medical Center mengatakan bahwa :

―Metode pemungutan retribusi parkir sudah sangat baik karena mereka langsung mendatangi kami sehingga kita para juru parkir tidak perlu lagi datang ke Kantor PD. Parkir untuk memberikan hasil dari retrribusi parkir yang telah terkumpul ‖. (Wawancara 3 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa metode

pemungutan tarif retribusi parkir kepada para juru parkir dilakukan dengan cara

mendatangi para juru parkir di kawasan perparkiran mereka masing-masing. Ini

dilakukan agar pelaksanaan retribusi parkir terkoordinir dengan baik agar para

juru parkir tidak perlu mendatangi kantor PD Parkir untuk menyerahkan

penghasilan mereka dan memastikan bahwa tidak ada juru parkir yang tidak

menyerahkan penghasilanya dari retribusi parkir. Dengan demikian tidak terjadi

penyelewengan dalam pemungutan retribusi parkir sehingga semua hasil dari

pemungutan retribusi parkir masuk ke kas PD Parkir yang kemudian PD Parkir

Page 74: Skripsi Perfect

74

akan menyerahkan ke daerah yakni Dispenda sebagai kantor yang mengelola

Pendapatan Asli Daerah.

Agar pelaksanan tugas berjalan dengan baik maka harus ada pembagian

tugas yang baik agar dalam pelaksanaan pemungutan dapat berjalan dengan

efektif dan lancar sehingga pemungutan retribusi parkir di Kota Makassar akan

terkoordinir dengan baik seperti yang dikatakan oleh bapak Andi Djuanda selaku

Kasie. Penagihan bahwa :

―Untuk lebih memudahkan pekerjaan kolektor kami membagi 2 orang kolektor untuk 1 wilayah parkir. Misalnya 2 orang kolektor bertugas melakukan penagihan di jalan ratulangi, dan yang lainnya di wilayah pasar sentral, namun adapun kendala yang dihadapi dalam sistem penagihanini adalah kurangnya jumlah personel yang tidak sesuai dengan jumlah juru parkir‖. (Wawancara 3 April 2012)

Sejalan dengan pendapat di atas pak Jahudis salah satu kolektor

retrribusi parkir mengatakan bahwa :

―Dalam melakukan pemungutan retribusi kami di tugaskan berdasarkan kawasan perparkiran yang telah dibagi sebelumnya, ini sangat membantu kami dalam melaksanakan tugas karena dengan itu kami mengetahui dengan jelas kawasan perparkiran tempat kami dalam melakukan pemungutan, misalnya saya dan 2 anggota saya ditugaskan untuk menagih pemungutan retribusi parkir di kawasan perparkiran di jalan Ratulangi wilayah IV makassar.‖(Wawancara 3 April 2012)

Sedangkan pak Tahir yang juga merupakan salah seorang kolektor

retribusi parkir mengatakan bahwa :

―Kami di bagi dua wilayah pemungutan 2 orang kolektor di kawasan parkir bagian jalan wahidin sudirohusodo dan sekitarnya, dengan pembagian tugas ini sangat memudahkan kami dalam melakukan pemungutan retribusi parkir.‖ (wawancara 3 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa untuk lebih

memudahkan para kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi maka Kasie.

Penagihan membagi personilnya sesuai dengan wilayah perparkiran yang telah

ditentukan kepada setiap kolektor. Ini dilakukan agar kolektor mengetahui

Page 75: Skripsi Perfect

75

dengan jelas wilayah dan kawasan perparkiran yang dimana akan dilakukan

penagihan retribusi parkir. Sehingga para kolektor mengetahui dengan jelas

bahwa seluruh juru parkir di Kota Makassar yang tersebar sebanyak 760 titik

telah memberikan retribusi parkir kepada Kolektor.

- Standar Kerja

Dalam upaya pencapaian target penerimaan maka dibuatlah standar

kerja bagi para pemungut/kolektor retribusi parkir agar dapat melaksanakan

pemungutan seefektif mungkin. Hal ini diungkapkan Kasie. Penagihan yang

mengungkapkan bahwa :

―Untuk kolektor pemungutan retribusi parkir dibuatkan suatu standar kerja yaitu dalam sehari melakukan penagihan dan harus semuanya terpenuhi, jangan sampai ada kawasan parkir yang terlewatkan dan tidak didatangi oleh Kolektor untuk menagih hasil parkir. Waktu untuk melakukan penagihan telah ditentukan yaitu pukul 15.00 para kolektor sudah harus menyerahakan hasil retribusi parkir ke kas PD. Parkir Makassar Raya‖. (Wawancara 3 April 2012) Selain itu ia menambahkan bahwa :

―Terkadang juga ketidakdisiplinan para kolektor yang datang terlambat untuk datang menagih penerimaan retribusi parkir, sehingga para koordinator jukir biasanya telah pulang dan shif jukir terganti. Hal ini membuat hasil dari retribusi parkir tidak diserahkan dan ditunggu sampai esok hari ketika bertemu lagi dengan koordinator jukir. Ini sangat mempengaruhi pengasilan retribusi parkir per harinya‖. (Wawancara 3 April 2012) Setelah dikonfirmasi pada IB seorang kolektor ia mengatakan bahwa :

―Jam kerja yang sangata padat karena harus dalam satu hari seluruh wilayah parkir yang ditugaskan harus ditagih semuanya, namun biasanya kami mengalami kendala ketika beberapa juru parkir tidak ada ditempat sehingga kami harus bolak-balik untuk menagih retribusi parkir. Hal ini menyebabkan kami biasanya tidak menyetorkannya sesuai dengan hari yang ditentukan‖.

