eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5279/1/ISI SKRIPSI IMA.docx · Web viewUtara, Gubernur Sulawesi...

174
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah daerah melalui proses pendayagunaan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan segala urusan pemerintahan di daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik, memenuhi kebutuhan dasar, dan peningkatan ekonomi daerah. Peranan penulisan sejarah daerah dalam menelaah perkembangan suatu daerah adalah penting. Ini sebagai bentuk evaluasi dalam melihat perkembangan berupa perubahan di suatu daerah sehingga ada gambaran untuk menyusun program-program kerja yang lebih baik. Era Otonomi Daerah telah mendorong dan memberi peluang bagi sebuah kabupaten untuk meningkatkan kemampuan, mendayagunakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh kabupaten tersebut untuk melaksanakan pembangunan daerah sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing, kemajuan ekonomi, peningkatan pendapatan 1

Transcript of eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5279/1/ISI SKRIPSI IMA.docx · Web viewUtara, Gubernur Sulawesi...

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah daerah melalui proses pendayagunaan sumber daya yang dimiliki

untuk melaksanakan segala urusan pemerintahan di daerah, meningkatkan kualitas

pelayanan publik, memenuhi kebutuhan dasar, dan peningkatan ekonomi daerah.

Peranan penulisan sejarah daerah dalam menelaah perkembangan suatu daerah

adalah penting. Ini sebagai bentuk evaluasi dalam melihat perkembangan berupa

perubahan di suatu daerah sehingga ada gambaran untuk menyusun program-

program kerja yang lebih baik. Era Otonomi Daerah telah mendorong dan

memberi peluang bagi sebuah kabupaten untuk meningkatkan kemampuan,

mendayagunakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh kabupaten

tersebut untuk melaksanakan pembangunan daerah sebagai upaya untuk

meningkatkan daya saing, kemajuan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah,

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sepeti halnya Luwu Timur sebelum

berpisah dari Kabupaten Luwu Utara dan masih menjadi bagian dari kabupaten

induknya, akses-akses pelayanan publik di Luwu Timur yang kurang baik dan

kondisi ekonomi yang jauh tertinggal serta keadaan infrastruktur yang sangat

kurang memadai, sehingga potensi alam yang dimiliki yang dapat menunjang

perekonomian daerah tidak dapat dikembangkan.

Tetapi, dengan adanya keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Nomor

6 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang persetujuan usul pemekaran Luwu

1

2

Utara, Gubernur Sulawesi Selatan menindaklanjuti dengan mengusulkan

pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Mamuju Utara kepada Menteri Dalam

Negeri melalui Surat Nomor 130/2171/Otoda tanggal 30 Mei 2002.1 Akhirnya,

aspirasi perjuangan masyarakat Luwu Timur dalam berjuang membentuk sebuah

kabupaten sendiri telah tercapai atas persetujuan bersama Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia dengan disahkannya

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tanggal 25 Februari, tentang pembentukan

Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi

Sealatan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan atas

nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada tanggal 23 Mei 2003 telah

meresmikan sekaligus melantik Bupati Kabupaten Luwu Timur Andi Hatta

Marakarma sebagai bupati pertama di Kabupaten Luwu Timur.2

Andi Hatta Marakarma lahir pada tanggal 10 Juni 1949 di Palopo. Andi

Hatta Marakarma memulai pendidikannya di SR (Sekolah Rakyat) di Malili dan

tamat tahun 1961. Kemudian lanjut di SMP di Jalan Batu Putih Makassar dan

SMA Hasanuddin hingga tamat tahun 1969. Andi Hatta Marakarama melanjutkan

kembali pendidikannya di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) dan lanjut

ke Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di Jakarta dan selesai tahun 1985. Lanjut

kembali ke Program Pasca Sarjana Bidang Pertanian di Universitas Hasanuddin

Makassar tahun 2002.

1 Badron Zaharia, Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur. (Malili: BAPPEDA Luwu Timur, 2005), hal. 5

2 Christianto Lopulisa, Tanah-Tanah Luwu Timur. (Makassar: LP2M-UNHAS, 2011), hal. 1

3

Sebelum terpilih menjadi Bupati Kabupaten Luwu Timur, riwayat pekerjaan

Andi Hatta Markarma tidak jauh dari pemerintahan. Bermula sebagai Kepala Desa

(Kecamatan wara), Kepala Desa Wawondula (Nuha), Camat Nuha, Camat

Masamba, Kepala BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Kabupaten Luwu Utara dan akhirnya terpilih sebagai Bupati Kabupaten Luwu

Timur.

Setelah Kabupaten Luwu Timur resmi memisahkan diri dari Kabupaten

Luwu Utara dan memiliki wilayah sendiri, dengan demikian maju tidaknya

kabupaten ini sepenuhnya ditentukan oleh kebijakan-kebijakan Andi Hatta

Marakarma sebagai bupati pertama di Kabupaten Luwu Timur. Tidak mudah

menorehkan prestasi di daerah yang masih baru pasca pemekaran dari Kabupaten

Luwu Utara. Tetapi, sejak awal Andi Hatta Marakarma telah manyatakan siap

mengemban amanah yang diberikan oleh rakyat Luwu Timur. Kelemahan dan

kekurangan pasti ada pada kepala sang pemimpin yang begitu suka menyuarakan

pengentasan kemiskinan dan kebodohan di daerah yang dipimpinnya. Tetapi,

Andi Hatta Marakarma optimis dapat membenahi semua permasalahan yang

terjadi di Kabupaten Luwu Timur dari sektor pendidikan, kesehatan, pertanian dan

infrastruktur daerah.3 Dalam menjalankan roda pemerintahan, Andi Hatta

Marakarma sabar mendengar rakyat dan terus bekerja serta menempatkan

keteladanan dan kejujuran diurutan pertama dan berprinsip mengedepankan

kepentingan masyarakat di atas segalanya.

3 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: Wartalutim, 2013), hal. 6

4

Sudah 11 tahun Kabupaten Luwu Timur dimekarkan dari Kabupaten Luwu

Utara. Selama itu pula Andi Hatta Marakarma selaku bupati Kabupaten Luwu

Timur terus bekerja memoles kabupaten tersebut hingga nampak seperti sekarang

ini. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Andi Hatta Markarma memiliki peran yang

sangat penting pada perkembangan Kabupaten Luwu Timur. Namun, bagi Andi

Hatta Marakarma, segala prestasi yang didapatkan bukanlah atas usaha

individunya. Tetapi, merupakan kerjasama dari semua pihak dari staf

pemerintahan Kabupaten Luwu Timur sampai masyarakat Luwu Timur. Dengan

kata lain, keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu pemimpin dan kerjasama masyarakat untuk mewujudkan

tujuan yang ingin dicapai suatu daerah. Andi Hatta Marakarma percaya dengan

modal sosial seperti komunikasi yang intens merupakan kunci keberhasilan. Andi

Hatta Marakarama dalam menjalankan perannya sebagai bupati Kabupaten Luwu

Timur terus membangun dan membenahi semua permasalahan yang terjadi di

Kabupaten Luwu Timur. Dengan kata lain, perkembangan Kabupaten Luwu

Timur mengacu pada keberhasilan pembangunan Kabupaten Luwu Timur. Hal

inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang “Luwu Timur Pada

Masa Pemerintahan Andi Hatta Marakarma (2003-2013)”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi “Luwu Timur Pada Masa Pemerintahan Andi

Hatta Marakarma (2003-2013)” dan berdasarkan latar belakang sebelumnya,

untuk mempermudah memahami permasalahan dalam penelitian ini, maka pokok

5

permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi beberapa sub permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana kondisi Kabupaten Luwu Timur pada awal Pemerintahan Andi

Hatta Marakarma?

2. Bagaimana kebijakan-kebijakan pada masa Pemerintahan Andi Hatta

Marakarma di Kabupaten Luwu Timur?

3. Hasil-hasil pembangunan apa saja yang dicapai pada masa Pemerintahan

Andi Hatta Marakarma?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka ruang lingkup permasalahan

pada skripsi ini memiliki batasan baik dari segi spasial, tematik, maupun

temporal.

Batasan spasial penelitian ini dilaksanakan di daerah Kabupaten Luwu

Timur yang merupakan tempat pemerintahan dari Andi Hatta Marakarma. Sesuai

dengan judulnya, kajian ini merupakan kajian tentang politik pemerintahan dan

sosial. Dalam hal ini, penulis mengkaji tentang perkembangan Kabupaten Luwu

Timur selama pemerintahan Andi Hatta Marakarma.

Pembahasan dimulai dari tahun 2003-2013, dimana pada tahun 2003

Kabupaten Luwu Timur resmi memisahkan diri dari Kabupaten Luwu Utara, dan

pada tahun ini pula Andi Hatta Marakarma terpilih menjadi pejabat sementara di

Kabupaten Luwu Timur melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri atas

pengusulan Gubernur Sulawesi Selatan bersama Bupati Luwu Utara dan anggota

DPRD Luwu Utara sampai tahun 2004. Dan dilanjutkan pada tahun 2005-2010

6

Andi Hatta Marakarma terpilih menjadi Bupati Kabupaten Luwu Timur melalui

pemilihan langsung. Sedangkan pengambilan batas sampai tahun 2013, karena

Andi Hatta terpilih untuk kedua kalinya periode 2011-2015 melalui pemilihan

langsung sebagai Bupati Kabupaten Luwu Timur dan sampai sekarang masa

jabatan Andi Hatta Marakarma masih sementara berjalan sampai tahun 2015.

Tetapi sampai tahun 2013, semua target Andi Hatta Marakarma dalam

membangun Kabupaten Luwu Timur dibeberapa sektor telah tercapai.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi Kabupaten Luwu Timur diawal Pemerintahan

Andi Hatta Marakarma.

2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan Andi Hatta Marakarma dalam

menjalankan Pemerintahannya di Kabupaten Luwu Timur.

3. Untuk mengetahui hasil-hasil pembangunan yang dicapai Kabupaten Luwu

Timur di bawah kepemimpinan Andi Hatta Marakarma.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai bahan referensi serta bahan acuan bagi yang berminat untuk

mengetahui perkembangan Kabupaten Luwu Timur pada masa

pemerintahan Andi Hatta Marakarma.

7

2. Memperkaya pengetahuan dan khasanah penulisan sejarah lokal, khususnya

di Sulawesi Selatan.

3. Sebagai bahan referensi sejarah lokal bagi penelitian selanjutnya.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian sejarah yaitu sejarah tokoh, politik

pemerintahan dan sejarah sosial dengan mengungkap latar belakang Andi Hatta

Marakarma, kondisi Kabupaten Luwu Timur pada awal Pemerintahan Andi Hatta

Marakarma, dan perkembangan Kabupaten Luwu Timur selama Pemerintahan

Andi Hatta Marakarma.

Sebagai suatu kajian ilmiah yang pembahasannya terfokus pada masa

lampau, maka digunakan metode historis. “Metode Sejarah merupakan cara atau

teknik dalam merekontruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja,

yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber ekternal/bahan dan

(internal/isi), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan kisah

sejarah)”.4

Sesuai dengan metode penelitian dalam penulisan sejarah yang

disebutkan sebelumnya, adapun tahapan dalam penulisan sejarah akan dijelaskan

secara rinci sebagai berikut :

1. Heuristik

Heuristik atau pengumpulan sumber merupakan tahap awal pada

metode penulisan sejarah yang diarahkan pada kegiatan penjajakan, pencarian

serta pengumpulan sumber yang berkaitan dengna masalah yang diteliti. Sebagai

4 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008). Hal 48-49

8

langkah awal ialah apa yang dimaksud Heuristik (heuristics) atau dalam bahasa

Jerman Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk

mendapatkan data-data, atau mencari matei sejarah, atau evidensi sejarah.5

Adapun langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan sumber sebagai berikut:

a. Penelitian Lapangan

Dalam penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung

lokasi penelitian untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang diinginkan

yang lebih akurat nantinya digunakan sebagai bahan atau sumber dalam penulisan

sejarah. Data yang dimaksud berupa arsip langsung dari lokasi penelitian.

Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Observasi

Dengan metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan atau

penginderaan langsung di lokasi penelitian, seperti kegiatan yang berlangsung

pada kantor Pemerintahan Kabupaten Luwu Timur dan hasil-hasil pembangunan

yang telah dicapai pada masa Pemerintahan Andi Hatta Marakarma.

2) Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab, antara penulis dengan orang-orang yang dianggap

mengetahui peristiwa yang akan dibahas. Dalam melakukan metode wawancara

ini, maka penulis mengadakan tanya jawab dengan orang-orang yang terlibat

langsung dalam pengelolaan dan pengembangan Kabupaten Luwu Timur.

Sepanjang penulisan sejarah, metode wawancara sudah sering digunakan untuk

5 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah . (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 86

9

mengumpulkan sumber-sumber, sejarawan menggunakan wawancara. Sebenarnya

metode wawancara menjadi alat penelitian penting dalam ilmu-ilmu sosial.6

Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan informasi kunci yaitu

orang-orang yang terlibat langsung dalam Pemerrintahan Andi Hatta Marakarma,

seperti staf pemerintahan dan orang-oranag yang mampu memberikan informasi

maupun data tambahan. Misalnya tokoh masyarakat maupun masyarakat umum.

b. Penelitian Pustaka

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber pustaka berupa

buku-buku tentang pemerintahan dan pembangunan daerah. Arsip maupun

dokumen penting mengenai pembangunan Kabupaten Luwu Timur pada masa

pemerintahan Andi Hatta Marakarma. Data-data tersebut dapat diperoleh di kantor

Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur dan perpustakaan daerah Kabupaten

Luwu Timur. Dengan demikian, dapat digambarkan dengan jelas mengenai

perkembangan Kabupaten Luwu Timur.

2. Kritik Sumber

Setelah melalui tahapan heuristik (pengumpulan sumber) maka tahap

kedua yang harus dilalui adalah kritik sumber. Pada tahapan ini, semua sumber

yang telah dikumpulkan pada kegiatan heuristik, tidak serta merta langsung untuk

digunakan, namun harus melalui tahap penyeleksian. Kegiatan ini untuk menguji

sumber melalui kritik eksternal dan kritik internal.

Setiap sumber mempunyai aspek eksternal dan aspek internal. “Penentuan

keaslian suatu sumber berkaitan dengan bahan yang digunakan dari sumber

tersebut, atau biasa disebut kritik ekternal. Sedangkan penyelesaian informasi 6 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 104

10

yang terkandung dalam sumber sejarah, dapat dipercaya atau tidak, dikenal

dengan kritik internal”.7 Untuk lebih jelas mengetahui tentang metode kritik

sumber, maka dalam tahapannya aka dijelaskan sebagai berikut :

1) Kritik Eksternal

Kritik eksternal berarti kritik dari luar, dimana yang dikritik adalah

keaslian dari sumber sejarah dengan cara melakukan verifikasi atau pengujian

terhadap aspek-aspek luar, apakah sumber tersebut valid, asli, dan bukan tiruan,

dan sumber tersebut belum berubah baik bentuk maupun isinya.

Kritik eksteren meliputi apakah dokumen tersebut autentik, yaitu kenyataan identitanya, jadi bukan tiruan, turunan atau palsu. Kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai. Jenis tulisan, gaya bahasa dan lain-lain sebagainya.8

Selain mengkrtik sumber sejarah berupa dokumen dan catatan pribadi,

maka yang perlu dikritik dalam kritik eksternal adalah hasil wawancara. Dimana

dalam kritik eksternal itu sendiri harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa:

1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini (authenticity)

2. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan (uncorupted), tanpa ada satu tambahan-tambahan atau penghilangan-penghilangan yang subtansial (integrity).9

Kritik eksternal dalam konteks ini mengkritisi aspek eksternal dari

informan atau pelaku sejarah. Mereka yang diwawancarai adalah orang-orang

yang merasakan atau pada saat peristiwa terjadi minimal telah berusia 15 tahun,

sehingga dapat mengerti dan memahami jiwa zaman ketika itu.

7 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sosial. (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008), hal. 53-54

8 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 16

9 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah. ( Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 134

11

2) Kritik Internal

Kritik Internal merupakan kebalikan dari kritik ekstenal yaitu mengkritisi

sumber sejarah dari dalam. Tahap ini dilakukan untuk meneliti sumber yang

berkaitan dengan sumber masalah penelitian dan penulisan skripsi ini. Untuk

mengetahui keabsahan suatu sumber, maka dapat dilakukan dengan

membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya dan dalam

masalah yang sama.

Pada kritik internal ini dalam wawancara lebih menekankan pada isi atau

hasil wawancara, apakah hasil tersebut dapat diandalkan atau tidak. Oleh karena

itu, dapat dihasilkan suatu kesaksian sejarah yang objektif yang kemudian dapat

dimasukkan dalam data penulisan sejarah. “Untuk memperoleh akurasi data yang

diperoleh, maka aspek yang diperhatikan adalah siapa, kapan, dimana dan

bagaimana peran yang dimainkan oleh pengkisah atau tingkat keterlibatannya

dalam peristiwa itu”.10 Dengan demikian pada tahapan kritik internal sangat

dibutuhkan untuk menghasilkan data sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan.

Hasil dari kritik sejarah tersebut, baik internal maupun eksternal

diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat, yang kemudian disebut fakta

sejarah. Setelah mendapatkan data yang akurat, melalui tahapan kritik eksternal

dan kritik internal, maka selanjutnya diadakan interpretasi terhadap fakta sejarah.

3. Interpretasi

10 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah. (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008), hal. 54

12

Sebelum memasuki tahapan penulisan sejarah atau historiografi, maka

terlebih dahulu melalui tahapan yang disebut interpretasi atau penafsiran terhadap

fakta sejarah, dimana pada tahapan ini dibutuhkan kecermatan dan sikap objektif

dari seorang penulis untuk menggabungkan semua fakta yang ada dengan

seobjektif mungkn namun tetap menghindari interpretasi yang subjektif terhadap

fakta yang ada.

Dengan demikian diperlukan kehati-hatian penulis untuk menghindari

interpretasi yang sifatnya subjektif terhadap fakta. Hal ini dimaksudkan untuk

memberi arti terhadap aspek yang teliti, mengaitkan antara fakta yang satu dengan

fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang

ilmiah.

