Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

76
ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SILASE PUCUK TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG DIFERMENTASI DENGAN UREA, MOLASES DAN KALSIUM KARBONAT SKRIPSI Oleh: FAHARUDDIN I 211 10 269 i

description

Skripsi Lengkap Faharuddin

Transcript of Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Page 1: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SILASE PUCUK TEBU (Saccharum officinarum L.)

YANG DIFERMENTASI DENGAN UREA, MOLASES DAN KALSIUM

KARBONAT

SKRIPSI

Oleh:

FAHARUDDIN

I 211 10 269

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2014

i

Page 2: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SILASE PUCUK TEBU (Saccharum officinarum L.)

YANG DIFERMENTASI DENGAN UREA, MOLASES DAN KALSIUM KARBONAT

SKRIPSI

Oleh

FAHARUDDIN I 211 10 269

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2014

ii

Page 3: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Faharuddin

NIM : I 211 10 269

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, November 2014

FAHARUDDIN

iii

Page 4: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

iv

Page 5: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya

yang senantiasa tercurah kepada penulis sehingga penulis dapat merampungkan

penulisan Skripsi ini. Shalawat dan Salam atas junjungan baginda Rasulullah

SAW. yang telah menjadi panutan serta telah membawa umat manusia dari

lembah kehancuran menuju dunia yang terang benderang.

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara

kepada Ayahanda H. Rani (Alm.) dan Ibunda Hafsah yang telah melahirkan,

mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih yang begitu tulus

kepada penulis sampai saat ini dan yang telah memberikan do’a dalam setiap detik

nafas dan kehidupannya untuk keberhasilan penulis. Buat saudaraku A.

Musdalifah dan A. Tenriati yang telah menjadi penyemangat kepada penulis.

Dan keluarga besarku yang selama ini banyak memberikan do’a, kasih sayang,

semangat dan saran. Semoga Allah SWT senantiasa mengumpulkan kita dalam

kebaikan dan ketaatan kepada- Nya.

Terima kasih tak terhingga kepada ibu Dr. Harfiah, S.Pt, MP. Sselaku

Pembimbing Utama dan kepada Bapak Prof. Dr. Ir Asmuddin Natsis, M.Sc.

selaku Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta waktu yang telah

diluangkan untuk memberikan petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam

membimbing penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi

ini.

v

Page 6: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan dengan segala

keikhlasan dan kerendahan hati kepada :

Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan.

Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Syahriani

Syahrir, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Nutrisi dan Makanan

Ternak.

Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

khususnya Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternakyang telah memberikan

sumbangsih ilmu selama penulis berada di bangku kuliah.

Bapak Prof. Dr. Ir Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku penasehat akademik

yang telah memberikan bimbingan akademik kepada penulis selama menjadi

mahasiswa.

Faridah, atas segala bantuannya dan motivasinya dalam menyelesaikan

skripsi ini dan Jufriadi Pratama selaku teman seperjuangan dalam

penelitian.

Saudara - saudaraku MATADOR 2010 yang telah menjadi keluarga kecilku

di Kampus Unversitas Hasanuddin termakasih atas segala bantuannya dan

motivasinya selama penulis menjadi mahasiswa.

Keluarga besar HUMANIKA UNHAS yang telah mengajarkan saya sesuatu

yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah.

Mereka yang tidak sempat saya sebut, hanya lantunan maaf yang bisa saya

hadirkan dalam skripsi ini.

vi

Page 7: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Penulis memohon kepada ALLAH S.W.T., dari relung hati yang paling

dalam untuk senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta petunjuk-Nya

sehingga kita semua menjadi manusia-manusia yang selalu berserah diri pada

takdir-Nya. Akhir kata semoga kita semua dijadikan manusia – manusia teladan

yang selalu dalam lindungannya, semoga hati kita semua selalu disucikan dari

hal – hal yang batil dan semoga kebahagiaan dunia dan akhirat selalu

diperuntukkan untuk kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin.........

Makassar, November 2014

Faharuddin

vii

Page 8: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Faharuddin (I211 10 269).Analisis Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Silase Pucuk Tebu (Saccharum officinarum. L) yang Difermentasi dengan Urea, Molases dan Kalsium Karbonat (CaCO3). (Dibawah bimbingan Harfiah sebagai Pembimbing Utama dan Asmuddin Natsir sebagai Pembimbing Anggota).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan kering, bahan organik dan protein kasar pucuk tebu yang difermentasi dengan urea, molases dan kalsium karbonat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu fermentasi pucuk tebu dan analisis kandungan Bahan Kering (BK), Bahan organik (BO) dan Protein Kasar (PK). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu P0 :

Pucuk Tebu 1 kg (kontrol), P1 : P0 + Urea 5%, P2 : P1+ Molases 10 % dan P3 : P2 + Kalsium Karbonat 0,5%. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan bahan kering, bahan organik dan protein kasar silase pucuk tebu. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan urea 5%, molases 10% dan kalsium karbonat 0,5% ke dalam silase pucuk tebu dapat meningkatkan kandungan protein kasar tapi menurungkan kandungan bahan kering dan bahan organik. Perlakuan terbaik adalah P3 dengan kandungan protein tertinggi yaitu 15,93%.

Kata Kunci : Pucuk Tebu, Fermentasi, Urea, Molases, Kalsium Karbonat, Faharuddin (I211 10 269). Analysis Of The Content of Dry Matter, Organic Matter And Crude Protein Silage Sugarcane Tops (Saccharum officinarum L). Fermented with Urea, Molasses and Calcium Carbonate (Under the guidance Harfiah as a Supervisor and Asmuddin Natsir as a Co-Supervisor)

ABSTRACT This research was aimed to determine the content of dry matter, organic matter and crude protein of sugarcane tops fermented with urea , molasses and calcium carbonate. This study was conducted in two phases namely the fermentation of sugarcane top and analysis of content of dry matter, organic matter and crude protein The experiment used is Completely Randomized Design consisting of 4 treatments and 3 replications , namely P0 : Sugarcane Tops 1 kg (control), P1 : P0 + 5% Urea, P2 : P1 + 10 % molasses and P3 : P2 + 0,5% Calcium Carbonate. Analysis of variance showed that the significant effect of treatment (P < 0.05) on the content of dry matter, organic matter and crude protein of sugarcane tops silage. The conclusion of this study is the addition of urea 5 % , 10 % molasses and 0.5 % calcium carbonate into the sugarcane tops silage can increase the crude protein

viii

Page 9: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

content but lower content of dry matter and organic matter. The best treatment is a P3 with the highest protein content of 15.93 % . Key words : Sugarcane Tops, Fermentation, Urea, Molasses, Calcium Carbonate,

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................... ........

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

PENDAHULUAN ...........................................................................................

Latar Belakang ......................................................................................

Rumusan Masalah .................................................................................

Hipotesis ...............................................................................................

Tujuan dan Kegunaan ...........................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

Gambaran Umum Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.) ................

Silase Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.) ...................................

Bahan Kering dan Bahan Organik ........................................................

ix

Page 10: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Protein Kasar .........................................................................................

