SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

45
BAGIAN IKM DAN IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAPADA PEKERJA PENCUCI PIRING DI RUMAH MAKAN PADANG Disusun Oleh: Dini Anggreini C11109121 Lisna Rosalia Agaus C11109349 Pembimbing: dr. Sultan Buraena, MS.Sp.OK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 1

Transcript of SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Page 1: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAPADA

PEKERJA PENCUCI PIRING DI RUMAH MAKAN PADANG

Disusun Oleh:

Dini Anggreini

C11109121

Lisna Rosalia Agaus

C11109349

Pembimbing:

dr. Sultan Buraena, MS.Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU

KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

1

Page 2: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peralatan makan adalah peralatan yang digunakan untuk menyediakan,

menyajikan, dan menyantap makanan. Mencuci piring atau peralatan makan

merupakan proses membersihkan peralatan makan yang kotor melalui tahapan

proses pencucian, yang dimulai dari pemisahan sisa makanan, perendaman,

pencucian, desinfektan, sampai penirisan sehingga dapat mencegah kemungkinan

timbulnya sumber penularan penyakit.1

Pada umumnya, semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang

dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Hampir tidak ada

tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya. Potensi bahaya di

tempat kerja dapat ditemukan dapat ditemukan mulai dari bahan baku, proses

kerja, produk dan limbah (cair, padat, dan gas) yang dihasilkan. Seperti pada

rumah makan yang memiliki potensi bahaya kebakaran, keracunan, dan

kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja pada pekerja di rumah makan dapat meliputi

luka karena teriris/terpotong, khususnya saat mencuci peralatan makan. Setelah

mengetahui dan memahami hal tersebut, maka diperlukan penanganan terhadap

semua potensi bahaya.2

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat membantu dalam

menangani permasalahan tersebut. Oleh karena itu, keberadaan K3 berupaya

untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan hidup agar

terwujud nuansa kerja yang aman, sehat, dan selamat. Akan tetapi, semua itu tidak

terlepas dari keikutsertaan atau partisipasi baik seluruh pekerja maupun pihak

manajemen. Bagian K3 berfungsi sebagai staff penunjang yang berupaya untuk

mengurangi atau menurunkan tingkat risiko bahaya sampai derajat nol kecelakaan

bagi pekerja dan mencegah dampak negatif bagi lingkungan.2

Salah satu program penerapan K3 adalah inspeksi K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja), dimana program inspeksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi

2

Page 3: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

potensi bahaya secara dini dan berupaya untuk menurunkan tingkat risiko dan

bahaya bagi pekerja.2,3

b. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

“Faktor hazard apa saja yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan kerja

pada pekerja pencuci piring di Rumah Makan Padang dan apa saja faktor yang

menyebabkan kecelakaan kerja pada pekerja pencuci piring si Rumah Makan

Padang tersebut?”

c. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui tentang aspek-aspek K3 pada pekerja pencuci piring

di restoran yaitu di RM. Padang.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerja

pencuci piring.

b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat

mengganggu kesehatan pekerja pencuci piring.

c. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pada saat bekerja.

d. Untuk mengetahui adanya rambu-rambu kesehatan dan keselamatan

kerja di tempat kerja.

e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan

sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)

f. Untuk mengetahui tentang Peraturan pimpinan rumah makan /

perusahaan tentang K3 di tempat kerja

g. Untuk mengetahui keluhan / penyakit yang dialami yang

berhubungan pada pekerjaan pencuci piring.

h. Untuk mengetahui Upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya

penyuluhan, pelatihan, pengukuran / pemantauan lingkungan tentang

hazard yang pernah dilakukan.

3

Page 4: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang wajib diterapkan

diseluruh lingkungan kerja, baik perkantoran, rumah sakit, pabrik, sekolah-seko-

lah, perguruan tinggi, maupun militer.Pengertian Kegiatan K3 adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan manusia baik

jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya yang tertuju pada

kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.3

Secara Etimologis, K3 adalah Memberikan upaya perlindungan yang ditu-

jukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan sela-

mat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara

aman dan efisien. 3

Secara Keilmuan, K3 adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan

yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja

Secara filosofi, K3 adalah Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk men-

jamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya

dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.3

Adapun K3 yang harus diperhatikan pada pencuci piring di rumah makan,

diantaranya:

a. Hazard lingkungan kerja

Faktor kimia:

