SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH …repo.stikesicme-jbg.ac.id/86/1/AKIDATUL ISNAINI.pdfii...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH …repo.stikesicme-jbg.ac.id/86/1/AKIDATUL ISNAINI.pdfii...
i
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA)
TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA
(Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
AKIDATUL ISNAINI
13.321.0069
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2017
ii
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA)
TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA
(Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
AKIDATUL ISNAINI
13.321.0069
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumenep pada tangga 20 April 1995 dari Bapak Drs.
H. M. Kadar dan Ibu Hj. Warsini, orang tua penulis adalah seorang PNS, penilus
merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Anak pertama Perempuan bernama
Hj. Marini Latifatus Zuhra.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Kecer 1 Dasuk, melanjutkan sekolah
menengah pertama di SMPN 3 Sumenep lulus tahun 2010, melanjutkan sekolah
menengah pertama di SMAN 1 Sumenep lulus pada tahun 2013, dan pada tahun
yang sama lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika (ICME) Jombang,
penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi
yang ada di STIKes “ Insan Cendekia Medika” Jombang samapai akhirnya
memyelesaikan studi akhir.
Demikian Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2017
Mahasiswa
AKIDATUL ISNAINI
13.321.0069
viii
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus saya ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT .....
Engkau telah memberikan kemudahan, kelancaran, kesabaran serta membukakan
pintu pikiranku dalam penyusunan skripsi ini.
Karya kecil ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu saya yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a,
bimbingan serta dukungan moril maupun materil sehingga saya bisa
sekarang ini, terima kasih. Saya sayang dan bangga memiliki orang tua
seperti beliau.
2. Dosen S1 Keperawatan yang selalu memberikan bimbingan, khususnya
dosen pembimbing Endang Y, S.Kep, Ns, M.Kes dan Yunan Yusuf,
S.kep., Ns terima kasih telah memberikan bimbingan dan waktunya
selama ini.
3. Terima kasih juga kepada mbak saya yang selalu memberikan motivasi,
dan dukungan, baik dukungan moril maupun materil buat saya.
4. Terima kasih juga untuk M. Hilmy Winiardy yang selalu mendo’akan
saya, memberi nasehat, dan support. Terima kasih sudah membantu dan
menemani sampai saya menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat dan teman-teman saya yang sudah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat saya S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang
senasip dan seperjuangan, terutama kelas B. Terima kasih atas dukungan
dan motivasinya.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan terhadap kahadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal dengan cepat dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe
Vera) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Lansia (Studi di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)” tanpa adanya
rintangan yang berarti. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi S1 Keperawatan STIKes Icme Jombang.
Penulis pengucakpan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada : H.
Bambang Tutuko, S.H, S.Kep, Ns., M.H selaku ketua STIKes ICMe Jombang,
Inayatur Rosyidah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan STIKes
ICMe Jombang, Dr. Haryono, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji utama; Endang
Y, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing utama yang memberikan arahan,
masukan, waktunya selama bimbingan penyusunan skripsi ini dengan penuh rasa
tanggung jawab; Yunan Yusuf, S.kep., Ns selaku pembimbing anggota yang
memberikan masukan dan dukungan moral kepada peneliti.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan
skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik, karena masih belum
sempurna.
Jombang, Mei 2017
Penulis
x
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA)
TERHADAP PERUBAHAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA
(Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
Oleh :
Akidatul Isnaini
Kolesterol adalah senyawa hasil pengelolaan lemak yang di produksi hati.
Kolesterol merupakan lemak yang penting bagi tubuh tetapi jika jumlahnya
berlebihan didalam darah dapat membahayakan kesehatan. Terapi yang dapat
digunakan untuk mengontrol kolesterol total adalah mengkonsumsi jus lidah
buaya (aloe vera) secara teratur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perunahan kolesterol
total pada lansia di unit pelaksanaan teknis pelayanan sosial tresna werda
jombang.
Desain penelitian adalah Pre Eksperimen menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan one group pre-post test design dengan simple
ramdom sampling. Populasi pada penelitian ini yaitu semua lansia yang memiliki
kolesterol total tinggi. Sampel penelitian ini berjumlah 10 sampel. Pengumpulan
data menggunakan lembar observasi. Data yang terkupul kemudian diolah dan
dianalisis dengan spss 24 serta menggunakan uji wilcoxon.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kolesterol total
sebelum dan dan setelah pemberian jus lidah buaya (aloe vera). Sebelum
pemberian jus lidah buaya (aloe vera) menunjukkan bahwa seluruhnya responden
memiliki kolesterol total cukup sebanyak 9 orang (90%), sesudah pemebrian jus
lidah buaya (aloe vera) menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami
perubahan dimana setengah responden memiliki kolesterol total normal sebanyak
5 orang (50%), setengah reponden memiliki kolesterol total cukup 5 orang (50%).
Analisa data menggunakan uji wiloxon dengan perhitungan spss 24 didaptakana
nilai 0,022 menunjukkan nilai p<0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima .
Kesimpulan penelitian ini bahwa dapat dikatakan ada pengaruh pemberian
jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan kolesterol total pada lansia di unit
pelaksanaan teknis pelayanan sosial tresna werda jombang.
Kata kunci : Jus lidah buaya (aloe vera), kolesterol total, lansia
xi
ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING ALOE VERA JUICE TO SLOPE TOTAL
CHOLESTEROL ON ELDERLY
(Study At The Technical Implementation Unit Of Social Services Tresna
Werda Jombang)
By:
Akidatul Isnaini
Cholesterol is a compound that results in the production of fatty liver.
Cholesterol is a fat that is important for the body but if the amount is excessive in
the blood can harm health. Therapy that can be used to control total cholesterol is
to consume aloe vera juice regularly. The purpose of this research is to analyze
the effect of aloe vera juice on total cholesterol in elderly in technical
implementation unit of social service of tresna werda jombang.
Design of the research is pre eksperimen uses quantitative approach with
one group pre-post test design. Sample of the research is 10 respondents with
simple ramdom sampling. Population of the research is all on elderly that is have
high cholesterol. Data collection uses observation sheet. Data that is collected
then processed and analysed with spss 24 along with use wilcoxon test.
The results of this analysis indicate that there is the effect of total
cholesterol before and after aloe vera juice (aloe vera). Before giving the aloe
vera juice (aloe vera) showed that all of respondents had enough total cholesterol
as many as 9 people (90%), after aloe vera showed that all of respondents
experienced a change where half of respondents had normal total cholesterol as
many as 5 people (50%), almost half of the respondents had enough total
cholesterol of 5 people (5%). The data analysis showed that was calculated as
0.022 indicated p <0.05 so that H0 was rejected and H1 was accepted.
The conclusion of this research that can be said there is effect giving of
aloe vera juice to total cholesterol changes on elderly in technical implementation
unit of social service of tresna werda jombang.
Keywords: Aloe vera juice, total cholesterol, elderly
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAM JUDUL DALAM ......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERSEUJUAN ............................................................................ iv
PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................ v
RIWAYAT HIDUP. ....................................................................................... vi
MOTO. ............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN. .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMBANG DAN DINGKATAN . .............................................. xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum .............................................................................. 3
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia ..................................................................................................... 5
2.1.1 Proses menua .............................................................................. 5
2.1.2 Teori proses menua .................................................................... 6
xiii
2.1.3 Gejala-gejala kemunduran fisik ................................................. 8
2.1.4 Gejala-gejala kemunduran kognitif ........................................... 9
2.1.5 Perubahan fisiologis pada lansia ................................................ 9
2.1.6 Perubahan patofisiologis ............................................................ 12
2.1.7 Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia .......................... 15
2.1.8 Kebutuhan Lemak Lansia. ......................................................... 15
2.2 Kolesterol ............................................................................................... 17
2.2.1 Pengertian kolesterol ................................................................... 17
2.2.2 Kadar kolesterol ......................................................................... 18
2.2.3 Manfaat kolesterol ..................................................................... 18
2.2.4 Kegunaan kolesterol ................................................................... 19
2.2.5 Faktor-faktor penyebab tingginya kolesterol .............................. 19
2.2.6 Sumber kolesterol ...................................................................... 21
2.2.7 Fungsi kolesterol ......................................................................... 21
2.2.8 Ciri-ciri penderita kolesterol tinggi ............................................. 21
2.2.9 Cara menghindari bahaya kolesterol ........................................... 22
2.3 Lidah buaya (alue vera) .......................................................................... 22
2.3.1 Kandungan kimiawi lidah buaya (aloe vera) .............................. 23
2.3.2 Kandungan lidah buaya (aloe vera) ........................................... 23
2.3.3 Kandungan lidah buaya (aloe vera) untuk menurunkan
kolesterol LDL dan HDL ........................................................... 24
2.3.4 Bagian-bagian lidah buaya (aloe vera) yang umumnya
dimanfaatkan .............................................................................. 25
2.3.5 Kelebihan tanaman lidah buaya (aloe vera) .............................. 27
2.3.6 Manfaat lidah buaya (aloe vera) ................................................ 27
2.3.7 Manfaat lidah buaya (aloe vera) bagi kecantikan ...................... 28
2.3.8 Manfaat lain lidah buaya (aloe vera) .......................................... 29
2.3.9 Efek samping mengonsumsi lidah buaya (aloe vera) ................ 30
2.3.10 Dosis pemberian jus lidah buaya (aloe vera) . ............................ 30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual.............................................................................. 31
xiv
3.2 Hipotesis ................................................................................................. 32
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
4.2 Desain Penelitian .................................................................................... 33
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 34
4.3.1 Waktu penelitian ........................................................................ 35
4.3.2 Tempat penelitian ...................................................................... 35
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................................. 35
4.4.1 Populasi ..................................................................................... 35
4.4.2 Sampel ....................................................................................... 35
4.4.3 Sampling .................................................................................... 36
4.5 Kerangka Kerja ....................................................................................... 37
4.6 Variabel dan Definisi Operasional ......................................................... 38
4.6.1 Variabel ...................................................................................... 38
4.6.2 Definisi Operasional ................................................................... 38
4.7 Pengumpulan dan analisa data ................................................................ 39
4.7.1 Instrumen penelitian ................................................................... 39
4.7.2 Teknik pengumpulan data ........................................................... 40
4.7.3 Pengolahan data .......................................................................... 41
4.7.4 Analisa data ................................................................................. 42
4.8 Etika Penelitian ....................................................................................... 44
4.8.1 Informed Consent ........................................................................ 44
4.8.2 Anonimity (tanpa nama) .............................................................. 44
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan) ...................................................... 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian. ......................................................................................... 46
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian. ............................................ 46
5.1.2 Data umum. ................................................................................. 46
5.1.3 Data khusus. ................................................................................ 48
5.1.4 Data hasil uji statistik. ................................................................. 50
xv
5.2 Pembahasan. ............................................................................................... 52
5.2.1 Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya
(aloe vera). .................................................................................. 52
5.2.2 Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya
(aloe vera). .................................................................................. 55
5.2.3 Pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
perubahan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang. ..................... 56
5.2.4 Penurunan kolesterol total pada lansia setelah pemberian
jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang................................... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ............................................................................................... 60
6.2 Saran. .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 One group Pra-Post tes Design .................................................... 34
Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
......................................................................................................
