skripsi pendidikan (100)

61
i PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI KELAS II SLTP NEGERI 1 DORO PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Rukhil Isnaini NIM 1314981106 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Transcript of skripsi pendidikan (100)

Page 1: skripsi pendidikan (100)

i

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN

PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

DI KELAS II SLTP NEGERI 1 DORO PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2003/2004

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rukhil Isnaini

NIM 1314981106

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Page 2: skripsi pendidikan (100)

ii

2004

Page 3: skripsi pendidikan (100)

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 25 Maret 2004

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto Drs. Suharso, M.Pd

NIP. 130515769 NIP. 131754158

Pembimbing I Angggota Penguji

Dra. Awalya, M.Pd 1. Drs. B. Purwanto, M.Pd

NIP. 131754159 NIP. 130515770

Pembimbing II

Rulita Hendriyani, S.Psi, M.Si 2. Dra. Awalya, M.Pd

NIP. 132255795 NIP. 131754159

3. Rulita Hendriyani, S.Psi, M.Si

NIP. 132255795

Page 4: skripsi pendidikan (100)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

The most beautiful side in life is an experience to strungle in life, idealistics and realistics in life without giving up in hopes and purposes and don’t forget to pray to Allah The All Mighty. Amien

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Bapak Munasir dan Ibu Surati tercinta

2. Mas Nasrumin, Nasrudin, Imam, Mbak

Afifah, Adik Fifi, dan Dik Ana yang

memberikan dukungan dan do’a.

3. IMM, FOSI, REM-FM, MBB dalam

perjuangan selalu semangat

4. Jamparing Kost, Muin, Kanthi, Teguh,

Arif, Vita, Sobirin, Untung, Mbak Erna

5. Saudara-saudaraku & anak-anakku di

SLTP N 3 Kedungwuni Pekalongan

Page 5: skripsi pendidikan (100)

v

PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi

karunia, rahmat, taufik dan hidayah-Nya hingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Layanan

Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar di kelas II SLTP Negeri 1 Doro

Pekalongan Tahun Pelajaran 2003/2004”.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan fenomena yang menunjukkan

kurangnya motivasi belajar pada siswa kelas II SLTP Negeri 1 Doro Pekalongan,

terlihat dari sikap siswa yang kurang menyenangi suatu pelajaran tertentu, sering

datang terlambat, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, acuh tak acuh

pada saat proses pelajaran berlangsung, anak belajar tanpa persiapan dan kurang

aktif dalam pembelajaran. Gejala rendahnya motivasi belajar ini diprediksikan,

berkaitan dengan persepsi siswa tentang layanan pembelajaran yang kurang baik.

Dalam penelitian diungkap secara empiris gejala-gejala tersebut dan pengaruhnya

terhadap motivasi belajarnya.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan

hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada yang terhormat :

1. Drs. A.T Sugito, SH., MM, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. Siswanto, Dekan FIP UNNES yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Suharso, M.Pd, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, FIP UNNES,

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

Page 6: skripsi pendidikan (100)

vi

4. Dra. Awalya, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

motivasi dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Rulita Hendriyani, S.Psi, M.Si Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam pelaksanaan ujian

skripsi.

7. Kepala Sekolah SLTP Negeri I Doro Pekalongan, berkenan memberi ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Para guru dan karyawan SLTP Negeri I Doro Pekalongan, berkenan memberi

bantuan informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian.

9. Siswa kelas II SLTP Negeri 1 Doro Pekalongan, yang bersedia menjadi

sampel penelitian.

10. Bapak Ibu tercinta, yang telah memberikan kasih sayang, rasa manis seperti

madu, dan doa seperti air yang mengalir tanpa henti dalam mendukung

penelitian, semoga Allah memberikan pahala yang sesuai.

11. Mas Nasrudin, Mas Nasrumin, Mas Imam, Mbak Afifah, Dik Fifi dan Dik

Ana yang setia selalu dalam memberikan doa dalam penelitian.

12. Rekan-rekan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca semua.

Semarang, Maret 2004

Penulis

Page 7: skripsi pendidikan (100)

vii

SARI

Rukhil Isnaini. 2004. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Layanan Pembelajaran

terhadap Motivasi Belajar di kelas II SLTP Negeri 1 Doro Pekalongan Tahun Pelajaran 2003/2004. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNNES.

Fenomena yang terjadi di SLTP Negeri 1 Doro Pekalongan, menunjukkan

ada kecenderungan prestasi belajar siswa masih di bawah batas pengentasan, yang

disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar, terlihat dari sikap siswa yang kurang

menyenangi suatu pelajaran tertentu, sering datang terlambat, tidak mengerjakan

tugas yang diberikan guru, acuh tak acuh pada saat proses pelajaran berlangsung,

anak belajar tanpa persiapan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Gejala

kurangnya motivasi belajar antara lain: rendahnya kesadaran untuk membaca

buku pelajaran, kurangnya keingintahuan terhadap permasalahan pelajaran,

kurang optimalnya siswa pada saat membuat tugas yang diberikan guru. Untuk

mengatasi tersebut, guru BK telah menyampaikan layanan pembelajaran dengan

maksud agar siswa mampu memahami tujuan belajar dan cara belajar efektif

sehingga mencapai hasil yang optimal. Namun demikian, masih juga gejala-gejala

motivasi belajar yang rendah. Diprediksikan, berkaitan dengan persepsi siswa

tentang layanan pembelajaran yang kurang baik. Melalui penelitian diungkap

secara empiris gejala-gejala tersebut dan pengaruhnya terhadap motivasi

belajarnya. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Seberapa besar tingkat persepsi

siswa tentang layanan pembelajaran. 2) Seberapa besar tingkat motivasi belajar

siswa, 3) Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang layanan

pembelajaran terhadap motivasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1) Tingkat persepsi siswa tentang layanan pembelajaran, 2) Tingkat motivasi

belajar siswa dan 3) menguji secara empiris ada tidaknya pengaruh yang

signifikan persepsi siswa tentang layanan pembelajaran terhadap motivasi belajar

siswa. Hipotesis penelitian ini ada tiga yaitu: 1) Persepsi siswa kelas II SLTP

Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan tentang layanan pembelajaran dalam

kategori rendah. 2) Motivasi belajar siswa kelas II SLTP Negeri 1 Doro

Kabupaten Pekalongan dalam kategori rendah. 3) Ada pengaruh positif yang

signifikan persepsi tentang layanan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

kelas II di SLTP Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2003/2004.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SLTP Negeri 1 Doro

Pekalongan tahun pelajaran 2003/2004 sebanyak 179. Sampel diambil secara

proporsional random sampling sebanyak 124 siswa. Variabel yang diteliti ada dua

yaitu persepsi siswa tentang layanan pembelajaran sebagai variabel bebas dan

motivasi belajar sebagai variabel terikat. Data diambil dengan skala psikologis.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat persepsi siswa tentang

layanan pembelajaran mencapai 61.9738%, dan diperoleh thitung (-1.028) dengan

probabilitas 0.306 > α = 0.05, yang berarti persepsi siswa tentang cara

penyampaian dan materi layanan pembelajaran oleh guru pembimbing dalam

kategori rendah. Tingkat motivasi belajar siswa mencapai 62.3854%, dan

Page 8: skripsi pendidikan (100)

viii

diperoleh thitung (-0.204) dengan probabilitas 0.839 > α = 0.05, yang berarti

motivasi belajar siswa dalam kategori rendah, yang berarti keinginan belajar siswa

ingin mengetahui seluk beluk masalah masih kurang, kurang kesadaran kemauan

senang membaca, kurang tekun menghadapi tugas, kurang ulet menghadapi

kesulitan, minat terhadap suatu masalah belajar masih rendah, dan kurang senang

bekerja mandiri Hasil analisis regresi diperoleh F hitung sebesar 73.809 dengan

probabilitas 0.000 < α = 0.00, yang berarti ada pengaruh yang signifikan persepsi

layanan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di kelas II SLTP Negeri 1

Doro Pekalongan Tahun Pelajaran 2003/2004.

Simpulan dalam penelitian ini adalah: 1) Persepsi siswa kelas II SLTP

Negeri 1 Doro Pekalongan dalam aktegori rendah, 2) Motivasi belajar siswa kelas

II SLTP Negeri 1 Doro Pekalongan dalam kategori rendah. 3) Ada pengaruh

persepsi siswa tentang layanan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini dapat disarankan pada guru BK: 1) Kepada

guru BK, hendaknya dapat mengubah persepsi siswa tentang layanan

pembelajaran menjadi lebih baik, dengan cara memperdalam materi layananan

seperti cara belajar yang efektif, strategi menghadapi tes, cara efektif

menggunakan waktu, meringkas buku bacaan dan cara mengikuti pelajaran yang

diberikan dengan pemberian contoh-contoh konkrit. 2) Berdasarkan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang cara penyampaian

guru pembimbing pada saat menyampaikan materi layanan dalam kategori rendah,

maka hendaknya mengedepankan kejelasan, kedalaman materi, penampilan,

kesiapan guru, dan penyampaian materi lebih ditikberatkan pada cara dan

kebiasaan belajar yang positif.

