SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA...

87
SKRIPSI PERKAWINAN PASANGAN YANG MEMILIKI BUKU NIKAH PALSU (STUDI DI DESA CISALAK KOTA DEPOK) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : Anita Listi Rojabiah NIM: 11140440000119 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Transcript of SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

SKRIPSI

PERKAWINAN PASANGAN YANG MEMILIKI BUKU NIKAH

PALSU (STUDI DI DESA CISALAK KOTA DEPOK)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Anita Listi Rojabiah

NIM: 11140440000119

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

ii

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

iii

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

iv

ABSTRAK

Anita Listi Rojabiah. NIM 11140440000119.“PERKAWINAN PASANGAN

YANG MEMILIKI BUKU NIKAH PALSU (STUDI DI DESA CISALAK

KOTA DEPOK)”. Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2018 M.

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 disebut bahwa perkawinan yang

sah adalah perkawinan yang dilakukan menurut agama dan kepercayaannya masing-

masing dan dilakukan pencatatan sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku yang disebut dengan Surat Akta. Bagi yang beragama Islam pencatatannya

oleh pegawai pencatat, bagi mereka yang bukan Islam, pencatatan dilakukan oleh

pegawai pencatat perkawinan pada Kantor Catatan Sipil”. Namun dalam

kenyataannya masih ada pasangan yang terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu,sehingga hal ini berdampak pada status hukum perkawinan pasangan tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses masyarakat

memperoleh buku nikah palsu di Desa Cisalak Kota Depok, faktor-faktor yang

menyebabkan masyarakat terjebak dalam memperoleh buku nikah palsu, apa saja

hak-hak suami istri yang diketahui memperoleh buku nikah palsu. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan studi kepustakaan.

Sedangakan teknik analisi yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses masyarakat terjebak dalam

pembuatan buku nikah dimana para pasangan menikah sah secara agama akan tetapi

pada pembuatan buku nikah para pasangan baru mengetahui bahwa buku nikah

tersebut tidak terdaftar di KUA. Para pasangan mengetahui buku nikah palsu tersebut

dari salah satu responden bermula dari adanya pengangkatan PNS yang sudah

menikah salah satu persyaratannya harus ada fotocopy buku nikah yang sudah di

legalisir di KUA bersangkutan tempat di keluarkannya buku nikah tersebut dari

sanalah salah satu responden mengetahui bahwasannya buku nikah yang dimilikinya

tidak terdaftar di KUA, dan dari responden yang akan membuat akta lahir anak

dimana salah satu persyaratannya harus ada foto copy buku nikah yang sudah di

legalisir di KUA kediaman responden tersebut menikah, karena sebelum di legalisir

di cek terlebih dahulu nomor akta nikah dimana akta nika tersebut tidak terdaftar di

KUA.

Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah.

Pembimbing : Arip Purkon, S.HI., M.A

Daftar Pustaka: Tahun 1976 – Tahun 2017.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt, sang maha pencipta dan penguasa alam semesta yang

telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya, serta kenikmatan bagi hambanya nikmat

sehat sehingga penyusun bisa menyelesaikan karya ilmiyah berupa skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada sang revolusioner

Muhammad Rasulullah SAW, kepada keluarganya dan beserta para sahabat, Tabi’in

dan tabiatnya yang dengan keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah

yang samapi sekarang bisa kita rasakan buahnya.

Syukur Alhamdulillah Penyusun ucapkan karena telah berhasil merampungkan

penulisan skripsi ini, di sadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih sangan sederhana

untuk dikatakan sebuah skripsi, karena masih memiliki banyak kekurangan. Tidaklah

sedikit bantuan dari berbagai pihak yang penyusun terima, penyusun menyadari

bahwa skripsi ini tidak ada selesai tanpa kontribusi, motivasi, uluran bantuan,

dorongan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga terlengkapilah syarat-

syarat guna memperoleh gelar strata satu (S1) dalam program studi Hukum Keluarga,

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul:

“PERKAWINAN PASANGAN YANG MEMILIKI BUKU NIKAH PALSU DI

DESA CISALAK KOTA DEPOK”. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati, penyusun ingin mengucakan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag., dan Indra Rahmatullah S.H.I., M.H., selaku

Ketua dan Sekertaris Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

vi

3. Arip Purkon, S.HI., M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak membantu, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama

membembing penulis.

4. Dr. Mesraini, M.Ag. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak

membantu, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama membembing

penulis

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf pengajar pada lingkungan Program

Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ilmu pengetahuannya kepada penulis selama duduk dibangku perkuliahan.

6. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik Perpustakan Fakultas Syariah

dan Hukum dan Perpustakan Utama yang telah membantu penulis dalam

pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Ayahanda Pepen S.Ag dan Ibunda Lilis Holisoh yang penulis cintai, beserta

keluarga yang selalu memberikan motivasi, Bimbingan, serta doa dalam

setiap sujudnya untuk kebahagiaan dan kesuksesan penulis.

8. Kakakku tercinta, Aminah Nurhikmah dan Abdul Gofur Ramdani yang telah

memberikan doa dan motivasi serta dukungan moril ataupun materil demi

menyelesaikan studi ini. Serta nasehat yang senantiasa memberikan semangat

hingga penulis dapat menyelesaikan studi, dan adik-adik ku tercinta Anisa

Nurul Aeni, Akbar Fajri, Fauzan Efendi dan keponakan ku Putri Aulia yang

memberikan semangat, doa, dan keceriaan kepada penulis.

9. Teruntuk Irwansyah Mahasiswa fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi yang

selalu mensupport dan mendoakan agar terselesaikannya penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Hukum Keluarga angkatan 2014 khususnya

kepada Amalia, Elis Aliayah Zamil, Mar’atussolehah, Sary widiastuti,

Istiqomah, Nida Sriwidiastuti, Suci, Lutfah Rokhmanah, dan semuanya yang

tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu yang telah bersama-sama berjuang

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

vii

dalam menuntut ilmu baik dalam suasana suka maupun duka di Fakultas

Syariah dan Hukum tercinta, semoga ukhuwah islamiyah diantara kita tetap

terjaga selamanya.

11. Seluruh teman-teman mahasiswi/i Hukum Keluarga angkatan 2014, yang

telah menemani penulis dalam menempuh pendidikan di Program Studi

Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah jakarta.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna di dunia

ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun menerima kritik dan

saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki semua kekurangan yang ada

dalam penulisan ini. Semoga penulisan ini dapat permanfaat bagi siapapun yang

membacanya. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Jakarta, 20 Agustus 2018

Anita Listi Rojabiah

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN..............................................................

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................

LEMBAR PERNYATAAN...............................................................................

ABSTRAK..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................

B. Identifikasi, Pembahasan dan Rumusan Masalah......................

C. Tujuandan Manfaat Penelitian..................................................

D. Metode Penelitian......................................................................

E. Review Kepustakaan…......…………………………………....

F. Sistematika Penulisan………………………………………....

BAB II : PENCATATAN PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Pengertian Pencatatan Perkawinan.............................................

B. Prosedur Pencatatan Perkawinan................................................

C. Ketentuan Hukum Yang Mewajibkan Pencatatan Perkawinan..

D. Tujuan dan Manfaat serta Pentingnya Pencatatan Perkawinan..

E. Akibat Hukum Tidak Dicatatnya Perkawinan............................

BAB III : PERKAWINAN DENGAN BUKU NIKAH PALSU DI DESA

CISALAK KOTA DEPOK

A. Para Pasangan Yang Terjebak Dalam Pembuatan Buku Nikah

Palsu di Desa Cisalak Kota Depok............................................

i

ii

iii

iv

v

viii

1

7

8

9

11

13

15

17

26

29

34

38

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

ix

B. Proses Masyarakat Memperoleh Buku Nikah Palsu di Desa

Cisalak Kota Depok..................................................................

C. Faktor Penyebab Masyarakat Terjebak dalam Pemberoleh

Buku Nikah Palsu di Desa Cisalak Kota Depok.......................

BAB IV : KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI YANG MEMILIKI

BUKU NIKAH PALSU DI DESA CISALAK KOTA DEPOK

A. Kewajiban Suami Istri yang Memiliki Buku nIkah Palsu di

Desa Cisalak Kota Depok..........................................................

B. Hak Suami Istri yang Memperoleh Buku Nikah Palsu di Desa

Cisalak Kota Depok.......................................................................

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................

B. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

40

48

51

54

58

59

60

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencatatan perkawinan adalah pendataan administrasi perkawinan

yang ditangani oleh Petugas Pencatat Nikah (PPN) dengan tujuan untuk

menciptakan ketertiban hukum.

Di Indonesia, aturan tentang pencatatan pernikahan dapat dilihat di

UU No. 22 Tahun 1964. UU ini mengatur hanya administrasi pekawinan

dan menegaskan bahwa pernikahan diawasi oleh pegawai pencatat nikah.

Aturan pencatat penikahan diperkuat dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan

dalam pasal 5 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) terdapat informasi

implisit bahwa pencatatan perkawinan adalah sebagai alat untuk

menciptakan ketertiban perkawinan. Tidak dipenuhinya pendaftaran

perkawinan berakibat pada ketidak absahannya perkawinan, dan upaya

hukum di pengadilan akan ditolak jika perkawinan tidak terdaftar. Ini

berarti, Kompilasi Hukum Islam (KHI) tidak memberi ruang bagi

perkawinan yang tidak terdaftar. Namun KHI membedakan antara

keabsahan secara agama dan legalitas perkawinan menurut negara, dan

dengan demikian tidak menganggap perkawinan batal secara agama jika

pihak-pihak yang terkait hanya tidak mendaftarkan perkawinan mereka.

Tampak jelas KHI tidak ingin secara jauh melenceng dari doktrin hukum

klasik perkawinan.1

Ada beberapa analisis yang dapat dikemukakan mengapa

pencatatan perkawinan tidak diberi perhatian yang serius oleh fikih

walaupun ada ayat al-Qur‟an yang menganjurkan untuk mencatat segala

bentuk transaksi muamalah. Pertama, larangan untuk menulis sesuatu

selain al-Qur‟an. Akibatnya kultur tulis tidak begitu berkembang

1 Asep Saepudin Jahar, Euis Nurlaelawati dan Jaenal Aripin, Hukum Keluarga,

Pidana dan Bisnis Kajian Perundang-undangan Indonesia, Fikih dan Hukum

Internasional, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2013 Cet. Pertama ) h., 26.

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

2

dibanding dengan kultur hafalan (oral).2 Kedua, kelanjutan dari yang

pertama, maka mereka sangat mengandalkan hafalan (ingatan). Agaknya

mengingat suatu peristiwa perkawinan bukanlah sebuah hal yang sulit

untuk dilakukan. Ketiga, tradisi walimat al-„urusy walaupun dengan

seekor kambing merupakan saksi disamping saksi syar‟i tentang sebuah

perkawinan. Keempat, ada kesan perkawinan yang berlangsung pada

masa-masa awal islam belum terjadi antar wilayah negara yang berbeda.

Biasanya perkawinan pada masa itu berlangsung di mana calon suami dan

calon istri berada dalam suatu wilayah yang sama. Sehingga alat bukti

kawin selain saksi belum dibutuhkan.

Dengan alasan-alasan yang telah disebutkan diatas, dapatlah

dikatakan bahwa pencatatan perkawinan belum dipandang sesuatu yang

sangat penting sekaligus belum dijadikan sebagai sebuah alat bukti

autentik terhadap sebuah perkawinan

Sejalan dengan perkembangan zaman dengan dinamika yang terus

berubah maka banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi.

Pergeseran kultur lisan (oral) kepada kultur tulis sebagai ciri masyarakat

modern, menuntut dijadikannya akta, surat sebagai bukti autentik. Saksi

hidup tidak lagi bisa diandalkan tidak saja karena bisa hilang dengan sebab

kematian, manuasia dapat juga mengalami kelupaan. Atas dasar ini

diperlukan sebuah bukti yang abadi itulah yang disebut dengan akta.

Uandang-undang pertama pencatatan perkawinan, perceraian yang

sekaligus dikelompokkan sebagai usaha pembaharuan pertama adalah

dengan diperkenalkan Undang-undang No. 22 Tahun 1946. Pertama

Undang-undang ini hanya berlaku untuk pulau Jawa, yang kemudian

Undang-undang pertama tentang perkawinan yang lahir setelah Indonesia

dengan Undang-undang No. 32 Tahun 1945, yakni Undang-undang

tentang pencatatan nikah, thalak, dan rujuk. Aulawi mencatat, seyogyanya

2 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004 Cet. Pertama ), h., 119.

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

3

Undang-undang No. 22 Tahun 1946 ini berlaku untuk seluruh Indonesia

tetapi karena keadaan belum memungkinkan, maka diberlakukan untuk

daerah Jawa dan Madura. Kemudian diberlakukan di seluruh Indonesia

pada Tahun 1945, dengan diundangkan Undang-undang No. 32 Tahun

1945, yang isinya memperlakukan Undang-undang No. 22 Tahun 1946 di

seluruh Indonesia. Undang-undang No. 22 Tahun 1946 ini di ikuti dengan

lahirnya Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Undang-

undang No. 1 Tahun 1975 yang berlaku secara efektif sejak tanggal 1

Oktober 1975 ini adalah Undang-undang pertama yang mencakup seluruh

unsur-unsur dalam perkawinan dan perceraian.3 Dengan demikian salah

satu bentuk pembaruan hukum kekeluargaan islam adalah dimuatnya

pencatatan perkawinan sebagai salah satu ketentuan perkawinan yang

harus dipenuhi.

Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa fikih tidak membicarakan

pencatatan perkawinan. Hal ini tentu berbeda dengan ketentuan UUP

perkawinan yang sebagaimana terlihat nanti, tidak saja menempatkan

pencatatan perkawinan sebagai sesuatu yang penting, tetapi juga

menjelaskan mekanisme bagaimana pencatatan perkawinan itu

dilaksanakan.

Didalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa:

“Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan Perundang-undangan

yang berlaku”.

Didalam penjelasasnnya tidak ada uraian yang lebih rinci kecuali

yang dimuat didalam PP No. 9 Tahun 1975. Ini berbeda dengan ayat 1

yang didalam penjelasannya dikatakan tidak ada perkawinan diluar hukum

agama dan maksud hukum agama termasuk ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Didalam PP No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-

undang perkawinan pasal 3 ada dinyatakan:

3 www.Rumahbangsa.net Sejarah Pencatatan Perkawinan di kutip pada tanggal 25 Agustus 2018,

Jam 23:58 WIB.

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

4

1. Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan memberitahukan

kehendaknya kepada pegawai pencatat di tempat perkawinan akan

dilangsungkan.

2. Pemberitahun tersebut dalam ayat (1) dilakukan sekurang-kurangnya

10 hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan.

3. Pengecualian terhadap jangka waktu tersebut dalam ayat 2 disebabkan

sesuatu alasan yang penting, diberikan oleh camat (atas nama) Bupati

Kepala Daerah.

Dengan demikian, pencatatan perkawinan ini walaupun didalam UUP

hanya diatur oleh satu ayat, namun sebenarnya masalah pencatatan ini

sangat dominan. Ini akan tampak dengan jelas menyangkut tata cara

perkawinan itu sendiri yang kesemuanya berhubungan dengan pencatatan.

Tidaklah berlebihan jika ada sementara pakar hukum yang

menempatkannya sebagai syarat administratif yang juga menentukan sah

atau tidaknya sebuah perkawinanan.

KHI memuat masalah pencatatan perkawinan ini pada pasal 5 sebagai

berikut:

1. Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap

perkawinan harus dicatat.

2. Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat (1) dilakukan oleh

Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur dalam undang-

undang Nomor 32 Tahun 1954.

Selanjutnya pada pasal 6 dijelaskan:

1. Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5, setiap perkawinan harus

dilangsungkan di hadapan dan dibawah pengawasan pegawai

pencatat nikah.

2. Perkawinan yang dilakukan diluar pengawasan pegawai Pencatat

Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum.

Aturan-aturan didalam KHI ini sudah melangkah lebih jauh dan tidak

hanya bicara masalah administratif. Pertama, didalam pasal 5 ada klausul

yang menyatakan agar terjaminnya ketertiban perkawinan bagi masyarakat

Islam. Ketertiban disini menyangkut ghayat al-tasyri’ (tujuan hukum

islam) yaitu menciptakan kemaslahatan bagi masyarakat. Kedua, pada

pasal 6 ayat 2 ada klausul tidak mempunyai kekutan hukum. Apa makna

tidak mempunyai kekuatan hukum ini? Sayang KHI tidak memiliki

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

5

penjelasan. Penulis lebih setuju jika tidak memiliki kekuatan hukum

diterjemahkan dengan tidak sah (la yasihhu). Jadi perkawinan yang tidak

dicatatkan dipandang tidak sah.4

Perkawinan di Indonesia, ada perkawinan yang tercatat dan yang

tidak tercatat. Pencatatan perkawinan di indonesia senantiasa menjadi

topik menarik karena ragam pendapat senantiasa muncul, baik sebelum

terbentuk UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan maupun setelahnya.

