SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM (...

139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda Di Dadaku ) Disusun oleh : Alit Lutfiah Hafi N I M : D 1207568 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM (...

Page 1: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM

( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda Di Dadaku )

Disusun oleh :

Alit Lutfiah Hafi

N I M : D 1207568

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi S1 Jurujsan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Hamid Arifin, M.Si Tanti Hermawati S.Sos, M.Si NIP. 19600517 198803 1002 NIP. 19690207 199512 2001

Page 3: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari : Senin

Tanggal : 10 January 2011

Panitia Penguji:

1. Dra. Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D ( ) NIP. 19600813 198702 2001 Ketua

2. Dra. Indah Budi Rahayu, S.E. ( ) NIP. 19580317 199010 2001 Sekretaris

3. Drs. Hamid Arifin, M.Si ( ) NIP. 19600517 198803 1002 Penguji 1

4. Tanti Hermawati S.Sos, M.Si ( ) NIP. 19690207 199512 2001 Penguji 2

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Hanya mata yang bersumber dari pikiran yang

tidak menghakimi yang mampu melihat kesempurnaan”

( Gobin Vashdev )

”right or wrong is my country!

( Anonim )

“Ujian atau kegagalan datang bukan untuk membuat kita menjadi bodoh dan sedih. Tapi untuk membuat kita menjadi pintar dan bahagia di masa depan.”

( R. Hasnawaty )

Page 5: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

§ Kedua Orang Tua ku

Atas cinta, kasih sayang, dan kesabaran yang diberikan secara tulus

§ Keluarga besar

Atas support dan pengertian serta perhatian yang tidak pernah bosan

§ Para sahabat dan kawan-kawan

Page 6: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Special Thanks to

Randy Wiliza

For Better and Worst time we ever had done and keep suporting me

Page 7: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas ridho dah hidayahNya yang luar

biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitiannya yang berjudul

PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM (Pendekatan Semiotik

Dalam Film Garuda Di Dadaku). Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu bimbingan dan saran dari semua pihak

sangat diharapkan sebagai penyempurnaan lebih lanjut.

Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana S-1 Ilmu

Komunikasi di FISIP UNS. Saya menyadari bahwa dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Hamid Arifin M,Si selaku Pembimbing I Skrispi. Terima kasih bersedia

membimbing.

2. Tanti Hermawati S,Sos, M.Si selaku Pembimbing II Skripsi. Terima kasih

bersedia membimbing.

3. Beberapa teman Jurusan Ilmu Komunikasi S1 Non-Reg (Monik, Mbak Nia,

Dina, Mbak Nindia, Tiwi, Mas Wisnu, Mas Rohman, Rony, Era, Iswan &

Arwan) dan kawan-kawan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih telah berbagi semangat, diskusi dan peminjaman literatur

selama proses skripsi.

4. My Second Family Camisole (Umey Althaf, Dyas Bunda Kenzie, Uland, and

Mbem) dimanapun kita terpisah jauh, tali ini masih kuat terikat.

Page 8: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Teman-teman IPB Hari Purnomo Hidayat, S.Ikom., Risma Hasnawaty, S.Sos.,

Nyayu Ade Ilmiyati, S.Ikom., Abung Supama Wijaya S.Ikom., Ezi Hendri,

Alifiah Ghaniyyu Widyaningrum, Ferra Afrina yang selalu menjadi teman

diskusi selama kebersamaan kita dikota solo ini.

6. Kemuning Girls; Dyah, Intan, Dinar, Ninda, Eni, Nita, Dita, Anggun, Kenyo,

Vita, Kiki, Lian nuwun buat dukungan morilnya selama ini.

7. Setiap “mereka” yang datang dalam episode hidupku dan membuatku

bertambah. Terima kasih telah memberi inspirasi, motivasi dan pengalaman

untuku.

Saya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Oleh karena itu mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk

keterbatasan informasi, materi, maupun cara penyajian yang mungkin dirasa

masih banyak kekurangan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2011

Alit Lutfiah Hafi

Page 9: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN....................................................................................................ii

PENGESAHAN.....................................................................................................iii

MOTTO.................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN...................................................................................................v

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR BAGAN...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xiv

ABSTRAK............................................................................................................xv

ABSTRACT.........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

2. Rumusan Masalah..................................................................................4

3. Tujuan Penelitian...................................................................................4

4. Kerangka Teori

a. Komunikasi......................................................................................4

b. Semiotika..........................................................................................6

c. Semiotika Film...............................................................................11

d. Semiotika Roland Barthes.............................................................12

e. Nasionalisme dan Patriotisme.......................................................14

f. Karakteristik Nasionalisme............................................................18

Page 10: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

g. Ciri Nasionalisme Indonesia..........................................................18

h. Nasionalisme dan Patriotisme

dalam Film Garuda Di Dadaku.....................................................19

i. Pesan Verbal dan Non Verbal.......................................................21

a. Kode Verbal.............................................................................21

b. Kode Non-Verbal.....................................................................22

5. Kerangka Pemikiran............................................................................27

6. Definisi konseptual..........................................................................30

a. Patriotisme.....................................................................................30

b. Nasionalisme..................................................................................33

c. Film................................................................................................33

7. Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian..............................................................................40

b. Metode Penelitian..........................................................................41

c. Sumber Data.................................................................................41

d. Analisi Data..................................................................................41

BAB II DESKRIPSI FILM GARUDA DI DADAKU

A. Dibalik Layar Film Garuda Di Dadaku....................................................42

1. Sinopsis.................................................................................................42

2. Karakterisitik.........................................................................................44

3. Tim Produksi..........................................................................................44

B. Antusiasme Penonton Garuda Di Dadaku................................................45

C. Theme Song Garuda Di Dadaku...............................................................46

D. Rillis Garuda Di Dadaku..........................................................................47

Page 11: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

E. Sukses Besar Garuda Di Dadaku..............................................................47

BAB III ANALISIS DATA

1. Scene 66....................................................................................................52

2. Scene 68.....................................................................................................61

3. Scene 113...................................................................................................67

4. Scene 115...................................................................................................73

5. Scene 130..................................................................................................77

6. Scene 206...................................................................................................82

7. Scene 356.................................................................................................86

8. Scene 365................................................................................................92

9. Scene 384.................................................................................................99

10. Scene 419.................................................................................................103

11. Scene 443.................................................................................................107

12. Scene 446..........................................................................................112

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..............................................................................................118

B. Saran........................................................................................................121

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................123

Page 12: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Pikiran........................................................................................29

Page 13: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1......................................................................................................52

Gambar 1.1.2.....................................................................................................55

Gambar 2.1.3....................................................................................................61

Gambar 3.1.4....................................................................................................67

Gambar 3.1.5.....................................................................................................69

Gambar 4.1.6........................................................................................................73

Gambar 5.1.7.....................................................................................................77

Gambar 6.1.8...................................................................................................82

Gambar 7.1.9.....................................................................................................86

Gambar 8.1.10.................................................................................................92

Gambar 8.1.11................................................................................................93

Gamabar 9.1.12..............................................................................................99

Gambar 10.1.13................................................................................................103

Gambar 11.1.14.................................................................................................107

Gambar 11.1.15...............................................................................................108

Gambar 12.1.16..............................................................................................112

Page 14: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lirik Garuda Didadaku dan Rolling-rilling..........................................................126

Page 15: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK Alit Lutfiah Hafi. D 1207568. Tahun 21010. PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM (Pendekatan Semiotik Dalam Film “Garuda di Dadaku”). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret

Film Garuda Di Dadaku salah satu film anak-anak yang mengusung

nasionalisme dan patriotisme, film yang meraih penghargaan kategori film terbaik anak-anak tahun 2009 oleh FFI, film yang mampu meraup 1 juta penonton dalam dua minggu. Film Garuda Di Dadaku selain mendapat penghargaan sebagai film terbaik, film ini pun mendapat penghargaan oleh MTV Indonesian Award sebagai film yang memiliki judul sama dengan soundtracknya, yaitu Garuda Di Dadaku.

Dengan tujuan dari sang sutradara menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme sejak dini pada anak-anak, Garuda Di Dadaku menyuguhkan adegan nasionalisme dan patriotisme melalui simbol-simbol, dengan perantara objek olah raga yaitu sepak bola, olah raga yang sangat populer di Indonesia, yang digemari kalangan manapun dan usia berapapun.

Dari film ini, diketahui bahwa film “Garuda Di Dadaku” banyak mengusung nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Dari sisi produksi, nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme dalam film ini sangat kental, terutama perjuangan Bayu bagaimana untuk dapat meraih cita-citanya serta persahabatan yang dijalin antara Bayu dan Heri. Sang sutradara mengemas film yang bertema nasionalisme dan patriotisme ini secara sederhana, dengan analisis yang dilakukan, peneliti mengasumsikan bahwa patriotisme dan nasionalisme sekarang sangat penting untuk dilakukan, dan sikap tersebut tidak hanya dengan wujud peperangan atau kekerasan. Seperti yang dilakukan Heri terhadap Bayu dalam film ini, melalui rasa persahabatan yang terjalin secara erat, Heri selalu mendukung cita-cita Bayu, memberikan semangat agar tidak mudah pantang menyerah untuk mewujudkan impiannya menjadi Tim Nasional U-13. Pengabdian Bayu terhadap negaranya, dengan cita-cita ingin memakai seragam sepak bola yang berlambangkan garuda di dadanya, sudah menjadi salah satu nilai nasionalisme.

Page 16: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT Alit Lutfiah Hafi. D 1207568. 21010 years. Patriotism and Nationalism

On FILM (Semiotic Theory On Film "Garuda Di Dadaku"). Thesis. Department of Communication Science. Faculty of Social and Political Sciences. Sebelas Maret University

Film Garuda Di Dadaku one children's film that carries the nationalism

and patriotism, the film won the best film category of children in 2009 by the FFI, the film is able to reap 1 million viewers in two weeks. Film Garuda Di Dadaku besides getting an award for best film, this film also received an award by the Indonesian MTV Award as the movie soundtrack has the same title, namely Garuda Di Dadaku.

With the aim of the director creates a sense of nationalism and patriotism from an early age in children, presenting scenes Garuda Di Dadaku nationalism and patriotism through symbols, with an intermediary object that is soccer sports, sports are very popular in Indonesia, which favored the anywhere and at any age.

From this film, it is known that the film "Garuda Di Dadaku" many carry the values of nationalism and patriotism. From the production side, the values of patriotism and nationalism in the film is very thick, especially the struggle Bayu how to be able to achieve its goals and the friendships forged between the Bayu and Heri. The director-themed movie pack nationalism and patriotism is simple, with analysis conducted, researchers assume that patriotism and nationalism is now very important to do, and attitudes are not only the form of war or violence. As performed Heri on Bayu in this film, through a sense of friendship that are closely intertwined, Heri always supported the ideals of Bayu, giving spirit to never give up is not easy to realize his dream of becoming the National Team U-13. Bayu devotion to his country, with the ideals want to wear a football uniform who berlambangkan eagle on his chest, has become one of the values of nationalism.

Page 17: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Film Garuda Di Dadaku telah mendapatkan beberapa penghargaan dari

FFI pada tahun 2009, Garuda Di Dadaku mendapatkan penghargaan dalam

kategori film anak-anak terbaik, Dan Emir Mahira aktor cilik yang memerankan

tokoh Bayu, berhasil masuk kedalam nominasi empat besar kategori aktor terbaik.

Banyak pula penghargaan yang diraih oleh film Garuda Di Dadaku ini, yaitu

MTV Indonesian Award sebagai soundtrack film yang memiliki judul sama denga

judul film itu sendiri, yaitu Garuda Di Dadaku, soundtrack yang dinyanyikan oleh

band Netral, yang diadaptasi dari lagu daerah Papua dan diaransemen oleh band

Netral itu sendiri.1

Sejak hari pertama film Garuda Di Dadaku dirilis di bioskop secara

serentak pada tanggal 18 Juni 2009, penjualan tiket laris manis dijual sebanyak

kurang lebih 60.000 tiket, dan meraup 1 juta penonton dalam dua minggu.

Antusiasme penonton juga tidak berkurang meskipun hadir film-film box office

Hollywood yang kemudian naik tayang di bioskop-bioskop yang juga menarik

banyak penonton pada saat itu. “Hal ini menjadi bukti, bahwa film Indonesia yang

dibuat dengan production value yang baik, dengan cerita yang digarap dengan

baik, dengan menampilkan akting-akting para pemain yang berkualitas, bisa

bersaing dengan film Hollywood,” ujar Shanty Harmayn selaku produser.2

1 www.garudadidadaku.com 2 Ibid

Page 18: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Banyak penyimbolan nasionalisme dan patriotisme dalam film Garuda Di Dadaku

berupa audio maupun visual. Dari emblem di seragam Tim-Nas, lambang Garuda,

bendera merah putih, maupun soundtrack yang melatar belakangi film Garuda Di

Dadaku, yang di adopsi dari lagu daerah asal Papua yaitu Apuse, dimana lagu

Garuda Di Dadaku, dijadikan sebagai lagu motivasi atau memberikan dorongan

kepada Tim-Nas setiap berlaga di sepak bola, bahkan sebelum film Garuda Di

Dadaku ini tayang. Judul Film Garuda Di Dadaku ini pun diadopsi dari judul lagu

tersebut, karena pada saat itu lagu ini sangat marak di nyanyikan oleh masyaarakat

Indonesia, yang kemudian di Aransemen ulang oleh band netral.

Film ini pun mendapat atensi positif dari beberapa pemerhati atau tokoh,

dari kalangan pemerhati pendidikan, pemerhati anak-anak,samapai Menteri

Pendidikan Republik Indonesia. Menurut Kak Seto “Selain mengembangkan atau

menumbuhkan patriotisme di kalangan anak-anak, film ini juga menghibur, lucu,

haru, serta sarat pendidikan agar setiap anak-anak tetap bangga pada dirinya

dan berani mengembangkan potensi unggul yang dimiliki masing-masing...”. dan

adapun komentar dari Gumilar Sumantri (Rektor Universitas Indonesia) “Film ini

luar biasa, dari awal sampai akhir, bagaimana Garuda disematkan, cinta pada

bola, cinta pada bangsa, membela nama baik bangsa negara, ini memang sesuatu

hal yang mengharukan bagaimana refleksi pada bangsa dan negara itu

ditanamkan”.

Page 19: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Menrurut Prof. Dr. Bambang Sudibyo (Mendiknas Republik Indonesia)

“Tidak hanya menghibur tapi film ini juga mendidik. Ini adalah bukti bahwa

dengan kreativitas yang baik dan tinggi, tema pendidikan bisa juga diangkat

menjadi hiburan yang menarik, mencerahkan dan membuat rileks. Dan yang

dididik dari film ini bukan hanya anak-anak tapi juga orangtua, termasuk juga

kakeknya”.

Antusiasme penonton terlihat juga di beberapa kota ketika film Garuda Di

Dadaku melakukan road show ke beberapa kota di Indonesia dan mendapat

sambutan meriah. Kota-kota tersebut adalah Bandung, Makassar, Medan,

Banjarmasin, dan Yogyakarta. Tim Garuda di Dadaku yang berkunjung adalah

Emir Mahira (pemeran Bayu), Marsha Aruan (pemeran Zahra), Aldo Tansani

(pemeran Hery), Maudy Koesnaedi (pemeran Wahyuni), Ramzi (pemeran Bang

Duloh), Ifa Isfansyah (Sutradara), Salman Aristo (penulis skenario), Avesina

Soebli (associate producer), Gangsar Sukrisno (co-producer), Putut Widjanarko

(produser eksekutif), Shanty Harmayn (produser). Juga akan diadakan kunjungan

ke bioskop oleh para aktor dan aktris Garuda di Dadaku ke Depok, Bekasi, dan

Bogor. Hal diatas membuktikan bahwa Film Garuda Di Dadaku berahasil

menyampaikan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara.

Page 20: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah:

Bagaimana simbol-simbol sosial dan pemaknaan nasionalisme dan

patriotisme direpresentasikan dalam film Garuda Di Dadaku melalui konsep

pendekatan semiotika?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana simbol-simbol soial dan

pemaknaan nasionalisme dan patriotisme direpresentasikan dalam film Garuda

Di Dadaku melalui konsep pendekatan semiotika.

4. Kerangka Teori

a. Komunikasi

Menurut John Fiske, dalam bukunya Cultural and Communication studies,

dalam satu mazhab komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Ini

berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam

rangka menghasilkan makna seperti pertandaan (signification).3 Dimana film

disini merupakan sebuah media komunikasi (media penyampaian pesan), yang

didalamnya terdiri dari elemen-elemen pertandaan, dalam film penyampaian

makna atau pesan yang di tampilkan melalui elemen-elemen tersebut. Dalam

menyampaikan pesan pada media film ini tentunya menggunakan penilaian-

penialian dari petanda atau simbol-silmbol yang tertuang dalam adegan film,

sehingga dapat mengirimkann makna pesan kepada khalayak sebagai penonton

3 Fiske, John. Cultural and Communication studies. Yogyakarta 2004. Hal 8-9

Page 21: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

atau penerima. Pesan itu sendiri adalah apa yang pengirim sampaikan dengan

sarana apapun.

Media film merupakan salah satu media massa, dimana media massa

memiliki karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan

luas.4 Menurut McLuhan membagi media menjadi dua jenis, yaitu ‘media panas’

dan media dingin, media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar

dari pendengar, pembaca dan penonton media bersangkutan. Sedangkan media

dingin merupakan media yang membutuhkan partisipasi yang cukup besar.5 Film

adalah salah satu contoh media panas. Ketika seorang menonton film, tidak ada

upaya keras untuk menerima dan memahami pesan dari media tersebut tidak perlu

menggunakan daya imajinasi yang dibutuhkan dan film dapat menyampaikan

pesan melalui simbol-simbol di dalamnya. Media telah menjadi sumber dominan

bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial,

tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan

nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.6

Dalam buku Denis McQuail, menjelaskan proses komunikasi massa yang

sekaligus menjelaskan beberapa ciri-ciri atau karakteristik komunikasi massa yang

sesuai dengan produksi film sebagai media dalam penelitian ini, sebagai berikut :

· Pengirim, dalam hal ini adalah organisasi media massa atau komunikator profesional, seperti wartawan, penyiar, produser, artis, dan sebagainya yang bekerja untuk organisasi media massa bersangkutan.

· Pesan komunikasi massa memiliki ciri dirancang dengan cara yang sudah distandarkan (produksi massa) dan kemudian produksi dalam jumlah banyak.

4 Morrissan.Teori Komunikasi Massa. Bogor 2010 5 Ibid hal. 37 6 McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta 1996

Page 22: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

· Audien media massa terdiri atas kumpulan besar orang yang terletak tersebar dan bersifat pasif karena tidak memiliki kesempatan untuk memberikan respons atau berpartisipasi dalam proses komunikasi dengan cara yang alami.

· Audien media massa pada umumnya menyadari bahwa mereka adalah bagian dari audien yang lebih besar, namun mereka memiliki hubungan atau pengetahuannya yang terbatas dengan audien lainnya.7

Ciri utama komunikasi massa adalah memiliki sumber komunikasi bukanlah

satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan sang pengirimnya seringkali

merupakan komunikator profesional. Pesan seringkali diproses, distandarisasi, dan

selalu di perbanyak. Pesan itu juga merupakan komoditi yang mempunyai nilai

tukar, serta acuan nilai simbolik yang mengandung nilai kegunaan.

Fokus dari penelitian adalah untuk meneliti pesan yang disampaikan media

film. Banyak fokus kajian yang bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana film

menjadi media massa. Untuk mengetahui pemaknaan simbol-simbol dalam

sebuah film yakni dengan konsep pendekatan semiotika.

b. Semiotika

Semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-

tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau

dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam

hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

7 Morrisan. Teori Komunikasi Massa. Bogor 2010 hal. 9-10

Page 23: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa

informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. 8

Istilah semiotik pertama kali diajukan pada akhir abad ke sembilan belas

oleh seorang filsuf pragmatis Amerika yang bernama Charles S. Peirce untuk

merujuk kepada “doktrin formal tanda-tanda.” Kajian semiotik melingkupi segala

macam sistem tanda, apapun subtansi dan batas-batasannya. Semiotik sering pula

disebut sebagai semiologi. Keduanya kurang lebih dapat saling menggantikan

karena sama-sama digunakan untuk mengacu pada ilmu tentang tanda tadi.

Perbedaan diantara keduanya menurut Terence Hawkes (1978) adalah

bahwa istilah semiologi biasa digunakan di Eropa, sementara semiotik cenderung

dipakai oleh mereka yang berbahasa inggris.9

Membaca tanda-tanda secara umum dapat digambarkan dalam proses

semiotis sebagai berikut :

TANDA

Persepsi Konsepsi

KONSEP OBYEK

Pengalaman

Penjelasan :

8 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi,Bandung, 2004, hal 15 9 Kris Budiman, Kosa Semiotika, LkiS, Yogyakarta, 1999, hal vi

Page 24: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

· Tanda adalah sesuatu yang tampak. Konsep adalah pikiran

atau gambaran yang terbawa dalam pikiran manusia sebagai persepsi atas

tanda. Obyek adalah segala hal yang ada dan ditemukan yang merupakan

rujukan dari tanda tersebut.10

Charles Saunders Pierce mengartikan semiotika sebagai hubungan antara

tanda obyek dan makna. Pierce mengatakan untuk merepresentasikan suatu obyek

dengan tanda disebut sebagai interpertant. Contoh, kata anjing diasosiasikan

dalam pikiran dengan suatu binatang tertentu. Kata itu sendiri bukan binatang,

tetapi diasosiasikan dengan menghubungkan (interpretant) keduanya.11

Komponen dasar semiotika tidak terlepas dari masalah pokok mengenai

Sign (tanda), Symbol (lambang), Signal (sinyal).12 Tanda adalah hal yang

menerangkan subyek tentang obyek. Tanda menunjukan pada suatu hal yang

nyata, misalnya benda. Tanda memiliki arti yang statis, umum, lugas dan

obyektif.

Lambang selalu dikaitkan dengan tanda-tanda yang sudah diberi sifat

kultural, situasional, dan kondisional. Lambang bersifat dinamis, subyektif, dan

berarti kiasan.

Sinyal atau biasa disebut dengan isyarat, adalah suatu hal atau keadaan

yang diberikan untuk menerangkan suatu obyek. Isyarat bersifat temporal

(sewaktu-waktu). Jika ditangguhkan pemakaianya, isyarat dapat berubah menjadi

lambang atau tanda. 10 Dr. Andrik Purwasito DEA, Semiologi Komunikasi, Masyarakat Semiologi Komunikasi, Surakta : 2001 hal. 8 11 Stephen W. Littlejhon, Theories of Human Communication.fifth Edition, Wardsworth Publidhing Company, United States of America, 1996, hal 64 12 Drs. Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, Bandung ; 1993, hal 4

Page 25: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dalam pembahasan tentang tanda, Barthes mulai dengan pernyataan

Saussurean : “Signified dan Signifier.” Yang artinya adalah komponen-komponen

tanda. “ pembedaan secara internal dalam tanda ini mempunyai dampak luar biasa

dalam tentang tanda (semiotika). Pembedaan trikotomis tentang tanda ini berbeda

dengan pembedaan dikotomis yang dilakukan pada linguis sebelum saussure,

tanda selalu mempunyai tiga wajah : tanda itu sendiri (sign), aspek material (entah

berupa suara, huruf, bentuk, gambar, gerak) dari tanda yang berfungsi

menandakan atau yang dihasilkan oleh aspek material (signifier), dan aspek

mental atau konseptual yang di tunjukan oleh aspek material (signified). Ketiga

aspek tersebut sering juga diformulasikan sebagai sign-sign vehicle-meaning.13

Dalam film, penggunaan simbol dan tanda juga dapat digunakan untuk

memberikan kiasan pada adegan adegan tertentu yang apabila ditampilkan akan

membuat film tersebut menjadi sangat fulgar. Contoh, dulu TVRI sering

menggantikan adegan kecelakaan dalam ceritanya dengan adegan gelas yang

terjatuh dan pecah, maupun kaca pada bingkai foto yang jatuh dan pecah. Bisa

dipahami kenapa TVRI lebih memilih menggunakan simbol dalam produksi film

ceritanya.