Page 9: skripsi pendidikan (100)

ix

DAFTAR ISI

Page 10: skripsi pendidikan (100)

x

Halaman Judul.................................................................................................. i

Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii

Motto dan Persembahan................................................................................... iii

Prakata ............................................................................................................. iv

Sari ................................................................................................................... vi

Daftar Isi........................................................................................................... viii

Daftar Tabel ..................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................. xii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Penegasan Istilah............................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

1.6 Sistematika Skripsi......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 9

2.1..............................................................................................M

otivasi Belajar ............................................................................. 9

2.2..............................................................................................F

aktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ................... 11

2.3..............................................................................................U

paya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa .............................. 16

2.4..............................................................................................P

eranan Motivasi Belajar .............................................................. 17

2.5..............................................................................................B

entuk-bentuk Motivasi Belajar.................................................... 18

2.6..............................................................................................B

imbingan Belajar......................................................................... 19

Page 11: skripsi pendidikan (100)

xi

2.7..............................................................................................T

ujuan Bimbingan Belajar ............................................................ 20

2.8..............................................................................................L

ayanan Pembelajaran .................................................................. 22

2.9..............................................................................................T

eknik Pelaksanaan Layanan Pembelajaran ................................. 24

2.10............................................................................................P

ersepsi Siswa tentang Layanan Pembelajaran ............................ 25

Page 12: skripsi pendidikan (100)

xii

2.11............................................................................................K

erangka Berpikir ......................................................................... 29

2.12............................................................................................H

ipotesis ........................................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31

4.1 Jenis dan Desain Penelitian......................................................... 31

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................... 31

4.3 Variabel Penelitian...................................................................... 33

4.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 35

4.5 Uji Coba Instrumen Penelitian.................................................... 38

4.6 Metode Analisis Data.................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 43

4.1 Hasil Uji Coba Instrumen ........................................................... 43

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 44

4.3 Pembahasan ................................................................................ 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 60

5.1 Simpulan .................................................................................... 60

5.2 Saran ........................................................................................... 61

Daftar Pustaka .................................................................................................. 62

Lampiran .......................................................................................................... 63

Page 13: skripsi pendidikan (100)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Jumlah Populasi ......................................................................................... 31

2. Ukuran Sampel........................................................................................... 32

3. Indikator Skala Persepsi Siswa tentang Layanan Pembelajaran................ 35

4. Kriteria Persepsi Siswa tentang Layanan Pembelajaran ............................ 36

5. Indikator tentang Motivasi Belajar............................................................. 37

6. Kriteria Motivasi Belajar............................................................................ 38

7. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Layanan Pembelajaran........ 44

8. Tingkat Persepsi Siswa tentang Cara Penyampaian Guru dalam

Memberikan Layanan................................................................................. 46

9. Tingkat Persepsi Siswa tentang Materi Layanan Pembelajaran ................ 47

10. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ....................................................... 48

11. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik.................................................... 49

12. Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik................................................... 49

13. Rata-rata Tingkat Persepsi (dalam %) tentang Layanan Pembelajaran ..... 51

14. Hasil Uji t ................................................................................................... 51

15. Rata-rata Tingkat Motivasi Belajar............................................................ 52

16. Hasil Uji t ................................................................................................... 52

17. Hasil Persamaan Regresi............................................................................ 53

18. Hasil Uji F.................................................................................................. 54

19. Hasil Uji R-Square ..................................................................................... 55

Page 14: skripsi pendidikan (100)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Hubungan antara Stimulus dan Respon ..................................................... 17

2. Kerangka Berpikir...................................................................................... 30

3. Kerangka Berpikir Keterkaitan Persepsi terhadap Layanan Pembelajaran

dengan Motivasi Belajar ............................................................................ 34

Page 15: skripsi pendidikan (100)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Kisi-Kisi Ujicoba Skala Persepsi tentang Layanan Pembelajaran ......... 63

2. Ujicoba Skala Persepsi tentang Layanan Pembelajaran ......................... 64

3. Kisi-Kisi Ujicoba Skala Motivasi Belajar .............................................. 67

4. Ujicoba Skala Motivasi Belajar .............................................................. 68

5. Analisis Hasil Ujicoba Skala Persepsi tentang Layanan Pembelajaran.. 72

6. Perhitungan Validitas Skala Persepsi tentang Layanan Pembelajaran ... 73

7. Perhitungan Reliabilitas Skala Persepsi tentang Layanan Pembelajaran 74

8. Analisis Hasil Ujicoba Skala Motivasi Belajar ...................................... 76

9. Perhitungan Validitas Skala Motivasi Belajar........................................ 77

10. Perhitungan Reliabilitas Skala Motivasi Belajar .................................... 78

11. Instrumen Skala Psikologi Persepsi tentang Layanan Pembelajaran ..... 80

12. Instrumen Skala Motivasi Belajar .......................................................... 83

13. Data Hasil Penelitian Persepsi tentang Layanan Pembelajaran.............. 86

14. Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar................................................... 90

15. Uji Normalitas Data Persepsi tentang Layanan Pembelajaran ............... 94

16. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar .................................................... 95

Page 16: skripsi pendidikan (100)

xvi

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Kampus Sekaran Gunungpati Gd. A2 Telp (024) 3562685 Semarang

SURAT KETERANGAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini dosen pembimbing skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang menerangkan:

Nama : Puan Maharani

NIM : 1314000010

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

Judul Skripsi : Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Anak

Asuh Angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran

2005.

Telah selesai bimbingan dan siap ujian di hadapan sidang penguji Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Demikian Surat keterangan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sugiyo, M.Si. Rulita Hendriyani, S.Psi, M.Si

NIP. 131754156 NIP. 132255795

Mengetahui

Ketua Jurusan Bimbuingan dan Konseling

Drs. Suharso, M.Pd

NIP. 131754158

Page 17: skripsi pendidikan (100)

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari pasti individu tidak terlepas dari kegiatan

rutin yang dilakukannya. Lingkungan masyarakat menuntut individu untuk dapat

bertanggung jawab dalam setiap kegiatan tersebut, individu juga harus

mempunyai sikap yang mandiri. Realita dalam kehidupan di lingkungan

masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa individu kurang memiliki sikap

kemandirian. Kemandirian sangat berkaitan dengan pengambilan inisiatif,

mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh

dirinya sendiri. Menurut Budiarjo (1987:20) dalam kamus psikologi

mengemukakan pengertian kemandirian, yaitu kecenderungan tidak tergantung

pada orang lain dalam membuat keputusan. Jadi seseorang dikatakan mandiri

apabila mampu menentukan keputusan yang berkaitan dengan dirinya dan sesuai

dengan keinginannya.

Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang

berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya

atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau keuntungannya, maupun

segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya (Hasan Basri,2000:53).

Seseorang yang mandiri akan mengutamakan apa yang bisa ia lakukan sendiri

daripada menerima bantuan orang lain. Seseorang yang mandiri akan merasa

bangga bila ia bisa mengerjakan sesuatu dengan sendiri. Sedangkan menurut

Brawer dalam Chabib Toha (1993:121) kemandirian adalah suatu perasaan

Page 18: skripsi pendidikan (100)

xviii

otonomi, sehingga pengertian mandiri adalah suatu kepercayaan terhadap dirinya

sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri

seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam dan tidak

terpengaruh orang lain. Sejalan dengan pendapat itu Kartini Kartono (1985:21)

mengatakan bahwa kemandirian pada seseorang terlihat pada waktu orang

tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa

meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala

keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini

menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.

Dari beberapa pengertian diatas kemandirian yang dimaksud disini

adalah mampu menyelesaikan segala sesuatu yang dihadapinya dalam lingkungan

secara sendiri dan bertanggung jawab tanpa bantuan dari orang lain yang ditandai

dengan sifat bebas, progresif, ulet, inisiatif dan pengendalian diri dari dalam.

Kemandirian dalam penelitian ini lebih difokuskan dalam hal kehidupan sehari-

hari di Panti Asuhan dan dalam pelaksanaan kegiatan keterampilan. Indikatornya

yaitu dengan melihat atau mengamati kehidupan dan pelaksanaan kegiatan

keterampilan di Panti Asuhan tersebut.

Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi

perkembangan kepribadian seseorang, baik segi-segi positif maupun negatif.

Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan

kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadiannya, dalam hal ini adalah

kemandiriannya. Lingkungan sosial yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam

melaksanakan tugas-tugas untuk kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam

Page 19: skripsi pendidikan (100)

xix

kehidupan keluarga akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian

anak.

Dalam penelitian ini akan lebih ditekankan pada anak asuh di lingkungan

Panti Asuhan. Panti Asuhan merupakan salah satu sarana pelayanan/unit

pelaksana teknis yang berupaya untuk menggali, mengembangkan, meningkatkan

dan memantapkan potensi anak-anak terlantar serta putus sekolah dengan

memberikan pelayanan yang bersifat bimbingan sosial, mental dan fisik serta

keterampilan kerja. Di Panti Asuhan ini terdapat berbagai macam jenis anak asuh,

antara lain: anak putus sekolah terlantar berumur 15-21 tahun yang belum

menikah terutama tingkat SLTP, tidak bekerja/menganggur, anak mempunyai

masalah sosial seperti anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah,

keterlantaran dibidang pendidikan dan lain-lain.

Pada umumnya tingkat kemandirian mereka sangat bervariasi, dari yang

tidak mandiri sampai dengan yang mandiri. Partisipasi aktif di Panti Asuhan

berarti kesadaran dan tanggung jawab, tidak saja terciptanya perkembangan dan

kemajuan diri sendiri tetapi juga perkembangan dan kemajuan lingkungan

sosialnya. Mereka yang memiliki kemandirian tercermin pada perilaku mereka

sehari-hari di lingkungan wisma ataupun pada saat pelajaran di kelas. Mereka

yang dari kalangan keluarga ekonomi lemah akan terlihat lebih menunjukkan

sikap mandiri daripada mereka yang berasal dari keluarga mampu. Menurut Sriati

Sosiawati dalam tesis (2004:64) kemandirian belajar mempunyai hubungan

dengan motivasi belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar

memberikan pengaruh positif terhadap motivasi berprestasi dalam melaksanakan

Page 20: skripsi pendidikan (100)

xx

proses pembelajaran. Dengan signifikan dan positifnya pengaruh antara

kemandirian belajar akan menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar.

Didalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial, Panti Asuhan

berupaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan

sosial dan keterampilan kerja sebagai satu kesatuan. Yang dimaksud keterampilan

sosial adalah kemampuan untuk menciptakan hubungan-hubungan sosial yang

serasi dan memuaskan, mengadakan penyesuaian yang tepat terhadap lingkungan

sosial, memecahkan masalah sosial serta mewujudkan aspirasinya. Sedangkan

keterampilan kerja adalah kemampuan untuk menemukan, memanfaatkan

mengembangkan potensi dan etos kerja guna mendapatkan sumber nafkah/mata

pencaharian.

Di Panti Asuhan terdapat banyak sekali kegiatan keterampilan yang

nantinya akan diberikan kepada anak asuh, kegiatan itu meliputi otomotif (montir

sepeda motor dan mobil), penjahitan (menjahit dan bordir), pertukangan las

(karbit/listrik dan perkayuan), keperawatan rumah tangga/home nurse

(keterampilan salon, tata boga, tata graha, tata busana, dan home industri). Selain

kegiatan keterampilan juga diberikan materi pengetahuan umum (Pendidikan

Pancasila dan bela negara), budi pekerti, mental kerohanian/agama, olah raga dan

kesenian. Mereka terbagi dalam 4 kelas besar, tetapi didalam kelas tersebut

terdapat berbagai macam jurusan. Ketika kegiatan keterampilan berlangsung

mereka terpisah-pisah sesuai dengan jurusan mereka masing-masing.

Keterampilan-keterampilan inilah yang nantinya bisa dipakai mereka sebagai

Page 21: skripsi pendidikan (100)

xxi

bekal hidup di lingkungan bermasyarakat dan juga sikap kemandirian yang sudah

ditanamkan pada diri mereka selama berada di Panti Asuhan tersebut.

