SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

79
PENGARUH CEKAMAN KEKURANGAN AIR TERHADAP HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) Oleh: SYAMIRA UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2010

description

agriculture

Transcript of SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Page 1: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

PENGARUH CEKAMAN KEKURANGAN AIRTERHADAP HASIL TANAMAN TOMAT

(Lycopersicon esculentum Mill.)

Oleh:

SYAMIRA

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANMALANG

2010

Page 2: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

PENGARUH CEKAMAN KEKURANGAN AIRTERHADAP HASIL TANAMAN TOMAT

(Lycopersicon esculentum Mill.)

Disusun oleh :

SYAMIRA

0510420042-42

SKRIPSIDisampaikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG

2010

Page 3: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

RINGKASANSYAMIRA. 0510420042-42. Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap HasilTanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Dibawah Bimbingan Ir. Koesriharti, MS. dan Ir. Ninuk Herlina, MS.

Tanaman tomat ialah satu dari sebagian jenis tanaman sayuran yang dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, tergantung varietasnya. Permintaan terhadap tomat terus meningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi produksi tomat rata-rata Nasional masih rendah. Untuk mencapai sasaran, potensi peningkatan produktivitas tomat sangat berpeluang besar dengan penggunaan varietas unggul dan pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman tomat secara tepat misalnya dengan menjaga ketersediaan air bagi tanaman tomat. Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman kekurangan air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang cekaman kekurangan air tanaman tomat pada fase pertumbuhan tertentu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan dosis pemberian air yang masih dapat mempertahankan produksi optimum tanaman tomat pada tingkat kekurangan air tertentu dan saat fase pertumbuhan tertentu. Hipotesis dari penelitian ini ialah perlakuan pemberian air 100% kc pada fase vegetatif dan 70% kc pada fase generatif serta perlakuan 70% kc pada fase vegetatif dan 70% kc pada fase generatif mulai dapat mereduksi hasil tanaman tomat.

Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik yang terletak di Dusun Yitnan, Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dengan ketinggian ± 800 m dpl, suhu rata-rata harian 210C, dan jenis tanah asosiasi antara Andosol dengan Latosol. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2009. Alat yang digunakan antar lain: cangkul, cetok, gelas ukur, tali ajir, timbangan, penggaris, meteran, ember, termometer bola basah dan bola kering, gunting serta alat tulis. Bahan yang digunakan ialah polybag ukuran 50 cm x 50 cm yang berdiameter 25 cm, benih tomat kultivar Marta, Formalin 5%, pupuk kotoran sapi, pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCl dan Calsium 80 WP), insektisida berbahan aktif Karbofuran 3% dan Deltamethrin 25 g/l ,fungisida berbahan aktif Propineb 70% serta tanah jenis asosiasi Andosol dan Latosol sebagai media tanam. Penelitian ini merupakan percobaan non-faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Adapun perlakuan yang diberikan ialah tingkat cekaman kekurangan air pada fase pertumbuhan tertentu, yaitu C0 (100% kc vegetatif – 100% kc generatif), C1 (100% kc vegetatif – 70% kc generatif), C2 (70% kc vegetatif – 70% kc generatif), C3 (70% kc vegetatif –70% kc generatif), C4 (100% kc vegetatif – 40% kc generatif), C5 (40% kc vegetatif – 100% kc generatif) dan C6 (40% kc vegetatif – 40% kc generatif). Masing-masing perlakuan tersebut diulang 3 kali sehingga terdapat 21 satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari 10 polybag. Pengamatan dilakukan dengan cara nondestruktif dan panen. Pengamatan nondestruktif meliputi: tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (interval pengamatan 7 hari sekali yaitu umur 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56 dan 63 hari setelah transplanting), umur mulai berbunga dan berbuah (hari), jumlah bunga dan buah setiap tanaman (interval pengamatan 3 hari sekali yaitu pada umur 28 – 64 hari setelah transplanting) serta persentase fruit set (%). Pengamatan panen meliputi: umur

Page 4: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

panen pertama dan terakhir untuk tiap sample (hari), jumlah buah panen (buah sehat, Blossom end rot dan layak jual) (buah), bobot buah segar per tanaman (g), bobot buah per buah (g), bobot buah sehat, bobot buah Blossom end rot, bobot buah layak jual dan grading. Analisis data dilakukan menggunakan analisis ragam (F hitung) dengan taraf kesalahan 5% dan 1%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf kesalahan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air 70% kc vegetatif – 100% kc generatif mulai menurunkan jumlah buah panen total, jumlah buah sehat dan jumlah buah layak jual pada tanaman tomat. Sedangkan, pemberian air 100% kc vegetatif – 70% kc generatif belum menurunkan jumlah buah panen total, jumlah buah sehat dan jumlah buah layak jual tanaman tomat. Pemberian air 40% kc vegetatif – 40% kc generatif menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah panen total tertinggi. Jumlah buah panen menurun 48% dibandingkan dengan tanaman yang tidak tercekam. Perlakuan 100% kc vegetatif – 100% kc generatif, 100% kc vegetatif – 70% kc generatif dan 40% kc vegetatif – 100% kc generatif mempunyai bobot buah segar per tanaman dan per hektar serta bobot buah layak jual yang cenderung lebih tinggi dari perlakuan yang lain. Secara ekonomi, cekaman kekurangan air dapat menurunkan pendapatan petani karena menurunnya hasil tanaman tomat. Perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif menurunkan sebesar Rp.4.060.000,00 dan 40% kc vegetatif – 100% kc generatif menurunkan sebesar Rp.3.600.00,00 dibandingkan tanaman yang tidak dicekam. Perhitungan ini berdasarkan dari selisih bobot buah segar per hektar.

Page 5: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon

esculentum Mill.)”.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada Dr. Ir. Agus Suryanto, MS selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Ir. Koesriharti, MS. selaku

pembimbing utama, Ir. Ninuk Herlina, MS. selaku pembimbing pendamping, Ir.

Lilik Setyobudi, MS. PhD. sebagai pembahas, kedua orang tua yang selalu

memberi doa dan dukungan, teman-teman Hortikultura 2005 serta semua pihak

yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada

kekurangan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

penulis pribadi dan para pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Malang, Februari 2010

Penulis

Page 6: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1987 di Kota Malang, Jawa Timur dari

ayah bernama M. Abdul Basit Attamimi dan ibu bernama Wasilah Attamimi

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1990 di TK Dharma Putra

Malang, kemudian tahun 1992 melanjutkan ke MI Malik Ibrahim Gresik dan lulus

tahun 1999. Tahun 1999 meneruskan pendidikan di SMP Negeri 2 Gresik dan

lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis mulai memasuki jenjang

pendidikan Lanjutan Tingkat Atas di SMA NU 1 Gresik dan lulus tahun 2005.

Pada tahun 2005 penulis diterima di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya

Pertanian, Program Studi Hortikultura Universitas Brawijaya melalui jalur PSB.

Selama menjadi mahasiswi Fakultas Pertanian, penulis pernah menjadi asisten

praktikum untuk mata kuliah Perancangan Percobaan dan Dasar Hortikultura pada

semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 serta Produksi Tanaman Hias pada

semester genap tahun ajaran 2007/2008.

Page 7: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

DAFTAR ISI

RINGKASAN................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP........................................................................................ iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan...................................................................................................... 2

1.3 Hipotesis.................................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Deskripsi Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.).................3

2.2 Kebutuhan Air Tanaman Tomat ...........................................................5

2.3 Peranan Air Bagi Pertumbuhan Tanaman .............................................6

2.4 Ketersediaan Air Bagi Tanaman ...........................................................8

2.5 Respon Tanaman Tomat Terhadap Kekurangan Air..............................9

III. METODE PENELITIAN3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................. 13

3.2 Alat dan Bahan.................................................................................... 13

3.3 Metode................................................................................................ 14

3.4 Pelaksanaan......................................................................................... 15

3.5 Pemeliharaan....................................................................................... 17

3.6 Pengamatan......................................................................................... 18

3.7 Analisis Data....................................................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil.................................................................................................... 20

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 35

5.2 Saran ................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 36

LAMPIRAN .................................................................................................. 39

Page 8: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Pembagian Fase Pertumbuhan Tanaman Tomat................................... 62. Rata-rata Jumlah Cabang (49 HST), Bobot Kering Total (g) pada Umur

65 HST, Umur Berbunga dan Bobot per Buah dari 6 Genotipa Tomat Akibat Cekaman Air pada Fase Berbeda.............................................. 12

3. Hasil Analisis Contoh Tanah................................................................ 134. Pemberian Air Tiap Perlakuan dalam Bentuk Liter............................. 145. Rata-rata Bobot Buah per Buah (gram), Bobot Buah Segar per

Tanaman (gram) dan Bobot Buah Segar per Hektar (gram) Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan Air.................................................. 20

6. Rata-rata Jumlah Buah Mutu Kualitas (buah) pada Tanaman Tomat Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan Air....................................... 21

7. Rata-rata Jumlah Buah Sehat dan Berpenyakit (Blossom end rot) (buah) serta Jumlah (buah) dan Bobot Buah Layak Jual (gram) pada Tanaman Tomat Akibat Cekaman Kekurangan Air............................................. 22

8. Rata-rata Jumlah Bunga (kuntum), Jumlah Buah Panen Total (buah) dan Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set) (%) pada Tanaman Tomat Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan Air............................ 23

9. Rata-rata Umur Mulai Berbunga (HST), Umur Mulai Berbuah (HST) dan Umur Panen Pertama (HST) pada Tanaman Tomat Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan air.................................................... 24

10. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat (cm) Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan Air pada Berbagai Umur Pengamatan..............................26

11. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat (helai) Akibat Perlakuan Cekaman Kekurangan Air pada Berbagai Umur Pengamatan..............26

Page 9: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Deskripsi Tomat Kultivar Marta.......................................................... 392. Denah Percobaan................................................................................. 403. Denah Pengambilan Sample................................................................ 414. Perhitungan kc......................................................................................425. Hasil Analisis Contoh Tanah................................................................486. Data Suhu Rumah Plastik Selama Penelitian.......................................497. Perhitungan Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set)................... 528. Perhitungan Bobot Buah Segar per Hektar......................................... 549. Analisis Ragam Bobot Buah per Buah, Bobot Buah Segar per Tanaman

dan Bobot Buah Segar per Hektar.........................................................5610. Analisis Ragam Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Berat Buah

Tomat (Mutu Kualitas)..........................................................................5711. Analisis Ragam Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Buah Sehat

dan Berpenyakit (Blossom end rot) serta Jumlah dan Bobot Buah Layak Jual pada Tanaman Tomat....................................................................59

12. Analisis Ragam Jumlah Bunga, Jumlah Buah Panen Total dan Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set) Tanaman Tomat.............61

13. Analisis Ragam Umur Mulai Berbunga, Umur Mulai Berbuah dan Umur Panen Pertama Tanaman Tomat.................................................62

14. Analisis Ragam Tinggi Tanaman pada Berbagai Umur...................... 6315. Analisis Ragam Jumlah Daun pada Berbagai Umur........................... 6616. Dokumentasi Tanaman Tomat Akibat Cekaman Kekurangan Air pada

Umur 100 HST......................................................................................6917. Dokumentasi Buah Tomat Akibat Cekaman Kekurangan Air pada

Panen ke – 9..........................................................................................71

Page 10: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tomat ialah satu dari sebagian jenis tanaman sayuran yang dapat

tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran

rendah, tergantung varietasnya. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan dan

genangan air sehingga produksinya sangat tergantung pada ketersediaan air bagi

pertumbuhannya. Kebutuhan air tanaman tomat untuk satu kali musim tanam ialah

750-1250 mm (Pudjiatmoko, 2008).

Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) sering ditanam sepanjang

tahun, dan penanaman biasanya dilakukan pada awal musim hujan untuk lahan

tegalan dan pada awal musim kemarau untuk lahan sawah. Di daerah beriklim

kering, tanaman tomat ini banyak diusahakan pada musim hujan.

Permintaan terhadap tomat terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan

dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendidikan, kesadaran gizi dan

meningkatnya pendapatan masyarakat. Secara statistik, dari hasil analisis Bank

Dunia (1992) telah memproyeksikan peningkatan permintaan tomat rata-rata per

tahun sekitar 3,6% - 4% dalam periode 1988-2010 (Cahyono, 1998). Untuk

mencapai sasaran peningkatan kebutuhan tomat di atas, potensi peningkatan

produktivitas tomat sangat berpeluang besar dengan penggunaan varietas unggul

dan pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman tomat secara tepat.

Rendahnya produksi tomat rata-rata Nasional disebabkan oleh belum

meluasnya penggunaan varietas unggul dan penerapan teknik budidaya dan faktor

lingkungan tumbuh yang belum tepat. Teknik budidaya dan faktor lingkungan

tumbuh tanaman misalnya menjaga ketersediaan air bagi tanaman tomat. Air

sangat dibutuhkan tanaman sebagai medai transportasi zat terlarut organik dan

anorganik dari tanah ke daun maupun dari daun ke seluruh tubuh tanaman. Air

juga dibutuhkan sebagai bahan baku fotosintesis. Oleh karena itu, kekurangan air

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.

Pengaruh yang merugikan dari cekaman kekurangan air sangat tampak pada

jaringan dan organ yang berada pada fase pertumbuhan cepat. Hal ini

Page 11: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

menunjukkan bahwa terdapat periode pertumbuhan tertentu yang sangat peka

terhadap cekaman kekurangan air (Wudiri dan Henderson, 1985). Pada tanaman

tomat, fase yang sangat peka terhadap cekaman kekurangan air menurut Salter

dan Goode (1967) ialah fase pembentukan bunga dan fase pembesaran buah.

Ditambahkan oleh Hsiao, 1973 dalam Ashraf, et al., (2005) bahwa tanaman tomat

termasuk tanaman yang sensitif terhadap kondisi kekurangan air mulai dari fase

perkecambahan benih hingga panen. Doorenbos dan Kassam (1979) juga

menambahkan bahwa tanaman tomat juga peka terhadap cekaman kekurangan air

setelah dipindah tanam.

Untuk melihat respon tanaman tomat terhadap kekeringan yang terjadi saat

pertumbuhannya, maka perlu dilakukan penelitian tentang cekaman kekurangan

air tanaman tomat pada fase pertumbuhan tertentu. Dengan demikian diharapkan

produksi tomat tetap tinggi per satuan luas per satuan waktu pada tingkat

kekurangan air tertentu dan saat fase pertumbuhan tertentu serta diharapkan

mampu memperoleh dosis pemberian air yang optimum untuk tanaman tomat

sehingga tanaman tomat dapat dikembangkan di daerah-daerah lahan kering,

sehingga lahan kering menjadi termanfaatkan dan produksi tomat di Indonesia

dapat ditingkatkan.

1.2 Tujuan

Untuk mendapatkan dosis pemberian air yang masih dapat mempertahankan

produksi optimum tanaman tomat pada tingkat kekurangan air tertentu dan saat

fase pertumbuhan tertentu.

1.3 Hipotesis

Perlakuan pemberian air 100% kc pada fase vegetatif dan 70% kc pada fase

generatif serta perlakuan 70% kc pada fase vegetatif dan 70% kc pada fase

generatif mulai dapat mereduksi hasil tanaman tomat.

