SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

91
SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI DI KABUPATEN ENREKANG Disusun oleh : ELMA Nomor induk mahasiswa : 105610544815 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

Page 1: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

i

SKRIPSI

KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM PENANGANAN

PERKARA KORUPSI DI KABUPATEN ENREKANG

Disusun oleh :

ELMA

Nomor induk mahasiswa : 105610544815

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

i

Skripsi

KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM PENANGANAN PERKARA

KORUPSI DI KABUPATEN ENREKANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ELMA

Nomor Induk Mahasiswa: 105610544815

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

ii

Page 4: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

iii

Page 5: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : ELMA

Nomor Stambuk : 105610544815

Program Studi : Ilmu Administrasi

Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai

dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar 17 Januari 2020

Yan g Menyatakan,

ELMA

Page 6: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

v

ABSTRAK

Elma, Budi Setiawati dan Abdul Kadir Adys. Kinerja Kejaksaan Negerii

Dalam Penanganan Perkara Korupsi di Kabupaten Enrekang.

Kinerja merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh para pegawai terhadap

semua masyarakat karena merupakan tugas pokok sebagai pemangku dan

pengendali kebijakan publik seharusnya selalu mengedepankan kepentingan

masyarakat umum maka para pelayan publik harus meningkatkan kinerjanya

karena sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting karna sebagai

penggerak tercapainya sebuah kinerja yang maksimal. Kualitas kerja dari

kejaksaan negeri Enrekang menjadi tolak ukur apakah kinerjanya sudah sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah atau masih

perlu ditingkatkan kualitas kerjanya.

Penelitia ini bertujuan untuk mengetahui Kinerja Kejaksaan Negeri dalam

Penanganan Perkara Korupsi di Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang

digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, wawancara. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 5 orang.

Analisis data menggunakan model analisa interaktif. Hasil penenelitian

menunjukan bahwa kinerja kejaksaan negeri dalam penanganan perkara korupsi

sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan agar lebih optimal, hal ini di lihat dari

aspek kualitas, kuantitas, ketepatan waktu,efektivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kejaksaan sudah bisa di katakan baik

namun perlu ditingkatkan agar lebih optimal, baik itu dari segi laporan kerja, dan

penyelesaian setiap tugas atau pekerjaan, di karenakan sudah bekerja sesuai

dengan pedoman dan arahan.

Kata kunci: Kinerja, Penanganan Perkara Korupsi

Page 7: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tak terhingga kehdiran Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Program Penyaluran Pupuk

Bersubsidi Bagi Petani Padi di Desa Langi Kecamatan Bontocani Kabupaten

Bone “.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman, S.E., M.M selaku rektor

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si selaku Penasehat Akademik selama

menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

vii

5. ibu Dr. Hj. Budi Setiawati M.Si selaku pembimbing I dan bapak Abdul

Kadir Adys, S.H M.H selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

6. Para Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang ikhlas telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Terkhusus kepada kedua orang tua saya bapak Leman dan Ibu Rosdiana

serta kedua adik saya Sudarwin dan Isnul dan seluruh keluarga yang telah

mendidik, mendukung, mendoakan dan senantiasa memberikan nasehat

kepada saya.

8. Untuk sahabat-sahabat saya, Warda Usman, S.Sos yang duluan sarjana ,

Normaisa, Dewi Wahyuni Pratiwi, Wilda sari, Alfin, Suparman makmur,

Enno, Joko Prasetyo, Eko Eryanto yang tidak pernah berhenti

menyemangati saya, selalu menemani dengan setia, memberikan motivasi,

dukungan serta kasih sayang kepada saya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

9. Untuk teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2015 untuk dukungan dan

bantuannya saya mengucapkan banyak terima kasih.

10. Untuk seluruh informan Kejaksaan Negeri Enrekang serta tokoh

masyarakat dan tokoh agama yang telah bersedia peneliti wawancara dan

Page 9: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

viii

telah membantu dalam proses penelitian saya ucapkan banyak terima

kasih.

11. Untuk semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih banyak

atas bantuannya.

Demikian kesempurnaan skripsi ini saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan.

Makassar, 17 Januari 2020

Elma

Page 10: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM .................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Landasan Teori ....................................................................................... 7

1. Pengertian Kinerja ............................................................................. 7

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kinerja ...................................... 8

3. Indikator Penilaian Kinerja ............................................................... 11

4. Pengukuran Kinerja ........................................................................... 13

B. Konsep Kejaksaan Negeri ....................................................................... 15

C. Konsep Tindak Pidana Korupai .............................................................. 22

D. Kerangka Pikir ........................................................................................ 30

E. Fokus Penelitian ...................................................................................... 31

F. Deskripsi fokus penelitian ....................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ......................................................................... 33

C. Sumber Data ............................................................................................ 33

Page 11: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

x

D. Informan ................................................................................................. 34

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 34

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36

G. Teknik Pengabsahan Data ....................................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 39

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 69

A. Kesimpulan ............................................................................................. 69

B. Saran ........................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

Page 12: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

xi

DAFTAR TABEL dan GAMBAR

Tabel 2.1 Jumlah kasus korupsi yang terdaftar pada tahun 2016-2018 ................ .. 2

Tabel 2.2 Daftar nama-nama informan ............................................................... 34

Tabel 2.3 jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang .......................................... 42

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................. 31

Gambar 2.2 Peta Kabupaten Enrekang ............................................................... 44

Page 13: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh para pegawai

terhadap semua masyarakat karena merupakan tugas pokok sebagai pemangku

dan pengendali kebijakan publik seharusnya selalu mengedepankan

kepentingan masyarakat umum maka para pelayan publik harus meningkatkan

kinerjanya karena sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting

karna sebagai penggerak tercapainya sebuah kinerja yang maksimal.

Menurut Wibowo (2007:7), menyebutkan bahwa kinerja berasal dari kata

performance yang berarti hasil pekerjaan atau prestasi kerja. Namun perlu

dipahami bahwa kinerja itu bukan sekedar hasil pekerjaan atau prestasi kerja,

tetapi juga mencangkup bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa

kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya.

Selanjutnya terbukti bahwa ada keterkaitan antara korupsi dan bentuk

kejahatan lain, khususnya di kabupaten Enrekang terdapat beberapa masalah

korupsi yaitu:

1. Pada tahun 2016 adanya penyimpangan atau penyelewengan keuangan

negara dari dinas kesehatan Kabupaten Enrekang yang dilakukan dengan

cara pemotongan biaya operasional sebesar minimal 10% per pengelola

anggaran di puskesmas dan RS.wessabbe.

Page 14: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

2

2. Pada tahun 2017 Adanya penyimpangan/ penyelewengan penyalahgunaan

dana BOP (Bantuan oprasional pendidikan) untuk PAUD (Pendidikan anak

usia dini) dengan menaikkan harga buku yang disalurkan penerima BOP

PAUD di Kabupaten Enrekang.

3. Adanya tindakan korupsi dalam pengelolaan Dana BOS (bantuan oprasional

sekolah) dan Dan DAK ( dana alokasi khusus) pada SMK 1 Enrekang di

kalosi kecamatan Alla Kabupaten Enrekang tahun 2016 dan tahun 2017

yang digunakan dan tidak sesuai penggunaannya.

Tabel: 2.1

Jumlah Kasus Korupsi Yang Terdaftar Pada Tahun 2016-2018

NO

JENIS

KEJAHATAN

TAHUN

20016 2017 2018

Penyelid ikan Penyelidikan Penyelidikan

1. Korupsi 5 perkara 1 perkara 1 perkara

Penyidikan Penyidikan Penyidikan

2 perkara 4 perkara 1 perkara

Penutupan Penutupan Penutupan

2 perkara 3 perkara 3 perkara

Upaya hukum Upaya hukum Upaya hukum

- 1 perkara 5 perkara

Sumber data: kasi pidsus tanggal 11 November 2019

Page 15: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

3

Kualitas kerja dari kejaksaan negeri Enrekang menjadi tolak ukur

apakah kinerjanya sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh pemerintah atau masih perlu ditingkatkan kualitas kerjanya.

Menurut Mangkunegara (2016;67), Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kemajuan suatu negara dapat diukur dari tingkat keberhasilan

pembangunannya sedangkan di Indonesia banyak terjadi kasus korupsi pada

dana pembangunan yang tentunya sangat merugikan dan menghambat proses

pembangunan negara. Tindak pidana korupsi di Indonesia seiring dengan

berjalannya waktu semakin terstruktur, sistematis, dan menunjukkan

peningkatan yang signifikan sehingga menempatkan Indonesia pada posisi

gawat korupsi. Korupsi bukan saja merugikan negara secara materil tetapi juga

menghambat pembangunan negara. Tindak pidana korupsi dalam jumlah

besar berpotensi merugikan keuangan negara sehingga dapat mengganggu

sumber daya pembangunan dan membahayakan stabilitas politik suatu negara.

Saat ini korupsi sudah bersifat transnasional. Contohnya adalah apa yang

dinamakan foreign bribery, yaitu penyuapan oleh perusahaan-perusahaan

multinasional kepada pejabat-pejabat negara berkembang.

Korupsi juga dapat diindikasikan dapat menimbulkan bahaya terhadap

keamanan umat manusia, karena telah merambah ke dunia pendidikan,

kesehatan, penyediaan sandang pangan rakyat, keagamaan, dan fungsi-fungsi

pelayanan sosial lain. Dalam penyuapan di dunia perdagangan, baik yang

Page 16: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

4

bersifat domestik maupun transnasional, korupsi jelas-jelas telah merusak

mental pejabat. Demi mengejar kekayaan, para pejabat negara tidak takut

melanggar hukum negara. Kasus-kasus tindak pidana korupsi sulit diungkap

karena para pelakunya terkait dengan wewenang atau kekuasaannya yang

dimiliki. Biasanya dilakukan lebih dari satu orang dan terorganisasi. Oleh

karena itu, kejahatan ini sering disebut kejahatan kerah putih.

Kejaksaan Republik Indonesia merupakan Lembaga Penegak Hukum

yang memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan dan untuk mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum, di

perlukan baik norma-norma hukum atau peraturan perundang-undangan, juga

aparatur pengemban dan penegak hukum yang profesional, berintegritas,

disiplin yang di dukung sarana dan prasarana hukum serta perilaku hukum

masyarakat. Oleh karena itu idealnya setiap negara hukum termasuk negara

Indonesia harus memiliki lembaga, institusi, aparat penegak hukum yang

berkualitas demikian. Salah satunya Kejaksaan Republik Indonesia, di samping

kepolisian republik Indonesia, Mahkamah Agung, dan bahkan Advokad,

Penasehat Hukum, Pengacara, Konsultan hukum yang secara universal

melaksanakan penegakan hukum.

Sejalan dengan perubahan UU Negara Republik Indonesia Th 1945,

UU no. 4 Th 2004 mengenai kekuasaan kehakiman. Dan mengenai kemajuan

kebutuhan hukum masayarakat dan kehidupan ketatanegaraan maka UU no. 16

Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi

Page 17: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

5

sehingga perlu di lakukan perubahan secara komprehensif dengan membentuk

undang-undang yang baru.

Bahwa kejaksaan negeri sebagai institusi negara yang di berikan

kewenangan oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan terhadap

perkara tindak pidana korupsi.

Berdasarkan hal itu maka peneliti ingin mengetahui bagaimana

’’Kinerja Kejaksaan Negeri dalam Penanganan Perkara Korupsi di

Kabupaten Enrekang’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, dengan ini penulis dapat merumuskan

masalah utama di dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana Kinerja Kejaksaan Negeri dalam penanganan perkara

korupsi di Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneltian ini yaitu untuk

mengetahui Bagaimana Kinerja Kejaksaan Negeri dalam penanganan perkara

korupsi di Kabupaten Enrekang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan pemahaman tentang sumbangsi sebagai referensi kedepan

untuk penelitian yang terkait.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti dapat memberi pola pikir dengan penalaran seperti

Page 18: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

6

analogy dan sekaligus untuk mengetahui kemampuan penuis dalam

penereapan ilmu yang di capai.

b. Merupakan sumber referensi bagi jurusan ilmu administrasi Negara,

yang akan melakukan penelitian mengenai kinerja kejaksaan negeri

Enrekang dalam penanganan perkara korupsi di Kabupaten Enrekang.

c. Memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Enrekang,

mengenai kinerja kejaksaan negeri dalam penanganan perkara korupsi

di Kabupaten Enrekang.

