SKRIPSI JEPIN

189
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut yaitu: siswa, kurikulum, guru, metode, sarana dan lingkungan. Seorang guru atau pendidik yang akan menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa, tentunya akan menggunakan suatu cara atau metode tertentu agar siswa dapat memahami materi yang diberikan kepadanya. Selain itu seorang guru dituntut untuk menggunakan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran baik antara siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan siswa. Sebagaimana yang banyak kita lihat, guru banyak menggunakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan guru menjadi fasilitator di dalam proses pembelajaran, dimana penggunaan model pembelajaran 1

Transcript of SKRIPSI JEPIN

Page 1: SKRIPSI JEPIN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen

pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan tingkat

pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut

yaitu: siswa, kurikulum, guru, metode, sarana dan lingkungan. Seorang guru atau

pendidik yang akan menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa,

tentunya akan menggunakan suatu cara atau metode tertentu agar siswa dapat

memahami materi yang diberikan kepadanya. Selain itu seorang guru dituntut

untuk menggunakan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam

pembelajaran baik antara siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan siswa.

Sebagaimana yang banyak kita lihat, guru banyak menggunakan model

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan guru menjadi fasilitator di dalam

proses pembelajaran, dimana penggunaan model pembelajaran harus sesuai

dengan materi pelajaran dan dapat membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat di dalam diri siswa tersebut.

Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan rincian dan

penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga

terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Menurut Lie (dalam

Nafisah, 2004: 2), pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar berdasarkan pokok pemikiran, yaitu: (1) Pengetahuan ditemukan,

dibentuk dan dikembangkan oleh siswa, (2) Siswa membangun pengetahuan

1

Page 2: SKRIPSI JEPIN

secara aktif, (3) Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan

kemampuan siswa, dan (4) Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa

dan interaksi antara guru dan siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diujicobakan yang sesuai

dengan pemikiran di atas dan dapat diterapkan oleh guru adalah model

pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif akan memberi

kesempatan pada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran kooperatif

pula, seorang siswa akan menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain. Lie

(dalam Wena, 2009: 189) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

dikembangkan dengan dasar asumsi bahwa proses belajar akan lebih bermakna

jika siswa dapat saling mengajari. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas siswa selama

proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat saling

berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang

efektif. Pembelajaran kooperatif secara konseptual dapat melibatkan siswa secara

aktif di dalam kelompok maupun individu. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa

belajar dalam kelompok-kelompok kecil sehingga diharapkan siswa bekerjasama

untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal. Berdasarkan hasil

penelitian Slavin (dalam Muslimin, 2006: 16), menunjukkan

bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam

meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-

pengalaman belajar individual atau kompetitif. Dari hasil

2

Page 3: SKRIPSI JEPIN

penelitian Lundgren (dalam Muslimin, 2006: 17), menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat

positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe

model pembelajaran kooperatif yang dapat mengoptimalkan partisipasi siswa

mengeluarkan pendapat, dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan merupakan

suatu model pembelajaran yang sederhana dengan keuntungan besar adalah model

pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (Alma, 2008: 91). Model

pembelajaran kooperatif tipe think pair and share membantu siswa meningkatkan

daya fikir (think) lebih dulu, sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan

(pair), kemudian berbagi dalam kelompok (share). Setiap siswa saling berbagi

ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang

diberikan guru, dan bersama-sama mencari solusinya. Jelas inti keberhasilan dari

model ini ialah bagaimana guru merumuskan permasalahan pada awal pelajaran,

yang memberi makna bagi siswa dan menimbulkan rasa penasaran siswa,

sehingga mereka tertarik mencari solusi.

Di SMP Negeri 1 Lubuklinggau menurut informasi dari guru kualitas

interaksi dalam kelas masih relatif kurang optimal, distribusi kemampuan pada

siswa kurang merata, yaitu cenderung memusat pada kelompok atas, siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil refleksi dan kajian yang dilakukan,

maka untuk memperbaiki struktur interaksi kelas yang demikian, maka perlu

perbaikan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, kreatif dan mampu

3

Page 4: SKRIPSI JEPIN

berinteraksi dengan guru dan karnanya, salah satunya adalah dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

sebagai tugas akhir dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Think Pair and Share terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri

1 Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Think Pair and Share terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh penerapan model pembelajaran think pair and share terhadap hasil

belajar fisika.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuhkan rasa kebersamaan

siswa, peningkatan hasil belajar dan keterlibatan siswa dalam proses belajar

mengajar.

4

Page 5: SKRIPSI JEPIN

2. Guru, sebagai tambahan informasi, masukan dan alternatif dalam

pengembangan pembelajaran fisika.

3. Penulis, sebagai bekal dan tambahan pengalaman untuk terjun mengajar, dan

syarat untuk menyelesaikan program sarjana pendidikan fisika pada jurusan

MIPA STKIP – PGRI Lubuklinggau.

4. Peneliti, sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian dalam bidang

pendidikan.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and

Share berpengaruh terhadap hasil belajar.

2. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau mampu menerapkan pelajaran

fisika menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share.

F. Batasan Istilah

Batasan istilah digunakan untuk menghindari salah penafsiran terhadap

masalah yang diteliti serta untuk mencapai sasaran penelitian yang diharapkan.

Batasan masalah yang dimaksud adalah berkaitan dengan permasalahan penelitian

yaitu:

1. Pengaruh adalah akibat yang ditimbulkan setelah siswa diberikan perlakuan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and

Share.

5

Page 6: SKRIPSI JEPIN

2. Model pembelajaran Think Pair and Share adalah model pembelajaran yang

terdiri dari tahap pemberian masalah oleh guru, tahap think-berfikir, tahap

pair-berpasangan, dan tahap share-berbagi ide atau pendapat. Dimana siswa

berfikir sendiri permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian siswa

bekerjasama dan mendiskusikan jawaban yang terbaik menurut mereka.

Selanjutnya tahap mempresentasikan jawaban secara kelompok didepan kelas.

3. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan kognitif siswa setelah

mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran think pair

and share.

6

Page 7: SKRIPSI JEPIN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Belajar dan Pembelajaran

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan dan

interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan

spiritual. Hal ini sesuai dengan pandangan modern dimana belajar adalah proses

perubahan perilaku, berkat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah

laku mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun yang dimaksud

lingkungan mencakup keluarga, sekolah dan masyarakat, dimana peserta didik

berada. Menurut Gagne, Berline, dan Hilgard (dalam Hanafiah dan Suhana,

2009: 7) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang

muncul karena pengalaman.

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Dalam proses pembelajaran

diharapkan terjadi perubahan tingkah laku dalam diri siswa berkat interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan

yang mampu mengantarkan seseorang yang belajar tersebut pada tingkah laku

yang positif. Menurut Slameto (2003: 3) ciri-ciri perubahan tingkah laku orang

yang telah belajar adalah:

7

Page 8: SKRIPSI JEPIN

a. Perubahan secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

c. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif.

d. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

e. Perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek.

Orang yang memiliki ciri-ciri belajar berarti telah mengalami proses

pembelajaran. Untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut, tidak terlepas dari

fungsi guru dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan satu

kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dengan

guru yang mengajar karena dalam proses belajar mengajar akan selalu melibatkan

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk

mencapai tujuan tertentu. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok

dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar

diantaranya bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

berkembang dewasa ini, dimana pada pembelajaran kooperatif siswa belajar

dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Struktur tujuan kooperatif dikemukakan oleh Muslimin (2006: 3) yakni: struktur

tujuan kooperatif terjadi jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama

mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil dalam tujuan tersebut.

8

Page 9: SKRIPSI JEPIN

Dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa harus yakin bahwa tujuan

mereka akan tercapai jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Dengan

arti kata adanya sebuah kesadaran bersama kalau dalam pembelajaran kooperatif

saling ketergantungan antara satu siswa dengan siswa yang lain. Dalam

pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman

belum menguasai bahan pelajaran. Belajar kooperatif memiliki potensi untuk

mengurangi kelas- kelas pasif ke kelas dinamik dan berorientasi kelompok.

Adapun unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan

oleh Muslimin (2006: 6) adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

semati”.

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti

milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

9

Page 10: SKRIPSI JEPIN

Kebanyakan model pembelajaran kooperatif dapat memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan

rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif ada tiga hal yang

perlu diperhatikan, yakni pengelompokan, pemberian motivasi kepada kelompok,

dan penataan ruang kelas menurut Lie (dalam Isjoni, 2009: 64), adalah sebagai

berikut:

a. Pembentukan Kelompok. Pengelompokan (keragaman) merupakan ciri yang

menonjol dalam pembelajaran kooperatif. Alasan dibentuk kelompok

heterogen adalah: pertama, memberi kesempatan untuk saling mengajar (peer

tutoring) dan saling mendukung. Kedua, dapat meningkatkan relasi dan

interaksi antar ras, etnik dan gender. Ketiga, memudahkan pengelolaan kelas

karena masing-masing kelompok memiliki anak yang berkemampuan tinggi

(special hilper), yang dapat membantu teman lainnya dalam memecahkan

suatu permasalahan dalam kelompok menurut Jarolemek dan Parker (dalam

Isjoni, 2009: 65).

