SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

104
SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, DANA ALOKASI UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL (STUDI KASUS PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PULAU KALIMANTAN) OLEH : YOLANDA SIMANJUNTAK 150503152 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Transcript of SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO, DANA ALOKASI UMUM, JUMLAH PENDUDUK

DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL (STUDI KASUS

PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI PULAU KALIMANTAN)

OLEH :

YOLANDA SIMANJUNTAK

150503152

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : YOLANDA SIMANJUNTAK

NIM : 150503152

PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI :

Tanggal Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA)

NIP. 19580222 198203 1003

Tanggal Dekan

(Prof. Dr. Ramli, SE MS)

NIP. 19580602 198803 1001

PENGARUH PENDAPATAN ASLI

DAERAH, PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO, DANA ALOKASI

UMUM, JUMLAH PENDUDUK, DAN LUAS

WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL

(STUDI KASUS PADA KABUPATEN DAN

KOTA DI PULAU KALIMANTAN)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : YOLANDA SIMANJUNTAK

NIM : 150503152

PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI :

Medan, 2019

Menyutujui

Pembimbing

(Drs. Rasdianto, M.Si.,Ak)

NIP. 19550908 198103 1 005

PENGARUH PENDAPATAN ASLI

DAERAH, PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO, DANA ALOKASI

UMUM, JUMLAH PENDUDUK, DAN LUAS

WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL

(STUDI KASUS PADA KABUPATEN DAN

KOTA DI PULAU KALIMANTAN)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 24 Mei 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Drs. Rasdianto, M.Si, Ak

Penguji : Dra. Mutia Ismail, MM, Ak

Pembanding : Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA

Universitas Sumatera Utara

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

i

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada

Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan)” adalah benar hasil karya tulis saya

sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah

mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2019

Yang Membuat Pernyataan

Yolanda Simanjuntak

NIM 150503152

Universitas Sumatera Utara

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

ii

ABSTRAK

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO, DANA ALOKASI UMUM, JUMLAH PENDUDUK

DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL

(STUDI KASUS PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI PULAU KALIMANTAN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat (causal research). Pengujian

hipotesis dilakukan dengan analisa regresi linier berganda yang menggunakan alat bantu pengolahan data dengan program aplikasi SPSS Variabel Independen pada

penelitian ini adalah pendapatan asli daerah, produk domestik regional bruto, dana

alokasi umum, jumlah penduduk dan luas wilayah sedangkan Variabel

Dependennya adalah belanja modal Jumlah sampel yang digunakan adalah

sebanyak 55 sampel yang merupakan Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan Pendapatan Asli

Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada

Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan. Secara parsial Pendapatan Asli Daerah,

Produk Domestik Regional Bruto dan Luas Wilayah berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau

Kalimantan. Sedangkan Jumlah Penduduk berpengaruh negatif signifikan

terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan. Lain

halnya dengan Dana Alokasi Umum yang berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap Belanja Modal.

Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto,

Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan

Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

iii

ABSTRACT

INFLUENCE OF LOCAL OWN REVENUE, BRUTO REGIONAL DOMESTIC

PRODUCT, GENERAL ALLOCATION FUNDS, TOTAL POPULATION

AND WIDE OF REGION TOWARD CAPITAL EXPENDITURE

(CASE STUDY IN REGENCY AND CITY ON THE ISLAND

OF KALIMANTAN)

This study aims to determine and analyze whether the influence of Local

Own Revenue, Bruto Regional Domestic Product, General Allocation Funds,

Total Population and Wide of Region toward Capital Expenditure. The type of the

research was a causal research. The hypothesis was tested by using multiple

linear regression analysis, using auxiliary apparatus of data processing with

application SPSS program. The independent variable used in this research are

Local Own Revenue, Bruto Regional Domestic Product, General Allocation

Funds, Total Population and Wide of Region, dependent variable is Capital

Expenditure. The number of samples used is 55 samples which is the Regency and

City on the Island of Kalimantan. Type of data used is secondary data.

The results of this study prove that simultaneously Local Own Revenue,

Bruto Regional Domestic Product, General Allocation Funds, Total Population

and Wide of Region had significant effect on capital expenditures in Regency and

City on the Island of Kalimantan. Partially Local Own Revenue, Bruto Regional

Domestic Product and Wide of Region have a significant positive effect on the

Capital Expenditure in Regency and City on the Island of Kalimantan. While

Total Population has a significant negative effect on the Capital Expenditure in

Regency and City on the Island of Kalimantan. Another case with General

Allocation Funds influentlial negative insignificant effect on the Capital

Expenditure.

Keywords: Local Own Revenue, Bruto Regional Domestic Product, General

Allocation Funds, Total Population, Wide of Region and Capital

Expenditure

Universitas Sumatera Utara

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang selalu melimpahkan berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada

Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan)” dengan baik sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis di Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dukungan, dorongan, bimbingan,

nasehat dan doa dari berbagai pihak selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih sebesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S. MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen S-1

Akuntansi dan Alm. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, selaku Sekretaris

Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberi dorongan, nasehat dan sangat membantu penulis dalam melakukan

penelitian ini untuk menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Jurusan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

v

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Ibu

Dra. Mutia Ismail, MM, AK, selaku dosen penguji dan Bapak Drs. Idhar

Yahya, MBA, Ak, CA, selaku dosen pembanding yang sudah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Kedua orangtua penulis, Ir. Mahadi Simanjuntak, M.Si, MM dan Nurhaida

Damanik yang selalu memberi perhatian lebih, semangat, doa, kasih sayang

dan dukungan secara moral ataupun material selama penulisan skripsi dan

proses pendidikan. Semoga dengan selesainya skripsi ini menjadi salah satu

kado terbaik atas perjuangan dalam membesarkan penulis hingga menjadi

seperti sekarang ini. Untuk kedua saudari penulis, dr. Mawar Intan

Sarahwaty Simanjuntak dan Henny Arianti Simanjuntak, S.H yang selalu

mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan skripsi imi dan

mendukung dalam segala hal.

5. Seluruh teman-teman Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 yang telah bersama dengan penulis

yang berjuang untuk mendapatkan ilmu bermanfaat agar kelak kita dapat

memberikan yang terbaik tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga

untuk bangsa dan tanah air.

6. Kepada Ibu Wulan Rahmawati, S.E, M.Sc dan juga untuk sahabat yang

selalu menemani penulis, Putri, Mia dan Feby, untuk Melissa, Naomi,

Sardes, Myron dan Gege, untuk Mega, Monica, Sarah, Liona, Priscilla, dan

Yemima, untuk Yesaya, Rachel, Shinta, Sucita, Rini, Parlin dan Donny dan

untuk teman-teman pengurus di Himpunan Mahasiswa Akuntansi.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

vi

Terimakasih untuk menjadi teman yang selalu memotivasi dalam

penyelesaian skripsi ini. Semoga kelak kita bertemu kembali dengan kabar

kesuksesan masing-masing.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis sangat menerima saran dan kritik konstruktif yang bertujuan

untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, 2019

Yang membuat pernyataan

Yolanda Simanjuntak

NIM: 150503152

Universitas Sumatera Utara

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN .................................................................................................. i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

ABSTRACT ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 11

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ....................................................................... 13

2.1.1 Belanja Modal ............................................................. 13

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah .............................................. 15

2.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................. 17

2.1.4 Dana Alokasi Umum ................................................... 17

2.1.5 Jumlah Penduduk ........................................................ 19

2.1.6 Luas Wilayah .............................................................. 20

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 21

2.3 Kerangka Konseptual.............................................................. 30

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 39

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 39

3.2.1 Jenis Data .................................................................... 39

3.2.2 Sumber Data ............................................................... 39

3.3 Populasi dan Penentuan Sampel .............................................. 40

3.3.1 Populasi ...................................................................... 40

3.3.2 Penentuan Sampel ....................................................... 40

3.4 Definisi Operasional ............................................................... 42

3.4.1 Variabel Dependen ...................................................... 43

3.4.2 Variabel Independen ................................................... 43

3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 45

3.6 Teknik Analisis Data .............................................................. 46

3.6.1 Statistik Deskriptif ...................................................... 46

Universitas Sumatera Utara

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

viii

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 46

3.6.2.1 Uji Norrnalitas ............................................... 47

3.6.2.2 Uji Multikolonieritas ..................................... 47

3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas .................................... 48

3.6.2.4 Uji Autokorelasi ............................................ 48

3.7 Analisis Regresi ...................................................................... 49

3.8 Pengujian Hipotesis ................................................................ 50

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi (𝑅2) ................................... 50

3.8.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) .................................... 51

3.8.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ............................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian...................................................... 53

4.2 Statistik Deskriptif .................................................................. 53

4.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 55

4.3.1 Uji Normalitas ............................................................. 56

4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................... 58

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................ 59

4.3.4 Uji Autokorelasi .......................................................... 61

4.4 Analisis Regresi ...................................................................... 62

4.5 Pengujian Hipotesis ................................................................ 64

4.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 64

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) .................................... 65

4.5.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ............................... 68

4.6 Pembahasan Penelitian ........................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 74

5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 75

5.3 Saran ...................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 80

Universitas Sumatera Utara

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Research Gap .......................................................................................... 8

1.2 Tingkat Belanja Modal Pulau Kalimantan Tahun 2014-2016 .................. 10

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................................ 27

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 41

4.1 Statistik Deskriptif.................................................................................. 54

4.2 Kolmogorov-Smirnov Test ..................................................................... 57

4.3 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 59

4.4 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 61

4.5 Uji Regresi Berganda ............................................................................. 62

4.6 Koefisien Determinasi ............................................................................ 64

4.7 Uji Signfikansi Parsial (uji-t) ................................................................. 66

4.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ........................................................... 69

Universitas Sumatera Utara

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ............................................................................. 31

4.1 Grafik Histogram ................................................................................... 56

4.2 Grafik Normal P-Plot.............................................................................. 58

4.3 Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ...................................................... 60

Universitas Sumatera Utara

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada prinsipnya, otonomi daerah adalah bentuk konkret dari pelaksanaan

desentralisasi. Adapun konsep dasar otonomi daerah adalah pemerintah pusat

memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk merencanakan dan

melaksanakan pembangunan daerahnya masing-masing dengan seminimal

mungkin campur tangan dari pemerintah pusat namun dilakukan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan tersebut diatur dalam UU

Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi

menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Menurut Wajong

(1975) dalam Yuwono, dkk (2015) mendefinisikan otonomi daerah sebagai

kebiasaan untuk memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan

keuangan sendiri, menentukan hukum sendiri, dan berpemerintahan sendiri.

Pendapat tersebut didukung oleh Syafruddin (1985) dalam Yuwono, dkk (2015)

yang menguraikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau kemandirian tetapi

bukan kemerdekaan. Dari pengertian itu jelas bahwa penekanannya lebih kepada

kebebasan yang terbatas sebagai wujud dari pemberian kesempatan yang harus

dipertanggungjawabkan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dan

masyarakat.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan

bahwa yang dimaksud dengan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus

Universitas Sumatera Utara

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

2

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

Desentralisasi atau otonomi daerah dibutuhkan untuk menumbuhkan

prakarsa daerah sekaligus memfasilitasi aspirasi daerah sesuai keanekaragaman

kondisinya masing-masing. Melalui desentralisasi, daerah akan mengalami proses

pemberdayaan yang signifikan sehingga memacu kemampuan prakarsa dan

kreativitas daerah serta meningkatkan kapabilitas daerah dalam menangani

berbagai masalah domestik. Dengan kata lain, melalui penerapan kebijakan sistem

otonomi, daerah ditantang untuk menemukan solusi yang lebih kreatif atas

berbagai masalah yang dihadapinya. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah

Daerah dalam organisasi sektor publik adalah mengenai pengalokasian anggaran

dengan sumber daya yang terbatas.

Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan pelayanan publik. Anggaran daerah juga digunakan sebagai alat

untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan

keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa

yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi

kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua

aktivitas dari berbagai unit kerja. Dokumen anggaran daerah disebut Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun kabupaten

dan kota. Proses penyusunan anggaran pasca 22/1999 (dan UU 32/2004)

melibatkan dua pihak: eksekutif dan legislatif, masing-masing melalui sebuah tim

atau panitia anggaran. Adapun eksekutif sebagai pelaksana operasionalisasi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

3

daerah berkewajiban membuat draft/rancangan APBD, yang hanya bisa

diimplementasikan kalau sudah disahkan oleh DPRD dalam proses ratifikasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

APBD menurut Wajong (1962) dalam Halim (2008) didefenisikan sebagai

rencana pekerjaan keuangan (financial workplan) yang dibuat untuk suatu jangka

waktu ketika badan legislatif (DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif

(kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga

daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar penetapan anggaran, dan

yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi.

Pemerintah daerah harus dapat mengalokasikan pendapatan yang diperoleh

untuk belanja daerah yang bersifat produktif, misalnya untuk melakukan aktivitas

pembangunan. Selama ini pemerintah daerah lebih banyak menggunakan

pendapatan daerah untuk keperluan belanja operasi daripada belanja modal

(Darwanto dan Yustikasari, 2007:6). Pengalokasian sumber daya ke dalam

anggaran belanja modal sebenarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

publik akan sarana dan prasarana umum yang disediakan oleh Pemerintahan

daerah, namun adanya kepentingan politik dari lembaga legislatif yang terlibat

dalam penyusunan proses anggaran menyebabkan alokasi belanja modal

terdistorsi dan sering tidak efektif dalam memecahkan masalah di masyarakat.

Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari

pemerintah pusat atau daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja

Operasi meliputi belanja pegawai, belanja barang, subsidi, hibah dan bantuan

sosial. Jika dilihat dari segi manfaat, pengalokasian anggaran ke sektor belanja

Universitas Sumatera Utara

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

4

modal sangat bermanfaat dan produktif dalam memberikan pelayanan kepada

publik.

Menurut Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP), belanja modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah aset tetap / inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu

periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dengan meningkatnya belanja modal

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik, karena hasil dari belanja modal

adalah meningkatnya aset tetap daerah yang merupakan prasyarat dalam

memberikan pelayanan publik oleh pemerintah daerah. Harianto dan Adi (2007)

menjelaskan, meningkatnya belanja modal aset atau barang milik daerah akan

mampu mendorong peningkatan penerimaan daerah melalui penggunaan aset atau

barang milik daerah itu sendiri namun kondisi ini sulit ditemui untuk daerah-

daerah di Indonesia, karena hampir sebahagian besar belanja modal yang

dilakukan pemerintah daerah hanya mampu memberikan kontribusi kecil dalam

pembentukan PAD dan sumber penerimaan daerah. Rendahnya kemampuan

belanja modal dalam memberikan kontribusi pada penerimaan daerah, disebabkan

oleh kurangnya tingkat akurasi nilai aset yang dikelola, ketidakjelasan status aset

yang dikelola, kurang optimalnya penggunaan barang milik daerah dalam rangka

mendukung tugas pokok dan fungsi pemerintah, kurang optimalnya pemanfaatan

dan pemindahtanganan barang milik daerah dalam rangka menghasilkan

pendapatan daerah, kurangnya kemampuan meminimalisasi terjadinya kerugian

Universitas Sumatera Utara

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

5

daerah sebagai akibat dari pengelolaan barang milik daerah. Beberapa hal yang

mempengaruhi peningkatan belanja modal diantaranya naiknya pendapatan asli

daerah, produk domestik regional bruto, dana alokasi umum, jumlah penduduk

dan luas wilayah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu faktor yang penting

dalam pelaksanaan roda pemerintahan suatu daerah yang berdasar pada prinsip

otonomi yang nyata, luas dan bertanggung jawab. Peranan PAD dalam keuangan

daerah menjadi salah satu tolak ukur penting dalam pelaksanaan otonomi daerah

dalam arti semakin besar suatu daerah memperoleh dan menghimpun PAD, maka

akan semakin besar pula tersedia jumlah keuangan daerah yang dapat digunakan

untuk membiayai penyelenggarakan otonomi daerah. PAD merupakan semua

penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah yang diukur dari

pajak dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah merupakan komponen

terbesar dalam menyumbang terbentuknya pendapatan asli daerah pada beberapa

daerah karena pajak dan retribusi sangat terkait dengan sektor industri yang

memberikan nilai tambah bagi kekuatan ekonomi. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Susanti dan Fahlevi (2016), PAD berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal. Sementara, hasil penelitian yang dilakukan oleh Wandira

(2013), PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang

merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu

wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas

dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas

Universitas Sumatera Utara

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

6

dasar harga berlaku menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan,

sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu

tahun tertentu (tahun dasar). Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun

2010 sebagai tahun dasar. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2013), PDRB berpengaruh

positif signifikan terhadap Belanja Modal. Sementara, menurut penelitian yang

dilakukan oleh Fatmawati (2014), tidak terdapat pengaruh dari PDRB terhadap

Belanja Modal.

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk

membiayai kebutuhan pengeluarannya didalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, hal

tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah. Tujuan penting dari pengalokasian DAU adalah

dalam rangka pemerataan kemampuan penyediaan pelayanan publik antar

pemerintah daerah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Susanti dan Fahlevi (2016), DAU berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja

Modal. Sementara, menurut penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2015), DAU

tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal.

Penduduk diartikan sebagai kumpulan manusia yang menempati wilayah

tertentu. Besarnya jumlah penduduk akan berhadapan dengan seberapa cepat

kemampuan bertambahnya jumlah alat-alat pemuas kebutuhan serta sarana dan

prasarana (infrastruktur-infrastruktur) untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

7

Anggaran belanja modal pemerintah daerah didasarkan pada kebutuhan daerah

akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah

maupun fasilitas publik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widiagma

(2015), Jumlah Penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal.

Sementara, menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspitawati (2017), Jumlah

Penduduk tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal.

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Luas Wilayah

merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana dan

prasarana per satuan wilayah. Semakin besar Luas Wilayah suatu daerah

pemerintahan maka semakin banyak juga sarana dan prasarana yang harus

disediakan pemerintah daerah agar tersedia pelayanan publik yang baik. Wilayah

adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah

kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh

batas-batas kondisi fisik alam misalnya sungai, gunung, atau laut. Luas Wilayah

pemerintahan merupakan jumlah ukuran besarnya wilayah dari suatu

pemerintahan, baik itu pemerintahan Kabupaten, Kota, maupun geografis suatu

daerah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2017), Luas Wilayah

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal. Sementara,

menurut penelitian yang dilakukan oleh Junaedy (2014), Luas Wilayah tidak

berpengaruh terhadap Belanja Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

8

Tabel 1.1

Research Gap

No Variabel Peneliti Hasil

1. Pendapatan Asli Daerah Ginting (2017)

Berpengaruh

Wandira (2013) Tidak

Berpengaruh

2. Produk Domestik Regional

Bruto

Puspitawati (2017)

Berpengaruh

Fatmawati (2014) Tidak

Berpengaruh

3. Dana Alokasi Umum Susanti dan Fahlevi

(2016)

Berpengaruh

Sartika (2015) Tidak

Berpengaruh

4. Jumlah Penduduk Widiagma (2015) Berpengaruh

Puspitawati (2017) Tidak

Berpengaruh

5. Luas Wilayah Ginting (2017) Berpengaruh

Junaedy (2014) Tidak

Berpengaruh

Komponen belanja modal kabupaten/kota provinsi Kalimantan Barat pada

tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Secara umum, proporsi realisasi belanja Kalimantan Barat pada

triwulan IV 2016 didominasi oleh belanja pegawai dan belanja hibah dengan porsi

masing-masing sebesar 100,57% dan 98,99%. Melihat adanya kondisi Belanja

modal dalam APBD di Pemerintahan provinsi Indonesia kurang diperhatikan,

Pemerintahan daerah seharusnya dapat mengalokasikan APBDnya untuk belanja

modal dan tidak habis digunakan untuk belanja pegawai dan belanja rutin.

Diberlakukannya otonomi daerah memberikan kesempatan Pemerintahan daerah

untuk lebih mengembangkan potensi daerah. Untuk mengembangkan potensi

Universitas Sumatera Utara

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

9

daerah tersebut maka Pemerintahan daerah perlu meningkatkan anggaran belanja

modal.

Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya penyerapan Belanja Modal

daerah pada Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah adalah penetapan

APBD yang terlambat, adanya efisiensi Belanja Modal dan berbagai kebijakan

penghematan. APBD yang terlambat ditetapkan dapat menyebabkan pelaksanaan

proyek jadi terhambat. Penyerapan belanja yang tidak dapat dimulai pada awal

tahun anggaran akan menyebabkan proyek yang direncanakan pemerintah tidak

dapat diselesaikan tepat waktu sehingga akan menghambat daya dorong

pertumbuhan ekonomi di daerah.

Pada kabupaten/kota di Kalimantan Selatan realisasi serapan belanja

modal lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Menguatnya belanja modal

adalah sinyal positif bagi realisasi belanja pemerintah dalam rangka mendorong

pembangunan ekonomi daerah, hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah pusat

untuk tetap mengalokasikan belanja modal dan barang jasa ditengah kebijakan

pemotongan anggaran. Rasio belanja modal terhadap belanja pada tahun 2015

lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Besarnya rasio belanja modal terhadap total

belanja pada tahun 2015 mencerminkan besarnya perhatian pemerintah untuk

membiayai pembangunan sarana dan prasarana untuk mendorong investasi dan

mempelancar distribusi sehingga dapat meningkatkan kapasitas perekonomian

Indonesia.

Dengan melihat perhitungan mengenai belanja operasi dan rasio belanja

modal menunjukkan bahwa sebagian besar dana yang dimiliki Pemerintah Daerah

Universitas Sumatera Utara

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

10

Provinsi Kalimantan Timur masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja operasi,

sehingga rasio belanja modal relatif kecil. Besarnya alokasi dana untuk belanja

operasi terutama dikarenakan besarnya dinas-dinas otonomi dan belanja pegawai

untuk gaji pegawai negeri sipil. Sama dengan pemerintahan daerah di

kabupaten/kota di Provinsi lainnya, pada umumnya pemerintah daerah masih

lebih condong pada pengeluaran-pengeluaran rutin untuk pemenuhan aktifitas

pemerintahan dan belum memperhatikan pembangunan daerah, hal ini dapat juga

dipengaruhi karena belum tersedianya batasan yang pasti untuk belanja modal,

sehingga pemerintah daerah masih berkonsentrasi pada pemenuhan belanja

operasi yang mengakibatkan belanja modal masih kecil atau belum terpenuhi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Pemerintah Daerah

Provinsi Kalimantan Utara, Penyerapan Belanja Modal di Triwulan I sampai

dengan III sangat rendah, namun melonjak tinggi di akhir November sampai

Desember, hal ini terjadi karena perencanaan belanja modal yang kurang baik dan

proses lelang yang memakan waktu lama.

Tabel 1.2

Tingkat Belanja Modal Pulau Kalimantan Tahun 2014-2016

(dalam juta rupiah)

Sumber : www.djpk.depkeu.go.id

Provinsi 2014 2015 2016

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

Kalimantan

Barat

4.535.884

4.378.536 96,53

4.506.887

4.555.772 101,08

5.804.576

5.483.272 94,46

Kalimantan

Tengah

4.355.669

4.424.173 101,5

4.644.864

5.089.588 109,57

6.137.216

5.271.958 85,90

Kalimantan

Selatan

5.930.376 5.344.591 90,12 5.738.369

6.080.305 105,96 7.013.732 6.738.489 96,08

Kalimantan

Timur

16.368.850 12.363.938 75,53 13.668.275

13.080.301 95,70

15.692.532

8.666.668 55,23

Kalimantan

Utara

4.806.153 4.047.383 84,21 3.053.573

2.820.994 92,38 735.505

797.282 108,40

Universitas Sumatera Utara

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

11

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti perlu mengkaji ulang

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,

Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan

Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di

Pulau Kalimantan)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka

rumusan masalah yang dapat penulis simpulkan adalah: Apakah Pendapatan Asli

Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap

Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah-masalah yang diidentifikasikan diatas, maka

penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

Menguji apakah Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah berpengaruh terhadap

Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Pemerintah

Menyediakan informasi bagi Pemerintah Kabupaten dan Kota di Pulau

Kalimantan dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pengaruh pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

12

asli daerah, produk domestik regional bruto, dana alokasi umum, jumlah

penduduk dan luas wilayah terhadap belanja modal.

2. Bagi Peneliti

Memperluas pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh

pendapatan asli daerah, produk domestik regional bruto, dana alokasi umum,

jumlah penduduk dan luas wilyah terhadap belanja modal.

3. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan

wawasan mengenai belanja modal.

4. Bagi Peneliti lainnya

Sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi peneliti lainnya yang tertarik

pada bidang kajian ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belanja Modal

Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung

dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Nilai

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang dianggarkan

dalam belanja modal hanya sebesar harga beli/bangun aset. (Erlina, dkk : 2015).

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang

sifatnya menambah aset tetap atau inventaris yang memberikan manfaat lebih dari

satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Belanja modal terdiri dari:

a. Belanja Modal Tanah

Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk

pengadaan/pembeliaan/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa

tanah, pengosongan, pengurungan, perataan, pematangan tanah, pembuatan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

14

sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas

tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang untuk

pengadaan / penambahan / penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan

dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi

siap.

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran / biaya yang

digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian, dan termasuk

pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan

gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan

bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran/biaya yang

digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian / peningkatan

pembangunan/pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk

perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang

menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam

kondisi siap pakai.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

15

e. Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran / biaya yang digunakan

untuk pengadaan / penambahan / penggantian pembangunan / pembuatan

serta perawatan fisik lainnya yang tidak dikategorikan ke dalam kriteria

belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan

irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak

sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala.

Suatu belanja modal dapat dikategorikan sebagai belanja modal apabila:

1) Pengeluaran mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang

dengan demikian menambah aset Pemda; 2) Pengeluaran tersebut melebihi

batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh

Pemda; 3) Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 1

angka 18 bahwa “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”

Menurut Mardiasmo (2002 :146) pengertian Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yaitu:

“Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan hasil dari setoran

pajak daerah, retribusi daerah hasil dari milik daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah. Sebagaimana disebutkan bahwa pendapatan asli daerah

merupakan penerimaan daerah yang berasal dari berbagai sumber ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

16

asli daerah, maka diharapkan setiap pemerintah daerah dapat membangun

infrastruktur ekonomi baik di daerahnya masing-masing guna

meningkatkan pendapatannya”.

