skripsi iwan pendekatan SCL.docx

116
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah sebagai salah satu aspek pendidikan tentu tidak luput dari berbagai perubahan. Indikasi ini bukanlah suatu akibat yang menunjukan kelabilan tetapi merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena sesuai dengan salah satu aspek pembelajarannya, yaitu bahasa yang bersifat dinamis. Berbicara tentang pembelajaran Bahasa Indonesia tentulah banyak hal yang terkait dengannya. Keterkaitan itu tidak hanya pada masalah pengajaran yang menyangkut banyak hal, tetapi juga pada masalah perkembangan pengetahuan dan disiplin ilmu. Perubahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menyangkut dengan masalah pendekatan dan metodenya karena keduanya merupakan bagian yang penting dalam merumuskan pembelajaran yang menyangkut dengan siswa dan kemampuannya. Berbicara tentang pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Keduanya mengisyaratkan adanya guru 1

Transcript of skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Page 1: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah sebagai salah satu aspek pendidikan tentu

tidak luput dari berbagai perubahan. Indikasi ini bukanlah suatu akibat yang menunjukan

kelabilan tetapi merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena sesuai dengan salah satu

aspek pembelajarannya, yaitu bahasa yang bersifat dinamis. Berbicara tentang pembelajaran

Bahasa Indonesia tentulah banyak hal yang terkait dengannya. Keterkaitan itu tidak hanya

pada masalah pengajaran yang menyangkut banyak hal, tetapi juga pada masalah

perkembangan pengetahuan dan disiplin ilmu.

Perubahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menyangkut dengan masalah

pendekatan dan metodenya karena keduanya merupakan bagian yang penting dalam

merumuskan pembelajaran yang menyangkut dengan siswa dan kemampuannya.

Berbicara tentang pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan.

Keduanya mengisyaratkan adanya guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar serta

materinya sebagai bahan pengajaran. Membahas aspek pendidikan akan ditemukan berbagai

konsep yang berhubungan dengan pembelajaran antara lain: bahan pengajaran, pendekatan,

metode, teknik, waktu dan tempat serta pelajar dan latar belakang mereka. Program

pendidikan memerlukan rencana yang matang karena banyak faktor yang melatar

belakanginya yang harus dipertimbangkan salah dalam merangcang dalam program

pendidikan tentu akan berpengaruh, tidak saja kepada siswa tetapi juga kepada orang tua dan

masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

1

Page 2: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Sama halnya dengan program pendidikan Bahasa Indonesia akan dipengaruhi oleh

berbagai faktor dan setiap factor hendaknya diketahui secara jelas oleh pembuat kebijakan.

Pengajaran bahasa Indonesia di arahkan pada dua aspek kemampuan yaitu kemampuan

berbahasa dan kemampuan bersastra. Dalam pengajaran melibatkan berbagai unsur yaitu

guru, siswa, media, metode dan evaluasi. Dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu

menciptakan pendekatan pembelajaran yang dinamis. Pendekatan dalam pembelajaran

merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menentukan sinergitas pelajaran

yang hendak menumbuh kembangkan kreativitas siswa.

Bahasa Indonesia perlu diajarkan melalui metode pembelajaran yang dinamis serta

pendekatan pembelajaran yang mampu menumbuh kembangkan kreativitas siswa serta tidak

bosan melainkan dapat menyerap setiap materi yang diajarkan. Siswa sesungguhnya

dipandang sebagai titik pusat terjadinya proses belajar sedangkan guru lebih berperan sebagai

fasilitator dan motivator belajarnya siswa, membantu dan memberikan kemudahan agar siswa

mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya

sehingga terjadilah suatu interasi aktif. Sehubungan dengan itu Alpandie (1984:71)

menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran ialah cara yang sistematis yang digunakan

untuk mencapai tujuan. Guru seharusnya menyadari perlunya pengajaran berbagai

pendekatan yang digunakan di dalam kelas. Guru yang miskin terhadap suatu pendekatan

atau teknik mengajar, maka ia akan berusaha mencapai tujuan dengan cara yang tidak wajar,

yang berarti akan merugikan dirinya dan juga para siswa sebab disiplin ilmu menjadi goyah,

kualitas pelajaran yang tidak terjamin, minat para siswa berkurang dan perhatian serta

kesungguhan belajar menurun. Hal ini nampak pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Remboken

yang motivasi dan minat belajar Bahasa Indonesia berkurang karena dipengaruhi oleh cara

mengajar guru yang tidak kreatif dan tidak memanfaatkan pendekatan pengajaran secara

optimal. Guru mengajar hanya untuk menjalankan tugas sebagai pengajar dan tidak

2

Page 3: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

memperhatikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga materi pelajaran bahasa

Indonesia yang diajarkan tidak dipahami secara komprehensif dan mengakibatkan hasil akhir

pun tidak memuaskan.

Puisi sebagai bagian dari pengajaran bahasa Indonesia perlu diajarkan di sekolah.

Pembelajaran puisi akan melahirkan semangat siswa untuk mengkreasikan gagasan dan

pengalaman batin sehingga mereka mampu mewujudkannya dalam sebuahn karya yang

bermakna. Dalam pembelajaran puisi membutuhkan sebuah pendekatan pembelajaran yang

efektif dan mampu menggairahkan kreativitas siswa. Dalam proses penciptaan puisi penyair

pada umumnya bertolak pada suatu konsep yang jelas, kemudian dengan penuh kesadaran

dapat mengutarakan puisi-puisinya. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana

hasil cipta puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken dengan menggunakan pendekatan

Student centered learning (SCL) tentu saja dengan menggunakan metode yang sesuai.

mencipta puisi merupakan salah satu materi pelajaran yang ada di kelas X Semester II

sehingga peneliti mengambil objek penelitian di kelas yang bersangkutan.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran puisi khususnya dalam

menciptakan puisi, guru harus mampu mengajak siswa mengembangkan kreativitas serta

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran puisi, agar dapat diketahui hasil

belajar yang maksimal tentu harus diadakan evaluasi sebagai proses penilaian terhadap objek

dengan menggunakan ukuran tertentu. Menurut Sudjana (2006:23) evaluasi hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa dengan kriteria tertentu. Dalam

penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan keefisiennya dalam mencapai tujuan

pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa.

Kembali pada pendekatan pembelajaran, guru harus mempu menyiasati dan

mendorong siswa dalam mengenbangkan pengetahuan yang dimiliki. Penelitian tentang puisi

3

Page 4: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya baik sastra maupun pengajaran

tetapi mereka hanya mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi sebagai contoh

Bangau (2007) mengangkat masalah kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas VIII SMA

Negeri 5 Nabire. Akan tetapi tidak membicarakan masalah pendekatan dalam pembelajaran.

Apalagi pendekatan student centered learning (SCL). Sesuai dengan pengamatan peneliti di

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia belum pernah ada peneliti yang meneliti

evektifitas pendekatan student centered learning (SCL) dalam pembelajaran puisi.

Berdasarkan pengamatan penelitian ternyata siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken

masih kurang mampu dalam pembelajaran puisi. Dengan masalah yang ada, maka salah satu

solusi yang perlu diperhatikan sekolah dan guru adalah menggunakan pendekatan Student

Centered Learning (SCL). Pendekatan ini berorientasi pada kurikulum tingkat satuan

pendidikan atau KTSP. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)

adalah pembelajaran yang menggunakan sepasang perspektif yaitu fokus pada individu

pembelajaran (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang bahkan minat, kapasitas dan

kebutuhan) dan bagaimana hal itu timbul serta praktek paling efektif dalam meningkatkan

motivasi pembelajaran dan prestasi bagi semua pembelajar. Perspektif yang berpusat pada

siswa ini merupakan suatu refleksi pembelajaran berpusat pada siswa dalam program,

kebijakan dan orang-orang yang mendukung pembelajaran untuk semua (Kroehnerth,

1995:225). Model pembelajaran ini direkomendasikan oleh pakar pendidikan untuk

diimplementasikan di sekolah karena dianggap lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa

kini yang menjadi tantangan bagi siswa untuk mengambil keputusan secara efektif terhadap

problematika yang dihadapinya (http://inparametric.com/bhinablog/download/pembelajaran

berbasis sel.pdf ). Hal ini tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah yang mampu

memperhatikan secara menyeluruh proses belajar mengajanya. Berkaitan dengan hal di atas

konsep kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan sebuah kurikulum oprasional yang

4

Page 5: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

disusun dan dilaksanakan oleh sekolah. Kunandar (2007:125) untuk itu pendekatan Student

Centered Learning (SCL) diangkat dalam penelitian ini sebagai sebuah pendekatan dalam

pembelajaran puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken.

1.2. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada efektifitas pendekatan Student

Centered Learning (SCL) dalam pembelajaran mencipta puisi siswa kelas X SMA Negeri 1

Remboken dengan melihat perbedaan hasil belajar siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.3.1.1. Apakah pendekatan Student Centered Learning (SCL) efektif dalam

pembelajaran mencipta puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken?

1.3.1.2. Bagaimana hasil belajar mencipta puisi dengan menggunakan

pendekatan Student Centered Learning (SCL) dengan hasil belajar tanpa

menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) siswa kelas

X SMA Negeri 1 Remboken?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah:

1.4.1.1. Untuk mengetahui efektivitas pendekatan Student Centered Learning

(SCL) dalam pembelajaran mencipta puisi siswa kelas X SMA Negeri 1

Remboken.

1.4.1.2. Untuk mengetahui hasil belajar mencipta puisi dengan menggunakan

pendekatan Student Centered Learning (SCL) dengan hasil belajar tanpa

5

Page 6: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) siswa kelas X

SMA Negeri 1 Remboken

1.5. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

berikut: (a) secara akademis, dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi para guru bahasa

Indonesia, (b) secara praktis, dapat memberikan kontribusi pemikiran kritis bagi peningkatan

kualitas pendidikan, dan (c) secara teoritis, dapat menjadi suatu bahan yang dapat

diaplikasikan oleh mereka yang membutuhkannya dalam mengembangkan metode

pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL)

berdasarkan imlementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1.6. Metode dan Teknik Penelitian

Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2007:2). Menurut Ndraha (1981) penelitian

adalah usaha untuk menemukan (pengetahuan tentang) suatu hal menurut metode ilmiah.

Penelitian seperti yang diungkapkan oleh Kerlinger dalam Sunggono (1996:5) adalah

penelitian yang sistematis terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proporsi-proporso tentang

hubungan yang diperkirakan terhadap antar gejala alam. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2007:38),

bahwa variabel independen variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya

variabel dependen sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen. Yang menjadi variabel independen dalam

penelitian ini adalah pendekatan Student Centered Learning (SCL). Sedangkan variabel

dependennya adalah hasil belajar yang diperoleh para siswa berdasarkan pendekatan Student

Centered Learning (SCL).

6

Page 7: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Desain Penelitian/Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental. Secara harfiah, metode

eksperimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk menacari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono, 2007:8). Desain yang

digunakan dalam penelitian adalah two groups, randomized subjects, posttest only design

(Ary, Jacobs dan Razavieh, 1979:249-250).

G1 (random) X T1

G2 (random) ___ T2

Dengan: G1 adalah group eksperimental (eksperimental group)

G2 adalah grup kontrol (control group)

T1,2 adalah tes (test)

Match dan Farhady (1982: 20) berpendapat bahwa:

In this design there two groups; an experimental group which receives the spesial treatmen

and control group which does tiot. The subjects are randomly assigned to oen or other group,

and the decision as to which group will be the experimental group is also decided random/v

(e.g. by the flip op a coin). In this design, initial deferencies between the two groips are

controlled for by the random selection and random assigment of the subjects.

Dalam penelitian tentunya harus mengikuti prosedur-prosedur penelitian agar

sistematis. Prosedur penelitian seperti dikutip pada Ary, Jacobs dan Razavich (1979:249-250)

sebagai berikut: (a) memilih subyek dan populasi, (b) membagi subyek tersebut ke dalam dua

kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol), (c) memberikan perlakuan terhadap

7

Page 8: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

kelompok eksperimental dalam beberapa saat, dan (d) memberikan pottest kepada kedua

kelompok dan menemukan hasil rata-rata dan mereka.

Teknik penelitian/ Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007:80). Sedangkan Gay (1981:86)

menyatakan bahwa a population is the group of interest to the researcher, the group which

she or he would like the result of the study to be generalized. Berdasarkan pengertian tersebut

maka yang menjadi populasi target (target population) dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X SMA Negeri 1 Remboken.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiono, 2007:8 1). Pendapat ini didukung oleh Gay (1981:87) bahwa sampel is one

of tat representative of the populasion from which it was selected. Dari definisi di atas maka

sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Remboken terdiri dari

60 siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. tes ini dilakukan dengan

cara menyuruh siswa mencipta puisi dengan tema yang telah ditentukan tes ini tentunya akan

diberikan kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken yang terdiri dari 60 siswa sebagai

sampel dalam penelitian ini.

8

Page 9: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah uji t untuk sampel

independen dengan rumus:

S = (n1 – 1) s2 + (n2 – 1) S2 (n1 + n2) - 2

t = X1 – X2

S 1 + 1 n1 n2

Keterangan rumus:

S : Simpangan Baku

t : Distribusi rata-rata

X1 : Varians rata-rata pengamatan pertama

X2 : Varians rata-rata pengamatan kedua

n1 : Sampel

n2 : Sampel

Dengan: adalah perbedaan dua rata-rata yang teramati

Adalah jumlah rekor kuadrat deviasi kelompok eksperimental

Adalah jumlah skor kuadrat deviasi kelompok kontrol

Adalah banyaknya subjek pada kelompok eksperimental

Adalah banyaknya subjek pada kelompok kontrol

9

Page 10: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

1.7. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1.7.1. Anggapan dasar

Setiap siswa mempunyai kemampuan untuk mencipta puisi sehingga

pembelajaran puisi harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.