METODE PENELITIAN .................................................................................

Waktu dan Tempat ...............................................................................

Materi Penelitin .....................................................................................

Metode Penelitian ................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

Rataan Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar

Silase Pucuk Tebu ................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................

Kesimpulan ...........................................................................................

Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................

RIWAYAT HIDUP

x

Page 11: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

xi

Page 12: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

DAFTAR TABEL

No. Halaman Teks

1. Kandungan Nutrisi Pucuk Tebu dalam Bentuk Segar. ................................ 6 2. Rataan Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar silase

Pucuk Tebu (gr/kg bahan) ............................................................................ 19

GAMABAR

No. Halaman Teks

1. Bagan Analisis Proksimat ................................................................................... 12 LAMPIRAN

No. Halaman Teks

1. Tabel kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Silase

Pucuk Tebu yang dengan Penambahan Urea, Molases dan Kalsium Karbonat .............................................................................................................. 27

2. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Kering Pucuk Tebu (Saccharum officnarum L) Dengan Penambahan Urea, Molases dan Kalsiu Karbonat ......... 28

3. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Organik Pucuk Tebu (Saccharum

officnarum L) yang Difermentasi Dengan Urea, Molases dan Kalsium Karbonat .............................................................................................................. 31

4. Analisa Sidik Ragam Kandungan Protein Kasar Pucuk Tebu (Saccharum

officnarum L) yang Difermentasi Dengan Urea, Molases dan Kalsium Karbonat ..............................................................................................................

34 5. Dokumentasi

Penelitian ........................................................................................ 37

xii

Page 13: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

DAFTAR

xiii

Page 14: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor keberhasilan suatu peternakan adalah ketersediaan

hijauan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak khususnya pada

ternak ruminansia. Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak

ruminansia, karena pakan yang dikonsumsi oleh ternak tersebut sebagian besar

dalam bentuk hijauan. Akan tetapi ketersediaan hijauan sangat berpariasi. Pada

musim hujan ketersediaan cukup melimpah namun sebaliknya pada musim

kemarau ketersediaan hijauan masih sangat terbatas sehingga peternak kesulitan

untuk mendapatkan hijauan dengan kualitas yang baik. Sehingga pemanfaatan

limbah pertanian dan perkebunan menjadi salah satu opsi untuk mengatasi hal

tersebut.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan lahan pertanian yang luas

sehingga potensi limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak

ruminansia cukup besar. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara

optimal, dan sebagian besar hanya digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik

dan bahan baku industri. Pemanfaatan limbah pertanian untuk meningkatkan

produksi ternak merupakan langkah yang bijak guna mengatasi persaingan yang

ketat dalam upaya penyediaan pakan. Pemanfaatan limbah ini merupakan solusi

dalam rangka mengurangi pecemaran lingkungan.

Salah satu limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai pakan ternak

ruminansia adalah pucuk tebu. Pucuk tebu digunakan sebagai makanan ternak

ruminansia pengganti hijauan. Meskipun pontensinya cukup besar, namun angka

1

Page 15: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

pemanfaatnya masih relatif rendah. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia

(2012), pada tahun 2011 luas lahan perkebunan tebu adalah 451.788 Ha, dengan

produksi mencapai 2.267.887 ton. Produksi tebu yang berasal dari perkebunan

tebu di Sulawesi Selatan pada tahun 2011 sebesar 20.935 ton. Dalam satu hektar

kebun tebu akan diperoleh 180 ton biomassa / tahun yang terdiri atas 38 ton pucuk

tebu dimana 23% dari satu batang tebu adalah pucuk tebu (Sandi dkk., 2012)

Namun kendala penggunaan pucuk tebu untuk pakan adalah nilai

nutrisinya yang rendah sehingga pemanfaatanya sebagai pakan ternak ruminansia

tidak begitu efektif. Oleh karena itu berbagai metode pengawetan perlu diterapkan

dalam pengolahan bahan pakan ternak guna menunjang ketersediaan pakan, baik

itu dalam bentuk hay ataupun silase. Sehingga fermentasi dengan mneggunakan

urea, moleses dan kalsium karbonat adalah salah satu upaya yang akan diterapkan

untuk meningkatkan kualitas dari pucuk tebu tersebut.

Rumusan Masalah

Pucuk tebu merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat potensial

sebagai pakan ternak ruminansia. Namun rendahnya nilai nutrisi dari pucuk tebu

merupakan salah satu kendala dalam pemanfaatan pakan ternak ruminansia.

Sehingga berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang

bagaimana meningkatan nilai nutrisi dari pucuk tebu tersebut dengan perlakuan

fermentasi.

Hipotesis

Diduga bahwa fermentasi pucuk tebu menggunakan urea, molases dan

kalsium karbonat akan mempengaruhi kandungan bahan kering dan bahan organik

serta meningkatkan protein kasar pucuk tebu.

2

Page 16: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan bahan kering,

bahan organik dan protein kasar pucuk tebu yang difermentasi dengan urea,

molases dan kalsium karbonat.

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

peternak tentang teknologi fermentasi menggunakan urea, molases dan kalsium

karbonat untuk meningkatkan kualitas pucuk tebu sebagai pakan ternak

ruminansia.

3

Page 17: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.)

Tanaman tebu termasuk salah satu anggota dari familia Gramineae, sub

familia Andropogonae. Banyak ahli berpendapat bahwa tanaman tebu berasal dari

Irian, dan dari sana menyebar ke kepulauan Indonesia yang lain, Malaysia,

Filipina, Thailand, Burma, dan India. Dari India kemudian dibawa ke Iran sekitar

tahun 600 M, dan selanjutnya oleh orang-orang Arab dibawa ke Mesir, Maroko,

Spanyol, dan Zanzibar. Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi kurus, tidak

bercabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 m atau lebih.

Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua, atau kombinasinya.

Pada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan dan umumnya

terdapat pada tanaman tebu yang masih muda. (Tjokroadikoesoemo dkk., 2005).

Klasifikasi ilmiah dari tanaman tebu adalah sebagai berikut: Kingdome : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledone

Ordo : Glumiflorae

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L. (Tarigan dkk., 2006).

Pucuk tebu merupakan limbah yang tidak banyak dimanfaatkan oleh

produsen gula sehingga berpotensi sebagai penyedia pakan ternak yang potensial.

4

Page 18: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Selain itu, tanaman tebu biasa dipanen pada musim kemarau sehingga dapat

digunakan sebagai alternatif pengganti rumput yang pada musim tersebut

persediaannya sangat berkurang (Priyanto, 2010). Menurut Muhtaruddin (2007)

Pucuk tebu adalah bagian ujung atas batang tebu berikut 4 sampai 7 lembar daun

yang dipotong dari tanaman tebu pada saat ditebang. Pucuk tebu yang diperoleh

pada saat panen mempunyai berat sekitar 14% dari berat tebu. Pucuk tebu dapat

digunakan sebagai pengganti hijauan tanpa menimbulkan dampak negatif.

Pemberian pucuk tebu pada ternak ruminansia hanya dapat mencukupi kebutuhan

hidup pokok ternak.

