SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol...

152
PEMILIHAN, EFEK SAMPING, DAN GAMBARAN EFEK KOMBINASI PSIKOTROPIKA DALAM USAHA DETOKSIFIKASI KETERGANTUNGAN NAPZA DI PANTI REHABILITASI PURI NURANI PERIODE SEPTEMBER – DESEMBER 2003 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan Oleh: MARTINUS HADIBOWO NIM : 998114216 NIRM : 990051122004120187 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol...

Page 1: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

PEMILIHAN, EFEK SAMPING, DAN GAMBARAN EFEK KOMBINASI PSIKOTROPIKA DALAM USAHA DETOKSIFIKASI

KETERGANTUNGAN NAPZA DI PANTI REHABILITASI PURI NURANI PERIODE SEPTEMBER – DESEMBER 2003

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan Oleh: MARTINUS HADIBOWO

NIM : 998114216 NIRM : 990051122004120187

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

ii ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

Pengesahan Skripsi

Berjudul

PEMILIHAN, EFEK SAMPING, DAN GAMBARAN EFEK KOMBINASI PSIKOTROPIKA DALAM USAHA DETOKSIFIKASI

KETERGANTUNGAN NAPZA DI PANTI REHABILITASI PURI NURANI PERIODE SEPTEMBER – DESEMBER 2003

Oleh:

MARTINUS HADIBOWO NIM: 998114216

NIRM: 990051122004120187

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada Tanggal : 26 Desember 2007

Mengetahui

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rita Suhadi, M.Si., Apt

Dosen Pembimbing: Dra. A. M. Wara Kusharwanti, Apt. Panitia Penguji: 1. Aris Widayati M,Si., Apt .........................

2. Dra. A. M. Wara Kusharwanti, Apt. ........................

3. Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt .........................

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

AAdd MMaaiioorreemm

DDeeii GGlloorriiaamm

Skripsi ini tersembahkan kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa sebagai bentuk pelayanan nyata.

2. Orangtua sebagai ungkapan rasa hormat terima kasih, dan bakti yang tak terhingga.

3. kepada Almamaterku, Rekan-rekan pemakai, dunia Farmasi.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, September 2007

Penulis,

Martinus Hadibowo

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

INTISARI

Dalam beberapa tahun terakhir ini, penyalahgunaan napza menjadi

masalah yang sangat besar. Fenomena napza bagaikan gunung es. Tidak disangkal bahwa peredaran napza tersebut sangat meresahkan masyarakat karena banyak dampak negatif yang ditimbulkan.

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif kwalitatif. Langkah penelitian yang dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap pengambilan data, dan tahap pengolahan data. Instrumen yang digunakan adalah tabel isian pemakaian obat-obatan yang digunakan dalam satu hari selama periode September sampai dengan Desember 2003, hasil wawancara dengan dokter dan standart pengobatan panti rehabilitasi Puri Nurani Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 orang pasien ketergantungan napza yang dirawat di panti rehabilitasi Puri Nurani selama periode September-Desember 2003 adalah pasien berjenis kelamin laki-laki lebih besar yaitu 90% dan perempuan sebesar 10%. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil yaitu 1 pasien mendapatkan kombinasi obat siang terdiri dari Triheksifenidil 2 mg dan Haloperidol 5 mg (kombinasi A); 2 pasien mendapatkan kombinasi obat siang yang terdiri dari Haloperidol 5 mg, Trihexypenidil 2 mg, dan Klorpromazin 100 mg (kombinasi B); serta 7 pasien mendapatkan kombinasi obat siang terdiri dari Untuk hari 1 – 7: Codein 60 mg, Haloperidol 2,5 mg, THP 2 mg, Tramadol 50 mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 – 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama untuk obat malam, yaitu klorpromazine 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg dan diazepam 5 mg. Kombinasi C merupakan kombinasi yang paling mendekati standar kombinasi yang ada di Puri Nurani, tetapi semua kombinasi obat tidak dapat dikatakan tidak rasional karena kombinasi obat diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Efek samping kombinasi obat terbagi dalam dua kategori yaitu efek samping yang membantu terapi detoksifikasi (misalnya mengantuk dan lemas), dan efek samping yang mengganggu terapi detoksifikasi (misalnya parkinson dan lidah kaku). Dari kombinasi obat yang diberikan pada pasien, untuk obat siang yang paling baik memberikan gambaran efeknya adalah kombinasi B dengan waktu onset sebesar 1,67 jam dan waktu durasi 5,34 jam, serta dapat mencegah timbulnya gejala tambahan yang mungkin timbul. Kombinasi obat malam memberikan waktu onset sebesar 0,94 jam dan waktu durasi sebesar 5,24 jam.

Kata kunci : Napza, detoksifikasi, kerasionalan, efek samping, gambaran efek

kombinasi obat, kombinasi obat.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

ABSTRACT

In the last few years the, abuse of napza become very big problem. Phenomenon napza as ices mount. Is not denied that circulation of napza hardly fret public by many the generated negativities impacts.

Research taken is type of research of non-experimental with qualitative descriptive research device. Step of research which done cover planning stage, phase of intake of data, and phase is data-processing. Instrument which applied is tables of stuffing of usage of drugs which applied in one day during periods Septembers up to Decembers 2003, interview result with doctor and standard medication of Puri Nurani rehabilitation center Jakarta.

Research result indicate that out of 10 patient people of dependence of napza which taken care of in Puri Nurani rehabilitation center during period September-Desember 2003 is bigger men gender patient that is 90% and woman equal to 10%. From observation which got by done is result that is 1 patient get drugs combination noon consisting of Triheksifenidil 2 mg and Haloperidol 5 mg (combination A); 2 patient get noon drug combination consisting of Haloperidol 5 mg, Trihexypenidil 2 mg, and Klorpromazin 100 mg (combination B); and also 7 patient get noon drug combination consist of day 1st - 7 th: Codein 60 mg, Haloperidol 2,5 mg, THP 2 mg, Tramadol 50 mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; and for day 8th - 10 th : Haloperidol 2,5 mg and THP 2 mg (combination C). All patients get same drugs combination for night’s medication that is klorpromazine 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg and 5 mg diazepam. Combination C is nearest combination of the combination standard in Puri, Nurani, but all drugs combinations cannot irrational told by drugs combinations are given as according to requirement and condition of patients. Drug combination side effects divided in two category that is side effects assisting detoxification therapy (for example is sleepy and weakened), and side effects bothering detoxification therapy (for example Parkinson and stiff tongue).

From passed by drug combination is patient, for best noon drug give image of the effect is combination B with onset time equal to 1,67 hour and duration time of 5,34 hour, and also can prevent incidence of addition symptom which possibly arising. Night drug combination give onset time equal to 0,94 hour and duration time equal to 5,24 hour. Keyword : Napza, detoxification, rational, side effects, image of effect drug

combination, drugs combination.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul

PEMILIHAN, EFEK SAMPING, DAN GAMBARAN EFEK KOMBINASI

PSIKOTROPIKA DALAM USAHA DETOKSIFIKASI

KETERGANTUNGAN NAPZA DI PANTI REHABILITASI PURI NURANI

PERIODE SEPTEMBER – DESEMBER 2003 dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

untuk menambah wawasan di dunia farmasi. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. A. M. Wara Kusharwanti, Apt, selaku dosen pembimbing dan

penguji yang telah dengan sabar membantu dan membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Edi Joko Santoso, S.Si., Apt, yang juga telah membimbing dan

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Orang tua saya yang telah memberikan dorongan dan bantuan secara moril

maupun materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Wakil Direktur I Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Dr. Antonius S. SpKj, yang telah memberikan keterangan-

keterangan yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

6. Bapak Dr. R. Surya Widya, SpKj, selaku penanggung jawab ruang panti

rehabilitasi Puri Nurani yang telah memberi ijin dan mendampingi dalam

melakukan penelitian ini.

7. Seluruh perawat yang bertugas di ruang panti rehabilitasi Puri Nurani,

yang telah membantu dalam melakukan penelitian ini.

8. Para pasien atau klien yang dirawat di panti rehabilitasi Puri Nurani atas

kerja sama dan penerimaannya dalam penelitian ini.

9. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

10. Ibu Aris Widayati M,Si., Apt, selaku Dosen Penguji

11. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt, selaku Dosen Penguji

12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang selalu

mendorong semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan apa yang tertuang

dalam skripsi ini yang masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu berbagai

saran dan kritik yang membangun saya harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca

dan bagi dunia farmasi pada khususnya.

Yogayakarta, September 2007

Penulis

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

DAFTAR ISI

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xiv

xv

xvi

1

1

5

5

6

6

8

8

8

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................

INTISARI ...................................................................................................

ABSTRACT.................................................................................................

PRAKATA..................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................

1. Rumusan Permasalahan ............................................................

2. Keaslian Penelitian......................................................................

3. Manfaat Penelitian ......................................................................

B. Tujuan Penelitian...............................................................................

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................

A. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif ........................................

1. Definisi Narkotika dan Penggolongannya ...........................

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

2. Definisi Psikotropika dan Penggolongannya....................... 9

12

12

14

14

16

19

19

20

21

23

24

24

25

26

27

29

31

31

34

34

3. Zat Adiktif ...........................................................................

B. Penyalahgunaan Napza....................................................................

1. Ciri-Ciri Penyalahguna Napza.............................................

2. Tingkatan Ketergatungan Napza .........................................

3. Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan dan

Ketergantungan Napza.........................................................

C. Zat yang Biasa Disalahgunakan, Gejala, Resiko,

dan Cara Pemakaian .........................................................................

1. Narkotika .............................................................................

a. Golongan Opiat.....................................................

b. Ganja.....................................................................

c. Kokain...................................................................

2. Psikotropika .........................................................................

a. Stimulansia ...........................................................

b. Amfetamin ............................................................

c. Methamphetamine ................................................

d. Sedativa Hipnotika................................................

3. Zat Adiktif ...........................................................................

D. Penatalaksanaan Ketergantungan Napza .........................................

1. Konsep Dasar Penatalaksanaan...........................................

2. Penatalaksanaan Untuk Ketergantungan Napza .................

a. Terapi Detoksifikasi ............................................

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

b. Terapi Medik Psikiatrik (Psikofarmaka) .............. 37

47

47

47

47

47

48

49

50

53

54

54

54

57

57

58

58

58

58

59

59

c. Terapi Medik Psikiatrik (Psikoterapi) ..................

d. Terapi Medik – Somatik .......................................

e. Terapi Psikosal......................................................

f. Terapi Religius......................................................

g. Rehabilitasi ...........................................................

3. Prinsip Pengobatan Ketergantungan Napza

yang efektif .........................................................................

E. Kerasionalan Penggunaan Obat .......................................................

F. Standart Pengobatan atau Rehabilitasi Detoksifikasi

Panti Rehabilitasi Puri Nurani .........................................................

G. Keterangan Empiris .........................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................

B. Definisi Operasional ........................................................................

C. Instrumentasi Penelitian...................................................................

D. Lokasi Penelitian..............................................................................

E. Jalannya Penelitian...........................................................................

1. Tahap Persiapan...................................................................

2. Tahap Pengambilan Data .....................................................

3. Proses Pengolahan Data.......................................................

F. Kelemahan Penelitian ......................................................................

G. Subyek Penelitian.............................................................................

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

H. Tata Cara Analisis Hasil .................................................................. 59

60

60

61

67

71

80

80

81

84

87

139

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

A. Gambaran Umum Pasien Rawat Inap (Detoksifikasi)

Panti Rehabilitasi Puri Nurani Selama Bulan

September – Desember 2003...........................................................

B. Kerasionalan Penggunaan Kombinasi Obat Yang Diberikan

Kepada Pasien Selama Menjalani Terapi Detoksifikasi

Di Panti Rehabilitasi Puri Nurani ....................................................

C. Efek Samping Yang Terjadi Dari Penggunaan

Kombinasi Obat Yang Digunakan Pasien Dalam Menjalani

Terapi Detoksifikasi ........................................................................

D. Efektivitas Penggunaan Kombinasi Obat

Yang Diberikan Pada Pasien Selama Terapi Detoksifikasi

Di Panti Rehabilitasi Puri Nurani ....................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

A. Kesimpulan ......................................................................................

B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

Lampiran ....................................................................................................

Biografi Penulis ..........................................................................................

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Standart Kombinasi Obat yang Dipakai Pada Siang Hari DI Panti

Rehabilitasi Puri Nurani ............................................................

Tabel 2. Standart Kombinasi Obat yang Dipakai Pada Siang Malam

di Panti Rehabilitasi Puri Nurani ...............................................

Tabel 3. Data Gambaran Umum Pasien Rawat Inap Panti Rehabilitasi Puri

Nurani September-Desember 2003 ...........................................

Tabel 4. Gambaran efek obat dan gejala tambahan yang terjadi pada

penggunaan masing-masing kombinasi obat.............................

Tabel 5. Gambaran waktu efek obat malam yang diberikan selama

terapi detoksifikasi ....................................................................

51

52

61

73

73

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema terjadinya penyalahgunaan

19

dan ketergantungan napza ......................................................

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

DAFTAR LAMPIRAN

87

88

89

90

91

135

Lampiran 1. Surat ijin penelitian Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .............................

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Rumah Sakit Dr. Soeharto Herdjan

Jakarta .................................................................................

Lampiran 3. STANDART DETOKSIFIKASI NAPZA

“PURI NURANI” .............................................................

Lampiran 4. Tabel Isian Penggunaan Obat Sehari-hari

Pasien Rawat Inap di Panti Rehabilitasi Puri Nurani..........

Lampiran 5. Data Pola Penggunaan Obat Dalam Terapi Detoksifikasi

Gejala Putus Obat (Withdrawal Syndrome)

Pada Pasien Rawat Inap Penyalahgunaan

Dan Ketergantungan Narkotika, Psikotropika,

Dan Zat Adiktif Di Panti Rehabilitasi Puri Nurani

Periode September-Desember 2003....................................

Lampiran 6. Hasil Wawancara Dengan Dokter

Yang Bertanggungjawab Terhadap Klien atau Pasien

Rehabilitasi ketergantungan Napza di Puri Nurani.............

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini, penyalahgunaan napza (narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif) menjadi masalah yang sangat besar bagi dunia

internasional dan terutama bagi bangsa Indonesia yang disebut termasuk dalam

segitiga emas dalam peredaran napza. Tidak disangkal bahwa peredaran napza

tersebut sangat meresahkan masyarakat karena banyak dampak negatif yang

ditimbulkan. Jika pada dekade lalu peredaran napza hanya terfokus pada kaum

muda dan usia-usia produktif, belakangan ini napza mulai menyusup kedalam

kalangan yang lebih luas mulai dari kalangan elit, selebritis, kalangan menengah,

dan kalangan bawah, mulai dari usia anak-anak sampai dengan lansia.

Fenomena napza bagaikan gunung es (ice berg), artinya yang nampak di

permukaan lebih kecil daripada yang tidak kelihatan (di bawah permukaan laut).

Pemerintah menyebutkan angka resmi penyalahgunaan napza 0,065% dari dua

ratus juta jiwa atau sama dengan seratus tiga puluh jiwa. Penelitian yang

dilakukan oleh Hawari dan kawan-kawan pada tahun 1998 menyebutkan bahwa

angka sebenarnya adalah sepuluh kali lipat dari angka resmi (dark number=10),

atau dengan kata lain bila ditemukan satu orang penyalahguna atau

ketergantungan napza artinya ada sepuluh orang lainnya yang tidak terdaftar

resmi.(Hawari, 2001)

Diasumsikan bahwa bila data pemerintah itu benar, maka paling sedikit

jumlah penyalahguna atau ketergantungan napza di Indonesia berjumlah satu

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

2

koma tiga juta jiwa. Bila diasumsikan setiap penyalahguna atau ketergantungan

napza mengeluarkan uang paling sedikit seratus ribu rupiah dalam sehari untuk

mengkonsumsi napza, maka biaya yang dikeluarkan minimal seratus tiga puluh

milyar per hari (Hawari, 2001).

Penelitian yang diakukan oleh Hawari dan kawan-kawan tahun 1998, dari

pasien penyalahguna atau ketergantungan napza jenis opiat (heroin) ditemukan

angka kematian (mortality rate) mencapai angka 12,16%. Mereka yang

mengalami komplikasi medik berupa kelainan paru-paru sebesar 53,73%,

gangguan fungsi hati 55,10% dan hepatitis C sebesar 56,53%, sedangkan yang

terinfeksi HIV sebesar 33,33% (Hawari,2001).

Studi kepustakaan menunjukkan angka kekambuhan cukup tinggi yaitu

43,9%. Metode terapi dan rehabilitasi yang ditentukan oleh Hawari dapat

menekan angka kekambuhan hingga 12,21% dan apabila yang bersangkutan taat

beribadah maka angka kekambuhan dapat diperkecil lagi yaitu 6,83% (Hawari,

2001).

Dari mereka yang mengalami kekambuhan ternyata ada tiga faktor utama

sebagai penyebab yaitu faktor teman 58,3%, faktor sugesti (craving) 23,21%, dan

faktor frustrasi atau stress 18,43% (Hawari, 2001).

Penyalahgunaan dan ketergantungan napza merupakan penyakit endemik

dalam masyarakat modern, penyakit kronik yang berulang kali kambuh dan

merupakan gangguan mental adiktif (Hawari, 2001).

Sebelum tahun 1990 jarang sekali terdengar pusat rehabilitasi napza di

Indonesia, tetapi sejak tahun 1997, pusat rehabilitasi napza di Indonesia mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

3

menjamur. Pada bulan Desember tahun 2000, di Jakarta dan sekitarnya sudah

terdaftar sekitar seratus pusat penanggulangan napza. Dengan motivasi, dasar

pemikiran, metode, sasaran dan program-programnya yang sangat bervariasi

(Somar, 2001).

Pada awal tahun 2001, pemerintah Indonesia bertekad mengurangi

penyalahgunaan napza secara lebih konfrontatif dan terbuka, dan telah dibentuk

suatu badan nasional yang berkoordinasi dengan menteri negara masalah

kemasyarakatan, yang disebut BKNN (Badan Koordinasi Narkotika Nasional).

Sejalan dengan upaya pemerintah mengatasi penyalahgunaan napza yang semakin

meningkat, Departemen Kesehatan mengeluarkan kebijakan agar setiap rumah

sakit tipe A dan B menyediakan unit pelayanan rehabilitasi napza (Anonim,

2001).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Rumah Sakit Jiwa Soeharto

Herdjan yang bertindak sebagai rumah sakit jiwa pusat nasional menyediakan unit

pelayanan kesehatan untuk pasien penyalahgunaan napza di bagian Puri Nurani,

baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Puri Nurani

merupakan panti rehabilitasi napza yang terdapat di rumah sakit jiwa Soeharto

Herdjan Jakarta (Anonim, 2000).

Dalam programnya pusat-pusat rehabilitasi menggunakan berbagai

macam metode pendekatan pula, salah satunya adalah terapi detoksifikasi dengan

menggunakan obat. Dalam pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan napza tersebut

selalu menyertakan para ahli dalam bidangnya masing-masing seperti dokter,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

4

psikiater, psikolog, sosiolog, rohaniwan, tokoh agama, dan ahli dalam bidang

terapi serta pekerja sosial.