Salah satu alasannya adalah segmentasi dari penonton TVRI yang sangat

beragam jenis usia, dan strata sosial. Dapat kita bayangkan apabila TVRI secara

fulgar menampilkan adegan kecelakaan tersebut. Hal tersebut dapat merusak

pertumbuhan psikologis anak-anak yang menontonnya.

13 ST Sunardi, Semiotika Negativa, kanal, Yogyakarta 2002, hal 48

Page 26: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pada tahun 1958 F de Saussure mempublikasikan Cours de Lingustic

Generalle-nya, yang dapat dikatakan sebagai dasar dari semiologi. Bertolak dari

pemikiran Saussure, Metz mengembangkan semiologi film ( Metz adalah

ilmuwan yang banyak menulis tentang esei film dan tesisnya yang berjudul

language et cinema yang membuat ia memperoleh gelar Doctorat d’Etat-nya.)

Metz membedakan apa yang disebut filmik dan sinematik. Yang pertama

menyangkut hubungan film dengan aktifitas produksi lainnya dan yang kedua

menjadi pokok bahasan semiologi.14

Semiologi film mau membangun suatu model yang komprehensif untuk

menerangkan bagaimana film mengandung arti atau menyampaikan arti itu

kepada penonton. Dengan begitu diharapkan bahwa dapat ditemukan patokan-

patokan untuk mengupas pola-pola pemberian arti yang dimiliki setiap film.

Pendekatan ini juga memungkinkan kita menentukan karakter yang spesifik dari

berbagai genre film. Semiologi film misalnya, mau menemukan kemungkinan-

kemungkinan umum dari suatu zoom-shot, sekaligus mau mengerti bagaimana

jenis zoom tertentu, bersamaan dengan teknik-teknik lain memberikan arti

tertentu. Fakta sinematografik adalah jantung dari film dan ini berarti proses

pemberian arti.15

Dengan metode ini maka penelaah kritis terhadap pengertian “bahasa film”

dilakukan. Metz berpendirian bahwa persamaan antara bahasa verbal dan film

hanya dipermukaan saja. Pada tingkat fungsinya persamaan itu semakin jauh.

Dengan semiologi maka teori film membuka dimensi-dimensi baru untuk

14 Marselli Sumarno, D.A. Peransi dan Film, Lembaga Studi Film,Jakarta ; 1997 hal. 34 15 ibid

Page 27: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

memhami film. Teori film bukan teori membuat film, tetapi suatu kegiatan

intelektual yang mengandung eksplorasi, meluas dan menuklik mencari

kedalaman. Pengembangannya juga akan menguntungkan perkembangan film itu

sendiri serta praktisnya, sebagaimana telah dibuktikan dalam sejarah perfilman.16

Kelemahan dari semiotika adalah, dibutuhkannya suatu pengetahuan yang

cukup mendalam untuk memahami makna apa yang terkandung dalam bahasa

simbol tersebut. Dengan kata lain semiotik memerlukan tingkat pemikiran yang

lebih serius untuk memahaminya. Tidak semua orang dapat memahami makna

maupun arti yang terkandung dalam simbol-simbol tersebut.

c. Semiotika Film

Semiotika sebagai suatu pembelajaran dari ilmu pengetahuan sosial yang

memiliki unit dasar yang disebut tanda. Tanda terdapat di mana-mana ketika kita

berkomunikasi dengan orang, memakai pakaian, makan, minum, dan ketika kita

berbicara. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu

yang lain.17

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis semiotik.

Seperti dikemukakan Van Zoest, film dibangun dengan tanda semata-mata.

Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik

untuk mencapai efek yang diharapkan. Berbeda dengan fotografi statis, rangkaian

gambar dalam film menciptakan imaji dan sistem penandaan. Karena itu

bersamaan dengan tanda-tanda arsitektur, terutama indeksikal, pada film terutama

16 Ibid 17 Sobur, Alex. Semiotika komunikasi.Bandung, hal 128

Page 28: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

digunakan tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.

Memang, ciri gambar-gambar film adalah persamaannya dengan realitas yang

ditunjuknya. Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas

yang dinotasikannya.18

Semiotika film berbeda dengan semiotika fotografi. Film bersifat dinamis,

gambar film muncul silih berganti, sedangkan fotografi bersifat statis. Gambar

film yang muncul silih berganti menunjukkan pergerakan yang ikonis bagi realitas

yang dipresentasikan. Kedinamisan gambar pada film menarik daya tarik

langsung yang sangat besar, yang sulit untuk ditafsirkan. Semiotika digunakan

untuk menganalisa media dan untuk mengetahui bahwa film itu merupakan

fenomena komunikasi yang sarat akan tanda. Semiotika pada penelitian ini akan

dianalisis dengan teori Roland Barthes, dimana oleh peneliti dirasa cocok dengan

menggunakan interpretasi yang tepat dengan menggambarkan secara sistematis,

faktual, dan akurat.

d. Semiotika Roland Barthes

Dalam hal ini peneliti menggunakan teori Roland Barthes yang dikenal

sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model

linguistik dan semiologi Saussure. Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas

menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat

pantai atlantik di sebelah barat daya Prancis.

Teori Barthes menjelaskan dua tingkat pertandaan yaitu denotasi dan

konotasi. Denotasi (denotation) adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan

18 Ibid

Page 29: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

referensi atau realitas dalam pertandaan, sedangkan konotasi (connotation) adalah

aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai

kebudayaan dan ideologi. Dalam salah satu bukunya yang berjudul Sarrasine,

Barthes merangkai merangkai kode rasionalisasi, suatu proses yang mirip dengan

yang terlihat dalam retorika tentang tanda. Menurut Lechte, ada lima kode yang

diteliti Barthes yaitu:

1. Kode Hermeneutik (kode teka-teki), yang berkisar pada harapan

pembaca untuk mendapatkan ”kebenaran” bagi pertanyaan yang ada

dalam teks.

2. Kode semik (makna konotatif), banyak menawarkan banyak sisi.

Pembaca menyusun tema suatu teks.

3. Kode simbolik merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas

bersifat struktural.

4. Kode proaretik (kode tindakan), sebagai perlengkapan utama teks yang

dibaca orang, artinya semua teks bersifat naratif.

5. Kode gnomik (kode kultural), merupakan acuan teks ke benda-benda

yang sudah diketahui oleh budaya.19

Menurut Roland Barthes semiotik tidak hanya meneliti mengenai penanda

dan petanda, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka secara keseluruhan.

Barthes mengaplikasikan semiologinya ini hampir dalam setiap bidang kehidupan,

seperti mode busana, iklan, film, sastra dan fotografi. Semiologi Barthes mengacu

pada Saussure dengan menyelidiki hubungan antara penanda dan petanda, tidak

hanya sampai disitu Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu mitos.

Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah

terbentuk sistem tanda-penanda-petanda maka tanda tersebut akan menjadi

19 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi,Bandung, hal. 65-66

Page 30: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.

Jadi setelah terbentuk sistem tanda-penanda-petanda, tanda tersebut akan menjadi

petanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda

baru.20

Semiotik merupakan varian dari teori strukturalisme, yang berasumsi

bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah produk dari

sistem hubungan. Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak

keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit,

tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan

perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti penunjukan (denotative)

kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan

kombinasi tanda. Setiap esai dalam bukunya, Barthes membahas fenomena

keseharian yang luput dari perhatian. Dia menghabiskan waktu untuk

menguraikan dan menunjukkan bahwa konotasi yang terkandung dalam mitologi-

mitologi tersebut biasanya merupakan hasil kontruksi yang cermat.21

e. Nasionalisme dan Patriotisme

Beberapa tokoh seperti Blank & schmidt melalui studi mereka

mendukung pendapat bahwa patriotisme tidak sama dengan nasionalisme.

Nasionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas atas kelompok bangsa lain.

20 Ibid 21 Cobley & Jansz dalam Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung, 2006, hal. 68

Page 31: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tingkat nasionalisme suatu kelompok atau bangsa, ditekankan pada adanya

perasaan “lebih” atas bangsa lain.22

Dibandingkan dengan nasionalisme, patriotisme lebih berbicara akan cinta

dan loyalitas. Patriotisme memiliki beberapa dimensi dengan berbagai istilah,

namun Staub membagi patriotisme dalam dua bagian yakni Blind Patriotism dan

constructive patriotism (patriotisme buta dan patriotisme konstruktif). Sementara

Bar-Tal menyisipkan conventional patriotism diantaranya.23

Staub menyatakan patriotisme sebagai sebuah keterikatan (attachment)

seseorang pada kelompoknya (suku, bangsa, partai politik, dan sebagainya)

keterikatan ini meliputi kerelaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya

pada suatu kelompok sosial (attachment) untuk selanjutnya menjadi loyal.

Patriotisme buta di definisikan sebagai sebuah keterikatan kepada negara

dengan ciri khas tidak mempertnyakan segala sesuatu. Loyal dan tidak toleran

terhadap kritik.

“blind patriotisme is defined as a attachment to country characterized by unquestioning positif evaluation, staunch allegiance, and intolerance of critism”.24

Melihat definisi tersebut, dimana patriotisme buta dengan ciri khas

menuntut tidak adanya evaluasi positif dan tidak toleran terhadap kritik, mungkin

akan lebih mudah di pahami jika kita ingat akan pernyataan yang sangat populer

22 Blank,T. & Schmidt, P, National Identity in a United Germany : Nationalism or Patriotism? An Emprical Test With Represntative Data. Artikel Journal Of political Psycology, vol. 24, No. 2, 2003 19 Staub, E&Schatz, Manifestations of blind and Constructive Patriotism: personality correlates and individual-group relation. Dalam Bar-Tal, The Monopolization of patriotism, dalam Bar-Tal, Daniel & Staub, Ervin (ed)Patriotism-in-the lives of individuals and nations, chicago, Nelson – Hall Publisher, 1997. 24 Ibid.

Page 32: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

:”right or wrong is my country!”. Pernyataan ini tanpa perlu dipernyatakan lagi

memberikan implikasi bahwa apapun yang dilakukan kelompok (bangsa) saya,

haruslah didukung sepenuhnya, terlepas dari benar atau salah.

Sedangkan patriotisme konstruktif di definisikan sebagai sebuah

keterikatan kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik

dan pertanyaan dari anggotanya terhadap sebagai kegiatan yang dilakukan / terjadi

sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama.

“constructive patriotism is edfined as an attachment to country characterized by support for questioning and critism of current group practices and that are intended to result in positive change”.25

Sementara patriotisme konstruktife juga tetap menuntut kesetiaan dan

kecintaan anggota (rakyat) kelompoknya (bangsa), namun tidak meninggalkan

nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan ini, pemimpin tidak selamanya benar,

bahkan sebutan orang tidak patriotis oleh seorang pemimpin bisa jadi berarti

sebaliknya. Kritik dan evaluasi terhadap kelompok yang dicintai seseorang justru

merupakan bentuk kesetiaanya. Kritik dan evaluasi ini bertujuan untuk menjaga

agar kelompoknya tetap pada jalur yang benar atau positif.26

Begitu pula dengan nasionalisme yang merupakan suatu paham yang

memberikan ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan

dirinya untuk mengilhami segenap anggota-anggotanya. Nasionalisme

menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah

dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber daripada semua tenaga

kebudayaan kreatif dan kesejahteraan rakyat. Nasionalisme adalah faham yang 25 Schatz, R.T ; Staub, E; Lavine, H, On The Varieties of national attachment : Constructive patriotism. Artikel Journal of Political Psycology, vol. 20, No.1, 1999. 26 ibid

Page 33: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menunjukkan bahwa kesetiaan dari setiap individu atau warga negara ditujukan

kepada kepribadian bangsanya.

Nasionalisme di Asia diberi nama nasionalisme Asia dan yang di

Indonesia disebut nasionalisme Indonesia. Menurut Hertz (Nationality in History

and Politics, 1951) di dalam nasionalisme, setidaknya ada dua unsur yang penting

yaitu persatuan dan kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan sangat sukar membina

persatuan dan sebaliknya tanpa persatuan sangat sulit mencapai kemerdekaan.

Khusus terhadap corak anti penjajahan yang dibenci jangan orang atau bangsa

asing tetapi faham/isme yang mereka laksanakan (imperialisme). pengaruh agama

yang dianut oleh bangsa Indonesia juga memberikan watak terhadap

nasionalismenya. Penghargaan atas manusia dalam kedudukan sama derajat,

sesuai dengan ajaran-ajaran agama, demikian pula corak nasionalisme Indonesia

yang tetap menjunjung tinggi martabat manusia tersebut.

Nasionalisme dapat membuat seorang individu lebih kuat daripada

ideologi yang manapun. Semua ideologi dapat mempengaruhi individu secara

emosional, dan setiap ideologi mempunyai simbol-simbol sakral tertentu yang

menghasilkan sesuatu reaksi dalam diri orang yang meyakininya. Namun

nasionalisme lebih kuat daripada semua ini karena simbol-simbolnya terkadang

menghasilkan reaksi bahkan dalam diri orang yang tidak percaya. Nasionalisme

mempengaruhi individu secara lebih mendalam dan hanya membutuhkan

kekuatan yang lebih sedikit dibanding ideologi lainnya.

Page 34: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

f. Karakteristik Nasionalisme

Karakteristik Nasionalisme yang melambangkan kekuatan suatu negara

dan aspirasi yang berkelanjutan, kemakmuran, pemeliharaan rasa hormat dan

penghargaan untuk hukum. Nasionalisme tidak berdasarkan pada beberapa bentuk

atau komposisi pada pemerintahan tetapi seluruh badan negara, hal ini lebih

ditekankan pada berbagi cerita oleh rakyat atau hal yang lazim, kebudayaan atau

lokasi geografi tetapi rakyat berkumpul bersama dibawah suatu gelar rakyat

dengan konstitusi yang sama.

1. Membanggakan pribadi bangsa dan sejarah kepahlawanan pada suatu negara.

2. Pembelaan dari kaum patriot dalam melawan pihak asing. 3. Kebangkitan pada tradisi masa lalu sebagai bagian mengagungkan

tradisi lama karena nasionalisme memiliki hubungan kepercayaan dengan kebiasaan kuno. Seperti nasionalisme orang mesir bahwa kaum patriot harus memiliki pengetahuan tentang kebudayaan mesir yang tua dan hebat untuk menjaga kelangsungan dari sejarah.

4. Suatu negara cenderung mengubah fakta sejarah untuk kemuliaan dan kehebatan negaranya.

5. Seperti totemism lama, ada spesial lambang nasionalisme yang diberikan untuk sebuah kesucian. Bendera, lambang nasionalisme dan lagu nasionalisme merupakan hal yang suci untuk semua umat manusia sebagai kewajiban untuk pengorbanan pribadi.27

g. Ciri Nasionalisme Indonesia

Ciri nasionalisme Indonesia yaitu "Nasionalisme religius seperti yang

dicetuskan Bung Karno (Soekarno) adalah nasionalisme yang tumbuh dari budaya

Indonesia," kata Rais. Nasionalisme religius merupakan perpaduan antara

semangat kebangsaan dan keberagamaan. Nasionalisme Indonesia bersumber 27 www.al-islam.com

Page 35: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kepada Pancasila, sedangkan semangat religius bersumber kepada ajaran Islam

yang menjadi agama mayoritas masyarakat. Antara nilai-nilai Pancasila dan Islam

dapat saling dikompromikan dan tidak berbenturan. "Kedua unsur tersebut saling

mengisi yang melahirkan semangat nasionalisme yang beragama dan semangat

beragama yang nasionalis,"kata Ma'ruf.

Namun, pengaruh berbagai ideologi global membuat nasionalisme religius

mulai dimaknai secara berbeda oleh sebagian kelompok. Makna religius mulai

dipengaruhi oleh berbagai faham keagamaan global dan faham sekularisme.

Nasionalisme religius pun bergeser menjadi nasionalisme kosmopolitan.28

h. Nasionalisme dan Patriotisme dalam film Garuda di Dadaku

Dari uraian diatas penulis sudah jelaskan definisi dari nasionalisme dan

patriotisme. Nasionalisme merupakan perasaan lebih atas bangsanya sendiri

dibandingkan bangsa lain, dan sedangkan Patriotisme itu sendiri adalah lebih

kepada tindakan seseorang mempertahankan perasaan cinta tanah airnya dengan

cara yang patriotisme buta ataupun patriotisme konstruktif. Dalan film garuda di

Dadaku lebih banyak menggambarkan patriotisme konstruktif, yaitu keterikatan

kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan

pertanyaan dari anggotanya terhadap sebagai kegiatan yang dilakukan / terjadi

sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama.

Banyak penulis mendapatkan scense (adegan) yang menggambarkan

patriotisme dan nasionalisme di film ini, diantaranya adalah ketika Heri

memberikan tiket untuk menonton final liga remaja se Indonesia di stadiun sepak

28 www.mail-archive.com

Page 36: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

bola, yang kemudian di dalam stadiun para penonton menyaknyikan lagu garuda

di dadaku sambil mengibarkan bendera merah putih, walau sebenarnya lagu

garuda di dadaku ini adalah ikon lagu dari suporter tim sepakbola...., adapula

banyak adegan patriotisme kosntruktif dalam film ini, yaitu ; saat Bayu

menunjukan bakat menendang bola di hadapan pelatih club arsenal indonesia saat

di mintanya, ketika Bayu dan Heri membujuk pak Johan yang seorang pelatih dari

club arsenal indonesia untuk bisa ikut dalam seleksi Tim Nas U-13 dengan alasan

ingin menjadi pemain sepak bola yang mengenakan pakaian sepak bola

berlambang garuda di dada, Bayu , Heri, serta bang Duloh ( supir Heri ) yang

mencari – cari lapang untuk memulai latihan fisik mempersiapkan seleksi secara

pribadi tanpa pelatih rekomendasi, Bayu yang mulai menyusun strategi agar bisa

mengatur jadwal latihan sepak bola tanpa diketahui sang kakek yang tidak setuju

Bayu menjadi seorang pamain sepak bola, hingga adegan patriotisme ketika Bayu

akhirnya mengikuti seleksi Tim Nas U-13. Tetapi ada pula scene patriotisme buta,

Patriotisme buta di definisikan sebagai sebuah keterikatan kepada negara dengan

ciri khas tidak mempertanyakan segala sesuatu. Loyal dan tidak toleran terhadap

kritik. dimana patriotisme buta dengan ciri khas menuntut tidak adanya evaluasi

positif dan tidak toleran terhadap kritik, terlepas dari benar atau salah. Jenis

Patriotisme ini mengarah kepada scene atau adegan ketika Bayu harus berbohong

kepada kakeknya bahwa ada proyek sosial di sekolah untuk menjaga kuburan

yang sudah lama tidak diurus dan dikunjungi, serta ketika Bayu dan Heri juga

harus berbohong kepada Pak Johan, bahwa Bayu mengaku berasal dari club sepak

bola SSB Satria Bangsa, yang sama sekali Bayu tidak terdaftar di club itu. Adegan

Page 37: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tersebut telah menujukan patriotisme buta dengan ciri khas tidak adanya evaluasi

yang positif terhadap tindakannya.

i. Pesan Verbal dan Non-Verbal

Pesan dalam proses komunikasi terdiri dari dua hal yaitu simbol dan kode,

karena pesan dikirim dari komunikator kepada penerima terdiri dari rangkaian

simbol dan kode. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima

menurut konvensi internasional, juga terdapat simbol lokal yang hanya bisa

dimengerti oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Banyak kesalahan

komunikasi terjadi di dalam masyarakat karena tidak mengetahui simbol-simbol

lokal.

Pesan dan kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Kode Verbal

Menurut Deddy Mulyana Simbol atau Pesan verbal adalah semua jenis

simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara

yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu

usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain

secara lisan. Sehingga bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode

verbal.29

Sedangakan bahasa verbal menurut samovar adalah sarana utama untuk

menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan

kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.

Konsekuensinya, kata-kata adalah abastraksi realitas yang kita tidak mampu

29 Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, 2005, hal 237

Page 38: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas obyek atau konsep yang diawali

kata-kata itu.30

Dalam bukunya, Larry L.Barker menjelaskan jika, bahasa memiliki tiga

fungsi : penamaan (naming atau labeling), interaksi dan transmisi informasi.

Penamaan atau penjulukan merujuk kepada usaha mengidentifikasikan objek,

tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam

komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi yang dapat

mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui

bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Anda juga menerima

informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga anda tidur lagi dari orang lain,

baik secara langsung atau tidak (melalui media massa tentunya), fungsi bahasa

inilah yang disebut fungsi transmisi. Keistimewaan bahasa sebagai sarana

transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menguhubungkan masa lalu, masa

kini dan masa depan, kemungkinan kesinambungan tradisi dan budaya kita. Tanpa

bahasa tidak mungkin kita bertukar informasi.31

b. Kode Non-Verbal

Kita mempersepsikan manusia bukan hanya lewat bahasa verbalnya :

Bagaimana bahasanya, (halus, kasar, intelektual, mampu, berbahasa asing dan

sebagainya), namun juga melalui perilaku non verbalnya ini misalnya dilukiskan

frase “ bukan apa yang ia katakan tetapi bagaimana ia mengatakannya”. Lewat

perilaku nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang,

apakah dia sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan awal kita pada seseorang

30 ibid 31 Barker, Larry. Communication. Edisi ke-3. Englewood cliffs, N.J, Prentice-Hall, 1984

Page 39: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal

lebih jauh.

Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-

kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Potter, komunikasi nonverbal

mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam setting

komunikasi, yang dihasilkan individu dan penggunakan lingkungan oleh individu,

yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim dan penerima. Jadi devisi ini

mencakup semua perilaku baik disengaja ataupun yang tidak disengaja. Sebagai

bagian pesan komunikasi secara keseluruhan. Kita mengirimkan banyak pesan

non verbal tanpa menyadari pesan- pesan tersebut bermakna bagi orang lain.32

Dilihat dari fungsinya, perilaku non-verbal mempunyai beberapa fungsi.

Paul Ekman dalam bukunya Deddy Mulyana “Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar” menyebut lima fungsi non-verbal, seperti yang dapat dilukiskan

dengan perilaku mata, yakni sebagai :

· Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang mempunyai

kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “

saya tidak sungguh-sungguh”.

· Ilustrator, pandangan kebawah dapat menunjukan depresi atau

kesedihan.

· Regulator, kontak buka mata berarti saluran percakapan terbuka.

Memalingkan muka berarti ketidak sediaan berkomunikasi.

32 Samovar, A Larry dan Richard E. Porter. Communication betwen cultures. Belmont, california: wadsworth, 1991.

Page 40: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

· Penyesuai. Kedipan mata cepat meningkat ketika orang berada dalam

tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan

upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.

· Affect Display, pembesaran manik-manik (pupil dilation)

menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan peningkatan

emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan perasaan takut , terkejut dan senang.33

Sedangkan menurut Paul Ekman dalam hubungannya dengan perilaku

verbal, perilaku non verbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

· Perilaku non-verbal dapat mengulangi perilaku verbal.

· Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal

· Perilaku non-verbal dapat menggantikan atau melengkapi perilaku

verbal

· Perilaku non-verbal dapat meregulasi perilaku verbal.34

Pada umumnya bila kita mengatakan komunikasi yang disebut adalah

verbal, baik yang tertulis maupun lisan. Hal ini tidak berarti bahwa komunikasi

nonverbal tidak penting, bahkan komunikasi nonverbal ini merupakan arti yang

sesungguhnya, karena cara penyampaian yang nonverbal ini menentukan

keberhasilan komunikasi.35

Ekspresi wajah merupakan komunikasi nonverbal yang dapat memberikan

arti senang, sedih, cemberut, bosan atau marah. Senyuman dapat menggambarkan

kebahagiaan, keramahan, tulus, tidak dibuat-buat. Senyum dapat digunakan untuk

33 Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung,2005, hal 314 34 ibid 35 ibid

Page 41: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

memulai hubungan, meyakinkan, menyampaikan penghargaan serta menghapus

perbedaan pendapat. Kontak mata yang efektif menggambarkan profesionaslitas

pembicara, mata menunjukan apa yang dirasakan dalam hati dan merupakan

cerminan jiwa. Gerakan tangan akan memberikan tekanan atau memperkuat yang

diekpresikan secara lisan, gerakan bahu untuk menunjukan kepercayaan diri bila

gerakan bahu tegak dengan diikuti dengan kepala mengarah keatas. Tetapi bila

bahu terukulai diikuti dengan kepala menunduk menunjukan suatu sikap yang

kurang bergairah, ridak siap atau menyerah kalah. Gerakan kepala menunjukan

sikap. Menganggukan kepala berarti setuju, dan menggelengkan kepala berarti

tidak setuju atau sikap menolak. Cara berdiri seseorang adalah menggambarkan

sikap seseorang. Berdiri berhadap-hadapan berarti menghargai lawan bicara. Cara

berdiri yang sama berarti mempunyai pikiran yang sama, atau berdiri sambil

membungkuk berarti menghormati kedudukan lawan bicara.

Bila kita lihat hubungan komunikasi verbal dengan nonverbal dapat berarti

sebagai subtitusi atau pengganti, sebagai pelengkap, sebagai konflik atau

penentangan dan sebagai penekanan. Contoh subtitusi ialah gerakan

menggelengkan kepala sebagai pengganti tidak, dan gerakan mengangguk berarti

ya. Sebagai pelengkap bila seseorang mengatakan tidak sambil menggelengkan

kepala, atau mengatakan ya sambil mengangguk. Sedangkan hubungan konflik

dapat dilihat bila seorang anak ditanya apakah ia memecahkan gelas, dijawab

tetapi sambil menundukan kepala berarti benar dia memecahkan gelas tersebut.

Unutk hubungan penekanan dapat dilihat bila seseorang memanggil sambil

mencolek agar yang dipanggil tahu pasti yang dipanggil tersebut adalah dia.

Page 42: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Yang termasuk komunikasi nonverbal ini adalah isyarat. Isyarat ini ada

empat macam yaitu yang diberi nama emblems, illustrator, regulators, dan

adoptors. Yang disebut emblems misalnya menunjukan jari telunjuk da jari tengah

berhuruf V yag artinya victory atau menang. Yang dimaksud illustrator bila

seseorang mengatakan kecil sambil menjetikan jarinya. Atau mengatakan besar

dengan membuat gelembung dengan kedua tangannya. Regulators bila seseorang

pelayan toko misalnya menceritakan barang-barang yang dijualnya sambil

menunjukan tempat-tempat. Sedang adaptors adalah gerakan- gerakan yang

sifatnya mengendalikan emosi seperti mencek jam terus menerus, berjalan

mondar-mandir karena gelisah, atau menghentak-hentakan kaki, atau mengetuk-

ngetuk jari yang menggambarkan rasa tidak sabar.36

Tanda – tanda nonverbal ini ada yang bersifat alamiah dan ada juga yang

merupakan warisan kulutral. Yang termasuk bersifat alamiah misalnya seseorang

mentup telinganya bila mendengarkan letusan atau suara yang menggelegar,

memicingkan mata bila ada benda yang meloncat mendekati mata, mengelak bila

ada tinju yang melayang, mendadak menginjak rem bila di depan tiba-tiba

kendaraan berhenti. Demikian juga dengan nada suara akan melenging bila sedang

marah atau hilang sama sekali bila sangat emosional. Orang dalam keadaan

gembira, misalnya mendapatkan hadiah maka orang tersebut menyatakan dirinya

senang atau gembira tetapi orang-orang matanya tidak membesar, maka mata

tersebut tidak dapat berbohong karena hal tersebut menandakan dia tdk gembira.

36 Ibid hal. 318

Page 43: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Bagi kaum homoseksual lama tatapan mata ini dapat dijadikan sebagai tanda

sesama homoseksual.37

Sedang yang merupakan warisan kulutral adalah tangan yang selalu

bergerak pada waktu orang italia bercakap-cakap. Orang Arab menyentuh dagu

bila mengagumi kecantikan wanita, tetapi bagi orang amerika menyentuh dagu

tersebut sebagai tanda berfikir. Bagi orang portugis bila menggumi wanita ialah

dengan menarik telinga, sedang bagi orang itali menarik telinga menghina.

Menjulurkan lidah bagi orang Tibet menunjukan persahabatan, sedang di

indonesia dapat berarti mengejek.38

Orang-orang inggris, skandinavia dan jerman tidak menyukai kontak

personal. Sedangkan Italia,Perancis,Rusia,Spanyol, Israel,Amerika latin dan

Timur tengah menyukai kontak personal tersebut.

Orang kelas menengah Amerika memiliki bahasa jarak yaitu jarak intim

6/8 inci, jarak personal 3 kaki, jarak sosial 4 sampai dengan 12 kaku dan jarak

publik 25 kaki.39

5. Kerangka Pemikiran

sebuah film dibangun dari berbagai tanda-tanda yang terjalin sehingga

membentuk cerita dan makna. Makna yang terdapat dalam film tersebut adalah

misi yang hendak disampaikan pembuat film kepada para penontonnya. Makna

yang terbentuk dari tanda-tanda tersebut dapat berupa makna denotatif atau makna

yang paling nyata atau makna konotatif yang memerlukan kedalaman interpretasi.

37 ibid 38 Ibid hal.319 39 Allan pease, Bahasa Tubuh, Bagaimana Membaca Pikiran Seseorang Melalui Gerak Isyarat : Jakarta,1996

Page 44: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pada tahap ini penulis memilih metode semiotika Roland Barthes sebagai

pedoman analisis yang paling tepat. Semangat dan pantang menyerah seorang

anak untuk dapat lolos dalam Tim Nasional U-13, kebanggaan memakai kaos

berlambang Garuda dikostum sepak bola dalam film “Garuda Di Dadaku” baik

sifatnya nyata atau tersmebunyi dan dianalisis berdasarkan tahap-tahap yang telah

ditentukan yaitu tahap denotasi dan konotasi setelah melakukan analisis.

Page 45: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Bagan 1

Kerangaka Pemikiran

FILM

SIMBOL

Simbol sosial (Nasionalisme &

Patriotisme)

1. Kecintaan

2. Kesetiaan

3. Kekaguman

4. Kebanggaan

5. Pengabdian

Simbol Teknis

1. Scene

2. Shot

3. Visual

4. Audio

5. Dialog

Analisis

Semiotik Roland Barthes

Kesimpulan :

Penggambaran Nasionalisme dan Patriotisme dalam Film Garuda Di Dadaku

Page 46: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

6. Definisi Konseptual

a. Patriotisme

Patriotisme adalah rasa kecintaan dan kesetiaan seseorang pada tanah air

dan bangsanya, kekaguman pada adat dan kebiasaannya, kebanggaan terhadap

sejarah dan kebudayaannya, serta sikap pengabdian demi kesejahteraannya.40

Di dalamnya juga terkandung pengertian rasa kesatuan dan keanggotaan

bagi bangsanya; merupakan sikap atau perasaan wajar pada manusia dari segala

bangsa, usia dan zaman. Hampir dalam sepanjang sejarah umat manusia,

patriotisme merupakan cita-cita sederhana tanpa pertautan politik tertentu.

Patriotisme menjadi berjalin dengan demokrasi dan nasionalisme.

Patriotisme yang berlebihan menjurus ke arah chauvinisme atau jingoisme dapat

terjadi pada setiap bangsa dan dalam sejarah zaman. Dalam akhir 1900-an bangsa-

bangsa jerman dan italy dibawah Adolf Hitler dan Bennito Mussolini merasa

mempunyai tugas patriotik untuk memperlebar batas-batas kawasan daerahnya.

Sikap kebalikan dari patriotisme ini adalah kosmopolitisme.

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ) patriotisme

adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk

kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah air.41

Menurut sejarah, patriotisme berkembang pesat sejak abad ke-16 ketika

Niccolo Machiavelli, seorang negarawan italia dan ahli filsafat politis,

mengumumkan bahwa ia lebih mencintai negerinya daripada keselamatan jiwanya

40 Hasan Shadily , Ensiklopedia Indonesia : Jilid IV 41 Kamus Besar Bahasa Indonesia ,hal 837

Page 47: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sendiri di saat kebanyakan orang memberikan kesetiaan paling tinggi mereka

kepada gereja.42

Patriotisme mencakup kebaikan ( budi luhur ) kewarganegaraan seperti

prinsip, penghormatan, pelayanan ( mengabdi), dan bukan mementingkan diri

pribadi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh John F. Kennedy, Presiden

Amerika Serikat melalui kata-katanya dalam sambutan pelantikannya pada tahun

1961.

“ Jangan tanya apa yang bisa negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang

bisa kamu berikan kepada negaramu”43

Atau sebagai contoh dalam sebuah peristiwa pertempuran semangat

patriotisme telah coba dikobarkan yakni saat pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin

Mengundangkan “great Patriotic War” terhadap serangan gencar nazi Jerman dan

sekutunya pada PD I yang berlangsung pada kisaran 1941-1945.44

Dengan semangat memperjuangkan “Mother Russia” sembari menyerukan agar

setiap warga negara mencintai tanah tumpah darahnya.

Sisi baik patriotisme yakni mengikat setiap perbedaan dalam suatu

masyarakat menjadi suatu kesatuan yang utuh (terintegrasi), sedangkan sisi

buruknya patriotisme dapat merosot menjadi sovinisme atau patriotisme yang

berlebihan (patriotisme buta).

Pengertian lain mengenai patriotisme yakni perasaan akut yang dimiliki

oleh setiap warga negara baik dalam keadaan perang dan damai, patriotisme

42 international Encyclopedia of government and public 43 ibid 44 ibid

Page 48: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

adalah suatu kebaikan (budi luhur) yang mendorong kesiap-siagaan untuk

membuat pengorbanan.

Patriotisme dapat di definisikan sebagai semangat cinta akan negara atau

tanah air manakala dari segi istilah, patriotisme dapat di definisikan sebagai

perasaan cinta yang lahir dari dalam diri seseorang individu terhadap tanah

tumpah darahnya. Dalam mengurangi tentang istilah patriotisme boleh

diklasifikasikan dalam dua perspektif yaitu patriotisme sebelum merdeka dan

patriotisme selepas merdeka. Menurut Silsa Zainudin, Patriotisme sebelum

merdeka boleh didefinisikan sebagai perasaan untuk membebaskan diri dari

belenggu oleh individu atau sekelompok individu daripada individu sekelompok

individu yang lain. Sedangkan patriotisme selepas merdeka pula boleh diartikan

sebagai perasaan cintakan negara dalam konteks jati diri bangsa untuk melihat

negara terus aman, makmur dan maju.45

Sebagian besar dari kita mungkin akan langsung mengkaitkan satu tema

ini dengan kerelaan seseorang untuk berkorbaan di medan perang demi negara

tercinta. Hal ini tentu saja tidak salah. Namun demikian, setelah merdeka maka

tentu saja nuansa “rela berkorban” dapat diartikan secara lebih sekedar kerelaan

untuk mati di medan perang seperti ketika zaman perjuangan kemerdekaan

dahulu. Selain itu, kita juga tidak bisa melupakan tema lain yang juga menjadi

sentral dalam pembahasan kebangsaan, yakni nasionalisme. Tidak sedikit dari kita

yang menyamakan arti patriotisme dan nasionalisme atau memadukannya.

45 islamhadhari.net

Page 49: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan suatu paham yang memberikan ilham kepada

sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami

segenap anggota-anggotanya. Nasionalisme menyatakan bahwa negara

kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan

bahwa bangsa adalah sumber daripada semua tenaga kebudayaan kreatif dan

kesejahteraan rakyat. Nasionalisme adalah faham yang menunjukkan bahwa

kesetiaan dari setiap individu atau warga negara ditujukan kepada kepribadian

bangsanya.

Nasionalisme dapat membuat seorang individu lebih kuat daripada

ideologi yang manapun. Semua ideologi dapat mempengaruhi individu secara

emosional, dan setiap ideologi mempunyai simbol-simbol sakral tertentu yang

menghasilkan sesuatu reaksi dalam diri orang yang meyakininya. Namun

nasionalisme lebih kuat daripada semua ini karena simbol-simbolnya terkadang

menghasilkan reaksi bahkan dalam diri orang yang tidak percaya. Nasionalisme

mempengaruhi individu secara lebih mendalam dan hanya membutuhkan

kekuatan yang lebih sedikit dibanding ideologi lainnya.

c. Film

Film dibangun oleh gambar-gambar dan bukan seluloid. Gambar-gambar

ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan

pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar ini

berbeda dengan gambar-gambar seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-

gambar mekanis. ( dibuat oleh dan dengan mekanin : foto tustel, karena film ).

Page 50: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Sifat utama dari gambar atau imaji itu adalah sifat reproduksinya. Imaji itu sangat

menyerupai kenyataan, sekalipun ia mempunyai dua dimensi saja.

Gambar-gambar atau imaji film tidak mempunyai volume, tapi kita

menghayati sebagai kenyataan karena unsur gerak yang ada padanya.46

Film merupakan suatu kerja kolaboratif dari sejumlah keahlian tenaga

kreatifnya yang harus menghasilkan sebuah film yang baik pula. Banyak unsur

yang terdpat dalam proses pembuatan suatu film. Antara lain, sutradara, penulis

skenario, penata fotografi, kameraman, penata suara, penata artistik, penata musik,

aktor.aktris, dan berakhir melalui penyunting gambar atau atau lebih dikenal

sebagai editor. Berikut ini penulis menguraikan berbagai unsur penting dalam

sebuah film.

a. Penulis Skenario

Awal dari suatu pembuatan film berawal dari penulisan skenario.

Penulisan skenario merupakan suatu proses bertahap yang bermula dari ide

orisinil atau berdasar ide tertulis yang lain. Misalnya dari cerita pendek, naskah

drama, novel, maupun suatu berita kisah nyata. Tidak seperti naskah drama yang

diproduksi dan dimainkan persis, atau mendekati naskah orisinalnya. Maka

skenario film terbuka lebar pada penafsiran sutradara.

Bentuk dari penulisan skeario adalah deskripsi-deskripsi visual berupa

pembagian ke dalam adegan dan babak, yang disertai oleh petunjuk gerakan

kamera. Hal tersebut yang membedakan skenario dengan karya tulis lainnya.

46 Marselli Sumarno, D.A Peransi dan Film, lembaga Studio Film, Jakarta ; 1989

Page 51: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Sutradara

Sutradara memiliki posisi tertinggi dari segi artistik. Sutradara memimpin

pembuatan film tentang “bagaimana yang harus tampak oleh penonton”.

Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun

tehnis, dari suatu produksi film. Selain mengatur laku didepan kamera dan

mengontrol posisi kamera, karena lighting ( pencahayaan ), tata suara, dan hal-hal

lain yang menyumbang kepada hasil akhir dari film.

Diakhir tahun 1950 muncul suatu teori. Teori tersebut menempatkan

sutradara sebagai pencipta film yang setaraf dengan pengarang dalam karya sastra.

c. Penata Fotografi / kameramen

Dulu penata fotografi dan kameramen menjadi satu. Dalam perkembangan

perfilman, penata fotografi dan kameramen telah dipisah. Akan tetapi hal tersebut

bukanlah syarat mutlak dalam pembuatan film. Penata fotografi bersama sutradara

bekerjasama menentukan angle ( sudut ) pada kamera agar menghasilkan gambar

yang indah. Penata fotografi juga menentukan lensa jenis apa yang akan

digunakan dalam suatu adegan dalam film. Menentukan bukaan diafragma kamera

dan mengatur lampu-lampu guna mendapatkan efek pencahayaan yang diinginkan

juga merupakan tugas dari penata forografi.

d. Penata Cahaya

Penata cahaya bertugas untuk mengatur seting lampu atau cahaya yang

berasal dari sinar matahari, agar menghasilkan suatu bentuk gambar yang baik.

Penata cahaya bekerjasama dengan sutradara dan penata fotografi, mengatur tata

Page 52: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

letak cahaya yang diinginkan. Hal tersebut sangatlah penting, karena ketajaman

gambar juga ditentukan oleh penataan cahaya yang pas.

e. Penata Suara

Sebagai media audio visual, pengembangan film samasekali tak boleh

hanya memikirkan aspek visualnya saja. Sebab suara juga merupakan aspek

kenyataan hidup. Seorang penata suara akan mengolah materi suara dari berbagai

sistem rekaman. Berhubungan dengan itu, proses perekaman suara dalam film

sama pentingnya dengan proses perpaduan nanti. Sistem ini melakukan

perekaman suara bersamaan dengan pelaksanaan syuting, sehingga diperoleh efek

kewajaran, realitas pada gambar nantinya.

f. Penata Artistik

Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatar belakangi

cerita film. Menyangkut pemikiran tentang setting. Yang dimaksud dengan

setting adalah waktu dan tempat pada saat berlangsungnya cerita film tersebut.

Oleh sebab itu sumbangan pemikiran penata artistik pada suatu produksi film

sangatlah penting. Setting harus memberikan informasi lengkap tentang peristiwa-

peristiwa yang sedang diskasikan penonton. Seperti waktu kejadian, tempat

kejadian, latar belakangan budaya yang menjadi setting untuk cerita dalam film

tersebut.

g. Penata Musik

Musik juga merupakan bagian penting dalam film. Dimana musik

menyertai penggambaran suasana yang ditampilkan. Seperti suasana senang, atau

Page 53: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

duka. Musik juga berfungsi untuk mendramatisir suasana yang di tampilkan

sehingga penonton dapat terlarut dalam cerita yang ditampilkan.

“musik yang punya bentuk dalam dirinya punya peluang-peluang untuk dinilah sebagai musik semata maupun dinilai sebagai bagian dari keseluruhan film. Musik film harus diterima tidak sebagai dekorasi atau sebagai atau sebagai pengisi rongga dari celah-celah, tetapi sebagai bagian dari sebuah arsitektur”. Demikian Muir Mathieson, penulis buku The Technique of film music”47.

Sungguhpun kita sering menerima musik film tanpa bertanya dan

terkadang bahkan tanpa memperhatikannya. Hal ini tak berarti bahwa

sumbangannya pada pengalaman menonton film tidaklah penting. Musik telah

memiliki efek luar biasa dalam tanggapan, sangat memperkaya dan memperbesar

reaksi keseluruhan kita terhadap hampir kesetiap film.

h. Aktor atau aktris

Aktor atau aktris adalah orang yang menggambarkan tokoh yang

ditampilkan dalam cerita. Seorang aktor maupun aktris merupakan bagian yang

terpenting dalam kinerja film. Mereka harus bisa memerankan tokoh dalam film

yang mungkin bertolak belakangan dengan kehidupan mereka sesungguhnya.

Film yang mungkin bertolak belakang dengan kehidupan mereka sesungguhnya.

Mereka juga dituntut untuk bisa melarutkan penonton untuk bisa ikut merasakan

apa yang dirasakan oleh tokoh yang mereka perankan. Apabila tokoh tersebut

dalam keadaan bersedih maka para pemeran tersebut harus bisa membawa

penonton dalam merasakan kesedihan yang dialami tokoh tersebut. Dengan begitu

akting mereka baru bisa dikaitkan bagus.

47 Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiai Film, Jakarta ,1996 hal 34

Page 54: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

i. Penyuntingan gambar atau editor

Dari semua proses perbuatan film, maka proses akhirnya adalah editing.

Editor bertugas untuk memotong dan menyambung semua hasil syuting yang

sudah dilakukan menjadi suatu cerita yang utuh, sesuai dengan skenario yang

telah dibuat sebelumnya. Mereka juga membuat proses perpindahan gambar yang

dramatis untuk lebih menghidupkan lagi cerita yang dibuat48.

Seluruh unsur dari pembuatan film tersebut, semuanya memiliki peranan

yang sangat penting untuk menampilkan suatu cerita kepada penontonnya.

Apabila salah satu dari unsur film tersebut mengalami gangguan. Oleh sebab itu

perlu kerja yang sangat kompak dan kooperatif dari unsur-unsur tersebut, guna

menciptakan suatu karya film yang baik. Dengan kata lain film juga merupakan

sebuah karya seni yang memiliki proses yang cukup panjang untk menikmati

hasilnya.

Setelah skenario siap, filmpun di produksi. Penata suara merekam dialog

yang dilakukan oleh para pemain dan menambahkan sound-sound effek untuk

mendramatisir suasan saat itu. Aktor dan aktris memainkan perannya sebagai

tokoh yag digambarkan dalam cerita. Mereka berakting sesuai dengan apa yang

tertulis dalam naskah dan apa yang diinginkan oleh sutradara. Penata fotografi

dan kameramen merekam bagian bagian demi bagian dalam cerita dengan sudut

pandang (angle) yang baik, untuk lebih memperindah dan mendramatisir gambar-

gambar yang merupakan bagian dari cerita tersebut. Agar penonton dapat melihat

bagaimana perjuangan seorang Bayu berumur 13 tahun lolos dalam seleksi tim

48 ibid

Page 55: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sepakbola nasional tingkat anak-anak. Penata musik memberikan sentuhan dalam

cerita sehingga membuat suasana dalam cerita dapat lebih dihayati oleh

penontonnya.

Berdasarkan definisi Patriotisme dan Nasionalisme yang ditemukan oleh

beberapa tokoh seperti Blank & schmidt, maka penulis ingin menggambarkan

bagaimana film Garuda Di Dadaku, keadaan semangat seorang anak demi

mencapai cita-cita nya menjadi Tim Nas U-13 :

A. Kecintaan

Patriotisme lebih membicarakan kecintaan, kecintaan Bayu terhadap olah

raga sepak bola yang juga telah diwarisi bakatnya oleh Ayah Bayu.

B. Kesetiaan

Patriotisme pun tidak hanya membicarakan kecintaan semata, tetapi juga

tentang kesetiaan terhadap sesuatu yang dirasakan lebih. Begitu pula

kesetiaan Bayu untuk tetap berlatih sepak bola walau dapat tentangan dari

kakeknya, selain itu pula Bayu pun dapat kesetiaan dari seorang

sahabatnya yang terus mendukung Bayu dengan bakat yang terpendam

selama ini, Heri dan Bayu menjalin persahabatan tidak hanya di sekolah

saja, tetapi dalam aktifitas di luar sekolah pun mereka sering bermain

bersama.

