SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/32885/1/jiptummpp-gdl-mahfudhoh2-44553-1... · i...
Transcript of SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/32885/1/jiptummpp-gdl-mahfudhoh2-44553-1... · i...
i
SKRIPSI
MAHFUDHOH
STUDI PENGGUNAAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN
HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK
TUBERKULOSIS
(Penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur atas segala nikmat Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena
berkat rahmat serta ridhonya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT)
PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK
TUBERKULOSIS (Penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)” sebagai
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin akan
terwujud apabila tidak ada bantuan, bimbingan dan kerjasama yang ikhlas dari
berbagai pihak sehingga tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran
kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. dr. Restu Kurnia Tjahjani, M.Kes. selaku direktur RSUD dr. Saiful Anwar
Malang, seluruh staf bagian rekam medik beserta seluruh staf RSUD dr. Saiful
Anwar Malang yang telah membantu, membimbing dan mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar di Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Didik Hasmono, Apt., MS. selaku pembimbing I, Ibu Hidajah
Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. selaku pembimbing II dan Bapak Jainuri
Erik Pratama, M.Farm.Klin., Apt. selaku pembimbing III yang disela
kesibukan ibu dan bapak telah bersedia meluangkan waktunya untuk
v
membimbing dan memberikan arahan dan masukan yang membangun kepada
penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt.,
M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Ibu Dosen dan staf Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan
penulis banyak sekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
8. Kedua orang tua tercinta, bapak Imam Nawawi (alm) dan ibu Machmudah
yang selalu mendoakan dan mencurahkan segenap kasih sayang yang tak
terbatas serta memberi dukungan selama penulis menempuh pendidikan.
9. Kakak-kakak tersayang Munthofa’ah, Nafisa, Salwa, dan Nur Robi’ah yang
selalu menemani, memberi semangat, mendukung, dan mendoakan.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi HIV terhebat Rizqy Amalia Putri, Siska
Hermawati, Inne Fatima Abubakar, Rawina Nurmarianita dan Irsan Fahmi
yang selalu mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Evy, Rahmi, Loreng, Venny, dan seluruh teman-teman Farmasi 2012 yang
telah memberi warna selama 4 tahun perkuliahan.
12. Mbak Henny dan penghuni kos 324, mbak Inna, Amel, Fani, Fatimah, Linda,
Lia, yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi ppenelitian berikutnya, amin.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Malang, 25 Juli 2016
Penulis
vi
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA
PASIEN HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK
TUBERKULOSIS
(Penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)
Infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh. Penekanan imun yang parah memiliki resiko
tinggi berkembang menjadi infeksi oportunistik (IO) dan didefinisikan dalam
kondisi AIDS. Infeksi oportunistik tuberkulosis (TB) termasuk IO serius yang
paling umum pada pasien HIV positif dan penyebab utama 1/3 kematian di antara
orang yang hidup dengan HIV/AIDS di dunia. IO TB disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui droplet nuklei di udara, yang
dikeluarkan pada saat batuk, bersin atau berbicara dan paling umum menginfeksi
paru-paru. Penyakit aktif TB ditandai dengan demam, menggigil, berkeringat di
malam hari, penurunan berat badan dan perubahan pada radiografi dada. Terapi
yang diberikan pada pasien dengan infeksi oportunistik tuberkulosis adalah Obat
Anti Tuberkulosis (OAT). Tujuan pengobatan tuberkulosis pada pasien
HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik tuberkulosis adalah menyembuhkan
pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan
dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Prinsip-prinsip dasar
pengobatan TB pada pasien HIV/AIDS sama seperti pada pasien yang tidak
terinfeksi HIV. OAT lini pertama terapi IO tuberkulosis meliputi rifampisin,
isoniazid, pirazinamid, etambutol dan streptomisin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan OAT pada
pasien HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik tuberkulosis di instalasi rawat inap
RSUD dr. Saiful Anwar Malang meliputi, bentuk, dosis, rute pemberian dan efek
samping OAT yang terjadi.
