SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

205
BERBAGAI KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR SEKOLAH MENURUT PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh Dwi Yogianti Kurnia Widyastuti 1301411056 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

Page 1: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

BERBAGAI KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR SEKOLAH

MENURUT PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI

SE-KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Dwi Yogianti Kurnia Widyastuti

1301411056

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

ii

Page 3: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

iii

Page 4: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

iv

Page 5: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“JANGAN PUTUS ASA” Seringkali ini adalah kunci yang membuka

keberhasilan. Karena Allah selalu bersama kita dan menjadi seperti apa yang

kita prasangkakan.

( Dwi Yogianti Kurnia )

Persembahan

Skripsi ini Saya persembahkan untuk

Almamater

Page 6: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

vi

PRAKATA

Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur penulis haturkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Berbagai Kesalahpahaman Kinerja Konselor Sekolah Menurut Persepsi Guru

Bidang Studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran

2015/2016” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kendala dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin

menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas

Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin M.Pd.,Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd.,Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling yang

telah memberikan ijin penelitian dan dukungan untuk segera menyelesaikan

skripsi.

4. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si, Dosen penguji I yang telah memberikan bimbingan

dan kesempurnaan skripsi ini.

5. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. Kons, Dosen penguji II yang telah memberikan

bimbingan dan kesempurnaan skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

vii

6. Dr. Awalya, M.Pd., Kons., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar membimbing dan memberikan

motivasi hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepala sekolah SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga yang telah

memberikan ijin penelitian.

9. Guru bidang studi SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga yang telah

berpartisipasi dalam penelitian skripsi ini.

10. Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga yang

telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian skripsi ini.

11. Orang tuaku Bapak Sarko dan Ibu Kalimah, kakakku Andri Tri Pratomo,

adikku Shevtin Rizky Purnamasari serta keluarga besarku di Purbalingga yang

selalu memberikan doa dan motivasinya.

12. Sahabat-sahabat mahasiswa BK yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat.

13. Sahabatku Regina, Itsna, Ika, Jeki, Novi, Hari, Cumi, Khoirureza, Ire dan

Upin Ipin 3 yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

14. Sahabat-sahabat PPL, KKN dan PLBK yang selalu memberi semangat dan

motivasi.

15. Sahabat-sahabatku Kos Shinta yang selalu memberi semangat dan dukungan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

viii

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, serta dapat

memberikan inspirasi positif terkait dengan perkembangan ilmu bimbingan dan

konseling.

Semarang, 2016

Penulis

Page 9: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

ix

ABSTRAK

Widyastuti, Dwi Yogianti K. 2016. Berbagai Kesalahpahaman Kinerja

Konselor Sekolah Menurut Persepsi Guru Bidang Studi di SMA Negeri se-

Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi, Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:

Dr. Awalya, M.Pd., Kons.

Kata Kunci: Persepsi , kesalahpahaman kinerja konselor.

Banyak persepsi tentang konselor di sekolah, baik negatif maupun positif.

Banyak yang sudah memahami peranan konselor beserta tugas-tugasnya di

sekolah, namun masih ada pula yang kurang tepat dalam berpersepsi. Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran berbagai

kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang studi di SMA

Negeri se-Kabupaten Purbalingga.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian

deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru bidang

studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis. Teknik analisis data dalam

penelitian ini dengan menggunakan analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian adalah dapat diketahui bahwa dari kesuluruhan poin

kesalahpahaman yang dipakai, Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk

klien-klien tertentu saja, sebesar 79,96 %. Kemudian diikuti dengan Konselor

sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling hanya bekerja

sendiri sebesar 79,87%. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua

klien sebesar 79,83%. Tugas konselor didalam Bimbingan dan konseling

disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan pada

persentase 79,13 %. Menganggap hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat

74,10%. Kemudian diikuti dengan Pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan

oleh siapa saja pada persentase 73,30%. Konselor sekolah dianggap sebagai polisi

sekolah yaitu 71,53%. Bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor

dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat pada persentase 59,96%.

Simpulan dalam penelitian kesalahpahaman-kesalahpahaman kinerja

konselor menurut persepsi guru bidang studi masih banyak terjadi. Dari delapan

indikator yang dipakai, terdapat 7 poin kesalahpahaman pada kategori tinggi dan

satu poin pada kategori sedang..

Page 10: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

x

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................

ii

iii

PENGESAHAN.............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v

PRAKATA ........................................................................................... vi

ABSTRAK..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 9

1.5 Sistematika Skripsi................................................................................ 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................. 11

2.2 Konsep Dasar Persepsi......................................................................... 21

2.2.1 Pengertian Persepsi .............................................................................. 21

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi .................................................. 23

2.2.3 Proses Terjadinya Persepsi ........................................................... 26

2.2.4 Indikator Persepsi.......................................................................... 28

2.3 Guru Bidang Studi ........................................................................ 30

2.3.1 Pengertian Guru Bidang Studi ..................................................... 30

Page 11: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

xi

2.3.2 Macam-macam Guru Bidang Studi.................................................... 30

2.3.3 Peran Guru Bidang Studi dalam BK.................................................... 30

2.4 Kinerja Konselor........................................................................... 33

2.4.1 Pengertian Kinerja .............................................................................. 33

2.4.2 Unsur Kinerja ............................................................................ 35

2.4.3 Wujud atau Bentuk Kinerja Konselor................................................. 36

2.4.4 Pentingnya Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kinerja Konselor...

2.5 Kesalahpahaman ............................................................................

2.5.1 Pengertian Kesalahpahaman ........................................................

2.5.2 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kinerja yang Salah ...............

2.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN

36

39

39

40

48

3.1 Jenis Penelitian................................................................................. 51

3.2 Variabel Penelitian........................................................................... 52

3.3 Definisi Operasional ......................................................................

3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................

3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................

53

54

56

3.6 Validitas dan Reliabelitas ...................................................................... 59

3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 62

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................

4.2 Pembahasan ..........................................................................................

4.2.1 Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa tugas

konselor didalam Bimbingan dan Konseling disamakan dengan

atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan...................................

4.2.2 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Konselor Sekolah Adalah Polisi Sekolah .......................................

4.2.3 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Bimbingan dan Konseling yang Dilakukan Konselor Dianggap

64

70

82

71

72

Page 12: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

xii

Semata-mata Sebagai Proses Pemberian Nasihat ...........................

4.2.4 Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu

saja .....................................................................................

4.2.5 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Konselor Sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan

Konseling Hanya Bekerja Sendiri ............................................

4.2.6 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Pekerjaan sebagai Konselor Bisa Dilaksanakan oleh Siapa

Saja..................................................................................................

4.2.7 Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kesalahpahaman bahwa Hasil

Pekerjaan Konselor Harus Segera Dilihat .............................

4.2.8 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

konselor menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua

klien ................................................................................................

4.3 Keterbatasan Penelitian.........................................................................

74

76

76

78

80

81

82

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan................................................................................................ 84

5.2 Saran...................................................................................................... 85

Daftar Pustaka............................................................................................... 87

Lampiran........................................................................................................ 90

Page 13: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Daftar Populasi Guru Bidang Studi SMA Negeri se-Kabupaten

Purbalingga..................................................................................

Daftar Sampel tiap Sekolah ....................................................

54

55

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Kategori Jawaban dan Skoring Skala Persepsi............................

Kriteria Penilaian Persepsi ........................................................

58

63

Tabel 4.1 Interval Persepsi Guru Bidang Studi.......................................... 65

Tabel 4.2 Analisis Tiap Indikator............................................................... 66

Tabel 4.3 Hasil Analisis Persepsi........................................................... 69

Page 14: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1

Gambar 3.1

Sistematika Kerangka Pemikiran ..................................................

Langkah-langkah Penyusunan Instrumen .....................................

Hal

50

59

Gambar 4.1 Gambar Diagram Analisis Tiap Indikator...................................... 67

Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Persepsi Guru Bidang Studi per

Sekolah...........................................................................................

69

Page 15: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 1. Data SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga ..........................

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen sebelum Tryout .........................................

91

92

Lampiran 3. Skala Persepsi (Sebelum Tryout)............................................... 96

Lampiran 4. Data Validitas dan Reliabelitas Skala Persepsi.......................... 105

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Setelah Try Out.......................................... 112

Lampiran 6. Skala Persepsi (Setelah Tryout)................................................ 116

Lampiran 7. Perhitungan sampel ...............................................................

Lampiran 8. Hasil Skala Persepsi per Sekolah ............................................

122

124

Lampiran 9. Hasil Analisis Skala Persepsi .................................................

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Data Awal dengan Konselor ................

Lampiran 11. Hasil Wawancara Awal dengan Konselor ...............................

167

171

173

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ......................................................... 179

Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..................... 183

Page 16: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal

3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Adanya bimbingan dan konseling disekolah adalah agar peserta didik

tidak tersesat dalam proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-

Undang. Salah satu cara atau wadah untuk mempermudah mewujudkan hal

tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di

sekolah. Tujuan tersebut seperti dijelaskan Prayitno (2004: 144), “bahwa

bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu

mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan

predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada, serta dengan

tuntutan positif lingkungannya”. Untuk mencapai tujuan tersebut,

Page 17: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

2

kegiatan bimbingan dan konseling haruslah dilaksanakan oleh seseorang yang ahli

dan profesional, dalam hal ini yaitu seorang konselor.

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan kepada individu peserta

didik dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya

atau dalam proses belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di

sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah yang seoptimal

mungkin. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi bidang layanan

khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh

tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

Banyak persepsi tentang konselor di sekolah, baik negatif maupun positif.

Banyak yang sudah memahami peranan konselor beserta tugas-tugasnya di

sekolah, namun masih ada pula yang kurang tepat dalam berpersepsi. Fowler

(dalam Suparno, 2005: 5) memandang kesalahpahaman atau yang sering disebut

dengan miskonsepsi merupakan sebagai suatu pengertian yang tidak akurat

terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang

salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan konsep-konsep

yang tidak benar. Bentuk miskonsepsi dapat berupa kesalahan konsep, hubungan

yang tidak benar antar konsep, dan gagasan intuitif atau pandangan yang naif

(Suparno, 2005). Kesalahpahaman-kesalahpahaman kinerja konselor ini dapat

muncul dari berbagai pihak, baik dari siswa, orang tua murid, maupun dari guru

bidang studi. Dalam hal ini yang akan disoroti adalah kesalahpahaman dari guru

bidang studi selaku partner konselor sekolah.

Page 18: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

3

Masing-masing guru bidang studi memiliki persepsi yang berbeda-

beda, perpsepsi tersebut dapat berupa persepsi positif maupun negatif.

Menurut Desmita (2009: 116), persepsi merupakan salah satu aspek kognitif

manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan

memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil

dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang

senantiasa mengitarinya. Demikian juga halnya dengan guru bidang studi

disekolah, layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efektif, tanpa

adanya persepsi yang benar. Dari hasil wawancara dengan beberapa guru BK

di dua SMA Negeri yang berbeda di kabupaten Purbalingga didapati bahwa

sebagian guru bidang studi masih berpersepsi kurang tepat terhadap konselor

sekolah. Hal ini tentu berdampak kurang optimalnya pelaksanaan bimbingan

dan konseling di sekolah. Menurut konselor sekolah, beberapa guru terkesan

melimpahkan permasalahan siswa kepada konselor sekolah saja, tanpa

berperan aktif dalam penyelesaian masalah siswa. Padahal untuk mengetahui

bagaimana keadaan siswa, konselor membutuhkan informasi dan data dari

guru mata pelajaran. Ahmadi (1990: 98) menambahkan “guru mata pelajaran

mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam

kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik, berarti guru bidang

studi juga mempunyai peranan dalam melihat dan memperhatikan bagaimana

perkembangan siswanya”. Selain itu, masih banyak lagi persepsi yang kurang

tepat dari guru bidang studi terhadap konselor sekolah. Seperti konselor

dianggap sebagai polisi sekolah, konselor dianggap sebagai pencatat poin

Page 19: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

4

pelanggaran saja, konselor sekolah dianggap sebagai eksekutor dari suatu

peraturan sekolah, konselor sekolah hanya mengatasi siswa yang bermasalah

saja, serta konselor sekolah dianggap memakan gaji buta dan tidak memiliki

kegiatan yang jelas. Menurut salah satu konselor yang diwawancarai,

mayoritas guru bidang studi yang berpersepsi seperti itu adalah guru-guru

senior. Dari fenomena tersebut, tentu sangat jauh dari yang semestinya.

Peranan konselor yang semestinya seperti yang dikemukakan oleh Yusuf

(2005: 25) yaitu: “konselor dalam arti khusus sebagai konsultan, sebagai

anggota tim kerja, sebagai pengelola, serta sebagai sumber informasi dan

layanan bagi masyarakat”. Konselor sekolah adalah staf spesialis sekolah yang

memiliki kualifikasi untuk membantu siswa mengatasi masalah dan membantu

siswa merencanakan dan menjalani program-program pendidikan yang tepat,

dan siswa menemukan pemecahan yang lebih memuaskan dalam masalah-

masalah pribadi-sosial. Fenomena ini juga didukung penelitian sebelumnya

oleh Paramita mengenai “Persepsi Guru Mata Pelajaran terhadap Bimbingan

dan Konseling” yang dilaksanakan di Maos, yang masih satu karesidenan

dengan Purbalingga. Dari penelitian tersebut didapati bahwa persepsi guru

mapel masih kurang sesuai dengan BK di sekolah. Salah satunya yakni

anggapan bahwa guru BK adalah sebagai polisi sekolah.

Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa

masih terdapat kesalahpahaman dari guru bidang studi terhadap konselor.

Menurut jurnal ilmiah mengenai “Kompetensi Profesional Dalam Perspektif

Konselor Sekolah dan Peranannya Terhadap Pelayanan Bimbingan Dan

Page 20: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

5

Konseling” mengatakan bahwa masih banyak anggapan miring guru mata

pelajaran terhadap konselor sekolah dikarenakan kompetensi profesional

konselor yang masih dirasa kurang. Hal ini dapat dinilai dengan melihat dari

aspek kompetensi profesional konselor dalam penguasaan konsep dan praksis

asesmen, teori dan praktik, pembuatan dan pengimplementasian program,

penilaian proses dan hasil kegiatan program, kesadaran dan komitmen

terhadap etika profesional, serta penguasaan konsep dan praksis dalam

penelitian BK. Dari indikator-indikator penilaian tersebut, rata-rata berada

pada kategori sedang. Dan hal tersebut memunculkan beberapa anggapan

dalam menilai kinerja konselor yang kurang sesuai dengan karakteristik

pribadi konselor yang efektif.

Sedangkan didalam jurnal ilmiah berjudul “Kerjasama Guru

Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran dalam

Mengembangkan Cara Belajar Siswa” diperoleh data bahwa sebagian besar

guru mata pelajaran sudah mengetahui perannya sebagai pembimbing di

sekolah. Ini berarti masih ada sebagian guru yang belum mengetahui perannya

sebagai pembimbing disekolah. Hal ini dibuktikan dengan adanya persentase

wawasan pengetahuan guru bidang studi terhadap peranserta dalam bimbingan

dan konseling, hanyalah 72,89%. Ini berarti masih ada 27,11% yang belum

mengetahui dan kurang terlibat dalam BK di sekolah. Data ini didapat dengan

melihat aspek partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan khusus

penanganan masalah siswa disekolah yang masih berada pada kategori cukup.

Padahal menurut Prayitno, guru mata pelajaran diharapkan memiliki

Page 21: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

6

komitmen yang tinggi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa demi

teratasinya permasalahan dengan baik dan tuntas.

Selain itu, hasil penelitian berjudul “Interaksi Guru Bidang Studi

dengan konselor dalam bimbingan belajar : studi deskriptif-analitik di SMA-

SMA Negeri Kabupaten 50 Kota Sumatra Barat” menunjukkan bahwa (1)

Antara guru bidang studi dengan konselor telah terjadi komunikasi berkaitan

dengan pengajaran perbaikan, (2) Dalam melaksanakan tugas mengenai

pengajaran perbaikan , mereka juga telah melakukan berbagai jenis kegiatan.

(3) Masih kurang komunikasi dalam pelaksanaan tugas tersebut, antara lain

dipengaruhi oleh faktor individu itu sendiri, seperti persepsi, sikap, motivasi,

pengetahuan dan keterampilan, dan karena tidak adanya program yang

digunakan, serta kurangnya dukungan dan partisipasi kepala sekolah.

Penelitian tersebut memberikan gambaran awal tetang komunikasi guru

bidang studi dengan konselor yang masih kurang. Hal tersebut dipengaruhi

oleh berbagai faktor salah satuya yaitu persepsi.

Penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2009) yang berjudul

“Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

VIII D Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs N

Ngemplak Sleman Yogyakarta” menunjukkan bahwa faktor penghambat

kerjasama antara guru BK dengan guru SKI adalah terjadi kesalahpahaman

antara guru bimbingan dan konseling dengan guru SKI, dan komunikasi

kurang lancar antara guru keduanya.

Page 22: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

7

Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesalahpahaman dari guru

bidang studi, serta kurangnya pemahaman guru bidang studi mengenai peran

dan tugas dari seorang konselor sekolah. Berdasarkan deskripsi di atas, maka

peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Berbagai Kesalahpahaman

Kinerja Konselor Sekolah Menurut Persepsi Guru Bidang Studi di SMA

Negeri se-Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 20015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang

studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fenomena yang ada dalam rumusan masalah diatas

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran

berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang

studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

bidang pendidikan pada umumnya dan dalam bidang bimbingan dan

Page 23: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

8

konseling pada khususnya tentang persepsi guru bidang studi terhadap

keslahpahaman kinerja konselor.

1.4.2 Manfaat Praktis

Selain dilihat dari kegunaan teoritis, penelitian ini juga diharapkan

berguna bagi :

1.4.2.1 Bagi Konselor

Konselor dapat mengetahui persepsi dari guru bidang studi

sehingga dapat dijadikan perbaikan untuk memaksimalkan perannya. Serta

melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir kesalahpahaman persepsi.

1.4.2.2 Bagi Guru Bidang Studi

Guru bidang studi dapat mengetahui persepsi guru bidang studi

yang kurang tepat, sehingga dapat dijadikan bahan introspeksi bagi guru

bidang studi itu sendiri.

1.4.2.3 Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah dapat mengetahui kesalahpahaman persepsi guru

bidang studi terhadap kinerja konselor sekolah, sehingga dapat dijadikan

evaluasi dan bahan masukan bagi kepala sekolah dalam menciptakan iklim

kerja yang positif antara karyawannya, dalam hal ini konselor sekolah

dengan guru bidang studi.

Page 24: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

9

1.5 Sistematika Skripsi

Untuk mempermudah dalam menelaah skripsi ini, maka dalam

penyusunannya dibuat sistematika sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

skripsi.

Bab 2 Tinjauan Pustaka, berisi kajian mengenai landasan teori yang

mendasari penelitian yaitu penelitian terdahulu, kajian teoritis mengenai konsep

dasar persepsi yang meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi, proses

terjadinya persepsi, dan indikator persepsi. Kemudian sub teori yang berikutnya

yaitu tentang guru bidang studi, diantaranya dijelaskan tentang pengertian,

macam-macam guru bidang studi, serta peran guru bidang studi dalam BK. Dan

sub terakhir yaitu tentang kesalahpahaman, yang meliputi pengertian, dan persepsi

guru bidang studi terhadap kinerja konselor yang salah. Pada bab ini juga

disajikan kerangka pemikiran dari penelitian ini.

Bab 3 Metode Penelitian, pada bab ini berisi uraian metode penelitian

yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Pada bab ini mengemukakan jenis

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, validitas dan reliabelitas, serta teknik analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang hasil

penelitian yang meliputi hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

Page 25: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

10

Bab 5 Penutup, bab ini berisi tentang penyajian simpulan hasil penelitian

dan penyajian saran sebagai implikasi dari hasil penelitian yang diakhiri dengan

daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung.

Page 26: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang persepsi guru bidang studi terhadap

kesalahpahaman kinerja konselor. Oleh karena itu, dalam tinjauan pustaka ini

akan membahas teori-teori yang relevan. Tinjauan pustaka dalam bab ini meliputi:

penelitian terdahulu, kajian teoritis mengenai pengertian persepsi, indikator,

proses, serta faktor yang mempengaruhi persepsi guru bidang studi. Selain itu

juga berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesalahpahaman kinerja

konselor, seperti pengertian, wujud kinerja, serta kesalahpahaman kinerja

konselor.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian-penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi

pemula dan untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain.

Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti memiliki hubungan dengan

judul penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu yang peneliti gunakan

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti,

sehingga penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti

agar posisi penelitian ini jelas arahnya. Penelitian terdahulu yang digunakan

peneliti adalah sebagai berikut:

Page 27: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

12

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Melisa dkk (2013) yang berjudul

“Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran dalam

Mengembangkan Cara belajar Siswa” menunjukkan bahwa kerjasama guru mata

pelajaran dan guru bimbingan dan konseling didalam mengembangkan cara

belajar siswa masih terlihat kurang bersinergi. Hal ini didapat dari pertanyaan

peneliti yang meliputi empat aspek diantaranya (1) Wawasan guru mata pelajaran

mengenai peran sebagai pembimbing di sekolah. Dalam hal ini didapati bahwa

masih ada beberapa guru mata pelajaran yang kurang memahami perannya

sebagai pembimbing di sekolah. Hal ini terlihat pada aspek partisipasi guru mata

pelajaran dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa di sekolah. (2)

Mengembangkan Cara Belajar Siswa dalam hal Persiapan Belajar Siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa belum semua

guru mata pelajaran yang terlibat dalam melakukan kerjasama dengan guru BK di

sekolah dalam hal persiapan belajar siswa. (3) Mengembangkan Cara Belajar

Siswa dalam hal mengikuti pelajaran didapati bahwa belum semua guru mata

pelajaran yang terlibat melakukan kerjasama dengan guru BK dalam hal

mengikuti pelajaran. (4) Mengembangkan cara belajar siswa dalam hal sebelum

mengikuti ujian dan menindaklanjuti hasil ujian didapati bahwa belum semua

guru mata pelajaran yang terlibat dalam mengembangkan cara belajar siswa dalam

hal sebelum mengikuti ujian dan menindaklanjuti hasil ujian. Dari penelitian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru bidang studi dan peranannya

dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling masih dikategorikan kurang. Jika

dikaitkan dengan penelitian yang akan diteliti, kurangnya kerjasama dan

Page 28: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

13

komunikasi antara guru bidang studi dengan konselor sekolah, dapat dipengaruhi

oleh persepsi yang salah dari guru bidang studi. Terdapat keterkaitan antara

penelitian yang dilakukan oleh Melisa (2013) dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang berjudul “Kerjasama Guru Bimbingan

dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Cara Belajar

Siswa” memberikan gambaran awal tentang hubungan dan kerjasama antara guru

bidang studi dan konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah. Dari kerjasama tersebut, kita dapat mengetahui apakah ada

kesalahpahaman guru bidang studi terhadap kinerja konselor. Karena secara

teoritik kerjasama dan komunikasi antara guru bidang studi dengan konselor dapat

dipengaruhi oleh persepsi yang salah dari guru bidang studi. Seperti yang

dijelaskan Sugiyo (2005: 48) bahwa komunikasi seseorang terhadap orang lain

sangat tergantung pada bagaimana persepsi antar pribadi tersebut terhadap orang

lain. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada

penelitian terdahulu mengugkapkan kerjasama diantara guru bidang studi dengan

konselor yang didapati hasil bahwa kerjasama diantara mereka masih kurang,

karena terdapat kesalahpahaman dari guru bidang studi terhadap konselor.

Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan ini merrupakan penelitian

lanjutan yang bertujuan untuk mengungkap seperti apa persepsi guru bidang studi

terhadap kesalahpahaman itu sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (1998) tentang “Studi

Pengembangan Model Kerjasama Konselor dan Guru Mata Pelajaran dalam

Mengetasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Umum Kotamadya

Page 29: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

14

Pontianak” menunjukkan bahwa (1) Kinerja konselor dalam membina hubungan

antar pribadi sudah menunjukkan keberartian, walaupun belum sepenuhnya

dimanfaatkan konselor guna menjalin hubungan kerjasama dengan guru mata

pelajaran khususnya dalam menangani kesulitan belajar siswa, (2) Konselor

cenderung menangani rawan perilaku daripada rawan akademik. Masalah

kesulitan belajar masih belum dilanjutkan dengan memberikan pengajaran

perbaikan sebagaimana mestinya, (3) Jalinan kerjasama konselor dan guru mata

pelajaran guna mengatasi kesulitan belajar cenderung belum dilaksanakan

sebagaimana mestinya, sehingga belum menunjukkan keberartian bagi siswa.

Kesulitan belajar jarang diinformasikan kepada konselor. Guru mata pelajaran

juga cenderung jarang melibatkan konselor guna memberikan bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Disamping itu, guru cenderung

memberikan data yang sudah jadi daripada membahas bersama konselor prestasi

belajar siswa guna kepentingan menemukan siswa yang mengalami kesulitan

belajar dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Oleh sebab itu kesulitan belajar

belum tertangani secara tuntas. Dari hasil penelitian tersebut sejalan dengan hal

yang akan diteliti yaitu tentang persepsi guru bidang studi terhadap konselor

sekolah. Terdapat keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Lestari (1998)

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang berjudul

“Pengembangan Model Kerjasama Konselor dan Guru Mata Pelajaran dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Umum Kotamadya

Pontianak” memberikan gambaran awal tentang kerjasama antara konselor dan

guru bidang studi, mengingat guru mata pelajaran adalah pihak yang mengetahui

Page 30: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

15

banyak kondisi siswa. Pada penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk

mengetahui seperti apa persepsi dari guru bidang studi terhadap kesalahpahaman

kinerja konselor. Berbeda dengan penelitian yang akan dilaksnakan, jika pada

penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada pengembangan model

kerjasamanya, sedangkan pada penelitian ini akan difokuskan pada seperti apa

persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor yang ada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2007) tentang “Hubungan

Persepsi Guru Mata Pelajaran Tentang Tugas-Tugas Guru Pembimbing dengan

Tingkat Partisipasinya dalam Pelaksanaan Program BK di SMP dan MTs se-

Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal Tahun 2007” diperoleh data

bahwa partisipasi guru mata pelajaran dalam melaksanakan program BK secara

umum masuk kategori tinggi. Namun masih terdapat persentase sebesar 22,50 %

dan 5 % yang masing-masing masuk dalam kategori partisipasi rendah dan sangat

rendah. Dari jumlah persentase keduanya berarti dapat disimpulkan bahwa hampir

seperempat guru mata pelajaran di SMP dan MTs se-Kecamatan Kaliwungu

Selatan tahun 2007 partisipasinya terhadap pelaksanaan program BK rendah hal

ini tentu akan berpengaruh pada keefektifan pelaksanaan layanan BK. Terlebih

lagi dalam penelitian ini pada komponen peran guru sebagai informator masuk

dalam kategori rendah, yaitu sebesar 60,25 %. Dari data tersebut, tentu dapat kita

simpulkan bahwa koordinasi antara guru bidang studi dengan konselor sekolah

masih kurang. Hal ini tentu tidak serta merta terjadi, partisipasi merupakan suatu

bentuk dari tingkah laku seseorang, sedangkan tingkah laku sendiri dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu persepsi. Ini tentu berkaitan

Page 31: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

16

erat dengan masalah yang akan diteliti yaitu persepsi guru bidang studi. Terdapat

keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2007) dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang berjudul “Hubungan

Persepsi Guru Mata Pelajaran tentang Tugas-tugas Guru Pembimbing dengan

tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan Program BK di SMP dan MTs se-

Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal Tahun 2007” memberikan

gambaran awal tentang adanya kesalahpahaman guru bidang studi yang masih

menganggap bahwa konselor harus aktif melaksaakan tugasnya sendiri,

sedangkan guru mata pelajaran pasif. Padahal secara teoritik salah satu tugas guru

mata pelajaran adalah sebagai informator bagi konselor sekolah. Kesalahpahaman

tidak akan terjadi jika guru mata pelajaran mengetahui perannya sendiri didalam

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu terletak pada masalah

yang akan diteliti. Didalam penelitian terdahulu meneliti tentang persepsi dan

tingkat partisipasi guru bidang studi, sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan ini adalah pada persepsi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daharnis (1995) yang berjudul

“Interaksi Guru Bidang Studi dengan konselor dalam bimbingan belajar : studi

deskriptif-analitik di SMA-SMA Negeri Kabupaten 50 Kota Sumatra Barat”

menunjukkan bahwa (1) Antara guru bidang studi dengan konselor telah terjadi

komunikasi berkaitan dengan pengajaran perbaikan, (2) Dalam melaksanakan

tugas mengenai pengajaran perbaikan , mereka juga telah melakukan berbagai

jenis kegiatan. (3) Masih kurang komunikasi dalam pelaksanaan tugas tersebut,

Page 32: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

17

antara lain dipengaruhi oleh faktor individu itu sendiri, seperti persepsi, sikap,

motivasi, pengetahuan dan keterampilan, dan karena tidak adanya program yang

digunakan, serta kurangnya dukungan dan partisipasi kepala sekolah. Hasil

penelitian ini tentu berkaitan dengan objek yang akan diteliti, yaitu persepsi guru

bidang studi. Terdapat keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Daharnis

(1998) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut

memberikan gambaran awal tetang komunikasi guru bidang studi dengan konselor

yang masih kurang. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satuya

yaitu persepsi. Dengan adanya penelitian yang akan dilakukan ini yaitu mengenai

persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor sekolah,

maka kita akan mengetahui seberapa tingkat kesalahpahaman yang ada, dan aspek

apa yang masih keliru untuk dipahami. Karena ketika tidak ada kesalahpahaman,

maka komunikasi antara guru bidang studipun akan lebih baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2009) yang berjudul

“Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII D Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs N Ngemplak Sleman

Yogyakarta” menunjukkan bahwa bentuk –bentuk kerjasama guru bimbingan dan

konseling dengan guru SKI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa meliputi,

bagaimana menemukan format belajar yang efektif, saling memberikan informasi,

saran dan masukan ataupun saling bertukar pikiran tentang permasalahan siswa,

memanggil orang tua siswa ke madrasah, dan mengunjungi rumah-rumah siswa.

Adapun upaya kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru SKI dalam

Page 33: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

18

meningkatkan prestasi belajar siswa meliputi memberikan bimbingan kepada

siswa, memberikan motivasi kepada siswa, alih tangan kasus, bekerjasama dengan

orang tua siswa dalam meningkatkan prestasi belajar , membentuk kelompok

belajar, memberikan bimbingan belajar yang efektif. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah terjadi kesalahpahaman antara guru bimbingan dan

konseling dengan guru SKI, dan komunikasi kurang lancar antara guru keduanya.

Hasil penelitian tersebut berkaitan erat dengan objek akan diteliti dalam penelitian

kali ini yaitu mengenai persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman

kinerja konselor. Terdapat keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh

Irawati (2009) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian

yang berjudul “Kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru sejarah

kebudayaan islam (SKI) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII D

pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI) di MTs N Ngemplak Sleman

Yogyakarta” sedikit terhambat dikarenakan adanya kesalahpahaman antara guru

bimbingan dan konseling dengan guru SKI dan komunikasi kurang lancar antara

keduanya. Penelitian ini memberikan gambaran awal akan adanya

kesalahpahaman guru bidang studi terhadap konselor sekolah. Hal ini menguatkan

fenomena yang peneliti ambil dimana memang masih banyak terjadi

kesalahpahaman guru bidang studi terhadap konselor sekolah yang

mengakibatkan kurang bersinerginya kerjasama diantara kedua belah pihak.

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

pada penelitian yang dilakukan oleh Irawati lebih memfokuskan pada seperti apa

kerjasama antara konselor dan guru mata pelajaran SKI. Sedangkan pada

Page 34: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

19

penelitian yang akan dilakukan lebih memfokuskan pada persepsi guru bidang

studi terhadap kesalahpahaman kinerjanya. Dan persamaan diantara kedua

penelitian tersebut yaitu keduanya membahas mengenai hubungan diantara

konselor dan guru bidang studi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Faizah (2011) yang berjudul

“Bentuk Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran

dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Kelas VII

SMP Negeri 22 Semarang)” menunjukkan bahwa kerjasama antara guru BK

dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar pada umumnya

terjalin namun belum secara menyeluruh karena tidak semua guru mata pelajaran

maupun guru BK aktif mengadakan komunikasi mengenai kondisi siswa.

Sedangkan guru BK sendiri lebih aktif menjalin komunikasi dengan wali kelas

terutama terkait data nilai siswa. Dari hal tersebut dapat disimplkan bahwa

komunikasi antara guru bidang studi dengan konselor sekolah kurang maksimal.

Ini tentu akan berpengaruh terhadap keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan

dan konseling. Terdapat keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Siti

Faizah (2011) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian

yang berjudul “Bentuk Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru

Mata Pelajaran dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa”

memberikan gambaran awal tentang bentuk kerjasama antara guru bidang studi

dengan konselor sekolah, dimana kerjasama yang telah dilakukan belum terjalin

secara menyeluruh karena belum semua guru mata pelajaran dan konselor ikut

aktif dalam mengadakan komunikasi mengenai kondisi siswa. Hal itu tidak akan

Page 35: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

20

terjadi jika guru mata pelajaran mengetahui tugas dan perannya dalam BK di

sekolah serta memiliki persepsi positif terhadap konselor sekolah. Perbedaan dari

kedua penelitian tersebut yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Siti Faizah ini

lebih memfokuskan pada bentuk-bentuk kerjasama guru bidang studi terhadap

konselor, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan ini lebih memfokuskan

seperti apa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor.

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi

konselor dengan guru bidang studi telah menunjukkan keberartian, namun belum

sepenuhnya dimanfaatkan oleh kedua belah pihak dalam menangani permasalahan

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar pribadi konselor dengan guru

bidang studi belum terjalin secara optimal. Hal ini terbukti dari masih ada

sebagian guru bidang studi yang belum mengetahui perannya serta kurang

berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga

masih terdapat kesalahpahaman akan peran konselor di sekolah. Kesalahpahaman

persepsi guru bidang studi terhadap konselor tersebut tentu tidak serta merta

muncul, melainkan melalui proses penginterpretasian yang panjang. Yaitu setelah

adanya peristiwa menerima (melalui panca indra) berupa peristiwa, pengalaman,

informasi, dan akhirnya memberikan makna. Hasil penelitian-penelitian tersebut

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian untuk mengetahui persepsi guru

bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor sekolah. Hal ini

dikarenakan pentingnya peran guru bidang studi dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling yang efektif di sekolah. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini. Nantinya

Page 36: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

21

penelitian ini akan mengambil sebagian aspek dari penelitian terdahulu untuk

dikembangkan.

2.2 Konsep Dasar Persepsi

2.2.1 Pengertian Persepsi

Menurut Leavitt (dalam Sobur : 445), perception dalam pengertian sempit

adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan

dalam arti luas, perception adalah “pandangan”, yaitu bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagai sebuah konstruksi psikologis yang

kompleks, persepsi sulit dirumuskan secara utuh. Oleh karena itu, para ahli

berbeda-beda dalam memberikan definisi tentang persepsi ini.

Menurut Desmita (2009: 116), persepsi merupakan salah satu aspek kognitif

manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan

memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil

dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang

senantiasa mengitarinya. Demikian juga halnya dengan guru bidang studi

disekolah, layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efektif, tanpa

adanya persepsi yang benar. Hal ini karena persepsi merupakan proses yang

menyangkut masuknya informasi ke dalam otak manusia. Dalam proses ini,

manusia tidak seperti sebuah mesin, yang dapat memberikan respons terhadap

setiap stimulus secara otomatis. Sebaliknya, bagi manusia setiap informasi atau

stimulus harus terlebih dahulu melewati serangkaian proses kognitif yang

kompleks, yang melibatkan hampir seluruh dimensi kepribadiannya. Oleh sebab

Page 37: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

22

itu, apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda dengan apa yang sampai ke otak

manusia, karena adanya faktor-faktor kognitif lain yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya.

Menurut Rahman (2005: 88) persepsi adalah proses yang menggabungkan

dan mengorganisasikan data-data indra kita (penginderaan) untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar

akan diri kita sendiri.

Menurut Mar‟at (2006: 9) persepsi bergantung pada pengalaman dan apa saja

yang sudah diajarkan serta dipengaruhi oleh pengalaman yang ada pada pelaku

persepsi.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk

memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh

sistem alat indra manusia. Pada dasarnya persepsi menyangkut hubungan manusia

dengan lingkunganya, yaitu bagaimana individu tersebut mengerti dan

menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan

pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu tersebut mengindrakan maka

timbullah makna tentang objek itu. Teori mengenai persepsi ini, relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan terkait dengan persepsi guru bidang studi terhadap

kesalahpahaman kinerja konselor sekolah.

Page 38: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

23

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi tidaklah muncul begitu saja, melainkan ada banyak faktor yang

mempengaruhi terbentuknya suatu persepsi. Pada bagian ini akan dijelaskan

mengenai faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor situasional

dan faktor personal. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyo (2005: 38-41) bahwa

secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecermatan persepsi

yaitu faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional antara lain yaitu

deskripsi verbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinestik, petunjuk wajah, petunjuk

paralinguistik , dan petunjuk arifactual. Sedangkan faktor personal diantaranya

pengalaman, motivasi, kepribadian, intelegensi, dan kemampuan untuk menarik

kesimpulan. Selain itu mereka yang memperoleh angka rendah dalam tes

otoritarianisme cenderung menilai orang lain lebih baik dan hal ini menyebabkan

persepsinya akan tidak objektif. Dan mereka yang mempunyai tingkat objektivitas

tinggi mengenai diri mereka sendiri, cenderung memiliki wawasan yang baik atas

perilaku orang lain.

Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi pikirannya.

Artinya, persepsi seseorang akan memungkinkannya untuk memberi penilaian

terhadap suatu kondisi stimulus. Penilaian (appraisal) seseorang terhadap suatu

stimulus biasanya dilakukan melalui proses kognitif, yaitu proses mental yang

memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai, dan menggunakan informasi

yang diperoleh melalui indranya. Ini berarti, meskipun persepsi bergantung pada

indra manusia, proses kognitif yang ada pada diri manusia akan memungkinkan

terjadinya proses penyaringan, perubahan atau modifikas dari stimulus yang ada.

Page 39: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

24

Dalam psikologi kontemporer, persepsi secara umum diperlakukan sebagai

variabel campur tangan (intervening variabel), yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor stimulus dan faktor-faktor yang ada pada subjek yang menghadapi stimulus

tersebut. Oleh sebab itu, persepsi seseorang terhadap suatu benda atau realitas

belum tentu sesuai dengan benda atau realitas yang sesungguhnya. Demikian juga,

pribadi-pribadi yang berbeda akan mempersepsikan sesuatu secara berbeda pula.

Dapat disimpulkan pengertian di atas bahwa persepsi adalah proses

pengorganisasian terhadap bimbingan dan konseling, penginterprestasian terhadap

stimulus yang diterima organisme berupa peristiwa dalam bimbingan dan

konseling, pengalaman terhadap bimbingan dan konseling, informasi tentang

bimbingan dan konseling, memperhatikan bagaimana bimbingan dan konseling di

sekolah, dan menafsirkan kesan yang berakhir dengan kesimpulan tentang

bimbingan dan konseling di sekolah dan memaknainya. Persepsi dapat pula

diartikan sebagai proses penginterpretasian seseorang atau kelompok terhadap

bimbingan dan konseling di sekolah, peristiwa atau stimulus dengan melibatkan

pengalam-pengalaman yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling tersebut

atau hubungan yang diperoleh melalui proses kognisi dan afeksi untuk

menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan untuk membentuk konsep tentang

bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja

konselor ada dua yaitu faktor situasional dan faktor personal. Dimana faktor

situasional terdiri dari deskripsi verbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinestik,

Page 40: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

25

petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik, dan petunjuk arifactua. Sedangkan faktor

personal meliputi faktor pengalaman, motivasi, kepribadian, intelegensi dan

kemampuan yang dimiliki. Yang dimaksud dengan faktor pengalaman yaitu

pengalaman yang dimiliki oleh guru bidang studi dalam melihat kinerja konselor

sekolah. Semakin banyak pengalaman guru bidang studi, maka akan semakin

cermat dalam mempersepsi konselor sekolah. Kedua yaitu motivasi, ketika guru

bidang studi memiliki motivasi terhadap konselor sekolah, maka persepsinya akan

cenderung bias dan tidak objektif. Dan faktor yang lain yaitu

kepribadian,intelegensi, serta kemampuan guru bidang studi didalam menarik

kesimpulan. Kelima hal tersebut nantinya akan dijadikan dasar acuan didalam

penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi mereka terhadap

kesalahpahaman kinerja konselor. Persepsi yang diberikan guru mata pelajaran

sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pelayanan bimbingan dan konseling.

Oleh karena itu persepsi guru mata pelajaran terhadap kesalahpahaman kinerja

konselor ini memiliki peran penting di sekolah, karena dengan mengetahui seperti

apa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor, akan

dapat menjadi evaluasi bagi konselor dalam menampilkan citra sebagai konselor

yang menunjukkan kinerja yang baik. Teori-teori tersebut diatas berkaitan erat

dengan penelitian yang akan dilakukan, karena teori tersebut relevan dengan

obyek yang akan diteliti yaitu, persepsi guru bidang studi terhadap

kesalahpahaman kinerja konselor sekolah.

Page 41: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

26

2.2.3 Proses terjadinya Persepsi

Menurut De Vito dalam Sugiyo (2005 : 34) mengemukakan bahwa peroses

persepsi melalui tiga tahap yaitu “ Pertama, stimulasi sensoris terjadi, proses ini

merupakan proses sensori; Kedua, stimulasi organisasi terorganisasi, tahap ini

merupakan kelanjutan dari tahap pertama dan pada tahap ini akan memperoleh

pemahaman tertentu dengan prinsip–prinsip kedekatan dan kesamaan / kemiripan;

Ketiga, stimulasi sensori diinterpretasikan, maksudnya bahwa apa yang telah

diterima melalui sensori akan diberi makna atau ditafsirkan”. Persepsi merupakan

bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah ransangan

ditetapkan kepada manusia. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku

seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk

mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya.

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari

berbagai sumber melalui panca indera. Setelah diterima, rangsangan atau data

diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Rangsangan yang diterima selanjutnya

diorganisasikan dalam suatu bentuk. Setelah rangsangan atau data diterima dan

diatur, penerima menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Proses penafsiran

inilah yang dinamakan persepsi. Persepsi pada intinya adalah memberikan arti

pada berbagai data dan informasi yang diterima. Setelah melakukan penafsiran

atau persepsi maka akan diwujudkan dalam reaksi atau tindakan terhadap objek

persepsi.

Dalam Walgito (2005: 102) mengemukakan proses terjadinya persepsi

menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

Page 42: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

27

1) Proses kealaman atau proses fisik, dimana objek menimbulkan stimulus,

dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor.

2) Proses fisiologis. Merupakan proses dimana stimulus yang diterima oleh

alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak.

3) Proses psikologis, proses yang terjadi di otak, sehingga individu dapat

menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat

dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat

kesadaran. Dengan demikian, taraf terakhir persepsi adalah individu

menyadari apa yang diterima.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan

dalam persepsi itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai

oleh satu stimulus saja, tetapi berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh

keadaan sekitarnya. Namun, tidak semua stimulus mendapatkan respon individu

untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon

tergantuang pada perhatian individu yang bersangkutan. Penafsiran terhadap

stimulus bersifat subyektif sehingga pemaknaan stimulus yang sama belum tentu

menghasilkan interpretasi yang sama pula. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman,

kebutuhan, nilai dan harapan yang ada pada diri individu. Berdasarkan keterangan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses persepsi berlangsung dalam

beberapa tahap. Proses tersebut dimulai dengan adanya stimulus yang mengeai

alat indera. Stimulus ini berasal dari objek atau kejadian yang menjadi

pengalaman individu. Stimulus yang diterima akan diteruskan oleh syaraf sensoris

ke pusat susunan syaraf (otak). Setelah informasi sampai ke otak terjadi proses

Page 43: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

28

kesadaran, yaitu individu mampu menyadari apa yang dilihat, dirasa, dan

sebagainya. Setelah menyimpulkan dan menafsirkan informasi yang diterimanya,

individu memunculkan respon sebagai reaksi terhadap stimulus yang diterimanya.

Dalam penelitian ini, objek yang akan dipersepsi oleh guru mata pelajaran adalah

kesalahpahaman kinerja konselor sekolah. Objek tersebut akan menjadi stimulus

yang akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak kemudian ditafsirkan. Proses

penafsiran ini dapat berbeda antara guru satu dengan lainnya, hal ini tergantung

pengalaman masing – masing guru khususnya yang berkaitan dengan persepsi

guru mata pelajaran tentang bimbingan dan konseling di sekolah.

2.2.4 Indikator Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu

merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra. Namun

proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan ke

proses selanjutnya yang merupakan proses persepsi. Stimulus yang diindra

individu kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga

individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindra itu. (Bimo Walgito, 2002 :

67)

Dari pengertian persepsi di atas terdapat beberapa indikator persepsi guru

bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor di sekolah yaitu sebagai

berikut:

1. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu.

Page 44: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

29

Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik

penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pencecap secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat

indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak.

Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang

diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik

yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut

tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru

saja atau sudah lama.

2. Pengertian atau pemahaman

Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka

gambaran tersebut diorganisir, digolong –golongkan (diklasifikasi), dibandingkan,

diinterpretasi, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya

pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang

terbentuk tergantung juga pada gambaran -gambaran lama yang telah dimiliki

individu sebelumnya (disebut apersepsi).

3. Penilaian atau evaluasi

Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman , terjadilah penilaian dari

individu. Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru

diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara

subjektif. Penilaian individu berbeda -beda meskipun objeknya sama. Oleh karena

itu persepsi bersifat individual.

Page 45: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

30

2.3 Guru Bidang Studi

2.3.1 Pengertian Guru Bidang Studi

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi, pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Peran guru sebagai agen pembelajaran (learning agent)

adalah peran peran guru sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi

inspirasi belajar bagi peserta didik (E. Mulyasa, 2007: 53).

2.3.2 Macam-macam Guru Bidang Studi

Macam-macam guru bidang studi ditingkat SMA diantaranya Matematika,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia, Fisika, Ekonomi, Sejarah,

Sosiologi, Geografi, Akuntansi, Bahasa Jawa, Bahasa Asing, Kesenian, Olahraga,

TIK, PKN Agama.