C. Kekaguman

Kekaguman Bayu terhadap sepak bola mendorong Bayu lebih

bersemangat dalam mengikuti seleksi Tim Nas U-13

Page 56: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Kebanggaan

Dalam jiwa patriotisme pastinya akan timbul rasa terhadap apa yang ia

rasakan dan dinilai lebih. Begitu pula dengan seorang anak berumur 13

tahun yang bangga jika bisa mengenakan kostum olah raga sepak bola

nasioal U-13 dengan emblem Garuda di dadanya. Dan ini membuat Bayu

lebih bekerja keras untuk dapat lolos dalam seleksi Tim Nas U-13.

E. Pengabdian

Patriotisme dan Nasionalisme tidak hanya berupa kesetiaan dan kecintaan,

tetapi juga pengabdian. Wujud nyata dari pengabdian Bayu di film Garuda

Di Dadaku ini berupa upaya dan usaha Bayu yang fokus dan disiplin

terhadap apa yang diinginkan, walaupun banyak yang dijalaninya dengan

banyak kegiatan les tambahan yang diberikan oleh kakeknya. Bayu

mengabdikan dirinya demi persepak bolaan Indonesia.

7. Metodologi Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Yaitu penelitian

yang tidak menggunakan angka-angka sebagai ukuran, tetapi menggunakan

bentuk-bentuk teori yang sudah ada guna menguak isi yang dikandung dalam film

Garuda Di Dadaku. Dengan demikian akan dapat kita ketahui pesan moral apa

yang ingin disampaikan sang sutradara kepada audience-nya.

Page 57: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasi. Yaitu dengan menonton

film Garuda Di Dadaku disertai data-data tentang film tersebut yang dapat kita

ambil dari berbagai internet sebagai referensi baik dari buku maupun internet,

yang kemudian kita interpretasikan melalui teori-teori semiotika agar dapat

disimpulkan.

c. Sumber Data

Penelitian kepustakaan digunakan untuk mendapatkan teori-teori yang

relevan dan data yang dapat dipakai untuk menjelaskan masalah. Bahan-bahan

penulisan diambil dari buku-buku, internet, VCD, dan lain sebagainya.

d. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam proses penelitian, disusun dan dicatat

berdasarkan adegan-adegan untuk proses analisa. Analisa digunakan dengan

analisis semiologi komunikasi untuk menginterprerasikan pesan-pesan patriotisme

pada film Garuda Di Dadaku.

Page 58: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

SKRIPSI

PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM

( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda Di Dadaku )

Disusun oleh :

Alit Lutfiah Hafi

N I M : D 1207568

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat guna mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 59: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB II

DESKRIPSI FILM GARUDA DI DADAKU

A. Dibalik layar film Garuda Di Dadaku

1. Sinopsis

Bayu yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar untuk mewujudkan satu

mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola yang baik dan berhasil,

sehingga bisa membanggakan keluarga terutama ibu dan kakeknya.

Dibantu kedua sahabatnya Heri yang "penggila" bola dan Zahra yang

misterius, Bayu berupaya untuk dapat masuk menjadi Tim Sepak Bola Nasional

U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional untuk

membela nama harum bangsa. "Namun berbagai hambatan menghadang Bayu,

termasuk kakeknya yang sangat keras melarang Bayu menjadi pemain sepakbola,"

katanya.

Film drama keluarga untuk semua umur ini mengetengahkan berbagai nilai

dalam kehidupan lewat kacamata anak-anak, mengetengahkan kembali soal

persahabatan, kerja keras, perjuangan, dan semangat mencapai cita-cita, kejujuran,

kasih sayang, dan kebanggaan untuk menjadi anak Indonesia.

Inspirasi cerita film ini didapat oleh Salman Aristo, sang penulis skenario, lewat

dua kejadian penting: kecintaan para pendukung sepak bola Indonesia dengan

terus menyanyikan lagu "Garuda di Dadaku".

"Garuda Kebanggaanku. Ku yakin, hari ini pasti menang? meskipun tim

nasional jarang menang, dan kemenangan tim Indonesia," kata Putut.

Page 60: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sementara itu Maudy Koesnaedi sebagai Wahyuni (ibu Bayu) dalam film ini

mengatakan bahwa, dengan latar belakang seperti itu, tidak heran cerita film

sangat inspiring (memberi semangat), karakter anak-anaknya juga sangat

inspiring.

"Bayu sudah jelas menggambarkan anak yang punya impian tinggi dan

bekerja keras penuh semangat demi cita-citanya. Heri adalah motivator gila bola

berotak cerdas yang banyak mendukung Bayu soal ketahanan mental dan keahlian

teknis," katanya.

Sementara Zahra adalah representasi anak perempuan yang kuat dalam

mengatasi cobaan dan kesulitan hidup.

Tiap karakter memiliki latar belakang yang berbeda, namun kekayaan perbedaan

itu justru menginspirasi satu sama lain dan hal ini yang menjadi dasar

persahabatan ketiganya.

Selain itu aktor senior lainnya adalah Ramzi bertransformasi sebagai Bang

Duloh yang kocak mengocok perut penonton, Ikranagara sebagai Usman (kakek

Bayu) membuat penonton geregetan dengan keras kepalanya.

Sementara Maudy Koesnaedi sebagai ibu Bayu yang merupakan orang tua tunggal

menarik penonton bersimpati dan Ari Sihasale sebagai Pak Johan yang instruktur

pelatih sepak bola membangkitkan kepercayaan dan penghargaan penonton pada

orang-orang di balik layar bidang olah raga yang masih banyak menjunjung

sportifitas, idealisme dan kejujuran.

Page 61: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Karakteristik

Jenis Film : Drama – Semua Umur (general)

Tahun : 2009

Durasi : 1 : 45 menit

3. Tim Produksi

Pemain :

· Emir Mahira

· Aldo Tansani

· Marsha Aruan

· Ikranagara

· Maudy Koesnaedi

· Ary Sihasale

· Ramzi

Casting : Amelya Oktavia

Penata Rias : Retno Damayanti

Penata suara : Satrio Budiono dan Aufa Triangga Rahmat

Musik : Aksan Sjuman dan Titi Sjuman

Produser Pelaksana : Reza B Surianegara

Penata Artistik : Eros Eflin

Penata Kamera : Roy Lolang

Editor : Cesa David Luckmansyah

Cerita & Skenario : Salman Aristo

Associate Produser : Avesina Sobeli

Page 62: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Co. Produser : Gangsar Sukrino, Salman Aristo

Produser Eksekutif : - Haidar Bagir

- Bakhtiar Rakhman

- Bert Hofman

- Putut Widjanarko

Produser : Shanty Harmyn

Sutradara : Ifa Isfansyah

Dipersembahkan oleh :

B. Antusiasme Penonton Garuda Di Dadaku

Sejak hari pertama tayang di bioskop pada 18 Juni lalu, penjualan tiket

GARUDA DI DADAKU laris manis dan bahkan terjual habis. Hari pertama rilis,

sebanyak sekitar 60.000 (enam puluh ribu) penonton mnyerbu bioskop-bioskop

untuk menonton film keluarga paling ditunggu pengisi liburan sekolah ini.

Page 63: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Antrian panjang terjadi di berbagai bioskop baik di daerah JABODETABEK

maupun luar kota.

Setelah tayang selama 2 (dua) minggu, GARUDA DI DADAKU berhasil

meraup 1 juta penonton. Antusiasme penonton juga tidak berkurang meskipun

hadir film-film box office Hollywood yang kemudian naik tayang di bioskop-

bioskop yang juga menarik banyak penonton. “Hal ini menjadi bukti, bahwa film

Indonesia yang dibuat dengan production value yang baik, dengan cerita yang

digarap dengan baik, dengan menampilkan akting-akting para pemain yang

berkualitas, bisa bersaing dengan film Hollywood,” ujar Shanty Harmayn selaku

produser. “Kami bersyukur bahwa penonton Indonesia sangat apresiatif terhadap

film GARUDA DI DADAKU ini. Dan bertahannya film ini di tengah gempuran

film-film box office Hollywood yang tayang pada waktu yang hampir bersamaan,

kami rasa merupakan bukti bahwa penonton Indonesia sekarang ini, selain tetap

mendukung perfilman Indonesia, juga semakin cerdas untuk memilih film. Terima

kasih banyak pada apresiasi dan antusiasme para penonton,” imbuh Putut

Widjanarko selaku produser eksekutif.

C. Theme song Garuda di Dadaku

Video klip Netral dengan theme song GARUDA DI DADAKU selesai

shooting. Lagu ini tayang di radio mulai bulan Mei. Selain itu ada 2 lagu andalan

lain dalam film ini yaitu ROLLING ciptaan Aksan dan Titi Sjuman yang

dibawakan penyanyi cilik Asshila dan lagu TERBAKAR MENTARI ciptaan

Eross Sheila on 7 yang dibawakan Rio.

Page 64: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

D. Rilis Garuda di Dadaku

Pada tanggal 18 Juni 2009, GARUDA DI DADAKU rilis serentak di lebih

dari 70 bioskop di berbagai kota di Indonesia, baik di jaringan bioskop 21

Cineplex maupun Blitzmegaplex. Pada Pk. 16.00 WIB juga diadakan launching

buku GARUDA DI DADAKU yang bertempat di MP Book Point, Jl. Puri

Mutiara Raya No. 72 Cipete - Jakarta Selatan. Acara ini menghadirkan para

pemain dan sutradara filmnya dan terbuka untuk umum.

E. Sukses Besar Garuda di Dadaku

Sejak resmi diputar secara serentak di seluruh jaringan bioskop 21 dan

Blitzmegaplex tanggal 18 Juni 2009 lalu, film Garuda di Dadaku terus menjadi

film buruan para pencinta film tanah air. Hal ini terbukti dari antrian panjang di

beberapa bioskop dan tiket yang selalu terjual habis hingga jam-jam terakhir

pemutaran. Fenomena ini tidak hanya terjadi di daerah Jabodetabek, tetapi juga di

kota-kota lain seperti Bandung, Yogya, Medan, Makassar, Pekanbaru, Surabaya,

Malang, dan Cilegon. Tua-muda besar-kecil dari perorangan hingga rombongan

keluarga, rela mengantri demi film yang mengangkat tema nasionalis ini. Bahkan

di beberapa tempat, seperti Makassar dan Yogyakarta, karcis yang dijual adalah

untuk pertunjukan hari berikutnya.

Tidak heran, roadshow artis dan pendukung film Garuda di Dadaku ke

beberapa kota di Indonesia pada 22-23 Juni 2009 lalu juga mendapat sambutan

meriah. Kota-kota tersebut adalah Bandung, Makassar, Medan, Banjarmasin, dan

Page 65: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Yogyakarta. Tim Garuda di Dadaku yang berkunjung adalah Emir Mahira

(pemeran Bayu), Marsha Aruan (pemeran Zahra), Aldo Tansani (pemeran Hery),

Maudy Koesnaedi (pemeran Wahyuni), Ramzi (pemeran Bang Duloh), Ifa

Isfansyah (Sutradara), Salman Aristo (penulis skenario), Avesina Soebli (associate

producer), Gangsar Sukrisno (co-producer), Putut Widjanarko (produser

eksekutif), Shanty Harmayn (produser). Juga akan diadakan kunjungan ke

bioskop oleh para aktor dan aktris Garuda di Dadaku ke Depok, Bekasi, dan

Bogor.

Berikut komentar beberapa tokoh setelah menonton film Garuda di Dadaku:

Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina)

“Saya melihat film ini menarik, menunjukkan determinasi anak muda yang bisa

menjadi inspirasi untuk anak-anak muda Indonesia. Jadi komponen pendidikan

juga sangat kuat disamping nuansa realita masyarakatnya terasa sekali. Saya

melihat film ini dengan perspektif yang sangat positif”.

Prof. Dr. Bambang Sudibyo (Mendiknas Republik Indonesia)

“Tidak hanya menghibur tapi film ini juga mendidik. Ini adalah bukti bahwa

dengan kreativitas yang baik dan tinggi, tema pendidikan bisa juga diangkat

menjadi hiburan yang menarik, mencerahkan dan membuat rileks. Dan yang

dididik dari film ini bukan hanya anak-anak tapi juga orangtua, termasuk juga

kakeknya”.

Page 66: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gumilar Sumantri (Rektor Universitas Indonesia)

“Film ini luar biasa, dari awal sampai akhir, bagaimana Garuda disematkan, cinta

pada bola, cinta pada bangsa, membela nama baik bangsa negara, ini memang

sesuatu hal yang mengharukan bagaimana refleksi pada bangsa dan negara itu

ditanamkan”.

Kak Seto (Pemerhati Anak)

“Selain mengembangkan atau menumbuhkan patriotisme di kalangan anak-anak,

film ini juga menghibur, lucu, haru, serta sarat pendidikan agar setiap anak-anak

tetap bangga pada dirinya dan berani mengembangkan potensi unggul yang

dimiliki masing-masing...”.1

1 www.garudadidadaku.com

Page 67: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

ANALISIS DATA

Analisis data merupakan suatu bagian menuju titik akhir dari sebuah

penelitian yang mana di didalamnya akan terdapat pemrosesan atas data yang ada

melalui metode analisa yang dipilih. Disini, film sebagai medium audio visual

yang ditampilkan berfungsi sebagai objek yang menghadirkan korpus dalam

bentuk scene dan shot akan terproses melalui metode analisa semiotika. Yang

mana semiotika akan menempatkan film sebagai sebuah “teks” yang tidak hanya

di pandang sebagai naskah yang tertuang dalam format audio visual saja, tetapi

sebagai jalinan tanda-tanda yang sarat akan makna.

Proses interpretasi makna dalam bab ini akan dilakukan terhadap pilihan

kategori tertentu. Dimana indikator Nasionalisme dan Patriotisme sebagai simbol

sosial dalam film ini dikategorikan sebagai kecintaan, kesetiaan, kekaguman,

kekaguman, kebanggaan, dan pengabdian dimana akan dianalisa melalui element

simbol teknis yang ada berupa ; scene, shot, visual, audio yang ada di dalam film

Garuda Di Dadaku, dijadikan empat element simbol teknis dikarenakan untuk

memperjelas element-element yang akan diteliti melalui dua tahap yaitu denotatif

(denotation) dan konotatif (konotation). Denotasi merupakan makna sebenarnya

pada sebuah tanda dimana makna sesuai dengan apa yang tampak (apa adanya)

dan dapat dengan mudah dikenali atau diidentifikasi. Konotasi merupakan makna

yang terdapat dibalik makna denotasi. Konotasi membaca tanda oleh audien

dengan pemaknaan diluar makna yang sebenarnya (apa adanya yang tampak).

Page 68: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Analisis data merupakan suatu bagian menuju titik akhir dari sebuah

penelitian yang mana di didalamnya akan terdapat pemrosesan atas data yang ada

melalui metode analisa yang dipilih. Disini, film sebagai medium audio visual

yang ditampilkan berfungsi sebagai objek yang menghadirkan korpus dalam

bentuk scene dan shot akan terproses melalui metode analisa semiotika. Yang

mana semiotika akan menempatkan film sebagai sebuah “teks” yang tidak hanya

di pandang sebagai naskah yang tertuang dalam format audio visual saja, tetapi

sebagai jalinan tanda-tanda yang sarat akan makna.

Proses interpretasi makna dalam bab ini akan dilakukan terhadap pilihan

kategori tertentu. Dimana indikator Nasionalisme dan Patriotisme dalam film ini

dikategorikan sebagai berikut :

a. Kecintaan

b. Kesetiaan

c. Kekaguman

d. Kebanggaan

e. Pengabdian

Page 69: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Scene 66

1.1 Simbol Teknis

Gambar. 1.1.1

Shot : medium shot1

medium shot adalah cara pengambilan gambar untuk menampilkan objek

dari jarak kamera sedang, sehingga memperlihatkan keakraban dan kesetiaan dua

anak laki-laki yang berusia 12 tahun, serta objek lain di sekitarnya. Kesetian juga

tampak ketika ekpresi wajah Bayu yang senang dan baru saja mendapatkan tiket

dari sahabatnya Heri. Dari shot ini pun memperlihatkan Bayu yang sedang

memegang dan membaca selembar kertas berupa tiket. Sedangkan objek

sekitarnya memperlihatkan suasana Bayu dan Heri yang berada dalam satu mobil,

Visual : dua anak laki-laki di dalam mobil, Bayu danHeri. Bayu

memegang tiket dengan ekspresi wajah Bayu senang. Di dalam

1Medium shot digunakan untuk memperkuat penampilan objek dengan jarak kamera sedang

Page 70: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mobil terdapat bantalan leher di kursi mobil berwarna merah dan

putih.

Visual pada gambar diatas yang memperlihatkan adegan Bayu yang

sedang membaca selembar kertas, kertas tersebut berupa tiket nonton liga remaja

Se-Indonesia, tiket tersebut diberi Heri kepada Bayu sebagai hadiah ulang tahun

Bayu yang ke 12. Dengan ekpresi wajah Bayu yang senang mempresentasikan

kesetian kekagumannya mendapatkan hadiah dari seorang sahabatnya yang setia.

Dan bantal leher yang terdapat dalam mobil merupakan bantalan yang bermotif

indentitas club sepak bola Arsenal, club sepak bola yang dikagumi oleh Heri.

Dengan kekaguman Heri terhadap club sepak Bola Arsenal Heri pun memiliki

segala atribut club sepak bola tersebut.

Audio : rekaman lagu garuda di dadaku (teks terlampir)

Audio rekaman lagu di dadaku yang diberikan oleh Heri kepada Bayu,

mempresentasikan kesetiaan seorang sahabat yang selalu ingat dan paham atas

kegemaran Bayu, serta sebagai ungkapan atau ucapan selamat ulang tahun, selain

itu Heri memeberikannya untuk mengenang kembali almarhum Ayah Bayu yang

juga mengagumi sepak bola ketika Bayu belum bermain sepak bola seperti saat ini

dengan menyayikan lagu garuda di dadaku.

Dialog :

Bayu : “wes... final liga remaja se Indonesia, Gue kira lu lupa Her.

Heri : “ Enggak dong Bay, ada yang lain Bay “ (Audio) : “rekaman lagu garuda di dadaku (dinyanyikan oleh teman-

teman Heri )”

Page 71: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Heri : “ini lagu yang bokap lu nyanyiin kan, waktu lu belum maen bola”

“Bay , Gue mau lagu ini, entar, di nyanyiin semua orang buat lu Bay”

Bayu & Heri : “garuda di dadaku, garuda kebanggaanku, ku yakin hari ini pasti menang...

(visual) : Heri mengibarkan Bendera merah putih kecil keluar jendela mobil

Pada dialog diatas merupakan data yang diperoleh penulis untuk

menganalisis beberapa kalimat atau kata yang memiliki unsur simbol sosial

kesetian, dan kekaguman. Hal ini dipresentasikan dari dialog “ada yang lain Bay “

dimana Heri ingin memberikan satu hadiah lain yang lebih selain tiket nonton liga

remaja se-Indonesia. Hadiah tersebut adalah sebuah rekaman lagu garuda di

dadaku yang dinyanyikan oleh teman-teman Bayu, dan Bayu terkenang kembali

ayah Bayu yang pernah menyanyikan lagu ini ketika Bayu belum bisa bisa

bermain bola, hal ini ditujukan pula dari kalimat dialog “ini lagu yang bokap lu

nyanyiin kan, waktu lu belum maen bola”. Kesetian dan kekaguman

dipresentasikan dari kalimat diatas.

Page 72: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar.1.1.2

Shot : medium shot

Medium shot diatas merupakan cara pengambilan gambar atau objek dari

jarak sedang, sehingga objek atau suasana disekitarnya terlihat pada kamera Pada

gambar diatas shot menjelaskan objek yang dimaksud adalah bendera merah putih

yang di kibarkan keluar jendela, ketika mobil masih sedang berjalan, hal ini

terlihat dari berkibarnya bendera yang tertiup angin dan jalan raya dan tampak

sebuah mobil yang datang dari arah berlawanan, hal ini mempresentasikan

kekaguman dan kebanggaan anak laki-laki sebagai putra bangsa Indonesia. Bayu

dan Heri bangga menjadi putra bangsa Indonesia dengan cara menunjukan

identitas kebangsaannya di jalan raya.

Visual : jalanan raya ibu kota

Hal ini ditunjukan dari adanya garis-garis “Zebra Cross” berwarna hitam

putih, dan batas garis jalan raya serta sebuah mobil yang jalan dari arah

berlawanan, dan pohon-pohon hijau di pinggir jalan. Kondisi tersebut

mempresentasikan bahwa kondisi jalan raya pun bukan satu halangan untuk Bayu

dan Heri menunjukan rasa kekaguman dan kebanggaannya terhadap bangsanya.

Page 73: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Audio : nyanyian Garuda di Dadaku yang dinyanyikan oleh Bayu

dan Heri serta supir Heri bang Dulloh

Untuk menunjukan rasa kekaguman dan kebanggaan tidak hanya

dipresentasikan dari visual ataupun shot, hal ini bisa ditunjukan dari lagu Garuda

Di Dadaku yang dinyanyikan oleh Heri, Bayu dan Bang Dulloh pun ikut serta

dimana Bang Dulloh adalah supir Heri yang sudah dipercaya oleh keluarganya

untuk menjaga Heri. Lagu Garuda Di Dadaku adalah lagu yang sering di

nyanyikan tim nas Indonesia untuk memberikan dukungan serta semangat dalam

berlaga sepak bola. Lagu ini juga bisa menjadi lagu kebangsaan Indonesia dengan

mencantukan kata Garuda, dimana Garuda adalah lambang identitas negara

Indonesia.

Deskripsi : Dua anak laki- laki yaitu Bayu dan Heri sedang berada

dalam mobil Heri. Bayu sedang membaca tiket nonton liga

remaja se-Indonesia yang diberikan oleh Heri sebagai kado

ulang tahunnya yang ke 12. Bayu sangat merasa senang

dengan kado yang diberikan oleh Heri. Heri, Bayu dan

Bang Dulloh menyanyikan lagu Garuda Di Dadaku

bersamaan di dalam mobil.

1.2 Simbol Sosial

a. Kesetiaan

Pada gambar satu mempresentasikan kesetiaan diantara kedua sahabat

yang sedang berulang tahun, hal ini di tunjukan pada cara pengambilan shot

dengan cara two shot atau pengambilan gambar dua orang yang menandakan

Page 74: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

keakraban di antara Bayu dan Heri. Hal ini semakin terlihat jelas ketika Heri

memberikan sebuah hadiah berupa tiket nonton liga remaja se-Indonesia. Dan dari

ekspresi wajah Bayu yang tersenyum menyiratkan kebahagiaan. Kesetiaan ini ini

dapat mempresentasikan rasa Nasionalisme seorang Bayu, karena dengan

mendapatkan hadiah tiket nonton liga remaja se-Indonesia Bayu dapat

mendukung pemain sepak bola di Indonesia yang berlaga di arena. Kesetiaan

merupakan salah satu indikator dari nasionalisme dimana nasionalisme menurut

Khon, nasionalisme merupakan faham yang menunjukan kesetiaan dari setiap

individu atau warga negara ditujukan kepada pribadi bangsanya.2

b. Kekaguman

kekaguman pada scene 66 dapat di presentasikan pula pada ekpresi wajah

Bayu saat mendapatkan tiket nonton dari Heri. Serta kekaguman terhadap

bangsanya dapat dilihat dari gambar 1.1.2 ketika Heri menjulurkan bendera merah

putih keluar jendela dari mobil yang sedang melaju.

c. Kebanggaan

Kebanggaan terlihat pada gambar 2, dimana dengan cara mengibarkan

bendera merah putih ke luar jendela mobil yang sedang berjalan, yang ingin

menunjukan identitas yang dimiliki oleh Bayu dan Heri. Bayu dan Heri banggsa

menjadi putra bangsa Indonesia.

