SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

71
SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018 DEWI RASTUTI NIM : P07524517007 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV TAHUN 2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

SKRIPSI

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN

TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

DEWI RASTUTI NIM : P07524517007

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

SKRIPSI

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN

TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma D.IV Alih Jenjang Kebidanan

DEWI RASTUTI NIM : P07524517007

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …
Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …
Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN SKRIPSI, JULI 2018 Dewi Rastuti P07524517007 HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

xi + 38 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 12 lampiran

ABSTRAK

Angka kejadian BBLR di dunia menurut WHO mencapai 15,5%. Bayi

dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang ditemukan sebanyak 16 kasus. BBLR memiliki risiko meninggal lebih tinggi ketimbang bayi dengan bobot lahir normal sehingga meningkatkan AKB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.

Jenis penelitian ini analitik dengan desain case control. Sampel penelitian ini semua anak batita yang pernah mengalami BBLR di wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang sebanyak 16 orang dan semua ibu hamil yang mempunyai ciri yang sama dengan ibu batita yang pernah mengalami BBLR sebanyak 16 orang, secara keseluruhan 32 orang. Data yang digunakan data primer dan data sekunder, dikumpulkan melalui lembar kuesioner, dianalisa menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu yang memiliki anak BBLR memiliki kebiasaan makan kurang baik sebanyak 10 orang (62,5%), sedangkan ibu yang tidak memiliki anak BBLR memiliki kebiasaan makan yang baik sebanyak 7 orang (43,7%). Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square, dengan nilai P-value < 0,05. Disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2018.

Maka perlu peningkatan upaya penanganan pada bayi dengan BBLR agar tidak berlanjut pada kematian atau terhambatnya tumbuh kembang fisik dan mental bayi.

Kata Kunci : Eating Habits, LBW Daftar Pustaka : 17 Buku + 7 Website (2012-2017)

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Kebiasaan Makan pada Ibu Hamil Dengan BBLR di Puskesmas

Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2018”, sebagai salah satu kewajiban peneliti selaku mahasiswa dalam

menyelesaikan program studi D-IV Kebidanan Alih Jenjang Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan sekaligus Ketua Penguji dalam Skripsi ini.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan sekaligus Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

4. Bebaskita Ginting, S.SiT, MPH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

5. Tri Marini Suprianingsih, SST, M.Keb selaku Ketua Penguji dalam Skripsi ini.

6. dr. Rosnani Silaen selaku Kepala Puskesmas Paya Lombang yang telah

memberikan izin terlaksananya penelitian ini.

7. Kedua orangtua dan Mertua yang telah memberikan doa dan dukungan

kepada peneliti sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan selama mengikuti

Skripsi ini.

9. Seluruh mahasiswa D-IV Kebidanan Alih Jenjang atas semangat dan

dukungan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

Peneliti menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat diterima untuk dilanjutkan

sampai ke penelitian.

Medan, Juli 2018

Penulis,

(Dewi Rastuti)

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ........................................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4 1.5 Keaslian Penelitian .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ................................. 7 2.1.1 Definisi ................................................................... 7 2.1.2 Etiologi ................................................................... 7 2.1.3 Tanda-Tanda Bayi BBLR ........................................ 8 2.1.4 Gambaran Klinis ..................................................... 8 2.1.5 Penatalaksanaan BBLR ......................................... 9 2.1.6 Pencegahan BBLR ................................................. 10

2.2. Kehamilan ....................................................................... 11 2.2.1 Definisi ................................................................... 11 2.2.2 Gizi Ibu Hamil ......................................................... 11 2.2.3 Kebutuhan Gizi di Waktu Hamil .............................. 12 2.2.4 Menu Seimbang Ibu Hamil ..................................... 13

2.3. Kebiasaan Makan ........................................................... 14 2.4. Kerangka Teori................................................................ 19 2.5. Kerangka Konsep ............................................................ 20 2.6. Definisi Operasional ........................................................ 20 2.7. Hipotesis Penelitian ......................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................ 22 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 22

3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................... 22 3.2.2 Waktu Penelitian .................................................... 23

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 23 3.3.1 Populasi ................................................................. 23 3.3.2 Sampel ................................................................... 23

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................ 24 3.4.1 Jenis Data ............................................................. 24 3.4.2 Cara Pengumpulan Data ....................................... 24

3.5. Alat Ukur / Instrumen Penelitian ..................................... 25 3.6. Prosedur Penelitian ......................................................... 25 3.7. Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 26

3.7.1 Pengolahan Data .................................................... 26 3.7.2 Analisa Data ........................................................... 27

3.8. Etika Penelitian ............................................................... 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................. 29 4.2. Hasil Penelitian ............................................................... 30 4.3. Pembahasan ................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................... 37 5.2. Saran .............................................................................. 37

Daftar Pustaka Lampiran

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian ................................................................ 5 Tabel 2.1. Kecukupan Gizi Ibu Saat Hamil (Per Orang Per Hari) ........... 12 Tabel 2.2. Menu Ibu Hamil ...................................................................... 15 Tabel 2.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................. 20 Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................... 23 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di

Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018 ............................. 30

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Pada Ibu Hamil

di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018 ............................. 31

Tabel 4.3 Hubungan Kebiasaan Makan Pada Ibu Hamil Dengan

BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018 ................... 32

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 19 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 20

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Biodata Peneliti Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Poltekes Kemenkes Medan Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Srdang Bedagai Lampiran 4 Ethical Clearance Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6 Lembar Kuesioner Lampiran 7 Master Data Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data Komputerisasi (SPSS) Lampiran 9 Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Lampiran 10 Lembar Pernyataan Otentifikasi Lampiran 11 Lembar Konsultasi Lampiran 12 Lembar Bukti Persetujuan Perbaikan Skripsi

