skripsi pendidikan maematika

84
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan yang utama di Indonesia adalah sangat rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Setelah dilakukan usaha perbaikan dalam bidang pendidikan, semakin disadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang mendasar. Salah satu kekurangan tersebut adalah terletak pada inti kegiatan pendidikan itu sendiri yaitu pada proses belajar mengajar yang melibatkan anak didik dan pendidik. Proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu persoalan yaitu bagaimana guru melibatkan siswa agar terjadi proses belajar yang efektif untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Hal ini menuntut guru untuk lebih kreatif memilih model pembelajaran 1

Transcript of skripsi pendidikan maematika

Page 1: skripsi pendidikan maematika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan yang utama di Indonesia adalah sangat rendahnya

mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Setelah dilakukan usaha

perbaikan dalam bidang pendidikan, semakin disadari bahwa masih banyak

kekurangan-kekurangan yang mendasar. Salah satu kekurangan tersebut adalah

terletak pada inti kegiatan pendidikan itu sendiri yaitu pada proses belajar

mengajar yang melibatkan anak didik dan pendidik.

Proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu persoalan yaitu

bagaimana guru melibatkan siswa agar terjadi proses belajar yang efektif untuk

mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Hal ini menuntut guru untuk lebih kreatif

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan

disajikan kepada siswa.

Pada proses pembelajaran matematika selama ini umumnya guru lebih

mendominasi proses pembelajaran yaitu guru menyampaikan materi dengan

metode ceramah sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat dan mengerjakan

soal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini akan mematikan

kreativitas siswa sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika

SMP Negeri 15 mataram bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

1

Page 2: skripsi pendidikan maematika

belajar mengajar masih rendah, walaupun ada sebagian kecil siswa yang aktif

dalam menanggapi apa yang disampaikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran

masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang memiliki kesempatan untuk

mengembangkan sendiri konsep-konsep matematika yang ada. Kesempatan

diskusi di kelas pun jarang dilakukan sehingga siswa kurang terbiasa untuk

mengemukakan pendapatnya. Hal ini menyebabkan matematika tidak menarik

sehingga mengurangi antusias siswa untuk belajar matematika yang berdampak

pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi matematika

SMP Negeri 15 diperoleh informasi bahwa nilai standar ketuntasan belajar

matematika siswa adalah 60. Selain itu juga diperoleh informasi bahwa nilai

matematika siswa pada beberapa kelas VII semester I tahun pelajaran

2007/2008 masih berada di bawah nilai standar ketuntasan. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1: Daftar nilai MID semester kelas VII semester I tahun pelajaran 2007/2008

No Kelas Nilai rata-rata kelas1 VII.A 60,432 VII.B 61,763 VII.C 50,764 VII.D 47,61

(Sumber: Daftar nilai guru kelas VII SMPN 15 Mataram)

Berdasarkan data pada tabel 1.1 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas

VII.D adalah 47,61. Dari observasi awal yang dilakukan di kelas VII.D

2

Page 3: skripsi pendidikan maematika

diketahui bahwa rendahnya prestasi belajar siswa ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam menanggapi materi yang disampaikan

oleh guru. Siswa malu bertanya pada guru walaupun ada materi yang belum

dimengerti.

2. Kemampuan awal siswa yang masih rendah. Sebagian besar siswa kurang

menguasai pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti

pelajaran berikutnya.

3. Kemampuan siswa untuk mengingat materi yang telah dipelajari masih

kurang.

4. Kemampuan siswa dalam menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal

masih sebatas kemampuan menerapkan rumus ke dalam penyelesaian soal

persis seperti contoh yang telah diberikan oleh guru, sedangkan jika

menghadapi aplikasi soal siswa masih mengalami kesulitan.

5. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru lebih mendominasi proses

pembelajaran yaitu guru aktif menyampaikan materi kemudian memberikan

contoh dan latihan sedangkan siswa duduk mendengar, mencatat, menghafal

dan bekerja di tempat duduk masing-masing

Dari hasil observasi, juga terlihat adanya potensi siswa berpotensi aktif

dalam pembelajaran matematika. Potensi tersebut dapat dikembangkan dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif, lebih

berpartisipasi serta mampu berinteraksi satu sama lain dalam pembelajaran.

3

Page 4: skripsi pendidikan maematika

Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang tepat bagi guru. Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran MMP

(Missouri Mathematics Project). Model pembelajaran MMP memberikan

kesempatan kepada siswa dan guru secara bersama-sama proaktif di dalam

proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran MMP, guru

sebagai fasilitator sedangkan siswa aktif dalam menemukan sendiri suatu

konsep, sehingga konsep tersebut mudah dipahami dan bertahan lama dalam

ingatan siswa dan siswa akan lebih mampu mentransfer pengetahuaannya ke

dalam pemecahan masalah. Setelah itu siswa secara kooperatif mengerjakan

latihan-latihan, dimana di dalamnya siswa saling membantu dalam menguasai

bahan ajar, karena siswa akan lebih percaya diri untuk bertanya atau

menyampaikan pendapatnya. Selanjutnya latihan mandiri, dengan latihan

mandiri, siswa dapat mengukur sejauh mana pengetahuan atau kepahaman yang

mereka miliki.

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika

di kelas VII SMP Negeri 15 Mataram adalah himpunan. Materi himpunan

merupakan salah satu materi yang memiliki konsep yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya, sehinga memerlukan perencanaan yang baik yakni

ketepatan pengunaan model yang dipilih oleh guru, agar siswa berperan aktif

dan dapat menarik minat siswa. Penerapan model pembelajaran MMP

menempatkan siswa tidak hanya menjadi objek semata tetapi juga menjadi

subyek yang aktif baik dalam diskusi kelompok maupun melalui latihan

4

Page 5: skripsi pendidikan maematika

mandiri. Untuk dapat berdiskusi dengan baik, siswa harus memiliki

pengetahuan tentang materi yang akan didiskusikan. Sehubungan dengan itu,

materi himpunan merupakan salah satu materi yang memiliki konsep berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa sudah memperoleh

gambaran awal tentang materi yang akan dibahas sehingga memungkinkan

siswa memiliki pengetahuan tentang materi yang akan didiskusikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan menerapkan model

pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Project) untuk meningkatkan

prestasi dan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan himpunan di kelas

VII.D SMP Negeri 15 mataram tahun pelajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran MMP dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada pokok bahasan himpunan di kelas VII.D SMP Negeri 15

Mataram tahun pelajaran 2007/2008?

2. Apakah penerapan model pembelajaran MMP dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada pokok bahasan himpunan di kelas VII.D SMP Negeri 15

Mataram tahun pelajaran 2007/2008?