2.3.3 Peran Guru Bidang Studi dalam BK

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya

menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling (guru BK) melainkan

menjadi tanggung jawab bersama semua guru, baik guru kelas maupun guru mata

pelajaran di bawah koordinasi guru bimbingan dan konseling. Sekalipun tugas dan

tanggung jawab utama guru kelas maupun guru mata pelajaran adalah

menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran, bukan berarti dia sama

Page 46: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

31

sekali lepas dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan

konstribusi guru kelas dan guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna

kepentingan efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah, bahkan dalam batas-batas tertentu guru kelas maupun guru mata

pelajaran dapat bertindak sebagai pembimbing bagi siswanya. Salah satu peran

yang harus dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi

pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang

dibimbingnya. Lebih jauh, Makmun (2003: 40) menyatakan bahwa guru sebagai

pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga

mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau

masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial

teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah

siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor

profesional.

Berkenaan peran guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan

konseling, Willis (2005: 81) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran

dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat,

ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa

syarat. Prayitno dkk (2004: 70) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru

kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada siswa

2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa

yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan

data tentang siswa-siswa tersebut.

Page 47: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

32

3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan

konseling kepada guru pembimbing/konselor

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa

yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan

pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program

pengayaan).

5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan

hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan

pembimbingan dan konseling.

6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang

memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti

/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan.

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti

konferensi kasus.

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka

penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak

lanjutnya.

Peran guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling sangatlah penting. Keberhasilan penyelenggaraan

bimbingan dan konseling di sekolah akan sulit dicapai tanpa peran serta guru

kelas ataupun guru mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan. Sehubungan

dengan hal tersebut Yusuf (2008: 35) menjelaskan deskripsi kerja (kinerja) dari

guru bidang studi termasuk didalamnya peran serta dalam pelaksanaan Bimbingan

dan Konseling adalah sebagai berikut:

a. Memahami konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa (tugas-tugas

perkembangan siswa), sebagai landasan untuk memberikan layanan

bimbingan.

b. Memahami keragaman karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik

(kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan

kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung, atau mudah

tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan

tanggung jawab).

c. Menandai siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang gagal

dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya

d. Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi

kelancaran belajar siswa, seperti: bersikap ramah, bersikap respek terhadap

siswa, bersikap adil (tidak menganaktirikan/ menganakemaskan anak),

menghargai pendapat atau hasil karya siswa, memberikan kesempatan

Page 48: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

33

kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, bergairah

dalam mengajar, dan berdisiplin.

e. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar

f. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing

g. Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam rangka membantu siswa

h. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja

yang diminati siswa

i. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat

memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja

(tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek

kerja)

j. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial,

maupun moral-spiritual. Hal ini penting, karena guru merupakan “figur

central” bagi siswa

k. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya secara efektif

Peran-peran guru sebagaimana telah dikemukakan terkait erat dengan

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Kesulitan-

kesulitan atau permasalahan yang timbul dalam implementasi deskripsi kerja

tersebut pada dasarnya juga merupakan permasalahan yang berada dalam wilayah

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, guru kelas

maupun guru mata pelajaran membutuhkan kehadiran guru bimbingan dan

konseling, sebaliknya guru bimbingan dan konseling juga membutuhkan

informasi, bantuan, dan kerja sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran

untuk melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya.

2.4 Kinerja Konselor

2.4.1 Pengertian Kinerja

Secara etimologi, kata kinerja berarti suatu yang hendak dicapai, prestasi

yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja menurut Mangkunegara (2000: 67)

Page 49: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

34

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Menurut Hasibuan (2001: 34) kinerja prestasi kerja adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu. Menurut Tika (2006: 121) kinerja merupakan hasil

fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu

Menurut Gibson, dkk (2003: 355), job performance adalah hasil dari

pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja keefektifan

kinerja lainnya. Sementara menurut Ilyas (1999: 99), kinerja adalah penampilan

hasil kerja personil maupun dalam suatu organisasi. Penampilan hasil karya tidak

terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural

tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.

Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Simanjuntak (2005: 1) yang

mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas

tertentu. Sedangkan menurut Irawan (2002: 11), bahwa kinerja (performance)

adalah hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita

mengenal tiga macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan

pegawai, maka kita juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi,

kinerja unit, dan kinerja pegawai. Dessler (2000: 87) berpendapat : Kinerja

(prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan

Page 50: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

35

prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah

prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja

karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat.

Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan

lainnya.

Selain itu menurut John Whitmore (1997: 104) kinerja adalah pelaksanaan

fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan , suatu

prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Sedangkan menurut Robert L.

Mathis dan John H. Jackson terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001:

78) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau

tidak dilakukan karyawan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa

pengertian kinerja adalah suatu perbuatan yang dilakukan/ pameran/ penampilan

hasil kerja personil maupun suatu organisasi didalam melaksanakan tugasnya

dalam upaya pencapaian suatu tujuan.

2.4.2 Unsur Kinerja

Berdasarkan pengertian di atas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :

1) Unsur waktu, dalam hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,

dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran

periode dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan, maupun tahun.

2) Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada

akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus

memberikan hasil setengah dari keseluruhan.

Page 51: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

36

3) Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus meguasai betul dan

bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja

yang efektif dan efisien, ditambah pula dalam bekerjanya pegawai tersebut

harus bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus

bekerja berlebihan.

2.4.3 Wujud atau Bentuk Kinerja Konselor

Wujud atau bentuk kinerja guru BK tentu berbeda dengan profesi yang

lain. Pada dasarnya dapat ditegaskan bahwa perbedaan pekerjaan dapat

menyebabkan wujud kinerja berbeda. Namun demikian perbedaan wujud kinerja

berdasarkan perbedaan pekerjaan tetap mengacu pada satu konsep yang disebut

ukuran kinerja. Artinya setiap profesi atau pekerjaan tertentu memiliki indikator

atau ukuran kinerja masing-masing. Ukuran kinerja disebut sebagai kriteria. Yang

dimaksudkan sebagai alat untuk menggambarkan keberhasilan, ukuran prediktif

untuk menilai efektifitas individu dan organisasi. Wujud kinerja dalam konteks

karakteristik individu mencakup tugas-tugas konselor yang harus dilaksanakan.

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan penerapan konsep,asas,

kaidah, hukum dan prosedur ilmiah bimbingan dan konseling. Apa yang

dilakukan oleh guru pembimbing dalam menjalankan tugasnya disekolah tidak

asal-asalan akan tetapi ada landasan ilmunya. Prayitno (2005: 3) menyebutkan

bahwa tugas pokok konselor adalah mewujudkan proses konseling disertai dengan

kegiatan yang menunjang tugas pokoknya.

Page 52: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

37

Dalam buku dasar standarisasi profesi konseling yang dikeluarkan

Depdikbud (2004: 16), disebutkan bahwa tugas dan kegiatan tenaga profesi

konseling meliputi yaitu tugas pokok, tugas kegiatan pengelolaan, tugas

kolaborasi profesional, dan tugas keorganisasian.

a. Tugas pokok profesional, yaitu tugas dalam melaksanakan pelayanan

bimbingan dan konseling yang mendukung terlaksnanya fungsi-fungsi

bimbingan dan konseling.

b. Tugas yang berkaitan dengan manajerial/ pengelolaan, yaitu tugas-tugas

konselor dalam mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Tugas ini

dimulai dari penyusunan/ perencanaan program, pelaksanaan program-

program yang direncanakan, evaluasi hasil dan proses layanan, kegiatan

tindak lanjut serta pelaporan

c. Tugas yang berkaitan dengan administrasi, yang idimaksudkan disini

adalah tugas konselor untuk menyusun administrasi bimbingan dan

konseling.

d. Tugas yang berkaitan dengan organisasi profesi, yaitu tugas konselor

untuk ikut serta mengembangkan bimbingan dan konseling di sekolah dan

dimasyarakat melalui partisipasi aktif dalam organisasi profesinya.

2.4.4 Pentingnya Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kinerja Konselor

Persepsi guru bidang studi terhadap pelayanan bimbingan dan konseling

sangatlah penting bagi seorang konselor, karena seorang guru bidang studi dapat

memberikan pemahaman dan penilaian tentang pelayanan bimbingan dan

Page 53: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

38

konseling yang dilaksanankan di sekolah. Sehingga dapat terjalin kerja sama

antara guru bidang studi dengan konselor sekolah atau guru pembimbing dalam

menghadapi permasalahan–permasalahan yang terjadi atau yang dialami oleh

siswa. Dengan demikian persepsi guru bidang studi dalam menunjang

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah diperlukan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa persepsi setiap guru bidang

studi terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berbeda – beda, ada

persepsi positif maupun negatif. Persepsi positif guru bidang studi terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling merupakan suatu penilaian yang di berikan

oleh seorang guru bidang studi terhadap pelayanan bimbingan dan konseling

dengan menilai sisi baik dari konselor sekolah tersebut, yaitu misalnya seorang

guru bidang studi menilai bahwa konselor di sekolah sangat membantu guru

bidang studi dalam mengetahui tugas perkembangan peserta didiknya, kemudian

selain itu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah juga membantu guru

bidang studi mengentaskan permasalahan siswa yang sedang atau sering dihadapi

siswa, misalnya siswa bermasalah dengan belajar. Selain persepsi positif dari guru

bidang studi terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, juga

sebaliknya sering muncul persepsi yang negatif dari guru terhadap konselor di

sekolah, sebab dari persepsi negatif yang muncul biasanya seorang guru bidang

studi kurang memahami apa tugas dan peran dari seorang guru pembimbing atau

konselor sekolah itu sendiri yang terkadang menyalah gunakan tugas dan peranan

konselor sekolah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman antara guru bidang

studi dengan guru pembimbing.

Page 54: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

39

2.5 Kesalahpahaman

2.5.1 Pengertian Kesalahpahaman

Menurut KBBI Kesalahpahaman artinya salah atau keliru dalam

memahami sikap orang lain yang biasanya menimbulkan reaksi bagi yang

bersangkutan. Pemahaman menurut Sadiman (1996: 109) adalah suatu

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterimanya. Menurut Winkel dan Mukhtar (dalam Sudaryono, 2012: 44),

pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari

bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu

bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang

lain. Sementara Benjamin S. Bloom (dalam Anas Sudijono, 2009: 50) mengatakan

bahwa pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Jadi, dapat disimpulkn bahwa kesalahpahaman

adalah salah mengerti tentang sesuatu dan tidak dapat melihatnya dari berbagai

segi. Seorang guru bidang studi dikatakan memahami konselor apabila ia dapat

memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang konselor itu

sendiri yang meliputi tugas-tugas dan fungsinya di sekolah. Kesalahpahaman

sering disebut juga dengan miskonsepsi. Fowler (dalam Suparno, 2005: 5)

memandang miskonsepsi sebagai suatu pengertian yang tidak akurat terhadap

Page 55: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

40

konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan konsep-konsep yang tidak

benar. Bentuk miskonsepsi dapat berupa kesalahan konsep, hubungan yang tidak

benar antar konsep, dan gagasan intuitif atau pandangan yang naif (Suparno,

2005).

2.5.2 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap kinerja yang Salah

Menurut Prayitno (2004: 120) Kesalahpahaman guru terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri antara lain sebagai berikut :

1. Bimbingan dan Konseling Disamakan Saja dengan atau Dipisahkan

Sama Sekali dari Pendidikan

Bimbingan dan konseling di sekolah secara umum termasuk ke

dalam ruang lingkup upaya pendidikan di sekolah, namun tidak berarti

bahwa dengan penyelenggaraan pengajaran (yang baik) saja seluruh misi

sekolah akan dapat tercapai dengan penuh. Kenyataan menunjukkan

bahwa masih banyak hal yang menyangkut kepentingan siswa yang harus

ditanggulangi oleh sekolah yang tidak dapat teratasi dengan pengajaran

semata-mata.

2. Konselor di Sekolah Dianggap sebagai Polisi Sekolah

Masih banyak anggapan bahwa peranan konselor di sekolah

adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan

tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Petugas bimbingan dan

konseling bukanlah pengawas ataupun polisi yang selalu mencurigai dan

Page 56: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

41

akan menangkap siapa saja yang bersalah. Petugas bimbingan dan

konseling adalah kawan pengiring penunjuk jalan, pembangun kekuatan,

dan pembina tingkah laku positif yang dikehendaki. Petugas bimbingan

dan konseling hendaknya bisa menjadi sitawar-sidingin bagi siapa pun

yang datang kepadanya. Dengan pandangan, sikap, keterampilan, dan

penampilan konselor siswa atau siapa pun yang berhubungan dengan

konselor akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan.

3. Bimbingan dan Konseling Dianggap Semata-Mata sebagai Proses

Pemberian Nasihat

Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa

pemberian nasihat. Pemberian nasihat hanya merupakan sebagian kecil

dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan

konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka

pengembangan pribadi klien secara optimal. Konselor juga harus

melakukan upaya-upaya tindak lanjut serta mensinkronisasikan upaya

yang satu dengan upaya yang lainnya sehingga keseluiruhan upaya itu

menjadi satu rangkaian yang terpadu dan bersinambungan.

4. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Dibatasi pada Hanya Menangani

Masalah yang Bersifat Insidental

Pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah

yang dirasakan klien sekarang, yang sifatnya diadakan. Namun pada

hakikatnya pelayanan itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih

luas, yaitu yang lalu, sekarang, dan yang akan datang. Disamping itu

Page 57: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

42

konselor tidaklahhanya menunggu saja klien yang datang dan

mengemukakan masalahnya.

5. Bimbingan dan Konseling Dibatasi Hanya untuk Klien-Klien Tertentu

Saja

Pelayanan bimbingan dan konseling bukan tersedia dan tertuju

hanya untuk klien-klien tertentu saja, tetapi terbuka untuk segenap

individu ataupun kelompok yang memerlukannya. Di sekolah misalnya,

pelayanan bimbingan dan konseling tersedia dan tertuju untuk semua

siswa. Semua siswa mendapat hak dan kesempatan yang sama untuk

mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling. Petugas bimbingan

dan konseling membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi siapa saja

siswa yang ingin mendapatkan atau memerlukan pelayanan bambingan

dan konseling.

6. Bimbingan dan Konseling Melayani “Orang Sakit” dan/atau “Kurang

Normal”

Sebagaimana telah dikemukakan, bimbingan dan konseling tidak

melayani “orang sakit” dan “kurang normal”. Bimbingan dan konseling

hanya melayani orang-orang normal yang mengalami masalah tertentu.

Konselor yang memiliki kemampuan yang tinggi akan mampu

mendeteksi dan mempertimbangkan lebih jauh tentang mantap atau

kurang mantapnya fungsi-fungsi yang ada pada klien sehingga kliennya

itu perlu dikirim kepada dokter atau psikiater.

7. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Bekerja Sendiri

Page 58: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

43

Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang

terisolasi,melainkan proses yang bekerja sendiri sarat dengan unsur-unsur

budaya, sosial dan lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan

konseling tidak mungkin menyendiri. Konselor harus pandai menjalin

hubungan kerja sama yang saling mengerti dan saling menunjang demi

terbantunya klien yang mengalami masalah itu serta harus bisa

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan dapat diadakan untuk

kepentingan pemecahan masalah.

8. Konselor Harus Aktif, Sedangkan Pihak Lain Pasif

Sesuai dengan asas kegiatan, di samping konselor yang bertindak

sebagai pusat penggerak bimbingan dan konseling, pihak lain pun,

terutama klien, harus secara langsung aktif terlibat dalam proses tersebut.

Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama

yang beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada

konselor saja. Jika dilakukan oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor,

maka hasilnya akan kurang mantap, tersendat-sendat, atau bahkan tidak

berjalan sama sekali.

9. Menganggap Pekerjaan Bimbingan dan Konseling Dapat Dilakukan oleh

Siapa Saja

Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa

saja? Jawabannya bisa “benar” atau “tidak”.“Benar”, jika bimbingan dan

konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakuakn

secara amatiran belaka. “Tidak”, jika bimbingan dan konseling

Page 59: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

44

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan, dengan kata lain

dilaksanakan secara professional oleh orang-orang yang ahli dalam

bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui

pendidikan dan latihan yang cukup lama di perguruan tinggi.

10. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berpusat pada Keluhan Pertama

Saja

Usaha pemberian bantuan memang diawali dengan melihat

gejala-gejala dan keluhan awal yang disampaikan oleh klien. Namun jika

pembahasan masalah itu dilanjutkan, didalami, dan dikembangkan,

sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih pelik dibandingkan

dengan yang tampak atau disampaikan. Konselor tidak boleh terpukau

oleh keluhan atau masalah yang pertama disampaikan oleh klien, tetapi

harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah klien yang

sebenarnya.

11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan

dokter atau psikiater.

Memang dalam hal-hal tertentu terdapat kesamaan antara

pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan

psikiater, yaitu sama-sama menginginkan klien atau pasien terbebas dari

penderitaan yang dialaminya, melalui berbagai teknik yang teruji sesuai

dengan masing-masing bidang pelayanan, baik dalam mengungkap

masalah klien atau pasien, mendiagnosis, melakukan prognosis atau pun

penyembuhannya. Dengan demikian pekerjaan bimbingan dan konseling

Page 60: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

45

tidak lah persis sama dengan pekerjaan dokter atau psikiater. Dokter atau

psikiater berkerja dengan orang sakit, sedangkan konselor berkerja

dengan orang yang normal (sehat namun sedang mengalami masalah).

Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat

reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara

bimbingan dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah

secara konseptual melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan

mental / psikis, modifikasi perilaku, teknik-teknik khas bimbingan dan

konseling.

12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera

dilihat.

Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang

dihadapi klien dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat

segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih

kalau yang dimaksud dengan cepat itu adalah dalam hitungan detik atau

jam. Hasil bimbingan dan konseling tidaklah seperti makan sambal,

begitu masuk kemulut akan terasa pedasnya. Hasil bimbingan dan

konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari kemudian, atau

bahkan beberapa tahun kemudian. Misalnya siswa yang mengkonsultasi

tentang cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin manfaatdari

hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia menjadi

seorang dokter.

13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.

Page 61: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

46

Cara apa pun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah

haruslah disesuaikan dengan pribadi klien dan berbagai hal yang terkait

dengannya. Tidak ada suatu cara pun yang ampuh untuk semua klien dan

semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah yang sama pun

cara yang dipakai pun berbeda. Masalah yang tampaknya sama setelah

dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakikatnya berbeda, sehingga

diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasi. Pada dasarnya,

pemakaiaan sesuatu cara tergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat

masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan

konseling dan sarana yang tersedia.

14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan

instrumentasi bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket,

dan alat pengungkap lainnya).

Perlu diketahui bahwa perlengkapan dan sarana utama yang pasti

ada dan dapat dikembangkan pada diri konselor ialah keterampilan

pribadi. Dengan kata lain, ada dan digunakan instrument (tes, inventori,

angket, dan sebagainya itu) hanyalah sekadar pembantu. Ketiadaan alat-

alat itu tidak boleh mengganggu, menghambat, ataupun melumpuhkan

sama sekali usaha pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu,

konselor tidak menjadikan ketiadaan instrument seperti itu sebagai alasan

atau dalih untuk mengurangi, apalagi tidak melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling sama sekali. Petugas bimbingan dan konseling

yang baik akan selalu menggunakan apa yang dimiliki secara optimal

Page 62: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

47

sambil terus berusaha mengembangkan sarana-sarana penunjang yang

diperlukan.

15. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-

masalah yang ringan saja.

Ukuran berat-ringanya suatu masalah memang menjadi relative,

seringkali masalah seseorang dianggap sepele, namun setelah diselami

lebih dalam ternyata masalah itu sangat kompleks dan berat. Begitu pula

sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun setelah dipelajari lebih

jauh ternyata hanya masalah ringan saja. Terlepas berat ringan yang

paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk mengatasinya secara

cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan

namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor seyogyanya

mengalihtangankan masalah kepada pihak yang lebih kompeten

Kesalahpahaman-kesalahpahaman tersebut merupakan hal yang

bertolak belakang dengan kinerja konselor yang semestinya. Dari

kesalahpahaman tersebut, jika dikaitkan dengan penelitian ini persepsi

guru bidang studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor di sekolah

sangatlah penting dan diperlukan, karena dapat mengetahui sejauh mana

pengetahuan guru bidang studi mengenai kinerja konselor yang

semestinya, dan dapat pula diketahui seperti apa pandangan guru bidang

studi terhadap kesalahpahaman kinerja konselor yang sering terjadi. Ini

diharapkan dapat membantu konselor dalam melaksanakan tugas dan

peranannya di sekolah. Selain itu, konselor sekolah juga dapat

Page 63: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

48

mengetahui kekurangan yang dimilikinya, sehingga dalam melaksanakan

tugas dan peranannya dapat di tingkatkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Selain itu konselor sekolah diharapkan dapat memiliki kinerja

yang baik, yaitu dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai

seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan, usaha, dan

kesempatan dalam melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling

kepada peserta didik, sehingga dapat dinilai hasil kerjanya yaitu

membantu peserta didik secara optimal menjadi pribadi mandiri.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pada bagian ini akan dikaji mengenai kerangka peneliti dalam

memecahkan masalah yang muncul didalam penelitian ini. Kerangka

penelitian ini menjadi dasar bagi peneliti untuk dapat mencapai tujuan

yakni mengetahui bagaimana persepsi guru bidang studi terhadap konselor

yang difokuskan pada kesalahpahaman kinerja di SMA Negeri se-

Kabupaten Purbalingga. Untuk mengetahui seperti apa persepsi terhadap

kesalahpahaman kinerja konselor, peneliti menggunakan delapan poin

kesalahpahaman menurut Prayitno. Delapan poin tersebut antara lain,

Tugas konselor didalam Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan

atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan, Konselor sekolah dianggap

sebagai polisi sekolah, bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor

dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat, bimbingan dan

konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja, konselor sekolah

Page 64: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

49

didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling hanya bekerja

sendiri, pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan oleh siapa saja,

menganggap hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat,

menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien. Dari

kedelapan poin tersebut dapat diketahui tingkat kesalahpahaman kinerja

konselor yang dipersepsikan oleh guru bidang studi. Persepsi guru bidang

studi ini dapat digali melalui penyerapan terhadap objek, pemahaman

terhadap konselor, dan kemudian penilaian atau evaluasi dari guru bidang

studi. Kerangka pemikiran tersebut disajikan dalam gambar 2.1 berikut :

Page 65: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

50

Gambar 2.1

Sistematika Kerangka Pemikiran

Tinggi

Rendah

Persepsi

kesalahpahaman

terhadap kinerja

konselor

Poin kesalahpahaman :

1. Tugas konselor didalam Bimbingan

dan konseling disamakan saja dengan

atau dipisahkan sama sekali dari

pendidikan

2. Konselor sekolah dianggap sebagai

polisi sekolah

3. Bimbingan dan konseling yang

dilakukan konselor dianggap semata-

mata sebagai proses pemberian

nasihat

4. Bimbingan dan konseling dibatasi

hanya untuk klien-klien tertentu saja

5. Konselor sekolah didalam

melaksanakan pelayanan bimbingan

dan konseling hanya bekerja sendiri

6. Pekerjaan konselor sekolah dapat

dilakukan oleh siapa saja

7. Menganggap hasil pekerjaan

konselor harus segera dilihat

8. Menyamaratakan cara pemecahan

masalah bagi semua klien

Persepsi

Penyerapan terhadap

objek

Penilaian / evaluasi

Pemahaman

terhadap konselor

Page 66: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

51

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam

penemuan ilmiah guna menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu pengetahuan. Hal ini perlu diperhatikan dalam penelitian bagi seorang

peneliti sehingga, metode yang digunakan sesuai dengan objek penelitian dan

tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan hal tersebut akan dibahas dalam metode

penelitian antara lain jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional,

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta

teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dapat di klarifikasi dari berbagai cara dan sudut pandang dilihat

dari pendekatan analisisnya. Menurut Azwar (2003:5-6) bahwa penelitian dibagi

atas dua macam yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. bila dilihat

kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas penelitian deskriptif dan

inferensial. Jika dipandang dari sifat permasalahanya, terdapat delapan jenis

penelitian yaitu penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan,

penelitian kasus atau lapangan, penelitian korelasional, penelitian kausal

komparatif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan.