2 Ibid hal. 39

Page 75: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1.3 Makna Denotatif :

Pada gambar 1, penampilan secara medium shot memperlihatkan dua anak

laki-laki bersahabat dalam satu mobil. Tampak seorang sahabat sedang membaca

satu lembar kertas tiket dengan wajah senang. Tiket tersebut adalah tiket nonton

final liga remaja se-Indonesia, sebagai hadiah ulang tahun dari sahabatnya.

Pada gambar 2, pengambilan gambar secara medium shot juga yang

memperlihatkan tangan yang sedang menjulurkan bendera merah putih kecil dari

luar jendela mobil, dan tampak jalan raya yang sepi, yang hanya dilintasi sedikit

mobil.

Pada scene di atas, signifikansi tahap pertama menggambarkan dua anak

laki-laki yaitu Heri dan Bayu dalam satu mobil yang sama, dan Bayu sedang

membaca selambar kertas / tiket nonton liga remaja se-Indonesia. Dan rekaman

lagu Garuda Di Dadaku. Pengambilan gambar secara medium shot, untuk

memperlihatkan keakraban dan kesetiaan seorang kepada sahabatnya.

1.4 Makna Konotatif :

Pada gambar 1 merepresentasikan makna persahabatan yang sangat erat

dan kecintaan terhadap olah raga sepakbola. Dimana rasa peduli yang lebih

terhadap sahabatnya untuk memperhatikan dan mengingat hari bahagia

sahabatnya dan kegemaran sahabatnya. Persahabatan atau pertemanan adalah

istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara

dua atau lebih entitas sosial.3 Persahabatan antara Bayu dan Heri merupakan salah

satu bentuk kesetiaan dan kecintaan diantara dua anak laki-laki, karena

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan

Page 76: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

diantaranya ada ikatan saling mendukung. Dengan angle medium shot,

pengambilan gambar jarak sedang memperlihatkan keakraban dua sahabat yang

berada dalam satu mobil. Selain dari shot yang menunjukan kesetiaan terhadap

sahabat, hal lain di tunjukan dari audio yang diberikan oleh Heri kepada Bayu

berupa rekaman lagu garuda di dadaku. Kesetiaan sebagai sahabat dapat dilihat

juga dari tiket nonton yang diberikan oleh Heri kepada Bayu sebagai hadiah ulang

tahun, sekaligus bahwa Heri tidak lupa dengan kegemaran Bayu kepada

sepakbola. Selain tiket nonton bola, Heri pun memberikan kejutan kecil kepada

Bayu berupa rekaman lagu Garuda Di Dadaku yang dinyanyikan teman-teman

Bayu sebagai kado ulang tahun.

Pada gambar 2 bendera merah putih kecil berkibar dari balik jendela mobil

diambil secara medium shot, yang mempresentasikan indentitas negara, yaitu

negara Republik Indonesia, identitas bendera yang dapat dikibarkan dimana saja

dan kondisi bagaimana saja. Seperti halnya pada gambar 2 diatas secara visual

menunjukan jalan raya dan pepohonan serta adanya mobil yang melaju dari arah

berlawanan, hal tersebut juga dapat mengandung makna kekaguman dan

kebanggaan Heri dan Bayu kepada negaranya. Bendera berdesain sederhana

dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal).

Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sang Saka Merah Putih

merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia.

Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan

pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat

Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang

Page 77: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan

dalam setiap upacara bendera. 4

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih

berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih

melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan

untuk Indonesia.5

Bendera yang berkibar dari balik jendela mobil ini yang diulurkan oleh

tangan Heri mempresentasikan pula bahwa seorang anak berusian 13 tahun pun

sudah memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsanya, dengan menjulurkan

bendera merah putih menandakan pula bahwa mereka berwarga negara Indonesia

dan bendera merah putih dapat berkibar dimanapun dan membawa identitasnya.

Bendera merah putih yang diadopsi dari bendera Belanda pada masa

penjajahan. Sekilas, bendera Belanda memang mirip dengan bendera Indonesia.

Perbedaannya hanya terletak pada warna biru di bagian bawah bendera Belanda.

Ini juga sempat menjadi permasalahan bagi pejuang Indonesia yang saat itu

merobek bendera Belanda, seolah-olah bendera Indonesia yang berkibar pada 19

September 1945 di Surabaya pada insiden bendera. Para pemuda saat itu begitu

bersemangat dalam melancarkan aksi tersebut, karena mereka bendar-benar kesal

dengan berkibarnya bendera Belanda di atas Hotel Yamato di jalan Tanjungan.

Maka dari itu, tak aneh jika bendera Indonesia berwarna merah dan putih. Merah

yang berarti berani dan putih berarti sejati atau suci. Indonesia dijajah oleh

4 http://www.enformasi.com/2008/08/sejarah-bendera-indonesia-merah-putih.html 5 ibid

Page 78: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Belanda selama 350 tahun, sehingga tidak menuntut kemungkinan bahwa warna

bendera Indonesia merupakan adopsi dari bendera Belanda.6

1.5 Kesimpulan :

Kesimpulan dari analisa pada scene 66 merepresentasikan nasionaliesme,

dimana terdapat indikator dari nasionalime, yaitu kesetiaan dan kebanggaan.

Kesetiaan yang di representasikan oleh hubungan antara kedua sahabat, serta

kesetiaan terhadap sepak bola Indonesia. Hal ini diperkuat oleh simbol teknis dan

simbol sosial yang sudah peneliti analisis. Kesetiaan antara sahabat dapat

menstimulan rasa nasionalisme di antaranya. Kebanggan yang di presentasikan

dengan cara mengibarkan bendera merah putih kecil pada gambar 1.1.2.

2. Scene 68

2.1 Simbol Teknis

Gambar. 2.1.3

6 http://www.anneahira.com/bendera-belanda.htm

Page 79: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Shot : Bird Eye View7

Bird eye view adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan

ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek, sehingga objek terlihat kecil,

pengambilan gambar ini pun mempresentasikan bahwa ada beberapa bendera

merah putih dan beberapa bendera club sepak bola, dan banyaknya penonton yang

hadir menyaksikan pertandingan dan memberikan dukungan kepada pemain

idolanya, serta lapangan berwarna hijau yang menjadi arena atlit remaja

melakukan pertandingan sepak bola.

Visual : bendera merah putih, bendera club sepak bola remaja, banyaknya

penonton, atlit remaja yang sedang bertanding di arena lapangan

hiaju terbuka

Dari visual gambar diatas terlihat para penonton mengibarkan bendera

club sepakbola dan bendera merah putih, serta atlit-atlit remaja sepak bola yang

sedang bertanding di lapangan hijau. Banyaknya penonton menunjukan

antusiasme masyarakat Indonesia yang gemar dengan sepak bola. Lapangan hijau

yang terbuka menjadi tempat atau arena para atlit berlaga, dimana olah raga sepak

bola memerlukan lapangan yang luas untuk bermain serta memiliki 11 anggota di

setiap timnya. Makanya jumlah orang di dalamnya 22 orang atlit, sehingga

lapangan luas sangat diperlukan untuk menyesuaikan teknis dalam pertandingan.

Adanya 2 tim dalam pertandingan ditunjukan oleh adanya penonton yang

mengibarkan bendera club sepak bola berwarna merah dan hitam dan berwarna

7 Bird Eye View teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.

Page 80: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kuning, dikibarkan selain bendera merah putih yang menunjukan bahwa kedua

club tersebut masih dalam satu kebangsaan.

Audio : Suara sorak-sorak penonton dan genderang botol minuman.

Untuk memberikan dukungan dan semangat para penonton bersorak-sorak

lagu Garuda Di Dadaku sambil mengenderangkan botol minuman yang terbuat

dari plastik. Suara yang ramai dan bersorak-sorak mempresentasikan semangat

yang menggebu dari para penonton yang mampu berikan semangat pula kepada

para atlit yang sedang berlaga.

Dialog : tidak ada

Deskripsi : Bayu, Heri, dan supir Heri (Bang Duloh) memasuki tempat duduk

penonton lapangang sepakbola, bergabung bersama partai lainnya,

dan ikut bersorak-sorak juga memberikan semangat kepada partai

bola yang didukung oleh Heri dan Bayu.

2.2 Simbol sosial

a. Kebanggaan

Kebanggaan pada scene di atas dapat dilihat dari antusias para penonton

saat menonton pertunjukan sepak bola di lapangan, dengan membawa bendera

partai atau bendera club dukungan mereka serta para penonton mengibarkan

bendera merah putih, yang menandakan bahwa kebanggaan terhadap negaranya,

yaitu negara Indonesia.

Page 81: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

b. Kecintaan

Kecintaan merupakan sebuah rasa afeksi terhadap objek berupa

pengorbanan diri, empati, dan akan melakukan apapun yang dinginkan oleh objek

tersebut.8 Pada scene 68 diatas mempresentasikan kecintaan terhadap bangsanya

dengan cara mengibarkan bendera merah putih.

2.3 Makna denotatif :

Pada scene 68, pengambilan gambar secara bird eye view, memperlihatkan

lapangan sepakbola dengan rumput hijau dengan penonton yang antusias

mengibarkan bendera merah putih dan bendera lainnya guna mendukung pemain

sepakbola yang sedang bertanding.

Pada scene diatas, signifikansi tahap pertama (denotasi) menunjukan

Bayu, Heri dan Bang Dulloh sudah sangat akrab, dan mereka senang untuk

menonton liga remaja se-Indonesia. Bayu dan Heri terus meneriakan dukungan

kepada tim sepakbola yang di dukungnya.

2.4 Makna Konotatif :

Makna konotasi dari shot di atas merepresentasikan nasionalisme melalui

kebanggaan terhadap identitas kebangsaan. Kebanggaan tersebut

direpresentasikan melalui lagu berjudul Garuda di Dadaku yang dinyanyikan

bersama serta bendera merah putih yang selalu dikibarkan oleh penonton.

Lagu "Garuda di Dadaku" adalah lagu yang selalu dinyanyikan PSSI

(timnas sepak bola Indonesia) setiap akan bertanding. Lagu ini notasinya diambil

dari lagu daerah asal Papua, Apusé. Lagu ini kemudian dinyanyikan ulang oleh

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta

Page 82: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

group band Netral, tanpa mengubah notasi yang ada, dan tidak mengurangi rasa

yang membangkitkan semangat dan aura positif dalam lagu ini.

Dengan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Garuda

di Dadaku, dan dengan lirik

“Garuda di dadaku .. Garuda kebanggaanku

Kuyakin hari ini pasti menang

Kobarkan semangatmu .. tunjukkan mobilitasmu

Kuyakin hari ini pasti menang”

Mempresentasikan memberikan semangat dan dukungan terhadap tim

nasional Indonesia. Semangat jiwa nasionalisme penonton untuk mendapatkan

kemenangan yang menjadi kebanggaan terhadap bangsanya. Walau bangsa

Indonesia pernah gagal tapi bangsa Indonesia mampu menunjukan bahwa bangsa

Indonesia mampu menunjukan bahwa bangsa Indonesia pantas untuk menang.

Optimisan dalam lagu ini sangat tampak jelas pada lirik “kuyakin hari ini

pasti menang”, hal ini dapat memberikan energi positif kepada penonton dan

pemain Timnas. Karena untuk meraih kunci sukses adalah dengan menciptakan

atau membangun ke optimisan pada diri kita masing-masing. Optimis adalah

doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya kehidupan yang

lebih baik, optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi untuk

mencapai hasil yang lebih bagus dari sebelumnya. Dapat disumpulkan lagi bahwa

optimis berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu

bisa jadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik.9

9 http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1958526-optimis-kunci-meraih-sukses/

Page 83: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Selain mempresentasikan ke optimisan, dari lirik lagu tersebut

mempresentasikan pula tentang kebanggaan dan kesetiaan terhadap bangsanya

dengan cara menyebutkan yang menjadi lambang negara Indonesia, yaitu Garuda,

kebanggan tersebut dapat pula diperoleh dari kata “Garuda di Dadaku” yang

memaknai bahwa dengan adanya lambang garuda di dadanya dia ingin

menunjukan bahwa dia bangga kepada negaranya, suatua rasa kebanggaan biasa

diekpresikan melalui dada, sikap seseorang untuk menunjukan kebanggaannya

biasanya selalu dengan meletakkan tangan di dada. Hal ini merupakan ekpresi

atau pesan non-verbal, dimana pesan ini tidak perlu menggunakan banyaka kata,

atau minim kata. Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang

bukan kata-kata, menurut Larry A.

Sedangkan kesetiaan dapat dipresentasikan dengan adanya bendera merah

putih pada pertandingan sepak bola. Yang maknanya, dimanapun pertandingan

terlaksana bendera merah putih akan selalu berkibar, memaknai bahwa negara

yang sedang bertanding adalah negara Indonseia, dan dimanapun berada bendera

Indonesia tetap berkibar. Kesetiaan selalu membawa bendera yang menjadi

indetitas pribadi merupakan salah satut sikap yang mempunyai unsur jiwa

nasionalisme. Selain itu dengan banyaknya jumlah penonton yang hadir dapat

dimaknai juga sebagai kesetiaan dimana para penonton sedia hadir untuk

menyaksikan dan memberikan dukungannya kepada partai atau club sepak bola

yang di jagokannya. Dengan visual lapangan yang besar dan jumlah orang yang

sangat banyak dapat pula mempresentasikan suasana pertandingan yang begitu

meriah, dari jumlah pemain dan penonton yang banyak pula.

Page 84: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2.5 Kesimpulan

Kesimpulan pada scene 68 diatas yang dianalisa melalui tahapan-tahapan

dari simbol teknis dan unsur simbol sosial, maka pada scene 68 memiliki simbol

sosial cendrung kepada rasa nasionaliesme, yang direpresentasikan dari beberapa

simbol teknis yaitu dari visual dan dan audio, audio yang dituangkan kedalam teks

berupa lirik lagu Garuda Di Dadaku yang di nyanyikan oleh para penonton, selain

itu pula dari visualisasi terdapat simbol sosial nasionlisme dari adegan penonton

yang mengibarkan bendera merah putih dengan jiwa patriotisme nya.

3. Scene 113

3.1 Simbol teknis

Gambar 3.1.4

Shot : Bird eye view

Sama pada hal seperti gambar 3 yang diambil secara Bird eye view yang

merupakan teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera

berada di atas ketinggian objek, sehingga memperlihatkan keseluruhan objek dan

objek terlihat tampak kecil. Dengan teknik ini tampak Bayu yang sedang

Page 85: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

melukiskan lambang garuda pada kaos polos berwarna merah, dibawah lampu

belajar Bayu tampak fokus dan semangat mengerjakannya, hal ini pula di

presentasikan dari adanya lampu belajar bayu yang diturunkan kelantai, agar Bayu

dapat leluasa menggambar lambang Garuda yang mengambil contoh gambar dari

sebuah poster kecil yang bergambar atlit tim nasional Indonesia.

Visual : suasana kamar yang tidak begitu terang, hanya dengan

menggunakan lampu meja, tampak Bayu sedang mengerjakan

sesuatu di lantai kamarnya, dan beberapa gambar pemain tim

nasional sepak bola indonesia, dan kaos berwarna merah

Bayu menggambarkan garuda di atas kaos berwarna merah diterangi oleh

lampu meja belajar di bawah lantai kamarnya, Bayu menggabar lambang Garuda

yang mencontoh dari poster kecil yang bergmabarkan foto anggota tim nasional

yang mengenakan kaos merah yang memiliku lambang garuda di dadanya,

kesungguhan dan semangat Bayu digambarkan oleh pencahayaan yang tidak

terlalu terang namun Bayu masih menggambarnya dengan fokus. Bayu

menggambarkannya di atas kaos berwarna merah polos yang Bayu miliki dengan

harapan Bayu bisa menjadi anggota tim nasional kelak. Dengan menggambarkan

lambang Garuda di dadanya Bayu sudah memiliki rasa nasionalisme pada dirinya.

Audio : Lagu rolling – rolling (teks terlampir)

Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita cilik yang berirama

“ngebeat” mempresentasikan semangat yang tertanam pada Bayu, semangat

untuk mengejar impiannya menjadi anggota tim nasional sepak bola. Audio yang

di tampilkan pada gambar diatas mampu mewakili suasana hati Bayu.

Page 86: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dialog : tidak ada

Gambar 3.1.5

Shot : medium close up

Teknik pengambilan gambar dengan jarak kamera sedang, tetapi

memperlihatak objek secara utuh. Pada shot di atas mempresentasikan bahwa

bayu sudah selesai menggambar lambang Garuda di atas kaos berwarna merah

miliknya sehingga tampak sama seperti yang dipakai oleh tim nasional Indonesia.

Dengan adegan Bayu yang memberikan lampu atau penerangan kepada kaosnya

agar kaosnya cepat kering.

Visual : kaos berwarna merah yang digantung dengan lambang garuda.

Bayu sedang menerangi hasil gambarannya membuat garuda diatas kaos

berwarna merah dengan lampu belajar, baju merah yang yang digantung oleh

Bayu di jendela kamarnya mempresentasikan kebanggaannya terhadap sepak bola

nasioal Indonesia.

Audio : tidak ada

Dialog : tidak ada

Page 87: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Deskripsi : Bayu sangat antusias dengan tawaran Pak Johan, dan Bayu sangat

memimpikan sekali seragam sepakbola yang berlambang garuda di

dadanya dapat dia pakai, dan membawa nama Indonesia. Hal ini

ditunjukan dengan baju kaos yang dimiliki Bayu dengan cara

melukisnya dengan lambang garuda di dadanya.

3.2 Simbol sosial :

a. Kebanggaan

kebanggaan pada gambar di atas terpresentasikan ketika Bayu

menggambarkan lambang Garuda di atas kaos yang berwarna merah. Kebanggaan

akan menggambarkannya atas lambang negara kebangsaan Bayu.

b. Pengabdiaan

Pengabdian pada gambar di atas dipresentasikan pula saat Bayu

menggambarkan Garuda dengan suasana dan pencahayaan hanya dengan lampu

belajar saja. Hal ini mengesankan kesungguhan Bayu terhadap apa yang

diinginkannya.

c. Kekaguman

Bayu memiliki rasa kekaguman terhadap lambang Garuda, dijelaskan

pada gambar 5, bayu yang menyinari lambang Garuda yang baru saja di

gambarnya.

3.3 Makna Denotatif :

Scene diatas diambil secara bird eye view, pengambilan dari atas objek

yang mengesankan objek tampak lebih kecil dan dramatis. Tampak seorang anak

Page 88: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

laki-laki sedang melukiskan gambar lambang Garuda di atas kaos polos berwarna

merah.

Scene diatas diambil secara medium close-up atau pengambilan gambar

dari jarak sedang yang memperlihatkan gambar lambang Garuda yang sudah

selesai dibuat.Tahap signifikansi denotasi pada scene diatas adalah Bayu sedang

melukiskan lambang garuda di kaos berwarna merah milik Bayu. Bayu

menggambarkan gambar garuda tersebut di sudut paling kiri pada kaosnya, dan

kemudian dikeringkan menggunakan lampu, scenen tersebut mencerminkan

impian Bayu yang selama ini disembunyikan dari keluarganya.

3.4 Makna Konotatif :

Makna konotasi pada scene yang diambil secara bird eye view

mempresentasikan Bayu yang sedang menggambarkan lambang garuda di atas

kaos berwarna merah yang mirip dengan seragam timnas, dan gambar 5 yang

diambial secara medium close up. Kesan dramatis dapat di prsentasikan pula dari

pencahayaan yang sangat minim, atau penerangan hanya dari lampu meja atau

lampu belajar saja, seorang anak laki laki yang sedang menggambarkan lambang

garuda di atas kaos yang mempresentasikan kebanggaan dan kegigihan dari

sebuah keinginan yang kuat pada lambang garuda. Yang suatu saat akan dipakai

untuk membawa harum nama bangsa, selain menjadi identitas lambang negara,

garuda memiliki makna sebagai lambang kejayaan, Garuda sebagai lambang

negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna emas melambangkan

kejayaan, karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan

Page 89: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Ramayana.10 Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan

bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat11. Gambar pada

scene 113 diatas adalah mempresentasikan bentuk keinginan yang sangat kuat

untuk dapat mengenakan kaos sepakbola yang berlambangkan Garuda di dadanya,

yang tak lain adalah seragam TimNas U-13, dan kaos ini akan dikenakan Bayu

untuk berlatih sepak bola bersama anggota SSI Arsenal, dan pada saat Bayu

menggambarkan Garuda pada kaos tersebut dan dengan latar lagu rolling-roliing

yang berirama nge-beat. Musik merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan

perasaan manusia lewat keindahan suara. Sebagaimana manusia menggunakan

kata-kata untuk mentransfer suatu konsep, ia juga menggunakan komposisi suara

untuk mengungkapkan perasaan batinnya, dengan musik yang nge-beat

menunjukan Bayu yang penuh dengan rasa kebanggaan dan optimis terhadap apa

yang dia usahakan. Musik pada sebuah film menjadi penanda pada scene tersebut,

dengan irama yang nge-beat atau ritme yang cepat dapat memperlihatkan suasana

yang semangat pada Bayu. Dan dengan kaos berwarna merah yang

melambangakan keberanian, dan di bubuhi lambang Garuda menyatakan bahwa

Bayu siap bertempur untuk membawa harum nama bangsanya, bangsa Indonesia

di hadapan mata luar negeri dan mata dunia. Kebanggaan Bayu terhadap

negaranya merupakan cermin rasa Nasionalisme kepada negaranya, dimana

Nasionalisme itu sendiri merupakan perasaan lebih atas bangsanya sendiri

dibandingkan bangsa lain.12

10 http://ksupointer.com/2009/makna-lambang-garuda-pancasila 11 http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia 12 Op. cit, hal 23

Page 90: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan

kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan.13 Dengan harapan Bayu

dapat akan membawa kejayaan terhadap bangsanya melalui sepak bola. Jiwa

nasionalisme Bayu terlihat pada shot di atas., dengan keinginan memberikan

harapan kepada bangsanya sebuah kebanggan dan kejayaan negaranya.

3.5 Kesimpulan

Kesimpulan dari kedua gambar pada scene diatas menyimbolkan rasa

Nasionalisme dan jiwa Patriotisme, hal ini telah di presentasikan pada kedua

gambar dimana Bayu memiliki sikap pengorbanan dan pantang menyerah

terhadap cita-cita Bayu mengenakan kaos tim nasional sungguhan. Patriotisme

adalah sikap pantang menyerah dan rela berkorban demi negaranya dengan sikap

yang berani.14 Hal tersebut dipresentasikan oleh kesungguhan Bayu pada saat

menggabarkan Garuda deng di atas kaos dengan penerangan yang sangat minim.

4. Scene 115

4.1 Simbol teknis

Gambar 4.1.6

13 http://ksupointer.com/2009/makna-lambang-garuda-pancasila 14 http://id.wikipedia.org/wiki/Patriotisme

Page 91: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Shot : medium long shot15

Medium long shot merupakan teknik pengambilan gambar secara wajar

sehingga semua yang terdapat dalam frame terlihat secara utuh, dimana Bayu

yang sedang memandang ke arah tulisan yang sangat besar menempel di dinding

yang berwarna merah, dan ada logo club sepak bola Arsenal. Club sepak bola

berasal dari Inggris.