5

Page 6: skripsi pendidikan maematika

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 15 Mataram

tahun pelajaran 2007/2008 pada pembelajaran pokok bahasan himpunan

melalui penerapan model pembelajaran MMP.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 15 Mataram

tahun pelajaran 2007/2008 pada pembelajaran pokok bahasan himpunan

melalui penerapan model pembelajaran MMP.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran MMP dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya,

melatih siswa untuk mengemukakan pendapat, menambah motivasi belajar,

pemahaman materi lebih mendalam, serta meningkatkan prestasi dan

aktivitas belajar siswa.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

dalam pemilihan model dan metode pembelajaran di sekolah sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

kepada pihak pengelola sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang

mendukung sistim pembelajaran yang telah ada.

6

Page 7: skripsi pendidikan maematika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesesorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2003: 2). Menurut Hamalik (2001: 27) belajar adalah

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu

mengalami.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individu maupun kelompok (Gie, 1995: 17).

Sedangkan menurut Nasrun Harahap dalam Djamarah (1994: 21) prestasi

adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa,

yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh

seseorang setelah mengalami proses belajar. Perubahan itu meliputi

perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan

7

Page 8: skripsi pendidikan maematika

pengetahuan (Slameto, 2004: 2). Sedangkan menurut Djamarah (1994: 23)

prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil penilaian pendidikan

seseorang secara akademik berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang

diperoleh dari suatu kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun

kelompok melalui proses belajar yang berupa angka atau nilai sesudah

penilaian pada suatu periode waktu tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu: (Ahmadi, 2004: 134)

a. Faktor internal, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa. Faktor ini

meliputi:

1). Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yng

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, dan lain-lain.

2). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri dari:

8

Page 9: skripsi pendidikan maematika

a). Faktor intelektual yang meliputi faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat, serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi

yang telah dimiliki.

b). Faktor non-intelektual yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan

penyesuaian diri.

3). Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar siswa. Faktor ini

meliputi:

1). Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, dan lingkungan kelompok.

2). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

3). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan

iklim.

4). Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam diri individu. Perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman

individu dalam belajar dan nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu

dalam berbuat dan bertindak (Djamarah, 1994: 22). Sedangkan menurut

Sardiman (2007: 100) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik

9

Page 10: skripsi pendidikan maematika

maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut harus selalu

berkaitan agar dapat membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

Paul B. Diederich dalam Sardiman (2007: 101) membagi kegiatan

belajar yang berlandaskan aktivitas dalam 8 kelompok, yaitu:

a) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memperhatikan demonstrasi , percobaaan, pekerjaan orang lain.

b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengelurkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

d) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

e) Drawing ativities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak.

g) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

10

Page 11: skripsi pendidikan maematika

h) Emotioanal activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Menurut Hamalik (2001: 170-171), pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri. Anak belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka

memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku

lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di

masyarakat.

Aktivitas masing-masing siswa dalam kegiatan belajar mengajar tentu

tidaklah sama. Hal ini banyak dipengaruhi kegiatan mengajar guru. Salah

satu ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari kadar aktivitas siswa

dalam belajar. Makin tinggi aktivitas belajar siswa, makin tinggi peluang

berhasilnya pengajaran. Ini berarti kegiatan guru mengajar harus

merangsang aktivitas belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah

suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar

berlangsung agar siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman,

keteerampilan dan aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan

keterampilannya agar bermakna. Aktivitas belajar siswa merupakan salah

satu faktor yang menunjang berhasilnya pengajaran. Sehingga guru harus

dapat memilih model dan metode pembelajaran yang mempu merangsang

aktivitas belajar siswa.

11

Page 12: skripsi pendidikan maematika

4. Model Pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Project)

Struktur pengajaran matematika (SPM) adalah kegiatan dalam proses

pembelajaran matematika, termasuk perincian waktunya. Komponen SPM

adalah sebagai berikut:

a) Pendahuluan

b) Pengembangan

c) Penerapan

d) penutup

Model di atas dapat dimodifikasi menjadi berbagai macam model

tergantung dari situasi yang memungkinkan siswa sungguh dapat belajar

lebih bermakna. Salah satu bentuk pengembangan dari SPM adalah model

pembelajaran Missouri Mathematics Product (MMP). Menurut Convey

dalam Krismanto (2003: 11), model pembelajaran MMP terdiri dari lima

langkah utama antara lain:

a. Pendahuluan (Review)

b. Pengembangan

c. Latihan terkontrol

d. Kerja mandiri (seatwork)

e. Penutup

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran MMP dijabarkan

sebagai berikut:

12

Page 13: skripsi pendidikan maematika

a. Pendahuluan/Review

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Apersepsi yaitu mengingatkan dan memperbaiki bekal siswa mengenai

pelajaran terdahulu terutama yang berkaitan dengan pelajaran hari ini,

ini dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyan tentang pengetahuan

yang menunjang pelajaran yang baru.

2) Motivasi yaitu usaha membangkitkan daya penggerak yang

mendorong siswa untuk melakukan kegiatan. Motivasi internal

diharapkan dikembangkan dalam proses belajar siswa.

3) Penjelasan tujuan pembelajaran dan sistimatika bahan. Disamping itu

pemahaman siswa akan tujuan manfaat bahan ajar akan lebih

meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Pengembangan

Pada tahap ini guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep

matematika terdahulu. Secara umum ada dua macam obyek yang

berkaitan dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu obyek langsung

dan obyek tak langsung. Obyek langsung berkaitan dengan fakta,

konsep, prinsip, dan skill matematika. Obyek tidak langsung berkaitan

dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, alih belajar

(transfer of learning), menyelidiki, kreatif, bersifat kritis, teliti, dan

pengembangan sikap positif lainnya. Pada tahap ini tujuan mulai

dikembangkan sesuai dengan kekhasan obyek pelajaran tersebut, dan

13

Page 14: skripsi pendidikan maematika

obyek tidak langsungnya menuntut pula kekhasan strategi

pengajarannya.

Fakta disampaikan dengan penjelasan tentang arti dari fakta itu.

Siswa dikatakan telah mengenal suatu fakta, bila ia dapat menuliskan

dan menggunakannya dalam berbagai situasi. Konsep dapat disajikan

dengan memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, sehingga

sampai pada akhirnya siswa dapat mendefinisikan contoh itu,

mendifinisikan contoh lebih bermakn jika gambaran awal sudah ada di

benak siswa tentang ciri-ciri konsep tersebut. Siswa dikatakan telah

memahami suatu konsep jika ia dapat membedakan contoh dan bukan

contoh dari konsep itu.

Prinsip dapat diajarkan dengan berbagai metode dan pendekatan,

misalnya diajarkan dengan metode penemuan terbimbing atau tanya

jawab sehingga siswa sendiri yang menemukan prinsip itu. Penjelasan

dan diskusi interaktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk

demonstrasi dengan contoh kongkrit yang sifatnya piktorial atau

simbolik.

c. Latihan terkontrol

Pada tahap ini siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil

guru mengamati dan membimbing siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.

Latihan terkontrol ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja dalam kelompok kerja yang kooperatif.

