skripsi indogresia

165
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR DAN MEMAKAI SABUN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK AISYIYAH BLIMBING KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI “Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

description

contoh skripsi

Transcript of skripsi indogresia

Page 1: skripsi indogresia

PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENCUCI TANGAN

DENGAN BENAR DAN MEMAKAI SABUN PADA ANAK USIA

PRA SEKOLAH DI TK AISYIYAH BLIMBING

KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

INDRO SETIAWAN

NIM. S10018

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

i

Page 2: skripsi indogresia
Page 3: skripsi indogresia

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

Page 4: skripsi indogresia

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR SKEMA ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

ABSTRAK ...................................................................................................xiii

ABSTRACT .................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 4

1.3. Tujuan ............................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

1.5. Keaslian Penelitian ........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peran Orangtua ................................................................. 9

2.1.1. Pengertian ............................................................ 9

2.1.1.1. Macam-macam Peran ............................ 10

Page 5: skripsi indogresia

2.1.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Peran .......... 14

2.1.2. Motivasi .............................................................. 16

2.1.3. Cuci Tangan ........................................................ 17

2.1.3.1. Pentingnya Mencuci Tangan Memakai

sabun ........................................................ 18

2.1.3.2. Bahaya Jika tidak Mencuci Tangan ........ 19

2.1.3.3. Cara Mencuci Tangan ............................ 19

2.1.4. Sabun ................................................................. 21

2.1.5. Anak Usia Pra Sekolah ....................................... 21

2.1.5.1.Ciri-ciri Anak Pra Sekolah ....................... 23

2.1.5.2.Tugas Perkembangan Anak ..................... 25

2.1.5.3.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 26

2.2. Kerangka Teori ................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 31

3.2. Populasi dan Sampel ........................................................ 31

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 32

3.4. Variabel Penelitian ............................................................ 32

3.5. Alat Penelitian dan Pengumpulan Data ............................ 33

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 35

3.7. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................... 36

3.8. Etika Penelitian ................................................................. 37

vii

Page 6: skripsi indogresia

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................39

4.2. Karakteristik Responden.................................................40

4.3. Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci

Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun 42

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden.................................................43

5.2. Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan

dengan Benar dan Memakai Sabun..............................43

5.3. Keterbatasan Penelitian....................................................................47

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan.......................................................................49

6.2. Saran................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

Page 7: skripsi indogresia

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 6

3.1 Definisi Operasional 33

4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu 40

4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu 40

4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu 41

4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 41

Anak

4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak 42

4.6 Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci 42

Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun

ix

Page 8: skripsi indogresia

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

1 Cuci tangan memakai sabun 19

2 6 Langkah Cuci Tangan 20

x

Page 9: skripsi indogresia

DAFTAR SKEMA

Nomor Skema Judul Skema Halaman

1 Kerangka Teori 30

xi

Page 10: skripsi indogresia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : F-1 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 3 : F-2 Pengajuan Persetujuan Judul

Lampiran 4 : F-4 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : F-3 Penggantian Judul Skripsi

Lampiran 6 : Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 7 : F-6 Lembar AUDIENCE Ujian Sidang Proposal Skripsi

Lampiran 8 : F-5 Lembar OPONENT Ujian Sidang Proposal Skripsi

Lampiran 9 : F-7 Pengajuan Ijin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 11 : Surat Rekomendasi BAPPEDA Sukoharjo

Lampiran 12 : Lembar Kuesioner

Lampiran 13 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 14 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 15 : Hasil Kuesioner

Lampiran 16 : Hasil SPSS

Lampiran 17 : Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1

Lampiran 18 : Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 2

Lampiran 19 : Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 1

Lampiran 20 : Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 2

Lampiran 21 : Dokumentasi Penelitian

xii

Page 11: skripsi indogresia

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2014

Indro Setiawan

Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan dengan Benar dan Me-makai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Aisyiyah

Blimbing Kabupaten Sukoharjo

Abstrak

Peran Orangtua dalam menjaga kesehatan anak usia pra sekolah biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan, salah satunya adalah kebiasaan mencuci tangan dengan memakai sabun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah.

Penelitian kuantitatif dengan deskriptif analitik dengan metode observasional terhadap kebiasaan mencuci tangan memakai sabun pada anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Analisis data menggunakan univariat yaitu distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran motivasi sedang pada anak, yaitu 16 responden (80 %).

Peran orangtua dalam memotivasi anak merupakan kewajibannya dalam membimbing dan menjaga kesehatan anak, khususnya dalam kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun. Orangtua dapat mempertahankan peran tersebut, sehingga kesehatan anak terjaga dengan baik.

Kata kunci : Peran Orangtua, Cuci Tangan, Pra SekolahDaftar Pustaka : 38 (1999-2013)

xiii

Page 12: skripsi indogresia

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA

2014

Indro Setiawan

ROLE OF PARENTS IN MOTIVATING CHILDREN TO WASH HANDS RIGHTLY WITH SOAP AT AISYIYAH KINDERGARTEN

OF BLIMBING, SUKOHARJO REGENCY

Abstract

The role of parents in maintaining the health of pre-school children is usually related to the conducts of individual and environmental hygiene. One of them is the habit of hand washing with soap. The objective of this research is to investigate the role of parents in motivating their children to wash their hands with soap correctly at their pre-school ages.

This research used the descriptive analytical method with observation toward the habit of hand washing with soap of the pre-school children at Aisyiyah Kindergarten of Blimbing, Sukoharjo regency. The data of the research were analyzed by using the univariate analysis, namely: frequency distribution. The result of the research shows that 16 respondents (80%) have a moderate role in motivating children to conduct hand washing with soap.

The role of parents in motivating their children is their responsibility to guide their children to wash hands particularly with soap and to maintain their health. The parents shall keep their role in motivating their children to wash hands with soap so that their health is maintained.

Keywords: Role of parents, hand washing, and pre-schoolReferences: 38 (1999-2013)

xiv

Page 13: skripsi indogresia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peran aktif orangtua sangat diperlukan disaat mereka berada

dibawah usia lima tahun. Peran aktif orang tua tersebut yang dimaksud

adalah usaha langsung terhadap anak seperti membimbing, memberikan

pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak serta

peran lain yang lebih penting adalah dalam menciptakan lingkungan

rumah sebagai lingkungan sosial yang dialami oleh anak, melalui

pengamatannya terhadap tingkah laku secara berulang ulang, anak ingin

menirunya dan kemudian menjadi ciri kebiasaan atau kepribadiannya,

ucapan dan tingkah laku atau perilaku orangtua yang konsisten, anak

memperoleh perasaan aman, mengetahui apa yang diharapkan dari

hubungan anak, serta membangun pengertian yang jelas tentang apa

yang benar dan salah (Suherman 2000).

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia pra sekolah biasanya

berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan, salah satunya adalah

kebiasaan mencuci dengan pakai sabun. Survey Health Service Program Tahun

2006 tentang persepsi dan perilaku terhadap kebiasaan mencuci tangan

menemukan bahwa sabun telah sampai ke hampir setiap rumah di Indonesia,

namun sekitar 3% yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, dan di desa

angkanya bisa lebih rendah lagi.

1

Page 14: skripsi indogresia

2

Menurut penelitian World Health Organization (WHO) mencuci tangan

pakai sabun dapat menurunkan resiko diare hingga 50% (Tazrian 2011).

Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar

merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya

penyakit seperti diare, kolera, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),

cacingan, flu, hepatitis A, dan bahkan flu burung. Mencuci tangan

dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan

debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna

mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,

bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Mencuci tangan dengan

menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran

dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari

pada kedua tangan (Desiyanto dan Djannah 2012).

Anak pra sekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun dan mengikuti

program pra sekolah (Patmonodewo 2003). Pada masa ini anak menggunakan

fungsi biologisnya untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Anak suka

bermain dengan posisi sangat berdekatan satu sama lain, menggunakan tangan

untuk meletakkan suatu benda di mulutnya, makan dan membuang ingus.

Kondisi tersebut dapat berdampak pada tingginya kejadian infeksi pada anak

usia prasekolah karena mudahnya penyebaran beberapa penyakit infeksi

melalui tangan. Tingginya angka penyebaran infeksi yang terjadi di lingkungan

sekolah menimbulkan kecemasan para orang tua, mengganggu konsentrasi

belajar anak dan

Page 15: skripsi indogresia

3

berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap hasil belajar

anak (Cutler 2010).

Salah satu perilaku hidup sehat yang dilakukan anak usia pra

sekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun. Perilaku

cuci tangan ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak

sejak kecil, tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan menjadi salah

satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak

sampai dengan Sekolah Dasar. Pada anak usia 4-5 tahun sangat

rentang terkena penyakit, mereka belum mendapat kesehatan dengan

baik dan pada usia tersebut anak masih berperilaku ceroboh sehingga

membahayakan kesehatannya. Kenyataannya perilaku sehat ini belum

menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan

sekedarnya. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit.

Sehingga sangat penting perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan

perilaku yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai

penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung.

Mempertahankan kesehatan anak merupakan tanggung jawab orang tua,

namun demikian sekolah-sekolah umum dan departemen kesehatan telah

kontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan anak dengan menyediakan

lingkungan sekolah yang sehat, pelayanan kesehatan, dan pendidikan

kesehatan yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong

2008). Anak-anak sekolah di dalam kehidupan bangsa tidak dapat diabaikan,

karena mereka inilah sebagai generasi penerus

Page 16: skripsi indogresia

4

bangsa. Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga

dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak

selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan (Notoatmodjo 2010).

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di TK Aisyiyah Blimbing

Kabupaten Sukoharjo secara observasi saat pengambilan data awal

yang dilakukan peneliti tanggal 23 Desember 2013 pada anak usia

pra sekolah 4-5 tahun, didapatkan data bahwa kebiasaan cuci tangan

pada anak sudah diterapkan. Namun kebiasaan cuci tangan ini hanya

dilakukan sebelum makan oleh anak-anak, sedangkan sesudah

makan dan setelah main di luar, anak-anak belum mempunyai

kesadaran yang tinggi untuk melakukan cuci tangan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk

meneliti ten-tang Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak

Mencuci Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun Pada Anak

Usia Pra Sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut : Bagaimana Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci

Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah di TK

Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo?

Page 17: skripsi indogresia

5

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci

tangan dengan benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi peran orangtua dalam memotivasi

anak mencuci tangan dengan benar

2. Untuk mengidentifikasi perilaku anak dalam mencuci tangan

memakai sabun.

3. Untuk mengevaluasi peran orangtua dalam memotivasi anak

mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui pentingnya mencuci tangan

dengan benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah.

1.4.2. Instansi Pendidikan

Sebagai bahan refrensi tambahan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

Page 18: skripsi indogresia

6

1.4.3. Peneliti Lain

Peneliti lain dapat mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan serta

dapat menambah pengetahuan peneliti tersebut dan dapat menjadikan

pedoman dalam melakukan penelitian yang sama di daerah lain.

1.4.4. Peneliti

Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan menambah

pengetahuan peneliti tentang peran orangtua dalam memotivasi anak

mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun pada anak usia

pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo.

1.4.5. Perawat

Perawat dapat mengetahui pentingnya peran orangtua

terhadap perilaku anak dalam mencuci tangan memakai sabun.

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitiandigunakan

Dyna Apriany Perbedaan Metode Didapatkan hasilPerilaku Mencuci Kuantitatif bahwaTangan Sebelum terdapat perbedaandan Sesudah signifkan antaraDiberikan perilaku sebelumPendidikan dan sesudah diberi-Kesehatan Pada kanAnak Usia 4-5 pendidikanTahun kesehatan

Page 19: skripsi indogresia

7

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitiandigunakan

Fajar Ardi Efektivitas True Bahwa perlakuanDesiyanto Mencuci Tangan experiment cuci tangan dengan

Menggunakan dengan air mengalir tidakCairan Pembersih rancangan efektif, sedangkanTangan penelitian kelompokAntiseptik (Hand posttest only perlakuan cuciSanitizer) control group tangan denganTerhadap Jumlah design sabun, handAngka Kuman sanitizer A, dan

hand sanitizer Befektif dalampenurunan jumlahangka kuman

dr A. Chusnul Pengaruh Design Hasil analisaChuluq Ar, Kegiatan Rutin penelitian ini bivariatMPH, Ns. Dian Mencuci Tangan adalah cross menunjukkanSusmarini, di Sekolah sectional adanya hubunganS.Kep, MN, Asri dengan Perilaku design dengan bermakna antaraPuji Lestari Mencuci Tangan menggunakan kegiatan rutin

Anak Pra Tehnik mencuci tanganSekolah Usia 4-6 sampling yaitu disekolah denganTahun di TK Total Sampling perilaku mencuciIslam Terpadu tangan anakAs-Salam Kota prasekolah usia 4-6Malang tahun (baik

perilaku ketikadisekolah,dirumah), dengankekuatan korelasimasing-masing0,338 ; 0,401 ;0,303. Uji rasioprevalensimenunjukkankegiatan rutinmencuci tangandisekolahmerupakan faktor

Page 20: skripsi indogresia

8

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitiandigunakan

(ketika disekolah,dirumah) dengannilai rasioprevalensi 3,85 ;1,87 ; 1,37

Page 21: skripsi indogresia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peran Orangtua

2.1.1. Pengertian

Peran adalah perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang

posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam

suatu sistem sosial. Setiap perilaku individu menempati posisi-posisi multiple,

orang dewasa dan pria suami (Biddle dalam Friedmen 2002) yang berkaitan

dengan masing-masing posisi ini adalah sejumlah peran, di dalam hal posisi ibu,

beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga rumah, merawat anak,

pemimpin kesehatan dalam keluarga, memasak, sahabat atau teman bermain

bagi anak (Friedman 2002).

Peran merupakan seperangkat tingkah laku seseorang yang

diharapkan sesuai dengan fungsi, potensi, kemampuan serta

tanggung jawabnya (Rice 2001). Orang tua merupakan seorang atau

dua orang ayah-bunda yang bertanggung jawab pada keturunannya

semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa

tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual (Wadnaningsih 2005).

Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka diharapkan

orang tua dapat ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun

sudah mau dan mampu melakukan cuci tangan dengan benar

melalui model yang ditiru dari orang tuanya (Maulani dkk 2005)

9

Page 22: skripsi indogresia

10

Peran orangtua adalah seperangkat tingkah laku dua orang ayah-ibu

dalam bekerjasama dan bertanggung jawab berdasarkan keturunan sebagai

tokoh panutan anak semenjak terbentuknya pembuahan atau zigot secara

konsisten terhadap stimulus tertentu, baik berupa bentuk tubuh maupun sikap

dan spiritual serta emosional yang mandiri (Wadnaningsih 2005).