39
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna
Werda Jombang .......................................................................... 47
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
.................................................................................................... 47
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktivitas lansia di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang ..................................................................................... 48
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total
sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
.................................................................................................... 48
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total
sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
.................................................................................................... 49
Tabel 5.6 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap perubahan kolesterol total ppada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
.................................................................................................... 50
Tabel 5.7 Penurunan kolesterol total pada lansia setelah pemberian jus
lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang .................................................. 51
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian pengaruh pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol terhadap
lansia ..........................................................................................
31
Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
37
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lembar Pernyataan Menjadi Responden
3. Sop
4. Lembar Angket
5. Lembar Cheklist
6. Lembar Pernyataan Dari Dinkes Jombang
7. Lembar Surat Studi Pendahuluan, Presurvey dan Penelitian
8. Lembar Judul
9. Surat Keterangan Penelitian
10. Hasil Lab
11. Tabulasi
12. Format Pembimbing Skripsi
13. Jadwal Kegiatan
14. Pernyataan Bebas Plagiat
xix
DAFTAR LAMBANG SINGKATAN
DAFTAR LAMBANG
1. H1 : Hipotesis Alternatif
2. % : Persentase
DAFTAR SINGKATAN
STIKes: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika
UPT : Unit Pelaksanaan Teknis
PSTW : Pelayanan Sosial Tresna Werda
LDL : Low Density Lipoprotein
HDL : High Density Lipoprotein
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolesterol total darah meningkat sejalan dengan proses penuaan. Peningkatan
kolesterol mengalami puncak pada usia kurang lebih 60 tahun pada pria, serta 70 tahun pada
wanita. Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid. Kolesterol bersifat aterogenik
atau sangat mudah menempel yang kemudian membentuk plak pada dinding pembuluh darah.
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan berlebihan di dalam darah akan sangat berbahaya
bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada
dinding pembuluh darah dapat menyebabkan suatu sumbatan pada pembuluh darah atau yang
dikenal dengan aterosklerosis (Rando F. Mamitoho, dkk, 2016).
Proporsi penduduk lanjut usia dari total penduduk dunia akan naik dari 10% pada
tahun 1998 menjadi 15% pada tahun 2025, dan meningkat hampir mencapai 25% pada tahun
2050. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengalami peningkatan populasi
penduduk lanjut usia dari 4,48% (5,3 juta jiwa) pada tahun 1971 menjadi 9,77% (23,9 juta
jiwa) pada tahun 2010. Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan terjadi ledakan jumlah
penduduk usia pertengahan sebesar 11,34% atau sekitar 28,8 juta jiwa (Rando F. Mamitoho,
dkk). Sedangkan jumlah lansia yang terdapat di kabupaten jombang pada bulan desember
2016 sebanyak 182096 lansia, dan di Blimbing Gudo pada tahun 2016 sebanyak 7392 lansia
(Dinkes, 2016). Dari hasil studi pendahuluan pada tanggan 16 maret 2017 yang dilakukan di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang di dapatkan jumlah lansia
sebanyak 70 orang yang terdiri atas 56 perempuan dan 14 laki-laki, dengan jumlah lansia
yang kolesterol tinggi sebanyak 20 orang berdasarkan data dari klinik Unit Pelaksaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di antaranya perubahan
komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi dan kognisi.
Perubahan yang kompleks pada lanjut usia sering menimbulkan masalah kesehatan, salah
satunya peningkatan kadar kolesterol darah. Kolesterol total dalam darah meningkat sejalan
dengan proses penuaan. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping
diet adalah keturunan, umur, jenis kelamin, stress, alkohol. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi profil lipid diantaranya adalah asupan kolesterol tinggi, asupan serat yang
rendah, kegemukan, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, laki-laki, wanita menopause
dan adanya penyakit penyerta (DM). Faktor lain yang menyebabkan tingginya kolestero ,
makanan, berat badan, tingkat kegiatan fisik, umur dan jenis kelamin, kondisi kesehatan
secara keseluruhan, sejarah keluarga, merokok (Titin, 2012).
Peningkatan kolesterol selain dengan mengonsumsi obat, biasa juga dengan merubah
pola hidup dan diet. Salah satu diet yang dapat dilakukan untuk menurunkan kolesterol
adalah lidah buaya (Aloe vera). Kandungan lidah buaya (Aloe vera) yang dapat menurunkan
kolesterol adalah serat larut air yaitu glukomanan, antioksidan, vitamin C, zinc, selenium,
magnesiun, flavonoid, dan niacin. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji lebih
jauh mengenai pengaruh pemberian jus lidah buaya (Aloe vera) terhadap kolesterol pada
lansia (Yulika & Muflihah, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi kolesterol total pada lansia sebelum diberikan jus lidah buaya (aloe
vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
2. Mengidentifikasi kolesterol total pada lansia sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe
vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
3. Menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna
Werda Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Menambah informasi dan referensi ilmiah untuk penelitian, serta menambah dan
memberikan pengetahuan keperawatan tentang kandungan lidah buaya (aloe vera) dan
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada
lansia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penderita kolesterol pada lansia dapat
digunakan sebagai pengobatan atau terapi nonfarmakologi yang efektif dalam mengatasi
kolesterol total pada lansia dan dapat dilakukan sendiri rumah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
Lansia adalah proses alami yang tidak dapat dihindari dan berjalan terus yang ditandai
dengan kemunduran biologis dan kognitif. Proses menua didalam hidup manusia merupakan
suatu hal yang wajar dan akan dialami oleh semua semua orang. Hanya lambat cepatnya
proses penuaan bergantung pada masing-masing individu (Padila, 2013).
Menurut badan kesehatan dunia atau WHO, 2000 penggolongan dewasa lanjut atau
lansia dibagi menjadi tiga kelompok yakni usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45-
59 tahun, lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Padila, 2013).
Definisi lansia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun di negara maju,
tetapi di negara sedang berkembang disepakati bahwa kelompok usia lanjut adalah usia
sesudah melewati atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2012).
2.1.1 Proses menua
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang dimulai dari suatu waktu ke
waktu sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school,
remaja, dewasa, dan lasia. Tahap berbeda ini dimualai baik secara biologis maupun
psikologis (Padila, 2013).
Proses ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun. Beberapa orang
menyadari dimulainya proses penuaan (diluar rambut yang menjadi putih) dan tidak
menimbulkan permasalahan. Kemudian proses penuaan terjadi semakin cepat dan perubahan
fisiologis semakin jelas. Kerapuhan akibat perubahan fisiologis tidak selalu mudah dibedakan
dari penurunan jasmaniah yang menyertai malnutrisi (Beck, 2014).
2.1.2 Teori proses menua
Teori-teori digolongkan menjdi dua kelompok, yaitu teori biologis dan teori psikososial
(Padila, 2013).
1. Teori biologis
a. Teori jam genetik
1) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan molekuler, lama
kelamaan akan meningkat kekuatannya (tidak elastis) karena sel-sel sudah tua dan
reaksi kimianya menyebabkan jaringan sangat kuat.
2) Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membran sel sehingga menyebabkan kerusakan dan
kemunduran secara fisik.
b. Teori genetik
Menua terjadi akibat perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/ DNA
dan setiap sel pada saatnya akan dimutasi.
c. Teori immunologi
Sistem immune kurang efektif mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas.
d. Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan tubuh, regenerasi
jaringan tidak bisa mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha
dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e. Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
2. Teori psikososial
a. Teori integrita ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam tiap
tahap perkembangan.
b. Teori stabilitas personal
Kepribadian dibentuk pada masa anak-anak dan tetap bertahan secara stabil. Perubahan
radikal pada usia tua bisa mengidentifikasi penyakit otak.
3. Teori sosiokultural
a. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya usia seseorang berangsur-angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
sehingga mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, dan terjadi kehilangan
ganda meliputi :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak sosial
3) Berkurangnya komitmen
b. Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung bagaiman seorang usia
lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas selam
mungkin.
4. Teori konsekuensi fungsional
Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut berhubungan
dengan perubahan-perubahan karean usia dan faktor resiko tambahan.
2.1.3 Gejala-gejala kemunduran fisik
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriputserta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau berubah.
3. Gigi mulai lepas (ompong).
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5. Mudah lelah dan mudah jatuh.
6. Nafsu makan menurun.
7. Penciuman mulai berkurang.
8. Gerakan lambat dan kurang lincah.
9. Pola tidur berubah (Padila, 2013).
2.1.4 Gejala-gejala kemunduran kognitif
1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2. Sulit menerima ide-ide baru.
3. Sering disorientasi waktu, tempat dan orang.
4. Ingatan tentang masa lalu lebih baik dari pada hal-hal yang baru dilaksanakan (Padila,
2013).
2.1.5 Perubahan fisiologis pada lansia
1. Perubahan pada kardiovaskuler
a. Elastis dinding aorta menurun
b. Lemak sub endocardmenurun ; fibrosis, menebal, sclerosis
c. Penurunan jumlah sel pada pace maker
d. Penurunan elastisitas pada dinding vena
2. Perubahan gastrointestinal
a. Terjadi artropi mukosa
b. Artropi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan menyebabkan sekresi asam
lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang
c. Ukuran lambung pansia menjadi lebih kecil sehingga daya tampung makanan
menjadi berkurang.
3. Perubahan system respiratori
a. Perubahan seperti hilangnya sillia dan menurunnya refleks batuk dan muntah
mengubah keterbatasan fisiologis dan kemampuan perlindungan pada sistem
pulmonal.
b. Atrofi otot-otot pernafasan dan penurunan kekuatan otot-otot pernafasan dapat
meningkatkan resiko berkembangnya keletihan otot-otot pernafasan pada lansia.
Perubahan fisiologis yang ditemukan pada lansia yaitu alveoli kurang elastis dan
lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi sehingga kapasitas
penggunaan menurun karena kapasitas difusi paru-paru untuk oksigen tidak dapat
memenuhi permintaan tubuh.
4. Perubahan system muskuloskeletal
a. Menurunnya kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan masssa otot (atropi
otot)
b. Kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot menurun dengan
bertambahnya usia
c. Kekuatan otot ekstrimitas bawah berkurang 40% antar usia 30-80 tahun
5. Perubahan system endokrin
Perubahn yang terjadi pada sistem endokrin yang dialami oleh dewasa lanjut atau
lanjut usia yaitu produksi hormon hampir semua menurun, fungsi paratiroid dan
sekesinya tidak berubah, pertumbuhan hormon pituitary ada tetapi rendah dan hanya
ada di pembuluh darahdan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH,
menurunnya produksi aldosteron, sekresi hormon gonads, progesteron, estrogen,
testosteron, defisiasi hormon dapat menyebabkan hipotirodism.
