SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak...

71
i PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK CREATIVE LEARNING (TCL )DENGAN TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN KEMBANGARUM 03 SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Decky Kristoper 1401413637 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak...

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

i

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK CREATIVE

LEARNING (TCL )DENGAN TEKA-TEKI SILANG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN

KEMBANGARUM 03

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan

Oleh

Decky Kristoper

1401413637

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning

Dengan Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN

Kembangarum 03 Kota Semarang”.

Nama : Decky Kristoper

NIM : 1401413637

Program Studi : PPG Pendidikan Guru Sekolah Dasar,S1

Telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke panetia ujian skripsi

Semarang, Juni 2017

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

iii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning

Dengan Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN

Kembangarum 03 Kota Semarang” Karya

Nama : Decky Kristoper

NIM : 1401413637

Program Studi : PPG PGSD-S1

Telah dipertahankan dalam Panitia Sidang Ujian Skripsi Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang Pada Hari

Selasa, Tanggal 13 Juni 2017.

Semarang 13 juni 2017

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Penanda tangan dibawah ini

Nama : Decky Kristoper

NIM : 1401413637

Program studi : PPG Pendidikan Guru Sekolah Dasar, S1

Judul Skripsi : Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning

Dengan Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Kelas V SDN Kembangarum 03 Kota Semarang

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri,

bukan hasil jiplakan dari karya ilmiah orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau di rujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

1. “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk

Tuhan dan bukan untuk manusia” Kolose 3:23

2. “Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tahu”.( Lao Tse)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur atas segala tuntunan Roh Kudus serta doa kepada

Tuhan Yesus Kristus, skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ayah Joseph dan Ibu Juliana tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung saya

dalam bentuk materi maupun moril. Adik tercinta Dery Saputra, Deddy Silvawan

dan steven . Teman-teman PPGT Universitas Negeri Semarang angkatan 2013

Almamaterku

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

vi

ABSTRAK

Kristoper, Decky 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative

Learning Berbasis Dengan Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Kelas V SDN Kembangarum 03Kota Semarang. Skripsi, Prodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Farid Ahmadi, S.Kom, M.Kom, Ph.D dan

Harmanto,S.Pd. M.Pd.258 halaman

Berdasarkan temuan prapenelitian melalui data dokumen, catatan lapangan

dan observasi,di peroleh hasil bahwa model yang diggunakan pada saat pembelajaran

masih kurang bervariasi pada proses belajar mengajar. Permasalahan tersebut juga

didukung data hasil perolehan belajar siswa kelas V SDN Kembangarum 03

Semarang, ditunjukkan data hasil pemerolehan siswa yakni dari 41 siswa terdapat 26

siswa (63%) mampu mencapai nilai KKM sedangkan 15 siswa (37%) masih dibawah

nilai KKM.

Sehingga perlu adanya pengembangan model pembelajaran think creative

learning Dengan Teka-Teki Silang untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian research and development.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data analisis kuantitatif

dengan uji t-test dan uji gain. Hasil penilaian model pembelajaran think creative

learning dengan teka-teki silang pada validasi desain menunjukkan model

pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang mendapatkan kelayakan

dari uji ahli model pembelajaran dengan persentase 86% dengan kategori sangat

layak. Pada uji kelayakan materi yang digunakan dalam model pembelajaran think

creative learning dengan teka-teki silang dari uji ahli materi pembelajaran dengan

persentase 86% dengan kategori layak. model pembelajaran think creative learning

dengan teka-teki silang juga berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dibuktikan

dari perbedaan rata-rata uji t sebesar -12,5 dan peningkatan rata-rata sebesar 0,48

dengan kriteria sedang. Simpulan penelitian model pembelajaran think creative

learning dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran

IPA di SD.

Saran yang diberikan yaitu Guru hendaknya membiasakan penggunaan model

pembelajaran yang lebih bervariasi,pembelajaran yang menyenangkan. Penelitian ini

hendaknya memberikan manfaat yaitu mampu mengembangkan keterampilan berfikir

siswa,keterampilan komunikatif siswa dalam pembelajaran IPA. Sarana dan

prasarana serta fasilitas harus di optimalkan agar tidak menghambat proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Penelitian

mengenai model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang

hendaknya lebih dikembangkan dengan metode-metode pembelajaran jenis lain oleh

peneliti-penelitian selanjutnya.

Kata kunci : think creative learning;teka-teki silang; hasil belajar; IPA

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

vii

PRAKATA

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat

dan kasih yang tak berkesudahan peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning dengan Teka-Teki

Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Kembangarum 03 Kota

Semarang” ini dengan baik.

Skripsi ini dapat tersusun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk menempuh pendidikan

di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberikan saya izin untuk melakukan

penelitian ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan saya izin untuk

melakukan penelitian ini.

4. Farid Ahmadi, S.Kom., M.Kom., Ph.D., selaku dosen pembimbing utama,

yang telah memberikan bimbingan dan arahannya pada penyusunan skripsi

ini.

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

viii

5. Harmanto,S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing pendamping, yang telah

memberikan bimbingan dan arahannya pada penyusunan skripsi ini.

6. Lestariono,S.Pd. selaku kepala sekolah SDN Kembangarum 03, yang telah

memberikan kesempatan saya untuk melaksanakan penelitian di SDN

Kembangarum 03

7. Nining Rumiyati, selaku guru kelas V SDN Kembangarum 03, yang telah

membantu saya dalam pengumpulan data dalam penelitian ini.

8. Siswa dan Siswi kelas V SDN kembangarum 03, yang telah bekerjasama

selama melaksanakan penelitian

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penyusunan karya ilmiah

selanjutnya.

Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyusun

skripsi ini, mendapat karunia dan kemuliaan dari Tuhan.

Semarang, Juni 2017

Peneliti

Decky Kristoper

.

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

PRAKATA .................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 8

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................. 9

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 10

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

x

1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................... 10

1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 10

1.6.2.1 Bagi Siswa .................................................................................................... 10

1.6.2.2 Bagi Guru ..................................................................................................... 11

1.6.2.3 Bagi Sekolah ................................................................................................. 11

1.6.2.4 Bagi Peneliti ................................................................................................. 11

1.7 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan......................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 13

2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................. 13

2.1.1 Hakikat Pendidikan .......................................................................................... 13

2.1.2 Model Pembelajaran......................................................................................... 14

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ................................................................... 14

2.1.2.2 Teori-Teori Belajar Moderen Yang Melandasi Model Pembelajaran .......... 16

2.1.2.2.1 Teori Belajar Kontruktivisme ................................................................... 16

2.1.2.2.2 Teori Perkembangan Kongnitif Piaget ..................................................... 17

2.1.2.2.3 Model Pengajaran Jhon Dewey ............................................................ 18

2.1.2.2.3 Teori Pemrosesan Informasi ..................................................................... 19

2.1.2.2.4 Teori Belajar Bermakna David Ausubel .............................................. 21

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xi

2.1.2.2.5 Teori Penemuan Jerome Bruner ............................................................... 21

2.1.2.2.6 Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky ........................................................ 22

2.1.2.2.7 Teori Pembelajaran Perilaku ..................................................................... 22

2.1.3 Asumsi Model Pembelajaran ........................................................................... 23

2.1.4 Ciri-Ciri Model Pembelajaran .......................................................................... 24

2.1.5 Think Pair Share (Tps) ..................................................................................... 25

2.1.6 Pengertian Teka-Teki Silang ............................................................................ 27

2.1.7 Belajar Sebagai Perubahan Perilaku ................................................................ 28

2.1.7.1 Ciri-Ciri Belajar ............................................................................................ 30

2.1.7.2 Teori-Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran .................................. 32

2.1.7.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme.................................................................. 33