2.1.1.1.Macam-macam Peran

Ada dua macam peran :

1. Peran Formal

Peran formal merupakan peran yang membutuhkan

ketrampilan dan kemampuan tertentu dalam menjalankan peran

tersebut. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga yaitu

ayah sebagai pencari nafkah, ibu sebagai pengatur ekonomi

keluarga, di samping itu tugas pokok sebagai pengasuh anak. Jika

salah satu anggota keluarga tidak dapat memenuhi suatu peran,

maka anggota keluarga yang lainnya mengambil alih kekosongan

ini dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi dengan

baik (Murray dkk dalam Friedman 2002).

Setiap posisi peran dalam keluarga adalah peran yang terkait, yaitu

sejumlah perilaku yag kurang lebih bersifat homogen. keluarga membagi

peran secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat

membagi peran-perannya menurut pentinggnya pelaksanaan peran bagi

berfungsinya suatu sistem. Ada peran yang

Page 23: skripsi indogresia

11

yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan tertetu, ada

juga peran yang tidak terlalu komplek, sehingga dapat

didelegasikan kepada mereka yang kurang terampil atau kepada

mereka yang kurang memiliki kekuasaan (Maulani dkk 2005).

Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari

nafkah, ibu rumah tanggga, sopir, pengasuh anak, dan lain-lain). Jika

dalam keluarga hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini,

maka akan lebih banyak tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga

untuk memerankan beberapa peran pada waktuyang berbeda. Jika

seorang anggota keluarga meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak

memenuhi suatu peran, maka anggota laian akan mengambil alaih

kekosongan ini dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi

(Maulani dkk 2005). Peran yang membentuk posisi sosial sebagai suami-

ayah dan istri-ibu antara lain sebagai barikut :

a. Peran sebagai provaider atau penyedia

b. Sebagai pengatur rumah tangga

c. Perawat anak, baik yang sehat maupun yang sakit

d. Sosialisasi dan rekresasi anak

e. Persaudaraan, memelihara hubungan keluarga peternal

man maternal

f. Peran terapeutik dan peran seksual

Page 24: skripsi indogresia

12

2. Peran Informal

Peran informal adalah peran yang mempunyai tuntutan yang

berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih

berdasarkan pada atribut personalitas atau kepribadian individu.

Peran formal dapat mempermudah pandangan terhadap sifat

masalah yang dihadapi dan mendapatkan solusi yang tepat.

Pelaksanaan peran informal yang efektif dapat mempermudah

pelaksanaan peran-peran formal (Friedmen 2002).

Peran informal adalah peran yang bersifat implisit,

biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan emosional indivudu atau untuk

menjaga keseimbangan dalam keluarga (Maulani dkk 2005).

Berikut beberapa contoh peran informal antara lain :

a.Pendorong. Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga

terjadi kegiatan mendorong, memuji, setuju dengan, dan

menerima kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat

merangkul orang lain dan membuatmereka merasa bahwa

pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengarkan.

b.Pengharmonis. pengharmonis yaitu berperan menengahi

perbedaaan yang terdapat diantara para anggota,

penghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

Page 25: skripsi indogresia

13

c. Inisiator-kontribitor. mengemukakan dan mengajukan

ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah

atau tujuan kelompok-kelompok.

d. Pendamai. Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam

keluarga maka konflik konflik dapat diselesaikan dengan

jalan musyawaroh atau damai.

e. Pencari nafkah. Pencari nafkah yaitu peran yang

dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan,

baik material maupun nonmaterial anggota keluarganya.

f. Perawatan keluarga. Perawatan keluarga yaitu peran yang dijalankan

terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

g. Penghubung keluarga. Perantara keluarga adalah

penghubung, biasanya ibu mengirim dan

memonitorkomunikasi dalam keluarga.

h. Pionir keluarga. Pionir keluarga yaitu membawa keluarga

pindah ke suatu wilayah asing dan mendapatkan

pengalaman baru.

i. Sahabat, Penghibur dan koordinator. Koordinator berarti

mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan

keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan

memerangi kepedihan.

Page 26: skripsi indogresia

14

j. Pengikut dan saksi. Saksi sama dengan pengikut kecuali

dalam beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya

mengamati dan tidak melibatkan dirinya.

2.1.1.2.Faktor yang Mempengaruhi Peran

1. Faktor Kelas Sosial

Kelas sosial ditentukan oleh unsure-unsur seperti

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Pendapatan seseorang

dari segi finansial akan mempengaruhi status ekonomi, dimana

dengan pendapatan yang lebih besar memungkinkan lebih bias

terpenuhinya kebutuhan, sehingga yang ada di masyarakat

bahwa semakin tinggi status ekonomi seseorang maka akan

semakin tinggi pula kelas sosialnya (Notoatmodjo 2003).

Pada keluarga dengan status ekonomi kurang, peran

orang tua merupakan hal paling penting dari sang ibu, dimana

ibu lebih jauh bersifat tradisional dalam pandangannya terhadap

pengasuhan anak dengan suatu penekanan yang lebih besar

pada kehormatan, kepatuhan, kebersihan dan disiplin bila

dibandingkan dengan keluarga menengah ke atas yang lebih

menitik beratkan pada pengembangan pengendalian kekuatan

sendiri dan kemandirian prinsip perkembangan dan psikologi

dengan orang tua dan anak (Besmer dalam Friedmen 2002).

Page 27: skripsi indogresia

15

2. Faktor Bentuk Keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak

mengingat anak adalah bagian dari keluarga. Kehidupan anak

dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu

keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat

tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak

(Wong 2009). Anak merupakan individu yang unik dan

mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan,

meliputi kebutuhan fisiologis sosial dan spiritual (Hidayat 2008).

Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu dengan adanya

ayah dan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anggota keluarga terutama anak, dimana anggota

keluarga dengan adanya ayah dan ibu akan menimbulkan

perasaan aman dan nyaman dalam mengembangkan dan

memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial dibandingkan dengan

keluarga dengan orang tua tunggal yang hanya mengenal salah

satu sosok orang tua sehingga anggota keluarga atau anak

mengalami kesulitan mencari identitas diri (Wong 2009).

3. Faktor Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga dimulai dari terjadinya pernikahan

yang menyatukan dua pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan tahap

persiapan menjadi orang tua. Tahap selanjutnya adalah menjadi orang

tua dengan anak usia bayi sampai tahap-tahap

Page 28: skripsi indogresia

16

berikutnya yang berakhir dengan tahap berduka kembali

dimana dalam setiap tahap individu mempunyai peran yang

berbeda sesuai dengan keadaan (Wong 2009).

4. Faktor Model Peran

Individu merupakan bagian dari masyarakat, informasi

yang diterima individu terkait dengan masalah sehari-hari

dalam masyarakat akan menyebabkan masalah peran dari

individu tersebut sehingga akan terjadi transisi peran dan

konflik peran (Friedman 2002).

5. Faktor Peristiwa Situasional Khususnya Masalah Kesehatan

atau Sakit

Kejadian kehidupan situasional yang berhadapan dengan

keluarga dengan pengaruh sehat-sakit terhadap peran

keluarga, peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang

kesehatan utama, pendidik, konselor, dan pemberi asuhan

dalam keluarga (Litman dalam Friedman 2002).

