SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdl...i...
Transcript of SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdl...i...
i
PENGEMBANGAN MODEL INTEGRATED SYSTEM
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
KELAS III DI MI NEGERI MLATEN, MIJEN,
DEMAK.
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh
AINUN MUFLIKHAH
(073911003)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ainun Muflikhah
NIM : 073911003
Jurusan/Program Studi: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 28 Desember 2011
Saya yang Menyatakan
Ainun Muflikhah
NIM. 073911003
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah Skripsi dengan:
Judul Skripsi : Pengembangan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah Kelas III di Mi
Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
N a m a : Ainun Muflikhah
N I M : 073911003
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PGMI
Telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Semarang, Desember 2011
Dewan Penguji,
Ketua Sekretaris
H. Amin Farih, M.Ag Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes
NIP 19710614 200003 1 002 NIP 1975113 20050112 2 001
Penguji I Penguji II
H. Mursid, M. Ag Wenty Dwi Yuniarti, M.Kom NIP 19670305 200112 1 001 NIP 19770622 200604 2 005
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Jasuri, M.S.I Abdul Khaliq, M.Ag
NIP. 19671014 199403 1 005 NIP: 19710915 199703 1 003
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Nopember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah Kelas III di MI Negeri Mlaten,
Mijen, Demak.
Nama : Ainun Muflikhah
NIM : 073911003
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamualaikum wr. wb.
Pembimbing I
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, Nopember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah Kelas III di MI Negeri Mlaten,
Mijen, Demak.
Nama : Ainun Muflikhah
NIM : 073911003
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamualaikum wr. wb.
Pembimbing II
vi
ABSTRAK
Judul : Pengembangan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah Kelas III di MI
Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
Penulis : Ainun Muflikhah
NIM : 073911003
Skripsi ini membahas tentang pengembangan model integrated system
dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh
kurangnya pemahaman peerta didik dalam nilai-nilai Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kondisi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Negeri Mlaten? (2) Bagaimana
mengembangkan model integrated system Pendidikan Agama Islam Madrasah
kelas III di MI Negeri Mlaten? (3) Bagaimana efektifitas model integrated system
Pendidikan Agama Islam Madrasah terhadap hasil belajar peserta didik kelas III
MI Negeri Mlaten?
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and
development) yang dilakukan terhadap siswa kelas III MI Negeri Mlaten, Mijen,
Demak. Terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap studi pendahuluan, tahap
pengembangan, tahap uji lapangan serta tahap desiminasi dan sosialisasi. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas III MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak yang terdiri
dari kelas III A sebagai kelas kontrol dan Kelas III B sebagai kelas eksperimen.
Masing-masing kelas terdiri dari 30 peserta didik. Pada penelitian ini berupaya
untuk mengembangkan suatu produk yaitu model integrated system kemudian
mencari seberapa efektif model integrated system dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam madrasah. Sumber data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, hasil tes tertulis dan hasil observasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Sebelum model
integrated system dilaksanakan, kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak masih memisahkan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran Al Qur’an Hadist 2 jam
pelajaran, Aqidah Akhlak 2 jam pelajaran, Fiqih 2 jam pelajaran, dan Sejarah
Kebudayaan Islam 2 jam pelajaran. Model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah yang dimaksudkan adalah memadukan mata pelajaran
Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Al- Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan fiqih
dalam satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam madrasah dengan
menggunakan topik yang sesuai dengan kehidupan nyata peserta didik. Dari hasil
uji t test yang dilakukan bahwa nilai t hitung = -12,247. Dan t tabel= -1,67. Ini
berarti Ho DITOLAK, artinya rata-rata (mean) nilai kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah tidak identik atau berbeda secara nyata
Model integrated system dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada kemampuan kognitif dalam
memecahkan masalah, keaktifan siswa dan kerjasama dalam kelompok. Selain itu
model integrated system mampu menjadikan inovasi baru dalam dunia pendidikan
secara umum dan dalam Pendidikan Agama Islam Secara khususnya.
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:
158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang
(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
a t}
b z}
t ‘
s| gh
j f
h} q
kh k
d l
z| m
r n
z w
s h
sy ’
s} y
d}
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang = au
i> = i panjang = ai
u> = u panjang
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Untaian syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan taufik-Nya kepada semua hambanya tidak terkecuali kepada penulis. Hanya
atas karunia-Nyalah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada beliau Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarganya.
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis menyampaikan
bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan :
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. H. Fakhrur Rozi, M.Ag, selaku ketua jurusan dan Amin Farih, M.Ag, selaku
sekretaris jurusan yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
3. Drs. H. Jasuri, M.SI dan H. Abdul Khaliq M.Ag, selaku pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Machfudz Junaedi, M.Ag, selaku dosen wali studi yang telah banyak
berjasa memberikan motivasi, bimbingan untuk penulis selama masa studi.
5. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bahan pertimbangan dalam
penulisan skripsi.
6. Kepala Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta staf dan karyawan
yang telah memberikan pelayanan perpustakaan yang penulis perlukan
dalam penelitian skripsi ini.
7. Kepala Sekolah MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak Badriduja, M.Ag dan
seluruh guru dan staf karyawan MI Negeri Mlaten khususnya guru kelas III
ix
A Ibu Mahsanah dan guru kelas III B Bapak Abdul Fatah yang telah
memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis selama penelitian.
8. Peserta didik MI Negeri Mlaten, Mijen khususnya kelas III A dan III B.
9. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebut satu-per
satu.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih disertai do’a semoga amal
baiknya tercatat sebagai amal soleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Amien
Penulis mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam
menyusun skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, Desember 2011
Penulis
Ainun Muflikhah
NIM. 073911003
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
TRANSLITERASI ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II : MODEL IINTEGRATED SYSTEM DALAM PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
A. Diskripsi Teori .............................................................................. 9
1. Pembelajaran PAI MI ............................................................. 9
a. Pembelajaran ................................................................... 9
b. Pendidikan Agama Islam MI ........................................... 11
c. Pembelajaran PAI MI ...................................................... 13
2. Model Integrated System ........................................................ 16
a. Pengertian Model Integrated System ................................ 16
b. Landasan Model Integrated System .................................. 16
c. Komponen Model Integrated System ................................ 19
xi
3. Pengembangan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah ....................................... 27
a. Pengembangan Model Integrated System .......................... 27
b. Pengembangan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah .................................. 28
B. Kajian Pustaka .............................................................................. 31
C. Hipotesis ....................................................................................... 33
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.......................................................................... 35
1. Model Penelitian ..................................................................... 35
2. Prosedur Penelitian ................................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 41
C. Subyek Penelitian .......................................................................... 42
D. Jenis Penelitian .............................................................................. 42
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
BAB IV: PENGEMBANGAN MODEL INTEGRATED SYSTEM DALAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
A. Tahap Studi Pendahuluan .............................................................. 47
1. Studi Literatur ......................................................................... 47
2. Studi Lapangan ....................................................................... 48
B. Tahap Pengembangan ................................................................... 52
1. Perencanaan ............................................................................ 52
2. Pengembangan Format Produk Awal ..................................... 52
C. Tahap Uji Lapangan ...................................................................... 54
1. Preliminary field testing (Uji Coba Awal) ............................. 54
2. Main product revision (Revisi Produk) .................................. 55
3. Main field testing (Uji Coba Lapangan) ................................. 57
xii
4. Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek
dalam kelas (a Whole Class of Learners) ............................... 61
D. Desiminasi dan Sosialisasi ............................................................ 63
E. Tahap Uji Lapangan Tahap II ....................................................... 66
1. Perencanaan ............................................................................ 66
2. Pelaksanaan ............................................................................ 67
3. Hasil Uji Coba Lapangan Tahap II ......................................... 67
F. Pembahasan Hasil ......................................................................... 71
G. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 71
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 73
B. Saran .............................................................................................. 73
C. Penutup .......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 78
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 80
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peserta didik pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah kelas I, II dan III
berada dalam tingkatan anak usia dini. Pada masa ini anak dalam masa
keemasan (Golden Age) dimana seluruh kecerdasan (IQ, EQ dan SQ)
berkembang luar biasa. Dalam kondisi ini pula anak mampu berfikir secara
utuh (holistik) dan konkrit (nyata) sesuai dengan pengalaman yang dialami
oleh peserta didik. Dalam masa ini anak belum mampu berfikir secara
terpisah atau terkotak-kotak dan abstrak. Peserta didik dalam masa harus
melihat karakter yang ada dalam diri mereka agar potensi mereka dapat
berkembang dengan optimal. Perlu dipahami juga bahwa anak usia Madrasah
Ibtidaiyah bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini. Oleh karenanya
dibutuhkan suatu pembelajaran yang sesuai untuk karakteristik peserta didik
itu sendiri. Hal tersebut dilakukan karena anak adalah calon generasi penerus
dimana potensinya harus dikembangkan secara optimal.
Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
potensi anak. Pendidik adalah pilar penting dalam pemahaman Pendidikan
Agama Islam. Sesuai dalam hadits Bukhori dan Muslim sebagai berikut:
من يريد اهلل به : قال رسىل اهلل صلى اهلل عليه وسلم : وعن معاوية رضى اهلل عنه قال
متفق عليه. خيرا يفقهه في الدين
“Muawiyah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Siapa yang
dikehendaki oleh Allah akan mendapatkan kebaikan, maka
dipandaikan dalam agama” (HR. Bukhori Muslim).1
Dengan demikian pendidik harus menciptakan lingkungan dan proses
pembelajaran belajar yang nyaman yang disesuaikan dengan tingkatan
kemampuan berfikir anak, sehingga potensi peserta didik dapat berkembang
1An-Nawawy, Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syarf, Riadhus Shalihin terj. Salim Bahreisj
(Bandung: PT. Alma’arif, 1987), hlm.314.
2
dengan optimal. Pembelajaran pada anak usia dini tersebut sangatlah berbeda
dengan pembelajaran pada anak pada tingkat remaja maupun dewasa karena
anak bukan orang dewasa dalam uuran kecil. Pembelajaran anak usia dini
harus dibangun oleh pengalaman nyata peserta didik. Pendidik harus jeli
dalam memilih suatu model dalam proses pembelajarannya. Pada saat ini
alternatif solusi dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model
terpadu dengan pendekatan tematik. Model terpadu dengan pendekatan
tematik inilah pembelajaran yang memadupadankan bidang studi secara utuh
(holistik) melalui tema-tema nyata yang dialami oleh siswa. Pembelajaran
tersebut sesuai dengan karakteristik anak yang berkembang pada tingkat usia
dini.
Namun pada saat ini model terpadu dengan pendekatan tematik
umumnya dilaksanakan mata pelajaran umum (IPA, IPS, PKN, B. Indonesia,
Matematika). Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
(Aqidah Akhlak, Al- Qur’an Al- Hadist, Sejarah Kebudayaan Islam, dan
fiqih) masih dilakukan secara terkotak-kotak/ terpisah-pisah, misalnya
Aqidah Akhlak 2 jam pelajaran, Al- Qur’an Al- Hadist 2 jam pelajaran,
Sejarah Kebudayaan Islam 2 jam pelajaran dan fiqih 2 jam pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran melalui pemisahan pembelajaran tersebut kurang
mengembangkan karakter anak dalam berfikir secara utuh (holistic) dan
konkrit (nyata). Sehingga peserta didik hanya mampu menerima segudang
materi yang ada tanpa mampu memahami nilai-nilai yang terkandung didalam
masing-masing bidang studi. Hal ini sangatlah ironi sekali karena
pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) pada peserta didik pada
tingkatan Madrasah Ibtidaiyah dirancang untuk merancang pondasi atau dasar
keimanan peserta didik agar dapat kokoh. Jika fondasi keimanan tidak
mampu dibangun dengan kuat bagaimana kelanjutan untuk masa depan
peserta didik bukan hanya didunia namun juga di akhirat.
Selain permasalahan diatas, masalah lain yang sering timbul dalam
pemisahan mata pelajaran adalah tumpang tindihnya materi yang
3
disampaikan. Hal ini dapat dilihat dalam kompetensi dasar kelas III antara
lain sebagai berikut:
1. KD 7.2 Al-qur’an Hadist: menerapkan perilaku
persaudaraan dengan sesama;
2. KD 7.2 Aqidah Akhlaq: membiasakan berbuat baik
terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari;
3. KD 5.3 Fiqih: menjelaskan keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadhan;
4. KD 3.2 SKI: mengambil ibrah peristiwa kerasulan
Muhammad SAW.2
Dalam kompetensi dasar diatas terlihat bahwa materi-materi yang
ditawarkan dalam kompetensi dasar tersebut mengalami tumpang tindih.
Sehingga banyak waktu yang terbuang percuma melalui pengulangan materi
yang sama. Efisiensi waktu tidak dapat diatur dengan maksimal. Hasil dari
pengulangan materi pelajaran tersebut mengakibatkan materi yang diajarkan
tidak mampu berkembang secara mendalam. Peserta didik tidak mampu
memperoleh pemahaman nilai materi dan pendalaman materi Pendidikan
Agama Islam Madrasah, sehingga hasil belajar menurun. Padahal nilai
Pendidikan Agama Islam pada madrasah harus dibangun secara maksimal.
Nilai Pendidikan Agama Islam akan menjadi pondasi dalam membangun
moral agama peserta didik di era globlasisasi sekarang ini dimana di era
globalisasi nilai agama yang semakin menipis.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pembalajaran yang mampu
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Madrasah tersebut dan pengaktualisasian kompetensi peserta didik
dalam tigkatan kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Atas dasar model terpadu
dengan pendekatan tematik dalam mengatasi karakteristik peserta didik pada
mata pelajaran umum peneliti berupaya mengembangkan model integrated
system dapat dipadukan menjadi satu topik.
2Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 25- 39.
4
Model integrated system adalah model pembelajaran dengan sistem
pembelajaran (baik hard ware dan soft ware) dalam bentuk terpadu melalui
topik yang dibangun sesuai dengan lingkungan/ pengalaman peserta didik
(keadaan nyata) sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Model integrated system ini dirancang dalam upaya mengatasi
masalah-masalah yang ada didalam pembelajaran PAI(Pendidikan Agama
Islam) dalam Madrasah Ibtidaiyah. Dalam pengembangan model integrated
system diadopsi dari kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara klasikal aktif
menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistic,
bermakna dan otentik.3
Model integrated system adalahmodel pembelajaran dengan sistem
pembelajaran (baik hard ware dan soft ware) dalam bentuk terpadu melalui
topik yang dibangun sesuai dengan lingkungan/ pengalaman peserta didik
(keadaan nyata) dan dilatarbelakangi oleh integrated curriculum.
Landasan yang melatarbelakangi perancangan model integrated system
antara lain:
1. Teori perkembangan John Piaget menyatakan bahwa pengalaman-
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya
perubahan perkembangan;4
2. Teori pembelajaran progresifisme, kontruktivisme bahwa suatu
pengetahuan akan bermakna jika dibangun sendiri oleh individu dan
pengalamannya;5
3. Pada panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP yaitu
kurikulum dikembangan berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi dan perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
3Udin Saifudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 113. 4Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 22. 5Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, hlm. 22 & 26.
5
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan6
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka
peneliti berusaha mengembangkan suatu produk model pembelajaran yang
dapat mengoptimalkan potensi peserta didik dalam memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah serta
meminimalisir terjadinya tumpang tindih materi yang ditetapkan dalam
kompetensi dasar. Atas dasar masalah tersebut peneliti melakukan penelitian
“Pengembangkan Model Integrated System dalam Pendidikan Agama Islam
Madrasah dalam Meningkatkan Potensi Peserta Didik”.
Dengan pengembangan model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah diharapkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas III MI Negeri Mlaten, Mijen,
Demak.
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok
kajian dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan pengertian dan maksud dari
penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul penelitian ini
adalah “Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan Agama
Islam Madrasah Kelas III di Mi Negeri Mlaten, Mijen, Demak”.
Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan sehingga terbentuk pengertian
utuh sesuai dengan maksud dari judul penelitian yang sebenarnya antara lain:
1. Pengembangan
Dalam bahasa Inggis kata pengembangan dikenal dengan istilah
development. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian
pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Sedangkan mengembangkan adalah menjadikan maju (baik, sempurna,
6Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006, hlm.
841-842.
6
dsb)7. Pengembangan ini mengarah pada kemampuan untuk membuat
lebih sempurna dari keaadaan yang telah ada.
2. Model Integrated System
Model integrated system adalah model pembelajaran dengan sistem
pembelajaran (baik hard ware dan soft ware) dalam bentuk terpadu
melalui topik yang dibangun sesuai dengan lingkungan/ pengalaman
peserta didik (keadaan nyata) dan dilatarbelakangi oleh integrated
curriculum.
Model integrated system ini dikembangkan melalui penelitian
pengembangan (Research and Development).
3. Pendidikan Agama Islam Madrasah
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.8
Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam
Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam yang ditetapkan dalam
kementrian agama.
4. Research and Development
Research and Development atau penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut.9
7Tim Penyusun Kamus pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ed. 2, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 473. 8Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Jogjakarta: Ar-rus Media, 2009),
hlm. 196. 9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Jakarta: CV. Alfabeta,2008), hlm. 407.
7
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang peneliti rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Negeri
Mlaten?
2. Bagaimana mengembangkan model integrated system Pendidikan Agama
Islam Madrasah kelas III di MI Negeri Mlaten?
3. Bagaimana efektifitas model integrated system Pendidikan Agama Islam
Madrasah terhadap hasil belajar peserta didik kelas III MI Negeri Mlaten?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan model integrated system dalam
Pendidikan Agama Islam adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar Pendidikan Agama Islam
di MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak;
2. Untuk mengembangkan model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah;
3. Untuk mengetahui efektifitas model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah terhadap hasil belajar peserta didik MI kelas III
MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak;
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian pengembangan model integrated system dalam
Pendidikan Agama Islam antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian pengembangan ini mampu memberikan manfaat
bagi peneliti untuk mampu mengembangkan produk model integrated
system dalam Pendidikan Agama Islam dan menguji efektifitas produk
tersebut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa untuk meningkatkan prestasi dan pemahaman nilai-nilai
pelajaran Pendidikan Agama Islam;
8
b. Bagi Pendidik untuk menjadikan solusi permasalahan dan
mengembangkan kompetansi Pendidik dalam pembelajaran;
c. Bagi peneliti untuk sarana belajar dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki selama dibangku perkuliahan.
Jadi dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran
bagi peneliti dalam mengembengkan potensi yang dimiliki, sehingga
memberikan kontribusi bagi pendidik dalam mengembangkan metode
pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam.
9
BAB II
MODEL INTEGRATED SYSTEM
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Diskripsi teori
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) MI
a. Pembelajaran
Sebelum membahas tentang pembelajaran, maka haruslah
mengetahui tentang belajar. Beberapa definisi tentang belajar, antara
lain dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Cronbach memberikan defini: learning is shown by a
chage in behavior as a result of experience.
b. Harold Spears memberikan batasan: learning is to
observe, to read, to imitade, to try something themself, to
listen, to follow direction.
c. Geoch, menyatakan: learning is a change in
performance as a result of practice. 1
Belajar bukan hanya perubahan pada pengetahuan akan tetapi
perubahan pada sikap dan tingkah laku peserta didik. Hal tersebut yang
harus diperhatikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran diartikan
sebagai proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.2
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep pembelajaran menurut Correy (1986) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
1Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm. 20. 2Tim Penyusun Kamus pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ed. 2, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 7.
10
kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.3
Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa,
siapa, mengapa, bagaimana dan seberapa baik tentang
pembelajaran. Pertanyaan “apa” berkaitan dengan isi atau
materi pembelajaran. Pertanyaan “siapa” berkaitan dengan
dengan pendidik dan siswa sebagai subyek dalam kegiatan
pembelajaran. Pertanyaan “mengapa” berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan. Pertanyaan “bagaimana”
berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik.
Bagaimana pendidik menciptakan proses pembelajaran
yang efektif dan bagaimana pendidik memilih strategi,
metode serta tekhnik pembelajaran dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik.4
Setiap proses pembelajaran menginginkan hasil pencapaian peserta
didik. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika peserta didik
memperlihatkan perubahan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
perubahan peserta didik bukan hanya dalam pengetahuan (kognitif)
namun perubahan tingkah laku dan ketrampilan peserta didik. Untuk
hasil pembelajaran yang maksimal perlu adanya stategi dalam proses
pembelajaran.
Ada tiga langkah strategis yang perlu diapresiasikan bagi
perubahan perilaku siswa dalam konteks pembelajaran di sekolah, antara
lain:
1) Appersepsi, yaitu menghubungkan materi pembelajaran
dengan pengalaman peserta didik atau kompetensi yang
dikuasai oleh peserta didik.
2) Penyampaian materi dan latihan (exercise).
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari proses dan
dan hasil pembelajaran. Segi proses akan dinilai
berhasil jika mampu menggairahkan peserta didik, hal
tersebut dapat dilihat apabila peserta didik dapat
berperan aktif dalam pembelajaran baik fisik, mental
maupun sosial. Sedangkan dari segi hasil, proses
3Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar,(Bandung: Alfabeta,2010), hlm. 61. 4Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hlm. 1.
11
pembelajaran dikatakan efektif apabila ada perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku positif.
