Skripsi Matematika

78
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan belajar dan mengajar matematika semestinya juga tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan hakekat matematika. Pengenalan matematika dengan metode sederhana dan menyenangkan sejak usia dini akan menumbuhkankembangkan pola pikir yang konstruktif dan sistematis sebagai bekal penguasaan ilmu dan teknologi. Matematika Sekolah Dasar adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan 1

description

skripsi

Transcript of Skripsi Matematika

Page 1: Skripsi Matematika

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas

kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan

belajar dan mengajar matematika semestinya juga tidak disamakan begitu saja

dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun

berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar

haruslah diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan

hakekat matematika.

Pengenalan matematika dengan metode sederhana dan

menyenangkan sejak usia dini akan menumbuhkankembangkan pola pikir

yang konstruktif dan sistematis sebagai bekal penguasaan ilmu dan teknologi.

Matematika Sekolah Dasar adalah matematika yang diajarkan di pendidikan

dasar dan menengah, yang terdiri atas bagian-bagian matematika yang di pilih

guna menumbuhkembangkan kemampuan berpikir dan membentuk pribadi

siswa serta berpandu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini terlihat dari tujuan umum matematika yang diajarkan pada

pendidikan dasar. Menurut Soedjadi (2000 : 43) tujuan umum pendidikan

matematika di sekolah dasar, adalah : 1) mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu

berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

1

Page 2: Skripsi Matematika

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efesien, 2) mempersiapkan siswa

agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Untuk mendukung agar tujuan pendidikan matematika di atas dapat

tercapai dengan baik, maka pembelajaran matematika harus lebih terpusat

kepada siswa, sehingga siswa lebih aktif belajar dan menemukan sendiri

serta berinteraksi dengan siswa lainnya. Interaksi yang terjadi selama

pembelajaran matematika memberikan potensi yang besar untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, pencapaian tujuan tersebut masih jauh

dari apa yang kita harapkan. Dengan kata lain pemahaman siswa dalam

pembelajaran matematika belum memuaskan.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh penggunaan metode

pembelajaran yang cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke

siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran, sehingga pembelajaran

cenderung monoton yang mengakibatkan siswa merasa jenuh.

Dalam pembelajaran matematika di SD kelas V terdapat standar

kompetensi menghitus luas bangun datar sederhana dan menggunakannya

dlam pemecahan masalah, berdasarkan standar kompetensi tersebut yang

dibahas atau yang dipelajari adalah mengenai luas bangun datar layang-

layang.

Menurut Suhendro,dkk (1995 : 104) layang-layang merupakan suatu

segi empat yang memiliki dua pasang sisi berdekatan sepasang-sepasang sama

2

Page 3: Skripsi Matematika

panjang. Sedangkan Yeni,dkk (2007 : 217) menjelaskan bahwa layang-layang

adalah suatu bangun yang mempunyai dua pasang sisi sama panjang, kedua

diagonalnya saling perpotongan tegak lurus dan salah satu diagonalnya

merupakan sumbu simetri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bagun layang-layang adalah sebuah

bangun yang memiliki sisi-sisi berdekatan sepasang-sepasang sama panjang,

sepasang sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya saling

berpotongan tegak lurus, serta salah satu diagonalnya merupakan sumbu

simetri.

Berdasarkan pengalaman saya dalam mengajar selama satu tahun di

kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 24 Jati Gaung Padang, dari 28 siswa yang

ada dalam satu lokal hanya 11 orang siswa yang memahami mengenai luas

bantun datar layang-layang. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan

proses belajar mengajar mengenai luas bangun datar layang-layang saya hanya

menggunakan metode ceramah dan contoh soal saja, ternyata dengan hanya

menggunakan dua metode tersebut masih banyak siswa yang tidak dapat

menyelesaikan dengan benar soal-soal yang diberikan mengenai luas bangun

datar layang-layang.

Tabel l. Nilai ulangan harian siswa kelas V.A SDN 24 Jati Gaung

Padang dengan materi mencari luas layang-layang

No. Nama Siswa Nilai1 Rifqi Risani 502 Ghifari ahmad 503 Putri wulandari 904 Tessa Fitriani 40

3

Page 4: Skripsi Matematika

5 Yuliati Monita 506 Soni Kaswira 507 Rara Fitri Wahyuni 508 Yogi Irawan 809 Sophan Rahman 4010 Viqri Alghifari 6011 Dio Ilhamsyah 8012 Figo Zulka Syafsengko 5013 Ranti Islam Monita 6014 Rama Saputra 9015 Andrio Revaldo 4016 Anisa Rahayu 9017 Azhari Yusuf 5018 Elsa Nurul Aulia 5019 Intan Permata Sari 10020 Putri Suci Alida 10021 Diani Putri 5022 Surya Darma 8023 Ahmad Fajar Afif 5024 Alifah 5025 Ahmad Zidan 9026 Agung Saputra 10027 Irfan Darmis 90

Jumlah 1730Rata-rata 64

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran luas bangun datar layang-layang masih banyak yang di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah

Rendahnya nilai ulangan siswa dalam mencari luas bangun datar

layang-layang, disebabkan karena dalam belajar kelompok, kerjasama antar

siswa kurang terjalin dengan baik. Apabila ada siswa yang kurang mengerti

dengan materi yang dipelajari, mereka enggan untuk meminta bantuan pada

temannya karena malu dan takut ditertawakan. Hal ini dapat dilihat dari

4

Page 5: Skripsi Matematika

siswa yang bertanya dan mengerjakan latihan ke depan kelas hanya beberapa

orang dan selalu orang yang sama.

Guru sebagai faktor utama dalam proses pembelajaran, bukan

sekedar menyampaikan materi saja, tetapi juga sebagai fasilitator dan

pembimbing. Guru harus berusaha melibatkan siswa secara aktif dan

meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Semakin banyak

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, maka siswa akan semakin

memahami materi pelajaran yang diterimanya.

Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran matematika di sekolah

dasar, guru harus berusaha menyajikan matematika sebaik mungkin sesuai

dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Guru harus menentukan dan

memiliki strategi, metode dan teknik yang sesuai, agar dapat melibatkan

siswa secara aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik dan menarik bagi siswa.