14

Page 15: skripsi pendidikan maematika

Sejalan dengan itu, Djamarah (2002: 99) menyatakan bahwa di

dalam diskusi kelompok proses belajar mengajar terjadi, dimana

interaksi dua individu atau lebih yang terlibat, saling tukar-menukar

pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat juga terjadi

semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Menurut

Kelman (1971) dalam Krismanto (2001: 11) menyatakan bahwa di

dalam kelompok terjadi saling pengaruh secara sosial. Pertama,

pengaruh itu dapat diterima seseorang karena ia memang berharap untuk

menerimanya. Yang kedua, memang ia ingin mengadopsi tingkah laku

atau meniru tingkah laku atau keberhasilan orang lain. Ketiga, karena

pengaruh itu kongruen dengan sikap atau nilai yang dimiliki.

Slavin (1991) dalam Krismanto (2001: 11) menyatakan bahwa

dalam belajar kooperatif, siswa bekerja dalam dalam kelompok saling

membantu untuk menguasai bahan ajar. Jadi jika siswa malu bertanya

kepada guru maka siswa bisa bertanya dalam diskusi dengan temannya

hal-hal yang belum dimengerti.

d. Seatwork

Guru memberikan soal latihan dan memberikan kesempatan siswa

untuk mengerjakan latihan secara individual.

e. Penutup

Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk membuat

rangkuman. Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

15

Page 16: skripsi pendidikan maematika

pertanyaan yang mengarahkan pada rangkuman. Sehubungan dengan

itu, Usman (1995: 92) menyatakan bahwa siswa perlu membuat

rangkuman agar siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna

serta esensi pokok persoalan yang baru saja dipelajari.

5. Konsep Himpunan

Materi pokok bahasan himpunan berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari: (Sujatmiko: 2005: 179-197)

1. Himpunan dan Notasinya

a) Pengertian Himpunan

b) Menyatakan Anggota Himpunan

2. Anggota Himpunan

3. Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta

a) Himpunan Kosong

b) Himpunan Semesta

4. Diagram Venn

5. Himpunan Bagian

a) Pengertian Himpunan Bagian

b) Menentukan Banyak Himpunan Bagian

6. Irisan dan Gabungan Dua Himpunan

a) Irisan Dua Himpunan

1) Pengertian Irisan Dua Himpunan

2) Menentukan Irisan dua Himpunan

16

Page 17: skripsi pendidikan maematika

b) Gabungan dua Himpunan

1) Pengertian Gabungan dua Himpunan

2) Menentukan Gabungan Dua Himpunan

7. Menyelesaikan masalah yang menggunakan Konsep Himpunan

6. Hubungan Materi dengan Model Pembelajaran MMP

Himpunan merupakan salah satu materi yang memiliki konsep yang

berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan antar konsep yang

satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Oleh karena itu memerlukan

perencanaan yang baik berupa ketepatan pemilihan model yang akan

digunakan agar dapat menarik minat siswa sehingga siswa dapat berperan

aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menerapkan model

MMP ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

kemampuannya untuk berpikir dan mengetahui proses memperoleh suatu

konsep atau prinsip dan memecahkan masalah. Dengan cara demikian siswa

akan terbiasa berpikir secara sistematis dan bertahap dari yang mudah

menuju yang sukar. Oleh karena itu melalui penerapan pembelajaran model

MMP ini tepat untuk mengarahkan siswa menuju kegiatan bermakna

sehingga konsep atau prinsip yang diperoleh sendiri oleh siswa dapat

bertahan lama dalam ingatan siwa sehingga mudah mentransfer

pengetahuaannya ke dalam pemecahan masalah.

Model pembelajaran MMP juga menempatkan siswa tidak hanya

menjadi obyek semata tetapi juga menjadi subyek yang aktif baik dalam

17

Page 18: skripsi pendidikan maematika

diskusi kelompok maupun melalui latihan mandiri. Untuk dapat berdiskusi

dengan baik, siswa harus memiliki pengetahuan tentang materi yang akan

didiskusikan. Sehubungan dengan itu, materi himpunan merupakan salah

satu materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga

siswa sudah memperoleh gambaran awal tentang materi yang akan dibahas

yang memungkinkan siswa memiliki pengetahuan tentang materi yang akan

didiskusikan.

Dalam diskusi kelompok yang kooperatif, siswa akan saling

membantu untuk menguasai bahan ajar, dan dengan adanya latihan mandiri

siswa dapat mengukur sejauh mana pengetahuan atau kepahaman yang

mereka miliki.

B. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran matematika di kelas VII.D SMP Negeri 15

Mataram, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru yaitu guru aktif

dalam menyampaikan materi kemudian memberikan contoh dan latihan

sedangkan siswa mendengar, mencatat dan mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru. Pembelajaran yang seperti ini kurang mampu merangsang

motivasi dan aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada rendahnya

prestasi belajar siswa. Himpunan merupakan salah satu materi yang

memiliki konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa

dan antar konsep yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan,

sehingga memerlukan perencanaan yang baik berupa ketepatan pemilihan

18

Page 19: skripsi pendidikan maematika

model yang akan digunakan agar dapat menarik minat siswa sehingga siswa

dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam penerapan model pembelajaran MMP guru berperan sebagai

fasilitator membantu siswa untuk menemukan dan memahami suatu konsep.

Karena konsep tersebut ditemukan oleh siswa sendiri maka siswa akan lebih

mengingat dan memahami konsep tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat

Bruner dan Kenney ( dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, 2004: 10) yang menyatakan bahwa hasil belajar dengan metode

penemuan terbimbing lebih mudah diingat oleh siswa dan selanjutnya

mengaplikasikannya dalam situasi-situasi yang sesuai. Sejalan dengan itu,

model MMP merupakan salah satu model pembelajaran yang penerapannya

dapat dikombinasikan dengan metode penemuan terbimbing. Oleh karena

itu pembelajaran model MMP ini tepat untuk mengarahkan siswa menuju

kegiatan belajar bermakna sehingga konsep atau prinsip yang diperoleh

sendiri oleh siswa dapat melekat lama dalam ingatan siswa sehingga siswa

mudah mentransfer pengetahuaanya ke dalam pemecahan masalah.

Dalam penerapan model pembelajaran MMP, siswa juga dilatih untuk

menyelesaikan soal-soal secara mandiri dan dalam kelompok yang

kooperatif. Dalam kelompok yang kooperatif, siswa akan saling membantu

untuk menguasai bahan ajar, karena siswa akan lebih percaya diri untuk

bertanya dan menyampaikan ide atau pendapatnya dan dengan adanya

latihan mandiri siswa dapat mengukur sejauh mana pengetahuan atau

19

Page 20: skripsi pendidikan maematika

kepahaman yang mereka miliki. Dengan demikian diduga dengan penerapan

pembelajaran MMP akan meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa

pada pokok bahasan himpunan.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis

penelitian ini adalah “ Prestasi dan aktivitas belajar matematika siswa kelas

VII.D SMP Negeri 15 Mataram tahun pelajaran 2007/2008 dapat meningkat

dengan menerapkan model pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Project)

pada pokok bahasan himpunan”.