1.7.2. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: “Pendekatan Student Centered

Learning (SCL) lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan lain dalam

pembelajaran puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken”

10

Page 11: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1. Pengertian Prinsip, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengajaran

2.1.1. Prinsip Pengajaran/ Pembelajaran

Prinsip pengajaran pembelajaran represent the theoritical framework of the

method (larsen-freeman, 1986: XI). Dengan kata lain, prinsip pengajaran / pembelajaran

tidak lain adalah kerangka teoritis sebuah metode pengajaran / pembelajaran. Kerangka

teoritis itu maksudnya adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah

metode dari segi-segi:

a. Bahan yang akan diajarkan,

b. Proses belajar mengajarnya (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru

mengajarkan bahan),

c. Gurunya,

d. Siswanya, dan lain-lain.

Berdasarkan batasan singkat di atas dapat dirumuskan prinsip pengajaran bahasa.

Prinsip (landasan) pengajaran bahasa adalah kerangka teoritis, petunjuk-petunjuk teoritis

bagi penyusunan sebuah metode pengajaran bahasa dalam hal

a. Pemilihan dan penyusunan bahan pelajaran bahasa yang di ajarkan;

b. Pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya,

hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media dan sebaginya;

c. Guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang

harus dilaksanakan;

d. Siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya;

11

Page 12: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

e. Dan hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar-mengajar.

Setelah meninjau hakikat prinsip pengajaran, berikut ini akan kita lihat sumber, fungsi,

dan jenisnya.

1) Prinsip-prinsip pengajaran, termasuk prinsip pengajaran bahasa, bersumber pada

teori-teori yang berkembang pada bidang-bidang yang relevan, seperti:

a.Teori belajar,

b. Teori belajar bahasa,

c.Teori bahasa,

d. Teori psikologi, dan lain-lain.

2) Prinsip-prinsip pengajaran berfungsi atau berperan sebagai kerangka teori dan

pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa yang sudah

disebutkan di atas. Sebagai pedoman / kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran

bahasa memberikan arah yang harus di tempuh pelaksana pengajaran. Misalnya, ada

prinsip yang memberi arah bagi materi pelajaran yang perlu diajarkannya.

3) Prinsip pengajaran yang digunakan dalam pengajaran suatu bidang studi, misalnya

untuk pengajaran bahasa dapat dibagi ke dalam dua kelompok:

a. Prinsip Umum yaitu prinsip-prinsip pengajaran yang berlaku untuk semua bidang

studi disemua bidang studi disuatu sekolah / program, contohnya:

1) Prinsip motivasi, yaitu bahwa dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat

mendorong siswa untuk belajar. Dalam hal ini guru harus berperan sebagai

motivator.

2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami maksudnya dalam mempelajari sesuatu,

apalagi yang berhubungan dengan keterampilan langsung, seperti belajar menulis

siswa harus menulis, untuk belajar berpidato.

12

Page 13: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

3) Prinsip pemecahan masalah, bahwa dalam belajar siswa perlu dihadapkan kepada

situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.

4) Prinsip perbedaan individual, bahwa masing-masing siswa memiliki perbedaan-

perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang, dan lain-

lain. Guru harus memperhitungkan perbedaan-perbedaan ini.

b. Prinsip Khusus, yaitu prinsip-prinsip pengajaran yang hanya berlaku untuk satu

bidang studi, misalnya prinsip-prinsip pengajaran bidang studi bahasa Indonesia.

Banyak sekali prinsip khusus untuk masing-masing bidang studi ini. Untuk bidang

studi bahasa Indonesia, misalnya

(1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa.

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia penutur bahasa tersebut. Menggunakan

bahasa sebagai alat komunikasi merupakan suatu keterampilan yakni keterampilan

berbahasa. Keterampilan berbahasa hanya dikuasai melalui praktik, bukan hanya

teori. Jadi, pelajaran bahasa yang bertujuan untuk dapat menggunakannya sebagai alat

komunikasi harus melalui praktik menggunakan bahasa itu.

(2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran tetapi juga wahana komunikasi di

kelas. Kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan

menguasai bahasa target, tetapi juga menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam

berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan

berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).

(3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai

sumber bahan ajar, seperti bahasa dalam surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.

(4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari

bahasa kedua siswa harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh)

bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.

13

Page 14: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

2.1.2.Pendekatan Pengajaran

Pendekatan pengajaran (teaching opproach) adalah suatu rancangan atau

kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi yang

memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi

yang berkaitan.

Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan

langsung bagi langkah-langkah metode pengajaran akan digunakan. Sering dikatakan

bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, misalnya

bahasa, amat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Disamping itu, tidak jarang

nama metode pengajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam

pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung

melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkan metode

komunikatif.

Bila prinsip pendekatan lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, maka

pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan. Misalnya,

pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa

sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi

terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah

kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi

tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa

yang adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.

Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan

pengajaran, berikut ini akan disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.

14

Page 15: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Prinsip

a.Lahir dari teori-teori

b. Berperan sebagai kerangka teori metode pengajaran

c.Memberi pedoman kepada metode pengajaran dalam banyak hal, seperti bahan,

siswa, guru, proses belajar mengajar

d. Hubungan dengan metode (penyusunan metode) bersifat tak langsung dalam

bentuk saran.

Pendekatan

a. Lahir dari asumsi-asumsi

b. Berperan sebagai ancang atau pedoman langsung metode pengajaran

c. Memberi pedoman kepada metode pengajaran terutama dalam hal proses belajar

mengajar

d. Hubungannya dengan penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud

metode. Metode lahir dari pendekatan.

Seperti halnya prinsip pengajaran, pendekatan pengajaran juga terbagi dua.

1) Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu

sekolah/program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:

a.Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar langsung.

b. Pendekatan Keterampilan Proses

Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan

keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).

15

Page 16: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

c.Pendekatan Spiral

Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang di mulai dengan jumlah kecil yang

meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.

d. Pendekatan Tujuan

Pengajaran dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional.

Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.

2) Pendekatan Khusus yaitu pendekatan yang berlaku untuk semua bidang studi, misalnya

pendekatan khusus bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah

digunakan dalam pengajaran bahasa, misalnya:

a.Pendekatan komunikatif,

b. Pendekatan struktural,

c.Pendekatan lisan (oral),

d. Pendekatan langsung

e.Pendekatan tak langsung

f. Pendekatan alamiah

2.1.3. Metode Pengajaran

Metode berarti cara untuk mencapai tujuan. Jadi, metode pengajaran dapat

diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dalam mencapai

tujuan-tujuan pengajaran. Dengan demikian, metode bersifat prosedural, artinya

menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu

tepat dikatakan bahwa setiap metode pengajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai

bagian atau komponen metode yang bila digambarkan dalam bentuk bagan sebagai

berikut.

16

Page 17: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan

Berpedoman kepada GBPP)

I. Persiapan

Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan sebagainya sehingga menjadi rencana

Pengajaran, satuan pelajaran)

Presentase awal (penyajian atau

Pengenalan bahan kepada siswa)

II. Pelaksanaan

Presentase lanjut (pemantapan, latihan)

Penilaian formatif

III. Penilaian

(Penilaian sumatif): sudah diluar metode

Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan,

yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap

tahap diisi pula oleh langkah-langkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan diatas

terlihat I (persiapan) tidak kelihatan disekolah karena biasa dilakukan guru dirumah.

Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan

guru yang ada dirumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang

sudah ditetapkan.

17

Page 18: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara

guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima

kegiatan pokok.

Kegiatan tersebut itu adalah:

1) Pemilihan bahan,

2) Penyusunan bahan,

3) Penyajian,

4) Pemantapan, dan

5) Penilaian formatif.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua

metode pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-

prinsip yang dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat

menentukan corak sebuah metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-

tahapnya) berpedoman kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut.

Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang mempengaruhi setiap langkah kegiatan

metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan, penyusunan, penyajian, pemantapan,

dan juga penilaian. Karena itu tidak heran bila nama-nama metode pengajaran bahasa

banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya metode

komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari

pendekatan SAS.

Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian,

yaitu seperti berikut ini.

18

Page 19: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

1) Metode Umum (Metode Umum Pengajaran)

Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi, milik

bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:

a. Metode ceramah,

b. Metode tanya jawab,

c. Metode diskusi,

d. Metode ramu pendapat,

e. Metode demonstrasi,

f. Metode penemuan,

g. Metode inkuiri,

h. Metode pemberian tugas dan resitasi, dan

i. Metode latihan

2) Metode Khusus (Metode Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)

Metode khusus adalah metode pengajaran masing-masing bidang studi, misalnya

metode khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak

bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu

akan memiliki metode khusus yang mirip pula.

Metode khusus pengajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:

a. Metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan

b. Metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.

Diantara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah

yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa inggris sebagai

19

Page 20: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini

mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.

Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu

karena sewaktu kecil mereka telah peroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh

metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah:

a. Metode tata bahasa – terjemahan,

b. Metode langsung,

c. Metode eklektik,

d. Metode audiolingual,

e. Metode SAS (struktur analitik sintetik), dan

f. Metode komunikatif.

2.1.4. Teknik Pengajaran (Teknik Mengajar)

Teknik artinya cara, cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik

pengajaran atau mengajar adalah cara-cara melaksanakan pengajaran atau mengajar

dikelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan

pelajaran agar tercapai tujuan khusus (TIK atau TPK) saat itu. Teknik bersifat

implementasional pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran

(penyajia dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas,

maka yang tampak pada kegiatan guru-guru itu adalah teknik mengajar.

Oleh karena dalam percakapan sehari-hari, kata metode dan teknik ini di artikan

sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering mencampur adukan antara metode

pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih

bisa diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya kalau sebuah metode

20

Page 21: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali. Agar lebih jelas, ada

baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan perbedaannya.

Tabel 1

Perbandingan Metode dan Teknik

No

Metode Pengajaran No

Teknik Mengajar

1 Mencakup semua tahap dalam proses belajar mengajar

1 Hanya tertuju kepada satu tahap proses belajar mengajar, yaitu pada tahap pelaksanaan.

2 Bersifat prosedural (menggambarkan prosedur langkah-langkah menyeluruh proses belajar mengajar)

2 Bersifat implementasional (menggambar pelaksanaan pengajar di kelas)

3 Tidak tampak, tidak bisa dideteksi dengan jelas dengan melihat guru yang sedang mengajar di kelas

3 Tampak pada saat melihat guru yang sedang mengajar di kelas.

4 Ditujukan untuk mencapai tujuan umum pengajaran (menyeluruh).

4 Ditujukan untuk mencapoai tujuan khusus (TIK atau TPK) suatu pertemuan.

5 Jumlah hanya satu (satu metode khusus) untuk satu bidang studi dalam satu program.

5 Jumlahnay sangat banyak untuk setiap pengajaran bidang studi dalam satu program.

6 Metodew pengajaran (metode khusus) ditetapkan oleh kurikulum, guru tinggal mengikutinya.

6 Guru bebas memilih teknik asal cocok dan dapat mencapai tujuan pengajaran bahan yang sedang diajarkannya.

Semua seperti prinsip, pendekatan, dan metode, teknik mengajar juga dapat dibagi atas

dua bagian seperti berikut ini.

1) Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)

Teknik umum adalah cara-cara yang tepat digunakan untuk semua bidang studi.

Contohnya antara lain:

a. Teknik ceramah

b. Teknik tanya jawab

21

Page 22: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

c. Teknik diskusi

d. Teknik ramu pendapat

e. Teknik pemberian tugas

f. Teknik latihan

g. Teknik inkuiri

h. Teknik demonstrasi

i. Teknik simulasi.

Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya

tentu berbeda.

Misalnya ceramah. Sebagi metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan,

dan penyajian bahan. Bahkan metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan

bahan, dan biasanya ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu

pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.

2) Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)

Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-

bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam

dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu pada penyajian materi

dalam lingkup yang kecil. Sebagi contoh, teknik pengajaran keterampilan menulis, teknik

pengajaran berbicara, dan teknik pengajaran menyimak. Pengajaran membaca terbagi pula

atas teknik pengajaran membaca permulaan dan teknik pengajaran membaca lanjut.

Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali

macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pelajaran.

22

Page 23: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya

menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pengajaran bahasa (yang ditunjang

sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum

maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.

2.2. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa Indonesia Di SMA

Apa saja prinsip-prinsip pengajaran (umum dan khusus) yang digunakan dalam

pengajaran bahasa indonesia di SMA ? Pertanyaan ini sulit bahkan tidak mungkin dijawab

dengan tuntas karena tidak pernah diinformasikan, misalnya dalam kurikulum. Hal ini

terutama berlaku untuk prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum adakalanya

diungkapkan dalam kurikulum yaitu dalam buku pedoman pembelajaran karena prinsip

umum ini menyangkut pengajaran semua bidang studi disuatu sekolah. Contoh prinsip umum

pengajaran, ternasuk untuk bidang studi bahasa Indonesia, yang dikemukakan dalam dapat

dilihat pada uraian terdahulu (subbab 2.2.1). Prinsip-prinsip itu umumnya diambil dari teori

psikologi dan teori belajar.

Bagaimana mengetahui prinsip-prinsip khusus yang digunakan dalam pengajaran

Bahasa Indonesia di SMA ?