Penelitian ini bersifat observasional karena peneliti melakukan penelitian
dengan mengambil dan mengidentifikasi data rekam medis kesehatan (RMK)
sehingga tidak memberikan perlakuan terhadap sampel yang akan diteliti.
Rancangan penelitian dilakukan bersifat deskriptif dimana penelitian ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan pola penggunaan OAT dengan metode
retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan peninjauan ke belakang). Kriteria
inklusi meliputi data rekam medis kesehatan pasien dewasa dengan diagnosa
HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik tuberkulosis dan mendapatkan terapi OAT
di instalasi rawat inap RSUD dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2015
sampai 31 Desember 2015.
Hasil pada penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan ini yaitu,
pada penelitian ini diperoleh 34 data RMK sebagai sampel dari total 42 populasi.
Data demografi pasien HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik tuberkulosis
berdasarkan jenis kelamin sebanyak 3 pasien wanita (9%) dan 31 pasien pria
(91%) dengan angka kejadian paling tinggi pada rentang usia 20-30 tahun
sebanyak 16 pasien (48%). Infeksi oportunistik lain yang paling banyak pada
pasien HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik tuberkulosis adalah pneumonia
vii
sebanyak 17 pasien (39%) diikuti PCP sebanyak 7 pasien (16%), kandidiasis
sebanyak 12 pasien (28%), diare sebanyak 5 pasien (12 pasien) dan
toksoplasmosis serebral sebanyak 2 pasien (5%). Jenis TB terbanyak adalah TB
paru sebanyak 26 pasien (64%). Pengobatan TB kategori 1 sebanyak 28 pasien
(82%), kategori 2 sebanyak 5 pasien (15%), dan pengobatan MDR-TB sebanyak 1
pasien (3%). Bentuk OAT yang digunakan yaitu KDT sebanyak 7 pasien (21%),
non KDT sebanyak 25 pasien (73%), 4KDT+S sebanyak 1 pasien (3%) dan
2KDT+E sebanyak 1 pasien (3%). OAT KDT yang paling banyak diberikan
adalah 4 KDT (Rifampisin 150 mg, Isoniazid 750 mg, Pirazinamid 400 mg,
Etambutol 275 mg) sebanyak 5 pasien (71%). OAT non KDT yang paling banyak
diberikan adalah R/H/Z/E 1x (450/300/1000/750) mg PO sebanyak 8 pasien
(37%). Efek samping dari penggunaan OAT yang terjadi pada pasien yaitu
peningkatan serum transaminase 10 pasien (47%), mual 5 pasien (24%), muntah 5
pasien (24%) dan gelisah 1 pasien (3%).
