SKRIPSI KARYA MEDIA CETAK - core.ac.uk · Yang Maha Esa, kiranya berkat dan limpahan kasihNya...
Transcript of SKRIPSI KARYA MEDIA CETAK - core.ac.uk · Yang Maha Esa, kiranya berkat dan limpahan kasihNya...
SKRIPSI KARYA MEDIA CETAK
“MAJALAH CIVITAS”
OLEH:
YOHANIS D. KIDING
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
SKRIPSI KARYA MEDIA CETAK
“MAJALAH CIVITAS”
OLEH:
YOHANIS D. KIDING
E 311 09 274
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Program Studi Jurnalistik
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Skripsi : Skripsi Karya Media Cetak “Majalah CIVITAS”
Nama Mahasiswa : Yohanis D. Kiding
Nomor Pokok : E31109274
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. M. Iqbal Sultan, M. Si Drs. Abdul Gaffar, M. Si
NIP: 196312101991031002 NIP: 195702271985031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin
Dr. H. Muhammad Farid, M.Si
NIP. 196102161987021001
KATA PENGANTAR
Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, kiranya berkat dan limpahan kasihNya sehingga penulis bisa
menikmati karunia kesehatan dan kesempatan untuk merampungkan skripsi karya
ini dalam bentuk Majalah CIVITAS.
Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Norbertus Kiding dan ibunda
Gemma Sanda. Terima kasih untuk cinta, kasih sayang, dan pengorbanan yang tulus
hingga saat ini. Segala doa dan nasehatmu adalah mutiara berharga dalam
perjalanan hidupku. Ini adalah langkah awal bagi penulis untuk menunjukkan
kepada dunia bahwa segala tuntunan dan pelajaran tidak ada yang sia-sia.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala
dukungan, bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak selama proses studi dan juga
selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Iqbal Sultan, M. Si., selaku Pembimbing I dan juga sebagai
Pembimbing Akademik penulis selama menjalani proses perkuliahan. Juga
untuk Drs. Abdul Gaffar, M. Si., sebagai Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membantu dalam penyusunan skripsi karya ini.
2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Muhammad Farid, M.Si.,
dan Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Sudirman Karnay,
M.Si, beserta seluruh staf pegawai atas bantuannya dalam pengurusan
administratif.
3. Dosen-dosen pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin,
dosen-dosen MKU serta dosen mata kuliah antar jurusan atas ilmunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tiada terkira atas segala
keikhlasan untuk berbagi ilmu selama penulis berkuliah di Jurusan Ilmu
Komunikasi.
4. Terima kasih untuk semua saudara-saudari kandungku dimana pun kalian
berada. “Sangpulo ki’ lan kasiuluran, misa kada ta toe manda, yamotu Pena
Melo!”.
5. Teruntuk teman-temanku CURE 2009: Cubo, Ari, Syukur, Alvin, Atto,
Imam, Putera, Tyar, Erbon, Ciko, Nadir, Naim, Pyonk, Ratna, Rina, Sari,
Lia, Uni, Inna, Dayan, Amel, Alien, Kina, Uya, Widya, Gina, Ela, Ikfa,
Yuni, Rachel, Wiwi. Ternyata kita sampai pada jalan yang berlainan arah,
pilihan adalah jalan yang terbaik untuk semua.
6. Teman-teman di KOSMIK UNHAS. Terima kasih atas senyuman
persahabatan yang hadir diantara kita semua. Untuk Trust06, Callist07,
Exist08, Great10, Urgent11, dan Treasure12. Nuansa unik dan radikal akan
selalu mengiringi dunia biru merah ini.
7. Teman-teman KKN Unhas Gelombang 82, Kelurahan Kadidi, Kecamatan
Panca Rijang, Kabupaten Sidrap. Terima kasih atas kebersamaannya
selama 2 bulan (Juni-Agustus 2012). “Kadidi = Karena Dirimu adalah
Diriku”.
8. Humas Universitas Hasanuddin, yang selalu ceria di lantai 4 Gedung
Rektorat. Terima kasih untuk Pak Iqbal Sultan sebagai kepala Humas, ibu
sekretaris Rizky M. yang selalu tersenyum, editor budiman Janisa, semua
reporter gaul mulai dari Arie, Atika, Ayu, Fadly, dan Fheny yang kadang
datang setelah acara selesai. Lanjutkan setiap episode RM yang telah
menghiasi ruangan kita. Fighting!
9. Untuk Hajir dan Akram, terima kasih telah meminjamkan satu kamar di
Ramsis Unhas sebagai tempat bagi penulis untuk fokus menulis skripsi pada
awalnya.
10. Alvidha Septianingrum yang selalu hadir memberi dukungan, dikala siang
menjadi hitam dan dikala malam menjadi putih. Kenangan kisah si Tusuk
dan si Bakso yang takkan pernah tergantikan. Terima kasih untuk semua
rajutan kenangan masa lalu.
11. Dan seluruh pihak-pihak yang membantu penulis dan tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terima kasih atas dukungannya.
Inilah hasil karya penulis. Dan karya ini penulis persembahkan untuk kedua
orang tua yang tercinta, ayahanda Norbertus Kiding dan ibunda Gemma Sanda. Tak
akan pernah cukup bakti anakmu, untuk membalas kasih sayang kalian.
Akhir kata, semoga karya ini bisa berguna untuk amal dan ilmu kita semua.
Amin!
Makassar, 10 November 2013
YOHANIS D. KIDING
ABSTRAK
Yohanis D. Kiding. E31109274. Skripsi Karya Media Cetak “Majalah CIVITAS”.
(Dibimbing oleh M. Iqbal Sultan dan Abdul Gaffar) Skripsi: Program S-1
Universitas Hasanuddin.
Skripsi karya ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana proses pra-
produksi, produksi, dan pasca produksi media cetak Majalah CIVITAS.
Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan majalah ini yaitu dengan
melalui tahap pra-produksi meliputi penentuan tema dan konsep perancangan
majalah. Kemudian masuk tahap produksi yaitu pengumpulan data dan penulisan
artikel. Tahap akhir dari pembuatan majalah yaitu pasca-produksi yang meliputi
proses editing, layout, revisi dan naik cetak.
Target pembaca majalah ini adalah seluruh civitas academica yang ada di
lingkungan Fakultas Isipol dan juga untuk civitas academica dalam lingkup
Universitas Hasanuddin.
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan ………………………………………………….. ii
Halaman Pengesahan Tim Evaluasi …………………………………… iii
Kata Pengantar ………………………………………………………… iv
Abstrak ………………………………………………………………… vii
Daftar Isi ………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………….... 9
C. Tujuan dan Kegunaan Pembuatan Skripsi Karya ……. 9
D. Deskripsi Majalah CIVITAS ……………………….... 10
E. Analisis SWOT Majalah CIVITAS ………………...... 13
F. Kerangka Produksi ………………………………........ 16
G. Defenisi Operasional ………………………………..... 17
H. Metode Pembuatan Majalah ………………………...... 18
I. Sistematika Pembuatan Majalah CIVITAS ………...... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….. 22
A. Sejarah Perkembangan Media Cetak ………………… 22
B. Defenisi dan Sejarah Majalah ………………………... 27
1. Defenisi Majalah …………………………………. 27
2. Sejarah Majalah di Indonesia …………………….. 28
C. Kekuatan dan Kelemahan Majalah …………………… 32
1. Kekuatan Majalah ………………………………… 32
2. Kelemahan Majalah ………………………………. 32
D. Klasifikasi Majalah …………………………………… 33
E. Rubrik Majalah ……………………………………….. 34
F. Kualifikasi SDM dalam Produksi Majalah …………… 36
G. Teknik Pembuatan Majalah …………………………... 39
H. Teknik Layout dalam Majalah ……………………….. 40
I. Tinjauan Tentang Warna ……………………………... 44
J. Tinjauan tentang tipografi ……………………………. 52
K. Iklan dalam Majalah ………………………………….. 56
BAB III METODE PRODUKSI …………………………………… 59
A. Pra Produksi ………………………………………….. 59
B. Produksi …………………………………………….... 65
C. Pasca Produksi ……………………………………….. 66
BAB IV HASIL KARYA…………………………………………… 67
A. Pra Produksi ………………………………………….. 67
B. Produksi ………………………………………………. 71
1. Pengumpulan Data ……………………………….. 71
2. Penulisan Artikel …………………………………. 71
C. Pasca Produksi ……………………………………….. 72
1. Penyuntingan / Editing …………………………… 72
2. Layout Cover dan Halaman Isi Majalah …………. 73
3. Revisi …………………………………………….. 85
4. Naik Cetak ……………………………………….. 86
5. Hasil Cetak ……………………………………….. 86
BAB V PENUTUP ………………………………………………... 87
A. Kesimpulan …………………………………………… 87
B. Saran …………………………………………………. 88
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 89
LAMPIRAN …………………………………………………………… 91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu media tertua di dunia adalah media cetak yaitu media yang
memiliki kekuatan besar menyangkut penyaluran informasi. Media cetak seiring
perkembangannya merupakan media yang terdiri dari lembaran kertas yang terisi
dengan sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisikan
berbagai macam informasi-informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, hiburan,
tips, lapangan pekerjaan, bisnis, aspirasi, opini, promosi dan juga mengenai
kejadian di dalam dan luar negara.
Media cetak dalam hal ini dikerucutkan pada bentuk majalah, tentu harus
jelas dari siapa, lalu untuk siapa, dan apa pesan yang terkandung didalamnya
sehingga jelas apa tujuan dari penerbitan sebuah majalah tersebut.
Salah satu kelebihan majalah adalah mampu memberikan sajian informasi
tepat sasaran sesuai dengan target segmentasinya. Majalah juga biasanya memiliki
artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis
dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang.
Terkait dengan majalah sebagai media publikasi, satu hal yang memotivasi
penulis untuk membuat sebuah karya komunikasi berupa majalah fakultas adalah
untuk mengapresiasi semua kegiatan, aktifitas, dan ide kreatif semua civitas
academica dari Fakultas Isipol. Selain itu, hadirnya media ini bisa meningkatkan
citra positif Fakultas Isipol di lingkungan kampus Universitas Hasanuddin dan di
mata masyarakat. Majalah fakultas bisa menjadi sebuah identitas yang menjadi
penghubung antara subjek dan objeknya.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berada dalam naungan
Universitas Hasanuddin merupakan sebuah lembaga pendidikan yang telah lama
memegang posisi yang sangat vital dalam lingkungan masyarakat kita. Lembaga
sendiri merupakan badan atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha (Kamus Besar Bahasa
Indonesia: Edisi III). Lembaga terbagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti: lembaga
administrasi, lembaga daerah, lembaga internasional, lembaga keagamaan,
lembaga keuangan, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain
sebagainya.
Dorongan kesamaan pandangan dan visi adalah faktor utama pencapaian
sebuah tujuan dan keteraturan. Keberadaan sebuah lembaga berarti ada kegiatan
yang terbangun didalamnya, dan kegiatan-kegiatan seperti itulah yang patut untuk
ditranformasikan ke dalam sebuah media majalah sebagai salah satu pembentukan
citra yang baik akan lembaganya dan orang-orang didalamnya.
Lembaga pendidikan khususnya seperti paparan di atas, tak luput dari
namanya membangun sebuah citra positif di mata masyarakat melalui proses
Komunikasi Humas sebagai penyambung lidah kepada masyarakat (masyarakat
kampus dan luar kampus). Hubungan dengan masyarakat itu sendiri berarti sebuah
fungsi manajemen dalam hal menilai sikap publik dan melaksanakan rencana kerja
untuk memperoleh pengertian dan pengakuan yang baik dari publik itu sendiri.
Dalam definisi tersebut ditunjukkan betapa pentingnya kedudukan publik,
kepentingan publik dan opini publik, serta pelaksanaan kerjanya diarahkan untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
Pencapaian citra positif dan saling pengertian diantara publik dan lembaga
adalah poin penting yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu
fasilitas yang bisa digunakan adalah lewat media. Bukan hanya sebagai pondasi
untuk membangun citra, tetapi masih banyak hal lain yang bisa kita kaji dari
terbitnya sebuah majalah fakultas. Aktivitas-aktivitas mahasiswa dengan nuansa
positif dan membangun bisa dijadikan pesan dalam merangsang fakultas lain untuk
bisa menghasilkan ide-ide positif dan kreatif. Media cetak bisa menjadi ajang
komunikasi perantara untuk menjangkau banyaknya publik yang tersebar dengan
beragam kepentingan mereka masing-masing.
Seiring dengan tujuan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yaitu:
sebagai institusi ilmiah memilki tugas dan tanggung jawab untuk pengemban
potensi mahasiswa sebagai aset sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan,
akhlak, sikap yang terpuji, sehat, menguasai keterampilan berpikir, kecakapan
aplikatif, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan mampu bersaing di tingkat
nasional dan internasional. Maka eksplorasi terhadap semua misi tersebut patut
dijalankan salah satunya lewat publikasi pada media cetak, sehingga efeknya bisa
menjadi motivasi bagi pembaca di lingkungan Fisip atau bahkan terhadap fakultas-
fakultas lain.
Di lain pihak, media sendiri sebenarnya ada beberapa jenis dan semuanya
bisa dijadikan sebagai media publikasi untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Hanya saja, ada beberapa alasan yang mengakibatkan media lain kurang cocok, dan
mengapa jenis majalah lebih cocok untuk dijadikan media publikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.
Adapun beberapa media yang dimaksudkan dalam perkembangan sekarang
ini meliputi media cetak, elektronik dan media online. Media cetak seperti majalah,
tabloid, koran, dan sebagainya. Media elektronik termasuk didalamnya televisi dan
radio. Sedangkan media online adalah website dan/atau blog, dan jejaring sosial.
Dalam lingkup yang lebih luas, Universitas Hasanuddin telah memiliki
media cetak sebagai bentuk publikasi akan semua aktivitas yang terjadi di
dalamnya. Salah satu media tersebut adalah Majalah Identitas yang diterbitkan oleh
pihak rektorat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua kegiatan fakultas
bisa tercover dengan segmentasi khusus universitas. Selain itu, salah satu
penyebabnya karena kurangnya penyampaian pesan dari setiap fakultas dan jurusan
akan adanya kegiatan yang sepatutnya diliput dan didokumentasikan.
Sementara itu, semua agenda dan kegiatan dari Fakultas Isipol belum bisa
tercover seutuhnya karena segmentasi Majalah Identitas yang lebih mengarah pada
cakupan universitas. Hadirnya majalah fakultas bisa sebagai partner dan penopang
sekaligus penyuplai berita ke majalah universitas. Dalam hal ini dipandang sebagai
kolaborasi. Sehingga sistem pengumpulan berita lebih terstruktur dan efektif.
Berbeda dengan media online, meskipun menawarkan fasilitas akses
dimana saja tapi belum tentu menarik perhatian karena tampilannya yang monoton
dan update beritanya terbaharui.
Gambar 1.0
Website Fisip Unhas Tidak Up-To-Date (sumber: http://unhas.ac.id/fisip/indeks.php | diakses:
21/07/2013)
Media online seperti blog juga sangat rentan terhadap serangan hacker.
Contohnya saja website dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diakses
pada hari Minggu, 21 Juli 2013:
Gambar 1.1
Website Fisip Unhas Ter-Hack (sumber: http://unhas.ac.id/fisip/indeks.php | diakses: 21/07/2013)
Bertolak dari hal di atas, majalah tetap menjadi sebuah media pilihan sebab
majalah sendiri membawakan informasi dengan lebih akurat dengan kemasan
analisa lebih tajam serta kekompleksan sebuah masalah bisa terurai dengan
sistematis. Membuat pembacanya lebih berpikir lebih spesifik tentang tulisan
tersebut.
