SKRIPSI - Moestopo

161
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI “STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First (cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Diajukan Oleh : NAMA : Fara Febriana Puteri NIM : 2011 – 41 – 280 KONSENTRASI : Hubungan Masyarakat Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta 2015

Transcript of SKRIPSI - Moestopo

Page 1: SKRIPSI - Moestopo

1

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI

“STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First

(cabang Tebet) Dalam Mempertahankan

Citra Perusahaan

Diajukan Oleh :

NAMA : Fara Febriana Puteri

NIM : 2011 – 41 – 280

KONSENTRASI : Hubungan Masyarakat

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Jakarta

2015

Page 2: SKRIPSI - Moestopo

2

Page 3: SKRIPSI - Moestopo

3

1

Page 4: SKRIPSI - Moestopo

4

Page 5: SKRIPSI - Moestopo

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan Hidayah-

Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi ini

dengan sebaik-baiknya, walaupun dalam kenyataannya masih jauh dari

sempurna.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh

ujian sidang sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi dengan jurusan Hubungan

Masyarakat pada Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan judul

skripsi “strategi Public Relations English Frist (cabang tebet).”

Penelitian ini bertujuan untuk. Untuk Mengetahui Strategi Public

ReLations English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra

Perusahaan

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan karya

ilmiah ini. Maka apabila di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan, penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena penulis sangat menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebab

adanya keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu,

koreksi atau saran sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skrisi ini dapat berguna dan

memberikan manfaat kepada para pembaca dan dapat memberikan

kontribusi yang positif bagi kajian ilmu komuniksi.

Jakarta, 12 agustus 2015

Penulis

Page 6: SKRIPSI - Moestopo

6

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirrobil’alamiin, penulis panjatkan Puji syukur sampaikan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan cobaan.

Apapun itu penulis percaya semua adalah hal yang terbaik sebagai takdir

dan jalan hidup. Semoga dengan selesainya skripsi ini, Allah SWT, meridhoi

langkah dan jalan untuk mendapatkan cuta-cita dan harapan untuk hidup

bermakna. Amin yaa Rabbal’alamin. Dan tidak lupa sholawat dan salam

pada Nabi Muhammad SAW yang telah membukakan cakrawala

pengetahuan dan teladannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, saya berkeinginan bahwa semua tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu saya ingin ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Mamaku dan Papaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang

sepenuhnya untukku dan telah meluangkan sepenuh hidupnya demi

kebahagianku serta ke dua adik saya tersayang yaitu hanif dan salwa

yang telah meluangkan waktunya untuk selalu mendukung dan

memotivasi penulis, menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. H. Hanafi Murtani, MM. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.

Dr. Moestopo (Beragama)

3. Drs Nono Sungkono, MM. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis.

Page 7: SKRIPSI - Moestopo

7

4. Dr. Prasetya Yoga Santoso. selaku Pembimbing II, yang juga telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis.

5. Seluruh dosen di FIKOM-UPDM (B) yang telah membimbing penulis

selama perkuliahan.

6. Seluruh staff dan center manager English Frist cabang tebet, yang telah

berrsedia menjadikey informan saya pada penelitian ini.

7. pasangan saya Luthfi fadhlillah yang senantiasa membantu saya mencari

data, yang sabar menemani saya, serta memberi saya saran dan

memberi support penuh untuk penulisan skripsi saya.

8. Tante saya devi yang selalu memberikan suport saya dalam penulisan

skripsi ini.

9. Teman-teman saya yaitu irma, hireka, kezia, fitri, shinta, afelinza, ami,

dini dan oci yang ikut memberi saya semangat yang selalu menemani

saya juga ketika mengerjakan skripsi.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan

satu persatu, semoga Allah S.W.T memberikan rahmat dan karunia-Nya

atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak. Dan terakhir penulis berharap kiranya laporan ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 12 Agustus 2015

Penulis

Page 8: SKRIPSI - Moestopo

8

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT KETERANGAN ORISINALITAS SKRIPSI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................ 1

1.2 Fokus Penelitian .......................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................... 9

1.5 Singnifikansi Penelitian ................................................ 9

1.5.1 Singnifikansi Teoritis ......................................... 9

1.5.2 Singnifikansi Praktis .......................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis ............................. 11

2.2 Kerangka Konsep – Konsep Penelitian dan Teori ........ 15

2.2.1 Teori Komunikasi .............................................. 15

2.2.2 Teori Public Relations ....................................... 21

2.2.3 Strategi Public Relations ................................... 32

2.2.4 Teori Mengembangkan Citra Positif .................. 53

2.3 Bagan Alur Pikir ........................................................... 58

Page 9: SKRIPSI - Moestopo

9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian ................................................... 59

3.2 Jenis Penelitian ........................................................... 62

3.3 Sifat Penelitian ............................................................. 65

3.4 Objek dan Subjek Penelitian ........................................ 66

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 67

3.6 Teknik Keabsahan Data............................................... 68

3.7 Teknik Analisis Data .................................................... 69

3.8 Unit Analisa ................................................................. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek .......................................................... 72

4.1.1 Sejarah Engglish First (EF) ............................... 72

4.1.2 Visi dan Misi ...................................................... 74

4.1.3 Penghargaan Yang Pernah di Raih ................... 75

4.1.4 Struktur Organisasi EF Tebet ............................ 76

4.2 Deskripsi Subyek Penelitian ........................................ 80

4.2.1 Sejarah Center Manger Englis First ................... 80

4.2.2 Sejarah Coustamer Relations Officer ................ 81

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................ 82

4.3.1 Analisa Strategi Public Relations Dalam

Mempertahankan Citra English First Cabang

Tebet ................................................................. 82

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... 98

Page 10: SKRIPSI - Moestopo

10

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...................................................................... 114

5.2 Saran ........................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: SKRIPSI - Moestopo

11

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI ABSTRAK

Nama : Fara Febriana Puteri NIM : 2011-41-280 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Hubungan Masyarakat

Judul Skripsi : Strategi Public Relations English First (Cabang Tebet)

Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan . Jumlah Bab : 5 Bab + 120 Halaman Bibliografi : 25 Buku + 4 Website Pembimbing : 1. Drs . Nono Sungkono, MM

2. DR. Prasetya Yoga Santoso, MM

Penelitian ini dilatarbelakangi cara mempertahankan citra yaitu kursus

bahasa Inggris yaitu English First dalam menghadapi kompotitor yang sejenis yang dimana kursus bahasa Inggris sudah banyak di minati oleh semua masyarakat yang seiring dengan berkembangnya era globalisasi. Sedangkan fokus masalah dalam penelitian ini bagaimana strategi Public Relations dalam mempertahankan citra yang positif dalam lembaga pendidikan bahasa Inggris yaitu English First agar tetap biasa mendapatkan citra yang positif di mata masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi Public Relations English First cabang Tebet dalam mempertahankan citra perusahan. Pada penelitian ini landasan teori yang digunakan adalah Strategi Public Relations 9 Step of Strategic Public Relations milik Ronald D. Smith yaitu Analisis situasi, Analisis Organisasi, Analisis Publik, Menetapkan Sasaran dan Tujuan, Formulasi Aksi dan Respon Strategi, Mengembangkan Strategi Pesan yang Efektif, Memilih Taktik Komunikasi,Impelementasi Perencanaan Strategi, dan Evaluasi. dan Fungsi Manajemen Public Relations (MPR) yaitu Mencari Fakta, Perencanaan, Mengkomunikasikan, dan Evaluasi. Dimana kedua teori tersebut menjelaskan mengenai strategi Public Relations yang dilakukan dalam mempertahankan Citra English Frist cabang Tebet. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan paradigma Konstruktivisme,teknik pengumpulan data wawancara. Dari hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa Strategi yang dilakukan Public Relations English Frist cabang Tebet dalam mempertahankan Citra perusahaan yaitu dengan menjadikan kualitas good service dari segi pelayanan dan kenyamanan, selain itu English First juga mempunya banyak selling point yang dimiliki dari segi fasilitas dan segi pembelajarannya dan English Frist juga melalukan potongan harga atau promosi yang diadakan tiap tahun dan tiap bulannya guna untuk daya tarik customer.

Page 12: SKRIPSI - Moestopo

12

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI ABSTRAK

Nama : Fara Febriana Puteri NIM : 2 011-41-280 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Hubungan Masyarakat Judul Skripsi : Strategi Public Relations English First (Cabang Tebet)

Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan . Jumlah Bab : 5 Bab + 110 Halaman Bibliografi : 25 Buku + 4 Website Pembimbing : 1. Drs . Nono Sungkono, MM

2. DR. Prasetya Yoga Santoso, MM

This research is motivated by maintaining the image that English language

courses is English First in the face of similar compotitor that where skinny English

already stout in the interest of all communities in line with the development of

globalization. While the focus of this research problem in how the Public Relations

strategy in maintaining a positive image in the English language educational

institutions are to remain plain English First get a positive image in the public eye.

The purpose of this study was to determine strategies Public Relations English First

Tebet branch in maintaining the company's image..

In this study the theoretical basis used is the Public Relations Strategy 9 Step of

Strategic Public Relations belongs to Ronald D. Smith is Analyzing The Situation,

Analyzing the Organization, Analyzing the Public's, Establishing Goals and

Objectives, formulating Action and Response Strategies, Effective Communication

Design, Selecting Communication Tactics, Implementing the Strategic Plan, and

Evaluation and Management Function Public Relations (MPR) that is Fact Finding,

Planning, Communicating, and Evaluating. Where both theories explaining the

Public Relations strategy undertaken in maintaining Citra English First Tebet branch.

The research methodology used descriptive qualitative paradigma of

Constructivism.

From the research, the authors conclude that strategies undertaken Public

Relations English Frist Tebet branch in maintaining the image of the company is to

make good quality service in terms of service and comfort, in addition to the English

First will also have owned a lot of selling points in terms of facilities and in terms of

learning materials and English frist also put through discounts or promotions held

annually and each monthly in order to allure the customers.

Page 13: SKRIPSI - Moestopo

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya era globalisasi, peran komunikasi menjadi

semakin penting. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama di

seluruh dunia. Menurut Gorys Keraf dan Abdul Chaer (2006:1), bahasa

adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat abitrer, digunakan

oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan

untuk mengidentifikasikan diri.Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat

ini, bahasa Internasional yang digunakan adalah bahasa Inggris.

Hal tersebut menyebabkan negara-negara yang tidak

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya, ingin juga

memperdalam belajar berbahasa Inggris melalui kursus atau bahkan

mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa keduanya. Masyarakat

seiiring dengan berkembangnya teknologi, dapat mempelajari bahasa

Inggris dengan lebih mudah dan menyenangkan, misalnya saja belajar

melalui internet dan perangkat audio. Selain pembelajaran bahasa

Inggris itu sendiri, masyarakat pun mengharapkan pelayanan yang

terbaik dari lembaga kursus bahasa Inggris tempat mereka belajar.

Lembaga kursus bahasa Inggris pun berlomba- lomba menjadikan

tempatnya sebagai lembaga kursus terbaik, memiliki jumlah siswa yang

banyak, dan menjadi nomor satu di masyarakat. Semakin banyaknya

1

Page 14: SKRIPSI - Moestopo

2

lembaga kursus bahasa Inggris yang berkembang di masyarakat,

menyebabkan tiap lembaga kursus harus memiliki nilai lebih, keunikan,

daya saing, pelayanan yang berbeda dan unggul dari lembaga kursus

bahasa Inggris lainnya. Lembaga-lembaga kursus kecil hanya

menekankan pembelajaran bahasa oleh guru tanpa didukung oleh

fasilitas teknologi yang canggih.

English First (EF) merupakan bagian dari EF education. Sejak

1965, EF telah membantu jutaan siswa belajar di dalam negri melalui

misinya untuk menghilangkan hambatan bahasa dan budaya. Dengan

lebih dari 400 kantor dan sekolah, EF memiliki jaringan guru dan ahli

yang terbesar di seluruh penjuru dunia. Kini EF telah berumur lebih dari

50 tahun dan dalam masa tersebut telah mencetak banyak kesuksesan

membanggakan (sumber: http:// www.englishfirst.co.id)

Melalui sistem waralaba, English First (EF) menyediakan

rangkaian lengkap program kursus bahasa Inggris untuk semua

kelompok usia - mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Menurut

data sekunder, English First (EF) memiliki lebih dari 65 cabang di

Indonesia dan salah satunya adalah cabang di Tebet yang dimiliki oleh

Agus Pikanto. Peluncuran EF Tebet terus berkembang dari jumlahnya

300 siswa pada pembukaan tahun 2000 hingga menjadi 1000 siswa aktif.

Dengan 1 kepala sekolah. Guru guru penutur asli bahasa Inggris,serta

guru guru local yang bersertifikasi Internasional yang telah mengikuti

traning berkelanjutan tentang metode pengajaran termoderen EF .

Page 15: SKRIPSI - Moestopo

3

.

(sumber: http:// www.englishfirst.co.id)

Dibandingkan dengan kompetitor- kompetitor terdekat seperti ILP,

Vijay English Course, dan CNN, English First tetap menjadi lembaga

kursus terfavorit. Sistem pengajaran yang diterapkan oleh lembaga

kursus English First yaitu dengan EFEKTA SYSTEM, guru- guru native,

material bermutu, dan pelayanan yang memuaskan. EFEKTA SYSTEM

adalah tiga sistem pengajaran yang menggabungkan antara lain:

1. Guru- guru yang berkualitas, dimana guru membantu agar setiap

murid mendapatkan perhatian ekstra personal. Materi pengajaran

dikembangkan secara ilmiah yang dilengkapi perangkat mulitimedia,

ruang kelas yang nyaman.

2. Life Club, yang merupakan kegiatan belajar bahasa Inggris tambahan

diluar jam kursus reguler, dengan tema- tema yang berbeda dan

menarik setiapminggunya.

3. I-Lab, adalah sistem pengajaran online yang dapat diakses melalui

internet baik di rumah maupun di ruang komputer English First.

0

200

400

600

800

1000

1200

Jumlah Siswa Ef Tebet

Jumlah SiswaEf Tebet

Page 16: SKRIPSI - Moestopo

4

EFEKTA SYSTEM menjadi keunggulan dalam system belajar

EF English First, yang membedakannya dengan tempat kursus

bahasa Inggris lainnya. Tujuanya dari EFEKTA SYSTEM adalah

memberikan system pembelajaran bahasa yang efektif bagi siswa

agar menjadi percaya diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris

(sumber: http://www.englishfirst.co.id/2015/5 Maret/19.07 WIB).

Citra perusahaan merupakan tujuan utama sebuah perusahaan.

Terciptanya sebuah citra perusahaan yang baik di mata publik tentunya

akan membawa banyak keuntungan pada perusahaan itu sendiri.

Perusahaan bisa menjadikan citra sebagai aset besar yang tidak ternilai

harganya.

Citra berkaitan erat dengan divisi Public Relations sehingga Public

Relations menjadi salah satu bagian penting dalam suatu

perusahaan.Public Relations juga merupakan ujung tombak dari sebuah

perusahaan dalam melayani kebutuhan dan kepentingan publik. Dengan

kata lain, adanya Public Relations pada sebuah perusahaan adalah

sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya.

Oleh karena itu, Public Relations harus dapat membuat strategi untuk

dapat mempertahankan citra perusahaan.

Strategi yang digunakan juga harus disesuaikan dengan kondisi

perusahaan.Strategi Public Relations tidak hanya dilakukan pada saat

perusahaan mengalami krisis saja tetapi juga pada saat perusahaan

sedang berada di puncak kejayaannya.Kegiatan Public Relations sangat

Page 17: SKRIPSI - Moestopo

5

berkaitan dengan citra perusahaan.Dalam melaksanakan strategi Public

Relations tentunya tidak terlepas dari hambatan yang dihadapi.

Pentingnya citra pada suatu perusahaan membuat penulis ingin

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Public Relations

hingga English First bisa tetap bertahan di tengah persaingan usaha

jasa pendidikan kursus bahasa Inggris yang semakin tinggi dan semakin

banyak perusahaan pesaing yang berkecimpung di dunia bisnis yang

sama.

Berbagai usaha Public Relations yang berkaitan dengan citra

perusahaan menjadi dasar penelitian secara mendalam mengenai

strategi Public Relations.Oleh karena itu, judul penulisan ini adalah

“STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First (Cabang Tebet)

Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan “.

1.2 Fokus Penelitian

Bagaimana strategi Public Relations dalam mempertahan citra

yang positif dalam lembaga pendidikan bahasa Inggris yaitu “EF”

(English Frist) agar tetap bisa mendapatkan citra yang positif di mata

masyarakat.

1.3 Pertanyaan Penilitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan perumusan masalah agar

penulisan dapat tepat sasaran dalam memperoleh hasil yang maksimal,

Page 18: SKRIPSI - Moestopo

6

Berdasarkan latar belakang diatas timbul perumusan masalah yang ingin

dikemukakan untuk diteliti yaitu :

“Bagaimana Strategi Public Relations English First (cabang Tebet)

Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Pendidikan?”

Pembatasan materi terdiri

Penelitian ini dibatasi hanya pada bagaimana Strategi Public Relations

English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan.

Pembatasan istilah

a. Strategi

Menurut Adnanputra (2008:133), mengatakan bahwa “Strategi

adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana

merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada

akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses

manajemen.” Sedangkan menurut Steiner dan Miner (1988) dalam

Abdurrahman (2001:34):

“Strategi merupakan penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran organisasi akan tercapai.”

Beda pula arti strategi dikalangan militer, terdapat ungkapan

yang amat terkenal yang berbunyi : "To win the war, not to win the

battle" yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti

Page 19: SKRIPSI - Moestopo

7

"memenangkan perang, bukan berarti memenangkan pertempuran."

(Effendy,2003:299)

Dari definisi-definisi diatas, strategi dapat disimpulkan, selain

untuk perencanaan dan manajemen melainkan sebagai arah petunjuk

bagaimana taktik operasionalnya dijalankan. Strategi juga sebagai

pedoman jangka panjang atas visi dan misi perusahaan serta

bagaimana untuk mencapai sasaran.

b. Public Relations

Menurut Scot M. Cutlip dan AllenH.Center (1971) dalam

Ruslan (2004:3), mengungkapkan bahwa: "Public relations adalah

fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan

kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya,

serta merencanakan program komunikasi untuk memperoleh

pengertian dan dukungan publiknya."

Sedangkan menurut John E. Marston dalam Ruslan (2004:5)

bahwa “Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk

mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai

program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan,

mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah

dicapai.”

Berkenaan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Public Relations merupakan proses yang berkelanjutan dari

Page 20: SKRIPSI - Moestopo

8

usaha-usaha manajemen untuk memperoleh citra yang baik dimata

masyarakat atau konsumen.Kegiatan Public Relations pada dasarnya

merupakan kegiatan yang menggunakan komunikasi sebagai sarana

pokoknya. Seperti telah disinggung diatas, kegiatan Public Relations

pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi.

Berdasarkan kegiatan diatas penulis mengartikan bahwa Public

Relations bukan sekedar Relations, tetapi sebagai usaha manajemen

yang dilakukan melalui komunikasi, untuk dapat menarik simpati dan

mempertahankan citra perusahaan.

a. Citra

Menurut Ruslan (2005:50):

“Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan kesadaran dan pengertian, baik seprogram acara televisi am tanda respek dan rasa hormat dari public sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau terhadap personil. Citra positif tercipta apabila suatu lembaga dapat dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik”. Selain itu, menurut Kriyantono (2006:8): “Citra juga persepsi

publik tentang perusahaan menyangkut pelayanan, kualitas produk,

budaya perusahaan, perilaku konsumen atau perilaku-perilaku

individu dalam perusahaan.”

Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud citra adalah

suatu pandangan yang dimiliki oleh setiap orang, perusahaan atau

organisasi yang memiliki keyakinan, ide, dan kesan terhadap suatu

Page 21: SKRIPSI - Moestopo

9

objek. Citra juga gambaran diri sebuah perusahaan yang dinilai oleh

publik dan diciptakan secara sengaja yang bersifat membangun.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka

penelitian ini bertujuan : Untuk Mengetahui Strategi Public ReLations EF

English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan.

1.5 Singnifikansi Penelitian

1.5.1 Singnifikansi Teoritis

Manfaat akademis yang ingin diperoleh dari adanya

penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat memberi

pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan bidang ilmu

komunikasi secara umumnya, dan perkembangan ilmu Public

Relations secara khususnya. Manfaat akademis lainnya yaitu

agar Penulis mampu berpikir logis sesuai dengan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh sejak awal bangku perkuliahan

serta dapat menguji fenomena atau permasalahan secara ilmiah

dan terkonstruksi dengan baik

1.5.2 Singnifikansi praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

mengetahui strategi Public Relations dalam mempertahankan

Page 22: SKRIPSI - Moestopo

10

citra perusahaan yang dilaksanakan oleh EF English First

(Cabang Tebet). Hasil penelitian juga dimanfaatkan sebagai

masukan praktis bagi Public Relations Engglis Frist (Cabang

Tebet) dalam menyempurnakan strategi mempertahankan citra

perusahaan.

Page 23: SKRIPSI - Moestopo

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA KONSEP &TEORI

2.1 Kajian Pustaka –Penelitian Sejenis

Pada dasarnya penelitian terdahulu dibidang Ilmu Komunikasi

dapat dijadikan dasar melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat

pengembangan atau pengujian ulang terhadap hasil yang telah

diperoleh, apakah masih mempunyai hasil yang sama setelah di uji di

waktu yang berbeda atau memiliki hasil yang berbeda sama sekali.

Pengujian tersebut bermanfaat untuk memperkuat hasil penelitian

sebelumnya sehingga tidak ada keraguan bahwa suatu faktor tertentu

mempunyai pengaruh terhadap faktor yang diteliti. Selanjutnya hasil

penelitian tersebut dapat dipergunakan untuk kebijakan bidang Ilmu

Komunikasi.

Namun demikian ada pula penelitian yang sama sekali baru dan

belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian itu biasanya ditujukan untuk

memperoleh pengetahuan baru mengenai hubungan atau pengaruh

suatu faktor terhadap faktor lain. Penelitian ini sendiri merupakan

replikasi (pengulangan) dari penelitian sebelumnya.