Pucuk tebu bukan saja mengandung protein yang rendah, tetapi juga

mineral dan vitamin rendah. Oleh karena itu, pemberian pucuk tebu pada ternak

ruminansia memerlukan bahan suplementasi sebagai sumber protein, mineral dan

vitamin. Pucuk tebu yang merupakan limbah panenan tebu, potensinya sangat

tergantung pada luas areal panen, varietas dan produksi per satuan luas tanaman

tebu. Menurut data yang diperoleh dari hasil penelitian dinyatakan bahwa, 23%

dari bagian ujung sebatang tebu adalah merupakan pucuk tebu (Kuswandi, 2007).

Pucuk tebu merupakan limbah tanaman yang sangat potensial sebagai

pakan ternak karena jumlahnya tersedia banyak dan tidak bersaing dengan

kebutuhan manusia. Satu hektar kebun tebu akan diperoleh 180 ton biomassa /

tahun yang terdiri atas 38 ton pucuk tebu dan 72 ton ampas tebu yang mampu

menyediakan pakan ternak sapi sebanyak 17 ekor dengan bobot 250-450 kg.

Pucuk tebu yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah ujung atas batang tebu

berikut 4-7 helai daun yang dipotong dari tebu yang dipanen untuk tebu bibit atau

bibit giling. Bila dilihat dari kandungan nutrisinya, protein kasar pucuk tebu lebih

5

Page 19: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

tinggi bila dibandingkan kandungan protein kasar jerami padi maupun jerami

jagung, akan tetapi kandungan serat kasarnya adalah yang tertinggi (Sandi dkk.,

2012).

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pucuk Tebu Dalam Bentuk Segar

Kandungan Zat Kadar Zat (%)

Bahan Kering 39,9 Abu

7,42

Sera Kasar 42,30

Protein Kasar 7,4

Lemak Kasar 2,90

BETN 40,00

Sumber : Lamid., dkk (2012)

Silase Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.)

Silase adalah pakan dari limbah pertanian atau dari hijauan makanan

ternak yang diawetkan dengan cara fermentasi anaerob dalam kondisi kadar air

tinggi (40-80%) sehingga hasilnya bisa disimpan tanpa merusak zat makanan/gizi

di dalamnya. Maksud pembuatan silase adalah pengawetan hijauan makanan

ternak dengan memperhatikan kehilangan nutisi yang minimal dan menghindarkan

dari perubahan komposisi kimianya. Kualitas yang baik

diperlihatkan melalui beberapa parameter seperti pH, asarn laktat, warna, tekstur,

suhu, persentase kerusakan dan kandungan nutisi dari silase (Ridwan dkk., 2005).

Prinsip pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba yang

banyak menghasilkan asam laktat. Fermentasi merupakan proses perombakan dari

6

Page 20: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

struktur keras secara fisik, kimia, dan biologis sehingga bahan dari struktur

kompleks menjadi sederhana sehingga daya cerna ternak menjadi lebih efisien

(Hanafi, 2008). Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik

menjadi sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Proses fermentasi dapat

meningkatkan ketersediaan zat-zat makanan seperti protein dan energi metabolis

serta mampu memecah komponen kompleks menjadi komponen sederhana

(Zakariah., 2012). Lebih lanjut Yuanita (2012) menyatakan bahwa Fermentasi

merupakan proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anerobik, yaitu

tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi

terutama karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh

beberapa jenis bakteri tertentu. Fermentasi sebagai suatu proses dimana komponen

komponen kimiawi dihasilkan sebagai akibat adanya pertumbuhan maupun

metabolisme mikroba. fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bahan berkualitas

rendah serta berfungsi dalam pengawetan bahan pakan dan merupakan suatu cara

untuk menghilangkan zat anti nutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu

bahan pakan.

Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang

mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik

Disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya (Pujianingsih., 2005)

sementara Komar (1984) dalam Eko dkk., (2012) menyatakan bahwa tujuan dari

fermentasi yaitu untuk mengubah selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana

melalui dipolimerisasi dan memperbanyak protein mikroorganisme.

Peningkatan level aditif pada fermentasi akan memacu aktivitas fermentasi

sehingga menyebabkan produksi H2O juga meningkat. Peningkatan kandungan air

7

Page 21: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

selama ensilase menyebabkan kandungan bahan kering silase menurun sehingga

menyebabkan peningkatan kehilangan bahan kering. Semakin tinggi air yang

dihasilkan selama ensilase, maka kehilangan bahan kering semakin meningkat.

Oleh karena itu, peningkatan kehilangan bahan kering juga dipengaruhi oleh

peningkatan kadar air yang berasal dari fermentasi gula sederhana (Surono dkk.,

2006). Sementara itu Sartini (2003) menyatakan bahwa penurunan bahan kering

silase dipengaruhi oleh respirasi dan fermentasi. Respirasi akan menyebabkan

kandungan nutrien banyak yang terurai sehingga akan menurunkan bahan kering,

sedangkan fermentasi akan menghasilkan asam laktat dan air lebih

Dalam fermentasi pucuk tebu diperlukan penambahan zat aditif untuk

meningkatkan kandungan nutrisi dan menurunkan kadar serat kasar pucuk tebu.

pucuk tebu hanya mampu dikonsumsi oleh sapi sebanyak kurang dari 1% dari

bobot hidup (dalam hitungan bahan kering). Oleh karena itu, limbah perkebunan

ini perlu diproses dulu sebelum diberikan pada ternak, sedangkan untuk optimasi

produksi ternak, perlu suplementasi zat tertentu (Kuswandi., 2007). Sementara

menurut Muhtaruddin (2007) Pemberian pucuk tebu pada ternak ruminansia hanya

dapat mencukupi kebutuhan hidup pokok, sehingga apabila akan digunakan untuk

tujuan produksi ternak, maka perlu dilakukan suplementasi protein. Salah satu

kelemahan dari pucuk tebu adalah kandungan serat kasar yang tinggi dan

proteinnya rendah. Untuk meningkatkan manfaat dari pucuk tebu maka perlu

dilakukan pengolahan. Salah satu metode pengolahan yang biasa digunakan untuk

pakan berserat tinggi adalah pengolahan kimiawi

Berikut bahan yang di gunakan dalam fermentasi adalah :

1. Kalsium Karbonat (CaCO3)

8

Page 22: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Untuk mencapai kondisi yang optimum bagi pertumbuhan dan

metabolisme bakteri asam laktat, lingkungan, dan keadaan media fermentasi

dijaga dengan baik. Suhu optimum berkisar 28-400 C dengan pH dipertahankan

berkisar 5-5,8. Kalsium karbonat ditambahkan untuk menjaga derajat keasaman

tersebut. Kalsium karbonat adalah reagen yang umum digunakan untuk

menetralkan asam laktat selama fermentasi. Kelarutannya yang rendah di dalam

air menyebabkannya dapat menetralkan asam laktat dan mempertahankan pH pada

tingkat tertentu secara otomatis. (Ferdaus dkk., 2008).