Berdasarkan kitab-kitab yang dijadikan pedoman oleh depertemen agama

dalam menyelesaikan perkara dalam lingkungan peradilan agama, tidak

terdapat ulama yang menetapkan bahwa salah satu syarat perkawinan

adalah pencatatan, baik sebagai syarat sah maupun sebagai syarat

pelengkap. Akan tetapi, dalam Undang-undang Perkawinan yang

diberlakukan, pasal yang mengatur pencatatan perkawinan selalu ada,

sebagai bagian dari pengawasan perkawianan yang diamanatkan oleh

Undang-undang.

Perkawianan tidak tercatat ialah perkawinan yang secara material

telah memenuhi ketentuan syariat sesuai dengan maksud pasal 2 ayat 1 uu

no 1 tahun 1974 tentang perkawinan tetapi tidak memenuhi ketentuan ayat

2 pasal tersebut Jo. Pasal 10 ayat 3 PP No. 9 tahun 1975.5

Menurut Jaih Mubarok, pada umumnya yang dimaksud

perkawinan yang tidak tercatat adalah perkawinan yang tidak dicatat oleh

PPN. Perkawinan yang tidak berada di bawah pengawasan PPN, dianggap

sah secara agama tetapi tidak mempunyai kekuatan hukum tetap karena

tidak memiliki bukti-bukti perkawinan yang sah menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.6

4 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam d

Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004 Cet. Pertama ), h., 124 5 Mukhlisin Muzarie, Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil, ( Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Dinamika, 2002 ), h., 110. 6Jaih Mubarok, Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, ( Jakarta:

Penerbit Bumi Aksara, 2002 ), h., 87.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

6

Undang-undang Nomor 2 tahun 1946 tanggal 21 November yang

berlaku sejak 2 November 1954 melalui Undang-undang No. 32 tahun

1954 tanggal 26 Oktober 1954 (LN. 1954 No. 98) yakni Undang-undang

pencatatan nikah talak dan rujuk mengatur tentang pencatatan nikah talak

dan rujuk di Indonesia bagi orang Islam. Dalam pasal 1 UU No. 22 tahun

1946 ditentukan bahwa:

“Nikah yang dilakukan menurut Agama Islam diawasi oleh pegawai

pencatat nikah yang diangkat oleh Menteri Agama atau Pegawai yang

ditunjuk olehnya”.

Perkawinan tidak tercatat termasuk salah satu perbuatan hukum

yang kurang dikehendaki oleh Undang-undang karena terdapat

kecendrungan kuat dari segi sejarah hukum perkawinan, bahwa

perkawinan tidak tercatat termasuk perkawinan ilegal. Meskipun

demikian, dalam pasal 5 ayat 1 KHI terdapat informasi implisit bahwa

pencatatan perkawinan adalah sebagai alat untuk menciptakan ketertiban

perkawinan. Oleh karna itu, dalam pasal 7 ayat 3 KHI diatur mengenai

isbat nikah bagi perkawinan tidak tercatat dengan kata lain, perkawinan

tidak tercatat adalah sah tetapi kurang sempurna. Ketidak sempurnaan itu

dapat dilihat dari ketentuan pasal 7 ayat 3 KHI.

Akad pada perkawinan tidak tercatat biasanya dilakukan

dikalangan terbatas, dimuka pak kyai atau ulama tanpa kehadiran petugas

KUA, dan tentu saja tidak memiliki surat nikah yang resmi. Dalam pasal 2

ayat 2 UU Perkawinan no 1 Tanun 1974 ditegaskan bahwa tiap-tiap

perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perkawinan tidak tercatat secara agama adalah sah manakala memenuhi

syarat dan rukun meskipun demikian, karena pernikahan tersebut tidak

tercatat maka dalam hukum positif dianggap tidak sah karena tidak diakui

negara (dasarnya pasal 1 ayat 2 UU No 1 Tahun 1974).7

7 Moh Idris Ramulyo, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 dari Segi Hukum Perkawinan Islam, ( Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara, 2002 )

h., 224.

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

7

Keabsahan perkawinan itu ditandai dengan adanya suatu peristiwa

perkawinan yang syarat rukunnya telah terpenuhi berdasarka hukum

islam. Namun dengan seiring perkembangan jaman dengan adanya

undang-undang yang mengatur tentang perkawinan maka bukannya hanya

sah secara syarat dan ketentuan hukum islam saja tetapi juga sah secara

hukum positif yaitu mengikuti ketentuan secara administratif yang telah

diatur undang-undang mengenai perkawinan tersebut.

Dapat dilihat dengan adanya ketentuan tersebut yang diberikan

oleh negara kepada masyarakatnya bahwa perkawinan ini dianggap sangat

penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya jaminan tersebut

diharapkan kehidupan yang taratur dan tentram serta meminimalisir

tindak pelanggaran terkait suatu perikatan yang disebut perkawinan.

Merujuk pada pengertian tersebut, maka dalam hal penerbitan

administrasi negara, pencatatan perkawinan menjadi suatu yang sangat

penting untuk menuju modernisasi dari hukum perkawinan.

Kepastian Hukum dari pernikahan muncul karena pencatatan nikah

dilakukan oleh pejabat umum dalam proses pernikahan umat Islam, yaitu

PPN yang melakukan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan

pernikahan, kemudian memberikan akta otentik berupa akta nikah atau

buku nikah sebagai bukti penting bagi pernikhan tersebut, sehingga

pernikahan tersebut benar-benar dapat dibuktikan telah terjadi dihadapan

hukum. Suami istri akan sangat sulit mengingkari pernikahan tesebut

dikemudian hari karena akta nikah/buku nikah sebagai akta otentik dari

sudut pandang hukum pembuktian merupakan alat bukti sempurna. Lain

halnya dengan kasus yang ada di desa cisalak kota depok dalam

pelaksanaan pernikahan masyarakat cisalak resmi secara agama akan

tetapi dalam pembuatan akta nikah atau buku nikah mereka tidak

mengetahui bahwasannya buku nikah tersebut dibuat secara palsu dan

tidak terdaftar di KUA, maraknya peredaran buku nikah palsu membuat

masayarakat resah Secara fisik Buku nikah palsu hampir seratus persen

menyerupai buku nikah yang dilakukan kementrian agama pusat di jakarta,

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

8

mulai dari kode propinsi, hingga gambar pancasila juga muncul saat

diberikan sinar ultra violet. Namun setelah di cek dalam register data

pencatatan dalam buku nikah palsu ini tidak ada.

Terhadap permasalahan tersebutlah yang melatar belakangi

penulis akan kemas dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul

“PERKAWINAN PASANGAN YANG MEMILIKI BUKU NIKAH

PALSU (STUDI KASUS DI DESA CISALAK DEPOK)

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang menjadi identifikasi penulis adalah:

a) Bagaimana proses masyarakat memperoleh buku Nikah palsu di

Kelurahan Cisalak Kota Depok?

b) Faktor apa yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam

memperoleh buku nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok?

c) Apa saja hak-hak suami istri yang diketahui memperoleh buku

nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok?

d) Bagaimana hak-hak anak dan istri jika terjadi perceraian yang

diketahui memperoleh buku nikah palsu?

e) Bagaimana masyarakat dalam menyikapi terjadinya pembuatan

buku nikah palsu?

f) Dapatkah orang yang buku nikah palsu menikah lagi dengan orang

lain?

g) Bagaimana solusi bagi para pihak yang ingin bercerai tetapi buku

nikah tersebut palsu?

2. Pembatasan Masalah

Begitu banyak permasalahan Pasangan suami istri yang memiliki buku

nikah palsu. Untuk itu penulis membatasi permasalahan penelitian

mengenai bagaimana proses masyarakat memperoleh buku nikah palsu

dan Faktor apa yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

9

memperoleh buku nikah palsu serta apa saja hak-hak suami istri yang

diketahui memperoleh buku nikah palsu.

3. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, maka penulis fokus pada beberapa

rumusan masalah yaitu:

a) Bagaimana proses masyarakat memperoleh buku Nikah palsu di

Kelurahan Cisalak Kota Depok?

b) Faktor apa yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam

memperoleh buku nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok?

c) Apa saja hak-hak suami istri yang diketahui memperoleh buku

nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui Bagaimana proses masyarakat memperoleh

buku Nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok

b) Untuk mengetahui Faktor apa yang menyebabkan masyarakat

terjebak dalam memperoleh buku nikah palsu di Kelurahan Cisalak

Kota Depok

c) Untuk menegtahui Apa saja hak-hak suami istri yang diketahui

memperoleh buku nikah palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian skripsi ini adalah:

a) Manfaat terutama dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh

gelar sarjana Hukum (SH) Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b) Dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa Hukum Keluarga

di masa yang akan datang

c) Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dan diri

saya sendiri

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

10

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode ilmiah yang digunakan untuk memahami

suatu fenomena/masalah dengan menggunakan fakta-fakta (data sampel

atau data populasi) dan analisa secara ilmiah, baik analisa kualitatif

maupun kuantitatif untuk suatu tujuan tertentu. Berikut ini akan diuraikan

suatu pengalaman penelitian, yang didalamnya terdapat jenis penelitian,

sumber data penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, dan

analisis data.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan sebagai berikut:

a) Pendekatan empiris adalah usaha mendekati masalah yang diteliti

dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang

hidup dalam masyarakat.

b) Pendekatan Sosiologis

Yaitu pendekatan yang tujuannya pada permasalahan-permasalah

yang ada dalam masyarakat, digunakan untuk mengetahui realitas

yang ada dalam masyarakat. Karena suatu tindakan seseorang pada

prinsipnya merupakan hasil proses sosial ketika orang tersebut

berintraksi dengan orang lain.

Kedua pendekatan tersebut dipilih untuk melengkapi ketetapan dan

kebenaran kajian yang diteliti oleh penulis.

2. Jenis Penelitian

Penelitian kualitataif dimaksudkan sebagai jenis peneliatian yang

temuan-temuannya tidak di proleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainnya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menekankan pada qualitysuatu hal terpenting suatu barang atau jasa,

yang berupa kejadian fenomena dan gejala sosial metode ini

digunakan karena mempunyai fungsi yang akan diperoleh, yaitu untuk

meneliti latar belakang ketahanan keluarga yang terjadi secara

mendalam.

3. Sumber Data

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

11

a) Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek

yang diteliti. Penulis dengan ini melakukan wawancara terhadap

lima pasangan suami istri yang memiliki buku nikah palsu.

b) Data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, buku-

buku, majalah dan lainnya

4. Teknis Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara:

a) Wawancara

Yaitu sesuatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden.

Penulis hanya mewawancarai para respoden setempat untuk

menambah data untuk menanyakan informasi mereka terkait

pernikahan pasangan yang memiliki buku nikah palsu

5. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang

mengenainya ingin diperoleh keterangan, sedangkan responden

memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang

tempat data untuk variable penelitian melekat, dan yang

dipermasalahkan. Subjek yang penulis sasarkan yaitu pasangan suami

istri yang memiliki buku nikah palsu untuk memperkuat sumber data

yang ada.

Penelitian ini berada di daerah penulis tinggal karena agar lebih mudah

mengumpukan data-data yang penulis butuhkan.

6. Metode Analisis data

a) Metode Indukatif adalah cara pengambilan kesimpulan secara

umum berdasarkan data individual hasil penelitian sampel.dari

kasus ini adalah terjadinya pemalsuan buku nikah yang berada di

kelurahan Cisalak

b) Metode deduktif yaitu dengan cara penarikan kesimpulan yang

bersifat individual dari pernyataan yang bersifat umum. Dalam hal

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

12

ini mengenai proses terjadinya pemalsuan buku nikah, kemudian

membahas penyebab terjadinya masalah sesuai dengan data yang

mendukung serta

7. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku pedoman yaitu pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum 2017.

E. Review Kepustakaan

penulis menumukan beberapa judul skrips yang pernah ditulis oleh

mahasiswa-mahasiswa sebelumnya yang berkaitan erat dengan judul yang

akan diteliti oleh enulis.

No Nama penulis/Judul/Tahun Subtansi

1 Komarudin Beta, Praktek

Perkawinan yang tidak tecatat di

Desa Kartanegara, Indramayu

(Studi Anlisis Hukum Islam dan

Hukum Positif), 2010 Fakultas

Syariah dan Hukum.

Disini membahas perkawinan

yang tidak dicatatkan dalam

tradisinya mereka menghindari

sistem dan cara pengaturan

pelaksanaan perkawinan menurut

Undang-undang perkawinan yang

dinilai terlalu birokrasi dan

berbelit-belit serta membutuhkan

biaya yang tidak sedikit.

2 A.Syaadzali, Mahalnya Biaya

Pernikahan sebagai faktor

pemicu Nikah di Bawah Tangan

(Studi Kasus di KUA Kec.

Benda Tangerang), 2006

Fakultas Syariah dan Hukum.

Mengulai mahalnya biaya

pernikahan sebagai faktor

seseorang melakukan nikah di

bawah tangan.

3 Mas Maulana Ulun, Analisis

Hukum Pidana Islam terhadap

kronologis pemalsuan akta

nikah menurut pasal 226 kitab

Dalam skripsi ini membahas

pemalsuan Buku Nikah terhadap

Hukum Pidana oktnum yang

memalsukan buku nikah tersebut

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

13

Undang-undang Hukum Pidana

(Studi Kasus Desa Betek Kec.

Mojoagung Kab. Jombang),

2016

dimana judul yang penulis akan

bahas ini berbeda dengan

penulisan skripsi tersebut, yang

penulis akan bahas tertuju pada

masyarakatnya yang terkena buku

nikah palsu.

4 Duray Achmad, Pencatatan

Perkawinan di Kantor Urusan

Agama (Studi di Bantergebang,

Kota Bekasi), 2016 Fakultas

Syariah dan Hukum.

Untuk mengetahui prihal

fenomena perkawinan yang

tidak dicatatkan dan penyebab

terjadinya praktek tersebut.

5 Abdul Basit Misbachul Fitri,

Problematika Kutipan Akta

Nikah Palsu di Kecamatan

Ploso Kabupaten Jombang,

Artikel

Didalam artikel tersebut

membahas perkawinan yang

memalsukan buku nikah sebab

poligami liar atau tidak sehat.

Dari beberapa judul skripsi, sudah jelas berbeda pembahasannya

dengan skripsi yang akan dibahas oleh penulis. Maka dari itu penulis

tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “PERKAWINAN

PASANGAN YANG MEMILIKI BUKU NIKAH PALSU (STUDI DI

DESA CISALAK DEPOK).

Maka dari itu peneliti mengambil judul tersebut karena sangat

menarik untuk dibahas dan sekaligus sebagai study literatur di

perpustakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sistematis dan baik,

maka pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang tiap

babnya terdiri dari sub-sub untuk mempermudah memahaminya.

Pembahasan yang berkaitan itu adalah sebagai berikut:

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

14

Bab I berisikan pendahuluan yang berhubungan erat dengan

permasalahan yang akan dibahas, menjelaskan latar belakang masalah,

Identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, review kepustakaan, dan sistematika

penulisan.

Selanjutna Bab II Membahas tentang tinjuan umum tentang

pencatatan perkawinan di Indonesia yang meliputi: Pengertian pencatatan

perkawinan, Prosedur pencatatan perkawiana, Ketentuan hukum yang

mewajibkan pencatatan perkawinan, Tujuan dan manfaat serta pentingnya

pencatatan perkawinan, Akibat hukum tidak dicatatnya perkawinan.

Adapun Bab III berisikan tentang perkawinan buku nikah palsu di

desa cisalak yang terdiri dari data para responden yang terjebak dalam

pembuatan buku nikah palsu di desa cisalak, proses masyarakat

memperoleh buku nikah palsu di desa cisalak dan faktor penyebab

masyarakat terjebak dalam memperoleh buku nikah palsu di desa cisalak.

Kemudian Bab IV berisikan tentang kewajiban dan hak suami isteri yang

memperoleh buku nikah palsu di desa cisalak kota depok.

Dan yang terkhir Bab V Merupakan bab akhir dalam penelitian ini,

terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersifat

membangun bagi penyempurnaan penelitian ini.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

15

BAB II

PENCATATAN PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Pengertian Pencatatan Perkawinan

Suatu pencatatan yang dilakukan oleh pejabat negara terhadap

peristiwa perkawinan. Dalam hal ini pegawai pencatat nikah yang

melakukan pencatatan, ketika akan melangsungkan suatu akad

perkawinan antara calon suami dan calon istri.1

Pencatatan adalah suatu tindakan untuk mencatat suatu peristiwa

oleh salah satu lembaga atau perorangan yang berguna untuk menciptakan

ketertiban2. Pencatatan perkawinan berarti merupakan suatu usaha untuk

mencatatkan peristiwa perkawinan kepada lembaga administrasi negara

dalam hal ini Kantor Urusan Agama. Dalam peristiwa tersebut, pegawai

pencatat nikah melakukan pencatatan saat dan setelah berlangsungnya

akad perkawinan antara calon suami dan calon istri.3

Pencatatan perkawinan adalah kegiatan pengadministrasian dari

sebuah perkawinan yang dilakukan oleh pegawai pencatatat nikah (PPN)

yang berkedudukan di Kantor Urusan Agama (KUA) diwilayah kedua

calon mempelai melangsungkan perkawinanan yang beragama Islam

dengan tujuan untuk menciptakan ketertibah hukum dan dikantor catatan

sipil (KCS) bagi yang bergama selain Islam.4

Di Indonesia, aturan pencatatan perkawinanan dapat dilihat di UU

No. 22 Tahun 1964. UU ini hanya mengatur administrasi pekawinan dan

menegaskan bahwa pernikahan diawasi oleh pegawai pencatat nikah.