Sebelum penelitian ini, dilakukan penelitian sejenis yang dilakukan

oleh Munifa Sungkar mahasiswi tahun 2013 dari Universitas

Mercubuana,Falkutas Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas yang berjudul

“Strategi Marketing Public Relations Program Pendidikan Bahasa Inggris

11

Page 24: SKRIPSI - Moestopo

12

Anak “HIGH FLYERS” di English Frist Cabang Bumi Serpong

Damai(BSD)”

Selanjutnya juga ada penelitian yang di lakukan oleh Awad Amir

Aziz mahasiswa tahun 2012 dari Universitas Binus Nusantara Falkutas

Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas yang berjudul “Strategi Public

Relations Plaza Senayan Dalam Mepertahankan Citra”

Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat di table yang berada di bawah ini:

Tabel 2.1

Munifah Sungkar

(2013)

Awad Amir Aziz

(2012) Fara Febriana Puteri

JUDUL

Strategi Marketing

Public Relations

Program Pendidikan

Bahasa Inggris Anak

“HIGH FLYERS” di

English Frist Cabang

Bumi Serpong

Damai(BSD)

Strategi Public Relations

Plza Senayan Dalam

Mepertahankan Citra

Strategi Public

Relations English

Frist (Cabang Tebet)

Dalam

Mempertahankan

Citra

Tujuan

Penelitian

Untuk mengetahui

Strategi Marketing

Public Relations

Program Pendidikan

bahasa inggris anak-

anak High Flyers di

English First dalam

menghadapi

kompotitornya yaitu

program bahasa

inggris anak di

Untuk mengetahui

Strategi Public Relations

Plaza Senayan dalam

mempertahankan citra

Untuk Mengetahui

Strategi Public

ReLations yang

dilaksanakan EF

English Frist (Cabang

Tebet) Dalam

Mempertahankan

Citra Perusahaan

Page 25: SKRIPSI - Moestopo

13

lembaga bahasa

inggris sejenis di

sekitar BSD

Metode

Penelitian

1. Pendekatan

Penelitian :

Kualiitatif

2. Jenis

Penelitian:Deskriptif

3. Metode

peneltiian:wawanca

ra, dokumentasi,

dan observasi

1. Pendekatan

Penelitian :

Kualiitatif

2. Jenis

Penelitian:Deskriptif,

3. Metode

peneltiian:Observasi

1. Pendekatan

Penelitian :

Kualiitatif

2. Jenis Penelitian:

Deskriptif,

3. Metode peneltiian:

wawancara, dan

observasi

Teori 1. Komunkasi

2. Public Relations

3. Marketing Public

Relations

1. komunikasi

2. Public Relations

3. Citra

1. komunikasi

2.strategi manajemen

PR

3. strategi Public

Relations

Hasil Strategi yang dilakukan

oleh MPR dari EF BSD

yaitu berkaitan dengan

“Three ways strategy”

yaitu strategi “pull”

(mempengaruhi

dengan iklan),”puss”

(mendorong dan

meningkatkan motivasi

sales force perusahaan

dalam mempromosikan

produk dan “pass”

(mempengaruhi

publicakan citra baik

perusahaandengan

cara memberikn

Strategi yang di lakukan

oleh humas Plza

Senayan Dalam

mempertahankan citra

perusahan

menggunakan

manajemen 9 langkah

strategis public relations

yaitu dengan analisis

SWOT, analisis

kompetitor, dan

segmentasi pasar

sehingga menghasilkan

melakukan kegiatan

eksternal tersebut salah

satu satu caranya

Page 26: SKRIPSI - Moestopo

14

kepuasan konsumen

terhadap produk yang

dibelinya)

adalah dengan

melakukan strategi

Public Relations salah

satunya yaitu

regeneration,merupakan

kegiatan dimana para

personil jajaran seperti

divisi Public Relations

dan promotion

mendatangi sekolah-

sekolah dan univesitas

dalam rangka

memperkenalkan dan

menjelaskan Plaza

Senayan secara baik

seingga para-para

generasi muda ter

motivasi bahwa jika

ingin membeli barang-

barang branded yang

bagus dan nyaman

hanya di Plaza

Senayan, dengan

melakukan kegiatan

regeneration ini maka

lima sampai sepuluh

tahun ke depan mereka

akan membeli barang di

Plaza Senayan kegiatan

ini akan menguntungkan

bagi perusahaan dan

akan mendapatkan

manfaat yang besar

Page 27: SKRIPSI - Moestopo

15

Berdasarkan matriks diatas penulis mengkeritik terdapat 2 judul

skripsi yang pertama judul dari Strategi Marketing Public Relations

Program Pendidikan Bahasa Inggris Anak “HIGH FLYERS” di English

Frist Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) skripsi ini hanya memfokuskan

terhadap teori Marketing Public Relations saja (MPR) beda dengan teori

yang di terapkan oleh penulis yang digunakan adalah Manejemen Public

Relations yaitu 4 step dan dari strateginya mengunakan 9 nine step dari

teori Ronald D. Smith.

Judul ke dua Strategi Public Relations Plza Senayan Dalam

Mepertahankan Citra sama-sama mengunakan 9 step dan analisis

SWOT sehingga strategi dalam mempertahan citra dapat berjalan

dengan baik.

2.2 Kerangka Konsep –Konsep Penelitian dan Teori

2.2.1 Teori Komunikasi

Menurut Effendy (2004:9) ”Istilah komunikasi atau dalam

bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin

communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti

sama. disini maksudnya adalah sama makna.” Jadi, kalau dua

orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung

selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.

Page 28: SKRIPSI - Moestopo

16

Perkembangan fenomena komunikasi dengan demikian

tergantung sejauh mana perkembangan sumber komunikasi, yaitu

pesan dan informasi (pengetahuan yang ada pada masyarakat),

hingga media (teknologi komunikasi) yang ada.

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah ”Upaya

yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”

(dalam Effendy, 2004:9)Definisi Hovland menunjukkan bahwa

yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja

penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat

umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang

dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan

peranan peran penting.

Komunikasi pada umumnya adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Di dalam

pikiran terdapat berupa gagasan, ide, informasi atau opini. Dan

perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, kekhawatiran yang

muncul dari hati seseorang.

a. Proses Komunikasi

Dalam prose komunikasi terbagi menjadi dua tahap,

yakni secara primer dan secara sekunder.

1. Proses Komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada

Page 29: SKRIPSI - Moestopo

17

orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media.

Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

adalah bahasa, isyarat, kial, isyarat, gambar, warna, dan

lain sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada

komunikan.

2. Proses Komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Alat atau saran yang digunakan adalah surat, telepon,

teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain.”

(dalam Effendy, 2004:11).

b. Tujuan Komunikasi

Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan

tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud

disini menunjukkan pada suatu hasil atau akibat yang di

inginkan oleh pelaku komunikasi. Secara umum tujuan

komunikasi menurut Wilbur Schram, tujuan komunikasi deapat

dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni : kepentingan

sumber (pengirim) komunikator dan kepentingan penerima /

komunikan.

Page 30: SKRIPSI - Moestopo

18

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber :

1. Memberikan informasi

2. Mendidik

3. Menyenangkan / Menghibur

4. Menganjur suatu tindakan / persuasi

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima :

1. Memahami informasi

2. Mempelajari

3. Menikmati

4. Menerima atau menolak informasi / anjuran.”

(Sendjaja,1999:45).

Gambaran sederhana dari proses komunikasi dapat dilihat

dari model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Lasswell,

yang mengemukakan sebuah model komunikasi untuk

menjelaskan komunikasi dengan menggunakan lima pertanyaan

yang ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi,

yaitu “who says what in which channel to whom with what effect.”

Untuk lebih jelasnya di gambarkan sebagai berikut (Effendy,

2004:26):

Who - siapa = komunikator

Says what - mengatakan apa = pesan

In which channel - dalam media apa = media

To whom - kepada siapa = komunikan

With what effect - dengan efek apa = efek”

Page 31: SKRIPSI - Moestopo

19

Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell yang telah

diuraikan di atas, maka jika diaplikasikan ke dalam penelitian ini,

adalah :

a. Who (siapa)

Yaitu komunikator yang merupakan sumber yang akan

memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada para

komunikannya, komunikator dalam hal ini adalah petugas

public relations.

b. Says what (pesan yang akan disampaikan)

Yaitu pesan yang akan disampaikan komunikator, dalam

hal ini adalah segala bentuk informasi mengenai program

kegiatan eksternal English First.

c. In which channel (media yang dikemukakan)

Media yang digunakan adalah berbagai media

pendukung dan fokus pada media relations sebagai sarana

informasi melalui kegiatan eksternal Public Relations.

d. To whom (siapa komunikannya)

Pesan ditujukan kepada publik umum khususnya para

student yang belajar di English First tersebut agar dapat

mengetahui system pembelajaran bahasa inggris di English

First tersebut dengan baik serta student juga dapat

mengetahui fasilitas apa saja yang diberika oleh English First.

Page 32: SKRIPSI - Moestopo

20

e. With what effect (efek apa yang diharapkan)

Efek apa yang diharapkan pada komunikan adalah

terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi sehingga strategi

Public Relations dapat diterima oleh public, yang pada

akhrinya mampu menciptakan citra English First.

Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell di atas, jika

dikaitkan dengan penelitian ini adalah Public Relations sebagai

komunikator, pesan-pesan secara verbal yang disampaikan

berupa pengenalan dan penyampaian informasi tentang program

ekesternal. Sedangkan, publik umum khususnya para masyarakat

yang memiliki kecendrungan untuk memperhatikan jenis dan

manfaat program eksternal Public Relations kepada khalayak

sasaran atau disebut komunikan. Terakhir adalah efek yang

diharapkan pada komunikan adalah terpenuhinya seluruh

kebutuhan informasi masyarakat mengenai perusahaan dengan

melihat kualitas kegiatan eksternal Public Relations mampu

menggiring pembentukan citra English First ke arah yang lebih

baik. Dengan demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut

Harold Lasswell yang mutlak harus ada di dalam setiap

prosesnya.

Page 33: SKRIPSI - Moestopo

21

2.2.2 Teori Public Relations

a. Pengertian Public Relations

Aktifitas public relations sehari-hari adalah

menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way

communications) antara perusahaan atau suatu lembaga

dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling

pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan

tertentu. Humas di satu pihak mempunyai persamaan memiliki

kekuatan (power of opinion) dalam membentuk opini publik,

dengan kata lain lebih menekankan fungsi untuk menggalang

pengertian antar lembaga yang diwakilinya dengan publik yang

menjadi target sasarannya (target audience). Berbeda dengan

wartawan atau media pers adalah alat kontrol sosial.

Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat

definisi tetap mengenai Public Relations (PR) atau hubungan

masyarakat (humas), yang selanjutnya kedua istilah tersebut

akan digunakan secara bergantian dalam tulisan ini. Ketidak

sepakatan tersebut menurut Frazier Moore (Sari, 2012:1)

disebabkan oleh: pertama, beragamnya definisi Public

Relations yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun

profesional Public Relations didasari perbedaan sudut pandang

mereka terhadap pengertian Public relations. Kedua,

perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan

Page 34: SKRIPSI - Moestopo

22

oleh kalangan akademi perguruan tinggi tersebut akan lain

bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi

(Public Relationss Practitioner). Dan ketiga, adanya indikasi

baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations itu

bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan

dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan

jaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium

ketiga saat ini.

Meskipun demikian, disini penulis ingin mengemukakan

beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Public

Relations (Ruslan, 2010:15).The British Institute of Public

Relations mendefinisikan Public Relations sebagai:

1) Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi

antara organisasi dan publiknya;

2) Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan

dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga

saling pengertian antara organisasi dan publiknya.

Menurut Glenn (Butterick, 2012:7), Public Relations

merupakan suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik,

menyatakan kebijaksanaan dan prosedur (tata laksana)

seseorang atau suatu organisasi atas dasar kepentingan

publik, dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh

pengertian dan pengakuan yang baik dari publik. Dalam definisi

Page 35: SKRIPSI - Moestopo

23

tersebut ditunjukkan betapa pentingnya kedudukan publik,

kepentingan publik dan opini publik, serta pelaksanaan

kerjanya diarahkan untuk memperoleh pengertian dan

pengakuan publik.

Cutlip (2006:6) mengartikan Public Relations adalah

fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan

hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan

publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan

organisasi tersebut. Sementara itu International Public

Relations Associaton (IPRA), suatu organisasi Public Relations

yang bertaraf internasional juga membuat definisi kerja

hubungan masyarakat sebagai berikut:

“Hubungan masyarakat ialah suatu fungsi manajemen yang berlangsung secara terus menerus dan dirancang melalui organisasi-organisasi masyarakat, swasta, lembaga yang berusaha menjalin dan memelihara saling pengertian, simpati serta dukungan dari siapa saja yang ada kaitannya dengan dirinya melalui informasi, termasuk memperbaiki peraturan-peraturan dan pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk mencapai kerjasama serta pemecahan masalah secara efektif untuk kepentingan bersama”. (Adnan & Changara, 2003:17). Walaupun memiliki redaksi yang berbeda mengenai

definisi kehumasan, namun hal itu tidak perlu di artikan sebagai

suatu gejala kemunduran, melainkan sebagai suatu dinamika

yang tinggi dengan makin banyaknya tantangan yang harus

dijawab oleh petugas humas, terutama dengan makin pesatnya

Page 36: SKRIPSI - Moestopo

24

perkembangan teknologi komunikasi, serta perubahan

masyarakat yang makin cepat. Oleh karena itu, bagaimanapun

banyaknya definsi Public Relations tersebut, dapat diambil

intisarinya bahwa Public Relations senantiasa menjalankan

hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan dalam

mencapai hubungan yang harmonis di antara pihak-pihak yang

terkait didalamnya.

Berfungsi tidaknya Public Relations dalam sebuah

organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang

menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut antara lain

mencakup. Pertama, Public Relations adalah kegiatan

komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah

secara timbal balik. Kedua, Public Relations merupakan

penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen

suatu organisasi. Ketiga, publik yang menjadi sasaran kegiatan

Public Relations adalah publik ekstern dan publik intern.

Keempat, operasionalisasi Public Relations adalah membina

hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan

mencegah terjadinya kesenjangan, baik yang timbul dari pihak

organisasi maupun dari pihak publik.

Mengenai konsep fungsional Public Relations,

Cutlip(2006:10) memberikan penjelasan sebagai berikut:

1) Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik suatu organisasi, sehingga

Page 37: SKRIPSI - Moestopo

25

kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut;

2) Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik;

3) Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan opersionalisasi organisasi.

Konsep fungsional Public Relations yang dikemukakan

oleh Cutlipet.al.di atas lebih menitikberatkan pada penciptaan

dampak yang menyenangkan pada pihak publik terhadap

kebijaksanaan dan operasionalisasinya oleh pimpinan

organisasi.

Berbeda pendekatannya dengan kedua pengarang di

atas, Bertrand R.Canfield (Ruslan, 2010:19), dimana ia

mengemukakan fungsi Public Relations sebagai berikut:

1) Mengabdi kepada kepentingan umum. Hal ini ditekankan karena adanya anggapan bahwa pejabat Public Relations sebagai orang “sewaan” orang-orang kaya yang menginginkan orang-orang miskin tetap hidup melarat. Yang dimaksud orang kaya adalah para manajer dan orang-orang miskin adalah khalayak;

2) Memelihara komunikasi yang baik. Memelihara hubungan komunikatif antara pejabat Public Relations dengan public baik internal dan eksternal dan dengan manajer beserta stafnya, dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati

3) Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik. Ditekankannya moral dan perilaku yang baik ialah semata-mata untuk menjaga citra organisasi di hadapan publiknya.

Berdasarkan uraian mengenai ciri-ciri Public Relations

beserta penegasan fungsi Public Relations menurut Cutlip

et.al.serta Canfield, maka fungsi Public Relations dapat

Page 38: SKRIPSI - Moestopo

26

dirumuskan sebagai berikut. Pertama, menunjang kegiatan

manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Kedua,

membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,

baik publik internal maupun publik eksternal. Ketiga,

menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan

menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan

menyalurkan opini publik kepada organisasi. Keempat,

melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi

kepentingan umum.

Tujuan sentral Public Relations yang akan dicapai

adalah tujuan organisasi, sebab public relations dibentuk atau

digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya

mencapai tujuan organisasi. Telah disinggung bahwa

organisasi adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu, dan kegiatan itu adalah pengerahan manusia-

manusia secara terarah yang dinamakan manajemen.

Jelasnya, organisasi merupakan “raga”, dan manajemen

adalah “jiwa-nya”. Organisasi tanpa manajemen dapat

diibaratkan raga tanpa jiwa, jadi organisasi yang demikian tidak

berfungsi atau mati. Sebaliknya, manajemen tanpa organisasi

sama dengan jiwa tanpa raga, yang berarti tiada berbentuk,

yang berarti pula tiada tujuan yang akan dicapai, sebab adanya

tujuan kalau ada organisasi. Dengan kata lain, suatu organisasi

Page 39: SKRIPSI - Moestopo

27

dibentuk karena ada tujuan yang akan dicapai (Onong Uchjana

Effendy dalam Ruslan, 2010:94).

Sebagai sebuah manajemen, public relations dalam

sebuah organisasi biasanya menjalankan fungsinya melalui

beberapa tahapan sebagai berikut (Ruslan, 2010:2):

1) Perencanaan (planning); meliputi penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan apa yang akan terjadi;

2) Pengorganisasian (organizing); memberikan tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, menetapkan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi;

3) Pengkomunikasian (communicating); rencana-rencana yang telah disusun lalu dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini harus dijelaskan tindakan yang di ambil serta alasan jatuhnya pilihan tersebut;

4) Pengawasan (controlling); menentukan standar, membandingkan penampilan sesungguhnya dengan standar tadi dan melakukan perbaikan apabila diperlukan; dan Penilaian (evaluating); menilai segi-segi berhasil dan tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya. Bagaimana hasil pelaksanaan tugas dan sebab-sebabnya.

Hubungan Masyarakat mencakup berbagai macam

hubungan yang semuanya bertujuan untuk membina hubungan

yang harmonis antara organisasi yang menjalankan hubungan-

hubungan itu dengan “masyarakat dalam” atau publik internal

serta “masyarakat luar” atau publik eksternal yang ada

urusannya dengan organisasi tersebut. Publik internal sebagai

sasaran Public Relations terdiri atas orang-orang yang bergiat

Page 40: SKRIPSI - Moestopo

28

di dalam organisasi dan yang secara fungsional mempunyai

tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Publik

internal biasanya terdiri dari para karyawan, manajer dan top

executives serta pemegang saham. Sementara itu publik

eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas

orang-orang atau anggota-anggota masyarakat diluar

organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun

yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi.

Adapun publik eksternal dalam sebuah organisasi meliputi

pelanggan, pemasok, komunitas, pemerintah dan media.

b. Fungsi Public Relations

Menurut Cutlip and Center serta Canfield, fungsi Public

Relations dapat dirumuskan sebagai berikut (dalam Effendy,

2002:36 ) :

1) Menunjang kegiatan management dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik eksternal maupun internal.

3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

Public Relations yang memegang ujung tombak yang

menghubungkan publik internal perusahaan dan publik

ekternalnya yang terdiri dari berbagai macam publik

Page 41: SKRIPSI - Moestopo

29

perusahaan tersebut. Hal inilah yang merupakan fungsi utama

dari Public Relations (Abdurrachman, 2001:34 ). Dari fungsi

Public Relations diatas semua sesuai dengan fungsi Public

Relations English First karena semua fungsi tersebut

merupakan tugas dari Public Relations English First dalam

mempertahankan citra.

c. Tugas Public Relations

Menurut Coulson (2005:18-19) tugas-tugas pokok dari

public relations adalah:

1) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan, juga ancaman dan peluangnya; mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui sarana Public Relations; mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka;

2) Memberi nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern, yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi perusahaan tersebar;

3) Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan, baik intern maupun ekstern. Dengan cara mempertahankan para ahli, baik yang sudah ada maupun yang baru masuk, sehubungan dengan teknik-teknik yang relevan dan kemudahan-kemudahan serta kontak-kontak yang mungkin digunakan mereka;

4) Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting. Selain itu, mengontak pula para pencetus ide dan sumber-sumber informasi lain;

5) Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpilih, guna memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang cocok buat mereka, seperti buku, majalah keluarga, surat kabar, radio, TV, brosur, wawancara, dan lainnya;

Page 42: SKRIPSI - Moestopo

30

6) Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus, agar dapat menentukan dan memperkirakan situasi dan masalah, atau untuk mengukur efektivitas program-program dari PR yang telah dilaksanakan;

7) Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas Public Relations, sehingga dapat memberikan laporan-laporan yang teratur kepada pihak manajemen;

8) Merencanakan dan memanage kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan. Misalnya, pameran, kunjungan, pertemuan dan lainnya;

9) Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan baik dengan audio-visual maupun sarana-sarana pendukung lain serta bekerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah ditentukan;

10) Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan sesuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.

Dari penjelasan diatas, pada intinya fungsi dan tugas

Public Reelations adalah melakukan komunikasi yang

berkesinambungan dengan publik-publiknya, membuat

program yang menguntungkan publik-publiknya sehingga citra

positif dari perusahaan/organisasi tersebut dapat beredar di

masyarakat.

d. Tujuan Public Relations

Public Relations (PR) merupakan bagian atau divisi dari

organisasi ataupun perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari

Public Relations sebagai bagian dari sebuah organisasi tidak

terlepas dari tujuan organisasi itu sendiri. Inilah yang oleh

Oxley (Iriantara, 2004: 57) disebut sebagai salah satu prinsip

Public Relations, yang menyatakan “Tujuan Public Relations

Page 43: SKRIPSI - Moestopo

31

jelas dan mutlak memberi sumbangan pada objektif organisasi

secara keseluruhan” Oxley menyatakan tujuan Public Relations

itu sendiri adalah mengupayakan dan memelihara saling

pengertian antara organisasi dan publiknya.

Menurut Charles S. Steinberg (Yulianita, 2005: 42),

tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang

favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan

yang bersangkutan.Secara lebih rinci, Lesly (Iriantara, 2004:

57) menyusun semacam daftar objektif kegiatan PR, di

antaranya:

1) Prestise atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya

2) Promosi produk atau jasa 3) Mendeteksi dan menghadapi isu dan peluang 4) Good will karyawan atau anggota organisasi 5) Good will para stakeholder dan konstituen 6) Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi

bagiannya 7) Good will para pemasok 8) Good will pemerintah 9) Good will bagian lain dari industri 10) Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 11) Pendidikan publik untuk satu titik pandang 12) Good will para customer atau para pendukung 13) Mengarahkan perubahan

Tujuan kegiatan Public Relations tersebut, pada

nantinya akan memberi manfaat bagi perusahaan. Citra yang

baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi

organisasi, bahkan citra dan reputasi sering disebut sebagai

aset terbesar dari sebuah perusahaan. Karena itu, reputasi

Page 44: SKRIPSI - Moestopo

32

atau citra mendapat perhatian yang sangat besar merupakan

salah satu bagian dari kegiatan Public Relations yang penting.

Dalam membangun, mempertahankan bahkan meningkatkan

citra dan reputasi organisasi atau perusahaan upaya yang

tepat.

Oleh karena itu menurut Yulianita (2005:42), tujuan

Public Relations secara umum adalah untuk menciptakan,

memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki citra organisasi

di mata publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari

pada publik yang bersangkutan.

2.2.3 Strategi Public Relations

a. Analisis SWOT

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika

yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan

Peluang (Opportunities), dan secara bersamaan dapat

meminimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman

(Threats). Jadi, análisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal (Peluang dan Ancaman) dengan faktor Internal

(Kekuatan dan Kelemahan).

Menurut David (Fred R. David, 2008: 8), semua

organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area

Page 45: SKRIPSI - Moestopo

33

fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya

atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan /

kelemahan internal, digabungkan dengan peluang / ancaman

dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar

untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal

dan mengatasi kelemahan.

b. Management Public Relations

1. Fact Finding ( menemukan fakta )

Mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum

melakukan tindakan. Public Relations sebelum melakukan

sesuatu kegiatan humas terlebih dahulu mengetahui,

misalnya : apa yang diperlukan public, siapa saja yang

termasuk ke dalam public, bagaimana keadaan public dari

berbagai faktor, apa yang terjadi saat ini, serta analisa

situasi. Analisa situasi disini maksudnya kondisi keberadaan

suatu instansi organisasi atau perusahaan dimata

khalayaknya.

2. Planning (Perencanaan)

Berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa

yang harus dilakukan dalam mengahadapi berbagai

masalah tersebut. Yang pertama adalah menetukan tujuan,

Page 46: SKRIPSI - Moestopo

34

“ situasi seperti apa yang diinginkan ? “ hal ini dimaksudkan

agar dapat mengukur hasil yang akan dicapai. Yang kedua

adalah menentukan public sasaran, “ program harus

memberikan respon pada public yang mana ?” yang ketiga

adalah menentukan sasaran “ apa yang harus dicapai atas

masing-masing khalayak agar tujuan program dapat

terpenuhi?”