Tetapi anak-anak asuh tersebut cenderung mengabaikan kegiatan

keterampilan mereka. Ketika diberikan tugas oleh instruktur, mereka kurang dapat

memahami sehingga ada siswa yang mampu berusaha sendiri tetapi ada juga yang

bergantung dengan temannya. Mereka hanya menunggu hasil dari temannya dan

tidak mau berusaha sendiri. Melihat hal tersebut maka orang tua asuh yang berada

di wisma, pembimbing sosial akan lebih sering menyuruh anaknya untuk

mengikuti kegiatan belajar keterampilan di Panti Asuhan tersebut. Hal ini

dikarenakan dalam diri anak kurang memiliki inisiatif dan sikap mandiri.

Untuk mencapai kemandirian perlu menumbuhkan konsep diri yang

positif dalam diri anak asuh. Menurut B. Purwanto dalam tesis (2002:60) konsep

diri penting artinya bagaimana individu memandang diri dan dunianya

mempengaruhi tidak hanya ia berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang

diperoleh dalam hidup. Individu memandang diri dan dunianya dari segi yang

positif dan menyenangkan, pada umumnya berperilaku efektif dalam berbagai

situasi. Individu itu kebanyakan puas terhadap dirinya danpengalaman-

pengalaman hidupnya. Individu yang memandang diri dan dunianya dari

kacamata seram akan cenderung tidak mencoba pengalaman-pengalaman hidup

karena mereka selalu khawatir akan menemui kegagalan, individu seperti ini

kebanyakan tidak bahagia dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki sebuah

konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimilikinya itu

negatif atau positif. Sikap dan keyakinan individu terhadap dirinya menentukan

Page 22: skripsi pendidikan (100)

xxii

keberhasilan yang dicapainya. Konsep diri yang dimiliki anak asuh tersebut sangat

berpengaruh pada perilaku mereka di lingkungannya.

Menurut Burns (1993:4) konsep diri sebagai objek yang paling penting

dan terpusat didalam pengalaman masing-masing individu karena keunggulannya,

sentralitasnya, kontinuitasnya dan selalu berada dimana-mana didalam semua

aspek tingkah laku, bertindak menengahi baik sebagai perangsang maupun respon.

Sejalan dengan hal itu Cawagas (1983) dalam Pudjijogyanti (1988:2)

mengemukakan bahwa konsep diri meliputi seluruh pandangan individu terhadap

dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,

kepandaiannya, kegagalannya dan sebagainya. Dari kedua pendapat tersebut,

secara singkat dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan dan sikap

individu terhadap dirinya sendiri.

Konsep diri merupakan gambaran penilaian terhadap diri sendiri yang

dapat digunakan sebagai dasar dalam berperilaku dan menyesuaikan diri. Maka

dari itu sebagai inti atau dasar kepribadian, konsep diri berpengaruh terhadap ciri-

ciri individu dalam bertingkah laku serta cara-cara bertindak dalam melakukan

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar atau situasi kehidupan. Menurut

Nurnanik (2003:46) bahwa kemampuan penyesuaian diri seseorang sangat

bergantung dengan konsep diri, yaitu pandangan dan sikap individu terhadap diri

sendiri.

Individu pada umumnya mempunyai persepsi tentang dirinya berbeda-

beda antara individu yang satu dengan yang lain, ada yang mempersepsikan

dirinya dengan wajar, postif, dan realitas, sehingga mereka cenderung

Page 23: skripsi pendidikan (100)

xxiii

memperhatikan sikap dan tingkah lakunya, seperti rendah hati, percaya diri, selalu

berusaha sesuai dengan kemampuannya dan sebagainya. Tetapi ada juga yang

memandang dirinya negatif dan tidak realistis atau tidak menerima eksistensi

dirinya sebagaimana adanya. Mereka cenderung bersikap angkuh, sombong,

merasa dirinya lebih pintar, merasa dirinya terlalu jelek, merasa paling disukai,

merasa pendek, merasa tidak berguna dan sebagainya. Semua sikap dan tingkah

laku yang ditampilkan diatas merupakan manisfestasi dari kemampuan dan

ketidakmampuan dalam memahami dirinya. Disini konsep diri yang ada dalam

diri anak asuh tersebut memegang peranan penting dalam kemandiriannya.

Anak asuh yang mempunyai konsep diri positif ia akan memiliki

dorongan mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri

sehingga dapat mengarahkan dirinya dalam segala kegiatan. Konsep diri positif

bukanlah suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi lebih berupa penerimaan

diri. Anak asuh yang memiliki konsep diri positif dia dapat memahami dan

menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri.

Dalam hal ini dia dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu

mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan

yang dimiliki.

Bila anak asuh tersebut telah mampu menumbuhkan konsep dirinya

dengan baik maka secara tidak langsung sikap kemandiriannya akan muncul.

Namun anak asuh yang mempunyai konsep diri negatif, ia tidak memiliki

perasaan kestabilan dan keutuhan diri, juga tidak mampu mengenal dirin baik dari

segi kelebihan maupun kekurangannya atau apa yang ia hargai dalam hidupnya.

Page 24: skripsi pendidikan (100)

xxiv

Informasi baru tentang diri hampir pasti menjadi penyebab kecemasan, rasa

ancaman terhadap diri. Oleh karena itu anak asuh yang memiliki konsep diri

negatif ia akan selalu mengubah terus-menerus konsep dirinya, atau melindungi

konsep dirinya yang kokoh dengan mengubah atau menolak informasi baru

(Calhoun,1989:72-73). Maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan

dirinya.

Secara teoritis antara konsep diri dengan kemandirian memiliki hubungan

yang erat. Namun setelah melihat kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa

hubungan antara konsep diri dengan kemandirian belum diketahui. Di Panti

Asuhan tersebut terlihat anak yang konsep dirinya positif tidak memiliki sikap

mandiri begitu pula sebaliknya anak yang konsep dirinya negatif memiliki sikap

mandiri. Disamping itu di Panti Asuhan tersebut belum pernah diadakan

penelitian mengenai hubungan antara konsep diri dengan kemandirian.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian mengenai “HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN KEMANDIRIAN PADA ANAK ASUH ANGKATAN I DI PANTI

ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN TAHUN 2005”.

B. Permasalahan

Bertitik tolak dari latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang

diangkat antara lain:

1. Bagaimanakah gambaran konsep diri anak asuh angkatan I di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005 ?

Page 25: skripsi pendidikan (100)

xxv

2. Bagaimanakah gambaran kemandirian anak asuh angkatan I di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005 ?

3. Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada anak

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diajukan maka peneliti

memilih tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui gambaran konsep diri anak asuh angkatan I di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005.

2. Untuk mengetahui kemandirian anak asuh angkatan I di Panti Asuhan

Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005.

3. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoritis yang dapat diambil antara lain:

a. Memperkaya serta mengembangkan ilmu dalam bidang Bimbingan dan Konseling

terutama tentang konsep diri dan kemandirian.

b. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan

pertimbangan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di Panti Asuhan yang

berkaitan dengan konsep diri dan kemandirian.

Sedangkan manfaat praktis yang dapat diambil antara lain:

Page 26: skripsi pendidikan (100)

xxvi

a. Memberi bahan rujukan kepada pihak Panti Asuhan mengenai gambaran konsep diri dan

kemandirian anak asuh untuk mempermudah dalam menangani masalah anak asuh

tersebut.

b. Memberi bahan acuan kepada pihak Panti Asuhan dalam memahami hubungan antara

konsep diri dengan kemandirian anak asuh.

E. Penegasan Istilah

Untuk memberikan kejelasan arti dan sekaligus menghindari kesalahan

pengertian dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk memberikan

penegasan beberapa istilah yaitu:

1. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan individu tentang dirinya sendiri. Konsep

diri ini memiliki tiga dimensi antara lain: pengetahuan tentang diri sendiri,

pengharapan tentang diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri (James F

Calhoun,1995:67).

2. Kemandirian

Brawer berpendapat bahwa kemandirian adalah suatu perasaan yang

otonom, sehingga perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan pada diri sendiri dan

perasaan otonom diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang

yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena pengaruh orang

lain (Chabib Toha,1990:121)

3. Panti Asuhan

Panti Asuhan ialah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

Page 27: skripsi pendidikan (100)

xxvii

kesejahteraan sosial kepada anak putus sekolah dan dalam keadaan

terlantar, guna penumbuhan dan pengembangan keterampilan-

keterampilan sosial dan kerja, sehingga mereka dapat berfungsi

sebagai anggota masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi

secara produktif dalam pembangunan (Petunjuk Teknis Kesejahteraan

Sosial Anak Terlantar Melaui Panti Sosial Bina Remaja,1995:2).

F. Sistematika Skripsi

Bab I : Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika skripsi.

Bab II : Landasan teori yang memuat pengertian kemandirian, ciri-ciri kemandirian, faktor-

faktor kemandirian, proses terbentuknya kemandiriran, pengertian konsep diri, isi konsep diri,

karakteristik konsep diri, pembentukan dan perkembangan konsep diri, hubungan antara konsep

diri dengan kemandirian, hipotesis.

Bab III : Metodologi penelitian yang memuat populasi, sampel, variabel penelitian, validitas dan

reliabilitas, metode pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV : Hasil penelitian, pada bab ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian yang sudah

dilakukan.

Bab V : Penutup yang memuat kesimpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Panti Asuhan

1. Pengertian dan Sejarahnya

Panti Asuhan ialah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan

sosial kepada anak putus sekolah dan dalam keadaan terlantar, guna

penumbuhan dan pengembangan keterampilan-keterampilan sosial dan kerja,

sehingga mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang terampil

dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam pembangunan (Petunjuk Teknis

Page 28: skripsi pendidikan (100)

xxviii

Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Melaui Panti Sosial Bina

Remaja,1995:2).

Panti Asuhan ini terletak di Jl. Ki Sarino Mangunpranoto No. 39

Ungaran. Panti Asuhan ini adalah unit pelaksana teknis (UPT) yang berada

dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kantor Wilayah Departemen

Sosial Propinsi Jawa Tengah. Bertugas memberikan pelayanan kepada anak

putus sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu. Panti Asuhan Wira

Adi Karya Ungaran ini mulai dirintis Departmen Sosial bersama masyarakat

sejak Tahun 1976, sedang kegiatan operasionalnya dimulai tanggal 1 Juli

1979, kemudian secara resmi tanggal 2 Oktober 1979 diresmikan oleh

Gurbernur Jawa Tengah Soepardjo Roestam ataas nama Menteri Sosial RI

dengan nama panti Penyantunan Anak (PPA) Ungaran.