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa PD Parkir

telah memberikan standar kerja kepada para kolektor untuk melakukan

penagihan dari pagi sampai pukul 15.00 sudah harus diberikan ke Kas PD Parkir

Page 76: Skripsi Perfect

76

namun bebapa kendala sering dihadapi mulai dari ketidak disiplinan kolektor dan

para juru parkir tidak berada ditempat pada saat kolektor datang untuk

melakukan penagihan, sehingga kolektor harus bolak-balik untuk melaksanakan

tugasnya dan akhirnya para kolektor mengalami keterlambatan dalam

penyetoran. Standar kerja yang ditentukan mengalami hambatan karena

keterlambatan penyetoran.

- Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang juga merupakan bagian yang

menunjang dalam pengorganisasian namun dikatakan oleh H. Mustafa selaku

Dirut Operasional PD Parkir Makassar bahwa :

―Sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas sangat perlu karena para kolektor harus berkeliling dalam melakukan penagihan retribusi parkir, ada 4 unit kendaraan operasional (mobil) dan 4 unit kendaraan Operasional (motor). Sarana dan prasarana itu sangat membantu untuk mengefektifkan penagihan retrbusi parkir‖. (Wawancara 5 April 2012)

Ia menambahkan adapun beberapa sarana dan prasarana lainnya untuk

membantu para pegawai dalam melaksanakan tugasnya di Kantor PD. Parkir

sebagai berikut :

―Dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan kawasan perparkiran dan pencapaian target pendapatan dalam 5 tahun kedepan, beberapa fasilitas kerja yang ada di Kantor PD. Parkir Makassar yaitu 5 unit komputer (PC), 5 buah printer, 3 buah laptop, 3 unit GPS, jaringan Internet dan wireless LAN, 2 unit radio Orari, 10 buah pesawat handy talky, 1500 seragam (rompi dan topi) JUKIR, 1 set perangkat Sound system, 1 buah LCD, 25 kursi meja karyawan. Semua saran dan prasana itu sebagai penunjang untuk mengefektifkan kinerja pegawai PD. Parkir Makassar Raya‖. (Wawancara 5 April 2012)

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulakan bahwa dalam

melaksanakan pemungutan retribusi parkir di kota makassar, sarana dan

prasarana sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan pemungutan karena para

kolektor harus berkeliling dalam melakukan penagihan retribusi parkir meskipun

Page 77: Skripsi Perfect

77

kawasan dan wilayah parkir telah dibagi namun sarana dan prasaran sangat

dibutuhkan terutama kendaraan. Sehingga pihak PD Parkir telah menyiapkan

kendaraan berupa 4 unit kendaraan Operasional (mobil) dan 4 unit kendaraan

Operasional (motor). Dengan adanya kendaraan tersebut maka mempermudah

para kolektor dalam menjalankan tugasnya. Bukan hanya sarana dan prasarana

untuk kepetingkan operasional tetapi PD Parkir juga menyiapkan sarana dan

prasaran di kantor untuk mengefektifkan pelakasanaan kerja pegawai PD Parkir

Makassar Raya. Beberapa fasilitas telah disediakan untuk memberikan

kenyamanan para pegawai dalam bekerja melaksanakan tugasnya.

IV.2.4. Penggerakkan (Actuating)

Penggerakan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai

dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating

artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya

atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki secara efektif. Penggerakan merupakan hubungan manusia dalam

kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan

menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan

suatu organisasi.

Di dalam manajemen, penggerakan ini bersifat sangat kompleks karena

disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari

manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang

berbeda-beda. Adapun bentuk penggerakan yang dilakukan oleh Perusahaan

Daerah Parkir Kota Makassar sesuai dengan keterangan Kepala Bidang

Operasional H. Mustafa yang mengatakan bahwa :

Page 78: Skripsi Perfect

78

―sebulan sekali kami turun ke lapangan disamping melakukan pengawasan pada proses pemungutan retribusi parkir kami juga memberikan arahan kepada para kolektor agar menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab serta mensosialisasikan setiap kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah..‖ (Wawancara 9 April 2012)

Selain itu pihak PD Parkir juga memberikan arahan terhadap juru parkir

liar yang ada di Kota Makassar, seperti yang diungkapkan kabag.operasional

bahwa :

―Kami melakukan penertiban kepada para juru parkir yang tidak memiliki legalitas dalam memungut retribusi parkir, juga menertibkan kawasan perparkiran tempat dimana mereka meraup keuntungan. Juru parkir liar ini dinilai merugikan masyarakat dan pihak kami operasional PD. Parkir‖. (Wawancara 9 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa

pengarahan/penggerakkan yang dilakukan kepala bidang penerimaan

Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya kepada para kolektor hanya sebulan

sekali, pengarahan ini masih harus ditambah intensitas waktunya karena

mengingat masih ada penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para

kolektor seperti keterlambatan jam kerja yang sangat berpengaruh pada jumlah

penerimaan retribusi yang dapat terealisasi.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu juru parkir resmi yang letak

lokasinya di depan Toko Jamsons Makassar yang terletak di jalan Dr.wahidin

sudirohusodo. Juru parkir resmi adalah mereka yang menggunakan seragam

resmi dan karcis yang berisi 20 lembar yang diberikan oleh PD Parkir. Selain itu

penggerakan yang dilakukan oleh PD Parkir yakni mengenai penertiban juru

parkir liar yang meraup keuntungan dan sangat merugikan masyarakat dan pihak

Operasional PD Parkir. Pihak PD Parkir tentunya harus menertibkan pula titik

parkir yang tidak memiliki legalitas sehingga para juru parkir liar tidak dengan

leluasa memanfaatkan lahan untuk dijadikan tempat parkir liar.

