SKRIPSI MEI

download SKRIPSI MEI

of 21

Transcript of SKRIPSI MEI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS TEKNIK

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA NIM PRODI JURUSAN

: MEI FAJAR RESTIYANI : 5301408020 : S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO : TEKNIK ELEKTRO

JUDUL SKRIPSI PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA DIKLAT DASAR DASAR ELEKTRONIKA PADA SISWA SMK

LATAR BELAKANG Komunikasi adalah salah satu hal vital dalam pendidikan. Seorang pendidik guru atau dosen, selalu melakukan komunikasi dengan para siswa atau mahasiswanya ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan komunikasi yang efektif, maka transfer ilmu dan nilai bisa berjalan efektif pula. Begitu juga sebaliknya, jika komunikasi tidak efektif, maka transfer ilmu dan nilai pun tidak akan optimal. Dampak yang terjadi misalnya siswa lambat dalam memahami pelajaran.

1

Sebuah pepatah menyebutkan I hear I forget, I see I know, I Do I understand. Berdasarkan penelitian De Porter, Manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30% dari yang didengarnya hanya 20% dan dari yang dibacanya hanya 10%. Kegiatan belajar mengajar ( KBM ) teori di SMK kelas x jurusan teknik instalasi tenaga listrik dihadapkan pada keterbatasan media sehingga membuat tidak efektifnya guru dalam menyampaikan materi teori dasardasar elektronika. Media yang ada saat ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain informasi yang diberikan media hanya berupa gambar rangkaian dan text, belum ada informasi secara nyata tentang gambaran dari objek yang akan di pakai, sampai dengan hal hal teknis saat praktek sehingga siswa kesulitan dalam praktek secara mandiri. Pembelajaran teori dasar-dasar elektronika di SMK kelas x jurusan teknik instalasi tenaga listrik sampai saat ini belum menggunakan media pembelajaran berbasis komputer secara maksimal. Dengan menggunakan media pembelajaran kita dapat mengembangkan materi yang sudah ada menjadi lebih interaktif. Perkembangan teknologi di bidang pendidikan saat ini tidak terlepas dari pendidikan berbasis komputer ( Computer Based Education CBE ) yang sangat membantu untuk memajukan dunia pendidikan saat ini. sebagai alat bantu mengajar computer dapat digunakan untuk

memperagakan atau menampilkan berbagai peristiwa yang sukar dan

jarang diamati di alam sekitar kita. Dengan adanya visualisasi ini berbagai konsep akan lebih mudah tersampaikan dan dipahami oleh siswa dan dengan menggunakan komputer siswa dapat mengulang ulang tanpa kehilangan banyak waktu dan juga kekhawatiran akan kesalahan rangkaian yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja ataupun kerusakan alat. Untuk itu pengadaan atau pembuatan program aplikasi pembelajaran untuk kegiatan pendidikan terutama untuk mata diklat dasar-dasar elektronika perlu dilakukan serta dari uraian diatas secara ringkas peneliti memilih judul PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA DIKLAT DASAR DASAR ELEKTRONIKA PADA SISWA SMK PERMASALAHAN Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka muncu permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana merencanakan dan pembuatan media pembelajaran yang dapat membantu guru pada saat mengajarkan teori dasar-dasar elektronika ? 2. Bagaimana merencanakan dan pembuatan media pembelajaran yang dapat memberikan gambaran yang informatif dari teori dasar-dasar elektronika ? 3. Bagaiman cara agar siswa memahami materi dasar-dasar elektronika Pembatasan Masalah Perencanaan pembuatan media pembelajaran pada mata diklat dasr-dasar elektronika sangat kompleks, sehingga diperlukan adanya suatu batasan dalam penelitian. Adapun permasalahan yang perlu dibatasi adalah:

1.

Materi yang akan dibahas dalam media pembelajaran ini adalah pokok pokok bahasan teori dasar-dasar elektronika bersumber dari kurikulum di SMK kelas X jurusan teknik instalasi tenaga listrik.

2.

Pengujian perangkat lunak (software) yang dibuat hanya meliputi pengujian kelayakan program, tidak diuji pengaruhnya terhadap prestasi siswa.