3. Communicating ( mengkomunikasikan)

Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil

pemikiran yang matang berdasarkan fakta dan data yang

didapat, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan

operasional. Yang pertama adalah strategi tindakan, strategi

tindakan ini dalam beberapa hal mungkin saja

mengharuskan adanya perubahan kebijakan atau praktik

organisasi. Yang kedua adalah strategi komunikasi, dalam

menyusun strategi komunikasi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan.

Khalayak

Tentukan khalayak mana yang dijangkau oleh

kegiatan komunikasi sejalan dengan obyektif yang sudah

ditetapkan. Dalam penyusunan strategi ini, penting untuk

memprioritaskan public organisasi. Namun, dengan tidak

Page 47: SKRIPSI - Moestopo

35

melupakan public intermediary (terpengaruh) yang akan

membantu mengkomunikasikan pesan.

Tema

Pesan yang disusunpun harus konsisten dan

obyektif. Tema yang baik adalah tema yang jelas, langsung,

relevan, actual dan jujur. Selain itu bisa juga kreatif,

dramatis atau bernilai berita. Harap diingat tema itu tidak

sama dengan sloga.

Event dan Media

Disini dipertimbangkan bagaimana pesan itu

disampaikan. Apakah media public, media interaktif, media

yang terkontrol, komunikasi tatap muka, ataukah

menyelenggarakan kegiatan atau membuat kegiatan. Media

dan Events yang dipilih dan dilakukan dengan

mempertimbangkan khalayak yang dijangkau melalui

kegiatan komunikasi tersebut” (Yossal Iriantara, Op. Cit hal

110)

4. Evaluation (evaluasi )

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan,

apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi ini dapat

dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar

kegiatan humas selanjutnya. Yang pertama adalah evaluasi

program, “ bagaimana tujuan yang sudah ditentukan akan

Page 48: SKRIPSI - Moestopo

36

tercapai dan diukur ?” yang kedua adalah umpan balik dan

penyesuain program, “ bagaimana hasil-hasil evaluasi?”

(Morissan, Pengantar Public Relations: Strategi Menjadi

Humas Profesional, Ramdani Prakarsa, 2006, hal 96)

Dalam penelitian ini untuk menggambarkan strategi

Hubungan Masyarakat dalam Mempertahankan Citra

English Frist, peneliti menggunakan teori dari Ronald D.

Smith dalam buku Strategic Planning For Public Relations

menawarkan model nine steps of strategic Public Relations

yaitu meliputi:

1) Phase One : Formative Researc

Adalah riset formatif yang dilakukan sebelum

memulai sebuah program. Riset program dilakukan

untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan

untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam

perencanaan. Fase pertama dalam proses perencanaan

strategis menurut Smith adalah riset formatif atau riset

stategis adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi

yang dihadapi (Smith, 2005:11). Dalam fase ini terdapat

tiga tahap yakni analisis situasi, analisis organisasi dan

analisis publik. Situasi adalah satu set keadaan yang

dihadapi oleh organisasi. Situasi memiliki makna yang

Page 49: SKRIPSI - Moestopo

37

sama dengan masalah. Sehingga analisis situasi adalah

pernyataan tentang peluang dan hambatan yang

dihadapi oleh program komunikasi. Tanpa adanya

pernyataan situasi yang dihadapi dengan jelas dan dini

maka efisiensi riset tidak dapat dilakukan. Sedangkan

yang termasuk dalam analisis organisasi meliputi aspek

lingkungan internal, persepsi publik dan lingkungan

eksternal yang dihadapi meliputi pesaing maupun

pendukung. Dalam fase ini diperlukan tiga langkah yaitu:

Step 1 : Analisis Situasi (Analyzing the Situation)

Menganalisa situasi adalah langkah pertama

yang dilakukan dalam mengelola reputasi.Mengenal

dengan baik situasi yang terjadi di dalam dan luar

perusahaan.Situasi dapat bersifat positif atau negatif.

Situasi memiliki makna yang sama dengan masalah.

Sehingga analisis situasi adalah pernyataan tentang

peluang dan hambatan yang dihadapi oleh program

komunikasi.Situasi yang sering terjadi di perusahaan

berkaitan dengan kualitas pelayanan kepada

pengguna jasa tersebut, seperti kelengkapan

fasilitas, dukungan SDM, keresediaan sarana

prasarana. Apabila dibiarkan situasi tersebut akan

berdampak buruk bagi perusahaan itu sendiri.

Page 50: SKRIPSI - Moestopo

38

sehingga perusahaan dituntut harus dapat

memberikan pelayanan yang terbaik kepada

pengguna jasa pelayanan secara cepat dan tepat.

Cepat artinya pelayanan yang diberikan dilaksanakan

dalam waktu yang singkat, sedangkan tepat

maksudnya dapat memenuhi kebutuhan jasa seperti

yang dikehendaki pelanggan.

Situasi ini dapat diidentifikasi sebagai peluang

atau hambatan.Jika PR melihat situasi dari sisi positif

ini dapat memberi peluang/keuntungan yang

potensial kepada perusahaan dan publik.Walaupun

perusahaan dalam posisi krisis, suatu halangan

dapat menjadi peluang jika masalah tersebut bukan

datang dari pihak kita sendiri. Analisa ini melibatkan

perencana, klien, supervisor, key person, dan para

pengambil keputusan dalam menggambarkan seluk

beluk peluang dan kemungkinan rintangan program

yang akan dikembangkan.

Dalam menganalisa situasi, alangkah baiknya

kita mengenal ‟issues management‟. Issues

management is the process by which an organization

tries to anticipate emerging issues and respond to

them before they get out of hand.

Page 51: SKRIPSI - Moestopo

39

Ini adalah proses proses dimana organisasi

berusaha mengantisipasi dan merespon isu yang

penting . Apabila isu dibiarkan maka akan menjadi

„Crisis Management‟. Bagian yang lain dari

menganalisa situasi harus mempengaruhi aspek

etika.

Step 2 : Analisis Organisasi (Analyzing the

Organization)

Langkah kedua dalam strategi perencanaan

adalah proses mempengaruhi audit public relations,

yang artinya menganalisa kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan yang biasa di sebut analisa

SWOT. Sedangkan yang termasuk dalam analisis

organisasi meliputi aspek lingkungan internal seperti

kelemahan dan kekuatan perusahaan, persepsi

publik dan lingkungan eksternal yang dihadapi

meliputi pesaing maupun pendukung. Dalam

menganalisa ini dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu:

a) Internal Environmental; terdiri dari misi, sumber

daya dan performance. Dalam aspek ini

menganalisa apakah aktivitas sesuai dengan misi

perusahaan, bagaimana sumberdaya yang

Page 52: SKRIPSI - Moestopo

40

dimiliki dan bagaimana kinerja karyawan dalam

menjalankan aktivitasnya.

b) Public Perception; this perception is based on

both visibility and reputation

Visibility refers to the extent to which an

organization is known atauKeadaan dimana

perusahaan dapat diketahui oleh khalayak

yang luas.

Reputation is based on visibility, but it deals

with how people evaluate the information they

have.

c) External Environment; an important aspect of the

external analisis is to consider the nature of any

rivalry thet may exist. Hal yang terpenting dalam

menganalisa lingkungan eksternal adalah

mengetahui pesaing yang mungkin ada disekitar

perusahaan seperti; kompetitor/pesaing,

opponents/ pihak yang tidak setuju dan pihak

pendukung.

Step 3 : Analisis Publik (Analyzing the Public)

Dalam langkah ini, dapat dilakukan dengan

mengenal publik. Baik publik internal (karyawan,

keluarga karyawan, manajemen, dan investor)

Page 53: SKRIPSI - Moestopo

41

maupun publik eksternal (media, pemerintah,

konsumen, masyarakat dan LSM). Penting bagi

suatu perusahaan mengenali & membatasi khalayak.

Four categories of Publics:

a) Customers are those publics that receive the

products orservicean organization, such as

current or potential consumers, purchaser and

client. Atau publik yang memakai produk/jasa

yang dihasilkan suatu perusahaan

b) Producers are those publics that provide input to

the organization.

c) Enablers are those publics that serve as

regulators by setting the norms or standards for

organization

Limiters are those publics that in some way

reduce or undermine the success of an organization

(competitors, opponents and hostile forces).

Selain publik-publik yang tersebut diatas,

terdapat istilah key public. Key Public adalah

khalayak yang akan terlibat pada proses komunikasi

dengan organisasi. Mengetahui key public sebuah

organisasi dapat membuat organisasi tersebut lebih

Page 54: SKRIPSI - Moestopo

42

mudah memusatkan proses komunikasi. Key Public

dapat dibedakan menjadi:

a) Non Public is a group that does not share any

issues with the organization, and no real

consequences exist to or from the organization.

b) Latent Public is a publics that share an issues

with organization but does not yet recognize this

situation or its potential.

c) Apathetic Public; an aware public that faces an

issue and perceives the consequences as being

relevant, but it is not organized to discuss and act

on the issue.

d) Aware Public recognizes that its shares an issues

and perceives the consequences as being

relevant, but it is not organized to discuss and act

on the issues.

e) Active Public has reachedbthe fullness of what we

identity as a public.

2) Phase Two : Strategy

Strategi Adalah perencanaan keseluruhan

organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan

apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana

keinginan tersebut akan dicapai.

Page 55: SKRIPSI - Moestopo

43

Strategi merupakan jantungnya perencanaan

Public Relations maupun komunikasi pemasaran dan

bidang lainnya yang berkaitan. Strategi adalah

keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin

dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Strategi

memiliki dua fokus yakni aksi yang dilakukan organisasi

dan isi pesan. Strategi memiliki tiga tahap, yakni

menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi

dan strategi respon, kemudian menggunakan

komunikasi efektif. Tujuan merupakan pernyataan

tentang suatu isu dan gambaran bagaimana mencapai

harapan yang diinginkan. Tujuan komunikasi dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni reputation

management goal, yang berhubungan dengan identitas

dan persepsi organisasi, relationship managementgoal

yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan

para publiknya dan taskmanagement goal yang

berhubungan dengan cara melakukan sesuatu tugas

(Smith, 2005: 69). Sasaran atau objective adalah

pernyataan yang muncul dari tujuan organisasi. Sasaran

harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur,

memusatkan pada publik dan dampak, dan dinyatakan

waktu untuk pencapaian sasaran (Smith, 2005: 71).

Page 56: SKRIPSI - Moestopo

44

Pada tahap ke lima memformulasikan aksi dan

strategi respon untuk PR yang efektif didalamnya

membutuhkan gabungan antara pesan yang efektif dan

program yang kuat. Idealnya aksi dan pesan

diformulasikan sehingga bekerja saling membantu dan

melengkapi satu sama lain. Pada tahap ini proses

perencanaan berfokus pada keputusan dalam strategi

aksi yang disiapkan untuk mencapai tujuan organisasi

(Smith, 2005: 82).

Step 4 : Estabilishing Goals and Objectives

Fokus pada posisi puncak yang akan dicapai

oleh organisasi untuk produk atau layanannya.

Langkah ini membantu kita membangun tujuan yang

jelas, spesifik dan terukur dalam menentukan apa

yang ingin dicapai oleh organisasi misalnya

awareness, penerimaan atau aksi dari publik.

a) Goals is a statement rooted in the organization

mission and vision. In general, communication

goals can be categorized as relating to three

different types of management situation;

reputation management goals, which deal with the

identity and perception of the organization;

relationship management goals, which focus on

Page 57: SKRIPSI - Moestopo

45

how the organization connects with its publics;

and task management goals, which are

concerned with getting certain things done.

b) Positioning is the process of managing how an

organization distinguishes it self with a unique

meaning in the mind of its public

c) Objectives is a statement emerging from the

organization goals. Awareness Objectives; focus

on information, providing the cognitive, or

thinking, component of the message, Acceptance

Objectives; deal with the effective or feeling, part

of message; Action Objectives; take aim at

expression and conduct, providing the conative,

or behavioral, element of the message

Dengan menentukan sasaran dan tujuan

perusahaan dapat membantu, memudahkan

pengelolaan reputasi perusahaan.

Step 5 : Formating Action and Response

Strategies

Dalam langkah ini sangat baik

mempertimbangkan langkah yang akan diambil di

dalam situasi tertentu. Menentukan apa yang

mungkin akan dilakukan dalam berbagai situasi.

Page 58: SKRIPSI - Moestopo

46

Perencana komunikasi memiliki berbagai opsi

mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi

dan akan dikatakan oleh organisasi kepada

publiknya. Aksi komunikasi di sini dapat bersifat

proaktif atau reaktif tergantung situasi yang

diperlukan.

Ketika sudah terjadinya akuisisi, organisasi

sudah harus bersiap-siap dalam posisi yang aktive

kembali untuk menjalankan tujuan organisasi. Dalam

merespon tanggapan dari luar organisasi, organisasi

seharusnya membangun sasaran. Membangun

sasaran dapat dimulai dengan memenangkan

pengertian dan perhatian publik, membangun

reputasi, yang didalamnya juga membangun

kepercayaan. Ronald D.Smith mengemukakan

beberapa pendekatan yang bisa dilakukan organisasi

dalam memenangkan hati publik untuk membangun

kembali dari suatu krisis Pendekatan tersebut

adalah :

a) Pre-emptive Action Strategy: Prebuttal; its

taken before the opposition launches its first

charge against the organization.Salah satu tipe

strategi yang berpengaruh adalah pre-emptive

Page 59: SKRIPSI - Moestopo

47

action, ini dapat diambil sebelum pihak oposisi

mengumumkan perlawanan kepada organisasi

kita.

b) Offensive Response Strategies: PR biasanya

merencanakan reaksi offensive response

strategies seperti menyerang atau merespon

dengan kritikan. Perlawanan ini dilakukan apabila

perusahaan itu sangat mengerti bahwa dalam

posisi yang kuat

c) Defensive Response:Cara lain strategi

komunikasi dalam menanggapi penolakan,

pengecualian dan persaingan yang melibatkan

reaksi perusahaan terhadap kritik

d) Vocal Commiseration Strategies: Strategi

lainnya adalah vocal commiseration strategies

organisasi menunjukkan empati dan kepedulian

atas krisis yang terjadi kepada publiknya. Ini

meliputi (a) concern (b) condolence (c)

regret dan (d) apology

e) Rectifying Behavior Strategies: Respon yang

positif dan kritikan untuk menghadapi pihak

oposisi termasuk rectifying behavior strategies.

Page 60: SKRIPSI - Moestopo

48

Dimana organisasi dapat melakukan perbaikan

dari kerusakan.

Step 6 : Using Effective Communication

Sebelum menggunakan komunikasi yang

efektif, PR harus mengidentifikasi publiknya. Dalam

tahap ini, mulailah memperlakukan publik sebagai

audience, PR mengetahui siapa yang menjadi

publiknya dan mempertimbangkan beberapa elemen

komunikasi yang efektif untuk berbicara dengan

publiknya. Untuk berkomunikasi dengan khalayak

perlu ditentukan siapa yang akan menyampaikan

pesan, tampilan pesan seperti apa yang ingin

disampaikan, bagaimana struktur pesan yang akan

disampaikan, kalimat yang akan digunakan dengan

simbol–simbol yang seperti apa. Prosess komunikasi

terdiri : Informasi Persuasi Dialog

3) Phase Three : Tactics

Fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi

yang akan digunakan dan melakukan implementasi

rencana strategis yang sudah disusun. Taktik

komunikasi yang digunakan dalam perencanaan

komunikasi pemasaran ini adalah perpaduan antara

kegiatan public relations dan komunikasi pemasaran

Page 61: SKRIPSI - Moestopo

49

yang lazim disebut communication. Ada empat kategori

taktik komunikasi yang dapat digunakan yaitu

komunikasi interpersonal, organisasional media, news

media dan advertising and promotional media. Setelah

taktik komunikasi direncanakan maka selanjutnya dapat

melakukan implementasi strategic plan yang telah

ditentukan. (Smith, 2005:151).

Step 7 : Choosing Communication Tactics

Ada tiga kategori dalam pemilihan pendekatan

berkomunikasi antara lain;

a) Interpersonal Communications; offers face to face

opportunities for personal involvement and

interaction. (Information Exchange, Special Event)

b) Organizational media; are published or produced

by the organization, which controls the message

content as well its timing, packaging and

distribution. (General Publications; newsletter,

bulletins, annual reports. Direct mail; letter)

c) News media; provide oppurtunites for credible

presentation of organizational message to large

audiences (Newspaper and Computer Based

Media)

Page 62: SKRIPSI - Moestopo

50

d) Advertising and Promotional media; are controlled

media, generally external to the organization, that

also offer access to large audiences. (Print

advertising media: magazine, newspaper,

directory advertising, house ad & program

advertising. Electronic Advertising Media;

Television, Radio, Cable vision & computer

media. Out of Home Advertising: Outdoor poster,

arena poster, signage, out of home, clothing

(costume,office accesory, home accesory)

Step 8 : Implementing the Strategic Plan

Langkah ke delapan ini adalah menetapkan

budget dan jadwal untuk mengimlementasikan

program apa yang akan dijalankan. Penetapan

anggaran dapat dilakukan pada saat awal proses

perencanaan. PR dapat mengkatagorikan anggaran

seperti:

a) Personnel; personnel items in a budget include

the number of people and the amount of time

needed to achieve the result expected of the

tactics.( such as for planning, design

photography)

Page 63: SKRIPSI - Moestopo

51

b) Material; material items in a budget include a

’things’ associated with the tactics

c) Media Cost; particuralarly the purchase of time

and space associated wih advertising tactics.

d) Equipment & fasilities; this categories includes the

capital cost of equipment that must be purchased

to implement a tactics (such as computer,

scanner printer and desktop)

e) Administrative items; a budget also include

telephone claim

4) Phase Four : Evaluative Research

Dalam perencanaan komunikasi dimulai dengan

riset dan diakhiri dengan riset pula. Riset yang dilakukan

pada fase terakhir adalah untuk mengetahui efektivitas

berbagai taktik komunikasi yang digunakan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan

(Smith, 2005: 229).

Step 9 : Evaluating the Strategic Plan

Metoda yang tepat untuk mengukur efektifitas

tools yang direkomendasikan untuk dapat mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Komunikasi efektif pada

tahapan ini sangat diperlukan oleh perusahaan agar

Page 64: SKRIPSI - Moestopo

52

mampu mengevaluasi dan menghasilkan perubahan

sikap (attitude change), atau perubahan perilaku

(behavior change), atau setidaknya perubahan opini

(opinion change) pada orang yg terlibat dalam

komunikasi antara pemilik perusahaan, karyawan

dan pelanggan. Syarat komunikasi yang efektif bagi

khalayak adalah: (Arifin, 2009).

a) Mengenal komunikan adalah langkah pertama

untuk menentukan strategi komunikasi yang

efektif. Dalam proses komunikasi, baik

komunikator maupun komunikan mempunyai

kepentingan yang sama. Tanpa persamaan

kepentingan, komunikasi tak mungkin

berlangsung.

b) Menyusun Pesan. Setelah mengenal komunikan

dan situasinya, maka syarat selanjutnya dalam

perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu

menentukan tema dan materi. Syarat utama

dalam mempengaruhi khalayak dari pesan

tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.

Individu dalam saat yang bersamaan, kadang-

kadang dirangsang oleh banyak pesan dari

berbagai sumber.

Page 65: SKRIPSI - Moestopo

53

c) Media atau Saluran. Media umum artinya media

yang dapat digunakan untuk menyalurkan ketiga

macam komunikasi, yaitu komunikasi personal,

kelompok, dan massa melalui pertanyaan lain

yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu :

When (kapan dilaksanakannya), How (bagaimana

melaksanakannya) dan Why (mengapa

dilaksanakan demikian).

Evaluasi terkait komunikasi yang efektif dapat

ditentukan dengan beberapa kategori, yaitu:

a) Evaluation output: message production, message

dissemination, message cost analyst,advertising

equivalency

b) Evaluation of Awareness Objectives: Message

exposure, content analysis

c) Evaluation of acceptance objectives: audience

feedback and benchmark studies

d) Evaluation of action Objectives: Audience

participation and Direct observation.

2.2.4 Teori mengembangkan Citra Positif

Menurut Sutojo (2004:10), citra adalah Pancaran atau

reproduksi jati diri orang perorangan, benda atau organisasi. Bagi

perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi

Page 66: SKRIPSI - Moestopo

54

masyarakat terhadap perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap

perusahaan didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka

kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Bagi perusahaan,

citra balk dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut : (1) daya

saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang, (2)

memberikan proteksi selama masa krisis, (3) menjadi daya tarik

eksekutif handal, (4) meningkatkan efektifitas strategi pemasaran,

dan (5) menghemat biaya operasional.

Sedangkan M. Linggar Anggoro menuliskan lima citra yang

harus didapatkan oleh Public Relations sebagai wakil

perusahaannya, yaitu citra bayangan (mirror Image), citra yang

berlaku (current image), citra harapan (wish image), citra

perusahaan (corporate image), serta citra majemuk (multiple

image), dengan penjelasan.

a) Citra bayangan (mirror Image)

Citra yang melekat pada pemimpin organisasi mengenai

pandangan orang luar terhadap organisasinya

b) Citra yang berlaku (current image)

Citra yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu

organisasi, yang biasanya diperoleh melalui pengalaman

c) Citra harapan (wish image)

Citra yang diinginkan oleh pihak manajerrmen, biasanya pada

saat citra perusahaa turun.

Page 67: SKRIPSI - Moestopo

55

d) Citra perusahaan (corporate image)

Citra dari organisasi secara kesaluruhan, bukan citra atas

produk dan pelayanannya saja.

e) Citra majemuk (multiple image)

Citra pada keseluruhan karyawan dan citra yang disatukan

untuk dibawa pada masyarakat. (Anggoro, 2001:59)

Berkenaan dengan citra perusahaan (corporate image) ,

citra ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang

dapatmeningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah

sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,

keberhasilan-keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraih,

dan lain-lain. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang

usaha Public Relations. Sebagai contoh, suatu badan usaha yang

memiliki citra perusahaan yang positif pasti lebih mudah menjual

saham-sahamnya.

Anggoro juga menambahkan bahwa citra dan reputasi yang

baik tidak dapat dibeli, tetapi didapat. Pertumbuhan ekonomi telah

terjaga dengan baik dan perusahaan-perusahaan semakin

memiliki keleluasaan untuk bertumbuh dengan kecepatan yang

mengagumkan. Yang tidak boleh dilupakan adalah perusahaan

tidak tumbuh dengan sendirinya, dibutuhkan dukungan

masyarakat yang dapat berupa niat balk atau dukungan dari para

pegawai, peraturan pemerintah yang kondusif, ketersediaan

Page 68: SKRIPSI - Moestopo

56

bahan baku, lahan dan lain-lain. Tanpa dukungan itu semua, yang

terkadang tidak nampak nyata, suatu badan usaha atau bisnis

tidak akan mampu bertahan. Perusahaanperusahaan yang

memiliki reputasi bagus, umumnya memiliki enam hal, yaitu

1. Hubungan yang balk dengan para pemuka masyarakat

2. Hubungan positif dengan pemerintah setempat

3. Resiko krisis yang lebih kecil

4. Rasa kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak

sasaran

5. Saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal

maupun eksternal.

6. Meningkatkan kesetiaan staff perusahaan. (Anggoro, 2001:65)

Citra Public Relations yang ideal adalah kesan yang benar,

yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta

pamahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra

tidak seyogyanya "dipoles agar lebih indah dari warna aslinya",

karna hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang

sesungguhnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk ditengah

terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah

dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya,

baIk itu informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru.

