SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan...

138
SKRIPSI UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA MA DAARUT TARBIYAH MADUKORO KOTABUMI UTARA LAMPUNG UTARA OLEH MUHAMMAD NASRULLAH NPM. 1168321 JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H / 2019 M

Transcript of SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan...

Page 1: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

l

SKRIPSI

UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA

KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA MA ‎DAARUT ‎TARBIYAH

MADUKORO KOTABUMI UTARA LAMPUNG UTARA

OLEH

MUHAMMAD NASRULLAH

NPM. 1168321

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ‎ ISLAM

FAKULTAS: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ‎ ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H / 2019 M

Page 2: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

li

UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA

KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA MA ‎DAARUT ‎TARBIYAH

MADUKORO KOTABUMI UTARA LAMPUNG UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Muhammad Nasrullah

NPM. 1168321

Jurusan: Pendidikan Agama ‎Islam

Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Pembimbing I : Drs. Mokhtaridi Sudin, M.Pd

Pembimbing II : Muhammad Ali, M.Pd.I ‎

INSTITUT AGAMA ‎ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H / ‎2019 ‎M

Page 3: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lii

Page 4: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

liii

Page 5: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

liv

Page 6: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lv

ABSTRAK

UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM ‎MEMBINA

KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA ‎MA DAARUT TARBIYAH

MADUKORO ‎KOTABUMI UTARA LAMPUNG UTARA

Oleh

Muhammad Nasrullah

NPM. 1168321

Berkembangnya potensi siswa menjadi manusia yang memiliki ‎kepribadian

mulia, tidak terlepas dari upaya guru dalam memberikan ‎bimbingan dan membina

kepribaidan muslim. Guru berperan ‎sebagai figur panutan bagi siswa dalam

mengidentifikasi norma dan nilai-nilai ‎kepribadian yang sesuai ajaran Islam.

Melalui guru siswa mengidentifikasi nilai baik dan buruk yang ‎diperoleh dari

pemahaman materi yang diajarkan dan bimbingan yang diberikan guru.

Pertanyaan yang dalam penelitian ini yaitu‎: “Bagaimana upaya guru Akidah

Akhlak dalam membina kepribadian muslim pada siswa MA Daarut ‎Tarbiyah

Madukoro Kotabumi Utara?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui upaya

guru Akidah Akhlak dalam membina kepribadian muslim pada siswa MA

Daarut ‎Tarbiyah Madukoro Kotabumi Utara. Desain‎ penelitian‎ ini‎ menggunakan‎

penelitian‎ kualitatif‎ ‎lapangan‎ (field research).‎ Pengumpulan‎ data‎ menggunakan‎

wawancara,‎ ‎dokumentasi,‎ ‎observasi,‎ ‎analisis‎ lisis‎ data‎ menggunakan‎ ‎ teknil‎ analisis‎

data‎‎kualitatif‎yang‎terdiri‎data‎‎reduction,‎data display‎dan‎conclusion/verivication.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upaya guru Akidah Akhlak dalam

membina ‎kepribadian muslim ‎pada ‎siswa MA Daarut ‎Tarbiyah Madukoro

Kotabumi Utara dilakukan ‎dengan ‎menanamkan nila-‎nilai keislaman dalam

hubungan dengan ‎Allah, membimbing ‎siswa ‎menjalankan ‎perintah agama dan

menjauhi larangannya, ‎dan ‎membimbing siswa bersyukur dan ‎Berdoa

kepada ‎Allah. Guru Akidah ‎Akhlak menanamkan nilai-nilai ajaran

Islam ‎dengan menyampaikan materi ‎tentang dasar - dasar ajaran Islam,‎ ‎ seperti

rukum iman dan ‎rukun Isla Penyampaian materi dilakukan melalui pendalaman

dan ‎perluasan ‎materi ‎dengan ‎mengaitkan perilaku ‎atau ‎peristiwa yang terjadi

di ‎masyarakat, ‎dan sering ‎dilihat siswa. Siswa ‎diarahkan untuk

menyadari ‎konsekuensi ‎keimanan agar ‎dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.

Guru Akidah ‎Akhlak ‎membimbing siswa ‎menjalankan ‎perintah agama,

menumbuhkan ‎suasana ‎religius di sekolah, dan be‎kerjasama dengan

guru ‎lain ‎dalam ‎memberi ‎bimbingan. ‎Penyampaian materi di kelas

dilanjutkan ‎dengan program ‎sekolah ‎lainnya, seperti praktik ‎ibadah, ‎bersuci, ‎dan

kegiatan lain di sekolah ‎yang relevan. Guru Akidah ‎Akhlak membimbing dan

mengingatkan ‎siswa ‎agar selalu menggantungkan harapan kepada Allah ‎dan

berserah diri kepada-‎Nya. ‎

Page 7: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lvi

Page 8: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lvii

MOTTO

لمي ياي ومات لله رب ٱل إن صلت ونسكي ومح قل ٢٦١عKatakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-An`am:162)1

1Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Panjta Cemerlang, 2010),

h. 150

Page 9: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lviii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWTdan dengan segala kerendahan hati penulis

persembahkan keberhasilan sederhana ini kepada :

1. Ayahanda tercinta, Moh. Khoirul Anam, dan Ibunda Siti Muzaronah yang

selalu memberikan kasih sayang, motivasi, semangat dan mendoakan

untuk keberhasilan anaknya. Untuk ayah dan ibu maaf selama ini saya

belum mempersembahkan dan memberikan yang terbaik akan tetapi saya

selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Semoga ayah dan ibu

selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan kemurahan rezeki.

2. Guru dan Dosen yang senantiasa membimbing, mengajari dan memberi

nasehat agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Almamater Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Metro.

Page 10: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lix

Page 11: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lx

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

NOTA DINAS ..................................................................................................... iv

PENGESAHAN ................................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ORISINALITAS PENELITIAN ...................................................................... vii

MOTTO ............................................................................................................ viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

D. Penelitian Relevan ........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9

A. Upaya Guru Akidah akhlak ............................................................ ‎9

‎1. Pengertian Upaya Guru Akidah akhlak ‎.................................. ‎9

‎2. Kompetensi Guru Akidah akhlak ‎ ........................................... ‎11

‎3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru akidah akhlak Islam............ ‎14

‎4. Bentuk Upaya Guru Akidah Akhlak‎ ........................................ ‎16

B. Kepribadian Muslim ....................................................................... ‎19

‎1. Pengertian Kepribadian Muslim‎ ............................................... ‎19

‎2. Aspek-aspek Kepribadian Muslim ............................................ ‎21

‎3. Ciri-ciri Kepribadaian Muslim .................................................. ‎26‎

‎4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepribadian Muslim ........... ‎29

Page 12: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lxi

C. Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina Kepribadian

Muslim pada ‎Siswa .................................................................. 31

‎1. Bentuk Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina

Kepribadian Muslim ‎pada Siswa ......................................... 32

2. Macam Upaya Upaya Guru Akidah Akhlak dalam

Membina Kepribadian Muslim ‎pada Siswa ......................... 33

3. Faktor-faktor Penghambat Upaya Guru Akidah Akhlak

dalam Membina Kepribadian Muslim pada Siswa .............. 35

‎4. Faktor-faktor Pendukung Upaya Guru Akidah Akhlak

dalam Membina ‎Kepribadian Muslim pada Siswa ............... 38‎

‎BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 41

A. Jenis dan sifat Penelitian .......................................................... ‎41‎

B. Sumber Data ............................................................................. ‎42‎

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... ‎44

D. Teknik Penjamin Keabasahan Data.......................................... 46

E. Teknik Analisis .......................................................................... ‎48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 51

A. Profil Lokasi Penelitian ............................................................ ‎51‎

‎1. Sejarah Singkat Berdirinya MA Daarut ‎Tarbiyah

Madukoro ............................................................................. ‎51‎

‎2. Visi, Misi ‎ dan Tujuan MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ ..................... ‎52‎

‎3. Keadaan Pendidik MA. Daarut ‎Tarbiyah ............................. ‎54

‎4. Keadaan Peserta Didik MA. Daarut ‎Tarbiyah ...................... ‎55

‎5. Keadaan Sarana dan Prasarana‎ ............................................. ‎55

B. Upaya Guru Akidah Akhlak ‎ dalam Membina ‎Kepribadian

Muslim pada Siswa‎ ................................................................... ‎59‎

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 81 ‎

A. Kesimpulan................................................................................ 81 ‎

B. Saran .......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN .................................................................................................... 85

Page 13: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lxii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Profil Umum MA. Daarut ‎Tarbiyah ....................................................... 52

2. Keadaan Pendidik MA. Daarut ‎Tarbiyah ............................................... ‎‎54‎

3. Keadaan Peserta Didik MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ ....................................... ‎‎55

4. Sarana dan Prasarana MA. Daarut ‎Tarbiyah .......................................... ‎56

Page 14: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi MA. Daarut ‎Tarbiyah Tahun Pelajaran 2018/2019‎ ....‎57

2. Denah Lokasi MA Darut Tarbiyah .............................................................‎58‎

Page 15: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

lxiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Matrik Hasil Wawancara ............................................................................85

2. Alat Pengumpulan Data (APD) ..................................................................91

3. Pengesahan Proposal Penelitian .................................................................97

4. SK Bimbingan ............................................................................................98

5. Out Line ......................................................................................................99

6. Surat Izin Riset .........................................................................................102

7. Surat Tugas dari IAIN Metro ...................................................................103

8. Surat Keterangan Riset dari MA Daarut ‎Tarbiyah ...................................104

9. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi..................................................105

10. Surat Keterangan Bebas Pustaka ..............................................................116

11. Surat Keterangan Bebas Prodi ..................................................................117

12. Foto-foto Penelitian ..................................................................................118

13. Daftar Riwayat Hidup ..............................................................................122

Page 16: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan hingga saat ini masih dipercaya sebagai sarana penting

dalam membangun moral dan kepribadian masyarakat Indonesia. Oleh karena

itu pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar

pelaksanaannya menghasilkan lulusan yang unggul dan berkualitas, baik dari

segi intelektual, karakter maupun kepribadian ‎. Dalam rangka mengahsilkan

peserta didik yang unggul dan berkualitas, maka proses pendidikan juga

senantisa dievaluasi dan diperbaiki.

Terbentuknya kepribadian muslim pada siswa merupakan hal penting

dan harus dimiliki untuk menghadapi tantangan hidup dimasa yang akan

datang. Pembinaan kepribadian yang diperoleh melalui pendidikan, dapat

mendorong peserta didik memiliki kepribadian unggul seperti yang

diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional yakni: mengembangkan potensi

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkembangnya potensi siswa menjadi manusia yang memiliki

kepribadian mulia, tidak terlepas dari upaya guru dalam memberikan

bimbingan dan membina kepribaidan muslim pada siswa. Guru berperan

sebagai figur panutan bagi siswa dalam mengidentifikasi norma dan nilai-nilai

kepribadian. Melalui guru siswa mengidentifikasi baik dan buruk yang

Page 17: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

2

diperoleh dari ucapan dan perbuatan sehari-hari. Dengan demikian siswa

memperoleh bekal pembinaan kepribadian dari interaksi siswa di lingkungan

sekolah. Hubungan antara guru dan siswa yang didasari ikatan akademik

menempatkan guru sebagai pembimbing, dan pembina kepribadian yang

menentukan perkembangan siswa pada tahap berikutnya.

Membentuk kepribadian muslim, tiada lain jalannya melalui

pendidikan yang meliputi: pembelajaran (ta'lim) mentransfonmasikan ilmu,

baik dalam bentuk akidah, ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan

pembiasaan sejak dini, melakukan pelatihan untuk mengamalkannya, serta

bermujahadah (berjuang) di dalam batin dan perbuatan untuk

mepraktikkannya. 2

Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada pengajaran yang

orientasinya pada pengembangan intelektualitas, tetapi juga berupaya

membentuk kepribadian anak didik secara utuh.3

Kepribadian dibentuk oleh pendidikan, karena pendidikan

menanamkan tingkah laku yang kontinyu dan berulang-ulang sehingga

menjadi kebiasaan, ketika ia dijadikan norma, kebiasaan itu berubah menjadi

adat, membentuk sifat, sifat-sifat‎ seseorang‎ merupakan‎ tabi‟at‎ atau‎ watak,‎

tabi‟at‎ rohaniah‎ dan‎ sifat‎ lahir‎ membentuk‎ kepribadian.4 Hal ini, sesuai

dengan tugas pendidikan, yaitu usaha sadar, teratur, dan sistematik yang

2Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,

2014), h. 163 3Muhammad Takdir llahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012), h. 191 4Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar

Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.

Page 18: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

3

dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempenga-

ruhi‎anak‎agar‎mempunyai‎sifat‎dan‎tabi‟at‎sesuai‎dengan‎cita-cita pendidikan.

Upaya guru dalam pembinaan kepribadian muslim pada siswa lebih

kepada memberi arahan, bimbingan, dan keteladanan bagi siswa, melalui

perkataan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.‎“Guru‎sejak‎awal‎sudah‎

punya modal untuk menjadi contextual idol dalam pernbinaan dan

pengembangan kepribadian siswa di sekolah. Sebagai seorang pengajar,

pendidik tentunya menjadi salah satu guru idola atau guru yang disenangi oleh

siswanya.”5

Guru memiliki tanggung jawab untuk merealisasikan konsep

pendidikan Islam, melalui: bimbingan jasmani dan ‎rohani berdasarkan hukum-

hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian ‎utama menurut ukuran

ukuran Islam. 6

Kepribadian guru, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-

unsur pendidikan tak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi siswa yang sedang tumbuh. Siswa pada belajar lewat peniruan

terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang yang dianggap menjadi panutan.

Kecenderungan siswa belajar melalui lingkungan pendidikan menyebabkan

keteladanan menjadi sangat penting dalam upaya membentuk kepribadian

siswa.

5Zainal Aqib, Pendidiban Karabter di Sekolah Membangun Karakter dan Kepribadian Anak,

(Bandung: Yrama Widya, 2012), h. 141 6Abdul Qadir, Pendidikan Islam Integratif-Monokotomik: Alternatif-Solutif untuk

Masyarakat Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 52

Page 19: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

4

Bentuk kepribadian muslim pada siswa terlihat dari perilakunya dalam

menjalankan ibadah sehari-hari, karena aspek ibadah merupakan salah

indikator kesesuaian perilaku dengan ajaran Islam sebagai dasar pembentuk

kepribadian Islami. Shalat lima waktu dan puasa Ramadhan harus dilatih dan

dibiasakan kepada siswa, sehingga memiliki rasa tanggung jawab

menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Demikian pula ucapan,

dan perilaku anak juga harus dibiasakan agar sesuai dengan ajaran Islam.

Berdasarkan‎wawancara‎dengan‎guru‎Siti‎Muzaronah‎Guru‎akidah‎‎akhlak‎

di‎ MA‎ Daarut‎ Tarbiyah‎ Madukaro‎ Kotabumi‎ Utara,‎ diperoleh‎ ‎informasi‎

bahwa‎‎pembinaan‎kepibadian‎muslim‎pada‎siswa‎dilakukan‎melalui‎‎penyampaian‎

materi‎pelajaran‎di‎kelas‎dan‎dikuatkan‎dengan‎praktik‎‎keagamaan‎di‎lingkungan‎

sekolah seperti‎ shalat‎ berjamaah ,‎ berdoa‎ sebelum‎ ‎dan‎ sesudah‎ pelajaran ‎

membiasakan‎mengucapkan‎salam‎dan‎juga‎peringatan‎‎hari‎besar‎Islam.7‎

Namun demikian menurut Agus Siswanto Waka Kesiswaan MA

Daarut ‎Tarbiyah Madukaro Kotabumi Utara, guru di sekolah memiliki

banyak ‎keterbatasan dalam membina kepribadian siswa karena siswa lebih

banyak ‎menghabiskan waktu di luar sekolah dan terpengaruh dengan

pergaulan yang ‎sulit dikontrol oleh guru. Hal ini terlihat dari sebagian siswa

yang dalam bergaul kurang menunjukkan bentuk kepribadian muslim, seperti

kurang memperhatikan kesopanan, perkataan yang tidak baik, dan ‎tingkah

laku yang tidak patuh tata tertib sekolah. Dari segi pelaksanaan ibadah , seperti

shalat Dhuhur di sekolah , siswa yang biasanya menjalankan shalat

7Wawancara dengan Siti Muzaronah Guru Akidah Akhlak di MA Daarut Tarbiyah Madukaro

Kotabumi Utara, tanggal 14 Maret 2018

Page 20: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

5

di ‎rumah , lebih mudah diarahkan, tetapi bagi siswa yang jurang

disiplin ‎menjalankan shalat di rumah terlihat sering tidak mengikuti jamaah di

sekolah.8

Berdasarkan wawancara dengan Farid siswa MA Daarut Tarbiyah

Madukaro ‎dalam ‎kehidupan sehari - hari berupaya menjalankan perintah shalat

lima , dan terkadang ‎membaca Al‎ - Quran.‎ ‎ Namun diakuniya

masih sering teledor dalam menjalankan shalat ‎ karena ‎bermain ‎dengan teman ‎,‎

atau pengaruh pergaulan.‎ ‎ Hal yang hampir sama

dikatakan ‎oleh Asep siswa ‎MA Daarut Tarbiyah Madukaro yang menurut

pengakuannya terkadang ‎malas mengerjakan ‎shalat , atau menundanya sehingga

ketiduran atau waktunya sudah ‎habis . Adapun dalam ‎membaca Al - Quran

jarang melakukannya , kecuali bulan Ramadhan . 9‎

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tentang upaya guru Akidah Akhlak dalam membina

kepribadian muslim siswa MA Daarut Tarbiyah Madukaro Kotabumi Utara.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan

penelitian‎ dalam‎ penelitian‎ yaitu:‎ “bagaimana‎ upaya‎ guru‎ Akidah‎ Akhlak‎

dalam membina kepribadian muslim siswa MA Daarut ‎Tarbiyah Madukaro

Kotabumi‎Utara?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

8Wawancara dengan Agus Siswanto, Waka Kesiswaan MA Daarut Tarbiyah Madukaro

Kotabumi ‎Utara‎, tanggal 14 Maret 2018‎ 99Wawancara dengan Farid dan Asep, siswa MA Daarut Tarbiyah Madukaro

Kotabumi ‎Utara‎, tanggal 14 Maret 2018‎ ‎

Page 21: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

6

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui upaya guru Akidah Akhlak dalam membina

kepribadian muslim siswa MA Daarut ‎Tarbiyah Madukaro Kotabumi

Utara.