Sabun pencuci piring merupakan produk yang dipakai sehari-hari untuk

mencuci piring. Ternyata produk tersebut mengandung bahaya

tersembunyi bagi kesehatan. Salah satu zat yang berbahaya adalah

Phthalates. Zat ini biasanya ditemukan dalam produk-produk rumah

tangga yang berbau harum seperti pengharum ruangan, sabun cuci piring

atau tisu wangi. Produsen biasanya tidak mencantumkan tulisan

Phthalates pada kemasannya, tapi jika Anda melihat kata fragnance atau

perfume dalam daftar kandungan zat, besar kemungkinan produk tersebut

4

Page 5: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

mengandung phthalates. Bahaya zat tersebut adalah mengganggu kinerja

kelenjar endokrin. Menurut temuan dari para peneliti dari Centers for

Disease Control and Prevention di Harvard School of Public Health, pria

dengan konsentrasi phthalates yang tinggi dalam darahnya, jumlah

sperma berkurang. Phthalates juga memicu migrain dan asthma.

Meskipun zat tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi

bisa juga merusak lewat kulit dan terserap kemudian masuk ke organ

dalam. Ditambah dengan perilaku pekerja pencuci piring yang sering kali

tidak menggunakan sarung tangan saat mencuci piring, hal ini menambah

berat kemungkinan bahaya dari faktor ini. Di dalam sabun pencuci piring

juga didapatkan formalin dengan kadar rendah. Bila pencuci piring tidak

mencuci piring dan peralatan makan dengan bersih, formalin akan

tertinggal di peralatan makan dan masuk ke dalam tubuh. Formalin

sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan telah dinyatakan bersifat

karsinogen atau pemicu terjadinya kanker. Formalin adalah zat reaktif

yang dapat menghentikan cara kerja enzim sehingga proses pencernaan

dalam tubuh akan kaku dan otomatis terganggu. Formalin yang terserap

tubuh dapat menyebabkan pusing dan mual, lalu iritasi, sedangkan dalam

jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker dan rusaknya organ

dalam tubuh.

Faktor biologi:

Dari semua ruangan di dalam restoran atau warung, dapur merupakan

yang paling kotor selain kamar mandi. Khususnya tempat pencuci piring.

Dimana kuman dan bakteri sering bersarang di sisa makanan dan lap

pencuci piring. Bakteri yang paling sering ditemukan adalah E Coli,

Staphylococcu Aureus, dan Pseudomonas.Di dalam sabun pencuci piring

juga didapatkan formalin dengan kadar rendah. Formalin berfungi untuk

mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan produk rusak.

Bila kita tidak mencuci piring dengan bersih maka formalin akan

tertinggal di peralatan makan dan masuk ke dalam tubuh. Formalin

5

Page 6: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan telah dinyatakan bersifat

karsiogen atau pemicu terjadinya kanker. Formalin adalah zat reaktif

yang dapat menghentikan cara kerja enzim sehingga proses pencernaan

dalam tubuh akan kaku dan otomatis terganggu. Formalin yang terserap

tubuh dapat menyebabkan pusing dan mual, lalu iritasi, sedangkan dalam

jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker dan rusaknya organ

dalam tubuh. Tidak jarang, para pegawai pencuci piring tidak

menggunakan sarung tangan saat mencuci piring sehingga dapat terpapar

dengan faktor kimia secara berkesinambungan dalam jangka waktu yang

lama.

Faktor ergonomi

Posisi tubuh saat bekerja sangat berpengaruh pada pekerja pencuci

piring. Rata-rata pekerja pencuci piring bekerja dengan posisi berdiri atau

menjongkok. Apabila terlalu sering menjongkok dapat menyebabkan low

back pain atau nyeri punggung bawah. Low back pain adalah penyakit

neurologis sebagai salah satu wujud nyeri tulang belakang. Faktor

resikonya adalah mengangkat beban berulang, membungkuk, gerak

berlebihan, dan menggunakan alat dengan getaran. Postur statis misalnya

dengan jongkok terlalu lama saat mencuci piring merupakan faktor resiko

utama.

Faktor psikososial

Pengetahuan dan keterampilan perlu ditingkatkan bagi para pekerja

pencuci piring ini sehingga kejadian yang mengancam keselamatan kerja

dapat dihindari.Tentu saja mestinya mereka dapat belajar tentang

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini berdasarkan pengalaman

selama ini. Akan tetapi selalu akan ada orang baru atau bahkan hanya

orang biasa saja yang terlibat dengan kegiatan dapar khususnya pekerja

pencuci piring.2

b. Alat kerja

Alat kerja yang paling sering digunakan adalah spons atau lap pencuci piring.