Tabel 1.0
Jenis Media dan Fungsinya
(sumber: www.adexshare.blogspot.com | tentang: Jenis-jenis Media Massa Beserta Contohnya)
JENIS
MEDIA CETAK FUNGSI
Surat Kabar Publishing the news (menerbitkan/menyiarkan
berita/informasi).
Commeting On the news (memberikan komentar terhadap
suatu berita/informasi).
Entertaining Readers (menghibur pembaca).
Helping Readers (tips untuk pembaca bagaimana cara
melakukan sesuatu).
Publishing Advertising (menerbitkan/menyiarkan barang dan
jasa yang ditawarkan kepada publik dengan menyewa ruang
dan waktu).
Majalah
Majalah sebagai media komunikasi.
Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang.
Majalah sebagai penyemai demokrasi.
Majalah sebagai media promosi.
Majalah sebagai media pembelajaran berbasis baca-tulis.
Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang
penulisan.
Majalah sebagai peningkatan kreatifitas.
Majalah sebagai penghibur.
Tabloid
To Inform (Untuk Menginformasikan).
To educate (Untuk Mendidik/Pendidikan).
To entertaining (Untuk Hiburan).
Buku Teks
Sebagai alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari
hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar
dirinya).
Newsletter
Memotifasi karyawan/anggota perusahaan/organisasi/
lembaga/komunitas lainnya untuk meningkatkan kinerjanya.
Menumbuhkan self of belonging (rasa memiliki) terhadap
perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas.
Menjamin arus komunikasi efektif.
Menampung dan menyampaikan aspirasi anggota.
Menyampaikan instruksi/informasi dari atasan.
Menyampaikan pengumuman penting.
Buletin
Memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan baik
yang diselenggarakan di lingkungan tentang perkembangan
suatu topik atau aspek tertentu.
Kontribusi media cetak sebagai sarana publikasi menaruh posisi yang sangat
vital. Media bisa menjadi senjata ampuh untuk mencapai sebuah tujuan lembaga.
Segmentasi lebih terarah dengan fokus pada titik masalah yang diangkat pada setiap
terbitan. Selain itu, majalah memiliki karakteristik usia lebih panjang dengan
kedalaman konten jauh lebih dalam dibandingkan dengan surat kabar atau buletin.
Disamping itu majalah menemani pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai
kejadian dengan tekanan pada unsur mendidik juga menghibur (Kasali, 1992: 108).
Jenis media cetak yang menjadi pilihan berbentuk majalah karena
visualisasinya lebih menarik dengan menampilkan ilustrasi, gambar maupun foto
yang umumnya dicetak di kertas berkualitas untuk mendapatkan kualitas visual
yang baik.
Disamping itu, penulis juga melakukan survei terhadap mahasiswa Fisipol
untuk melihat sejauh mana tanggapan mahasiswa akan hadirnya sebuah majalah
fakultas. Jumlah populasi penelitian ini adalah 1.687 mahasiswa. Sesuai dengan
rekapitulasi bidang kemahasiswaan terkait mahasiswa yang aktif pada semester
awal tahun ajaran 2012/2013. Hasilnya terdiri dari: Jurusan Ilmu Komunikasi (352
orang), Ilmu Administrasi Negara (255 orang), Hubungan Internasional (287
orang), Ilmu Pemerintahan (222 orang), Ilmu Politik (202 orang), Sosiologi (201
orang), dan Antropologi (168 orang).
Adapun penentuan besaran sampel menggunakan tabel yang dikembangkan
dari Isaac dan Michael. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1.687 dengan
tingkat kesalahan 10%. Sehingga berdasarkan tabel tersebut diperoleh sampel
sebesar 234 mahasiswa.
Berdasarkan pada hasil kuisioner yang telah disebarkan oleh peneliti,
sebanyak 83% informan menyetujui akan hadirnya sebuah media fakultas dalam
bentuk majalah.
Di sisi perkuliahan, pembuatan sebuah majalah tingkat fakultas bisa menjadi
media praktikum bagi mahasiswa fakultas itu sendiri, secara khusus untuk
mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi pada mata kuliah Produksi Media Cetak.
Fenomena yang terjadi, media cetak yang telah mereka produksi terbengkalai
percuma tanpa diapresiasi oleh pembacanya. Padahal ongkos produksi bisa
mencapai ratusan ribu rupiah. Sehingga, dengan hadirnya majalah ini mahasiswa
tidak perlu lagi terbebani oleh biaya produksi dan lebih fokus pada penyusunan
kualitas konten.
Adapun penulis memilih nama Majalah CIVITAS karena makna dari kata
ini sangat kental dengan nuansa kampus. Civitas sendiri berarti Kota dalam bahasa
Latin. Sehingga Fakultas Isipol ibarat kota yang dihuni oleh orang berpendidikan
yang sedang menuntut ilmu. Majalah CIVITAS ini kemudian menjadi sebuah
fasilitas publikasi, dokumentasi, dan apresiasi karya dari warga Fakultas Isipol itu
sendiri.
Diharapkan bahwa dengan hadirnya Majalah CIVITAS, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik bisa mengeksplorasi semua bentuk kegiatan dan aktivitas
positif di dalam lingkungan kampus sehingga bisa memberikan dampak dan citra
yang semakin positif di mata masyarakat. Juga untuk mendukung pengembangan
potensi mahasiswanya.
Didasari kelebihan-kelebihan di atas, maka penulis menggunakan media
cetak dalam bentuk majalah sebagai sarana efektif untuk menunjang proses
komunikasi, publikasi, dan pengembangan citra yang lebih baik dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang bersifat baru, komunikatif, informatif, dan menarik.
Nama majalah tersebut adalah:
“MAJALAH CIVITAS”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengemukakan masalah yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pra-produksi sebuah majalah?
2. Bagaimanakah proses produksi sebuah majalah?
3. Bagaimanakah proses pasca-produksi sebuah majalah?
C. Tujuan dan Kegunaan Pembuatan Skripsi Karya
Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses pra-produksi sebuah majalah.
Untuk mengetahui proses produksi sebuah majalah.
Untuk mengetahui proses pasca produksi sebuah majalah.
Tujuan Khusus
Membuat suatu karya non-skripsi dalam bentuk karya komunikasi media
cetak.
Kegunaan Teoritis
Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara
umum dan ilmu komunikasi secara khususnya.
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa ilmu komunikasi atau mahasiswa
secara umum yang tertarik membuat skripsi karya khususnya produksi
majalah.
Kegunaan Praktis
Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dan diharapkan kepada
mahasiswa secara umum.
Sebagai media bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi untuk bisa
mengaplikasikan bakat menulis dan desain yang telah didapatkan di
bangku kuliah.
D. Deskripsi Majalah CIVITAS
Majalah CIVITAS adalah majalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Majalah ini mengulas semua agenda, kegiatan, aktifitas serta sebagai media untuk
mengapresiasi setiap karya dosen dan mahasiwa Fakultas Isipol dalam bentuk ide,
gagasan, maupun kemapuan lainnya. Kontennya meliputi: aktivitas pejabat
fakultas, kegiatan dosen dan pegawai, penelitian, opini dari warga, liputan aktivitas
mahasiswa, dan potensi-potensi positif dari segi fasilitas dan softskill mahasiswa
yang layak diapresiasi.
Mengusung nama “CIVITAS” dipandang penulis telah bisa menjelaskan
apa target segmentasinya. Pertimbangan arti kata tersebut juga dipandang penulis
sebagai sebuah pondasi kuat yang sarat makna filosofi. Kata Civitas berasal dari
bahasa Latin yang berarti Kota. Civitas sering dipersandingkan dengan kata
Academica, sehingga bila disatukan akan menjadi Civitas Academica yang artinya
Kota Akademik atau Warga Akademik.
Berarti, Civitas merupakan sebuah wadah penyaluran pesan dan informasi
yang menjadi media dari kota akademik atau warga akademik tersebut. Majalah ini
kemudian bisa menjadi sebuah fasilitas bagi civitas academica Fisipol untuk bisa
mempublikasikan, mendokumentasikan, mengapresiasi karya-karya warganya, dan
memberikan ruang bagi mahasiswanya untuk bisa berkarya dalam dunia desain dan
jurnalistik.
Melalui majalah ini pembaca dapat memperoleh informasi yang dapat
menambah pengetahuan informasi tentang apa saja yang terjadi dalam Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, wawasan akan penelitian-penelitian, dan aktivitas civitas
academica-nya.
Tagline dari majalah ini adalah “Mata Visioner Unhas”. Penulis
beranggapan bahwa tagline ini menjadi pemacu semangat dalam berkarya
khususnya dalam merancang masa depan. Mata tidak lain berkaitan dengan cara
pandang kita. Visioner berarti orang yg memiliki khayalan atau wawasan ke depan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi III). Sehingga tagline ini mengilhami bahwa
majalah ini merupakan tuangan ide-ide dan cara pandang civitas academica yang
berwawasan global.
Selain itu, lewat majalah ini opini dari setiap civitas academica bisa
dituangkan atau diapresiasi lewat tulisan maupun gambar. Harapan penulis, majalah
CIVITAS bisa menjadi titik temu antara sinergisitas dosen sebagai pihak akademik
dan mahasiswa.
Majalah ini ditargetkan terbit satu atau dua bulan sekali. Dengan
pertimbangan bahwa semua kegiatan sudah bisa terangkum dan telah dikemas
semenarik mungkin untuk bisa naik cetak dan siap disalurkan kepada
konsumennya. Perpaduan antara informasi dan segi visual (pola grafis, typografi,
dan fotografi) menjadi salah satu senjata utama untuk menarik minat pembacanya.
Majalah yang akan penulis jadikan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini adalah Majalah Identitas Unhas, UI Update, Majalah Baruga, Tempo,
dan Majalah Detik. Majalah-majalah tersebut dipandang penulis bisa menjadi
rujukan dari segi konten, tatanan grafik, informatif, edukatif, dan sifatnya yang
menghibur.
Di setiap edisi, majalah CIVITAS mengangkat satu tema sesuai dengan apa
yang sedang berkembang di lingkungan Fakultas Sospol. Entah itu bagian
akademik, penelitian, kegiatan mahasiswa, dan lain sebagainya. Untuk edisi
pertama, penulis mencoba mengangkat tema seputar Mahasiswa Baru. Tema
tersebut dipilih dengan pertimbangan saat sekarang ini adalah masa peralihan dari
semester genap ke semester ganjil. Banyak fenomena yang terjadi untuk masa
transisi seorang mahasiswa baru. Seperti apa dinamika mahasiswa baru dalam
menghadapi sebuah lingkungan baru dengan tuntutan kemandirian dan kedewasaan
dari hal umum hingga khusus.
Isi Majalah CIVITAS sebagai salah satu produk media cetak, menjalankan
empat macam fungsi media sekaligus, yaitu :
To inform, memberi informasi kepada khalayak luas seperti apa proses
kegiatan, agenda, dan aktifitas yang terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
To educate, memberikan pelajaran bagi civitas academica bagaimana
memandang semua proses di lingkungan fakultas menjadi seuatu yang
apresiatif. Selain itu untuk memberikan ruang kepada mahasiswa untuk
mengapresiasikan bakatnya lewat tulisan dan desain majalah.
To persude, mengajak para mahasiswa bisa berkarya lewat tulisan dan
kepada civitas akademika lainnya untuk bisa menyuarakan opini/pandangan
dan aspirasinya lewat tulisan maupun gambar.
To entertain, memberikan hiburan melalui artikel-artikel dan gambar yang
disajikan.
E. Analisis SWOT “Majalah CIVITAS”
Analisis SWOT dalam Majalah CIVITAS adalah sebuah metode analisis
untuk mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat) yang dimilki oleh Majalah CIVITAS.
Tabel 1.1
Analisis SWOT Majalah CIVITAS
Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah
majalah (Yunus, 2008:7), yaitu:
1. Menentukan jumlah halaman majalah yang akan di buat. Mengatur
jumlah halaman dengan cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12
halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya.
Hal penting yang harus di ingat adalah berapapun jumlah halaman yang di
inginkan, jumlah halaman harus genap jika dibagi menjadi 4, hal ini
KEKUATAN
Memberikan informasi mengenai semua
agenda kegiatan yang terjadi di Fakultas
Isipol.
Dikemas dalam visual yang menarik seperti
foto-foto dan grafis.
Konsep majalah yang jelas, informasinya
tepat sasaran dan terfokus pada fakultas.
Bisa menjadi media bagi civitas academica
Fisipol untuk menuangkan ide dan opininya
akan sesuatu yang menarik.
KELEMAHAN
Tenggang waktu penerbitan terbilang cukup
lama dikarenakan konten yang harus
disatukan semuanya.
Majalah bisa tersaingi dengan kehadiran
media internet dalam menyalurkan informasi.
KESEMPATAN
Belum adanya majalah yang memiliki
format seperti Majalah CIVITAS yaitu yang
secara khusus membahas lebih tentang
Fakultas Sospol.
Majalah CIVITAS bisa berkolaborasi
dengan majalah universitas untuk release
berita kegiatan-kegiatan yang terjadi dari
Fakultas Isipol.
Isi majalah tidak basi karena diangkat dari
satu sudut pandang sesuai dengan fenomena
yang sedang berkembang dan lebih
mendalam.
ANCAMAN
Kurangnya sumber daya manusia yang
nantinya mengelola kelanjutan majalah.
dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan beberapa
halaman kosong.
2. Ukuran font standar untuk isi majalah adalah 7 - 10 point. Sementara jenis
font Arial, Times New Roman, Georgia, Garamound, Cgtimes dll. bisa
menyesuaikan.
3. Ukuran font standar untuk judul berfariasi dimulai dari 16 point ke atas.
4. Pengaturan margin akan lebih dinamis dan teratur bila menggunakan
standar margin yang umumunya telah digunakan oleh media-media cetak
ternama. Minimal margin left, right, top dan bottomnya dibuat 1,5 cm.
5. Menggunakan resolusi 300 dpi pada pengaturan gambar berwarna maupun
grayscale (hitam-putih), hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
gambar pecah saat akan dicetak.
6. Menggunakan komposisi warna CMYK (cyan, magenta, yellow, black)
dan sangat dihindari menggunakan proses RGB color (red, green, blue)
karena pada saat mencetak khusus warna mesin offset selalu menggunakan
proses CMYK.
7. Format penyimpanan file gambar yang dipakai adalah PSD, TIFF, EPS,
WMF.
8. Menghindari penggunakan font - font ukuran kecil dibawah 5 point karena
akan mempengaruhi proses ketajaman pencetakan.
9. Dianjurkan isi halaman memuat minimal 1 gambar per halamannya.
F. Kerangka Produksi
Tabel 1.2 Kerangka Produksi Majalah
Keterangan:
Dalam Produksi terdapat tiga tahap. Pertama yaitu Pra produksi, yaitu yaitu
rapat redaksi berupa pengumpulan ide, penentuan tema bulan ini, artikel yang harus
dimasukkan, pihak-pihak terkait yang akan diwawancarai atau dimintai keterangan
tentang tema yang telah ditentukan dan penentuan deadline.
Tahap kedua yaitu Produksi, dimana para pekerja mulai dari editor in chief
sampai reporter melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan pada saat rapat
Pra Produksi
- Rapat redaksi
- Pengumpulan ide
- Penentuan tema
- Pembagian kerja
- Deadline
Faktor Pendukung
- SDM yang berkualitas
Dan loyal
- Peralatan yang canggih
Produksi
- Pemotretan
- Pengumpulan data
- Wawancara
Faktor Penghambat
- Keterlambatan hasil cetak
- Pembayaran dari pihak
pengiklan yang lambat
Pasca Produksi
- Graphic
- Penyusunan halaman
- Revisi
- Naik cetak
redaksi. Semua data harus terkumpul pada saat deadline, adapun data-data yang
tidak berhasil dikumpulkan hingga deadline akan diganti dengan data yang telah
dipersiapkan oleh editor in chief pada saat rapat redaksi.