Terapi (pengobatan) terhadap penyalahgunaan dan ketergantungan napza

terdiri atas dua tahapan yaitu detoksifikasi dan pasca-detoksifikasi (pemantapan)

(Hawari,2001). Terdapat berbagai macam cara detoksifikasi yang dapat dipilih

sesuai dengan kondisi pasien dan keluarganya, yaitu :

a.) detoksifikasi tanpa anestesi

1.) detoksifikasi dengan pemutusan segera (abrupt withdrawal

atau cold turkey)

2.) detoksifikasi simptomatik

3.) detoksifikasi subtitusi

b.) detoksifikasi dengan anestesi

Detoksifikasi Opiat Cepat dengan Anestesi (D.O.C.A)

Peranan seorang apoteker jarang sekali tampak dalam pelayanan

rehabilitasi tersebut, sementara obat-obatan yang dipakai dalam rehabilitasi napza

menggunakan obat-obat keras yang termasuk dalam golongan psikotropika.

Penggunaan psikotropika sebagai sarana pengobatan dalam rehabilitasi

selayaknya diawasi oleh seorang ahli dalam bidang obat-obatan yaitu apoteker,

mengingat efek yang tidak diharapkan sangat berbahaya, maka seorang apoteker

sebaiknya memberikan pertimbangan atau usulan kepada dokter dalam memilih

psikotropika yang akan dipakai dengan dosis yang sesuai.

Hal ini sering disebabkan oleh karena seorang apoteker jarang sekali

peduli dengan masalah penyalahgunaan napza yang merupakan masalah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

5

sangat terkait dengan bidang ilmu yang dimiliki oleh seorang apoteker, sementara

fungsinya sebagai pusat informasi penggunaan obat sering kali dirangkap oleh

seorang dokter.

1. Rumusan Permasalahan

1. Bagaimana pemilihan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien dalam

menjalani terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani ?

2. Bagaimana efek samping yang terjadi dalam terapi detoksifikasi yang

diberikan dengan menggunakan psikotropika ?

3. Bagaimana gambaran efek penggunaan psikotropika yang dipakai dalam

terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh yang diketahui peneliti, penelitian yang mempelajari tentang

pemilihan psikotropika dalam rangka rehabilitasi ketergantungan napza di panti

rehabilitasi Puri Nurani belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang

pernah dilakukan tentang penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif dengan judul “Profil Penyalahgunaan Psikotropika di

Kalangan Mahasiswa Angkatan tahun 1996-2000 Kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta” (Astinigsingsih, 2001) dan “Pola Pengobatan Terapi Putus

Obat (Withdrawal Syndrome) Pada Pasien Rawat Inap Penyalahgunaan dan

Ketergantungan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif di RS DR. Sardjito

Yogyakarta” (Budiarti, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya adalah

penggambaran dan pola pengobatan yang dilakukan dalam rehabilitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

6

ketergantungan napza. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yang lebih menekankan pada analisis kerasionalan penggunaan kombinasi

obat, keefektifan kombinasi obat, dan efek samping obat yang digunakan dalam

terapi detoksifikasi pasien ketergantungan napza.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan konsep

pelayanan farmasi klinik khususnya dalam mengevaluasi pemberian obat

pada pasien di panti rehabilitasi.

b. Manfaat praktis :

1) Memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan rejimen terapetik

pada pasien ketergantungan napza di panti rehabilitasi Puri Nurani.

2) Informasi yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan mutu

pelayanan dalam rangka rehabilitasi ketergantungan napza, terutama

dalam kerasionalan penggunaan psikotropika yang digunakan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai

kerasionalan pemakaian psikotropika dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan rehabilitasi pasien ketergantungan napza.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

7

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pemilihan kombinasi obat yang diberikan pada pasien

detoksifikasi ketergantungan napza.

b. Mengetahui efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan

psikotropika tersebut.

c. Mengetahui gambaran efek kombinasi obat agar didapatkan efek yang

diinginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif

1. Definisi Narkotika Dan Penggolongannya

Narkotika adalah obat atau zat aktif yang bekerja menekan susunan saraf

pusat, efek terutama yang ditimbulkan narkotika adalah penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan mengurangi sampai menghilangkan

rasa nyeri serta memberikan efek ketergantungan atau adiksi. Digunakan sebagai

analgesik, antitusif, antispasmodik, dan premedikasi anestesi dalam praktek

kedokteran (Maslim, 2001).

Menurut undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang narkotika, yang

dinamakan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan,

menghilangkan, dan mengurangi rasa nyeri, serta dapat dapat menimbulkan

ketergantungan. Yang tergolong narkotika misalnya : opioid, kokain, ganja,

morphin, codein, petidin, papaverin .

Narkotika terbagi atas tiga golongan,yaitu:

a. Narkotika golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan untuk tujuan pengobatan karena mempunyai

potensi yang sangat kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh : heroin,

ganja, dan kokain.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

9

b. Narkotika golongan II : Narkotika yang digunakan sebagai pilihan terakhir

untuk pengobatan dan dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi yang kuat menimbulkan sindroma ketergantungan obat.

Contoh : morphin, metadon dan opium.

c. Narkotika golongan III : Narkotika yang banyak digunakan dalam pengobatan

dan tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menimkan

sindrom ketergantungan obat. Contoh : codein (Asikin, 2002).

2. Definisi Psikotropika dan Penggolongannya

Psikotropika adalah zat atau obat yang kerjanya mempengaruhi fungsi

otak, fungsi psikiatrik, kelakuan atau pengalaman. Psikotropika bekerja secara

selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap

aktivitas mental dan perilaku (mind and behaviour altering drug), digunakan

dalam terapi psikiatrik (Maslim, 2001).

Sebenarnya psikotropika baru dikenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu

farmakologi yaitu psikofarmaka yang khusus mempelajari psikotropika.

Psikotropika mulai berkembang pesat setelah ditemukannya Alkaloid Raulwolfia

dan Chlorpromazine yang ternyata efektif untuk mengobati kelainan psikiatrik

(Santoso, 1995).

Berdasarkan penggunaan klinik, psikotropika dibagi menjadi empat

golongan, yaitu antipsikosis, anti ansietas, antidepresan, dan psikotogenik.

Neuroleptik berguna untuk terapi psikosis akut maupun kronik. Antipsikosis ini

bekerja mengatasi agresivitas, hiperreaktivitas, dan labilitas emosional pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

10

pasien psikosis. Contoh psikotropika adalah klorpromazin, mepazin,

asetofenazin, klorprotiksen, haloperidol (Santoso, 1995).

Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan simptomatik penyakit

psikoneurisis dan berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit yang

didasari ansietas atau perasaan cemas dan ketegangan mental. Contoh psikotropik

golongan ini adalah klordiazepoksid, diazepam, klorazepat, lorazepam,

halozepam (Santoso, 1995).

Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk terapi mengatasi tekanan

mental (depresi mental). Obat ini terbukti dapat menghilangkan atau mengurangi

depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofrenia. Perbaikan depresi ditandai

dengan perbaikan alam kesadaran, bertambahnya aktivitas fisik, dan

kewaspadaan mental, nafsu makan dan pola tidur yang baik dan berkurangnya

pikiran morbid. Contoh psikotropik jenis ini adalah imipramine, amoxapine,

meclobemide, citalopram, trazodone (Santoso dan wiria, 1998).

Psikotogenik ialah obat yang menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai

halusinasi, ilusi, gangguan cara berfikir dan perubahan alam perasaan, jadi dapat

menimbulkan psikosis. Psikosis toksik memang dapat timbul setelah pemberian

berbagai jenis obat, tetapi obat baru digolongkan psikotogenik jika dapat

menimbulkan keadaan psikotik tanpa delirium dan disorientasi. Contoh

psikotropika jenis ini adalah meskalin dietilamid asam lisergad (Santoso, 1995).

Menurut undang-undang psikotropika no.5 tahun 1997, psikotropika

diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

11

a. Psikotropika golongan I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan

dan tidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi amat kuat

menimbulkan sindroma ketergantungan.

Contoh : 3,4 methylenedioxy methamphenthamine (mdma), dietilamid asam

lisergad (lsd).

b. Psikotopika golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam

terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : amphetamine, fenisiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfemidad

(ritalin).

c. Psikotropika golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam

terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : fenobarbital, dan flunitrazepam

d. Psikotropika golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan

dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi

ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : diazepam, klobazepam, bromazepam, klonazepam, klordiazepoksid,

nitrazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

12

3. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat atau bahan yang dapat menimbulkan gejala

ketagihan atau adiksi (addiction) dan ketergantungan atau dependensi

(dependention). Zat adiktif terbagi atas beberapa jenis dan pembagiannya

berdasarkan cara pemakaian bahan tersebut seperti diminum (alkohol), dihirup

(solvent), dimakan (magic mushrooms) (Sudirman, 2000).

B. Penyalahgunaan Napza

Penyalahgunaan napza menurut organisasi kesehatan dunia adalah

pemakaian napza yang berlebihan, secara terus-menerus atau berkala di luar

maksud medis atau pengobatan. Menurut Depkes RI, penyalahgunaan napza

adalah pemakaian zat terus-menerus atau berkali-kali secara berlebihan dan tidak

menurut petunjuk dokter. Penyalahgunaan napza dapat menimbulkan gangguan

tertentu pada seseorang baik fisik maupun psikologik yang diikuti bahaya yang

tidak diinginkan (Hawari, 2000).

Manifestasi penyalahgunaan obat dapat diketahui dari hal-hal sebagai

berikut yaitu, terdapat tanda-tanda pemakai obat (penyalahgunaan obat),

terjadinya keadaan putus obat (withdrawal syndrome atau sindroma abstinentia),

terjadinya kelebihan dosis akut, adanya komplikasi medik (penyulit kedokteran),

dan komplikasi lainnya (sosial dan legal) (Asikin,2002).

Asas manfaat dan resiko penggunaan psikotropika adalah, penggunaan

psikoropika yang rasional akan mengakibatkan meredanya sasaran gejala dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

13

memberikan peluang untuk integrasi biologis dan sosial terapi psikososial

akhirnya pemulihan dari keadaan sakit (Asikin,2002 ).

Penggunaan psikotropika yang tidak rasional akan mengakibatkan

ketergantungan obat dan disintegrasi biologis psikologis dan sosial terjadi

disabilitas akhirnya cacat yang makin lama makin berat (Maslim, 2000).

Ketagihan napza adalah keadaan dimana seseorang secara psikologis

merasa ingin untuk menggunakan atau memakai kembali napza (Rahardja, 2002).

Ketergantungan napza adalah keadaan ketergantungan fisik maupun

psikologik, yang ditandai oleh adanya toleransi dan gejala-gejala putus obat

(Rahardja, 2002).

Tidak semua zat atau obat dapat menimbulkan ketagihan dan

ketergantungan pada pemakainya. Zat atau bahan yang dapat menimbulkan

ketagihan atau ketergantungan mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut :

a. keinginan yang tak tertahankan (unpowering desire) terhadap zat yang

dimaksud, dan jika perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.

b. kecenderungan untuk menambah takarannya (dosis) sesuai dengan toleransi

tubuh.

c. ketergantungan psikik (psychological dependence), apabila pemakaian zat

dihentikan akan timbul kecemasan, kegelisahan, depresi, dan lain-lain gejala

psikik.

d. ketergantungan fisik (physical dependence), apabila pemakaian zat ini

dihetikan, akan menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus obat

(withdrawal syndrome) (Hawari, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

14

1. Ciri-ciri penyalahguna napza

Ciri-ciri remaja atau anak yang mempunyai kemungkinan besar mengalami

gangguan atau ketergantungan terhadap napza, adalah sebagai berikut:

a. sifat mudah kecewa dan kecenderungan menjadi agresif dan destruktif.

b. perasaan rendah diri (low self-esteem).

c. tidak bisa menunggu atau bersabar yang berlebihan.

d. suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko

berbahaya berlebihan.

e. cepat bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup

berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

f. hambatan atau penyimpangan psikoseksual dengan akibat kegagalan.

g. keterbelakangan mental.

h. cenderung mengalami gangguan kejiwaan, seperti kecemasan, obsesi,

apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi

stress atau sebaliknya hiperaktif.

i. kurangnya motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan atau

pekerjaan atau bidang lapangan lainnya (Alatas, 2001).

2. Tingkatan ketergantungaan napza

Secara umum ketergantungaan terhadap napza dapat dibagi menjadi tiga

golongan besar, yaitu sebagai berikut :

a. Ketergantungan primer,

ketergantungan primer ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang

pada umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian yang tidak stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

15

b. Ketergantungan simptomatis,

Ketergantungan simptomatis adalah penyalahgunaan napza sebagai salah satu

gejala dari tipe kepribadian yang mendasarinya umumnya terjadi pada orang

dengan kepribadian psikopatik (anti-sosial), kriminal, dan pemakaian napza

untuk kesenangan semata.

c. Ketergantungan reaktif,

Ketergantungan reaktif adalah terutama terdapat pada remaja karena dorongan

ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan teman kelompok sebaya (peer

group pressure) (Hawari,1999).

Dilihat dari kebutuhan pemakaiannya, penyalahgunaan napza dapat

digolongkan menjadi:

a. pemakaian coba-coba (experimental use) yang bertujuan hanya ingin

mencoba memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti

menggunakan dan sebagian lain meneruskan pemakaian.

b. pemakaian sosial (social use) yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang

(saat rekreasi atau santai). Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini,

sebagian lagi meningkat ke tahap selanjutnya.

c. pemakaian situasional (situational use), pemakaian pada saat mengalami

keadaan tertentu (ketegangan, kesedihan, kekecewaan) dengan maksud

menghilangkan perasaan tersebut.

d. Penyalahgunaan (abuse), pemakaian sebagai salah satu pola penggunaan

yang bersifat patologik atau klinis (menyimpang), minimal satu bulan

lamanya, dan telah terjadi gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

16

e. ketergantungan (dependence), telah terjadi toleransi dan gejala putus zat,

bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya

(Asikin, 2002).

3. Mekanisme terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan napza

Mekanisme terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan napza dapat

diterangkan dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan organobiologik,

psikodinamik, dan psikososial (Hawari, 2000).

a. Pendekatan organobiologik

Dari sudut pandang organobiologik (susunan saraf pusat) mekanisme

terjadinya adiksi (ketagihan) hingga depedensi (ketergantungan) napza dikenal

dengan dua istilah, yaitu gangguan mental organik akibat napza atau sindrom otak

organik akibat napza, dan gangguan penggunaan napza termasuk didalamnya

pengertian penyalahgunaan napza atau ketergantngan napza, yang lebih banyak

menyoroti berbagai kelainan perilaku (behavior disorder) yang berkaitan dengan

penggunaan napza yang mempengaruhi susunan saraf pusat (Hawari, 2000).

Teori yang mengemukakan tentang proses terjadinya adiksi (ketagihan)

dan depedensi (ketergantungan) pada penyalahgunaan napza, antara lain sebagai

berikut :

1) Conditioning theory berpendapat bahwa seseorang akan menjadi

ketergantungan terhadap napza apabila ia terus menerus diberi napza tersebut.

Hal ini sesuai dengan teori adaptasi seluler (neuro-adaptation), tubuh

beradaptasi dengan menambah jumlah reseptor dan sel-sel saraf bekerja keras.

Jika napza dihentikan, sel-sel yang masih bekerja keras tadi mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

17

keausan, yang dari luar nampak sebagai gejala-gejala putus napza. Gejala ini

memaksa orang untuk mengulangi pemakaian napza tersebut, demikianlah

seterusnya (Hawari, 1999).

2) Kebanyakan napza berinteraksi dengan cara yang khas pada tempat sasaran

dalam suatu sistem biologik di otak. Tempat itu dalam farmakologi disebut

sebagai reseptor. Interaksi napza dengan reseptor biasanya bukan merupakan

ikatan kovalen kimiawi, melainkan suatu interaksi yang lebih lemah (Hawari,

1999).

3) Gen berperan dalam ketergantungan terhadap alkohol, tetapi untuk jenis-jenis

lainnya faktor gen sebagai etiologis masih lemah. Dalam hubungan dengan

hal ini , secara umum contoh orang tua (parenteral example) lebih penting

dari pada gen (sifat turunan) orang tua (parental genes) (Hawari, 1999).

b. Psikodinamik

Hasil penelitian Hawari pada tahun 1998 tentang penyalahgunaan napza

menyatakan bahwa seseorang akan terlibat penyalahgunaan napza dan dapat

sampai pada ketergantungan napza, apabila pada itu sudah ada faktor predisposisi,

yaitu faktor yang membuat seseorang cenderung menyalahgunakan napza(Hawari,

2000 ).

Adanya faktor predisposisi ini belum cukup sehingga diperlukan faktor

lain yang berperan serta dalam penyaahgunaan dan ketergantungan napza, yang

disebut dengan faktor kontribusi (Hawari, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

18

Bila faktor predisposisi dan faktor kontribusi ini sudah ada, maka

diperlukan lagi faktor yang mendorong terjadinya penyalahgunaan dan

ketergantungan napza, yaitu faktor pencetus (Hawari, 2001 ).

Dalam penelitian lebih lanjut disebutkan bahwa yang termasuk faktor

predisposisi adalah gangguan kejiwaan yaitu gangguan kepribaian (anti-sosial),

kecemasan, dan depresi. Sedangkan yang termasuk faktor kontribusi adalah

kondisi keluarga yang terdiri dari tiga komponen yaitu keutuhan keluarga,

kesibukan orangtua, hubungan interpersonal antar keluarga. Yang termasuk faktor

pencetus adalah pengaruh teman sebaya dan napza itu sendiri (Hawari, 2001).

Proses terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan napza adalah hasil

dari interaksi antara faktor predisposisi, faktor kontribusi dan faktor pencetus

yang dapat dilihat dalam bagan berikut (Hawari, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

19

gambar 1. Skema terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan napza (Hawari, 2001)

C. Zat Yang Biasa Disalahgunakan, Gejala, Resiko, Dan Cara Pemakaian 1. Narkotika

Penyalahgunaan obat yang termasuk narkotika biasanya dilakukan oleh

pengguna (user) yang telah lama melakukan penyalahgunaan obat. Gejala

kelebihan dosis obat yang termasuk dalam golongan narkotika secara umum di

tunjukkan dengan tiga gejala klasik, yaitu terjadinya pinpoin (pupil mata

mengecil), pernapasan satu-satu dan koma. Sedangkan gejala-gejala kondisi putus

Faktor predisposisi

1. gangguan kepribadian (antisosial)

2. kecemasan 3. depresi.