10

Page 11: SKRIPSI JEPIN

b. Pemberian Semangat Kelompok. Agar kelompok bisa bekerja secara efektif

dalam proses pembelajaran kooperatif maka masing-masing kelompok perlu

memiliki semangat kelompok. Pemberian semangat ini bisa dibina dengan

melakukan beberapa kegiatan yang bisa mempererat hubungan antara anggota

kelompok, yaitu melalui kegiatan kesamaan kelompok, identitas kelompok,

maupun sapaan atau sorak kelompok.

c. Penataan Ruang Kelas. Pengaturan bangku memainkan peranan penting

dalam kegiatan belajar model pembelajaran kooperatif sehingga semua siswa

bisa melihat guru atau papan tulis dengan jelas. Di samping itu, harus bisa

melihat dan menjangkau rekan-rekan kelompoknya dengan baik dan berada

dalam jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu

sama lain dan guru bisa menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu

bagian kelas untuk kegiatan lain.

Pengelolaan kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif, paling

tidak ada tiga tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-

temannya yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun

ketidakmampuan.

11

Page 12: SKRIPSI JEPIN

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan

kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai

dengan langkah guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk

belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap usaha-

usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya, langkah-langkah pembelajaran

kooperatif dari awal hingga akhir atau dalam pembelajaran kooperatif terdapat

beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pembelajaran yang dilakukan

lebih sistematis. Adapun langkah-langkah tersebut terlihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Fase-2Menyajikan informasi

Fase-3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Fase-5Evaluasi

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-

12

Page 13: SKRIPSI JEPIN

Fase-6Memberikan penghargaan

masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik-baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Bila diperhatikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif pada

tabel di atas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas

sangat menonjol dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.

Sama seperti model pembelajaran yang lain, pembelajaran kooperatif juga

diperlukan tugas perencanaan, misalnya: menentukan pendekatan yang tepat,

memilih topik yang sesuai dengan model ini, pembentukan kelompok siswa,

mengenalkan kepada siswa tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan

waktu dan tempat duduk yang akan digunakan.

Ada satu aspek lagi yang penting dari pembelajaran kooperatif ialah

bahwa di samping membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan

hubungan yang lebih baik diantara siswa, juga membantu siswa dalam

pembelajaran akademis. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan

pengalaman-pengalaman individual dan kompetitif.

Beberapa hasil penelitian pembelajaran kooperatif yang dilakukan para

ahli sebagai berikut:

1) Jessica Ball di Malaysia yang frustasi dengan model pembelajaran tradisional

yang hanya berkutat dengan “kapur dan bercerita” telah mencoba

menggantinya dengan pembelajaran kooperatif yang menciptakan kondisi

pembelajaran yang aktif.

13

Page 14: SKRIPSI JEPIN

2) George M Jacobs yang meneliti pembelajaran kooperatif di Thailand dan

Singapura berpendapat bahwa perencanaan aktivitas kelompok merupakan hal

penting yang menjadi penentu keefektifan pembelajaran.

3) Gan Siouek Lee yang meneliti pembelajaran kooperatif di Singapura

menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif membuat pembelajaran

berkelompok menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan lebih efektif.

Menurut Priyanto (dalam Wena, 2009: 196)

3. Model Pembelajaran Think Pair and Share

Model think pair and share tumbuh dari penelitian pembelajaran

kooperatif dan waktu tunggu, model think pair and share dapat juga disebut

sebagai model belajar mengajar berpasangan. Model pembelajaran khusus yang

diuraikan disini mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1985

(think pair and share) sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong.

Model ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama

dengan orang lain.

Model ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus di

dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi

perlu dilakukan di dalam setting seluruh kelompok. Think pair and share

memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu

yang banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

Andaikan guru baru saja menyelesaikan penyajian yang singkat, atau siswa telah

membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan.

14

Page 15: SKRIPSI JEPIN

Sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang

apa yang telah dijelaskan atau dialami. Model think pair and share sebagai ganti

dari tanya jawab seluruh kelas. Sebagai suatu model pembelajaran think pair and

share memiliki langkah-langkah tertentu.

Menurut Muslimin (2006: 26) langkah-langkah think pair and share ada

tiga yaitu, sebagai berikut:

Tahap 1: Thinking (berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang

berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan

pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Tahap 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan dengan

siswa yang lain untuk dapat mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada

tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi ide jika suatu

persoalan khusus telah diidentifikasi.

Biasanya guru memberi waktu 4 – 5 menit untuk berpasangan.

Tahap 3: Sharing (berbagi). Pada tahap akhir, guru meminta pada pasangan

untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan. Ini efektif

dilakukan dengan bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai

sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Keunggulan dari think pair and share ini adalah optimalisasi partisipasi

siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju

dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, model think pair and share ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka

15

Page 16: SKRIPSI JEPIN

kepada orang lain. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan siswa.

Adapun cara pelaksanaannya adalah:

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan

yang akan disampaikan guru.

c. Siswa diminta dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok

mengemukakan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi

yang belum diungkapkan para siswa.

e. Guru memberi kesimpulan.

f. Penutup

4. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan

tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa standar keberhasilan dalam belajar bisa dilihat dari sejauh

mana guru dan siswa telah berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

ada. Di samping itu hasil belajar merupakan suatu indikator yang penting untuk

menyatakan kualitas suatu pembelajaran. Menurut Gagne (2002: 11) yaitu:

(1) belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif

siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”, (2) proses kognitif tersebut

16

Page 17: SKRIPSI JEPIN

menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi

verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Dari

kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran sangat berpengaruh

terhadap hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi

yang tepat dalam proses pembelajaran. Strategi yang digunakan guru selama

proses belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pada penelitian ini peneliti hanya mengamati aspek kognitif. Hasil belajar dari

aspek kognitif merupakan kemampuan siswa dalam bidang pengetahuan,

pengalaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi, baik secara proses

maupun di akhir pembelajaran. Hasil akhir dapat diketahui dengan menggunakan

salah satu indikator yaitu tes. Hasil tes ini kemudian dianalisis oleh peneliti dan

diberi penilaian. Penilaian yang dilakukan mengacu pada penilaian berdasarkan

KTSP. Dalam KTSP penilaian dilakukan berdasarkan indikator.

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini,

yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.

Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang

memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara

untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban

benar atau salah. Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan adalah teknik tes,

dan tes yang dilakukan berupa tes awal dan tes akhir yang diberikan kepada siswa

berupa tes essay.

17

Page 18: SKRIPSI JEPIN

5. Materi Pelajaran

a. Gelombang

1) Pengertian Gelombang

Pernahkah kamu melemparkan kerikil (batu kecil) ke dalam air yang

tenang? Jika kita melemparkan kerikil ke dalam air yang tenang, permukaan air

tersebut nampak bergerak. Gerakan itu menyebar ke segala arah menjauhi titik

yang merupakan tempat jatuhnya kerikil. Gerakan seperti itu dinamakan

gelombang. Dalam hal ini, medium gelombang tidak ikut merambat.

Berdasarkan contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa gelombang tidak

terjadi dengan sendirinya. Menurut Purwanto (2007: 142) gelombang yang terjadi

pada air tenang disebabkan oleh kerikil yang jatuh ke dalamnya. Jika penyebab

terjadinya gelombang disebut usikan, dapat dikatakan bahwa gelombang terjadi

karena adanya usikan yang merambat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

gelombang adalah getaran yang merambat. Perambatan gelombang dapat terjadi

melalui medium (zat perantara) dan tanpa melalui medium. Gelombang yang

memerlukan medium untuk merambat disebut gelombang mekanik, contohnya

gelombang air laut, gelombang pada tali, gelombang bunyi, dan slinki. Adapun

gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat disebut gelombang

elektromagnetik, contohnya gelombang cahaya, gelombang radio, dan gelombang

18

Page 19: SKRIPSI JEPIN

sinar-X. Selain itu gelombang elektromagnetik dapat dipengaruhi oleh medan

magnet dan medan listrik.

2) Gelombang Mekanik

Getaran yang merambat sepanjang tali disebut gelombang tali. Gelombang

tali merupakan gelombang satu dimensi. Dalam hal ini, medium gelombang tidak

ikut merambat, tetapi bergetar (bergerak naik turun) di tempatnya. Gelombang tali

memerlukan medium untuk merambat. Demikian pula dengan gelombang

mekanik lain, seperti gelombang air (gelombang satu dimensi) dan gelombang

bunyi (gelombang tiga dimensi)

Kita sudah mengetahui bahwa gelombang air laut kadang-kadang besar

dan kadang- kadang kecil. Besar kecilnya gelombang tersebut bergantung pada

kencangnya tiupan angin di atas permukaan air laut. Makin kencang tiupan angin,

makin besar gelombang air laut yang ditimbulkan. Hal ini menunjukkan bahwa

makin besar energi yang diberikan angin kepada permukaan air laut, makin besar

gelombang yang terjadi. Dengan demikian, gelombang merambat membawa

energi. Hal itulah yang menyebabkan gelombang air laut dapat menghempaskan

kapal dan menghasilkan suara yang keras memekakkan telinga.