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di dunia menurut

World Health Organization (WHO) mencapai 15,5%. Dan 90% dari kasus

tersebut terjadi pada able -negara berkembang. Selain abl menurunkan

kualitas tumbuh kembang anak, bayi dengan BBLR juga memiliki risiko

meninggal lebih ketinggi ketimbang bayi dengan bobot lahir normal sehingga

meningkatkan Angka Kematian Bayi (AKB). (Ika, 2015).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan AKB yang

tinggi. Menurut Kemenkes RI bahwa AKB di Indonesia mencapai 23 per 1000

kelahiran hidup. Adapun jumlah kasus kematian bayi tahun 2015 sebanyak

33.278 kasus, kemudian menurun menjadi 32.007 pada tahun 2016 dan tahun

2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus. Salah satu penyebab kematian bayi

di Indonesia adalah kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 38.85%

(Kemenkes RI, 2017).

Masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia yaitu 23 per 1000

kelahiran hidup, membuat Indonesia menempati urutan kelima sebagai able

dengan jumlah BBLR terbanyak di dunia dan kelahiran bayi dengan berat badan

lahir rendah diidentifikasi sebagai penyumbang terbesar angka kematian bayi.

Tingginya angka kelahiran BBLR di Indonesia salah satunya dikarenakan masih

kurangnya asupan gizi yang mencukupi pada janin dan ibu (Pramita, 2017).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

bahwa kasus bayi berat badan lahir rendah adalah 992 kasus (0,38%) dari

261.008 bayi baru lahir di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan data yang

diperoleh dari Kabupaten Serdang Bedagai, bahwa dari 11.526 bayi baru lahir,

terdapat 39 kasus BBLR (0,3%). (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara, 2016).

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Aisyah (2013), tentang budaya

pantang makan, status ekonomi dan pengetahuan zat gizi ibu hamil pada ibu

hamil trimester III dengan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan antara budaya pantang makan dengan status gizi pada ibu hamil

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

2

trimester III, tidak ada hubungan antara status ekonomi dan pengetahuan zat gizi

dengan status gizi pada ibu hamil trimester III.

Status gizi ibu hamil yang kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan

janin yang salah satunya adalah BBLR (Agria, dkk., 2013). Pemenuhan

kebutuhan gizi selama hamil sangatlah penting karena pertumbuhan janin di

dalam kandungan dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Jika ibu hamil status

gizinya kurang maka akan mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan dan

perkembangan organ serta fungsi organ janin menjadi kurang optimal

dikhawatirkan akan terjadi cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan, bahkan bisa

juga ukuran kepala bayi kecil karena kurangnya asupan gizi janin untuk

perkembangan otak sehingga perkembangan otak tidak optimal. Selain itu

kematian bayi karena BBLR yaitu kurang dari 2,5 kg dan bayi prematur, juga

karena status gizi ibu yang kurang. (Febry, dkk., 2013).

Pencegahan terhadap kejadian BBLR adalah dengan mengantisipasi

terjadinya persalinan prematur, melalui peningkatan akses terhadap layanan

kesehatan berkualitas tinggi merupakan strategi efektif untuk pencegahan BBLR

(Sujianti, 2017). Dengan pemeriksaan kehamilan secara teratur maka akan

terpantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang ibu dan janin. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan,

melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin (Walyani, 2015).

Masa hamil adalah masa seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi

yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.

Status gizi ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang

dikandung. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin

tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat

normal (Agria, dkk., 2013). Ibu yang sedang hamil dengan kekurangan zat gizi

yang penting bagi tubuh akan menyebabkan anak lahir prematur dan BBLR.

(Proverawati dan Asfuah, 2014).

Keadaan sosial dan ekonomi ibu selama hamil mempengaruhi status

gizinya, dan asupan gizi selama hamil akan menentukan bayi yang dilahirkan

tidak BBLR. Berdasarkan hasil penelitian Asmi bahwa faktor-faktor biologis yang

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

3

berpengaruh kuat pada berat bayi lahir rendah adalah status gizi ibu. Penelitian

Thomson juga membuktikan bahwa berat badan lahir bayi naik dan insidensi

berat badan bayi lahir rendah menurun, bila kandungan energi makanan ibu

bertambah. Dapat disimpulkan bahwa status gizi ibu hamil sebelum dan pada

saat hamil sangat berpengaruh pada berat bayi yang akan dilahirkan. Pada

status gizi kurang sampai buruk akan melahirkan bayi yang malnutrisi (BBLR

dalam beberapa stadium) dan premature (Badriah, 2014).

Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di wilayah kerja

Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai, bahwa kasus BBLR di Puskesmas Paya Lombang selama tahun 2017

adalah 6 kasus (3,1%) dari 194 bayi baru lahir yang ada. Kasus ini mengalami

penurunan karena pada tahun 2016, kasus BBLR ditemukan sebanyak 10 kasus

(4,9%) dari 201 bayi baru lahir yang ada.

Peneliti melakukan survey terhadap 6 kasus bayi BBLR yang terjadi pada

tahun 2017. Hasil survey diperoleh bahwa dari 6 kasus BBLR tersebut, dilakukan

wawancara terhadap ibu, dan diketahui bahwa masih ditemukan ibu hamil yang

memiliki keperayaan-kepercayaan tentang makanan dan kebiasaan makan yang

sudah turun temurun dilakukan seperti contoh larangan untuk makan makanan

tertentu selama hamil. Hasil survey menemukan bahwa terdapat 3 orang ibu

memiliki kebiasaan pantang makan selama hamil dari keluarga secara turun

temurun, yaitu tidak boleh makan ikan terlalu banyak, karena takut anaknya

amis, tidak boleh makan seafood karena takut urinya lengket dan tidak boleh

makan beberapa sayuran dan buah karena takut membahayakan janin yang

dikandung.