Page 67: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

52

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Berbagai Kesalahpahaman Kinerja

Konselor sekolah menurut persepsi guru bidang studi di SMA Negeri se-

Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016, maka penelitian ini termasuk

dalam penelitian deskriptif kuantitatif, karena bertujuan untuk mengetahui

jawaban mengenai gambaran berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut

guru bidang studi.

Dalam menganalisis data menggunakan angka yang diolah dengan metode

statistik, setelah diperoleh hasilnya kemudian di deskripsikan dengan

menggunakan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode

statistik tersebut. Menurut Nazir (2003: 56) penelitian deskriptif yaitu “penelitian

yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual”. Sedangkan menurut Azwar (2004: 7)

“penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan

akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu”.

Hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran

tentang hasil penelitian yang diperoleh.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 38) menyatakan bahwa “variable penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Variabel dalam penelitian ini yaitu berbagai

keslahpahaman kinerja konselor sekolah menurut persepsi guru bidang studi.

Page 68: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

53

Variabel tersebut adalah variabel tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar

variabel, baik variabel yang mempengaruhi (independent) dan variabel yang

dipengaruhi (dependen).

3.3 Definisi Operasional

Suryabrata (2006: 29) menjelaskan definisi operasional variabel adalah

definisi yang didasarkan atas sifat variabel yang didefinisikan dan dapat diamati,

maka batasan operasional variabel penelitian ini adalah berbagai kesalahpahaman

kinerja konselor sekolah menurut persepsi guru bidang studi. Persepsi guru bidang

studi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari seorang guru bidang studi

untuk mengetahui profesi seorang konselor sekolah melalui proses yang didahului

oleh penginderaan yang difokuskan pada persepsi yang salah/ kesalahpahaman.

Untuk mengetahuinya digunakan skala psikologi.

3.4 Populasi dan sampel

3.4.1 Populasi

“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian” (Arikunto, 2006: 108).

Menurut Sugiyono (2009: 215), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pendapat tersebut, maka populasi adalah keseluruhan objek yang mempunyai

karakteristik tertentu. Sesuai dengan judul dari penelitian maka populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi di SMA Negeri se-Kabupaten

Page 69: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

54

Purbalingga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang

studi se-Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 418 orang. Berikut tabel data

guru bidang studi SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga :

Tabel 3.1

Daftar Populasi Guru Bidang Studi SMA Negeri se-Kabupaten

Purbalingga

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1. SMA N 1 Purbalingga 65 guru

2. SMA N 2 Purbalingga 56 guru

3. SMA N 1 Bukateja 51 guru

4. SMA N 1 Bobotsari 54 guru

5. SMA N 1 Karangreja 37 guru

6. SMA N 1 Kemangkon 28 guru

7. SMA N 1 Kutasari 25 guru

8. SMA N 1 Padamara 32 guru

9. SMA N 1 Rembang 42 guru

10. SMA N 1 Kejobong 28 guru

Jumlah 418 guru

Sumber : Dinas Pendidikan Purbalingga

3.4.2 Sampel

Sugiyono (2005: 56) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah

Page 70: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

55

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel biasanya terdiri atas sejumlah

kecil unit sampling yang proporsional dan biasanya merupakan elemen-elemen

target yang dipilih dari kerangka samplingnya (Bulaeng, 2004: 138).

Karena jumlah guru bidang studi yang sangat banyak maka diambil

sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Apabila subjeknya kurang dari 100

dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi

bila subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2006:134).

Peneliti mengambil sampel 25% dari jumlah populasi yaitu 104 responden.

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik proportional sampling.

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub populasi dengan

memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut. Dengan demikian peneliti

terlebih dahulu menghitung jumlah penyebaran responden di tiap sekolah dengan

menyesuaikan jumlah guru di sekolah tersebut. Selanjutnya, pemilihan guru

mapel yang akan diberi skala psikologis bersifat acak. Peneliti memberi hak yang

sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

Jadi dalam pengambilan sampel semua guru bidang studi mempunyai hak yang

sama untuk dijadikan sampel.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian Tiap Sekolah

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1. SMA N 1 Purbalingga 16 guru

2. SMA N 2 Purbalingga 14 guru

Page 71: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

56

3. SMA N 1 Bukateja 13 guru

4. SMA N 1 Bobotsari 13 guru

5. SMA N 1 Karangreja 9 guru

6. SMA N 1 Kemangkon 7 guru

7. SMA N 1 Kutasari 6 guru

8. SMA N 1 Padamara 8 guru

9. SMA N 1 Rembang 11 guru

10. SMA N 1 Kejobong 7 guru

Jumlah 104 guru

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau bahan yang

akurat, relevan, dan reliabel. Menurut Arikunto (2010: 265) metode pengumpulan

data diartikan sebagai cara pengumpulan data untuk penelitian yang menuntut

memiliki keahlian dalam melakukannya. Dalam pengumpulan data perlu

menggunakan teknik-teknik dan prosedur pengumpulan data, serta alat-alat yang

digunakan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala

psikologis. Penggunaan skala psikologis untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini karena data yang akan diungkap bersifat construct atau konsep

psikologi yang menggambarkan aspek peribadi individu seperti: tendensi

agresivitas, sikap terhadap sesuatu, self esteem, kecemasan, persepsi, dan motivasi

Page 72: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

57

(Sutoyo, 2012: 193). Arikunto menyatakan bahwa “didalam kegiatan penelitian,

cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpul data” (Arikunto, 2006:

149). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi. Skala

psikologi ini berisi tentang berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut

persepsi guru bidang studi.

Azwar (2005: 3) menjelaskan bahwa skala psikologis sebagai alat ukur

yang memiliki karakteristik khusus, yaitu:

1. Cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif bukan kognitif

2. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang bersangkutan

3. Jawabannya lebih bersifat proyektif

4. Selalu berisi banyak item berkenaan dengan atribut yang diukur

5. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar atau salah”,

semua jawaban berbeda diinterpretasikan berbeda pula

Berdasarkan karakteristik tersebut, peneliti menggunakan skala psikologis,

karena sesuai dengan aspek yang akan diukur, yaitu persepsi.

Dalam penelitian ini, menggunakan skala model likert dalam

penskorannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh

peneliti (Sugiyono, 2012: 134). Skala persepsi ini menggunakan lima alternatif

jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STS). Instrumen penelitian ini diisi oleh responden dengan

memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan. Agar dalam pengisian

instrumen penelitian responden mengisi sesuai keadaan maka dibuat bervariasi

yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Adapun kategori jawaban dan

skorsing untuk skala persepsi sebagai berikut:

Page 73: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

58

Tabel 3.3

Kategori Jawaban dan Skoring Skala Persepsi

No

Pernyataan positif Pernyataan negative

Jawaban Nilai Jawaban Nilai

1. SS 5 SS 1

2. S 4 S 2

3. RR 3 RR 3

4. TS 2 TS 4

5. STS 1 STS 5

Penyusunan skala psikologi diawali dengan pencarian teori-teori yang

relevan dengan penelitian ini. Dari teori tersebut kemudian disusun kisi-kisi. Kisi-

kisi ini memuat tentang indikator dari variabel penelitian yang dapat memberikan

gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan

dalam penulisan aitem. Dari kisi-kisi tersebut kemudian dibuatlah instrumen

dengan mengkonsultasikan dengan ahli terlebih dahulu. Langkah berikutnya yaitu

uji coba instrumen, dari uji coba tersebut dapat diketahui instrumen yang valid

dan tidak valid. Untuk instrumen yang tidak valid, kemudian tidak diikutkan.

Setelah tahapan tersebut dilaksanakan, maka instrumen dapat digunakan. Berikut

langkah-langkah penyusunan skala psikologis tersebut :

Page 74: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

59

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penyusunan Instrumen

3.6 Validitas dan Reliabelitas

3.6.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,2006: 168). Sebuah

instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan dan

mengungkap data atau variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Menurut Arikunto

(2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitan dengan konstruksi atau

konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk

merujuk pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin

Kisi- kisi

instrumen Instrumen

Uji coba Revisi

Teori

Instrumen

jadi

Page 75: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

60

diukur. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstrak, karena validitas konstrak adalah proses yang terkait erat dengan

perkembangan teori. Hanya teori yang bisa memberitahukan apa yang

seharusnya dan tidak seharusnya menjadi pusat perhatian. Validitas kontruk

dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal

dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan

aspek kognitif tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk

menentukan tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan

dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat ukur.

Uji validitas dalam penelitian ini adalah yang digunakan oleh Person yaitu

rumus korelasi product moment (Arikunto, 2010: 213)

∑ (∑ ∑ )

√* ∑ (∑ ) +{ ∑ (∑ ) }

Keterangan :

: Koefisien pada kondisi X dan Y

: Jumlah subyek

∑ : Jumlah skor item x

∑ : Jumlah skor item y

∑ : Jumlah perkalian skor item x dan item y

∑ : Jumlah kuadrat skor X

∑ : Jumlah kuadrat skor Y

Page 76: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

61

Koefisien kolerasi rxy tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel.

apabila rxy > rtabel maka disimpulkan bahwa butir yang dianalisis valid.

3.6.2 Reliabelitas

Reliabelitas adalah suatu ketetapan suatu tes apabila diberikan kepada

subjek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat

kesejajaran hasil (Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang reliabel apabila

digunakan beberapa kali akan tetap memberikan data yang sama. Reliabelitas

instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.

Untuk menguji validitas dan realiabilitas data peneliti menggunakan

Rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2010: 239), karena perolehan skor skala

tentang perilaku prososial merupakan rentangan yang berbentuk skala dari 1

sampai 5, jadi skor diperoleh bukan 1 dan 0.

(

( )) ( ∑

)

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

∑ : jumlah varians butir

: varians total

Dari hasil perhitungan reliabilitas kemudian hasil tersebut dibandingkan

dengan nilai rtabel dan apabila r11 ≥ rtabel pada taraf signifikan 5% maka butir item

dikatakan reliabel.

Page 77: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

62

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif persentase (DP). Teknik analisis ini bersifat

eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan status fenomena. Angka-angka

hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara menjumlahkan,

membandingkan dengan jumlah yang diharapkan oleh persentase. “pencarian

persentase dimaksudkan untuk mengatahui status sesuatu yang diperresentasikan

lalu ditafsirkan dengan kalimat” (Arikunto, 1998: 245) dengan rumus:

p =

x 100 %

Keterangan :

p = presentase yang dicari

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor yang diharapkan

Skala persepsi menggunakan persentase skor 1 sampai 5, sehingga panjang

kelas interval kriteria persepsi dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Persentase skor maksimum : 5/5 x 100% = 100%

Persentase skor minimum : 1/5 x 100% = 20 %

Rentangan persentase skor : 100% - 20 % = 80%

Banyaknya kriteria : 5

Panjang kelas interval : rentang : banyak kriteria

= 80% : 5 = 16 %

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria penilaiannya adalah sebagai

berikut :

Page 78: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

63

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Persepsi

Interval Kriteria

87 % - 100 % Sangat tinggi

70 % - 86 % Tinggi

53 % - 69 % Sedang

36 % - 52 % Rendah

20 % - 35 % Sangat rendah

Page 79: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

64

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibagi kedalam dua bagian, yaitu hasil penelitian

dan pembahasan. Hasil penelitian merupakan hasil-hasil yang didapat berupa data

kuantitatif berdasarkan skala psikologi. Kedua yakni pembahasan, yang

membahas mengenai hasil penelitian tersebut.

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai tujuan penelitian yang pertama yaitu mengetahui gambaran

berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang studi di

SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga, maka akan disajikan hasil penyebaran

skala psikologi berdasarkan 8 poin kesalahpahaman kinerja konselor. Untuk

menjawab hal tersebut, akan disajikan hasil penelitian secara deskriptif prosentase

dari hasil skala persepsi yang telah disebarkan di 10 SMA Negeri se-Kabupaten

Purbalingga.

Skala persepsi dalam penelitian ini menggunakan skor 1 sampai dengan 5

dengan jumlah item sebanyak 65 butir. Panjang kelas interval kriteria dapat

ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Prosentase skor maksimum = ( 5 : 5 ) x 100% = 100%

Page 80: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

65

Prosentase skor minimum = ( 1: 5 ) x 100% = 20%

Rentang prosentase skor = 100% - 20% = 80 %

Banyaknya kriteria = (Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi).

Panjang kelas interval = Rentang : banyaknya kriteria= (80% : 5 = 16%).

Berdasarkan perhitungan diatas maka kriteria penilaian berbagai

kesalahpahaman kinerja konselor sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Interval Persepsi Kesalahpahaman Kinerja Konselor Menurut Persepsi

Guru Bidang Studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga

Interval Kriteria

87 % - 100 % Sangat tinggi

70 % - 86 % Tinggi

53 % - 69 % Sedang

36 % - 52 % Rendah

20 % - 35 % Sangat rendah

Tabel 4.1 merupakan tabel interval yang nantinya menjadi penilaian untuk

mengkategorikan kesalahpahaman yang terjadi, berdasarkan hasil analisis skala

persepsi yang telah disebarkan. Dari interval tersebut dibagi menjadi lima kriteria

yaitu, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Page 81: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

66

Tabel 4.2

Analisis Tiap Indikator dari Seluruh Komponen Persepsi Guru Bidang Studi

terhadap Kesalahpahaman Kinerja Konselor di SMA Negeri se-Kabupaten

Purbalingga

NO

Indikator

Persentase

Kategori

1. Tugas konselor didalam Bimbingan

dan konseling disamakan saja dengan

atau dipisahkan sama sekali dari

pendidikan

79,13 % Tinggi

2. Konselor sekolah dianggap sebagai

polisi sekolah 71,53 % Tinggi

3. Bimbingan dan konseling yang

dilakukan konselor dianggap semata-

mata sebagai proses pemberian nasihat

59,96 % Sedang

4. Bimbingan dan konseling dibatasi

hanya untuk klien-klien tertentu saja 79,96 % Tinggi

5. Konselor sekolah didalam

melaksanakan pelayanan bimbingan

dan konseling hanya bekerja sendiri

79,87 % Tinggi

6. Pekerjaan konselor sekolah dapat

dilakukan oleh siapa saja 73,30 % Tinggi

7. Menganggap hasil pekerjaan konselor

harus segera dilihat 74,10 % Tinggi

8. Menyamaratakan cara pemecahan

masalah bagi semua klien 79,83 % Tinggi

Dari tabel 4.2 tersebut dapat diperoleh gambaran kesalahpahaman kinerja

konselor dari delapan poin kesalahpahaman yang digunakan. Terdapat tujuh poin

pada kategori tinggi, serta satu poin pada kategori sedang.

Page 82: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

67

Gambar 4.1

Diagram Analisis Tiap Indikator dari Seluruh Komponen Kesalahpahaman

Kinerja Konselor Sekolah Menurut Persepsi Guru Bidang Studi di SMA

Negeri se-Kabupaten Purbalingga

Keterangan :

K1 : Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa tugas

konselor didalam Bimbingan dan Konseling disamakan dengan atau

dipisahkan sama sekali dari pendidikan.

K2 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Konselor

Sekolah Adalah Polisi Sekolah

K3 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Bimbingan dan Konseling yang Dilakukan Konselor Dianggap Semata-

mata Sebagai Proses Pemberian Nasihat

K4 : Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa bimbingan

dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja

K5 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Konselor

Sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan Konseling

Hanya Bekerja Sendiri

K6 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Pekerjaan

sebagai Konselor Bisa Dilaksanakan oleh Siapa Saja

K7 : Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kesalahpahaman bahwa Hasil

Pekerjaan Konselor Harus Segera Dilihat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8

Page 83: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

68

K8 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa konselor

menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien

Berdasarkan gambar 4.1, dapat diketahui bahwa dari kesuluruhan poin

kesalahpahaman yang dipakai, Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk

klien-klien tertentu saja, sebesar 79,96 %. Kemudian diikuti dengan Konselor

sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling hanya bekerja

sendiri sebesar 79,87%. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua

klien sebesar 79,83%. Tugas konselor didalam Bimbingan dan konseling

disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan pada

persentase 79,13 %. Menganggap hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat

74,10%. Kemudian diikuti dengan Pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan

oleh siapa saja pada persentase 73,30%. Konselor sekolah dianggap sebagai polisi

sekolah yaitu 71,53%. Bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor

dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat pada persentase 59,96%.

4.2 Pembahasan

Bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik

untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Peran bimbingan

dan konseling dalam dunia pendidikan menjadi sangat urgent, ketika

permasalahan pendidikan bukan hanya tentang kurikulum atau pembelajaran,

namun juga permasalahan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang

berhubungan erat dengan psikologi. Namun hingga saat ini bimbingan dan

konseling seringkali dipersepsi dan dipahami keliru oleh sebagian orang.

Kekeliruan pemahaman ini tidak hanya terjadi di kalangan orang-orang yang

berada di luar Bimbingan dan Konseling, tetapi juga banyak ditemukan di

kalangan orang-orang yang terlibat langsung dengan bimbingan dan konseling

Page 84: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

69

termasuk oleh guru bidang studi. Padahal guru bidang studi memiliki peranan

penting dalam layanan bimbingan dan konseling.

Untuk mengetahui berbagai kesalahpahaman kinerja konselor di sekolah

menurut persepsi guru bidang studi, peneliti menggunakan skala persepsi yang

didalamnya terdapat 8 indikator kesalahpahaman dari 15 kesalahpahaman BK

menurut Prayitno.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian , maka peneliti akan

menjelaskan mengenai berbagai kesalahpahaman kinerja konselor di sekolah

menurut persepsi guru bidang studi berdasarkan analisis deskriptif dari skala

persepsi.

4.2.1 Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kesalahpahaman Bahwa Tugas

Konselor Didalam Bimbingan Dan Konseling Disamakan Dengan Atau

Dipisahkan Sama Sekali Dari Pendidikan.

Usaha bimbingan dan konseling dapat memainkan peranan yang amat

berarti dalam melayani kepentingan siswa, khususnya yang belum terpenuhi

secara baik. Dalam hal ini peranan bimbingan dan konseling ialah penunjang

seluruh usaha sekolah demi keberhasilan anak didik. Seperti yang dijelaskan oleh

Syamsu Yusuf (2008: 2) bahwa Pendidikan yang bermutu merupakan pendidikan

yang seimbang, tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian

standar kemampuan akademis, tetapi juga mampu membuat perkemabangan diri

yang sehat dan produktif.

Lebih lanjut Awalya, dkk dalam bukunya Bimbingan dan Konseling, latar

belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya:

Page 85: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

70

1. Latar Belakang Psikologi

Yaitu karena siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam

proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam

interaksinya dengan lingkungannya.

2. Latar Belakang Sosial Budaya

Kondisi makin derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadan

masyarakat berpengaruh pada berkembangnya masalah-masalah pribadi

yang terekspresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman seperti

perasaan cemas, stress, perasaan terasing serta sering terjadi

penyimpangan moral dalam sistem nilai. Atas dasar keadaan tersebut,

sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal harus bertanggung

jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan

diri di masyarakat

3. Latar Belakang Paedagogis

Dalam hal ini bimbingan da konseling mempunyai peranan yang amat

penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar

berkembang secara optimal.

Berdasarkan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa tugas konselor

didalam Bimbingan dan Konseling disamakan dengan atau dipisahkan sama sekali

dari pendidikan berada pada kategori tinggi, yaitu 79,13 %. Berdasarkan jawaban

responden mengenai poin kesalahpahaman ini, memiliki nilai tertinggi pada item

nomor 3 yaitu anggapan bahwa seluruh misi sekolah akan dapat tercapai dengan

penuh, cukup dengan penyelenggaraan pengajaran yang baik.

4.2.2 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Konselor Sekolah Adalah Polisi Sekolah

Dari hasil penyebaran angket yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa

persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman mengenai anggapan konselor

sekolah adalah polisi sekolah masih tetap ada yaitu sebesar 71,53%.

Kesalahpahaman-kesalahpahaman tersebut diantaranya anggapan bahwa konselor

Page 86: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

71

sekolah bertugas memotong rambut, memberi poin pelanggaran kepada siswa

yang menyalahi tata tertib, guru BK bertugas memberi sanksi siswa yang

bermasalah, guru bimbingan dan konseling bertugas mengawasi siswa yang

terlambat dengan berjaga didepan gerbang, guru BK bertugas menertibkan kelas

yang gaduh saat jam pelajaran, serta anggapan bahwa guru BK bertugas untuk

mengisi jam mata pelajaran kosong. Ini tentu bertentangan dengan tugas konselor

yang seharusnya. Dapat dikatakan bahwa persepsi guru bidang studi tidak sesuai

dengan deskripsi pekerjaan (kinerja) konselor seperti yang dijelaskan oleh

Syamsu Yusuf, sebagai berikut :

Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang

kegiatan utama secara sinergi, yaitu bidang administrasif dan

kepemimpinan, bidang intruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan

siswa (bimbingan dan konseling).

1. Bidang administratif dan kepemimpinan

Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien.

Pada bidang ini terletak tanggungjawab kepemimpinan (kepala sekolah

dan staf administrasi lainnya), yang terkait dengan kegiatan

perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas,

pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material),

supervisi,dan evaluasi program.

2. Bidang intruksional dan kurikuler

Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk

memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap.

Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini

adalah para guru

3. Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling)

Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada

peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang

optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel

yang paling bertanggungjawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah

guru pembimbing atau koselor

Seperti yang dijelaskan oleh Syamsu Yusuf (2008: 25), bahwa salah satu

kekeliruan dalam menafsirkan arti bimbingan yaitu anggapan bahwa bimbingan

menghendaki kepatuhan dalam tingkah laku, padahal yang dikehendaki sebagai

Page 87: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

72

hasil bimbingan bukanlah kepatuhan, melainkan penyesuaian diri. Sangatlah

keliru apabila seseorang mempersamakan kepatuhan dan penyesuaian diri.

4.2.3 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Bimbingan dan Konseling yang Dilakukan Konselor Dianggap

Semata-mata Sebagai Proses Pemberian Nasihat

Konselor didalam melakukan bimbingan dan konseling bertugas untuk

mendorong siswa agar mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.