Penerapan pembelajaran yang dapat memperbanyak interaksi siswa

dan meningkatkan pemahamannya sangat diperlukan, seperti model

pembelajaran kooperatif. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2009 : 56)

menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai

suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Sedangkan Nur Asma (2008 : 2) menjelaskan bahwa belajar

kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam

belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada

5

Page 6: Skripsi Matematika

aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok

dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa, serta dapat meningkatkan

sifat kepemimpinan, sikap positif siswa terhadap materi pelajaran, rasa

saling menghargai dan memiliki.

Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah Student Teams

Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model pembelajaran ini

menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau

lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang

berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi

tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelaminn, kelompok ras dan

etnis, atau kelompok sosial lainnya.

Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) diharapkan siswa dapat melakukan kerjasama

selama proses belajar mengajar sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan,

serta mampu memahami konsep luas bangun datar layang-layang.

Menurut Sudjarwo (dalam Http://jamaluddink1.blogspot.com,

diakses tanggal 22 September 2012) keuntungan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yaitu : 1) tercapainya tujuan instruksional untuk aspek

kognitif tingkat tinggi, 2) keterampilan berpikir dengan penuh kreatif, 3)

6

Page 7: Skripsi Matematika

meningkatkan keterampilan komunikasi, 4) keterampilan antar personal, 5)

meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri bagi setiap anggota kelompok.

Dari kutipan-kutipan di atas jelas bahwa pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswa saling ketergantungan

antara yang satu dengan yang lainnya dan bertanggung jawab atas materi yang

dipelajarinya.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Luas

Layang-layang Dengan Pendekatan Cooperatif Learning Tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) Di Kelas V.A SDN 24 Jati Gaung

Padang”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang, secara umum rumusan masalahnya adalah

bagaimanakah peningkatan hasil belajar luas layang-layang dengan

pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) bagi

siswa kelas V.A SD Negeri 24 Jati Gaung Padang? dan secara khususnya

adalah tentang:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) pada materi luas bangun datar di kelas V.A

SD Negeri 24 Jati Gaung Padang?

7

Page 8: Skripsi Matematika

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) bagi siswa kelas V.A SD Negeri 24 Jati

Gaung Padang?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar luas bangun datar melalui

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

bagi siswa kelas V.A SD Negeri 24 Jati Gaung Padang?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas V.A SDN 24 Jati Gaung Padang Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dalam materi

pokok luas bangun datar layang-layang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa Kelas V.A SDN 24 Jati Gaung dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam materi luas layang-layang.

2. Bagi guru khususnya guru Kelas V.A SDN 24 Jati Gaung sebagai salah

satu alternatif model pembelajaran untuk memperbaiki proses

pembelajaran terutama dalam materi luas layang-layang.

3. Bagi SD Negeri 24 Jati Gaung dapat dijadikan salah satu bahan masukan

dalam rangka meningkatkan hasil belajar terutama dalam materi luas

layang-layang.

8

Page 9: Skripsi Matematika

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dalam membuat

karya ilmiah dan menjadi landasan berpijak untuk menindaklanjuti

penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas.

9

Page 10: Skripsi Matematika

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Pengetian Belajar

Belajar adalah melakukan sesuatu dengan cara laihan-latihan

sehingga yang bersangkutan menjadi berubah (Riyanto, 2009 : 5).

Sedangkan menurut Walker (dalam Riyanto, 2009 : 5) belajar adalah

“suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah,

kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor

samar-samar lainnya yang tidak berhubungan lanngsung dengan kegiatan

belajar.

Pendapat lain mengatakan belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap yang bersifat relatif

konstan dan berbekas, Winkel (dalam Riyanto, 2009 : 5)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang tidak terbatas pada

keterampilan, tetapi juga meliputi proses berpikir sehingga dapat

menghasilkan perbaikan performansi.

10

Page 11: Skripsi Matematika

2. Pengertian Hasil Belajar

Manusia selalu berusaha bagaimana supaya kehidupannya bisa

berubah dari waktu ke waktu. Perubahan itu tidak bisa datang dengan

sendirinya tanpa adanya suatu proses yang harus kita jalani. Proses

maksudnya disini adalah proses belajar, baik itu belajar secara formal

maupun non formal. Melalui proses belajar yang dilakukan akan diperoleh

suatu hasil belajar yang dapat mengakibatkan suatu perubahan tingkah

laku pada manusia. Perubahan tingkah laku yang diharapkan disini adalah

perubahan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

secara menyeluruh (komprehensif) setelah menerima pengalaman belajar,

yang mencakup 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, (Sudjana,

2004 : 37). Lebih lanjut Sudjana (2004 : 45) menjelaskan bahwa hasil

belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan intruksiaonal),

sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar.

Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa, dan hasil

yang dicapai selalu meningkat atas dasar bahan pelajaran yang dipahami.

Sedangkan Slameto (2001 : 5) berpendapat bahwa hasil belajar

merupakan peningkatan kemampuan, baik kemampuan kognitif-

intelektual, sosio-emosional, maupun kemampuan keterampilan-motorik.

Dari pendapat-pendapat ahli di atas tentang pengertian hasil

belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah suatu perubahan

yang terjadi pada diri individu, dimana perubahan yang diharapkan adalah

11

Page 12: Skripsi Matematika

perubahan kearah yang lebih baik, baik dari segi kognitif, afektif maupun

psikomotor yang didapatkan melalui proses belajar.

3. Luas Bangun Datar

a. Pengertian luas

Dalam mempelajari bangun datar, banyak hal yang harus perlu

diketahui oleh siswa. Misalnya harus mengetahui tentang konsep titik,

garis, sudut, sisi, rusuk, luas, keliling dan sebagainya.

Menurut Iskandar, dkk (2009 : 1) luas merupakan daerah bidang

datar yang dibatasi oleh garis yang mengelilinginya. Luas suatu bangun

datar dapat disajikan berdasarkan pemahaman tentang satuan luas,

perhitungan luas berdasarkan banyaknya satuan-satuan luas yang ada

pada bangun, generalisasi rumus perhitungan luas secara induktif dan

penyajian beberapa latihan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa luas merupakan ukuran suatu bidang dengan

satuan-satuan luas pada sebuah bangun.

b. Pengertian Bangun datar

Geometri merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam

pembelajaran matematika yang membahas ide-ide dasar tentang titik,

garis, bidang, permukaan dan ruang.

Pada dasarnya geometri dibedakan atas dua jenis, yaitu bangun

datar dan bangun ruang. Sri (2006:127) menyatakan bahwa “Bangun

datar merupakan bangun yang berdimensi dua dengan permukaan

datar/rata”. Kemudian Mulyana (2007:88) juga menyatakan bahwa

12

Page 13: Skripsi Matematika

bangun datar adalah “Suatu bangun geometri yang berbentuk datar”.