3) Gelombang Tranversal dan Longitudinal

Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus

dengan arah getarnya. Adapun gelombang longitudinal adalah gelombang yang

arah rambatnya berimpit dengan arah getarnya. Sebagaimana getaran, gelombang

19

Page 20: SKRIPSI JEPIN

juga mempunyai periode gelombang ( ). Periode gelombang adalah waktu yang

diperlukan untuk menempuh jarak sepanjang satu gelombang. Jarak sepanjang

satu gelombang inilah yang selanjutnya disebut panjang gelombang,

dilambangkan . Adapun perbandingan antara panjang gelombang dan periodenya

merupakan kecepatan merambat gelombang ( ). Dengan demikian, secara

matematis hubungan antara panjang gelombang ( ), periode gelombang, dan

cepat rambat gelombang ( ) dapat dirumuskan:

= cepat rambat gelombang (m/s)

= panjang gelombang (m)

= periode gelombang (s)

Mengingat hubungan ; = frekuensi gelombang (Hz) maka diperoleh

persamaan:

Secara sederhana, besaran-besaran gelombang tranversal dapat dijelaskan

sebagai berikut. Getaran gelombang tranversal berupa bukit dan lembah. Tinggi

bukit dan dalamnya lembah menunjukkan simpangan maksimum gelombang yang

disebut amplitudo gelombang. Panjang lintasan yang terdiri atas sebuah bukit dan

lembah disebut panjang gelombang. Pada gambar dibawah ini, anak panah kecil

pada titik getar A, C, E, dan G menunjukkan fase getar atau tahapan-tahapan

getar, berdasarkan hal itulah, panjang gelombang dapat dikatakan sebagai jarak

dua titik getar yang mempunyai fase sama. Panjang gelombang juga dapat

20

Page 21: SKRIPSI JEPIN

dikatakan sebagai jarak antara dua puncak bukit yang berurutan (BF) atau dua

lembah yang berurutan. Waktu yang diperlukan untuk merambat sepanjang satu

gelombang ( ) disebut periode gelombang ( ). Perbandingan antara panjang

gelombang ( ) dan periodenya ( ) merupakan cepat rambat gelombang ( ).

Adapun frekuensi gelombang ( ) adalah jumlah gelombang yang terjadi

setiap sekon. Untuk gelombang longitudinal dapat dijelaskan sebagai berikut.

Getaran gelombang longitudinal berupa rapatan dan renggangan. Rapatan terjadi

jika partikel-partikel medium gelombang bergerak saling mendekati, sedangkan

renggangan terjadi jika partikel-partikel medium gelombang bergerak saling

menjauhi.

Gambar 1. Gelombang tranversal

lembah

bukit ampli-tudo

λ

λ

D

GEA C

pusat rapatan pusat rapatan

pusat rengganganPusat renggangan

Gambar 2. Gelombang longitudinal

21

Page 22: SKRIPSI JEPIN

Jadi, partikel-partikel itu hanya bergerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan

(pusat rapatan dan renggangan), tidak merambat bersama gelombang. Pada

gelombang jenis ini, yang dimaksud panjang gelombang ( ) adalah jarak

sepanjang sebuah rapatan dan renggangan secara berurutan. Dapat juga dikatakan,

panjang gelombang longitudinal adalah jarak antara dua pusat rapatan atau pusat

renggangan yang berurutan.

Adapun periode gelombang longitudinal adalah waktu yang diperlukan

untuk membentuk sebuah rapatan dan sebuah renggangan yang berurutan. Dengan

demikian, frekuensi gelombang longitudinal dapat dikatakan sebagai banyaknya

rapatan dan renggangan yang terjadi setiap sekon. Dalam hal itu, juga berlaku

persamaan:

4) Pemantulan Gelombang

Seutas tali, yang salah satu ujungnya terikat pada suatu tiang, digetarkan

sekali sehingga dapat menghasilkan gelombang seperti tampak pada gambar 3.

Beberapa saat kemudian tampak adanya gelombang yang merambat menuju ke

arah kita (sumber getar). Hal itu terjadi karena gelombang datang yang

menumbuk penghalang (tiang) dipantulkan kembali. Gelombang yang kembali

tersebut dinamakan gelombang pantul. Jika gelombang datang merambat secara

tegak lurus terhadap dinding pemantul, gelombang pantulnya juga tegak lurus

terhadap dinding pemantul. Hanya, arah rambatnya berlawanan dengan arah

rambat gelombang datang (perhatikan gambar 3). Bagaimana jika gelombang

22

Page 23: SKRIPSI JEPIN

datang membentuk sudut tertentu terhadap garis normal (garis yang tegak lurus

terhadap dinding pemantul)?

Jika pada air kolam yang tenang dijatuhkan kerikil, akan timbul gelombang

permukaan air, makin lama gelombang itu makin luas hingga mencapai tepi

kolam dan memantul. Jika kita perhatikan, arah rambat gelombang datang dan

gelombang pantul yang terjadi secara sederhana dapat digambarkan seperti

gambar 4. berikut ini:

gelombang pantul

Gambar 3. Gelombang tali akan dipantulkan jika mengenai penghalang (tiang/tembok

Gelom-bang pantul

garis normalgelombang datang (b)

23

gelombang datang

Gambar 4. Gelombang datang dan gelombang pantul permukaan air terletak pada satu bidang datar.

Page 24: SKRIPSI JEPIN

Sudut yang terbentuk antara arah rambat gelombang pantul dan garis normal

disebut sudut datang dan sudut yang terbentuk antara arah rambat gelombang

pantul dan garis normal disebut sudut pantul.

Berdasarkan percobaan tersebut, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

Pada pemantulan gelombang berlaku

(1) Gelombang datang, garis normal, dan gelombang pantul terletak dalam satu

bidang datar.

(2) Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Dua kesimpulan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum pemantulan.

5) Pemanfaatan Gelombang

Dalam kehidupan sehari-hari, keberadaan gelombang sangat bermanfaat

bagi kesejahteraan manusia. Sekarang dengan memanfaatkan gelombang orang

dapat berhubungan jarak jauh menggunakan telepon genggam. Dengan

gelombang pula, siaran radio dan televisi dapat ditangkap di segala penjuru dunia.

Gelombang juga dapat dimanfaatkan pada alat microwave. Dalam dunia

kedokteran gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan janin

seorang ibu.

B. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 34) hipotesis adalah suatu jawaban sementara

terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka penelitian ini diajukan

24

Page 25: SKRIPSI JEPIN

hipotesis: “ada pengaruh penerapan model pembelajaran think pair and share

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri1 Lubuklinggau”.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002: 126). Metode dalam

penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen Research) kategori

Pretes and Postes Group Design.

Eksperimen semu kategori Pretes and Postes Group Design adalah sebuah

eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding karena hanya satu

perlakuan dan dengan eksperimen sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen

yang disebut pretes dan sesudah eksperimen yang disebut postes (Arikunto, 2002:

77). Menurut Arikunto (2006: 86), dapat digambarkan sebagai berikut:

A : O1 X O2

Keterangan:

A = Sampel Acak

O1 = Tes Awal (Pretes)

O2 = Tes Akhir (Postes)

X = Pembelajaran dengan model pembelajaran think pair and share

25

Page 26: SKRIPSI JEPIN

B. Variabel Penelitian

Menurut Suryabrata (2005: 25) variabel penelitian adalah sebagai segala

sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan

perlakuan dengan model pembelajaran think pair and share.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2002: 108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Lubuklinggau tahun pelajaran 2009/2010, yaitu kelas VIII1, VIII2, VIII3, VIII4,

VIII5, seperti tabel 3.1.

Tabel 3.1Populasi Penelitian

No KelasJenis Kelamin

Jumlah siswaLaki-laki Perempuan

1. VIII1 18 17 352. VIII2 10 24 343. VIII3 17 17 344. VIII4 17 19 365. VIII5 21 13 34

Jumlah 83 90 173( Sumber: Tata usaha SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun 2009-2010)

2. Sampel

Menurut Mardalis (2007: 55) sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari

seluruh individu yang menjadi subjek penelitian. Tujuan penentuan sampel ialah

26

Page 27: SKRIPSI JEPIN

untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati

sebagian dari populasi, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian. Dalam

penelitian ini, sampel diambil secara acak dari populasi sebanyak lima kelas,

penentuan sampel menggunakan sampel acak dengan cara pengundian tersebut

didapat sampel yang akan diteliti yaitu satu kelas yaitu kelas VIII4 selama proses

pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran think pair and share.

Secara rinci, sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2Sampel Penelitian

No KelasJenis Kelamin

Jumlah siswaLaki-laki Perempuan

1. VIII4 17 19 36

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan

teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar dan angket respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Angket respon siswa

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share,

yang meliputi: materi pelajaran, cara belajar, penggunaan model pembelajaran dan

penampilan guru dalam mengajar.

Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan

mencari persentase jawaban siswa untuk setiap butir aspek yang ditanyakan dalam

angket dengan menggunakan rumus:

27

Page 28: SKRIPSI JEPIN

Rata-rata persentase setiap aspek yang dinilai ditentukan dengan cara

menentukan jumlah persentase setiap butir aspek dibagi banyaknya butir yang

ditanyakan pada aspek butir tersebut.

2. Tes hasil belajar

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

model tes. Menurut Arikunto (2002: 127) tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam

hal ini peneliti menggunakan bentuk tes essay yang terdiri dari 8 soal. Materi tes

adalah tentang gelombang. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengukur data

tentang hasil belajar fisika siswa kelas VIII4. Dimana pretest dan posttest

menggunakan soal tes yang sama.

E. Uji Coba Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 236) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sebuah tes dapat dikatakan

baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu untuk

mengetahui apakah valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini.

Dengan demikian soal tes yang akan digunakan dalam penelitian ini sudah

diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.