2. Tujuan

Tujuan dari Panti Asuhan ini adalah mempersiapkan dan

membantu anak putus sekolah dan kurang mampu dengan memberikan

pelayanan kesejahteraan sosal yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial

dan keterampilan kerja agar mampu bekerja secara mandiri maupun kelompok

dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari fungsi dari Panti Asuhan antara

lain:

a. Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Yaitu memberikan pelayanan kepada anak remaja putus sekolah agar

dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan mampu mandiri

dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Pusat Informasi Usaha Kesejahteraan Sosial

Yaitu memberikan informasi dan konsultasi tentang pelayanan

kesejahteraan sosial terutama yang mnjadi penangan Departemen

Sosial.

c. Pusat Usaha Ekonomis Produktif (UEP)

Yaitu digunakan sebagai tempat kegiatan berbagai macam

keterampilan yang mengarah kepada usaha ekonomis produktif antara

lain: keterampilan otomotif, las karbit/listrik, menjahit, pertukangan

kayu, elektronika, salon/rias, bordir dan farming.

Page 29: skripsi pendidikan (100)

xxix

d. Pusat Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Yaitu digunakan sebagai lokasi penelitian terutama untuk

pengembangan model-model pelayanan dan kebijakan sosial serta

untuk pengembangan jangkauan pelayanan ke luar panti (open system)

terhadap masyarakat sekitar panti atau pelayanan lain yang

memungkinkan.

4. Sasaran Pelayanan

Anak remaja putus sekolah SLTP dan SLTA berasal dari keluarga

kurang mampu dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia putra/putri

b. Umur 15 s/d 21 tahun

c. Belum menikah

d. Tidak bekerja

e. Sehat jasmani dan rohani

f. Berkelakuan baik

B. Tinjauan Tentang Kemandirian

1. Pengertian dan Sejarahnya

Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang

memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang

lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif,

mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan

memperoleh kepuasan dari usahanya.

Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan

tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana

seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang

terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu

(barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya

(Antonius,2002:145).

Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan

seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan

sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin

dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang

Page 30: skripsi pendidikan (100)

xxx

sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi

manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang

akan dialaminya (Hasan Basri,2000:53). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya

kemandirian yang kuat.

Menurut Brawer dalam Chabib Toha (1993:121) kemandirian

adalah suatu perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah

suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai

perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan

dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.

Menurut Kartini Kartono (1985:21) kemandirian seseorang

terlihat padawaktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu

dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dariorang tua dan akan

bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui

berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut

mampu untuk mandiri.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan

seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri

dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya

sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa

meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung

jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai

pertimbangan sebelumnya.

2. Ciri-ciri Kemandirian Kemandirian mempunyai ciri-ciri yang beragam, banyak dari para

ahli yang berpendapat mengenai ciri-ciri kemandirian. Menurut Gilmore

dalam Chabib Thoha (1993:123) merumuskan ciri kemandirian itu meliputi:

a. Ada rasa tanggung jawab

b. Memiliki pertimbangan dalam menilai problem yang dihadapi secara

intelegen

c. Adanya perasaan aman bila memiliki pendapat yang berbeda dengan

orang lain

d. Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide yang berguna bagi

orang lain.

Ciri-ciri kemandirian menurut Lindzey & Ritter, 1975 dalam Hasan Basri

(2000:56) berpendapat bahwa individu yang mandiri mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk mengejar prestasi

Page 31: skripsi pendidikan (100)

xxxi

b. Secara relatif jarang mencari pertolongan pada orang lain

c. Menunjukkan rasa percaya diri

d. Mempunyai rasa ingin menonjol

Sejalan dengan dua pendapat dari ahli diatas, Antonius (2002:145)

mengemukakan bahwa ciri-ciri mandiri adalah sebagai berikut:

a. Percaya diri

b. Mampu bekerja sendiri

c. Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya

d. Menghargai waktu

e. Tanggung jawab

Setelah melihat ciri-ciri kemandirian yang dikemukakan dari

beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

kemandirian tersebut antara lain:

a. Individu yang berinisiatif dalam segala hal

b. Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan

padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain

c. Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya

d. Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai

kesuksesan

e. Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap tugas dan

kegiatan yang dihadapi

f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat dengan

orang lain, dan merasa senang karena dia berani mengemukakan

pendapatnya walaupun nantinya berbeda dengan orang lain

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian pada

remaja menurut Masrun, (1986:4) yaitu:

Page 32: skripsi pendidikan (100)

xxxii

1. Usia

Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan

pada saat anak menginjak usia lebih tinggi. Pada usia remaja mereka lebih

berorientasi internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam

hidupnya ditentukan oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih

tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu lambat laun akan

berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.

2. Jenis kelamin

Keinginan untuk berdiri sendiri dan mewujudkan dirinya sendiri

merupakan kecenderungan yang ada pada setiap remaja. Perbedaan sifat-

sifat yang dimiliki oleh pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan pribadi

individu yang diberikan pada anak pria dan wanita. Dan perbedaan jasmani

yang menyolok antara pria dan wanita secara psikis menyebabkan orang

beranggapan bahwa perbedaan kemandirian antara pria dan wanita.

3. Konsep diri

Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang

kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana

individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau

menentukan sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang mmandang dan

menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya

mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung

menggantungkan dirinya pada orang lain.

4. Pendidikan

Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang,

kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang

akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat

mewujudkan dirinya sendiri sehingga orang memiliki keinginan sesuatu

secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.

5. Keluarga

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam

melatarkan dasar-dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam

pembentukan kemandirian pada diri seseorang.

6. Interaksi sosial

Kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial

serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung

perilaku remaja yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan

mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak

mudah menyerah akan mendukung untuk berperilaku mandiri.

Page 33: skripsi pendidikan (100)

xxxiii

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

mencapai kemandirian seseorang tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang

mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri. Faktor-faktor ini mempunyai

peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan

menentukan seberapa jauh seorang individu bersikap dan berpikir cara

mandiri dalam menjalani kehidupan lebih lanjut.

4. Proses Terbentuknya Kemandirian

Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat

mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik segi-segi positif

maupun negatif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama

dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk

kepribadiannya, dalam hal ini adalah kemandiriannya. Lingkungan sosial

yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugas

dalam kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam kehidupan keluarga

akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian anak. Sikap orang

tua yang tidak memanjakan anak akan menyebabkan anak berkembang

secara wajar dan menggembirakan. Sebaliknya anak yang dimanjakan akan

mengalami kesukaran dalam hal kemandiriannya.

Pola pendidikan yang baik selalu ditegakkan dengan prinsip-prinsip

memberi hadiah dan memberi hukuman yang akan menyebabkan anak-anak

dalam keluarga memiliki taraf kesadaran dan pengalaman nilai-nilai

kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang terkesan amburadul, anormatif

dan gersang dari keteladanan yang terpuji, menyebabkan anak-anak didik

yang tumbuh dalam keluarga tersebut akan menunjukkan keadaan

kepribadian yang kurang bahkan tidak menggembirakan.

Menurut Antonius (2002:146) lingkungan sosial ekonomi yang

memadai dengan pola pendidikan dan pembiasaan yang baik akan

mendukung perkembangan anak-anak menjadi mandiri, demikian pula

sebaliknya. Keadaan sosial ekonomi yang belum menguntungkan bahkan pas-

pasan jika ditunjang dengan penanaman taraf kesadaran yang baik terutama

dalam hal upaya mencari nafkah dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan, akan

menyebabkan anak-anak mempunyai nilai kemandirian yang baik. Sebaliknya

jika keadaan sosial ekonomi masih kurang menggembirakan, sedang kedua

orang tua tidak menghiraukan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, dan

taraf keteladanan pun jauh dari taraf keluhuran, maka bukan tidak mungkin

anak-anak berkembang salah dan sangat merugikan masa depannya jika

tidak tertolong dengan pendidikan selanjutnya.

Lingkungan keluarga yang mempunyai nilai-nilai yang baik akan

memungkinkan anak berkemampuan untuk melakukan pilihan terhadap

sesuatu secara baik. Sebaliknya keluarga yang tidak mempunyai nilai-nilai

baik akan membiarkan anaknya. Orang tua yang baik tentu akan menuntun

anak-anaknya agar selalu memperhatikan teman sepergaulannya. Dianjurkan

untuk selalu mencari teman yang baik akhlaknya, bukan sekedar mempunyai

teman dalam kehidupan tanpa memperhatikan taraf kebaikan sikap dan

tingkah lakunya (Hasan Basri,2000:55). Individu yang memiliki konsep diri

Page 34: skripsi pendidikan (100)

xxxiv

positif akan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan

sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif akan menilai dirinya

sendiri kurang atau cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.

C. Tinjauan Tentang Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang

merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme memiliki

dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya dapat menyebabkan ia

sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut

kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan menunjukkan

adanya sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang ia miliki. Padahal

segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang

kualitas kemampuan yang ia miliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap

kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang

seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya

pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan

seorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah

untuk diselesaikan.

Rogers menganggap konsep diri berada didalam kesadaran

seseorang, jadi konsep diri ini merupakan suatu konfigurasi dari persepsi-

persepsi terorganisasikan mengenai diri yang dapat masuk ke dalam

kesadaran (Burns,1993:53). Menurut Cawagas bahwa konsep diri adalah

pandangan menyeluruh individu tentang dimensi fisiknya, karakteristik

pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, maupun

kegagalannya (Pudjijogyanti,1988:2).

Sedangkan menurut William D. Brooks bahwa konsep diri adalah

pandangan tentang totalitas psikis, sosial dan fisik tentang dirinya yang

berasal dari pengalaman-pengalaman dan interaksinya dengan orang lain

(Jalaludin Rahmat,1986:99). Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan

apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Komponen konsep diri antara

lain: 1) Komponen kognitif yang disebut juga citra diri (Self Image),

komponen ini berhubungan dengan pikiran. Citra diri (Self Image) ini

meliputi: kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, tujuan hidup,

kedudukan dan peran sosial, kesukaan orang lain pada dirinya. 2) Komponen

Page 35: skripsi pendidikan (100)

xxxv

afektif yang sering disebut juga harga diri (Self Esteem), komponen ini

berhubungan dengan perasaan. Harga diri (Self Esteem) meliputi: perasaan,

penyesuaian diri, penerimaan diri, penghargaan, pujianKonsep diri merupakan

gambaran dan penilaian positif terhadap diri sendiri dapat digunakan sebagai

dasar berperilaku dan menyesuaikan diri. Maka dari itu sebagai inti atau dasar

kepribadian, konsep diri berpengaruh terhadap ciri-ciri individu dalam

bertingkah laku serta cara-cara bertindak.

Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas maka dapat

disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh

tentang dirinya sendiri. Pandangan tentang diri sendiri yang tercermin dalam

konsep diri antara lain meliputi karakteristik kepribadan, nilai-nilai

kehidupan, prinsip hidup, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk

dari segala pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

2. Isi Konsep Diri Sewaktu lingkungan anak yang sedang bertumbuh itu meluas, isi

dari konsep dirinya juga berkembang meluas, termasuk hal-hal seperti

pemilikan, teman-teman, nilai-nilai, dan khusunya orang-orang yang

disayangi melalui proses identifikasi. Secara umum isi dari konsep diri dapat

dirumuskan. Menurut Jersild dalam penelitiannya pada anak usia sekolah

dasar dan sekolah menengah seperti dikutip oleh Burns (1993:209-210)

mendiskripsikan isi dari konsep diri sebagai berikut:

a. Karakteristik fisik

b. Penampilan

c. Kesehatan dan kondisi fisik

d. Rumah dan hubungan keluarga

e. Sikap dan hubungan sosial

f. Bakat dan minat sosial

g. Kecerdasan

h. Hobi dan permainan

Sementara itu Livesly dan Barmly (1973) seperti yang dikutip Burns

(1993:211). Mendeskripsikan isi konsep diri dalam kategori-kategori sebagai

berikut:

a. Penampilan

b. Identitas diri

Page 36: skripsi pendidikan (100)

xxxvi

c. Persahabatan

d. Keluarga dan pertalian keluarga

e. Pemilikan

f. Sifat kepribadian secara umum

g. Tingkah laku yang spesifik

h. Minat dan hobi

i. Keyakinan akan nilai-nilai

j. Sikap terhadap diri

k. Hubungan dengan lawan jenis

l. Perbandingan dengan orang lain

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa isi

konsep diri meliputi penampilan, kepribadian, kecerdasan, kesehatan dan

kondisi fisik, keluarga, hubungan sosial, penyesuaian dengan orang-orang

disekitar dan lawan jenis, bakat dan minat serta hobi.

3. Karakteristik Konsep Diri Menurut Jalaluddin Rahmat (1986:104) bahwa dalam menilai

dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif.

Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif

dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda individu

yang memiliki konsep diri yang positif sebagai berikut:

a. Ia yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah

b. Ia merasa setara dengan orang lain

c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu

d. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan

keinginan serta perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh

masyarakat

e. Ia mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-

aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya

Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah:

a. Ia peka terhadap kritik

b. Ia responsif sekali terhadap pujian

c. Ia terlalu kritis, tidak sanggup menghargai dan tidak mengakui

kelebihan orang lain

Page 37: skripsi pendidikan (100)

xxxvii

d. Ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain

e. Ia bersikap pesimis terhadap kompetisi, ditandai dengan keengganan

untk bersaing (Jalaluddin Rahmat,1986:105)

Sejalan dengan hal itu, Calhoun (1990:72-74) mengatakan bahwa

karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri

positif dan konsep diri negatif yang keduanya mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Konsep diri positif

1) Dapat menerima dirinya sendiri secara apa adanya

2) Berkepribadian yang sifatnya stabil dan bervariasi

3) Dapat menyimpan informasi, baik informasi negatif maupun informasi

positif

4) Dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat

bermacam-macam tentang dirinya sendiri

5) Dapat mengenal dirinya dengan baik

6) Dapat menerima dirinya sendiri, juga menerima orang lain

7) Dapat menghadapi kehidupan didepannya

8) Selalu bertindak berani dan sopan

b. Konsep diri negatif

1) Cara pandang terhadap dirinya sendiri tidak teratur

2) Tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri

3) Tidak tahu tentang siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahannya

4) Menerima informasi tentang diri, dan hampir pasti menjadi penyebab

kecemasan, rasa ancaman terhadap dirinya

5) Tidak memiliki kategori mental yang dapat dikaitkan dengan informasi

yang bertentangan dengan dirinya

6) Selalu melindungi konsep dirinya yang kokoh dengan mengubah atau

menolak informasi baru

7) Selalu menilai atau memandang negatif terhadap diri

8) Selalu menganggap diri tidak berharga dibandingkan dengan orang

lain

Dengan melihat beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep

diri positif dan konsep diri negatif, dimana keduanya memiliki ciri-ciri yang

sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dengan

karakteristik konsep diri negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif

dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-

macam tentang dirinya sendiri. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri

negatif, dia akan mengubah terus-menerus konsep dirinya atau melindungi

Page 38: skripsi pendidikan (100)

xxxviii

konsep dirinya itu secara kokoh dengan cara mengubah atau menolak

informasi baru dari lingkungannya.

4. Pembentukan dan Perkembangan Konsep Diri

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak menuju

masa dewasa. Sebagai masa peralihan, masa remaja juga disebut masa

transisi dimana hal itu diawali dengan adanya perubahan fisik yang

menimbulkan perasaan aneh dan berbeda dengan orang lain. Situasi ini

sangat mempengaruhi pembentukan citra fisiknya yang menjadi dasar konsep

diri. Menurut Erikson (1968) dalam Pudjijogyanti (1988:42) keadaan fisik

pada masa remaja merupakan sumber pembentukan identitas diri dan konsep

diri.

Konsep diri adalah aspek diri yang paling penting, konsep diri

bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang

dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lain. Dalam interaksi ini, setiap individu akan menerima

tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi

individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri

terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain

(Pudjijogyanti,1988:12). Dengan demikian konsep diri itu muncul

berdasarkan pengalaman, kebiasaan dan latihan dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

Setelah anak terlahir ia dapat memberikan respon terhadap dunia

sekitarnya, orang yang dikenal pertama kali oleh individu adalah orang tua

dan anggota keluarga lain. Ini berarti individu akan menerima tanggapan

pertama dari lingkungan keluarga. Konsep diri yang tinggi pada anak dapat

tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan

tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga (Pudjijogyanti,1988:31).

Barulah setelah individu mampu melepaskan diri dari ketergantungannya

kepada keluarga, ia akan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.

Apa yang tampak pertama kali dalam diri setiap individu adalah keadaan

fisik dan jenis kelaminnya. Dengan demikian apa yang direfleksikan pertama

kali oleh individu lain mengenai diri individu adalah keadaan fisik dan jenis

kelaminnya itu. Masa remaja sebagai masa yang potensial untuk

mengembangkan konsep diri, sebab masa remaja merupakan masa yang

penuh dengan tekanan yang memungkinkan individu menemukan identitas

dirinya.

Hal tersebut senada dengan pendapat Singgih D. Gunarso

(1983:238) bahwa konsep diri terjadi atas tahapan-tahapan yaitu konsep diri

primer dan konsep diri sekunder. Konsep diri primer yang terbentuk

berdasarkan kenyataan pengalaman individu dengan lingkungannya terdekat

yaitu keluarga, konsep bagaimana dirinya tumbuh dan berkembang dari

perbandingan antara dirinya dan keluarganya. Konsep diri sekunder yang

terbentuk setelah anak tumbuh, maupun berinteraksi dengan lingkungan luas

sehingga terbentuk konsep diri baru yang lebih berkembang dari apa yang

telah diperoleh dari lingkungan tertentu.

Page 39: skripsi pendidikan (100)

xxxix

Jadi jelas kiranya bahwa konsep diri terbentuk dari hasil kerjasama

antara pembentukan konsep diri pada tahap primer dengan tahap sekunder,

namun terbentuknya konsep diri sekunder ditentukan oleh konsep diri

primernya. Ketika seseorang memasuki jenjang keremajaannya, maka ia

mengalami begitu banyak perubahan dalam dirinya. Sikap-sikap atau tingkah

laku yang ditampilkannya juga akan mengalami perubahan dan sebagai

akibatnya sikap orang lain terhadap dirinya juga berubah-ubah

menyesuaikan dengan perubahan yang terampil dalam dirinya. Oleh karena

itu dapat dimengerti bahwa konsep diri pada seorang remaja cenderung

untuk tidak konsisten dan hal ini disebabkan karena sikap orang lain yang

dipersepsikan oleh si remaja itu juga berubah. Tetapi melalui cara ini, si

remaja mengalami suatu perkembangan konsep diri sampai akhirnya ia

memiliki suatu konsep diri yang konsisten. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semakin bertambah luasnya pengalaman yang diperoleh

individu, maka akan semakin bertambah pula aspek yang akan turut

mewarnai konsep diri dan juga semakin bertambah tinggi kemandiriannya.

D. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemandirian

Menurut paham religi khususnya Islam manusia terlahir dalam keadaan

putih bersih seperti kertas yang belum tertulis. Konsep diri muncul berdasarkan

pengalaman, kebiasaan dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Dengan kata lain konsep diri merupakan suatu produk, anak tersebut ternoda

setelah ia bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah anak itu terlahir dapat

memberikan respon terhadap dunia sekitarnya, maka sejak itu pula kesadaran

dirinya muncul menjadi dasar dalam pembentukan konsep dirinya. Pudjijogyanti

(1988:2) mengatakan bahwa konsep diri merupakan hubungan antara sikap dan

keyakinan tentang diri kita sendiri dan Kartini Kartono (1987:441) menjelaskan

bahwa konsep diri adalah keseluruhan yang dirasa dan diyakini benar oleh

sesorang mengenai dirinya.

Dengan demikian konsep diri berperan sebagai inti dari ciri-ciri

individu. Konsep diri dan tidak bisa lepas dari sifat-sifat kepribadian. Salah satu

kualitas kepribadian seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk sikap dan

kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan ini antara lain adalah kemandirian.

Kedua aspek saling berhubungan dan dapat diilustrasikan bahwa konsep diri

diibaratkan sebagai poros sedangkan sifat-sifatnya sebagai jari-jarinya. Jadi

pusat kepribadian tersebut adalah konsep diri, dimana sifat-sifatnya yang

menjadi karakteristiknya sebagai kecenderungan reaksi individu dalam

penyesuaian sosial dan personal yang berkembang dipengaruhi langsung oleh

inti kepribadian. Sifat-sifat yang ditampilkan individu dalam berperilaku

merupakan penerimaan konsep diri. Jadi individu dalam berperilaku dan

berinteraksi dalam lingkungan sosial dan personal tidak terlepas dari konsep

dirinya. Seseorang memiliki yang konsep diri positif mendukung adanya perasaan

kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana

individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan

sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang memandang dan menilai dirinya

Page 40: skripsi pendidikan (100)

xl

mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya mereka yang

memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan

dirinya pada orang lain.