Kesimpulan pada penelitian pola penggunaan OAT pada pasien HIV/AIDS
dengan infeksi oportunistik tuberkulosis yaitu, Kategori pengobatan TB paling
banyak adalah kategori 1 (82%), Bentuk OAT yang paling banyak digunakan
adalah non KDT (73%), OAT non KDT yang paling banyak diberikan adalah
R/H/Z/E 1x (450/300/1000/750) mg PO (37%), Efek samping dari penggunaan
OAT yang paling banyak terjadi pada pasien adalah peningkatan serum
transaminase (47%). Penggunaan OAT yang diberikan pada pasien HIV/AIDS
dengan IO tuberkulosis terkait dengan bentuk, dosis dan rute pemberian telah
sesuai dengan Pedoman Nasional Program Pengendalian Tuberkulosis
Kementrian Kesehatan RI tahun 2014.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Tinjauan HIV/AIDS .................................................................................... 6
2.1.1 Epidemiologi HIV/AIDS ...................................................................... 6
2.1.2 Definisi HIV/AIDS .............................................................................. 6
2.1.3 Etiologi HIV/AIDS .............................................................................. 7
2.1.4 Transmisi HIV/AIDS ........................................................................... 8
2.1.5 Patogenesis HIV/AIDS......................................................................... 8
2.1.6 Manifestasi Klinik HIV/AIDS ............................................................ 11
2.1.7 Infeksi Oportunistik pada Pasien HIV/AIDS ...................................... 13
2.2 Tinjauan Infeksi Oportunistik TB pada Pasien HIV/AIDS ......................... 13
2.2.1 Epidemiologi Infeksi Oportunistik TB pada Pasien HIV/AIDS ........... 13
2.2.2 Definisi Infeksi Oportunistik TB pada Pasien HIV/AIDS ................... 14
2.2.3 Etiologi TB pada Pasien HIV/AIDS ................................................... 15
2.2.4 Transmisi TB pada Pasien HIV/AIDS ................................................ 15
xi
2.2.5 Patofisiologi TB pada Pasien HIV/AIDS ............................................ 16
2.2.6 Diagnosis TB pada Pasien HIV/AIDS ................................................ 18
2.2.7 Manifestasi Klinis TB pada Pasien HIV/AIDS ................................... 20
2.2.8 Terapi TB pada Pasien HIV/AIDS...................................................... 21
2.2.9 Multi Drug Resisten Tuberkulosis (MDR-TB).................................... 25
2.3 Tinjauan Obat Anti Tuberkulosis ............................................................... 27
2.3.1 OAT Lini Pertama .............................................................................. 27
2.3.2 OAT Lini Kedua ................................................................................ 31
2.3.3 Efek Samping OAT ............................................................................ 34
2.3.4 Toksisitas OAT .................................................................................. 36
2.3.5 Interaksi OAT .................................................................................... 37
2.4 Tinjauan Terapi Lain ................................................................................. 38
2.4.1 Terapi Anti Retroviral (ARV) ............................................................ 38
2.4.2 Terapi Pencegahan Kotrimoksasol...................................................... 40
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 42
3.1 Kerangka Konseptual................................................................................. 42
3.2 Kerangka Operasional Penelitian .............................................................. 44
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 45
4.1 Rancangan Penelitian................................................................................. 45
4.2 Bahan Penelitian ........................................................................................ 45
4.3 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 45
4.4 Kriteria Eksklusi ........................................................................................ 45
4.5 Populasi ..................................................................................................... 45
4.6 Sampel ...................................................................................................... 46
4.7 Instrumen Penelitian .................................................................................. 46
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 46
4.9 Definisi Operasional .................................................................................. 46
4.9.1 Pasien HIV/AIDS dengan Infeksi Oportunistik TB ............................ 46
4.9.2 Infeksi Oportunistik ........................................................................... 46
4.9.3 Obat Antituberkulosis (OAT) ............................................................. 46
4.9.4 Dosis Obat ......................................................................................... 46
4.9.5 Data Klinik ........................................................................................ 46
xii
4.9.6 Data Laboratorium ............................................................................. 46
4.10 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 47
4.11 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 47
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 48
5.1 Karakteristik Demografi Pasien ................................................................. 49
5.1.1 Jenis Kelamin ..................................................................................... 49
5.1.2 Faktor Resiko ..................................................................................... 49
5.1.3 Usia ................................................................................................... 49
