SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

82
SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG TAHUN 2018 OLEH : FANY PRICILLAWATI SEMBIRING P07524414015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV TAHUN 2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA

1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG TAHUN 2018

OLEH :

FANY PRICILLAWATI SEMBIRING

P07524414015

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA

1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG TAHUN 2018

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

OLEH :

FANY PRICILLAWATI SEMBIRING

P07524414015

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

SKRIPSI, 17 Juli 2018

Fany Pricillawati Sembiring

Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang Tahun 2018

ix + 40 halaman, 12 tabel, 2 gambar, 11 lampiran

ABSTRAK

Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun

penelitian IDAI menemukan hanya 49,8% yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Beberapa kendala dalam hal pemberian ASI karena ibu tidak percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik sehingga mencukupi seluruh kebutuhan gizi bayi. Hal ini antara lain disebabkan karena kurangnya pengetahuan, kurangnya dukungan keluarga serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat inisiasi menyusu dini. Selain itu kurangnya dukungan tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan produsen makanan bayi untuk keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan berat badan bayi usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 144 bayi dan sampel sebanyak 106 bayi dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil analisis univariat menunjukkan, dari 61 bayi yang memiliki pola pemberian ASI yang baik, terdapat 45 bayi (73,8%) yang memiliki berat badan normal dan 16 bayi (26,2%) yang memiliki berat badan tidak normal. Dari 45 bayi yang memiliki pola pemberian ASI yang kurang, terdapat 21 bayi (46,7%) yang memiliki berat badan normal, dan 24 bayi (53,5%) yang memiliki berat badan tidak normal. Hasil analisis bivariat menunjukkan, ada hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan berat badan bayi usia 1-6 bulan nilai

Kesimpulan, diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat meningkatkan perannya dalam pemberian ASI eksklusif melalui penyuluhan tentang ASI eksklusif bagi ibu hamil, nifas dan menyusui di wilayah binaannya.

Kata Kunci : Pola Pemberian ASI, Berat Badan Daftar Bacaan : 22 (2009-2016)

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH

EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY

THESIS, 17th July 2018

Fany Pricillawati Sembiring

The Relationship between Breastfeeding Patterns With Body Weight

Enhancement of 1-6 Months Aged Infants at Sei Semayang Public Health

Center in 2018

ix , 40 pages, 12 tables, 2 pictures,11 attachments

ABSTRACT

In Indonesia almost 9 out of 10 mothers have given breastfeeding, but IDAI's

research found that only 49.8% exclusively breastfed for 6 months. Some

obstacles in terms of breastfeeding because the mother is not confident that she

is able to breastfeed properly as to meet all the nutritional needs of the baby.

This is partly due to lack of knowledge, lack of family support and low public

awareness about the benefits of early breastfeeding initiation. In addition, there is

a lack of support from health workers, health care facilities, and baby food

producers for the success of mothers in breastfeed their babies. This study aims

to determine the relationship between breastfeeding patterns and weight gain of

infants aged 1-6 months at Sei Semayang Public Health Center in 2018.

This type of research is cross sectional. The study population was 144

infants and a sample of 106 infants, with purposive sampling method. Data was

collected using a questionnaire. Data analysis using Spearman rank correlation

test.

The results of univariate analysis showed that out of 61 infants who had a

good pattern of breastfeeding, there were 45 babies (73.8%) who had normal

weight and 16 babies (26.2%) who had abnormal weight. Of the 45 babies who

had a pattern of breastfeeding that was lacking, there were 21 babies (46.7%)

who had normal weight, and 24 babies (53.5%) who had abnormal weight. The

results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between

breastfeeding patterns and an increase in body weight for infants aged 1-6

months

The conclusion, it is expected that health workers, especially midwives, can

improve their role in exclusive breastfeeding through counseling about exclusive

breastfeeding for pregnant, postpartum and breastfeeding mothers in their target

areas.

Keywords : Pattern of breastfeeding, Body Weight

References : 22 (2009-2016)

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Proposal yang berjudul

“HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT

BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG TAHUN

2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi

Diploma IV Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI

Medan, yang telah memberikan kesempatan menyelasaikan skripsi ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes

RI Medan yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan yang telah memberikan

kesempatan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Suswati, SST, M.Kes, selaku dosen pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Efendi Sianturi, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing kedua yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku ketua penguji yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih buat seluruh dosen dan staf jurusan DIV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes RI Medan atas bimbingannya.

8. Kepala Puskesmas Sei Semayang Kecamatan Sunggal yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, sehingga skripsi ini

terselesaikan.

9. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden pada

penelitian ini.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

10. Teristimewa kepada orang tua tercinta penulis, Bapak (Pasti Sembiring)

dan Ibu (Setia Budi Br. Sinulingga) atas doa dan dukungan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terimakasih buat saudara penulis, Deni Wardana Sembiring, Yoga

Pratama Sembiring, Rara Anggreni Sembiring, serta anggota keluarga

dan kerabat yang senantiasa memberikan dukungan doa dan dukungan

semangat kepada penulis.

12. Terimakasih buat calon masa depan penulis, Sertu Andi Saud Nauli

Sitepu yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungannya dalam

menyelesikan skripsi ini.

13. Terimakasih buat teman satu bimbingan skripsi penulis, Atiya Pratiwi dan

Rika Wita Sandi atas kebersamaan dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan, terima

kasih atas kebersamaan dan kerja samanya sampai kita sama-sama

tuntas dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua

pihak yang memanfaatkan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ABSTRAK ..................................................................................................... i ABSTRCT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

C.1. Tujuan Umum ........................................................................ 4 C.2. Tujuan Khusus ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 D.1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 4 D.2. Manfaat Praktis ..................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7 A. Peningkatan Berat Badan Bayi ..................................................... 7

A.1. Definisi Bayi ........................................................................... 7 A.2. Pertumbuhan Berat Badan Bayi ............................................ 7 A.3. Teknik Pengukuran Berat Badan Bayi ................................... 9 A.4. Lingkar Lengan Atas Bayi ...................................................... 9 A.5. Kartu Menuju Sehat ............................................................... 10

B. Pola Pemberian ASI ...................................................................... 10 B.1. Pengertian Pola Pemberian ASI ............................................ 10 B.2. Definisi ASI ............................................................................ 11 B.3. Pembagian ASI Berdasarkan Stadium Laktasi ...................... 11 B.4. Komposisi Gizi Dalam ASI ..................................................... 12 B.5. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif .......................................... 14 B.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI .................. 15 B.7. Tanda-Tanda Bayi Yang Mendapat Cukup ASI ..................... 17

C. Kerangka Teori ............................................................................. 19 D. Kerangka Konsep .......................................................................... 19 E. Defenisi Operasional ..................................................................... 20 F. Hipotesis ....................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22

A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 22 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 22 B.1. Lokasi Penelitian ................................................................... 22

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

B.2. Waktu Penelitian .................................................................... 22 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 23 C.1. Populasi ................................................................................ 23

C.2. Sampel .................................................................................. 23 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 24

D.1. Jenis Data ............................................................................. 24 D.2. Cara Pengumpulan Data ....................................................... 24

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian .................................... 24 F. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................................ 25

F.1. Uji Validitas ............................................................................ 25 F.2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 26

G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 28 H. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 28

H.1. Pengolahan Data ................................................................... 28 H.2. Analisa Data .......................................................................... 29

I. Etika Penelitian ............................................................................. 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 31

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 31 A.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 31 A.2. Analisis Univariat ................................................................... 31 A.3. Analisis Bivariat ..................................................................... 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 34 B.1. Distribusi Pola Pemberian ASI Pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018 .............................. 34

B.2. Distribusi Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018 .............................. 35

B.3. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018 ............................................................................ 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 39 A. Kesimpulan ................................................................................... 39 B. Saran ............................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar BB Menurut Umur Anak Laki-Laki ................................... 8

Tabel 2.2 Standar BB Menurut Umur Anak Perempuan ............................... 8

Tabel 2.3 Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks .......................................... 8

Tabel 2.4 Definisi Operasional ..................................................................... 20

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .......................................................................... 22

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Responden ....................................................... 26

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Responden.................................................... 27

Tabel 3.4 Hasil Uji Rata-Rata Reliabilitas Responden Total Responden ....... 27

Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Puskesmas Sei Semayang tahun

2018 .............................................................................................. 32

Tabel 4.2 Distribusi Pola Pemberian ASI Pada Bayi Usia 1-6 Bulan di

Puskesmas Sei Semayang tahun 2018 ......................................... 32

Tabel 4.3 Distribusi Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di

Puskesmas Sei Semayang tahun 2018 ......................................... 33

Tabel 4.4 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat

Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang

tahun 2018 .................................................................................... 33

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 19

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 20

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 : Informed Consent (Lembar Penjelasan) Menjadi Responden

Lampiran. 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran. 3 : Surat Izin Penelitian

Lampiran. 4 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran. 5 : Kartu Menuju Sehat (KMS)

Lampiran. 6 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran. 7 : Kuesioner

Lampiran. 8 : Data SPSS

Lampiran. 9 : Dummy Tabel

Lampiran. 10 : Lembar Konsultasi

Lampiran. 11 : Dokumentasi Penelitian

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah

pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan

sejahtera. Di beberapa negara maju dan berkembang termasuk Indonesia,

banyak ibu karir yang tidak menyusui secara eksklusif. Di Indonesia hampir 9 dari

10 ibu pernah memberikan ASI (Air Susu Ibu), namun penelitian IDAI (Yohmi

dkk, 2015) menemukan hanya 49,8% yang memberikan ASI (Air Susu Ibu)

secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi dari WHO. Rendahnya

cakupan pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif ini dapat berdampak pada

kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian

nasional.Salah satu target pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals)

di Indonesia tahun 2030 yaitu mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat

dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian

Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian

Balita 25 per 1.000 Kelahiran Hidup.