Adanya kebiasaan makan di lingkungan sekitar ibu hamil juga

mempengaruhi tingkat pemenuhan nutrisinya. Adanya kebiasaan-kebiasaan

makan yang dianut secara turun temurun yang tidak benar mengenai makanan

yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi oleh ibu selama kehamilannya akan

mempengaruhi status gizinya. Faktor yang berhubungan dengan apa yang

disukai dan tidak disukai, kepercayaan-kepercayaan terhadap apa yang dapat

dimakan dan tidak dapat dimakan, dan keyakinan-keyakinan dalam hal yang

berhubungan dengan keadaan kesehatan merupakan penyebab dari kekurangan

gizi sehingga berdampak pada janin yang dikandung seperti terjadinya BBLR

(Pratiwi, 2015).

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

4

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Makan pada Ibu Hamil

Dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah hubungan kebiasaan makan

pada ibu hamil dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil dengan

BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2018.

1.3.2. Tujuan Khusus

1). Untuk mengetahui distribusi BBLR di Puskesmas Paya Lombang

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.

2). Untuk mengetahui kebiasaan makan pada ibu hamil di Puskesmas

Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2018

3). Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil

dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

tentang pemenuhan gizi selama hamil namun tidak harus yang mahal, dan

sebagai acuan bagi ibu hamil untuk lebih memperhatikan kebutuhan zat gizi bagi

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

5

dirinya dan memberikan informasi kepada ibu hamil bahwa penyebab terjadinya

BBLR salah satunya adalah status gizi yang kurang saat hamil dan diharapkan

dengan peningkatan gizi yang baik dapat menurunkan angka kejadian BBLR.

1.4.2. Manfaat Praktis

1). Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan tenaga kesehatan sebagai referensi

dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang makanan

yang dianjurkan dan dilarang pada saat kehamilan serta meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang makanan yang bergizi di sekitar rumah sehingga

tidak perlu harus membeli dengan harga yang mahal untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi.

2). Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

dan bahan bacaan tentang BBLR dan pemenuhan gizi selama hamil.

3). Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan referensi dan acuan bagi peneliti yang akan melakukan

penelitian selanjutnya, sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik

serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.

1.5. Keaslian Peneitian

Adapun beberapa penelitian baik dalam bentuk jurnal maupun laporan

penelitian yang mirip dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Penelitian, Metode, Variabel,

Analisa Data Perbedaan Dengan

Penelitian Ini

Aisyah

Susanti

(2013)

Budaya Pantang makan, Status Ekonomi

dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil pada

Ibu Hamil Trimester III Dengan Status Gizi

Metode : survey analitik dengan

pendekatan cross sectional

Variabel : budaya pantang makan, status

ekonomi, pengetahuan zat gizi ibu hamil

dan status gizi ibu hamil.

Analisa data : chi-square

Metode analitik case

control dengan

pendekatan retrosfektif

Variabel : kebiasaan

makan dan BBLR

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

6

Peneliti Judul Penelitian, Metode, Variabel,

Analisa Data

Perbedaan Dengan

Penelitian Ini

Siti

Indrawati

(2015)

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan

Kejadian BBLR di Wilayah Puskesmas

Minggir Kabupaten Sleman

Metode : deskriptif korelasi dengan desain

case control

Variabel : status gizi ibu hamil, BBLR

Analisa data : chi-square

Variabel independent :

kebiasaan makan

Fabella K,

dkk

(2015)

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu

Selama Hamil Dengan Berat Bayi Lahir

Rendah

Metode : observasional dengan

pendekatan cross sectional.

Variabel : pertambahan BB ibu selama

hamil, BBLR

Analisa data : chi-square

Metode : analitik case

control dengan

pendekatan retrosfektif

Variabel independent :

kebiasaan makan

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

2.1.1. Definisi

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan

dengan berat kurang dari 2500 gram (Purnamaningrum, 2014). BBLR adalah

bayi baru lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.

Sedangkan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram termasuk bayi

dengan berat badan lahir sangat rendah. Dari pengertian di atas, maka BBLR

dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1). Prematuritas murni kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan masa

kehamilan/gestasi (neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan)

2). Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat

bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk

masa pertumbuhan. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan

postterm yang terbadi dalam :

a. Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK)

b. Neonatus Cukup Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NCB-KMK)

c. Neonatus Lebih Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NLB-KMK)

(Lestari, 2016).

2.1.2. Etiologi

Banyak faktor yang terkait dengan kelahiran BBLR, sedangkan untuk

memisahkan secara sempurna faktor-faktor yang terkait dengan prematuritas

dengan bayi KMK adalah sangat sulit. Bayi lahir prematur yang berat lahirnya

sesuai dengan umur gestasinya, biasanya dihubungkan dengan keadaan medis

dimana terjadi ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin, gangguan

dalam perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta prematur, rangsangan tidak

pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan

mencapai umur cukup bulan. Bayi KMK dihubungkan dengan keadaan medik

yang mengganggu, misalnya sirkulasi dan efisiensi plasenta, perkembangan atau

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

8

pertumbuhan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu (Purnamaningrum,

2014).