Kelompok Pendapatan Asli Daerah menurut Permendagri No. 21 Tahun

2011 dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci

menurut objek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah

dan retribusi daerah.

Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut

objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik daerah (BUMD), bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik pemerintah (BUMN), dan bagian laba atas penyertaan modal

pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah disediakan untuk

menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah,

retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci

menurut objek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang

tidak dipisahkan; jasa giro; pendapatan bunga; penerimaan atas tuntutan ganti

kerugian daerah; penerimaan komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat

dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/jasa oleh daerah; penerimaan

keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; pendapatan

denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; pendapatan denda pajak;

pendapatan denda retribusi; pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

17

dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum; pendapatan dari

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan pendapatan dari angsuran atau

cicilan penjualan. (Erlina, dkk : 2015).

2.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah semua barang dan jasa sebagai

hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik,

memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh

penduduk daerah tersebut. Menurut Kuncoro (2004) “Penghitungan produk

domestik bruto yang merupakan salah satu indikator makro yang dapat

menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah pada satuan waktu tertentu.”

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan

menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan

Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Produk Domestik Regional Bruto atas dasar

harga berlaku adalah penghitungan PDRB berdasarkan harga tahun berjalan atau

harga yang berlaku pada setiap tahun penghitungan dengan masih adanya faktor

inflasi di dalamnya. PDRB atas dasar harga konstan adalah penghitungan PDRB

berdasarkan harga tetap atau konstan pada tahun tertentu dengan mengabaikan

faktor inflasi.

2.1.4 Dana Alokasi Umum (DAU)

Menurut Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah pusat dengan Pemerintah daerah bahwa Dana

Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

18

keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Adapun cara menghitung DAU menurut ketentuan PP

No.55 tahun 2005 adalah sebagai berikut:

a. Dana Alokasi Umum (DAU) ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari

penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN.

b. Dana Alokasi Umum (DAU) untuk daerah provinsi dan untuk kabupaten/kota

ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari dana alokasi umum

sebagaimana ditetapkan diatas.

c. Dana Alokasi Umum (DAU) untuk suatu kabupaten atau kota tertentu

ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah dana alokasi umum untuk

kabupaten/ kota yang ditetapkan APBN dengan porsi kabupaten atau kota

yang bersangkutan.

d. Porsi kabupaten atau kota sebagaimana dimaksud di atas merupakan proporsi

bobot kabupaten atau kota di seluruh Indonesia

Undang–undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

pemerintah pusat dan daerah menyatakan bahwa kebutuhan DAU oleh suatu

daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) ditentukan dengan menggunakan

pendekatan Fiscal Gap, dimana kebutuhan DAU dalam suatu daerah ditentukan

atas kebutuhan daerah dengan potensi daerah. Dana alokasi umum digunakan

untuk menutup celah yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi

penerimaan daerah yang ada. Fiscal gap terjadi karena karakteristik daerah di

Indonesia yang sangat beraneka ragam.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

19

2.1.5 Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan populasi atau sumber daya manusia yang mendiami

atau menduduki suatu wilayah tertentu. Penduduk dewasa ini merupakan subyek

pembangunan, meningkatnya jumlah penduduk menuntut konsekuensi logis

adanya peningkatan sarana dan prasarana umum di suatu daerah, baik dari aspek

kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan Pasal 28 Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004, jumlah penduduk menjadi variabel utama dalam menentukan

kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum.

Perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar akan memerlukan

anggaran yang semakin besar, supaya kualitas pertumbuhan ekonomi lebih baik,

pertumbuhan penduduk harus selalu dikendalikan. Pengelompokan data

kependudukan berdasarkan karakteristik atau ciri-ciri yang sama dinamakan

komposisi penduduk, oleh karena itu, komposisi penduduk menggambarkan

susunan penduduk berdasarkan karakteristik yang sama, misalnya komposisi

penduduk menurut umur dan jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Umur dan

jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk yang paling pokok, komposisi

penduduk menurut umur dan jenis kelamin paling sering digunakan dalam

berbagai bidang.

Komposisi penduduk menurut umur dikenal dengan istilah struktur

penduduk, biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok umur. Setiap kelompok

umur pada umumnya memiliki jarak antara umur 5 tahun, misalnya 0-4, 5-9, 10-

14,….60-64, 65+. Struktur penduduk tidak sama antara negara yang satu dan

negara yang lain, antara daerah perdesaan dan perkotaan, serta antara pulau yang

Universitas Sumatera Utara

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

20

satu dan pulau yang lain. Struktur penduduk ini depengaruhi oleh tiga faktor

demografis, yaitu fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian) dan migrasi

(perpindahan penduduk).

2.1.6 Luas Wilayah

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan aspek fungsional. Wilayah dapat diartikan sebagai suatu ruang

pada permukaan bumi. Pengertian permukaan bumi dapat menunjuk pada tempat

atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan vertikal, termasuk yang ada dibawah

permukaan bumi. Wilayah sering dibedakan artinya dengan kata daerah atau

kawasan. Wilayah diartikan sebagai satu kesatuan ruang yang mempunyai tempat

tertentu tanpa terlalu memerhatikan soal batas dan kondisinya. Daerah dapat

didefinisikan sebagai bagian ruang di permukaan bumi dengan batas secara jelas

berdasarkan jurisdiksi administrasi. Pengertian kawasan dapat disamakan dengan

istilah area yang mempunyai batas-batas yang jelas berdasarkan unsur-unsur yang

sama.

Untuk kepentingan perencanaan, wilayah harus dapat dibagi ke dalam satu

kesatuan agar dapat dibedakan dengan kesatuan lain. Pembagian wilayah

tergantung pada titik awal ruang wilayah yang kita maksudkan. Apabila titik awal

adalah ruang yang luas dan ingin dianalisis dalam bentuk sub bagiannya, yang

kita lakukan adalah membagi wilayah yang luas ke dalam beberapa sub wilayah

yang lebih sempit sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Sebaliknya, apabila titik

awalnya adalah wilayah yang kecil-kecil dan ingin dikelompokkan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

21

beberapa kesatuan yang lebih besar, maka harus mengikuti kriteria yang

digunakan. Satuan yang baru itu tetap juga dinamakan wilayah, tetapi dengan

tambahan ciri atau karakter tertentu sehingga dapat kita bayangkan luasnya, lebih

kecil atau lebih besar daripada luas titik awalnya. Misalnya, wilayah negara

Republik Indonesia dapat dibagi atas provinsi, provinsi dapat dibagi atas

kabupaten, kabupaten dibagi atas kecamatan. Di sisi lain, kita dapat beranjak dari

wilayah yang kecil, misalnya beberapa desa atau kelurahan digabung menjadi

kecamatan, kecamatan digabung menjadi kabupaten, dst. Dasar dari perwilayahan

dapat dibedakan berdasarkan wilayah administrasi pemerintah, kesamaan kondisi,

ruang lingkup pengaruh ekonomi dan wilayah perencanaan atau program.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pendapatan

Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto dan Dana Alokasi Umum terhadap

Belanja Modal yaitu :

1. Tuasikal (2008), Judul penelitian ini adalah Pengaruh DAU, DAK, PAD,

dan PDRB terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di

Indonesia. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah DAU (X1),

DAK (X2), PAD (X3), dan PDRB (X4) sedangkan variabel dependennya

adalah Belanja Modal (Y). Populasi penelitian ini adalah pemerintah daerah

kabupaten/kota di Indonesia dengan periode pengamatan tahun 2005. Dari

468 kabupaten/kota di Indonesia, 326 yang diamati. Alasan dilakukan

penelitian yang hanya difokuskan pada tahun 2005 adalah: (1) Penelitian-

penelitian sebelumnya difokuskan pada pemerintah daerah di Jawa dan Bali,

Universitas Sumatera Utara

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

22

(2) Karakteristik kemampuan keuangan dan geografis yang relatif sama dan

secara teoritis dan empiris Jawa dan luar Jawa berbeda. Data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber

dari Biro Pusat Statistik Indonesia dan Laporan Realisasi APBD pemerintah

daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia yang diperoleh dari website Dirjen

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Hasil dari penelitian ini adalah

Secara simultan, temuan penelitian menunjukkan bahwa DAU dan DAK,

PAD dan PDRB berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah

kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa manajemen

pengeluaran pemerintah daerah, khususnya belanja modal pemerintah

daerah kabupaten/kota di Indonesia sangat tergantung pada alokasi dana dari

pemerintah pusat, baik DAU maupun DAK, dan PAD serta PDRB. Secara

parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa DAU, DAK, dan PAD

berpengaruh postif signifikan terhadap belanja modal daerah kabupaten/kota

di Indonesia. Sementara PDRB tidak berpengaruh.

2. Hartati (2013), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap Belanja Modal di Kota Balikpapan. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (X1) dan Pendapatan

Asli Daerah (X2) sedangkan variabel dependennya adalah Belanja Modal

(Y). Data yang digunakan adalah sekunder dan time series tahun 2002-2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah data keuangan pemerintah daerah Kota

Balikpapan, yaitu data keuangan berupa Belanja modal daerah, PDRB dan

Universitas Sumatera Utara

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

23

PAD. Untuk sampelnya adalah Belanja Modal, PDRB dan PAD selama

periode 2002-2011, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purpossive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja

Modal di Kota Balikpapan.

3. Fatmawati (2014), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Dana Alokasi

Umum, Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Asli Daerah dan Produk

Domestik Regional Bruto terhadap Belanja Modal. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah Dana Alokasi Umum (X1), Dana Alokasi

Khusus (X2), Pendapatan Asli Daerah (X3) dan Produk Domestik Regional

Bruto (X4) sedangkan variabel dependennya adalah Belanja Modal (Y).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah Kota/Kabupaten di

Jawa Tengah dari tahun 2010-2012. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data dari dokumen laporan

realisasi APBD Kabupaten/Kota Povinsi Jawa Tengah yang diperoleh dari

Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini

adalah Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum secara parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal, dan secara parsial

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari PDRB terhadap Belanja Modal,

sedangkan secara parsial tidak terdapat pengaruh positif Dana Alokasi

Khusus terhadap Belanja Modal.

4. Sartika (2015), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

24

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal pada

Pemerintah Provinsi se-Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah Pertumbuhan Ekonomi (X1), Pendapatan Asli Daerah (X2), dan Dana

Alokasi Umum (X3) sedangkan variabel dependennya adalah Belanja Modal

(Y). Populasi dari penelitian ini adalah 33 Provinsi di Indonesia, dan dari

populasi ini diambil 31 Provinsi yang memenuhi kriteria sebagai sampel.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial variabel Pertumbuhan

Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal. Sedangkan Dana Alokasi Umum tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Secara simultan Pertumbuhan

Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum berpengaruh

signifikan terhadap Belanja Modal

5. Ukwueze (2015), Judul penelitian ini adalah Determinants of The Size of

Public Expenditure in Nigeria. Variabel Independen dalam penelitian ini

adalah Revenue (X1), Growth of national income (X2), Private Investment

(X3) dan Public Debts (X4), sedangkan variabel dependennya adalah Public

Expenditure. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari publikasi CBN,

yaitu, Buletin Statistik untuk 2008 dan 2012, dan Laporan Tahunan untuk

2010 dan 2012. Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran

pendapatan dan tingkat pertumbuhan pendapatan nasional (output) dan

investasi swasta secara signifikan mempengaruhi ukuran pengeluaran publik

Universitas Sumatera Utara

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

25

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Utang eksternal dan

domestik secara signifikan mempengaruhi ukuran pengeluaran pemerintah.

6. Susanti dan Fahlevi (2016), Judul penelitian ini adalah Pengaruh

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana

Bagi Hasil (DBH) terhadap Belanja Modal (Studi pada Kabupaten/Kota di

Wilayah Aceh). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Pendapatan Asli Daerah (X1), Dana Alokasi Umum (X2), dan Dana Bagi

Hasil (X3) sedangkan variabel dependennya adalah Belanja Modal (Y). Data

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, dalam

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintahan Kabupaten/Kota di

Wilayah Aceh periode 2011-2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh kabupaten/kota di wilayah Aceh dari 23 kabupaten/kota yang terdiri

dari 18 kabupaten dan 5 kota yang akan diamati selama 4 tahun. Hasil dari

penelitian ini adalah diperoleh bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, dan Dana Bagi Hasil secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota di Wilayah Aceh pada

periode 2011-2014 dan secara parsial Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, dan Dana Bagi Hasil berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal.

7. Ginting (2017), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Dana Alokasi Umum,

Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas

Wilayah terhadap Belanja Modal. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah Dana Alokasi Umum (X1), Pendapatan Asli Daerah (X2), Sisa Lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

26

Pembiayaan Anggaran (X3), dan Luas Wilayah (X4), sedangkan variabel

dependennya adalah Belanja Modal (Y). Jenis penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif, dimana data yang diperoleh diwujudkan

dalam bentuk angka, skor, dan analisisnya menggunakan statistik. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi

Riau dari tahun 2011- 2015. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh bahwa

Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Luas

Wilayah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal

sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tidak memiliki

pengaruh terhadap Belanja Modal.