2. Manfaat Peneliitian

a) Bagi guru Akidah Akhlak sebagai informasi tentang bentuk upaya

yang harus dilakukan dalam kepribadian muslim pada siswa.

b) Bagi siswa sebagai sebagai informasi tentang ciri kepribadian muslim

yang harus dimiliki siswa.

c) Bagi peneliti lain sebagai bahan pertimbangan dengan data-data di

lapngan yang berkaitang dengan upaya membina kepribadian muslim.

D. Penelitian Relevan

Penelitian tentang pembentukan kepribadian telah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya. Dalam pemaparan ini akan dijelaskan segi-

segi perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, sehingga diketahui posisi dan fokus penelitian ini dari

penelitian sebelumnya.

Isnaini Qubailatul Fitriyah melakukan penelitian dengan judul

“Kepribadian Anak dari Pola Asuh Ibu yang Authoritarian.”10

Penelitian

tersebut mengkaji tentang dampak dari pola asuh yang otoriter terhadap

kepribadian. Dalam penelitian di atas kepribadian anak ditempatkan

10Isnaini Qubailatul Fitriyah, “Kepribadian Anak dari Pola Asuh Ibu yang Authoritarian.”

dalam http://digilib.uinsby.ac.id/ diakses tanggal 14 April 2018

Page 22: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

7

sebagai gambaran dari pola asuh yang bercorak otoriter, sehingga

kepribadian anak secara psikolgis mengalami gangguan.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat dari

kajian tentang kepribadian. Sedangkan perbedaannya terlihat dari fokus

penelitian ini yang lebih difokuskan pada upaya pembinaan kepribadian

muslim pada siswa di sekolah, sedangkan dalam penelitian di atas lebih

difokuskan pada pembinaan kepribadian di keluarga.

Isti`anah melakukan‎ penelitian‎ dengan‎ judul‎ “Kepribadian Anak

pada Keluarga yang Single Parent (Studi Kasus di Banjar Negara Jawa

Tengah)” 11

Penelitian di atas mengkaji tentang perkembangan kepribadian anak

yang tumbuh dari keluarga single paraent. Fokus penelitian di atas

menggambarkan perkembangan kepribadian anak dalam keluarga yang

tidak lagi lengkap kedua orangtuanya akibat perceraian atau meninggal

dunia.

Persamaan penelitian di atas dengan Persamaan penelitian di atas

dengan penelitian ini terlihat dari kajian tentang kepribadian. Sedangkan

perbedaannya terlihat dari fokus penelitian ini yang difokuskan pada upaya

pembinaan kepribadian muslim pada siswa di sekolah, sedangkan dalam

penelitian di atas lelbih difokuskan pada pembinaan kepribadian di

keluarga.

11Isti`anah, “Kepribadian Anak pada Keluarga yang Single Parent (Studi Kasus di Banjar

Negara Jawa Tengah)” dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/. diakses tanggal 14 April 2018

Page 23: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

8

Ratri‎ Isnayanti‎melakukan‎penelitian‎dengan‎ judul‎ “Hubungan

Perhatian Orang Tua Dengan Kepribadian Siswa Kelas Tinggi SD Negeri

1 Mudalrejo Tahun Ajaran 2014/2015”‎12

Penelitian di atas menempatkan kepribadian anak sebagai variabel

yang variasinya dipengaruhi oleh perhatian orangtua. Persamaan penelitian

di atas dengan Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat

dari kajian tentang kepribadian. Adapun perbedaannya dalam penelitian di

atas melihat keperibadian anak di usia sekolah dasar yang dipengaruh oleh

perhatian orangtua. Sedangkan dalam penelitian ini lebih ditujukan pada

kepribadian muslim pada siswa di sekolah menggunakan pendekatan

kualitatif lapangan. Analisis data berdasarkan hasil wawancara dengan

informan di lapangan dan kesimpulan disusun menggunakan teknik

analisis data kualitataif.

12Ratri Isnayanti , “Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Kepribadian Siswa Kelas Tinggi

SD Negeri 1 Mudalrejo Tahun Ajaran 2014/2015” dalam http://eprints.uny.ac.id/ diakses tanggal 14 April 2018

Page 24: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Upaya Guru Akidah Akhlak ‎

1. Pengertian Upaya Guru Akidah Akhlak ‎ ‎

Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).13

Upaya

merupakan segala sesuatu yang bersifat mengusahakan agar dapat lebih

berdaya guna sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu

hal yang diupayakan. Upaya berkaitan dengan penggunaan cara, metode

dan alat penunjang untuk mengatasi suatu masalah dan mencapai tujuan.

“Guru‎ adalah‎ pendidik‎ profesional‎ dengan‎ tugas‎ utama‎ mendidik‎

mengajar membimbing mengarahkan melatih menilai evaluasi pada anak

jalur‎ formal‎ pendidikan‎ dasar‎ dan‎ pendidikan‎menengah”.‎14

Pengertian

guru dalam literatur kependidikan Islam disebut dengan beberapa sebutan,

yaitu: ustadz, mua`llim, murabby, mursyid, mudarris, dan muaddib. yaitu:

Orang yang komitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya

sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil kerja, serta

sikap continous improvement15

Berdasarkan pengertian di atas, maka guru dalam perspektif

pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidik profesional yang

memiliki komitmen dan dedikasi terhadap peningkatan mutu pendidikan,

13

https://kbbi.web.id/upaya, diakses tanggal 23 Maret 2018 14

Undang -undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 15

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta; Raja Grafindo

Perdasa, 2012), h.44

Page 25: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

10

memiliki kompetensi keilmuan yang memadai, dan mentransformasikan

pengetahuan kepada anak didik, baik dalam tataran teoretis, maupun

praktis.

Guru dalam perspektif pendidikan Islam dipandang pula sebagai

figur yang bertanggung jawab terhadap penyiapan bekal intelektual, dan

moral peserta didik, serta bertanggung jawab dalam membangun

peradaban masyarakat. “Pendidik‎ (murabbi) orang yang berperan dalam

mendidik subjek didik, atau melakukan tugas pendidikan (tarbiyah).

Sedangkan guru adalah orang yang melakukan tugas mengajar (ta`lim).16

Dengan demikian tugas guru tidak sebatas penyampaian ilmu pengetahuan

di kelas, tetapi meliputi pula implementasi ilmu pengetahuan di ligkungan

masyarakat.

Guru dalam pendidikan Islam disebut pula sebagai mu`allim, yaitu

orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta

menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis,

dan praktiknya, atau sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan,

internalisasi, serta amaliyah (implementasi).17

Pengertian guru di atas menunjukkan bahwa guru merupakan orang

yang memiliki kompetensi keilmuan yang dibutuhkan untuk transformasi

pengetahuan, kemampuan menjelaskan, mempraktikkan dan menjadi

model teladan dan pembimbing bagi siswanya. Terminologi guru juga

16

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: LkiS, 2009), h. 36 17

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum., h. 44

Page 26: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

11

mengadung arti kemauan memperluas wawasan keilmuan, meningkatkan

keahlian profesi secara berkelanjutan.

2. Kompetensi Guru Akidah Akhlak ‎ ‎

Kompetensi mencerminkan seperangkat keahlian dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan di kuasai oleh guru dalam melaksanakan

tugas‎ keprofesionalannya.‎ Kompetensi‎ guru‎ diartikan‎ “kemampuan‎

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertaggung‎jawab‎dan‎layak.”18

Kompetensi diperlukan untuk mendukung

keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, yaitu:

menyempurnakan membersihkan menyucikan serta membawakan hati

manusia untuk mendekatkan diri taqorrub kepada Allah SWT. Hal

tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk

mendekatkan diri kepada-nya.19

Tugas guru Akidah Akhlak ‎sebagai pendidik agama di sekolah

mensyaratkan adanya kompetensi yang mendukung keberhasilannya

dalam menjalankan tugasnya. Pendidik Islam yang profesional harus

memiliki kompetensi kompetensi yang lengkap meliputi:

1. Penguasaan materi al-Islam yang komprehensif serta wawasan dan

bahan pengayaan terutama pada bidang-bidang yang menjadi

tugasnya.

2. Penguasaan strategi mencakup pendekatan metode dan teknik

pendidikan Islam termasuk kemampuan evaluasinya.

3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.

18

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2011),

h.14 19

Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Kencana: 2008), h.

90

Page 27: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

12

4. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengembangan pendidikan Islam masa

depan.

5. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak

langsung yang mendukung kepentingan tugasnya.20

Berdasarkan kutipan di atas, guru agama Islam harus menguasai

materi ajaran Islam yang komprehensif serta wawasan yang luas sebagai

penunjang dalam menyampaikan materi. Penguasan materi ajaran Islam

sangat diperlukan agar materi yang disampaikan guru sesuai dengan ajaran

Islam, dan menghindari kondisi pembelajaran monoton akibat kurangnya

penguasaan guru terhadap materi.

Guru Akidah Akhlak harus pula memahami dan mampu

menerap- kan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang digagas

oleh pada ahli pendidikan Islam. Metode yang digunakan hendaknya tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam, sehingga dapat

terjaga keselarasan antara proses pembelajaran dengan tujuan pendidikan

yang menekankan kebersihan hati, ketaqwaan, dan akhlak mulia.

Pendidik dalam konsepsi Islam dituntut untuk memiliki beberapa

kemampuan dasar (kompetensi) yang dapat digunakan dalam menjalankan

tugasnya, meliputi kompetensi sebagai berikut:

1. Kompetensi personal-religius, yaitu memiliki keperibadian

berdasarkan Islam. Di dalam dirinya melekat nilai-nilai yang dapat

ditransinternalisasikan kepada peserta didik, seperti jujur, adil, suka

musyawarah, disiplin dan lain-lain.

2. Kompetensi sosial-religus, yaitu memiliki kepedulian terhadap

masalah-masalah sosial yang selaras dengan Islam. Sikap gotong

royong, suka menolong, egalitarian, toleransi, dan sebagainya,

20

Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir Ilmu Pendidikan Islam ,…‎h.94

Page 28: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

13

merupakan sikap yang harus dimiliki pendidik yang dapat

diwujudkan dalam proses pendidikan.

3. Kompetensi profesional-religius, yaitu memiliki kemampuan

menjalankan tugasnya secara profesional yang didasarkan pada

ajaran Islam.21

Mencermati kutipan di atas, dalam pendidikan Islam setiap sub

kompetensi guru disertai dengan sifat religius, baik kompetensi personal,

sosial, maupun profesional. Hal ini berarti bahwa guru harus memiliki

kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai yang

hendak ditanamkan kepada peserta didiknya tidak bertentangan dengan

ajaran Islam. Demikian pula dalam kompetensi sosial, guru harus memiliki

keahlian dalam berinteraksi dan kepedulian terhadap masalah-masalah

sosial yang selaras dengan Islam.

Kompetensi bagi guru Akidah Akhlak ‎bukan hanya melihat figur

guru sebagai penyalur informasi dan pengetahuan tetapi juga melihat

aspek religius sebagai aspek yang harus ditunjukkan oleh guru baik di

dalam perkataan maupun perbuatan. Transformasi nilai-nilai pengetahuan

harus disertai dengan penguatan aspek religius sehingga pengetahuan yang

diperoleh oleh peserta didik berkembang menjadi aspek penghayatan

terhadap nilai-nilai kepribadian dan dan perilaku yang harus ditunjukkan.

Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam tidak mungkin

mendidik agar anak bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa

kepada-Nya, sebab ia adalah teladan bagi muridnya, sebagaimana

Rasulullah Saw, menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang

21

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: ar-Ruz Media, 2014), h. 91

Page 29: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

14

guru mampu memberi teladan baik kepada murid-muridnya, sejauh itu

pulalah ia diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi

generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.22

Berdasarkan kutipan di atas, ketaqwaan merupakan bagian dari

kompetensi religius yang harus dimiliki guru agama Islam. Dengan

memiliki sifat taqwa, maka guru agama Islam dapat menjadi teladan bagi

peserta didiknya dalam mengamalkan ilmu pengetahuan yang

diperolehnya. Ketaqwaan mendorong terbentuknya keperibadian Islami

yang membantu proses pendidikan mencapai tujuannya dalam membentuk

peserta didik yang berkepribadian dan berkhlak mulia.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Akidah Akhlak ‎

Guru Akidah Akhlak ‎ merupakan profesi pendidik agama Islam di

sekolah yang ‎ menunjukkan karakteristik bidang tugas yang terkait erat

dengan pembelajaran dasar akidah Islam, dan akhlak melalui transformasi

nilai-nilai pengetahuan Islam, dan pengamalan ajaran Islam dalam praktik

sehari-hari. Tugas pendidik menurut Islam ialah mengupayakan

perkembangan seluruh potensi subjek didik. Pendidik tidak saja

mentransfer ilmu, tetapi juga yang lebih penting dari itu adalah

mentransfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai (transfer of knowledge and

values), dan yang terpenting adalah nilai ajaran Islam.23

Tugas pendidik secara umum adalah sebagai warasat al-anbiya`,

yang pada hakikatnya mengemban misi rahmatan li al-alamin,

yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh

22

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 42 23

Ibid., h. 43

Page 30: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

15

pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia

dan akhirat. Kemudian misi ini dikembangkan kepada

pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal

shalih dan bermoral tinggi.24

Memahami kutipan di atas, dapat dikemukakan bahwa tugas guru

Akidah Akhlak ‎merupakan kelanjutan pengemban misi pada nabi, yang

memberi petunjuk dan bimbingan kepada peserta didik agar memiliki

pengetahuan, kepribadian dan perilaku yang tunduk kepada hukum-

hukum Allah. Guru dituntut untuk menanamkan akidah tauhid,

mendorong peserta didik untuk beramal shalih dan memiliki moral yang

baik. Tugas tersebut sejalan dengan misi nabi yang menuntutn umat

memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.

Guru agama adalah orang dewasa yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan

pertolongan terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan

rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan mampu berdiri

sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah

maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang

mandiri.25

Profesi sebagai pendidik agama di sekolah, bukan hanya dilihat

sebagai jabatan yang menuntut profesionalitas sesuai tuntutan profesi,

tetapi lebih dari itu, menyangkut pula ibadah dan kewajiban seorang yang

berilmu untuk memberi manfaat kepada orang lain. Hal ini sebagaimana

disebutkan dalam ayat sebagai berikut:

ى ا مه ٱل ذيه إن ل ا أ وز تمىن م ت ي ك ب يى هد ي و ٱل ه ٱل ا ب ي ى د م مه ب ع

ب للى اس في كت ىهم ٱل ع ئك ي ل أول ىهم ٱلل ع ي ل عىىن و

٢٥١ ٱلل

24

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), h. 63 25

M. Dahlan dan Muhtaorm, Menjadi Guru yang Bening Hati, (Yogyakarta: Depublish,

2016), h. 14

Page 31: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

16

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami

turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk,

setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka

itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat

melaknati. (Q.S. al-Baqarah; 159).26

Berdasarkan pendapat di atas, menyampaikan ilmu pengetahuan

merupakan kewajiban pendidik muslim dalam rangka menghilangkan

kebodohan, dan kesesatan, sehingga mengabaikan kewajiban tersebut

mendapat ancaman siskasaan dari Allah Swt. guru harus menyampaikan

kebenaran sebagaimana Ia mengetahui kebenaran tersebut sehingga dia

dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain yang terbebas dari

kesesatan aqidah dan perilaku. Dengan demikian kewajiban

menyampaikan ilmu bagi pendidik agama merupakan rangkaian dari misi

ajaran Nabi yang mengajak umat kepada jalan Allah sehingga dapat

memperoleh keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Guru memiliki kewajiban untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya

kepada peserta didik, sebagai bekal dalam menjalani kehidupan agar sesuai

dengan ajaran Islam. Melihat peran tersebut, maka pendidik agama

memiliki kedudukan mulia dalam ajaran Islam, sebagai penerus misi para

nabi dalam mengajak umat menuju kebenaran dan dapat meraih

kebahagiaan hidup, di dunia dan akhirat.

4. Bentuk Upaya Guru Akidah Akhlak ‎

26

Q.S. al-Baqarah; 159

Page 32: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

17

Guru Akidah Akhlak ‎ dalam konteks pembinaan kepribadian muslim

pada siswa sangat bersentuhan dengan penciptaan kegiatan dan situasi

yang religius. Guru Akidah Akhlak sebagai pendidik agama di sekolah

berupaya untuk mentransfer, membentuk, dan menginternalisasi nilai-nilai

religius dan bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian muslim.

Dalam hal ini, guru Akidah Akhlak ‎ dapat mengembangkan upaya-upaya

sebagai berikut:

1. Menyebarkan ucapan salam. Pada kegiatan ini, guru dapat

senantiasa mengucapkan salam kepada anak didiknya di sekolah,

mengucapkan salam ketika akan membuka atau menutup

pelajarannya; dan menyapa guru lainnya dengan ucapan salam

terlebih dahulu.

2. Melaksanakan shalat berjamaah di sekolah. Guru dapat

membiasakan shalat berjamaah di sekolah bersama anak didiknya,

memberikan contoh keteladanankepada anak didiknya untuk shalat

berjamaah di sekolah, dan melaksanakanshalat berjamaah di

sekolah dengan tepat waktu.

3. Pengajian dan baca tulis al-Qur‟an.‎Pada‎kegiatan‎ ini‎upaya‎guru‎

adalah bertadarus al-Qur‟an‎ di‎ sekolah‎ dalam‎ rangka‎

menumbuhkan uasana religius di sekolahnya, senantiasa mengajak

anak didiknya untuk belajar membaca dan memahami al-Qur‟an,‎

dan berupaya menghidupkan kegiatan pengajian atau ceramah

keagamaan.