2.1.7.1.2 Teori Belajar Kognitif ............................................................................... 33

2.1.7.1.3 Teori Belajar Behaviorisme ...................................................................... 34

2.1.8 Hakikat Pembelajaran ...................................................................................... 35

2.1.9 Hasil Belajar ................................................................................................. 36

2.1.0 Hakikat Ilmu Pengathuan Alam ................................................................... 37

2.1.10 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengathuan Alam ............................................ 38

2.2 Kajian Empiris ................................................................................................. 40

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xii

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 43

2.4 Hipotesis Penelitan ........................................................................................... 45

BAB III METODE PENGEMBANGAN ................................................................... 46

3. 1 Desain Penelitian .............................................................................................. 46

3.1.1 Jenis Penelitian ................................................................................................... 46

3.1.2 Model Pengembangan ........................................................................................ 46

3.2 Prosedur Pengembangan ....................................................................................... 47

3.3 Subjek Penelitian .............................................................................................. 53

3.3.1 Siswa ................................................................................................................ 53

3.3.2 Guru ................................................................................................................. 54

3.3.3 Pakar/Ahli ........................................................................................................ 54

3.3.4 Peneliti ............................................................................................................. 54

3.4 Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 54

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 54

2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 55

3.5 Uji Kelayakan, Uji Validitas ............................................................................ 58

3.5.1 Kelayakan Produk ............................................................................................ 58

3.5.1.1 Kelayakan Tanggapan Guru Dan Siswa ....................................................... 59

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xiii

3.5.2 Validitas Instrumen .......................................................................................... 60

3.5.2.1 Validitas Soal Tes Pilihan Ganda ................................................................. 61

3.5.2.2 Reliabelitas Instrumen Tes ........................................................................... 63

3.5.3 Uji Pembeda Butir Soal .................................................................................... 65

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 67

3.6.1 Analisis Data Awal .......................................................................................... 67

3.6.2.1 Uji 𝒕 − 𝑻𝑬𝑺𝑻 Dua Sampel ........................................................................... 69

3.6.2.2 Uji Peningkatan Rata (Gain) ........................................................................ 70

Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan ................................................................... 72

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 72

4.1.1 Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-

Teki Silang…………………………………………………………………………...72

4.1.1.1 Desain Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-Teki

Silang………………………………………………………………………………...72

4.1.1.1.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 75

4.1.2 Kelayakan Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-Teki

Silang………………………………………………………………………………...76

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xiv

4.1.2.1 Hasil Produk Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-

Teki Silang …………………………………………………………………..............76

4.1.2.2 Pengujian Produk Oleh Ahli Model Pembelajaran Dan Ahli Materi .............. 88

4.1.3 Efektifitas Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-Teki

Silang 94

4.1.3.1 Uji Coba Sekala Kecil .................................................................................. 94

4.1.3.2 Hasil Uji Coba Produk Skala Besar ............................................................. 98

4.1.3.2.1 Hasil Belajar Kongnitif ............................................................................ 98

4.1.3.2.2 Hasil Belajar Afektif Dan Psikomotor ...................................................... 99

4.1.3.2.3 Hasil Angket Tanggapan Guru Dan Siswa ............................................. 100

4.1.3.2.4 Hasil Angket Penggunaan ...................................................................... 105

4.1.4 Analisis Data .................................................................................................. 107

4.1.4.1 Analisis Data Awal ..................................................................................... 107

4.1.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Kelompok Besar ................................................... 107

4.1.4.2 Analisis Data Akhir .................................................................................... 108

4.1.4.2.1 Uji Beda .................................................................................................. 108

4.2 Pembahasan .................................................................................................... 112

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xv

4.2.1. Pengembangan Model Pembelajaran Think Creative Learning Dengan Teka-

Teki Silang ................................................................................................................ 113

4.2.2 Uji Kelayakan Model Think Creative Learning Dengan Teka-Teki Silang .. 114

4.2.3 Efektifitas Coba Model Think Creative Learning Dengan Tekai-Teki Silang..

……………………………………………………………………………………...117

4.3 Implikasi Hasil Penelitian. .................................................................................. 118

4.3.1 Implikasi Teoritis ............................................................................................. 118

4.3.2 Implikasi Praktis .............................................................................................. 119

4.3.3 Implikasi Pedagogis ......................................................................................... 120

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 122

5.1 Simpulan ............................................................................................................. 122

5.2 Saran .................................................................................................................... 123

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 124

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xvi

DAFRA TABEL

Tabel 3.5.1 . Kriteria Kelayakkan Model Pembelajaran Think Creative Learning

Dengan Teka-Teki Silang ........................................................................................... 59

Tabel 3.5.2.1 Tanggapan Guru Dan Siswa Mengenai Model Pembelajaran Think

Creative Learning Dengan Teka-Teki Silang ............................................................. 60

Tabel 3.5.2 Hasil Uji Reliabelitas Instrumen .............................................................. 64

Tabel 3.6.4.2 Interpretasi Indeks Gain ........................................................................ 71

Tabel 4.1 Rekapitulasi Validasi Kelayakan Ahli Materi Dan Ahli Model ................. 89

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Kongnitif Skal Kecil ..................................................... 95

Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif Dan Psikomotor Pada Skala Kecil ............................ 96

Tabel 4.4 Hasil Belajar Kongnitif Siswa .................................................................... 98

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Dan Psikomotor ................................... 99

Tabel 4.6 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru ...................................................... 101

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapam Siswa Skala Besar ...................... 103

Tabel 4.8 Hasil Angket Observasi Penggunaan ........................................................ 105

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Postest .............................................. 108

Tabel 4.12 Tabel Uji Perbedaan Rata-Rata Pretest Dan Postest .............................. 109

Tabel 4.13 Hasil Uji Rata-Rata (Gain) ..................................................................... 111

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xvii

Tabel 4.14 Hasil Uji Rata-Rata (Gain) ..................................................................... 112

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xviii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Kelayakan Think Creative Learning dengan Teka-Teki

Silang .......................................................................................................................... 94

Diagram 4.2 Ketuntasan Klasikal Skala Kecil ............................................................ 96

Diagram 4.3 Hasil Afektif Dan Psikomotor Skala Kecil ............................................ 97

Diagram 4.4 Ketuntasan Klasikal Pretest dan Postest ................................................ 99

Diagram 4.5 Hasil Nilai Afektif dan Psikomotor...................................................... 100

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan .......................................................... 47

Gambar 3.2 Desain Eksperimen (Before-After)) ......................................................... 51

Gambar 3.3 Desain Eksperimen (Before-After)) ......................................................... 52

Gambar 4.1 Siswa Dibagi Dalam 4 Sampai 5 Kelompok Heterogen ......................... 83

Gambar 4.2 Siswa Menulis 3 Sampai 5 Kata Sesuai Kata Kunci Yang Disampaikan

Oleh Guru. ................................................................................................................... 84

Gambar 4.3 Perwakilan Kelompok Menulis Kata Yang Sesuai Dengan Kata Kunci Di

Papan Tulis (Kata Yang Sama Tidak Perlu Ditulis Kembali) .................................... 85

Gambar 4.4 Guru Dan Siswa Mengaitkan Kata Yang Ditulis Dengan Materi

Pembelajaran ............................................................................................................... 86

Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Mengerjakan Lks Melalui Pengamatan Unsur-Unsur

Pembentuk Tanah ........................................................................................................ 87

Gambar 4.6 Salah Satu Perwakilan Kelompok Membacakan Hasil Diskusi Kelompok

Pada Lks Di Depan Kelas. .......................................................................................... 88

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .............................................................. 128

Lampiran 2 Instrumen Validasi Model Oleh Ahli Model Pembelajaran .................. 131

Lampiran 3 Instrumen Validasi Materi Oleh Ahli Materi Pembelajaran .................. 138

Lampiran 4 Angket Tanggapan Guru Terhadap Model Think Creative Dengan Teka-

Teki Silang ................................................................................................................ 144