6. Perubahan system integument
Perubahan yang terjadi pada dewasa lanjut yaitu kulit keriput akibat hilangnya
jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisitasnya karena menurunnya cairan dan
hilangnnya jaringan adipose, kelenjar-kelenjar keringat mulai tidak bekerja dengan
baik, sehingga tidak begitu tahan panas dan temperatur yang tinggi, kulit pucat, terdapat
bintik-bintik hitam akibat penurunan aliran darah , dan menurunnya sel-sel produsi
pigmen aliran darah dalam kulit menurun sehingga menyebabkan luka-luka baik, kuku
jari tangan dan kaki tebal dan rapuh dan temperatur tubuh menurun akibat kecepatan
metabolisme yang menurun.
7. Perubahan systen neurology
Perubahan yang terjadi pada sisten saraf dewasa lanjut atau lanjut usia yaitu berat
otak menurun, persyarafan cepat menurun, lambat merespon dan waktu berfikir,
berkurangnnya penglihatan dan pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan
perasaan lebih sensitif terhadap perubahan suhu, ketahanan terhadap dingin, kurang
sensitif sentuhan, reflek tubuh semakan berkurang, membuat dewasa lanjut cepat
mengalami kepikunan.
8. Perubahan system genetourinari
Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam memindahkan
kotoran dari saluran darah. Kondisi kronik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
9. Perubahan system sensory (panca indra)
Karena mengalami proses penuaan (aging) sel mengalami perubahan bentuk
maupun komposisi sel tidak normal. Secara otomatis fungsi indera pun akan mengalami
penurunan (Padila, 2013).
2.1.6 Perubahan patofisiologis
1. Perubahan dan konsekuensi system kardiovaskuler
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung koroner
c. Disritmia
d. Penyakit vaskuler perifer
e. Penyakit katup jantung
2. Perubahan dan konsekuensi system respirstori
a. Gerakan pernafasan : dangkal, sesak nafas, otot lemah
b. Distribusi gas : penumpukan udara dalam alveolus
c. Volume dan kapasitas paru menurun
d. Gangguan transportasi gas
e. Imobilisasi : efusi pleura, pneumothorak, tumor paru
f. Penyakit yang terjadi : pneumonia, tuberkolosis paru, penyakit paru
obstruksimenahun (PPOM), karsinoma paru .
3. Perubahan dan konsekuensi system gastrointestinal
a. produksi saliva menurun
b. fungsi ludah sebagai pelicin berkurang
c. penurunan fungsi kelenjar pencernaan
d. intoleransi terhadap makanan terutama lemak
e. kadar selulosa menurun
f. gangguan motilitas otot polos esofagus atau refluks disease (refluks isi lambung ke
esofagus) pada usia 60-70 tahun.
g. Penyakit yang sering diderita : gastritis, ulkus peptikum
h. Gejala : biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mual-mual, dan perasaan
tidak enak pada perut
i. Tingkat komplikasi (perforasi), cukup tinggi kurang lebih 50% pada usia diatas 70
tahun.
4. Perubahan dan konsekuensi system musculokeletal
a. Penyakit sendi degeneratif (PSD)
b. Nyeri leher dan punggung
c. Nyeri bahu
d. Nyeri bokong
e. Nyeri tungkai dan lutut
f. Nyeri pada kaki
5. Perubahan dan konsekuensi system penglihatan
a. Lensa mata kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah dan
kehilangan tonus
b. Ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang
c. Lensa sering terjadi presbiopi (old sight)
d. Gangguan pendengaran
6. Perubahan dan konsekuensi system integument
a. Kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut.
b. Atrofi glandula sebasea dan sudorifera
c. Lapisan epidermis
d. Timbul pigmen coklat pada kulit
7. Perubahan dan konsekuensi system neurology
Perubahan dari sistem persyarafan dapat di picu oleh gangguan dari stimulasi dan
inisiasi terhadap respon dan pertambahan usia
8. Perubahan dan konsekuensi system genetourinari
a. Tonus otot pada vesika berkurang
b. Hipertrofi prostat pada lansia pria diatas usia 50 tahun
9. Perubahan dan konsekuensi system sensori
a. Penurunan kemampuan penglihatan
b. ARMD (Age- related macular degeneration)
c. Glukoma
10. Perubahan dan konsekuensi system endokrin
Osteopprosis sering terjadi pada lansia baik jenis primer maupun sekunder.
Terutama pada wanita yang pasca menopouse oleh karena penurunan mendadak
hormon estrogen. Pada usia lebih tua, kejian pada pria juga meningkat karena faktor
inactivitas, asupan kalsium kurang, produk Vitamin D yang menurundan faktor
hormonal (Padila, 2013).
2.1.7 Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia
1. Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar 5% dan pada usia 50-65%
karena banyak mengandung vitamin, serat, dan mineral.
2. Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati dari pada lemak hewani, untuk
mencegah penumpukan lemak tubuh.
3. Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk mencegah penyakit
degeneratif, serta vitamin b12, asam folat, vitamin B1, dan vitamin C untuk mencegah
penyakit jantung.
4. Tingkat konsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan Kalsium
(Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan magnesium
(Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.
6. Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan proses
metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh, serta
tingkatkan konsumsi serat agar buang air besar lancar, mencegah penyerapan
kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol total dalam tubuh (Fatmah, 2010).
2.1.8 Kebutuhan Lemak Lansia.
1. Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengalami asam lemak
jenuh. Konsumsi lemak jenis ini berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida yang merupakan komponen-komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan. Bahan makanan yang banyak mengndung lemak jenuh
adalah lemak hewan, lemak susu, lemak mentega, keju, krim, santan, minyak kelapa,
margarin, kue-kue yang terbuat dari bahan tersebut, dll (Fatmah, 2010).
2. Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang terdapat dalam
minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk yaitu isomer cis dan trans
(Fatmah, 2010). Jenis lemak tak jenuh :
a. Lemak tak jenuh tunggal memiliki sedikit pengaruh terhadap peningkatan kadar
kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal adalah
minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak biji wijen dan minyak kelapa sawit.
b. Minyak tak jenuh ganda dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Lemak ini terdapat banyak dalam minyak kedelai, minyak zaitun dan minyak ikan.
Dari uraian diatas, diketahui bahwa tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan,
karena asam lemak tak jenuh melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara
menurunkan kolesterol dan trigliserida darah.
2.2 Kolesterol
2.2.1 Pengertian kolesterol
Kolesterol merupakan lipin amfipatik yang penting untuk pengaturan permeabilitas dan
fluiditas membran, juga sebagai lapisan luar lipoprotein plasma. Kolesterol mempunyai
fungsi ganda yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain membahayakan,tergantung seberapa
banyak terdapat di dalam tubuh (Botham dan Mayes, 2012). Kolesterol adalah senyawa hasil
pengelolaan lemak yang di produksi hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting bagi
tubuh tetapi jika jumlahnya berlebihan didalam darah dapat membahayakan kesehatan (Titin,
2012).
Kolesterol adalah suatu subtansi seperti lilin yang berwarna putih, secara alami didalam
tubuh. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Lemak merupakan
salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh di samping zat gizi yang lain, seperti
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang
diperlukan oleh tubuh kita yang memberikan kalori paling tinggi. Di samping sebagai salah
satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk untuk membentuk dinding sel-sel dalam
tubuh. Kolesterol adalah zat sejenis lemak putih. Kolesterol dapat kita temukan dalam
sebagian jenis makanan yang kita konsumsi. Kolesterol juga dibuat melalui perantara semua
sel-sel tubuh. Tetapi paling penting adalah sel liver. Sebagian jenis kolesterol merupakan
kebutuhan pokok untuk kesehatan tubuh. Kolesterol tidak hanya berperan sebagai materi
pembentuk dinding sel, tetapi juga menjadi kebutuhan pokok sekresi hormon-hormon
tertentu. Pada kebanyakan orang, liver biasanya memproduksi sekitar 70%-75% kolesterol
dalam darah. Sedangkan untuk 25%-30% kebutuhan lainnya dipenuhi oleh makanan yang
kita konsumsi sehari- hari. Kolesterol dalam kadar normal jelas berdampak positif bagi tubuh.
Namun, bila sudah melewati batas normal maka akan timbul dampak negatif bagi kesehatan,
terutama dalam jangka panjang (Graha KC, 2010).
2.2.2 Kadar kolesterol
1. Kurang dari 200 mg/dL ukuran ini merupakan kadar kolesterol normal dengan arti
jumlah kadar kolesterol LDL, HDL, trigliserida masih kurang diangka 200 mg/dL jika
terjadi maka resiko terkena penyakit jantung akan semakin tipis.
2. Berada pada 200-239 mg/dL ukuran ini masih tergolong kolesterol cukup.
3. Lebih dari atau sama dengan 240 mg/dL merupakan kadar kolesterol tinggi sehingga
dapat memicu jantung koroner (WHO, 2014).
2.2.3 Manfaat kolesterol
1. Sebagai penyumbang energi yang banyak dari protein.
2. Sebagai pembungkus jaringan syaraf.
3. Sebagai pelapis selaput sel.
4. Sebagai bahan dasar penyusun empedu darah, jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal,
dan kelenjar adrenalin.
5. Sebagai bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu estrogen, progesteron,
testoteron, dan kortisaon.
6. Sebagai salah satu senyawa penyusun membran sel otak dan berperan dalam
perkembangan otak anak (dibawah umur 5 tahun).
7. Sebagai pembawa serotonin ke otak.
8. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K (Titin, 2012).
2.2.4 Kegunaan kolesterol
1. Hormon seks, sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ seksual.
2. Hormon korteks adrenal, penting untuk metabolisme dan keseimbangan garam dalam
tubuh.
3. Vitamin D, berfungsi untuk menyerap kalsium dalamtubuh.
4. Garam empedu, membantu usus menyerap lemak (Titin, 2012).
2.2.5 Faktor-faktor penyebab tingginya kolesterol
1. Faktor Genetik
Hasil penelitian dari para ahli, faktor yang diturunkan biasanya berpengaruh
terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan LDL kolesterol di dalam darah seseorang.
Jika salah satu keluarga memiliki kadar kolesterol tinggi, kemungkinan keturunan
memiliki kadar LDL kolesterol tinggi bisa terjadi (Graha KC, 2010).
2. Faktor Usia
Beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring
bertambahnya usia berhubungan dengan makin berkurangnya kemampuan atau
aktivitas LDL reseptor. Aktivitas fisik cenderung berkurang dan laju metabolisme
secara alami akan berjalan semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin
melemahnya organ-organ tubuh. (Tisnadjaja D, 2006).
3. Kegemukan
Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatkan penimbunan didalam tubuh dan
menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat menimbulkan risiko tekanan darah tinggi,
jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh kolesterol yang mengendap (Sitopoe,
1992).
4. Kurang berolahraga
Kurang olahraga dapat meningkatkan kadar LDL kolesterol. Kadar kolesterol
yang tinggi akan menyebabkan kolesterol banyak melekat pada dinding-dinding
pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit (Graha KC,
2010).
5. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung memompa darah lebih keras,
sehingga aliran darah akan lebih cepat dari tingkat yang normal. Akibatnya saluran
darah semakin kuat menekan pembuluh darah dan dapat merusak jaringan pembuluh
darah. Pembuluh darah yang rusak sangat mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol,
sehingga kolesterol dalam saluran darah melekat dengan kuat dan mudah menumpuk
(Graha KC, 2010).
6. Penderita diabetes
Tingginya tingkat gula darah dapat meningkatkan kadar LDL kolesterol dalam
darah, dan menurunkan kadar HDL. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah
akan semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam
tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati OD, 2008).
7. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil lemak,
diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di dalam rokok
merupakan salah satu zat yang mengganggu metabolisme kolesterol di dalam tubuh
(Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).
2.2.6 Sumber kolesterol
Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal hewani, daging, telur, susu,
dan hasil perikanan, jaringan otak, jaringan saraf, dan kuning telur (Graha KC, 2010).
2.2.7 Fungsi kolesterol
Kolesterol dalam tubuh juga mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai
pembentukan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita, pembentukan
vitamin D, dan sebagai sumber energi (Graha KC, 2010).
2.2.8 Ciri-ciri penderita kolesterol tinggi
1. Rasa sakit atau pegal ditengkuk kepala bagian belakang.
2. Pegal sampai ke punggung.
3. Kaki bengkak.
4. Mudah lelah.
5. Gampang mengantuk (Titin, 2012).
2.2.9 Cara menghindari bahaya kolesterol
1. Hindari makanan berkadar kolesterol tinggi.
2. Mengubah pola makan yang tidak sehat.
3. Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah.
4. Jaga kestabilan tekanan darah.
5. Berolah raga secara teratur.
6. Berhenti merokok.
7. Turunkan berat badan.
8. Hindari stres.
9. Hindari minum beralkohol (Titin, 2012).
2.3 Lidah buaya (alue vera)
Lidah buaya (aloe vera) merupakan tumbuhan berbatang pendek yang tidak terlihat
karena tertutup daun yang rapat dan sebagian tertanam dalam tanah. Dari batang inilah
muncul tunas-tunas baru yang akan menjadi anakan. Daun lidah buaya berbentuk pita dengan
helai memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau ke abu-abuan, banyak
mengandung air, dan mengandung getah dan gel (lendir) sebagai bahan baku obat (Abu
muhammad & Margareth, 2011).
Lidah buaya (aloe vera) adalah tanaman berduri dibagian daunnya yang berasal dari
daerah kering dibenua Afrika (Jamal arifin, 2014). Tanaman lidah buaya (aloe vera) adalah
tanaman serbaguna untuk kesehatan, mudah ditanam dan tumbuh didaerah berhawa panas
(tropik) (Jamal arifin, 2014). Dari 200 spesies tanaman lidah buaya (aloe vera) ada tiga jenis
lidah buaya (aloe vera) yang memiliki nilai komersial tinggi yaitu, Aloe barbadensis dari
Amerika, Aleo ferox dari Afrika dan Aleo sinensis dari Asia (Cina) (Jamal arifin, 2014).
No Karakteristik Aloe barbadensis
miller
Aloe ferox
miller Aloe perry baker
1. Batang Tidak terlihat Terlihat jelas
(tinggi 3-
5m/lebih)
Tidak terlihat
jelas (lebih
kurang 0.5m)
2. Bentuk daun Lebar dibagian
bawah, pelepah
bagian atas cembung.
Lebar pada
badian bawaah
Lebar di bagian
bawah
3. Lebar daun 6–13cm 10-15cm 5-8cm
4. Lapisan lilin pada
daun
Tebal Tabal Tipis
5. Daun Bagian pinggir daun Bagian pinggir
bawah daun
Bagian pinggir
daun
6. Tinggi bunga (mm) 25–30 (tinggi tongkat
bunga 60-100cm)
35-40 25-30
7. Warna bunga Kuning Merah tua
hingga jingga
Merah terang
2.3.1 Kandungan kimiawi lidah buaya (aloe vera)
Berdasarkan penelitain, zat-zat kandungan yang terdapat dalam lidah buaya (aloe
vera) seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, dan aloesin (azwar Agoes, 2015).
2.3.2 Kandungan lidah buaya (aloe vera)
1. Glukomanan
2. Flavonoid
3. Antioksidan
4. Niacin
5. Vitamin C
6. Magnesium
7. Selenium
8. Zinc (Yulika Sianipara dan Muflihah Isnawati, 2012 ).
2.3.3 Kandungan lidah buaya (aloe vera) untuk menurunkan kolesterol LDL dan
meningkatkan kolesterol HDL
1. Glukomanan
Dapat menurunkan kadar lipid dalam plasma melalui mekanisme peningkatan
viskositas kandungan intestinal sehingga dapat menurunkan reabsorbsi asam empedu
dan memperlambat absorbsi serat, sehingga meningkatkan eksresi asam empedu dan
menurunkan asupan energi secara keseluruhan.
2. Niacin
Dapat menurunkan produksi kolesterol VLDL, sehingga kolesterol IDL dan kolesterol
LDL menurun.
3. Vitamin C
Mempunyai efek membantu hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu sehingga
eksresi kolesterol meningkat.
4. Magnesium
Meningkatkan sekresi kolesterol dengan meningkatkan aktivitas enzim HGM Ko-A
reduktase dan menurunkan kolesterol (Yulika Sianipara dan Muflihah Isnawati,
2012).
2.3.4 Bagian-bagian lidah buaya (aloe vera) yang umumnya dimanfaatkan adalah:
1. Daun yang dapat dimanfaatkan langsung, baik secara tradisional maupun dalam
bentuk ekstrak.
2. Eksudat (getah daun yang keluar bila di potong, pahit dan kental), secara tradisional
digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan luka dan sebagainya.
3. Gel (bagian berlendir diperoleh dengan menyayat daun setelah eksudat dikeluarkan),
bersifat dingin dan mudah rusak karena oksidasi, butuh proses pengolahan lebih lanjut
agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama (Jamal arifin, 2014).
a. Zat yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :
Zat Kegunaan
Lignin 1. Mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi,
peresapan gel ke kulit dan mukosa.
Saponin 1. Mampu membersihkan dan bersifat antiseptik.
2. Bahan pencuci yang sangat baik.
Komplek Anthraquinone aloin,
Barbaloin, Iso-barbaloin,
Anthranol, Aleo emodin,
Anthrancene, Aleoetic acid, Ester
Asam Sinamat, Asam Krisophanat,
Eteral oil, Resistanol, Tennin,
aloctin A
1. Bahan laktasatif
2. Penghilang rasa sakit, mengurangi racun, senyawa
anti bakteri
3. Mempunyai kandungan antibiotik
4. Sebagai anti inflamasi
Acemannan 1. Sebagai antivirus, antibakteri, anti jamur
2. Menghancurkan sel tumor, meningkatkan daya
tahan tubuh
Vitamin B1, B2, Niacinamida, B6,
Cholin, Asam Folat
1. Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh
dengan normal
Enzim oksidase, amilase, katalase,
lifase, protease
1. Mengatur proses kimia dalam tubuh dan dapat
menyembuhkan luka dalam dan luar
Monosakarida, polisakarida,
selulosa, glukosa, mannose,
aldopentosa, rhamnosa
1. Bahan laktasatif, senyawa anti bakteri, mempunyai
kandungan antibiotik
2. Penghilang rasa sakit dan mengurangi racun
Enzim bradykinase
karbiksipeptidase
1. Anti alergi, mengurangi inflamasi
2. Dapat mengurangi rasa sakit
Glukomannan, mukopolysakarida 1. Memberikan efek imonomodulasi
Salisilat 1. Menghilangkan rasa sakit dan anti inflamasi
b. Komponen kimia gel lidah buaya (aloe vera) :
Bahan Kegunaan
Mineral :
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Besi (Fe)
Magnesium (Mg)
Mangan (Mn)
Natrium (Na)
Tembaga (Cu)
1. Memberi ketahanan terhadap penyakit,
menjaga kesehatan dan memberikan vitalitas
2. Berinteraksi dengan vitamin untuk
mendukung fungsi-fungsi tubuh
Asam amino :
Asam aspartan, asam glutamat
Alanin, Isoleusin, Fenilalanin
Threonin, Prolin, Valin
Leusin, Hiatidin, Serin, Glisin, Methionin,
Lysine, Arginin
Tyrosin, Tryptophan
Protein 0,1%
1. Bahan pertumbuhan dan perbaikan
2. Untuk sintesa bahan lain
3. Sumber energi
c. Nutrisi yang terdapat dalam lidah buaya (aloe vera) :
Item Nutrisi
Vitamin A, B1, B2, B12, C, dan E
Mineral Kolin, Inositol, Asam folat, Kalsium, Magnesium, Potasium,
Sodium, Manganese, Cooper, Cellulose, Chloride, Iron, Zinc,
Chromium
Enzym Amylase, Catalasae, Cellulose, Carboxypedidas dan
Carboxyphelolase
Asam Amino, Arginie, Asparagin, Asam Aspartat, Analine, Serine,
Glutamic, Theorinine, Valine, Glycine, Lycine, Tyrosine,
Phenylalanine, Proline, Histidine, Leucine dan Isoleucine
d. Nutrisi yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :
Komponen Jumlah kadar air / %
Karbohidrat (g) 99.5
Kalori (kal) 0.30
Lemak (g) 1.73 – 2.30
Protein (g) 0.05 – 0.09
Vitamin A (IU) 0.01 – 0.06
Vitamin C (mg) 2.00 – 4.60
Thiamin (mg) 0.50 – 4.20
Riboflavin (mg) 0.003 – 0.004
Niasin (mg) 0.001 – 0.002
Kalsium (mg) 0.038 - 0.040
Besi (mg) 9.920- 19.920
e. Bahan-bahan aktif yang terdadapat dalam 100 gram bahan lidah buaya (aloe vera) :
Komponen Nilai %
Air 95.510
Padatan terlarut :
1. Lemak
2. Karbohidrat
3. Protein
4. Vitamin A
5. Vitamin C
0.0490
0.0670
0.0430
0.0380
4.594 IU
3.476 Mg
f. Kandungan mineral dalam lidah buaya (aloe vera) :
Unsur Kadar (ppm)
Kalsium 4.58
Phospor 20.1
Tembaga 0.11
Besi 1.18
Magnesium 60.8
Mangan 1.04
Kalium 797
Natrium 80.40
2.3.5 Kelebihan tanaman lidah buaya (aloe vera) antara lain :
1. Mudah ditanam
2. Banyak manfaatnya
3. Harga jual tinggi
4. Dapat dipanen setelah 8-12 bulan setelah penanaman dan setiap bulan dapat dipanen
(Jamal arifin, 2014)
2.3.6 Manfaat lidah buaya (aloe vera) :
1. Detoksifikasi
2. Kanker dan Anti Tumor
3. Gangguan pencernaan
4. Masalah gigi
5. HIV/AIDS
6. Membangun kekebalan
7. Mata yang jernih
8. Ketobe
9. Diabetes Militus (Kencing Manis)
10. Cacingan dan Susah buang air besar
11. Radang tenggorokan
12. Ambeien (wasir)
13. Sembelit
14. Asma
15. Kadar gula darah
16. Batuk rejan
17. Mengurangi rasa sakit saat menstruasi
18. Maag
19. Luka kulit
20. Menurunkan kolesterol
21. Bisul (Jamal arifin, 2014)
2.3.7 Manfaat lidah buaya (aloe vera) bagi kecantikan :
1. Mengatasi rambut rontok
2. Penyubur rambutu
3. Perawatan kulit (mencegah penuaan dini)
4. Perawatan kulit (mengatasi jerawat dan noda hitam)
5. Skin scrub
6. Masker wajah
7. Body spray
8. Mata jernih
9. Melentikkan bulu mata
10. Kuku menjadi indah
11. Mengembalikan warna kulit
12. Waxing soother (Jamal arifin, 2014)
2.3.8 Manfaat lain lidah buaya (aloe vera):
1. Mendinginkan kulit yang terbakar sinar matahari.
2. Mengatasi masalah kulit yang disebabkan cuaca, seperti kulit kering, kemerahan,
mengelupas, iritasi dan ruam.