2.1.2. Motivasi

Motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan (Malthis 2001).

Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi

individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu

(Rivai 2004). Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi

Page 29: skripsi indogresia

17

guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh

kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah

individu (Robins dan Mary 2005).

Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat

individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab

terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan

Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa

motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung

perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil

yang optimal. Motivasi merupakan sesuatu yang membuat bertindak

atau berperilaku dalam cara-cara tertentu (Armstrong 1999).

Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan

kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong

perilaku manusia. Peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan

dengan benar dan memakai sabun salah satu untuk menjaga kesehatan anak

agar terhindar dari penyakit seperti diare.

2.1.3. Cuci Tangan

Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang

paling penting. Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan

menggosok menggunakan dengan sabun secara bersama seluruh

kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian

dibilas dibawah air yang mengalir (Potter 2005).

Page 30: skripsi indogresia

18

2.1.3.1.Pentingnya Mencuci Tangan Memakai Sabun

Mantan Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari mengatakan

bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak cukup untuk

melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan.

Terlebih bila mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Berbagi

kobokan sama saja saling berbagi kuman. Kebiasaan itu harus

ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif dalam

membunuh kuman yang menempel di tangan. Gerakan nasional cuci

tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah

untuk pengendalian risiko penyakit yang berhubungan dengan

lingkungan seperti diare dan penyakit kecacingan (Lestari 2008).

Sama halnya dengan Erman (2007) yang mengatakan bahwa,

untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya

kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar

mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan

dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi

atau melemahkan kuman yang ada di tangan.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan kebiasaan yang

bermanfaat untuk membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh

kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan

yang baik membutuhkan beberapa peralatan berikut: sabun antiseptic,

air bersih dan handuk atau lap tangan bersih. Untuk hasil yang maksimal

disarankan mencuci tangan selama 20-30 detik (Wati 2010).

Page 31: skripsi indogresia

19

2.1.3.2.Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan

Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang

tidak melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi.

Jika tidak mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri

terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga

dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau

dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti handel pintu.

Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk

demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan system pencernaan

seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit

terkait makanan seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa mengalami

gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare (Lestari 2008).

2.1.3.3.Cara Mencuci Tangan dengan Benar

Mencuci tangan dengan air dan sabun dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Gambar 1. Cuci tangan memakai sabun (WHO 2013)

Page 32: skripsi indogresia

20

1. Rata sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan.

2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada

kedua tangan.

3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari kedua tangan.

4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan

saling mengunci.

5. Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan

kanan, lakukan juga pada tangan satunya.

6. Usapkan ujung kuku tangan kanan diputar di telapak tangan

kiri, lakukan juga pada tangan satunya kemudian bilas.

7. Setelah selesai mencuci tangan keringkan menggunakan

handuk kertas atau pengering udara.

Gambar 2. 6 Langkah Cuci Tangan (WHO 2013)

Page 33: skripsi indogresia

21

2.1.4. Sabun

Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia

antara basa Natrium atau Kalium dengan asam lemak dari minyak

nabati atau lemak hewani (SNI 1994). Ditambahkan pula oleh Kirk

(2005), komponen utama pembuatan sabun terdiri dari asam

lemak rantai C12 – C18 dan garam sodium atau potassium. Asam

lemak yang berikatan dengan garam sodium (NaOH) dikenal

dengan nama hard soaps, sedangkan asam lemak yang berikatan

dengan garam potassium (KOH) dikenal dengan nama soft soaps.

Sabun dapat dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses

netralisasi minyak. Pada proses saponifikasi minyak akan diperoleh produk

sampingan yaitu gliserol, sedangkan sabun yang diperoleh dengan proses

netralisasi tidak menghasilkan gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi

antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena

reaksi antara asam lemak dengan alkali (Kirk 2005).

2.1.5. Anak Usia Pra Sekolah

Anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada

masa ini terjadi pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta

mengalami banyak perubahan fisik dan mental ( Betz 2002). Anak usia

prasekolah biasanya mengikuti program pra sekolah misalnya kelompok

bermain dan Taman Kanak-Kanak (Padmonodewo 2003).

Page 34: skripsi indogresia

22

Anak usia pra sekolah memainkan peranan penting

mengenai citra tubuhnya. Mereka mengenali perbedaan warna

kulit, bentuk tubuh, dan ras. Mereka menyadari makna kata “

cantik”, ataupun “ jelek “. Anak mulai membandingkan postur

tubuh dengan teman sebaya dan bisa membandingkan apakah

mereka tinggi, pendek, kecil atau terlalu besar, anak yang memiliki

citra tubuh tidak sempurna akan merasa malu (Wong 2008).

Tugas perkembangan anak usia prasekolah yaitu anak mampu

memakai pakaianya sendiri, Naik turun tangga, memasang manik-

manik besar, membuka kancing depan dan samping, memanjat dan

melompat, Bermain lompat tali dengan cukup baik, melempar bola

dengan cukup baik, menggunting gambar sederhana, mengikat tali

sepatu, memukul kepala paku dengan palu, dapat menulis namanya

sendiri dan orang lain, bermain bersama teman sebaya, mampu

menggunakan garpu dan pisau (Betz 2002).

Perkembangan perilaku sosialisasi pada anak usia pra sekolah yaitu anak

selalu memandang orang tua sebagai figur yang terpenting, bersifat posesif :

ingin maunya sendiri, mampu bekerjasama dengan teman sebaya dan orang

dewasa sehingga dalam melakukan kebiasaan sehari-hari anak selalu

menirukan kebiasaan orang tua dan model peran dewasa lainnya. Sementara

perkembangan moral anak usia pra sekolah yaitu anak melihat aturan sebagai

sesuatu yang kaku dan tidak fleksibel, konsekuensi negatif dilihat sebagai

hukuman terhadap perilaku yang tidak sesuai dan anak

Page 35: skripsi indogresia

23

selalu melihat orang tua sebagai otoritas tertinggi untuk

menetapkan benar dan salah sehingga anak mulai mendalami

proses pengertian benar dan keliru (Padmonodewo 2003).

2.1.5.1.Ciri-Ciri Anak Usia Pra Sekolah

Menurut Padmonodewo (2003), mengemukakan ciri-ciri anak

prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

1. Ciri Fisik

Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan

dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

a. Anak dengan prasekolah umumnya sangat aktif. mereka telah

memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat

menyukai kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. berikan

kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat, dan

melompat. usahakan kegiatan-kegiatan tersebut sebanyak

mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu dibawah

pengawasan (Pad-monodewo 2003).

b. Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan

lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya

da-lam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan

mengkritik anak lelaki apabila dia tidak terampil. jauhkan dari

sikap mem-bandingkan lelaki-perempuan, juga dalam

kompetensi ket-rampilan (Padmonodewo 2003).

Page 36: skripsi indogresia

24

2. Ciri Sosial

Anak prasekolah mudah bersosialisasi dengan orang di

sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau

dua sahabat yang cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat

menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan

teman. Sahabat yang biasa dipilih biasanya yang sama jenis

kelaminnya, tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat yang

terdiri dari jenis kelamin yang berbeda (Padmonodewo 2003).

3. Ciri Emosional

Anak pra sekolah mudah bersosialisasi dengan orang di

sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau

dua sahabat yang cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat

menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan

teman. Sahabat yang biasa dipilih biasanya yang sama jenis

kelaminnya, tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat yang

terdiri dari jenis kelamin yang berbeda (Padmonodewo 2003).