PENEGASAN ISTILAH 1. Pembuatan Proses, cara, perbuatan membuat (KBBI 2003: 168). 2. Media Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah , perantara. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Hartini, 2009 : 7). 3. Pembelajaran Merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian (DEPDIKBUD,1989:692). Sedangkan mengajar adalah usaha memberi bimbingan pada siswa agar belajarnya optimal.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Pembuatan Media Pembelajaran dasar-dasar elektronika yang dapat menggantikan peran instruktur saat membimbing praktek instalasi penerangan dan tenaga di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 2. Pembuatan Media Pembelajaran Instalasi Penerangan dan Tenaga yang dapat memberikan gambaran dari objek yang akan di pakai dan langkah kerja yang meliputi bagaimana cara pemasangan instalasinya, bagaimana cara pengawatan kabelnya, dan sampai dengan hal hal teknis saat praktek instalasi penerangan dan tenaga di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi mahasiswa, memberikan kemudahan kejelasan materi praktek dan memberikan lebih banyak pemahaman pokok - pokok bahasan praktik instalasi penerangan dan tenaga sehingga dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktek instalasi penerangan dan tenaga 2. Bagi dosen, media pembelajaran praktek instalasi penerangan dan tenaga ini dapat dijadikan sebagai pembantu pengganti instruktur praktek dan memudahkan dosen dalam menyampaikan materi tersebut kepada peserta didik.

3.

Bagi dunia pendidikan, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam bentuk multimedia animasi interaktif.

SISTEMATIKA PENULISAN Skripsi ini terdiri atas beberapa bagian yang masing masing diuraikan sebagai berikut: 1. Bagian awal, terdiri dari judul, abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian isi : BAB I : Pendahuluan berisi : latar belakang, penegasan istilah,

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi. BAB II : Terdiri dari landasan teori dan kerangka berpikir.

BAB III : Metode penelitian. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : Penutup terdiri dari simpulan dan saran.

3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

LANDASAN TEORI 1. Media Pembelajaran Menurut Heinich (1982) dalam Hartini (2009:3) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai pengantar atau perantara terjadinya komunikasi dari pengirim

menuju penerima. Salah satu komponen dalam komunikasi adalah adanya media yang berfungsi sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. AECT (Association and Communication Technology, 1997) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Fungsi media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (1985:28) harus memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya. Fungsi yang pertama adalah memotivasi minat atau tindakan. Media pembelajaran didesain agar dapat memberikan rangsangan kepada siswa atau pendengar untuk melahirkan minat mempelajari. Selain itu, media pembelajaran pun harus dapat memberikan rangsangan agar mereka bertindak sehingga pencapaian belajar akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. Fungsi yang kedua adalah menyajikan informasi. Media pembelajaran bertujuan agar dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Penyajian informasi yang baik diharapkan dapat memberikan partisipasi aktif dari siswa. Fungsi yang ketiga adalah sebagai pemberi instruksi. Media berfungsi sebagai instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehinga pembelajaran dapat terjadi. Materi yang terdapat dalam media

pembelajaran dirancang secara sitematis dan psikologis dengan harapan dapat memberikan instruksi yang efektif. Hartini (2009:41) mengemukakan hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan memilih media pembelajaran menjadi lima kriteria. Kriteria pertama adalah kesesuaian media dengan perencanaan program pendidikan dan rencana kegiatan pembelajaran. Kriteria kedua adalah kesesuaian media pembelajaran dengan sasaran belajar. Hal ini perlu menjadi perhatian karena tingkat kerumitan suatu alat akan membuat siswa menjadi kurang paham. Kriteria ketiga adalah tingkat keterbacaan media, maksudnya apakah media tersebut sudah memenuhi syarat syarat teknis seperti kejelasan gambar, warna, keamanan dan lain sebagainya. Kriteria keempat adalah kesesuaian situasi dan kondisi, misalnya adalah ukuran, perlengkapan pendukung, cahaya ruang, jumlah siswa dan motivasi belajarnya. Kriteria kelima adalah obyektivitas media, maksudnya dalam pemilihan media jangan didasari atas kesenangan pribadi semata. Unsur sobyektivitas guru agak sulit dihindari, oleh karena itu perlu meminta saran dari guru lain atau dari ahli.