Jelas disini bahwa pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang harus

diambil oleh siswa atau memilih alternatif dari tindakannya. Keputusan-keputusan

ada pada diri siswa sendiri, dan ia harus tahu mengapa dan bagaimana ia

melakukannya. Oleh sebab itu siswa harus belajar mengestimasi konsekuensi-

konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, tenaga,

uang, resiko, dan sebagainya. Individu belajar memperhatikan nilai-nilai dan ikut

mempertimbangkan yang dianutnya secara sadar dalam pengambilan keputusan.

Seperti yang dijelaskan oleh Syamsu (2008: 6) bahwa Bimbingan

merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding,assisting, atau availing,” yang

berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan

bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau

mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses

bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan

sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai

upaya untuk (a) menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial, dan spiritual) yang

Page 88: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

73

kondusif bagi perkembangan siswa, (b) memberikan dorongan dan semangat, (c)

mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab, dan (d)

mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya

sendiri. Syamsu (2008: 9) juga menjelaskan bahwa Konseling merupakan salah

satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu

sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang

dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu

menghadapai krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor

adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan

perkembangan klien.

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa masih terdapat persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman

mengenai bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor dianggap semata-

mata sebagai proses pemberian nasihat. Sebesar 59,96 % guru bidang studi masih

berpersepsi kurang tepat terhadap deskripsi kerja (kinerja) konselor. Nilai

tertinggi jawaban responden pada indikator ini yaitu nomor 9 dan 33. Dalam hal

ini masih banyak guru bidang studi yang beranggapan bahwa pengambilan

keputusan adalah berada ditangan konselor, dan guru BK harus langsung

memberikan solusi atas permasalahan yang dialami siswa.

4.2.4 Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu

saja

Page 89: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

74

Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is for all

individuals). Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua

individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah,

baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dala hal ini

pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan

pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif). Syamsu Yusuf (2008: 17).

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bimbingan dan

konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja berada pada kategori

tinggi yaitu sebesar 79,96 %. Hanya sebagian kecil guru bidang studi yang sudah

menyadari bahwa layanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada

semua siswa secara menyeluruh. Sebagian besar masih memiliki kesalahpahaman.

Nomor item yang memiliki nilai tertinggi yaitu nomor 4, yaitu anggapan bahwa

guru BK hanya menangani siswa yang bermasalah saja.

4.2.5 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Konselor Sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan

Konseling Hanya Bekerja Sendiri

Syamsu Yusuf dalam bukunya Landasan Bimbingan dan Konseling

mengatakan bahwa pencapaian standar akademis dan tugas-tugas perkembangan

peserta didik memerlukan kerjasama yang harmonis antara para pengelola atau

manajemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan , sebab ketiganya merupakan

bidang-bidang utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Page 90: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

75

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

konselor sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling

hanya bekerja sendiri berada pada kategori tinggi yaitu 79,87 %. Hanya sebagian

kecil guru bidang studi yang sudah mengetahui bahwa peran serta dari mereka

sangat dibutuhkan dalam penanganan permasalahan siswa.

Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan tugas atau

tanggung jawab konselor saja, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah.

Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan. Syamsu yusuf (2008:

17). Berdasarkan hasil analisis skala persepsi, sebagian besar guru bidang studi

sudah menyadari bahwa didalam mengatasi permasalahan siswa perlu adanya

kerjasama dan kolaborasi dengan banyak pihak, salah satunya guru BK. Dan

mereka umumnya telah memahami deskripsi kerja (kinerja) mereka dalam

pengembangan staf pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti yang

dijelaskan oleh Yusuf (2008: 34) sebagai berikut:

1) Memahami konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa (tugas-

tugas perkembangan siswa), sebagai landasan untuk memberikan

layanan bimbingan

2) Memahami keragama karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik

(kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap

dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung,atau

mudah tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan,

dan tanggungjawab).

3) Menandai siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang

gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya

4) Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi

kelancaran belajar siswa, seperti bersikap ramah, bersikap respek

terhadap siswa, bersikap adil (tidak

menganaktirikan/menganakemaskan anak), menghargai pendapat atau

hasil karya siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

Page 91: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

76

bertanya atau mengemukakan pendapat, bergairah dalam mengajar,

dan berdisiplin.

5) Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar

6) Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing

7) Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam rangka membantu siswa

8) Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang

kerja yang diminati siswa

9) Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,sehingga

dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia

kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan

prospek kerja)

10) Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,

sosial, maupun moral-spiritual. Hal ini penting, karena guru

merupakan “figur central” bagi siswa

11) Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran

yang diberikan secara efektif

Jawaban responden pada poin ini yang memiliki nilai tertinggi yaitu item

nomor 25 dan 45. Yaitu anggapan bahwa tanpa adanya peran aktif dari guru

bidang studi, keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling tetaplah sama.

Selain itu juga sebagian guru bidang studi beranggapan bahwa mereka tidak perlu

terlibat dalam kegiatan bimbingan dan konseling, karena mereka sudah memiliki

tugas masing-masing.

4.2.6 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa

Pekerjaan sebagai Konselor Bisa Dilaksanakan oleh Siapa Saja

Salah satu asas bimbingan dan konseling adalah Ahli, yaitu bimbingan

konseling menghendaki agar setiap layanan diselenggarakan atas dasar kaidah-

kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling

hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Menurut

Page 92: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

77

Pietrofesa (dalam Syamsu) sejumlah ciri-ciri konseling profesional sebagai

berikut:

a. Konseling merupakan suatu hubugan profesional yang diadakan oleh

seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya itu

b. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari

keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta

tingkah laku atau sikap-sikap baru

c. Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara

klien dan konselor.

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa pekerjaan

sebagai konselor bisa dilaksanakan oleh siapa saja berada pada kategori tinggi

yaitu 73,30%. Jawaban responden mengenai indikator ini yang memiliki nilai

tertinggi adalah item nomor 52, 8, dan 38. Yaitu sebagian guru bidang studi

beranggapan bahwa didalam mengatasi siswa yang bermasalah, yang terpenting

adalah menasihati siswa, tugas guru BK adalah tugas yang tidak membutuhkan

banyak teori, dan karena hal tersebut maka tugas guru BK dapat digantikan oleh

guru mata pelajaran sewaktu-waktu. Ini terkait dengan persepsi kesalahpahaman

poin ke 3 yaitu persepsi guru bidang studi bahwa Bimbingan dan Konseling yang

dilakukan oleh konselor adalah semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.

Sebagian dari guru bidang studi beranggapan bahwa proses layanan konseling

individu hanyalah menasihati siswanya sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja.

Hal ini tentu bertentangan dengan Peraturan menteri pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik

dan kompetensi konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor

dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i)

Page 93: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

78

sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling;

(ii)berpendidikan profesi konselor. kompetensi konselor meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi. Dimana

bimbingan dan konseling haruslah dilakukan oleh orang yang memang ahli

dibidangnya, dalam hal ini lulusan S-1 Bimbingan dan Konseling. Seperti yang

dikatakan oleh Prayitno (2004) bimbingan dan konseling adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa

orang individu , baik anak-anak , remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

4.2.7 Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kesalahpahaman bahwa Hasil

Pekerjaan Konselor Harus Segera Dilihat

Upaya pengentasan masalah siswa oleh konselor, membutuhkan waktu dan

harus melalui proses yang mungkin berlangsung beberapa hari, minggu, atau

bulan sebelum perubahan yang nyata tampak. Seperti yang dikatakan Syamsu

Yusuf (2008: 6) bahwa Bimbingan merupakan suatu proses, yang

berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan

merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang

terarah kepada pencapaian tujuan.

Page 94: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

79

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat berada pada kategori tinggi, yaitu

sebesar 74, 10%. Sebagian guru bidang studi telah memahami bahwa konselor

sekolah tidak hanya melakukan layanan yang jangka pendek saja, tetapi juga

jangka penjang yang hasil dari layanan tersebut mungkin akan terlihat beberapa

bulan atau bahkan beberapa tahun kemudian. Namun sebagian dari mereka masih

berpersepsi salah tentang konselor. Nomor item yang memiliki nilai tertinggi

dalam indikator ini adalah nomor 39 dan 40. Yaitu anggapan anggapan bahwa

guru bidang studi harus menyelesaikan kasus sampai benar-benar tuntas,

walaupun bukan ranahnya. Selain itu adanya anggapan bahwa keberhasilan

layanan dapat terlihat langsung setelah pemberian layanan pertama.

4.2.8 Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa konselor

menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien

Menurut Prayitno (2004: 128) bahwa cara apapun yang akan dipakai untuk

mengatasi masalah siswa haruslah disesuaikan dengan pribadi siswa dan berbagai

hal yang terkait dengannya. Tidak ada suatu cara pun yang ampuh untuk semua

klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah yang sama

pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Selain itu, menurut Syamsu (2008: 6)

bahwa Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembangdengan

segala keunikannya. Bantuan dalam bimbingan diberikan dengan pertimbangan

keragaman dan keunikan individu. Tidak ada teknik pemberian bantuan yang

Page 95: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

80

berlaku umum bagi setiap individu. Teknik bantuan seyogyanya disesuaikan

dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah individu. Untuk membimbing

individu diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik,

kebutuhan, atau masalah individu.

Dari hasil penyebaran skala psikologis yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa konselor

menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien berada dalam

kategori tinggi dengan persentase 79,83 %. Jawaban responden mengenai

indikator ini yang memiliki nilai tertinggi adalah item nomor 19 yaitu guru bidang

studi berpersepsi bahwa jika masalah siswa yang ditangani sama, maka cara

pemecahan masalah dari guru BK pun sama.

4.3 Keterbatasan penelitian

Peneliti sudah berusaha melakukan penelitian sebaik mungkin, akan tetapi

penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya seperti:

1. Waktu dalam pengurusan perijinan untuk sekolah memakan waktu yang

relatif lama, dikarenakan prosedur perijinan yang harus dipenuhi mulai

dari ijin universitas, ijin dari dinas pendidikan, dan disposisi surat dari

sekolah.

2. Waktu penelitian yang bertepatan dengan ujian membuat peneliti harus

berusaha membujuk pihak sekolah untuk tetap memberikan ijin

3. Jarak sekolah satu dengan yang lain yang berjauhan

Page 96: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

81

4. Kesibukan guru mapel mempersiapkan ujian nasional, membuat

pengumpulan skala psikologis memakan waktu yang lama

5. Penelitian ini hanya menggunakan delapan poin kesalahpahaman sebagai

indikator, membuat hasil dari penelitian ini kurang lengkap. Namun

peneliti hanya menggunakan delapan poin dikarenakan item dalam angket

yang terlalu banyak jika menggunakan 15 poin yang ada.

Page 97: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

82

BAB 5

PENUTUP

Pada bagian ini akan dibahas mengenai simpulan dan saran yang telah

disusun peneliti berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian berbagai

kesalahpahaman kinerja konselor sekolah menurut guru bidang studi di SMA

Negeri se-Kabupaten Purbalingga tahun ajaran 2015/2016, dapat disimpulkan

bahwa kesalahpahaman-kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru

bidang studi masih banyak terjadi. Dari delapan indikator yang dipakai, terdapat 7

poin kesalahpahaman pada kategori tinggi yaitu:

a) Tugas konselor didalam bimbingan dan konseling disamakan saja

dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.

b) Konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah

c) Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien

tertentu saja

Page 98: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

83

83

d) Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

konselor sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan

dan konseling hanya bekerja sendiri

e) Persepsi bahwa pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan

oleh siapa saja

f) Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat

g) Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa

konselor menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi

semua klien

Serta satu poin pada kategori sedang, yaitu persepsi bahwa bimbingan dan

konseling yang dilakukan konselor sekolah semata-mata hanyalah pemberian

nasihat saja.

5.2 Saran

Saran merupakan upaya tindak lanjut dan masukan yang dilakukan kepada

lembaga atau pihak yang dipandang berkepentingan dengan hasil penelitian.

Adapun saran yang dapat diberikan difokuskan pada substansi berdasarkan hasil

penelitian dan ditujukan pada pihak-pihak terkait.

Berdasarkan hasil skala persepsi, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat

banyak persepsi yang kurang tepat dari guru bidang studi. Maka dari itu saran

yang diajukan untuk menanggulangi masalah tersebut adalah :

Page 99: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

84

84

a. Bagi konselor perlu lebih memasyarakatkan Bimbingan dan

Konseling, agar warga sekolah yang lain, terutama guru bidang

studi lebih mengetahui apa saja tugas-tugas dari konselor dan

seperti apa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

mengingat pentingnya peran guru bidang studi dalam layanan BK.

b. Bagi guru bidang studi di sekolah, perlu menambah wawasan dan

mencari informasi-informasi dari berbagai sumber tentang BK,

agar dapat lebih mengetahui tentang bimbingan dan konseling di

sekolah, serta perananya dalam bimbingan dan konseling.

c. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat membantu

memasyarakatkan bimbingan dan konseling, serta mengawasi

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terutama pada

kerjasama dengan guru bidang studi. Hal tersebut dimaksudkan

agar tidak ada lagi persepsi yang salah dari guru bidang studi

terhadap kinerja konselor, sehingga tercipta suasana kerja yang

harmonis, dan keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling

juga dapat lebih maksimal.

Page 100: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

85

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H.A dan N. Uhbiyati. 1990. Ilmu Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Andriani dkk. 2013. Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru

Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Cara Belajar Siswa. Padang: UNP.

Vol.2 No 1, Jan 2013

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Awalya. 2013. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UNNES Press

Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Dessler, Gary. 2008. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika

Aditama

Dharma,Surya.2010. Manajemen Kerja. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

E. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Gibson, JL. 2003. Struktur Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga

Hasibuan, Malayu S.P.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji

Mas Agung

Ilyas, Y. 1999. Kinerja : Teori Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Page 101: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

86

Irawan, Prasetya. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : STIA LAN

Press

John, Whitmore. 1997. Coaching for Performance. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya

Remaja

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mar‟at, Samsunuwiyati dan Lieke Indieningsih. 2006. Perilaku Manusia.

Bandung: PT Refika Aditama

Mathis, Robert L dan Jackson (Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira).

2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba

NN.1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Payaman, Simanjuntak. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta

:Lembaga FE UI

Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Konselor.

(Online)(http://unnes.ac.id/wpcontent/uploads/permendiknas-no-27-tahun-

2008.pdf, diakses pada tanggal 20 April 2015.

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta :

Depdiknas.

Prayitno, Dan Amti,Erman. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan Dan Konseling.

Jakarta. RINEKA CIPTA

Rahman, Abdul. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta

: Kencana

Page 102: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

87

Sadiman, Arif sukadi . 1996. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.

Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang. UNNES PRESS.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan BK di Sekolah. Jakarta:

PT.Bina Aksara

Suparno, Paul. 2006. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Jakarta : Grasindo

Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: Widya Karya

Tika, Pabundu.2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: Bumi Aksara

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi

Offset

Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta. ANDI

Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung :

Alfabeta

Winkel, W. S dan M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Yusuf, syamsu. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Page 103: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

LAMPIRAN

Page 104: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

89

Lampiran 1

DATA SMA NEGERI KABUPATEN PURBALINGGA

No

Sekolah

Jumlah Guru

Alamat

1. SMA N 1

PURBALINGGA 65 guru Jl. MT Haryono, Purbalingga

2. SMA N 2

PURBALINGGA 56 guru

Jl. Pucung Rumbak,

Purbalingga

3. SMA N 1 BUKATEJA 51 guru Jl. Raya Purwandaru

Bukateja, Purbalingga

4. SMA N 1

KEMANGKON 28 guru

Jl. Raya Penican, Kemangkon

Purbalingga

5.

SMA N 1 KEJOBONG 28 guru

Jl. Raya Gumiwang

Kejobong, Purbalingga

6. SMA N 1 BOBOTSARI 54 guru Jl. Majapura Bobotsari,

Purbalingga

7. SMA N 1 REMBANG 42 guru

Jl. Monumen Jenderal

Soedirman Rembang,

Purbalingga

8. SMA N 1

KARANGREJA 37 guru

Jl. Raya Karangreja,

Purbalingga

9. SMA N 1 PADAMARA 32 guru Jl. Raya Padamara,

Purbalingga

10. SMA N 1 KUTASARI 25 guru Jl. Raya Tobong Kutasari,

Purbalingga

Page 105: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

90

Lampiran 2

Kisi-kisi Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman Kinerja Konselor (Sebelum Tryout)

Variabel Indikator Deskriptor No Item

+ -

Kesalahpahaman

kinerja konselor

Tugas konselor didalam

Bimbingan dan konseling

disamakan saja dengan atau

dipisahkan sama sekali dari

pendidikan

1. Bimbingan dan konseling

merupakan bagian dari

lingkup upaya pendidikan di

sekolah

1,29,30 11,15,3

Konselor sekolah dianggap

sebagai polisi sekolah

1. Konselor sekolah bertugas

sebagai eksekutor tata

tertib sekolah

2. Konselor adalah polisi

sekolah yang menjaga dan

mempertahankan disiplin

sekolah

3. Konselor sekolah

46,19,47

20,74

2,31,32

64,65,83,75

Page 106: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

91

merupakan polisi sekolah

yang menjaga dan

mempertahankan keamanan

sekolah

4,48,49 33,34,66

Bimbingan dan konseling

yang dilakukan konselor

dianggap semata-mata

sebagai proses pemberian

nasihat

1. Konselor sekolah adalah

pihak yang paling tahu

seperti apa keputusan

terbaik bagi siswa

2. Konselor sekolah perlu

melakukan upaya tindak

lanjut bagi siswa

5,16,21

67,35,36

50,12,51

52,84,92

Bimbingan dan konseling

dibatasi hanya untuk klien-

klien tertentu saja

1. Layanan diberikan secara

menyeluruh kepada semua

siswa

2. Konselor tidak hanya

melayani siswa-siswa yang

bermasalah saja, karena

BK juga bertujuan untuk

mengoptimalkan potensi

22,68,37

7,38,39

6,53,85

93,96,86

Page 107: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

92

siswa

Konselor sekolah didalam

melaksanakan pelayanan

bimbingan dan konseling

hanya bekerja sendiri

1. Konselor sekolah

membutuhkan bantuan

pihak lain

2. Konselor sekolah tidak

dapat menyelesaikan

tugasnya hanya dengan tim

BK disekolah saja

3. Informasi yang digunakan

konselor tidak hanya dari

nilai akademik/raport saja

13,54,76

55,77,78

97,102,56

8,40,69

87,70,99

41,94,71

Pekerjaan konselor sekolah

dapat dilakukan oleh siapa

saja

1. Tugas konselor

dilaksanakan secara

profesional

2. Pemberian layanan

diberikan berdasarkan

prinsip-prinsip keilmuan

bimbingan dan konseling

9,23,42,43

72,73,100

14,17,57,58

18,59,79

Page 108: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

93

Menganggap hasil pekerjaan

konselor harus segera dilihat

1. Konselor mengatasi

masalah klien dengan

prosedur pelaksanaan

layanan

2. Keberhasilan konseling

tidak dapat dilihat secara

langsung

10,44,80

26,81,104

24,25,60

61,88,89

Menyamaratakan cara

pemecahan masalah bagi

semua klien

1. Cara pemecahan masalah

yang diberikan konselor

disesuaikan dengan

kepribadian siswa

2. Cara pemecahan masalah

yang diberikan konselor

disesuaikan dengan

permasalahan yang ada

27,45,62

63,103,82

90,98,95

101,28,91

Page 109: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

94

Lampiran 3

“SKALA PERSEPSI GURU BIDANG STUDI TERHADAP

KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR”

1. Pengantar

Skala ini disusun dan disebarluaskan dalam rangka penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap

Kesalahpahaman Kinerja Konselor. Pernyataan-pernyataan dalam skala ini

dibuat untuk menggambarkan kondisi-kondisi serta pendapat tentang

persepsi/ tanggapan Bapak/ Ibu terhadap kesalahpahaman kinerja

konselor di sekolah.

Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi semua

pernyataan yang tersedia. Kesungguhan dan kejujuran Bapak/ Ibu dalam

mengisi angket ini merupakan informasi penting dan berharga bagi

kebenaran hasil penelitian ini. Segala sesuatu yang ada kaitannya dengan

informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya dan

hanya akan digunakan untuk bahan penelitian saja.

2. Petunjuk pengisian

Isilah identitas diri Bapak/ Ibu. Bacalah daftar pernyataan ini dengan teliti

kemudian isilah kolom yang berada disebelah kanan dengan memberi

tanda (√) pada pernyataan yang Bapak/ Ibu pilih sesuai dengan kondisi

yang dialami ataupun menurut pendapat yang sebenarnya.

Ada 5 alternatif jawaban untuk mewakili kondisi /pendapat Bapak/ Ibu

yaitu :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh :

No Pernyataan Alternatif Jawaban

Page 110: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

95

SS S RR TS STS

2. Tugas guru bimbingan dan

konseling merupakan tugas

yang mudah

-Selamat Mengerjakan-

Nama :

Sekolah :

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1. Profesi guru Bimbingan dan konseling

dibutuhkan di sekolah

2. Guru BK bertugas memotong rambut,

memberi point pelanggaran kepada siswa

yang menyalahi tata tertib sekolah

3. Seluruh misi sekolah akan dapat tercapai

dengan penuh, cukup dengan

penyelenggaraan pengajaran (yang baik)

4. Guru BK perlu mengamati perkembangan

siswa

5. Guru BK memberikan arahan didalam

pengambilan keputusan siswa

6. Guru bimbingan dan konseling menangani

siswa yang bermasalah saja

7. Siswa datang ke ruang BK untuk

berkonsultasi

8. Guru bimbingan dan konseling tidak

membutuhkan informasi dari wali kelas

maupun guru bidang studi, karena guru BK

merupakan pihak yang paling tahu tentang

siswa

9. Tugas guru BK harus dilaksanakan oleh

guru yang lulusan S1 Bimbingan dan

Konseling

10. Guru BK menyegerakan siswa yang

bermasalah berat agar tidak mengganggu

KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari)

Page 111: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

96

11. Guru BK cocok dirumah sakit karena

menyangkut masalah psikologis

12. Pengambilan keputusan pada pemecahan

masalah siswa sepenuhnya berada ditangan

guru BK, karena walau bagaimanapun

siswa masih belum dewasa dan kurang

pengalaman hidup

13. Guru bimbingan dan konseling tidak dapat

bekerja sendiri

14. Tugas guru BK dapat digantikan oleh guru

mata pelajaran

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

15. Profesi guru BK kurang tepat jika

diaplikasikan dalam lingkup pendidikan

16. Pengambilan keputusan pada pemecahan

masalah siswa sepenuhnya berada ditangan

siswa sendiri

17. Guru BK haruslah menampilkan pribadi

yang sedikit galak agar siswa segan dan

tidak melakukan pelanggaran

18. Tugas guru BK adalah tugas yang tidak

membutuhkan banyak teori ,yang paling

penting action

19. Tata tertib sekolah disosialisasikan pada

siswa mulai dari masa orientasi sekolah

yang disosialisasikan oleh OSIS, guru

mapel, wali kelas, serta guru BK

20. Menjaga kedisiplinan merupakan tugas

dari seluruh pihak sekolah

21. Guru BK memberikan pandangan pada

siswa mengenai konsekuensi dari setiap

keputusan yang diambil

22. Guru bimbingan dan konseling melayanai

semua siswa, baik yang bermasalah

maupun tidak bermasalah

23. Guru BK haruslah menampilkan sikap

yang hangat terhadap siswa agar siswa

dapat menyampaikan permasalahannya

24. Siswa yang datang ke guru BK harus

Page 112: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

97

segara dapat menyelesaikan

permasalahannya dalam sekali konsultasi

25. Pendalaman masalah siswa cukup

dilakukan di awal , karena prinsip yang

terpenting adalah kesegeraan pengambilan

keputusan siswa

26. Hasil bimbingan dan konseling terlihat

beberapa hari atau bahkan bahkan

beberapa tahun kemudian.