Lampiran 5 Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Think Creative Learning

Dengan Teka-Teki Silang ......................................................................................... 147

Lampiran 6 Keterangan Melakukan Observasi ......................................................... 150

Lampiran 7surat Permohonan Ahli ........................................................................... 152

Lampiran 8 Sk Pembimbing ..................................................................................... 154

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian............................................................................... 156

Lampiran 10 Instrumen Validasi Penilaian Model Oleh Ahli Model ....................... 158

................................................................................................................................... 158

Lampiran 11 Instrumen Penilaian Model Oleh Ahli Materi ..................................... 165

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 170

Lampiran 13 Hasil Uji Coba Skala Kecil Pretest ...................................................... 177

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

xxi

Lampiran 14 Hasil Uji Coba Skala Kecil Postest ..................................................... 179

Lampiran 15 Hasil Uji Coba Skala Besar Pretest ..................................................... 181

Lampiran 16 Hasil Uji Coba Skala Besar Postest ..................................................... 184

Lampiran 17 Validitas Soal Tes Pilihan Ganda ........................................................ 187

Lampiran 18 Reliabelitas Soal Pilihan Ganda .......................................................... 190

Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Skala Kecil Pretest Dan Postest ....................... 193

Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Skala Besar Pretest Dan Postest ........................ 195

Lampiran 21 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Dua Sampel ....................................... 198

Lampiran 22 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata (Gain) ............................................. 200

Lampiran 23 Angket Tanggapan Guru ..................................................................... 202

Lampiran 24 Angket Tanggapan Siswa .................................................................... 205

Lampiran 25 Uji Coba Soal....................................................................................... 208

Lampiran 26 Pretest Skala Kecil Siswa Kelas V Sdn Kembangarum 03 ................. 215

Lampiran 27 Postest Skala Kecil Siswa Kelas V Sdn Kembangarum 03 ................. 220

Lampiran 28 Pretest Skala Besar Kelas V Sdn Kembangarum 03 ........................... 225

Lampiran 29 Postest Skala Besar Kelas V Sdn Kembangarum 03 ........................... 230

Lampiran 30 Dokumentasi Kegiatan ........................................................................ 235

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

dalam sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan.perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat

perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Standar Proses

adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk

mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

2

32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses

pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi

lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isimaka prinsip

pembelajaran yang digunakan.

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintah ini, maka

usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.

Tentang pendidikan di Indonesia juga diatur dalam Permendiknas nomor 22 ini berisi

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006 ini secara keseluruhan mencakup: (a) kerangka dasar dan

struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada

tingkat satuan pendidikan; (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan

pendidikan dasar dan menengah; (c) kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum

sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan kalender pendidikan untuk

penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

3

menengah. Sedangkan dalam Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun

2006 berisi tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan

peserta didik, yang meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan

dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,

dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan adanya pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-

lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Mata pelajaran IPA merupakan rumpun ilmu, memeiliki karateristik khusus

yaitu memepelajarai fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya (dalam Wisudawati

2013:22).

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selajutnya IPA juga

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan

yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengathuan IPA yang

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

4

berupa pengathuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta kongnitif, dan IPA

sebagai proses, yaitu kerja ilmiah ( dalam Wisudawati 2013:22).

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia

melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu

dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat

SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang

dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah

secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

5

secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan

standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan

KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja

ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut.(1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.(2)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3)Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.(4) Mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5)

Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan

ke SMP/MTs. Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut. (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.(2) Benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3)Energi dan perubahannya meliputi: gaya,

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

6

bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta

meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Permasalahan Pelajaran Ilmu Pengathuan Alam (IPA) masih terjadi di Sekolah

Dasar. Berdasarkan Pra Penelitian yang dilakukan di SDN Kembangarum 03, guru belum

terlihat menggunakan model yang efektif dan tidak dapat menarik minat belajar siswa,

dan keterampilan dalam mengajar belum terlihat bagus . Hasil observasi dan wawancara

dengan Guru Mata pelajaran IPA kelas V SDN Kembangarum 03, dapat diketahui bahwa

hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat diketahui dari hasil

pemerolehan siswa yakni dari 41 siswa terdapat 26 siswa (63%) yang mampu mencapai

nilai KKM sedangkan 15 siswa (37%) masih dibawah nilai KKM..

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti melakukan penelitan pengembangan

dan penelitian (R and D) dengan mengembangkan sebuah model pembelajaran think

creative learning dengan teka-teki silangyang mengajak siswa siswa kelas V SDN

kembangarum 03 untuk dapat berpikir kereatif pada pembelajaran selajutnya.

Pengembangan model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki

silangdengan maksud untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, minat belajar

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu pengembangan model think

creative learning dilengkapi langakah-langkah yang dapat memudahkan guru dalam

membimbing siswa dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

Yolanda Dian Nur Megawati, Annisa Ratna Sari, dengan judul “model pembelajaran

kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) dalam meningkatkan keaktifan

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

7

siswa dan hasil belajar akuntansi siswa kelas xi ips 1” dari Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012. Dalam penelitiannya Peningkatan

Hasil Belajar Akuntansi Siswa dengan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization siklus I, siswa tuntas sebesar 70,27%, dan

siklus II siswa tuntas sebesar 86,49%, jadi terdapat peningkatan sebesar 16,22%.

Penelitian yang dilakukan oleh Carolinda Douglass and Sherrill R. Morris

dengan judul “Student perspectives on self-directed learning” dri Journal of the

Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 14, No. 1 th 2014 Temuan ini dan

penelitian lain sangat menunjukkan bahwa sementara siswa harus memainkan peran

utama dalam upaya ini, fakultas dan administrator harus mendukung mereka dengan

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk usaha ini.

Penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Sukarta, I Ketut Sudiana danI Dewa

Ketut Sastrawidana dengan judul “penerapan pendekatan kontekstual menggunakan

model kooperatif pada pembelajaran kimia dan pencemaran lingkungan” dari Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, Nomor 3, Oktober 2010. Penyelenggaraan tes

di akhir siklus pada penelitian ini merupakan salah satu cara untuk mengukur hasil

belajar mahasiswa. Nilai hasil tes mahasiswa dari siklus I, II, dan III berturut-turut

87,6 (sangat baik), 86,5 (sangat baik), dan 87,1 (sangat baik). Walaupun tidak ada

kecenderungan perubahan nilai tes dari siklus I, II dan III, tetapi ketiga siklus

menunjukkan hasil tes yang konsisten. Model pembelajaran ini juga dapat

menciptakan lingkungan sosial siswa belajar (learning community) dan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (students centered).

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

8

Alasan peneliti mengembangkan model ini untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa dan meningkatkan kreativitas guru dalam belajar mengajar, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran

think creative learning dengan teka-teki silang untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran melalui pola

pikir yang terhubung melalui konsep pemikiran awal siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru wali kelas V SDN

Kembangarum 03 Kota Semarang, diperoleh beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA masih rendah.

2. Kurangnya waktu guru untuk merencanakan materi pembelajaran IPA yang

lebih kompleks

3. Kurangnya motivasi belajar dan bimbingan orang tua terhadap siswa

4. Motivasi belajar yang guru berikan pada saat pembelajaran IPA belum diterima

dengan baik.

5. Model yang diggunakan pada saat pembelajaran IPA masih kurang bervariasi

6. Ketidak tersediaan buku pegangan bagi siswa untuk belajar mandiri di luar

sekolah.

7. Kurangnya keatifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar IPA.

8. Ketiadaan media pembelajaran seperti LCD, dan alat peraga

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

9

1.3 Pembatasan Masalah

Di dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada permasalahan, model

yang diggunakan pada saat pembelajaran masih kurang bervariasi pada proses

belajar mengajar siswa kelas V SDN Kembangarum 03 Kota Semarang

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran think creative learning

dengan teka-teki silang yang sesuai dilaksanakan oleh guru untuk proses

pembelajaran IPA kelas V SDN Kembangarum 03?