1. Monitor Monitor atau yang juga disebut sebagai computer display merupakan komponen output yang digunakan untuk menampilkan teks atau gambar ke layar sehingga dapat dinikmati oleh pemakai (Yunianto, 2007:2). Monitor merupakan piranti yang sangat penting bagi komputer. Perkembangan teknologi dalam penyempurnaan kualitas monitor dari tahun

ke tahun mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hingga kini, ada 3 jenis monitor yang sering digunakan yaitu jenis monior CRT (Chatode Ray Tube), LCD (Liquid Cristal Display) dan plasma. Ketiga jenis monitor mempunyai kelebihan masing masing, misalnya monitor CRT mempunyai ketajaman gambar yang jelas dan mempunyai harga yang relatif murah. Namun beberapa kelemahan monitor jenis ini adalah konsumsi daya yang besar, dimensi yang besar, serta efek samping berupa radiasi

elektromagnetik yang cukup kuat. Monitor jenis LCD mempunyai kelebihan dalam resolusi gambarnya yang tinggi serta dimensi yang cukup tipis. Akan tetapi monitor ini mempunyai kelemahan yakni harganya yang masih mahal dan sudut pandang yang tidak selebar CRT. Jenis monitor yang ketiga adalah monitor plasma yang menggabungkan teknologi CRT dan LCD sehingga mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD namun mempunyai ketajaman dan sudut pandang yang selebar CRT. Teknologi plasma sering kita jumpai pada pertunjukan musik atau pertandingan olahraga yang spektakuler. Acara tersebut biasanya menggunakan monitor plasma yang dipasang di sudut sudut tertentu yang dapat dijangkau penonton. Secara teknologi ada dua jenis monitor komputer, yakni digital atau TTL dan analog. TTL mempunyai kependekan dari Transistor Transistor Logic yang merupakan istilah teknik untuk menjelaskan jenis teknologi yang digunakan dalam bidang elektronika. Seiring perkembangan zaman, monitor jenis analog sudah mulai ditinggalkan. Perbedaan antara monitor analog dan digital dapat dilihat dari pengaturan yang dilakukan. Pada

monitor digital pengaturan besaran seperti pengaturan terang gelap (brightness), ketajaman (kontras), horizontal position, dan lain sebagainya sudah menggunakan tombol tombol format digital. Sedangkan pada monitor analog masih menggunakan pengaturan manual, yaitu dengan memutar knob searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam. 2. Troubleshooting monitor Troubleshooting adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris, yang merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah.

Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubeshooting pada umumnya digunakan dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang komputer, administrasi sistem, dan juga bidang elektronika dan kelistrikan (diunduh dari : http://desiaryaningsih-06231005.blogspot .com/2008/06/ pengertian-troubleshooting.html). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa troubleshooting monitor adalah sebuah proses dalam penyelesaian masalah secara sistematis yang dalam hal ini adalah menyelesaikan kerusakan monitor. Secara prinsip tidak banyak perbedaan antara monitor dan televisi. Beberapa bagian dalam televisi tidak terdapat dalam monitor seperti bagian tuner. Selain itu kebanyakan monitor pun tidak terdapat bagian penerima audio. Apabila televisi mendapatan sinyal input dari bagian tuner, maka monitor mendapatkan input dari kartu grafis (VGA Card) Output dari kartu grafis sudah memiliki sinyal sinyal yang akan memberikan input kepada monitor melalui kabel konektor, antara lain :

a. b. c. d. e.

Sinyal Red Sinyal Green Sinyal Blue Sinyal Syncronisasi Sinyal clock untuk Horizontal/Power Supply

Berikut adalah blog diagram dari monitor

Berdasarkan diagram blok di atas, dapat diketahui beberapa kemungkinan kerusakan yang timbul dalam monitor. Teknik yang digunakan dalam pelacakan kerusakan adalah teknik lokalisasi tiap blok rangkaian. Langkah pertama, pastikan bahwa sumber daya listrik benar benar ada dan tersambung dengan baik. Apabila monitor dinyalakan dan tidak disambungkan dengan sistem unit (input sinyal) dalam hal ini adalah CPU komputer, maka monitor tidak menampilkan apapun. Dengan bantuan

seperangkat komputer dan memastikan bahwa kartu grafis berfungsi dengan baik, maka gejala yang muncul pada saat Power ON/OFF dinyalakan akan mudah dipelajari. Dari hasil tersbut kita bisa menganalisa bagian manakah yang bermasalah. Berikut daftar kerusakan pada monitor yang diunduh dari http://www.infoservistv.co.cc/analisa-crt-rusak.html.