4. Historiografi

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian prosedur kerja

dari metode historis. “Penulisan sejarah merupakan puncak dari segalanya, sebab

apa yang dituliskan oleh sejarawan itulah sejarah yang histoire recite sejarah

sebagaimana yang dikisahkan yang mencoba mengungkap dan memahami

histoire realite, sejarah sebagaimana yang terjadi dan hasil penulisan inilah yang

disebut dengan historiografi”.11

Hasil penulisan tersebut merupakan hasil dari penemuan sumber-sumber

yang diseleksi melalui kritik baik ekstern maupun intern, kemudian diinterpretasi

lalu disintesa yang selanjutnya disajikan secara deskriptif kualitatif yang

11 Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985), hal. XV dalam Yuliani Yusuf. “Sinjai pada Masa Pemerintahan Bupati Muh. Roem 1993-2003”. (Skripsi,2005), hal. 12

13

merupakan penelitian yang mengangkat fakta, keadaan dan fenomena-fenomena

yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.

14

BAB IIKONDISI KABUPATEN LUWU TIMUR PADA AWAL

PEMERINTAHAN ANDI HATTA MARAKARMA

A. Luwu Timur Dalam Catatan Sejarah

Kerinduan masyarakat di wilayah Eks Onder-Afdeling Malili atau bekas

Kewedanaan Malili, untuk membentuk suatu daerah otonom sendiri telah

terwujud. Kabupaten Luwu Timur yang terbentang dari Kecamatan Burau di

sebelah Barat hingga Kecamatan Towuti di sebelah Timur, membujur dari

Kecamatan Mangkutana di sebelah Utara hingga Kecamatan Malili di sebelah

Selatan, diresmikan berdiri pada tanggal 3 Mei 2003.

Dalam perjalanan panjang pembentukan kabupaten ini, terangkai suka dan

duka bagi para penggagas dan penginisiatif yang akan menjadi kenangan yang

tidak akan terlupakan sepanjang masa. Semuanya telah menjadi hikmah yang

dapat dipetik pelajaran dan manfaat yang tidak ternilai guna kepentingan

membangun daerah ini di masa depan. Secara kronologis, sekilas perjalanan

panjang itu, dapat dilukiskan sebagai berikut:

1. Periode Tahun 1959Pada bulan Januari tahun 1959, situasi ketentraman dan keamanan pada hampir seluruh kawasan ini sangat mencekam dan memprihatinkan akibat aksi para gerombolan pemberontak yang membumihanguskan banyak tempat, termasuk Kota Malili. Peristiwa ini secara langsung melahirkan semangat heorisme yang membara, khususnya dikalangan para pemuda pada waktu itu untuk berjuang keras dengan tujuan membangun kembali wilayah Eks Kewedanaan Malili yang porak poranda. Gagasan pembentukan kabupaten pun merebak dan diperjuangkan secara bersungguh-sungguh. Sebagai dasar utamanya, secara sangat jelas dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Timgkat II di Sulawesi Selatan (L.N. 1959 Nomor 74 TLN Nomor 1822) yang menggambarkan bahwa semua daerah Eks Onder-Afdeling di Sulawesi Selatan, termasuk diantaranya bekas Kewedanaan Malili akan ditingkatkan statusnya menjadi kabupaten. Namun pada realitas, ternyata terdapat tiga daerah Eks Onder-Afdeling yakni Malili, Masamba dan

15

Mamasa belum dapat diwujudkan pembentukannya, terutama disebabkan karena alasan situasi keamanan yang belum memungkinkan pada waktu itu.2. Periode Tahun 1963Harapan kembali berkembang, ketika dikeluarkan Resolusi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD-GR) Daerah Tingkat II Luwu di Palopo, Nomor 7/Res/DPRD-GR/1963 tanggal 2 Mei 1963, yang menyetujui Eks Onder-Afdeling Malili menjadi kabupaten. Kemudian sebagai perkembangannya, dikeluarkanlah Resolusi Nomor 9/Res/DPRD-GR/1963 yang memutuskan untuk meninjau kembali Resolusi tersebut, sehingga terdapat konsiderans yang berbunyi sebagai berikut: “Mendesak Pemerintah Pusat RI Cq. Departemen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah agar membagi Dati II Luwu menjadi empat Dati II yang baru terdiri dari Dati II Palopo, Dati II Tanah Manai, Dati II Masamba dan Dati II Malili”.3. Periode Tahun 1966Berdasarkan laporan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan pada sidang seksi Pemerintahan V tanggal 2 Mei 1966, dihasilkan kesimpulan sepakat untuk menyetujui tuntutan masyarakat Eks Kewedanaan Malili menjadi Daerah Tingkat II dengan Ibukota di Malili. Dilanjutkan pada Paripurna VI DPRD Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 9 Mei 1966 disetujui Eks Kewedanaan Malili menjadi kabupaten. Lahirnya keputusan tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran kalangan mahasiswa yang berasal dari wilayah Eks Kewedanaan Malili, dimana secara bersama-sama kalangan muda tersebut dengan penuh semangat mendesak DPRD Provinsi Sulawesi Selatan untuk merekomendasikan pembentukan kabupaten di wilayah Eks Kewedanaan Malili.12

Keputusan itu disikapi oleh kalangan mahasiswa dengan semangat heroik

dengan melakukan long-march dari Makassar menuju ke wilayah Eks

Kewedanaan Malili guna mensosialisasikan Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi

Selatan. Tidak sedikit rintangan yang dihadapi mereka, baik karena minimnya

fasilitas maupun tantangan kurangnya jaminan keamanan pada masa itu. Hal

tersebut, tidak sedikitpun melemahkan semangat para mahasiswa untuk

mengunjungi wilayah Eks Kewedanaan Malili, mulai dari Wotu, Mangkutana,

Malili, Tabarano dan Timampu serta kembali ke Makassar.

12 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 25

16

Beberapa bulan kemudian, dilakukan pertemuan antara penggagas kabupaten yang diprakarsai oleh Ikatan Keluarga Eks Kewedanaan Malili (IKMAL) dengan Gubernur Sulawesi Selatan, tepatnya pada tanggal 29 Agustus 1966, Gubernur Sulawesi Selatan pada waktu itu Achmad Lamo menyatakan: “Sebenarnya Malili menjadi kabupaten tinggal menunggu waktu saja”. Pada tanggal 8 Oktober 1966 Panitia Persiapan Pembentukan Daerah Tingkat II Malili dan Masamba menghadap Sekjen Depdagri pada waktu itu (Soemarman, SH). Pada pertemuan itu, Sekjen berjanji akan mengirimkan tim ke daerah yang bersangkutan.13

Dari pertemuan tersebut, masyarakat Kota Malili berharap dengan

dilakukan pertemuan antara penggagas Kabupaten Luwu Timur dengan Gubernur

Sulawesi Selatan dan tim yang dikirim ke wilayah Malili untuk menindaklanjuti

apakah Kota Malili berhak menjadi daerah otonom yang mendirikan dan

mengatur wilayahnya sendiri.

4. Periode Tahun 1999

Seiring dengan bergulirnya Era Reformasi yang telah memberikan ruang

kebebasan lebih luas terhadap wacana pemekaran daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia, maka hal ini dimanfaatkan sebagai momentum yang kuat

dalam melanjutkan perjuangan aspirasi masyarakat Eks Kewedanaan Malili untuk

membentuk sebuah kabupaten.

Pada awal tahun 1999, saat pemekaran Kabupaten Luwu sedang dalam proses, timbul kembali aspirasi masyarakat yang kuat menginginkan dan mendesak kepada Pemerintah Pusat untuk merealisasikan pembentukan suatu kabupaten pada wilayah Eks Kewedanaan Malili sesuai dengan Amanat Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Menindaklanjuti aspirasi pemekaran Kabupaten Luwu yang beragam, maka DPRD Provinsi Sulawesi Selatan melalui Surat Keputusan DPRD Provinsi TK. I Sulawesi Selatan Nomor 21/III/1999, dijelaskan pada pasal 2 sebagai berikut: “Mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk selain menyetujui Pemekaran Daerah TK. II Luwu menjadi 2 Kabupaten Daerah Tingkat II Luwu Utara, agar melanjutkan pemekaran Kabupaten Daerah Tingkat II dengan menjadikan bekas Kewedanaan (Onder-Afdeling) Masamba dan

13 Ibid

17

bekas Kewedanaan (Onder-Afdeling) Malili masing-masing menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II serta peningkatan Kota Administratif Palopo menjadi Kota Madya Daerah TK. II.14

Meskipun aspirasi dan tuntutan masyarakat Luwu Timur untuk

membentuk Kabupaten Luwu Timur yang otonom sesuai dengan hak historis dan

kecukupan potensi yang dimiliki belum terealisasi, namun tidak mengurangi

semangat dan tekad masyarakat Luwu Timur untuk berjuang mewujudkan cita-

cita tersebut.

Dengan digelarnya Pertemuan Akbar masyarakat Eks Kewedanaan Malili pada tanggal 18 Maret 2000 di Gedung Pertemuan Masyarakat Malili yang menghasilkan rekomendasi tentang pembentukan Kabupaten Luwu Timur dengan membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Eks Kewedanaan Malili yang hasilnya telah diusulkan melalui Surat Nomor 005/PP-Alu/2000 tanggal 20 April 2000 tentang Usul Pemekaran Luwu Utara kepada Bupati Luwu Utara dan Ketua DPRD Kabupaten Luwu Utara. Dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat Luwu Timur, maka lahirlah keputusan DPRD Luwu Utara mengeluarkan SK tentang Pembentukan Pansus dan SK Nomor 04 Tahun 2001 Tanggal 31 januari 2001 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Luwu Utara menjadi 2 wilayah Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur yang merupakan prakarsa hak inisitaif DPRD Luwu Utara. Hal ini kemudian direspon oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara sesuai ketentuan dan mekanisme yang ditetapkan dalam PP. 129 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah, yakni dengan melanjutkan keputusan DPRD Kabupaten Luwu Utara tentang persetujuan terhadap Pembentukan Eks Kewedanaan Malili menjadi Kabupaten Luwu Timur kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan melalui Surat Tertanggal 04 April 2002 Nomor 100/134/Bina PB.5. Periode Tahun 2002-2003Berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002, tentang Persetujuan usul pemekaran Luwu Utara. Gubernur Sulawesi Selatan menindaklanjuti dengan mengusulkan pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Mamuju Utara kepada Menteri Dalam Negeri melalui Surat Nomor 130/2172/Otoda tanggal 30 Mei 2002. Akhirnya, aspirasi perjuangan masyarakat Luwu Timur yang diperjuangkan selama 44 tahun telah mencapai titik kulminasi yaitu atas persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia dengan disahkannya Undang-undang

14 Ibid

18

Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Hari Sabarno, pada tanggal 3 Mei 2003 telah meresmikan sekaligus melantik penjabat Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Makassar.15

Kemudian pada tanggal 12 Mei 2003, sebagai penanda mulai

berlangsungnya aktivitas pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu

Timur yang baru terbentuk itu, maka Bupati Luwu Utara H. Luthfi A Mutty dan

Penjabat Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, dilakukan bersama-sama

meresmikan pintu gerbang perbatasan Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten

Luwu Timur yang ditandai dengan pembukaan selubung papan nama perbatasan

bertempat di Desa Lauwo antara Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur dan

Kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara. Pada hari yang sama dilakukan

propesi penyerahan operasional pemerintahan dari Pemerintahan Kabupaten

Luwu Utara kepada Pemerintahan Kabupaten Luwu Timur bertempat di lapangan

Andi Nyiwi, Malili.

Dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur yang merupakan hasil

pemekaran dari Kabupaten Luwu Utara, maka secara administratif Kabupaten

Luwu Timur berdiri sendiri sebagai daerah otonom yang memilki kewenangan

untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat. Namun secara kultural, historis dan hubungan emosional sebagai satu

rumpun keluarga Tanah Luwu tetap terjalin sebagai satu kesatuan yang tidak akan

pernah terpisahakan.

B. Kondisi Geografis Luwu Timur dan Demografis Luwu Timur15 Ibid

19

Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Luwu Timur berada di sebelah selatan garis

khatulistiwa, tepatnya terletak diantara 2°03’00’’ - 3°03’25’’ Lintang Selatan dan

121°47’27’’ Bujur Timur. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling

timur di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas- batas wilayahnya sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi

Tengah.

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi

Sulawesi Tengah.

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone.

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi

Sulawesi Selatan.16

Kabupaten Luwu Timur yang ibu kotanya adalah Malili, mempunyai luas

wilayah 6.944,88 km2 atau meliputi sekitar 11,14% dari luas wilayah Propinsi

Sulawesi Selatan. Secara administrasi kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11

kecamatan yaitu kecamatan Malili, Angkona, Wotu, Burau, Mangkutana, Tomoni,

Tomoni Timur, Kalaena, Wasuponda, Nuha dan Towuti. Empat kecamatan yang

pertama merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan Towuti merupakan kecamatan

yang memiliki wilayah terluas mencapai 1.820,48 km2 atau sekitar 26,21% dari

16 BAPPEDA dan BPS Luwu Timur, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012. (Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur, 2012). Hal. 27

20

luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Selain itu, terdapat 127 Desa dan 3

Kelurahan.17

Tabel 2.1.Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi

Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

Kelurahan Jumlah Desa

Burau 256,23 3,69 18Wotu 130,52 1,88 16

Tomoni 230,09 3,31 1 12Tomoni Timur

43,91 0,63 9

Angkona 147,24 2,12 10Malili 921,2 13,26 1 16Towuti 1.820,48 26,21 18Nuha 808,27 11,64 1 4

Wasuponda 1.244,00 17,91 6Mangkutana 1.300,96 18,73 11

Kalaena 41,98 0,60 7Jumlah 6.944,88 100 3 127

Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka Tahun 2013

Terdapat 14 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur, 9

diantaranya adalah sungai utama. Sungai terpanjang adalah sungai Kalaena

dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana.

Sedangkan sungai terpendek adalah sungai Bambalu dengan panjang 15 km yang

melintas di Kecamatan Wotu.18

Tabel 2.2.Panjang Sungai Utama di Kabupaten Luwu Timur

Nama Sungai Daerah Aliran Panjang Sungai (Km)17 BAPPEDA dan BPS Luwu Timur, Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2006/2007.

(Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur). Hal. 1 18 Ibid

21

Larona Kec. Nuha 60Ussu Kec. Nuha, Kec. Malili 30

Cekerang Kec. Nuha, Kec. Malili 50Angkona Kec. Nuha, Kec. Malili,

Kec. Angkona48

Kalaena Kec. Mangkutana 85Powosoi Kec. Mangkutan, Kec.

Wotu18

Senggeni Kec. Mangkutana, Kec. Wotu

25

Bambalu Kec. Wotu 15Pongkeru Kec. Malili 33,5

Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013

Di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 5 danau. Kelima danau tersebut

adalah Danau Matano (dengan luas 245,7 km2) berada di Kecamatan Nuha,

sedangkan Danau Mahalona (25 km2) di Kecamatan Towuti , Danau Towuti (585

km2) di Kecamatan Towuti, Danau Taparang Masapi (2,43 km2) di Kecamatan

Towuti dan Danau Lontoa (1,71 km2) di Kecamatan Towuti. Danau yang terdalam

adalah Danau Matano (589 m) dan danau yang terluas adalah Danau Towuti (585

km2).19

Selain itu, Kabupaten Luwu Timur juga memiliki sumber daya alam yang

melimpah seperti nikel, emas, besi dan tembaga serta serta kondisi wilayahnya

yang potensial dengan curah hujan yang tinggi, di tambah jajaran pegunungan dan

keberadaan danau dan sunga-sungai yang melintasi beberapa kecamatan

menjadikan pertanian dan perkebunan memberi hasil yang melimpah. Letaknya

yang berbatasan dengan Teluk Bone dengan garis pantai yang cukup panjang

membuat sumber perikanan dan kelautan juga tidak kalah menjanjikan. Setelah

Luwu Timur menjadi daerah otonom dan Desa Sorowako termasuk dalam

19 Ibid

22

wilayahnya, sektor pertambangan khususnya pengelolaan biji nikel merupakan

penyumbang terbesar untuk Luwu Timur. Namun, melihat barang tambang adalah

sumber daya yang tidak terbarukan, pemerintah juga mengembangkan agrobisnis

sebagai lokomotif ekonomi masa depan. Padi, jagung, kakao, sawit dan rumput

laut menjadi komoditas yang digiatkan.

Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 23.088 Hektar, terdapat

20.892 Hektar yang menggunakan irigasi, 1.931 Hektar merupakan sawah tadah

hujan dan pasang surut 265 Hektar. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur

diantaranya digunakan untuk berbagai keperluan.

Tabel 2.3Luas Lahan di Kabupaten Luwu Timur

Lahan LuasTegal/Kebun 23.745 HektarLadang/Huma 11.999 HektarPerkebunan 37.520 Hektar

Hutan Rakyat 2.758 HektarTanah Gembala/Padang Rumput 9.257 Hektar

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Luwu Timur terdiri dari berbagai jenis agama, suku

dan ras. Jenis suku yang ada di Kabupaten Luwu Timur terdiri dari suku Bugis,

Jawa, Bali, Lombok, Pamona, Padoe, Makassar dan Toraja. Semua suku tersebut

terdiri dari penganut agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha.

Walaupun struktur masyarakat cukup heterogen dan multi etnis dengan wilayah

yang relatif luas dan berbatasan dengan dua wilayah provinsi yaitu Provinsi

Sulawesi Tenggara dan Provinsi Sulawesi Tengah.