Page 79: Skripsi Perfect

79

Pernyataan lain yang diungkapkan bapak Agus Margono selaku juru

parkir yang terdaftar di Perusahaan Daerah parkir menjelaskan bahwa :

―setiap sebulan sekali pegawai dari pemerintah daerah khususnya dari Perusahaan daerah parkir datang melakukan pengawasan terhadap penerimaan parkir dan kondisi letak parkir agar tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh pihak PD Parkir‖. (Wawancara 9 April 2012) Kemudian ia menambahkan bahwa : ―selain itu bapak agus juga menjelaskan pendapatan parkir yang diperoleh tidak menetap namun rata-rata perhari ia mendapatkan sekitar 80.000 – 100.000 ribu/hari dan pendapatan ini langsung diserahkan kepada Pemerintah daerah khususnya PD Parkir sebagai yang mengelola perparkiran di Makassar namun pendapatan tersebut tidak diserahkan seluruhnya, bapak agus selaku koordinator juru parkir mengambil sebanyak 60% sisanya 40% diberikan kepada PD Parkir sebagai perusahaan daerah yang mengelola penerimaan di bidang retribusi parkir. Di lokasi perparkiran tersebut ada 3 orang juru parkir dan mereka melakukan sistem shif dalam pelaksanaan tugas parkir‖. (Wawancara 9 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa selain

pengarahan tentang penerimaan retribusi parkir yang diserahkan langsung

kepada kolektor tetapi pemerintah juga memberikan pengarahan tentang kondisi

letak parkir agar tidak melebihi batas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

penyimpangan penggunaan jalan yang melebihi batas parkir yang biasanya

menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. Menurut penulis penerimaan retribusi

parkir masih perlu diselidik lebih dalam oleh petugas PD Parkir karena

penghasilan dari retribusi parkir tidak menetap dan hal ini dapat mengakibatkan

penyelewengan retribusi parkir apabila tidak diaudit hasil dari penerimaan

retribusi parkir.

Bentuk penggerakan yang lain juga bisa dilihat dari asuransi yang

diberikan kepada para juru parkir yang resmi terdaftar di PD Parkir Makassar

Page 80: Skripsi Perfect

80

Raya. PD Parkir memberikan asuransi kepada para jukir demi peningkatan

kesejahtraan. Bapak H. Mustafa selaku Dirut Operasional menegaskan bahwa :

―Program asuransi bagi juru parkir adalah terobosan peningkatan kesehatan, agar tumbuh kesadaran di kalangan juru parkir bahwa pekerjaan mereka dihargai dan bisa tenang dalam bekerja serta para juru juga memiliki semangat kerja yang lebih besar‖. (Wawancara 10 April 2012) Selain itu ia menambahkan bahwa : ―Kami melakukan kerjasama dengan PT. Jamsostek untuk program asuransi ini. Mulai dari tahun 2007 sampai sekarang, sedikitnya 850 orang juru parkir yang telah diikut sertakan dalam asuransi, yang terbukti sangat membantu mereka selain itu kami juga memberikan sosialisasi mengenai asuransi yang diberikan karena ada sebagian juru parkir yang belum mengerti dalam hal itu‖. (Wawancara 10 April 2012)

Setelah dikonfirmasi pada salah satu juru parkir yang bernama pardi dan

ia mengatakan bahwa :

―Memang PD Parkir Makassar Raya telah memberikan asuransi kepada juru parkir yang terdaftar di PD Parkir namun masih ada beberapa juru parkir yang terdaftar tetapi belum mendapatkan asuransi. Kalau saya tidak salah juru parkir yang ada di Kota Makassar ini berjumlah sekitar 1000 orang lebih, namun masih banyak para jukir yang belum mendapatkan asuransi dari PD Parkir. Ini sama halnya pemberian asuransi tidak menyeluruh‖. (Wawancara 10 April 2012)

Kemudian hasil konfirmasi yang penulis lakukan kepada bapak H.

Mustafa yang mengatakan bahwa :

―Memang masih ada juru parkir yang belum terdata dan mereka belum menerima asuransi dari PT. Jamsostek sebagai mitra PD Parkir dalam program asuransi. Kami baru akan melakukan pendataan ulang juru parkir yang terdaftar di PD Parkir, namun ada beberapa kendala yang dialami dalam pendataan tersebut, karena ada sebagaian juru parkir yang berpindah kawasan parkirnya sehingga kami sedikit sulit mengidentifikasi kepindahan kawasan parkir. Tetapi kami akan berusaha mendata agar semua juru parkir yang ada di kota makassar mendapatkan asurasi kecuali mereka yang tidak memiliki rompi dan karcis sebagai tanda bahwa jukir telah terdaftar di PD Parkir Makassar Raya‖. (Wawancara 10 April 2012)

Page 81: Skripsi Perfect

81

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa penggerakan

lainnya yang dilakukan oleh PD Parkir Makassar Raya yaitu memberikan

asuransi kepada para Juru Parkir untuk meningkatkan kesehatraan para juru

parkir dan hal ini pula dapat memicu semangat kerja para juru parkir untuk

mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. PD Parkir telah memberikan

asuransi kepada 850 juru parkir yang terdaftar sebagai jukir resmi PD Parkir.

Namun seperti yang dikatakan pak pardi selaku juru parkir masih ada juru parkir

resmi yang belum mendapatkan asuransi. Hal ini dibenarkan oleh dirut

operasional PD Parkir yang memberikan terobosan dalam program asuransi ini.

Dengan demikian PD Parkir harus mendata kembali para Juru Parkir resmi yang

belum mendapatkan asuransi dan melakukan sosialisasi kepada juru parkir yang

belum mengerti tata cara pengurusannya. Agar program ini berjalan optimal dan

mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem pendataan PD Parkir perlu ditingkatkan

dalam mengefektifkan program asuransi ini sebagai yang pertama di Indonesia

yang memprogramkan asuransi bagi juru parkir.