Page 12: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)

Tanaman tomat ialah tanaman herba semusim, bunganya hermaprodit dan

bersifat self-compatible pada daerah yang lebih dingin (Ashari, 1995). Menurut

Rubatzky dan Yamaguchi (1999) bunga tomat adalah bunga sempurna,

berdiameter sekitar 2 cm dan sering menggantung dengan mahkota bunga

berbentuk bintang berwarna kuning, kepala sari menyatu membentuk tabung.

Tanaman ini tumbuh dengan tinggi 0,5-2,0 meter, dengan batang padat dan

gemuk. Pola pertumbuhan dapat bervariasi dari tegak hingga agak merayap dan

spesies tertentu memiliki batang menjalar. Daun tomat adalah majemuk, menyirip,

bergerigi kasar dan seringkali keriting, tetapi kadang juga rata. Buah tomat adalah

buni (beri) berdaging, permukaannya agak berbulu ketika masih muda tetapi halus

ketika matang. Buah sebagian kultivar berbentuk bundar, bentuk lain adalah

memanjang. Warna buah ketika matang adalah merah, merah jambu, jingga atau

kuning.

Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran

tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya (Cahyono, 1998). Selain

itu juga tanaman tomat dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, dari tanah berpasir

hingga liat bertekstur halus, juga pada tanah dengan kandungan bahan organik

tinggi. Tanah dengan pH yang berkisar dari 5,5 hingga 7 biasanya sesuai untuk

sebagian besar produksi tomat. Tanaman tomat tidak toleran terhadap genangan,

khususnya segera setelah berkecambah dan pada periode pematangan buah,

karena air yang berlebihan seringkali menyebabkan rebah bibit dan penyakit

busuk akar. Tanaman tomat umumnya memiliki sistem perakaran yang luas,

sebagian besar pada kedalaman 60 cm; akar tunggang dapat tumbuh cukup dalam

jika tidak terhambat oleh lapisan keras atau tingkat air yang tinggi. Sistem

perakaran dalam menyebabkan tanaman ini toleran terhadap kekeringan.

Penggunaan air tanaman tomat umumnya sekitar 25-30 mm/minggu, dan pada

hari panas dan kering evapotranspirasi dapat melampaui 10 mm (Rubatzky dan

Page 13: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Yamaguchi, 1999). Menurut Pudjiatmoko (2008), kebutuhan air tanaman tomat

untuk satu musim tanam mencapai 750-1250 mm.

Doorenbos dan Kassam (1979) menyatakan bahwa suhu rata-rata harian yang

optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 18-250C pada siang

hari dan 10-200C pada malam hari. Perbedaan suhu yang besar antara siang hari

dan malam hari berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Kabut yang dingin dapat menghambat pertumbuhan tanaman, suhu udara diatas

250C pada siang hari diikuti dengan kelembaban udara yang tinggi dapat

mereduksi hasil. Selain itu, suhu malam hari yang tinggi atau di atas 200C diikuti

dengan kelembaban udara yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif

yang berlebihan dan produksi buah yang jelek mutunya.

Tanaman tomat menyukai tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari

(Trisnawati dan Setiawan, 2004). Sebaiknya tanaman tomat ditanam dengan jarak

tanam 60 cm x 40 cm, 60 cm x 60 cm, 50 cm x 60 cm atau 50 cm x 50 cm agar

produksinya optimal. Dalam 1 hektar dapat ditanam sekitar 21.000 bibit

(Cahyono, 1998).

Dalam pertumbuhannya, tanaman tomat memerlukan zat-zat makanan atau

hara yang terdiri atas hara makro dan unsur hara mikro. Menurut Ashari (1995),

pemberian jenis pupuk NPK pada tanaman tomat adalah 12-24-12 yakni 750-1000

kg/ha atau 35-50 gram/tanaman. Berdasarkan penelitian Azizah (2008) tentang

pengaruh komposisi pupuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat

(Lycopersicon esculentum Mill.) dinyatakan bahwa penggunaan pupuk NPK

Kebomas (24:8:8) 638kg/ha + SP36 158 kg/ha + KCl 115 kg/ha dan NPK

Kebomas (25:7:7) 612 kg/ha + SP36 181 kg/ha + KCl 129 kg/ha pada tanaman

tomat dapat memberikan hasil yang lebih tinggi pada peubah bobot buah baik

bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per hektar. Pupuk

diberikan dengan cara ditugal di sekeliling tanaman kemudian ditutup kembali

dengan tanah. Aplikasi pupuk SP36 dan KCl diberikan sekali pada 7 hari setelah

tanam (hst), sedangkan untuk pupuk NPK (Kebomas 24:8:8 dan Kebomas 25:7:7)

diberikan dua kali yaitu separuh dosis pada 7 hst dan separuh dosis berikutnya

pada 30 hst

Page 14: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

2.2 Kebutuhan Air Tanaman Tomat

Dalam budidaya tanaman di lapangan, kehilangan air dari tanah disamping

terjadi lewat proses transpirasi juga lewat permukaan tanah yang disebut

evaporasi. Proses transpirasi dan evaporasi terjadi secara bersamaan dan sulit

untuk dipisahkan satu dengan lainnya. Oleh karena itu, kehilangan air lewat kedua

proses ini disebut evapotranspirasi (ET) yang diartikan jumlah air yang diperlukan

oleh tanaman. Yang dimaksud dengan kebutuhan evapotranspirasi adalah

evapotranspirasi pada kondisi air tanah tidak menjadi fator pembatas. Jadi

kecepatan evapotranspirasi ditentukan oleh kondisi iklim dan disebut sebagai

evapotranspirasi potensial (ETo). Dengan menjumlahkan evapotranspirasi selama

satu periode pertumbuhan tanaman dalam kondisi air tanah dapat memenuhi

permintaan evapotranspirasi maka akan diperoleh kebutuhan air tanaman (crop

water requirement) yang tidak lain adalah evapotranspirasi maksimum (ETm)

(Islami dan Utomo, 1995).

Untuk keperluan menghitung kebutuhan air tanaman (ETm) harus diketahui

nisbah evapotranspirasi maksimum terhadap evapotranspirasi potensial (ETo).

Nisbah evapotranspirasi maksimum terhadap evapotranspirasi potensial

(Etm/ETo) dalam kebutuhan air tanaman juga disebut sebagai faktor tanaman

yang disingkat “kc”. Dimana ETm = ETo * kc (Islami dan Utomo, 1995). Nilai kc

dipengaruhi oleh karakteristik tanaman, saat tanam, fase-fase pertumbuhan

tanaman serta kondisi iklim secara umum. Besarnya variasi di antara kelompok

tanaman karena resistensi terhadap transpirasi tanaman, seperti stomata yang

tertutup selama siang hari (seperti pada nanas) dan daun yang berlilin (pada

jeruk). Demikian juga perbedaan tinggi tanaman, kekasaran tajuk, refleksi dan

groundcover menghasilkan variasi ETm (Soemarno, 2004). Menurut Doorenbos

dan Kassam (1979), kisaran musiman ETm untuk tanaman tomat ialah sebesar

300-600 mm. Besaran ini dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti iklim, karakteristik tanaman, panjangnya musim

pertumbuhan dan saat tanam.

Doorenbos dan Kassam (1979) menyatakan bahwa periode pertumbuhan

tanaman tomat untuk pemanenan pertama adalah :

Page 15: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

- Pertumbuhan awal (di nursery) 25-35 hari

- Vegetatif 20-25 hari

- Pembungaan 20-30 hari

- Pembentukan hasil 20-30 hari

- Pemasakan 15-20 hari

100-140 hari

Berkaitan dengan kebutuhan air tanaman, Doorenbos dan Kassam (1979)

membagi fase pertumbuhan tanaman tomat menjadi 5 fase dengan menyatakan

koefisien crop (kc) sebagai dasar penentuan pemberian air.

Tabel 1. Pembagian Fase Pertumbuhan Tanaman Tomat (Doorenbos dan Kassam, 1979).

Fase Koefisien crop (kc)

Pertumbuhan awal 0.4 - 0.5 (10 hingga 15 hari)

Perkembangan 0.7 – 0.8 (20 hingga 30 hari)

Pertumbuhan maksimal 1.05 – 1.25 (30 hingga 40 hari)

Pertumbuhan akhir 0.8 – 0.9 (30 hingga 40 hari)

Panen 0.6 – 0.65

2.3 Peranan Air Bagi Pertumbuhan Tanaman

Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, tanaman tomat memerlukan air

dan suhu yang optimal (Sudjana et al., 1991). Ditambahkan oleh Jumin (1994)

bahwa pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam

tanah. Hal ini disebabkan karena air mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses kehidupan tanaman. Kekurangan air akan mengganggu aktivitas

fisiologis maupun morfologis sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan

tanaman.

Menurut Gardner et al., (1991), air dibutuhkan untuk bermacam-macam

fungsi tanaman yaitu sebagai pelarut dan media untuk reaksi kimia, media untuk

transportasi zat-zat terlarut baik organik maupun anorganik, dan sebagai media

untuk memberikan turgor pada sel tanaman. Turgor meningkatkan pembesaran

Page 16: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

sel, struktur tanaman dan penempatan daun. Fungsi lain dari air adalah untuk

hidrasi dan neutralisasi muatan pada molekul-molekul di mana pada enzim, air

hidrasi ini membantu memelihara struktur dan memudahkan fungsi katalis.

Disamping itu fungsi air adalah sebagai bahan baku untuk fotosintesis, proses

hidrolisis dan reaksi-reaksi kimia lainnya dalam tubuh tanaman serta evaporasi

dan transpirasi untuk mendinginkan suhu tanaman.

Dalam fotosintesis, air berfungsi sebagai sumber hidrogen (H2) dalam proses

fotolisa air. H2 ini akan berfungsi sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis

untuk mereduksi CO2 menjadi karbohidrat (Sugito, 1999). Ditambahkan oleh

Gardner et al., (1991) bahwa dalam proses fotosintesis terjadi perubahan energi

cahaya menjadi energi kimia (fotofosforilasi) dalam lamela dan terdiri dari

oksidasi air dan penghasil potensi kimia nikotinamid adenin dinukleotida phosfat

(NADPH) dan fosforilasi di mana pH dindingnya mengakibatkan rusaknya sel

yang akan mengubah adenosin diphosfat (ADP) menjadi adenosin triphosfat

(ATP) sebagai energi. Bila phosfat dilepas dari ATP maka energi juga dilepas.

Phosfat yang terlepas akan bergabung dengan satu molekul (yang mengalami

fosforilasi) bila ada energi. NADPH dan ATP ini diperlukan untuk mengubah CO2

menjadi molekul organik (CH2O)n.

Sebagai penyusun protoplasma, air berperan menjaga turgor sel. Bila sel

kekurangan air dalam waktu cukup lama, isi sel terlepas dari dindingnya dan akan

mengakibatkan rusaknya sel dan akhirnya mati (plasmolisis) (Sugito, 1999). Fitter

dan Hay (1988) juga menjelaskan bahwa laju pertumbuhan sel-sel tanaman dan

efisiensi proses fisiologisnya mencapai tingkat tertinggi bila sel berada pada

turgor maksimum. Sel tanaman yang berada pada tekanan turgor yang lebih

rendah dari nilai maksimumnya disebut menderita stress air.

Menurut Usman dan Warkoyo (1993), mekanisme membuka dan menutupnya

stomata disebabkan oleh perubahan tekanan turgor. Sedangkan perubahan tekanan

turgor disebabkan perubahan tekanan osmotik dari sel jaga (guard cell). Peranan

air dalam proses transpirasi adalah dalam hal penguapan air melalui tubuh

tanaman. Dengan adanya penguapan air dalam daun, berakibat sel daun

kekurangan air bahkan dapat terjadi plasmolisis. Untuk menghindari plasmolisis

Page 17: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

maka sel-sel daun menarik air yang ada di batang, cabang dan akar melalui proses

difusi dan osmosis. Adanya proses transpirasi memungkinkan akar akan lebih

cepat menyerap unsur hara (Sugito, 1999). Menurut Dwijoseputro (1984) bahwa

transpirasi berpengaruh pada kemampuan sel akar untuk menyerap unsur hara.

Peningkatan transpirasi berpengaruh pada pengangkutan air dan unsur hara dari

akar ke daun. Ditambahkan oleh Darmawan dan Baharsyah (1983) bahwa

transpirasi terjadi akibat adanya gradien atau perbedaan dalam tekanan uap antara

rongga daun dan sekitarnya.

Penyerapan air oleh akar sangat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan tanah.

Perbedaan konsentrasi air akan menimbulkan tekanan difusi air antara larutan

tanah dengan larutan dalam jaringan tanaman. Semakin besar perbedaan tekanan

difusi antara larutan di luar dan di dalam akar akan menyebabkan suatu aliran air.

Bila tekanan difusi air di luar akar lebih kecil daripada di dalam jaringan akar

maka akan terjadi aliran dari larutan tanah ke dalam jaringan tanaman (Jumin,

1994).

Keterbatasan air bagi tanaman akan mempengaruhi setiap aspek pertumbuhan

tanaman baik bentuk anatomi, morfologi, fisiologi dan biokimia tanaman. Batang

lebih kecil di beberapa tempat yang kering, daun-daun biasanya lebih kecil dan

mudah jatuh serta saluran sel nampak lebih terang (Kramer dan Kozlowski, 1979).

2.4 Ketersediaan Air Bagi Tanaman

Kadar air dalam tanaman sangat penting selain dalam tanah dan udara.

Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan

penyerapan oleh akar. Biasanya air yang diserap oleh akar sangat tergantung pada

kondisi lingkungan di atas tanah. Ketersediaan air di dalam tanah ditentukan oleh

nilai pF (kemampuan partikel tanah memegang air) dan kemampuan akar untuk

menyerapnya. Besarnya partikel tanah menyerap air ditentukan oleh jumlah air di

dalam tanah. Jumlah air yang diserap oleh akar pada lapisan tanah pertama, kedua,

ketiga dan keempat berturut-turut adalah 40%, 30%, 20% dan 10% (Jumin, 1994).

Menurut Harjadi dan Yahya (1988) jumlah total air yang ada tidaklah

sepenting ketersediaannya bagi tanaman. Air tersedia adalah tingkatan air yang

Page 18: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

berada antara titik layu permanen dan kapasitas lapang. Air ini disebut juga

sebagai air kapiler dimana keberadaannya ditahan dalam pori tanah yang lebih

kecil. Disini gaya kapiler mencegah pengurasan air dan sebagai selaput

mengelilingi partikel tanah. Pada kapasitas lapang, air dipegang dengan kekuatan

1 atm, sedangkan pada titik layu permanen air dipegang dengan kekuatan ± 15

atm. Kapasitas lapang merupakan keadaan tanah cukup lembab yang

menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya

gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah lalu diserap oleh akar tanaman atau

menguap sehingga tanah makin lama makin kering. Pada saat akar tanaman tidak

lagi mampu menyerap air dari tanah sehingga tanaman menjadi layu disebut layu

sementara. Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar tanaman

mulai tidak mampu menyerap air dari tanah sehingga tanaman menjadi layu baik

pada siang maupun malam (Hardjowigeno, 1995).