3) Evaluasi. Yaitu adanya pelaksanaan pembelajaran yang
diakhiri dengan evaluasi atau post test. Tujuannya
untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik.5
b. Pendidikan Agama Islam (PAI) MI
Sebelum menjelaskan tentang pendidikan agama Islam di
Madrasah Ibtidaiyah sangatlah perlu dijelaskan tentang definisi
pendidikan. Kata pendidikan, dalam bahasa Arab adalah tarbiyah,
dengan kata kerja robba, sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa
Arab adalah tarbiyatul Islamiyah. Kata kerja robba sudah digunakan
pada zaman Rasulullah Saw. 6 Dalam Al-qur’an, kata ini digunakan
termaktub dalam QS Al-Isra’ (17:24):
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah, “wahai tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil” (QS Al-Isra’:24)7
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.8
5Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul: Bagaimana Menciptakan
Pembelajaran yang Produktif dan Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 89- 90. 6Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-rus Media, 2009),
hlm. 195. 7Departemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahannya: Juz 1- juz 30, (Surabaya:
Mekar,2004), hlm. 387. 8Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, hlm. 196.
12
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh pada ahli
di atas, maka pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada siswa
melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan,
pengawasan, dan pengembangan potensinya guna mencapai keselarasan
dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bagian dari
pendidikan Islam. Istilah “pendidikan Islam” dapat dipahami dalam
perspektif, yaitu:
1) Pendidikan menurut Islam, atau pendidikan yang
berdasarkan Islam, dan/atau sistem pendidikan yang Islami,
yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta
disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam al-qur’an dan hadits.9
2) Pendidikan keislaman atau pendidikan agama Islam, yakni
upaya mendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-
nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap
hidup) seseorang. Dalam pengertian kedua ini dapat
berwujud:
a) Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan/atau
menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-
nilainya.
b) Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara
dua orang atau lebih yang dampaknya ialah
tertanamnya dan/atau tumbuh kembangkan ajaran Islam
dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.
3) Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik
penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan
berkembang dalam sejarah umat Islam.10
Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman
siswa tentang Islam, sehingga menjadi muslim yang beriman dan
9 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah
dan Pergururn Tinggi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hlm. 6-7. 10 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah
dan Perguruan Tinggi, hlm. 8.
13
bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PAI (Pendidikan Agama Islam) MI terdiri dari atas empat mata
pelajaran yaitu: Al-qu’an hadits, Aqidah akhlak, Fiqih dan Sejarah
Kebudayaan Islam. Masing-masing pelajaran saling terkait satu sama
lain. Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri
atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-
sendiri.
1) Al-Qur’an-hadis, menekankan pada kemampuan baca
tulis yang baik dan benar, memahami makna secara
tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan
ibadah dan muamalah yang benar dan baik. 11
3) Aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-
husna. Dan akhlak menekankan pada pembiasaan untuk
melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada
kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.12
c. Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di MI
Pembelajarn Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah
berbeda dengan pembelajaran PAI di tingkat atas, hal ini disebabkan
karena tingkat psikologi anak dan tingkat pemahaman anak yang masih
pada tingkatan dasar. Oleh karenanya dibutuhkan pembelajaran yang
sesuai dengan karakter psikologi dan tingkat pemahaman anak tersebut.
11Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 19-20. 12Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20-21.
14
Menurut Imam Al-Ghazali melalui ihya ulumudin, menjelaskan
bahwa betapa pentingnya pendidikan keimanan ditekankan sejak dini.
Pendidikan ketauhidan berkaitan dengan fitrah manusia. Oleh sebab itu,
pengaruh lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah sangat
berpengaruh besar dalam perkembangan keimanan anak.13
Pada tingkat dasar (MI), pembelajaran pendidikan agama Islam
adalah dalam masa penanaman pemahaman konsep Pendidikan Agama
Islam. Ini berarti pada tingkat madrasah ibtidaiyah (MI) adalah
pembentukan fondasi dalam memahami agama Islam guna membangun
kepribadian beragama pada masa depan.
Pembelajaran PAI madrasah ibtidaiyah terdiri dari empat mata
pelajaran yaitu: Al- qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah
Kebudayaan Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Madrasah
Ibtidaiyah mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan kondidi
perkembangan psikologi anak usia MI.
1) Al-qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk:
a) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik
dalam membaca, menulis, membiasakan, dan
menggemari membaca al-Qur'an dan hadis.
b) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat-ayat al-Qur’an-hadis melalui
keteladanan dan pembiasaan;
c) Membina dan membimbing perilaku peserta didik
dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur'an
dan hadis.14
2) Fikih
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
a) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan
hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah
13Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm.228. 14Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20.
15
maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan
dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam
hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk
lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.15
3) Aqidah Akhlak
Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk:
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia
dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-
hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial,
sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah
Islam.16
4) Sejarah Kebudayaan Islam
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk:
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-
norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW
dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.
b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari
masa lampau, masa kini, dan masa depan
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiah.
15 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20. 16 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 21.
16
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti
peradaban umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah
(Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.17
2. Model Integrated System
a. Pengertian Model Integrated System
Model integrated system adalah model pembelajaran dengan sistem
pembelajaran (baik hard ware dan soft ware) dalam bentuk terpadu
melalui topik yang dibangun sesuai dengan lingkungan/ pengalaman
peserta didik (keadaan nyata) sehingga memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik.
Dalam membangun topik pendidik harus mengetahui lebih dalam
karakteristik peserta didik. Oleh sebab itu, pendidik harus peka dalam
mendalami peserta didik. Topik tersebut agar peserta didik lebih mudah
mempelajari materi yang akan disampaikan oleh peserta didik.
Dalam model integrated system menciptakan kesempatan kepada
peserta didik untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di
lingkungan sekitar dengan pandangan yang utuh. Oleh karena itu dengan
melalui model integrated system peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan
mengumpulkan informasi yang ada disekitar secara bermakna.
b. Landasan Model Integrated System
Dalam mengembangkan model integrated system ada beberapa
landasan yang harus diperhatikan antara lain seagai berikut:
17Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.21-22.
17
1) Landasan Psikologis
Dalam mengembangkan suatu model integrated system sangatlah
penting memperhatikan perkembangan usia individu yang meliputi
perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Model
integrated system ini dikembangkan berdasarkan teori perkembangan
Jean Piaget.
Menurut Jean Piaget, seseorang anak maju melalui empat tahap
perkembangan kognitif antara lain: tahap sensorimotorik, pra
operasional, operasi konkrit dan operasi formal. Tahap-tahap
perkembangan kognitif tersebut dijabarkan didalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget .18
Tahap Perkiraan
Usia
Kemampuan-
kemampuan Utama
Sensorimotor Lahir sampai
2 tahun
Terbentuknya konsep
“kepermanenan obyek”
dan kemajuan gradual
dari perilaku reflektif
keperilaku yang
mengarah kepada tujuan
Praoprasional 2 sampai 7
tahun
Perkembangan
kemampuan
menggunakan simbol-
simbol untuk
menyatakan obyek-
obyek dunia. Pemikiran
masih egosentris dan
sentrasi.
Operasi
Konkrit
7 sampai 17
tahun
Perbaikan dalam
kemampuan untuk
berfikir secara logis.
Kemampuan-
kemampuan baru
termasuk penggunaan
operasi-operasi yang
dapat balik. Pemikiran
tidak lagi sentrasi tetapi
18Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 23.
18
desentrasi dan
pemecahan masalah
tidak dibatasi oleh
keegosentrisan.
Operasi
Formal
11 tahun
sampai
dewasa
Pemikiran abstrak dan
murni simbolis mungkin
dilakukan. Masalah-
masalah dapat
dipecahkan melalui
penggunaan
eksperimentasi
sistematis.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa anak usia 7-11 tahun,
peserta didik mulai untuk dapat memandang “dunia” secara obyektif
dan berorientasi secara konseptual. Pada saat ini. Piaget yakin bahwa
pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.
Dalam pengembangan model integrated system pendidik harus
menciptakan suasana lingkungan agar potensi peserta didik dapat
berkembang secara optimal.
2) Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam mengembangkan model integrated
system dipengaruhi oleh dua aliran filsafat yaitu:
a) Aliran Progresifisme, memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural) yang memperhatikan
pengalaman peserta didik.19
b) Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung peserta didik
(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Dalam
aliran ini, pengetahuan adalah hasil kontruksi peserta didik melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungan.20
19Jalaludin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 84. 20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,hlm.26.
19
3) Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah landasan hukum dalam pengembangan
model integrated system. Dalam pengembangan model integrated
system landasan hukum yang melatar belakangi pengembangan model
tersebut adalah peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 22 tahun 2006 yang menyatakan bahwa:
Pada penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP yaitu
kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a) Berpusat pada potensi dan perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b) Beragam dan terpadu.
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
tekhnologi dan seni.
d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.21
c. Komponen Model Integrated System
Dalam model integrated system terdiri dari dua komponen yaitu
soft ware dan hard ware yang membangun bangunal model
pembelajaran tersebut.
1) Soft Ware System
Soft Ware System adalah perangkat lunak dalam suatu
pembelajaran. Perangkat lunak ini terdiri dari standar isi, indikator,
tema, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penilaian.
a) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada
suatu mata pelajaran.22
21Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, hlm.
841- 842. 22Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007.
20
b) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.23
Pada model integrated system, standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada masing-masing mata pelajaran fiqih, al-
qur’an hadits, aqidah akhlaq, SKI dipilih yang mempunyai
kesamaan kemudian diintegrated menjadi satu kesatuan.
c) Tema
Tema adalah ide yang menjadi pokok pembicaraan. Tema
dalam model integrated system ini terlahir dari pengelaman
yang telah dialami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pendidik
(pendidik) harus mempunyai kepekaan dalam melihat
pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh peserta didik.
Tema yang telah diciptakan diharapkan memberikan
dampak positif antara lain:
(1) Siswa memudahkan memusatkan perhatian pada
suatu tema tertentu.
(2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan kompetensi dasar antarmata
pelajaran dalam satu tema.
(3) Pemahaman dalam materi lebih mendalam dan
berkesan.
(4) Siswa lebih bersemangat belajar karena disajikan
dalam konteks tema yang jelas.
(5) Pendidik dapat memanfaatkan waktu seefesien
mungkin.24
d) Tujuan Pembelajaran
Tujuan adalah suatu yang sangat esensial sebab besar
maknanya, baik dalam rangka perencanaan maupun dalam
rangka penilaian. Tujuan pembelajaran atau biasa disebut tujuan
23Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 24Masnur Muslih, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual: Panduan
Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm. 164.
21
pengajaran adalah suatu deskriptif mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran.25
Tujuan pembelajaran adalah rumusan
kemampuan peserta didik yang dikembangkan oleh pendidik
berdasarkan kompetensi dan lingkungan belajar peserta didik.
Oleh karena itu dalam merancang tujuan pembelajaran sangat
penting memperhatikan domain-domain antara lain kognitif,
afektif dan psikomotor.
Tujuan pembelajaran berfungsi untuk menilai pelajaran,
membimbing siswa belajar, kriteria dalam merancang
pembelajaran dan sebagai media untuk berkomunikasi dengan
pendidik-pendidik lainnya.26
e) Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata
ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Jadi
metode berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.27
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada
peserta didk dalam mencapai tujuan pembelajaran.28
Dalam pelaksanaan model integrated system penggunaan
metode pembelajaran diadobsi dari pembelajaran pembelajaran
terpadu oleh Barbara Mathews (1993) yang menyarankan
menggunakan metode:
(1) Inquiry Learning, mencari jawaban tersendiri dari
suatu permasalahan melalui kegiatan diskusi,
tanya jawab dan analisis data.
25Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009), hlm. 109. 26Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, hlm. 113. 27Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 7. 28Syamsul Ma’arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: need’s Press, 2009),
hlm. 176.
22
(2) Problem Solving, mencari penyebab terjadi
permasalahan kemudian didiagnosa baru dicari
cara pemecahannya.
(3) Investigation, mencari pemecahan melalui check
dan recheck.
(4) Brain Stroming, mencari pemecahan masalah
dengan menerima berbagai pendapat yang ada
kemudian mengklasifikasikan pendapat yang
perlu mendapat tanggapan.
(5) Cooperative Learning, berbagai masalah yang
timbul kemudian dipecahkan secara tim dan
dibahas secara demokratis. 29
f) Prosedur Pembelajaran
Prosedur Pembelajaran adalah urut-urutan atau Langkah-
langkah dalam proses pembelajaran. Prosedur ini diperlukan
pendidik sebagai strategi untuk mengintegrasikan setiap sub
ketrampilan yang telah dipilih pada setiap langkah
pembelajaran.
Sintaks (langkah-langkah) model integrated system
mengadopsi sintaks model pembelajaran langsung yang
diintegrasikan model pembelajaran terpadu dengan kooperatif.
Sintaks model integrated system dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 2. Sintaks model integrated system. 30
Tahap Tingkah laku pendidik
Fase 1
Pendahuluan
(1) Mengaitkan pelajaran satu
dengan yang lain;
(2) Mengaitkan pelajaran
sekarang dengan pelajaran
sebelumnya;
(3) Memberikan pertanyaan
kepada siswa untuk
mengetahui konsep-konsep
prasyarat yang sudah dikuasai
29Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul: Bagaimana Menciptakan
pembelajaran yang Produktif dan Profesional, hlm. 96-97. 30Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, hlm. 19- 20.
23
siswa.
Fase 2
Presensi materi
(1) Presentasi konsep-konsep
yang harus dikuasai oleh
peserta didik melalui
demonstrasi dan bahan
bacaan;
(2) Presentasi keterampilan
proses yang dikembangkan;
(3) Presentasi alat dan bahan
yang dibutuhkan melalui
charta;
(4) Memodelkan penggunaan
peralatan melalui charta.
Fase 3
Membimbing
pelatihan
(1) Menempatkan peserta didik
kedalam kelompok-kelompok
belajar;
(2) Mengingatkan cara peserta
didik bekerja dan berdiskusi
secara kelompok sesuai
komposisi kelompok;
(3) Membagi buku peserta didik
dan LKS;
(4) Mengingatkan cara menyusun
laporan hasil kegiatan;
(5) Memberikan bimbingan
seperlunya;
(6) Mengumpulkan hasil kerja
kelompok setelah batas waktu
yang ditentukan.
Fase 4
Menelaah
pemahaman
dan
memberikan
umpan balik
(1) Mempersiapkan kelompok
belajar untuk diskusi kelas;
(2) Meminta slah satu anggota
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
kegiatan sesuuai dengan LKS
yang telah dikerjakan;
(3) Meminta anggota kelompok
lain menanggapi siswa
menyimpulkan hasil diskusi.
Fase 5
Mengembangk
an dengan
memberikan
kesempatan
untuk
pelatihan
(1) Mengecek dan memberikan
umpan balik terhadap tugas
yang dilakukan;
(2) Membimbing siswa
menyimpulkan seluruh materi
pembelajaran yang baru saja
dipelajari;
24
lanjutan dan
penerapan
(3) Memberikan tugas rumah.
Fase 6
Menganalisis
dan
mengevaluasi
Pendidik membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap kinerja mereka
g) Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (asess)
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pengajaran.31
Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa
evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.32
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa avaluasi
mempunyai implikasi yaitu avaluasi terus menerus untuk
senatiasa mencapai tujuan pembelajaran sehingga mampu
mengadakan perbaikan dalam pembelajaran serta menggunakan
alat-alat yang akurat dan bermakna dalam mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-
tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses
pelaksanaan pembelajaran secar keseluruhan. Tiap
kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian
juga dalam pencapaian tujuan- tujuan belajar dan
proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik digunakan
untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan
baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,
31Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, hlm. 210. 32Redaksi Sinar Grafika, Undang- undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional): UU
RI No. 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 5.
25
penentuan sekuena bahan ajar, strategi dan media
mengajar.33
2) Hard Ware System
Hard Ware System adalah perangkat keras dalam suatu
pembelajaran. Dalam hard ware system terdiri dari sarana dan
prasarana dalam pembelajaran. Sarana adalah alat yang diguanakan
dalam proses pembelajaran. Sedangkan prasarana adalah
lingkungan baik dalam atau luar kelas. Jadi sarana prasarana terdiri
dari:
a) Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri
dari fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan
yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang
tercapainya tujuan belajar. Jadi bahan ajar dapat berupa LKS
(lembar kerja siswa), modul dan buku ajar.
b) Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Fungsi media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
(1) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada
saat pendidik menyampaikan pelajaran.
(2) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan
persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan
oleh para peserta didik dalam proses belajarnya.
(3) Sumber belajar bagi siswa. 34
Kedudukan media pembelajaran ini adalah sebagai salah
satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi pendidik,
peserta didik dengan lingkungan belajar.
33Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung:
PT remaja Rosda karya, 2010), hlm. 110- 111. 34Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), hlm. 6.
26
c) Setting ruang kelas
Ruang kelas perlu diatur disesuaikan dengan topik yang
sedang dilaksanakan. Pengaturan ruangan perlu dikelola agar
suasana belajar menyenangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut:
(1) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah.
(2) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi
dapat duduk ditikar/ karpet.
(3) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
(4) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang
hasil karya peserta didik.
(5) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya
dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk
menggunakan dan menyimpannya kembali. 35
d) Lingkungan
Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa
dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya
bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Dari semua
lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan dan pengajaran dapat dikatagorikan menjadi tiga
yaitu lingkungan sosial, linkungan alam dan lingkungan
buatan.36
Lingkungan sosial, berkenaan dengan interaksi dalam
proses pembelajaran baik didalam lingkungan belajar atau diluar
lingkungan belajar peserta didik.
Lingkungan alam, berkenaan dengan segala sesuatu yang
sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara,
musim, curah hujan, flora, tumbuhan dan lain-lain.
35Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual: Panduan
bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hlm. 168. 36Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, hlm. 208.
27
Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu
yang bermanfaat bagi proses pembelajaran.37
Dengan memanfaatkan lingkungan sosial, alami dan buatan
dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih aktif dan lebih
produktif karen peserta didik mengerahkan usahanya untuk
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-
sumber yang nyata dan faktual.
3. Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan Agama
Islam Madrasah.
a. Pengembangan Model Integrated System.
Suatu model dalam penelitian pengembangan dihadirkan dalam
bagian prosedur pengembangan, yang biasanya mengikuti model
pengembangan yang dianut oleh peneliti. Dalam penelitian
pengembangan terdapat tiga model pengembangan, antara lain sebagai
berikut:
1) Model Konseptual
Model konseptual adalah model analitis yang memberikan atau
menjelaskan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan
dan keterkaitan antar komponennya.
2) Model Prosedural
Model prosedural merupakan model deskriptif yang
menggambarkan alur atau lengkah-langkah prosedural yang harus
diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.38
3) Model Teoritik
Model teoritik adalah model yang menggambarkan kerangka berfikir
yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh
data empirik.39
37Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, hlm. 212- 214. 38Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hlm. 199- 200.
28
Dalam penjelasan model penelitian pengembangan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam pengembangan model integrated system
menggunakan model pengembangan prosedural. Dimana dalam
pengembangan model integrated system dihasilkan melalui beberapa
prosedur atau langkah-langkah prosedural.
Model integrated system diadopsi dan dikembangkan dari model
pembelajaran terpadu pada mata pelajaran umum yang kemudian melalui
beberapa langkah pengembangan dihasilkan model integrated system
pada mata pelajaran agama Islam.
b. Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan Agama
Islam Madrasah.
Model integrated system dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah
yang dimaksudkan adalah memadukan mata pelajaran Aqidah Akhlak,
Al-Qur’an Al- Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan fiqih dalam satu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam madrasah dengan menggunakan
topik yang sesuai dengan kehidupan nyata siswa.
Dalam mengembangkan model integrated system ada beberapa
langkah yang harus diperhatikan yaitu:
1) Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berisi
komponen-komponen dari model integrated system.
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah panduan langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan
pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan.40
39Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti dan
Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, 2008,
http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf,
hlm. 9, diakses 24 Februari 2011. 40Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, hlm. 71.
29
Komponen rencana pembelajaran model integrated system
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Pemetaan kompetensi dasar/ materi pelajaran yang saling
berkaitan kedalam satu topik yang sesuai dengan
pengalaman peserta didik.
b) Mengembangkan kompetensi dasar menjadi indikator dan
tujuan pembelajaran.
c) Identifikasi materi pokok yang perlu dipelajari peserta didik
dalam rangka mencapai indikator dan tujuan pembelajaran.
d) Menetapkan metode/ strategi pembelajaran alat dan media
pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran untuk
menentukan penilaian dan tindak lanjut. 41
Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat
dijadikan acuan dalam membuat RPP integrated system. Dibawah ini
contoh format rencana pelaksanaan pembelajaran model integrated
system.
41Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual: Panduan
Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hlm. 171.
30
Tabel 3. Fotmat RPP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas :
Topik :
Alokasi Waktu :
Standar kompetensi :
Kompetensi dasar :
1. Al-Qur’an Hadits
2. Aqidah Akhlak
3. Fiqih
4. Sejarah Kebudayaan Islam
a. Indikator :
b. Tujuan pembelajaran :
c. Metode pembelajaran :
d. Langkah-langkah pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi waktu
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
e. Media pembelajaran :
f. Penilaian :
Mengetahui, Mijen,..............
Kepala Sekolah Pendidik kelas III
____________ _______________
31
2) Pelaksanakan model integrated system.
Dalam pelaksanaan model integrated system terdiri dari tiga
tahapan, yaitu: kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
1) Kegiatan pendahuluan.
Kegiatan awal ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pada tahap ini
dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang
topik yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti.
Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan nilai Pendidikan Agama Islam.
3) Kegiatan penutup.