Pemolesan citra (yang tidak sesuai dengan fakta yang ada)

pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat Public Relations itu

Page 69: SKRIPSI - Moestopo

57

sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran yakni mereka yang

sering membeli dan menyalahkan Public Relations sehingga

merusak nama balk dunia kehumasan - acap kali memiliki suatu

pemikiran yang keliru bahwasannya pemolesan citra itu

merupakan suatu usaha yang sah-sah saja. Tentu saja hal itu

tidak dibenarkan. Dalam rangka menegakkan kredibilitas Public

Relations, maka segala program acara televisi am usaha

pemolesan citra harus dihindari. Kalaupun ada keuntungan jangka

pendeknya maka itu tidak ada artinya dibandingkan dengan

kerugian jangka panjang yang akan ditimbulkannya. (Anggoro,

2001:69)

Praktisi Public Relations senantiasa dihadapkan pada

tantangan dan harus menangani berbagai program acara televisi

am fakta yang sebenarnya. Perkembangan komunikasi tidak

memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi

suatu fakta. Oleh karena itu, para personilnya kini jauh Iebih

dituntut untuk menjadikan orang-orang lain memahami suatu

pesan, demi menjaga reputasi atau citra perusahaan yang

diwakilinya.

Page 70: SKRIPSI - Moestopo

58

2.3 Bagan Alur Pikir

Public Relations

English Frist

Toeri Managemen PR : 1. Fact Finding 2. Planning 3. Communicating

4. Evaluation

Teori 9 Steps of Strategic Public Relations

FORMATIVE RESEARCH Step 1 : Analyzing the Situation Step 2 : Analyzing the Organization Step 3 : Analyzing the Publics

STRATEGY Step 4 : Establishing Goals and

Objectives Step 5 : Formulating Action and

Response Strategies Step 6 : Developing the Massage

Strategy

TACTICS Step 7 : Selecting Communication

Tactics Step 8 : Implemeneting the Strategic

Plan

TACTICS Step 9 : Evaluating the Strategic Plan

Citra

Page 71: SKRIPSI - Moestopo

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), mengartikan paradigma

adalah kumpulan longgar dan menyeluruh dari sejumlah asumsi yang

dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara

berfikir dari penelitian. (Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, 2007:49).

Paradigma yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian

ini adalah paradigma penelitian konstruktivisme. Paradigma ini

merupakan paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan

objektivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan.

Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu ada dalam

beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman

sosial, yang bersifat lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak

yang melakukannya. Karena itu, realitas yang diamati seseorang tidak

dapat digeneralisasikan kepada semua orang seperti biasa dilakukan

dikalangan positivis atau postpostivis. Atas dasar filosofi ini, maka

hubungan epistemologis antara pengamat dan objek merupakan satu

kesatuan, subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara

keduannya.

59

Page 72: SKRIPSI - Moestopo

60

“Paradigma konstruktivis memandang ilmu sosial sebagai

analisis sistematis terhadap socially meaning action melalui

pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial

dalam setting kehidupan segari-hari yang wajar atau alamiah,

agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para

pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara

atau mengelola dunia sosial mereka.” (Salim, Teori dan

Paradigma Penelitian Sosial 2006:71-72).

Konstruktivisme adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh

Jesse Delia dan koleganya, memiliki pengaruh yang kuat pada bidang

komunikasi. Teori tersebut mengatakan bahwa individu menafsir dan

bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran. Realitas

tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring

melalui cara seseorang melihat sesuatu. (Little John, 2009:179-180)

Tujuan dari penelitian paradigma konstruktivisme adalah

“rekonstruksi realitas sosial secara dialektik antar peneliti dengan

aktor sosial yang diteliti. Dari aspeknya terdapat empat ciri paradigma

konstruktivisme, diantaranya adalah :

a. Ontologis

Memandang kenyataan sebagai sesuatu yang relatif, dimana

kenyataan ada dalam bentuk konstruksi mental manusia.

b. Epistemologi

Pemahaman suatu realitas atau temuan suatu penelitian

merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.

Page 73: SKRIPSI - Moestopo

61

c. Metodologi

Menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti dan

responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui

metode-metode kualitatif seperti participant observation,

bagaimana seharusnya peneliti memperoleh informasi tentang

objek studi?

d. Aksiologis

Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan

dalam suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate, participant,

fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku

sosial.” (Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, 2006: 73-

75)

“Konstriktivisme menurut Yovnna S.Loncoln sejak awal

perkembangannya, paradigma ini mengembangkan sejumlah indikator

sebagai pijakan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan

ilmu. Beberapa indikator tersebut antara lain:(1) lebih mengedepankan

penggunaan metode kualitatif, daripada metodee kuantitatif, dalam

proses pengumpulan dan analisis data: (2) mencari relevansi dari

indikator kualitas untuk lebih memahami data-data lapangan: (3) teori-

teori yang dikembangkan harus lebih membumi (Grounded Theory);

(4) kegiatan ilmu harus bersifat alamiah (apa adanya dalam

pengamatan dan menghindarkan diri dari kegiatan penelitian yang

diatur kaku dan berorientasi laboratorium; (5) unit analisis yang

Page 74: SKRIPSI - Moestopo

62

ddigunakan berupa pola-pola dan kategori-kategori jawaban, dan

bukan variabel-variabel penelitian yang kaku dan steril; (6) penelitian

yang dilakukan lebih bersifat partisipatif, daripada bersifat mengontrol

sumber informasi”. (Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial

2006: 88-89).

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian dikenal dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan

penelitian kuantitatif. Terkait dengan jenis penelitian ini, Sugiyono

dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif menyarakan sebagai

berikut :

“Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik tampak tersebut. Misalnya, melihat orang yang sedang memancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada nganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi dari pemahaman terhadap semua data dan maknanya”(sugiyono 2005:5). Sedangkan Rosady Ruslan dalam bukunya Metode Penelitian

Public Relation dan Komunikasi mendefinisikan bahwa :

“Dari definisi-definisi penelitian kualitatif tersebut di atas, pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic” (Ruslan, 2006:213).

Page 75: SKRIPSI - Moestopo

63

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif dalam menentukan jenis penelitian. Pendekatan penelitian

kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam

mengenai kejiwaan, perilaku, sikap, opini, perasaan, keinginan serta

kemauan suatu individu atau kelompok organisasi tertentu yang dikaji

dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. Risetnya

dilaksanakn menggunakan teknik-teknik wawancara.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif supaya penelitian

dapat dipahami dan dimaknai secara mendalam dan komprehensif,

tanpa menggunakan rumus-rumus atau angka-angka statistik. Dengan

menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, penelitian

akan menghasilkan jawaban yang lebih subyektif, mendalam, dan lebih

mendetail.

Penelitian kulitatif merupakan penelitian yang mengutamakan

segi kualitas data. Melalui penelitian kualitatif ini, penulis akan

memfokuskan pada bagaimana strategi Public Relations English Frist

dalam mempertahankan citra perushaan Menurut Furchan Arief dalam

buku Pengantar Metode Kualitatif dengan menggunakan penelitian

kualitatif akan cocok digunakan untuk menenliti hal-hal sebagai berikut :

1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih samar-samar atau

mungkin masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan

menggunakan metode kualitatif, karena penulis kualitatif akan

langsung masuk ke objek, melakukan penjelajahan dengan ground

tour question, sehingga masalah akan ditemukan dengan jelas.

2. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau

tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan

Page 76: SKRIPSI - Moestopo

64

data, wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk

ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. Metode

penelitian kualitatif adala prosedur penelitian yang bersifat deskriptif.

Dengan pendekatan langsung pada setting dan individu-individu

dalam setting secara keselutuhan, yaitu subyek penelitian, baik

berupa organisasi ataupun individu dan tidak dipersempit menjadi

variabel yang terpisah. Pendekatan ini mengasilkan suatu penelitian

yang berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang berupa hasil

pengamatan dari orang-orang subyek itu sendiri yang dipandang

sebagai bagian dari suatu keseluruhan.” (Arief 1992:21-22).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari presfektif

partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi

diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang

menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan

berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Hal yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti

tidak boleh mempengaruhi dan terpengaruh subjek. Setiap subjek

memiliki kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lain, dan

tidak dipandang sebagai benar atau salah, baik ataupun buruk. Dalam

hal ini, penelitian dilakukan secara merinci dan mendalam, serta

menyeluruh guna mendapatkan data akurat yang menjelaskan dan

menggambarkan secara rinci mengenai strategi Public Relations

English Frist dalam mempertahankan citra perushaanya.

Page 77: SKRIPSI - Moestopo

65

3.3 Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini bersifat “deskriftif”.

Penelitian deskriftif bertujuan mengumpulkan informasi secara rinci

dengan melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, atau

memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku.

Menurut Ir. M. Iqbal Hasan. MM dalam buku Pokok-Pokok

Metode Penelitian dan Aplikasinya menyatakan metode deskriftif

bertujuan untuk :

a. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada

b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-

praktek yang berlaku

c. Membuat perbandingan atau evaluasi.

d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan

datang.(iqbal, 2002-98)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data yang

dikumpulkan dan bukan melalui angka-angka. Jadi, dalam penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif ini juga bisa menganalisis dan

menginterpretasi serta menggambarkan suatu keadaan atau gejala

yang ada secara detail. Penelitian deskriptif bisa bersifat komparatif dan

koleratif.

Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-

kata gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan

Page 78: SKRIPSI - Moestopo

66

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang akan diteliti dan

yang sudah diteliti.

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut bisa berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto,

videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi

lainnya.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti hanya memaparkan data

yang ada di lapangan tentunya dengan teori yang ada dan dapat

mengidentifikasi fokus penelitian. Dalam penelitian ini, penulis akan

coba meneliti mengenai bagaimana strategi Public Relations English

Frist alam mempertahankan citra perushaanya.

3.4 Objek dan Subjek Penelitian

Obyek yang akan dibahas penelitian ini adalah tempat kurus

beljar bahasa inggris yaitu English First (Cabang Tebet) di Jakarta

selatan bagian Public Relation. Subyek penelitian ini dibedakan menjadi

dua : informan utama (key informant) dan informan pendukung.

Informan utama atau informan kunci merupakan sumber informasi

utama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian ini

adalah strategi Public Relations dalam memepertahankan citra.

Sementara informan pendukung merupakan sumber sumber informasi

yang akan mendukung informasi kunci dalam hal ini adalah: Center

Manager (CM), Customer Relations Officer (CRO), Student.

Page 79: SKRIPSI - Moestopo

67

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui 2 cara :

wawancara mendalam, observasi . Ketiga cara ini akan saling

melengkapi dan memperkuat satu sama lain dan sebagian dari proses

triangulasi.

Wawancara mendalam akan dilakukan menggunakan open-

ended. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan,

pengetahuan dan perilaku. Observasi akan menghasilkan data

deskripsi yang ada di lokasi penelitian dalam bentuk pembicaraan,

interaksi interpersonal, sikap dan perilaku/tindakan.

Wawancara Mendalam (WM) adalah proses tanya jawab secara

individual untuk menggali informasi tentang pandangan, keyakinan,

pengalaman, pengetahuan dan perilaku informan mengenai suatu topik

secara menyeluruh (Sudarti, 2010: 22).

Penelitian ini akan menggunakan jenis WM semi terstruktur,

dimana peneliti akan merancang panduan wawancara terlebih dahulu

untuk kemudian ditanyakan sebagai pertanyaan utama yang akan

diprobing terus-menerus sampai peneliti memahami makna

keseluruhannya. Wawancara berlangsung dalam waktu kurang dari 90

menit.

Adapun dalam proses pengumpulan datanya, sumber data

penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: data primer dan data

sekunder.

Page 80: SKRIPSI - Moestopo

68

1. Data Primer (primary data)

Data Primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari

sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk

dimanfaatkan. Data premier dapat berupa opini subjek secara

individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik

benda, kejadian, kegiatan dan hasil suatu pengujian tertentu. Ada

dua metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer,

yaitu melalui wawancara dan observasi langsung ke lapangan.

2. Data sekunder (secondary data)

Data yang sudah tersedia dan sudah diolah, sehingga penulis hanya

tinggal mencarinya ke beberapa tempat, seperti di perpustakaan.

Data sekunder tersebut dilengkapi penulis melalui studi

kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan informasi tersebut

melalui referensi dari berbagai buku, internet, media massa, dan

dokumen atau arsip-arsip dari kantor English First.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Penulis menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa

keabsahan data. Seperti yang dikatakan Lexy J. Moleong dalam buku

Metode Penelitian Kualitatif.

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan data itu.” (Moleong,

2000:178)

Page 81: SKRIPSI - Moestopo

69

Dalam mengguunakan teknik triangulasi dalam penelitian

kualitatif, Penulis membandingkan dan mengecek ulang tingkat

kepercayaan dari suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

berbeda. Maka dari itu, Penulis dapat menggunakan berbagai sumber

data, teori, metode, dan investigator supaya informasi yang disajikan

konsisten. Oleh karena itu, dalam memahami dan mencari jawaban dari

pertanyaan penelitian, Penulis dapat menggunakan lebih dari satu teori,

lebih dari satu metode (wawancara, observasi, dan studi kepustakaan).

Keabsahan penelitian kualitatif mengacu pada suatu halaman

yang masuk akal. Jadi, dengan adanya pemeriksaan keabsahan data

dengan menggunakan teknik triangulasi, diharapkan dapat mengecek

kembali hasil penelitian untuk kemudian membandingkan dengan

berbagai sumber, metode, dan teori sehingga penelitian kredibel.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah yang paling startegis

dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian untuk mendapatkan

data. Tanpa megetahui teknik analisis data, peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif

menyatakan bahwa :

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejal sebelum

memasuki lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan

analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapanagan dan berlangsung terus-

menerus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya” (Sugiyono, 2005:275)

Page 82: SKRIPSI - Moestopo

70

Adapun analisis data yang prosesnya mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.(Moleong, Metode Penelitian

Kualitatif 2005:280)

Dalam penelitian ini, peneliti berpatokan pada pendapat Matthew

B. Milles, dimana analisis data dibagi menjadi tiga alur kegiatan yang

terjadi pada saat yang bersamaan, yaitu :

a. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan peengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila

diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian seingkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Miles & Huberman (1984) menyatakan “the most

frequent from the display data for qualitative research data in the

past has been narrative text”. (yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah text naratif).

Dengann menyampaikan data, maka akan mempermudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya

disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang

naratif, juga dapat digunakan grafik, matriks. Network (jejering

kerja), dan chart.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifst sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

Page 83: SKRIPSI - Moestopo

71

dikemukakan merupakan kesimpula yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.” (Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif 2005:275)

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai tahap tertentu.

3.8 Unit Analisa

Satuan atau unit adalah satuan latar sosial. pada dasarnya

satuan itu merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data.

Menurut Lofland and Lofland (1984:93).

“Satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan dimana

sesorang mengajukan pertanyaan. Lincoln dan Guba

(1985:344) menanamkan satuan itu sebagai satuan informasi

yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan

kategori” (Moleong, 2004:249).

Penelitian ini meneliti bagaimana Strategi dari Public Relations

English First dalam mempertahankan citra perusahaanya sebagai

perusahaan yang citranya selalu positif di mata masyarakat. Hal ini

dilakukan agar humas dapat melihat dan bertindak setelah

menganalisis dan melihat.

Page 84: SKRIPSI - Moestopo

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek

4.1.1 Sejarah Engglish First (EF)

English First atau EF didirikan pada tahun 1965 oleh Bertil

Hult, pengusaha muda berkebangsaan Swedia. Pada saat itu, EF

masih merupakan perusahaan kecil dan baru memiliki satukantor.

Yang awalnya hanya bertujuan membawa siswa SMA asal Swedia

untuk belajar bahasa Inggris di Inggris.Lebih dari 40 tahun

kemudian, EFEducation berhasilmenjadi lembaga pendidikan

swasta yang besar,yang memfokuskan dari pada pembelajaran

bahasa, wisata edukatif dan program gelar akademis.

Dengan kantor dan sekolah di lebih 53 negara,EF telah

mengubah dunia menjadi kelas global.Dengan produk-produknya

yang menarik, kreatif, edukatif,dan inovatif mulai dari pendidikan

bahasa Inggris untuk balita, anak-anak, remaja,dewasa bahkan

VIP Class, International Exam Preparation, Cambridge ESOL

Exam, Corporate Langguage Traning (CLT), In School Traning

dan Belajar bahasa Inggris di Luar negri.

Program pelatihan bahasa Inggris untuk perusahaan (CLT)

di EF dapat di sesuaikan dengan jadwal, waktu tempat serta

72

Page 85: SKRIPSI - Moestopo

73

materi pelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik perusahaan. Beberapa client yang telah berkeja

sama dengan EF adalah Adidas, Air asia, Accenture, AXA

Insurance, Akzo Nobel, American Expres,Alstom Power, Alcatel,

Bank BNI, Bir bintang, Bayer, Coca cola, Citibank, Deutshe Bank,

Dinas Kesehatan,Electrolax, Ernst & Young, General Motors,

Hitaci, HM Sampoerna, HP Global, IBM, Indosat, Kenwood, Kraft

General food, Nokia, Philips Moris, Premier Oil, Price Waterhous,

Shell Oil, Siemens, Sony, Swiss Air, Standard Chartered Bank,

Telkom, Toshiba, Volvo.

EFIndonesia membuka sekolah pertamanya di Jakarta

pada tahun 1995, kini EF memiliki lebih dari 60 sekolah di lebih

dari 20 kota di seluruh Indonesia salah satunya adalah EFcabang

Tebet Jakarta selatan.

EF cabang Tebet berlokasi di Gedung Sentra Pancoran

yang dimana di perumahan esklusif dan dekatan dengan pusat

perbelanjaan. Sekolah ini berada dibawah naungan Swara Group

yang memiliki sepuluh cabang EF dengan pemilik yang sama

antara lain EF pluit, EF Tebet, EF Tanjung Duren, EF BSD City,

EF Cengkareng, EF Bogor Pajajaran, EF Puri, EF Gading

Serpong, EF Tangerang City, EF Taman Yasmin Bogor. EF Tebet

berkembang dari 100 siswa pada saat pembukaan di tahun 2000

hingga menjadi 1000 siswa aktif dengan 9 guru penutur asli

Page 86: SKRIPSI - Moestopo

74

bahasa inggris, 1 kepala sekolah serta 7 guru local yang

bersertifikasi Internasional.

Guru penutur aslidi English First (EF) Tebet berasal dari

Amerika, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru dan

Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti traning

berkelanjutan tentang metode pengajaran termoderen EF.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi

VisiEnglish Frist(EF) Tebet yaitu menjadi lembaga pendidikan

bahasa Inggris terdepan di dunia dan bertumbuh.Bertumbuh

tidak hanya diartikan dalam cakupan jumlah murid, namun juga

dari segi laba, kualitas, jumlah target market, dan ragam

produk yang ditawarkan.

Misi

English First (EF) memiliki misi untuk meruntuhkan segala

perbedaan bahasa, budaya, dan letak geografis yang

memisahkan kita. Sepotong pecahan tembok Berlin diletakkan

di depan EF cabang Boston, Amerika Serikat sebagai simbol

akan misi EF.

Page 87: SKRIPSI - Moestopo

75

4.1.3 Pengharagaan yang peranah di raih

1. First Winner in English Course Category 2010 versi majalah

SWA dengan Onbee Marketing Research.

2. Franchise Top of Mind 2010 Franchise Brand Awareness

Survey katagori Pendidikan bahasa Inggris Majalah info

Franchise 2010.

3. Most Recommended Brand 2011 Word of Mounth Marketing in

English Course Category versi majalah SWA dengn Onbee

Marketing Research.

4. Top Brand for kids 2011 in Engglish Course ersi majalah SWA

dengan Onbee Marketing Research.

5. Top Brand for Teens 2011 in Engglish Course Category versi

majalah SWA dengan Onbee Marketing Reserch.

Page 88: SKRIPSI - Moestopo

76

4.1.4 Struktur Organisasi EF Tebet

Dalam struktur organisasi diEnglish First(EF) Tebet letak

humas sudah menjadi state of being.Fungsi humas di sini hanya

sebagai penunjang citra perusahaan yang sering disebut CPR

(Corporate Public Relations), sedangkan yang menjalankan

kegiatan MPR atau kegiatan PR yaitu Divisi Marketing.

English Frist (EF) secara corporate hanya

menempatkanPublic Relations diEF pusat tidak di tiap cabang,

Namun peranPublic Relationsdi pegang oleh Center manager

yang secara informal berkoordinasi dan berkomunikasi

denganPublic Relationsdi EF pusat dalam menjalankan tugasnya

seperti melakukan penyampaian pesan dan informan kepada

Center Manager

Nita Rahmawaty

DOS

Rizky

-Sen T -TSC

Teacher

Admin CO

wisnu

Marketing Coordinator

ika

Marketing internal

fira

CC

Putra

CC co

afni dan agung

OPC

fadil

CRO

Uni Barara

General Affair

ratna

IT

gilang

IT staff

Asisten Manager

ifa

Page 89: SKRIPSI - Moestopo

77

publiknya baik internal maupun eksternal, mengedukasi dan

meyakinkan customer akan kualitas dan manfaat program EF,

membentuk citra perusahaan dan lain sebagainya.

Jika digambarkan secara garis besar, struktur organisasi

English Frist Tebet adalah sebagai berikut:

1. Jembatan paling tinggi di EF Tebet Center dipegang oleh

Center Manager Tebet

Tugas dan fungsi Public Relations (PR) yang dilakukan oleh

Center Manager EF Tebet antara lain adalah:

a. Memimpin, mengatur, menjembatani serta selaku dexision

maker dari berbagai masalah yang terjadi dalam

perusahaan, serta menjalankan tugas utamanya sebagai

manager dengan baik dan benar.

b. Memeriksalaporan bulanan oprasional, marketing,akademis

siswa serta seluruh staff.

c. Menjalankan tugas HRD seperti brefing, traning dan

mengedukasi staff

d. Mempertahankan citra perusahaan.

e. Menjalani hubungan baik dengan pemerintah dan media.

f. Menjalani hubungan baik antar karyawan dan menjembatani

karyawan dengan pemilik perusahaan

g. Mengecek progress setiap program (marketing, akademik

dan telemarketing).

Page 90: SKRIPSI - Moestopo

78

h. Bertindak sebagai konsultan internal perusahaan.

i. Menjalani hubungan baik dengan customer internal maupun

eksternal.

2. Dibawah Center Manager terdapat Manager Assistant dimana

tugas Manager Assistant antara lain:

a. Membantu melaksanakan tugas manager.

b. Bertanggung jawab atas segala dokumen yang dibutuhkan

manager.

c. Bertanggung jawab atas masalah Staff

Development&Schedule.

3. Tugas Area Marketing Coordinator

a. Bertanggung jawab atas EF Events.

b. Bertanggung jawab atas segala promo tools seperti

Billboard, spanduk, umbul-umbul, poster, flayer dll.

4. Tugas Internal Marketing

a. Membantu Marketing Coordinator dalam pelaksanaan

kegiatan marketing di EF Tebet.

b. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan promosi.

c. Event Organizer di EFTebet.

d. Bertanggung jawab atas kegiatan iklan di EF Tebet.

5. Course Consultant (CC)

a. Melayani customer di meja front desk.

Page 91: SKRIPSI - Moestopo

79

b. CC juga melaksanakan tugasnya sebagai telemarketing

yang sudah di edukasi oleh Center Managerdan divisi

marketing untuk menyampaikan informasi secara baikdan

benar kepada customer tentang semua program EF.