Faktor kontribusi 4. kondisi keluarga 4.1 keutuhan keluarga 4.2 kesibukan orang tua 4.3 hubungan interpersonal

Faktor pencetus Teman kelompok (+NAPZA)

Penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan NAPZA Ketergantungan NAPZA

Ketergantungan NAPZA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

20

obat ditandai dengan timbulnya agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, dan nyeri

kepala. Bila pemakaiannya sangat banyak atau dalam dosis sangat tinggi maka

akan terjadi konvulsi (kejang) dan koma. Keluar airmata (lacrimasi), keluar air

dari hidung (rhinorhea), berkeringat banyak, cold turkay, pupil yang berdilatasi,

tekanan darah yang meninggi, nadi bertambah cepat, hiperpirexia (suhu tubuh

yang sangat tinggi), gelisah, cemas, tremor, dan kadang-kadang psikosis toksik

juga sering kali terjadi (Wresniwiro, 2000).

a. Golongan Opiat.

Sumber utama narkotik alami, berasal dari tumbuh-tumbuhan tahunan,

berupa tumbuhan jenis terna di antaranya yang paling ternama adalah Asian

poppy. Opioid adalah segolongan zat baik yang alamiah, semi sintetik, maupun

sintetik yang kasiatnya dalam bidang kedokteran adalah sebagai analgetika

(Yanny,2001). Ada juga yang menyatakan, opioid atau opiat merupakan hasil

eksudat dan resin tanaman papaver putih (white poppy). Efek klinis lainnya adalah

dapat menurunkan susunan saraf pusat, menurunkan sensasi nyeri, menunkan

emosi, nyeri penurunan respirasi, sedasi, menimbulkan rasa lemah, miosis, mual

atau muntah, konstipasi, pucat, euforia,pusing, drowsiness. Biasanya obat-obatan

ini secara umum digunakan dengan cara dihisap, injeksi, peroral. (Suwarso,

2002).

Opium adalah getah berwarna putih susu yang keluar dari kotak biji

tanaman Papaver somniferum (candu) yang belum masak. Dulu opium banyak

digunakan untuk menghentikan diare, namun sekarang lebih banyak diolah untuk

menghasilkan morfin dan kodein murni yang digunakan dalam bidang kedokteran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

21

Opioid semisintetik adalah opioid yang diperoleh dari opioid alamiah

dengan perubahan sedikit kimiawi. Salah satu opioid semi sintetik yang paling

dikenal adalah heroin. Heroin atau diamorphine adalah candu yang berasal dari

opium poppy (Papaver somniferum). Candu merupakan zat kebal tubuh yang

efektif dengan pengaruh penenang diri (sedatif), dengan menekan sistem saraf

termasuk berpengaruh dalam memperlambat pernafasan dan memperlambat detak

jantung, juga dapat memperbesar pembuluh darah tertentu, menciptakan perasaan

hangat dan mengurangi diare. Ciri khusus pada pengguna candu adalah

tertariknya atau terbatasnya bola mata (miosis). Beberapa zat turunan yang

tergolong dalam kelompok ini adalah dilaudid, perkodan, etorfin (Yanny,2001).

Opioid sintetik bekerja dengan mekanisme kerja yang sama dengan

morfin, meski begitu opioid sintetis tidak memiliki hubungan secara struktural

dengan morfin. Zat-zat yang tergolong dalam kelompok opioid sintetik adalah

meperidin (Demerol, Petidin), propoksifen (Darvon) (Yanny, 2001).

b. Ganja (Cannabis).

Nama yang sering digunakan adalah : grass, cimeng, ganja, dan gelek.

Penggunaan napza jenis ini dengan dihisap, dengan cara dipadatkan lalu digulung

menyerupai rokok atau bisa juga dengan menggunakan pipa rokok (Sudirman,

2000).

Ada beberapa jenis tanaman ini yang mempunyai efek sama tergantung

pada iklim, keadaan tanah tempat cannabis itu ditanam dan kapan cannabis itu

dipetik. Ganja dapat tumbuh hampir di semua tempat di seluruh penjuru dunia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

22

ada beberapa negara yang tidak melarang adanya pertumbuhan tanaman sejenis

ini (Sudirman, 2000).

Efek dari ganja tergolong sangat cepat, efek yang ditimbulkan oleh ganja

adalah : cenderung merasa lebih santai, euforia atau rasa gembira yang berlebihan

(mudah tertawa), perasaan waktu berlalu lambat, sering berfantasi, aktif

berkomunikasi, mempunyai selera makan yang tinggi, lebih sensitif pada suatu hal

yang sedang mereka hadapi, denyut nadi bertambah cepat, suhu badan naik,

kering pada mulut dan tenggorokan (Sudirman, 2000)

Ciri-ciri yang mencolok pada orang yang keracunan ganja terdapat pada

mata yang memerah dan bola mata yang turun. Pada pemakaian yang berlebihan

cenderung akan membuat mereka merasa lemas, paranoia, perasaan gelisah yang

berlebihan, rasa cemas, curiga yang tidak wajar, mengalami gangguan persepsi

serta halusinasi dan konsentrasi terganggu. Tidak jarang juga dijumpai adanya

flash back pada pemakai dengan intensitas pemakaian tinggi. Tetapi tidak jarang

pada pemakaian cukupan atau banyak sudah mengalami gangguan persepsi serta

gangguan mental lainnya (Sudirman, 2000).

Bahaya yang ditimbulkan pada pemakaian napza jenis ini adalah : sesak

nafas, bronkhitis dan kanker paru-paru. Efek samping ini timbul karena kadar tar

yang sangat tinggi melebihi kadar tar yang ada pada tembakau. Tidak dapat

disangkal bahwa hampir setiap orang yang terlibat napza jenis yang lebih berat,

seperti heroin hingga pada taraf ketergantungan berawal dari penggunaan ganja

(Sudirman, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

23

c. Kokain

Nama populer dari kokain adalah putih, koka, coke, charlie, srepet, salju.

Bentuk dari jenis ini berupa bubuk putih. Cara pemakaiannya adalah dengan

membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas

permukaan kaca atau benda-benda yang memiliki permukaan yang rata, kemudian

dihirup dengan menggunakan alat penyedot, seperti sedotan atau dengan cara

dibakar dengan tembakau, yang sering disebut dengan cocopuff. Ada juga yang

melalui suatu proses menjadi bentuk padat untuk dihirup asapnya, yang populer

disebut dengan freebasing (Sudirman, 2000).

Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada

sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek rasa dari pemakaian kokain ini

mambuat si pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah rasa

percaya diri juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah (Sudirman, 2000).

Bagi yang menggunakan jenis ini secara terus menerus dan sudah

mencapai taraf kecanduan, si pemakai akan susah mengontrol banyaknya dosis

yang mereka konsumsi dan pada saat mereka berhenti memakai secara sengaja

atau tidak sengaja ia akan menjadi lemas, tidak bergairah, lupa ingatan dan

turunnya berat badan secara drastis. Juga menyebabkan si pemakai merasa

gelisah, ketakutan berlebihan (paranoia), rasa cemas yang berlebihan dan susah

tidur. Biasanya si pemakai jenis ini akan sulit untuk dapat menolong dirinya

sendiri, karena penggunaan kokain akan menimbulkan rasa percaya diri yang

berlebihan (Sudirman,2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

24

Cara kerja kokain yaitu dengan mempengaruhi susunan saraf pusat,

menimbulkan gangguan pada otak, timbul pengaruh pada kesadaran, akan timbul

waspada berlebihan, perubahan elektrisitas atau listrik di otak. Timbul semacam

reaksi pada hormon yang akan mengakibatkan ada kelainan pada manusia,

kemudian menimbulkan euforia (Sudirman, 2000).

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

a. Stimulansia

Dalam dosis rendah stimulantia menimbulkan peninggian kewaspadaan

(increased alertness), perasaan segar-nyaman (well being), dan penekanan nafsu

makan (anorexic). Toleransi terhadap efek-efeknya yang timbul cepat

menyebabkan ketergantungan efeknya juga timbul dengan cepat, dan tidak jarang

menimbulkan episode psikotik sesudah pemakaian dosis tinggi yang lama. Dalam

bidang kedokteran digunakan dalam pengobatan narkolepsi, obesitas (karena efek

penekanan nafsu makan), dan pengobatan keadaan depresi (Sudirman, 2000).

Gejala kelebihan dosis ditunjukkan dengan adanya perasaan panik,

delirium, agitasi, euforia, dan sibuk seperti ingin perang. Bila belum ada toleransi

dapat terjadi pula hyperpyrexia, arrhytmia, hipertensi, dan pelebaran pupil. Pada

klien-klien dengan riwayat pemakaian yang lama dan dosis tinggi, tidak jarang

terjadi halusinasi dan kecurigaan (paranoid idenation). Pemakaian secara

intravena dapat disertai dengan kerusakan arteriole ginjal. Kelebihan dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

25

biasanya dapat menimbulkan kejang-kejang, kolaps sirkulatoir, perdarahan otak

dan koma, juga dapat berakibat kematian.

Gejala putus obat ditunjukkan dengan terjadinya keadaan depresi yang

berat sesudah toksik akut, berkurangnya nafsu makan, combativeness,

kecenderungan suicidal dan tidur untuk waktu yang lama (Wresniwiro, 2000).

b. Amfetamin

Nama lain dari zat adiktif ini adalah : speed, uppers, whizz, billy dan

sulphate. Jenis ini merangsang rasa gelisah dan membuat si pemakai susah tidur,

bernafas cepat seperti habis lari dan jantung berdebar-debar. Juga membuat si

pemakai merasa sangat energik terkadang membuat rasa kelelahan yang

berlebihan dan menimbulkan rasa percaya diri. Pemakaian dalam dosis kecil jenis

ini dapat mempengaruhi suasana hati secara drastis, apatis, temperamental,

mengakibatkan iritasi pada kulit dan tidak dapat beristirahat dengan tenang,

karena jenis ini memberikan energi ekstra yang sesaat tetapi pada hari berikutnya

setelah efek rasanya hilang si pemakai akan mengalami gangguan daya ingat

untuk sementara waktu (Sudirman, 2000).

Ciri-ciri orang yang keracunan zat ini, seperti: rasa gembira, rasa harga

diri meningkat, banyak bicara, waspada berlebihan, denyut jantung cepat, pupil

mata melebar, tekanan darah naik, berkeringat atau rasa dingin, mual hingga

muntah, emosi yang tidak stabil, gangguan daya nilai realita (Sudirman,2000)

Pemakaian terus-menerus dalam jangka yang panjang akan menyebabkan

si pemakai insomnia, timbul rasa ketakutan yang berlebihan dan gangguan ringan

pada kejiwaan. Fisik si pemakai akan berangsur-angsur memburuk karena kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

26

tidur dan kurang makan, pemakaian yang sangat berat akan menimbulkan depresi.

Ada yang berbentuk bubuk berwarna putih dan keabu-abuan, digunakan dengan

cara dihirup atau disuntikkan. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan

air. Penggunaan dengan cara menyuntik jika jarum suntiknya digunakan secara

bersama-sama akan mengakibatkan tertularnya virus HIV, Hepatitis A, B, C dan

infeksi lainnya. Efek yang timbul karena zat ini menyerang saraf pusat dan juga

dapat menyerang jantung, mengakibatkan rasa berdebar dan nyeri di dada juga

pada pernafasan akan menimbulkangangguan pada pencernaan, seperti kram perut

dan rasa mual (Sudirman, 2000).

Pada fase pemutusan obat si pemakai akan mengalami suatu kondisi yang

sangat mengganggu karena keinginan yang kuat akan pemakaian obat tersebut.

Pada saat ini perlu ada dukungan yang kuat atau treatment dalam bentuk

psikoterapi (terapi kejiwaan), diperlukan suatu bimbingan yang cukup panjang

agar si pemakai tidak memakai kembali (Sudirman, 2000).

c. Metamfetamine

Metamphetamine atau lebih dikenal dengan nama shabu-shabu menyerang

saraf dan menimbulkan efek rasa gelisah, sulit tidur pernafasan pendek, jantung

berdebar, si pemakai akan merasa enerjik dan kehilangan nafsu makan (Sudirman,

2000).

Efek farmakodinamik metamfetamin serupa dengan amfetamin, bedenya

pada perbandingan antara efek sentral dan efek perifer (Setiawati,1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

27

d. Sedativa Hipnotika

Di dunia kedokteran terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagi obat tidur

(sedativa/hipnotika) yang mengandung zat aktif nitrazepam atau barbiturat atau

senyawa lain yang khasiatnya sama. Golongan ini tidak termasuk narkotika

melainkan termasuk psikotropika golongan IV (Hawari, 2001).

Golongan sedativa/hipnotika ini sangat membantu bagi pengobatan

mereka (klien) yang menderita stress dengan gejala-gejala kecemasan dan

gangguan tidur (insomnia). Penggunaan obat jenis ini harus di bawah pengawasan

dokter dan hanya dibeli dengan resep dokter di apotik (golongan daftar G)

(Hawari, 2001).

Penggunaan sedativa/hipnotika izin yang seharusnya sebagai pengobatan

(medicine) bila disalahgunakan dapat juga menimbulkan adiksi (ketagihan) dan

dependensi (ketergantungan), apalagi bila dosisnya melampaui batas (overdosis)

(Hawari, 2001).

Penyalahgunaan napza jenis ini dapat menimbulkan gangguan mental bagi

pemakainya dengan gejala-gejala sebagai berikut :

1) Gejala Psikologik:

Emosi labil, hilangnya hambatan dorongan atau impulse seksual dan

agresif. Yang bersangkutan kehilangan pengendalian diri sehinggan sering terlibat

tindak kekerasan dan hubungan seks bebas sampai pada pemerkosaan. mudah

tersinggung dan marah, banyak bicara (melantur).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

28

2) Gejala Neurologik (saraf) :

Pembicaraan cadel (slurred speech), gangguan koordinasi, cara jalan yang

tidak mantap, dan gangguan perhatian dan daya ingat.

3) Efek perilaku maladaptif

Perilaku maladaptif adalah perilaku tidak dapat beradaptasi dengan

lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya gangguan daya nilai realitas, perkelahian,

halangan/hendaya (impairment) dalam fungsi sosial atau pekerjaannya dan gagal

bertanggungjawab (Hawari, 2001).

Bagi mereka yang sudah ketagihan napza jenis ini, bila pemakaiannya

dihentikan akan timbul gejala-gejala putus sedativa/hipnotika yaitu berupa gejala-

gejala ketagihan dan ketergantungan sebagai berikut : mual dan muntah, kelelahan

umum atau keletihan, hiperaktivitas saraf otonom, misalnya berdebar-debar,

tekanan darah naik dan berkeringat, kecemasan (rasa takut dan gelisah), gangguan

alam perasaan (afektif/mood) atau iritabilitas, misalnya murung, sedih atau mudah

tersinggung dan marah, hipotensi ortostatik (tekanan darah rendah bila yang

bersangkutan berdiri), dan tremor kasar (gemetar) pada tangan, lidah dan kelopak

mata (Hawari, 2001)

Sindrom putus sedativa/hipnotika merupakan gejala yang tidak

mengenakkan baik secara psikis maupun fisik, untuk mengatasinya yang

bersangkutan harus menelan tablet sedativa/hipnotika dengan dosis semakin

bertambah dan semakin sering (Hawari, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

29

3. Zat Adiktif

Solvents atau yang sering disebut dengan uap gas biasa digunakan dengan

cara dihirup, merupakan jenis zat adiktif yang dapat diperoleh di mana saja. Dan

biasanya yang memakai zat ini adalah orang yang hanya mau mencoba dari

kalangan bawah dan sering ditemukan pada usia di bawah umur (Sudirman,

2000).

Inhalant atau solvents merupakan peralatan rumah tangga atau hasil

produksi industri, jika dihirup melalui melalui hidung atau dihisap melalui mulut,

dapat dengan cepat mengakibatkan keracunan zat (mabuk) (Anonim, 1999).

Penggunaan solvents dalam jangka waktu yang panjang dapat

mengakibatkan kerusakan organ secara permanen (seperti kerusakan hati, sumsum

tulang, jantung). Ketergantungan solvents yang cukup berat pada masa kehamilan

dapat berakibat serius terhadap janin dan hampir sama dengan sindrom keracunan

alkohol (seperti kerusakan otak, kerusakan wajah, dan pertumbuhan terhambat).

Resiko untuk cidera maupun kematian cukup besar dapat terjadi pada orang

menyalahgunakan solvents. Jika anak-anak atau remaja yang kurang

berpengalaman mengalami keracunan solvents akan melakukan tindakan yang

berbahaya maupun tindakan yang gegabah. Kematian juga dapat terjadi sebagai

akibat serangan jantung, kejang dan muntah-muntah karena sakit kepala yang

hebat (Anonim a, 1999).

Ciri-ciri orang yang keracunan karena pemakaian solvents antara lain :

rasa gembira, agresivitas, emosi yang tidak stabil, sehingga mudah berkelahi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

30

gangguan daya ingat, halusinasi ringan, bicara cadel, kekurangan zat asam

sehingga kulit membiru, pusing (Sudirman, 2000).

Contoh dari solvents antara lain : amyl nitrite atau butyl nitrite (pada

pembersih head video), benzene (pada bensin), butane atau propane (pada isi

korek gas dan hair spray atau cat pilox), freon (pada lemari es), methylene

chloride (pada penghapus cat), nitrous oxyde, toluene (pada penghapus cat,

bensin, tipe-ex), trichlorethylene (Leshner, 2000).

Walaupun solvents dapat ditemukan di tempat umum dan dijual bebas

tetapi akan sangat berbahaya jika disalahgunakan, reaksi jenis ini sangat cepat dan

hilangnya reaksi juga sangat cepat. Solvents dapat menyebabkan si pemakai

pusing, kepala berputar-putar, halusinasi ringan, penglihatan berputar-putar, mual,

muntah dan pada akhir dari semua efek tersebut, si pemakai dapat merasakan

pusing yang berkepanjangan dan dapat mengganggu fungsi jantung (Sudirman,

2000).

Solvents bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf pusat atau otak.

Pertama ia akan mempengaruhi pada bagian luar otak dan kemudian

mempengaruhi pada bagian batang otak. Cara kerja yang persis dalam hal

biokimia belum diketahui dengan jelas tetapi perlu diketahui bahwa efeknya

hampir sama dengan anastesi gas (sejenis gas yang digunakan untuk anastesi),

karena dia mempunyai sifat menekan otak. Kemungkinan efek keracunan pada

otak adalah terjadinya hipoksia (kurang oksigen di dalam otak) yang dapat

menimbulkan kematian mendadak karena dosis yang tidak jelas dan perbedaan

daya tahan. Kematian pada pengguna zat ini bisa secara perlahan-lahan, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

31

ketidakteraturan kerja jantung dan tertekannya sistem pernafasan (Sudirman,

2000).

Tidak ada gejala-gejala yang khas pada penggunaan solvents, kita bisa

mengetahui dari riwayat pemakaian zat ini dan adanya bau yang spesifik dari

pernafasan. Pengguna mengeluh adanya perasaan berdebar-debar, pusing, ada

gangguan pada pernafasan, mata merah, bau dari pernafasan, kerusakan pada

saraf, dan jika diperiksa fungsi liver akan ada gangguan (Sudirman, 2000).