20

Page 21: skripsi pendidikan maematika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar yang bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara

berkesinambungan (Aqib, 2006: 127).

B. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 mataram. Subyek penelitian

ini adalah guru matematika kelas VII.D, proses belajar mengajar dan siswa

kelas VII.D semester II tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 41 orang.

C. Faktor yang Diselidiki

Adapun faktor yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor siswa: prestasi dan aktivitas belajar matematika pada pokok bahasan

himpunan dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics

Project (MMP).

2. Faktor guru: aktivitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

dengan menerapkan MMP

21

Page 22: skripsi pendidikan maematika

D. Prosedur penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan 4 tahap prosedur

penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

(Arikunto, 2007: 70). Hal ini berdasarkan pada alokasi waktu belajar pokok

bahasan himpunan di SMPN 15 Mataram yaitu sebanyak 20 jam pelajaran.

Adapun pembagian materi dan evaluasi dalam tiap siklus dapat dilihat pada

tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1: Pembagian materi dan evaluasi untuk tiap siklus

No Siklus Pertemuan Sub Pokok Bahasan

1 1

I Himpunan dan notasinya Anggota himpunan

II Himpunan semesta Himpunan kosong

III Diagram venn

IV Evaluasi siklus 1

2 2

V Pengertian himpunan bagian Menentukan banyak himpunan bagian

VI Pengertian irisan dua himpunan Menentukan irisan dua himpunan

VII Evaluasi siklus 2

3 3VIII

Pengertian gabungan dua himpunan Menentukan gabungan dua himpunan Menyelesaikan masalah yang menggunakan

konsep himpunanIX Evaluasi siklus 3

Adapun tahapan-tahapan dalam tiap-tiap siklus adalah:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

22

Page 23: skripsi pendidikan maematika

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran MMP.

b. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) dan soal-soal latihan untuk

melibatkan siswa secara lebih optimal dalam proses pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi, untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru

dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Membuat alat evaluasi.

e. Merencanakan analisa hasil evaluasi dan hasil observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap-tahap

pelaksanaan tindakan ini adalah:

a. Pendahuluan

1) Mensosialisasikan pada siswa mengenai model pembelajaran MMP

yang akan digunakan dengan tujuan siswa cepat memahaminya.

2) Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai.

3) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5

orang siswa, dimana susunan anggota kelompok telah ditentukan

terlebih dahulu dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa

yang heterogen.

4) Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.

23

Page 24: skripsi pendidikan maematika

b. Pengembangan

Pada tahap ini guru menggunakan metode penemuan terbimbing dengan

dua cara yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan atau dengan menggunakan

LKS tergantung karakteristik sub pokok bahasan.

a) Penemuan terbimbing dengan mengunakan pertanyaan-pertanyaan

b) Penemuan terbimbing dengan mengguanakan LKS

1) Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk

mendiskusikan konsep/prinsip/hubungan yang akan ditemukan

sehubungan dengan materi yang akan dipelajari, sambil memberi

penekanan bahwa mereka akan ditunjuk secara acak untuk

menyampaikan hasil kerjanya.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi

dalam kelompoknya, sambil membimbing dan mengarahkan

siswa selama jalannya diskusi serta mengawasi dan

mengendalikan situasi kelas agar kegiatan diskusi berjalan

dengan baik.

3) Setelah ditemukan konsep/prinsip/hubungan yang terkandung

pada materi yang dipelajari, kemudian guru menunjuk secara

acak salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil kerja

kelompoknya dan mempersilahkan kelompok lain untuk

menanggapi dan membandingkan hasil diskusi mereka.

24

Page 25: skripsi pendidikan maematika

4) Guru menyamakan persepsi siswa tentang

konsep/prinsip/hubungan yang telah ditemukan serta

memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

c. Latihan Terkontrol

1) Guru memberikan soal latihan kepada masing-masing kelompok

yang berkaitan dengan konsep/prinsip/hubungan yang telah

ditemukan.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan

soal tersebut dengan kelompoknya, sambil membimbing dan

mengarahkan siswa selama jalannya diskusi serta mengawasi dan

mengendalikan situasi kelas.

3) Guru menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk

menyampaikan jawaban mereka dan mempersilahkan kelompok lain

untuk menanggapi dan membandingkan jawaban mereka.

4) Guru memberikan penilaian dari jawaban siswa dan menyampaikan

jawaban sebenarnya.

d. Kerja Mandiri (seatwork)

Guru memberikan soal latihan dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan latihan secara individual.

e. Penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

25

Page 26: skripsi pendidikan maematika

2) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

3. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan akan diadakan observasi, dalam

observasi ini akan diamati kegiatan guru dan aktivitas siswa yang tampak

selama kegiatan pembelajaran serta apakah kegiatan pembelajaran telah

dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Semua

aktivitas tersebut akan dicatat dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

4. Evaluasi-Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan

memberikan tes hasil belajar berbentuk soal uraian (essay). Menurut

Suherman (2001: 67) tes essay adalah tes kemajuan belajar yang

memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan. Tes ini dibuat dengan

tujuan agar siswa mengungkapkan pikirannya ke dalam suatu kerangka yang

terstruktur, menguraikan hubungan, dan mempertahankan pendapat secara

tertulis.

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Dari

hasil observasi dan evaluasi pada siklus I guru mengidentifikasikan

kesalahan dan kekurangan, menganalisis penyebab kekurangan dan

26

Page 27: skripsi pendidikan maematika

merefleksi diri untuk melakukan persiapan menyusun tindakan perbaikan

untuk melaksanakan siklus II. Tindakan yang sama juga dilakukan untuk

siklus II dan III.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berasal dari siswa kelas VII.D dan guru

mata pelajaran matematika SMP Negeri 15 Mataram (dalam hal ini gurunya

adalah peneliti).

2. Jenis Data

Jenis data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang

terdiri dari:

a. Data aktivitas belajar siswa.

b. Data aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan kelas.

c. Data hasil evaluasi belajar siswa.

3. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data pada penelitian ini yang dilakukan peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Data hasil evaluasi belajar siswa diambil dengan memberikan tes kepada

siswa pada akhir tiap siklus.

b. Data aktivitas siswa dalam kelas diambil dengan menggunakan lembar

observasi pada tiap pertemuan.

27

Page 28: skripsi pendidikan maematika

c. Data aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan kelas diambil dengan

menggunakan lembar observasi pada tiap pertemuan.

F. Analisis Data

1. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara berikut:

a. Menentukan skor yang diperoleh siswa, skor setiap individu tergantung

banyaknya perilaku yang diperoleh siswa dari sejumlah indikator yang

diambil.

Indikator perilaku siswa yang diamati pada penelitian ini adalah:

1) Antusiasme siswa dalam mengikutu pembelajaran.

2) Interaksi siswa dengan guru.

3) Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok.

4) Aktivitas siswa dalam mengerjakan latihan soal.

5) Aktivitas siswa dalam kegiatan penemuan terbimbing

6) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar.

Setiap indikator mempunyai tiga deskriptor, adapun cara penskorannya

dengan cara 1 diberikan jika deskriptor tampak, dan skor 0 diberikan

jika deskriptor tidak tampak. Maka rata-rata skor minimal dan

maksimal aktivitas belajar siswa masing-masing 0 dan 18.

Dimana:

28

Page 29: skripsi pendidikan maematika

X = skor rata-rata aktivitas belajar siswa

= jumlah skor seluruh siswa

n = banyaknya siswa

b. Data tentang aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif kwalitatif

dengan menggunakan skor 1 dan 0, jumlah yang diamati adalah 6

indikator dengan skor masing-masing indikator adalah 3, maka skor

maksimal yang akan diperoleh siswa adalah 18 dan skor minimal yang

mungkin adalah 0.

c. Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan Mi (Mean ideal) dan

SDi (standar deviasi ideal).

(skor maksimal + skor minimal)

(skor maksimal + skor minimal)

Berdasarkan skor standar, maka kriteria untuk menentukan

aktivitas belajar siswa (Nurkencana dan Sunarta, 1990: 103) dijabarkan

pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2: Pedoman kriteria aktivitas siswaInterval Nilai Kategori

+1,5 3 Sangat aktif

+0,5 1,5 Aktif

- 0,5 0,5 Cukup aktif

- 1,5 - 0,5 Kurang aktif

- 3 - 1,5 Sangat kurang aktif

29

Page 30: skripsi pendidikan maematika

2. Data Aktivitas Guru

Penilaian aktivitas guru dilakukan melalui observasi langsung

(directed observation), dimana seorang guru yang sedang mengajar

diobservasi langsung oleh observer (pengamat) dan observer berada

bersama-sama guru dan siswa di dalam kelas. Sedangkan data mengenai

aktivitas guru diambil menggunakan lembar observasi berupa activity check

list.

Adapun indikator aktivitas guru yang diobservasi dalam penelitian ini

adalah:

a. Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa.

b. Membimbing siswa dalam kegiatan penemuan

c. Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusif.

d. Pendampingan siswa dalam diskusi kelompok.

e. Mengakhiri pembelajaran.

3. Data Prestasi Belajar siswa

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes belajar

akan dianalisis secara deskriptif, yaitu menentukan nilai rata-rata hasil tes.

Analisis untuk mengetahui hasil tes belajar dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

30

Page 31: skripsi pendidikan maematika

M = Skor rata-rata hasil belajar siswa

= Skor ke-I, dengan i = 1, 2, 3, …,n

n = Banyaknya siswa

Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila terdapat

peningkatan rata-rata dari skor berikutnya (Depdikbud, 1994: 2). Terjadi

atau tidaknya peningkatan skor rata-rata siswa secara signifikan dapat

dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

dengan ;

Dimana:

= Beda tiap pasangan

= Rata-rata selisih

= Nilai siswa siklus sebelumnya

= Nilai siswa silkus sesudahnya

= Simpangan baku

n = Banyaknya siswa di kelas

dk = Derajat kebebasan

= 0,05

= Rata-rata nilai pada siklus sesudahnya sama dengan rata-rata nilai

pada siklus sebelumnya.

= Rata-rata nilai sesudahnya lebih besar dari rata-rata nilai sebelumnya

Terima jika dimana didapat dari distribusi t dengan peluang

(1-α) dan dk = (n-1). Dalam hal lainnya ditolak (Sudjana, 2002: 210,

242).

31

Page 32: skripsi pendidikan maematika

G. Indikator Kerja

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1. Aktivitas belajar siswa dikatakan telah meningkat jika berkategori aktif dan

rata-rata skor siklus sesudahnya mengalami peningkatan dari rata-rata skor

sebelumnya.

2. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat jika rata-rata kelas siklus

sesudahnya mengalami peningkatan secara signifikan dari rata-rata kelas

siklus sebelumnya dan nilai rata-rata minimal 65.

3. Proses belajar mengajar yang merupakan penerapan model pembelajaran

MMP dikatakan telah optimal jika skor aktivitas guru minimal 80%.

32

Page 33: skripsi pendidikan maematika

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data-data yang sudah diperoleh dari hasil observasi dan hasil evaluasi pada

setiap siklus yang sudah direncanakan akan dianalisis dengan metode dan rumus

yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun hasil setiap siklus adalah sebagai

berikut:

1) Siklus I

Pembelajaran pada siklus I berlangsung dalam 3 pertemuan.

Pertemuan I berlangsung selama 3 x 40 menit, sedangkan pertemuan II dan

pertemuan III berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan evaluasi

berlangsung selama 40 menit pada pertemuan IV. Materi yang dibahas pada

siklus I adalah himpunan dan notasinya, anggota himpuanan, himpunan

kosong dan himpunan semesta, dan diagram venn.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I (lampiran 1.1)

2) Menyiapkan LKS siklus I (lampiran 1.2)

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 1.3)

4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 1.4)

5) Menyusun kisi-kisi soal evaluasi siklus I (lampiran 1.5)

33

Page 34: skripsi pendidikan maematika

6) Menyusun soal evaluasi belajar siswa (lampiran 1.6)

7) Menyiapkan pedoman penskoran soal evaluasi siklus I (lampiran 1.7)

8) Membentuk 10 kelompok diskusi belajar siswa berdasarkan hasil ujian

MID semester siswa dan keterangan dari guru dengan anggota kelompok

yang heterogen (lampiran 5)

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah direncanakan melalui model pembelajaran MMP. Model

pembelajaran MMP yang dilaksanakan terdiri dari 5 tahap yaitu

pendahuluan, pengembangan, latihan terkontrol, kerja mandiri (seatwork),

dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru menyampaikan dan menjelaskan

model pembelajaran yang akan digunakan, memberikan motivasi dan

apersepi mengenai materi prasyarat yang dikaitkan dengan materi yang akan

dibahas, serta kaitan pelajaran yang akan dipelajari dengan kehidupan

sehari-hari, misalnya dengan meminta siswa memperhatikan kumpulan

benda-benda yang ada di kelas, di rumah, dan sebagainya.

Pada tahap pengembangan guru menggunakan metode penemuan

terbimbing untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat

mempergunakan idenya, konsep serta pengetahuan yang telah dimiliki untuk

menemukan suatu konsep baru. Pada tahap ini guru membimbing siswa

dengan LKS atau dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

34

Page 35: skripsi pendidikan maematika

membantu mengarahkan siswa untuk menemukan sifat, konsep atau rumus.

Pada pertemuan pertama guru menggunakan LKS yang dikerjakan secara

berkelompok dan serangkaian pertanyaan untuk membantu siswa

menemukan konsep pengertian himpunan dan notasinya, serta anggota

himpunan. Pada pertemuan kedua dan ketiga guru membimbing siswa

menemukan konsep baru dengan menggunakan LKS yang dikerjakan secara

berkelompok. Selanjutnya guru menyamakan persepsi siswa tentang konsep

yang telah ditemukan.

Pada tahap latihan terkontrol, siswa diberikan tugas untuk

mengerjakan LKS secara berkelompok untuk menyelesaikan soal-soal yang

berkaitan dengan konsep yang telah ditemukan. Kemudian guru menunjuk

secara acak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

Selanjutnya pada tahap seatwork, guru memberikan soal latihan

mandiri kepada siswa, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana

kepahaman siswa tentang konsep yang telah dipelajari. Pada tahap penutup

guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah berdiskusi

dengan baik dan yang telah mengerjakan soal latihan dengan baik.

Selanjutnya guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar dan

memberikan penekanan konsep materi yang telah dipelajari. Sebelum

pembelajaran diakhiri guru memberikan PR kepada siswa dan meminta

35

Page 36: skripsi pendidikan maematika

siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya.

c. Observasi

1) Hasil observasi aktivitas belajar siswa

Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dilakukan observasi oleh

observer. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa (lampiran 1.4)

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I

No IndikatorPertemuan

I II III1 Antusiasme siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran2,63 2,83 2,81

2 Interaksi siswa dengan guru 1,51 1,51 1,733 Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok 1,39 1,42 1,464 Aktivitas siswa dalam mengerjakan latihan

soal1,98 1,56 1,98

5 Aktivitas siswa dalam kegiatan penemuan terbimbing

0,80 1,17 1,24

6 Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

1,15 1,34 1,46

Jumlah 9,46 9,83 10,68Jumlah siswa 41 41 41

Rata-rata siklus I 9,99Katagori CUKUP AKTIF

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata

skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 9,99 dengan katagori

cukup aktif.

36

Page 37: skripsi pendidikan maematika

Hasil observasi aktivitas belajar siswa (lampiran 1.4) selama

proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat bahwa aktivitas belajar

siswa yang sudah terlaksana dengan baik adalah antusiasme siswa dalam

mengikuti pembelajaran dan aktivitas siswa dalam mengerjakan latihan

soal. Selain itu, terdapat beberapa kekurangan yang terdapat pada siklus

I, yaitu:

a) Masih ada kelompok yang tidak bisa mengikuti petunjuk dalam

mengerjakan LKS, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih banyak.

b) Beberapa kelompok kurang aktif dalam berdiskusi yang disebabkan

karena kurang kerjasama antar anggota kelompok.

c) Interaksi siswa dengan guru kurang, beberapa siswa masih malu

bertanya kepada guru walaupun ada materi yang kurang dimengerti.

d) Beberapa siswa kurang memahami materi prasyarat seperti materi

bilangan bulat.

e) Beberapa siswa kurang cocok dengan anggota kelompoknya.

2) Hasil observasi kegiatan guru

Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 1.3),

ketercapaian indikator aktivitas guru sebesar 93,33 %. Walaupun telah

berkategori optimal, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat

beberapa kekurangan-kekurangan, yaitu:

a) Guru kurang mampu menciptakan suasana yang menarik perhatian

siswa.

37

Page 38: skripsi pendidikan maematika

b) Guru kurang menegaskan batas waktu kegiatan sehingga

penggunaan waktu kurang efektif.

c) Guru kurang menekankan agar siswa saling membantu antar sesama

anggota kelompoknya.

d. Evaluasi-Refleksi

Evaluasi dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan keempat.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami dengan

baik materi yang telah diajarkan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa

digunakan tes dalam bentuk essay sebanyak 3 soal (lampiran1.6) dengan

alokasi waktu 40 menit.

Tabel 4.2 ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus I

Nilai tertinggi 87Nilai terendah 20Banyak siswa yang mengikuti evaluasi 41Rata-rata kelas 46,59

Dari hasil analisis siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa 46,59 dengan

nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 20. Hasil yang diperoleh pada siklus I

tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan pengamat, terdapat

kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi demi perbaikan dan kemajuan

hasil belajar pada siklus II (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

1.8). Perbaikan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II:

1) Guru merubah susunan anggota kelompok.

38

Page 39: skripsi pendidikan maematika

2) Guru memberikan panduan tentang cara mengerjakan LKS sebelum

diskusi dimulai.

3) Guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari di

siklus I karena akan tetap digunakan dalam pembelajaran.

4) Guru memotivasi siswa agar tidak malu bertanya kepada guru apabila

ada hal-hal yang belum dimengerti.

5) Guru memotivasi siswa supaya saling membantu antar anggota

kelompoknya dan meminta siswa yang sudah mengerti agar membantu

menjelaskan kepada temannya yang belum mengerti.

6) Guru menjelaskan tugas dan batas waktu kegiatan, agar kegiatan dapat

selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

7) Guru berusaha untuk menciptakan suasana yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa dan mampu mengendalikan kondisi yang

dapat mengganggu proses pembelajaran seperti mendatangi siswa yang

ribut dan menanyakan sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi

yang diajarkan.

2. Siklus II

Pelaksanan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I,

tetapi pada siklus II dilakukan perbaikan dari beberapa kekurangan pada

siklus I, dimana perbaikannya sesuai dengan hasil refleksi siklus I.

pembelajaran pada siklus II berlangsung dalam 2 pertemuan. Materi yang

dibahas pada siklus II adalah himpunan bagian dan irisan dua himpunan.

39

Page 40: skripsi pendidikan maematika

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II (lampiran 2.1)

2) Menyiapkan LKS siklus II (lampiran 2.2)

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 2.3)

4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 2.4)

5) Menyusun kisi-kisi soal evaluasi siklus I (lampiran 2.5)

6) Menyusun soal evaluasi belajar siswa (lampiran 2.6)

7) Menyiapkan pedoman penskoran soal evaluasi siklus II (lampiran 2.7)

8) Membentuk 10 kelompok diskusi belajar siswa yang baru (lampiran 6)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Siklus II dilaksanakan

dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Sebelum

membahas materi baru, guru terlebih dahulu mengingatkan siswa tentang

materi yang telah dipelajari pada siklus I dan materi prasyarat yaitu materi

bilangan bulat. Hal ini bertujuan untuk lebih memfokuskan siswa dalam

menerima materi selanjutnya.