3. Memudarkan warna kemerahan pada memar ditubuh.
4. Mengatasi rasa tidak nyaman yang disebabkan alat cukur.
5. Mengatasi luka bakar ringan, memudarkan bintik kehitaman pada kulit.
6. Meredan kulit yang melepuh, luka kecil teriris pisau
7. Sebagai krim anti penuaan dini atau mengatasi keriput.
8. Mengobati ruam akibat terkena getah tanaman.
9. Mengatasi rasa gatal akibat gigitan serangga, mengatasi kutu air.
10. Menghilangkan stretch mark, garis-garis putih atau merah akibat kehamilan.
11. Sebagai pengganti kondisionner dan jelly pada rambut, body lotion alami, mengurangi
ketombe dikepala.
12. Meredakan otot yang kram atau menegang.
13. Mempercepat penyembuhan sariawan.
14. Penunjang nutrisi dan mengurangi peradangan (Jamal arifin, 2014)
2.3.9 Efeksamping mengonsumsi lidah buaya (aloe vera) :
1. Reaksi alergi
2. Diare dan kram
3. Kanker kolorektal
4. Ketidak seimbangan gula darah
5. Kematian (Jamal arifin, 2014)
2.3.10 Dosis pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
1. Diberikan sebanyak 100 gram/hari.
2. Diberikan 200 gram/hari (Yulika Sianipar dan Muflihah Isnawati, 2012)
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis faktor yang dianggap
penting untuk dijadikan masalah (Hidayat, 2009 ). Adapun kerangka konsep pada penelitian
ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 3.1 : Kerangka konsep penelitian pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan kolesterol total pada lansia .
Jus lidah buaya
(aloe vera)
diberikan 200 gram
Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan
kolesterol :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Usia
3. Kegemukan
4. Kurang olah raga
5. Tekanan darah tinggi
6. Penderita diabetes
7. Kebiasaan merokok
Penurunan
hiperkolesterolemia Jus lidah buaya
(aloe vera)
Kolesterol cukup
200-239mg/dL
Kolesterol Normal
<200mg/dL
Indikator : kolesterol
satuannya adalah mg/dL
Kolesterol Tinggi
>240mg/dL
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan peneliti.
Menurut La Biondo-wood dan Haber (1994) adalah suatu pernyataan asumsi tentang
hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan
dalam penelitian (Nursalam, 2010). Dari kajian diatas tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Ada pengaruh pemberin jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol
total pada lansia
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian dengan judul “pengaruh pemberian jus
lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia (Studi di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)” pada bab ini
akan menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampel, sampling, identifikasidan definisi operasional
variabel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
etika penelitian dan keterbatasan (Sugiono, 2013).
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental dengan menggunakan
pendekatan One group Pra-Post tes Design dimana data yang menyangkut
variabel bebas atau faktor resiko variabel terikat atau yang termasuk akibat
diobservasi sekaligus dan dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmojo,
2003).
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi pencapaian penelitian yang telah
ditetapkan dan sebagai pedoman atau tuntunan penelitian pada seluruh proses
penelitian (Nursalam, 2011).
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik tipe pra eksperimen
dengan menggunakan pendekatan one group Pre-Post test Design. Pra
eksperimen adalah suatu rencana penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan penelitian
dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas. One group Pre-Post test
Design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
suatu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan
intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah diintervensi.
Penelitian ini menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya terhadap
penurunan kolesterol total pada lansia (studi di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang 2017).
Tabel 4.1 One group Pra-Post tes Design
Subjek Pra Perlakuan Post
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan :
K : subjek (lansia kolesterol)
O : observasi kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
I : intervensi (pemberian jus lidah buaya (aloe vera))
OI : observasi kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
(Nursalan, 2011).
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia (studi di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang), akan dilaksanakan
pada:
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian dimulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan
penyusunan laporan akhir, dimulai dari bulan Maret sampai Juni 2017.
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang. Hal ini dikarenakan di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda banyak lansia yang menderita hiperkolesterolemia
dan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang tersebut
belum dilakukan penelitian sebelumnya.
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah semua objek penelitian yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan (Nursalam, 2011 ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang yang berjumlah 20 orang lansia.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia
yang kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang yang berjumlah 10 orang lansia.
Untuk menentukan besar samppel menurut Sugiono (2010), bahwa untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10
sampai dengan 20.
4.4.3 Sampling
Sampling adalah teknik pengambilan sample. Teknik pengambilan sample
pada penelitian ini yaitu probability sampling dengan jenis simple random
sampling merupakan jenis probabilitas yang sederhana. Untuk mencapai sampling
ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Jika sampling frame kecil, nama bisa
ditulis disecarik kertas, diaduk dan diambil secara acak setelah semuanya
terkumpul.
4.5 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan tahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas
ilmiah yang dilakukan untuk melakukan penelitian (kegiatan dari awal sampai
akhir penelitian) ( Nursalan, 2011)
Gambar 4.1 : Kerangka kerja pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Populasi
Semua lansia yang dengan kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang sebanyak 20 orang lansia.
sebanyak 20 orang.
Sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.
Pengumpulan Data
Dengan mengukur kolesterol pada responden
Perlakuan :
Pemberian jus lidah buaya
(aloe vera) sebanyak 1
kali/hari selama 6 hari
Pengolahan Dan Analisa Data
Editing, Coding, Skoring,Tabulating, Uji wilcoxon dengan software.
Kesimpulan
Sampel
Sebagian lansia dengan kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang sebanyak 10 orang lansia.
Penyusunan proposal
Pra : pengukuran
kolesterol awal sebelum
diberikan jus lidah
buaya (aloe vera)
Post : pengukuran
kolesterol setelah
diberikan jus lidah buaya
(aloe vera)
4.6 Variabel dan Definisi Operasional
4.6.1 Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).
1. Variabel independent (bebas)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiono, 2013). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah jus lidah buaya (aloe vera).
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variable bebas (Sugiono, 2013). Variabel terikat dalam
penelitian ini penurunan kolesterol total pada lansia.
4.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2010).
Tabel 4.2 : Definisi operasional pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kriteria
Independent
Jus lidah
buaya (aloe
vera)
Jus yang
terbuat dari
lidah buaya
(aloe vera)
yang
mengandung
niacin dan
vitamin C
yang dapat
menurunkan
kolesterol.
1. 200mg/hari
jus lidah
buaya (aloe
vera).
2. Diberikan 1
kali sehari.
3. Diminum
antara
sarapan dan
makan
siang.
1. Blender
2. Air 100 ml
3. Lidah
buaya per
200 gr
4. Gelas ukur
5. Timbangan
buah
Dependent
kolesterol
Senyawa
hasil
pengelolaan
lemak yang
di produksi
hati (Titin,
2012, h. 17).
Jumlah
kolesterol
Fotometer Ordinal 1. Kolesterol
normal
<200mg/dL
2. Kolesterol
cukup 200-
239mg/dL
3. Kolesterol
tinggi
>240mg/dL
4.7 Pengumpulan dan analisa data
4.7.1 Instrumen penelitian
Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian, maka peneliti
menggunakan instrumen pengumpulan data (Arikunto, 2007). Instrumen jus lidah
buaya (aloe vera) terdiri dari potongan lidah buaya (aloe vera), air 100 ml,
blender, timbangan buah dan gelas ukur. Sedangkan instrumen kolesterol yang
digunakan adalah fotometer.
4.7.2 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
(Notoadmojo, 2010).
1. Peneliti mengurus surat ijin penelitian kepada Stikes Icme Jombang.
2. Mengajukan penelitian Kepada Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werda Jombang.
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent.
4. Responden diperiksa kolesterolnya satu kali pemeriksaan, apakah benar
penderita menderita hiperkolesterolemia.
5. Responden diobservasi kembali kolesternya setalah menjalani terapi
konsumsi jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari kemudian di evaluasi
setelah itu diintervensi.
6. Setelah semua sampel di evaluasi selama, kemudian data di tabulasi untuk
mencari apakah ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) pada
penderita kolesterol.
7. Dana dalam penelitian ini bersumber dari peneliti.
4.7.3 Pengolahan data
Setelah data terkumpul dari responden, selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
1. Editing
Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan takaran jus dan lembar
observasi kolesterol. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah diberikan ke
pasien dan pada saat dilapangan dilihat responden yang belum di lakukan
pemeriksaan kolesterol.
2. Coding
Kegiatan mengklarifikasi data atau pemberian kode-kode pada setiap
data yang termasuk dalam kategori yang sama, yang diperoleh dari sumber
data yang telah diperiksa kelengkapannya. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka atau huruf yang akan memberikan petunjuk atau
identitas pada informasi atau data yang akan dianalisis.
a. Data lansia
1) Kode responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
2) Jenis kelamin
Laki-laki = J1
Perempian = J2
3) Kode umur
Umur = U
4) Aktivitas
Mandiri = A1
Dibantu sebagian = A2
Dibantu seluruhnya = A3
3. Scoring
Scoring adalah memberikan nilai berupa angka pada jawaban
pertanyaan untuk memperoleh data. Pemberian scor sebagai berikut :
a. Variabel kolesterol
Jawaban meningkat nilai = 3
Jawaban tetap nilai = 2
Jawabab menurun nilai = 1
4. Tabulating
Menyusun data yang telah lengkap sesuai dengan variabel yang
dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. Setelah
diperoleh hasil dengan cara perhitungan, kemudian nilai dimasukkan
kedalam kategori nilai yang telah dibuat.
4.7.4 Analisa data
1. Univariat
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap variabel hasil
penelitian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
presentase dari tiap variabel tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara
umum (Ghozali, 2011). Anilisi univariat dalam penelitian ini bertujuan
menggambarkan distribusi dan presentase dari variabel sebelum diberikan
jus lidah buaya (aloe vera) dengan sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe
vera). Masing-masing variabel dianalisis secara deskriptif menggunakan
distribusi frekuensi.