4. Ciri Kognitif

Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa,

sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya

pada kelompoknya. Sebaliknya anak diberi kesempatan

untuk menjadi pendengar yang baik (Padmonodewo 2003).

Page 37: skripsi indogresia

25

2.1.5.2.Tugas Perkembangan Anak

Soetjiningsih (1998), mengemukakan bahwa semua tugas

perkembangan anak usia 4-5 tahun itu disusun berdasarkan

urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar

yang disebut sektor perkembangan yang meliputi:

1. Perilaku Sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan

kemandirian, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan

misalnya, membantu di rumah, mengambil makan, berpakaian

tanpa bantuan, menyuapi boneka, menggosok gigi tanpa

bantuan, dapat makan sendiri (Soetjiningsih 1998).

2. Gerakan Motorik Halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan

bagian tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot terkecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat misalnya menggambar

garis, lingkaran dan menggambar manusia (Soetjiningsih 1998).

3. Bahasa

Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah, misalnya bicara semua dimengerti,

mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat

besar-kecil (Soetjiningsih 1998).

Page 38: skripsi indogresia

26

4. Gerakan Motorik Kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap

tubuh, misalnya berdiri dengan satu kaki, berjalan naik

tangga dan menendang bola ke depan (Soetjiningsih 1998).

2.1.5.3.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

antara lain (Supartini 2004) :

1. Keturunan

Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh besar

pada perkembangan jenis kelamin anak, yang ditentukan oleh

seleksi acak pada waktu konsepsi, mengarahkan pola

pertumbuhan dan perilaku pada aktu orang lain terhadap anak.

Jenis kelamin dan determinan keturunan lain secara kuat

mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan

untuk mendapatkan hasil akhir tersebut. Terdapat hubungan

yang besar antara orang tua dan anak dalam hal sifat seperti

tinggi badan, berat badan dan laju pertumbuhan. Kebanyakan

karakteristik fisik, termasuk pola dan bentuk gambaran, bangun

tubuh dan keganjilan fisik diturunkan dan dapat mempengaruhi

cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungan.

Page 39: skripsi indogresia

27

2. Faktor Neuroendokrin

Penelitian menunjukan kemungkinan adanya pusat pertumbuhan

dalam region hipotalamik yang bertanggng jawab untuk mempertahankan

pola pertumbuhan yang ditetapkan secara genetik. Beberapa hubungan

fungsional diyakini diantara hipotalamus dan system endokrin yang

mempengaruhi pertumbuhan.

3. Nutrisi

Nutrisi mungkin merupakan satu-satunya pengaruh

paling penting pada pertumbuhan. faktor diit mengatur

pertumbuhan pada semua tahap perkembangan dan efeknya

ditunjukan pada cara yang beragam dan rumit, selama masa

bayi dan kanak-kanak. Kebutuhan kalori relative besar

dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan.

4. Hubungan Interpersonal

Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting

dalam perkembangan terutama dalam perkembangan emosi,

intelektual dan kepribadian, terutama dalam perkembangan emosi,

intelektual dan kepribadian tidak hanya kualitas dan kuantitas

kontak dengan orang lain yang memberi pengaruh pada anak yang

sedang berkembang tetapi luasnya rentang kontak penting untuk

pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat.

Page 40: skripsi indogresia

28

5. Tingkat Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai dampak signifikan

pada pertumbuhan dan perkembangan. Pada semua usia anak dari kelas

atas dan menengah mempunyai tinggilebih dari anak keluarga dengan

strata ekonomi rendah. keluarga dari sosioekonomi rendah kurang

memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk

memberikan lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi yang

membantu perkembangan optimal anak.

6. Penyakit

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah satu

manifestasi klinis dalam sejumlah gangguan hereditas. Gangguan

pertumbuhan terutama terlihat pada gangguan skeletal, seperti

berbagai bentuk duarfisme dan sedikitnya satu anomaly kromosom

(syndrome turner) banyak gangguan metabolisme seperti riketsia

resisten-vitamin D, mukopoli sekaridosis dan berbagai gangguan

lain, kecendrungannya adalah kearah persentil atas tinggi badan.

Gangguan apapun yang dicirikan dengan ketidakmampuan untuk

mencerna dan mengabsorbsi nutrisi tubuh akan memberi efek

merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan.

7. Bahaya Lingkungan

Bahaya dilingkungan adalah sumber kekawatiran pemberi

asuhan kesehatan dan orang lain yang memperhatikan kesehatan

dan keamanan. Cedera fisik paling sering terjadi akibat bahaya

Page 41: skripsi indogresia

29

lingkungan dan berkaitan dengan usia dapat menimbulkan

bahaya karna ketidakmampuan fisik.

8. Stress pada Masa Kanak-Kanak

Meskipun semua anak mengalami stress beberapa anak

muda tampak lebih rentan dibanding yang lain. Usia anak

temperamen situasi hidup dan status kesehatan mempengaruhi

kerentanan reaksi dan kemampuan mereka mengatasi stress.

Orang tua dapat mencoba untuk mengenali tanda stress untuk

membantu anak menghadapi stress sebelum menjadi berat.

9. Pengaruh Media Massa

Media dapat member pengaruh besar pada

perkembangan anak, media memberi anak suatu cara untuk

memperluas pengetahuan mereka tentang dunia tempat

mereka hidup dan berkontribusi untuk mempersempit

perbedaan antar kelas. Anak dapat mengidentifikasi secara

dekat orang atau karakter yang digambarkan dalam materi

bacaan, film, video dan program televisi serta iklan.

Page 42: skripsi indogresia

30

2.2. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

• Pengetahuan • Sikap • Kepercayaan • Keyakinan • Nilai-nilai • Motivasi

Faktor Enabling

• Lingkungan Fisik

• Sarana-sarana Kesehatan

Faktor Reenforcing

• Peran Orangtua

Skema 1. Kerangka Teori

Mencuci Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun

Anak Usia Pra Sekolah

• Fisik • Sosial • Emosional • Kognitif

Page 43: skripsi indogresia

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian kuantitatif dengan deskriptif analitik dengan metode

observasional yaitu mengetahui peran orangtua dalam memotivasi

anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun di TK

Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo (Dharma 2011).

3.2. Populasi dan

Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetap-kan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan (Sugiyono 2013). Populasi dalam penelitian ini

adalah orangtua anak-anak murid A kelas besar di TK Aisyiyah

Blimbing Kabupaten Sukoharjo sebanyak 20 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, A aziz Al-imul

2007). Sampel yang akan diteliti adalah orangtua anak-anak murid A

31

Page 44: skripsi indogresia

32

kelas besar di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo

sebanyak 20 orang.

3.2.3. Tehnik Sampling

Teknik penggunaan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2013).

Sampel yang akan diteliti adalah orangtua anak-anak murid A kelas

besar di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo sebanyak 20 orang.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat / lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan

data selama kasus berlangsung (Notoatmojo 2003). Penelitian dilakukan

di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo dan penelitian dilakukan

selama 1 bulan dari tanggal 1 Mei sampai 31 Mei 2014.

3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala

Pengukuran 3.4.1. Variabel

Variabel adalah karakteritik subjek penelitian yang berubah dari satu

subjek ke subjek lainnya (Hidayat, A aziz Alimul 2007). Dalam peneltian ini

hanya ada satu variabel terikat (dependen) yaitu peran orangtua dalam

memotivasi anak mencuci tangan dengan benar memakai sabun merupakan

suatu tindakan untuk melakukan hidup bersih dan sehat.