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dilakukan sampai bayi berumur

enam bulan. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

tentang Kesehatan, pasal 128 ayat 1 menyatakan “Setiap bayi berhak

mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,

kecuali atas indikasi medis”. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) juga didukung oleh

Permenkes RI (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia) Nomor 15

tahun 2014 pasal 2C yang menyatakan bahwa “setiap tenaga kesehatan wajib

memberikan informasi dan edukasi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif kepada ibu

dan/atau anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan

kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif

selesai”.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, Pasal 9 menyebutkan : “Tenaga Kesehatan dan

penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu)

jam”. Beberapa kendala dalam hal pemberian ASI (Air Susu Ibu) karena ibu tidak

percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik sehingga mencukupi

seluruh kebutuhan gizi bayi. Hal ini antara lain disebabkan karena kurangnya

pengetahuan, kurangnya dukungan keluarga serta rendahnya kesadaran

masyarakat tentang manfaat inisiasi menyusu dini. Selain itu kurangnya

dukungan tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan produsen

makanan bayi untuk keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (PPRI No. 33

Tahun 2012).

Praktek Pemberian ASI (Air Susu Ibu) di masyarakat berbeda-beda, di

desa para ibu menyusui bayinya hampir tanpa aturan, setiap menangis selalu

diartikan bayi dalam keadaan lapar sehingga ibu selalu memberinya ASI (Air

Susu Ibu), padahal bayi menangis belum tentu dalam keadaan lapar (Marimbi,

2016). Beberapa ibu merasa bahwa bayinya tidak mendapat cukup ASI (Air Susu

Ibu), padahal sesungguhnya tidak ada masalah sama sekali dengan ASI (Air

Susu Ibu)-nya. Mereka khawatir akan gejala-gejala yang tidak ada hubungannya

dengan ASI (Air Susu Ibu), atau mereka tidak biasa dengan variasi normal yang

terdapat pada bayi yang mendapat ASI (Khasanah, 2013).

Penimbangan balita sangat penting untuk deteksi dini kasus gizi kurang

dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat

dipantau secara intensif sehingga bila berat badan anak tidak naik atau jika

ditemukan penyakitakan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan

pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat

ditemukan, penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik.

Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tatalaksana kasus anak gizi buruk

akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk

dapat ditekan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Divisi Nutrisi, Aktifitas Fisik dan Obesitas, National Center for Chronic

Disease Prevention and Health Promotion (CDC) di Amerika melakukan

penelitian dan mendapatkan 44 hasil bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif

sebelum usia 6 bulan mempunyai risiko rendah untuk mengalami kelebihan berat

badan, sedangkan sebaliknya bayi yang mengonsumsi susu formula berisiko

tinggi kelebihan berat badan (IDAI, 2013).

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) tentang Hubungan

Praktek Pemberian ASI Eksklusif Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012 didapatkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian ASI eksklusif

dengan peningkatan berat badan bayi. Responden yang diberikan ASI eksklusif

cenderung memiliki peningkatan berat badan normal sebanyak 19 bayi (51,4%).

Penelitian yang dilakukan oleh Munir (2012) dengan judul Pengaruh Pemberian

Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Umur 4 – 6 Bulan (Di Wilayah Kerja

Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) didapatkan hasil bahwa ada pengaruh

antara pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi umur 4-6 bulan.

Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Suminar, Mahmudah, dan Suyono

(2012) tentang Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan

Bayi di Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan Semarang menyatakan ada

hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi usia 1-

4 bulan.

Hasil survey awal yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Sei

Semayang pada bulan Mei, dari 144 orang yang hadir pada saat posyandu,

terdapat 63 bayi tidak mendapatkan ASI, 22 bayi mendapatkan ASI eksklusif,

dan 59 orang bayi yang mendapatkan ASI parsial (ASI dan susu formula). Dari

144 orang bayi tersebut terdapat 43 orang yang memiliki berat badan melebihi

batas normal dan 28 orang memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan umur

(dibawah garis normal), selebihnya memiliki berat badan yang normal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan

Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan

Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang?”

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan

berat badan bayi usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang.

C.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola pemberian ASI pada bayi usia 1-6 bulan di

Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

2. Untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi usia 1-6 bulan di

Puskesmas Sei Semayang tahun 2018.

3. Untuk menganalisis hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan

berat badan bayi usia 1-bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Manfaat Teoritis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada asuhan Bayi

Baru Lahir (BBL), serta pengembangan ilmu mengenai ASI Eksklusif dan berat

badan bayi.

D.2 Manfaat Praktik

1. Bagi Ibu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi ibu untuk

memberikan ASI eksklusif.

2. Bagi tenaga kesehatan (bidan)

Meningkatkan peran bidan dalam melaksanakan prakteknya khususnya

untuk memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif bagi ibu hamil, nifas

dan menyusui di wilayah binaannya maupun yang berkunjung.

3. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru setelah melakukan

penelitian tentang ASI eksklusif.

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) dengan judul Hubungan

Praktek Pemberian ASI Eksklusif Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012. Jenis

penelitian ini adalah adalah survei analitik dengan pendekatan retrospektif.

Jumlah populasi yang digunakan adalah 74 bayi, dengan jumlah sampel 37 bayi

dengan teknik penentuan sampel purposive sampling dan analisis data

menggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian

didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian ASI

eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi. Responden yang diberikan ASI

eksklusif cenderung memiliki peningkatan berat badan normal sebanyak 19 bayi

(51,4%). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan penulis

lakukan adalah pendekatan waktu, populasi dan sampel, cara pemilihan sampel,

analisi tempat, waktu, dan variabel penelitian.

Munir (2012) yang berjudul Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap

Berat Badan Bayi Umur 4 – 6 Bulan (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang

Kabupaten Tuban). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik

dengan desain penelitian One-shot Case Study, dimana pengambilan sampel

dilakukan secara probability sampling dengan tipe Simple Random Sampling.

Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi untuk

mengidentifikasi bayi yang diberi ASI Ekslusif, berat badan bayi umur 4-6 bulan,

serta pengaruh antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini

diperoleh hasil bahwa dari 32 sampel, terdapat 16 bayi (50%) diberikan ASI

Eksklusif dan 16 bayi (50%) diberi MP-ASI. Bayi yang diberi ASI Eksklusif secara

keseluruhan memiliki berat badan normal, sedangkan bayi yang diberi MP-ASI

sebanyak 14 bayi (87,50%) memiliki berat badan normal dan sebanyak 2 bayi

(12,50%) mengalami kegemukan. Dari hasil uji t berpasangan disimpulkan

bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi

umur 4-6 bulan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

penulis lakukan adalah metodologi penelitiannya, populasi dan sampel penelitian,

analisis data, waktu dan tempat penelitian serta variabel penelitiannya.

Suminar (2012) dengan judul Hubungan Pola Pemberian ASI dengan

Peningkatan Berat Badan Bayi di Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan

Semarang tahun 2012. Pendekatan ini menggunakan studi cohort retrospektif.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

peningkatan berat badan bayi usia 1-4 bulan (ɑ<0,05). Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah metodologi

penelitiannya, populasi dan sampel penelitian, analisis data, waktu dan tempat

penelitiannya.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peningkatan Berat Badan Bayi

A.1. Defenisi Bayi

Neonatus normal adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram

(Maryanti, 2011).

A.2. Pertumbuhan Berat Badan Bayi

Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam

memeriksa bayi/balita. Pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk :

1. Menilai keadaan gizi, tumbuh kembang, dan kesehatan anak

2. Memantau kesehatan, misalnya penyakit dan pengobatan

3. Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan

(Maryunani, 2010)

Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya

sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Antara usia 0-

6 bulan berat badan bayi bertambah 682 gram/bulan. Berat badan lahir bayi

meningkat dua kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata usia 6 bulan adalah

7,3 kg. Rumus perkiraan penambahan berat badan anak usia ≤ 12 bulan yaitu :

Triwulan I : 700-750 gram/bulan

Triwulan II : 500-600 gram/bulan

Triwulan III : 400 gram/bulan

Triwulan IV : 300 gram/bulan (Cahyaningsih, 2016).

Pada bayi yang cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada

hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5

bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali

berat badan lahir pada umur 2 tahun (Marimbi, 2016).

Adapun untuk memperkirakan kenaikan berat badan menurut Behrman

(1992) dalam Marimbi (2016) yaitu :

1. Lahir : 3,25 kg

2. 3-12 bulan : umur (bulan) + 9/2

3. 1-6 tahun : umur (bulan) x 2 + 8

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

4. 6-12 tahun : umur (bulan) x 7 – 5/2

Berikut ini adalah standar penambahan berat badan berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 :

Tabel 2.1 standar berat badan menurut umur anak laki-laki

Tabel 2.2 standar berat badan menurut umur anak perempuan

Keterangan :

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010

Tabel 2.3 status gizi anak berdasarkan indeks

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

A.3. Teknik Pengukuran Berat Badan Bayi

Untuk mengukur berat badan bayi dapat menggunakan timbangan bayi

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun

atau selama anak masih bisa berbaring atau duduk tenang

2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.

3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

4. Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki dan sarung tangan

5. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan

6. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-

tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri (Maryunani, 2010)

A.4. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) merupakan gambaran tentang keadaan

jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit. Pengukuran LILA dilakukan pada

pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku dalam ukuran cm. LILA

dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada bayi. Laju

tumbuhnya sangat lambat, yakni dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada

umur satu tahun (Mulyono, 2013).