Senada dengan ini Antonius (2006:1720) mengemukakan pendapatnya

bahwa “Bangun datar adalah bangun yang mempunyai permukaan datar

yang berdimensi dua”.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bangun datar adalah bangun berdimensi dua yang memiliki bidang

datar.

c Pengertian luas bangun datar

Pengukuran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dalam kehidupan seharihari. Bayangkan jika kita tidak tahu tentang

ukuran tinggi, jarak, berat, volum, luas dan lain sebagainya maka kita

tidak akan dapat membandingkan satu hal/objek dengan hal/objek yang

lainnya.

Menurut Pujiati & Sigit (2009 : 9) “luas bangun datar adalah

banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutup (secara

rapat) daerah tersebut”.

4. Bangun Layang-layang

a. Pengertian bangun datar layang-layang

Layang-layang adalah segi empat dimana sisi yang

berdekatan sepasang-sepasang, sudut yang berhadapan sama besar dan

diagonalnya saling berpotongan dan tegak lurus. Seperti gambar di

bawah ini :

13

Page 14: Skripsi Matematika

D

A C

B

Gambar 2.6 Layang-layang ABCD

Menurut Suhendro,dkk (1995 : 104) layang-layang

merupakan suatu segi empat yang memiliki dua pasang sisi berdekatan

sepasang-sepasang sama panjang. Sedangkan Yeni,dkk (2007 : 217)

menjelaskan bahwa layang-layang adalah suatu bangun yang

mempunyai dua pasang sisi sama panjang, kedua diagonalnya saling

perpotongan tegak lurus dan salah satu diagonalnya merupakan sumbu

simetri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bagun layang-layang adalah

sebuah bangun yang memiliki sisi-sisi berdekatan sepasang-sepasang

sama panjang, sepasang sudut yang berhadapan sama besar, kedua

diagonalnya saling berpotongan tegak lurus, serta salah satu

diagonalnya merupakan sumbu simetri.

b. Luas bangun datar layang-layang

Berdasarkan pendapat Pujianti & Sigit (2009 : 9) bahwa luas

bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk

menutup (secara rapat) daerah tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

14

Page 15: Skripsi Matematika

bahwa luas bangun datar layang-layang adalah banyaknya satuan luas

yang dapat digunakan untuk menutup (secara rapat seluruh daerah dari

suatu bangun datar layang-layang.

5. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-

kelompok kecil saling bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan

bersama. Dengan bekerjasama untuk mencapai sebuah tujuan bersama,

maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan

sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar

sekolah.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-

kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama

(Nur Asma, 2008 : 2). Lebih lanjut Nur Asma (2008 : 2) menjelaskan

bahwa belajar kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa

bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing

bertanggung jawab pada aktivitas belajar kelompoknya, sehingga

seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan

baik.

Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2009 : 58)

pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

15

Page 16: Skripsi Matematika

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama. Sedangkan Riyanto (2009 : 267)

menjelaskan, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (Academic Skill),

sekaligus keterampilan sosial (Social Skill).

Sejalan dengan pendapat diatas Cooper dan Heinich (dalam

Nur Asma, 2008 : 2) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif

sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok

kecil yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan dan

tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerjasama belajar

keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial.

Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa

dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih

mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling

mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas tentang pengertian

pembelajaran kooperatif dapat dimaknai bahwa pembelajaran kooperatif

mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar

kelompok dan sekaligus bertanggungjawab terhadap aktivitas belajar

anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat

menguasai materi pelajaran dengan baik.

16

Page 17: Skripsi Matematika

b. Tipe-tipe Strategi Belajar Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif terdiri atas 7 tipe (Nurasma

2006:51), yaitunya sebagai berikut:

1). Student Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok

belajar yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang

merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda.

Guru lebih dulu menyajikan materi, kemudian anggota tim

mempelajari materi dan memastikan semua anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut.

2). Teams Games Tournament (TGT)

TGT adalah model pembelajaran yang didahului dengan

penyajian materi oleh guru dan diakhiri dengan memberikan

sejumlah pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa pindah ke

kelompoknya masing-masing untuk mendiskusikan dan

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan guru.

3). Team Assisted Individualization (TAI)

TAI merupakan model pembelajaran yang menggunakan

kombinasi pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.

4). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC adalah sebuah program komprehensif dalam pengajaran

membaca dan menulis untuk kelas tinggi di Sekolah Dasar. Mereka

17

Page 18: Skripsi Matematika

terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, saling

membacakan satu sama lain, membuat prediksi, membuat ikhtisar,

menulis tanggapan dan berlatih pengejaan serta pembendaharaan

kata.

5). Group Investigation (GI)

GI adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang

memperbolehkan siswa merancang dan melakukan suatu

pembelajaran dalam kelompok mereka. Keberhasilan pelaksanaan

model ini tergantung dengan latihan-latihan berkomunikasi dari

berbagai keterampilan sosial lain yang dilakukan sebelumnya.

6). Jigsaw

Model jigsaw dapat digunakan apabila materi yang harus dikaji

berbentuk narasi tertulis. Model ini paling cocok digunakan dalam

pembelajaran-pembelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra,

beberapa bagian ilmu pengetahuan (sains), dan berbagai bidang yang

terkait yang tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep

bukan keterampilan.

7). Model Co-op Co-op

Model Co-op Co-op hampir mirip dengan investigasi

kelompok, tapi menempatkan kelompok-kelompok dalam kerjasama

satu dengan yang lain untuk mengkaji topik kelas. Dalam model ini

memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok

18

Page 19: Skripsi Matematika

kecil dan kemudian memberikan kesempatan bagi mereka untuk

saling tukar pemahaman yang baru dengan teman-teman sebaya.

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions

(STAD)

a. Pengertian Pembelajan Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD)

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, pembelajaran

kooperatif salah satunya yaitu dengan tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif Student Team Achievement

Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan

jumlah anggota tiap-tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen

(Triyanto, 2009 : 68)

Sedangkan Slavin, dkk (dalam Nur Asma, 2008 : 50)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan satu

model yang baik untuk pebelajar yang baru mengenal tentang

pembelajaran kooperatif. Lebih lanjut Slavin (dalam Trianto : 68)

menjelaskan bahwa pada pembelajaraan kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) siswa ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat

prestasi, jenis kelamin, dan suku.