D. Penatalaksanaan Ketergantungan Napza

1. Konsep dasar penatalaksanaan

Dalam bidang kedokteran, penatalaksanaan bermakna terapi dan

tindakan – tindakan yang terkait dengannya. Umumnya tujuan terapi

ketergantungan napza adalah sebagai berikut :

a. Abstinensia

Abstinensia atau penghentian total pengguna napza. Tujuan terapi ini

tergolong sangat ideal, namun sebagian besar pasien tidak mampu atau tidak

bermotivasi untuk mencapai sasaran ini, terutama pasien-pasien pengguna awal.

b. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps

Tujuan utamanya adalah mencegah relaps, bila pasien pernah

menggunakan satu kali saja setelah abstinensia, maka ia disebut “slip”. Bila ia

menyadari kesalahannya, dan ia telah dibekali keterampilan untuk mencegah

pengulangan penggunaan kembali, pasien akan mencoba bertahan untuk selalu

abstinen. Program pelatihan keterampilan mencegah relaps (relaps prevention

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

32

program), terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy), opiate antagonist

maintenance therapy dengan naltrexone merupakan beberapa alternatif untuk

mencapai tujuan ini.

c. Memperbaiki fungsi psikologi, dan fungsi sosial

Dalam kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi

rumatan metadon, syringe exchange program merupakan pilihan untuk mencapai

tujuan terapi jenis ini. Terapi medik ketergantungan napza meruoakan kombinasi

psikofarmakoterapi dan terapi perilaku. Meskipun telah dipahami bahwa banyak

faktor yang terlibat dalam terapi ketergantungan napza, namun upaya

penyembuhan ketergantungan napza dalam konteks medik tetap selalu

diupayakan (Husin, 2002).

Seperti diketahui, terapi medik ketergantungan napza terdiri atas dua fase

sebagai berikut :

1) Detoksifikasi

Detoksifikasi merupakan langkah awal proses terapi ketergantungan

opioida dan merupakan intervensi medik jangka singkat. Bila terapi detoksifikasi

diselenggarakan secara tunggal, misalnya hanya berobat jalan saja, maka

kemungkinan relaps lebih besar dari 90 %.

Tujuan terapi detoksifikasi opioida adalah :

a) Untuk mengurangi, meringankan, atau untuk meredakan keparahan

gejala-gejala putus zat.

b) Untuk mengurangi keinginan, tuntutan dan kebutuhan pasien untuk

menggunakan zat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

33

c) Mempersiapkan proses lanjutan yang dikaitkan dengan modalitas

terapi rumatan.

Berdasarkan lamanya proses berlangsung, terapi detoksifikasi

dibagi atas :

a) Detoksifikasi jangka panjang (3 – 4 minggu) seperti dengan

menggunakan metadon.

b) Detoksifikasi jangka sedang (3 – 5 hari) : naltrexone, midazolam,

klonidin.

c) Detosifikasi cepat (6 jam sampai 2 hari) : rapid detox

Variasi dan pilihan terapi detoksifikasi napza cukup banyak. Di Indonesia,

sebagian dokter/psikiater masih menggunakan terapi detoksifikasi konservatif

seperti penggunaan obat simptomatik (analgetika, anti insomnia, dan lainnya),

bahkan beberapa psikiater masih menggunakan berbagai bentuk neuroleptika

dosis tinggi, yang di negara maju sudah ditinggalkan (Husin, 2002).

2) Rumatan (perawatan).

Terapi rumatan ketergantungan opioida bertujuan antara lain untuk :

a) Mencegah atau mengurangi terjadinya craving terhadap opioida

b) Mencegah relaps (menggunakan zat adiktif kembali).

c) Memperbaiki fungsi fisiologi organ yang telah rusak akibat

penggunaan opioida.

d) Rekonstruksi kepribadian

Tujuan farmakoterapi rumatan pasca detoksifikasi adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

34

a) Menambah holding power untuk pasien yang berobat jalan sehingga

menekan biaya pengobatan.

b) Menciptakan suatu window of opportunity sehingga pasien dapat

menerima intervensi psikosal selama terapi rumatan dan mengurangi

resiko.

c) Mempersiapkan kehidupan yang produktif selama menggunakan terapi

rumatan.

Kedua bentuk fase terapi ini merupakan suatu proses berkesinambungan,

runtut, dan tidak dapat berdiri sendiri (Husin, 2002).

2. Penatalaksanaan untuk ketergantungan napza

Terapi atau pengobatan terhadap penyalahgunaan dan ketergantungan

napza haruslah rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi medik,

psikiatrik, sosial, dan agama. Terapi terdiri dari dua tahapan, yaitu detoksifikasi

dan pasca detoksifikasi (pemantapan) yang mencakup komponen-komponen

sebagai berikut :

a. Terapi Detoksifikasi

Terapi detoksifikasi adalah bentuk terapi untuk menghilangkan racun

(toksin) napza dari dalam tubuh klien penyalahguna dan ketergantungan napza.

Metode detoksifikasi ini tidak hanya berlaku untuk napza jenis opiat (heroin) saja

melainkan berlaku juga untuk napza jenis lainnya seperti ganja, kokain, alkohol,

amphetamine, dan zat adiktif lainnya (Hawari, 2001).

Dalam terapi detoksifikasi ini digunakan jenis obat-obatan golongan

major transquilizer yang ditujukan terhadap gangguan sistem neuro-transmitter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

35

susunan saraf pusat (otak). Pemikiran rasional penggunaan obat golongan major

transquilizer ini adalah bahwa gangguan mental dan perilaku yang dikategorikan

dalam gangguan mental organik yang ditandai dengan gejala-gejala gangguan

jiwa (psikosis organik). Kategori psikosis ini dapat dilihat dengan adanya

gangguan pada daya nilai realitas (reality testing ability/RTA) yang buruk serta

pemahaman diri (insight) yang buruk pula pada klien penyalahguna atau

ketergantungan napza (Hawari, 2001).

Metode detoksifikasi yang digunakan oleh Hawari pada pasien

ketergantungan di panti rehabilitasinya adalah menggunakan sistem blok total

(abstinentia totalis), artinya klien penyalahguna atau ketergantungan napza tidak

boleh lagi menggunakan napza atau turunannya (derivates), dan juga tidak

menggunakan obat-obatan sebagai pengganti atau substitusi (substitution)

(Hawari, 2001).

Terapi detoksifikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai

dengan kondisi pasien dan keluarganya, yaitu :

1) Detoksifikasi tanpa anestesi

a. Detoksifikasi dengan pemutusan segera

Merupakan cara yang paling klasik, program ini dapat dilakukan di rumah

atau di rumah sakit. Caranya yaitu pasien dihentikan secara total dari opioid

(putaw) dan membiarkan pasien mengalami gejala-gejala putus zat (tanpa

diberikan obat penawar atau obat pengganti). Gejala putus zat ini akan muncul

pada hari kedua atau ketiga. Bila perlu pasien diisolasi ketat dari lingkungannya

selama 7 – 10 hari, yaitu saat proses detoksifikasi telah dilalui (Asikin, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

36

b. Detoksifikasi simptomatik

Jenis detoksifikasi ini juga dapat dilakukan di rumah atau di rumah sakit.

Caranya sama dengan detoksifikasi pemutusan segera, perbedaannya pada

pemberian obat untuk mengatasi gejala putus zat saja (Asikin, 2002).

Gejala-gejala yang diduga akan muncul diberikan penawarnya :

1. rasa nyeri : diatasi dengan berbagai analgetik seperti parasetamol,

asam mefenamat, tramadol, injeksi toradol. Dosis yang diberikan

kadang lebih tinggi dari dosis penghilang nyeri pada umumnya.

2. Insomnia : dapat diberikan golongan benzodiazepin (hipnotik-sedativ)

seperti estazolam, triazolam, nitrazepam, atau injeksi midazolam.

3. Depresi : diberikan anti depresan

4. Ansietas : dapat diberikan derivat benzodiazepin (clobazam) dan non

benzodiazepin (buspiron).

5. Diare : terutama diare berat (lebih dari lima kali sehari) atau yang

disertai dengan kesulitan makan atau minum, dapat diberikan

loperamid

6. Mual atau muntah : dapat digunakan motor regulator (sulpirid) dengan

dosis 20 – 50 mg diberikan tiga kali sehari.

Proses detoksifkasi dilakukan selama 7 – 10 hari, pasien perlu didampingi

dalam melakukan proses detoksifkasi ini ( Asikin, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

37

c. terapi subtisusi

berbagai subtitusi yang dapat dipilih :

1. metadon

2. klonidin

3. buprenorfin

4. pentazocin

5. kodein

2) Detoksifikasi cepat dengan anestesi (Asikin, 2002).

b. Terapi Medik-Psikiatrik (Psikofarmaka)

Gangguan mental dan perilaku ini masih berlanjut meskipun napza sudah

hilang dari tubuh setelah menjalani terapi detoksifikasi. Proses mental adiktif

masih berjalan, artinya rasa ingin (craving) masih belum hilang sehingga

kekambuhan dapat terulang kembali (Hawari, 2001).

Untuk mengatasi gangguan di atas, maka digunakan obat-obat yang

berkhasiat mengatasi gangguan dan memulihkan fungsi neuro-transmiter pada

susunan saraf pusat (otak), dengan psikofarmaka. Dengan terapi psikofarmaka

gangguan mental dan perilaku dapat diatasi (Hawari, 2001).

Obat-obat yang digunakan dalam terapi psikofarmaka adalah sebagai

berikut:

1) Obat Antipsikosis

Obat antipsikosis mempunyai sinonim, antara lain neuroleptik, major

tranquilizer, ataractics. Obat yang paling sering digunakan dalam golongan obat

antipsikosis ini adalah Chlorpromazine (CPZ) (Maslim, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

38

Istilah lain yang digunakan untuk menyebut antipsikosis berdasarkan efek

terapi yang ditimbulkan adalah antipsikosis konvensional atau tradisional atau

tipikal (Typical Anti Psychotics) dan antipsikosis generasi baru atau yang biasa

disebut antipsikosis atipikal (Atypical Anti Psychotics) (Maslim, 2001).

a. Antipsikosis Tipikal

Terutama efektif mengatasi simptom positif, pada umumnya dibagi lagi

dalam sejumlah kelompok berikut:

1. derivat fenotiazine: klorpromazine, levomepromazine, dan

triflupromazine (siquil)-thioridazine dan periciazine-perfenazine

dan flufenazine-perazine (taxilan), trifluoperazine, proklorperazine

(stemetil), dan thietilperazine (Torecan)

2. derivat thioxanthin: klorprotixen (Truxal) dan zuklopentixol

(cisordinol)

3. derivat butirofenon: haloperidol, bromperidol, pipamperon, dan

droperidol

4. derivat butilpiperidin: pimozida, fluspirilen, dan penfluridol

b. Antipsikosis Atipikal

Obat-obatan atipikal ini sulpirida, klozapin, risperidon, olanzapin, dan

quentizapin (seroquil) bekerja efektif melawan simptom-simptom negatif, yang

praktis kebal terhadap obat-obat klasik. Lagi pula efek sampingnya lebih ringan,

khususnya gangguan ekstrapiramidal dan dyskinesia tarda (Rahardja, 2002).

Mekanisme kerja obat antipsikosis tipikal adalah mem-blokade dopamine

pada reseptor pasca-sinaptikneuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

39

ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist). Sedangkan obat antipsikosis

yang baru (atipikal) selain berafinitas terhadap “Dopamine D2 receptors”, juga

terhadap “serotonin 5 HT2 receptors” (serotonin-dopamine antagonists) (Maslim,

2001).

Profil efek samping obat antipsikosis yang sering terjadi adalah :

(1). Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa ngantuk, kewaspadaan

berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif

menurun).

(2). Gangguan otonomik (hipotensi, mulut kering, kesulitan miksi dan

defaksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler

meninggi, gangguan irama jantung).

(3). Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom

parkinson : tremor, bradikinesia, rigiditas).

(4). Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik

(jaundice), hematologik (agranulocytosis), biasanya untuk

pemakaian jangka panjang.

Efek samping ini ada yang cepat ditolerir oleh pasien, ada yang lambat,

dan ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan

penderitaan pasien.

Efek samping yang irreversible adalah tardive dyskinesia (gerakan

berulang involunter pada : lidah, wajah, mulut/rahang dan anggota gerak, dimana

pada waktu tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

40

jangka panjang (terapi pemeliharaan) dan pada usia lanjut. Efek samping ini tidak

berkaitan dengan dosis antipsikosis (non-dose related) (Maslim, 2001).

Pada dasarnya semua obat antipsikosis mempunyai efek promer (efek

klinis) yang sama pada dosis ekivalen, peranan utamanya pada efek sekunder

(efek samping : sedasi, otonomik, ekstrapiramidal).

Obat-obat antipsikosis yang biasa digunakan dalam detoksifikasi

ketergantungan napza adalah:

(a) Klorpromazine (CPZ)

Klorpromazine dapat menimbulkan efek sedasi dengan disertai sikap acuh

terhadap rangsangan dari lingkungan. Pada pemakaian dalam jangka waktu yang

lama dapat menimbulkan toleransi terhadap efek sedasi, tergantung dari status

emosional pasien (Ganiswarna, 1995)

(b) Haloperidol (HLP)

Haloperidol adalah golongan butirofenon yang paling umum digunakan.

Berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal

tertentu tidak dapat diberi fenotiazine (Ganiswarna, 1995). Struktur haloperidol

berbeda dengan fenotiazine, tetapi memperlihatkan banyak sifat fenotiazine. Pada

orang biasa efek haloperidol mirip dengan CPZ. Haloperidol menenangkan dan

menyebabkan tidur pada orang yang mengalami ekstasi. Efek sedatif haloperidol

kurang kuat dibandingkan dengan CPZ (Santoso, 1995).

2) Obat Anti-Depresan

Obat anti depresan adalah obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa

“mood” dengan meringankan atau mengilangkan gejala keadaan murung. Dahulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

41

obat anti depresan disebut dengan thymoleptika (Yun. Thymos = suasana jiwa;

analepsis = stimulasi) (Tjay, 2002).

Teori monoamin menyatakan bahwa depresi diakibatkan karena

terganggunya keseimbangan antara neuro-transmiter di dalam otak. Khususnya

terutama karena kekurangan serotonin (dan atau noradrenalin) di saraf-saraf otak

(Tjay, 2002).

Obat-obat anti depresan dibagi menjadi empat kelompok, yakni :

a) Anti depresan klasik

Obat-obat ini menghambat reabsorbsi serotonin dan ujung nor

adrenalin dari sela sinapsis di ujung-ujung saraf. Anti depresan klasik

ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu:

1. zat-zat trisiklik: amitriptilin, doksepin, dan dosulepin, imipramin,

desipramin, klomipramin. Obat-obat ini mempunyai struktrur

dasar cincin tiga.

2. zat-zat tetrasiklis: maprotilin, mianserin (dan mirtazapin), dengan

struktur tetrasiklis.

b) Obat-obat generasi kedua

Dengan struktur kimia lain, yang menimbulkan lebih sedikit efek

samping khususnya berkurangnya efek pada jantung dan

antikolinergis, maka lebih aman pada overdosis dan pada lansia. Obat-

obat generasi kedua ini juga dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

42

1. SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor): fluvoxamine,

fluoxetin, paroxetin, sertralin, dan citalopram. Trazodon juga

mengahambat serotonin, tetapi juga bekerja sebagai anti serotonin.

2. NaSA (Noradrenalin and Serotonin Antidepresant): mirtazapin,

dan venlafxin. Obat-obat ini tidak berkhasiat selektif, menghambat

re-uptake dari baik serotonin maupun noradrenalin. Terdapat

beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada obat-

obat SSRI (Tjay, 2002).

c) MAO-blockers

Fenelzin dan tranylcypromin (parnate). Obat ini menghambat enzim

mono-amino-oksidase (MAO). MAO terdapat dalam dua bentuk: MAO-A

dan MAO-B. Kedua obat di atas menghambat kedua bentuk enzim mono-

amin-oksidase secara irreversibel. Sedangkan obat baru moclobemida

mengahambat terutama MAO-A secara reversible tetapi pada overdosis,

selektivitasnya hilang (Tjay, 2002).

d) Lain-lain

Contoh obat pada golongan lainnya seperti: tryptofan, okstriptan dan

piridoksin (Tjay, 2002).

Mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat re-uptake serotonin dan

noradrenalin di ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian memperpanjang

waktu tersedianya neurotransmiter tersebut (Rahardja, 2002).

Secara umum dikatakan mekanisme kerja dari MAO blocker adalah

dengan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

43

1. menghambat “re-uptake aminergik neurotransmiter”

2. menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine Oxidase”

sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter” pada

sinaps neuron di susunan saraf pusat (Maslim, 2002).

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat anti depresan

berupa:

1. sedasi (rasa kantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor

menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)

2. efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, pengelihatan kabur,

konstipasi, sinus takikardia, dll)

3. efek anti adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)

4. efek neurotaksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)

Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari pasien),

biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan yang sama.

Pada keadaan overdosis dapat timbul “atropine toxic syndrome”dengan

gejala eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi, hipereksia, konvulsi, toxic

konvusional state (confusion, dellirium, disorientation) (Maslim, 2001).

Pada dasarnya semua obat antipsikosis mempunyai efek primer yang sama

pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)

(Maslim, 2001).

3) Obat Antianxietas

Antianxietas adalah obat yang digunakan untuk pengobatan simptomatik

penyakit psikoneurisis dan sebagai obat tambahan terapi somatik yang didasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

44

ansietas (perasaan cemas) dan ketegangan mental. Penggunaan antianxietas dosis

tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis

dan fisik (Ganiswarna, 1998).

Obat antianxietas digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a) Golongan benzodiazepin

Benzodiazepin adalah kelompok obat yang paling banyak dideskripsikan

sebagai transquilizer dan antianksiolitik, dengan efek yaitu menghalau kecemasan,

frustasi, ketegangan dan stress yang banyak terdapat dalam masyarakat maju

(Rahardja, 2002)

Benzodiazepin yang dianjurkan sebagai anti anxietas adalah:

klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam,

alprazolam, dan halozepam (Ganiswarna, 1995).

Diazepam digunakan untuk menimbulkan sedasi, menghilangkan rasa

cemas, dan keadaan psikosomatik yang berhubungan dengan rasa cemas. Pada

dosis layak diazepam menimbulkan depresi pada susunan saraf pusat berupa rasa

kantuk (Santoso, 1995)

b) Golongan non-benzodiazepin

Golongan non-benzodiazepin adalah obat-obat anti anxietas yang tidak

termasuk dalam golongan benzodiazepin, seperti:

(1). Buspiron

Buspiron merupakan contoh dari golongan azaspirodekandion yang

potensial berguna dalam pengobatan anxietas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

45

(2). Meprobamat

Menurut Mutschler (1999), meprobamat adalah muskel relaksan.

Pemberian biasanya secara oral dan diabsorbsi secara cepat dan

sempurna.

(3). Valepotriat

Valepotriat mempunyai kemampuan menghilangkan rasa takut dan

ketegangan, namun tidak memperkuat kerja sedatif maupun alkohol.