8. Puspitawati (2017), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Jumlah Penduduk, dan PDRB terhadap Belanja Modal. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (X1),

Jumlah Penduduk (X2), dan PDRB (X3) sedangkan variabel dependennya

adalah Belanja Modal (Y). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang berasal dari Laporan Realisasi APBD Pemerintah

Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yakni data

mengenai jumlah realisasi anggaran Belanja Modal, PAD, Jumlah

Penduduk, Inflasi dan PDRB dari tahun 2010-2015 yang diperoleh dari situs

Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah melalui internet. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Nusa

Tenggara Barat (NTB). Jumlah Kabupaten/Kota di NTB adalah sebanyak 10

Universitas Sumatera Utara

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

27

kabupaten dan 2 kota. Hasil dari penelitian ini adalah Pendapatan Asli

Daerah dan PDRB secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap

Belanja Modal, sedangkan Jumlah Penduduk tidak berpengaruh terhadap

Belanja Modal.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Tuasikal

(2008)

Pengaruh DAU,

DAK, PAD, dan

PDRB terhadap

Belanja Modal

Pemerintah

Daerah

Kabupaten/Kota

di Indonesia.

Independen :

1. DAU

2. DAK

3. PAD

4. PDRB

Dependen :

Belanja Modal

1. Secara simultan, temuan

penelitian menunjukkan

bahwa DAU dan DAK,

PAD dan PDRB

berpengaruh terhadap

belanja modal pemerintah

daerah kabupaten/kota di

Indonesia.

2. Secara parsial, hasil

penelitian menunjukkan

bahwa DAU, DAK, dan

PAD berpengaruh positif

signifikan terhadap belanja

modal daerah

kabupaten/kota di

Indonesia. Sementara PDRB

tidak berpengaruh

2. Hartati

(2013)

Pengaruh

Pengaruh Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) dan

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

terhadap Belanja

Modal di Kota

Balikpapan

Independen :

1. Produk

Domestik

Regional Bruto

2. Pendapatan Asli

Daerah

Dependen :

Belanja Modal

1. Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), dan

Pendapatan Asli Daerah

(PAD) berpengaruh ter-

hadap Belanja Modal di

Kota Balikpapan baik secara

parsial maupun secara

simultan.

3. Fatmawati

(2014)

Pengaruh Dana

Alokasi Umum,

Dana Alokasi

Independen:

1. Dana Alokasi

Umum

1. Tidak terdapat pengaruh

yang signifikan dari PDRB

terhadap Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

28

Khusus,

Pendapatan Asli

Daerah dan

Produk

Domestik

Regional Bruto

terhadap Belanja

Modal.

2. Dana Alokasi

Khusus

3. Pendapatan Asli

Daerah

4. Produk

Domestik

Regional Bruto

Dependen :

Belanja Modal

2. Terdapat pengaruh positif

signifikan pada Dana

Alokasi Umum terhadap

Belanja Modal

3. Tidak terdapat pengaruh

positif Dana Alokasi

Khusus terhadap Belanja

Modal

4. Terdapat pengaruh positif

signifikan Pendapatan Asli

Daerah terhadap Belanja

Modal.

4. Sartika

(2015)

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi,

Pendapatan Asli

Daerah, Dana

Alokasi Umum

terhadap Belanja

Modal pada

Pemerintah

Provinsi se-

Indonesia.

Independen :

1. Pertumbuhan

Ekonomi

2. Pendapatan Asli

Daerah

3. Dana Alokasi

Umum

Dependen :

Belanja Modal

1. Secara parsial varibel

Pertumbuhan Ekonomi, dan

Pendapatan Asli Daerah

memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap

Belanja Modal, sedangkan

Dana Alokasi Umum tidak

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Belanja

Modal.

2. Secara simultan

Pertumbuhan Ekonomi,

Pendapatan Asli Daerah,

dan Dana Alokasi Umum

berpengaruh signifikan

terhadap Belanja Modal.

5. Ukwueze

(2015)

Determinants of

The Size of

Public

Expenditure in

Nigeria

Independen:

1. Revenue

2. Growth of

national income

3. Private

Investment

4. Public Debts

Dependen :

Public Expenditure

1. This study has been able to

unravel the puzzle of what

determines the size of the

public sector in Nigeria as

the size of revenue, growth

of national income (output

growth), private investment,

but public debts (external

and domestic) negatively

affect the government

spending.

6. Susanti dan

Fahlevi

(2016)

Pengaruh

Pendapatan Asli

Daerah (PAD),

Dana Alokasi

Umum (DAU)

dan Dana Bagi

Independen:

1. Pendapatan Asli

Daerah

2. Dana Alokasi

Umum

3. Dana Bagi Hasil

1. Pendapatan Asli Daerah,

Dana Alokasi Umum, dan

Dana Bagi Hasil secara

bersama-sama berpengaruh

terhadap Belanja Modal

Pada Kabupaten/Kota di

Universitas Sumatera Utara

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

29

Hasil (DBH)

terhadap Belanja

Modal (Studi

pada

Kabupaten/Kota

di Wilayah

Aceh).

Dependen :

Belanja Modal

Wilayah Aceh pada periode

2011-2014

2. Pendapatan Asli Daerah

berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja

Modal Pada

Kabupaten/Kota di Wilayah

Aceh pada periode 2011-

2014.

3. Dana Alokasi Umum

berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja

Modal Pada

Kabupaten/Kota di Wilayah

Aceh pada periode 2011-

2014.

4. Dana Bagi Hasil

berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja

Modal Pada

Kabupaten/Kota di Wilayah

Aceh pada periode 2011-

2014.

7. Ginting

(2017)

Pengaruh Dana

Alokasi Umum,

Pendapatan Asli

Daerah, Sisa

Lebih

Pembiayaan

Anggaran dan

Luas Wilayah

terhadap Belanja

Modal (Studi

Empiris Pada

Pemerintah

Kabupaten/Kota

di Provinsi Riau)

Independen:

1. Dana Alokasi

Umum

2. Pendapatan Asli

Daerah

3. Sisa Lebih

Pembiayaan

Anggaran

4. Luas Wilayah

Dependen:

Belanja Modal

1. Dana Alokasi Umum

(DAU), Pendapatan Asli

Daerah (PAD), dan Luas

Wilayah berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja

Modal.

2. Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SiLPA) tidak

memiliki pengaruh terhadap

Belanja Modal.

8. Puspitawati

(2017)

Pengaruh

Pendapatan Asli

Daerah, Jumlah

Penduduk, dan

PDRB terhadap

Belanja Modal

(Studi Empiris

Pemerintahan

Kabupaten &

Independen :

1. Pendapatan Asli

Daerah

2. Jumlah

Penduduk

3. PDRB

Dependen :

Belanja Modal

1. Pendapatan Asli Daerah dan

PDRB secara parsial

berpengaruh positif

signifikan terhadap Belanja

Modal

2. Jumlah Penduduk tidak

berpengaruh terhadap

Belanja Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

30

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu. Penelitian ini mengunakan lima variabel independen yaitu

Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum,

Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah serta satu variabel dependen yaitu Belanja

Modal.

Untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen yang diteliti, maka perlu dikemukan suatu kerangka konseptual, dimana

Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum,

Jumlah Penduduk, dan Luas Wilayah menggambarkan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen yaitu Belanja Modal secara parsial dan

menggambarkan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen.

Kota di NTB

2010-2015)

Universitas Sumatera Utara

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

31

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.3.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal

Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanakan kebijakannya sebagai

daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah tersebut dalam

menghasilkan pendapatan daerah. Semakin besar Pendapatan Asli Daerah

yang diterima, maka semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut

dalam melaksanakan kebijakan otonomi. Pelaksanaan otonomi daerah

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian

daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan publik dengan

Pendapatan Asli

Daerah (X1)

Produk Domestik

Regional Bruto (X2)

Dana Alokasi Umum

(X3)

Jumlah Penduduk

(X4)

Luas Wilayah

(X5)

Belanja Modal

(Y)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

32

melakukan belanja untuk kepentingan investasi yang direalisasikan melalui

belanja modal.

Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan bahwa Pendapatan Asli

Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal. Temuan ini

dapat mengindikasikan bahwa besarnya PAD menjadi salah satu faktor

penentu dalam menentukan belanja modal. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa APBD disusun

sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan daerah

dalam menghasilkan pendapatan. Setiap penyusunan APBD, alokasi Belanja

Modal harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan

mempertimbangkan PAD yang diterima. Sehingga apabila pemerintah daerah

ingin meningkatkan Belanja Modal untuk pelayanan publik dan

kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah daerah harus menggali PAD yang

sebesar-besarnya.

2.3.2 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Belanja Modal

Kebijakan otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan kepada

pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus tiap-tiap daerah. Hal ini

mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat. Tetapi, kemampuan daerah yang satu dengan daerah yang

lainnya dalam mengelola potensi lokalnya dan ketersediaan sarana prasarana serta

sumber daya sangat berbeda. Perbedaan ini dapat menyebabkan pertumbuhan

ekonomi yang beragam antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

33

PDRB atau Pertumbuhan Ekonomi adalah proses kenaikan output per

kapita. Umumnya Pertumbuhan Ekonomi ditujukan untuk peningkatan yang

berkelanjutan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian

daerah dengan PDRB yang tinggi dalam satu periode menunjukkan bahwa lokasi

tersebut memiliki banyak aktivitas yang menunjang pendapatan daerah seperti

misalnya di sektor industri maupun jasa serta pelayanan publik. Hal inilah yang

mendorong daerah untuk mengalokasikan secara lebih efisien berbagai potensi

lokal untuk kepentingan pelayanan publik. Secara teori, semakin besar Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), maka akan semakin besar pula pendapatan

yang diterima oleh kabupaten / kota. Dengan semakin besar pendapatan yang

diperoleh daerah, maka pengalokasian belanja oleh pemerintah pusat akan lebih

besar untuk meningkatkan berbagai potensi lokal di daerah tersebut untuk

kepentingan pelayanan publik.

Fatmawati (2014) serta Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan

pertumbuhan ekonomi tidak diikuti oleh anggaran Belanja Modal yang signifikan.

Ini bukan berarti bahwa dalam manajemen pengeluaran pemerintah daerah yang

terkait dengan alokasi belanja modal, PDRB tidak menjadi acuan utama dalam

proses penyusunan APBD dan alokasi belanja modal, tetapi ada sejumlah faktor

tertentu yang mempengaruhinya.pertimbangan tersebut maka hanya beberapa

daerah.

2.3.3 Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal

Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai

Universitas Sumatera Utara

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

34

kebutuhan pengeluarannya didalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Transfer

yang cukup signifikan didalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah, dan pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah

untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk

keperluan lain yang tidak penting. Semakin besar dana alokasi umum ke

pemerintah daerah berarti semakin besar belanja daerah yang dilakukan

pemerintah daerah. Pemberian Dana Alokasi Umum kepada setiap daerah

didasarkan pada besar kecilnya bobot masing masing daerah. Jika bobot suatu

daerah besar, maka Dana Alokasi Umum yang akan diterima daerah tersebut akan

besar.

Hasil penelitian Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara DAU dengan belanja modal.

Mereka menemukan bahwa kemandirian daerah tidak menjadi lebih baik,

bahkan yang terjadi adalah sebaliknya yaitu ketergantungan pemerintah

daerah terhadap transfer pemerintah pusat (DAU) menjadi semakin tinggi.

Hal ini memberikan adanya indikasi kuat bahwa perilaku belanja daerah

khususnya belanja modal akan sangat dipengaruhi sumber penerimaan DAU.

Berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan semakin tinggi DAU maka

belanja modal juga meningkat. Hal ini disebabkan karena daerah yang

memiliki pendapatan (DAU) yang besar maka alokasi untuk belanja daerah

(belanja modal) akan meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

35

2.3.4 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal

Penduduk merupakan warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia. Jumlah penduduk dapat didefinisikan sebagai

jumlah orang yang bertempat tinggal/berdomisili pada suatu wilayah atau daerah

serta tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut.

Pencatatan seseorang menjadi penduduk biasanya berdasarkan usia yang telah

ditetapkan.

Besarnya jumlah penduduk akan berhadapan dengan seberapa cepat

kemampuan betambahnya jumlah alat-alat pemuas kebutuhan serta infrastuktur-

infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga pada daerah yang

memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak maka akan membuat belanja modal

pada daerah tersebut lebih banyak daripada daerah dengan jumlah penduduk lebih

sedikit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dan Sudarti (2018)

menyatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan.

Berdasarkan penelitian tersebut mengindikasikan bahwa jumlah penduduk pada

suatu daerah menjadi salah satu faktor penentu dalam menentukan belanja modal

pemerintah.