19

Page 20: Skripsi Matematika

Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan menggunakan strategi belajar kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) dapat mengembangkan kemampuan

siswa baik secara individu maupun secara kelompok untuk mencapai

tujuan bersama, walaupun di dalam kelompok tersebut terdapat

perbedaan akademik, jenis kelamin dan ras.

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD)

Menurut Ibrahim, dkk (200:6) karakteristi pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah : 1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk

menuntaskan materi belajar, 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang

memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah. 3) Bilamana

mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis

kelamin yang berbeda. 4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok

ketimbang individu.

c. Prinsip Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD)

Menurut Nur Asma (2008 : 6), menjelaskan bahwa “ dalam

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD setidaknya terdapat

lima prinsip yang dianut, yaitu : 1)Prinsip belajar siswa aktif, 2)Belajar

kerjasama, 3)Pembelajaran partisipatorik, 4)Mengajar reaktif,

5)Pembelajaran yang menyenangkan

20

Page 21: Skripsi Matematika

Sedangkan menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:61) prinsip-

prinsip pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD) adalah : 1)Penghargaan kelompok, yang akan

diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2)Tanggung jawab individual, bermakna bahwa susksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.

3)Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.

d. Kelebihan-kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD)

Pendekatan kooperatif tipe STAD sama juga dengan

pendekatan memiliki bebeapa kelebihan. Menurut Sudjarwo (dalam

http://jamaluddink1.blogspot.com.html, diakses tanggal 22 November

2012) keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu : 1)

Tercapainya tujuan intruksinonal untuk aspek kognitif tingkat tinggi. 2)

Keterampilan berpikir dengan penuh kreatif. 3) Meningkatkan

keterampilan komunikasi. 4) keterampilan antar personal. 5)

Meningkatkan kepercayaan diri pada diri sendiri bagi setiap anggota

kelompok.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD)

Langkah-langkah strategi belajar kooperatif tipe STAD

berbeda dengan langkah-langkah strategi belajar kelompok lainnya.

21

Page 22: Skripsi Matematika

Dalam penulisan ini peneliti menggunakan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Nur Asma (2008:51),

yaitu sebagai berikut :

Tahap1 : Penyajian Kelas

Tahap penyajian kelas ini menggunakan waktu sekitar 20-45

menit. Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu dimulai

dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum menyajikan

materi pelajaran, guru dapat memulai dengan menjelaskan

tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif,

menggali pengetahuan prasyarat dan sebagainya.

Tahap 2 : Kegiatan Belajar Kelompok

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar

kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban masing-

masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan tujuan

agar terjalin kerjasama di antara anggota kelompoknya.

Lembar kegiatan dan lembar tugas di serahkan pada saat

kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban

diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan.

Tahap 3 : Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan

dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan

kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap kegiatan

ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok

22

Page 23: Skripsi Matematika

penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi

jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara

bergantian, pada tahap ini pula dilakukan pemeriksaan hasil

kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan

setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta

memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Tahap 4 : Siswa Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individu

Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan

kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada

kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai

dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak

diperkenankan bekerjasama.

Tahap 5 : Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar

skor peningkatan setiap individu, yang kemudian dimasukan

menjadi skor kelompok. Peningkatan rata-rata skor setiap

individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian

kelompok.

Tahap 6 : Penghargaan Kelompok

Pemberian penghargaan pada kelompok sesuai dengan skor

rata-rata kelompok dengan kualifikasi super, hebat dan baik.

23

Page 24: Skripsi Matematika

7. Penggunaan Strategi Belajar Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) Dalam Pembelajaran Luas Bangun

Datar Layang-layang di Kelas V.A Sekolah Dasar (SD)

Pembelajaran luas bangun datar layang-layang di kelas V.A

Sekolah Dasar (SD) dengan penggunaan strategi belajar kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD), meliputi enam langkah.

Langkah pertama, pada strategi belajar kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) ini, guru memberikan penjelasan atau

menyampaikan pelajaran yang berkaitan dengan luas bangun datar layang-

layang dalam bentuk informasi verbal atau secara menyeluruh. Tujuannya

untuk memfokuskan siswa pada materi pelajaran yang sedang dibahas

berlangsung sekitar 20 menit.

Buatlah persegi panjang dengan ukuran2 cm panjang = 6 cm dan lebar = 2 cm

6 cm

Guntinglah bagian gambar yang telah diwarnai 2 cm

6cm

Pindahkanlah bagian yang di warnaiKe bawah, gambar apakah yang ter

4cm bentuk?

24

6cm

Page 25: Skripsi Matematika

Dari kegiatan tersebut, ternyata bangun persegi panjang dapat di

bentuk menjadi bangun layang-layang.

Luas layang-layang = luas persegi panjang

= panjang x lebar

= diagonal1 x ½ diagonal2

diagonal 2

diagonal 1

Jadi dapat disimpulkan rumus luas layang-layang berikut ini

Langkah kedua, guru membentuk beberapa kelompok heterogen.

Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan

kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda, serta

kesetaraan jender. Kegiatan belajar kelompok dimulai dengan membagi

LKS untuk masing-masing kelompok. LKS ini berfungsi untuk

menuntaskan materi yang telah ada.

Langkah ketiga, setelah semua anggota kelompok selesai

mengerjakan tugas kelompok yang diberikan. Maka periksaan hasil kerja

25

Diagonal1 x diagonal2

Luas layang-layang =2

Page 26: Skripsi Matematika

kelompok dilakukan dengan salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya didepan kelas dan kelompok lain mengamati jika

terhadap perbedaan dengan hasil kelompok yang sedang dipresentasikan

menberikan masukan terhadap kelompok yang tampil. Kegiatan

pemeriksaan ini dilakukan oleh guru bersama siswa, dan bagi kelompok

yang masih terdapat kesalahan memperbaiki sesuai dengan kunci jawaban

yang telah ada. Di akhir pelajaran siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran dan mengadakan refleksi untuk mengetahui

apakah masih ada siswa yang belum memahami materi yang sedang

dipelajari.

Langkah keempat, guru memberikan tes kepada siswa secara

individual. Pada tahap ini siswa harus memperlihatkan kemampuannya

dengan mengerjakan soal yang diberikan secara individu dan tidak

diperkenankan untuk bekerjasama dengan anggota kelompok lain.