Page 45: skripsi indogresia

33

3.4.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Peran Orangtua dalam Memotivasi

Anak Mencuci Tangan dengan Benar Memakai Sabun Pada Anak

Usia Pra Sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo.

Variabel Definisi Alat Ukur Indikator Skor SkalaOperasional Penilaian

Peran orang Seperangkat Menggunakan Peran i. Kategori Ordinaltua dalam aktifitas Kuesioner yang Orangtua baik skor ≥84memotivasi orang tua un- terdiri dari 24 ii. kategori se-anak cuci tuk item pertanyaan dang skor 56-tangan mengajarkan dengan skala lik- 84

kebiasaan ert dikategori iii. kategorimencuci tan- untuk jawaban skor ≤56gan kepada 4= selaluanak guna 3= seringmencegah 2=kadangpenularan 1= tidak pernahpenyakit.

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1. Alat Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah

jenis pengukuran dengan mengumpulkan data secara formal kepada

subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam 2011).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah closedended

questions yaitu kuesioner yang sudah tersedia jawabannya sehingga responden

tinggal memilih. Penelitian ini menggunakan 1 jenis kuesioner sesuai dengan 1

variabel. Kuesioner mengadopsi dari penelitian Muhamad Marjuandi pada tahun

2011 yaitu kuesioner peran orangtua dalam memo-

Page 46: skripsi indogresia

34

tivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun

dengan penelitian yang berjudul “Hubungan antara peran orang

tua dalam perilaku hidup bersih sehat dengan kebiasaan mencuci

tangan pakai sabun pada anak PraSekolah di TK Assalamah

Ungaran Kabupaten Semarang” (Nursalam 2011).

3.5.2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Pada penelitian kuantitatif, peneliti harus melaksanakan lima tugas

dalam proses pengumpulan data. Tugas tersebut berhubungan dan

dilaksanakan secara simultan, dengan kata lain tidak secara berurutan. Tugas

tersebut meliputi : memilih subjek, mengumpulkan data secara konsisten,

mempertahankan pengendalian dalam penelitian, menjaga integritas atau

validitas, dan menyelesaikan masalah (Nursalam 2011).

Secara metodologis dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data,

diantaranya : Observasi, Wawancara, Angket, Studi dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan cara pengumpulan data dengan angket yaitu teknik pengumpulan

data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung

oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun

pendapat umum (fathoni 2006). Dalam penelitian ini adalah melakukan

observasi pada seluruh anak

Page 47: skripsi indogresia

35

murid A kelas besar dan memberikan kuesioner kepada orangtua

murid di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo.

3.6. Uji Validitas dan

Reliabilitas 3.6.1. Uji Validitas

Untuk mengetahui kuesioner yang kita susun tersebut mampu

mengukur yang hendak diukur maka akan dilakukan uji validitas. Uji

instrumen ini akan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel

(Arikunto 2002). Nilai kritis r tabel dengan n = 20 pada taraf signifikansi 5%

adalah 0,444 (Sugiyono 2005). Validitas instrumen diuji cobakan pada 20

orang yang diambil secara acak dan memenuhi kriteria sampel penelitian,

yang mana akan diujikan di TK Aisyiyah Blimbing Ka-bupaten Sukoharjo.

Adapun ketentuan pengujiannya yaitu jika nilai rhitung >

rtabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid (Sugiyono 2008). Untuk nilai

rtabel dimana n=20, pada taraf signifikan 5% adalah 0,444.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono

2003). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini. menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Uji instrumen ini dikatakan reliabilitas jika r hitung atau hasil nilai alpa

lebih besar dari r tabel. Nilai r tabel untuk N=20

Page 48: skripsi indogresia

36

maka nilai df: N - 2 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,468

(Arikunto 2002).

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1. Pengolahan Data

Etika penelitian menurut Hidayat (2011), terdiri dari 4 macam yaitu:

1. Pengecekan Data (Editing)

Yaitu memeriksa kembali kabenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan, editing dapat dilakukan pada

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Pemberian Kode Data (Coding)

Yaitu memberikan kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori, pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan data menggunakan komputer.

3. Pemprosesan Data (Entering)

Yaitu langkah memasukkan data yang telah di

kumpulkan ke dalam data komputer,kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana.

4. Analisa Data (Analiting)

Dalam melakukan analisis terhadap data penelitian

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang dianalisis. Data yang telah dikumpulkan pada saat

penelitian kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat.

Page 49: skripsi indogresia

37

3.6.7. Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis univariat adalah

analisis yang menggambarkan karaktristik setiap variabel

(Widyasari dan Anik 2010). Penelitian ini menggunakan katagori

penilaian selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah

sehingga hasilnya akan tersaji dalam bentuk distribusi frekuensi.

3.7. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus

menerapkan etika penalitian (Hidayat 2011).

3.7.1. Persetujuan Riset (informed concent)

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan, tujuannya agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian, jika responden bersedia maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.

3.7.2. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya, semua informasi

yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 50: skripsi indogresia

38

3.7.3. Tanpa Nama (Anonimity)

Merahasiakan atau tidak mencantumkan nama responden

pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau penelitian yang akan disajikan.

Page 51: skripsi indogresia

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang peran orangtua

dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai

sabun di TK Aisyi-yah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data

yang diambil selama 7 hari penelitian yaitu pada tanggal 5 mei 2014

sampai 12 mei 2014 dengan 20 respond-en yang telah memenuhi

kriteria. Dari kegiatan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1. Gambaran Penelitian

TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu TK

terbesar yang berada di wilayah Polokarto. Siswa-Siswi yang sekolah di TK

tersebut dikelompokkan berdasarkan usia. Rata-rata jumlah siswa satu kelas

20 anak dengan usia yang berbeda. Usia 4-5 di kelas yang lebih kecil dan 5-6

di kelas yang lebih besar, jumlah kelas secara keseluruhan di TK Aisyiyah

sebanyak 8 kelas. Setiap siswa diijinkan istirahat pada pukul 08.30 WIB. Pintu

gerbang Sekolah selalu ditutup ketika jam masuk tiba, hal ini dilakukan untuk

menjaga keamanan anak.

Fasilitas yang ada di sekolah antara lain adalah tempat

mencuci tangan masih di kamar mandi dan belum ada tempat

khusus untuk mencuci tangan. Kondisi kamar mandi tampak

bersih dan airnya jernih. Lantai kamar mandi tidak tampak licin,

anak-anak sering ke kamar mandi tanpa melepas sepatu.

39

Page 52: skripsi indogresia

40

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Usia Ibu

Karakteristik ibu berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu di TK Aisyiyah Blimbing Tahun 2014

(N=20)

Umur Jumlah Persentase (%)28-33 tahun 9 45,034-40 tahun 7 35,041-47 tahun 4 20,0

Total 20 100

Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa mayoritas usia ibu di TK

Aisyiyah Blimbing adalah antara 28-33 tahun dengan jumlah 9 orang

(45%).

4.2.2. Pendidikan Ibu

Karakteristik ibu berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu di TK Aisyi-yah Blimbing Tahun 2014

(N=20)

Pendidikan Jumlah Persentase (%)SD 7 35,0SMP 9 45,0SMA 2 10,0PT 2 10,0Total 20 100

Pada Tabel 4.2 diatas karakteristik ibu berdasarkan pendidikan

diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai tingkat pendidikan SMP, yaitu

sebanyak 9 orang (45%).