28

Page 29: SKRIPSI JEPIN

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002: 144), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahian suatu instrumen. Maka dapat

disimpulkan bahwa suatu instrumen yang valid atau sudah sahih memiliki

validitas yang tinggi. Untuk mengetahui validitas butir soal dilakukan dengan

mengkoreksi skor butir soal tersebut dengan skor soal total yang diperoleh

koefisien korelasi dihitung dengan rumus korelasi product moment dari pearson

Arikunto (2002: 146).

rxy =

Keterangan:

rxy = Keofisien korelasi

X = skor butir soal

Y = skor total

N = Banyak soal

Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi menurut

Guilford (dalam Sukasno, 2006: 49) adalah sebagai berikut:

rxy 0,00 Tidak valid

0,00< rxy 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 < rxy 0,40 Validitas rendah (kurang)

0,40 < rxy 0,60 Validitas sedang (cukup)

0,60 < rxy 0,80 Validitas tinggi (baik)

29

Page 30: SKRIPSI JEPIN

0,80 < rxy 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas digunakan uji t

seperti yang dikemukakan Sudjana (2002: 380)

Keterangan:

n = banyaknya data

= korelasi

= distribusi student t

Taraf nyata = , jika , maka H0 diterima (tidak signifikan).

Dalam hal lain Ha ditolak (signifikan), dengan kata lain butir soal tersebut

dikatakan valid.

Dari hasil perhitungan (Lampiran B), dapat dilihat hasil analisis validitas

butir soal pada tabel 3.3.

Tabel 3.3Hasil Analisis Validitas

Soal Tes

No.soal

Nilai Keterangan

1 0,64 2,02 5,37 Valid/tinggi

2 0,50 2,02 3,75 Valid/sedang

3 0,54 2,02 4,21 Valid/sedang

4 0,65 2,02 5,48 Valid/tinggi

5 0,49 2,02 3,60 Valid/sedang

6 0,65 2,02 5,53 Valid/tinggi

7 0,64 2,02 5,40 Valid/tinggi

8 0,67 2,02 5,89 Valid/tinggi

30

Page 31: SKRIPSI JEPIN

2. Reliabilitas

Reliabilitas memberi pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian

digunakan rumus alpha (Arikunto, 2006: 195), yaitu:

(Arikunto, 2006: 195)

Keterangan:

= Reliabilitas intrumen

= jumlah varians butir

= varians total

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Klasifikasi untuk menginterpretasikan reliabilitas suatu tes menurut

Guilford (dalam Sukasno, 2006: 61) yaitu:

reliabilitas sangat rendah

reliabilitas rendah

reliabilitas sedang (cukup)

reliabilitas tinggi (baik)

reliabilitas sangat tinggi

Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha

(pada lampiran B), diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,43, hal ini berarti

31

Page 32: SKRIPSI JEPIN

instrumen penelitian ini memiliki derajat reliabilitas sedang sehingga dapat

dipercaya sebagai alat ukur.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran soal suatu butir soal menunjukkan apakah butir soal

tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang dan mudah. Butir soal yang baik

adalah yang tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Suatu hal yang harus

diperhitungkan oleh seorang perancang tes adalah mempertimbangkan tingkat

kesukaran soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal uraian dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Indeks kesukaran soal

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal kelompok atas

= Jumlah skor ideal kelompok bawah

Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan, adalah kriteria yang

dikemukakan Guilford (dalam Subana, 2005: 133) sebagai berikut:

IK = 0,00 : (soal terlalu sukar)

0,00 < IK ≤ 0,30 : (soal sukar)

0,30 < IK ≤ 0,70 : (soal sedang)

0,70 < IK ≤ 1,00 : (soal mudah)

32

Page 33: SKRIPSI JEPIN

Dari hasil perhitungan (Lampiran B) dapat dikemukakan rekapitulasi

hasil analisis tingkat kesukaran tes penguasaan meteri gelombang seperti pada

tabel 3.4.

Tabel 3.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Soal Tes

NomorSoal Kel.atas Kel.bawah

idealKel.Atas/Bawah

TingkatKesukaran

Keterangan

1 39 14 30 0,60 Sedang

2 68 34 75 0,46 Sedang

3 67 28 90 0,36 Sedang

4 82 39 90 0,46 Sedang

5 111 64 105 0,57 Sedang

6 134 72 150 0,47 Sedang

7 170 77 150 0,56 Sedang

8 153 78 150 0,53 Sedang

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal, adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut juga dengan indeks deskriminasi

(daya pembeda). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal uraian

digunakan rumus:

Keterangan:

= Indeks daya pembeda

33

Page 34: SKRIPSI JEPIN

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal salah satu kelompok ( kelompok atas atau bawah)

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan, adalah kriteria yang

dikemukakan Suherman dan Sukaya ( dalam Subana, 2005: 135) sebagai berikut:

DP ≤ 0,00 (Sangat jelek)

0,00 < DP ≤ 0,20 (Jelek)

0,20 < DP ≤ 0,40 (Cukup)

0,40 < DP ≤ 0,70 (Baik)

0,70 < DP ≤ 1,00 (Sangat baik)

Dari hasil perhitungan (pada lampiran B), dapat dikemukakan rekapitulasi

hasil analisis daya pembeda tes penguasaan materi gelombang seperti pada

tabel 3.5.

Tabel 3.5Hasil Analisis Daya Pembeda

Soal Tes

NomorSoal Kel.atas Kel.bawah

idealKel.atas/bawah

DayaPembeda

Keterangan

1 39 14 44 0,57 Baik

2 68 34 110 0,31 Cukup

3 67 28 132 0,30 Cukup

4 82 39 132 0,33 Cukup

5 111 64 154 0,31 Cukup

6 134 72 220 0,28 Cukup

7 170 77 220 0,42 Baik

8 153 78 220 0,34 Cukup

34

Page 35: SKRIPSI JEPIN

Berdasarkan hasil uji coba tes hasil belajar, maka rekapitulasi hasil uji

coba tes dapat di lihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6Rekapitulasi Hasil Uji Coba

Soal Tes

NoSoal

ValiditasTingkat

KesukaranDaya

PembedaKeterangan

1 0,64 Valid/tinggi 0,60 Sedang 0,57 Baik Digunakan

2 0,50 Valid/sedang 0,46 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

3 0,54 Valid/sedang 0,36 Sedang 0,30 Cukup Digunakan

4 0,65 Valid/tinggi 0,46 Sedang 0,33 Cukup Digunakan

5 0,49 Valid/sedang 0,57 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

6 0,65 Valid/tinggi 0,47 Sedang 0,28 Cukup Digunakan

7 0,64 Valid/tinggi 0,56 Sedang 0,42 Baik Digunakan

8 0,67 Valid/tinggi 0,53 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap hasil

belajar adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor rata-rata dan standar deviasi

a. Untuk menentukan skor rata-rata digunakan rumus:

(Sudjana, 2002: 67)

b. Untuk menentukan standar deviasi digunakan rumus:

Keterangan:

35

Page 36: SKRIPSI JEPIN

= nilai rata-rata hasil belajar siswa

= nilai siswa keseluruhan

n = banyaknya data

S = Standar deviasi

2. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui normal/tidaknya suatu

data. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan chi-

kuadrat yaitu:

(Arikunto, 2006: 290)

Keterangan:

= Harga chi-kuadrat yang dicari

= Frekuensi dari hasil observasi

= Frekuensi dari hasil yang diharapkan

Selanjutnya dibandingkan dengan dengan derajat kebebasan

(dk) = i-1, dimana i adalah banyaknya kelas interval. Jika , maka

dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dalam hal lainnya data tidak

berdistribusi normal. (Arikunto, 2006: 290)

3. Tes Rata-Rata

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran think

pair and share terhadap hasil belajar fisika secara signifikan digunakan rumus:

36

Page 37: SKRIPSI JEPIN

(Arikunto, 2006: 86)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

= deviasi masing-masing subjek(d – Md)

jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

d.b = ditentukan dengan N – 1

Kriteria pengujian: Jika < tabelt maka tidak berbeda secara signifikan,

artinya tidak ada pengaruh yang berarti atau hipotesis ditolak jika > tabelt atau

tabelt < maka terdapat pengaruh yang signifikan.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian.

Tahapan penelitian ini dimulai dari pembuatan proposal penelitian, persiapan

analisis data hingga menarik kesimpulan dan saran. Tahapan atau prosedur yang

dilaksanakan meliputi:

1. Persiapan dalam hal ini dimulai

dengan membuat rancangan pembelajaran, rancangan instrumen,

pertimbangan uji coba tes dan pembuatan ijin penelitian.

2. Pelaksanaan dalam hal ini dimulai dengan mengadakan penelitian dengan

memberikan tes awal (pretes) sebanyak 8 soal. Pada tahap berikutnya peneliti

37

Page 38: SKRIPSI JEPIN

memberikan perlakuan pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran Think

Pair and Share. Sedangkan pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir

(postes) sebanyak 8 soal.

3. Analisis data meliputi

pengumpulan atau penskoran analisis data dan menarik kesimpulan.

H. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuklinggau kelas VIII4

yang berjumlah 36 siswa pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

Pelaksanaannya di mulai pada tanggal 5 sampai dengan 17 April yang dilakukan

secara langsung oleh peneliti dan sesuai dengan jadwal yang berlaku di sekolah..