Langkah kelima, berdasarkan hasil tes yang dikerjakan siswa,

guru membuat daftar peningkatan skor yang telah dicapai siswa. Hasil ini

akan mempengaruhi nilai rata-rata yang didapat kelompok. Selanjutnya

pada langkah keenam, penghargaan yang diberikan kepada kelompok

berdasrkan rata-rata perkembangan nilai yang dimiliki masing-masing

anggota kelompok.

B. KERANGKA TEORI

Pelaksanaan pembelajaran matematika akan bernakna apabila dalam

pemberian materi pelajaran dimulai dari dalam diri siswa, siswa tersebut yang

26

Page 27: Skripsi Matematika

mencari sendiri pengetahuan dan mengaplikasikan pengetahuan dan informasi

yang didapat untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

yang penyelesaiaannya membutuhkan konsep dan pengetahuan-pengetahuan

tersebut.

27

Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

1) Menyajikan materi pembelajaran2) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar 3) Memberikan tugas kelompok 4) Mengadakan validasi hasil kerja kelompok5) Pemberian kuis/tes individual6) Evaluasi7) Memberikan penghargaan

Materi pelajaran luas bangun datar layang-layang

Proses pembelajaran luas bangun datar layang-layang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD)

Hasil belajar luas bangun datar layang-layang dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

Page 28: Skripsi Matematika

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 24 Jati

Gaung Padang dalam materi pokok luas bangun datar layang-layang.

Beberapa pertimbangan peneliti memilih Sekolah Dasar Negeri (SDN) 24

Jati Gaung ini sebagai tempat penelitian, diantaranya adalah :

a. Guru-guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 24 Jati

Gaung Padang dalam melaksanakan proses pembelajaran masih

menggunakan cara-cara mengajar yang kovensional.

b. Belum mengajarkan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD), khususnya dalam pembelajaran

matematika tentang materi luas bangun datar layang-layang di sekolah

ini.

c. Pihak sekolah dan majelis guru bersedia memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di sekolah

ini, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

dimasa akan datang.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa dan guru kelas V.A Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 24 jati Gaung dengan jumlah peserta didik 27 orang

28

Page 29: Skripsi Matematika

yang terdiri dari 15 perempuan dan 12 laki-laki. Ada pun yang terlibat

dalam penelitian ini adalah :

a. Peneliti sebagai praktisi pada kelas V.A Sekolah Dasar Negeri (SDN)

24 Jati Gaung Padang.

b. Observer yang terdiri dari dua orang, yaitu teman sejawat dan guru

kelas yang bersangkutan.

3. Waktu atau Lama Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil Tahun Pelajaran

2010-2011 bulan Noveber 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di

kelas V.A Sekolah Dasar Negeri (SDN) 24 Jati Gaung Padang. Terhitung

dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dengan rentang waktu 3 kali

pertemuan (9 jam pelajaran). Siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 1 kali pertemuan dan siklus II

dilakukan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran.

B. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini berkenaan dengan

proses pembelajaran dan rancangan pembelajaran. Penelitian ini akan

memaparkan data yang diperoleh secara alami, mulai dari data sebelum

mengadakan tindakan, selama tindakan dan sesudah tindakan. Tindakan

ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

29

Page 30: Skripsi Matematika

mata pelajaran matematika terutama dalam pembelajaran luas bangun

datar layang-layang melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) di kelas V.A SDN 24 Jati Gaung Padang.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom Action Research) dibidang pendidikan khususnya dalam

pengajaran matematika tentang luas bangun datar layang-layang di kelas

V.A SDN 24 Jati Gaung Padang, yang dalam penelitiannya diadakan

kegiatan tertentu yang didasarkan pada masalah-masalah nyata yang

ditemukam di lapangan. Menurut Ida (2007 : 1.4) ”Penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan guru dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru sehingga hasil belajar siswa meningkat”. Sejalan dengan pendapat

tersebut menurut Suharsimi (2007 : 7) ”Penelitian tindakan bukan hanya

menyangkut materi atau pokok bahasan itu sendiri, tetapi juga menyangkut

penyajian topik materi yang bersangkutan yaitu strategi, pendekatan,

metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui kegiatan penelitian” .

Dari hal di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan,

permasalahan yang harus dipecahkan adalah masalah yang berhubungan

dengan proses pembelajaran di kelas yang diselesaikan secara lebih

profesional, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan

memperbaiki tindakan-tindakan pembelajaran yang telah berlangsung

selama ini.

30

Page 31: Skripsi Matematika

2. Alur Penelitian

Langkah-langkah tindakan yang ditempuh merupakan kerja yang

berulang-ulang (siklus), sehingga diperoleh pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, Proses penelitian merupakan

proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek : mengembangkan

perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi

terhadap tindakan dan melakukan refleksi terhadap perencanaan, kegiatan

tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Pada setiap pertemuan

dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru selama proses

pembelajaran yaitu selama 3 x 35 menit.

Setiap akhir tindakan dilakukan tes hasil belajar. Tindakan yang

akan di lakukan adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) dalam pelajaran luas bangun datar

layang-layang. Penelitian ini direncanakan 2 siklus, siklus 1 dilaksanakan

berdasarkan refleksi awal, dilanjutkan tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan pengamatan. Sedangkan siklus 2 dilaksanakan berdasarkan hasil

refleksi siklus 1.

Alur penelitian yang telah dilakukan dapat digambarkan seperti

pada bagan pada halaman berikut :

31

Page 32: Skripsi Matematika

Siklus I

Siklus II

32

Studi PendahuluanStudi pendahuluan observasi latar SD, guru dan proses pembelajaran luas bangun datar di kelas V.A SD untuk mengidentifikasi masalah melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

Perencanaan1. Diskusi tentang pembelajaran

luas bangun datar melalui pembelejaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

2. Menyusun RPP3. Menyusun penilaian.

Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus I1. Menyampaikan materi pelajaran2. Membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 5 orang3. Mengerjakan tugas kelompok yang dibimbing oleh guru4. Melaporkan hasil dari tugas kelompok yang diberikan5. Memberikan kuis/tes yang dikerjakan secara individu6. Evaluasi7. Mrmberikan penghargaan kelompok

Diskusi dan Refleksi Belum berhasil

Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus II1. Persiapan pembelajaran2. Menjelaskan materi 3. Mengerjakan tugas kelompok4. Pemeriksaan hasil kerja kelompok5. Mengerjakan tes/kuis secara individu6. Pemeriksaan hasil kuis7. Memberikan penghargaan kelompok