Sifat dari kegiatan akhir adalah untuk menguatkan materi yang
telah disampaikan, menenangkan dan memotivasi siswa.
B. Kajian Pustaka
Dalam penelitian pengembangan model integrated system dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah kelas III MI Negeri Mlaten ini peneliti
memilih beberapa penelitian dan buku terdahulu yang digunakan sebagai
bahan pijakan dalam pelaksanaan penelitian antara lain:
Skripsi oleh IRMA SURYANI (3104256) Pengaruh Model
Pembelajaran Sains Terpadu terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada
Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester 1 Tahun Ajaran 2007/2008 di
MTs N I Semarang menyatakan bahwa melalui pembelajaran Sains terpadu
mampu meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas VIII semester 1. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan dalam penelitan tersebut
32
pada kelompok eksperimen nilai rata- ratanya adalah 67,18 dan nilai rata-
rata pada kelas control adalah 58,21.42
Skripsi oleh S.Umi Murtafingati Wahyuni (073111395) Penerapan
Metode Terpadu untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas I MIN
Karangmojo, Kecamatan Tasikmandu, Kabupaten Kabupaten Karanganyar
Semester 2 Tahun Ajaran 2008/2009 yang menyatakan bahwa dengan
penerapan metode terpadu mampu meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang diberikan oleh pendidik.43
Penelitian Kholis wirayanti (3102245) yang berjudul Metode Field
Trip dalam Pembelajaran tematik di SD Islam Al-Azhar 28 Semarang.
Menyimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran Field Trip tematik
sehingga mampu menanamkan akhlakul karimah baik yang berkaitan
dengan dirinya sendiri, dirinya dengan tuhan, dirinya dengan masyarakat
dan dirinya dengan alam sekitar.44
Artikel penelitian oleh Mohammad Adnan Latif yang berjudul
Pengembangan Bahan Ajar Contextual B. Inggris SLTP Cawu II untuk 6
Provinsi di Kalimantan dan Sulawesi. Dalam penitian tersebut
mengembangkan bahan ajar Contextual telah menghasilkan tiga produk
bahan ajar Contextual B. Inggris yaitu: unit lesson programs, student’s
books, student’s worksheet dan evaluation sheet untuk kelas I, II, III cawu
II.45
Dari hasil penelitian terhadap buku dan karya ilmiah tersebut,
walaupun sudah banyak yang mengkaji tentang metode pendidikan terpadu,
42Irma Suryani, Pengaruh Model Pembelajaran Sains Terpadu terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester 1 Tahun Ajaran 2007/2008 di MTs N
I Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2009). 43S.Umi Murtafingati Wahyuni , Penerapan Metode Terpadu untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas I MIN Karangmojo, Kecamatan Tasikmandu, Kabupaten Kabupaten
Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2008/2009, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
(Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009). 44Kholis Wirayanti, Metode Field Trip dalam Pembelajaran tematik di SD Islam Al-Azhar
28 Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah
IAIN Walisongo, 2008). 45Mohammad Adnan Latif, Pengembangan Bahan Ajar Contextual B. Inggris SLTP Cawu
II untuk 6 Provinsi di Kalimantan dan Sulawesi, 2009.
33
namun judul dalam proposal yang peneliti tawarkan yaitu model integrated
system dalam Pendidikan Agama Islam ini berada pada posisi
pengembangan suatu model integrated system dengan pendidikan terpadu
sebagai dasar pijakan. Pengembangan model integrated system
dilaksanakan pada Pendidikan Agama Islam madrasah, dimana Pendidikan
Agama Islam madrasah ini masih dalam bentuk terkotak-kotak
(sepparated). Hal ini dilakukan agar pemahaman nilai Pendidikan Agama
Islam dapat dicapai bukan hanya pemahaman kognitif saja.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang pengembangan produk.
Berdasarkan kajian yang telah ada maka diajukan hipotesis model
integrated system dalam Pendidikan Agama Islam madrasah yang efektif
bagi peningkatan pemahaman nilai Pendidikan Agama Islam madrasah.
Model integrated system dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu
pelaksanaan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Dalam model integrated system terdiri dari dua komponen yaitu hard
ware dan soft ware. Kedua komponen tersebut kemudian dibagi dalam
rencana, pelaksanaaan dan evaluasi. Pada proses perencanaan terdiri dari
standar isi, tujuan, metode bahan dan rancangan evaluasi. Dan pada tahap
pelaksanaan (implementasi) terdiri dari pelaksanaan model integrated
system, proses kegiatan pembelajaran dan modul pembelajaran. Dan yang
berikutnya adalah evaluasi.
34
Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang hipotesis produk yang
dikembangkan ditunjukan melalui tebel berikut ini:
Gambar 1: Model Hipotetik (hipotesis model) Integrated System
Atas dasar model integrated system yang dikembangkan tersebut
diharapkan akan efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam Madrasah menjadi lebih baik.
Model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam
Desain Implementasi Evaluasi Komponen
Model
Isi
Sasaran
RENCANA
ISI
1. Standar
Isi
2. Penentuan
tema
3. Tujuan
4. Metode
5. Bahan
6. Rencana
evaluasi
IMPLEMENTASI
1. Pelaksanaan model
integrated
system
2. Proses kegiatan pembelajaran
3. Modul
pembelajaran
EVALUASI
1. Evaluasi
formatif
dan
sumatif
2. Integrasi
tes
tertulis
dan
kinerja
Peningkatan hasil belajar
peserta didik.
Hard
ware
Soft
ware
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan atau biasa
disebut dengan reseacrh and develoment, yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.1
1. Model Penelitian
Model penelitian ini merupakan awal dalam mengembangkan suatu
model produk. Suatu model dapat diartikan sebagai suatu representasi baik
visual maupun verbal. Model menyajikan sesuatu atau informasi yang
kompleks atau rumit menjadi sesuatu yang lebih sederhana. Model
penelitian pengembangan dapat berupa model konseptual, model
prosedural dan model teoritik.2
Dalam penelitian ini menggunakan model prosedural, yaitu model
deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang
harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.3
Dalam model pengembangan, peneliti harus memperhatikan tiga hal,
yaitu:
a. Menggambarkan struktur model yang digunakan secara singkat sebagai
dasar pengembangan produk.
b. Apabila model yamg digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada,
maka perlu dijelaskan alasan memilih model, komponen-komponen
yang disesuaikan dan kekuatan serta kelemahan model dibanding model
aslinya.
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Jakarta: CV. Alfabeta,2008), hlm. 407. 2Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hlm. 199. 3Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 200.
36
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu
dipaparkan mengenai komponen-komponen dan kaitan antar komponen
yang terlibat dalam pengembangan.4
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengadaptasi dari integrated
curriculum yang kemudian dikembangkan menjadi model integrated
system. Alasan yang diambil peneliti untuk mengembangkan model
integrated system antara lain:
a. Perkembangan usia anak, anak dalam usia 6-9 tahun masih berfikir
secara holistic.
b. Materi Pendidikan Agama Islam yang saling berkaitan satu sama lain
dapat dipadukan sehingga pendidik mampu mengembangkan materi
Pendidikan Agama Islam.
c. Alokasi waktu mampu dimaksimalkan menjadi lebih baik.
2. Prosedur Penelitian
Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada
setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analisis fungsi
komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk dan menjelaskan
hubungan antar komponen dalam sistem. Model prosedural yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki prosedur/ langkah-langkah umum yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk. Menurut Borg dan Gall (1983)
menyatakan bahwa prosedur pengembangan terdiri dari:5
a. Tahap studi pendahuluan
Tahap studi pendahuluan merupakan kegiatan research and
information collecting memiliki dua kegiatan utama, yaitu studi
literatur (kaji pustaka dan hasil penelitian terdahulu) dan studi
lapangan. Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya profil
4Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti dan
Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, 2008, http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf, hlm. 9, diakses 24 Februari 2011.
5Anik Ghufron, Model Pengembangan Sistem Pembelajaran bagi Penyiapan Sumber Daya Manusia Era Informasi, http://www.teknologipendidikan.net, hlm. 8- 9, diakses 9 Februari 2011.
37
implementasi sistem pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan atau obyek pembelajaran yang hendak ditingkatkan mutunya.
Pada fase ini peneliti mengumpulkan semua informasi/data terkait
dengan penyebab kurangnya pemahaman nilai-nilai Pendidikan Agama
Islam pada kelas III di MI Negeri Mlaten.
Dari pengumpulan data yang dilakukan diketahui bahwa penyebab
kurangnya pemahaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada kelas
III di MI Negeri Mlaten adalah kurang efisiennya pembelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui pemisahan masing-masing mata
pelajaran(separated). Hal tersebut dikarenakan pemisahan masing-
masing mata pelajaran(separated) tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.6
b. Tahap pengembangan
Dalam tahap pengembangan ini terdiri dari planing and
development of the preliminary form of product.7
1) Planing (perencanaan)
Perencanaan mencakup perumusan kemampuan, merumuskan
tujuan khusus untuk menentukan urutan bahan, menentukan
kualifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan uji coba
skala kecil. Hal yang sangat vital dalam perencanaan adalah
merumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh produk yang
dikembangkan. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang tepat
untuk mengembangkan produk sehingga produk yang diuji cobakan
sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai.
2) Development of the preliminary form of product (pengembangan
format produk awal)
Dalam pengembangan format produk awal mencakup tentang
penyiapan bahan-bahan pembelajaran dan alat evaluasi dalam
6Hasil Observasi Proses Pembelajaran di MI Negeri Mlaten. 7Anik Ghufron, Model Pengembangan Sistem Pembelajaran bagi Penyiapan Sumber
Daya Manusia Era Informasi, hlm. 9.
38
pelaksanaan model integrated system.8 Hal tersebut bertujuan agar
proses pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar.
c. Tahap uji lapangan
Pada tahap uji lapangan mengandung tahap-tahap preliminary field
testing, main product revision, main field testing dan product revision.9
1) Preliminary field testing (uji coba awal)
Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi latar
(setting) penerapan atau kelayakan suatu produk jika produk
tersebut benar-benar telah dikembangkan.
2) Main product revision (revisi produk)
Hasil dari uji coba awal yang diperoleh informasi kualitatif
tentang model integrated system yang dikembangkan kemudian
dilakukan revisi yang diperlukan guna melaksanakan tahap
selanjutnya.
3) Main field testing (uji coba lapangan)
Tahap ini biasanya disebut sebagai uji coba utama dengan skor
yang lebih luas. Desain produk model integrated system yang telah
direvisi tersebut kemudian diuji coba. Dalam pengujian dapat
dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektifitas
model integrated system. Indikatornya adalah pemahaman nilai-
nilai Pendidikan Agama Islam, kecepatan kreatifitas murid dan
hasil belajar meningkat.
Tujuan dari tahap ini adalah menentukan apakah suatu produk
yang hendak dikembangkan benar-benar telah menunjukan suatu
performansi sebagaimana yang diharapkan.
4) Product revision (revisi produk)
Revisi produk ini dilakukan apabila masih ada kelemahan yang
harus diperbaiki setelah uji coba pemakaian.10
8Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 205. 9Anik Ghufron, Model Pengembangan Sistem Pembelajaran bagi Penyiapan Sumber
Daya Manusia Era Informasi, hlm. 9. 10Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 206.
39
d. Tahap desiminasi
Tahap desiminasi diartikan sebagai tahap dissemination dan
implementation. Desiminasi dan implementasi yaitu menyampaikan
hasil pengembangan (proses, prosedur produk) kepada para pengguna
dan profesional.11
Visualisasi prosedur penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Gambar 2. Prosedur penelitian.12
3. Uji Coba Model
Uji coba model bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang
dibuat layak digunakan atau tidak. Model yang baik memenuhi 2 kriteria
yaitu: kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan
11Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 207. 12Anik Ghufron, Model Pengembangan Sistem Pembelajaran bagi Penyiapan Sumber
Daya Manusia Era Informasi, hlm. 10.
Uji lapangan Diseminasi
Studi
lapangan
Profil
sasaran,
kekuatan&
kelemahan
Tujuan, kemampuan, prosedur dan uji kelayakan terbatas
Desain hepotetik
Preliminary fied testing
Main product revision
Main field testing
Product revision
Sosialisasi
dan
Diseminasi
perencanaan pengembangan
Studi Pustaka
a) Teori
b) Hasil
penelitian
terdahulu
40
(presentation criteria).13 Menurut Dick dan Carey uji coba model terdiri
dari tiga langkah yaitu: 14
a. Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one to one trying out)
Uji coba ini dilakukan dengan responden para ahli perancang
model. Kegiatan ini dilakukan untuk merivew produk awal,
memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut
dengan expert judgement atau teknik delpin. Dalam uji coba ini terdiri
dari dua langkah yaitu: analisis konseptual dan revisi I.15
b. Uji coba terbatas
Uji coba ini dilakukan dalam kelompok kecil yang terdiri atas
enam sampai delapan subyek sebagai pengguna model. Setelah itu
dilakukan revisi II.
c. Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas (a
whole class of learners)
Dalam uji coba lapangan dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu
membandingkan efektifitas model integrated system. Indikatornya
adalah pemahaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam, kecepatan.
Gambar 3: Desain eksperimen dengan control.16
X
Berdasarkan penjelasan bahwa sebelum model integrated system
dicobakan, maka dipilih kelompok yang akan diajar dengan Model
13Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti
dan Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, hlm. 12.
14Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 202. 15Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti
dan Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, hlm. 12.
16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 416.
O1 O2
O3 O4
41
Integrated System sebagai kelas eksperimen dan kelompok yang satu
sebagai kelas kontrol. O1 adalah nilai awal kelas eksperimen dan O3
adalah nilai awal kelas control. Setelah diberikan treatment/perlakuan
pada dengan model integrated system pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan model lama. Pada ujicoba apakah menghasilkan
perubahan pada siswa baik pemahaman nilai-nilai Pendidikan Agama
Islam, kreativitas peserta didik dan hasil belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat adalah letak dimana peneliti akan melakukan penelitian.
Penelitian bertempat di MI NEGERI Mlaten kecamatan Mijen Kabupaten
Demak. Madrasah Ibtidaiyah yang satu-satunya ada di desa Mlaten ini
terletak di desa kecil yang terbilang cukup jauh dari kota kecamatan Mijen
kabupaten Demak. Namun MI NEGERI Mlaten ini terbilang tidak kalah
dengan MI pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai prestasi
yang mampu diraih baik dibidang akademik maupun non akademik.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan semester genap selama satu bulan.
Terhitung dari tanggal 14 Agustus 2011 sampai 14 September 2011.
Dibawah ini akan dipaparkan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan
oleh peneliti.
Tabel 4. Jadwal penelitian
No. Rencana Kegiatan Waktu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pendahuluan
Observasi awal & pengumpulan
dokumen awal X
2 Pengembangan
Merumuskan tujuan, prosedur dan X
42
uji kelayakan
Desain hipotetik X
3 Uji lapangan
preliminary field testing X
main product revision X
main field testing X
product revision X
4 Desiminasi dan sosialisasi X
C. Subyek Penelitian
Jumlah seluruh peserta didik MI Negeri Mlaten adalah 349.17 Peserta didik
yang menjadi subyek penelitian adalah kelas III, dimana kelas III A sebagai
kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan model lama. Sedangkan kelas III
B sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model integrated
system (lampiran 1).
D. Jenis Data
Dalam pelaksanaan penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan
dua jenis data yang dapat dikumpulkan yaitu:
1. Data kualitatif, yaitu data yang berupa pendiskripsian dalam bentuk
informasi kalimat yang diperoleh pada tahap pendahuluan. Data kualitatif
ini dapat diperoleh dari :
a. Proses pelaksanaan pembelajaran pendidik.
b. Proses pembelajaran peserta didik.
2. Data kuanlitatif, yaitu data yang diolah dengan menggunakan perumusan
angka pada tahap pengembangan. Data kuantitatif ini dapat diperoleh dari:
a. Tes evaluasi hasil belajar peserta didik.
b. Data angket motivasi peserta didik. (lampiran 2).
17Dokumen MI Negeri Mlaten. Mijen, Demak Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti dalam mengumpulkan data
untuk proses penelitian.
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan tiga tekhnik
pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu tekhnik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan
dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas)
dan kesahihan (validitasnya).18
Dalam proses observasi ini yang diamati oleh peneliti adalah proses
pembelajaran, metode pendidik, proses penangkapan peserta didik dalam
pembelajaran, sarana dan prasarana yang digunakan serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.
Pengumpulan data berupa dokumentasi ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model
integrated system. Dokumen yang dapat dijadikan data penelitian ini adalah
RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) dan modul pelaksanaan model
integrated system.
3. Kuisoner (angket)
Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirim pada
responden, baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau
perantara).19
18Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm. 52. 19Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, hlm. 57.
44
Angket ini digunakan peneliti dalam mencari tanggapan peserta didik
dalam pelaksanaan model integrated system. Peserta didik diminta mengisi
daftar pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti.
4. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penentu skor angka.20
Hasil evaluasi peserta didik melalui metode tes ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang pencapaian prestasi atau hasil belajar peserta
didik setelah menggunakan model integrated system. Selain itu metode tes
juga digunakan dalam melakukan revisi uji coba model integrated system.
F. Instrumen Penelitian
1. Reliabel Instrumen
Reliabel atau biasa disebut dengan reliabelitas adalah indeks yang
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Pengujian reliabel dilakukan dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.21
2. Validitas Instrumen
Dalam pengukuran validitas, perhatian ditunjukan pada isi dan
kegunaan instrumen. Instrumen yang harus mempunyai validitas adalah
instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar.22
G. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data
dikumpulkan. Tekhnik analisis data dilakukan dengan cara mencari informasi
20Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 170. 21Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm. 192. 22Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 352.
45
potensi masalah dalam mengembangkan produk model integrated system.
Kemudian data diolah melalui dua tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap study pendahuluan
Pada tahap ini data dianalisis secara kualitatif diskriptif yaitu
menggambarkan/ melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang,
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.23Tahap
pendiskripsian ini digunakan untuk pengembangan produk.
2. Tahap study pengembangan
Pada tahap ini digunakan untuk mengetahui efektifitas produk model
yang digunakan dengan membandingkan antara kelas kontrol (kelas yang
menggunakan model konvensional) dan kelas uji coba (kelas dengan
menggunakan pengembangan model).
Dalam uji coba, analisis data yang digunakan ini adalah untuk
mengetahui signifikansi efektifitas model integrated system dilakukan
dengan cara kuantitatif eksperimen melalui uji t-test berkorelasi (related)
sebagai berikut:
S
nn
XXt
21
21
11+
−=
S = 2
)1()1(
21
222
211
−+
−+−
nn
SnSn
Dimana:
x�� : Rata-rata sampel 1 (sistem kerja lama)
x�� : Rata-rata sampel 2 (sistem kerja baru)
s� : Simpangan baku sampul 1 (sistem kerja lama)
s� : Simpangan baku sampul 2 (sistem kerja baru)
n� : Varians sampel 1
23Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada
Press, 1994), hlm.73.
46
n� : Varians sampel 2
� : Korelasi antara data dua kelompok 24
24Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 138.
47
BAB IV
PENGEMBANGAN MODEL INTEGRATED SYSTEM DALAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
Hasil penelitian “ Pengembangan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah Kelas III di Mi Negeri Mlaten, Mijen, Demak
” ini terdiri dari empat tahap yakni tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan,
tahap uji lapangan dan tahap desiminasi.
A. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap studi pendahuluan merupakan kegiatan research and information
collecting memiliki dua kegiatan utama, yaitu studi literatur (kaji pustaka dan
hasil penelitian terdahulu) dan studi lapangan. Hasil dari kegiatan ini adalah
diperolehnya profil implementasi sistem pembelajaran, khususnya yang
berkaitan dengan kegiatan atau obyek pembelajaran yang hendak
ditingkatkan mutunya. Pada fase ini peneliti mengumpulkan semua
informasi/data terkait dengan penyebab kurangnya pemahaman nilai-nilai
Pendidikan Agama Islam pada kelas III di MI Negeri Mlaten.
1. Studi Literatur
Pada studi literatur ini adalah mengumpulkan semua kajian pustaka
dan hasil penelitian sebelumnya untuk memperoleh data yang relevan
dalam mengembangkan produk model pembelajaran Integrated System.
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan literatur mengenai
pembelajaran tematik mata pelajaran umum yang memberikan gambaran
bagi peneliti untuk mengembangkan desain model Integrated System pada
Pendidikan Agama Islam.
Pembelajaran tematik umum yang dijadikan acuan sebagai bahan
pengembangna model integrated system adalah tema “sawah” yang dapat
mencakup materi IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia. Pada
pembelajaran tematik dengan tema sawah pendidik melakukan
48
pembelajaran IPA dengan cara meminta peserta didik untuk mencatat
semua makhluk hidup yang ada disawah. Sedangkan untuk materi IPS
pendidik menjelaskan tentang struktur tanah yang ada di sawah dan
meminta peserta didik menghitung luas petak sawah sebagai materi
matematika. Dan untuk materi Bahasa Indonesia peserta didik diminta
untuk membuat puisi dengan tema lingkungan sawah.
Dalam mempermudah peneliti dalam mengembangkan model,
peneliti mengumpulkan data yang ada pada MI Negeri Mlaten, data yang
diperoleh pada tahap ini adalah berupa dokumen RPP tematik di MI
Negeri Mlaten (lampiran 3). RPP mata pelajaran umum dalam bentuk
tematik memberikan kontrubusi bagi peneliti dalam mengembangkan
desain awal produk.