2. Urea

Urea [CO(NH2)2] merupakan kristal putih, tidak berbau, digunakan secara luas

sebagai pupuk pada pertanian. Dibindang peternakan, urea juga diganakan sebagai

ureasi jerami, pembuatan silase dan pembuatan urea molases blok untuk makanan

ternak ruminansia. Puastuti (2010) menjelaskan bahwa pengolahan bahan pakan

dengan penambahan urea merupakan proses pengolahan yang umum dilakukan

terhadap bahan pakan berserat kasar tinggi. Urea sering digunakan untuk

meningkatkan kecernaan pakan berserat melalui proses amoniasi. Urea dengan

rumus molekul CO(NH2)2 banyak digunakan dalam ransum ternak ruminansia

karena mudah diperoleh, harganya murah dan sedikit efek keracunan yang

diakibatkannya dibandingkan dengan biuret. Secara fisik urea berbentuk kristal

padat berwarna putih dan higroskopis urea telah terbukti mempunyai pengaruh

yang baik terhadap pakan. Setelah terurai menjadi NH3 dan CO2 dengan adanya

molekul air, NH3 akan mengalami hidrolisis menjadi NH4 + dan OH-.

Senyawa NH3 mempunyai pKa = 9,26, berarti bahwa dalam suasana netral (pH =

7) akan lebih banyak terdapat sebagai NH+.

9

Page 23: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Penambahan urea dapat menyebabkan perubahan struktur dinding sel. Perubahan

ini disebabkan oleh adanya proses hidrolisis dari urea yang mampu memecah

ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosa, serta melarutkan silika dan lignin

yang terdapat dalam dinding sel bahan pakan berserat (Komar, 1984 dalam Eko

dkk., 2012). Selain itu menurut (Marjuki., 2012) amonia dalam proses hidrolisis

urea yang terbentuk mengubah komposisi dan struktur dinding sel juga dapat

melonggarkan atau membebaskan ikatan antara lignin dan selulose atau

hemiselulose yaitu dengan memutus jembatan hidrogen antara lignin dan selulose

atau hemiselulose.

3. Molases

Molases adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu (Saccharum

officinarum L). Molases berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap pemisahan

kristal gula. Molases tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih

mengandung gula dengan kadar tinggi 50-60%, asam amino dan mineral. Molases

kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Selain itu juga

mengandung gula yang terdiri dari sukrosa 30-40%, glukosa 4-9%, dan fruktosa 5-

12%. Tetes tebu digunakan secara luas sebagai sumber karbon untuk denitrifikasi,

fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik, dan diaplikasikan pada

budidaya perairan. Karbohidrat dalam tetes tebu telah siap digunakan untuk

fermentasi tanpa perlakuan pendahuluan karena sudah berbentuk gula (Hidayat

dkk., 2006).

Molases sebagai media fermentasi digunakan sebagai sumber bahan makanan

bagi bakteri selama proses fermentasi berlangsung. Bakteri akan menggunakan

sumber karbohidrat sebagai sumber makannya. Ketika sumber karbohidrat di

10

Page 24: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

dalam medium telah habis terpakai, maka bakteri beralih menggunakan sumber

nitrogen. Penambahan karbohidrat seperti tetes dimaksudkan untuk mempercepat

terbentuknya asam laktat serta menyediakan sumber energi yang cepat tersedia

bagi bakteri (Eko dkk., 2012). Lebih lanjut Nurul dkk., (2012) menyataan bahwa

penambahan molases sebagai sumber energi mikrobia sehingga mikrobia

berkembang lebih banyak dalam proses pemeraman dan dengan bertambahnya

mikrobia maka bermanfaat sebagai penyumbang kadar protein kasar. Komposisi

nutrisi tetes dalam 100 % bahan kering adalah 0,3 % lemak kasar 0,4 % serat

kasar, 84,4 % BETN, 3,94 % protein kasar dan 11% abu

(Eko dkk., 2012).

Bahan Kering dan Bahan Organik

Bahan pakan mengandung zat nutrisi yng terdiri dari air, bahan kering,

bahan organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak dan vitamin. Hartadi

dkk., (1991) menyatakan bahwa bahan kering terdiri dari bahan organik yaitu

mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah cukup untuk pembentukan tulang

dan berfungsi sebagai bagian dari enzim dan hormon.

Bahan organik utamanya berasal dari golongan karbohidrat, yaitu BETN

dengan komponen penyusun utama pati dan gula yang digunakan oleh bakteri

untuk menghasilkan asam laktat. Kehilangan BO ditandai dengan meningkatnya

kandungan air dan serat kasar silase serta turunnya kandungan BETN silase. Pada

perlakuan menggunakan silase terjadi peningkatan kecernaan bahan organik. Pada

proses ensilse terjadi aktivitas bakteri pembentuk asam laktat sampai pH mencapai

4—5. Aktivitas mikroba ini kemungkinan menyebabkan

11

Page 25: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

merenggangnya ikatan lignosellulosa dan lignoprotein pada pucuk tebu. Kondisi

ini, menyebabkan kecernaan bahan organik akan meningkat (Muhtaruddin, 2007).

Gambar 1. Bagan Analisis Proksimat

Protein Kasar

Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul

tinggi. Seperti halnya karbihidrat dan lipida, protein mengandung unsur-unsur

karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi sebagai tambahannya, semua protein

mengandung nitrogen. Kebanyakan protein mengandung sulfur, beberapa protein

mengandung phosfor (Hartadi dkk., 1991).

Protein merupakan zat gizi yang amat penting, karena paling erat

hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Protein adalah sumber asam amino

12

Page 26: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

yang memiliki unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak memiliki lemak atau

karbohidrat. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan

mempertahankan jaringan yang telah ada, karena protein merupakan materi

penyusun dasar dari semua jaringan tubuh yang dibentuk (Anggrodi., 1994).

Semua protein dapat mengalami denaturasi dengan berbagai jalan dan sebagai

contohnya adalah koagulasi protein oleh pemanasan. Banyak zat penyebab

denaturasi selain panas, yaitu asam kuat, basa kuat, alkohol, aseton, urea,

garamgaram logam berat (Tillman dkk., 1991).

Protein kasar adalah nilai hasil bagi dari total nitrogen ammonia dengan

faktor 16% (16/100) atau hasil kali dari total nitrogen ammonia dengan faktor 6,25

(100/16). Faktor 16% berasal dari asumsi bahwa protein mengandung nitrogen

16%. Kenyataannya nitrogen yang terdapat di dalam pakan tidak hanya berasal

dari protein saja tetapi ada juga nitrogen yang berasal dari senyawa bukan protein

atau nitrogen nonprotein (non–protein nitrogen /NPN). Dengan demikian maka

nilai yang diperoleh dari perhitungan diatas merupakan nilai dari apa yang disebut

protein kasar (Kamal,1998).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

13

Page 27: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Waktu dan Tempat

Penelitan ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2014 dengan dua

tahap, yaitu tahap pertama fermentasi pucuk tebu di Laboratorium Herbivora

Fakultas Peternakan dan tahap kedua yaitu analisis kandungan Bahan Kering

(BK), Bahan organik (BO) dan Protein Kasar (PK) di Laboratorium Kimia

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitans Hasanauddin Makassar

Sulwesi Selatan.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk tebu,Kalsium Karbonat,

urea, Molases, dan bahan untuk analisis proksimat.