5.1.4 Pekerjaan .......................................................................................... 49
5.1.5 Status Penjamin Biaya Pasien ............................................................. 50
5.2 Infeksi Oportunistik Lain pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis 50
5.3 Jenis Tuberkulosis pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis .......... 50
5.4 Pola Penggunaan OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ... 51
5.4.1 Bentuk OAT yang diterima Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................... 51
5.4.2 Kategori dan Fase Terapi OAT Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................... 51
5.4.3 Pola Terapi OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ..... 52
5.4.4 Pola Switching OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................... 53
5.4.5 Lama Pemberian OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................... 53
5.5 Efek Samping OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ........ 53
5.6 Interaksi OAT dengan Obat Lain ............................................................... 54
5.8 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis .............................................................................................. 57
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 58
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................... 74
7.1 Kesimpulan .............................................................................................. 74
7.2 Saran ......................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Stadium dan Gejala Klinis ........................................................................... 12
II.2 Regimentasi OAT ........................................................................................ 22
II.3 Dosis Paduan OAT KDT ............................................................................. 23
II.4 Rekomendasi Dosis OAT ............................................................................ 23
II.5 Sediaan OAT di Indonesia ........................................................................... 24
II.6 OAT yang Digunakan dalam Pengobatan TB-MDR .................................... 26
II.7 Dosis Rekomendasi Terapi OAT-MDR ....................................................... 27
II.8 Efek Samping OAT dan Penatalaksanaan .................................................... 34
II.9 Tatalaksana Efek Samping Obat pada Pasien dengan Pengobatan TB-HIV .. 35
II.10 Interaksi OAT (Rifampisin dan Isoniazid) dengan Obat Lain ..................... 37
II.11 Pedoman Terapi ARV pada ODHA dengan TB ......................................... 39
II.12 Daftar Obat ARV di Indonesia ................................................................... 40
V.1 Jenis Kelamin Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ........................... 41
V.2 Faktor Resiko pada Pasien HIV/AIDS ......................................................... 49
V.3 Usia Pasien HIV/AIDS ............................................................................... 49
V.4 Distribusi Pekerjaan Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ................. 49
V.5 Infeksi Oportunistik Lain pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis . 50
V.6 Jenis Tuberkulosis pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ............ 50
V.7 Bentuk OAT yang Diterima Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis...... 51
V.8 OAT KDT yang Diterima Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ......... 51
V.9 Kategori dan Fase Terapi OAT Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis . 51
V.10 Pola Terapi OAT Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis .................... 52
V.11 Pola Switching OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ....... 53
V.12 Lama Pemberian OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis.... 53
V.13 Efek Samping OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ........ 53
V.14 Interaksi Potensial OAT dengan Obat Lain pada Pasien HIV/AIDS dengan
IO Tuberkulosis ........................................................................................ 54
V.15 Terapi Lain pada Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis .................... 55
V.16 Jenis Terapi Antibiotik selain OAT pada Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................. 55
xiv
V.17 Jenis Terapi selain Antibiotik pada Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................. 56
V.18 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien HIV/AIDS dengan IO
Tuberkulosis ............................................................................................. 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar ................................................................................................... Halaman
2.1 Struktur Anatomi Virus HIV .......................................................................... 7
2.2 Siklus Hidup HIV .......................................................................................... 8
2.3 Patogenesis HIV/AIDS ................................................................................ 10
2.4 Faktor Resiko Penularan TB......................................................................... 15
2.5 Patogenesis TB ............................................................................................ 16
2.6 Struktur Kimia Isoniazid .............................................................................. 27
2.7 Struktur Kimia Rifampisin ........................................................................... 28
2.8 Struktur Kimia Pirazinamid .......................................................................... 29