6

Page 7: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

c. Alat pelindung diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri.Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

Sarung tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat mencuci piring dan

terhindar dari bakteri berbahaya

Celemek/Apron

Berfungsi sebagai alat pelindung tubuh pada saat mencuci piring dan

terhindar dari bakteri yang menempel pada pakaian

Sepatu Boot

Berfungsi sebagai alat pelindung kaki pada saat mencuci piring dan

terhindar dari pecahan piring atau dari kotoran piring.

7

Page 8: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAB III

METODOLOGI

3.1. BAHAN DAN CARA

3.1.1. Peralatan yang diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey

(survey jalan sepintas) dalam rangka untuk survey kesehatan dan

kedokteran kerja di Rumah Makan Marem

a. Alat tulis menulis

Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan

sepintas.

b. Kamera

Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan-keadaan yang

terdapat pada pekerja pencuci piring.

c. Check list

Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai

survey jalan sepintas yang dilakukan.

3.1.2. Cara Pemantauan

Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor

yang berhubungan dengan aspek K3 pada pekerja pencuci piring.

Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan

menggunakan check list.

3.2. LOKASI

Lokasi survey kesehatan dan kedokteran kerja yang di jalankan adalah di RM.

Padang.

3.3. BIAYA

Biaya yang digunakanpada survey ini adalah swadaya.

8

Page 9: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

3.4. JADWAL

Waktu pelaksanaan survey ini dilaksanakan pada pada hari Senin sampai

Jumat tanggal 20 s/d 24Januari 2014.

JADWAL KEGIATAN

NO Hari / Tanggal Kegiatan

1. Senin

20Januari 2014

Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina

Pengarahan kegiatan

2. Selasa

21Januari 2014

Pembuatan proposal

3. Rabu

22 Januari 2014

Pembuatan proposal

4. Kamis

23Januari 2014

WalkThroughSurvey

5. Jumat

24Januari 2014

Pembuatan laporan WalkThroughSurvey

6. Sabtu

25Januari 2014

Presentasi laporan WalkThroughSurvey

9

Page 10: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR HAZARD KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA PENCUCI

PIRING DI RUMAH MAKAN PADANG

NAMA :

UMUR :

JENIS KELAMIN :

JABATAN : PEKERJA PENCUCI PIRING RUMAH MAKAN

PADANG

NO ASPEK YANG DINILAIACCEPTABLE KET.

TAMBAHANYA TIDAK

IHAZARD LINGKUNGAN KERJA

  A. Faktor kebisingan  Sumbernya (Jenis)  Jumlah pekerja  Berlangsung pada saat  B. Faktor pencahayaan  Sumbernya (Jenis)  Jumlah pekerja  Berlangsung pada saat  C. Faktor temperatur  Sumbernya (Jenis)  Jumlah pekerja  Berlangsung pada saat  D. Faktor tekanan  Sumbernya (Jenis)  Jumlah pekerja  Berlangsung pada saat  E. Faktor getaran  Sumbernya (Jenis)  Jumlah pekerja  Berlangsung pada saat  F. Faktor kimia  Jenis bahan kimia  Nama bahan:  Jumlah Pekerja

10

Page 11: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

  G.Faktor Biologi  Sumber  hygine perorangan  H. Faktor ergonomi  Posisi tubuh saat bekerja  Cara bekerja

 Ketata rumahtanggaan (house keeping)

  I. Faktor Psikososial  Jadwal kerja  Hubungan interpersonal  Beban Kerja  Kemampuan  Gaji

II ALAT YANG DIGUNAKAN  Jenis alat kerja: Alat tangan

Meja dan Kursi  Kegunaan: Terus-menerus

 Alat kerja yang berhubungan dengan badan

 Alat kerja yang berhubungan dengan listrik

 Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja

III ALAT PELINDUNG DIRIJenis: 1. Celemek2. Sarung tangan (gloves)3. Sepatu Boot Pemeliharaan APDPemakaian selama bekerja

IVPEMERIKSAAN KESEHATAN

  Bukti Pemeriksaan

 Pemeriksaan kesehatan: Awal.....Berkala.......