4. Kegiatan praktek ibadah. Pada kegiatan ini, guru berupaya

melaksanakan kegiatan praktek ibadah shalat di sekolah,

mengingatkan anak didiknya untuk mempraktekkan kehidupan

keagamaan di sekolah, dan memberikan keteladanan dalarn

meinpraktekkan amaliyah ibadah kepada anak didiknya.

5. Kegiatan silaturahim di kalangan siswa dan guru. Pada kegiatan

ini, guru berupaya untuk mengajak siswa untuk bersarna-sama

menjenguk siswa yang sedang sakit, menjalin keakraban dengan

anak didiknya dan guru yang lainnya, dan menaruh sikap hormat

terhadap sesama dan menyayangi anak didiknya.27

27

Hary Priatna Sanusi, Peran Guru PAI Dalam pengembangan Nuansa religius di sekolah,

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta‎„1im‎Vol.‎11‎No.‎2- 2013, h. 150‎

Page 33: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

18

Berdasarkan pendapat di atas, upaya yang dapat dilakukan guru

dalam membina perilaku keagamaan siswa adalah dengan menebarkan

ucapan salam, melaksanakan shalat berjamaah di sekolah, pengajian dan

baca tulis al-Qur‟an, kegiatan praktek ibadah, kegiatan silaturahim di

kalangan siswa dan guru. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai

pendukung kegiatan intrakurikuler dalam pembelajaran di kelas,

sehingga siswa dapat dilatih untuk membiasakan perilaku keagamaan

dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Guru Akidah Akhlak merupakan salah satu komponen pendidikan

di sekolah yang bertugas mengajarkan materi keagamaan dan

mengembangkan kepribadian siswa. Upaya yang dilakukan guru Akidah

Akhlak dalam hal ini merupakan rangkaian dari proses pendidikan di

sekolah yang disusun terencana dan berkesinambungan.

Melalui proses kependidikan yang terencana dengan matang,

kepribadian Muslim dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan dan cita-

cita luhur bangsa Indonesia. Proses kependidikan yang dimaksud adalah

suatu proses pengembangan kemampuan dasar atau potensi manusia

yang diimple- mentasikan secara berkesinambungan sesuaidengan

kebutuhan manusia.28

Upaya yang dilakukan guru Akidah Akhlak tidak hanya

menekankan pada pengajaran yang orientasinya pada pengembangan

intelektualitas, tetapi juga berupaya membentuk kepribadian anak didik

28

Muhammad Takdir llahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral , h.191

Page 34: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

19

secara utuh. Dalam hal ini pembelajaran dilakukan secara integeratif

dengan memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Kepribadian Muslim

1. Pengertian Kepribadian Muslim

Kepribadian menggambarkan keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan,

temparmen, ciri khas dan juga prilaku yang mencerminkan keunikan

individu.‎ ‎ “Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat

khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang

diterima dari ling kungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga

bawaan seseorang sejak lahir.29

Secara etimologi, "kepribadian" berasal dari bahasa latin, yaitu

kata "persona" yang berarti "topeng". Pada awalnya kata topeng

ini digunakan oleh para pemain sandiwara. Kemudian, lambat laun

kata ini menjadi suatu istilah yang mengacu pada gambaran sosial

yang dirniliki seseorang. Dengan kata lain, istilah ini sering

digunakan untuk melukiskan keadaan atau penampilan flsik

seseorang, gaya bicaranya, semangat, dan daya tarik yang

dimilikinya. 30

Istilah kepribadian dalam literatur Islam di sebut dengan syaksiyah,

berasal dari kata syakhs yang berarti pribadi. Kata ini kemudian diberi ya`

nisbah sehingga menjadi kata benda buatan (masdar sin`ai) syakhsiyah yang

berarti kepribadian.31

Kepribadian dapat diartikan pula sebagai "majmu'ah al-sihffah al-

aqliyyah wa al-khuluqyah allati yamtazu biha al-syakhsu 'an ghairihi "

29

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara 2011), h. 41 30

Ray Safuri, Psikologi Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 149 31

Yudi Purwanto, Psikologi Kepribadian, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 4

Page 35: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

20

artinya "Sekumpulan sifat (karakter) yang bersifat akliyah (pengetahuan),

prilaku dan tampilan hidup yang dapat membedakan seseorang dengan yang

lainnya).32

Adapun kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-

aspeknya, yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan jiwanya maupun filsafat

hidup dan kepercayaannya mewujudkan kepribadian kepada Tuhan dan

menyerahkan diri kepada-Nya.33

Pendapat lain mengatakan kepribadian

muslim menggambarkan muslim yang berbudaya, yang hidup bersama

Allah dalam tingkah laku hidupnya dan tanpa akhir ketinggiannya.

Kepribadian muslim ini mempunyai hubungan erat dengan Allah, alam dan

manusia.34

Kepribadian muslim dapat pula diartikan sebagai kepribadian yang

memiliki nilai-nilai Islam, memilih dan memutuskan, serta berbuat

berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai nilai-nilai

Islam.35

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa kepribadian

muslim adalah kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam

dalam seluruh aspek kehidupan muslim, baik dalam pemikiran, tindakan,

maupun ucapan. Kepribadian muslim menggambarkan sistem psikofisik

individu muslim yang menentukan tingkah laku dan pemikiran yang khas

32

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 3 33

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif,‎2009),

h. 68. 34

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h.. 192 35

Alivermana Wiguna, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Depublish,

2014), h. 16

Page 36: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

21

yang didasarkan pada penghayatan dan kesadaran terhadap ajaran Islam.

Kepribadian muslim tersebut terlihat dari keseluruhan corak tingkah laku

yang meliputi dorongan, keinginan, opini, sikap-sikap dan kecenderungan

reaksi terhadap peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Kepribadian muslim merupakan suatu totalitas psikofisis seorang

muslim, yang nampak dalam tingkah lakunya yang unik, karena timbul dari

pengetahuan dan penghayatannya terhadap ajaran Islam. Tingkat

pengetahuan dan intensitas penghayatan tersebut akan membentuk

kepribadian yang khas, yang berbeda dengan kepribadian orang lain.

Dengan demikian, perbedaan tingkat pengetahuan dan intensitas

penghayatan terhadap ajaran Islam, akan berdampak pada perbedaan

kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya.

2. Aspek-aspek Kepribadian Muslim

Kepribadian merupakan seperangkat nizham (aturan) yang saling

melengkapi dan tersusun dari berbagai unsur khususiyah ruhiyah,

wujdaniyah (perasaan), aqliyah, jismiyah, dan lainnya yang kapasitasnya

pada seseorang berbeda dengan yang lainnya sudah tentu hal ini akan

membedakan manusia yang satu dengan yang Iain dalam hal watak dan

akhlaknya, integritasnya, ke- teguhannya, dan sebagainya.36

Kepribadian Islam dapat dibedakan menjadi dua macam aspek.

Pertama, kepribadian yang bersumber dan perasaan (syakhsiyah al-

hissiyyah). Suatu pelarian dan perilaku manusia adalah bersumber dan

36

Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah: Mbntk Pribadi Muslim, Penerjemah, As'ad

Yasin, ‎(Jakarta: Gema Insani Press, 2004‎), h. 316

Page 37: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

22

kepribadian yang emosional, karena perasaan alcan memengaruhi tingkah

lakunya dalam setiap mengambil tindakan. Kedua, kepribadian yang

bcrsumber dan idealitas (sayakhsiyatul maknawiyah.). Kepribadian ini

memanifestasikan perilaku yang ideal, yaitu merujuk pada keteguhan

pendiriannya. Pendek kata, lepribadian ideal menjadi pemersatu kegiatan

mental yang menggejala dalam bentuk perilaku lahiriahnya.37

Ahmad D. Marimba membagi aspek kepribadian dalam 3 hal, yaitu

aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan, dan aspek-aspek

kerohaniahan yang luhur.38

a. Aspek Jasmaniah

Substansi jasmani adalah salah satu aspek dalam diri manusia

yang bersifat material. Bentuk dan keberadaannya dapat diindera oleh

manusia, seperti tubuh dan anggota-anggotanya seperti tangan, kaki,

mata, telinga dan lain-lain. Dengan kata lain, ia terdiri dari struktur

organisme fisik.39

Jasmani adalah struktur terluar manusia, berupa badan atau

tubuh fisik biologis. Keberadaannya dapat dilihat oleh mata

kepala bentuk rupanya dapat langsung dinilai. Banyak manusia

yang akal pikirannya hanya mampu memberikan penilaian pada

sesuatu yang bersifat jasmani. Mereka mengagumi dan

mendewa- kannya walaupun sebenarnya fatamorgana, dijadikan

dari tanah dan akan kembali lagi menjadi tanah. Jasmani ini

akan menemani manusia hingga terpisahnya nyawa dari

raganya. Ia akan kambali menyatu dengan tanah menjadi

santapan cacing-cacing tanah dan belatung. Sebagai salah satu

37

Muhammad Takdir llahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral , (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012), h. 194 38

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat, h. 67 39

Septi Gumiandari, Kepribadian Manusia dalam Perspektif Psikologi Islam (Telaah Kritis

Atas Psikologi Kepribadian Modern), Jurnal Holistik Vol 12 Nomor 01, Juni 2011/1433 H, h. 280

Page 38: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

23

struktur terbentuknya kepribadian tentu ada unsur-unsur

intrinsik yang dibawanya, yaitu hawa nafsu.40

Memahami pendapat di atas, aspek jasmani merupakan wadah

bagi perkembangan ruhani yang menjadi objek bagi ibadah lahiriah

manusia. Seorang muslim secara lahiriyah harus menunjukkan kesucian,

sebagaimana aspek ruhaniya. Dilihat dari aspek jasmaniah, kepribadian

muslim terlihat dari perilakunya menjalankan kewajiban ibadah, baik

yang berkaitan dengan ibadah mahdah (hubungan dengan Allah),

maupun yang berkaitan dengan ibadah ghoiru mahdah (ibadah sosial).

b. Aspek Kejiwaan

Kepribadian bukan hanya berkaitan dengan aspek fisik atau

jasmani, tetapi mencakup‎ pula‎ aspek‎ kejiwaan‎ (psikis).‎ “Psikofisis

menunjukkan, bahwa kepribadian bukanlah semata-mata neural (fisik),

tapi menyatakan perpaduan kerja antara aspek psikis dan fisik dalam

kesatuan kepribadian.”41

Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek

yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar, misalnya cara

berfikir, bersikap (berupa pendirian atau pandangan seseorang dalarn

menghadapi seseorang atau suatu hal) dan minat.42

Komponen jiwa berasal dari alam perintah (alam Khaliq) yang

mempunyai sifat berbeda dengan jasad manusia. Hal ini karena jiwa

merupakan ruh dari perintah Tuhan walaupun tidak menyamai zat-Nya.

40

Ray Safuri, Psikologi Islam, h. 163 41

Ibid., h. 147 42

Ahmad Izzan, dan Saehudin, Tafsir Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Al-Quran,

(Bandung: Humanoria, 2012), 23

Page 39: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

24

Unsur jiwa merupakan unsur rohani sebagai penggerak jasad untuk

melakukan kerjanya termasuk alam gaib.43

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukkakan bahwa aspek

kejiwaan (psikis) merupakan aspek penting yang menggambarkan

kepribadian. ini meliputi aspek-aspek yang abstrak (tidak terlihat dan

ketahuan dari luar), seperti cara berpikir, sikap dan minat. Aspek

kejiwaan memberi suasana jiwa yang melatarbelakangi seseorang merasa

gembira maupun sedih, mempunyai semangat yang tinggi atau tidak

dalam bekerja, berkemauan keras dalam mencapai cita-cita atau tidak,

mempunyai rasa sosial yang tinggi atau tidak, dan lain-lain.

c. Aspek Ruhaniah

Aspek‎ “roh”‎ mempunyai‎ unsur‎ tinggi‎ di‎ dalamnya‎ terkandung‎

kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal yang paling luhur dan

sifat-sifat yang paling suci.44

“Ruhani‎ maksudnya‎ adalah‎ kesadaran‎

manusia akan hubungannya dengan Allah. Apabila kesadaran itu naik,

maka kualitas tingkah laku (suluk)‎seseorang‎akan‎meningkat.”45

Substansi ruhani adalah substansi psikis manusia yang menjadi

esensi kehidupan. Ruh berbeda dengan spirit dalam terminologi

psikologi, sebab term ruh lebih kepada subtansi, berbeda dengan

spirit yang lebih kepada akibat atau efek dari ruh. Sebagian ahli

menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathîf), ada yang

menyebutnya sebagai substansi sederhana jauhar basîth), dan ada

43

Rudi Ahmad Suryadi, Dimensi-dimensi Manusia, Perspektif Pendidikan Islam,

(Yogyakarta: Depublish, 2015), h. 68 44

Muhammad Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Alih Bahasa.‎ Ahmad‎ Rofi‟‎

Usmani, (Bandung: Pustaka, 1997), h. 243

22

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat, h. 67. 45

Yudi Purwanto, Psikologi Kepribadian, h. 82

Page 40: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

25

juga substansi ruhani (jawhar rûhanî). Ia adalah penggerak bagi

keberadaan jasad manusia.46

Aspek ruhani merupakan aspek kejiwaan yang lebih abstrak

yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Aspek tersebut merupakan

sistem nilai yang telah meresap dalam kepribadian, memberikan

corak pada seluruh kehidupan individu. Bagi yang beragama aspek

inilah yang memberikan arah kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Aspek ruhani dalam struktur kerpibadian muslim menggambarkan

hubugan ruhani dengan Allah Swt, sebagai Pencipta ruh itu sendiri.

Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan

yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan, Ini meliputi

sistem nilai-nilai yang telah meresap didalam kepribadian dan

menjadi bagian kepribadian individu tersebut.

Pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh

dimensi ruhaniah yang merupakan anugerah Tuhan, bukan

oleh dimensi jasad-nya (materi). Dalam perspektif ini, jasad

pada hakikatnya adalah wahana atau tempat dimana

berlakunya dorongan atau keinginan-keinginan ruhiyah

manusia. Naturnya ruh adalah suci dan cenderung kepada

kebenaran, sebab ia memang berasal dari Tuhan. Namun

ketika ruh mengambil tempat, menyatu, dan berinteraksi

dengan alam materi, ia seringkali lupa atau „tertipu‟ sehinga

cenderung‎tertarik‎dan‟mengikatkan‎diri‟‎‎dengan‎materi.‎‎Pada‎

level yang sangat ekstrem, ikatan itu menyebabkan ruh bukan

hanya lupa asalnya,‎ ‎ tetapi‎ tidak‎ lagi‎memiliki‎ energi‟‎ ‎untuk‎

membimbing dan mengarahkan manusia kepada cahaya,

kebenaran, atau hidayah Allah Swt. Dalam kondisi demikian,

maka individu cenderung mengembangkan pola kepribadian

kufr; fasiq, munafiq, dan pada level yang musyrik.

Sebaliknya, ketika menyadari asalnya dan berorientasi ilahiah,

46

Septi Gumiandari, Kepribadian Manusia, h. 280

Page 41: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

26

maka individu akan dan mengembang- kan pola kepribadian

mukmin, muslim, muhsin, muttaqin.47

Memahami pendapat di atas, kepribadian muslim sangat dipengaruhi

oleh kualitas ruhaniya yang membimbing dan mengarahkan manusia kepada

cahaya, kebenaran, atau hidayah Allah Swt. Kualitas ruhani dengan tabiat

asalnya yang suci, menjadi pembimbing manusia dalam berperilaku,

bersikap dan mengarahkan perjalanan spiritual menuju kesucian dan

kebahagiaan. Ruhani merupakan kenyataan di luar diri manusia, yang

karena pemanfaatan akal yang diberikan Allah kepadanya, maka manusia

dapat menjalin hubungan dengan Allah, melalui perenungan dan kajian

tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang terdapat dalam diri

manusia, maupun di luar manusia. Dalam ajaran Islam, ruhani merupakan

wadah hubungan manusia dengan Tuhannya, yang menggambarkan

perjalanan spiritual manusia dalam mencapai kebahagiaan hakiki. Kualitas

dari hubungan ruhani menggambarkan corak kerpibadian muslim dalam

kehidupan yang terlihat dari perilaku dan perkataan.

3. Ciri-ciri Kepribadaian Muslim

Kepribadian terlihat dari kecenderungan perilaku individu yang

konsisten yang menjadi ciri khas pribadinya. Konsistensi perilaku tersebut

berlaku terus-menerus dalam menghadapi berbagai situasi dengan pola

reaksi yang hampir sama. “Seseorang‎disebut‎memiliki‎kepribadian‎muslim,‎

47

Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2008), h. 88

Page 42: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

27

manakala ia dalam mempersepsi sesuatu, dalam bersikap terhadap sesuatu,

dan melakukan sesuatu dikendalikan oleh pandangan‎hidup‎muslim.”48

Dalam lslam kepribadian itu terkait dengan apa yang ada dalam jiwa

dan apa yang ditimbulkannya yang dilakukannya. Dengan demikian

untuk membentuk kepribadian Muslim, maka seseorang harus

dibentuk dulu jiwa keislamannya dan tidak hanya itu, dilihat pula dia

bertingkah laku. Jadi dengan demikian kepribadian muslim itu

terkait dengan apa yang ada dalam jiwanya dan apa yang dia

tampilkan, perbuatan yang sesuai dengan ajaran lslam Kepribadian

muslim adalah menceminkan sikap batin, yaitu (apa yang ada pada

jiwa, pemikiran dan perasaan) seseorang, paralel dengan apa yang

diperbuatnya.49

Memahami pendapat di atas, pembinaan kepribadian dilakukan

melalui pembentukan jiwa keislaman dan tingkah laku. Keperibadian

mencerminkan pemikiran, dan perasaan yang secara paralel berkaitan

dengan perilaku.

Kepribadian muslim merupakan identitas yang dimiliki seseorang

sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik

ditampilkan secara lahiriah maupun sikap batinnya. Hal itulah yang

memunculkan keunikan pada seseorang yang biasa disebut ciri.

Ciri-ciri kepribadian muslim diklasifikasikan dalam 9 sifat pokok

sebagai berikut:

1) Sifat-sifat berkenaan dengan akidah, yaitu beriman kepada Allah,

para Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat, hari akhir, kebangkitan

dan perhitungan, surga dan neraka, hal yang gaib dan qadar.