Visual : dinding berwarna merah, dan tulisan di dinding dengan logo club

Arsenal

Dari visual di atas memprsentasikan Bayu yang sedang menghadap ke

arah dinding berwarna merah yang bertuliskan SSI Soccers School dengan logo

Arsenal, dengan sikap Bayu yang menghadap ke arah dinding Bayu membacanya

dengan kekaguman terhadap club sepak bola yang akan memberikannya naungan.

Audio : lagu rolling-rolling (teks terlampir)

Audio dari scene di atas adalah musik rolling-rolling, yang berirama

“ngebeat”dimana mempresentasikan semangat Bayu ketika datang ke club SSI

Arsenal untuk Indonesia.

Dialog : Bayu : “gila, masuk kesarang musuh neh gue, dari Liverpool ke

Arsenal”

Kekaguman Bayu terhadap sepak bola dapat dibaca dari dialognya,

dimana sebelumnya Bayu mengagumi club sepak bola Liverpool. Liverpool

memiliki lawan tanding dengan Arsenal, dan Bayu lebih mendukung Liverpool,

tetapi Bayu harus datang ke club SSI Arsenal.

15 Medium long shot gambar diambil dari jarak yang wajar.

Page 92: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Deskripsi : Bayu dan Heri mendatangi sekertariat sekaligus tempat berlatih

anggota SSI Arsenal club. Bayu dan Heri ingin menemui pak Johan

yang sedang melatih anggota clubnya. Walau Bayu bukan dari

club, tapi Bayu sangat percaya diri untuk mendapatkan beasiswa di

club SSI Arsenal, dengan tujuan ikut seleksi tim nasional usia 13

tahun.

4.2 Simbol Sosial

Kekaguman

Kekaguman Bayu terhadap SSI Arsenal terlihat saat Bayu memandang ke

arah dinding yang bertulisakan SSI Arsenal beserta lambang. Walau SSI Arsenal

bukan club sepak bola berasal dari Indonesia, namun ini salah satu cara langkah

atau batu loncatan bagi Bayu untuk bisa mengikuti seleksi Tim Nasional usia 13

tahun.

4.3 Makna Denotatif

Scene 115 diambil secara medium long shot, diambil dari jarak yang

wajar, sehingga objek dan latar belakangnya dapat terlihat secara jelas. Tampak

seorang anak laki-laki memasuki sekretariat SSI Arsenal dan dengan ekspresi

wajah yang terkagum-kagum.Tahap signifikansi denotasi dalam scene ini adalah

Bayu dan Heri mendatangi club sepakbola SSI Arsenal untuk mengajukan diri

bergabung dalam club tersebut sesuai dengan tawaran Pak Johan sebagai pelatih

di SSI Arsenal, Bayu kagum saat datang ke club tersebut, selama ini Bayu yang

belum pernah bergabung dalam club sepakbola anak-anak.

Page 93: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4.4 Makna Konotaif

Makna konotasi pada scene diatas mempresentasikan bagaimana tekad

Bayu yang semangat untuk benar-benar menjadi seorang atlet sepakbola yang

dapat mewakili negaranya. Dengan pengambilan gambar secara medium long shot

yang memperlihatkan posisi Bayu yang menghadap kearah tulisan SSI

menandakan kekagumannya terhadap sekolah sepak bola yang baru saja di

datanginya. SSI Arsenal adalah Soccer School Indonesia, atau Sekolah Sepak bola

Indonesia yang didirikan pada tahun 2007, didirikan oleh liga Inggris Arsenal FC

dalam rangka mencoba untuk mencapai visi kita bersama untuk mengembangkan

cinta untuk sepak bola di kalangan muda. Bukan hanya untuk anak-anak berbakat

tapi dari segala usia dan kemampuan.16

Tulisan SSI pada dinding yang dipresentasikan pada gambar di atas

menunjukan bahwa Bayu sedang berada dalam gedung SSI Arsenal, dan dengan

sikap Bayu yang menghadap ke dinding selain menandakan kekagumannya

menandakan bahwa Bayu yang baru datang ke gedung tersebut. Dinding yang

penuh berwarna merah dan logo berwarna merah pula menunjukan identitas club

yang menggunakan warna dasar merah pada logo SSI Arsenal. Kekaguman Bayu

juga tersirat dari dialog “gila, masuk kesarang musuh neh gue, dari Liverpool ke

Arsenal” yang bermakna bahwa selain SSI Arsenal Bayu juga mengagumi club

sepak bola Liverpoll yang merupakan lawan tanding dari Arsenal. Dengan

didukung audio lagu rolling-rolling menyisratkan semangat Bayu saat datang ke

gedung SSI Arsenal, lagu yang berirama semangat, ditambahkan pula dengan

16 www.arsenalindonesia.com

Page 94: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

suasana gedung yang berwarna merah yang bermakna berani, sehingga

mempresenatasikan kekaguman Bayu yang penuh semangat.

4.5 Kesimpulan

pada gambar diatas mempresentasikan rasa Nasionalisme dimana

kekaguman dan semangat terpancar pada sikap Bayu saat memandangi tulisan

club sepak bola SSI Arsenal yang lebih besar dari Bayu, serta simbol teknis yang

terpresentasikan dari dialog diatas “gila, masuk kesarang musuh neh gue, dari

Liverpool ke Arsenal” yang pada awalnya Bayu mengagumi club sepak bola

Liverpool sekarang menjadi Arsenal, namun Bayu pada dasarnya mengagumi

sepak bola. Dan semangat Bayu untuk menjadi pemain sepak bola.

5. Scene 130

5.1 Simbol teknis

Gambar 5. 1.7

Shot : two shot

Dengan teknik yang dimabil secara two shot mempresentasikan dua orang

anak laki-laki yang berada dalam lapangan hijau, shot ini mempresentasikan

Page 95: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kondisi situasi dimana Bayu dan Heri yang sedang berada dalam tengan lapangan.

Dan mencoba mengobrol dengan seseorang.

Visual : ekpresi Bayu dan Heri yang serius, lapangan hijau

Dari visual diatas tampak wajah Heri dan Bayu yang sangat serius, di

tengah lapangan sepak bola yang dipresentasikan dari gambar rumput yang

berwana hijau dan di tempat terbuka. Wajah Bayu dan Heri menunjukan ada

sesuatu yang akan dikatan. Dengan sikap Bayu yang memegang dada kirinya

dengan tangannya, menunjukan sikap pembuktian terhadap sesuatu.

Audio : tidak ada

Dialog :

Heri : “Pak...., Pak Johan...” Bayu : “Pak Johan “ Pak Johan : “mau apa lagi kalian ?” Bayu : “saya mau lolos dalam seleksi tim nas usia 13,

pake lambang garuda disini...” Pak Johan : “ya itu urusan nanti, sudah lihat brosurnya?” Heri : “sudah pak, saya yakin SSB ini punya kelas

beasiswa, apalagi pemain seperti Bayu Pak...” Pak Johan : “tapi seleksinya ketat“ Heri : “tapi bapa sudah lihat sediri kan, bakat Bayu itu

seperti apa pa..” Pak Johan : “seleksi 2 minggu lagi, persiapkan yang benar,

latihan yang keras menunggu bakat saja tidak cukup disini.”

Bayu : “ dua minggu lagi saya kesini pak. “ Dari dialog diatas mempresentasikan penolakan dari seorang

pelatih SSI Arsenal bernama Pak Johan yang tidak menyambut kedatangan Bayu

dan Heri ke lapangan tersebut. Dari kata “mau apa lagi kalian ?”

mempresentasikan ada tekanan nada dan pertanyaan tidak suka. Dengan kegigihan

dan semangat Bayu untuk dapat diterima oleh Pak Johan. Kata-kata Bayu “saya

Page 96: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

mau lolos dalam seleksi tim nas usia 13, pake lambang garuda disini...”

mempresentasikan pula bahwa Bayu punya kemauan yang kuat mengabdi untuk

negaranya serta kecintaan Bayu terhadap sepak bola Indonesia.

Deskripsi : walau Pak Johan sudah menolak Bayu dan Heri, dengan jiwa

keras dan semangat, Bayu terus memaksa dan meberikan

penjelasan kepada Pak Johan hingga Pak Johan mau menerimanya,

Bayu mengutarakan keinginannya yang kuat untuk bisa lolos

dalam seleksi tim nasional usia 13. Karena Pak Johan melihat

tekad yang sangat kuat dari Bayu, akhirnya Pak Johan pun

menerima Bayu untui masuk dalam club SSI Arsenal.

5.2 Simbol sosial

a. kebanggaan

Simbol sosial pada adegan dia atas bisa di representasikan ke dalam

kebanggan, dari dialog Bayu yang menyatakan akan kesungguhannya dan

semangatnya untuk menjadi anggota tim nasional.

b. Kecintaan

Kecintaan Bayu terhadap sepak bola yang membuat Bayu bertahan dengan

keinginannya, dengan pantang menyerah untuk bisa mendapatkannya yang di

representasikan pada gambar 7 dalam dialog diatas Bayu mendesak Pak Johan

untuk dapat menerimanya kembali.

5.3 Makan Denotatif

Tahap signifikansi makna denotasi pada scene diatas adalah Bayu dan Heri

menemui Pak Johan untuk menindak lanjuti tawaran Pak Johan untuk pindah ke

Page 97: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dalam club sepakbola yang dilatihnya. Bayu dan Heri menemui Pak Johan yang

sedang melatih anggota SSI Arsenal di lapangan milik club tersebut. Shot 10,

yang diambil secara two shot, pengambilan dua anak laki-laki yang sedang

mendengarkan seorang pria yang berbicara kepada mereka di dalam lapangan

sepakbola. Makna signifikansi denotasi dari scene di atas adalah Bayu dan Heri

sedang membujuk Pak Johan yang sudah menolaknya untuk bergabung di SSI

Arsenal. Walau sudah ditolak lagi oleh Pak Johan, Bayu dan Heri tetap memaksa

kepada Pak Johan hingga Pak Johan mau menerima Bayu.

5.4 Makna Konotatif

Makna konotasi pada gambar 7 ini merupakan semangat yang tinggi untuk

menjadi seorang atlet sepakbola. Seorang sahabat yang selalu mendukung dan

membantunya dari segi apapun yang dipresentasikan melalui two shot, yang

memperlihatkan dua orang sebagai objek utama. Dengan two shot Bayu dan Heri

terlihat selalu berdua kemana saja pergi, termasuk di lapangan sepak bola, yang

ditunjukan dari visual scene di atas terdapat lapangan hijau di sekitaran Bayu dan

Heri yang datang untuk menemani Bayu menemui pak Johan. Dari dialog Bayu

yang mengatakan “saya mau lolos dalam seleksi tim nas usia 13, pake lamBang

garuda disini...” mempresentasikan bentuk semangat, ketekadan, sekaligus

kebanggaan. Dimana yang dimaksudkan Bayu pada kata “ pake lambang garuda

di sini” sambil menunjuk kepada dadanya. Bayu ingin bisa memberikan

kebanggaan terhadap negaranya, melalui sepak bola ini dengan cara lolos dari

seleksi tim nasional untuk usia 13 tahun. Heri yang selalu membantu Bayu untuk

dapat diterima di SSI Arsenal merupakan bentuk kesetiaan terhadap seorang

Page 98: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

sahabat, hal ini ditunjukan dari kata-kata Heri yang meyakinkan Pak Johan untuk

dapat menerima Bayu ke dalam SSI Arsenal yaitu “tapi bapa sudah lihat sediri

kan, bakat Bayu itu seperti apa pa..” yang meyakinkan bakat Bayu yang memang

berpotensial, atau memiliki peluang dalam meraih kemenangan dalam seleksi

Timnas U13. Heri memberikan semangat dan dukungan kepada Bayu untuk

menjadi seorang atlit sepak bola karena Heri merasa tidak bisa melakukannya,

keterbatasan Heri yang menjadi faktor, yang terlihat pada scene di atas, Heri yang

hanya duduk di atas kursi roda.

5.5 Kesimpulan

Pada scene diatas dapat disimpulkan bahwa Bayu memiliki jiwa pantang

menyerah dan masuk kedalam kategori patriotisme, karena tekad dan

pengorbanan Bayu menghadapai pak Johan untuk mendapatkan kesempatan

bergabung dalamn club sepak bola SSI Arsenal yang dilatih oleh pak Johan.

Patriotisme sendiri adalah sikap pantang menyerah, dan berani berkorban.17 Demi

pengorbanannya selama ini Bayu memperjuangkaanya kepada Pak Johan. Dengan

alasan cita-cita Bayu yang ingin menggunakan lambang Garuda Di Dadanya,

menunjukan sikap patriotismenya.

17 http://id.wikipedia.org/wiki/Patriotisme

Page 99: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

6. Scene 206

6.1 Simbol teknis

Gambar 6. 1.8

Shot : full shot18

Dengan teknik pengambilak full shot pada gambar di atas memperlihatkan

kegiatan yang dilakukan Bayu bersama teman-teman club sepak bola secara jelas,

bagaimana situasi dan kondisi di lapangan, yang memperlihatkan gawang sepak

bola dan lapangan yang berumput hijau. Terlihat jelas kegiatan Bayu dan teman-

temannya yang sedang melakukan latihan fisik di tengah-tengah lapangan. Hal

tersebut juga mempresentasikan semangat atas pengabdian yang Bayu lakukan.

Visual : lapangan sepak bola, tiang gawang sepak bola dan rumput hijau

mempertegas lokasi kegiatan Bayu berjalan.

Dengan visualisasi diatas menunjukan kegiatan dan situasi di lapangan

sepak bola. Kondisi dimana bayu sudah mengenakan seragam lengkap latihan

club sepak bola Arsenal, Bayu dan teman-teman Bayu mengangkat salah satu kaki

nya tanda sedang melatih fisik nya, Bayu berlatih di tengah lapangan ditunjukan

18 Full shot pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki

Page 100: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dengan adanya gambar tiang gawang dan teman-teman Bayu lainnya yang

mengenakan seragam yang sama dengan Bayu. Semangat dan kegigihan Bayu

tampak jelas, hal tersebut pula mewakili rasa cinta dan kesetiaan Bayu kepada

sepak bola.

Audio : seorang anak laki-laki menghitung “1,2,3

Audio dengan hitungan suara anak lebih mempertegas lagi kondisi pada

gambar di atas. Bayu bersama teman-temannya sedarng melakukan gerakan yang

rutin, dari hitungan 1,2,3 yang berulang ulang. Hal tersbut menunjukan bahwa

Bayu dan teman-temanya melakukan latihan fisik di lapangan secara bersamaan.

Dialog : tidak ada

Deskrispi : setelah di bergabung dengan club SSI Arsenal Bayu mulai latihan

secara rutin di lapangan SSI Arsenal, Bayu latihan secara fisik

maupun teknik di club ini.

6.2 Simbol sosial

a. Pengabdian

Pengabdian Bayu terhadap sepak bola ditunjukan dengan keseriusannya

mengikuti latihan fisik di club SSI Arsenal. Dengan berlatih secara giat di Club

SSI Arsenal Bayu menunjukan sikap mengabdinya kepada sepak bola.

b. Kecintaan

Kecintaan Bayu juga terlihat dari kehadiran Bayu untuk bergabung

bersama teman-teman club nya. Terpresentasi dalam gambar diatas dengan sikap

Bayu yang sedang menggerakkan kakinya dan dengan suara anak laki-laki yang

sedang menghitung tanda gerakan sedang dimulai.

Page 101: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

c. Kesetiaan

Dengan tetap mengikuti club sepak bola walau dengan cara bersembunyi

dari kakeknya, Bayu menunjukan rasa kesetiaannya kepada sepak bola. Kesetiaan

bukti kuatnya rsa cinta Bayu terhadap sepak bola.

6.3 Makna Denotatif

Scene 206 diambil secara full shot pengambilan gambar objek secara

keseluruhan. Tampak di sebuah lapangan sepak bola yang berumput hijau banyak

anak laki-laki berseragam warna merah putih sedang latihan fisik.

Makna tahap denotasi adegan scene berikut di atas adalah Bayu mulai latihan

bersama dengan anggota Club SSI Arsenal lainnya, dan Bayupun sudah

mengenakan seragam club sepakbola tersebut.

6.4 Makna Konotatif

Dengan cara kaki Bayu dan teman-teman lainnya diangkat serta diiring

sura hitungan mempresentasikan bahwa mereka sedang melakukan gerakan

pemanasan olah tubuh sebelum melakukan aktifitas yang lebih, dan dengan cara

pengambilan gambar secara full shot yang menunjukan beberapa komponen

dalam gambar tersebut, antaranya adalah, tiang yang berjaring, dan rumput hijau,

serta podium untuk penonton, komponen tersebut menunjukan bahwa hal tersebut

adalah lapangan sepak bolaf, dan Bayu yang sedang melakukan aktifitasnya

sebagai pemain sepak bola yaitu berlatih sepak bola.

Bayu yang mengenakan pakaian bola berwarna merah putih dan sama

dengan teman-teman lain mempresentasikan bahwa Bayu sudah bergabung dalam

club sepak bola, yaitu SSI Arsenal. Dilihat dari seragamnya yang berwarna merah

Page 102: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dan putih yang sama dengan warna bendera Negara Indonesia yaitu merah dan

putih menunjukan identitas kebangsaan yang dimilikinya. Dengan cara

menggunakan warna tersebut secara tidak langsung sudah mengakui indentitas

kebangsaan yang dimiliki oleh anggota SSI Arsenal, walau dibentuk oleh negara

inggris pada awalnya, namun tidak melupakan indentitas kebangsaan sekarang.

Hal ini mempresentasikan nasionalisme terhadap bangsanya. Dimana

Nasionalisme adalah faham yang menunjukkan bahwa kesetiaan dari setiap

individu atau warga negara ditujukan kepada kepribadian bangsanya.19

Penampilan Bayu dan teman-temannya merupakan sikap nasionalisme, yang

denagan bangga menunjukan identitasnya. Nasionalisme yang di tunjukan

merupakan nasionalisme ofensif , dimana nasionalisme ini tidak perlu

menggunakan kekuatan militer, apakah ini merupakan potensi seni, budaya dan

perdagangan.

Sedangkan dengan bagaimana cara Bayu dan teman-teman yang sedang

berlatik olah fisik dapat dikonotasikan dengan jiwa patriotisme, yang masuk ke

dalam dimensi patriotisme konstruktif didefinisikan sebagai sebuah keterikatan

kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan

pertanyaan dari anggotanya terhadap sebagai kegiatan yang dilakukan / terjadi

sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan

bersama.20

Dengan sikap Bayu dan teman-temannya melakukan pemanasan sebelum

bermain sepak bola, menunjukan patriotisme yang konstruktif dimana hal ini

19 Opcit hal : 20 20 Opcit hal : 19-20

Page 103: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dilakukan untuk mencapai kesejahteraan bersama di kelompoknya. Dan dilakukan

dengan tujuan perubahan yang positif. Audio suara anak laki-laki menghitung

“1,2,3” menandakan suatu hitungan gerakan yang rutin yang dilakukan Bayu dan

teman-teman Bayu. Dengan rutinnya Bayu berlatih fisik memanasi kegigihan

untuk mencapai cita-cita, serta menunjukan kesetiaannya terhadap sepak bola.

6.5 Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan pada scene di atas bahwa scene ini menunjukan

Patriotisme dan Nasionalisme, karena dalam adegan atau scene diatas menunjukan

kedua simbol sosial tersebut, dimana sikap Bayu yang pantang menyerah dan

mengabdikan dirinya di sepak bola dengan cara latihan rutin bersama club nya.

Jiwa patriotisme yang dilandasi oleh rasa nasionalisme direpresentasikan Bayu

dengan baik.

7. Scene 356

7.1 Simbol Teknis

Gambar 7.1.9

Page 104: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Shot : close up

Close up adalah teknik pengambilan gambar secara dekat, sehingga hanya

menampilkan objek tertentu saja, dimana objek pada gambar diatas adalah

menujukan satu tangan yang sedang di infus dan gambar puzzle yang bergambar

permaian sepak bola. Tangan yang sedang di infus memasangakan potongan

terkahir puzzle, diketahui bahwa puzzle tersebut adalah milik Bayu yang selama

ini Bayu mencari potongan terakhirnya yang sempat hilang. Dengan objek puzzle

yang bergambar kesebelasan sepak bola memprsesntasikan kesetiaan dan

kesenangan Bayu terhdapa sepak bola.

Visual : tangan kakek Bayu dan puzzle bergambar kesebalan sepak bola

Permainan berupa Puzzle milik Bayu, puzzle tersebut merupakan

potongan-potongan bergambar tim bermain sepak bola, dan tangan kakek Bayu

sedang memasang potongan terakhir di atas puzzle tersebut. Dulu Bayu sering

memainkannya bersam almarhum Ayah Bayu, namun permainan ini sempat

dikacaukan oleh kakek Bayu, sehingga bertebaran potongan-potongannya, dan

Bayu kehilangan satu potongan puzzle, dengan visualisasi pada gambar diatas

mempresentasikan bahwa kakek Bayu sudah merestui apa yang Bayu cita-citakan

selama ini. Dan selama ini kakek Bayu yang menyimpan potongan terkahir

tersebut.

Audio : tidak ada

Dialog :

Bayu : “seleksinya tinggal dua hari lagi kek, dah gak mungkin.” Kakek : “ah..terserah kamulah, pokoknya kakek tidak mau maen paksa lagi,“

Page 105: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

“hayoo...bohong sama kakek aja berani, masa seleksi dua hari lagi aja malah melempem, hehe..”

Kakek Bayu akhirnya merestui dan memberi ijin kepada Bayu atas cita-

citanya selama ini, kakek Bayu melihat kesungguhan dan kesetiaanya selama ini

terhadap sepak bola. Dengan pengabdian yang sudah Bayu berikan kepadanya

membuat kakek Bayu luluh, hal ini di presentasikan dari dialog kakek Bayu

“ah..terserah kamulah, pokoknya kakek tidak mau maen paksa lagi,“

“hayoo...bohong sama kakek aja berani, masa seleksi dua hari lagi aja malah

melempem, hehe..”yang mengisyaratkan tanda pengijinan kepada Bayu untuk

melanjutkan atahp seleksi tim-nas U-13.

Deskrispsi : ketika Bayu di dalam kamar kakeknya di rumah sakit untuk

menjaga kakeknya, kakek Bayu menceritakan alasan kenapa kakek

Bayu tidak setuju Bayu menjadi atlet sepakbola, tetapi akhirnya

kakek Bayu sadar dan tidak bisa menahan bakat yang dimiliki

Bayu, kemudian kakek Bayu pun mengijinkan Bayu untuk

meneruskan bakat yang dimiliki Bayu tanpa halangan lagi dari

kakek Bayu. Kemudian kakek Bayu pun memberikan sepotong

kepingan puzzle yang selama ini hilang dan dicari oleh Bayu untuk

menyelesaikan puzzle nya dan Bayu pun kegirangan.

7.2 Simbol Sosial

Kesetiaan

Hasil dari kegigihan dan semangat Bay kepada sepak bola membuahkan

satu hasil yang didadat dari kakeknya, yang pada akhirnya mengijinkan dan

merestui Bayu untuk melanjutkan cita-cita Bayu di sepak bola. Dengan

Page 106: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

bertahannya Bayu kepada sepak bola membuahkan hasil yang tidak sia-sia yang

diberikan kepercayaan oleh kakeknya kembali.

7.3 Makna Denotatif

Gambar 9 diambil secara close up , pengambilan fokus pada objek, yaitu

tangan kakek yang sedang memasang potongan puzzle yang terakhir di atas

puzzle yang bergambar tim sepak bola luar nergeri sedang bertanding sepak bola.