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah polybag, tali rapiah, gunting,

dan peralatan untuk analisis proksimat. Metode Penelitian

a). Perlakuan

Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Komposisi prlakuan sebagai berikut:

P0 : Pucuk Tebu1 kg (kontrol)

P1 : Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5%

P2 : Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5% + Molases 10 %

P3 : Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5% + Molases 10% + CaCO3 0,5%

b). Pelaksanaan Penelitian

Tahap pertama pucuk tebu dilayukan selama 2 – 3 jam hingga mencapai

kadar air ± 60%. Selanjutnya dicincang ± 3 cm kemudian ditambahkan Urea 5%,

14

Page 28: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Molases 10% dan Kalsium Karbonat 0,5% sesuai dengan perlakuan (P0, P1, P2 dan

P3). Selanjutnya diaduk rata dan difermentasikan di dalam polybag dengan kondisi

anaerob dan disimpan di tempat teduh selama 21 hari. Setelah 21 hari, dilakukan

penilaian organoleptik meliputi: warna, aroma, tekstur dan ada tidaknya jamur.

Tahap ke-2 sampel di ambil pada setiap perlakuan dan masing – masing sampel

ditimbang kemudian dilakukan analisis proksimat (AOAC, 1980).

c). Parameter yang diukur

Dalam penelitian ini parameter yang diukur adalah kandungan bahan kering,

bahan organik dan protein kasar pucuk tebu. Analisa bahan kering, bahan organik

dan protei kasar dilakukan berdasarkan anlaisis proksimat.

Untuk mengetahui kandungan bahan kering, bahan organik dan protein

kasar, dilakukan prosedur sebagai berikut :

A. Bahan Kering

• Cawan porseling yang bersih dimasukkan ke dalam oven dan pada

suhu 1050 C selama 24 jam kemudian didinginkan kedalam desikator

selama 30 menit dan ditimbang (a gram)

• Sampel sebanyak ± 1 gram dimasukkan ke dalam cawan porselin dan

ditimbang bersama-sama (b gram).

• Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105o C selama 24 jam

dan setelah kering didinginkan dalam desikator dan ditimbang kembali

(c gram) Hasil pengamatan dihitung berdasarkan rumus berikut :

b – a Kadar Air = x 100 % c – a

15

Page 29: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Kadar Bahan Kering = 100% - Kadar Air

Keterangan : a = berat cawan kosong (gram) b =

berat cawan + sampel sebelum dioven (gram) c =

berat cawan + sampel setelah dioven (gram)

B. Bahan Organik

• Sampel dari analisa bahan kering dimasukkan kedalam tanur listrik

selama 3 jam pada suhu 6000C.

• Tanur dimatikan dan dibiarkan agak dingin kemudian tanur dibuka

lalu sampel diambil dan dimasukkan kedalam desikator selama 30

menit, kemudian ditimbang (d gram).

Rumus yang digunakan adalah : Kadar Abu = d – a %Bahan Organik = BO = %BO x BK

x 100 % b – a

(100% - Kadar Abu) --------------------------- x BK 100

Keterangan :

a = Berat cawan kosong (gram) b = Berat

cawan + sampel sebelum dioven (gram) d = Berat

cawan + sampel setelah ditanur (gram)

C. Protein Kasar

• Menimbang sampel ± 0,5 gram

• Memasukkan kedalam labu khjedal 100 ml

• Menambahkan ± 1 gram campuran selenium dan 10 ml H2SO4 pekat

16

Page 30: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

(teknis)

• Labu khjedal bersama isinya digoyangkan sampai semua sampel

terbasahi dengan H2SO4

• Destruksi dalam lemari asam sampai jernih

• Setelah dingin, tuang dalam labu ukur 100 ml dan dibilas dengan air

suling

• Menambahkan air suling sampai pada tanda garis

• Memipet sampai 10 ml ke dalam labu destilasi dan ditambah dengan 5

ml larutan NaOH 30% dan air suling

• Menyiapkan labu penanmpung yang terdiri dari 10 ml H3BO3 2%

ditambah dengan 4 tetes indilator campuran dalam erlenmeyer 100 ml

• Suling hingga volume penampung menjadi 50 ml

• Bilas ujung penyuling dengan air suling kemudian penampung

bersama isinya dititrasi dengan larutan H2SO4 0,022 N Rumus

yang digunakan adalah :

V x N x 0,014 x 6,25 x P Kadar Protein Kasar =

x 100% Berat Sampel (gram) Keterangan :

V = Volume titrasi cantoh

N = Normaliter larutan H2SO4

P = Faktor pengencer

d. Analisis Data

17

Page 31: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Data yang diperoleh diolah menggunkan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan (Gazper 1994) dengan model matematika

sebagai berikut : Yij = µ + τi + €ij

Keterangan : Yij = Nilai Pengamatan dengan ulangan ke-j

µ = Rata - rata umum (nilai tengah pengamatan)

τi = Pengaruh Perlakuan ke- i ( i = 1, 2, 3, 4)

€ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan

ke –j ( j = 1, 2, 3, 4) Beda antar perlakuan akan dilakukan dengan uji kontras dengan cara

sebagai berikut :

Kontras 1 : P0 vs P1, P2, P3

Kontras 2 : P1 vs P2, P3

Kontras 3 : P2 vs P3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Silase Pucuk Tebu Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata bahan kering, bahan organik dan

protein kasar silase pucuk tebu dengan penambahan urea, molases dan kalsium

karbonat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar (gr/kg bahan)

18

Page 32: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Parameter Perlakuan

P0 P1 P2 P3 Bahan Kering

266,2 244,8 232,0 248,2

Bahan Organik 246,8 228,5 214,5 225,8

Protein Kasar 85,0 138,8 149,2 159,3

Keterangan : P0 = Pucuk Tebu1 kg (kontrol); P1 : Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5%; P2 = Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5% + Molases 10 %; P3 = Pucuk Tebu 1 kg + Urea 5% + Molases 10% + CaCO3 0,5%. Hasil Uji Kontras Nilai Bahan Kering : P0 vs P1, P2, P3 = P<0,01; P1 vs P2, P3 = P<0,01; P2 vs P3 = P<0,01; Bahan Oranik : P0 vs P1, P2,P3 = P<0,05; Protein Kasar : P0 vs P1, P2, P3 = P<0,01; P1 vs P2, P3 = P<0,01; P2 vs P3 = P<0,01.

Hasil analisis ragam (Lampiran 2, 3 dan 4) menunjukkan bahwa

penambahan Urea, Molases dan Kalsium karbonat berpengaruh nyata (P<0,01)

terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik serta protein kasar silase

pucuk tebu.