Keuntungan penggunaan LILA ini adalah bahwa alatnya murah, bisa

dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh

tenaga yang tidak terdidik. Sedangkan kerugiannya adalah LILA hanya

digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang

berat. Pertengahan LILA sukar ditentukan tanpa menekan jaringan, dan LILA

hanya digunakan untuk umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan alat ini

dapat digunakan untuk anak mulai dari 6 bulan (Soetjiningsih, 2012).

Dalam mengukur lingkar lengan atas (LILA) ada beberapa hal-hal yang

perlu diperhatikan saat mengukur LILA yaitu :

1. Lengan dalam posisi bebas tanpa lengan baju, tanpa pelapis, dan tidak ada

sesuatu yang menghalangi pengukuran

2. Pastikan lengan responden dalam keadaan relaks dan tidak tegang

3. Pastikan pita yang digunakan untuk mengukur LILA tidak dalam keadaan

terlipat atau bekas terlipat (Mulyono, 2013).

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

A.5. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat adalah alat yang sederhana dan murah yang dapat

digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya

KMS harus disimpan oleh ibu bayi/balita di rumah dan harus selalu dibawa setiap

kali mengunjungi Posyandu atau fasilitas kesehatan, termasuk bidan dan dokter

(Maryunani, 2010).

KMS menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk

memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau

ketidakseimbangan pemberian makanan pada anak. Jika penimbangan yang

terus-menerus dan teratur, berarti dapat bermanfaaat untuk :

1. Memonitor perkembangan/pertumbuhan balita secara cermat

2. Mendeteksi kelainan pada anak jika ternyata pertumbuhan atau

perkembangannya terhambat/terganggu dan sekaligus menentukan jalan

keluarnya atau pengobatan/penatalaksanaannya (Maryunani, 2010).

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,

imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan

anak, pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI, pemberian

makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-

pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan

anaknya (Nirwana, 2014).

B. Pola Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

B.1. Pengertian Pola Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

Pola pemberian ASI merupakan model kebiasaan ibu menyusui dalam

pemberian ASI meliputi teknik atau cara menyusui, pemberian ASI lama dan

frekuensi menyusui. Terdapat bebrapa klasifikasi pada pola pemberian ASI

(Mihrshahi, et al, 2008) :

1. ASI eksklusif, yaitu bayi yang hanya mengkonsumsi makanan padat atau cair

lainnya. Makanan yang boleh didapatkan bayi adalah obat-obatan vitamin

dan mineral

2. ASI predominan, yaitu ASI yang utama sebagai sumber makanan bagi bayi.

Makanan yang boleh didapatkan bayi adalah air yang berbasis cairan seperti

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

air gula dan jus, tetapi bukan susu formula dan susu sapi. Selain itu,

pemberian obat-obatan, vitamin, dan mineral.

3. ASI parsial, yaitu bayi yang mengkonsumsi ASI dan juga makanan

komplemen

4. Tidak menyusui, yaitu bayi yang tidak mengkonsumsi ASI sama sekali.

B.2. Defenisi ASI (Air Susu Ibu)

ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui

proses menyusui (Khasanah, 2013). Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian

ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak

diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk,

air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan

makanan tambahan seperti pisang, biscuit, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI

eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara

benar akan dapat mencukupi kebutuhan sampai usia enam bulan, bayi

memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai

ia berumur 2 tahun (Maryunani, 2012).

B.3. Pembagian ASI Berdasarkan Stadium Laktasi

1. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara.

Disekresi pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Kolostrum

mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi daripada ASI

sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (IgA), yang membantu

melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA

ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.

2. Air Susu Masa Peralihan

Ciri dari air susu masa peralihan yaitu :

a) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur

b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada

pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada

minggu ke-3 sampai minggu ke-5

c) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

makin tinggi

d) Volumenya juga akan makin meningkat

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

3. Air Susu Matur

Adapun ciri dari air susu matur adalah sebagai berikut :

a) Merupakan ASI yang diseksresi pada hari ke-10 dan seterusnya,

komposisi relative konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi

ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5)

b) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini

merupkan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi

sampai usia 6 bulan

c) Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten

yang terdapat di dalamnya

d) Tidak menggumpal jika dipanaskan

e) Terdapat antimicrobial faktor (Saleha, 2009).

B.4. Komposisi Gizi Dalam ASI

1. Protein

Dibanding susu sapi, protein yang terdapat dalam ASI jauh lebih sedikit,

namun lebih mudah dicerna usus bayi. Protein di dalam ASI dapat membantu

menghancurkan bakteri dan melindungi bayi dari infeksi. Protein yang terdapat

paling banyak adalah laktabulmin (whey protein) dan karsinogen ada dalam

jumlah yang lebih sedikit. Ini memberikan aliran terus-menerus dari zat gizi

kepada bayi. Dua jenis asam amino, cystine dan taurin, terdapat di air susu

manusia tetapi tidak ada di dalam air susu sapi. Asam ini penting untuk

pertumbuhan dan yang kedua untuk perkembangan otak. Kolostrum

mengandung semua dari sepuluh asam amino.

2. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi terutama karbohidrat

berupa laktosa yang merupakan jenis karbohidrat paling sesuai untuk bayi,

karena pada alat pencernaan bayi terdapat enzim laktosa tersebut dan

jumlahnya relatif jauh lebih tinggi daripada laktosa tersebut maupun di dalam

pencernaan anak.

3. Lemak

Kadar lemak yang terdapat dalam ASI maupun susu sapi umumnya

hampir sama, yang berbeda adalah komposisi lemaknya. Komposisi lemak

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

dalam ASI dapat membantu meningkatkan nafsu makan bayi dan lebih mudah

diserap serta dimanfaatkan oleh tubuh bayi.

4. Mineral

Zat mineral yang terdapat dalam ASI jauh lebih sedikit dibanding susu

sapi. Akan tetapi mineral seperti seng dan tembaga di dalam ASI terdapat dalam

jumlah yang besar yang lama kelamaan akan berkurang. Mineral lain seperti

kalsium dan phosphor terdapat dalam jumlah yang tetap. Zat besi yang

terkandung dalam ASI maupun dalam susu sapi hampir sama, hanya daya

serapnya berbeda. Bayi dapat menyerap lebih banyak zat besi dari ASI.

5. Vitamin

Air susu manusia yang sudah masak mengandung 280 Internasional Unit

(IU) vitamin A dan kolostrum terkandung sebanyak dua kali. Susu sapi

mengandung hanya 18 IU. Vitamin D larut dalam air larut lemak ada di dalam

susu manusia. Kolostrum manusia kaya akan vitamin E. Fungsi utamanya adalah

untuk mencegah hemolitik anemia, akan tetapi juga membantu melindungi paru-

paru dan retina dari cedera akibat oxide.

Kekurangan zat sine ini bias berakibat gagalnya penyembuhan dan

penutupan luka-luka kulit tertentu. Meskipun lebih banyak zat sine dalam susu

sapi dibanding dalam air susu manusia, namun ketersediaan bio-nya lebih

banyak di dalam air susu manusia.ASI memiliki kalsium, phosphor, sodium dan

potassium dalam tingkat yang lebih rendah dibanding dalam susu sapi. Bayi yang

diberi ASI tidak akan menerima pemasukan suatu garam yang berlebihan dan

oleh karena itu tidak mungkin akan memerlukan air tambahan di bawah kondisi-

kondisi umum.

6. Zat-zat kekebalan yang terdapat dalam ASI

Immunoglobulin (IgC [sic!], IgM, IgA, IgD, IgE) berfungsi melindungi tubuh

dari infeksi, dari semua yang paling penting adalah IgA. Zat ini melindungi

permukaan mukosa terhadap serangan masuknya bakteri pathogenesis serta

entovirus. Mukosa usus bayi mudah ditembus oleh protein sebelum bayi berumur

6-9 bulan sedang protein di dalam susu sapi bisa bekerja sebagai allergen. Di

samping itu, ASI mendorong pertumbuhan baksil gram positif di dalam flora usus

khususnya lactobacillus bifidus yang mencegah perkembangbiakan kuman-

kuman penyakit. Bayi yang diberi makan dengan formula susu sapi akan

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

mempunyai baksil gram negative yang menyebabkan potensi di dalam flora usus

(Rukiyah, Yulianti, & Liana, 2011).

B.5. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

1. Bagi Bayi

a) Komposisi sesuai dengan kebutuhan

b) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan

c) ASI mengandung zat pelindung

d) Perkembangan psikomotorik lebih cepat

e) Menunjang perkembangan kognitif

f) Menunjang perkembangan penglihatan

g) Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak

h) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat

i) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri

2. Bagi Ibu

a) Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula

b) Mencegah anemia defisiensi zat besi

c) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil

d) Menunda kesuburan

e) Menimbulkan perasaan dibutuhkan

f) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium

3. Bagi Keluarga

a) Mudah dalam proses pemberiannya

b) Mengurangi biaya rumah tangga

c) Bayi yang mendapat ASI jarang sakit sehingga dapat menghemat biaya

untuk berobat

4. Bagi Negara

a) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaina obat-obatan

b) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan

perlengkapan menyusui

c) Mengurangi polusi

d) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas (Saleha,

2010).

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

B.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Air Susu Ibu)

1. Makanan ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam menyusui tidak

secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.

Di dalam tubuh, terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila

sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak

mengandung cukup zat gizi yang diperlukan, tentu pada akhirnya kelenja-

kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga

berpengaruh tehadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam

2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi, diperlukan energi yang sama dengan

jumlah energi yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu

menghasilkan 1 liter ASI yang berkualitas, diperlukan makanan tambahan di

samping untuk keperluan diri ibu sendiri, yaitu sama dengan 3 piring nasi dan 1

butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat makanan

tambahan, maka akan terjadi kemunduran dalam produksi ASI. Terlebih, jika

pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu,

tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui mutlak diperlukan.