2.5 Respon Tanaman Tomat Terhadap Kekurangan Air

Faktor lingkungan dapat bertindak sebagai penyebab cekaman apabila

ketersediaannya berbeda dengan taraf optimum bagi pertumbuhan suatu

organisme (Salisbury dan Ross, 1995). Kekurangan air pada tanaman akan

mengakibatkan terjadinya cekaman air pada tanaman. Cekaman air dapat

ditimbulkan oleh dua hal, yaitu kekurangan suplai air di daerah perakaran dan

permintaan air yang berlebih pada daun yang disebabkan evapotranspirasi

melebihi laju absorbsi air oleh akar, walaupun keadaan air tanah cukup (Harjadi

dan Sudirman, 1988).

Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesis, karena turgiditas sel

penjaga stomata akan menurun sehingga menyebabkan stomata menutup (Lakitan,

1995). Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada

daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada

akhirnya akan mengurangi laju fotosintesis (Goldsworthy dan Fisher, 1995).

Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap.

Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem

perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang

Page 19: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar,

kedalaman penetrasi dan diameter akar (Islami dan Utomo, 1995). Sebaliknya,

menurut Ariffin (2002) menyatakan bahwa dari beberapa hasil penelitian

menunjukkan hasil apabila tanaman berada pada kondisi kekurangan air dan hara,

tanaman akan membentuk akar lebih banyak. Hal ini diduga dengan kaitannya

untuk meningkatkan serapan hara dan air dari media tersebut.

Hasil tanaman adalah fungsi dari pertumbuhan. Oleh karena itu sebagai akibat

lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan tanaman

gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan

dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tanaman mati. Tanggap

pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase

pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fase

pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan

dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fase pertumbuhan lainnya

(Islami dan Utomo, 1995).

Koesriharti, et al., (1994) dalam penelitiannya tentang pengaruh tingkat dan

fase pemberian air terhadap kerontokan buah pada 10 kultivar tanaman lombok

besar (Capsicum annuum L.) didapatkan hasil bahwa cekaman air yang terjadi

pada fase pembentukan buah sampai panen atau selama periode hidupnya (sejak

tanam sampai panen) dapat menurunkan jumlah buah panen sampai sebesar

37,90% dan bobot buah total per tanaman sampai sebesar 41,92%. Semakin berat

cekaman air yang terjadi maka semakin besar pula penurunan hasilnya.

Sedangkan cekaman air yang hanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif tidak

mengakibatkan penurunan hasil. Bila terjadi cekaman air sebesar 40% KL

(kapasitas lapang) sejak tanam sampai fase pembungaan atau sejak fase

pembungaan sampai fase pembentukan buah, tidak akan mengakibatkan

penurunan buah yang dipanen. Akan tetapi, bila tanaman diairi 60% atau 40% KL

selama fase pembentukan buah sampai panen atau sejak tanam sampai panen

maka akan mengakibatkan penurunan jumlah buah yang dapat dipanen. Secara

umum, pemberian air sebesar 80% KL tidak menyebabkan penurunan bobot buah

Page 20: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

total per tanaman secara nyata, tetapi bila diairi sebesar 60% dan 40% KL maka

akan terjadi penurunan bobot buah total per tanaman lombok.

Tanaman tomat merupakan satu dari sebagian tanaman yang sensitif terhadap

praktek irigasi. Secara umum, kekurangan air akan membatasi pertumbuhan dan

mengurangi hasil. Permintaan akan suplay air tertinggi pada tanaman tomat yaitu

pada fase pembungaan (Doorenbos dan Kassam, 1979). Menurut Jumin (1988),

dampak kekeringan menjelang saat pembungaan mempengaruhi sistem reproduksi

yang ditandai dengan meningkatnya sterilitas bunga, kemudian pembungaan dan

pembuahan akan gagal jika kekurangan air berlangsung lebih lama. Sedangkan

menurut Hsiao, 1973 dalam Ashraf, et al., (2005), tomat termasuk tanaman yang

sensitif terhadap kondisi kekurangan air mulai dari fase perkecambahan benih

hingga panen. Ditambahkan oleh Salter dan Goode (1967), bahwa tanaman tomat

sangat peka terhadap cekaman air pada fase pembentukan bunga dan fase

pembesaran buah.

Dalam penelitian Lestari, et al., (1997) tentang respon enam genotipa tomat

(Lycopersicon esculentum Mill.) (Kaliurang, Intan, Marmande, LV 2471, LV

4066, LV 3982) terhadap cekaman air pada fase pertumbuhan yang berbeda,

didapatkan hasil bahwa kemampuan tanaman tomat dalam mengatasi cekaman air

pada setiap fase pertumbuhan berbeda diantara genotipe (Tabel 2). Cekaman air

yang diberikan pada fase vegetatif dan fase generatif memberikan perbedaan yang

nyata terhadap jumlah cabang dan bobot kering tajuk dibandingkan dengan

tanaman kontrol. Selain itu, cekaman pada fase vegetatif juga dapat mempercepat

umur berbuah tanaman tomat meskipun hanya berbeda sehari dari tanaman

kontrol. Sedangkan cekaman pada fase berbuah pada tanaman tomat dapat

menurunkan bobot buah per buah dibandingkan dengan tanaman kontrol.

Page 21: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Cabang (49 HST), Bobot Kering Total (g) pada Umur 65 HST, Umur Berbunga dan Bobot perbuah dari 6 Genotipa Tomat Akibat Cekaman Air pada Fase Berbeda.

Perlakuan JC BKT UB BPB

Kaliurang

Philipina

Intan

Marmande

LV 4066

LV 3982

10,25 c

10,42 c

11,25

ab

11,54 a

10,13 c

10,42 c

86,61 a

74,69

ab

57,43 c

89,80 a

65,07

bc

77,31

ab

43,04 a

40,88 c

41,52

bc

42,17

ab

42,08

ab

42,50

ab

29,32

bc

17,92 d

30,03

bc

39,44 a

31,04 d

26,09 c

C0 (tanpa Cekaman)

C1 (Cekaman Fase Vegetatif)

C2 (Cekaman Fase Berbunga)

C3 (Cekaman Fase Berbuah)

11,07 a

10,26 b

10,36 b

11,00 a

88,15 a

72,12 b

76,16 b

91,51 a

42,10 a

41,02 b

42,26 a

42,50 a

29,60 a

29,45 a

29,96 a

25,91 b

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata pada uji DMRT (p= 0,05).

JC = Jumlah CabangBKT = Bobot Kering TajukUB = Umur BerbuahBPB = Bobot per Buah

Page 22: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik yang terletak di Dusun Yitnan,

Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dengan

ketinggian ± 800 m dpl, suhu rata-rata harian 210C, dan jenis tanah asosiasi antara

Andosol dengan Latosol. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Mei sampai

dengan Oktober 2009.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antar lain: cangkul, cetok, gelas

ukur, tali ajir, timbangan, penggaris, meteran, ember, termometer bola basah dan

bola kering, gunting serta alat tulis.

Bahan yang digunakan ialah polybag ukuran 50 cm x 50 cm yang berdiameter

25 cm, benih tomat kultivar Marta, Formalin 5%, pupuk kotoran sapi, pupuk

anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCl dan Calsium 80 WP), insektisida berbahan aktif

Karbofuran 3% dan Deltamethrin 25 g/l ,fungisida berbahan aktif Propineb 70%

serta tanah jenis asosiasi Andosol dan Latosol sebagai media tanam. Berikut hasil

analisis contoh tanah yang digunakan sebagai media tanam (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Analisis Contoh Tanah

Sifat Kimia Tanah Nilai Kriteria*

pH H2OpH KCl

5.24.5

4.5-5.5 (Masam)

C-Organik (%)N-Total (%)

2.280.28

2.01-3.00 (Sedang)0.21-0.5 (Sedang)

C/N 8 5-10 (Rendah)Bahan Organik (%) 3.94 3.01-5.00 (Tinggi)P.Bray1 (mg kg-1) 41.67 > 35 (Sangat Tinggi)K-NH4OAC1N pH:7 (me/100g)

1.49 > 1.0 (Sangat Tinggi)

* Kriteria penilaian sifat kimia tanah (Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Harjowigeno, 2003).

Page 23: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

3.3 Metode

Penelitian merupakan percobaan non-faktorial yang menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK). Adapun perlakuan yang diberikan ialah tingkat cekaman

kekurangan air pada fase pertumbuhan tertentu, yaitu :

C0 = 100 % kc (koefisien crop) pada fase vegetatif dan generatif (kontrol).

C1 = 100 % kc pada fase vegetatif dan 70 % kc pada fase generatif .

C2 = 70 % kc pada fase vegetatif dan 100 % kc pada fase generatif.

C3 = 70 % kc pada fase vegetatif dan 70 % kc pada fase generatif.

C4 = 100 % kc pada fase vegetatif dan 40 % kc pada fase generatif.

C5 = 40 % kc pada fase vegetatif dan 100 % kc pada fase generatif.

C6 = 40 % kc pada fase vegetatif dan 40 % kc pada fase generatif.

Jika dinyatakan dalam bentuk liter, maka pemberian air untuk tiap perlakuan

disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Pemberian Air Tiap Perlakuan Dalam Bentuk Liter.

PerlakuanJumlah Pemberian Air (Liter) Total Pemberian Air

Selama Pertumbuhan Fase Vegetatif Fase Generatif

C0 (100% veg - 100% gen) 13,50 50,55 64,05 liter

C1 (100% veg - 70% gen) 13,50 35,55 49,05 liter

C2 ( 70% veg - 100% gen) 9,25 50,55 59,80 liter

C3 ( 70% veg - 70% gen) 9,25 35,55 44,80 liter

C4 (100% veg - 40% gen) 13,50 20,30 33,80 liter

C5 ( 40% veg - 100% gen) 5,25 50,55 55,80 liter

C6 ( 40% veg - 40% gen) 5,25 20,30 25,55 liter

Masing-masing perlakuan tersebut diulang tiga kali, sehingga terdapat 21

satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri atas 10 polybag.

Sehingga diperlukan 210 polybag. Denah percobaan serta denah pengambilan

sampel masing-masing disajikan pada Lampiran 2 dan 3.

Page 24: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

3.4 Pelaksanaan

1. Persiapan Media

Tanah yang digunakan dalam percobaan ialah tanah asosiasi Andosol dan

Latosol yang diambil dari lahan tempat percobaan. Tanah yang telah

diperoleh dikering anginkan pada tempat yang terbuka lalu dihaluskan hingga

remah dan merata. Kemudian tanah tersebut dicampur dengan pupuk kotoran

sapi dengan perbandingan 3:1. Media yang telah siap dimasukkan dalam

polybag masing-masing sebanyak 10 kg.

2. Penanaman

Penanaman tomat dilakukan dengan cara menanam bibit yang telah

memiliki 2- 4 daun sejati. Sebelumnya benih disemai pada media tanah +

pupuk kotoran sapi dengan perbandingan 1:1 dan diberi naungan dengan

menggunakan atap dari plastik. Setelah berumur ± 20 hari, bibit ditanam di

bagian tengah polybag. Furadan 3G sebanyak 5 gram/tanaman diberikan

beberapa saat sebelum tanam dengan cara ditaburkan di permukaan tanah.

3. Pemupukan

Pemupukan yang diberikan berupa pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk

dasar yang diberikan berupa pupuk ZA sebanyak 2,5 g/tanaman dan SP36

sebanyak 10 g/tanaman. Pupuk dasar diberikan saat satu minggu setelah

tanam. Sedangkan pupuk susulan berupa Urea sebanyak 5 g/tanaman dan KCl

sebanyak 10 g/tanaman yang diberikan selama dua kali yaitu pada umur 21

dan 35 HST. Cara pemberian pupuk dengan ditugal di sekeliling tanaman

tomat kemudian ditutup kembali. Pupuk Calsium 80 WP sebanyak 5 g/liter

diberikan dengan cara disemprot pada bagian daun, bunga dan buah tanaman

tomat. Pupuk diberikan seminggu sekali yang diaplikasikan selama tiga kali

saat tanaman berumur 52, 59 dan 66 HST.

4. Pemberian Air

Pemberian air dalam penelitian ini ialah salah satu perlakuan terkendali.

Level pemberian air dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok yaitu

pemberian air pada kondisi cekaman kekurangan air dan pada kondisi

kebutuhan air normal tanaman tomat.

Page 25: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Pemberian air dilakukan dengan menggunakan gelas ukur yang didasarkan

pada hasil perhitungan kc tanaman tomat pada tiap fasenya. Doorenbos dan

Kassam (1979) mengemukakan bahwa terdapat 5 fase pertumbuhan tanaman

tomat yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari klasifikasi fase pertumbuhan tanaman tomat menurut Doorenbos dan

Kassam (1979), secara garis besar fase pertumbuhan tanaman tomat dapat

digolongkan menjadi 2 kelompok fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan

fase generatif. Fase vegetatif meliputi fase pertumbuhan awal (pembibitan)

dan perkembangan (pertumbuhan vegetatif). Sedangkan fase generatif

meliputi fase pertumbuhan maksimal (pembungaan), pertumbuhan akhir

(pembuahan) serta panen. Dalam penelitian ini pelaksanaan perlakuan

pemberian air mulai diterapkan pada saat tanaman telah ditransplanting

hingga akhir panen. Sehingga untuk perhitungan jumlah air yang diberikan

pada fase vegetatif mengacu pada kc tanaman tomat pada fase perkembangan,

sedangkan untuk fase generatif mengacu pada kc tanaman tomat pada fase

pertumbuhan maksimal serta pertumbuhan akhir.

Dengan mengetahui umur tanaman, kc tanaman dan ukuran polibag maka

pemberian air pada tanaman dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

yang terdapat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan yang diperoleh digunakan

untuk mengetahui banyaknya air yang diberikan untuk masing-masing fase

pertumbuhan tanaman.

Pemberian perlakuan air pada fase vegetatif tanaman tomat dimulai sejak

tanaman tomat ditransplanting hingga tanaman tomat mulai muncul bunga (±

25 HST). Setelah tanaman mulai muncul bunga maka perlakuan pemberian

air langsung dialihkan pada hasil perhitungan pemberian air pada fase

generatif yaitu 25-65 HST mengacu pada hasil perhitungan kc pertumbuhan

maksimal dan 65-125 HST mengacu pada hasil perhitungan kc pertumbuhan

akhir. Akhir fase generatif ini ialah saat panen terakhir yaitu 125 HST.

Pemberian air pada tanaman tomat dilakukan setiap hari sesuai dengan

perlakuan. Saat pelaksanaan percobaan, pemberian air saat awal transplanting

hingga tanaman berumur 50 HST diberikan dengan mengacu pada

Page 26: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

perhitungan kc dengan rata-rata kebutuhan air tanaman tomat selama satu

musim tanam sebesar 1000 mm. Sedangkan pada saat tanaman berumur 51

HST – 125 HST pemberian perlakuan air mengacu pada perhitungan kc

dengan rata-rata kebutuhan air tanaman tomat selama satu musim tanam

sebesar 1250 mm. Hal ini dikarenakan suhu di dalam rumah plastik cukup

tinggi sehingga khawatir tanaman akan mengalami kematian. Teknik

pemberian air dilakukan dengan menyiram tanaman sesuai perlakuan dimana

air disiramkan pada sekitar daerah perakaran tanaman tomat.

3.5 Pemeliharaan

1. Penyulaman tanaman tomat dilakukan 3-5 hari setelah transplanting bila

tampak ada tanaman yang rusak atau mati maka disulam dengan

menggunakan tanaman sulaman yang memiliki umur yang sama dengan

tanaman yang ada di lahan.