Page 19: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perngertian, konsep, teori

1. Pengertian kinerja

Kata kinerja dalam konteks tugas sama dengan prestasi kerja, para

pakar banyak memberikan defenisi tentang kinerja secara umum dan di

bawah ini disajikan beberapa di antaranya kinerja merupakan hasil kerja

yang di capai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. Mangkunegara (2005:137). Kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja yang di capai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

Sedangkan menurut Prawirosentosono dalam (Sinambela 2006:137)

menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai pegawai atau

sekelompok pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi

berangkuta secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan

etika.

Kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang

untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan

tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan. Jika di kaitkan

dengan performench sebagai kata benda (noun) dimana salah satu entrinya

adalah hasil dari suatu pekerjaan ( thing done), pengertian performench atau

kinerja adalah hasil kerja yang dapat di capai oleh seseorang dalam suatu

Page 20: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

8

perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar

hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika (Rivai, 2005:15-17).

Selanjutnya Mangkunegara (2005:9), mengemukakan bahwa kinerja

karyawan ( prestasi kerja) adalah hasil kerja sesuai kulitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Efektifitas dan Efisiensi

Bila suatu tujuan tert entu akhirnya bisa di capai, kita boleh mengatakan

bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak

dicari kegiatan menilai dari hasil yang di capai sehingga mengakibatkan

kepuasan efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila akibat yang

dicari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien

(Prawirosentono, 1999:27).

b. Otoritas ( wewenang)

Otoritas adalah sifat dari suatu komuniasi atau perintah dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki seseorang anggota organisasi kepada

anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan

konstribusinya (Prawirosentono. 1999:17). Perintah tersebut mengatakan

apa yang boleh di lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam

organisasi tersebut.

Page 21: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

9

c. Disiplin

Taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku

(Prawirosentono,1999:27) jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan

karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja

dengan organisasi dimana dia bekerja.

d. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan

tujuan organisasi.

Menurut Mangkunegara (2011:13-14) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja yaitu:

a. Faktor kemampuan

Secara psikoogis, kemampuan (abilty) terdiri dari:

1. Kemampuan potensi (IQ)

2. Kemampuaan reality (knowledge+skiil)

Maksudnya adalah pimpinan dan karyawan yang meiliki IQ di

atas rata-rata (IQ 110-120) apabila IQ superior, very superior, gifted, dan

genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah dalam mencapai

kinerja maksimal.

b. faktor motivasi (motivasion)

Motifasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan

karyawan terhadap situasi kerja (situasion) di lingkungan organisasinya.

Page 22: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

10

Mereka yang bersikap posotif (pro) terhadap situasi kerjanya akan

menunjukan motifasi kerja yang rendah. Setuasi kerja yang dimaksud

mencakup antara alin hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja,

kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja.

David C. Mc Cleland (1997) seperti di kutib mangkunegara

(2001:68). Berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif

berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu

dorongan dari diri seseorang untuk melakukan suatu krgiatan atau tugas

dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja)

dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, 6 karakteristik diri

seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu:

a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

b. Berani mengambil resiko

c. Memiliki tujuan yang realistis

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuan

e. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan

yang di lakukan

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah di

programkan

Menurut Gibson (1987) ada tiga faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja.

Page 23: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

11

a. Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial, dan demografi seseorang.

b. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, motivasi, dan kepuasan kerja

c. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan,

kepemimpinan, sistem penghargaan (reward sistem)

3. Indikator Penilaian Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2011:377) penilaian kinerja adalah suatu

proses dengannya sautu organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja invidu.

Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan persoanalia dan dapat

memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja

mereka serta memungkinkan perusahaan untuk mengetahui seberapa baik

seseorang karyawan bekerja jika di bandingkan dengan standar-standar

organisasi. Terdapat beberapa indikator penilaian kinerja yaitu:

a. Prestasi kerja adalah hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas baik

secara kualitas maupun kunatitas kerja.

b. Keahlian adalah tingkat kemampuan teknis yang dimilik oleh pegawai

dalam menjalankan tugas yang di bebankan kepadanya. Keahlian ini bisa

dalam bentuk kerjasama komunikasi, inisiatif, dan lain-lain.

c. Perilaku adalah sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada

dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian

perilaku disini juga mencakup kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.

Page 24: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

12

d. Kepemimpinan adalah aspek kemampuan menejerial dan seni dalam

memberikan pengaruh kepada orang lain dan mengkoordinasikan

pekerjaan secara cepat dan tepat.

Mangkunegara (2009:75) mengemukakan bahwa indikator kinerja,

yaitu:

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah saberapa baik seseorang karyawan mengerjakan

apa yang seharusnya di kerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seseorang pegawai bekerja dalam

satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap

pegawai itu masing-masing.

3. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan

pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawaba terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban

karyawan untuk melaksankan pekerjaan yang di berikan perusahaan.

Dwiyanto (2006:47),mengatakan bahwa penilaian kinerja merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting sebagai ukuran keberhasilan suatu

organisasi dalam mencapai misinya.Untuk birokrasi publik, informasi

mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh

Page 25: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

13

penilaian yang diberikan oleh birokrasi itu memenuhi harapan dan

memuaskan masyarakat.

Menurut Sofyandi (2008) Defenisi penilaian kinerja menurut

Sofyandi ialah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kinerja

karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan

personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang

pelaksanaan kerja mereka.

4. Pengukuran Kinerja

Untuk mengetahui tinggi rendanya kinerja seseorang, maka di

perlukan suatu pengukuran kinerja.

Menurut Fuad Mas’ud (2004) pengukuran kinerja harus

mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Kualitas yaitu tingkat dimana hasil aktivitas yang dikerjakan hampir

sempurna dalam artian menyesuaikan beberapa cara ideal dari

penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diinginkan dari satu

aktivitas.

b) Kuantitas yaitu jumlah yang dicapai katakana dalam istilah sejumlah

siklus, jumlah unit aktivitas yang tercapai.

c) Kecepatan waktu yaitu tingkat suatu aktivitas terselesaikan pada waktu

awal yang diharapkan dilihat dari sudut koordinasi dan hasil output

beserta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk orang lain

d) Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya manusia (SDM)

dalam pemerintahan dengan maksud meningkatkan keuntungan atau

Page 26: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

14

mengurangi kerugian dari setiap unit dalam memakai sumber daya

mansia (SDM).

Teori tentang kinerja menurut para ahli:

1. Kualitas menurut mas’ud Fuad adalah hasil kerja yang di capai oleh

kejaksaan negeri Enrekang dalam penanganan perkara korupsi. sedangkan

menurut (Mangkunegara, 2009:75) mengatakan bahwa kualitas kerja

adalah seberapa baik seorang pegawai dalam mengerjakan apa yang

seharusnya di kerjakan. Selanjutnya dapat dilihat bahwa kualitas kejaksaan

sudah cukup baik dilihat dari jumlah kasus yang terdaftar di kejaksaan

mulai dari tahun 2016 sampai 2018 sudah menglami penurunan.

2. Kuantitas menutut mas’ud Fuad adalah jumlah pegawai yang di butuhkan

oleh kejaksaan negeri Enekang dalam menyelesaikan tugas dan

tanggungjawab sesuai dengan tingkat kemampuannya. Sedangkan menurut

(Mangkunegara, 2009:75) mengatakan bahwa kuantitas kerja adalah

seberapa lama seseorang bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini

dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai dalam meyelesaikan

tugasnya. Selanjutnya dapat dilihat bahwa jumlah penyidik yang

dibutuhkan kejaksaan dalam menyelesaikan setiap perkara adalah 3

penyidik namun semua juga tergantung dari beratnya kasus yang di

tangani oleh kejaksaan.

3. Keteptan waktu menurut mas’ud Fuad adalah tingkat suatu aktivitas yang

dapat diselesaikan oleh kejaksaan negeri Enrekang dalam penanganan

perkara korupsi dan bagaimana hasil kerjasamanya dengan pihak-pihak

Page 27: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

15

lain dalam menyelesaikan setiap perkara sesuai dengan waktu yang telah

di tetapkan. Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2016:67)

mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil dari proses yang mengacu dan

diukur selama periode waktu terterntu berdasarkan ketentuan atau

kesepakatan yang telah di tetapkan sebelumnya. Selanjutnya dapat dilihat

bahwa setiap pegawai kejaksaan negeri Enrekang dituntut untuk

menyelesaikan tugasnya dengan cepat agar bisa menyelesaikan tugas tugas

selanjutnya dengan sesuai dengan waktu yang di berikan.

4. Evektifitas menurut mas’ud Fuad adalah kinerja yang maksimal dari

sumber daya manusia pada kejaksaan negeri Enrekang dengan maksud

meningkatkan hasil kerja dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang

dihadapi oleh kejaksaan dalam menyelesaikan setiap perkara. Sedangkan

menurut (Damin, 2004) ukuran dan evektivitas dapat dinilai dengan

membandingkan pencapaian tujuan dari suatu aktivitas yang dilakukan dan

bukan mengenai biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas

tersebut. selanjutnya dari Evektifitas kejaksaan negeri enrekang sudah bisa

dikatakan baik, baik itu dari segi laporan kerja, dan penyelesaian setiap

setiap tugas dan atau pekerjaan.

B. Konsep Kejaksaan Negeri

Sejalan dengan perubahan undang-undang dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan

kehakiman dan beberapa undang-undang yang baru, serta berdasarkan

perkembangan kebutuhan hukum masayarakat dan kehidupan ketatanegaraan

Page 28: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

16

maka undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentang kejaksaan republik

Indonesia sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu di lakukan perubahan secara

komprehensif dengan membentuk undang-undang yang baru.

Perubahan undang-undang tentang Kejaksaan Republik Indonesia

tersebut di maksudkan untuk lebih memantapkan kedudukan dan peran

Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga negara pemerintahan yang

melaksankan kekuasaan Negara di bidang penuntutan harus bebas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk

lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan

kepentingan umum, penegak hak asasi manusia, serta pemberantasan korupsi,

kolusi, dan nepotisme. Oleh karna itu perlu di lakukan penataan kembali

terhadap kejaksaan untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut

di atas.

Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya, Kejaksaan

Republik Indonesia sebagai lembaga pemerintahan

yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan harus

mampu mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum, keadilan dan

kebenaran berdasarkan hukum dan mengindahkan norma-norma keagamaan,

kesopanan, dan kesusilaan, serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan,

hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Kejaksaan juga harus mampu terlibat sepenuhnya dalam proses

pembangunan antara lain turut menciptakan kondisi yang mendukung dan

Page 29: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

17

mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yan

adil dan makmur. Berdasarkan pancasila, serta kewajiban turut menjaga dan

menegakkan kewibawaan pemerintah dan Negara serta melindungi

kepentingan masyarakat.

Dalam undang-undang ini diatur hal-hal yang di sempurnakan, antara

lain:

1. Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan di

bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan Negara di laksanakan secara

merdeka. Oleh karna itu, Kejaksaan melaksasnakan fungsi, tugas, dan

wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan

lainnya. Selanjutnya di tentukan Jaksa Agung bertanggung jawab atas

penuntutan yang di laksanakan secara independen demi keadilan

berdasarkan hukum dan hati nurani. Dengan demikian Jaksa Agung selaku

pimpinan Kejaksaan dapat sepenuhnya merumuskan dan mengendalikan

arah dan kebijakan penaganan perkara untuk keberhasilan penuntutan.

2. Untuk membentuk jaksa yang propesional harus di tempuh berbagai jenjang

pendidikan dan pengalaman dan menjalankan fungsi, tugas, dan wewenang.

Sesuai dengan profesionalisme dan fungsi kejaksaan, di tentukan bahwa

jaksa merupakan jabatan fungsional. Dengan demikian, usia pensiun jaksa

yang semula 58 (lima puluh delapan) tahun ditetapkan menjadi 62 (enam

puluh dua) tahun.

3. Kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan tindakan tertentu

dimaksudkan untuk menampung beberapa ketentuan undang-undang yang

Page 30: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

18

memeberikan kewenangan kepada Kejaksaan untuk melakukan penyidikan,

misalnya Undang-Undang nomor 26 Tahun 2002 tentang pengadilan hak

asasi manusia, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai mana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, dan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2002 tentang komisi pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

4. Kejaksaan adalah lembaga lembaga pemerintahan yang melaksanakan

kekuasaan Negara di bidang penegakan hukum dengan berpegang pada

peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang di tetapkan oleh

pemerintah. Dengan demikian Jaksa Agung di angkat dan di berhentikan

oleh Presiden serta bertanggung jawab kepada presiden.