KERANGKA BERPIKIR Salah satu permasalahan mendasar dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah relevansi antara output dengan kebutuhan yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah memberikan andil besar terhadap perilaku manusia. Dunia pendidikan pun ikut merasakan perubahan itu yang dapat dilihat dari penyesuaian penyusaian di segala aspek pendidikan. Pergantian model kurikulum dan sertifikasi pendidik adalah salah satu contoh penyesuaian yang dilakukan. Model kurikulum yang sekarang dipakai lebih menekankan pada partisipasi aktif pendidik dan murid dalam rangka mengelola pembelajaran sesuai dengan karakteristik masing masing sekolah dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pembelajaran menjadi pokok bahasan karena dalam pembelajaran terdapat proses komunikasi yang melibatkan guru dan siswa. Tujuan utama dalam komunikasi adalah tersampaikannya pesan kepada komunikan. Oleh karena itu diperlukan media yang dapat menyampaikan pesan tersebut secara efektif.

Kompetensi siswa menjadi acuan utama keberhasilan proses pembelajaran. Terlebih lagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bidang Teknologi dan Industri yang harus mengikuti perkembangan global. Mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya media pembelajaran yang mendukung dan mampu dipahami siswa dengan baik. Proses pembelajaran SMK yang lebih menekankan praktikum daripada teori dapat menjadi faktor yang melatarbelakangi pemilihan sebuah media

pembelajaran. Media pembelajaran yang baik tentunya mempunyai kriteria yang nantinya akan mendukung proses belajar mengajar.

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 3. Luaran 1)Modul media pembelajaran monitor trainer untuk Mata Pelajaran Monitor. 2)Media pembelajaran berbentuk alat peraga atau trainer untuk Mata Pelajaran Monitor. 4. Pelaksanaan Penelitian dan pengujian dilakukan di Laboratorium Multimedia Teknik Elektro Fakultas Teknik UNNES dan Laboratorium Teknik Audio Video SMK Negeri 7 Semarang. 5. Peralatan dan bahan 1) 2) Seperangkat tool sheet (solder, obeng, tang dsb) Multimeter

3) 4) 5) 6) 7) 8)

Satu unit monitor CRT Papan triplek Catu daa 12V, 1 Ampere Relay 12V Resistor Kabel penghubung

B. Indikator Program Penelitian ini menggunakan indikator berupa kriteria pendidikan, tampilan media pembelajaran dan kualitas teknik. Indikator media ini perlu ditetapkan untuk menghindari adanya berbagai macam persepsi tentang bagaimana nantinya media ini akan dibuat. Tampilan media ini berisi indikator indikator yang berkaitan dengan desain tampilan media termasuk bentuk, warna, teks dan tata letak panel. Sedangkan kualitas teknis berkalitan dengan indikator indikator yang teknis seperti kekuatan alat dan keamanan dari bahaya yang ditimbulkan. Prosedur kerja yang sistematis dan terarah akan dapat memperlancar penelitian dengan baik. Adapun prosedur kerja akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah : 1) 2) 3) 4) 5) Menentukan materi, pengguna dan indikator program Membuat desain prototipe Membuat prototipe Mengujicobakan prototipe Evaluasi C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Check List Menurut Komarudin (1984:43) check list adalah suatu daftar yang berisi identitas dan faktor faktor yang akan diteliti yang berkaitan dengan subyek itu. Metode ini digunakan untuk mengukur indikator yang berkenaan dengan indikator program yang dapat dinilai sendiri dan tidak membutuhkan pendapat orang lain. Dengan check list, program diamati, dan di-crosscheck-kan dengan variabel variabel pada indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam check list digunakan dua pilihan ya/ada dan tidak/tidak ada. Untuk pernyataan positif, jawaban ya/ada memiliki bobot 1, sedangkan jawaban tidak/tidak ada memiliki bobot nol. Sedangkan untuk pertanyaan negatif memiliki bobot sebaliknya. 2. Metode Angket Selain metode check list sebagai metode utama, digunakan pula metode angket sebagai metode pendukung untuk mengevaluasi respon pengguna dalam pemakaian program. Angket (kuesioner) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. (Soeratno dan Arsyad, 1999 : 96). Angket dipakai untuk mengukur indikator program yang berkenaan dengan kriteria kualitas teknis yang membutuhkan pendapat dari pengguna. Setelah indikator indikator mengenai program telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan kisi kisi angket. Dari kisi kisi inilah pertanyaan angket dibuat. Surachmad, W. (1975) mengungkapkan bahwa beberapa petunjuk mengenai konstruksi angket antara lain :

a.