1 Muhammad Zain dan Mukhtar Alshodiq, Membangun Keluarga Humanis, (

Jakarta: Penerbit Grahacipta, 2005 Cet. Pertama ) h., 37 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pencatatan ( Catatan ) yaitu Catat,

Mencatat 1. Menuliskan sesuatu untuk peringatan (di buku catatan) 2. Menuliskan apa

yang sudah ditulis atau diucapkan orang lain; menyalin 3 Muhammad Zein dan Mukhtar Alshadiq, Membangun Keluarga Harmonis,

(Jakarta: Graha Cipta, 2005), Cet.ke 1, h.36. 4 Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Kencana,

2012 Cet. Kedua ) h., 53.

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

16

Aturan pencatat penikahan diperkuat dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan

KHI. KHI menyatakan bahwa perkawinan dinyatakan sah dengan hadirnya

pencatat perkawinan yang resmi atau jika didaftarkan. Tidak dipenuhinya

pendaftaran perkawinan berakibat pada ketidak absahannya perkawinan,

dan upaya hukum dipengadilan akan ditolak jika perkawinan tidak

terdaftar. Ini berarti, KHI tidak memberi ruang bagi perkawinan yang tidak

terdaftar. Namun KHI membedakan antara keabsahan secara agama dan

legalitas perkawinan menurut negara, dan dengan demikian tidak

menganggap perkawinan batal secara agama jika pihak-pihak yang terkait

hanya tidak mendaftarkan perkawinan mereka. Tampak jelas KHI tidak

ingin secara jauh melenceng dari doktrin hukum klasik perkawinan.5

Pancatatan pernikahan merupakan hal yang sangat penting bagi

pasangan suami istri. Dengan mencatatan pernikahannya mereka akan

mendapatkan bukti resmi dari negara atas pernikahan mereka. Surat nikah

ini akan berguna saat mereka hendak membuat dokumen-dokumen penting

lainnya yang berkaitan dengan pernikahan itu, misalkan akte kelahiran

anak.

Pencatatan perkawinan dapat dijadikan sebagai alat bukti yang

autentik agar seseorang mendapat kepastian Hukum, karena apabila dilihat

dari segi manfaatnya maka hal ini sejalan dengan prinsip pencatatan yang

terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 282, sebagaimana firman Allah

SWT:

ى فاكتبىه ونيكتب بينكم كا ب بانعدل ت يا أيها انرين آمنىا إذا تداينتم بدين إنى أجم مسم

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar.” (QS. Al-Baqarah / 02:282)

Pada firman Allah SWT. Yang disebutkan diatas memerintahkan

untuk mencatatankan secara tertulis pada setiap bentuk urusan mu’amalah,

seperti jual beli, hutang piutang dan sebagainya. Dalam ayat tersebut

5 Asep Saepudin Jahar, Euis Nurlaelawati dan Jaenal Aripin, Hukum Keluarga,

Pidana dan Bisnis Kajian Perundang-undangan Indonesia, Fikih dan Hukum

Internasional, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2013 Cet. Pertama ) h., 26.

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

17

menjelaskan bahwa alat bukti tertulis statusnya lebih adil dan menguatkan

persaksian serta menghindarkan dari keraguan.6

Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang penting,

sebagaimana peristiwa kelahiran, kematian dan lain-lain. Untuk

membuktikan adanya perkawinan yang sah tidak cukup hanya dibuktikan

dengan adanya peristiwa itu sendiri tanpa adanya bukti tertulis

berdasarkan pencatatan dilembaga yang ditunjuk dengan demikian

pencatatan yang kemudian ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya akta

berupa Surat Nikah oleh pejabat yang berwenang maka fungsi akta

merupakan alat bukti yang semurna (authentic).

Akta Nikah adalah alat bukti otentik sahnya suatu perkawinan

seseorang, adalah sangat bermanfaat dan maslahat bagi diri dan

keluarganya (istri dan anak-anaknya) untuk menolak kemungkinan

dikemudian hari adanya pengingkaran atas perkawinan dan akibat hukum

dari perkawinannya itu ( harta bersama dalam perkawinan dan hak-hak

perkawinan).

Ahmad Rofiq berpendapat, bahwa pencatatan perkawinan bagi

sebagian masyarakat masih perlu di sosialisasikan, hal ini kemungkinan

disebabkan akibat pemahaman yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh klasik

hampir tidak pernah dibicarakan. Namun apabila kita merujuk pada Al

Qur’an surat Al Baqarah ayat 282, maka dengan tegas memerintahkan

untuk mencatatkan apabila perkawinan dianalogikan kepada mu’amalah.7

B. Prosedur Pencatatan Perkawinan

Untuk melaksanakan pencatatan, pasal 2 peraturan pelaksanaan

menyatakan bahwa bagi yang beragama Islam dilakukan oleh Pegawai

Pencatat sebagai dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 1954

tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, sedangkan bagi mereka yang

6 Skripsi: Duray Achmad, Pencatatan Perkawinan di Kantor Urusan Agama, 32.

7 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2003), h.118.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

18

tidak beragama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan pada

Kantor Catatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam berbagai perundang-

undangan mengenai pencatatan.

Selanjutnya ditentukan dalam ayat 3 pasal 2 di atas, bahwa tatacara

pencatatan perkawinan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam pasal 3

sampai dengan pasal 9 Peraturan Pelaksanaan, dengan tidak mengurangi

ketentuan-ketentuan yang khusus berlaku bagi tatacara pencatatan

perkawinan berdasarkan berbagai ketentuan yang berlaku.

Tentang bagaimana kedudukan berbagai ketentuan dalam beberapa

peraturan yang telah ada itu terhadap ketentuan-ketentuan pasal 3 sampai

dengan pasa 9 peraturan pelaksaan, dalam penjelasan ayat 3 pasal 2

dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan khusus yang menyangkut tatacara

pencatatan yang diatur berbagai peraturan merupakan “pelengkap” bagi

pasal 3 sampai dengan pasal 10 Peraturan Pelaksanaan.

Dan dalam penjelasan ayat 1 dan 2 pasal 2 dinyatakan pula bahwa

pencatatan dilakukan hanya oleh dua instansi:

1. Pegawai Pencatatn Nikah, Talak dan Rujuk;

2. Kantor Catatan Sipil atau instansi/pejabat yang membentunya;

Dari ketentuan pasal 2 Peraturan Pelaksanaan di atas, tentang

pencatatan perkawinan dalam hubungannya dengan peraturan “pelengkap”

dan instansi yang melakukan pencatatan, dibedakan dua golongan

berdasarkan agama yaitu yang beragama islam dan yang tidak beragama

Islam.

Adapun yang dimaksud dengan pelengkap itu adalah ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam:

1. Undang-undang no. 32 tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah,

Talak, dan Rujuk (L.N. 1954 no. 98) dan beberapa peraturan

Menteri Agama yang berhubungan dengan hal tersebut;

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

19

2. Reglemen Catatan Sipil bagi orang Indonesia yang beragama

Kristen di Jawa, Madura, Minahasa dan sebagainaya (Stbld 1933

no. 75 jo. 1936 no. 607 dengan segala perubahannya);

3. Reglement Catatan Sipil untuk golongan Cina (Stbld. 1917 no.

130 jo. 1919 no. 81 dengan segala perubahannya;

4. Reglement Catatan Sipil bagi golongan Eropah dan yang

disamakan (Stbld. 1849 no. 25);

5. Daftar Catatan Sipil untuk Perkawinan Campuran (Stbld.1904 no.

279)

Tentang cara melakukan pencatatan diatur dalam pasal 3 sampai

dengan pasal 9 dan juga pasal 11 peraturan pelaksanaan yang meliputi

tahap-tahap: pemberitahuan, penelitian, pengumuman dan saat

pencatatan.8

a. Pemberitahuan

Yang dimaksud pemberitahuan adalah pemberitahuan seseorang

yang akan melangsungkan perkawinan kepada Pegawai Pencatat

Perkawinan seperti diatur dalam pasal 3 sampai dengan pasal 5.

Dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 2007 tentang Pencatatan

Perkawinan ditetapkan, bahwa setiap orang yang akan melangsungkan

perkawinan memberitahukan kehendaknya kepada pegawai pencatat

ditempat perkawinan akn dilangsungkan.

Pemberitahun tersebut dalam pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah

No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Menteri Agama No. 11 tahun

2007 bahwa ditentukan paling lambat 10 hari kerja sebelum

perkawinan dilangsungkan. Namun, ada pengecualiannya terhadap

8 K.Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 1976 Cet. Keempat ) h.,18

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

20

jangka waktu tersebut karena suatu alasan yang penting diberikan oleh

camat (atas nama) Bupati Kepala Daerah.9

Dalam memberitahukan tentang maksud untuk melangsungkan

perkawinan itu, harus dinyatakan pula tentang nama, umur,

agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman kedua calon

mempelai pernah kawin, harus disebutkan juga nama suami atau isteri

terdahulu. Khusus bagi yang beragama islam harus diberitahukan

tentang wali nikah.

Bagi orang yang beragama Islam, pemberitahuan disampaikan

kepada Kantor Urusan Agama, karena berlaku Undang-undang No. 32

Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk. Sedangkan

bagi orang yang bukan beragama Islam, pemberitahuannya dilakukan

kepada Kantor Catatan Sipil setempat.10

Pemberitahuan kehendak nikah dapat dilakukan oleh calon

mempelai atau orang tua atau wakilnya dengan membawa surat-surat

seperti yang diperlukan, antara lain:

1. Surat persetujuan kedua calon mempelai.

2. Akta kelahiran atau surat kenal lahir atau surat keterangan asal-

usul.

3. Surat keterangan mengenai orang tua.

4. Surat keterangan untuk kawin dari Kepala Desa yang mewilayahi

tempat tinggal yang bersangkutan. (Model Na).

5. Surat izin kawin dari pejabat yang ditunjuk oleh

MENHAKAM/PANGAB bagi calon mempelai anggota ABRI.

6. Surat izin beristri lebih dari satu untuk Pegawai Negri Sipil

(PNS)11

9 M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, ( Jakarta:

Siraja, 2003), h. 126-127. 10

Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2004), h. 125. 11

Untuk Pegawai Negri Sipil, izin tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah

No. 10 tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1990 tentang izin perkawinan

dan perceraian bagi Pegawai Negri Sipil.

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

21

7. Surat kutipan buku pendaftaran talak/cerai atau surat talak/cerai

jika calon mempelai seorang janda atau duda.

8. Surat keterangan kematian suami/istri dari Kepala Desa yang

mewilayahi tempat tinggal atau tempat matinya suami/istri.

9. Surat izin dan atau dispensasi bagi calon mempelai yang belum

mencapai umur menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 6 ayat 2 s/d 6 dan Pasal 7

ayat 1 s/d 3.

10. Surat dispensasi Camat bagi perkawinan yang akan dilangsungkan

kurang dari 10 hari kerja setelah pengumuman.

11. Surat izin poligami dari Pengadilan Agama bagi calon suami yang

hendak beristri lebih dari seorang.

12. Surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa mereka yang tidak

mampu.

13. Surat kuasa yang disahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah apabila

salah seorang mempelai atau keduanya tidak dapat hadir sendiri

karena sesuatu alasan yang penting sehingga mewakilkan kepada

orang lain.12

b. Penelitian

Setelah adanya pemberitahuan akan adanya perkawinan, prosedur

selanjutnya diadakan penelitian yang dilakukan pegawai pencatat

perkawinan. Sesuai pasal 6 ayat (1) PP No. 9 tahun 1975 pegawai

pencatat meneliti apakah syarat-syarat perkawinan telah dipenuhi dan

apakah tidak terdapat halangan baik menurut hukum

munakahatataupun menurut perundang-undanganyang berlaku. Syarat-

syarat perkawinan seperti yang telah diuraikan diatas mengenai

persetujuan calon mempelai, umur, izin orang tua dan seterusnya,

inilah pertama-tama diteliti pejabat tersebut

12

Diktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, 2001, h.,23-24.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

22

Selain itu berdasarkan ayat (2) nya, pegawai pencatat perkawinan

juga diwajibkan melakukan penelitian terhadap:

1. Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai,

dalam hal tidak ada akta kelahiran atau surat kenal lahir, dapat

dipergunakan surat keterangan yang menyatakan umur dan asal

usul calon mempelai yang diberikan oleh kepala desa atau yang

setingkat dengan itu.

Penelitian terhadap surat yang menyangkut kelahiran

merupakan bagian yang penting, untuk mengetahui umur calon

mempelai dalam hubungan dengan batas minimum umur yang

ditetapkan dalam undang-undang perkawinan, sehingga kalau ada

calon mempelai yang umurnya tidak memenuhi batas minimum

dapat dilakukan pencegahan.

2. Keterangan mengenai nama, agama/kepercayaan, pekerjaan dan

tempat tinggal orang tua calon mempelai.

3. Izin tertulis pengadilan sebagai dimaksud dalam pasal 6 ayat (2),

(3), (4) dan (5) Undang-undang, apabila salah seorang calon

mempelai atau keduanya belum mencapai umur 21 (dua puluh

satu) tahun.

4. Izin pengadilan sebagaimana dimaksud pasal 4 Undang-undang

dalam hal calon mempelai adalah seorang suami yang masih

mempunyai istri.

5. Dispensasi pengadilan/pejabat sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat

(2) Undang-undang, yaitu dispensasi dalam hal calon mempelai

tidak memenuhi syarat batas minimum umur perkawinan

6. Surat kematian istri atau suami yang terdahulu atau dalam hal

perceraian, bagi perkawinan untuk kedua kalinya atau lebih.

7. Izin tertulis dari pejabat yang ditunjuk oleh Menteri

HAMKAM/PANGAB, apabila salah seorang calon mempelai atau

keduanya tidak dapat hadir sendiri karena sesuatu alasan yang

penting, sehingga mewakilkan kepada orang lain.

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

23

Hasil penelitian terhadap semua persyaratan perkawinan tersebut

diatas oleh pegawai pencatat ditulis dalam sebuah daftar yang

diperuntukan untuk itu (pasal 7).

Apabila ternyata dari hasil penelitian terdapat halangan perkawinan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang perkawinan dan atau

belum dipenuhinya persyaratan dalam pasal 6 ayat (2) PP No. 9 tahun

1975, keadaan itu harus segera diberitahukan kepada calon mempelai

atau kepada orang tua atau kepada wakilnya.13

c. Pengumuman

Apabila semua ketentuan tentang pemberitahuan dan telah

dilakukan penelitian, ternyata tidak ada suatu halangan serta syarat-

syarat untuk melangsungkan perkawinan cukup meyakinkan, maka

Pegawai Pencatat mengadakan pengumuman tentang pemberitahuan

untuk melangsungkan perkawinan.

Pegawai Pencatat menempelkan surat pengumuman dalam bentuk

yang telah ditetapkan pada kantor-kantor Pencatatan Perkawianan

yang daerah hukumnya meliputi wilayah tempat perkawinan akan

dilangsungkan dan tempat kediaman masing-masing calon mempelai

disuatu tempat yang sudah ditentukan sehingga mudah untuk dibaca

oleh umum.

Pengumuman yang ditandatangani oleh Pegawai Pencatat selain

memut hal ihwal orang yang akan melangsungkan perkawinan juga

memuat kapan dan dimana perkawinan itu akan dilangsungkan.

Adapun maksud pengumuman itu seperti dijelaskan dalam

penjelasan pasal 8, adalah untuk memberi kesempatan kepada umum

untuk mengetahui dan mengajukan keberatan-keberatan bagi

dilangsungkannya suatu perkawinan apabila yang demikian itu

diketahuinya bertentangan dengan hukum agamanya dan

13

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, Cet. Ketiga, 2006) h., 126.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

24

kepercayaannya itu yang bersangkutan atau bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan lainnya.

d. Saat pencatatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 11 tahun 2007 tentang

Pencatatan Perkawinan Bahwa perkawinan dianggap sah tercatat

secara resmi apabila akta perkawinan telah ditandatangani oleh kedua

mempelai, dua orang saksi, pegawai pencatat dan bagi yang beragama

Islam juga wali atau yang mewakilinya. Dan pada pasal 11 ayat (3)

Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 dijelaskan bahwa dengan

pencatatan akta perkawinan, maka perkawinan telah tercatat secara

resmi.14

Penandatanganan itu dilakukan sesat sesudah dilangsungkan

upacara perkawinan, yakni sesudah pengucapan aqad nikah bagi yang

beragama Islam.

Dalam pelaksanaanya yang sudah-sudah, bagi yang beragama

islam dilakukan dirumah mempelai pria atau wanita dihadiri oleh

semua sanak famili dan undangan, yang diiringi dengan acara

sedekahan (jamuan).

e. Tentang akta

Akta perkawinan yang merupakan suatu akta otentik, diharuskan

minimal memuat hal-hal seperti yang disebutkan oleh pasal 12, dan

dalam penjelasan pasal tersebut ditambahkan pula hal-hal lain yang

juga perlu dimuatkan.