2) Sifat-sifat berkenaan dengan ibadah, menyembah Allah,

melaksanakan kewajiban-kewajiban shalat, berpuasa, zakat, haji,

berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, bertakwa kepada

Allah, mengingat-Nya melalui dzikir, doa dan membaca al-Qur‟an.

48

Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara, Respon Islam terhadap Isu-isu

Aktual, (Jakarta: Serambil Ilmu semesta, 2014), h. 248 49

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,

2014), h. 160-161

Page 43: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

28

3) Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan sosial, bergaul dengan

baik, dermawan, bekerjasama, tidak memisahkan diri dari

kelompok, suka memaafkan, mengajak pada kebaikan dan

mencegah kemungkaran.

4) Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan,

berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, pergaulan yang baik

antara suami dan istri, menjaga dan membiayai keluarga.

5) Sifat-sifat moral sabar, lapang dada, adil, menepati janji, baik

terhadap Allah maupun manusia, rendah diri, istiqomah dan

mampu mengendalikan hawa nafsu.

6) Sifat-sifat emosional dan sensual, Cinta kepada Allah, takut

akan azab Allah, tidak putus asa akan rahmat Allah, senang

berbuat baik kepada orang lain, menahan dan mengendalikan

kemarahan, tidak dengki pada orang lain, dan lain-lain.

7) Sifat-sifat intelektual dan kognitif, memikirkan alam semesta,

menuntut ilmu, tidak bertaqlid buta, memperhatikan dan

meneliti realitas, menggunakan alas an dan logika dalam

berakidah.

8) Sifat-sifat yang berkenaan dengan kehidupan praktis dan

professional, tulus dalam bekerja, bertanggung jawab, berusaha

dan giat dalam upaya memperoleh rizki dari Allah.

9) Sifat-sifat fisik, kuat, sehat, bersih dan suci dari najis.50

Berdasarkan kutipan di atas, ciri dari kepribadian muslim secara

umum dapat dilihat dari segi akidah, ibadah dan muamalah. Dari segi

akidah, seorang yang berkepribadian muslim adalah orang yang beriman

kepada Allah, Rasul-rasul Allah, dan rukun iman lain dalam ajaran Islam.

Akidah muslim juga akan menuntun seorang muslim untuk bersabar, lapang

dada, adil, menepati janji, baik terhadap Allah maupun manusia, rendah diri,

istiqomah dan mampu mengendalikan hawa nafsu

Dilihat dari segi ibadah, seorang yang berkepribadian muslim terlihat

dari melaksanakan kewajiban-kewajiban shalat, berpuasa, zakat, haji, dan

kewajiban ibadah lain. Kewajiban ibadah tersebut dilaksanakan dengan

50

Muhammad Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, h. 258

Page 44: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

29

ikhlas, didasarkan penghayatan terhadap ajaran Islam dan sebagai dampak

dari pancaran akidahnya.

Adapun dari segi muamalah (hubungan sosial), kepribadian muslim

nampak dari cara bergaul dengan manusia dan alam sekitarnya dengan

berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, tetangga dan masyarakat di

sekitarnya.

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepribadian Muslim

Perkembangan kepribadian merupakan usaha dengan karekteristik

kepribadian dan potensi yang ada pada dirinya untuk terus mengalami

kemajuan ke tingkat yang lebih tinggi dari fase sebelumnya. Anak dengan

seluruh perwatakan dan ciri pertumbuhannya adalah perwujudan dua faktor,

yaitu faktor warisan dan lingkungan. “Kedua‎ faktor‎ ini‎ mempengaruhi‎

insan dan berinteraksi dengannya sejak hari pertama ia menjadi embrio

hingga‎ke‎akhir‎hayatnya.”51

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang dapat

dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

a Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau

bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa

bawaan sejak lahir dan merupakan penga ruh keturunan dari salah

satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau

bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya.

Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah "buah jatuh tidak

akan jauh dari pohonnya". Misalnya, sifat mudah marah yang

dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula

pada anaknya.

51

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara,, 2006), h.,55

Page 45: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

30

b Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang

tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang

berasal dari lingkungan seseorang, mulai dari lingkungan

terkecilnya, keluarga, teman, sampai dengan berbagai media

audiovisual seperti TV dan VCD, atau pengaruh dari media cetak

seperti koran, majalah, dan lain sebagainya.52

Berdasarkan pendapat di atas, kepribadian yang baik sebagai potensi

dasar dari anak tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan

dari dalam diri anak. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat

menghasilkan perkembangan kepribadian yang optimal, jika anak tersebut

tidak memiliki potensi yang dibutuhkan untuk perkembangan tersebut.

Faktor internal seperti hereditas (keturunan) merupakan faktor bawaan

yang mempengaruhi kepribadian anak. Dalam hal ini, anak mewarisi

karakteristi kepribadian dari orangtuanya. Faktor hereditas merupakan

faktor kemampuan dasar yang mengandung ciri-ciri psikologis dan

fisiologis yang diturunkan atau diwariskan dari orangtua kepada anak.

Faktor eksternal (lingkungan) juga berpengaruh terhadap perkemba-

ngan kepribadian anak.”Potensi‎ manusia‎ yang‎ bersifat‎ inner memerlukan

pengaruh luar berupa bimbingan, pembinaan, latihan, pendidikan, dan

sebagainya,‎yang‎secara‎umum‎disebut‎sosialisasi”.53

Pendidikan agama merupakan salah satu faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap pkepribadian siswa. Pembentukan kepribadian siswa

yang kuat dan sehat sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan agama dan

internalisasi nilai keagamaan pada dirinya. Selanjutnya, kepribadian yang

52

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak,. h. 19 53

Bambang Syamsul Arifin, Psikolog Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)., h. 83

Page 46: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

31

telah terbentuk akan memberikan pengaruh pada cara berpikirnya, sikap dan

tingkah lakunya, karena aspek dan unsur ajaran agama telah terintegrasi

dalam dirinya.54

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kepribadian

anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor

tersebut secara bersama mempengaruhi kepribadian anak dengan variasi

yang berbeda sesuai karakteristik pembawaan anak dan kondisi lingkungan.

Lingkungan pendidikan yang kondusif bagi perkembangan kepribadian anak

akan membantu faktor pembawaan yang diwarisi dari orangtua untuk

berkembang labih baik.

C. Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina Kepribadian Muslim pada

Siswa

Guru Akidah Akhlak merupakan salah satu komponen pendidikan di

sekolah yang bertugas mengajarkan materi keagamaan dan mengembangkan

kepribadian siswa. Upaya yang dilakukan guru Akidah Akhlak dalam hal ini

merupakan rangkaian dari proses pendidikan di sekolah yang disusun terencana

dan berkesinambungan.

Melalui proses kependidikan yang terencana dengan matang, kepribadian

Muslim dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita luhur bangsa

Indonesia. Proses kependidikan yang dimaksud adalah suatu proses

pengembangan kemampuan dasar atau potensi manusia yang diimple-

54

Moh. Haitami Salim, Pendidikan Agama dalam Keluarga: Revitalisasi Peran Keluarga

dalam Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h.

294

Page 47: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

32

mentasikan secara berkesinambungan sesuaidengan kebutuhan manusia.55

Upaya yang dilakukan guru Akidah Akhlak tidak hanya menekankan pada

pengajaran yang orientasinya pada pengembangan intelektualitas, tetapi juga

berupaya membentuk kepribadian anak didik secara utuh.

1. Bentuk Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina Kepribadian Muslim

pada Siswa ‎

Pendidikan mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah-

lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik

pendidikan formal, informal maupun nonformal. 56

Dalam konteks ini guru

Akidah Akhlak sebagai pendidik agama di sekolah dituntut untuk

melakukan upaya-upaya dalam rangka pembinaan kepribadian muslim

melalui kegiatan akademik di sekolah, baik dalam tataran metodologis,

maupun dalam tataran praktis yang diwujudkan dalam kegiatan

pembelajaran di kelas dan latihan.

Dilihat dan segi metodologisnya, proses pendidikan Islam yang

dikelola oleh guru Akidah Akhlak bertujuan membentuk kepribadian

muslim pada siswanya. Dengan kata lain bahwa pendidikan Islam

melakukan internalisasi ajaran Islam secara bertahap ke dalam pribadi

manusia sesuai dengan tingkat perkembangannya. Siswa secaraberthap

diarahkan dan dimbing untuk memiliki kepribadian muslim dengan

mengajarkan nilai-nilai dasar keimanan dan ibadah yang menjadi pedoman

perilaku muslim.

55

Muhammad Takdir llahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral , h.191 56

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi., h. 21

Page 48: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

33

Peran guru yang ditampilkan akan membentuk karakteristik anak

didik atau lulusan yang beriman, berakhlak mulia, cakap mandiri,

berguna bagi agama, nusa dan bangsa, terutama untuk kehidupannya

yang akan datang. Inilah yang disebut dengan manusia seutuhnya

yaitu berpengetahuan, berakhlak, dan berkepribadian.57

Guru‎ Akidah‎ Akhlak‎ memiliki‎ tanggung‎ jawab‎ untuk‎

merealisasikan‎konsep‎pendidikan‎Islam,‎melalui:‎bimbingan‎jasmani‎dan‎

‎rohani‎ berdasar-‎ kan‎ hukum-hukum‎ agama‎ Islam‎ menuju‎ terbentuknya‎

kepribadian‎‎utama‎menurut‎ukuran‎ukuran‎Islam.‎58‎

Pembinaan kepribadian dalam ukuran Islam memadukan bimbingan

jasmani dan ruhani yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Oleh

karena pembinaan kepribadian tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai

keimanan, akhlak dan moral. Dalam hal ini terlihat elevansi tugas guru

Akidah Akhlak dengan pembinaan kepribadian melalui transformasi

pengetahuan, pembentukan sikap dan bimbingan perilaku.

2. Macam-macam Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina Kepribadian

Muslim pada Siswa

Guru Akdah Akhlak berperan dalam memberi landasan awal

kepada siswa dalam membentuk kepribadian yang didasarkan pada nilai-

nilai Islam. Untuk membentuk kepribadian Muslim, tiada lain jalannya

melalui pendidikan yang meliputi: pembelajaran (ta'lim)

mentransfonmasikan ilmu, baik dalam bentuk akidah, ibadah, muamalah

maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

57

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Gurudan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 13 58

Abdul Qadir, Pendidikan Islam Integratif-Monokotomik: Alternatif-Solutif untuk

Masyarakat Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 52

Page 49: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

34

pelatihan untuk mengamalkannya, serta bermujahadah (berjuang) di

dalam batin dan perbuatan untuk mepraktik- kannya. 59

Dalam konteks kepribadian yang substansinya terletak pada

pandangan dan filosofi hidup muslim, maka upaya penting yang dilakukan

oleh guru Akidah Akhlak adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan nila-nilai ‎keislaman dalam hubungan ‎dengan

Allah

b. Membimbing peserta didik ‎mengerjakan perintah Allah, ‎

menjauhi larangan-Nya dan bertaqwa kepada-Nya.

c. Membimbing peserta didik ‎mensyukuri nikmat Allah tidak

berputus harapan terhadap rahmat-Nya

d. Membimbing peserta didik ‎berdoa kepada Allah, mensucikan

dan membesarkan-Nya dengan cara selalu mengingat kepada-

Nya; dan selalu menggantungkan segala perbuatan masa depan

kepada Allah60

Berdasarkan pendapat di atas, upaya yang dapat dilakukan guru

Akidah akhlak dalam pembinaan kepribadian muslim siswa, yaitu:

membimbing siswa membina hubungan dengan Allah dengan

meningkatkan keimanan, mengarahkan siswa untuk mengerjakan perintah

Allah dan menjauhi larangan-Nya, mengarahkan siswa untuk mensyukuri

nikmat Allah, mengarahkan siswa untuk selalu berdoa kepada Allah,

mensucikan dan membesarkan-Nya. Pembinaan hubungan dengan Allah

59

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,

2014), h. 163 60

Ahmad Izzan, dan Saehudin, Tafsir Pendidikan., h. 114

Page 50: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

35

diupayakan melalui penyampaian dasar-dasar pengetahuan agar siswa

memiliki pengetahuan yang benar tentang akidah Islam, dan

mempraktikkan dalam perilaku.

3. Faktor-faktor Penghambat Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina

Kepribadian Muslim pada Siswa

Upaya guru Akidah Akhlak dalam membina kepribadian muslim

pada siswa dihadapkan berbagai tantangan, baik yang berasal dari internal

sekolah, maupun dari realitas sosial di masyarakat. Dari internal sekolah

faktor yang menjadi kendala adalah orientasi lembaga pendidikan kurang

menekankan keseimbangan antara aspek kognitif dengan moral dan

kepribadian.

Fakor dari internal lembaga pendidikan yang menjadi kendala dalam

upaya pembinaan kepribadian muslim siswa meliputi sebagai berikut:

a. Pendidikan yang diselenggarakan saat ini cenderung hanya

pengajaran, dan bukan pendidikan. Padahal antara pendidikan dan

pengajaran dapat diintegrasikan.

b. Pendidikan saat ini sudah berubah dan orientasi nilai dan

idealisme yang berjangka panjang, kepada yang bersifat

materialisme, individualisme, dan mementingkan tujuan jangka

pendek.

c. Metode pendidikan yang diterapkan tidak bertolak dan pandangan

yang melihat manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan

memiliki potensi yang bukan hanya potensi intelektual (akal),

Page 51: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

36

tetapi juga potensi emosional. Metode pendidikan yang diterapkan

lebih melihat murid sebagai gelas kosong yang dapat diisi oleh

guru dengan sekehendak hati, dan bukan meliInformasi dan

teknologi yang semakin maju adalah juga menjadi salah satu

pemicu tumbuh suburnya budaya kekerasan. hanya potensi

intelektual (akal), tetapi juga potensi emosional. Metode

pendidikan yang diterapkan lebih melihat murid sebagai gelas

kosong yang dapat diisi oleh guru dengan sekehendak hati, dan

bukan melihatnya sebagai makhluk yang memiliki berbagai

potensi yang harus ditumbuhkan, dibina, dikembangkan, dan

diarahkan, sehingga berbagai potensi tersebut bisa tumbuh secara

alami.

d. Pendidikan Islam kurang mengarahkan siswanya untuk mampu

merespons berbagai masalah aktual yang muncul di masyarakat,

sehingga ada kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia

kehidupan di masyarakat.61

Faktor penghambat lain dalam pembinaan kepribadian siswa adalah

kesenajangan antara konsep teoretis tentang pembinaan kepribadian

dengan realitas praktik pendidikan di sekolah. Para pengamat pendidikan

menilai bahwa selama lebih dari tiga dasa warsa, pendidikan hanya

berkutat pada aspek yang bersifat rutinitas tanpa ada filosofi yang jelas.

Salah satu kegiatan rutinitas yang menjadi tereduksinya dunia pendidikan

61

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 47-48

Page 52: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

37

adalah usaha transfer of knowledge an sich tanpa ada usaha lain untuk

melengkapi pada dua ranah lainnya yaitu ranah afektif dan psikomotorik.

Dan yang menjadi titik bijak utopis dalam menerjemahkan pendidikan

adalah slogan baku yang cukup idealis yaitu usaha untuk mengembangkan

kepribadian manusia seutuhnya, akan tetapi untuk mencapai titik bijak itu

tidak terwujud pada tataran praksis tanpa ada usaha jelas. 62

Memahami uraian di atas, kendala yang muncul dari internal lembaga

pendidikan dalam upaya pembinaan kepribadian muslim adalah kurangnya

keseimbangan atara transfer pengetahuan dengan penguatan nilai-nilai

moral dan akhlak, sehingga yang nampak dari proses pendidikan lebih

berupa pencapaian kemampuan intelektual, dibandingkan sikap dan

kesadaran terhadap nilai-nilai yang diajarkan.

Faktor penghambat pembinaan kepribadian selain berasal dari

ineternal lembaga pendidikan, juga muncul dari lingkungan masyarakat,

berupa pudarnya nilai-nilai moral di masyarakat akibat pengaruh kemajuan

teknologi dan informasi.

Budaya informasi saat ini memang telah menjadi bagian tidak terpisah

dan kehidupan masyarakar dan mempengaruhi sebagian besar perilaku

manusia, utamanya pelajar yang secara psikologis belum memiliki landasan

kepribadian yang kokoh. Artinya, arus dinamika masyarakat modern telah

62

Abdul Qadir, Pendidikan Islam Integratif-Monokotomik: Alternatif-Solutif untuk

Masyarakat Modern, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 38

Page 53: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

38

menggilas nilai-nilai moral masyarakat menjadi hentakan nilai baru yang

mengubah paradigma perilaku manusia pada sisi nilai yang arogan.63

Nilai-nilai moral dan akhlak yang diterima siswa di sekolah, tidak

memperoleh dukungan untuk menjadi perilaku akibat kesenjangan yang

dilihat siswa dalam perilaku orang-orang di sekitarnya. Hal ini menjadi

kendala dalam pembinaan kepribadian muslim, karena secara psikologis

siswa lebih banyak bertahan untuk tidak terpengaruh lingkungan,

dibandingkan pengembangan potensinya dan mempraktikkan nilai-nilai

yang diterimanya di sekolah.

4. Faktor-faktor Pendukung Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Membina

Kepribadian Muslim pada Siswa

Terlepas dari berbagai kendala dalam upaya pembinaan kepribadian

muslim pada siswa, pada dasarnya kebijakan pendidikan nasional

mendorong upaya guru dalam pembentukan kepribadian muslim. Hal ni

terlihat dari rumusan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang UU No 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 yang menyebutkan

“Pendidikan‎adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan‎yang‎diperlukan‎dirinya,‎masyarakat,‎bangsa‎dan‎negara.”64

63

Ibid., h. 35 64

Undang-Undang UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Page 54: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

39

Pembentukan kepribadian muslim juga sejalan dengan momentum

gerakan pendidikan karakter yang digalakkan pemerintah yang diwujudkan

dalam pengintegerasian nilai-nilai moral, dan akhlak dalam kurikulum

pendidikan. Selain itu pembinaan kepribadian dikuatkan pula dengan

adanya‎ kebijakan‎ ekstrakurikuler‎ keagamaan‎ di‎ sekolah.‎ “Kegiatan

ekstrakurikuler adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan

norma serta pengembangan kepribadian, bakat dan minat peserta didik

pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dalam

bentuk tatap muka atau non tatap muka.”65

Memahami kutpan di atas, kegiatan ekstrakurikuler dapat mendukung

pemantapan, pengayaan nilai-nilai dan pengembangan kepribadian

pembiasaan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengaitkan pengetahuan

agama yang diperoleh dalam program kurikuler di kelas dengan keadaan

dan kebutuhan siswa di bidang keagamaan.

Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada Peraturan Dirjen

Pendidikan Islam Nomor Dj.I/12 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan

Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pesantren Kilat (SANLAT), Pembiasaan

Akhlak Mulia (SALAM), Tuntas Baca Tulis al-Quran (TBTQ), Ibadah

Ramadhan (IRMA), Wisata Rohani (WISROH), Kegiatan Rohani Islam

(ROHIS), Pekan Ketrampilan dan Seni (PENTAS ), Peringatan Hari Besar

Islam (PHBI)66

65

Balitbang Pendidikan Nasional, Model dan Contoh Pengembangan Diri di SMA, (Jakarta:

2007), h. 11 66

Dirjen Pendis Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI

tentang Pendidikan, (Jakarta: 2009), h. 23

Page 55: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

40

Adapun materi yang diajarkan kepada siswa selama kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan untuk mendukung pembinaan kepribadian

muslim meliputi sebagai berikut:

a. Aqidah/keimanan

b. Ibadah

c. Al-Qur‟an

d. Akhlak

e. Tarikh

f. Program Tambahan

1) Praktek doa-doa pilihan

2) Taddarus Al-Qur‟an

3) Tadabur alam untuk mengamati dan mengambil

hikmahnya

4) Olah raga kegiatan praktis untuk kesegaran jasmani

5) Kesenian yang bernafaskan Islam

6) Mentoring

7) Muhasabah (shalat malam dan renungan malam)

8) Quiz atau game

9) Bakti sosial berupa kerja bakti, bantuan dan santunan

serta gotong royong.67

Berdasarkan pendapat di atas, guru dapat memanfaatkan kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan di sekolah untuk pembinaan kepribadian

muslim. Ruang lingkup kegiatan ditujukan untuk menguatkan akidah atau

keimanan, praktik ibadah dan kegiatan tambahan, seperti tadarrus Al-

Quran, kerja bakti dan melatih kepedulian dengan memberi santunan. Siswa

juga dilatih untuk muhasabah (intropeksi diri) melalui kegiatan shalat

malam dan merenungi kekuasaan Allah dalam kegiatan tadabbur alam atau

lingkungan. Kegiatan ini jika dilaksanakan dapat menumbuhkan

penghayatan siswa terhadap kekuasaan Allah dan menjadi bekal dalam

terbinanya kepribadian muslim berdasarkan akidah dan ajaran Islam.

67

Ibid. h. 16

Page 56: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan, yaitu:

“penelitian‎yang‎menghasilkan‎prosedur‎analisis‎yang‎tidak‎menggunakan‎

statistik atau cara kuantifikasi lainnya.”68

“Penelitian‎kualitatif‎adalah‎jenis‎

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik‎atau‎bentuk‎hitungan‎lainnya‎”69

Lokasi penelitian ini adalah MA Daarut Tarbiyah Madukaro

Kotabumi Utara. Objek penelitian adalah upaya guru Akidah Akhlak ‎

dalam membina kepribadian muslim pada siswa di sekolah tersebut.

2. Sifat Penelitian

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu‎ “mengadakan‎

deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi

sosial.”70

Berdasarkan sifat penelitian di atas, maka penelitian ini berupaya

mendeskripsikan secara sistematis dan faktual upaya guru agama dalam

membina kepribadian muslim pada siswa, didasarkan pada data-data yang

terkumpul selama penelitian dan dituangkan dalam bentuk laporan atau

uraian.

68

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009),

h. 6 69

Boedi Abdullah, dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2014), h. 49 70

Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 24

Page 57: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

42

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif jenis penelitian lapangan

(field research),‎ yaitu‎ “penelitian‎ tentang‎ status‎ subyek‎ penelitian‎ yang‎

berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas.71

Subyek penelitian adalah guru Akidah Akhlak ‎ dan siswa MA

Daarut Tarbiyah Madukaro Kotabumi Utara tahun pelajaran 2017/2018.

B. Sumber Data

“Penelitian kualitatif menempatkan sumber data sebagai subyek yang

memiliki kedudukan penting. Konsekuensi lebih lanjut dari posisi sumber data

tersebut dalam penelitian kualitatif, ketepatan memilih dan menentukan jenis

sumber‎data‎akan‎menentukan‎kekayaan‎data‎yang‎diperoleh.”72

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu

sumber primer dan sumber sekunder. Klasifikasi sumber data tersebut

bermanfaat bagi sebagai acuan untuk memilah data yang seharusnya menjadi

prioritas dalam penelitian.

1. Sumber Primer

“Sumber‎ primer‎ adalah‎ sumber‎ yang‎ langsung‎ memberikan‎ data‎

kepada‎ pengumpul‎ data”73

Adapun yang dimaksud dengan data primer

adalah‎ “data‎ dalam‎ bentuk‎ verbal‎ atau‎ kata-kata yang diucapkan secara

lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dapat

dipercaya, dalam hal ini adalah subyek penelitian (informan) yang

71

Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 57 72

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian., h. 163 73

Sugiyono, Memahami Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62

Page 58: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

43

berkenaan‎ dengan‎ variabel‎ yang‎ diteliti.”74

Penentuan informan sebagai

sumber primer, menggunakan teknik purposive sampling,‎ yaitu:‎ “teknik‎

pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan. ”75

Berdasarkan kutipan di atas, maka sumber primer dalam penelitian

ini adalah guru Akidah Akhlak ‎ dan siswa. Dari sumber primer tersebut

dikumpulkan data upaya guru Akidah Akhlak ‎dalam membina kepribadian

muslim pada siswa‎.

2. Sumber Sekunder

“Sumber‎sekunder‎adalah‎sumber‎yang‎tidak‎langsung‎memberikan‎

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.”76

Dalam mengumpulkan data tentang upaya guru Akidah

Akhlak ‎ ‎dalam membina kepribadian muslim pada siswa ‎ peneliti tidak

hanya bergantung kepada sumber primer, tetapi menggunakan pula

sumber skunder sebagai pembanding, seperti Kepala sekolah, guru selain

Akidah Akhlan dan siswa. Selain sumber sekunder di atas, untuk

mendapatkan data kepustakaan maka digunakan sumber kepustakaan

yaitu: buku-buku yang berkaitan dengan upaya membina kepribadian

muslim pada siswa.

74

Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010)., h. 22 75

Sugiyono, Memahami Penelitian Kulaitatif., h. 55 76

Ibid. h. 62

Page 59: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

44

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Menurut

Sugiyono,‎ “Dalam‎ penelitian‎ kualitatif,‎ pengumpulan‎ data‎ dilakukan‎ pada‎

natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan

data lebih banyak pada observasi berperan serta (participican observation),

wawancara mendalam (in dept interview)‎dan‎dokumentasi.”77

Mencermati uraian di atas, maka metode pengumpulan yang dipilih

oleh dalam penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi.

1. Metode Wawancara (interview)

Wawancara‎ diartikan‎ sebagai‎ “dialog‎ yang‎ dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawan-

cara”.78

Jenis wawancara yang digunakan oleh adalah wawancara

mendalam,‎ yaitu‎ “wawancara‎ yang‎ dilakukan‎ secara‎ informal.”79

Dalam

wawancara‎mendalam‎“hubungan‎pewawancara‎dengan‎yang diwawanca-

rai adalah dalam suasana wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya

berjalan seperti pembicara biasa dalam kehidupan sehari-hari.”80

77

Ibid,h. 63 78

Suharsini Arikunto, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010), h. 132 79

Ibid., h. 136 80

Imam Suproyogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian., h. 173

Page 60: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

45

Wawancara dilakukan kepada sumber data primer, yaitu guru

Akidah Akhlak‎‎ dan siswa MA Daarut Tarbiyah Madukaro Kotabumi

Utara. Data-data yang diharapakan dari wawancara mendalam tersebut

yaitu: data tentang upaya yang dilakukan guru Akidah Akhlak ‎ ‎dalam

membina kepribadian muslim pada siswa.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan

pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan

organisme sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. “Dalam‎ garis‎ besarnya‎

observasi dapat dilakukan (1). dengan partisipasi, pengamat jadi sebagai

partisipan, (2) tanpa‎partispasi,‎pengamat‎jadi‎sebagai‎non‎partisipan.”81

Metode observasi yang digunakan adalah observasi non

partisipan, dikarenakan dalam kegiatan sehari-hari penulis tidak

berinteraksi langsung dengan subyek penelitian.

Obyek penelitian yang diobservasi dalam penelitian kualitatif,

dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga kompnen, yaitu place

(tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).82

Berdasarkan teori

tersebut, maka hal-hal yang akan amati dengan menggunakan metode

observasi non partisipan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Tempat atau lokasi subyek penelitian, yaitu MA Daarut Tarbiyah

Madukaro Kotabumi Utara

81

Nasution, Metode Research. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 107 82

Sugiyono, Memahami Penelitian Kulaitatif., h. 68

Page 61: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

46

b) Pelaku, yaitu guru Akidah Akhlak ‎ ‎ dan siswa MA Daarut Tarbiyah

Madukaro Kotabumi Utara.

c) Aktivitas atau perilaku, yaitu upaya guru Akidah Akhlak dalam

membina kepribadian muslim pada siswa ‎ MA Daarut Tarbiyah

Madukaro Kotabumi Utara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi‎ adalah‎ ‎“mencari‎data‎mengenai‎hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda dan sebagainya.83

Metode dokumentasi penulis gunakan untuk mencari data tentang

profil sekolah, data guru dan siswa, sarana dan prasarana sekolah, serta

foto kegiatan pembinaan kepribadian muslim di MA Daarut Tarbiyah

Madukaro Kotabumi Utara.

D. Teknik Penjamin Keabasahan Data

Uji Keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk

mengetahui kredibilitas data yang dikumpulkan selama penelitiam. Teknik

yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah

triangulasi data. “Triangulasi data dimaksudkan agar dalam pengumpulan

data‎peneliti‎menggunakan‎multi‎sumber‎data.”84

Adapun teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah: ‎

‎‎1. Triangulasi Sumber

83

Ibid, h. 274 84

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial dan Agama., h. 163. h. 187

Page 62: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

47

Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengeck data yang diperoleh melalui beberapa

sumber.‟85‎‎

‎Peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan

data hasil wawancara dengan ‎guru Akidah Akhlak, dengan data hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah dan siswa. ‎Peneliti bermaksud

menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan

dengan data dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh bersifat

konsisten, dan peneliti memperoleh gambaran yang lebih memadai

tentang gejala yang diteliti.

2. Triangulnsi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.86

‎‎Triangulasi teknik dalam penelitian ini digunakan untuk

membandingkan data ‎yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Guru

Akidah Akhlak, Kepala Sekolah dan ‎siswa, dengan data yang diperoleh

dari observasi, sehingga diketahui kesesuaian data ‎hasil wawancara

dengan fakta di lapangan.‎

3. Triangulasi Waktu

85

Ibid 86

Ibid

Page 63: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

48

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara

sumber masìh segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang

lebìh valid sehinngga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibilias data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan

secara berulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.87

Triangulasi waktu digunakan untuk melakukan pengecekan dengan

melakukan wawancara Guru Akidah Akhlak, Kepala Sekolah dan siswa

pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini yaitu waktu di pagi hari

dan siang hari setelah jam istirahat sekolah. Selain itu juga dengan

melakukan observasi tentang kepribadian muslim pada waktu yang

berbeda, yaitu pada waktu pagi dan siang hari.

E. Teknik Analisis Data

“Analisa‎data‎adalah‎rangkaian‎kegiatan‎penelaahan,‎pengelompokan,‎

sistemisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki

nilai‎ sosial,‎ akademis‎ dan‎ ilmiah.”88

Dikarenakan data dalam penelitian ini

termasuk‎jenis‎data‎kualitatif,‎maka‎analisa‎terhadap‎data‎tersebut‎“tidak‎harus‎

menunggu sampai selesainya pengumpulan data. Analisa data kualitatiif

bersifat iteratif (berkelanjutan)‎dan‎dikembangkan‎sepanjang‎program.”89

87

Ibid, h. 374 88

Ibid, h. 191 89

Ibid, h. 192

Page 64: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

49

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif. “Aktivitas‎ dalam‎ analisa‎ data‎ kualitatif‎ dilakukan‎

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data, yaitu data

reduction, data display dan conclusion/verivication.”90

Berdasarkan pendapat di atas, analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Data reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Pada tahap ini, peneliti memilih dan

menyederhanakan data hasil wawancara di lapangan yang berkaitan

dengan upaya guru Akidah Akhlak ‎‎ dalam membina kepribadian muslim

pada siswa sehingga memudahkan peneliti dalam memaparkan data.

2. Data Display

Data display (penyajian data) dalam penelitian ini merupakan

pemaparan data hasil penelitian tentang peran guru Akidah Akhlak ‎dalam

membina kepribadian muslim pada siswa, yang dihasilkan dari hasil

wawancara di lapangan dan telah direduksi pada tahap sebelumnya.

3. Conclusion/verivication

Verifikasi data (data verification) dalam penelitian ini pada

merupakan penyusunan secara sistematis data-data yang telah dihasilkan

sehngga memudahkan peneliti untuk mengambil kesimpulan hasil

penelitian. Pengambilan kesimpulan dilakukan menggunakan metode

90

Ibid., h. 191

Page 65: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

50

deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju

kepada hal-hal umum.

Metode deduktif digunakan untuk menganalisa data-data yang

dihasilkan dari hasil wawancara yang selanjutnya digeneralisasikan

menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Page 66: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MA Daarut ‎Tarbiyah Madukoro

Madrasah Aliyah (MA) Daarut ‎Tarbiyah Madukoro‎ adalah salah

satu lembaga formal yang bercirikan keagamaan di bawah naungan

Yayasan Daarut ‎Tarbiyah ‎ Madukoro Prokimal Kota Bumi Utara‎‎ .

Madrasah‎ tersebut‎ berdiri‎ pada‎ tahun‎ 2006, yang didirikan atas prakarsa

dari KH. Khoiril Anam dan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat

sekitarnya.91

Keberadaan Daarut ‎Tarbiyah Madukoro ‎merupakan respon

terhadap pentingnya lembaga formal yang menaungi pendidikan umum

bagi para santri Pondok Pesantren Darut Tarbiyah, ‎dan‎ mengingat‎

kurangnya‎pendidikan‎formal‎berbasis‎madrasah‎di‎Kecamatan‎ Kota Bumi

Utara.

Madrasah Aliyah (MA) Daarut ‎Tarbiyah Madukoro secara

geografis terletak di atas tanah seluas 14,655 m2

yang berada Jalan Yos

Sudarso, RT.001/005 Desa Madukoro ‎Kecamatan‎ Kota Bumi Utara

Kabpaten Lampung Utara. Secara berdirinya pada tahun 2006, izin

operasional baru diperoleh pada tahun 2009 dengan SK. Operasional

91

Dokumentasi Sejarah Berdirinya MA Darut Tarbiyah Madukaro Kota Bumi Utara,

diperoleh tanggal 8 Maret 2019

Page 67: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

52

Kw.08/SK/258/2009. Jarak sekolah dengan ibu kota Kecamatan Kota

Bumi Utara 1 Km, sedangkan dengan ibu kota Kabupaten 7 Km.92

Secara geografis Madrasah Aliyah (MA) Daarut ‎Tarbiyah

Madukoro berbatasan sebagai berikut:

1. Sebelah barat berbatasan dengan tanah penduduk

2. Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga

3. Sebelah utara berbatasan dengan jalan desa

4. Sebelah selatan berbatasan dengan perkebunan warga

Tabel 1

Profil Umum MA. Daarut ‎Tarbiyah93

1. NamaSekolah MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎‎

2. NSPN 69728154

3. Nomor Statistik (NSM) 131.2.1.8.0.3.0023

4. Nomor Piagam D/Kw/MA/LU/0023/2009

5. Akriditasi Madrasah Terakreditasi B

6. Alamat Madrasah

Jalan Yos Sudarso, RT.001/005‎

Madukoro

Kota Bumi Utara

Lampung Utara

7. No. SK. Pendirian Kw.08/SK/258/2009

8. Tanggal SK. Pendirian 11-12-2009

92

Ibid 93

Dokumentasi Profil MA Darut Tarbiyah Madukaro Kota Bumi Utara, diperoleh tanggal 8

Maret 2019

Page 68: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

53

9. NamaYayasan Daarut ‎Tarbiyah ‎

10. Alamat Yayasan Kota Bumi Utara

11. Luas Tanah ‎14,655 m2 ‎

12. Kemilikan Tanah Milik Sendiri

13. Status Bangunan Milik Sendiri ‎

2. Visi, Misi ‎ dan Tujuan MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎

a. Visi

MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ dalam penganbdiannya di bidang pendidikan

memiliki‎visi‎“Unggul, Kreatif yang Berakhlak Mulia.‎ " 94

b. Misi ‎

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka MA.

Daarut ‎Tarbiyah ‎ memiliki ‎ misi ‎ sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan kemampuan memahami, menghayati, serta

mengamalkan ajaran islam.