Uji kontras (Lampiran 2) menunjukkan bahwa kandungan bahan kering

silase pucuk tebu P0 nyata lebih tinggi (P<0,01) dibanding gabungan kandungan

bahan kering P1, P2 dan P3. Lebih lanjut kandungan bahan kering P1 nyata lebih

tinggi (P<0,05) dibanding gabungan kandungan bahan kering P2 dan P3. Demikian

pula dengan P2 nyata lebih tinggi (P<0,01) di banding dengan P3.

Berdasarkan Tabel 2. di atas kandungan bahan kering tertinggi adalah P0

(kontrol), hal ini disebabkan karena tidak adanya penambahan zat aditif pada

perlakuan tersebut sehingga tidak terjadi peningkatan kadar air dalam silase.

Penurunan nilai bahan kering ditunjukkan pada perlakuan P1, P2 dan P3 karena

adanya penambahan zat aditif pada masing–masing perlakuan sehingga

meningkatkan kadar air dalam silase. Hal ini sesuai pendapat Surono dkk., (2006)

bahwa terjadi peningkatan kehilangan bahan kering yang semakin besar seiring

19

Page 33: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

dengan meningkatnya level aditif. Semakin besar ketersediaan karbohidrat terlarut

menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas fermentasi oleh bakteri untuk

menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan kehilangan bahan kering yang

lebih besar dalam ensilase tersebut. Menurut Sartini (2003) Penurunan bahan

kering silase dipengaruhi oleh respirasi dan fermentasi. Respirasi akan

menyebabkan kandungan nutrien banyak yang terurai sehingga akan menurunkan

bahan kering, sedangkan fermentasi akan menghasilkan asam laktat dan air.

Lebih lanjut Surono dkk., (2006) menyatakan bahwa Peningkatan level

aditif diduga memacu aktivitas fermentasi sehingga menyebabkan produksi H2O

juga meningkat. Peningkatan kandungan air selama ensilase menyebabkan

kandungan bahan kering silase menurun sehingga menyebabkan peningkatan

kehilangan bahan kering. Semakin tinggi air yang dihasilkan selama ensilase,

maka kehilangan bahan kering semakin meningkat. Oleh karena itu, peningkatan

kehilangan bahan kering juga dipengaruhi oleh peningkatan kadar air yang berasal

dari fermentasi gula sederhana.

Hasil uji kontras (Lampiran 3) terhadap kandungan bahan organik silase

pucuk tebu memperlihatkan bahwa rataan bahan organik P0 itu nyata lebih tinggi

(P<0,01) dibanding P1, P2 dan P3. Tapi P1 tidak lebih tinggi (P>0,05) dibandingkan

dengan gabungan P2 dan P3 demikian pula P2 tidak Lebih tinggi dibandingkan

dengan P3.

Kehilangan bahan organik terjadi pada perlakuan P2. Hal ini diduga karena

pada perlakuan P2 di tambahkan molases yang merupakan sumber karbohidrat

untuk bakteri asam laktat yang digunakan dalam fermentasi dan juga terjadi

20

Page 34: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

peningkatan kadar air yang mengakibatkan terjadinya kehilangan bahan organik.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Surono dkk., (2006) bahwa secara umum

diketahui bahwa asam laktat dalam ensilase dihasilkan dari komponen bahan

organik terutama karbohidrat, sehingga meningkatkan pembentukan asam laktat.

Kehilangan bahan organik dalam silase utamanya berasal dari golongan

karbohidrat, yaitu BETN dengan komponen penyusun utama pati dan gula yang

digunakan oleh bakteri untuk menghasilkan asam laktat. Kehilangan bahan

organik ditandai dengan meningkatnya kandungan air dan turunnya kandungan

BETN silase.

Hasil uji kontras (Lampiran 4) terhadap kandungan protein menunjukkan

bahwa kandungan protein kasar kontrol (P0) nyata lebih rendah (P<0,01)

dibanding kandungan protein kasar gabungan P1, P2 dan P3. Lebih lanjut

kandungan protein kasar P1 nyata lebih rendah (P<0,01) dibandingkan gabungan

antara P2 dan P3 demikian pula kandungan protein kasar P2 nyata lebih rendah

(P<0,05) dibandingkan P3.

Berdasarkan tabel 2. di atas kandungan protein tertinggi adalah P3.

Peningkatan tersebut diduga karena pada perlakuan P3 ditambahkan urea, molases

dan kalsium karbonat. Ketiga zat aditif tersebut adalah sumber energi bagi bakteri

asam laktat sehingga mampu bekerja secara optimal dalam fermentasi dimana

bakteri asam laktat adalah mikroba yang berperan dalam meningkatnya

kandungan protein kasar silase hal ini sesuai dengan pendapat Heller (2009)

dalam Nurul, (2012) yang menyatakan bahwa yang penting dari bakteri asam

laktat adalah kemampuannya untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat

21

Page 35: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

(Lactobacillus lactis, Pediococcus atau Streptococcus, dan Acetobacter aceti)

dimana bakteri tersebut merupakan penyumbang protein asal mikrobia. Lebih

lanjut Santoso dkk., (2008) menyatakan bahwa bakteri asam laktat mempunyai

peranan yang penting pada fermentasi hijauan dan mempengaruhi kualitas silase

yang dihasilkan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa penambahan urea 5%, molases 10% dan kalsium karbonat 0,5% ke dalam

silase pucuk tebu dapat meningkatkan kandungan protein kasar tapi menurungkan

kandungan bahan kering dan bahan organik. Perlakuan terbaik adalah P3 dengan

kandungan protein tertinggi yaitu 15,93%.

22

Page 36: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh silase pucuk tebu

dengan penambahan urea, molases dan CaCO3 terhadap kecernaan ternak

ruminansia.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. AOAC. 1980. Official Methods Of Analysis Of the Associaton Of Official

Analytical Chemist. Edisi Ke Riga. PO BOX 540. Benjamin Franklin Station Washington DC 2004.

BPS. 2012. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Jakarta. Eko, D., Junus, M., dan M. Nasich. 2012. Pengaruh Penambahan Urea Terhadap

Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Padatan Lumpur Organik Unit Gas Bio. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.

23

Page 37: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Ferdaus, F., Wijayanti. M.O, Rentonigtiyas. E.S., dan W. Irawati. 2008.

Pengaruh ph, Konsentrasi Substrat, Penambahan Kalsium Karbonat dan Waktu Fermentasi Terhadap Perolehan Asam Laktat dari Kulit Pisang. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Gazper, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit CV. Armico Areas.

FAO, Rome. Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Universitas Sumatera

Utara. Hartadi, H., Tilman, A. D., Reksohadiprojo, S., Kusumo, S. P dan S.

Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press, yogyakarta.

Hidayat, N.M.C.,dan Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Jakarta.

Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.

Kuswandi. .2007. Balai Penelitian Ternak .Teknologi Pakan untuk Limbah Tebu

(Fraksi Serat) sebagai Pakan Ternak Ruminansia.bogor Lamid, M., Ismudion., Koesnoto, S., Chusnati, S., Hadayati, N., dan E.V.F. Vina.

2012. Karakteristik Silase Pucuk Tebu (Saccharum Officinarum, Linn) Dengan Penambahan Lactobacillus Plantarum. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyaraka. Surabaya.