Di samping bahan makanan sumber protein, seperti ikan, telur dan kacang-

kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin

kadar berbagai vitamin dalam ASI (Air Susu Ibu).

2. Frekuensi Menyusui

Frekuensi menyusu dapat mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering

menyusui, akan semakin meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu, berikan

ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi. Berdasarkan hasil penelitian,

produksi ASI akan optimal ketika ibu menyusui bayinya 5 kali atau lebih per hari

selama 1 bulan awal menyusui.

3. Menyusui Sesuai Keinginan Bayi

Menyusui yang tidak dijadwal atau menyusui sesuai keinginan bayi (on

demand), ternyata dapat meningkatkan produksi ASI pada dua minggu pertama.

Hal ini menunjukkan bahwa produksi ASI lebih dipengaruhi oleh kebutuhan bayi

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

dibandingkan kapasitas ibu untuk memproduksi AS. Artinya, ASI akan diproduksi

sesuai kebutuhan sang bayi.

4. Umur kehamilan

Bayi yang lahir prematur terkadang belum menyusu secara eksklusif. Hal

ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu)

sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI

lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan

menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah

dan belum sempurnanya fungsi organ tubuh bayi. Akibatnya, ketika rangsangan

menyusu berkurang, produksi ASI otomatis juga berkurang.

5. Berat badan lahir

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki

kemampuan menghisap ASI, frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah

dibanding bayi berat lahir normal (>25000 gram) yang pada akhirnya akan

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi

ASI.

6. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Saat menyusui,

seorang ibu memerlukan ketenangan pikiran, dan sebaiknya jauh dari perasaan

tertekan (stress) karena akan berpengaruh terhadap produksi ASI dan

kenyamanan bayi saat menyusu. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang

percaya diri, rasa tertekan mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

Terkadang ibu merasa tidak percaya diri karena ASI-nya kurang. Ditambah

lagi pendapat dan saran yang salah dari orang lain menyebabkan ibu cepat

berubah pikiran dan menjadi stress. Akibatnya, bisa menekan refkleks sehingga

ASI tidak berproduksi dengan baik.

7. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli yang mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik

terhhaap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah

sakit atau klinik bersalin. Sebab, melahirkan di rumah sakit lebih menitikbertkan

pada upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan ibu maupun

anaknya berada dalam keadaan selamat dan sehat, sementara masalah

pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Makanan pertama yang diberikan,

justru susu buatan atau susu sapi, dan ia selalu beranggapan bahwa susu sapi

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

lebih baik dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila di sekeliling kamar

bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu

formula.

8. Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandung Estrogen danProgesteron

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen karena hal ini dapat mengurangi

jumlah produksi ASI, bahkan menghentikan produksi ASI secara keseluruhan.

9. Perilaku ibu

Perilaku ibu seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat

mempengaruhi produksi ASI dan komposisi ASI. Merokok dapat mengurangi

produksi ASI karena bisa mengurangi hormon prolaktin ( hormon yang berperan

dalam produksi ASI) sehingga berpotensi mengurangi produksi ASI.

Pengaruh komsumsi alkohol terhadap produksi ASI, memang tidak sekuat

pengaruh merokok. Akan tetapi, etanol yang terdapat dalam alkohol ternyata

dapat menghambat pelepasan hormon oksitosin (hormon yang berperan dalam

pengeluaran ASI) sehingga ASI yang keluar sedikit.

10. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu

dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.

Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada saluran

dalam payudara dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar

dengan lancar (Khasanah, 2013).

B.7. Tanda-Tanda Bayi Yang Mendapat Cukup ASI (Air Susu Ibu)

Keberhasilan menyusui ditandai dengan bayi mendapatkan cukup ASI

sesuai kebutuhannya. Adapun bayi yang mendapat cukup ASI mempunyai

tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi yang cukup ASI akan kencing 6-8 kali dalam sehari

2. Terdapat kenaikan berat badan rata-rata 500 gram per bulan

3. Bila menyusui sering, yaitu setiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam sehari

4. Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, serta ia cukup aktif

(Khasanah, 2013)

Beberapa ibu merasa bahwa bayinya tidak mendapat cukup ASI, padahal

sesungguhnya tidak ada masalah sama sekali dengan ASI-nya. Mereka khawatir

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

akan gejala-gejala yang tidaka ada hubungannya dengan ASI, atau mereka tidak

biasa dengan variasi normal yang terdapat pada bayi yang mendapat ASI.

Apabila bayi tumbuh baik dan kencingnya cukup, maka mereka tidak perlu

khawatir dengan kondisi berikut :

1. Bayi sering menyusu sekitar 8-12 kali per hari

2. Bayi tampak lapar karena ASI lebih cepat dicerna daripada susu formula dan

lebih sesuai untuk usus bayi yang masih belum matur, sehungga ia harus

sering menyusu

3. Kebiasaan menyusui, kenaikan berat badan, dan pola tidur bayi jangan

dibandingkan dengan bayi lain karena setiap bayi adalah individu yang unik

dan terdapat variasi yang luas, asalkan masih dalam batas-batas yang

normal

4. Bayi meningkat frekuensi dan lamanya menyusui secara tiba-tiba. Bayi yang

tidur saja pada minggu-minggu pertama memang sering secara tiba-tiba dan

seolah-olah terbangun dari tidurnya sehingga menyusui lebih sering.

Demikian pula pada bayi yang dalam masa pertumbuhan. Sebab, pada masa

ini ia menyusu lebih sering dari biasanya untuk mendapatkan lebih banyak

ASI guna memenuhi kebutuhannya

5. Lama bayi dalam menyusu tiba-tiba menurun, yakni kurang dari 5-10 menit

pada tiap payudara. Kemungkinan hal ini terjadi karena ia lebih

berpengalaman menyusu sehingga mendapat ASI yang diperlukan lebih

cepat

6. Bayi tiba-tiba tidak mau menyusu yang kemungkinan karena hidung

tersumbat akibat pilek atau tumbuh gigi

7. Bayi tampak gelisah karena lapar atau keadaan lingkungan yang tidak

nyaman, misalnya bayi kepanasan karena selimut tebal

8. Dari payudara ibu hanya sedikit/sama sekali tidak ada ASI yang menetes jika

lama disusukan.

9. Payudara tiba-tiba tampak lembek. Hal ini mungkin karena bayi menyusu

lebih kuat dan lebih sering sehingga payudara tidak penuh (Khasanah, 2013)

Beberapa langkah yang dapat meningkatkan produksi ASI :

1. Susuilah bayi lebih sering tanpa jadwal, minimal 8 kali dalam 24 jam

2. Menyusui bayi pada payudara secara bergantian, tiap payudara 10-15 menit

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

3. Bayi hanya menyusui pada ibu sehingga tidak dianjurkan menggunakan botol

dot atau empeng (Khasanah, 2013).

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 kerangka teori

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang

utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah penelitian

yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel

secara teoritis yang berhubungan dengan hasil yang terdahulu yang

kebenarannya dapat diuji secara empiris (Iskandar, 2013).

Faktor Pemberian ASI :

1. Frekuensi Menyusu

2. Berat badan waktu lahir

3. Perawatan Payudara

Produksi ASI cukup

Frekuensi Menyusui

Meningkat :

1. Menyusui lebih sering dan

lama

2. Bayi menyusui 8-12 kali

dalam sehari

3. Popok basah sebanyak 6 kali

sehari

4. BAB 2x sehari

5. Bayi kenyang selama

menyusu

Peningkatan Berat Badan Bayi

Faktor Pendukung

Peningkatan Berat Badan

Bayi:

1. Pertumbuhan berat

badan dan

perkembangan bayi

setelah lahir

2. Kesehatan bayi baik

3. Bayi menyusu adekuat

4. Kebutuhan nutrisi baik

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Adapun kerangka konsep pada penelitian ini, variabel independen (variabel

bebas) yaitu pola pemberian ASI dan variabel dependennya (variabel terikat)

adalah peningkatan berat badan bayi.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 2.2 kerangka konsep

E. Definisi Operasional

Tabel 2.4 definisi operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Variabel dependen : Peningkatan berat badan bayi

Merupakan berat tubuh bayi meningkat dalam satuan kilo gram

Timbangan bayi, buku KMS, dan LILA bayi

a. Normal, jika berat badan bayi naik dari berat badan waktu lahir (acuan dengan KMS), diberi skor 1

b. Tidak normal, jika berat badan bayi lebih rendah dari berat badan kelahiran (acuan dengan KMS), diberi skor 0

Ordinal

2 Variabel Independen : Pola Pemberian ASI

Merupakan metode pemberian ASI yang meliputi frekuensi pemberian ASI, durasi pemberian ASI, cara pemberian ASI, model pemberian ASI

Kuesioner a. Baik, jika jawaban pola pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

b. Kurang, jika jawaban pola pemberian ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi

Ordinal

Pola Pemberian ASI Peningkatan Berat Badan

Bayi

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian yaitu ada hubungan antara pola pemberian

ASI dengan peningkatan berat badan bayi usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei

Semayang tahun 2018.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan

pendekatan crossectional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Suyanto & Salamah, 2010),

yaitu untuk mengetahui hubungan Pola Pemberian ASI Dengan Peningkatan

Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sei Semayang Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang tahun 2018

B.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul penelitian hingga seminar

hasil akhir, yaitu bulan November 2017-Juli 2018.