Valepotriat mempunyai indikasi pada sindrom ketakutan, disregulasi

vegetatif, kelemahan untuk berkontak, gangguan sikap, dan penyesuaian

diri pada usia lanjut (Mutschler, 1999).

Efek samping yang terjadi pada pemakaian anti anxietas adalah seperti:

a. Sedasi (rasa kantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor

menurun, kemampuan kognitif lemah)

b. Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dan lain-lain)

c. Penghentian obat secara mendadak akan menimbulkan gejala

putus obat (rebound phenomena): pasien menjadi iritabel,

bingung, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, keringat dingin,

konvulsi, dll (Maslim, 2001).

4) Obat Anti parkinson

Obat-obat parkinson pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yakni :

a) antikolinergika : triheksipenidil, biperiden, orfenadrin, prosiklidin, dan

deksetimida (Tremblex). Obat-obat pengganti sintetis ini dari alkaloida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

46

belladona terutama efektif terhadap semua bentuk Parkinsonisme

dengan gejala tremor, kekakuan ringan, dan salivasi, tetapi untuk

hipokinesia kurang ampuh. Obat ini bekerja langsung di susunan saraf

pusat. Untuk bentuk penyakit yang lebih serius, perlu dikombinasikan

dengan levodopa.

b) dopaminergika : levodopa, amantadin, bromokriptin, lisurida,

pergolida, dan selegelin. Obat-obat golongan ini meningkatkan kadar

DA di otak dan dengan demikian maka berdaya meringakan

hipokinesia dan kekakuan, tetapi jarang sekali mengurangi tremor.

Dopaminergik digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasi

dengan antikolinergik (Rahardja, 2002).

Efek samping yang dapat terjadi dalam penggunaan anti Parkinson

tergantung dari golongannya, yaitu:

a) antikolinergik

Efek sampingnya terutama diakibatkan oleh blokade kolinergik dan

berupa efek primer umum seperti mulut kering, retensi urin, takikardi, mual,

muntah, dan sembelit. Begitu pula efek sentral seperti kekacauan, agitasi,

halusinasi, gangguan daya ingat, dan konsentrasi, terlebih-lebih pada manula

(Rahardja, 2002).

b) dopaminergik

Dapat menimbulkan kesulitan tidur akibat eksitasi, efek kejiwaan

dapat terjadi juga seperti rasa takut, depresi, dan gejala psikose pada overdose

(Tjay, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

47

c. Terapi Medik-Psikiatrik (Psikoterapi)

Pada pasien penyalahguna atau ketergantungan napza selain terapi dengan

obat (psikofarmaka) juga diberikan terapi kejiwaan (psikologik) yang dinamakan

psikoterapi.

d. Terapi Medik-Somatik

Yang dimaksud dengan terapi medik somatik adalah penggunaan obat-

obatan yang berkhasiat terhadap kelainan-kelainan fisik baik sebagai akibat

dilepaskannya napza dari tubuh yaitu gejala putus obat (withdrawal syndrom)

maupun koplikasi medik berupa kelainan tubuh akibat penggunaan dan

ketergantungan napza (Hawari, 2001).

e. Terapi Psikososial

Yang dimaksud dengan terapi psikososial adalah upaya untuk memulihkan

kembali kemampuan adaptasi penyalahguna atau ketergantungan napza ke dalam

lingkungannya sehari-hari. Dengan terapi psikososial ini diharapkan perilaku

antisosial tersebut dapat berubah menjadi perilaku yang secara sosial dapat

diterima (adaptive behavior) (Hawari, 2001).

f. Terapi Psikoreligius

Terapi keagamaan (psikoreligius) terhadap para pasien penyalahguna atau

ketergantungan napza ternyata memegang peranan penting, baik dari segi

pencegahan (prevensi), terapi maupun rehabilitasi (Hawari, 2001).

g. Rehabilitasi

Setelah pasien penyalahguna atau ketergantungan napza menjalani

program terapi (detoksifikasi) dan komplikasi medik selama satu minggu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

48

dilanjutkan dengan program pemantapan selama dua minggu, maka yang

bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari,

2001).

Yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah upaya untuk memulihkan dan

mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna atau ketergantungan napza

kembali sehat dalam arti sehat fisik, psikologik, sosial, spiritual (keimanan).

Dengan kondisi sehat tersebut secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik

di rumah, di lingkungan, di kampus, di tempat kerja dan di lingkungan sosialnya

(Hawari, 2001).

3. Prinsip pengobatan ketergantungan napza yang efektif

a. Tidak ada satupun jenis pengobatan yang tepat sama untuk masing-masing

pasien.

b. Dibutuhkan perawatan yang cepat tersedia.

c. Perawatan yang efektif perlu disertai dengan pemenuhan berbagai macam

kebutuhan pasien, tidak hanya dengan obat-obatan.

d. Rencana pelayanan dan perawatan kepada masing-masing pasien harus

diperhatikan terus menerus dan dilakukan perubahan jika diperlukan,

untuk meyakinkan bahwa rencana yang dibuat memenuhi kebutuhan

pasien yang berubah-ubah.

e. Pengobatan memadai yang dilakukan dalam waktu yang singkat,

mengingat keefektifan pengobatan yang diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

49

f. Penyuluhan (perorang atau pergrup) dan terapi kepribadian yang lain

merupakan komponen penting dari pengobatan yang efektif pada

ketergantungan.

g. Detoksifikasi hanya merupakan tahap awal dari pengobatan terhadap

ketergantungan napza.

h. Kemungkinan pemakaian kembali perlu diperhatikan secara terus

menerus.

i. Penyembuhan dari ketergantungan napza merupakan proses yang panjang

dan berulang-ulang yang membutuhkan beberapa episode perawatan

(Leshner, 1999).

E. Kerasionalan Penggunaan Obat

Dalam proses pengobatan terkandung aspek keputusan ilmiah yang

didasari oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan

proses pengobatan. Tujuan pengobatan adalah untuk memberikan manfaat

maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien.

Agar tercapai tujuan pengobatan yang efektif, aman, dan ekonomis, maka

pemberian obat harus mengikuti prinsip-prinsip farmakoterapi sebagai berikut :

1. indikasi tepat

2. penilaian kondisi pasien tepat

3. pemilihan obat tepat, yakni obat yang efektif, aman, ekonomis dan yang

sesuai dengan kondisi pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

50

4. dosis dan cara pemberian yang tepat

5. informasi untuk pasien yang tepat

6. evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara tepat (Sujudi, 2000).

F. Standart Pengobatan Atau Rehabilitasi Detoksifikasi Panti Rehabilitasi Puri Nurani

Pada prosedur penerimaan dan perawatan untuk pasien penyalaguna dan

ketergantungan napza, setiap pasien akan melewati beberapa test untuk

mengetahui ada atau tidaknya napza di dalam tubuh dan jenis napza yang

digunakan selain keterangan yang diberikan pasien pada saat wawancara dengan

dokter yang menerima.

Jika hasil test urin menunjukan bahwa terdapat napza di dalam tubuh

pasien maka pasien akan menjalani program detoksifikasi dan rehabilitasi

penyalahgunaan dan ketergantungan napza di Puri Nurani.

Jika hasil test urin menyatakan negatif atau tidak ditemukan adanya napza

di dalam tubuh pasien serta gejala psikosis yang terjadi lebih menonjol maka

pasien akan dirawat di unit kejiwaan rumah sakit jiwa Dr. Soeharto Herdjan

Jakarta.

Selain pemeriksaan urin yang dilakukan untuk mengetahui napza didalam

tubuh dilakukan juga pemeriksaan lain yang akan menunjukkan ada atau tidaknya

penyakit lain sebagai akibat dari penyalahgunaan napza tersebut.

Untuk pasien yang datang dalam keadaan overdosis maka pasien akan

diberikan rujukan ke rumah sakit umum, untuk mengurangi atau mengatasi

keadaan overdosisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

51

Program terapi dan rehabilitasi yang dilakukan di Puri Nurani mengikuti

prosedur yang telah ditetapkan dan untuk hasilnya bergantung pada keadaan

pasiennya sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.

Dalam menjalankan proses pengobatan atau detoksifikasi, panti-panti

rehabilitasi memiliki standart pengobatannya masing-masing dan belum ada

standartt terapi yang pasti dari badan kesehatan dunia dalam detoksifikasi ini.

Masing-masing panti rehabilitasi memilih standart terapinya sendiri dengan

pertimbangan-partimbangan tertentu.

Puri Nurani memiliki sandart terapi yang digunakan dalam proses

detoksifikasi yang dilakukan selama pasien menjalani terapi di Puri Nurani.

Tabel 1. Standart kombinasi obat yang dipakai pada siang hari di panti rehabilitasi Puri Nurani

Hari

Nama obat

I

II

III

IV

V

VI

VII-X

Codein (20 mg) Haloperidol (5 mg) Trihexyphenidil (2 mg) Tramadol/Antalgin Papaverin (40 mg) CTM (4 mg) Klorpromazine (100 mg) Diazepam (5 mg)

9 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

7 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

6 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

4 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

3 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

1 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

-

1 ½ tab x 4 hari = 6 tab

- - - -

Terus s/d hari X

Terus s/d hari X

Nb : 1. Hari I s/d hari VI masing-masing dibuat 3 x II kapsul (besar) 2. Hari VII s/d hari X, 1 x gerus/giling dibuat 3 x 1 kapsul besar 3. untuk obat malam

Hari I s/d X, 1 x 1 kapsul dengan warna berbeda 4. Hari I s/d VI dibungkus masing-masing etiket diberi tanda/nomor hari I s/d VI demikian

hari VII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

52

Untuk obat yang diberikan pada malam hari juga mempunyai standart

sendiri yaitu :

Tabel 2. Standart kombinasi obat yang dipakai pada malam hari di panti rehabilitasi Puri Nurani

Klorpromazine Hcl tab 100 mg Diazepam tab 5 mg Semua obat digerus kemudian dijadikan satu kapsul

Obat-obatan yang dipakai dalam standart pengobatan (detosksifikasi) pada

panti rehabilitasi biasanya melibatkan obat-obatan jenis analgesik, obat-obatan

golongan psikotropika, dan obat-obat tambahan. Puri Nurani dalam standart

terapinya dalam proses rahabilitasi pasien menggunakan jenis-jenis obat tersebut,

yakni:

a. obat golongan analgesik

yaitu: Tramadol, Antalgin

b. obat golongan psikotropika

yaitu: Haloperidol, Trihexyphenidil, Chlorpromazine, Diazepam

c. obat-obat tambahan

yaitu: obat antihistamin misalnya: Chlorpeniramine meleat (sebagai

antialergi), obat diare misalnya: new diatab, dan obat-obat subtitusi

misalnya : codein

Untuk obat-obatan standart yang dipakai dalam rehabilitasi pasien di Puri

Nurani, yang dilakukan adalah untuk obat siang hari yaitu dengan menggerus

semua obat dijadikan satu kemudian dibuat menjadi dua kapsul besar yang akan

diminum oleh pasien, untuk obat malam juga diberikan dengan mencampur obat

kemudian dimasukan dalam satu kapsul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

53

Standart pengobatan yang diberikan di Puri Nurani tidak didasarkan atas

berat ringannya gejala putus obat yang terjadi, lamanya menggunakan zat, dan

jenis napza yang digunakan. Pertimbangan dari pemilihan kombinasi obat lebih

berdasarkan pada kondisi pasien dan kuat atau tidaknya pasien terhadap gejala

putus obat yang terjadi.

G. Keterangan Empiris

Penelitian yang dilakukan di Panti Rehabilitasi Napza Puri Nurani untuk

menganalisa kombinasi obat yang dipakai, dalam rangka untuk mengetahui

gambaran efek kombinasi obat dan efek samping serta pemilihan kombinasi obat

tersebut dalam menunjang keberhasilan terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan penelitian

Penelitian tentang pemilihan psikotropika dalam usaha rehabilitasi

ketergantungan napza, efktivitas dan efek samping di panti rehabilitasi Puri

Nurani merupakan jenis penelitian non-eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif kualitatif, dan pengambilan data secara prospektif dengan

teknik pengambilan sampel secara accidental.

Data yang diperoleh dibandingkan dengan standart pengobatan yang ada

di Puri Nurani dan literatur yang digunakan.

B. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Penyalahgunaan napza adalah penggunaan napza yang berlebihan, secara

terus-menerus atau berkala di luar maksud medis atau pengobatan.

2. Ketergantungan napza adalah penyalahgunaan napza yang disertai dengan

adanya toleransi dan gejala putus obat (withdrawal syndrome).

3. Panti rehabilitasi napza Puri Nurani adalah tempat untuk menampung dan

merehabilitasi para pasien ketergantungan napza yang dilengkapi dengan

fasilitas yang mendukung seperti klinik konseling, pelayanan gawat

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

55

darurat, tempat intensif untuk rawat inap. Panti rehabilitasi Puri Nurani

merupakan salah satu bagian dari RS Jiwa DR Soehato Herdjan Jakarta.

4. Psikotropika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf

pusat dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku,

digunakan untuk terapi psikiatrik.

5. Penggunaan dan pemilihan psikotropika yang tepat adalah penggunaan

psikotropika yang sesuai dengan indikasi, tepat penderita, tepat pemilihan

psikotropika, tepat dosis regimen dan kewaspadaan terhadap efek samping

yang ditimbulkan dari pemakaian psikotropika tersebut.

6. Gambaran efek kombinasi obat adalah gambaran penggunaan obat yang

digunakan dalam dosis optimal dan akan memberikan gambaran efek yang

diharapkan dalam waktu yang diinginkan.

7. Efek samping obat adalah efek yang tidak diharapkan yang ditimbulkan

oleh obat yang digunakan dalam dosis terapi.

8. Lama perawatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh pasien yang diterapi

putus obat (withdrawal syndrome) sampai pasien tersebut dinyatakan

sembuh, misalnya 10 hari, 1 bulan, 1 tahun.

9. Kombinasi Obat adalah campuran dua obat atau lebih yang digunakan

dalam proses detoksifikasi. Kombinasi yang digunakan ada dua yaitu

kombinasi obat siang dan kombinasi obat malam :

a. kombinasi obat siang

kombinasi obat yang digunakan pada siang hari, terdiri dari :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

56

1. kombinasi a

1) Triheksifenidil 2 mg

2) Haloperidol 5 mg

2. kombinasi b

1) Haloperidol 5 mg

2) Triheksifenidil 2 mg

3) Klorpromazin 100 mg

3. kombinasi c

a) Untuk hari 1 – 7

2) Codein 60 mg

3) Haloperidol 2,5 mg

4) THP 2 mg

5) Tramadol 50 mg

6) CTM 4 mg

7) Papaverin 40 mg

a) Untuk hari 8 – 10

1) Haloperidol 2,5 mg

2) THP 2 mg

b. kombinasi obat malam

1) Klorpromazin 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg

2) Diazepam 5 mg

10. Nomor regestrasi pasien adalah nomor urut pasein sesuai dengan nomor

penfdaftaran pasien ketika masuk dalam panti untuk menjalani terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

57

C. Instrumentasi penelitian

Penelitian ini menggunakan alat-alat seperti tabel isian pemakaian obat-

obatan yang digunakan dalam satu hari selama periode September sampai dengan

Desember 2003, panduan wawancara dengan dokter yang menjadi penanggung

jawab di panti rehabilitasi Puri Nurani Jakarta dan standart pengobatan yang

dimiliki oleh panti rehabilitasi Puri Nurani Jakarta, untuk mendapatkan gambaran

yang utuh tentang terapi yang dilakukan kepada pasien penyalahgunaan atau

ketergantungan napza oleh panti rehabilitasi Puri Nurani Jakarta.

D. Lokasi penelitian

Penelitian tentang pemilihan psikotropika dalam usaha rehabilitasi

ketergantungan napza, efektifitas dan efek samping di panti rehabilitasi puri

nurani dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani rumah sakit jiwa Dr.Soeharto

Herdjan yang beralamat di daerah Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

E. Jalannya penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Proses persiapan meliputi analisis situasi dan penentuan masalah. Pada

tahap analisis situasi dimulai dengan mencari informasi tentang penyalahgunaan

dan ketergantungan napza di panti rehabilitasi Puri Nurani. Didapat data tentang

pasien rawat inap penyalahgunaan dan ketergantungan napza di panti rehabilitasi

Puri Nurani Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

58

2. Tahap pengambilan data

Proses pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan rangasangan

uantuk mengetahui adanya respon positif atau respon negatif pasien sebagai

batasan dari awalan dan akhiran waktu onset dan durasi kombinasi obat yang

diberikan, kemudian dilakukan pencatatan data pada tabel isian penggunaan obat-

obatan dalam terapi penyalahgunaan dan ketergantungan napza dalam satu hari.

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan panduan wawancara yang telah

dibuat sebelumnya dan dilakukan terhadap seorang dokter spesialis kejiwaan yang

biasanya menangani kasus penyalahgunaan dan ketergantungan napza.

3. Proses pengolahan data

Data yang ada disusun menjadi bentuk tabel, kemudian dianalisis untuk

mengetahui tingkat efektivitas penggunaan obat yang diberikan sehari-hari kepada

pasien penyalahguna dan ketergantungan napza dan memperhatikan jika terjadi

efek samping pada penggunaan obat yang diberikan serta penanggulangannya.

F. Kelemahan Penelitian

Kelemahan yang terjadi dalam penelitian ini, dikarenakan penelitian

menggunakan pengambilan data secara obervasi langsung pada respon positif

(adanya gerakan yang dilakukan dengan sadar atau menjawab pertanyaan yang

diberikan) atau respon negatif (tidak adanya gerakan yang dilakukan dengan sadar

atau menjawab pertanyaan yang diberikan) pasien terhadap rangsangan yang

diberikan untuk menentukan awal dan akhiran dari waktu onset dan durasi, maka

pengamat kesulitan dalam pengambilan data yang benar-benar akurat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

59

G. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian yaitu pasien rawat inap

yang menjalani terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani.

H. Tata Cara Analisis Hasil

Data laporan penggunaan kombinasi obat yang digunakan sehari-hari oleh

pasien dianalisa kerasionalan kombinasi obat yang digunakan sehari-hari dengan

membandingkan kombinasi obat yang dipakai dengan standar obat yang ada di

panti rehabilitasi Puri Nurani serta literatur yang digunakan. Menganalisa efek

samping kombinasi obat dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan

literatur yang digunakan, dan menganalisa keefektifan kombinasi obat yang

dipakai dalam terapi detoksifikasi dengan metode deskriptif, untuk mendapatkan

gambaran tentang kerasionalan kombinasi obat yang digunakan dan efek

sampingnya, serta efektivitas kombinasi obat yang digunakan di panti rehabilitasi

Puri Nurani, kemudian data dibahas dalam uraian dan narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

Penelitian tentang penggunaan psikotropika dalam usaha rehabilitasi

ketergantungan napza, efektivitas kombinasi obat dan efek samping di panti

rehabilitasi Puri Nurani didapatkan hasil yang terdiri dari tiga bagian yaitu: bagian

pertama merupakan gambaran umum pasien yang dirawat (melakukan

detoksifikasi) di panti rehabilitasi Puri Nurani, bagian kedua berisi tentang tingkat

kerasionalan kombinasi obat yang dipakai dalam proses detoksifikasi pasien,

bagian ketiga mengenai efek samping yang ditimbulkan oleh kombinasi obat yang

dipakai dalam proses detoksifikasi pasien, dan yang terakhir adalah keefektifan

kombinasi obat yang diberikan kepada pasien ketergantungan napza.