6. Information Technology (IT)

a. Tim IT di EF Tebet bertugas mengatur dan bertanggung

jawab atas segala program computer yang tersedia di EF

yang berhubungan dengan program multi media atau

segala program yang bersifat komputerisasi yang

berhubungan dengan software dan networking.

b. Tim IT juga membantu proses Marketing Public Relations

yang dikirimkan melalui media elektronik seperti news atau

iklan di internet.

7. General Affair (GA)

a. Membantu pelaksanaan pengadaan buku-buku

b. Sumber lain yang dibutuhkan dalam masalah akademik

c. GA juga membantu pelaksanaan akomodasi dan keuangan

8. Operational Project Coordinator (OPC)

a. Bertanggung jawab atas database customer maupun

database yang berhubungan akademik yang bersifat

komputerisasi.

b. Bertanggung jawab dalam akademik yang berhubungan

dengan jumlah student.

Page 92: SKRIPSI - Moestopo

80

4.2 Deskripsi Subyek Penelitian

4.2.1 Sejarah Center Manager Englis First

Nita Rachmawaty lahir pada tanggal 07 April 1983 adalah

lulusan ilmu komunikasi di Universitas PadjadjranBandung ia

mengambil konsentrasi Public Relations (S1) dan pernah bekerja

diperusahaan PT Indosat Tbk menjadi seorang AE (Account

Executive) selama 3 tahun. Pada tahun 2010 beliau pindah kerja

ke PTSwara Group yaitu bergabung di English Frist cabang tebet.

Bapak Agus Pikanto selaku owner EF cabang Tebet telah

mempercayai Ibu Nita Rachmawaty yang di tempatkan sebagai

Center manager dimana beliau yang berperan sebagaiPublic

Relations (PR) diEnglish First(EF) cabang Tebet. Center manager

disetiap cabanglah yang berperan sebagai Public Relations (PR),

tugas dari Ibu Nita selaku Center Manager adalah menjalakan

tugasnya seperti melakukan penyampaikan pesan dan informan

kepada publiknya baik internal maupun eksternal, mengedukasi

dan meyakinkan customerakan kualitas dan manfaat program EF,

membentuk citra perusahaan dan lain sebagainya

Pengaruh beliau sangatlah besar diEFcabang Tebet

sehingga citra EF cabang Tebet makin meningkat dan bertahan

positif.Banyak sekali peningkatan dari siswa, fasilitas dan kualitas

mengajar dari teacher dan native teacherEF cabang Tebet ini

Page 93: SKRIPSI - Moestopo

81

yang di tangani beliau, sampai tahun 2015 beliau pun masih

menjabat sebagai Center Manager.

4.2.2 Sejarah Coustamer Relations Officer

Uni Barara lahir pada tanggal 09 febuary 1990, Uni sudah

lama berkeja di EF cabang Tebet sekitar 3tahun lamanya, awal

mulanya Uni masuk ke EF cabang Tebet hanya lulusan SMA saja.

Di SMA di Jakarta yaitu SMA Trakanita lalu Uni melanjutkan ke

Universitas Pramadina dengan lulusan (S1) tahun 2013.

Berdasarkan pengalamannya Uni pernah berkerja selama

1 tahun di perusahaan PT Asuransi Jasindo menjadi Customer

service dan akhirnya Uni melanjutkan bergabung berkerja di PT

Swara Group di English First cabang Tebet sebagai CRO

(Custmer Relations Officer)

Kerja dari CRO itu sendiri adalah dimana menginput data-

data keluhan dari customer dari fasilitas, sistem pengajaran dari

teacher, serta memikirkan jalan keluar dalam permasalahan yang

sedang dialami.

Page 94: SKRIPSI - Moestopo

82

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Analisa Strategi Public Relations dalam Mempertahankan

Citra English First cabang Tebet

Suatu perusahaan pasti memiliki perencanaan-

perencanaandalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan,

oleh karena itu perusahaan membuat program untuk mendukung

kebijakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

perusahaan.Sesuai dengan Obyek penelitian ini yang

memfokuskan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

Center Manager dan Customer Relations Officerdalam rangka

mempertahankan citra perusahaan melalui kegiatan Internal dan

eksternal Public Relations untuk mengkomunikasikan layanan jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan kepada para pelanggan atau

student .

Peneliti selama kurang lebih 3 bulanmelakukan penelitian

diEnglish First (EF) cabang Tebet yang bertempat

diJL.M.T.Haryono Kav 1 Lt 2 Jakarta Selatan.Peneliti

mendeskripsikan beberapa hasil dari penelitian mengenai Strategi

Public Relations yang dilakukan oleh English First cabang Tebet

(EF)dalam rangka mempertahankan citraperusahaankepada

masyarakat. Terkait dengan kegiatan Internal dan Eksternal untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dariEnglish Frist (EF) cabang

Tebet. Hal-hal yang peneliti inginkanadalah mendeskripsikan

Page 95: SKRIPSI - Moestopo

83

antara lain berdasarkan dari teori yang peneliti gunakan dan

dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan indepth interview dan dengan melakukan observasi

langsung di Engglish Frist (EF) cabang Tebet maka diterapkan

antara hubungan teori dan realitanya.

Dalam melakukan penelitian ini data yang disajikan sudah

di analisis dengan mereduksi data, penyajian data hingga

penarikan kesimpulan. strategi Public Relations yang dilakukan

Center Manger English Frist cabang Tebet ini merupakan strategi

Public Relations yang mengandung aspek-aspek fact finding,

planning, communication dan evaluation dalam mempertahankan

citra perusahaan sebagai berikut :

1. Fact Finding (Menemukan Fakta)

Pada tahap pertama ini dimana mencari dan

mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan Public

Relations sebelum melakukan sesuatu kegiatan humas terlebih

dahulu, misalnya apa yang diperlukan Public Relations, siapa

saja yang termasuk ke dalam Public Relations, bagaimana

keadaan Public Relations dari berbagai faktor, apa yang terjadi

saat ini serta analisis situasi.

Untuk memperkuat analisa dalam menemukan fakta

pada penelitian ini maka peneliti akan melakukan analisis

SWOT untuk melihat hal–hal yang menjadi faktor dalam

Page 96: SKRIPSI - Moestopo

84

pelaksanaan strategi Public Relationsdalam mempertahankan

citra perusahaan, apa yang terjadi saat ini, serta analisis situasi

diantaranya yaitu :

a) (Strength) kekuatan

Kekuatan yang dimiliki English First(EF)cabang

Tebet banyak sekali dari sistem pengajaran yang sudah

moderen tidak kalah dengan teknologi yang berkembang

saat ini seperti pengajaran yang ada di I-lab, fasilitas yang

mendukung sehingga student atau pelanggan merasa

nyaman serta pengajar yang biasanya disebut Native

speakers yang berasal dari berbagai negara dariAmerika,

Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru dan

Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti

traning berkelanjutan tentang metode pengajaran

termoderen English First (EF).

Menurut Nita Rachmawati selaku Center Manager

(CM) mengakatakan tentang kekuatan yang di miliki English

First (EF) bahwa :

“Selling point yang menjadi kekuatan dari English Frist (EF) sanggatlah banyak berdasarkan pengalamannya yang sudah hampir 65 tahun dan pengalaman yang di alami EF Tebet sudah 15 tahun lamanya yaitu dari sistem pengajaran yang sudah moderen yang adanya i-Lab, fasilitasnya yang mendukung serta memberikan kenyamanan bagi student dan pelanggan atau customer dan memiliki Native speakers dari berbagai Negara.Lalu kekuatan yang kami miliki kita mempunyai parent page yaitu

Page 97: SKRIPSI - Moestopo

85

media online untuk orang tua murid, disini tersedia semua informasi mengenai proses belajar student, kita juga punya parents teacher meating dimana pertemuan antara orang tua dan kepsek, fungsinya untuk tahu progress dan jika ada inputan orang tua biasa langsung di sharing, kita juga mempunyai pre course orientation yaitu pengenalan fasilitas dan kegiatan extra yang biasa didapatkan oleh student selama kursus di EF gitu mba fara hehe“. (hasil wawancara 16-juni-2015)

b) (Weakness)Kelamahan

Kelemahan yang dimiliki oleh English First (EF)

mungkin sangatlah sedikit karena English First sudah berdiri

65 tahun lamanya serta sudah banyak pengalaman yang di

alami English Frist (EF) dan pesaing terbesar di English

First yaitu Wall streat karena sama-sama memiliki selling

point yang kuat.

Nita Rachmawati selaku Center Manager

(CM)mengatakan :

“kalo dari kelemahannya EF cabang Tebet prentasi kelanjutan student alduts masih rendah lalu dari mekanisme pembagian student masih melebihi kapasitas, jadi kelas suka full mba, Kelamahan yang ada di English Frist tidak membuat kami mundur mba… jadikita malahan di balik dari kelamahan dari kita punya, kita pun mempunyai selling point yang berbeda dengan kompotitor dan kita tidak pernah menjatuhkan kompotitor saat customer atau pelanggan membandingkan kita, tapi kita malahan memperlihatkan selling point yang kita punya terhadap pelanggan sehingga customer atau pelanggan juga yakin terhadap kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

Page 98: SKRIPSI - Moestopo

86

c) (Opportunities)Peluang

Peluang yang sangat membantu lagi di English Frist

(EF) dalam melakukan proses bisnisnya yaitu semakin

banyaknya International School di Jakarta pada tahun

2000-an ke atas ini, semakin ketatnya persaingan di dunia

kerja yang membutuhkan kemahiran berbahasa Inggris,

serta gaya hidup di semua kalangan pada era globalisasi ini

untuk menguasai bahasa Inggris dalam berinteraksi bukan

hal yang asing lagi.

Nita Rachmawati selaku Center Manager

(CM)mengatakan:

“Menurut saya peluang yang sangat membantu sekali dalam perkembangan melakukan proses bisnis EF adalah makin banyak sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School di Jakarta dan awal mula sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School pada tahun 2000-an,makin lama makin meningkat dan juga semakin ketatnya persaingan di dunia kerja yang membutuhkan kemahiran berbahasa Inggris dan serta gaya hidup di semua kalangan pada era globlasisasi ini untuk mengusai bahasa Ingris dalam berinteraksi bukan hal yang asing lagi. Sehingga program-program dalam EF dapat menawarkan ke pada customer atau student dengan tepat sesuai yang dibutuhkan oleh mereka,Lalu dari tempat yang strategis bisa kita liat dikawasan Tebet yang di kelilingi banyak sekolah unggulan, bisa di jangkau dari semua kalangan dari tingkat kids, teenegers, dan alduts, dan jumlah cabang EF lebih banyak juga dong mba pastinya dari pada kompotitor sejenis. ”.(hasil wawancara 16-juni-2015)

Page 99: SKRIPSI - Moestopo

87

Pernyataan ini juga didukung oleh ungkapan dari Uni

Bararaselaku Customer Service Officer (CRO),Uni

mengatakan:

“Jadi gini mba..sekarang ini bahasa inggris sanggat amat berkembang pesat di jaman era globalisasi sekarang ini,sudah banyak sekolah yang bertaraf Internasional juga,dan kita berkerja di manapun harus mahir bahasa Inggris karena penting, nah peluang bagi EF yaitu menawarkan program-programnya dari EF yang tepat terhadap customernya dan EF pun juga memiliki system pembelajaran sudah mengunakan teknologi yang mengikuti jaman,sehingga customernya banyak tertarik dari system EF tersebut” (hasil wawancara 17-juni-2015)

d) (Threats) Ancaman

Ancaman-ancaman dari EF datang dari pesaingan

antar kompotitor yang menujukan ke unggulan dari mereka

yang hampir mirip dengan EF, dan yang sudah lama juga

berdirinya sehingga masyarakat suka membandingan

antara keunggulan EF yg dimiliki dan kompotitor tersebut.

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM)

mengatakan:

“memang ada kompotitor kita yang hampir sama keunggulannya dengan kita seperti Wall Streat dan TBI, lalu juga banyak pemain baru dalam industry sejeni yang bermunculan dan juga ada ni mba kompotitor yang memiliki kualitas yang mendekati lebih dari EF, tetapi kita tidak putus asa kita tetap yakin EF itu yang terbaik,kami pun juga mempunyai bayak selling point, jadi ketika customer membandingkan kita dengan kompotitor, kita tidak menjatuhkan kompotitor tersebut justru kita memberikan selling point yang kita punya terhadap

Page 100: SKRIPSI - Moestopo

88

customer sehingga customer yakin terhadap EF serta dapat join (bergabung) dengan EF Tebet”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

2. Planing (Perencanaan)

Setelah ditemukannya fakta yang ada, maka tahap

selanjutnya adalah perencanaan, yaitu merencanakan untuk

membuat suatu program untuk memperkenalkan English First

(EF) dan program-programnya agar diketahui oleh khalayak

luas dan masyrakat dapat tertarik dengan program-program

yang ditawarkan oleh English Frist (EF).

Tujuan dari English First itu sendri sebenarnya adalah

selalu sesuai dengan jamannya. Kini semakin penting bagi tiap

individu untuk memahami perbedaan cara hidup dan

berekspresi. Oleh karena itu, English First tetap berkomitmen

untuk meruntuhkan hambatan bahasa, budaya dan geografi

yang memisahkan kita dengan menyediakan pendidikan

berkualitas terbaik - di luar negeri, di dekat rumah ataupun

melalui internet.

Nita Rachmawaty selakuCenter Manager

(CM)mengatakan :

“Kalo bisa dibilang ya tujuan di dirikan EF di Tebet itu sendiri kita bisa menyadarikan kalo sekarang bahasa Inggirs itu penting maka dari itu kita membantu semua challenge student untuk lancar dan efektif dalam berbahasa Inggirs”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

Page 101: SKRIPSI - Moestopo

89

Tujuan dari EF tersebut di dirikan di cabang Tebet

tujuannya untuk memperluas jaringan EF tersebut sehingga EF

dapat dijangkau di tempat mana saja terutama daerah Tebet

Jakarta selatan.

Pernyataan tersebut juga di dukung oleh Uni Barara

selaku Customer Relations Officer (CRO) juga menambahkan :

“Tujuan dari English first cabang Tebet ini sendiri mungkin sama dengan tujuan awal dari EF umumnya tapi tujuan di dirikan EF di Tebet sebenarnya ingin memperluas dari EF itu sendiri, jadi tidak hanya di satu tempat saja sehingga masyarakat dapat belajar di EF dengan mudah”. (hasil wawancara 17-juni-2015)

Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa English First (EF) itu sendiri mempunyai perencanaan

yang tepat sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin di capainya,

sesuai dengan kondisi jaman English First (EF) dapat mengikuti

perkembangannya, sehingga masyarakat atau customernya

dapat merasakan pembelajaran di EF dengan efektif.

Dari perencanaan yang dibuat oleh English Frist (EF) di

buatlah suatu program-program untuk menarik pelanggan, agar

dapat belajar bahasa Inggris sesuai dengan

kebutuhannya.program-program yang di tawarkannya juga

sesuai dengan sasaran yang dituju.

Page 102: SKRIPSI - Moestopo

90

Nita Rachmawaty selakuCenter Manager

(CM)mengatakan :

“kita disini banyak program yang di tawarkan untuk customer dari anak kecil hingga dewasa.setiap program yang kami tawarkan mempunyai golongan, golongan tersebut terdiri dari: pendidikan bahasa Inggirs untuk anak-anak, pendidikan bahasa Inggris untuk dewasa, pendidikan bahasa Inggris untuk remaja, pendidikan bahasa Inggris untuk SMA swasta internasional, pendidikan bahasa inggirs program S1 dan S2, pendidikan bahasa Inggirs untuk perusahaan dan Kita mempunyai program yang dimanakan Home Stay, yang dimana student bisa merasakan belajar bahasa Inggris di luar negri.Program ini lah yang membedakan kami dengan kompotitor lainya. Semua program-program kami pun tersusun dengan baik sesuai segmentasinya” (hasil wawancara 16-juni-2015)

Selain perencanaan program yang di tampilkan oleh EF

itu sendiri perencanaan layanan dan fasilitas dari EF pun di

buat semenarik mungkin sehingga citra perusahaan EF itu

sendiri mendapatkan respon yang positif dari masyarakat.

Nita Rachmawaty selakuCenter Manager (CM)

mengatakan:

“pelayanan dan fasilitas itu sanggat penting bagi kami, kami selalu memberikan yang terbaik untuk customer karena customer merasa nyaman dengan fasilitas dan pelayanan yang kami buat itu point bagi kami, agar customer pun merasa nyaman dengan apa yang diberikan oleh EF”(hasil wawancara 16-Juni-2015)

Dari pernyataan diatas penulis menilai bawah English

First cabang Tebet tidak mencari ke utungan semata demi

target marketnya tetapi, EF juga sebisa mungkin

Page 103: SKRIPSI - Moestopo

91

memberikankenyamananfasilitasdan kenyamananpelayanan

yang diberikan oleh EF terhadap customernya karena EFharus

memberikangood serviceterhadap customernya, agar citra

yang dimiliki EF selalu positif di mata masyarakat.

3. Comunicating (Mengkomunikasikan)

Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil

pemikiran yang matang berdasarkan fakta dan data yang di

dapat, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan

operasional. Ada dua macam strategi yang ada didalam

Communicating dan hal ini peneliti membagi 2 komunikasi yang

dilakukan oleh English Frist cabang Tebet yaitu komunikasi

internal dan eksternal.

Hal yang dilakukan oleh English First cabang Tebet (EF)

dalam mengkomunikasikan kepada khalayak dengan

mengadakan event pameran dan potongan harga pemberian

voucher maupun hadiah.

Nita Rachmawaty selaku Center Manager

(CM)mengatakan:

“kami selalu mengadakan event pameran EF dan kami memberikan potongan harga pemberian voucher maupun hadiah agar customer tertarik dan mau memilih produk program yang ditawarkan EF Tebet, sebenarnya si tujuannya dilakukan ini sebagai bentuk kepedulian EF dengan memberikan keringanan biaya agar belajar bahasa Inggris dapat diikuti oleh berbagai kalangan”. (hasil wawancara16-juni-2015)

Page 104: SKRIPSI - Moestopo

92

Selain itu potongan harga jugadilakukan untuk menarik

calon customer,dan mempertahankan customer lama sehingga

dapat meningkatkan penjualan produk program dan profil

perusahaan.

Pernyatan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku

Customer Relations Officer (CRO)yang mengatakan:

“tidak semua produk program diberikan potongan harga pada waktu yang bersamaan. Potongan harga di berikan untuk produk program yang sedang promo atau produk program yang penjualanya menurun”(hasil wawancara 17-juni-2015) Peneliti menyimpulkan dari pernyataan diatas bahwa

English First mengkomunikasikan program produk-produknya

dengan cara mengadakan event pameran dan potongan harga

agar customer dapat tertarik dan mempunyai nilai jual yang

tinggi pula, selain itu EF juga memberikan kenyamanangood

service terhadap customernya agar citra perusahaan tetap

positif dimata masyarakat.

Selain mengunakan event pameran EF juga

mengkomunikasikan dengan lewat media sosial nya mereka

dengan caramengirimkan email ke pada customernya yang

sedang mengadakanpromo produk, membagikan brosur-

brosur, adanya promo program produk di flayer, dan adanya

iklan-iklan EF di majalah maupun televis. Media dan event yang

dipilih dan dilakukan dengan mempertimbangkan khalayak

Page 105: SKRIPSI - Moestopo

93

yang di jangkau melalui kegiatan komunikasi tersebut (Yssal

Iriantara, Oo. Cit hal:110)

Pernyataan tersebut di dukung oleh Risa sebagai

student di EF Tebet mengatakan:

“jadi gini saya waktu itu di berikan vocher oleh sepupu saya vocher potongan harga EF dan saya pun melihat promo program produknya di flayer dekat rumah saya,jadi saya tertarik untuk joint dengan EF dan apa yang saya butuhkan untuk belajar di EF ada semua” (hasil wawancara 22-juni-2015) Melihat respon seperti ini tentunya dapat dijadikan

ukuran keberhasilan bagi EF dalam mempertahankan citra

terhadap orang-orang sekitar.Karena memiliki komunikasi yang

berkelanjutan, juga kualitas pelayanan yang baik, menimbulkan

kesan positif kepada siapapun pengguna yang memakainya.

Citra baik yang timbul itu juga tak berhenti sampai disitu saja,

namun jika terus dipertahankan akan terus berkembang

sehingga membangun citra positif yang lainnya pada

masyarakat melalui mulut ke mulut.

Peneliti menyimpulkan bahwa dalam strategi komunikasi

yang dilakukan English First cabang Tebet dalam rangka

mempertahankan citra pada publik eksternal ini cukup

matang.dari penyebaran internal juga sudah matang, tema

pesan yang disampaikan konsisten. Mereka mengutamakan

kualitas pelayanan dan fasilitas mereka karena bagi merka

Page 106: SKRIPSI - Moestopo

94

good serviceitu hal terpenting dalam mepertahankan citra

perusahaan.

4. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi merupakan salah satu aspek yang tidak dapat

dilepaskan dari strategi komunikasi.Evaluation adalah

mengadakan tentang suatu kegiatan, apakah sudah tercapai

atau sebaliknya belum evaluasi ini dapat dilaksanakan secara

berkelanjutan.Sistem ini dibuat tentunya sesuai dengan atau

dengan menggunakan landasan undang-undang nomor 25

tahun 2009 pasal 21 tentang pelayanan publik.Asas dari

pelayanan publik salah satunya berazaskan partisipatif atau

mengikutsertakan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraanpelayanan dengan memperhatikan kebutuhan

dan harapan masyarakat, akuntabilitas, ketepatan waktu, serta

kemudahan dan kecepatan pelayanan.

Hal ini sejalan dengan yang dikata oleh Uni Barara yang

menjabat sebagai Customer Relation Officer (CRO)

mengatakan:

“Tujuan dari di dirikan EF tersebut untuk mempermudah masyarakat yang bermasalah dengan bahasa Inggris, sehingga EF dapat memperluas jaringan belajarnya dan dapat membantu challenge yang di hadapi student”(hasil wawancara 17-juni-2015) Hal serupa pun yang dikatakan oleh Nita Rachmawaty

yang menjabat sebagai Center Manager (CM) mengatakan:

Page 107: SKRIPSI - Moestopo

95

“kita disini mendirikan EF di cabang Tebet untuk memperluas jaringan sistem mengajar EF yang tidak hanya di satu daerah saja tetapi di Tebet kita dirikan juga,kita mendirikan EF di Tebet bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang bermasalah di komunikasi bahasa Inggrisnya dengan sistem pelayan dan fasilitas EF yang mengikuti jaman, maka customer bisa merasakan nyaman dengan pelayanan dan fasilitas kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Hal ini sejalan dengan apa yang dirasakan oleh Risa,

student dari EF cabang Tebet yang menyatakan puas dengan

apa yang di peroleh di EF selama ini, dan merasa puas dengan

pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh EF cabang Tebet.

Risa selaku student EFTebet mengatakan:

“ya…selama saya belajar di EF cabang Tebet saya merasakan banyak sekali hasilnya. Dari tantangan yang saya alami dalam berbahasa Inggris, yang selama ini saya merasa sangat kurang dalam berbahasa Inggris, sekarang saya sudah bisa untuk berbicara bahasa Ingris dengan germar yang benar dan dengan fasilitas yang di berikan EF saya merasakan tidak bosan dalam sistem pembelajaranya karena mengikuti perkembangan jaman ya…kalo dari sistem pelayanan saya merasa nyaman sampai sekarang.”(hasil wawancara 22-juni-2015) Dari pernyataan-pernyataan tersebut bisa dikatakan

bahwa apa yang diharapkan oleh English First (EF) terhadap

sistem pembelajaran, pelayanan dan fasilitas sesuai apa yang

di harapkannya. Apa yang ditawarkan ini sudah berjalan

semestinya dan sudah mendapatkan feedback yang cukup baik

dari customernya.