Rumus analisis univariat sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
P = F / N x 100%
Keterangan : P = Presentase kategori
F = Frekuensi kategori
N = Jumlah responden
Hasil presentase setiap kategori dideskripsikan dengan menggunakan
kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
0% : Tidak seorang pun
1-25% : Sebagian kecil
26-49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
51-74% : Sebagian besar
75-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya
2. Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), analisis bivariat dalam
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikansi
atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji
wilcoxon dengan bantuan software komputer, dimana nilai p < = 0,05
maka ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan kolesterol pada lansia sedangkan nilai p > = 0,05 tidak ada
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan
kolesterol pada lansia.
4.8 Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika penelitian
meliputi (Hidayat, 2011) :
4.8.1 Informed Consent
Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan dan tujuan
penelitian secara jelas kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan.
Jika responde setuju makan diminta untuk mengisi lember persetujuan dan
menandatanganinya, dan sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka peneliti
tetap menghormati hak-hak responden.
4.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
46
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Lokasi penelitian “Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap
Penurunan Kolesterol Total Pada Lansia” ini dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang, pada hari pertama penelitian, peneliti
melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kolesterol total. Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang terdiri dari lima wisma, satu gedung
serbaguna untuk kegiatan panti dan dua kantor petugas atau pekerja yang ada di panti.
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang dihuni oleh 70
lansia dan pekerja yang datang setiap harinya. Batas-batas wilayah Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang banyak dikelilingi warung kecil
yang menjual makanan dan gorengan.
5.1.2 Data umum
Data umum responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur dan
aktivitas. Hasil ulasan deskripsi data umum berupa tabel adalah sebagai berikut:
47
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Jenis kelamin Frekuensi
(n)
Prosentase (%)
Laki-laki 2 20%
Perempuan 8 80%
Total 10 100%
Berdasarkan Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden adalah perempuan yang berjumlah 8 orang (80%).
2. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Umur
(Tahun)
Frekuensi (n) Prosentase (%)
61-65 4 40%
66-70 0 0
71-75 2 20%
76-80 2 20%
81-85 1 10%
86-90 1 10%
Total 10 100%
Berdasarkan Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa hampir setengahnya
responden berumur 60-65 tahun sejumlah 4 orang (40%).
48
3. Karakteristik responden berdasarkan aktivitas.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktivitas lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Aktivitas Frekuensi (n) Prosentase (%)
Mandiri 9 90%
Diabntu sebagian 0 0
Dibantu seluruhnya 1 10%
Total 10 100%
Tabel 5.3 diatas menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden
beraktivitas mandiri sejumlah 9 orang (90%).
5.1.2 Data khusus
Data khusus responden dalam penelitian ini meliputi kolesterol total sebelum
dan sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) serta tabulasi silang pengaruh
pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan kolesterol total pada lansia
di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang. Hasil ulasan
deskripsi data khusus berupa tabel adalah sebagai berikut:
1. Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total sebelum
pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Kadar Kolesterol Frekuensi Prosentase (%)
Normal (<200 mg/dL) 0 0
Cukup (200 - 239 mg/dL) 9 90%
Tinggi (≥ 240 mg/dL) 1 10%
Total 10 100%
49
Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden
memiliki kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
adalah cukup (200-239) mg/dL sebanyak 9 orang (90 %).
2. Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total sesudah
pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Kadar Kolesterol Frekuensi Prosentase (%)
Normal (˂200
mg/dL)
5 50%
Cukup (200 - 239
mg/dL)
5 50%
Tinggi (≥ 240
mg/dL)
0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa setengah responden
memiliki kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) yaitu
normal (<200 mg/dL) sebanyak 5 orang (50 %).
3. Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang.
50
Tabel 5.6 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan koleterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Kolesterol
Total
Sebelum
Kolesterol Total Sesudah Total
Normal Cukup Tinggi
F % F % F % F %
Normal
<200mg/dL
0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Cukup 200-
239mg/dL
5 50% 4 40% 0 0% 9 90%
Tinggi
>240mg/dL
0 0% 1 10% 0 0% 1 10%
Total 5 50% 5 50% 0 0% 10 100%
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 10 responden
dengan kolesterol total cukup (200-239mg/dL) yang mengalami penurunan
kolesterol total sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe vera) sebanyak 5
responden (50%) dengan kategori normal dan 4 responden (40%) dengan
kategori cukup. Untuk kolesterol total tinggi (>240mg/dL) yang mengalami
penurunan kolesterol total sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe vera)
sebanyak 1 responden (10%) dengan kategori cukup.
5.1.3 Data Hasil Uji Statistik
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon diperoleh nilai p-
value sebesar 0,022 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total
pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
51
4. Penurunan kolesterol total pada lansia setelah pemberian jus lidah buaya
(aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang.
Tabel 5.7 Penurunan koleterol total pada lansia setelah pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werda Jombang.
Kode
Responden
Kolesterol total (mg/dL) Tingkat
penurunan
(mg/dL)
Prosentase
penurunan
(%) Sebelum Sesudah
R 1 228 216 12 5,26
R 2 220 199 21 9,55
R 3 205 186 19 9,27
R 4 221 238 17 7,69
R 5 200 185 15 7,5
R 6 213 195 18 8,45
R 7 206 183 23 11,17
R 8 223 218 5 2,24
R 9 231 215 16 6,93
R 10 240 219 21 8,75
Rata-rata 218,7 205,4 16,7 7,68
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas diketahui bahwa hasil pengukuran
kolesterol total sesudah dilakukan pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
diperoleh penurunan paling besar adalah pengukuran pada responden 7
sebesar 11,17 % atau 23 mg/dL, penurunan kolesterol total paling kecil adalah
pengukuran pada responden 8 sebesar 2,24 % atau 5 mg/dL, dan responden
yang mengalami kenaikan kolesterol total adalah responden 4 sebesar 7,69%
atau 17 mg/dL.
52
5.2 Pembahasan
5.2.1 Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Kolesterol total pada lansia didapatkan bahwa hampir seluruhnya responden
memiliki kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) adalah cukup
(200-239) mg/dL sebanyak 9 orang (90 %) dan sebagian kecil responden memiliki
kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) tinggi (≥ 240 mg/dL)
sebanyak 1 orang (10 %). Menurut peneliti responden memiliki kolesterol tinggi
disebabkan karena pola makan responden yang tidak sehat dan sering
mengkonsusmsi makanan berlemak seperti makanan yang digoreng dan jeroan.
Dimana makanan yang dikonsumsi responden kebanyakan banyak yang diolah
dengan digoreng dan ditambah responden dapat dengan mudah membeli makanan
olahan jeroan dan gorengan dengan harga yang murah dan terjangkau.
Secara umum, jeroan sangat banyak mengandung karbohidrat, lemak,
vitamin, protein dan mineral. Vitamin utama yang terkandung adalah B kompleks,
terutama B12 dan asam folat, selain itu ada Vitamin A. Mineral yang terkandung
adalah zat besi, kalium, magnesium, fosfor dan seng. Meskipun dianggap sebagai
junk food, nilai protein jeroan tidak kalah dari daging sapi, daging kambing ataupun
daging babi. Protein sangat dibutuhkan manusia untuk mengganti sel sel yang rusak.
Jeroan merupakan salah satu sumber utama lemak pada makanan dan mengandung
kolesterol yang tinggi. Dari beberapa jenis jeroan yang paling tinggi kolesterolnya
adalah usus, hati dan otak karena makanan tersebut dapat menyebabkan penumpukan
pada pembuluh darah yang menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah
53
sehingga menyumbat aliran darah dan berakibat fatal memicu terjadinya penyakit
jatung koroner dan stroke (Mumpuni, 2011). Tingginya tingkat konsumsi lemak juga
dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah (Sitorus, 2006). Hal ini
sesuai dengan penelitian Megawati (2010) di Rumah Sakit Umum Raden Ajeng
Kartini Jepara bahwa asupan lemak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
peningkatan kadar kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner. Berdasarkan
penelitian Nurrahmani (2012) yang berjudul hubungan pola makan dengan
peningkatan kadar kolesterol pada lansia di surakarta, menyatakan ada hubungan
yang signifikan antara pola makan (makanan berlemak) dengan kadar kolesterol pada
lansia di kampung petoran, Jebres, Surakarta, dimana makin banyak makan makanan
berlemak maka semakin tinggi pula kolesterol dalam darah.
Dilihat dari Tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden
adalah perempuan yang berjumlah 8 orang (80%). Menurut peneliti kolesterol tinggi
dialami oleh responden berjenis kelamin perempuan karena responden sudah pada
masa lansia dan mengalami menopause sehingga hormon esterogen menurun dan
terjadi hiperkolesterolemia. Menurut Irvan (2007) menjelaskan bahwa kekurangan
esterogen pada perempuan menopause akan menurunkan kolesterol HDL. Pada
perempuan yang masih aktif menstruasi akan menekan lipoprotein α dengan kadar
lipoprotein α rata-rata adalah 2 mg/dL apabila meningkat sampai 20-30 mg/dL maka
akan terjadi hiperkolesterolemia dan muncul resiko penyakit jantung koroner. Saat
wanita mengalami menoupouse yang menyebabkan penurunan esterogen wanita
mengalami kecenderungan untuk terjadi hiperkolesterolemia. Oleh sebab itu wanita
54
pasca menoupouse lebih rentan terjadi peningkatan kadar kolesterol (Stanley, 2007).
Seperti halnya penelitian Sri Ujiani (2015) yang berjudul hubungan antara usia dan
jenis kelamin dengan kadar kolesterol penderita obesitas RSUD Abdul Moeloek
Lampung bahwa sebagian besar yang mengalami kolesterol adalah wanita sebesar 57
orang (63,3%) dari 90 sampel dan hanya 33 orang (36,7%) yang berjenis kelamin
laki-laki dari seluruh sampel penderita kolesterol.
Selain itu dilihat pada tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa hampir setengahnya
responden berumur 61-65 tahun sejumlah 4 orang (40%). Menurut peneliti seiring
peningkatan usia pada responden maka peningkatan kadar kolesterol lebih tinggi.
Semakin tinggi usia semakin tinggi kadar kolesterol darah hal ini disebabkan oleh
faktor penuaan yang menyebabkan menurunnya kerja organ tubuh (Herlina dan
Sitanggang, 2010). Pada usia tua pembuluh arteri koroner yang secara sederhana
diibaratkan seperti saluran pipa, maka semakin lama akan semakin banyak kerak.
Kolesterol jahat merupakan kotoran yang terdapat dalam air, jika takaran darah
meningkat maka eltisitas arteri akan hilang, hal tersebut menunjukkan usia
berpengaruh terhadap kolesterol darah. Pada usia semakin tua kadar kolesterol
totalnya relative lebih tinggi dari pada kadar kolesterol total pada usia muda, hal ini
dikarenakan makin tua seseorang aktifitas reseptor LDL mungkin makin berkurang.