  Berkala khusus....  Hasil  Peraturan perusahaan:

VRAMBU-RAMBU TENTANG K3

  DI TEMPAT KERJA

11

Page 12: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

  Peraturan  Berhubungan dengan pekerjaan

Terdapat kotak P3K  Terdapat petugas K3

 Rambu-rambu tentang penggunaan APD

VIKELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT

 Keluhan yang berhubungan dengan :- Mata- Telinga- Sistem Pencernaan- Kulit- Sistem Pernapasan- KejiwaanIzin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

  Surat cuti sakit

 Jenis keluhan/sakit yang paling sering

VII UPAYA K3 LAINNYA  Penyuluhan:  Pelatihan:  Pemantauan hazard/pengukuran  Rambu-rambu bahaya  Rambu-rambu evakuasi

VIII LAIN-LAIN           

BAB IV

12

Page 13: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

HASIL

4.1 SEJARAH SINGKAT DAN GAMBARAN UMUM LOKASI SURVEY

Survey ini dilakukan di Rumah Makan Padang yang terletak di Jalan

Gunung Lompobattang.Rumah makan ini berdiri sejak tahun 1981 dan telah

memiliki cabang di Jalan Hertasning sejak tahun 1997. Masakan yang dijual di

rumah makan ini merupakan masakan khas Minang Kabau seperti rendang, ayam

balado, dan Dendeng Balado. Survey dilakukan pada tanggal 23 Januari 2014.

Saat ini, Rumah Makan Padang cabang Gunung Lompobattang

mempekerjakan 8 pekerja dengan 3 pekerja sebagai tukang cuci piring sementara

sisanya sebagai juru masak sekaligus pramusaji. Jadwal kerja di rumah makan ini

adalah Senin sampai Sabtu dimulai 08.00-20.00 WITA.

4.2. TINJAUAN UMUM

Suasana yang ada di rumah makan cukup baik. Tampak sejuk karena

mendapat penerangan alami matahari. Kondisi ini dimungkinkan karena

konstruksi bagian depan rumah makan yang terbuka. Sementara untuk

pemeliharaan tempat dan alat cukup baik.

4.3. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor Kebisingan

Faktor kebisingan yang muncul pada saat mencuci piring dirumah makan

umumnya berasal dari dentingan peralatan yang saling bersentuhan

ketika dicuci. Konstruksi ruangan tempat mencuci piring yang tidak

terlalu lapang menjadikan suara bising dari proses mencuci piring

menjadi polusi suara.

Faktor Kimia

Faktor kimia yang terdapat di tempat pencucian piring di rumah makan

kebanyakan berbentuk cair sabun pencuci piring. Sabun pencuci piring

kebanyakan mengandung bahan berbahaya walaupun dalam kadar yang

13

Page 14: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

rendah, seperti phthalates dan formalin. Para pegawai pencuci piring

menggunakan sarung tangan saat mencuci piring sehingga paparan dari

faktor kimia pada tangan pekerja dapat diminimalisir.

Faktor Biologi

Berdasarkan wawancara singkat dengan salah seorang pekerja dapur,

piring atau peralatan makan yang kotor biasanya tidak langsung

dibersihkan dari sisa makanan namun ditumpuk sampai jumlahnya cukup

banyak lalu kemudian dicuci. Setelah piring dicuci, piring akan

dikeringkan menggunakan lap kering. Lap kering yang digunakan

biasanya dicuci seminggu sekali. Kedua hal tersebut akan dapat menjadi

salah satu faktor perpindahan kuman dan bakteri.

Faktor Ergonomi

Proses pencucian piring atau peralatan makan di rumah makan ini

dilakukan dalam posisi duduk maupun berdiri hingga proses pencucian

piring selesai. Disediakan kursi untuk pekerja duduk selama mencuci

piring.

Faktor Psikososial

Jadwal kerja yang diterapkan di rumah makan ini sama dengan jadwal

kerja yang diterapkan di rumah makan lain pada umumnya. Para pegawai

bekerja selama seminggu dengan kesempatan berlibur setiap hari

Minggu. Waktu kerja sekitar 12 jam dan tidak dibagi dalam shift namun

para pekerja dapat beristirahat bila pekerjaan telah selesai atau bergantian

dengan pekerja lain.Hubungan para pekerja terlihat cukup

harmonis.Menurut pegawai pencuci piring, gaji yang diperoleh dibawah

UMR Sulawesi Selatan, yakni berjumlah di bawahRp. 1.500.000 namun

biaya makan dan akomodasi di tanggung oleh manajemen rumah makan.

Para pekerja diperbolehkan tinggal di ruko dan sesekali mendapatkan

bonus pada hari raya maupun bila pendapatan rumah makan meningkat

pada bulan tersebut. Sehingga para pekerja merasa gaji yang diterima

cukup sesuai dengan beban kerja mereka.

14

Page 15: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

4.4. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM BEKERJA

Spons

Berfungsi sebagai alat yang membersihkan piring dan peralatan makan

lainnya dari kotoran atau sisa makanan.

Sarung tangan

Berfungsi sebagai alat proteksi diri agar tangan pekerja tidak langsung

terpapar air cucian.