Adanya kekurangan yang dirasakan oleh student yaitu

Risa mengatakan:

Page 108: SKRIPSI - Moestopo

96

“Hal yang kurang dari EF mungkin dari sistem pembagian student yang terlalu bayak di kelas, awalnya sih bilangnya…dalam isi kelasnya 10 orang, gak tau kenapa student yang ada di dalam kelas ada 15 orang kok ya?hehe terkadang kalo lagi isi full agak susah konsen belajarnya sih mba.. hehe tapi kalo dari fasilitasnya mungkin ac nya terkadang suka bocor si mba tapi untuk lainnya si gak ada mba hehe “(hasil wawancara 22-juni-2015) Ada pula pernyataan yang mendukung dari student lain

yaitu dimas mengatakan:

“sejauh ini fasilitas dan kenyamanan yang diberikan EF good service lah mba cuman terkadang teachernya suka telat dateng mba..”. (hasil wawancara 22-juni-2015) Dari pernyataan diatas dijelaskan adanya kekurangan

yang terjadi mekanisme pembagian sistem student sehingga

menjadi permasalahan student saat terjadi kelas full, lalu dari

keterlambatan pengajar dan adanya kesalahan kenyamanan

yang terjadi pada fasilitas yang contohnya tadi yaitu AC di

ruang kelas suka bocor. Dari permasalahan tersebut setiap

bulan dan setiap minggunya EFselalu mengadakan rapat

evaluasi, rapat evaluasi diadakan berdasarkan keluhan dan

kuiseoner yang di isi oleh student atau customer dari EF

tersebut.

Nita Rachmawaty selakuCenter Manager (CM)

mengatakan:

“sebenarnya kita memang suka ada masalah dalam mekanisme pembagian student tetapi masalah tersebut sudah kita dapat tanggani, ehmmm….oiya kita juga selalu memberikan kuisenioner yang isinya tetang

Page 109: SKRIPSI - Moestopo

97

bagaimana sistem pembelajaran EF, apakah sudah cukup memuaskan atau belum?lalu dari segi pengajaran si teachernya, apakah ada masalah dari teacher tersebut dari pengajaranya? Ehmmm…dan dari segi fasilitasnya dan kenyamanannya juga bagaimana, ketika ada masalah atau student merasa tidak nyaman kita menshare tersebut. Lalu kita mennyampaikan di rapat dan memecahkan masalah tersebut, sehingga student atau customer merasa nyaman terhadap kerja kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Pernyataan tersebut sejalan dari Uni Barara

selakuCustomer Relations Officer (CRO)mengatakan :

“kalo dari keterlambatan teaher emang kadang dialami ya namanya juga kota Jakarta macet mba.. tapi kita pun suka menegur teacher tersebut agar antisipasi dateng lebih awal mba”. (hasil wawancara 17-juni-2015) Peneliti menyimpulkan bahwa kerja dari penanganan

evaluasi dari EFTebet sanggatlah cukup cepat karena mereka

mengadakan data keluhan customer atau kuisioner guna untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di EF

Tebet.semua respon keluhan diterima dengan baik serta

ditangani dengan baik,karena selling point yang di utamakan dri

EF cabang Tebet Good Service.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian kualitatif yang dilakukan terkait dengan Strategi Public

RelationnsEnglish Frist cabang Tebet dalam mempertahankan citra

perusahaan menghasilkan temuan berdasarkan tujuan dari penelitian ini

dibagi menjadi tiga tahapan yang mencangkup Sembilan langkah strategi

Public Relations berdasarkan teori Sembilan langkah strategi Public

Page 110: SKRIPSI - Moestopo

98

Relations (oleh Ronald D. Smith). Peneliti melakukan wawancara khusus

dengan Subyek pertama terkait dengan 9 tahapan strategi Public

Relation yang dilakukan oleh Engglish Frist cab

ang Tebet.

Dengan melakukan 9 tahap strategi Public Relations yang

dilakukan oleh Ronald D. Smith kita dapat mengetahui dari situasi

perkembangan yang di alami oleh perusahaan, taktik dari perusahaan

untuk melakukan pencapaian tujuan dan evaluasi yang digunakan oleh

perusahaan dalam menghadapi masalah. Tahap-tahap strategi Public

Relation di English Fristmenurut Smithdalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahapan Strategi Public Relations 1 : Analisis Situasi dengan

Formative Research

Menurut pernyataan subyek sebelum mengenali situasi dan

kondisi program untuk memperkenalkan kepada pelanggan perlu

dilakukan riset terlebih dahulu, sesuai dengan hasil wawancara

dengan responden diketahui bahwa pernyataan responden mengenai

analisis situasi seperti yang dikutip berikut:

Nita Rachmawati selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“Sebenarnya sebelum di buatnya EF di cabang Tebet ini kita tentunya melakukan survey mengenai lokasi apakah lokasi di Tebet ini cukup strategis atau tidak?Apakah lokasi di Tebet ini dekat dengan kompotitor dari EF atau tidak?lalu kenapa kita mendirikan di Tebet juga karena dekat dengan sekolah unggulan di Jakarta selatan kususnya daerah Tebet. Selain itu kami juga pastinya mengadakan survey, survey yang dimana,apa yang dibutuhkan dari customer kita, dari

Page 111: SKRIPSI - Moestopo

99

pembelajaran bahasa InggrisnyaMisalnya kayak kita mengadakan kelas privat kelas tambahan, lalu dari pembelajaran yang enjoy agar student betah dengan belajar di EF jadi sebelum belajar kita pasti ada games untuk student, Lalu kita juga ada pembelajaran online mba guna bagi student yang berhalangan hadir. Kita melakukan itu semua berdasarkan analis SWOT kita dengan kompotitor sebelumnya. Pastinya kita memikirkan itu karena persaingan di tahun 2000 an pada awal mulanya di bangun EF cabang Tebet ini cukup ketat yang mengenai jasa pendidik bahasa Inggrisdan dimana di tahun tersebut sudah mulai banyak sekolah yang bermuncul bertaraf InternasionaldiJakarta. Lalu sebelum dirikan di Tebet kita pun mengadakan kelas gratis untuk mengetahui hal apa yang di inginkan customer dari pembelajaran bahasa Inggrisnya yang customer ingin kan seperti apa. Kita pun melakukan riset kelas gratis selama seminggu di cabang pertama di Pluit guna unuk mengetahui apa yang di ingin dan bahan dari evaluasi kita juga jadi EF Tebet adalah cabang ke2 kami mba”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Pernytaan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku

Customer Relations Officer (CRO) juga memperkuat yaitu

mengatakan:

“jadi gini mba sebelum di bangun EF Tebet ini kita ada survey lapang pastinya dong untuk target yang tertuju sesuai atau gak? Lalu ini kan EF Tebet cabang ke 2 jadi seblumnya kita mengadakan kelas gratis di EF cabang pertama yang dimana customer yang ingin mencoba kelas EF tersebut, biasa mencobanya selama seminggu lalu abis itu kita mengadakan interview terhadap customer tersebut apakah ingin joint dengan kami atau gak lalu apa yang dibutuhkan dari customer tersebut dan apa saja kekurangan dari kami jadi kita dapat memperbaiki serta membangun EF di cabang Tebet mba, lalu kami pun juga sebelum membuat EF Tebet sebenarnya menyeleksi teacher dari Indonesia yang berkompeten lalu kita juga mengambil teacher dari luar negeri yaitu native speaker agar customer tertarik dan dapat belajar langsung dengan native speaker tersebut ” (hasil wawancara 22-juni-2015) Menurut peneliti menganalisa situasi adalah langkah pertama

yang dilakukan dalam mengelola reputasi. Mengenal dengan baik

Page 112: SKRIPSI - Moestopo

100

situasi yang terjadi di dalam dan luar perusahaan. Situasi dapat

bersifat positif atau negatif. Ini dapat diidentifikasi sebagai peluang

atau hambatan. JikaPublic Relations (PR)melihat situasi dari sisi

positif ini dapat memberi peluang atau keuntungan yang potensial

kepada perusahaan dan publik.

Jadi menurut peneliti langkah yang diambil dari mengalisis

situasi yang dialami English Frist cabang Tebet sanggatlah tepat dari

upaya yang di lakukan dari awal dari penempatan lokasi, target

sasaran, dari apa saja yang di butuhkan oleh pasar agar dapat

bersaing dengan kompotitor di sekeliling lokasi.

2. Tahapan Strategi Public Relations 2: Analisis Organisasi

Saat ditanya kepada subyek mengenai analisa kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi pesaing,

menurut pernyataan subyek perlu mengenali kondisi organisasi

terlebih dahulu sebelum melihat pesaing. Analisa organisasi

memerlukan analisa SWOT seperti kutipan pernyataan informan

sebagai berikut.

Nitra Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“Cara kita menghadapinya pastinya ada analisis SWOT mba, karena kita tidak murni hanya PR saja, ketika membuat suatu program itu pendekatan SWOT analysis nya. Selain itu kita harus yakin EF itu memang yang terbaik, kami kan disini juga mempunyai selling point yang bayak atau Strenght dari kami jadi ketika customer membandingkan kami dengan kompotitor. kami sih tidak pernah menjatuhkan si kompotitor tersebut, tapi kita memberi tahu tentang selling point yang kami punya, jadi customer dapat melihat dan bisa joint dengan EF Tebet disini” (hasil wawancara 16-juni-2015)

Page 113: SKRIPSI - Moestopo

101

Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek diperoleh

gambaran bahwa yang dimaksud realisasi strategi SWOT di English

Frist adalah :

a. Strenght:

Parents pages

I-lab

Parents Teacher Meeting

Pre course orientation

Native speakersyang berasal dari berbagai negara dari

Amerika, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru

dan Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti

traning berkelanjutan tentang metode pengajaran termoderen.

Dari English Frist itu sendiri sudah bergerak 65 tahun jadi

sudah banyak pengalamannya dan dari EF cabang Tebet

sendiri sudah 15 tahun.

Dari program belajar yang diberikan selalu mengkuti

perkembangan jaman dan menggunakan teknologi sesuai

perkembangan jaman juga.

b. Weakness:

Persentasi kelanjutan students adults masih rendah

Dari mekanisme pembagian student masih suka melebihi

kapasitas belajar di dalam kelas

Page 114: SKRIPSI - Moestopo

102

c. Opportunity:

Tempat yang sangat strategis

Bisa menjangkau sasaran untuk tingkat kids, teenegers, dan

adults

Akses promosi melalui radio, sosmed dan media cetak.

Jumlah cabang dari EF yang lebih banyak dari kompetitor

sejenis

Jumlah peminat belajar bahasa Inggris di Indonesia sekarang

cukup bayak karena sudah menjadi bahasa Internasional dan

dari tahun 200an sekola-sekolah di Jakarta juga suka bertaraf

Internasional dan skill yang harus di miliki untuk berkerja di

perusahaan juga harus bisa bahasa Inggris.

Harga terjangkau karena EF bayak menawarkan harga promo

pada program produknya sehingga orang dapat tertarik untuk

joint di EF.

d. Threat :

Banyak pemain baru dalam industri sejenis bermunculan

Adanya kompotitor yang memiliki kualitas mendekati EF atau

lebih dari EF

Peneliti menyimpulkan bahwa EF melakukan analisis SWOT

untuk melakukan strategi menghadapi kompotitior dengan analisis

tersebut EF dapat mengetahui kekurangan dan kelamahan serta

peluang dari EF tersebut untuk dapat bertahan dalam persaingan.

Page 115: SKRIPSI - Moestopo

103

3. Tahapan Strategi Public Relations 3 : Analisa Publik

Tahapan ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan

digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah

disusun. Taktik komunikasi yang digunakan dalam perencanaan

komunikasi pemasaran ini adalah perpaduan antara kegiatan Public

Relations dan komunikasi pemasaran yang lazim disebut

communication. Saat ditanyakan kepada subyek terkait bagaimana

English First mengenal Publiknya baik Internal maupun Eksternal,

berikut kutipan subyek yaitu :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“Kalo sejauh ini kita ada kok analisi publik dimana kita memberikan hal yang berbeda atau hal yang dapat membuat customer tertarik dengan program kita, contohnya dari pemberian kelas gratis selama seminggu sehingga customer dapat mengetahui bagaimana belajar di EF, mengadakan kelas yang fun tidak menegangkan seperti adanya games di dalem kelas, nonton bareng di dalem kelas sesuai pembelajaran sehingga student dapat nyaman dan tidak bosan untuk belajar lalu kita mungkin kita memberikan potongan harga pemberian voucher maupun hadiah agar custamer tertarik dan mau memilih produkprogram yang ditawarkan EFTebet, sebenarnya si tujuannya dilakukan ini sebagai bentuk kepedulian EF dengan memberikan keringanan biaya agar belajar bahasa Inggris dapat di ikuti oleh berbagai kalangan. Kita mengunakan taktik ini guna untuk menarik pelanggan agar juga tertarik dengan program yang kami berikan serta student tetap betah dengan belajar di EF”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

Pernyataan tersebut di dukungoleh Uni barara selaku Customer

Relations Officer (CRO) yang mengatakan:

“kalo sejauh ini pandangan dari opini public ehmm… good respon ya dari kebanyakan customer, karenakan EF selalu memberikan good service terhadap customernya yang dimana

Page 116: SKRIPSI - Moestopo

104

team EF atau suatu organisasi dalam EF selalu memikirkan apa yang harus di perbarui atau perbaiki,hal sekecil apapun sangat diperhatikan dalam mempertahankan citra perusahan sehingga pandangan dari masyarakat dapat positif terus terhadap EF .”(hasil wawancara 17-juni-2015)

Pernyataan subyek terkait dengan analisa publik sejalan

dengan teori Smith(2002),bagian khusus dari Public Relations (PR)

yang membanggun dan mempertahankan hubungan baik dan saling

bermanfaat antara manager dan karyawan tempatorganisasi

menggantungkan kesuksesannya. Aspek ini sangat penting bagi

kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan

dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor, dan pihak lain di

luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memerhatikan

orang-orang yang bekerja kepada mereka- yakni para karyawan.

Karena itu, CEO di dalam organisasi sering memandang karyawan

mereka sebagai” publik nomor satu” atau aset yang paling berharga,”

Dan mereka berusaha menciptakan” kultur organisasi” yang bisa

menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif.

Bagian dari praktikPublic Relations(PR) ini dinamakan hubungan

internal.

Menurut peneliti upaya membina hubungan yang harmonis

antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam

(internal relations) maupun hubungan ke luar (eksternal relations)

untuk meningkatkan kerja sama.itu sangatlah penting guna untuk

mempertahankan citra perusahaan.

Page 117: SKRIPSI - Moestopo

105

4. Tahapan Strategi Public Relations 4 : Estabilishing Goals and

Objectives

Tujuan dari English frist (EF) itu sendiri sesuai dari

pembahasan yang pernah dibahasa yaitu English Frist mendirikan

cabang di Tebet guna untuk memperluas jaringan EF dan untuk

membantu callage (kesulitan) dari customer yang sulit berbahsa

Inggris.Sehingga semua staff bagian dari EF berusaha menampilkan

yang terbaik dari pemahaman untuk kenyamanan dari customer.

Saat ditanyakan kepada subyek terkait degan pencapaian

perusahaan untuk Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai English

First kutipan subyek yaitu :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“yang di harapkan EF dari tujuan dan sasaran EF mempertahankan kualitasnya itu sudah pasti harus mempertahankan apa yang ada sekarang, itu lebih sulit dari pada proses pencapaian sekarang. Selalu menambah kelas baru, selalu berinovasi lalu memberikan pelayanan yang maksimal kalo,Pencapaian target kita saat ini sudah cukup baik student kita bertambah terus menerus, pembelajaran sudah mengikuti teknologi, strategi dari kita memberikan kelas gratis juga ni selama seminggu untuk customer ingin mencoba dan yang paling utama Engllish Fristsudahdikenal masyarakat sebagai kursus bahasa ingris ternama.ngomongin target sasaran yang di buat EF ya…target sasaran kita dari kids, teenegers sampai aldult sebenarnya si kita tidak hanya ingin masyarakat wilayah Tebet saja si yang bergabung dengan EF cabang Tebet ini tapi dari wilayah Kali Bata,Bukit Duri atau daerah sekitarnya untuk joint sama kami hehe. Nah dari tujuan kami, kami membatu kesulitan customer yang sulit berbahasa Inggirs sehingga kesulitan tersebut bisa diatasi mba gitu jadi apa yang di butuhkan customer kita input dengan baik sehingga dari kami membatu customer dengan baik pula”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

Page 118: SKRIPSI - Moestopo

106

Berdasarkan hasil wawancara khusus tersebut

diperolehtemuan terkait dengan produk dan pelayanan yang

diberikan English Fristyaitu:

1. Produk

Meningkatkan citra sebagai kusrus bahasa Inggris yang

kurikulumnya menunjang dengan teknologi mengikuti

jaman dan dari sisi pelayanan nya dan kenyamanannya

good service.

Menjaga kesetiaan customer yang telah bergabung.

Menambah jumlah customer baru.

Meningkatkan hubungan komunikasi dengan public

2. Pelayanan

Meningkatkan layanan dengan menambah jumlah

karyawan,Teacher dari indonesia, Native Speaker.

Mempunyai I-lab yang teknologi cangih.

Mempunyai jadwal ektra kelas tambahan.

Mengadakan special event setiap 3 bulan atau

pertahunnya.

Memaksimalkan layanan social media.

Page 119: SKRIPSI - Moestopo

107

5. Tahapan Strategi Public Relations 5: Formulating Action and

Response Strategies

Strategi Public Relations yang diterapkan English Frist cabang

Tebetdalam mempertahankan citra adalah strategi proaktif.

Pendekatan strategi tindakan event dilakukan oleh EF untuk

mendapatkan perhatian dan penerimaan pelanggan sesuai dengan

sasaran utama dari strategi ini.Saat ditanyakan kepada subyek terkait

dengan mempertahan citra, berikut kutipan subyek yaitu :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“Mungkin dari kegiatan eksternal yang kami adakan yaitu seperti event HUT EF, EF goes to School atau EGTS, EF back to school atau BTS, EF grand Open house, EF color your Day, EF RaF goes to London, dan bagian PR buat strategi kemudian menyebarkan ke media kalaupun ada event, lalu kita sebarkan event ini juga biasanya melalui flayer, sosmed, poster, radio dan media cetak biasanya kita melakukan strategi ini guna untuk menarik customer agar joint ke EF Tebet” (hasil wawancara 16-juni-2015)

Pendekatan strategi komunikasi EF dalam informasi yang

bernilai dilakukan dengan menggunakan radio, email, flayer dan

poster ke seluruh pelanggan sebagai alat komunikasi untuk

mendorong perhatian pelanggan agar mereka tertarik dan ikut serta

dalam kegiatan tersebut. Kemudian, dari informasi bernilai akan

terbentuk komunikasi transparan dengan mendorong pelanggan

untuk memahami karakter perusahaan dan membentuk penerimaan

pelanggan terhadap produk program EF

Page 120: SKRIPSI - Moestopo

108

6. Tahapan Strategi Public Relations 6: Using Effective

Communication

Saat ditanyakan kepada subyek terkait dengan penggunaan

komunikasi yang efektif kepada pelanggan, subyek menyatakan

Pesan yang digunakan EFdalam mempertahankan citra dengan

memperhatikan sumber pesan yang menampilkan kredibilitas EF

kepada pelanggan sebagai perusahaan yang peduli dan menghargai

pelanggan, bentuk pesan yang berfokus pada nilai kekeluargaan dan

kebersamaan, pesan verbal yang menyajikan struktur pesan yang

berusaha mengajak para pelanggan untuk ikut serta secara aktif

dalam kegiatan dariEF, kejelasan pesan dan bahasa yang menarik

dengan menggunakan bahasa persuasif, kekuatan pesan yang

tercermin dari nama-nama program yang bersifat persuasif dan

menggunakan bahasa non verbal. Kutipan pernyataaan subyek

adalah:

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) :

“Komunikasi kita kepada customer itu pasti perlu mba..komunikasi kita terhadap pelangan hal yang mengenai apapun tetang EF itu penting untuk kenyaman dan informasi bagi customer biasanya kita menginformasikan yang menggenai EF dari even atau pemberitahuan kita melalui email, surat interpersonal, brosur, majalah atau eksternal lainya kita melakukan hal ini untuk kenyaman dan informasi si customer”. (hasil wawancara 16-juni-2015)

Penulis penyimpulkan bahwa segala informasi yang dilakukan

EF di sampaikan dengan baik dengan mengunkan alat media apapun

agar customer merasanyaman dan di hargai sebagai customer.Hasil

Page 121: SKRIPSI - Moestopo

109

wawancara ini juga ditemukan bahwa EF telah memilih media

komunikasi dengan beberapa cara untuk menyampaikan pesan

kepada khalayaknya agar dapat menggambarkan kesan yang

diinginkan, yaitu :

a. Informasi event atau promon dimuat dalam bentuk poster, banner,

pin-up dan dimuat dalam website resmi yang dimiliki, serta dimuat

juga di social media yaitu facebook dan twitter.

b. Poster tersebut berisi informasi yang ingin disampaikan dikemas

dengan gambar, umumnya selebritis,educations di luar negri

untuk menarik perhatian.

c. Poster tersebut dikemas dengan nuansa yang glamour, biasanya

dengan background warna biru , dan tulisan warna putih sesuai

tema dasar Englis First, namun juga bergantung kepada informasi

yang disampaikan.

7. Tahapan Strategi Public Relations 7: Choosing Communication

Tactics

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan

melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu bagaimana pendekatan

komunikasi yang dilakukan English Frist untuk mendekati

pelanggannya, berikut kutipan pernyataan subyek adalah :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“ya….yang sudah saya jelaskan mba PR melakukan penyebaran informasi tentang EF kepada customer dengan mengunakan media komunikasi email, web, majalah, media

Page 122: SKRIPSI - Moestopo

110

online kami juga secara langsung terkadang memberikan informasi kepada customer guna untuk memberi kenyamanan dan agar customer dapat betah dengan belajar di EF, informasi itu sangat penting contohnya dari adanya kelas ekstra tambah bagi student yang ingin melakukan kelas tambahan bisa masuk kelas tersebut lalu kita informasikan hal tersebut biasanya lewat email, telpone, atau secara langsung kepada student tersebut jadi segala informasi kami pasti beritahukan mba tapi kalo dari informasi event atau rivew event yang dilakukan EF biasanya kita mengunakan poster, baner, radio, websites, publisitas revie di website, dan Magazines” . (hasil wawancara 16-juni-2015)

Peneliti menyimpulkan bahwa English Frist mengunakan

media untuk menginformasikan ke pada customer cukup maksimal

cara kerjanya upaya yang dilakukan oleh English Frist dalam

mempertahankan citra komunikasi kepada coustamersebagai berikut

:

a. Interpersonal Communications : Sales marketing staff, Customer

service.

b. Organizational media : Magazines.

c. News Media : Publisitas seperti review di websites, majalah dan

radio

d. Advertising and Promotional Media : Poster, Banner, Websites,

Social Media (Twitter, Facebook)

Upaya yang lain diterapkan oleh English Fristuntuk

mempertahankan pelanggandan dimata masyarakat citra EF tetap

positif yang sudah ada pendekatannya dengan cara sebagai berikut :

1. Pihak staff lebih mengakrabkan diri kepada customer, misalnya

dengan memberikan sapaan kepada customernya, contoh:

Page 123: SKRIPSI - Moestopo

111

“selamat pagi, siang atau malam“ lalu biasanya bagian staff juga

menanyakan ada kekurangan dari system belajar atau tidak.