Marjuki. 2012. Peningkatan Kualitas Jerami Padi Melalui Perlakuan Urea

Amoniasi. Artikel Ilmiah. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

Muhtaruddin. 2007. Kecernaan Pucuk Tebu Terolah Secara In Vitro [The In Vitro

Digestibility Of Processed Sugarcane]. Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Nurul, A., Junus, M., dan M. Nasich. 2012. Pengaruh Penambahan Molases

Terhadap Kandungan Protein Kasar Dan Serat Kasar Padatan Lumpur Organik Unit Gas Bio. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

Priyanto, E. 2010. Pucuk Tebu. http://ilmuternakkita.blogspot.com. [diakses tanggal 15 Januari 2014.]

24

Page 38: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Puastuti, W. 2010. Urea Dalam Pakan dan Implikasinya Dalam Fermentasi

Rumen Kerbau. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Pujianingsi. R, 2005. Teknologi Fermentasi dan Peningkatan Kualitas Pakan.

Fakultas Peternakan. UNDIP. Ridwan, R., G. Kartina, dan Y Widyastuti. 2005. Pengaruh penmabahn dedak padi

dan Lactobacillus plantarum dalam pembuatan silase rumput gajah. Media peternakan

Sandi, S., Ali, M., dan M. Arianto. 2012. Kualitas Nutrisi Silase Pucuk Tebu

(Saccaharum Officinarum) Dengan Penambahan Inokulan Effective Mikroorganisme-4 (EM-4). Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Santoso, B., B. T. Hariadi, Alimuddin dan D. Y. Seseray. 2011. Kualitas

Fermentasi dan Nilai Nutrisi Silase Berbasis Sisa Tanaman Padi yang Diensilase dengan Penambahan Inokulum Bakteri Asam Laktat Epifit. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Universitas Negeri Papua, Manokwari.

Sartini. 2003. Kecernaan bahan kering dan bahan organik in vitro silase rumput

Gajah pada umur potong dan level aditif yang berbeda. J. Pengembangan Peternakan Tropis

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminan. Penebar Swadaya, Jakarta. Surono. Hadiyanto. A.Y dan M. Christiyanti. 2006. penambahan bioaktivator

pada complete feed dengan pakan basal rumput gajah terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro. fakultas peternakan dan pertanian. Universitas Diponegoro. Semarang.

Surono. Soejono. M dan S.P.S. Budhi. 2006. Kehilangan Bahan Kering Dan

Bahan Organik Silase Rumput Gajah Pada Umur Potong Dan Level Aditif Yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Tarigan, B. Y. Dan J. N. Sinulingga. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di

Pabrik Gula Sei Semayang PTPN II Sumatera Utara. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tillman, D.A., Hartadi., H., Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S dan S.

Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

25

Page 39: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Tjokroadikoesoemo, P. S. Dan A.S. Baktir. 2005. Ekstraksi Nira Tebu. Yayasan

Pembangunan Indonesia Sekolah Tinggi Teknologi Industri, Surabaya. Yuanita, N. L. 2012. Urea Molases Blok. http://nailyluthfiyasari y.blog.ugm.ac.id.

[Diakses pada tanggal 15 Januari 2014] Zakariah, M .A, 2012. Fermentasi Asam Laktat Pada Silase. Fakultas Peternakan.

Universits Gajah Mada. Yogyakarta. Lampran 1. Tabel kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein

Kasar Silase Pucuk Tebu yang dengan Penambahan Urea, Molases dan Kalsium Karbonat

PERLAKUAN UANGAN BK BO PK

P0

1 26,64 24,70 8,22

2 26,81 24,87 8,93

3 26,40 24,48 8,36

P1 1 24,41 22,76 13,96

26

Page 40: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

2 24,84 23,22 13,73

3 24,18 22,57 13,95

P2

1 23,13 21,36 14,7

2 23,30 21,59 15,06

3 23,17 21,41 14,99

P3

1 24,89 22,61 16,07

2 24,21 22,14 15,60

3 25,36 23,00 16,11 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia Makanan Ternak 2014. Lampiran 2. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Kering Pucuk Tebu

(Saccharum officnarum L) Dengan Penambahan Urea, Molases dan Kalsiu Karbonat

F F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT

27

Page 41: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Hitung 5% 1%

Perlakuan 3 17,89 5,96 49,67 4,07 7,59 K 1 (P0 vs P1, P2 dan P3)

1 13,41 13,41 111,75 1,8 11,26 K2 (P1 vs P2 dan

P3) 1 0,44 0,44 3,67 1,8 11,26 K3 (P2 vs P3) 1 3,93 3,79 26.00 1,8 11,26

Galat 8 0,99 0,12

Total 11 18,88

Derajat Bebas (DB) DB Perlakuan : Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3 DB Galat : Perlakuan x (Ulangan – 1) : 4 x (3 -1 ) = 8 DB Total : Perlakuan x Ulangan – 1 : 4 x 3 – 1 = 11 Faktor Koreksi (FK)

(Σt=1Yij) (79,43+ ------ +74,46)2

FK = ------------------------------ = ---------------------------------- = 7367,59 r x t 12

Jumlah Kuadrat (JK)

JK Perlakuan

Y 2 Y 2 i + ---------- + jJK P = ----------------------------------------- - FK r

(79,85)2 + ------------ + (74,46)2

= ------------------------------------------ - 7367,59 3 = 22156,430 ---------------- - 7367,59 = 17,89 3

28

Page 42: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

JK Total

2

Jumlah Kuadrat Kontras (JK K) JK K1 = {- 3(79,85) + 1 (73,43) + 1 (69,60) + 1(74,46)}2 ---------------------------------------------------------------- 3{(-3)2 + 12 + 12 + 12}

= 13,41

JK K2 = {0 + (-2)(73,43) + 1 (69,60) + 1 (74,46)}2 ------------------------------------------------------- 3{(-2)2 + 12 + 12

= 0,44

JK K3 = {0 + (-1)(69,60) + 1 (74,46)}2

---------------------------------------- 3{(-1)2 + 12} = 3,93 JK Galat

= JK T – JK P = 18,88 – 17,89 = 0,99 Kuadrat Tengah (KT) JK P 17,89 KTP = ------------------------ = -------------------- = 5,96 DB P 3 JK K1 13,41 KT K1 = ---------------------- = -------------------- = 13,41 DB K1 1

29

JKT = Σij Yij – FK

= 26,642 + ----------------+ 25,362 - 7367,59 = 18,88

Page 43: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

JK K2 0,44

KT K2 = --------------------- = --------------------- = 0,44 DB K2 1 JK K3 3,79 KT K3 = ---------------------- = --------------------- = 3,79 DB K3 1 JK G 0,99 KT Galat = ----------------------- = ---------------------- = 0,12 DB G 8 F Hitung KT P 5,96 = ---------------------- = ---------------------- = 49,67 KT G 0,12 KT K1 13,41 = --------------------- = ------------------------- = 111,75 KT G 0,12 KT K2 0,44