Lap pencuci piring

Berfungsi untuk mengeringkan piring dan peralatan makan lainnya

setelah proses pencucian.

Meja

Berfungsi untuk meletakkan piring dan peralatan lainnya yang telah

dicuci

Kursi

Berfungsi sebagai temapat duduk pekerja ketika mencuci agar pekerja

tidak cepat lelah

4.5. ALAT PELINDUNG DIRI

Pada rumah makan ini diamati juga mengenai penggunaan alat pelindung

diri (Alat Pelindung Diri/APD) untuk keselamatan dan kesehatan kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja

itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Pekerja pencuci piring pada rumah

makan ini menggunakan APD dengan selayaknya. Dari hasil wawancara

dengan pekerja tersebut, pihak manajemen rumah makan sudah menyiapkan

sarung tangan dan apron khusus untuk mencuci piring, tetapi pekerja hanya

memakai sarung tangan karena merasa kurang nyaman menggunakan apron

pada saat mereka bekerja.

15

Page 16: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Alat pelindung kaki, seperti sepatu boots, tidak digunakan oleh pekerja

pencuci piring di rumah makan tersebut, para pekerja hanya menggunakan

sendal biasa yang digunakan sehari-hari saat bekerja.

4.5. PEMERIKSAAN KESEHATAN & PERATURAN TENTANG

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi

perusahaankarena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya

merugikan tenaga kerja, tetapi juga perusahaan,baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada rumah makan ini, dari hasil wawancara dengan pekerja

rumah makan, mereka mengatakan bahwa tidak terdapat peraturan tertentu

atau tertulis dari pihak rumah makan mengenai pemeriksaan kesehatan atau

mengenai peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi para pekerja

rumah makan tersebut.Saat bekerja, para pekerja hanya membersihkan tangan

mereka seadanyajika tangan mereka iritasi atau gatal-gatal terkena zat

kimia.Pekerja rumah makan hanya dianjurkan dari pihak rumah makan

mengenai kehati-hatian dalam menjalankan tugasnya.

Tidak ada upaya tertentu dari manajemen rumah makan untuk

menjalankan program K3, hanya saja dari pihak manajemen rumah

makantetap menjamin para pekerja apabila terjadi kecelakaan yang

berhubungan dengan kerja maka pihak manajemen rumah makanakan

mengantar ke Rumah Sakit terdekat dan biaya akan ditanggung oleh pihak

manajemen rumah makan. Adapun untuk pemeriksaan kesehatan para pekerja

secara berkala tidak dilakukan.Juga tidak terdapat rambu-rambu dan

penyuluhan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada rumah

makan ini.

Namun pada rumah makan ini tersedia kotak P3K sebagai tempat

penyimpanan obat-obatan yang dapat dipakai oleh pekerja bila merasa sakit.

Selain itu juga terdapat alat pemadam kebakaran meskipun menurut para

16

Page 17: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

pekerja alat tersebut tidak pernah digunakan karena tidak pernah terjadi

kebakaran di rumah makan tersebut.

4.5. KELUHAN KESEHATAN

Keluhan pada mata tidak dialami oleh pekerja.

Keluhan pada telinga biasanya ada karena faktor bising dari dentingan

piring namun bagi pekerja tidak menjadi masalah serius.

Keluhan pada saluran pencernaan tidak ada yang dikeluhkan pekerja

karena setelah bekerja mereka selalu rutin membersihkan tangan

mereka.

Keluhan kulit tidak dialami oleh pekerja karena mereka selalu memakai

sarung tangan ketika mencuci piring.

Keluhan sistem pernapasan tidak dialami pekerja.

Keluhan kejiwaan tidak dialami pekerja.

Perizinan saat sakit didapatkan oleh pekerja dan diberi istirahat kerja

17

Page 18: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAB V

PEMBAHASAN

Lingkungan kerja dari pekerja pencuci piring merupakan lingkungan kerja

yangdipenuhi zat kimia berbahaya yang terdapat di dalamsabun pencuci piring,

seperti phthalatesdan formalin yang bisa mengganggu kesehatan dari para pekerja

pencuci piring.Selain itu, kesehatan dan keselamatan kerja juga menuntut kondisi

kerja yang dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, penjagaan lantai

yang bebas dari air dan sabun, serta memelihara fasilitas air yang baik.

Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang

tidak teratur dan periodik, kebisingan merupakan suara yang tidak

dikehandaki.Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekwensi antara

16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara

terus menerus.Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan batas

ini disebut critical level of intensity.Kebisingan merupakan masalah kesehatan

kerja yang dapat timbul di rumah makan.Dari hasil kunjungan yang dilakukan,

sumber kebisingan yang muncul pada rumah makan ini yaitu berasal dari

dentingan peralatan yang saling bersentuhan ketika dicuci. Konstruksi ruangan

tempat mencuci piring yang tidak terlalu lapang menjadikan suara bising dari

proses mencuci piring menjadi polusi suara.

Faktor kimia yang terdapat di tempat pencucian piring di rumah makan

kebanyakan berbentuk cair sabun pencuci piring. Sabun pencuci piring

kebanyakan mengandung bahan berbahaya walaupun dalam kadar yang rendah,

seperti phthalates dan formalin. Bahaya Phthalates adalah mengganggu kinerja

kelenjar endokrin, dimana salah satu akibatnya adalah jumlah sperma berkurang

pada pria. Phthalates juga memicu migrain dan asthma. Meskipun zat tersebut

umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi bisa juga merusak lewat kulit

dan terserap kemudian masuk ke organ dalam. Ditambah dengan perilaku pekerja

pencuci piring yang sering kali tidak menggunakan apron saat mencuci piring, hal

ini menambah berat kemungkinan bahaya dari faktor ini. Di dalam sabun pencuci

18

Page 19: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

piring juga didapatkan formalin dengan kadar rendah. Bila pencuci piring tidak

mencuci piring dan peralatan makan dengan bersih, formalin akan tertinggal di

peralatan makan dan masuk ke dalam tubuh. Formalin sangat berbahaya bagi

kesehatan manusia dan telah dinyatakan bersifat karsinogen atau pemicu

terjadinya kanker. Formalin adalah zat reaktif yang dapat menghentikan cara kerja

enzim sehingga proses pencernaan dalam tubuh akan kaku dan otomatis

terganggu. Formalin yang terserap tubuh dapat menyebabkan pusing dan mual,

lalu iritasi, sedangkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker

dan rusaknya organ dalam tubuh.

Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi,

karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka

efektivitas dan efisiensi kerja.Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang

berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor

lingkungan.Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam

bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta

upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecil-kecilnya dengan hasil yang

sebesar-besarnya.Proses pencucian piring atau peralatan makan di rumah makan

ini dilakukan dalam posisi duduk maupun berdirihingga proses pencucian piring

selesai. Tersedia kursi yang dapat dipakai pekerja pada saat mencuci piring dan

peralatan makan lainnya. Hal ini dapat mengurangi munculnya ketidaknyamanan

pada saat bekerja dan mengurangi resiko penyakit pinggang kronik (Low Back

Pain) di kemudian hari.

Suasana kerja yang kondusif dan lingkungan yang nyaman bisa menjadi

faktor pendukung terhadap kesehatan psikologis pekerja.Pada kunjungan kami,

kami mendapati hubungan para pekerja terlihat cukup harmonis dan menurut

pekerja pencuci piring, gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan beban kerja

mereka.

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri

sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat

19

Page 20: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak

mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak

digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat

menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain: Alat pelindung

tangan dan pakaian. Pada rumah makan ini,pekerja pencuci piring tidak

menggunakan apron karena alasan kenyamanan.Hal ini meningkatkan peluang

terjadinya iritasi akibat bahan kimia bila pkerja terkena percikan maupun

tumpahan air cucian piring.

Tidak ada upaya tertentu dari manajemen rumah makan untuk menjalankan

program K3, namun pihak manajemen rumah makantetap menjamin para pekerja

apabila terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan kerja maka pihak

manajemen rumah makanakan mengantar ke Rumah Sakit terdekat dan biaya akan

ditanggung oleh pihak manajemen rumah makan. Pada rumah makan ini tersedia

kotak P3K dan alat pemadam kebakaran.

Pada rumah makan ini setidaknya perlu dibuat mengenai suatu peraturan

mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karena keselamatan kerja

adalah proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang

menjadi acuan dalam bekerjasehinggasetiap tenaga kerja

berhakmendapatkanperlindungan keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas. Hal ini dilakukan karena

adanya perbedaan status sosial antara tenaga kerja dan pengusaha sebagai pemberi

kerja dalam melakukan hubungan kerja.

Hasil survey yang dilakukan memberikan kita pemahaman bahwa praktek-

praktek K3 masih kurang ideal.Hal tersebut dibuktikan dengan diketahuinya

akibat-akibat yang mungkin muncul dari tidak terlaksananya aspek-aspek K3,

tetapi tetap dibiarkan tanpa ada kesadaran kritis dari pekerja maupun pihak rumah

makan dalam mengejawantahkan aturan K3. Lebih jauh, alat-alat perlindungan

diri malah dianggap sebagai pengganggu dalam proses kerja.