Menurut Lestari (2016), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya BBLR yaitu sebagai berikut:

a. Faktor ibu, seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan

antepartum, malnutrisi, hidramnion, penyakit jantung/penyakit kronis lainnya,

umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan

yang terlalu dekat, infeksi dan penderita diabetes mellitus berat.

b. Faktor janin, seperti cacat bawaan, kehamilan ganda (gemeli) dan ketuban

pecah dini/KPD.

c. Keadaan sosial ekonomi yang rendah sehingga akses terhadap kecukupan

dan kualitas nutrisi menjadi menurun.

d. Kebiasaan misalnya konsumsi makanan dengan nilai nutrisi yang buruk

karna berpantang makan tertentu.

e. Idiopatik yaitu kondisi medis yang belum dapat terungkap jelas

penyebabnya.

2.1.3. Tanda-Tanda Bayi BBLR

a. Bayi dengan BB <2500 gram, TB <45 cm, lingkar dada <30 cm, lingkar

kepala <33 cm.

b. Tanda-tanda neonatus : kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus

(lanugo) pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan sub-

kutan sedikit, kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari, bayi

prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan labia minora

lebih menonjol.

c. Tanda-tanda fisiologis : gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun

lapar, lebih banyak tidur dan malas. Sedangkan suhu tubuh mudah berubah

menjadi hipotermis (Lestari, 2016).

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

9

2.1.4. Gambaran Klinis

Banyak masalah klinis yang dihadapi bayi BBLR baik prematur maupun

KMK dikarenakan belum maturnya fungsi-fungsi tubuh untuk hidup di luar uterus.

Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Masalah pernafasan, antara lain sindrom kegawatan pernapasan, displasia

bronkopulmonal, pneumotoraks, pneumomediastinum, emfisema,

pneumonia kongenital, hipoplasia paru, perdarahan paru dan apneu.

b. Masalah saluran pencernaan, antara lan motilitas jelek, enterokolitis

nekrotikans, anomali kongenital yang menghasilkan polihidramnion.

c. Masalah metabolik endokrin, antara lain hipokalsemia, hipoglikemi,

hiperglikemi, asidosis metabolik lanjut, hipotermia serta eutorioid dengan T4

rendah.

d. Masalah pada ginjal antara lain hiponatremia, hipernatremia, hiperkalemia,

asidosis tubular ginjal, glikosuri ginjal, edema.

e. Masalah kardiovaskular, antara lain duktus arterious paten, hipotensi,

hipertensi, bradikardi dengan apneu, malformasi kongenital.

f. Masalah hematologis antara lain anemia hiperbilirubinemia, perdarahan

subkutan dan organ, koagulopati intravaskular tersebar, defisiensi vitamin K,

hidropsimun atau non imun.

g. Masalah pada susunan saraf pusat, antara lain perdarahan intraventrikuler,

leukomalasia periventrikular, enselopati kejang, retinopati, ketulian,

hipotonia, masalah lain antara lain infeksi (kongenital, perinatal, nosokomial)

(Purnamaningrum, 2014).

2.1.5. Penatalaksanaan BBLR

Berbagai masalah klinis yang dihadapi BBLR disebabkan karena belum

maturnya organ-organ, untuk itu diperlukan perhatian dan perawatan khusus

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Purnamaningrum, 2014).

a. Pengaturan suhu

Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat

dan istirahat, konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam able le maka

suhunya untuk bayi dengan berat badan 2 kg adalah 35C dan untuk bayi

dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada able le ,

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

10

pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-

botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu petromak di dekat

tidur bayi. Bayi dalam able le hanya dipakaikan popok untuk memudahkan

pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan

sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin (Lestari, 2016).

b. Pengaturan makanan/nutrisi

Prinsip utama pemberian makanan pada bayi able le adalah sedikit

demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini

berupa glukosa, ASI atau Pendamping ASI atau mengurangi resiko hipoglikemia,

dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat

dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang dari

1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum

adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan. Dianjurkan untuk

minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang steril untuk bayi dengan

berat kurang dari 1000 gram, 2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500

gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan

pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami kesukaran, pemberian

ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam (Lestari, 2016).

c. Mencegah infeksi

Bayi able le mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya

tubuh bayi terhadap infeksi kurang able le able le belum terbentuk dan daya

fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur pencegahan

infeksi adalah mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir

selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi; mencuci tangan dengan zat

anti septic/sabun sebelum dan sesudah memegang seorang bayi; mengurangi

kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan dengan

bayi; membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan; melarang petugas yang

menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi (Lestari, 2016).

2.1.6. Pencegahan BBLR

Ada beberapa langkah positif yang abl ibu lakukan untuk awal yang

sehat bagi pertumbuhan janin, antara lain jika ibu memiliki gangguan kesehatan

seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, maka ibu harus selalu mengontrol

kondisi kesehatan Ibu dan rajin berkonsultasi dengan dokter. Kemudian berhenti

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

11

merokok dan meminum alcohol. Mengonsumsi makanan yang sehat dengan

nutrisi seimbang, dan menaikkan berat badan secara bertahap. Memonitor

kondisi kehamilan secara rutin dengan rajin melakukan pemeriksaan kehamilan

ke sarana pelayanan kesehatan serta mengonsumsi vitamin dan mineral yang

penting untuk perkembangan janin (Nutriclub, 2017).

2.2. Kehamilan

2.2.1. Definisi

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13

hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

(Walyani, 2015).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir. Kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Rukiyah, dkk., 2013).

2.2.2. Gizi Ibu Hamil

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan, yaitu

diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu

dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya.

Kekurangan asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan

terhadap sesuatu nutrien terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan

selama kehamilan (Agria, dkk., 2014).