2. Bagaimanakah kelayakan model pembelajaran think creative learning dengan

teka-teki silang dalam proses pembelajaran IPA kelas V SDN Kembangarum

03?

3. Bagaiman akah keefektivan model pembelajaran think creative learning dengan

teka-teki silang dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN

Kembangarum 03

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

10

1 Mengembangkan model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki

silang yang efektiv yang sesuai dengan permasalahan serta kebutuhan guru dan

siswa SD kelas V.

2 Menguji kelayakan model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang terhadap proses belajar mengajar siswa SD kelas V.

3 Menguji keefektivan model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang dalam peningkatan hasil belajar IPA siswa SD kelas V.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dirancang guna menghasilkan model pembelajaran yang

mempermudah kegiatan belajar mengajar. Manfaat penelitian ini dapat berupa

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoretis, produk model pembelajaran yang dihasilkan peneliti dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya pada

bidang penelitian pengembangan pada bahasan pengembangan model pembelajaran.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam

menciptakan model pembelajaran yang kooperatif.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

11

Bagi siswa dengan adanya penelitian ini akan mempermudah siswa dalam

mengembangkan cara berfikir yang kretaif. Selan itu mereka juga akan memperoleh

pengalaman baru dalam pembelajan Ilmu Pengatuhan Alam (IPA).

1.6.2.2 Bagi Guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk menghasilkan model pembelajaran

yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi sekolah dalam upaya

perbaikan proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses

belajar IPA.

1.6.2.4 Bagi peneliti

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding terutama

dalam hal pengembangan model pembelajaran yang baru.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

think creative learning dengan teka-teki silang. Model pembelajaran yang

dikembangkan memadukan muatan pendidikan dan permainan yang memberikan

pengathuan sehingga dapat meningkatkan proses berpikir siswa secara aktif dan

meningkatkan pengalaman dan pengathuan siswa dengan pengathuan baru yang

dipelajari. Model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang yang

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

12

dikembangkan mencangkup pada sintak, sistem sosial perinsip interaksi dan sistem

penunjang.

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Hakikat Pendidikan

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional dalam bab

1 menjelaskan bahwa

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memeilih kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.

Legenveld (dalam Munib 2010: 26) seorang ahli pedagogik dari negeri

belanda mengemukakan batasan pengertian pendidikan, bahwa pendidikan adalah

suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa

untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.

Bimbingan dari batasan diatas adalah beberapa aspek yang berhubungan

dengan beberapa aspek yang berhubungan dengan usaha pendidikan, yaitu bimbingan

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

14

sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik, anak manusia yang belum

dewasa dan yang terakhir adalah tujuan pendidikan.

Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan umumnya berati daya

upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, Karakter), pikiran

(intelek), dan tubuh anak. Sedangkan GBHN 1973 dikemukakan pengertian

pendidikan, bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk

mengembangkan keperibadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Dictionary of education menyatakan pendidikan adalah proses seseorang

mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di

dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada

pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari

sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan

sosial dan kemampuan indidvidu yang maksimal (Munib 2010:32-33).

2.1.2 Model Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Sebelum membahas tentang model pembelajaran, terlebih dahulu akan

mengkaji apa yang dimaksud dengan model? Secara kaffah model dimaknakan

sebagai suatu objek atau konsep yang diggunakan untuk mempresentasikan suatu hal.

Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk suatu bentuk yang lebih konverhensif (

Mayer dalam al-Tabany 2014:23).

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

15

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menetukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk didalam buku, filem, komputer, kurikulum dan lain-lain). Adapun

soekamto, dkk mengemukakan maksud dari maksud dari model pembelajaran, yaitu:

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merancangkan aktivitas belajar mengajar”. Hal ini sejalan apa yang

dikemukakan oleh Egen dan Kauchak (dalam al-Tabany 2014:24) bahwa model

pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada

strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai ciri-ciri khusus

yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur (Al.Tabany 2014:23-24).

Ciri-ciri tersebut yaitu:

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagai mana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

16

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut Nieveen suatu

model dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut: Pertama, sahih (valid).

Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah model yang

dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat; (2) apakah terdapat

konsistensi internal. Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1)

para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan;

dan (2) kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan itu dapat diterapkan.

Ketiga, efektif. Berkaitan dengan efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter

sebagai berikut: (1) ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa

model tersebut efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil

sesuai dengan yang diharapkan (dalam Al-Tabany 2014:26).

2.1.2.2 Teori-teori Belajar Moderen Yang Melandasi Model Pembelajaran

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa itu.

Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran diharapkan suatu

pebelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan hasil belajar.

2.1.2.2.1 Teori Belajar Kontruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokan dalam teori

pembelajaran kontruktivistis (constructivistis theories of learning).teori

kontruktivistis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

17

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan ini tidak lagi sesuai.

Menurut teori kontruktivistis ini, suatu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa. Siswa membangun sendiri pengathuan didalam benaknya.

Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa

untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa

menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Guru dapat memberikan anak tangga yang memebawa siswa ke pemahaman yang

lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut

(Nur dalam al-Tabany 2014:30).

2.1.2.2.2 Teori Perkembangan Kongnitif Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, yang memandang

perkembangan kongnitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

sistem makna dan pemaknaan realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka.

Menurut Piaget seperti dukuti Salvin (dalam al-Tabany 2014:31),

perkembangan kongnitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif

memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut implikasi penting

dalam model pembelajaran dari teori Piaget : (1) me-mutuskan perhatian pada

berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya; (2) memperhatikan

peran pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran;

(3) memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembanagan.

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

18

Implikasi dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan

informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep, memberikan waktu yang

cukup untuk memenuhi ide-ide denggan menggunakan pola berpikir normal.

2.1.2.2.3 Model Pengajaran Jhon Dewey

Menurut Jhon Dewey (dalam al-Tabany 2014:32), metode reflektif didalam

memecahkan masalah yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi

proses berpikir ke arah kesimpulan yang defenitif melalui lima langkah:

1. Siswa mengenali maslah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu

sendiri.

2. Selajutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dengan

menetukan masalah yang dihadapinya.

3. Lalu dia menghubungkan uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain,

dan mengumpulkan berbagi kemungkinan guna memecahkan maslah

tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.

4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan

akibatnya masing-masing.

5. Selanjutnya ia mencoba mempraktikan salah satu kemungkinan

pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan mebuktikan betul-

tidaknya pemecahan maslah itu.

Namun langkah-langkah ini tidak dipandang secara kaku dan mekanistis,

artinya tidak mutlak harus mengikuti urutan seperti itu. Siswa bisa bergerak bolak-

balik, antara maslah dan hipotesis ke arah pembuktian , kearah kesimpulan dalam

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

19

batas-batas aturan yang bervariasi. Selanjutnya Dewey menganjurkan agar bentuk isi

pelajaran hendaknya mulai dari pengalaman siswa dan berakhir pada pola struktur

mata pelajaran.

2.1.2.2.3 Teori Pemrosesan Informasi

Teori ini menjelaskan pemerosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali

pengathuan dari otak. Peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi informasi dari

imput (stimulus) ke output (respons). Model pemerosesan infirmasi dipaparkan

berikut ini:

a. Pentingnya Pengathuan Awal

Seiring seorang pembelajar mengalami kesulitan dalam memahami suatu

pengathuan tertentu, yang salah satu penyebabnya karena pengathuan baru yang

diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, atau mungkin

pengathuan awal yang belum dimilikinya.

Pengathuan awal (prior knowledge) adalah sekumpulan pengathuan dan

pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka dan apa

yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar baru (Nur dalam al-Tabany 2014:34).