23

Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur sampai akhir bulan Desember

tahun 2012 mencapai 269.734 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai

2,23% pertahun selama tahun 2008-2012. Sedangkan jumlah rumah tangga

sebanyak 63.068 rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk masih kecil, yaitu

16 jiwa/km2. Dimana kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Tomoni

Timur dengan kepadatan 287 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang paling jarang

penduduknya adalah Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana dengan kepadatan

16 jiwa/km2. Secara umum, jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan

perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Luwu Timur

sebesar 139,090 yang artinya 100 perempuan di Luwu Timur terdapat 106,46 laki-

laki.20

Tabel 2.4Tingkat Kepadatan penduduk menurut Kecamatan Tahun 2012

Kecamatan Luas Area Jumlah Penduduk (Orang)

Kepadatan Penduduk

20 BPS dan BAPPEDA Luwu Timur, Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013. (Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 53

24

(Orang/Km)Burau 256,23 34.050 133Wotu 130,52 29.952 229

Tomoni 230,09 23.363 95Tomoni Timur 43,91 12.599 287

Angkona 147,24 24.812 169Malili 921,20 37.656 41Towuti 1.820,48 31.425 17Nuha 808,27 23.429 29

Wasuponda 1.244,00 20.281 16Mangkutan 1.300,96 21.059 16

Kalaena 41,98 11.108 265Jumlah/Total 6.944,88 269.734 39

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

BAB IIIKEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA PEMERINTAHAN

ANDI HATTA MARAKARMA

25

Sejak terbentuk 3 Mei 2003, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur paham

betul bahwa mereka tidak memiliki banyak tenaga untuk membangun. Tidak saja

pada persoalan kuantitas, tetapi juga kualitas tenaga kerjanya. Masalah utama

yang dihadapi untuk membangun Luwu Timur adalah Sumber Daya Manusia,

Andi Hatta Marakarma melalui Kepala BAPPEDA, Muhammad Abriansyah

mengatakan:

Pekerjaan pertama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pasca pemekaran yaitu membentuk aparatur pemerintahan. Dalam tahun pertama, ada 8 Dinas, 2 Badan, 1 Sekretariat Daerah dan 1 kantor yang dibentuk. Setelah terbentuk, pemerintahan ternyata belum dapat berjalan normal. Siapa orang-orang yang harus mengisi berbagai posisi di lembaga-lembaga pemerintahan itu, menjadi pertanyaan yang cukup rumit. Akhirnya, di samping mengambil sebagian pegawai kecamatan dan mengangkat tenaga honorer, pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga meminta bantuan dari pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Walaupun pemerintah Luwu Utara mengabulkan, tetap saja kebutuhan tenaga itu belum terpenuhi. Belum lagi jika mempertimbangkan kualitas.21

Dari penjelasan Kepala BAPPEDA, Muhammad Abriansyah, kurangnya

jumlah tenaga kerja di pemerintahan masih menjadi momok yang belum

terpecahkan. Masih banyak posisi strategis yang belum terisi walaupun sudah

banyak pegawai yang merangkap jabatan. Bahkan, rencana meningkatkan

sejumlah desa menjadi kelurahan menjadi tertunda. Akibat kekurangan pegawai,

pemerintah Kabupaten Luwu Timur belum dapat berjalan maksimal dalam

melaksanakan pembangunan. Padahal potensi alam yang melimpah di Luwu

Timur seakan tidak sabar untuk digarap. Walaupun untuk mengolahnya akan

diserahkan kepada investor, tetap saja pemerintah Kabupaten Luwu Timur harus

berperan sebagai perencana dan regulator.

21 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014

26

Selain di pemerintahan, kekurangan prasarana dirasakan khususnya di

sektor pendidikan dan kesehatan. Menurut data BPS, sampai tahun 2004 jumlah

penyelenggara pendidikan TK mencapai 79 unit. Pada tingkat pendidikan SD

terdapat 132 unit sekolah yang dikelola oleh pemerintah dan 7 unit sekolah

swasta. Pada tingkat pendidikan menengah pertama, terdapat 20 SLTP Negeri dan

10 SLTP swasta serta 17 Madrasah Tsanawiyah. Sementara itu, untuk tingkat

pendidikan SLTA terdapat 7 SMU negeri, 8 SMU swasta, 2 SMK dan 7 MA.

Untuk jenjang pendidikan tinggi, di Luwu Timur terdapat Institut Teknik

Sorowako (ITS) yang didirikan oleh PT. Vale untuk memenuhi permintaan SDM

terpilih.

Tabel 3.1Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2003-2004

Kecamatan TK SD SMP SMU SMK MI MTS MABurau 11 14 2 1 - 3 2 1Wotu 8 20 3 1 - 1 2 -

Tomoni 16 20 2 - - 3 2 -Angkona 12 13 2 1 - - 4 2

Malili 3 20 5 1 - 1 2 1Towuti 11 13 2 1 - 1 2 1Nuha 8 14 1 1 2 - - -

Mangkutana 10 18 3 1 - 1 3 2Jumlah/

Total79 132 20 7 2 10 17 7

Sumber: Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Luwu Timur, 2005

Senada penuturan Muh. Abriansyah, Dandu Kasim pun mengisahkan pada

masa-masa pertama ia menginjakkan kakinya di Kota Malili. Menurutnya,

Pada waktu itu semua serba sulit. Pelayanan pemerintah yang sangat jauh, bahkan harus menempuh kurang lebih 100 km untuk menuju ke pusat pemerintahan. Dandu yang dulunya berprofesi sebagai guru juga menceritakan susahnya kondisi pendidikan pada saat itu. Untuk pergi

27

mengajar, karena sekolah yang begitu jauh dan kondisi jalan dan jembatan yang rusak harus ditempuh dengan bersepeda ke Kecamatan Wotu dan Mangkutana yang jaraknya hampir 40 km dari Kota Malili. Sebelum terjadinya otonomi daerah juga banyak anak-anak Luwu Timur yang putus sekolah disebabkan oleh jarak sekolah yang sangat jauh dan daya tampung yang tidak cukup dan kondisi sekolah yang rusak. Sehingga, banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah.22

Selain kondisi pemerintahan dan pendidikan yang sangat jauh dari kata

layak, keadaan kesehatan yang dialami masyarakat Luwu Timur sebelum

pemerintahan Andi Hatta Marakarma sangat memprihatinkan. Selain hanya

mempunyai 1 buah rumah sakit milik PT. Vale yang berada di Kecamatan Nuha,

yang jarak untuk menempuh ke Kecamatan Nuha memerlukan waktu 1 hari

karena kondisi sarana untuk menempuh kesana tidak memadai. Selain itu, di

puskesmas-puskesmas hanya terdapat tenaga kesehatan yang sangat kurang dan

biaya kesehatan mahal. Sehingga, untuk masyarakat Luwu Timur tidak mendapat

pelayanan kesehatan secara profesional.

Tabel 3.2Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2003-2004

Kecamatan Rumah Sakit PuskesmasBurau - 1Wotu - 1

Tomoni - 1Angkona - 1

Malili - 1Towuti - 1Nuha 1 1

Mangkutana - 1Jumlah 1 8

Sumber: Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Luwu Timur, 2005

Kepala Bidang Ekonomi Luwu Timur, Ramadhan Pirade menjelaskan:

Untuk kehidupan perekonomian, Kabupaten Luwu Timur mempunyai banyak SDA yang melimpah dan potensi alam yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Tetapi sebelum

22 Wawancara dengan Dandu Kasim tanggal 23 Agustus 2014

28

pemerintahan Andi Hatta Marakarma, SDA tersebut tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah daerah, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk mengelola SDA alam tersebut. Sehingga, kehidupan ekonomi Luwu Timur sangat memprihatinkan. Selain SDA yang tidak dikelola dengan baik, masyarakat Luwu Timur juga sangat sulit untuk mendapat izin usaha dan modal usaha. Sehingga, masyarakat tidak dapat mendirikan usaha untuk mensejahterakan hidupnya dan mengatasi perekonomian masyarakat Luwu Timur.23

Seperti halnya Ramadhan Pirade, salah satu ketua kelompok tani,

Heriyanto menambahkan bahwa kehidupan perekonomian masyarakat Luwu

Timur sangat jauh, khususnya dimasyarakat petani. Heriyanto menyebutkan,

Pemerintah kurang memberikan perhatian untuk para petani sehingga kelompok tani yang dibentuk dari tahun 2000 tidak berjalan dengan efektif dan kehidupan ekonomi masyarakat sangat rendah.24

Senada dengan itu, Sakeh warga Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, juga

sangat merasakan kondisi awal Kabupaten Luwu Timur, khususnya di bidang

pelayanan infrastruktur yang dapat mempengaruhi semua sektor. Sakeh harus

berjibaku dengan jalanan yang berlumpur untuk mengangkut hasil panen kedelai

dan kakao yang kualitas panennya kerap menurun karena keterlambatan

didistribusikan kepada pedagang pengumpul. Karena kualitas jalan yang sangat

rusak, apabila musim hujan tiba hasil panen Sakeh maupun warga sekitar harus

disimpan hingga berminggu-minggu dan pedagang pengumpul baru datang

mengambil saat cuaca sudah cerah dan jalan tidak begitu berlumpur. Warga

umumnya juga membawa hasil panen ke Kecamatan Tomoni dan Malili. Jarak

dari Desa Balirejo kedua kecamatan tersebut hanya sekitar 30 km, tetapi sampai

23 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014 24 Wawancara dengan Heriyanto tanggal 26 Agustus 2014

29

membutuhkan waktu sehari untuk mengangkut hasil panen karena kondisi jalan

yang berlumpur.25

Muhammad Abriansyah juga menambahkan kondisi Kabupaten Luwu

Timur sangat jauh sekali. Dimana aspek pelayanan bagi masyarakat sangat rendah

dan keadaan infrastruktur yang sangat rusak yang dapat mempengaruhi semua

aspek dari sosial sampai ekonomi. Jauh dari hal tersebut, hal yang paling

diingatnya adalah masyarakatnya. Dimana, sebelum terpisah dari Kabupaten

Luwu Utara dominan masyarakat sangat sulit untuk diarahkan karena masih

sangat kuat kehidupan berkelompok dikalangan mereka.

Dengan melihat kondisi tersebut, pemerintah bahwa persoalan SDM

adalah masalah utama pascapemekaran, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur

menjadikan pendidikan sebagai prioritas teratas dalam rencana pembangunannya.

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sangat menyadari bahwa modal

pembangunan yang paling dibutuhkan adalah SDM. Karena itu, selama dalam tiga

tahun berturut-turut, 40% Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Luwu Timur

dicadangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Disadari pula, untuk

menciptakan masyarakat yang berpendidikan, kesehatan merupakan prasyarat

yang harus dipenuhi dan dijadikan prioritas kedua pembangunan Luwu Timur.

Selain itu, pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga memprioritaskan

pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pembangunan di bidang sosial,

ekonomi dan pemerintahan Kabupaten Luwu Timur serta memperbaiki pelayanan

untuk masyarakat yang lebih dekat dan transparan kepada masyarakat. Selain itu,

25 Wawancara dengan Sakeh tanggal 25 Agustus 2014

30

pemerintah juga memprioritaskan mengembangkan potensi alam yang dapat

mensejahterakan dan memajukan perekonomian masyarakat Luwu Timur.

Dalam kaitan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, dipahami bahwa visi, misi, strategi,

kebijakan dan program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana dan

sistem pembangunan nasional. Selain itu, disyaratkan bahwa sistem perencanaan

nasional antara satu perencanaan daerah otonom dengan yang lainnya saling

terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan menyadari hal tersebut,

maka penyajian visi, misi dan nilai-nilai yang akan menjadi panduan perumusan

strategi dan kebijakan umum sebagai Kepala Daerah dan Wakil Daerah

Kabupaten Luwu Timur masa bakti lima tahun mendatang, tidak mungkin

mengabaikan dan menyimpang dari produk hukum.

Pengertian visi dalam kaitan ini, dapat dikatakan sebagai wujud atau

gambaran keadaan yang diinginkan pada akhir masa perencanaan ataupun sebagai

bahan inspirasi, sumber motivasi dan menjadi acuan serta penuntun bagi setiap

upaya yang akan dikembangkan oleh daerah dalam lima tahun mendatang.

Sedangkan misi, mengandung pengertian sebagai suatu rangkaian upaya-upaya

yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi ataupun sesuatu pencapaian yang

menjadi acuan dalam mengembangkan strategi, program dan kegiatan, selain

menjadi tuntutan bagi penyelenggaraan operasional yang bersifat substantif yang

akan dilaksanakan dalam lima tahun kedepan. Adapun nilai-nilai, merupakan

panutan dan cara pandang dalam masyarakat yang bersumber dari budaya asli

31

setempat (local genious) ataupun yang bersumber dari percampuran budaya hasil

interaksi nilai-nilai masyarakat asli lokal dengan masyarakat yang datang dari

luar, sehingga melahirkan suatu nilai-nilai bersama yang dapat dipahami dan

dianut oleh keseluruhan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.26

A. Masa Bakti 2005-2010

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten

Luwu Timur dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, maka visi Kabupaten

Luwu Timur dirumuskan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ada pada masyarakat,

potensi sumber daya yang ada, tantangan yang akan dihadapi serta hasil yang

diharapkan dalam lima tahun kedepan. Dengan memperhatikan gagasan dan

harapan dari berbagai lapisan masyarakat dalam pembangunan Kabupaten Luwu

Timur kedepan, Visi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur masa bakti 2005-2010

adalah, “Kabupaten Luwu Timur yang Kokoh Berbasis Pengembangan Potensi

Masyarakat, Menuju Keberlanjutan Pembangunan yang Berkeadilan dan

Bermartabat.”

Untuk memenuhi dan merealisasikan visi tersebut, Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur mencanangkan misi. Misi yang ditetapkan oleh Pemerintah

Kabupaten Luwu Timur masa bakti 2005-2010, sebagai berikut:

1. Kebersamaan, menekankan pada pencipataan rasa kebersamaan semua komponen masyarakat untuk mencapai sinergisme pembangunan.

26 Rafiuddin Tahir, Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur- Masa Bakti 2005-2010, 2005). Hal. 23-24

32

2. Kesejahteraan, menekankan pada pencapaian masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha untuk memanfaatkan sumberdaya ekonomi daerah.

3. Ketenteraman dan ketertiban, menekankan pada pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) untuk melindungi kehidupan masyarakat dan penciptaan ketertiban dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pelaksanaan program pembangunan daerah.27

Adapun nilai-nilai yang dijadikan tuntunan dalam penyelenggaraan

pemerintah, pelayanan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan dalam masa

lima tahun (2005-2010) yang merupakan bentuk arahan visi dan misi Kabupaten

Luwu Timur, antara lain:

1. Lalambate Tarangtajo, yang mengacu pada prinsip-prinsip kebersamaan

antara pemerintah (pemimpin) dan masyarakat (yang dipimpin) dalam

melaksanakan segala bentuk kegiatan.

2. Ati Macinnong, Madeceng Kalawing ati, yang mengacu pada kebersihan

hati dan kebaikan jiwa dari perilaku penyelenggara negara dan warga

masyarakat.

3. Masseuwana TauE, Mappasawe Bua-bua, Namapato Laopole, mengacu

pada persatuan sebagai kunci kesejahteraan masayarakat.

4. Mesa’ Kada Dipotuo, Pantang Kada Dipomate, mengacu kepada

konsistensi dan komitmen terhadap kesepakatan bersama dengan segala

resikonya.28

27 BAPPEDA Luwu Timur, SPAR 2008 dan NUSSP Kabupaten Luwu Timur. (Makassar: CV. BALLA PANRITA). Hal. III.16

28 Badron Zaharia, Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur. (Malili: BAPPEDA Luwu Timur, 2005). Hal. 10

33

Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Luwu Timur, arah kebijakan dan

strategi pembangunan daerah yang akan dikembangkan dalam jangka menengah

(lima tahun), akan lebih diarahkan atau difokuskan pada bidang sosial ekonomi,

khususnya pendidikan dan kesehatan, dengan didukung oleh optimalisasi

pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya pertanian.

Meski demikian, tidak berarti bahwa bidang-bidang lainnya, seperti bidang

budaya dan agama, politik, hukum dan pemerintahan tidak mendapat perhatian

secara optimal.

Kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang dikembangkan di

Kabupaten Luwu Timur selama masa lima tahun mendatang (2005-2010), sebagai

berikut:

1. Bidang Sosial

Salah satu indikator penting kemajuan suatu wilayah adalah ketersediaan

fasilitas publik yang diperlukan oleh masyarakat, baik secara kuantitatif maupun

kualitatif. Fasilitas bagi masyarakat adalah berbagai sarana yang dibutuhkan agar

mereka mampu melakukan mobilitas sosial. Hal ini juga merupakan indikator

pencapaian tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi. Ketersediaan fasilitas publik

dalam jumlah yang cukup dan terakses pemanfaatannya akan sangat membantu

kelancaran berbagai aktivitas sosial-ekonomi. Sebaliknya, perbaikan kondisi

sosial-ekonomi masyarakat akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan

kebutuhan akan fasilitas umum.

34

Pengembangan bidang sosial lebih diarahkan pada peningkatan kualitas

pendidikan dan derajat kesehatan yang dimaksimalkan pembangunan fasilitas

infrastruktur dalam menunjang perkembangan daerah serta pengembangan

berbagai sektor ekonomi.

a. Pendidikan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan

pembangunan adalah tingkat pendidikan penduduknya. Guna mencapai kualitas

pendidikan yang diinginkan diperlukan sarana dan prasarana serta unsur

penunjang lainnya dalam proses pendidikan. Sejak berdirinya Kabupaten Luwu

Timur tahun 2003, pemerintah Kabupaten Luwu Timur tidak tanggung-tanggung

dalam berupaya meningkatkan sektor pendidikan dan membidik sebagai sektor

prioritas. Pendidikan memiliki peranan strategi menyiapkan generasi berkualitas

untuk kepentingan masa depan.

Sebagai langkah awal dalam sektor pendidikan ini, pemerintah Kabupaten

Luwu Timur menyediakan pelayanan pendidikan untuk Kabupaten Luwu Timur

yang dibangun dengan tiga pilar strategi pendidikan, yaitu peningkatan dan

perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan daya saing pendidikan, dan

peningkatan pencitraan publik.29

Kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Luwu Timur lebih

diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan sarana dan

29 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (malili, WartaLutim, 2013). Hal. 9

35

prasarana pendidikan. Sedangkan strategi yang dirancang untuk membangun di

bidang pendidikan, sebagai berikut:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, khususnya pendidikan dasar.

2. Peningkatan akses terhadap pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyebaran sarana dan prasarana pendidikan di semua wilayah.

3. Pengembangan sekolah-sekolah menengah kejuruan.4. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jalur

pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal.5. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui

berbagai kegiatan sosialisasi dan penyuluhan.6. Penataan kelembagaan dan manajemen pendidikan dan prasekolah,

sekolah dan luar sekolah secara professional.7. Pengembangan sistem pendidikan yang berbasis pada pengembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta budi pekerti yang luhur.

8. Pemberian kesempatan yang lebih luas kepada pihak swasta untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan.30

Pendidikan merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Dari arah kebijakan dan strategi

yang dirancang, program dan kegiatan tahun 2005-2010 yang dilaksanakan untuk

mendukung kualitas pendidikan di Kabupaten Luwu Timur, antara lain:

1. Pemberian beasiswa dari SD sampai S1.

2. Program sertifikasi dan pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan

sampai dengan tahun 2009 sebanyak 564 orang.