Kemudian pada tahap pasca produksi pihak yang bekerja keras adalah
graphic design karena merekalah yang mengatur layout halaman seapik mungkin
sehingga menarik untuk dibaca. Setelah selesai didesain dan majalah telah tersusun
sesuai halamannya maka editor in chief melakukan final check untuk melihat
apakah terjadi kesalahan penulisan atau missed placed halaman (halaman yang
salah tempat). Untuk bagian terakhir, majalah dalam bentuk data yang telah direvisi
dikirim ke percetakan untuk dicetak.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mencermati dan memahami
pembuatan Majalah CIVITAS di atas, maka penulis merasa perlu memberikan
definisi operasional dalam penelitian dan pembuatan Majalah CIVITAS ini sebagai
berikut :
1. Majalah adalah salah satu dari hasil produk media cetak yang terbit
mingguan, dwimingguan, bulanan ataupun dwibulanan yang memuat
artikel-artikel dan foto-foto yang disertai dengan sampul yang menarik
perhatian khalayak untuk membacanya.
2. Majalah CIVITAS adalah majalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Hasanuddin.
3. Tagline dari majalah CIVITAS adalah “Mata Visioner Unhas”.
4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah fakultas yang berada dibawah
naungan Universitas Hasanuddin.
H. Metode Pembuatan Majalah
1. Lokasi dan Waktu pembuatan Majalah CIVITAS
Pengumpulan data untuk Majalah CIVITAS berlokasi di lingkungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.
Pengumpulan data dan pembuatan majalah ini dilakukan pada bulan
Agustus - November 2013.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat serta objektif, maka
dilakukan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Data Primer :
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara bertanya langsung kepada sumbernya, untuk memperoleh informasi
yang diinginkan.
Data Sekunder :
- Dokumentasi, merupakan catatan atas segala hal atau rekaman dalam
betuk gambar, foto, laporan dan sebagainya. Dapat pula berbentuk
literature.
- Internet, metode ini dilakukan dengan penelitian terhadap data yang
ada lewat jaringan internet, dari artikel-artikel, atau komentar-
komentar dari orang.
- Metode Kepustakaan, yaitu dengan cara mengkaji informasi melalui
media cetak seperti Koran, buku, majalah dan jurnal.
I. Sistematika Pembuatan Majalah CIVITAS
Dalam pembuatan Majalah CIVITAS, pada umumnya memilki sistematika
atau metode produksi yang hampir sama dan melewati tiga tahapan utama yaitu :
1. Pra-Produksi
Pada tahapan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang proses
produksi antara lain adalah:
Menyusun ide atau gagasan tentang tema serta artike-artikel yang akan
dimasukkan dalam majalah.
Menentukan pihak-pihak yang akan diwawancarai berkaitan dengan
tema yang diambil serta menetapkan deadline.
2. Produksi
Pada tahapan ini akan dilakukan eksekusi produksi yang didasarkan atas
hasil hasil gagasan pada tahap pra produksi yaitu keseluruhan proses
pembuatan majalah dilakukan pada tahapan ini.
3. Pasca Produksi
Pengaturan layout halaman majalah
Final Check
Naik ke percetakan
Alat dan Bahan Dalam Produksi:
Kamera DSLR
Komputer ASUS
Software untuk design (Adobe Photoshop CS5, CorelDraw X5, Adobe
InDesign CS5)
Susunan Redaksi
Editor In Chief : Yohanis D. Kiding
Redaktur/Editor : Yohanis D. Kiding
Fotografer : Yohanis D. Kiding
Reporter : Yohanis D. Kiding
Design Graphis/Layouter : Yohanis D. Kiding
Penerbit : Percetakan Parahyangan
J. Rancangan Anggaran Pembuatan Majalah CIVITAS
No Item Unit Harga Satuan Total Keterangan
1.
Biaya Cetak
12
Rp. 70.000,-
Rp. 840.000,-
52 halaman
Menggunakan
kertas art paper
120gr
2. Konsumsi
Rp 200.000,- Rp 200.000,-
3.
Biaya Tak
Terduga
Rp 250.000,-
Rp 250.000,-
Total
Rp 1.290.000,-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Perkembangan Media Cetak
Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455
terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau
tanah liat sebagai medium bentuk media sampai percetakan. Gutenberg mulai
mencetak Bible melalui teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin
cetak Gutenberg mendorong juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan
yang tidak sedikit. Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang
justru menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang
lebih jauh.
Kelanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana
perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat
memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar
atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat secara manual dengan
menggunakan pena. Media cetak awal lebih banyak memperlihatkan perkembangan
bentuk penerbitan ketimbang isi media itu sendiri. Novel adalah bentuk yang lazim
karena bisa dicetak secara massal tapi tetap murah.
Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (kemampuan
untuk baca-tulis). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum
elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa Latin
misalnya. Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan
orang yang melek huruf. Perkembangan sosial pun mendorong kemampuan baca
tulis orang kebanyakan, sehingga perkembangan dramatis media cetak pun semakin
luas.
Kegiatan percetakan semakin berkembang setelah perang dunia II, baik
media konvensional tradisional dan media internet yang secara lambat berkembang.
Kemudian industri ini semakin berkembang, beberapa diantaranya melakukan
konsolidasi dan beberapa yang lain semakin kuat dengan proliferasi dan persaingan
mereka yang semakin tersegmentasi. Hal ini selaras dengan perkembangan buku.
Sejarah tersebut menyebutkan mengenai sebuah lingkaran berkelanjutan dari
inovasi teknologi, dalam bentuk apapun, mulai dari pemakaian teknologi
sederhana, sampai teknologi yang rumit. Diikuti oleh perkembangan berbagai
bentuk media dan pengunaan media baru, ada upaya juga untuk menambah
permintaan konsumen, memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan mencari
keuntungan, keinginan untuk mengembangkan literature dan akhirnya mampu
mengubah masyarakat menjadi labih baik.
Mengerucut pada salah satu produk media cetak yaitu Majalah, media satu
ini juga memiliki kekuatan dan perkembangan yang cukup signifikan. Majalah
merupakan media favorit para elit Inggris pada pertengahan tahun 1700-an. Dan
dua percetakan kolonial terkemuka berharap untuk menduplikasi kesuksesan di
Dunia Baru. Pada tahun 1741 di Philadelphia, Andrew Bradford menerbitkan
American Magazine, or a Monthly View of the Political State of the British
Colonies, diikuti oleh Benjamin Franklin dengan General Magazine, and Historical
Chronicle, for All the British Plantations in America.
Sebagian besar bahan dari Inggris yang dicetak ulang, publikasi ini sangat
mahal dan ditujukan pada sejumlah kecil koloni yang dapat membaca. Kekurangan
sistem pos yang terorganisis, distribusi sulit, dan majalah tidak berhasil. American
Magazine menghasilkan tiga isu; General Magazine enam isu. Namun, antara tahun
1741 dan tahun1794, 45 majalah baru muncul meskipun tidak lebih dari tiga kali
diterbitkan dalam jangka waktu yang sama. Wirausaha percetakan berharap untuk
menarik orang-orang yang berpendidikan, berbudaya, memiliki banyak uang
dengan menyalin majalah-majalah London yang telah sukses. Bahkan setelah
Perang Revolusi, majalah AS tetap menjiplak dari pelopor Inggris mereka.
Menurut suatu literatur, majalah pertama terbit di Inggris tahun 1731 yaitu
Gentleman Magazine. Majalah ini berisi berbagai topik tentang sastra, politik,
biografi, dan kritisisme. Kelak, ia menjadi contoh karakter umum majalah yang
biasa dijumpai hingga kini, misalnya berisi humor, esai politik, sastra, musik, teater,
hingga kabar orang-orang ternama. Gentleman’s Magazine sendiri lebih pas disebut
sebagai majalah umum pertama yang tampil lebih modern, dan bertahan cukup
lama hingga 1901
Sepuluh tahun sesudahnya, muncul majalah pertama di Amerika Serikat.
Namun sumber lain seperti Encyclopedia Americana menyebutkan, majalah dalam
bentuk sebagaisisipan dari suratkabar sudah terbit sejak 1665 di Prancis, yakni
Le Journal de savants. Majalah periodik ini berisi berita penting dari berbagai buku
dan penulis, komentar seni, filsafat, dan iptek. Di Inggris, ada majalah Tatler yang
terbit singkat tahun 1709-1711, demikian juga The Spectator (1711-1712).
Selain kemunculan mesin cetak, perkembangan media cetak didukung oleh
meningkatnya tingkat kemampuan orang untuk membaca dan mengerti berbagai
jenis informasi. (Yunus 2008: 31).
Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan
teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk
membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif. Dapat dijelaskan bahwa
perubahan perkembangan awal media cetak dan perkembangan sekarang media
cetak adalah didukung perkembangan teknologi yang semakin canggih. Sehingga
membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model dari
iklan tersebut, akan tetapi perkembangan teknologi tidak mempengaruhi atau
mengubah isi dari suatu iklan yang muncul di media. Pembuatan media cetak
sekarang dengan teknologi yang canggih adalah dengan menggunakan computer
untuk mendesain iklan suatu produk dengan menggunakan grafis dan dicetak
dengan printer.
Perkembangan media cetak sekarang terutama dalam pembuatan buku-
buku, pembuatan lebih mudah dan murah serta tidak menyita banyak waktu si
pembuat untuk membuata buku yang dicetak melalui computer. Dengan demikian
perkembangan ilmu pengetahuan semakin baik, karena orang-orang dengan mudah
mendapatkan materi atau buku catatan yang telah dicetak. Buku catatan lebih muda
didapatkan masyarakat dan dunia pendidikan semakin maju. Perkembangan media
cetak juga melalui penyebarannya pada pembuatan buku-buku agama dan kitab-
kitab agama, sehingga perkembangan agama pun dipengaruhi. Selain itu,
perputaran atau sirkulasi informasi dalam bidang sosial, bidang ekonomi dan politik
juga semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan
media cetak itu sendiri seperti munculnya majalah, koran, surat-surat kabar yang
isinya tentang artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan,
opini-opini public dan informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan
masyarakat. Misalnya dalam artikel yang bertemakan politik, bahwa politik yang
semakin menjamu dalam Negara. Kemudian peristiwa-peristiwa penting yang
mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat.
Pada awal perkembangannya media cetak terbagi dua, yaitu surat kabar dan
majalah. Keduanya merupakan produk jurnalisme cetak, berisikan artikel-artikel
yang memuat tulisan tentang peristiwa atau berita penting terhangat seputar
kehidupan manusia, meliputi berita-berita lokal, nasional, maupun internasional,
serta mencakup editorial, opini, kritikan, atau komentar-komentar dari pembaca.
Perkembangan teknologi media cetak juga berpengaruh terhadap industri
pers di Indonesia. Dalam UU RI No. 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1)
menyatakan : ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk
lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis
saluran yang tersedia.” Bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1
ayat (2) yang menyatakan : ”Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang
menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik,
dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus
menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi”.
Keberadaan surat kabar dan majalah di Indonesia ditandai dengan
perjalanan panjang melalui periode penjajahan Belanda, penjajahan Jepang,
menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaaan, zaman Orde Lama dan Orde
Baru.
B. Definisi dan Sejarah Majalah
Majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala yang
memuat artikel-artikel dari berbagai penulis. Selain memuat artikel, Majalah juga
merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur
lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah dijadikan salah
satu pusat informasi bacaan yang sering dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca
dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.
1. Definisi Majalah
Kurniawan Junaedhie (2010:13) memaparkan bahwa semua produk media
cetak yang bisa disebut majalah adalah:
Media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan yang terbit setiap hari.
Media cetak itu bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang
secara khusus.
Media cetak itu dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman
tertentu.
Media cetak itu, harus berformat tabloid, atau saku, atau format
konvensional sebagaimana format majalah yang kita kenal selama ini.
2. Sejarah Majalah di Indonesia
Ketika Perang Dunia II meletus, Jepang menduduki Indonesia dan pada
tahun 1942 penerbitan pers ditutup, namun ada juga yang masih terbit tapi di bawah
pengawasan ketat Jepang. Pada masa itu keluar UU penguasa No. 16 (Osamu Seiri)
tentang pengawasan badan-badan pengumuman dan penerangan. Pasal 3 UU
tersebut berbunyi:
”Terlarang menerbitkan barang tjetakan jang berhoeboeng dengan
pengoemoeman ataoe penerangan baik jang beroepa penerbitan setiap hari, setiap
minggoe, setiap boelan maoepoen penerbitan dengan tidak tertentoe waktoenja,
ketjoeali oleh badan-badan jang soedah medapat izin.”
Pada masa menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, media cetak
termasuk majalah yang diterbitkan pada masa itu merupakan tandingan dari surat
kabar yang diterbitkan pemerintah Jepang. Terjadi banyak pembredelan surat kabar
karena isinya yang bersifat propaganda bagi pemerintah pada waktu itu, seperti
surat kabar Berita Indonesia, Harian Rakyat, dan Soeara Indonesia.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan, penerbitan majalah mulai marak kembali
meskipun isinya mulai bergeser. Jika di zaman pra-kemerdekaan penerbitan
majalah menyuarakan semangat gerakan kebangsaan, maka pada masa itu
penerbitan pers menyuarakan semangat untuk mempertahankan kemerdekan.
Majalah-majalah yang terbit pada masa itu antara lain, Pantja Raja,
Pembangoenan Indonesia, dan Siasat. Sementara itu, pada Oktober 1945 di Ternate
terbit majalah Menara Merdeka. Asas dan tujuan majalah ini adalah pro proklamasi,
dan karenanya dikenal sebagai majalah yang membawakan suara kaum Republiken.
Majalah-majalah lain yang menonjol pada masa itu antara lain, Pesat pimpinan MI
Sajoeti (Sajoeti Malik) yang terbit di Yogyakarta dan Pedoman, pimpinan Sugardo
dan Henk Rondonumu.
Di Indonesia, keberadaan majalah mulai dikenal pada masa menjelang dan
pada awal kemerdekaan Indonesia. Tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan
nama Panja Raja pimpinan Markoem Djojo Hadisoeparto. Pada masa awal
kemerdekaan, lahir Majalah Revue Indonesia yang diterbitkan oleh Soemanang,
SH. Kehadiran majalah ini telah mengemukakan gagasannya perlunya koordinasi
penerbitan majalah dan surat kabar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan dengan
satu tujuan, yaitu menghancurakan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan
semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan
nasional utnuk keabadian kemerdekaan bangsa, dan penegakan kedaulatan rakyat.
Pada zaman Orde Lama, Penguasa Perang Tertinggi mengeluarkan
pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Pada
masa ini perkembangan majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah
yang terbit. Pada zaman Orde Baru, banyak majalah yang terbit dan cukup beragam
jenisnya.
Hal ini sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin
baik, serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju. Meski demikian, pada
masa ini sempat diwarnai pembredielan beberapa majalah dan pengekangan
kebebasan pers oleh pemerintah, salah satunya lewat prosedur perizinan (SIUPP).