2. Menyediakan website khusus untuk student untuk belajar secara

online.

3. Memberikan konsultasi gratis dan dapat mengikuti kelas

tambahan.

4. Menyediakan i-lab untuk student belajar secara onlinedan adanya

wiffi.

5. Member card English First juga dapat digunakan untuk

mendapatkan .fasilitas discount di beberapa tempat yang memiliki

kerja sama dengan pihak English First.

6. EF selalu memberikan good service terhdap customernya.

8. Tahapan Strategi Public Relations 8: Implementing the Strategic

Plan

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan

melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu bagaimana cara English

First menetapkan anggaran dan jadwal untuk mengimplementasikan

program, berikut kutipan pernyataan subyek adalah :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager(CM)mengatakan:

“untuk biyaya anggaran dari riset dari awal sampe sekarang yang di lakukan oleh kita selaku center manager pasti ada mba tapi kita tidak bisa menyebutkan berapanya mba… disini center manager bekerja selaku PR nya mba gitu dari penjadwal riset strategi. Penjdwalan serta penanganan evaluasi saya yang buat mba.dan dibantu oleh staf-staf disini.Untuk program produk baru atau promo biasanya saya

Page 124: SKRIPSI - Moestopo

112

mengadakan rapat dengan antar cabang lainya yang satu francais yang di wakili sebagai selaku central manager juga si mba gitu. nah biasanya ketika kita ada event atau promo dari EF pun kami pun mengundang media untuk dapat menyebar luaskan mba contohnya juga kita setiap membuka program kelas baru atau promo event lalu kita menyebarkan melalui radio yaitu jak fm, prambos biasanya atau melalui brosur dan flayer ” (hasil wawancara 16-juni-2015) Menurut Smith (2002), penetapan anggaran dan jadwal untuk

mengimplementasikan program di perusahaan diperlukan proses

perncanaan anggaran seperti biaya untuk personil, peralatan, biaya

media, fasilitas pendukung dan biaya administasi perusahaan setiap

implementasi program.

Menurut peneliti komunikasi personil, peralatan media, news

media dan fasilitas pendukung sangat membantu perusahaan untuk

melakukan perencanaan dan keberhasilan program. Biaya dan

anggaran kegiatan program untuk promosi pelanggan diharapkan

tidak melebihi biaya yang sudah direncanakan oleh perusahaan.

9. Tahapan Strategi Public Relations Tahapan 9. Implementing the

Strategic Plan

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan

melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu mengenai evaluasi di

akhir kegiatan atau permasalahan yang di hadapi, berikut kutipan

pernyataan subyek adalah :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM)mengatakan:

“kita memang ada evaluasi mba, evaluasi kami ini guna untuk meperbaiki kesalahan kami ketika coustamer tidak nyaman dari service kami atau sistem mengajar kami yang kita

Page 125: SKRIPSI - Moestopo

113

berikan, biasanya kita dapat mengevaluasi masalah dari masukan input customer berupa kuisioner dari student atau inputan langsung kepada kami sehingga kami pun mengadakan rapat biasanya tiap minggu nya untuk menshare inputan tersebut sehingga masalah tersebut bisa ditangani dengan baik,lalu kalo dari evaluasi event tiap tahunnya atau tiap bulannya juga ada mba pastinya kita mengevaluasi dari masukan masukan customeratau postingan di web kami yang berisikan coment atau masukan dari customer sehinga menjadi lebih baik lagi kedepannya". (hasilwawancara 16-juni-2015) Di English Firstevaluasi di masing-masing cabang terhadap

program-program yang sudah dilakukan setiap akhir bulan. Dan

evaluasi inputan langsung keluhan dari customer yang diadakan tiap

minggunya guna untuk memberi kan kenyamanancustomer karena itu

bentuk dari mempertahankan citra perusahaan.

4.4.1 Teori Citra Positif

Menurut M. linggar anggoro menuliskan lima citra yang harus di

dapatkan oleh Public Relations sebagai wakil perusahaan, yaitu citra

bayangan (mirror Image), citra yang berlaku (current image), citra

harapan (wish image), citra perusahaan (corporate image) dan serta

citra majemuk. Kelima jenis citra tersebut harus dimiliki dari citra dari

English Frist (cabang Tebet) .

Saat ditanyakan kepada subyek terkait dengan citra yang

dimikliki oleh EF yaitu :

Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:

“oke mba kalo berbicara masalah citra dari EF itu sendiri sebenarnya citra itu berasal dari presepsi seseorang ya mba,

Page 126: SKRIPSI - Moestopo

114

lalu citra yang dimiliki dari EF selama ini good respon ya mba karena citra disini dibentuk berdasarkan pengalaman seseorang mba, jadi kita membentuk pelayanan yang senyaman mungkin sehingga orang yang belajar disini dapat merasakan itu mba, sehingga ketika customer bisa merasakan hal itu customer pun bisa menceritakan kepada orang- orang juga mba gimna system pelayanan yang diberikan EF maka dari itu EF selalu mengutamakan sistem pelayanan kami mba”(hasil wawancara 14-september-2015)

Pernyataan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku

Customer Relations Officer (CRO) yang mengatakan :

“citra yang di miliki oleh EF ya selama ini selalu good respon mba, memang ketika kita ada kendala dari inputan masuk dari customer kita langsung memecahkan masalah tersebut sehingga masalah tersebut di tangani secara baik mba dari sistem pengajaran kita, dari fasilitas kita dari staff kami apapun itu masalahnya kita langsung memberikan yang terbaik untuk customer agar customer merasa nyaman dan merasa di hargai mba”.(hasil wawancara 14-septebember- 2015)

Dari pernyataan diatas mengenai citra yang dimiliki oleh

English Frist peneliti menyimpulkan bahwa citra EF yang dimiliki

termasuk jenis citra yang berlaku (current image)yang dimana citra

yang melekat pada pihak –pihak luar mengenai suatu organisasi, yang

biasanya di peroleh melalui pengamannya karena dimana ketika

customer berpresepsi positif ke pada EF maka citra yang timbulkan

akan postif dan dapat di ketahui oleh masyarkat luas tentang citra

positif tersebut.

Page 127: SKRIPSI - Moestopo

115

4.4.2 Pola Data Matrix

Dari uraian data di atas penulis dapat mebuat kesimpulan dengan

mengunakan pola data matrix sebagai berikut :

Narasumber 1

(Nita Rachmawaty) = Center Manager

Narasumber 2

(Uni barara) = Customer Relations Officer

Fase formative

research

Fase Strategy Fase Tactics Fase formative

research

Fase

Strategy

Fase

Tactics

1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S 1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S

Fact Finding + + + + + +

Planning + + + +

Communication

And Action

+ + + __

Evaluation + +

Page 128: SKRIPSI - Moestopo

116

Narasumber 1

(Risa) = Student RE

Narasumber 2

(Dimas) = Student EB

Fase

formative

research

Fase

Strategy

Fase

Tactics

Fase

formative

research

Fase Strategy Fase

Tactics

1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S 1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S

Fact Finding

Planning + + + +

Communication

And Action

+ + + +

Evaluation - -

Keterangan :

1. 9 step : 1S- 2S merupakan dari teori 9 step yang di bagi di fase terdiri

dari : analisis situasi, analisis organisasi, analisis public, menetapkan

tujuan dan sasaran, formulasi aksi dan respon strategi, memilih

komunikasi yang efektif, memilih taktik komunikasi efektif,

implementasi perencaan strategi, dan evaluasi perencanaan strategi.

Page 129: SKRIPSI - Moestopo

117

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil peneliti dan pembahasan, dalam bab ini

peneliti akan mengemukakan kesimpulan hasil penelitian. Peneliti

menyimpulkan bahwa EF cabang Tebet melakukan strategi Hubungan

Masyarakat dalam Mempertahankan Citra English Frist, peneliti

menggunakan teori dari Ronald D. Smith dalam buku Strategic Planning

For Public Relations menawarkan model nine steps of strategic Public

Relations. Hal- hal apa saja yang di lakukan dalam mempertahankan

citra tersebut yang mengacu dari model nine step of strategic Public

Relations adalah:

1. Pada fase formative research English Frist (Cabang tebet)melakukan

3 step yang pertama melakukan:

Analyzing situation :English Frist (cabang tebet) melakukan

survey lokasi dan mengadakan kelas geratis selama seminggu

untuk mengetahui apa yang kurang dari EF sebelumnya dan

metode apa yang dibutuhkan masyarakat dalam kursus

bahasa inggris.

Analyzing organization :English Frist (cabang tebet) dimana

melakukan analisis SWOT pada tahap ini untuk menghadapi

kompotitor.

117

Page 130: SKRIPSI - Moestopo

118

Analyzingpublics :English Frist (cabang tebet) pada tahap ini

melakukan good service untuk customernya dan selalu

memikirkan apa yang harus di perbarui atau perbaiki dalam

mempertahan citra mereka.

2. Pada faseStrategyEnglish Frist (cabang tebet) mempunyai 3 step juga

untuk melanjutakan step berikutnya adalah :

Establishing goal and objectives :English Frist (cabang tebet)

pada tahap ini menyatakan bahwa tujuan dan sasaran yang

inggin di capai dari EF tersebut adalah mempertahan kualitas

yang sudah ada serta meningkatkan kualitas dari produk dan

pelayanan dari EF.

Formulating action and response strategies :English Frist

(cabang tebet)pada tahap ini melakukan kegiatan eksternal

seperti event HUT EF yang di sebarkan mengunakan

flayer,sosmed,poster,radio dan media cetak.

Developing the massage strategy : English Frist (cabang

tebet)pada tahap ini EF melakukan pemilihan penyebaran

informasi kepada pelanggan itu dengan menggunakan email,

interpersonal surat, brosur dan majalah

3. Pada fase tactics English Frist (cabang tebet) mempunyai 3 step juga

untuk melanjutkan step berikutnya :

Selecting communication tactics :English Frist (cabang tebet)

pada tahap ini memilik taktik komunikasi yang efektif untuk

Page 131: SKRIPSI - Moestopo

119

penyebaran informasi yang baik kepada customernya atau

khalayk dan membuat upaya yang dimana untuk

mempertahankan pelanggan.

Implementasi the strategic plan : English Frist (cabang tebet)

pada tahap ini penetapan anggaran dan jadwal untuk

mengimplementasikan program di perusahaan EF

menggunakan peralatan media, new media dan fasilitas

mendukung biasanya mengunakan penyebaran kelas program

baru atau event baru melalui flayer dan radio.

Evaluating the strategic plan :English Frist (cabang tebet) pada

tahap ini adalah tahapan terakhir yang dimana EF melakukan

evaluasi dengan mengunakan cara penyebaran kuisioner dari

student atau inputan masuk langsung dari studentlalu hasil dari

data yang di dapatkan di adakan rapat untuk memecahkan

permasalahan yang ada.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis kepada English Frisrtberdasarkan

hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Sebaiknya untuk mekanisme dalam kenyamanan belajar English First

cabang Tebet harus lebih di perhatikan lagi karena guna dalam

kenyamanan belajar student. Koordinasi dalam pembagian student

harus lebih di perhatikan sehingga, student dapat belajar dengan

Page 132: SKRIPSI - Moestopo

120

nyaman dan English Frist dapat menghasilkan good service dalam

pelayanan.

2. Sebaiknya ada sanksi khusus untuk teacher yang suka telat karena

dapat merugikan student.

Page 133: SKRIPSI - Moestopo

121

Page 134: SKRIPSI - Moestopo

122

Informan: 1

Pertemuan Pertama

Subjek/informan 1 : Nita Rachmawaty

Jabatan : Center Manager (CM)

Tanggal wawancara : 16-juni-2015

Waktu wawancara : 09.00-09.30

Tempat wawancara : di ruangan Meeting English First cabang tebet

Fara : Selamat pagi bu nita

Nita : Ya selamat pagi fara, ada yang biasa saya bantu ni?

Fara : Ya bu Nita saya mau nanya tentang strategi PR yang di jalankan EF

ni bu dari awal sampe sekarang, sebelumnya boleh ibu perkenalkan

diri terlebih dahulu?

Nita : Ok nama saya Nita Rahmawaty saya selaku Center Manager disini

yang berperan sebagai PR di cabang Tebet

Fara : Ooo gitu bu nita jadi Peranan PR di pegang oleh Center Manager ya

kalo setiap cabang?

Nita : Ya bener sekali fara dan juga kita disini EF cabang Tebet di bawah

naungan Swara Group.

Page 135: SKRIPSI - Moestopo

123

Fara : Ooo gitu bu jadinya, aku mau nanya ni sebelumnya, sebelum

memutuskan untuk membangun EF, apakah ibu melakukan survey

atau observasi lapangan terlebih dahulu, apa yang membuat ibu

tertarik sehingga menjadi begitu penting untuk mendirikan EF di lokasi

Tebet ini?

Nita : Sebenarnya sebelum di buatnya EF di cabang Tebet ini kita

tentunya melakukan survey mengenai lokasi apakah lokasi di Tebet ini

cukup strategis atau tidak? Apakah lokasi di Tebet ini dekat dengan

kompotitor dari EF atau tidak? lalu kenapa kita mendirikan di Tebet

juga karena dekat dengan sekolah unggulan di Jakarta selatan

kususnya daerah Tebet. Selain itu kami juga pastinya mengadakan

survey, survey yang dimana, apa yang dibutuhkan dari customer kita,

dari pembelajaran bahasa Inggrisnya Misalnya kayak kita

mengadakan kelas privat kelas tambahan, lalu dari pembelajaran

yang enjoy agar student betah dengan belajar di EF jadi sebelum

belajar kita pasti ada games untuk student. Lalu kita juga ada

pembelajaran online mba guna bagi student yang berhalangan hadir.

Kita melakukan itu semua berdasarkan analis SWOT kita dengan

kompotitor sebelumnya. Pastinya kita memikirkan itu karena

persiangan di tahun 2000 an pada awal mulanya di bangun EF

cabang Tebet ini cukup ketat yang mengenai jasa pendidik bahasa

Inggris dan dimana di tahun tersebut sudah mulai banyak sekolah

yang bermuncul bertaraf Internasional di jakarta. Lalu sebelum

Page 136: SKRIPSI - Moestopo

124

didirikan di Tebet kita pun mengadakan kelas gratis untuk mengetahui

hal apa yang di inginkan customer dari pembelajaran bahasa

Inggrisnya yang customer ingin kan seperti apa. Kita pun melakukan

riset kelas gratis selama seminggu di cabang pertama di pluit guna

unuk mengetahui apa yang di ingin dan bahan dari evaluasi kita juga

jadi EF Tebet adalah cabang ke 2 kami mba.

Fara : Kalo dari tujuanya ni bu nita di dirikannya EF di cabang Tebet itu apa

ya?

Nita : Kita disini mendirikan EF di cabang Tebet untuk memperluas

jaringan sistem mengajar EF yang tidak hanya di satu daerah saja

tetapi di tebet kita dirikan juga, yang dimana sebelumnya kita

mendirikan di daerah pluit. kita mendirikan EF di Tebet bertujuan

untuk mempermudah masyarakat yang bermasalah di komunikasi

bahasa Inggrisnya dengan sistem pelayanan dan fasilitas EF yang

mengikuti jaman, maka customer bisa merasakan nyaman dengan

pelayanan dan fasilitas kami.

Fara : Ooo gitu bu nita sekarang ini kan banyak banget kan bu bisnis

kursus bahasa inggiris bermunculan apakah dari pihak EF mempunyai

analisis SWOT? Lalu yang kita biasa lihat saingan terberat dari EF

Wall streat dan TBI gimana cara EF cabang Tebet disini mengatasi

hal tersebut?

Page 137: SKRIPSI - Moestopo

125

Nita : Cara kita menghadapinya pastinya ada analisis SWOT mba, karena

kita tidak murni hanya PR saja, ketika membuat suatu program itu

pendekatan SWOT analysis nya. Selain itu kita harus yakin EF itu

memang yang terbaik, kami kan disini juga mempunyai selling point

yang banyak atau Strenght dari kami jadi ketika customer

membandingkan kami dengan kompotitor. kami sih tidak pernah

menjatuhkan si kompotitor tersebut, tapi kita memberi tahu tentang

selling point yang kami punya, jadi customer dapat melihat dan bisa

joint dengan EF Tebet disini.

Fara : Kalo ngomongin SWOT perusahaan sendiri. Apa sih bu yang

menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi EF

cabang Tebet? Ehm….kita berbicara dari Strength dulu ya bu?

Nita : Oke saya jawab dari Strengthnya dulu, selling point yang menjadi

kekuatan dari English Frist (EF) sanggatlah banyak berdasarkan

pengalamanya yang sudah hampir 65 tahun dan pengalaman yang di

alami EF Tebet sudah 15 tahun lamanya yaitu dari sistem pengajaran

yang sudah moderen yang adanya i-Lab, fasilitasnya yang

mendukung serta memberikan kenyamanan bagi student dan

pelanggan atau customer dan memiliki Native speakers dari berbagai

Negara. Lalu kekuatan yang kami miliki kita mempunyai parent page

yaitu media online untuk orang tua murid, disini tersedia semua

informasi mengenai proses belajar student, kita juga punya parents

teacher meeting dimana pertemuan antara orang tua dan kepsek,

Page 138: SKRIPSI - Moestopo

126

fungsinya untuk tahu progress dan jika ada inputan orang tua biasa

langsung di sharing, kita juga mempunyai pre course orientation yaitu

pengenalan fasilitas dan kegiatan extra yang biasa didapatkan oleh

student selama kursus di EF gitu mba fara hehe

Fara : Wahhh kekuatan EF banyak juga ya bu Nita kalo dari Weaknessnya

apa ya bu Nita?

Nita : kalo dari kelemahannya EF prentasi kelanjutan student alduts masih

rendah lalu dari mekanisme pembagian student masih melebihi

kapasitas jadi kelas suka full mba dan keterlambatan dari si teacher si

mba namanya juga kota Jakarta ya hehe, kelamahan yang ada di EF

tidak membuat kami mundur mba… jadi kita malahan di balik dari

kelamahan dari kita punya, kita pun mempunyai selling point yang

berbeda dengan kompotitor dan kita tidak pernah menjatuhkan

kompotitor saat customer atau pelanggan membandingkan kita, tapi

kita malahan memperlihatkan selling point yang kita punya terhdap

pelanggan sehingga customer atau pelanggan juga yakin terhadap

kami

Fara : lalu bu Nita ketika terjadi seperti apa yang ibu bilang apa kah ada

evaluasi yang di berikan EF?

Nita : Sebenarnya kita memang suka ada masalah dalam mekanisme

pembagian student tetapi masalah tersebut sudah kita dapat tanggani,

ehmmm….oiya kita juga selalu memberikan kuisenioner yang isinya

Page 139: SKRIPSI - Moestopo

127

tentang bagaimana sistem pembelajaran EF, apakah sudah cukup

memuaskan atau belum? lalu dari segi pengajaran si teachernya,

apakah ada masalah dari teacher tersebut dari pengajarannya?

Ehmmm…dan dari segi fasilitasnya dan kenyamanannya juga

bagaimana, ketika ada masalah atau student merasa tidak nyaman

kita menshare tersebut. Lalu kita mengadakanya di rapat dan

memecahkan masalah tersebut, sehinggga student atau customer

merasa nyaman terhadap kerja kami.

Fara : Ooo gitu mba kalo dari Opportunitynya ni bu nita peluang dri EF itu

sendiri apa si bu Nita?

Nita : Menurut saya peluang yang sangat membantu sekali dalam

perkembangan melakukan proses bisnis EF adalah makin banyak

sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School di Jakarta dan

awal mula sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School pada

tahun 2000-an,makin lama makin meningkat dan juga semakin

ketatnya persaingan di dunia kerja yang membutuhkan kemahiran

berbahasa Inggris dan serta gaya hidup di semua kalang pada era

globlasisasi ini untuk menguasai bahasa Inggris dalam berinteraksi

bukan hal yang asing lagi. Sehingga program-program dalam EF

dapat menawarkan ke pada customer atau student dengan tepat

sesuai yang dibutuhkan oleh mereka. Lalu dari tempat yang strategis

bisa kita liat dikawasan Tebet yang di kelilingi banyak sekolah

unggulan, bisa di jangkau dari semua kalangan dari tingkat kids,

Page 140: SKRIPSI - Moestopo

128

teenegers, dan alduts, dan jumlah cabang EF lebih banyak juga dong

mba pastinya dari pada kompotitor sejenis.

Fara : Oooo gitu ya mba kalo dari Threat nya di bu Nita apa si ancaman

dari EF dalam mengahadapi kompotitor?

Nita : Memang ada kompotitor kita yang hampir sama keunggulanya

dengan kita seperti Wall Streat dan TBI, lalu juga banyak pemain baru

dalam industry sejenis yang bermunculan dan juga ada ni mba

kompotitor yang memiliki kualitas yang mendekati lebih dari EF, tetapi

kita tidak putus asa kita tetap yakin EF itu yang terbaik,kami pun juga

mempunyai banyak selling point, jadi ketika customer

membandingkan kita dengan kompotitor, kita tidak menjatuhkan

kompotitor tersebut justru kita memberikan selling point yang kita

punya terhadap customer sehingga customer yakin terhdap EF serta

dapat join (bergabung) dengan EF Tebet

Fara : Oiya bu Nita kalo dari perencanaan program EF cabang tebet itu

sendiri gimana ya bu? Untuk menarik pelanggan agar dapat belajar di

EF?

Nita : kita disini banyak program yang di tawarkan untuk customer dari

anak kecil hingga dewasa. setiap program yang kami tawarkan

mempunyai golongan, golongan tersebut terdiri dari: pendidikan

bahasa Inggirs untuk anak-anak, pendidikan bahasa Inggris untuk

dewasa, pendidikan bahasa Inggris untuk remaja, pendidikan bahasa

Page 141: SKRIPSI - Moestopo

129

Inggris untuk SMA swasta Internasional, pendidikan bahasa Inggirs

program S1 dan S2, pendidikan bahasa inggirs untuk perusahaan dan

Kita mempunyai program yang dinamakan Home Stay, yang dimana

student bisa merasakan belajar bahasa Inggris di luar negri. Program

ini lah yang membedakan kami dengan kompotitor lainya. Semua

program-program kami pun tersusun dengan baik sesuai

segmentasinya.

Fara : Kalo perecana program pun sudah dibuat dengan sebaik mungkin

bagaimana dengan dengan fasilitas dan kenyamanan yang diberikan

dari EF cabang Tebet itu sendiri?

Nita : Pelayanan dan fasilitas itu sangat penting bagi kami, kami selalu

memberikan yang terbaik untuk customer karena customer merasa

nyaman dengan fasilitas dan pelayanan yang kami buat itu point bagi

kami, agar customer pun merasa nyaman dengan apa yang diberikan

oleh EF.

Fara : lalu kalo dari analisa public gimana bu nita apa yang di berikan ke

public agar EF terkesan berbeda atau public dapat tertarik dengan EF

cabang Tebet?

Nita : Kalo sejauh ini kita ada kok analisi publik dimana kita memberikan

hal yang berbeda atau hal yang dapat membuat customer tertarik

dengan program kita, contohnya dari pemberian kelas gratis selama

seminggu sehingga customer dapat mengetahui bagaimana belajar di

Page 142: SKRIPSI - Moestopo

130

EF, mengadakan kelas yang fun tidak menegangkan seperti adanya

games di dalem kelas, nonton bareng di dalem kelas sesuai

pembelajaran sehingga student dapat nyaman dan tidak bosan untuk

belajar lalu kita mungkin kita memerikan potongan harga pemberian

voucher maupun hadiah agar custamer tertarik dan mau memilih

produk program yang ditawarkan EF Tebet, sebenarnya si tujuannya

dilakukan ini sebagai bentuk kepedulian EF dengan memberikan

keringanan biaya agar belajar bahasa inggris dapat di ikuti oleh

berbagai kalangan. Kita mengunakan taktik ini guna untuk menarik

pelanggan agar juga tertarik dengan program yang kami berikan serta

student tetap betah dengan belajar di EF.