2.3.5 Pengaruh Luas Wilayah terhadap Belanja Modal

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 luas wilayah merupakan variabel

yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana dan prasarana per satuan

wilayah. Belanja modal didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan

prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

36

fasilitas publik. Daerah dengan wilayah yang lebih luas membutuhkan sarana dan

prasarana yang lebih banyak sebagai syarat untuk pelayanan kepada publik bila

dibandingkan dengan daerah dengan wilayah yang tidak begitu luas. (Siswantoro

dan Kusnandar, 2012) Kaitan antara Luas Wilayah daerah dengan Belanja Modal

yang kemudian dihubungkan dengan adanya hubungan keagenan hal ini dapat

terlihat ketika suatu daerah ingin melakukan pemekaran wilayah dimana disitu

terjadi konflik antara daerah dan pusat. Daerah mengalami kecemburuan sosial

pada pusat karena alokasi dan distribusi pendapatan yang dikembalikan dari

pemerintah pusat ke daerah dari hasil eksplorasi sumber-sumber daya di daerah

dirasa kurang adil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siswantoro dan

Kusnandar (2012), luas wilayah daerah memang mempunyai pengaruh yang

positif terhadap Belanja Modal. Namun jika dianalisis, daerah yang mempunyai

wilayah yang cukup luas hal itu justru akan memakan biaya pembangunan yang

cukup besar. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, maka pemerintah harus

menyediakan anggaran yang cukup besar jika ingin daerah tersebut benar-benar

maju dan sejahtera. Untuk mewujudkan itu semua maka pemerintah harus cerdas

dalam mengalokasikan penerimaan dan pengeluaran yang akan dibawa oleh

pemerintah untuk mewujudkan daerah yang sejahtera.

2.3.6 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto,

Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah terhadap

Belanja Modal

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Produk Domestik Regional

Universitas Sumatera Utara

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

37

Bruto (PDRB), Dana Alokasi Umum (DAU), Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah

secara simultan dapat berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Belanja

Modal.

2.4 Hipotesis Penelitian

Pada dasarnya, ada dua sumber penerimaan daerah yaitu Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan. Setiap daerah memiliki jumlah penerimaan

yang berbeda serta memiliki perbedaan dalam prioritas pembangunannya. Salah

satu tujuan pemerintah daerah adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

suatu daerah pada setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat

mendorong pembangunan daerah yang nantinya dapat meningkatnya alokasi

belanja modal daerah. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah,

maka daerah dituntut untuk menyediakan fasilitas serta infrastruktur yang

memadai. Pengeluaran tersebut berkaitan dengan Belanja Modal seperti

pengadaan lahan, gedung, peralatan dan pelayanan kepada masyarakat. Belanja ini

tentunya akan disesuaikan dengan besarnya penerimaan dari daerah yang

bersangkutan. Daerah dengan wilayah yang lebih luas dan jumlah penduduk yang

lebih padat membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih banyak sebagai syarat

untuk pelayanan kepada publik bila dibandingkan dengan daerah dengan wilayah

yang tidak begitu luas dan sedikit penduduk.

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka peneliti membuat hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Pendapatan Asli Daerah, Produk

Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas

Universitas Sumatera Utara

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

38

Wilayah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Belanja Modal pada

Kabupaten dan Kota di Pulau Kalimantan.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Data menggunakan pendekatan kuantitatif yang berbentuk kausalitas.

Penelitian ini dikatakan kausalitas untuk mengetahui hubungan sebab akibat

antara dua variabel atau lebih. Sesuai dengan variabel yang diteliti dalam

penelitian ini, maka penelitian ini ingin menjelaskan tentang pengaruh Pendapatan

Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan melihat dokumen laporan realisasi APBD Kabupaten dan Kota di Pulau

Kalimantan tahun anggaran 2014-2016. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal

dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi. Dalam

pemerolehan informasi melalui data sekunder peneliti bisa memperoleh informasi

melalui media elektronik, artikel, majalah ataupun segala sesuatu yang bisa

memberikan informasi mengenai penelitian yang sedang dilakukan.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari dokumen laporan realisasi APBD yang

diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui

website www.djpk.depkeu.go.id. Dari laporan realisasi APBD tahun 2014-2016

Universitas Sumatera Utara

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

40

dapat diperoleh data mengenai jumlah Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah

(PAD), dan Dana Alokasi Umum. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) melalui website www.bps.go.id

3.3 Populasi dan Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2008) adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek atau objek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik sebuah

kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah 55 kabupaten dan kota yang

melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Produk Domestik

Regional Bruto atas dasar harga konstan, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah

pada pemerintah kabupaten dan kota di Pulau Kalimantan pada tahun 2014-

2016.

3.3.2 Penentuan Sampel

Sampel menurut Erlina (2011) adalah “bagian dari populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh (sensus sampling) yaitu semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah pengamatan pada penelitian

ini adalah 165 (55 sampel dikali 3 tahun). Adapun pertimbangan yang dilakukan

peneliti dalam pengambilan sampel adalah seluruh Kabupaten dan Kota di Pulau

Kalimantan yang melaporkan secara lengkap data anggaran PAD, DAU dan

Belanja Modal dari laporan anggaran APBD, Produk Domestik Regional Bruto

Universitas Sumatera Utara

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

41

(PDRB) atas dasar harga konstan 2010, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah

untuk periode 2014-2016.

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kabupaten dan Kota

Kalimantan Barat

1. Kabupaten Bengkayang

2. Kabupaten Landak

3. Kabupaten Kapuas Hulu

4. Kabupaten Ketapang

5. Kabupaten Sambas

6. Kabupaten Sanggau

7. Kabupaten Sintang

8. Kabupaten Sekadau

9. Kabupaten Melawi

10. Kabupaten Kayong Utara

11. Kabupaten Kubu Raya

12. Kabupaten Mempawah

13. Kota Pontianak

14. Kota Singkawang

Kalimantan Tengah

15. Kabupaten Barito Selatan

16. Kabupaten Barito Utara

17. Kabupaten Kapuas

18. Kabupaten Kotawaringin Barat

19. Kabupaten Kotawaringin Timur

20. Kabupaten Katingan

21. Kabupaten Seruyan

22. Kabupaten Sukamara

23. Kabupaten Lamandau

24. Kabupaten Gunungmas

25. Kabupaten Pulang Pisau

26. Kabupaten Murung Raya

Universitas Sumatera Utara

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

42

27. Kabupaten Barito Timur

28. Kota Palangkaraya

Kalimantan Selatan

29. Kabupaten Banjar

30. Kabupaten Barito Kuala

31. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

32. Kabupaten Hulu Sungai Tengah

33. Kabupaten Hulu Sungai Utara

34. Kabupaten Kota Baru

35. Kabupaten Tabalong

36. Kabupaten Tanah Laut

37. Kabupaten Tapin

38. Kabupaten Balangan

39. Kabupaten Tanah Bumbu

40. Kota Banjarbaru

41. Kota Banjarmasin

Kalimantan Timur

42. Kabupaten Berau

43. Kabupaten Kutai Barat

44. Kabupaten Kutai Timur

45. Kabupaten Paser

46. Kabupaten Penajam Paser Utara

47. Kabupaten Mahakam Ulu

48. Kota Balikpapan

49. Kota Bontang

50. Kota Samarinda

Kalimantan Utara

51. Kabupaten Bulungan

52. Kabupaten Malinau

53. Kabupaten Nunukan

54. Kabupaten Tana Tidung

55. Kota Tarakan

Sumber :www.bps.go.id , www.djpk.depkeu.go.id

3.4 Definisi Operasional

Universitas Sumatera Utara

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

43

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang merupakan

titik perhatian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan sebuah variabel dimana nilainya sendiri

bergantung atau dipengaruhi dari nilai variabel lainya. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Belanja Modal

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Belanja Modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah aset tetap atau inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu

periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel Independen, yaitu variabel yang dianggap sebagai penyebab

munculnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Pendapatan Asli Daerah bersumber dari: 1) Pajak daerah; 2) Retribusi

Universitas Sumatera Utara

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

44

daerah; 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4) Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu daerah atau wilayah pada

periode tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap

tahunnya, sedangkan PDRB atas harga konstan merupakan nilai tambah barang

dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada suatu tahun

tertentu sebagai tahun dasar.

3. Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Indikator DAU adalah

sebagai berikut :

1. Dari indeks kebutuhan daerah, terdiri dari : pengeluaran atau belanja daerah

rata-rata, indeks penduduk, indeks luas daerah, indeks harga bangunan,

indeks kemiskinan relatif.

2. Dari penerimaan daerah, terdiri dari : penerimaan daerah, indeks industri,

indeks sumber daya alam (SDA), indeks sumber daya manusia (SDM).

Universitas Sumatera Utara

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

45

4. Jumlah Penduduk

Menurut Badan Pusat Statistik, Penduduk Indonesia adalah semua orang

yang berdomisili di wilayah territorial Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan

atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.

Penduduk juga turut berperan penting dalam peningkatan belanja daerah. Dalam

hal ini, berarti jumlah penduduk disuatu provinsi itu sangat berpengaruh terhadap

peningkatan belanja daerah. Besarnya jumlah penduduk akan berhadapan dengan

seberapa cepat kemampuan bertambahnya jumlah alat-alat pemuas kebutuhan

serta sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

5. Luas Wilayah

Menurut Undang undang Nomor 33 Tahun 2004, Luas Wilayah merupakan

variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana dan prasarana per

satuan wilayah. Semakin besar Luas Wilayah suatu daerah pemerintahan maka

semakin banyak juga sarana dan prasarana yang harus disediakan pemerintah

daerah agar tersedia pelayanan publik yang baik. Wilayah adalah sebuah daerah

yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau,

seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik alam

misalnya sungai, gunung, atau laut. Luas Wilayah pemerintahan merupakan

jumlah ukuran besarnya wilayah dari suatu pemerintahan, baik itu pemerintahan

kabupaten, kota, maupun geografis suatu daerah.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan teknik

dokumentasi, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan

Universitas Sumatera Utara

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

46

dengan mempelajari dokumen-dokumen atau data yang dibutuhkan, dilanjutkan

dengan pencatatan dan penghitungan dengan cara menghimpun informasi untuk

menyelesaikan masalah berdasarkan data-data yang relevan.

Sumber dan penggunaannya didapat dari data eksternal yaitu data yang

diperoleh dari situs BPS (Badan Pusat Statistik) melalui www.bps.go.id dan

dokumen laporan realisasi APBD yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan

Keuangan Pemerintahan Daerah melalui www.djpk.depkeu.go.id. Sifat datanya

adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, dan bersifat obyektif.

Selain itu, peneliti juga melakukan studi literatur melalui buku-buku dan jurnal

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji asumsi

klasik dan pengujian hipotesis.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Analisis multivariate telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah

penelitian. Hal ini disebabkan permasalahan bisnis dan lainnya mempunyai aspek

multidimensional. Dalam melaksanakan pengujian dalam analisis multivariate,

penelitian perlu melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian

Universitas Sumatera Utara

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

47

tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian

yang diperoleh. Asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah:

1. Memiliki distribusi normal

2. Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen

3. Tidak terjadi heterokedastisitas atau varian variabel pengganggu yang

konstan (homoskedastisitas)

4. Tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen.

Pengujian asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas,

heterokedastisitas dan autokorelasi, yang penjelasannya sebagai berikut :

3.6.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.

Menurut Ghozali (2011 : 160) meyatakan bahwa ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan

uji statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov,

distribusi data dikatakan normal jika signifikan > 0,05.

3.6.2.2 Uji Multikolonieritas

Tujuan uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah model regresi

ditemukan dengan adanya korelasi diantara variabel independen. Suatu model

regresi yang baik tidak ditemukannya hubungan atau korelasi di antara variabel

independen. Penguji multikolinearitas menggunakan metode Variance Inflasation

Universitas Sumatera Utara

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

48

Factor (VIF). Metode VIF ini menjelaskan hubungan variabel independen yang

mana menjelaskan variabel independen yang lain. Tolarance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Menurut Ghozali (2011:143) “Nilai tolarance yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance

≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10”.

3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas

Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas. Beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heterokedastisitas:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang menyebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan yang telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

Universitas Sumatera Utara

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

49

t dengan kesalahan pada periode t – 1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan uji Durbin Watson (Durbin – Watson Test), yaitu untuk

mengetahui dan menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan

menghitung nilai d statistik. Menurut Santoso (2000 : 210) menyatakan bahwa:

Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan

menggunakan nilai uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Angka D – W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D – W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka D – W di atas + berarti ada autokorelasi negatif.

Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika

antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual

adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Bila

signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti residual tidak random dan H0 ditolak.

3.7 Analisis Regresi

Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih

dari satu variabel independen. Pada penelitian ini terdapat lima variabel

independen, yakni Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto,

Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah. Model regresi linier

berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memiliki asumsi

normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik

Universitas Sumatera Utara

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

50

multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Persamaan regresi linier

berganda yaitu:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+e

Keterangan :

Y = Belanja Modal,

X1 = Pendapatan Asli Daerah,

X2 = Produk Domestik Regional Bruto

X3 = Dana Alokasi Umum

X4 = Jumlah Penduduk

X5 = Luas Wilayah

α = Konstanta

e = Faktor lain ( Faktor Pengganggu)

β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel

dependen berdasarkan pada variabel independen.

Jika terdapat masalah asumsi klasik, dapat dilakukan dengan cara

melakukan transformasi logaritma, hal ini dilakukan agar setiap variabel yang

digunakan dapat memenuhi asumsi klasik.