Setiap pertanyaan dirumuskan dengan sejelasjelasnya dan seringkas-ringkasnya.

b.

Pertanyaan yang diajukan hanya yang dapat dijawab oleh responden.

c. d.

Sifat pertanyaan harus netral dan objektif. Pertanyaan yang diajukan hanya yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

e.

Keseluruhan pertanyaan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang dihadapi. Dalam metode angket, sampel dihubungi melalui pertanyaan

tertulis (Winarno Surachmad, 1975). Angket menggunakan format lima point dari skala likert, dimana alternative respon adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Penentuan skor skala likert dilakukan secara apriori. Bagi skala yang berarah positif akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor 5 untuk respon sangat setuju (SS), 4 untuk respon setuju (S), 3 untuk respon ragu-ragu (R), 2 untuk respon tidak setuju (TS) dan 1 untuk respon sangat tidak setuju (STS). Sedangkan bagi skala yang berarah negatif, maka kemungkinan skor akan menjadi sebaliknya. (Oppenheim, 1966). D. Metode Analisis Data Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada bagaimana media pembelajaran ini berbasis multimedia dan tidak melihat aspek statistic

secara mendalam. Sehingga dalam penelitian ini data dianalisis dengan sistem deskriptif persentase. Untuk menganalisis data hasil check list dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengkuantitatifkan data hasil checking sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b. Membuat tabulasi data. c. Menghitung persentase dari tiap-tiap sub variable dengan menggunakan rumus : %= Dengan n x100% N

% = Persentase n = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai yang diperoleh (Muhammad, A. 1993:186) d. Dari persentase yang diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara : 1) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal) = 100 %. 2) Menentukan persentase skor terendah (skor minimal) = 0 %. 3) Menentukan range = 100-0 = 100. 4) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik). 5) Menentukan lebar interval = (100/4) = 25.

Berdasarkan perhitungan, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan dalam tabel 1. Tabel 1. Range Persentase dan Kriteria Kualitatif No. Interval Kriteria 1. 75 % < skor < 100 % Baik 2. 50 % < skor < 75 % Cukup Baik 3. 25 % < skor < 50 % Kurang Baik 4. 0 % < skor < 25 % Tidak Baik Sedangkan untuk menganalisis data angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Angket yang telah diisi responden, diperiksa

kelengkapannya kemudian disusun sesuai dengan angket responden. 2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan

memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. 3) 4) Membuat tabulasi data. Menghitung persentase dari tiap-tiap sub variabel. Adapun

persentase untuk tiap-tiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana rumus yang digunakan dalam perhitungan persentase skor check list. Dari persentase yang diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif sebagaimana yang tercantum dalam tabel 2.

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian dan sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang teori-teori yang mendukung penilitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Berisi cara-cara pelaksanaan penelitian dan perhitungannya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan bagaimana pembahasannya. BAB V PENUTUP Simpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azari, Akyas. 2000. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju Djamarah, Drs. Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Surtikanti, Drs. Sri Hartini. 2009. Modul PLPG : Media Pembelajaran dan Evaluasi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta Yuniato, Wahyu Ika. Teguh Wahyono. 2007. Kupas Tuntas PC Monitor. Yogjakarta : Gava Media Hadi, Sutisno. 1990. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset . 1990. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset Tri Anni, M. Pd, Catharina dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Semarang Press Silabus Mata Pelajaran SMK Program Keahlian Teknik Audio Video SMK N 7 Kota Semarang Model KTSP

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal skripsi ini telah diajukan sebagai syarat pembuatan skripsi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : :

Semarang, Januari 2010 Yang Mengajukan

Hastanto Yuwono NIM. 5301402009 Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs.Samiyono, M.T. NIP. 194806161975011001

Drs. Agus Purwanto NIP. 195909241986031003