Mosental et al dikutip Nur (dalam al-Tabany 2014:34) menggambarkan keberatian

pengathuan awal dalam suatu studi menarik yang secara khusus menghubungkan

kemampuan siswa memproduksi teks naratif.

b. Register Pengindraan

Register pengindraan menerima sejumlah besar informasi dari indra

(penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan pengecap). Register pengindraan

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

20

disimpan dalam waktu yang sangat singkat (tidak lebih dari dua detik). Keberadaan

register pengindraan mempunyai dua implikasi yang penting dalam pendidikan.

Pertama orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus

diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang

dilihat dalam waktu singkat masuk dalam kesadaran. Register pengindraan ini,

mengalami pemerosesan awal melalui; presepsi, psikologi Gestalt, dan perhatian.

c. Memori jangka pendek

Sistem penyimpanan memori jangka pendek, dalam jumlah yang terbatas dan

dalam waktu yang terbatas (beberapa detik). Menurut Miller seperti yang dikutip Nur

(dalam al-Tabany 2014:35), memori jangka pendek mempunyai kapasitas 5-9 bits

informasi.

Proses mempertahankan suatu butir informasi dalam memori jangka pendek

dengan cara mengulang-ulang, menghafal (rehearshal). Menghafal sangat penting

dalam belajar, karena semakin lama suatu butir tinggal didalam memori jangka

pendek, semakin besar kesempatan butir itu akan ditransfer ke memori jangka

panjang.

d. Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang adalah tempat diamana pengathuan disimpan secara

permanen, untuk dipanggil lagi kemudian apabila ingin diggunakan (Arends dalam

al-tabany 2014:36). Memori ini mempunyai kapaitas yang sangat besar untuk

menyimpan sejumlah informasi.

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

21

Tulving (1985) seperti dukutip oleh Nur (dalam al_Tabany 2014:36),

membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian yaitu: memori episodik,

memori sematik, memori prosedural.

2.1.2.2.4 Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Inti dari teori Ausubel tentang belajar yaitu belajar bermakna.belajar

bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya dengan kinformasi baru pada

konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kongnitif seseorang Faktor yang

paling penting dalam mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.

Pernyataan ini lah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel. Dengan demikian,

agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan

dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kongnitif siswa (Dahar dalam Al-

Tabany 2014:37)..

2.1.2.2.5 Teori Penemuan Jerome Bruner

Salah satu model intruksional kongnitif yang sangat berpengaruh ialah model

dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning).

Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengathuan

secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.

Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengathuan yang

menyeluruh , menghasilkan pengathuan yang benar-benar bermakna (Dahar dalam al-

Tabany 2014:38).

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

22

2.1.2.2.6 Teori Pembelajaran Sosial vygotsky

Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk pengathuan

sebagai hasil dari pemikiran maupun kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Teori

vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut

vygotsky, bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja untuk menagani

tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas ini masih berada dalam

jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah

tingkat perkembangan sedikit diatas daerah perkembangan seseorang saat ini.

2.1.2.2.7 Teori Pembelajaran Perilaku

Perinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku yakni bahwa perilaku

berubah sesuai dengan kosekuensi langsung dari perilaku itu. Konsekuensi yang

menyenagkan akan memperkuat perilaku, sedangkan kosekuensi yang tidak

menyenagkan akan memperlemah perilaku. Dengan kata lain, kosekuensi yang

menyenagkan akan meningkatkan frekwensi seseorang untuk melakukan perilaku

yang serupa (Budayasa dalam al-Tabany 2014:39).

Konsekuensi yang menyenagkan disebut penguat (reinforcer), sedangkan

konsekuensi yang tidak menyenagkan disebut hukuman (punisher). Penggunaan

konsekuensi yang menyenagkan dan yang tidak menyenagkan untuk mengubah

perilaku disebut pengondisian operan (operant conditioning) (Salvin dalam al-Tabany

2014:39).

Page 44: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

23

2.1.3 Asumsi Model Pembelajaran

Asumsi-asumsi yang mendasari sebuah model pembelajaran yaitu:

a. Pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai, dimana

terdapat berbagai bagian lingkungan yang saling memiliki ketergantungan .

b. Terdapat berbagai komponen yang meliputi isi, keterampilan, hubung-an sosial,

bentuk-bentuk kegiatan, dan sarana/fasilitas fisik beserta penggunaan-nya, yang

keseluruhannya membentuk sebuah sistem lingkungan yang saling berinteraksi.

c. Kombinasi yang berbeda antara bagian-bagian tersebut akan menghasilkan

bentuk lingkungan yang berbeda dengan hasil yang berbeda pula.

d. Model pembelajaran menciptakan lingkungan, tersedia spesifikasi yang bersifat

antisipatif untuk lingkungan dalam proses belajar-mengajar di kelas.

Berdasarkan gambaran diatas, model pembelajaran terbentuk melalui berbagai

kombinasi dari bagian-bagian/ komponen, yang meliputi

a. Prinsip interaksi siswa dan guru

Peran guru dan siswa dalam model bisa berubah-ubah. Dalam beberapa model

peran guru sebagai pembimbing, fasilitator, atau motivator dan bahkan pada

kesempatan lain peran guru bisa sebagai pemberi tugas atau yang lain

b. Syntax

Syntax atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam

tindakan. Contohnya, kegiatan-kegiatan yang disusun berdasarkan tahapan-

tahapan yang jelas dari keseluruhan program yang melambangkan lingkungan

pendidikan dari setiap model.

Page 45: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

24

c. Sistem sosial

Pembelajaran pada dasarnya adalah menggambarkan hubungan antara guru dan

siswa dalam satu sistem. Oleh karena itu, komponen mengarah pada dua bagian

yaitu peran guru dan siswa, khususnya hubungan hirarkis atau hubungan

kewenangan, serta norma-norma atau perilaku siswa yang dianggap baik. Dengan

demikian, sistem sosial merupakan bagian penting dari setiap model.

Mempelajari sesuatu ditentukan oleh jenis hubungan yang tersusun selama proses

pembelajaran.

d. Sistem Pendukung

Sistem pendukung bertujuan untuk menyiapkan kemudahan kepada guru dan

siswa demi keberhasilan penerapan strategi pembelajaran. Sebagai contoh,

melalui model pembelajaran kerja kelompok, siswa bisa saling memberikan

bantuan satu sama lainnya, siswa yang pintar bisa membantu temannya.

2.1.4 Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Pada umumnya, model pembelajaran yang baik memiliki sifat-sifat atau ciri-

ciri yang dapat dikenali secara umum sebagai berikut:

a. Memiliki prosedur yang sistematis. Sebuah model pembelajaran bukan sekedar

gabungan berbagai fakta yang disusun secara sembarangan, melainkan prosedur

yang sistematis untuk memodifikasi prilaku siswa, yang didasarkan pada asumsi-

asumsi tertentu

b. Hasil belajar dirumuskan secara khusus. Setiap model pembelajaran wajib

menentukan tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai siswa. Pencapaian ini

Page 46: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

25

dilakukan melalui rincian kerja siswayang bisa diamati. Artinya, apa yang harus

ditunjukan oleh siswa disusun secara rinci dan khusus.

c. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan secara

spesifik dalam model pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar siswa bisa

belajar secara kondusif.

d. Ukuran keberhasilan. Model pembelajaran harus menetapkan kriteria

keberhasilan unjuk kerja yang diharapkan dari siswa. Model pembelajaran

senatiasa menggambarkan dan menjelaskan hasil-hasil belajar dalam bentuk

perilaku yang seharusnya ditunjukan oleh siswa setelah menempuh dan

menyelesaikan urutan pembelajaran.

e. Interaksi dengan lingkungan. Semua model pembelajaran menetapkan cara yang

memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan

belajarnya.