Jadwal Kegiatan Bulan Pelaksanaan 2017-2018

2017 2018

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Pengajuan judul penelitian

ACC judul penelitian

Menyusun BAB I

Menyusun BAB II

Menyusun BAB III

Ujian seminar proposal

Perbaikan proposal

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisa data

Usian hasil

Tabel 3.1 waktu penelitian

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh bayi

usia 1-6 bulan di Puskesmas Sei Semayang, berjumlah 144 bayi.

C.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan atas

suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang

sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo), 2012). Teknik pengambilan sampel

ini menggunakan rumus Slovin :

Rumus Slovin

Keterangan

N = Jumlah populasi

N = Jumlah sampel penelitian

d = tingkat kemaknaan (5%)

n

= 105,8

Jadi sampel penelitian berjumlah 106 orang.

Sampel ini memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

yang terjangkau untuk diteliti (Nursalam, 2013). Adapun kriteria inklusi sampel

yang akan diteliti yaitu, ibu bayi yang bersedia menjadi responden, bayi dengan

kriteria berumur 1-6 bulan saat penelitian, serta bayi yang mendapatkan ASI.

2. Kriteria Inklusi

Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi kriteria

namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam, 2013). Adapun

kriteria eksklusinya yaitu, bayi dengan kriteria cacat fisik bawaan, Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR), dan bayi yang mengalami sakit berat.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara langsung melalui kuesioner yang

dibagikan kepada responden, pengukuran berat badan dan pengukuran lingkar

lengan atas bayi yang diperoleh dari hasil pengamatan peneliti di Puskesmas Sei

Semayang

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara melihat riwayat berat badan bayi

melalui buku KMS.

D.2. Cara Pengumpulan Data

Pada proses pengumpulan data dari responden, peneliti mendatangi

responden yang membawa balitanya ke tempat penelitian. Peneliti menjelaskan

tujuan penelitian kepada calon responden dan meminta kesediaannya untuk

menjadi subjek penelitian. Setelah respoden setuju, peneliti menjelaskan cara

pengisian kuesioner pada responden. Peneliti mengingatkan kepada responden

untuk mengisi kuesioner sesuai pengetahuannya dan dengan jujur serta

mengingatkan kepada responden agar mengisi semua daftar pertanyaan pada

kuesioner tersebut. Peneliti mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh

responden dan memeriksa kelengkapan jawaban responden. Kemudian peneliti

menganalisis hasil penelitian yang terkumpul di semua tempat penelitian.

E. Alat ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur pola

pemberian ASI adalah kuesioner. Kuesioner ini dilakukan dengan tertutup, yang

terdiri dari :

1. Kuesioner yang berisi data demografi ibu yang meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan, jumlah anak dan tanggal kelahiran anak.

2. Kuesioner tentang pola pemberian ASI yang meliputi definisi pemberian ASI,

pertanyaan tentang frekuensi pemberian ASI dan manfaat ASI. Cara ukur

instrumen penelitian dengan skor, apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan jika

salah diberi nilai 0. Hasil ukur tingkat pengetahuan ibu dikategorikan baik jika

menjawab benar 55-100% dan kurang jika menjawab benar <55%.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Sedangkan untuk mengukur peningkatan berat badan bayi adalah dengan

menggunakan timbangan bayi, buku KMS, dan LILA bayi:

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

F.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012).

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment. Besarnya r hitung dikonversikan pada r tabel dengan

batas signifikan 5%. Butir angket signifikan apabila koefisien korelasi yang

dihitung lebih besar dari koefisien korelasi dari tabel (rhitung> rTabel). Sehingga

instrumen yang akan dijuji menggunakan rumus korelasi : Pearson Product

Momen

rxy =

Keterangan :

rxy = Kofisien Korelasi

N = Jumlah Sampel

∑x =Jumlah Skor X

∑y = Jumlah Skor Y

∑x2 = Jumlah Kuadran Skor X

∑y2 =Jumlah Kuadran Skor Y

∑x y2 = Jumlah Perkalian Produk X dan Y

Perhitungan tersebut juga dapat dilakukan dengan menggunakan program

SPSS. Dari 25 soal yang dilakukan pengujian validitas terhadap 20 orang

responden, terdapat 5 soal yang tidak valid. Untuk itu maka peneliti

menggunakan 20 soal yang akan digunakan untuk penelitian.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Berikut ini adalah hasil uji validitas menggunakan tabel product momen.

No. soal r hitung r tabel Asssig-2 tail Validitas

1 0,285 0,444 0,224 Tidak valid

2 0,626 0,444 0,003 Valid

3 0,766 0,444 0,000 Valid

4 0,521 0,444 0,018 Valid

5 0,038 0,444 0,872 Tidak Valid

6 0,837 0,444 0,000 Valid

7 0,719 0,444 0,000 Valid

8 0,780 0,444 0,001 Valid

9 0,808 0,444 0,000 Valid

10 0,635 0,444 0,003 Valid

11 0,837 0,444 0,000 Valid

12 0,425 0,444 0,062 Tidak Valid

13 0,489 0,444 0,029 Valid

14 0,684 0,444 0,001 Valid

15 0,535 0,444 0,015 Valid

16 0,004 0,444 0,988 Tidak Valid

17 0,822 0,444 0,000 Valid

18 0,554 0,444 0,011 Valid

19 0,553 0,444 0,011 Valid

20 0,671 0,444 0,001 Valid

21 0,641 0,444 0,002 Valid

22 0,750 0,444 0,000 Valid

23 0,466 0,444 0,038 Valid

24 0,631 0,444 0,003 Valid

25 0,182 0,444 0,441 Tidak Valid

Tabel 3.2. hasil uji validitas responden

F.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach’s alpha. Uji

reliabilitas dilakukan kepada 20 responden. Nilai koefisien yang didapatkan

adalah 0,746.

Tingkat reliabilitas dapat dilakukan menggunakan SPSS melalui Uji

Cronbach Alpha yang dibandingkan dengan Tabel r.

Rumus reliabilitas dengan metode alpha adalah sebagai berikut :

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

2

2

111

11

1

k

kr

Keterangan :

r11 = Reabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ2

b = Jumlah varian butir

∑12 = Varian total

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas responden :

No. soal Nilai reliabel r tabel Reliabilitas

1 0,745 0,444 Reliabel

2 0,737 0,444 Reliabel

3 0,733 0,444 Reliabel

4 0,738 0,444 Reliabel

5 0,749 0,444 Reliabel

6 0,730 0,444 Reliabel

7 0,734 0,444 Reliabel

8 0,733 0,444 Reliabel

9 0,737 0,444 Reliabel

10 0,730 0,444 Reliabel

11 0,742 0,444 Reliabel

12 0,735 0,444 Reliabel

13 0,733 0,444 Reliabel

14 0,739 0,444 Reliabel

15 0,731 0,444 Reliabel

16 0,748 0,444 Reliabel

17 0,731 0,444 Reliabel

18 0,735 0,444 Reliabel

19 0,737 0,444 Reliabel

20 0,735 0,444 Reliabel

21 0,736 0,444 Reliabel

22 0,732 0,444 Reliabel

23 0,740 0,444 Reliabel

24 0,736 0,444 Reliabel

25 0,748 0,444 Reliabel

Tabel 3.3. hasil uji reliabilitas responden

Hasil uji reliabilitas keseluruhan dengan cronbach’s alpha

Jumlah

0,746 25

Tabel 3.4. hasil uji rata-rata reliabilitas total responden

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

G. Prosedur Penelitian

1. Peneliti mengajukan izin kepada program studi diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan.

2. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan peneliti, mengajukan

izin ke Lahan Penelitian di Puskesmas Sei Semayang.

3. Setelah mendapatkan izin dari lahan Penelitian di Puskesmas Sei Semayang,

melakukan pendekatan kepada klien untuk mendapat persetujuan sebagai

responden penelitian yang akan dilaksanakan.

4. Peneliti memberi kejelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan

penelitian ini.

5. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk ditanda

tangani.

6. Responden diberi lembar observasi untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang

telah diberikan dalam format pertanyataan kuesioner.

7. Responden diarahkan supaya mengisi semua pernyataan yang ada.

8. Peneliti memeriksa kelengkapan data di lembaran kuesioner setelah

pengambilan data.

9. Peneliti melakukan pengolahan data setelah semua data terkumpul dan

selanjutnya melakukan analisis data.

H. Pengolahan dan Analisa Data

H.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan teknik statistik, yaitu

pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dengan bantuan alat

komputer (Notoatmojo, 2016). Pengolahan data dilakukan melalui kegiatan

sebagai berikut :

1. Editing, yaitu memeriksa kembali apakah ada jawaban responden atau hasil

observasi yang ganda atau belum dijawab.

2. Coding, yaitu melakukan pemberian kode untuk setiap pertanyaan

untukmempermudah pengolahan data.

3. Prosessing, yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

berbentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

software komputer.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

4. Cleaning, peneliti telah mengecek kembali untuk melihat adanya kesalahan

atau ketidaklengkapan data setelah semua data dari responden selesai

dimasukkan.

H.2. Analisis Data

Dalam melakukan analisa data dan pengolahan data, digunakan program

komputer. Analisa data disesuaikan dengan tujuan dan skala data variabel yang

akan diuji. Data yang diperoleh dianalisa dengan teknik :

1. Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis ini digunakan untuk menghasilkan

distribusi data demografi, data pemberian ASI, dan data berat badan bayi yang

akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dari setiap

variabel. Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah variabel pola

pemberian ASI dan variabel peningkatan berat badan bayi

2. Bivariat

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

spearman rank. Korelasi spearman rankdigunakan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antar variabel yang berskala ordinal (Sugiyono,2012).

Adapun rumus korelasi spearman rank adalah sebagai berikut.