Fara : lalu bu nita bagaimana sasaran dan tujuan yang di harapkan EF

cabang Tebet?

Nita : yang di harapkan EF dari tujuan dan sasaran, EF mempertahankan

kulaitisnya itu sudah pasti harus mempertahankan apa yang ada

sekarang, itu lebih sulit dari pada proses pencapaian sekarang. Selalu

menambah kelas baru, selalu berinovasi lalu memberikan pelayanan

yang maksimal kalau, pencapaian target kita saat ini sudah cukup baik

student kita bertambah terus menerus, pembelajaran sudah mengikuti

teknologi , strategi dari kita memberikan kelas gratis juga ni selama

seminggu untuk customer ingin mecoba dan yang paling utama

Engllish Frist sudah dikenal masyarakat sebagai kursus bahasa ingris

ternama. ngomongin target sasaran yang di buat EF ya…target

Page 143: SKRIPSI - Moestopo

131

sasaran kita dari kids, teenegers sampai aldult sebenarnya si kita

tidak hanya inggin masyarakat wilayah tebet saja si yang bergabung

dengan EF cabang Tebet ini tapi dari wilayah Kali Bata, Bukit Duri

atau daerah sekitarnya untuk joint sama kami hehe. Nah dari tujuan

kami, kami membatu kesulitan customer yang sulit berhasa Inggirs

sehingga kesulitan tersebut bisa diatasi mba gitu jadi apa yang di

butuhkan customer kita input dengan baik sehingga dari kami

membatu customer dengan baik pula.

Fara : Kalo dari produk dan pelayanan EF cabang Tebet apa saja ni bu

yang di berikan kepada customer?

Nita : Kalo dari produk yang kita berikan kepada customer itu sendiri

seperti: Meningkatkan citra sebagai kusrus bahasa Inggris yang

kurikulumnya menunjang dengan teknologi mengikuti jaman dan dari

sisi pelayanan nya dan kenyamanannya good service, Menjaga

kesetiaan customer yang telah bergabung, Menambah jumlah

customer baru, dan meningkatnya hubungan komunikasi dengan

public. Nah kalo dari pelayanannya ni mba yaitu meningkatnya

layanan dengan menambah jumlah karyawan, Teacher dari Indonesia

dan Native Speaker, Mempunyai I-lab yang teknologi cangih,

Mempunyai jadwal ektra kelas tambahan, Mengadakan special event

setiap 3 bulan atau pertahunnya, Memaksimalkan layanan social

media gitu Mba fara. Ada lagi gak mau di tanya Mba fara? hehe

Page 144: SKRIPSI - Moestopo

132

Fara : Ada bu Nita masih ada 5 step pertanyaan lagi hehe

Nita : Yaudah silahkan mau nanya apa lagi mba fara mumpung saya

belum ada meeting ni mba hehe

Fara : Gini bu Nita kalo dari strategi dan formulatif apakah yang dilakukan

EF dalam persaingan pada saat ini?

Nita : Mungkin dari kegiatan eksternal yang kami adakan yaitu seperti

event HUT EF, EF goes to School atau EGTS, EF back to school atau

BTS, EF grand Open house, EF color your Day, EF RaF goes to

London, dan bagian PR buat strategi kemudian menyebarkan ke

media kalaupun ada event, lalu kita sebarkan event ini juga biasanya

melalui flayer, sosmed, poster, radio dan media cetak biasanya kita

melakukan strategi ini guna untuk menarik customer agar joint ke EF

tebet

Fara : Ooo gitu bu kalo dari event-event tersebut tadi kan bu Nita

menyebutkan kalo EF mengadakan potongan harga itu sistemnya

gimana ya bu?

Nita : jadi gini apabila ada customer yang sudah bergabung dengan EF

cabang Tebet ia mendapatkan voucher potongan harga, voucher

tersebut biasa di pakai untuk dirinya apabila ia mengajak bergabung

temannya atau sanak keluarganya dia mendapat potongan harga

untuk melanjutkan level dan customer yang baru join juga

mendapatkan potongan harga. lalu banyak lagi potongan harga yang

Page 145: SKRIPSI - Moestopo

133

diadakan oleh EF tetapi ketika produk program yang sedang promo

atau produk program yang penjualannya menurun baru kita

mengadakan potongan harga dari situ lah strategi PR yang dilakukan

oleh kami mba untuk menarik customer serta mempertahan citra

perusahaan.

Fara : Disini ada gak bu Nita komunikasi ke pada customer tentang

gimananya EF lalu menggunakan strategi alat apa aja ni bu Nita untuk

menyebarkan informasi tersebut?

Nita : Komunikasi kita kepada customer itu pasti perlu mba.. komunikasi

kita terhadap pelanggan hal yang mengenai apapun tetang EF itu

penting untuk kenyamanan dan informasi bagi customer biasanya kita

menginformasikan yang menggenai EF dari event atau pemberitahuan

kita melalui email, surat interpersonal, brosur, majalah atau eksternal

lainya kita melakukan hal ini untuk kenyamanan dan informasi si

customer.

Fara : lalu mengunakan alat media seperti apa bu Nita dan bagaimana

penerapannya?

Nita : ya….yang sudah saya jelaskan mba PR melakukan penyebaran

informasi tentang EF kepada costomer dengan mengunakan media

komunikasi email, web, majalah, media online kami juga secara

langsung terkadang memberikan informasi ke pada costomer guna

untuk memberi kenyamanan dan agar customer dapat betah dengan

Page 146: SKRIPSI - Moestopo

134

belajar di EF, informasi itu sangat penting contohnya dari adanya

kelas ekstra tambah bagi student yang inggin melakukan kelas

tambahan bisa masuk kelas tersebut lalu kita informasikan hal

tersebut biasanya lewat email, telpone, atau secara langsung kepada

student tersebut jadi segala informasi kami pasti beri tahukan mba tapi

kalo dari informasi event atau riview event yang dilakukan EF

biasanya kita mengunakan poster, baner, radio, websites, publisitas

review di website, dan Magazines

Fara : Ada gak si bu Nita upaya dari EF cabang Tebet untuk

mempertahankan pelanggan dan dimata masyarakat citra EF tetap

positif?

Nita : Ada dong mba fara kayak gini ni Pihak staff lebih mengakrabkan diri

kepada customer, misalnya dengan memberikan sapaan kepada

customernya, contoh : “selamat pagi, siang atau malam“ lalu biasanya

bagian staff juga menanyakan ada kekurangan dari system belajar

atau tidak? lalu Menyediakan website khusus untuk student untuk

belajar secara online, Memberikan konsultasi gratis dan dapat

mengikuti kelas tambahan, Menyediakan i-lab untuk student belajar

secara online dan adanya wiffi, Member card English First juga dapat

digunakan untuk mendapatkan. fasilitas discount di beberapa tempat

yang memiliki kerja sama dengan pihak EF dan yang terakhir EF

selalu meberikan good service terhadap customernya itu paling

penting.

Page 147: SKRIPSI - Moestopo

135

Fara : Kalo dari segi menetapkan anggaran dan jadwal untuk

mengimplementasikan program gimana bu Nita?

Nita : untuk biaya anggaran dari riset dari awal sampai sekarang yang di

lakukan oleh kita selaku Center manager pasti ada mba tapi kita tidak

bisa menyebutkan berapanya mba… disini center manager bekerja

selaku PR nya mba gitu dari penjadwal riset strategi. Penjadwalan

serta penanganan evaluasi saya yang buat mba.dan dibantu oleh staf-

staf disini. Untuk program produk baru atau promo biasanya saya

mengadakan rapat dengan antar cabang lainnya yang satu francais

yang di wakili sebagai selaku central manager juga si mba gitu. nah

biasanya ketika kita ada event atau promo dari EF pun kami pun

mengundang media untuk dapat menyebar luaskan mba contohnya

juga kita setiap membuka program kelas baru atau promo event lalu

kita menyebarkan melalui radio yaitu jak fm, prambos biasanya atau

melalui brosur dan flayer.

Fara : Nah ni bu Nita kalo dari segi evaluasi EF mengadakan evaluasi

seperti apa ya?

Nita : Kita memang ada evaluasi mba, evaluasi kami ini guna untuk

memperbaiki kesalahan kami ketika custamer tidak nyaman dari

service kami atau sistem mengajar kami yang kita berikan, biasanya

kita dapat mengevaluasi masalah dari masukan input customer

berupa kuisioner dari student atau inputan langsung kepada kami

Page 148: SKRIPSI - Moestopo

136

sehingga kami pun mengadakan rapat biasanya tiap minggu nya

untuk menshare inputan tersebut sehingga masalah tersebut bisa

ditangani dengan baik, lalu kalo dari evaluasi event tiap tahunnya atau

tiap bulannya juga ada mba pastinya kita mengevaluasi dari masukan

masukan costomer atau postingan di web kami yang berisikan coment

atau masukan dari customer sehingga menjadi lebih baik lagi

kedepanya.

Page 149: SKRIPSI - Moestopo

137

2. Informan 2

Pertemuan ke empat

Subjek/informan pendukung 1 : Uni barara

Jabatan : Customer Relations Officer (CRO)

Tanggal wawancara : 22-juni-2015

Waktu wawancara : 09.00-09.30

Tempat wawancara : di Office English First cabang tebet

Fara : Selamat pagi mba uni aku fara

Uni : Halo fara selamat pagi ada yang biasa saya bantu ni fara?

Fara : Oiya sebelumnya boleh mba uni perkenalkan diri dulu serta jabatan

mba uni sekarang yang di pegang?

Uni : Ooo tentu boleh nama saya Uni Barara saya di sini menjabat

sebagai Customer Relations Officer (CRO) fara

Fara : Oooo gitu aku mau nanya ni mba uni tentang strategi dari EF disini,

kira- kira sebelum di dirikan di lokasi tebet apa kah melalkuan survey

gitu gak si mba uni?

Uni :Jadi gini mba sebelum di bangun EF tebet ini kita ada survey lapang

pastinya dong untuk target yang tertuju sesuai atau gak? Lalu ini kan

Page 150: SKRIPSI - Moestopo

138

EF tebet cabang ke 2 jadi seblumnya kita mengadakan kelas geratis

di EF cabang pertama yang dimana customer yang inggin mencoba

kelas EF tersebut, bisa mencobanya selama seminggu lalu abis itu

kita mengadakan interview terhadap customer tersebut apakah ingin

joint dengan kami atau gak lalu apa yang dibutuhkan dari customer

tersebut dan apa saja kekurangan dari kami jadi kita dapat

memberbaiki serta membangun EF di cabang tebet mba, lalu kami

pun juga sebelum membuat EF tebet sebenernya menyeleksi teacher

dari Indonesia yang berkompeten lalu kita juga mengambil teacher

dari luar negeri yaitu native speaker agar customer tertarik dan dapat

belajar langsung dengan native speaker tersebut.

Fara : kalo dari tujuan sendiri apa ya mba uni kenapa di dirikan di lokasi

tebet?

Uni : Tujuan dari English first cabang Tebet ini sendiri mungkin sama

dengan tujuan awal dari EF umumnya tapi tujuan di dirikan EF di tebet

sebenarnya ingin memperluas dari EF itu sendiri, jadi tidak hanya di

satu tempat saja sehingga masyarakat dapat belajar di EF dengan

mudah

Fara : Oooo gitu mba uni

Uni : Oiya lalu tujuan dari kami juga kita disini mendirikan EF di cabang

tebet untuk memperluas jaringan sistem mengajar EF yang tidak

hanya di satu daerah saja tetapi di tebet kita dirikan juga,kita

Page 151: SKRIPSI - Moestopo

139

mendirikan EF di tebet bertujuan untuk mempermudah masyarakat

yang bermasalah di komunikasi bahasa Inggrisnya dengan sistem

pelayan dan fasilitas EF yang mengikuti jaman, maka customer bisa

merasakan nyaman dengan pelayanan dan fasilitas kami

Fara : Oooo gitu mba uni banyak juga ya tujuan dari EF, nah sekarang ini

kan persaingan semakin ketat ya dalam bisnis Kursus bahasa Ingrris,

banyak kompotitor yang sejenis lah bermunculan . apalagi saingan

terberat EF kayaknya Wall streat lalu bagaimana ni cara menghadapi

kompotitor tersebut?

Uni : Wah kalo persaingan dalam bisni emang cukup banyak tapi kami

tidak pernah takut atau merasa gimana gitu mba fara. soalnya kita pun

juga mempunya banyak kelebihan dari kompotitor lain dari segi

fasilitas mba fara bisa di lihat sendiri kan kita mempunya I-Lab ruang

kelas yang mendungkung fasilitas dan teknologinya dan dari sisi

pengajaranpun juga udah berkompeten mba fara

Fara : Kalo dari peluang yang dimiliki dari EF cabang tebet itu sendiri

gimana ya mba uni?

Uni : Jadi gini mba..sekarang ini bahasa inggris sanggat amat

berkembang pesat di jaman era globalisasi sekarang ini, sudah

banyak sekolah yang bertaraf Internasional juga,dan kita berkerja di

manapun harus mahir bahasa Inggris karena penting, nah peluang

bagi EF yaitu menawarkan program-programnya dari EF yang tepat

Page 152: SKRIPSI - Moestopo

140

terhadap customernya dan EF pun juga memiliki system pembelajaran

sudah mengunakan teknologi yang mengikuti jaman,sehingga

customernya banyak tertarik dari system EF tersebut.

Fara : Kalo disini adakah kendala gitu gak si mba uni dari system atau dari

masalah teachernya?

Uni : Kalo dari keterlambatan teacher emang kadang dialami ya namanya

juga kota Jakarta macet mba.. tapi kita pun suka menegur teacher

tersebut agar antisipasi dateng lebih awal mba.

Fara : Bagaimana mekanisme dalam organisasi EF ya mba uni?

Uni : Situasinya otomatis kondusif ya karena kita dari kita dari struktur

organisasinya pun terarah, dari hal sekecil apapun itu sangat di

perhatikan kalau mengenai organisasi disni

Fara : Oiya gimana mba uni dari analisis public tentang citranya EF cabang

tebet itu sendiri?

Uni : Kalo sejauh ini pandangan dari opini public ehmm… good respon ya

dari kebanyakan customer, karena EF selalu memberikan good

service terhadap customernya yang dimana team EF atau suatu

organisasi dalam EF selalu memikirkan apa yang harus di perbarui

atau perbaiki, hal sekecil apapun sangat diperhatikan dalam

mempertahankan citra perusahan sehingga pandangan dari

masyarakat dapat positif terus terhadap EF.

Page 153: SKRIPSI - Moestopo

141

Fara : lalu bagimana sasaran yang dituju dalam EF ya mba uni?

Uni : Sasaran yang di tuju EF pertamanya kids, tenenegers samapi alduts

sebenernya yang kita tuju semua kalangan ya… karena kami

mempunyai produk programnya dari segi anak-anak hingga dewasa

lalu kami pun juga sering mengadakan promo potongan harga untuk

membantu meringan biyaya dalam kurus bahasa ingris.

Fara : Apakah promo itu berlaku tiap bulannya dan semua program

dilaksanakan namanya potongan harga?

Uni : tidak semua produk program diberikan potongan harga pada waktu

yang bersamaan. Potongan harga di berikan untuk produk program

yang sedang promo atau produk program yang penjualanya menurun

Fara : Strategi dan formulatif apa yang dilakukan EF dalam persaingan

pada saat ini?

Uni : Ya kalo kami sih lebih focus ke service excellent ya, service exellent

artinya kita bisa kasi yang terbaik buat customer, jadi sekecil apapun

inputan dari customer pasti kita memberikan solusi yang terbaik ,jadi

customer pun bias merasa nyaman gitu mba fara. Nah lalu kita ada

namanya CRO jadi itu yang kusus menangani atau menghendel

inputan-inputan dari customer, jadi customer memberikan inputan

sehabis itu kita kasi ni feedbacknya, nah gunanya untuk menjaga

kepercayaan dari customer yang diberikan yang sudah ada.

Page 154: SKRIPSI - Moestopo

142

Fara : Bagaimana taktik komunikasi EF dalam mempertahan citra

perusahan?

Uni : Kita biasanya mengunakan alat media komunikasi tercepat dan

tersimple untuk penyebaran semua informasi dari halnya email.

Sosmed atau pun secara interpersonal biasanya juga kita menyebar

informasi melalui flayer, brosur , atau iklan di radio mba fara kalo

dalam event gitu si, kalo bisa dibilang pastinya kita sekecil informasi

apapun kita pasti menginformasikan itu untuk kenyaman bagi

customer kita

Fara : Nah yang terakhir ni mba uni kalo dari kalo cara evalusianya gimna

ya si EF cabang tebet ini?

Uni : Cara pengevaluasinya kita biasanya dengan cara menyebar kan

kusioner si mba ke pada student yang,sedang belajar di EF, kami

meminta waktu luang untuk mengisi keluhan apa saja yang terdapat

selama belajar di EF ada lagi kita pun biasanya kalo habis event acara

besar biasanya kami pun ngeposting hasil akhir dari event tersebut

lalu biasanya terdapat coment-coment dari customer. Lalu biasanya

inputan-inputan yang masuk kita langsung mengadakan rapat serta

memberikan solusi yang terbaik untuk customer guna untuk

mempertahan citra dan untuk kenyaman dan pelayaan bagi kami

Fara : Ooooo gitu mba uni di EF pastinya melakukan rapat evaluasi berpa

kali ya?

Page 155: SKRIPSI - Moestopo

143

Uni : Tiap minggunya pasti ada dan tiap bulanya juga ada mba fara

Fara : Oooo gitu mba uni makasi sebelumnya ya atas waktuknya

Uni : Ya fara semoga bermanfaat ya fara

Fara : Amin mba uni

Page 156: SKRIPSI - Moestopo

144

1. Informan pendukung 1

Pertemuan ke tiga

Subjek/informan pendukung 1 : Risa

Status : Student (RE)

Tanggal wawancara : 22-juni-2015

Waktu wawancara : 18.20-18.45

Tempat wawancara : di tempat santaiEnglish First cabang tebet

Fara : Halo selamat sore perkenal kan nama saya fara

Risa : Ya sore mba fara

Fara : Maaf ni ganggu mba kira- kira mba disini sudah berapa lama kursus

bahasa Inggris? Oiya sampe lupa namanya siapa ya mba?

Risa : Nama saya risa mba, saya disini udah hampir 1 tahun lebih

kayaknya mba kursus disini mba .

Fara : Ooo kira mba mengikuti kursus produk program apa ya mba? Kok

bisa tertarik dengan kursus bahasa Ingrris disini mba, gimana

ceritanya?

Risa : Saya program re- engglish si mba disini, jadi gini saya waktu itu di

berikan voucher oleh sepupu saya voucher potongan harga EF dan

Page 157: SKRIPSI - Moestopo

145

saya pun melihat promo program produknya di flayer dekat rumah

saya,jadi saya tertarik untuk joint dengan EF dan apa yang saya

butuhkan untuk belajar di EF ada semua

Fara : Jadi mba risa masuk sini rekomendasi dari saudaranya mba risa ya?

Kira-kira apa yang mba risa rasakan setelah belajar di EF cabang

Tebet ini ya mba?

Risa : Ya…selama saya belajar di EF cabang Tebet saya merasakan

banyak sekali hasilnya. Dari tantangan yang saya alami dalam

berbahasa Inggris, yang selama ini saya merasa sangat kurang dalam

berbahasa Inggris, sekarang saya sudah bisa untuk berbicara bahasa

Ingris dengan germar yang benar dan dengan fasilitas yang di berikan

EF saya merasakan tidak bosan dalam sistem pembelajaranya karena

mengikuti perkembangan jamannya…kalo dari sistem pelayanan saya

merasa nyaman sampai sekarang

Fara : Wah bagus dong mba kalo gitu jadinya lalu ada gak kekurang dari

EF cabang Tebet itu sendir menurut mba risa?

Risa : Hal yang kurang dari EF mungkin dari sistem pembagian student

yang terlalu banyak di kelas, awalnya sih bilangnya…dalam isi

kelasnya 10 orang, gak tau kenapa student yang ada di dalam kelas

ada 15 orang kok ya? hehe terkadang kalo lagi isi full agak susah

konsen belajarnya sih mba.. hehe tapi kalo dari fasilitasnya mungkin

Page 158: SKRIPSI - Moestopo

146

ac nya terkadang suka bocor si mba tapi untuk lainnya si gak ada mba

hehe

Fara : Oke makasi mba risa atas waktunya

Risa : Oke mba fara

Page 159: SKRIPSI - Moestopo

147

3. Informan pendukung 2

Pertemuan ke empat

Subjek/informan pendukung 1 : Dimas

satus : student Englis bisnis (EB)

Tanggal wawancara : 17-juni-2015

Waktu wawancara : 09.00-09.15

Tempat wawancara : di tempat santaiEnglish First cabang tebet

Fara : Halo selamat malem saya fara boleh saya nanya sedikit ni tentang

EF, oiya namanya siapa ya mas?

Dimas : Halo selamat malem juga mba fara, saya dimas mba fara. oke bole

aja kok

Fara : Oke maaf ya ganggu sebentar belum masuk ke ruangan kelas kan,

saya mau nanya dikit aja kok mas. Udah berapa lama ya mas di EF

cabang Tebet ini? Terus kalo boleh tau mas dimas masuk dalam

produk program apa ya di EF cabang Tebet ini?

Dimas : Ya mba fara saya disini masuk di kelas bisnis English mba terus

saya disini baru 7 bulan mba disini

Page 160: SKRIPSI - Moestopo

148

Fara : Ooo gitu terus kenapa mas dimas tertarik kursus bahasa Inggris

disini ya? kenapa gak di tempat yang lain kan banyak tuh mas dimas?

apa yang mendukung buat kursus disini disini?

Dimas : Saya tertarik kurus bahasa Inggris disini karena mungkin yang saya

butuhkan disini ada ya mba… yaitu dari program bisnis englishnya

mba apa lagi saya kerja di bagian bisnis mba gitu. Yang mendukung

saya buat les disini awalnya saya mendengar lewat radio lalu saya

juga melihat flayer di deket rumah saya, nah kebetulan rumah saya

tidak jauh dengan tempat ini mba di Tebet juga jadi saya habis pulang

kantor bisa sempet untuk kursus bahasa Inggris dahulu.

Fara : Ooo gitu mas dimas kira-kira apa yang mas dimas rasakan setelah

belajar di EF cabang Tebet ini ya mba?

Dimas : Yang saya rasa kan les disini mungkin enjoy ya mba. saya disini

merasa nyaman apa yang di berikan oleh EF mba dari segi

pembelajaranya bermanfaat buat saya kerja dan saya dapat

mengaplikasinya di tempat kerja

Fara : Kalo dari segi kekurangan EF ada gak mas yang di rasakan? Apa

dari fasilitasnya apa pelayanannya ?

Dimas : Sejauh ini fasilitas dan kenyamanan yang diberikan EF good service

lah mba cuman terkadang teachernya suka telat dateng mba

Fara : Oooo gitu sering gak mas telatnya itu si teachernya?

Page 161: SKRIPSI - Moestopo

149

Dimas : Jarang si mba tapi kalo bias itung dalem sebulan mungkin 3 kali telat

mba fara

Fara : Oke makasi ya mas dimas atas waktuya

Dimas : Oke mba fara