Gizi yang berkualitas bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk menambah

berat badan dan peningkatan cadangan lemak ibu yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Cadangan lemak ibu sangat dibutuhkan

pada saat masa laktasi dan membantu mempertahankan bentuk tubuh setelah

melahirkan. Selama proses kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan,

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

12

baik anatomis, fisiologis maupun perubahan yang lainnya. Perubahan tersebut

akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan asupan zat gizi dalam

menunya (Badriah, 2014).

2.2.3. Kebutuhan Gizi di Waktu Hamil

Pengaturan gizi selama kehamilan perlu diperhatikan sejak trimester

pertama, trimester kedua sampai dengan trimester ketiga. Pengaturan gizi

selama kehamilan ini bertujuan agar:

a. Ibu hamil dan janin tercukupi kebutuhan zat gizinya yaitu energi, protein

bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan.

b. Status gizi ibu hamil normal, sehingga dapat menjalani kehamilan dengan baik

dan aman, bayi yang dilahirkan sehat fisik dan mental.

c. Makanan yang dikonsumsi membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan

lemak.

d. Masalah kurangnya asupan makanan karena mual dan muntah dapat teratasi.

e. Masalah ibu hamil yang menderita diabetes, anemia, hipertensi dapat diatur

makanannya sehingga tidak menyulitkan selama kehamilan.

f. Ibu memperoleh energi yang cukup untuk menyusui dan merawat bayi yang

dilahirkan nantinya (Febry, dkk., 2013).

Tabel 2.1. Kecukupan Gizi Ibu Saat Hamil (Per Orang Per Hari)

Zat Gizi Gizi Wanita Tidak Hamil

Tambahan Gizi Wanita Hamil

19-29 Tahun 30-49 Tahun TM1 TM2 TM3

Energi (kkal) Protein (g) Vitamin A (RE) Vitamin D (mcg) Vitamin E (mg) Vitamin K (mcg) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niacin (mg) Asam folat (mcg) Piridoksin (mcg) Vitamin B12 (mcg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Magnesium (mg) Besi (mg) Yodium (mcg)

1900 50 500 5

15 55 1,0 1,1 14 400 1,3 2,4 75 800 600 240 26 150

1800 50

500 5 15 55 1,0 1,1 14

400 1,3 2,4 75

800 600 270 26

150

+ 180 + 17 + 300 + 0 + 0 + 0 + 0,3 + 0,3 + 4 + 200 + 0,4 + 0,2 + 10 + 150 + 0 + 30 + 0 + 50

+ 300 + 17 + 300 + 0 + 0 + 0 + 0,3 + 0,3 + 4 + 200 + 0,4 + 0,2 + 10 + 150 + 0 + 30 + 9 + 50

+ 300 + 17 + 300 + 0 + 0 + 0 + 0,3 + 0,3 + 4 + 200 + 0,4 + 0,2 + 10 + 150 + 0 + 30 + 13 + 50

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

13

Seng (mg) Selenium (mcg) Mangan (mg) Fluor (mg)

9,3 30 1,8 2,5

9,8 30 1,8 2,7

+ 1,7 + 5 + 0,2 + 0,2

+ 4,2 + 5 + 0,2 + 0,2

+ 10,2 + 5 + 0,2 + 0,2

Sumber (Febry, dkk., 2013).

2.2.4. Menu Seimbang Ibu Hamil

Pada wanita hamil, kebutuhan zat gizi akan mengalami penambahan

kebutuhan dan dipengaruhi oleh status gizi sebelum ia hamil. Menu seimbang

adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan

proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna

pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta

pertumbuhan dan perkembangan. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam

zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan

disederhanakan yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi yaitu

sebagai:

a. Sumber energi atau tenaga yang diperoleh dari padi-padian, tepung, umbi-

umbian, sagu dan pisang.

b. Sumber zat pembangun yang diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-

buahan.

c. Sumber zat pengatur yang diberikan dari ikan, telur, susu, kacang-kacangan

dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan oncom (Waryana, 2013).

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah

ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan

kualitas dan variasi bahan makanan. Apalagi di masa sekarang dimana ekonomi

sangat sulit, dimana harga bahan makanan melambung tinggi. Tetapi bukan

berarti ibu hamil harus selalu membeli bahan makanan yang mahal, dengan

harapan zat gizinya lebih baik. Ibu hamil bisa memilih bahan makanan yang

harganya murah tetapi kualitas gizinya sama baiknya dengan bahan makanan

yang harganya lebih mahal. Misalnya untuk protein hewani, dapat membeli ikan

segar, telur ayam, telur puyuh, dan ikan teri sebagai pengganti daging sapi.

Bahan-bahan tersebut kandungan proteinnya sama baiknya dengan daging sapi,

walaupun harganya relatif lebih murah (Febry, dkk., 2013).

Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi selama hamil

sangatlah penting karena pertumbuhan janin di dalam kandungan dipengaruhi

oleh status gizi ibu hamil. Semakin besar janin, maka komposisi dan

metabolisme tubuh ibu pun berubah. Jika ibu hamil status gizinya kurang maka

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

14

akan mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan dan perkembangan organ

serta fungsi organ janin menjadi kurang optimal dikhawatirkan akan terjadi cacat

bawaan pada bayi yang dilahirkan, bahkan bisa juga ukuran kepala bayi kecil

karena kurangnya asupan gizi janin untuk perkembangan otak sehingga

perkembangan otak tidak optimal. Selain itu kematian bayi karena BBLR yaitu

kurang dari 2,5 kg dan bayi prematur, juga karena status gizi ibu yang kurang.