2. Pemasangan ajir atau turus untuk tanaman tomat dilakukan saat tanaman

berumur 2 minggu setelah transplanting. Ajir dibuat dari tali yang dipasang

pada langit-langit rumah plastik.

3. Pemangkasan tanaman tomat dilakukan pada tunas muda atau tunas lateral,

yaitu tunas yang tumbuh diantara ketiak daun.

4. Penyiangan dilakukan secara intensif sehingga semua tanaman bebas dari

gulma, keadaan ini dipertahankan selama pertumbuhan tanaman.

5. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida

Decis yang berbahan aktif Deltametrin 25 g/l dengan konsentrasi 1-2 cc/l

yang digunakan untuk menekan terjadinya serangan hama belalang dan ulat.

Interval pemberian 10 hari sekali atau tergantung pada keadaan tanaman.

Pemberian Furadan 3 G pada saat tanam dimaksudkan untuk menghindari

tanaman dari serangan semut yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Sedangkan fungisida Antracol 70 WP (propineb) dengan konsentrasi 2 g/l

digunakan untuk mengendalikan penyakit embun tepung dan busuk leher

batang. Interval pemberian 7 hari sekali atau tergantung kondisi tanaman.

Page 27: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

6. Panen untuk tanaman tomat dilakukan dengan memetik buah yang sudah

berubah warna menjadi kemerah-merahan dengan interval pemanenan 3 - 7

hari sekali hingga panen terakhir. Panen terakhir dilakukan bersamaan pada

umur 125 HST.

3.6 Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara non destruktif dan destruktif pada saat

panen dengan mengambil 5 contoh tanaman untuk tiap perlakuan. Pengamatan

non destruktif dilakukan untuk peubah :

1. Tinggi tanaman, diukur mulai dari permukaan tanah hingga titik tumbuh

dengan interval pengamatan 7 hari sekali sampai panen pertama.

2. Jumlah daun, dihitung daun yang berwarna hijau dan telah membuka

sempurna dengan interval pengamatan 7 hari sekali sampai panen pertama.

3. Umur mulai berbunga (hari), dihitung setelah 80% dari tanaman contoh telah

mekar bunganya.

4. Umur mulai berbuah (hari), dihitung setelah 80% dari tanaman contoh telah

terjadi pembentukan buah.

5. Jumlah bunga setiap tanaman, dilakukan dengan menghitung bunga yang

terbentuk dengan interval pengamatan 3-4 hari sekali.

6. Jumlah buah setiap tanaman, dilakukan dengan menghitung buah yang

terbentuk dengan interval pengamatan 3-4 hari sekali.

7. Persentase fruit set

Persentase fruit set = Jumlah buah yang dipanen x 100% Jumlah bunga

Pengamatan destruktif pada saat panen dilakukan untuk peubah :

1. Umur panen pertama untuk tiap sampel.

2. Umur panen terakhir untuk tiap sampel.

3. Jumlah buah panen, dilakukan penggolongan:

- Buah sehat yaitu buah yang tidak terserang Blossom end rot.

Page 28: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

- Buah sakit (Blossom end rot) yaitu buah yang terserang Blossom end rot

dimana ujung buah terdapat luka berwarna coklat.

- Buah layak jual yaitu buah yang sehat yang memiliki bobot ≥ 10-110 gram.

4. Bobot buah segar per tanaman, ditimbang berat per buah dalam satu tanaman

setiap kali panen dan bobot buah per buah serta dilakukan penggolongan:

Mutu I, jika berat buah lebih dari 110 gram.

Mutu II, jika berat buah antara 56 - 110 gram.

Mutu III, jika berat buah antara 5 - 55 gram.

Afkir, jika berat buah kurang dari 5 gram.

5. Bobot buah sehat dan sakit (Blossom end rot) serta bobot buah layak jual.

Selain itu juga, dilakukan pengamatan lingkungan yang digunakan sebagai

data penunjang. Pengamatan lingkungan dilakukan pada suhu ruangan di dalam

rumah plastik dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering dan

analisis tanah yang dilakukan sebelum penelitian. Analisis tanah dilakukan

dengan mengambil sampel tanah penelitian pada kedalaman 0-15 cm dan 15- 30

cm sebanyak 3 titik pengambilan. Analisis tanah dilakukan di laboratorium kimia

tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Hasil analisis

sampel tanah tersaji pada Lampiran 5.

3.7 Analisis Data

Pengolahan data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam

(uji F taraf kesalahan 5% dan 1%). Apabila terdapat pengaruh yang signifikan

pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) pada taraf 5% untuk mengetahui adanya perbedaan di antara perlakuan.

Page 29: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bobot Buah per Buah, Bobot Buah Segar per Tanaman dan Bobot Buah Segar per Hektar.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah per buah, bobot buah segar per

tanaman dan bobot buah segar tanaman tomat per hektar (Lampiran 9). Rata-rata

bobot buah per buah, bobot buah segar per tanaman dan bobot buah segar

tanaman tomat per hektar disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata bobot buah per buah (gram), bobot buah segar per tanaman(gram) dan bobot buah segar tanaman tomat per hektar (ton/ha) akibat perlakuan cekaman kekurangan air

PerlakuanBobot Buah per

Buah (gram)

Bobot Buah Segar per Tanaman

(gram)

Bobot Buah Segar Per Hektar

(ton/ha)C0 (100% veg - 100% gen) 29,68 1461,00 37,50C1 (100% veg - 70% gen) 29,07 1307,00 33,54C2 ( 70% veg - 100% gen) 17,57 723,33 18,56C3 ( 70% veg - 70% gen) 13,45 431,33 11,07C4 (100% veg - 40% gen) 19,59 566,33 14,53C5 ( 40% veg - 100% gen) 31,47 1320,67 33,90C6 ( 40% veg - 40% gen) 24,29 580,67 14,90

BNT 5% tn tn tnKK (%) 42,16 49,77 49,77

Keterangan : - tn : tidak nyata.

4.1.2 Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Berat Buah Tomat (Mutu Kualitas)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah

berdasarkan penggolongan berat buah tomat yaitu pada buah mutu III dan Afkir

(Lampiran 10). Secara rinci hasil pengamatan jumlah buah panen total dan jumlah

buah mutu kualitas disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada peubah peubah jumlah buah

berdasarkan mutu kualitas, perlakuan C0 mempunyai rata-rata jumlah buah Mutu

Page 30: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

III yang lebih banyak dari perlakuan C3, C4, C5 dan C6 secara nyata. Sedangkan

pada buah Afkir, perlakuan C0 memiliki rata-rata jumlah buah Afkir yang lebih

banyak dari perlakuan C4 dan C6. Dengan arti lain, perlakuan C0 mempunyai

jumlah buah mutu III yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1 dan C2.

Perlakuan C0 juga mempunyai jumlah buah Afkir yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C1, C2, C3 dan C5.

4.1.3 Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Buah Sehat dan Buah Berpenyakit (Blossom end Rot) serta Jumlah dan Bobot Buah Layak Jual Pada Tanaman Tomat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah

sehat dan jumlah buah layak jual, tetapi perlakuan cekaman kekurangan air tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah buah berpenyakit (Blossom end Rot) dan

bobot buah layak jual (Lampiran 11). Secara rinci hasil pengamatan jumlah buah

berdasarkan penggolongan buah sehat dan buah berpenyakit (Blossom end Rot)

serta jumlah dan bobot buah layak jual disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata jumlah buah sehat dan berpenyakit (Blossom end Rot) (buah)serta jumlah (buah) dan bobot buah layak jual (gram) pada tanaman tomat akibat perlakuan cekaman kekurangan air.

PerlakuanJumlah Buah Sehat dan

Berpenyakit (buah) Jumlah Buah Layak Jual

(buah)

Bobot Buah Layak Jual

(gram)Sehat Blossom end RotC0 (100% veg - 100% gen) 37,73 d 12,00 29,87 d 1219,00C1 (100% veg - 70% gen) 33,60 cd 10,00 28,33 cd 1065,67C2 ( 70% veg - 100% gen) 27,53 bc 12,73 19,87 abc 492,33C3 ( 70% veg - 70% gen) 23,20 b 8,87 17,00 ab 270,33C4 (100% veg - 40% gen) 19,40 ab 9,13 15,73 a 414,67C5 ( 40% veg - 100% gen) 32,33 cd 8,20 26,00 bcd 1148,33C6 ( 40% veg - 40% gen) 15,00 a 8,87 12,13 a 383,33

BNT 5% 8,19 tn 9,07 tnKK (%) 17,06 19,43 23,97 61,64

Keterangan : - Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama pada setiap

perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn: tidak nyata.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada pengamatan jumlah buah sehat dan

jumlah buah layak jual, perlakuan C0 memiliki rata-rata jumlah buah sehat yang

Page 31: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

lebih banyak secara nyata dibandingkan dengan perlakuan C2, C3, C4 dan C6.

Dengan kata lain, perlakuan C0 mempunyai jumlah buah sehat dan jumlah buah

layak jual yang tidak berbeda nyata dari perlakuan C1, dan C5.

4.1.4 Jumlah Bunga, Jumlah Buah Panen dan Persentase Bunga menjadi Buah (Fruit-Set) pada Tanaman Tomat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga

dan jumlah buah panen, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase bunga

menjadi buah (Fruit-Set) (Lampiran 12). Secara rinci hasil pengamatan jumlah

bunga, jumlah buah dan persentase bunga menjadi buah (Fruit-Set) disajikan pada

Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata jumlah bunga (kuntum), jumlah buah panen total (buah) dan persentase bunga menjadi buah (fruit-set) (%) pada tanaman tomat akibat perlakuan cekaman kekurangan air.

PerlakuanJumlah Bunga

(kuntum)Jumlah Buah Panen

Total (buah)Persentase

Fruit-set (%)C0 (100% veg - 100% gen) 63,87 e 49,73 d 77,94C1 (100% veg - 70% gen) 58,87 d 43,60 cd 73,98C2 ( 70% veg - 100% gen) 54,53 cd 40,27 c 74,22C3 ( 70% veg - 70% gen) 52,53 bc 32,07 b 61,12C4 (100% veg - 40% gen) 49,33 b 28,53 ab 58,08C5 ( 40% veg - 100% gen) 50,27 bc 40,53 c 80,82C6 ( 40% veg - 40% gen) 36,27 a 23,87 a 65,89

BNT 5% 4,81 7,71 tnKK (%) 5,18 11,74 12,75

Keterangan : - Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama pada setiap

perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn: tidak nyata.

Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan C0 memiliki rata-rata jumlah

bunga yang paling banyak. Pada peubah jumlah buah panen, perlakuan C0

menunjukkan hasil rata-rata jumlah buah panen yang lebih banyak dari perlakuan

C2, C3, C4, C5 dan C6 secara nyata. Dengan arti lain, perlakuan C0 mempunyai

jumlah buah panen yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1.

Page 32: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

4.1.5 Umur Mulai Berbunga, Umur Mulai Berbuah dan Umur Panen Pertama Pada Tanaman Tomat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air tidak berpengaruh nyata terhadap umur mulai berbunga, umur mulai berbuah

dan umur panen pertama pada tanaman tomat (Lampiran 13). Rata-rata umur

mulai berbunga, umur mulai berbuah dan umur panen pertama tanaman tomat

disajikan pada Tabel 9 .

Tabel 9. Rata-rata umur mulai berbunga (HST), umur mulai berbuah (HST) danumur panen pertama (HST) pada tanaman tomat akibat perlakuan cekaman kekurangan air.

PerlakuanUmur Mulai

Berbunga (HST)Umur Mulai

Berbuah (HST)Umur Panen

Pertama (HST)C0 (100% veg - 100% gen) 30,00 43,67 68,80C1 (100% veg - 70% gen) 31,67 43,67 69,60C2 ( 70% veg - 100% gen) 29,33 44,00 67,33C3 ( 70% veg - 70% gen) 29,33 44,00 66,87C4 (100% veg - 40% gen) 29,00 44,67 66,33C5 ( 40% veg - 100% gen) 31,00 44,33 68,93C6 ( 40% veg - 40% gen) 29,67 45,00 69,73

BNT 5% tn tn tnKK (%) 3,89 3,18 4,30

Keterangan : - tn : tidak nyata.

4.1.6 Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekurangan

air pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi

tanaman pada umur pengamatan 35 – 63 HST (Lampiran 14). Rata-rata tinggi

tanaman tomat pada berbagai umur pengamatan disajikan pada Tabel 10.

Pada umur pengamatan 35 HST, perlakuan C0 memiliki rata-rata tinggi

tanaman yang lebih tinggi dari perlakuan C2, C5 dan C6. Dengan kata lain,

perlakuan C0 menunjukkan tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan C1, C3 dan C4. Pada umur pengamatan 42 HST perlakuan C0

menunjukkan hasil rata-rata tinggi tanaman yang lebih tinggi dari perlakuan C2,

C3, C5 dan C6 secara nyata atau dapat dikatakan bahwa perlakuan C0

menunjukkan tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1 dan

Page 33: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

C4. Sedangkan pada umur pengamatan 49 HST perlakuan C0 memiliki rata-rata

tinggi tanaman yang lebih tinggi dari perlakuan C2, C3, C4, C5 dan C6. Dalam

arti lain, perlakuan C0 menghasilkan tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C1.

Pada umur pengamatan 56 HST perlakuan C0 menunjukkan rata-rata

tinggi tanaman yang paling tinggi. Selanjutnya, pada pengamatan terakhir yaitu

pada umur 63 HST menunjukkan bahwa perlakuan C0 memiliki rata-rata tinggi

tanaman yang lebih tinggi dari perlakuan C2, C3, C4 dan C6 secara nyata. Dengan

kata lain, perlakuan C0 mempunyai tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C1 dan C5.

4.1.7 Jumlah Daun

Hasil analisis ragam jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuan cekaman

kekurangan air pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang nyata terhadap

jumlah daun pada umur pengamatan 14 - 63 HST (Lampiran 15). Secara rinci

hasil pengamatan jumlah daun pada berbagai umur pengamatan disajikan pada

Tabel 11.

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada umur pengamatan 14 dan 35 HST

perlakuan C0 mempunyai rata-rata jumlah daun yang lebih banyak dari perlakuan

C6 atau dapat dikatakan bahwa perlakuan C0 menunjukkan jumlah daun yang

tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1, C2, C3, C4 dan C5. Pada umur

pengamatan 21 dan 28 HST perlakuan C0 memiliki rata-rata jumlah daun yang

lebih banyak dari perlakuan C5 dan C6 secara nyata. Sedangkan pada umur

pengamatan 42 HST, perlakuan C0 memiliki rata-rata jumlah daun yang lebih

banyak dari perlakuan C1, C2, C3, C5 dan C6. Dalam arti lain, perlakuan C0

menghasilkan jumlah daun yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan C4.

Pada umur pengamatan 49 dan 63 HST, perlakuan C0 memiliki rata-rata

jumlah daun yang paling banyak. Pada umur pengamatan 56 HST perlakuan C0

mempunyai rata-rata jumlah daun yang lebih banyak dari perlakuan C4 dan C6.

Page 34: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

4.2 Pembahasan

Cekaman kekurangan air pada tanaman tomat berpengaruh terhadap tinggi

tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah panen total, penggolongan

buah berdasarkan mutu kualitas, buah yang sehat serta jumlah buah layak jual.

