SKRIPSI IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK SP4N-LAPOR DI …
Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK SP4N-LAPOR DI …
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK SP4N-LAPOR DI DINAS
KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN
KABUPATEN BANTAENG
Disusun dan diusulkan oleh:
SELVIANA. M
Nomor Induk Mahasiswa : 105641107116
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK SP4N-LAPOR DI DINAS
KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN
KABUPATEN BANTAENG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diusulkan Oleh :
SELVIANA. M
Nomor Induk Mahasiswa : 105641107116
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Selviana. M
Nomor Stambuk : 105641107116
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa benar karya tulis ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis atau dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia merima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan akademik.
Makassar, 11 Maret 2020
Yang Menyatakan,
Selviana. M
v
ABSTRAK
SELVIANA. M. 2020 Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
(Dibimbing Oleh Muhlis Madani Dan Ahmad Harakan)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi Diskominfo
dalam implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yaitu menjawab sebuah permasalahan secara
mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan dan adapun tipe penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan keadaan objek pada masa sekarang
secara kualitatif data yang diperoleh dari penelitian. Sumber data yang digunakan
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan 5
orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)
komunikasi atau communication, menunjukkan bahwa komunikasi berjalan dilihat
dari sosialisasi yang disampaikan pemerintah daerah untuk masyarakat dan
pemerintah desa/kelurahan terkait program aplikasi SP4N-Lapor akan tetapi
belum maksimal sebab sosialisasi belum merata kesemua wilayah di Bantaeng.
(b) sumber daya atau resources, menunjukkan bahwa sudah cukup baik dilihat
dari SDM dan tersedianya fasilitas penunjang dalam mengelola program aplikasi
SP4N-Lapor, (c) disposisi atau disposition, menunjukkan bahwa Pemerintah
Daerah telah melakukan tugasnya dengan baik dilihat dari cara menindaklanjuti
aduan yang masuk dan sosialisasi yang disampaikan kepada masyarakat dan
pemerintah desa/kelurahan sekabupaten Bantaeng, (d) struktur birokrasi atau
Bureucratic Structure, menunjukkan bahwa dalam implementasi program aplikasi
SP4N-Lapor sudah jelas dan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Kata Kunci : Implementasi, Pelayanan Publik, Inovasi Pelayanan
vi
KATA PENGANTAR
“ Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu “
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya meski melewati perjuangan
yang cukup panjang dan mengalami kesulitan, hambatan yang cukup melelahkan
namun penulis skripsi yang berjudul “Implementasi Pelayanan Publik SP4N-
Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng“ dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa penulis
kirimkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya.
Skripsi yang penulis buat ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (SI) Ilmu pemerintahan pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sangat berterimakasih terutama kepada kedua orang tua bapak MUZAKKIR
dan ibu ASSE yang sangat berpengaruh dalam kehidupan penulis yang senantiasa
memberi materi, support, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus. Dan
teruntuk kakakku tercinta atas support dan semangat yang diberikan hingga akhir
studi. Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasamu dengan kebahagian dunia
akhirat.
vii
Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan
penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak dengan hormat kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku pembimbing I yang telah
membimbing penulis sampai rampungnya skripsi ini.
2. Bapak Ahmad Harakan, S.IP, M.HI selaku pembimbing II yang sangat sabar
membimbing dan mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Ibu Nuryanti Mustari, S.IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
6. Bapak Ahmad Harakan, S.IP, M.H selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan
7. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Serta Staff Tata
Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan dan pelayanan selama penulis menempuh pendidikan di
kampus biru Universitas Muhammadiyah Malassar.
8. Para pihak Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng yang sangat welcome telah mengizinkan untuk
melakukan penelitian.
viii
9. Kepada Orang Tua Tercinta Bapak Muzakkir dan Ibu Asse terimakasih atas
pengorbanan dan senantiasa memberikan dukungan, semangat, doa tulus,
cinta dan kasih sayangnya kepada penulis.
10. Untuk kakak saya Tercinta Muliadi Muzakkir dan Saldi Muzakkir yang
selalu memberikan motivasi, semangat untuk menyelesaikan bangku
perkuliahan.
11. Untuk Sahabatku tercinta Muh. Akmal, Nuraeni, Hasmira Nur, Marini
Sumarni, Nursyamsi dan syamsi dan para senior yang tak bisa kusebutkan
namanya satu persatu yang telah mensupport, membantu tenaga, motivasi,
masukan dan semangat yang tak henti-hentinya. Terimakasih atas
kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan.
12. Seluruh saudara angkatan 2016 terkhusus Big Family kelas IP.B dan
saudaraku ditempat KKP terkhusus kepada rini, irma, nisma, nita rita, aco
laemang, dan apri angkatan XIX desa Lalabata Kabupaten Barru Fisip
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menjadi keluarga
diperantauan bagi penulis.
13. Untuk HOT SQUAD IP.B terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup
saya, untuk segala kebersamaan yang kita lalui baik suka maupun duka,
semangat dan motivasi yang selalu kalian berikan.
14. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Unismuh
Makassar terimakasih telah memberikan pengalaman, kenangan yang sangat
berkesan.
ix
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang berjasa dan ikut andil dalam proses hidup dan karya tulis ilmiah
(skripsi), Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat menjadi referensi bagi
pembaca guna menambah pengetahuan khususnya berkaitan dengan Ilmu
Pemerintahan.
Makassar, 20 Juli 2020
Selviana. M
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
PENERIMAAN TIM ..................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x i
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep dan Teori .............................................................. 9
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 26
D. Defenisi Fokus Penelitian .................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ..................................................................... 28
C. Sumber Data ........................................................................................ 29
D. Informan Penelitian ............................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 31
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 32
G. Keabsahan Data ................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 36
B. Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng ................. 70
xii
C. Kendala Yang dihadapi Diskominfo Dalam Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor .............................................................................. 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 94
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 97
LAMPIRAN ................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Informan ............................................................................ 30
Tabel 4.1 Data Nama, Pangkat, Golongan Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng ............................................................... 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................. 26
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi Informatika Statistik Dan
Persandian Kabupaten Bantaeng ...................................................................... 67
Gambar 4.2 Sosialisasi SP4N-Lapor ................................................................ 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi adalah aspek yang sangat penting dalam proses kebijakan dan
merupakan suatu upaya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
sarana dan prasarana tertentu dalam urutan waktu tertentu. Pada umumnya
implementasi yaitu upaya dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui
suatu program-program agar dapat terpenuhi pelaksanaan kebijakan tersebut
(Sari, 2018). Kebijakan maupun program-program yang dimiliki oleh instansi
pemerintah harus terealisasi dengan baik sehingga bisa sampai dan dapat
diketahui oleh masyarakat (Wulandari, 2018). Maka pemerintah harus menyusun
strategi agar tujuan tersebut bisa tercapai. Seperti pada Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (1) tentang pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk berhak
atas barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (Maita, 2017).
Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis dan
merupakan isu hangat yang selalu menjadi bahan perbincangan, karena pelayanan
publik di Indonesia cenderung berjalan ditempat sedangkan implikasinya sangat
luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan lain-lain. Perbaikan dan
peningkatan pelayanan di sektor publik merupakan tujuan dari agenda reformasi
2
pemerintahan di Indonesia. hakikat dari pelayanan publik itu sendiri adalah
pemberian pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban
aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat (Dewi, 2017). Pemerintah dibentuk
untuk melayani masyarakat bukan untuk melayani dirinya sendiri namun dengan
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat
mengembangkan kreativitas dan kemampuan demi mencapai kemajuan bersama
(Basri, 2018). Pengaduan yang disampaikan masyarakat kepada pemerintah
merupakan respon dari pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat dari
pemerintah. Menurut KEPMENPAN Nomor 118 Tahun 2004 Tentang
Penanganan Pengaduan Masyarakat, pengaduan masyarakat adalah bentuk
ketidakpuasaan masyarakat yang disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis
kepada aparatur pemerintah terkait. Berupa sumbangan pikiran, saran, gagasan,
keluhan atau pengaduan yang bersifat membangun. Tersedianya ruang untuk
menyampaikan aspirasi (voice) dalam bentuk pengaduan dan protes terhadap
jalannya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik akan sangat
penting peranannya bagi upaya perbaikan kinerja tata pemerintahan secara
keseluruhan (Dewi, 2017).
Hal ini dilihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari
masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa, seperti: prosedur
yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang
dikeluarkan, tidak adanya transparan, sikap kurang responsif, dan lain-lain. Akibat
permasalahn tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik masih
melekat hingga saat ini. Maka dari itu pemerintah memanfaatkan teknologi
3
informasi untuk mencapai tujuan tersebut (Pratama, 2015). Penerapan teknologi
dalam pelayanan publik merupakan suatu tuntutan dan kewajiban bagi pemerintah
untuk melaksanakannya sesuai dengan Keppres No.3 Tahun 2003 tentang
kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-pemerintahan dan pelayanan
publik berdasarkan pada Undang-Undang No 25 Tahun 2009, aturan tersebut pada
intinya merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, yang
efisien, transparan, dan serta banyak manfaat positif lainnya, maka dengan adanya
layanan berbasis teknologi pun merupakan sesuatu yang perlu dilakukan
pemerintah (Nur khaerah, 2019).
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik disetiap organisasi penyelenggara
di Indonesia belum terkelola secara efektif dan terintegrasi. Masing-masing
organisasi penyelenggara mengelola pengaduan secara parsial dan tidak
terkoordinir dengan baik. Akibatnya terjadi duplikasi penanganan pengaduan, atau
bahkan bisa terjadi suatu pengaduan tidak ditangani oleh satupun organisasi
penyelenggara, dengan alasan pengaduan bukan kewenangan. Oleh karena itu,
untuk mencapai visi dalam good governance maka perlu untuk mengintegrasikan
sistem pengelolaan dalam satu pintu. Tujuannya, agar masyarakat memiliki satu
saluran pengaduan secara nasional. Untuk itu Pemerintah Indonesia menciptakan
program inovasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional-
Layanan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR) yang dikembangkan
keseluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Bantaeng.
Program SP4N-Lapor adalah layanan penyampaian semua aspirasi dan
pengaduan masyarakat secara online yang terintegrasi secara nasional dengan
4
laman akses website www.lapor.go.id, SMS 1708 (Telkomsel, Indosat, Three),
Twitter @lapor1708 serta aplikasi mobile (Android dan ios) untuk pusat kedaerah
namun jika yang di tujuh langsung kedaerah seperti Kabupaten Bantaeng yaitu
dengan menambahkan #bantaeng(spasi) aduan, LaporBantaeng(Instagram), Lapor
Bantaeng(Facebook), atau SMS Bantaengbaik(spasiI) aduan ke 1708 dengan
biaya 1500. Adapun Lembaga pengelola SP4N-Lapor yaitu Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (Kementerian
PANRB) sebagai pembina pelayanan publik, Kantor Staf Presiden (KSP) sebagai
pengawas program prioritas nasional dan Ombudsman Republik Indonesia
sebagai pengawas pelayanan publik. Lapor telah ditetapkan sebagai sistem
pengelolaan pengaduan pelayanan publik nasional (SP4N) berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 76 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2015.
SP4N-Lapor dibentuk untuk merealisasikan kebijakana “ no wrong door
policy “ yang menjamin hak masyarakat agar pengaduan dari manapun dan jenis
apapun akan disalurkan kepada penyelenggara pelayanan publik yang berwenang
menanganinya.
Adapun tujuan SP4N adalah agar :
Penyelenggaraan dapat mengelola pengaduan masyarakat secara sederhana,
cepat, tepat, tuntas dan terkoordinasi dengan baik;
Penyelenggara memberikan akses untuk partisipasi masyarakat dalam
menyampaikan pengaduan, dan;
Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
5
Penulis memandang bahwa tulisan tentang Implementasi Pelayanan Publik
SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng belum ada yang membuatnya dalam bentuk tulisan karya
ilmiah (skripsi), dengan adanya karya ilmiah tersebut penulis ingin mengetahui
sejauh mana kemudahan pelayanan pengaduan berbasis teknologi yang diterapkan
pihak pemerintah.
Beberapa penelitian terdahulu yang penulis temukan terkait dengan
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yaitu oleh Dewi (2017), Sari (2018),
Mursalim (2018). Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
a. Yofa Nisa Kurnia Dan Utami Dewi (2017), penelitian ini menunjukkan
bahwa penanganan pengaduan penyelenggaraan publik melalui diskominfo
telah berjalan dengan baik namun belum optimal. Hal tersebut terlihat dari
beberapa aspek aduan Davidow yang kurang diimbangi dengan pelaksanaan
aspek-aspek maupun prinsip pelayanan publk; 1) tidak terpublikasikannya
mekanisme aduan kepada masyarakat, 2) tidak adanya kejelasan waktu
dalam penanganan pengaduan, 3) kurangnya kordinasi dan monitoring dari
diskominfo terhadap aduan langsung kepada OPD. Meskipun beberapa
aspek Davidaw berjalan kurang optimal, namun dibeberapa aspek lain
pelaksanaan pengaduan telah berjalan dengan baik; 1) pengadu
mendapatkan manfaat dan jaminan yang jelas terkait pelaksanaan
pengaduan, 2) adanya pengakuan dan permintaan maaf dari Diskominfo
6
terhadap kelalaian yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan
publik, 3) komunikasi telah dilakukan oleh Diskominfo melalui dua saluran
yaitu internal dan eksternal, selain itu Diskominfo juga memanfaatkan
sarana teknologi. Oleh karena itu hendaknya Diskominfo lebih
memperhatikan aspek-aspek maupun prinsip pelayanan publik dalam
pengelolaan pengaduan.
b. Desti Riska Sari (2018), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemudahan pelayanan administrasi kependudukan dengan menggunakan
aplikasi Smart Netizen dan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam implementasi pelayanan publik berbasis aplikasi Smart
Netizen pada Desa Buyut Udik Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten
Lampung Tengah. Hasil penelitian ini adalah kemudahan penggunaan
aplikasi Smart Netizen pada Desa Buyut Udik dapat meringkas prosedur
pelayanan, tidak mengeluarkan biaya, dan waktu pelayanan yang cepat.
Faktor pendukung dalam implementasi pelayanan publik berbasis aplikasi
Smart Netizen adalah pelatihan khusus yang diberikan Diskominfo
Kabupaten Lampung Tengah, tersediahya wifi dikantor desa dan faktor
penghambatnya adalah gangguan jaringan pada saat mati lampu, dan
beberapa fasilitas didalam aplikasi tersebut belum terealisasi.
c. Sitti Widharetno Mursalim (2018), penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengelolaan pengaduan masyarakat di Kota
Bandung. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sistem LAPOR ini menjadi
jembatan untuk menghubungkan keluhan dan aspirasi masyarakat dengan
7
instansi terkait, sehingga permasalahan yang diutarakan dapat disampaikan
dan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “ IMPLEMENTASI
PELAYANAN PUBLIK SP4N-LAPOR DI DINAS KOMUNIKASI,
INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN KABUPATEN BANTAENG ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandaian Kabupaten Bantaeng?