27. Cara pemecahan masalah siswa oleh guru

BK berbeda-beda, disesuaikan dengan

kepribadian masing-masing siswa

28. Jika permasalahan yang dialami siswa satu

dengan yang lain sama, maka cara guru

BK dalam mengatasinya pun sama

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

29. Profesi guru BK sangat dibutuhkan

disekolah, karena menyangkut masalah

perkembangan psikologis siswa

30. Ada banyak hal yang menyangkut

kepentingan siswa yang harus

ditanggulangi oleh sekolah yang tidak

dapat teratasi dengan pengajaran semata

31. Sosialisasi tata tertib sekolah, sepenuhnya

menjadi tanggungjawab guru bimbingan

dan konseling

32. Guru bimbingan dan konseling bertugas

menerima tamu, dan mengabsen siswa tiap

kelas

33. Guru BK merupakan pihak yang selalu

mencurigai dan menangkap siswa yang

bermasalah

34. Guru BK bertugas menghukum siswa yang

nakal

35. Proses layanan bimbingan dan konseling

adalah penanganan yang berkelanjutan

36. Guru BK melaporkan hasil monitoring

siswa kepada wali kelas dan orang tua

37. Layanan bimbingan dan konseling

Page 113: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

98

diberikan ke semua siswa

38. Siswa kelas XII yang berprestasi sering

dipanggil ke ruang BK untuk mendapatkan

rekomendasi sekolah lanjutan

39. Layanan bimbingan dan konseling

diberikan kesemua siswa baik bermasalah

maupun tidak bermasalah

40. Tanpa adanya peran aktif dari guru bidang

studi, keefektifan pelayanan bimbingan

dan konseling tetaplah sama

41. Guru bimbingan dan konseling cukup

melihat nilai akademik untuk mengetahui

siswa mana yang bermasalah

42. Guru BK mengadministrasikan dan

melaporkan hasil pelayanan BK yang telah

dilakukan di dalam forum sebagai evaluasi

43. Setiap tahun guru BK membuat program

BK baru, yang disesuaikan dari analisis

kebutuhan siswa

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

44. Proses pemberian layanan konseling

memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan

45. Cara pemecahan masalah siswa oleh guru

BK tergantung pada jenis dan sifat masalah

yang dihadapi siswa

46. Yang bertugas memberi sanksi siswa yang

bermasalah adalah pihak kesiswaan

47. Setiap guru memiliki tugas berjaga di

lobby sekolah sesuai dengan jadwal piket

48. Guru BK bekerjasama dengan pihak lain

(staf atau guru) untuk menangani dan

membantu siswa yang dianggap

bermasalah

49. Pengawasan terhadap siswa merupakan

tanggungjawab bersama seluruh pihak

sekolah dan wali murid

50. Menurut saya guru BK sering menganggap

remeh keputusan siswa

51. Nasehat tidak boleh diberikan pada siswa,

Page 114: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

99

karena siswa akan merasa digurui

52. Guru BK langsung memberikan solusi

atas permasalahan yang dialami siswa

tanpa mendalaminya

53. Guru bimbingan dan konseling hanya

memberikan layanan pada siswa yang

datang pada guru BK saja

54. Dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling, semua pihak harus berperan

aktif

55. Guru BK meminta informasi pada guru

bidang studi tentang perkembangan siswa

56. Di awal tahun ajaran, guru BK menyebar

angket pada siswa untuk kepentingan

analisis kebutuhan siswa

57. Apa yang dilakukan guru BK tidak jelas,

karena tidak ada pengadministrasian dan

evaluasi

58. Dari tahun ke tahun, program BK tetap

sama

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

59. Tugas guru BK adalah tugas yang mudah

60. Guru BK harus menyelesaikan kasus

sampai benar-benar tuntas, walau bukan

ranahnya

61. Keberhasilan layanan dapat terlihat

langsung setelah pemberian layanan

pertama

62. Setiap siswa memiliki pribadi yang unik

63. Cara pemecahan masalah siswa

disesuaikan dengan berat ringannya

permasalahan yang dihadapi siswa

64. Guru BK bertugas mengawasi siswa yang

terlambat dengan berjaga didepan gerbang

65. Guru BK bertugas menggeledah tas siswa

66. Jika terjadi tawuran antar siswa, guru

bimbingan dan konseling adalah pihak

yang patut disalahkan

67. Keberhasilan konseling ditentukan atas

Page 115: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

100

kerjasama antara konselor dan siswa

68. Guru bimbingan dan konseling

menerapkan sistem jemput bola, dimana

konselor yang berperan aktif mendatangi

siswa

69. Guru bidang studi tidak terlibat dalam

layanan bimbingan dan konseling karena

sudah memiliki tugasnya masing-masing

70. Guru bimbingan dan konseling dalam

mengatasi masalah siswa cukup

bekerjasama dengan teman satu profesi

saja tanpa melibatkan guru bidang studi

maupun wali kelas

71. Guru BK tidak memerlukan angket/ skala

psikologis karena hanya menghabiskan

dana

72. Guru bimbingan dan konseling didalam

melaksanakan layanan menggunakan teori-

teori khusus

73. Bimbingan dan konseling membutuhkan

keterampilan dan keahlian khusus

74. Guru BK bertugas mensosialisasikan

kewajiban siswa sebagai warga sekolah

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

75. Guru bimbingan dan konseling bertugas

menertibkan kelas yang gaduh saat jam

pelajaran kosong

76. Guru BK dan guru bidang studi

bekerjasama dalam penyelesaian

permasalahan siswa

77. Selain tim BK, seluruh staf dan guru di

sekolah juga mendukung pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling

78. Guru BK sekolah saling bekerjasama

dalam pelaksanaan BK

79. Dalam mengatasi siswa yang bermasalah,

yang terpenting adalah menasihati agar

siswa tahu hal yang benar

80. Guru BK dapat mengalihtangankan kasus

Page 116: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

101

pada pihak yang lebih ahli

81. Pemberian layanan bimbingan dan

konseling merupakan kegiatan yang

berkesinambungan

82. Terkadang Masalah yang dihadapi siswa

tidak semudah yang terlihat

83. Konselor sekolah mengisi jam mata

pelajaran kosong dengan mata pelajaran

BK

84. Guru BK tidak perlu memantau

permasalahan siswa

85. Layanan yang diberikan guru BK hanya

untuk siswa yang akan lulus saja

86. Layanan bimbingan dan konseling lebih

diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah

87. Guru BK tidak menjalin komunikasi

dengan guru bidang studi

88. Pemberian layanan tidak membutuhkan

tindak lanjut

89. Layanan BK cukup hanya dengan

pemberian layanan dalam format klasikal

90. Cara pemecahan masalah yang diberikan

konselor pada setiap siswa sama tanpa

melihat kepribadian siswa

91. Masalah yang dimiliki oleh siswa

kebanyakan sama, dan ini memudahkan

guru BK dalam membantu penyelesaian

siswa

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

92. Guru BK tidak perlu melakukan upaya

tindak lanjut dari proses konseling, karena

telah dilakukan pemberian nasihat

93. Yang datang ke ruang BK adalah siswa-

siswa yang bermasalah

94. Guru BK memberikan penilaian terhadap

siswa bermasalah berdasarkan nilai

akademik yang buruk saja

95. Kemampuan setiap orang dalam

menyelesaikan masalah,rata-rata sama

Page 117: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

102

96. Siswa yang dipanggil ke ruang BK adalah

siswa yang bermasalah

97. Guru bimbingan dan konseling mencari

informasi siswa yang bermasalah dari guru

bidang studi dan wali kelas

98. Cara pemecahan masalah yang diberikan

konselor pada setiap siswa sama tanpa

melihat jenis dan sifat dari masalah yang

dihadapi

99. Antar guru BK kurang bekerjasama

dengan baik

100. Dalam pelaksanaan layanan BK, guru

bimbingan dan konseling menggunakan

pendekatan-pendekatan psikologis sesuai

dengan tugas perkembangan siswa

101. Cara pemecahan masalah yang diberikan

guru BK pada setiap siswa sama tanpa

melihat permasalahan siswa

102. Guru BK mengumpulkan informasi

permasalahan siswa melalui berbagai

sumber

103. Dalam melakukan layanan BK, guru BK

menggunakan pendekatan yang berbeda

104. Guru BK melaksanakan layanan klasikal,

Bimbingan kelompok, Konseling

kelompok, konseling individu sebagai

rangkaian layanan BK

-Terima Kasih-

Page 118: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

103

Lampiran 4

HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA PERSEPSI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4

2 2 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4

3 3 4 1 2 4 4 2 4 2 5 4 3 2 4 3 4

4 4 5 1 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4

5 5 4 2 1 5 4 3 4 5 4 4 5 3 5 5 4

6 6 5 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4

7 7 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5

8 8 5 4 1 5 4 3 4 5 4 4 3 3 5 4 4

9 9 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

10 10 5 1 1 5 5 1 5 1 5 5 4 4 4 5 4

11 11 5 2 2 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4

12 12 4 1 2 4 4 2 4 2 5 4 4 2 4 4 4

13 13 5 2 2 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4

14 14 5 3 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 4

15 15 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5

16 16 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5

17 17 4 2 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4

18 18 4 1 2 4 4 2 5 5 4 4 4 1 4 2 4

19 19 4 2 2 4 5 2 4 4 4 4 3 1 2 3 4

20 20 5 1 2 4 4 2 5 4 4 5 4 4 2 2 4

94 51 59 91 87 70 84 82 88 85 78 66 80 75 83

0,472018 0,484252 0,610279 0,202284 -0,11714 0,544827 -0,53747 0,043324 0,502914 -0,04143 0,112766 0,503874 0,513284 0,51503 0,228243

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

446 175 215 419 383 276 358 362 392 365 314 242 338 297 347

V V V TV TV V TV TV V TV TV V V V TV

0,21 2,2475 2,0475 0,2475 0,2275 1,55 0,26 1,29 0,24 0,1875 0,49 1,21 0,9 0,7875 0,1275

64,265

856,39

0,933938

∑σ2t

r11

∑X

∑X2

∑XY

NO ITEM/PERNYATAAN

R XY

R TABEL

NO RESPONDEN

KETERANGAN

σ2

∑σ2

Page 119: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

104

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 2 5 4

5 4 2 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4

2 2 2 5 5 4 4 5 4 1 2 4 5 5 5

2 5 4 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5

2 3 2 4 5 4 4 4 3 2 4 5 1 4 4

5 5 2 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4

4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4

2 4 2 4 5 4 4 4 3 2 3 5 3 4 4

5 5 2 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4

2 2 1 5 5 5 5 5 1 1 2 5 2 5 5

5 5 2 4 5 4 5 5 4 4 4 5 2 4 5

2 2 2 5 5 4 4 5 4 1 2 4 5 5 5

2 5 2 5 5 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4

2 5 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 5 5 5

4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 2 5 4

4 3 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 2 3 4

2 4 2 5 5 4 4 4 2 2 3 4 5 4 4

2 3 2 5 4 5 4 4 2 3 2 4 2 5 4

2 3 2 5 5 4 4 4 2 2 3 4 1 4 4

2 2 2 5 4 5 5 4 2 3 2 3 1 4 5

61 75 51 89 98 83 92 90 66 59 65 89 62 88 87

0,559517 0,463435 0,565022 -0,51138 0,496626 -0,24108 0,578247 0,628756 0,602028 0,519718 0,485148 0,452439 0,478411 0,240861 0,083464

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

221 309 149 401 482 349 428 410 246 201 229 403 234 394 383

V V V TV V TV V V V V V V V TV TV

1,7475 1,3875 0,9475 0,2475 0,09 0,2275 0,24 0,25 1,41 1,3475 0,8875 0,3475 2,09 0,34 0,2275

no item / pernyataan

Page 120: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

105

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4

4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4

3 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5

5 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5

4 2 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

4 2 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4

4 2 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5

4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4

3 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5

4 4 3 4 4 4 5 4 2 4 5 5 5 4 2

3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5

4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 4 2

4 2 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4

4 2 3 2 4 4 4 4 1 4 5 5 5 4 2

4 2 4 3 3 4 5 4 5 3 5 5 5 5 3

78 70 83 76 90 83 89 82 79 76 87 88 90 88 78

-0,04233 0,605849 0,699543 0,877674 0,470747 -0,26257 -0,04774 -0,00114 0,456012 0,449418 -0,12072 -0,40177 -0,32121 0,007673 0,59621

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

308 272 353 298 412 349 401 338 337 298 383 398 410 392 322

TV V V V V TV TV TV V V TV TV TV TV V

0,19 1,35 0,4275 0,46 0,35 0,2275 0,2475 0,09 1,2475 0,46 0,2275 0,54 0,25 0,24 0,89

NO ITEM/ PERNYATAAN

Page 121: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

106

46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5

5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5

3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 2

2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 2

3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2

5 4 4 5 4 3 4 1 5 4 4 5 4 4 2

4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2

3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 2

4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2

2 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 1

2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 1

3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2

4 2 4 4 4 5 2 4 2 4 4 4 3 3 2

3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2

4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 2

4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2

4 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 3 2

3 4 4 4 3 2 4 4 5 4 5 4 4 4 2

3 2 3 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 2

1 2 5 4 3 1 3 4 2 3 4 4 4 4 2

67 74 88 93 83 71 80 81 86 87 86 88 77 77 44

0,452632 0,5896484 0,492857 0,829984 0,735615 0,470852 0,753482 0,176023 0,638 0,651752 0,02759 0,61103 0,489502 0,489502 0,464899

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

247 290 394 437 355 279 340 341 398 385 374 392 299 299 116

V V V V V V V TV V V TV V V V V

1,1275 0,81 0,34 0,2275 0,5275 1,3475 1 0,6475 1,41 0,3275 0,21 0,24 0,1275 0,1275 0,96

NO ITEM/ PERNYATAAN

Page 122: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

107

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5

4 5 4 5 5 5 4 2 4 4 5 4 4 4 5

3 5 5 2 2 4 4 3 4 5 5 4 4 4 2

3 4 4 3 4 5 4 2 5 4 2 5 5 4 4

4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3

3 4 4 2 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3

4 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

1 5 5 1 1 4 5 5 4 4 3 5 5 5 1

1 5 5 1 1 4 5 5 4 4 4 5 5 5 1

3 5 5 2 2 4 4 3 4 5 5 4 4 4 2

3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2

4 5 5 2 2 4 4 3 4 5 5 4 4 4 2

4 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2

4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3

2 4 3 2 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2

1 4 3 2 2 3 5 2 3 3 2 5 5 4 2

64 88 83 53 55 77 84 62 77 81 74 83 83 82 59

0,497545 0,52384 0,482768 0,447396 0,286474 0,805638 0,070052 -0,39964 0,581383 0,556024 0,567152 0,160122 0,1036 -0,00114 0,552569

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

232 392 351 167 179 305 360 214 301 333 294 349 351 338 203

V V V V TV V TV TV V V V TV TV TV V

1,36 0,24 0,3275 1,3275 1,3875 0,4275 0,36 1,09 0,2275 0,2475 1,01 0,2275 0,3275 0,09 1,4475

NO ITEM/ PERNYATAAN

Page 123: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

108

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4

5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4

5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 2 5 5 2 5

5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5

4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4

4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4

4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4

5 5 5 2 4 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4

5 5 5 1 2 5 5 1 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 1 2 5 5 1 4 4 5 5 4 4 4

5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 2 5 5 2 5

4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 2 5 5 2 5

4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4

4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4

4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4

3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4

87 92 85 50 74 88 84 66 83 83 60 85 85 73 84

0,690564 0,790991 0,530708 0,551909 0,645482 0,52384 0,37845 0,48759 0,464605 0,464605 0,155971 0,321582 0,487305 0,043469 0,327192

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

385 428 365 146 302 392 356 256 349 349 204 365 365 281 356

V V V V V V TV V V V TV TV V TV TV

0,3275 0,24 0,1875 1,05 1,41 0,24 0,16 1,91 0,2275 0,2275 1,2 0,1875 0,1875 0,7275 0,16

NO ITEM / PERNYATAAN

Page 124: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

109

91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 456 207936 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 451 203401 2 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 412 169744 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 442 195364 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 388 150544 2 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 410 168100 2 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 429 184041 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 388 150544 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 427 182329 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 5 404 163216 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 5 414 171396 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 419 175561 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 391 152881 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 440 193600 2 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 429 184041 2 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 417 173889 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 390 152100 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 375 140625 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 344 118336 2 4 3 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 356 126736

59 83 79 83 85 88 81 82 89 88 90 80 79 85 8182 3364384 -0,0081 0,209103 0,620901 0,209103 0,451485 0,136715 0,46673 0,152086 0,621964 0,519228 0,73127 0,34309 0,069216 0,479413

0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 205 347 321 347 371 392 333 340 401 394 410 328 321 365

TV TV V TV V TV V TV V V V TV TV V 65 1,5475 0,1275 0,4475 0,1275 0,4875 0,24 0,2475 0,19 0,2475 0,34 0,25 0,4 0,4475 0,1875

?Y (?Y)2 NO ITEM/ PERNYATAAN

Page 125: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

110

Lampiran 5

Kisi-kisi Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman Kinerja Konselor

Variabel Indikator Deskriptor No Item

+ -

Kesalahpahaman

kinerja konselor

Tugas konselor didalam

Bimbingan dan konseling

disamakan saja dengan atau

dipisahkan sama sekali dari

pendidikan

1. Bimbingan dan konseling

merupakan bagian dari

lingkup upaya pendidikan

di sekolah

1, 3

Konselor sekolah dianggap

sebagai polisi sekolah

1. Konselor sekolah bertugas

sebagai eksekutor tata

tertib sekolah

2. Konselor adalah polisi

sekolah yang menjaga dan

mempertahankan disiplin

sekolah

3. Konselor sekolah

merupakan polisi sekolah

yang menjaga dan

27,28

12

29,30

2,20

43,55,48

21,22,44

Page 126: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

111

mempertahankan

keamanan sekolah

Bimbingan dan konseling

yang dilakukan konselor

dianggap semata-mata

sebagai proses pemberian

nasihat

1. Konselor sekolah adalah

pihak yang paling tahu

seperti apa keputusan

terbaik bagi siswa

2. Konselor sekolah perlu

melakukan upaya tindak

lanjut bagi siswa

9

23

31,6,32

33,56

Bimbingan dan konseling

dibatasi hanya untuk klien-

klien tertentu saja

1. Layanan diberikan secara

menyeluruh kepada semua

siswa

2. Konselor tidak hanya

melayani siswa-siswa yang

bermasalah saja, karena

BK juga bertujuan untuk

mengoptimalkan potensi

siswa

13

24

4,57

59

Konselor sekolah didalam 1. Konselor sekolah 7,34,49 25,45

Page 127: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

112

melaksanakan pelayanan

bimbingan dan konseling

hanya bekerja sendiri

membutuhkan bantuan

pihak lain

2. Konselor sekolah tidak

dapat menyelesaikan

tugasnya hanya dengan

tim BK disekolah saja

3. Informasi yang digunakan

konselor tidak hanya dari

nilai akademik/raport saja

35,50,51

61

46,62

47

Pekerjaan konselor sekolah

dapat dilakukan oleh siapa

saja

1. Tugas konselor

dilaksanakan secara

profesional

2. Pemberian layanan

diberikan berdasarkan

prinsip-prinsip keilmuan

bimbingan dan konseling

5,14

63

8,10,36,37

11,38,52

Menganggap hasil pekerjaan

konselor harus segera dilihat

1. Konselor mengatasi

masalah klien dengan

53

15,16,39

Page 128: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

113

prosedur pelaksanaan

layanan

2. Keberhasilan konseling

tidak dapat dilihat secara

langsung

17,54,65

40,58

Menyamaratakan cara

pemecahan masalah bagi

semua klien

1. Cara pemecahan masalah

yang diberikan konselor

disesuaikan dengan

kepribadian siswa

2. Cara pemecahan masalah

yang diberikan konselor

disesuaikan dengan

permasalahan yang ada

18,26,41

42

60

64,19

Page 129: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

114

Lampiran 6

SKALA PERSEPSI GURU BIDANG STUDI

1. Pengantar

Skala ini disusun dan disebarluaskan dalam rangka penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui Persepsi Guru Bidang Studi. Pernyataan-

pernyataan dalam skala ini dibuat untuk menggambarkan kondisi-kondisi

serta pendapat tentang persepsi/ tanggapan Bapak/ Ibu.

Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi semua

pernyataan yang tersedia. Kesungguhan dan kejujuran Bapak/ Ibu dalam

mengisi angket ini merupakan informasi penting dan berharga bagi

kebenaran hasil penelitian ini. Segala sesuatu yang ada kaitannya dengan

informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya dan

hanya akan digunakan untuk bahan penelitian saja.

2. Petunjuk pengisian

Isilah identitas diri Bapak/ Ibu. Bacalah daftar pernyataan ini dengan teliti

kemudian isilah kolom yang berada disebelah kanan dengan memberi

tanda (√) pada pernyataan yang Bapak/ Ibu pilih sesuai dengan kondisi

yang dialami ataupun menurut pendapat yang sebenarnya.

Ada 5 alternatif jawaban untuk mewakili kondisi /pendapat Bapak/ Ibu

yaitu :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh :

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1. Bimbingan dan Konseling

sangat penting, karena

Page 130: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

115

menyangkut perkembangan

psikologis siswa.

-Selamat Mengerjakan-

Nama :

Sekolah :

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1. Profesi guru Bimbingan dan konseling

dibutuhkan di sekolah

2. Guru BK bertugas memotong rambut,

memberi point pelanggaran kepada siswa

yang menyalahi tata tertib sekolah

3. Seluruh misi sekolah akan dapat tercapai

dengan penuh, cukup dengan

penyelenggaraan pengajaran (yang baik)

4. Guru bimbingan dan konseling menangani

siswa yang bermasalah saja

5. Tugas guru BK harus dilaksanakan oleh

guru yang lulusan S1 Bimbingan dan

Konseling

6. Pengambilan keputusan pada pemecahan

masalah siswa sepenuhnya berada ditangan

guru BK, karena walau bagaimanapun

siswa masih belum dewasa dan kurang

pengalaman hidup

7. Guru bimbingan dan konseling tidak dapat

bekerja sendiri

8. Tugas guru BK dapat digantikan oleh guru

mata pelajaran sewaktu-waktu

9. Pengambilan keputusan pada pemecahan

masalah siswa sepenuhnya berada ditangan

siswa sendiri

10. Guru BK haruslah menampilkan pribadi

yang sedikit galak agar siswa segan dan

tidak melakukan pelanggaran

Page 131: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

116

11. Tugas guru BK adalah tugas yang tidak

membutuhkan banyak teori ,yang paling

penting action

12. Menjaga kedisiplinan merupakan tugas

dari seluruh pihak sekolah

13. Guru bimbingan dan konseling melayanai

semua siswa, baik yang bermasalah

maupun tidak bermasalah

No Pernyataan SS S RR TS STS

14. Guru BK haruslah menampilkan sikap

yang hangat terhadap siswa agar siswa

dapat menyampaikan permasalahannya

15. Siswa yang datang ke guru BK harus

segara dapat menyelesaikan

permasalahannya dalam sekali konsultasi

16. Pendalaman masalah siswa cukup

dilakukan di awal , karena prinsip yang

terpenting adalah kesegeraan pengambilan

keputusan siswa

17. Hasil bimbingan dan konseling terlihat

beberapa hari atau bahkan beberapa tahun

kemudian.