Tanaman yang mengalami cekaman kekurangan air baik pada fase

vegetatif, generatif atau selama pertumbuhannya memiliki jumlah bunga yang

lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol (tanpa cekaman) (Tabel 8).

Hal ini diduga karena adanya perubahan lingkungan tumbuh terhadap

ketersediaan air (kondisi kering) yang akan menghambat serapan air dan hara oleh

tanaman serta menurunkan laju fotosintesis sehingga akan membatasi tingkat

produksi fotosintat serta alokasinya ke bagian reproduktif. Menurut Doorenbos

dan Kassam (1979), permintaan suplai air tertinggi pada tanaman tomat terjadi

pada fase pembungaan. Jumin (1988) menjelaskan bahwa dampak kekeringan

menjelang saat pembungaan mempengaruhi sistem reproduksi dengan

meningkatnya sterilitas bunga, kemudiaan pembungaan dan pembuahan akan

gagal bila kekurangan air berlangsung lama.

Dari pengamatan jumlah buah panen total menunjukkan bahwa perlakuan

kontrol (C0) dan perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif (C1)

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan cekaman yang

lain (Tabel 8). Akan tetapi, hal ini tidak berpengaruh terhadap hasil bobot buah

per buah, bobot buah segar per tanaman dan bobot buah segar per hektar (Tabel

9). Perlakuan 40% kc vegetatif – 40% kc generatif menurunkan jumlah buah

panen total tertinggi, yaitu 48% dibandingkan dengan tanaman kontrol.

Rendahnya hasil tanaman tomat, dalam hal ini secara kuantitas (jumlah

buah panen total) merupakan respon tanaman tomat terhadap cekaman

kekurangan air sebagai akibat dari terhambatnya proses fotosintesis.

Terhambatnya proses fotosintesis yang terjadi di daun disebabkan karena

kurangnya suplai air dari tanah yang diserap oleh akar ke daun sebagai bahan

baku fotosintesis. Selain itu juga, penurunan laju fotosintesis menyebabkan

berkurangnya komponen hasil berdasarkan kualitas. Dari hasil penelitian, terlihat

bahwa semua perlakuan termasuk tanaman kontrol menghasilkan buah yang

Page 35: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

berkualitas mutu I sangat sedikit dan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Pada

mutu II mulai tampak adanya perbedaan meskipun secara statistik tidak berbeda

nyata antar perlakuan. Perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif (C1) dan

40% kc vegetatif – 100% kc generatif (C5) memiliki buah mutu II yang lebih

banyak dari perlakuan yang lain meskipun tidak berbeda nyata dengan 100% kc

vegetatif – 100% kc generatif (C0). Demikian juga dengan mutu III 40% kc

vegetatif – 100% kc generatif (C5) lebih banyak dari perlakuan 40% kc vegetatif –

40% kc generatif (C6) akan tetapi lebih sedikit dari 100% kc vegetatif – 100% kc

generatif (C0) dan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif (C1) (Tabel 6). Hal ini

diduga karena rata-rata suhu pada waktu siang hari di dalam rumah plastik sangat

tinggi berkisar antara 270C – 340C (Lampiran 6) sehingga proses transpirasi dan

evaporasi di lapang sangat tinggi. Menurut Ariffin (2002), suhu udara merupakan

faktor lingkungan yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap laju

transpirasi dan evaporasi, semakin tinggi suhu udara maka laju transpirasi dan laju

evaporasi semakin tinggi juga.

Mekanisme proses transpirasi dan evaporasi berfungsi untuk menjaga

keseimbangan suhu di dalam tubuh tanaman sehingga aktifitas enzimatis pada

proses biokimia dalam rangkaian fotosintesis dapat berjalan normal. Semakin

besar evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman tomat berarti kehilangan air

pada tanaman dan media tumbuhnya juga semakin besar. Jika pada media tumbuh

tidak cukup tersedia air untuk mengganti sejumlah air yang dievapotranspirasikan

maka tanaman akan mengalami gangguan terhadap aktivitas pertumbuhan

maupun kemampuan berproduksi (Ariffin, 2002) dan hal ini nampak dengan

terbentuknya buah yang kecil-kecil termasuk buah afkir pada seluruh perlakuan.

Kenyataan di lapang, perlakuan tercekam 70% kc baik pada fase vegetatif

maupun generatif atau pun keduanya (C1, C2 dan C3) dan 40% kc pada fase

vegetatif (C5) memberikan jumlah buah afkir yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan kontrol (C0) (Tabel 6). Akan tetapi, jika dilakukan penghitungan

persentase afkir dengan cara membagi jumlah buah afkir dengan jumlah buah

panen total dikali 100% menunjukkan bahwa, persentase afkir tidak berbeda nyata

antar perlakuan (Tabel 6). Terbentuknya buah afkir ini diduga karena gagalnya

Page 36: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

buah untuk berkembang disebabkan oleh fotosintat yang terbentuk tidak atau

kurang mencukupi untuk pembesaran buah karena terhambatnya laju fotosintesis.

Pada percobaan cekaman air pada tanaman tomat ini juga tampak buah

terserang Blossom end rot tetapi tidak berbeda nyata antar perlakuan. Perlakuan

100% kc fase vegetatif – 70% kc fase generatif (C1) dan 40% kc fase vegetatif –

100% kc fase generatif (C5) memberikan jumlah buah sehat dan buah layak jual

tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (C0). Akan tetapi, meskipun jumlah

buah layak jual memberikan perbedaan yang nyata antar perlakuan, hal ini tidak

berpengaruh terhadap bobot buah layak jual (Tabel 7). Hal ini diduga karena pada

peubah bobot buah baik itu bobot buah per buah maupun bobot buah segar per

tanaman tidak memberikan pengaruh yang nyata antar perlakuan (Tabel 5),

sehingga pada bobot buah layak jual juga tidak menampakkan perbedaan yang

nyata antar perlakuan. Jumlah buah layak jual dihitung dari jumlah buah yang

sehat yang memilki bobot ≥ 10 – 110 gram.

Menurut Yoon et al., (1989) kekurangan air dapat menghambat

pertumbuhan tanaman, menyebabkan gugurnya bunga dan buah, hasil berkurang

dan kualitas rendah serta memacu terjadinya penyakit “Blossom end rot”. Blossom

end rot atau disebut juga busuk ujung buah termasuk penyakit penting pada

tanaman tomat terutama di musim hujan (Anonymous, 2010). Penyakit ini

ditandai dengan adanya luka berwarna kecoklatan sampai coklat tua pada bagian

ujung buah yang nampak cekung. Luka tersebut membesar dan menjadi lebih

cekung dan kulit mengelupas, kemudian diikuti oleh busuk kering. Jamur

berwarna hitam tumbuh pada permukaan yang luka. Busuk ujung buah bukanlah

disebabkan oleh penyakit namun lebih disebabkan oleh kekurangan unsur kalsium

atau kondisi kekurangan air pada tanaman (Semangun, 1991).

Jika melihat dari hasil analisis ragam terhadap buah yang terinfeksi

Blossom end rot dimana memberikan hasil yang tidak nyata antar perlakuan maka

dapat diduga bahwa Blossom end rot terjadi tidak dikarenakan kondisi cekaman

air melainkan disebabkan karena kondisi kekurangan kalsium. Melihat dari hasil

analisis tanah yang dilakukan sebelum penelitian (Lampiran 5) dari peubah pH

tanah sebesar 5,2 (masam) seharusnya dilakukan pengapuran terlebih dahulu

Page 37: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

untuk meningkatkan pH-nya. Batu kapur adalah senyawa bentuk karbonat kapur

dengan CaCO3 dan MgCO3 sebagai komponen utama (Foth, 1994). Menurut

Rubatzky dan Yamaguchi (1999) pH tanah yang optimal untuk pertumbuhan

tanaman tomat berkisar dari 5,5 – 7. Hal ini merupakan kesalahan dari peneliti

karena kurang memperhatikan pH dari tanah yang digunakan untuk percobaan.

Jika melihat dari peubah pertumbuhan, diperoleh hasil bahwa tanaman

tomat yang mendapat air sesuai kebutuhan tanaman (100% vegetatif – 100%

generatif (C0)) mempunyai tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih tinggi dari

tanaman yang mengalami cekaman kekurangan air (Lampiran 16). Dari hasil

pengamatan terakhir yaitu pada 63 hst terhadap peubah tinggi tanaman, pemberian

air 70% kc vegetatif – 100% kc generatif (C2), 70% kc vegetatif – 70% kc

generatif (C3), 100% kc vegetatif – 40% kc generatif (C4) dan 40% kc vegetatif –

40% kc generatif (C6) dapat mereduksi pertumbuhan tanaman (Tabel 10).

Sedangkan untuk jumlah daun menunjukkan hasil bahwa seluruh perlakuan

cekaman kekurangan air menurunkan jumlah daun secara nyata dibandingkan

dengan perlakuan kontrol (Tabel 11).

Terhambatnya pertumbuhan tanaman merupakan salah satu respon

tanaman terhadap cekaman kekurangan air. Respon tersebut terlihat pada tinggi

tanaman dan jumlah daun tanaman tomat. Tinggi tanaman dan jumlah daun

terendah dihasilkan oleh tanaman yang mendapat air 40% kc vegetatif – 40% kc

generatif (C6). Hal ini dikarenakan jumlah air yang berada di sekitar perakaran

sedikit sehingga unsur hara yang terlarut sedikit. Unsur hara dan air ini akan

masuk ke dalam jaringan tanaman melalui transpor massa menuju daun karena

pengaruh transpirasi. Menurut Harjadi dan Yahya (1988) bahwa kekeringan

mengurangi ketersediaan hara bagi tanaman. Selanjutnya dijelaskan bahwa jumlah

air dalam tanah mempengaruhi konsentrasi hara dalam larutan tanah dan laju

pergerakan hara ke akar melalui difusi dan transpor massa. Tanaman yang

mengalami cekaman kekurangan air menyebabkan potensial air xilem menurun

dengan cara berkurangnya tekanan air dan terjadi penurunan pergerakan air ke

dalam floem pada “source”.

Page 38: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Pada umumnya tanaman tomat yang mengalami cekaman pada saat fase

vegetatif dengan kc 70% - 40% tanpa diikuti peningkatan pemberian air pada fase

generatif (kc 100%) dan 100% kc pada fase vegetatif dan mengalami cekaman

40% kc pada fase generatif mempunyai tinggi tanaman yang lebih rendah

daripada tanaman yang diperlakukan dengan pemberian air 100% kc pada fase

vegetatif dan 70% - 100% kc pada fase generatif. Hal ini disebabkan karena pada

saat pertumbuhan aktif (fase vegetatif), tanaman tidak mendapatkan air yang

cukup sesuai dengan kebutuhannya dan keadaan terus berlanjut untuk fase

berikutnya (fase generatif) tetapi tanaman yang dicekam saat generatif dengan

batas toleransi kc 70% masih memperoleh air yang normal saat mengalami fase

vegetatif. Menurut Whigham dan Minor (1978) cekaman kekurangan air yang

terjadi pada fase vegetatif mengakibatkan daun yang terbentuk lebih kecil,

berkurangnya diameter batang dan tanaman menjadi lebih pendek. Ditambahkan

oleh Harjadi dan Yahya (1988) bahwa tanaman yang lemah dan kerdil merupakan

akibat dari kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Keadaan ini berakibat pada

terhambatnya proses fotosintesis dari pembelahan sel sehingga terjadi

penumpukan karbohidrat.

Tanaman tomat yang mengalami cekaman kekurangan air mempunyai

respon terhadap jumlah daun lebih sedikit dari tanaman yang tidak tercekam.

Sedikitnya jumlah daun disebabkan oleh suplai air dari dalam tanah ke akar

rendah. Jumlah air dalam tanah tidak sesuai dengan tingginya laju transpirasi

sehingga tanaman mengambil air dari organ tanaman yang ada disekitar daun

untuk proses transpirasi. Menurut Gardner et al., (1985) dampak kekurangan air

adalah terhambatnya sintesis sel sehingga daun-daun yang terbentuk ukurannya

lebih kecil serta sebagian daun mengalami senesence yang dipercepat yang

menyebabkan berkurangnya penyerapan cahaya matahari pada proses fotosintesis

sehingga produksi fotosintat menurun. Menurut Doorenbos dan Kassam (1979)

suhu optimum pada siang hari untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara

180C – 250C. Suhu harian rata-rata pada siang hari dalam rumah plastik berkisar

antara 270C – 340C (Lampiran 6). Suhu ini berpengaruh pada besarnya proses

transpirasi dan menutupnya stomata serta reaksi enzim. Suhu yang terlalu tinggi

Page 39: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

menyebabkan transpirasi yang tinggi sehingga air yang menguap dari tanaman

semakin banyak. Jumlah air yang tersedia dalam tanah sedikit akan menyebabkan

layu dan plasmolisis. Hal ini terjadi pada tanaman yang mendapat air sebanyak

40% kc pada waktu fasenya.

Dijelaskan oleh Islami dan Utomo (1995) bahwa terjadinya kehilangan air

yang tinggi dan tidak diikuti oleh masuknya air ke dalam tanaman pada kecepatan

yang sama akan menyebabkan turgor sel turun. Turgor daun yang rendah

meyebabkan tanaman menjadi layu dan stomata menutup. Hal ini berpengaruh

pada penurunan intersepsi cahaya dan difusi CO2. Kejadian ini pada satu pihak

menguntungkan karena mengurangi energi transpirasi, tetapi dipihak lain

merugikan karena menghambat pertumbuhan daun tanaman. Menurut Fitter dan

Hay (1998) bahwa kehilangan air daun berkaitan dengan transpirasi daun.

Semakin banyak air yang keluar dari daun daripada O2 yang masuk menyebabkan

laju pertumbuhan yang lambat. Jumin (1994) juga menjelaskan bahwa defisit air

pada saat proses fotosintesis berlangsung berakibat pada penurunan kecepatan

fotosintesis. Hal ini sebagai akibat dari menutupnya stomata, meningkatnya

resistensi mesofil yang akhirnya memperkecil efisiensi fotosintesis.

Cekaman kekurangan air tidak memberikan pengaruh terhadap umur mulai

berbunga dan berbuah tanaman tomat pada semua perlakuan. Begitu juga untuk

umur panen pertama. Hal ini diduga karena cekaman kekurangan air tidak

mengubah metabolisme pemunculan organ reproduktif, pembentukan hasil serta

pemanenan buah. Menurut Ariffin (2002), tanaman yang mengalami cekaman

kekurangan air akan mengalami gangguan terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman lebih dikenal sebagai proses perubahan

penampilan suatu tanaman atau organisme akibat bertambahnya umur meliputi

perubahan ukuran, jumlah maupun bobot terhadap sebagian ataupun keseluruhan

organ tanaman.

Hasil tanaman tomat berkaitan dengan proses pertumbuhan sebelum

pembungaan, tanaman tidak dapat tumbuh normal apabila mengalami cekaman

kekurangan air pada saat pertumbuhannya. Tanaman tomat yang terhambat

pertumbuhannya tidak dapat mencapai hasil panen yang tinggi. Tanaman yang

Page 40: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

mengalami kekurangan air pada fase generatif lebih berpengaruh terhadap

penurunan hasil tanaman tomat daripada tanaman yang mengalami kekurangan air

pada saat fase vegetatif. Namun, cekaman selama pertumbuhan menunjukkan

penurunan pertumbuhan dan hasil yang tajam.