2. Studi Lapangan
Tahap studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi belajar
peserta didik MI Negeri Mlaten baik faktor pendukung maupun faktor
penghambatnya. Hasil yang telah didapat dalam studi lapangan ini antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Data Umum MI Negeri Mlaten
1) Latar Belakang MI Negeri Mlaten
MI Negeri Mlaten didirikan sejak tahun 1956 yang terletak di
jalan melati 6 desa Mlaten. Pada awal berdiri madrasah belum
berstatus negeri dengan nama MI Al- aulad, kemudian pada tahun
1997 berubah status menjadi negeri.
Dari awal berdiri sampai sekarang jumlah peserta didik
semakin meningkat. Pada tahun palajaran 2011/ 2012 ini jumlah
peserta didik MI Negeri Mlaten seluruhnya sebanyak 344 peserta
didik. Dalam sejarah perkembangannya sejak berdiri sampai
sekarang ini tercatat sudah lima kali periode pergantian
kepemimpinan.1
1Dokumen MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
49
Table 5: Data Kepala Sekolah MI Negeri Mlaten, Mijen,
Demak2
Periode Tahun Pelajaran Kepala Sekolah
I 1956- 1999 H. Masran
II 1999- 2003 H. Kamilin
III 2003-2005 Nurul Anam, M.Ag
IV 2005-2011 Muslikhun, S.Pd.I, M.A
V 2011-sekarang Badri Duja, M.Ag
2) Visi dan Misi MI Negeri Mlaten
Visi MI Negeri Mlaten adalah “Terwujudnya Pendiikan
Dasar yang Berkualitas, Islami, Berakhlak Mulia, Menguasai
Ilmu Pengetahuan, Tekhnologi dan Seni ”.3
Misi dari MI Negeri Mlaten antara lain sebagai berikut:
a) Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang mampu
mengembangkan peserta didik secara maksimal.
b) Mewujudkan penghayatan, ketrampilan dan pengamalan
terhadap ajaran agama Islam menuju terbentuknya insan yang
beriman dan bertaqwa.
c) Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berakhlakul
karimah, cerdas, sehat, disiplin dan bertanggung jawab.
d) Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis,
terampil, menguasai pengetahuan, tekhnologi dan seni.
e) Membimbing peserta didik untuk dapat mengenal lingkungan
sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi.4
Dari pemaparan visi dan misi MI negeri Mlaten diatas
memungkinkan untuk peneliti melakukan riset untuk
2Dokumen MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak. 3Dokumen MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak. 4Dokumen MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
50
mengembangkan model integrated system. Hal tersebut
dikarenakan dalam visi dan misi dapat dilihat bahwa MI Negeri
Mlaten memberikan ruang gerak bagi pengembangan kompetensi
peserta didik.
3) Kondisi Pendidik dan Peserta Didik
Salah satu komponen yang penting dalam proses
pembelajaran adalah pendidik. Pendidik memegang peran yang
sangat penting dalam mengembangkan peserta didik. Oleh karena
itu proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik-pendidik yang
profesional. Seluruh pendidik yang mengajar di MI Negeri Mlaten
sesuai dengan bidang keahliannya.
Adapun jumlah pendidik yang mengajar di MI Negeri Mlaten
sebanyak 20 orang sebagai pendidik tetap (lampiran 4).
Selain pendidik, komponen yang terpenting dalam peserta
didik adalah peserta didik. Peserta didik MI Negeri Mlaten tidak
kalah dengan sekolah tingkat dasar yang berada disekitar daerah
tersebut. Hal tersebut terbukti dengan berbagai prestasi yang telah
diraih oleh peserta didik baik dibidang intra maupun ekstra. Hal
tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pada instansi tersebut.
Pada tahun pelajaran 2011/ 2012 memiliki jumlah sebanyak
344 orang peserta didik. Peserta didik terbagi dalam dua belas
kelas.5
b. Kondisi Pembelajaran Kelas III MI Negeri Mlaten
Pembelajaran adalah transfer ilmu yang dilakukan secara dua
arah. Dalam pembelajaran terdiri dari tiga hal yaitu: pendidik, peserta
didik dan lingkungan kelas. Pendidik di MI Negeri Mlaten
mempunyai kemampuan yang mampu dikembangkan. Begitu juga
dengan peserta didik di MI Negeri Mlaten mempunyai kompetensi
yang tidak kalah dengan tingkat sekolah dasar yang ada di daerahnya.
5Dokumen MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
51
Dalam instansi MI Negeri Mlaten, sebelum pembelajaran
dimulai peserta didik diwajibkan melafalkan asmaul husna dan surat-
surat pendek dalam Al-qur’an. Kemudian peserta didik memulai
pembelajran dengan berdo’a yamg diarahkan oleh pendidik/pendidik.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih menggunakan
pembelajaran yang memisah-misahkan antar materi pembelajaran. Al-
qur’an hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak dan Sejarah kebudayaan Islam
masih dikotak-kotakan tanpa melihat kesamaan materi yang ada pada
masing-masing materi. Al- Qur’an dua jam pelajaran, Aqidah dua jam
pelajaran, Fiqih dua jam pelajaran dan Sejarah Kebudayaan Islam dua
jam pelajaran. Masing-masing pembelajaran dimulai dengan salam
dan membaca do’a. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi
pada satu mata pelajaran yang telah dijadwalkan pada sekolah. Selama
pembelajaran berlangsung peserta didik hanya mendengarkan materi
yang diajarkan pendidik dan pendidik lebih banyak berbicara. Materi
yang disampaikan sesuai dengan buku atau pedoman yang ada tanpa
memikirkan kondisi atau keadaan yang dialami peserta didik. Hal
tersebut akan membawa dampak yang kurang bagus terhadap
psikologi dan perkembangan kompetensi Pendidikan Agama Islam
peserta didik.6
Dalam pembelajaran yang dilakukan tersebut memiliki berbagai
kelemahan antara lain kurang efisiennya waktu, tidak mampu
mengembangkan kemampuan peserta didik dan tidak mampu
mengembangkan materi masing- masing mata pelajaran. Oleh karena
itu, perlu mengembangkan model pembelajaran baru yang mampu
mengakomodir beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Peneliti
berupaya mengembangkan Model Integrated System untuk
meminimalisir kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama islam.
6Hasil Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak.
52
B. Tahap Pengembangan
1. Perencanaan
Dalam pengembangan model integrated system dilakukan dengan
menggunakan model penelitian pengembangan. Sebelum melakukan
penelitian, sangat perlu mengadakan persiapan agar hasil yang dicapai
benar-benar maksimal. Persiapan atau langkah yang dilakukan sebelum
penelitian antara lain:
1. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah MI Negeri Mlaten.
2. Menentukan subyek penelitian yaitu peserta didik kelas III A dan III
B tahun pelajaran 2011/2012, dimana kelas III A sebagai kelas
kontrol dan III B sebagai kelas eksperimen.
3. Mencatat daftar nama dan jumlah peserta didik kelas III A dan III B
tahun pelajaran 2011/2012.
4. Memilih sepuluh orang peserta didik sebagai kelompok kecil.
5. Merancang model integrated system tahap awal dan menentukan
materi dan tema yang sesuai dengan kondisi dan pengalaman yang
dialami peserta didik.
6. Membuat jadwal yang akan dilakukan selama penelitian.
2. Development of the preliminary form of product (pengembangan
format produk awal)
Format awal produk awal dikembangkan berdasarkan komponen
pembelajaran berdasarka sistem, teori perkembangan Jean Piaget dan
kondisi pembelajaran hasil survey.
53
Gambar 4: Format Awal Produk Model Integrated System
Setelah format awal pada pengembangan model integrated system,
langkah-langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan pendidik dalam memilih tema
pembelajaran. Tema yang dipilih oleh peneliti adalah kegiatan
Ramadhan. Kegiatan Ramadhan sedang dialami oleh peserta didik
sehingga mampu menjadi pengalaman nyata dalam pembelajaran.
b. Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tema pembelajaran.
Materi yang dipilih antara lain sebagai berikut:
1) Al-Qur’an Hadits: surat at takatsur, surat al humayah dan surat al
zalzalah.
2) Fiqih : keutamaan bulan Ramadhan.
3) Aqidah Akhlak : akhlak bulan Ramadhan.
4) Sejarah Kebudayaan Islam : Perang Badar.
c. Peneliti dan pendidik bersama-sama mengelola tema pembelajaran
kedalam satu kesatuan materi Pendidikan Agama Islam.
Instrumen Input a. Tama, Standar Isi Pendidikan Agama Islam b. Kurikulum, sarana prasarana dan penilaian
pembelajaran c. Pendidik
Input Peserta Didik Kelas III MI
Negeri Mlaten
Output Peningkatan Kompetensi Pendidikan
Agama Islam
Proses Pembelajaran Model Integrated System Memfokuskan pada pengalaman yang dialami oleh peserta didik.
Lingkungan dan tuntutan masyarakat
54
d. Merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan format model integrated system. Perumusan RPP tersebut
dijabarkan melalui penyusunan indikator, penentuan tema, strategi
pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran.
Implementasi pembelajaran difokuskan pada pengalaman yang telah
dialami oleh peserta didik sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
C. Tahap Uji Lapangan Tahap 1
Pada tahap uji lapangan ini adalah untuk menguji cobakan format awal
pada model yang dikembangkan untuk memperoleh kelemahan pada model.
Selanjutnya kelemahan yang timbul diminimalisir dengan revisi yang sesuai
dengan model intehrated system. Tahap uji coba ini terdiri dari beberapa
tahap, antara lain sebagai berikut:
1. Preliminary field testing (pra uji coba terbatas)
Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi latar (setting)
penerapan atau kelayakan suatu produk jika produk tersebut benar-benar
telah dikembangkan.
Pada tahap ini dilakukan uji coba prototipe bahan secara perorangan
(one to one trying out). Uji coba ini dilaksanakan dengan responden para
ahli perancang model. Kegiatan ini dilakukan untuk merivew produk awal,
memberikan masukan untuk perbaikan. Pada uji coba ini dilakukan oleh
lima responden para ahli yang berkompeten dalam bidang pendidikan.
Lima ahli tersebut antara lain:
Tabel 6: Daftar Responden Pra Uji Coba Terbatas
No. Nama Responden Ahli Jabatan
1 Abdul Aziz, S. Ag Pengawas PAI kec. Mijen
2 Badriduja, M. Ag Kepala Sekolah MI Negeri Mlaten
3 Siti Mahsanah, S. Pd. I Pendidik Kelas III
4 Abdul Fatah, S. Pd. I Pendidik Kelas III
55
Pada tahap ini peneliti memberikan rancangan RPP sesuai dengan
format model integrated system dan melakukan diskusi untuk mencari
kelamahan yang yang ada pada model integrated system. Diskusi
dilakukan dengan cara melihat tema, materi, indikator, strategi, evaluasi
yang telah dirancang dalam RPP apakah mampu memberikan kontribusi
dalam pembelajaran PAI di MI. Dari diskusi yang telah dilakukan
diketahui bahwa kelemahan tersebut antara lain:
a. Kurang padunya tema dengan materi yang ditentukan.
Tema kegiatan Ramadhan yang dijadikan topik dalam
pembelajaran. Sementara materi yang telah diajukan adalah Al-Qur’an
Hadits: surat at takatsur, surat al humayah dan surat al zalzalah, fiqih :
keutamaan bulan Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan Ramadhan
dan sejarah kebudayaan Islam : Perang Badar. Dari materi dan tema
yang telah diajukan diadakan koreksi oleh pada ahli. Materi Al-Qur’an
Hadits: surat at takatsur, surat al humayah dan surat al zalzalah tidak
sesuai dengan tema pokok pembelajaran.
b. Perlu adanya modul dalam mempermudah pendidik melaksanakan
model integrated system.
Pembuatan modul ini merupakan instrumen dalam mempermudah
pelaksanaan model integrated system.
2. Main product revision (revisi produk)
Hasil dari uji coba awal yang diperoleh informasi kualitatif tentang
model integrated system yang dikembangkan kemudian dilakukan revisi
yang diperlukan guna melaksanakan tahap selanjutnya.
Revisi model integrated system ini melalui beberapa tahap, yakni
sebagai berikut:
a. Melakukan peninjauan ulang terhadap tema dan materi yang telah
ditentukan.
Tema yang telah ditentukan yaitu kegiatan Ramadhan dan materi
pembelajaran yang dipilih antara lain : Al-Qur’an Hadits: surat at
takatsur, surat al humayah dan surat al zalzalah, fiqih : keutamaan
56
bulan Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan Ramadhan dan sejarah
kebudayaan Islam : Perang Badar. Materi yang belum sesuai dengan
tema adalah Al-Qur’an Hadits: surat at takatsur, surat al humayah dan
surat al zalzalah. Materi tersebut tidak sesuai dengan tema karena surat
at-takatsur dan al humayah berisi larangan untuk bermewah-mewahan
dan surat al zalzalah berisi tentang hari kiamat. Dengan materi yang
tidak sesuai akan membuat peserta didik tidak mampu
mengembangkan kompetensi. Dengan pertimbangan tersebut dan
diskusi diperolehlah materi yang sesuai dengan tema yaitu surat al
Qadr.
b. Merancang proses pelaksanaan model integrated system.
Pelaksanaan model integrated system terdiri dari tiga tahap yaitu:
1) Desain pembelajaran
Desain pembelajaran ini dimaksudkan aga pendidik mampu
menentukan standar isi, tema, stategi dan metode pembelajaran.
2) Implementasi pembelajaran
Pelaksanaan model integrated system terdiri kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
3) Evaluasi pembelajaran.
Evaluasi dilaksanakan pada proses maupun akhir pembelajaran.
c. Merancang modul pembelajaran yang akan digunakan pendidik dalam
pelaksaan model integrated system (lampiran 5).
57
Gambar revisi yang dilakukan menghasilkan model integrated
system sebagai berikut:
3. Main field testing (uji coba lapangan)
Tahap ini biasanya disebut sebagai uji coba utama dengan skor yang
lebih luas. Desain produk model integrated system yang telah direvisi
tersebut kemudian diuji coba. Dalam pengujian dapat dilakukan dengan
eksperimen, yaitu membandingkan efektifitas model integrated system.
Indikatornya adalah pemahaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam,
kecepatan kreatifitas murid dan hasil belajar meningkat.
MODEL INTEGRATED SYSTEM
Desain Pembelajaran :
a. Standar Isi, terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Penentuan tema, tema ditentukan berdasarkan pengalaman peserta
didik
c. Tujuan, meningkatkan kompetensi Pendidikan Agama Islam
peserta didik
d. Materi, disesuaikan dengan tema yang ditentukan
e. Prosedur, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
f. Rencana evaluasi, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar.
Implementasi Pembelajaran :
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Evaluasi Pembelajaran :
Evaluasi dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik.
Tabel 7 : Format Produk Model Integrated System Hasil Revisi I
58
Tujuan dari tahap ini adalah menentukan apakah suatu produk yang
hendak dikembangkan benar-benar telah menunjukan suatu performansi
sebagaimana yang diharapkan.
Pada tahap uji coba tahap awal ini menggunakan tahap uji coba
terbatas dilakukan kepada subyek dalam kelompok kecil yang terdiri dari
sepuluh peserta didik (lampiran 6). Dalam uji coba ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa layak desain awal produk model
digunakan.
Penelitian Pengembangan pada uji coba terbatas dilaksanakan oleh
peneliti dengan Ibu Mahsanah sebagai Pendidik Wali Kelas MI Negeri
Mlaten Mijen Demak. Pada uji coba terbatas dilakukan kelompok kecil
dengan tema "kegiatan ramadhan" pada tangggal 22 Agustus 2011.
a. Perencanaan
1) Peneliti dan pendidik merencanakan tema “kegiatan ramadhan”.
2) Peneliti dan pendidik memilih materi pada mata pelajaran Al-
qur’an, fiqih, aqidah akhlak dan sejarah kebudayaan islam yang
sesuai dengan tema.
3) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada
tema yang telah direncanakan, kemudian diserahkan kepada
pendidik agar dipelajari. (lampiran 7)
4) Merancang perangkat tes try out (lampiran 8), berupa:
5) Peneliti menyiapkan lembar angket yang akan dibaikan kepada
peserta didik guna mengetahui model integrated system.
b. Pelaksanaan
1) Pendidik memulai pelajaran diawali dengan memberi salam
kepada peserta didik dan membaca do’a bersama-sama
dilanjutkan dengan presensi peserta didik.
2) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik
diharapkan mampu menyelesaikan soal yang berkenaan dengan
tema “kegiatan ramadhan”.
59
3) Pendidik memberikan atau menjelaskan informasi awal tentang
jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta
didik secara singkat, jelas dan penuh suasana kehangatan dan
keakraban.
4) Peneliti berkeliling untuk mengawasi kinerja peserta didik serta
memberi arahan apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan.
5) Apabila ada pertanyaan dari peserta didik, mereka diminta
mengajukan pertanyaan tersebut kepada pendidik atau peneliti.
6) Peserta didik diajak untuk menuju moshola untuk melakukan
pembelajaran.
7) Peserta didik diminta mendengarkan dan memperhatikan
demonstrasi yang dilakukan oleh pendidik.
8) Peserta didik menjelaskan secara bergantian hasil demonstrasi
yang dilakukan oleh pendidik.
9) Setelah selesai, pendidik memberikan tes uji terbatas dan angket
kepada peserta didik pada kelas kecil.
c. Hasil uji coba terbatas
Setelah uji coba terbatas model integrated system peneliti melukan
perhitungan terhadap tes try out dan angket yang telah dibagikan.
Dalam uji try out, soal try out yang diberikan kepada peserta didik
digunakan sebagai uji validitas tes untuk mengetahui berapa apakah
valid atau tidak soal tersebut diberikan kepada peserta didik. Untuk
perhitungan validitas test dapat dilihat pada lampiran 9.
Dari 25 skor soal pilihan ganda terdapat 15 soal yang valid sebagai
berikut:
Tabel 8 : Tabel Validasi Test
No Kriteria skor Nomor soal yang valid
1 Skor yang valid 1,2,5,6,7,8,11,12,14,15,16,18,
19,21,24
2 Skor yang tidak valid 3,4,9,10,13,17,20,22,23,25
60
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,9384 26
Hasil uji coba terbatas ini bahwa rata-rata hasil belajar peserta
didik kelas kecil pada tahap uji coba terbatas sebesar 66, sedangkan
rata-rata standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) rata-rata PAI
yang ditentukan oleh sekolah adalah 65.
Nilai rata-rata kelas kecil tersebut meskipun berada diatas standar
KKM yang ditentukan oleh sekolah, namun masih perlu ditingkatkan.
Dari data yang diperoleh pada tahap prasiklus ada 3 peserta didik yang
masih belum mencapai KKM dalam 10 orang kelas kecil yaitu:
Syahrul Labaik, M. Hamzah Al Farizi dan Wulan Ramadhani
(lampiran 10).
Setelah melakukan tese try out, kemudian diadakan pengisian
angket terhadap pelaksanaan model integrated system. Angket kepada
peserta didik untuk mengukur efektifitas metode mengajar baru. Dari
hasil angket (lampiran 11) diperoleh presentasi sebagai berikut:
Tabel 9: Hasil Angket
Model
konvensional Aspek-aspek kinerja sistem
Model Integrated
system
35% Kecepatan murid memahami
pelajaran 87,5%
32,5% Kreatifitas murid 75,0%
32,5% Pemahaman terhadap tema 77,5%
32,5% Rata-rata 81,67%
Pada uji coba terbatas peneliti menemui beberapa kelemahan
dalam pelaksanaan model integrated system antara lain sebagai
berikut:
61
a) Kurang teroganisir dalam melaksanakan model integrated system.
b) Pendidik belum menguasai model integrated system.
c) Kurang fokusnya materi terhadap tema yang telah ditetapkan.
4. Main product revision (revisi produk)
Pada tahapan ini adalah melakukan revisi terhadap kelemahan pada
uji coba terbatas sehingga kelemahan-kelemahan yang telah terjadi mampu
diminimalisir. Revisi produk pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan revisi terhadap kelemahan yang ada pada uji coba terbatas.
Revisi tersebut antara lain sebagai berikut:
b. Melakukan studi mendalam tentang model integrated system melalui
modul yang dikembangkan oleh peneliti.
c. Pendidik dan peneliti menyeleksi materi-materi yang dikembangkan
dalam tema.
Revisi tersebut dilakukan untuk memperoleh produk yang mampu
dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
62
Dari hasil revisi produk diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 10 : Format Produk Model Integrated System Hasil Revisi I
MODEL INTEGRATED SYSTEM
Desain Pembelajaran :
a. Standar Isi, terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Penentuan tema sesuai pengalaman peserta didik
c. Tujuan
d. Materi, disesuaikan dengan tema yang ditentukan
e. Prosedur, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
f. Rencana evaluasi
Implementasi Pembelajaran :
a. Kegiatan Awal
1) Fokuskan pada tema yang akan diajarkan.
2) Mengembangkan pengalaman peserta didik kedalam tema
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Menggali kompetensi peserta didik sesuai dengan tema yang
diajarkan
2) Elaborasi
Membawa peserta didik masuk dalam tema pembelajaran
3) Konfirmasi
Umpan balik peserta didik terhadap proses pembelajaran
c. Kegiatan Akhir
Refleksi : mengembangkan materi dan tema pembelajaran.
Evaluasi Pembelajaran :
Evaluasi dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik.