20

Page 21: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

a. Ada beberapa faktor hazard pada rumah makan ini berupa :

Kebisingan yang ditimbulkan dentingan peralatan yang saling

bersentuhan ketika dicuci.

Faktor kimia yang terdapat di rumah makan kebanyakan berbentuk cair,

sepertisabun pencuci piring.

Faktor biologi yang terdapat di rumah makan terdapat pada sisa makanan

yang mengandung banyak kuman dan bakteri.

b. Pada pekerjaan pencuci piringrumah makan ini dijumpai alat yang biasa digu-

nakan untuk mencuci piring berupa spons, sarung tangan, lap pencuci piring,

meja dan kursi.

c. Terdapat APD yang digunakan pada pekerja pencuci piringrumah makan ini

yaitu sarung tangan. Pekerja menolak mengunakan apron yang disediakan

manajemen rumah makan dengan alasan ketidaknyamanan.

d. Pada rumah makan ini, tidak ada rambu-rambu mengenai kesehatan dan kese-

lamatan kerja (K3) namun tersedia kotak P3K dan alat pemadam kebakaran.

e. Pada rumah makan ini, tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan pada

pekerja, baik pada proses penerimaan ataupun ketika para pekerja sudah bek-

erja di rumah makan tersebut.

f. Pada rumah makan ini tidak terdapat peraturan tertentu atau tertulis dari pihak

manajemen rumah makan mengenai peraturan kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) bagi para pekerja rumah makan tersebut.

g. Pada rumah makan ini tidak ada keluhan/penyakit yang dialami pekerja

pencuci piring yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di rumah makan.

h. Pada rumah makan ini tidak pernah dilakukan penyuluhan, pelatihan, pen-

gukuran/pemantauan lingkungan.

B. SARAN

21

Page 22: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

1. Sebaiknya para pekerja pencuci piring di Rumah Makan Padang diberikan

pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

2. Sebaiknya pihak pemilik Rumah Makan melakukan pemeriksaan kese-

hatan kepada para pekerja pencuci piring saat awal pemeriksaan atau pun

pemeriksaan kesehatan berkala.

3. Sebaiknya disediakan alat pelindung diri lainnya seperti sepatu boot dan

memberlakukan aturan untuk memakai APD yang lengkap setiap bekerja.

4. Sebaiknya di rumah makan ini disediakan rambu-rambu mengenai kese-

hatan dan keselamatan kerja (K3).

5. Sebaiknya pihak rumah makan mengadakan penyuluhan, pelatihan, pen-

gukuran/pemantauan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

1. Hestianingsih. Bahaya Tersembunyi di Balik Produk Pembersih Rumah.

http://detik.com/wolipop/read/2011/12/08/085829/1785791/858/bahaya-

tersembunyi-di-balik-produk-pembersih-rumah diaksek pada 20 Januari

2014 pukul 12.00

2. Rachmad G. Waspada terhadap Formalin dalam Cairan Pencuci Piring.

http://www.citizenjurnalism.com/hot-topics/health-lifestyles/waspadalah-

terhadap-formalin-dalam-cairan-pencuci-piring diakses pada 20 Januari

2014 pukul 12.00

3. Abem. K3 (Kesehatan dan

KeselamatanKerja).http://abemustofa.blogspot.com/2011/04/k3-

kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html diakses pada 20 Januari 2014 pukul

11.55

4. Hestianingsih. 5 Pemakaian Lap Dapur yang Bisa Sebarkan Kuman

Berbahaya.

http://detik.com/wolipop/read/2012/01/12/091833/1813279/858/5-

pemakaian-lap-dapur-yang-bisa-sebarkan-kuman-berbahaya diakses pada

tanggal 20 Januari 2014 pukul 12.00

5. Narulita D. Penyebab dan Faktor Resiko Nyeri Pinggang.

http://painkillerclinic.wordpress.com/2013/03/14/penyebab-dan-faktor-

resiko-nyeri-pinggang-low-back-pain diakses pada 20 Januari 2014 pukul

12.00

23

Page 24: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

L

A

M

P

I

R

A

N24

Page 25: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR HAZARD KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA PENCUCI

PIRING DI RUMAH MAKAN PADANG

NAMA : SUTINA

UMUR : 35 TAHUN

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

JABATAN : PEKERJA PENCUCI PIRING RUMAH MAKAN

PADANG

NO ASPEK YANG DINILAIACCEPTABLE KET.