Agaknya jalan yang bisa ditempuh adalah melalui dugaan-dugaan kemungkinan dan

keharusan (seharusnya) atas dasar rasional dan kenyataan yang ada dalam pengajaran Bahasa

Indonesia. Caranya ialah dengan mengajukan contoh-contoh prinsip khusus yang mungkin

digunakan atau yang seharusnya digunakan bagi pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-

sekolah, terutama SMA. Sekali lagi, dasar ini adalah kenyataan yang ada dan rasional.

Siapa saja yang perlu mengetahui prinsip-prinsip khusus ini dan untuk apa? Ada dua

pihak yang perlu mengetahui prinsip-prinsip khusus pengajaran bahasa ini, yaitu guru bahasa

23

Page 24: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Indoneisa di sekolah tersebut dan penulis buku ajar. Kegunaannya bagi guru adalah untuk

dapat mempersiapkan bahan ajar dan melaksanakan pengajaran lebih baik karena didasarkan

pada prinsip-prinsip yang benar dan yang dianut.

Bagi penulis buku ajar gunanya tentu agar dapat menulis buku ajar dengan tepat

sesuai dengan kurikulum dan petunjuk dari prinsip-prinsip pengajaran.

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh prinsip pengajaran bahasa Indonesia

(prinsip khusus) di SMA. Sebagian dari prinsip-prinsip ini diambil dari pendekatan atau

metode komunikatif karena pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita sekarang

cenderung menganut pendekatan atau metode ini.

1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa

Prinsip ini menjadi tekanan utama kurikulum sekarang (1994) karena adanya kritik selama

ini bahwa guru Bahasa Indonesia lebih banyak mengajarkan kebahasaan dan bukan

keterampilan berbahasa. Seperti kita ketahui, kurikulum tingkat satuan pendidikan

menekankan agar pengajaran bahasa indonesia berpusat pada kemampuan berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) serta kemampuan bersastra. Bahan lainnya

menyatu kedalam salah satu atau beberapa keterampilan tersebut.

2) Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi

Prinsip ini mempertegas prisip no 1. Bahwa keterampilan-keterampilan berbahasa yang di

pelajari itu harus digunakan terus secara intensif dengan berkomunikasi (lisan maupun

tertulis), karena bahasa adalah alat komunikasi. Melalui prinsip ini guru diingatkan untuk

lebih bahnyak mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

berbagai komunikasi bahasa seperti: bercerita, berceramah, menyimak ceramah, membaca,

dan menulis karangan.

24

Page 25: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

3) Kompetensi komunikatif lebih penting dari pada kompetensi kebahasaan

Kompetensi komunikatif artinya kemampuan menggunakan bahasa yang dipelajari itu

dalam berbagai bentuk komunikasi secara efektif dan lancar, sedangkan kompetensi

kebahasaan adalah penguasaan bahasa yang lebih ditekankan kepada kaidah-kaidah

bahasa. Prinsip adalah penegasan prinsip 1 dan 2 di atas.

4) Bahan pelajaran bahasa dan aktivitas berbahasa haruslah melibatkan berbagai variasi

bahasa.

Seperti kita ketahui, setiap bahasa memiliki banyak ragam. Ada ragam baku atau formal,

ada ragam non baku atau informal. Ada ragam biasa, ada ragam ilmiah, dan ada ragam

sastra. Di samping itu, ada lagi ragam-ragam yang berdasarkan daerah (bahasa resmi dan

dialek-dialek), berdasarkan status sosial (bahasa golongan atas, menengah, bawah),

berdasarkan golongan (bahasa pedagang, militer, ilmuwan) dan sebaginya. Berdasarkan

kenyataan ini, bahan pelajaran bahasa (ragam pelajaran bahasa yang diperkenalkan/

dipakai selama pembelajaran) jangan terbatas hanya pada bahasa baku / formal. Bila perlu

dapat juga dipakai dan diperlenalkan ragam-ragam lain sesuai dengan fungsi dan

konteksnya. Beri kesempatan siswa mengenal dan meggunakan ragam-ragam bahasa yang

hidup di masyarakat, asal diberi tahu konteks pemakaiannya.

5) Pada setiap kesempatan yang mungkin, siswa harus diperkenalkan dengan bahasa otentik.

Bahasa otentik artinya bahasa yang hidup di masyarakat yang digunakan dalam konteks

nyata seperti bahasa surat kabar, bahasa iklan, dan bahasa diberbagai kalangan masyarakat.

Prinsip ini muncul sebagai konsekuensi pada fungsi komunikasi bahasa.

6) Kaidah (sistem) bahasa target (bahasa yang dipelajari tidak diajarkan tersendiri, tetapi

menyatu dengan keterampilan berbahasa)

Tidak ada pelajaran kaidah/struktur bahasa tersendiri (sebagai pokok bahasan berdiri

sendiri) seperti pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.

25

Page 26: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

7) Belajar bahasa melalui permainan

Prinsip ini melahirkan banyak permainan bahasa (language games) sebagai teknik khusus

pengajaran bahasa, terutama di tingkat SD dan SLTP. Prinsip ini didorong oleh semacam

teori yang mengatakan language learning is mor effektive when it is fun. Belajar bahasa

akan lebih efektif bila menyenangkan, seperti adanya unsur permainan.

2.3. Pendekatan Pengajaran Bahasa Indoneesia di SMA

Sebagai salah satu bidang studi, tentu pengajaran Bahasa Indonesia di SMA

didasarkan pula atas sejumlah pendekatan umum dan khusus. Pendekatan umum bagi

pengajaran Bahasa Indonesia yang berlaku pula bagi pengajaran bidang studi lain, biasanya

disebutkan dalam kurikulum khusus untuk pengajaran Bahasa Indonesia tidak disebutkan

secara eksplisit namun dapat dilacak.

Bila dikaji, kurikulum bidang studi Bahasa Indonesia, ada dua pendekatan khusus

bagi bidang studi ini yang dijadikan pegangan, yaitu pendekatan komunikatif dan pendekatan

integratif. Berikut ini akan diuraikan satu per satu untuk dapat dijadikan pedoman dalam

pengajaran Bahasa Indonesia di kelas.

2.3.1 Pendekatan komunikatif

Pendekatan komunikatif (Communicative Approach) bermula di inggris pada tahun

1960-an untuk pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing, yang disebut juga dengan

istilah National-Functional Approach atau Functional Approach.

Pendekatan komunikatif adalah rancangan (kebijaksanaan) pengajaran bahasa

dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:

26

Page 27: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

1) Tujuan pengajaran bahasanya adalah:

a. Mengembangkan kompetensi komunikatif siswa, yaitu kemampuan menggunakan

bahasa yang di pelajari itu untuk berkomunikasi dalam berbagai bentuk situasi atau

konteks;

b. Meningkatkan penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam

berkomunikasi.

2) Bahan pelajaran utamanya adalah:

a. Keempat keterampilan berbahasa.

b. Fungsi-fungsi bahasa yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, seperti fungsi

bertanya, menjawab, menyangkal dan mengajukan pendapat. Siswa dilatih

menggunakan bahasa untuk berbagai fungsi tersebut karena sebagai alat komunikasi,

bahasa digunakan untuk berbagai fungsi yang wujud penampilannya bisa berbeda-beda.

c. Variasi-variasi bahasa, disamping variasi baku/formal, untuk memungkinkan siswa

berbahasa sesuai konteks.

d. Sistem bahasa (struktur, kosakata, dan lain-lain) tidak dijadikan bahasa berdiri sendiri,

tetapi diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa.

3) Sumber bahan yang diutamakan adalah sumber otentik, berupa bahasa otentik, yaitu

bahasa sebagimana yang digunakan dalam konteks nyata.

4) Bahasa target sebagi objek yang dipelajari tetapi juga sebagai wahana komunikasi.

Maksudnya, bahasa itu dipakai untuk mendiskusikan topik lain, membahas topik lain.

Setiap pendekatan pengajaran selalu lahir dari sejumlah asumsi, antara lain asumsi teori

bahasa dan asumsi teori belajar. Dari segi teori bahasa, asumsi yang dijadikan dasar

pendekatan ini adalah sebagai berikut.

1) Bahasa adalah sistem untuk mengekspresikan makna.

2) Fungsi utama bahasa adalah untuk alat interaksi dan komunikasi.

27

Page 28: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

3) Struktur bahasa memantulkan penggunaan-penggunaan fungsional dan komunikasi.

4) Unit-unit utama bahasa tidak hanya gambaran mengenai tata bahasa dan strukturnya, tetapi

juga kategori-kategori makna fungsional dan komunikatif sebagaimana terdapat dalam

wacana.

5) Ada tujuh fungsi dasar yang ditampilkan bahasa bagi anak-anak yang belajar bahasa.

a. Fungsi instrumental yaitu menggunakan bahasa untuk mendapatkan sesuatu.

b. Fungsi regulator, yaitu menggunakan bahasa untuk mengendalikan tingkah laku

orang lain.

c. Fungsi interaksi, yaitu menggunakan bahasa untuk beriteraksi dengan yang lain.

d. Fungsi personal, yaitu menggunakan bahasa untuk menyatakan perasaan dan

maksud pribadi.

e. Fungsi heuristik, yaitu menggunakan bahasa untuk belajar dan menemukan.

f. Fungsi imajinatif, yaitu menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia imajinasi.

g. Fungsi representasi, yaitu menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi.

Dari segi teori belajar, asumsi yang dijadikan dasar pendekatan ini adalah sebagai berikut.

1) Ada tiga prinsip yang mendorong semangat belajar siswa.

a. Prinsip komunikasi, yaitu aktivitas belajar mengajar di kelas hendaklah berupah

komunikasi nyata.

b. Prinsip tugas, yaitu aktivitas penggunaan bahasa yang diajarkan hendaknya berupa

tugas-tugas yang bermakna.

c. Prinsip kebermaknaan, yaitu pelajaran bahasa yang diajarkan itu hendaklah sesuatu

yang bermakna dan otentik.

2) Pengemabangan kompetensi komunikatif melibatkan aspek kognitif maupun tingkah laku

dan diperoleh melalui praktik.

28

Page 29: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

2.3.2.Pendekatan Integratif

Pendekatan integratif atau terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran

bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan menyatukan,

menghubungkan, atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak ada yang berdiri sendiri

atau terpisah-pisah.

Pendekatan ini terdiri atas dua macam.

a. Integratif Internal (terpadu intrabidang studi bahasa), yaitu keterkaitan yang terjadi antar

bahan pelajaran bahasa itu sendiri. Misalnya pada waktu mengajarkan pelajaran

menulis/mengarang sebagai fokus, skenario pembelajaran sebagai berikut ini.

(1) Mula-mula siswa menyimak pelajaran guru dan dilanjutkan dengan tenya jawab.

(2) Setelah itu siswa membaca contoh jenis karangan.

(3) Sambil membaca siswa ditugasi mencatat kosakata baru berikut makna dan

pemakaiannya.

(4) Setelah membaca siswa disuruh berdiskusi untuk menyimpulkan ciri-ciri dan cara

membuat karangan tersebut.

(5) Siswa lalu menulis karangan tersebut.

(6) Setelah selesai, satu atau dua orang siswa disuruh membacakan karangannya untuk

dikomentari guru (sisanya dibaca guru diluar proses pelajaran).

Dari contoh ini terkihat adanya integrasi sejumlah bahan pelajaran bahasa, walaupun

fokusnya hanya menulis.

b. Integratif eksternal (terpadu antar bidang studi), yaitu keterkaitan antara bidang studi

bahasa dengan bidang studi lain yang berhubungan. Misalnya, pada waktu mengajarkan

29

Page 30: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

pelajaran apresiasi sastra khusus puisi. Tema pelajaran “Lingkungan” dan judul puisi

“Banjir”. Skenario pembelajaran berlangsung sebagai berikut.

(1) Mula-mula semua siswa membaca dalam hati puisi yang dimaksud. Sambil membaca,

siswa membaca kosakata baru.

(2) Setelah itu dua orang siswa berganti-ganti membacakan puisi itu dan siswa lain

menyimak.

(3) Selanjutnya guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang isi puisi, termasuk unsur-

unsur intrinsiknya. Pada waktu tanya jawab dan pemabahasan puisi tersebut, guru

membelokan pembicaraan ke bidang studi lain yang relevan dengan isi puisi (misalnya ke

bidang IPA atau IPS).

(4) Kemudian semua siswa disuruh menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

(menyadur) isi puisi itu secara tertulis.

Contoh ini memperlihatkan terjadinya keterpaduan ke luar, ke bidang studi di luar

bahasa, disamping itu juga terpadu ke dalam.

2.4. Sikap Guru Terhadap Metode Pengajaran

Setiap interaksi belajar-mengajar tentu mempunyai tujuan. Tujuan ini mempunyai

corak dan interaksi. Selanjutnya yang dimaksud dengan mengajar ialah suatu proses di dalam

menguji rencana-rencana yang memungkinkan timbulnya perbuatan mengajar pada siswa.

Dengan rencana yang matang, cermat dan tepat dapatlah diharapkan tercapainya tujuan

pengajaran yang dikehendaki secara efektif. Menurut Alpandie (1984:113), bahwa dalam

penyusunan rencana, guru harus memperhatikan komponen-komponen sebagai berikut: (a)

guru harus mengetahui benar tujuan yang hendak dicapai di dalam mengajar, (b) guru harus

memutuskan dan menetapkan tingkah laku yang akan dimiliki dan diperlihatkan oleh siswa

setelah berakhirnnya satu periode belajar-mengajar, (c) guru harus menetapkan suatu strategi

pengajaran atau situasi belajar dimana tingkah laku yang diharapkan itu dapat tercapai.

30

Page 31: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Langkah ketiga ini menyangkut penggunaan metode dan alat-alat pengajaran, dan (d) guru

harus mempersiapkan alat-alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tercapainya tujuan

yang dikehendaki.