7.4 Makna Konotatif

Dengan gambar 9 mempresentasikan bahwa kakek bayu memberikan ijin

kepada Bayu untuk melanjutkan perjuangannya dalam seleksi Timnas U-13, hal

ini di tandai dengan sebuah tangan yang tampak sudah tua yang terlihat

guratannya dan tampak selang infus di tangannya, dan tangan itu sedang

menempelkan potongan terakhir dari rangakaian puzzle yang selama ini Bayu

cari, gambar pada puzzle itu adalah gambar kesebelasan yang sedang bertanding

sepak bola, tangan yang menaruh potongan terkhir puzzle tersebut

mengkonotasikan bahwa dengan tanda seperti itu kakek Bayu telah memberikan

izin dan merestui Bayu atas bakatnya menjadi seorang atlit sepak bola.

Puzzle merupakan mainan berupa potongan potongan gambar yang di

susun, yang jika disatukan akan menjadi gambar yang utuh, potongan puzzle yang

diletakan oleh kakek Bayu. Itu merupakan simbol non verbal, simbol tanpa

bahasa, tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus bahasa atau tanda

minus kata’.21 Lewat perilaku nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana

emosional seseorang, apakah dia sedang bahagia, bingung atau sedih. Secara

21 Sobur,Alex ,”semiotika komunikasi”, Rosda,Bandung,2006 hal 122

Page 107: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut

Larry A. Samovar dan Richard E. Potter, komunikasi nonverbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam setting komunikasi, yang

dihasilkan individu dan penggunakan lingkungan oleh individu, yang mempunyai

nilai pesan potensial bagi pengirim dan penerima.

Pemaknaan pada scene ini adalah adanya hasil dari perjuangan Bayu serta

pengorbanan dari kerelaan Bayu berbohong kepada kakeknya, pengorbanan Bayu

merupakan bentuk patriotisme, dimana patriotisme Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan

segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta

tanah air.22 Namun yang dilakukan Bayu adalah telah mengorbankan kepercayaan

terhadap kakeknya, kebohongan Bayu yang telah berdampak pada kakek Bayu

yang harus masuk rumah sakit karena terkena serangan jantung. Bayu merelakan

kebohongan agar Bayu dapat berlatih sepak bola hingga menjadi atlit tanpa restu

kakek Bayu.

Hal ini diperkuat dengan dialog antara Bayu dan Kakeknya “ah..terserah

kamulah, pokoknya kakek tidak mau maen paksa lagi,“ “hayoo...bohong sama

kakek aja berani, masa seleksi dua hari lagi aja malah melempem, hehe..”, dalam

dialog tersebut menunjukan bahwa kakek Bayu sudah merestui dan memberi

dukungan kepada Bayu.

22 Lihat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Edisi 3, Cet.ke-2, Jakarta, Balai Pustaka, 2005, hal. 837

Page 108: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Perjuangan yang mencerminkan sikap patriotisme Bayu berunsur negatif,

karena untuk meraih cita-cita Bayu, Bayu harus berbohong kepada kakeknya,

seperti yang dimaksudkan dalam dimensi blind patriotim yang didefinisikan

sebagai sebuah keterikatan kepada negara dengan ciri khas tidak

mempertanyakan segala sesuatu, Staub (1997). Perjuangan Bayu tidak melihat

akan dampak dari kakeknya yang dari awal tidak menyetujui Bayu bermain sepak

bola, yang pada akhirnya harus mengorbankan kesehatan sang kakek.

7.5 Kesimpulan

Kesimpulan pada gambar diatas yang didefinisikan melalui simbol teknis dan

simbol sosial maka gambar tersenbut merepresentasikan nasionalisme dari kakek

Bayu yang sudah memberikan restu dan kepercayaan untuk bayu dalam

memperjuangkan cita-citanya menuju seleksi tim nasional usia 13 tahun.

Kesukaan kakek Bayu terhadap sepak bola juga menjadi alasan untuk

memberikan restu kepada Bayu. Yang menujukan sikap nasionalismenya dalam

medukung Bayu.

Page 109: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

8. Scene 365

8.1 Simbol teknis

Gambar 8.1.10

Shot : long shot

Long shot diatas memperlihatkan situasi seklilingnya, sehingga terlihat

Bayu yang baru saja turun dari mobil berwarna biru yang kemudia lari mengejar

Pak Johan yang baru saja akan pergi dengan mengendarai mobil berwarna putih.

Bayu lari sekencang-kencangnya dengan semangat walau dalam kondisi mobil

yang ditumpangin nya terjebak dengan mobil yang berlawanan arah karena

sempitnya jalan yang dilaluinya.

Visual : mobil yang sedang terjebak dan Bayu yang sedang berlari

Ketika mobil Bang Dulloh terjebak Bayu langsung bertindak turun dari mobil lalu

mengejar Pak Johan yang baru berjalan dengan mobilnya, Bayu lari sekencang-

kencangnya dengan semangat mengejar Pak Johan agar bisa bicara lagi dengan

Pak Johan, dengan mengenakan kaos berwarna merah bayu masing menyimpan

rasa kebanggaanya terhadap sepak bola Indonesia dan berharap dapat menjadi

salah satu atlit kebanggan negara juga. Eksprsei Bayu tidak bisa dihindari lagi,

Page 110: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

ekpresi wajah saat berlari penuh dengan isyarat yang semangat dan ada satu

keharusan bagi Bayu untuk meraih impiannya.

Audio : lagu rolling-rolling (teks terlampir)

Dalam adegan ini dilatar belakangi oleh lagu rolling-rolling memberikan

dukungan pada film ini, yang mempresentasikan semangat dan kegigihan objek

yang ditampilkan. selain dari lirik yang dibahas pada tahap konotatif, memberikan

lirik yang mendukung agar tidak cepat putus asa, dan dari iramanya yang ”

ngebeat” yang mewakili rasa yang menggebu dan semangat pada diri Bayu.

Dialog : tidak ada

Gambar 8.1.11

Shot : long shot

Long shot adalah teknik pengambilan gambar secara jarak jauh shingga

objek yang ditampilkan aka terlihat jelas sampai ke objek seketarnya, pada

gambar di atas dengan pengambilan teknik long shot memperlihatkan suasana

Bayu dan Pak Johan yang sedang berbincang, dengan sikap Pak Johan yang

meletakan tangan kanannya dipinggang saat berbicara dengan Bayu, dan Sikap

Bayu yang berdiri di depannya dengan sikap kepala yang menunduk, dari Shot di

Page 111: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

atas terlihat Pak Johan sedang memarahi Bayu. Pak Johan berbicara dengan Bayu

di dekat mobil yang baru saja sempat ditumpanginya, yang kemudian turun.

Visual : Pak Johan, Bayu, dan mobil berwarna putih

Pak Johan dengan mengenakan kaos berwarna biru gelap dan celan cream

dan bertopi putih turun dari mobil dan berbicara kepada Bayu yang baru saja

mengejar Pak Johan, sikap Pak Johan yang bertolak pinggangyang memaknai

sikap kesal dan bentuk penolakan untuk Bayu. Dan sikap Bayu yang menunduk

saat Pak Johan sedang berbicara kepadanya mengisyaratkan penyesalan Bayu dan

Bayu sudah siap dengan resiko yang akan dihadapinya.

Audio : lagu rolling-rolling (teks terlampir)

Lagu rolling-rolling merupakan salah satu soundtrack dalam film ini, maka

akan banyak adegan-adegan yang akan di latar belakangi oleh lagu tersebut, pada

umumnya lagu ini memberikan suasana yang positif, di saat Bayu yang sedang

bersemangat, disaat Bayu yang sedang menunjukan rasa kesetiaan dan

kebanggaan, serta pengabdian yang akan Bayu berikan. Pada shot di atas Bayu

bersikap mengesankan suasana Bayu yang semangat untuk menemui Pak Johan

dengan membawa harapan agar Bayu dapat diterima kembali dan berjanji tidak

akan mengecewakannya lagi.

Dialog :

Bayu : “Pak Johan... Pak Johan... tunggu pak Pak Johan : “mau apa lagi kau ? mau tipu apa lagi ?”

Bayu : “kakek saya selama ini bilang kalo sepakbola itu gak ada gunanya, apalagi sepakbola indonesia...”

Pak Johan : “intinya ... intinya, kamu ngapain lagi balik kesini?

Page 112: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Bayu : “saya mau buktiin kalo itu gak bener, saya mau buktiin kalo sepakbola juga bisa bikin dia bangga sama saya, saya mau lolos seleksi tim nasional.”

Pak Johan : “tapi kamu harus kerja lebih keras, karena waktu kamu tinggal sedikit, dan kamu tertinggal jauh, yah...!

Bang Dulloh : “Alhamdulillah....” Dari dialog mempresentasikan beberapa kesungguhan Bayu atas

kecintaanya terhadap sepak bola yang hampir saja dilepasnya. Tetapi ketika

dukungan dari kakek Bayu, Bayu kembali bersemangat mengejarnya, salah

satunya berbicara dan membujuk kembali Pak Johan agar dapat menerimanya

kembali. Selain dari visualisai sikap pak Johan yang menolak dan malas

menghadapi Bayu dapat lebih jelas dengan diaog “mau apa lagi kau ? mau tipu

apa lagi ?” dan “intinya ... intinya, kamu ngapain lagi balik kesini? Pak Johan

merasa kecewa dengan sikap Bayu yang selama ini disembunyikan. Tetapi sikap

Bayu yang menunduk dan rasa penyesalan serta kegigihan yang Bayu lakukan

dapat dipresentasikan melalui kata “saya mau buktiin kalo itu gak bener, saya

mau buktiin kalo sepakbola juga bisa bikin dia bangga sama saya, saya mau lolos

seleksi tim nasional.”, semangat Bayu yang memperjuangkan dan ingin

membuktikan kepada kakek Bayu bahwa sepak bola mampu memberikan

kebanggaan dengan memberikan pengabdian nantinya.

Deskripsi : Setelah kakek Bayu akhirnya merestui bakat Bayu dan

menyuruhnya melanjutkan seleksi yang diikutinya, Bayu pun tak

mau menyia-nyiakan kesempatan, Bayu langsung ke rumah Heri

untuk meminta maaf karena selama ini Bayu sudah bersikap

Page 113: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

kurang baik kepada Heri, dan mengajak bersama-sama untuk

mendatangi Pak Johan.

Ketika samapai di kantor SSI Arsenal,tidak lama pak Johan

berangkat menuju senayan untuk memberikan berkas yang

mengikuti seleksi tim nasional usia 13. Tapi Bayu mengejar Pak

Johan yang tak lama pergi tersebut, dan membujuk lagi kepada Pak

Johan, Pak Johan pun sudah kecewa dengan sikap Bayu yang

selama ini tidak konsisten dengan keinginannnya. Bayu pun

menjelaskan semua yang terjadi, dan berusaha memperlihatkan

tekad yang sangat besar kepada Pak Johan, Bayu ingin

membuktikan kepada kakeknya dan bisa membuat kakek Bayu

Bangga karena sepakbola.

8.2 Simbol sosial

a. Kesetiaan

kesetiaan merupakan sikap tidak berpalingnya dari keinginan yang lain,

hal ini ditunjukan dari gambar diatas, sikap Bayu yang mengejar pak Johan untuk

meminta kepercayaan nya lagi, dengan visual Bayu berlari mengejar pak Johan

adalah sikap pantang menyerah dan ingin merebut kembali apa yang hampir saja

Bayu dapatkan. Kesetiaan terhadap keinginan merupakan sikap patriotisme.

Seperti yang sudah diterangkan pada gambar sebelumnya, patriotisme merupakan

sikap pantang menyerah.

Page 114: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

b. Kebanggaan

Kebanggaan Bayu terpresentasikan pula pada gambar diatas, dimana Bayu

mengatakan kepada Pak Johan bahwa Bayu ingin menunjukan kepada Kakeknya

bahwa dengan sepak bola juga dapat memberikan kebanggaan. Dengan cita-cita

Bayu yang mengenakan seragam sepak bola yang memiliki lambang Garuda.

8.3 Makna Denotatif

Gambar di atas diambil dengan cara long shot pengambilan gambar dari

jarak jauh. Seorang anak lelaki dengan mengenakan kaos berwarna merah dan

dengan latar belakang mobil, anak kecil itu berlari seakan mengejar sesuatu.

Makna tahap denotasi scene di atas adalah Bayu mengejar Pak Johan yang hampir

saja meninggalkan kantor club SSI Arsenal untuk memeberikan berkas yang akan

mewaikili clubnya dalam seleksi tim nasional usia 13 ke PSSI. Pak Johan

mendengar panggilan Bayu lalu mengentikan mobilnya lalu turun dari mobilnya

lalu bicara pada Bayu.

8.4 Makna Konotatif

Makna konotasi pada shot diatas adalah mempresentasikan kegigihan dan

kesetiaan untuk merebut kembali apa yang dicita-citakan Bayu selama ini yang

sempat mengalami kendala karena kekecewaan dan keputus asaan Bayu atas apa

yang baru saja dikorbankan.

Hal ini ditunjukan pada gambar 11, cara Bayu mengejar Pak Johan, Bayu

yang baru saja turun dari mobil segera mengejar Pak Johan yang akan

meninggalkan kantor SSI Arsenal, adegan tersebut mempresentasikan sikap

patriotisme Bayu terhadap apa yang diinginkan dengan cara tidak menyerah.

Page 115: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Pengkonotasian ini di tunjukan dengan dialog Pak Johan bertanya kepada Bayu

“intinya, kamu ngapain lagi balik kesini?” dengan penuh keyakinan Bayu pun

menjawab “saya mau buktiin kalo itu gak bener, saya mau buktiin kalo sepakbola

juga bisa bikin dia bangga sama saya, saya mau lolos seleksi tim nasional”.

Keoptimisan dan kebanggan Bayu terhadap keinginannya dan ingin membuktikan

kepada kakeknya bahwa sepak bola itu ada gunanya mempresentasikan jiwa

nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa, terhadap apa yang diyakininya.

Dan dengan latar musik yang ngebeat dapat pula mewakili suasana adegan

yang semangat ataupun sedih, dalam adegan ini lagu “rolling-roliing” merupakan

lagu yang mempresentasikan semangat yang dimiliki oleh Bayu selama ini.

Dimana lagu erat kaitannya dalam pembuatan film, lagu atau musik dapat

menggambarkan suasana yang terjadi dalam film, lagu “rolling-rolling” dengan

ritme yang cepat.

Lagu ini mempresentasikan pemberian harapan dan semangat kepada

Bayu, untuk mengejar semua impian Bayu. Musik dapat mempengaruhi sebuah

film dan menentukan film tersebut menjadi lebih hidup atau rill. Selain itu pun

dengan adanya musik pada sebuah film dapat membantu penonton menjadi lebih

tertarik dan terhibur untuk menontonnya, dalam lirik lagu diatas pun memberikan

pesan kepada penonton, untuk selalu optimis dalam meraih cita-cita. Penggubah

musik dalam bentuk sistem tanda perantara tertulis jadi visual.23 Dan dengan lirik

ini pula memberikan kesan dan suasana pada diri Bayu dalam memperjuangkan

cita-cita Bayu, pada adegan saat Bayu berlari mengejar Pak Johan memberikan

23 Sobur,Alex. “ semiotika Komunikasi”, Bandung,2006, hal 144

Page 116: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

kesan optimis, bahwa dia mampu meraih cita-cita. Bayu tidak takut lagi untuk

berjuang. Dan Bayu menaruh harap kepada Pak Johan untuk dapat menerimanya

kembali, dengan Pak Johan menerimanya kembali, Bayu dapat meraih cita-cita

untuk dapat lolos di Seleksi Timnas U-13.

8.5 Kesimpulan

Kesimpulan pada gambar diatas sudah jelas tampak dipresentasikan dari sikap

kesetiaan Bayu mengejar cita-cita dan dengan pantang menyerah Bayu mengejar

pak Johan, gambar ini masuk kedalam simbol sosial Patriotisme.

9. Scene 384

9.1 Simbol teknis

Gambar 9.1.12

Shot : medium shot

Dengan teknik pengambilan gambar secara medium shot yang melihatkan

latar belakang gambar, yaitu lambang Garuda di dinding atas pintu masuk senayan

dan seseorang yang berjalan masuk ke arahnya, serta sikap Bayu yang sedang

menengadah ke arah lambang Garuda tersebut. Medium shot menjelaskan dan

memperlihatkan suasana kekaguman dan kebanggaan pada gambar diatas.

Page 117: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Visual : lambang garuda di pintu Stadion Senayan, dan seseorang

masuk ke dalamnya dengan menggunakan kaos berwarna merah

selain Bayu.

Dengan visualisasi di atas mempresentasikan kekaguman dan kebanggaan.

Dengan sikap menengadah ke arah lambang Garuda di pintu stadion Bayu

memperlihatkan rasa tersebut. Seorang pria dewasa pun masuk ke dalam stadiun

yang mempresenatasikan dukungannya terhadap sepak bola. Lambang Garuda

yang terpampang pada pintu stadion memprsesntasikan identitas negara yang

mampu berdiri kokoh dan mampu memberikan kepada bangsanya. Bayu yang

memang sangat kagun dengan lambang Garuda bersiap masuk ke dalam stadion

memuali seleksi yang akan diselenggarakan.

Audio : musik orkestra

Dengan musik orkestra yang menjadi audio pada gambar diatas

mempresentasikan kesyahduan yang pada situasi di atas, dimana situasi Bayu

yang sedang memandang lambang Garuda pada pintu stadiun. Dimana sebagai

langkah akhir Bayu menentukan dalam babak seleksi menjadi tim nasional usia 13

tahun.

Dialog : tidak ada

Deskripsi : akhirnya Bayu pun mengikuti seleksi tim nasional di Stadion

Senayan yang diselenggarakan oleh PSSI. Di depan pintu senayan

Bayu sangat antusias menghadapainya.

Page 118: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

9.2 Simbol sosial

a. Kebanggaan

Kebanggaan terpancar dari wajah Bayu yang menghadap lambang burung

Garuda yang menempel di dinding stadiun senayan. Bangga yang pada akhirnya

Bayu dapat mencapai tahap yang menentukan baginya untuk dapat menjadi

anggota tim nasional usia 13 tahun.

b. Kekaguman

Burung Garuda adalah lambang negara Indonesia, dimana Bayu sudah

memiliki cita-cita ingin menjadi anggota tim nasional Indonesia yang

mengenakan kaos merah atau seragam sepak bola yang memiliki lambang Garuda

Di dadanya, bentuk kekaguman Bayu terhadapnya terpresentasi saat Bayu melihat

lambang burung Garuda di dinding stadiun senayan, Bayu membayangkan suatu

saat akan mengenakan seragam yang memiliki lambang Garuda di dadanya untuk

membela negaranya, negara Indonesia.

9.3 Makna Denotaif

Gambar 12 di ambil dengan cara medium shot. Seorang anak laki-laki

dengan mengenakan kaos berwarna merah dan putih berdiri di dengan

membelakangi latar belakang yang berlambang Burung Garuda di suatu tempat.

Makna tahap denotasi scene di atas adalah Bayu masuk ke dalam stadiun Gelora

Bung Karno Senayan, di pintu masuk terdapat lambang burung garuda, yang

menggidentitaskan negara dan bangsa asal Bayu dan seleksi tim nasional usia 13

tahun berlangsung.

Page 119: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

9.4 Makna Konotatif

Bayu akhirnya mengikuti seleksi TimNas U-13 di Gelora Bung Karno, hal

tersebut ditunjukan pada gambar di atas di mana Bayu berjalan ke arah dalam

stadiun. Lambang Garuda pada dinding senayan mempresentasikan bahwa itu

adalah identitas negara, ada rasa kebanggan pada diri Bayu ketika akan memasuki

pintu stadiun senanya, dan terlihat ketika Bayu mengahadap lambang garuda dan

membelakangi kamera, ada rasa kekaguman yang terpancar dari Bayu.

Kekaguman merupakan unsur nasionalisme, yakni faham yang menunjukkan

bahwa kesetiaan dari setiap individu atau warga negara ditujukan kepada

kepribadian bangsanya (kohn,1984:12). Nasionalisme dapat membuat seorang

individu lebih kuat daripada ideologi yang manapun. Semua ideologi dapat

mempengaruhi individu secara emosional, dan setiap ideologi mempunyai simbol-

simbol sakral tertentu yang menghasilkan sesuatu reaksi dalam diri orang yang

meyakininya. Namun nasionalisme lebih kuat daripada semua ini karena simbol-

simbolnya terkadang menghasilkan reaksi bahkan dalam diri orang yang tidak

percaya. Nasionalisme mempengaruhi individu secara lebih mendalam dan hanya

membutuhkan kekuatan yang lebih sedikit dibanding ideologi lainnya.

Lambang Burung garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya

dengan gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dari

Pancasila. Di tengah tameng yang bermakna benteng ketahanan filosofis,

terbentang garis tebal yang bermakna garis khatulistiwa, yang merupakan

lambang geografis lokasi Indonesia. Garuda yang merupakan lambang pemberani

dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik

Page 120: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Warna kuning

emas melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati.24 Begitu

pula dengan ekpresi wajah Bayu pada shot diatas yang mempresentasikan

kebanggaan dan siap untuk berjuang demi bangsanya.

9.5 Kesimpulan

Selain sikap pantang menyerah dan berani berkorban , sikap patriotisme

dapat ditunjukan dengan sikap menghornati apa yang menjadi leluhurnya dan

menjungjung tinggi beserta nilai-nilainya, yaitu burung Garuda yang menjadi

simbol negara Bayu. Maka scene diatas mewakili sikap Patriotisme.

10. Scene 419

10.1 Simbol teknis

Gambar 10.1.13

Shot : one shot25

One shot merupakan tenik pengambilan gambar satu objek. Pada gambar

diatas terlihat Bayu berlari sendiri di tengah lapangan luas sambil mengankat

24 http://ksupointer.com/2009/makna-lambang-garuda-pancasila 25 One shot pengambilan gambar satu objek

Page 121: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

tangannya, memgeskpresikan kebahagiaan dan kebanggaan dari apa yang sudah

diperoleh oleh Bayu. Dengan pengambilan one shot terlihat jelas Bayu

mengenakan seragam sepak bola berwarna merah dan putih.

Visual : Bayu, tiang di lapangan, dan tempat duduk penonton

Dari visual di atas Bayu dengan ekspresi yang sangat senang dan bangga,

dengan mengangkat kedua tangannya yang mepresentasikan kebanggaanya

kepada penonton. dari seragam sepak bola yang Bayu kenakan pun

mempresentasikan identitas kebangsaanya selama ini, Bayu bangga menjadi

memiliki bangsa Indonesia. Bayu bangga pula dengan keberhasilannya dari usaha

yang dilewatinya selama ini.

Audio : teriakan penonton

Teriakan penonton merupakan sambutan meriah atas kemenangan yang

Bayu peroleh, serta bentuk dukungan kepadanya. Dengan teriakan penonton

menambahkan rasa kebanggaan terhadap Bayu utnuk mengabdikan dirinya untuk

bangsanya.

Dialog : tidak ada

Deskripsi : Bayu berhasil ikut seleksi tim nasional dan kemudian lolos

menjadi tim nasional usia 13 tahun.

Page 122: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

10.2 Simbol sosial

Kebanggaan

Kebanggaan terlihata pada ekspresi Bayu ketika lolos dalam seleksi tim

nasional usia 13 tahun, dengan ekspresi mengangkat kedua tangan sambil berlari

kemudia memasang mimik wajah yang tersenyum lebar, menandakan satu

kemenangan untuk Bayu.