2. Meningkatkan penguasaan IPTEK, baik secara kognitif, afektif dan

motorik

3. Penanaman, pemahaman, dan pengamalan terhadap nilai-nilai

keislaman pada seluruh warga sekolah

4. Meletakkan dasar agama islam yang kuat serta mengoptimalkan

kemampuan memahami, menghayatai serta mengamalkan ajaran

Islam

5. Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai

6. Meningkatkan kualitas kelulusan

7. Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif95

c. Tujuan

MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ memiliki ‎ tujuan sebagai berikut:

94

Dokumentasi Visi dan Misi MA Darut Tarbiyah Madukaro Kota Bumi Utara, diperoleh

tanggal 8 Maret 2019 95

Ibid

Page 69: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

54

1. Tercapainya profesionalisme guru mata pelajaran

2. Tercapainya profesionalisme pegawai/karyawan

3. Tercapainya kedisiplinan dan ketertiban dilingkungan sekolah yang

sehat

4. Terwujudnya lulusan yang berkualitas. 96

3. Keadaan Pendidik MA. Daarut ‎Tarbiyah

Tabel 2

Keadaan Pendidik MA. Daarut ‎Tarbiyah

No Nama Pendidikan Terakhir Jabatan/Bidang

Studi

1. Siti Shofiyatun, S.Ag SI PAI Bahasa Arab

2. Indah Wahyu N, S.Si S1 MIPA Biologi

3. Siti Amanatul B. S.Ag SI PAI Al-Quran Hadits

4. Sri Wahyuni, S.Pd SI Pend. Sejarah PKn

5. Andi Kusnadi, S.Pd.I SI PAI Al-Quran Hadits

6. M. Yusuf, S.Ag SI PBA Bahasa Arab

7. M. Anwar, S.Pd.I SI PAI Akidah Akhlak

8. Luberti Mufia, S.T SI Teknik Kimia Kimia

9. Agus Rachmantoro, S.Pd S1 Pend. Ekonomi IPS

10. Waluyo Djati, S.Pd S1 Pend. B. Indonesia Matematika

11. Tatiana Tarmidzi. S.Pd S1 Pend. B. Indonesia B. Indonesia

12. Siti Minarti, S.Kom S1 Komputer Tinkom

96

Ibid

Page 70: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

55

13. Siti Muzaronah, S.Pd.I SI PBA Seni Budaya

14. Fajri Rahman, S.Pd.Jas S1 MIPA Fisika

15. Susi Stiawati, S.Pd S1 Penjaskes Penjaskes

16. Ruli Nadian Sari, S.Pd S1 Manajemen Pend. B. Lampung

17. Eka Fitriyanti, S.Pd SI Pend. Sejarah Sosiologi

18. Nova Fitriana Johan, S.Pd SI PBI Bahasa Inggris

19. Halimatus Sa`diyah, S.Pd SI PBI Bahasa Inggris

20. Poniman, AM.d D-3 Pend. B. Indo Seni Budaya

21. Sri Rubiyanti, S.Si S1 MIPA Fisika/Biologi

22. Karim SMA Penjaskes

23. Muhdatun SMA KTK

24. Ade Prasetia Ningsih SMA Bahasa Inggris

25. Sukiran PGA Staf

26. Saean STM Staf

Sumber: Keadaan Pendidik ‎ MA. Daarut ‎Tarbiyah T.P. 2018/2019

4. Keadaan Peserta Didik MA. Daarut ‎Tarbiyah

Peserta didik merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah

yang berperan penting dalam pengalihan informasi pengetahuan. Jumlah

total siswa MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ sebanyak ‎198‎‎ orang yang menyebar

dalam tiap tingkatan dan 8 rombongan belajar.

Tabel 3

Keadaan Peserta Didik MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎

No Kelas Rombongan

Belajar L P Jumlah

Page 71: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

56

1 X ‎3‎ 35 53 88

2 XI 3 29 38 ‎67‎

3 XII ‎2‎ 20 23 43

Jumlah 8 84 114 198‎‎

Sumber: Dokumentasi profil MA. Daarut ‎Tarbiyah ‎ T.P. 2018/2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah peserta didik MA.

Daarut ‎Tarbiyah ‎ 198 yang terdiri laki-laki 84 orang dan perempuan 114.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, MA. Daarut ‎Tarbiyah

didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, seperti ruang

belajar, perpustakaan, toilet, lapangan upacara, masjid, dan kantin.

Tabel 4

Sarana dan Prasarana MA. Daarut ‎Tarbiyah

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Ruang Guru 1 Ruang

2. Ruang Tata Usaha 1 Ruang

3. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

4. Ruang Kelas ‎ 6 Ruang

5. Lemari Kantor 4 Unit

6. Lemari Kelas 8 Unit

7. Komputer Kantor 3 Unit

Page 72: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

57

8. Komputer Lab 20 Unit

9. Projector 4 Unit

10. Speaker/Pengeras Suara 1 Set

11. Mushola 1 Unit

12. Perpustakaan 1 Unit

13. Ruang UKS 1 Ruang

14. Kantin 3 Unit

15. Gudang 1 Unit

16. Toilet 4 ruang

17. Ruang Terbuka Hijau 1 Unit

18. Lapangan Upacara 1 Unit

19. Lapangan Olahraga 1 Unit

20. Tempat Parkir 2 Unit

Sumber: Dokumentasi profil MA. Daarut ‎Tarbiyah

T.P. 2018/2019

Gambar 1

Struktur Organisasi MA. Daarut ‎Tarbiyah

Tahun Pelajaran 2018/2019

Kepala Sekolah

Sudaryono, S.Ag, M.Pd

Waka Kurikulum

Andi Kusnadi, S.Pd.I Waka Kesiswaan

Agus Rachmantoro, S.Pd

Ketua Komite Sekolah

Amir Sudarsono

Ketua Yayasan

K.H. Khoirul Anam, S.Ag

Page 73: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

58

Sumber: Dokumentasi Struktur Organisasi MA Daarut ‎Tarbiyah

Wali Kelas X

Dewan Guru

Wali Kelas XI

Wali Kelas XII

Osis

Siswa

Tata Usaha

Halimatus Sa`diyah

Bendahara

Agung Susilo, AMd

Garis Komando

Garis Kordinasi

Page 74: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

59

Gambar 2

Denah Lokasi MA Darut Tarbiyah

U

S

Kan

tor

Kan

tin

Ged

un

g M

A

Ged

un

g S

MP

Lab

. Kom

puter

MC

K

UK

S

Gerbang Sekolah

Jl. Yos Sudarso

Jl.

Alt

ern

atif

an

tar

Des

a

Page 75: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

60

B. Upaya Guru Akidah Akhlak ‎ dalam Membina ‎Kepribadian Muslim

pada Siswa‎

Pemaparan tentang upaya guru Akidah Akhlak dalam membina

kepribadian muslim pada siswa di MA ‎Daarut ‎Tarbiyah Madukoro

Kotabumi ‎Utara merupakan hasil temuan penelitian di lapangan yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan berbagai sumber, yaitu: guru Akidah Akhlak,

siswa dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Hasil temuan tersebut

selanjutnya peneliti uraian berdasarkan pokok-pokok pedoman wawancara

sebagai alat pengumpul data. Untuk lebih memudahkan peneliti dalam

mendeskripsikan upaya guru agama dalam membina ‎kepribadian muslim pada

siswa di MA ‎Daarut ‎Tarbiyah Madukoro Kotabumi ‎Utara, maka pembahasan

pada bagian ini peneliti uraikan berdasarkan alat pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Menanamkan nila-‎nilai keislaman dalam ‎hubungan dengan ‎Allah

Kepribadian muslim mencerminan pandangan hidup dan nilai-nilai

ajaran Islam yang tertanam di dalam hati dan mendorong terebntuknya

perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Penanaman nilai-nilai ajaran

Islam dapat mendorong berkembangnya penghayatan terhadap akidah dan

dasar-dasar hubungan seorang muslim dengan Allah Swt sehingga

mendorong terbentuknya kepribadian muslim yang baik.

Berkaitan dengan peran guru Akidah Akhlak dalam menanamkan

nilai-nilai keislaman dalam ‎hubungan dengan ‎Allah, peneliti melaku-

Page 76: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

61

kan ‎wawancara dengan guru ‎ Akidah Akhlak MA ‎Daarut ‎Tarbiyah

Madukoro ‎Kotabumi ‎Utara sebagai berikut:‎

Ada pendalaman materi rukun iman dan rukun Islam dalam

pelajaran Akidah ‎Akhlak. Sifatnya pengayaan dan perluasan materi

dengan mengaitkan perilaku atau ‎peristiwa yang terjadi di

masyarakat dengan materi yang disampaikan, karena materi ‎tentang

keimanan sudah dipelajari siswa di jenjang pendidikan sebelumnya.

Intinya ‎lebih menyadarkan tentang konsekuensi keimanan agar

dipraktikkan dalam perilaku ‎sehari hari. ‎Untuk memperluas

pengetahuan siswa terhadap ‎ ajaran agama‎, ‎dilakukan ‎diskusi dan

mengaitkan peristiwa di luar sekolah ‎ dengan materi yang ‎sedang

disampaikan‎. ‎ Siswa lebih antusias ‎ ketika materi yang ‎disampaikan

berkaitan dengan peristiwa yang didengar ‎ atau disaksikan ‎sendiri.

(W/GAA/F.1/11-3-‎‎2019) ‎‎

Informasi‎ juga‎ diperoleh‎ dari‎hasil‎ wawancara‎ dengan‎ Waka‎

Kurikulum‎MA‎‎Darut‎Tarbiyah‎sebagai‎berikut‎:

Pembentukan ‎akidah dan kepribadian muslim merupakan ‎bagian dari

visi dan misi ‎sekolah sebagai sekolah berbasis madrasah.

Pembentukan akidah siswa ‎selain ‎melalui Akidah ‎Akhlak juga

ditunjang oleh mata ‎pelajaran lain yang ‎relevan yang ‎mengajarkan

nilai-nilai ‎Akidah Ahlak kepada siswa. ‎ (W/WK/F.1/11-3-‎‎2019)‎

Wawancara‎ juga‎ dilakukan‎ dengan‎ siswa‎‎ MA ‎Daarut ‎Tarbiyah

Madukoro ‎Kotabumi ‎Utara sebagaimana dalam petikan wawancara di

bawah ini:

“Guru sering mengingatkan agar beperilaku baik, yang pada intinya

agar rajin ibadah ‎dan tidak melanggar larangan Allah. Guru juga

mengingatkan agar siswa mempelajari ajaran Islam bukan hanya di kelas,

dan banyak membaca buku untuk menambah pengetahuan.” (W/S.1/F.1/12-

3-2019)

Informasi‎ yang‎ hampir‎ sama‎ dikatakan‎ oleh‎ siswa‎ lain‎ yang‎

mengatakan‎" pada saat mengajar di kelas, guru sering menceritakan

Page 77: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

62

peristiwa yang dijadikan ‎pelajaran agar perilaku siswa sesuai dengan ajaran

agama. Terkadang ‎guru juga mengutip ayat atau Hadits dan menjelaskannya

kepada ‎siswa.” (W/S.2/F.1/12-3-‎‎2019)

‎ Wawancara juga dilakukan dengan siswa ‎lainnya‎yang‎mengatakan‎

sebagai‎berikut‎:

Dalam menyampaikan materi guru mengingatkan agar siswa ‎tidak

terpengaruh ‎pergaulan, dapat menjaga diri dan jangan

lupa ‎menjalankan shalat.‎ Guru Akidah ‎Akhlak sering

mengingatkan ‎siswa agar berhati-hati ‎dalam pergaulan dan dapat

menjaga diri ‎agar tidak ‎terpengaruh pergaulan yang dapat

merusak ‎masa depan ‎siswa. ‎ (W/S.3/F.1/12-3-‎‎2019) ‎

Informasi yang sama dikatakan oleh salah satu siswa ‎ yang

mengatakan “guru menanyakan siswa dalam menjalankan ibadah sehari-

hari, dan menjelaskan tentang manfaat menjalankan ajaran Islam,

seperti ‎shalat, dan akhak yang baik. Siswa disuruh untuk rajin beribadah

dan ‎berbuat baik dengan orang lain, terutama kepada orang tua dan

tetangga‎". ‎ (W/S.4/F.1/12-3-‎‎2019)

Berdasarkan‎ hasil‎ wawancara‎ di‎ atas,‎ upaya‎ yang‎ dilakuan‎ guru‎

Akidah‎ Akhlak‎ dalam‎ membina‎ kepribadian‎ muslim‎ pada‎ siswa‎ yaitu‎

dengan‎ menyampaikan‎ materi‎ tentang‎ dasar-dasar‎ ajaran‎ Islam,‎ seperti‎

rukum‎ iman‎ dan‎ rukun‎ Islam.‎ Penyampaian‎ materi‎ dilakukan‎ melalui‎

pendalaman dan perluasan materi ‎dengan mengaitkan perilaku

atau ‎peristiwa yang terjadi di ‎masyarakat, karena materi ‎tentang ‎keimanan

sudah dipelajari siswa di jenjang pendidikan sebelumnya. Siswa‎diarahkan‎

Page 78: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

63

untuk menyadari konsekuensi keimanan agar ‎dipraktikkan dalam

perilaku ‎sehari hari. ‎

Siswa diarahkan untuk memperluas ‎pengetahuan siswa

terhadap ‎ ajaran agama‎, ‎melalui ‎diskusi dan ‎mengaitkan peristiwa di luar

sekolah ‎ dengan materi yang ‎sedang ‎disampaikan‎. ‎ Guru juga mengingatkan

agar siswa mempelajari ajaran Islam bukan hanya di kelas, dan banyak

membaca buku untuk menambah pengetahuan yang didengar ‎ atau

disaksikan ‎sendiri. ‎

2. Membimbing Siswa Menjalankan ‎Perintah Agama dan Menjauhi

Larangannya

Kepribadian muslim menggambarkan totalitas seluruh aspek mental

dan perilaku berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Aspek perilaku

menunjukkan bahwa kepribadian muslim bukan hanya akidah yang bersifat

batin, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk tindakan menjalankan perintah

agama.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru ‎ ‎Akidah‎Akhlak‎ untuk‎

mengetahui upaya yang dilakukan dalam membimbing siswa

menjalankan ‎perintah agama dan menjauhi larangannya sebagai berikut: ‎

Bimbingan menjalankan ibadah sudah masuk dalam RPP, ‎karena ada

sub materi ‎yang dikuatkan dengan praktik. Namun ‎secara keseluruhan

bimbingan menjalankan ‎ibadah itu mengikuti ‎kebijakan sekolah untuk

menumbuhkan suasana religius, dan ada ‎kerjasama dengan guru lain,

bukan ‎hanya guru Akidah Akhlak ‎saja, seperti guru mata pelajaran

Fiqh. Di sekolah juga ‎ada kegiatan ‎shalat jamaah dan siswa sangat

dianjurkan mengikuti shalat ‎jamaah. ‎Kalau bulan Ramadhan ada

kegiatan pesantren Kilat yang ‎diisi dengan pendalaman ‎materi

Page 79: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

64

keagamaan dan praktik ibadah. ‎ ‎Penyampaian materi di kelas tidak

mencukupi, maka dilanjutkan ‎dengan program sekolah lainnya, seperti

praktik ibadah, ‎bersuci, ‎dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan.

Membiasakan ‎siswa ‎saling menyapa dan mengucapkan salam, berdoa

sebelum ‎dan sesudah ‎pelajaran juga dapat mendorong praktik

keagamaan. )W/ GAA/F.2/11-3-‎‎2019)‎ ‎‎

Wawancara juga dilakukan dengan salah satu siswa yang mengatakan

“Kalau memberi bimbingan guru sering memberi contoh dan ‎juga anjuran,

seperti ‎ketika bertemu mengucapkan salam, ‎terkadang guru terlebih dahulu

mengucapkan salam, karena ‎siswanya yang lupa.” (W/S.1/F.2/12-3-‎‎2019( ‎

Peneliti juga melakukan wawancara dengan ‎ ‎siswa‎ lainnya‎ yang‎

mengatakan‎" siswa dianjurkan shalat Dhuhur ‎berjama‟ah‎ bagi yang

sedang ‎tidak berhalangan. ‎Selain itu‎ menjelang pembelajaran pertama ‎siswa

bersama-‎sama membaca ‎Asmaul Husna yang dipandu ‎oleh ‎guru jam

pertama.”‎‎ (W/S.2/F.2/12-3-‎‎2019(

Informasi yang hampir sama dikatakan oleh salah satu

siswa ‎ sebagaimana‎dalam‎petikan‎wawancara‎berikut‎ini‎:

Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka,

pengembangan diri, pesantren kilat, BTQ dan seni Islami

seperti ‎tilawah dan belajar pidato. Kegiatan tersebut dilakukan diluar

jam ‎belajar formal seperti pada saat libur sekolah bulan suci

Ramadhan ‎atau ketika ada agenda perlomban antara sekolah‎‎ .

))W/S.3/F.2/12-3-‎‎2019(

Wawancara berikutnya dilakukan dengan salah satu siswa yang

mengatakan sebagai berikut:

Guru menanyakan siswa dalam menjalankan ibadah ‎sehari-hari,

dan ‎menganjurkan siswa untuk selalu mematuhi ‎perintah Allah,

seperti shalat, ‎puasa, dan berbuat baik dengan ‎sesama.‎ Guru

mengatakan bahwa siswa yang baik bukan hanya ‎pandai di kelas,

tetapi juga ‎rain menjalankan ibadah dan ‎berkelakuan baik‎.

(W/S.4/F.2/12-3-‎‎2019‎)

Page 80: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

65

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dalam upaya membina

kepribadian muslim pada siswa, maka guru Akidah Akhlak membimbing

siswa menjalankan ‎perintah agama, menumbuhkan suasana religius di

sekolah, dan be‎kerjasama dengan guru lain dalam memberi bimbingan. ‎

Penyampaian materi di kelas tidak mencukupi, maka dilanjutkan ‎dengan

program sekolah lainnya, seperti praktik ibadah, ‎bersuci, ‎dan kegiatan lain

di sekolah yang berkaitan. Sekolah juga mengadakan beberapa kegiatan

seperti pesantren kilat yang ‎diisi dengan pendalaman ‎materi keagamaan dan

praktik ibadah. Selain itu, warga sekolah membiasakan ‎siswa ‎saling

menyapa dan mengucapkan salam, berdoa sebelum ‎dan sesudah. ‎

4. Membimbing Siswa Bersyukur dan Berdoa kepada ‎Allah

Kepribadian muslim menggambarkan psikofisik individu muslim yang

menentukan tingkah laku dan pemikiran yang khas yang didasarkan pada

penghayatan dan kesadaran terhadap ajaran Islam. Susasana psikolog

seoarang muslim, hendakanya tidak lepas hubungannya dengan Allah, baik

bersyukur terhadap karunia, harapan, dan keinginannya dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu, bagi seorang muslim karunia dan keagungan

Allah merupakan sumber harapan yang terwujud dalam doa sehari-hari.