Dimana :

: koefisien korelasi spearman rank

: selisih peringkat setiap data

n : jumlah data

Hasil uji :

Jika z hitung > z tabel, maka Ha diterima

I. Etika Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan setelah penulis mendapat persetujuan dari

institusi pendidikan yaitu program D-IV Kebidanan Poltekkes Medan, kemudian

penulis mengajukan permohonan izin penelitian kepada pimpinan Puskesmas

Sei Semayang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

dengan permasalahan etik, yaitu penulis memberikan penjelasan kepada calon

responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

responden berhak menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan

catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama

responden pada instrumen penelitian. Data-data yang diperoleh dari responden

juga hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai Hubungan Pola

Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan di

Puskesmas Sei Semayang.

A. Hasil Penelitian

A.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Sei Semayang adalah salah satu puskesmas di wilayah

Kabupaten Deli Serdang yang terletak di Desa Sei Semayang Kecamatan

Sunggal. Puskesmas Sei Semayang pada kurun waktu 1986 – 1992 merupakan

puskesmas pembantu dari Puskesmas Muliorejo dan menjadi puskesmas induk

sejak Juni Tahun 1992 hingga sekarang.

Puskesmas Sei Semayang yang terletak di Jalan Binjai Km.15 Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 20,98 km dan batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Madya Binjai

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Puji Mulia

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sei Mencirim

Puskesmas Sei Semayang memiliki luas wilayah 20,98 km2 yang terbagi

atas 3 wilayah kerja, yaitu : Desa Sei Semayang, Desa Sumber Melati Diski, dan

Desa Serbajadi.

A.2. Analisis Univariat

Setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data

dan analisa data. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari

tabel berikut ini :

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Pola Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat

Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

berusia 6 bulan sebanyak 38 bayi (35,8%). Dilihat dari jenis kelamin, mayoritas

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 bayi (58,5%). Pada penelitian ini mayoritas

adalah anak pertama sebanyak 41 bayi (38,7%).

2. Pola Pemberian ASI

Tabel 4.2.

Distribusi Pola Pemberian ASI Pada Bayi Usia 1-6 Bulan

di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

Pola Pemberian ASI Frekuensi %

Baik

Kurang

61

45

57,5

42,5

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

yang memiliki riwayat pola pemberian ASI yang baik sebanyak 61 bayi (57,5%).

Karakteristik responden Frekuensi %

1. Umur a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d. 4 bulan e. 5 bulan f. 6 bulan

2. Jenis kelamin

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Anak ke-

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

15 13 13 12 15 38

62 44

41 38 20 7

14,2 12,3 12,3 11,3 14,2 35,8

58,5 41,5

38,7 35,8 18,9 6,6

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

3. Peningkatan Berat Badan Bayi

Tabel 4.3.

Distribusi Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan

di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

Peningkatan berat badan Frekuensi %

Normal

Tidak normal

66

40

62,3

37,7

Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

yang memiliki peningkatan berat badan yang normal sebanyak 66 bayi (62,3%).

A.3. Analisis Bivariat

Tabel 4.4. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia

1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

Pola Pemberian

ASI

Peningkatan Berat

Badan Total Nilai

Normal Tidak

Normal

F % F % F %

0,276** Baik 45 73,8 16 26,2 61 100

Kurang 21 46,7 24 53,3 45 100

Total 66 62,3 40 37,7 106 100

Hasil penelitian pada tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari 61 bayi yang

memiliki pola pemberian ASI yang baik, terdapat 45 bayi (73,8%) yang memiliki

berat badan normal dan 16 bayi (26,2%) yang memiliki berat badan tidak normal.

Dari 45 bayi yang memiliki pola pemberian ASI yang kurang, terdapat 21 bayi

(46,7%) yang memiliki berat badan normal, dan 24 bayi (53,5%) yang memiliki

berat badan tidak normal.

Hasil analisa uji spearman rank diperoleh Z hitung nilai

Maka, Z hitung = x √n-1 = 0,276 x √106-1 = 2,83

Z tabel = 0,4977

Z hitung > z tabel, maka Ha diterima

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai , maka Ha diterima.

Artinya ada hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan berat badan bayi

usia 1-6 bulan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

B.1. Distribusi Pola Pemberian ASI Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei

Semayang tahun 2018

ASI memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi

bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik. Pada saat

yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan

tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi canggih sekalipun tidak

mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini. Karena itu amat dianjurkan

setiap ibu hanya memberikan ASI (eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan

(Roesli, 2009).

Dari hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa mayoritas

responden memiliki riwayat pola pemberian ASI yang baik sebanyak 61 bayi

(57,5%). Dengan adanya pemahaman yang baik dan dorongan dari suami,

keluarga dan tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas Sei Semayang

yang memberikan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan menyusui

sesering mungkin setiap kunjungan imunisasi, sehingga dapat menumbuhkan

kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Sesuai dengan

teori yang ditulis oleh Prasetyono (2009), bahwa pemberian ASI dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan, aspek pemahaman atau pola pikir, tradisi atau

budaya, petugas kesehatan, pekerjaan, dukungan suami dan keluarga. Green

(1980) dalam Notoatmodjo (2012) juga menyebutkan bahwa kesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku

(behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (nonbehaviour causes) salah

satunya yaitu faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang meliputi faktor

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Sementara itu hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa

minoritas responden memiliki riwayat pola pemberian ASI yang kurang sebanyak

45 bayi (57,5%). Kurangnya polapemberian ASI pada bayi umur 1-6 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang ini mungkin disebabkan oleh beberapa

faktor. Kemungkinan faktor penyebab tersebut diantaranya ialah pengaruh orang

lain yang lebih dominan, misalnya orang tua, suami, tetangga, teman atau

petugas kesehatan sendiri yang kurang tepat memberikan nasehat mengenai

ASI dan menyusui, pengaruh iklan susu buatan dan makanan pendamping ASI,

motivasi ibu berkurang karena kesibukan atau kerja dan sebagainya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lestari,dkk (2012) tentang Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012. Dari hasil penelitiannya

diperoleh bahwa dari 37 responden sebagian besar bayi diberi ASI Eksklusif

yaitu sebanyak 20 bayi (54,1%).

B.2. Distribusi Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas

Sei Semayang tahun 2018

Dari hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa mayoritas

responden memiliki peningkatan berat badan yang normal sebanyak 66 bayi

(62,3%). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan berat badan

bayi yaitu pemberian ASI eksklusif, pemberian MP ASI dini (Prasetyono, 2009

dan Pudjiadi, 2012), genetik, riwayat kelahiran, gizi, sosial ekonomi, stimulasi,

umur bayi (IDAI, 2012). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang

cenderung mengalami peningkatan berat badan normal adalah bayi dengan pola

pemberian ASI yang baik daripada bayi dengan pola pemberian ASI yang

kurang.

Hasil penelitian ini sesuai teori yang disebutkan oleh Sulistyawati (2009)

yaitu pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik,

bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah

lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan

obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan

bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga

penurunan berat badan bayi hanya sedikit (Kristiyansari, 2009).

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Selain itu Sulistyawati (2009), menyebutkan komposisi ASI sampai dengan

6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa

tambahan makanan atau produk minuman pendamping, kebijakan ini

berdasarkan pada beberapa hasil penelitian (eviden based) yang menemukan

bahwa pemberian makanan pendamping ASI justru akan menyebabkan

pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI

sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat menyebabkan laju

peningkatan berat badan bayi dapat menjadi terlambat atau bahkan mengalami

kegagalan.

Sedangkan hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa

minoritas responden memiliki peningkatan berat badan yang tidak normal

sebanyak 40 bayi (37,7%). Perbedaan kondisi tersebut bisa disebabkan karena

bayi memperoleh jenis makanan yang berbeda untuk dikonsmsi satu sama lain.

Bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang hanya akan

mendapat banyak karbohidrat sehingga zat gizi yang masuk tidak seimbang yang

pada akhirnya akan menyebabkan kegemukan.

Selain faktor di atas, perbedaan berat badan pada bayi dengan pola

pemberian ASI yang baik dan bayi dengan pola pemberian ASI yang kurang

pada umur 1-6 bulan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lain.

Kemungkinan faktor tersebut adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor

genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang

telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor

genetik tersebut diantaranya adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan

patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Sedangkan faktor lingkungan

bisa disebabkan oleh gizi ibu pada waktu hamil, hormon, fungsi metabolisme,

perawatan payudara dan lain-lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lestari,dkk (2012) tentang Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012. Berdasarkan hasil

penelitian dari 37 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden

dengan peningkatan berat badan bayi normal sebanyak 25 bayi (67,6%) dan bayi

dengan peningkatan berat badan tidak normal sebanyak 12 bayi (32,4%).

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

B.3. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan Bayi

Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Sei Semayang tahun 2018

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 61 bayi yang memiliki pola

pemberian ASI yang baik, terdapat 45 bayi (73,8%) yang memiliki berat badan

normal dan 16 bayi (26,2%) yang memiliki berat badan tidak normal. Dari 45 bayi

yang memiliki pola pemberian ASI yang kurang, terdapat 21 bayi (46,7%) yang

memiliki berat badan normal, dan 24 bayi (53,5%) yang memiliki berat badan

tidak normal. Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai , maka Ha

diterima. Artinya ada hubungan pola pemberian ASI dengan peningkatan berat

badan bayi usia 1-6 bulan.