Proses pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menggunakan model

pembelajaran think pair and share pada materi gelombang. Adapun pelaksanaan

penelitian dimulai dengan pemberian tes awal, melaksanakan pembelajaran, dan

tes akhir. Tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada

materi gelombang sedangkan tes akhir bertujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa setelah mengikuti pembelajaran.

38

Page 39: SKRIPSI JEPIN

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Angket

Dalam penelitian ini, data tentang respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dikumpulkan menggunakan angket. Angket tersebut diisi oleh siswa

setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai. Angket tersebut berisikan tentang

pendapat siswa terhadap komponen kegiatan pembelajaran yang meliputi: materi

pembelajaran, cara guru dalam pembelajaran, serta minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran menggunakan model pembelajaran think pair and share

(Lampiran A).

Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan

mencari persentase jawaban siswa untuk setiap butir aspek yang ditanyakan dalam

angket dengan menggunakan rumus:

Secara rinci rekapitulasi respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat

dilihat pada tabel 4.1.

39

Page 40: SKRIPSI JEPIN

Tabel 4.1.Rekapitulasi Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran

NoPendapat siswa terhadap komponen

kegiatan pembelajaran berikutSenang Tidak senang

Jumlah % Jumlh %

I

1.Materi pembelajaran2.Cara belajar siswa dikelas3.Pengunaan model pembelajaran4.Cara guru dalam mengajar

32323332

88,8988,8991,6788,89

4434

11,1111,118,3311,11

Rata-rata 32,25 89,585 3,75 10,415

Pendapat siswa terhadap komponen

kegiatan berikut iniHal baru Bukan hal baru

Rata-rata Jumlah % Jumlh %

II

1.Materi pembelajaran2.Cara belajar siswa dikelas3.Pengunaan model pembelajaran4.Cara guru dalam mengajar

23333430

63,8991,6794,4483,33

13326

36,118,335,5616,67

Rata-rata 30 83,33 6 16,67

Berminat Tidak berminatJumlah % Jumlh %

III

Minat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran think pair and share.

33 91,67 3 8,33

Setelah mengikuti pembelajaran gelombang menggunakan model

pembelajaran think pair and share, hasil angket respon siswa terhadap komponen

kegiatan pembelajaran didapat bahwa secara umum siswa memiliki respon yang

baik. Hal ini dapat ditunjukkan 89,585% siswa menyatakan senang dan hanya

10,415% siswa yang menyatakan tidak senang terhadap komponen pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share pada materi

gelombang.

40

Page 41: SKRIPSI JEPIN

Tabel 4.1 juga menunjukkan rata-rata sebesar 63,89% siswa yang

menyatakan bahwa komponen kegiatan pembelajaran merupakan suatu hal yang

baru. Hanya pada komponen materi pelajaran sebesar 36,11% siswa menyatakan

bukan hal yang baru. Ini menunjukkan bahwa siswa memang pernah menerima

materi gelombang sebelumnya. Pada komponen cara belajar siswa di kelas sebesar

16,67% siswa menyatakan bukan hal baru, sedangkan 83,33% menyatakan hal

yang baru. Pada komponen penggunaan model pembelajaran sebesar 83,33%

siswa menyatakan hal yang baru, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran think pair and share merupakan hal yang baru dan mereka bisa

menerimanya karena 91,67% siswa menyatakan berminat untuk mengikuti

pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share.

Data yang diperoleh secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar secara

aktif, kreaktif dan penuh semangat dalam belajar, maka tujuan pembelajaran dapat

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Deskripsi Data Hasil Tes

Ada dua macam data dalam penelitian ini yaitu:

a. Kemampuan siswa menyelesaikan soal uraian/essay sebelum diberi

perlakuan (Pretes)/kemampuan awal siswa.

b. Kemampuan siswa menyelesaikan soal uraian/essay setelah diberi

perlakuan (Postes)/kemampuan akhir siswa.

Perlakuan yang dimaksud adalah proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share sebelum masuk ke

41

Page 42: SKRIPSI JEPIN

materi pelajaran. Pada penelitian ini mengambil pokok bahasan gelombang untuk

materi pelajaran. Pada penelitian ini untuk siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1

Lubuklinggau.

Pengumpulan data tes hasil belajar yaitu data hasil pretes dan data hasil

postes. Soal yang diberikan dalam bentuk essay dan sistem pemberian skor

dengan cara setiap langkah penyelesaian yang dilakukan siswa.

Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah lima kali pertemuan

yaitu mulai tanggal 5 sampai 17 April 2010. Dengan rincian satu kali uji coba

instrumen di kelas IX, satu kali pretes pada awal penelitian, dua kali proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dan

dilanjutkan postes diakhir pembelajaran. Dalam pertemuan tatap muka kepada

siswa diberikan lembar kerja yang diberikan secara kelompok. Saat mengerjakan

lembar kerja diminta semua anggota kelompok menguasai materi yang di

sampaikan guru. Alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan untuk proses

pembelajaran adalah 3 x 40 menit (3 jam pelajaran). Sedangkan alokasi waktu

untuk pretes dan postes adalah 1 x 40 menit (1 jam pelajaran).

a. Kemampuan awal siswa

Kemampuan awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan

awal yang dimiliki siswa sebelum diberikan pembelajaran tentang materi

gelombang. Kemampuan awal tersebut diperoleh melalui tes. Adapun kemampuan

awal yang dimaksud merupakan kemampuan siswa sebelum guru memberikan

pembelajaran kepada siswa dengan model Think Pair and Share.

42

Page 43: SKRIPSI JEPIN

Analisis data hasil tes awal siswa mengenai materi gelombang dapat

dilihat pada tabel 4.2 secara rinci untuk nilai hasil tes awal dapat dilihat pada

lampiran C sedangkan untuk perhitungan rata-rata dan simpangan baku dari

nilai hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.2Analisis Data Hasil Tes Awal

Banyaknyasiswa

Skor tiap butir soal sko

r total seluruh siswa

seluruh siswa

Keterangan

Tuntas

Blm tuntas

1 2 3 4 5 6 7 8

36 59 105 120 103 104 113 140 118 862 1539 1 35Rata-

rata1,6 2,9 3,3 2,9 2,9 3,1 3,9 3,3 23,9 42,75

Tabel 4.3Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal

Interval Kelas16-24 4 20 80 -22,75 517,56 2070,2525-33 6 29 174 -13,75 189,06 1134,3834-42 5 38 190 -4,75 22,563 112,81343-51 10 47 470 4,25 18,063 180,62552-60 10 56 560 13,25 175,56 1755,6361-69 1 65 65 22,25 495,06 495,063

Jumlah  36    1539 5748,75Rata-rata = 42,75Simpangan Baku = 12,82

Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kemampuan

awal yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Think Pair and Share

sebesar 42,75.

b. Kemampuan akhir siswa

43

Page 44: SKRIPSI JEPIN

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi gelombang merupakan

hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan tes akhir yang dimaksud bertujuan untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk analisis data hasil tes akhir

siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 secara rinci analisis data hasil tes akhir siswa

dapat dilihat pada lampiran C.

Tabel 4.4Analisis Data Hasil Tes Akhir

Banyaknyasiswa

Skor tiap butir soal sko

r total seluruh siswa

seluruh siswa

Keterangan

Tuntas

Blm tuntas

1 2 3 4 5 6 7 8

36 71 173 193 195 202 251 250 241 1576 2414 8 28Rata-

rata2,0 4,8 5,4 5,4 5,6 7,0 6,9 6,7 43,8 78,17

Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, ternyata siswa pada kelas VIII4

yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Think Pair and Share mengalami hasil yang lebih baik dalam arti

adanya ketuntasan belajar yang meningkat. Dalam hal ini, persentase ketuntasan

belajar dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5Persentase Ketuntasan Belajar Nilai Tes Akhir

Jumlah Siswa Jumlah siswa yang mendapat Ketuntasan belajarNilai < 65 Nilai 65

36 7 29 80,56%

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai persentase ketuntasan belajar siswa

menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share sebesar 80,56%.

44

Page 45: SKRIPSI JEPIN

Disamping ketuntasan belajar dari nilai tes akhir dapat dilihat juga

perbedaan rata-ratanya dan simpangan baku nilai tes akhir dapat dilihat

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir

Interval Kelas50-57 4 53,5 214 -24,667 608,444 2433,7858-65 3 61,5 184,5 -16,667 277,778 833,33366-73 4 69,5 278 -8,6667 75,1111 300,44474-81 8 77,5 620 -0,66667 0,44444 3,5555682-89 9 85,5 769,5 7,33333 53,7778 48490-97 8 93,5 748 15,3333 235,111 1880,89

Jumlah  36    2814 5936Rata-rata = 78,17Simpangan Baku = 13,02

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kemampuan akhir setelah

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Think Pair and Share sebesar

78,17.

B. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model

pembelajaran think pair and share terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII

SMP Negeri1 Lubuklinggau”.

Seperti yang yang sudah dijelaskan pada Bab III bahwa sebelum

melakukan uji hipotesis tersebut, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian

normalitas data. Setelah pengujian normalitas data dilakukan, kemudian pengujian

dilanjutkan dengan melakukan uji tes rata-rata.