IV.2.5. Pengawasan

Fungsi manajemen yang ke empat yaitu pengawasan (controlling). Fungsi

tersebut menyangkut semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer atau

pemimpin dalam upayanya memastikan bahwa hasil actual sesuai dengan hasil

yang direncanakan. Pengawasan dimaksudkan disini yaitu proses pemantauan

yang dilakukan oleh tim perparkiran. Pengawasan dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi merupakan hal yang sangat urgen.

Tak dapat dipungkiri bahwa pengawasan memegang peranan penting

sebagai upaya dalam meminimalisir ketimpangan-ketimpangan dalam

pemungutan retribusi. Pengawasan merupakan proses pemantauan yang

Page 82: Skripsi Perfect

82

dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui apakah kegiatan pelaksanaan di

lapangan sudah sesuai dengan ketentuan. Dengan pengawasan yang baik maka

ketimpangan-ketimpangan yang dapat mengurangi keberhasilan pemungutan

retribusi parkir bisa diminimalisir.

Demikian halnya dalam pemungutan retribusi parkir di Kota Makassar

yang dilakukan oleh pemerintah Daerah menghindari menekan seminimal

mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan serta kesalahan lainnya yang

mungkin saja terjadi. Sebab dalam pengelolaan retribusi parkir di kota makassar

tanpa dilakukan pengawasan, maka akan mengalami kesulitan dalam mengukur

tingkat keberhasilan yang dilaksanakan oleh para petugas yang melaksanakan

pemungutan retribusi parkir di Kota Makassar.

Dengan pengawasan yang baik maka kecendrungan akan timbulnya

kesalahan yang kurang mendukung keberhasilan dalam pemungutan retribusi

parkir dapat ditekan seminimal mungkin.

Pengawasan penerimaan retribusi parkir dan pelaksanaan perencanaan

di lapangan perparkiran di Kota Makassar dilakukan dalam 2 bentuk

pengawasan yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

Pengawasan langsung di lakukan oleh Kabag.Produksi dan pengawasan tidak

langsung dilakukan oleh Direktur Utama PD Parkir Makassar Raya dan Badan

Pengawas yang mengawasi Kantor PD Parkir Makassar Raya.

- Pengawasan Langsung

Pengawasan langsung dalam hal ini dilakukan oleh Kabag.Produksi yang

langsung mengadakan peninjauan dan pemeriksaan atas pelaksanaan

kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan pemungutan retribusi

parkir dan peninjauan letak parkir yang sesuai dengan aturan dan tidak

Page 83: Skripsi Perfect

83

melewati batas. Seperti yang dijelaskan oleh Kabag.Produksi PD Parkir

bahwa :

―Setiap 3 kali dalam seminggu saya turun kelapangan untuk mengecek kolektor, apakah sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur serta memastikan bahwa semua pungutan retribusi parkir sudah disetor kepada para kolektor yang bertugas.‖(Wawancara 12 April 2012)

Selain itu ia menambahkan bahwa : ―Pengawasan yang dilakukan tidak hanya mengenai pungutan retribusi tetapi juga mengenai letak parkir yang tidak melewati batas yang telah ditentukan, sehingga tidak menghambat jalannya kendaraan di jalan raya dan juga dilakukan pengecekan terhadap benda berharga (karcis) setiap selesai memungut retribusi parkir, hal ini dilakukan agar bisa mengetahui kolektor mana yang melakukan kelalaian bisa dilihat dari jumlah setoran pungutan retribusi‖.(Wawancara 12 April 2012)

Hasil wawancara diatas dibenarkan oleh juru parkir bapak agus margono

yang mengjelakan bahwa :

―Pihak PD Parkir melakukan pengecekan setiap 3 kali dalam seminggu untuk memastikan bahwa kami memberikan setoran pungutan retribusi parkir kepada para kolektor dan dipotong sesuai dengan yang telah ditentukan. Mereka juga mengecek keadaan titik parkir yang sesuai dengan ketentuan dan tidak melanggar atau memperlebar titik parkir sehingga tidak menghambat lalu lintas serta karcis yang telah diberikan sebelumnya‖. (Wawancara 12 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa

kabag.produksi sebagai penanggung jawab penagihan retribusi parkir setiap 3

kali dalam seminggu turun ke lapangan mengawasi para personilnya dalam

melaksanakan pemungutan retribusi parkir untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan sebagainya yang

dapat menghambat pencapaian penerimaan retribusi parkir di Kota Makassar.

Selain itu kabag.produksi juga melakukan pengawasan terhadap letak titik parkir

yang tidak melampui batas dan jika melampui batas dapat menggangu

kelancaran lalu lintas disekitarnya.

Page 84: Skripsi Perfect

84

Adapun bentuk sanksi yang diberikan kepada para kolektor yang lalai

dalam melaksanakan tugasnya serta para juru parkir yang melewati titik batas

parkir sesuai dengan penjelasan Kabag. Produksi bahwa :

―Untuk para kolektor yang melakukan kesalahan kecil kami hanya memberikan pengarahan agar kolektor tersebut tidak mengulangi kesalahannya dan lebih bertanggungjawab pada tugas yang diberikan, namun kami tidak segan-segan memberikan sanksi yang tegas pada kolektor yang selalu mengulangi kelalaiannya.‖ (Wawancara 12 April 2012) Selain itu ia menambahkan bahwa : ―kami mempunyai aturan bagi mereka yang melanngar titik parkir yang telah ditentukan, bagi juru parkir yang melanggar maka akan dikenakan sanksi untuk tidak melakukan parkir selama tiga hari dan diberikan pengarahan yang lebih jelas agar tidak mengulangi kesalahannya‖. (Wawancara 12 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa sanksi yang

tegas akan diberikan kepada para kolektor yang melakukan kelalaian dalam

memungut retribusi dan juga sanksi yang diberikan kepada juru parkir yang telah

melakukan kesalahan dalam hal titik kawasan parkir yang sesuai dengan yang

telah ditentukan.