2.9 Struktur Kimia Etambutol ............................................................................ 30
2.10 Struktur Kimia Streptomisin ....................................................................... 30
2.11 Struktur Kimia Asam p-aminosalisilat ........................................................ 31
2.12 Struktur Kimia Etionamid .......................................................................... 32
2.13 Struktur Kimia Sikloserin ........................................................................... 33
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 43
3.2 Kerangka Operasional Penelitian ................................................................. 44
5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien HIV/AIDS dengan Infeksi
Oportunistik Tuberkulosis ........................................................................... 48
5.2 Status Penjamin Biaya Pasien HIV/AIDS dengan IO Tuberkulosis ............... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ................................................................................................. Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup.................................................................................... 81
2. Surat Pernyataan............................................................................................ 82
3. Nota Dinas .................................................................................................... 83
4. Keterangan Kelayakan Etik ........................................................................... 84
5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ............................... 85
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
ART : Antiretovital Therapy
ARV : Antiretroviral
AZT : Zidovudin
CDC : Centers for Disease Control and Preventing
Cs : Cycloserin
Dirjen PP dan PL : Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
DNA : Deoxyribonucleic Acid
d4T : Stavudin
E : Etambutol
EFV : Efavirens,
Etio : Etionamid
FTC : Emtricitabine
HIV : Human Immunodeficiency Virus
H : Isoniazid
IL : Interleukin
IM : Intra Muskular
IO : Infeksi Oportunistik
IV : Intra Vena
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Km : Kanamisin
Lfx : Levofloxacin
MDR-TB : Multi Drug Resistant-Tuberculosis
Mfx : Moxifloxacin
NNRTI : Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NVP : Nevirapin
OAT : Obat Anti Tuberkulosis
ODHA : Orang Dengan HIV AIDS
PCP : Pneumocytis Carinii Pneumoni
xviii
PI : Protease Inhibitor
PO : Per Oral
R : Rifampisin
RMK : Rekam Medik Kesehatan
RNA : Ribonucleic Acid
S : Streptomisin
SSP : Sistem Saraf Pusat
SIV : Simian Virus Immunodeficiency
TB : Tuberkulosis
TD : Tekanan Darah
TDF : Tenofovir
3TC : Lamivudin
UNAIDS : United Nation Program on HIV/AIDS
WHO : World Health Organization
Z : Pirazinamid
75
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J.L., Dumond, J.B., and Kashuba, A.D.M., 2013. Pharmacotherapy of
Human Immunodeficiency Virus Infection, In: Koda-Kimble, M.A.,
Young, L.Y., Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Guglielmo, B.J. Kradjan,
W.A. Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drug 9th ed.
Philadelphia: Lipincott Williams and Wilkins. Chapter 70. hal. 1694
Anderson, P. L., Kakuda, T. N. & Fletcher, C. V., 2011. Human
Immunodeficiency Virus Infection. Dalam: J. T. DiPiro, et al. penyunt.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. New York: McGraw
Hill.
Aidsinfo, 2012. HIV Coinfection. https://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/ pdf.
Diakses tanggal 20 November 2015.
Anderson, O.P., Knoben, E.J., Troutman, G.W., 2002. Handbook of clinical
drug data 10thed. USA: The McGraw-Hill’s Companies. p. 82-90
Arbex MA, Varella Mde C, Siqueira HR, Mello FA, 2010. Antituberculosis
drugs: drug interactions, adverse effects, and use in special situations.
Part 2: second line drugs. J Bras Pneumol. 2010 Sep-Oct;36(5):641-56.
Baxter, K., 2010. Stockley’s Drug Interactions 9th ed. USA: Pharmaceutical
Press, p. 150, p. 345-348
Braun, A.C., and Anderson, M.C., 2007. Pathophysiology: functional alteration
in human health. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p. 325-
327
Carvalho, BM., Monteiro, AJ., Roberto, et al., 2008. Factors related to
HIV/tuberculosis coinfection in a Brazilian reference hospital. Braz J
Infect Dis. Vol.12
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2012.
http://www.cdc.gov/tb/topic/tbhivcoinfection/default.htm. Diakses 16
Desember 2015
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2013. Core Curriculum on
Tuberculosis: What the Clinician Should Know sixth edition. Centers for
Disease Control and Prevention. p. 82
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2013. A New Tool to
Diagnose Tuberculosis: The Xpert MTB/RIF Assay. Centers for Disease
Control and Prevention.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2013. TB and HIV Co-
infection. Diakses dari http://www.cdc.gov, tanggal 10 desember 2015
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2015. Opportunistic
Infection. Diakses dari http://www.cdc.gov, tanggal 10 desember 2015
76
Center for Disease Control, 2015. Fungal Opportunistik Infection. Diakses dari
https://www.cdc.gov/fungal/diseases/candidiasis, tanggal 08 Juni 2016
Chhabra N, Dixit R, Aseri M.L., 2011. Adjunctive Corticosteroid Therapy In
Tuberculosis Management: A Critical Reappraisal. International Journal
of Pharmaceutical Studies and Research. E-ISSN 2229-4619. Vol. II
Chang KC., Leung CC., Yew WW, et al., 2008. Hepatotoxicity of Pyrazinamide
Cohort and Case-Control Analyses. J Respir Crit Care Med; Vol 177. pp
1391–1396
Cohen, 2011. Prevention of HIV-1 Infection with Early Antiretroviral Therapy.