10.3 Makna Denotatif

Seorang anak laki-laki di tengah lapangan mengenakan kaos berwarna

merah dan putih dengan kedua tangannya di angkat ke atas, ekpresi wajah Bayu

terlihat senang. Bayu lolos dari seleksi tim nasional usia 13 tahun.

10.4 Makna Konotatif

Tahap pengkonotasian pada shot diatas adalah menggambarkan

kemenangan dari semua usaha Bayu. Bayu berhasil lolos dalam seleksi Timnas U-

13. Kemenangan ini terlihat dari ekpresi Bayu yang mengankat kedua tangannya

sambil berlarian di tengan lapangan dengan gurat kebahagiaan di wajahnya yang

diambil secara one shot, dimana one shot merupakan cara pengambilan gambar

satu orang dari atas hingga bawah. Ekspresi wajah merupakan komunikasi

nonverbal yang dapat memberikan arti senang, sedih, cemberut, bosan atau marah.

Gerakan tangan akan memberikan tekanan atau memperkuat yang diekpresikan

secara lisan, gerakan bahu untuk menunjukan kepercayaan diri bila gerakan bahu

tegak dengan diikuti dengan kepala mengarah keatas. Tetapi bila bahu terkulai

diikuti dengan kepala menunduk menunjukan suatu sikap yang kurang bergairah,

ridak siap atau menyerah kalah. Dengan adanya auido berupa teriakan penonton

Page 123: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

memprsentasikan kemeriahan suasana lapangan, kemeriahan mendukung tim nya

berlaga dalam pertandingan kesebelasan sepak bola.

Scene ini mununjukan hasil dari pengorbanan Bayu selama ini berbuah

manis, semangat dan tekad Bayu akhirnya lolos dan masuk menjadi tim nasional

13, dengan menggunakan seragam warna merah putih menandakan identitas

kebangsaan yang dimiliki Bayu. Rasa nasionalisme dapat dilihat dari scene ini,

tekad Bayu selama ini mengorbankan kegiatan lainnya yang diberikan oleh

kakeknya, untuk menejar cita-cita Bayu sebagai pemain sepakbola dan mewakili

negaranya. Dimana scene diatas menunjukan salah satu karakterisitk nasionalisme

yaitu; Kebangkitan pada tradisi masa lalu sebagai bagian mengagungkan tradisi

lama karena nasionalisme memiliki hubungan kepercayaan dengan kebiasaan

kuno. Kebangkitan Bayu dari rasa kekecewaan karena pemikiran kakek Bayu

yang konvensional ataub bersifat kuno, yang pernah mengatakan bahwa “pemain

bola itu tidak bermutu, tidak elit, kerja kok nendangin bola”. Dengan

kebangkitan Bayu menghasilkan sebuah kemenangan, dimana kemenangan dapat

pula di presentasikan sebagai kemerdekaan. Makna kemerdekaan sesungguhnya

bukan hanya bermakna bebas dari belenggu penjajahan asing. Lebih dari itu, cara

Bayu menjalankan seleksi TimNas U-13 ini dan pada akhirnya lolos merupakan

bentuk kemerdekaan dari apa yang dicita-citakan, dan Bayu mampu melewati

belenggu dari sang kakek. Selain rasa nasionalisme pun scene ini

mempresenatasikan jiwa patriotisme konstruktife, patriotisme konstruktif di

definisikan sebagai sebuah keterikatan kepada bangsa dan negara dengan ciri khas

mendukung adanya kritik dan pertanyaan dari anggotanya terhadap sebagai

Page 124: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kegiatan yang dilakukan / terjadi sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna

mencapai kesejahteraan bersama. Sementara patriotisme konstruktife juga tetap

menuntut kesetiaan dan kecintaan anggota ( rakyat ) kelompoknya ( bangsa ).26

10.5 Kesimpulan

Gambar di atas mempresentasikan rasa Nasionalisme, hasil dari semangat

dan kegigihan Bayu memenangkan seleksi tim nas U-13 menghasilkan ekspresi

yang begitu mengesankan kebanggaan. Tampak dari kedua tangannya yang

mengangkat ke atas sambil tersenyum. Ekspresi tersebut menandakan arti positif.

11. Scene 443

11.1 Simbol Teknis

Gambar 11.1.14

Shot : close up

shot gambar diatas diambil secara close up menunjukan detail objek secara

jelas, dimana terdapat tangan sedang memasangkan “hand band”kelengan

satunya berwana putih, dan terlihat juga lambang garuda di kaos berwarna merah

26 Op.cit hal 20

Page 125: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

yang dikenakan Bayu. Dengan shot tersebut mempresentasikan kekaguman dan

kesetiaan Bayu terhadap sepak bola selama ini.

Visual : kaos berwana merah dan celana berwarna putih, serta labang garuda.

Bayu yang sudah mengenakan kaos tim nasional berwarna merah dan

putih dengan lambang garuda di dada kiri sedang memakaikan “hand band” ke

tangannya. Dengan visualisasi tersebut mempresentasikan kesiapan Bayu untuk

menunjukan rasa kesetiaanya selama ini terhadap sepak bola dan kebanggaanya

terhadap sepak bola Indonesia, dan mewujudkan rasa kecintaanya terhadap

bangsanya.

Audio : nyanyian Garuda Di Dadaku oleh para penonton.

Audio yang dinyanyikan oleh para penonton memberikan dukungan dan

semangat kepada tim nasional Indonesia dalam bertanding. Dengan

dinyanyikannya lagu garuda Di Dadaku dapat membuat atlit tim nasional terpicu

memberikan kebanggaan terhadap bangsanya.

Gambar11.1.15

Page 126: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Shot : medium close up

Dengan teknik pengambilan gambar di atas memperlihatkan ekspresi

wajah Bayu yang senang, dan penonton di belakangnya yang memberikan

dukungan. Jumlah penonton yang banyak yang memberikan tepuk tangan.

Visual : Bayu, penonton,

Visual pada gambar diatas memperlihatkan ekspresi wajah Bayu yang

senang dan kagum terhadap penonton yang begitu banyak dan memberikan

dukungan kepadanya. Dengan latar penonton yang banyak dan sorot lampu

lapangan yang banyak memberikan kesan pertandingan yang sangat megah dan

meriah.

Audio : nyanyian Garuda di Dadaku oleh para penonton

Sama dengan gambar-gambar sebelumnya, pada gambar 15 dan 16 pun

memiliki audio dengan lagu yang sama yaitu Garuda Di Dadaku. Dimana lagu ini

yang pada umumnya dinyanyikan oleh para penonton pada saat pertandingan

sepak bola, yang mempresentasikan dukungan terhadap tim nasional Indonesia.

Dialog : tidak ada

Deskripsi : setelah Bayu berhasil menjadi tim nasional usia 13, Bayu pun

mengikuti kompetisi perdananya melawan tim dari negara jepang,

Bayu sungguh tidak menyangka dengan dirinya yang sudah

menggunakan kaos yang berlamBang Garuda di dadanya, dan

berdiri di tengah lapangan mendengar sorak-sorai penonotong dan

menyanyikan lagu “garuda di dadaku”.

Page 127: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

11.2 Simbol sosial

a. Kesetiaan

Dari kesetiaan yang dimiliki Bayu sehingga Bayu berhasil menjadi

anggota Tim Nasional usia 13 tahun. Dengan dipresentasikan Bayu yang sudah

mengenakan kaos berwarna merah dan mimiliki lambang Garuda di dadanya.

Serta mengenakan hand band yang menandakan persiapan Bayu untuk membela

negaranya.

b. Kekaguman

Kekaguman Bayu terpancar pada gambar di atas, ketika ekspresi wajah

Bayu yang tersenyum dengan tatapan mata yang melihat keatas ke arah penonton.

Begitu banyak penonton yang digambarkan sambil menyanyikan lagu Garuda di

dadaku. Menunjukan sikap tidak menyangka tampak dari wajah Bayu saat itu.

11.3 Makna Denotatif

Gambar 14 dan 15 dimabil secara close up pengambilan gambar diambil

dari jarak dekat, dan hanya sebagian dari objek yang terlihat. Pada gambar 14

seorang anak laki-laki (Bayu) sedang mengenakan “handband” di lengan kirinya,

anak laki-laki itu mengenakan seragam sepak bola berwarna merah yang terdapat

lambang Garuda di dada sebelah kirinya, tanda siap akan bertanding. Sedangkan

gambar 15 seorang anak laki-laki (Bayu) dengan ekspresi wajah yang sangat

kagum memandangi sekitarnya. Signifikansi (denotasi) adegan di atas adalah

Bayu sedang bersiap-siap untuk bertanding melawan tim Jepang, Bayu memakai

seragam sepakbola yang berlambang garuda di dadanya, dan menggunakan hand

band di tangannya, dan bersiap masuk ke dalam lapangan arena pertandingan.

Page 128: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Bayu sangat semangat dan kagum ketika berada di tengah lapangan disaksikan

banyak penonton dan mendukung tim kebangsaanya.

11.4 Makna Konotatif

Pada gambar 14 yang diambil secara close up sehingga menunjukan objek

secara detail pada gambar, sehingga memperlihatkan Bayu yang mengenakan

kaos berwarna merah dan membenarkan handband nya, dan pada kaos yang

terdapat lambang burung Garuda di sebelah dada kiri, sedangkan pada gambar 15

yang diambil secara medium close up yang menunujkan ekpresi Bayu yang

tersenyum di tengah lapangan yang disoroti lampu-lampu dan dengan bayangan

penuh dengan penonton yang menyaksiakan pertandingan, scene diatas

mempresentasikan kekaguman Bayu atas keberhasilnya menjadi anggota Tim

Nasional Usia 13 tahun. Penonton menyanyikan lagu “Garuda Didadaku” lagu

yang mepresentasikan suasana dukungan semangat kepada Tim Nasional, Tim

dari Negara Indonesia.

Impian Bayu terwujud karena hasil dari semua kerja keras, semangat,

fokus, dan disiplin serta dengan dukungan sahabat merupakan sikap positif . kerja

keras adalah sifat kebalikan dari malas. Kerja keras merupakan salah satu kunci

dari hidup bahagia. Kesan dramatis dalam shot ini di dapat saat lampu sorot

mengarahkan ke lapangan dimana Bayu berdiri di tengah-tengahnya. Dan dengan

ekspresi wajah Bayu seakan mendapatkan kesan kaguman diantaranya.

Rasa pengabdian Bayu terhadap sepak bola tidak sia-sia, Bayu yang pada

akhirnya mejadi tim nasional U-13. Pengabdian Bayu pun akan diserahkan kepada

negaranya. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal

Page 129: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

mengabdi atau mengabdikan. Seorang warga negara yang mengabdi kepada

negaranya biasanya berpedoman hidup: "Berjuang bagi negara tanpa

mengharapkan imbalan apa-apa.

11.5 Kesimpulan

Rasa Nasionaliesme pada scene diatas sudah mewakili dari representasi

sikap yang dimiliki Bayu, yaitu dengan bentuk kekagumannya dan kesetiaanya

terhadap sepakbola atas kemenangan yang sudah diraihnya secara rill untuk

pertama kali.

12. Scene 446

12.1 Simbol Teknis

Gambar 12.1.16

Shot : bird eye view

Bird eye view menjadi cara pengambilan gambar di atas, yang

memperlihatkan objek dari atas sehinggan objek lebih tampak kecil dan banyak.

Dimana objek pada gambar diatas memperlihatkan banyaknya penonton yang

mengenakan pakaian berwarna merah dan mengibarkan bendera merah putih.

Page 130: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Dengan shot ini dipresentasikan bahwa banyak pendukung tim nasional yang hadi

dalam pertandingan untuk memberikan dukungan kepada tim kebanggaannya.

Visual : bendera merah putih berkibar dan jumlah penonton yang banyak.

Visualisasi pada gambar di atas jelas sekali di presentasikan, dengan

banyaknya jumlah penonton yang mengenakan kaos merah dan mengibarkan

bendera merah putih yang berukuran sangat besar, dengan warna merah yang

berati berani, dan menunjukan kepada tim nasioanal untuk berani melawan tim

lawan. . Kecintaan penonton terhadap tim nasional mempresentasikan pula bahwa

penonton memiliki rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia. Dengan

mengibarkan bendera merah putih sebagai tanda kebanggaanya terhadap

negaranya.

Audio : Lagu Garuda Di Dadaku (teks terlampir)

lagu Garuda di Dadaku menjadi audio dalam scene di atas, lagu ini

dinyanyikan oleh para penonton pertandiang dengan lantangnya, yang bertujuan

memberikan dukungan kepada tim nasional Indonesia. Lagu Garuda Di Dadaku

memiliki irama dan lirik yang membangun rasa optimis, sehingga penonton ingin

memberikan dukungan kepada tim nya untuk tetap optimi memenangkan

pertandingan

Dialog : tidak ada

Deskripsi : Dalam pertandingan sepakbola, para penonton tidak ada henti-

hentinya menyanyikan lagu “garuda di dadaku” dan mengibarkan

bendera merah putih, sebagai wujud dukungan kepada tim

Indonesia.

Page 131: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

12.2 Simbol sosial

a. Kecintaan

Kecintaan para penonton terhadap bangsanya dipresentasikan dengan lagu

yang mereka nyanyikan yaitu lagu Garuda di Dadaku.

b. Kebanggaan

Kebanggaan pun di presentasikan oleh para penonton dengan cara

mengibarkan bendera merah putih berulang-ulang yang sangat besar di area

penonton.

c. Kesetiaan

Kesetiaan penonton di presesntasikan melalui dukungannya terhadap tim

nasional Indonesia yang sedang bertanding melawan tim nasional dari Jepang.

12.3 Makna Denotatif

Gambar 16 diambil dengan cara bird eye view pengambilan gambar dari

ketinggian kamera berada di atas objek. Tampak ramai dengan penonton yang

mengenakan kaos berwarna merah, dan mengibarkan bendera merah-putih yang

sangat besar. Ekspresi wajah penonton sangat antusias dan semangat.

Signifikansi tahap pertama (denotasi) pada adegan di atas adalah

menunjukan rasa nasionalisme oleh penonton di saat menyaksikan tin nasional

Indonesia bertanding sepakbola melawan tim nasional dari Jepang, penonton

memberikan semangat kepada pemain tim nasional usia 13 tahun dengan cara

menyanyikan lagu Garuda Di Dadaku sambil mengibarkan bendera meraha putih

yang menandakan mereka bangga kepada negaranya. Bentuk perwujudan ini

Page 132: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

sangat jelas memperlihatkan rasa nasionalisme yang sudah melekat diri masing-

masing penonton.

12.4 Makna konotatif

Tahap kontasi gambar di atas mempresentasikan kemenangan dari sebuah

perjuangan. Dengan pengambilan gambar secara bird eye view memperlihatkan

banyaknya penonton yang memakai kaos berwarna merah sambil mengibarkan

bendera merah putih. Kaos merah yang digunakan penonton merupakan salah satu

warna bendera Indonesia selain warna putih, warna merah melambangkan

keberanian, yang mewakili keberanian rakyat Indonesia. Keberanian melawan

pihak asing termasuk dalam pertandingan kesebelasan sepak bola, dengan

mengibarkan bendera merah putih penonton menunjukan rasa nasionalisme

terhadap negaranya, yang merupakan rasa kesetian dan kecintaan, serta memiliki

kebanggaan kepada negaranya. Dengan audio lagu garuda di dadaku yang

dinyanyikan penonton menambahkan makna dari rasa kecintaan, kesetiaan serta

kebanggaan kepada timnas dan negaranya, lirik lagu garuda di dadaku yang

memberikan arti yang optimis untuk merih kemenangan.

Walau hanya satu bait tetapi makna yang terkandung dalam lagu garuda di

dadaku telah membawa banyak pengaruh kepada penonton serta timnas Indonesia,

selain untuk menunjukan rasa nasioanlisme, lagu tersebut dapat membangkitkan

semangat dan optimisme atlit timnas Indonesia. Pada visualisasi penononton

mengibarkan bendera merah putih yang sangat besar, dengan cara pengibaran

bendera merah putih mempresentasikan kemenangan, seperti pada saat

kemerdekaan Republik Indonesia rakyat Indonesia para prajurit untuk

Page 133: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

mengibarkan bendera tanda kemerdekaan Indonesia atas Jepang.27 Hal ini pula

yang mempresentasikan pada shot diatas, bentuk memberikan dorongan untuk

perjuanagan TimNas Indonesia agar dapat meraih kemenangan dari pertandingan

sepak bola melawan Jepang.

Menurut Dino Pati Jalal dalam buku Merdekakan Indonesia Kembali

mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu tanda zaman

yang penting dalam sejarah antar bangsa, yaitu tampilannya negara-negara baru

dengan berbagai ukuran besar, medium kecil, dibenua Asia dan Afrika, apa yang

kemudian dinamakan “dunia ketiga”, setelah negara Barat (Dunia Pertama) dan

sosialis (Dunia Kedua).

Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera

Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera

Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan

Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam

penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera

Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.28

Tapi saat ini tidak hanya dikibarkan pada saat upacara bendera saja.

Dengan julukan kehormatan di saat pertandingan melawan Jepang pun, penonton

Timnas mepresentasikan kehormatan untuk Timnas yang telah membawa nama

bangsanya, bangsa Indonesia.

27 http://koranbaru.com/fakta-detik-detik-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-tahun-1945/ 28 http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Saka_Merah_Putih

Page 134: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

12.5 Kesimpulan

Nilai Patriotisme terpresentasi dari scene ini, dengan visual yang

menunjukan para penonton yang mengibarkan bendera merah putih beserta

menyanyikan lagu Garuda Di Dadaku, menunjukan kecintaan kebangaan serta

kesetiaan terhadapa bangsa Indonesia seperti jiwa patriotik yang siap maju dalam

pertempuran melawan pihak asing. Kecintaan terhadap bangsanya, sehingga

dengan bangga mengenakan atribut yang melambangkan identitas kebangsaanya,

dengan cara mengibarkan bendera yang menjadi junjungan negara Indonesia

merupakan sikap patriotik.

Page 135: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam film ini lebih banyak mempresentasikan patriotisme konstruktif,

dimana Bayu dan Heri lebih banyak memperlihatkan ciri khas bangsanya, dengan

adanya sikap yang pantang menyerah dan semangat yang kuat untuk lolos dalam

seleksi Tim Nasional U-13 yang akan membawa nama bangsanya dan

membanggakan negaranya. Sikap patriotisme buta di lihatkan pada sikap Bayu

yang mengorbankan kepercayaan Kakeknya yang tidak menyetujui Bayu menjadi

seorang atlit sepak bola. Bayu yang berbohong kepada kakeknya agar dapat

berlatih sepak bola secara sembunyi-sembunyi.

Penelitian ini dilakukan dengan analisa semiotika Roland Barthes yang

bertujuan mengetahui bagaimana penggambaran nasionalisme dan patriotisme

dalam film “Garuda di Dadaku” melalui kecintaan, kesetiaan, kekaguman,

kekaguman, serta pengabdian yang menjadi unsur dari simbol sosial dan simbol

teknis berupa scene, shot, visual, audio dan dialoh yang di dadapat pada lambang

burung garuda, emblem, kaos tim nasional, bendera merah putih, lagu garuda di

dadaku, dll.

Page 136: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Simbol sosial :

a. Kecintaan

Patriotisme lebih membicarakan kecintaan, kecintaan Bayu terhadap olah

raga sepak bola yang juga telah diwarisi bakatnya oleh Ayah Bayu. Bayu

berlatih sepak bola secara rutin dan dengan cara sembunyi-sembunyi dari

sang kakek, merupakan wujud kecintaanya yang mendalam terhadap sepak

bola.

b. Kesetiaan

Patriotisme pun tidak hanya membicarakan kecintaan semata, tetapi juga

tentang kesetiaan terhadap sesuatu yang dirasakan lebih. Begitu pula

kesetiaan Bayu untuk tetap berlatih sepak bola walau dapat tentangan dari

kakeknya, selain itu pula Bayu pun dapat kesetiaan dari seorang

sahabatnya yang terus mendukung Bayu dengan bakat yang terpendam

selama ini, Heri dan Bayu menjalin persahabatan tidak hanya di sekolah

saja, tetapi dalam aktifitas di luar sekolah pun mereka sering bermain

bersama.

c. Kekaguman

Kekaguman Bayu terhadap seragam tim nasional yang berlambang garuda

di dadanya, menjadikan Bayu lebih bercita-cita untuk dapat

menggunakannya pula, dan mendorong Bayu lebih giat dan bekerja keras

untuk dapat lolos dalam seleksi Tim Nas U-13. Dengan kekaguman yang

dimiliki Bayu terhadap seragam tim nasional merupakan pencerminan jiwa

Page 137: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Nasionalisme, dimana seragam tim nasional memiliki lambang garuda

yang tak lain adalah simbol negara Bayu yaitu Indonesia.

d. Kebanggaan

Bayu mengenakan seragam sepak bola resmi dari club SSI Arsenal

merupakan kebanggaan Bayu yang terpendam dimana Bayu dapat

bergabung dalam sebuah club sepak bola, yang suatu saat akan

memabawanya ke pertandingan yang dapat mewakili negaranya di kancah

internasional. Nasionalisme dapat dilihat dari rasa kebanggaan,

kebanggaan yang dimiliki Bayu menjadi warga negara Indonesia sehingga

dapat mengenakan atribut kebangsaannya.

e. Pengabdian

Patriotisme dan Nasionalisme tidak hanya berupa kesetiaan dan kecintaan,

tetapi juga pengabdian. Wujud nyata dari pengabdian Bayu di film Garuda

Di Dadaku ini berupa upaya dan usaha Bayu yang fokus dan disiplin

terhadap apa yang diinginkan, walaupun banyak yang dijalaninya dengan

banyak kegiatan les tambahan yang diberikan oleh kakeknya. Bayu

mengabdikan dirinya demi persepak bolaan Indonesia.

Page 138: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Simbol teknis :

Melalui simbol teknis juga dapat merepresentasikan makna nasionalisme

dan patriotisme melalui komponen-komponen sebagai berikut:

a. Scene

Scene merupakan adegan satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang

memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,

waktu, isi cerita, tema, karakter atau motif.

b. Shot

Teknik cara pengambilan gambar lewat kamera. Sekumpulan beberapa

shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan.

c. Visual

Latar atau gambar yang mewakili pada situasi adegan

d. Audio

Audio merupakan suara yang melatar belakangi atau mendukung adegan.

e. Dialog

Dialog adalah percakapan cerita dalam adegan.

B. Saran

Kecintaan terhadap sesuatu memang harus diperjuangkan, rasa

nasionalisme dan patriotisme tidak melulu hanya dalam peperangan, pertahankan

rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme, khususnya pada era modern saat ini yang

sudah semakin ketat dalam persaingan secara ekonomi, politik dan dari segi aspek

apapun. Selain mempertahankan dan memperjuangakan apa yang diinginkan,

peneliti menyarankan agar riset mengenai film perlu digalakkan lagi tentu dengan

Page 139: SKRIPSI PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( …eprints.uns.ac.id/4749/1/209940811201111201.pdf · PATRIOTISME DAN NASIONALISME DALAM FILM ( Pendekatan Semiotik Dalam Film Garuda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

mencoba menganalisisnya menggunakan metode yang lain. dalam perkembangan

film sekarang ini banyak film-film yang dihasilkan hanya untuk mengejar sisi

komersil semata. Oleh karena itu, kini sudah saatnya para sineas film untuk lebih

memahami bahwa film dapat menjadi wahana bagi pembebasan dan

pengaktualitasan kondisi yang riil (nyata) untuk mampu menampilkan nilai-nilai

ideal yang kini telah luntur atau bahkan telah hilang dari bangsa Indonesia.