63
D. Desiminasi dan Sosialisasi
Tahap desiminasi diartikan sebagai tahap dissemination dan
implementation. Desiminasi dan implementasi yaitu menyampaikan hasil
pengembangan (proses, prosedur produk) kepada para pengguna dan
profesional.
Tahap desiminasi dan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 10
Agustus 2011 dengan melibatkan seluruh pendidik pada MI Negeri Mlaten,
Pengawas PAI kec. Mijen dan wakil wali peserta didik pada MI Negeri
Mlaten. Tahap desiminasi dan sosialisasi dilaksanakan dengan cara peneliti
memberikan modul pelaksanaan model integrated system kepada masing-
masing peserta sosialisasi.
Setelah modul dibagikan peneliti memberikan sedikit persentasi kepada
seluruh peserta bahwa model integrated system ini dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam Pendidikan Agama Islam.
Presentasi model integrated system yang telah disampaikan berisi
tentang model integrated system dalam Pendidikan Agama Islam dalam tema
kegiatan Ramadhan. Kegiatan Ramadhan ini terdiri dari beberapa materi
pokok yakni: Al-Qur’an Hadits: surat al Qadr, fiqih : keutamaan bulan
Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan Ramadhan dan sejarah kebudayaan
Islam : Perang Badar.
Dari hasil desiminasi dan sosialisasi menghasilkan produk akhir model
integrated system yang berupa desain pembelajaran, pelaksanaann
(implementasi) dan evaluasi.
1. Desain model integrated system
Tahap desain ini dilakukan dalam rangka untuk membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Tahap desain ini menentukan tema, dalam
menentukan tema harus memperhatikan pengalaman-pengalaman yang
dialami peserta didik dan memperhatikan standar isi dan materi pokok
yang cocok dengan tema.
64
2. Pelaksanakan model integrated system.
Dalam pelaksanaan model integrated system terdiri dari tiga tahapan,
yaitu: kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan.
Kegiatan awal ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pada tahap ini
dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang topik
yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti.
Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk mengembangkan nilai Pendidikan Agama Islam.
a) Eksplorasi, menggali kompetensi peserta didik sesuai dengan tema
yang diajarkan
b) Elaborasi, membawa peserta didik menciptakan makna terhadap
tema pembelajaran.
c) Konfirmasi, umpan balik peserta didik terhadap proses
pembelajaran.
3) Kegiatan penutup.
Sifat dari kegiatan akhir adalah untuk menguatkan materi yang
telah disampaikan, menenangkan dan memotivasi siswa.
3. Evaluasi, evaluasi ini dilaksanakan dari awal, proses dan akhir
pembelajaran.
Dibawah ini akan digambarkan Model Integrated System dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah pada kelas III:
65
Gambar 5 : Produk Akhir Model Integrated System
DESAIN
IMPLEMENTASI
Tema : Kegiatan Ramadhan
Indikator :mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam mata pelajaran
PAI madrasah
Materi Pokok : Al-Qur’an Hadits: suratal Qadr, fiqih : keutamaan bulan
Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan Ramadhan dan sejarah
kebudayaan Islam : Perang Badar
Kegiatan Awal:
apersepsi dan
pengkondidian
peserta didik
Kegiatan Pendidik : Malakukan apersepsi Menggali pengetahuan siswa tentang pelajaran dan mengaitkannya dengan tema Sosialisasi tujuan dan prosedur pembelajaran.
Kegiatan Peserta Didik: Merespon dengan mengemukakan pengetahuannya tentang pelajaran dan tema Menyimak penjelasan pendidik tentang sosilisasi tujuan dan prosedur pembelajaran,
serta memberikan
Kegiatan Pendidik: Menjelaskan tema yang dikaitkan dengan topik pelajaran PAI, dan diakhiri dengan pemberian tugas bermakna untuk diskusi kelompok. Memberi kesempatan siswa untuk menggali dan membaca buku sumber yang relevan dengan tugas diskusi kelompok.
Kegiatan Peserta Didik Menyimak dan merespon penjelasan pendidik mengenai tema budaya yang dikaitkan dengan topik pelajaran IPS. Menggali dan membaca buku sumber yang relevan dengan tugas diskusi kelompok. Melaksanakan diskusi kelompok untuk menemukan solusi masalah
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
Kegiatan Pendidik: Bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran. Menugaskan siswa membaca buku sumber di rumah.
Kegiatan Peserta Didik: Bersama-sama pendidik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui. Membaca buku sumber di rumah.
Kegiatan
Akhir
66
EVALUASI
E. Tahap Uji Lapangan Tahap II
Pada uji coba tahap ini menggunakan produk akhir yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya. Uji coba tahap II dilakukan dengan cara
menguji cobakan lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas (a
whole class of learners). Uji coba kelas luas ini dilakukan dengan ca
membandingkan hasil kerja pada kelas kontrol (III A) dan kelas eksperimen
(III B).
Pelaksanaan Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam
kelas (a whole class of learners) dilaksanakan pada hari Rabu 11 September
2011, dari hasil uji coba terbatas sebelumnya, ternyata masih menunjukkan
beberapa kelemahan yang menyebabkan belum sepenuhnya berhasil. Pada Uji
coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas (a whole class of
learners) ini tema yang digunakan masih sama “kegiatan ramadhan” dengan
uji coba terbatas namun dalam lingkup yang lebih luas yaitu seluruh obyek
kelas III B. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran pada Uji coba
lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas (a whole class of
learners) terlebih dahulu dilakukan revisi terhadap kelemahan yang telah .
Pada tahap ini pendidik melaksanakan perbaikan pengajaran untuk
menyelesaikan kendala yang ada pada uji coba terbatas.
Sebagaimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Atas dasar hasil uji coba terbatas, maka masalah yang berkaitan
dengan thap tersebut diidentifikasikan
b. Merancang pembelajaran dengan menggunakan model integrated
system.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Uji coba lapangan yang
melibatkan seluruh subyek dalam kelas (a whole class of learners)
Evaluasi dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil
belajar peserta didik.
67
kelas kontrol (lampiran 12) dan Rencana pelaksanaan pembelajaran
kelas eksperimen (lampiran 13)
d. Merancang perangkat tes Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh
subyek dalam kelas (a whole class of learners) (lampiran 14)
2. Pelaksanaan
a. Pendidik memulai pelajaran diawali dengan memberi salam kepada
peserta didik dan membaca do’a bersama-sama dilanjutkan dengan
presensi peserta didik.Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran,
yaitu peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan Iman kepada Rasul.
b. Pendidik menjelaskan informasi awal tentang jalannya pembelajaran
dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas
dan penuh suasana kehangatan dan keakraban.
c. Peserta didik membaca literatur tentang al qur’an hadits: surat al-qadr,
fiqih : keutamaan bulan Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan
Ramadhan dan sejarah kebudayaan Islam : Perang Badar yang
disatukan dalam tema yaitu kegiatan ramadhan.
d. Pendidik dan peserta didik bertanya jawab tentang tema dan materi
kemudian meminta peserta didik melakukan investigasi dan mencatat
materi kegiatan ramadhan tentang al qur’an hadits: surat al-qadr, fiqih
: keutamaan bulan Ramadhan aqidah akhlak : akhlak bulan Ramadhan
dan sejarah kebudayaan Islam : Perang Badar.
e. Pendidik menyalakan al qur’an hadits: surat al-qadr melalui laptop.
f. Pendidik membagi kelompok (lampiran 15) dan meminta peserta
didik berdiskusi : kegiatan ramadhan dari hasil investigasi.
g. Pendidik meminta beberapa peserta didik menyampaikan hasil
diskusi.
3. Hasil Uji Coba
Dalam ujicoba tahap ini, pendidik menilai kemampuan peserta didik
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas kontrol dan
68
kelas eksperimen. Kemudian mencari efektifitas model integrated system
dalam mata pelajaran PAI.
a. Analisis Tahap Awal
Uji coba tahap awal dilaksanakan pada kelas III A dan kelas III
B dengan tema Kegiatan Ramadhan. Pada uji coba tahap awal ini
pembelajaran PAI belaum menggunakan model integrated system.
Data nilai tes awal (pre test) pada kelas kontrol dilaksanakan
model Tes awal sebelum dilaksanakan perlakuan model integrated
system. Pada pelaksanaan pembelajaran PAI kelas kontrol nilai tes
tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta didik dalam kelas kontrol
adalah 70 dan terendah adalah 35.
Pada kelas eksperimen juga telah dilaksanakan pembelajaran
tanpa menggunakan model integrated system. Setelah melaksanakan
pembelajaran dilaksanakan tes, nilai tertinggi yang mampu dicapai
oleh peserta didik adalah 70 dan terendah adalah 40. Data nilai kelas
kontrol dan eksperimen pre test dapat dilihat dalam lampiran 16.
Setelah melaksanakan penilaian kemudian peneliti melakukan
analisis pada hasil test pre test. Analisis tahap awal ini dilaksanakan
sebagai berikut
1) Uji Normalitas
Berdasarkan pengujian uji normalitas diperoleh untuk kelas
kontrol x12hitung = 7,6 dan untuk kelas eksperimen x2
2hitung =10,8.
Dengan � = 5% dan DK =5 dalam tabel distribusi frekuensi Chi
kuadrat didapat 11,070. Maka dapat dikatakan bahwa data untuk
kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal karena
x2hitung < x2
tabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam
lampiran 17.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah
data tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau
heterogen (berbeda). Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf
69
signifikan � = 5%, jika hasil F hitung �F tabel , maka data tersebut
homogen.
Untuk mengetahui homogenitas F diperoleh dari varians
terbesar dibagi dengan varians terkecil. Dari perhitungan diketahui
bahwa F= 1,25009, jadi F hitung � Ftabel sehingga data homogen.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 18.
3) Uji kesamaan Rata-rata
Pada uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata
yang identik/ sama. Untuk mencari uji kesamaan rata-rata terlebih
dahulu mengetahui varians dan simpangan baku rata-rata kelas.
Dari perhitungan uji kesamaan Dari hasil uji t test yang
dilakukan bahwa nilai t hitung = -0,4142637. Dan t tabel= -1,67.
Ini berarti Ho DITERIMA, artinya rata-rata (mean) nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah identik atau terdapat
kesamaan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran
19.
b. Analisis Tahap Akhir
Tes tahap akhir pada kelas kontrol ini dilakukan kepada peserta
didik tanpa perlakuan model integrated system. Pada tes ini nilai
tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta didik adalah 70 dan
terendah adalah 45. Tes tahap akhir pada kelas eksperimen ini
dilakukan kepada peserta didik dengan perlakuan model integrated
system. Pada tes ini nilai tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta
didik adalah 90 dan terendah adalah 70. Data nilai eksperimen dapat
dilihat dalam lampiran 20.
1) Uji Normalitas
Tes awal pada kelas kontrol ini dilakukan kepada peserta
didik tanpa perlakuan model integrated system. Pada tes ini nilai
tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta didik adalah 70 dan
terendah adalah 45.
70
Tes awal pada kelas eksperimen ini dilakukan kepada
peserta didik tanpa perlakuan model integrated system. Pada tes
ini nilai tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta didik adalah
90 dan terendah adalah 70. Data nilai kontrol eksperimen dapat
dilihat dalam lampiran 21.
Tabel 11 : Hasil Uji Normalitas Pre Test
Kelompok �2 hitung Dk �
2 tabel
Eksperimen 12 5 11,070
Kontrol 26 5 11,070
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah
data tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau
heterogen (berbeda). Kriteria pengujian yang digunakan untuk
taraf signifikan � = 5%, jika hasil F hitung �F tabel , maka data
tersebut homogen. Untuk mengetahui perhitungan selanjutnya
dapat dilihat pada lampiran 22.
3) Uji perbedaan rata-rata
Pada uji perbedaan rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata
yang identik/ sama. Untuk mencari uji kesamaan rata-rata terlebih
dahulu mengetahui varians dan simpangan baku rata-rata kelas.
Dari hasil uji T test yang dilakukan bahwa nilai T hitung = -
12,247. Dan T tabel = -1,67. Ini berarti T hitung < T tabel Ho
DITOLAK, artinya rata-rata (mean) nilai kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah tidak identik atau berbeda secara nyata.
Untuk mengetahui perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
lampiran 23.
71
F. Pembahasan Hasil
Dari penelitian yang telah terlaksana bahwa hasil penelitian
pengembangan telah menghasilkan model integrated system yang digunakan
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pengembangan model ini
dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap studi pendahuluan, pengembangan,
uji coba dan destiminasi.
Dari hasil penilaian yang didapatkan pada uji coba bahwa nilai belajar
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan.
Hal tersebut dapat dilihat dari uji t-test hasil belajar peserta didik. Hasil uji t-
test hasil belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 12: Hasil Uji t-test Hasil Belajar
Hasil
uji
coba
N F Sig t hitung Df Sig (2-
tailed) Mean
T
tabel
30
30
0,253 0,617 -12,247
-12,247
58
57,288
0,00
0,00
-19,6667
-19,6667
-1,67
-1,67
Dari hasil Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas
(a whole class of learners) diatas diketahui bahwa dalam pelaksanaan model
integrated system mampu memberikan kontribusi yang lebih dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu model integrated system
ini sudah siap untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
G. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian di MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak oleh peneliti yang
dilaksanakan di kelas III yaitu menerapkan Model integrated system dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kelas III A sebagai kelas eksperimen sebagai sampel
72
penelitian yang jumlahnya 30 siswa sedangkan jumlah siswa keseluruhan
adalah 345 siswa. Sehingga dalam penelitian ini tidak dapat menyeluruh di
semua kelas.
2. Penelitian Pengembangan oleh peneliti di MI Negeri Mlaten, Mijen,
Demak tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai kerangka teori
dalam pengembangan model integrated system. Atas segala keterbatasan
yang dimiliki oleh peneliti, maka referensi, daftar pustaka atau hasil
penelitian yang penelitian hasilkan kurang maksimal dalam mencari
sumber tersebut.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada saat puasa Ramadahan, sehingga alokasi
waktu jam pelajaran dikurangi. Hal tersebut menyebabkan kurangya waktu
dalam melaksanakan model integrated system dalam Pendidikan Agama
Islam.
Keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh peneliti setidaknya
memberikan dampak dalam hasil penelitian pengembangan ini. Namun
peneliti tidak hentinya bersyukur karena peneliti mampu menyelesaikan
penelitian dengan maksimal.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Madrasah kelas III MI Negeri Mlaten adalah sebagi
berikut:
1. Sebelum model integrated system dilaksanakan, kondisi pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak masih
memisahkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.
Mata pelajaran Al Qur’an Hadist 2 jam pelajaran, Aqidah Akhlak 2 jam
pelajaran, Fiqih 2 jam pelajaran, dan Sejarah Kebudayaan Islam 2 jam
pelajaran.
2. Model integrated system dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah
dilaksanakan dengan cara memadukan mata pelajaran Aqidah Akhlak, Al-
Qur’an Al- Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan fiqih dalam satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam madrasah dengan menggunakan topik
yang sesuai dengan kehidupan nyata peserta didik.
3. Dari hasil uji t test yang dilakukan bahwa nilai t hitung = -12,247. Dan t
tabel= -1,67. Ini berarti Ho DITOLAK, artinya rata-rata (mean) nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak identik atau berbeda secara
nyata.
B. Saran
Dengan selesainya pelaksanaan penelitian pengembangan ini, dan
pembahasan yang dilakukan pada penelitian Pengembangan Model Integrated
System Dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah Kelas III Di Mi Negeri
Mlaten, Mijen, Demak ini, maka penulis akan memberikan beberapa saran, di
antaranya:
74
1. Pendidik harus peka terhadap pengalaman yang dialami oleh peserta didik
sebagai bahan untuk mengembanngkan tema dalam model integrated
system.
2. Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan oleh pendidik melalui
model integrated system disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
3. Pendidik diharapkan selalu memberikan motivasi dan perlu juga
memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berani berargumen
dan memberikan komentarnya. Hal ini bisa menjadikan motivasi dan
semangat khusus pada diri peserta didik.
4. Dalam pembelajaran PAI ini peserta didik harus dilibatkan secara aktif
baik secara psikis maupun fisik, serta dibiasakan menyampaikan
gagasannya.
5. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refleksi bagi
pendidik terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran terhadap
peserta didik.
C. Penutup
Maha suci Allah serta segala puji hanya Dia yang pantas menerimanya.
Dengan ini penulis mengucapkan alhamdulillah, bahwa sampai detik ini
penulis masih diberi kesempatan untuk bisa menyelesaikan tugas dalam
rangkan menyelesaikan skripsi ini. Meskipun dengan berbagai kendala yang
pada akhirnya Allah telah membukakan jalan bagi penulis.
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin,
namun penulisan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran senantiasa penulis harapkan demi perbaikan
skripsi ini ke depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua.
Akhirnya penulis berharap usaha berupa penelitian ini mampu
memberikan manfaat bagi penulis sendiri, pendidik mitra di MI Negeri
Mlaten, Mijen, Demak dan siapapun yang membaca hasil penelitian ini. Di
samping itu, semoga karya kecil ini dapat memberikan sumbangan ilmu dalam
dunia pendidikan.
75
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawy, Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syarf, Riadhus Shalihin terj. Salim
Bahreisj, Bandung: PT.Alma’arif, 1987.
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-rus Media,
2009.
Barizi, Ahmad dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul: Bagaimana
Menciptakan Pembelajaran yang Produktif dan Profesional, Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010.
Basri, Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.
Departemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahannya: Juz 1- juz 30, Surabaya:
Mekar, 2004.
Dokumen MI Negeri Mlaten. Mijen, Demak Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
Ghufron, Anik, Model Pengembangan Sistem Pembelajaran bagi Penyiapan
Sumber Daya Manusia Era Informasi, http://www.teknologipendidikan.net,
tanggal 9 Februari 2011.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,
Semarang: Rasail Media Group, 2008.
Jalaludin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.
Latif, Mohammad Adnan, Pengembangan Bahan Ajar Contextual B. Inggris
SLTP Cawu II untuk 6 Provinsi di Kalimantan dan Sulawesi, 2009.
Ma’arif, Syamsul, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, Semarang: Need’s Press,
2009.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
76
Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual:
Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Jakarta: PT.
BumiAksara, 2009.
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada
Press, 1994.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008, Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007
Redaksi Sinar Grafika, Undang- undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional): UU RI No. 20 Th. 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Sa’ud, Udin Saifudin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010.
Segala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta,
2010.
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Jakarta: CV. Alfabeta, 2008.
________, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek,
Bandung: PT remaja Rosda karya, 2010.
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2008.
Sunarto, Achmad, Himpunan Hadits Al Jami’ush Shahih, Jakarta: Annur Press,
2005.
77
Suryani, Irma, Pengaruh Model Pembelajaran Sains Terpadu terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester 1
Tahun Ajaran 2007/2008 di MTs N I Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.
Tim Penyusun Kamus pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ed. 2, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan
Peneliti dan Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode
Penelitian Pengembangan, 2008,
http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengemb_
Pembelajaran.pdf, diakses 24 Februari 2011.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Wahyuni, S.Umi Murtafingati, Penerapan Metode Terpadu untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas I MIN Karangmojo, Kecamatan Tasikmandu,
Kabupaten Kabupaten Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2008/2009,
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.
Wirayanti, Kholis, Metode Field Trip dalam Pembelajaran tematik di SD Islam
Al-Azhar 28 Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008.