The New England Journal of Medicine 2011; 365:493-505
Corbett, A., Yeh, R., Dumond, J.B, and Kashuba, A.D.M., 2008. Human
Immunodeficiency Virus Infection, In: Chisholm-Burns, M.A., Wells,
B.G., Schwinghammer, T.L., Malone, P.M., Kolesar, J.M., Rotschafer,
J.C., Dipiro, J.T. Pharmacotherapy Principles and Practice. Philadelphia:
Lipincott Williams and Wilkins. Chapter 84. p. 1253, 1256
Date and Fishher, 2012. HIV infection, In: Walker, Roger and Whittlesea,
Catep. Clinical Pharmacy and Therapeutics Fifth edition. Philladelphia:
Elsevier,Inc. p. 621
Deck, D.H., Winston, L.G., 2012. Antimycobacterial Drugs, In: Katzung, B.G.,
Masters, S.B., Trevor A.J. Basic and Clinical Pharmacology 12th edition.
USA: McGraw-Hill Companies, Inc. p. 840-848
Esteve et al., 2010. Miliary Tuberculosis Coinfection with Human
Immunodeficiency Virus, Western Journal of Emergency Medicine.
Volume XI, no. 5
Farazi et al., 2014. Adverse Reactions to Antituberculosis Drugs inIranian
Tuberculosis Patients. Hindawi Publishing Corporation Tuberculosis
Research and Treatment. Volume 2014, ID 412893
Fauci, A.S., Lane, H.C., 2010. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS
Related Disorder, In. Fauci and Longo. Horrison’s Principles of Internal
Medicine 18thed. USA: The McGraw-Hill’s Companies. Chapter: 90. p.
799
Gould, Barbara.E, Dyer, and Ruthanna, 2011. Pathophysiology for The Health
Professions 4th edition. Philadelphia: Elsevier Inc. p. 342-343
Gumbo, Tawannda, 2011. Chemotherapy of Tuberculosis, Mycobacterium
Avium Complex Disease, and Leprosy. In: Brunton, L., Chabner, B.,
Knollman, B. Goodman and Gilman’s: The Pharmacologycal Basis and
Therapeutics 12th edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. p. 1398-
1408
Hammer, D.Garry., McPhee, J.Stephen, 2014. Pathophysiology of Disease: An
Introduction to Clinical Medicine 7th edition. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc. p. 68
77
Huang, L., Crothers, AK., 2010. HIV-Associated Oportunistic Pneumoia.
National Institute of Health. Public Access. May 2010
Katy, A., Jeannine, F.N., and Pythia, T. N., 2014. Effect on Treatment Adherence
of Administering Drugs as Fixed-Dose Combinations versus as Separate
Pills: Systematic Review and Meta-Analysis, Hindawi Publishing
Corporation AIDS Research and Treatment. Volume 2014, Article ID
967073
Kays, M.B., 2013. Tuberculosis. In: Koda-Kimble, M.A., Young, L.Y.,
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Guglielmo, B.J. Kradjan, W.A. Applied
Therapeutics: The Clinical Use of Drug 9th ed. Philadelphia: Lipincott
Williams and Wilkins. Chapter 65. p. 1534, 1537, 1539
Kemenkes RI, 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan
Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa. Jakarta: Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Hal. 18
Kemenkes RI, 2012. Petunjuk Teknis Tatalaksana Klinis Ko-Infeksi TB-
HIV. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Hal. 20, 21, 31, 42
Kemenkes RI, 2013. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resisten Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kemenkes RI, 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta;
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Hal. 34, 64-65
Kemenkes RI, 2014. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 84, 89
Khan et al., 2010. Treatment of Active Tuberculosis in HIV-Coinfected Patients.