PerencanaanMenyusun tindak lanjut berdasarkan hasil refeleksi pada siklus I untuk mewujudkan peningkatan hasil belajar luas bangun datar melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), yaitu :1. Perbaikan RPP dari

segi alokasi waktu2. Memfokuskan

kegiatan pada langkah kegiatan yang ke 4 (tes)

3. Menyusun penilaian

Diskusi dan Refleksi

Berhasil

Laporan

Analisis Data AwalPembelajaran matematika siswa kelas V.A SD Negeri 24 Jati Gaung masih rendah

Page 33: Skripsi Matematika

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, penulis

bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan

itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran tentang

luas bangun datar layang-layang melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, yaitu dengan kegiatan berikut:

a. Menyusun rancangan tindakan berupa rancangan pelaksanaan

pembelajaran, yang meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, memilih dan menetapkan materi, kegiatan belajar mengajar,

memilih model, menetapkan evaluasi.

b. Menyusun deskriptor dan kriteria pembelajaran Matematika, tentang

luas bangun datar layang-layang dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Menyusun instrumen penelitian atau alat perekam data berupa lembar

pengamatan.

2. Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran tentang luas

bangun datar layang-layang dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilaksanakan

dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan

berdasarkan materi pembelajaran yang sama dengan contoh yang berbeda

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan

33

Page 34: Skripsi Matematika

dilakukan oleh penulis sebagai praktisi dan guru kelas tersebut sebagai

observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa

kegiatan interaksi antara praktisi dan siswa, siswa dengan siswa lainnya.

Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan berikut:

a. Praktisi melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan rancangan

pembelajaran yang dibuat

b. Guru selaku observer melakukan pengamatan dengan menggunakan

lembar pengamatan.

c. Praktisi dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan,

kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan

atau penyempurnaan selanjutnya. Tahap pelaksanaan ini dilakukan

dalam dua siklus dan masing-masing dilakukan sebanyak satu kali

pertemuan, dan setiap siklus mempunyai materi tersendiri yang diambil

berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum.

3. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran Matematika di kelas

V.A dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan

secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru

selaku observer pada waktu penulis melaksanakan tindakan pembelajaran

Matematika.

34

Page 35: Skripsi Matematika

Dalam kegiatan ini penulis (praktisi) dan guru (observer) berusaha

mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil

perubahan yang telah terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan

terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran. Keseluruhan

hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I

sampai siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat

mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil

pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi

untuk perencanaan siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini

penulis dan guru mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru

dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: (1) menganalisis tindakan

yang baru dilakukan, (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana

dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, (3) melakukan intervensi,

pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi

dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya. Selain itu, hasil

kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan

terhadap hasil tindakan I, dan II.

35

Page 36: Skripsi Matematika

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian.

Data penelitian berupa hasil pengamatan, wawancara, dan

dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan pembelajaran luas bangun

layang-layang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada siswa kelas V.A SDN 24 Jati Gaung Kecamatan Padang

Timur. Adapun yang diteliti dalam pembelajaran luas bangun layang-

layang adalah kompetensi dasar 4.1 Memberikan contoh sederhana

pengaruh globalisasi di lingkungan. Data tersebut tentang hal-hal yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang

berupa informasi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku praktisi

dan siswa, yang meliputi interaksi antara praktisi-siswa, dan

siswa-siswa dalam proses pembelajaran.

b. Evaluasi pembelajaran luas bangun datar layang-layang yang berupa

evaluasi hasil.

c. Hasil tes siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan

pembelajaran luas bangun layang-layang dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Sumber Data.

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran luas bangun

layang-layang dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD meliputi

perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan evaluasi pembelajaran,

36

Page 37: Skripsi Matematika

kegiatan siswa dan guru sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Data

diperoleh dari subjek yang diteliti yakni siswa dan guru kelas V.A SDN 24

Jati Gaung Kecamatan Padang Timur.

D. Teknik Penelitian

Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau suatu

pengetahuan dengan memakai metode-metode ilmiah. Maka metode-metode

ilmiah untuk penelitian ini dikelompokkan dalam metodologi penelitian.

Teknik penelitian adalah kegiatan mengkaji suatu masalah secara teliti

dan teratur, dengan cara menyusun gagasan yang terarah dan terkonsep untuk

memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat atau

peneliti itu sendiri (http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/metode-

penilitian.html, di akses tanggal 30 November 2012)

Sedangkan Nazir (1988:51), menjelaskan bahwa teknik penelitian

penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai

tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

Berdasarkan pendapat di atas Berhasil tidaknya suatu peneitian

banyak tergantung pada tepat tidaknya di dalam memilih suatu metode

penelitian tersebut. Oleh karna itu metode penelitian merupakan suatu bagian

yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian.

E. Analisis Data

Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, analisis

data dapat dibedakan atas analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

37

Page 38: Skripsi Matematika

1. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif merupakan analisis data yang sifatnya

deskriptif dan induktif. Pada analisis ini, penelitian sebuah fenomena

berangkat dari data yang ada, bukan dari teori. Jadi fokus analisis data

kualitatif bukan pada pembuktian sebuah teori yang sudah ada (Anne, dalam

http://anneanhira.com/penelitian-kualitatif-kuantitatif.html, diakses tanggal

30 November 2012).

Tujuan analisis data kualitatif untuk memperoleh pengetahuan

yang terungkap dari perseptif dalam para pelakunya, bukan menilai subjek

dan latarnya dengan kriteria dari luar diri pelaku. Penelitian ini dipandu

dengan catatan lapangan dan refleksi objrktif dan subjektif peneliti saat

mengumpulkan data.

Menurut Knopp, dkk (1998:1), sumber data dengan

mengggunakan analisis data kualitatif dapat dibedakan atas :

“(1)Subjek penelitian, yakni sumber data, misalnya orang yang aktif sebagai penghasil data (siswa atau guru); (2) objek penelitian, yakni sumber data, misalnya benda yang berisi data; dan (3) responden atau menjawab kuesioner atau angket yang diberikan peneliti saat mengumpulkan data. Dalam bidang linguisik struktur sumber data ini lazim disebut sebagai informan, yakni penutur atau pemakai bahasa sebagai sumber korpus data bahasa”.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitif merupakan analisis data yang

sifatnya induktif. Oleh karena hal inilah anlisis data kuantatif lebih

lazim digunakan dalam ilmu pasti.