= ---------------------- = ------------------------ = 3,67 KT G 0,12 KT K3 3,79 = ---------------------- = ------------------------ = 31,58 KT G 0,12

30

Page 44: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Lampiran 3. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Organik Pucuk Tebu (Saccharum officnarum L) yang Difermentasi Dengan Urea, Molases dan Kalsiu Karbonat

F F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT

Hitung 5% 1%

Perlakuan 3 16,12 5,37 4,93 4,07 7,59 K 1 (P0 vs P1, P2 dan P3)

1 12,83 12,83 11,77 1,8 11,26 K2 (P1 vs P2 dan P3) 1 1,38 1,38 1,27 1,8 11,26

K3 (P2 vs P3) 1 1,92 1,92 1,76 1,8 11,26

Galat 8 8,71 1,09

Total 11 24,83

Faktor Koreksi (FK)

(Σt=1Yij) (74,05 + -----+67,75)2

FK = ------------------------------ = ------------------------------ = 6288,80 r x t 12

Jumlah Kuadrat (JK)

JK Perlakuan

Y 2 Y 2 i + ---------- + j

31

Page 45: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

JK P = ----------------------------------------- - FK r

(74,05)2 + ------------ + (67,75)2

= ------------------------------------------ - 6288.80 3 = 18914,7771 ---------------- - 6288,80 3 = 16,12 JK Total

JKT = Σij Yij2 – FK

= 24,70 2 + ----------------+23,002 - 6288,80 = 24,83 Jumlah Kuadrat Kontras (JK K) JK K1 = {- 3(74,05) + 1 (68,55) + 1 (64,36) + 1(67,75)}2 ---------------------------------------------------------------- 3{(-3)2 + 12 + 12 + 12}

= 12,83

JK K2 = {0 + (-2)(68,55) + 1 (64,36) + 1 (67,75)}2

------------------------------------------------------- 3{(-2)2 + 12 + 12

= 1,38

JK K3 = {0 + (-1)(64,36) + 1 (67,75)}2 ---------------------------------------- 3{(-1)2 + 12}

= 1,92

JK Galat

= JK T – JK P

32

Page 46: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

= 24,83 – 16,12 = 8,71 Kuadrat Tengah (KT) JK P 16,12 KTP = ------------------------ = -------------------- = 5,37 DB P 3 JK K1 12,83 KT K1 = ---------------------- = -------------------- = 12,83 DB K1 1

JK K2 1,38 KT K2 = --------------------- = --------------------- = 1,38 DB K2 1 JK K3 1,92 KT K3 = ---------------------- = --------------------- = 1,92 DB K3 1 JK G 8,71 KT Galat = ----------------------- = ---------------------- = 1,09 DB G 8 F Hitung KT P 5,37 = ---------------------- = ---------------------- = 4,93 KT G 1,09 KT K1 12,83 = --------------------- = ------------------------- = 11,77 KT G 1,09 KT K2 1,38

= ---------------------- = ------------------------ = 1,27 KT G 1,09

33

Page 47: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

KT K3 1,92 = ---------------------- = ------------------------ = 1,76 KT G 1,09

Lampiran 4. Analisa Sidik Ragam Kandungan Protein Kasar Pucuk Tebu (Saccharum officnarum L) yang Difermentasi Dengan Urea, Molases dan Kalsiu Karbonat

F F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT

Hitung 5% 1%

Perlakuan 3 98,57 32,86 164,3 4,07 7,59 K 1 (P0 vs P1, P2 dan P3)

1 92,29 92,29 461,45 1,8 11,26 K2 (P1 vs P2 dan P3) 1 4,75 4,75 23,75 1,8 11,26

K3 (P2 vs P3) 1 1,53 1,53 7,65 1,8 11,26

Galat 8 1,63 0,20

Total 11 100,20

34

Page 48: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

(Σt=1Yij) (159,68)2

FK = ------------------------------ = ------------------ = 2124,81 r x t 12

Jumlah Kuadrat (JK)

JK Perlakuan

Y 2 Y 2 i + ---------- + jJK P = ----------------------------------------- - FK r

(25,51)2 + ------------ + (47,78)2

= ------------------------------------------ - 2124,81 3 = 6670,14 ---------------- - 2124,81 3 = 98,57 JK Total

2

Jumlah Kuadrat Kontras (JK K) JK K1 = {- 3(25,51) + 1 (41,64) + 1 (44,75) + 1(47,78)}2 ---------------------------------------------------------------- 3{(-3)2 + 12 + 12 + 12}

35

JKT

= Σij Yij – FK

= 8,22 2 + ----------------+16,112 - 2124,81

= 100,20

Page 49: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

= 92,29

JK K2 = {0 + (-2)(41,64) + 1 (44,75) + 1 (47,78)}2

------------------------------------------------------- 3{(-2)2 + 12 + 12

= 4,75

JK K3 = {0 + (-1)(44,75) + 1 (47,78)}2 ---------------------------------------- 3{(-1)2 + 12}

= 1,53

JK Galat

= JK T – JK P = 100,20 – 98,57 = 1,63 Kuadrat Tengah (KT) JK P 98,57 KTP = ------------------------ = -------------------- = 32,86 DB P 3 JK K1 92,29 KT K1 = ---------------------- = -------------------- = 92,29 DB K1 1

JK K2 4,75 KT K2 = --------------------- = --------------------- = 4,75 DB K2 1 JK K3 1,53 KT K3 = ---------------------- = --------------------- = 1,53 DB K3 1 JK G 1,63 KT Galat = ----------------------- = ---------------------- = 0,20 DB G 8

36

Page 50: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

F Hitung KT P 32,86 = ---------------------- = ---------------------- = 164,3 KT G 0,20 KT K1 92,29 = --------------------- = ------------------------- = 461,45 KT G 0,20 KT K2 4,75

= ---------------------- = ------------------------ = 23,75 KT G 0,20 KT K3 1,53 = ---------------------- = ------------------------ = 7,65 KT G 0,20

37

Page 51: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

38

Page 52: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

39

Page 53: Skripsi Lengkap Faharuddin (i21110269)

RIWAYAT HIDUP

FAHARUDDIN Lahir pada tanggal 7 September 1992 di

Maros. Anak pertama dari tiga bersaudara. Putra dari

pasangan H. Rani (Alm.) dan Hafsah. Menyelesaikan

pendidikan formal mulai dari, SD INP. 228 Dulang tahun

(1998-2004), SMP Neg. 14 Tanralili Maros pada tahun

(2004-2007), SMA Neg. 5 Tanralili Maros pada tahun (2007-2010). Melalui jalur

Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) tahun 2010 penulis diterima

sebagai mahasiswa program Strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi dan Makanan

Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama menjadi

mahasiswa penulis aktif sebagai pengurus organisasi Himpunan Mahasiswa

Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Hasanuddin (HUMANIKA-UNHAS)

periode 2012/2014. Penulis juga aktif di organisasi eksternal kampus yaitu

Himpunan Pemuda Mahasiswa Indonesia (HIPMI) Maros Raya periode

2013/2014 dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM) Kom. UNHAS periode

2013/2014.

40