45

Page 46: SKRIPSI JEPIN

1. Uji normalitas

Perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dilakukan melalui

perhitungan statistik uji normalitas data pada nilai tes awal dan uji normalitas data

nilai tes akhir. Uji normalitas data nilai tes awal dapat dilihat pada tabel 4.7

sedangkan untuk uji normalitas data nilai tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.7Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal

KelasInterval

Batas Kelas

Z L

15,5 -2,13 0,483416-24 4 0,0612 2,2032 1,465

24,5 -1,42 0,422225-33 6 0,158 5,688 0,017

33,5 -0,72 0,264234-42 5 0,2562 9,2232 1,934

42,5 -0,02 0,00843-51 10 0,2597 9,3492 0,045

51,5 0,68 0,251752-60 10 0,1645 5,922 2,808

60,5 1,38 0,416261-69 1 0,0655 2,358 0,782

69,5 2,09 0,4817

Jumlah 36 = 7,052

Tabel 4.8Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir

KelasInterval

Batas Kelas

Z L

49,5 -2,20 0,486150-57 4 0,042 1,512 4,094

46

Page 47: SKRIPSI JEPIN

57,5 -1,59 0,444158-65 3 0,1101 3,9636 0,234

65,5 -0,97 0,33466-73 4 0,1934 6,9624 1,260

73,5 -0,36 0,140674-81 8 0,2432 8,7552 0,065

81,5 0,26 0,102682-89 9 0,2052 7,3872 0,352

89,5 0,87 0,307890-97 8 0,1228 4,4208 2,898

97,5 1,48 0,4306

Jumlah 36 = 8,904

Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai data nilai tes

awal dan data nilai tes akhir lebih kecil daripada . Berdasarkan ketentuan

pengujian normalitas dengan menggunakan uji kecocokan (chi-kuadrat) dapat

disimpulkan bahwa masing-masing untuk nilai data nilai tes awal maupun tes

akhir berdistribusi normal pada taraf kepercayaan = 0,05 karena

< rekapitulasi hasil uji normalitas data nilai tes awal dan uji

normalitas data nilai tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data

Nilai Tes Awal dan Tes Akhir

Uji normalitas data Kesimpulan

Tes Awal 7,052 5 11,07 normalTes Akhir 8,904 5 11,07 normal

2. Uji tes rata-rata

Berdasarkan perhitungan uji tes rata-rata yang dilakukan pada nilai tes

awal dan nilai tes akhir pada kelas VIII4, maka terdapat perbedaan yang signifikan

47

Page 48: SKRIPSI JEPIN

antara tes awal dengan tes akhir dengan taraf kepercayaan = 0,05 karena

yaitu dan = 5,53 dan

Rekapitulasi hasil uji tes rata-rata nilai tes awal dan nilai tes hasil dapat

dilihat pada tabel 4.10 secara rinci nilai untuk perhitungan uji tes rata-rata dapat

dilihat pada lampiran C

Tabel 4.10Rekapitulasi Hasil Uji Tes Rata-Rata

Nilai Tes Awal dan Tes Akhir

(N-1)Keterangan

5,53 35 2,02 diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji tes rata-rata mengenai kemampuan akhir

siswa (lampiran C), menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada kelas VIII4

setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran think pair and share

terdapat pengaruh secara signifikan pada taraf kepercayaan = 0,05 karena

yaitu = 5,53 hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran think

pair and share terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri1

Lubuklinggau”.

C. Pembahasan

Berdasarkan perhitungan analisis data hasil uji hipotesis didapat bahwa

yaitu = 5,53 hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran think

48

Page 49: SKRIPSI JEPIN

pair and share terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri1

Lubuklinggau”.

Pada kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini diberi perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share, Pertemuan I

dalam pelaksanaannya terlebih dahulu guru menjelaskan secara singkat materi

yang akan dibahas dan guru mengorganisir siswa dalam pembentukan kelompok

dan proses pembelajarannya menggunakan alat peraga seperti memperagakan tali

lalu digetarkan seperti petunjuk yang ada di lembar kerja siswa. Selanjutnya guru

mengarahkan dan memberi penjelasan kepada siswa untuk mengisi lembar kerja

siswa dengan berfikir perindividu terlebih dahulu lalu berpasangan untuk

berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing lalu masing-masing kelompok

berbagi didepan kelas dengan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Terus guru

mengajak serta siswa menarik kesimpulan dan memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya mengenai materi pelajaran gelombang yang mungkin belum

dipahami pada pembelajaran yang baru saja dibahas. Guru menjawab dan

menjelaskan pertanyaan dari siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya baik kepada guru maupun kepada teman sekelas.

Pada pertemuan I ini waktu yang sudah diatur dalam rpp kurang

mencukupi karena siswa antusias pada materi pelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran think pair and share dengan baru pertama kalinya

penggunaan model pembelajaran think pair and share pada kelas tersebut.

Pada pertemuan II terlebih dahulu guru mengatur siswa sesuai dengan

kelompoknya masing-masing lalu menjelaskan materi pelajaran yang akan

49

Page 50: SKRIPSI JEPIN

dibahas. Selanjutnya guru mengarahkan dan memberi penjelasan kepada siswa

untuk mengisi lembar kerja siswa dengan berfikir terlebih dahulu perindividu lalu

berpasangan untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing lalu masing-

masing kelompok berbagi didepan kelas dengan mempresentasikan hasil diskusi

mereka. Terus guru mengajak serta siswa menarik dan memberi kesempatan pada

siswa bertanya mengenai materi gelombang yang mungkin masih ada yang belum

dipahami pada pembelajaran yang baru saja dibahas. Guru menjawab dan

menjelaskan pertanyaan dari siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya baik kepada guru maupun kepada teman sekelas.

Pada pertemuan II ini waktu yang sudah diatur dalam rpp mencukupi.

Peneliti melihat bahwa siswa secara aktif bekerjasama dan berdiskusi serta

antusias siswa dalam mengisi lembar kerja siswa dalam mengikuti pelajaran

dengan tingginya hasil belajar siswa. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan

oleh beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran think pair and

share karena didalam pembelajaran ini, siswa dituntut aktif dan semangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran rasa

senang dan percaya diri siswa sudah ditanamkan sejak awal kegiatan

pembelajaran.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, yaitu dengan dimana

50

Page 51: SKRIPSI JEPIN

= 5,53 dan hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini

menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa menggunakan model

pembelajaran think pair and share secara signifikan lebih baik. Dengan kata lain

ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran think pair and share

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri1 Lubuklinggau”.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian serta simpulan, penulis menyarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share, siswa

diharapkan akan lebih aktif dan responsif dalam belajar dan berdiskusi serta

bertanya secara individu maupun kelompok sehingga proses pembelajaran yang

dilaksanakan dapat memberikan peningkatan hasil belajar.

2. Guru

Sebaiknya guru fisika lebih memperhatikan dan diharapkan mampu

menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share pada materi-materi yang

sesuai sebagai alternatif sehingga dapat membuat pembelajaran siswa lebih

relevan.

3. Peneliti

Bagi peneliti lain dapat meneruskan penelitian dengan mengembangkan

dan melaksanakan model pembelajaran Think Pair and Share terhadap

peningkatan hasil belajar siswa.

51

Page 52: SKRIPSI JEPIN

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

52

Page 53: SKRIPSI JEPIN

. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Fatimah, Siti, Dkk. 2008. Modul C Model – Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang: UNSRI.

Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Ibrahim, Muslimin. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mardalis. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nafisah. 2004. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas II SLTP Negeri 4 Palembang. Inderaya: FKIP UNSRI.

Purwanto, Budi. Sains Fisika 2 Konsep dan Penerapannya. 2007. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta..

Subana. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Taesito.

Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau: STKIP PGRI Lubuklinggau.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Modellogi Penelitian. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