A. Gambaran Umum Pasien Rawat Inap (Detoksifikasi) Panti Rehabilitasi Puri Nurani Selama Bulan September – Desember 2003

Gambaran umum tentang pasien yang dirawat di panti rehabilitasi Puri

Nurani merupakan karakteristik pasien yang dibuat meliputi jenis kelamin, dan

gambaran ketergantugan pada zat aditif jenis tertentu baik pemakian satu jenis

napza maupun pemakaian yang lebih dari satu zat, dan lama pemakaian zat yang

dikonsumsi pasien.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani,

didapat hasil 90% pasien berjenis kelamin laki-laki. Dilihat dari macam zat yang

disalahgunakan oleh pasien yang menjalani rawat inap di panti rehabilitasi Puri

Nurani, maka dapat dilihat bahwa zat yang paling banyak digunakan adalah putaw

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

61

(heroin). Untuk lebih jelas tentang gambaran umum pasien yang menjalani rawat

inap di panti rehabilitasi Puri Nurani dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 3. Data gambaran umum pasien rawat inap panti rehabilitasi Puri Nurani September-Desember 2003

No. Reg. Pasien Jenis

kelamin

Ketergantungan zat Lama Pemakaian

500279 P Ganja ± 2 tahun

500280 L Putaw (herion) ± 4 tahun

500281 L Putaw, ganja, obat-

obatan

± 8 tahun

500282 L Putaw ± 5 tahun

500283 L Putaw dan obat-obatan ± 3 tahun

500284 L Putaw ± 5 tahun

500285 L Putaw ± 7 tahun

500286 L Putaw ± 5 tahun

500287 L Putaw ± 4 tahun

500288 L Putaw ± 5 tahun

B. Pemilihan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien selama menjalani terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani

Terapi detoksifikasi yang dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani

merupakan terapi detoksifikasi gabungan antara detoksifikasi simptomatik dan

detoksifkasi subtitusi. Hal ini ditunjukkan dengan digunakannya standar

pengobatan yang menggunakan kombinasi obat. Obat-obat simptomatik diberikan

untuk mengatasi gejala putus zat yang terjadi, yaitu : Triheksifenidil digunakan

untuk mengatasi Parkinson yang terjadi akibat putus zat, tramadol digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

62

untuk mengatasi rasa nyeri yang terjadi, diazepam digunakan untuk mengatasi

gelisah yang terjadi. Sedangkan obat yang digunakan sebagai obat subtitusi

adalah kodein.

1. Kesesuaian pemilihan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien dibandingkan dengan standar yang ada di Puri Nurani

Sebagian besar panti rehabilitasi ketergantungan napza yang ada di

Indonesia memiliki standar terapi detoksifikasi sendiri-sendiri, termasuk Puri

Nurani. Dalam kenyataannya sehari-hari kombinasi yang digunakan ada beberapa

kombinasi obat yang digunakan mempunyai perbedaan dengan kombinasi obat

yang ada dalam standar pengobatannya, perbedaan ini dapat berupa perbedaan

formulasi kombinasi obat atau dosis yang digunakan.

Kombinasi obat siang yang diberikan terdapat tiga kombinasi obat yang

berbeda, yaitu :

a.) Kombinasi A

Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi A adalah :

1) Triheksifenidil 2 mg

2) Haloperidol 5 mg

Kombinasi A yang digunakan terdiri dari golongan obat anti Parkinson

yaitu triheksifenidil dan golongan obat anti psikosis yaitu haloperidol.

Jika dibandingkan dengan standar pengobatan yang dimiliki Puri Nurani

kombinasi obat ini kurang lengkap, karena hanya terdiri dari dua golongan obat

saja sedangkan menurut standar pengobatan yang ada kombinasi obat terdiri dari

delapan jenis obat yaitu kodein, haloperidol, triheksifenidil, tramadol/antalgin,

papaverin, ctm, klorpromazin, diazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

63

Jika dilihat dari dosis obat yang diberikan dengan dosis menurut standar

pengobatan yang ada kombinasi obat ini sudah tepat dan tidak melebihi dosis

maksimalnya, jadi Kombinasi A yang digunakan sudah tepat.

Jika dilihat dari kombinasi obat standar yang ada di Puri Nurani maka

kombinasi obat A ini kurang lengkap dan tidak sesuai dengan standart pengobatan

yang ada di Puri Nurani.

b.) Kombinasi B

Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi B adalah :

1) Haloperidol 5 mg

2) Triheksifenidil 2 mg

3) Klorpromazin 100 mg

Kombinasi B yang digunakan hanya terdiri dari golongan obat anti

Parkinson yaitu triheksifenidil dan klorpromazin, serta golongan obat anti psikosis

yaitu haloperidol.

Jika dibandingkan dengan standar pengobatan yang ada kombinasi obat

ini kurang lengkap, karena hanya terdiri dari dua golongan obat saja sedangkan

menurut standar pengobatan yang ada kombinasi obat terdiri dari delapan jenis

obat yaitu kodein, haloperidol, triheksifenidil, tramadol/antalgin, papaverin, ctm,

klorpromazin, diazepam.

Dilihat dari dosis obat yang diberikan dengan dosis menurut standar

pengobatan yang ada kombinasi obat ini sudah tepat karena dosis obat yang

diberikan masih dalam dosis terapi dan tidak melebihi dosis maksimalnya, maka

Kombinasi B yang digunakan sudah tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

64

Jika dilihat dari kombinasi obat standar yang ada di Puri Nurani, maka

hal ini menunjukan bahwa Kombinasi B tidak sesuai dengan standart yang ada di

Puri Nurani.

c.) Kombinasi C

Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi C adalah :

(a.) Untuk hari 1 – 7

Codein 60 mg

Haloperidol 2,5 mg

THP 2 mg

Tramadol 50 mg

CTM 4 mg

Papaverin 40 mg

(b.) Untuk hari 8 – 10

Haloperidol 2,5 mg

THP 2 mg

Jika Kombinasi C yang diberikan kepada pasien dibandingkan dengan

kombinasi obat standar yang ada baik dilihat dari jenis obat yang digunakan masih

kurang. Dosis yang dipilih pada Kombinasi C sudah sesuai dengan standar

kombinasi obat yang ada. Artinya Kombinasi C juga tidak sesuai dibandingkan

dengan standar pengobatan yang ada.

d.) kombinasi obat malam

Untuk kombinasi obat malam yang diberikan terdiri dari :

1) Klorpromazin 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

65

2) Diazepam 5 mg

Kombinasi obat malam yang digunakan dilihat dari obat yang digunakan

dengan standar yang ada sudah sesuai, tetapi dilihat dari penggunaan dosisnya

menurut standar yang ada kombinasi obat malam ini tidak sesuai dengan

pemilihan dosis yang ada pada standart pengobatan di Puri Nurani. Pemilihan

dosis kombinasi obat malam ini diberikan melihat dari kondisi pasien dan

kebutuhan pasien terhadap obat sehingga pasien dapat beristirahat dengan

optimal.

Dilihat dari kombinasi obat standar yang digunakan baik kombinasi obat

siang maupun kombinasi obat malam yang diberikan pada pasien dalam terapi

detoksifikasi yang dilakukan di Puri Nurani tidak sesuai dengan standart yang ada

di Puri Nurani. Hal ini dikarenakan kombinasi obat yang diberikan sesuai dengan

kebutuhan pasien dalam mengurangi atau menghilangkan gejala putus obat yang

terjadi.

2. Kesesuaian pemilihan kombinasi obat yang digunakan pasien dengan panduan

yang dipakai.

a. Kombinasi obat untuk terapi detoksifikasi menurut Hawari.

Kombinasi obat yang digunakan dalam terapi detoksifikasi menurut

Hawari menggunakan obat-obat golongan major tranquilizer, golongan analgetik

non opiat, dan anti depresi. Sedangkan untuk obat golongan minor tranquilizer

tidak digunakan, serta tidak menggunakan obat-obatan pengganti atau subtitusi,

Standar kombinasi obat yang ada di Puri Nurani terdiri dari golongan obat

subtitusi (kodein), golongan obat anti psikosis (haloperidol, klorpromazin), anti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

66

Parkinson (triheksifenidil), anti histamin (ctm), minor tranquilizer (diazepam) dan

analgetik opioid (tramadol). Jika dibandingkan antara kombinasi obat standar

yang ada dengan kombinasi obat menurut Hawari, kombinasi obat ini tidak sesuai

karena memakai obat subtitusi dan minor tranquilizer.

b. Kombinasi obat untuk terapi detoksifikasi menurut Konsensus FKUI tentang opiat, masalah medis dan penatalakasanaannya.

Menurut konsensus FKUI kombinasi yang digunakan sebagai standar

pengobatan yang dipakai di Puri Nurani dianggap sesuai karena pemilihan

kombinasinya sesuai dan pemilihan dosis yang masih termasuk dalam jendela

terapetik masing-masing obat. Secara umum dapat dianggap bahwa kombinsi obat

standar yang di panti rehabilitasi Puri Nurani masih rasional dan dapat digunakan

sebagai acuan pengobatan dalam terapi detoksifikasi di Puri Nurani.

C. Efek samping yang terjadi dari penggunaan kombinasi obat yang digunakan pasien dalam menjalani terapi detoksifikasi

Penggunaan obat-obatan sebagai salah satu alat yang digunakan untuk

melakukan terapi detoksifikasi diberikan dalam kombinasi obat yang terdiri dari

berbagai macam jenis dan golongan obat, maka efek samping yang terjadi dan

yang dapat teramati adalah efek samping yang ditimbulkan dari kombinasi obat.

Efek samping yang biasa terjadi dari penggunaan kombinasi obat tersebut ada dua

macam, dilihat dari tujuan terapi. Efek samping yang pertama adalah efek

samping yang membantu terapi atau yang sengaja dibiarkan terjadi, karena efek

samping yang terjadi sesuai dengan tujuan terapi yaitu badan lemas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

67

mengantuk. Menurut Hawari terapi detoksifikasi yang dilakukan sengaja

diberikan kombinasi obat agar pasien menjadi banyak tidur tetapi tidak

memberikan bius kepada pasien.

Efek samping yang kedua adalah efek samping yang muncul dari

penggunaan kombinasi obat yang tidak diharapkan atau efek samping yang dapat

mengganggu jalannya terapi detoksifikasi ini. Efek samping yang merugikan ini

misalnya Parkinson, tekanan darah menurun, bicara cadel/lidah kaku, dan kaku

kuduk. Jika efek samping ini terjadi dan mengganggu proses terapi yang

dilakukan dan mengganggu istirahat pasien maka perlu diberikan obat tambahan

yang dapat meringankan atau menghilangkan efek samping obat tersebut. Efek

samping yang terjadi akibat penggunaan kombinasi obat sebagian besar

merupakan efek samping yang membantu proses terapi detoksifikasi ini. Efek

samping ini berupa badan pasien terasa lemas dan mengantuk sehingga istirahat

(tidur) pasien lebih optimal. Sedangkan efek samping yang merugikan sangat

jarang terjadi rata-rata 1 kali terjadi selama proses detoksifikasi dilaksanakan.

Dilihat dari waktu pemberian kombinasi obat, efek samping yang terjadi

dibagi menjadi dua, yaitu:

1. kombinasi obat siang

Kombinasi obat siang yang diberikan kepada pasien detoksifikasi di Puri

Nurani selama bulan September – Desember 2003, dibagi dalam tiga kombinasi

obat, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

68

a.) Kombinasi A

Kombinasi A terdiri dari Triheksifenidil 2 mg dan Haloperidol 5 mg.

Kombinasi ini diberikan pada pasien no reg 500279. Dari penggunaan kombinasi

ini, pasien tidak mengalami atau merasakan adanya efek samping obat. Hal ini

terus berlangsung sampai dengan hari kelima penggunaan kombinasi obat ini.

Pada hari keenam proses detoksifikasi yang dilakukan Kombinasi A memberikan

efek samping terhadap pasien yang berupa badan lemas dan mengantuk, karena

efek samping ini tidak mengganggu pasien dan bahkan membantu pasien menjadi

lebih tenang maka tidak perlu diberikan obat untuk mengatasi efek samping dari

kombinasi ini.

b.) Kombinasi B

Kombinasi B diberikan pada pasien no reg 500280 dan pasien no reg

500287. Untuk pasien dua kombinasi obat ini memberikan profil efek samping

yaitu Parkinson, otot lemas, mengantuk, tensi darah menurun. Karena efek

samping yang terjadi merupakan efek samping yang mengganggu maka diberikan

obat tambahan untuk mengatasi efek samping tersebut. Efek samping ini terjadi

pada hari pertama pemakaian kombinasi obat ini. Efek samping yang terjadi pada

hari berikutnya adalah badan terasa lemas dan mengantuk hal ini terjadi sampai

pasien diberikan rujukan ke rumah sakit jiwa. Efek samping yang terjadi setelah

hari kedua sampai dengan hari ketujuh tidak merugikan atau bahkan membantu

proses detoksifikasi, maka tidak perlu diberikan obat tambahan untuk mengatasi

efek samping yang terjadi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

69

Kombinasi B yang dipakai untuk pasien no reg 500287 memberikan profil

efek samping yaitu Parkinson, otot lemas, mengantuk, dan tensi darah turun. Efek

samping ini terjadi mulai hari pertama penggunaan kombinasi ini sampai dengan

hari keenam. Efek samping yang terjadi ini merupakan efek samping yang dapat

mengganggu proses detoksifikasi, maka perlu diberikan obat lain yang dapat

meringankan atau menghilangkan efek samping yang terjadi dari penggunaan

kombinasi obat ini misalnya diazepam, lodomer dan klorpromazine .

c.) Kombinasi C

Kombinasi C diberikan pada pasien no reg 500281 – 500286, dan pasien

no reg 500278. Kombinasi C ini berisi obat sebagai berikut, untuk hari pertama

sampai dengan hari ketujuh kodein 60 mg, haloperidol 2,5 mg, THP 2 mg,

tramadol 50 mg, CTM 4 mg, papaverin 40 mg. Untuk hari 8 – 10 berisi obat

sebagai berikut haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg.

Untuk pasien no reg 500282, pemakaian Kombinasi C ini memberikan

gambaran efek samping yaitu Parkinson, kaku kuduk, bicara cadel dan badan

lemas. Efek samping ini terjadi pada saat hari pertama pemakaian kombinasi obat

ini, kemudian untuk hari kedua sampai dengan hari ketujuh efek samping yang

timbul adalah badan terasa lemas. Efek samping yang terjadi tidak mengganggu

proses detoksifikasi, tetapi untuk hari pertama pemakaian kombinasi obat ini

menimbulkan efek samping yang mengganggu proses detoksifikasi dan perlu

diberikan obat tambahan yang berupa THP 2 mg dan diazepam 5 mg, untuk

mengurangi atau menghilangkan efek samping yang mengganggu proses

detoksifikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

70

Untuk kombinasi obat dari hari kedelapan sampai dengan hari kesepuluh

tidak memberikan gambaran efek samping yang terjadi.

Penggunaan Kombinasi C untuk pasien no reg 500281, pasien no reg

500283 sampai dengan pasien no reg 500286 memberikan gambaran efek

samping yaitu, badan terasa lemas. Efek samping ini terjadi dari hari pertama

pemakaian kombinasi obat sampai dengan hari ketujuh pemakaian kombinasi

obat. Efek samping yang terjadi ini tidak mengganggu proses detoksifikasi maka

tidak perlu diberikan obat tambahan untuk mengatasinya. Sedangkan kombinasi

yang diberikan dari hari kedelapan sampai dengan hari kesepuluh tidak

memberikan gambaran efek samping, atau tidak terjadi efek samping pada

penggunaan kombinasi ini.

Penggunaan Kombinasi C untuk pasien no reg 500288 memberikan

gambaran efek samping yaitu Parkinson dan bicara cadel. Gambaran efek

samping ini terjadi pada hari pertama pemakaian kombinasi obat ini. Efek

samping yang terjadi ini merupakan efek samping yang merugikan dan perlu

dihilangkan atau dikurangi dengan memberikan obat lain misalnya klorpromazine.

Hari kedua pemakaian kombinasi obat ini juga memberikan efek samping

yang sama yaitu lidah kaku dan Parkinson. Pasien merasa istirahatnya terganggu

dengan efek samping dari penggunaan kombinasi obat ini, maka diberikan obat

lain yang dapat meringankan efek samping tersebut yaitu THP 2 mg.

Pemakaian Kombinasi C pada pasien no reg 500288 dari hari keempat

sampai dengan hari ketujuh adalah mengantuk dan badan lemas. Efek samping ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

71

tidak mengganggu pasien menjalani terapi bahkan membantu pasien dapat

beristirahat dengan optimal, maka tidak perlu diberikan obat tambahan.

2. Kombinasi obat malam

Untuk kombinasi obat malam pasien diberikan kombinasi yang terdiri dari

klorpromazine dan diazepam dengan dosis yang berbeda. Kombinasi obat ini

memberikan gambaran efek samping yang sama terhadap semua pasien yaitu rasa

lemas dan mengantuk. Efek samping ini tidak mengganggu pasien dan membantu

sehingga pasien dapat tidur secara optimal, dan tidak perlu diberikan obat

tambahan lainnya jika tidak ada keluhan lain yang disebabkan oleh gejala putus

obat.

D. Gambaran efek penggunaan kombinasi obat yang diberikan pada pasien selama terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani

Tujuan utama terapi detoksifikasi adalah untuk mengurangi atau

menghilangkan gejala putus obat yang terjadi dan mencegah terjadinya kembali

gejala putus obat, maka pemberian kombinasi obat yang dipakai tidak hanya yang

cepat mengatasi gejala putus obat tetapi juga yang dapat mencegah terjadinya

kembali gejala putus obat. Jadi kombinasi obat yang diberikan dinilai dengan

kecepatan reaksi obat mengatasi gejala dan jumlah terjadinya gejala putus obat

yang terjadi selama pasien melakukan terapi detoksifikasi.

Puri Nurani memiliki dua kombinasi yang diberikan berdasarkan waktu

pemberiannya yaitu kombinasi obat siang dan kombinasi obat malam. Kombinasi

obat siang juga dibagi menjadi 3 kombinasi. Hal ini terjadi karena pemilihan

kombinasi obat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

72

a. Kombinasi obat siang

Kombinasi obat siang yang diberikan pada pasien selama periode

September-Desember 2003 ada tiga kombinasi berbeda yaitu Kombinasi A,

Kombinasi B dan Kombinasi C.