2. Kendala Apa Saja Yang Dihadapi Diskominfo Dalam Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah maka tujuan
penelitian tersebut:
1. Untuk Mengetahui Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
2. Untuk mengetahui Kendala Yang dihadapi Diskominfo Dalam Implementasi
Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng
8
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan secara
teoritis maupun praktis:
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan
pengetahuan dan wawasan kepada penulis berkaitan Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng.
2. Bagi instansi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
mengetahui lebih lanjut tentang Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
3. Bagi akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dijadikan bahan referensi
ataupun sebagai data pembanding sesuai dengan bidang yang akan diteliti,
memberikan sumbangan pemikiran, menambah wawasan pengetahuan serta
memberikan bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep Dan Teori
1. Konsep Implementasi
Menurut Patton dan Sawicki (1993) bahwa implementasi berkaitan dengan
berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada
posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan
menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir,
seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, Unit-
unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan
interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat
diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan (Suko Wahyono,
2019).
Implemntasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang,
cermat, dan terperinci. Sedangkan Implementasi kebijakan merupakan aspek
terpenting dalam proses kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan suatu
aktivitas yang dilakukan Pemerintahan dalam hal pembuatan peraturan-peraturan
ataupun kebijakan untuk dilaksanakan secara efektif, yang dapat berdampak
positif maupun negatif (Lavenia Ied Harany, 2019).
10
Widodo dalam Nuryanti (2010) menjelaskan makna implementasi dengan
mengatakan bahwa Hakikat utama implementasi kebijakan adalah memahami apa
yang seharusnya terjadi pada suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan.
Pemahaman tersebut mencakup usaha-usaha untuk mengadministrasikannya dan
menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian -kejadian.
Edward (2011), mengajukan empat faktor yang berperan penting dalam
pencapaian keberhasilan implementasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan yaitu faktor komunikasi
(communication), sumber daya (resource), disposisi (disposition), dan struktur
Birokrasi (bureucratic structure) (Suko Wahyono, 2019).
a. Komunikasi (Communication)
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator
pada komunikan. Sementara itu, komunikasi kebijakan berarti merupakan
proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy
markers) kepada pelaksana kebijkan (policy implementors) (Widodo dalam
Nuryanti, 2013).
b. Sumber Daya (Resources)
Sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi kebijakan.
Edward III (2011) mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan
konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan serta bagaimanapun
akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika
pelaksanaan kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan
11
kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan serta
efektif maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif.
c. Disposisi (Disposition)
Kecenderungan perilaku atau karasteristik dari pelaksanaan kebijakan yang
sesuai dengan tujuan dan sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki dari
pelaksanaan kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi.
Kejujuran mengarahkan implementator untuk tetap berada dalam suatu
program yang telah digariskan, sedangkan komitmen yang tinggi dari
pelaksaan kebijakan akan membuat mereka selalu antusias dalam
melaksanakan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan
peraturan yang telah di tetapkan sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat
berpengaruh dalam implementasi kebijakan.
d. Struktur Birokrasi (Bureucratic Structure)
Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
implementasi kebijakan. Aspek struktur organisasi ini mencakup dua hal yaitu
mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama mekanisme,
dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standar operation
procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam
pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan.
Aspek kedua struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan
terfragmentasi akan cendrung melemahkan pengawasan dan menyebabkan
prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan
menyebabkan aktvitas organisasi menjadi tidak fleksibel .
12
Sebagai tindakan intervensi, maka faktor kritis dalam proses implementasi
adalah merancang struktur implementasinya, yakni memilih tindakan-tindakan
operasional yang tepat, serta mengoprasionalkan tindakan-tindakan tersebut
secara tepat pula ke dalam bentuk program dan proyek. Agar dapat melakukan
intervensi secara optimal, Sabatier dan Masmanian dalam Nuryanti (2014)
menyebutkan bahwa beberapa faktor perlu di perhatikan dalam implementasi,
yakni antara lain:
1. Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi,
2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai,
3. Merancang struktur proses implementasi,
Kebutuhan petunjuk penyusunan struktur (proses) implementasi. Hal ini
kerena masing-masing memiliki tujuan dan tipenya sendiri, sehingga kebutuhan
akan struktur pengimplementasiannyapun berbeda, bergantung pada metode
penyampaian (delivery system) yang di pandang sesuai untuk itu. Terlebih lagi
struktur implementasi lebih di pandang sebagai the matter of organization of a
program.
Implementasi bukanlah proses yang sederhana, tetapi sangat kompleks dan
rumit serta merupakan proses yang berlansung dinamis, yang hasil akhirnya tidak
bisa di perkiraan hanya dari ketersediaan kelengkapan program. Implementasi
berfungsi menetapkan suatu kaitan yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan
terwujud, sehingga menjadi apa yang disebut sebagai hasil kerja atau prestasi
pemerintah. Namun dalam praktektnya sering terjadi kegagalan dalam
13
implementasi karna walau telah diperhitungkan sedemikian rupa, bukan berarti
kesulitan dalam proses implementasi telah tiada.
Masmanian dan Sabatier dalam Nugroho (2014) mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses implementasi di Negara
berkembang. Kegagalan implementasi di sebabkan antara lain:
1. Kelompok sasaran (target behafier) tidak terlibat dalam implementasi program,
2. Program yang di implementasi tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan
sosial, ekonomi, politik.
3. Adanya korupsi,
4. Sumber daya manusia dan kapasitas rendah,
5. Tidak adanya koordinasi dan monitoring.
Sasaran-sasaran program bahkan mungkin harus direvisi secara drastis saat
program tersebut dilaksanakan, selain karena kesulitan menjembatani antara
tujuan kebijakan dengan tindakan-tindakan operasional yang dapat dijalankan.
Sebagai kesimpulan bahwa kata implementasi bermuara pada mekanisme
suatu sistem. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dilihat implementasi
adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan.
2. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan
yang bersifat jasa, Sedangkan menurut Monir (2003), mengatakan bahwa
pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
14
langsung, Sementara menurut Gronroos (1990), mendefinisikan bahwa pelayanan
adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen dan pelanggan (Basri, 2019).
Pelayanan publik adalah pemberian jasa yang dimana diberikan oleh suatu
organisasi (perusahaan, pemerintah, dan swasta) kepada masyarakat dengan atau
tanpa pembayaran guna dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat
(Budi, 2012). Pelayanan publik merupakan tanggungjawab dan salah satu capaian
pemerintah yang menghendaki terwujudnya masyarakat yang mandiri dan
sejahtera. dilaksanakan oleh instansi, baik dipusat, didaerah dan begitupun
dilingkungan. Peningkatan layanan publik tidak hanya berupa pengurusan
administrasi akan tetapi pelayanan dasar berupa kesehatan, pendidikan,
lingkungan dan ekonomi mikro merupakan bagian dari pelayanan publik yang
tidak dapat dihindarkan dalam pemberian layanan (Fitriah, 2017). dalam
mewujudkan pelayanan publik ini dibutuhkan juga partisipasi dari masyarakat
selaku penerima pelayanan publik guna mengawasi jalannya penyelenggaraan
pelayanan publik (Dewi, 2017).
Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63
Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik seperti
prosedur layanan, persyaratan pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, dan
kepastian jadwal pelayanan maka pemerintah memiliki konsekuensi untuk
meningkatkan pelayanan dalam sektor pelayanan publik. Dan diharapakan
15
pemerintah di seluruh Indonesia khususnya Kabupaten Bantaeng dapat
melaksanakan pelayanan publik dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh
masyarakat. Pelayanan publik itu sendiri adalah pemberian pelayanan prima
(cepat, mudah, pasti, murah, dan akuntabel) kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat (Dewi,
2017). Pelayanan prima adalah kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pelayanan prima merupakan pelayanan terbaik dan sangat baik. Dikatakan sangat
baik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi
pemberi layanan (Silvia, 2018).
Lijan Poltak Sinambela (2008) mengemukakan indikator-indikator yang
digunakan untuk melihat apakah pelayanan publik yang diberikan adalah
pelayanan yang prima atau tidak, indikator tersebut antara lain (Junior, 2016):
1) Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan serta mudah dimengerti.
2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Kondisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada
prinsip efisiensi dan efektifitas.
4) Partisipasi, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
16
5) Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama,golongan dan status sosial.
6) Keseimbangan hak dan kewajiban, yakni setiap warga negara berhak atas
pelayanan yang diterima baik berupa barang/jasa yang mempertimbangkan
aspek keadilan menyamakan dan tidak membeda-bedakan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik.
Kepuasaan masyarakat adalah tolak ukur dari keberhasilan pelayanan publik
yang diberikan oleh pemerintah dan oleh sebab itu pelayanan publik harus
difokuskan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat secara maksimal baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa suatu
pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila menunjukkan sejumlah ciri atau
karakter, seperti cepat, memuaskan, sopan, dan profesional.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Mustofadidjaja (2003)
mengemukakan beberapa prinsip dalam penyediaan pelayanan pada sektor publik
yaitu (Basri, 2018):
a. Menetapkan standar pelayanan, maksudnya standar tidak hanya menyangkut
standar produk, tetapi juga standar prosedur pelayanan dalam kaitan dengan
pemberian pelayanan yang berkualitas dan standar pelayanan akan
menunjukkan kinerja pelayanan.
b. Terbuka terhadap segala keluhan, kritik maupun saran, menyediakan seluruh
informasi yang diperlukan dalam pelayanan. penyelenggaraan pelayanan harus
memiliki berbagai instrumen yang memungkinkan masyarakat menyampaikan
17
keluhan, kritikan ataupun saran dan harus menyediakan berbagai informasi
yang diperlukan oleh masyarakat secara proaktif.
c. Memperlakukan seluruh masyarakat sebagai pelanggan secara adil. dalam
pemberian barang layanan tertentu, dimana masyarakat pelanggan secara
transparan diberikan pilihan, pengertian adil adalah porposional sesuai dengan
tarif yang dibayarkannya.
d. Mempermudah akses kepada seluru masyarakat. Unit-unit pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan harus benar-benar mudah diakses
oleh masyarakat.
e. Membenarkan sesuatu hal dalam proses pelayanan ketika hal tersebut
menyimpang, dalam kaitan pemberian pelayanan, maka setiap personil
pelayanan dari seluruh tingkatan yang mengetahui penyimpangan tersebut
harus segera membenarkan sesuai dengan kapasitasnya atau jika tidak dapat
menyelesaikan masalah maka wajib menyampaikan kepada atasannya
mengenai penyimpangan tersebut.
f. Menggunakan semua sumber yang digunakan untuk melayani masyarakat
secara efisien dan efektif. Kriteria dasar pelayanan publik adalah efisiensi,
efektifitas dan ekonomis sehingga penggunaan sumber-sumber dalam
pelayanan harus memenuhi kriteria tersebut.
g. Selalu melakukan pembaharuan dan mengupayakan peningkatan kualitas
pelayanan. penyelenggara pelayanan harus secara kontinu melakukan
pembahruan-pembaruan dan penyempurnaan baik secara responsif sesuai
18
dengan masukan dari masyarakat dan penilaian kinerja pelayanan maupun
secara proaktif atas kehendak manajemen.
3. Konsep Inovasi Pemerintahan
Reformasi pemerintahan pada umumnya merupakan upaya dalam
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama yang menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi), dan sumber daya manusia. Reformasi pemerintahan
terkhusus pada pelayanan publik di beberapa daerah di Indonesia relatif beragam
bentuknya. Bentuk reformasi itu antara lain dengan menciptakan program dan
kebijakan yang dirancang oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan
kemudahan ekonomi, kemampuan teknis & kemudahan administratif bagi
organasasi pelaksana yang juga harus mempertimbangkan kelayakan etika yang
ada dan berkembang pada masyarakatnya.
Dalam UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, pemerintah juga
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah.
Menurut Peraturan ini, inovasi daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Yang dimaksud dalam peraturan
pemerintah yaitu inovasi daerah adalah segala bentuk pembaharuan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam rangka mencapai tujuan
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka sasaran inovasi daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan, peran masyarakat dan peningkatan
19
daya saing daerah. Adapun bentuk Inovasi Daerah meliputi inovasi tata kelola
Pemerintahan Daerah, inovasi Pelayanan Publik dan Inovasi Daerah lainnya
sesuai dengan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah (Suhendra,
2018) .
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan
atau pemanfaatan, mobilisasi pengetahuan, keterampilan seperti keterampilan
teknologis dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses
yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti. Inovasi dapat berupa ide, cara-
cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru.
Inovasi yang berhasil merupakan bentuk kreasi dan proses dari implementasi,
metode pelayanaan baru yang merupakan hasil pengembangan nyata dalam hal
efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil (Febrian, 2018).
Istilah inovasi memang selalu diartikan secara berbeda-beda oleh beberapa
ahli. Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya terbatas pada
produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan
oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering digunakan untuk
merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat
yang mengalami, Suryani (2008). Namun demikian, dalam konteks pemasaran
dan konteks perilaku konsumen inovasi dikaitkan dengan produk atau jasa yang
sifatnya baru. Baru untuk merujuk pada produk yang memang benar-benar belum
pernah ada sebelumnya di pasar dan baru dalam arti ada hal yang berbeda yang
merupakan penyempurnaan atau perbaikan dari produk sebelumnya yang pernah
ditemui konsumen di pasar.
20
Sutarno (2012) inovasi didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam
pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan
mempromosikan keunggulan kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah
kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah suatu produk, proses atau jasa.
Inovasi organisasi mendorong individu untuk berpikir secara mandiri dan kreatif
dalam menerapkan pengetahuan pribadi untuk tantangan organisasi. Semua
organisasi bisa berinovasi termasuk untuk organisasi perusahaan, rumah sakit,
universitas, dan organisasi pemerintahan. Pentingnya nilai, pengetahuan dan
pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat penting.
Ahmed and Shepherd (2010) inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau
barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-
gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan
masyarakat. Jadi, secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi
teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang
belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian
besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau
mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan
masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan.
Rogers (2003) Inovasi tidak hanya berurusan dengan pengetahuan baru dan
cara-cara baru, tetapi juga dengan nilai-nilai, karena harus bisa membawa hasil
yang lebih baik, jadi selain melibatkan iptek baru, inovasi juga melibatkan cara
21
pandang dan perubahan sosial. Inovasi dapat memberikan beberapa manfaat
sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas hidup manusia melalui penemuan-penemuan baru yang
membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
b. Memungkinkan suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan yang dapat diperolehnya.
c. Adanya peningkatan dalam kemampuan mendistribusikan kreativitas kedalam
wadah penciptaan sesuatu hal yang baru.
d. Adanya keanekaragaman produk dan jenisnya didalam pasar,
Richards dan Wilson dalam (Poerwanto 2012) menuliskan bahwa inovasi
adalah pengenalan penemuan-penemuan baru atau menyebarkan makna penemuan
baru tersebut ke dalam penggunaan umum di masyarakat. Inovasi bukan harus
datang dari pemerintah saja tetapi tanggungjawab semua pihak yang telibat dalam
proses kebijakan. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi - kombinasi
baru. Inovasi mengandung arti pengembangan dan implementasi sesuatu yang
baru.