53

Page 54: SKRIPSI JEPIN

54

Page 55: SKRIPSI JEPIN

55

Page 56: SKRIPSI JEPIN

56

Page 57: SKRIPSI JEPIN

57

Page 58: SKRIPSI JEPIN

58

Page 59: SKRIPSI JEPIN

59

Page 60: SKRIPSI JEPIN

60

Page 61: SKRIPSI JEPIN

61

Page 62: SKRIPSI JEPIN

62

Page 63: SKRIPSI JEPIN

63

Page 64: SKRIPSI JEPIN

64

Page 65: SKRIPSI JEPIN

65

Page 66: SKRIPSI JEPIN

66

Page 67: SKRIPSI JEPIN

67

Page 68: SKRIPSI JEPIN

68

Page 69: SKRIPSI JEPIN

69

Page 70: SKRIPSI JEPIN

70

Page 71: SKRIPSI JEPIN

71

Page 72: SKRIPSI JEPIN

72

Page 73: SKRIPSI JEPIN

73

Page 74: SKRIPSI JEPIN

74

Page 75: SKRIPSI JEPIN

75

Page 76: SKRIPSI JEPIN

76

Page 77: SKRIPSI JEPIN

77

Page 78: SKRIPSI JEPIN

78

Page 79: SKRIPSI JEPIN

79

Page 80: SKRIPSI JEPIN

80

Page 81: SKRIPSI JEPIN

81

Page 82: SKRIPSI JEPIN

82

Page 83: SKRIPSI JEPIN

83

Page 84: SKRIPSI JEPIN

84

Page 85: SKRIPSI JEPIN

85

Page 86: SKRIPSI JEPIN

86

Page 87: SKRIPSI JEPIN

87

Page 88: SKRIPSI JEPIN

88

Page 89: SKRIPSI JEPIN

89

Page 90: SKRIPSI JEPIN

90

Page 91: SKRIPSI JEPIN

91

Page 92: SKRIPSI JEPIN

92

Page 93: SKRIPSI JEPIN

93

Page 94: SKRIPSI JEPIN

94

Page 95: SKRIPSI JEPIN

95

Page 96: SKRIPSI JEPIN

96

Page 97: SKRIPSI JEPIN

97

Page 98: SKRIPSI JEPIN

98

Page 99: SKRIPSI JEPIN

99

Page 100: SKRIPSI JEPIN

100

Page 101: SKRIPSI JEPIN

101

Page 102: SKRIPSI JEPIN

102

Page 103: SKRIPSI JEPIN

103

Page 104: SKRIPSI JEPIN

104

Page 105: SKRIPSI JEPIN

105

Page 106: SKRIPSI JEPIN

106

Page 107: SKRIPSI JEPIN

107

Page 108: SKRIPSI JEPIN

108

Page 109: SKRIPSI JEPIN

109

Page 110: SKRIPSI JEPIN

110

Page 111: SKRIPSI JEPIN

111

Page 112: SKRIPSI JEPIN

112

Page 113: SKRIPSI JEPIN

113

Page 114: SKRIPSI JEPIN

114

Page 115: SKRIPSI JEPIN

115

Page 116: SKRIPSI JEPIN

116

Page 117: SKRIPSI JEPIN

117

Page 118: SKRIPSI JEPIN

118

Page 119: SKRIPSI JEPIN

119

Page 120: SKRIPSI JEPIN

120

Page 121: SKRIPSI JEPIN

121

Page 122: SKRIPSI JEPIN

122

Page 123: SKRIPSI JEPIN

123

Page 124: SKRIPSI JEPIN

124

Page 125: SKRIPSI JEPIN

125

Page 126: SKRIPSI JEPIN

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA TES

(Validitas Tinggi)

126

Page 127: SKRIPSI JEPIN

(Validitas Sedang)

(Validitas Sedang)

127

Page 128: SKRIPSI JEPIN

(Validitas Tinggi)

(Validitas Sedang)

128

Page 129: SKRIPSI JEPIN

(Validitas Tinggi)

(Validitas Tinggi)

129

Page 130: SKRIPSI JEPIN

(Validitas Tinggi)

Uji Taraf Nyata = = 5%(0,05)

= 2,04

Jadi adalah 2,04

Hasil Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Materi Gelombang

NomorSoal

Nilai Keterangan

1 0,64 2,04 5,34 Valid/tinggi2 0,50 2,04 3,75 Valid/sedang3 0,55 2,04 4,23 Valid/sedang4 0,64 2,04 5,43 Valid/tinggi5 0,48 2,04 3,58 Valid/sedang6 0,65 2,04 5,58 Valid/tinggi7 0,64 2,04 5,36 Valid/tinggi8 0,67 2,04 5,84 Valid/tinggi

PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA TES

1. Varians Setiap Butir Soal

130

Page 131: SKRIPSI JEPIN

131

Page 132: SKRIPSI JEPIN

= 0,71 + 2,31 + 2,50 + 2,46 + 6,43 + 8,35 + 11,42 + 10,58= 41,75

2. Varians Total:

132

Page 133: SKRIPSI JEPIN

Keterangan: Derajat Reliabilitas Sedang

Skor Kelompok Atas dan Skor Kelompok Bawah Uji Coba Tes Penguasaan

Materi Gelombang.

Skor Kelompok Bawah

No No TesNo Soal Total

Skor1 2 3 4 5 6 7 81 S-14 1 0 0 0 4 0 3 6 142 S-7 2 1 1 0 2 6 2 0 143 S-3 0 2 0 0 1 5 0 6 144 S-9 0 1 1 0 4 3 2 3 165 S-34 0 4 0 0 5 2 3 1 166 S-36 2 3 3 3 0 5 0 0 167 S-23 0 1 2 1 0 6 2 4 168 S-32 1 0 5 1 0 2 5 3 179 S-38 0 0 1 2 5 1 6 2 1710 S-43 0 2 0 2 5 2 6 1 1811 S-35 1 0 4 4 3 3 0 3 18

133

Page 134: SKRIPSI JEPIN

12 S-44 0 2 0 2 5 2 6 1 1813 S-14 0 3 3 2 1 4 2 4 1914 S-37 0 0 0 3 5 3 5 3 1915 S-20 1 2 0 3 2 1 5 4 1916 S-29 0 2 0 3 0 4 3 7 1917 S-17 0 1 1 0 2 0 6 10 2118 S-1 1 0 0 4 1 6 5 4 2119 S-12 2 0 2 2 3 4 5 5 2320 S-22 0 3 3 3 6 6 0 4 2521 S-19 2 3 2 3 7 5 3 0 2522 S-13 1 4 0 1 3 2 8 7 26Jumlah Skor 14 34 28 39 64 72 77 78 411

Skor Kelompok Atas

NoNo Tes

No Soal Total Skor1 2 3 4 5 6 7 8

1 S-30 2 2 1 5 6 0 10 1 272 S-25 1 3 3 3 6 6 8 0 303 S-5 2 4 2 3 5 0 10 5 314 S-10 2 2 4 3 5 7 4 4 315 S-24 2 3 4 4 0 0 9 10 326 S-6 1 4 2 4 7 7 6 2 337 S-16 2 3 3 4 7 6 0 9 348 S-26 2 4 4 3 0 4 8 9 349 S-21 2 4 3 6 0 5 10 6 3610 S-4 2 3 0 4 7 6 8 7 3711 S-27 2 2 3 3 5 6 8 8 37

134

Page 135: SKRIPSI JEPIN

12 S-39 2 5 4 2 0 6 10 8 3713 S-31 2 3 4 4 6 10 0 9 3814 S-40 2 4 2 2 7 5 10 7 3915 S-42 1 5 4 2 7 10 5 5 3916 S-28 1 3 4 4 6 7 6 9 4017 S-15 1 0 4 6 6 7 10 7 4118 S-2 2 0 4 3 7 7 10 9 4219 S-11 2 3 4 4 6 5 10 8 4220 S-18 2 4 3 4 6 10 8 10 4721 S-33 2 3 2 4 7 10 10 10 4822 S-8 2 4 3 5 5 10 10 10 49Jumlah Skor 39 68 67 82 111 134 170 153 824

Urutan Hasil Tes Uji Coba

NoNomor Skor Tiap Butir Soal SkorTeste 1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1 S-41 1 0 0 0 4 0 3 6 14

2 S-7 2 1 1 0 2 6 2 0 14

3 S-3 0 2 0 0 1 5 0 6 14

4 S-9 0 1 1 0 4 3 2 3 16

5 S-34 0 4 0 0 5 2 3 1 16

6 S-36 2 3 3 3 0 5 0 0 16

7 S-23 0 1 2 1 0 6 2 4 16

8 S-32 1 0 5 1 0 2 5 3 17

9 S-38 0 0 1 2 5 1 6 2 17

10 S-43 0 2 0 2 5 2 6 1 18

135

Page 136: SKRIPSI JEPIN

11 S-35 1 0 4 4 3 3 0 3 18

12 S-44 0 2 0 2 5 2 6 1 18

13 S-14 0 3 3 2 1 4 2 4 19

14 S-37 0 0 0 3 5 3 5 3 19

15 S-20 1 2 0 3 2 1 5 4 19

16 S-29 0 2 0 3 0 4 3 7 19

17 S-17 0 1 1 0 2 0 6 10 21

18 S-1 1 0 0 4 1 6 5 4 21

19 S-12 2 0 2 2 3 4 5 5 23

20 S-22 0 3 3 3 6 6 0 4 25

21 S-19 2 3 2 3 7 5 3 0 25

22 S-13 1 4 0 1 3 2 8 7 26

23 S-30 2 2 1 5 6 0 10 1 27

24 S-25 1 3 3 3 6 6 8 0 30

25 S-5 2 4 2 3 5 0 10 5 31

26 S-10 2 2 4 3 5 7 4 4 31

27 S-24 2 3 4 4 0 0 9 10 32

28 S-6 1 4 2 4 7 7 6 2 33

29 S-16 2 3 3 4 7 6 0 9 34

30 S-26 2 4 4 3 0 4 8 9 34

31 S-21 2 4 3 6 0 5 10 6 36

32 S-4 2 3 0 4 7 6 8 7 37

33 S-27 2 2 3 3 5 6 8 8 37

34 S-39 2 5 4 2 0 6 10 8 37

35 S-31 2 3 4 4 6 10 0 9 38

36 S-40 2 4 2 2 7 5 10 7 39

37 S-42 1 5 4 2 7 10 5 5 39

38 S-28 1 3 4 4 6 7 6 9 40

39 S-15 1 0 4 6 6 7 10 7 41

40 S-2 2 0 4 3 7 7 10 9 42

41 S-11 2 3 4 4 6 5 10 8 42

42 S-18 2 4 3 4 6 10 8 10 47

43 S-33 2 3 2 4 7 10 10 10 48

44 S-8 2 4 3 5 5 10 10 10 49

Jumlah Skor 53 102 95 121 175 206 247 231 1235

Skor Ideal Kelompok Atas dan Bawah

136

Page 137: SKRIPSI JEPIN

1) 2 x 22 = 442) 5 x 22 = 1103) 6 x 22 = 1324) 6 x 22 = 1325) 7 x 22 = 1546) 10 x 22 = 2207) 10 x 22 = 2208) 10 x 22 = 220

No Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8

Skor Kelompok Atas

39 68 67 82 111 134 170 153 824

Skor Kelompok Bawah

14 34 28 39 64 72 77 78 411

Jumlah A+B 53 102 95 121 175 206 247 231 1235

Jumlah A−B 25 34 39 43 47 62 93 75 418

Skor Ideal A/B

44 110 132 132 154 220 220 220 1232

B. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Keterangan :

= Indeks kesukaran soal

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal kelompok atas

= Jumlah skor ideal kelompok bawah

137

Page 138: SKRIPSI JEPIN

(Sedang) (Sedang) (Sedang)

(Sedang) (Sedang) (Sedang)

(Sedang) (Sedang)

C. Perhitungan Daya Pembeda

Keterangan:

= Indeks daya pembeda

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal salah satu kelompok ( kelompok atas atau bawah)

138

Page 139: SKRIPSI JEPIN

(Baik) (Cukup) (Cukup)

(Cukup) (Cukup) (Cukup)

(Baik) (Cukup)

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Materi Gelombang

NomorSoal

JumlahSkor

KelompokAtas

JumlahSkor

KelompokBawah

JumlahSkor IdealKelompok

Atas/Bawah

TingkatKesukaran

Keterangan

1 39 14 30 0,60 Sedang

2 68 34 75 0,46 Sedang

3 67 28 90 0,36 Sedang

4 82 39 90 0,46 Sedang

5 111 64 105 0,57 Sedang

6 134 72 150 0,47 Sedang

7 170 77 150 0,56 Sedang

8 153 78 150 0,53 Sedang

Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Materi Gelombang

NomorSoal

JumlahSkor

Kelompok

JumlahSkor

Kelompok

JumlahSkor IdealKelompok

DayaPembeda

Keterangan

139

Page 140: SKRIPSI JEPIN

Atas Bawah Atas/Bawah1 39 14 44 0,57 Baik

2 68 34 110 0,31 Cukup

3 67 28 132 0,30 Cukup

4 82 39 132 0,33 Cukup

5 111 64 154 0,31 Cukup

6 134 72 220 0,28 Cukup

7 170 77 220 0,42 Baik

8 153 78 220 0,34 Cukup

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar Materi Gelombang

NoSoal

ValiditasTingkat

KesukaranDaya

PembedaKeterangan

1 0,64 Valid/tinggi 0,60 Sedang 0,57 Baik Digunakan

2 0,50 Valid/sedang 0,46 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

3 0,55 Valid/sedang 0,36 Sedang 0,30 Cukup Digunakan

4 0,64 Valid/tinggi 0,46 Sedang 0,33 Cukup Digunakan

5 0,48 Valid/sedang 0,57 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

6 0,65 Valid/tinggi 0,47 Sedang 0,28 Cukup Digunakan

7 0,64 Valid/tinggi 0,56 Sedang 0,42 Baik Digunakan

8 0,67 Valid/tinggi 0,53 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

DAFTAR NILAI HASIL TES AWAL

NO No Tes Skor Nilai Keterangan

1 S-1 44 78,57 Tuntas

2 S-2 26 46,43 Belum tuntas

3 S-3 18 32,14 Belum tuntas

4 S-4 38 67,86 Tuntas

5 S-5 22 39,29 Belum tuntas

140

Page 141: SKRIPSI JEPIN

6 S-6 35 62,50 Belum tuntas

7 S-7 23 41,07 Belum tuntas

8 S-8 29 51,79 Belum tuntas

9 S-9 30 53,57 Belum tuntas10 S-10 37 66,07 Tuntas11 S-11 25 44,64 Belum tuntas12 S-12 20 35,71 Belum tuntas13 S-13 36 64,29 Belum tuntas14 S-14 21 37,50 Belum tuntas15 S-15 36 64,29 Belum tuntas16 S-16 24 42,86 Belum tuntas17 S-17 40 71,43 Tuntas18 S-18 21 37,50 Belum tuntas19 S-19 31 55,36 Belum tuntas20 S-20 12 21,43 Belum tuntas21 S-21 13 23,21 Belum tuntas22 S-22 22 39,29 Belum tuntas23 S-23 37 66,07 Tuntas24 S-24 39 69,64 Tuntas25 S-25 38 67,86 Tuntas26 S-26 35 62,50 Belum tuntas27 S-27 32 57,14 Belum tuntas28 S-28 30 53,57 Belum tuntas29 S-29 18 32,14 Belum tuntas30 S-30 35 62,50 Belum tuntas31 S-31 29 51,79 Belum tuntas32 S-32 41 73,21 Tuntas33 S-33 37 66,07 Tuntas34 S-34 38 67,86 Tuntas35 S-35 40 71,43 Tuntas36 S-36 36 64,29 Belum tuntas

Jumlah 1088 1942,86Rata-rata 30,22 53,97

DAFTAR NILAI HASIL TES AKHIR

NO No Tes Skor Nilai Keterangan

1 S-1 53 94,64 Tuntas

2 S-2 39 69,64 Tuntas

3 S-3 30 53,57 Belum tuntas

4 S-4 40 71,43 Tuntas

5 S-5 54 96,43 Tuntas

6 S-6 42 75,00 Tuntas

141

Page 142: SKRIPSI JEPIN

7 S-7 34 60,71 Belum tuntas

8 S-8 43 76,79 Tuntas

9 S-9 48 85,71 Tuntas10 S-10 43 76,79 Tuntas11 S-11 36 64,29 Belum tuntas12 S-12 38 67,86 Tuntas13 S-13 46 82,14 Tuntas14 S-14 39 69,64 Tuntas15 S-15 40 71,43 Tuntas16 S-16 33 58,93 Belum tuntas17 S-17 48 85,71 Tuntas18 S-18 31 55,36 Belum tuntas19 S-19 45 80,36 Tuntas20 S-20 28 50,00 Belum tuntas21 S-21 29 51,79 Belum tuntas22 S-22 40 71,43 Tuntas23 S-23 44 78,57 Tuntas24 S-24 51 91,07 Tuntas25 S-25 42 75,00 Tuntas26 S-26 47 83,93 Tuntas27 S-27 45 80,36 Tuntas28 S-28 45 80,36 Tuntas29 S-29 40 71,43 Tuntas30 S-30 48 85,71 Tuntas31 S-31 42 75,00 Tuntas32 S-32 48 85,71 Tuntas33 S-33 47 83,93 Tuntas34 S-34 42 75,00 Tuntas35 S-35 49 87,50 Tuntas36 S-36 45 80,36 Tuntas

Jumlah 1514,00 2703,57Rata-rata 42,06 75,06

NILAI TES AWAL DAN TES AKHIR

SubjekNilai

PretesNilai

PostesGaid

(Postes-Pretes)S-1 78,57 94,64 16,071 -5,357 28,699S-2 46,43 69,64 23,214 1,786 3,189S-3 32,14 53,57 21,429 0,000 0,000S-4 67,86 71,43 3,571 -17,857 318,878S-5 39,29 96,43 57,143 35,714 1275,510S-6 62,50 75,00 12,500 -8,929 79,719S-7 41,07 60,71 19,643 -1,786 3,189S-8 51,79 78,57 26,786 5,357 28,699S-9 53,57 85,71 32,143 10,714 114,796

142

Page 143: SKRIPSI JEPIN

S-10 66,07 76,79 10,714 -10,714 114,796S-11 44,64 64,29 19,643 -1,786 3,189S-12 35,71 67,86 32,143 10,714 114,796S-13 64,29 82,14 17,857 -3,571 12,755S-14 37,50 69,64 32,143 10,714 114,796S-15 64,29 71,43 7,143 -14,286 204,082S-16 42,86 58,93 16,071 -5,357 28,699S-17 71,43 85,71 14,286 -7,143 51,020S-18 37,50 55,36 17,857 -3,571 12,755S-19 55,36 80,36 25,000 3,571 12,755S-20 21,43 50,00 28,571 7,143 51,020S-21 23,21 51,79 28,571 7,143 51,020S-22 39,29 71,43 32,143 10,714 114,796S-23 66,07 78,57 12,500 -8,929 79,719S-24 69,64 92,86 23,214 1,786 3,189S-25 67,86 76,79 8,929 -12,500 156,250S-26 62,50 83,93 21,429 0,000 0,000S-27 57,14 80,36 23,214 1,786 3,189S-28 53,57 80,36 26,786 5,357 28,699S-29 32,14 71,43 39,286 17,857 318,878S-30 62,50 87,50 25,000 3,571 12,755S-31 51,79 75,00 23,214 1,786 3,189S-32 73,21 85,71 12,500 -8,929 79,719S-33 66,07 83,93 17,857 -3,571 12,755S-34 67,86 78,57 10,714 -10,714 114,796S-35 71,43 87,50 16,071 -5,357 28,699S-36 64,29 80,36 16,071 -5,357 28,699

Jumlah 771,429 3609,694

RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU HASIL TES AKHIR

NoInterval Kelas

1 50-57 4 53,5 214 -21,556 464,642 1858,572 58-65 3 61,5 184,5 -13,556 183,753 551,2593 66-73 7 69,5 486,5 -5,5556 30,8642 216,0494 74-81 11 77,5 852,5 2,44444 5,97531 65,72845 82-89 8 85,5 684 10,4444 109,086 872,6916 90-97 3 93,5 280,5 18,4444 340,198 1020,59

JML 36 2702 -9,3333 1134,52 4584,89Rata-rata X 75,06

Simpangan baku

S 11,45

143