Tabel 4. Gambaran efek obat dan gejala tambahan yang terjadi pada penggunaan masing-masing kombinasi obat

No. Reg Pasien

Kombinasi obat yang digunakan

Rata-rata waktu onset

(jam)

Rata-rata waktu durasi

(jam)

Gejala tambahan yang terjadi

500279 Kombinasi A 1,34 4,167 - 500280 Kombinasi B 1,86 3,86 - 500281 Kombinasi C 1,80 3,90 1 kali 500282 Kombinasi C 2,00 4,10 6 kali 500283 Kombinasi C 1,71 4,60 2 kali 500284 Kombinasi C 1,67 4,10 3 kali 500285 Kombinasi C 1,89 3,70 1 kali 500286 Kombinasi C 1,90 4,10 1 kali 500287 Kombinasi B 1,67 5,34 - 500288 Kombinasi C 1,30 4,30 2 kali

1.) Kombinasi A

Kombinasi A terdiri dari :

a.) Triheksifenidil 2 mg

b.) Serenace 5 mg

Dari kombinasi A obat siang yang diberikan didapatkan hasil yaitu, rata-

rata waktu onset yaitu sebesar 1, 34 jam dan rata-rata waktu durasi kombinasi obat

yaitu 4,167 jam. Dari hasil ini dilihat bahwa Kombinasi A cukup cepat

memberikan efek obat untuk mengatasi gejala yang terjadi dan memiliki waktu

durasi yang cukup lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

73

Dilihat dari jumlah terjadinya kembali gejala putus obat, Kombinasi A

memberikan gambaran bahwa tidak terjadi gejala tambahan sehingga tidak perlu

perlu diberikan obat tambahan.

2.) Kombinasi B

Untuk kombinasi B terdiri dari :

a.) Haloperidol 5 mg

b.) Trihexypenidil 2 mg

c.) Chlorpromazin 100 mg

Kombinasi B obat siang diberikan pada pasien no 500280 dan pasien no

500287. untuk pasien 500280 kombinasi ini memberikan gambaran waktu rata-

rata onset yaitu 1,86 jam dan rata-rata durasi 3,86 jam.

Pemberian Kombinasi B terhadap pasien 500287 memberikan gambaran

rata-rata waktu onset sebesar 1, 67 jam dan rata-rata waktu durasi yaitu 5,34 jam.

Kombinasi ini juga mencegah terjadinya kembali gejala putus obat yang dialami

oleh kedua pasien.

3.) Kombinasi C

Kombinasi C terdiri dari :

(a.) Untuk hari 1 – 7

Codein 60 mg, Haloperidol 2,5, mg, THP 2 mg, Tramadol 50 mg,

CTM 4 mg, Papaverin 40 mg

(b.) Untuk hari 8 – 10

Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

74

Untuk pasien 500281 kombinasi ini memberikan gambaran rata-rata

waktu onset 1,80 jam dan rata-rata waktu durasi sebesar 3,90 jam. Untuk pasien

500282 kombinasi ini memberikan gambaran waktu onset 2,00 jam dan rata-rata

waktu durasi sebesar 4,10 jam. Untuk pasien 500283 memberikan gambaran rata-

rata waktu onset sebesar 1,71 jam dan rata-rata waktu durasi sebesar 4,60 jam.

Untuk pasien 500284 kombinasi ini memberikan gambaran rata-rata waktu onset

sebesar 1,67 jam dan rata-rata waktu durasi sebesar 4,10 jam. Untuk pasien

500285 kombinasi ini memberikan rata-rata waktu onset 1,89 jam dan rata-rata

waktu durasi sebesar 3,70 jam. Untuk pasien 500286 kombinasi ini memberikan

gambaran rata-rata waktu onset sebesar 1,90 jam dan rata-rata waktu durasi

sebesar 4,10 jam. Dan untuk pasien 500288 kombinasi ini memberikan gambaran

rata-rata waktu onset sebesar 1,30 jam dan rata-rata waktu durasi sebesar 4,3 jam.

Dilihat dari besarnya rata-rata waktu onset dan waktu durasi memberikan

gambaran bahwa Kombinasi C ini memberikan efek terapi yang cepat dan waktu

durasi yang cukup lama.

Jika dilihat dari terjadinya kembali gejala putus obat yang dialami oleh

pasien, kombinasi obat ini memberikan gambaran sebagai berikut :

Untuk pasien 3 kombinasi ini dapat mencegah terjadinya gejala putus obat

tambahan pada pasien, ditunjukkan dengan setelah diberikan kombinasi obat ini

pasien hanya mengalami gejala putus obat tambahan pada hari kedua dari

keseluruhan terapi detoksifikasi. Untuk pasien 500282 kombinasi ini kurang dapat

mencegah terjadinya kembali gejala putus obat pada pasien, hal ini ditunjukkan

dengan terjadinya gejala putus obat tambahan dari hari pertama sampai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

75

hari keenam selama menjalani terapi dengan menggunakan kombinasi ini. Untuk

pasien 500283 kombinasi ini dapat mengurangi terjadinya gejala putus obat

tambahan, hal ini ditunjukkan dengan pasien hanya mengalami gejala putus obat

tambahan pada hari kedua dan ketiga selama menjalani terapi dengan

menggunakan kombinasi obat ini. Untuk pasien 500284 kombinasi ini dapat

mengurangi terjadinya gejala putus obat tambahan, hal ini ditunjukkan dengan

pasien hanya mengalami gejala putus obat tambahan tiga kali selama menjalani

terapi dengan menggunakan kombinasi obat ini. Untuk pasien 500285 kombinasi

ini dapat mengurangi atau mencegah terjadinya kembali gejala putus obat yang

diderita pasien, hal ini ditunjukkan dengan pasien hanya mengalami satu kali

gejala putus obat tambahan selama menjalani terapi dengan menggunakan

kombinasi obat ini. Gejala putus obat tambahan yang dialami oleh pasien 500285

dapat diatasi oleh pasien tanpa diberikan obat tambahan.

Untuk pasien 500286 Kombinasi C yang diberikan dapat mencegah

terjadinya kembali gejala putus obat yang diderita pasien, ditunjukkan dengan

selama pasien menjalani terapi pasien hanya mengalami sekali gejala tambahan

yaitu pada hari kedua. Untuk pasien 500288 Kombinasi C ini juga dapat

mencegah terjadinya gejala putus obat tambahan yang diderita pasien, ini

ditunjukkan dengan gejala tambahan yang dialami oleh pasien 500288 hanya

terjadi tiga kali selama menjalani terapi detoksifikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

76

b. Kombinasi obat malam

Kombinasi obat malam memberikan gambaran efek kombinasi obat yang

diinginkan yaitu berupa waktu onset yang cepat dan durasi yang lama sehingga

pasien dapat tidur dengan optimal. Kombinasi obat malam yang diberikan terdiri

dari :

1) klorpromazine 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg

2) diazepam 5 mg

Untuk kombinasi obat malam yang diberikan pada semua pasien sama

hanya untuk klorpromazine yang digunakan dosisnya berbeda-beda.

Tabel 5. Gambaran waktu efek obat malam yang diberikan selama terapi detoksifikasi.

No. Reg Pasien

Rata-rata waktu onset

(jam)

Rata-rata waktu durasi

(jam)

500279 1,20 4,80 500280 1,00 6,00 500281 1,00 5,20 500282 0,85 4,80 500283 0,90 5,40 500284 0,70 5,28 500285 0,40 5,67 500286 1,00 6,22 500287 1,60 3,83 500288 1,70 5,22

Rata-rata 0,94 5,24

Dilihat dari rata-rata waktu onset yang diberikan oleh obat malam kepada

pasien, kombinasi ini cukup efektif. Kombinasi ini dikatakan cukup memberikan

gambaran efek yang baik karena kombinasi obat malam ini dapat memberikan

waktu onset yang cukup singkat yaitu 0,94 jam, sehingga pasien dapat lebih cepat

merasa mengantuk dan beristirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

77

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kombinasi obat malam yang

diberikan kepada pasien cukup baik memberikan gambaran efek yang diinginkan,

hal ini ditunjukkan dengan rata-rata waktu tiap pasien mengalami durasi efek dari

kombinasi ini adalah sebesar 5,24 jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani

RSJ Dr. Soeharto Herdjan Jakarta selama periode September-Desember 2003,

maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Penggunaan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien belum sesuai

dilihat dari standar pengobatan yang dimiliki Puri Nurani, tetapi tidak dapat

dikatakan bahwa kombinasi obat yang digunakan tidak rasional sebab

pemilihan kombinasi obat yang digunakan berdasarkan kebutuhan pasien dan

kondisi pasien sendiri, dan tidak ada pengobatan yang tepat sama untuk pasien

ketergantungan napza.

2. Efek samping yang terjadi dalam penggunaan obat pada terapi detoksifikasi

dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) efek samping yang membantu terapi detoksifikasi misalnya badan

lemas dan mengantuk.

b) efek samping yang merugikan atau mengganggu terapi

detoksifikasi misalnya Parkinson, lidah kelu, kaku kuduk, dan

tekanan darah menurun.

Dari hasil pengamatan efek samping yang banyak terjadi adalah efek samping

yang membantu proses terapi, dan efek samping yang mengganggu sedikit

terjadi rata-rata satu kali terjadi selama proses detoksifikasi dilaksanakan serta

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

79

upaya untuk menghilangkan efek samping yang mengganggu tersebut adalah

dengan diberikan obat tambahan.

3. Gambaran efek kombinasi obat yang dipakai dalam penggunaan obat pada

terapi detoksifikasi dibedakan menurut kombinasi yang digunakan, yaitu

sebagai berikut:

a) Gambaran efek kombinasi obat yang dipakai sebagai obat siang

Kombinasi obat siang yang diberikan terdiri dari tiga kombinasi

yang berbeda dan dari hasil pengamatan maka Kombinasi B

adalah kombinasi obat yang paling baik memberikan gambaran

efek yang diinginkan dilihat dari waktu onset sebesar 1,67 jam dan

durasi sebesar 5,34 jam, serta kombinasi obat tersebut lebih baik

mencegah terjadinya gejala tambahan yang dialami oleh pasien.

b) Gambaran efek kombinasi obat yang dipakai sebagai obat malam,

menunjukan bahwa pemilihan kombinasi ini cukup baik

memberikan efek yang diinginkan untuk pasien. Dilihat dari rata-

rata waktu onset yang cepat yaitu sebesar 0,94 jam dan rata-rata

waktu durasi yang cukup lama yaitu sebesar 5,24 jam, sehingga

istirahat pasien lebih optimal.

B. SARAN

Saran yang dapat diasampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

80

1. Perlu diadakan penelitian tentang interaksi yang ditimbulkan oleh

penggunaan obat-obat yang termasuk dalam kelas terapi obat

susunan saraf pusat yang digunakan sebagai detoksifikasi dalam

terapi putus obat (Withdrawal syndrome) pada penyalahgunaan dan

ketergantungan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai kerasionalan dan efektifitas

kombinasi obat yang diberikan dalam terapi detoksifikasi

ketergantungan napza, menggunakan parameter pengamatan yang

lebih akurat misalnya menggunakan pengujian sampel darah.

3. Apoteker perlu dilibatkan lebih jauh lagi dalam proses terapi

detoksifikasi karena penggunaan obat yang digunakan pasien

merupakan obat keras dan perlu pengamatan dari tenaga ahli dalam

bidang obat-obatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H., dan Mandiyono, B., 2001, Penanggulangan Korban Napza

Meningkatkan Peran Keluarga Dan Lingkungan, 20, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Anonim, 1999, Volatile Solvents Abuse : A Global Overview Substance Abuse,

Departement Geneve, WHO, Switzerland. Anonim, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Koping Individu Tindak

Efektif: Tidak Mampu Mengatasi Keinginan Menggunakan Zat Adiktif (Putaw) Di RG. Puri Nurani, Ruang Puri Nurani, Jakarta.

Anonim, 2001, Manajemen Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Klien

Gangguan Penyalahgunaan Napza, 2, Seminar Keperawatan RSUPN-Dr. Cipto Mengunkusumo, Jakarta.

Alatas, H., dan Mandiyono, B., 2001, Penanggulangan Korban Narkoba

Meningkatkan Peran Keluarga dan Lingkungan, 20, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Asikin, N., Setiadji, 2002, Konsensus FKUI Tentang Opiat, Masalah Medis Dan

Penatalaksanaannya, Edisi II, 1-7, Balai Penerbit, FKUI, Jakarta. Astiningsih, 2001, Profil Penyalahgunaan Psikotropika di Kalangan Mahasiswa

Angkatan Tahun 1996-2000 Kampus Iii Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Farmasi Unuversitas sanata Dharma, Yogyakarta

Budiarti, W., 2003, Pola Pengobatan Terapi Putus Obat (Withdrawal Syndrome)

Pada Pasien Rawat Inap Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkoba, dan Zat Adiktif di RS DR. Sardjito Yogyakarta, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Ganiswarna, S. G., 1995, Farmakologi Dan Terapi, Edisi IV dengan perbaikan,

148-162, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta. Hawari, D., 1999, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Edisi

Revisi, 136, 137, 139, 140, 142, 164, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta.

Hawari, D., 2000, Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir

(Sistem Terpadu) Pasien NAZA, Edisi V, 37-54, UI Press, Jakarta.

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

82

Hawari, D., 2001, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, Dan Zat Adiktif), 1-150, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Hawari, D., 2002, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, Edisi IV, 17-29,

104-139, 201, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Husin, B., 2002, Penatalaksanaan Mutakhir dan Komprehensif Ketergantungan

Napza, Cermin Dunia Kesehatan, No. 136, Jakarta, hal 45-50. Leshner, I., Ph.D, 1999, Principles of Drugs Addiction Treatment: a Research

Based Guide, NIDA, NIDA Web Sites, Http//: www. NIDA. Com. Leshner, I., Ph.D, 2000, Research Report Series Inhalant Abuse, 4-7, NIDA,

NIDA Web Sites, Http//: www. NIDA. Com Maslim, R., 2001, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik

(Psychotropic Medication), Edisi III, 3-7, 57, Jakarta. Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat, Edisi V, 152-157, Penerbit ITB, Bandung. Notoatmodjo, S., 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, 141, PT Rineke Cipta,

Jakarta. Santoso, S., dan Wiria, S.S., 1995, Psikotropik, Farmakologi Dasar dan Terapi,

Edisi IV, 148-157, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Setiawati, A., 1995, Farmakologi Dan Terapi, Edisi IV dengan perbaikan, Bagian

Andrenegik, 67, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Somar, L., 2001, Rehabilitasi Pecandu Narkoba, PT. Grasindo, Jakarta Sudirman., 2000, Panduan Orang Tua Dalam Menangani masalah Napza

Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif Lainnya, 24-58, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Sujudi, A., Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Derektorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan 2000, Segung Seto, Jakarta, hal 5-6.

Suwarso., 2002, Manajemen Laboratoris Penyalahgunaan Obat dan

Komplikasinya, Cermin Dunia Kedokteran No. 135 tahun 2002, 5-7, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

83

Tjay, T, H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaannya dan Efek Sampingnya, Edisi V, 293-434, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Wresniwiro, M., 2000, Masalah Narkotika dan Obat Berbahaya Ciptakan

Lingkungan Bersih Napza, 44-50, Yayasan Mitra Bintibmas, Jakarta. Yanny, D., 2001, Narkoba Pencegahan dan Penanganannya, 6-27, 34-44, PT

Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

84

Lampiran 1. Surat ijin penelitian Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

85

Lampiran 2. Surat ijin penelitian Rumah Sakit Dr. Soeharto Herdjan

Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

86

Lampiran 3. Standart Detoksifikasi Narkoba “PURI NURANI”

Hari

Nama obat

I

II

III

IV

V

VI

VII-X

Codein (20 mg) Haloperidol (5 mg) Trihexyphenidil (2 mg) Tramadol/Antalgin Papaverin (40 mg) CTM (4 mg) Chlorpromazine (100 mg) Diazepam (5 mg)

9 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

7 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

6 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

4 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

3 tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

1 ½ tab

1 ½ tab

3 tab

3 tab

3 tab

3 tab

1 ½ tab

1 tab

-

1 ½ tab x 4 hari = 6 tab

- - - -

Terus s/d hari X

Terus s/d hari X

Klorpromazine Hcl tab 100 mg Diazepam tab 5 mg Semua obat digerus kemudian dijadikan satu kapsul

Nb : 1. Hari I s/d hari VI masing-masing dibuat 3 x II kapsul (besar) 2. Hari VII s/d hari X, 1 x gerus/giling dibuat 3 x 1 kapsul besar 3. untuk obat malam

Hari I s/d X, 1 x 1 kapsul dengan warna berbeda 4. Hari I s/d VI dibungkus masing-masing etiket diberi tanda/nomor hari I s/d

VI demikian hari VII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

87

Lampiran 4. Tabel isian penggunaan obat sehari-hari pasien rawat inap di panti rehabilitasi

Puri Nurani

No. reg. Pasien :

Gejala yang

tampak Nama obat yang

dipakai Tujuan

pemberian obat Dosis yang diberikan

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Efek samping Keterangan

Ketergantungan terhadap : Hari ke :

onset durasi

Kombinasi obat siang Kombinasi obat malam Keluhan tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

88

Lampiran 5. Tabel Dara Harian Penggunaan Obat Pasien Panti Rehabilitasi Puri Nurani Pasien 1. No Reg 500279

Ketergantungan terhadap ganja Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Gelisah Nyeri seluruh badan Pusing Tidak dapat tidur

Trihexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Menghilangkan gejala

3 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Obat malam :

Chlorpromazine 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan Dapat tidur secara optimal

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke :1

Keluhan Jam 00.00 : Gelisah Agresif Bicara kacau Tidak dapat tidur

Serenace inj 1 amp Diazepam inj 1 amp

Agar klien tenang, emosi stabil, dapat tidur

1 x 5 mg/ml 1 x 10 mg/ml

30 menit

2 jam Mengantuk, badan lemas

Emosi stabil, Klien tidur selama ± 5 – 6 jam

Gelisah Sakit seluruh badan Nafsu makan menurun

Trihexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 2

Obat malam :

Chlorpromazine 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

2 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

89

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Gelisah Bicara kacau

Triexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Meringkan atau menghilangkan gejala

3 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 3

Obat malam :

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan Dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Gelisah Mondar-mandir Bicara sendiri

Triexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 4

Malam hari :

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Komunikasi tidak terarah Tingkah laku ganjil

Triexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Menghilangkan gejala

3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 5

Obat malam:

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan Dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Semua obat digerus menjadi 1 kapsul

Hari ke : 6 Mondar-mandir Gelisah berkurang Minta-minta pulang

Triexylpenidil 2 mg Serenace 5 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul Pulang jam 11.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

90

Pasien 2. No Reg 500280

Ketergantungan terhadap putaw (opiat)

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlorpromazin 100 mg Diazepam 5 mg Lodomer 5 mg

Menghilangkan/ menekan gejala yang terjadi Membantu obat-obatan peroral

3 x 1 tablet 3 x 1 tablet 3 x 1 tablet diberikan bila perlu/bila obat-obatan peroral kurang membantu masing-masing diberikan 1 amp