3. Pembangunan sarana dan prasarana sekolah.

Tabel 3.3

30 BAPPEDA Luwu Timur, Penyusunan Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Luwu Timur. (Malili: PT. Timur Konsultan, 2005). Hal. II-5

36

Jumlah Pembangunan Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010

Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 18 20 3 1 - 1 3 1 1

Tomoni 15 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur

8 10 2 1 - 2 - - -

Angkona 14 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 19 20 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1

Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 13 13 1 1 - 1 2 1 -

Kalaena 5 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 146 142 24 12 3 17 21 9 2

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010

Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan Kabupaten Luwu Timur pada

peningkatan kelulusan siswa mulai dari SD, SMP dan SMA. Dimana, pemerintah

Kabupaten Luwu Timur bekerjasama dengan YPS (Yayasan Pendidikan

Sorowako) PT. Vale dengan memberikan pembekalan kepada guru-guru mata

pelajaran UJian Negara (UN), melakukan Try Out pada sekolah-sekolah berupa

mengerjakan soal-soal UN lengkap dengan kisi-kisinya. Upaya lain dari

pemerintah, yaitu memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi. Ini dilakukan

agar anak-anak di Kabupaten Luwu Timur lebih semangat belajar dan bersekolah.

Selain itu, pemerintah daerah pada tahun 2009 menerbitkan Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang pendidikan gratis sebagai sarana untuk

meyakinkan publik terhadap komitmen pemerintah dalam meningkatkan

pendidikan di Kabupaten Luwu Timur. Tetapi, sebelum Peraturan Daerah ini

dikeluarkan, pelaksanaan program pendidikan gratis telah diterapkan oleh

37

pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang diatur dalam peraturan Bupati

Kabupaten Luwu Timur hingga tahun 2008 yang dilaksanakan sejak tahun 2006

yang diterapkan mulai tingkat SD hingga SMA melalui dana APBD. Berkali-kali

di berbagai kesempatan Bupati Kabupaten Luwu Timur Andi Hatta Marakarma

mengatakan,

Tidak ada lagi anak di Luwu Timur untuk tidak bersekolah. Semua anak di Luwu Timur mempunyai kesempatan yang sama untuk bersekolah mulai dari Tingkat Dasar sampai dengan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dan itu semua “Gratis”.

Setelah menempuh membebaskan biaya pendidikan sejak tiga tahun silam.

Maka tahun 2009, pemerintah Kabupaten Luwu Timur mencoba lagi terobosan

baru di bidang pendidikan yakni menyiapkan 9 unit bus angkutan anak sekolah

yang akan beroperasi dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Dalam

wilayah Luwu Timur dari 9 bus tersebut, 2 diantaranya adalah bantuan dari

Departemen Perhubungan, sedangkan 7 unit bersumber dari dana APBD

Kabupaten Luwu Timur tahun anggaran 2009. Menurut Andi Hatta Marakarma,

Pembelian bus angkutan anak sekolah ini bertujuan untuk meringankan beban orang tua yang mengeluh dengan tingginya biaya transportasi setiap harinya yang harus dikeluarkan orang tua untuk anak-anak mereka. Apalagi sejumlah sekolah di Luwu timur tidak berada di jalur trans Sulawesi, sehingga harus mengeluarkan biaya ekstra seperti sewa becak maupun ojek. Dengan adanya bus angkutan anak sekolah ini, diharapkan tidak ada lagi keluhan orang tua karena mahalnya biaya transportasi. Artinya, semua anak wajib bersekolah karena tidak ada lagi alasan untuk tidak bersekolah. Distribusi angkutan anak sekolah ini diatur sedemikian rupa sehingga semua Kecamatan yang memerlukan mendapatkannya, seperti di Kecamatan Burau, Wotu, Mangkutana, Tomoni, Kalaena dan Angkona.

b. Kesehataan

38

Pembangunan kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat yang akan

meningkat secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan pembangunan.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka perkembangan penyakit juga selalu

mengalami peningkatan. Sehingga, berbagai upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat harus dilakukan dengan segenap sumber daya yang dimilki.

Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib dalam menyelenggarakan

Pemerintah Daerah di Kabupaten Luwu Timur. Setelah dikeluarkannya kebijakan

otonomi daerah, atas dorongan aspirasi masyarakat Kabupaten Luwu Timur,

melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003, ditetapkan pembentukan

Kabupaten Luwu Timur, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada

tanggal 3 Maret 2003, sejak itu pula tekad pembangunan bidang kesehatan di

Kabupaten Luwu Timur untuk menuju lebih baik merupakan cita-cita besar yang

harus diwujudkan pemerintah Kabupaten Luwu Timur.

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menyadari, kesehatan merupakan

salah satu komponen pembangunan manusia dalam rangka menciptakan Sumber

Daya Masyarakat (SDM) yang berkualitas. Peningkatan mutu kesehatan tidak

terlepas dari ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang memadai. Pemerintah

berkomitmen kuat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

langsung menyentuh semua masyarakat Luwu Timur tanpa terkecuali.

Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Luwu Timur lebih

diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan pemerataan sarana dan

prasarana kesehatan.

39

Tabel 3.4Jumlah Fasilitas Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2005-2010Kecamat

anRS Puskes

masPustu Poskes

desPosyandu

Praktek Dokter

Praktek Bidan

Apotek

Burau - 1 10 6 38 5 21 2Wotu 1 1 8 10 29 12 3 3

Tomoni - 1 3 11 23 4 1 3Tomoni Timur

- 1 3 10 16 2 9 -

Angkona - 1 6 6 26 2 1 -Malili - 2 7 18 31 10 8 5Towuti - 3 4 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4

Wasuponda

- 1 6 6 12 2 1 3

Mangkutana

- 1 5 6 26 6 2 -

Kalaena - 1 4 4 11 4 6 -Jumlah 2 14 60 100 260 62 65 22

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010

Sedangkan strategi pembangunan kesehatan yang dirancang, sebagai

berikut:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat.

2. Peningkatana akses terhadap pelayanan dan fasilitas kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyebaran sarana dan prasarana.

3. Pengembangan kesehatan dan sanitasi lingkungan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan pemukiman.

4. Peningkatan kesadaran masyarakat dan kemampuan masyarakat untuk secara mandiri mampu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal melalui mekanisme, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif.

5. Peningkatan dan optimalisasi peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga sosial masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

6. Peningkatan prakarsa dan upaya mandiri masyarakat dalam mencegah berbagai macam penyakit endemik.

7. Pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang mampu meningkatkan dan memperluas peran aktif masyarakat, sehingga

40

penyelenggaraan kesehatan merupakan usaha dan kebutuhan masyarakat yang dikelola secara mandiri.31

Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah di Kabupaten Luwu Timur. Menurut Ketua Kader Posyandu

Luwu Timur, Nurjayanti, ada beberapa program dan kegiatan yang dilakukan

pada tahun 2005-2010 di sektor kesehatan masih memprioritaskan pemberian

pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat, yaitu:

a. Perbaikan gizi. Seperti: pemberian makanan tambahan pemulihan masyarakat dan balita, penyediaan alat perbaikan gizi masyarakat dan balita, penyuluhan kesehatan, pemantauan konsumsi garam beryodium, pemberian ASI eksklusif pada bayi di semua desa yang ada di Kabupaten Luwu Timur.

b. Perilaku. Konsep sehat dalam masyarakat diperlukan adanya kesadaran dari masyarakat yang lebih mengutamakan upaya pencegahan, pemeliharaan kesehatan daripada upaya pengobatan suatu penyakit. Ada beberapa upaya dilaksanakan pemerintah dalam rangka meningkatkan cakupan perilaku, kebiasaan, kemampuan dan potensi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian dalam menjaga dan memelihara derajat kesehatannya sendiri, seperti: 1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS yang diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS. Semua masyarakat diharapkan selalu hidup bersih dengan cara membersihkan minimal 2 hari sekali sekitar rumah khususnya tempat-tempat yang mudah membawa penyakit seperti tempat saluran air, membersihkan tiap hari sekali tempat penampungan air dan selalu menutup tempat penampungan air, serta setiap rumah dihimbau memiliki tempat sampah. 2) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan. UKBM dapat diwujudkan dalam bentuk peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Polindes (Pondok Bersalin Desa).

c. Lingkungan. Kondisi kesehatan lingkungan dan perhatian masyarakat terhadap pentingnya kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan, karena keberhasilan kesehatan lebih banyak ditentukan oleh kebiasaan dan cara

31 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Luwu Timur-Masa Jabatan 2005-2010, 2005). Hal. 27

41

hidup masyarakat itu sendiri, seperti: 1) Penyediaan Air Bersih (PAB), 2) jamban keluarga.

d. Pelayanan kesehatan. Pada bagian ini menggambarkan upaya-upaya pelayanan kesehatan di unit pelayanan yang ada di Kabupaten Luwu Timur, dilihat melalui berbagai cakupan kegiatan yang dilakukan, seperti: 1) Kesehatan ibu dan anak, seperti pertolongan persalinan. Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu pertolongan yang dilakukan oleh tenaga profesional (dokter spesialis, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat) dan pertolongan yang dilakukan oleh dukun bayi dalam hal ini dukun bayi terlatih. 2) Imunisasi dan pemberantas penyakit. Imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Departemen Kesehatan karena pelayanan ini dianggap mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi di Kabupaten Luwu Timur pada tahun rata-rata sudah memenuhi syarat. Imunisasi diberikan kepada bayi dan balita pada saat kegiatan Posyandu. Dengan demikian, selalu dihimbau kepada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi atau balita kiranya membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Sedangkan, program pemberantas penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Di Kabupaten Luwu Timur prioritas penyakit menular yang ditangani adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), kaki gajah, malaria, diare, polio, campak. Penanganan penyakit ini dengan pengasapan ke semua Desa yang ada di Kabupaten Luwu Timur untuk mencegah DBD dan pemberian suntik cairan untuk masyarakat secara gratis sebagai pencegah penyakit kaki gajah dan polio.

e. Sumber daya kesehatan. 1) Sarana kesehatan, pembangunan sarana dan prasarana kesehatan juga dilakukan pada tahun 2005-2010, antara lain: pembangunan Puskesmas, pembangunan Poskesdes, dan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah I lagaligo. Dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya pelayanan kesehatan, maka upaya penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan dibidang kesehatan yang dilakukan agar upaya mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat tercapai seiring dengan peningkatan derajat masyarakat. 2) Tenaga kesehatan. Upaya pemerintah dalam memaksimalkan tenaga kesehatan terus dilaksanakan guna mencapai target dalam pembangunan Kabupaten Luwu Timur.32

Pada tanggal 10 Agustus 2009, Andi Hatta Marakarma menandatangani

dan mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 tentang

32 Wawancara dengan Nurjayanti Tanggal 27 Agustus 2014

42

penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Luwu Timur. Menurut

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa dan Kelurahan, Andi

Tabacina Akhmad, maksud pemerintah mengeluarkan SK (Surat Keputusan) ini

bertujuan agar:

a. Meningkatkan akses guna tercapainya derajat kesehatan masyarakatyang optimal.

b. Meningkatkan kualitas, mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.c. Meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan pelayanan

kesehatan.33

c. Infrastruktur

Infrastruktur merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Pada sektor ini merupakan

bidang yang sangat mendukung dalam rangka keberhasilan dari semua sektor

yang dikembangkan di Kabupaten Luwu Timur. Dimana pembangunan sarana

infrastruktur yang memadai dapat membuka ketersediaan sentral-sentral produksi,

sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

pendapatan masyarakat.

Kebijakan pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada pembangunan

dan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur transportasi dan

perhubungan. Sedangkan strategi pembangunan infrastruktur yang dirancang oleh

pemerintah Kabupaten Luwu Timur, sebagai berikut:

1. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah terpencil dan terisolir.

2. Peningkatan kerja sama antar daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi antar kabupaten.

33 Wawancara dengan Andi Tabacina Akhmad tanggal 27 agustus 2014

43

3. Peningkatan kualitas jalanan dan jembatan di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan.34

Tabel 3.5Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010

Uraian Kegiatan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pembangunan jalan beton

- 0,08 6,074 13,174 9,116 8,048

Pengaspalan 41,08 39,636

51,855 42,801 92,124 12,1

Pengkrikilan jalan 171,659

178,8 136,017

125,618

233,958

15,45

Pembentukan/pembukaan jalan

79,418 15,44 40,517 91,085 134,738

13,189

Pembangunan jembatan (unit)40,517

22 34 22 32 52 10

Pembangunan proteksi 2,373 0,7 7,15 13,005 34,977 16,134

Rabat beton - - - - - 0,181

Paving blok - - - - - 1,678

Pembuatan drainase 13,071 21,637

43,02 68,866 81,62 8,893

Jaringan air bersih - 31,961

29,667 7,665 14,575 1,171

Normalisasi/perluasan sungai

14,578 6,005 10,75 24,7 14,25 -

Jaringan irigasi teknis 2,9 42,07 30,698 32,101 23,474 4,469

Jaringan irigasi semi teknis/non teknis

15,68 17,616

22,724 14,01 14,33 4,469

Pembuatan pintu air - 2 13 17 9 1

34 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010). Hal. 27

44

(unit)

Pembuatan brojong - 1,236 0,722 2,46 1,672 0,493

Pembangunan/pemeliharaan jaringan

irigasi

- - Tersebar

Tersebar

2,2 Tersebar

Pembuatan talud/tanggul

- 5,29 0,951 5,282 21,6 0,684

Bangunan Syphon (unit) - - - - - 3

Bangunan pelengkap - 8 14 23 21 3

Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga melakukan progam

desa mengepung kota. Menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Mas’ud

Masse,

Program desa mengepung kota ini bagaikan lingkaran obat nyamuk. Dimana pusat lingkaran adalah kota, sementara sekelilingnya adalah desa. Pembagunan ini dimulai dari ujung lingkaran, lambat laun akan mengarah ke pusat dengan prinsip kota dengan sendirinya akan maju jika desa disekitarnya berkembang. Kegiatan dimulai dari memperkuat struktur pembangunan desa melalui pembukaan lahan baru, pembagunan jembatan, pembuatan irigasi dan peningkatan status jalan baik jalan tani, jalan desa maupun jalan kecamatan. 11 kecamatan dan 99 desa di Luwu Timur merupakan target pembangunan program desa mengepung kota.35

Adapun program yang dilakukan dalam pembangunan Kabupaten Luwu

Timur dengan kegiatan melakukan desa mengepung kota, antara lain:

1. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan sampai tahun 2010.

2. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi sampai tahun 2010.

35 Wawancara dengan Mas’ud Masse tanggal 22 Agustus 2014

45

3. Pembangunan drainase serta pembangunan jaringan air bersih sampai

tahun 2010.

2. Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Pengembangan bidang ekonomi di Kabupaten Luwu Timur lebih

diarahkan pada optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam

(SDA) dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi daerah dan

meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan aspek

kelestarian lingkungan hidup.

a. Pertanian Dalam Arti Luas

Tabel 3.6Luas Area Pertanian dan Perkebunan yang digunakan di Kabupaten Luwu

Timur Tahun 2008-2010

Perluasan Area

Ha Luas Panen (Ha)2008 2009 2010

Pertanian 26.783 29.791 35.697 88.708Perkebunan 3.653.221 3.651.590 3.731.525 2.644.346

Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013

Sektor pertanian merupakan salah satu urusan pilihan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Jika sektor ini

digerakkan, maka akan menyerap tenaga kerja yang banyak dan akan mengurangi

pengangguran. Jika pelakunya disejahterakan, maka akan sejahteralah masyarakat

Luwu Timur. Prioritas di bidang pertanian dalam arti luas adalah masyarakat

pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Kabupaten Luwu Timur

dengan kegiatan usaha berbasis pertanian dan suber lokal lainnya. Oleh Karena itu,

pemanfaatan sumber daya pertanian, perkebunan, kehutanan dan sumber daya

46

lokal lainnya dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat

tersebut dengan mengoptimalkan dan menggali potensi wilayah serta

memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola potensi secara produktif dan

efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk komoditi unggulan yang dihasilkan dan dikembangkan di

Kabupaten Luwu Timur yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan tanaman hortikultura yang dikembangkan yaitu

tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman biofarma (toga).

Komoditi yang disajikan pada tanaman sayur-sayuran meliputi daun bawang, cabe,

tomat, kangkung, kacang panjang, sawi, bayam dan masih banyak lagi. Tanaman

buah-buahan yang dihasilkan meliputi buah mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya,

nanas, rambutan dan manggis. Sedangkan tanaman obat-obatan yang

dibudidayakan meliputi jahe, laos/lengkuas, kencur dan kunyit.

Luwu Timur adalah daerah agraris, mayoritas penduduknya (sekitar 80%)

menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Dengan demikian, arah kebijakan

pemerintah untuk mengembangkan bidang pertanian di Kabupaten Luwu Timur

yaitu lebih diarahkan pada pengembangan tanaman pangan dan hortikultura dan

mengembangkan berbagai komoditas unggulan, peningkatan nilai tambah,

produktivitas lahan, dan pemanfaatan lahan secara optimal.

Menurut Ramadhan Pirade, sektor pertanian menjadi program prioritas di

Kabupaten Luwu Timur, dimana 80% masyarakat menggantungkan hidupnya

47

pada sektor ini. Adapun program dan kegiatan di sektor pertanian secara umum

dilaksanakan pada tahun 2005-2010, antara lain:

1. Peningkatan kualitas kelompok tani dari pemula lanjut sampai madya

dengan cara melakukan sosialisasi dari dinas terkait dengan kelompok

petani dan melihat apa saja yang dibutuhkan oleh kelompok petani.

2. Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan dengan cara melakukan

sosialisasi, memberikan bantuan benih unggulan dan alat penanganan

seperti traktor dan penyemprotan serta dinas terkait melakukan

pemantauan kelapangan dengan melihat dari proses persiapan tanam

sampai masa panen.

3. Pemberantasan penyakit hewan dengan memberikan pada semua

kelompok petani bantuan alat penyemprotan penyakit hewan.

4. Perbaikan kualitas produksi pertanian dan perkebunan.

5. Peningkatan sarana dan prasarana Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

6. Perbaikan jaringan irigasi tersier di tingkat usaha tani.

7. Pembuatan jalan tani dan jalan produksi perkebunan.36

Selain bidang pertanian, bidang perkebunan dan kehutanan juga menjadi

prioritas pengembangan di bidang ekonomi dan sumber daya alam. Berbagai

komoditas perkebunan unggulan yang dibudidayakan seperti perkebunan kelapa,

kelapa sawit, kopi, lada dan kakao.

36 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014

48

Untuk pengembangan perkebunan, kebijakan pemerintah Kabupaten Luwu

Timur lebih diarahkan pada pengembangan berbagai komoditi perkebunan

unggulan, peningkatan nilai tambah, dan pemanfaatan potensi lahan yang ramah

lingkungan. Sedangkan strategi yang dirancang untuk pengembangan perkebunan,

sebagai berikut:

1. Pengumpulan dokumen karakteristik lahan pada skala detail sehingga

pemilihan komoditas yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi

lahan.