Pengawasan juga dilakukan untuk tempat-tempat yang tidak terdaftar

sebagai titik parkir di Kota Makassar namun dijadikan sebagai tempat untuk

meraub keuntungan bagi juru parkir liar yang menggunakan kesempatan

tersebut untuk memungut retribusi. Sesuai yang diungkapkan Aryanto Dammar

sebagai berikut :

―Banyak juru parkir yang tidak mendapat legalitas dari PD Parkir tetapi memungut retribusi parkir, padahal juru parkir yang resmi terdaftar adalah mereka yang mendapatkan baju seragam dan mendapatkan karcis serta tanda pengenal‖. (Wawancara 12 April 2012)

Berkaitan dengan hal tersebut ia menambahkan bahwa :

―Pihak PD Parkir bersama instansi terkait melakukan patroli untuk menertibkan juru parkir liar dan melakukan pengawasan terhadap tempat-

Page 85: Skripsi Perfect

85

tempat yang tidak seharusnya dijadikan tempat parkir tetapi dijadikan lahan parkir dan tidak terdaftar di PD Parkir Makassar, bukan hanya melakukan patroli tetapi penertiban data petugas juru parkir salah satu cara untuk meminimalisasi petugas parkir liar‖. (Wawancara 12 April 2012)

Senada dengan yang diterangkan oleh pihak PD Parkir diatas, Juru parkir

liar yang penulis wawancarai menegaskan bahwa :

―Tiga hari dalam seminggu selalu ada patroli dari PD Parkir untuk menertibkan kami jukir liar, namun salah satu keuntungan adalah mereka menertibkan tanpa memberikan sanksi sehingga para jukir kembali meraub keuntungan dengan mengambil tarif retribusi parkir dan masyarakat pula tidak menuntut‖. (Wawancara 12 April 2012)

Dari wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa para juru parkir liar

bisa mengambil tarif parkir dengan leluasa, meskipun telah dilakukan patroli

tetapi masih banyak para juru parkir yang bandel dan tetap melancarkan aksinya.

Dan dalam hal ini masyarakat sebagai pihak yang dirugikan bersikap autis dan

menerima hal itu. Penertiban dan pengawasan yang dilakukan PD Parkir dengan

melakukan patroli setiap 3 hari dalam seminggu dinilai belum cukup untuk

membrantas para juru parkir liar. Seharusnya diberikan sanksi tegas agar

mereka jera dan pihak PD Parkir harus mewajibkan masyarakat untuk

mengambil karcis setelah menggunakan jasa parkir, sehingga diketahui jika para

juru parkir liar tidak memiliki karcis dan masyarakat tidak perlu memberikan

retribusi. Pendataan terhadap juru parkir juga telah berusaha dioptimalkan oleh

PD Parkir sehingga meminimalisir petugas juru parkir liar.

- Pengawasan Tidak Langsung

Adapun pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan-laporan

secara tertulis kepada atasan, dimana dengan laporan tertulis tersebut

dapat dinilai sejauh manakah bawahan melaksanakan tugasnya sebagai

Page 86: Skripsi Perfect

86

mana mestinya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Aryanto Dammar

selaku Dirut Utama PD Parkir Makassar Raya bahwa :

―kami melakukan pengawasan dengan meminta laporan penerimaan retribusi kepada Kabag.keuangan perbulannya dan melakukan evaluasi pertahunya guna melihat letak kekurangan dalam proses penerimaan pemungutan retribusi parkir. Kami juga melakukan pengawasan terhadap benda berharga (karcis) perbulannya.‖ (Wawancara 12 April 2012)

Pelaksanaan kegiatan pengawasan pada dasarnya diupayakan untuk

meningkatkan penerimaan daerah khususnya pada retribusi parkir, sehingga

dengan upaya mengefektifkan kegiatan pengawasan terhadap mekanisme

pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dan meningkatkan target yang

ditetapkan pada setiap tahun anggaran serta dapat tercapai seperti tahun-tahun

sebelumnya. Adapun mekanisme pengawasan ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan penagihan retribusi parkir yang dilakukan oleh petugas

penagihan jasa retribusi parkir/kolektor terhadap para juru parkir

kemudian di setor ke kasie.kasir dan selanjutnya disetor kepada

Kabag.Keuangan PD Parkir Makassar Raya.

2. Kabag keuangan membuat laporan penerimaan retribusi parkir kedalam

buku pendataan dan dicatat sebagai buku penerimaan pada buku kas

umum dari hasil retribusi parkir setiap hari kemudian laporan tersebut

dikelola oleh Kasie.Pendataan setelah itu diajukan kepada Dirut Utama

PD Parkir Makassar Raya untuk ditanda tangani dan disahkan.

Selanjutnya setiap akhir bulan kabag.keuangan menjumlahkan dalam

buku kas umum kemudian membuat laporan realisasi penerimaan

kemudian disetorkan kepada Dirut Utama PD Parkir untuk disetujui dan

badan pengawas, setelah itu dibuatkan proposal untuk disetujui di

Page 87: Skripsi Perfect

87

Walikota sebagai pemerintah daerah yang menaungi PD Parkir Makassar

Raya.