Metode mengajar merupakan salah satu alat pengajaran yang penting dan besar

peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran, namun guru harus mampu

memilih dan menentukan metode mengajar yang tepat sehingga bahan-bahan yang disajikan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jadi guru seharusnya bersifat selekstif, bahwa: (a)

metode bukanlah tujuan, melainkan sebagai alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan

pengajaran, (b) hingga kini belum ada yang seratus persen baik dibandingkan dengan

metode-metode lain. Metode yang tampak paling efektif pun masih juga dijumpai

kelemahannya, (c) pencapaian semua tujuan pelajaran tidak tergantung seluruhnya pada satu

macam metode mengajarkan, dan (d) penetapan metode tidaklah dapat berlaku secara tepat

untuk selama-lamanya (Alpandie, 1984:115).

2.5. Hakikat Evaluasi Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi juga dibutuhkan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat keberhasilan siswa di dalam kelas. Hal ini diungkapkan oleh Tyler (1949:69)

bahwa evaluation is the procces for determining the degree to wich these changes in behavior

are act ually taking place. Hal ini berarti bahwa evaluasi berhubungan dengan proses

memberikan keputusan mengenai tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa. Hasan dan

Zainul (1991/1992:18) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis

dalam memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti hasil belajar. Sehubungan dengan

itu, Sudjana (2006:3) mendifinisikan tentang penilaian hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu.

31

Page 32: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Evaluasi sering kali menyadarkan diri pada hasil pengukuran (measurement).

Wiersman dan Jurs dalam Hasan dan Zainul (1991/1992:20) mendefinisikan tentang

pengukuran

Technically, measurement is the assignment of numerals to objects or events according to the

rules that give numeral quantitative meaning.

Ahmann dan Gloek (1963:11) menyatakan bahwa pengukuran merupakan bagian

penting dari suatu evaluasi. Prinsip-prinsip pengukuran mempengaruhi alat evaluasi. Alat

evaluasi adalah alat yang digunakan dalam suatu kegiatan evaluasi untuk mengumpulkan

informasi tentang hasil belajar, berupa tes dan nontes (kuesioner, observasi, dan sebagainya).

Ebal dalam Hasan dan Zainul (1991/1992:21) mengumgkapkan bahwa tes adalah:

A general term used to designed any kind of device or procedure for measuring ability,

achievement, interest, and other traits. A test is also defined as any systematic procedure for

comparing the behavior of two persons.

1. Jenis dan System Penilaian

Dilihat dari fungsinya, ada beberapa macam jenis pilihan, yaitu penilaian formatif,

penilaian sumatif, dan penilaian diagnostik. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:

a) Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakasanakan pada akhir program belajar-

mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri

(Sudjana, 2006:5). Sedangkan Tinambunan (1988:8) mengatakan bahwa formative

test is intended to monitor learning progress during the instruction and to provide

continous feedback to both pupil and teacher concerning learning successes and

failures. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi pada proses belajar-

mengajar. Dengan demikian penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki

program pengajaran dan strategi pengajarannya.

32

Page 33: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

b) Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit program, yaitu

catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil

yang dicapai oleh siswa, yakni seberapa jauh tujuan kurikuler dikuasai oleh siswa.

Penilaian yang berorientasi pada produk bukan pada proses (Sudjana, 2006:5)

c) Penilaian diagnostik

Tinambunan (1988:8) mengatakan bahwa diagnostic test is intended to diagnose

learning dfflculties during instruction. Penilaian diagnostik lebih konfrehensif dan

terperinci karena hal ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran

remedial dan menemukan kasus-kasus.

2. Prinsip dan Prosedur Penilaian

Dalam proses penilaian untuk menentukan kualitas pendidikan, maka upaya

merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan

prosedur penilaian sebagai berikut: (a) dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang

sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan

interpretasi hasil penilaian, (b) penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dan

proses belajar-mengajar, (c) agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian

menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus

menggunakan berbagai alat penilaian yang komprehensif, dan (d) penilaian hasil belajar

hendaknya diikuti dengan tindak lanjut (Sudjana, 2006:9).

Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses

penilaian hasil belajar sebagai berikut: (a) merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan

pengajaran, (b) mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata

pelajaran, (c) menyusun alat-alat penilaian, baik secara tes maupun nontes, yang cocok

digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran,

33

Page 34: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

dan (d) menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yakni

kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran,

kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pendidikan.

Dalam kaitannya dengan penyusunan alat-alat penilaian (butir c di atas) ada beberapa

langkah yang harus ditempuh, yakni: (a) menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat

ditentukan lingkup pertanyaannya, terutama materi pelajaran, (b) merumuskan tujuan

intruksional khusus sehingga jelas betul abilitas yang harus dinilai, (c) membuat kisi-kisi atau

blueprint alat penilaian. Dalam kisi-kisi harus tampak abilitas yang diukur serta proporsinya,

lingkup materi yang diujikan serta proporsinya, tingkat kesulitan soal dan proporsinya, jenis

alat penilaian yang digunakan, jumlah soal atau pertanyaan, dan perkiraan waktu yang

diperlukan untuk mengerjakan soal tersebut, (d) menyusun atau menulis soal-soal

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Dalam menulis perhatikan aturan-aturan yang

berlaku, dan (e) membuat dan menentukan kunci jawaban (Sudjana, 2006:10).

2.6. Hakikat Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning

Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah terdapatnya

kesenjangan yang cukup lebar antara pengetahuan yang dimiliki para siswa dengan sikap dan

prilakunya. Proses belajar yang diperoleh siswa lebih banyak pada, “belajar tentang”

(learning about thing) dan pada “belajar menjadi” (learning how to he).

Menurut John Dewey, pembelajaran sejati adalah lebih berdasar pada penjelajahan

yang terbimbing dengan pendampingan dan pada sekedar transmisi pengetahuan.

Pembelajaran merupakan individual discovery. Pendidikan memberikan kesempatan dan

pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikan masalah dan membuat

keputusan bagi kehidupannya sendiri. Melalui proses pembelajaran yang berpusat pada siswa,

maka fungsi guru berubah dari pengajar (teacher) menjadi pembelajaran (facilitator).

34

Page 35: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher

centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan

dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap,

dan perilaku.

Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (student

centered learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif

dari siswa. Metode-metode tersebut adalah: (a) berbagi informasi (information sharing)

dengan cara; curah gagasan (brainstorming), kooperatif (cooperative), kolaboratif

(collaborative), diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discuission),

symposium dan seminar, (b) belajar dan pengalaman (experienced based) dengan cara:

simulasi, bermain peran (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu, (e) pembelajaran

melalui pemecahan masalah(problem solving based) dengan cara; studi kasus, tutorial, dan

lokakarya.

( http://inparamateric.com/bhinablog/download/pembelajaran berbasis sel.pdf ).

2.7. Prinsip-prinsip Psikologis Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centered

Learning)

Bekal dari pada guru untuk dapat menjalankan peranannya sebagai fasilitator salah

satunya adalah memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada lima faktor

yang penting diperhatikan dalam prinsip psikologi pembelajaran berpusat pada siswa yang

dikutip dan American Psychological Association (1993:7-9, yaitu: (a) faktor metakognitif dan

kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berfikir dan mengingat, serta pengambaran

faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman; (b)

faktor efektif yang menggambarkan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi

mempengaruhi cara seorang menerima situasi pembelajaran, beberapa banyak orang belajar,

dan usaha mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi emosi seseorang,

35

Page 36: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

keyakinan tentang kompetensi pribadinya, harapannya, terhadap kesuksesan, minat pribadi,

dan tujuan belajar, semua itu mempengaruhi bagaimana motivasi siswa untuk belajar; (c)

faktor perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan

sosial dipengaruhi oleh faktor genetik yang unik dan faktor lingkungan; (d) faktor pribadi dan

sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan

cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi

sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif

individual; (e) faktor perbedaan individu yang menggambarkan bagaimana latar belakang

individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip

ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang

berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda pula. Berikut ini akan diuraikan penjabaran

masing-masing faktor.

a) Faktor Merakognitif dan Kognitif

Prinsip 1: Dasar Proses Pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses alamiah untuk

mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat efektif, dan melalui mediasi

secara internal, merupakan proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi

dan pengalaman yang disaring melalui persepsi unik, pemikiran, dan perasaan siswa

(siswa).

Prinsip 2: Tujuan Proses Pembelajaran, siswa mencari untuk menciptakan makna,

representasi pengetahuan melalui kuantitas dan kualitas data yang tersedia.

Prinsip 3: Pembentukan Pengetahuan. Siswa mengaitkan informasi baru dengan

pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki melalui cara-cara yang unik dan penuh

makna.

36

Page 37: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Prinsip 4: Pemikiran Tingkat Tinggi. Strategi tingkat tinggi untuk “berpikir tentang”

untuk memantau dan memonitori proses mental, memfasilitasi kreativitas dan berpikir

kritis.

b) Faktor Efektif

Prinsip 5: Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran. Kedalaman dan keluasan informasi

diproses, serta apa dan seberapa banyak hal itu dipelajari dan diingat dan dipengaruhi

oleh; (a) kesadaran diri dan keyakinan control diri, kompetensi, dan kemampuan, (b)

kejelasan nilai-nilai personal, minat, dan tujuan, (c) harapan pribadi terhadap kesuksesan

kegagalan, (d) afeksi, emosi, dan kondisi pikiran secara umum, dan (e) tingkat motivasi

untuk belajar.

Prinsip 6: Motivasi Intrinsik Untuk Belajar. Individu pada dasarnya memiliki rasa ingin

tahu dan menikmati pembelajaran, tetapi pemikiran dan emosi negatif (misalnya perasaan

tidak aman, takut gagal, malu, ketakutan mendapat hukuman, atau pelabelan/stigmatisasi)

dapat mengancam antusiasme mereka.

Prinsip 7: Karakteristik Tuga-tugas Pembelajaran Yang Dapat Meningkatkan Motivasi.

Rasa ingin tahu, kreatifitas, dan berpikir tingkat tinggi dapat distimulus melalui tugas-

tugas yang relevan, otentik yang memiliki tingkat kesulitan dan kebaruan bagi masing-

masing siswa.

c) Faktor Perkembangan

Prinsip 8: Kendala dan Peluang Perkembangan. Kemajuan individual dipengaruhi oleh

perkembangan fase-fase fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang merupakan fungsi

genetis yang unik serta pengaruh faktor lingkungan.

d) Faktor Personal dan Sosial

37

Page 38: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Prinsip 9: Keberagaman Sosial dan Budaya. Pembelajaran difasilitasi oleh interaksi sosial

dan komunikasi dengan orang lain melalui setting yang fleksibel, keberagaman (usia,

budaya, latar belakang keluarga, dan sebagainya) dan intruksional yang adaptif.

Prinsip 10: Penerimaan Sosial, Harga Diri, dan Pembelajaran. Pembelajaran dan harga

diri sangat terkait ketika individu dihargai dan dalam hubungan yang saling peduli satu

sama lain sehingga meraka dapat saling mengetahui potensi, menghargai bakat-bakat unik

dengan tulus, dan menerima mereka saling dapat menerima sebagai individu.

e) Faktor Perbedaan Individu

Prinsip 11: Perbedaan individu dalam pembelajaran. Meskipun prinsip-prinsip dasar

pembelajaran, motivasi, dan instruksi afeksi berpengaruh terhadap semua siswa (termasuk

ras, suku, gender, kemampuan fisik, agama, dan status sosial), siswa memiliki perbedaan

kemampuan dan preferensi dalam model dan strategi pembelajaran.

Prinsip12: Filter kognitif. Keyakinan personal, pemikiran dan pemahaman berasal dan

pembelajaran dan interpretasi sebelumnya, hal ini dapat menjadi dasar individual

pembentukan realitas dan intrepretasi pengalaman hidup.

2.8. Pengertian Pembelajaran Yang Berpusat Pada Siswa (Student Centered

Learning)

Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang menggunakan

sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajaran (keturutan, pengalaman,

perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dan bagaimana hal itu

timbul serta praktek paling efektif dalam menigkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan

prestasi bagi semua pelajar. Perspektif yang berpusat pada siswa ini merupakan suatu refleksi

dari dua batas-batas prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa dalam program,

38

Page 39: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

kebijakan, dan orang-orang yang mendukung pembelajaran untuk semua (Kroehnert,

1995:25).

Berdasarkan prinsip dasar pembelajaran berpusat pada siswa, maka untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan orientasi antara pembelajaran yang

berpusat pada siswa atau yang tidak berpusat pada siswa, diciptakan dua profil berlawanan

yaitu profil guru dengan asumsi berpusat pada siswa dan profil guru dengan asumsi tidak

berpusat pada siswa.

2.9. Profil Guru Dengan Asumsi Berpusat Pada Siswa

Semua siswa memiliki potensi belajar. Dalam rangka untuk memaksimalkan

pembelajaran, para guru perlu membantu para siswa merasa nyaman mendiskusikan perasaan

dan keyakinan mereka. Memperhatikan kebutuhan sosial, emosional, dan fisik para siswa

merupakan hal yang sangat penting dan harus dimunculkan dalam pembelajaran. Membantu

para siswa memahami bagaimana keyakinan mereka terhadap diri mereka sendiri

mempengaruhi pembelajaran, hal ini sama pentingnya dengan membantu mereka dalam

keterampilan akademiknya. Para siswa memiliki kemampuan alamiah untuk memperoleh

pembelajaran sendiri.