Zuriah, Nurul, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi, Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
78
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ...................................... 17
Tabel 2 : Sintaks Model Integrated System ....................................................... 22
Tabel 3 : Format RPP .......................................................................................... 30
Tabel 4 : Jadwal Penelitian ................................................................................ 41
Tabel 5 : Data Kepala Sekolah MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak .................... 49
Tabel 6 : Data Responden Pra Uji Coba Terbatas .............................................. 54
Tabel 7 : Format Produk Model Integrated System Hasil Revisi I .................... 57
Tabel 8 : Tabel Validitas Test ............................................................................ 59
Tabel 9 : Prosentasi Hasil Angket Motivasi ....................................................... 60
Tabel 10 : Format Produk Model Integrated System Hasil Revisi Produk .......... 62
Tabel 11 : Hasil Uji Normalitas Pre Test ............................................................. 70
Tabel 12 : Hasil Uji t-test Hasil Belajar ............................................................... 71
79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Model Hipotetik (Hipotesis Model) Integrated System .................... 34
Gambar 2 : Prosedur Penelitian............................................................................. 39
Gambar 3 : Desain Eksperimen dengan Kontrol................................................... 40
Gambar 4 : Format Awal Produk Model Integrated System................................. 53
Gambar 5 : Model Integrated System Hasil Desiminasi ....................................... 65
80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data kelas Kontrol dan Eksperimen
Lampiran 2 : Data Angket Motivasi Peserta Didik
Lampiran 3 : RPP Tematik Mata Pelajaran Umum
Lampiran 4 : Data Guru MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak
Lampiran 5 : Modul Pelaksanaan Model Integrated System
Lampiran 6 : Daftar Kelompok Kecil Uji Coba Terbatas
Lampiran 7 : RPP Uji Coba Terbatas
Lampiran 8 : Tes Try Out
Lampiran 9 : Perhitungan Validitas Test
Lampiran 10 : Hasil Evaluasi Kelompok Kecil
Lampiran 11 : Hasil Angket Motivasi Peserta Didik
Lampiran 12 : RPP Kelas Kontrol Uji Coba Luas
Lampiran 13 : RPP Kelas Eksperimen Uji Coba Luas
Lampiran 14 : Test Uji Coba luas
Lampiran 15 : Kelompok Diskusi
Lampiran 16 : Data nilai kelas kontrol dan eksperimen pre test
Lampiran 17 : Uji Normalitas Pre Test
Lampiran 18 : Uji Homogenitas Pre Test
Lampiran 19 : Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test
Lampiran 20 : Data nilai kelas kontrol dan eksperimen Post Test
Lampiran 21 : Uji Normalitas Post Test
Lampiran 22 : Uji Homogenitas Post Test
Lampiran 23 : Uji Perbedaan Rata-rata Post Test
81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Ainun Muflikhah
2. Tempat & Tgl Lahir : Demak, 24 Januari 1990
3. NIM : 073911003
4. Alamat Rumah : Mlaten Rt 01/02, Mijen, Demak
HP : 085740925753
Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan :
1. MI Negeri Mlaten, Mijen, Demak Lulus Tahun 2001
2. SMP Negeri 1 Mijen, Demak Lulus Tahun 2004
3. SMA Negeri 1 Mijen, Demak Tahun Lulus 2007
4. S1 IAIN Walisongo Semarang Tahun 2007
Semarang, 30 Nopember 2011
Ainun Muflikhah
NIM. 073911003
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL (III A) DAN KELAS EKSPERIMEN (III B)
Kelas III A Kelas III B
Nama Jenis
kelamin Nama
Jenis kelamin
Ainur Rohmah P Ahmad Dimyatul Faqih L Aldi Hendra P L Ahtiar Firdani L Anas Muharrom L Alfiansyah L Annisa Khoirin Nida P Dewi Indah Lestari P Ayik Tazkia P Dila Safira Wulandari P Dedi Prasetiyo L Ika Yuliani P Dwi Aji Saputro L Isma Mufarikhah P Evi Muritasari P Leni Avitania P Evita Dewi Rahayu P M. Amin Safari L Fati Yusro P M. Arif L Hidayatus Salma B P M. David Agustian L Imam Shofwan L M. Hamzah Al Farizi L Iqbal Hanafi L M. Nur Hasan L Isnaini Wulantari P M. Ridho Qolbi L M. Aska Maulana L M. Tegar Saputro L Miftakhul Anam L Maulana Alfi Syahri L Mila Andriyani P Mujib Ali Fathan L Nabilatun Nikmah P Nela Aini Melati P Nia Tanwisul Uyuni P Nova Linda Eka S P Niko Pratama L Novi Yuliani P Nila Faridatul Rohmah P Nur Laila Noviana P Novita Sari P Putri Anggraini P Nur Badriatuz Zahroh P Putri Dewi Permata Hati P Putri Fitriyani P Siti Aminah P Ramzani Anshori L Sofi Rizki Ali Masykuri P Risa Sofiana P Sofiana Aryani P Salma Najwakida P Syahrul Labaik L Siti Yusrul Maghfiroh P Vela Erlia Putri P Syair Setia Kawan L Yuwananta Bima S L Wulan Ramadhani L Zulfa Lintang Larasati P
Lampiran 2
ANGKET EFEKTIVITAS MODEL INTEGRATED SYSTEM
Untuk Uji Kelas Terbatas
Metode Lama Aspek Kinerja Sistem Metode Baru
1 2 3 4 Kecepatan pemahaman pelajaran 1 2 3 4
1 2 3 4 Kreatifitas 1 2 3 4
1 2 3 4 Fokus peserta didik dalam pembelajaran 1 2 3 4
Keterangan :
1 = Rendah
2 = Agak tinggi
3 = Cepat
4 = Sangat cepat
Skor ideal untuk tiap butur instrumen
= 4 X 10 = 40
Skor ideal
= 4 X 3 X 10 = 120
Lampiran 4
DAFTAR GURU MI NEGERI MLATEN
No Nama Guru Gelar
Akademik
Pendidikan
Terakhir
Jenis
Kelamin
Status
Tugas
1 BADRIDUJA M.Ag S2 L Guru
2 ABDUL GHOFIR S.Ag S1 L Guru
3 SITI MAHSANAH S.Pd.I S1 P Guru
4 MUFRODAH S.Pd.I S1 P Guru
5 BAMBANG SURYA
SAPUTRA S.Pd S1 L Guru
6 SISTRI RINJANI S.Pd.I S1 P Guru
7 SYAIFUL BAKHRI S.Pd.I S1 L Guru
8 ABDUL FATAH S.Pd.I S1 L Guru
9 MUSTAFIDAH S.Pd.I S1 P Guru
10 AKHMAD ARIF A.Ma D2 L Guru
11 SUMARNO S.H S1 L Guru
12 SOFIYAH S.Pd.I S1 P Guru
13 ATIYAH MAUQUFAH S.Pd.I S1 P Guru
14 MUHAMMAD MURODI A.Ma D2 L Guru
15 ANIK AMAYANTI A.Ma D2 P Guru
16 MUSAYYADAH
SLTA P Guru
17 AHMAD SHOHIB A.Ma D2 L Guru
18 SAEKUL HADI A.Ma D2 L Guru
19 SITI DARMINI S.Pd.I S1 P Guru
20 ROZAQ BAHTIYAR
SLTA L TU
Lampiran 5
MODEL INTEGRATED SYSTEM
Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI
MODULMODULMODULMODUL
MODUL PELAKSANAAN
MODEL INTEGRATED SYSTEM
Oleh :Oleh :Oleh :Oleh :
Ainun Muflikhah
MI Negeri MLATENMI Negeri MLATENMI Negeri MLATENMI Negeri MLATEN
Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI MadrasahMadrasahMadrasahMadrasah Kelas IIIKelas IIIKelas IIIKelas III
Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI Model Integrated System PAI
MODUL
MODEL INTEGRATED SYSTEM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI MLATEN,
MODEL INTEGRATED SYSTEM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
Disusun Oleh:
Ainun Muflikhah
UNTUK MATERI KELAS III
MADRASAH IBTIDAIYAH
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI MLATEN,
MIJEN, DEMAK.
2011
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI MLATEN,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmin.
Puji syukur Alhamddulillah selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha khaliq atas segala Rahmat dan Bimbingan-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan modul model integrated system Pendidikan Agama Islam Madrasah pada MI kelas III.
Modul ini adalah sebuah hasil karya sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kurang lebih satu bulan penulis berinteraksi dengan kondisi lingkungan tempat riset yaitu MIN Mlaten. Oleh karena itu banyak problematika yang muncul dalam proses pembelajaran sehingga penulis merasa perlu dalam merancang modul dalam upaya untuk mempermudah pembelajaran dan sebagai alat pengumpulan data.
Dalam perampungan modul ini, semua pihak yang telah membantu dan mendukung perampungan modul model integrated system Pendidikan Agama Islam Madrasah pada MI kelas III dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu ucapan rasa terima kasih kepada:
1. Pembimbing skripsi, Bapak Abdul Kholiq, M. Ag dan Drs. Jasuri, M. S. I. 2. Kepala sekolah dan dewan guru dan staf di MI Negeri Mlaten 3. Seluruh siswa siswi MI Negeri Mlaten, terutama siswa siswi kelas III MI Negeri
Mlaten. 4. Semua pihak yang telah membantu kami baik secara materiil maupun spiritual
(secara langsung maupun tidak langsung) demi rampungnya modul yang tidak bisa kami sebut satu persatu.
Kemudian, modul ini disususn guna memberikan pemecahan masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang muncul ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan secara terkotak-kotak. Dan penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan modul masih belum sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semarang, 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Deskripsi Singkat C. Tujuan D. Manfaat E. Petunjuk Penggunaan Modul
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
TEMA : KEGIATAN RAMADHAN
A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar dan Indikator C. Tujuan Pembelajaran D. Materi E. Metode Pembelajaran F. Langkah- langkah pembelajaran G. Evaluasi
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Peserta didik pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah kelas I, II dan III berada dalam tingkatan anak usia dini. Pada masa ini anak dalam masa keemasan (Golden Age) dimana seluruh kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) berkembang luar biasa. Dalam kondisi ini pula anak mampu berfikir secara utuh (holistik) dan konkrit (nyata) sesuai dengan pengalaman yang dialami oleh peserta didik. Dalam masa ini anak belum mampu berfikir secara terpisah atau terkotak-kotak dan abstrak. Peserta didik dalam masa harus melihat karakter yang ada dalam diri mereka agar potensi mereka dapat berkembang dengan optimal. Perlu dipahami juga bahwa anak usia Madrasah Ibtidaiyah bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini. Oleh karenanya dibutuhkan suatu pembelajaran yang sesuai untuk karakteristik peserta didik itu sendiri. Hal tersebut dilakukan karena anak adalah calon generasi penerus dimana potensinya harus dikembangkan secara optimal. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan potensi anak. Dalam demikian guru harus menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran sesuai dengan tingkatan kemampuan berfikir anak agar potensi peserta didik dapat dapat berkembang dengan optimal. Pembelajaran pada anak usia dini tersebut sangatlah berbeda dengan pembelajaran pada anak yang sudah menginjak remaja. Pembelajaran anak usia dini harus dibangun oleh pengalaman nyata peserta didik. Guru harus jeli dalam memilih suatu model dalam proses pembelajarannya. Pada saat ini alternative solusi dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model terpadu dengan pendekatan tematik. Model terpadu dengan pendekatan tematik inilah pembelajaran yang memadupadankan bidang studi secara utuh (holistik) melalui tema-tema nyata yang dialami oleh siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Selain permasalahan diatas, masalah lain yang sering timbul dalam pemisahan mata pelajaran adalah tumpang tindihnya materi yang disampaikan. Sehingga banyak waktu yang terbuang percuma dengan mengulang-ulang materi yang sama. Efisiensi waktu tidak dapat diatur dengan maksimal. Hasilnya guru mengulang-ulang materi pelajaran yang ada. Pengulang-ngulangan waktu tersebut mengakibatkan materi yang diajarkan tidak mampu berkembang secara mendalam peserta didik tidak mampu memperoleh pemahaman nilai materi dan pendalaman materi Pendidikan Agama Islam Madrasah. Oleh karena itu dirancanglah model pembelajaran integrated system dalam mengatasi masalah Pendidikan Agama Islam. Dalam model pembelajaran tersebut dibutuhkan modul dalam upaya memperlancar dan sebagai panduan dalam pelaksanaan model integrated system.
B. DESKRIPSI SINGKAT 1. Pengembangan Model Integrated System.
Suatu model dalam penelitian pengembangan dihadirkan dalam bagian prosedur pengembangan, yang biasanya mengikuti model pengembangan yang dianut oleh peneliti. Dalam penelitian pengembangan terdapat tiga model pengembangan, antara lain sebagai berikut: a. Model Konseptual
Model konseptual adalah model analitis yang memberikan atau menjelaskan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan dan keterkaitan antar komponennya.
b. Model Prosedural Model prosedural merupakan model deskriptif yang menggambarkan alur atau lengkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.1
c. Model Teoritik Model teoritik adalah model yang menggambarkan kerangka berfikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.2 Dalam penjelasan model penelitian pengembangan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam pengembangan model integrated system menggunakan model pengembangan prosedural. Dimana dalam pengembangan model integrated system dihasilkan melalui beberapa prosedur atau langkah-langkah prosedural.
Model integrated system diadopsi dan dikembangkan dari model pembelajaran terpadu pada mata pelajaran umum yang kemudian melalui beberapa langkah pengembangan dihasilkan model integrated system pada mata pelajaran agama Islam.
2. Pengembangan Model Integrated System dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah.
Model integrated system dalam Pendidikan Agama Islam Madrasah yang dimaksudkan adalah memadukan mata pelajaran Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Al- Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan fiqih dalam satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam madrasah dengan menggunakan topik yang sesuai dengan kehidupan nyata siswa.
Dalam mengembangkan model integrated system ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu: a. Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berisi
komponen-komponen dari model integrated system. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
1 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), Cet. 1, hlm. 199- 200. 2 Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti dan
Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, 2008, http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf, hlm. 9, tanggal 24 Februari 2011.
yang disusun dalam skenario kegiatan.3 Komponen rencana pembelajaran model integrated system meliputi hal-hal sebagai berikut:4 1) Pemetaan kompetensi dasar/ materi pelajaran yang saling berkaitan
kedalam satu topik yang sesuai dengan pengalaman peserta didik. 2) Mengembangkan kompetensi dasar menjadi indikator dan tujuan
pembelajaran. 3) Identifikasi materi pokok yang perlu dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai indikator dan tujuan pembelajaran. 4) Menetapkan metode/ strategi pembelajaran alat dan media
pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran untuk menentukan penilaian dan tindak lanjut.
b. Pelaksanakan model integrated system. Dalam pelaksanaan model integrated system terdiri dari tiga tahapan,
yaitu: kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan pendahuluan.
Kegiatan awal ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang topik yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti. Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan nilai Pendidikan Agama Islam.
3) Kegiatan penutup. Sifat dari kegiatan akhir adalah untuk menguatkan materi yang telah disampaikan, menenangkan dan memotivasi siswa.
C. TUJUAN
Tujuan penyusunan modul dalam model integrated system antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan model pembelajaran dalam Pendidikan Agama
Islam. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan model integrated system dalam
Pendidikan Agama Islam Madrasah. 3. Untuk mengetahui efektifitas model integrated system dalam Pendidikan
Agama Islam Madrasah. D. MANFAAT
Manfaat penyusunan modul dalam model integrated system antara lain sebagai berikut:
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007, Cet. 1, hlm. 71. 4 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual: Panduan
bagi Guru, Kepala Sekolah dan pengawas Sekolah, Jakarta: PT. BumiAksara, 2009, Cet. 6., hlm. 171.
1. Sebagai panduan dalam pelaksanaan model integrated system bagi guru. 2. Sebagai sumber pembelajaran bagi peserta didik. 3. Sebagai alat pengumpulan data bagi peneliti.
E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk lebih memudahkan memahami rangkaian isi modul ini, sebaiknya Saudara membaca petunjuk di bawah ini:
1. Seluruh materi yang ada dalam modul ini hendaknya dibaca dengan seksama.
2. Bab pendahuluan merupakan informasi yang mengurai bagian penting dalam memahami modul ini. Oleh karena itu, agar dapat memahami isi modul ini dengan benar, Saudara perlu saling bertanya jawab atau berdiskusi dengan seksama Saudara ataupun dengan pelatih narasumber.
3. Modul ini akan lebih baik jika dipelajari secara berkelompok untuk memahami hal-hal teknis maupun teoritik.
4. Bila ada materi-materi yang kurang dipahami Saudara dapat bertanya langsung kepada narasumber yang menyampaikan materi modul ini.
5. Tugas dan latihan yang terdapat pada setiap bab harap dikerjakan dengan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu.
6. Untuk menguji kemampuan terhadap penguasaan modul ini, Saudara agar mengerjakan soal-soal test secara individual.
7. Apabila Saudara belum mampu menjawab sebagian besar soal yang ditampilkan dalam latihan maupun test formatif, Saudara dapat mengulangi lagi dalam mempelajarinya agar setiap kompetensi yang diharapkan dalam setiap bab dapat Saudara penuhi.
BAB II KEGIATAN RAMADHAN
A. Standar Kompetensi : 1. Fiqih
Mengenal amalan-amalan di bulan Ramadhan. 2. Sejarah Kebudayaan Islam
Mengenal peristiwa perang badar. 3. Al Qur’an hadits
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih. 4. Aqidah Akhlak
Membiasakan akhlak terpuji.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. Fiqih
Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada dalam Bulan Ramadhan. 2. Sejarah Kebudayaan Islam
Menceritakan peristiwa perang badar.
3. Al Qur’an Hadits Membaca surat al qadr secara benar dan fasih.
4. Aqidah Akhlak Membiasakan akhlak terpuji dalam bulan Ramadhan.
C. Indikator : 1. Fiqih
a. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan dengan benar.
b. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam a. Peserta didik mampu menyebutkan kejadian perang badar. b. Peserta didik mampu menceritakan kembali perang badar didepan
kelas. c. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari perang badar.
3. Al Qur’an hadits a. Peserta didik mampu melafalkan surat al qadr secara benar dan
fasih. b. Peserta didik mampu menghafal surat al qadr dengan fasih. c. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat al qadr
dengan benar. 4. Aqidah Akhlak
a. Peserta didik mampu menyebutkan akhlak terpuji bulan Ramadhan. b. Peserta didik mampu menjelaskan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mempelajari pelajaran diharapkan: 1. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada
dalam bulan Ramadhan dengan benar. 2. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan
yang ada dalam bulan Ramadhan. 3. Peserta didik mampu menyebutkan kejadian perang badar. 4. Peserta didik mampu menceritakan kembali perang badar didepan
kelas. 5. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari perang badar. 6. Peserta didik mampu melafalkan surat al qadr secara benar dan fasih. 7. Peserta didik mampu menghafal surat al qadr dengan fasih. 8. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat al qadr dengan
benar. 9. Peserta didik mampu menyebutkan akhlak terpuji bulan Ramadhan. 10. Peserta didik mampu menjelaskan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
E. Materi 1. Peta konsep
2. Penjelasan materi Kegiatan Ramadhan berisi a. Surat al Qadr
a) Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang b) Sesungguhnya, Kami telah menurunkan (AL-Qur’an) pada
malam qadar. c) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? d) Malam kemuliaan itu lebih aik dari seribu bulan. e) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan
izin Allah untuk mengatur semua urusan. f) Sejateralah (malam itu) sampai terbit fajar.
surat al qadr Aklak bulan Ramadhan
Perang Badar
keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan
Kegiatan Ramadhan
Surat Al-Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat ’Abasa. Surat ini dinamai “Al-Qadr” (kemuliaan), diambil dari perkataan “Al Qadr” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isinya: Al-Qur’an mulai diturunkan pada malam Lailatul Qadar, yang nilainya lebih dari seribu bulan; para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadar untuk mengatur segala urusan.
b. Akhlak bulan Ramadhan Ketika bulan ramadhan kita harus senantiasa melakukan
kebaikan. Dalam bulan Ramadhan mengajarkan untuk sabar, dan bersyukur atas karunia Allah. Dilarang berbohong, dilarang marah, dan hal-hal lain yang buruk.
c. Keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan Ketika bulan Ramadhan, banyak amalan- amalan/
keutamaan- keutamaan yang dilaksanakan. Amalan- amalan tersebut antara lain shalat tarawih, shalat witir, tadarus, pesantren kilat dan kuliah subuh.
d. Perang Badar
Rasulullah SAW menerima wahyu yang pertama di bulan
Ramadhan. Di bulan yang penuh berkah ini pula, tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan 2 H (13 Maret 624 H), pasukan Islam menerjuni peperangan besar melawan pasukan musyrik Quraisy di dekat sumur Badar. Badar adalah daerah yang berjarak 155 km dari Madinah, 310 km dari Makkah, dan 30 km dari pesisir pantai Laut Merah. Rasulullah SAW bersama 83 shahabat Muhajirin, 61 shahabat dari suku Aus, dan 170 shahabat dari suku Khazraj harus menghadapi 1000 orang prajurit musyrik Quraisy yang bersenjata lengkap. Dengan izin Allah SWT, 70 orang musyrik Quraisy berhasil dibinasakan dan 70 orang musyrik lainnya ditawan. Di kalangan pasukan Islam, 6 shahabat Muhajirin dan 8 shahabat Anshar gugur sebagai syuhada’. Kemenangan telak pasukan Rasulullah SAW yang kecil atas pasukan musyrik yang besar itu diabadikan oleh Allah SWT sebagai yaumul furqan, hari pembeda antara kebenaran dengan kebatilan. Kebenaran Islam dari kebatilan jahiliyyah, kebenaran tauhid dari kebatilan syirik, kebenaran iman dari kebatilan kekufuran.
Perang Badar adalah peperangan besar pertama antara kekuatan Islam dengan musuh-musuh Islam. Ia memang telah terjadi 1430 tahun yang lalu menurut kalender hijriyah. Namun
sampai hari ini, bahkan sampai menjelang hari kiamat kelak, ia akan terus menjadi sumber pelajaran bagi kaum muslimin. Berjuta hikmah senantiasa ia pancarkan sebagai pelita jalan bagi para komandan dan prajurit jihad yang berjuang menegakkan Islam. Para dai, murabbi, mushlih, dan mujaddid, senantiasa menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kerasnya jalan dakwah, tarbiyah, ishlah, dan tajdid.
F. Metode Pembelajaran :
Ceramah variatis, Resitasi dan Index chard mach
G. Langkah Pembelajaran :
Uraian Kegiatan
Kegiatan awal : a. Apersepsi :
1. Memberikan salam dan berdo’a dan absensi. 2. Memberikan pertanyaan seputar tema kegiatan ramadhan. 3. Guru menjelaskan tentang materi-materi sesuai dengan tema
kegiatan ramadhan. b. Motivasi :
1. Memberikan informasi tentang tema kegiatan ramadhan. 2. Guru meminta siswa mendengarkan surat al qadr dan meminta
siswa meminta membaca surat al qadr.
Kegiatan inti : a. fase eksplorasi
1. Siswa membaca literatur tentang surat surat al qadr, akhlak bulan Ramadhan, dan perang badar, keutamaan bulan Ramadhan yang disatukan dalam tema yaitu kegiatan ramadhan.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang tema dan materi. b. Fase elaborasi
1. Guru meminta siswa melakukan investigasi dan mencatat materi kegiatan ramadhan tentang surat al qadr, akhlak bulan Ramadhan, dan perang badar, keutamaan bulan Ramadhan.