Pergeseran paradigma pemerintahan dari paradigma government ke
governance, menggeser lokus dari yang serba pemerintah ke para pemangku
kepentingan (stakeholders) di dalam tata kelola pemerintahan. Konsekuensinya,
pemerintah bergeser peran lebih fokus ke fungsi fasilitator dan regulator daripada
sebagai provider dan pelaksana program dan kegiatan. Karena itu, pemerintahan
yang efektif salah satunya ditunjukkan oleh dikeluarkannya berbagai kebijakan
publik yang inovatif yang mampu mengakselerasi peran para stakeholder lainnya,
22
yakni sektor privat, para pelaku usaha dan civil society organizaton di dalam
pengelolaan urusanurusan publik.
Sedangkan strategi inovasi dalam pemerintahan menurut Sangkala (2013)
yaitu:
a. Layanan terintegrasi, dimana sektor publik menawarkan peningkatan sejumlah
layanan, warga memiliki harapan yang tidak sederhana dimana warga meminta
layanan yang disediakan disertai dengan kenyamanan.
b. Desentralisasi pemberian dan monitoring layanan lebih dekat dengan
masyarakat dan biasanya membentuk kepastian tehadap tingkat permintaan
yang tinggi sehingga meningkatkan kepuasan masyarakat atau pelaku bisnis.
c. Pemanfaatan kerjasama, bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif untuk
memenuhi peningkatan pemenuhan agar lebih efisien dalam pemberian layanan
publik, lebih kolaboratif antar organisasi dan juga terjadi kerjasama antara
publik dan swasta.
d. Pelibatan warga Negara. Kewenangan pemerintah yang Inovatif harus
merealisasikan peran peran pentingnya dengan mendorong peran warga untuk
berpartisipasi dalam mendorong perubahan.
e. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
Inovasi sangat berkaitan dengan tata kelola pemerintahan yang dimana
berorientasi kepada suatu proses, sistem, prosedur dan peraturan yang
membuat suatu entitas bertindak dengan suatu kerangka atau panduan dalam
rangka untuk mencapai tujuannya dengan meningkatkan efektifitas
23
dan efesiensi dalam penciptaan kesinambungan antara tujuan ekonomis dan
tujuan sosial.
Salah satu cara untuk mengembangkan good governance adalah dengan
meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pemerintahan, dimulai dari tingkat
individu, meningkat kepada kelompok, dan kemudian menuju pada inovasi
organisasional. Tujuannya agar seluruh pihak di tempat kerja mampu
mengembangkan keterampilan yang dapat mempermudah dalam melakukan
setiap pekerjaannya. Inovasi daerah telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2017 yang menjamin setiap instansi pemerintah dapat
melakukan berbagai bentuk pembaharuan dalam setiap penyelenggaraan
pemerintah daerah sehingga dapat mendukung tercapainya proses good
governance.
Khairandy (2007) tata kelola tidak cukup hanya memastikan bahwa proses
pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru,
yaitu good governance untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan
baik. Dalam penerapan good governance ini ada dua hal yang ditekankan dalam
konsep ini yaitu, pertama, pentingnya hak untuk memperoleh informasi
dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya. Kemudian yang kedua yaitu
kewajiban pemerintah untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder.
Menciptakan inovasi harus bisa menentukan inovasi seperti apa yang
seharusnya dilakukan dalam meningkatkan pelayanan agar inovasi tersebut dapat
24
berguna dan bertahan lama. Jenis-jenis inovasi menurut Robertson dalam
Nugroho (2003):
a. Inovasi Terus Menerus
Adalah modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan pembuatan
produk yang baru sepenuhnya. Inovasi ini menimbulkan pengaruh yang paling
tidak mengacaukan pola perilaku yang sudah mapan.
b. Inovasi Terus Menerus Secara Dinamis
Mungkin melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk yang
sudah ada, tetapi pada umumnya tidak mengubah pola yang sudah mapan dari
kebiasaan belanja pelanggan dan pemakaian produk.
c. Inovasi Terputus
pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru yang menyebabkan
pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku mereka.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi
merupakan sebuah tatanan baru dalam pemerintahan yang dimana menciptakan
sebuah ide atau gagasan guna kepentingan masyarakat.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran adalah suatu penjelasan terhadap hal-hal yang akan
menjadi objek yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka. Sesuai dengan rumusan
masalah untuk menganalisa kesuksesan dari Implementasi Pelayanan Publik
SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng maka dibangun kerangka fikir sebagai berikut:
25
Bagan Kerangka Fikir
Gambar 2.1
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dilihat dari latar belakang masalah yang dirumuskan
pada rumusan masalah yang dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka.
Dengan demikian, fokus penelitian ini antara lain Komunikasi (Communication),
Sumber Daya (Resources), Disposisi (Disposition), Struktur Birokrasi
Faktor-Faktor Keberhasilan
Implementasi Menurut
Edward (2011)
1. Komunikasi
2. Sumber daya
3. Disposisi
4. Struktur birokrasi
Terlaksananya Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional-
Layanan Aspirasi Pengaduan Online
Rakyat (SP4N-LAPOR)
Implementasi Pelayanan Publik
SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng
Kendala
1. Kordinasi
2. Anggaran
3. Kontak person
26
(Bureucratic Structure) dan adapun kendala antara lain Koordinasi
(Coordination), Kontak Person (Contact person), dan Anggaran (Budget) dalam
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Deskripsi fokus penelitian yaitu penjelasan dan uraian dari masing-masing
fokus yang diamati dalam memberi kemudahan dan kejelasan tentang
pengamatan. Berdasarkan fokus penelitian judul tersebut diatas maka dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Komunikasi (Communication) yaitu dilihat dari informasi yang disampaikan
pemerintah berupa sosialisasi terkait dengan adanya program aplikasi SP4N-
Lapor pada Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten
Bantaeng.
2. Sumber daya (Resources) yaitu dilihat dari sumber daya manusia, anggaran
dan fasilitas dalam pelaksanaan program aplikasi SP4N-Lapor pada Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yaitu
kecakapan dalam menindaklanjuti aduan yang masuk, kecukupan modal serta
fasilitas yang memadai.
3. Disposisi (Disposition) yaitu dilihat dari keinginan, kemauan dan
kecenderungan para pelaku kebijakan untuk melaksanakan serta mewujudkan
program aplikasi SP4N-Lapor pada Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng dengan tepat dan cepat dalam
menindaklanjuti aduan yang masuk.
27
4. Struktur birokrasi (Bureucratic structure) yaitu dilihat dari pembagian kerja
dalam pengelolaan program aplikasi SP4N-Lapor pada Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang sesuai dengan
standar operation procedur (SOP) yang berlaku.
5. Koordinasi (Coordination) dilihat dari admin kabupaten dan pejabat
penghubung kurang koordinasi
6. Kontak person (Contact person) dilihat dari banyaknya pengaduan yang masuk
secara tatap muka namun tidak memiliki kontak person
7. Anggaran yaitu (Budget) dilihat dari sosialisasi yg belum merata terkait dengan
program aplikasi SP4N-Lapor pada dinas komunikasi informatika statistik dan
persandian Kabupaten Bantaeng karna belum adanya anggaran untuk
sosialisasi .
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan pada 18 Juli sampai 18 September
2020 dan adapun lokasi penelitian ini di Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penelitian ini untuk
menjawab sebuah permasalahan secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Proses penelitian yang dimaksud
antara lain melakukan pengamatan terhadap narasumber, berinteraksi dengan
mereka dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng. Untuk itu peneliti harus terjun
dalam lapangan dalam waktu yang cukup lama.
2. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dianggap sangat relavan
karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara
kualitatif data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian kualitatif dalam penelitian
29
ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran dan menggali keterangan-keterangan
secara jelas atau mendalam dan faktual tentang Implementasi Pelayanan Publik
SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber subjek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam penelitian Kualitatif, posisi narasumber sangat penting, bukan
hanya sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Data di
jaring dari sumber data primer dan sekunder sesuai dengan tujuan penelitian ini.
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari tempat atau lokasi penelitian melalui
teknik wawancara (interview) diperoleh dari narasumber yang dianggap
berpotensi memiliki informasi yang akurat dan pengamatan langsung (observasi)
dari objek yang dteliti yaitu pada kantor Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari laporan tertulis berupa data informasi dari aparatur
pada Dinas Komunikasi Informatika Statistik Dan Persandian Kabupaten
Bantaeng baik berupa data base, terkait SP4N-Lapor, dan laporan lain yang
berkaitan dengan tujuan penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi
30
mengenai objek penelitian tersebut. Adapun jumlah informan pada penelitian ini
sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Dinas Kominfo Kabupaten
Bantaeng, 1 orang Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik Dinas
Kominfo Kabupaten Bantaeng, 1 orang Kepala Seksi Sumber Daya Komunikasi
Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Kominfo Kabupaten
Bantaeng, 1 orang Staff Dinas Kominfo Kabupaten Bantaeng dan 1 orang
Masyarakat Kabupaten Bantaeng. berikut adalah tabel informat dari penelitian
tentang Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Nama Informan Inisial Jabatan
1
Syahrul bayan, S.STP
SB Kepala Dinas Kominikasi
Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten
Bantaeng
2
Asriani Basir, S.Sos,
M.I.Kom
AB Kepala Seksi Pengelolaan
Opini dan Informasi Publik
Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng
3
Andi Asnianti, ST,
MM
AS Kepala Seksi Sumber Daya
Komunikasi Publik dan
Hubungan Kerjasama Antar
Lembaga Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten
Bantaeng
4
Nuraeni, S.I.Kom NA Staff Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan
Persandian Kabuaten Bantaeng
5 Bahtiar Bella BB Masyarakat
Sumber: Diolah Peneliti
31
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012), teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan
data sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Adapun
Teknik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
meliputi:
1. Observasi ( pengamatan )
Menurut pendapat Sugiyono (2012), observasi adalah teknik pengumpulan
data untuk mengamati perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
alam, dan responden. Dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan
observasi non partisipan, melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung untuk menemukan fakta-fakta yang ada dilapangan terkait
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandain Kabupaten Banataeng
2. Interview ( wawancara )
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada informan dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas komunikasi
informatika statistik dan persandian Kabupaten Bantaeng dari informan.
metode yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Dalam hal
32
ini, peneliti menjadikan Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi
Publik Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten
Bantaeng sebagai informan awal sekaligus sebagai informan kunci karena
berkaitan dengan judul yang peneliti angkat, yaitu Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng. apabila dari informan awal masih kurang
cukup maka peneliti menambahkan informan untuk menggali serta
mengumpulkan informasi yang mungkin ada.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Metode ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan yang sangat penting yang berhubungan
dengan masalah yang ingin diteliti, sehingga memperoleh data yang
lengkap, akurat dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Pada dasarnya, dokumentasi
digunakan untuk memperkuat penelitian kualitatif agar dapat lebih
dipercaya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
33
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada
orang lain. Metode ini peneliti menganalisa data yang menggunakan teknik
analisa deskriftif kualitatif yaitu dengan cara mengambarkan data yang telah
terkumpul tanpa bermaksud menyimpulkan. Dengan cara mengumpulkan data, di
susun dan disajikan lalu kemudian dianalisa guna mengungkapkan dan
menggambarkan arti sasaran data tersebut dengan apa adanya. Untuk
mendapatkan suatu kesimpulan guna menjawab persoalan-persoalan yang
diajukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Reduksi Data ( Data Reducation )
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. lalu
kemudian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu
dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan
aspek-aspek tertentu. Dalam hal ini, peneliti perlu mempertajam analisis
bagaimana implementasi pelayanan publik sapa di diskominfo kabupaten
bantaeng melalui observasi, wawacaran dan dokumentasi yang tidak perlu
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Penyajian Data ( Data Display )
Setelah data direduksi, selanjutnya yaitu mendisplay data atau menyajikan
data. Dalam penelitian kualiatatif, penyajian data dapat dilakukan dalam
34
bentuk bagan, uraian singkat, hubungan antar kategori atau sejenisnya.
Dalam Penelitian kualitatif yang paling sering digunakan dalam menyajikan
data yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Dengan ini peneliti berusaha
menyususun data mengenai Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten
Bantaeng melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang relavan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu.
c. Penarikan kesimpulan/ verification
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan disini merupakan temuan baru dan belum pernah
ada. Temuan masih berupa remang-remang atau belum jelas dan menjadi
jelas setelah diteliti, (Sugiyono, 2008). Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang valid yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Dalam hal ini peneliti harus sampai pada
kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun
kebenaran kesimpulan yang di sepakati oleh subjek tempat penelitian itu
dilaksanakan.
35
G. Keabsahan Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus dipastikan ketepatan dan kebenarannya. Oleh karena itu setiap
peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperoleh.
Menurut Sugiyono (2008) Validasi merupakan derajat ketepatan antara data
yang terjadi pada obyek peneliti dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sungguh terjadi pada obyek penelitian.
Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam pengembangan validitas yaitu
teknik triangulasi. Sugiyono (2008), Triangulasi dalam menguji kredibilitas sebagi
pengecekan data dari berbagai sumber, teknik, dan waktu. triangulasi dibagi
menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data,
Pengambilan data harus disesusikan dengan kondisi narasumber.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng atau dikenal dengan sebutan butta toa (tanah tua)
terletak di Provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai luas wilayah 395,83km.
Terdiri atas 8 (delapan) Kecamatan, 67 Desa dan Kelurahan, 502 Rukun Warga
(RW) dan 1.108 Rukun Tetangga (RT). kedelapan kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Bissappu, Kecamatan Bantaeng, Kecamatan Eremerasa, Kecamatan
Tompobulu, Kecamatan Pajukkan, Kecamatan Uluere, Kecamatan Gantarangkeke
dan Kecamatan Sinoa. Kecamatan Tompobulu merupakan kecematan terbesar
dengan luas wilayah 76,99 km² atau 19,45% dari luas Kabupaten Bantaeng.
Kabupaten Bantaeng secara geografis terletak ± 120 km arah selatan
Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan dengan posisi 5º21´13”-5º35´26”
Lintang Selatan dan 119º51´42”-120º05´27” Bujur Timur. Kabupaten Bantaeng
terletak didaerah pantai yang memanjang pada bagian barat ke timur sepanjang
21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput
laut. Pada bagian utara wilayah daratnya mulai dari tepi laut flores sampai
kepegunungan lompobattang dengan ketinggian tempat dari pemukiman laut 0-25
m sampai ketinggian lebih dari 1.000 m diatas permukaan laut. Sedangkan pada
bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang
meliputi pesisir pantai dan persawahan.