Persamaan regresi logaritma yang digunakan adalah sebagai berikut :

LnY = a + b1LnX1+b2LnX2+b3LnX3+b4LnX4+b5LnX5+e

Keterangan :

LnY = Belanja Modal

A = Konstanta

b1b2b3b4b5 = Koefisien Regresi untuk X1, X2, X3, X4 dan X5

LnX1 = PendapataAsli Daerah (PAD)

LnX2 = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

LnX3 = Dana Alokasi Umum (DAU)

LnX4 = Jumlah Penduduk

LnX5 = Luas Wilayah

e = Faktor lain ( Faktor Pengganggu)

3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi ( )

Universitas Sumatera Utara

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

51

Pengujian koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur

proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap

variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji

goodness-fit dari model regresi. Nilai ( ) koefisien determinasi berkisar antara

0 sampai 1 (0 ≤ ≤ 1). Nilai dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai

berkisar antara 0 sampai 1. Nilai menunjukkan

tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Bila semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dan bila semakin kecil

mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

3.8.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Uji statistik t merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk

menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua

buah mean sampel yang diambil secara acak dari populasi yang sama, tidak dapat

perbedaan yang signifikan. Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel

independen (Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) secara parsial terhadap variabel

dependen (Belanja Modal) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan

pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada.

Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap Peringkat variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

52

2. H1 : bi ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Selain hipotesis di atas, hipotesis uji statistik t adalah :

1. Jika Sig > α maka H0 diterima, artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh tidak signifikan terhadap Peringkat variabel dependen.

2. Jika Sig < α maka H0 ditolak, artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Peringkat variabel dependen.

3.8.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua independen yang

dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen.

Penggunaan taraf signifikan uji F beragam, tergantung pemilihan peneliti

yaitu 0,01 (1%), 0,05 (5%) dan 0,10% (10%). Sebagai contoh jika pengujian

dilakukan dengan taraf pengujian α=5% (0,05). Bentuk pengujiannya, yaitu:

1. Jika nilai Sig > 0,05, H0 diterima, artinya variabel independen berpengaruh

tidak signifikan secara simultan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai Sig < 0,05, maka H1 diterima, artinya variabel independen

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Pulau

Kalimantan yang terdiri dari 55 kabupaten/kota. Setelah data terkumpul, yang

termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Dari penyeleksian tersebut diperoleh 55 yang terdiri dari 46 kabupaten dan 9 kota

yang menjadi sampel atau 165 data observasi yang memenuhi kriteria, data

didapatkan dari situs Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id) dan situs Departemen

Keuangan Ditjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

(www.djpk.kemenkeu.go.id).

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai

standar deviasi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan dalam perhitungan

statistik deskriptif adalah Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Produk

Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas

Wilayah. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Universitas Sumatera Utara

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

54

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 165 22.04 27.35 25.1280 .79465

PDRB 165 13.16 18.25 15.8526 .91130

DAU 165 25.37 27.76 26.9459 .39841

Jumlah_Penduduk 165 9.86 13.63 12.2584 .73279

Luas_Wilayah 165 4.29 10.66 8.4276 1.49520

Belanja_Modal 165 25.53 28.01 26.6184 .49408

Valid N (listwise) 165

Sumber : data olahan SPSS,2019

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah unit analisis (N)

dalam penelitian ini adalah sebanyak 165 unit analisis yang terdiri dari 46

Kabupaten dan 9 Kota di pulau Kalimantan yang melaporkan laporan realisasi

APBD pada website (http://www.djpk.kemenkeu.go.id) dan melaporkan Produk

Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah pada website

(http://bps.go.id) pada periode tahun 2014-2016. Tabel 4.1 menjelaskan bahwa :

1. Nilai minimum Pendapatan Asli Daerah adalah 22,04, nilai maksimum

27,35, nilai rata-rata (mean) 25,0798 dan standar deviasi 0,79465 dengan

jumlah sampel sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh Kabupaten

Mahakam Ulu dan maksimum oleh Kota Balikpapan.

2. Nilai minimum Produk Domestik Regional Bruto adalah 13,16, nilai

maksimum 18,25, nilai rata-rata (mean) 15,8526 dan standar deviasi

0,91130 dengan jumlah sampel sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh

Kabupaten Seruyan dan maksimum oleh Kabupaten Kutai Timur.

3. Nilai minimum Dana Alokasi Umum adalah 25,37, nilai maksimum 27,76,

nilai rata-rata (mean) 26,9459 dan standar deviasi 0,39841 dengan jumlah

Universitas Sumatera Utara

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

55

sampel sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh Kota Bontang dan

maksimum oleh Kabupaten Deli Ketapang.

4. Nilai minimum Jumlah Penduduk adalah 9,86, nilai maksimum 13,63, nilai

rata-rata (mean) 12,2584 dan standar deviasi 0,73279 dengan jumlah sampel

sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh Kabupaten Tana Tidung dan

maksimum oleh Kota Samarinda.

5. Nilai minimum Luas Wilayah adalah 4,29, nilai maksimum 10,66, nilai

rata-rata (mean) 8,4276 dan standar deviasi 1,49520 dengan jumlah sampel

sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh Kota Banjarmasin dan

maksimum oleh Kabupaten Malinau.

6. Nilai minimum Belanja Modal adalah 25,53, nilai maksimum 28,01, nilai

rata-rata (mean) 26,6184 dan standar deviasi 0,49408 dengan jumlah sampel

sebanyak 165. Nilai minimum dimiliki oleh Kabupaten Sanggau dan

maksimum oleh Kabupaten Kutai Timur.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan data yang diteliti dapat

digunakan dalam analisis model regresi linear. Setelah data yang diteliti lolos

dalam uji asumsi klasik, uji regresi akan dilakukan untuk melihat tingkat

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji-uji yang

dilakukan terdiri dari:

4.3.1 Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

56

Uji normalitas bertujuan menguji apakah variabel residual berdistribusi

normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas terhadap residual

menggunakan analisis grafik histogram, uji statistic nonparametric Kolmogorov-

Smirnov dan analisis grafik normal plot, dimana distribusi data dapat dilihat

dengan kriteria sebagai berikut :

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan

sebaliknya jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha

diterima. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram yang diolah

dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Sumber: data

olahan SPSS,

2019

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Universitas Sumatera Utara

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

57

Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan data berdistribusi normal

karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji non parametric

Kolmogorov-smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut :

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai probabilitas p atau Asymp.Sig. (2-

tailed) adalah 0,200 dan di atas nilai signifikan (0,05) maka H0 diterima yang

berarti variabel residual berdistribusi normal. Demikian pula hasil uji

normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.

Tabel 4.2

Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 165

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Deviation

.34582978

Most Extreme Differences Absolute .056

Positive .053

Negative -.056

Test Statistic .056

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

58

Sumber : data olahan SPSS, 2019

Gambar 4.2

Grafik Normal P-Plot

Pada grafik normal probability plot di atas terlihat bahwa titik-titik atau

data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi

multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard

error menjadi tidak terhingga. Deteksi multikolenaritas pada suatu model dapat

dilihat yaitu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolenearitas (Erlina, 2011 : 102).

Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

Universitas Sumatera Utara

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

59

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Dari data pada Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil

dari 10.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini

merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi

linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi

dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Prasyarat yang harus terpenuhi

dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas agar data

sesuai. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik scattter plot

model tersebut. Dasar analisisnya:

1) Jika ada pola-pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola

tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas,

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000 .234 4.268

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004 .262 3.823

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213 .372 2.687

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001 .266 3.757

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000 .537 1.861

a. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

60

2) Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau

terjadi homokedastisitas

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

Hasil uji heteroskedastisitas dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik

scatterplot menunjukkan pola penyebaran, dimana titik-titik menyebar diatas dan

dibawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada data yang digunakan.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu

Universitas Sumatera Utara

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

61

periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model

regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga

model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara

untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian

Durbin Watson (DW), tidak terjadi autokorelasi apabila :

1. Angka D – W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D – W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka D – W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

S

u

m

b

e

r

:

data olahan SPSS, 2019

Tabel 4.4 menyajikan hasil uji autokorelasi yang menunjukkan nilai

statistik Durbin Watson (DW) sebesar 1,634. Nilai ini di antara -2 sampai +2.

Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif

maupun negatif.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .714a .510 .495 .35123 1.634

a. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli Daerah

b. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

62

4.4 Analisis Regresi

Analisis ini untuk mengetahui apakah arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan ataupun

penurun dari data yang diolah.

Tabel 4.5

Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000

a. Dependent Variable: Belanja Modal

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Dari hasil output regresi diatas didapat persamaan regresi linear berganda

adalah sebagai berikut:

Y = 19,462 + 0,411X1 + 0,171X2 – 0,141X3 – 0,235X4 + 0,097X5 + e

Dimana :

Y = Belanja Modal

X1 = Pendapatan Asli Daerah

X2 = Produk Domestik Regional Bruto

X3 = Dana Alokasi Umum

X4 = Jumlah Penduduk

X5 = Luas Wilayah

e = Faktor lain ( Faktor Pengganggu)

Universitas Sumatera Utara

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

63

Berdasarkan Tabel 4.5 disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk

masing-masing variabel independen. Untuk variabel Pendapatan Asli Daerah

bernilai 0,411 (bernilai positif), berarti Pendapatan Asli Daerah memiliki

pengaruh positif terhadap Belanja Modal. Pendapatan Asli Daerah yang semakin

tinggi berdampak akan meningkatkan Belanja Modal.

Variabel Produk Domestik Regional Bruto bernilai 0,171 (bernilai positif),

berarti Produk Domestik Regional Bruto memiliki pengaruh positif terhadap

Belanja Modal. Produk Domestik Regional Bruto yang semakin tinggi berdampak

akan meningkatkan Belanja Modal.

Variabel Dana Alokasi Umum bernilai -0,141 (bernilai negatif), berarti

Dana Alokasi Umum memiliki pengaruh negatif terhadap Belanja Modal. Dana

Alokasi Umum yang semakin tinggi tidak berdampak terhadap peningkatan

Belanja Modal.

Variabel Jumlah Penduduk bernilai -0,235 (bernilai negatif), berarti

Jumlah Penduduk memiliki pengaruh negatif terhadap Belanja Modal. Jumlah

Penduduk yang semakin tinggi tidak berdampak terhadap peningkatan Belanja

Modal.

Variabel Luas Wilayah bernilai 0,097 (bernilai positif), berarti Luas

Wilayah memiliki pengaruh positif terhadap Belanja Modal. Luas Wilayah yang

semakin tinggi berdampak akan meningkatkan Belanja Modal.

4.5 Pengujian Hipotesis

Universitas Sumatera Utara

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

64

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Berdaarkan hasil pengolahan

data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.5.1 Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati

1. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar variabel independen

menjelaskan variabel dependennya. Nilai adjusted R square adalah nol sampai

dengan satu. Apabila nilai adjusted R square semakin mendekati satu, maka

variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai adjusted R

square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen semakin terbatas.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .714a .510 .495 .35123

a. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional

Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli

Daerah

b. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

65

Dari tabel 4.6 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai R sebesar 0,714 menunjukkan hubungan antara variabel independen

yakni Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah dengan variabel

dependen Belanja Modal yaitu sebesar 71,4 %

2. Nilai R Square 0,510 atau sebesar 51% yang berarti bahwa Belanja Modal

mampu diperdiksi oleh Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional

Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah sebesar

51%, Sisanya yaitu sebesar 49% mampu diprediksi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini 49,5% yang berarti bahwa

Belanja Modal mampu diprediksi oleh Pendapatan Asli Daerah, Produk

Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Luas

Wilayah sebesar 49,5%. Sisanya yaitu 50,5% diprediksi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Nilai standart error of the estimate yang diperoleh adalah 0,35123.

Semakin kecil nilai yang diperoleh, maka model regresi yang dihasilkan

akan semakin tepat untuk memprediksi variabel.

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Universitas Sumatera Utara

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

66

Uji parsial (t-test) bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan signifikasi thitung dengan ttabel dengan

ketentuan:

1. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5% atau

signifikansi > 0,05,

2. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α = 5% atau

signifikansi < 0,05.

Tabel 4.7

Uji Signfikansi Parsial (uji-t)

Sumber: data olahan SPSS, 2019

Hasil pengujian statistik thitung pada Tabel 4.7 dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05

dan nilai dari uji t = 5,757 > nilai t tabel 1,654. Dengan demikian diterima

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000

a. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

67

Ha artinya variabel Pendapatan Asli Daerah secara parsial berpengaruh

positif signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau

Kalimantan. Karena bernilai positif, hal ini berarti semakin tinggi

Pendapatan Asli Daerah maka pengeluaran pemerintah atas Belanja Modal

juga semakin tinggi. Maka hal ini menunjukkan hasil penelitian ini sejalan

dengan hipotesis penelitian.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan nilai signifikansi

0,004 < 0,05 dan nilai dari uji t = 2,903 > nilai t tabel 1,654. Dengan

demikian diterima Ha artinya variabel Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja

Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan. Karena bernilai positif,

hal ini berarti semakin tinggi Produk Domestik Regional Bruto maka

pengeluaran pemerintah atas Belanja Modal juga semakin tinggi. Hal ini

menunjukkan hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian.

3. Dana Alokasi Umum (DAU) menunjukkan nilai signifikansi 0,213 > 0,05 dan

nilai dari uji t = -1,250 < nilai t tabel 1,654. Dengan demikian diterima H0

artinya variabel Dana Alokasi Umum (DAU) secara parsial berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota

di Pulau Kalimantan. Karena bernilai negatif, hal ini berarti Dana Alokasi

Umum berbanding terbalik dengan Belanja Modal pemerintah. Hal ini

menunjukkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

68

4. Jumlah Penduduk menunjukkan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 dan nilai dari

uji t = -3,246 > nilai t tabel 1,654. Dengan demikian diterima Ha artinya

variabel Jumlah Penduduk secara parsial berpengaruh negatif signifikan

terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan. Karena

bernilai negatif, hal ini berarti Jumlah Penduduk berbanding terbalik

dengan Belanja Modal pemerintah. Hal ini menunjukkan hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan hipotesis penelitian.