Dari penjelasan di atas, perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif

(C1) menunjukkan jumlah buah panen total yang tidak berbeda nyata dengan

tanaman kontrol (C0), akan tetapi perlakuan 70% kc vegetatif – 100% kc generatif

(C2) dan 40% kc vegetatif – 100% kc generatif (C5) menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata dengan perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif (C1)

dan hal ini lebih baik dibandingkan dengan perlakuan cekaman yang lain. Namun

dari peubah bobot buah segar per tanaman tidak terdapat pengaruh yang nyata

antar perlakuan. Seharusnya, jika jumlah buah panen total antar perlakuannya

nyata maka bobot buah segar per tanaman juga nyata antar perlakuannya.

Keadaan ini diduga terjadi karena dari peubah bobot buah per buah juga

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Hal ini terjadi karena variasi kisaran

bobot buah per buah pada tiap perlakuan tinggi. Berdasarkan data pengamatan,

kisaran bobot buah per buah untuk perlakuan C0 berkisar mulai dari < 5 gram –

150 gram, perlakuan C1 mulai dari < 5 gram – 130 gram, perlakuan C2 mulai dari

< 5 gram – 120 gram, perlakuan C3 mulai dari < 5 gram – 50 gram, perlakuan C4

mulai dari < 5 gram – 140 gram, perlakuan C5 mulai dari < 5 gram – 120 gram

sedangkan untuk perlakuan C6 berkisar antara < 5 gram – 125 gram (Lampiran

17). Dari data tersebut nampak bahwa kisaran variasi bobot buah per buah sangat

tinggi sehingga mengakibatkan koefisien keragaman yang dihasilkan juga tinggi,

yaitu sebesar (42,16%). Akibatnya koefisien keragaman pada bobot buah segar

per tanaman dan bobot buah segar per hektar juga tinggi yaitu 49,77%.

Kemungkinan karena koefisien keragaman yang tinggi tersebut, maka peubah

bobot buah segar per tanaman dan bobot buah segar per hektar antar perlakuan

menjadi tidak berbeda nyata, meskipun perbedaan angkanya sangat tinggi. Hal ini

terlihat pada perlakuan C0 (100% kc vegetatif – 100% kc generatif), C1 (100% kc

vegetatif – 70% kc generatif) dan C5 (40% kc vegetatif- 100% kc generatif) yang

Page 41: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

mempunyai bobot buah segar per tanaman dan per hektar cenderung lebih tinggi

dari perlakuan yang lain (Tabel 5).

Jika melihat dari peubah bobot buah segar per hektar, meskipun tidak

terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, akan tetapi selisih angka tiap

perlakuan yang dihasilkan cukup berpengaruh secara ekanomi. Perlakuan 100%

kc vegetatif – 100% kc generatif (C0) menghasilkan 37,50 ton/ha, 40% kc

vegetatif – 100% kc generatif (C5) menghasilkan 33,90 ton/ha dan 100% kc

vegetatif – 70% kc generatif (C1) menghasilkan 33,50 ton/ha (Tabel 5). Selisih

antara perlakuan C0 dengan C5 dan C0 dengan C1 adalah sebesar 3,6 to n/ha dan

4,06 ton/ha. Angka ini sangat besar bila di kurs dalam rupiah. Bila harga 1 kg

tomat Rp.1000,00 maka perlakuan C5 dapat menurunkan pendapatan sebesar

Rp.3.600.000,00 sedangkan perlakuan C1 dapat menurunkan pendapatan sebesar

Rp.4.060.000,00. Dari data diatas menunjukkan bahwa perlakuan cekaman

kekurangan air dapat menurunkan hasil tanaman tomat.

Page 42: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pemberian air 70% kc vegetatif – 100% kc generatif mulai menurunkan

jumlah buah panen total, jumlah buah sehat dan jumlah buah layak jual pada

tanaman tomat. Sedangkan, pemberian air 100% kc vegetatif – 70% kc

generatif belum menurunkan jumlah buah panen total, jumlah buah sehat dan

jumlah buah layak jual tanaman tomat.

2. Pemberian air 40% kc vegetatif – 40% kc generatif menurunkan tinggi

tanaman, jumlah daun dan jumlah buah panen total tertinggi. Jumlah buah

panen menurun 48% dibandingkan dengan tanaman yang tidak tercekam.

3. Perlakuan 100% kc vegetatif – 100% kc generatif, 100% kc vegetatif – 70%

kc generatif dan 40% kc vegetatif – 100% kc generatif mempunyai bobot

buah segar per tanaman dan per hektar serta bobot buah layak jual yang

cenderung lebih tinggi dari perlakuan yang lain.

4. Secara ekonomi, cekaman kekurangan air dapat menurunkan pendapatan

petani karena menurunnya hasil tanaman tomat. Perlakuan 100% kc vegetatif

– 70% kc generatif menurunkan sebesar Rp.4.060.000,00 dan 40% kc

vegetatif – 100% kc generatif menurunkan sebesar Rp.3.600.00,00

dibandingkan tanaman yang tidak dicekam. Perhitungan ini berdasarkan dari

selisih bobot buah segar per hektar.

5.2 Saran

1. Perlakuan 100% kc vegetatif – 70% kc generatif atau 40% kc vegetatif –

100% kc generatif dapat digunakan dalam budidaya tomat pada lahan kering

atau pada lahan yang ketersediaan airnya terbatas.

2. Pemanfaatan perlakuan cekaman kekurangan air dapat diaplikasikan dengan

pengaturan waktu tanam tanaman tomat.

3. Perlu dilakukan percobaan lanjutan dengan jumlah air yang sama di lahan

agar lebih mencerminkan keadaan lapang yang sesungguhnya.

Page 43: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2002. Deskripsi Tomat Hibrida Varietas Marta F1.www.dokumen.deptan/tomat/marta.co.id. [ 7 Februari 2009].

---------------, 2006. Perbaikan Teknologi Budidaya Tomat.http://bptp-bengkulu.litbang.deptan.go.id. [27 Oktober 2008].

---------------, 2010. Budidaya Hortikultura di Musim Hujan: Kendala dan Kiat.http://localhost.kendala-kiat/hortikultura.co.id. [ 1 Februari 2010].

Ariffin. 2002. Cekaman Air dan Kehidupan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. p. 1-12.

Ashari, S. 1995. Hortikultura (Aspek Budidaya). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Ashraf, Kirkham, M.B. and Levitt J. 2005. Plant Responses to Water Deficits. Madison, Wisconsin USA. p.323-342.

Azizah, R. 2008. Pengaruh Komposisi Pupuk NPK Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Cahyono, B. 1998. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

Darmawan, Januar dan J. Baharsyah. 1983. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Gramedia. Jakarta. p. 9-31.

Doorenbos, J. and A. H. Kassam. 1979. Yield Response to Water. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome.

Fitter, A. H dan R. K. M. Hay. 1988. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. p. 142-195.

Gardner, F. P., R. B. Pearcel and R. L. Mitchell. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya (Transl.). UI Press. Jakarta.

Gardner, W. R. and C. F. Ehling. 1991. Physical Aspects of The Internal Water Relations of Plant Leaves. Plant Phyisiol. 40 : 705-710.

Goldsworthy, P. R dan N. M. Fisher. 1995. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. p. 404.

Harjadi, S Setyati dan S. Yahya. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

Page 44: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Harjadi, S dan Sudirman. 1988. Fisiologi Stress Lingkungan. PAU Bioteknologi IPB. Bogor. pp. 137.

Harjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. p. 148.

Islami, T. dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Jumin, H. B. 1988. Pengantar Agronomi. Rajawali Press. Jakarta.

Koesriharti. 1987. Tanaman Sayuran. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Koesriharti, M. D. Maghfoer dan N. Aini. 1994. Pengaruh Tingkat Kerontokan dan Fase Pemberian Air Terhadap Tingkat Kerontokan Buah Pada 10 Kultivar Tanaman Lombok Besar (Capsicum annuum L.). Agrivita. 21(1):1-4

Kramer, P. J. and T. T. Kozlowski. 1979. Physiology of Woody Plants. Academic Press. New York. San Fransisco. London.

Lakitan, B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Gramedia. Jakarta. p. 82-146.

Lestari, S., L. Sutopo, Koesriharti dan Damanhuri. 1997. Respon Enam Genotipa Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Terhadap Cekaman Air Pada Fase Pertumbuhan Berbeda. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Hayati (Life Sciences). 9(1):91-98.

Pudjiatmoko, 2008. Budidaya Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.).http://ikamaja.bbpp-lembang.info/index.php. [30 Maret 2009].

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi . 1999. Sayuran Dunia 3: Prinsip, Produksi dan Gizi. ITB. Bandung. p. 2-24.

Salisbury, F. B dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung. pp. 343.

Salter. P. J. and J. E. Goode. 1967. Crop Responses to Water at Different Stages of Growth. Common Wealth Agricultural Bureaux, Farnham Royal, Bucks. England.

Semangun. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Page 45: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Sitompul. S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soemarno, 2004. Penelolaan Air Tanah Bagi Tanaman.http:// soemarno.multiply.multiplycontent.com. [22 Maret 2010].

Sudjana, A. Arifin dan M. Sadjadi. 1991. Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. Bogor. p. 15-21.

Sugito, Y. 1999. Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Suharyanti, T. 2003. Pengaruh Pemangkasan Cabang Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) dan Waktu Tanam Bayam (Amaranthus tricolor) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ke Dua Tanaman dalam Sistem Tumpangsari. Agrivita. 25(3):159-169.

Trisnawati dan Setiawan. 2004. Tomat: Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. pp. 123.

Usman dan Warkoyo. 1993. Iklim Mikro Tanaman. IKIP Malang. Malang.

Whigham, D. K. and H. C. Minor. 1978. Agronomic Characteristic and Environment Stress. Academic Press. New York. p. 77-118.

Wudiri, B. B. and D. W. Henderson. 1985. Effects of Water Stress on Flowering and Fruit set and Processing Tomatoes. Scientia. Hort. 27:189-198.

Yoon, J. Y.; S. K. Green; A. T. Tschanz; S. C. S Tsou. and L. C. Chang. 1989. Pepper Improvement for The Tropics: Problem and The AVRDC approach. International Symposium on Integreted Man Agement Practices. AVRDC. Tainan-Taiwan. p. 86-98.

Page 46: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 1. Deskripsi Tomat Kultivar Marta (Anonymous, 2002).

Asal tanaman : Persilangan induk jantan TO l9873 M dengan

induk betina TO 19873 F

Golongan : Hibrida

Tipe pertumbuhan : Indeterminate

Tinggi tanaman : 175 - 200 cm

Diameter batang : 2 - 3 cm

Kedudukan daun : Horizontal - menurun

Ukuran tangkai daun : 80 - 90 mm

Ukuran daun : Majemuk 58 x 37 cm, tunggal 18 x 8 cm

Warna daun : Hijau tua kusam

Umur mulai berbunga : 38 hari setelah tanam

Warna mahkota bunga : Kuning

Jumlah bunga per tandan : 8 - 10 (kandang-kandang tandan bunga bercabang)

Jumlah tandan bunga : Tidak terbatas (dianjurkan dipelihara 6 tandan)

sedang

Umur tanaman : Awal panen 80 hari, akhir panen 120 hari setelah

tanam

Bentuk buah : Buah telur memanjang

Ukuran buah : Panjang 6,5 cm dengan diameter 5,7 cm : keras

Warna buah muda : Hijau

Warna buah tua : Merah tua dengan proses pematangan lambat,

daerah adaptasi pada dataran rendah

Berat per buah : 110 - 130 gram

Tebal daging buah : 6 - 7 mm

Jumlah biji per buah : 100

Kekerasan buah : Keras (skor 8,0 - 8,5 scala 1 - 10)

Tekstur daging buah : Padat masir

Rasa daging buah : Manis (brix 4 - 5)

Jumlah buah per tandan : 8

Produksi : 60 - 80 ton/hektar

Keterangan : Cocok untuk dataran menengah sampai tinggi

Page 47: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Pengusul/Peneliti : P.T.EAST WEST SEED INDONESIA

Lampiran 2. Denah Percobaan

Keterangan :

C0 = 100 % kc (koefisien crop) pada fase vegetatif dan generatif (kontrol).

C1 = 100 % kc pada fase vegetatif dan 70 % kc pada fase generatif .

C2 = 70 % kc pada fase vegetatif dan 100 % kc pada fase generatif.

C3 = 70 % kc pada fase vegetatif dan 70 % kc pada fase generatif.

C4 = 100 % kc pada fase vegetatif dan 40 % kc pada fase generatif.

C5 = 40 % kc pada fase vegetatif dan 100 % kc pada fase generatif.

C6 = 40 % kc pada fase vegetatif dan 40 % kc pada fase generatif.

C5

C1

C6

C0

C2

C4

C3

C3

C5

C2

C1

C0

C6

C2

C4

C3

C6

C5

C0

C1

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

C4U

Page 48: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 3. Denah Penggambilan Sample.

Keterangan :

- Diameter polybag : 25 cm

- Jarak tanam yang digunakan: 50 cm x 60 cm

: Sample pengamatan non destruktif dan destruktif

50

60

Page 49: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 4. Perhitungan kc.

Perhitungan kc dari awal transplanting – 50 HST

- Kebutuhan air tanaman tomat selama 1 musim tanam 750-1250 mm. Rata-rata

kebutuhan air tanaman tomat selama 1 musim tanam = 750 + 1250 = 1000 mm.

2

- Perlakuan pemberian kebutuhan air :

100% 1000 mm = 100 cm.

70 % 70 x 1000 = 700 mm = 70 cm

100

40 % 40 x 1000 = 400 mm = 40 cm

100

- Luas polybag = . r2 = 3,14 . (12,5)2 = 490,625 cm2.

- Jumlah kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman tomat :

100% 100 cm x 490,625 cm2 = 49062,5 cm3

= 4906,25 dm3

= 49,0625 liter = 49,1 liter.

70% 70 cm x 490,625 cm2 = 34343,75 cm3

= 3434,375 dm3

= 34,34375 liter = 34,3 liter.

40% 40 cm x 490,625 cm2 = 19625 cm3

= 1962,5 dm3

= 19,625 liter = 19,6 liter.

- kc tanaman tomat :

Perkembangan : 0,75 (20-30 hari)

Pertumbuhan maksimal : 1,15 (30-40 hari)

Pertumbuhan akhir : 0,85 (30-40 hari)

+

Total kc 2,75

Page 50: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

- Kebutuhan air tiap fase :

100%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 49,1) / 25 hari = 0,53563 = 0,54 liter

= 540 ml

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 49,1) / 40 hari = 0,51332 = 0,51 liter

= 510 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 49,1) / 40 hari = 0,37941 = 0,38 liter

= 380 ml

70%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 34,3) / 25 hari = 0,37418 = 0,37 liter

= 370 ml

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 34,3) / 40 hari = 0,35859 = 0,36 liter

= 360 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 34,3) / 40 hari = 0,26504 = 0,27 liter

= 270 ml

40%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 19,6) / 25 hari = 0,21381 = 0,21 liter

= 210 ml

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 19,6) / 40 hari = 0,20490 = 0,20 liter

= 200 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 19,6) / 40 hari = 0,15145 = 0,15 liter

= 150 ml

Page 51: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Perhitungan kc dari 51 HST – 125 HST

- Kebutuhan air tanaman tomat selama 1 musim tanam 750-1250 mm.