37
Kabupaten Bantaeng terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan
yang berbatasan dengan:
a. Sebelah utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba
b. Sebla timur : Kabupaten Bulukumba
c. Sebelah selatan : Laut Flores
d. Sebelah barat : Kabupaten Jeneponto
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang
dirinci berdasarkan lahan sawah mencapai 7.253Ha (18,32%) dan lahan kering
mencapai 32.330 Ha. Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari
luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih
lanjut. Lahan yang dimilikinya ± 39.583 Ha. Di Kabupaten Bantaeng mempunyai
hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas kawasan hutan menurut
fungsinya di Kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha.
Kabupaten Bantaeng memiliki jumlah penduduk mencapai 182.283 jiwa
dengan rincian laki-laki sebanyak 88.012 jiwa dan perempuan 94.271 jiwa dari 8
kecamatan yaitu Kecamatan Bissappu sebanyak 15.691 jiwa terdiri dari laki-laki
dan perempuan 16.619 jiwa, Kecamatan Uluere sebanyak 5.592 jiwa laki-laki dan
5.723 jiwa perempuan, Kecamatan Sinoa sebanyak 5.900 laki-laki dan 6.232 jiwa
perempuan, Kecamatan Bantaeng sebanyak 18.539 jiwa terdiri laki-laki dan
perempuan 19.450 jiwa, Kecamatan Eremerasa sebanyak 8.734 laki-laki dan
perempuan 9.728 jiwa, Kecamatan Tompobulu sebanyak 10.801 jiwa laki-laki dan
perempuan 12.102 jiwa, Kecamatan Pajukukang sebanyak 14.725 terdiri dari laki-
38
laki dan perempuan 15.324 jiwa, dan Kecamatan Gantarangkeke sebanyak 8.030
terdiri dari laki-laki dan perempuan 9.093 jiwa.
Letak geografis Kabupaten Bantaeng yang sangat strategis memiliki alam
tiga dimensi, yaitu bukit pegunungan, lembah daratan dan pesisir pantai, dengan
memiliki dua musim. Iklim di daerah ini tergolong iklim tropis basa dengan curah
hujan tahunan rata-rata setiap bulan 200mm. Dengan adanya kedua musim
tersebut akan sangat menguntungkan bagi sektor pertanian.
2. Gambaran Umum Diskominfo Kabupaten Bantaeng
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten
Bantaeng didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Bantaeng No. 61 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng.
Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng adalah sebagai berikut :
(1) Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dibidang Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian.
(2). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas
Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian menyelenggarakan fungsi:
39
a. Perumusan kebijakan daerah dibidang Komunikasi, Informatika, Statistik
dan Persandian;
b. Pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah dibidang Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian;
d. Pelaksanaan administrasi dibidang Komunikasi, Informatika, Statistik
dan Persandian; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
a. Kepala Dinas
(1) Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Komunikasi, Informatika, Statistik
dan Persandian sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Dinas mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Komunikasi, Informatika, Statistik
dan Persandian;
40
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
Bidang Pengembangan Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Pengembangan Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian serta Kesekretariatan Dinas;
d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi di Bidang Pengembangan
Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian serta Kesekretariatan
Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
(3) Uraian Tugas Kepala Dinas sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan
penyelenggaraan kebijakan serta menyusun Renstra Dinas sesuai dengan
visi dan misi daerah;
b. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah di Bidang Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian;
c. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang
Pengembangan Karir dan Pengembangan SDM Aparatur;
d. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan analisis kebutuhan
aparatur dan rekruitmen aparatur;
e. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan pengembangan karir,
peningkatan kesejahteraan aparatur;
41
f. Membina dan mengarahkan Kepala Sekretariat dan para Kepala Bidang
dalam melaksanakan tugasnya;
g. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan, kinerja aparatur serta dan
peningkatan kualitas sumber daya aparatur;
h. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan,
perlengkapan dan peralatan Dinas;
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
j. Membina, mengarahkan, mengawasi, memberikan sanksi dan menilai
prestasi kerja serta mengembangkan karier aparatur;
k. Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
tugas serta melaporkan hasilnya kepada Bupati;
l. Memberikan saran dan pertimbangan teknis, serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;
m. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Dinas
bertanggungjawab kepada Bupati.
b. Sekretariat
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas
mengkoordinasikan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan tugas kesekretariatan meliputi program dan pelaporan,
kepegawaian dan keuangan, serta pemberian pelayanan administrasi dan
fungsional kepada semua unsur dalam lingkup Dinas;
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
42
Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Penyusunan perencanaan, pemantauan, evaluasi, data, pelaporan program,
dan anggaran Organisasi Perangkat Daerah Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian;
b. Pengelolaan verifikasi keuangan, pelaksanaan perbendaharaan serta
urusan akuntansi dan pelaporan keuangan;
c. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, keamanan dalam,
perlengkapan, pengelolaan aset dan dokumentasi;
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan pembinaan jabatan fungsional
serta evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
(3) Uraian Tugas Sekretaris sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan
serta menetapkan kebijakan Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan
Pelaporan, serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas;
b. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kegiatan tahunan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
c. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Perencanaan,
Keuangan dan Pelaporan;
d. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bagian Umum dan
Kepegawaian;
e. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan dan
aset;
43
f. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan tugas administrasi umum dan keaparaturan,
perencanaan, keuangan dan pelaporan, serta perlengkapan dan aset;
g. Mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas;
h. Mengkoordinasikan dan mengelola penyusunan laporan pelaksanaan
program dan kegiatan dalam lingkup Dinas;
i. Menilai prestasi kerja para Kepala Sub Bagian dalam rangka pembinaan
dan pengembangan karier;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
k. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretaris Dinas
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Kasubbag Program, Pelaporan dan Keuangan
1) Sub Bagian Program, Pelaporan dan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan kebijakan
teknis pelaksanaan tugas program dan keuangan meliputi penyusunan
program/kegiatan, jadwal pelaksanaan program/kegiatan, penyusunan rencana
anggaran, dan pelaksanaan kegiatan administrasi program pelaporan dan
keuangan.
2) Sub Bagian Program, Pelaporan dan Keuangan, mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian;
44
b. Memberikan petunjuk teknis kepada bawahan;
c. Menilai prestasi kerja bawahan;
d. Mengkoordinasikan penyiapan bahan dan data rencana kerja dan
anggaran belanja dinas;
e. Menghimpun bahan kebijakan sebagai masukan dalam penyusunan
Rencana Strategik (RENSTRA) Dinas;
f. Menghimpun bahan dan penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah (Lakip);
g. Menghimpun bahan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawahan
(LKPJ);
h. Melakukan monitoring pelaksanaan anggaran;
i. Melaksanakan penatausahaan keuangan;
j. Melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya;
k. Melaksanakan kontrol keuangan;
l. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan;
m. Pelaksanaan perencanaan target perencanaan pendapatan asli daerah;
n. Pelaksanaan pengelolaan administrasi penerimaan pendapatan asli
daerah;
o. Melaksanakan sistem pengendalian intern;
p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan
q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.
45
d. Kasubbag. Umum dan Kepegawaian
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian
meliputi pengelolaan tugas rumah tangga, surat menyurat, kearsipan,
protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan dan aset, kepegawaian
dan tugas umum lainnya, serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
tugas bidang administrasi umum dan kepegawaian.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, maka Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang administrasi
umum dan kepegawaian;
b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian, meliputi
pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, protokol,
perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan dan aset, kepegawaian dan
tugas umum lainnya;
c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas
bidang umum dan kepegawaian;
d. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian.
(3) Uraian Tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai berikut :
a. Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis
bidang umum dan kepegawaian;
b. Menyusun rencana operasional program kerja Sub Bagian Umum dan
46
Kepegawaian;
c. Membina dan mengelola pelaksanaan urusan rumah tangga dan
keamanan lingkungan dinas;
d. Membina dan mengelola pelaksanaan surat menyurat meliputi surat
masuk dan surat keluar serta kearsipan;
e. Mengelola urusan administrasi kepegawaian, pembinaan jabatan
fungsional, dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara;
f. Membina dan mengelola pelaksanaan tugas kehumasan, keprotokoleran,
perjalanan dinas dan tatalaksana dinas;
g. Membina dan mengelola administrasi penyimpanan, pendistribusian dan
menginventarisasi barang, perlengkapan dan aset dinas;
h. Pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi penyiapan rencana
kebutuhan pegawai, penempatan pegawai, bahan usulan kenaikan
pangkat dan gaji berkala, daftar urut kepangkatan (DUK) dan DP-3,
cuti, teguran pelanggaran disiplin, pemberhentian dan pensiun pegawai,
pengembangan karier dan kesejahteraan pegawai serta administrasi
kepegawaian lainnya;
i. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta penyusunan
laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
47
e. Bidang Komunikasi Dan Informatika
(1) Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan pengendalian serta evaluasi kegiatan pelayanan pengelolaan
opini publik, pengelolaan media komunikasi publik dan sumber daya
komunikasi publik dan hubungan kerja sama antar lembaga;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, maka Kepala Bidang
Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Komunikasi dan Informatika sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar:
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum
dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah
dinas;
e. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengelolaan opini publik, pengelolaan media komunikasi publik dan
sumber daya komunikasi publik dan hubungan kerja sama antar lembaga.
f. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang pengelolaan opini dan
aspirasi publik, pengelolaan media komunikasi publik untuk mendukung
48
kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten serta pengelolaan media
komunikasi publik dan sumber daya komunikasi publik dan hubungan
kerja sama antar lembaga di Kabupaten;
g. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan dibidang pengelolaan opini dan aspirasi publik,
pengelolaan media komunikasi publik untuk mendukung kebijakan
nasional, provinsi, dan kabupaten serta pengelolaan media komunikasi
publik dan sumber daya komunikasi publik dan hubungan kerja sama
antar lembaga di Kabupaten;
h. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang
pengelolaan opini dan aspirasi publik, merumuskan dan melaksanakan
program pengelolaan opini publik;
i. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan opini dan
aspirasi publik, pengelolaan media komunikasi publik untuk mendukung
kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten serta pengelolaan media
komunikasi publik dan sumber daya komunikasi publik dan hubungan
kerja sama antar lembaga di Kabupaten;
j. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik
(1) Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika dalam menyiapkan bahan
49
penyusunan kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas;.
(2) Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik mempunyai Uraian Tugas
sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
opini dan informasi publik;
c. Mengelola aspirasi publik lingkup Pemerintah Kabupaten Bantaeng;
d. Mengelola data base opini publik;
e. Mengelola Saluran komunikasi publik milik Pemerintah Kabupaten
Bantaeng;
f. Mengelola Komunikasi Publik Milik Non Pemerintah Kabupaten
Bantaeng;
g. Menyiapkan bahan dan meIakukan sosialisasi pemanfaatan peran media
baru melalui lembaga komunikasi pemerintah dan lembaga komunikasi
yang dikelola masyarakat;
h. Melakukan koordinasi dengan unit/lembaga pengolahan informasi dan
komunikasi pemerintah/masyarakat;
i. Melakukan pengembangan kerja sama pemanfaatan jaringan dan
komunikasi antar provinsi/kabupaten/kota/instansi
pemerintah/masyarakat melalui penerapan dan pemanfaatan media baru;
j. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan opini
publik;
50
k. Melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi menyangkut
pengelolaan opini publik;
l. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan terkait fungsi
pengelolaan opini dan aspirasi publik;
m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
g. Seksi Layanan Informasi Publik
(1) Seksi Layanan Informasi Publik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Komunikasi dan Informatika dalam menyiapkan bahan yang berhubungan
dengan Pelaksanaan tugas;
(2) Seksi Layanan Informasi Publik mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman rencana kegiatan seksi layanan informasi publik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan layanan
informasi publik;
c. Mengembangkan Kemitraan Komunikasi dengan media di Daerah;
d. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria layanan informasi
publik;
e. Merencanakan pelayanan diseminasi/sosialisasi dan advokasi/
pendokumentasian dan publikasi informasi, media informasi, penerbitan,
perpustakaan foto dan lukis;
f. Melaksanakan pelayanan diseminasi/sosialisasi dan advokasi/
pendokumentasian dan publikasi informasi, media informasi, penerbitan,
perpustakaan foto dan lukis;
51
g. Menayangkan informasi melalui media cetak maupun elektronik serta
internet;
h. Mengoordinasikan pelayanan diseminasi/sosialisasi dan advokasi/
pendokumentasian dan publikasi informasi, media informasi, penerbitan,
perpustakaan foto dan lukis;
i. Mengembangkan keterbukaan informasi dan kebebasan masyarakat
dalam mengakses informasi;
j. Menerbitkan perpustakaan foto dan lukis;
k. Membina media informasi;
l. Melaksanakan reproduksi informasi nasional dan daerah;
m. Melaksanakan produksi informasi Pemerintah Kabupaten Bantaeng;
n. Mengelola data base informasi publik;
o. Melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi menyangkut
layanan informasi publik;
p. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan terkait fungsi layanan
informasi publik;
q. Mendistribusikantugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
r. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum
dilaksanakan;
s. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
t. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
52
h. Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerja Sama
Antar Lembaga
(1) Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerja Sama Antar
Lembaga mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Komunikasi dan
Informatika dalam menyiapkan bahan yang berhubungan dengan bidang
tugasnya.
(2) Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerja Sama Antar
Lembaga mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman rencana kegiatan seksi sumber daya komunikasi
publik dan hubungan kerja sama antar lembaga sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
sumber daya komunikasi publik dan hubungan kerja sama antar lembaga;
c. Melaksanakan penyusunan strategi komunikasi publik;
d. Mengembangkan Sumber Daya Komunikasi OPD dan BUMD;
e. Menyusun rencana dan pelaksanaan Audit Komunikasi Publik;
f. Melakukan program kerja sama antar lembaga pemerintah dengan
masyarakat dibidang Teknologi Komunikasi.
g. Memberdayakan kelompok-kelompok komunikasi sosial sebagai mitra
kerja yang ada dalam masyarakat;
h. Menjalin hubungan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dengan memfasilitasi pertemuan dengan pihak pemerintah;
i. Menjalin hubungan dengan perusahaan swasta dengan memberi
53
kesempatan untuk mengadakan promosi/presentasi baik di instansi
pemerintah maupun melalui pameran;
j. Memfasilitasi dialog interaktif antara pemerintah dengan
kelompok/forum mahasiswa dan kelompok-kelompok/ organisasi
masyarakat;
k. Membina dan mengembangkan organisasi Badan Koordinasi Kehumasan
Daerah (Bakohumas) sebagai forum kerja sama antar lembaga untuk
pemerintah;
l. Mengadakan pertemuan rutin lintas sektoral anggota Bakohumas secara
bergilir;
m. Mengadakan pertemuan tahunan Bakohumas dengan pengurus
Bakohumas Kabupaten/Kota;
n. Melakukan jumpa pers dengan wartawan media cetak elektronik dan
membuat press release;
o. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan media
komunikasi publik;
p. Melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi menyangkut
pengelolaan media komunikasi publik;
q. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan terkait fungsi
pengelolaan media komunikasi publik;
r. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
54
i. Statistik, Persandian Dan Telekomunikasi
(1) Bidang Statistik, Persandian dan Telekomunikasi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang Statistik,
Persandian dan Telekomunikasi:
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Bidang Statistik, Persandian dan Telekomunikasi mempunyai fungsi:
a) Penyiapan rumusan kebijakan tata kelola persandian, statistik, dan
telekomunikasi;
b) Penyiapan rumusan norma dan standar tata kelola persandian, statistik,
dan telekomunikasi;
c) Penyiapan implementasi kebijakan tata kelola persandian, statistik, dan
telekomunikasi;
d) Pelaksanaan pengamanan sinyal dari upaya penyadapan;
e) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan tata kelola persandian,
statistik, dan telekomunikasi;
f) Penerbitan Rekomendasi Izin Penyiaran Radio;
g) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga bidang;
h) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
55
j. Seksi Pengolahan Data dan Statistik
(1) Seksi Pengolahan Data dan Statistik mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Statistik, Persandian dan Telekomunikasi dalam menyiapkan
penyusunan bahan yang berhubungan dengan Bidang tugasnya.