Ketika para guru merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, mereka memiliki akses

untuk mencari untuk mengatasi berbagai kesulitan di dalam kelas. Kemauan untuk

berhubungan dengan masing-masing siswa merupakan suatu keunikan individual yang dapat

memfasilitasi pembelajaran. Guru perlu mendukung para siswa untuk memperoleh minatnya

masing-masing di sekolah dan mengaitkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata

mereka.

39

Page 40: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Menerima siswa dimana pun berada akan membuat mereka lebih siap belajar. Guru

memiliki keyakinan bahwa mereka mampu membuat suatu perbedaan dengan semua siswa.

Melihat suatu dan sudut pandang siswa merupakan suatu kunci bagi kebaikan mereka di

sekolah. Guru meyakini bahwa mendengarkan siswa merupakan salah satu cara menolong

mereka menyelesaikan persoalan mereka sendiri.

2.10. Profil Guru Dengan Asumsi Tidak Berpusat Pada Siswa

Guru berkeyakinan jika para siswa tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik, maka

para siswa harus kembali ke dasar dan lebih banyak mengembangkan hafalan dan

keterampilan. Pekerjaan guru adalah membantu siswa memenuhi standar kurikulum.

Membiarkan mereka berjalan sendiri merupakan satu hal yang tidak mungkin, karena

kebanyakan siswa tidak dapat dipercaya untuk belajar apa yang seharusnya mereka ketahui.

Jika guru tidak memberi arah bagi siswa, maka siswa tidak akan mendapat suatu jawaban

yang benar. Mengetahui bahan pelajaran dan guru merupakan kontribusi yang sangat penting,

guru dapat membuat siswa belajar. Guru yang baik selalu mengetahui lebih banyak dari pada

siswanya. Agar siswa menghargai guru sebagai pengajar, maka sangat perlu mempertahankan

peran guru sebagi figur yang otoriter. Dan juga guru dapat mengajar para siswa bila mereka

mengikuti aturan main dan mengerjakan seperti apa yang diharapkan di dalam kelas.

2.11. Karakteristik Guru Yang Menggunakan Pembelajaran Berpusat Pada Siswa.

Guru yang cenderung menggunakan pembelajaran berpusat pada siswa memiliki

karakteristik umum yang menjadikan mereka menjadi guru-guru yang efektif. Secara umum,

karakteristik guru-guru yang menggunakan pembelajaran berpusat pada siswa yang dikutip

oleh Lynton dan Pareek (1990:45), yaitu: (a) mengakui dan menghargai keunikan masing-

masing siswa dengan cara megakomodasi pemikiran siswa, gaya belajarnya, tingkat

perkembangan, kemampuan, bakat, persepsi diri, serta kebutuhan akademik dan bukan

40

Page 41: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

akademik siswa, (b) memahami bahwa pembelajaran adalah suatu proses konstruksi. Oleh

karena itu harus diyakini bahwa siswa dimintah untuk mempelajari sesuatu yang relevan dan

bermakna bagi diri mereka. Selain itu juga mencoba mengembangkan pengalaman belajar

dimana siswa dapat secara aktif menciptakan dan membangun pengetahuannya sendiri serta

mengaitkan apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh, (c)

menciptakan iklim yang positif dengan cara memberikan kesempatan pada siswa itu

berbicara dengannya secara personal, memahami siswa dengan sebaik-baiknya, menciptakan

lingkungan yang nyaman dan menstimulasi bagi siswa, memberikan dukungan pada siswa,

mengakui dan menghargai siswa, dan (d) memulai pembelajaran dengan asumsi dasar bahwa

semua siswa dengan kondisinya masing-masing bersedia untuk belajar dan ingin melakukan

dengan sebaik-baiknya, serta memiliki minat intrinsik untuk memperkaya kehidupannya.

Guru yang menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung

menciptakan lingkungan pembelajaran dengan ciri-ciri sebagi berikut: (a) suasana kelas yang

hangat, mendukung. Dalam suasana ini, guru mengijinkan siswa untuk mengenalnya dan

selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru disukai oleh siswa, maka siswa akan bersedia

untuk bekerja keras untuk orang yang disukainya, (b) para siswa dimintah untuk hanya

megerjakan yang bermanfaat, (c) para siswa selalu dimintah untuk mengerjakan yang terbaik

bagi yang mereka dapat lakukan, (d) pada siswa dimintah untuk mengevaluasi pekerjaannya,

(e) kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang, dan (f) pekerjaan yang

berkualitas tidak pernah destruktif.

2.12. Pengertian Puisi

Puisi adalah disalah satu bentuk karya sastra. Kehadiran sebuah puisi merupakan

pernyataan seorang penyair. Pernyataan ini berisi pengalaman batinnya sebagai hasil proses

kreatif terhadap objek sastra dan seni.

41

Page 42: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Segala bahan puisi yang timbah penyair dari objek seni yang dibangunnya menjadi

bangunan puisi yang utuh lewat proses yang kreatif. Dengan demikian puisi adalah suatu

sistem penulisan yang mergin kanan dan penggantian barisnya. Ditentukan secara internal

oleh suatu mekanisme yang terdapat dalam baris itu sendiri.

Jika pengertian puisi yang timbah itu ditinjau dari segi bentuk batin puisi maka

Herbert Spencer dalam Waluyo (1991:23) mengatakan bahwa puisi merupakan bentuk

pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Sedangkan menurut S. Johson mengatakan juga bahwa puisi adalah peluapan yang spontan

dari perasaan yang penuh daya berpangkal pada emosional yang terpadu kembali dalam

kedamaian.

Menurut Djojosuroto, Pangkerego (2000:1) menyatakan puisi adalah sistem penulisan

dimana margin kanan, penggantian baris, ditentukan secara internal oleh suatu mekanisme

yang terdapat dalam baris itu sendiri.

Puisi merupakan pancaran kehidupan sosial, gejolak kejiwaan dan segala aspek yang

ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam suatu

masa atau periode tertentu. Abdul Jalil (1985:11). Dengan demikian tujuan puisi bukanlah

melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan memberi jiwa suatu gambaran

yang lebih indah.

2.13. Struktur Puisi

Struktur puisi dapat dibagi atas dua bagian yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi.

Struktur fisik puisi secara tradisional disebut elemen bahasa, sedangkan batin puisi secara

tradisional disebut makna puisi:

a. Struktur fisik puisi dibangun oleh :

42

Page 43: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

1. Diksi (pilihan kata)

2. Imajinasi

3. Kata kongkrit, atau

4. Irama dan ritme atau perasaan bunyi.

b. Struktur batin puisi

1. Tema atau sense

2. Feeling atau sikap

3. Tone atau nada

4. Tujuan dan amanat (intention)

a) Penjelasan struktur fisik puisi

Untuk memahami unsur-unsur struktur fisik puisi sebagai berikut:

1. Diksi (pemilihan kata) pemilihan kata-kata dalam persajakan. Makna kata tidak selamanya

bergantung pada makna denotatif tetapi yang lebih penting adalah nilainya atau makna

konotatif Djojosuroto (2000:8). Diksi merupakan esensi seni penulisan puisi. Oleh sebab

itu, seorang penyair menulis puisi menggunakan kata-kata yang sangat cermat dan

sistematis untuk menghasilkan diksi yang cocok dengan suasana.

2. Imajinasi (imagery) pengungkapan pengalaman sensioris penayair kedalam kata dan

ungkapan sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih kongkrit.

3. Kata kongkrit, yaitu suatu cara untuk membangkitkan imajinasi pembaca dengan

mempergunakan kata-kata yang tepat, yang dapat membayangkan sesuatu pengertian yang

menyeluruh. Dalam menentukan kata, penyair juga mempertimbangkan aspek makna

primer dan sekunder, atau biasa di sebut makna denotasi dan konotasi yang menyimpulkan

asosiasi, Abrams dalam Djojosuroto (2006:16).

4. Bahasa kias, (gaya bahasa) kias yang dimaksud di sini, sebagai cara mengungkapkan

pikiran melalui bahasa secara khas yang diperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis

43

Page 44: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

(pemakai bahasa) Keraf. G (2002:113). Adapula gaya berdasarkan tujuan memperoleh

namanya dari maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang, dimana pengarang ingin

mencurahkan gejolak emosinya. Keraf. G (2006:116).

Irama (ritme) yaitu turun naik suatu secara teratur. Irama ini panjang pendeknya suara pada

waktu mengucapkan kata atau bunyi yang mengekspresikan pada waktu membaca puisi.

b) penjelasan struktur batin puisi

untuk memahami unsur-unsur struktur batin puisi menurut K. Djojosuroto (2006 : 23)

mengemukakan bahwa struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi terdiri

dari ; tema, nada perasaan, nada atau amanat.

a. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau subject matter yang kemudian oleh penyair lewat

puisinya H. Waluyo (1991:106). Pikiran pokok itu begitu kuat mendesak batin penayair

sehingga menjadi landasan utama mengungkapkannya. Menurut K. Djojosuroto dan A.S.

pangkerego (200:37) sense atau tema adalah yang dikandung subject matter bahasa yang

dikemukakan oleh penyair kepada penikmat sekalipun dalam berapa puisi. Dalam hal ini

penyair ingin menyampaikan sesuatu bagi pembaca atau penikmatnya. Tema adalah dasar

dari suatu puisi yang menjadi inti dari keseluruhan makna dalam puisi, Aminudin

(1987:150). Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya

yang diterima imajinasikan. Oleh sebab itu, tema bersifat khusus (penayair), tetapi objektif

bagi semua penyair, dan lugas. K.D.A Sumarauw b (200:37).

b. Nada dan Tone

Aminuddin (1987:150) mengemukakan bahwa “nada adalah sikap penayair terhadap

pembaca sejalan dengan pokok persoalan yang disampaikannya”. Nada yang berhubungan

tema ditampilkan penyair dalam puisinya selalu berkaitan dengan tema puisi.

44

Page 45: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

c. Rasa atau feeling

Rasa atau feeling merupakan sikap penyair terhadap apa yang disampaikannya. Feeling

adalah sikap penyair terhadap tema yang ditampilkannya.

Dengan demikian feeling terkaitnya dengan pokok pikiran yang dikemukakan oleh penyair

dalam puisinya.

d. Amanat dan tujuan

Menurut H. Waluyo (1991:130) amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat kita

memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan merupakan hal yang mendorong penyair

untuk menciptakan puisinya.

Amanat atau pesan berisi suatu himbauan yang disampaikan oleh penyair kepada

pembaca. Dan setiap penyair dalam menciptakan puisinya sudah tentu mempunyai tujuan

tertentu. Apakah tujuan hanya untuk memuaskan diri penyair atau untuk penikmat puisinya,

hal ini tergantung pada pandangan hidup penyair.

2.14. Langkah-langkah Memahami Puisi.

a. Pemahaman makna puisi

Pemahaman memiliki suatu kekhususan yaitu pemahaman makna sastra, yang

lebih khususnya puisi. Pemahaman merupakan kemampuan intelektual yang berada

pada fana kognitif, bersama-sama dengan pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis atau

evaluatif.

Bloom dalam Djojosuroto (2006:28) mengatakan bahwa, pemahaman

merupakan intelektual yang banyak digunakan dalam oleh siswa di sekolah.

Selanjutnya pemahaman terdiri atas tiga ragam, yaitu terjemahan, interprestasi, dan

ekstrapolasi. Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan pendidikan

terhadap objek pengetahuan tertentu.

45

Page 46: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah

informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit

dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.

b. Prosedur pembelajaran

Dalam mengapresiasikan puisi langkah-langkah menelaah puisi dapat dimulai

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Memahami struktur karya sastra secara umum

2. Kenyataan sejarah, pemahaman secarah global siapakah penyair, bagaimana aliran

filsafat tentang penyair dan kenyataan sejarah.

3. Strutur fisik dan struktur batin yang telah ada unsurnya. Langkahnya adalah

keterlibatan jiwa, yaitu ketika peristiwa ketika pembaca, pendengar memikirkan,

merasa dan membayangkan kembali apa yang pernah terpikir dan terbayang oleh

penyair, K. Djojosuroto dan A.S. Pangkerego (2008 : 6)

Menurut Andre Hardjana dalam H. Waluyo (1999:146) mengatakan bahwa

memahami makna puisi adalah:

1. Struktur karya sastra

Pertama kita berusaha memahami struktur karya sastra secara umum, apakah puisi itu

berstruktur puisi lama, baru dan sebagainya.

2. Penyair dan kenyataan sejarah

Untuk menangkapi pemahaman secarah global karya sastra telaah, maka kita bahas

siapa penyair begaimana aliran filsafat, corak khas yang menjadi ciri dari jaman

penyair itu berkarya kenyataan itu diciptakan.

3. Telaah unsur-unsur

46

Page 47: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Dalam telaah struktur fisik dibahas sebagaimana percakapan/ kreatifitas penyair

dalam menciptakan puisi. Struktur batin puisi dan unsur fisik digunakan penyair untuk

mengungkapkan tema dan amanah yang hendak disampaikannya.

2.15. Proses Penciptaan Puisi

Bentuk paling tua dalam kesusastraan dalam sejarah peradaban manusia adalah puisi.

Puisi juga merupakan bentuk paling agung yang senantiasa diliputi kabut rahasia dalam

kesusastraan dunia. Banyak orang bercita-cita menjadi penulis puisi yang baik, tapi hanya

beberapa orang saja yang bisa disebut penyair, karena dalam menciptakan puisi tidaklah

semudah seperti yang diduga banyak orang bahwa puisi tidak memerlukan pengetahuan,

sehingga siapa saja mampu untuk menciptakannya.