2. Guru menyalakan surat al qadr dan melalui power point. 3. Siswa diminta berdiskusi : kegiatan ramadhan dari hasil
investigasi. c. Fase konfirmasi
1. Siswa memaparkan hasil diskusinya. 2. Guru meminta beberapa siswa menyampaikan hasil pembelajaran 3. Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran.
Kegiatan akhir : a. Tanya jawab tentang materi. b. Evaluasi.
c. Mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdallah dan salam.
H. Evaluasi Evaluasi tertulis dan lisan
BAB III PENUTUP
Demikian Modul dalam Model Integrated System Pendidikan Agama Islam
Madrasah yang telah penulis buat dengan usaha dan kerja keras. Semoga modul ini mampu memberikan manfaat bagi proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam Madrasah.
Tentunya dalam pembuatan laporan ini, masih ada kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami harapkan sumbang saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1.
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual: Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah dan pengawas Sekolah, Jakarta: PT. BumiAksara, 2009, Cet. 6.
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, Cet. 1.
Tim Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Peneliti dan Pengembangan) Departemen Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Pengembangan, 2008, http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf,.
Lampiran 6
DATA KELAS KECIL UJI COBA TERBATAS
No Nama Peserta Didik
1 Syahrul Labaik
2 M. Hamzah Al Farizi
3 Wulan Ramadhani
4 Risa Sofiana
5 Salma Najwakida
6 Dila Safira Wulandari
7 Ika Yuliani
8 Ramzani Anshori
9 Risa Sofiana
10 Putri Dewi Permata Hati
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS TERBATAS
Satuan pelajaran : MI NEGERI MLATEN
Tema : Kegiatan Ramadhan
Kelas/ Semester : III B/ I
Alokasi Waktu : 2 X 35 MENIT (1 X PERTEMUAN)
Standar Kompetensi :
1. Fiqih
Mengenal amalan-amalan di bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
Mengenal peristiwa perang badar.
3. Al Qur’an hadits
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih.
4. Aqidah Akhlak
Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar :
1. Fiqih
Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada dalam Bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
Menceritakan peristiwa perang badar.
3. Al Qur’an Hadits
Membaca surat al qadr secara benar dan fasih.
4. Aqidah Akhlak
Membiasakan akhlak terpuji dalam bulan Ramadhan.
Indikator :
1. Fiqih
a. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada dalam
bulan Ramadhan dengan benar.
b. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
a. Peserta didik mampu menyebutkan kejadian perang badar.
b. Peserta didik mampu menceritakan kembali perang badar didepan kelas.
c. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari perang badar.
3. Al Qur’an hadits
a. Peserta didik mampu melafalkan surat al qadr secara benar dan fasih.
b. Peserta didik mampu menghafal surat al qadr dengan fasih.
c. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat al qadr dengan
benar.
4. Aqidah Akhlak
a. Peserta didik mampu menyebutkan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
b. Peserta didik mampu menjelaskan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mempelajari pelajaran diharapkan:
1. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada dalam
bulan Ramadhan dengan benar.
2. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadhan.
3. Peserta didik mampu menyebutkan kejadian perang badar.
4. Peserta didik mampu menceritakan kembali perang badar didepan kelas.
5. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari perang badar.
6. Peserta didik mampu melafalkan surat al qadr secara benar dan fasih.
7. Peserta didik mampu menghafal surat al qadr dengan fasih.
8. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat al qadr dengan
benar.
9. Peserta didik mampu menyebutkan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
10. Peserta didik mampu menjelaskan akhlak terpuji bulan Ramadhan.
B. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah variatif
2. Tugas resitasi
3. Index chard mach
C. Langkah Pembelajaran :
No Uraian Kegiatan
Pengorganisasian
Siswa Waktu Pendidikan
Karakter
1 Kegiatan awal :
a. Apersepsi :
1) Memberikan salam dan berdo’a dan
absensi.
2) Memberikan pertanyaan seputar tema
kegiatan ramadhan.
b. Motivasi :
1) Memberikan informasi tentang tema
kegiatan ramadhan.
2) Guru meminta siswa mendengarkan
surat al qadr dan meminta siswa
meminta membaca surat al qadr.
K
K
K
K
2 menit
5 menit
3 menit
5 menit
Religius, disiplin,
komunikatif.
Komunikatif, rasa
ingin tahu, jujur.
Religius, jujur.
Rasa ingin tahu,
tanggung jawab,
komunikatif,
kreatif.
2 Kegiatan inti :
a. fase eksplorasi
1) Siswa membaca literatur tentang surat
surat al qadr, akhlak bulan Ramadhan,
dan perang badar, keutamaan bulan
Ramadhan yang disatukan dalam tema
yaitu kegiatan ramadhan.
I
5 menit
Gemar membaca,
kerja keras,
tanggung jawab,
rasa ingin tahu.
2) Guru dan siswa bertanya jawab tentang
tema dan materi.
b. Fase elaborasi
1) Guru meminta siswa melakukan
investigasi dan mencatat materi
kegiatan ramadhan tentang surat al qadr,
akhlak bulan Ramadhan, dan perang
badar, keutamaan bulan Ramadhan.
2) Guru menyalakan surat al qadr melalui
power point.
3) Siswa diminta berdiskusi : kegiatan
ramadhan dari hasil investigasi.
c. Fase konfirmasi
1) Siswa memaparkan hasil diskusinya.
2) Guru meminta beberapa siswa
menyampaikan hasil pembelajaran
3) Siswa dan guru merefleksikan hasil
pembelajaran.
K
I
K
G
G
I
I
5 menit
8 menit
5 menit
10
menit
8 menit
3 menit
2 menit
Rasa ingin tahu,
jujur, mandiri,
komunikatif dan
tanggung jawab.
Komunikatif, rasa
ingin tahu.
Komunikatif, kerja
sama, tangung
jawab, kerja keras,
rasa ingin tahu.
Kerja keras,
komunikaif,
tanggung jawab.
Tanggung jawab,
mandiri, kerja
keras.
3 Kegiatan akhir :
a. Evaluasi.
b. Mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdallah dan salam.
K
I
2 menit
5 menit
Jujur, mandiri, rasa
ingin tahu,
tanggung jawab.
D. Media pembelajaran
1. Buku dan Lks
2. Kartu pembelajaran
E. Evaluasi
1. Tertulis
2. Lisan
Demak, 22 Agustus 2011
Guru kelas III B, Peneliti,
Siti Mahsanah, S. Pd.I Ainun Muflikhah
NIP. 19710916 199903 2 001 NIM. 073911003
Mengetahui,
Kepala Sekolah MIN Mlaten
Badri Duja, M. Ag
NIP.19760511 200003 1 001
Lampiran 8
SOAL TRY OUT
1. Al qadr artinya .....
a. kemuliaan b. Pembukaan c. Pemberian d. Pembebasan
2. Surat Al Qadr menceritakan peristiwa pada bulan ........ a. Idul adha b. Ramadhan c. Idul fitri d. dzulhijjah
3. Meminta perlindungan dan pertolongan hanya pada ............. a. Ibu b. Bapak c. Guru d. Allah
4. Orang kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslimin, mengusir kaum muslimin dari tanah kelahiran mereka di Mekah, dan melarang kaum muslimin untuk memanfaatkan harta mereka sendiri............ a. Muslim b. Kafir harbi c. Mualaf d. Musyafir
إ�� أ����� ................... .5a. وا���وح b. ��أدراك و c. ا���ر ���� �� d. ا���ر ���� ��
6. Surat al qadr menerangkan tentang ............ a. Isra’ Mi’raj b. Lailatul Qadar c. Tahun Gajah d. Keadilan Allah
7. Surat al qadr diturunkan di .............. a. madinah b. mesir c. mekah d. syuriah
Nama : No. Absen : Kelas :
8. Surat al qadr terdiri dari ............. ayat a. Tiga b. Empat c. Enam d. Tujuh
9. Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci, pada bulan Ramadhan kita harus ......... a. Berakhlak baik b. Berbuat buruk c. Bertengkar d. Bermusuhan
10. Pada bulan Ramadhan kita harus menahan ........... a. Sholat b. Mengaji c. Hawa nafsu d. Tarawih
11. Jika melakukan ibadah pada malam lailatul qadar pada bulan ramadhan, akan mendapat pahala sebesar ............. a. 100 bulan b. 500 bulan c. 250 bulan d. 1000 bulan
12. Perang badar terjadi pada bulan ................ a. Rajab b. Maulud c. Dzulhijjah d. Ramadhan
13. Surat al qadr menjelaskan malam kemuliaan yaitu malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar adalah ............... a. Malam 100 hari b. Malam bulan ramadhan c. Malam 1000 bulan d. Malam idul fitri
14. Perang badar terjadi pada tanggal ............. a. 19 Ramadhan b. 21 Ramadhan c. 13 Ramadhan d. 17 Ramadhan
15. Pasukan kafir yang menyerang pasukan islam pada perang badar berjumlah ....... pasukan a. 1000 b. 200 c. 500 d. 80
16. Pada perang badar dimenangkan oleh ............ a. Kafir quraisy
b. Pasukan muslim c. Pasukan gajah d. Pasukan kristen
17. Nabi Muhammad ditinggal wafat ayahnya ketika ................. a. Berumur 5 tahun b. Berumur 6 tahun c. Berumur 4 tahun d. Masih dalam kandungan
18. Puasa Ramadhan hukumnya ............... a. Wajib b. Sunah c. Haram d. Makruh
19. Solat sunah genap yang dilakukan setiap malam bulan ramadhan adalah ..................... a. Shalat witir b. Shalat terawih c. Shalat dzuhur d. Shalat magrib
20. Surat Al Fatihah dalam Al Qur’an merupakan urutan yang ............. a. Pertama b. Ketiga c. Ketujuh d. Kesepuluh
21. Solat terawih hukumnya ...................... a. Wajib b. Sunah c. Haram d. Makruh
22. Jika bulan ramadhan hal yang tidak boleh dilakukan adalah ............ a. Makan siang hari b. Jujur c. Berbuat baik d. Bersedekah
23. Wanita desa yang menyusui Nabi Muhammad adalah ................ a. Halimatussa’diah b. Siti Aminah c. Siti Khotijah d. Siti Fatimah
24. Pada saat nabi Muhammad lahir ada pasukan ............... yang akan menyerang ka’bah. a. Semut b. Gajah c. Kuda d. Unta
25. Ayah nabi Muhammad bernama ................. a. Abdullah b. Abu Thalib c. Abdul Muthalib d. Hasyim
Lampiran 9 DAFTAR VALIDITAS TEST
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 xt xt2
A 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 49
B 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 15 225
C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 17 289
D 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 12 144
E 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 18 324
F 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
G 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 25
H 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 64
I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 7 49
J 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 36
4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 6 6 4 4 4 6 5 6 5 4 6 4
�xt2
=1646
p 0,4 0,5 0,3 0,4 0,5 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,6 0,6 0,4 0,4 0,4 0,6 0,5 0,6 0,5 0,4 0,6 0,4
q 0,6 0,5 0,7 0,6 0,5 0,6 0,6 0,5 0,5 0,6 0,6 0,6 0,5 0,4 0,4 0,6 0,6 0,6 0,4 0,5 0,4 0,5 0,6 0,4 0,6
p.q 0,24 0,25 0,21 0,24 0,25 0,24 0,24 0,25 0,25 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,5 0,24 0,25 0,24 0,24 0,24 �pq= 6,29
Validitas 1,048 0,918 0,4402 -0,3 0,918 1,048 1,048 0,918 -2 -0,2 1,048 1,048 0,4402 0,784 0,784 1,048 -1,6 1,048 0,784 0,033 0,784 0.033 -0,20 0,784 -0,25
valid valid Tidak valid
Tidak valid
valid valid valid valid Tidak valid
Tidak valid
valid valid Tidak valid
valid valid valid Tidak valid
valid valid Tidak valid
valid Tidak valid
Tidak valid
valid Tidak valid
Reabilitas St2 = 37,04
r11 = 0,9324
Lampiran 10
DAFTAR NILAI UJI KELAS TERBATAS
No Nama Peserta Didik Nilai KKM
1 Syahrul Labaik 5,5 Fiqih 6,5
2 M. Hamzah Al Farizi 4,5
3 Wulan Ramadhani 4,5 Al-qur’an
Hadits 6,5
4 Risa Sofiana 7,0
5 Salma Najwakida 7,5 Aqidah
Akhlak 6,5
6 Dila Safira Wulandari 6,5
7 Ika Yuliani 7,0 Sejarah
Kebudayaan
Islam
6,5 8 Ramzani Anshori 8,0
9 Risa Sofiana 7,5
10 Putri Dewi Permata Hati 8,0 Rata-rata 6,5
Jumlah 6,6
Lampiran 11
KINERJA SISTEM KERJA LAMA
No. Responden
Skor untuk butir no. Jumlah
A B c 1 1 1 2 4 2 2 1 1 4 3 1 1 1 3 4 2 2 1 5 5 2 1 2 5 6 1 1 1 3 7 2 1 1 4 8 1 2 1 4 9 1 2 1 3 10 1 1 2 4
Jumlah 14 13 13 39
Jumlah prosentasi
14:40 =0,35 =35%
13:40 =0,325 =32,5%
13:40 =0,325 =32,5%
39:120 =0,325 =32,5%
KINERJA SISTEM KERJA BARU
No. Responden
Skor untuk butir no. Jumlah
A B c 1 3 4 3 10 2 4 4 2 10 3 2 3 3 8 4 4 4 3 11 5 3 3 3 9 6 4 4 4 12 7 3 3 4 10 8 4 3 3 10 9 4 2 4 10 10 4 2 2 8
Jumlah Prosentasi
35:40 =0,875 =87,5%
30:40 =0,75 =75%
31:40 =0,775 =77,5%
98:120 =0,8167 =81,67%
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
MI : MIN MLATEN
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/Semester : III / 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memahami kalimat thayyibah (takbir), Al-Asma al-Husna (al Adhim, Al
Kabiir, al Karim dan Al Malik)
B. Kompetensi Dasar
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-
Husna (al Adhim, Al Kabiir, al Karim dan Al Malik)
C. Materi Pembelajaran
� Lafal al Adhim, Al Kabiir, al Karim dan Al Malik
� Arti al Adhim, Al Kabiir, al Karim dan Al Malik
� Wujud al Adhim, Al Kabiir, al Karim dan Al Malik
D. Metode Pembelajaran
� Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran
terutama untuk kegiatan awal.
� Tanya jawab tentang kalimat thayyibah yang siswa ketahui
� Diskusi
E. Langkah-langkah Pembelajaran
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Tujuan Pembelajaran :
� Siswa dapat mengartikan al Adhim, Al Kabiir, al Karim
dan Al Malik
� Siswa dapat menjelaskan tentang wujud Al Adhim, Al
Kabiir, Al Karim dan Al Malik melalui hasil ciptaan-Nya
Kegiatan awal :
Apersepsi :
Memberikan pertanyaan seputar kalimat thayyibah
Motivasi :
memberikan informasi tentang kalimat thayyibah
10 menit
2 Kegiatan inti :
� Siswa membaca literatur tentang kalimat thayyibah (fase
eksplorasi)
� Bertanya jawab tentang kalimat thayyibah, (fase
eksplorasi)
� Siswa diminta berdiskusi : menyebutkan kalimat
thayyibah (fase elaborasi)
� Siswa memaparkan hasil diskusinya (faseelaborasi)
� Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran (fase
konfirmasi)
60 Menit
3 Kegiatan akhir :
� Tanya jawab tentang kalimat thayyibah
� Guru memberikan tugas untuk menghafal salah satu surat
pendek sebagai pengamalan
10 menit
F. Sumber belajar dan media pembelajaran :
1. Buku paket
2. Kartu Al-Asma Al-Husna
3. Lingkungan sekitar
4. LKS
G. Penilaian
1. Tes tertulis
2. Tes lisan
Demak, 22 Agustus 2011
Guru kelas III B, Peneliti,
Siti Mahsanah, S. Pd.I Ainun Muflikhah
NIP. 19710916 199903 2 001 NIM. 073911003
Mengetahui,
Kepala Sekolah MIN Mlaten
Badri Duja, M. Ag
NIP.19760511 200003 1 001
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pelajaran : MI NEGERI MLATEN
Tema : Kegiatan Ramadhan
Kelas/ Semester : III B/ I
Alokasi Waktu : 2 X 35 MENIT (1 X PERTEMUAN)
Standar Kompetensi :
1. Fiqih
Mengenal amalan-amalan di bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
Mengenal sejarah masyarakat Arab pra Islam.
3. Al Qur’an hadits
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih.
4. Aqidah Akhlak
Memahami kalimat thayyibah ( takbir ), Al-Asma al-Husna ( al Karim, al
Musawwir dan Al Halim ).
Kompetensi Dasar :
1. Fiqih
Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada dalam Bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
Menceritakan kondisi adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat Arab pra
Islam.
3. Al Qur’an Hadits
Membaca surat at takatsur, surat al zalzalah dan surat al humazah secara
benar dan fasih.
4. Aqidah Akhlak
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al- Asma
al-Husna ( al Karim, al Musawwir dan Al Halim ).
Indikator :
1. Fiqih
a. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada
dalam bulan Ramadhan dengan benar.
b. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadhan.
2. Sejarah Kebudayaan Islam
a. Peserta didik mampu menyebutkan kondisi adat-istiadat dan kepercayaan
masyarakat Arab pra Islam dengan benar.
b. Peserta didik mampu menceritakan kembali kondisi adat-istiadat dan
kepercayaan masyarakat Arab pra Islam dengan benar.
c. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari kondisi masyarakat Arab
pra Islam.
3. Al Qur’an hadits
a. Peserta didik mampu melafalkan surat at takatsur, surat al zalzalah dan
surat al humazah secara benar dan fasih.
b. Peserta didik mampu menghafal surat at takatsur, surat al zalzalah dan
surat al humazah dengan fasih.
c. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat at takatsur, surat al
zalzalah dan surat al humazah dengan benar.
4. Aqidah Akhlak
a. Peserta didik mampu melafalkan Al- Asma al-Husna ( al Karim, al
Musawwir dan Al Halim ) dengan benar.
b. Peserta didik mampu mengartikan Al- Asma al-Husna ( al Karim, al
Musawwir dan Al Halim ) dengan benar.
c. Peserta didik mampu menyebutkan sifat-sifat Allah yang terkandung
dalam Asma al-Husna ( al Karim, al Musawwir dan Al Halim ) dengan
benar.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mempelajari pelajaran diharapkan:
1. Peserta didik mampu menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada dalam
bulan Ramadhan dengan benar.
2. Peserta didik mampu menyebutkan manfaat keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadhan.
3. Peserta didik mampu menyebutkan kondisi adat-istiadat dan kepercayaan
masyarakat Arab pra Islam dengan benar.
4. Peserta didik mampu menceritakan kembali kondisi adat-istiadat dan
kepercayaan masyarakat Arab pra Islam dengan benar.
5. Peserta didik mampu mengambil hikmah dari kondisi masyarakat Arab pra
Islam.
6. Peserta didik mampu melafalkan surat at takatsur, surat al zalzalah dan
surat al humazah secara benar dan fasih.
7. Peserta didik mampu menghafal surat at takatsur, surat al zalzalah dan
surat al humazah dengan fasih.
8. Peserta didik mampu menjelaskan isi kandungan surat at takatsur, surat al
zalzalah dan surat al humazah dengan benar.
9. Peserta didik mampu melafalkan Al- Asma al-Husna ( al Karim, al
Musawwir dan Al Halim ) dengan benar.
10. Peserta didik mampu mengartikan Al- Asma al-Husna ( al Karim, al
Musawwir dan Al Halim ) dengan benar.
B. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah variatif
2. Tugas resitasi
3. Index chard mach
C. Langkah Pembelajaran :
No Uraian Kegiatan
Pengorganisasian
Siswa Waktu Pendidikan
Karakter
1 Kegiatan awal :
c. Apersepsi :
3) Memberikan salam dan berdo’a dan
absensi.
4) Memberikan pertanyaan seputar tema
kegiatan ramadhan.
5) Guru menjelaskan tentang materi-materi
sesuai dengan tema kegiatan ramadhan.
d. Motivasi :
3) Memberikan informasi tentang tema
kegiatan ramadhan.
4) Guru meminta siswa mendengarkan
surat al qadr dan meminta siswa
meminta membaca surat al qadr.
K
K
K
K
K
2 menit
3 menit
2 menit
3 menit
5 menit
Religius, disiplin,
komunikatif.
Komunikatif, rasa
ingin tahu, jujur.
Religius, jujur.
Rasa ingin tahu,
tanggung jawab,
komunikatif,
kreatif.
2 Kegiatan inti :
d. fase eksplorasi
3) Siswa membaca literatur tentang surat
surat al qadr, akhlak bulan Ramadhan,
dan perang badar, keutamaan bulan
Ramadhan yang disatukan dalam tema
yaitu kegiatan ramadhan.
4) Guru dan siswa bertanya jawab tentang
tema dan materi.
e. Fase elaborasi
4) Guru meminta siswa melakukan
investigasi dan mencatat materi
I
K
I
5 menit
5 menit
8 menit
Gemar membaca,
kerja keras,
tanggung jawab,
rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu,
jujur, mandiri,
kegiatan ramadhan tentang surat al qadr,
akhlak bulan Ramadhan, dan perang
badar, keutamaan bulan Ramadhan.
5) Guru menyalakan surat al qadr dan
melalui power point.
6) Siswa diminta berdiskusi : kegiatan
ramadhan dari hasil investigasi.
f. Fase konfirmasi
4) Siswa memaparkan hasil diskusinya.