TAMBAHANYA TIDAK

IHAZARD LINGKUNGAN KERJA    

  A. Faktor kebisingan   √    Sumbernya (Jenis)   √    Jumlah pekerja   √    Berlangsung pada saat   √    B. Faktor pencahayaan √    

  Sumbernya (Jenis) √  Matahari dan

lampu   Jumlah pekerja √   3 orang  Berlangsung pada saat √   Bekerja  C. Faktor temperatur   √    Sumbernya (Jenis)   √    Jumlah pekerja   √    Berlangsung pada saat   √    D. Faktor tekanan √  Sumbernya (Jenis) √  Jumlah pekerja √  Berlangsung pada saat √  E. Faktor getaran √  Sumbernya (Jenis) √

  Jumlah pekerja √  Berlangsung pada saat √  F. Faktor kimia √      Jenis bahan kimia √   cair

25

Page 26: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

  Nama bahan: √  phthalates dan

formalin  Jumlah Pekerja √   3 orang  G.Faktor Biologi √      Sumber √   sisa makanan  hygine perorangan   √    H. Faktor ergonomi   √    Posisi tubuh saat bekerja   √    Cara bekerja   √  

 Ketata rumahtanggaan (house keeping)   √  

  I. Faktor Psikososial √      Jadwal kerja √   siang  Hubungan interpersonal √   baik  Beban Kerja √   banyak  Kemampuan √   sesuai   Gaji √   sesuai

II ALAT YANG DIGUNAKAN

  Jenis alat kerja: Alat tangan √  

Spons, sarung tangan, lap

keringMeja dan Kursi √    

  Kegunaan: Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhubungan dengan badan   √  

 Alat kerja yang berhubungan dengan listrik   √  

 Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja √  

pons dan lap pencuci

III ALAT PELINDUNG DIRIJenis: 1. Celemek √2. Sarung tangan (gloves) √  3. Sepatu Boot √Pemeliharaan APD √

Pemakaian selama bekerja √

Hanya memakai

sarung tangan

IVPEMERIKSAAN KESEHATAN √

  Bukti Pemeriksaan √

 Pemeriksaan kesehatan: Awal.....Berkala....... √

26

Page 27: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

  Berkala khusus.... √  Hasil √  Peraturan perusahaan: √

VRAMBU-RAMBU TENTANG K3 √

  DI TEMPAT KERJA    Peraturan √  Berhubungan dengan pekerjaan √

Terdapat kotak P3K √  Terdapat petugas K3 √

 Rambu-rambu tentang penggunaan APD √

VIKELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT √

 Keluhan yang berhubungan dengan : √- Mata √- Telinga √- Sistem Pencernaan √- Kulit √- Sistem Pernapasan √- Kejiwaan √Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan √ 

  Surat cuti sakit √

 Jenis keluhan/sakit yang paling sering √

VII UPAYA K3 LAINNYA √  Penyuluhan: √  Pelatihan: √  Pemantauan hazard/pengukuran √  Rambu-rambu bahaya √  Rambu-rambu evakuasi √

VIII LAIN-LAIN           

LAMPIRAN FOTO WALK THROUGH SURVEY

27

Page 28: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Gambar 1. Suasana RM. Padang dilihat dari luar

Gambar 2. Suasana di dalam RM. Padang

28

Page 29: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Gambar 3. Salah satu pekerja sedang mencuci peralatan makan di dapur.

Terlihat pekerja tersebut menggunakan sarung tangan dan bekerja pada

posisi duduk.

Gambar 4. Peralatan makan yang telah dicuci

29

Page 30: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Gambar 5. Contoh masakan yang dijual di RM. Padang

Gambar 6. Terdapat kotak P3K sebagai tempat penyimpanan obat-obatan

yang dapat digunakan pekerja bila sakit

30

Page 31: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

Gambar 7. Alat pemadam kebakaran pada RM. Padang

31

Page 32: SKRIPSI PENCUCI PIRING 2

SKENARIO

Seorang wanita 35 tahun datang ke Puskesmas Tamalate dengan keluhan gatal

pada kedua tangannya. Keluhan ini dirasakan sejak dua minggu lalu, dirasakan

setelah mencuci piring. Keluhan ini tidak dirasakan bila pasien memakai sarung

tangan ketika mencuci. Selain itu kedua telapak tangan wanita ini tampak kasar.

Wanita ini sehari-hari bekerja pada sebuah rumah makan Padang. Beberapa

minggu ini sarung tangan untuk mencuci piring di rumah makan tersebut banyak

yang rusak akibat kurang pemeliharaan.

32