Pada awal abad 20, muncul organisasi pergerakan kemerdekaan seperti
Boedi Oetomo, Sarekat Islam dan Indische Partij. Mereka butuh corong untuk
menyampaikan program organisasi. Boedi Oetomo menerbitkan Majalah Retno
Doemilah dalam bahasa Melayu Jawa, dan Soeara Goeroe. Tahun 1907 di Bandung
terbit Majalah Medan Prijaji yang dipimpin RM Tirtoadisoerjo, yang sebelumnya
menerbitkan Majalah Soenda Berita. Menurut Abdurrachman Surjomihardjo (1963:
9) perkembangan produk media cetak ini dapat dilihat dengan lahirnya organisasi
bercorak politik yang mencita-citakan kemajuan dan kemerdekaan bangsa .
Di masa-masa itulah terbit banyak majalah, yang kebanyakan isunya
mengenai pergerakan kemerdekaan. Akhir 1910, Douwes Dekker menerbitkan
majalah dwi mingguan Het Tijdschrift yang sangat radikal pembahasan politiknya
dengan menyerukan aksi melawan kolonial. Pada tahun 1913, giliran Tjipto
Mangoenkoesoemo menerbitkan Majalah De Indier. RM Soewardi Soerjaningrat
mendirikan Hindia Poetra, memakai bahasa pengantar Belanda. Majalah ini
berubah menjadi Indonesia Merdeka, yang kemudian terbit dalam dua bahasa.
Peredarannya sangat luas, hingga ke Jerman, India, Mesir, Malaya, dan Prancis.
Pembacanya mulai dari guru, kalangan swasta, mahasiswa, pejabat belanda dan
Indonesia, redaksi surat kabar, dan sebagainya.
Balai Poestaka, salah satu penerbit tertua, juga menerbitkan beberapa
majalah untuk rakyat, antara lain Majalah Pandji Poestaka, Majalah Kedjawen dan
Parahijangan, majalah anak-anak berbahasa Melayu Taman Kanak-Kanak, dan
yang berbahasa Jawa Taman Botjah. Majalah-majalah lain yang terbit dalam kurun
ini antara lain: Fikiran Rakjat milik Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Daulat
Ra’jat(diterbitkan Bung Hatta).
Lalu, muncul pula Majalah Weekblad Sin Po tahun 1923 yang merupakan
terbitan grup Sin Po. Di majalah mingguan ini pula naskah lagu Indonesia Raya
ciptaan WR Supratman untuk pertama kalinya dimunculkan. Tercatat, hinggga
tahun 1920-an, sudah ada 127 majalah dan surat kabar. Setelah era ini, masih ada
lagi majalah tri wulanan De Chineesche Revue (1927), Timboel (membahas soal
budaya, tahun 1930-an), hingga Pedoman Masjarakat yang terbit di Medan (diasuh
HAMKA), serta Pandji Islam. Dari segi bisnis, disebutkan bahwa mutu kebanyakan
majalah masih amat rendah, mengingat situasi yang tak memungkinkan perolehan
iklan waktu itu.
Selama lebih sepuluh tahun pasca kemerdekaan (1950-an), tercatat jumlah
mingguan dan majalah berkala yang beredar sebanyak 226 judul, sementara surat
kabar berbahasa Indonesia 67 judul, bahasa Belanda 11 judul, dan Cina 15 judul.
C. Kekuatan dan Kelemahan Majalah
1. Kekuatan Majalah
Sebagai salah satu media produk media cetak, majalah memiliki kelebihan
dibanding media lainnya,antara lain sebagai berikut :
Mempunyai kemampuan untuk menjangkau segmen pasar tertentu yang
terspesialisasi.
Mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan, sejajar
dengan persepsi khalayak terhadap prestise majalah yang bersangkutan.
Memiliki usia edar yang panjang dibandingkan media lainnya.
Memiliki kualitas visual yang baik karena umumnya majalah dicetak di kertas yang
berkualitas tinggi dengan desain yang menarik.
2. Kelemahan Majalah
Selain beberapa kelebihan yang dimiliki, majalah juga mengandung
kelemahan yang kurang menguntungkan bagi penggunanya. Kelemahan-
kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut :
o Fleksibilitas yang terbatas, karena pengiklan harus segera memberikan final
artwork iklannya sebelum pembuatan desain majalah.
o Biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya menjadi lebih mahal karena
majalah hanya beredar di lingkungan yang terbatas.
o Proses pendistribusian yang kurang lancar, yang mengakibatkan peredaran
majalah menjadi lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku.
D. Klasifikasi Majalah
Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi menjadi lima kategori utama,
yaitu : (1). General Consumer magazine (Majalah konsumen Umum), (2). Business
Publication (Majalah Bisnis), (3). Literacy Reviews and Academic Journal (Kritik
Sastra dan Majalah Ilmiah), (4). Newsletter (Majalah khusus terbit berkala), (5).
Public Reltions Magazine (Majalah Humas).
Tipe majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Junaedhie
(2010:14) menggolongkan majalah yang ada di Indonesia menurut pangsa
pembacannya, yaitu berdasarkan :
Jenis kelamin : pria dan wanita
Usia : anak-anak, remaja dan keluarga
Hobi dan minat : interior, psikologi, otomotif, arsitektur dan
sebagainya.
Berdasarkan pembagian di atas, terdapat 13 kategori majalah, yaitu :
Majalah Sastra dan Kebudayaan
Majalah hiburan
Majalah Wanita
Majalah Remaja
Majalah Anak-Anak
Majalah Berita
Majalah Keluarga
Majalah Khusus
Majalah Film, Musik, Televisi dan Radio
Majalah Olahraga
Majalah ekonomi Bisnis Industri dan Manajemen
Majalah Agama
Majalah Berbahasa Daerah
E. Rubrik Majalah
Rubrik adalah pembagian dalam sebuah media atau majalah, misalnya
rubrik olahraga, rubrik opini, dan lain sebagainya. Beberapa rubrik dalam majalah
disebut rubrik tetap dan ada juga yang tidak tetap. Rubrik tetap adalah rubrik yang
selalu ada pada tiap edisi, contohnya antara lain sebagai berikut :
Rubrik Salam Redaksi yaitu rubrik yang berisi kata-kata pembuka atau
pengantar dari redaksi.
Rubrik Susunan Organisasi yaitu rubrik yang berisi susunan organisasi
(orang-orang yang terlibat dalam pembuatan majalah secara keseluruhan),
dan keterangan mengenai majalah tersebut, seperti alamat kantor dan
redaksi, nomor rekening untuk berlangganan, dan nama percetakan.
Rubrik Surat Pembaca yaitu rubrik yang berisi surat tentang kesan, pesan
dan pertanyaan dari surat pembaca mengenai majalah tersebut.
Rubrik Berlangganan yaitu rubrik berisi keterangan untuk berlangganan dan
bisa disertai dengan tempat-tempat pendistribusian majalah tersebut.
Rubrik Iklan yaitu bagian dalam majalah yang berisi keterangan promosi
barang/jasa tertentu.
Rubrik Mengenai Cover yaitu bagian yang membahas secara khusus
mengenai model cover , profil dan kehidupannya biasanya dalam bentuk
hasil tanya jawab atau wawancara dan bisa berupa laporan atau liputan
mengenai model cover tersebut. Namun, untuk beberapa majalah tertentu,
yang tidak memakai model orang sebagai cover, misalnya makanan, interior
rumah, peristiwa, pemandangan atau desain tertentu, isinya juga mengenai
apa yang ditampilkan pada cover tersebut.
Rubrik tidak tetap tergantung pada jenis dan tema majalah pada tiap edisinya.
Beberapa contohnya seperti :
Rubrik Feature yaitu rubrik-rubrik yang berisi tentang sebuah wawasan baru
atau pengetahuan mengenai apa saja yang bisa juga memberi inspirasi bagi
pembaca, misalnya mengenai kesehatan, seni tertentu, perkembangan
teknologi, keuangan, dan lain-lain.
Rubrik Fashion yaitu rubrik-rubrik yang berisi mengenai tren mode yang
sedang berkembang saat itu, contohnya busana, aksesoris, rambut, wajah,
dan gaya.
Rubrik Lifestyle yaitu rubrik-rubrik yang berisi bahasan gaya hidup
manusia yang dapat dijadikan sebuah wawasan dan sifatnya memberi solusi
atau kesimpulan baik.
Rubrik Konsultasi yaitu rubrik yang berisi tentang pertanyaan dari pembaca
mengenai suatu topik bahasan tertentu yang sesuai dengan jenis majalahnya
kemudian dijawab oleh orang yang ahli di bidangnya.
Rubrik Tips dan Trik yaitu rubrik yang berisi sebuah topik mesalah tertentu
dengan pembahasan yang dapat dijadikan solusi untuk permasalahan
tersebut.
Rubrik Entertaining, yaitu rubrik-rubrik yang berisi hiburan dimana isinya
bisa bervariasi tergantung jenis majalah dan korelasinya, misalnya:
travelling, musik, film, buku bacaan, rumah makan atau cafe dan tempat
hiburan tertentu, tempat belanja.
Rubrik Kuis yaitu rubrik yang isinya mengenai sebuah topik sesuai dengan
jenis majalah yang isinya adalah pertanyaan-pertanyaan kemudian
diberikan kesempatan kepada pembaca untuk menjawab dan mengirimkan
kepada redaksi sehingga terjadi interaksi dan biasanya diberikan hadiah
kepada pemenangnya.
Rubrik Liputan yaitu rubrik yang berisi tentang sebuah acara atau kegiatan
atau berita fenomenal yang menarik untuk dibahas dan sesuai dengan tema
atau topik majalah tersebut.
F. Kualifikasi SDM dalam Produksi Majalah
Kegiatan produksi dalam penerbitan majalah harus dikelola dengan baik.
Seluruh SDM yang terlibat dalam pembuatan majalah memegang peranan penting
dan patut menjalankan seluruh tugas dan tanggung jawabnya sesuai keputusan pada
saat rapat pra produksi. Adapun kualifikasi SDM dalam sebuah penerbitan majalah
yaitu :
Pemimpin Redaksi (Editor In Chief)
Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas
kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik yang
dipimpinnya. Pemimpin redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi
seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan
yang perintah atau kebijakannya harus diatuhi bawahannya. Kewenangan
itu dimiliki karena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya
digugat pihak lain.
Redaktur (Editor)
Sebuah media cetak biasanya memiliki lebih dari satu redaktur. Tugas
utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas
penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat. Di internal redaksi,
mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau
Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu
dan editingya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya
rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, fashion dan sebagainya.
Fotografer (wartawan foto atau juru potret)
Adalah orang yang bertugas mengambil gambar peristiwa atau objek
tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang
dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan
wartawan tulis (reporter).
Marketing
Adalah orang yang bertanggung jawab melakukan pemasaran (marketing)
atau penjualan (selling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial
meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi.
Reporter
Di bawah para editor adalah reporter. Mereka merupakan prajurit di bagian
redaksi. Mencari berita lalu membuat dan menyusunnya, merupakan tugas
pokok reporter.
Kontributor
Kontributor atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak
tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi
secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel,
kolumnis, dan karikaturis. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga
termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat
pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk
dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang
dimuat.
Grafis (layouter)
Adalah orang yang bertanggung jawab mengatur layout semua artikel dan
foto yang telah dikumpulkan dan disunting oleh editor.
G. Teknik Pembuatan Majalah
Dunia media cetak selalu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan
tersebut seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak sekali
macam-macam media cetak yang beredar, diantaranya adalah majalah. Berikut
adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah majalah yaitu:
1. Menentukan jumlah halaman yang akan di buat, mengatur jumlah halaman dengan
cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12 halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32,
36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya. Hal penting yang harus diingat adalah
berapapun jumlah halaman yang diinginkan, jumlah halaman harus genap jika
dibagi menjadi 4, hal ini dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau
kekurangan beberapa halaman kosong.
3. Ukuran font standar untuk isi majalah adalah 9-10 point, jenis font arial, times
new roman, georgia, garamound, cgtimes dll bisa menyesuaikan.
4. Ukuran font standar untuk judul berfariasi dimulai minimal 16 point ke
atas
5. Mengindari copy paste gambar secara langsung, gunakan fungsi file impor atau
file place, yang tersedia pada coreldraw, photoshop, adobeindesign, freehand dan
pagemaker.
6. Pengaturan margin akan lebih dinamis dan cantik bila menggunakan standar
margin yang umumunya telah digunakan oleh media-media cetak ternama.
Minimal margin left, right, top dan bottomnya dibuat 1,5 cm.
7. Menggunakan resolusi 300 dpi pada pengaturan gambar berwarna maupun
grayscale (hitam putih), hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gambar
pecah-pecah saat akan dicetak.
8. Menggunakan komposisi warna CMYK (cyan, Magenta, Yellow, Black) dan
sangat dihindari menggunakan proses RGB color, karena pada saat mencetak
khusus warna mesin offset selalu menggunakan proses CMYK.
9. Dianjurkan menggunakan desain PageMaker, AdobeinDesign, atau Adobe
Ilustrator bila ingin membuat sebuah majalah dalam jumlah halaman yang banyak
misalnya lebih dari 20 halaman, karena jika memakai corel akan sangat
mengganggu kinerja kecepatannya.
10. Format penyimpanan file gambar yang dipakai adalah PSD, TIFF, EPS, WMF.
11. Hindari penggunakan font - font ukuran kecil dibawah 5 point karena akan
mempengaruhi proses ketajaman pencetakan.
12. Dianjurkan isi halaman memuat minimal 1 gambar per halamannya.
H. Teknik Layout dalam Majalah
Layout adalah proses keterampilan dalam menyusun atau mengorganisasi
unsur-unsur visual, atau tata letak elemen-elemen secara seimbang dan harmonis,
dalam sebuah bidang komposisi (halaman) sehingga terlihat sebagai satu kesatuan
yang dinamis dan menarik. Layout mempunyai dua fungsi dasar, yaitu :
1. Menghubungkan berbagai elemen pada sebuah bidang (halaman) agar dapat
komunikatif dan mempunyai nilai estetis.
2. Dalam semua desain, setiap elemen pada sebuah bidang (halaman)
mempengaruhi elemen-elemen lainnya. Layout bukan sekedar penambahan
foto atau ilustrasi serta teks, tetapi adalah usaha untuk menyeimbangkan
semua elemen tersebut dan menuntun mata pengamat.
Menurut Graham Davis (Sarjono, 2001: 27) ada beberapa macam teknik layout
yang biasa digunakan dalam menata halaman sebuah majalah, yaitu antara lain
sebagai berikut:
Conventional, fokus/berat pada tulisan bodycopy dengan headline di pojok
atas halaman dan ilustrasi pada akhir/bawah artikel.
Classic, sederhana, menggunakan format 2 kolom dengan headline di atas
tengah (justify) dan gambar/ilustrasi disisipkan diantara 2 kolom.
Modern, format bodycopy melebar, 1 kolom dengan ekstra leading, letter
spaced headline, dan selain menggunakan ilustrasi/gambar gaya ini
memakai elemen garis-garis tebal.
Technical, layout angular (kaku, tegas) dengan menggunakan elemen garis
untuk memisahkan kolom, banyak terdapat tempat kosong (white space),
berkesan bersih dan tegas.
Aggressive, headline yang bergaris bawah, teks dicetak bold, dengan
gambar ilustrasi yang memenuhi halaman.
Juvenile, layout yang penuh dengan teks yang berukuran lebih besar dari
biasanya, dan juga gambar-gambar yang berukuran besar, memakai elemen
garis.
Youthful, bebas dalam penggunaan dan penataan teks dan gambar, multi size
headline, ukuran judul yang besar dan permaianan warna blok yang lebih
berani.
Natural, elegan, dengan space teks lebar, biasanya ilustrasi dibingkai oval.