2. Pengembangan berbagai komoditas perkebunan yang memiliki

keunggulan serta sesuai dengan kondisi wilayah.

3. Peningkatan nilai tambah komoditas hasil-hasil perkebunan melalui

aktifitas pengolahan.

4. Pengembangan kegiatan agribisnis dan agroindustri khususnya untuk

komoditas unggulan.

5. Penguatan kelembagaan petani agar dapat berfungsi optimal bagi

perbaikan kegiatan usaha tani dan peningkatan produksi.

6. Peningkatan kemudahan bagi petani dalam memperoleh saprodi ( sarana

produksi).37

b. Perdagangan dan Jasa

Perdagangan merupakan hal yang dapat memasarkan hasil pertanian dan

jasa merupakan wadah untuk masyarakat contohnya untuk para petani dalam 37 BAPPEDA Luwu Timur, Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu

Timur tahun Anggaran 2008. (Gowa: Cipta Persada Nusantara,CV, 2008). Hal. II-20

49

meminjam modal. Sehingga, kebijakan pemerintah dalam pengembangan

perdagangan dari jasa lebih ditekankan pada peningkatan aktivitas perdagangan

dan jasa, arus distribusi barang dan jasa dan pengembangan pusat-pusat

perdagangan barang dan jasa.

Tabel 3.7Jumlah Pembangunan Pasar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010

Kecamatan Pasar Burau 1Wotu 1

Tomoni 1Tomoni Timur 1

Angkona 1Malili 1Towuti 1Nuha 1

Wasuponda 1Mangkutana 1

Kalaena 2Jumlah 14

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010

Sedangkan strategi yang dirancanag pemerintah dalam pengembangan

perdagangan dan jasa, sebagai berikut:

1. Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa, khususnya pasar.

2. Pemberian kemudahan bagi pelaku usaha perdagangan dan jasa.3. Penataan tempat-tempat berlangsungnya aktivitas perdagangan dan

jasa.4. Pengembangan usaha mikro, usaha kecil dan koperasi.38

3. Bidang Politik dan Pemerintahan

38 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010). Hal. 27

50

Pengembangan bidang politik dan pemerintahan lebih difokuskan pada

peningkatan kehidupan poltik yang lebih demokratis, penguatan kelembagaan

pemerintah dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang

berwibawa, bersih dan melayani, serta peningkatan kualitas aparatur

pemerintahan.

Kebijakan pengembangan kehidupan politik di Kabupaten Luwu Timur

lebih diarahkan pada peningkatan kualitas demokrasi dan kesadaran politik

masyarakat. Sedangkan strategi yang dilakukan untuk mengembangkan kehidupan

politik di Kabupaten Luwu Timur yang demokratis, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban politik masyarakat,

dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan politik seperti

pemilihan kepala daerah maupun lainnya dengan tidak menekan

masyarakat, tetapi memberi kebebasan kepada masyarakat dalam

mengeluarkan suaranya dan berpendapat.

2. Mengembangkan kemitraan antara eksekutif (pemerintah daerah) dan

legislatif (DPRD), dengan cara melakukan evaluasi kerja bersama-sama.

3. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai pengambilan

keputusan publik.

4. Memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk

melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah guna

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.39

39 Ibid

51

Seperti yang diungkapkan oleh Syamsul Rijal, kehidupan poltik yang baik

dapat diciptakan dari kondisi kelembagaan dan kualitas aparatur pemerintahannya.

a. Kelembagaan Pemerintah

Kelembagaan pemerintah salah satu hal yang sangat penting dalam

pembangunan suatu wilayah. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang

diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam pembangunan

kelembagaan pemerintah yaitu lebih diarahkan pada peningkatan efektifitas dan

efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada

masyarakat. Sedangkan strategi pembangunan kelembagaan pemerintahan yang

dilakukan, yaitu:

1. Meningkatkan efektifitas koordinasi antar lembaga pemerintah (sekretaris

daerah, badan, dinas dan kantor) dan antar tingkatan kecamatan dan

desa/kelurahan dengan melakukan kerja sama antar aparatur pemerintah,

sehingga kinerja yang dihasilkan dapat berhasil guna.

2. Mengoptimalisasikan tugas pokok dan fungsi unit kerja pemerintah agar

dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Hal ini dilakukan dengan cara

mengptimalkan kinerja aparat dan kedisiplinan aparat dalam bekerja di

setiap unit pemerintahan dan meningkatkan kerja sama antar aparatur agar

lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Meningkatkan kemampuan pemerintah untuk memberikan fasilitas dan

advokasi kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan sebaik-

52

baiknya kepada masyarakat tanpa adanya perbedaan antara pemerintah dan

masyarakat.

4. Mengembangkan sumber-sumber penerimaan daerah, baik yang

bersumber dari dalam maupun dari luar dengan cara sumber-sumber

penerimaan daerah tersebut dikelola sesuai kewenangan dan potensi yang

dimiliki, dengan memperhatikan aspek kepentingan umum. Hal ini

ditempuh dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang

proposional sesuai kemajuan ekonomi daerah.

b. Kualitas aparat

Dengan melihat kondisi aparatur pemerintah pasca pemekaran Kabupaten

Luwu Timur dari Kabupaten Luwu Utara, dimana disamping tenaga kerja yang

masih sangat kurang, kualitas aparat juga menjadi penentu keberhasilan suatu

wilayah. Menurut Muh. Abriansyah,

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Luwu Timur dalam membangun aparatur pemerintah yaitu lebih diarahkan pada peningkatan kualitas aparatur pemerintahan yang tercermin dari sikap profesionalisme, kompetensi, kualifikasi dan strata pendidikan. Sedangkan strategi untuk membangun kualitas aparatur pemerintahan, yaitu: 1) pemetaan komposisi, kompetensi dan kualifikasi sumber daya manusia aparat pemerintah, 2) meningkatkan profesionalisme aparat pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, 3) meningkatkan strata pendidikan aparat pemerintah dengan mendorong aparat untuk mengikuti pendidikan lanjutan, 4) memberikan kesempatan yang lebih luas kepada aparat pemerintah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) structural, fungsional dan teknis-subtantif, 5) tetap memberikan pengawasan nilai dan norma agama serta budaya dikalangan aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan.40

B. Masa Bakti 2011-2015

40 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014

53

Dengan kerja keras dan kerja sama yang kuat antara Andi Hatta Marakarma

sebagai pemimpin di Kabupaten Luwu Timur dan Instansi-instansi Pemerintahan

serta mengajak masyarakat untuk bersama berjuang membangun Kabupaten Luwu

Timur dengan selalu mengedepankan suara rakyat, sampai akhirnya dapat melihat

perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Akhirnya, Andi Hatta Marakarma

terpilih kembali untuk memimpin Kabupaten Luwu Timur. Masyarakat melihat

pemimpin yang selalu mendengarkan suara rakyat dan dapat mengarahkan

kabupaten ini sebagai kabupaten yang berkembang walaupun masih merupakan

kabupaten baru tetapi sudah dapat bersaing dengan kabupaten-kabupaten lain

yang sudah lama berdiri sendiri, serta dinilai pemimpin yang dapat

mensejahterakan rakyatnya. Karena hal tersebutlah yang menjadi alasan Andi

Hatta Marakarma terpilih kembali menjadi pemimpin di Kabupaten Luwu Timur

untuk masa bakti 2011-2015 yang pada saat ini kepemimpinannya masih

sementara berjalan sampai tahun 2015.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi

Selatan, dan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dinyatakan

bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) memuat visi

dan misi. Kebijakan dan strategi kepala daerah terpilih juga perlu diformulasikan

guna lebih mengoperasikan langkah-langkah pencapaian visi dan misi.

54

Sejalan dengan semangat pelaksanaan otonomi daerah dan pelaksanaan

desentralisasi, maka daerah dituntut agar mampu mengembangkan daerahnya

secara mandiri yang ditandai dengan semakin besarnya kewenangan yang dimiliki

oleh pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Sesuai

Peraturan daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011-2015, dimana visi

pasangan bupati dan wakil bupati masa bakti 2011-2015 yaitu, “Keberlanjutan

Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Publik di Kabupaten Luwu Timur

Menuju Kabupaten Agroindustri Tahun 2015.”

Rumusan visi tersebut pada dasarnya merupakan kondisi ideal yang

hendak diwujudkan oleh pemerintah daerah periode 2011-2015. Yang dimaksud

“Keberlanjutan Pemerintahan” adalah penyelenggaraan pemerintahan tahun 2011-

2015, setidak-tidaknya sama frekuensi dan mutunya dengan periode sebelumnya

bahkan seharusnya lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip tatakelola

pemerintahan yang baik. Yang dimaksud dengan “Pembangunan” adalah

perubahan menuju kearah yang lebih baik dalam semua sektor kehidupan. Hal ini

mengindikasikan adanya komitmen bupati Luwu Timur untuk melakukan

perubahan dari yang diperlukan selama ini belum ada menjadi ada bahkan lebih

banyak jumlahnya serta semakin baik kualitasnya. Yang dimaksud dengan

“Pelayanan Publik” adalah pembenahan sarana dan sumber daya pelayanan publik

agar dapat menjangkau keseluruh wilayah dan lapisan masyarakat di seluruh

Kabupaten Luwu Timur. Pelayanan publik ini pada dasarnya merupakan hak dasar

setiap komponen dan anggota masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah

55

Daerah. Pemenuhan hak dasar masyarakat tersebut terkait dengan pelaksanaan

kewenangan yang bersifat wajib. Agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat

lebih baik dari periode sebelumnya dan dapat diukur tingkat keberhasilannya,

akan sangat tepat jika pada 2011-2015 ini, mengakomodir dan mengaplikasikan

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan yang dimaksud dengan ”Menuju

Kabupaten Agroindustri Tahun 2015” mengindikasikan bahwa tahun 2015,

Kabupaten Luwu Timur sudah harus siap menjadi daerah yang mengandalkan

agroindustri sebagai lokomotif penggerak ataupun pengarusutamaan

pembangunan perekonomian daerah. Pengarusutamaan agroindustri ini didukung

oleh besarnya potensi wilayah dibidang pertanian, dan peluang-peluang eksternal

yang mengemuka, serta tekat untuk mempersiapkan sumber daya yang tersedia

untuk menghadapi tantangan dan hambatan pelaksanaannya.41

Untuk mencapai visi atau kondisi yang ideal tersebut, maka dibutuhkan

semangat jiwa kebersamaan, kesejahteraan, ketentraman dan ketertiban yang

terakomodir dalam misi pembangunan daerah Kabupaten Luwu Timir 2011-2015,

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan publik sebaik-baiknya.

2. Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia di daerah untuk dapat menjadi handal, berdayaguna, berhasilguna untuk selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi dalam kemajuan daerah.

3. Menjaga suasana kebersamaan antar komponen warga agar tetap harmonis, tertib dan aman guna menunjang hidup dan kehidupan masayarakat yang lebih maju dan bermartabat dalam kesesuaian tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama.

41 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,2013). Hal. 38-39

56

4. Melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah dengan memperluas aksesibilitas dan meningkatkan daya saing daerah untuk mengantisipasi perkembangan situasi perekonomian nasional dan internasional, melalui industrialisasi pedesaan dan agroindustri.42

Keempat misi tersebut perlu didukung dengan berbagai program dan

kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah sendiri,

swasta maupun masyarakat dengan tetap memperhatikan aturan yang ada

sehingga hasil pembangunan tersebut dapat dinikmati bersama.

Kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Luwu Timur dijabarkan

ke dalam empat stategi pokok pembangunan yang saling terkait dan saling

memperkuat satu dengan yang lainnya, menuju penyusunan agenda program

prioritas yang secara simultan diharapkan akan semakin mendekatkan kondisi

Kabupaten Luwu Timur kepada visi pembangunan Kabupaten Luwu Timur 2005-

2010, yaitu “Kabupaten Luwu Timur Yang Maju Melalui Pembangunan

Berkelanjutan Dengan Berlandaskan Nilai Budaya dan Agama”, melalui

penyelesaian pencapaian Kabupaten Luwu Timur 2011-2015, yaitu

“Keberlanjutan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Publik Menuju

Kabupaten Agroindustri Tahun 2015”.

Adapun strategi dan arah kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Luwu

Timur yaitu mengacu pada agenda keberlanjutan dan penyempurnaan

kepemerintahan dan pelayanan publik. Kepemerintahan yang merupakan tata

hubungan antara unsur-unsur pemerintah daerah dengan kalangan dunia

usaha/swasta dan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur, pada prinsipnya 42 Ibid

57

mengalami perkembangan yang cukup pesat yang ditandai dengan banyaknya

keberhasilan yang dicapai pada periode kepemerintahan sebelumnya dan tidak

boleh berhenti, sehingga dianggap perlu untuk melanjutkan segala sesuatu yang

dianggap baik, serta menyempurnakan apa yang diperlukan untuk mendukung

pencapaian visi daerah dimasa yang akan datang.

Pada masa bakti 2011-2015, pemerintah daerah prioritas pembangunan di

Kabupaten Luwu Timur masih terfokus pada peningkatan sumber daya manusia

dan potensi alam yang dimiliki guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

yang didukung oleh upaya-upaya untuk menciptakan Kabupaten Luwu Timur

yang lebih aman, adil dan demokratis pada bidang:

1. Bidang Sosial

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu determinan terpenting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan tetap menjadi prioritas

yang ingin dicapai dalam arti luas yaitu peningkatan sumber daya manusia baik

aparat pemerintah maupun masyarakat sehingga memiliki daya saing dan mampu

untuk menjadi tuan di daerahnya sendiri. Pengembangan SDM dilaksanakan

melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas serta

pembangunan sarana dan prasarana pendidikan sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat termasuk dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Untuk itu, kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Luwu Timur

diarahkan pada:

58

1. Meningkatkan taraf pendidikan warga masyarakat, dengan meningkatkan

persentase penduduk yang dapat menyelesaikan program wajib belajar

sembilan tahun dan meningkatkan partisipasi penduduk yang mengikuti

pendidikan menengah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat

Luwu Timur yang bersekolah.

Tabel 3.8Banyaknya Murid yang Bersekolah di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2013Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Uni

versitas

Burau 1164

4099 1552 799 - 615 863 290 -

Wotu 853 3996 1299 938 - 65 273 42 245Tomoni 626 2764 1092 977 746 140 - - -Tomoni Timur

212 1501 698 568 - 208 176 - -

Angkona 495 2517 874 541 - 348 276 155 -Malili 990 4885 1722 1059 807 55 279 200 -Towuti 720 4144 1045 826 - 236 419 105 -Nuha 906 1479 482 248 461 43 - - 241

Wasuponda

521 2655 829 518 - 146 138 34 -

Mangkutana

447 2554 953 821 - 52 100 69 -

Kalaena 242 1373 758 565 - 54 112 - -Jumlah 717

63196

71130

47860 2014 1962 2636 895 486

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

2. Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana pendidikan yang

berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah yang disediakan

oleh pemerintah untuk anak-anak Luwu Timur.

Tabel 3.9Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas

59

Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 19 21 3 1 - 1 3 1 1

Tomoni 16 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur

8 10 2 1 - 2 - - -

Angkona 15 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 21 21 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1

Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 14 13 1 1 - 1 2 1 -

Kalaena 7 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 154 144 24 12 3 17 21 9 2

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

3. Meningkatkan ketersediaan tenaga kependidikan yang berkualitas. Hal ini

dapat dilihat dari ketersediaan tenaga pengajar di Luwu Timur.

Tabel 3.10Jumlah Tenaga Pengajar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 97 241 92 38 - 62 82 25 -Wotu 74 237 80 48 - 12 38 12 25

60

Tomoni 52 138 53 41 30 18 - - -Tomoni Timur 31 100 49 30 - 25 23 - -

Angkona 45 153 56 33 - 25 74 26 -Malili 90 276 111 63 43 10 43 40 -Towuti 49 235 73 43 - 25 36 16 -Nuha 62 86 32 24 25 11 - - 42

Wasuponda 32 125 51 33 - 12 19 15 -Mangkutana 47 165 52 47 - 11 16 18 -

Kalaena 25 81 37 36 - 9 23 - -Jumlah 604 183

7686 436 98 23

0354 154 67

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

4. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan pasar kerja.43

b. Kesehatan

Prioritas di bidang kesehatan dalam rangka pemenuhan hak atas pelayanan

kesehatan masih dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana

kesehatan serta pemberian pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat

khususnya masyarakat miskin, peningkatan pelayanan kesehatan dasar,

penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan persentase keluarga yang

memiliki akses terhadap sanitasi dasar serta menurunnya faktor resiko lingkungan

penyebab penyakit dan gangguan kesehatan.

Adapun sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Luwu Timur

sampai tahun 2015 adalah melanjutkan prgram kerja dengan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan pola hidup sehat dan

peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan

terjangkau. Untuk mencapai kondisi tersebut, maka kebijakan pembangunan

diarahkan pada:

43 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 46-47

61

1. Meningkatkan upaya kesehatan pada ibu, bayi dan balita di pelayanan

kesehatan. Upaya ini sama halnya pada periode 2005-2010 dengan

pemberian bantuan disemua desa di Kabupaten Luwu Timur dalam

menangani perbaiki gizi untuk bayi, balita dan masyarakat, seperti:

pemebrian makanan tambahan pemulihan masyarakat dan balita,

penyediaan alat perbaikan gizi masayarakat penyuluhan kesehatan,

pementauan pemakaian garam beryodium dan melakukan sosialisasi

tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi oleh pihak Dinas

Kesehatan Kabupaten Luwu Timur.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

berkeadilan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah fasilitas kesehatan yang ada

di Kabupaten Luwu Timur.

Tabel 3.11Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur

sampai Tahun 2013Kecamat RS Puskes Pustu Poskes Posya Praktek Praktek Apo

62

an mas des ndu Dokter Bidan tekBurau - 1 11 6 38 5 21 2Wotu 1 1 9 10 29 12 3 3

Tomoni - 1 4 11 23 4 1 3Tomoni Timur

- 1 3 10 16 2 9 -

Angkona - 1 7 6 26 2 1 -Malili - 2 8 18 31 10 8 5Towuti - 4 5 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4

Wasuponda

- 1 7 6 12 2 1 3

Mangkutana

- 1 6 6 26 6 2 -

Kalaena - 1 5 4 11 4 6 -Jumlah 2 15 69 100 260 62 65 22

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

3. Meningkatkan pemberantasan penyakit menular dengan cara dilakukan

pengasapan di semua desa di Kabupaten Luwu Timur untuk mencegah

penyakit menular, khususnya untuk mencegah penyakit DBD.