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa pengawasan

yang dilakukan Dirut Utama dan Badan Pengawas PD Parkrir Makassar Raya

hanya mengandalkan laporan-laporan semata untuk itu perlu melakukan

pengawasan yang rutin kepada para pegawai terutama di Kasie.Penagihan dan

terjun langsung ke kawasan perparkiran guna melihat secara langsung

pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dan menilai apakah pelaksanaan

retribusi parkir telah berjalan efektif dan telah sesuai dengan apa yang

direncanakan. Tidak hanya terfokus terhadap pengawasan laporan keuangan

yang telah masuk.

IV.2.6. Optimalisasi Pemungutan Retribusi Parkir dan Kontribusinya

Terhadap PAD

Dalam pelaksanaan pungutan terhadap retribusi parkir sebagai sumber

PAD Kota Makassar masih mengalami berbagai hambatan, baik hambatan dari

dalam yaitu pihak petugas pemungut (Kolektor) maupun dari luar yakni

masyarakat selaku obyek pungutan tersebut. Untuk mengoptimalisasikan

pemungutan retribusi parkir Kota makassar maka pengelolaan retribusi parkir

harus berjalan efektif dan efisien, karena dengan pengelolaan yang baik akan

menghasilkan pemungutan retribusi parkir yang optimal sebagai akibat dari

efisiensi dan efektivitas dari pengelolaan retribusi parkir tersebut. Sehingga target

penerimaan retribusi parkir dapat terealisasi.

Jika pemungutan retribusi parkir berjalan optimal maka kontribusi retribusi

parkir terhadap pendapatan asli daerah (PAD) akan meningkat. Peningkatan

pendapatan asli daerah secara keseluruhan tiap tahunnya dapat diikuti dengan

Page 88: Skripsi Perfect

88

pencapaian realisasi secara konsisten terhadap target yang telah ditentukan

sebelumnya.

Berikut ini penulis menyajikan data tentang perkembangan realisasi

penerimaan pendapatan asli daerah secara keseluruhan sejak tahun 2007

sampai tahun 2011. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Perkembangan Realisasi PAD Kota Makassar

Tahun 2007-2011

Tahun

Target

Realisasi

2007

Rp. 125.936.173.075

Rp. 120.904.263.931

2008

Rp. 145.466.209.400

Rp. 136.626.469.085

2009

Rp. 176.628.387.000

Rp. 154.911.819.959

2010

Rp. 1.582.687.783.960

Rp. 1.471.774.687.783

2011

Rp. 1.932.532.417.500

Rp. 1.750.641.782.818

Sumber: DISPENDA Makassar (2 Mei 2012)

Berdasarkan tabel 7 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar

secara keseluruhan dalam 5 tahun terakhir dapat dikatakan mengalami

peningkatan. Pada Tahun 2007 pendapatan asli daerah menghasilkan Rp.

120.904.263.931 meningkat menjadi Rp. 136.626.469.085 pada tahun 2008.

Kemudian kembali meningkat pada tahun 2009 sebesar Rp. 154.911.819.959

peningkatan cukup drastis pada tahun 2010 dimana realisasi penerimaan PAD

mencapai Rp. 1.471.774.687.783 dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan

sebesar Rp. 1.750.641.782.818 meskipun realisasi pendapatan asli daerah

Page 89: Skripsi Perfect

89

meningkat setiap tahunnya namun target yang telah dianggarkan setiap

tahunnya belum tercapai.

Dari data diatas penulis menyimpulkan bahwa realisasi pendapatan asli

daerah setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun

jika ditinjau dari target PAD secara keseluruhan yang ditentukan sebelumnya

oleh dispenda belum dapat terealisasi.

Pemerintah Kota Makassar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah

sesuai dengan potensi yang dimiliki khususnya untuk retribusi parkir. Retribusi

parkir yang merupakan salah satu sumber penerimaan pendapatan asli daerah

(PAD). Dimana retribusi parkir menjadi salah satu retribusi daerah yang berperan

penting dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Makassar.

Retribusi parkir memberikan kontribusi yang cukup besar jika dilihat dari potensi

yang dimiliki. Penerimaan retribusi parkir yang di kelola PD Parkir Makassar

Raya sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan yang

cukup signifikan, berikut ini data grafik realisasi retribusi parkir :

Sumber : PD Parkir Makassar Raya (2 Mei 2012)

0

1

2

3

4

5

6

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik Target dan Realisasi pendapatan Retribusi Parkir Kota Makassar tahun 2007-2011

Target

Realisasi

Page 90: Skripsi Perfect

90

Berdasarkan data neraca keuangan perusahaan, PD Parkir Makassar

Raya dalam 5 Tahun terakhir mengalami peningkatan pendapatan sebesar

3,32% dari target setiap tahun. Pencapaian target terbesar pada tahun 2007, dari

target sebesar RP. 2.763.500.000,00 realisasi tercapai Rp. 2.974.771.875,00

(107%) atau over target sebesar 7%.

Dari gambaran data diatas, penulis menyimpulkan bahwa realisasi

penerimaan retribusi parkir setiap tahunnya mengalami peningkatan, meskipun

target pada Tahun 2011 tidak tercapai secara optimal namun secara keseluruhan

realisasi penerimaan retribusi parkir setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi retribusi parkir terhadap penerimaan

retribusi daerah di Kota Makassar pada tahun 2007-2011 dapat di lihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 8

Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Penerimaan Retribusi Daerah Kota Makassar Pada Tahun 2007-2011

No

Tahun

Realisasi

Retribusi Parkir

Realisasi

Retribusi Daerah

Kontribusi

(%)