5. Di bidang perdata dan tata usaha Negara, Kejaksaan mempunyai

kewenangan dan atas nama Negara dan pemerintah sebagai penggugat atau

tergugat yang dalam pelaksanaannya tidak hanya memberikan pertimbangan

atau membela kepentingan Negara atau pemerintah, tetapi juga membela

dan melindungi kepentingan rakyat.

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum memikul

tangung jawab yang besar sebagainya satu-satunya lembaga penegak hukum

yang berfungsi sebagai penuntut umum dalam pemeriksaan perkara di

pengadilan.

Secara fungsional sebagai penuntut hukum dipundak seorang jaksalah

Negara mempercayakan kepadanya upaya untuk menegakkan hukum dari

perbuatan seseorang atau sekelompok yang di pandang malawan hukum.

Page 31: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

19

Hukum harus di tegakkan, bukan sekedar untuk kepentingan hukum

sendiri, melainkan untuk mengembalikan harmonisasi kehidupan yang

terkoyak karna adanya perbuatan seseorang atau sekelompok orang.

Sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan Negara

di bidang penuntutan serta tugas-tugas lain berdasarkan peraturan perundang-

undangan, maka Kejaksaan memerlukan adanya satu tata pikir, satu tata laku

dan tata kerja dengan mengingat norma-norma agama, susila, kesopanan serta

memperhatikan rasa keadilan dan nilai-nilai kemanisiaan dalam masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya maka di perlukan sosok

jaksa, sebagai abdi hukum yang profesional, memiliki integritas kepribadian,

disiplin, etos kerja yang tinggi dan penuh tanggung jawab, senantiasa

mengaktualisasikan diri dengan memahami perkembangan global,tanggap dan

mampu menyesuaikan diri dalam rangka memelihara citra profesi dan kinerja

jaksa serta tidak bermental korup.

Jaksa agung selaku pimpinan dan penanggung jawab tertinggi

Kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan wewenang

Kejaksaan dalam rangka menjaga kehormatan dan martabat profesi

sebagaimana yang di amanatakn dalam Undang-Undang Kejaksaan Republik

Indonesia, menetapkan kode perilaku jaksa sebagai pedoman dalam

menjalankan tugas profesi, seperti yang tertuang dalam peraturan Jaksa Agung

Republik Indonesia, Nomor:PER-067/A/JA/ 07 tahun 2007, tentang kode

perilaku Jaksa.

Page 32: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

20

Pada pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa kode perilaku jaksa adalah

serangkaian norma sebagai pedoman untuk mengatur perilaku jaksa dalam

menjalankan jabatan profesi, menjaga kehormatan dan martabat profesinya

serta menjaga hubungan kerjasama dengan penegak hukum lainnya.

Sementara itu pada pasal 3 di tegaskan bahwa, dalam melaksanakan

profesi, jaksa wajib:

a. Menaati kaidah hukum, peraturan perundang-undangan dan peraturan

kedinasan yang berlaku.

b. Menghormati prinsip cepat, sederhana, biaya ringan sesuai dengan prosedur

yang di tetapkan;

c. Mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah untuk mencapai

keadilan dan kebenaran.

d. Bersikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan/ancaman opini publik

secara langsung atau tidak langsung

e. Bertindak secara obyektif dan tidak memihak;

f. Memeberitahukan dan atau memberikan hak-hak yang di miliki oleh

tersangka/ terdakwa maupun korban.

g. Membangun dan memelhara hubungan fungsional antara penegak hukum

dalam mewujudkan sistem peradilan pidana terpadu

h. Mengundurkan diri dari penangan perkara yang mempunyai kepentingan

pribadi atau keluarga, mempunyai hubungan pekerjaan, partai atau finansial

atau mempunyai nilai ekonomis secara langsung atau tidak langsung.

i. Menyimpan dan memegang rahasia sesuatu yang seharusnay di rahasiakan

Page 33: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

21

j. Menghormati kebebasan dan perbedaan pendapat sepanjang tidak

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.

k. Menghormati dan melindungi hak asasi nanusia dan hak-hak kebebasan

sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-undangan dan

instrument Hak asasi manusia yang di terima secara universal

l. Menanggapi kritik dan arif dan bijaksana

m. Bertanggung jawab secara internal dan berjenjang, sesuai dengan prosedur

yang di tetapkan.

n. Bertanggung jawab secara internal kepada peblik sesuai kebijakan

pemerintah dan aspirasi masyarakat tentang keadilan dan kebenaran.

Disamping seperamgkat kewajiban yang harus di patuhi oleh jaksa

kepada mereka juga di teletakkan beberapa larangan, sebagaimana yang di

tegaskan pada pasal 4 sebagai berikut:

a. Menggunakan jabatan atau kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau

pihak lain

b. Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara. Dalam

menentukan perkara hukum yang akan dikenakan kepada tersangka atau

terdakwa dalam proses penanganan perkara harus sesuai fakta yudiris yang

ada dan tidak boleh melakukan manipulasi atau pemurabalikan fakta yang

berakibat melemahkan atau meniadakan ketentuan pidana yang seharusnya

didakwakan dan dibuktikan.

c. Menggunakan kapasitas dan otoritasnya untuk melakukan penekanan secara

fisik dan atau psikis.

Page 34: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

22

d. Meminta dan atau meminta hadiah dan atau keuntungan serta melarang

keluarganya meminta dan atau menerima hadiah dan atau keuntungan

sehubungan dengan jabatannya

e. Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga,

mempunyai hubungan pekerjaan, partai atau finansial atau mempunyai nilai

ekonomi secara langsung atau tidak langsung.

f. Bertindak diskriminaisi dalam hal apapun

g. Membentuk opini publik yang dapat merugikan kepentingan penegakan

hukum.

h. Memberikan keterangan kepada publik kecuali terpatas pada hal-hal teknis

perkara yang ditangani.

Jaksa tidak menghapuskan pemberian sanksi pidana, antara lain

berdasarkan KUHP, Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, dsb, pemberian

sanksi berdasarkan Undang- Penjatuhan tindakan administratif kepada jaksa

berdasarkan kode perilaku Undang Kejaksaan dan turunannya serta pemberian

hukuman disiplin pegawai negeri berdasarkan PP 30 tahun 1980. Tindakan

administratif berupa pembebasan dari tugas-tugas jaksa berarti pencabutan

segala wewenang yang melekat pada fungsi jaksa (Adys, 2019).

C. Konsep Tindak Pidana Korupsi

Kata korupsi berasal dari kata latin yang lebih tua “corrumpere” yang

kemudian berubah menjadi “corruption” yang secara harfiah, berarti

kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak

bermodal, atau penyimpangan dari kesucian.

Page 35: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

23

Dalam perkembangan kata tersebut kemudian dikenal dengan istilah

“corruption” dalam bahasa ingris dan prancis “corruptive” dalam bahasa

belanda, “kurupsi” dalam bahsa Indonesia, di india dikenla dengan istilah Tan

eu yang berarti keserakahan bernoda, di Taiwan dan hongkong dikenal dengan

istilah Yum cha dan di Philipina dengan istilah Lagay yang secara umum

berarti kegiatan illegal yang berlaku diluar sistim formal, di Thailand istilah

korupsi dikenal dengan nama Gin Moung yang berarti kerusakan yang luar

biasa besar terhadap kehidupan suatu bangsa akibat dari adanya perilaku

korupsi, sementara di jepang di kenal istilah Oshoku yang berarti kerja kotor,

di Malaysia dikenal dengan istilah “resuah” yang berasal dari bahasa Arab

“risywah” yang secara terminology diartikan sebagai pemberian yang diberikan

kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang

tidak dibenarkan untuk memperoleh kedudukan.

Semua ulama sepakat mengharamkan risywah dalam pemutusan

perkara, bahkan mengkategorikannya sebagai dosa besar. Jadi mencari suap,

menyuap, menerima suap dan perantara dalam penyuapan adalah perbuatan

haram sebagaimana yang diterangkan dalam surah Al baqarah ayat 188.. Dan

janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan jalan yang bathil dan

(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan

maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan

dosa, padahal kamu mengetahui.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustka kata korup

diartikan sebagai buruk, rusak, busuk, atau suka menerima uang sogok; dapat

Page 36: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

24

disogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Sementara itu

kata korupsi diartikan sebagai penyelewengan atau penggelapan (uang Negara

atau perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Oleh subekti dan

Tjitroseodobio dalam kamus hukum korupsi diartikan sebagai perbuatan

curang, tindak pidana yang merugikan keuangan Negara.

Sementara itu WF Wertheim menyatakan bahwa pemakaian umum

istilah korupsi, pejabat kita menyebutksn dengan nama korup, apabila seorang

pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan seseorang, swasta,

dengan maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada

kepentingsn-kepentingan si permberi. Terkadang, perbuatan ini dilakukan

dengan menawarkan pemberian itu atau menawarkan hadiah yang menggoda.

Pemerasasn berupa permintaan pemberian hadiah atau dalam pelaksanaan

tugas pubik (umum) juga biasanya disebut sebagai korupsi (Hamid Darmadi,

2013).

Pengertian korupsi yang lebih panjang diberikan oleh Klitgaard dengan

menyatakan:

Corruption exist individual illicity pust personal inserest above those of

the people and ideals he or she is pledged to serve. It comes in many

forms and can range from trivial to monumental. Corruption can

involue the misuse of policy instrument of laws and rules regarding

public safety, the obserfance of contact, and the repayment of loans or

of simple procedures. It can occur in the private sector or in public one

Page 37: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

25

and often occurs in both simultanevushy. It can be rare or widespread,

in some developing countries, corruptionhs become systemic.

Corruption can involve promises, threats, or both; can be initiated by a

public servant or an interested client, can entail acts of omission or

commission, can involve illicitor or licit services, can be inside or

outside the public organization. The boundaries of corruptin are hard

to define ang depend on local lawscustoms.

The first task of policy analysis is to disaggregate the type of corrupt

and illicit behaviours in the situation at hand and look at concrete

examples.

Pernyataan diatas diterjemahkan oleh Chaeruddin, dkk bahwa korupsi

ada apabila seseorang secara tidak sah meltakkan kepentingan pribadi atas

kepentingan masyarakat dan sesuatu yang dipercayakan kepadanya untuk

dilaksaanakan. Korupsi muncul dalam berbagai bentuk dan dapat bervariasi

dari yang kecil sampai monumental.korupsi dapat mengakibatkan

penyalahgunaan perangkat kebijaksanaan. Ketentuan tariff dan pekreditan,

kebijakan sistem irigasi dan perumahan, penegakan hukum dan peraturan

berkaitan dengan keselamatan umum, keselamatan kontrak dan pelunasan

pinjaman atau melibatkan prosedur yang sederhana. Hal itu dapat terjadi pada

sektor swasta atau sektor publik dan sering terjadi dalam kedua sektor tersebut

secara simultan. Hal itu dapat jarang atau meluas terjadinya, pada sejumlah

Negara yang sedang berkembang, korupsi telah menjadi sistemik. Korupsi

dapat melibatkan janji, ancaman atau keduanya, dapat dimulai oleh seorang

Page 38: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

26

pegawai negeri atau masyarakat yang berkepentingan, dapat mencakup

perbuatan tidak melakukan atau melakukan, dapat melibatkan pekerjaan yang

tidak sah maupun sah, dapat di dalam maupun diluar organisasi publik. batas-

batas korupsi sangat sulit didefenisikan dan tergantung pada hukum local dan

adat kebiasaan. Tugas pertama dari analisis kebijakan adalah untuk

mengelompokkan tipe-tipe kebiasaan korupsi dan tidak sah dalam situasi yang

nyata dan melihat pada contoh-contoh kongkrit. (Chaeruddin, Dkk:4).

Sementara itu Syed Hussein Alatas dalam bukunya Corruption: its Nature,

Causes and Consequences menyatakan bahwa koruption is the abuse of trust in

the interest of private gain (penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan

pribadi).

Oleh Kartini Kartono seorang pendidik dan pekerja sosial

mendefinisikan korupsi sebagai tingkah laku individu yang melakukan

wewenang dan jabatan guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan

kepentingan umum dan Negara, korupsi merupakan salah-pakai dan salah urus

dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber

kekayaan Negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan

formal untuk memperkaya diri sendiri. (Kartini Kartono, Patologi Sosial: 88).

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan maka kita tidak perlu lagi

menarik benang merah apa itu korupsi, namun hanya satu kata yang tepat

untuk diletakkan pada korupsi yaitu “kejahatan”.