Prestigious, sederhana, sangat hati-hati dalam memanfaatkan ruang yang
ada atau penggunaan space yang tidak terlalu boros dan berkesan rapi.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi layout antara lain :
Ukuran dan proporsi
Keseimbangan tidak dapat diukur secara sistematis. Oleh karena itu seorang
desainer harus memiliki sensitifitas terhadap peletakan elemen-elemen
sehingga terlihat dan terkesan harmonis serta seimbang.
Arah (pathway)
Layout yang efektif harus dapat mengarahkan mata pengamat menyusuri
bidang (halaman) desain.
Konsistensi pada style
Konsistensi adalah mengenai detail, yaitu menyangkut pemilihan fonts dan
menggunakan spacing yang sama pada suatu layout dokumen.konsistensi
dapat dicapai dengan cara antara lain: konsisten pada margin atas, bawah
dan samping; konsisten pada type face, type size dan spacing untuk teks,
headline, subhead dan caption; Indent dan spasi yang sama antara kolom
dan sekeliling foto/ilustrasi ; mengulang elemen-elemen grafis, seperti garis
vertikal, kolom atau border pada setiap halaman.
Selain itu ada terdapat beberapa elemen utama yang digunakan dalam layout, antara
lain:
Bodycopy : teks/isi bacaan
Captions : deskripsi/keterangan ilustrasi/foto
Column : kolom/grid
Gutter : bidang putih antara 2 halaman
Headline : teks terbesar/judul
Page margin : bidang pada sisi-sisi tepi halaman
Primary visual : gambar foto/ilustrasi utama
Pull quote/call out : bagian kecil dari teks yang diperbesar untuk
menarik perhatian pembaca
Rules : garis
Subhead : deskripsi tentang artikel, penjelasan judul bacaan
Alley : bidang putih antara dua kolom
Masthead/nameplate adalah judul atau nama publikasi yang biasa
ditampilkan pada halaman cover. Masthead pada cover sebuah majalah memiliki
ciri khas ekslusif yang membedakan sebuah majalah dengan kompetitornya.
Sebagai identitas dari majalah, maka sudah selayaknya jika masthead tersebut
digunakan secara konsisten, agar mudah dikenali, sehingga lebih mudah melekat di
benak pembaca/target audience.
Reaksi calon pembaca terhadap tata letak perwajahan/cover majalah bersifat
‘bawah sadar’, terkecuali apabila terdapat aspek visual yang mengejutkan, maka
calon pembaca non-profesional merasa senang bila desain perwajahan dibuat
dengan baik.
Masri (2010:214) menggolongkan bentuk tata letak/layout cover atau
perwajahan media massa sebagai berikut :
Tata letak simetris yaitu susunan judul, gambar/foto dan garis di sebelah kiri
seimbang dengan yang di bagian kanan, yang di atas dengan yang di bawah.
Tata letak asimetris yaitu letak seimbang tak sempurna, susunan yang
keseimbangannya tidak persis sama antara satu bagian dan bagian yang lain.
Tata letak kuadron yaitu seolah-olah membagi halaman ke dalam empat bagian.
Berita utama biasanya ditonjolkan pada bagian atas kiri atau kanan.
Tata letak pumpunan atau brace layout yaitu tidak mementingkan keseimbangan,
melainkan lebih menonjolkan salah satu berita sebagai pemikat perhatian.
Tata letak meriah yaitu hampir tidak menonjolkan salah satu berita karena semua
berita dianggap penting untuk dibaca.
Tata letak horizontal yaitu judul-judulnya memanjang mendatar.
I. Tinjauan Tentang Warna
Warna merupakan komponen penting yang berfungsi untuk memberikan
vibrasi tertentu di dalam suatu desain. Warna dapat memberikan efek psikologis
terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan bagi yang melihatnya. Adapun
fungsi warna antara lain sebagai berikut:
Fungsi Estetis
Warna memiliki kekuatan untuk membangkitkan rasa keindahan.
Fungsi Isyarat
Ada beberapa jenis warna yang dapat dengan kuat menarik perhatian.
Kekuatan warna yang demikian sangat tepat untuk tanda peringatan.
Digunakannya tanda tertentu untuk peringatan, bergantung pada
persetujuan bersama oleh masyarakat, misalnya warna merah yang menarik
perhatian, dalam lalu lintas digunakan sebagai isyarat tanda bahaya, warna
hijau yang kuat menandakan keamanan.
Fungsi Psikologis
Warna dapat memberikan pengaruh tertentu pada perilaku dan perasaan
manusia. Contoh : warna hangat (warna yang menuju ke arah warna merah
dan kuning) membangkitkan keaktifan dan perasaan gairah. Warna-warna
sejuk (warna yang menuju ke arah biru, ungu dan biru kehijauan)
memberikan perasaan tenteram dan membangkitkan perasaan tenang.
Warna sebagai alat pengenal
Fungsi warna sebagai alat pengenal, salah satunya dapat dilihat melalui
gambar-gambar peta, dimana gambar digunakan untuk menunjukkan sifat
tanah, misalnya hijau yang menandai tanah liat. Pengenalan dengan warna
hanya dapat dicapai setelah diadakan persetujuan bersama.
Fungsi Membedakan
Warna berfungsi untuk membeda-bedakan, misalnya rumah sakit
membedakan kartu anak-anak dengan kartu dewasa. Universitas
menggunakan warna yang berbeda-beda untuk tiap jurusan. Banyak
kekeliruan dapt dicegah melalui pemberian warna yang berbeda, sehingga
membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.
Fungsi Alamiah atau Fisika
Warna juga dapat menunjukkan pengaruhnya atas kejadian-kejadian dalam
alam. Ada warna-warna yang menghisap cahaya dengan kuat dan ada yang
daya hisapnya rendah.
Selain fungsinya yang berbeda-beda, warna juga memiliki tiga sifat penting yaitu :
Hue (corak)
Gambar 2.1. Lingkaran Warna
Sumber: http://www.sapdesignguild.org/resources/glossary_color/IMAGES/comp_
color.JPG
Value
Value adalah derajat dari keterangan atau kegelapan dari sebuah hue
(corak). Akan sangat mudah untuk mengerti tentang Value ketika melihat
pada gambar hitam dan putih. Value yang paling gelap akan sangat dekat
dengan hitam dan yang paling terang adalah yang paling dekat dengan putih,
dengan sebuah susunan abu-abu di antaranya. Setiap hue mempunyai
susunan valuenya sendiri.
Gambar 2.2. Value
Sumber: http://www.xaraxone.com/webxealot/workbook40/value_01.gif
Intensitas (Saturation)
Intensitas adalah ukuran dari kemurnian warna dan kecemerlangan. Di
dalam pigmen terdiri dari dua cara untuk menentukan intensitas dari sebuah
warna, yaitu dengan mencampurnya dengan abu-abu dalam value yang
sama, atau mencampurnya dengan warna komplemennya (warna yang
berlawanan dalam roda warna). Warna dengan intensitas lemah memiliki
penurunan dan ditujukan sebagai tones. Warna-warna yang tidak kelabu
adalah mereka yang tetap pada intensitas penuh.
Gambar 2.3. Saturation
Sumber: http://www.xaraxone.com/webxealot/workbook40/saturation_01.gif
Klasifikasi warna berdasarkan spektrum warna yaitu :
Warna Primer
Warna primer terdiri atas tiga warna yaitu merah, kuning dan biru. Ketiga
warna ini adalah warna-warna dasar bukan warna turunan.
Warna Sekunder
Warna-warna sekunder merupakan hasil campuran dari warna-warna dasar
atau primer. Warna sekunder antara lain oranye, hijau dan ungu. Dapat
dilihat dari lingkaran warna dimana lawan dari warna primer adalah warna
sekunder.
Warna Tertier
Warna tertier merupakan warna yang berbeda dan merupakan turunan dari
warna-warna sekunder tersebut.
Warna Komplementer
Merupakan warna yang saling berlawanan dalam lingkaran warna, yang
berlawanan secara kontras, dan jika keduanya tercampur akan menghasilkan
warna abu-abu yang netral.
Warna memiliki kekuatan untuk menimbulkan emosi spsifik yang merespon apa
yang dilihat-beberapa personal dan beberapa lebih universal. Perbedaan yang ada
di antara panjang gelombang dari tiap-tiap warna menambahkan reaksi kita
terhadap mereka (Widyatmoko: 161). Klasifikasi warna berdasarkan sensasi yang
ditimbulkan, antara lain sebagai berikut:
Warna-warna panas (hot)
Panas menunjukkan warna merah di dalam saturasi penuh di atas roda
warna; dimana merah yang paling kuat. Warna panas menarik perhatian
sehingga merah selalu digunakan pada grafik desain dan signage. Warna-
warna panas memberikan kesan kuat dan agresif serta tampak
menggetarkan. Kekuatan dari warna panas memberikan efek menaikkan
tekanan darah dan menstimulasi sistem ketakutan.
Warna-warna dingin (cool)
Dingin menunjukkan saturasi biru penuh yang mendominasi dan kuat.
Warna-warna dingin mengingatkan akan es dan salju. Biru dingin
melambatkan metabolisme dan meningkatkan perasaan tenang.
Warna-warna hangat
Semua corak (hue) yang terdiri atas merah adalah hangat. Pencampuran
antara kuning dan merah menghasilkan warna hangat yang secara pokok
berbeda dengan warna panas. Warna-warna hangat seperti merah-oranye,
oranye, dan kuning-oranye, selalu mengandung sebuah campuran merah
dan kuning di dalam komposisinya dan meliputi bagian yang luas dari
spektrum emosional.
Warna-warna sejuk
Warna dasar dari warna-warna sejuk adalah biru. Warna sejuk berbeda dari
warna-warna dingin karena dalam komposisinya ditambahkan warna
kuning,yang menghasilkan kuning-hijau, hijau dan biru-hijau.
Menyejukkan dan tenang, corak ini memberikan rasa kedalaman sebaik
kesenangan.
Klasifikasi warna berdasarkan karakteristik dan maknanya terbagi atas :
Merah
Sifatnya menggairahkan, hangat, kuat dan manusiawi. Merah adalah sesuatu
yang sangat dramatis, corak yang sangat terlihat. Ini diasosiasikan dengan
seksualitas dan agresif, dengan nafsu dan kekerasan. Merah adalah sesuatu
yang berani, sangat kuat dan merupakan warna yang sangat menarik. Akan
tetapi jika digunakan terlalu sering atau dalam kuantitas yang terlalu besar
sebagai warna tambahan, merah menjadi sesuatu yang biasa.
Kuning
Sifatnya riang gembira, bercahaya, mengandung harapan, kuat dan kesan
luas. Kuning adalah warna dari cahaya matahari. Warna ini banyak sekali
digunakan pada kemasan makanan karena kuning diasosiasikan dengan
kehangatan, kesehatan yang baik dan optimis.
Hijau
Sifatnya tenang, menghibur atau gembira, nyaman dan alami. Hijau adalah
warna alam dan diasosiasikan dengan lingkungan, kebersihan, naturalis,
menyejukkan dan mendinginkan. Sebagai sifat yang asli, hijau memberi
kesan ketulusan hati.
Biru
Sifatnya nyaman dan tenteram. Biru merupakan simbol dari langit dan air
yang mewakili kesabaran, harapan dan ketenangan. Biru adalah warna latar
belakang yang paling baik karena menimbulkan asosiasi positif. Di dalam
value gelapnya, biru diasosiasikan dengan wibawa, eksekutif. Value
pertengahan dari warna biru biasanya diasosiasikan dengan kebersihan,
kejujuran dan memiliki sesuatu yang mendinginkan dan efek menyejukkan.
Putih
Sifatnya suci, agung dan putih.
Ungu
Sifatnya agung dan wibawa. Ungu adalah simbol dari semarak, kesetiaan
dan kemegahan. Ungu adalah warna malam, kegelapan dan menenangkan,
warna yang menyejukkan. Tintnya ungu (lavender) menarik untuk wanita
karena menimbulkan kesan feminin.
Abu-abu
Sifatnya tertib, santai, aman atau terlindungi, dan romantis atau sendu.
Oranye
Sifatnya gembira, akrab, ramah dan kuat. Oranye diasosiasikan dengan
emas. Oranye adalah sesuatu yang brilian dan memberi kesan kesehatan,
kemakmuran dan kebahagiaan. Warna ini bentuk murninya digunakan
dalam acara sebagai kuning.
Coklat
Sifatnya kokoh, mantap, pasti dan dapat dipercaya.
J. Tinjauan Tentang Tipografi
Saat ini dalam berbagai media dan informasi, tiporafi menjadi kunci dari
elemen visual. Tipografi menjadi alat utama untuk menggambarkan dan
membawakan ide, informasi dan pesan dalam banyak media. Desain yang cermat
pada komposisi dan cetak akan menghasilkan secara keseluruhan sesuatu yang luar
biasa.
Herman Zapft dalam bukunya yang berjudul Manuale Typhographicum
(Kusrianto, 2010:22) menjelaskan:
”Typography can defined an art of selected right type printing in
accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space
and controlling the type as to aid maximum the reader’s.”
(Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus,
sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin).
Unsur penting dalam typografi adalah huruf. Terdapat beberapa jenis huruf
berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai
berikut:
Roman
Huruf ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya.
Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah
gemulai dan feminin.
Egyptian
Merupakan jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk
persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan
yang ditimbulakan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak
memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang
sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah
modern, kontemporer dan efisien.
Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas
atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya
adalah sifat pribadi dan akrab.
Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah
ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang
dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Tipe huruf tidak selalu didesain dan dipilih atas dasar kriteria estetika. Dalam
banyak hal, apa yang dipertimbangkan bagaimana bagus penampilannya untuk
tujuan tertentu. Susunan huruf yang terdapat pada sebuah naskah dalam majalah
memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut mencakup
pengukuran tinggi huruf, panjang baris huruf, jarak antara huruf yang satu dengan
yang lain, serta jarak antar baris.
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point (biasa disingkat
dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi
huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari
lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit.
Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi
phototypesetting dan digital composition.
Dalam penggunaan huruf pada desain grafis, perlu diperhatikan anatomi
huruf yang meliputi :
Ascender adalah bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara
meanline dan capline.
Baseline adalah garis maya yang menjadi bagian terbawah dari setiap huruf kapital.
Capline adalah garis maya yang menjadi bagian teratas dari setiap huruf kapital.
Descender adalah bagian dari uruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah
baseline
Meanline adalah garis maya yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan
setiap huruf kecil.
X-height adalah jarak antara baseline dan meanline, sekaligus merupakan tinggi
dari badan huruf kecil
Gambar 2.4. Anatomi Dasar Huruf
Sumber: http://www.master.web.id/mwmag/issue/07/content/tutorial-tipografi-2/tutorial-tipografi-
2.html
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur
bentuk dasar (regular) sebuah alfabet, dan setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga
huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan
kemiringan.
Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan
antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari
berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga
kelompok pokok, yaitu: light, regular dan bold. Secara lengkap dibagi
menjadi lima kelompok, yaitu: light, regular, semibold, bold dan Black.
Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki
kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat
memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena
ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata.
Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul
(headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan
lainnya.
Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu
sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan
proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah
condense, regular, dan extended.
Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf
italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah
kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah
atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan
untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk
keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta
kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Sudut kemiringan
yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar mengidentifikasikan
huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan
mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
K. Iklan dalam Majalah
Iklan adalah suatu kegiatan menyampaikan berita, tetapi berita itu
disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk atau jasa yang dijualnya
disukai, dipilih, dan dibeli. Meskipun iklan ditujukan kepada khalayak, namun
biasanya tidak ditujukan kepada seluruh khalayak ramai, tetapi kepada bagian
tertentu dari padanya. Batasan iklan dapat dilihat sebagai "salah satu bentuk
komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang
ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik. Iklan
berusaha untuk memberikan informasi, membujuk, dan menyakinkan".