1

2007

Rp. 2.974.771.875

Rp. 37.972.419.441

7,83 %

2

2008

Rp. 3.678.292.500

Rp. 40.966.229.794

8,97 %

3

2009

Rp. 4.369.300.500

Rp. 39.161.122.319

11,15 %

4

2010

Rp. 5.550.531.000

Rp. 59.728.106.724

9,92 %

5

2011

Rp. 7.644.300.600

Rp. 73.066.084.009

10,46 %

Sumber data : PD.Parkir Makassar Raya dan DISPENDA Kota Makassar, 2012

Page 91: Skripsi Perfect

91

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi parkir

terhadap retribusi daerah di Kota Makassar pada Tahun 2007-2011 tidak

mengalami banyak penurunan bahkan mengalami peningkatan. Pada tahun

2007 kontribusi retribusi parkir mencapai 7,83%. Sedangkan pada tahun 2008

kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah mengalami peningkatan

menjadi 8,97%. Pada tahun 2009 kontribusi parkir terhadap retribusi daerah

meningkat menjadi 11,15%. Namun pada tahun 2010 mengalami penurunan dan

kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah sebesar 9,92%. Selanjutnya

pada tahun 2011 kontribusi retribusi parkir kembali meningkat menjadi 10,46%.

Besarnya kontribusi retribusi parkir terhadap total penerimaan

Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar secara keseluruhan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 9

Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Total Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar Tahun 2007-2011

No

TAHUN

Realisasi

Retribusi Parkir

Total Realisasi PAD

Kontribusi

(%)

1

2007

Rp. 2.974.771.875

Rp.120.904.263.931

2,46 %

2

2008

Rp. 3.678.292.500

Rp. 136.626.469.085

2,69 %

3

2009

Rp. 4.369.300.500

Rp. 154.911.819.959

2,82 %

4

2010

Rp. 5.550.531.000

Rp. 1.471.774.687.783

0,37 %

5

2011

Rp. 7.644.300.600

Rp. 1.750.641.782.818

0,43 %

Sumber data : PD.Parkir Makassar Raya dan DISPENDA Kota Makassar, 2012

Page 92: Skripsi Perfect

92

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi parkir

terhadap pendapatan asli daerah cenderung mengalami pasang surut. Pada

tahun 2007 kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah sebesar

2,46%. Sedangkan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 2,69% dan

meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi 2,82%. Namun pada tahun 2010

kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah cenderung mengalami

penurunan yakni sebesar 0,37%. Selanjutnya pada tahun 2011 meningkat

menjadi 0,43%.

Jika dilihat dari kedua tabel diatas Kontribusi retribusi parkir terhadap

retribusi daerah dalam 5 tahun terakhir cenderung mengalami naik turun sama

halnya dengan kontribusi retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun realisasi retribusi parkir setiap

tahun meningkat namun kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah Kota

Makassar dan terhadap Pendapatan Asli Daerah cenderung mengalami

penurunan dalam 2 tahun terakhir ini. Meskipun retribusi parkir memiliki potensi

yang cukup besar sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah namun hal

itu tidak menjamin kontribusi yang diberikan terhadap retribusi daerah dan

pendapatan asli daerah juga meningkat setiap tahunnya.

Oleh sebab itu PD Parkir Makassar Raya perlu meningkatkan

pengelolaan retribusi parkir yang mengarah ke optimalisasi pemungutan retribusi

parkir. Sehingga penerimaan retribusi parkir dapat meningkat dan realisasi dari

target yang telah ditentukan dapat tercapai serta dapat memberikan kontribusi

yang lebih besar terhadap retribusi daerah dan pendapatan asli daerah (PAD)

secara keseluruhan.

Page 93: Skripsi Perfect

93

Selanjutnya peringkat kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli

daerah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10

Peringkat Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar Tahun 2007-2011

No

Jenis-jenis Retribusi Daerah

R.P. 2007

R

R.P 2008

R

R.P. 2009

R

R.P. 2010

R

R.P

2011

R

1

Retribusi Pasar

87,78

III

89,0

4

III

96,2

7

III

101,35

I

98,3

5

I

2

Retribusi Terminal

97,57

II

101,05

I

97,5

8

II

94,9

2

III

93,7

2

III

3

Retribusi

Rumah Potong Hewan

76,47

V

80,15

IV

90,00

IV

61,92

V

80,40

IV

4

Retribusi Parkir

107,6

5

I

100,44

II

104,96

I

101,21

II

98,1

8

II

5

Retribusi Sampah

80,45

IV

77,6

1

V

75,5

9

V

72,4

0

IV

71,0

5

V

Keterangan : Hasil Olahan Data Sekunder

R.P. = Realisasi Penerimaan

R = Rangking

Berdasarkan tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa peringkat

kontribusi retribusi parkir menempati peringkat ke I pada tahun 2007 dan 2009.

Sedangkan pada tahun 2008, 2010 dan 2011 retribusi parkir menempati

peringkat ke II. Hal ini menunjukkan bahwa retribusi parkir memberikan kontribusi

yang lebih besar dibandingkan retribusi daerah lainnya seperti retribusi sampah,

retribusi rumah potong hewan, retribusi terminal dan retribusi pasar.

Keberhasilan PD Parkir Kota Makassar dalam menjalankan fungsi dan tugas

utamanya sebagai perusahaan daerah yaitu memberikan kontribusi sebesar-

Page 94: Skripsi Perfect

94

besarnya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar. Namun

meskipun Retribusi Parkir memberikan kontribusi yang besar jika dilihat dari

peringkat retribusi daerah, tetapi kontribusi terhadap retribusi daerah belum

optimal. Hal ini dikarenakan pengelolaan retribusi parkir yang belum optimal

terutama dalam sistem pemungutan retribusi parkir yang masih menemukan

berbagai hambatan. Sistem pemungutan retribusi parkir yang optimal akan

mengoptimalkan pula pengelolaan retribusi parkir di Kota Makassar sehingga

realisasi dari target yang ditentukan dapat tercapai dan memberikan kontribusi

yang besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Page 95: Skripsi Perfect