Untuk mengatasi masalah ini sebaiknya berat badan ibu rutin dipantau (Febry,

dkk., 2013). Status gizi ibu hamil yang kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan

janin yang salah satunya adalah BBLR (Agria, dkk., 2013).

Keadaan sosial dan ekonomi ibu selama hamil mempengaruhi status

gizinya, dan asupan gizi selama hamil akan menentukan bayi yang dilahirkan

BBLR atau tidak BBLR. Berdasarkan hasil penelitian Asmi bahwa faktor-faktor

biologis yang berpengaruh kuat pada berat bayi lahir rendah adalah status gizi

ibu. Penelitian Thomson juga membuktikan bahwa berat badan lahir bayi naik

dan insidensi berat badan bayi lahir rendah menurun, bila kandungan energi

makanan ibu bertambah. Dapat disimpulkan bahwa status gizi ibu hamil sebelum

dan pada saat hamil sangat berpengaruh pada berat bayi yang akan dilahirkan.

Pada status gizi kurang sampai buruk akan melahirkan bayi yang malnutrisi

(BBLR dalam beberapa stadium) dan premature (Badriah, 2014).

2.3. Kebiasaan Makan

Kebiasaan adalah tindakan yang lazim dilakukan oleh masyarakat.

Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang

akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu

dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain. Kebiasaan makan

adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang

dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologi dan able

budaya (Pratiwi, 2015).

Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih

memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya

dirinyalah yang memperlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi.

Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan

dan perkembangan (Proverawati & Asfuah, 2014).

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

15

Kepercayaan terhadap adat juga dapat mempengaruhi asupan makanan

ibu hamil. Misalnya pada waktu hamil dilarang makan ikan, dikhawatirkan

bayinya cacingan dan berbau amis. Pada kenyataannya justru konsumsi ikan

terutama ikan laut sangat dianjurkan karena kandungan lemak rendah,

proteinnya tinggi juga mengandung omega 3 dan omega 6 yang sangat

diperlukan untuk pertumbuhan otak janin dalam kandungan (Febry, dkk., 2013).

Pengaturan makanan ibu hamil sebenarnya sama dengan pada ibu yang

tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya harus ditingkatkan melalui pola

makan dengan kebiasaan makan yang baik. Kebiasaan makan yang baik di sini

adalah menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi. Pada masa

kehamilan kebutuhan nutrisi tidak konstan. Adapun contoh menu ibu hamil

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Menu Ibu Hamil

Waktu Menu Gram Ukuran RT Manfaat

Nutrisi

Pagi

Pukul

07.00

Nasi

goreng

Telur

dadar

Lalapan

tomat

dan

timun

Jus jeruk

200

50

100

200

38. gelas

1 butir

1 gelas

1 gelas

Zat tenaga

Zat

pembangun

Zat

pengatur

Zat

pengatur

Pukul

10.00

Bubur

kacang

hijau

Jus

tomat

200

200

1 gelas

1 gelas

Zat

pembangun

Zat

pengatur

Siang

Pukul

12.00

Nasi

Empal

daging

Tumir

sawi dan

wortel

Oseng

tahu

200

100

100

100

100

39. gelas

40. potong

4 potong

1 gelas

1 buah

Zat tenaga

Zat

pembangun

Zat

pembangun

Zat

pengatur

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

16

Pir Zat

pengatur

Pukul

15.00

Rujak

buah

Susu

200

200

1 gelas

1 gelas

Zat

pengatur

Zat

pembangun

Malam

Pukul

18.00

Nasi

Ayam

bakar

Tempe

penyet

Lalapan

sayur

Sambal

Melon

200

100

50

100

200

41. gelas

42. potong

43. potong

1 gelas

1 potong

Zat tenaga

Zat

pembangun

Zat

pembangun

Zat

pengatur

Zat

pengatur

Pukul

21.00

Susu 200 1 gelas Zat

pembangun

Sumber (Ariani, 2017)

Pengaturan makanan bagi ibu hamil sangat penting untuk menjaga kadar

gula darah dalam keadaan normal. Dengan makanan yang baik selama

kehamilan, ibu tidak saja menjadi lebih fit dan sehat, tetapi perkembangan janin

di dalam kandungan juga dapat dioptimalkan karena ibu dan janin juga

membutuhkan nutrisi. Adapun beberapa kebiasaan makan yang perlu diterapkan

agar kehamilan tetap sehat adalah sebagai berikut:

a. Sarapan pagi

Usahakan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat

sarapan. Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan

lebih banyak pada waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan

sarapan juga menyebabkan keluhan berupa kepala pusing, mual dan lain-

lain.

b. Menyusun daftar makanan

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar ibu tidak mengkonsumsi makanan

secara berlebihan dan mengatur asupan kalori harian.

c. Memilih makanan berserat, rendah lemak dan gula

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

17

Menghindari makanan yang mengandung gula juga perlu untuk mencegah

diabetes gestasional, yang biasanya menyerang ibu hamil. Hindari kue,

permen atau es krim. Ganti camilan dengan buah atau kismis. Pasta, roti

dan kentang adalah sumber karbohidrat dan glukosa yang tetap baik bagi

ibu dan janin.

d. Mengusahakan untuk mengolah makanan

Bisa dengan cara dibakar, dipanggang atau dikukus. Termasuk pada saat

mengunjungi rumah makan, jangan ragu untuk menanyakan proses yang

digunakan untuk memasak makanan yang dipesan.

e. Menjadikan buah sebagai cemilan yang sehat

Selain bisa mengurangi kemungkinan konsumsi camilan yang tinggi lemak

dan gula, hal tersebut juga membantu ibu mengurangi jumlah pengeluaran.

Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari.

f. Tidak membiasakan untuk makan dalam porsi banyak

Masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil

harus banyak makan. Jangan ragu untuk mengatakan tidak, saat diminta

untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak.

g. Makanan yang perlu dikonsumsi yaitu:

Untuk mendukung pembentukan sel darah merah di dalam tubuh, ibu hamil

perlu mengkonsumsi zat besi. Mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung asam folat untuk pembentukan syaraf janin. Mengkonsumsi

garam juga perlu untuk mengganti elektrolit yang hilang akibat sering mual

dan muntah pada trimester pertama kehamilan. Multivitamin efektif

menurunkan risiko preeklampsia pada ibu hamil (Ariani, 2017).

Beberapa makanan sebaiknya dihindari oleh ibu hamil. Adapun makanan

tersebut adalah nanas muda, buah pepaya muda, menghindari makan durian,

sayuran mentah, sayuran yang tidak dicuci, kecambah sayur mentah (tauge),

tidak makan daun kelor, tidak dianjurkan makan seafood, menghindari mie instan

dan camilan ringan, menghindari makanan kaleng, tidak makan telur mentah,

mengurangi makanan pedas, menghindari minuman berkafein, menghindari teh

herbal, menghindari minuman dengan pemanis buatan, dan menghindari

minuman beralkohol (Ariani, 2017).

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawat gizi. Kekurangan gizi

pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

18

pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami

kekurangan gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain keguguran, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi dan bayi lahir

dengan BBLR. Untuk memperkecil risiko BBLR diperlukan upaya

mempertahankan kondisi gizi yang baik pada ibu hamil dengan membiasakan

makan yang sehat. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi

makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb dan

pengukuran LILA sebelum atau saat hamil (Ariani, 2017).

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

19

2.4. Kerangka Teori

Menurut Lestari (2016), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya BBLR yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber : (Lestari, 2016)

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Faktor yang Berhubungan Dengan

Kejadian BBLR

Faktor Ibu

1. Riwayat prematur sebelumnya

2. Perdarahan antepartum

3. Malnutrisi

4. Hidramnion

5. Penyakit jantung/kronis

6. Umur

7. Jarak kehamilan

8. Infeksi

9. DM berat

Faktor Janin

1. Cacat bawaan 2. Gemeli 3. Ketuban Pecah Dini

Faktor Lainnya

1. Sosial Ekonomi

2. Kebiasaan

3. Idiopatik

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

20

2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (x)

yaitu kebiasaan makan, variabel dependen (y) yaitu BBLR. Adapun kerangka

konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen (x) Variabel Dependen (y)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

2.6. Definisi Operasional

Tabel 2.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Kebiasaan

Makan

Cara ibu hamil

memilih makanan

yang dikonsumsi

selama

kehamilannya.

Kuesioner a. Baik, apabila

menjawab benar

>75%

b. Cukup, apabila

menjawab benar

56-75%

c. Kurang, apabila

menjawab benar

<56%

Ordinal

BBLR

Bayi yang lahir

dengan berat

badan kurang

dari atau sama

dengan 2500

gram.

Kuesioner a. Ya (BB ≤2500

gram saat lahir)

b. Tidak (BB >2500

gram saat lahir)

Ordinal

Kebiasaan Makan

BBLR

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

21

2.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara atau kesimpulan sementara

dari apa yang menjadi permasalahan, kebenarannya akan dibuktikan dengan

fakta empiris dari hasil penelitian yang dilakukan (Susila & Suyanto, 2014).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan kebiasaan makan

pada ibu hamil dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2018”.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel yang

lain untuk menerangkan kejadian atau fenomena yang diamati (Susila &

Suyanto, 2014).

3.1.2. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Case Control. Case control adalah

penelitian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara dua kelompok

yaitu kelompok kasus dan kelompok able l. Studi kasus able l dilakukan

dengan mengindentifikasi kelompok kasus dan kelompok able l, kemudian

secara retrospektif diteliti able -faktor resiko yang mungkin dapat

menerangkan apakah kasus dan able l dapat terkena paparan atau tidak.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan seberapa jauh able risiko

mempengaruhi terjadinya penyakit, untuk mengetahui hubungan kebiasaan

makan dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2018.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun alasan pemilihan lokasi

adalah karena adanya masalah di Puskesmas Paya Lombang yaitu

ditemukannya kasus BBLR sebanyak 6 kasus, belum pernah dilakukan penelitian

mengenai hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di

Puskesmas Paya Lombang ini, didukung pula oleh peneliti yang bertugas di

Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi sehingga memudahkan

pengumpulan data penelitian.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

23

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari pengajuan judul pada bulan Maret

2018, persiapan proposal dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai minggu

kedua bulan Mei 2018. Pada minggu ketiga dilaksanakan ujian seminar proposal.

Perbaikan proposal dilaksanakan pada minggu ketempat. Penyiapan izin lokasi

penelitian dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni 2018. Pengumpulan

data pada minggu kedua bulan Juni 2018, pengolahan data dilaksanakan pada

minggu ketiga bulan Juni 2018. Analisa data dilaksanakan pada minggu keempat

bulan Juni 2018 dan minggu pertama bulan Juli 2018. Pengajuan hasil seminar

penelitian dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Juli 2018. Penyusunan

laporan sampai penggandaan laporan dilaksanakan pada minggu keempat bulan

Juli 2018 sampai bulan Agustus 2018.