18. Cara pemecahan masalah siswa oleh guru

BK berbeda-beda, disesuaikan dengan

kepribadian masing-masing siswa

19. Jika permasalahan yang dialami sama,

maka cara guru BK dalam mengatasinya

pun sama

20. Guru bimbingan dan konseling bertugas

menerima tamu, dan mengabsen siswa tiap

kelas

21. Guru BK merupakan pihak yang selalu

mencurigai dan menangkap siswa yang

bermasalah

22. Guru BK bertugas menghukum siswa yang

nakal

23. Proses layanan bimbingan dan konseling

adalah penanganan yang berkelanjutan

24. Layanan bimbingan dan konseling

Page 132: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

117

diberikan kesemua siswa baik bermasalah

maupun tidak bermasalah

25. Tanpa adanya peran aktif dari guru bidang

studi, keefektifan pelayanan bimbingan

dan konseling tetaplah sama

26. Cara pemecahan masalah siswa oleh guru

BK tergantung pada jenis dan sifat masalah

yang dihadapi siswa

27. Yang bertugas memberi sanksi siswa yang

bermasalah adalah pihak kesiswaan

28. Setiap guru memiliki tugas berjaga di

lobby sekolah sesuai dengan jadwal piket

No Pernyataan SS S RR TS STS

29. Guru BK bekerjasama dengan pihak lain

(staf atau guru) untuk menangani dan

membantu siswa yang dianggap

bermasalah

30. Pengawasan terhadap siswa merupakan

tanggungjawab bersama seluruh pihak

sekolah dan wali murid

31. Menurut saya guru BK sering menganggap

remeh keputusan siswa

32. Nasehat tidak boleh diberikan pada siswa,

karena siswa akan merasa digurui

33. Guru BK harus langsung memberikan

solusi atas permasalahan yang dialami

siswa

34. Dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling, semua pihak harus berperan

aktif

35. Guru BK meminta informasi pada guru

bidang studi tentang perkembangan siswa

36. Apa yang dilakukan guru BK tidak jelas,

karena tidak ada pengadministrasian dan

evaluasi

37. Dari tahun ke tahun, program BK tetap

sama

38. Tugas guru BK adalah tugas yang mudah

39. Guru BK harus menyelesaikan kasus

Page 133: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

118

sampai benar-benar tuntas, walau bukan

ranahnya

40. Keberhasilan layanan dapat terlihat

langsung setelah pemberian layanan

pertama

41. Setiap siswa memiliki pribadi yang unik

42. Cara pemecahan masalah siswa

disesuaikan dengan berat ringannya

permasalahan yang dihadapi siswa

43. Guru BK bertugas mengawasi siswa yang

terlambat dengan berjaga didepan gerbang

44. Jika terjadi tawuran antar siswa, guru

bimbingan dan konseling adalah pihak

yang patut disalahkan

No Pernyataan SS S RR TS STS

45. Guru bidang studi tidak terlibat dalam

layanan bimbingan dan konseling karena

sudah memiliki tugasnya masing-masing

46. Guru bimbingan dan konseling dalam

mengatasi masalah siswa cukup

bekerjasama dengan teman satu profesi

saja

47. Guru BK tidak perlu menyebar angket/

skala psikologis ke siswa karena hanya

menghabiskan dana

48. Guru bimbingan dan konseling bertugas

menertibkan kelas yang gaduh saat jam

pelajaran kosong

49. Guru BK dan guru bidang studi

bekerjasama dalam penyelesaian

permasalahan siswa

50. Selain tim BK, seluruh staf dan guru di

sekolah juga mendukung pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling

51. Guru BK sekolah saling bekerjasama

dalam pelaksanaan BK

52. Dalam mengatasi siswa yang bermasalah,

yang terpenting adalah menasihati agar

Page 134: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

119

siswa tahu hal yang benar

53. Guru BK dapat mengalihtangankan kasus

pada pihak yang lebih ahli

54. Pemberian layanan bimbingan dan

konseling merupakan kegiatan yang

berkesinambungan

55. Konselor sekolah dapat mengisi jam mata

pelajaran kosong dengan mata pelajaran

BK

56. Guru BK tidak perlu memantau

permasalahan siswa

57. Layanan yang diberikan guru BK hanya

untuk siswa yang akan lulus saja

58. Pemberian layanan tidak membutuhkan

tindak lanjut

59. Yang datang ke ruang BK adalah siswa-

siswa yang bermasalah

60. Kemampuan setiap orang dalam

menyelesaikan masalah,rata-rata sama

No Pernyataan SS S RR TS STS

61. Guru bimbingan dan konseling mencari

informasi siswa yang bermasalah dari guru

bidang studi dan wali kelas

62. Antar guru BK kurang bekerjasama

dengan baik

63. Dalam pelaksanaan layanan BK, guru

bimbingan dan konseling menggunakan

pendekatan-pendekatan psikologis sesuai

dengan tugas perkembangan siswa

64. Cara pemecahan masalah yang diberikan

guru BK pada setiap siswa sama tanpa

melihat permasalahan siswa

65. Guru BK melaksanakan layanan klasikal,

Bimbingan kelompok, Konseling

kelompok, konseling individu sebagai

rangkaian layanan BK

-Terima Kasih-

Page 135: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

120

Lampiran 7 Perhitungan sampel

Daftar Populasi Guru Bidang Studi SMA Negeri se-Kabupaten

Purbalingga

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1. SMA N 1 Purbalingga 65 guru

2. SMA N 2 Purbalingga 56 guru

3. SMA N 1 Bukateja 51 guru

4. SMA N 1 Bobotsari 54 guru

5. SMA N 1 Karangreja 37 guru

6. SMA N 1 Kemangkon 28 guru

7. SMA N 1 Kutasari 25 guru

8. SMA N 1 Padamara 32 guru

9. SMA N 1 Rembang 42 guru

10. SMA N 1 Kejobong 28 guru

Jumlah 418 guru

Jumlah sampel :

25 % x 418 = 104,5 dibulatkan menjadi 104.

104 adalah jumlah sampel yang akan diteliti, selanjutnya berikut perhitungan

proporsional samplingnya :

1. SMA N 1 PURBALINGGA

dibulatkan menjadi 16

2. SMA N 2 PURBALINGGA

Page 136: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

121

dibulatkakan menjadi 14

3. SMA N 1 BUKATEJA

dibulatkan menjadi 13

4. SMA N 1 BOBOTSARI

dibulatkan menjadi 13

5. SMA N 1 KARANGREJA

dibulatkan menjadi 9

6. SMA N 1 KEMANGKON

dibulatkan menjadi 7

7. SMA N 1 KUTASARI

dibulatkan menjadi 6

8. SMA N 1 PADAMARA

dibulatkan menjadi 8

9. SMA N 1 REMBANG

dibulatkan menjadi 11

10. SMA N 1 KEJOBONG

dibulatkan menjadi 7

Page 137: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

122

Lampiran 8 Hasil Analisis Skala Persepsi per Sekolah

SMA N 1 PADAMARA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 2 1 4 5 2 4 4 2 5

2 2 5 4 5 4 2 5 4 4 4 5

3 3 5 3 4 2 2 4 4 2 1 4

4 4 5 2 4 4 5 4 5 2 4 4

5 5 5 3 5 4 5 4 4 2 2 4

6 6 5 4 2 3 5 4 5 4 2 4

7 7 5 3 5 4 1 4 5 4 2 5

8 8 4 2 3 4 4 3 4 2 3 5

39 23 29 29 29 30 35 24 20 36

NO RESPONDEN

NO ITEM

JUMLAH

Page 138: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

123

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

4 5 3 5 3 2 2 4 2 2 3

1 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

4 3 5 4 4 4 4 5 3 4 2

4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4

4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4

4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4

4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3

29 33 33 36 32 30 28 35 28 29 28

NO ITEM

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 5

3 5 5 5 4 4 2 2 4 2 4

4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4

3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 5

4 4 4 5 5 5 2 4 5 2 4

3 5 3 4 4 3 5 3 2 2 5

4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4

29 36 32 32 33 27 27 27 33 26 35

NO ITEM

Page 139: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

124

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 5 4 3 5 5 2 2 4 4 1

5 5 5 4 2 4 4 5 5 4 5

2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

2 5 5 4 3 4 3 4 5 5 4

2 4 4 5 4 4 3 4 4 4 2

5 5 5 4 2 4 4 5 5 4 5

1 5 5 5 5 5 2 4 4 4 1

2 4 4 5 3 4 2 3 5 4 4

21 37 36 34 28 34 22 31 36 33 26

NO ITEM

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 5 4 5 5 2 2 5

4 4 5 5 2 4 4 4 1 5 5

4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4

4 4 4 4 2 5 5 5 2 4 5

4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3

4 4 4 4 2 4 5 5 1 5 5

4 4 4 4 2 4 4 4 2 5 5

5 4 4 4 3 4 4 5 2 3 4

33 32 33 33 21 33 35 36 18 28 36

NO ITEM

Page 140: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

125

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

2 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5

1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4

1 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5

1 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5

1 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4

11 37 35 36 33 33 35 34 37 35 36

NO ITEM

Page 141: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

126

SMA N 1 KEMANGKON

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 2 4 4 5 4 5 4 2 4

2 2 5 2 4 3 4 4 4 3 2 4

3 3 5 3 4 3 2 4 5 4 2 2

4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 2 3

5 5 5 5 5 3 2 4 4 3 2 4

6 6 4 2 2 2 4 2 5 2 5 5

7 7 5 2 1 4 4 4 4 2 5 1

33 20 24 22 25 26 31 23 20 23

NO RESPONDEN

NO ITEM

JUMLAH

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

4 5 4 5 4 4 2 5 1 4 4

4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4

2 5 4 4 2 4 2 5 2 4 4

2 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4

3 5 4 4 3 3 3 5 4 4 5

4 5 4 4 4 4 2 4 3 2 5

2 5 4 4 4 4 1 4 4 4 5

21 35 27 29 25 27 18 31 20 25 31

NO ITEM

Page 142: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

127

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4

2 5 5 2 4 4 4 5 5 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 2 5 4 4 4 5 4 3

5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5

5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5

28 33 30 25 31 27 28 32 33 28 29

NO ITEM

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

1 5 5 4 3 3 4 4 5 5 4

2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2

2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4

2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2

4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5

2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 1

1 5 5 4 4 5 3 4 5 4 1

14 30 30 30 23 26 25 25 30 30 19

NO ITEM

Page 143: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

128

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4

4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4

4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

4 5 5 5 2 5 4 3 2 4 4

28 26 29 28 20 30 29 28 15 25 29

NO ITEM

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

1 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4

3 5 4 4 3 4 4 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5

18 29 27 29 25 28 30 28 28 28 29

NO ITEM

Page 144: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

129

SMA N 1 BUKATEJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 2 4 4 2 4 4 2 2 4

2 2 5 1 2 4 5 5 4 1 2 4

3 3 5 2 4 4 2 4 4 2 2 4

4 4 4 2 1 3 5 5 5 3 3 4

5 5 5 2 4 4 4 4 4 2 2 3

6 6 5 2 4 4 4 4 4 4 3 3

7 7 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4

8 8 5 2 4 4 4 4 5 3 2 5

9 9 4 2 4 3 4 4 4 2 2 4

10 10 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2

11 11 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4

12 12 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4

13 13 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5

57 28 43 49 47 54 54 36 35 50JUMLAH

NO RESPONDEN

NO ITEM

Page 145: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

130

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5

1 5 5 5 4 4 3 5 3 4 4

2 4 4 5 4 4 2 4 3 4 4

3 5 4 5 4 3 4 4 3 3 3

5 4 5 5 5 5 5 4 1 2 2

4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 2

3 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 3

3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4

46 60 56 59 52 49 49 53 44 45 49

NO ITEM

Page 146: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

131

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4

4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 5

4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4

2 5 4 3 4 3 4 5 5 3 4

4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4

3 5 5 1 4 4 3 5 5 3 4

2 5 4 5 5 1 5 5 5 2 5

4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4

2 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4

3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4

4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4

43 59 54 49 55 43 50 58 60 46 54

NO ITEM

Page 147: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

132

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

1 4 5 5 4 5 1 2 5 5 2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

2 5 4 4 3 4 4 3 5 4 2

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2

1 5 5 4 3 4 2 3 5 5 3

1 4 5 1 1 1 1 1 4 4 1

5 5 4 3 3 5 2 5 5 4 2

2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2

4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4

3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4

38 57 55 48 45 51 36 46 57 55 32

NO ITEM

Page 148: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

133

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 2 5 5 4 2 1 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 1 5 5 5 4 4 5

4 4 4 4 2 4 4 3 2 2 4

4 4 4 3 3 5 5 4 3 3 5

1 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5

5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5

4 4 4 4 2 4 4 5 2 4 5

4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4

4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4

51 52 52 52 38 55 56 53 40 44 58

NO ITEM

Page 149: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

134

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 5 4 4 4 3 5 5 4 3 5

2 5 4 5 2 2 4 4 5 4 5

1 4 3 4 4 2 5 4 5 4 5

1 5 4 5 5 5 4 1 5 5 5

4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

30 56 52 58 53 49 56 50 56 53 57

NO ITEM

Page 150: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

135

SMA N 1 PURBALINGGA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 1 4 4 5 4 5 4 2 1

2 2 5 3 1 4 5 3 5 3 3 4

3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4

4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 5

5 5 4 2 3 3 2 3 5 4 5 4

6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

7 7 5 2 3 4 4 4 4 3 2 4

8 8 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4

9 9 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5

10 10 5 3 4 5 5 3 5 3 4 4

11 11 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2

12 12 4 2 2 4 5 2 4 4 2 4

13 13 4 4 4 1 5 4 5 2 2 2

14 14 5 1 2 3 5 4 4 2 4 5

15 15 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4

16 16 4 3 3 3 4 4 5 3 2 4

73 47 50 57 66 55 71 53 46 60JUMLAH

NO RESPONDEN

NO ITEM

Page 151: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

136

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

4 5 5 5 4 4 2 5 1 4 4

3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4

4 4 5 4 4 3 3 4 3 5 4

5 5 4 4 4 4 4 4 2 5 5

3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4

2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4

3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2

3 5 5 5 3 4 3 2 3 4 4

4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3

3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4

2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4

3 5 5 5 4 4 4 4 1 4 4

4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4

2 5 4 5 2 2 5 4 4 2 5

4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4

3 5 4 4 3 4 3 4 3 3 5

52 75 68 70 57 56 54 64 47 61 64

NO ITEM

Page 152: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

137

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4

4 4 4 2 4 3 4 5 5 4 4

4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 2

5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5

3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3

4 5 4 2 4 4 3 5 5 4 2

2 4 4 2 4 3 4 5 4 5 5

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3

4 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3

3 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4

2 4 4 2 4 2 4 5 4 4 4

4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4

4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4

5 5 5 2 4 4 3 4 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5

57 70 67 47 66 57 67 72 73 64 60

NO ITEM

Page 153: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

138

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 5 5 3 3 3 3 3 5 5 3

4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3

4 5 4 4 4 4 4 2 5 4 3

2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4

3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3

2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2

2 4 4 5 4 5 2 4 4 4 3

3 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4

3 5 4 4 3 5 4 3 5 4 3

2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3

2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2

2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 1

4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3

2 4 5 2 2 4 2 1 5 4 2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2

44 65 66 58 53 66 51 44 69 66 43

NO ITEM

Page 154: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

139

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 3 3 2 5 5 5 1 4 5

4 3 4 4 3 4 5 4 2 3 4

4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5

4 3 4 2 3 4 3 5 2 4 4

4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4

4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4

5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4

2 2 1 2 5 4 5 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4

64 56 58 55 50 65 67 67 35 60 67

NO ITEM

Page 155: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

140

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4

2 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4

3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5

2 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4

2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4

3 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4

2 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 4 4 2 5 4 4 5 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 5 4 4 3 5 4 2 5 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4

33 69 66 68 63 60 65 58 69 66 66

NO ITEM

Page 156: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

141

SMA N 2 PURBALINGGA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 4 4 2 4 4 4 4 3 1 4

2 2 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4

3 3 5 4 5 5 4 4 5 2 1 4

4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 2 3

5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4

6 6 4 3 2 5 4 4 5 2 2 3

7 7 4 3 5 1 4 3 4 3 4 4

8 8 5 3 4 4 4 5 4 4 2 4

9 9 4 4 5 4 4 4 4 4 1 4

10 10 5 3 4 4 4 4 3 4 1 4

11 11 5 2 2 4 4 2 5 4 4 5

12 12 5 3 4 4 4 2 5 4 4 4

13 13 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4

14 14 4 2 2 4 2 4 4 3 4 4

63 43 47 52 54 52 59 49 34 55JUMLAH

NO RESPONDEN

NO ITEM

Page 157: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

142

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

3 5 4 5 4 5 3 4 2 3 4

4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 5 4 4 4 1 4 5 4

1 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

1 5 3 5 4 3 3 4 4 3 5

4 5 5 4 4 4 3 4 3 5 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4

4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4

3 5 4 5 3 5 4 4 3 4 3

2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4

4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

45 64 59 65 55 54 53 56 49 57 56

NO ITEM

Page 158: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

143

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 5 5 4 4 3 3 4 4 2 3

5 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4

5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5

4 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4

5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

4 4 4 3 5 4 3 5 4 3 5

5 4 5 4 4 4 3 5 5 2 5

4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4

4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 4

4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4

4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4

4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60 61 59 45 59 53 50 60 62 50 58

NO ITEM

Page 159: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

144

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 3 4 3 2 3 4 3 5 4 3

2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5

1 5 5 4 5 4 2 4 4 4 4

3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3

2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4

1 5 4 4 2 5 2 4 5 4 4

3 4 4 4 3 4 2 4 5 4 3

2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3

2 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4

3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4

3 2 4 4 3 4 4 3 5 4 2

2 5 4 5 4 4 2 4 4 4 2

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 55 57 57 49 54 45 52 60 56 49

NO ITEM

Page 160: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

145

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4

4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 5

4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 5

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5

5 4 4 4 3 4 4 5 3 2 5

4 4 4 4 2 4 5 4 2 2 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4

5 4 4 3 3 4 4 5 2 3 4

4 2 4 4 2 5 5 4 2 4 5

5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

60 52 56 55 48 59 59 60 38 42 61

NO ITEM

Page 161: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

146

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

2 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4

3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5

2 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4

2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4

1 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4

2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3

2 4 4 5 4 2 4 5 5 4 5

2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

28 59 57 59 54 55 56 58 60 55 58

NO ITEM

Page 162: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

147

SMA N 1 KEJOBONG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 2 4 5 2 4 5 2 2 5

2 2 4 3 1 4 4 5 4 2 4 4

3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4

4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 2 4

5 5 5 2 4 4 4 3 4 3 3 4

6 6 5 3 1 5 4 4 4 2 2 5

7 7 5 4 1 5 4 4 4 4 2 4

32 17 16 31 26 27 29 21 17 30

NO RESPONDEN

NO ITEM

JUMLAH

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

5 3 4 5 4 5 1 4 4 4 5

2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4

3 5 5 4 3 3 4 4 2 3 4

4 3 4 5 4 4 4 4 4 1 4

2 4 4 4 3 3 4 4 2 2 3

5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4

2 3 4 5 2 4 2 4 4 3 4

23 24 28 32 23 27 22 28 24 21 28

NO ITEM

Page 163: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

148

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 4 4 2 5 2 4 4 4 2 4

4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3

2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3

4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4

3 4 3 3 5 4 4 3 4 3 5

4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5

3 4 5 4 4 2 3 3 4 5 4

24 29 28 22 30 20 24 25 28 25 28

NO ITEM

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 4 4 5 5 5 4 2 4 4 5

3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3

2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3

1 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2

1 5 4 5 2 3 2 2 4 5 2

2 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4

2 2 4 2 5 4 4 2 4 4 4

13 28 28 25 28 26 24 18 28 29 23

NO ITEM

Page 164: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

149

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4

3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4

4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 5

4 5 4 5 2 4 4 4 2 2 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

28 28 28 27 21 29 29 28 17 26 29

NO ITEM

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

2 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5

2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 5 3 5 5 5 5 5 4 3 3

2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4

2 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4

17 31 27 31 29 30 28 29 29 29 28

NO ITEM

Page 165: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

150

SMA N 1 REMBANG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 4 1 4 3 2 4 4 4 4 2

2 2 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4

3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4

6 6 5 4 5 3 4 4 5 4 1 4

7 7 5 4 5 3 4 4 5 4 1 4

8 8 4 3 4 4 4 4 5 2 2 4

9 9 5 4 2 3 4 4 4 2 4 5

10 10 5 3 2 4 4 5 4 5 1 5

11 11 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4

51 38 41 37 40 45 47 39 32 44JUMLAH

NO RESPONDEN

NO ITEM

Page 166: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

151

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 5 2 2 2 2 2 3 3

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4

2 3 5 5 3 4 4 5 2 3 4

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2

4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4

4 5 4 5 3 2 4 4 3 2 3

2 4 5 5 2 2 2 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4

37 45 47 50 37 37 39 43 36 35 40

NO ITEM

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

2 5 4 2 4 2 2 4 4 2 4

4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4

4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4

4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4

4 5 5 4 4 3 4 5 5 3 4

3 4 4 2 4 2 4 4 5 4 4

4 4 4 2 4 2 4 4 5 4 4

4 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4

3 5 5 2 4 2 4 4 5 4 2

4 4 2 5 4 4 4 5 5 3 4

4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3

40 47 44 30 44 30 37 48 50 38 41

NO ITEM

Page 167: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

152

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 2

2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1

4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4

2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4

2 5 5 2 4 4 4 2 5 5 2

4 5 4 2 4 4 4 4 4 3 2

4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 2

2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2

4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4

3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 1

3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3

32 47 43 33 42 42 40 35 47 44 27

NO ITEM

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 2 4 4 2 4 5 4 2 2 4

3 3 4 4 2 4 5 4 3 4 4

4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4

3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4

4 4 4 4 3 5 4 5 3 5 5

3 4 4 4 2 4 5 4 3 2 4

4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4

4 4 4 4 2 4 4 5 1 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

2 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4

2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4

37 41 44 43 27 45 46 47 30 35 45

NO ITEM

Page 168: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

153

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

4 5 4 4 2 4 5 2 4 4 4

1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 5 1 4 1 4

3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4

25 45 44 44 39 45 43 38 44 42 48

NO ITEM

Page 169: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

154

SMA N 1 BOBOTSARI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4

2 2 5 1 2 4 5 2 5 2 2 2

3 3 4 2 4 4 5 4 4 4 2 4

4 4 5 2 4 4 3 5 4 2 2 4

5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 2

6 6 4 3 3 4 5 4 4 4 1 2

7 7 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5

8 8 5 4 4 3 4 4 4 4 2 4

9 9 5 2 1 4 5 2 4 4 3 4

10 10 5 2 4 4 4 4 4 2 2 4

11 11 4 3 3 4 4 3 4 2 3 5

12 12 4 3 3 4 3 3 4 2 2 5

13 13 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3

58 36 45 51 53 48 54 40 25 48JUMLAH

NO RESPONDEN

NO ITEM

Page 170: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

155

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4

2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 4

2 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4

3 5 4 5 3 3 3 5 4 3 4

3 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4

3 5 4 5 4 4 4 5 3 3 3

5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5

4 5 5 5 2 4 4 4 3 3 4

4 5 4 5 3 2 3 4 4 4 4

4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3

4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3

3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3

45 63 55 60 48 49 45 54 47 44 49

NO ITEM

Page 171: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

156

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 4 4 2 4 2 2 5 5 4 4

2 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4

4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4

2 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

2 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3

5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5

4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 2 4 4 4 5 5 3 4

4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4

4 4 4 3 4 3 2 4 5 4 4

4 4 4 4 4 3 2 5 5 3 4

3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 3

44 53 52 41 52 45 45 59 64 50 52

NO ITEM

Page 172: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

157

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4

2 5 5 4 4 4 2 2 4 4 1

4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4

3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2

2 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2

2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2

1 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5

2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

2 4 4 2 3 4 4 3 5 4 3

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 5 5 3 4 2 3 5 4 4

2 4 4 5 3 4 2 3 4 4 5

2 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4

31 55 53 52 47 52 40 39 58 52 44

NO ITEM

Page 173: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

158

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5

4 4 4 4 2 4 5 4 2 3 2

4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 5

5 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4

3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4

2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3

5 5 4 5 5 5 4 5 1 5 5

4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4

5 4 4 4 3 4 4 5 2 3 4

5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4

5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3

54 50 52 50 43 53 54 54 33 45 51

NO ITEM

Page 174: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

159

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3

2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4

3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5

2 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4

33 53 52 53 52 48 51 51 56 54 54

NO ITEM

Page 175: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

160

SMA N 1 KUTASARI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4

2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4

3 3 4 5 2 4 2 5 4 2 1 4

4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4

5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4

6 6 5 5 4 4 2 5 4 2 4 2

26 26 20 21 21 26 24 20 13 22

NO RESPONDEN

NO ITEM

JUMLAH

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

3 4 5 5 3 4 2 4 3 4 4

2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 5

4 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4

19 26 27 27 22 21 21 23 20 24 25

NO ITEM

Page 176: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

161

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4

4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4

5 4 4 4 5 1 1 5 4 4 5

4 5 5 1 4 4 5 5 5 4 4

4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

25 25 25 18 25 17 21 26 25 24 25

NO ITEM

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4

4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3

2 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

16 26 25 26 24 24 22 20 25 25 23

NO ITEM

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4

4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 5 5 5 1 2 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4