Akta tersebut dibuat dalam rangakap dua, helai pertama disimpan

oleh Pegawai Pencatat, helai kedua disimpan pada Panitera Pengadilan

dalam wilayah Kantor Pencatatn Perkawinan itu berada, sedangkan

suami dan isteri masing-masing hanya diberikan kutipannya.

f. Pelanggaran

14

Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2004), h. 126-129.

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

25

Pasal 45 Peraturan Pelaksanaan memuat ancaman pidana bagi

mempelai dan pegawai pencatat yang melakukan pelanggaran

ketentuan-ketentuan tentang pencatatan.

Mempelai diancam dengan pidana denda setinggi-tingginya Rp.

7.500.- apabila ia : tidak melakukan pembiritahuan untuk kawin, atau

perkawinan, tidak dilaksanakan di hadapan Pegawai Pencatat.

Pegawai Pencatat diancam dengan pidana kurungan selama-

lamanya 3 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7.500,- apabila ia :

1. Tidak melakukan penelitian, atau

2. Tidak memberitahukan adanya halangan perkawinan, atau

3. Tidak menyelenggarakan pengumuman, atau

4. Tidak menandatangani pengumunan, atau

5. Melaksanakan perkawinan sebelum hari kesepuluh dari

pengumuman, atau

6. Tidak menyiapkan dan mendatangani akta perkawinan, atau

7. Tidak menyimpan helai pertama, tidak memberikan helai

keduakepada Panitera Pengadilan dan kutipan akta perkawinan

kepada suami dan isteri.

8. Tentunya yang melakukan peradilan perkara pelanggaran tersebut

dan menjatuhkan pidananya adalah pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum bukan Pengadilan dalam lingkungan Peradilan

Agama walaupun yang melakukan pelanggaran itu beragama

islam.15

15

K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 1976 Cet. Keempat ) h., 21

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

26

C. Ketentuan Hukum Yang Mewajibkan Pencatatan Perkawinan

Ketentuan hukum yang mewajibkan adanya pencatatan perkawinan

terdapat pada16

:

1. UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yaitu terdapat pada pasal 2

ayat (2): “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku.”

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1975 tentang perturan

pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

mengatur tentang tata cara dan tata laksana melaksanakan perkawinan

dan pencatatan perkawinan. Beberapa pasal yang dianggap penting

untuk dikemukakan, yaitu pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1975 ayat (1) yang menentukan Pencatatan Perkawinan bagi

orang Islam dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 1954

3. Undang-Undang No. 22 Tahun 1946 Tentang Pencatatan Nikah,

Nikah, Talak dan Rujuk Pasal 1 Ayat 1 yaitu “Nikah yang dilakukan

menurut agama Islam, selanjutnya disebut nikah diawasi oleh pegawai

Pencatatn Nikah yang diangkat oleh Menteri Agama atau pegawai

yang ditunjuk olehnya. Talak dan rujuk yang dilakukan menurut

agama Islam selanjutnya disebut talak dan rujuk, diberitahukan kepada

Pegawai Pencatat Nikah.”

Pasal ini memberitahukan legalisasi bahwa supaya nikah, talak dan

rujuk menurut agama Islam supaya dicatat agar mendapat kepastian

hukum. Dalam Negara yang teratur segala hak-hak yang bersangkut

pada dengan kependudukan harus dicatat, sebagai kelahiran,

pernikahan, kematian, dan sebagainya lagi pada perkawinan perlu di

catat ini untuk menjaga jangan samapi ada kekacauan.17

16

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Kencana,

2012 Cet. Kedua ) h., 54 17

https://estyindra. Weebly.com, dikutip pada tanggal 26 Mei 2018 jam 13:05

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

27

Meskipun perkawinan yang tidak dicatat adalah sah, baik menurut

pandangan agama maupun adat istiadat, namun dimata hukum tidak

memiliki kekuatan hukum, karena:

1. Data Departemen agama mengungkapkan bahwa ternyata sekitar 48%

pernikahan yang tidak tercatat. Hal ini sangat besar dampaknya bagi

istri dan anaknya. Posisi mereka sangat lemah didepan hukum. Bagi

istri, tidak dianggap sebagai istri, karena tidak memiliki akta nikah, ia

juga tidak berhak atas nafkah dan waris jika terjadi perceraian atau

suaminya meninggal. Tragisnya, anak yang dilahirkannya juga

dianggap anak tidak sah.

2. QS. al-Baqarah (2):282 memerintahkan kita untuk mencatatkan

utang-piutang. Bagaimana dengan perkawinan yang jauh lebih

penting dari utang-piutang.

3. Pada masa Nabi, masyarakatnya masih banyak yang ummy (tidak

melek huruf), sehingga kesaksian dan sumpah masih diterima sebagai

alat bukti hukumdi pengadilan. Sekarang posisinya berbeda, alat bukti

tertulis lebih kuat dari sekadar kesaksian dan sumpah. Oleh karena

itu, pencatatan nikah menjadi sangat penting.18

Dalam perkawinan, pencatatan mutlak diperlukan. Adapun fungsi

dan kegunaan pencatatan adalah untuk memberikan jaminan hukum

terhadap perkawinan yang dilakukan, bahwa perkawinan itu dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh, berdasarkan i’tikad baik, serta suami sebagai

pihak yang melakukan transaksi benar-benar akan menjalankan segala

konsekuensi atau akibat hukum dari perkawinan yang dilaksanakannya

itu.

Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan dengan akta

nikah, yang masing-masing suami istri mendapatkan salinanya, apabila

terjadi perselisihan atau percekcokan diantara mereka, atau salah satu

18

Muhammad Zain dan Mukhtar Alshodiq, Membangun Keluarga Humanis, (

Jakarta: Penerbit Grahacipta, 2005 Cet. Pertama ) h., 38

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

28

pihak tidak bertanggung jawab, maka yang lainnya dapat melakukan

upaya hukum guna mempertahankan atau memperoleh hak masing-

masing. Karena dengan akta tersebut, baik suami maupun isteri memiliki

bukti otentik atas perubahan hukum yang telah mereka lakukan.19

Peraturan yang mengatur pencatatan ini, walupun belum sempurna

namun sudah dianggap memadai [Ahmad rofiq:1995]. Disamping UU

perkawinan ada lagi beberapa peraturan per-UU-an yang mengatur tata

laksana pencatatan perkawinan, diantaranya UU No, 22 Tahun 1946

tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, UU No. 22 Tahun 1952

tentang peraturan untuk menghadapi kemungkinan hilangnya surat

keputusan dan surat-surat pemeriksaan pengadilan, UU No. 32 Tahun

1954 tentang penetapan berlakunya UU No. 22 Tahun 1946 tentang

Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk diseluruh daerah di luar Jawa dan

Madura. Serta Kompilasi Hukum Islam, khususnya buku I yang berisi

perkawinan.

pelaksanaan pencatatan nikah adalah pelaksana pencatat nikah

seperti yang diatur dalam per-UU-an itu adalah tugas pencatat nikah.

Untuk yang beragama islam dilaksanakan di KUA sedngkan untuk yang

beraga bukan Islam dilaksakan oleh KCS. Hal tersebut diatur dalam PP

No. 9 Tahun 1975 pasal 2 ayat 1 dan 2:

1. Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan

perkawinannya menurut agama Islam, dilakukan oleh pegawai

pencatat sebagaimana dimaksud dalam UU No. 32 Tahun 1954

tentang pencatatan nikah dan rujuk

2. Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan

perkawinannya menurut agama dan kepercayaannya itu selain agama

islam, dilakukan oleh PPN pada KCS sebagaimana dimaksud dalam

berbagai per-UU-an mengenaipencatatan perkawinan.

19

Yayan Sopyan, Islam-Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional, ( Tangrang Selatan: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Cet. Pertama ) h., 131

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

29

Suatu perkawinan harus memenuhi syarat yang dimuat dalam pasal 2 ayat

(1) UU Perkawinan yang menyatakan bahwa perkawinan adalah sah

apabila menurut aturan agama yang dipeluk dan ayat (2) yang meyertakan

bahwa perkawinan harus dicatat oleh PPN.20

D. Tujuan dan Manfaat serta Pentingnya Pencatatan Perkawinan

Tujuan Pencatatan Perkawinan untuk memberikan kepastian

hukum dan perlindungan bagi para pihak yang melangsungkan

perkawinan, sehingga negara sebagai organisasi yang menaungi seluruh

warganya akan memeberikan kekuatan bukti autentik tentang telah

terjadinya perkawinan, sihingga para pihak dapat memepertahankan

perkawinan tersebut kepada siapapun di hadapan hukum.21

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pencatatan perkawinan yaitu:

1. Sebagai alat bukti hukum yang sah terhadap peristiwa perkawinan

yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak.

2. Adanya kepastian hukum tersebut pada gilirannya akan membantu

proses terciptanya kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah

dan rahmah. Dengan demikian, maka pencatatan perkawinan akan

menimbulkan kemaslahatan bagi kedua belah pihak bagi suami

maupun istri.

Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan oleh akta nikah

apabila terjadi perselisihan diantara suami isteri maka salah satu

diantaranya dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan atau

memperoleh hak masing-masing. Karena dengan akta tersebut, suami

isteri memiliki bukti autentik atas perbuatan hukum yang telah mereka

lakukan.22

Pada dasarnya fungsi Pencatatan Pernikahan pada lembaga

20

Yayan Sopyan, Islam-Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional, ( Tangrang Selatan: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Cet. Pertama ) h., 135 21

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Kencana,

2012 Cet. Kedua ) h., 57 22

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2003) h., 107.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

30

pencatatan sipil adalah agar sesorang memiliki alat bukti untuk

membuktikan bahwa dirinya benar-benar telah melakukan pernikahan

dengan orang lain. Sebab, salah satu bukti yang dianggap sah sebagai

bukti syar’i adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh negara. Ketika

pernikahan dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil, tentunya seseorang

telah memiliki sebuah dokumen resmi yang bisa ia jadikan sebagai alat

bukti di hadapan majlis Peradilan, ketika ada sengketa yang berkaitan

dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir akibat pernikahan,

seperti waris, hak asuh anak, perceraian, nafkah, dan lain sebagainya.

Selain itu disebutkan dalam UU No. 2 tahun 1946 bahwa tujuan

dicatatatkanya perkawinan adalah agar mendapat kepasian hukum dan

ketertiban. Dalam penjelasan pasal 1 ayat (1) UU tersebut dijelaskan

bahwa: “maksud pasal ini ialah agar nikah. Talak dan rujuk menurut

agama islam dicatat agar mendapat kepastian hukum. Dalam negara yang

teratur segala hal-hal yang bersangkut paut dengan penduduk harus

dicatat, sebagai kelahiran, pernikahan, kematian dan sebagainya. Lagi

pula perkawinan bergandengan rapat dalam hal waris sehingga

perkawinan perlu dicatat menjaga jangan sampai ada kekacauan.23

Selanjutnya tersebut pula dalam Kompiladi Hukum Islam disebutkan

bahwa tujuan pencatatan yang dilakukan dihadapan dan dibawah

pengawasan Pegawai Pencatat Nikah adalah untuk terjaminnya ketertiban

perkawinan. Dan ditegaskan perkawinan yang dilakukan diluar Pegawai

Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum, dan perkawinan hanya

dapat dibuktikan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah.24

Pencatatan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban

perkawinan dalam masyarakat, baik perkawinan yang dilaksanakan

berdasarkan hukum islam maupun perkawinan yang dilaksanakan oleh

23

Nasution dan Khoirudin, Hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan

Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: Penerbit Academia

Tazzafa, 2009), h.,336. 24

Nasution dan Khoirudin, Hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan

Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: Penerbit Academia

Tazzafa, 2009), h.,338.

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

31

masyarakat yang tidak berdasarkan hukum Islam. Pencatatan perkawinan

merupakan upaya untuk menjaga kesucian (mitsaqan galidzan) aspek

hukum yang timbul dari ikatan perkawinan. Realisasi pencatatan itu,

melahirkan Akta Nikah yang masing-masing dimiliki oleh istri dan suami

salinannya. Akta tersebut, dapat digunakan oleh masing-masing pihak bila

ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan perkawinan itu untuk

mendapatkan haknya.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 merupakan era baru bagi

kepentingan umat islam khususnya dan masyarakat indonesia pada

umumnya. Undang-undang dimaksud merupakan kodifikasi dan unifikasi

hukum perkawinan yang bersifat nasional yang menematkan hukum islam

mepunyai eksistensi tersendiri, tanpa diresep hukum adat. Amat wajar bila

ada pendapat yang mengungkapkan bahwa undang-undang perkawinan

merupakan ajal teori receptie (istilah Hazairin) yang dipelopori oleh

Cristian Snounk Hourgronje. Pencatatan perkawinan seperti diatur dalam

pasal 2 ayat (2) meskipun telah disosialisasikan selam 26 tahun lebih,

sampai saat ini masih dirasakan adanya kendala-kendala. Upaya ini perlu

dilakukan oleh umat Islam secara berkesinambungan di Negara Republik

Indonesia.25

Lembaga pencatatan perkawinan bukan saja merupakan syarat

administrasi yang subtansinya bertujuan untuk mewujudkan ketertiban

umum, namun ia juga mempunyai cakupan manfaat yang besar bagi

kepentingan dan kelangsungan suatu perkawinan. Menurut Ahmad Rofiq

(1995), setidaknya ada dua manfaat pencatatan perkawinan yaitu manfaat

preventif dan represif.

Pencatatan memiliki manfaat represif yaitu untuk menanggulangi

agar tidak terjadi kekurangan atau penyimpangan rukun dan syarat

perkawinan, baik menurut hukum dan kepercayaannya itu, maupun

menurut UU. Dalam betuk kongkritnya, penyimpagan tadi dapat dideteksi

25

Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam d Indonesia ( Jakarta: Penerbit Sinar

Grafika, 2006 Cet. Pertama) h., 26

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

32

melalui prosedur yang diatur dalam pasal 3 PP No. 9 Tahun 1975 ayat 1

setiap orang yang melangsungkan perkawinan memberitahukan

kehendaknya itu kepada Pegawai Pencatat ditempat perkawinan itu

dilangsungkan ayat 2 pemberitahuan tersebut dalam ayat 1 dilakukan

sekurang-kuranya 10 hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan ayat 3

pengecualian terhadap waktu tersebut dalam ayat 2 disebabkan sesuatu

alasan yang penting diberikan oleh camat atas nama bupati kepala daerah.

Adapun pencatatan nikah yang bersifat represif adalah sebagai bukti

hukum, dimana suatu perkawinan dianggap ada dan diakui sebagai suatu

perkawinan ketika ada tanda bukti perkawinan atau akta nikah. Dan akta

nikah merupakan akta otentik. Mafhum mukhalafahnya adalah jika

perkawinan itu tidak dicatat dan tidak memiliki akta nikah, maka di depan

hukum, perkawinan tersebut dianggap tidak ada [ Kharuddin

Nasution:2002 ]. Ini karena mengandung usaha menyembunyikan status

perkawinan.26

Dengan demikian pencatatan perkawinan mengandung manfaat

atau kemaslahatan, dan juga kebaikan yang besar dalam kehidupan

masyarakat. Sebaliknya apabila perkawinan tidak diatur secara jelas

melalui peraturan perundangan dan tidak dicatatatkan akan digunakan oleh

pihak-pihak yang melakukan perkawinan hanya untuk kepentingan pribadi

dan merugikan pihak lain terutama istri dan anak-anak

Pencatatan akad nikah secara resmi memiliki beberapa manfaat

yang banyak sekali diantaranya:

1. Mendapat perlindungan hukum

Seandainya terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), jika sang

istri mengadu kepada pihak yang berwajib, pengaduannya sebagai istri

yang mendapat tindakan kekerasan tidak akan dibenarkan. Alasannya,

karena sang isteri tidak mampu menunjukan bukti-bukti otentik akan

pernikahan yang resmi. Karena dalam hukum perundangan di

26

Yayan Sopyan, Islam-Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional, ( Jakarta: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 Cet. Pertama

) h., 134

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

33

indonesia bukti suatu perkawinan yaitu akta nikah sebagai bukti

legalitas sebuah perkawinan. Selain itu untuk menjaga hak dari kesia-

siaan, baik hak suami istri atau hak anak burupa nasab, nafkah,

warisan, dan sebagainya. Catatan resmi ini merupakan bukti otentik

yang tidak bisa digangu gugat untuk mendapatkan hak tersebut.

2. Memudahkan urusan perbuatan hukum lain yang terkait dengan

pernikahan

Akta nikah akan membantu suami istri untuk melalkukan kebutuhan

lain yang berkaitan dengan hukum. Misalnya hendak menunaikan

ibadah haji, menikahkan anak perempuannya yang sulung, pengurusan

asuransi kesehatan, dan lain sebagainya. Yang dalam peroses tersebut

membutuhkan bukti otentik dari adanya sebuah keluarga yaitu dengan

bukti akta nikah.