5) Guru meminta beberapa siswa
menyampaikan hasil pembelajaran
6) Siswa dan guru merefleksikan hasil
pembelajaran.
K
G
G
I
I
5 menit
10
menit
8 menit
3 menit
2 menit
komunikatif dan
tanggung jawab.
Komunikatif, rasa
ingin tahu.
Komunikatif, kerja
sama, tangung
jawab, kerja keras,
rasa ingin tahu.
Kerja keras,
komunikaif,
tanggung jawab.
Tanggung jawab,
mandiri, kerja
keras.
3 Kegiatan akhir :
c. Tanya jawab tentang materi.
d. Evaluasi.
e. Mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdallah dan salam.
K
I
2 menit
5 menit
Jujur, komunikatif,
mandiri, rasa ingin
tahu, tanggung
jawab, religius.
F. Media pembelajaran
1. Buku dan Lks
2. Kartu pembelajaran
G. Evaluasi
1. Tertulis
2. Lisan
3.
Demak, 22 Agustus 2011
Guru kelas III B, Peneliti,
Siti Mahsanah, S. Pd.I Ainun Muflikhah
NIP. 19710916 199903 2 001 NIM. 073911003
Mengetahui,
Kepala Sekolah MIN Mlaten
Badri Duja, M. Ag
NIP.19760511 200003 1 001
Lampiran 14
SOAL
Kelas Uji Coba Luas 1. Al qadr artinya .....
a. kemuliaan b. Pembukaan c. Pemberian d. Pembebasan
2. Surat Al Qadr menceritakan peristiwa pada bulan ........ a. Idul adha b. Ramadhan c. Idul fitri d. dzulhijjah
إ�� أ����� ................... .3a. وا���وح b. ��أدراك و c. ا���ر ���� �� d. ا���ر ���� ��
4. Surat al qadr menerangkan tentang ............ a. Isra’ Mi’raj b. Lailatul Qadar c. Tahun Gajah d. Keadilan Allah
5. Surat al qadr diturunkan di .............. a. madinah b. mesir c. mekah d. syuriah
6. Surat al qadr terdiri dari ............. ayat a. Tiga b. Empat c. Enam d. Tujuh
7. Jika melakukan ibadah pada malam lailatul qadar pada bulan ramadhan, akan mendapat pahala sebesar ............. a. 100 bulan b. 500 bulan c. 250 bulan d. 1000 bulan
8. Perang badar terjadi pada bulan ................
Nama : No. Absen : Kelas :
a. Rajab b. Maulud c. Dzulhijjah d. Ramadhan
9. Perang badar terjadi pada tanggal ............. a. 19 Ramadhan b. 21 Ramadhan c. 13 Ramadhan d. 17 Ramadhan
10. Pasukan kafir yang menyerang pasukan islam pada perang badar berjumlah ....... pasukan a. 1000 b. 200 c. 500 d. 80
11. Pada perang badar dimenangkan oleh ............ a. Kafir quraisy b. Pasukan muslim c. Pasukan gajah d. Pasukan kristen
12. Puasa Ramadhan hukumnya ............... a. Wajib b. Sunah c. Haram d. Makruh
13. Solat sunah genap yang dilakukan setiap malam bulan ramadhan adalah ..................... a. Shalat witir b. Shalat terawih c. Shalat dzuhur d. Shalat magrib
14. Solat terawih hukumnya ...................... a. Wajib b. Sunah c. Haram d. Makruh
15. Jika bulan ramadhan hal yang tidak boleh dilakukan adalah ............ a. Makan siang hari b. Jujur c. Berbuat baik d. Bersedekah
Lampiran 15
KELOMPOK DISKUSI
Kelompok 1 Kelompok 2
Ahmad Dimyatul Faqih Isma Mufarikhah
Ahtiar Firdani Leni Avitania
Alfiansyah M. Amin Safari
Dewi Indah Lestari M. Arif
Dila Safira Wulandari M. David Agustian
Ika Yuliani M. Hamzah Al Farizi
Kelompok 3 Kelompok 4
M. Nur Hasan Nova Linda Eka S
M. Ridho Qolbi Novi Yuliani
M. Tegar Saputro Nur Laila Noviana
Maulana Alfi Syahri Putri Anggraini
Mujib Ali Fathan Putri Dewi Permata Hati
Nela Aini Melati Siti Aminah
Kelompok 5
Sofi Rizki Ali Masykuri
Sofiana Aryani
Syahrul Labaik
Vela Erlia Putri
Yuwananta Bima S
Zulfa Lintang Larasati
Lampiran 16
DAFTAR NILAI PRE TEST
Nama Siswa Kelas Kontrol
Nilai
Nama Siswa Kelas Eksperimen
Nilai
Ainur Rohmah 50 Ahmad Dimyatul Faqih 50 Aldi Hendra P 55 Ahtiar Firdani 55 Anas Muharrom 50 Alfiansyah 60 Anis Khoirin Nida 55 Dewi Indah Lestari 50 Ayik Tazkia 60 Dila Safira Wulandari 60 Dedi Prasetiyo 50 Ika Yuliani 45 Dwi Aji Saputro 50 Isma Mufarikhah 45 Evi Muritasari 40 Leni Avitania 40 Evita Dewi Rahayu 60 M. Amin Safari 60 Fati Yusro 55 M. Arif 60 Hidayatus Salma B 55 M. David Agustian 60 Imam Shofwan 50 M. Hamzah Al Farizi 50 Iqbal Hanafi 65 M. Nur Hasan 60 Isnaini Wulantari 50 M. Ridho Qolbi 50 M. Aska Maulana 65 M. Tegar Saputro 60 Miftakhul Anam 70 Maulana Alfi Syahri 70 Mila Andriyani 40 Mujib Ali Fathan 45 Nabilatun Nikmah 65 Nela Aini Melati 65 Nia Tanwisul Uyuni 50 Nova Linda Eka S 50 Niko Pratama 55 Novi Yuliani 55 Nila Faridatul Rohmah 45 Nur Laila Noviana 45 Novita Sari 60 Putri Anggraini 45 Nur Badriatuz Zahroh 50 Putri Dewi Permata Hati 60 Putri Fitriyani 55 Siti Aminah 55 Ramzani Anshori 55 Sofi Rizki Ali Masykuri 55 Risa Sofiana 45 Sofiana Aryani 45 Salma Najwakida 55 Syahrul Labaik 55 Siti Yusrul Maghfiroh 60 Vela Erlia Putri 50 Sudarno 45 Yuwananta Bima S 50 Syair Setia Kawan 60 Zulfa Lintang Larasati 50
�x
=1620 ��=54
�x
=1600 ��=53,33
Hasil Analisis Pre Test
Nama Siswa Kelas Kontrol
x1- �� (x1- ��)2 Nama Siswa Kelas Eksperimen
x2- �� (x2- ��)2
Ainur Rohmah -4 16 Ahmad Dimyatul Faqih -3,33 11,0889 Aldi Hendra P 1 1 Ahtiar Firdani 1,67 2,7889 Anas Muharrom -4 16 Alfiansyah 6,67 44,4889 Anis Khoirin Nida 1 1 Dewi Indah Lestari -3,33 11,0889 Ayik Tazkia 6 36 Dila Safira Wulandari 6,67 44,4889 Dedi Prasetiyo -4 16 Ika Yuliani -8,33 69,3889 Dwi Aji Saputro -4 16 Isma Mufarikhah -8,33 69,3889 Evi Muritasari -14 196 Leni Avitania -13,33 177,6889 Evita Dewi Rahayu 6 36 M. Amin Safari 6,67 44,4889 Fati Yusro 1 1 M. Arif 6,67 44,4889 Hidayatus Salma B 1 1 M. David Agustian 6,67 44,4889 Imam Shofwan -4 16 M. Hamzah Al Farizi -3,33 11,0889 Iqbal Hanafi 11 121 M. Nur Hasan 6,67 44,4889 Isnaini Wulantari -4 16 M. Ridho Qolbi -3,33 11,0889 M. Aska Maulana 11 121 M. Tegar Saputro 6,67 44,4889 Miftakhul Anam 16 256 Maulana Alfi Syahri 16,67 277,8889 Mila Andriyani -14 196 Mujib Ali Fathan -8,33 69,3889 Nabilatun Nikmah 11 121 Nela Aini Melati 11,67 136,1889 Nia Tanwisul Uyuni -4 16 Nova Linda Eka S -3,33 11,0889 Niko Pratama 1 1 Novi Yuliani 1,67 2,7889 Nila Faridatul Rohmah -9 81 Nur Laila Noviana -8,33 69,3889 Novita Sari 6 36 Putri Anggraini -8,33 69,3889 Nur Badriatuz Zahroh -4 16 Putri Dewi Permata Hati 6,67 44,4889 Putri Fitriyani 1 1 Siti Aminah 1,67 2,7889 Ramzani Anshori 1 11 Sofi Rizki Ali Masykuri 1,67 2,7889 Risa Sofiana -9 81 Sofiana Aryani -8,33 69,3889 Salma Najwakida 1 1 Syahrul Labaik 1,67 2,7889 Siti Yusrul Maghfiroh 6 36 Vela Erlia Putri -3,33 11,0889 Sudarno -9 81 Yuwananta Bima S -3,33 11,0889 Syair Setia Kawan 6 36 Zulfa Lintang Larasati -3,33 11,0889
�(x1- ��)2= 1580
Ʃ(x2- ��)2=
1466,667
Lampiran 17
Uji Normalitas Nilai Pre Test
Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol
1. Mencari banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 30
= 1+3,3(1,477)
= 1+4,8741
= 5,8741 = 6 (dibulatkan)
2. Menentukan rentang data kelas kontrol
R= (nilai tertinggi-nilai terendah):6
= (70-35):6
= 5,833 = 6 (dibulatkan)
Distribusi Frekuensi Pre Test Kelas Kontrol
Kelas Interval
fo x1 fh fo - fh (fo - fh)2 x1-�� (x1- ��)2
40-45 5 42,5
30:6 =5
0 0 -15 225 46-51 8 48,5 3 9 -9 81 52-57 8 54,5 3 9 -3 9 58-63 5 60,5 0 0 3 9 64-69 3 66,5 -2 4 9 81 70-75 1 72,5 -4 16 15 225
Ʃ
x1=345 ��=57,5
Ʃ(fo - fh)
2
=38 Ʃ(x1- ��)2
=630
3. Uji normalitas kelas kontrol
x12=
Ʃ������2��
= 38
5
= 7,6
Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Eksperimen
1. Mencari banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 30
= 1+3,3(1,477)
= 1+4,8741
=5,8741= 6 (dibulatkan)
2. Menentukan rentang data kelas eksperimen
R= (nilai tertinggi-nilai terendah):6
= (70-40):6
= 5
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas Interval
fo x2 fh fo - fh (fo - fh)2 x2 - �� (x2-��)2
40-45 7 42,5
30:6 =5
2 4 -15 225 46-51 8 48,5 3 9 -9 81 52-57 5 54,5 0 0 -3 9 58-63 8 60,5 3 9 3 9 64-69 1 66,5 -4 16 9 81 70-75 1 72,5 -4 16 15 225
Ʃ
x2=345 ��=57,5
Ʃ(fo - fh)
2
=54 Ʃ(x2 -��)2
=630
3. Uji normalitas kelas eksperimen
x22=
Ʃ������2��
= 54
5
=10,8
Hasil Uji Normalitas Pre Test
Kelompok x2 hitung Dk x2 tabel Ket.
Kontrol 7,6 5 11,070 Normal
Eksperimen 10,8 5 11,070 Normal
Lampiran 18
Uji Homogenitas Pre Test
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1. Varians
Kelas Kontrol
S12 =
Ʃ���������n�1�
= 1184,167�30�1�
= 40,833
Kelas Eksperimen
S22 =
Ʃ����x�2�2�n�1�
= 946,667�30�1�
= 32,644
2. Uji homogenitas
F = variansterbesarvariansterkecil
= 40,83332,644
= 1,25009
dk pembilang = n1- 1= 29
penyebut = n2 – 1= 29
t hitung <t tabel jadi varians data homogen.
Lampiran 19
Uji Kesamaaan Dua Varians Data Pre Test
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1. Varians rata-rata kelas
S2= �����������������
���������
= ��.��,������.��,���
��
= 36,7385
2. Simpangan baku
S =√ �
=√36,7385
=6,0612
3. Uji kesamaan rata-rata
T=x�1�x�2! 1
�1
� 1
�2
"
T= 54�53,33
! 1
30� 1
30
6,0612
T = 0,221586
Dari perhitungan uji kesamaan Dari hasil uji t test yang dilakukan bahwa nilai
t hitung = 0,221586. Dan t tabel= -1,67. Ini berarti Ho DITERIMA, artinya rata-rata
(mean) nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah identik atau terdapat
kesamaan.
Lampiran 20
DAFTAR NILAI POST TEST
Nama Siswa Kelas Kontrol
Nilai
Nama Siswa Kelas Eksperimen Nilai
Ainur Rohmah 60 Ahmad Dimyatul Faqih 85 Aldi Hendra P 70 Ahtiar Firdani 80 Anas Muharrom 65 Alfiansyah 75 Anis Khoirin Nida 60 Dewi Indah Lestari 85 Ayik Tazkia 65 Dila Safira Wulandari 80 Dedi Prasetiyo 60 Ika Yuliani 80 Dwi Aji Saputro 65 Isma Mufarikhah 75 Evi Muritasari 50 Leni Avitania 75 Evita Dewi Rahayu 55 M. Amin Safari 75 Fati Yusro 50 M. Arif 80 Hidayatus Salma B 70 M. David Agustian 70 Imam Shofwan 65 M. Hamzah Al Farizi 85 Iqbal Hanafi 60 M. Nur Hasan 85 Isnaini Wulantari 60 M. Ridho Qolbi 80 M. Aska Maulana 65 M. Tegar Saputro 80 Miftakhul Anam 65 Maulana Alfi Syahri 90 Mila Andriyani 60 Mujib Ali Fathan 80 Nabilatun Nikmah 60 Nela Aini Melati 85 Nia Tanwisul Uyuni 50 Nova Linda Eka S 75 Niko Pratama 55 Novi Yuliani 75 Nila Faridatul Rohmah 60 Nur Laila Noviana 90 Novita Sari 60 Putri Anggraini 90 Nur Badriatuz Zahroh 65 Putri Dewi Permata Hati 85 Putri Fitriyani 65 Siti Aminah 85 Ramzani Anshori 70 Sofi Rizki Ali Masykuri 80 Risa Sofiana 45 Sofiana Aryani 70 Salma Najwakida 70 Syahrul Labaik 70 Siti Yusrul Maghfiroh 65 Vela Erlia Putri 80 Sudarno 65 Yuwananta Bima S 85 Syair Setia Kawan 60 Zulfa Lintang Larasati 80
�x =1835 ��=61,167
�x =2410 ��=80,33
Hasil Analisis Post Test
Nama Siswa Kelas Kontrol
x1- �� (x1- ��)2 Nama Siswa Kelas Eksperimen
x2- �� (x2- ��)2
Ainur Rohmah -1,167 1,361889 Ahmad Dimyatul Faqih 4,67 21,8089 Aldi Hendra P 8,833 78,021889 Ahtiar Firdani -0,33 0,1089 Anas Muharrom 3,833 14,691889 Alfiansyah -5,33 28,4089 Anis Khoirin Nida -1,167 1,361889 Dewi Indah Lestari 4,67 21,8089 Ayik Tazkia 3,833 14,691889 Dila Safira Wulandari -0,33 0,1089 Dedi Prasetiyo -1,167 1,361889 Ika Yuliani -0,33 0,1089 Dwi Aji Saputro 3,833 14,691889 Isma Mufarikhah -5,33 28,4089 Evi Muritasari -11,167 124,701889 Leni Avitania -5,33 28,4089 Evita Dewi Rahayu -6,167 38,031889 M. Amin Safari -5,33 28,4089 Fati Yusro -11,167 124,701889 M. Arif -0,33 0,1089 Hidayatus Salma B 8,833 78,021889 M. David Agustian -10,33 106,7089 Imam Shofwan 3,833 14,691889 M. Hamzah Al Farizi 4,67 21,8089 Iqbal Hanafi -1,167 1,361889 M. Nur Hasan 4,67 21,8089 Isnaini Wulantari -1,167 1,361889 M. Ridho Qolbi -0,33 0,1089 M. Aska Maulana 3,833 14,691889 M. Tegar Saputro -0,33 0,1089 Miftakhul Anam 3,833 14,691889 Maulana Alfi Syahri 9,67 93,5089 Mila Andriyani -1,167 1,361889 Mujib Ali Fathan -0,33 0,1089 Nabilatun Nikmah -1,167 1,361889 Nela Aini Melati 4,67 21,8089 Nia Tanwisul Uyuni -11,167 124,701889 Nova Linda Eka S -5,33 28,4089 Niko Pratama -6,167 38,031889 Novi Yuliani -5,33 28,4089 Nila Faridatul Rohmah
-1,167 1,361889 Nur Laila Noviana 9,67 93,5089
Novita Sari -1,167 1,361889 Putri Anggraini 9,67 93,5089 Nur Badriatuz Zahroh 3,833 14,691889 Putri Dewi Permata Hati 4,67 21,8089 Putri Fitriyani 3,833 14,691889 Siti Aminah 4,67 21,8089 Ramzani Anshori 8,833 78,021889 Sofi Rizki Ali Masykuri -0,33 0,1089 Risa Sofiana -16,167 261,371889 Sofiana Aryani -10,33 106,7089 Salma Najwakida 8,833 78,021889 Syahrul Labaik -10,33 106,7089 Siti Yusrul Maghfiroh 3,833 14,691889 Vela Erlia Putri -0,33 0,1089 Sudarno 3,833 14,691889 Yuwananta Bima S 4,67 21,8089 Syair Setia Kawan -1,167 1,361889 Zulfa Lintang Larasati -0,33 0,1089
�(x1- ��)2
=1184,167 Ʃ(x2- ��)2
=946,667
Lampiran 21
Uji Normalitas Nilai Post test
Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol
1. Mencari banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 30
= 1+3,3(1,477)
= 1+4,8741
=5,8741= 6 (dibulatkan)
2. Menentukan rentang data kelas kontrol
R= (nilai tertinggi-nilai terendah):6
= (70-45):6
=4,1
= 4
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas Interval
fo x1 fh fo - fh (fo - fh)2 x1-�� (x1- ��)2
45-49 1 47
30:6 =5
-4 16 -12,5 156,25 50-54 3 52 -2 4 -7,5 56,25 55-59 2 57 -3 9 -2,5 6,25 60-64 10 62 5 25 2,5 6,25 65-69 10 67 5 25 7,5 56,25 70-74 4 72 -1 1 12,5 156,25
Ʃ
x1=357 ��=59,5
Ʃ(fo - fh)
2
=80
�(x1- ��)2
=437,5
3. Uji normalitas kelas kontrol
x12=
Ʃ������2��
= 68
5
= 13,6
Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen
1. Mencari banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 30
= 1+3,3(1,477)
= 1+4,8741
=5,8741= 6 (dibulatkan)
2. Menentukan rentang data kelas eksperimen
R= (nilai tertinggi-nilai terendah):6
= (90-70):6
=3,3 = 3
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas Interval
fo x2 fh fo - fh (fo - fh)2 x2 - �� (x2-��)2
70-73 3 71,5
30:6 = 5
-2 4 -10 100 74-77 6 75,5 -1 1 -6 36 78-81 10 79,5 5 25 -2 4 82-85 8 83,5 3 9 2 4 86-89 0 87,5 -5 25 6 36 90-93 3 91,5 -2 4 10 100
Ʃ
x2=489 ��=81,5
Ʃ(fo - fh)2
=68 Ʃ(x2- ��)2
=280
3. Uji normalitas kelas eksperimen
x22=
Ʃ������2��
= 80
5
=16
Tabel 22 : Hasil Uji Normalitas Post Test
Kelompok x2 hitung Dk x2 tabel
Kontrol 13,6 5 11,070
Eksperimen 16 5 11,070
Lampiran 22
Uji Homogenitas Post Test
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1. Varians
Kelas kontrol
S12 =
Ʃ���������n�1�
= 1184,167�30�1�
= 40,833344
Kelas eksperimen
S22 =
Ʃ����x�2�2�n�1�
= 946,667�30�1�
= 32,643689
2. Uji homogenitas
F = variansterbesarvariansterkecil :
= 40,83334432,643689
= 1,2508801
dk pembilang = n1- 1= 29
penyebut = n2 – 1= 29
t hitung <t tabel jadi varians data homogen.
Pada uji homogenitas untuk pre test diatas diperoleh data bahwa F hitung =
1,2508801 sementara F tabel = 1,85. Jadi Fhitung #Ftabel. Hal ini berarti bahwa data
bervarians homogen.
Lampiran 23
Uji Perbedaan Rata-rata
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1. Varians rata-rata kelas
S2= �����������������
���������
= 29.69,224�29.49,540241
58
= 59,382118
2. Simpangan baku
S =√ �
=√59,382118
=7,7059793
3. Uji perbedaan rata-rata
T=�������! �
$���$�
"
T= 61,17�80,33
! 1
30� 1
30
3,52
T = - 12,15797
Dari hasil uji T test yang dilakukan bahwa nilai T hitung = -12,247. Dan T tabel =
-1,67. Ini berarti T hitung < T tabel Ho DITOLAK, artinya rata-rata (mean) nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak identik atau berbeda secara nyata.