Menurut B. Purwanto dalam tesis (2002:60) konsep diri penting artinya

bagaimana individu memandang diri dan dunianya mempengaruhi tidak hanya ia

berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidup. Individu

memandang diri dan dunianya dari segi yang positif dan menyenangkan, pada

umumnya berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Individu itu kebanyakan

puas terhadap dirinya danpengalaman-pengalaman hidupnya. Individu yang

memandang diri dan dunianya dari kacamata seram akan cenderung tidak

mencoba pengalaman-pengalaman hidup karena mereka selalu khawatir akan

menemui kegagalan, individu seperti ini kebanyakan tidak bahagia dalam

hidupnya. Setiap individu pasti memiliki sebuah konsep diri, tetapi mereka tidak

tahu apakah konsep diri yang dimilikinya itu negatif atau positif. Sikap dan

keyakinan individu terhadap dirinya menentukan keberhasilan yang dicapainya.

Konsep diri yang dimiliki anak asuh tersebut sangat berpengaruh pada perilaku

mereka di lingkungannya.

Sedangkan kemandirian merupakan kemampuan untuk tidak tergantung

kepada orang lain, selalu mencoba mengatasi masalah atau kesulitan dan

rintangan yang ada dalam lingkungannya, mengambil inisiatif, rasa tanggung

jawab dan mengarahkan perilakunya menuju kesempurnaan. Menurut Sriati

Sosiawati (2004:64) kemandirian belajar mempunyai hubungan dengan motivasi

belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar memberikan

pengaruh positif terhadap motivasi berprestasi dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Dengan signifikan dan positifnya pengaruh antara kemandirian

belajar akan menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar. Dalam skripsi ini

yang dimaksudkan adalah hubungan antara konsep diri dan kemandirian yang

sifatnya positif. Misalnya apabila seseorang memiliki konsep diri yang positif

maka diasumsikan akan memiliki kemandirian yang tinggi begitu pula sebaliknya.

Apabila seseorang memiliki konsep diri negatif maka dimungkinkan

kemandiriannya juga kurang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

Page 41: skripsi pendidikan (100)

xli

konsep diri seseorang sangat berhubungan dengan kemandirian, yaitu keyakinan

terhadap dirinya sendiri yang diyakini benar dan bisa dipertanggung jawabkan.

Paradigma hubungan antara konsep diri dengan kemandirian sangat

luas. Seperti banyak anggapan yang ada bahwa masa remaja adalah saat-saat

yang dipenuhi dengan berbagai macam perubahan dan terkadang tampil sebagai

masa yang tersulit dalam kehidupannya sebelum ia kemudian memasuki dunia

kedewasaan. Perubahan yang dialami seseorang tidak saja menyangkut

perubahan yang dapat teramati secara langsung, misalnya perubahan tinggi

badan, berat badan, wajah ataupun tingkah laku tetapi juga menyangkut

perubahan yang lebih halus yang tidak dapat dengan segera teramati, misalnya

konsep diri (Singgih D Gunarso,1983:236).

Tentang pengertian konsep itu sendiri maka kita harus dapat

membedakannya dengan kepribadian. Kepribadian itu terbentuk berdasarkan

penglihatan orang lain terhadap diri saya sendiri, jadi pandangan dari luar.

Konsep diri sebaliknya merupakan sesuatu yang ada dalam diri saya sendiri, jadi

pandangan dari dalam. Atau dengan kata lain kepribadian adlah orang lain

melihat saya dan konsep diri adalah saya melihat diri saya sendiri. Baik konsep

diri maupun kepribadian merupakan sesuatu yang sifatnya statis. Pada penelitian

ini akan lebih difokuskan pada hal konsep diri. Seperti telah dikemukakan diatas

bahwa konsep diri merupakan pendapat kita mengenai diri kita sendiri dan

seperti konsep-konsep lainnya maka konsep tentang diri juga hanya terdapat

dalam pikiran seseorang dan bukan dalam realitas yang konkrit. Walaupun

demikian, nyatanya konsep diri mempunyai pengaruh yang besar terhadap

keseluruhan perilaku yang ditampilkan seseorang terutama dalam hal

kemandiriannya.

Konsep diri meliputi seluruh pandangan individu terhadap dimensi

fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya,

kegagalannya dan sebagainya (Pudjijogyanti,1988:2). Masa remaja merupakan

masa yang potensial untuk mengembangkan konsep diri, sebab masa remaja

adalah masa yang penuh dengan tekanan yang memungkinkan individu

menemukan identitas dirinya. Ketika seseorang memasuki jenjang keremajaannya,

maka ia mengalami begitu banyak perubahan dalam dirinya. Sikap-sikap atau

tingkah laku yang ditampilkannya juga akan mengalami perubahan dan sebagai

akibatnya sikap orang lain terhadap dirinya juga berubah-ubah menyesuaikan

perubahan yang tertampil dalam dirinya. Menurut Nurnanik (2003:46) bahwa

Page 42: skripsi pendidikan (100)

xlii

kemampuan penyesuaian diri seseorang sangat bergantung dengan konsep diri,

yaitu pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.

Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa konsep diri pada seorang remaja

cenderung untuk tidak konsisten dan hal ini disebabkan karena sikap orang lain

yang dipersepsikan oleh si remaja juga berubah. Tetapi melalui cara ini, si remaja

mengalami suatu perkembangan konsep diri sampai akhirnya ia memiliki suatu

konsep diri yang konsisten. Dengan mencoba berbagai peran, remaja

mengharapkan bahwa ia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan konsep

diri. Apabila pada masa remaja individu tidak mendapat kesempatan untuk

mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan tugas-tugas

perkembangannya, maka ia juga kehilangan kesempatan untuk mengembangkan

konsep dirinya.

Penelitian Rosenberg dalam Burns (1982) terhadap anak-anak dari

kelas sosial ekonomi tinggi menunjukkan bahwa mereka lebih menerima diri

mereka dibandingkan anak-anak dari sosial ekonomi rendah. Penelitian itu

memberi petunjuk bahwa pengaruh perkembangan konsep diri kearah negatif

bukan semata-mata karena tingkat sosial ekonomi orang tua, tetapi lebih

dipengaruhi oleh adanya perbedaan perlakuan orang tua dari status sosial

ekonomi yang berbeda. Pada umumnya orang tua dari kelas sosial ekonomi

menengah dan tinggi akan menekankan kemandirian, memberi tingkat aspirasi

yang tinggi, mendukung, dan memberi perhatian serta kasih sayang kepada anak

mereka. Sedangkan orang tua dari kelas sosial ekonomi rendah lebih menekankan

pada pemberian hukuman, aspirasi yang rendah dan memberi sedikit perhatian

dan kasih sayang (Pudjijogyanti,1988:38-39).

Dalam kehidupan bermasyarakat, saat ini remaja dituntut untuk

menunjukkan keremajaannya karena mereka dianggap bukan lagi anak kecil.

Tuntutan lingkungan terhadap peran remaja menimbulkan kegelisahan dan

ketegangan dalam berperilaku. Kegelisahan dan ketegangan ini menyebabkan

banyaknya konflik yang sering dialami remaja. Menghadapi hal semacam ini

remaja harus memiliki sikap kemandirian yang tinggi terutama dalam setiap

tindakan yang akan dilakukannya. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki

jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang

dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau

keuntungannya maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya.

Page 43: skripsi pendidikan (100)

xliii

Akantetapi biasanya mereka lebih memilih hal-halyang menguntungkan bagi

dirinya dibandingkan dengan hal yang merugikan dirinya.

Kemandirian seorang remaja sangat berpengaruh pada sikap dan

perilakunya didalam lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga dan

masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan

hidup akan membentuk kepribadiannya, dalam hal ini kemandiriannya.

Lingkungan sosial yang mempunyai kebiasaan baik dalam melaksanakan tugas-

tugas dalam kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam kehidupan

keluarga akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian anak.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diperoleh

dalam penelitian ini adalah: ”Ada hubungan antara konsep diri dengan

kemandirian pada anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya

Ungaran tahun 2005”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bersifat

korelasional, yakni untuk melihat ada atau tidaknya suatu hubungan antara

variabel satu dengan variabel yang lain. Untuk mencari hubungan antara dua

variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang

akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah

dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono,2001:98)

B. Variabel Penelitian

Page 44: skripsi pendidikan (100)

xliv

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang manjadi titik

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,1997:97). Dalam penelitian ini

mengenai variabel penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu

sebagai berikut:

a. Konsep diri merupakan variabel bebas. Dimana variabel ini merupakan

variabel yang mempunyai fungsi utama yang mempunyai hubungan

mempengaruhi fungsi variabel lain.

b. Kemandirian merupakan variabel terikat. Variabel tersebut merupakan

variabel yang fungsinya dipengaruhi oleh fungsi dari variabel utama.

2. Hubungan antar variabel

Variabel diatas mempunyai hubungan sebagai berikut:

a. Variabel bebas dalam penelitian yang fungsinya tidak tergantung dengan

variabel lain, yaitu konsep diri yang disimbolkan dengan ‘X’

b. Variabel terikat dalam penelitian yang dimanipulasikan dan tergantung

fungsinya dari variabel lain adalah kemandirian yang disimbolkan

dengan ‘Y’

3. Definisi Operasional

Untuk mengoperasikan variabel penelitian tersebut, maka perlu

dirumuskan definisi opersional. Definisi opersional adalah sesuatudefinisi

mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik

variabel tersebut (Syaifuddin Azwar,1999:74). Variabel dalam penelitian ini

mempunyai definisi operasional sebagai berikut:

a. Konsep Diri

Menurut William D. Brooks dalam Jalaludin Rahmat adalah pandangan

dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan

Page 45: skripsi pendidikan (100)

xlv

dan apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Komponen konsep diri antara

lain:

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif sering disebut juga citra diri (Self Image), komponen

ini berhubungan dengan pikiran. Citra diri (Self Image) ini meliputi:

kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, tujuan hidup, kedudukan

dan peran sosial, kesukaan orang lain pada dirinya.

2. Komponen afektif

Komponen afektif sering disebut juga harga diri (Self Esteem), komponen

ini berhubungan dengan perasaan. Harga diri (Self Esteem) meliputi:

perasaan, penyesuaian diri, penerimaan diri, penghargaan, pujian.

b. Kemandirian

Kemandirian menurut menurut Masrun adalah suatu sikap yang

memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain,

maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu

mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh

kepuasan dari usahanya.

1. Bebas

Komponen ini mencakup tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri

dan tidak tergantung dengan orang lain. Komponen ini meliputi :

bertindak dan bersikap yang tidak tergantung dengan orang lain.

2. Ulet

Komponen ini tampak dari usaha untuk mengejar prestasi, tekun berusaha

untuk mewujudkan harapan-harapannya.

Page 46: skripsi pendidikan (100)

xlvi

3. Inisiatif

Komponen ini meliputi kemampuan berpikir dan bertindak yang

original/kreatif, dan penuh inisiatif.