3. Legalitas formal pernikhan di hadapan hukum

Pernikhan yang dianggap legal secara hukum adalah pernikahan yang

dicatat oleh Petugas Pencatat Nikah (PPN) atau yang ditunjuk olehnya.

Karenanya, walupun secara agama sebuah pernikahan yang tanpa

dicatatkan oleh PPN adalah sah, akan tetapi pada dasarnya illegal

menurut hukum. Karena ketika ditengan kehidupan berumah tangga

terjadi sebuah tindakan hukum dan harus berurusan dengan

pengadilan, maka harus ada bukti legalitas sebuah pernikahan yaitu

akta nikah.

4. Terjamin keamanannya

Sebuah pernikahan yang dicatatkan secara resmi akan terjamin

keamanannya dari kemungkinan terjadinya pemalsuan dan kecurangan

lainnya. Misalnya, seorang suami atau istri hendak memalsukan nama

mereka yang terdapat dalam akta nikah untuk keperluan yang

menyimpang. Maka, keaslian Akta Nikah itu dapat dibandingkan

dengan salinan Akta Nikah tersebut yang terdapat di KUA tempat yang

bersangkutan menikah dahulu.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

34

Pentingnya pencatatan perkawinan, ada beberapa hal mengenai

pentingnya suatu akad nikah dicatatkan yaitu:

1. Sebagaimana tersebut dalam tujuan pencatatan nikah, dengan adanya

akta nikah maka seseorang memiliki bukti yang sah menurut negara

sehingga jika terjadi suatu masalah, Negara dengan kekuasaanya dapat

mengadili.

2. Dalam syariat Islam ketetapan seorang anak sah hanya bisa dapat

dilakukan dengan ikrar atau pembuktian dengan adanya dua orang

saksi. Namun ketika hal itu tidak dapat menjanjikan lagi maka

pencatatan nikah menjadi hal yang representatif untuk mencapai tujuan

maslahah.27

3. Begitu pentingnya alat bukti dalam suatu perkawinan sehingga

Rasulullah pernah menyatakan bahwa nikah tanpa saksi identik dengan

perbuatan zina. Bahkan Nabi SAW mensunahkan untuk mengadakan

walimah.

4. Catatan dan tulisan akan bertahan lama jangka waktunya, sehingga

sekalipun yang bertanda tangan telah meninggal dunia namun catatan

masih bisa digunakan setiap waktu. Oleh karena itu, para ulama

menjadikan tulisan merupakan salah satu cara penentuan hukum.

5. Menutup pintu pengakuan-pengakuan dusta dalam pengadilan, di mana

bisa saja sebagian orang yang hatinya rusak mengaku telah menikahi

seorang wanita secara dusta untuk menjatuhkan lawannya dan

mencemarkan kehormatannya hanya karna mudahnya suatu

perkawinan dengan saksi palsu.

E. Akibat Hukum Tidak Dicatatnya Perkawinan

Akibat hukum yang timbul dari perkawinan yang tidak dicatatkan

tidak hanya merugikan pihak isteri namun juga anak-anak yang lahir dari

perkawinan tersebut, dampak negatif yang disebabkan perkawinan yang

27

Skripsi: Abdul Basyir, tinjauan Hukum Islam Terhadap Status Nikah Sirri di

Indonesia, h.,77

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

35

tidak dicatatkan terhadap hak-hak keperdataan isteri dari perkawinan yang

tidak dicatatkan dapat dipahami dari peristiwa-peristiwa hukum sebagai

berikut28

:

1. Tidak diakuinya hak-hak keperdataan isteri.

2. Tidak berhak atas warisan jika suami meninggal dunia.

3. Perkawinan dianggap tidak sah

Meski perkawianan dilakukan secara agama dan kepercayaan, namun

dimata negara perkawinan dianggap tidak sah jika belum dicatat oleh

Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.

4. Anak hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga

ibu

Anak-anak yang dilahirkan diluar perkawinan atau perkawinan yang

tidak tercatat, selain dianggap anak yang tidak sah, juga hanya

mempunyai hubungan perdata dengan ibu atau keluarga ibu (pasal 42

dan 43 Undang-Undang Perkawinan). Sedang hubungan perdata

dengan ayahnya tidak ada.

5. Anak dan ibunya tidak berhak atas nafkah dan warisan

Akibat lebih jauh dari perkawinan yang tidak tercatat adalah, baik

isteri maupun anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut

tidak berhak menurut nafkah ataupun warisan dari ayahnya.

6. Terhadap suami

Hampir tidak ada dampak mengkhawatirkan atau merugikan bagi diri

laki-laki atau suami yang menikah bawah tangan dengan seorang

perempuan. Yang terjadi justru menguntungkannya karena suami

bebas untuk menikah lagi, karena perkawinan sebelumnya yang di

bawah tangan dianggap tidak sah dimata hukum.

7. Terhadap kedudukan harta kekayaan

Menurut humuk islam akan diperhitugkan sesuai ketentuan syariat

Islam. Akan tetapi bila salah satu pihak dengan itikad tidak baik bisa

28

Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan & Perkawinanan Yang Tidak

Dicatatakan Menurut Hukum Tertulis Di Indonesia Dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2010), h.,258

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

36

melakukan pengingkaran sendiri harta bersama tersebut. Pihak yang

menjadi korban tidak mempunyai kekutan hukum untuk memperoleh

hanya bila dihadapan hukum negara. Satu-satunya jalan yang ditempuh

hanyalah melalui mediasi, musyawarah mufakat diluar pengadilan.29

8. Tidak diakui oleh negara

9. Tidak mempunya kekuatan hukum dalam hal status pernikahan

10. Tidak dapat membuat akta kelahiran

Masrum M. Noor mencatat bahwa implikasi hukum dan dampak sosial

dari pernikahan tidak dicatatkan pada instansi pemerintah yang berwenang

(PPN), antara lain:30

1. Dipandang oleh masyarakat sekitarnya sebagai kumpul kebo atau isteri

simpanan;

2. Secara hukum perkawinan tersebut dianggap tidak sah, sehingga anak-

anaknya dianggap anak tidak sah;

3. Isteri tidak berhak mendapatkan nafkah;

4. Isteri dan anak-anak yang dilahirkan tidak mendapat waris dari

suaminya dan begitu pula sebaliknya;

5. Antara suami isteri tidak berhak atas harta gono-gini;

6. Anak-anak hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan

keluarga ibunya;

7. Secara psikologis hubungan anak-anak dengan bapaknya lemah dan

tidak kuat;

8. Status anak-anak dapat disangkal sebagai anak bapaknya dan begitu

pula sebaliknya;

9. Anak-anak tidak berhak mendapat biaya hidup dan biaya pendidikan

dari ayahnya;

29

Abdullah Wasian, Akibat Hukum Perkawinan Siri (tidak dicatatkan) terhadap

kedudukan isteri, anak dan harta kekayaan di tinjau hukum Islam dan undang-undang

perkawinan, Thesis (Semarang: Universitas diponogoro, 2010) h., 200. 30

Masrum M Noor, Pencatatan Nikah Sebagai Kewajiban Syar’iyah, dalam

http://www.badilag.net,

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

37

10. Anak-anak yang perempuan tidak memiliki wali nasab dalam

pernikahannya, wali yang nikah yang berhak dalam wali hakim (kepala

KUA setempat);

11. Ayah tidak mempunyai hubungan hukum dengan anak-anak

perempuannya, sehingga bukan muhrim dan dapat dimungkinkan

menikah dengan anak biologisnya sendiri apabila isterinya telah

meninggal atau berpisah;

12. Suami terbebas dari tanggung jawab sebagai suami;

13. Isteri tidak mendapatkan perlindungan hukum dalam persoalan rumah

tangganya;

14. Isteri dan anak-anaknya menemui kesulitan untuk memperoleh

dokumen keimigrasian;

Memang terasa kaku akibat hukum dari tidak dicatatkannya suatu

perkawinan, dengan mengutip asas hukum umum: lex dura sed tamen

scripta yang berarti bahwa Undang-Undang itu kejam, tetapi memang

demikianlah bunyinya. Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa apapun

yang terjadi, peraturan harus ditaati dan diterapkan.31

Artinya, pencatatan

perkawinan itu merupakan keniscayaan yang tidak memberi peluang

sedikit pun terhadap kawin dibawah tangan.

Menurut Hakim Agung Habiburrahman, bahwa nikah dibawah

tangantanpa akta nikah bagaikan pemilik kendaraan yang tidak memiliki

BPKB atau STNK yang bebas menggunakan kendaraannya sepanjang

tidak melanggar rambu lalulintas atau tertimpa kecelakaan. Ketika

melanggar rambu lalulintas atau mengalami kecelakaan, muncullah

masalah yang merepotkan pemiliknya.32

31

Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum (Yogyakarta:

Citra Aditya Bakti, 1993), h.,3. 32

Habiburrahman, Anak Luar Nikah dalam Putusan Mahkamah Konstitusi,

dalam Varia Peradilan Nomor 317 April 2012, Jakarta: IKAHI, h.,29.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

38

BAB III

PERKAWINAN DENGAN BUKU NIKAH PALSU DI DESA CISALAK

KOTA DEPOK

A. Para Pasangan Yang Terjebak Dalam Pembuatan Buku Nikah Palsu

di Desa Cisalak Kota Depok

Terdapat lima pasangan yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu

di Desa Cisalak Kota Depok diantaranya yaitu:1

1. Dina Marlina dengan Agus Sudarsono

Dina Marlina, umur 39 tahun, Warganegara Indonesia, agama Islam,

pendidikan SLTA, pekerjaan ibu rumah tangga, usia pernikahan

dengan agus sudarsono 18 tahun bertempat tinggal di Jalan Gang

Masjid Al-Islah Rt. 001 Rw. 006 No. 39 Kelurahan Cisalak Depok dan

Agus Sudarsono sebagai suami Dina Marlina, Umur 45 tahun

Warganegara Indonesia, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan

buruh harian bertempat tinggal di Jalan Gang Masjid Al-Islah Rt. 001

Rw. 006 No. 39 Kelurahan Cisalak Kota Depok

2. Ayi Abusalam dengan Cholilah

Ayi Abusalam, umur 46 tahun Warganegara Indonesia agama Islam,

pendidikan SLTP, pekerjaan pedagang, usia pernikahan dengan

Cholisoh 24 tahun bertempat tinggal di gang masjid al-islah cisalak Rt.

002 Rw. 004 Kecamatan Sukmajaya kabupaten Kota Depok Jawa barat

dan Cholisoh, umur 43 tahun warganegara Indonesia agama Islam,

pendidikan SLTP, pekerjaan ibu rumah tangga bertempat tinggal di

gang masjid al-islah cisalak Rt. 002 Rw. 004 Kecamatan Sukmajaya

kabupaten Kota Depok Jawa barat.

3. Andriansyah Kelana Putra dengan Sujiana

Andriyana Kelana Putra, umur 42 tahun Warganegara Indonesia

agama Islam, pendidikan Diploma IV/Strata 1, pekerjaan Karyawan

1 Data para responden yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu,

dirumah kediaman para responden, hari Sabtu, 24 Maret 2018, jam 8:10-16:30 WIB.

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

39

Swasta, usia pernikahan dengan Sujiana 17 tahun, bertempat tinggal di

Jalan Kp. Cisalak Rt.005 Rw.003 Kecamatan Sukmajaya Kabupaten

Kota Depok Jawa Barat dan Sujiana sebagai Istri dari Andriansyah

Kelana Putra umur 24 tahun Warganegara Indonesia, agama Islam,

pendidikan SLTA, pekerjaan ibu rumah tangga bertempat tinggal di

Jalan Kp. Cisalak Rt.005 Rw.003 Kecamatan Sukmajaya Kabupaten

Kota Depok Jawa Barat.

4. Riski Andang Hambali dengan Marini

Riski Andang Hambali, umur 30 tahun, Warganegara Indonesia,

agama Islam pendidikan SLTA, pekerjaan Karyawan Swasta, usia

pernikahan dengan Marini 22 tahun bertepat tinggal di Jalan Atena

Raya Rt.003 Rw.001 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota

Depok Jawa Barat dan Marini umur 38 tahun warganegara Indonesia

agama Islam pendidikan SLTA, pekerjaan Karyawan Swasta

bertempat tinggal di Jalan Atena Raya Rt.003 Rw.001 Kelurahan

Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat.

5. Muchlis dengan Puji Lestari

Muchlis, umur 52 Tahun Warganegara Indonesia, agama Islam

pendidkan SLTP, pekerjaan wiraswasta, usia pernikahan dengan Puji

Lestari 27 tahun bertempat tinggal di Kp. Cisalak Rt. 004 Rw. 009

Kecamatan Cimanggis Kota Depok Jawa Barat dan Puji Lestari umur

48 tahun, Warganegara Indonesia, agama Islam, pendidikan SLTP,

pekerjaan ibu rumah tangga bertempat tinggal di di Kp. Cisalak Rt.

004 Rw. 009 Kecamatan Cimanggis Kota Depok Jawa Barat.

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

40

B. Proses Masyarakat Memperoleh Buku Nikah Palsu di Desa Cisalak

Kota Depok

Dengan hasil penelitian, adanya pembuatan buku nikah palsu di

desa cisalak yang diketahui bahwa masyarakat yang memiliki buku nikah

palsu tersebut tidak mengetahui bahwa buku nikah tersebut dinyatakan

tidak terdaftar di KUA. Di mana pencatatan perkawinan adalah suatu

tindakan oleh pejabat negara terhadap setiap peristiwa perkawinan. Dalam

hal ini pegawai pencatat nikah yang melangsungkan pencatatan, ketika

akan melangsungkan suatu akad perkawinan antara calon mempelai suami

dan istri.2 Perkawinan yang secara normatif harus dicatatkan itu adalah

sudah merupakan “kesepakatan nasional” yang bertujuan untuk tujuan

hukum untuk masyarakat guna terwujudnya ketertiban, kepastian dan

perlindungan hukum.

Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi pelaksana

ditempat terjadinya peristiwa perkawinan paling lambat 60 hari sejak

tanggal perkawinan. Pencatatan perkawinan pada prinsipnya merupakan

hak dasar dalam keluarga. Selain itu merupakan upaya perlindungan

terhadap isteri maupun anak dalam memperoleh hak-hak keluarga seperti

hak waris dan lain-lain.3 Seperti yang dijelaskan dalam teori bab dua

dimana pencatatan dalam UU Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

yaitu terdapat pada pasal 2 ayar 2 yang berbunyi “tiap-tiap perkawinan

dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku” perkawinan yaitu

untuk melaksanakan pencatatan, pasal 2 peraturan pelaksanaan

menyatakan bahwa bagi yang beragama Islam dilakukan oleh Pegawai

Pencatat sebagai dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 1954

tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, sedangkan bagi mereka yang

tidak beragama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan pada

2 Muhammad Zaein dan Mukhtar Alshadiq, Membangun Keluarga Harmonis,

(Jakarta: Graha Cipta, 2005), Cet. Ke-1, h. 36. 3 https://googleweblight. com Category: Hukum Keluarga, dikutip pada tanggal

25 Juni 2018 jam 14:43

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

41

Kantor Catatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam berbagai perundang-

undangan mengenai pencatatan.4

Akan tetapi dalam proses mempunyai buku nikah palsu di

masyarakat kelurahan cisalak peneliti belum bisa bertemu dengan pelaku

pencatatan akta nikah palsu dikarenakan pelaku tidak diketahui

keberadaannya dan saat ini menjadi buronan dan peneliti hanya bisa

bertemu dengan para pihak yang terjebak pencatatan akta nikah palsu

tersebut secara langsung, bertatap muka dan seolah-olah melakukan

transaksi dengan para pihak yang terjebak dalam pencatatan akta nikah

palsu. Setelah terjadi transaksi berdasarkan beberapa keterangan para

pihak yang terjebak pencatat akta nikah palsu, peneliti dapat mengetahui

tentang beberapa hal yang berhubungan dengan proses mendapatkan

kutipan akta nikah palsu.5

Praktek pencatatan kutipan akta nikah palsu dilakukan oleh satu

orang sebagai sindikat pelaku, pelaku tersebut adalah oknum yang

mengatasnamakan KUA. Proses pencatatan akta nikah palsu mengunakan

akad nikah. Pemesan kutipan akta nikah palsu dengan menggunakan akad

nikah dipersilahkan mengajak saksi keluarga yang bersangkutan untuk

menyaksikan prosesi akad nikah.

Kehidupan modern yang sangat kompleks seperti saat ini menurut

untuk adanya ketertiban dalam berbagai hal, antara lain dalam masalah

pencatatan perkawinan. Apabila hal ini tidak mendapat perhatian,

kemungkinan besar akan timbul kekacaun dalam kehidupan masyarakat

mengingat jumlah manusia sudah sangat banyak dan permasahan hidup

pun semakin kompleks. Mengetahui hubungan perkawinan seseorang

dengan pasangannya mungkin akan sulit bila perkawinan itu tidak tercatat.

Terutama bila terjadi sengketa mengenai sah tidaknya anak yang

dilahirkan, hak dan kewajiban keduanya sebagai suami istri. Bahkan

4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

5 Wawancara dengan Dina Marlina, salah satu responden yang terjebak dalam

kutipan akta nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt 001/006, hari Sabtu, 24 Maret 2018,

jam 11:15 WIB.