- Perlakuan pemberian kebutuhan air :

100% 1250 mm = 125 cm.

70 % 70 x 1250 = 875 mm = 87,5 cm

100

40 % 40 x 1250 = 500 mm = 50 cm

100

- Luas polybag = . r2 = 3,14 . (12,5)2 = 490,625 cm2.

- Jumlah kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman tomat :

100% 125 cm x 490,625 cm2 = 61328,125 cm3

= 6132,8125 dm3

= 61,328125 liter = 61,3 liter.

70% 87,5 cm x 490,625 cm2 = 42929,6875 cm3

= 4292,96875 dm3

= 42,9296875 liter = 42,9 liter.

40% 50 cm x 490,625 cm2 = 24531,25 cm3

= 2453,125 dm3

= 24,53125 liter = 24,5 liter.

- kc tanaman tomat :

Perkembangan : 0,75 (20-30 hari)

Pertumbuhan maksimal : 1,15 (30-40 hari)

Pertumbuhan akhir : 0,85 (30-40 hari)

+

Total kc 2,75

- Kebutuhan air tiap fase :

100%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 61,3) / 25 hari = 0,66873 = 0,67 liter

= 670 ml

Page 52: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 61,3) / 40 hari = 0,64086 = 0, 64 liter

= 640 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 61,3) / 40 hari = 0,47368 = 0,47 liter

= 470 ml

70%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 42,9) / 25 hari = 0,468 = 0,47 liter

= 470 ml

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 42,9) / 40 hari = 0,4485 = 0,45 liter

= 450 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 42,9) / 40 hari = 0,3315 = 0,33 liter

= 330 ml

40%

Fase vegetatif (0,75 / 2,75 x 24,5) / 25 hari = 0,26727 = 0,27 liter

= 270 ml

Fase generatif :

Pertumbuhan maksimal (1,15 / 2,75 x 24,5) / 40 hari = 0,25614 = 0,26 liter

= 260 ml

Pertumbuhan akhir (0,85 / 2,75 x 24,5) / 40 hari = 0,18932 = 0,19 liter

= 190 ml

Dari perhitungan kc di atas, maka dapat diketahui jumlah pemberian air

(liter) untuk setiap perlakuan pada tiap fase pertumbuhan (vegetatif dan generatif)

yaitu :

Perlakuan C0 (100% kc vegetatif – 100% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 540 ml x 25 hari = 13500 ml = 13,5 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 510 ml x 25 hari = 12750 ml

(51 – 65 HST) = 640 ml x 15 hari = 9600 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 470 ml x 60 hari = 28200 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 50550 ml = 50,55 l

Page 53: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Perlakuan C1 (100% kc vegetatif – 70% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 540 ml x 25 hari = 13500 ml = 13,5 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 360 ml x 25 hari = 9000 ml

(51 – 65 HST) = 450 ml x 15 hari = 6750 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 330 ml x 60 hari = 19800 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 35550 ml = 35,55 l

Perlakuan C2 (70% kc vegetatif – 100% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 370 ml x 25 hari = 9250 ml = 9,25 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 510 ml x 25 hari = 12750 ml

(51 – 65 HST) = 640 ml x 15 hari = 9600 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 470 ml x 60 hari = 28200 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 50550 ml = 50,55 l

Perlakuan C3 (70% kc vegetatif – 70% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 370 ml x 25 hari = 9250 ml = 9,25 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 360 ml x 25 hari = 9000 ml

(51 – 65 HST) = 450 ml x 15 hari = 6750 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 330 ml x 60 hari = 19800 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 35550 ml = 35,55 l

Perlakuan C4 (100% kc vegetatif – 40% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 540 ml x 25 hari = 13500 ml = 13,5 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 200 ml x 25 hari = 5000 ml

(51 – 65 HST) = 260 ml x 15 hari = 3900 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 190 ml x 60 hari = 11400 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 20300 ml = 20,3 l

Page 54: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Perlakuan C5 (40% kc vegetatif – 100% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 210 ml x 25 hari =5250 ml = 5,25 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 510 ml x 25 hari = 12750 ml

(51 – 65 HST) = 640 ml x 15 hari = 9600 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 470 ml x 60 hari = 28200 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 50550 ml = 50,55 l

Perlakuan C6 (40% kc vegetatif – 40% kc generatif)

Fase vegetatif (0 – 25 HST) = 210 ml x 25 hari = 5250 ml = 5,25 l

Fase generatif

- Pertumbuhan maksimal (26 – 50 HST) = 200 ml x 25 hari = 5000 ml

(51 – 65 HST) = 260 ml x 15 hari = 3900 ml

- Pertumbuhan akhir (66 – 125 HST) = 190 ml x 60 hari = 11400 ml

Total pemberian air selama fase generatif sebesar 20300 ml = 20,3 l

Page 55: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 5. Hasil Analisis Contoh Tanah.

Keterangan :Sifat Kimia Tanah Nilai Kriteria*

pH H2OpH KCl

5.24.5

4.5-5.5 (Masam)

C-Organik (%)N-Total (%)

2.280.28

2.01-3.00 (Sedang)0.21-0.5 (Sedang)

C/N 8 5-10 (Rendah)Bahan Organik (%) 3.94 3.01-5.00 (Tinggi)P.Bray1 (mg kg-1) 41.67 > 35 (Sangat Tinggi)K-NH4OAC1N pH:7 (me/100g)

1.49 > 1.0 (Sangat Tinggi)

* Kriteria penilaian sifat kimia tanah (Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Harjowigeno, 2003).

Page 56: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 6. Data Suhu Rumah Plastik Selama Penelitian.

TanggalUmur

PengamatanSuhu ( oC) Kelembaban (%)

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore18 Juni 1 HST 27 30 22 70 78 10019 Juni 2 HST 20 30 26 91 92 9220 Juni 3 HST 25 32 26 92 79 9221 Juni 4 HST 27 31 27 92 86 9222 Juni 5 HST 22 34 27 91 68 9223 Juni 6 HST 20 31 24 100 79 9124 Juni 7 HST 28 33 26 85 86 9225 Juni 8 HST 27 32 23 92 86 9126 Juni 9 HST 26 33 24 84 80 10027 Juni 10 HST 25 33 26 92 80 8428 Juni 11 HST 27 29 25 84 92 9229 Juni 12 HST 26 30 25 84 92 9230 Juni 13 HST 26 30 26 84 92 841 Juli 14 HST 26 32 26 84 86 842 Juli 15 HST 24 33 24 91 80 1003 Juli 16 HST 21 29 24 91 80 1004 Juli 17 HST 21 30 25 91 92 925 Juli 18 HST 22 30 26 91 92 846 Juli 19 HST 22 31 27 91 93 927 Juli 20 HST 25 33 26 92 73 928 Juli 21 HST 27 31 24 77 93 1009 Juli 22 HST 28 33 26 85 86 9210 Juli 23 HST 26 33 25 92 86 9211 Juli 24 HST 21 33 25 91 86 8412 Juli 25 HST 19 32 20 81 73 9113 Juli 26 HST 24 32 26 91 73 9214 Juli 27 HST 21 29 25 91 92 9215 Juli 28 HST 24 33 25 91 86 9116 Juli 29 HST 22 30 26 91 91 9117 Juli 30 HST 23 33 26 91 86 9118 Juli 31 HST 22 32 25 91 86 9119 Juli 32 HST 21 33 22 91 86 10020 Juli 33 HST 23 33 24 91 86 9121 Juli 34 HST 23 33 23 91 86 9122 Juli 35 HST 23 33 22 91 86 9123 Juli 36 HST 23 30 22 91 91 9124 Juli 37 HST 22 29 23 91 92 9125 Juli 38 HST 24 30 22 91 92 9126 Juli 39 HST 21 32 22 91 86 9127 Juli 40 HST 22 30 22 91 92 9128 Juli 41 HST 24 32 25 91 86 92

Page 57: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

TanggalUmur

PengamatanSuhu ( oC) Kelembaban (%)

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore29 Juli 42 HST 21 32 23 91 86 9130 Juli 43 HST 21 31 22 91 92 9131 Juli 44 HST 21 32 22 91 93 91

1 Agustus 45 HST 22 30 22 91 91 912 Agustus 46 HST 24 29 24 83 78 913 Agustus 47 HST 23 29 25 91 85 924 Agustus 48 HST 24 30 26 91 85 1005 Agustus 49 HST 24 30 24 91 85 916 Agustus 50 HST 24 31 25 91 85 917 Agustus 51 HST 23 30 24 91 85 838 Agustus 52 HST 22 29 24 91 85 839 Agustus 53 HST 21 31 23 91 93 91

10 Agustus 54 HST 22 30 23 91 85 9111 Agustus 55 HST 22 30 24 91 85 8312 Agustus 56 HST 22 30 24 91 85 8313 Agustus 57 HST 20 31 22 100 86 10014 Agustus 58 HST 24 32 25 100 86 10015 Agustus 59 HST 25 28 25 92 85 10016 Agustus 60 HST 24 29 24 100 85 10017 Agustus 61 HST 23 30 22 85 91 10018 Agustus 62 HST 23 31 22 100 91 10019 Agustus 63 HST 23 31 23 100 86 10020 Agustus 64 HST 24 32 23 100 86 10021 Agustus 65 HST 25 27 24 92 77 9122 Agustus 66 HST 26 29 24 92 85 9123 Agustus 67 HST 25 29 24 92 92 10024 Agustus 68 HST 25 31 25 92 86 10025 Agustus 69 HST 26 33 24 84 80 10026 Agustus 70 HST 25 33 25 84 80 10027 Agustus 71 HST 23 33 26 91 73 9228 Agustus 72 HST 26 32 24 84 79 9129 Agustus 73 HST 25 33 24 84 79 9130 Agustus 74 HST 23 32 22 91 79 9131 Agustus 75 HST 25 32 22 84 80 911 September 76 HST 24 30 23 91 85 912 September 77 HST 22 31 25 91 93 1003 September 78 HST 26 33 30 92 93 1004 September 79 HST 25 32 27 92 93 1005 September 80 HST 24 34 27 91 86 846 September 81 HST 25 34 22 92 74 827 September 82 HST 24 34 23 91 86 918 September 83 HST 21 27 29 84 92 85

Page 58: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

TanggalUmur

PengamatanSuhu ( oC) Kelembaban (%)

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore9 September 84 HST 25 32 27 92 93 10010 September 85 HST 24 30 23 91 85 9111 September 86 HST 25 33 24 84 79 9112 September 87 HST 25 33 25 84 80 10013 September 88 HST 24 34 27 91 86 8414 September 89 HST 23 33 26 91 73 9215 September 90 HST 25 27 24 92 77 9116 September 91 HST 25 27 24 92 77 9117 September 92 HST 23 31 23 100 86 10018 September 93 HST 23 30 22 85 91 10019 September 94 HST 23 31 23 100 86 10020 September 95 HST 23 32 22 91 79 9121 September 96 HST 24 34 23 91 86 9122 September 97 HST 24 32 23 100 86 10023 September 98 HST 24 32 25 100 86 10024 September 99 HST 25 28 25 92 85 10025 September 100 HST 24 29 24 100 85 10026 September 101 HST 23 30 22 85 91 10027 September 102 HST 23 31 22 100 91 10028 September 103 HST 23 31 23 100 86 10029 September 104 HST 24 30 22 91 92 9130 September 105 HST 23 33 23 91 86 911 Oktober 106 HST 23 33 22 91 86 912 Oktober 107 HST 23 30 22 91 91 913 Oktober 108 HST 22 29 23 91 92 914 Oktober 109 HST 22 30 26 91 91 915 Oktober 110 HST 23 33 26 91 86 916 Oktober 111 HST 22 32 25 91 86 917 Oktober 112 HST 21 33 22 91 86 1008 Oktober 113 HST 23 33 24 91 86 919 Oktober 114 HST 22 30 26 91 92 8410 Oktober 115 HST 22 31 27 91 93 9211 Oktober 116 HST 25 33 26 92 80 8412 Oktober 117 HST 25 33 26 92 80 8413 Oktober 118 HST 26 29 24 92 85 9114 Oktober 119 HST 26 33 30 92 93 10015 Oktober 120 HST 26 30 26 84 92 8416 Oktober 121 HST 26 32 26 84 86 8417 Oktober 122 HST 25 29 24 92 92 10018 Oktober 123 HST 25 31 25 92 86 10019 Oktober 124 HST 24 29 24 100 85 10020 Oktober 125 HST 24 32 25 100 86 100

Page 59: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 7. Perhitungan Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set)

Rumus :

1. C0U1 52,6/67,8 x 100% = 77,581%

2. C0U2 45,0/62,8 x 100% = 71,656%

3. C0U3 51,6/61,0 x 100% = 84,590%

4. C1U1 40,0/58,6 x 100% = 68,259%

5. C1U2 42,0/56,8 x 100% = 73,944%

6. C1U3 48,8/61,2 x 100% = 79,738%

7. C2U1 44,2/51,8 x 100% = 85,328%

8. C2U2 43,2/55,0 x 100% = 78,545%

9. C2U3 33,4/56,8 x 100% = 58,803%

10. C3U1 34,8/53,0 x 100% = 65,660%

11. C3U2 31,8/50,4 x 100% = 63,095%

12. C3U3 29,6/54,2 x 100% = 54,612%

13. C4U1 29,4/45,2 x 100% = 65,044%

14. C4U2 26,0/49,4 x 100% = 52,631%

15. C4U3 30,2/53,4 x 100% = 56,554%

16. C5U1 42,8/47,0 x 100% = 91,064%

17. C5U2 35,2/49,2 x 100% = 71,545%

18. C5U3 43,6/54,6 x 100% = 79,853%

19. C6U1 29,0/36,0 x 100% = 80,555%

20. C6U2 24,4/36,2 x 100% = 67,403%

21. C6U3 18,2/36,6 x 100% = 49,727%

Persentase Fruit-Set = ∑ buah yang dipanen x 100% ∑ bunga

Page 60: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

No PerlakuanKelompok

Total Rerata1 2 3

1 C0 77,581 71,656 84,590 233,827 77,9422 C1 68,259 73,944 79,738 221,941 73,9803 C2 85,328 78,545 58,803 222,676 74,2254 C3 65,660 63,095 54,612 183,367 61,1225 C4 65,044 52,631 56,554 174,229 58,0766 C5 91,064 71,545 79,853 242,462 80,8217 C6 80,555 67,403 49,727 197,685 65,895

Total 533,491 478,819 463,877 1476,187 492,062Rerata 76,213 68,403 66,268 210,884 70,295

Page 61: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 8. Perhitungan Bobot Buah Segar per Hektar.

Rumus :

Jarak Tanam : 50 cm x 60 cm 10 tanaman.