Selain itu dilihat pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden beraktivitas mandiri sejumlah 9 orang (90%). Menurut peneliti aktivitas
fisik sangat diperlukan untuk lansia karane dengan beraktivitas lansia dapat
membakar lemak dalam darah. Menurut Thompson dan Rader (2001) aktivitas fisik
55
yang dilakukan secara teratur sangat penting untuk membakar lemak dalam darah,
selain untuk menghindari kegemukan, juga dapat mencegah terjadinya penyakit
akibat pola hidup seperti diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke. Berdasarkan
penelitian Fauziah Khusnul Kurniawati (2015) yang berjudul hubungan konsumsi
lemak dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah dan kadar low density
lipoprotein pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di rumah sakit umum
daerah dr. moewardi menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
kadar kolesterol darah pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi, dimana semakin jarang melakukan beraktivitas maka akan semakin tinggi
kadar kolesterol total dalam darah.
5.2.2 Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) selama
enam hari di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang dapat
dilihat berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa setengah responden memiliki
kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) yaitu normal (<200
mg/dL) sebanyak 5 orang (50 %). Menurut peneliti setelah diberikan jus lidah buaya
(aloe vera) terjadi penurunan kolesterol total pada lansia karena responden rutin
minum jus lidah buaya (aloe vera) yaitu pada antara sarapan dan makan siang selama
enam hari. Lidah buaya (aloe vera) yang digunakan adalah lidah buaya (aloe vera)
yang masih segar, karena di dalam lidah buaya (aloe vera) terdapat kandungan
glukomanan, niacin, Vitamin C, magnesium yang dapat menurunkan kolesterol.
Dengan mengkonsumsi secara teratur seletah makan antara makan pagi dan makan
56
siang dengan takaran 200 ml dapat menurunkan kadar kolesterol (Yulika & Muflihah,
2012). Lidah buaya (aloe vera) dikenal memiliki banyak manfaat dan fungsi yang
baik bagi kesehatan yaitu sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri, membantu
proses regenerasi sel, menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes, mengontrol
tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker.
Lidah buaya (aloe vera) memiliki kandungan zat gizi, vitamin dan mineral yang
berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C, vitamin A,
magnesium, dan zinc. Dan antioksidan yang mencegah penuaan dini, serangan
jantung dan berbagai penyakit degeneratif (Ribut Hadi S, Unggul P Juswono,
Chomsin S Widodo, 2013). Penelitian yang dilakukan Yulika Sianipar dan Muflihah
Isnawati (2012) menunjukkan bahwa lidah buaya (aloe vera) dapat menurunkan
profil lipit dalam darah dan menurunkan kadar glukosa dalam darah secara signifikan
kandungan lidah buaya (aloe vera) yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol
adalah serat larut air yaitu, glukomanan, flavonoid, antioksidan, niacin, vitamin C,
magnesium, selenium, dan zinc.
5.2.3 Pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol
total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 10 responden dengan
kolesterol total cukup (200-239mg/dL) yang mengalami penurunan kolesterol total
sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe vera) sebanyak 5 responden (50%) dengan
kategori normal, 4 responden (40%) dengan kategori cukup. Untuk kolesterol total
57
tinggi (>240mg/dL) yang mengalami penurunan kolesterol total sesudah diberikan jus
lidah buaya (aloe vera) sebanyak 1 responden (10%) dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon diperoleh nilai P-
value sebesar 0,022 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total
pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Menurut peneliti kolesterol total lansia dapat mengalami penurunan karena
adanya pemberian jus lidah buaya (aloe vera). Di samping panti tersebut banyak
terdapat warung kecil yang menjual gorengan dan makanan, sehingga membuat para
lansia sering mengkonsumsi gorengan dan makanan yang merupakan lemak jenuh.
Responden terlalu sering mengkonsumsi gorengan dan makanan yang mengandung
lemak sehingga membuat kadar kolesterol dalam darah tinggi. Setelah responden
diberikan jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari pada waktu minum antara makan
pagi dan siang dengan takaran 200 ml, kolesterol responden menjadi berubah. Oleh
karena itu, jus lidah buaya (aloe vera) dapat cukup efektif dalam perubahan
kolesterol.
5.2.4 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang.
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas diketahui bahwa hasil pengukuran kolesterol total
sesudah dilakukan pemberian jus lidah buaya (aloe vera) diperoleh penurunan paling
58
besar adalah pengukuran pada responden 7 sebesar 11,17 % atau 23 mg/dL,
penurunan kolesterol total paling kecil adalah pengukuran pada responden 8 sebesar
2,24 % atau 5 mg/dL, dan responden yang mengalami kenaikan kolesterol total
adalah responden 4 sebesar 7,69% atau 17 mg/dL.
Menurut peneliti kolesterol total lansia dapat mengalami penurunan karena
adanya pemberian jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari pada waktu minum antara
makan pagi dan siang dengan takaran 200 ml, kolesterol responden menjadi berubah.
Oleh karena itu, jus lidah buaya (aloe vera) dapat cukup efektif dalam perubahan
kolesterol. Namun masih ada responden yang kolesterol totalnya mengalami
peningkatan pada responden 4. Menurut peneliti responden lansia no 4 jarang
melakukan aktifitas sehari-hari maupun aktifitas rutin berolahraga sehingga lemak
dalam tubuh tidak berkurang.
Menurut Menurut Mason W. Freeman dan Cristine Junge dalam bukunya yang
berjudul “Lowvering Your Cholesterol” menyebutkan bahwa berolahraga rutin dapat
mengurangi resiko terkena penyakit jantung dengan cara menurunkan trigleserida dan
menaikkan kadar kolesterol HDL (high density lipoprotein). Orang yang jarang olah
raga beresiko memiliki kadar kolestrol yang lebih tinggi, di bandingkan orang yang
rutin berolah raga. Kerja duduk dalam waktu yang lama juga merupakan penyakit
kolestrol tinggi yang tidak disadari oleh banyak orang (Nugraha, 2013). Karena pada
lansia jarang melakukan aktifitas yang berat, sehingga dapat merangsang kadar
ghrelin (hormon yang menambah selera makan) menjadi bertambah, sebaliknya kadar
59
leptin (hormon yang memberi sinyal bahwa tubuh sudah kenyang) akan menurun hal
tersebut tanpa di sadari dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Januardi,
2013). Penelitian Manurung (2013) menyebutkan bahwa adanya aktifitas fisik atau
berolahraga dapat mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol HDL darah sama
halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Raul (2009) dimana hasil penelitian
tersebut mendapatkan aktifitas memiliki hubungan bermakna terhadap penurunan
kadar kolesterol total dan peningkatan kadar kolesterol HDL darah.
60
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengenai penelitian yang
telah dilakukan serta saran-saran yang dapat membangun.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werda Jombang, maka diambil kesimbulan :
1. Kadar kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) yang
dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang di dapatkan hasil bahwa hampir seluruhnya lansia memiliki
kolesterol total cukup dan sebagian kecil lansia memiliki kolesterol total
tinggi.
2. Kadar kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) yang
dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang di dapatkan hasil bahwa seluruhnya lansia mengalami perubahan
pada kolesterol total. Dimana setengah dari lansia memiliki kolesterol total
normal dan memiliki kolesterol total cukup.
3. Jus lidah buaya (aloe vera) dapat menurunkan kolesterol total pada lansia
di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
61
6.2 Saran
Adapun saran yang peneliti berikan sebagai berikut :
6.2.1 Bagi petugas kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan daapat memberikna informasi
kepada masyarakat bahwa jus lidah buaya (aloe vera) dapat merubah
kolesterol total pada lansia. Jus lidah buaya (aloe vera) sangat efektif
jika di konsumsi rutin setiap hari antara makan pagi dan makan siang,
dan dianjurkan mengkonsumsi jus lidah buaya (aloe vera) sebanyak
200 ml.
6.2.2 Bagi pengelola panti
Diharapkan bagi masyarakat mengkonsumsi jus lidah buaya (aloe vera)
dapat menjadi pengobatan alternatif pada penderita hiperkolesterolemia,
karena bisa merubah dan menurunkan kolesterol total jika dikonsumsi
200 ml selama enam hari.
6.2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang jus
lidah buaya (aloe vera) dapat menurunkan kolesterol LDL dan
meningkatkan kolesterol HDL. Dan diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan perbandingan atau data dasar bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan masalaah yang sama
dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar., 2010, TANAMAN OBAT INDONESIA, 3rd end., Selamba Medika,
Jakarta, hh. 68.
Arifin, Jamal., 2014, Intensif Budidaya Lidah Buaya, Usaha Dengan Prospek
Yang Kian Berjaya, 1rd End, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, hh. 1-
121
Arikunto, 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Aksara.
Jakarta
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima). Semarang. Universitas Diponegoro
Hariana, Arief., (eds.), 2013, 262 TUMBUHAN OBAT dan khasiatnya, Penebar
Swadaya: Jakarta timur, dilihat 15 Februari 2017,
https://books.google.co.id
Hadi, R, Juswono, P & Widodo, S 2013. ’ Pengaruh Bengkuang (Pachyrhizus
Erosus L. Urban) Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Kandungan
Radikal Bebas Pada Daging Ayam Yang Diradiasi Dengan Sinar
Ultraviolet’, Physics Student Journal, Vol. 1, No. 1, hh. 1 (Sitasi 4 Mei
2017)
http://digilib.unila.ac.id/6706/120/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 24
Februari 2017
Kasron., 2012, Kelainan dan Penyakit JANTUNG : Pencegahan Serta
Pengobatannya, 1rd end., Nuha Media, Yogyakarta, hh. 197-210
Kumar, V; Cottran, Ramzi S; Robins, Stanley L., 2007. Buku Ajar Patologi
Robbins, diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC, Jakarta.
Kurniawati, Fauziah Khusnul (2015) Hubungan Konsumsi Lemak Dan Aktivitas
Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Dan Kadar Low Density
Lipoprotein Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta (Sitasi 4 Mei 2017)
Mumpuni, Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Naue, Sitti H. Doda, Vanda & Wungouw, Herlina., 2016. ’Hubungan kadar
kolesterol total dengan tekanan darah pada guru di SMP 1 & 2 Eben
Haezar dan SMA Eben Haezar Manado’, Jurnal e-Biomedik (eBm),
Vol. 4, No. 2 (Sitasi 4 Mei 2017)
Nurrahmani, Ulfah. 2012 . Stop ! Kolesterol Tinggi. Yogyakarta : Group Relasi
Inti Media
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Renika Cipta.
Jakarta.
Nursalam, 2011. Konsep Penerapan Metodelogi Penelitian Imu Keperawatan
Pedoman Skripsi Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta
Padila., 2013, KEPERAWATAN GERONTIK, 1rd end., Nuha Media, Yogyakarta,
hh. 6-58
Pramono, S. Titin., 2012, Selamat Tinggal, KOLESTEROL TINGGI! , 1rd end.,
Syura Media Utama, Yogyakarta, hh. 34-62
Sianipar, Yulika & Isnawati, Muflihah, H, 2012. ‘Pengaruh Pemberian Jus Lidah
Buaya (Aloe Vera) Terhadap Kadar Kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL)’, Journal of
Nutrition Collage, vol. 1, no. 1, hh. 241-248 (Sitasi 24 Februari 2017)
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung
Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Ujiani, Sri. 2015. ‘Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kadar
Kolesterol Penderita Obesitas RSUD Abdul Moeloek Lampung ’,
Jurnal Kesehatan, Vol. 6, No. 1 (Sitasi 4 Mei 2017)
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Stikes Insan Cendekia Medika Jombang :
Nama : Akidatul Isnaini
NIM : 13.321.0069
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh
Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Perubahan Kolesterol Total
Pada Lansia (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Panti Sosial Tresna Werda
Jombang)”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Perubahan Kolesterol Total
Pada Lansia (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Panti Sosial Tresna Werda
Jombang).
Kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika saudara tidak bersedia menjadi
responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini dan apabila selama pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan,
maka saudara berhak mengundurkan diri.
Apabila saudara menyetujuinya, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaan penelitian saya.
Atas perhatian dan kerja samanya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya,
(Akidatul Isnaini)
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Judul : PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE
VERA) TERHADAP PERUBAHAN KOLESTEROL TOTAL
PADA LANSIA (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Panti
Sosial Tresna Werda Jombang)
Peneliti : Akidatul Isnaini
NIM : 13.321.0069
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian ini sebagai
responden. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini
dan saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun
menimbulkan ketidak nyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat
ini dan saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa unsur
pemaksaan dari siapapun, saya nyatakan
Bersedian
Menjadi Responden dalam Penelitian ini
Jombang, April 2017
Peneliti
(Akidatul Isnaini)
Responden
(...........................)
LAMPIRAN 2
SATANDART OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
1. Jus
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan jus semangka. Adapaun
alat, bahan dan prosedur pembuatan sebagai berikut :
a. Alat dan bahan
1) Lidah buaya (aloe vera)
2) Blender
3) 200 ml air matang
4) Gelas ukur
5) Timbangan buah
b. Prosedur
1) Cuci lidah buaya (aloe vera) hingga bersih.
2) Kupas lidah buaya (aloe vera) sampai bersih dari kelitnya.
3) Potong kecil-kecil lidah buaya (aloe vera) seberat 40g
4) Masukkan blender dan campurkan air matang 200ml.
5) Blender sampai halus.
6) Dituang ke dalam gelas sesuai takaran yang ditentukan.
Setelah siap, peneliti mendatangi responden dan memberikan jus lidah buaya
(aloe vera) 1 kali sehari antara makan pagi dan siang selama 7 hari secara
berturut-turut dan responden tidak diperkenankan meminum obat-obatan
kolesterol.
LAMPIRAN 3
2. Kolesterol
Sebelum dan susah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) dilakukan
pengukuran kolesterol. Adapun alat bahan dan produser pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Alat dan bahan
1) Spet
2) Tabung
3) Kapas alkohol
4) Tornikwet
b. Prosedur
1) Kaji riwayat penyakit, penyakit penyerta dan terapi obat yang
diminum.
2) Persiapkan alat
3) Bersihkan lengan menggunakan kapas alkohol
4) Pasang tornikwet di lengan atas sampai kuat
5) Ambil darah secukupnya
6) Usap dengan kapas alkohol sambil ditekan agar darah tidak keluar
terus menerus.
LEMBAR ANGKET
Judul : Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Vera)
Terhadap Perubahan Kolesterol Pada Lansia (Studi di
Unit Pelaksanaan Teknis Panti Sosial Tresna Werda
Jombang).
Nama :
Hari dan Tanggal :
No kode responden :
Petunjuk pengisian :
1. Pilih jawaban sesuai menurut anda dengan memberikan
tanda (X) pada salah satu pertanyaan berikut.
2. Jawaban tidak boleh lebih dari (1)
A. Data Umum
Nama : ...................................................................... (boleh tidak diisi)
Alamat : ...................................................................... (boleh tidak diisi)
Umur : ...................................................................... Tahun
1. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Aktivitas
a. Mandiri
b. Dibantu sebagian
c. Dibantu seluruhnya
LAMPIRAN 4
LEMBAR CHEKLIST KONSUMSI JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA)
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Aktivitas :
Hari ke- Waktu minum jus lidah buaya (aloe vera)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keterangan :
Berilah tanda (√) pada kolom “Waktu minum jus lidah buaya (aloe vera)”, jika
sudah meminum .
LAMPIRAN 5
TABULASI
Kode
Responden
Jenis
Kelamin Umur Aktivitas
TEKANAN DARAH
kolesterol sebelum kolesterol sesudah
Kolesterol Kategori Kolesterol Kategori
R1 2 1 1 228 2 216 2
R2 2 3 1 220 2 199 1
R3 1 3 1 205 2 186 1
R4 2 1 3 221 2 238 2
R5 1 1 1 200 2 185 1
R6 2 6 1 213 2 195 1
R7 2 4 1 206 2 183 1
R8 2 4 1 223 2 218 2
R9 2 1 1 231 2 215 2
R10 2 5 1 240 3 219 2
Keterangan
Jenis
Kelamin Umur
Aktivitas
1. Laki-laki
1. 61-
65Tahun
1. Mandiri
2.
Perempuan
2. 66-70
Tahun
2. Dibantu Sebagian
3. 71-75
Tahun
3. Dibantu Seluruhnya
4. 76-80
Tahun
5. 81-85
Tahun
6. 86-90
Tahun
Kolesterol Sebelum Pemberian Jus
Lidah Buaya Kriteria Kolesterol Total
1. Kolesterol <200 mg/dL
1. Normal
2. Kolesterol 200-239
mg/dL
2. Cukup
3. Kolesterol >240 mg/dL
3. Tinggi
Kolesterol Sesudah Pemberian Jus
Lidah Buaya Kriteria Perubahan Kolesterol Total
LAMPIRAN 11
1. Kolesterol <200 mg/dL
1. Normal
2. Kolesterol 200-239
mg/dL
2. Cukup
3. Kolesterol >240 mg/dL
3. Tinggi
UJI DATA UMUM DAN DATA KHUSUS
Distribusi Frekuensi Data Umum
Statistics
Kode
Responden
Umur Jenis
Kelamin
Aktivit
as
N Valid 10 10 10 10
Missing 0 0 0 0
1. Data Umum
Kode Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 10.0 10.0 10.0
2 1 10.0 10.0 20.0
3 1 10.0 10.0 30.0
4 1 10.0 10.0 40.0
5 1 10.0 10.0 50.0
6 1 10.0 10.0 60.0
7 1 10.0 10.0 70.0
8 1 10.0 10.0 80.0
9 1 10.0 10.0 90.0
10 1 10.0 10.0 100.0
Tot
al
10 100.0 100.0
Umur
Frequenc
y
Percen
t
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
61-
65
4 40.0 40.0 40.0
71-
75
2 20.0 20.0 60.0
76-
80
2 20.0 20.0 80.0
81- 1 10.0 10.0 90.0
85
86-
90
1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequenc
y
Percen
t
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Laki-laki 2 20.0 20.0 20.0
Perempu
an
8 80.0 80.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Aktivitas
Frequenc
y
Percen
t
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Mandiri 9 90.0 90.0 90.0
Dibantu
Seluruhnya
1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
2. Data Khusu
Descriptives
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
pre 10 218.80 12.874 200 241
pos
t
10 205.40 18.422 183 238
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post -
pre
Negative
Ranks
9a 5.56 50.00
Positive Ranks 1b 5.00 5.00
Ties 0c
Total 10
a. post < pre
b. post > pre
c. post = pre
Test Statisticsa
post - pre
Z -2.293b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.022
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
TABULASI
Crosstabs
pre * post Crosstabulation
post Tot
al 183 185 186 195 199 215 216 218 219 238
Pre 200 Count 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
%
within
pre
% 100.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
100.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
10.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
205 Count 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
206
Count 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
%
within
pre
100
.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
100
.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
213
Count 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
220 Count 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
221 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
% 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100 100
within
pre
% % % % % % % % % .0% .0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
10.
0%
223 Count 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
228
Count 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
231 Count 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
% 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100 0.0 0.0 0.0 0.0 100
within
pre
% % % % % .0% % % % % .0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
241 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
%
within
pre
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
100
.0%
%
within
post
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
100
.0%
0.0
%
10.
0%
% of
Total
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
0.0
%
10.
0%
0.0
%
10.
0%
Total Count 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
%
within
pre
10.
0%
10.0
%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
100
.0%
%
within
post
100
.0
%
100.
0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
100
.0%
% of
Total
10.
0%
10.0
%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
10.
0%
100
.0%
Kode Responden * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin Total
Laki-
laki
Perempuan
Kode
Responden
1 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
2
Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
3 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
50.0% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
4 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
5
Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
50.0% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
6 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
7 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
8 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
9 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
10 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
0.0% 12.5% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
Total Count 2 8 10
% within Kode
Responden
20.0% 80.0% 100.0%
% within Jenis
Kelamin
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 20.0% 80.0% 100.0%
Aktivitas * Umur Crosstabulation
Umur Total
61-65 71-75 76-80 81-85 86-90
Aktivitas Mandiri Count 3 2 2 1 1 9
%
within
Aktivita
s
33.3
%
22.2
%
22.2
%
11.1
%
11.1
%
100.0
%
%
within
Umur
75.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
90.0%
% of
Total
30.0
%
20.0
%
20.0
%
10.0
%
10.0
%
90.0%
Dibantu
Seluruhn
ya
Count 1 0 0 0 0 1
%
within
Aktivita
s
100.0
%
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0
%
%
within
Umur
25.0
%
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 10.0%
% of
Total
10.0
%
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 10.0%
Total Count 4 2 2 1 1 10
%
within
Aktivita
s
40.0
%
20.0
%
20.0
%
10.0
%
10.0
%
100.0
%
%
within
Umur
100.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
% of
Total
40.0
%
20.0
%
20.0
%
10.0
%
10.0
%
100.0
%
Kode Responden * Aktivitas Crosstabulation
Aktivitas Total
Mandiri Dibantu
Seluruhnya
Kode
Responden
1 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
2 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
3 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
4 Count 0 1 1
% within Kode
Responden
0.0% 100.0% 100.0%
% within Aktivitas 0.0% 100.0% 10.0%
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
5 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
6 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
7
Count 1 0 1
% within Kode 100.0% 0.0% 100.0%
Responden
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
8
Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
9 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
10 Count 1 0 1
% within Kode
Responden
100.0% 0.0% 100.0%
% within Aktivitas 11.1% 0.0% 10.0%
% of Total 10.0% 0.0% 10.0%
Total Count 9 1 10
% within Kode
Responden
90.0% 10.0% 100.0%
% within Aktivitas 100.0% 100.0% 100.0%
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3
Pendaftaran
Ujian
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Revisi
Proposal
6 Pengambilan
Data
7 Pengolahan
Data
8 Konsultasi
Hasil
9 Pendaftaran
Ujian Hasil
10 Ujian Hasil
11 Revisi Hasil
12
Pembuatan
Jurnal dan
Artikel
13
Penggandaan
dan
Pengumpulan
Skripsi
LAMPIRAN 13