1 jam

1 jam

3 jam

6 jam

Perkinson Otot lemas Mengantuk Tensi darah menurun

Hari ke:1

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan Dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

3 jam

Badan lemas Mengantuk

Hari ke : 2 Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

91

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Hari ke : 3

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Hari ke : 4

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

92

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Hari ke : 5

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Hari ke : 6

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

93

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Dengar suara-suara (halusinasi) Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Haloperidol 5 mg Trihexypenidil 2 mg Chlor promazin 100 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi Manidurkan

3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul 3 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Hari ke 7

Pasien diberi rujukan ke panti rehabilitasi Chusnul Chitunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

94

Pasien 3. No Reg 500281 Ketergantungan terhadap putaw

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 70 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

3 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 1

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Cenderung ingin pulang

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur, serta menghilangkan cemas

1 x 100 mg 1 x 5 mg

1 jam

5 jam

Mengantuk dan lemas

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 60 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 2

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

3 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

95

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Keluhan tambahan : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 100 mg 1 x 5 mg

15 menit

6 jam

Sakaw Badan sakit Mual Meriang Mata berair Gelisah Emosi labil

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 3

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 200 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 4 Sakaw ringan

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

96

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 5

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 6

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

97

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari :

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

98

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

99

Pasien 4. No Reg 500282 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping Keterangan

Pusing Mual Muntah Keringat dingin Nyeri tulang Nyeri menyeluruh Suhu menigkat ( sub fibis ) Mencret

Tramadol tab. 50 mg Codein tab. 70 mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol tab. 2,5 mg THP 2mg

Menghilangkan seluruh gejala yang terjadi Menenangkan dan bisa tidur

3 x 2 capsul

1 ¾ jam

4 Jam

Perkinson Kaku kuduk Bicara cadel Badan lemas

Seluruh obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Tidur terganggu Gelisah Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam tab. 5 mg

Menghilangkan nyeri Menghilangkan gejala perkinson Agar pasien dapat tidur

1 x 1 kapsul

¾ jam

3 jam

Obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 1

Keluhan tambahan : Nyeri hebat Perkinson Susah tidur

Tramadol tab. 50 mg THP tab. 2 mg Diazepam tab 5 mg

1 x 50 mg 1 x 2 mg 1 x 5 mg

2 jam 2 jam 2 jam

4 jam 4 jam 4 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

100

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 60 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 2

Keluhan tambahan : Nyeri hebat

Tramadol tab. 50 mg Menghilangkan nyeri 1 x 50 mg 15 menit

1 jam

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 3

Keluhan tambahan : Panas dingin Parkinson

Parasetamol 500 mg THP 2 mg

Menghilangkan panas dingin dan parkinson yang terjadi

1 x 500 mg 1 x 2 mg

30 menit

1 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

101

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Panas dingin

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

½ jam

7 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 4

Keluhan tambahan : Parkinson

Delladryl injeksi

Menghilangkan parkinson yang terjadi

1 x 1 ½ cc 15 menit

1 jam

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang hilang timbul

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 5

Keluhan tambahan : Mencret Diare

New diatabs

Menghentikan diare 1 x 2 tablet 30 menit

1 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

102

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

3 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 6

Keluhan tambahan : Gelisah

CPZ 100 mg

Menenangkan 1 x 100 mg

1 jam 6 jam

Gelisah Emosi labil

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

103

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

104

Pasien 5. No Reg 500283 Ketergantungan terhadap putaw dan obat-obatan

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 70 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 1

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Cenderung ingin pulang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur, serta menghilangkan cemas

1 x 100 mg 1 x 5 mg

1 jam

5 jam

Mengantuk dan lemas

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 60 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 2

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

½ jam

5 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

105

Waktu yang diperlukan untuk

menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Keluhan tambahan : Nyeri hebat

Tramadol 50 mg Menghilangkan nyeri yang terjadi

1 x 50 mg 15 menit

1 jam

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 3

Keluhan tambahan : Panas dingin Parkinson

Parasetamol 500 mg THP 2 mg

Menghilangkan panas dingin yang terjadi Menghilangkan parkinson

1 x 500 mg 1 x 2 mg

30 menit

1 jam

Hari ke : 4 Panas dingin

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

106

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang hilang timbul

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 5

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 6

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

107

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Gelisah Emosi labil

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

2 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

108

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan

efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

109

Pasien 6. No Reg 500284 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 70 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

3 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil, marah-marah

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur, serta menghilangkan cemas

1 x 50 mg 1 x 5 mg

1 jam

1 ½ jam

Mengantuk dan lemas

Kombinasi obat kurang menolong

Hari ke : 1

Keluhan tambahan : Jantung berdebar Sakaw Susah tidur

Dellamidon 2 cc inj Lodomer 1 amp i.m Diazepam 1 amp i.m

Menghilangkan sakaw dan dapat tidur optimal

1 x 2 cc 1 x 5 ml 1 x 5 ml

40 menit 15 menit 15 menit

3 jam 3 jam 3 jam

Membantu kombinasi obat malam pasien , tenang

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 60 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 2

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

110

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Keluhan tambahan : Lidah kaku Perkinson

THP 2 mg Menghilankan gejala perkinson

1 x 2 mg 15 menit 1 jam Gejala perkinson hilang

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 ¾ jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 3

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Panas dingin

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 4

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

111

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang hilang timbul

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 5

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 6

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 7 Gelisah Emosi labil

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

112

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 8

Keluhan tambahan : Tidak dapat tidur

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul 15 menit 3 jam

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

113

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

114

Pasien 7. No Reg 500285 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Keringat dingin Pusing Tidak dapat tidur

Codein 70 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

2 jam

Badan terasa lemas Malas beraktivitas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil, marah-marah

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur, serta menghilangkan cemas

1 x 50 mg 1 x 5 mg

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Hari ke : 1

Keluhan tambahan : Sakaw

Dapat diatasi tanpa menggunakan obat

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 ½ jam

3 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 2

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

115

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 3

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Panas dingin Mual Keringat dingin

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 4

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 5 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Mual Muntah Pusing

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

116

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 6

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Pusing Gelisah

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

117

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 10 Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

118

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

119

Pasien 8. No Reg 500286 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 70 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 1

Malam hari : Gelisah Sulit tidur

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur, serta menghilangkan cemas

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 60 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 2

Keluhan tambahan : Tidak bisa tidur

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

1 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

120

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin Pusing Mual Muntah

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 3

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 200 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Panas dingin Mual Pusing Muntah

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 4

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

121

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Mual Pusing

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 5

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 6

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

122

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Gelisah Emosi labil

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

7 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 125 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

30 menit

7 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

123

Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

124

Pasien 9. No Reg 500287 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

2 jam

4 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Hari ke : 1

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

1 jam

3 jam

Mengantuk Tensi turun

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

2 jam

4 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Hari ke : 2

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

1 jam

3 jam

Mengantuk Tensi turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

125

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

1 jam

6 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Hari ke : 3

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

2 jam

5 jam

Mengantuk Tensi turun

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

1 jam

6 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Hari ke : 4

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Mengantuk Tensi turun

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

2 jam

6 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Hari ke : 5

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Mengantuk Tensi turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

126

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

2 jam

6 jam

Perkinson Melemaskan otot Mengantuk Tensi darah turun

Hari ke : 6

Malam hari : Tidak bisa tidur Bicara sendiri

CPZ 100 mg Diazepam 5 mg

Agar pasien tidur optimal

1 x 1 kapsul

2 jam

4 jam

Mengantuk Tensi turun

Emosi labil Melawan Banyak melamun Halusinasi ( pendengaran )

Haloperidol tab. 5 mg THP tab. 2 mg CPZ tab. 100 mg

Menenangkan dan menghilangkan gejala Menidurkan

3 x 1 tab 3 x 1 tab 3 x 1 tab

2 jam 6 jam Perkinson Melemaskan otot Mengantuk

Hari ke : 7

Pasien diberi rujukan ke Rehabilitasi Chusnul Chitunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

127

Pasien 10. No Reg 500288 Ketergantungan terhadap putaw (heroin)

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Rahang kaku Jantung berdebar-debar Badan pegal linu Tidak bisa tidur Tensi darah 110/70 mmHg

Codein 60 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg Tramadol 50 mg CTM 4 mg Papaverin 40 mg

Menhilangkan gejala

3 x 2 kapsul

2 jam

3 jam

Perkinson Bicara cadel

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Tidak bisa tidur Gelisah

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan Dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

3 jam

Badan lemas Mengantuk

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 1

Gejala tambahan : 1. Jantung berdebar Badan sakit menyeluruh 2. sakaw tidak bisa tidur tensi darah 110/70 mmHg febris

Dellamidon 2 cc/ inj Lodomer 5cc/ im Dellamidon 1 cc/ im Diazepam 5 cc/ iv

Menghilangkan rasa sakit Melemaskan otot Menghilangkan sakaw Pasien dapat tidur optimal

1 x 2 cc/ inj 1 x 5 cc/ im 1 x 1 cc/ im 1 x 5 cc/ iv

1 menit

1 menit

90

menit

3 jam

Mengantuk Tenang Mengantuk Lemas

Obat yang diberikan kurang membantu secara optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

128

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Hilang timbul

Codein 50 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari :

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 2

Keluhan tambahan : Lidah kaku Perkinson ( terasa pendek )

THP 2 mg

Melemaskan otot ( menghilangkan Perkinson )

1 x 2 mg

15 menit

1 jam

Badan lemas

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Hilang timbul

Codein 40 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

2 jam

4 jam

Badan terasa lemas Malas beraktivitas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 3

Malam hari :

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

129

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Sakaw ringan

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Nafsu makan meningkat

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 4

Malam hari :

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang hilang timbul

Codein 30 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 5

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

130

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Nyeri pada sendi, otot, dan tulang Panas dingin

Codein 20 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

4 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

1 jam

4 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Hari ke : 6

Keluhan tambahan : Gelisah

CPZ 50 mg

Menghilangkan gelisah yang terjadi

1 x 50 mg

1 jam

6 jam

Gelisah Emosi labil

Codein 10 mg Tramadol 50mg Papaverin 40 mg CTM 4 mg Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

3 x 2 kapsul

1 jam

5 jam

Badan terasa lemas

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 7

Malam hari : Gelisah Sulit tidur Emosi labil

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

131

Waktu yang

diperlukan untuk menimbulkan efek

Gejala yang tampak Nama obat yang dipakai Tujuan pemberian obat

Dosis yang diberikan

onset durasi

Efek samping

Keterangan

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menghilangkan gejala yang terjadi

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 1 kapsul

Hari ke : 8

Malam hari : Klien bisa tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 9

Malam hari : Klien tenang

CPZ 50 mg Diazepam 5 mg

Menenangkan dan dapat tidur

1 x 1 kapsul

15 menit

6 jam

Mengantuk dan lemas

Semua obat dilebur menjadi 1 kapsul

Klien bisa tenang

Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg

Menekan agar gejala tidak muncul kembali

1 x 1 kapsul

1 jam

5 jam

Semua obat digerus dijadikan 2 kapsul

Hari ke : 10

Terapi detoksifikasi selesai klien dapat pulang ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

132

Lampiran 6. Hasil Wawancara Dengan Dokter Yang Bertanggungjawab

Terhadap Klien Atau Pasien Rehabilitasi Ketergantungan Napza Di Puri

Nurani

Pada prinsipnya rehabilitasi terhadap ketergantungan narkoba adalah

dengan mengurangi atau menghilangkan gejala putus obat yang terjadi, karena

pada dasarnya gejala putus obat yang terjadi hampir sama pada semua zat aditif.

Pengobatan biasanya dilakuka sesuai dengan keluhan yang dialami oleh klien atau

pasien, misalnya:

o Rasa nyeri diberikan analgesik

o Mual diberikan spasmolitik

o Kurang tidur diberikan hipnotikum

o Halusinasi diberikan anti psikotik

1) Adakah standart pengobatan di Puri Nurani ?

Standart pengobatan, semua panti rehabilitasi ketergantungan

narkoba mempunyai, hanya yang namanya standart pangobatan

merupakan acuan dari pengobatan rata-rata untuk semua pasien.

Untuk terapi dan rehabilitasi individu klien atau pasien dilakukan

bergantung pada kondisi si pasien atau klien.

2) Bagaimankah standart pengobatan yang dimiliki oleh Panti Rehabilitasi Puri

Nurani ?

Seperti yang tertera pada halaman berikut

3) Apakah ada perbedaan standart detoksifikasi klien menurut jenis narkoba

yang dikonsumsinya selama ini ?

Tidak ada karena pada prinsipnya gejala putus obat yang timbul pada

berbagai jenis narkoba sama saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

133

4) Bagaimanakah jika terjadi pasien yang menggunakan lebih dari satu jenis

narkoba, apakah mempunyai standart detoksifikasinya sendiri ?

Tidak ada karena pada prinsipnya gejala yang timbul pada yang

memakai satu jenis narkoba dengan yang kombinasi sama saja

5) Apakah ada hubungan antara lama waktu pemakaian narkoba dengan

standart pengobatan yang dipakai ? ( mis, pengguna narkoba dihitung secara

harian, bulanan, atau tahunan )

Tidak ada, sebab untuk narkoba lama atau sebentarnya pemakaian

menyebabkan ketagihan dan ketergantungan yang sama

6) Apakah ada hubungan antara dosis pemakaian narkoba yang gunakan dengan

pemilihan standart detoksifikasi yang akan digunakan dalam terapi ? ( mis,

dosis kecil, sedang, besar )

Tidak ada, untuk narkoba sedikit saja tetap berbahaya bagi tubuh kita

7) Dalam gejala putus obat yang terjadi terdapat nyeri atau sakit, apakah ada

skala atau tingkatan untuk rasa sakit yang diderita oleh klien atau pasien ?

Tidak ada

8) Jika ada bagaimanakah tingkatan untuk rasa sakit yang diderita oleh klien

atau pasien tersebut ?

Yang ada hanya rasa sakit yang masih bisa ditahan dan yang sudah

tidak dapat ditahan lagi oleh klien

9) Apakah skala atau tingkatan untuk rasa sakit juga menjadi dasar dari

pemilihan obat yang digunakan dalam standart pengobatan ?

Tidak, hanya jika klien mengeluhkan rasa sakit yang sudah tidak

dapat ditahan lagi maka diberikan obat ekstra yang dapat meringankan

atau menghilangkan rasa sakit yang diderita oleh klien

10) Berapa lama waktu yang diperlukan oleh pasien dalam menjalani

detoksifikasi ?

Tidak ada patokan waktu dalam menjalani detoksifikasi bergantung

pada jenis narkoba yang dikonsumsi klien. Biasanya untuk klien yang

tergantung pada putaw waktu detoks yang diperlukan kira-kira 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

134

sampai 1 bulan, sedangkan untuk ketergantungan terhadap ganja

biasanya lebih lama kira-kira sampai 2 bulan.

11) Apakah ada waktu maksimal dalam menjalani detoksifikasi di Puri Nurani ?

Ada, 10 hari

12) Target apa yang ingin dicapai oleh Puri Nurani dan klien selama masa

detoksifikasi di panti rehabilitasi ?

Klien bisa sembuh dari ketergantungannya pada narkoba

13) Apakah dalam waktu maksimal yang dijalani oleh klien tersebut target yang

ingin dicapai dapat dicapai ?

Biasanya iya, hanya ada beberapa kasus khusus yang terjadi tapi

tidak banyak

14) Jika target yang ingin dicapai selama terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi

belum dicapai, bagaimana cara mengatasinya ?

Memberi rujukan ke RS Jiwa atau ke panti rehabilitasi yang dikelola

oleh Prof.Dr.Dadang Hawari

15) Selama ini bagaimanakah tingkat keberhasilan terapi yang diterapkan oleh

Puri Nurani terhadap kondisi pasien ?

Seratus persen berhasil jika tanpa adanya gangguan dari luar

16) Apakah pernah terjadi kegagalan dalam terapi yang dilakukan oleh Puri

Nurani ?

Pasti ada

17) Apakah yang biasanya menjadi faktor terjadinya kegagalan dalam terapi ?

Kepatuhan klien

Keinginan klien untuk mengkonsumsi kembali narkoba

Lingkungan yang kurang mendukung

Mental klien yang kurang percaya diri dalam menghadapi masalah

hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

135

18) Bagaimanakah cara menanggulangi faktor yang menjadi penyebab kegagalan

dalam terapi ?

Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka dilakukan secara

medis misalnya diberikan obat lain yang dapat menghambat kerja obat

tersebut

Jika kesalahan dari luar misalnya lingkungan rumah klien yang

memungkinkan klien mendapatkan kembali narkoba maka dilakukan

detoksifikasi kembali

19) Apakah ada terapi lain yang dapat dilakukan untuk menunjang terapi yang

dilakukan, misalnya dengan terapi tanpa menggunakan obat ?

Ada, misalnya penyaluran hobi olah raga atau yoga bisa juga

dilakukan pengjaraan religiun agar klien dapat mengatasi

permasalahan hidupnya dengan bijaksana dan tidak mudah terjerumus

lagi ke narkoba

20) Apakah terapi tanpa menggunakan obat juga diterapkan dalam terapi yang

dilakukan oleh Puri Nurani ?

Ada, tetapi hanya sebagian kecil misalnya penyedian alat olahraga

yaitu meja ping-pong, karaoke dan games playstation tujuannya

memberikan rasa rileks pada klien agar klien bisa tenang dan dapat

bekerja sama dengan baik. Dilihat dari tujuannya Puri nurani

melakukan detoks dengan sudut pandang medis jadi yang lebih

ditekankan pada aspek mediknya yaitu pada obat-obatan

21) Sejauh mana terapi tersebut dapat mendukung keberhasilan terapi yang

diterapkan oleh Puri Nurani ?

Cukup membantu sehingga klien dapat merasa tenang dan mau

bekerja sama dengan baik dan klien tidak merasa seperti orang yang

sedang sakit sehingga proses detoks dapat berjalan optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: SKRIPSI - repository.usd.ac.id · mg, CTM 4 mg, Papaverin 40 mg; dan Untuk hari 8 10 : Haloperidol 2,5 mg dan THP 2 mg (kombinasi C). Semua pasien mendapatkan kombinasi yang sama

136

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi yang berjudul “Pemilihan,

Efek Samping, Dan Gambaran Efek

Kombinasi Psikotropika Dalam Usaha

Detoksifikasi Ketergantungan Napza Di

Panti Rehabilitasi Puri Nurani Periode

September – Desember 2003” bernama

Martinus Hadibowo, Lahir di Jakarta 15

Maret 1981 dari pasangan bapak Al.

Sukiman dan Ibu Al. Sartika.

Pendidikan yang ditempuh, yaitu taman kanak-kanak Bunda Hati Kudus Jakarta.

Penulis melanjutkan di Sekolah Dasar Bunda Hati Kudus Jakarta hingga tahun

1993, lalu melanjutkan ke SMP St. Kristoforus Jakarta hingga tahun 1996. Tahun

1999 lulus SMA St. Kristoforus Jakarta, penulis melanjutkan pendidikan di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sampai sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI