SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan...

114
SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN KOTA MADIUN Oleh : Wahyu Firmanningtyas NIM : 201302052 S1- KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan...

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

SKRIPSI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN

KOTA MADIUN

Oleh :

Wahyu Firmanningtyas

NIM : 201302052

S1- KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

i

SKRIPSI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN

KOTA MADIUN

Diajukan Untuk Memenuhi

Salah Satu Persyaratan dalam Mencapai Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

Wahyu Firmanningtyas

NIM : 201302052

S1- KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

ii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

iii

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahhirohmannirohim..

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa ku panjatkan kepada

Allah SWT atas karunia-Nya yang begitu besar yang telah

memberikan kemudahan, kelancaran dan kekuatan yang luar biasa

kepada saya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagi

saya untuk dapat meraih cita-cita saya.

“Ada janji yang harus saya tepati” ini adalah sebuah kalimat

yang selalu ada didalam hati saya. Ada sebuah janji yang harus saya

tepati kepada kedua orang tua saya. Saya harus sukses demi ke dua

orang tua saya, demi sebuah masa depan yang lebih baik dari hari

ini, demi sebuah senyum kebahagian ke dua orang tua.

Ku Persembahkan karya kecilku ini yang ku buat dengan

sepenuh hati, sekuat tenaga dan pikiranku ini untuk Ayah saya

Suparman yang telah menjadi sosok ayah terbaik bagi kehidupanku.

Untuk Ibu Dwi Lestari Rahayu tercinta, sosok ibu yang sangat luar

biasa untuk saya terimakasih telah selalu memberikan dukungan,

motivasi dan do’a yang tiada hentinya. Saya yakin bahwa

keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari do’a-do’a yang kedua

orang tua panjatkan disetiap sujudnya. Ya Allah Ya Rahman

terimakasih telah engkau beri aku tempat terindah di dunia ini yakni

Kau anugerahiku sosok malaikat dalam dunia nyataku.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

v

Untuk Adik ku, Septian Nur Cholis terimakasih telah

memberikan dukungan dan motivasinya.

Untuk seseorang yang telah tertulis di Lauhul Mahfuz

terimakasih telah mendoakan ku di setiap sujud shalatmu. Semoga

kita segera dipertemukan dalam ikatan suci yang di ridhoi Allah

SWT.

Untuk Bpk Muhidin, S.Kep Ns, M.Kep dan ibu Riska

Ratnawati, SKM., M.Kes terimakasih telah memberikan bimbingan

dan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh

sabar dan ketelatenan. Semoga Allah memberikan balasan atas

kebaikan yang telah diberikan.

Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

terimakasih yang telah mendidik dan membimbingku selama ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan ilmu yang telah

diajarkan.

Untuk sahabat-sahabat dan teman-temanku, terimakasih

telah menjadi partner yang baik di perjalanan masa kuliah saya dan

terimaksih telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuanganku

perjuangan kita belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan

dengan membuktikan bahwa kita mampu menjadi perawat yang

profesional dan bisa diandalkan agar dapat mengharumkan nama

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

vi

Motto :

Sesuatu akan menjadi kebanggaan,

Jika sesuatu itu dikerjakan,

Dan bukan hanya di pikirkan.

Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan,

Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya.

Bukan hanya menjadi impian.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

vii

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Firmanningtyas

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 5 Mei 1995

Agama : Islam

Alamat : Ds. Nglambangan Kec. Wungu Kab. Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : TK AL-HIKMAH (1999)

SDN DEMPELAN (2000-2007)

Riwayat Pekerjaan

:

SMPN 9 MADIUN (2007-2010)

SMAK ST. BONAVENTURA (2010-2013)

Belum pernah bekerja

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia serta hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun”.

Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala Puskesmas Patihan Ibu Dwi Yuliastutik Kota Madiun yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di tempat

beliau.

2. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) Selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Muhidin, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Riska Ratnawati, SKM., M.Kes selaku pembimbing II dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

x

6. Keluarga tercinta, terutama ibu saya yang selalu memberikan dukungan dan

semangat serta doa yang tulus untuk saya menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-temanku anak Keperawatan kelas 8 A & B serta semua pihak yang

telah memberikan bantuan baik moral maupun materil yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

8. Seluruh Pasien Poli Klinik Puskesmas Patihan kota Madiun yang telah

bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Penulis menyadari Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan karya tulis

ini.

Madiun, Agustus 2017

Wahyu Firmanningtyas

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xi

ABSTRAK

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN KOTA MADIUN

WAHYU FIRMANNINGTYAS

201302052

Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah

yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan

resistensi insulin atau keduanya. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis di Jawa

Timur sebesar 0,6 (115.424 penderita). Sedangkan di kota Madiun sendiri

penderita diabetes sebesar 11.346 penderita. Penelitian ini bertujuan mengetahui

adakah Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan KotaMadiun.

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan

pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang

memeriksakan kesehatannya tentang Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas

Patihan kota Madiun. Sampel yang didapat dari data 1 bulan terakhir yaitu

sejumlah 49 sampel penderita Diabetes Melitus dan terdapat 50 sampel untuk

Kasus Kontrol. Pengambilan data di lakukan dengan membagikan lembar

kuesioner dengan metode simple random sampling. Analisa data menggunakan uji

chi square. Analisis Chisquare nilai ρ = 0,000 <α = 0,05 dengan nilai Odds Ratio

(OR) serendah-rendahnya 2,388dan setinggi-tingginya 14,331.

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun, diharapkan

responden dapat meminimalkan kejadian Diabetes Melitus dengan mengubah

gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Kata Kunci : Olahraga, Penyakit Diabetes Melitus

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xii

ABSTRACT

SPORTS RELATIONSHIP WITH DIABETES MELITUS DISEASE IN THE

WORKING AREA OF THE HEALTH CENTER OF MADIUN CITY

WAHYU FIRMANNINGTYAS

201302052

Diabetes is a metabolic disease characterized by high blood sugar levels

(hyperglycemia) caused by impaired insulin secretion, and insulin resistance or

both. Prevalence of diabetes diagnosed in East Java was 0.6 (115,424 patients).

While in the city of Madiun own diabetes for 11.346 patients. This study aims to

find out whether there is a Sports Relationship with Diabetes Mellitus Disease in

the Working Area Puskesmas Patihan KotaMadiun.

In this research use analytical research design with case control

approach. The sample in this study was the patient who examined his health about

Diabetes Mellitus in the working area of Paktkesmas Padi Madiun. Samples

obtained from the last 1 month data are 49 samples of patients with Diabetes

Mellitus and there are 50 samples for Control Cases. Data collection is done by

distributing questionnaire sheet with simple random sampling method. Data

analysis using chi square test. Chisquare analysis value ρ = 0,000 <α = 0,05 with

Odds Ratio (OR) as low as 2,388 and as high as 14,331.

The result of the research stated that there is a relationship of Sports with

Diabetes Mellitus Disease in the Working Area of Patihan City Health Center of

Madiun, hopefully the respondent can minimize the incidence of Diabetes Mellitus

by changing the healthy lifestyle with diligent exercise.

Keywords: Sports, Diabetes Mellitus Disease

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABSTRACT ....................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Konsep Diabetes ...................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ............................................ 6

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................... 7

2.1.3 Etiologi Diabetes Melitus ................................................ 9

2.1.4 Tata Laksana Diabetes Melitus ...................................... 12

2.1.5 Fisiologi Pankreas .......................................................... 16

2.1.6 Patofisiologi Diabetes Melitus ....................................... 18

2.1.7 Tanda dan Gejala ............................................................ 21

2.1.8 Komplikasi Diabetes Melitus ......................................... 21

2.2 Aktifitas Olahraga pada Penderita Diabetes Melitus

dan Tidak Diabetes Melitus ...................................................... 24

2.2.1 Pengertian Olahraga...................................................... 24

2.2.2 Manfaat Olahraga bagi Kesehatan ................................ 25

2.2.3 Jenis-jenis Olahraga ...................................................... 27

2.2.4 Konsep Olahraga ......................................................... 29

2.2.5 Aktivitas Olahraga pada Orang yang Tidak Terkena

Diabetes Melitus .......................................................... 31

2.2.6 Langkah langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah

Diabetes Melitus .......................................................... 33

2.2.7 Aktivitas fisik saat terkena Diabetes Melitus .............. 34

2.2.8 Efek Olahraga pada Pengidap Diabetes Melitus ......... 34

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xiv

2.2.9 Jenis Olahraga untuk mencegah Diabetes Melitus

dan pengelolan pada penderita Diabetes Melitus ......... 36

2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan Olahraga ........................ 38

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ......................... 40

3.1. Kerangka Konseptual .............................................................. 40

3.2. Hipotesis Penelitian .................................................................. 41

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 42

4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 42

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 43

4.3 Teknik Sampling ..................................................................... 45

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................... 46

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 48

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................ 49

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 51

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ....................... 51

4.9 Teknik Pengelolaan dan Analisa Data ..................................... 52

4.10 Teknik Analisa Data ................................................................ 53

4.11 Etika Penelitian ........................................................................ 54

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 58

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ............................................. 58

5.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 59

5.3 Hasil Analisis Bivariat ............................................................. 62

5.4 Pembahasan ............................................................................. 63

5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 68

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 69

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 69

6.2 Saran ........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN ..................................................................................................... 73

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus .................................................. 49

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

karekteristik jenis kelamin pada Poli di Puskesmas

Patihan kota Madiun ........................................................... 59

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi respoden berdasarkan

karakteristik pendidikan pada poli di Puskesmas

Patihan kota Madiun ........................................................... 60

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi respoden berdasarkan

karakteristik status pekerjaan pada poli di Puskesmas

Patihan kota Madiun ........................................................... 60

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi kerutinan responden melakukan

olahraga dari kelompok kasus (Diabetes Melitus) di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun pada

Tahun 2017 ......................................................................... 61

Tabel 5.5 Tabulasi Silang antara Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan Kota Madiun ........................................ 62

Tabel 5.6 Nilai ρ value, koefisiensi kontigensi, dan nilai OR

tabulasi silang antara Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan Kota Madiun ........................................ 63

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Tabel Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus ................................................... 40

Gambar 4.1 Skema Penelitian Case Control ........................................... 43

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus .................................................................. 47

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Survey Pendahuluan ........................ 73

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun ................................................................................... 74

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik .................................................................................... 75

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan dan Keluarga

Berencana .............................................................................. 76

Lampiran 5 Lembar Persetujuan menjadi Responden (Inform

Consent) ................................................................................. 77

Lampiran 6 Lembar Petunjuk Pengisian ................................................... 78

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................... 79

Lampiran 8 Kuesioner Instrumen Penelitian ............................................ 80

Lampiran 9 Tabulasi Data Kuesioner Responden ..................................... 82

Lampiran 10 Hasil Uji Korelasi Chi Square ............................................... 87

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 90

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xviii

DAFTAR ISTILAH

Ketosis Prone : Ketosis Rentan

Insuline Dependent : Ketergantungan Insulin

Glukosuria : glukosa/gula dalam jumlah berlebih dalam urine

Poliuria : volume urine yang berlebih

Polidipsia : rasa sangat kehausan

Polifagia : rasa lapar yang semakin besar

Iritabilitas : kepekaan terhadap rangsangan

Pruritas Vulva : rasa gatal disekitar vulva/vagina

Sport for All : Olahraga Untuk Semua

Fleksibilitas : kelenturan tubuh

Continou : kontinyu

Rhythmical : ritmis

Enducance : latihan ketahanan

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

xix

DAFTAR SINGKATAN

DM : Diabes Melitus

IDDM : Insulin Dependen Diabetes Melitus

NIDDM : Non Insulin Dependen Diabetes Melitus

HLA : Human Leucocyte Atigen

OAD : Oral Anti Diabetes

OHO : ObatHipoglikemik Oral

HHNK : Hipoglikemik Hiperosmolar Non-Ketotic

DNM : Denyut Nadi Maksimal

DMTI : Diabetes Melitus Tergantung Insulin

HbA1C : Glycosilat Hemoglobin

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak

menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun.

Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah

yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi

insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Hiperglikemia yang

berlangsung lama (kronik) pada Diabetes Melitus akan menyebabkan

kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata,

organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya (Suastika K., et

al., 2011).

Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan

adanya peningkatan. Berdasarkan data dari International Diabetes

Federation (IDF 2014), jumlah penderita DM sebanyak 366 juta jiwa di

tahun 2011 meningkat menjadi 387 juta jiwa di tahun 2014 dan

diperkirakan akan bertambah menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035.

Menurut WHO (2013) sebanyak 80% penderita DM di dunia berasal dari

negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Peningkatan jumlah

penderita DM yang terjadi secara konsisten menunjukkan bahwa penyakit

DM merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus

dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan data Riset

Kesehatan (Riskesdas,2013) di Indonesisa terdapat 10 juta orang penderita

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

2

diabetes dan 17,9 juta orang yang berisiko menderita penyakit ini.

Prevalensi diabetes yang terdiagnosis di Jawa Timur sebesar 0,6 (115.424

penderita). Sedangkan di kota Madiun sendiri penderita diabetes sebesar

11.346 penderita (Rekam Medis Puskesmas Patihan, 2017).

Dari data kunjungan pasien diabetes melitus di wilayah kerja

Puskesmas Patihan pada tahun 2016 sebesar 2572 penderita. Terdiri dari

Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) sebesar 41 penderita,Non

Insulin Dependen Diabetes Melitus (NIDDM) sebesar 217 penderita.

Sedangkan jumlah penderita diabetes yang datang ke poli puskesmas

Patihan dalam rentang waktu 1 bulan terakhir sebesar 86 penderita (Rekam

Medis Puskesmas Patihan, 2017).

Gaya hidup kurang gerak dan kecanggihan teknologi yang

menjadikan ruang gerak menjadi terbatas merupakan faktor utama yang

menyebabkan terjadinya penyakit Diabetes Melitus. Aktivitas fisik

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan energi dan dapat

dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang dapat diubah yang melalui

faktor-faktor tersebut banyak kekuatan luar yang memicu pertambahan

berat badan itu bekerja. Kurang olahraga, terlalu banyak duduk, dan pola

makan yang salah merupakan penyebab penyakit diabetes. Nafsu makan

berlebih dan kurangnya aktivitas fisik pada akhirnya akan menyebabkan

kegemukan yang merupakan salah satu pencetus diabetes melitus. Meski

makanan manis bukanlah penyebab diabetes, pengaturan makan

merupakan pilar terpenting dalam pengendalian penyakit ini. Namun,

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

3

dengan kemajuan di bidang kedokteran dan farmasi banyak berperan

memperpanjang harapan hidup manusia, termasuk di Indonesia.

Studi pendahuluan di Puskesmas Patihan ada 10 pasien dengan

diagnosa Diabetes Melitu, dulunya 7 dari 10 pasien yang datang kepoli

memiliki riwayat tidak melakukan olahraga dan ada 10 pasien dengan

diagnosa Hipertensi datang ke poli Puskesmas Patihan, 5 dari 10 pasien

tersebut rutin berolahraga seperti jalan santai setiap pagi dan lari kecil.

Lama melakukan olahraga 30-45 menit setiap hari secara rutin.

Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan empat pilar utama yaitu

penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas

fisik dan intervensi farmakologis. Keempat pilar pengelolaan tersebut

dapat diterapkan pada semua jenis tipe DM. Untuk mencapai fokus

pengelolaan DM yang optimal maka perlu adanya keteraturan terhadap

empat pilar utama tersebut (PERKENI 2011).

Olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM

bersamaan dengan diet, obat, dan edukasi. Berolahraga akan membantu

memperbaiki metabolisme glukosa dan lemak karena sel lebih sensitif

terhadap insulin, di samping menurunkan dosis obat suntikan insulin.

Olahraga juga dapat menunda kemunculan DM, membantu pengelolaan

DM, dan mengurangi komplikasi DM.Untuk menunda munculnya DM,

dianjurkan melakukan olahraga selama satu jam setiap hari. Khusus bagi

penderita DM, dilakukan latihan senam, berupa pemanasan 10 menit, inti

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

4

20 menit, dan pendinginan 10 menit, dengan frekuensi latihan 3-5 kali per

minggu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat di rumuskan

pertanyaan apakah ada hubungan olahraga dengan penyakit diabetes di

wilayah kerja puskesmas Patihan Kota Madiun?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dapat di deskripsikan sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum mengetahui Hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi Aktivitas Olahraga dengan Penyakit Diabetes

Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan.

2) Mengidentifikasi Aktivitas Olahraga yang dilakukan penderita

Diabetes Melitus dan tidak Diabetes Melitus.

3) Menganalisis Hubungan Olahraga dengan Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan peneliti ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat

menjadi rujukan institusi mengenai hubungan olahraga dengan penyakit

diabetes.

1.4.2 Manfaat Bagi Penulis

Sebagai bahan pengetahuan untuk mendapatkan pengalaman dan

meningkatkan kemampuan dalam menganalisis hubungan olahraga dengan

penyakit diabetes.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Diharapka penelitian ini dapat menambah wawasan pada masyarakat

tentang hubungan olahraga dengan penyakit diabetes.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan

atau mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang

bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan

individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar

glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang

ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative

insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang di sebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Arisman dan

Soegondo,2009).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit

metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi

insulin, kerja insulin, atau keduanya. Keadaan hiperglikemia kronis dari

diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi

dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah (ADA, 2012).

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

adanya peningkatan level gula darah dimana tubuh tidak dapat

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

7

memproduksi insulin yang dibutuhkan atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin dengan seharusnya.

2.1.2 Klasifikasi Diabetes

MenurutAmerican Diabetes Association (ADA) tahun 2011,

klasifikasi Diabetes Melitus adalah:

1) Diabetes Melitus tipe 1 (IDDM)

DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “Juvenile onset”

atau “Insulin dependent” atau “Ketosis prone”, karena tanpa insulin

dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang disebabkan

ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan karena onset

DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada

usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi pada akhir usia 30 atau

menjelang 40.

Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di

sirkulasi sangat rendah, kadar glukagon plasma yang meningkat, dan

sel beta pankreas gagal berespons terhadap stimulus yang semestinya

meningkatkan sekresi insulin. DM tipe 1 sekarang banyak dianggap

sebagai penyakit autoimun. Kelainan autoimun ini diduga ada

kaitannya dengan agen infeksius/lingkungan, di mana sistem imun

pada orang dengan kecenderungan genetik tertentu, menyerang

molekul sel beta pankreas yang ‘menyerupai’ protein virus sehingga

terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-faktor yang

diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

8

(mumps, rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi

susu sapi pada masa bayi.

Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi

akibat proses yang idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau

aktivitas HLA. DM tipe 1 yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi

akibat faktor keturunan, misalnya pada ras tertentu Afrika dan Asia.

2) DiabetesMelitus tipe 2 (NIDDM)

Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh faktor keturunan dan

juga gaya hidup yang kurang sehat. Hampir seluruh penderita diabetes

menderita tipe kedua ini. Meskipun mengenai dihampir semua

penderita diabetes, gejalanya sangatlah lambat. Sehingga

perkembangan penyakit ini membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Kerja insulin di dalam tubuh tidak lagi efektif meskipun tidak perlu

ada suntikan insulin dari luar untuk membantu menjalani hidupnya.

Tidak seperti pada DM tipe 1, DM tipe 2 tidak memiliki hubungan

dengan aktivitas HLA, virus atau autoimunitas dan biasanya pasien

mempunyai sel beta yang masih berfungsi (walau terkadang

memerlukan insulin eksogen tetapi tidak bergantung seumur hidup).

DM tipe 2 ini bervariasi mulai dari yang predominan resistensi

insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai yang predominan

gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

Pada DM tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan

hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

9

Terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan

transpor glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan

peningkatan lipolisis.

Efek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya

hidup yang diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas

fisik yang rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara

genetik. Nilai BMI yang dapat memicu terjadinya DM tipe 2 adalah

berbeda-beda untuk setiap ras.

3) Diabetes Kehamilan/gestasional

Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa

dengan onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan

komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa

akan kembali normal pada trimester ketiga.

2.1.3 Etiologi Diabetes Melitus

Menurut WHO (world health organization ) dalam Kwinahyu

(2011), penyebab diabetes melitus belum diketahui pasti tapi umumnya

diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter

memegang peranan. Diabetes mellitus dapat dibedakan atas dua yaitu :

1) Diabetes type I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM) tergantung

insulin dapat disebabkan karena faktor genetik,imunologi dan

mungkin lingkungan misalnya infeksi virus:

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

10

a) Faktor genetik :

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi

mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah

terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan

pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human

Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang

bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun

lainnya.

b) Faktor immunologi :

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.

Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan

tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

c) Faktor lingkungan :

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas,

sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau

toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat

menimbulkan destuksi sel β pancreas.

2) Diabetes type II (Non Insulin Depedent Diabetes Melitus /NIDDM)

yaitu tidak tergantung insulin. Faktor genetik diperkirakan memegang

peranan penting dalam proses terjadinya resistensi insulin. Ada

beberapa faktor yang dapat menyebabkan diabetes melitus, yaitu :

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

11

a) Pola Makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus.

Hal ini disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel β pankreas

mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan. Oleh karena

itu, mengonsumsi makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi

oleh sekresi insulin dalam jumlah memadai dapat menyebabkan

kadar gula dalam darah meningkat dan meyebabkan diabetes

melitus.

b) Obesitas

Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg

mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terserang

diabetes melitus dibanding dengan orang yang tidak gemuk.

c) Faktor genetik

Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus orang

tua. Biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus

mempunyai anggota keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang

tua menderita diabetes, insiden diabetes pada anak-anaknya

meningkat, tergantung pada umur berapa orang tua menderita

diabetes. Risiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes terjadi

jika salah satu atau kedua orang tua mengalami penyakit ini

sebelum berumur 40 tahun. Riwayat keluarga pada kakek dan

nenek kurang berpengaruh secara signifikan terhadap cucunya

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

12

d) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang

menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat

menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam

mensekresikan hormon yang diperlukan unuk metabolisme dalam

tubuh, termasuk hormon insulin.

e) Penyakit dan infeksi pada pankreas

Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi

pankreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu

menyebabkan sel β pada pankreas tidak bekerja optimal dalam

mensekresi insulin. Beberapa penyakit tertentu, seperti kolesterol

tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan risiko terkena

diabetes melitus.

2.1.4 Tata Laksana Diabetes Melitus

1) Medis

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi

terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik

pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal

tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas

pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

13

a) Diet

Syarat diet DM hendaknya dapat :

1) Memperbaiki kesehatan umum penderita

2) Mengarahkan pada berat badan normal

3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic

4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita

5) Menarik dan mudah diberikan

b) Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi

penderita DM, adalah :

1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap

1 1/2 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin

resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah

jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensivitas insulin

dengan reseptornya.

2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore

3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen

4) Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein

5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan

akan dirangsang pembentukan glikogen baru.

6) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah

karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

14

c) Penyuluhan

Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan

kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara

atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi

kelompok, dan sebagainya.

d) Obat

Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

1) Mekanisme kerja Sulfanilurea

Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan

insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin

dam meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan

glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada penderita

dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada

pasien yang berat badannya sedikit lebih.

2) Mekanisme kerja Biguanida

Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi

mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas

insulin, yaitu :

a) Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik

Menghambat absorpsi karbohidrat

Menghambat glukoneogenesis di hati

Meningkatkan afinitas pada reseptorinsulin

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

15

b) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah

reseptor insulin

c) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek

intraselluler.

e) Cangkok Pankreas

Menurut (Tjokroprawiro, 1992), operasi untuk menanamkan

pankreas sehat dari donor ke pasien dengan diabetes. Pada orang

dengan diabetes tipe I., sel-sel islet pankreas tidak lagi

memproduksi insulin. Tujuan cangkok pankreas memberikan

pasien kesempatan untuk berhenti menggunakan terapi suntikan

pada penderita diabetes tipe I. pankreas sehat diambil dari donor

dengan mati batang otak. Sebelum transplantasi, dilakukan

pemeriksaan protein darah yang disebut Human Leukocyte

Antigen (HLA) typing dari donor dan penerima. Pendekatan

terbaru untuk mencangkok pankreas adalah segmental dari donor

hidup saudara kembar identik.

2) Insulin

a) Indikasi penggunaan insulin

1) DM tipe I

2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan

OAD

3) DM kehamilan

4) DM dan gangguan faal hati yang berat

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

16

5) DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)

6) DM dan TBC paru akut

7) DM dan koma lain pada DM

8) DM operasi

9) DM patah tulang

10) DM dan underweight

11) DM dan penyakit Graves

b) Beberapa cara pemberian insulin

Suntikan insulin subkutan. Insulin regular mencapai

puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan,

kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa

faktor antara lain : Cangkok pankrea, Pendekatan terbaru untuk

cangkok adalah segmental dari donor hidup saudara kembar

identik. (Mansjoer dkk, 2007).

2.1.5 Fisiologi Pankreas

Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang

lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau

langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang

sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Tiap pankreas

mengandung kurang lebih 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi

100 sel beta. Bagian endokrin pankreas memproduksi, menyimpan, dan

mengeluarkan hormon dari pulau langerhans. Pulau langerhans

mengandung 4 kelompok sel khusus, yaitu alfa, beta, delta, dan sel F. Sel

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

17

alfa menghasilkan glukagon, sedangkan sel beta menghasilkan insulin.

Kedua hormon ini membantu mengatur metabolisme. Sel delta

menghasilkan somatostatin (faktor penghambat pertumbuhan hipotalamik)

yang bisa mencegah sekresi glukagon dan insulin (Baradero, 2009, hal.88).

Glukosa terbentuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari

(terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak). Kemudian glukosa akan

diserap melalui dinding usus dan disalurkan dalam darah. Setelah makan,

kadar glukosa dalam darah akan lebih tinggi, melebihi glukosa yang

dibutuhkan dalam proses pembentukan energi tubuh. Untuk mencegah

meningginya glukosa dengan tiba-tiba, insulin (hormon yang diproduksi

sel beta pankreas) berfungsi menyimpan glukosa (dinamakan glikogen)

dalam hati dan sel-sel otot. Jika kadar gula menurun maka simpanan

glikogen akan kembali ke dalam darah. Proses ini membutuhkan glukagon.

Glikogen yang disimpan dalam hati bisa bertahan 8-10 jam. Apabila tidak

digunakan dalam tempo yang ditentukan maka simpanan ini akan berubah

menjadi lemak (Mahendra, 2008, hlm. 1).

Insulin adalah hormon anabolik (pembentuk) utama tubuh dan

memiliki berbagai efek lain selain menstimulasi transpor glukosa insulin

juga meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel menstimulasi

sintesis protein dan glukosa insulin yang menghambat glukoneogenesis,

sintesa glukosa ke tubuh kita, membangun protein, dan mempertahankan

kadar glukosa plasma rendah (Corwin, 2001, hlm. 620).

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

18

2.1.6 Patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan

untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan

oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa

yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari

makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam

darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal

tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,

akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika

glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan

disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini

dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan

berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria)

dan rasa haus (polidipsia).

Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami

peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan

kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan

normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang

disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari

asam-asam amino dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi

insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

19

menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak

yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan

produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang

menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.

Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan

gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau

aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran,

koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit

sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik

tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan

latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan

komponen terapi yang penting.

Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama

yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus

pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor

tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di

dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan

penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah

terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah

insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu,

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

20

keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar

glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit

meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi

peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat

dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang

merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan

jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi

badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak

terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang

tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan

sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).

Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang

berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang

berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan

diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami

pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup

kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang lama

sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadra

glukosanya sangat tinggi), (Kwinahyu, 2011).

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

21

2.1.7 Tanda dan Gejala

Tanda gejala Diabetes Militus menurut (Arisman dan soegondo,2009),

yaitu:

a) Poliuria (akibat dari diuresis osmotic bila di ambang ginjal terhadap

reabsobsi glikosa di capai dan kelebihan glukosa keluar melalui

ginjal)

b) Polidipsia (disebabkan oleh dehidrasi dan poliuria)

c) Poliphagia (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dan

perubahan sintesis protein dan lemak)

d) Penurunan berat badan (akibat dari katabolisme protein dan lemak)

e) Pruritas vulvular

f) Kelelahan

g) Gangguan penglihatan

h) Kram otot

i) Peka rangsang

2.1.8 Komplikasi Diabetes

Menurut Tarwoto (2012) komplikasi yang berkaitan dengan

diabetes melitus digolongkan menjadi dua, yaitu :

1) Komplikasi Akut

Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan

jangka pendek dalam glukosa darah, yaitu : hipoglikemia, ketoasidosis

diabetik, sindrom hiperglikemik hiperosmolar non-ketotic (HHNK).

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

22

a) Hipoglikemia

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis

penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-

kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin,

detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak

segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya

kematian.

Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya

terjadi apabila penderita:

1) Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau

malam)

2) Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh

dokter atau ahli gizi .

3) Berolah raga terlalu berat

4) Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari

pada seharusnya.

5) Minum alkohol

6) Stress.

7) Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan

risiko.

b) Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non- ketotic

HHNK terjadi pada manula, penyandang diabetes dengan

obesitas, seringkali adanya diabetes tidak terdiagnosis

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

23

sebelumnya. Seringkali ditemukan faktor pencetus seperti infark

miokard, stroke, atau infeksi. Onsetnya lambat dengan poliuri

selama 2-3 minggu dan dehidrasi progresif. Kadar glukosa darah

tinggi (sering di atas 45,0 mmol/L) dan osmolalitas (seringkali di

atas 400 mmol/L). Bikarbonat plasma biasanya normal tanpa

disertai ketonuria. Jika kadar bikarbonat plasma rendah, pikirkan

asidosis laktat. Pasien ini memrlukan cairan dalam jumlah banyak

(10 liter) yang diberikan dalam bentuk Nacl 0,9%.

2) Komplikasi kronis

Menurut Batubara (2010), umumnya terjadi 10 sampai 15

tahun setelah awitan, yaitu : makrovaskuler, mikrovaskular, dan

penyakit neuropati.

a) Komplikasi mikrovaskuler

Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, nefropati,

dan neuropati merupakan kelainan yang lebih sering timbul

setelah pubertas, namun juga dapat terjadi selama periode

prepurbertas memberikan efek yang tidak sama pada masing-

masing individu dalam hal komplikasi.

b) Neuropati

Sistem saraf sentral dan perifer juga terkena oleh diabetes.

Pola keterlibatan yang paling sering adalah neuropati perifer

simetris di ekstremitas bawah yang mengenai, baik fungsi

motorik maupun sensorik, terutama yang terakhir. Walaupun

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

24

gejala klinis kelainan saraf pada anak dan remaja jarang

didapatkan namun eberadaan kelainan subklinis sudah didapatan.

Evaluasi klinis dari pemeriksaan saraf perifer harus meliputi :

1) Anamnesis timbulnya nyeri,parestasia,maupun rasa tebal.

2) Penentuan sensasi vibrasi.

c) Komplikasi makrovaskuler

Penelitian tentang penebalan intima-media pada karotis

merupakan tanda yang sensitif untuk timbulnya komplikasi

makrovaskuler yaitu penyakit jantung koroner dan penyakit

serebro vaskuler.

2.2 Aktivitas Olahraga pada Penderita Diabetes Melitus dan Tidak

Diabetes Melitus

2.2.1 Pengertian Olahraga

Olahraga menurut para pakar adalah suatu aktivitas yang dapat

menyehatkan diri dari dalam maupun luar tubuh atau yang biasa disebut

sehat jasmani dan rohani. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia,

penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang

diartikan gerak badan agar sehat. UNESCO mendefinisikan olahraga

sebagai “Aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan

melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri”

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak

badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu

atau rombongan. Jika menurut Dewan Eropa, merumuskan olahraga

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

25

sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”.

Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport

for All” dan di Indonesia tahun 1983, “Memasyarakatkan olahraga dan

mengolahragakan masyarakat” (Rusli dan Sumardianto, 2000:6).

2.2.2 Manfaat Olahraga bagi Kesehatan

Menurut Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona

State University mengungkapkan lima manfaat olahraga bagi otak kita.

1) Meningkatkan kemampuan Latihan fisik yang rutin dapat

meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena

olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan

mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-

hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.

2) Membantu menunda proses penuaan.

Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki

secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada

wanita diatas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka

melakukannya, maka penurunan mental kian lambat. Kabarnya,

banyak orang yang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan

minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini

tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki

disekitar rumah.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

26

3) Mengurangi stres.

Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh

lagi, bisa membantu mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat

meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat

mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan

lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.

4) Menaikkan daya tahan tubuh.

Jika senang berolahraga, meski dalam waktu yang singkat

namun intensif, atau lama tapi dilakukan dengan santai, aktivitas ini

bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin,

serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam

meningkatkan daya tahan tubuh.Studi yang dilakukan di Inggris

memperlihatkan bahwa 83% orang yang memiliki gangguan mental

mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi

kegelisahan. Landers mengatakan, untuk orang yang menderita

depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa

menimbulkan efek samping yang sama dengan menelan obat anti

depresi.

5) Memperbaiki kepercayaan diri.

Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu aktivitas,

maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset

membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih

percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

27

melakukan kegiatan serupa. Malas berolahraga dengan alasan kurang

memiliki waktu dalam jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni

munculnya penyakit yang disebabkan oleh hipokinesia (kurang gerak).

Di antaranya, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung, artritis,

hiperkolesterolemia, dan obesitas.

2.2.3 Jenis-Jenis Olahraga

Menurut Rusli dan Sumardianto, 2000: 6, jenis-jenis olahraga di bagi

menjadi :

1) Kardiovaskular

Olahraga kardiovaskular merupakan salah satu bentuk

olahraga yang memiliki fungsi untuk meningkatkan pernapasan dan

denyut jantung. Pada intinya olahraga ini memakas jantung bekerja

keras dan lebih kuat. Selain itu juga berfungsi untuk memperbaiki cara

kerja jantung dalam memompa darah di dalam tubuh. Berikut adalah

jenis olahraga kardiovaskular atau olahraga yang membuat jantung

sehat.

a) Jalan cepat, jenis olahraga ini merupakan cara alami yang dapat

membuat jantung lebih sehat. Selain itu jalan cepat juga sangat

baik untuk membantu proses menurunkan berat badan karena

jalan cepat dapat membantu mengurangi lemak otot pada area

dekat sendi.

b) Senam, selain melakukan jalan cepat Anda juga bisa melakukan

berbagai latihan atau gerakan senam. Segala macam gerakan

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

28

senam memiliki dampak positif bagi kesehatan, kebugaran,

hingga kecantikan. Senam merupakan salah satu olahraga untuk

kesehatan jantung dan menjaga stamina dalam tubuh.

c) Berenang, olahraga air ini memang sangat dikenal sekali dengan

manfaatnya untuk meningkatkan kesehatan jantung.

2) Shapping (Olahraga Pembentukan)

Jenis olahraga selanjutnya adalah olahraga pembentukan atau

yang sering disebut dengan shapping ini merupakan olahraga untuk

membakar timbunan lemak dari dalam tubuh yang dapat engurangi

resiko obesitas. Adapun jenis olahraga shapping adalah sebagai

berikut.

a) Latihan beban, latihan ini berfungsi untuk meningkatkan massa

otot.

b) Push up, olahraga dengan gerakan menahan tubuh atau badan

dengan hanya menggunakan tangan yang berfungsi untuk

memperkuat lengan dan stamina agar tetap kuat.

c) Sit Up, olahraga ini berfungsi sebagai cara membentuk otot perut

yang sering menjadi solusi bagi mereka yang memiliki perut

buncit.

3) Strethcing

Strethcing gerakan yang dilakukan ketika sebelum melakukan

olahraga yang berat. Berikut ini adalah gerakan strething dan

manfaatnya:

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

29

a) Peregangan, jenis gerakan dalam olahraga strethcing ini memiliki

manfaat untuk membuat otot menjadi tetap elastisitas atau

fleksibel ketika pada saat melakukan olahraga yang berat.

b) Selain itu peregangan juga bermanfaat untuk mencegah timbulnya

cidera.

c) Manfaat terakhir gerakan strethcing adalah dapat membuat tubuh

menjadi lebih kuat dimana dapat meningkatkan kekuatan sampai

dengan 20%.

2.2.4 Konsep Olahraga

Konsep olahraga kesehatan menurut Giriwijoyo (2013 : 28-29).

Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti),

adekuat, massal, mudah, murah,mriah dan fisiologi (bermanfaat dan

aman).

Massal: Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang

komunikasi sosial. Jadi olahraga kesehatan membuat manusia menjadi

sehat jasmani, rohani dan sosial yaitu sehat seutuhnya sesuai konsep sehat

WHO. Adekuat artinya cukup,yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit

tanpa henti) dan cukup dalam intensitasnya.

Menurut Cooper (1994, intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup

yaitu apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM (denyut nadi

maksimal) sesuai umur,umur 29 tahun = 220/menit. Masalah intensitas

yang adekuat ini harus menjadi perhatian terutama pada Olahraga

Kesehatan.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

30

Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan

maximal organ-organ tubuh, Olahraga kesehatanjustru melatih dan

memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam

keadaan gerak (sehat dinamis) yang dengan demikian pasti normal pula

dalamkeadaan istirahat (sehat statis). Inilah sebabnya mengapa olahraga

dengan intensitas tinggi pada umumnya selalu mengundang resiko cedera

yang lebih besar dari pada olahraga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi,

ialah bahwa olahrag berat dapat menjadi pemicu terjadinya serangan

jantung danstroke yang mematikan di waktu melakukan olahraga berat,

khususnya pada usia madya ke atas. Oleh karena itu olahraga kesehatan

harus submaximal, kecuali pada waktu menjalanii tes kebugaran jasmani.

Secara umum semua cabang olahraga dapat digunakan untuk memelihara

kesehatan, dengan cacatan semua prasat dan tata cara melakukannya harus

diterapkan dengan baik.

Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan

menurut Giriwijoyo (2013: 30) adalah, senam aerobik, pencak silat

(kembang),karate (katta), jalan cepat dan joging, yang terbaik adalah

senam aerobik, karena dapat menjangkau semua sendi dan otot tubuh. Jadi

nilai positif yang harus menjadi salah satu unsur dasar dalam melakukan

olahraga kesehatan adalah setara dalam kebersamaan dan semua untuk

satu.

Menurut Bloomfield, J, Fricker P.A and Fitch, K.D., 1992). Di

bawah ini ada beberapa motto tentang olahraga sebagai upaya

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

31

meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat dalam gerak) dan tentu saja

sehat statis (sehat dikala diam) yaitu :

a) Gemar berolahraga, mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat

b) Malas olahraga : mengundang penyakit

c) Tidak berolahraga : melantarkan diri

2.2.5 Aktivitas Olahraga pada Orang yang Tidak Terkena Diabetes Melitus

Menurut (Taufik Nur, 2015), Pentingnya beraktivitas fisik, karena

dampak kurang gerak tidak akan langsung terasa pada tubuh. Berbeda

dengan kebutuhan makan. Kalau Anda tidak makan tubuh akan memberi

peringatan melalui rasa lapar. Sementara kurang aktivitas fisik baru akan

muncul peringatannya dalam jangka panjang. Padahal, sebenarnya

aktivitas fisik bisa memberikan berbagai manfaat yang penting tapi tidak

Anda sadari sehari-hari.

1) Mencegah penyakit

Aktivitas fisik bagi orang dewasa tak hanya baik untuk

menjaga kebugaran tubuh, tapi juga mencegah berbagai penyakit yang

mengintai seiring bertambahnya usia. Beberapa penyakit yang dipicu

oleh kurang aktivitas fisik antara lain adalah sebagai berikut.

a) Diabetes

b) Penyakit jantung koroner

c) Stroke

d) Hipertensi

e) Osteoporosis

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

32

f) Kanker Payudara

g) Kanker Usus Besar

h) Kanker ginjal

2) MenjagaKetajaman Mental

Semakin bertambah usia, fungsi kognitif orang dewasa pun

akan lama-lama berkurang. Apalagi kalau Anda tidak cukup

beraktivitas fisik. Daya ingat, konsentrasi, atau ketelitian Anda pun

akan semakin menurun. Sementara itu, orang yang aktif bergerak dan

berolahraga pikirannya akan tetap tajam. Ini karena selama Anda

beraktivitas fisik, otak akan terus berkembang dengan membentuk

jaringan-jaringan baru serta menciptakan ratusan koneksi baru antar

saraf otak.

3) Aktivitas Fisik yang dibutuhkan

Kebutuhan fisik orang dewasa tentu berbeda dengan anak-anak

atau orang lanjut usia (lansia). Menurut Badan Kesehatan Dunia

(WHO), setiap orang dalam rentang usia 18 hingga 64 tahun wajib

memenuhi kebutuhan aktivitas fisik berikut ini.

a) 150 menit aktivitas fisik sedang atau 75 menit aktivitas fisik berat

dalam seminggu

b) 300 menit aktivitas fisik sedang dalam seminggu jika sudah

terbiasa

c) Latihan otot kerangka sebanyak 3 hingga 4 kali dalam seminggu.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

33

2.2.6 Langkah-langkah yang Dapat Dikerjakan untuk Mencegah Diabetes

Melitus

Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes

melitus ada tiga jenisatau tahap yaitu:

1) Pencegahan Primer

Semua aktifitas yang ditujukan untuk pencegah timbulnya

hiperglikemi pada individu yang beresiko untuk jadi diabetes atau

pada populasi umum.

2) Pencegahan Sekunder

Kegiatannya menemukan DM sedini mungkin, misalnya

dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi. Dengan

demikian pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat

terjaring, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya upaya untuk

mencegah komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih

reversibel.

3) Pencegahan Tersier

Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan

akibat komplikasi itu. Usaha ini meliputi:

a) Mencegah timbulnya komplikasi

b) Mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak terjadi

kegagalan organ

c) Mencegah kecacatan tubuh

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

34

2.2.7 Aktivitas Fisik saat Terkena Diabetes Melitus

Menurut (Deni Ariyadi, 2009) Kegiatan fisik sehari-hari dan

latihan fisik secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih

30menit), merupakan salah satu pilar dalam perawatan diabetes tipe II.

Latihan fisik dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas

terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

kesegaran fisik. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki kepasar,

menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan. Batasi atau jangan terlalu

lama melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti menonton

televisi.Modifikasi senam sederhana dapat diberikan penderita DM

misalnya :

a) Menepuk kedua tangan di atas kepala kemudian di paha

b) Secara bergantian menempatkan tangan di dada dan belakang kepala

c) Latihan meregangkan bagian atas dan bagian bawah tubuh,leher, dan

paha

d) Membuat gerakan lingkaran dengan 2 lengan secara paralel di depan

badan.

2.2.8 Efek Olahraga pada Pengidap Diabetes Melitus

Peraninsulin yang pasti dalam respon metabolik terhadap olahraga

tergantung pada ketersediaan insulin. Terlalu banyak insulin akan

menurunkan produk glukosa hati dan menurunkan lipotisis.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

35

Apabila insulin dalam jumlah yang cukup atau hanya sedikit saja

berkurang, olahraga menurunkan kadar glukosa darah akibat pemakaian

yang meningkat dan perbaikan dalam glikogenolisis hati. Jadi, hasil dari

keseluruhannya adalah menguntungkan.

Akhir-akhir ini ditunjukan bahwa pengidap Diabetes Melitus

Tergantung Insulin (DMTI) yang tidak terkontrol olahraga menimbulkan

kadar glukosa darah makin tinggi. Lipolisis bertamnah, sehingga

pembentukan benda keton dalam darah juga meninggi, dan dapat menjadi

pencetus terjadinya koma ketoasidosis. Hal ini mungkin terjadi karena

glukosa produk hati tidak dapat digunakan, peningkatan asam lemak dan

benda keton tidak digunakan sebagaimana mestinya, sehingga ketosis

meningkat. Selain itu, pada bagian tubuh yang bekerja, pengeluaran

hormon akibat stres sedikit meningkat tetapi pada pengidap DMTI dapat

meningkat 4-6 kali lipat.

Program olahraga yang teratur sebagai bagian penting dari

pengobatan DMTTI pada umumnya diterima oleh semua pihak. Akan

tetapi, data eksperimental untuk ini, yang memungkinkan klinisi sampai

pada kesimpulan yang rasional dalam pemilihan terapi olahraga dalam

penatalaksanaan DMTTI, belum cukup tersedia. Walaupun demikian, hal

ini tidak berarti bahwa para pengidap DMTTI yang mendapat insulin tidak

akan timbul hipoglikemia selama melakukan olahraga. (Asidie,Ahmad

Husain : 643)

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

36

2.2.9 Jenis Olahraga untuk Mencegah Diabetes Melitus dan pengelolaan

pada Penderita Diabetes Mellitus

Menurut (Deni Ariyadi, 2009) jenis olahraga yang baik untuk

pengidap diabetes mellitus adalah olahraga yang memperbaiki kesegaran

jasmani. Oleh karena itu, harus dipilih jenis olahraga yang memperbaiki

semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang memenuhi ketahanan,

kekuatan, kelenturan tubuh (fleksbilitas), keseimbangan, ketangkasan,

tenaga dan kecepatan. Agar memenuhi, latihan olahraga sebaiknya bersifat

kontinyu (continous), ritmis (rhythmical), interval, progresif, dan latihan

ketahanan (enducance).

a. Latihan kontinue

Latihan harus berkesinambungan, terus-menerus tanpa berhenti. Selain

frekuensi,intensitas olahraga diabetes juga perlu dipantau. Olahraga

dikatakan bermanfaat bagi penderita diabetes ketika dilakukan dengan

cara yang tepat dan tidak dipaksakan. Intensitas dalam berolahraga

bagi penderita diabetes melitus dihitung menggunakan denyut jantung

permenit. Ketika denyut jantung sudah meningkat sebanyak 50%

hingga 70% maka penderita diabetes dinyatakan cukup dalam

melakukan olahraga. Contoh: jogging selama 30 menit tanpa istirahat.

b. Latihan ritmis

Dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara

teratur. Contoh: jalan kaki, berenang.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

37

c. Latihan interval

Olahraga yang dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat.

Seberapa sering seorang penderita diabetes melitus diperbolehkan

berolahraga dalam waktu satu minggu. Penderita diabetes melitus

wajib berolahraga secara rutin dan berkelanjutan. Khusus untuk

penderita diabetes melitus yang memiliki masalah kelebihan berat

badan memang disarankan untuk berolahraga setiap hari,karena

berolahraga setiap hari dapat membantu menurunkan berat badan.

Contoh: jalan cepat kemudian lambat.

d. Latihan progresif

Latihan yang dilakukan harus berangsur-angsur dari sedikit kelatihan

yang lebih berat secara bertahap. Umumnya,penderita diabetes melitus

hanya disarankan berolahraga selama 20 menit hingga 60 menit saja.

Jika lebih dari durasi tersebut,ditakutkan penderita diabetes justru

berpotensi mengalami hipoglikemia.

e. Latihan daya tahan

Untuk memperbaiki sistem kardiovaskuler, sebelum mengikuti program

latihan/olahraga harus dilakukan pemeriksaan kardiovaskular terlebih

dahulu. Lama dalam melakukan olahraga untuk diabetes melitus juga

harus diperhatikan. karena terlalu lama berolahraga justru tidak baik

bagi kesehatan penderita diabetes melitus.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

38

2.3 Hubungan Diabetes Melitus dan Olahraga

Olahraga merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan

primer dan sekunder penyakit Diabetes Melitus. Olahraga sebagai

pencegahan sekunder yaitu di tunjukan pada kelompok resiko tinggi

penyakit DM, sedangkan untuk pencegahan sekunder yaitu dikaitkan

dengan komplikasi pada orang yang telah di diagnosa menderita penyakit

DM. Olahraga menberikan manfaat yaitu meningkatkan sensitivitas

insulin, menurunkan glukosa darah dan tekanan darah, menghilangkan

stress (American Diabetes Association, 2008). Penelitian eksperimen

terhadap 15 orang kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan

melakukan olahraga 4 kali/minggu selama 8 minggu penderita Diabetes

Melitus dewasa mengurangi glycosilat hemoglobin (HbA1C) tetapi tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan berat badan

(Boule, Hadad,Kenny, Wells, dan Sigal, 2001). Penelitian meta-analysis

dilakukan oleh Boule, Hadad, Kenny, Wells dan Sigal (2003)

menyimpulkan bahwa peningkatan intensitas olahraga dapat meningkatkan

kerja jantung dan menurunkan kadar gula darah (HbA1C) pada pasien DM

tipe 2. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Sigal et al. (2007)

menyimpulkan bahwa olahraga aerobic dan latihan resisten meningkatkan

HbA1C tetapi kontrol gula darah menjadi lebih bagus, bila kedua kegiatan

tersebut digabungkan. Kesimpulan bahwa kegiatan olahraga merupakan

strategi yang tepat untuk memodifikasi faktor resiko dalam menurunkan

angka kejadian diabetes dan munculnya komplikasi.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

39

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang

memanfaatkan gerakan tubuh yang berulang untuk mencapai kebugaran

(Kemenkes RI, 2008). Olahraga dilaksananakan untuk meningkatkan atau

mempertahankan kemampuan fungsi organ tubuh seperti jantung dan

kekuatan otot (Sing, 2002).

Kepatuhan melaksanakan olahraga merupakan hal yang penting

dalam mempertahankan status kesehatan. Berman dan Sneyder (2012)

mendefisinikan kepatuhan adalah keadaan sejauh mana perilaku individu

seperti minum obat, melaksanakan diet, dan mengontrol kesehatan

dilaksanakan dengan benar, yaitu sesuai anjuran yang diberikan oleh

tenaga medis atau kesehatan. Kepatuhan melakukan olahraga adalah

tingkat partisipasi seseorang dalam melaksanakan olahraga sebagai bagian

dari terapi sesuai dengan anjuran (Amman, 2010).

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

40

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Ada Hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus

Gambar 3.1 Menjelaskan bahwa penyebab dari Diabetes Melitus

yaitu dari faktor habitas/tubuh (faktor genetik, faktor imunologi), faktor

lingkungan (infeksi/virus, bahan kimia), Gaya Hidup (pola makan,kurang

gerak/kurang olahraga). Kurang gerak yang mengakibatkan menurunnya

jumlah reseptor karena tidak dapat merespon secara adekuat.

Tubuh/ Habitas :

1) Faktor genetik

2) Faktor imunologi

Faktor Lingkungan :

1) Infeksi/virus

2) Bahan Kimia

Perilaku/Gaya Hidup :

1) Pola Makan

Menurunnya

resistensi insulin

Diabetes Melitus

2) kurang aktivitas/

Olahraga

˂ jumlah reseptor

Obesitas

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

41

Olahraga sebagai pencegahan sekunder yaitu di tunjukan pada kelompok

resiko tinggi penyakit DM, sedangkan untuk pencegahan sekunder yaitu

dikaitkan dengan komplikasi pada orang yang telah di diagnosa menderita

penyakit DM. Olahraga menberikan manfaat yaitu meningkatkan

sensitivitas insulin, menurunkan glukosa darah dan tekanan darah,

menghilangkan stres.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah dan

pernyataan peneliti. Hipotesis juga merupakan suatu pernyataan asumsi

tentang hubungan dan atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab

suatu pernyataan dalam suatu penelitian. Setiap hipotesa terdiri atas suatu

unit atau bagian dari permasalahan (Nursalam, 2013).

H1 : Ada hubungan antara olahraga dengan kejadian Diabetes Melitus.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

42

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan dan pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah. Pada bab 4 akan menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan

sempel, teknik sampling, kerangka kerja penelitian, identifikasi variabel,definisi

operasional, instrument penelitian,uji validitas dan uji reabilitas, lokasi dan waktu

penelitian, prosedur pengumpulan data, analisa data, dan etika penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh penelitian berhubungan dengan bagaimana suatu

penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian rancangan

analitik dengan pendekatan case control, yaitu suatu penelitian (survei)

analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan

menggunakan pendekatan retrospektive (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus

kontol dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok kasus dan kelompok

kontrol, kemudian secara retrospektive diteliti resiko yang mungkin dapat

menerangkan apakah kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau tidak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar resiko olahraga terhadap

kejadian penyakit diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Patihan

kota Madiun.

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

43

Gambar 4.1 Skema penelitian case control

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu penderita

Diabetes Melitus dan non Diabetes Melitus yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Patihan kota Madiun yang berjumlah 388 orang yang dihitung

dari kunjungan 1 bulan terakhir.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keluhan objek yang diteliti yang

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel

yang digunakan dalam penelitian ini menurut Slovin dapat

ditentukandengan rumus. Besar sampel dalam penelitian adalah :

2)(1 dN

Nn

Faktor Risiko OR

(+)

Faktor Risiko OR (-)

Faktor Risiko OR (+)

Faktor Risiko OR (-)

Retrospektif

(kasus)

Retrospektif

(kontrol)

DM (+)

DM (-)

Populasi

(sampel)

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

44

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat signifikasi (p)

Maka sampel kasus adalah :

2)(1 dN

Nn

2)5,0(861

86

n

n)05,0(861

86

72,11

86

n

721,1

86n

n= 49 kasus Diabetes Melitus

Sampel Kontrol :

2)(1 dN

Nn

2)5,0(3021

302

n

n)05,0(36301

302

040,61

302

n

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

45

041,6

302n

n = 50 Kasus Kontrol

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang memeriksakan

kesehatannya tentang Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas

Patihan kota Madiun. Sampel yang didapat dari data 1 bulan terakhir yaitu

sejumlah 49 sampel penderita Diabetes Melitus dan terdapat 50 sampel

untuk Kasus Kontrol.

a) Kriteria Inklusi

1) Pasien yang datang berobat di Puskesmas Patihan dengan

penyakit Diabetes Melitus.

2) Pasien yang bersedia menandatangani informed consent dan

bersedia mengikuti penelitian ini.

b) Kriteria Eksklusi

1) Pasien yang rutin berobat penyakit Diabetes Melitus.

2) Pasien yang tergantung pada obat-obatan Diabetes maupun

insulin.

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling

merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar

memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

46

simple random sampling, yaitu bahwa setiap anggota yang datang

mendapatkan kesempatan untuk diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun terdapat 2572 penderita

Diabetes Melitus dan terdapat 86 penderita DM dalam 1 bulan terakhir,

peneliti mengambil sampel 49 penderita DMdan terdapat 3630 populasi

kasus kontrol dan peneliti mengambil 50 sampel untuk kasus kontrol

dengan cara simple random sampling atau mengambil sampel secara acak

dengan menggunakan lotre yang dibagikan kepada pasien yang berkunjung

ke Poli Puskesmas Patihan Kota Madiun. Proses randomisasi yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Mendata penderita pasien Diabetes Melitus yang datang ke Poli

Puskesmas Patihan

2) Memberikan kertas kuesioner untuk di isi kepada pasien yang

mendapat lontre tersebut.

3) Mengolah hasil kuesioner sampai memperoleh 49 nama sebagai

sampel penelitian Diabetes Melitus dan 50 nama sebagai sampel Kasus

Kontrol.

4) Mendata sampel penelitian yang diperoleh dari hasil randomisasi.

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan

kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan

diteliti(subjek penelitian), variabel yang akan diteliti dan variabel yang

mempengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2007).

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

47

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan.

Populasi

Semua penderita Diabetes Melitus dan non Diabetes Melitus di wilayah kerja

Puskesmas Patihan Kota Madiun yang berjumlah 388 orang dalam

kunjungan 1 bulan terakhir.

Sampel

Sebagian penderita Diabetes Melitus yang datang ke poli Puskesmas Patihan

sebanyak 49 orang/penderita Diabetes Melitus dan 50 untuk sampel kasus kontrol

Teknik Sampling

Simple Random Sampling

Desain Penelitian

Analitik dengan pendekatan Case Control

Pengelolaan Data

Editing, Coding, Skoring, Tabulasi

Analisis Data

Chi Square

Kesimpulan

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

48

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini

terdapat 2 variabel yaitu :

1) Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independent yang digunakan

dalam penelitian ini adalah olahraga yaitu adanya riwayat olahraga

pada penderita Diabetes maupun pada Diabetes kontrol.

2) Variabel dependen (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2013). Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Diabates yaitu pada penderita diabetes dahulu

melakukan olahraga atau tidak melakukan.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan

untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

49

Tabel 4.1 Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus

Variabel Definisi

Operasional Parameter Instrumen Skala

Skor/

Kategori

Variabel

independen :

olahraga

Riwayat

melakukan

olahraga oleh

pasien yang

berkunjung

ke

Puskesmas

Patihan pada

saat

penelitian

1) Frekuensi

setiap

olahraga

2) Jenis

olahraga

yang

dilakukan

3) Waktu

setiap kali

berolahraga

Kuesioner Nomi

nal

- Rutin

melakukan

olahraga

3x/minggu

- Tidak rutin

melakukan

olahraga

Variabel

Dependen :

Diabetes

Melitus

Seseorang

pasien yang

ditetapkan

oleh dokter

menderita

Diabetes

Melitus yang

berkunjung

ke

Puskesmas

Patihan

Diagnosa yang

ditegakan oleh

dokter

Lembar

observasi

Nomi

nal

- Diabetes

Melitus

- Tidak

Diabetes

Melitus

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian alat-alat yang digunakan untuk metode

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen pada penelitian ini

adalah kepatuhan melakukan olahraga yang dapat mencegah terjadinya

Diabetes Melitus menggunakan kuesioner sedangkan untuk mengetahui

terdiagnosa Diabetes Melitus menggunakan alat ukur GDA.

4.6.1 Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

setelah penelitian ini dilakukan uji validitas yang tepat (Arikunto, 2011).

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

50

Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan kuisioner yang disusun mampu

disusun secara tepat maka peneliti diuji cobakan terlebih dahulu pada

lansia yang berjumlah 10 orang.

Untuk menghitung r atau koefisien dari tingkat signifikasinya

dapat digunakan dengan bantuan komputer. Menurut Arikunto (2011)

dirumuskan korelasi atau product moment person adapun < 0,5 maka item

pertanyaan dinyatakan valid, begitupun sebaliknya jika signifikasinya >0,5

maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Atau didasarkan pada nilai r,

dimana pertanyaan dikatakan valid apabila r hitung > r tabel pada taraf

signifikasi 5% sehingga pertanyaan dapat digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian.

Sebelum digunakan, kuesioner Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus diuji ketepatannya sebagai alat ukur dengan uji

validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Dalam kuesioner Hubungan Olahraga

dengan Penyakit Diabetes Melitus di ujikan kepada 10 orang responden

dan diperoleh hasil uji dari 6 pertanyaan yang tidak valid adalah no.3, 4,

5,dan 6.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan telah reliabel. Suatu alat yang dikatakan reliabel

alat itu mengukur suatu gejala dalam waktu berlainan senantiasa

menunjukkan hasil yang sama (Notoatmodjo, 2010). Pengujian reliabilitas

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

51

dalam penelitian ini dilakukan dengan internal konsisten yaitu melakukan

uji coba instrumen satu kali saja kemudian hasil yang diperoleh dianalisis

dengan teknik tertentu. Untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan

dengan dengan cara yang sama dengan komputerisasi dengan

menggunakan Alpha Cronbach hasil pengujian dengan menggunakan

Alpha Cronbach dengan alat ukur kuesioner dikatakn reliabel jika nilai

alpha Cronbach lebih atau sama dengan 0,60 (Arikonto, 2011).

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner Hubungan

Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus diperoleh nilai alpha

cronbach 1,000 maka nilai alpha reliabilitas.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Patihan Kota Madiun.

4.7.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2017.

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengambilan dan pengambilan data adalah suatu proses pendekatan

kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013). Dalam melakukan

penelitian prosedure pengumpulan data yang ditetapkan adalah sebagai

berikut :

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

52

1) Mengurus perizinan kepada instansi Stikes Bhakti Husada Mulia

Madiun kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Madiun.

2) Mengurus ijin ke Dinas Kesehatan Kota Madiun

3) Mengurus ijin kepada Puskesmas Patihan

4) Melakukan pendataan identitas pada subyek penelitian

5) Memberikan penjelasan kepada calon responden dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform

consent.

6) Memberikan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan

dengan penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung.

4.9 Teknik Pengelolaan Data dan Analisa data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting mencapai

tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian dalam mengungkap fenomena (Nursalam, 2013).

Setelah data terkumpul semua dari hasil pengumpulan data maka

dilakukan pengolahan data untuk mengetahui hubungan olahraga dengan

Diabetes Melitus.

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2010).

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2010).

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

53

1) Untuk kerutinan olahraga

1. Tidak Rutin (kode 1) = 0

2. Rutin (kode 2) = 1

2) Untuk Diabetes Melitus

1. Kelompok Kontrol (kode 1) jika kadar gula darah

≤110mg/dl= 0

2. Kelompok Kasus (kode 2) jika kadar gula puasa

≥126mg/dl= 1

4.10 Teknik Analisa Data

4.10.1 Analisa Data Univariat

Semua data dalam penelitian ini bersifat kategorik maka analisis

univariat yang digunakan adalah distribusi frekuensi. Data yang akan

dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

%100XN

fP

Keterangan :

P : Prosentase

N : Jumlah Populasi

F : Frekuensi Jawaban

4.10.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait dengan

menggunakan uji statistik (Santoso, 2000 : 30).

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

54

Analisa Chi Square

Chi Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah

salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua

variabel, dimana skala data kedua variabel adalah nominal. Dasar uji chi

square dalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O)

dengan frekuensi yang diharapkan (E). Uji chi square digunakan untuk uji

X² untuk ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency

test) (Santoso, 2000 : 30).

Dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

0 = frekuensi hasil observasi

E= frekuensi yang diharapkan

Nilai E = (jumlah sebaris x jumlah sekolom)/ Jumlah Data

df = (b-1) (k-1)

Sedangkan untuk mengetahui besar resiko antara penyakit dan paparan

dengan perhitungan Odds Ration (OR) :

Kelompok Kasus (DM) : A/ (A+C) : C/ (A+C)=A/C

Kelompok kontrol (non DM) : B/ (B+D) : D/ (B+D) = B/D

Jadi OR : DB

CA

/

/ =

BD

AC

4.11 Etika Penelitian

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan atau kelompok apapun,

manusia tidak terlepas dari etika natau moral. Demikian juga dalam

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

55

kegiatan keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku

penelitian dengan manusia lain sebagai obyek penelitian juga tidak

terlepas dari etika atau sopan santun. Dalam hubungannya antara kedua

belah pihak, masing-masing terikat dalam hak dan kewajibannya. Pelaku

penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau melakukan

penelitian hendaknya nmemegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude)

serta bepegang teguh pada etika penelitian meskipun mungkin penelitian

yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subyek

penelitian (Nugroho, 2012).

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi

subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus emmahami hak

dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2012). Beberapa prinsip etika

penelitian antara lain:

1) Informed consent

Peneliti meminta persetujuan kepada responden, sebelumnya peneliti

memberikan penjelasan kepada responden agar mengetahui maksud

kedatangan dilakukan penelitian kemudian peneliti memberikan

pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan

penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung. Apabila

responden bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk mengisi

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

56

dan menandatangani inform consent. Peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati hak-hak pasien (Alimul Aziz, 2007).

2) Prinsip Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian tidak mencantumkan

nama, hanya akan mencantumkan kode tertentu (Alimul Aziz, 2007).

3) Prinsip Confidentialy

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek, dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

disajikan pada hasil penelitian.

4) Prinsip Veracity

Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak

membohongi responden. Kebenaran adalah hal yang sangat

fundamental dalam membangun hubungan dengan responden.

5) Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian

yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia.untuk diekspoitasi. Penelitian yang dihasilkan

dapat memberikan manfaat dann mempertimbangkan antara aspek

risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat

mengalami dilemma dalam etik (Hidayat, 2010).

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

57

6) Prinsip Menghargai Hak Azazi Manusia (Recpect Human dignity)

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus dihormati,

karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau

dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek penelitian.

7) Prinsip Keadilan (Justice)

Dalam melakukan tindakan kepada responden hendaknya berlaku adil

atau responden mendapat tindakan yang sama sesuai klinis pasien.

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

58

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan

Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas

Patihan”.

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 22 Mei 2017 sampai 7 Juli

2017. Dengan pembagian 49 responden kasus Diabetes Melitus dan 50 responden

kasus non Diabetes Melitus (kontrol).

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian

Wilayah kerja Puskesmas Patihan yang terletak di Kecamatan Manguharjo

Kota Madiun terdirin dari KIA, Poli Gigi, BP Umum, Laboratorium,Farmasi dan

fasilitas lain yang membantu meningkatkan kesehatan masyarakat meliputi

Posyandu Balita dan Posyandu Lansia, juga Senam Lansia. Posyandu Lansia

menaungi 9 posyandu, posyandu sendiri memiliki agenda rutin setiap minggunya

salah satunya yaitu kegiatan senam lansia dan cek kesehatan yang di lakukan oleh

Petugas Kesehatan Puskesmas Patihan,selain cek kesehatan petugas dari

Puskesmas Patihan juga memberikan penyuluhan kesehatan agar masyarakat

semakin peduli dan mengerti pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari

penyakit menular maupun tidak menular. Puskesmas Patihan juga menyediakan

fasilitas Kesehatan yg memenuhi standart kesehatan untuk masyarakat Kecamatan

Manguharjo dan sekitarnya.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

59

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

5.2.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kasus

diabetes melitus dan non diabetes melitus ditampilkan pada tabel 5.1

seperti dibawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karekteristik jenis

kelamin pada Poli di Puskesmas Patihan kota Madiun.

Jenis

Kelamin

Kelompok Kasus (DM) Kelompok Kontrol (non DM)

Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki-laki 23 47% 15 30%

Perempuan 26 53% 35 70%

Total 49 100% 50 100%

Sumber : Data Penelitian 2017

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, menunjukan bahwa pada kelompok

kasus (Diabetes Melitus) proporsi terbesar adalah berjenis kelamin

perempuan sebanyak 26 responden (53%) dan pada kelompok kontrol (non

Diabetes Melitus) responden terbesar adalah berjenis kelamin perempuan

sebanyak 35 responden (70%). Sedangkan proporsi terkecil pada

kelompok kasus (Diabetes Melitus) adalah jenis kelamin laki-laki

sebanyak 23 responden (47%) dan kelompok kontrol (non Diabetes

Melitus) responden terkecil adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15

responden (30%).

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

60

5.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Poli Puskesmas

Patihan Kota Madiun di jelaskan pada pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi respoden berdasarkan karakteristik

pendidikan pada poli di Puskesmas Patihan kota Madiun.

Pendidikan Kelompok Kasus (DM) Kelompok Kontrol (non DM)

Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Sekolah 0 0% 0 0%

SD 10 20% 4 8%

SLTP 21 42% 11 22%

SLTA 16 34% 34 68%

Perguruan Tinggi 2 4% 1 2%

Total 49 100% 50 100%

Sumber : Data Penelitian 2017

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, menunjukan bahwa dari 49 responden

kasus Diabetes Melitus yang paling banyak berpendidikan SLTP yaitu

sebesar 21 responden (0,42%), sedangkan 50 responden kasus kontrol (non

Diabetes Melitus) yang paling banyak berpendidikan SLTA yaitu sebesar

34 responden (0,68%).

5.2.1.3 Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Poli Puskesmas

Patihan Kota Madiun di jelaskan pada pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi respoden berdasarkan karakteristik status

pekerjaan pada poli di Puskesmas Patihan kota Madiun.

Status

Pekerjaan

Kelompok Kasus (DM) Kelompok Kontrol

(non DM)

Frekuensi (f) Presentase

(%) Frekuensi (f) Presentase (%)

Bekerja 32 65% 36 72%

Tidak Bekerja 17 35% 14 28%

Total 49 100% 50 100%

Sumber : Data Penelitian 2017

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

61

Berdasarka tabel 5.3 diatas, menunjukan bahwa dari 49 responden

kelompok kasus 32 responden (0,65%) bekerja dan 17 responden (35%)

tidak bekerja, sedangkan 50 responden kelompok kontrol (non diabetes

melitus) 36 (0,72%) responden bekerja dan 14 responden (28%) tidak

bekerja. Jadi, banyak dari responden di Poli Puskesmas Patihan Kota

Madiun yang bekeraja dan sedikit yang tidak bekerja.

5.2.2 Data Khusus

Setelah mengetahui data umumdalam penelitian ini maka berikut

akan di tampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus yang

meliputi kerutinan Olahraraga pada kelompok kasus (DM), kerutinan

Olahraga pada kelompok kontrol (non DM) dan Hubungan Olahraga

dengan Penyakit Diabetes Melitus dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

serta tabulasi silang tentang variabel independen dan variabel dependen.

5.2.2.1 Aktivitas Olahraga yang di lakukan responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan Kota Madiun.

Data ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan kerutinan

responden melakukan Olahraga pada kelompok kasus (DM) :

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi kerutinan responden melakukan olahraga

dari kelompok kasus (Diabetes Melitus) di Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan Kota Madiun pada Tahun 2017.

Riwayat

Olahraga

Kelompok Responden Kelompok Responden

Kasus Kontrol

Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%)

Rutin 10 20,4% 30 60%

Tidak Rutin 39 79,6% 20 40%

Jumlah 49 100% 50 100%

Sumber : Data Penelitian 2017

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

62

Dari tabel 5.4 diatas, dari 49 responden yang terkena penyakit

Diabetes Melitus, responden yang rutin melakukan olahraga sebelum

terkena penyakit diabetes sebanyak 10 responden (20,4%), sedangkan

responden yang tidak rutin melakukan olahraga sebelum terkena diabetes

Melitus sebanyak 39 (79,6%). Sedangkan 50 responden yang tidak terkena

penyakit Diabetes Melitus, responden yang rutin melakukan olahraga 30

responden (60%), sedangkan responden yang tidak rutin melakukan

olahraga sebanyak 20 (40%).

5.3 Hasil Analisa Bivariat

Data ini menyajikan karakteristik Hubungan Olahraga dengan

Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota

Madiun pada Tahun 2017.

Tabel 5.5 Tabulasi Silang antara Hubungan Olahraga dengan Penyakit

Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota

Madiun.

Riwayat Olahraga

Kelompok Responden

Kasus DM Kontrol Non DM

O

e %

O

e %

Rutin 10 20,4% 30 60%

19,8 20,2

Tidak Rutin 39 79,6% 20 40%

29,2 29,8

Total 49 100% 50 100%

Sumber : Data Penelitian 2017

Tabel 5.5 dari tabel silang data didapatkan proporsi terbanyak

riwayat Olahraga tidak rutin pada responden sebesar 39 responden (79,6%)

didapat pada kelompok kasus (DM) sedangkan proporsi Olahraga rutin di

dapatkan pada kelompok kontrol (non DM) sebanyak 30 responden (60%).

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

63

Tabel 5.6 Nilai ρ value, koefisiensi kontigensi, dan nilai OR tabulasi

silang antara Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes

Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun.

Variabel ρ value OR

Olahraga

DM/non DM 0,000 2,388-14,331

Sumber : Data Penelitian 2017

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dengan menggunakan analisis Chi

Square menunjukan hasil uji statistik di dapatkan dari riwayat olahraga di

masa lalu pada penderita Diabetes Melitus dan non Diabetes Melitus

didapat nilai ρ = 0,000 <α = 0,05 yang berarti, bahwa ada Hubungan

signifikan antara Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah

Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun dan dengan nilai Odds Ratio (OR)

serendah-rendahnya 2,388 dan setinggi-tingginya 14,331 yang

diinterprestasikan bahwa orang yang tidak rutin melakukan olahraga

dimasa lalu memiliki risiko terkena Diabetes Melitus.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Mengidentifikasi Olahraga pada Kelompok Kasus (DM) dan

Kelompok Kontrol di Puskesmas Patihan Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian riwayat kerutinan olahraga di poli

Puskesmas Patihan pada kelompok kasus (DM) sejumlah 10 responden

(20,4%) rutin melakukan olahraga dan yang tidak rutin melakukan

olahraga sejumlah 39 responden (79,6%). Sedangkan pada kelompok

kontrol sebanyak 30 responden (60%) yang rutin melakukan olahraga dan

20 responden (40%) tidak rutin melakukan olahraga.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

64

Menurut (Deni Ariyadi, 2009) Kegiatan fisik sehari-hari dan

latihan fisik secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih

30menit), merupakan salah satu pilar dalam perawatan diabetes tipe II.

Latihan fisik dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas

terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

Berdasarkan hasil penelitian hubungan olahraga pada penderita

Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun

Menurut WHO tahun 2014,upaya pencegahan pada diabetes melitus ada

tiga jenis atau tahap yaitu, Pencegahan Primer : semua aktifitas yang

ditujukan untuk pencegah timbulnya hiperglikemi pada individu yang

beresiko untuk jadi diabetes atau pada populasi umum. Pencegahan

Sekunder : kegiatannya menemukan DM sedini mungkin, misalnya dengan

tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi. Dengan demikian

pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring, hingga

dengan demikian dapat dilakukan upaya upaya untuk mencegah

komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih reversibel.

Pencegahan Tersier :semua upaya untuk mencegah komplikasi atau

kecacatan akibat komplikasi itu. Usaha ini meliputi:Mencegah timbulnya

komplikasi, mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak

terjadi kegagalan organ, mencegah kecacatan tubuh.

Dapat dijelaskan bahwa proporsi terbanyak riwayat olahraga tidak

rutin di dapat dari kelompok kasus dan sedangkan proporsi olahraga rutin

di dapat pada kelompok kontrol, olahraga dapat menjadi upaya

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

65

pencegahan Diabetes Melitus maupun untuk menjaga tubuhnya agar tetap

sehat.

5.4.2 Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah

Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun

Pada penelitian ini hasil uji menunjukan bahwa ada Hubungan

yang signifikan antara olahraga dengan penyakit diabetes melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun. Dari data penelitian yang

telah didapatkan dari kelompok kasus sejumlah 39 (79,6%) responden

dengan riwayat tidak olahraga dan diabetes melitus. Sedangkan pada

kelompok kontrol terdapat 30 (60%) responden olahraga dan tidak terkena

diabetes melitus. Analisis penelitian ini menggunakan analisis Chi Square

menunjukan hasil uji statistik didapatkan nilai ρ = 0,000 ˂ α = 0,05,

sehingga statistik H0 ditolak H1 diterima, bahwa ada hubungan antara

olahraga dengan penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas

Patihan dengan nilai odd ratio (or) menunjukan bahwa responden dengan

kategori tidak olahraga berpeluang 5,85 kali untuk terkena diabetes melitus

dibanding dengan responden yang mempunyai riwayat olahraga rutin.

Responden yang memiliki riwayat tidak rutin olahraga mempunyai resiko

terkena diabetes melitus serendah-rendahnya 2,388 dan setinggi-tingginya

14,331 dari pada responden yang memiliki riwayat rutin olahraga.

Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik secara teratur (3-4 kali

seminggu selama kurang lebih 30menit), merupakan salah satu pilar dalam

perawatan diabetes tipe II. Latihan fisik dapat menurunkan berat badan

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

66

dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki

kendali glukosa darah (Deni Ariyadi, 2009).

Olahraga merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan

primer dan sekunder penyakit Diabetes Melitus. Olahraga sebagai

pencegahan sekunder yaitu di tunjukan pada kelompok resiko tinggi

penyakit DM, sedangkan untuk pencegahan sekunder yaitu dikaitkan

dengan komplikasi pada orang yang telah di diagnosa menderita penyakit

DM. Olahraga menberikan manfaat yaitu meningkatkan sensitivitas

insulin, menurunkan glukosa darah dan tekanan darah, menghilangkan

stress (American Diabetes Association, 2008). Penelitian eksperimen

terhadap 15 orang kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan

melakukan olahraga 4 kali/minggu selama 8 minggu penderita Diabetes

Melitus dewasa mengurangi glycosilat hemoglobin (HbA1C) tetapi tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan berat badan

(Boule, Hadad,Kenny, Wells, dan Sigal, 2001). Penelitian meta-analysis

dilakukan oleh Boule, Hadad, Kenny, Wells dan Sigal (2003)

menyimpulkan bahwa peningkatan intensitas olahraga dapat meningkatkan

kerja jantung dan menurunkan kadar gula darah (HbA1C) pada pasien DM

tipe 2. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Sigal et al. (2007)

menyimpulkan bahwa olahraga aerobic dan latihan resisten meningkatkan

HbA1C tetapi kontrol gula darah menjadi lebih bagus, bila kedua kegiatan

tersebut digabungkan. Kesimpulan bahwa kegiatan olahraga merupakan

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

67

strategi yang tepat untuk memodifikasi faktor risiko dalam menurunkan

angka kejadian diabetes dan munculnya komplikasi.

Kepatuhan melaksanakan olahraga merupakan hal yang penting

dalam mempertahankan status kesehatan. Berman dan Sneyder (2012)

mendefisinikan kepatuhan adalah keadaan sejauh mana perilaku individu

seperti minum obat, melaksanakan diet, dan mengontrol kesehatan

dilaksanakan dengan benar, yaitu sesuai anjuran yang diberikan oleh

tenaga medis atau kesehatan. Kepatuhan melakukan olahraga adalah

tingkat partisipasi seseorang dalam melaksanakan olahraga sebagai bagian

dari terapi sesuai dengan anjuran (Amman, 2010).

Dengan fakta di atas menunjukan bahwa orang yang terkena

diabetes melitus merupan orang yang tidak mempunyai riwayat olahraga

secara rutin. Ketidak rutinan riwayat olahraga merupakan salah satu faktor

dari timbulnya penyakit diabetes melitus. Dan pada orang yang melakukan

riwayat olahraga secara rutin cenderung tidak mengalami penyakit

diabetes melitus atau dapat mengontrol kadar gula darah.

Dapat dijelaskan, dalam penelitian ini seseorangyang mempunyai

penyakit diabetes melitus dalah orang yang melakukan aktifitas kurang

sehat atau tidak memiliki riwayat olahraga rutin. Di Puskesmas Patihan

Kota Madiun sebagian besar orang yang terkena penyakit diabetes melitus

mempunyai riwayat olahraga yang tidak rutin.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

68

5.5 Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai hambatan dalam proses

pelaksanaan,dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah case control yang

berarti data mengenai riwayat masa lalu dengan mengandalkan

ingatan atau pun cacatan medis. Responden yang memiliki riwayat

masa lalu baik (olahraga) dapat dengan mudah menjelaskan pola

hidup sehat yang dijalani sehingga tidak terpapar penyakit (DM).

2. Secara teoritis banyak sekali faktor yang berhubungan dengan

penyakit diabetes melitus maupun efek dari kurangnya olahraga,

namun karena keterbatas waktu, tenaga dan dana maka peneliti hanya

meneliti dua variabel.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

69

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dalam penelitian yang

berjudul Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun, penulis dapat

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Riwayat olahraga di poli Puskesmas Patihan dari 49 responden

kelompok kasus (Diabetes Melitus) 10 responden (20,4%) rutin

melakukan olahraga. Dan dari 50 responden dari kelompok kontrol

non Diabetes Melitus, terdapat 30 responden (60%) melakukan

olahraga. uji ood ratio (OR) menunjukan bahwa responden dengan

kategori tidak rutin olahraga berpeluang 5,85 kali untuk mengalami

Penyakit Diabetes Melitus dibanding dengan responden yang rutin

melakukan olahraga.