(2) Seksi Pengolahan Data dan Statistik mempunyai Uraian Tugas sebagai
berikut:
a. Menyusun bahan rencana kerja sesuai dengan lingkup kerjanya;
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pedoman, standar, prosedur
dan kriteria bidang statistik;
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan
dibidang statistik;
d. Melaksanakan bimbingan teknis perencanaan di bidang statistik;
e. Menyiapkan bahan pengoordinasian pengelolaan dan penyusunan data
dan informasi pembangunan daerah;
f. Melaksanakan Pelayanan data dan informasi pembangunan daerah;
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
statistik;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
k. Seksi Tata Kelola Persandian
(1) Seksi Tata Kelola Persandian mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Statistik, Persandian dan Telekomunikasi dalam menyiapkan penyusunan
bahan yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
(2) Seksi Tata Kelola Persandian mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
56
a. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta
informasi yang berhubungan dengan sandi;
b. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang
sandi;
c. Menginventarisasi dan menganalisa permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan sandi;
d. Mengelola dan mengklasifikasi informasi milik pemerintah daerah;
e. Mengelola sumber daya persandian meliputi sumber daya manusia
sandiman, perangkat lunak dan perangkat keras persandian, serta
jaringan komunikasi sandi;
f. Memelihara, menyimpan, mengamankan dokumen dan alat-alat sandi
serta mengembangkan sistem dan alat-alat sandi;
g. Melaksanakan pencatatan agenda berita radiogram, baik yang diterima
atau yang dikirim dari Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota;
h. Menyusun dan menyimpan data personil, materil serta inventarisasi
data lainnya dari seluruh jaringan sandi pemerintah daerah;
i. Melakukan pengiriman dan penerimaan berita dengan pesawat telex
atau mesin sandi;
j. Melakukan pendataan berita/radiogram yang bersifat rahasia yang
dikirim melalui hubungan persandian, untuk selanjutnya diserahkan
kepada petugas sandi;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
57
l. Seksi Telekomunikasi
(1) Seksi Telekomunikasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Statistik,
Persandian dan Telekomunikasi dalam menyiapkan penyusunan bahan yang
berhubungan dengan Bidang tugasnya.
(2) Seksi Telekomunikasi mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dasar teknis telekomunikasi daerah;
b. Menyusun pedoman program kegiatan dan sarana telekomunikasi;
c. Memberikan bimbingan teknis dibidang telekomunikasi, pelayanan
telekomunikasi, telekomunikasi khusus dan kewajiban pelayanan
universal telekomunikasi;
d. Memberikan Rekomendasi Perizinan penyelenggaraan jaringan
telekomunikasi, telekomunikasi khusus dan kewajiban pelayanan
universal telekomunikasi;
e. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa
telekomunikasi, telekomunikasi khusus dan kewajiban pelayanan
universal telekomunikasi;
f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian layanan jasa
telekomunikasi;
g. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembangunan menara
telekomunikasi dan kewajiban pelayanan universal di bidang
telekomunikasi;
h. Melakukan penarikan Retribusi Menara Telekomunikasi;
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan;
58
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
m. Bidang Layanan E-Government
(1) Bidang Layanan e-Government mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan,
evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan ekosistem e-Government,
serta tata kelola e-Government, monitoring, evaluasi kegiatan penyusunan
bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan layanan e-Government
serta infrastruktur dan teknologi;
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Bidang Layanan e-Government mempunyai fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengembangan aplikasi,
pengembangan ekosistem e-government, serta tata kelola e-government
di Kabupaten;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
aplikasi, pengembangan ekosistem e-government, serta tata kelola e-
government di Kabupaten;
c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan di bidang pengembangan aplikasi, pengembangan
ekosistem e-government, serta tata kelola e-government di Kabupaten;
d. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang
pengembangan aplikasi, pengembangan ekosistem e-government, serta
tata kelola e-government di Kabupaten;
59
e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan aplikasi,
pengembangan ekosistem e-government, serta tata kelola e-government
di Kabupaten, pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan
fasilitasi pengembangan teknologi e-government; dan
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
n. Seksi Pengembangan Aplikasi
(1) Seksi Pengembangan Aplikasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Layanan e-Government dalam menyiapkan penyusunan bahan yang
berhubungan dengan Bidang tugasnya.
(2) Seksi Pengembangan Aplikasi mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan layanan pengembangan aplikasi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Melakukan penyiapan penyusunan kebijakan layanan pengembangan
aplikasi;
c. Melakukan penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
layanan pengembangan aplikasi;
d. Melakukan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan layanan
pengembangan dan pengelolaan aplikasi generik, spesifik & suplemen
yang terintegrasi;
e. Melakukan penyiapan penyelenggaraan bimbingan teknis dan evaluasi
layanan aplikasi;
f. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk
60
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan
lancar;
g. Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum
dilaksanakan;
h. Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk
menghindari kesalahan;
i. Mengikuti rapat–rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
o. Seksi Tata Kelola e-Government
(1) Seksi Tata Kelola e-Government mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Layanan e-Government dalam menyiapkan penyusunan bahan yang
berhubungan dengan Bidang tugasnya.
(2) Seksi Tata Kelola e-Government mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Tata Kelola e-Government sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan
lancar;
c. Menyiapkan bahan penyelenggaraan Government Chief Information
Officer (GCIO) di Kabupaten Bantaeng;
d. Melaksanakan penyelenggaraan Government Chief Information Officer
(GCIO) Pemerintah Kabupaten Bantaeng;
61
e. Melaksanakan pemetaan dan perencanaan sumber daya TIK Pemerintah
Kabupaten dan masyarakat;
f. Melakukan pengembangan sumber daya TIK Pemerintah Kabupaten
dan Masyarakat;
g. Penyelenggaraan ekosistem TIK, Smart City;
h. Layanan nama domain dan sub domain bagi lembaga pelayanan publik;
i. Menyiapkan bahan dan meIakukan sosialisasi pemanfaatan peran media
baru melalui lembaga komunikasi pemerintah dan lembaga komunikasi
yang dikelola masyarakat;
j. Melakukan koordinasi dengan unit/lembaga pengolahan informasi dan
komunikasi pemerintah/masyarakat (provinsi dan kabupaten/kota);
k. Melakukan pengembangan kerja sama pemanfaatan jaringan dan
komunikasi antar provinsi/kabupaten/kota/instansi pemerintah/
masyarakat melalui penerapan dan pemanfaatan media baru;
l. Menyiapkan bahan pelaporan pengembangan sumber daya TIK
Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat;
m. Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk
menghindari kesalahan;
n. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Tata Kelola e-
Government dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
62
p. Seksi Infrastruktur dan Teknologi
(1) Seksi Infrastruktur dan Tekhnologi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Layanan e-Government dalam menyiapkan penyusunan bahan
yang berhubungan dengan Bidang tugasnya.
(2) Seksi Infrastruktur dan Tekhnologi mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Infrastruktur dan Teknologi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan
lancar;
c. Melaksanakan Layanan Infrastruktur Dasar Data Center, Disaster
Recovery Center dan TIK Pemerintah Kabupaten Bantaeng;
d. Menyusunrencana kegiatan Piranti Keras dan Jaringan Internet;
e. Menyiapkan Layanan Akses Internet dan Intranet lingkup Pemerintah
Kabupaten Bantaeng;
f. Membuat/mendesign data base dengan eksternal storage yang
mempunyai kapasitas besar;
g. Melakukan pengkajian perkembangan teknologi informasi, komunikasi
terhadap piranti keras;
h. Melakukan pengkajian pembangunan dan pengembangan piranti keras;
i. Menyiapkan penggunaan piranti keras untuk kebutuhan sistem
informasi dan komunikasi setiap perangkat organisasi pengolahan data
63
sesuai volume data yang diolah;
j. Penyelenggaraan ekosistem TIK, Smart City;
k. Layanan nama domain dan sub domain bagi lembaga pelayanan publik;
l. Menyiapkan bahan dan meIakukan sosialisasi pemanfaatan peran media
baru melalui lembaga komunikasi pemerintah dan lembaga komunikasi
yang dikelola masyarakat;
m. Melakukan koordinasi dengan unit/lembaga pengolahan informasi dan
komunikasi pemerintah/masyarakat (provinsi dan kabupaten/ kota);
n. Melakukan pengembangan kerja sama pemanfaatan jaringan dan
komunikasi antar provinsi/kabupaten/kota/instansi pemerintah/
masyarakat melalui penerapan dan pemanfaatan media baru;
o. Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum
dilaksanakan;
p. Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk
menghindari kesalahan;
q. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
r. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Infrastruktur dan
Teknologi dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan; dan
s. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Bidang.
64
q . Tata Kerja
(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan funginya, Kepala Dinas, Sekretaris,
Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT Dinas dan
Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing–masing maupun
antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain
diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing;
(2) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan dan melaporkan kepada Kepala Dinas;
(3) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT Dinas bertanggungjawab
memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya;
(4) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT Dinas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada Kepala Dinas serta
menyampaikan laporan berkala tepat waktu;
(5) Dalam menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala
Bidang dan Kepala UPT Dinas, wajib membuat tembusan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja;
(6) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian melakukan koordinasi fungsional dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mensinkronkan pelaksanaan tugas dan
fungsi masing-masing;
65
(7) Sinkronisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi :
a. sinkronisasi data;
b. sinkronisasi sasaran dan program; dan
c. sinkronisasi waktu dan tempat kegiatan.
r. Struktur Organisasi
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten
Bantaeng mempunyai Pegawai sebanyak 67 orang yang terdiri dari Pegawai
Organik sebanyak 27 orang dan Tenaga Honor 40 orang. Data nama, pangkat dan
golongan pejabat struktural bisa dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1. Data nama, pangkat dan golongan pegawai Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng
No Nama / NIP Gol.
Ruang Jabatan
1 Syahrul Bayan, S.STP
19790607 199810 1 002 IV/b Kepala Dinas
2 Sahabuddin, S.Sos
19641010 198703 1 027 IV/b Sekretaris
3 Andi Sukmawati, S.Ag, M.Si
19770304 201111 2 001 III/d
Kabid. Humas,
Komunikasi dan
Informasi Publik
4 Laode Abraham, S.Sos, M.Si
19740111 199501 1 001 IV/a
Kabid. Layanan e-
Government
5 Almi Asnani, S.Sos, M.AP
19671120 198810 2 001 IV/a
Kabid.
Telekomunikasi,
Statistik, dan
Persandian
6 Asriani Basir, S.Sos, M.I.Kom
19870521 201001 2 028 III/c Kasi. Telekomunikasi
7 Muhammad Asfar, ST
19730830 200502 1 004 III/d
Kasi. Infrastruktur dan
Teknologi
8 Gunawan, S.Sos
19731225 200903 1 003 III/c
Kasubbag. Program,
Pelaporan dan
Keuangan
66
9 Risnawati, SE
19801119 200903 2 009 III/c
Kasubbag. Umum dan
Kepegawaian
10 Syafrida, ST
19801119 200903 2 009 III/c
Kasi. Sumber Daya
Komunikasi Publik dan
Hubungan Kerja Sama
Antar Lembaga
11 Nurlinda, ST
19740826 200904 2 005 III/b
Kasi. Pengelolaan
Opini dan Informasi
Publik
12 Yanti, SE, MT
19810501 200604 2 014 III/b
Kasi. Pengolahan Data
Statistik
13 Andi Asnianti, ST
19790309 201111 2 001 III/b
Kasi. Layanan
Informasi Publik
14 Andi Asnianti, ST
19790309 201111 2 001 III/b
Kasi. Layanan
Informasi Publik
15 Rifqiati Ramli, ST
19800105 201111 2 002 III/b
Kasi. Tata Kelola e-
Government
16 Darmawansyah, SE, M.I.Kom
19870214 200604 1 002 III/b
Kasi. Pengembangan
Aplikasi
17 Nuraeni, S.I.Kom
19740305 200701 2 017 III/a Staf
18 Hj. Nurnia, SE
19791205 200801 2 009 III/a Staf
19 Nunung Anggraeni, SE
19800114 200701 2 011 III/a Staf
20 Noor Ilham, A.Md.Kom
19820704 200804 1 002 III/a Staf
21 Abdul Salam
19750701 200701 1 019 II/c Staf
22 Muhammad Karim
19750509 200701 1 016 II/c Staf
23 Muh. Darwis. R
19810303 200701 1 018 II/c Staf
24 Muhammad Tafsir
19750809 200604 1 021 II/c Staf
25 Muliati
19720219 201212 2 001
II/b Staf
26 Satriany Palutturi
19841001 201212 2 002 II/b Staf
27 Darmawati Padu
19711018 201408 2 001 II/a Staf
Sumber: Diskominfo Bantaeng
67
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng
68
s. Rencana Strategis Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng
Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan kerangka pembangunan
strategis Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian untuk periode 5
tahun. Sebagai dokumen perencanaan yang memuat penjabaran visi, misi, tujuan,
sasaran dan program SKPD, RENSTRA berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sebagai penerjemahan
kebijakan politik Bupati sebagai Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD,
RENSTRA menjadi pijakan bagi perencanaan strategis SKPD, termasuk hingga
ke level perencanaan tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi
Pembangunan Kabupaten Bantaeng yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2018 -
2023.
a. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan mengenai gambaran kesuksesan
yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu:
“Terwujudnya Masyarakat Bantaeng Yang Sejahtera Lahir Bathin
Berorientasi Pada Kemajuan, Keadilan, Kelestarian, dan Keunggulan Berbasis
Agama dan Budaya Lokal“
b. Misi
Misi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan agar apa yang telah
ditetapkan dapat diwujudkan. Misi Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng dinyatakan sebagai suatu tugas untuk mencapai
pelayanan informasi dalam rangka mencapai terwujudnya Visi Kabupaten
69
Bantaeng. Dengan pemahaman akan misi, maka dapat diharapkan unsur dalam
sistem informasi dan komunikasi yang mampu berinteraksi untuk menghasilkan
kinerja yang optimal. Perumusan misi disusun dengan memperhatikan masukan
dari berbagai pihak dengan tidak menutup kemungkinan perubahan sesuai dengan
tuntutan zaman.