Berkaitan dengan upaya guru Akidah Akhlak dalam membimbing

siswa berdoa dan mengagungkan ‎Allah, peneliti melakukan wawancara

dengan guru Akidah Akhlak sebagaimana dalam petikan wawancara di

bawah ini:

Materi tentang bacaan bersyukur dan doa memang tidak secara khusus

tercantum dalam buku pelajaran. Tetapi siswa diajarkan

Page 81: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

66

dan ‎dibiasakan berdoa ‎sebelum dan seduah belajar.

Siswa ‎juga ‎diingatkan agar bersyukur dan terbiasa berdoa dalam

kegiatan sehari-hari, ‎ ‎ ‎karena ada materi yang berkaitan, seperti

mengharap karunia Allah ‎dan tawakkal. (W/GAA/F.4/11-3-‎‎2019‎)

Wawancara‎ juga‎ dilakukan‎ dengan‎ salah‎ satu‎ siswa‎ yang‎

mengatakan‎" guru mengingatkan agar bersykur ketika mendapat nikmat,

berdoa dan mengharapkan karunia ‎Allah, tetapi tidak secara khusus

mengajarkan doa yang dibaca.” (W/S.1/F.4/12-3-‎‎2019‎).

Informasi yang hampir sama dikatakan oleh siswa lainnya ‎ " sebelum

memulai pelajaran, guru ‎menyuruh siswa berdoa ‎bersama dipimpin ketua

kelas. Terkadang guru mengutip ayat atau ‎hadits yang menjelaskan manfaat

dan keutamaan berdoa. ‎( W/S.2/F.4/12-3-‎‎2019‎)

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu siswa lain yang

mengatakan " Guru mengingatkan agar jangan lupa berdoa. Jika tidak

hafal ‎doa khusus, disuruh baca Basamallah sebelum melakukan pekerjaan

yang baik ‎dan membaca Hamdalah sesudahnya‎.‎ (W/S.3/F.4/12-3-‎‎2019‎)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dalam upaya membina

kepribadian muslim, maka guru Akidah Akhlak membimbing dan

mengingatkan siswa agar selalu menggantungkan harapan kepada Allah dan

berserah diri kepada-Nya. Sebelum memulai pelajaran, guru ‎membimbing

siswa berdoa ‎bersama dipimpin ketua kelas. Guru mengutip ayat atau ‎hadits

yang menjelaskan manfaat dan keutamaan berdoa kepada Allah. Siswa

diingatkan tentang pentingnya doa dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jika

tidak hafal ‎doa khusus, disuruh baca Basamallah sebelum melakukan

pekerjaan yang baik ‎dan membaca Hamdalah sesudahnya.

Page 82: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

67

4. Faktor Penghambat dan Pendukung Upaya Guru dalam Membina

Kepribadan Siswa

Pembinaan kepribadian muslim pada siswa tidak terlepas dari

berbagai faktor penghambat dan pendukung, baik yang bersifat internal,

maupun eksternal. Dalam pemaparan ini akan dijelaskan hasil temuan

penelitian tentang faktor penghambat dan pendukung upaya guru Akidah

akhlak dalam membina kepribadan siswa MA Daaru Tarbiyah Madukoro

Kotabumi ‎Utara sebagai berikut:

a. Faktor Penghambat

Siswa dalam kehidupan sehari berinterkasi dengan lingkungan

sekolah dan lingkungan pergaulan di masyarakat yang dapat berpengaruh

terhadap proses pembinaan kepribadian muslim. Berkaitan dengan faktor

penghambat dalam upaya pembinaan kepribadian muslim pada siswa MA

Darut Tarbiyah Madukoro, peneliti melakukan wawancara dengan guru

Akidah Akhlak yang mengatakan sebagai berikut:

Lingkungan pergaulan merupakan salah satu tantangan, selain juga

kemudahan informasi dan kemajuan teknologi. Dampak negatifnya

karena siswa masih usia remaja, sehingga masih labil dan mudah

terpengaruh. Selain itu, tidak semua orang tua memperhatikan

pergaulan anaknya, sehingga anak merasa bebas bergaul.

(W/G.AA/F.4/12-3-‎‎2019‎)

Menurut salah satu siswa yang berhasil peneliti wawancarai

terkadang pulang sekolah tidak langsung ke rumah tetapi bermain dengan

Page 83: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

68

teman. Malam hari sering juga janjian main ke rumah teman, atau

menontot hiburan yang penting bisa jaga diri saja. Kalau orang tua

biasanya bertanya main ke mana, dan dengan siapa?. tetapi tidak melarang.

(W/S.1/F.4/12-3-‎‎2019‎)

Wawancara‎ juga‎ dilakukan‎ dengan‎ salah‎ satu‎ siswa‎ yang‎

mengatakan “‎kalau lagi jenuh di rumah main bareng teman yang penting

izin dulu sama orang tua. Memang ada beberapa teman yang suka

minuman‎keras,‎tetapi‎kalau‎saya‎tidak.” (W/S.2/F.4/12-3-‎‎2019‎)

Informasi berikutnya dperoleh dari hasil wawancara dengan

seorang‎yang‎mengatakan‎“kalau‎sedang bermain game dengan teman atau

chating terkadang malas mengerjakan tugas sekolah, kadang juga lupa

waktu shalat. Kalau pegang HP biasanya lihat Youtube, facebook dan WA.

Terkadang‎nonton‎bareng‎sama‎teman.”‎(W/S.3/F.4/12-3-‎‎2019(

Menurut siswa lainnya‎ “pulang‎ sekolah‎ sering‎ teman‎ datang‎ ke‎

rumah ngajak jalan, nongkrong atau main game. Kadang janjian dulu

ketemuan,‎terus‎main‎ke‎rumah‎teman‎yang‎lain.”‎(W/S.4/F.4/12-3-‎‎2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui pergaulan

lingkungan dan kemajuan teknologi infomrasi menjadi penghambat dalam

pembinaan kepribadian muslim pada siswa. Kemudahan akses iformasi,

dan penggunaan sosial media jika tidak dimanfaatkan secara bijaksana

dapat menggangu aktivitas siswa dalam menjalankan tugas, baik yang

berkaitan dengan tugas pelajaran sekolah, maupun menjalankan perintah

agama. Banyaknya informasi yang diterima dari media sosial kurang

Page 84: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

69

sebanding dengan penghayatan dan pemahaman siswa terhadap ajaran

agama, sehingga menghambat perkembangan kepribadian muslim.

b. Faktor Pendukung ‎

Terbentuknya kepribadian siswa yang religius dan berkahlak mulia

sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yang ditindak lanjuti dengan

memasukkan nilai-nilai karaketr Islami dalam proses pendidikan. Hal ini

merupakan faktor pendukung pembentukan kepribadian muslim pada

siswa. Selain itu berbagai program kegatan ekstrakurikuler keagamaan di

sekolah dapat mendorong terwujudnya iklim sekolah yang religius dan

memacu praktik keagamaan di sekolah.

Berkaitan dengan faktor pendukung upaya pembinaan kepribadian

muslim pada siswa, peneliti melakukan wawancara dengan guru Akidah

Akhlak MA Darut Tarbiyah Madukoro Kota Bumi Utara sebagaimana

dalam petikan wawancara di bawah ini:

Ada beberapa kegiatan yang mendukung pembinaan kepribadian

muslim, seperti pesantren kilat, shalat dhuhur berjamaah di

sekolah, dan juga peringatan hari besar Islam, walaupun

dilaksanakan secara sederhana. Untuk peringatan hari besar Islam

dikoordisnasikan oleh yayasan dan diikuti oleh seluruh siswa di

lingkungan yayasan Darut Tarbiyah. Adapun untuk pesantren kilat

bekerja sama dengan pengurus Pondok Pesantren, sehingga siswa

dari luar selama bulan Ramadhan dapat mengikuti kajian

keagamaan. (W/G.AA/F.5/11-3-‎‎2019‎)

Informasi juga diperoleh dari hasil wawancara dengan salah satu

siswa yang mengatakan ada kegiatan pesantren kilat dan ceramah agama

pada peringatan hari besar Islam. (W/S.1/F.5/12-3-‎‎2019‎)

Page 85: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

70

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa lainnya yang

mengatakan sebelum mulai pelajaran pertama, siswa membaca Asmaul

Husna, ayat kursi dan doa yang dipimpin ketua kelas. (W/S.2/F.5/12-3-

‎‎2019)

Informasi yang hampir sama dikatakan oleh siswa lainnya yang

mengatakan pada saat shalat Dhuhur, guru dan siswa shalat berjamaah

bersama di masjid. Setengahnya dua belas sudah istirahat siang, persiapan

shalat Dzuhur dan masjid sudah ada suara bacaan al-Quran. Sebagian

siswa juga sudah ada yang mengambil air wudhu. (W/S.3/F.5/12-3-‎‎2019)

Informasi serupa juga diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa

lainnya yang mengatakan guru dan siswa shalat jamaah bersama di

masjid. Biasanya siswa yang azan dan membaca ‎sholawat sambil

menunggu jamaah lain. (W/S.4/F.5/12-3-‎‎2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, faktor pendukung pembinaan

kepribadian muslim pada siswa MA Darut Tarbiyah Madukoro Kota Bumi

Utara diantara yaitu kegiatan ekstrakurikuler keagamaa di sekolah,

peringatan hari besar Islam di sekolah, kebiasaan berdoa dan membaca

Asmaul Husna sebelum mulai pelajaran pertama dan praktik keagamaan

seperti shalat Dhuhur berjamaah di sekolah.

Siswa dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dibiasakan untuk

menjalankan agama dibawah bimbingan dan pengawsaan guru. Praktik

keagamaan yang dialami dan disaksikan siswa sehari-hari memberi

Page 86: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

71

pengalaman keagamaan yang secara psikologis membantu terbentuknya

penghyatan positif terhadap ajaran agama.

C. Pembahasan ‎

1. Menanamkan nila-‎nilai ke-Islaman dalam ‎hubungan ‎dengan ‎Allah

Guru Akidah Akhlak MA Darut Tarbiyah melakukan pemembina-

an ‎kepribadian muslim dengan menyampaikan materi tentang dasar-dasar

ajaran ‎Islam, seperti rukum iman dan rukun Islam. Pendalaman dan

perluasan ‎materi ‎dengan mengaitkan perilaku atau ‎peristiwa yang

terjadi ‎di ‎masyarakat, karena materi ‎tentang ‎keimanan sudah dipelajari

siswa di ‎jenjang pendidikan sebelumnya. Siswa diarahkan untuk

menyadari ‎konsekuensi keimanan agar ‎dipraktikkan dalam perilaku ‎sehari

hari.‎

Penanaman nilai-nilai keimanan dalam hubungan dengan Allah

merupakan bagian penting dari pembinaan kepribadian muslim, karena

kepribadian menceminkan sikap batin,‎ ‎dan‎‎pandangan‎hidup‎dan‎ hubungan

ruhani ‎dengan‎Allah. Kualitas dari hubungan ruhani menggambarkan corak

kerpibadian muslim dalam kehidupan yang terlihat dari perilaku dan

perkataan. “Seseorang‎ disebut‎ memiliki‎ kepribadian‎ muslim,‎ manakala‎ ia‎

dalam mempersepsi sesuatu, dalam bersikap terhadap sesuatu, dan

melakukan‎sesuatu‎dikendalikan‎oleh‎pandangan‎hidup‎muslim.”97

97

Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara, Respon Islam terhadap Isu-isu

Aktual, (Jakarta: Serambil Ilmu semesta, 2014), h. 248

Page 87: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

72

Dari segi akidah, seorang yang berkepribadian muslim adalah orang

yang beriman kepada Allah, Rasul-rasul Allah, dan rukun iman lain dalam

ajaran Islam. Dalam hal ini lembaga pendidikan Islam berperan penting

dalam mentransformasikan pengetahuan dan pemahaman tentang akidah

sebagai dasar terbentuknya kepribadian muslim yang baik. Untuk

membentuk kepribadian muslim, tiada lain jalannya melalui pendidikan

yang meliputi: pembelajaran (ta'lim) mentransfonmasikan ilmu, baik dalam

bentuk akidah, ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksanakan

pembiasaan sejak dini, melakukan pelatihan untuk mengamalkannya, serta

bermujahadah (berjuang) di dalam batin dan perbuatan untuk

mepraktikkannya. 98

Pendidikan Islam melakukan internalisasi ajaran Islam secara

bertahap ke dalam pribadi manusia sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Siswa secara berthap diarahkan dan dimbing untuk memiliki kepribadian

muslim dengan mengajarkan nilai-nilai dasar keimanan dan ibadah yang

menjadi pedoman perilaku muslim. Pendidikan mematangkan kepribadian

manusia sehingga tingkah-lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah

diterima oleh seseorang baik pendidikan formal, informal maupun

nonformal.99

Dalam konteks ini guru Akidah Akhlak sebagai pendidik

agama di sekolah dituntut untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka

pembinaan kepribadian muslim melalui kegiatan akademik di sekolah, baik

98

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,

2014), h. 163 99

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi., h. 21

Page 88: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

73

dalam tataran metodologis, maupun dalam tataran praktis yang diwujudkan

dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan latihan.

Guru Akidah akhlak beperan penting dalam pembinaan kepribadian

muslim, karena keterkaitan materi yang diajarkan dalam mata pelajaran

Akidah Akhlak dengan dasar-dasar keimanan dan sebagai pilar kepribadian

muslim. Agama memiliki sejumlah informasi khusus yang harus diketahui

oleh para pemeluknya, menjadi pedoman dan pandangan hidupnya. Hal ini

berkaitan denga pembentukan dan pembinaan kepribadian muslim.

Kepribadian muslim merupakan identitas yang dimiliki seseorang sebagai

ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik ditampilkan

secara lahiriah maupun sikap batinnya.

2. Membimbing Siswa Menjalankan ‎perintah Agama dan Menjauhi Larangannya

Guru Akidah Akhlak MA Darut Tarbiyah membimbing siswa

menjalankan ‎perintah agama, dan be‎kerjasama dengan guru lain dalam

memberi bimbingan. ‎ Penyampaian materi di kelas tidak mencukupi, maka

dilanjutkan ‎dengan program sekolah lainnya, seperti praktik ibadah, bersuci,

dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Siswa dibimbing agar memiliki

keasadaran dan komitmen menjalankan kewajibannya sebagai muslim.

Ketaatan menjalankan perintah agama menunjukkan komitmen

terhadap agama yang ‎dianutnya. Ketaatan ‎ mencerminkan pengamalan

ajaran agama dalam ‎hubungannya dengan Allah secara langsung dan

hubungan sesama manusia. ‎Dimensi ini dikenal dengan ibadah sebagaimana

Page 89: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

74

yang disebut dalam ‎kegiatan rukun Islam seperti shalat, zakat dan

sebagainya serta ritual lainnya. ‎

Guru Akidah Akhlak dalam konteks pembinaan kepribadian muslim

bersentuhan dengan materi dan kompetensi akhlak mulia. ‎Sekolah sebagai

lembaga pendidikan yang berupaya untuk mentransfer, ‎membentuk, dan

menginternalisasi nilai-nilai religius mempunyai tanggung ‎jawab dalam

pembinaan kepribadian muslim.

Guru Akidah ‎Akhlak selain memberikan materi tentang dasar-dasar

akidah, juga bertindak selaku pembimbing, dan teladan bagi siswanya.

Dalam perilaku sehari-hari di sekolah, guru Akidah akhlak dapat menjadi

panutan dalam membiasakan ajaran agama, mulai dari hal-hal kecil, seperi

mengucapkan salam ketika bertemu siswa, menegur dan mendoakan

kesehatan siswa ketika menutup pelajaran, hingga kegiatan ibadah seperti

menjadi imam shalat berjamaah di sekolah. Pembiasaan praktik keagamaan

di sekolah dapat menumbuhkan kesan positif siswa terhadap manfaat ajaran

agama dan pembinaan kepribadian muslim pada siswa. Secara tidak

langsung siswa ‎ dapat menilai kebaikan perilaku yang dipraktikkan di

sekolah sebagai situasi yang layak untuk diterapkan di lingkungan

masyarakat. ‎

Melaksanakan perintah agama merupakan manifestasi dari ketataan

dan komitmen terhadap ajaran agama yang diyakini. Ketika menjalankan

aktivitas beragama maka siswa terdorong untuk menghayati kedekatan

ruhani dengan Tuhannya. Seorang yang berkepribadian muslim terlihat dari

Page 90: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

75

melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Kewajiban ibadah tersebut

dilaksanakan dengan ikhlas, didasarkan penghayatan terhadap ajaran Islam

dan sebagai dampak dari akidahnya. pelaksanaan ibadah mengandung

pengalaman keagamaan sehingga seseorang akan merasa nyaman, tenang

dan bahagia karena adanya kekuatan. Praktik agama mencakup perbuatan-

‎perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan

komitmen agama secara nyata. Ini ‎berkaitan dengan ritual keagamaan, dan

perilaku religius sebagai perwujduan kepribadian. Praktik ibadah yang

dilakukan secara terus menerus membentuk keaktifan jiwa dalam

merenungi, menghayati dan memperkuat pandangan hidup yang sesuai

dengan nilai-nilai ajaran Islam.

3. Membimbing peserta ‎didik berdoa kepada ‎Allah

Doa merupakan bentuk pengharapan terhadap karunia Allah Swt , dan

mencerminkan ‎persaan rendah hati di Hadapan Allah Swt . Siswa perlu

dibiasakan berdoa untuk melatih ‎kesadaran membangun hubungan ruhani

dengan Allah Swt , dan menyandarkan harapan ‎kepada - Nya sebagai

berwujudan dari akhlak muslim kepada Tuhannya .