2.1.5 Think Pair Share (TPS)

Dalam Al-Tabany (2014:129-120), strategi think pair share (TPS) atau

berpikir berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think pair share

dikembangkan dari peneilitan belajar kooperatif dan waktu belajar. Pertama kali

dikembangkan oleh Frang Lyman di Universitas Maryland sesuai yang dikutip

Arends menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara efektif untuk

membuat variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resutasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan

Page 47: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

26

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa banyak waktu

berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru hanya melengkapi penyajian

singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Guru

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pembelajaran, dan memeinta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa

berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

Langkah 2: Berpasangan (pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa

yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat

menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan, atau menyatukan

gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru

memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

Langkah 3: Berbagi (sharing)

Pada langkah ahir guru mrminta setiap pasangan untuk berbagi dengan

keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling

ruangan dari pasangan ke pasangan dan melajutkan sampai sekitar sebagian

pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan (Arends dalam Al_Tabany

2014).

Page 48: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

27

2.1.6 Pengertian Teka-Teki Silang

Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya mengisi

ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk

sebuah kata yang sesuai dengan petujuk . Selain itu mengisi teka-teki silang atau

biasa disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikan , selain juga berguna

untuk mengingat kosakata yang populer , selain itu juga berguna untuk pengetahuan

kita yang bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai

dan lebih mengedepankan persamaan dan perbedaan kata , maka sangat sesuai kalau

misalnya dipergunakan sebagai sarana peserta didik untuk latihan dikelas yang

diberikan oleh guru yang tidak monoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku

saja.Dalam teka-teki silang disediakan sejumlah pertanyaan, pertanyaan atau

kata/frase sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang

didesain sedemikian rupa. Deskripsi umum permainan teka-teki silang merupakan

suatu permainan dengan tempelate yang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-

kotak yang berwana hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan

kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak

satu kolom dan beberapa baris).

Teka-teki silang , melibatkan partisipasi peserta didik aktif sejak kegiatan

pembelajaran dimulai. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses

pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini

Page 49: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

28

peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil

belajar dapat dimaksimalkan.

Selain itu, strategi pembelajaran untuk meninjau ulang (review) materi-materi

yang sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan peserta didik

dalam mengingat-ingat kembali materi apa yang telah disampaikan. Sehingga, peserta

didik mampu mencapai tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif maupun

psikomotorik.

Fungsi kegunaan dari teka teki silang itu sendiri yaitu membangun saraf-saraf

otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak kembali

optimal karena otak dibiasakan untuk terus menerus belajar dengan santai. Karena

belajar dengan santai inilah yang dapat membuat siswa menjadi lebih paham dan

mudah masuk dalam ingatan siswa sehingga siswa tidak mudah lupa dengan materi

yang sudah diajarkan.

2.1.7 Belajar Sebagai Perubahan Perilaku

Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap

orang mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu proses pendewasaan,

baik pendewasaan secara fisik maupun psikis atau kejiwaan. Pendewasaan pada diri

seseorang tidak bisa sempurna tanpa didukung dengan pengalaman berupa pelatihan,

pembelajaran, serta proses belajar. Artinya, belajar dan pembelajaran merupakan

proses penting seseorang untuk menjadi dewasa.

Page 50: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

29

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk peroses

perubahan, yaitu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dalam lingkungan (Slameto 2010:2).

Sedangkan menurut Gagne dan Berliner (dalam Rifa’I 2011:82) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalaman.

Hilgard dan Bower (dalam Purwanto 2013:84) mengemukakan belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu

yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu. Sedangkan

Gagne menyatakan belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-

nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi.

Tausan Hakim (dalam Hamdani 2011:21) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan dalam keperibadian manusia, dan perubahan itu

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti

peningkatan kecakapan, pengathuan sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya pikir, dan lain-lain.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, sejak

dilahirkan hingga manusia mati. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi

manusia dengan lingkungannya. Belajar dapat dimana saja dan kapan saja. Salah satu

Page 51: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

30

pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada

diri seseorang, yang disebabkan telah terjadi perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan, atau sikapnya. Belajar merupakan aktivitas terencana untuk

mendapatkan pengetahuan dan wawasan, agar perilaku seseorang berubah menuju

pada kedewasaan. Pemahaman yang telah didapat menjadi sumber nilai yang

mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak, dan berperilaku.

Belajar dilakukan secara terencana, sehingga dalam proses belajar pasti

memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai setelah proses belajar terjadi. Secara umum

ada tiga tujuan belajar, yaitu: (1) mendapatkan pengetahuan; (2) menanamkan konsep

dan pengetahuan; (3) membentuk sikap atau kepribadian.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas belajar merupakan proses

yang kompleks yang terjadi setiap saat yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja,

serta pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang.

2.1.8.1 Ciri-ciri Belajar

Salah satu ciri seseorang telah Salah satu ciri bahwa seseorang telah belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Beberapa ciri belajar seperti

dikutip oleh Darsono (dalam Hamdani 2011:22) adalah sebagai berikut:

1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini

digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar.

2. Belajar merupakan pegalaman sendiri, tidak diwakilkan kepada orang lain.

Jadi, belajar bersikap Individual.

Page 52: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

31

3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini

berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu.

Keativan ini dapat terwujud karena individu memeiliki berbagai potensi

untuk belajar.

4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek

kongnitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lainnya.

Slameto (2010: 3) menguraikan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar

sebagai berikut :

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan atau sekurang-kurangnya ia dapat merasakan telah terjadi adanya

suatu perubahan dalam dirinya;

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, peruabahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang

akan terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehidupan ataupun proses belajar berikutnya;

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan

tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan

demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan

Page 53: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

32

makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya

bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena

usaha individu sendiri;

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap;

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang

benar-benar disadari. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan

senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan;

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

2.1.8.2 Teori-teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran

Dalam proses belajar ada banyak teori-teori yang mendukung proses

pembelajaran. Beberapa teori belajar yang paling sering dikenal adalah teori belajar

konstruktivisme, teori belajar kognitif, dan teori belajar behaviorisme.

Page 54: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

33

2.1.7.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Slavin (dalam Rifa’i 2011: 128) teori belajar konstruktivisme

meyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan kepada peserta

didik. Sebaliknya, peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

Peran pendidik adalah: (1) memperlancar proses pengkonstruksian pengetahuan

dengan cara membuat informasi secara bermakna dan relevan dengan peserta didik;

(2) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan atau

menerapkan gagasannya sendiri; dan (3) membimbing peserta didik untuk menyadari

dan secara sadar menggunakan strategi belajarnya.

Jadi teori belajar konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana

subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Proses mengajar bukanlah

kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar/siswa, tetapi suatu

kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi sendiri pengetahuannya.

Megajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk

pengetahuan, membuat makna, dan mencari kejelasan. Dalam hal ini guru berperan

sebagai mediator dan fasiltitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa

2.1.7.1.2 Teori Belajar Kognitif

Pengkajian terhadap teori belajar kognitif memerlukan penggambaran tentang

perhatian, memori, elaborasi, rehearsal, pelacakan kembali, dan pembuatan informasi

yang bermakna. Teori belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak

ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang

apada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang

Page 55: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

34

berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu

memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu, teori belajar

kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,

teruatama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahai stimulus yang datang

dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses

internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi.

Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung didalam kognisi itu akan

menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya, jumlah informasi atau

stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh

dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan

lebih ditentukan oleh sejauh mana seseorang mampu mengolah informasi sehingga

dapat disimpan dan diguanakan merespon stimulus yang berada di sekelilingnya.

Oleh karena itu teori kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan

pikirannya untuk belajar, mengingat, dan penggunaan pengetahuan yang telah

diperoleh dan disimpan didalam pikirannya secara efektif.