38

Page 39: Skripsi Matematika

Menurut Heru (dalam http://zonainfosemua.blogspot.com,

diakses tanggal 30 November 2012), analisis data kuantitatif adalah

analisis data yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara

obyektif terhadap fenomena sosial.

Data dalam analisis data kuantitatif diperoleh dengan cara

mengambil sejumlah sampel yang dianggap cukup representatif dari

jumlah populasi yang ada. Setelah itu, kelompok sampel diberi

perlakuan khusus, biasanya berupa wawancara, pengisian angket, atau

eksperimen. Hasil perlakuan tersebut kemudian diolah secara statistik

dan menghasilkan hasil penelitian berupa angka-angka.

39

Page 40: Skripsi Matematika

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Matematika

Kelas /Semester : V / I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

I. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah

II. Kompetensi Dasar

3.1 Menghitung luas bangun datar layang-layang, dan trapesium

III. Indikator

1. Menemukan rumus luas layang-layang

2. Menghitung luas bangun datar dengan rumus yang telah ditemukan

IV. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Dengan diskusi kelompok siswa dapat :

a. Menemukan rumus luas layang-layang dengan benar

b. Menghitung luas layang-layang melalui rumus yang telah ditemukan

dengan benar

V. Materi Pokok

Luas bangun datar (layang-layang)

VI. Uraian Materi

Menghitung luas layang-layang

D

A A C

B

40

Page 41: Skripsi Matematika

Untuk menghitung luas layang-layang digunakan rumus ½ x diagonal 1 x

diagonal 2, dimana diagonalnya adalah AC dan BD

VII. Proses pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

A. Kegiatan awal (± 10 menit)1. meminta siswa untuk

menyiapkan kondisi kelas2. memberikan skemata, yaitu tanya

jawab tentang contoh-contoh bangun datar

3. menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu dapat menemukan rumus luas layang-layang

menyiapkan diri untuk belajar

menyebutkan contoh-contoh bangun datar

mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

B. Kegiatan inti (± 50 menit)Pertemuan I

1. Guru menyampaikan materi mengenai bangun layang-layang dengan menggunakan media gambara. Meminta siswa untuk

menggambar sebuah bangun persegi panjang dengan ukuran panjang 6 cm dan lebar 2 cm

b. Mengarahkan siswa untuk mengarsir beberapa bagian bangun persegi panjang, kemudian memotong bagian yang di arsir tersebut

c. Meminta siswa untuk memindahkan bagian yang di arsir ke bawah sehingga saling behimpitan

Mendengarkan penjelasan guru tentang bangun layang-layang

Menggambar bangun persegi panjang dengan ukuran panjang 6 cm dan lebar 2 cm

Mengarsir beberapa bagian bangun persegi panjang dan memotong bagian tersebut

2 cm6 cm

Memindahkan bagian yang di arsir ke bawah sehingga salaing berhimpitan

41

2 cm 6 cm

Page 42: Skripsi Matematika

2. Membagi kelompok belajar

3. Membagikan tugas yang akan dibahas, yaitu menemukan kembali rumus luas bangun datar (layang-layang)

4. Meminta siswa untuk membaca topik yang telah dibagikan

5. Meminta siswa untuk mendiskusikan tugas dalam kelompok

6. Membimbing siswa diskusi kelompok dalam menyelesaikan LKS yang berisikan proses menemukan kembali rumus luas layang-layang

7. mengamati kerja kelompok yang dilakukan dan mengingatkan siswa untuk bekerja secara teliti, cermat, dan memotivasi siswa dalam kelompok.

8. Meminta perwakilan salah satu kelompok untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya

9. Meminta masing-masing kelompok untuk memberikan pendapat tentang hasil yang didapat oleh kelompok yang tampil

10. Memberikan tugas/kuis bagi individu

11. Memeriksa hasil kuis12. Memberikan penghargaan

kepada kelompok yang mendapatkan nilai tinggi

Duduk dalam kelompok yang telah dibentuk Menerima tugas yang akan dibahas

Membaca topik yang telah dibagikan

Berdiskusi dalam kelompok

Memeriksa kembali jawabannya

C. Kegiatan akhir(±10 menit)1. Bersama siswa

menyimpulkan pembelajaran2. Memberikan evaluasi

kepada masing-masing siswa tentang menghitung luas bangun datar layang-layang berdasarkan rumus yang telah ditemukan

Bersama guru menyimpulkan pembelajaran

Mengerjakan evaluasi yang telah diberikan

42

Page 43: Skripsi Matematika

VIII. Sumber, Media, metode dan pendekatan

A. Sumber.

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

2. Buku paket matematika Kelas V SD penerbit Erlangga

3. Buku matematika yang relevan

B. Media.

Bangun-bangun datar dari karton berwarna

C. Metode

Diskusi, Tanya jawab, ceramah, penugasan

D. Pendekatan Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD

IX. Penilaian

A. Jenis : Tes

B. Bentuk : Tertulis dan proses

C. Alat : Soal dan kunci jawaban

Soal

Hitunglah luas bangun di bawah ini !

1. D Panjang AC 3cm dan panjang BD 5cm.

A C

B

D

2. Panjang AC 4cm dan panjang BD 9cm A C

43

Page 44: Skripsi Matematika

B3. Panjang AD = 8 cm dan panjang BD = 5 cm

4. Panjang AD =13cm dan panjang BC = 8 cm

5. Panjang AD = 12 cm dan panjang BC =5 cm

Kunci Jawaban

1. Diketahui panjang diagonal 1 (AC) 3cm dan

panjang diagonal 2 (BD) 5cm maka luas belah ketupat tersebut adalah : ½ x 3

x 5, yaitu 7,5 cm²

2. Diketahui panjang AC 4cm dan panjang BD

9cm, maka luas layang-layang tersebut adalah : ½ x 4 x 9, yaitu 18cm²44

A

B C

D

A

B C

D

A

B C

D

Page 45: Skripsi Matematika

3. Diketahui panjang AD = 8 cm dan panjang

BC = 5 cm, maka luas layang-layang tersebut adalah : L = ½ x 8 cm x 5 cm =

20 cm

4. Diketahui panjang AD = 13 cm dan panjang

BC = 8 cm, maka luas layang-layang tersebut adalah : L = ½ x 13 cm x 8 cm =

52 cm

5. Diketahui panjang AD = 12 cm dan Bc = 5

cm, maka luas layang-layang tersebut adalah : L = ½ x 12 cm x 5 cm = 30 cm

Padang,

Peneliti

Dicky Suherman, Ama.PdNIM. 93785

45

Page 46: Skripsi Matematika

Lampiran 2

Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

NO Aspek Yang DiamatiPertemuan

IAda Tidak

I Persiapan Pembelajaran1. Mempersiapkan LKS2. Membagi siswa dalam kelompok

kooperatif3. Menentukan skor dasar

II Penyajian Materi1. Kegiatan Awal

a. Menginformasikan tujuan pembelajaran

b. Memunculkan rasa ingin tahu / memotivasi siswa

c. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal/prasyarat.