Pada siklus ini juga guru membentuk kelompok yang baru sehingga

siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya pada siklus I dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tahap pengembangan guru

menggunakan LKS dan serangkaian pertanyaan untuk membantu siswa

40

Page 41: skripsi pendidikan maematika

dalam menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan. Sedangkan pada

latihan terkontrol siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

c. Observasi

1) Hasil observasi aktivitas belajar siswa

Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II (lampiran

2.4) diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II

No IndikatorPertemuanI II

1Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

2,78 2,93

2 Interaksi siswa dengan guru 2,03 2,143 Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok 1,34 1,684 Aktivitas siswa dalam mengerjakan latihan soal 1,78 2,07

5Aktivitas siswa dalam kegiatan penemuan terbimbing

1,32 1,27

6Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

1,73 1,76

Jumlah 10,98 11,85Jumlah siswa 41 41

Rata-rata siklus II 11,42Katagori AKTIF

Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar

siswa siklus II adalah 11,42 dengan katagori aktif. Jika dibandingkan

dengan rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 9,99 dengan

katagori cukup aktif, maka hal tersebut menunjukkan adanya

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terjadi karena siswa mulai

memahami langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan. Hal ini

41

Page 42: skripsi pendidikan maematika

terlihat dari antusiasme dan kerjasama siswa dalam melaksanakan

diskusi mulai meningkat dari siklus sebelumnya. Siswa sudah mulai

berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya kepada guru.

Selain itu, terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang ada

pada siklus II (lampiran 2.4), yaitu:

a) Beberapa siswa hanya mengandalkan hasil kerja dari teman

sekelompoknya saja, tanpa ikut berdiskusi secara maksimal.

b) Pada saat presentasi hasil diskusi kelompok (pada latihan terkontrol)

sebagian siswa kurang menaggapi dan memperhatikan kelompok

yang sedang presentasi.

2) Hasil observasi kegiatan guru

Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 2.3),

ketercapaian indikator aktivitas guru sebesar 100%. Walaupun telah

berkatagori optimal, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat

beberapa kekurangan-kekurangan, yaitu:

a) Guru terlalu cepat menjelaskan materi.

d. Evaluasi-Refleksi

Evaluasi belajar siswa dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Evaluasi

dilakukan dengan memberikan soal sebanyak 2 soal dalam bentuk essay

(lampiran 2.6). Data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

42

Page 43: skripsi pendidikan maematika

Tabel 4.4 ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus II

Nilai tertinggi 100Nilai terendah 26Banyak siswa yang mengikuti evaluasi 41Rata-rata kelas 63,51

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang

diperoleh pada siklus II adalah 63,51. Rata-rata ini mengalami peningkatan

dari siklus I yaitu 46,59 menjadi 63,51. Setelah dianalisis dengan uji t,

diperoleh nilai = 6,44 dengan peluang ( 1 - ) = 0,95 ; dk = 40 ; dari

daftar distribusi t diperoleh t0,95 = 1,68. Aturan untuk menguji adalah tolak

H0 jika yang berarti rata-rata nilai siswa pada siklus II

mengalami peningkatan secara signifikan dari rata-rata nilai siklus I (hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.9). Walaupun nilai siswa

mengalami peningkatan secara signifikan pada siklus II, tetapi pada proses

pembelajaran siklus II masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu

diperbaiki.

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan observer, terdapat

kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi demi perbaikan dan kemajuan

hasil pada siklus II (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.8).

perbaikan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II:

1) Guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari di

siklus I karena akan tetap digunakan dalam pembelajaran.

43

Page 44: skripsi pendidikan maematika

2) Guru menekankan agar siswa mencoba mengerjakan soal latihan yang

diberikan bukan hanya menyalin jawaban temannya dan memperbaiki

jawaban yang masih salah.

3) Guru lebih memperhatikan kemampuan siswa dalam menerima dan

mencerna penjelasannya.

4) Guru memotivasi siswa agar memperhatikan dan memberi tanggapan

kepada kelompok yang presentasi.

3. Siklus III

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II (lampiran 3.1)

2) Menyiapkan LKS siklus II (lampiran 3.2)

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 3.3)

4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 3.4)

5) Menyusun kisi-kisi soal evaluasi siklus I (lampiran 3.5)

6) Menyusun soal evaluasi belajar siswa (lampiran 3.6)

7) Menyiapkan pedoman penskoran soal evaluasi siklus III (lampiran 3.7)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III dilaksanakan berdasarkan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Siklus III

dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus II

berdasarkan hasil refleksi siklus II.

44

Page 45: skripsi pendidikan maematika

c. Observasi

1) Hasil observasi aktivitas belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data aktivitas belajar siswa

siklus III (lampiran 3.4) sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus III

No IndikatorPertemuan

I

1Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

2,93

2 Interaksi siswa dengan guru 2,203 Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok 1,734 Aktivitas siswa dalam mengerjakan latihan soal 2,02

5Aktivitas siswa dalam kegiatan penemuan terbimbing

1,59

6Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

1,73

Jumlah 12,20Jumlah Siswa 41

Rata-rata siklus III 12,20Katagori AKTIF

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas

belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus II yaitu

11,42 menjadi 12,20. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, berarti

aktivitas belajar siswa pada siklus III berkatagori aktif. Dari hasil

observasi kegiatan belajar mengajar, aktivitas belajar siswa pada siklus

II dapat ditingkatkan pada siklus III.

45

Page 46: skripsi pendidikan maematika

2) Hasil observasi kegiatan guru

Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru (lampiran 3.3),

ketercapaian indikator aktivitas guru sebesar 100%.

d. Evaluasi-Refleksi

Evaluasi belajar siswa dilaksanakan pada pertemuan kedua. Evaluasi

dilakukan dengan memberikan soal sebanyak 2 soal dalam bentuk essay

(lampiran 3.6). Data hasil evaluasi siklus III dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Ringkasan hasil evaluasi siklus III

Nilai tertinggi 100Nilai terendah 55Banyak siswa yang mengikuti evaluasi 41Rata-rata kelas 69,46

Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang

diperoleh pada siklus III adalah 69,46. Rata-rata ini mengalami peningkatan

dari siklus II yaitu dari 63,51 menjadi 69,46. Setelah dianalisis dengan uji t

didapat nilai = 3,74 dengan peluang ( 1 - ) = 0,95 ; dk = 40, dari

daftar distribusi didapat t0,95 = 1,68. Aturan untuk menguji adalah tolak H0

jika yang berarti rata-rata skor siswa pada siklus III mengalami

peningkatan secara signifikan dari rata-rata nilai siklus II (hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.8).

B. Pembahasan

46

Page 47: skripsi pendidikan maematika

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa pada pokok

bahasan himpunan dengan menerapkan model pembelajaran MMP. Penelitian ini

dilaksanakan dalam tiga siklus. Ringkasan hasil analisis observasi aktivitas dan

prestasi belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7 Ringkasan hasil observasi aktivitas dan prestasi belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III

Siklus Pertemuan

AktivitasRata-Rata

Nilai Tes

Peningkatan Rata-Rata Nilai Tes

SkorRata-Rata Skor

Katagori

1

I 9,469,99

Cukup Aktif 46,59 -

II 9,83III 10,68IV Evaluasi siklus I

2I 10,98

11,42 Aktif63,51 SignifikanII 11,85

III Evaluasi siklus II

3I 12,20 12,20 Aktif

69,46 SignifikanII Evaluasi siklus III

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan aktivitas belajar siswa termasuk

katagori cukup aktif dengan rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 9,99.