Pengetahuan penyair tidak saja hanya visi terhadap realistis, tetapi juga merupakan

pengetahuan tentang bagaimana mensyairkan visi itu dalam realitas. Pikiran-pikiran, ide-ide,

pertimbangan-pertimbangan dalam puisi harus termasuk di dalamnya. Struktur bahasa yang

digunakan oleh penyair tentulah disusun menurut urutan yang baik, mulai dari permulaan,

pertengahan sampai akhir. Puisi juga harus mempunyai struktur logisdan berkembang dengan

analisa logika yang masuk akal. Disamping logika kita juga harus mempertimbangkan logika

imajinatif karena karya sastra pada khususnya adalah karya imajinasi maka di dalamnya

harus menggunakan logika imajinatif.

Di dalam puisi juga terdapat banyak symbol. Kita dapat mengatakan bahwa puisi

bersifat simbolik apabila membawa arti lebih dari satu. Setiap puisi mengandung simbol yang

berbeda-beda. Jadi paling sedikit kita berusaha mengetahui beberapa simbol sebab ada puisi

yang memiliki beberapa simbol sekaligus.

Pada proses penciptaan puisi, penyair pada umumnya bertolak dari suatu konsep yang

kemudian dengan penuh kesadaran dapat mengutarakan isi puisi-puisinya lewat simbol-

simbol. Putu Arya (1982:10) menjelaskan “simbol artinya lambing atau suatu gambaran

47

Page 48: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

pikiran, situasi, perasaan dan suasana”. Biasanya gambaran yang diungkapkan secara tidak

langsung.

Menurut Goenawan Mohamad (1982:12) “proses penciptaan puisi bertolak dari suatu

konsep yang jelas dan ia cenderung mengungkap image-image yang “mengibingi” konsep

yang masih kabur tersebut kemudian sempat ditangkapnya, lantas diungkapkan dalam

simbol-simbol”. Selain dari simbol dipergunakan juga imajinasi yang digambarkan oleh

penyair dapat pula digunakan kontras paradoks dan ironi. Kontras adalah pernyataan yang

dinyatakan secara bertentangan untuk melukiskan suatu hal, benda dan peristiwa, paradoks

adalah pernyataan yang dikemukakan dengan tidak masuk akal dan berlawanan dari keadaan

yang biasa, sedangkan ironi adalah pernyataan yang dikemukakan dengan cara mengejek.

Apa yang diungkapkan oleh Goenawan Muhamad tidak jauh beberapa dengan Sapardi

Djoko Damono yang dengan waktu belakangan ini cenderung pada aliran imagisme, sebutlah

sajak adalah hasil dari suatu proses. Dari awal sampai akhir proses itu penyair terlibat

sepenuhnya dan begitu memabukkan sehingga diujung prose itu biasanya terkejut. Puisi yang

telah selesai ditulis seorang penyair kadangkala lain dari pada apa yang dibayangkan

sebelumnya.

Penganut aliran imagisme menitikberatkan penulisan sajak pada spontanitas

pengucapan, pemilihan tema-tema yang cukup sederhana tapi mampu menggebrak pembaca

untuk dapat melihat hal-hal yang kecil dalam kehidupan ini yang biasanya terlewat akibat

kecenderungan manusia memikirkan masalah-masalah yang besar semata dalam arus

kemajuan ilmu teknologi.

Proses penciptaan puisi memang kelihatannya sungguh sepele tetapi jika kita

renungkan dalam-dalam maka dibalik itu terkandung suatu rahasia yang amat rumit untuk

dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Stephen Spender mengemukakan bahwa “di

dalam menciptakan puisi paling sedikit lima hal yaitu konsentrasi, inspirasi, kenangan,

48

Page 49: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

keyakinan, dan lagu (dalam Tarigan 1985:48). Usaha menulis puisi yang berkonsentrasi

merupakan kegiatan spiritual yang dapat membuat seorang penyair benar-benar lupa pada

saat itu ia memiliki jasmani.

Konsentrasi menurut Spender dapat dibagi menjadi dua yaitu: pertama langsung dan

sempurna, kedua lamban dan disempurnakan secara lambat. Sehubungan dengan kedua tipe

ini maka secara analogi dapat dikatan bahwa penyair serta karyanya dapat pula dibagi atas

dua tipe yaitu:

1) Penyair yang menulis karya-karyanya secara langsung, sekali jadi tanpa perbaikan lagi

sudah sempurna; dan sanjak-sanjak sedemikian rupa disebut sanjak-sanjak ekspresionistis.

2) Penyair yang menulis karya-karyanya secara lambat-lambat meneliti kembali,

memperbaiki seperlunya, dirasakan dan direnungkan dalam-dalam penuh dengan coretan

dan perbaikan, memerlukan waktu yang relatif lama untuk sampai pada hasil yang final;

karya yang begini kita sebut sanjak-sanjak impresionistis.

Memang sulit untuk menentukan secara tegas batas nyata antara kedua tipe sanjak itu,

sebab yang paling tahu hanyalah penyair itu sendiri. Dalam puisi dua kali dua belum berartgi

empat. Hal ini kita sadari maka pada dasarnya tidak ada puisi yang seratus persen

ekspresionistis dan yang seratus persen impresionistis, seperti halnya juga tidak ada orang

yang seratus persen subyektif atau 100 % objektif. Kedua unsur itu pasti ada pada sebuah

sanjak. Yang menjadi masalah ialah mana diantara kedua unsur ini yang paling dominan,

yang lebih menonjol baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Kalau unsur ekspresi

yang paling menonjol maka puisi itu lebih mendapat predikat ekspresionistis; dan kalau unsur

impre-nya yang lebih dominan maka puisi itu mendapat predikat impresionistis.

Inspirasi adalah hal dari suatu puisi dan juga merupakan tujuan akhirnya. Inspirasi

merupakan ide yang pertama menelusup kedalam pikiran sang penyair dan merupakan ide

akhirnya yang dijelmakan dalam kata-kata. Pentingnya arti peranan inspirasi bagi sang

49

Page 50: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

penyair sehingga sering kita mendegar dialog seperti ini: “mengapa tidak mengarang lagi

sekarang?” “Habis, inspirasi tak datang-datang juga!” Mungkin kita menganggap sebagai

suatu dialog yang hanya main-main saja tetapi sedikit banyak mengundang kebenaran juga.

Dari mana datangnya inspirasi itu tidak mudah untuk dijawab. Setiap penyair tentunya akan

berbeda-beda dalam menjawabnya, ada yang mengatakan dari Tuhan, dari alam, dari mimpi

dan sebagainya.

Setiap orang mempunyai kenangan terhadap masa lalu, apakah itu berupa kenangan

pahit atau kenangan manis tergantung bagi siapa yang mengalaminya. Betapapun kenangan

yang mendalam itu pasti meninggalkan kesan yang mendalam pula. Justru itu kita tidak

terkejut lagi apabila kenangan seorang penyair ada pengaruhnya terhadap karya-karyanya,

sebab kenangan itu merupakan pengalaman pribadinya sendiri. Ada seorang ahli mengatakan

bahwa kenangan itu merupakan unsur utama dalam puisi, sebab imajinasi itu sendiri

merupakan suatu latihan terhadap kenangan. Tidak mungkin kita mengimajinasikan sesuatu

yang belum pernah kita ketahui atau dialami secara jasmani maupun secara batiniah.

Menurut Stephen Spender “keyakinan sang penyair, pertama-tama merupakan suatu

mistik dari jabatan profesinya; kedua merupakan suatu keyakinan dalam kebenarannya

sendiri digabung dengan kecintaannya sendiri terhadap suatu tugas”. Demikian dengan kata-

kata yang sederhana dapat kita katakan bahwa semakin kuat keyakinan seorang penyair

semakin kuat pula dasar yang melandasi karya-karyanya, baik dari segi metode, segi isinya

maupun dari segi bentuknya. Bagaimana mungkin sesoeorang menyuguhkan keindahan,

kalau dia sendiripun tidak yakin akan keindahan tersebut. Begitu pula kurang dapat diterima

misalnya, kalau seorang penyair mempublikasikan suatu puisi yang dia sendiri tidak yakin

akan keindahan puisi yang telah dibuatnya itu.

Lagu atau song menurut pengalaman Stephen Spender bahwa:

50

Page 51: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Kadang-kadang ketika saya berbaring dalam keadaan setengah sadar, setengah tidur, saya sadar akan adanya suatu arus kata-kata yang seakan-akan mengalir melalui pikiran saya, tanda mengandung suatu makna, tetapi mengandung satu makna, tetapi mengandung suatu bunyi yang mengingatkan saya akan puisi yang saya ketahui. Dan lagi kadang-kadang ketika saya sedang menulis, maka musik atau lagu kata-kata yang ingin saya coba membayangkannya itu membawa saya jauh di balik kata-kata tersebut, maka saya sadar akan adanya suatu irama, suatu tarian, suatu kegemaran yang merupakan pengisi terhadap kekosongan kata-kata itu. (Tarigan, 1985:56-57).

Demikianlah telah penulis kemukakan beberapa pendapat atau pengalaman dari

beberapa ahli mengenai proses terjadinya sebuah puisi. Walaupun dalam pendapat serta

pengalaman tersebut terdapat berbagai variasi atau perbedaan, tetapi bagi kita sebagai

mahasiswa, guru, pencinta puisi khususnya dan pencinta sastra umumnya besar sekali

manfaatnya kesaksian-kesaksian tersebut, karena yang paling tahu terhadap suatu puisi

adalah penyair atau penciptanya sendiri.

Di dalam proses penciptaan puisi tidaklah sama, walaupun belum dianggap sebagai

suatu ketentuan mutlak namun dapatlah dikatan puisi yang singkat mungkin selesai sekaligus

dalam waktu yang lama, mungkin satu minggu atau lebih. Hal ini disebabkan karena sang

penyair memerlukan pengalaman, imajinasi, keahlian serta pengetahuan-pengetahuan lainya

sebagai bahan pembantu. Dengan demikian jelaslah bahwa tidak semudah seperti anggapan

orang-orang yang masih buta dalam puisi, yang mengatakan bahwa puisi itu hanya

berhubungan dengan perasaan, emosional, sikap dan imajinatif tanpa didasarkan pada suatu

ilmu. Untuk menimbulkan serta mempertinggi apresiasi masyarakat terhadap puisi-puisi

Indonesia maka salah satu diantaranya adalah dengan jalan mengetahui seluk beluk proses

penciptaan puisi itu. Sebab dengan demikian mereka menganggap bahwa mereka turut

mengalami apa-apa yang telah dialami oleh sang penyair.

BAB III

51

Page 52: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

ORIENTASI LOKASI PENELITIAN

SMA Negeri 1 Remboken adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di

Kabupaten Minahasa Kecamatan Remboken. Sekolah ini didirikan dan beroperasi sejak tahun

1994, sebagai wujud kepedulian dan komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap

kebutuhan pemerataan pendidikan.

Secara geografis, sekolah ini terletak di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa

Provinsi Sulawesi Utara dengan kondisi iklim sedang (25-15oC), curah hujan 2000-2500

mm, ketinggian dari permukaan laut 600-1000 m, jarak ke ibu Kota Kabupaten 15 km, jarak

ke ibu Kota Provinsi 45 km.

Potensi lingkungan yang mendukung pengembangan sekolah antara lain: danau

Tondano (objek pengembangan wisata danau), pusat pengembangan industri keramik

(Pulutan), pusat peternakan (Tapos-Tampusu), kawasan pengembangan pertanian, dan lain-

lain,

Berikut ini disajikan sekaligus sekitar profil sekolah:

A. IDENTITAS DAN KEADAAN SEKOLAH

1. Nama sekolah : SMA NEGERI 1 REMBOKEN

2. Alamat : Jl. Timu-Talikuran

Desa Timu

Kecamatan Remboken

Provinsi Sulawesi Utara

No. Telp. (0431) 3127314

3. Status Sekolah : Negeri

52

Page 53: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

4. NSS : 301170206005

NIS : 300050

5. Nomor Rekening : 73593595

6. Nama Bank : BNI Capem Tondano

Pemegang Rekening : - Drs. Anthon J. Rosang (Kepsek)

- S. Pabur, S.Pd (Bendahara)

7. Luas Tanah : 10.000.000 m2

Status Tanah dan Bangunan : Milik Sendiri

8. Jumlah Ruang Belajar : 10 Ruang

9. Waktu Belajar : Pagi, Pukul 07.00 s/d 13.00

10. Mata Pelajaran Bahasa

Asing Untuk Kelas XI Bahasa

Dan kelas XII : Bahasa Perancis

11. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler : - Komputer

- Bina Vokal dan Musik

- Teater

- Bina Lingkungan

- Volly Ball

- Sepak Takraw

- Jurnalistik

53

Page 54: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

1.Nama : Drs. Anthon Jeren Rosang

2.NIP : 132109031

3.Pangkat/Golongan : Pembina/IVa

4.Tempat/Tgl Lahir : Tombasian Atas, 16 Agustus 1967

5.Alamat Rumah : Jaga IV Desa Leleko, Kec. Remboken Minahasa

Sulawesi Utara

Telp. (0431) 3126322 HP.085240643121

6. Tanggal Pengangkatan Kepala Sekolah Disekolah Ini : 28 Februari 2004

Surat Keputusan Nomor: 29/BM/II-2004

7. Pertama Kali Diangkat Menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Remboken

8. Pengalaman Mengajar di SMA : 11 Tahun 9 Bulan

9. Jabatan Kepala Sekolah Sebelumnya

Tabel 2Jabatan Kepala Sekolah Sebelumnya

Kepala sekolah di Dari Tahun s.d. Tahun1 SMA N. 1 Remboken (Plh) 2003 s.d. 2004

1. Pendidikan dan Jenjang Terakhir

Tabel 3Pendidikan dan Jenjang Terakhir

Jenjang Jurusan Tahun InstitusiS1 Pendidikan Fisika 1992 IKIP Manado

1. Pelatihan Yang Pernah Diikuti Berkaitan Dengan Tugas Pokok

54

Page 55: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Tabel 4Pelatihan Yang Pernah Diikuti Berkaitan Dengan Tugas Pokok