Clinical Infectious Diseases 2010; 50(9):1288–1299.
Kingkaew et al., 2009. HIV-associated extrapulmonary tuberculosis in Thailand:
epidemiology and risk factors for death, International Journal of
Infectious Disease. Volume 13, Pages 722–729
Kumar et al., 2015. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease.
Philadelphia: Elsevier Inc. p.234
Leach, J.P. and Davenport, R.J., 2014. Neurological disease, In: Walker, Brian
et al., Davidson’s Principles and Practice Medicine. China: Elsevier,Inc.
p. 1204
Lienhardt, Christian et al., 2011. Efficacy and Safety of a 4-Drug Fixed-Dose
Combination Regimen Compared With Separate Drugs for Treatment of
Pulmonary TuberculosisThe Study C Randomized Controlled Trial, The
Journal of The American Medical Association.Vol 305, No. 14
78
Maartens, G., and Nachega, B.J., 2009. Clinical aspect of tuberculosis in HIV-
infected adults. In Schaaf, S.H., Zumla, A. Tuberculosis a Comprehensive
Clinical Reference. Philadelphia: Elsevier Inc. p.524
Maartens, G., 2014. HIV infection and AIDS, In. Walker, B.R., Colledge, N.R.,
Ralston, S.H., Penman, I.D., Davidson’s Principles and Practice of
Medicine 22nd edition. Philadelphia: Elsevier Inc. p. 391-393
Marx G.E., and Chan E.D., 2011. TuberculousMeningitis: Diagnosis and
Treatment Overview. Hindawi Publishing Corporation Tuberculosis
Research and Treatment. Volume 2011, Article ID 798764, 9 pages
doi:10.1155/2011/798764
McIlleron H. et al., 2007. Complications of Antiretroviral Therapy in Patients
with Tuberculosis: Drug Interactions, Toxicity, and Immune
Reconstitution Inflammatory Syndrome. The Journal of Infectious
Diseases. 196 (Suppl 1)
Meda., et al, 2013. Risk Factors of Tuberculosis Infection Among HIV/AIDS
Patients in Burkina Faso. AIDS Research and Human Retroviruses.
Volume 29, number 7.
Murray, R.P., Rosenthal, S.K., and Pfaller, A.M., 2013. Medical Mucrobiology.
Philadelphia: Elsevier Inc. p. 576, 254
Ngowi, J.B, Mfinanga, G.S., Bruun, N.J., and Morkye, O., 2008. Pulmonary
tuberculosis among people living with HIV/AIDS attending care and
treatment in rural northern Tanzania. Bio Med. Central.
Olaniran et al., 2011. Prevalence of Tuberculosis among HIV/AIDS Patients in
Obafemi Awolowo University Teaching Hospital Complex Oauthc, ILE –
IFE Int J Biol Med Res. 2(4): 874 -877
Panel on Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults and Adolescents,
2009. Guidelines for the Prevention and Treatment of Opportunistic
Infections in HIV-Infected Adults and Adolescents, 5april.
Pandit, A., Sachdeva T., and Bafna P., 2012. Drug Induced Hepatotoxicity.
Journal of Applied Phamaceutical Science. ISSN: 2231-3354
Padmapriyadarsini, C., Narendran, G., Swaminathan, S., 2011. Diagnosis &
treatment of tuberculosis in HIV co-infected patients.Indian J Med Res.