Kata iklan didefinisikan dalam KBBI sebagai (1) berita pesanan (untuk
mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang
ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa
yang dijual atau dipasang di dalam media massa seperti, surat kabar dan majalah
(KBBI, 2008: 882).
Sebagai karya Desain Komunikasi Visual, iklan media cetak merupakan
karya desain yang memiliki nilai promosi dan publikasi. Ada tiga jenis iklan yang
digunakan pada media cetak suratkabar dan majalah, yaitu;
Iklan Baris adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat, dengan ukuran yang
kecil dan banyak mengandung singkatan tertentu. Umumnya hanya terdiri dari
iklan lowongan pekerjaan; iklan penjualan rumah, mobil bekas, tanah, handphone;
dan penawaran jasa tertentu.
Iklan display adalah iklan yang paling dominan pada surat kabar maupun majalah.
Ukurannya sangat bervariasi, biasanya minimal dua kolom, hingga maksimal satu
halaman.
Iklan advertorial adalah iklan yang ditulis dengan gaya editorial. Isi pesan dan gaya
penulisannya lebih serius.
Suatu iklan yang bagus akan diperhatikan oleh kurang dari 50% audiensnya..
Sekitar 30% audiens yang melihatnya diperkirakan akan mengingat inti headline-
nya; 25% mengingat merek yang diiklankan; dan kurang dari 10% membaca
sebagian besar bodycopy-nya.
Iklan media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah,
memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
Tergolong praktis, cepat, dengan harga yang cukup terjangkau.
Perkembangan zaman telah menciptakan segmentasi, dan megidentifikasi surat
kabar dan majalah menurut karakteritik sosial pendidikan pembacanya.
Keberhasilan iklan ditentukan juga turut ditentukan oleh jenis huruf, ukuran dan
aspek layout.
Mampu bertahan lama.
BAB III
METODE PRODUKSI
A. Pra Produksi
Pra produksi adalah tahap terpenting, sebab merupakan keseluruhan tahapan
persiapan sebelum memulai proses produksi. Oleh karena itu, agar proses produksi
berjalan dengan lancar, diperlukan kematangan pada perencanaannya. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi adalah sebagai berikut:
Penentuan Ide
Pembuatan Majalah CIVITAS mengacu pada kurangnya apresiasi dan
publikasi akan setiap kegiatan yang terjadi dalam ruang lingkup Fakultas Isipol.
Padahal seperti kita ketahui, publikasi sangat penting untuk bisa memberikan
khalayak informasi tentang apa yang terjadi di sekitar mereka. Salah satu keinginan
penulis agar ada sebuah media yang bisa menjadi wadah yang bisa mengeksplorasi
semua bentuk kegiatan dan aktivitas di dalam lingkungan civitas academica
sehingga bisa memberikan dampak dan citra yang semakin baik di mata
masyarakat, baik masyarakat kampus maupun di luar kampus itu sendiri.
Nama “CIVITAS” berasal dari bahasa Latin yang berarti Kota. Kata civitas
sering dipakai pada kata civitas academica, yang artinya Kota Akademik atau
Warga Akademik. Diharapkan, Majalah CIVITAS ini bisa menjadi wadah
penyaluran pesan dan informasi untuk bisa mempublikasikan,
mendokumentasikan, mengapresiasi karya-karya warganya, dan memberikan ruang
bagi mahasiswanya untuk bisa berkarya dalam dunia desain dan jurnalistik. Tagline
majalah ini adalah “Mata Visioner Unhas” yang artinya ide dan cara pandang civitas
academica yang berwawasan global.
Edisi pertama majalah ini akan mengangkat tema seputar mahasiswa baru.
Tema besar ini akan mengangkat seputar fenomena yang terjadi di kalangan
mahasiswa baru dengan melihat fakta-fakta yang ada di lapangan.
Strategi perancangan Majalah CIVITAS dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Cover
Cover depan memiliki 2 fungsi:
Menjual konsep secara umum dari suatu majalah (point of sale)
Mencerminkan tingkat intelektual (intellectual level) dari isi majalah
(editorial content).
Penataan unsur-unsur visual secara efektif pada cover majalah harus mampu
menarik perhatian calon pembaca.
Masthead Majalah CIVITAS memiliki karakter bentuk yang sederhana dan
tidak rumit, dengan tujuan agar identitas majalah jelas serta mudah dikenali,
sehingga lebih melekat di benak pembaca/target reader.
Ilustrasi yang dipakai pada cover majalah ini menggunakan foto. Pemakaian
foto akan lebih menambah kekuatan realita pada tampilan depan majalah dan
mewakili tema yang diangkat.
2. Isi
Secara keseluruhan desain layout dan pemilihan foto tiap rubrik bersifat
tematis, yaitu tergantung pada judul tulisan. Untuk konsep desain/visual tiap rubrik
pada Majalah CIVITAS secara umum adalah sebagai berikut:
Editorial
Editorial pada Majalah CIVITAS diberi nama Salam Redaksi. Editorial
ini berisi sedikit pengantar dari redaksi yang disampaikan sebelum
pembaca masuk lebih kedalam rubrik lainnya. Desain Editorial dibuat
senyaman dan semenarik mungkin agar pembaca bisa dihantar masuk
dalam bacaan selanjutnya. Cukup satu halaman digunakan untuk Salam
Redaksi agar layout ruangnya lebih apik.
Daftar Isi
Daftar isi Majalah CIVITAS merupakan susunan daftar yang berisi
rubrik dan berikut judul-judulnya beserta nomor halaman. Daftar isi ini
juga akan dihiasi dengan gambar-gambar pendukung agar bisa menarik
perhatian pembaca untuk mencari artikel tertentu. Desainnya dibuat
minimalis-modern agar pembaca tidak bosan dengan tampilan majalah
yang kaku pada umumnya.
Rubrik Sorot
Rubrik Sorot adalah liputan utama dalam majalah ini. Penggunaan kata
“Sorot” terilham dari sorotan lampu senter yang tajam pada satu titik
terang. Sorot adalah rubrik tersendiri yang ulasannya temanya lebih luas
dan lebih mendalam, dengan beberapa sub-tema yang mengikutinya.
Rubrik Sorot berkaitan dengan cover majalah. Tema yang diangkat bisa
ditemukan dalam rubrik ini.
Rubrik Akademis
Rubrik Akademis dari majalah CIVITAS akan berisi semua agenda dan
kegiatan yang terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mulai dari
pejabat tinggi fakultas, hingga kegiatan dosen dan pegawai. Semua
beritanya akan dibungkus dalam bentuk soft news agar memudahkan
pembaca memahami apa yang dibacanya. Menggunakan kata Akademis
karena semua yang terangkum dalam rubrik ini adalah kegiatan dari para
akademisi Fakultas Isipol itu sendiri.
Rubrik Opini
Rubrik Opini memberikan ruang khusus kepada semua civitas academica
yang ada di Fisipol untuk menyampaikan apa yang menjadi buah pikiran
mereka. Kontennya tidak hanya dibatasi pada perkembangan Fakultas
Isipol, namun juga diberikan kebebasan untuk membahas sesuatu yang
sesuai dengan konsentrasi masing-masing pihak. Opini diangkat dari dua
sisi, opini dari dosen dan opini dari mahasiswa. Dibuat seperti itu agar
ada keseimbangan diantara kedua pihak.
Rubrik Penelitian
Rubrik Penelitian berisi penelitian-penelitian atau disertasi yang telah
dilakukan oleh dosen-dosen dari Fakultas Isipol. Publikasi akan suatu
penelitian dan disertasi adalah bentuk apresiasi akan karya seorang dosen
agar bisa diketahui oleh orang lain juga. Sistem pemilihan penelitian
dilakukan secara acak, agar semua penelitian dosen bisa diangkat ke
majalah ini.
Rubrik Pojok Mahasiswa
Rubrik Pojok Mahasiswa berisi semua kegiatan-kegiatan mahasiswa
yang ada di himpunan mereka masing-masing. Pemilihan nama ”Pojok
Mahasiswa” terinspirasi dari kelihaian mahasiswa yang bisa mengadakan
kegiatan (entah itu diskusi ataupun kegiatan lain) dengan lancar dan
tanpa hambatan meski hanya menempati pojok-pojok ruang di
lingkungan Fakultas Isipol. Rubrik ini memberikan apresiasi tersendiri
bagi mahasiswa dengan segudang ide dan kegiatan. Mereka bisa
menuangkan apa maksud dan tujuan mereka agar pembaca bisa
memahami apa saja yang mereka lakukan.
Rubrik Galeri
Rubrik Galeri dari Majalah CIVITAS berisi tentang semua kegiatan-
kegiatan selama proses produksi majalah berlangsung. Galeri ini dikemas
dalam bentuk foto.
Pembatas Rubrik dan/atau Iklan
Pembatas antar-rubrik disediakan untuk memudahkan pembaca dalam
sistem navigasi saat membaca. Bentuk dari pembatas rubrik ini
bermacam-macam. Tapi untuk edisi pertama ini, penulis akan
mengangkat tema tokoh/ahli disiplin ilmu tertentu yang berkaitan dengan
7 jurusan yang ada di Fakultas Isipol. Keberadaan halaman pembatas
rubrik ini bukan hanya sekedar pajangan, melainkan sebuah informasi
yang sangat bermanfaat akan sosok seorang tokoh beserta dengan
kutipan ide mereka. Desainnya akan dibuat minimalis agar tidak
mengganggu mata pembaca.
Selain dari tujuan di atas, pembatas ini juga bisa dipakai untuk
menggenapkan halaman majalah menjadi kelipatan 4. Sesuai dengan
aturan pembuatan majalah yang dikemukakan pada Bab I.
Target Readers
Majalah CIVITAS adalah majalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sesuai
dengan segmentasinya, majalah ini kemudian akan mengulas seputar agenda,
kegiatan, opini atau ide civitas akademika dari lingkungan Fakultas Isipol. Jadi,
majalah ini ditargetkan untuk semua kalangan civitas academica Universitas
Hasanuddin. Diutamakan kepada warga dari Fisip Unhas pada khususnya. Hal
tersebut didukung dengan konten-konten yang meliputi aktivitas dekan dan
jajarannya, dosen, pegawai, penelitian, opini atau ide warga dan softskill masing-
masing mahasiswa yang layak diapresiasi.
Tim Produksi
Pemimpin Redaksi : Yohanis D. Kiding
Editor : Yohanis D. Kiding
Photographer : Yohanis D. Kiding
Reporter : Yohanis D. Kiding
Layouter : Yohanis D. Kiding
Penyusunan Rundown
Gambar 3.2. Rundown Pembuatan majalah
B. Produksi
Proses produksi merupakan tahapan lanjut dari pra produksi. Pengerjaan
pada tahap produksi secara keseluruhan merupakan realisasi dari pra produksi, yang
meliputi:
Pengumpulan data dan penulisan artikel untuk setiap rubrik.
AGUSTUS
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PRA
PRODUKSI
PRODUKSI
PASCA
PRODUKSI
Peliputan dan pemotretan kegiatan, serta pencarian gambar-gambar dari
beberapa sumber untuk mendukung makna dari artikel-artikel di setiap
rubrik.
C. Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahap akhir dari keseluruhan rangkaian produksi
sebelum majalah siap dicetak. Proses dalam Pasca produksi meliputi:
Tahap Editing yaitu proses mempersiapkan hasil produksi dengan melakukan final
check terhadap foto-foto dan berita serta materi majalah oleh editor.
Tahap Layout dimana proses mendesain majalah yang dilakukan oleh layouter,
dengan menyusun tata letak elemen-elemen secara seimbang dan harmonis
sehingga terlihat sebagai satu kesatuan yang dinamis dan nyaman untuk dilihat.
Revisi yaitu meninjau kembali majalah secara keseluruhan meliputi cover dan isi
majalah.
Naik cetak
BAB IV
HASIL KARYA
A. Pra Produksi
Pada tahap ini penulis memilih judul “Mahasiswa Baru: Membangun Pola
Pikir dan Karakter” sebagai tema utama pada edisi perdana Majalah CIVITAS.
Tema ini diangkat mengingat masa tenggang pembuatan majalah ini berada pada
masa awal semester ganjil, dimana masa tersebut adalah masa transisi banyak siswa
menjadi mahasiswa.
Tema ini juga diusung mengingat masa transisi ketika seorang atau
sekelompok siswa memasuki dunia kampus. Fenomena ketika menjadi seorang
mahasiswa bukan sekedar identitas kartu saja. Seorang mahasiswa baru wajib bisa
mengasah kecerdasan intelektualnya, moral, mengubah pola pikir lama, dan
membangun karakter diri.
Setelah menentukan tema, tahap selanjutnya yaitu melakukan perancangan
majalah keseluruhan. Konsep perancangan Majalah CIVITAS meliputi cover dan
isi majalah. Untuk cover, Majalah CIVITAS menggunakan foto kegiatan ketika
semua mahasiswa baru dikumpulkan di pelataran Fakultas Isipol untuk kemudian
digiring ke jurusan masing-masing. Momen itu adalah momen yang sangat pas
untuk mewakili tema yang diusung. Bagaimana lugunya mahasiswa baru ketika
mulai menginjakkan kaki di lingkungan akademis.
Sedangkan untuk isi Majalah CIVITAS, penulis membagi isi majalah ke
dalam bentuk rubrik yang terdiri dari: Editorial (memuat kata pengantar dari redaksi
kepada pembaca untuk dihantarkan masuk ke dalam konten utama), Daftar Isi,
(sebagai penunjuk arah halaman bilamana pembaca mencari sebuah berita dengan
cepat), Rubrik Sorot (sebagai rubrik utama dari tema majalah), Rubrik Akademis
(yang diisi oleh berita-berita dari semua kegiatan dan agenda di Fakultas Isipol),
Rubrik Opini (sebagai kolom untuk warga fakultas menyuarakan ide dan
gagasannya lewat tulisan), Rubrik Penelitian (mengangkat ringkasan penelitian dan
disertasi dari dosen Fisipol), Rubrik Pojok Mahasiswa (untuk mengapresiasi semua
kegiatan mahasiswa Fisipol lewat tulisan dan foto), Rubrik Galeri (tempat untuk
menampilkan semua bentuk kegiatan yang terjadi di Fisipol).
Strategi perancangan dalam penggunaan tipografi pada isi Majalah
CIVITAS akan menentukan hasil desainnya. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah bahwa informasi yang berupa kata dan kalimat dapat dibaca
dengan baik oleh pengamat (readable). Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penggunaan tipografi pada sebuah majalah, koran atau
media cetak lainnya (Kusrianto, 75: 2010) akan penulis coba terapkan pada Majalah
CIVITAS, seperti:
- Pilihan jenis huruf (typefaces) yang mempunyai proporsi yang baik dan
mempunyai karakter konstan antar hurufnya untuk sebuah teks/bodycopy.
Huruf dengan terlalu banyak variasi dalam bentuknya hanya cocok untuk
judul/headline. Huruf yang terlalu lebar atau sempit kurang nyaman dibaca
bila diterapkan dalam jumlah banyak, dan hanya cocok diterapkan dalam
jumlah kecil.
- Jenis huruf bold dan italic, huruf kapital atau huruf kecil, huruf serif atau
san serif. Jenis huruf bold seringkali digunakan untuk mengadakan
penekanan mengenai hal tertentu dalam teks, atau digunakan sebagai judul,
dan kurang baik diterapkan untuk teks dalam jumlah besar. Sebaliknya huruf
yang terlalu tipis akan sulit dibaca dan melelahkan mata. Begitu juga dengan
jenis huruf italic cocok digunakan untuk mengadakan penekanan tertentu
pada teks, kurang cocok untuk diterapkan pada keseluruhan teks.