4. Meningkatkan imunisasi pada masyarakat dengan selalu memberitahukan

oleh pihak desa yang menangani kegiatan posyandu seperti bidan desa dan

kader posyandu kepada masyarakat, khusunya kepada masyarakat yang

memiliki bayi dan balita untuk mengikuti kegiatan posyandu yang ada

disetiap desa di Luwu Timur untuk pemberian imunisasi pada bayi dan

balita saat kegiatan posyandu.

5. Meningkatkan upaya penyehatan lingkungan, melakukan promosi

kesehatan, dan melakukan upaya penanggulangan penanganan krisis

kesehatan. Upaya-upaya peningkatan tersebut dilakukan dengan

menggerakkan pihak kecamatan dan pihak desa untuk memberi perhatian

kepada masyarakat dalam penggunaan air bersih dan jamban keluarga.

63

Selain itu, upaya lainnya yaitu dengan melakukan lomba kebersihan

tingkat desa hingga rumah tangga guna menggerakkan semua semua

masyarakat untuk mengikuti lomba. Sehingga secara langsung, setiap

rumah tangga tergerak untuk membersihkan lingkungan rumahnya.

6. Meningkatkan fasilitas keolahragaan daerah untuk mewujudkan pola

hidup sehat di kalangan masyarakat. Peningkatan ini dilakukan dengan

memberikan bantuan pada setiap desa di Kabupaten Luwu Timur dengan

maksud agar setiap desa menyediakan fasilitas keolahragaan seperti

lapangan voly, lapangan bola, lapangan takrow, dan lapangan bulu tangkis

untuk digunakan oleh masyarakat guna mewujudkan pola hidup sehat

dikalangan masyarakat.

7. Menyediakan mobil jenazah gratis kepada seluruh warga Kabupaten Luwu

Timur dan semua biayanya ditanggung oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Luwu Timur melalui dana APBD.44

c. Infrasrtuktur

Prioritas Kabupaten Luwu Timur pada bidang infrastruktur ini mengacu

pada pemenuhan kebutuhan yang ada untuk mengurangi kesenjangan yang

semakin besar antara kebutuhan dan penyediaannya baik kualitas maupun

kuantitas. Oleh karena itu, dengan peningkatan ketersediaan infrastruktur sangat

diharapkan berdampak untuk mendukung kegiatan ekonomi khususnya di

lingkungan pedesaan. Selain itu, pembangunan transportasi diharapkan dapat

meningkatkan daya dukung, kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana jalan dan

44 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 48

64

jembatan yang dapat memperlancar arus transportasi. Dengan demikian,

kebijakan pemerintah dalam hal ini, adalah:

1. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur.

2. Menyediakan sarana dan prasarana perumahan, ditandai dengan

pembangunan perumahan untuk melayani kebutuhan masyarakat

berpenghasilan rendah dan miskin.

3. Mempercepat dan memperluas jangkauan pembangunan prasarana jalan

dan jembatan.

4. Melibatkan seluruh Camat, Kepala Desa, Kepala Dusun, RT, RW dan

masyarakat dengan bersama-sama melakukan pembenahan dengan

meningkatkan kapasitas pengelolaan dalam menata dan memelihara

lingkungan menjadi lebih bersih, nyaman, teduh, asri dan berbasis tatanan

kota. Misalnya, untuk perumahan direkomendasikan untuk membersihkan

area perumahan dari gulma serta membersihkan drainase dari sedimen-

sedimen dari gulma, rekomendasi lainnya dengan menambah fasilitas

pemilangan sampah disemua lokasi perumahan.

5. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan

infrastruktur prasarana jalan melalui pengembangan kemitraan dan

penataan usaha secara efisien, transparan dan professional.

6. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pembangunan lalu lintas angkutan

jalan.

7. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pembangunan pendukung

transportasi.45

45 Ibid

65

Dari semua kebijakan pemerintah dalam bidang infrastruktur yang

bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan memperlancar arus

transportasi dapat dilihat dari penambahan pembangunan jalan beton maupun

pengaspalan khususnya di lingkungan pedesaan yang ada di Kabupaten Luwu

Timur.

Tabel 3.12Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur sampai Tahun 2013

Uraian Kegiatan (Km)

2010 2011 2012

Pembangunan jalan beton

8,048 4,318 22,03

Pengaspalan 12,1 16,499 25,66Pengkrikilan jalan 15,45 26,426 27,19

Jaringan irigasi teknis

4,469 9,788 4,44

Jaringan irigasi semi teknis/non

teknis

4,469 9,788 4,44

Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013

Selain itu, pembangunan infrastruktur lebih difokuskan dan ditujukan bagi

ibukota Kabupaten Luwu Timur, Kota Malili dengan membangun gedung-gedung

perkantoran, selain tetap membenahi kebutuhan-kebutuhan desa.

2. Bidang Ekonomi

a. Pertanian Dalam Arti Luas

Prioritas pembangunan Kabupaten Luwu Timur pada masa bakti 2011-

2015 lebih diarahkan pada sektor pertanian dalam arti luas. Apalagi, dengan

kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, menjadikan pemerintah Luwu Timur

lebih giat dalam menata kebijakan dan sistem pelayanan yang lebih efektif dan

efisien dalam proses pembangunan menuju pada visi Kabupaten Luwu Timur

menjadi kabupaten Agroindustri tahun 2015.

66

Upaya tersebut ditempuh dengan menggandeng Perguruan Tinggi, kamar

dagang dan industri (Kadin) di daerah, dan para investor yang secara bersama

merumuskan dan memetakan komoditi unggulan, sehingga Luwu Timur makin

siap menjadi daerah yang mengandalkan agroindustri sebagai lokomotif

penggerak ataupun pengarus utamaan pembangunan perekonomian daerah.

Berbagai strategi dalam upaya muwujudkan Visi Agroindustri terus dilakukan,

sehingga diharapkan pembangunan di Luwu Timur atas dasar manfaat, dapat

dinikmati masyarakat secara adil dan merata, utamanya di sektor pertanian dalam

arti luas dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup menjadi

terdepan dalam melanjutkan pembangunan di Luwu Timur.

Seperti yang diungkapakan oleh Ramadhan Pirade,

Agroindustri mengindikasikan bahwa tahun 2015 mendatang, daerah ini sudah harus siap menjadi daerah yang mengandalkan agroindustri sebagai lokomotif penggerak ataupun pengarus utamaaan pembangunan perekonomian daearah. Hal ini didukung oleh potensi wilayah di bidang pertanian serta peluang-peluang eksternal yang mengemuka, serta tekad untuk mempersiapkan sumber daya yang tersedia guna menghadapi tantangan dan kendala dalam melaksanakannya.46

Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan agroindustri ini,

pemerintah melakukan penyuluhan langsung seperti yang dikatakan oleh Ketua

Kelompok Tani Mekar Jaya satu, Heriyanto. Dimana Heriyanto menyebutkan,

dilakukan sosialisasi bahkan Andi Hatta Marakarma selaku bupati terjun langsung untuk memberikan sosialisasi kepada para kelompok tani untuk mencoba menggunakan pola SRI untuk mendapat hasil yang baik dalam setiap panennya. Bercocok tanam padi model SRI sangat ramah lingkungan, karena konsepnya yang mengarah kembali kealam atau identik dengan menanam padi organik. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia dan peptisida kimia, tetapi menggunakan bahan-bahan organik baik untuk memupuk maupun untuk mengendalikan hama penyakit. Bahan organik ini diutamakan berasal dari lingkungan

46 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014

67

sekitar yang bahannya tersedia dan berkelanjutan ataupun yang telah diproduksi oleh pabrik secara komersial. Menanam padi secara organik tidak hanya dapat meningkatkan hasil, tetapi juga membuat lingkungan disekitarnya menjadi sehat.47

Selain itu, pemerintah juga mendorong terciptanya pasar untuk memberi

jaminan kepada petani agar tidak menjual hasil pertanian mereka karena terdesak.

Olehnya itu, sejak dini diterapkan pola tanam, petik, olah, kemas dan jual. Semua

itu dimaksudkan untuk mempertahankan daya saing harga pada komoditas

unggulan.

Selain bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan peningkatan

produksi padi mendukung Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) dan visi

Kabupaten Luwu Timur menuju Agroindustri tahun 2015, SRI memiliki misi

yang lebih luas lagi, yakni tercapainya keseimbangan lingkungan dan pemulihan

tanah sawah serta budidaya padi yang lebih akrab dan sesuai dengan alam padi itu

sendiri.

Menurut Heriyanto, adapun keunggulan penggunaan pola SRI, yaitu:

Menghemat biaya produksi, rasa nasinya pulen dan tahan lama, tidak terdapat kandungan peptisida dalam berasnya, sehingga aman bagi tubuh, rendahnya nilai gula dalam berasnya, ramah lingkungan karena tidak ada pemakaian toksin dan sintetis, produksi dapat dua kali lipat disbanding dengan sistem tanam konvensional, masa panen dapat lebih cepat sekitar 15 hari dibanding dengan pola kovensional, karena usia bibit muda (dibawah 10 hari) sehingga mengurangi masa pertanaman.48

Selain program menggunakan pola SRI pada pertanian, melalui penuturan

Heriyanto ada beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah Luwu Timur dalam

mengembangkan pertanian dan perkebunan untuk kesejahteraan masyarakat dan

memperbaiki perekonomian masyarakat Luwu Timur, yaitu:

47 Wawancara dengan Heriyanto tanggal 26 Agustus 2014 48 Ibid

68

1. Melakukan sosialisasi dan peningkatan pengalaman petani dengan

program SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu).

Dimana petani diberikan materi selayaknya anak sekolah.

2. Pemberian pupuk dan bibit bersubsidi kepada para kelompok tani.

3. Pemberian bantuan seperti traktor, mesin panen, penyemprot hama yang

bertujuan agar memudahkan petani serta dapat mendongkrak produksi

pertanian.

4. Menambah tenaga penyuluh pertanian agar apabila terdapat keluhan dari

masyarakat petani, dinas terkait dapat langsung melihat dan mengontrol ke

lapangan.

b. Perdagangan dan Jasa

Pada periode 2011-2015, pemerintah Kabupaten Luwu Timur tetap

mencanangkan kebijakan pada perdagangan dan jasa dengan menekankan dalam

meningkatkan lagi aktivitas perdagangan dan jasa, arus distribusi barang dan jasa

dan lebih mengembangkan pusat-pusat perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk

strategi mengembangkan perdagangan dan jasa seperti pasar tradisional dan

koperasi maupun bank, pemerintah melakukan:

1. Meningkatkan kemudahan bagi para pelaku usaha perdagangan dan jasa.

2. Memberikan izin dalam penanaman modal seperti koperasi dan bank,

sehingga terjadi prose simpan pinjam.

3. Membenahi sarana dan prasarana perdagangan di pasar-pasar tradisional

dapat menjual belikan hasil bumi ke pasar-pasar dan tempat perdagangan.

Tabel 3.13Jumlah Pasar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

69

Kecamatan Pasar Burau 1Wotu 1

Tomoni 1Tomoni Timur 1

Angkona 1Malili 2Towuti 1Nuha 2

Wasuponda 1Mangkutana 1

Kalaena 2Jumlah 16

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

4. Melakukan perbaikan dan perluasan pusat perdagangan guna

memperlancar proses jual beli hasil bumi oleh masyarakat Luwu Timur.

3. Bidang Politik dan Pemerintahan

Kepemerintahan merupakan tata hubungan antara unsur-unsur pemerintah

daerah (legislatif dan eksekutif) dengan kalangan dunia usaha/swasta dan

masyarakat di daearah Kabupaten Luwu Timur. Perhatian pemerintah dalam hal

pengembangan bidang poltik dan pemerintahan tetap terfokus pada peningkatan

kehidupan politik yang demokrasi dengan penguatan lembaga pemerintahan dan

meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan.

Tabel 3.14Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik Tahun 2012

Partai Politik Anggota Laki-laki Perempuan Jumlah

Golongan Karya 6 1 7Demokrat 4 - 4

PDK 4 - 4PKS 3 - 3PAN 3 - 3

70

PBB 2 - 2BARNAS 1 - 1

GERINDRA 1 - 1HANURA 1 - 1

PKB 1 - 1PKNU 1 - 1PKPI 1 - 1PPP 1 - 1

Jumlah 29 1 30Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Tabel 3.15Jumlah Keputusan DPRD menurut Jenis Keputusan Tahun 2010-2012

Jenis Keputusan 2010 2011 2012Peraturan Daerah 24 135 14Keputusan DPRD 10 10 10

Keputusan Pimpinan DPRD

11 7 4

Rapat-rapat 383 310 115Lainnya 1- 10 -Jumlah 428 372 143

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Tabel 3.16Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Dinas/Instansi Pemerintah dan

Tingkat Pendidikan Tahun 2012Dinas/Instansi

PemerintahTingkat Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah

SD SMP SMA D I-IV S1 S2Sekretaris Daerah - 1 25 6 53 3 88Sekretaris DPRD - 1 15 3 11 1 31Sekretaris KPU - - 3 - 3 - 6

71

Inspektorat Kabupaten - - 3 3 25 1 32Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah- - 1 - 20 5 26

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

Perempuan

- - 7 5 22 - 34

Badan Kepegawaian, Pendidikan &

Pelatihan Daerah

- - 7 4 13 - 24

Badan Pemberdayaan Masyarakat &

Pemerintahan Desa

- 1 3 1 12 2 19

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah

- - 2 - 10 2 14

Badan Ketahanan Pangan

- - 3 3 12 1 19

Badan Pelaksanaan Peyuluhan Pertanian,

Perikanan & Kehutanan

- - 38 7 58 - 103

Badan Penanggulangan Bencana Derah

- - 4 2 6 1 13

Dinas Energi & Sumber Daya Mineral

- - 5 2 19 - 26

Dinas Kehutanan - - 20 - 10 2 32Dinas Kelautan &

Perikanan- - 4 3 17 2 26

Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil

- - 3 - 9 - 12

Dinas Kesehatan - - 3 16 46 1 66Dinas Koperasi, Perindustrian &

Perdagangan

- - 4 6 10 1 21

Dinas Pekerjaan Umum

10 11 44 8 25 2 100

Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan & Aset Daerah

- - 16 7 16 - 39

Dinas Pendidikan, Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda &

- - 9 18 35 1 63

72

OlahragaDinas Perhubungan,

Komunikasi & Informatika

- 4 10 1 12 1 28

Dinas Pertanian, Perkebunan &

Peternakan

- - 23 3 48 - 74

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi & Sosial

1 - 8 3 12 1 25

Dinas Tata Ruang & Pemukiman

- - 7 - 13 2 22

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik &

Perlindungan Masyarakat

- - 3 - 6 - 9

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

- - 1 3 7 - 11

Kantor Perpustakaan, Arsip Daerah &

Dokumentasi

- - 3 3 5 - 11

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Sehingga pemerintah Kabupaten Luwu Timur mengambil strategi untuk

mengembangkan bidang politik dan pemerintahan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan dalam melayani masyarakat

dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi dan

mengembangkan filosofi pelayanan dengan hati menghadapi masyarakat

yang membutuhkan pelayanan.

2. Memberikan pengarahan dan penyempurnaan kepada aparatur

pemerintahan agar memiliki kinerja yang berkualitas dengan tetap

menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.

3. Meningkatkan kinerja DPRD dan menjalin hubungan yang harmonis

antara DPRD maupun lembaga lain sehingga tetap terjadi komukasi yang

baik.

73

4. Meningkatkan pelayanan dan memberikan ruang yang lebih besar kepada

masyarakat untuk berpartisipasi, mengawasi dan mengevaluasi

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pembangunan. Dengan kata

lain pemerintah yang lebih transparan dan akuntabel.49

BAB IVHASIL-HASIL YANG DICAPAI PADA MASA PEMERINTAHAN

ANDI HATTA MARAKARMA

A. Masa Bakti 2005-2010

1. Bidang Sosial

a. Pendidikan

49 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 42-45

74

Sejak berdirinya Kabupaten Luwu Timur tahun 2003, pemerintah

Kabupaten Luwu Timur telah membidik sektor pendidikan menjadi salah satu

sektor prioritas. Tidak tanggung-tanggung komitmen pemerintah memajukan

sektor ini dilakukan dengan mengambil langkah menggratiskan pendidikan gratis

yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dan diterapkan mulai tingkat SD hingga

SMA yang didanai oleh APBD Luwu Timur. Dimana pada waktu itu, baru

menjadi wacana bagi beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Program pendidikan gratis ini, pada awal pelaksanaannya diatur dalam

peraturan bupati Luwu Timur hingga tahun 2008. Sedangkan tahun berikutnya

telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang

Pendidikan Gratis. Kucuran dana untuk pendidikan dari 24% APBD meningkat

dari tahun ke tahun. Pada 2006 sebesar Rp79 miliar, 2007 sebesar Rp116,7 miliar,

2008 sebesar Rp161,4 miliar, dan 2009 sebesar Rp182,7 miliar. Dari jumlah

tersebut, disalurkan keseluruh sekolah yang ada di Luwu Timur mulai dari jenjang

SD, SMP hingga SMA/sederajat, yang terdiri 14 item pembiayaan meliputi: Biaya

Operasional Sekolah (BOS), tunjangan guru dan kepala sekolah, penghapusan

uang SPP, bantuan beasiswa berprestasi mulai dari SD sampai perguruan tinggi,

biaya LKS, biaya penerimaan siswa baru, biaya semester/mid semester, biaya pas

foto, biaya raport, biaya bimbingan dan pengayaan (les), biaya penulisan ijazah,

biaya ujian, biaya kegiatan kepramukaan/kesiswaan dan biaya tunjangan

kesejahteraan guru daerah terpencil.50

50 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 8

75

Untuk menunjang pendidikan gratis ini, pemerintah Kabupaten Luwu

Timur juga mengoperasikan bus sekolah sebanyak 9 unit dalam rangka

meringankan beban ekonomi orang tua siswa, sehingga mereka tidak perlu

memikirkan biaya transportasi setiap hari untuk anak-anaknya. Bupati Luwu

Timur Andi Hatta Marakarma mengatakan dengan besarnya alokasi anggaran

pendidikan gratis di Luwu Timur, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang tidak

sekolah. Sebab, semuanya sudah ditanggung oleh pemerintah. Namun yang tidak

kalah pentingnya adalah tidak boleh lagi ada pungutan dari guru dan komite

sekolah kepada siswa dengan berbagai alasan. Apabila ini terjadi, maka sanksi

berat yang akan diterima.