2.1.7.1.3 Teori Belajar Behaviorisme

Menurut Rifa’i (2011: 106), aspek penting yang dkemukakan oleh aliran teori

belajar behaviorisme dalam belajar adalah bahwa hasil belajar (perubahan perilaku)

itu tidak disebabkan kemampuan internal manusia (insight), tetapi karena faktor

stimulus yang menimbulkan respons. Agar aktivitas belajar siswa dikelas dapat

mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian rupa

Page 56: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

35

(menarik dan spesifik) sehingga muda direspon oleh siswa. Siswa akan memperoleh

hasil belajar apabila dapat mencari hubungan antara stimulus dan respon tersebut.

2.1.9 Hakikat Pembelajaran

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1, ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah suatu proses interaksi

antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Lima jenis interaksi yang berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran

meliputi: 1) interaksi antara pendidik dan peserta didik; 2) interaksi antara sesama

peserta didik atau antar sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan nara sumber; 4)

interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang disengaja

dikembangkan; dan 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan

sosial dan alam.

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi

peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahanan.

Gagne menyeatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal

peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar (dalam Rifa’i

2011: 191-192).

Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk

tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran

kongnitif mendefenisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang

Page 57: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

36

dipelajari.Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan

kebebasan kepada siswa untuk memeilih bahan pelajaran dan cara mempelajari sesuai

dengan minat dan kemampuannya (Sugandi dalam Hamdani 2011: 23).

2.1.10 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila

peserta didik mempelajari pengathuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didikan, perubahan

perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar

dirumuskan dalam tujuan peserta didikan.

Poerwanti (2008:7.5) berpendapat bahwa “hasil belajar diklasifikasikan dalam

tiga ranah yaitu (1) domain kognitif merupakan pengetahuan atau segala sesuatu yang

mencakup kecerdasan bahasa dan logika, (2) domain afektif, merupakan sikap dan

nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi atau

kecerdasan emosional, (3) domain psikomotor, merupakan keterampilan atau yang

mencakup kecerdasan kinestetik, visual spasial dan kecerdasan musikal.”

Hal tersebut didukung oleh Gagne dalam Poerjono (2014: 5-6) yang

menjelaskan hasil belajar dapat berupa: (1) informasi verbal yaitu kapabilitas

mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (2)

keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang,

Page 58: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

37

(3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri, (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani, (5) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak

objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari

proses belajar individu yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor serta

dapat diukur dan diamati hasilnya. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini

adalah aspek kongnitif.

2.1.11 Hakikat Ilmu Pengathuan Alam

Mata pelajaran IPA merupakan rumpun ilmu, memeiliki karateristik khusus

yaitu memepelajarai fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selajutnya IPA juga

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan

yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengathuan IPA yang

berupa pengathuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta kongnitif, dan IPA

sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi

konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari

dan kreativitas.

Page 59: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

38

Carin dan Sund mendefenisiskan IPA sebagai “pengathuan yang sistematis

dan tersususn secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data

hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada defenisi Carin dan Sund tersebut

maka IPA memeiliki empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi

(dalam Wisudawati 2013:22-23).

Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2016:168) Ruang lingkup

bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut;

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumu, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

2.1.12 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengathuan Alam

Pembelajaran IPA adalah Interaksi antara komponen-komponen pembelajaran

dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk

kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan

proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian

hasil belajar (Wisudawati 2013:26)

Page 60: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

39

Peroses pembelajaran IPA harus memeperhatikan karateristik IPA sebagai

proses dan IPA sebagai Produk.IPA sebagai integrative science atau IPA terpadu

telah diberikan di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pelajaran IPA terpadu dan

secara terpisah di SMA/MA sebagai mata pelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta

Bumi dan Antariksa.

Seorang Guru atau Dosen IPA wajib memeiliki empat kompetensi, sebagai-

mana telah telah ditetapkan dalam Undang-Undang guru dan dosen (UU No. 14

tahun 2005) dan Standar Nasional Pendidikan (PP No.19 tahun 2005). Kompetensi

tersebut ialah:

1. kompetenis pedagogik, yaitu kemampuan melaksanakan proses

pembelajaran IPA

2. kompetensi profesional yaitu kemampuan menguasai materi IPA

3. kompetensi keperibadian yaitu kemampuan menjadi teladan bagi peserta

didik dan sejawat, atasan, dan bawahan.

4. Kompetensi soaial yaitu kemampuan hidup bermasyarakatdi sekolah

maupun diluar sekolah.

Page 61: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

40

2.2 Kajian Empiris

Penelitian dalam bidang pendidikan, terutama penelitian yang berhubungan

dengan pengembangan model pembelajaran sudah banyak dilakukan oleh peneliti

lain. Penelitian yang dilakukan tentu masih banyak kendala sehingga perlu adanya

penelitian kembali dengan belajar dari kekurangan-kekurangan penelitian

sebelumnya.

penelitian yang dilakukan Sri Rahayu, dkk (vol 4 No.1, 2010), dengan judul

“Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa” Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengembangan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar

kelas eksperimen yang memiliki rerata lebih tinggi dibandingkan aktivitas belajar

kelas kontrol. Selain itu, hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari KKM yaitu

79,05 sedangkan hasil belajar kelas kontrol dibawah KKM yaitu 68,52. Hasil data

angket yang diperoleh menunjukkan hampir 90% siswa menyukai model

pembelajaran advance organizer.

Penelitian yang dilakukan Isniatun Munawaroh (vol.03 no. 1, maret 2010),

dengan judul “pengembangan model pembelajaran tematik untuk mengembangkan

keterampilan berfikir kritis siswa SD kelas rendah” mengemukakan berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan hasil bahwa model pembelajaran tematik untuk

Page 62: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

41

mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa SD kelas rendah yang

dikembangkan layak dan mampu memumbuhkan keterampilan berfikir keritis siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ketut Sukma (Jilid 44, Nomor 1-3, April

2011), dengan judul “ Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual Preview-Review

Berbasis Inkuiri” Hasil need assessment menunjukkan bahwa untuk pengembangan

pembelajaran bilingual teridentifikasi kebutuhan sebagai berikut: (1) silabus dalam

bahasa Inggris dan Indonesia; (2) perangkat pembelajaran dalam bahasa Inggris dan

Indonesia; (3) guru Fisika yang memiliki kompetensi bahasa Inggris dengan skor

TOEFL ≥500; (4) contoh-contoh model pembelajaran bi-lingual; dan (5) guru Fisika

yang berkualifikasi S-2 minimal 30%. Menurut penilaian pakar, Model Pembelajaran

Bilingual Preview-Review Berbasis Inkuiri 5E Menggunakan TIK sangat layak

diimplemetasikan. Sementara itu, uji coba terbatas menunjukkan bahwa rata-rata gain

skor ternor-malisasi (g) = 0,7. Ini berarti, model pembelajaran ini sangat efektif

dalam meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Dalam buku yang diditulis oleh Robert M. Wolter (2012), dengan judul

“facilitating group learning: strategies for success with diverse adult learners” dari

Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 12, No.2. menghasilkan

penjelasan Buku ini menjelaskan bagaimana merancang pengalaman belajar yang

efektif, dan bagaimana memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar, dan membawa

semua elemen dari Pendekatan penulis bersama-sama. Ini juga mencakup materi

tentang mempertahankan pendidik, bekerja dengan gerakan sosial, dan toolkit yang

Page 63: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

42

efektif. Dalam buku ini adalah sumber daya untuk fasilitator dari orang dewasa dalam

situasi belajar kelompok.