- Teks yang dibuat dengan huruf kapital secara keseluruhan menghabiskan
banyak tempat dan memperlambat proses membaca karena kesamaan
karakter dan ukuran pada teks. Sebaliknya penggunaan huruf kecil secara
keseluruhan lebih mudah, cepat dibaca karena karakter tiap huruf yang
berbeda dan mudah dikenali.
- Penggunaan huruf dengan serif mempercepat proses membaca karena serif
membantu “aliran horizontal” mata pengamat. Penggunaan huruf san serif
(tanpa serif) memerlukan pengaturan jarak antar baris yang sesuai agar
dapat nyaman dibaca.
- Spasi antar huruf dan antar kata dalam teks juga perlu diperhatikan. Spasi
yang sempit meneyebabkan komposisi teks secara keseluruhan tampak
“gelap”, sebaliknya bila renggang, akan tampak “terang”. Spasi yang terlalu
sempit maupun renggang akan mengurangi keterbacaan. Spasi antar kata
yang terlalu lebar membuat hilangnya kesatuan dalam sebuah kalimat, dan
sebaliknya bila terlalu sempit menyebabkan tabrakan antar kata. Kedua
kondisi ini menyebabkan teks sulit dibaca.
- Pengaturan teks rata kiri, rata kanan, rata tengah atau teks rata kiri-kanan.
Dalam kaitannya dengan paragraf, pengaturan teks rata kiri merupakan hal
yang paling ideal dan mempunyai keterbacaan paling baik karena spasi yang
konstan dan tepi kanan yang tidak sama antar baris memudahkan pembaca
menemukan baris yang berikutnya dan menghindari terulangnya
pembacaan pada baris yang sama.
Teks rata kanan, kurang dianjurkan dalam jumlah besar, meskipun
mempunyai spasi yang seragam namun tepi kiri yang tidak rata menyulitkan
pembaca menemukan baris yang baru.
Teks rata tengah, berkesan formal dan cocok untuk digunakan dalam jumlah
kecil atau sebagai headline.
Teks rata kiri-kanan, menyebabkan keseluruhan teks tampak lebih rapi dan
cocok diterapkan dalam jumlah yang besar. Namun perlu diperhatikan
bahwa spasi antar kata tidak konstan.
- Pengaturan paragraf dengan baris yang terlalu sempit atau lebar. Paragraf
dengan baris yang terlalu sempit atau lebar mengakibatkan teks tidak
nyaman dibaca dan melelahkan mata pembaca. Paragraf yang terlalu sempit
terlalu banyak adanya pemenggalan kalimat dalam sebuah paragraf.
- Ukuran huruf. Ukuran ideal untuk sebuah teks adalah antara 7-11 point.
- Warna dan huruf tidak selalu ditampilkan hitam di atas putih. Ketika
keduanya ditampilkan dengan berbagai kombinasi warna, perlu
diperhatikan pemilihan jenis huruf dan kekontrasan dan keserasian warna
yang digunakan, agar keutuhan proporsi huruf (legibilitas) dan keterbacaan
susunan huruf yang baik dan nyaman untuk dibaca (readability).
Konsep perancangan majalah ini dilakukan untuk memudahkan penulis
dalam proses produksi. Meskipun konsep perancangan telah disusun,
pengeksplorasian hasil diizinkan untuk memperkaya bahan dan isi majalah, seperti
penambahan rubrik maupun artikel.
B. Produksi
1. Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukannya berdasarkan
pembagian rubrik yang ada dan mengikuti semua agenda yang terjadi di Fisipol.
Pada tahapan ini, data dikumpulkan melalui proses langsung (melakukan liputan,
wawancara, dan pemotretan) dan melalui proses searching di internet dan buku-
buku serta literatur bilamana ada data yang masih belum jelas. Data tersebut berupa
foto dan bahan-bahan untuk penulisan artikel.
Adapun kendala yang dihadapi pada saat pengumpulan data yaitu waktu
yang dibutuhkan cukup lama, karena secara keseluruhan proses pengumpulan data
dilakukan sendiri oleh penulis.
2. Penulisan Artikel
Penulisan artikel untuk tiap rubrik dilakukan oleh penulis. Kecuali untuk
rubrik Penelitian dari dosen yang tidak ditulis oleh penulis karena konten berkaitan
dengan hak cipta. Penulis hanya meringkas poin-poin utama dari penelitian atau
disertasi dengan tidak merusak garis besar dari tulisan tersebut.
Penulisan artikel sepenuhnya ditulis dalam bahasa Indonesia baku.
Mengacu pada data-data yang ada dan sesuai dengan urutan kejadian. Sementara
untuk kata asing dan bahasa serapan menggunakan format Italic.
Untuk membantu kelancaran dalam penulisan artikel, maka beberapa
perlengkapan dipakai oleh penulis dalam memproduksi artikel, diantaranya:
Kamera DSLR Canon 1000D
Handphone untuk recording pada saat interview.
Laptop ASUS.
Software untuk design (adobe photoshop CS4, CorelDraw X5, Xiu-Xiu
Photo Editor)
C. Pasca Produksi
1. Penyuntingan (Editing)
Pada proses editing, penulis melakukan final check terhadap artikel-artikel
yang terdapat pada tiap rubrik. Pengecekan dilakukan untuk memperbaiki apabila
ada kesalahan dalam penulisan. Setelah itu penulis kemudian memilih foto-foto
dengan kualitas visual yang baik dan dapat memperkuat isi berita pada tiap artikel.
2. Layout Cover dan Halaman Isi Majalah
a. Cover
Majalah CIVITAS menggunakan ukuran kertas ukuran A4 (21cm x
29,7cm). Ukuran ini dimaksudkan agar bentuknya lebih sederhana (simple), unik,
dan efisien. Pemilihan ukuran ini sesuai dengan rujukan beberapa majalah referensi.
Gambar 4.0
Tampilan Cover Depan Majalah CIVITAS
Pada bagian cover depan, penulis menggunakan gambar foto mahasiswa
baru tahun 2013. Foto ini menggambarkan situasi penerimaan mahasiswa baru di
halaman depan Fakultas Isipol. Penulis menggunakan foto ketimbang ilustrasi
karena 72% data survei menginginkan cover majalah memakai foto.
Dalam gambar tersebut, kepolosan seorang mahasiswa baru dalam masa
transisinya masih sangat kental. Pola wajib baris-berbaris ke belakang dan mimik
muka yang masih lugu serta belum beradaptasi sepenuhnya dengan lingkungan baru
Fisip adalah faktor yang membuat penulis menjadikan foto ini sebagai cover
Majalah CIVITAS. Cover ini telah menggambarkan sekilas tentang tema besar
yang diangkat, yaitu “Mahasiswa Baru: Membangun Pola Pikir dan Karakter”.
Masthead Majalah CIVITAS menggunakan huruf “xScale”. Penulis
memilih jenis huruf ini karena sifatnya tebal, tegas, mudah dibaca, berkesan
modern, kontemporer dan efisien. Huruf xScale adalah huruf yang dikhususkan
untuk penulisan judul atau masthead bukan sebagai teks berita. Penggunaan warna
merah pada masthead dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, dan warna
merah sendiri merupakan simbol dari semangat.
Tagline Majalah CIVITAS, yaitu “Mata Visioner Unhas” menggunakan
huruf “Caviar Dreams” Pemakaian huruf ini untuk mengimbangi sifat kuat dan
tegas dari masterhead. Ciri khas huruf Caviar Dreams adalah lekukan sudut huruf
lebih ringan dan body huruf lebih kurus. Dengan kata lain, lebih lembut dari tipe
huruf xScale. Karakter huruf dari tagline juga dibuat sedikit merenggang untuk
menampilkan nuansa santai. Sifat dinamis juga dimiliki huruf ini bila
dipersandingkan dengan huruf tegas lainnya.
Warna putih menjadi latar utama dari cover ini. Warna putih yang
menyiratkan kesucian, dipandang penulis sebagai sebuah warna awal yang pas.
Nuansa simpel dan netral dari warna putih bisa mengimbangi warna lain pada cover
Majalah CIVITAS.
b. Isi
Layout isi Majalah CIVITAS menggunakan konsep asimetris atau dikenal
juga sebagai informal balance yaitu dimana terdapat bagian-bagian yang tidak
sama, tapi pada hakekatnya mempunyai kesan sama berat/seimbang sehingga
berkesan dinamis.
Karakter layout majalah yang dinamis bisa dilihat dari skala foto
menyesuaikan dengan besaran spasi yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari ruang kosong yang berlebihan dan juga untuk membuat mata pembaca
lebih rileks.
Foto utama dari sebuah berita atau artikel ditempatkan di bagian atas judul
berita. Ukurann lebarnya diusahakan besar, menutupi samping kiri dan kanan dari
sisi foto tersebut. Gambar yang diperbesar hasilnya bisa menarik pembaca untuk
membaca tulisan tersebut bilamana pembaca hanya melihat sekilas isi majalah.
Selain itu, gambar dengan ukuran besar juga bisa memanjakan penglihatan
pembaca dan menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar utama dari
tulisan yang bersangkutan
Sementara headline pada setiap judul berita menggunakan huruf yang
sama yaitu Arial Rounded MT Bold. Karakter khusus dari huruf ini adalah setiap
ujungnya selalu berbentuk setengah bundar. Penggunaan huruf Arial Rounded MT
Bold terkesan lebih ringan dan mudah dibaca sekilas (eye-catch). Untuk ukuran,
setiap berita memiliki ukuran huruf yang berbeda-beda. Disesuaikan dengan
banyaknya kata pada judul dan ruang yang tersedia.
Rubrik-rubrik yang ada pada Majalah CIVITAS diberikan warna
tersendiri. Setiap rubrik mewakili warna tertentu yang sifatnya cerah namun tidak
norak. Pemilihan warna dilakukan secara random. Pewarnaan rubrik ini dilakukan
untuk memudahkan pembaca dalam memisahkan rubrik lewat warna secara sekilas.
Latar rubrik sendiri berbentuk persegi lima.
Bentuk tersebut menyerupai ujung pita, layaknya sebuah kado yang
dibungkus dengan pita dan menyisakan ujung di bagian atas. Sementara untuk
bagian bawah dimana nomor halaman ditempatkan, lebarnya sama dengan latar
rubrik di atas. Hal ini diterapkan untuk menonjolkan kesinambungan antara bagian
atas dan bagian bawah sebagai sebuah kesatuan dalam majalah.
Huruf yang digunakan sebagai identitas rubrik adalah huruf “Arial
Narrow”. Pemilihan huruf ini dilakukan karena karakteristik huruf ini memiliki
jarak karakter yang berdempetan dan bentuk yang pipih. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menghemat pemakaian ruang pada latar rubrik. Hasilnya, latar rubrik yang
berbentuk persegi lima tidak berubah lebarnya. Dengan kata lain, pemilihan ini
dilakukan untuk menjaga konsistensi ukuran dan bentuk latar yang mengikutinya.
Di setiap artikel berita, penulis menggunakan ilustrasi foto tiap kegiatan.
Setiap foto selalu berada di atas judul berita untuk bisa menarik perhatian pembaca.
Foto pilihan dijadikan ilustrasi agar menampilkan gambaran dari kegiatan apa yang
dibahas dalam berita tersebut. Sebelum dimasukkan dalam majalah, foto terlebih
dahulu diedit mulai dari cropping hingga pewarnaan.
Teks artikel atau bodycopy menggunakan huruf “Arial” dengan ukuran 9
points. Arial menjadi pilihan karena huruf ini terkesan minimalis dan mudah untuk
dibaca, dan ujung setiap hurufnya lebih tegas. Huruf Arial berasal dari keluarga
Sans Serif. Selain itu, jenis huruf ini memiliki ujung kait yang tegas, bersifat
fungsional, dan lebih modern.
Semua artikel menggunakan align left atau rata kiri. Teks rata kiri di
memberikan efek santai kepada pembaca karena struktur baris teks yang tidak
monoton seperty align justify.
Bodycopy pada Majalah CIVITAS memakai format 2 kolom untuk semua
berita. Konsisten pada 2 kolom adalah sebuah kekuatan tersendiri dan identitas
tersendiri untuk sebuah majalah. Dua kolom dipilih agar memudahkan pembaca
dalam berpindah baris saat membaca dan tidak melelahkan mata. Lagipula,
pemakaian kolom yang terlalu banyak hanya menyulitkan pembaca nantinya
(Lebang, 2010:76).
Isi pokok dalam tiap majalah secara keseluruhan meliputi :
Body text
Judul dan Sub Judul
Nomor halaman
Terletak di sebelah kiri bawah pada halaman kiri, dan terletak di sebelah
kanan bawah pada halaman kanan. Menggunakan huruf Arial Narrow
ukuran 24 points.
Nama Majalah
Nama majalah atau masthead Majalah CIVITAS mengunakan huruf
xScale dan untuk tagline menggunakan huruf Caviar Dreams.
Nama Rubrik
Nama rubrik pada Majalah CIVITAS ini semuanya menggunakan huruf
Arial Narrow. Ukurannya sama dengan nomor halaman yaitu 24 points
Batas Rubrik
Batas rubrik pada Majalah CIVITAS dibuat menarik dan simpel. Bukan
hanya sebagai pembatas biasa, namun dalam pembatas rubrik ini disajikan
tokoh-tokoh yang ahli di bidangnya, khususnya yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang ada di Fakultas Isipol. Gambar tokoh ditampilkan
beserta nama dan teori yang dikemukakan atau kutipan ide mereka akan
sesuatu.
Warna dari batas rubrik menyesuaikan dengan warna dari rubrik mana ia
ditempatkan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam
memisahkan rubrik berdasarkan perubahan warna. Pada bagian bawah,
terdapat tulisan rubrik apa yang akan ditemukan selanjutnya.
Captions
Deskrpisi/keterangan foto.
Breakdown tiap halaman yang merupakan isi dari Majalah CIVITAS:
Inside Front Cover
Halaman ini diperuntukkan untuk diisi oleh desain yang sifatnya lebih
bebas. Pada edisi pertama ini, diisi oleh info tokoh ahli beserta dengan
gagasannya. Desain seperti ini diutamakan untuk memberikan wawasan
tersendiri kepada pembacanya akan sosok seorang tokoh. Selain desain
seperti itu, kata-kata mutiara yang memotivasi, iklan, maupun sebuah
informasi dari fakultas sendiri bisa dijadikan sebagai pengisi halaman ini.
Salam Redaksi (halaman 1)
Salam Redaksi di sini berfungsi sebagai sapaan dari redaksi majalah untuk
pembacanya. Salam Redaksi mencoba menghantar seperti apa saja
kegiatan yang diulas dalam majalah ini.
Halam ini juga menampilkan susunan redaksi dan tampilan cover dari
majalah ini. Desainnya menggunakan warna biru muda menyimbolkan
kelembutan desain agar tidak mencolok tampilannya.
Daftar Isi (halaman 2-3)
Daftar isi Majalah CIVITAS menggunakan dua halaman agar tampilannya
tidak terlalu sempit. Lima rubrik mengisi daftar dari halaman ini. Mulai
dari rubrik Sorot, Akademis, Opini, Penelitian, dan Pojok Mahasiswa.
Desain halaman Daftar isi dibalut dengan warna hitam agar tulisan dan
foto lebih jelas terlihat. Huruf yang dipakai tidak berbeda dengan
bodycopy, yaitu Arial. Nomor halaman dari berita yang bersangkutan
dibuat lebih besar 24 points menggunakan huruf Arial Narrow agar lebih
mencolok dari huruf kerabatnya.