Awalnya, program pelayanan gratis SD sampai SMA di Luwu Timur tidak

menunjukkan hasil berbanding lurus dengan tingkat kelulusan siswa. Program

pelayanan pendidikan diperbaiki dengan tiga strategi pendidikan, yaitu

peningkatan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan daya saing

pendidikan, dan peningkatan pencitraan publik.51

Pertama, Kabupaten Luwu Timur telah berhasil membangun unit sekolah

baru (USB) yang permanen sejak tahun 2004 hingga 2007 diberbagai tingkatan.

Selain itu, USB ini dilengkapi fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar

seperti laboratorium, perpustakaan, laboratorium bahasa, pusat sumber belajar dan

pembelajaran TIK (kurikulum) bagi guru-guru.

Tabel 4.1.Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2005-2010Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas

Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -51 Ibid

76

Wotu 18 20 3 1 - 1 3 1 1Tomoni 15 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur

8 10 2 1 - 2 - - -

Angkona 14 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 19 20 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1

Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 13 13 1 1 - 1 2 1 -

Kalaena 5 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 146 142 24 12 3 17 21 9 2

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010

Kedua, peningkatan mutu dan daya saing pendidikan. Kabupaten Luwu

Timur memprioritaskan pada peningkatan tingkat kelulusan siswa mulai dari SD,

SMP dan SMA. Upaya yang dilakukan mencapai target dengan melakukan

kerjasama YPS PT. Vale berupa pembekalan dan pencerahan kepada guru-guru

mata pelajaran Ujian Negara (UN), melakukan try out ke sekolah-sekolah

khususnya siswa pra ujian nasional berupa simulasi soal-soal UN yang diadakan 3

sampai 4 kali lengkap dengan kisi-kisinya. Menurut Muhammad Abriansyah,

Upaya ini membuahkan hasil. Tahun 2008, Kabupaten Luwu Timur berada diurutan delapan tingkat SMA sederajat, urutan lima tingkat SMP sederajat dan 2009 meningkat lagi menjadi urutan tiga tingkat SMA sederajat dan urutan dua tingkat SMP sederajat.52

d. Kesehatan

Setelah dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah, atas dorongan aspirasi

masyarakat Luwu Timur melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003,

ditetapkan pembentukan Kabupaten Luwu Timur yang diresmikan oleh Menteri

Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003. Sejak itu pula tekad pembangunan

52 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014

77

bidang kesehatan di Kabupaten Luwu Timur untuk menuju lebih baik merupakan

cita-cita besar pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang harus diwujudkan.

Kesehatan merupakan satu komponen pembangunan manusia dalam

rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan

mutu kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang

memadai. Pemerintah berkomitmen kuat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan

yang berkualitas dan langsung menyentuh semua masyarakat Luwu Timur tanpa

terkecuali dengan mengeluarkan Peraturan Daearh Kabupaten Luwu Timur

Nomor 9 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gratis di

Kabupaten Luwu Timur pada tanggal 10 Agustus 2009.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten

Luwu Timur, Guruh Wahyu Martopo:

Pembangunan kesehatan dari mulai terbentuknya Luwu Timur tahun 2003 sampai dengan tahun 2013 mengalami perkembangan yang luar biasa. Ini terlihat dari pembangunan sarana kesehatan yang terus ditingkatkan, juga tenaga kesehatannya. Pada tahun 2003 di Kabupaten Luwu Timur hanya terdapat 1 buah rumah sakit yakni milik PT. Vale yang ada di Kecamatan Nuha. Fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas Induk 8 Puskesmas, 39 Puskesmas Pembantu dan 206 Posyandu. Pada tahu 2003, untuk menangani masalah kesehatan penduduk Luwu Timur, terdapat 11 dokter umum, 4 dokter gigi, 41 bidan dan 66 perawat.53

Sampai tahun 2010, terjadi perubahan yang sangat signifikan di bidang.

kesehatan baik fasilitas maupun tenaga kesehatannya.

Tabel 4.2Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2005-2010Kecamat

anRS Puskes

masPustu Poskes

desPosyandu

Praktek Dokter

Praktek Bidan

Apotek

Burau - 1 10 6 38 5 21 2Wotu 1 1 8 10 29 12 3 3

53 Wawancara dengan Guruh Wahyu Martopo Tanggal 5 September 2014

78

Tomoni - 1 3 11 23 4 1 3Tomoni Timur

- 1 3 10 16 2 9 -

Angkona - 1 6 6 26 2 1 -Malili - 2 7 18 31 10 8 5Towuti - 3 4 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4

Wasuponda

- 1 6 6 12 2 1 3

Mangkutana

- 1 5 6 26 6 2 -

Kalaena - 1 4 4 11 4 6 -Jumlah 2 14 60 100 260 62 65 22

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010

e. Infrastruktur

Mayoritas masyarakat Kabupaten Luwu Timur mengakui bahwa dibawah

kepemimpinan Andi Hatta Marakarma, pembangunan di segala sektor terus

mengalami peningkatan. Dengan beberapa program kerja yang dicanangkan dari

awal pemerintahan sampai saat ini telah mengubah wajah Kabupaten Luwu Timur

menjadi daerah yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan

memperbaiki kondisi infrastruktur memicu pertumbuhan di segala sektor

mengalami peningkatan. Dengan program kerja pada bidang infrastruktur yang

memperkuat struktur pembangunan desa melalui pembuatan jalan baru,

pembangunan jembatan, pembuatan irigasi dan peningkatan status jalan baik jalan

tani, jalan desa maupun jalan kecamatan ditambah dengan pembangunan gedung-

gedung perkantoran.

Tabel 4.3Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010

Uraian Kegiatan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 2010

79

Pembangunan jalan beton

- 0,08 6,074 13,174 9,116 8,048

Pengaspalan 41,08 39,636

51,855 42,801 92,124 12,1

Pengkrikilan jalan 171,659

178,8 136,017

125,618

233,958

15,45

Pembentukan/pembukaan jalan

79,418 15,44 40,517 91,085 134,738

13,189

Pembangunan jembatan (unit)40,517

22 34 22 32 52 10

Pembangunan proteksi 2,373 0,7 7,15 13,005 34,977 16,134

Rabat beton - - - - - 0,181

Paving blok - - - - - 1,678

Pembuatan drainase 13,071 21,637

43,02 68,866 81,62 8,893

Jaringan air bersih - 31,961

29,667 7,665 14,575 1,171

Normalisasi/perluasan sungai

14,578 6,005 10,75 24,7 14,25 -

Jaringan irigasi teknis 2,9 42,07 30,698 32,101 23,474 4,469

Jaringan irigasi semi teknis/non teknis

15,68 17,616

22,724 14,01 14,33 4,469

Pembuatan pintu air (unit)

- 2 13 17 9 1

Pembuatan brojong - 1,236 0,722 2,46 1,672 0,493

Pembangunan/pemeliharaan jaringan

irigasi

- - Tersebar

Tersebar

2,2 Tersebar

Pembuatan talud/tanggul

- 5,29 0,951 5,282 21,6 0,684

Bangunan Syphon (unit) - - - - - 3

80

Bangunan pelengkap - 8 14 23 21 3

Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013

Seperti penuturan Sakeh, dimana Sakeh merasakan betul manfaat

pembagunan jalan didaerahnya. Jalan beton sejauh 20 km dengan lebar 4 m yang

menjangkau Desa Balirejo, Tawakua dan Mantadulu berperan besar menopang

kelancaran usahanya sebagai pedagang kedelai dan kakao. Pasca dibangunnya

jalan beton tersebut, kondisi usahanya berangsur-angsur membaik. Hampir setiap

pekan Sakeh mamasok 8 ton kakao ke eksportir di Makassar menggunakan truk

miliknya.54

Senada dengan Sakeh, Dandu Kasim pun mengatakan hal yang sama.

Menurut Dandu Kasim,

Setelah Luwu Timur berpisah dari kabupaten induknya 2003 silam, kondisi Luwu Timur berangsur-angsur membaik. Dibawah nahkoda Andi Hatta marakarma sejak menjabat caretaker hingga terpilih menjadi bupati pertama periode 2005-2010 dan dilanjutkan dengan periode 2011-2015, pembangunan infrastruktur mulai membaik. Dengan pembangunan jembatan, pengaspalan dan perbaikan jalan, kini Dandu Kasim tidak lagi sulit menempuh sekolah tempat ia mengajar dan proses belajar mengajar tidak terhambat lagi karena keterlambatannya pergi mengajar.55

Selain itu, Muhammad Abriansyah juga mengatakan:

Salah satu desa di Kecamatan Towuti, misalnya merupakan perbandingan yang rill antara angka dan program pembangunan yang sebanding dengan hasil yang dicapai. Sebelum program berjalan, tidak ada angkutan umum yang masuk ke desa yang berjarak 30 km dari ibukota Kecamatan Towuti. Untuk menjangkau kecamatan, masyarakat harus berjalan kaki atau

54 Wawancara dengan Sakeh tanggal 25 Agustus 201455 Wawancara dengan Dandu Kasim tanggal 23 Agustus 2014 8,893

81

menyewa ojek dengan biaya Rp350.000 sekali jalan. Itupun motor ojek tersebut lebih sering dituntun darpada dikendarai. Seiring dengan sampainya program DMK (Desa Mengepung Kota) ke desa tersebut, kondisi sekarang sangat berbeda. Mobil angkutan bahkan dapat masuk dengan leluasa. Masyarakat pun cukup membayar Rp.15.000 untuk bisa sampai ke ibukota kecamatan.56

Perubahan yang sangat signifikan ini terjadi di sebagian besar desa-desa,

terutama desa-desa yang dulunya terpencil dan sangat sulit diakses. Bukan hanya

akses jalan yang membaik, irigasi persawahan juga membaik sehingga hasil

pertanian pun ikut meningkat. Petani tidak lagi kesulitan mengangkut hasil

pertanian karena jalan beraspal telah menjangkau hingga kepelosok. Sehingga,

keberhasilan Luwu Timur dengan program desa mengepung kota, meraih

penghargaan Otonomi Award 2010 di Suawesi Selatan pada kategori

pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Kabupaten Luwu Timur telah menjadi Kota Praja Lingkungan.

Dimana, ini terbukti dengan piagam ADIPURA menjadi milik Kabupaten Luwu

Timur. Bagi Luwu Timur, program ADIPURA memberikan pengaruh yang besar

pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih bersih, teduh dan

nyaman. Hal ini memberikan konsekuensi logis yang berat bagi Luwu Timur

untuk menunjukkan Luwu Timur memang layak memperoleh penghargaan

tersebut. Kerja keras seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga kebersihan Kota

Malili selaku Ibukota Kabupaten Luwu Timur sehingga Kota Malili selalu bersih

dan sejuk akhirnya terbayarkan.

Untuk pertama kalinya tahun 2010, piagam ADIPURA akhirnya di terima

oleh Luwu Timur.

56 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014

82

2. Bidang Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi di daerah Luwu Timur sangat

memuaskan dan menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Menurut data

BPS, pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor pertanian mencapai 8%

melampaui pertumbuhan ekonomi secara nasional sekitar 6,5%. Artinya

Kabupaten Luwu Timur masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini

dilihat dari menurunnya jumlah penduduk miskin dan menurunnya tingkat

pengangguran terbuka.

Selain itu, menurut penuturan Heriyanto:

Di bawah kepemimpinan Andi Hatta Marakarma, kehidupan masyarakat Luwu Timur khususnya masyarakat petani dan pedagang sudah merasakan hidup yang layak dan sejahtera. Ini di tandai dengan mayoritas masyarakat Luwu Timur sudah dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Semua itu tidak lepas dari peran Andi Hatta Marakarma sebagai bupati Luwu Timur dalam menangani perekonomian Luwu Timur khususnya pada masyarakat petani dengan memberikan bantuan dana dan bantuan berupa benih, pupuk, mesin panen dan sebagainya serta mengadakan sosialisasi dan peninjauan dari proses tanam sampai panen, sehingga hasil produksi pertanian dalam arti luas Luwu Timur sangat meningkat. Di tambah dengan faktor penunjang perekonomian yaitu membaiknya infrastruktur seperti perbaikan jalan desa dan jalan tani sampai ke pelosok.57

Selain itu, dengan dilakukannya pembangunan dan perbaikan pasar-pasar

tradisional seperti pasar tradisional sentral tomoni yang berada di Kecamatan

Tomoni. Yang di dalamnya terdapat kegiatan jual beli bukan hanya dari Luwu

Timur tetapi dari luar Luwu Timur. Sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh para

pedagang Luwu Timur untuk menjual hasil pertanian dan perkebunan kepada para

pembeli dari dalam maupun dari luar Kabupaten Luwu Timur.

3. Bidang Politik dan Pemerintahan57 Wawancara dengan Heriyanto Tanggal 26 Agustus 2014

83

Dengan strategi politik yang diterapkan oleh Andi Hatta Marakarma

sebagai bupati Luwu Timur, seperti melakukan pendekatan kepada masyarakat,

terjun langsung mendengarkan suara rakyat dan menjadikan pemerintahannya

menjadi pemerintah yang transparan dan akuntabel yang selalu mengikutsertakan

masyarakat dalam hal pembangunan Kabupaten Luwu Timur, menjadikan

hubungan antara pamerintahan dan masyarakat terjalin dengan harmonis.

Masyarakat menilai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sangat baik dan

tidak ada batasan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dari pemerintah

sampai masyarakat Luwu Timur tidak pernah terjadi konflik dan hubungan tetap

berjalan harmonis. Bahkan, dari semua kebijakan yang diterapakkan oleh

pemerintah untuk pembangunan Luwu Timur, masyarakat sangat antusias bahkan

ikut serta dalam pengembangan sektor-sektor yang menjadi prioritas Luwu Timur.

Selain hubungan pemerintah dan masyarakat yang tetap harmonis, hubungan

antara masyarakat juga terjalin dengan harmonis. Ini ditandai dengan banyak

perbedaan etnis dan suku yang terdapat di Luwu Timur, tetapi kehidupan

harmonis yang diterapkan menjadikan perbedaan itu tetap dapat berdampingan

dan saling menghargai satu sama lain

.

B. Masa Bakti 2011-2015

1. Bidang Sosial

a. Pendidikan

Penambahan dana untuk pendidikan hingga tahun 2013 yang mencapai

Rp208,89 miliar disalurkan keseluruh sekolah yang ada di Kabupaten Luwu Timur

84

mulai dari jenjang SD hingga SMA/sederajat untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Selain itu, program kerja menyediakan sekolah untuk anak-anak Luwu Timur di

setiap kecamatan kini telah.

Tabel 4.4Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 19 21 3 1 - 1 3 1 1

Tomoni 16 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur

8 10 2 1 - 2 - - -

Angkona 15 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 21 21 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1

Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 14 13 1 1 - 1 2 1 -

Kalaena 7 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 154 144 24 12 3 17 21 9 2

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Program kerja pemerintah dalam meningkatkan mutu dan daya saing

pendidikan yang telah dilaksanakan dari tahun 2005 terus mengalami peningkatan

yang dapat dilihat dari tingkat kelulusan murid dari tingkat SD hingga SMA.

Tabel 4.5Jumlah Kelulusan Murid di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012

Kecamatan SD SMP SMA

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Burau 725 59 478 149 210 126

Wotu 665 15 432 90 281 62

85

Tomoni 388 34 342 - 343 -

Tomoni

Timur

223 24 208 14 136 -

Angkona 399 68 254 96 151 50

Malili 778 6 508 75 507 19

Towuti 525 13 363 61 253 30

Nuha 198 183 124 171 56 210

Wasuponda 335 32 231 29 133 9

Mangkutana 386 15 312 138 243 176

Kalaena 256 5 226 28 181 -

Jumlah 4878 452 3478 851 2494 682

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

b. Kesehatan

Dari berdirinya Kabupaten Luwu Timur tahun 2003, sampai tahun 2013

terjadi perubahan yang sangat signifikan di bidang kesehatan baik fasilitas maupun

tenaga kesehatannya. Sampai tahun 2013 menurut data BPS, di Kabupaten Luwu

Timur terdapat 2 buah Rumah Sakit yakni milik PT. Vale yang terletak di

Kecamatan Nuha dan RSUD I Lagaligo, yang berada di Kecamatan Wotu. Upaya

untuk menciptakan mutu pelayanan yang lebih baik lagi, diupayakan melalui proses

Akreditasi Rumah Sakit dimana pada tanggal 24 Februari 2010 melalui Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor YM.01.10/III/1057/2010,

memutuskan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar untuk RSUD I Lagaligo.

Prinsip-prinsip pengelolaan rumah sakit yang lebih strategik terus diupayakan

sebagai unit sarana publik daerah yang terpercaya melalui upaya menjadikan RSUD

86

menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di tahun 2013. Dengan menjadi

BLUD, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu mengatasi

keterbatasan dana operasional, mengatasi keterrgantungan terhadap subsidi, serta

optimalisasi pelayanan terwujud.

Tabel 4.6Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur

Tahun 2013Kecamatan R

SPuskes

masPustu Poskes

desPosyandu

Praktek Dokter

Praktek Bidan

Apotek

Burau - 1 11 6 38 5 21 2Wotu 1 1 9 10 29 12 3 3

Tomoni - 1 4 11 23 4 1 3Tomoni Timur

- 1 3 10 16 2 9 -

Angkona - 1 7 6 26 2 1 -Malili - 2 8 18 31 10 8 5Towuti - 4 5 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4

Wasuponda - 1 7 6 12 2 1 3Mangkutana - 1 6 6 26 6 2 -

Kalaena - 1 5 4 11 4 6 -Jumlah 2 15 69 100 260 62 65 22

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Tabel 4.7Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

Kecamatan Fasilitas Apoteker Bidan Tenaga Farmasi

Perawat

Burau Puskesmas - 14 3 21Wotu Puskesmas - 16 2 12

RSUD 2 18 6 73Tomoni Puskesmas - 15 1 10Tomoni Timur

Puskesmas - 9 2 13

Angkona Puskesmas - 10 2 13

87

Malili Puskesmas 1 27 4 35Dinas

Kesehatan4 1 9 2

Towuti Puskesmas - 28 8 48Nuha Puskesmas 1 16 2 16

Wasuponda Puskesmas 1 12 2 16Mangkutan

aPuskesmas 1 13 1 18

Kalaena Puskesmas - 5 2 17Jumlah 10 184 44 294

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Indikator kesehatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH)

saat dilahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Kasar (AKK)

status gizi. AHH salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan dari program kerja yang dilakukan untuk memajukan pembangunan

manusia dengan memperhatikan kesehatan masyarakat. Makin tinggi kualitas

kesehatan, makin rendahnya angka kematian sehingga meningkatnya harapan

untuk hidup.