Penelitian lain yang dilakukan Sukirman, dkk (Vol.3.No.1,2012/2013) dengan

judul “Pengembangan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Minat

Belajar Fisika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran

2012/2013”. Hasil penelitian menunjukan penerapan pengembangan model

pembelajaran talking stick pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Purworejo dapat

meningkatkan minat belajar fisika. Hal ini dapat diketahui dengan adanya

peningkatan minat belajar fisika dan aspek lain yang berkaitan dengan minat belajar

pada siswa tiap siklusnya, mulai dari peningkatan yang sangat signifikan pada siklus I

dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II. Pada observasi awal diperoleh minat

belajar siswa sebesar 52,26%, rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum dilakukan

penelitian sebesar 45,81 dan aktivitas siswa di kelas pada saat pembelajaran fisika

sebesar 46,77%. Setelah siklus I berakhir diperoleh minat belajar siswa sebesar

66,13%, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 94,84 dan aktivitas siswa di kelas

sebesar 87,10% dan pada siklus II diperoleh hasil minat belajar fisika sebesar

93,87%, nilai rata-rata hasil belajar sebesar 99,36 dan aktivitas siswa di kelas sebesar

90,97%.

Penelitian yang dilakukan Jumarudin dkk (Volume 2, Nomor 2, 2014), dengan

judul “ pengembangan model pembelajaran humanis religius dalam pendidikan

karakter di sekolah dasar” mengemukakan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

hasil bahwa pengembanagan model humanis religius dalam pendidikan karakter di

Page 64: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

43

sekolah dasar menunjukkan tingkat keterlaksanaan yang tergolong baik, memenuhi

kriteria sangat efektif, sangat praktis, dan valid karena disusun berdasarkan landasan

berpikir yang rasional dengan teori pendukung yang kuat dan relevan.

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sumintono , dkk (2014) dengan

judul “In Search of the Excellent School: A Case Study of an Indonesian

International Standard School in Improving Its Capacity Building” dari jurnal Asia-

Pacific Edu Res (23):(3). Dalam penelitian menunjukan bahwa penelitian yang tepat

berdasarkan sistem pendidikan indonesia diperlukan untuk mengidentifikasi program-

program peningkatan kapasitas sekolah.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka dan kerangka teoritis di atas, maka

peneliti mengembangkan model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang untuk meningkatkan hasil belajar IPA. dengan melakukan penelitian

seperti pengembangan, memperhatikan prinsip-prinsip desain instruksional untuk

memenuhi kualitas model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki

silang. Untuk menjadikan model pembelajaran think creative learning think creative

learning dengan teka-teki silang sebagai model pembelajaran yang efektif. Berikut ini

merupakan kerangka berfikir dalam penelitian ini yang disusun untuk

mengembangakan model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki

silang.

Page 65: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

44

Gambar 2. 1. Kerangka berpikir pengembangan model pembelajaran think creative

learning dengan teka-teki silang

Page 66: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

45

2.4 Hipotesis Penelitan

Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris yang telah dikemukakan maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Penggunaan model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang tidak dapat meningkatkan efektifitas hasil belajar IPA siswa

kelas V SDN Kembangarum 03 Kota Semarang.

Ha : Penggunaan model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang dapat meningkatkan efektifitas hasil belajar IPA siswa kelas

V SDN Kembangarum 03 Kota Semarang.

Page 67: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

122

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian tentang model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang pada mata pelajaran IPA kelas V, menunjukan bahwa pengembanagan

model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang sebagai model

pembelajaran yang baru bagi pembelajaran kelas V SD evektif terhadap hasil belajar,

afektif dan psikomotorik siswa kelas V dimana diperoleh model pembelajaran think

creative learning dengan teka-teki silang yang telah dikembangkan memenuhi

kriteria sangat layak pada aspek materi pembelajaran dan sangat layak pada aspek

model pembelajaran berdasarkan penilaian dari ahli. Hasil penelitian pembelajaran

menggunakan model pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang

mampu mengembangkan aktivitas siswa dengan kategori sangat baik. model

pembelajaran think creative learning dengan teka-teki silang yang dikembangkan

mampu meningkatkan hasil belajar kongnitif siswa pada pembelajaran IPA yang

ditunjukan dengan adanyanya perbedaan rata-rata data postest dan pretest yang

dianalisis dengan uji t sebesar -12,5 dan juga peningkatan rata-rata (gain) dengan

kategori sedang 0,476.

Page 68: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

123

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang disebutkan diatas maka peneliti menyampaikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat membiasakan penggunaan model pembelajaran yang

lebih bervariasi harus terus ditingkatkan agar dapat menciptakan pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini hendaknya dapat memberikan manfaat yaitu mampu

mengembangkan keterampilan berfikir siswa serta keterampilan komunikatif

siswa dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah

Sarana dan prasarana serta fasilitas harus di optimalkan agar tidak

menghambat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Penelitian mengenai model pembelajaran think creative learning dengan teka-

teki silang hendaknya lebih dikembangkan dengan metode-metode

pembelajaran jenis lain oleh peneliti-peneliti selanjutnya.

Page 69: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

124

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.2013. Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.2016. Manajemen Penelitian.Jakarta: Reneika Cipta

Al-tabany.2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif dan

Kontekstual. Surabaya: Prenadamedia Group

Bambang Sumintono ,Nanang Bagus Subekti ,Nora Mislan ,Hamdan Said

,Lokman Mohd Tahir.2014. In Search of the Excellent School: A Case

Study of an Indonesian International Standard School in Improving Its

Capacity Building.jurnal Asia-Pacific Edu Res(23):(3)

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Statuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Carolinda Douglass,Sherrill R. Morris.2014. Student perspectives on self-

directed learning. Journal of the Scholarship of Teaching and

Learning, Vol.(14):(1)

Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Husdarta, JS. & Saputra, Yudha. 2013.Belajar dan Pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

I Nyoman Sukarta,I Ketut Sudiana,I Dewa Ketut Sastrawidana.2010. Penerapan

Pendekatan Kontekstual Menggunakan Model Kooperatif Pada

Pembelajaran Kimia Dan Pencemaran Lingkungan. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran. Vol(43): (3)

Isniatun Munawaroh.2010. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Untuk

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas

Rendah. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. Vol (3):(1)

Jumarudin, Abdul Gafur,Siti Partini Suardiman.2014. Pengembangan Model

Pembelajaran Humanis Religius Dalam Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan

Aplikasi Vol(2):(2)

Ketut Sukma.2011. Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual Preview-

Review Berbasis Inkuiri. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Vol (44):( 1-

3)

Page 70: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

125

Lestari, Kurnia Eka, & Yudhanegara.2015. Penelitian Pendidikan Matematika:

Refika Aditama.

Misbahudin, Hasan, Iqbal.2013. Analisis Data Penelitian Dengan Ststistik,

Jakarta, Bumi Aksara

Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Poerwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Program.

Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Rifai, Achmad. & Anni, Catarina. 2011.Psikologi Pendidikan. Semarang: pusat

pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

Riduan.2015. Dasar-Dasar Statistika. Bandung. Alfabeta

Robert M. Wolter.2012. Facilitating Group Learning: Strategies for Success

with Diverse Adult Learners. Journal of the Scholarship of Teaching

and Learning. Vol.(12) :(2)

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono.2010. Pengembangan Model

Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol (4):(1)

Sukirman, Ashari, Wakhid Akhdinirwanto.2012/2013. Pengembangan Model

Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika

pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Purworejo. Radiasi.Vol.(3):(1)

Suyanto. & Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi

Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Globalisasi.

Bandung: Erlangga.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

Pendidikan.

Wisudawati Widi, Asih dan eka sulistyawati. 2013.Metodologoi Pembelajaran

IPA. Yogyakarta: Bumi Askara. Yolanda Dian Nur Megawati, Annisa

Page 71: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30048/1/1401413637.pdf · dengan teka-teki silang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Saran yang diberikan yaitu Guru

126

Ratna Sari.2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

individualization (TAI) Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Dan

Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips 1. Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia, Vol. (X): ( 1)

Widiyoko, S.E.P.2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta.

Pustaka pelajar