Korupsi sebagai suatu tindak pidana merupakan peristiwa universal

yang terjadi diberbagai belahan dunia dan segala usaha untuk memberantasnya

Page 39: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

27

tetap merupakan topik aktual untuk disajikan atau dikaji sebagai persoalan dari

jenis kejahatan yang amat rumit penanggulangannya.

Aktualitas masalah kurupsi terletak pada kontinyuitas kehadirannya

yang muncul setiap saat da nada dimana-mana serta akibat-akibat yang

ditimbulkannya begitu sangat besar, sedangkan kerumitannya terletak pada

sebab musababnya yang belum dapat diagnosis dengan tepat.

Untuk mengetahui sebab-sebab dan perkembangan suatu kejadian atau

peristiwa atau suatu kasus maka para akademis selalu menggunakan jurus

tradisionalnya, suatu cara yang dengan menggunakan metode dan teknik

tertentu yang di anggap paling valid untuk menentukan keabsahan atau

kebenaran sesuatu, dan itulah yang disebut dengan penelitian atau istilah

ilmiahnya disebut riset.

Dengan penelitian itu maka para pakar atau orang-orang yang dianggap

mempunyai kompetensi tertentu, dapat mengidentifikasikan dengan tepat sebab

dari sesuatu itu, sehingga dapat dilakukan tindakan tertentu untuk

mencegahnya,atau mengatasinya, atau mengobatinya, atau menyembuhkannya.

Bagaimana dengan perbuatan korupsi, sesuatu perbuatan yang kotor,

keji, anti sosial, dan melanggar nilsi-nilai dasar kehidupan bersama yang

apabila dilihat dari aspek pelaku ddan modusnya dapat disebut anomali, artinya

sesuatu yang tidak lazim dari perilaku kejahatan. Korupsi sebagai sesuatu

perbuatan jahat, yang sekarang, disebut sebagai extra ordinary crime

(kejahatan luar biasa).

Page 40: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

28

Keluar biasaan dari perbuatan korupsi tidak saja dipandang dari sudut

dampak kerugian yang ditimbulkannya, tetapi juga dari aspek status pelakunya

dan keluasan spektrum jangkauannya serta sikap ambigu dari masyarakat,

yang pada suatu sisi korupsi itu dikecam, disoroti bahakn disumpahi, tetapi

pada sisi yang lain korupsi itu dikehendaki setidak-tidaknya ditolerir secara

diam-diam, dan pelakunya dihormati.

Kesulitan dalam melakukan penelitian tentang perbuatan korupsi itu,

dapat dibaca pada akhir karangan yang bejudul “corruption in Asia” dalam

majalah “Time” edisi 18 agustus 1967, bahwa: meskipun telah ada usaha-usaha

pemimpin-pemimpin Negara untuk memberantasnya, rupanya udaara busuk

dari korupsi di Asia ini di waktu yang akan datang masih akan tercium

baunnya. (B.Soedarjo:9).

Ramalan dalam tulisan majalah time itu terbukti kebenarannya, karna

sampai saat ini udara busuk korupsi itu tidak hanya masih terjadi tetapi baunya

sudah meresap masuk kedalam paru-paru manusia tidak hanya di Asia tetapi

juga di belahan dunia yang lain.

Pada umumnya menghubungkan tumbuh suburnya korupsi dengan

sebab yang paling gampang dihubungkan, seperti kurangnya gaji pegawai

negeri, buruknya ekonomi, mental pejabat yang kurang baik, administrasi dan

manajemen kacau yang mengakibatkan prosedur yang berbelit-belit dan

sebagainya.

Demikian pandangan sepintas lalu mengenai korupsi, tetapi sebenarnya

korupsi sebagai suatu kejahatan, apalagi kejahatan yang luar biasa,

Page 41: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

29

sebagaimana penyakit yang sudah kronis dan complicated, memerlukan

pendalaman lebih dari sepintas lalu, memerlukan penelitian yang lebih dalam

untuk menemukan hakekat terdalam dari sebabnya, agar bisa dipikirkan,

dirancang sebab untuk menyembuhkannya agar udara busuk itu tidak sampai

merusak sistem metabolisme tubuh masyarakat.

Namun demikian para sarjana yang diharapkan untuk melakukan

penelitian yang mendalam tentang korupsi, mengakui akan kesulitan untuk

melakukan penelitian terhadap korupsi itu.

W.M.E Noach, menyatakan bahwa: barang siapa di Indonesia mencoba

menggunakan kriminologi, maka sebelum mulai, ia sudah dihadapi oleh

kesulitan-kesulitan.

Ia bisa menggunakan method-methode dan hasil penyelidikan di Eropa

dan Amerika, tetapi itu semua dihasilkan oleh suatu masyarakat yang jauh

berbeda dengan Indonesia baik kulturil maupun sosial (B.Soedarso:14).

Sementara itu Syed Hussein Alatas, seorang doctor dan guru besar yang

mendalami sosiologi modernisasi di Asia Tenggara, sosiologi agama dan

sosiologi korupsi, yang menjabat Kepala Departemen Kajian Melayu di

Universitas Singapura, menyatakan bahwa:

……siapapun yang mencoba melakukan analisis sosiologi

tentang korupsi, niscaya hadirnya akan dihadapkan pada suatu problem

metodologis.

Metode-metode penelitian sosial yang diakui dan pada

umumnya diterapkan seperti wawancara, daftar pertanyaan dan analisa

Page 42: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

30

statistik tidaklah bisa diterapkan disini sepanjang korupsi dipandang

sebagai transaksi yang tidak jujur.

Apa yang paling bisa dilakukan seorang ahli sosiologi adalah

mengamati fenomena itu beserta efek-efeknya, dan mengumpulkan

sebanyak mungkin keterangan-keterangan rahasia. Bahkan

pengungkapan korupsi secara umum, seperti yang bisa mengantarkan

keruntuhan suatu rejim, tidaklah menyingkap sebanyak yang

seharusnya disingkap.(Syed Husain Alatas:1)

Kesulitan melakukan penelitian juga diakui oleh pakar hukum pidana

Indonesia, yaitu Andi Hamzah yang menyatakan bahwa melakukan penelitian

tentang korupsi di Indonesia sangat sulit dan memakan biaya besar.

Korupsi memang merupakan jenis kejahatan yang amat sukar untuk

diteliti, bahkan mendeteksi secara dini pun amat sukar dilakukan, karna

korupsi merupakan kejahatan yang paling cepat bermetaforsis dan sering

berlindung dibalik kekuasaan.

D. Kerangka Pikir

Kinerja merupakan hasil keerja yang didapat seseorang yang

disesuaikan dengan tugas dan peran seseorang tersebut didalam suatu

perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu

ukuran nilai atau standar tertentu dimana seseorang tersebut bekerja.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat teori yang dikemukakan oleh

Fuad Mas’ud (2004) dimana terdapat empat indikator yaitu: Kualitas,

Page 43: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

31

Kuantitas, ketepatan waktu, dan efektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar Kerangka Fikir 2.1

E. Fokus Pelitian

Fokus dari penelitian ini adalah Kinerja Kejaksaan Negeri dalam

menangani perkara korupsi serta beberapa indikator-indikator yaitu: kualitas,

kuantitas, ketepatan waktu, dan efektivitas.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir sebelumnya maka dapat dikemukakan

deskripsi fokus penelitian ini sebagai berikut:

1. Kualitas merupakan hasil kerja yang di capai oleh kejaksaan Negeri

Enrekang dalam penanganan perkara korupsi.

Kinerja Kejaksaan Negeri dalam

Penanganan Perkara Korupsi di

Kabupaten Enrekang

Kualitas

Ketepatan

Waktu Kuantitas Efektivitas

Hasil Kinerja Kejaksaan Negeri

Kabupaten Enrekang

Page 44: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

32

2. Kuantitas adalah jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh kejaksaan Negeri

Enrekang dalam melakukan melancarkan tugasnnya.

3. Ketepatan waktu adalah tingkat suatu aktivitas yang dapat diselesaikan oleh

Kejaksaan Negeri dalam penanganan perkara korupsi dan bagaimana hasil

keerjasamanya dengan pihak-pihak lain dalam menyelesaikan setiap perkara

sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan.

4. Evektifitas merupakan kinerja yang maksimal sumber daya manusia pada

Kinerja Kejaksaan Negeri dengan maksud meningkatkan hasil kerja dan

mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam penanganan

setiap perkara.

Page 45: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai tanggal 2 november

sampai 2 januari 2020, lokasi penelitian ini berada di Kantor Kejaksaan Negeri

di Kabupaten Enrekang. Dengan alasan bahwa jumlah tindak pidana korupsi

ditangani oleh Kejaksaan negeri Enrekang.

B. Jenis dan tipe penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan alasan

penelitian harus terjun ke lapangan untuk menemukan dan melakukan

obserfasi, sehingga dapat menghayati langsung keadaan sebenarnya mengenai

kasus korupsi Di kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Enrekang.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian Fenomologi yaitu

penelitian pengumpulan data dengan wawancara dan data secara tertulis hal ini

dibuat agar tujuan dari penelitian bisa akurat dengan apa yang terjadi

dilapangan dan apa yang tertuang pada dokumen-dokumen kemudian

selanjutnya dengan obserfasi partisipan untuk mengetahui kenyataan yang

terjadi dilapangan mengenai kinerja kejaksaan negeri dalam penanganan

perkara korupsi Di Kabupaten Enrekang apakah sesuai dengan rencana yang

ditetapkan.

Page 46: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

34

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu:

1. Data Primer, yang diperoleh secara langsung dari informan yang

bersangkutan dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban yang

berkaitan dengan kinerja kejaksaan negeri dalam penanganan perkara

korupsi Di Kabupaten Enrekang.

2. Data Sekunder, yang meliputi buku-buku berkaitan dengan kinerja yang

akan di lakukan di kantor kejaksaan negeri dalam penanganan perkara

korupsi pada saat penelitian yang berkaitan dengan kinerja kejaksaan

negeri dalam penanganan perkara korupsi di Kabupaten Enrekang.

D. Informan Penelitian

Penelitian mengenai kinera kejaksaan negeri dalam penanganan perkara

korupsi memerlukan informasi yang mempunyai pemahaman yang bakaitan

langsung dengan masalah penelitian guna memberikan data dan informasi yang

akurat dan dapat di percaya. Adapun informan penelitian dalam penelitian ini:

Tabel 2.2

Nama-nama informan

No. Nama Informan Inisial Jabatan

1. Emmanuel Ahmad EA Kepala Kejaksaan Negeri

2. Nasarunddin Agussalim NA Kasi Pidsus

3. Okty Risa OR Staf bidang pidsus

4. Sulaiman S Tokoh Agama

Page 47: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

35

5. Wawan Saputra WS Tokoh Masyrakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara

berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun

berbeda. Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap masalah

yang akan diteliti.

2. Wawancara

Dilakukan guna memperoleh data primer tentang kinerja kejaksaan

negeri dalam penanganan perkara korupsi agar biasa mendalam berkaitan

dengan permasalahan penelitian Terkait penelitian. Peneliti ini

menggunakan metode indepth interview, disitu penelitian dengan informan

dengan responden bertatapan secara langsung untuk mendapat informasi

agar lisan dengan maksud data yang dapat dijelaskan masalah penelitian

kinerja kejaksaan negeri dalam penanganan perkara korupsi Di Kabupaten

Enrekang.

3. Dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan

kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual

maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa

Page 48: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

36

buku-buku yang ada untuk mencari konsepsi-konsepsi dan teori-teori yang

sangat sehubungan erat dengan permasalahan. Sumber pada laporan, skripsi,

buku, surat kabar dan dokumentasi lainya yang sehubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik yang

dilakukan terhadap data yang bersifat kualitatif didalam hal ini penelitian

kualitatif, mengajak orang agar bisa mempelajari salah satu masalah yang akan

diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akarnya analisis data terdiri

dari tiga alur yaitu:

1. Data Reducition (Reduksi Data)

Data yang didapat dari lapangan jumlahnya sudah cukup banyak untuk itu,

perlu dicatat secara detail dan terprinci. Seperti telah dikemukakan semakin

lama peneliti ke suatu lapangan maka jumlahnya data akan menjadi

semakin banyak kompleks dan susah. Untuk itu, perlunya akan secepatnya

melakukan analisis data dan melalui reduksi data. Mereduksi data adalah

merangkum dan memilih hal pokok memokuskan pada hal-hal yang pokok

pada hal yang sangat penting. Dicari tema dan pola dengan hal itu yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang sangt lebih mirip dan

mempermuda penelitian supaya pengumpulan data selanjutnya akan

mencari kiranya diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan cara

peralatan elektronik seperti komputer, kecil, supaya memberikan kode

dengan aspek tertentu.

Page 49: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

37

2. Data Display (Penyajian data)

Penyajian data yaitu penyajian yang dimaksud menurut matthew dan

michael, sekumpulan informasi teratur yang memberikan kemungkinan ada

penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan.

3. Conclusion Drawing/verification

Langka ketiga didalam analisis data kualitatif pendapat Miles Huberman

adalah penarikan kesimpulas dan verifikasi. Kesimpulan ini masih bersifat

sementara dan akan merubah apabila tidak di temukanya bukti yang sangat

kuat yang akan mendukung setiap tahap pengumpulan data berikut. Akan

tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap pertama di dukung

oleh bukti yang falid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan

untuk menyatukan data, dari itu kesimpulan yang dikemukakan ialah

kesimpulan yang kredibel.

G. Pengabsahan Data

Keabsahan data yang dipakai dalam penulisan proposal ini adalah

triangulasi, triangulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Menurut

William Wiersma (dalam Sugiyono, 2012) membedakan tiga macam

triangulasi yaitu:

1. Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber yaitu teknik untuk menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber suatu informasi.

Page 50: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

38

2. Triangulasi dengan teknik

Triangulasi dengan teknik yaitu teknik untuk menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang

sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan

wawancara secara mendalam kepada informan, kemudian dicek dengan

dokumen-dokumen.

3. Triangulasi dengan waktu

Triangulasi dengan waktu yaitu teknik untuk m enguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data dengan teknik wawancara

di pagi hari pada saat narasumber masih segar, dan pada saat sore hari saat

narasumber sudah merasa jenuh dan dipenuhi oleh banyak masalah. Bila

hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga sampai di temukan kepastian datanya.

Page 51: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Enrekang termasuk dalam salah satu wilayah dalam provinsi

Sulawesi Selatan yang secara astronomis terletak pada 314’36”_350’00

Lintang Selatan dan 11940’53”_12006’33” Bujur Timur dan berada pada

ketinggian 442mdpl, dengan luas wilayah sebesar 1.786,01 . Jarak dari Ibu

Kota Provinsi Makassar ke Kab Enrekang berjarak 235 Km.

1. Batas Daerah Kabupaten Enrekang

Secara administratif Kabupaten Enrekang mempunyai batas-batas

wilayah yakni di Sebelah Utara perbatas dengan Kabupaten Tana Toraja

dengan di Sebelah Timur perbatasan dengan Kabupaten Luwu, dan di

Sebelah Selatan perbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan di Sebelah Barat

perbatasan dengan Kabupaten Pinrang.

Setelah setengah dasawarsa telah mengalami perubahan

Administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan ataupun pada

tingkat kelurahan atau desa yang pada walnya th 1995 hanya mempunyai

jumlah 5 Kecamatan dan 54 kelurahan atau desa dan pada th 2008 jumlah

kecamatan telah berubah menjadi 12 dan 129 desa atau kelurahan. Adapun

pembagian kecamatan dalam lingkup Kabupaten Enrekang antara lain :

1. Kecamatan Alla

2. Kecamatan Anggeraja

3. Kecamatan Enrekang

Page 52: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

40

4. Kecamatan Masalle

5. Kecamatan Buntu Batu

6. Kecamatan Baroko

7. Kecamatan Cendana

8. Kecamatan Curio

9. Kecamatan Baraka

10. Kecamatan Bungin

11. Kecamatan Maiwa

12. Kecamatan Malua

Secara umum, bentuk topografi wilayah Enrekang telah terbagi atas

wilayah perbukitan (karst) yang telah terbentang di bagian Utara dan

Tengah lembah yang curam, sungai, berbagai jenis flora yang banyak

ditemukan pohonan bitti, pohon hitam Sulawesi, pohon ulin/kayu besi, kayu

bayam, kayu kuning. Selain itu terdapat juga rotan. Jenis anggrek juga

banyak ditemukan dan berbagai jenis tanaman lainnya.

2. Keadaan Sistem Sosial

Terbentuknya struktur pelapisan masyarakat Enrekang mulai dari

konsep to manurung bagaimana cara kedatangan to manurung yang tiba-

tiba, turun dari langit dan dianggap luar biasa. Dan dapat memberikan sikap

kewibawaan yang ampuh dalam menghadapi rakyat. Hal ini pula

memberikan satu anggapan bahwa status sosial to manurung dan keturunan

lebih tinggi dari pada masyarakat biasa. Pada umumnya masayarakat

Enrekang mengenal tiga lapisan masyarakat, yaitu :

Page 53: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

41

a. Golongan To Puang atau Arung (Bangsawan) bagi seluruh masyarakat

Enrekang, keturunan To Puang dianggap titisan dewa sehingga mereka

mempunyai peran didalam memegang pucuk pimpinan yang tertinggi

dalam suatu daerah kekuasaan.

b. Golongan “To Merdeka” (Rakyat Biasa) golongan ini mempunyai

golongan tengah dimana mereka tidak sebagaian kaum bangsawan

(penguasa) dan bukan tergolong orang yang diperhamba.

c. Golongan “To Kaunan” (Hamba milik To Puang) golongan yang di

perhamba ataupun abdi dari orang lain.

3. Pemerintahan

Pada mulanya terbentuk Kabupaten Enrekang yang telah berapa kali

telah mengalami pergantian Bupati sampai sekarang. Pelantikan Bupati

Enrekang yang pertama yaitu pada tanggal 19 Februari th 1960 dan telah

ditetapkannya sebagai hari terbentuknya Daerah di Kabupaten Enrekang.

Berikut ialah daftar di Bupati Kabupaten Enrekang yang menjabat sejak

pembentukan pada th 1960.

1. Andi Babba Mangopo (1960-1963)

2. Muhammad Nur (1963-1964)

3. Muhammad Cahtif Lasiny (1964-1965)

4. Bambang Soetrisna (1965-1969)

5. Abullah Rachman, B.A (1969-1971)

6. Drs. Mappatoeran Parawansa (1971-1973)

7. Mochammad Daud (1973-1978)

Page 54: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

42

8. H. Abdullah Dollar, B.A (1978-1983)

9. Muhammad Saleh Nurdin Agung (1983-1988)

10. Mayjend. TNI H.M. Amin Syam ( 1988-1993)

11. Andi Rachman (1993-1998)

12. Drs. Andi Iqbal Mustafa (1998-2003)

13. Ir.H.La Tinro La Tunrung (2003-2013)

14. Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd (2013-Sekarang)

4. Keadaan Penduduk

Adapun jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang di beberapa

Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3

Jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang

No Nama Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Cendana 4254 4579 8833

2 Baraka 11347 11108 22455

3 Buntu Batu 6955 6647 13602

4 Anggeraja 12643 12687 25330

5 Malua 3989 4178 8167

6 Alla 11380 10821 22201

7 Curio 8243 7865 16108

8 Masalle 6593 6288 12881

9 Baroko 5444 5139 10583

10 Enrekang 15727 16494 32221

11 Bungin 2264 2187 4451

12 Maiwa 12358 12424 24782

Sumber : BPS Kabupaten Enrekang

5. Visi Misi Kabupaten Enrekang

Di Kabupaten Enrekang sebagai daerah yang bisa di katakana cukup

potensial dilihat dari segi sumber daya alamnya. Tingkat aksesbilitas

dukungan sarana dan prasarana sesungguhnya kemungkinan untuk

Page 55: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

43

mencapai daerah argopolitan dimana pola pengembangan sektor pertanian

selanjutnya akan memberi efek eksternal terhadap tumbuh kembang

berbagai sektor lainnya, seperti industri pemgolahan perdagangan, lembaga

keuangan dan sebagainya. Pengembangan daerah argopolitan dimaksud

yaitu harus tetap mengacu kepada prinsip-prinsip otonomi dan kemandirian

yang melalui pengembangan interkoneksitas antara daerah, baik di Sulawesi

Selatan maupun diluar Sulawesi Selatan. Pembangunan daerah harus

dipandang didalam perspektif masa depan sehingga pelaksanaanya,

pembangunan akan selalu ditempatkan dalam kerangka pembangunan

berkelanjutan, kerangka pembangunan yang seperti itu akan menempatkan

aspek kelestarian dilingkungan sebagai persyaratan paling utama.

Proses untuk pencapaian Visi yang telah di tetapkan. Adapun Misi

Kabupaten Enrekang ialah :

1. Pilar pendukung perekonomian bagi perkembangan perekonomian Sul-

Sel melalui pengembangan bagai komoditas unggulan khususnya pada

sektor pertanian.

2. Untuk mengembangkan kerja sama kawasan dan keterkaitan fungsional,

antara daerah agar tetap mengacu pada semangat kemandirian dan

otonomi.

3. Untuk mengembangkan implementasi pembangunan yang lebih

menekankan, pada perkembangan di bagian kawasan Timur Enrekang

didalam rangka mewujudkan keseimbangan pembangunanya antara

wilayah di Kabupaten Enrekang.

Page 56: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

44

4. Melakukan penataan tata ruang yang mampuh memberi peluang bagi

terciptanya struktur ekonomi dan wilayah yang kuat sehingga

memungkinkanya muncul interkoneksitas dan antara wilayah.

5. Menomor satukan norma dan nilai budaya tradisional ataupun

keagamaan seperti kejujuran, keadilan, keterbukaan, saling menghormati,

semangat gotong royong, dan kerja sama didalam berbagai aktifitas

pemerintahan, pembangunanya dan kemasyarakatan.

2.2 Peta Kabupaten Enrekang

6. Tujuan

Merupakan penjabaran dari, misi-misi dan telah bersifat operasional

tentang apa saja yang dicapai:

1. Komoditas unggulan, Kabupaten Enrekang mampu memenuhi dari

kebutuhan pasar lokal dan regional maupun untuk kebutuhan ekspor.

Page 57: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

45

2. Pembangunan sumber daya yang menjadi pilar pendukung ekonomi

kerakyatan.

3. Tercapainya kerja sama antara wilayah dan antara kawasan dalam

Kabupaten Enrekang.

4. Terwujudnya kerja sama antara pemerintah di Kabupaten Enrekang

dengan berbagainya macam pihak.

5. Meningkatkan pengolahan potensi dikawasan timur Kabupaten

Enrekang.

6. Terwujudnya penataan wilayah, kawasan yang digunakan dan berhasil.

7. Terwujudnya, peningkatan kesejahteraan sosial.

8. Terwujudnya, ketahanan budayanya dan spiritual.

9. Terwujudnya kepemerintahan yang baik partisipatif transparan dan

akuntabel.

10. Untuk Tercapai peraturan dan keamanan ataupun ketertiban dalam

masyarakat.

7. Sasaran

Sasaran yaitu penjabaran dari tujuan, dapat terukur tentang apa saja

yang akan dicapai atau yang akan dihasilkan. Fokus utama sasaran adalah

tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan kepemerintahan

Kabupaten Enrekang yang bersifat spesifik dapat dinilai, dikur, dan dapat

dicapai dengan berorentasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu 5

(lima) tahun. Sasaran pemerintah Kabupaten Enrekang yaitu :

Page 58: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

46

1. Meningkatkan daya saing komoditas yang unggulan di Kabupaten

Enrekang.

2. Tumbuh kembangnya sistem perdagangan dan perekonomiana.

3. Meningatnya sarana dan prasarana fisik pemerintahan.

4. berkembangnya sarana dan prasarana perhubungan.

5. Meningkatnya kemampuan pembiayaan.

6. Meningkatnya kualitas pelaku ekonomi.

7. Terjalinnya kerja sama dengan pihak luar negeri dalam berbagai bidang

pembangunan.

8. Terwujudnya pemberdayaan Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

9. Meningkatnya kerja sama dengan pemerintah Provinsi dalam berbagai

bidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan.

10. Meningkatnya kerja sama dengan pemerintah Kabupaten dalam

berbagai bidang pembangunan.

11. Meningkatnya kerja sama dalam berbagai bidang.

12. Terjadinya pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukan atau

kesesuaian lahan.

13. Tercipta pelestarian alam maupun lingkungan hidup.

14. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan.

15. Meningkatnya ketahanan budaya dan kehidupan keagamaan.

16. Meningkatnya status sosial masyarakat.

17. Meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat.

18. Tercapai hukum dan penegakan hukum.

Page 59: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

47

19. Bertambah kualitas aparatur.

20. Meningkatnya wawasan kebangsaan.

8. Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Enrekang

1. Kepala kejaksaan negeri Enrekang

2. Sub bagian pembinaan

a. Urusan tata usaha dan kepegawaian

b. Urusan keuangan dan PNBP

c. Urusan perlengkapan

d. Urusan data statistik kriminal dan teknologi informasi dan

perpustakaan

3. Seksi intelejen

a. Subseksi ideologi politik pertahanan, keamanan, budaya, dan

kemasyarakatan

b. Subseksi ekonomi, keuangan, dan pengamanan pembangunan

starategis

c. Subseksi teknologi informasi, produksi intelejen, dan peneranga

hukum

4. Seksi tindak pidana umum

a. Sub seksi prapenutupan

b. Sub seksi penutupan

c. Sub seksi eksekusi dan eksaminasi

5. Seksi tindak pidana khusus

a. Sub seksi penyidikan

Page 60: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

48

b. Sub seksi penutupan

c. Sub seksi upaya hukum luar biasa dan eksekusi

6. Sub seksi tata usaha dan keuangan Negara

a. Sub seksi perdata

b. Sub seksi tata usaha Negara

c. Sub seksi pertimbangan hukum

7. Seksi pengelolaan barang bukti dan barang rampasan

a. Sub seksi barang bukti

b. Sub seksi barang rampasan

Fungsi Kejaksaan Negeri Enrekang:

1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijakan teknis pemberian

bimbingan dan pembinaan serta pemberian perjanjian sesuai dengan bidang

tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan

yang ditetapkan oleh jeksa agung;

2. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana,

pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan tata pelaksanaan serta

pengelolaan atas milik negara menjadi tanggung jawabnya;

3. Pelaksanaan penegakan hukum yang baik preventif maupun yang berintikan

keadilan di bidang pidana;

4. Pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelejen yustisial, di bidang

ketertiban dan ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan,

pelayanan dan penegakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara

serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum,

Page 61: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

49

kewibawaan pemerintah dan penyelamtan kekayaan negara berdasarkan

peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan jaksa

agung;

5. Penempatan seorang tersangka atau terdakawa di rumah sakit atau tempat

perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan hakim

karna tidak mampu berdiri sediri atau disebabkan hal-hal yang dapat

membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri;

6. Pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan

peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum

masyarakat .

7. Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan,

baik didalam maupun instansi baik di dalam maupun instansi terkait atas

pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa agung.

Tugas kepala kejaksaan negeri Enrekang:

1. Memimpin dan mengendalikan kejaksaan negeri dalam melaksanakan tugas,

wewenang dan fungsi kejaksaan di daerah hukumnya serta membina

aparatur kejaksaan di lingkungan kejaksaan negeri yang bersangkutan agar

berdaya guna dan berhasil guna.

2. Melakukan dan atau mengendalikan kebijakan pelaksanaan penegakan

hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung

jawabnya di daerah hukum kejaksaan negeri yang bersangkutan sesuai

Page 62: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

50

dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang di tetapkan

oleh jaksa agung.

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, prapenutupan, pemeriksaan

tambahan, penutupan, eksekusi dan tindakan hukum lain berdasarkan

peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

jaksa agung.

4. Melakukan koordinasi penangan perkara pidana tertentu dengan instansi

terkait meliputi penyelidikan, penyidikan dan pelaksanaan tugas-tugas

yustisial lain berdasarkan peraturan perungang-undangan dan kebijaksanaan

yang ditetapkan oleh jaksa agung.

5. Melakukan pencegahan dan pelarangan terhadap orang yang teerlibat dalam

suatu perkara pidana untuk masuk ke dalam atau keluar meninggalkan

kekuasaan negara Republik Indonesia, peredaran barang cetakan yang dapat

mengganggu ketertiban umum, penyalahgunaan dan atau penodaan agama

serta pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan ketertiban

masyarakat dan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan oleh jaksa agung.

6. Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara,

mewakili pemerintah dan negara, BUMN, BUMD di dalam dan diluar

pengadilan sebagai usaha menyelamatkan kekayaan Negara berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang di tetapkan oleh jaksa agung.

Page 63: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

51

7. Membina dan melakukan kerjasama dengan lembaga negara, instansi

pemerintah dan organisasilain di daerah hukumnya untuk memcahkan

masalah yang timbul terutama yang menyangkut tanggung jawabnya.

8. Pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya dan melaksanakan

tugas-tugas lain berdasarkan perundang-undangan dan kebijaksanaan umum

yang ditetapkan oleh jaksa agung.

9. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan data dan statistik kriminal serta

penerapan dan pengembangan teknologi informasi di lingkungan kejaksaan

negeri.

Tugas sub bagian pembinaan:

1. Melakukan pembinaan atas manajemen dan pembangunan prasarana dan

pengelolaan ketatausahaan kepegawaian kesejahtraan pegawai, keuangan,

perlengkapan organisasi dan tata laksana

2. Pengelolaan teknis atas milik negara yang menjadi tanggung jawab serta

pemberian dukungan pelayanan teknis dan administrasi bagi seluruh satuan

karya di lingkungan kejaksaan negeri yang bersangkutan dalam rangka

memperlancar pelaksanaan tugas

Tugas seksi intelejen:

1. Penyiapan perumusan lebijaksanaan teknis di bidang intelejen berupa

bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis.

2. Penyiapan rencana, pelaksanaan dan penyiapan bahan pengendalian

kegiatan intelejen penyidikan, pengamanan penggalangan dalam rangka

kebijaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun represif untuk

Page 64: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

52

menganggulangi hambatan, tantangan, politik, ekonomi, keuangan, sosial

budaya.

3. Pelaksanaan kegiatan produksi dan sarana intelejen, membina dan

meningkatkan kemampuan, keterampilan dan integrasi kepribadian aparat

dan pengendalian kekaryaan di lingkungan kejaksaan negeri yang

bersangkutan.

4. Pengamanan teknis terhadap pelaksanaan tugas satuan kerja bidang personil,

kegiatan materil, pemberitaan dan dokumen dengan memperhatikan

koordinasi kerjasam dengan instansi pemerintah dan organisasi lain di

daerah terutama dengan aparat intelejen.

Tugas seksi tindak pidana umum:

1. Penyiapan rumusan kebijakan teknis kegiatan yustisial pidana umum di

bidang tindak pidana umum berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan

pengamanan.

2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian ketiatan pra penutupan,

pemeriksaan tambahan, penuntutan dalam perkara tindak pidana terhadap

keamanan Negara dan ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang dan

harta benda serta tindak pidana umum yang diatur diluar kitab undang-

undang hukum.

3. Pengendalian dan pelaksanaan penetapan hakim serta putusan pengadilan,

pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan,

pengawasan terhadap putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain

dalam perkara pidana umum serta

Page 65: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

53

4. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi lain, serta pemberian

bimbingan dan petunjuk teknis dalam penaganan perkara tindak pidana

umum.

5. Penyiapan saran, konsepsi tentang pendapat dan pertimbangan hukum jaksa

agung mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah hukm lainnya

dalam kebijaksanaan penegakan.

6. Pembinaan dan peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas

kepribadian aparat tindak pidana umum daerah hukum kejaksaan negeri.

7. Pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di

bidang tindak pidana.

8. Pengadministrasian dan pembuatan laporan di daerah hukum kejaksaan

negeri.

Tugas seksi tindak pidana khusus:

1. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pidana khusus berupa

pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis.

2. Penyiapan rencana, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyidikan,

penyelidikan, prapenutupan, pemeriksaan, tambahan, penuntutan dan

pengadministrasiannya.

3. Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan

terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain

dalam perkara tindak pidana khusus serta pengadministrasiannya.

Page 66: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

54

4. Pembinaan dan kerjasama koordinasi dengan instansi terkait dan memberi

bimbingan serta petunjuk teknis kepada penyidik dan dalam penanganan

perkara tindak pidana khusus yang lain serta pengadministrasiannya.

5. Penyiapan bahan sarana konsepsi tentang pendapat atau pertimbangan jaksa

agung mengenai perkara tindak pidana khusus dan masalah hukum lain

dalam kebijaksanaan hukum.

6. Peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian aparat

tindak pidana khusus.

Tugas seksi perdata dan tata usaha negara

1. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja.

2. Pelaksanaan penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan

tindakan hukum lain, serta pelayanan hukum di bidang perdata dan tata

usaha negara.

3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perdata dan

tata usaha negara.

4. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di dalam

negeri maupun di luar negeri; dan

5. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penegakan

hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan hukum lain, serta pelayanan

hukum di bidang perdata dan tata usaha negara.

Tugas seksi pengelolaan barang bukti dan barang rampasan

1. penyiapan penyusunan bahan rencana dan program kerja.

Page 67: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

55

2. analisis dan penyiapan pertimbangan hukum pengelolaan barang bukti dan

barang rampasan.

3. pengelolaan barang bukti dan barang rampasan meliputi pencatatan,

penelitian barang bukti, penelitian dan pengklasifikasian barang bukti,

penitipan, pemeliharaan, pengamanan, penyediaan dan pengambilan barang

bukti sebelum dan setelah sidang serta penyelesaian barang rampasan.

4. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dalam pengelolaan

barang bukti dan barang rampasan.

5. pengelolaan dan penyajian data dan informasi; dan

6. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pengelolaan

barang bukti dan barang rampasan.

Visi misi Kejaksaan Negeri Enrekang

Visi:

Menjadi lembaga penegak hukum yang modern, berintegritas, professional,

dan akuntabel dalam mewujudkan supermasi hukum di Indonesia.

Misi:

1. Meningkatkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan RI dalam pelaksanaan tugas

dan wewenang, baik dalam segi kalitas dan kuantitas penanganan perkara

seluruh tindak pidana, penganganan perkara perdata dan tata usaha Negara,

serta meningkatkan kegiatan intelejen penegakan hukum secara modern,

berintegritas, profersional dan akuntabel yang berlandaskan keadilan

kebenaran serta nilai-nilai kepatutan dalam rangka penegakan hukum.

Page 68: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

56

2. Mewujudkan peran Kejaksaan RI dalam hubungan internasional,kerjasama

hukum dan penyelesaian perkara lintas negara.

3. Mewujudkan aparatur kejaksaan RI yang modern, berintegritas, professional

dan akuntabel guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi

dan wewenang terutama dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan

serta tugas-tugas lainnya.

4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi

Kejaksaan RI, pembenahan informasi manajemen terutama

mengimplementasikan program quickwins agar dapat segera di akses

masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan aparatur

Kejaksaan RI jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025,

menertibkan dan menata kembali manajemen keuangan, dan peningkatan

sarana dan prasarana serta optimalisasi penerapan teknologi informasi (TI).

5. Meningkatkan reformasi birokrasi dan tata kelola kejaksaan RI yang bersih

dan bebas KKN melalui reformasi mental dalam pelaksanaan tugas dan

wewenang.

Secara umum kinerja Kejaksaan Kabupaten Enrekang telah sesuai

peraturan dan prosedur yang berlaku, namun terkadang dalam proses

penyelidikan masih mendaptkan Kendal-kendala seperti contohnya

kurangnya anggaran dan pegawai itu salah satu kendala disetiap proses

kerja-kerja kasus peneyelidikan. Selain itu dalam proses penyelidikan

kasus sudah ditentukan waktu selama 3 bulan untuk menangani kasus

tetapi di dalam proses itu terkadang waktu 3 bulan tidak cukup

Page 69: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

57

dikarenakan dalam penyelidikan biasanya saksi dan ahli tidak bisa atau

berhalangan untuk hadir dalam persidangan.

Pola penanganan tindak pidana korupsi tahap LID-DIK-TUT pada

Kejaksaan Negeri Enrekang:

saksi-sa

Menguasai

pokok

permasakahan

Mengetahui modus

operandinya

5w+1H

Mempelajari unsur pasal

1. Inventaris pertanyaan

agar tidak menyimpang

2. Menjadwal acara

dinamika kelompok/

Memahami dan

menerapkan hukum

secara tepat dan benar

1. Inventarisir peraturan

formal

2. Inventarisir surat-surat

disposisi, DLL

Merencanakan tindakan

yang dilakukan

1. Inventarasir kerugian

Negara

2. Inventarsir saksi-saksi

3. Inventarisir alat bukti

surat

4. Inventarisir barang bukti

5. Inventarisir apa saja

yang disita

Membentuk tim unit

satuan khusus

1. Administrasi

2. Surat perintah

3. Dst

PEMBERKASAN

Inventarisasi

1. Calon tersangka

2. Saksi-saksi

3. Kapan pemeriksaan

4. Kapan penyitaan,

penahanan

5. Kapan prapenutupan

Koordinasi intern dan

ekstern

1. Ekspose berjenjang

Mengetahui kerawanan

tanpa meninggalkan

masalah

1. Kendala dalam setiap lini

depan dapat

diprediksikan

PENUTUPAN

1. Rencana Dakwaan

Page 70: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

58

B. Hasil Penelitian Kinerja Kejaksaan Negeri dalam Menangani Perkara

Korupsi di Kabupaten Enrekang

1. Kualitas

Kualitas adalah hasil kerja yang dapat dicapai pegawai atau

sekelompok pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan

etika. Pihak Kejaksaan Negeri Enrekang menyalurkan kegiatan sehingga

mendapat keserasian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan untuk bisa

mencapai tujuan tentunya sangat besar dalam menangani kasus korupsi.

Untuk mengetahui kualitas kerja kejaksaan negeri Enrekang maka

dilakukan wawancara dengan kepala kejaksaan negeri Enrekang, tokoh

agama, tokoh masyarakat yang mengemukakan bahwa:

“kalau menurut saya kualitas kerja Kejaksaan Negeri Enrekang itu

yang bisa menilai adalah masyarakat apakah cara kerjanya sudah

cukup bagus atau masih perlu di tingkatkan kualitas kerjanya, tapi

kalau menurut saya pribadi Kejaksaan Negeri Enrekang sudah

melakukan tuganya semaksimal mungkin walaupun masih ada

beberapa kendala-kendala yang sering dihadapi dalam

menyelesaikan setiap perkara”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa yang bisa menilai

adalah masyarakat luar karena masyarakat juga akan merasakan dampak

kualitas kerja dari kejaksaan dan masih perlu ditingkatkan karena ada

beberapa kasus yang belum terselesaikan dengan semestinya.

Page 71: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

59

“kualitas kerja yang pegawai lakukan disini untuk menyelesaikan

setiap perkara itu saya pikir sudah cukup baik, dan sudah

berdasarkan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan

sebelumnya.”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas kerja yang

dilakukan oleh pegawai kejaksaan negeri Enrekang sudah bisa di katakan

baik karena mereka sudah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan dan

prosedur yang telah di tetapkan.

“Sebagai kepala kejaksaan saya rasa kinerja pegawai disini

semuanya tidak ada masalah, alhamdulilah kualitas kerja kepala

bidang dan staf-stafnya sudah baik, walaupun mungkin ada 1-2 orang

yang agak kurang kualitasnya dalam bekerja tapi kalau ketahuan

pasti akan dilakukan peneguran.”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kepala kejaksaan

melihat bahwa dari setiap kepala bidang maupun staf sudah melakukan

tugasnya dengan baik namun ketika ada yang kualitas kerjanya masih

kurang maka akan langsung dilakukan peneguran sesuai peraturan dan

prosedur yang berlaku.

“karna kan ketika sudah ada laporan entah itu dari masyarakat

atau dari sumber lainnya yah semuanya pasti langsung melakukan

penyelidikan sesuai dengan kasus atau masalah yang dilaporkan”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kasus atau

perkara yang terjadi di kejaksaan akan langsung melakukan penyelidikan sesuai

kasus yang dilaporkan baik dari masyarakat, ormas serta sumber lain.

Page 72: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

60

Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa :

“kan tokoh masyarakat itu sebenarnya juga sangat berperan penting

dalam mengungkap adanya kasus korupsi karna tokoh masyarakat

itu juga di tunjuk untuk mencari informasi dan melaporkannya dan

kalau dilihat dari kualitas kerjanya itu kejaksaan saya rasa mereka

sudah melakukan tugasnya dengan semestinya”

(hasil wawancara WS, tanggal 20 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tokoh masyarakat

maupun masyarakat yang lian adalah sumber informasi dari adanya kasus

atau laporan yang terjadi kemudian melaporkan ke pihak kejaksaan untuk

segera dilakukan penyelidikan.

Hal senada juga di sampaikan oleh informan selaku tokoh Agama:

“kalau menurut saya sebagai tokoh agama saya cuma memberikan

pendekatan agama kepada sesama masyarakat terus kalau adami

laporan ditau baruki lapor ke kejaksaan supaya cepat na selediki

terus kalau dilihat kualitas kerjanya itu kejaksaan sudah cukup

baikmi karna kalau ada laporan langsungmi nacaritau”

(hasil wawancara S , tanggal 20 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tokoh agama

memberikan pendekatan agama kepada masyarakat atau saling

mengingatkan kepada masyarakat bahwa kasus korupsi sangat bertentangan

dengan nilai –nilai agama.

Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa kasus korupsi yang

terjadi awalnya diketahui dari adanya laporan masyarakat,ormas serta

sumber lainnya kemudian dilaporkan ke Kejaksaan untuk dilakukan

penyelidikan terkait dugaan adanya kasus korupsi yang terjadi dan

mengenai kualitas kerja dari kejaksaan sudah bisa dikatakan baik karna

sudah mengikut peraturan dan prosedur yang ditetapkan sebelumnya

Page 73: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

61

walaupun masih sering muncul kendala-kendala yang menghambat

pelaksanaan kerjanya disetiap penyelidikan.

2. Kuantitas

Kuantitas adalah cara mengukur kinerja para pegawai mengenai skil

atau kemampuan yang dimilikinya dalam menjakankan tugas dan fungsinya

dalam suatu instansi pemerintah. Tanpa skil yang dimiliki setiap pegawai

tidak akan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Semakin rendah

tingkat kekeliruan atau kesalahan yang terjadi, tentunya akan semakin

mendekati ketepatan dalam melaksankan setiap aktivitas atau pekerjaan

(tugas) yang dibebankan kepada setiap kelompok birokrasi, ketepatan

berfikir akan melahirkan keefektifan sehingga kesuksesan yang senantiasa

diharapkan dalam melakukan suatu bentuk kerjasama dan memberikan hasil

yang maksimal dalam mengukur bentuk skil para pegawai dalam melakukan

tugas yang telah diembannya dalam menjalankan tugas.

Untuk mengetahui kuantitas kerja kejaksaan negeri Enrekang maka

dilakukan wawancara selaku kepala kejaksaan negeri Enrekang, staf bidang

pidsus, mengemukakan bahwa:

“kalau untuk kemampuan setiap pegawai yang ada disini saya rasa

sudah cukup baik dalam melakukan pekerjaannya, apalagi karna

kitakan mengikuti seleksi yang di adakan oleh negara, kemudian

mereka di didik dan diberikan pembekalan khusus untuk menangani

setiap perkara yang ada.

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pegawai kejaksaan tidak perlu di ragukan lagi karena proses seleksi yang

Page 74: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

62

diadakan sangat ketat oleh negara, kemudian ada pendidikan dan

pembekalan, agar kemampuan yang sepadan dengan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai kejaksaan.

“kalau untuk jumlah penyidik tergantung dari beratnya suatu kasus

atau masalah yang terjadi namun rata-rata di butuhkan 3 penyelidik

untuk menyelesaikan 1 perkara“

(hasil wawancara EA , tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa untuk mengetahui

jumlah penyelidik tergantung dari beratnya suatu kasus atau masalah yang

terjadi namun rata-rata di butuhkan 3 penyidik untuk menyelesaikan 1

perkara.

Adapun hasil wawancara dengan staf bidang pidsus yang mengatakan

bahwa:

“menurut saya kalau susah atau tidaknya pekerjaan yah yang semua

tergantung tingkat kemampuan kita sendiri tapi disini kalau menurut

saya yah kita melakukan pekerjaan yang memang sesuai dengan

keahlian atau kemampuan yang kita miliki jadi tidak ada yang merasa

terbebani”

(hasil wawancara dengan OR 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pekerjaan yang

dilakukam oleh aparat kejaksaan, itu semua sudah diatur sesuai dengan

tingkat keahliannya atau tupoksi masing-masing sehingga tidak ada yang

merasa terbebani dengan pekerjaannya.

“kemudian kita juga disini kalau misalkan pekerjaan yang kita

kerjakan sudah hampir selesai yah kita bantu teman kita yang

memang membutuhkan bantuan karna setiap tugas atau pekerjaan

yang kita lakukan adalah menjadi tanggung jawab kita semua yang

bekerja disini”

(hasil wawancara dengan OR 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa semua aparat

kejaksaan saling bekerjasama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang

Page 75: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

63

memang sudah menjadi tanggung jawabnya masing-masing karena mereka

beranggapan bahwa setiap kasus yang masuk adalah menjadi tugas

bersama.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pegawai yang

bekerja di kejaskaan sudah cukup baik karna sudah memalui tahap seleksi

yang di lakukan oleh negara kemudian dalam malaksanakan tugas dan

wewenangnya, di perlukan sosok jaksa yang professional, memiliki

integritas, kepribadian dan etos kerja yang tinggi dan penuh tanggung jawab

senantiasa mengaktualisasikan diri dengan meahami perkembangan global,

tanggap dan mampu menyesuaikan diri dalam rangka memelihara citra

profesi dan kinerja jaksa serta tidak bermental korup. Dan untuk setiap

pekerjaan yang dilakukan oleh aparat kejaksaan, itu semua sudah diatur

sesuai dengan tingkat keahliannya dan tupoksi masing-masing sehingga

tidak ada yang merasa terbebani dengan pekerjaan yang dilakukan disetiap

penyelidikan.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu yaitu sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan

atau kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi tapi juga dapat

berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi. Penggunaan waktu

yang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah

diterapkan sebelumnya.

Ketepatan waktu adalah tolak ukur yang dapat dipakai untuk

mengetahui apakah kinerja pegawai berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Page 76: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

64

Tidak dapat di pungkiri bahwa pegawai dalam menjalankan tugas dan

fungsinya untuk dapat di ukur apakah sudah berjalan atau tidak sama sekali.

Untuk mengetahui ketepatan waktu kejaksaan negeri Enrekang maka

dilakukan wawancara dengan kepala kejaksaan negeri Enrekang, kepala

bidang pidsus, mengemukakan bahwa:

“tergantung, artinya dalam setiap penanganan di awali dengan

penyelidikan yang berseumber dari laporan masyarakat atau

pengaduan masyarakat, laporan hasil pemeriksaan atau BPK

(badan pemeriksa keuangan), BPKP (badan pengawasan keuangan

dan pembangunan), dan hasil temuan aparat penegak hukum atau

jaksa”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap penyelidikan

yang dilakukan bersumber dari laporan masyarakat atau pengaduan

masyarakat, laporan hasil pemeriksaan atau BPK (badan pemeriksa

keuangan), BPKP (badan pengawasan keuangan dan pembangunan), dan

hasil temuan aparat penegak hukum atau jaksa.

“kalau disini yah semua pegawai memang harus dituntut untuk

melakukan tugas dengan cepat sesuai waktu yang ditetapkan, tidak

ada tawar menawar kalau sudah waktunya untuk selesai yah harus

selesai kemudian lanjut lagi untuk kegiatan selanjutnya..”

(hasil wawancara EA, tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pegawai

dituntut untuk melakukan tugasnya dengan cepat agar biasa menyelesaikan

tugas yang lainnya sesuai dengan waktu yang diberikan disetiap kasus atau

penyelidikan.

Adapun hasil wawancara dengan kasi pidsus yang mengemukakan bahwa:

“Kalau kita punya target dalam penyelidikan itu 3 bulan, jadi

setelah dilakukan penelidikan perkara itu sudah bisa di ajukan ke

Page 77: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

65

persidangan itu targetnya tapikan bisa molor karna saksinya kabur

terus ahlinya juga belum ketemu tapi itu memang targetnya”

(hasil wawancara NA , tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawanara diatas dapat disimpulkan bahwa target dalam

melakukan penyelidikan adalah 3 bulan, kemudian di ajukan ke persidangan

untuk di tindak lanjuti tetapi dalam proses penyelidikan selama 3 bulan

terkadang saksi dan ahlinya tidak bisa hadir dalam persidangan sehinnga itu

yang menjadi kendala dalam proses penyelidikan.

“yah memang semua pegawai kejaksaan ini harus bekerja sesuai

dengan waktu yang sudah ditetapkan, karena kedisiplinan

merupakan hal yang wajib dalam bekerja, oleh sebab itu pegawai

dari awal diberikan pendidikan dan latihan untuk tetap disiplin dan

akurat dalam melaksanakan tugasnya”

(hasil wawancara NA , tanggal 11 November 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh

pegawai kejaksaan memang sudah di setting untuk mampu bekerja dengan

disiplin dan tepat waktu, karena sudah menjadi tugas dan kewajiban untuk

menyelesaikan setiap pekerjaan.

“untuk mengatur waktu sebenarnya kalau bekerja itu jangan ada

gerakan tambahan yang tidak diperlukan jadi pekerjaan juga cepat

selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan”

(hasil wawancara NA, 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan waktu

yang tepat dalam mengatur semua pekerjaan serta tidak melakukan aktivitas

lain yang dapat menghambat kinerja pegawai sehingga aktivitas selanjutnya

dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan waktu.

Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa dalam setiap

penanganan perkara di awali dengan penyelidikan yang berseumber dari

laporan masyarakat atau pengaduan masyarakat, laporan hasil pemeriksaan

Page 78: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

66

atau BPK (badan pemeriksa keuangan), BPKP (badan pengawasan

keuangan dan pembangunan), dan hasil temuan aparat penegak hukum atau

jaksa. kemudian waktu yang di butuhkan dalam melakukan penyelidikan

adalah 3 bulan namun masih sering terjadi kendala- kendala karena saksi

dan ahlimya tidak bisa hadir dalam persidangan yang mengakibatkan waktu

yang di butuhkan dalam penyelidikan menjadi terhambat dan semua

pegawai dituntut untuk tidak melakukan aktivitas lain yang dapat

menghambat kinerja pegawai sehingga aktivitas selanjutnya dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan ketetapan waktu dan prosedur yang berlaku.

4. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu ukuran tentang bagaimana suatu sasaran

atau target yang telah ditentukan tercapai yang mengacu pada hasil akhir.

Hasil akhir ialah tujuan utama, semakin mencapai target yang di tentukan

maka afektivitasnya semakin baik.

Berdasarkan indikator efektvitas di atas dapat dilihat bahwa

efektivitas merupakan suatu pengukuran dalam tercapainya sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan ukuran-

ukuran ketepatan efektivitas dimana suatu target atau sasaran dapat tercapai

sesuai dengan yang telah di rencanakan. Untuk mengetahui efektivitas

kejaksaan negeri Enrekang maka dilakukan wawancara dengan kepala

kejaksaan negeri Enrekang dan staf bidang pidsus yang mengemukakan

bahwa:

Page 79: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

67

“pasti ada beberapa pengaruh yang membuat mereka lebih cepat

menyelesaikan tugas, memperkecil kesalahan kemudian membuat

pekerjaannya lebih efektif dan efisien tentunya.

(hasil wawancara EA , tanggal 11 November 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

kinerja pegawai kejaksaan sudah baik, baik itu dari segi laporan kerja, dan

penyelesaian tugas yang baik. Di karenakan sudah bekerja sesuai dengan

pedoman dan arahan. Kemudian juga pekerjaan diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu.

“Dalam setiap penyelidik melakukan rangkaian kegiatan koordinasi

dengan BPK(badan pemeriksa keuangan), BPKP (badan pengawasan

keuangan dan pembangunan), akademisi untuk di jadikan sebagai

ahli apakah perkara ini memenuhi unsur dari kacamata para ahli

untuk mengetahui kerugian Negara”

(hasil wawancara EA , tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kejaksaan melakukan

kerjasama dengan BPK (badan pemeriksa keuangan), BPKP (badan

pengawasan keuangan dan pembangunan), akademisi untuk di jadikan

sebagai ahli dalam setiap perkara dan memenuhi unsur dari kacamata para

ahli untuk mengetahui seberapa banyak kerugian negara.

“kemampuan tentu akan mempengaruhi kinerjanya pegawai, tapi

sebenarnya percuma juga kalau punya kemampuan bagus tapi tidak

digunakan. Jadi harus imbangi kemampuan dan keinginan untuk

bekerja”

(hasil wawancara EA 11 November 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pegawai akan mempengaruhi kerja pegawai, namun tidak semua yang

memiliki kemampuan akan menjalankan tugas dengan baik dikarenakan

pegawai terkadang mempunyai kemampuan tetapi tidak mempunyai

keinginan kuat dalam bekerja

Page 80: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

68

Adapun hasil wawancara dengan staf bidang pidsus yang mengatakan

bahwa:

“itu ada kemarin yang di anggarkan Cuma 3 perkara penanganannya

tapi ternyata ada lima perkara yang harus di tangani jadi tidak bisa

kita laksanakan di tahun itu akhirnya di bawa ke tahun berikutnya

dan disini juga sebenarnya masih kurang sekali tenaga kerja tapi kita

berupaya semaksimal mungkin karna yang namanya pekerjaan yah

tetap harus di selesaikan”

(hasil wawancara OR , tanggal 11 November 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masih sering terjadi

kendala-kendala dalam menyelesaikan setiap perkara contohnya masih

kurangnya anggaran dalam menyelesaikan kasus dan juga kurangnya

pegawai yang sering mengakibatkan beberapa kasus sehingga kasus yang di

tahun sebelumnya dilimpahkan ke tahun berikutnya untuk di selesaikan

namun sebisa mungkin untuk tetap di optimalkan dalam penyelesaiannya.

Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa di butuhkan 3

penyelidik dalam menangani satu perkara dan itu juga tergantung dari

beratnya kasus yang dihadapi. Kejaksaan Negeri Enrekang juga melakukan

kerjasama atau koordinasi dengan BPK (badan pemeriksa keuangan),

BPKP (badan pengawasan keuangan dan pembangunan) serta akademisi

untuk dijadikan sebagai ahli untuk mengetahui seberapa besar kerugian

negara. Namun masih sering terjadi beberapa kendala dalam setiap

penangan perkara contohnya kurangnya anggaran yang di butuhkan dalam

menyelesaikan setiap perkara dan juga masih kurangnya pegawai.

Page 81: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kinerja Kejaksaan Negeri dalam

Menangani Perkara Korupsi di Kabupaten Enrekang yang dilihat dari 4 aspek

yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan efektivitas.

a. Kualitas

Dari kualitas kerja kejaksaan negeri Enrekang dapat disimpulkan bahwa

setiap laporan yang diterima oleh kejaksaan bersumber dari adanya laporan

dari masyarakat dan maupun dari pihak-pihak lainnya kemudian pihak

kejaksaan segera melakukan penyelidikan sesuai dengan kasus yang

dilaporkan. Kemudian untuk kualitas kerja dari aparat kejaksaan sudah bisa

dikatakan baik karna sudah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan

dan prosedur yang telah ditetapkan. Kemudain tokoh masyarakat dan tokoh

agama juga saling bekerjasama untuk memberikan laporan kepada

kejaksaan apabila terjadi dugaan kasus korupsi.

b. Kuantitas

Dari kuantitas kerja kejaksaan negeri Enrekang dapat disimpulkan bahwa

untuk jumlah penyelidik dalam menyelesaikan setiap perkara dibutuhkan

rata-rata 3. Namun jumlah penyelidik juga tergantung dari beratnya suatu

kasus atau masalah yang terjadi. Setiap pekerjaan yang dilakukam oleh

aparat kejaksaan juga sudah diatur sesuai dengan tingkat kemampuan atau

Page 82: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

70

keahliannya masing-masing sehingga tidak ada yang merasa terbebani

dengan pekerjaannya.

c. Ketepatan waktu

Dari ketepatan waktu kejaksaan negeri Enrekang dapat disimpulkan bahwa

setiap pegawai dituntut untuk melakukan tugasnya dengan cepat agar biasa

menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan waktu yang diberikan.

Kemudian untuk target dalam melakukan penyelidikan adalah 3 bulan,

setelah itu diajukan ke persidangan untuk di tindak lanjuti. Dan juga

diperlukan waktu yang tepat dalam mengatur semua pekerjaan serta tidak

melakukan aktivitas lain yang dapat menghambat kinerja pegawai sehingga

aktivitas selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu

yang ditetapkan.

d. Efektivitas

Dari efektivitas kejaksaan negeri Enrekang dapat disimpulkan bahwa

efektivitas kinerja pegawai kejaksaan sudah cukup baik, baik itu dari segi

laporan kerja, dan penyelesaian setiap tugas atau pekerjaan. Di karenakan

sudah bekerja sesuai dengan pedoman dan arahan. Kejaksaan juga

melakukan kerjasama dengan BPK (badan pemeriksa keuangan), BPKP

(badan pengawasan keuangan dan pembangunan), akademisi untuk di

jadikan sebagai ahli apakah perkara ini memenuhi unsur dari kacamata para

ahli untuk mengetahui seberapa banyak kerugian negara. Namun tidak bisa

di pungkiri bahwa masih sering terjadi beberapa kendala dalam setiap

penangan perkara contohnya kurangnya anggaran yang di butuhkan dalam

Page 83: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

71

menyelesaikan setiap perkara dan juga masih kurangnya pegawai dalam

meyelesaikan setiap kasus.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dikem ukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Untuk Kejaksaan Negeri Enrekang diharapkan agar selalu melakukan

kerjasama atau koordinasi dengan masyarakat, BPK (badan pemeriksa

keuangan), dan BPKP (badan pengawasan keuangan dan pembangunan),

agar ketika muncul dugaan adanya kasus korupsi dapat segera dilakukan

peyelidkan

2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar tidak menyalahgunakan posisi

atau jabatan untuk kepentingan pribadi dan tanamkan pada diri kita bahwa

korupsi itu adalah perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama

yang kita anut serta menghindari hal-hal yang dapat mendorong kita untuk

melakukan korupsi.

Page 84: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

72

DAFTAR PUSTAKA

Adys, Abdul Kadir. 2019. Sistem Hukum dan Negara Hukum. Yogyakarta. Suluh

Media.

Adys, Abdul Kadir. 2018. Anomali Korupsi. Yogyakarta. Suluh Media.

Anwar Prabu mangkunegara. 2009. Evaluasi kinerja SDM. Bandung PT Remaja

Rosda Karya

Dharma, Surya. 2009. Manajemen kinerja falsafah teori dan penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dharna, Agus. 2004. Manajemen Supervisi. Jakarta: Rajawali Press.

Dwiyanto, Agus. 2006, Mewujudkan Good Governance melalui pelayanan

publik. Yogyakarta: UGM Press

Damin, Sudarman. 2004. Memotivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Mangkunegara, A. A Anwar Prabu. 2005. Evaluasi kinerja sumber daya manusia.

Bandung: Refika Aditama.

Mangkunegara, A Anwar Prabu. 2011. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Ketiga.

Bandung: Penerbit Rafika Aditama.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2016. Manajemen Sumver Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rodakarya.

Mas’ud , Fuad. 2004. Survei Di Winardiagnosis Organisasional. Konsep dan

Aplikasi. Semarang: BP UNPID

Prawirosentono, S. 1999. Manajemen Sumber Daya Karyawan. Yogyakarta:

BPFE.

Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem yang tepat untuk

Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Page 85: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

73

Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia reformasi birokrasi dan

manajemen Pegawai negeri sipil. Bandung: Refika Aditama.

Sinambela, Lijan P. 2012. Kinerja Pegawai, Teori, Pengukuran dan Implikasi.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofyandi, Herman. 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha ilmu,

Yogyakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT. Raya Grafindo Persada

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

Page 86: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

74

LAMPIRAN

Page 87: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

75

Wawancara Dengan Kasi Pidsus

Page 88: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

76

Wawancara Dengan Kepala Kejaksaan

Page 89: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

77

Wawancara Dengan Staf Kasi Pidsus

Wawancara Dengan Tokoh Masyarakat

Page 90: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

78

Wawancara Dengan Tokoh Agama

Page 91: SKRIPSI KINERJA KEJAKSAAN NEGERI DALAM …

79

RIWAYAT HIDUP

ELMA. Lahir di Bo’di desa perangian Kecamatan

Baraka Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan,

lahir pada tanggal 01 Januari 1997. Anak pertama dari

Tiga Bersaudara dari pasangan suami istri Leman

dengan Rosdiana. Penulis memulai pendidikan formal di

SDN 83 Dante Marari pada tahun 2003 dan lulus pada

tahun 2009 kemudian pada tahun yang sama setelah lulus menempuh pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 4 Baraka dan lulus pada tahun

2012 dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Model Negeri 5 Enrekang

dan lulus pada tahun 2015, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan

di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik hingga selesai pada

tahun 2020.

Berkat Rahmat Ilahi Rabbi Dan kerja keras serta Do’a yang tak

terhingga penulis dapat menyelesaikan studi dan karya ilmiah yang berjudul

“Kinerja Kejaksaan Negeri Dalam Penanganan Perkara Korupsi di Kabupaten

Enrekang ”.