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

42

dengan tidak tercatatnya hubungan suami istri itu, sangat mungkin salah

satu pihak berpaling dari tanggung jawabnya dan menyangkal

hubungannya sebagai suami istri.6

Proses memperoleh akta nikah palsu selesai dalam jangka waktu

tiga hari. Pemesan dapat dilakukan melalui telpon atau datang kerumah

seorang calo atau langsung datang kerumah oknum pencatat kutipan akta

nikah palsu untuk mengadakan transaksi pemesan kutipan akta nikah

sesuai dengan nominal harga yang ditawarkan oleh pelaku pencatat

kutipan akta nikah palsu kepada pemesan dengan melalui beberapa

persyaratan yang telah ditentukan. Jika telah mencapai kesepakatan antara

pelaku pencatat akta nikah palsu, lalu keduanya menentukan waktu dan

tempat serah terima kutipan akta nikah dilaksanakan.

Persayaratan memperoleh akta nikah palsu hampir sama dengan

prosedur memperoleh akta nikah asli. Pemesan harus menyetorkan foto

copy kartu tanda penduduk calon suami istri, menyerahkan foto ukuran

3x4 berwarna atau hitam putih masing-masing sebanyak dua lembar,

membayar uang transaksi sebanyak Rp.500.000 untuk tanpa akad nikah

atau Rp.600.000 jika disertai akad nikah. Proses pembayaran ini tidak

dapat ditunda. Pengambilan kutipan akta nikah palsu harus tepat waktu

sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati.

Kutipan akta nikah palsu memiliki ciri-ciri tersendiri jika

dibandingkan dengan akta nikah asli. Nomor registrasi kutipan akta nikah

palsu tidak sesuai pada KUA. Nomor registrasi kutipan akta nikah palsu

terlalu banyak dari ukuran normalnya tidak sesuai dengan yang terdaftar di

KUA, nama yang bersangkutan suami istri tidak terdaftar pada KUA.

Nama kepala KUA dan PPN yang tertulis pada kutipan akta nikah palsu

tidak sesuai dengan nama kepala yang bertugas pada saat itu.

Ciri lain adalah Nomor porporasi dan kode kutipan akta nikah tidak

sesuai dengan yang dikeluarkan oleh KUA. Warna buku nikah palsu

6 Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Ed.1 Cet. 1, Jakarta:PT.

RajaGrafindo Persada, 1995), h.30

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

43

tersebut pudar tidak sama dengan warna yang di buat oleh Kementrian

Agama.7

Secara kasat mata, palsu atau tidaknya buku nikah tidak bisa

terdeteksi dengan alat apapun. Keduanya tampak persis, namun jika diteliti

dengan baik pada nomor register kependudukan, akan nampak jelas buku

nikah asli atau palsu. Diketahui atau tidaknya, dapat dilihat pada nomor

register kependudukan. Jika sesuai dengan data KUA, maka asli akan

tetapi jika tidak sesuai itu palsu.8

Serta maraknya peredaran buku nikah palsu membuat masayarakat

resah Secara fisik Buku nikah palsu hampir seratus persen menyerupai

buku nikah yang dilakukan kementrian agama pusat di jakarta, mulai dari

kode propinsi, hingga gambar pancasila juga muncul saat diberikan sinar

ultra violet. Namun setelah di cek dalam register data pencatatan dalam

buku nikah palsu ini tidak ada. Seperti halnya pada pasangan AS dengan

DM Nomor : 1367/154/IV/2000 yang pernikahannya dilaksanakan pada

hari jum’at tanggal 24 Maret tahun 2000 M (18 Dzulhijjah 1421 H) pada

pernikahan tersebut disaksikan oleh keluarga perempuan dan laki-lakinya

dan diwalikan oleh bp perempuan dan ada seorang laki-laki yang mengaku

bahwa laki-laki tersebut adalah seorang amil yang mengatakan bahwa jika

ingin menikah dan cerai menghadap amil tersebut serta pembuatan buku

nikah dibuat oleh amil tersebut yang bernama H. Daman, yang tidak lain

adalah kenalan dari calon mempelai laki-laki setelah dibuatkan buku nikah

amil tersebut meminta uang transaksi senilai tiga ratus ribu untuk

pembuatan buku nikah, karena ketidak adaan masyarkat dalam sosialisasi

terhadap Undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974, masyakat tidak

tahu bahwasannya buku nikah tersebut palsu dan mereka mengetahui

ketika ada keperluan untuk mendaftarkan anaknya sekolah kemudian

pasangan tersebut menghadap ke KUA tempat tinggal mereka menikah,

7 Wawancara dengan Lina, Staf KUA Matraman, hari Senin, 27 Agustus 2018

di KUA Matraman 10.04 WIB. 8 Wawancara dengan Rasno, Staf KUA Sukmajaya, hari Selasa, 28 Agustus

2018 di KUA Sukmajaya 13.10 WIB.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

44

setelah di cek bahwa buku nikah pasangan tersebut tidak terdaftar di KUA

, berdasarkan pada pemeriksaan buku register (Akta Nikah) maka

pernikahan atas nama tersebut tidak tercatat pada buku register (Akta

Nikah) KUA Kecamatan Matraman Kota Administrasi Jakarta Timur9

Perkawinan yang demikian, walaupun dilihat dari segi ibadah dan

keagamaan adalah sah akan tetapi jika dilihat dari segi pembukrian maka

nikah yang demikian tidak mempunyai kekuatan pembuktian yang

mengikat dan sempurna, karena ditertibkan akta nikahnya oleh Pegawai

Pencatat Nikah yang resmi. Hal ini tentu akan menimbulkan kesulitan

dikemudian hari apabila timbul suatu masalah dalam hubungan

perkawinan mereka, seperti dalam hal menentukan harta bersama, bagi

janda atau duda yang tinggal mati istrinya atau suaminya. Pencatatan

nikah mempunyai relevansinyadengan kesadaran hukum masyarakat.

Dengan adanya kesadaran hukum dari masyarakat, maka ketentuan

pencatatan nikah dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat, namun

demikian juga sebaliknya, tanpa adanya kesadaran hukum dari masyarakat

mustahil ketentuan mengenai pencatatan nikah dapat diterapkan di

masyarakat.10

Dan Pasangan yang kedua yaitu AA dengan CH Nomor:

473/64/VII/1994 yang pernikahannya dilaksanakan pada hari senin tanggal

4 juli 1994 M ( 25 Syura 1415 H ) sudah menikah secara agama dan

dikemudian hari mereka ingin mendapatkan buku nikah tetapi tidak tau

bagaimana prosesnya maka pasangan tersebut meminta tolong kepada

orang lain untuk dibuatkan buku nikah karena ketidak tahuan pasangan

tersebut mengenai proses pembuatan buku nikah yang akhirnya menerima

tawaran orang lain yang akan membuatkan buku nikah tersebut begitu saja

tanpa proses Pengadilan terlebih dahulu. Dan orang yang membuatkan

9 Wawancara dengan Agus Sudarsono dan Dina Marlina, pasangan yang terjebak

dalam pembuatan buku nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt.001/006, 24 Maret 2018,

jam 11.15 WIB. 10

Happy Susanto, Nikah Sirri Apa Untungnya?, (Jakarta: Visimedia, 2007) h.,

100.

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

45

buku nikah tersebut meminta uang untuk pembuatan buku nikah senilai

lima ratus ribu, dan pada kemudian hari pasangan tersebut mendengan

gosip dari tetangga bahwa telah terjadi pemalsuan buku nikah kemudian

pasangan tersebut mencurigai akan buku nikah mereka dimana mereka

langsung mendatangi KUA yang tercantum di buku nikah tersebut. Maka

berdasarkan pemerikasaan pada buku register (Akta Nikah) pernikahan

atas nama tersebut diatas tidak tercatat pada buku register (Akta Nikah)

KUA.11

Peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

mengatur tentang tata cara dan tata laksana melaksanakan perkawinan dan

pencatatan perkawinan. Beberapa pasal yang dianggap penting untuk

dikemukakan, yaitu pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

ayat (1) yang menentukan pencatatan perkawinan bagi orang Isalam

dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1954.12

Pasangan yang ketiga antara AP dengan SA Nomor:

469/74/XII/2001 yang pernikahannya dilaksanakan pada hari senin tanggal

11 Desember 2001 M pada pernikahan tersebut disaksikan keluarga

perempuan dan laki-lakinya dan diwalikan oleh bp perempuan dan amil,

calon mempelai pria mendapat kenalan yang sangat percis sekali dengan

orag KUA, maka pasangan tersebut menyuruh untuk mengurus pembuatan

buku nikah tersebut, dan orang yang membuatkan buku nikah tersebut

meminta uang untuk pembuatan buku nikah seharga enam ratus ribu

setelah menjelang beberapa tahun pasangan AP dengan SA baru

menegetahui bahwa buku nikah pasangan tersebut tidak terdaftar di KUA

mereka nikah alias palsu Maka berdasarkan pemerikasaan pada buku

11

Wawancara dengan Ayi Abusalam dan Cholilah, pasangan yang terjebak

dalam pembuatan buku nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt 002/004, hari minggu 25

Maret 2018 jam 10:10 WIB. 12

PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974.

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

46

register (Akta Nikah) pernikahan atas nama tersebut diatas tidak tercatat

pada buku register (Akta Nikah) KUA Matraman dan masih banyak

masyarakat cisalak kota depok yang terkena buku nikah palsu.13

Akibat

negatif yang ditimbulkan terkait kepastian hukum terhadap perkawinan

tidak dicatat, seharusnya masyarakat menyadari tentang pentingnya

pencatatan perkawinan. Untuk mencegah adanya korban terkait

perkawinan tidak dicatat, maka seharusnya perkawina itu harus dicatat di

hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) untuk mendapatkan jaminan

status hukum atas akibat hukum yang ditimbulkan seperti hak waris,

nafkah istri dan anak serta pengasuhan anak dan lain sebagainya.14

Pasangan keempat antara HI dengan MI Nomor: 897/55/X/1996

pada pernikahan tersebut mereka tidak langsung menghadap ke KUA

kediaman mereka menikah, dimana mereka meminta untuk dibuatkan

buku nikah kepada orang lain atau oknum yang mengatasnakan dari KUA

dan oknum tersebut meminta uang pendaftaran senilai lima ratus ribu

rupiah.15

Mengenai sahnya perkawinan ditentukan dalam Pasal 4 KHI,

bahwa “perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum Islam

sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan adalah perkawinan yang dilakukan menurut hukum

agama. Perkawinan yang dilakukan menurut hukum agama adalah

suatu”peristiwa hukum”. Yang tidak dapat dianulir oleh pasal 2 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang

menentukan tentang “Pencatatan Perkawinan”. Dengan demikian, dapat

ditemukan bahwa rumusan pasal 4 KHI mempertegas bahwa perkawinan

13

Wawancara dengan Andriansyah Kelana Putra dan Sujiana, pasangan yang

terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt 005/003, hari

Minggu, 25 Maret 2018, jam 13:30 WIB. 14

K.H. Ma’ruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI menggunakan kata istilah

kawina bawah tangan untuk istilah kawin siri, suatu perkawinan antara pasangan muslim

yang tidak tercatat pada Pegawai Pencatatan Nikah di KUA tetapi tatap sah sepanjang

memenuhi syarat dan rukun perkawinan berdasarkan rukun Islam. Lihat penjelasan pada

www.Hukumonline.com/berita/baca/ho115651/pencatatan-nikah-akan-memperjelas-

status-hukum, diakses pada 28 Mei 2018. 15

Wawancara dengan Riski Andang Hambali dan Marini, pasangan yang

terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt 003/001, hari

Minggu, 25 Maret 2018, jam 16.00 WIB.

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

47

yang sah adalah perkawinan menurut hukum Islam, sesuai dengan Pasal 2

ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.16

Pasangan yang kelima antara MS dengan PL Nomor: 578/64/VI/2016

pada pernikahan poligami tersebut MS orang yang sibuk sehingga

menyuruh meminta didaftarkan buku nikah kepada seseorang yang mereka

kenal dimana orang yang mendaftarkan buku nikah tersebut meminta uang

untuk biaya proses pembuatan buku nikah.17

Akibat hukum perkawinan tidak dicatat walau secara hukum telah

memenuhi syarat syar’i maksudnya syarat dimana keabsahan suatu ibadah

atau akad tergantung kepadanya, misalnya adanya kedua mempelai yang

telah memenuhi syarat nikah ada wali ada dua orang saksi dan adanya ijab

dan qabul, akan tetapi perkawinan yang dilakukan dilakukan diluar

pengetahuan dan pengawasan Pegawai Pencatat Nikah tidak memiliki

kekuatan hukum yang tetap sehingga dimata hukum negara dianggap tidak

sah hal ini sangat berdampak pada isteri dan perempuan pada umumnya

baik secara hukum maupun sosial bahkan akibat hukum dari anak yang

dilahirkan dari perkawinan yang tidak dicatat termasuk juga tidak diakui

dalam pembagian hartagono gini dan waris ketika salah satu pihak

meninggal dunia. Hal ini karena dimata hukum perkawinan dianggap tidak

pernah terjadi, dan status sosial yang melekat pada isteri yang dinikahi

tanpa dicatat sering disimbolkan sebagai isteri simpanan.

16

Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat

Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2012),

h., 219. 17

Wawancara dengan Muchlis dan Puji Lestari, pasangan yang terjebak dalam

pembuatan buku nikah palsu, dirumah kediamannya, Rt 004/009, 8 April 2018 hari

Minggu, jam 08:30 WIB.

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

48

C. Faktor Penyebab Masyarakat Terjebak Dalam Memperoleh Buku

Nikah Palsu di Kelurahan Cisalak Kota Depok

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

responden, yaitu pihak pemesan kutipan akta nikah palsu di kelurahan

cisalak Kota Depok, dengan bukti lembaran kutipan.

Kutipan akta nikah ini dianggap asli tetapi palsu karena terbukti

pada nomor registrasi yang tidak terdaftar di KUA kediaman pihak yang

bersangkutan menikah. Kedua calon pengantin tersebut yang mengaku

telah menikah dengan menggunakan akta nikah asli tetapi palsu. bermula

dari adanya pengangkatan PNS yang sudah menikah salah satu

persyaratannya harus ada fotocopy buku nikah yang sudah di legalisir di

KUA bersangkutan tempat di keluarkannya buku nikah tersebut dari

sanalah salah satu responden mengetahui bahwasannya buku nikah yang

dimilikinya tidak dicatat di KUA, karena sebelum di legalisir di cek

terlebih dahulu nomor akta nikahnya dimana akta nika tersebut tidak

terdaftar di KUA dan dari responden yang akan membuatkan akta lahir

anak dimana harus ada foto copy buku nikah yang sudah di lagalisir oleh

KUA kediaman responden tersebut penikah. Kemudian dari seorang anak

yang diangkat sebagai TNI dimana persyaratan tersebut harus memiliki

foto copy buku nikah yang sudah di lagalisir di KUA tempat kediaman

orang tua anak tersebut menikah, Berdasarkan fakta ini, dapat disimpulkan

bahwa kutipan akta nikah yang dimiliki suami istri tersebut tidak tercatat

di KUA kediaman para responden tersebut menikah.18

Jadi sahnya perkawinan ini dimata agama dan kepercayaan

masyarakat perlu disahkan lagi oleh negara, yang dalam hal ini

ketentuannyaterdapat pada Pasal 2 ayat 2 Undang-Unadang Perkawinan

tentang Pencatatan Perkawinan. Dalam Pasal 2 ayat 2 disebutkan bahwa

“Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku”. Seluruh peristiwa yang terjadi di dalam keluarga yang

18

Hasil obserpasi hari Sabtu, di tempat kediaman para responden, tanggal 31

Maret 2018, jam 08:00 WIB.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

49

memiliki aspek hukum perlu dicatatkan dan dibuktikan, sehingga baik

yang bersangkutan maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai

bukti autentik tentang peristiwa tersebut, dengan demikian maka

kedudukan hukum seseorang menjadi tegas dan jelas.19

Terdapat banyak faktor dominan yang melatarbelakangi adanya

kutipan akta nikah palsu di kecamatan cisalak depok. Pertama adalah

masih rendahnya pendidikan warga Kecamatan Cisalak kondisi ini sangat

dimungkinkan adanya praktek pemalsuan kutipan akta nikah atas nama

KUA Kecamatan Matraman hal ini dapat dibuktikan melalui grafik jumlah

penduduk yang berpendidikan 70% samapai jenjang SD, 50%sampai

jenjang SMP, 50% sampai jenjang SMA dan 50% Strata Satu (S-1)

Faktor kedua adalah kurang adanya kesadaran hukum dan

sosialisasi tentang pencatatan nikah yang resmi dan legal menurut UU

Perkawinan melalui prosedur yang diterapkan Departemen Agama kepada

lapisan masyarakat. Terutama proses pencatatan pernikahan di KUA. Para

pelaku juga sengaja mencari keamanan di masyarakat, sehingga ketika

diperiksa, pemesan kutipan akta nikah palsu dapat menunjukan kutipan

akta nikah yang diperoleh sesuai dengan yang asli.