2011 Dec;134(6):850-65. doi: 10.4103/0971-5916.92630.
Peloquin, C.A., 2008. Tuberculosis. In: Dipiro J.T., Robert L. T., Garry CY.,
Gary R.M., Barbara G.W., L. Michael, P., (Eds). Pharmacotherapy, A
pathophysiologic Approach, 7thed. USA: The McGraw-Hill’s Companies.
Chapter: 116, p. 1874
Pharmaceutical Care Network Europe Foundation (PCNE), 2010.
Classification for Drug related problems V6.2. Zuidlaren. p. 2
79
Price, S.A., Wilson, M.R., 2006. Phatophysiology: Clinical Concept of Disease
Processes. Jakarta: EGC. hal. 235
Ramappa, V., and Aithal, G.P., 2012. Hepatotoxicity Related to Anti-
tuberculosis Drugs:Mechanisms and Management. Journal of Clinical
and Experimental Hepatology. Vol. 3, No. 1
Raviglione, M.C., and O’Brien, R.J., 2010. Tuberculosis, In. Fauci and Longo.
Horrison’s Principles of Internal Medicine 18thed. USA: The McGraw-
Hill’s Companies. Chapter: 66 p. 597,598, 607
Robb A. and Berrington A.W., 2012. Respiratory infection, In: Walker, Roger
and Whittlesea, Catep. Clinical Pharmacy and Therapeutics Fifth
edition. Philladelphia: Elsevier,Inc. p. 550, 621
Safrin, S., 2012. Antiretroviral Agents. Dalam: B. G. Katzung, S. B. Masters &
A. J. Trevor, penyunt. Basic and Clinical Pharmacology. New York:
McGraw-Hill.
Saukkonen JJ, Cohn DL, Jasmer RM, et al., 2006. An Official ATS Statement:
Hepatotoxicity of Antituberculosis Therapy. Am J Respir Crit Care Med;
174:935-95
Sharma, K. et al., 2012. Challenges in the diagnosis & treatment of miliary
tuberculosis, Indian Journal of Medical Research. 135(5): 703–730.
Sterling, Pham, A., 2010. HIV Infection–Related Tuberculosis: Clinical
Manifestations and Treatment. Clinical Infectious Diseases Oxford
Journal. Vol. 50(S3):S223–S230.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing, hal. 2232
Sweetmen, S. C., 2009. Antituberculosis Drugs, In: Martindale the Complete
Drug Reference, Ed. 36th, London: Pharmaceutical Press.
Tatro, D.S., 2009. Drug Interaction Facts. Wolters Kluwer Health, Inc.
Tostmann A., Boeree MJ., Aarnoutse RE., et al., 2008. Antituberculosis drug-
induced hepatotoxicity: Concise up-to-date review. Journal of
Gastroenterology and Hepatology; 192–202
Trinh, Nguyen, H.L., Nguyen, V.l., 2014. Tuberculosis and HIV co-infection—
focus on the Asia-Pacific region. International Journal of Infectious
Diseases. Vol. 32 170–178
United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS), 2016. Global Statistics 2015.
Di akses dari http://www.unaids.org/en/resources/fact-sheet. Pada tanggal
20 Januari 2016
Vashishtha et al., 2013. Efficacy and safety of thrice weekly DOTS in
tuberculosis patients with and without HIV co-infection: an observational
study. BMC Infectious Diseases 2013, 13:468 http://www.biomedcentral.
com/1471-2334/13/468
80
Wells, G. Barbara., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., DiPiro, V.C., 2014.
Pharmacotherapy Handbook Ninth edition. USA: McGraw-Hill
Companies, Inc. p. 368, 415-417
WHO, 2007.Case Definitions Of HIV for Surveilance and Revised Clinical
Staging and Immunological Classification Of HIV-Telated Disease In
Adult and Children .World Health Organization. p. 17
WHO, 2010. Treatment of Tuberculosis Guidelines 4thed. World Health
Organization. p. 67
WHO, 2015. Global Tuberculosis Report. World Health Organization. p. 59