Sampai tahun 2012, AHH Kabupaten Luwu Timur mencapai 71,29 tahun

dan terus mengalami peningkatan bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Implikasi dari AHH adalah komitmen pemerintah daerah yang kuat dengan

keberadaan Peraturan Daerah tentang kesehatan gratis, ditambah dukungan APBD

terhadap Jamkesda maupun Jamkesmas dan didukung dengan mobil ambulance

serta mobil jenazah gratis untuk pelayanan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat khususnya di Kabupaten Luwu Timur. Dimana AHH Kabupaten

88

Luwu Timur sampai tahun 2012 telah melampaui AHH Provinsi Sulawesi Selatan

pada tahun yang sama yaitu sebesar 70,45 tahun.58

Tabel 4.8Jumlah Anak Lahir dan Mati menurut Kecamatan di Kabupaten Luwu

Timur Tahun 2012Kecamatan Puskesmas Kelahiran Jumlah

Hidup MatiBurau Burau 681 12 693Wotu Wotu 599 6 605

Tomoni Tomoni 516 2 518Tomoni Timur

Tomoni Timur

282 6 288

Angkona Angkona 494 4 498Malili Malili 684 5 689

Lampia 140 - 140Towuti Wawondula 349 - 349

Timampu 118 - 118Bantilang 107 - 107Mahalona 80 - 80

Nuha Nuha 530 4 534Wasuponda Wasuponda 399 2 401Mangkutana Mangkutana 419 1 420

Kalaena Kalaena 222 1 223Jumlah 5620 43 5663

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Disini terlihat nyata bahwa di bawah kepemimpinana Andi Hatta

Marakarma, pemerintah bersungguh-sungguh mewujudkan komitmen untuk

mensejahterakan masyarakat Luwu Timur, utamanya dalam kesehatan

masyarakatnya. Tidak kalah membanggakan usaha dan kerja keras pemerintah

rupanya membuahkan hasil, ini terbukti dengan diraihnya berbagai penghargaan.

Sampai dengan tanggal 13 November 2013, pemerintah Kabupaten Luwu Timur

berhasil menyabet lima penghargaan di bidang kesehatan tingkat provinsi

Sulawesi Selatan. Kelima penghargaan tersebut, antara lain:

58 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (KLPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 14

89

1. Peringkat pertama dalam apresiasi dan dukungan terhadap peningkatan

pembiayaan program pelayanan gratis yang keempat kalinya.

2. Peringkat pertama pada lomba Posyandu yang dicapai Puskesmas

Kamboja.

3. Peringkat kedua terbaik penilaian kinerja Puskesmas yang diraih

Puskesmas Plus Sorowako.

4. Peringkat kedua pada lomba balita sehat.

5. Juara harapan dua pada lomba desa siaga.59

c. Infrastruktur

Pada periode 2011-2013 pembangunan infrastruktur ditambah dengan

dilakukan pelebaran jalan di semua desa di Kabupaten Luwu Timur maupun

pengaspalan.

Tabel 4.9Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur sampai Tahun 2013

Uraian Kegiatan (Km)

2010 2011 2012

Pembangunan jalan beton

8,048 4,318 22,03

Pengaspalan 12,1 16,499 25,66

59 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 12

90

Pengkrikilan jalan

15,45 26,426 27,19

Jaringan irigasi teknis

4,469 9,788 4,44

Jaringan irigasi semi teknis/non

teknis

4,469 9,788 4,44

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Selain penambahan perbaikan jalan, pembangunan gedung-gedung

perkantoran dinas/instansi pemerintah telah terealisir.

Tabel 4.10Perkantoran Dinas/Instansi Pemerintahan di Kabupaten Luwu Timur yang

TerealisirDinas/Instansi Pemerintah Lokasi

Kantor Bupati Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliBadan Perencanaan Pembangunan

DaerahJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Kepegawaian, Pendidikan & Pelatihan Daerah

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Ketahanan Pangan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliBadan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan KetuhananJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Ketuhanan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Kelautan dan Perikanan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Kependudukan dan Pencatatan

SipilJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Kesehatan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Koperasi, Perindustrian dan

PerdaganganJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Pekerjaan Umum Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset DaerahJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

91

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliKantor Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan MasyarakatJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliKantor Perpustakaan, Arsip Daerah dan

DokumentasiJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

Selain itu, setelah mendapatkan piagam ADIPURA tahun 2010, Saat itu

juga Kabupaten Luwu Timur menyatakan siap untuk di nilai Tim ADIPURA.

Pemerintah optimis bahwa tahun 2011 Kabupaten Luwu Timur akan mendapat

Piala ADIPURA. Tentu bukan hal yang mudah, namun dengan bersama-sama

melakukan pembenahan dalam menyukseskan penilaian ADIPURA mulai dengan

melibatkan seluruh Camat, Kepala Desa, Kepala Dusun, RT, RW dan masyarakat

bukan hal yang tidak mungkin bahwa Piala ADIPURA akan menjadi milik

Kabupaten Luwu Timur. Partisipasi semua pihak tetap harus diingatkan kepada

semua. Karena, penyangga paling inti dari kota yang asri, bagaimanapun

melibatkan tidak saja pemangku kebijakan, tetapi secara luas melibatkan

keseluhuran warga yang berdomisili dalam lingkup Kabupaten Luwu Timur.

Sukses tidaknya Luwu timur dalam menyongsong penilaian ADIPURA,

dibutuhkan dukungan dari semua pihak, bahkan sampai ketingkat rumah tangga

partisipasinya sangat dibutuhkan. Kerja keras dengan berpeluh keringat seluruh

masyarakat akhirnya membuahkan hasil. Rasa syukur dan bangga patut dirasakan

oleh seluruh masyarakat Luwu Timur. Untuk pertama kalinya Piala ADIPURA

92

diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono kepada Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarama di Istana

Kepresidenan pada tanggal 2 Juni 2011.60 Kerja Kabupaten Luwu Timur belum

selesai. Harapan besar bahwa kedepan di tahun-tahun mendatang dan seterusnya

Kabupaten Luwu Timur dapat menambah Piala ADIPURA bagi Kota Malili. Ada

pepatah bijak mengatakan: “Lebih mudah meraih daripada mempertahankan”.

Tugas besar Luwu Timur adalah mempertahankan Piala ADIPURA. Ini

merupakan motivasi bagi seluruh masyarakat Luwu Timur dalam menjaga

kebersihan, optimism ini harus dilandaskan pada kesadaran diri dan masyarakat

untuk senantiasa secara bersama-sama dalam melaksanakan kebersihan

lingkungan dan menjaga fasilitas-fasilitas umum yang ada.

Kabupaten Luwu Timur patut diacungi jempol, Piala ADIPURA untuk

kategori kota kecil terbersih kembali diraih. Komitmen Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur untuk terus mempertahankan Piala ADIPURA akhirnya berhasil

diwujudkan. Keberhasilan ini menuntun pemerintah Kabupaten Luwu Timur

kembali menerima penganugerahan Piala ADIPURA 2012 dari Presiden Republik

Indonesia, selasa 5 Juni 2012.61 Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari

kerjasama warga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur. Karena

tanpa kerjasama warga, maka pemerintah tidak akan bisa bekerja dengan hasil

yang maksimal. Kedepan, harapan besarnya adalah Program ADIPURA akan

diadopsi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk diterapkan di Kecamatan dan

Desa.

60 Tim Redaksi Luwu Timur, Kerja Bersama Meraih WTP dan ADIPURA. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 10

61 Ibid

93

Himbauan pemerintah rupanya tidak pernah surut untuk menggairahkan

masyarakat secara bersama-sama melakukan perbaikan pada titik-titik pantau

yang telah ditentukan agar Luwu Timur dapat kembali meraih Piala ADIPURA

yang ketiga kalinya di tahun 2013. Misalnya untuk perumahan direkomendasikan

untuk membersihkan area perumahan dari gulma, membersihkan drainase dari

sedimen-sedimen dan gulma, menambah fasilitas pemilangan sampah di semua

lokasi perumahan dan masih banyak lagi rekomendasi lainnya. Dengan optimis

yang kuat, bukan tidak mungkin Kota Malili dapat meraih nilai yang tinggi

sehingga Piala ADIPURA untuk tahun 2013 dapat kembali dipertahanka, bahkan

jika dapat ditingkatkan meraih ADIPURA Kencana. Dan pada akhirnya, senin 10

Juni 2013 Kota Malili berhasil mempertahankan Piala ADIPURA untuk kategori

kota kecil bersama 104 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.62

2. Bidang Ekonomi

Petani adalah pelaku utama keberhasilan dari kenaikan produksi tanaman

pangan Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2012. Dimana, kenaikan produksi

tanaman pangan didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang dimiliki.

Tabel 4.11Luas Tanaman, Panen, Produksi dan Provitas Tanaman Pangan

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012Jenis Tanaman Tahun

2011 2012

62 Ibid

94

PadiLuas tanam (Ha)Luas panen (Ha)Produksi (Ton)Provitas (Ton/Ha)

29.290,0030.819,00187.295,886,08

32.927,0030.234,00204,670,006,77

JagungLuas tanam (Ha)Luas panen (Ha)Produksi (Ton)Provitas (Ton/Ha)

4.054,004.387,0021.124,804,82

2.784,003.602,0016,210,234,50

Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013

3. Bidang Politik dan Pemerintahan

Untuk kualitas politik dan pemerintahan, pemerintah Kabupaten Luwu

Timur telah memiliki sumber daya manusia yang berpotensial. Menurut Syamsul

Rijal,

Sampai tahun 2013, tercatat 4.056 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) otonom yang bertugas di daerah ini. Berdasarkan tingkat pendidikannya, 80% PNS otonom merupakan lulusan perguruan tinggi dengan jumlah pegawai perempuan lebih banyak yaitu sekitar 57,67%. Sampai tahun 2013 juga, anggota DPRD Luwu Timur yang berjumlah 30 orang telah menghasilkan 35 peraturan daerah, 10 keputusan DPRD, 7 keputusan pimpinan DPRD, 10 keputusan daerah, 310 keputusan dalam sejumlah rapat yang dilaksanakan serta 10 keputusan yang lainnya.63

Semua keberhasilan pembangunan tersebut tidak lepas dari peran Andi

Hatta Marakarma sebagai motor penggerak pembangunan, dalam pembangunan

Luwu Timur salah satu aspek pendukungnya adalah aspek sosial dan budaya yang

sangat beragam. Pembaruan yang baik antara penduduk lokal dan pendatang

menjadi perekat kesatuan masyarakat, sehingga keragaman sosial-budaya ini

menjadi faktor pendukung yang potensial untuk keberhasilan pelaksanaan

pembangunan. Selain pembaruan antara masyarakat yang baik, menurut

Ramadhan Pirade:

63 Wawancara dengan Syamsul Rijal Tanggal 3 September 2014

95

Faktor yang paling menonjol dalam pembangunan Kabupaten Luwu Timur adalah PT Vale yang mendapat konsensi untuk menambang nikel seluas 218.528,99 hektar. Dari luas konsensi itu, 54,17% berada di wilayah Sulawesi Selatan, selebihnya berada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Pruduknya yang mencapai ratusan juta ton dalam bentuk nikel matte terutama di ekspor ke Jepang. Kegiatan eksplorasi tidak saja menjadi tambang dollar bagi Sulawesi Selatan, tetapi juga menjadi andalan utama bagi kabupaten yang menaunginya kini, yaitu Luwu Timur. Keberadaan PT Vale tidak dipungkiri menjadi ladang pemasukan kas daerah, terutama melalui bagi hasil pajak serta dari pajak bumi dan bangunan (PBB) dan merupakan penyumbang terbesar bagi pembangunan Kabupaten Luwu Timur dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Luwu Timur.64

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

64 Wawancara dengan Ramadhan Pirade Tanggal 5 September 2014

96

1. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Luwu Utara, yang ditandai dengan disahkannya Undang-

undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu

Timur dan Kabupaten Mamuju Utara, dengan melihat ketentuan dan

mekanisme pada PP.129 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan

dan kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah.

2. Beberapa kebijakan pemerintahan dalam pembangunan Luwu Timur,

seperti: 1) Meningkatkan kualitas dan prasarana pendidikan dan kesehatan

dengan menerapkan pendidikan dan ksehatan gratis serta meningkatkan

akses terhadap pendidikan dan kesehatan bagi seluruh masayarakat Luwu

Timur, 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur seperti akses

jalan dan perhubungan guna menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, 3)

melakukan pendekatan kepada masyarakat dan merespon langsung

keluhan masyarakat serta apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Luwu

Timur.

3. Adapun hasil pembangunan yang dicapai Luwu Timur selama

pemerintahan Andi Hatta Marakarma seperti pembangunan sekolah baru

yang permanen diberbagai tingkatan, pembangunan RSUD dan

puskesmas-puskesmas penunjang pelayanan kesehatan masyarakat, dan

membaiknya akses jalan sehingga kegiatan perekonomian masyarakat

berjalan lancar, serta terbinanya hubungan yang harmonis antara apartatur

pemerintahan sampai masyarakat Luwu Timur.

B. Saran

97

Adapun saran-saran yang bermanfaat bagi pengembangan pembangunan

Kabupaten Luwu Timur, sebagai berikut:

1. Memelihara dan merawat sumber daya alam yang dimiliki oleh Luwu

Timur.

2. Menambah sarana dan prasarana yang dapat menunjang perkembangan

sumber daya manusia sampai perekonomian masyarakat Luwu Timur.

3. Memelihara dan merawat hasil-hasil bangunan yang telah berikan oleh

pemerintah untuk masyarakat Luwu Timur.

4. Menjaga dan merawat sumber daya yang telah dimiliki, dengan tidak

merasa puas dari apa yang telah dicapai serta tetap dijalani dengan optimis

karena tantangan didepan akan lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA Luwu Timur. 2005. Penyusunan Rencana Program JangkaMenengah (RPJM) Kabupaten Luwu Timur. Malili: PT. TimurKonsultan

98

BAPPEDA Luwu Timur. 2008. Laporan Akhir Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Luwu Timur. Gowa: Cipta PersadaNusantara,CV

BAPPEDA Luwu Timur. 2008. SPAR dan NUSSP Kabupaten Luwu Timur.Makassar: CV BALLA PANRITA

BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2007. Kabupaten Luwu Timur DalamAngka. Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur

BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2012. Indeks Pembangunan ManusiaKabupaten Luwu Timur. Malili: Badan Pusat StatistikKabupatenLuwu Timur

BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2013. Kabupaten Luwu Timur DalamAngka. Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur

Lopulisa, Christianto. 2011. Tanah-Tanah Luwu Timur. Makassar: LP2MUNHAS

Marakarma, Andi Hatta. 2013. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban(LKPJ). Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur

Madjid, M. Saleh dan Abd. Rahman Hamid. 2008. Pengantar Ilmu Sejarah.Makassar: Rayhan Intermedia

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Tahir, Rafiuddin Dkk. 2010. Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru.Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010

Tim Redaksi Luwu Timur. 2013. Membangun Luwu Timur Dari Nol. Malili:WartaLutim

Tim Redaksi Luwu Timur. 2013. Kerja Bersama Meraih WTP danADIPURA. Malili: WartaLutim

Zaharia, Badron. 2005. Profil Daerah dan Daya Saing Investasi KabupatenLuwu Timut. Malili: BAPPEDA Luwu Timur

Http:// www.luwutimurkab.go.id (diakses tanggal 24 Agustus 2014)

99

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

DAFTAR INFORMAN

101

1. Nama : Drs. Muhammad Abriansyah

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Luwu Timur

2. Nama : Ramadhan Pirade, SE, MM

Umur : 44 Tahun

Pekerjaan : Kabid Ekonomi BAPPEDA Luwu Timur

3. Nama : Guruh Wahyu Martopo, S.Si, M.Si

Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur

4. Nama : Mas’ud Masse, SE

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Asisten Ekonomi dan Pembangunan

5. Nama : Syamsul Rijal M, S.Sos

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Kabag Umum DPRD Kabupaten Luwu Timur

6. Nama : Fatimah, S.Si

Umur : 35 Tahun

Pekerjaan : Sekretaris Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu

Timur

7. Nama : Andi Tabacina Akhmad, M.Si

Umur : 36 Tahun

Pekerjaan : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat PemDes dan

102

Kel.

8. Nama : Nurjayanti

Umur : 39 Tahun

Pekerjaan : Ketua Kader Posyandu Kabupaten Luwu Timur

9. Nama : Heriyanto

Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Ketua Kelompok Tani Kabupaten Luwu Timur

10. Nama : Sakeh

Umur : 57 Tahun

Pekerjaan : Petani Kakao

11. Nama : Dandu Kasim

Umur : 59 Tahun

Pekerjaan : Guru

Lampiran 2

103

Lampiran 3

104

Lampiran 4

105

Lampiran 5

106

Lampiran 6

107

Lampiran 7

108

Lampiran 8

109

Lampiran 9

110

Lampiran 10

111

Lampiran 11

112

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Luwu Timur

113

Sumber : http://www.luwutimurkab.go.id

Gambar 2. Foto Bupati Luwu Timur

114

Sumber : http://www.luwutimurkab.go.id

Gambar 3. Pintu Gerbang Masuk Kabupaten Luwu Timur.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)

Gambar 4. Kantor Bupati Kabupaten Luwu Timur

115

Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)

Gambar 5. Kota Praja Lingkungan (Malili)

Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)

Gambar 6. Pembangunan Sekolah Baru

116

Sumber: Dokumentasi Pribadi (25 Agustus 2014)

Gambar 7. RSUD I Lagaligo

Sumber: Dokumentasi Pribadi (25 Agustus 2014)

Gambar 8. Pembangunan Akses Jalan Perhubungan Dua Wilayah.

117

Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Agustus 2014)

Gambar 9. Kegiatan Sosialisasi Pemerintah Kepada Petani.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Agustus 2014)

118

Gambar 10. Pembangunan Infrastruktur Saluran Air untuk Mengairi Lahan Sawah

Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Agustus 2014)

Gambar 11. Akses Jalan Beton

Sumber : Dokumentasi Pribadi (27 Agustus 2014)

119

Gambar 12. Bantuan Bus Sekolah dari Pemerintah.

Sumber : Dokumentasi Pribadi (25 Agustus 2014)

Gambar 13. Pembangunan Drainase Setiap Desa

Sumber: Dokumen Pribadi (27 Agustus 2014)