Faktor ketiga adalah para pihak tidak mendaftar langsung di KUA

yang bersangkutan atau di daerah dimana mereka menikah karena para

pihak terlalu mempercayai orang lain atau oknum yang mengatasnamakan

dari KUA.20

Undang-Undang Perkawina tidak hanya mengatur bahwa suatu

perkawinan harus dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaan

masing-masing, tetapi juga mengharuskan suatu perkawinan untuk

dicatatkan melalui Pegawai Pencatat Nikah. Sehingga terhadap

perkawinan yang tidak dilakukan pencatatan (Perkawinan Siri) tidak dapat

19

M. Yahya Harahap, Pembahasan Hukum Perkawinan, ( Jakarta: CH. Zahir

Tading Co, 1975) hal., 25. 20

Wawancara para pihak yang terjebak dalam pembuatan Buku Nikah Palsu,

dirumah kediaman para pihak, tanggal 31 Mei 2018, hari Kamis, jam 07:30 WIB.

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

50

dibuktikan adanya perkawinan jika berhadapan dengan persoalan

hukum.21

Suatu perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Tahun 1974 adalah sah apabila dicatatkan menurut perundang-undang

yang berlaku menurut hukum dan agama masing-masing seseorang. Akan

tetapi didalam hukum, perkawinan harus sah dimata hukum Negara, jika

perkawinan tidak dicatatkan maka perkawinan tersebut tidak mempunyai

akibat hukum. Dan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang harta bersama maka perkawinan yang tidak dicatatkan berdampak

tidak adanya hak harta bersama yang ada hanya harta bawaan yang dibawa

oleh masing-masing pihak.22

21

Tutiek Retnowati, Jurnal Fakultas Hukum Volume XX 2011 universitas

Narotama, Surabaya, dikutip pada tanggal 27 Mei 2018. 22

Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

51

BAB IV

KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI YANG MEMILIKI BUKU NIKAH

PALSU DI DESA CISALAK KOTA DEPOK

A. Kewajiban Suami Istri yang Memperoleh Buku Nikah Palsu di Desa

Cisalak Kota Depok

Kewajiban suami istri yang memperoleh buku nikah palsu yang

mereka harus lakukan setelah mengetahui bahwa buku nikah mereka

dinyatakan tidak terdaftar di KUA alias palsu maka meraka harus

membuat yang asli dengan cara isbat ke Pengadilan Agama, dengan kata

lain menetapkan nikah yang sudah dilaksanakan secara administrasi, kalau

sebelumnya belum disahkan secara administrasi, maka sekarag disahkan

secara administrasi dalam mengajukan itsbat nikah ke Pengadilan Agama.1

Adapun frasa “itsbat nikah”, memiliki arti dari suatu penetapan

kembali pernikahan yang sebelumnya telah dilakukan namun tidak

memenuhi syarat administratif negara, yaitu pencatatan nika. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, itsbat merupakan penetapan,

penyungguhan, dan penentuan. Adapun itsbat nikah adalah penetapan

tentang kebenaran (keabsahan) nikah.2

Pada dasarnya itsbat nikah adalah penetapan atas perkawinan

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri yang sudah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan agama islam yaitu memenuhi rukun

dan syarat nikah. Tetapi pernikahan tersebut terjadi pada masa lampau

tidak dicatatkan kepada pejabat yang berwenang, dalam hal ini pejabat

Kantor Urusan Agama yaitu Pegawai Pencatat Nikah (PPN).3

Itsbat Nikah atau yang biasa disebut Pengesahan Perkawinan

adalah permohonan pengesahan nikah yang diajukan ke pengadilan untuk

1 Wiyana, Kepala Lurah Cisalak Kota Depok, Wawancara, Depok 30 Mei 2018.

2 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Phoenix, 2012), Cet, 6. H., 190. 3 Zainuddin dan Afwan Zainuddin, Kepastian Hukum Perkawinan Siri dan

Permasalahannya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, ( Yogyakarta:

Deepublish,2017 ) Cet, Pertama, h., 65

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

52

dinyatakan sahnya pernikahan dan memiliki kekuatan hukum. Sesuai

dengan ketentuan di atas, Itsbat Nikah hanya dapat diajukan melalui

Pengadilan Agama, di wilayah tempat tinggal Pemohon dan Termohon,

bukan melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Tujuan dari pengajuan itsbat

nikah ini adalah agar perkawinan yang telah dilakukan dinyatakan sah, dan

dicatat sesuai dengan keputusan pengadilan. Akta Nikah merupakan bukti

dari adanya perkawinan, dan merupakan jaminan bagi suami atau istri

serta hak-hak anak yang lahir dari hasil perkawinan, seperti pengurusan

akta kelahiran, waris, dan lain-lain.4

Tidak hanya itu, pengesahan perkawinan atau isbat nikah juga

biasanya diajukan dengan alasan-alasan seperti hilangnya akta nikah,

adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan,

perkawinan dibawah tangan, tidak mempunyai biaya untuk mencatatkan

pernikahan di KUA, atau bahkan karena tidak mengetahui bahwa sebuah

pernikahan harus dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA). Yang

berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami atau istri, anak-

anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan

perkawinan itu.5

bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk

melakukan Itsbat Nikah adalah sebagai berikut6:

1. Menyerahkan Surat Permohonan Itsbat Nikah kepada Pengadilan

Agama setempat;

2. Surat keterangan dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang

menyatakan bahwa pernikahan tersebut belum dicatatkan;

3. Surat keterangan dari Kepala Desa / Lurah yang menerangkan bahwa

Pemohon telah menikah;

4. Foto Copy KTP pemohon Itsbat Nikah;

4 Adpokatkita.com, Layanan Konsultasi dan Bantuan Hukum, dikutip tanggal 1

Juli 2018 jam 19:54 5 Kompilasi Hukum Islam pasal 7.

6 https://Kantorpengacara.com, Mengenal Lebih Jauh Seputar Aturan Itsbat

Nikah, dikutip pada tanggal 3 Juli 2018 jam 19:58

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

53

5. Membayar biaya perkara;

6. Lain-lain yang akan ditentukan Hakim dalam persidangan.

Ketika para responden belum mengetahui bahwa buku nikah

mereka itu adalah buku nikah palsu, para responden tersebut sudah

memakai buku nikah tersebut untuk salah satunya yaitu akta lahit anak,

daftar untuk sekolah anak, keredit kendaraan, kredit rumah setelah

beberapa lama para responden yang terjebak dalam buku nikah palsu

tersebut baru mengetahui bahwa buku nikah para responden palsu setelah

meraka mengetahui dari awal mula salah satu responden mengetahui buku

nikahnya tidak tercatat di KUA bermula dari adanya pengangkatan PNS

yang sudah menikah salah satu persyaratannya harus ada fotocopy buku

nikah yang sudah di legalisir di KUA bersangkutan tempat di

keluarkannya buku nikah tersebut dari sanalah salah satu responden

mengetahui bahwasannya buku nikah yang dimilikinya tidak dicatat di

KUA, karena sebelum di legalisir di cek terlebih dahulu nomor akta

nikahnya dimana akta nika tersebut tidak terdaftar di KUA dan dari gosip

para tetangga dimana telah maraknya buku nikah palsu.7

Adapun yang dimaksud perkawinan tidak dicatat adalah

perkawinan yang sah sesuai dengan dengan ketentuan hukum Islam yang

belum didaftarkan, sehingga belum dicatat di Kantor Urusan Agama

tempat dilangsungkannya perkawinan. Hal yang terakhir disebut

disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan,

anggota masyarakat setempat, atau karena pembiayaan pembiayaan

pendaftaran pencatatan dan lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat,

atau karena alasan lain yang tidak bertentangan dengan huku Islam.8

7 Wawancara para pihak yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu di

desa cisalak kota depok, dirumah kediaman para pihak, hari Sabtu, pada tanggal 19 Mei

2018, jam 08:10 WIB. 8 Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat

Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Gtafika, 2012)

Cet. 2, h., 3.

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

54

B. Hak Suami Istri yang Memperoleh Buku Nikah Palsu di Kelurahan

Cisalak Kota Depok

Orang-orang yang berniat baik ingin membangun keluarga dengan

baik harus dilindungi haknya. Termasuk mendapatkan buku nikah yang

asli dari pemerintah. Instutusi sosial yang paling kecil dimulai dari akad

nikah itu sendiri. Supaya hak suami istri dan anak-anak terlindungi maka

surat nikah yang diberikan harus asli dan resmi.

Pasangan-pasangan ini sudah menikah sesuai syariah Islam

sehingga pernikahannya tetap sah. Namun sayangnya mereka tertipu

dengan catatan administrasi yang palsu. Karena itu para pasangan yang

sudah menikah ini bisa menuntut haknya untuk mendapat buku nikah asli.

Mereka perlu didampingi oleh tokoh-tokoh masyarakat disana supaya

mendapat haknya.

Pencatatan perkawinan memiliki peranan penting dalam sebuah

perkawinan. Eksistensi pencatatan dalam hukum perkawinan akan

berpengaruh pada diakui atau tidaknya perkawinan dihadapan hukum.

Dalam sistem hukum Indonesia, konsep pencatatan pernikahan ini bukan

merupakan syarat yang menentukan sahnya perkawinan, karena segala

perkawinan yang ada di Indonesia khususnya sudah dianggap sah apabiala

dilakukan menurut ketentuan agama (yaitu terpenuhinya syarat dan rukun

pernikahan), dan hal ini diyakini oleh umat Islam sebagai ketentuan syar’i

yang harus dilaksanakan. Akan tetapi, pencatatan itu sebagai syarat diakui

atau tidaknya suatu perkawinan oleh negara dan hal ini banyak membawa

konsekuensi bagi yang melaksanakan tersebut.9

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, perkawinan yang sah

adalah perkawinan yang dilakukan menurut Pasal 2 ayat 1 yaitu

Perkawinan yang dilakukan menurut agama dan kepercayaannya masing-

9 Taufiqurrahman Syahuri, Legislasi Hukum Perkawinan Di Indonesia;

Prokontra Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013), h.,19.

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

55

masing dan pasal 2 ayat 2 yaitu dilakukan pencatatan sesuai Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku yang disebut dengan Surat Akta.10

Surat Akta adalah suatu tulisan yang semata mata dibuat untuk

membuktikan sesuatu hal atau peristiwa, karenanya suatu akta harus selalu

ditandatangani. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya suatu

surat Akta dapat disebut sebagai Akta adalah:

1. Surat itu harus ditandatangani.

2. Surat itu harus memuat peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak

atau perikatan

3. Surat itu diperuntukan sebagai alat bukti

Surat Akta dapat dibagi, yaitu:

1. Akta resmi (Autentik) adalah suatu akta yang dibuat oleh atau

dihadapan seorang Pejabat umum menurut Undang-Undang ditegaskan

untuk membuat akta tersebut.

2. Akta dibawah tangan adalah tiap akta yang tidak dibuat oleh atau

dengan perantaraan seorang pejabat umum.

Suatu Akta resmi (Autentik) adalah suatu kekuatan pembuktian yang

sempurna, artinya apabila suatu pihak menerimanya yang menganggap apa

yang telah dituliskan dalam akta itu sungguh-sungguh telah terjadi,

sehingga Hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan pembuktian

lagi.

Sebagai alat bukti, maka Akta perkawinan mempunyai tiga sifat,

yaitu:11

1. Sebagai satu-satunya alat bukti yang mempunyai arti mutlak

2. Sebagai alat bukti penuh, artinya disamping akta perkawinan itu tidak

dapat dimintakan alat-alat bukti lain.

10

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 11

Sukri, Tinjauan Yuridis Terhadap Perkawinan Tanpa Akta Nikah Menurut

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Kaitannya Dengan Hukum Islam (Makasar: FSH,

2012), h.49.

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

56

3. Sebagai alat bukti yang bersifat memaksa, sehingga bukti

pelawanannya tidak dapat melemahkan akta perkawinan itu.

Akta nikah atau buku nikah sebagai akta otentik dapat memberikan

kepastian hukum karena sangat sulit untuk menyangkalnya. Hal ini

penting karena pernikahan menimbulkan akibat hukum yang sangat serius

yang harus diproteksi oleh hukum yaitu:12

1. Terciptanya hubungan suami istri diantara seorang laki-laki dan

seorang perempuan dengan berbagai hak dan kewajiban yang

melekat pada keduanya berkaitan dengan status tersebut, seperti

adanya kewajiban suami memberikan nafkah kepada istrinya yang

dibarengi hak istri untuk menerima dan menuntut nafkah

tersebutdan sebagainya.

2. Anak-anak yang lahir dalam pernikahan adalah anak-anak sah yang

dinasabkan pada mereka, terutama suami sebagai ayah yang sah.

Suami istri menjadi orang tua bagi anak-anak tersebut yang

menjalankan kekuasaan orang tua kepada anak-anak tersebut, yaitu

berkewajiban memelihara dan memberikan nafkah, pakaian,

perumahan, dan pendidikan terhadap anak-anak mereka yang

belum dewasa memiliki kekayaan maka mereka memiliki hak

menikmati hasil kekayaan tersebut.

3. Terciptanya hubungan waris mewarisi diantara suami istri,

begitupula dengan anak-anak mereka.

Buku nikah palsu dapat berakibat pada hilangnya hak mendapat

warisan jika suatu saat suami atau istri meninggal dunia. Hal ini

dikarenakan pasangan harus mempunyai buku nikah asli.

Untuk menjamin hak-hak suami istri dalam Pernikahan jika terjadi

perceraian termasuk hak memperoleh warisan dan pensiun. Untuk

12

Sukri, Tinjauan Yuridis Terhadap Perkawinan Tanpa Akta Nikah Menurut

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Kaitannya Dengan Hukum Islam (Makasar: fsh,

2012), h. 72.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

57

melindungi hak-hak anak, misalnya dalam membuat akta kelahiran,

pengurusan passport, dan hak waris.

Oleh karena itu, hak suami istri yang terjebak dalam pembuatan

buku nikah palsu harus melakukan istbat nikah di Pengadilan Agama.

Dengan adanya kesadaran hukum dari masyarakat akan pentingnya

pencatatan perkawinan maka kepastian hukum bagi masyarakat menjadi

jelas sehingga apabila dikemudian hari mereka menghadapi masalah yang

berhubungan dengan perkawinan mereka, maka mereka dapat menjadikan

akta perkawinan mereka sebagai alat bukti yang autentik.13

Jadi sahnya perkawinan ini dimata agama dan kepercayaan

masyarakat perlu disahkan lagi oleh negara, yang hal ini ketentuannya

terdapat pada pasal 2 ayat 2 undang-undang perkawinan tentang

pencatatan perkawinan. Dalam pasal 2 ayat 2 dibuktikan bahwa “ Tiap-

tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku”. Seluruh peristiwa yang terjadi didalam keluarga yang memiliki

aspek hukum perlu dicatatkan dan dibukukan, sehingga baik yang

bersangkutan maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti

autentik tentang peristiwa tersebut, dengan demikian maka kedudukan

hukum seseorang menjadi tegas dan jelas.14

13

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata di Indonesi, (Bandung: PT. Citra

Adtya Bakti, 2013), h. 29. 14

Raymond Ginting, 2014, Jurnal Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Udayana (Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatatkan Pada Kantor Catatan Sipil

Terhadap Harta Bersama).

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pasangan suami istri yang memperoleh buku Nikah palsu di Desa Cisalak

Kota Depok disebabkan karena mereka tidak langsung mendaftarkan ke

KUA, tetapi hanya mempercayai orang lain atau oknum yang

mengatasnamakan dari KUA.

2. Faktor yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam memperoleh buku

nikah palsu di Desa Cisalak Kota Depok yaitu pertama adalah masih

rendahnya pendidikan warga Kecamatan Cisalak, faktor kedua adalah

kurang adanya kesadaran hukum dan sosialisasi tentang pencatatan nikah

yang resmi dan legal menurut UU Perkawinan, faktor ketiga adalah para

pihak tidak mendaftar langsung di KUA yang bersangkutan atau di daerah

dimana mereka menikah karena para pihak terlalu mempercayai orang lain

atau oknum yang mengatasnamakan dari KUA.

3. Kewajiban suami istri yang harus dilakukan setelah mengetahui bahwa

buku nikah mereka dinyatakan tidak terdaftar di KUA atau palsu maka

mereka harus membuat yang asli dengan cara isbat ke Pengadilan Agama

agar terlindungi hak-haknya. Adapun hak suami istri yang terjebak dalam

pembuatan buku nikah palsu yaitu mendapatkan buku nikah yang asli

dengan cara melakukan istbat nikah di Pengadilan Agama.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan berikutnya untuk masalah yang sama, sehingga dihasilkan

pembahasan yang lebih mendalam untuk disumbangkan bagi

pengembangan pengetahuan ilmiah, khusunya dalam bidang hukum

perkawinan Islam.

2. Masyarakat agar lebih hati-hati ketika ingin membuat buku nikah lebih

baik langsung datang ke KUA dari pada lewat perantara orang lain, karena

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

59

apabila kita mempercayakan kepada orang lain yang belum tentu benar

akan berakibat fatal dan merugikan diri kita sendiri.