Luas Petak = Panjang x Lebar

= 3 m x 1 m

= 3 m2

Lebar Bedengan : 100 cm

Lebar Saluran Air (got) : 30 cm

Lahan Efektif = 100 x 100% = 76,923 % ≈ 77% 130

1. C0U1 10.000 m2 x 1124 gram x 10 x 77% = 28849333,33 g = 28,85 ton/ha 3 m2

2. C0U2 10.000 m2 x 1588 gram x 10 x 77% = 40758666,67 g = 40,76 ton/ha 3 m2

3. C0U3 10.000 m2 x 1671 gram x 10 x 77% = 42889000 g = 42,89 ton/ha 3 m2

4. C1U1 10.000 m2 x 641 gram x 10 x 77% = 16452333,33 g = 16,45 ton/ha 3 m2

5. C1U2 10.000 m2 x 1201 gram x 10 x 77% = 30825666,67 g = 30,82 ton/ha 3 m2

6. C1U3 10.000 m2 x 2079 gram x 10 x 77% = 53361000 g = 53,36 ton/ha 3 m2

7. C2U1 10.000 m2 x 781 gram x 10 x 77% = 20045666,67 g = 20,04 ton/ha 3 m2

8. C2U2 10.000 m2 x 962 gram x 10 x 77% = 24691333,33 g = 24,69 ton/ha 3 m2

9. C2U3 10.000 m2 x 427 gram x 10 x 77% = 10959666,67 g = 10,96 ton/ha 3 m2

10. C3U1 10.000 m2 x 463 gram x 10 x 77% = 11883666,67 g = 11,88 ton/ha 3 m2

11. C3U2 10.000 m2 x 435 gram x 10 x 77% = 11165000 g = 11,16 ton/ha 3 m2

12. C3U3 10.000 m2 x 396 gram x 10 x 77% = 10164000 g = 10,16 ton/ha 3 m2

13. C4U1 10.000 m2 x 380 gram x 10 x 77% = 9753333,333 g = 9,73 ton/ha 3 m2

14. C4U2 10.000 m2 x 406 gram x 10 x 77% = 10420666,67 g = 10,42 ton/ha 3 m2

Total Produksi (ton/ha) = 10.0000 m2 x Bobot Segar Buah per Petak x ∑ Tanaman per Petak x Lahan Efektif

Page 62: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

15. C4U3 10.000 m2 x 913 gram x 10 x 77% = 23433666,67 g = 23,43 ton/ha 3 m2

16. C5U1 10.000 m2 x 1219 gram x 10 x 77% = 31287666,67 g = 31,29 ton/ha 3 m2

17. C5U2 10.000 m2 x 552 gram x 10 x 77% = 14168000 g = 14,17 ton/ha 3 m2

18. C5U3 10.000 m2 x 2191 gram x 10 x 77% = 56235666,67 g = 56,23 ton/ha 3 m2

19. C6U1 10.000 m2 x 483 gram x 10 x 77% = 12397000 g = 12,40 ton/ha 3 m2

20. C6U2 10.000 m2 x 928 gram x 10 x 77% = 23818666,67 g = 23,82 ton/ha 3 m2

21. C6U3 10.000 m2 x 331 gram x 10 x 77% = 8495666,667 g = 8,49 ton/ha 3 m2

No Perlakuankelompok

Total Rerata1 2 3

1 C0 28,85 40,76 42,89 112,500 37,5002 C1 16,45 30,82 53,36 100,630 33,5433 C2 20,04 24,69 10,96 55,690 18,5634 C3 11,88 11,16 10,16 33,200 11,0675 C4 9,73 10,42 23,43 43,580 14,5276 C5 31,29 14,17 56,23 101,690 33,8977 C6 12,40 23,82 8,49 44,710 14,903

Total 130,640 155,840 205,520 492,000 164,000Rerata 18,663 22,263 29,360 70,286 23,429

Page 63: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 9. Analisis Ragam Bobot Buah per Buah, Bobot Buah Segar per Tanaman dan Bobot Buah Segar per Hektar.

Tabel Analisis Ragam Bobot Buah per Buah

FK = 11687,241

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 388,182 194,091 1,962tn 3,89 6,93Perlakuan 6 854,115 142,352 1,439tn 3,00 4,82

Galat 12 1187,094 98,925Total 20 2429,391

KK (%) = 42,16

Tabel Analisis Ragam Bobot Buah Segar per Tanaman

FK = 17501297,190

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 629492,667 314746,333 1,525tn 3,89 6,93Perlakuan 6 3360994,476 560165,746 2,714tn 3,00 4,82

Galat 12 2477228,667 206435,722Total 20 6467715,810

KK(%) = 49,77

Tabel Analisis Ragam Bobot Buah Segar per Hektar

FK = 11526,857

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 414,769 207,385 1,525tn 3,89 6,93Perlakuan 6 2214,916 369,153 2,715tn 3,00 4,82

Galat 12 1631,812 135,984Total 20 4261,497

KK (%) = 49,77

Page 64: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 10. Analisis Ragam Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Berat Buah Tomat (Mutu Kualitas).

Tabel Analisis Ragam Mutu Kualitas

1. Mutu I

FK = 3,688

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 1,855 0,928 1,722tn 3,89 6,93Perlakuan 6 2,552 0,425 0,790tn 3,00 4,82

Galat 12 6,465 0,539Total 20 10,872

KK (%) = 175,15

2. Mutu II

FK = 329,630

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 116,667 58,333 2,545tn 3,89 6,93Perlakuan 6 239,730 39,955 1,743tn 3,00 4,82

Galat 12 275,093 22,924Total 20 631,490

KK (%) = 120,85

3. Mutu III

FK = 16937,760

sk Db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 429,406 214,703 18,294** 3,89 6,93Perlakuan 6 472,320 78,720 6,707** 3,00 4,82

Galat 12 140,834 11,736Total 20 1042,560

KK (%) = 12,06

Page 65: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

4. Afkir

FK = 363,750

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 13,627 6,813 2,723tn 3,89 6,93Perlakuan 6 59,676 9,946 3,975* 3,00 4,82

Galat 12 30,027 2,502Total 20 103,330

KK (%) = 38,01

5. Persentase Afkir

FK = 2689,728

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 138,992 69,496 3,332tn 3,89 6,93Perlakuan 6 281,953 46,992 2,253tn 3,00 4,82

Galat 12 250,293 20,858Total 20 671,238

KK (%) = 40,35

Page 66: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 11. Analisis Ragam Jumlah Buah Berdasarkan Penggolongan Buah Sehat dan Berpenyakit (Blossom end Rot) serta Jumlah dan Bobot Buah Layak Jual pada Tanaman Tomat.

Tabel Analisis Ragam Buah Sehat

FK = 15276,617

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 15,851 7,926 0,374tn 3,89 6,93Perlakuan 6 1211,063 201,844 9,527** 3,00 4,82

Galat 12 254,229 21,186Total 20 1481,143

KK (%) = 17,06

Tabel Analisis Ragam Buah Berpenyakit (Blossom end Rot)

FK = 2088,017

Sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 31,760 15,880 4,228* 3,89 6,93Perlakuan 6 54,076 9,013 2,400tn 3,00 4,82

Galat 12 45,067 3,756Total 20 130,903

KK (%) = 19,43

Tabel Analisis Ragam Jumlah Buah Layak Jual

FK = 9506,202

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 16,530 8,265 0,318tn 3,89 6,93Perlakuan 6 841,505 140,251 5,390** 3,00 4,82

Galat 12 312,244 26,020Total 20 1170,278

KK (%) = 23,97

Page 67: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel Analisis Ragam Bobot Buah Layak Jual

FK =10687160,048

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 791756,095 395878,048 2,047tn 3,89 6,93Perlakuan 6 3036762,952 506127,159 2,617tn 3,00 4,82

Galat 12 2320371,905 193364,325Total 20 6148890,952

KK (%) = 61,64

Page 68: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 12. Analisis Ragam Jumlah Bunga, Jumlah Buah Panen Total dan Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set) Tanaman Tomat.

Tabel Analisis Ragam Jumlah Bunga

FK = 57305,190

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 31,558 15,779 2,156tn 3,89 6,93Perlakuan 6 1355,783 225,964 30,873** 3,00 4,82

Galat 12 87,829 7,319Total 20 1475,170

KK (%) = 5,18

Tabel Analisis Ragam Jumlah Buah Panen Total

FK = 28660,269

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 47,554 23,777 1,264tn 3,89 6,93Perlakuan 6 1492,011 248,669 13,224** 3,00 4,82

Galat 12 225,646 18,804Total 20 1765,211

KK (%) = 11,74

Tabel Analisis Ragam Persentase Bunga Menjadi Buah (Fruit-Set)

FK = 103768,003

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 383,733 191,867 2,389tn 3,89 6,93Perlakuan 6 1353,283 225,547 2,809tn 3,00 4,82

Galat 12 963,647 80,304Total 20 2700,663

KK (%) = 12,75

Page 69: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 13. Analisis Ragam Umur Mulai Berbunga, Umur Mulai Berbuah dan Umur Panen Pertama Tanaman Tomat.

Tabel Analisis Ragam Umur Mulai Berbunga

FK = 18900,000

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 0,286 0,143 0,105tn 3,89 6,93Perlakuan 6 17,333 2,889 2,116tn 3,00 4,82

Galat 12 16,381 1,365Total 20 34,000

KK (%) = 3,89

Tabel Analisis Ragam Umur Mulai Berbuah

FK = 41008,762

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 4,952 2,476 1,253tn 3,89 6,93Perlakuan 6 4,571 0,762 0,386tn 3,00 4,82

Galat 12 23,714 1,976Total 20 33,238

KK (%) = 3,18

Tabel Analisis Ragam Umur Panen Pertama

FK = 97757,897

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 32,194 16,097 1,870tn 3,89 6,93Perlakuan 6 33,650 5,608 0,651tn 3,00 4,82

Galat 12 103,299 8,608Total 20 169,143

KK (%) = 4,30

Page 70: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 14. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Pada Berbagai Umur.

Tabel Analisis Ragam 7 HST

FK = 4292,002

Sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 15,936 7,968 6,785* 3,89 6,93Perlakuan 6 4,174 0,696 0,592tn 3,00 4,82

Galat 12 14,093 1,174Total 20 34,204

KK (%) = 7,58

Tabel Analisis Ragam 14 HST

FK = 11816,355

Sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 25,797 12,899 4,542* 3,89 6,93Perlakuan 6 47,787 7,965 2,804tn 3,00 4,82

Galat 12 34,082 2,840Total 20 107,666

KK (%) = 7,10

Tabel Analisis Ragam 21 HST

FK = 39395,209

Sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 76,278 38,139 2,466tn 3,89 6,93Perlakuan 6 160,315 26,719 1,728tn 3,00 4,82

Galat 12 185,601 15,467Total 20 422,194

KK (%) = 9,08

Page 71: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel Analisis Ragam 28 HST

FK = 70194,637

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 29,292 14,646 0,675tn 3,89 6,93Perlakuan 6 378,608 63,101 2,910tn 3,00 4,82

Galat 12 260,215 21,685Total 20 668,116

KK (%) = 8,05

Tabel Analisis Ragam 35 HST

FK = 146667,857

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 29,760 14,880 0,737tn 3,89 6,93Perlakuan 6 731,863 121,977 6,042** 3,00 4,82

Galat 12 242,240 20,187Total 20 1003,863

KK (%) = 5,38

Tabel Analisis Ragam 42 HST

FK = 257521,440

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 232,898 116,449 6,692* 3,89 6,93Perlakuan 6 493,763 82,294 4,729* 3,00 4,82

Galat 12 208,829 17,402Total 20 935,490

KK (%) = 3,77

Page 72: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel Analisis Ragam 49 HST

FK = 292352,082

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 244,532 122,266 4,026* 3,89 6,93Perlakuan 6 646,111 107,685 3,546* 3,00 4,82

Galat 12 364,414 30,368Total 20 1255,058

KK (%) = 4,03

Tabel Analisis Ragam 56 HST

FK = 331332,802

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 244,532 122,266 4,026* 3,89 6,93Perlakuan 6 646,111 107,685 3,546* 3,00 4,82

Galat 12 364,414 30,368Total 20 1255,058

KK (%) = 4,39

Tabel Analisis Ragam 63 HST

FK = 353933,459

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 659,245 329,623 3,834tn 3,89 6,93Perlakuan 6 1805,229 300,871 3,500* 3,00 4,82

Galat 12 1031,618 85,968Total 20 3496,092

KK (%) = 7,14

Page 73: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 15. Analisis Ragam Jumlah Daun Pada Berbagai Umur

Tabel Analisis Ragam 7 HST

FK = 373,808

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 0,301 0,150 2,135tn 3,89 6,93Perlakuan 6 0,446 0,074 1,054tn 3,00 4,82

Galat 12 0,846 0,070Total 20 1,592

KK (%) = 6,29

Tabel Analisis Ragam 14 HST

FK = 1243,550

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 0,827 0,413 3,796tn 3,89 6,93Perlakuan 6 3,276 0,546 5,015** 3,00 4,82

Galat 12 1,307 0,109Total 20 5,410

KK(%) = 4,29

Tabel Analisis Ragam 21 HST

FK = 2895,789

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 1,417 0,709 1,519tn 3,89 6,93Perlakuan 6 10,198 1,700 3,645* 3,00 4,82

Galat 12 5,596 0,466Total 20 17,211

KK (%) = 5,81

Page 74: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel Analisis Ragam 28 HST

FK = 5376,000

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 3,234 1,617 2,155tn 3,89 6,93Perlakuan 6 51,280 8,547 11,388** 3,00 4,82

Galat 12 9,006 0,750Total 20 63,520

KK (%) = 5,41

Tabel Analisis Ragam 35 HST

FK = 9642,857

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 1,246 0,623 0,912tn 3,89 6,93Perlakuan 6 30,023 5,004 7,328** 3,00 4,82

Galat 12 8,194 0,683Total 20 39,463

KK (%) = 3,86

Tabel Analisis Ragam 42 HST

FK = 14689,008

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 0,255 0,128 0,162tn 3,89 6,93Perlakuan 6 21,192 3,532 4,497* 3,00 4,82

Galat 12 9,425 0,785Total 20 30,872

KK (%) = 3,35

Page 75: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Tabel Analisis Ragam 49 HST

FK = 17661,000

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 3,063 1,531 1,356tn 3,89 6,93Perlakuan 6 31,067 5,178 4,585* 3,00 4,82

Galat 12 13,550 1,129Total 20 47,680

KK (%) = 3,66

Tabel Analisis Ragam 56 HST

FK = 20654,950

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 15,112 7,556 3,556tn 3,89 6,93Perlakuan 6 38,396 6,399 3,011* 3,00 4,82

Galat 12 25,501 2,125Total 20 79,010

KK (%) = 4,65

Tabel Analisis Ragam 63 HST

FK = 24535,088

sk db JK KT F HitF Tabel

5% 1%Kelompok 2 14,678 7,339 4,453* 3,89 6,93Perlakuan 6 81,059 13,510 8,198** 3,00 4,82

Galat 12 19,775 1,648Total 20 115,512

KK (%) = 3,76

Page 76: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 16. Dokumentasi Tanaman Tomat Akibat Cekaman Kekurangan air pada Umur 100 HST.

C0 C1 C2

C3 C4 C5

C6Keterangan : Sample tanaman tomat pada ulangan 1

Page 77: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Page 78: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

Lampiran 17. Dokumentasi Buah Tomat Akibat Cekaman Kekurangan air pada Panen ke - 9.

Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3C0

C1

C2

C3

C4

C5

Page 79: SKRIPSI Pengaruh Cekaman Kekurangan Air Terhadap Hasil Tomat

C6