2. Kejadian Diabetes Melitus pada kelompok kasus (Diabetes Melitus)

ada 10 responden (20,4%) rutin olahraga dan ada 39 responden

(79,6%) tidak rutin olahraga. responden Diabetes Melitus yang rutin

olahraga memiliki rentang 2,388-14,331.

3. Ada hubungan antara olahraga dengan penyakit Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan. Nilai odd ratio (or) menunjukan

bahwa responden dengan kategori tidak olahraga berpeluang 5,85 kali

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

70

untuk terkena diabetes melitus dibanding dengan responden yang

mempunyai riwayat olahraga rutin.

6.2 Saran

1. Saran bagi institusi pendidikan

Diharapakan dari hasil penelitian ini terkait Hubungan Olahraga

dengan Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas

Patihan Kota Madiun, intitusi pendidikan dapat menggunakanya

sebagai bahan materi di pendidikan dan sebagai bahan pijakan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Saran bagi puskesmas Patihan kota Madiun

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk membantu para pengunjung poli

yang mengalami Diabetes Melitus khususnya bagi petugas puskesmas

Patihan kota Madiun yang bergerak dibidang pelayanan.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dari satu

variabel, dengan metode, desain dan pengambilan data yang berbeda.

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

71

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M.,et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.

IOWA Intervention Project: Mosby.

Dinas Kesehatan Kota Madiun. (2015). Profil Kesehatan Kota Madiun (2015).

RISKESDAS. 2013. Laporan Nasional Riskesda 2013. Jakarta: Badan Penelitian

Dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan .

Rekam Medis Puskesmas Patihan. (2017). Profil Kesehatan Wilayah Kerja

Puskesmas Patihan (2017).

PB PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus di

Indonesia. Jakarta.

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : ECG.

American Diabetes Association. 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus. Diabetes Care.Vol: 34-40.

American Diabetes Association. 2011. Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus.

World Health Organization. "Definition, diagnosis and classification of diabetes

melitus and its complications: Report of a WHO Consultation. Part 1.

Diagnosis and classification of diabetes melitus". Diakses tanggal 29 Mei

2011.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Baradero, Mary. 2009.hal.88 Seri Asuhan Keperawatan Klien gangguan

Endokrin. Jakarta:EGC.

Mahendra, B., D. Krisnatuti, A. Tobing, dan B. Z. A. Alting. 2008. Care Your Self

: Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Plus.

Corwin, E.J.2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Kwinahyu. 2011. Patofisiologi Diabetes Melitus.

(http://www.scribd.com/doc/49177282/Patofisiologi-Diabetes-Melitus).

Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi

Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

72

Tarwoto. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:

Tim)

Rusli L. dan Sumardianto. 2000. Filsafat Olahraga. Jakarta: DEPDIKNAS.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta .

Hidayat, Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penulisan Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research/ Jilid I. Yogyakarta: Andi .

Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah
Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

73

Lampiran 1 Surat Izin Pencarian Data Awal dari STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

74

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

75

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

76

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan dan Keluarga

Berencana

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

77

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia/tidak untuk berpartisipasi dalam pengambilan data

atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa “Program

Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun” bernama Wahyu

Firmanningtyasyang berjudul “Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes

Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya

bagi peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya,

Madiun, Mei 2017

Responden

( )

Catatan :

*Coret yang tidak perlu

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

78

Lampiran 6

PETUNJUK PENGISIAN

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN KOTA MADIUN

1) Anda tidak perlu menuliskan nama, cukup mengisi no.registrasi, jenis

kelamin, dll.

2) Berikan jawaban anda sejujurnya, karena kejujuran anda sangat penting

pada penelitian ini.

3) Anda dipersilahkan memilih satu jawaban yang tersedia tersebut dengan

memberikan tanda (√).

4) Usahakan agar tidak ada satu pun pertanyaan yang terlewatkan.

5) Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, benar dan salah.

6) Anda sepenuhnya bebas melakukan pilihan.

7) Setelah semua kuesioner penelitian ini diisi, mohon diserahkan kembali

kepada kami, dan terima kasih.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

79

Lampiran 7

KISI-KISI KUESIONER DAN INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel Indikator Jenis Pertanyaan

+ -

1 Olahraga Pemenuhan Olahraga 4 -

2 Diabetes Melitus Pengetahuan Diabetes

Melitus

2 -

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

80

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER

Judul Penelitian : Hubungan Olahraga dengan Penyakit Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun.

A) Kuesioner Data Demografi

Berikan tanda ceklish (√) pada pilihan yang anda anggap benar :

No.Responden :

1) Jenis kelamin

Laki-Laki ( )

Perempuan ( )

2) Pendidikan terakhir

Tidak sekolah ( )

SD ( )

SMP ( )

SMA ( )

Perguruan Tinggi ( )

3) Pekerjaan

PNS ( )

Wiraswasta ( )

Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga ( )

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

81

B) Kuesioner Olahraga dan Diabetes Melitus

Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu anggap benar dengan memberikan

tanda (√) :

1) Apakah saudara menderita penyakit Diabetes Melitus?

Menderita Diabetes ( )

Tidak Menderita Diabetes ( )

2) Bagi penderita Diabetes Melitus, sejak kapan di diagnosa Diabetes

Melitus?

3) Apakah saudara sebelum di diagnosa saudara rajin/rutin melakukan

Olahraga?

Iya ( )

Tidak ( )

4) Jika iya,lanjut pada kolom :

Jenis Olahraga

Melakukan

Olahraga

Frekuensi dalam

satu minggu

Lama olahraga yang

dilakukan

Iya Tidak 1x 2x 3x ≤30 menit ≥30 menit

Senam

Jalan sehat/

jogging

Olahraga

pertandingan

(voli, bulu

tangkis, sepak

bola, futsal, dll)

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

82

Lampiran 9

Tabulasi Data Kuesioner Responden

No Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Jenis

Penyakit Olahraga

Jenis

_OR

Frekuensi

_OR

Durasi

_OR

Skor

_OR

OR

_Kategori

1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0

4 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

5 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0

6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

7 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

8 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

9 1 4 1 0 1 4 3 2 6 1

10 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

11 1 3 1 0 1 2 3 2 6 1

12 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

13 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0

14 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

15 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0

16 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

17 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0

18 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

19 1 3 0 0 1 2 3 2 6 1

20 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

83

21 1 3 1 0 1 2 3 2 6 1

22 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

23 1 3 1 0 1 2 3 2 6 1

24 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0

25 2 3 0 0 1 1 2 2 5 1

26 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

27 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

18 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

19 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0

30 2 3 0 0 1 2 3 1 5 1

31 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

32 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0

33 2 3 1 0 1 2 1 2 4 1

34 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

35 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0

36 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

37 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

38 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

39 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

40 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0

41 2 3 0 0 1 2 2 1 4 1

42 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

43 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0

44 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

45 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

84

46 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

47 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0

48 2 4 1 0 1 4 1 2 4 1

49 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0

50 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0

51 1 3 1 1 1 4 3 2 6 1

52 1 4 0 1 1 2 3 2 6 1

53 1 3 1 1 1 2 2 2 5 1

54 1 3 1 1 1 4 3 2 6 1

55 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0

56 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0

57 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

58 1 2 1 1 1 4 3 1 5 1

59 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0

60 1 3 1 1 1 2 3 1 5 1

62 1 3 1 1 1 2 1 2 4 1

62 1 3 1 1 1 4 3 2 6 1

63 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0

64 1 3 1 1 1 2 3 2 6 1

65 2 3 0 1 1 2 3 1 5 1

66 2 1 1 1 1 2 3 1 5 1

67 2 3 1 1 1 2 2 2 5 1

68 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0

69 2 3 0 1 9 9 9 0 18 1

70 2 3 0 1 1 1 1 2 4 1

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

85

71 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0

72 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0

73 2 3 0 1 0 0 0 0 0 0

74 2 2 1 1 1 1 1 2 4 1

75 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0

76 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0

77 2 3 1 1 1 2 3 2 6 1

78 2 3 0 1 1 2 3 1 5 1

79 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0

80 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0

81 2 2 1 1 1 2 3 2 6 1

82 2 2 1 1 1 1 1 2 4 1

83 2 3 1 1 1 1 1 2 4 1

84 2 3 1 1 1 1 1 2 4 1

85 2 3 0 1 0 0 0 0 0 0

86 2 3 1 1 1 4 3 2 5 1

87 2 3 0 1 0 0 0 0 0 0

88 2 3 1 1 1 4 3 2 6 1

89 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0

90 2 3 0 1 1 2 3 1 5 1

91 2 2 1 1 1 2 3 1 5 1

92 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0

93 2 3 1 1 1 1 1 2 4 1

94 2 3 0 1 0 0 0 0 0 0

95 2 2 0 1 1 2 3 1 5 1

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

86

96 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0

97 2 2 0 1 1 2 2 2 5 1

98 2 3 0 1 1 2 2 2 5 1

99 2 3 0 1 0 4 3 2 6 1

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

87

Lampiran 10

Hasil Uji Korelasi (Chi Square)

Hubungan Olah raga dengan Penyakit Diabetes Melitus

di Wilayah Kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Penyakit

Responden * STATUS

OLAH RAGA

99 100.0% 0 .0% 99 100.0%

Jenis Penyakit Responden * STATUS OLAH RAGA Crosstabulation

STATUS OLAH RAGA

Total

Tidak Rutin

OR Rutin OR

Jenis Penyakit

Responden

DM Count 39 10 49

% within Jenis Penyakit

Responden 79.6% 20.4% 100.0%

NON

DM

Count 20 30 50

% within Jenis Penyakit

Responden 40.0% 60.0% 100.0%

Total Count 59 40 99

% within Jenis Penyakit

Responden 59.6% 40.4% 100.0%

Jenis Penyakit Responden * STATUS OLAH RAGA Crosstabulation

STATUS OLAH RAGA

Total

Tidak Rutin

OR Rutin OR

Jenis Penyakit DM Count 39 10 49

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

88

Responden Expected

Count 29.2 19.8 49.0

NON

DM

Count 20 30 50

Expected

Count 29.8 20.2 50.0

Total Count 59 40 99

Expected

Count 59.0 40.0 99.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 16.110a 1 .000

Continuity Correctionb 14.508 1 .000

Likelihood Ratio 16.684 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 15.947 1 .000

N of Valid Casesb 99

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Approx.

Sig.

Nominal by

Nominal

Contingency

Coefficient .374 .000

N of Valid Cases 99

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

89

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis

Penyakit Responden

(DM / NON DM)

5.850 2.388 14.331

For cohort STATUS

OLAH RAGA = Tidak

Rutin OR

1.990 1.377 2.875

For cohort STATUS

OLAH RAGA = Rutin

OR

.340 .187 .618

N of Valid Cases 99

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

90

Lampiran 11

Dokumentasi Penelitian

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

Konsultasi Bimbingan

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah
Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT ...repository.stikes-bhm.ac.id/244/1/75.pdfdan masukan dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga Allah

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pembuatan dan

Konsul Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian Proposal

5. Revisi Proposal

6. Pengambilan Data

7. Penyusunan dan

Konsul Skripsi

8. Ujian Skripsi