3. Diharapkan kepada pemerintah dan staf KUA untuk mensosialisasikan

tentang bagaimana proses pencatatan akta nikah di KUA (Kantor Urusan

Agama).

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

60

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Zainudin. Hukum Perdata Islam d Indonesia ( Jakarta: Penerbit Sinar

Grafika, 2006 Cet. Pertama)

Djubaedah, Neng. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat

Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika,

2012)

Diktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, 2001, h.,23-24.

Hasan, Ali. Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, ( Jakarta: Penerbit

Prenada Media, 2003 Cet. Pertama )

Habiburrahman, Anak Luar Nikah dalam Putusan Mahkamah Konstitusi, dalam

Varia Peradilan Nomor 317 April 2012, Jakarta: IKAHI

Harahap, M. Yahya. Pembahasan Hukum Perkawinan, ( Jakarta: CH. Zahir

Tading Co, 1975)

Jahar, Asep Saepudin. Nurlaelawati Euis dan Aripin Jaenal, Hukum Keluarga,

Pidana dan Bisnis Kajian Perundang-undangan Indonesia, Fikih dan Hukum

Internasional, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2013 Cet. Pertama).

Kharlie, Ahmad Tholabi. Hukum Keluarga Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Sinar

Gtafika, 2013 Cet. Pertama )

Kuzari, Achmad. Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,

1995 Cet. Satu)

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2012

Cet. Kedua).

Muzarie, Mukhlisin. Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil, ( Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Dinamika, 2002 )

Mubarok, Jaih. Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit

Bumi Aksara, 2002 )

Mertokusumo, Sudikno. Bab-bab tentang Penemuan Hukum (Yogyakarta: Citra

Aditya Bakti, 1993)

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

61

Nuruddin, Amiur dan Taringan Azhari Akmal. Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004 Cet. Pertama )

Nuruddin, Amiur dan Taringan Azhari Akmal. Hukum Perdata Islam di

Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana, Cet. Ketiga, 2006)

Nasution dan Khoirudin, Hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan

Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: Penerbit

Academia Tazzafa, 2009)

Ramulyo, Moh Idris. Tinjauan Beberapa Pasal Undang-undang Nomor 1 Tahun

1974 dari Segi Hukum Perkawinan Islam, ( Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara,

2002 )

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2003)

Saleh, K.Wantjik. Hukum Perkawinan Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 1976 Cet. Keempat )

Sukri, Tinjauan Yuridis Terhadap Perkawinan Tanpa Akta Nikah Menurut

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Kaitannya Dengan Hukum Islam (Makasar:

FSH, 2012)

Susanto, Happy. Nikah Sirri Apa Untungnya?, (Jakarta: Visimedia, 2007)

Sopyan, Yayan. Islam-Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional, ( Tangrang Selatan: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011 Cet. Pertama )

Syahuri, Taufiqurrahman. Legislasi Hukum Perkawinan Di Indonesia; Prokontra

Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013)

Wasian, Abdullah. Akibat Hukum Perkawinan Siri (tidak dicatatkan) terhadap

kedudukan isteri, anak dan harta kekayaan di tinjau hukum Islam dan undang-

undang perkawinan, Thesis (Semarang: Universitas diponogoro, 2010)

Zain, Muhammad dan Alshodiq Mukhtar. Membangun Keluarga Humanis,(

Jakarta: Penerbit Grahacipta, 2005 Cet. Pertama )

Zainuddin, dan Zainuddin Afwan. Kepastian Hukum Perkawinan Siri dan

Permasalahannya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, (

Yogyakarta: Deepublish,2017 )

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

62

Skripsi

Skripsi: Abdul Basyir, tinjauan Hukum Islam Terhadap Status Nikah Sirri di

Indonesia.

Skripsi: Duray Achmad, Pencatatan Perkawinan di Kantor Urusan Agama, h.,32

Skripsi: Abdul Basyir, tinjauan Hukum Islam Terhadap Status Nikah Sirri di

Indonesia, h.,77

Tutiek Retnowati, Jurnal Fakultas Hukum Volume XX 2011 universitas

Narotama, Surabaya, dikutip pada tanggal 27 Mei 2018

Webset

https://estyindra. Weebly.com, dikutip pada tanggal 26 Mei 2018 jam 13:05

Masrum M Noor, Pencatatan Nikah Sebagai Kewajiban Syar’iyah, dalam

http://www.badilag.net,

K.H. Ma’ruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI menggunakan kata istilah kawina

bawah tangan untuk istilah kawin siri, suatu perkawinan antara pasangan muslim

yang tidak tercatat pada Pegawai Pencatatan Nikah di KUA tetapi tatap sah

sepanjang memenuhi syarat dan rukun perkawinan berdasarkan rukun Islam.

Lihat penjelasan pada www.Hukumonline.com/berita/baca/ho115651/pencatatan-

nikah-akan-memperjelas-status-hukum, diakses pada 28 Mei 2018

Advokatkita.com dikutip tanggal 1 Juli 2018 jam 19:54

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Wawancara

untuk pasangan yang memiliki buku nikah palsu

1. Berapa lama usia pernikahan bapak dan ibu?

2. Bagaimana proses pernikahan bapak dan ibu?

3. Siapa yang mebuatkan buku nikah bapak dan ibu?

4. Apakah bapak dan ibu mengetahui peroses pernikahan yang harus

dicatatkan di KUA?

5. Dari mana bapak dan ibu mengetahui bahwa buku nikah terebut palsu?

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu apa yang dilakukan bapa

dan ibu?

7. Sebelum bapak dan ibu mengetahui buku nikah tersebut palsu apa saja

yang telah bapak ibu gunakan dengan memakai buku nikah palsu tersebut?

8. Berapa harga yang ditawarkan oleh pembuat buku nikah tersebut?

9. Apa faktor bapak dan ibu bisa terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu?

10. Apa ada keinginan untuk mendaftarkan pernikahannya di KUA?

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Wawancara

untuk pasangan yang memiliki buku nikah palsu

1. Berapa lama usia pernikahan bapak dan ibu?

2. Bagaimana proses pernikahan bapak dan ibu?

3. Siapa yang mebuatkan buku nikah bapak dan ibu?

4. Apakah bapak dan ibu mengetahui peroses pernikahan yang harus

dicatatkan di KUA?

5. Dari mana bapak dan ibu mengetahui bahwa buku nikah terebut palsu?

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu apa yang dilakukan bapa

dan ibu?

7. Sebelum bapak dan ibu mengetahui buku nikah tersebut palsu apa saja

yang telah bapak ibu gunakan dengan memakai buku nikah palsu tersebut?

8. Berapa harga yang ditawarkan oleh pembuat buku nikah tersebut?

9. Apa faktor bapak dan ibu bisa terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu?

10. Apa ada keinginan untuk mendaftarkan pernikahannya di KUA?

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Wawancara

untuk pasangan yang memiliki buku nikah palsu

1. Berapa lama usia pernikahan bapak dan ibu?

2. Bagaimana proses pernikahan bapak dan ibu?

3. Siapa yang mebuatkan buku nikah bapak dan ibu?

4. Apakah bapak dan ibu mengetahui peroses pernikahan yang harus

dicatatkan di KUA?

5. Dari mana bapak dan ibu mengetahui bahwa buku nikah terebut palsu?

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu apa yang dilakukan bapa

dan ibu?

7. Sebelum bapak dan ibu mengetahui buku nikah tersebut palsu apa saja

yang telah bapak ibu gunakan dengan memakai buku nikah palsu tersebut?

8. Berapa harga yang ditawarkan oleh pembuat buku nikah tersebut?

9. Apa faktor bapak dan ibu bisa terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu?

10. Apa ada keinginan untuk mendaftarkan pernikahannya di KUA?

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Wawancara

untuk pasangan yang memiliki buku nikah palsu

1. Berapa lama usia pernikahan bapak dan ibu?

2. Bagaimana proses pernikahan bapak dan ibu?

3. Siapa yang mebuatkan buku nikah bapak dan ibu?

4. Apakah bapak dan ibu mengetahui peroses pernikahan yang harus

dicatatkan di KUA?

5. Dari mana bapak dan ibu mengetahui bahwa buku nikah terebut palsu?

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu apa yang dilakukan bapa

dan ibu?

7. Sebelum bapak dan ibu mengetahui buku nikah tersebut palsu apa saja

yang telah bapak ibu gunakan dengan memakai buku nikah palsu tersebut?

8. Berapa harga yang ditawarkan oleh pembuat buku nikah tersebut?

9. Apa faktor bapak dan ibu bisa terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu?

10. Apa ada keinginan untuk mendaftarkan pernikahannya di KUA?

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Wawancara

untuk pasangan yang memiliki buku nikah palsu

1. Berapa lama usia pernikahan bapak dan ibu?

2. Bagaimana proses pernikahan bapak dan ibu?

3. Siapa yang mebuatkan buku nikah bapak dan ibu?

4. Apakah bapak dan ibu mengetahui peroses pernikahan yang harus

dicatatkan di KUA?

5. Dari mana bapak dan ibu mengetahui bahwa buku nikah terebut palsu?

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu apa yang dilakukan bapa

dan ibu?

7. Sebelum bapak dan ibu mengetahui buku nikah tersebut palsu apa saja

yang telah bapak ibu gunakan dengan memakai buku nikah palsu tersebut?

8. Berapa harga yang ditawarkan oleh pembuat buku nikah tersebut?

9. Apa faktor bapak dan ibu bisa terjebak dalam pembuatan buku nikah

palsu?

10. Apa ada keinginan bapak ibu untuk mendaftarkan pernikahannya di KUA?

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Jawaban

1. 18 Tahun

2. Prosesnya yaitu pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai wanita

dan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan diwalikan oleh bapak

calon mempelai wanita

3. Yang membuatkan buku nikah tersebut seorang teman yang baru dikenal

oleh calon mempelai laki-laki

4. Tidak mengetaui bagaimana proses dicatatkannya buku nikah di KUA

5. Setelah ada gosip dari tetangga bahwa telah ada pembuatan buku nikah

palsu dan pasangan tersebut langsung bergegas ketempat dicatatkannya

buku nikah tersebut stelah di cek bahwa buku nikah tersebut tidak terdaftar

di KUA.

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu saya hanya bisa terdiam dan

menangis

7. Yang sudah digunakan dengan memakai buku nikah tersebut yaitu akta

kelahiran anak, pendaftaran sekolah anak, kredit.

8. Harga yang ditawarkan oleh pelaku pembuatan buku nikah palsu tersebut

sebersar 500 ribu rupiah

9. Faktor yang menyebabkan terjebaknya pembuatan buku nikah palsu yaitu

ketidaktahuan bapak dan ibu dalam proses dicatatkannya buku nikah di

KUA

10. Sangat ingin, akan tetapi masih mencari informasi bagaimana dicatatkanya

pernikahan di KUA.

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Jawaban

1. 17 Tahun

2. Prosesnya yaitu pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai

wanita dan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan diwalikan

oleh bapak calon mempelai wanita kemudian diadakan resepsian

3. Yang mendaftarkan proses untuk mendapatkan buku nikah yaitu

kenalan calon mempelai laki-laki dimana saya mempercayai orang

tersebut karna orang tersebut adalah seorang ustad di kampung saya

4. Ya, saya mengetahui bagaimana proses pendaftaran buku nikah di

KUA

5. Berawal dari seorang istri yang kedua ingin Memberikan hibah harus

ada buku nikah akan tetapi ketika di cek ternyata buku nikah tersebut

palsu.

6. Setelah mengetahui bahwa buku nikah tersebut palsu saya langsung

datang ke Pengadilan Agama

7. Yang sudah saya gunakan dengan memakai buku nikah tersebut yaitu

akta kelahiran anak, daftar sekolah anak.

8. Harga yang ditawarkan oleh pelaku sebesar 2 juta

9. Faktor yang menyebabkan saya terjebak dalam buku nikah palsu

tersebut yaitu saya tidak mendaftar langsung ke KUA yang

bersangkutan atau di daerah dimana saya menikah karena saya terlalu

mempercayai orang lain atau oknum yang mengatasnamakan dari

KUA, dan saya diwaktu itu sangat sibuk dimana saya harus menyuruh

orang lain untuk mendaftarkan buku nikah saya.

10. Ya, sedang dalam proses persidngan

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Jawaban

1. 27 Tahun

2. Prosesnya yaitu pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai

wanita dan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan diwalikan

oleh bapak calon mempelai wanita, setelah itu mengadakan resepsian

yang di hadiri oleh teman kerabat, tetangga dan lain-lain.

3. Yang membuatkan buku nikah tersebut seseorang dari teman calon

mempelai laki-laki dimana calon mempelai laki laki mempercayakan

kepada orang tersebut untuk pernikahannya didaftarkan di KUA.

4. Ya, saya mengetahui proses pernikahan dicatatkannya di KUA

5. bermula dari adanya pengangkatan PNS yang sudah menikah salah

satu persyaratannya harus ada fotocopy buku nikah yang sudah di

legalisir di KUA bersangkutan tempat di keluarkannya buku nikah

tersebut dari sanalah mengetahui bahwasannya buku nikah yang

dimiliki tidak dicatat di KUA, karena sebelum di legalisir di cek

terlebih dahulu nomor akta nikahnya dimana akta nika tersebut tidak

terdaftar di KUA

6. setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu saya sangat menyesal

karna sudah mempercayai orang yang baru saya kenal, dan dikemudian

hari saya bergegas ke Pengadilan Agama untuk Permohonan Isbat

Nikah

7. yang sudah digunakan dengan memakai buku nikah tersebut yaitu akta

lahir anak

8. harga yang ditawarkan pelaku pembuatan buku nikah tersebut sebesar

1 juta

9. faktor yang menyebabkan saya terjebak dalam pembuatan buku nikah

tersebut yaitu diwaktu itu saya sangat sibuk dengan pekerjaan saya

yang mana saya mempercayai kepada orang yang akan mendaftarkan

buku nikah di KUA

10. ya, dalam masa proses di Pengadilan Agama

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Jawaban

1. 22 Tahun

2. Prosesnya yaitu pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai wanita

dan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan diwalikan oleh bapak

calon mempelai wanita

3. Yang membuatkan buku nikah tersebut teman dari calon mempelai wanita

4. Tidak mengetahui bagaimana proses dicatatkannya pernikahan di KUA

5. Bermula dari sebuah gosip yang tersebar maraknya pembuatan buku nikah

palsu

6. Setelah mengetahui buku nikah tersebut palsu pihak KUA hanya

memberikan keterangan bahwa buku nikah saya tidak terdaftar di KUA

dan saya langsung mencari informasi untuk mendapatkan hak saya supaya

buku nikah tersebut menjadi asli

7. Yang sudah saya gunakan dengan memakai buku nikah tersebut yaitu akta

kelahiran anak, daftar sekolah anak, kredit motor

8. Harga yang ditawarkan oleh pelaku pembuatan buku nikah palsu sebesar

600 ribu rupiah waktu itu

9. Faktor yang menyebabkan saya terjebak dalam buku nikah palsu tersebut

yaitu kurang adanya kesadaran hukum dan sosialisasi tentang pencatatan

nikah yang resmi dan legal menurut UU Perkawinan.

10. Belum, karna belum mengetahui bagaimana prosesnya dan belum

mempunyai uang yang cukup untuk didaftarkannya buku nikah yang

resmi.

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Jawaban

1. 24 Tahun

2. Prosesnya yaitu pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai wanita

dan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan diwalikan oleh bapak

calon mempelai wanita.

3. Yang membuatkan buku nikah tersebut teman saudara dari calon

mempelai wanita

4. Tidak, diwaktu itu saya tidak mengetahui bagaimana proses pencatatan

buku nikah

5. Berawal dari sebuah gosip para tetangga dimana saya sangat penasaran

pada buku nikah saya, kemudian saya membawa buku nikah tersebut ke

KUA yang tertulis di buku nikah tersebut setelah sampai di KUA, saya

langsung cek buku nikah tersebut dan setelah di cek ternyata buku nikah

saya tidak terdaftar di KUA.

6. Setelah mengetahui bahwa buku nikah tersebut palsu saya sangat

kebingungan dan hanya bisa menangis.

7. Yang sudah saya gunakan dengan memakai buku nikah tersebut yaitu akta

kelahiran anak, daftar sekolah anak.

8. Harga yang ditawarkan oleh pelaku sebesar 500 ribu.

9. kurang adanya kesadaran hukum dan sosialisasi tentang pencatatan nikah

yang resmi dan legal menurut UU Perkawinan. Dan terlalu mempercayai

orang lain.

10. Belum, karena saya belum mengetahui bagaimana prosesnya.

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Pasangan yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu di Desa Cisalak Kota

Depok

Responden yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu di Desa Cisalak

Kota Depok

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Staf KUA Kecamatan Matraman

Responden yang terjebak dalam pembuatan buku nikah palsu di Desa Cisalak

Kota Depok

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing

Staf KUA Kecamatan Sukmajaya

Wakil Kepala Kelurahan Cisalak Kota Depok

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing
Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44622/1/ANITA LISTI... · Kata Kunci : Buku Nikah Palsu, Pencatatan Nikah, Isbat Nikah. Pembimbing