Sedangkan rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus I adalah sebesar

46,59. Rendahnya rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus I karena siswa

belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran MMP yang mengarahkan

siswa untuk mengemukakan gagasan yang dimiliki melalui LKS maupun

47

Page 48: skripsi pendidikan maematika

mengungkapkannya langsung kepada guru. Sehingga aktivitas dan penguasaan

konsep masih kurang. Hal ini dikarenakan siswa cenderung diam dan malu untuk

bertanya pada guru maupun temannya yang sudah benar menjawab LKS jika

mereka mengalami kesulitan dalam menjawab LKS. Selain itu, beberapa siswa

kurang cocok dengan anggota kelompoknya. Hal ini menyebabkan diskusi dalam

kelompok kurang berjalan seperti yang direncanakan. Sebagian besar siswa juga

kurang menguasai materi prasyarat seperti materi bilangan bulat yang sudah

mereka pelajari di semester I, sehingga siswa tersebut kesulitan untuk

menemukan dan mengembangkan konsep baru.

Pada siklus I guru kurang menekankan siswa supaya saling membantu antar

sesama anggota kelompoknya sehingga beberapa kelompok kurang aktif dalam

berdiskusi. Selain itu juga guru kurang menjelaskan batas waktu kegiatan,

sehingga waktu untuk diskusi kelompok dan latihan mandiri tidak sesuai dengan

yang direncanakan. Akibatnya tidak semua soal pada latihan mandiri dapat

diselesaikan. Guru juga kurang mampu menciptakan kondisi yang menarik bagi

siswa terutama pada pertemuan pertama yang menyebabkan konsentrasi siswa

tidak terfokus pada proses belajar mengajar.

Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan seperti pada siklus I, tetapi

guru melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang

ditemukan pada siklus I. Pada siklus II guru lebih memberikan penekanan pada

materi yang belum dikuasai siswa dengan menanyakan kembali materi yang

sudah mereka dapatkan pada siklus I serta memberikan pemahaman kepada siswa

48

Page 49: skripsi pendidikan maematika

tentang materi prasyarat seperti bilangan bulat, sehingga siswa akan lebih mudah

dalam menemukan konsep baru serta dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk saling membantu

antar sesamanya atau langsung bertanya kepada guru bila ada hal-hal yang belum

dimengerti dalam menyelesaikan LKS.

Selain itu guru berusaha untuk menciptakan suasana yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa dan mengendalikan kondisi yang dapat mengganggu

proses pembelajaran seperti mendatangi siswa yang ribut dan menanyakan sejauh

mana pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Guru juga selalu

mengingatkan tugas dan batas waktu kegiatan sehingga kegiatan dapat berjalan

seperti yang direncanakan.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II diperoleh bahwa

rata-rata skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu

dari 9,99 menjadi 11,42 dengan katagori aktif. Hal ini terjadi karena siswa mulai

terbiasa dengan langkah-langkah pemebelajaran yang diterapkan. Ini terlihat dari

antusias dan kerjasama siswa mulai meningkat dari siklus sebelumnya. Siswa

sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya dan menanyakan materi atau

hal-hal yang kurang dimengerti dari penjelasan yang diberikan oleh guru.

Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa

63,51. Rata-rata ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dari

46,59 menjadi 63,51. Setelah dianalisis dengan uji t, diperoleh nilai = 6,44

49

Page 50: skripsi pendidikan maematika

dengan peluang ( 1 - ) = 0,95 ; dk = 40 ; dari daftar distribusi t diperoleh t0,95 =

1,68. Aturan untuk menguji adalah tolak H0 jika yang berarti rata-rata

nilai siswa pada siklus II mengalami peningkatan secara signifikan dari rata-rata

nilai siklus I.

Pelaksanaan pembelajaran siklus III dilakukan dengan perbaikan siklus II.

Pada siklus III guru lebih memperhatikan siswa yang masih kesulitan dalam

menerima materi pelajaran serta meminta supaya siswa yang sudah mengerti

untuk membantu temannya yang masih kesulitan. Guru juga memotivasi siswa

untuk berani mengemukakan gagasan yang mereka miliki dan memberikan

tanggapan atas pendapat temannya baik pada saat diskusi berlangsung maupun

saat presentasi hasil diskusi.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus III diperoleh

bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus II.

Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus III adalah 12,20 dengan katagori aktif.

Dari hasil evaluasi siklus III diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa

69,46. Rata-rata ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dari

63,51menjadi 69,46. Setelah dianalisis dengan uji t, diperoleh nilai = 3,74

dengan peluang ( 1 - ) = 0,95 ; dk = 40 ; dari daftar distribusi t diperoleh t0,95 =

1,68. Aturan untuk menguji adalah tolak H0 jika yang berarti rata-rata

nilai siswa pada siklus III mengalami peningkatan secara signifikan dari rata-rata

nilai siklus II. Walaupun pada siklus III rata-rata nilai prestasi belajar siswa hanya

50

Page 51: skripsi pendidikan maematika

mencapai 69,46 tetapi penelitian tidak dilanjutkan ke siklus IV karena alokasi

waktu untuk pokok bahasan himpunan adalah 20 jam pelajaran, dimana dalam

penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus, sehingga jam pelajaran untuk pokok

bahasan himpunan telah habis.

Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

model MMP pada pokok bahasan himpunan dapat meningkatkan prestasi dan

aktivitas belajar siswa. Hal ini disebabkan karena dalam penerapan model

pembelajaran MMP, siswa belajar secara aktif untuk menemukan suatu konsep,

dimana hal itu menuntut siswa untuk berpikir dan menggunakan kemampuan

intelektualnya sehingga siswa merasakan pembelajaran yang bermakna bagi

dirinya. Karena siswa telah menguasai konsep dasar dari materi himpunan

tersebut sehingga siswa tidak kesulitan untuk menerapkannya dalam pemecahan

masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner dan Kenney ( dalam Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004: 10) yang menyatakan bahwa

hasil belajar dengan metode penemuan terbimbing lebih mudah diingat oleh siswa

dan selanjutnya mengaplikasikannya dalam situasi-situasi yang sesuai.

BAB V

51

Page 52: skripsi pendidikan maematika

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Project) pada

pembelajaran matematika pokok bahasan himpunan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 15 Mataram.

2. Penerapan model pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Project) pada

pembelajaran matematika pokok bahasan himpunan dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 15 Mataram.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru SMPN 15 Mataram diharapkan untuk menerapkan model

pembelajaran MMP dalam pembelajaran pokok bahasan himpunan.

2. Bagi mahasiswa atau pihak lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan

mencoba menerapkan model pembelajaran MMP pada pokok bahasan yang

lain, misalnya persamaan dan fungsi kuadrat.

52

Page 53: skripsi pendidikan maematika

3. Bagi peneliti diharapkan mengecek terlebih dahulu pemahaman siswa

terutama mengenai materi prasyarat yang akan digunakan untuk

mendiskusikan konsep yang baru.

53