5. Luas Wilayah menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai dari uji t

= 3,895 > nilai t tabel 1,654. Dengan demikian diterima Ha artinya variabel

Luas Wilayah secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja

Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan. Karena bernilai positif,

hal ini berarti semakin luas suatu wilayah maka pengeluaran pemerintah

atas Belanja Modal juga semakin tinggi. Hal ini menujukkan hasil penelitian

sejalan dengan hipotesis penelitian.

4.5.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan antara pertumbuhan ekonomi, luas wilayah, dan dana perimbangan

terhadap belanja modal dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel pada tingkat signifikansi (α) = 5%. Hasil uji simultan melalui

pengolahan SPSS dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

69

Sumber: olahan data SPSS, 2019

Tabel 4.8, dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat Fhitung sebesar

33,108 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan Ftabel diketahui

sebesar 2,27. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel

(33,108 > 2,27) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Variabel Pendapatan Asli

Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah

Penduduk dan Luas Wilayah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan.

4.6 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan melalui berbagai pengujian

di atas dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh variabel independen dan variabel

dependen adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.421 5 4.084 33.108 .000b

Residual 19.614 159 .123

Total 40.035 164

a. Dependent Variable: Belanja Modal

b. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli Daerah

Universitas Sumatera Utara

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

70

a. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal

Adanya pengaruh positif Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal

memiliki penjelasan bahwa Pendapatan Asli Daerah yang semakin tinggi, maka

Belanja Modalnya semakin tinggi juga yang bisa dialokasikan oleh pemerintah

daerah. Pendapatan Asli Daerah yang meningkat akan memberikan manfaat

untuk meningkatkan penyediaan fasilitas publik melalui pembangunan sarana

dan prasarana terutamanya pembangunan infrastruktur. Dengan ditemukannya

hasil penelitian ini, diharapkan masing-masing daerah dapat menggali potensi

penerimaan daerahnya secara maksmial. Dari hasil pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah mempunyai nilai uji t = 5,757 >

nilai t tabel 1,654 dan memiliki nilai signifikansi 0,000, lebih kecil dari tingkat

signifikansi, yakni 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal

pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan. Artinya apabila Pendapatan Asli

Daerah meningkat, maka Belanja Modal juga semakin meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori penelitian dan sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Fahlevi (2016) yang menyatakan

bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja

Modal. Sementara hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Wandira (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

71

b. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Terhadap Belanja Modal

Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Produk Domestik

Regional Bruto mempunyai nilai uji t = 2,903 > nilai t tabel 1,654 dan memiliki

nilai signifikansi 0,004, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara parsial Produk Domestik Regional Bruto

berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di

Pulau Kalimantan. Artinya apabila Produk Domestik Regional Bruto semakin

meningkat maka Belanja Modal juga semakin meningkat. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa Belanja Modal di tahun berikutnya akan mengalami

kenaikan jika Produk Domestik Regional Bruto mengalami peningkatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori penelitian dan sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2013) yang menyatakan bahwa Produk

Domestik Regional Bruto berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal.

Sementara hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fatmawati (2014) yang menyatakan bahwa Produk Domestik

Regional Bruto tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal.

c. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal

Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Dana Alokasi

Umum mempunyai nilai dari uji t = -1,250 < nilai t tabel 1,654 dan memiliki nilai

signifikansi 0,213, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

72

disimpulkan bahwa secara parsial Dana Alokasi Umum berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan.

Artinya apabila Dana Alokasi Umum mengalami peningkatan, belum tentu hal

tersebut akan mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap Belanja Modal.

Dengan demikian dapat diketahui Belanja Modal di tahun berikutnya tidak dapat

diprediksi mengalami kenaikan atau penurunan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori penelitian dan tidak sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Fahlevi (2016) yang

menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh positif signifikan terhadap

Belanja Modal. Sementara hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Meianto, dkk (2015) yang menyatakan bahwa Dana Alokasi

Umum berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Belanja Modal.

d. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Modal

Besarnya jumlah penduduk akan berhadapan dengan seberapa cepat

kemampuan bertambahnya jumlah alat-alat pemuas kebutuhan serta sarana dan

prasarana (infrastruktur-infrastruktur) untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Belanja Modal pemerintah daerah didasarkan pada kebutuhan daerah akan

sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah

maupun fasilitas publik. Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa

Jumlah Penduduk mempunyai nilai uji t = -3,246 > nilai t tabel 1,654 dan

memiliki nilai signifikansi 0,001, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Jumlah Penduduk berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

73

negatif signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau

Kalimantan. Artinya apabila Jumlah Penduduk mengalami peningkatan, maka

Belanja Modal akan semakin menurun.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori penelitian dan tidak sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiagma (2015) yang menyatakan

bahwa Jumlah Penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal.

Sementara hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sumarsono (2017) yang menyatakan bahwa Jumlah Penduduk berpengaruh

negatif signifikan terhadap Belanja Modal.

e. Pengaruh Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal

Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Luas Wilayah

mempunyai nilai uji t = 3,895 > nilai t tabel 1,654 dan memiliki nilai signifikansi

0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara parsial Luas Wilayah berpengaruh positif signifikan terhadap

Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa semakin besar Luas Wilayah suatu daerah maka

semakin banyak juga sarana dan prasarana yang harus disediakan pemerintah

daerah agar tersedia pelayanan publik yang baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori penelitian dan sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2017) yang menyatakan bahwa Luas

Wilayah berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal. Sementara hasil

dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

74

Junaedy (2014) yang menyatakan bahwa Luas Wilayah tidak berpengaruh

terhadap Belanja Modal.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh

Pendapatan asli Daerah (PAD), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Dana

Alokasi Umum (DAU), Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja

Modal pada Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah disampaikan pada bab-

bab terdahulu dan dengan pengujian-pengujian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Secara parsial, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) dan Luas Wilayah berpengaruh positif signifikan terhadap

Belanja Modal. Jumlah Penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap

Belanja Modal. Sementara Dana Alokasi Umum berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau

Kalimantan.

2. Secara simultan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), Dana Alokasi Umum (DAU), Jumlah Penduduk, dan Luas

Wilayah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

75

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan data pada Kabupaten/Kota di Pulau

Kalimantan, hal ini mengakibatkan hasil penelitian belum dapat

digeneralisasi untuk seluruh provinsi di Indonesia.

2. Penelitian ini mengambil beberapa variabel independen sehingga

penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang

mempengaruhi Belanja Modal.

5.3 Saran

Mengacu dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang

dapat penulis berikan adalah:

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar peneliitian yang dilakukan

menambahkan variabel independen yang lebih bervariasi, misalnya jenis-

jenis penerimaan daerah lainnya dan menggunakan periode yang lebih

lama serta objek yang lebih luas lagi.

2. Bagi pemerintah daerah, dengan melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Dana Alokasi Umum

(DAU), Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal

diharapkan dapat lebih meningkatkan proporsi masing-masing variabel

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

76

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, diakses dari

http://www.kalbar.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 September 2018 pada

jam 20.20

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, diakses dari

http://www.kalteng.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 September 2018 jam

20.35

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, diakses dari

http://www.kalsel.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 September 2018 jam

20.50

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, diakses dari

http://www.kaltim.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 September 2018 jam

21.05

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Utara, diakses dari

http://www.kaltara.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 September 2018 jam

21.15

Darwanto dan Yustikasari, Yulia 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

DJPK, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (www.djpk.kemenkeu.go.id).

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. USU Press, Medan

Erlina, Omar Sakti Rambe, Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah

Berbasis Akrual, Salemba Empat : Jakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi. Buku Petunjuk

Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Medan.

Fatmawati, Siti Aisyah. 2014. Pengaruh dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana

Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), terhadap Realisasi Anggaran Belanja

Modal pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2012. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Fitriana, Nihayatul dan Sudarti. 2018. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Bagi Hasil dan Jumlah Penduduk terhadap pengalokasian Anggaran Belanja

Universitas Sumatera Utara

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

77

Modal kabupaten/kota di Provinsi Riau pada tahun 2012-2016.” Jurnal Ilmu

Ekonomi. Vol 2 No.2, 332-345.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi

Lima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang

Ginting, Rahmi. 2017. “Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah,

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja

Modal (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau)”.

Jurnal JOM Fekon, Vol. 4 No. 2.

Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah,

Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Harianto, David dan Adi, Priyo Hari. 2007. “Hubungan Antara Dana Alokasi

Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Per

Kapita”.Simposium Nasional Akuntansi X.

Hartati, Hariani Dwi. 2013. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto,

Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal

di Kota Balikpapan”. Jurnal. Ekonomika-Bisnis. Vol. 4 No.2, 113-130.

Indiyani, Devi Asih. 2014. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) terhadap Anggaran Belanja Modal pada Kabupaten

dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2006-2012”. Jurnal.

Universitas Negeri Riau.

Junaedy. 2014. “Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Dana

Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah Terhadap

Belanja Modal”. Jurnal. Universitas Yapis Papua.

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi

Meianto, Edy, Betri dan Wenny Chrerrya Dhia. 2015. “Pengaruh DAU, DAK,

PAD dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di

Sumatera Selatan”. Jurnal. STIE Multi Data: Palembang

Mentayani dan Rusmanto. 2013. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran Terhadap

Belanja Modal pada Kota dan Kabupaten di Pulau Kalimantan”. Jurnal

InFestasi. Vol.9 No.2, 91-102.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

78

Prasetya, Ikhwan. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,

Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil dan Belanja Pegawai terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi di

Indonesia Tahun 2012. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Puspitawati, Gina. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Jumlah Penduduk,

dan PDRB terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pemerintahan Kabupaten

& Kota di NTB 2010-2015). Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan kedua Dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

______________, Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana

Perimbangan.

______________, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

______________, Undang-undang RI No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara.

______________, Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah.

______________, Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Rusmita, Sari. 2016. “Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Barat”.

Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.5 No.3, 237-257.

Santoso, Singgih. 2000. Latihan SPSS Statistik Parmetik. Jakarta : Gramedia.

Sartika, Edna. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah,

Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se-

Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Siswantoro, Dodik dan Kusnandar. 2012. “Pengaruh Dana Alokasi Umum,

Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas

Wilayah Terhadap Belanja Modal”.Jurnal. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

79

Sumarsono, Dimas Swara Dwipa. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk terhadap Belanja Modal

Pemerintah Kabupaten Kota di Pulau Jawa. Skripsi. Universitas Airlangga.

Susanti, Susi dan Fahlevi, Heru. 2016. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal (Studi Pada

Kabupaten/Kota di Wilayah Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi

Akuntansi (JMEKA)

Tuasikal, Askam. 2008. “Pengaruh DAU, DAK, PAD, dan PDRB terhadap

Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia.” Jurnal

Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 1 No. 2, 142-155.

Ukwueze, Ezebuilo Romanus. 2015. “Determinants of the Size of Public

Expenditure in Nigeria”. Journal. University of Nigeria.

Wandira, A.G. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH)

terhadap Pengalokasian Belanja Modal (Studi Empiris pada Pemerintah

Provinsi se Indonesia tahun 2012). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Widiagma, Aditya Putra. 2015. “Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur”. Jurnal. Universitas Jember.

Yuwono, Sony, Dwi Cahyo Utomo, H Suheiry Zein dan H.Azrafiany. 2015.