Hasil ini sesuai dengan teori yang ditulis oleh Prasetyono (2009), bahwa

pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja pada usia 0-6 bulan tanpa

tambahan makanan atau minuman lain sebagian besar menentukan

pertumbuhan dan perkembangan bayi karena ASI mengandung semua nutrisi

penting yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta

antibodi yang bisa membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa

pertumbuhannya. Proverawati dan Rahmawati (2010) mengatakan bahwa ASI

mengandung growth factor yang berguna diantaranya untuk perkembangan

mukosa usus, sehingga ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga

merangsang pertumbuhan bayi yang normal. Sedangkan Pemberian makanan

pendamping ASI dini akan mempengaruhi kenaikan berat badan menjadi terlalu

cepat sehingga menjurus ke obesitas dan kenaikan berat badan yang lambat

karena bayi terlalu sering sakit, seperti sakit perut, gangguan pencernaan, atau

alergi, dan lain-lain (Pudjiadi, 2002). Selain itu Ariani (2012) juga menyebutkan

bahwa pemberian makanan pendamping ASI dini dapat menyebabkan asupan

gizi yang dibutuhkan bayi tidak sesuai kebutuhan, selain itu sistem pencernaan

bayi akan mengalami gangguan seperti sakit perut, sembelit (susah buang air

besar) dan alergi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suminar

dkk (2012) tentang Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat

Badan Bayi Di Kelurahan Ngaliyan Semarang. Hasil penelitian bahwa ada

hubungan pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi 1-4

bulan (α<0,05).

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lestari,dkk (2012) tentang Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012. Berdasarkan hasil uji

statistik menggunakan chi square didapatkan hasil X2 hitung sebesar 14,948 dan

X2 tabel sebesar 3,841, maka X2 hitung lebih besar dari pada X2 tabel dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima

artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian ASI

eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi, yaitu bayi yang diberi ASI

eksklusif peningkatan berat badannya cenderung normal.

Hasil menunjukkan adanya kesesuaian antara hasil yang diperoleh dengan

teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya bahwa

pola pemberian ASI, khususnya ASI eksklusif dapat mempengaruhi peningkatan

berat badan bayi.

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa mayoritas

responden memiliki riwayat pola pemberian ASI yang baik sebanyak 61 bayi

(57,5%).

2. Dari hasil penelitian terhadap 106 responden, diketahui bahwa mayoritas

responden memiliki peningkatan berat badan yang normal sebanyak 66 bayi

(62,3)%.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 61 bayi yang memiliki pola

pemberian ASI yang baik, terdapat 45 bayi (73,8%) yang memiliki berat

badan normal dan 16 bayi (26,2%) yang memiliki berat badan tidak normal.

Dari 45 bayi yang memiliki pola pemberian ASI yang kurang, terdapat 21

bayi (46,7%) yang memiliki berat badan normal, dan 24 bayi (53,5%) yang

memiliki berat badan tidak normal. Hasil analisa uji spearman rank diperoleh

Z hitung nilai , maka Ha diterima. Artinya ada hubungan pola

pemberian ASI dengan peningkatan berat badan bayi usia 1-6 bulan.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan

Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perannya masing-masing

dalam melaksanakan prakteknya khususnya untuk upaya dalam mengatasi

permasalahan peningkatan berat badan bayi dengan cara posyandu

pemantauan berat badan dan pengobatan bayi dan balita lebih ditingkatkan dan

setiap bulan tetap berjalan. Khususnya bidan diharapka dapat meningkatkan

perannya dalam pemberian ASI eksklusif melalui penyuluhan tentang ASI

eksklusif bagi ibu hamil, nifas dan menyusui di wilayah binaan maupun yang

berkunjung, untuk memotivasi ibu-ibu yang memiliki bayi lebih bersemangat

untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

2. Bagi institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai bahan

informasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah refrensi

perpustakaan.

3. Bagi peneliti

Diharapkan untuk menambah wawasan dan dapat menerapkam ilmu

pengetahuan yang telah didapat serta pengalaman di bidang penelitian guna

pengembangan penelitian selanjutnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang praktek

pemberian ASI eksklusif dan peningkatan berat badan bayi dengan metode dan

teknik pengumpulan data yang lebih mendalam dan lebih akurat. Untuk peneliti

selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan berat badan bayi lainnya seperti genetik, umur bayi, riwayat

kelahiran, gizi dan stimulasi.

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih, D.S., 2016. Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Trans Info Media

Direktorat Kesehatan Anak Khusus., 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi

Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

IDAI., 2012. Air Susu Ibu dan Perannya Dalam Pencegahan Obesitas. (assessed

21 Januari 2018) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2016. Profil Kesehatan Indonesia

tahun 2016. (assessed 21 Januari 2018) Khasanah, N., 2013. ASI atau Susu Formula Ya?. Yogyakarta : FlashBooks Lestari, Y.D., 2012. Hubungan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Dengan

Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012 (assessed 14 Januari 2018)

Marimbi, H., 2016. Tumbuh Kembang, status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Maryanti, D, Sujianti, Budiarti, T., 2011. Buku Ajar Neonatus & Balita. Jakarta :

Trans Info Media Maryunani, A., 2012. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : Trans

Info Media Munir, H.M., 2012. Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan

Bayi Umur 4 – 6 Bulan (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban). (assessed 14 Januari 2018)

Nirwana. A.B., 2014. ASI & Susu Formula. Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Prasetyono, Sunar, Dwi., 2009. ASI Ekslusif. Yogyakarta : Diva Press

Proverawati, Atikah, dan Rahmawati., 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan hormat

Saya Fany Pricillawati Sembiring Mahasiswa Politeknik Kesehatan

Jurusan Kebidanan Medan. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul

Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6

Bulan. Dan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola

Pemberian ASI Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan. Saya

akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu mengenai:

Identitas bayi

Pengetahuan ibu tentang ASI

Sikap ibu tentang pemberian ASI

Tindakan ibu dalam pemberian ASI

Bagi ibu yang bersedia untuk dilakukan wawancara, akan kami lakukan

dan bagi ibu yang tidak bersedia kami tidak memaksa.

Partisipasi ibu bersifat sukarela tanpa paksaan, setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan di rahasiakan dan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Untuk penelitian ini tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu

membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi kami.

1. Nama :

Alamt :

No Hp:

Terima kasih kami ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikut sertaaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan

sesuatu yang berguna untuk peningkatan berat badan pada bayi.

Sebagai ucapan terimakasih kami pada ibu yang sudah bersedia

meluangkan waktunya disini kami berikan sedikit bingkisan agar ibu dapat

menerimanya. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini

diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2018

Peneliti

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT

BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG

TAHUN 2018”

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya

bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan

menandatangani surat persetujuan penelitian.

Medan, 2018

( )

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil Uji Validitas Kuesioner

No. soal r hitung r tabel Asssig-2 tail Validitas

1 0,285 0,444 0,224 Tidak valid

2 0,626 0,444 0,003 Valid

3 0,766 0,444 0,000 Valid

4 0,521 0,444 0,018 Valid

5 0,038 0,444 0,872 Tidak Valid

6 0,837 0,444 0,000 Valid

7 0,719 0,444 0,000 Valid

8 0,780 0,444 0,001 Valid

9 0,808 0,444 0,000 Valid

10 0,635 0,444 0,003 Valid

11 0,837 0,444 0,000 Valid

12 0,425 0,444 0,062 Tidak Valid

13 0,489 0,444 0,029 Valid

14 0,684 0,444 0,001 Valid

15 0,535 0,444 0,015 Valid

16 0,004 0,444 0,988 Tidak Valid

17 0,822 0,444 0,000 Valid

18 0,554 0,444 0,011 Valid

19 0,553 0,444 0,011 Valid

20 0,671 0,444 0,001 Valid

21 0,641 0,444 0,002 Valid

22 0,750 0,444 0,000 Valid

23 0,466 0,444 0,038 Valid

24 0,631 0,444 0,003 Valid

25 0,182 0,444 0,441 Tidak Valid

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Hasil Uji Reliabilitas Responden

No. soal Nilai reliabel r tabel Reliabilitas

1 0,745 0,444 Reliabel

2 0,737 0,444 Reliabel

3 0,733 0,444 Reliabel

4 0,738 0,444 Reliabel

5 0,749 0,444 Reliabel

6 0,730 0,444 Reliabel

7 0,734 0,444 Reliabel

8 0,733 0,444 Reliabel

9 0,737 0,444 Reliabel

10 0,730 0,444 Reliabel

11 0,742 0,444 Reliabel

12 0,735 0,444 Reliabel

13 0,733 0,444 Reliabel

14 0,739 0,444 Reliabel

15 0,731 0,444 Reliabel

16 0,748 0,444 Reliabel

17 0,731 0,444 Reliabel

18 0,735 0,444 Reliabel

19 0,737 0,444 Reliabel

20 0,735 0,444 Reliabel

21 0,736 0,444 Reliabel

22 0,732 0,444 Reliabel

23 0,740 0,444 Reliabel

24 0,736 0,444 Reliabel

25 0,748 0,444 Reliabel

Hasil uji reliabilitas keseluruhan dengan cronbach’s alpha

Jumlah

0,746 25

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT

BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

NO IDENTITAS IBU IDENTITAS ANAK

1 No Responden Nama

2 Tanggal pengisian TTL

3 Nama Umur

4 Umur Anak ke

5 Pendidikan Jenis Kelamin

II. POLA PEMBERIAN ASI

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang

sebanarnya !