24 22 24 24 20 22 25 25 17 18 25

NO ITEM

Page 177: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

162

SMA N 1 KARANGREJA

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5

4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

16 25 25 25 24 20 24 25 25 25 25

NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 5 4 5 5 4 2 5 3 4 1

2 2 4 3 4 2 4 2 4 2 2 4

3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4

4 4 5 4 1 3 2 4 4 5 2 1

5 5 5 3 5 4 5 4 5 2 2 4

6 6 5 4 3 4 2 4 4 2 3 4

7 7 5 2 4 4 5 2 4 2 2 4

8 8 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4

9 9 5 4 5 4 1 1 4 2 4 4

42 30 34 33 29 25 38 24 25 30

NO RESPONDEN

NO ITEM

JUMLAH

Page 178: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

163

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4

3 4 4 3 4 4 5 4 4 2 4

4 5 4 5 4 2 4 4 3 3 4

4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

2 4 5 5 1 4 4 4 2 2 4

4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4

34 40 38 39 34 35 33 37 31 28 36

NO ITEM

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4

4 4 4 4 4 3 2 5 4 4 5

4 4 4 4 4 4 2 4 5 3 4

4 5 4 2 4 2 3 4 4 3 4

4 5 4 1 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4

4 5 4 1 5 3 3 5 5 4 4

4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4

5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5

37 41 36 29 39 29 27 39 39 34 38

NO ITEM

Page 179: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

164

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

1 5 5 1 4 5 1 1 5 5 5

2 4 4 5 4 4 2 4 2 4 2

3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4

4 5 4 4 3 3 3 3 4 5 3

4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 2

4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4

2 5 4 2 4 4 2 2 5 5 2

3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2

2 5 5 4 1 4 4 3 5 4 5

25 40 38 29 29 36 22 26 38 39 29

NO ITEM

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 5 5 5 4 5 5 5 2 5 5

3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

3 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4

3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4

4 4 4 2 3 4 4 4 1 4 4

2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4

3 2 4 4 2 4 5 5 2 4 5

2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4

3 5 4 5 1 4 4 4 3 4 4

27 33 36 36 26 37 37 38 22 34 38

NO ITEM

Page 180: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

165

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

2 5 5 5 5 5 2 1 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5

2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5

19 36 37 37 38 37 35 31 37 36 36

NO ITEM

Page 181: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

166

Lampiran 9

HASIL ANALISIS PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI SEKABUPATEN PURBALINGGA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 SMA N 1 PADAMARA A 39 23 29 29 29 30 35 24 20 36

2 SMA N 1 KEMANGKON B 33 20 24 22 25 26 31 23 20 23

3 SMA N 1 BUKATEJA C 57 28 43 49 47 54 54 36 35 50

4 SMA N 1 PURBALINGGA D 73 47 50 57 66 55 71 53 46 60

5 SMA N 2 PURBALINGGA E 63 43 47 52 54 52 59 49 34 55

6 SMA N 1 KEJOBONG F 32 17 16 31 26 27 29 21 17 30

7 SMA N 1 REMBANG G 51 38 41 37 40 45 47 39 32 44

8 SMA N 1 BOBOTSARI H 58 36 45 51 53 48 54 40 25 48

9 SMA N 1 KUTASARI I 26 26 20 21 21 26 24 20 13 22

10 SMA N 1 KARANGREJA J 42 30 34 33 29 25 38 24 25 30

NO SEKOLAH CODE

NO ITEM

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

29 33 33 36 32 30 28 35 28 29 28 29 36 32 32

21 35 27 29 25 27 18 31 20 25 31 28 33 30 25

46 60 56 59 52 49 49 53 44 45 49 43 59 54 49

52 75 68 70 57 56 54 64 47 61 64 57 70 67 47

45 64 59 65 55 54 53 56 49 57 56 60 61 59 45

23 24 28 32 23 27 22 28 24 21 28 24 29 28 22

37 45 47 50 37 37 39 43 36 35 40 40 47 44 30

45 63 55 60 48 49 45 54 44 44 49 44 53 52 41

19 26 27 27 22 21 21 23 20 24 25 25 25 25 18

34 40 38 39 34 35 33 37 31 28 36 37 41 36 29

NO ITEM

Page 182: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

167

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

33 27 27 27 33 26 35 21 37 36 34 28 34 22 31

31 27 28 32 33 28 29 14 30 30 30 23 26 25 25

55 43 50 58 60 46 54 38 57 55 48 45 51 36 46

66 56 67 72 73 64 60 44 65 66 58 53 66 51 44

59 53 50 60 62 50 58 33 55 57 57 49 54 45 52

30 20 24 25 28 25 28 13 28 28 25 28 26 24 18

44 30 37 48 50 38 41 32 47 43 33 42 42 40 35

52 45 45 59 64 50 52 31 55 53 52 47 52 40 39

25 17 21 26 25 24 25 16 26 25 26 24 24 22 20

39 29 27 39 39 34 38 25 40 38 29 29 36 22 26

NO ITEM

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

36 33 26 33 32 33 33 21 33 35 36 18 28 36 11

30 30 19 28 26 29 28 20 30 29 28 15 25 29 18

57 55 32 51 52 52 52 38 55 56 53 40 44 58 30

69 66 43 64 56 58 55 50 65 67 67 35 60 67 33

60 56 49 60 52 56 55 48 59 59 60 38 42 61 28

28 29 23 28 27 29 27 21 29 29 28 17 26 29 17

47 44 27 37 41 44 43 27 45 46 47 30 35 45 25

58 52 44 54 50 52 50 43 53 54 54 33 45 51 33

25 25 23 24 22 24 24 20 22 25 25 17 18 25 16

38 39 29 27 33 36 36 26 37 37 38 22 34 38 19

NO ITEM

Page 183: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

168

56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

37 35 36 33 33 35 34 37 35 36

29 27 29 25 28 30 28 28 28 29

56 52 58 53 49 56 50 56 53 57

69 66 68 63 60 65 58 69 66 66

59 57 59 54 55 56 58 60 55 58

31 27 31 29 30 28 29 29 29 28

45 44 44 39 45 43 38 44 42 48

53 52 53 52 48 51 51 56 54 54

25 25 25 24 20 24 25 25 25 25

36 37 37 38 37 35 31 37 36 36

NO ITEM

Page 184: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

169

HASIL ANALISIS SKALA PSIKOLOGIS PER INDIKATOR

Indikator No Item Jumlah Jml item Skor Ideal

(%)

1 1, 3 823 2 520 1040 79,13462

2 2, 12, 20, 21,22,27,28,29,30,43,44.48,55 4836 13 520 6760 71,53846

3 6, 9,23, 31,32,33,56 2183 7 520 3640 59,97253

4 4, 13, 24, 57,59 2079 5 520 2600 79,96154

5 7, 25,34,35,45,46,47,49,50,51,61,62 4984 12 520 6240 79,87179

6 5,8,10,11,14,36,37,38,52,63 3812 10 520 5200 73,30769

7 15,16,17,39,40,53,54,58,65 3468 9 520 4680 74,10256

8 18,19,26,41,42,60,64 2906 7 520 3640 79,83516

Page 185: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

170

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Data Awal dengan Konselor

Kisi-kisi intrumen

Pendoman wawancara awal dengan konselor

No Prosedur Variable No Item

1 Tujuan Mengetahui pelaksanaan dan hambatan yang

dialami konselor dalam pelaksanaan layanan

Bimbingan dan Konseling kaitannya dengan

kerjasama dengan guru bidang studi

2 Focus Hambatan yang dialami konselor kaitannya dengan

hubungan dengan guru bidang studi

3 Penjelasan

dari studi

pustaka

1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan

Konseling di sekolah

2. Kolaborasi antara konselor sekolah dengan

guru bidang studi

a) Peran guru bidang studi dalam BK

b) Kesalahpahaman terhadap Bimbingan

dan Konseling

PANDUAN WAWANCARA

1. Tujuan Wawancara: Mengetahui pelaksanaan dan hambatan yang dialami

konselor dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling

2. Pelaksanaan :

a) Hari/tanggal :

b) Jam :

3. Aspek-aspek wawancara :

1. Pelaksanaan layanan klasikal

a. Bagaimana pelaksanaan layanan klasikal disekolah?

b. Materi-materi apa saja yang diberikan saat klasikal?

c. Adakah hambatan-hambatan yang dialami, mengingat waktu yang

diberikan hanya satu jam pelajaran?

2. Pelaksanaan layanan konseling individu

a. Apakah siswa sudah mempunyai kesadaran sendiri untuk datang ke

BK?

b. Siswa kelas berapa yang paling sering datang ke BK?

c. Permasalahan apa saja yang siswa alami dan kemukakan saat

konseling individu?

Page 186: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

171

3. Pelaksanaan layanan BKP dan KKP

a. Bagaimana pelaksanaan layanan BKP dan KKP?

b. Kendala atau hambatan yang dihadapi?

4. Bagaimana prosedur penanganan masalah siswa?

5. Bagaimana peran serta guru bidang studi dalam bimbingan dan konseling?

6. Masih adakah kesalahpahaman guru bidang studi yang terjadi? Jika iya,

kesalahpahaman apa saja yang masih banyak terjadi?

7. Upaya apa yang dilakukan untuk meminimalisir kesalahpahaman guru

bidang studi?

8. Hambatan-hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling?

Page 187: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

172

Lampiran 11 Hasil Wawancara Awal dengan Konselor

Catatan lapangan

Wawancara Pengambilan Data Awal

Tanggal wawancara : 20 April 2015

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan dan hambatan yang dialami

konselor dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis wawancara : wawancara terstruktur (pedoman wawancara)

Wawancara dilakuakan pada saat peneliti ingin mencari data awal dilapangan

sebagai penguat. Adapun wawancara yang digunakan terstruktur, dengan

pedoman yang ada peneliti mencoba mengembangkan wawancara untuk

memperoleh gambaran lebih luas mengenai pelaksanaan dan hambatan yang

dialami konselor dalam kaitannya dengan peran serta guru bidang studi.

No Interviewer Interviewiee

1 Bagaimana pelaksanaan

layanan klasikal disekolah?

Untuk layanan klasikal masuk kelas satu

kali seminggu

2 Materi-materi apa saja yang

diberikan saat klasikal

Materi-materi disesuaikan dari hasil

needassesmen. Kebanyakan masalah

belajar, dan hubungan dengan teman

sebaya.

3 Adakah hambatan-hambatan

yang dialami, mengingat

waktu yang diberikan hanya

satu jam pelajaran?

Iya,,, dengan waktu hanya satu jam itu

sangat dirasa kurang sekali, bahkan dulu

sempat mbak, untuk Bk tidak diberi jam

masuk. Hal itu dikarenakan jam kerja

sekarang itu kan hanya sampai jum‟at. Tapi

pada akhirnya, kami guru BK, matur ke

pihak sekolah untuk meminta jam klasikal.

Karena kan kalau ngga ada klasikal ya

gimana ya mbak, untuk satu jam saja itu

tidak cukup, apalagi kalau mesti ditiadakan.

Dan akhirnya pihak sekolah memberi satu

jam pelajaran untuk klasikal.

4 Apakah siswa sudah

mempunyai kesadaran sendiri

untuk datang ke BK?

Sebagian sudah, tapi ya masih banyak yang

suka malu-malu. Paling ya nanti saya

pancing-pancing dulu, kalau ada siswa yang

keliatannya mau crita, nanti saya ajak

ngobrol, guyonan dulu gitu mbak.

Page 188: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

173

5 Siswa kelas berapa yang

paling sering datang ke BK?

Biasanya yang sudah berani datang sendiri

itu kelas tiga. Mereka biasanya banyak

meminta masukan, kemudian pengarahan

karier dan informasi-informasi pendidikan

lanjutan.

6 Permasalahan apa saja yang

siswa alami dan kemukakan

saat konseling individu?

Kebanyakan mengenai sekolah lanjutan.

Banyak yang masih bingung, mau

melanjutkan kemana, nanti kalau kuliah,

ambil jurusan apa, seperti itu.

7 Bagaimana pelaksanaan

layanan BKP dan KKP?

Untuk layanan Bkp dan Kkp dilaksanakan

sepulang sekolah. Karena kan untuk masuk

kelasnya hanya satu jam. Jadi ya,

diupayakan tetap ada, tapi waktunya

fleksibel. Biasanya sepulang sekolah.

8 Kendala atau hambatan yang

dihadapi?

kadang susah juga mbak. Karena siswa juga

sudah capek. Inginnya ya cepet-cepet

pulang.

9 Bagaimana prosedur

penanganan masalah siswa

Biasanya kalau ada siswa yang

bermasalah,siswanya kami panggil. Selain

itu,kami juga mencari tahu informasi-

informasi, baik dari teman-temannya

maupun dari lingkungan keluarga. Biasanya

kami melakukan home visit juga. Bahkan

jika perlu kami melakukan mediasi dan

konferensi kasus. Tergantung dari jenis dan

berat ringannya masalah.

10 Bagaimana peran serta guru

bidang studi dalam

bimbingan dan konseling?

Terkadang kami home visit bersama guru

yang menjadi wali kelas siswa yang

bermasalah itu mbak. Ya... saling bertukar

informasi juga.

11 Masih adakah

kesalahpahaman guru bidang

studi yang terjadi? Jika iya,

kesalahpahaman apa saja

yang masih banyak terjadi?

Nah itu mbak. Masih ada saja

kesalahpahaman itu. Lalu masih ada juga

yang belum bekerjasama dengan baik. Apa

ya.... jadi itu melimpahkan semua masalah

itu ke BK. Ya, mungkin karena mereka

belum tahu tugas dan peran serta mereka

dalam Bk kali ya mbak. Selain itu juga

masalah poin. Nah itu kan semestinya

bagiannya kesiswaan untuk mengelola poin

itu. Nah dulu sempat ada guru yang

mengusulkan kalo BK yang ngurusin itu.

Ya kami menolak mbak, karena kan sudah

ada tugasnya masing-masing.

Terus itu, banyak yang mengira kalau kita

Page 189: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

174

disini ndak ada kerjaan, karena mungkin

yang mereka lihat itu oh BK cuma masuk

kelas satu jam. Padahal kan tugas kita

berbeda dengan mereka, yang banyak jam

mengajar dikelas. Padahal kan kita tugasnya

sebetulnya banyak juga. Padahal kami

terkadang pulang terakhir mbak, untuk BKP

atau KKP. Tapi dikiranya, cuma ngajar satu

jam saja, ngga jelas kerjanya, padahal kan

BK kegiatannya nggak cuma klasikal saja,

tapi ada BKP,KKP, Konseling Individu,

keluar-keluar untuk home visit dan lain-lain.

12 Upaya apa yang dilakukan

untuk meminimalisir

kesalahpahaman guru bidang

studi?

Biasanya kami mengkomunikasikan. Kalau

seperti kepsek, wakil mereka si sudah tahu.

Oh BK tugasnya ini ini ini, siswa-siswa

yang ditangani si A si B. Tapi kalau guru

mapel, sebagian ada yang masih

beranggapan kurang tepat seperti tadi itu.

13 Hambatan-hambatan yang

dialami dalam pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling?

Yang menjadi hambatan itu ya mbak, dari

intensitas bertemu siswa yang cuma satu

jam seminggu. Lalu anggapan negatif ya,,,

kesalahpahaman guru. Terutama itu guru

senior itu mbak, yang masih sering

beranggapan seperti itu. Kalau yang muda-

muda si kebanyakan mudah untuk diajak

kolaborasi. Lalu mungkin sarana

prasarananya ya. Seperti ruang konseling

individu yang khusus itu belum.

Page 190: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

175

Catatan lapangan

Wawancara Pengambilan Data Awal

Tanggal wawancara : 21 April 2015

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan dan hambatan yang dialami

konselor dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis wawancara : wawancara terstruktur (pedoman wawancara)

Wawancara dilakuakan pada saat peneliti ingin mencari data awal dilapangan

sebagai penguat. Adapun wawancara yang digunakan terstruktur, dengan

pedoman yang ada peneliti mencoba mengembangkan wawancara untuk

memperoleh gambaran lebih luas mengenai pelaksanaan dan hambatan yang

dialami konselor dalam kaitannya dengan peran serta guru bidang studi.

No Interviewer Interviewiee

1 Bagaimana pelaksanaan

layanan klasikal disekolah?

Untuk BK mendapat jatah masuk kelas satu

jam.

2 Materi-materi apa saja yang

diberikan saat klasikal

Untuk materi yang diberikan saat klasikal

itu kebanyakan yang menyangkut

perkembangan

3 Adakah hambatan-hambatan

yang dialami, mengingat

waktu yang diberikan hanya

satu jam pelajaran?

Tentunya waktunya terlalu singkat ya, jadi

harus pandai-pandai mengatur waktu.

4 Apakah siswa sudah

mempunyai kesadaran sendiri

untuk datang ke BK?

Siswa beberapa sudah sukarela namun

mayoritas belum, jadi harus dipanggil

biasanya

5 Siswa kelas berapa yang

paling sering datang ke BK?

Yang sering datang itu kebanyakan kelas

12, karena mereka kan sudah mengenal BK.

Jadi sudah tidak malu dan canggung-

canggung lagi.

6 Permasalahan apa saja yang

siswa alami dan kemukakan

saat konseling individu?

Kebanyakan yang curhat itu adalah siswi

perempuan dan masalahnya adalah masalah-

masalah yang berkaitan dengan orang tua.

7 Bagaimana pelaksanaan

layanan BKP dan KKP?

Untuk Bkp belum dilaksanakan

sebagaimana semestinya karena kendala

waktu masuk kelas yang hanya satu jam,

sedangkan kkp dilaksanakan dengan

memanggil siswa yang bermasalah,

Page 191: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

176

biasanya pada saat jam-jam pelajaran

tertentu dengan izin pada guru mata

pelajaran.

8 Kendala atau hambatan yang

dihadapi?

Belum dilaksanakan sebagaimana mestinya

karena kendala waktu masuk kelas yang

hanya satu jam pelajaran. Dan jika

dilakukan sepulang sekolah tidak

memungkinkan karena pasti siswa sudah

lelah, dan kegiatan BKP KKP akhirnya

tidak kondusif.

9 Bagaimana prosedur

penanganan masalah siswa

Tergantung berat ringannya masalah mbak.

Biasanya siswa yang bermasalah dipanggil.

Kami gali informasi, seperti apa

permasalahan yang dialami. Jika perlu kami

melakukan kunjungan rumah. Dalam hal ini

tentunya kami bekerjasama dengan wali

kelas. Dan jika masalahnya berat, misalnya

mencuri atau berkelahi, pihak sekolah

mengundang orang tua siswa. Lalu tim BK,

wali kelas, kesiswaan, dan orang tua

bersama-sama membicarakan permasalahan

ini.

10 Bagaimana peran serta guru

bidang studi dalam

bimbingan dan konseling?

Disini sebisa mungkin kita bekerjasma ya,

baik dengan guru, kesiswaan, staf-staf lain,

serta koordinasi dengan kepala sekolah

tentunya. Kalau dengan guru bidang studi,

biasanya kami berkolaborasi mengatasi

siswa yang mengalami kesulitan belajar.

11 Masih adakah

kesalahpahaman guru bidang

studi yang terjadi? Jika iya,

kesalahpahaman apa saja

yang masih banyak terjadi?

Ya... yang namanya pemahaman, persepsi

setiap orang pasti berbeda-beda.

Kesalahpahaman pasti tetap ada. Saya rasa

disekolah-sekolah lain juga masih ada,

namun kalau disini kami berusaha untuk

berkomunikasi, dan bekerjasama agar

mereka juga tahu tugas dari guru BK itu

seperti apa. Sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman seperti BK itu hanya

tempatnya siswa yang bermasalah, bagian

menghukum siswa yang tidak patuh tata

tertib, seperti itu.

12 Upaya apa yang dilakukan

untuk meminimalisir

kesalahpahaman guru bidang

studi?

kalau disini kami berusaha untuk

berkomunikasi, dan bekerjasama agar

mereka juga tahu tugas dari guru BK itu

seperti apa. Ya kalau untuk seperti

memotong rambut, menindak siswi yang

rok terlalu pendek, itu kolaborasi dari BK

Page 192: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

177

dan kesiswaan. Jadi kami bekerjasma.

13 Hambatan-hambatan yang

dialami dalam pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling?

Hambatan yang dialami yaitu untuk klasikal

harus benar-benar mempersiapkan media

yang inovativ dan tidak membosankan.

Untuk BKP dan KKP terkendala dari jam

pelajaran yang hanya satu jam, selain itu

juga kurangnya tenaga BK, karena satu

orang konselor mengampu sampai 190

siswa.

Page 193: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

178

Page 194: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

179

Page 195: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

180

Page 196: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

181

Page 197: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

182

Page 198: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

183

Page 199: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

184

Page 200: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

185

Page 201: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

186

Page 202: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

187

Page 203: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

188

Page 204: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

189

Page 205: SKRIPSI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ...

190