4. Pengendalian diri

Komponen ini meliputi perasaan mampu menyelesaikan masalah dan

kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan.

5. kemantapan diri

Komponen ini meliputi menerima diri, percaya terhadap kemampuan

sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto,1997:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa asuh di

Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Periode I Tahun 2005 yang berjumlah

100 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto,1997:117). Dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Tetapi jika sampelnya lebih dari 100 maka diambil 10%, 15%, 50%

tergantung kemampuan peneliti (Suharsimi Arikunto,1997:107). Menurut Krejeie

dan Morgan dalam Sugiyono (2001:11) telah menentukan jumlah anggota sampel

dari populasi tertentu dengan taraf kepercayaan 95%, yaitu untuk populasi 100

maka sampelnya berjumlah 80. Dengan demikian dalampenelitian ini akan

diambil sampel sebanyak 80 siswa asuh.

D. Metode dan Alat Pengumpul Data

Suatu penilaian data merupakan hal yang penting, karena dengan

terkumpulnya data maka analisis data akan dapat dilakukan. Kemudian setelah

dilakukan analisis data dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi. Karena data

yang akan diungkap berupa konsep atau konstrak yang menggambarkan aspek

kepribadian individu (Syaifuddin Azwar,2000:105). Skala psikologi dalam

penelitian ini meliputi instrumen skala konsep diri dan skala kemandirian.

Dalam penelitian ini skala psikologi yang digunakan adalah skala

psikologi model Likert, yakni skala psikologi metode rating dengan pertimbangan

Page 47: skripsi pendidikan (100)

xlvii

metode ini menggunakan distribusi respons sebagai dasar penelitian nilai

skalanya. Skala ini berisikan seperangkat pernyataan yang merupakan pendapat

mengenai konsep diri dan kemandirian. Sebagian dari pernyataan-pernyataan itu

menunjukkan pendapat yang positif maupun negatif. Responden menilai

pernyataan dengan salah satu jawaban sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Ragu-ragu (R)

4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Setiap jenis respons mendapat nilai sesuai dengan arah pernyataan yang

bersangkutan yaitu:

Arah dari pernyataan: (SS) (S) (R) (TS) (STS)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Dengan dasar objek skala dalam penelitian ini serta rambu-rambu

penyusunan skala psikologi tersebut diatas maka dapat disusun rancangan atau

kisi-kisi instrumen peneliltian. Adapun kisi-kisi penelitian itu sebagai berikut:

KISI-KISI INSTRUMEN SKALA KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN

No item Variabel Sub variabel Indikator

+ - Jumlah

1. Konsep

diri

a. Citra diri

(kognitif)

a.1 Kecerdasan

a.2 Kepercayaan

diri

a.3 Daya tarik

fisik

a.4 Tujuan hidup

a.5 Kedudukan

dan peran

sosial

(1),2

3,5,(9)

7,12

10,17

13,18

15,23

4,6

8,11

14,16

19,21

20,24

22,(25)

4

5

4

4

4

4

Page 48: skripsi pendidikan (100)

xlviii

b. Harga diri

(afektif)

a.6 Kesukaan

orang lain

pada dirinya

b.1 Perasaan

b.2 Penyesuaian

diri

b.3 Penerimaan

diri

b.4 Penghargaan

b.5 Pujian

26,28

29,31,

37

34,36

39,41,

45

(44),49

27,30,

32

33,35

38,40,

42

43,47

46,48,

50

5

5

5

5

5

2. Ke

mandiri

an

a. Bebas

b. Ulet

c. Inisiatif

a.1 Tindakan

yang

dilakukan

atas usaha

sendiri

a.2 Memiliki

sikap tidak

tergantung

dengan

orang lain

b.1 Pribadi yang

memiliki

ketekunan

b.2 Memiliki

usaha untuk

mewujudkan

harapannya

b.3 Tidak mudah

putus asa

51,(53)

55,57

59,61

62

64,66

68,70

72,74

76,78

52,54

56,58

60

(63),65

67,69

71,73

75,77

79,(80)

4

4

3

3

4

4

4

4

Page 49: skripsi pendidikan (100)

xlix

d. Pengendalia

n diri

e. Kemantapan

diri

c.1 Kreatif

c.2 Memiliki ide

yang banyak

c.3 Berusaha

untuk maju

d.1 Mampu

menyelesai

kan masalah

d.2 Mampu

mempenga

ruhi

lingkungan

e.1 Menerima

diri

e.2 Percaya

terhadap

kemampuan

sendiri

e.3 Merasa puas

atas

usahanya

81,83

86

89,91

92,(94),

96

97,99

82,84,

85

87,88

90

93,95

98,100

5

3

3

5

4

Jumlah 50 50 100

Keterangan ( ) = Item yang tidak dipakai

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

a. Dalam penelitian ini jenis validitas instrumen yang digunakan adalah

validitas internal. Validits internal tercapai apabila terdapat kesesuaian

antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Page 50: skripsi pendidikan (100)

l

b. Caranya untuk menguji validitas internal yaitu dengan cara

mengkorelasikan skor per butir item dan skor total, dengan rumus product

moment (r xy ) sebagai berikut:

r xy = })(}{)({

))((

2222YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

Keterangan:

r xy = Koefisien validitas dalam hitungan

N = Jumlah anggota sampel

X∑ = Jumlah keseluruhan skor pada suatu item

Y∑ = Jumlah keseluruhan skor total

XY∑ = Jumlah keseluruhan ‘X’ dikalikan ‘Y’

2

X∑ = Jumlah keseluruhan ‘X’ yang telah dikuadratkan

2

Y∑ = Jumlah keseluruhan ‘Y’ yang telah dikuadratkan

c. Reliabilitas instrumen yang diukur dengan pendekatan konsistensi internal,

yang dilakukan dengan menggunakan satu kali pengisian skala psikologi

yang dikenakan hanya untuk satu kali pengisian pada kelompok subyek

(single-trial administrasion) (Syaifuddin Azwar,2000:42). Perhitungan

koefisiennya dengan rumus alpha (r 11 ), rumusnya sebagai berikut:

r 11 =

−1k

k

∑−

2

2

1t

h

δ

δ

Keterangan:

r 11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah item soal

2

bδ = Jumlah keseluruhan perbutir varian

2

tδ = Varian total

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan korelasi Spearman

Rank. Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk

menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama

(Sugiyono,2003:106).

Dalam menganalisa data dilakukan dengan mengkorelasikan hasil data

yang diperoleh secara kuantitatif yang menggunakan rumus korelasi Spearman

Rank untuk mengetahui koefisien suatu hubungan dan seberapa besar tingkat

suatu hubungan, dengan tingkat signifikansi 5%. Tingkat signifikansi 5%

digunakan karena ini merupakan ilmu non eksak atau ilmu yang sifatnya sosial.

Rumus yang digunakan untuk menganalisa data sebagai berikut

(Sugiyono,2003:107)

Page 51: skripsi pendidikan (100)

li

ρ = 1-)1(

62

2

nn

bt

Keterangan:

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank

Dari analisa rumus diatas untuk menginterpretasikan perlu

dibandingkan dengan tabel nilai-nilai rho. Koefisien korelasi Spearman Rank

diketahui mempunyai korelasi atau hubungan antara variabel ‘X’ dan ‘Y’ setelah

dibandingkan dengan hasil rho hitung lebih besar dari rho tabel, hal ini berarti

hipotesis (Ha) diterima.

BAB IV

Page 52: skripsi pendidikan (100)

lii

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Ujicoba Instrumen

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi tentang

konsep diri dan kemandirian. Sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data,

terlebih dahulu dilakukan ujicoba instrumen di lapangan untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut layak digunakan yaitu valid dan reliabel atau tidak.

Skala psikologi konsep diri dan kemandirian yang terdiri dari 100 item, setelah

diujicobakan pada 20 responden dan dianalisis menggunakan rumus product moment

terdapat 8 item yang tidak valid, yakni item no 1, 3, 25, 44, 53, 63, 80 dan 94 karena

koefisien korelasi dari delapan item tersebut lebih kecil dari rtabel = 4,444 untuk α = 5%

dengan N = 20.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, diperoleh koefisien

reliabilitas sebesar 0,721. pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20 dieroleh harga rtabel=

0,444. karena koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai rtabel, dapat dinyatakan bahwa

skala psikologi tersebut reliabel.

Berdasarkan kedua analisis tersebut, selanjutnya untuk keperluan penelitian,

item-item soal yang tidak valid tersebut di buang dan yang valid diurutkan kembali

penomorannya dan dapat digunakan untuk pengambilam data penelitian sehingga

penelitian ini menggunakan 82 item.

2. Sedkripsi Variabel Penelitian

a. Deskripsi Variabel Penelitian

Gambaran tentang konsep diri anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira

Adi Karya Ungaran tahun 2005 berdasarkan jawaban skala psikologi pada lampiran

diperoleh rata-rata skor sebesar 154,9 dengan persentase skor 67,34 dan termasuk

kategori cukup baik. Lebih jelasnya tentang konsep diri dari masing-masing anak

Page 53: skripsi pendidikan (100)

liii

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 dapat disajikan

pada tebel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Anak Asuh Panti Asuhan Wira Adi

Karya.

Skor Kriteria f Persentase

193,1-230,0 Sangat baik 0 0.00%

156,3-193,2 Baik 31 38.75%

119,5-156,4 Kurang baik 49 61.25%

82,7-119,6 Tidak bak 0 0.00%

46,0-82,8 0 0.00%

Jumlah 80 100%

Sumber : Data Penelitian yang diolah

Pada tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa sebagian besar anak asuh di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran (61.25%) memiliki konsep diri dalam kategori

cukup baik, sedangkan selebihnya yaitu 38.75% dalam kategori baik. Lebih jelasnya

konsep dari anak asuh di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 terebut

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Bagan Distribusi Frekuensi Konsep Diri Anak Asuh di Panti Asuhan

Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005.

Secara lebih rinci, hasil analisis deskriptif tentang konsep diri anak asuh

angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 ditinjau dari

indikator dapat disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Deskripsi Tiap Indikator Konsep Diri Anak Asuh di Panti Asuhan Wira

Adi Karya.

No Sub Variabel/Indikator Skor

Total

Skor

Maks.