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan urain dari bab-bab sebelumnya yang menyangkut

pegelolaan retribusi parkir di Kota Makassar dapat ditarik kesimpulan sebagai

barikut :

1. Pengelolaan retribusi parkir sudah cukup baik tetapi belum optimal,

dapat dilihat dari penerimaan retribusi tiap tahunnya terutama dalam 5

tahun terakhir yang meningkat tetapi kontribusi retribusi parkir

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) cenderung mengalami

penurunan. Hal ini dikarenakan masih ditemukan beberapa kendala

yang menghambat pengelolaan retribusi parkir yang dihadapi PD

Parkir Makassar Raya terutama dalam hal pemungutan retribusi parkir

yaitu :

- Perencanaan dalam hal ini penentuan target retribusi parkir

pertahunnya masih belum efektif karena tidak didukung oleh data-data

yang akurat mengenai kawasan-kawasan parkir liar yang

dimanfaatkan orang-orang untuk meraub keuntungan. Sehingga

masih ada kawasan parkir di kota makassar yang tidak memiliki

legalitas yang seyogyanya jika kawasan parkir tersebut terdaftar di PD

Parkir akan menambah penerimaan retribusi parkir di Kota Makassar.

- Pengorganisasian dalam hal ini standar kerja sikap dari

petugas/kolektor pungutan retribusi parkir yang mengalami kendala

dalam jumlah personel sehingga masih ada beberapa petugas yang

Page 96: Skripsi Perfect

96

belum memenuhi aturan-aturan dalam pelaksanaannya. Seperti

aturan jam kerja.

- Penggerakan dalam hal pemberian arahan mengenai tata cara

perparkiran dan mensosialisasikan setiap kebijakan yang berkaitan

dengan peraturan-peraturan pemungutan retribusi parkir. Selain itu

PD Parkir juga melakukan penertiban terhadap juru parkir liar dan

juga pemberian asuransi terhadap para juru parkir serta memberikan

sosialisasi mengenai asuransi tersebut.

- Pengawasan yang dilakukan oleh atasan dalam hal ini Direktur PD

Parkir Makassar Raya masih sangat kurang dan bertumpu pada

laporan-laporan hasil penerimaan retribusi perbulannya.

V.2. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan

pengelolaan retribusi parkir dengan melihat kesimpulan diatas adalah sebagai

berikut :

- Proses perencanaan, untuk memperoleh data yang akurat mengenai

kawasan-kawasan perparkiran liar yang sebenarnya harus intensif

dilakukan pendataan terutama kawasan parkir liar dan juru parkir liar

yang tidak memiliki legalitas dari PD Parkir Makassar Raya.

- Kepada kolektor/petugas pemungutan retribusi agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab

serta sesuai dengan aturan-aturan yang ada sehingga tidak ada

keluhan dari juru parkir.

Page 97: Skripsi Perfect

97

- Kepada Direktur PD Parkir harus lebih memperhatikan kesejahtraan

kolektornya karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja para

kolektor pemungut retribusi parkir.

- Kepada Kepala Bidang Keuangan dan Produksi agar dapat

mengefektifkan pengawasan langsung di lapangan untuk

meminimalisir kecurangan-kecurangan ataupun penyelewengan-

penyelewengan yang terjadi dalam pemungutan Retribusi parkir di

Kota Makassar.

Page 98: Skripsi Perfect

98

DAFTAR PUSTAKA

BUKU TEKS

Bratakusumah, Deddy Supriady, Ph.D dan Dadang Solihin, M.A. 2003. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Cet.4. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Edidi keenam. Jakarta : Gunung Agung.

Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen, Edisi II. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P., Haji. 2008. Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah/--Ed. Revisi, Cet. 7.—Jakarta : Bumi Aksara.

Kesit, Bambang Prakosa. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. cetakan kedua. Yogyakarta : UII Press.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi Offset.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Nugroho. 2003. Good Governance. Bandung : Mandar Maju.

Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Simamora, Hendry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YPKN Press.

S.H Basuki. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. cetakan pertama. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan-Ed.1,Cet.1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sulaiman, Anwar. 2000. Pengantar Keuangan Negara dan Daerah. Jakarta : STIA-LAN Press

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

The Liang Gie. 1989. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Andi Offset.

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Wijayanti, Irine Diana Sari Se,Mm. 2008. Manajemen. Jogyakarta : MITRA CENDIKIA offset.

Page 99: Skripsi Perfect

99

BUKU METODOLOGI

Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Social. Yogyakarta: Gajahmada university press.

Sabarguna, Boy S., Haji. 2004. Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan dan Penilaian Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fisip Unhas Makassar: Due-like.

Usaman, Husaini,dan Purnama Setiady. 2006. Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: PT BUMI AKSARA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Ruang Lingkup APBD

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Ruang Lingkup APBD

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

SK Walikota nomor 935 tahun 2006 tentang sistem perparkiran tepi jalan umum

REFERENSI LAIN

1. Diunduh dari internet, (http://www.antara-sulawesiselatan.com/daerah), diakses pada tanggal 27 februari 2012 pukul 20.16 WITA

2. Diunduh dari internet, (http://www.cakrawalaberita.com/provinsi), diakses pada tanggal 8 Maret 2012 pukul 11.55 WITA

3. Diunduh dari internet, (http://www.bugis-pos.com/warkop-di-sul-sel),

diakses pada tanggal 27 Februari 2012 pukul 11.26 WITA

Page 100: Skripsi Perfect

100

4. Diunduh dari internet, (http://beta.beritakota.com/), diakses pada tanggal 16 Maret 2012 pukul 20.33 WITA

5. Diunduh dari internet, (http://www.kompasiana.com/feed), diakses pada

tanggal 9 Maret 2012 pukul 17.53