Page 53: skripsi indogresia

41

4.2.3. Pekerjaan Ibu

Karakteristik ibu berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu di TK Aisyiyah Blimbing Tahun 2014

(N=20)

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)Wiraswasta 3 15,0IRT 17 85,0Total 20 100

Pada Tabel 4.3 diatas bahwa karakteristik ibu berdasarkan

pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 orang (85 %).

4.2.4. Jenis Kelamin Anak

Karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di TK Aisyiyah Blimbing Tahun 2014

(N=20)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)Perempuan 8 40,0Laki-laki 12 60,0Total 20 100

Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin anak di TK

Aisyiyah laki-laki sebanyak 12 orang (60,0%) dan perempuan sebanyak 8 anak

(40%), sehingga mayoritas adalah jenis kelamin laki-laki.

Page 54: skripsi indogresia

42

4.2.5. Usia Anak

Karakteristik anak berdasarkan usia diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak di TK Aisyiyah Blimbing Tahun 2014

(N=20)

Usia Anak Jumlah Presentase (%)5 6 30,06 14 70,0

Total 20 100

Pada Tabel 4.5 diatas bahwa karakteristik anak berdasarkan usia

di TK Aisyiyah adalah anak usia 6 tahun berjumlah 14 anak (70%).

4.3. Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan

dengan Benar dan Memakai Sabun

Hasil analisis adalah sebagai berikut :

Hasil analisis peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci

tangan dengan benar dan memakai sabun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Distribusi Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun

di TK Aisyiyah Blimbing Tahun 2014(N=20)

Kategori Peran Jumlah Presentase (%)Baik 2 10,0

Sedang 16 80,0kurang 2 10,0Total 20 100

Pada Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki peran motivasi sedang pada anak, yaitu 16 responden (80 %).

Page 55: skripsi indogresia

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas penelitian yang telah dilaksanakan

pada anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo.

Hasil penelitian menunjukkan bagaimana peran orangtua dalam memotivasi

anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun.

Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya ber-tujuan

untuk mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan

benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing

Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014 sampai

12 Mei 2014 dengan jumlah sebanyak 20 responden.

5.1. Karakteristik Responden

5.1.1. Usia Ibu

Motivasi orangtua terhadap anak dalam mencuci tangan dengan

benar dan menggunakan sabun pada penelitian ini ditemukan pada

sebagi-an besar ibu dengan usia 28-33 tahun. Menurut Ma’ruf (2006)

usia 28-33 tahun merupakan kelompok usia dewasa muda. Menurut

Sadli (2010) usia dewasa muda paling benyak tersentuh dan menyentuh

perubahan sosial yang sedang berlangsung. Mereka juga kelompok

yang dijadikan sasaran program pembangunan, seperti program

kesehatan, gizi, dan program Keluarga Berencana (KB).

43

Page 56: skripsi indogresia

44

Orangtua dengan usia dewasa muda akan lebih mudah membimbing atau

mengarahkan anak-anak mereka dalam menjaga kesehatan. Orangtua akan

menyadari pentingnya menjaga kesehatan diri dan anak mereka khu-susnya

dimulai dari hal kecil, seperti mencuci tangan menggunakan sabun.

5.1.2. Pendidikan Ibu

Pada penelitian ini mayoritas ibu dari anak-anak TK Aisyiyah ber-

pendidikan SMP (sekolah menengah pertama). Akhir tamatan SMP ini

lebih mempunyai wawasan luas dibanding mereka yang hanya tamat

sekolah dasar (SD). Pengetahuan yang mereka miliki salah satunya

akan menuntun anak-anak mereka menuju kehidupan yang sehat,

karena orang-tua telah berlandaskan pada ilmu-ilmu dasar terkait

masalah kesehatan yang didapatkan pada pembelajaran di SMP.

5.1.3. Pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan orangtua dari anak-

anak di TK tersebut mayoritas adalah ibu rumah tangga sebanyak

7 orang (85 %). Pekerjaan ibu rumah tangga yang cukup padat

terkadang membuat ibu ku-rang memperhatikan anak-anaknya

pada dalam menjaga kesehatan, khu-susnya dalam hal mencuci

tangan setelah anak melakukan aktivitas tidak terlalu diperhatikan.

5.1.4. Jenis Kelamin Anak

Page 57: skripsi indogresia

45

Jenis kelamin anak di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten

Sukoharjo mayoritas adalah laki-laki dengan jumlah 12 anak (60 %).

Anak laki-laki kebanyakan bermain diluar rumah sehingga akan

mudah kotor dalam ak-tivitasnya. Orangtua yang memperdulikan

anaknya dalam menjaga kesehatan akan memberikan motivasi bagi

anak-anak mereka dalam mencuci tangan dengan menggunakan

sabun setelah anak melakukan ak-tivitas yang kotor.

5.2. Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan

dengan Benar dan Memakai Sabun

Hasil penilitian menunjukkan bahwa hampir semua orangtua mem-

iliki peran motivasi sedang pada anak. Orangtua yang masuk pada

kategori motivasi sedang yaitu 16 responden (80 %). Menurut Masrukhin

dan War-idin (2004) Motivasi merupakan faktor psikologis yang

menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut

bertanggung jawab ter-hadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan.

Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah hal

yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia,

supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

Peran motivasi orangtua kepada anak termasuk motivasi sedang hal ini

dipengaruhi oleh usia ibu, pendidi-kan ibu, pekerjaan ibu, jenis kelamin

anak. Hal-hal tersebut yang akan merubah sikap atau tingkah laku

orangtua dan anak-anak mereka dalam menjaga kesehatan sehari-hari.

Page 58: skripsi indogresia

46

Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa peran orang tua dalam

memotivasi anak untuk memcuci tangan memakai sabun rata-rata di-

pengaruhi karena tingkat pendidikan orang tua hanya sekolah menengah

pertama (SMP) sebanyak (45 %), dengan tingkat pendidikan SMP maka

tingkat pengetahuan orang tua dapat mempengaruhi dalam peran

memoti-vasi anak untuk mencuci tangan dengan menggunkan sabun.

Selain pen-didikan orang tua dengan lulusan tingkat SMP rata-rata

bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak (85 %). Dengan pekerjaan

orang tua sebagai ibu rumah tanggga maka waktu bersama anak lebih

banyak sehingga orangtua mampu memperhatikan anaknya dalam

menjaga kesehatan seperti halnya mencuci tangan supaya terhindar dari

penyakit seperti diare. Selain mem-iliki nilai positif juga memiliki nilai

negatif yaitu ibu hanya berinteraksi dengan sesama ibu yang memiliki

pekerjaan yang sama sehingga tingkat pengetahuaan ibu hanya biasa

dan tidak ada perubahan dalam penge-tahuan.

Peran orangtua yang konsisten terhadap perilaku hidup sehat

akan ditiru oleh anak kemudian menjadi kebiasaan atau kepribadian

anaknya. Para orangtua sering kali mempraktekan kebiasaan lama

mereka yaitu bermain bebas dengan alam, namun jarang ada

penyakit yang menghinggapi dirinya dan ini dipraktekan pula oleh

anaknya. Peran orangtua sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

dan pengetahuan yang menjadikan baik atau buruknya perilaku

orangtua dalam menanamkan peran motivasi pada anaknya.