1. Ketika lahir apakah anak ibu segera diberi ASI?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah bayi ibu menyusui 8-12 kali dalam sehari?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah popok bayi ibu basah minimal 6 kali dalam sehari?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah bayi ibu BAB minimal 2x sehari?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ibu merasa bahwa ASI yang ibu berikan cukup untuk bayi?

a. Ya

b. Tidak

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

6. Apakah ibu menyendawakan bayi ibu setelah diberi ASI?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah ibu menyusui bayi secara langsung melalui payudara?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah bayi ibu sudah diberikan makanan selain ASI (makanan

pendamping ASI)?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah keluarga ibu turut mendukung ibu memberikan ASI pada bayi?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah bayi ibu selalu dalam keadaan sehat?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah payudara ibu tidak pernah lecet atau luka pada putting susu?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah ibu selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar

menghasilkan ASI yang baik untuk bayi?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah ibu menyusui bayi dengan kedua payudara secara bergantian?

a. Ya

b. Tidak

14. Apakah ibu menyusui sampai bayi benar-benar kenyang?

a. Ya

b. Tidak

15. Apakah berat badan bayi ibu selalu bertambah setiap bulannya?

a. Ya

b. Tidak

16. Apakah ibu pernah melakukan perawatan payudara sebagai upaya untuk

memperlancar ASI?

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

a. Ya

b. Tidak

17. Apakah ASI ibu selalu keluar dengan lancar?

a. Ya

b. Tidak

18. Apakah bayi ibu selalu tenang jika menyusui?

a. Ya

b. Tidak

19. Apakah ibu selalu membersihkan payudara setiap kali sehabis menyusui?

a. Ya

b. Tidak

20. Apakah ibu selalu memperhatikan posisi bayi menyusui untuk memastikan

kenyamanan bayi?

a. Ya

b. Tidak

III. Berat Badan Bayi (Diisi oleh Peneliti)

Berat Badan Lahir

(gram)

Berat Badan Sekarang

(gram)

Keterangan

KMS

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

FREQUENCIES VARIABLES=Umur Anak_ke JK Pola_pem_ASI Status_BB

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 13-JUL-2018 01:21:14

Comments

Input Data D:\DATA FANNY.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

106

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all

cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=Umur Anak_ke

JK Pola_pem_ASI Status_BB

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Statistics

Umur bayi Anak ke Jenis Kelamin

Pola pemberian

ASI

Status Berat

Badan Bayi

N Valid 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Frequency Table

Umur bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 15 14,2 14,2 14,2

2 13 12,3 12,3 26,4

3 13 12,3 12,3 38,7

4 12 11,3 11,3 50,0

5 15 14,2 14,2 64,2

6 38 35,8 35,8 100,0

Total 106 100,0 100,0

Anak ke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 41 38,7 38,7 38,7

2 38 35,8 35,8 74,5

3 20 18,9 18,9 93,4

4 7 6,6 6,6 100,0

Total 106 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 62 58,5 58,5 58,5

Perempuan 44 41,5 41,5 100,0

Total 106 100,0 100,0

Pola pemberian ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 61 57,5 57,5 57,5

Kurang 45 42,5 42,5 100,0

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Total 106 100,0 100,0

Status Berat Badan Bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 66 62,3 62,3 62,3

Tidak normal 40 37,7 37,7 100,0

Total 106 100,0 100,0

CROSSTABS

/TABLES=Pola_pem_ASI BY Status_BB

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Notes

Output Created 13-JUL-2018 01:21:43

Comments

Input Data D:\DATA FANNY.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

106

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are

based on all the cases with

valid data in the specified

range(s) for all variables in

each table.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pola_pem_ASI BY

Status_BB

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,06

Dimensions Requested 2

Cells Available 349496

Nonparametric Correlations

Notes

Output Created 13-JUL-2018 01:22:01

Comments

Input Data D:\DATA FANNY.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

106

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics for each pair of

variables are based on all the

cases with valid data for that

pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=Pola_pem_ASI

Status_BB

/PRINT=SPEARMAN

TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Elapsed Time 00:00:00,01

Number of Cases Allowed 349525 casesa

a. Based on availability of workspace memory

Correlations

Pola pemberian

ASI

Status Berat

Badan Bayi

Spearman's rho Pola pemberian ASI Correlation Coefficient 1,000 ,276**

Sig. (2-tailed) . ,004

N 106 106

Status Berat Badan Bayi Correlation Coefficient ,276** 1,000

Sig. (2-tailed) ,004 .

N 106 106

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

CROSSTABS

/TABLES=Pola_pem_ASI BY Status_BB

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CORR

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 16-JUL-2018 01:58:07

Comments

Input Data D:\DATA FANNY.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

106

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

Cases Used Statistics for each table are

based on all the cases with

valid data in the specified

range(s) for all variables in

each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pola_pem_ASI BY

Status_BB

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CORR

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,05

Elapsed Time 00:00:00,09

Dimensions Requested 2

Cells Available 349496

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pola pemberian ASI * Status

Berat Badan Bayi

106 100,0% 0 0,0% 106 100,0%

Pola pemberian ASI * Status Berat Badan Bayi Crosstabulation

Count

Status Berat Badan Bayi

Total Normal Tidak normal

Pola pemberian ASI Baik 45 16 61

Kurang 21 24 45

Total 66 40 106

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DUMMY TABEL

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PENINGKATAN BERAT

BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI PUSKESMAS SEI SEMAYANG

TAHUN 2018

No Umur Anak

ke Jenis Kelamin

Pola pemberian ASI

Status Berat badan

1 6 bulan 4 Laki-laki Kurang Normal

2 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

3 6 bulan 3 Perempuan Baik Normal

4 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Tidak normal

5 1 bulan 3 Perempuan Baik Normal

6 2 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

7 6 bulan 3 Laki-laki Baik Normal

8 6 bulan 3 Laki-laki Kurang Tidak normal

9 6 bulan 4 Laki-laki Baik Normal

10 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

11 6 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

12 5 bulan 1 Perempuan Baik Normal

13 5 bulan 1 Perempuan Baik Normal

14 4 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

15 2 bulan 3 Laki-laki Kurang Normal

16 3 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

17 6 bulan 3 Perempuan Kurang Tidak normal

18 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

19 3 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

20 6 bulan 3 Perempuan Kurang Normal

21 6 bulan 1 Laki-laki Kurang Tidak normal

22 5 bulan 2 Laki-laki Kurang Tidak normal

23 6 bulan 1 Perempuan Kurang Normal

24 2 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

25 5 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

26 1 bulan 1 Laki-laki Kurang Tidak normal

27 6 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

28 5 bulan 2 Perempuan Kurang Normal

29 6 bulan 2 Laki-laki Baik Tidak normal

30 5 bulan 2 Laki-laki Kurang Tidak normal

31 2 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

32 2 bulan 3 Laki-laki Baik Normal

33 1 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

34 6 bulan 2 Perempuan Baik Normal

35 6 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

36 3 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

37 6 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

38 1 bulan 1 Perempuan Kurang Normal

39 6 bulan 3 Perempuan Baik Normal

40 5 bulan 3 Laki-laki Kurang Normal

41 4 bulan 2 Laki-laki Kurang Tidak normal

42 2 bulan 2 Laki-laki Baik Normal

43 6 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

44 6 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

45 1 bulan 3 Perempuan Kurang Tidak normal

46 5 bulan 2 Laki-laki Baik Tidak normal

47 5 bulan 1 Perempuan Kurang Tidak normal

48 6 bulan 4 Laki-laki Baik Normal

49 1 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

50 6 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

51 6 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

52 5 bulan 3 Laki-laki Kurang Tidak normal

53 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

54 5 bulan 2 Perempuan Baik Tidak normal

55 6 bulan 2 Perempuan Baik Tidak normal

56 6 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

57 4 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

58 5 bulan 3 Perempuan Kurang Normal

59 5 bulan 1 Laki-laki Baik Tidak normal

60 6 bulan 2 Perempuan Baik Tidak normal

61 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

62 6 bulan 3 Perempuan Baik Normal

63 2 bulan 2 Perempuan Baik Normal

64 1 bulan 4 Laki-laki Baik Tidak normal

65 1 bulan 4 Laki-laki Baik Normal

66 4 bulan 1 Laki-laki Kurang Normal

67 2 bulan 1 Perempuan Baik Tidak normal

68 3 bulan 2 Perempuan Baik Normal

69 2 bulan 2 Perempuan Baik Normal

70 5 bulan 1 Perempuan Baik Tidak normal

71 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

72 2 bulan 4 Laki-laki Baik Tidak normal

73 6 bulan 2 Laki-laki Kurang Tidak normal

74 4 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

75 4 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

76 1 bulan 1 Laki-laki Kurang Normal

77 6 bulan 3 Laki-laki Kurang Tidak normal

78 6 bulan 2 Perempuan Kurang Tidak normal

79 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

80 6 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

81 1 bulan 4 Laki-laki Baik Normal

82 4 bulan 1 Perempuan Baik Normal

83 3 bulan 3 Laki-laki Baik Normal

84 6 bulan 3 Perempuan Baik Normal

85 4 bulan 1 Perempuan Baik Tidak normal

86 1 bulan 1 Perempuan Baik Normal

87 3 bulan 2 Laki-laki Baik Tidak normal

88 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

89 2 bulan 1 Perempuan Baik Tidak normal

90 6 bulan 1 Laki-laki Kurang Normal

91 3 bulan 1 Laki-laki Baik Tidak normal

92 4 bulan 2 Perempuan Kurang Normal

93 6 bulan 3 Laki-laki Baik Normal

94 1 bulan 1 Laki-laki Kurang Normal

95 4 bulan 2 Perempuan Baik Normal

96 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

97 4 bulan 1 Perempuan Kurang Normal

98 1 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

99 2 bulan 3 Laki-laki Baik Normal

100 4 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

101 6 bulan 1 Perempuan Kurang Normal

102 2 bulan 1 Laki-laki Baik Tidak normal

103 1 bulan 2 Laki-laki Kurang Normal

104 1 bulan 3 Laki-laki Baik Tidak normal

105 5 bulan 2 Perempuan Baik Normal

106 3 bulan 1 Laki-laki Baik Normal

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …
Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …

DOKUMENTASI

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN …