Skripsi Kekuatan Plat Kopling

29
BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR ANALISA KEKUATAN PEGAS DIAFRAGMA MOBIL HYUNDAI ATOZ Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 1 KEKUATAN PEGAS DIAFRAGMA PERHITUNGAN TEGANGAN PADA PEGAS DIAFRAGMA DEFLEKSI PEGAS DIAFRAGMA ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN KESIMPULAN SELESAI MULAI

description

bbbbb3

Transcript of Skripsi Kekuatan Plat Kopling

BAB III

METOLOGI PENELITIAN

3.1 DIAGRAM ALIR ANALISA KEKUATAN PEGAS DIAFRAGMA

MOBIL HYUNDAI ATOZ

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 1

KEKUATAN PEGAS DIAFRAGMA

PERHITUNGAN

TEGANGAN PADA PEGAS DIAFRAGMA

DEFLEKSI PEGAS DIAFRAGMA

ANALISA DAN PEMBAHASAN

HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN

SELESAI

MULAI

3.1 Pembongkaran Kopling

1. lepaskan transmisi dari mesin2.lepaskan penutup koplinga.berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gayab.kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas penegang menjadi pembebasc.lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnyaCATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling3.lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari transmisia.lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hubb.lepas pegas penegangc.lepas garpu dari karet pelindung debu

3.2 Pemeriksaan Kopling

1.periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan Menggunakan jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku keeling minimum :0,3 mm (0,012 in)Bila ada kelainan gantilah plat kopling.2.periksa keolengan plat koplingMenggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat koplingKeolengan maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.3. periksa keolengan roda gaya (flywheel)Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)

4.Periksa bantalan pilot  Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti bantalan pilot.CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.5.Bila pelu ganti bantalan pilot 6.Periksa pegas diapragma dari keausan   Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .

Limit:   kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)            Lebar          : 0,5mm  (0,197 in)

7.Periksa bantalan pembebas Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti bantalan pembebas .

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 2

CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.

3.3 Pemasangan unit kopling

1. Pasang plat kopling pada roda gaya 2.Pasang tutup koplinga. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gayab. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup kopling terduduk dengan baikMomen  : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma4.Bila perlu <setel pegas  5. Oleskan gemuk molybdenum dishulpide thium base atau gemuk MP6.Pasang karet pelindung debu ,garpudan bantalan pembebas dengan hub pada transmisia.pasang karet pelindung debu dan garpu pembebas b.pasang pegas penengangc.pasang klip pengikat untuk megamankan bantalan dengan hub pada transmisi.7.Pasang transmisi

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 3

3.3.1 Alat yang digunakan

a. JANGKA SORONG

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst (nilai skala terkecil) skala utama sebesar 1 mm dan batas ukur mencapai 150 mm. Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 skala utama sama dengan 50 bagian skala nonius. Sehingga jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan adalah 49/50 = 0,98 mm. Jadi, nst skala nonius sebesar :            Nst = 1 mm – 0,98 mm = 0,02 mm

                    Atau            Nst = (nst tanpa nonius) = (1 mm) = 0,02 mmKet:     n = jumlah skala nonius

0,02 mm merupakan nst nonius dan besarnya ketelitian jangka sorong.Jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Gambar 3.3 jangka sorong

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 4

3.3 .2 BAGIAN-BAGIAN JANGKA SORONG

1. Gigi luar: berfungsi untuk mengukur dimensi luar (tebal, lebar atau Ø batang kayu)2. Gigi dalam: untuk pengukuran bagian dalam (lebar lubang pen, Ø lubang bor, alur dll)3. Pengukur kedalaman: Paling baik untuk pengukuran dalam lubang pen, bor dan lubang alur.4. Ukuran utama (cm): skala utama yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.5. Ukuran sekunder (inch): skala alternatif dalam satuan inch.6. Patokan pembacaan skala utama (cm)7. Patokan pembacaan skala sekunder (inch)8. Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.

Berdasarkan media pembacaan ukuran, jangka sorong dibagi menjadi 3 jenis :

a). Jangka sorong biasa, yaitu jangka sorong yang cara pembacaan biasa sepertipada meteran roll.

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 5

b). Jangka sorong analog, yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan jarum ukuran analog yang ditempelkan pada bagian muka (dengan stopper).

c). Jangka sorong digital, yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan display digital.

3.3 .3 Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan

cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

3.3 .4 MENGUKUR DENGAN JANGKA SORONGAda beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:1. Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukurnya.2. Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas.3. Pastikan angka "0" pada kedua skala bertemu dengan tepat.4. Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 6

skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.5. Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.6. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.7. Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda ukur.8. Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.9. Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai.

Karena memiliki ketelitian mencapai 0,02 mm, jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan ketinggian suatu benda dengan lebih teliti.

Berikut adalah langkah - langkah penggunaan jangka sorong dalam pengukuran dimensi benda ukur :

A). Mengukur diameter luar

 

 Gambar 2.2 Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar      Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng)

dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 7

rahang tetap)* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang* Catatlah hasil pengukuran anda

B). Mengukur diameter dalam

Gambar 2.3 Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter

dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur* Catatlah hasil pengukuran anda

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 8

C). Mengukur kedalaman

Gambar 2.4 Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.* Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah :

1). Bacalah skala utama yang berimpit di depan titik nol pada skala nonius (SU).2). Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama (SN).3). Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :            Hasil = SU + (SN x nst jangka sorong, mis:0,01 mm)

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 9

Contoh penunjukan skala pada jangka sorong :

Pada gambar di atas skala utama (SU) 62 mm. Skala nonius (SN) 4 skala.

Sehingga, didapatkan hasil pengukuran sebesar : H = SU + (SN x 0,1 mm) = 62 mm +( 4 . 0,1 mm) = 62 mm + 0,4 mm = 62,4 mm

3.3 .5CARA PEMBACAAN JANGKA SORONG UNTUK SATUAN MATRIS

A. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius puluhan

Dari gambar di samping diperoleh hasil pengukuran sebesar 31,4 mm, yakni

diperoleh dari: 31+4(0,1) = 31,4 (A) (B)

B. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius dua puluhan

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 10

C. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius lima puluhan

B.DIAL GAUGE

Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE.DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.

CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALATSaat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar. Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari :skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 11

skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mmmaka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.Metode Pengukuran1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

Gambar 3.3 Dialgauge

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 12

3.4 PEMERIKSAAN UNIT PEGAS KOPLING

a). Pemeriksaan Unit Pegas  Diafragma :

Pemeriksaan diafragma alah meliputi kedalaman diafragma dan lebar

bekas gesekan release bearing. Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat ukur

jangka sorong.Ukur kedalaman pegas diafragma dengan limit (batas maksimum

yang harus diganti) 0,6 mm dan ukur lebar bekas gesekan release bearing pada

masing-masing pegas diafragma dengan batas maksimal 5 mm. Jika sudah

melebih gantI dengan komponen yang baru sesuai dengan manual book.

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 13

b). Pengukuran keausan kerataan plat penekan

Untuk mengukur run out / kerataan plat penekan dibutuhkan alat yaitu

mistar baja dan fuller gauge ukur kerataan sesuai dengan gambar di atas,

masukkan fuller gauge di sela-sela mistar baja dan plat penekan dengan batas

keausan maksimum adalah 0,5 mm. Jika telah melewati batas maksimum

ratakan dengan mesin bubut atau mengganti suku cadangnya sesuai manual

book. Hal yang diakibatkan apabila plat penekan aus adalah tekanan ke plat

kopling menjadi berkurang dan bisa mengakibatkan plat kopling cepataus.

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 14

c). Pemeriksaan Ketebalan Plat Kopling

Pengukuran ketebalan plat kopling dilakukan seperti gambar di atas dengan

menggunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan berdasarkan ke dalaman plat kopling

terhadap paku keeling (rivet). Batas maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mm. Jika

telah melampaui batas maksimum gantilah plat kopling dengan yang baru.

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 15

d). Pemeriksaan Kerataan Flywheel

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan dial gauge bila ada bila tidak ada bisa

menggunakan cara seperti mengukur kerataan plat penekan dengan batas maksimum 0,2

mm

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 16

BAB IV

PERHITUNGAN

A.Pegas MatahariPegas matahari adalah pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan

dalam arah menjauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan. Hal ini akan menyebabkan plat gesek dalam keadaan bebas, diantara plat penekan dan flywheel tidak lagi diteruskan keporos yang digerakkan

Keterangan :L1 = 45 mm L2 = 20 mm F1 = gayatekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg) F2 = gayatekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg) n ( jumlah daun pegas matahari) = 12 h ( tebal plat pegas matahari) = 2 mm Di ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 17

Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (Da) sama dengan diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.