2. Kegiatan IntiMenjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok

3. Kegiatan AkhirMembimbing siswa merangkum pelajaran

III Kegiatan Belajar Kelompok1. Melatih keterampilan kooperatif

a. Berada dalam tugas.b. Mengambil giliran dan

berbagi tugas.c. Mendorong partisipasi.d. Mendengarkan dengan

aktif.e. Bertanya.

2. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

3. Mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru.

IV TesMemberikan tes(kuis) kepada siswa

V Penghitungan perolehan skor

46

Page 47: Skripsi Matematika

peningkatan individual Menghitung skor peningkatan individual

VI PenghargaanMemberikan penghargaan berdasarkan skor peningkatan individual

Lampiran 3

Lembar Observasi Untuk Guru

No Karakteristik DeskriptorKualifikasi

SB B C K4 3 2 1

1 Penyampaian materi tentang luas bangun datar layang-layang

a. Guru menggunakan media dalam menyampaikan materi

b. Materi dijelaskan secara terurut sesuai dengan RPP

c. Dalam penyampaian materi guru tidak tergesa-gesa

d. Bahasa yang digunakan mudah di mengerti siswa

2 Membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang beranggotakan 4 atau 5 siswa

a. Kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual yang beragam

b. Kelompok dibentuk berdasarkan jenis kelamin yang berbeda

c. Kelompok dibentuk berdasarkan keadaan sosial ekonomi yang berbeda

d. Mengorganisasikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kelompok

3 Menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok

a. Langkah-langkah kerja kelompok dijelaskan dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami siswa

b. Langkah kerja kelompok dijelaskan sesuai dengan urutan

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami tentang langkah-langkah kerja kelompok

d. Dalam penyampaian langkah-langkah kerja kelompok guru memotivasi siswa agar dapat bekerja sama

4 Membimbing a. Mendatangi setiap kelompok47

Page 48: Skripsi Matematika

siswa dalam kerja kelompok

b. Membantu kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok

c. Menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan siswa

d. Memberikan motivasi agar setiap anggota kelompok mau menyampaikan pendapatnya

5 Menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok

a. Meminta semua kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas

b. Memantau jalannya diskusi kelasc. Memotivasi siswa mengajukan

pendapat untuk melengkapi kesimpulan kelompok lain

d. Memberikan penguatan kepada siswa yang memberikan tanggapan

6 Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran

a. Melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran

b. Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari

c. Pertanyaan diajukan secara menyeluruh (tidak terfokus kepada beberapa orang saja)

d. Meluruskan kesimpulan yang telah dibuat siswa jika ada kesimpulan yang belum tepat

7 Memberikan penghargaan kelompok

a. Penghargaan diberikan sesuai dengan point yang diperoleh masing-masing kelompok

b. Penghargaan diberikan secara verbal

c. Penghargaan diberikan secara non verbal

d. Penghargaan yang diberikan dapat memotivasi siswa

Keterangan :SB (sangat baik) jika keempat deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

dilakukanB (baik) jika tiga dari empat deskriptor pada setiap karakteristik yang dilakukanC (cukup) jika dua dari empat deskriptor pada setiap karakteristik yang dilakukanK (kurang) jika salah satu deskriptor pada setiap karakteristik yang dilakukan

48

Page 49: Skripsi Matematika

Padang, Observer

Dicky Suherman, Ama.Pd

Lampiran 4

Lembar Observasi Untuk Siswa

No Karakteristik DeskriptorKualifikasi

SB B C K4 3 2 1

1 Mendengarkan penyampaian materi tentang Luas bangun datar layang-layang

a. Siswa antusias dalam mendengarkan materi pelajaran

b. Siswa menceritakan media yang dipajang guru

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru

d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam penyampaian materi

2 Siswa duduk dalam kelompok kooperatif yang beranggotakan 4 atau 5 siswa

a. Siswa menerima teman satu kelompoknya dengan baik

b. Setiap anggota kelompok aktif dalam berdiskusi

c. Setiap anggota kelompok bisa bekerja sama dengan anggota lain

d. Siswa duduk dalam kelompok dengan tertib

3 Mendengarkan langkah-langkah kerja kelompok

a. Menyimak langkah-langkah kerja kelompok dengan baik

b. Mengajukan pertanyaan tentang langkah-langkah kerja kelompok yang belum dipahami

c. Siswa menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam kerja kelompok

d. Siswa nampak

49

Page 50: Skripsi Matematika

bersemangat untuk bekerja kelompok

4 Siswa berdiskusi dalam kelompok

a. Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok

b. Siswa serius dalam berdiskusi kelompok

c. Siswa mau menerima pendapat teman yang lain

d. Anggota kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada teman yang belum mengerti dalam kelompoknya

5 Siswa melaporkan hasil kerja kelompok

a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas

b. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain

c. Masing-masing kelompok mau menerima masukan dari kelompok lain

d. Mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang keliru dalam penyampaian hasil kerja kelompok

6 Siswa menyimpulkan pelajaran

a. Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan pelajaran

b. Siswa aktif dalam menyimpulkan pelajaran

c. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari

d. Simpulan yang diajukan siswa sesuai dengan materi yang sudah dipelajari

7 Menerima penghargaan kelompok

a. Siswa dapat membagi secara adil penghargaan/hadiah kepada teman satu kelompok

b. Siswa senang menerima penghargaan dari guru

c. Siswa termotivasi untuk belajar lebih giat

50

Page 51: Skripsi Matematika

d. Siswa yang tidak mendapat penghargaan tidak merasa berkecil hati

Keterangan :SB (sangat baik) jika keempat deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

yang nampak

B (baik) jika tiga dari empat deskriptor pada masing-masing karakteristik yang

nampak

C (cukup) jika dua dari empat deskriptor pada setiap karakteristik yang nampak

K (kurang) jika salah satu deskriptor dari setiap karakteristik yang nampak

Padang, Observer

Dicky Suherman, Ama.Pd

51