Doa merupakan salah satu bentuk akhlak kepada Allah Swt , yang

mengandung harapan ‎terpenunihnya permintaan . Doa juga menggambarkan

kelemahan manusia yang tidak dapat ‎memenuhi kebutuhannya sendiri dan

bergantung kepada Allah Swt dalam memenuhi segala ‎kebutuhannya " . Doa

adalah bentuk sebuah permohonan makhluk kepada Sang Khaliq

(Maha ‎Pencipta). Dengan berdoa, seseorang mengakui keterbatasan dan

Page 91: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

76

kelemahannya atau bisa juga ‎karena kepasrahan makhluk kepada Sang Khaliq

atau‎bisa‎juga‎berarti‎ritual‎ibadah.”100

Doa merupakan sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh

muslim sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan

tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak.101

Pembiasan berdoa kepada

Allah merupakan bagian dari akhlak kepada Allah yang didasarkan pada

kesadaran‎tauhid‎bahwa‎“Laa Ilaaha Ilallaah”‎tiada‎Tuhan‎selain‎Allah‎Swt.‎

Allah adalah Tuhan yang bersih dan segala sifat kekurangan. Dialah yang

Maha sempurna. Dialah Allah Swt adalah Pencipta dan Pemelihara alam

ini.102

Siswa hendaknya dibasakan beroda untuk membangun hubungan

spiritual dan menumbuhkan kesadaran tentang kelemahana manusia di

Hadapan Allah Swt. Dengan kesadaran tersebut dapat terbangun kepribadian

yang patuh terhadap perintah Allah Swt agar dikabulkan doanya, karena

untuk dikabulkan doanya, siswa harus bersungguh dalam meminta, dan tidak

melanggar perintah Allah swt. Hal ini akan berdampak pada perilakunya

dalam menjalankan ibadah dan berbuat baik dengan sesama.

Doa merupakan realisiasi dari sikap mengharap karunia Allah yang

merupakan bagian dari akhlak muslim kepada Allah. Dalam doa terkandung

ar-raja’ (pengharapan) dan ad-du‘a (permintaan). Manusia harus mempunyai

harapan (optimisme) bahwa Allah akan memberikan rahmat. Dengan sikap

100

Ali Abdullah, Zikir dan Doa Penghuni Surga, (Yogyakarta: Bunyan, 2014), h. 119 . 101

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149 102

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.

Page 92: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

77

raja` ini maka manusia mernanjatkan doa pengharapan atas rahmat dan

istighfar permohonan diampuni segala kesalahannya. 103

Membiasakan siswa berdoa secara psikolgis memberi pengalaman

keagamaan tentang pentingnya interaksi spiritual dengan Tuhan. Doa juga

memberi dampak ketenangan dan ketertiban sosial sebagai dampak

kesalihan individu untuk terus menjalin hubungan dengan Tuhan, sehingga

siswa memiliki kendali moral dalam berperilaku.

4. Faktor Penghambat dan Pendukung

a. Faktor Penghambat

Upaya guru Akidah Akhlak dalam membina kepribadian muslim

pada siswa dihadapkan berbagai tantangan, baik yang berasal dari internal

sekolah, maupun dari realitas sosial di masyarakat. Dari internal sekolah

faktor yang menjadi kendala adalah orientasi lembaga pendidikan kurang

menekankan keseimbangan antara aspek kognitif dengan moral dan

kepribadian.

Kendala yang muncul dari internal lembaga pendidikan dalam

upaya pembinaan kepribadian muslim adalah kurangnya keseimbangan

atara transfer pengetahuan dengan penguatan nilai-nilai moral dan akhlak,

sehingga yang nampak dari proses pendidikan lebih berupa pencapaian

kemampuan intelektual, dibandingkan sikap dan kesadaran terhadap nilai-

nilai yang diajarkan.

103

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.8

Page 93: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

78

Faktor penghambat pembinaan kepribadian selain berasal dari

ineternal lembaga pendidikan, juga muncul dari lingkungan masyarakat,

berupa pudarnya nilai-nilai moral di masyarakat akibat pengaruh kemajuan

teknologi dan informasi. Budaya informasi telah menjadi bagian tidak

terpisah dan kehidupan masyarakar dan mempengaruhi sebagian besar

perilaku manusia, utamanya pelajar yang secara psikologis belum

memiliki landasan kepribadian yang kokoh. Artinya, arus dinamika

masyarakat modern telah menggilas nilai-nilai moral masyarakat menjadi

hentakan nilai baru yang mengubah paradigma perilaku manusia pada sisi

nilai yang arogan.104

Diluar sekolah, siswa bersosialisasi dengan teman dan masyarakat

di sekitarnya. Remaja yang hidup dalam lingkungan religius akan mendapatkan

pengaruh yang berkaitan dengan keagamaannya. Sebaliknya, jika remaja tidak

tumbuh dalam lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi

religiusnya, kurang memperoleh pengetahuan tentang moral, etika, serta hal yang

benar dan salah yang berdampak pada kepribadiannya.

Keputusan yang akan diambil remaja dipengaruhi oleh teman-teman

dan lingkungannya. Pada usia remaja, seseorang masih mendasarkan keputusan

yang diambilnya pada penerimaan lingkungan terdekatnya. Dengan kata lain,

seorang remaja masih sangat mudah terpengaruh dengan kondisi lingkungan

sekitarnya saat membuat keputusan.

Anak-anak yang hidup pada masa modern sekarang ini,

khususnya mereka yang hidup di kota-kota besar sering terlampau

cepat mempelajari atau memahami sesuatu yang sebenarnya tidak

104

Abdul Qadir, Pendidikan Islam Integratif-Monokotomik: Alternatif-Solutif untuk

Masyarakat Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 35

Page 94: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

79

cocok atau belum sesuai dengan dirinya. Keadaan itu bersumber

dari efek media sosial seperti adanya Hp, diget, atau alat

komunikasi yang lebih canggih seperti adanya facebook, twiter,

whatsup maupun yang lainnya yang ada dalam perangkat

handphone. Lebih dari itu terutama dipicu oleh siaran-siaran

televisi dan radio yang didengar dan dilihatnya, koran yang

dibacanya, film yang ditontonnya dan pemandangan masa libur

dan masa senggang yang diperlihatkan oleh orang orang

dewasa.105

Perubahan cara pergaulan antar anggota keluarga juga

menyebabkan kurangnya komunikasi dan waktu untuk bersama.

Kesatuan kekeluargaan telah terpencar menjadi keluarga yang kecil-

kecil, dan fungsinya terhadap pendidikan telah berubah. Kemajuan dunia

modern di berbagai bidang, yang menyebkan tidak terhitungnya jumlah

macam pekerjaan yang masing-masing memerlukan spesifikasi ilmu

yang berbeda-beda, sedangkan orang tua dalam lingkunagn keluarga

memiliki keterbatasan dalam mendidik dan mengajar anak-anaknya

dengan berbagai macam disiplin ilmu yang diperlukan untuk bekal hidup

anak-anaknya dalam masyarakat yang sedemikan majunya.

Budaya informasi saat ini memang telah menjadi bagian tidak

terpisah dan kehidupan masyarakar dan mempengaruhi sebagian besar

perilaku manusia, utamanya pelajar yang secara psikologis belum

memiliki landasan kepribadian yang kokoh. Artinya, arus dinamika

masyarakat modern telah menggilas nilai-nilai moral masyarakat menjadi

105

Kaharuddin, Mencetak Generasi Anak Shaleh dalam Hadits, (Yogyakarta: Deepublish,

2018), h. 98

Page 95: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

80

hentakan nilai baru yang mengubah paradigma perilaku manusia pada

sisi nilai yang arogan.106

Nilai-nilai moral dan akhlak yang diterima siswa di sekolah, tidak

memperoleh dukungan untuk menjadi perilaku akibat kesenjangan yang

dilihat siswa dalam perilaku orang-orang di sekitarnya. Hal ini menjadi

kendala dalam pembinaan kepribadian muslim, karena secara psikologis

siswa lebih banyak bertahan untuk tidak terpengaruh lingkungan,

dibandingkan pengembangan potensinya dan mempraktikkan nilai-nilai

yang diterimanya di sekolah.

b. Faktor Pendukung

Pembinaan kepribadian muslim sejalan dengan momentum gerakan

pendidikan karakter yang digalakkan pemerintah yang diwujudkan dalam

pengintegerasian nilai-nilai moral, dan akhlak dalam kurikulum

pendidikan. Selain itu pembinaan kepribadian dikuatkan pula dengan

adanya kebijakan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah.

Pembinaan kepribadian dilakukan secara matang, konseptual dan

terintegerasi dalam kurikulum serta kegiatan rutin sekolah. Guru

bertindak sebagai pembimbing dan memberi arahan dalam perilaku siswa

sesuai dengan ajaran Islam. ‎‎

Kegiatan ekstrakurikuler dapat mendukung pemantapan, pengayaan

nilai-nilai dan pengembangan kepribadian pembiasaan. Kegiatan tersebut

dimaksudkan untuk mengaitkan pengetahuan agama yang diperoleh

106

Abdul Qadir, Pendidikan Islam Integratif-Monokotomik: Alternatif-Solutif untuk

Masyarakat Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 35

Page 96: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

81

dalam program kurikuler di kelas dengan keadaan dan kebutuhan siswa

di‎ bidang‎ keagamaan.‎ “Kegiatan‎ ekstrakurikuler‎ adalah‎ upaya‎

pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan

kepribadian, bakat dan minat peserta didik pendidikan agama yang

dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau

non‎tatap‎muka.”107

Guru dapat memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di

sekolah untuk pembinaan kepribadian muslim. Ruang lingkup kegiatan

ditujukan untuk menguatkan akidah atau keimanan, praktik ibadah dan

kegiatan tambahan, seperti tadarrus Al-Quran, kerja bakti dan melatih

kepedulian dengan memberi santunan. Siswa juga dilatih untuk

muhasabah (intropeksi diri) melalui kegiatan shalat malam dan

merenungi kekuasaan Allah dalam kegiatan tadabbur alam atau

lingkungan. Kegiatan ini jika dilaksanakan dapat menumbuhkan

penghayatan siswa terhadap kekuasaan Allah dan menjadi bekal dalam

terbinanya kepribadian muslim berdasarkan akidah dan ajaran Islam.

107

Balitbang Pendidikan Nasional, Model dan Contoh Pengembangan Diri di SMA,

(Jakarta: 2007), h. 11

Page 97: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya guru Akidah Akhlak dalam membina kepribadian muslim pada

siswa MA ‎Daarut ‎Tarbiyah Madukaro Kotabumi Utara dilakukan dengan

menanamkan nila-‎nilai ‎keislaman dalam ‎hubungan dengan ‎Allah,

membimbing siswa menjalankan ‎perintah agama ‎dan menjauhi ‎larangannya,

dan membimbing siswa bersyukur dan Berdoa ‎kepada ‎Allah. ‎Guru Akidah

Akhlak menanamkan nila-‎nilai keislaman ‎dengan menyampaikan materi

tentang dasar - dasar ajaran Islam, seperti rukum iman dan rukun Islam .

‎‎Guru Akidah Akhlak menyampaikan materi yang dikuatkan

dengan ‎ ‎ ‎mengaitkan perilaku atau ‎peristiwa yang terjadi di ‎masyarakat, dan

sering dilihat siswa. Siswa ‎diarahkan untuk menyadari konsekuensi keimanan

agar ‎dipraktikkan dalam perilaku ‎sehari ‎hari. ‎Guru Akidah

Akhlak ‎membimbing siswa menjalankan ‎perintah agama, menumbuhkan

suasana ‎religius di sekolah, dan be‎kerjasama dengan guru lain dalam

memberi ‎bimbingan. ‎Penyampaian materi di kelas dilanjutkan ‎dengan

program sekolah lainnya, seperti praktik ibadah, ‎bersuci, ‎dan kegiatan lain di

sekolah yang relevan. Guru Akidah Akhlak membimbing dan mengingatkan

siswa agar selalu menggantungkan harapan kepada Allah dan berserah diri

kepada-Nya.

Page 98: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

83

B. Saran

1. Pembinaan kepribadian muslim pada siswa membutuhkan penciptaan

lingkungan sekolah yang religius, dan kerja sama antara sekolah dengan

orang tua siswa. Oleh karena itu peneliti memberi saran agar praktik

keagamaan lebih ditingkatkan dalam interaksi antara seluruh warga sekolah

MA Darut Tauhid Madukaro Kota Bumi Utara.

2. Siswa hendaknya memperdalam pemahaman dan penghayatan terhadap

ajaran Islam agar memiliki landasan yang kuat bagi terbentuknya

kepribadian muslim dan mempraktikkannya dalam perilaku sehari-hari.

Page 99: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

84

LAMPIRAN

Page 100: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

85

Page 101: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

86

Page 102: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

87

Page 103: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

88

Page 104: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

89

Page 105: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

90

UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN

MUSLIM PADA SISWA MA ‎DAARUT ‎TARBIYAH MADUKORO

KOTABUMI UTARA LAMPUNG UTARA

ALAT PENGUMPULAN DATA (APD)

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Indikator Aspek Jumlah Nomor

Item

1

Menanamkan nila-nilai

keislaman dalam hubungan

dengan Allah

- Memberikan materi dasar

keimanan

- Menjelaskan konskuensi

keimanan terhadap

perilaku muslim

- Membimbing perilaku

peserta didik agar sesuai

dengan nilai-nilai ajaran

Islam

3 1-3

2

Membimbing peserta didik

mengerjakan perintah agama

dan menjauhi larangannya

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik menjalankan shalat

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik menjalankan puasa

Ramadhan

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik menjauhi larangan

agama

3 4-6

3 Membimbing peserta didik

mensyukuri nikmat Allah

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik bersyukur atas

nikmat yang diberikan

dengan lisan

3 7-9

Page 106: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

91

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik memanfaatkan

karunia yang diterima

pada perkara yang

diridhai Allah.

- Membimbing dan

mengarahkan peserta

didik Tidak memandang

rendah nikmat yang

diterima, walaupun dalam

jumlah yang kecil

4 Membimbing peserta didik

berdoa kepada Allah

- Mengarahkan peserta

didik untuk berdoa dalam

kegiatan sehari-hari

- Mengajarkan doa untuk

dibaca dan diamalkan

2 10-11

Page 107: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

92

A. Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak

1. Bagaimana upaya yang Bapak/Ibu lakukan dalam memberikan materi

dasar keimanan kepada peserta didik?

2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam menjelaskan kepada peserta didik

tentang konskuensi keimanan terhadap perilaku muslim?

3. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing perilaku peserta didik

agar sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam?

4. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik menjalankan shalat lima waktu?

5. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik menjalankan puasa Ramadhan?

6. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik menjauhi larangan agama?

7. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik bersyukur atas nikmat yang diberikan dengan lisan?

8. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik memanfaatkan karunia yang diterima pada perkara yang

diridhai Allah?

9. Bagaimana upaya Bapak/Ibu agar peserta didik tidak memandang rendah

nikmat yang diterima?

10. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam mengarahkan peserta didik untuk

berdoa dalam kegiatan sehari-hari?

11. Apa saja materi doa yang diajarkan kepada peserta didik?

Page 108: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

93

B. Wawancara dengan Peserta Didik

1. Bagaimana upaya yang Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak lakukan dalam

memberikan materi dasar keimanan kepada anda?

2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam menjelaskan

kepada anda tentang konskuensi keimanan terhadap perilaku muslim?

3. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

perilaku anda agar sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam?

4. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

dan mengarahkan anda menjalankan shalat lima waktu?

5. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

dan mengarahkan anda menjalankan puasa Ramadhan?

6. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

dan mengarahkan anda menjauhi larangan agama?

7. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

dan mengarahkan anda bersyukur atas nikmat yang diberikan dengan

lisan?

8. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam membimbing

dan mengarahkan anda memanfaatkan karunia yang diterima pada perkara

yang diridhai Allah?

9. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak agar anda tidak

memandang rendah nikmat yang diterima?

10. Bagaimana upaya Bapak/Ibu Guru Akidah Akhlak dalam mengarahkan

anda untuk berdoa dalam kegiatan sehari-hari?

11. Apa saja materi doa yang diajarkan kepada anda?

Page 109: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

94

C. Observasi

Petunjuk Observasi

a. Observasi non partisipan, Peneliti tidak menjadi bagian dari objek yang

diteliti

b. Selama observasi Peneliti mencatat dan mendeskripsikan hasil

observasi

c. Waktu pelaksanaan observasi dapat berubah sesuai perkembangan

situasi dan kondisi di lapagan, sampai Peneliti memperoleh data yang

diinginkan

No Objek Observasi ‎ Hasil Observasi

1 Bimbingan dan praktik ibadah di MA

Darut Tarbiyah Kotabumi

2 Perilaku peserta didik di MA Darut

Tarbiyah Kotabumi

Page 110: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

95

Page 111: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

96

Page 112: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

97

Page 113: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

98

Page 114: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

99

Page 115: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

100

Page 116: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

101

Page 117: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

102

Page 118: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

103

Page 119: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

104

Page 120: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

105

Page 121: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

106

Page 122: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

107

Page 123: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

108

Page 124: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

109

Page 125: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

110

Page 126: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

111

Page 127: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

112

Page 128: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

113

Page 129: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

114

Page 130: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

115

Page 131: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

116

Page 132: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

117

Page 133: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

118

Page 134: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

119

Page 135: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

120

Page 136: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

121

Page 137: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

122

Page 138: SKRIPSI - metrouniv.ac.id M... · C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... 6 D. Penelitian Relevan ... ibadah, muamalah maupun akhlak, melaksana- kan pembiasaan sejak dini, melakukan

123

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Nasrullah, dilahirkan di Bekasi pada tanggal 18

Mei 1992, Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak

Moh. Khoirul Anam dan Ibu Siti Muzaronah.

Pendidikan Dasar penulis tempuh di SDN 5

Madukoro, Kotabumi Utara tamat tahun 2005. Kemudian

melanjutkan ke MTs Al-Asna Kepung tamat tahun 2008. Pendidikan menengah atas

ditempuh di MA Al – Huda Cempaka, tamat tahun 2011. Kemudian melanjutkan ke

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo pada Jurusan Tarbiyah, dimulai

pada semester I Tahun Akademik 2011/2012.