No Tahun Nama Pelatihan Lamanya (Hari)1 2006 Worshop MKKS di bogor 5 Hari2 Manajerial Skill kepala

sekolah di Makasar6 Hari

1. Kepengurusan Dalam MKKS

Tabel 5Kepengurusan Dalam MKKS

No Tahun Jabatan Tingkat 1 2004-Sekarang Sekretaris Kabupaten

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Tabel 6Wakil Kepala Sekolah

Urusan Nama/NIP Pendidikan dan jurusan

Sebagai wakil Sebagai guru

Kurikulum S. Rumangit, S.Pd

S1 Bahasa Indonesia

9 Tahun 13 Tahun 8 bulan

Kesiswaan Drs. Dj. Supit S1 Penjaskes 9 Tahun 13 Tahun 8 Bulan Sarpras S. Pabur, S.Pd S1 Ekonomi 9 Tahun 13 Tahun 8 Bulan Hubmas Drs. J.R

PangowS1 Geografi 3 Tahun 19 Tahun

IDENTITAS KEPALA URUSAN TATA USAHA

1. Nama Kepala Urusan : Techla Endoh, SE

2. NIP : 131669247

3. Pangkat Golongan :Penata Muda/ IIIa

4. Tempat/Tanggal Lahir : Remboken, 7 September 1961

5. Alamat Rumah : Desa Leleko Kec. Remboken Minahasa Sulut

55

Page 56: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

6. Tanggal pengangkatan Kaur TU di Sekolah ini: 1 Juli 2003

Jabatan sebelumnya: Staf TU di SMA N. 1 Remboken

7. Pengalaman sebagai Kaur TU di SMA :--------------------------tanggal---------------

Tabel 7Pengalaman sebagai Kaur TU di SMA

No

Kaur TU Sekolah di Dari Tahun s.d. Tahun

1 SMA N. 1 Remboken 2003 s.d. Sekarang

8. Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen

9. Pelatihan Yang Pernah Diikuti Berkaitan Dengan Tugas Pokok

Tabel 8Pelatihan Yang Pernah Diikuti Berkaitan Dengan Tugas Pokok

No Tahun Nama Pelatihan Lamanya (hari)1 2006 Manajerial Skill 6 Hari

1. Kepengurusan Dalam Musyawarah Kerja Kepala Tata Usaha Sekolah

Tabel 9Kepengurusan Dalam Musyawarah Kerja Kepala Tata Usaha Sekolah

No Tahun Jabatan Tingkat

KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH

1. Kurikulum

a. Kurikulum Yang Dilaksanakan

Tabel 10Kurikulum Yang Dilaksanakan

Kurikulum Kelas X Kelas XI Kelas XII--

KTSP V v V

56

Page 57: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

a. Jam Belajar Efektif

Kelas X : 41 Jam pelajaran (2 jam pengembangan diri)

Kelas XI : 40 Jam pelajaran

Kelas XII : 40 Jam pelajaran

b. Alokasi waktu setiap jam pelajaran : 45 menit

2. Siswa/Peserta didik

a. Masukan Tahun Pelajaran 2007/2008

Tabel 11Masukan Tahun Pelajaran 2007/2008

Jumlah Presentasi diterima

Nilai UAN SMP yang diterimaPendaftaran Diterima Tertinggi Terendah Rata-rata 120 120 100 % 27,27 17,40 23.00

a. Jumlah Rombongan Belajar

Tabel 12Jumlah Rombongan Belajar

Semua kelas

Kelas X

Kelas XI Kelas XIIBHS IPA IPS Jumlah BHS IPA IPS jumlah

13 4 1 1 1 4 1 1 3 5

a. Jumlah Siswa

Tabel 13Jumlah Siswa

Semua kelas

Kelas X

Kelas XI Kelas XIIBHS IPA IPS Jumlah BHS IPA IPS jumlah

320 120 19 32 71 123 25 19 35 79

a. Siswa Yang Menerima Beasiswa Tahun Pelajaran 2007/2008

57

Page 58: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Tabel 14Siswa Yang Menerima Beasiswa Tahun Pelajaran 2007/2008

No Jenis Beasiswa

Jumlah Penerima

Sumber Beasiswa

Dana/Bulan Jumlah dana

seluruhnyaL P L+P1 BKM 8 5 13 Pemerintah 65.000 10.140.0002 Prestasi 8 12 20 Pemerintah 60.000 14.400.000

a. Tamatan / Keluaran Tahun Pelajaran 2007/2008

Tabel 15Tamatan / Keluaran Tahun Pelajaran 2007/2008

No ProgramStudi

Peserta LulusanL P L+P L P L+P

1 Bahasa 5 12 17 5 12 172 IPA 7 12 19 7 12 193 IPS 24 7 31 24 7 31

36 31 67 36 31 67

a. Nilai Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006

Tabel 16Nilai Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006

No Mata Pelajaran Rata-rataBahasa IPA IPS

1 Bahasa Indonesia 6,94 6,82 7,102 Bahasa Inggris 8,15 8,16 8,223 Matematika 8,374 Sastra 6,435 Bahasa Perancis 7,356 Antrpologi7 Fisikan8 Kimia9 Biologi10 Ekonomi

58

Page 59: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

11 Sosiologi12 Geografi

7,48 7,78 7,25

a. Tamatan Tahun Pelajaran 2005/2006 Yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Tabel 17Tamatan Tahun Pelajaran 2005/2006 Yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

No Program Persentase1 Bahasa 30%2 IPA 35%3 IPS 30%

a. Prestasi Akademik Tahun 2004-2006

Tabel 18Prestasi Akademik Tahun 2004-2006

No Jenis Lomba Prestasi

Tertinggi

Tingkat Nama Siswa

1

2

Olimpiade Matematika

Olimpiade Fisika

Olimpiade Biologi

Olimpiade Kimia

Olimpiade Komputer

Olimpiade Astronomi

Olimpiade Ekonomi

-

-

Juara ke 3

Juara ke 3

Juara ke 3

Kabupaten

Kabupaten

Kabupaten

Rati Sagulani

Fiane Tangkowit

Judith Rantung

a. Prestasi Non Akademik Tahun 2004-2006

Tabel 19Prestasi Non Akademik Tahun 2004-2006

No Jenis Lomba Prestasi

tertinggi

Tingkat Nama Siswa

1 Baca Puisi Juara ke 1 Provinsi Reza Saerang

59

Page 60: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

2

3

4

5

Pidato

Volly Ball

Paskibraka Putri

Paduan Suara

Juara ke 2

Juara ke 3

Juara ke 1

Juara ke 1

Juara ke 2

Juara ke 3

Juara ke 1

Provinsi

Kabupaten

Kabupaten

Kabupaten

Kabupaten

Provinsi

Kabupaten

Ridwan Karim

Tim

Wina Dumbie

Reza Putong

Jolanda Najoan

Reza Putong

Tim

3. Keterangan

a. Guru

1) Jumlah Semua Guru

Tabel 20Jumlah Semua Guru

Pendidikan Terakhir GuruTetap

Guru Bantu Pusat

Guru Bantu Daerah

GTT Jumlah

S2S1 20 7 27D3 1 1

Jumlah 21 7 28

2) Jumlah Guru Setiap Mata Pelajaran (Nama-nama Guru Terlampir) Serta

Jumlah Jam Mengajar.

Tabel 21Jumlah Guru Setiap Mata Pelajaran Serta Jumlah Jam Mengajar

Mata pelajaran Jumlah Guru Klbhn

KkrgnSelur

uhnya

Pendidikan Rata2Jam

mgjarS1 S1 D3 Sesua

iTdk

sesuai

Pend. Agama 1 1 1 22Pkn 1 1 1 22

60

Page 61: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Bah. Indonesia 4 4 3 1 18Bah. Inggris 3 3 3Sejarah 1 1 1Kesenian 1Matematika 2 1 1 2Fisika 2 2 1 1Kimia 1 1 1Biologi 3 3 2 1Ekonomi 2 2 2Geografi 2 2 2Sosiologi 1 1 1Bah. Jepang 1 1 1Bah. Asing 1 1 1Penjaskes 1 1 1TIK 1BK. Mulok Peng. Diri 1Jumlah 28 27 1 23 2 4

b. Pegawai

1) Jumlah Pegawai

Tabel 22Jumlah Pegawai

Pendidikan Terakhir Pegawai Tetap Pegawai Honorer Jumlah PegawaiS1 1 1SMA Sederajat 2 2Jumlah 3 3

2) Jenis Tugas

Tabel 23Jenis Tugas

No

Jenis Tugas Jumlah

1 Pegawai Administrasi 22 Petugas Perpustakaan 13 Petugas Laboratorium IPA 14 Teknisi Komputer

61

Page 62: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

5 Teknisi Laboratorium Bahasa6 Petugas Keamanan (Satpam) 17 Petugas Kebersihan 1

4. Sarana dan Prasarana

a. Sumber Belajar

Tabel 24Sumber Belajar

No Jenis Sumber Belajar Jumlah Ruangan

Luas Ruangan

Baik Kurang Baik

Tidak Ada

1 Ruang teori/kelas 10 720 m2 V2 Ruang perpustakaan 1 120 v3 Ruang lab 1 120 v4 Ruang keterampilan 1 56 V5 Ruang Olahraga 1 600 m2 V6 Buku Perpustakaan

- Buku Siswa- Buku Raeferensi - Kamus

600 Ekp50 Ekp32 Ekp

7 Alat Peraga- Matematika - IPA- IPS-Bahasa

1 set1 set1 set

8 Alat PraktekKesenian = Kiboard= GitarOlahraga

1 set2 buah

9 Media Pendidikan - OHP- Audio (tape)- Komputer- Laptop dan LCD

-

2 buah2 buah8 unit2 unit

10 Software :- Kaset Pembelajaran 6 buah

62

Page 63: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

- VCD Pembelajaran 1 set

b. Sarana / Ruang Penunjang

Tabel 25Sarana / Ruang Penunjang

No Jenis Sarana Ada, kondisi Tidak Ada

Ket

Baik Kurang baik1 Ruang Kepala Sekolah V2 Ruang Wakil Kepala Sekolah V3 Ruang Guru V4 Ruang TU V5 Ruang BP/BK V6 Ruang Osis V7 Ruang komite Sekolah V8 Ruang Aula V9 Ruang UKS V10 Ruang Ibadah V11 Ruang MGMP V12 Ruang Tamu V13 Ruang Koperasi V14 Lapangan Upacara V15 Kantin V16 Toilet/WC, Jumlah 6

c. Prasarana

Tabel 26Prasarana

No Jenis Keberadaan FungsiAda Tidak ada Baik Tidak

63

Page 64: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

1 Instalasi Air V2 Jaringan Listrik V3 Jaringan Telepon V4 Jaringan Internet V

5. Pembiayaan

a. APBS Tahun Pelajaran 2005/2006

Tabel 27APBS Tahun Pelajaran 2005/2006

Besar A P B SSeluruhnya Dari Pemerintah

(APBN/APBD)Dari komite

SekolahDari sumber Lain

Rp.484.086.700 Rp.478.555.200 Rp.5.000.000 Rp.6.500.000

b. Bloc Grant Yang Diterima Tahun 2006

Tabel 28Bloc Grant Yang Diterima Tahun 2006

BOMM BIS-RKB APBN lab.IPA

KBK Lainnya

Jumlah

Rp.50.000.000 Rp.75.000.000 Rp.150.000.000 - - Rp.275.000.000

c. Honor GTT Per Bulan : Rp. 400.000

B. VISI SEKOLAH

“TERCIPTANYA PESERTA DIDIK YANG BERBUDI PEKERTI, MEMILIKI

KEUNGGULAN DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,

BERMARTABAT, BERBUDAYA, DAN BERDAYA SAING”

C. MISI SEKOLAH

64

Page 65: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Dengan berdasarkan pada rumusan 4 (empat) pilar konsep pendidikan yaitu

learning to life together, learning to know, learning to do, dan learning to be, maka

misi pendidikan di SMA Negeri 1 Remboken maka kami rumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kultur sekolah

2. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

3. Memberdayakan potensi peserta didik dalam aspek kognitif, efektif, dan

psikomotor secara terencana, sistematis, dan kontinu untuk meraih prestasi

terbaik, melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler.

4. Mengoptimalkan peran masyarakat melalui wadah komite sekolah

5. Meningkatkan mutu guru melalui Diklat

6. Meningkatkan frekuensi lomba akademik dan nonakademik secara internal dan

eksternal.

D. TUJUAN SEKOLAH

a. Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi

b. Memberikan keterampilan tertentu bagi peserta didik yang tidak berpeluang

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

c. Meningkatkan pengetahuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam

berinteraksi dalam lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar

E. STRATEGI

1. Menciptakan dan meningkatkan bidang layanan mutu, yang menyangkut

kepentingan proses persiapan, proses penyelenggaraan dan hasil prestasi

pendidikan bagi kepentingan peserta didik dan stakeholders.

65

Page 66: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

2. Menciptakan dan melaksanakan bidang pengelolaan dan layanan kepada peserta

didik dalam bidang kegiatan belajar, perkembangan dan pembinaan kepribadian,

kebutuhan kemanusiaan (rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri)

3. Optomalisasi potensi sarana dan prasarana sekolah yang mencangkup gedung,

lahan, media pembelajaran.

4. Merumuskan dan menyusun perencanaan strategis dan tahunan guna

mengimplementasikan program-program operasional sekolah yang didukung oleh

sumber-sumber anggaran pembiayaan yang memadai

5. Melaksanakan program pemberdayaan partisipasi masyarakat sekolah seperti

orang tua peserta didik maupun tokoh masyarakat setempat, melalui wadah

organisasi komite sekolah

6. Menciptakan budaya sekolah yang meliputi tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-

kesepakatan yang direfleksikan sehari-hari terutama budaya yang bersifat

mendukung terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.

66

Page 67: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan eksperimen.

Sampel yang berjumlah 60 orang siswa dibagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok

yang pertamasebagai kelas kontrol berada di kelas X B, dan kelompok yang satu sebagai

kelas eksperimen berada di kelas X C. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk

menciptakan puisi. Pada kelas kontrol peneliti menggunakan materi / bahan pengajar, alokasi

waktu yang sama dengan kelas eksperimen tetapi yang berbeda hanya pada kelas eksperimen

digunakan pendekatan student centered learning (SCL) sedangkan pada kelas kontrol hanya

menggunakan pendekatan pembelajaran klasikal seperti pendekatan tujuan dan pendekatan

komunikatif agar dapat diambil keseragaman dalam membuat puisi baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen ditugaskan membuat puisi dengan tema yang sama atau sudah

ditentukan terlebih dahulu.

Eksperimen dilaksanakan pada saat proses belajar. Dalam hal ini pada saat pelajaran

bahasa Indonesia, setiap siswa ditugaskan untuk membuat puisi. Demikian juga halnya

67

Page 68: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

dimaksud kelas kontrol. Hasil setiap puisi dimulai kemudian hasil nilai inilah yang dijadikan

data untuk dianalisis. Adapun data tersebut seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 29Kelas Kontrol

No Data No Data1 60 1 602 60 2 703 70 3 704 50 4 755 50 5 756 45 6 707 50 7 608 60 8 759 70 9 6510 60 10 7011 60 11 7012 55 12 8013 45 13 7514 50 14 7515 50 15 7516 45 16 7017 50 17 6018 70 18 5519 60 19 5020 65 20 8021 60 21 7022 50 22 7023 50 23 6524 55 24 7525 50 25 8526 50 26 6527 55 27 7028 60 28 7529 70 29 8530 60 30 50

68

Page 69: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

4.2. Penggolahan Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan statistik. Statistik yang digunakan adalah

rumus kesamaan dua rata-rata. Adapun rumus yang dimaksud adalah:

t = X1 – X2

S 1 + 1n1 n2

S = (n1 – 1) S12 + (n2 – 1) S2

2

Keterangan rumus di atas dapat dilihat pada teknik penelitian yang telah diuraikan

pada Bab I.

Sudjana (1986:231) menganjurkan agar data yang dianalisa dengan rumus kesamaan

dua rata-rata berdistribusi secara normal simpangan bakunya diketahui. Sehubungan dengan

ini, data yang telah dikumpul sebelum dianalisis dengan kesamaan dua rata-rata, terlebih

dahulu akan diuji kenormalanya dan dicari simpangan bakunya. Simpangan baku disini akan

dicari dengan uji homogenitas data.

4.2.1. Uji Normalitas Data

Langkah-langkah uji normalitas data adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai terendah dan nilai tertinggi dari keseluruhan data yang ada

2. Mencari rentang dengan cara mengurangi nilai tertinggi dengan nilai terendah

69

Page 70: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

3. Mencari banyaknya kelas interval dengan menggunakan cara yang dianjurkan oleh

Sturgess, yaitu 1+3, 3 (log n)

4. Mencari panjang kelas interval dengan cara membagi rentangbagan banyak kelas

interval yang akan didapat

5. Membuat tabel distribusi frekuensi kurang dari

6. Menuangkan hasil tabel distribusi ke dalam bentuk kertas kerja peluang

Dari data yang ada dapat diketahui:

1. Nilai terendah = 45

2. Nilai tertinggi = 85

3. Rentang 85-45 = 40

4. Banyak kelas interval = (1+3,3) (log 60)

= (1+3,3) (1,778)

= 4,3 x 1,778

=7,646 = 8

5. Panjang kelas interval = 40 / 8 = 5

Tabel 30Distribusi Frekuensi Variabel

No. Panjang Kelas Interval Turus F1. 45-49 /// 32. 50-54 ///// //// / 113. 55-59 //// 44. 60-64 ///// ///// /// 135. 65-69 //// 46. 70-74 ///// ///// /// 137. 75-79 //// //// 88. 80-85 //// 4

Tabel 31

70

Page 71: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

DistribusiFrekuensi Komulatif Kurang Dari

No. Nilai f Kom f (%)1. < 49,5 3 5,02. < 54,5 14 23,33. < 59,5 18 30,04. <64,5 31 51,75. < 69,5 35 58,36. < 74,5 48 80,07. < 79,5 56 93,38. < 85,5 60 100,0

Dari kertas peluang normal yang akan disajikan akan terlihat bahwa data yang ada

telah berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Sodjono

(1986:147) bahwa “jika letek titik-titik pada garis lurus atau hampir pada garis lurus, pada

garis lurus, mengenai data itu sendiri dikatakan berdistribusi normal”.

4.2.2. Uji Homogenitas Data

Rumus = VarianterbesarVarian terkecil

Kriteria penerimaan = f > f £ 0,05 (V1 . V2)

Tabel 32Pengolahan Nilai Eksperimen

No. χ (χ - χ) (χ - χ )2

1. 60 -9,7 94,092. 70 0,3 0,093. 70 0,3 0,094. 75 5,3 28,095. 75 5,3 28,096. 70 0,3 0,097. 60 -9,7 94,098. 75 5,3 28,099. 65 -4,7 22,0910. 70 0,3 0,0911. 70 0,3 0,0912. 80 10,3 106,09

71

Page 72: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

13. 75 5,3 28,0914. 75 5,3 28,0915. 75 5,3 28,0916. 70 0,3 0,0917. 60 -9,7 94,0918. 55 -14,7 216,0919. 50 -19,7 388,0920. 80 10,3 106,0921. 70 0,3 0,0922. 70 0,3 0,0923. 65 -4,7 22,0924. 75 5,3 28,0925. 85 15,3 234,0926. 65 -4,7 22,0927. 70 0,3 0,0928. 75 5,3 28,0929. 85 15,3 234,0930. 50 -19,7 388,09

∑ χ = 2090

χ = 2090

30 χ = 69, 7

∑ (χ - χ) 2 = 2248, 7

∑ = (X – X) 2

n – 1

√2246,7n−1

√77,47 = 8, 80

72

Page 73: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Tabel 33Pengolahan Nilai Kelas Kontrol

No. Χ (χ - χ) (χ - χ)2

1. 60 3,5 12,252. 60 3,5 12,253. 70 13,5 182,254. 50 -6,5 42,255. 50 -6,5 42,256. 45 -11,5 132,257. 45 -11,5 132,258. 80 3,5 12,259. 70 13,5 182,2510. 60 3,5 12,2511. 60 3,5 12,2512. 55 -1,5 2,2513. 50 -6,5 42,2514. 50 -6,5 42,2515. 50 -6,5 42,2516. 45 -11,5 132,2517. 50 -6,5 42,2518. 70 -13,5 182,2519. 60 3,5 12,2520. 65 8,5 72,2521. 60 3,5 12,2522. 50 -6,5 42,2523. 50 -6,5 42,2524. 55 -1,5 2,2525. 60 3,5 12,2526. 50 -6,5 42,2527. 55 -1,5 12,2528. 60 3,5 12,2529. 70 13,5 182,2530. 60 3,5 12,25

Σ χ = 1695

73

Page 74: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

χ = 1695 30= 56, 5

Σ (χ-χ) 2 = 1707, 5

∑ = (X – X) 2

n – 1

√1707,529

√50,86

= 7, 67

Dari perolehan data di atas dapat diketahui:

Varian terbesar = 77, 47

Varian terkecil = 58, 86

Jadi f = 77,4738,86

= 1.316 = 1, 32

f – Daftar = 0, 05 (30, 30) = 1, 84

f – Hitung = 1, 32 f-daftar 1, 84.

Dengan demikian f – daftar lebih besar dari f – hitung (1, 32 < 1, 84)

Sesuai dengan penerimaan yang telah ditetapkan yaitu data homogen jika f ≤ f £ 0, 5 dk (V1,

V2), maka dapat disimpulkan bahwa data yang ada homogen. Melihat data yang ada terbukti

normal dan homogen dapatlah dianalisis selanjutnya dengan rumus kesamaan dua rata-rata.

4.2.3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Dari tabel …. (Kelas ekperimen) dapat diketahui:

74

Page 75: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

n = 30

Χ = 67, 7

S2 = 77, 47

Dari tabel … (kelas kontrol) dapat diketahui:

n = 30

Χ = 56, 5

S2 = 58, 86

Dengan demikian dapat diketahui komponen rumus sebagai berikut:

n1 = 30

n2 = 30

Χ1 = 67, 7

X2 = 56, 5

S1 = 77, 47

S2 = 58, 86

S = (n1 – 1) S1 + (n2 – 1) S2

(n1 = n2) – 2

= (30 – 1) 77, 47 + (30 – 1) 58, 86

(30 + 30) -2

= (29 x 77, 47) + (29 + 58, 86)

60 – 2

= (2246, 63 + 1706, 94)

58

= 3953, 57 58

= 68, 162

= 8, 256

75

Page 76: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

=8, 26

t = X1 – X2

S 1 + 1 n1 n2

= 67, 7 – 56, 5

8, 26 1 + 1 30 30

= 11, 2

8, 26 0,033 + 0, 33

= 11, 2 8, 26 0,066

= 11, 22, 13

= 5, 2508= 5, 251

t. daftar pada 8,05 dk 60 diperoleh t = 2,66. Dari perhitungan didapat t = 5, 251. Ini

berarti t – daftar lebih kecil dari t – hitung (2, 56 < 2,251)

sesuai dengan kriteria penerimaan yang telah ditetapkan yaitu hipotesis alternatif (Ha)

diterima jika t – daftar lebih kecil dari atau sama dengan hasil perhitungan (terima Ha : t) +

(0,05) dk 60), maka setelah dilihat secara keseluruhan sesuai kriteria penerimaan yang sudah

ditentukan ternyata hipotesis alternatif dapat diterima setelah diuji dalam penilaian, sehingga

dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi “pendekatan Student Centered Learning (SCL)

lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan lain dalam pembelajaran menerapkan puisi

siswa kelas X SMA Negeri 1 Remboken” dapat terbukti.

76

Page 77: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Di dalam proses penciptaan puisi tidaklah sama, walaupun belum dianggap sebagai

suatu ketentuan mutlak namun dapatlah dikatan puisi yang singkat mungkin selesai sekaligus

dalam waktu yang lama, mungkin satu minggu atau lebih. Hal ini disebabkan karena sang

penyair memerlukan pengalaman, imajinasi, keahlian serta pengetahuan-pengetahuan lainya

sebagai bahan pembantu. Dengan demikian jelaslah bahwa tidak semudah seperti anggapan

orang-orang yang masih buta dalam puisi, yang mengatakan bahwa puisi itu hanya

berhubungan dengan perasaan, emosional, sikap dan imajinatif tanpa didasarkan pada suatu

ilmu. Untuk menimbulkan serta mempertinggi apresiasi masyarakat terhadap puisi-puisi

Indonesia maka salah satu diantaranya adalah dengan jalan mengetahui seluk beluk proses

penciptaan puisi itu. Sebab dengan demikian mereka menganggap bahwa mereka turut

mengalami apa-apa yang telah dialami oleh sang penyair.

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan statistik. Statistik yang digunakan adalah

rumus kesamaan dua rata-rata. Adapun rumus yang dimaksud adalah:

t = X1 – X2

S 1 + 1n1 n2

S = (n1 – 1) S12 + (n2 – 1) S2

2

77

Page 78: skripsi iwan pendekatan SCL.docx

Sudjana (1986:231) menganjurkan agar data yang dianalisa dengan rumus kesamaan

dua rata-rata berdistribusi secara normal simpangan bakunya diketahui. Sehubungan dengan

ini, data yang telah dikumpul sebelum dianalisis dengan kesamaan dua rata-rata, terlebih

dahulu akan diuji kenormalanya dan dicari simpangan bakunya. Simpangan baku disini akan

dicari dengan uji homogenitas data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kriteria penerimaan yang telah

ditetapkan yaitu hipotesis alternatif (Ha) diterima jika t – daftar lebih kecil dari atau sama

dengan hasil perhitungan (terima Ha : t) + (0,05) dk 60), maka setelah dilihat secara

keseluruhan sesuai kriteria penerimaan yang sudah ditentukan ternyata hipotesis alternatif

dapat diterima setelah diuji dalam penilaian, sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang

berbunyi “pendekatan Student Centered Learning (SCL) lebih efektif dibandingkan dengan

pendekatan lain dalam pembelajaran menerapkan puisi siswa kelas X SMA Negeri 1

Remboken” dapat terbukti.

5.2. Saran

Diharapkan kepada guru-guru bidang studi Bahasa Indonesia agar dapat membimbing

siswa dalam pengajaran puisi sehingga mereka tidak sekedar menjadi pendengar saja,

melainkan dapat menciptakan puisi serta dapat menikmati hasil karyanya.

Untuk membangkitkan minat siswa terhadap pengajaran puisi maka perlu diadakan

kegiatan-kegiatan dalam bidang seni sastra misalnya lomba cipta baca puisi.

Dalam melaksanakan pengajaran, puisi tidak saja terfokus pada teori melainkan harus

diperbincangkan bersama hasil para penyair siswa bagaimana sikap biasa menghargai

dan menghayati sebuah karya cipta orang lain.

78