Memahami APBD dan Permasalahnnya (Panduan Pengelolaan Keuangan

Daerah). Edisi Pertama. Malang : Bayumedia.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

80

LAMPIRAN 1

(data dalam bentuk LN)

Kabupaten/Kota Tahun LN X1 LN X2 LN X3 LN X4 LN X5 LN Y

Kalimantan Barat

Kab Bengkayang

2014 24,35 15,31 26,93 12,36 8,59 26,34

2015 24,40 15,35 27,00 12,36 8,59 26,32

2016 24,48 15,40 27,08 12,40 8,59 26,55

Kab Landak

2014 25,17 15,52 27,10 12,77 9,20 26,58

2015 24,57 15,57 27,15 12,79 9,20 26,80

2016 24,77 15,62 27,24 12,8 9,20 26,96

Kab Kapuas Hulu

2014 25,12 15,44 27,50 12,39 10,30 26,65

2015 24,97 15,48 27,54 12,41 10,30 26,64

2016 24,93 15,53 27,61 12,43 10,30 26,97

Kab Ketapang

2014 25,43 16,37 27,65 13,05 10,35 26,65

2015 25,53 16,42 27,70 13,07 10,35 26,65

2016 25,63 16,50 27,76 13,09 10,35 26,64

Kab Sambas

2014 25,51 16,19 27,36 13,16 8,76 26,42

2015 25,17 16,23 27,40 13,17 8,76 26,42

2016 25,35 16,28 27,51 13,17 8,76 26,52

Kab Sanggau

2014 25,13 16,18 27,33 12,99 9,46 26,26

2015 25,15 16,22 27,36 13,00 9,46 25,53

2016 25,26 16,27 27,45 13,02 9,46 26,54

Kab Sintang

2014 25,29 15,83 27,43 12,88 9,98 26,18

2015 25,37 15,87 27,49 12,89 9,98 26,63

2016 25,41 15,92 27,55 12,90 9,98 26,82

Kab Sekadau

2014 24,26 14,99 26,77 12,16 8,60 26,04

2015 24,24 15,05 26,82 12,17 8,60 26,1

2016 24,32 15,11 26,95 12,18 8,60 26,33

Kab Melawi

2014 24,03 14,80 27,05 12,17 9,27 26,19

2015 24,12 14,85 27,09 12,19 9,27 26,14

2016 24,25 14,89 27,15 12,20 9,27 26,53

Kab Kayong

Utara

2014 23,58 14,49 26,66 11,55 8,43 25,92

2015 23,30 14,54 26,75 11,57 8,43 25,95

2016 23,10 14,60 26,87 11,58 8,43 26,17

Kab Kubu Raya

2014 25,30 16,43 27,27 13,20 8,85 26,47

2015 25,18 16,49 27,32 13,21 8,85 26,63

2016 25,34 16,55 27,39 13,23 8,85 26,43

Universitas Sumatera Utara

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

81

Kab Mempawah

2014 24,82 15,19 26,94 12,43 7,15 25,99

2015 24,72 15,24 26,99 12,44 7,15 26,35

2016 24,90 15,30 27,10 12,45 7,15 26,69

Kota Pontianak

2014 26,42 16,80 27,23 13,30 4,68 26,77

2015 26,54 16,85 27,25 13,32 4,68 26,86

2016 26,69 16,90 27,29 13,33 4,68 26,72

Kota Singkawang

2014 25,22 15,49 26,87 12,22 6,22 25,89

2015 25,31 15,55 26,89 12,24 6,22 26,09

2016 25,36 15,60 26,94 12,26 6,22 26,17

Kalimantan Tengah

Kab Barito

Selatan

2014 24,21 15,03 27,04 11,78 9,09 25,92

2015 24,37 15,08 27,07 11,79 9,09 25,91

2016 24,51 15,14 27,09 11,8 9,09 25,82

Kab Barito Utara

2014 24,45 15,50 26,97 11,75 9,02 26,02

2015 24,64 15,56 26,97 11,76 9,02 26,6

2016 24,76 15,61 27,07 11,76 9,02 26,46

Kab Kapuas

2014 25,00 15,85 27,41 12,75 9,62 26,47

2015 25,21 15,92 27,43 12,76 9,62 26,75

2016 25,18 16,00 27,51 12,77 9,62 26,98

Kab

Kotawaringin

Barat

2014 25,52 16,06 27,12 12,50 9,28 26,7

2015 25,54 16,13 27,14 12,54 9,28 26,41

2016 25,69 16,19 27,22 12,57 9,28 26,67

Kab

Kotawaringin

Timur

2014 25,87 16,37 27,38 12,94 9,73 26,78

2015 25,79 16,44 27,39 12,96 9,73 26,39

2016 25,97 16,52 27,45 12,99 9,73 26,41

Kab Katingan

2014 24,65 15,14 27,19 11,97 9,77 26,5

2015 24,43 15,20 27,23 11,98 9,77 26,55

2016 24,56 15,26 27,29 12,00 9,77 26,46

Kab Seruyan

2014 24,13 15,36 27,02 12,03 9,71 26,38

2015 24,36 15,41 27,06 12,07 9,71 26,51

2016 24,76 13,16 27,16 12,11 9,71 26,60

Kab Sukamara

2014 23,84 14,57 26,74 10,88 8,25 26,29

2015 24,12 14,62 26,73 10,92 8,25 26,4

2016 24,38 14,68 26,78 10,96 8,25 26,56

Kab Lamandau

2014 24,21 14,81 26,77 11,18 8,77 25,94

2015 24,46 14,87 26,8 11,21 8,77 26,55

2016 24,54 14,94 26,87 11,24 8,77 26,53

Kab Gunungmas

2014 24,19 14,73 26,97 11,58 9,29 26,09

2015 24,21 14,80 27,00 11,61 9,29 26,18

2016 24,35 14,87 27,06 11,63 9,29 26,40

Universitas Sumatera Utara

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

82

Kab Pulang Pisau

2014 24,16 14,73 26,95 11,73 9,10 26,11

2015 24,32 14,80 26,98 11,73 9,10 26,57

2016 24,36 14,86 27,08 11,74 9,10 26,58

Kab Murung

Raya

2014 24,37 15,29 27,10 11,59 10,07 26,34

2015 24,73 15,36 27,11 11,61 10,07 26,59

2016 24,25 15,42 27,24 11,63 10,07 26,69

Kab Barito Timur

2014 24,83 15,22 26,86 11,61 8,25 25,66

2015 24,36 15,27 26,87 11,64 8,25 25,82

2016 24,26 15,32 26,90 11,67 8,25 25,79

Kota

Palangkaraya

2014 25,20 15,86 27,10 12,44 7,78 25,98

2015 25,53 15,93 27,12 12,47 7,78 26,05

2016 25,51 16 27,21 12,50 7,78 26,38

Kalimantan Selatan

Kab Banjar

2014 25,80 16,07 27,16 13,21 8,46 26,53

2015 25,87 16,11 27,21 13,23 8,46 26,42

2016 25,97 16,16 27,31 13,24 8,46 26,41

Kab Barito Kuala

2014 24,96 15,32 26,96 12,59 7,77 26,56

2015 24,95 15,37 26,99 12,61 7,77 26,74

2016 24,86 15,42 27,08 12,62 7,77 26,76

Kab Hulu Sungai

Selatan

2014 25,17 15,08 26,89 12,32 7,50 26,11

2015 25,35 15,13 26,90 12,33 7,50 26,7

2016 25,47 15,19 27,00 12,35 7,50 26,65

Kab Hulu Sungai

Tengah

2014 25,17 15,13 26,89 12,46 7,29 26,25

2015 25,14 15,19 26,91 12,47 7,29 26,34

2016 25,30 15,25 26,99 12,48 7,29 26,55

Kab Hulu Sungai

Utara

2014 25,25 14,75 26,84 12,31 6,86 26,06

2015 25,33 14,81 26,85 12,33 6,86 26,50

2016 25,28 14,85 26,92 12,34 6,86 26,66

Kab Kota Baru

2014 25,47 16,47 27,14 12,66 9,15 26,76

2015 25,74 16,51 27,12 12,68 9,15 26,72

2016 25,67 16,55 27,13 12,69 9,15 26,66

Kab Tabalong

2014 25,56 16,35 26,82 12,37 8,19 26,47

2015 25,54 16,37 26,79 12,39 8,19 26,61

2016 25,70 16,40 26,94 12,40 8,19 26,88

Kab Tanah Laut

2014 25,62 15,97 26,86 12,67 8,22 26,54

2015 25,75 15,99 26,81 12,69 8,22 27,00

2016 25,73 16,03 27,01 12,70 8,22 27,14

Kab Tapin

2014 24,74 15,45 26,76 12,10 7,68 26,26

2015 24,85 15,49 26,75 12,11 7,68 26,81

2016 24,77 15,54 26,83 12,12 7,68 26,55

Universitas Sumatera Utara

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

83

Kab Balangan

2014 24,61 15,92 26,49 11,71 7,51 26,43

2015 24,63 15,94 26,47 11,72 7,51 26,40

2016 24,84 15,97 26,69 11,74 7,51 27,24

Kab Tanah

Bumbu

2014 25,49 16,39 26,78 12,66 8,53 26,94

2015 25,53 16,42 26,82 12,69 8,53 26,44

2016 25,48 16,45 26,87 12,72 8,53 26,33

Kota Banjarbaru

2014 25,55 15,31 26,69 12,33 5,80 26,37

2015 25,76 15,38 26,70 12,36 5,80 26,89

2016 25,85 15,45 26,80 12,39 5,80 26,88

Kota

Banjarmasin

2014 26,10 16,62 27,24 13,41 4,29 26,50

2015 26,14 16,68 27,24 13,42 4,29 26,58

2016 26,23 16,74 27,29 13,44 4,29 26,61

Kalimantan Timur

Kab Berau

2014 26,21 17,01 26,93 12,22 9,99 27,67

2015 26,18 17,07 26,83 12,25 9,99 27,89

2016 26,06 17,05 27,02 12,28 9,99 27,39

Kab Kutai Barat

2014 25,39 16,76 26,87 11,88 9,53 27,28

2015 25,15 16,74 26,93 11,89 9,53 27,51

2016 25,14 16,73 27,14 11,89 9,53 26,81

Kab Kutai Timur

2014 26,09 18,24 27,06 12,63 10,34 28,01

2015 25,62 18,25 26,56 12,68 10,34 27,97

2016 26,89 18,24 26,99 12,72 10,34 27,75

Kab Paser

2014 25,43 17,36 26,45 12,45 9,31 27,48

2015 25,38 17,35 26,29 12,48 9,31 27,41

2016 25,49 17,31 26,68 12,50 9,31 26,51

Kab Penajam

Paser Utara

2014 24,78 15,67 25,96 11,93 7,98 27,05

2015 24,91 15,67 25,65 11,95 7,98 26,83

2016 26,14 15,67 26,26 11,96 7,98 26,73

Kab Mahakam

Ulu

2014 22,04 14,17 25,68 10,16 9,88 25,7

2015 23,44 14,20 26,42 10,16 9,88 26,98

2016 23,65 14,24 26,90 10,17 9,88 26,40

Kota Balikpapan

2014 27,35 18,05 26,83 13,31 6,24 27,66

2015 27,08 18,06 26,68 13,33 6,24 27,72

2016 27,05 18,11 26,69 13,35 6,24 27,06

Kota Bontang

2014 25,80 17,54 25,75 11,98 5,09 26,84

2015 25,68 17,59 25,37 12,00 5,09 27,11

2016 25,86 17,57 26,04 12,02 5,09 26,24

Kota Samarinda

2014 26,80 17,49 27,14 13,59 6,57 27,91

2015 26,76 17,49 27,10 13,61 6,57 27,82

2016 26,69 17,49 27,22 13,63 6,57 27,27

Universitas Sumatera Utara

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

84

Kalimantan Utara

Kab Bulungan

2014 25,56 16,07 26,53 11,74 9,54 27,40

2015 25,52 16,09 26,44 11,77 9,54 27,22

2016 25,23 16,11 26,86 11,79 9,54 25,84

Kab Malinau

2014 25,36 15,64 27,21 11,22 10,66 27,48

2015 24,99 15,68 27,19 11,26 10,66 26,90

2016 25,35 15,70 27,37 11,30 10,66 27,14

Kab Nunukan

2014 25,44 16,33 26,47 11,28 9,54 27,37

2015 25,38 16,35 26,37 12,09 9,54 27,10

2016 25,00 16,38 26,72 12,13 9,54 26,70

Kab Tana Tidung

2014 24,55 14,98 26,04 9,86 8,48 27,01

2015 24,26 14,99 25,87 9,99 8,48 26,40

2016 23,92 15,00 26,56 10,06 8,48 27,12

Kota Tarakan

2014 25,20 16,59 26,24 11,59 5,52 27,48

2015 25,06 16,64 26,07 12,37 5,52 25,58

2016 25,25 16,69 26,54 12,41 5,52 26,78

Universitas Sumatera Utara

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

85

LAMPIRAN 2

HASIL UJI SPSS

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 165 22.04 27.35 25.1280 .79465

PDRB 165 13.16 18.25 15.8526 .91130

DAU 165 25.37 27.76 26.9459 .39841

Jumlah_Penduduk 165 9.86 13.63 12.2584 .73279

Luas_Wilayah 165 4.29 10.66 8.4276 1.49520

Belanja_Modal 165 25.53 28.01 26.6184 .49408

Valid N (listwise) 165

Uji Normalitas Data

Grafik Histogram

Universitas Sumatera Utara

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

86

Grafik Normal P-Plot

Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 165

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Deviation

.34582978

Most Extreme Differences Absolute .056

Positive .053

Negative -.056

Test Statistic .056

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

87

Uji Multikolinieritas

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000 .234 4.268

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004 .262 3.823

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213 .372 2.687

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001 .266 3.757

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000 .537 1.861

a. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

88

Uji Autokorelasi

Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000

a. Dependent Variable: Belanja Modal

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .714a .510 .495 .35123 1.634

a. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli Daerah

b. Dependent Variable: Belanja Modal

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .714a .510 .495 .35123

a. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional

Bruto, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli

Daerah

b. Dependent Variable: Belanja Modal

Universitas Sumatera Utara

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

89

Uji Signfikansi Parsial (uji-t)

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.462 2.654 7.334 .000

PAD .411 .071 .660 5.757 .000

PDRB .171 .059 .315 2.903 .004

DAU -.141 .113 -.114 -1.250 .213

Jumlah_Penduduk -.235 .073 -.349 -3.246 .001

Luas_Wilayah .097 .025 .295 3.895 .000

a. Dependent Variable: Belanja Modal

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.421 5 4.084 33.108 .000b

Residual 19.614 159 .123

Total 40.035 164

a. Dependent Variable: Belanja Modal

b. Predictors: (Constant), Luas Wilayah, Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, Pendapatan Asli Daerah

Universitas Sumatera Utara

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PRODUK …

90

Universitas Sumatera Utara