Page 59: skripsi indogresia

47

Mencuci tangan memakai sabun merupakan salah satu kebiasaan

yang tercakup dalam perilaku hidup bersih sehat. Meski terkesan simpel

namun mencuci tangan dengan sabun memiliki manfaat yang sangat

besar. Puluhan penyakit yang ditularkan lewat tangan yang kotor dapat

dicegah dengan mencuci tangan memakai sabun.

Berkaitan dengan penelitian ini maka peneliti berpendapat bahwa peran

orangtua dalam memotivasi pada anak terutama adalah kebiasaan mencuci

tangan. Semakin baik peran orangtua terutama dengan keteladanan, pendidikan

akan pentingnya kesehatan dan serta menyediakan saran atau fasilitas

penunjang maka akan semakin baik pula anak dalam menerapkan kebiasaan

untuk mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun setiap sebelum dan

sesudah melakukan aktivitas.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Kendala penelitian yaitu dalam pemberian kuesioner tidak secara

langsung diberikan kepada orangtua siswa. Alat penelitian atau kuesioner

diberikan kepada kepala sekolah untuk diberikan siswa dan dibawa pulang agar

kuesioner diisi oleh orangtuanya. Ketidak ada pertemuan dengan orangtua

mempengaruhi jawaban yang akan diisikan pada kuesioner. Peneliti tidak

mengetahui orang yang mengisi kuesioner tersebut, benar-benar orang tua

siswa atau orang lain. Peneliti juga tidak bisa menjelaskan poin kuesioner

secara langsung, apabila orangtua siswa kurang paham ter-hadap sebagian

kuesioner yang diberikan. Peniliti juga tidak melakukan uji

Page 60: skripsi indogresia

48

validitas dan uji realibilitas karena kuesioner yang digunakan untuk

melakukan penelitian mengabdopsi dari penelitian Marjuandi pada tahun

2011 yang berjudul “Hubungan antara peran orang tua dalam

perilaku hidup bersih sehat dengan kebiasaan mencuci tangan pakai

sabun pada anak PraSekolah di TK Assalamah, Ungaran, Kabupaten

Semarang” selain itu kuesioner juga sudah teruji validitasnya.

Page 61: skripsi indogresia

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peran

orangtua da-lam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan

memakai sabun pada anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing

Kabupaten Sukoharjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

6.1.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

peran motivasi sedang pada anak, yaitu 16 responden (80 %).

6.1.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku anak mencuci

tangan dengan benar dan memakai sabun dipengaruhi oleh peran

orangtua dalam membimbing anak dalam menjaga kesehatannya.

6.1.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orangtua dalam

memotivasi anak merupakan kewajibannya dalam membimbing

dan menjaga kesehatan anak, khususnya dalam kegiatan

mencuci tangan menggunakan sabun.

49

Page 62: skripsi indogresia

50

6.2. Saran

Saran dalam penelitian ini antara lain adalah :

6.2.1. Instansi Pendidikan

Instansi pendidikan hendaknya menambah bahan referensi

tambahan khususnya dalam menjaga perilaku hidup bersih sehingga

dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi muridnya.

6.2.2. Masyarakat

Masyarakat hendaknya menjaga perilaku hidup bersih

dengan mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan, Orangtua dapat mempertahankan peran

tersebut, sehingga kesehatan anak terjaga dengan baik.

6.2.3. Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan kuesioner dapat

diberikan secara langsung pada orangtua siswa tanpa melalui

perantara orang lain. Peneliti lain juga dapat memberikan pendidikan

kesehatan pada orang tua siswa terkait penelitian yang dilakukan.

6.2.4. Perawat

Perawat perlu untuk memaksimalkan perannya sebagai

pendidik secara langsung dengan memberikan pendidikan atau

penyuluhan kesehatan pada orangtua dan masyarakat pada

umumnya tentang perilaku hidup bersih sehat.

Page 63: skripsi indogresia

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Michael, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of Human Resource Management. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta.

Arthur, 2006, Peran Aktivitas Pengasuhan Pada Pembentukan Perilaku Anak Se-jak Sejak Usia Dini: Kajian Psikologis Berdasarkan Teori Sistem Ekologis.Journal of Child Psychology and Psychiatry.

Betz, Cecili 2002, buku saku keperawatan pediatri Ed.3, EGC, Jakarta.

Cutler, Ron. 2010. Promoting Hygiene in Schools : Breaking The Chain of Infec-tion. Journal of School Nursing.

Desiyanto, F, A & Djannah, S, N, 2013, Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Ter-hadap Jumlah Angka Kuman, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 2, No. 2.

Dharma, Kelana, Kusuma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Ti-mur : CV Trans Info Media.

Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara.Jakarta.

Hidayat, A, A. 2007. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data, Ja-karta: Salemba Medika.

Friedman, M. 2002, Keperawatan keluarga: teori praktek, Edisi ketiga, Jakarta: Salemba Medika.

Kirk, 2005, ‘Kajian Pengaruh Kosentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat Terhadap Mutu Sabun Transparan’, Skripsi, Fakultas Tehnologi Pertanian Institut Per-tanian Bogor.

Lestari, D, 2008, ‘Efektivitas Metode Expository Teaching Terhadap Perilaku Mencuci Tangan dengan Menggunakan Sabun’, Skripsi, UniversitasKatolik Soegijapranata

Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.Jakarta.

Page 64: skripsi indogresia

Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai. EKOBIS. Vol 7. No.2. Hal: 197-209.

Maulani, dkk. 2005. Panduan Orang Tua Dalam Menjaga Dan Merawat Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaaknya. Jakarta: Gramedia.

Ma’ruf, H, 2006, Pemasaran Ritel, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, Ce-takan Kedua

Marjuandi, M, 2011, ‘Hubungan antara peran orang tua dalam perilaku hidup ber-sih sehat dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada anak Pra-Sekolah di TK Assalamah, Ungaran, Kabupaten Semarang’, Skripsi, StikesNgudiwaluyo Ungaran.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. rineka Cipta.

Nototatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2010. Perilaku Kesehatan. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta :Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Buku Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Patmonodewo, S. 2003. Pendekatan Anak Pra Sekolah. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Padmonodewo, Soemiarti 2003, Pendidikan anak prasekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Rice. 2001. Keluarga Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Bandung :Prioner Jaya.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Riyanti, E. 2008. Pengenalan Dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini. http://www.google.co.id

Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Page 65: skripsi indogresia

Sadli, S, 2010, Pemikiran Tentang Kajian Perempuan, Jakarta : PT Kompas Me-dia Nusantara.

Soetjiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. alfabeta. Bandung.

Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. 2004, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta: EGC.

Tazrian, 2011, ‘Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Mencuci Tangan Pa-kai Sabun Menggunakan Media Film Terhadap Perubahan PerilakuMencuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Usia Sekolah’. Tugas Akhir, Universitas Airlangga Surabaya.

Widnaningsih. 2005. Peran Orang Tua Bagi Anak. http://pikiran rakyat.com/anak.

Wati, Nur. 2010. ‘Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tan-gan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas

V Di SDN Bulukantil Surakarta’, KTI, Universitas Sebelas Maret Surakar-ta.

WHO 2013, Enam Langkah Cuci Tangan, Diakses 8 Januari 2014, http://www.who.int

Wong, et al 2008, Buku ajar keperawatan pediatrik Ed.6, EGC, Jakarta.

Wong, L.D. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.