Adapun Misi Pembangunan Kabupaten Bantaeng sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Bekualitas.
2. Meningkatkan Akselerasi Program Pengentasan Kemiskinan dan Perluasan
Kesempatan Kerja.
3. Meningkatkan Akses, Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan
Pelayanan Sosial Dasar Lainnya.
4. Mengoptimalkan Kualitas dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Yang
Berbasis Kelestarian Lingkungan.
5. Mengoptimalkan Pengembangan Pertanian dan Pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan.
6. Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik.
c. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis
strategis. Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak
dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:
Misi 1 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas
70
Tujuan :
1. Meningkatkan Kualitas Pemerintahan dan Memudahkan Masyarakat Dalam
Mengakses Informasi dengan Pemanfaatan TIK;
2. Meningkatkan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Misi 2 : Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Tujuan :
1. Meningkatkan Kualitas Pemerintahan dan Memudahkan Masyarakat Dalam
Mengakses Informasi dengan Pemanfaatan TIK;
2. Meningkatkan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
3. Meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan
Daerah;
4. Meningkatkan Pemanfaatan TIK Dalam Pengamanan Informasi.
B. Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor Di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik Dan Persandian Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu Kabupaten yang
mengimplementasikan program inovasi aplikasi SP4N-Lapor sejak Tahun 2017
sampai 2020 dan sudah berjalan selama 3 tahun. SP4N-Lapor adalah layanan
penyampaian semua aspirasi dan pengaduan masyarakat secara online yang
terintegrasi secara nasional dengan laman akses website www.lapor.go.id, sms
1708, twitter @lapor1708. serta aplikasi mobile (android, ios) yang langsung
Pusat ke daerah namun jika yang di tujuhkan langsung kedaerah seperti Bantaeng
71
melalui kanal aplikasi Lapor dengan menambahkan #bantaeng(spasi) aduan,
Lapor Bantaeng(Instagram), Lapor Bantaeng (Facebook), WA085342323375
(nama, Alamat, Email, Aduan), SMS Bantaengbaik(spasi) aduan lalu kirim
(1708). Pemerintah Indonesia membentuk SP4N-Lapor untuk merealisasikan
kebijakan “no wrong door policy” atau tidak ada kebijakan pintu yang salah
maksudnya dalam hal ini pemerintah memberikan kebijakan dengan tepat, yang
menjamin hak masyarakat agar pengaduan dari manapun dan jenis apapun akan
disalurkan kepada penyelenggara pelayanan publik yang berwenang
menanganinya. Semua laporan akan masuk ke server yang terkoneksi dengan
Ombudsman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dan Kantor Staff Presiden. sehingga jika ada laporan yang tidak
ditindaklanjuti akan terpantau secara otomatis. Ini merupakan suatu sistem yang
sangat bagus dan mengusung keterbukaan dalam penanganan pengaduan
masyarakat. Dengan adanya Program aplikasi SPAN-Lapor ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. SP4N sendiri adalah
singkatan dari Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional yang
diatur dalam UU. No. 25 Tahun 2009 dan tertuang dalam Perpes No. 76 Tahun
2013 serta tertuang dalam Permen No. 62 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional. Sedangakan LAPOR adalah
Layanan Pengaduan Online Rakyat, aplikasi penunjang Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional.
Program inovasi yang berhasil merupakan bentuk kreasi dan implementasi
dari proses. Implementasi merupakan upaya dalam mencapai tujuan yang sudah
72
ditentukan melalui suatu program-program agar dapat terpenuhi pelaksanaan
tersebut dan menjadi aspek penting dalam proses kebijakan.
Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng dianalisis dengan
menggunakan teori implementasi kebijakan dari Edward (2011) yang menyatakan
bahwa ada empat faktor-faktor keberhasilan implementasi yaitu komunikasi,
sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Adapun hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Komunikasi
Komunikasi itu sendiri adalah proses penyampaian informasi dari
komunikator pada komunikan. Komunikasi menjadi salah satu elemen penting
yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik. Keberhasilan sebuah
kebijakan tergantung dari proses komunikasi. Komunikasi yang baik akan
menjadikan program aplikasi SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng
terimplementasi. Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam hal ini Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian telah memberikan sosialisasi
kepada masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan terkait program tersebut agar
dapat mengetahui cara melapor yang baik serta mengenal program SP4N-Lapor
itu sendiri sehingga mampu membantu mensosialisasikan kepada masyarakat
tentang program aplikasi SP4N-Lapor. Ini membuktikan bahwa Pemerintah
Daerah dalam Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng sudah berusaha
melakukan yang terbaik. Namun karena belum adanya anggaran untuk sosialisasi
73
sehingga sosialisasi belum merata dengan adanya covid-19 juga menjadi
menghambat aktifitas pemerintah dalam menyampaikan sosialisasi program
SP4N-Lapor kesetiap wilayah di Kabupaten Bantaeng. Tapi dalam hal ini
pemerintah tetap optimis mencoba berbagai cara salah satunya dengan
mensosialisasikan program aplikasi SP4N-Lapor melalui radio, media sosial,
menempelkan stiker, pengadaan posko aduan, dan pembuatan spanduk.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang menyatakan bahwa:
“Kami sendiri dari pihak diskominfo sudah melakukan sosialisasi kepada
masyarakat terkait program SP4N-Lapor namun belum merata di setiap
wilayah di Kabupaten Bantaeng karena belum adanya anggaran untuk
sosialisasi dari pemerintah pusat sehingga belum maksimal dan adanya
pandemi covid-19 juga menjadi penghambat kami dalam menyampaikan
sosialisasi”. (Wawancara, SB 27 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sosialisasi sudah pernah disampaikan Pemerintah Daerah terkait program aplikasi
SP4N-Lapor kepada masyarakat akan tetapi belum merata disetiap wilayah di
Kabupaten Bantaeng. hal ini dikarenakan belum ada anggaran untuk sosialisasi
sehingga belum bisa dikatakan maksimal.
Sama halnya yang dipaparkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Opini Dan
Informasi Publik di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:
“sosialisasi sudah pernah dilakukan baik itu ke masyarakat maupun
pemerintah desa/kelurahan terkait program aplikasi SP4N-Lapor. Sebelum
diadakan sosialisasi ini jumlah aduan yang masuk hanya 30% namun setelah
diadakan sosialisasi kepada pemerintah desa/kelurahan terjadi peningkatan
menjadi 80% aduan yang masuk. Dari beberapa Kabupaten di Sulawesi
Selatan kita Kabupaten Bantaeng itu salah satu kabupaten yang mencapai
100 persen tindaklanjut pengaduan dari januari sampai september 2020 jadi
74
100 persen kita terverifikasi karena tidak ada aduan yg tertunda tidak ada
yang diarsipkan semua terverfikasi secara sempurna”. (Wawancara, AB 12
September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,
Implementasi Pelyanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng sudah terlaksana dilihat dari adanya
peningkatan jumlah aduan yang masuk sebelum dan setelah diadakan sosialisasi.
Kemudian yang saya wawancarai yaitu Kepala Seksi Sumber Daya
Komunikasi Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang mengatakan
bahwa:
“Terlaksana cukup baik sosialisasi juga sudah dilakukan kepada masyarakat
dan pemerintah desa/kelurahan terkait program aplikasi SP4N-Lapor
tersebut. Walau sosialisasi belum merata kesemua wilaya di Kabupaten
Bantaeng namun kita usahakan memberikan sosialisasi melalui radio, media
sosial, menempelkan striker, pengadaan posko aduan dan pengadaan
spanduk. Untuk pihak pemerintah daerah sendiri sudah banyak yang
mengatahui terkait adanya program ini ”.(Wawancara, AA 12 September
2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng sudah terlaksana cukup baik,
sosialisasi sudah dilakukan pada pemerintah desa/kelurahan sehingga apa yang
diharapkan pemerintah bisa terlaksana dengan maksimal.
75
Gambar 4.2 sosialisasi program SP4N-Lapor
Gambar diatas adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan Pemerintah
Daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng tentang program aplikasi SP4N-Lapor.
Selanjutnya saya mewawancarai Staff Dinas Komunikasi Informatika
Statistik Dan Persandian Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“Sejauh ini terimplementasi walaupun kami terkendala dianggaran untuk
sosialisasi dan pandemi covid-19. namun kami pihak diskominfo tetap
berusaha untuk bisa menyampaikan sosialisasi baik secara langsung, melalui
radio, media sosial, menempelkan stiker, pengadaan spanduk maupun
dengan posko pengaduan terkait adanya program apikasi SP4N-Lapor di
Kabupaten Bantaeng.” (Wawancara, NA 8 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng tetap
optimis menyampaikan sosialisasi kepada masayarkat terkait program aplikasi
SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng walau terkendala anggaran untuk sosialisasi
dan pandemi covid-19. Namun hal itu bukan jadi suatu alasan bagi Pemerintah
Daerah untuk tidak menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sehingga dalam
76
hal ini pengaruh komunikasi menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu program
yang signifikan.
Hal tersebut diatas sesuai dengan hasil observasi peneliti selama ini
dilapangan bahwa Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian, Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informatika Publik Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian dan Kepala Seksi Sumber Daya
Komunikasi Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian, Staff dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng. Dalam hal ini Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng sudah melakukan
komunikasi dengan baik dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan
pemerintah desa/kelurahan tentang program SP4N-Lapor dan juga dapat
membawa dampak positif untuk Bantaeng yang lebih baik, dilihat dari banyaknya
aduan yang masuk mulai dari Januari sampai September 2020 sebanyak 200
orang. Dengan adanya program SP4N-Lapor tersebut diharapkan dapat
memperbaiki pelayanan publik yang ada di Kabupaten Bantaeng sehingga
menjadi salah satu contoh untuk Kabupaten lain di Sulawesi Selatan.
Kemudian selanjutnya saya mewawancarai masyarakat selaku ketua RW di
jalan Kayangan Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“Adanya SP4N-Lapor ini memudahkan saya dalam menyampaikan keluhan
dan keresahan atas pelayanan yang diberikan pemerintah terhadap
masyarakat sehingga saya tidak perlu lagi datang kekantornya langsung
untuk mengadu” (Wawancara, BB 20 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, adanya
program aplikasi SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng dapat memberikan
77
kemudahan dengan mengefisienkan waktu dari masyarakat sehingga hal ini akan
menjadikan Bantaeng lebih baik.
Dari seluruh hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sosialisasi dapat
terlaksana karena adanya komunikasi yang baik. Sebelum diadakan sosialasi
jumlah aduan yang masuk hanya 30% namun setelah diadakan sosialsiasi jumlah
aduan yang masuk menjadi 80% itu menandakan adanya peningkatan jumlah
aduan sebanyak 50% semuanya ditindaklanjuti tanpa ada yang diarsipkan maupun
ditundah sehingga terverifikasi secara sempurna. Pemerintah Daerah dalam hal ini
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng
tetap optimis, dilihat dari kesungguhan dalam menyampaikan sosialisasi kepada
masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan. Walau terkendala dianggaran untuk
sosialisasi dan adanya pandemi covid-19. Namun hal itu bukan menjadi suatu
alasan untuk tidak menyampaikan sosialisasi terkait program aplikasi SP4N-
Lapor. Pemerintah Kabupate Bantaeng selalu mengupayakan agar sosialisasi tetap
dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui radio, media sosial, menempelkan
stiker, pengadaan spanduk dan pengadaan posko aduan.
Kemudahan yang diberikan program aplikasi SP4N-Lapor tersebut akan
menjadi dampak positif bagi pelayanan publik di Kabupaten Bantaeng sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan adanya transparansi yang
dilakukan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan persandian Kabupaten
Bantaeng melalui program aplikasi SP4N-Lapor. hal ini sudah dibuktikan bahwa
pemerintah sudah berusaha melakukan komunikasi yang baik dengan
menyampaikan informasi berupa sosialisasi. Hal ini juga sesuai dengan teori
78
Edward (2011) bahwa implementasi pelyanan publik SP4N-Lapor dapat
terlaksana karena adanya komunikasi yang baik dilakukan oleh Pemerintah
Daerah kepada masyarakat dalam pencapaian tujuan. Sehingga komunikasi
menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam implementasi.
2. Sumber Daya
Sumber daya menjadi salah satu peranan penting dari faktor keberhasilan
dalam implementasi kebijakan publik. Sumber daya meliputi sumber daya
manusia, sumber daya anggaran dan sumber daya fasilitas. Sumber daya
dikatakan baik apabila dilihat dari sumber daya manusia, anggaran dan fasilitas.
Sumber daya manusia berkenaan dengan kecakapan dalam pelaksana kebijakan
publik untuk mengimplementasikan kebijakan secara efektif. Untuk sumber daya
anggaran sendiri berkaitan dengan kecukupan modal atas suatu kebijakan untuk
menjamin terlaksananya suatu program kebijakan pemerintah. Dan sumber daya
fasilitas juga tak kalah pentingnya dari sumber daya lainnya dalam Implementasi
Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng, seperti pengadaan leptop, wifi dan juga printer
dll. Dengan adanya sumber daya yang baik akan menunjang keberhasilan
implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor. Hal ini sebagaimana hasil
wawancara dengan beberapa narasumber sebagai berikut:
Sebagaimana dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:
79
“Dalam melaksanakan program SP4N-Lapor kami menyediakan fasilitas
yang dibutuhkan untuk tim pengelola seperti misalnya leptop, wifi dan
printer dengan dilengkapi ruangan yang berAC, dengan fasilitas yang
lengkap akan menunjang keberhasilan implementasi program SP4N-Lapor”
(Wawancara, SB 27 Juli 202).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah
daerah sudah menyediahkan fasilitas dalam mengelola program aplikasi SP4N-
Lapor di Kabupaten Bantaeng sehingga hal ini menjadi penunjang dari
keberhasilan suatu program.
Sama halnya yang dipaparkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika Statistik Dan Persandian
Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:
“Sudah cukup baik yah apalagi persoalan sumber daya manusia, fasilitas
dan anggaran. dari sumber daya manusia sendiri ketepatan tim pengelola
dalam menindaklanjuti aduan yang masuk dan 100 persen terverifikasi tanpa
ada yang ditunda maupun diarsipkan. Untuk anggaran sendiri kurang
mencukupi untuk proses sosialisasi program SPAN-Lapor tersebut sehingga
anggaran untuk sosialisasi menjadi kendala kami tapi hal tersebut masih
bisa kita tangani dengan melakukan sosialisasi melalui radio, media sosial,
menempelkan stiker, pengadaan posko aduan dan pengadaan spaduk.
Sedangkan Persoalan fasilitas juga sudah cukup memadai pemerintah telah
menyediakan leptop, printer dan juga wifi.”(Wawancara, AB 12 September
2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini
sumber daya manusia, sumber daya anggaran dan sumber daya fasilitas sangat
dibutuhkan dalam mengelola program aplikasi SP4N-Lapor supaya aduan yang
masuk bisa langsung ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Selanjutnya saya mewawancarai Kepala Seksi Sumber Daya Komunikasi
Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang mengatakan bahwa:
80
“sumber daya manusia cukup baik tim pengelola sudah menindaklanjuti
aduan yang masuk tanpa ada yang ditunda maupun diarsipkan dan untuk
failitas sendiri cukup bagus dengan ruangan yang berAC dilengkapi dengan
leptop, printer dan wifi untuk menunjang pelaksanaan program aplikasi
SP4N-Lapor agar aduan yang masuk dapat tertangani dengan cepat”.
(Wawancara, AA 12 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah dalam hal ini dinas komunikasi informatika statistik dan persandian
kabupaten bantaeng telah menyediakan sumber daya fasilitas yang cukup bagus
dan untuk sumber daya manusia sudah cukup baik dilihat dari tim pengelola
menindaklanjuti adua yang masuk dalam melaksanakan program aplikasi SP4N-
Lapor di Kabupaten Bantaeng.
Selanjutnya saya wawancarai yaitu Staff Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang menyatakan bahwa:
“Dari pihak kami sendiri fasilitas sudah memadai dengan tersediahnya
fasilitas yang dibutuhkan dalam mengelola program SP4N-Lapor berupa
leptop, wifi dan printer serta kami berusaha memberikan yang terbaik untuk
masyarakat dengan tanggap dalam menindaklanjuti aduan yang masuk
secepat mungkin tanpa ada yang ditunda maupun diarsipkan. ” (Wawancara,
NA 8 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya
fasilitas dan sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam Implementasi
Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng dalam menindaklanjuti aduan yang masuk
dengan cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan, hal tersebut
sesuai dengan yang dipaparkan oleh kepala Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian, Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik
81
Dinas Komunikasi Informatika Statistik Dan Persandian, Kepala Seksi Sumber
Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas
Komunikasi Informatika Statistik Dan Persandian , dan staff Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng. Informan telah
mengupayakan untuk selalu menindaklanjuti aduan yang masuk dengan cepat dan
tepat semuanya tertangani tanpa ada yang ditunda maupun diarsipkan. sehingga
diharapkan pemerintah dapat memaksimalkan sumber daya agar program SP4N-
Lapor bisa terimplementasi secara sempurna untuk Bantaeng lebih baik.
Kemudian selanjutnya penulis mewawancarai masyarakat selaku ketua RW
di jalan Kayangan Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“Aduan saya tertangani dengan baik dan saya sangat puas dengan hal ini
saya harap dengan adanya program aplikasi SP4N-Lapor ini masyarakat
bisa terbantu dan Bantaeng bisa menjadi lebih baik lagi”(Wawancara, BB
20 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi
Pelayanan Publik SP4N-Lapor sudah terwujud dan pemerintah sudah berusaha
memberikan yang terbaik untuk masyarakat Bantaeng.
Dari seluruh hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa sumber daya manusia dilihat dari kinerja dan kecakapan tim pengelola
menindaklanjuti semua aduan yang masuk tanpa ada yang ditunda maupun
diarsipka semuanya 100% teverifikasi secara sempurna. Dan untuk sumber daya
anggaran yang kurang mencukupi untuk proses sosialisasi program aplikasi
SP4N-Lapor sehingga hal ini menjadi kendala namun pemerintah daerah dapat
mengatasi tersebut dengan melakukan sosialisasi melalui radio, media sosial,
menempelkan stiker, pengadaan posko aduan dan pengadaan spanduk. Sedangkan
82
untuk sumber daya fasilitas pemerintah daerah menyediahkan fasilitas yang
diperlukan dalam mengelola program aplikasi SP4N-Lapor di Kabupaten
Bantaeng seperti tersediahnya leptop, wifi dan juga printer dengan ruangan yang
berAC. Dengan demikian, program aplikasi SP4N-Lapor pada Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng terimplementasi. Dalam
hal ini sesuai dengan teori Edward bahwa Sumber daya yang baik akan menjadi
penunjang keberhasilan dari implementasi sehingga diharapkan pemerintah dapat
bekerja lebih semaksimal mungkin agar sesuai dengan teori Edward agar tercapai
hasil yang diinginkan.
2. Disposisi
Keberhasilan dari program tergantung bagaimana watak dan karakteristik
yang dimiliki oleh implementator. Apabila implementator memiliki disposisi yang
baik maka dia akan dapat menjalankan program dengan sangat baik seperti apa
yang diharapkan pemerintah Kabupaten Bantaeng bahwa dengan adanya program
aplikasi SP4N-Lapor ini akan menjadikan Bantaeng lebih baik. Melihat dari
kesungguhan pemerintah dalam hal ini tujuan dari dibentuknya program tersebut
yaitu memberikan hak kepada semua masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten
Bantaeng untuk menyampaikan pengaduan dan aspirasi kepada pemerintah ini
membuktikan bahwa pemerintah ingin memberikan yang terbaik untuk
masyarakat, dengan adanya program aplikasi SP4N-Lapor tersebut dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan juga kepercayaan masyarakat. Hal
ini sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa informan, sebagai beriku:
83
Sebagaimana hasil wawancara dari Kepala Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng:
“program aplikasi SP4N-Lapor ini dibentuk untuk meredam isu-isu yang
terjadi dimasyarakat dan untuk menngkatkan kualitas pelayanan publik yang
ada di Indonesia termasuk Kabupaten Bantaeng. aplikasi ini turunan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Reformasi Birokrasi jadi jika mereka
mengatakan bahwa program ini distop tidak dilanjut lagi maka kami dari
pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng akan stop juga sesuai apa yang
dikatakan pusat” (Wawancara, SB 27 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya program aplikasi SP4N-Lapor tersebut memberi dampak positik,
karena meredam isu-isu yang akan beredar ke masyarakat. Hal ini menjadi
salah satu tujuan dibentuknya program aplikasi SP4N-Lapor yaitu
meningkatkan kepercayaan masyarakat terkait kinerja pemerintah. pemerintah
selaku implementator memberikan yang terbaik untuk masyarakat dengan
adanya implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor, dari keberlanjutnya
sendiri tergantung dari pemerintah pusat.
Sama halnya yang dipaparkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:
“jika ada aduan yang masuk saya langsung disposisikan ke pajabat
penghubung dan langsung ditangani tapi kadang ada pejabat penghubung
tidak aktif maka biasanya kalo terjadi seperti itu saya langsung
menghubungi kepala dinas yang terkait sehingga aduan bisa tertangani
dengan tepat. program tersebut di bentuk untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan merupakan turunan dari pemerintah pusat dalam hal
ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi
kalau meraka bilang stop maka kami akan stop. Karena program aplikasi
SP4N-Lapor tersebut bukan dari kita”(Wawancara, AB 12 September
2020).
84
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bantaeng menindaklanjuti program aplikasi SP4N-Lapor dengan cara
tepat. Program tersebuat dibentuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
dan turunan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi
sehingga disposisi menjadi salah satu bentuk keberhasilan suatu program jika
implementator menjalankan program SP4N-Lapor dengan sangat baik maka akan
terimplementasi sesuai yang diinginkan.
Selanjutnya saya mewawancarai Kepala Seksi Sumber Daya Komunikasi
Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang mengatakan bahwa:
“Dengan adanya SP4N-Lapor kita dapat mengetahui kendala apa saja yang
terjadi dimasayarakat contoh ada jalan rusak bisa mengadu ke lapor terus
kami langsung menindaklanjuti ke dinas PU dan program aplikasi SP4N-
Lapor dari pusat jadi kalo aplikasi tersebut tidak berlanjut yahh kami akan
berhentikan sesuai dengan koordinasi dari pihak pusat jadi kita akan
lakukan offline dan membuat terobosan baru”(Wawancara, AA 12
September 2020).
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
program aplikasi SP4N-Lapor dapat mengetahui kendala yang terjadi
dimasyarakat kemudian langsung ditindalanjuti ke PU dan hal tersebut bisa
teratasi. Program aplikasi SP4N-Lapor bisa berjalan tergantung bagaimana
disposisinya dalam hal ini pemerintah selaku pembuat kebijakan.
Selanjutnya saya wawancarai yaitu Staff Dinas Komunikasi Informatika
Statistik Dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang menyatakan bahwa:
“sejauh ini kita tergantung pusat karena dia yang membuat program tersebut
kami sebagai pemerintah daerah berharap program ini akan berjalan terus
sehingga memudahkan masyarakat bisa mengetahui kendala apa saja yang
85
dirasakan masyarakat diluarsana dengan adanya program aplikasi SP4N-
Lapor tersebut kami dapat membatu mejawab keresahan-keresahan yang
dirasakan masyarakat melalui program ini. Semoga program ini berjalan
terus sebagaimana tujuan dibentuknya”(Wawawancara, NA 8 September
2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat simpulkan bahwa Pemerintah
Daerah berharap agar program aplikasi SP4N-Lapor dapat terus berjalan
sebagaimana tujuan dibentuknya sehingga dengan adanya program aplikasi SP4N-
Lapor akan menjawab keresaha-keresahan yang dirasakan masyarakat. Dalam hal
ini apabila implementator memiliki disposisi yang baik maka dapat menentukan
keberhasilan program SP4N-Lapor.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan, hal tersebut
sesuai dengan yang dipaparkan oleh Kepala Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian, Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan Informasi Publik
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian, Kepala Seksi Sumber
Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian , dan staff Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng. bahwa Implementasi
pelayanan publik SP4N-Lapor dilakukan sesuai tujuan dan sasaran pemerintah
selaku implementator sehingga implementasi bisa tercapai dan berjalan
sebagaimana mestinya.
Kemudian selanjutnya saya mewawancarai masyarakat selaku ketua RW di
jalan Kayangan Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“pemerintah sudah bekerja dengan baik dan saya harap program SP4N-
Lapor ini dapat terus berjalan sebagaimana mestinya dan pelayanan
86
Bantaeng lebih baik lagi dengan adanya program tersebut” (Wawawancara,
BB 20 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bantaeng sudah berusaha melakukan dengan baik dalam implementasi
pelayanan publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng.
Dari seluruh hasil wawancara peneliti dapat simpulkan bahwa Pemerintah
Daerah memiliki disposisi yang cukup baik dilihat dari ketepatan tim pengelola
menindaklajuti aduan yang masuk dan sosialisasi yang disampaikan kepada
masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan sehingga program aplikasi SP4N-
Lapor ini akan menjadikan Bantaeng lebih baik. Melihat dari kesungguhan
pemerintah dalam hal ini tujuan dari dibentuknya program tersebut yaitu
memberikan hak kepada semua masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten
Bantaeng untuk menyampaikan pengaduan dan aspirasi kepada pemerintah
sehingga tujuan dari SP4N itu sendiri yaitu mengelola pengaduan masyarakat
secara sederhana,cepat,tepat dan terkoordinasi dengan baik, memberikan akses
untuk partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pengaduan dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik dapat terimplementasi. Hal ini ini sesuai teori dari
Edward bahwa disposisi yang baik akan menjadi faktor keberhasilan
implementasi yang dilakukan implementator dengan kejujuran dan komitmen
yang tinggi.
87
4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
implementasi. Ada dua karakteristik utama dari birokrasi menurut Edward yang
pertama yaitu prosedur-prosedur kerja atau biasa disebut Standard Operating
Procedure (SOP) dan Struktur Birokrasi. Struktur birokrasi yang terdapat pada
implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor dapat diliat dari aspek SOP dan
aspek Struktur Birokrasi yang diatur pada PERMENPANRB No 62 Tahun 2018
tentang Pedoman Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
(SP4N) untuk dijadikan acuan dan pedoman pemerintah. pada aspek Struktur
Birokrasi, Pemerintah Daerah dalam hal ini dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng telah memiliki struktur birokrasi
yang jelas. seperti yang disampaikan oleh beberapa informan yang terkait sebagai
berikut:
Sebagaimana hasil wawancara dari Kepala Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng:
“ Masyarakat bisa menyampaikan keresahannya terhadap pelayanan publik
yang diterima dari pemerintah dengan melalui aplikasi atau
www.lapor.go.id #bantaeng(spasi) aduan ,Bantaengbaik(spasi) aduan ( sms
1708), Lapor Bantaeng(Instagram), Lapor Bantaeng(Facebook), kanal ini
ditujukan langsung ke kabupaten Bantaeng dan tidak lagi diproses dari pusat
ke daerah dan kami juga membuka posko pengaduan jika ada masyarakat
yang tdk tau menggunakan aplikasi Lapor bisa langsung mengadu secara
tatap muka dan bisa kami tindaklanjuti” (Wawancara, SB 27 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng menjalankan program aplikasi SP4N-Lapor sesuai dengan
88
standar operating procedur (SOP) yang jelas dan mudah dipahami oleh
masyarakat. Sehingga Pelyanan Publik SP4N-Lapor bisa diterimplementasi sesuai
dengan sasaran dan tujuan dibentuknya.
Sama halnya yang telah dipaparkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Opini
dan Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:
“Saya selaku pengelola program SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng sudah
menindaklanjuti semua aduan yang masuk tanpa ada yang diarsipkan dan
ditunda. Kami mengelola dengan sangat baik. Jika aduan yang disampaikan
langsung ke Kabupaten Bantaeng maka masyarakat dapat mengakses
melalui aplikasi atau www.lapor.go.id#bantaeng isi aduan langsung masuk
ke kami tidak melalui pusat lagi. Biasanya ke pusat lalu ke kami dari kami
ke pejabat penghubung kemudian di kembalikan ke pelapor jika dalam 10
hari pelapor tidak merespon kami anggap aduan selesai dan kami juga
membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang ingin melapor scara
langsung” (Wawancara, AB 12 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpukan bahwa Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng sudah
menindaklanjuti semua aduan yang masuk tanpa ada yang diarsipkan maupun
ditunda dan menjalankan sesui dengan standar operation procedur yang berlaku.
Selanjutnya saya mewawancarai Kepala Seksi Sumber Daya Komunikasi
Publik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang mengatakan bahwa:
“dalam hal ini kami melakukan sosialisasi dengan membagikan stiker
tentang cara melapor dan kami juga akan bersosialisasi melalui radio serta
di sosial media dan melalui posko pengaduan secara tatap muka.
masyarakat bisa melapor dengan cara www.lapor.go.id kemudian #bantaeng
(spasi) aduan langsung ditujukan ke Bantaeng yaitu Admin Kabupaten lalu
ke pejabat penghubung kemudian kembali ke pelapor” (Wawancara, AA 12
September 2020).
89
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi
sudah sangat jelas dan telah mengikuti standar operation procedur (SOP) dengan
benar.
Selanjutnya saya wawancarai yaitu Staff Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng yang menyatakan bahwa:
“kita menjalankan sesuai SOP yang ada yang telah pemerintah tetapkan.
Kalau ada mayarakat yang ingin melapor bisa melalui www.lapor.go.id atau
kami juga membuka posko bagi masyarakat supaya bisa mengadu langsung
ke kantor kami" (Wawancara, NA 8 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah
telah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dan telah mengikuti SOP yang
berlaku dalam implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor.
Kemudian saya mewawancarai masyarakat selaku ketua RW di jalan
Kayangan Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“pemerintah sudah berusaha menyampaikan cara penggunan aplikasi SP4N-
Lapor dengan jelas. saya harap adanya program SP4N-Lapor ini masyarakat
bisa terbantu ” (Wawancara, BB 20 Juli).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
dapat terbantu dengan adanya program SP4N-Lapor.
Dari seluruh hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng telah mengikuti SOP yang benar dalam implementasi
pelayanan publik SP4N-Lapor. Struktur birokrasi yang terdapat pada
implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor dapat dilihat dalam aspek SOP dan
dan aspek Struktur birokrasi. pada aspek SOP, Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng telah melaksanakan program
90
aplikasi SP4N-Lapor yang diatur pada PERMENPANRB No 62 Tahun 2018
tentang Pedoman Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
(SP4N) yang dijadikan acuan dan pedoman pelaksanaan bagi para pelaksana.
Pada aspek struktur birokrasi, Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng telah memiliki struktur birokrasi dilihat dari
pembagian tugas tim pengelola yaitu antara admin kabupaten dengan pejabat
pengubung dimasing-masing instansi. Dalam hal ini sesuai dengan standar
operating prosedur (SOP) yang benar sehingga strukturnya jelas berdasrkan hasil
wawancara dapat diketahui bahwa sapek struktur birokrasi termasuk dalam faktor
keberhasilan implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng. dan hal ini seperti teori
Edward bahwa struktur birokrasi yang baik akan menjadi faktor keberhasilan dari
implementasi.
C. Kendala yang dihadapi Diskominfo dalam Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng
Adapun yang menjadi kendala diskominfo dalam Implementasi Pelayanan
Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng yaitu:
1. Koordinasi
Antara admin Kabupaten dan pejabat penghubung kurang koordinasi
dimana admin kabupaten sulit mengetahui siapa-siapa yang menjadi pejabat
penghubung di masing-masing OPD, karena ada sebagian pejabat penghubung
91
yang pindah ke instansi lain dan belum memahami tugas pokoknya sebagai
pejabat penghubung.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng mengatakan bahwa:
“kendala yang dihadapi selaku pengelola SP4N-Lapor yaitu pejabat
penghubung tidak aktif bahkan ada dari pihak OPD tidak mengetahui
pejabat penghubungnya itu karena selalu adanya pergeseran disetiap instansi
sehingga kadang tidak terakomolir di instansi sebelumnya” (Wawancara,
AB 12 September 2020).
Sama halnya yang dipaparkan oleh Kepala Seksi Sumber Daya
Komunikasi Informatika Statistik dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng
yang mengatakan bahwa:
“masih banyak pejabat penghubung diinstansi belum memahami tugas
pokoknya sehingga kadang laporan tidak langsung tertangani” (Wawancara,
AA 12 September 2020).
Dari penjelasan informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kurang
koordinasi menjadi salah satu kendala yang dihadapi Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng dalam
mengimplementasikan program aplikasi SP4N-Lapor.
2. Kontak Person
Banyak masyarakat yang melapor secara tatap muka atau melalui posko
pengaduan dan tidak memiliki kontak person sehingga admin kabupaten kesulitan
menjawab aduan tersebut.
92
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng Selaku pengelola SP4N-Lapor mengatakan bahwa:
“banyak yang melapor melalui posko aduan ke kami namun tidak memiliki
kontak person dan untuk menjawab aduan mereka kami perlu kontak person
dari masyarakat yg telah melapor supaya bisa dihubungi kembali atas
jawaban dari aduan mereka tapi karena tidak memiliki kontak person
sehingga dari pihak kami tidak merespon aduan tersebut” (Wawancara, AB
12 September 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa laporan ke posko pengaduan dari masyarakat yang melapor telah ada, akan
tetapi kendala dilapangan karena masyarakat yang melapor tidak memiliki kontak
person sehingga kami pihak Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kabupaten Bantaeng sulit untuk merespon laporan dari masyarakat.
3. Anggaran
Salah satu kendala yang dihadapi Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng dalam implementasi pelayanan publik SP4N-
Lapor yaitu tidak adanya anggaran sosialisasi sehingga sosialisasi belum merata
dilakukan kesemua wilayah di Kabupaten Bantaeng dan adanya covid-19 juga
menjadi penghambat hal tersebut.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pengelolaan Opini dan
Informasi Publik di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng Selaku pengelola SP4N-Lapor mengatakan bahwa:
“sosialisasi belum merata kesemua wilayah di Kabupaten Bantaeng
dikarenakan tidak adanya anggaran untuk sosialisasi apalagi dengan adanya
pandemi covid-19 ini menjadi penghambat” (Wawancara, AB 12 September
2020).
93
Berdasarkan hasil wawancara dengan AB selaku pengelola SP4N-Lapor
dapat di simpulkan bahwa sosialisasi sudah dilakukan, akan tetapi belum merata
karena tidak adanya anggaran untuk sosialisasi dan hal ini covid-19 juga menjadi
penghambat.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng maka dapat
disimpulkan ada 4 indikator yang menjadi tolak ukur sebagai berikut:
a. Komunikasi
Komunikasi berjalan baik dilihat dari sosialisasi yang dilakukan
Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng kepada masyarakat dan pemerintah
desa/kelurahan terkait program aplikasi SP4N-Lapor akan tetapi belum
merata kesemua wilayah di Kabupaten Bantaeng.
b. Sumber daya
Untuk mengimplementasikan program aplikasi SP4N-Lapor dalam hal ini
admin Kabupaten Bantaeng yang ditunjuk sebagai tim pengelola telah
berhasil menangani semua aduan yang masuk melalui aplikasi SP4N-
Lapor 100% terverifikasi secara sempurna tanpa ada yang ditunda maupun
diarsipkan dan untuk fasilitas pemerintah daerah telah menyediakan
berupa leptop, wifi dan printer yang juga dilengkapi dengan ruang yang
berAC.
95
c. Disposisi
Pemerintah Daerah sudah melakukan tugasnya dengan baik dilihat dari
cara menindaklanjuti aduan yang masuk dan bentuk sosialisasi yang
disampaikan kepada masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan
sekabupaten Bantaeng tentang program aplikasi SP4N-Lapor.
d. Struktur birokrasi
Dalam hal ini program aplikasi SP4N-Lapor dimplementasikan dengan
Standar Operation Procedur (SOP) yang jelas sesuai dengan
PERMENPANRB No. 62 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N).
2. Kendala dari hasil penelitian yang dihadapi diskominfo mengenai
implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. koordinasi
admin kabupaten sulit mengetahui siapa-siapa yang menjadi pejabat
penghubung di masing-masing OPD, karena ada sebagian pejabat
penghubung yang pindah ke instansi lain dan beberapa pejabat
penghubung masih belum memahami tugas pokoknya.
b. Kontak person
Banyak masyarakat yang melapor secara tatap muka atau melalui posko
aduan dan tidak memiliki kontak person sehingga admin kabupaten
kesulitan menjawab aduan tersebut
96
c. Anggaran
Tidak adanya anggaran sosialisasi SP4N-lapor sehingga sosialisasi belum
merata kesemua wilayah di Kabupaten Bantaeng dan adanya covid-19 juga
menjadi penghambat hal tersebut.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu diperhatikan saran sebagai
berikut:
1. Dalam Implementasi Pelayanan Publik SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng, diharapkan
dapat terus meningkatkan pelayanan publik dan kepercayaan masyarakat
sehingga menciptakan Bantaeng lebih baik.
2. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng harus lebih mensosialisasikan lagi
terkait adanya program aplikasi SP4N-Lapor sehingga apa yang
diharapkan pemerintah dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
97
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Z. 2018. Inovasi Pelayanan Kesehatan Melalui Program Brigade Siaga
Bencana (BSB) Di Kabupaten Bantaeng[Skripsi]. Makassar(ID) :
Universitas Hasanuddin
Dewi, Y. N. (2017). Penanganan Pengaduan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Melalui Diskominfo Pemerintah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penanganan Pengaduan Penyelenggaraan .
Febrian, R. A. (2018). Inovasi Daerah Dari Perspektif Regulasi, Konseptual, Dan
Empiris (Tinjauan Terhadap Pasal Pasal 386 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah). Jurnal Kajian Pemerintahan .
Junior, M. P. (2016). Inovasi Pelayanan Publik (Studi Kasus Perizinzn
Penanaman Modal Di BPPT Kota Semarang ).
Kurniawan, A. D. (2015). Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif Tentang
Inovasi Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Dibadan
Penanaman Modal Dan Perizinan Dikabupaten Lamongan). Kebijakan Dan
Menejemen Publik .
Lavenia Ied Harany, S. M. (2019). Implementasi Pelayanan Publik Melalui Sistem
Pelayanan Administrasi Kependudukan (Sakdino) Studi Pada Kantor
Kelurahan Dinoyo Di Koya Malang. Jurnal Respon Publik , 95-100.
Maita, W. H. (2017). Sistem Informasi Pelayanan Publik Berbasis Web
Padadinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiahrekayasa
Dan Menejemen Sistem Informasi , 17-22.
Mursalim, S. W. (2018). Analisis Menejemen Pengaduan Sistem Layanan
Aspirasi Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) Kota Bandung. Ilmu
Administrasi (JIA) , 1-17.
Nina Wahyuni, M. (2018). Analisis Inovasi Pelayanan Di Kepolisian Daerah
Jawa Tengah (Studi Kasus Smile Police). Journal Of Public Police And
Management Riview
Nur khaerah, A. H. (2019). Call Centrebrigade Siaga Bencana Sebagai Strategi
Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Bantaeng. Dinamika Pemerintahan ,
51-64.
Nurul, H. (2014). Strategi Inovasi Layanan Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Dikantor Pertahanan Kota Surabaya II. Kebijakan Dan
Menejemen Publik .
Pratama, M. H. (2015). Srtategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik (Studi
Deskriptif Tentang Strategi UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Tandes
Kota Surabaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Penguji
Kendaraan Bermotor). Kebijakan Dan Menejemen Publik .
Ratna, D. B. (2018). Strategi Layanan Infomasi Publik Di Dinas Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Pasuruan.
Sari, D.R. (2018). Implementasi Pelayanan Publik Berbasis Smart Netizen Pada
Kabupaten Lampung Tengah (Studi Kasus Desa Buyut Udik Kecamatan
Gunung Sugih)[Skripsi]. Lampung(ID): Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung
Silvia, F. (2018). Pelayanan Prima Dan Kepuasaan Pelanggan Di Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Makassar II.
Suhendra, A. (2018). Inovasi Daerah Dalam Reformasi Pemerintahan Kota
Tanggerang Selatan Dan Kota Magelang .
Suko Wahyono, B. P. (2019). Implementasi Pelayanan Administrasi
Kependudukan Kota Malang. Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan .
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA
Wulandari R. (2018). Strategi Desiminasi Dinas Komunikasi Dan
Informatika(Diskominfo) Dalam Meningkatkan Pelayanan Informasi
Kepada Masyarakat Kec.Malili Kab.Luwu Timur [skripsi]. makassar(ID):
Universitas islam negeri
yahya, M. (2016). Strategi Komunikasi Pelayanan Informatika Publik Sekertariat
Jendreal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Undang-Undang dan Peraturan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Kepmenpan No. 118 Tahun 2004 Tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat
99
Kepres No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Pemerintahan
Perpres No. 76 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
PermenpanRB No. 3 Tahun 2015 Tentang Road Map Pengembangan Sistem
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
PermenpanRB No. 62 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa itu program aplikasi SP4N-Lapor?
2. Bagaimana implementasi pelayanan publik SP4N-Lapor di Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Bantaeng?
3. Bagaimana respon masyarakat terkait adanya program aplikasi SP4N-Lapor
di Kabupaten Bantaeng?
4. Sejauh ini berapa persen masyarakat mengadu pada program aplikasi SP4N-
Lapor?
5. Kendala apa saja yang dihadapi Diskominfo dalam implementasi pelayanan
publik SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng?
6. Bagaimana mengatasi jika terjadi kendala pada program aplikasi SP4N-
Lapor?
7. Apa saja kelebihan dari program aplikasi SP4N-Lapor ?
8. Bagaimana keberlanjutan dari program aplikasi SP4N-Lapor tersebut jika
suatu saat program tersebut bisa saja akan mati dan tidak digunakan lagi?
9. Bagaimana sistem operasi SP4N-Lapor?
10. Bagaimana teknik pemerintah dalam hal ini diskominfo dalam memberikan
sosialisasi kepada masyarakat agar lebih memahami tentang program aplikasi
SP4N-Lapor di Kabupaten Bantaeng?
Gambar 1. aplikasi SP4N-Lapor
Gambar 2. Grafik Riwayat Pengelala Laporan
Gambar 3. Pengaduan yang Masuk dan Telah Ditindaklanjuti
Gambar 5. Kanal Lapor Bantaeng
Gambar 6. Kantor Diskominfo Bantaeng
Gambar 7. Wawancara dengan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Bantaeng
Gambar 8. Sosialisasi Program Aplikasi SP4N-Lapor
Sosialisasi ke Pemerintah Desa/Keluraha Tanggal 10 September 2020
Gambar 9. Wawancara dengan Kepala Seksi Pengelola Opini Dan Informasi
Publik selaku pengelola program SP4N-Lapor
Gambar 10. Wawancara dengan Kepala Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik
Dan Hubungan Kerjasama Antar Lembaga
RIWAYAT HIDUP
SELVIANA. M atau yang lebih dikenal dengan nama
Epi lahir di Bantaeng pada tanggal 13 Juli 1996,
penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara
lahir dari pasangan suami istri MUZAKKIR dan
ASSE. Penulis pertama kali masuk pendidikan formal
sekolah dasar pada tahun 2003 di SD Negeri 20 Tala-
Tala dan tamat pada tahun 2009, pada tahun itu juga
penulis melanjutkan kejenjang pendidikan SMP Negeri 2 Bissappu dan tamat
tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bantaeng dan
tamat pada tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada Program
Sarjana (SI) Program Studi Ilmu Pemerintahan dengan nomor stambuk
105641107116 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pada tahun 2020 penulis berhasil mempertanggungjawabkan hasil
karya ilmiah di depan penguji yang berjudul “Implementasi Pelayanan Publik
SP4N-Lapor di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Bantaeng” dan Mendapatkan gelar S.IP.