Besar gaya yang pada setiap daun pegas matahari (F2) :Dari perhitungan sebelumnya telah didapat bahwa besar tekanan yang diterima oleh

Permukaan plat gesek (F) adalah 353,8 kg, sehingga: F2=¿ Fn

¿

F2=¿ 353,8 kg

12¿

F2=¿ ¿29,48 kg

Besar gaya tekan yang dikerjaan oleh bantalan pembebas (F1 ):

Ʃm ≥ 0

(F1 .L1 )- (F2 .L2) ≥ 0

(F1 .45mm ) – (353,8 .20mm ) ≥ 0

(F1 .45mm ) – (7076kgmm )≥0

F1. 45mm ≥ 7076 kgmm

F1≥ 7076kgmm

45mm

F1≥ 157,24 kg

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 18

B. Bantalan

Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban . Sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman.

Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya dapat bekerja denga nbaik . Perhitungan Bantalan :

4.8.1 BantalanAksial

Untuk diameter dalam bantalan (d) = 35 mm,Dari gambar di atas : - Diameter dalam (d) : 35 mm - Diameter luar (D) : 62 mm - jari-jari fillet (r) : 1,5 mm - Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 1250 kg - Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 915 kg - Tebal bantalan (B) : 14 mm

Beban ekivalen :Pa = x Fr + Y Fadimana:Pa = beban ekivalen dinamik ( kg )X = factor radial,untuk bantalan bola radial beralur dalam baris tunggal, besarnya adalah1,0 V=faktor putaran, untuk kondisi cincin dalam berputar besarnya 1,0 Fr = gaya radial, yaitu sebesar 1,404 N Y = factor aksial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baristungal besarnya adalah nol Fa= gaya aksial, untuk bantalan pendukung poros ini besarnya adalah nol

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 19

Dimana Fa dari perhitungan sebelumnya adalah 157,24 kg , Sehingga:

FaCo

=¿ 157,24kg915kg

=0,17

Dari gambar diperoleh X = 0,56; Y = 1,45 dan Fr = 0, maka ;

Pa = 0,56 . 0 + 1,45 . 157,24 = 228 kg

Faktor kecepatan (Fa )

Fn= 3√ 33,3n

Dimana n adalah putaran = 5600

Fn= 3√ 33,35600

Fn= 0,21

Factor umum ( f h )

f h = Fn. CPa

f h= 0,21 . 1250kg

157,24kg

Fn= 1,67

Umur nominal (Lh )

(Lh ) = 500 ¿

(Lh ) = 500 ¿ = 2328,7

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 20

C. Bantalan Rasial

Gambar 4.8.2 BantalanRasial

Untuk bantalan radial kita pilih diameter yang lebih kecil dari bantalan aksial yang telah dihitung sebelumnya karena menumpu beban yang cukup kecil. Dalam perancangan bantalan ini dipakai:

- Diameter dalam (d) : 20 mm - Diameter luar (D) : 42 mm - jari-jari fillet (r) : 1 mm - Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 735 kg - Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 465 kg - Tebal bantalan (B) : 12 mm

Beban ekivalen : Pa = x v Fr + Y FaDimana : x = factor radial : 0,56

v = factor rotasi : 1 Y = factor aksial : 0 Fa = beban aksial : 0 Fr = factor beban radial : 6 kg

Maka, Pa = x. v .Fr + Y.FaPa = 0,56 1.6 kg + 0. 0 Pa = 3,36 kg

factor kecepatan (fn)

f n= 3√ 33,3n

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 21

dimana n adalah = 5600

f n= 3√ 33,35600

f n= 0,21

Factor umum ( f h )

f h = Fn. CPa

f h= 0,21 . 735kg3,36kg

Fn= 45,93

Umur nominal (Lh )

(Lh ) = 500 ¿

(Lh ) = 500 ¿

(Lh ) = 48469894

D. FLYWHEEL

Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai media penyimpan antena g/energy dalam mesin. Jika kecepatan dari mesin ditambah, maka tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh flywheel. 54

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 22

Gambar d. Flywheel

Ukuran – ukuran yang direcanakan : D0 = 300 mm D1 = 286 mm D2 = 210 mm D3 = 130 mm D4 = 42 mm Kecepatan Sudut Flywheel Rata – rata (w) : Misalnya diameter rata – rata (D) adalah 210 mm = 0,21 m Kecepatan Flywheel (V) Putaran (n) = 5600 rpm

V = π . D .n

60

V = 3,14 .0,21.5600 rpm

60

V = 61,54 ms

keliling Rata-rata (k )= 𝜋 . D = 3,14 . 0,21 m

= 0,66 mmaka kecepatan sudut flywheel rata – rata (w ) adalah :

W = vk=

61,54ms

0,66m

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 23

= 93,24 putaran /s = 585,54 rad / s

Tugas Akhir Analisa Kekuatan pegas diafragma Pada Mobil Huyandai Atoz 24