% Kriteria

Page 54: skripsi pendidikan (100)

liv

I.

a

b

c

d

e

f

Citra Diri

Kecerdasan

Kepercayaan

Daya tarik fisik

Tujuan hidup

Kedudukan dan peran sosial

Kesukaan orang lain pada

dirinya

5628

868

973

995

1029

768

795

8800

1200

1600

1600

1600

1600

1200

63.95

72.33

60.81

62.19

64.31

66.50

66.25

Cukup baik

Baik

Cukup baik

Cukup baik

Cukup baik

Cukup baik

Cukup baik

II.

a

b

c

d

e

Harga Diri

Perasaan

Penyesuaian diri

Penerimaan diri

Penghargaan

Pujian

6762

1490

1597

1364

1310

1001

9600

2000

2000

2000

2000

1600

70.44

74.50

79.85

68.20

65.50

62.56

Baik

Baik

Baik

Baik

Cukup baik

Cukup baik

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut di atas menunjukan faktor citra diri anak asuh

angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 telah masuk dalam

kategori cukup baik. Hal tersebut didukung oleh baiknya kecerdasan, cukup baiknya

kepercayaan diri, daya tarik fisik, tujuan hidup, kedudukan dan perasaan serta

kesukaan orang lain pada diri anak asuh di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.

Sedangkan faktor harga diri siswa telah masuk dalam kategori baik. Hal ini didukung

oleh perasaan, penyesuaian diri, dan penerimaan diri pada anak asuh yang telah baik.

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa diantara faktor citra diri dengan harga diri

yang paling mendukung konsep diri anak asuh adalah faktor citra diri anak asuh di

Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran perlu ditingkatkan agar konsep diri mereka

juga meningkat dari kategori cukup baik menjadi baik ataupun sangat baik.

b. Deskripsi Variabel Kemandirian

Gambaran tentang kemandirian anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira

Adi Karya Ungaran tahun 2005 berdasarkan jawaban skala psikologi pada lampiran

diperoleh rata-rata skor sebesar 148,2 dengan persentase sor 64,42% dan termasuk

kategori cukup baik. Lebih jelasnya tentang kemandirian dari masing-masing anak

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 dapat

disajikan pada tabel berikut :

Page 55: skripsi pendidikan (100)

lv

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemandirian Anak Asuh Panti Asuhan Wira Adi

Karya.

Skor Kriteria F Persentase

193.1-230.0 Sangat baik 0 0.00%

156.3-193.2 Baik 23 28.75%

119.5-156.4 Cukup baik 57 71.25%

82.7-119.6 Kurang baik 0 0.00%

46.0-82.8 Tidak bak 0 0.00%

Jumlah 80 100%

Sumber : Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar

anak asuh di Panti Asuhan Wira Adi Karya (71.25%) memiliki kemandirian dalam

kategori cukup baik, sedangkan selebihnya yaitu 28,75% dalam kategori baik. Lebih

jelasnya kemandirian anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran

tahun 2005 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.2 Bagan Distribusi Frekuensi Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan

Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005.

Secara lebih rinci, hasil analisis deskriptif tentang kemandirian anak asuh

angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 ditinjau dari tiap-

tiap indikator dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Deskripsi Tiap Indikator Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan

Wira Adi Karya.

No Sub Variabel/Indikator Skor

Total

Skor

Maks.

% Kriteria

Page 56: skripsi pendidikan (100)

lvi

1.

a

b

Bebas

Tindakan yang dilakukan atas

usaha sendiri

Memiliki sikap tidak tergantung

pada orang lain

1537

709

828

2800

1200

1600

54.89

59.08

51.75

Cukup baik

Cukup baik

Kurang baik

2.

a

b

c

Ulet

Pribadi yang memiliki ketekunan

Memiliki usaha untuk mewujudkan

harapannya

Tidak mudah putus asa

2088

664

533

891

3600

1200

800

1600

58.00

55.33

66.63

55.69

Cukup baik

Cukup baik

Baik

Baik

3.

a

b

c

Inisiatif

Kreatif

Memiliki ide yang banyak

Berusaha untuk maju

3405

1188

1294

923

4400

1600

1600

1200

77.39

74.25

80.88

76.92

Baik

Baik

Baik

Baik

4.

a

b

Pengendalian diri

Mampu menyelesaikan masalah.

Mampu mempengaruhi lingkungan

2078

1418

660

3200

2000

1200

64.94

70.90

55.00

Cukup baik

Baik

Cukup baik

5.

a

b

c

Harga Diri

Menerima diri

Percaya terhadap kemampuan

sendiri

Merasa puas atas usahanya

2745

601

1011

1133

4400

1200

1600

.

1600

62.39

50.08

63.19

70.81

Cukup baik

Kurang baik

Cuup baik

Baik

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut di atas menunjukan faktor kebebasan anak

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 yaitu selalu

bertindak atas usaha sendiri dan tidak tergantung pada orang lain masuk dalam

kategori cukup baik, sifat ulet yaitu memiliki ketakutan, memiliki usaha untuk

mewujudkan harapannya dan tidak mudah putus asa masuk dalam kategori cukup,

faktor inisiatif yaitu kreatif, memiliki ide yang banyak, dan berusaha untuk maju

masuk dalam kategori baik, faktor pengendalian diri yang terdiri dari kemampuan

menyelesaikan masalah masuk dalam kategori baik, dan kemampuan mempengaruhi

lingkungan masuk dalam kategori cukup baik, dan faktor kematangan diri yang

terdiri penerimaan diri, kepercayaan terhadap diri sendiri masuk dalam kategori

cukup baik, perasaan puas atas usahanya masuk dalam kategori baik. Dari hasil

tersebut menunjukan bahwa faktor yang paling menunjang kemandirian anak asuh di

Page 57: skripsi pendidikan (100)

lvii

Panti Asuhan Wira Adi karya Ungaran adalah faktor insiatif anak asuh yang telah

baik, sedangkan perlu diperhatikan agar kemandirian anak asuh dapat meningkat

menjadi baik ataupun sangat baik adalah faktor kebebasan, keuletan, pengendalian

diri dan kemantapan diri.

3. Pengujian Hipotesis

Sebagaimana dinayatakan dalam bab II, hipotesis dalam penelitian iji adalah

“Ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak asuh angkatan I di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005”.

Dalam rangka menguji hipotesis kerja (Ha) tersebut maka dinyatakan hipotesis

nihil (Ho) sebahai berikut :” Tidak ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian

anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005”.

Guna keperluan pengujian hipotesis tersebut, maka digunakan analisis korelasi

spearman. Berdasarkan analisis korelasi spearman pada lampiran diperoleh koefisien

korelasi 0,6106. Uji signifikansi koefisien korelasi yang diperoleh tersebut dilakukan uji

Z. berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh Zhitung = 5,43 > Ztabel = 1,96.

Karena Zhitung > Ztabel maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi tersebut

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “ Tidak ada hubungan antara

konsep diri dengan kemandirian anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya

Ungaran tahun 2005” ditolak dan menerima hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi ” Ada

hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak asuh angkatan I di Panti Asuhan

Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005”.

Bentuk hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak asuh angkatan I

di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 merupakan hubungan yang positif,

hal ini ditunjukan dari harga koefisien korelasi yang diperoleh bertanda positif. Lebih

jelasnya bentuk hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak asuh angkatan I di

Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 58: skripsi pendidikan (100)

lviii

Gambar 4.3 Bagan Bentuk Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian Anak

Asuh di Panti Asuhan Wira Adi Karya.

Berdasarkan gambar 4.3 di atas terlihat bahwa semakin tinggi konsep diri siswa

maka akan semakin tinggi pula kemandirian siswa maka akan semakin rendah pula

kemandiriannya.

B. Pembahasan

Konsep diri merupakan gambaran penilaian terhadap diri sendiri yang dapat

digunakan sebagai dasar dalam berperilaku dan menyesuaikan diri. Maka dari itu sebagai inti

atau dasar kepribadian, konsep diri berpengaruh terhadap ciri-ciri individu dalam bertingkah

laku serta cara-cara bertindak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar

atau situasi kehidupan.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak asuh angkatan I di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tahun 2005 memiliki konsep diri yang masuk dalam

kategori cukup baik. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar dari mereka yang masih

meragukan daya tarik fisiknya, belum memiliki tujuan hidup yang pasti, belum mampu

berperan aktif dalam lingkungan sosialnya di panti asuhan maupun di masyarakat, serta belum

mampu menempatkan dirinya secara baik untuk dapat menarik simpati orang lain pada

dirinya. Dengan konsep diri yang belum optimal tersebut, maka dapat menghambat

kemandirian anak.

Page 59: skripsi pendidikan (100)

lix

Ditinjau dari kemandiriannya, ternayata anak asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira

Adi Karya Ungaran tahun 2005 telah memiliki kemandirian yang cukup baik. Hal ini

ditunjukan dari tingkah laku anak yang mulai melakukan sesuatu atas usahanya sendiri dan

sedikit demi sedikit melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang lain. Mereka juga

cukup ulet yaitu tekun dalam mewujudkan harapannya yaitu mulai berusaha untuk maju

dengan mengembangkan ide-ide dan daya kreatifitasnya. Pengendalian gejolak dalam dirinya

juga mulai terlihat dengan adanya usaha dari mereka untuk dapat menyelesaikan masalahnya

sendiri. Kemantapan diri mereka jugta mulai terlihat yaitu mereka mulai percaya dengan

kemampuan dirinya dan akan merasa puas jika usaha yang dilakukannya berhasil. Hasan Basri

(2000:53) menegaskan bahwa seseorang yang mandiri akan mengutamakan apa yang bisa ia

lakukan sendiri daripada menerima bantuan orang lain dan akan merasa bangga bila dapat

mengerjakan sesuatu sendiri.

BAB V

Page 60: skripsi pendidikan (100)

lx

SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian anak

asuh angkatan I di Panti Asuhan Wira Adi Karya Tahun 2005.

b. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

konsep diri berhubungan dengan kemandirian, maka dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi instruktur hendaknya meningkatkan layanan konseling pada materi

pengenalan diri bagi anak asuh agar konsep diri mereka menjadi positif

serta kemandiriannya meningkat

2. Panti asuhan sebagai salah satu sarana pelayanan teknis hendaknya

berupaya menggali, mengembangkan, meningkatkan dan memantapkan

potensi-potensi anak terlantar serta putus sekolah dengan memberikan

pelayanan yang bersifat bimbingan sosial, mental dan fisik serta

keterampilan kerja agar anak asuh semakin mandiri dalam menyongsong

masa depannya

3. Bagi instruktur sebaiknya tidak hanya memberikan materi dan praktek

keterampilan pada anak asuh saja tetapi juga harus bisa memahami dan

memberikan kasih sayang kepada mereka

Page 61: skripsi pendidikan (100)

lxi

4. Bagi instruktur sebaiknya bisa mengajarkan kepada anak asuh tentang apa

saja yang berhubungan dengan kehidupan dan tidak menggantungkan diri

dengan orang lain (mandiri) dan menerima diri apa adanya.