Desain lingkaran pada halaman Daftar isi dibuat semenarik mungkin agar
berkesan modern dan menarik perhatian pembaca. Warna bulatan
disesuaikan dengan warna rubrik agar pembaca bisa terbantu lagi.
Rubrik Sorot (halaman 4-10)
Rubrik Sorot adalah liputan utama pada Majalah CIVITAS. Rubrik ini
terdiri dari judul utama dan beberapa sub-judul yang berkaitan. Tema
rubrik sorot diangkat berdasarkan fenomena yang sedang hangat
berkembang di lingkungan Fakultas Isipol. Sesuai dengan apa yang telah
dirembukkan pada tahap pra-produksi.
Tema rubrik Sorot adalah Mahasiswa Baru: Membangun Pola Pikir dan
Karakter. Teman ini diusung sesuai dengan kondisi kekinian di Fisipol
pada masa transisi dan peralihan dari semester genap ke semester ganjil
awal.
Judul utama adalah Mahasiswa Baru: Membangun Pola Pikir dan
Karakter, sementara sub-judul terdiri dari Penerimaan & Pembinaan
Mahasiswa Baru (P2MB) Fakultas Isipol, Mahasiswa Baru dan Fenomena
di Tiap Masanya, dan BCSS sebagai Pondasi Pola Pikir dan Karakter. Sub-
judul ini tidak keluar dari tema utama.
Pada halaman pertama rubrik ini, sebuah foto besar menghiasi satu
halaman penuh dengan judul utama dan sedikit kata pengantar di
bawahnya. Foto tersebut memperlihatkan Wakil Dekan III bidang
kemahasiswaan sedang memberikan arahan kepada semua mahasiswa
baru. Foto ini terlihat jelas sesuai dengan judulnya.
Rubrik Akademis (halaman 12 -28)
Rubrik Akademis membawahi semua berita tentang agenda, kegiatan, dan
aktivitas yang terjadi di fakultas. Berita pada rubrik ini lebih bersifat
softnews agar memudahkan pembaca dalam memahami apa yang terjadi.
Total berita tidak dibatasi, tergantung pada kegiatan apa yang terjadi di
Fakultas Isipol. Semakin banyak semakin bagus. Desain warna pada rubrik
ini menggunakan warna kuning.
Adapun berita yang masuk dalam rubrik ini adalah:
- Rapat Persiapan Kuliah di Awal Periode
- S3 Administrasi Publik Kembali Lahirkan Seorang Doktor
- Abdul Mahsyar Raih Doktor dengan Predikat Sangat Memuaskan
- Magister Ilmu Komunikasi Unhas Sambut 90 Mahasiswa Baru
- Hirota Tomoko Perkenalkan Awa Odori Untuk Mahasiswa Isipol
- 35 Mahasiswa Fisip Raih Gelar Sarjana S1
- Tanda Kehormatan Untuk Jasa Pahlawan Pendidikan
- Multikulturalisme dalam Bingkai Budaya Indonesia
- Rektor Unhas Lantik Pejabat Struktural Fakultas
- Sosiologi Bahas Kurikulum Berbasis Lokal
- Marketing Communication Binus Studi Banding ke Jurusan Ilmu
Komunikasi
- Ilmu Pemerintahan dan MIPI Gelar Seminar Reformasi Birokrasi
Rubrik Opini (halaman 30-33)
Rubrik opini memberikan kesempatan kepada seluruh warga Fakultas
Isipol, baik itu dosen, pegawai, dan mahasiswa untuk menyumbangkan ide
pemikiran mereka. Rubrik ini mengangkat 2 opini di setiap terbitannya,
masing-masing satu dari pihak dosen atau pegawai dan mahasiswa. Desain
dari rubrik Opini berwarna merah muda.
Tulisan yang ada pada rubrik Opini edisi pertama ini adalah: (1). Fasilitas
Kampus yang Belum Maksimal, dan (2). Ketika Identitas Budaya Lokal
Mulai Memudar. Tulisan pertama dibuat oleh seorang mahasiswa jurusan
Hubungan Internasional Fisipol yang mengulas tentang fasilitas kampus di
Fakultas Isipol dan tulisan kedua oleh dosen Antropologi yang
mengangkat tentang fenomena kerasnya terpaan budaya luar.
Rubrik Penelitian (halaman 35-41)
Rubrik penelitian bisa mengangkat 2 hingga 3 penelitian dalam sekali
edisi. Penelitian yang diangkat ke dalam majalah ini dipilih secara acak
dan bergiliran antar jurusan. Materi penelitian atau disertasi diringkas
sedemikian rupa dengan tidak menghilangkan makna utama dari tulisan
tersebut. Hasilnya diproses untuk bisa mengisi ruang 3 hingga 4 halaman.
Adapun penelitian yang dipilih adalah: (1). Pengangkatan PNS dalam
Jabatan Struktural, oleh Dra. Nurlinah, M.Si., dan (2). Gentrifikasi Peri-
Urban: Ekspansi Perkotaan dan Politik Spasial Komunitas Lokal di
Makassar, oleh Dr. M. Ramli AT.
Penelitian pertama dipilih untuk mengisi rubrik ini karena Nurlinah baru
saja selesai menyelesaikan penelitiannya untuk memperoleh gelar doktor
pada bulan September lalu. Sementara penelitian kedua berdasarkan
anjuran dari sekretaris jurusan Sosiologi.
Rubrik Pojok Mahasiswa (halaman 43-46)
Rubrik Pojok Mahasiswa memuat semua kegiatan mahasiswa Fisipol, baik
yang dilaksanakan di dalam kampus maupun di luar kampus. Rubrik Pojok
Mahasiwa dibalut dengan nuansa warna hijau muda.
Pada edisi ini ada tiga kegiatan yang sempat diliput, yaitu; (1). Sajak
Menolak Lupa, (2). Memahami Semiotika Dunia Periklanan, dan (3).
Welcome To Our Story.
Ketiga tulisan ini menceritakan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
teman-teman mahasiswa di setiap sudut fakultas. Foto kegiatannya juga
ditampilkan untuk memperjelas apa saja yang mereka lakukan.
Galeri Foto (halaman 48-49)
Rubrik ini berisi foto-foto tentang kegiatan yang terjadi di lingkungan
Fakultas Isipol. Baik itu kegiatan dosen, pegawai, maupun mahasiswa.
Semua foto disusun sebaik mungkin agar rapi saat dilihat dan setiap
fotonya telah dilengkapi dengan caption/keterangan foto. Layout halaman
ini didesain seminimalis mungkin dengan balutan warna hitam sebagai
latar dan tulisannya berwarna putih.
Berikut ini adalah pembagian jumlah halaman untuk masing-masing rubrik :
No. Nama Rubrik Jumlah Halaman
1. Cover (depan & belakang) 2
2. Salam Redaksi 1
3. Daftar Isi 2
4. Sorot 7
5. Akademis 16
6. Opini 4
7. Penelitian 6
8. Pojok Mahasiswa 4
9. Galeri Foto 2
10. Pembatas rubrik / Iklan 8
Total 52
Tabel 4.1 Pembagian jumlah halaman
Spesifikasi Majalah CIVITAS secara umum:
Format ukuran : A4 (21 x 29,7)
Bahan : Cover tipe art paper
Halaman isi sebanyak 52 halaman menggunakan
art paper
Warna : Cover dicetak full colour
Halaman isi juga dicetak full colour
3. Revisi
Sebelum majalah dicetak, penulis melakukan peninjauan kembali
terhadap keseluruhan isi majalah, meliputi cover dan halaman isi. Revisi
dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam desain layout majalah.
Rincian Dana Produksi Majalah CIVITAS
No. Keterangan
Dana Unit Harga Satuan Jumlah Ket.
1. Biaya cetak
Majalah
CIVITAS
20 Rp. 70.000,- Rp. 1.400.000,- 52
halaman,
kertas
Art
Paper
120gr.
2. Konsumsi Rp. 98.000,- Rp. 98.000,- Makan
dan uang
bensin.
3. Biaya tak terduga Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
TOTAL
Rp. 1.598.000,-
Tabel 4.2 Rincian Dana Produksi
4. Naik cetak
Proses ini merupakan tahap akhir dari paca produksi. File dalam format
Cdr (CorelDraw) kemudian dikirim ke percetakan untuk dicetak dalam bentuk
majalah.
5. Hasil cetak
Hasil cetak adalah bagian dari pasca produksi. Pada tahap ini, produksi
media cetak berbentuk majalah dikoreksi pada bagian hasil cetakan. Beberapa
poin yang menjadi sorotan adalah Point of Interest dari foto, kontras warna, dan
penggunaan icon foto untuk mencegah perulangan gambar.
Point of Interest dari cover majalah setelah dicetak menunjukkan efek dari
pesan yang ingin ditunjukkan kurang kuat. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi
gambar yang kurang pas. Selain itu, value warna dari foto cover terbilang sangat
gelap sehingga mengurangi kecerahan foto.
Sementara kontras warna sedikit berbeda dengan apa yang ada di dapur
editing yaitu di dalam komputer. Perbedaan warna ini dilatarbelakangi oleh
perbedaan settingan dari aplikasi desain yang digunakan.
Pemilihan foto yang bervariasi juga menjadi titik fokus pada majalah ini.
Penggunaan foto yang bervariasi akan lebih menambah nuansa hidup dari sebuah
majalah agar tidak kaku.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis telah membuat dan menghasilkan sebuah skripsi dalam bentuk
karya Majalah CIVITAS. Adapun produksi sebuah majalah merupakan serangkaian
proses yang tidak terpisahkan yang meliputi :
1. Tahap Pra-Produksi, merupakan tahap persiapan dalam memproduksi sebuah
majalah. Tahap ini meliputi penentuan ide, melakukan strategi konsep perancangan
majalah, penyusunan rundown, hingga bagaimana pelaksanaannya saat turun di
lapangan. Perencanaan terhadap tata layout yang meliputi beberapa aspek penting
seperti typografi, fotografi, ilustrasi dan elemen-elemen yang tidak terlihat seperti
margin dan grid begitu juga dengan elemen teks yang merupakan bagian penting
untuk diperhatikan.
2. Tahap produksi merupakan kelanjutan dari pra produksi. Pada tahap ini
dilakukan proses pengumpulan data berupa foto-foto dan bahan tulisan,
kemudian dilanjutkan dengan penulisan artikel.
3. Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian proses
pembuatan majalah CIVITAS meliputi proses penyuntingan (editing),
layout majalah, revisi dan naik cetak. Penataan layout dan pengarahannya
merupakan bagian terpenting karena dengan adanya pengarahan pada
penataan dapat memudahkan para pembaca saat membaca majalah karena
memiliki sebuah alur tersendiri yang akan diingat oleh pembacanya dan
dapat menjadi pembeda dengan majalah lain.
B. Saran
Setelah melalui proses panjang pembuatan Majalah CIVITAS yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Saran Akademis
- Oleh karena penelitian ini membahas tentang bagaimana pembuatan sebuah
majalah fakultas, maka akan membuka kesempatan bagi rekan-rekan
mahasiswa Ilmu Komunikasi maupun disiplin ilmu lainnya untuk bisa
mengapresiasikan bakat tulis-menulis dan kemampuan layout majalah maupun
media cetak lainnya.
- Mahasiswa yang memiliki mata kuliah yang terkait dengan penerbitan media
cetak, bisa menjadikan Majalah CIVITAS sebagai wadah pengembangan
kreatifitas secara profesional.
2. Saran Praktis
Majalah CIVITAS merupakan media publikasi dan wadah pengembangan
potensi untuk semua kalangan civitas academica yang ada di Fakultas
Isipol. Majalah ini kemudian bisa diajukan ke petinggi pejabat struktural
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A.S. 1992. Komunikasi Media Massa dan Khalayak. Ujung Pandang:
Hasanuddin University Pers.
Echols, John. 1996. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Erdianto, Elvinaro. Dkk.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekamata Media.
Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi, Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Junaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Kusrianto, Adi. 2010a. Menyusun Layout Majalah dengan CorelDraw. Jakarta:
PT.Gramedia.
--------------------. 2010b. Pengantar Tipografi. JakartaL PT. Gramedia.
Lebang, Dewi Valentine. 2011. Skripsi Karya Media Cetak Majalah Eksplora.
Makassar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Littlejohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi, Edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika.
Masri, Andry. 2010. Strategi Visual. Yogyakarta. Jalasutra
McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
Nurudin, 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Regina, Maria. 2008. Kamus Istilah Desain Grafis dan Periklanan. Jakarta : PT
Elexmedia Computindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surjomiharjo, Abdurrachman (Redaktur). 1980. Beberapa Sei Perkembangan
Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Deppen RI, Leknas, LIPI.
Stein, M.L. 1993. Bagaimana Menjadi Wartawan. Edisi Kedua. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa. Makassar:
Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin.
Undang-Undang Pers No.40 Tahun 1999.
Widyatmoko, Sutrisno. 2009. Irama Visual. Yogyakarta. Jalasutra.
Yunus, Fajar. 2008. Skripsi Karya Media Cetak Pipet Magazine. Makassar:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
(www.adexshare.blogspot.com, tentang: Jenis-jenis Media Massa Beserta
Contohnya. Diakses pada 05 Juni 2013, pukul 20:29 WITA)
(www.scriptradio.blogspot.com, tentang: Kelebihan dan Kekurangan Radio.
Diakses pada 21 Juli 2013, pukul 16:05 WITA)
LAMPIRAN SKRIPSI
Kuesioner Penerbitan Majalah Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Universitas Hasanuddin
Media cetak salah satunya “majalah” adalah media yang memiliki kekuatan besar
menyangkut penyaluran informasi, pembentukan citra dan pola pikir, serta wadah
pengembangan kreatifitas. Melalui survei ini, penulis berniat mengangkat sebuah media
fakultas dalam bentuk Majalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.
Masukan data dari Anda pada kuesioner ini sangat penting untuk menunjang ide tersebut.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Pekerjaan :
PERTANYAAN
1. Apakah Anda senang membaca Majalah?
a) Ya
b) Tidak
2. Majalah dengan kategori apa saja yang sering Anda baca? *
a) Majalah Sastra dan Kebudayaan
b) Majalah Hiburan
c) Majalah Wanita
d) Majalah Remaja
e) Majalah Anak-Anak
f) Majalah Berita
g) Majalah Keluarga
h) Majalah Khusus
i) Majalah Film, Musik, Televisi dan
Radio
j) Majalah Olahraga
k) Majalah ekonomi Bisnis Industri dan
Manajemen
l) Majalah Agama
m) Majalah Berbahasa Daerah
3. Apa nama Majalah yang sering Anda baca?
......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Apa rubrik kesukaan Anda pada Majalah tersebut?
......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Lalu apakah Anda tertarik atau setuju terhadap adanya/terbitnya sebuah Majalah Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik tempat dimana Anda sekarang menempuh pendidikan?
a) Ya
b) Tidak
6. Apa nama yang menurut Anda cocok dengan Majalah fakultas ini?
......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
7. Apa alasan Anda memilih nama tersebut sebagai nama majalah fakultas?
......................................................................................................................................................... .............
....................................................................................................................................
8. Apa saja rubrik-rubrik yang menurut Anda layak untuk dimasukkan dalam majalah fakultas ini?
Sebutkan!
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
...................................................................................................................
9. Informasi apa saya yang Anda butuhkan/inginkan dari sebuah majalah fakultas?
......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
10. Berapakah persentase perbandingan tulisan dan gambar yang Anda harapkan dari sebuah majalah
fakultas?
a) 80% foto, 20% tulisan
b) 70% foto, 30% tulisan
c) 50% foto, 50% tulisan
d) 30% foto, 70% tulisan
e) 20% foto, 80% tulisan