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi adalah kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil

penelitian yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok subyek lain (Susila & Suyanto, 2014). Populasi

penelitian ini adalah semua anak batita yang pernah mengalami BBLR di wilayah

kerja Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai sebanyak 16 orang dan semua ibu hamil yang mempunyai ciri yang

sama dengan ibu batita yang pernah mengalami BBLR sebanyak 16 orang

sehingga populasi penelitian ini adalah 32 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara total

sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian yaitu:

a. Semua ibu yang memiliki anak batita yang pernah mengalami BBLR di

wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang (jumlah seluruhnya adalah 16

orang sebagai kelompok kasus).

b. Untuk menentukan kelompok kontrol adalah dengan mengambil sampel

yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan kelompok kasus yaitu semua ibu

yang memiliki anak batita tetapi tidak BBLR sebanyak 16 orang.

Sehingga besar sampel adalah 32 orang.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

24

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan data

primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden melalui

kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dan dibagikan kepada

responden.

b. Data sekunder meliputi data deskriptif lokasi penelitian yaitu data tentang

Puskesmas Paya Lombang, jumlah ibu yang mempunyai batita, jumlah

BBLR dan data pendukung lainnya yang mendukung analisis dari data

primer.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Adapun cara pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti meminta izin Kepala Puskesmas Paya Lombang untuk meneliti di

Puskesmas Paya Lombang.

b. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti mendata semua ibu yang

mempunyai batita yang pernah BBLR (sebanyak 16 orang) di wilayah kerja

Puskesmas Paya Lombang.

c. Kemudian mendata ibu hamil yang akan dijadikan kelompok kontrol.

d. Peneliti menjelaskan kepada ibu tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

e. Lalu peneliti memberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh ibu

sebagai tanda setuju untuk dijadikan responden.

f. Setelah itu, kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi setelah

sebelumnya diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner.

g. Setelah semua kuesioner terisi, peneliti mengambil kembali kuesioner

tersebut untuk diolah dan dianalisa datanya.

h. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel terpenuhi.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

25

3.5. Alat Ukur / Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah lembar kuesioner yang telah disiapkan

oleh penulis dan diisi oleh responden. Kuesioner adalah salah satu teknik

pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah

daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh

responden. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang sudah

dilengkapi dengan jawaban pilihan, dimana setiap item terdiri dari beberapa

able le e jawaban, ditujukan kepada responden dalam penelitian ini (Susila

& Suyanto, 2014).

Untuk kuesioner kebiasaan makan, dilihat dari kebiasaan yang dilakukan

ibu berhubungan dengan pola makan ketika hamil sehingga kategori kebiasaan

makan pada ibu hamil adalah:

a. Baik, apabila menjawab benar >75% (skor 14-19)

b. Cukup, apabila menjawab benar 56-75% (skor 10-13)

c. Kurang, apabila menjawab benar <56% (skor 0-9)

3.6. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Identifikasi variable-variabel penelitian (factor risiko dan efek) yaitu variabel

dependen adalah BBLR dan variabel independen adalah kebiasaan makan.

b. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel). Objek penelitian di sini

adalah anak batita dan ibu hamil yang dianggap menjadi populasi dan

sampel penelitian ini.

c. Identifikasi kasus yaitu anak batita yang pernah mengalami BBLR. Yang

dimaksud kasus di sini adalah anak yang memenuhi kriteria mengalami

BBLR yang telah ditetapkan. Kasus diambil dari populasi yang telah

ditetapkan.

d. Pemilihan subjek sebagai control, yaitu ibu-ibu hamil yang memiliki

karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Pemilihan control

hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek pada kasus.

Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, social ekonominya, letak geografis dan

sebagainya. Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok

control yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok kasus.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

26

Oleh sebab itu sebagian besar ciri-ciri tersebut kiranya dapat dianggap

mewakili.

e. Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke belakang) untuk melihat

able resiko. Yaitu dari kasus (BBLR) itu diukur atau dinyatakan kepada

ibunya dengan ,menggunakan metode “recall” mengenai perilaku atau

kebiasaan makan selama hamil. Recall disini maksudnya menanyakan

kepada ibu kasus tentang jenis-jenis makanan yang dimakan selama hamil.

f. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi abtara variable-variabel

objek penelitian dengan variable control. Analisis data dilakukan dengan

membandingkan proporsi kebiasaan makan ibu yang baik dan yang kurang

baik selama hamil pada kelompok kasus, dengan proporsi kebiasaan makan

ibu yang sama pada kelompok control. Dari sini akan diperoleh bukti atau

tidak adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan BBLR.

3.7. Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan

atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus

tertentu. Adapun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau data terkumpul itu

tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan

kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat

koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan data atau kesalahan data dapat

dilengkapi atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan

interpolasi (penyisipan).

b. Coding

Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

27

dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau

identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

c. Scoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi

sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.

d. Tabulating

Tabulasi adalah membuat able-tabel yang berisikan data yang telah

diberikan kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan

tabulasi ini dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan

khususnya dalam tabulasi silang.

3.7.2. Analisa Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian analitik sehingga akan

menggunakan statistik analitik yaitu statistika yang membahas cara-cara

meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar

mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna. Adapun langkah-langkah

analisa data adalah sebagai berikut:

b. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap able le

yang diteliti baik able le kebiasaan makan maupun able le BBLR. Dengan

melihat distribusi frekuensi dapat diketahui deskripsi masing-masing able le

dalam penelitian.

c. Analisa able le

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara able le

independen dengan able le dependen dengan menggunakan uji chi-square

melalui sistem komputerisasi.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

28

3.8. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika

yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

a. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed Consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

b. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembaran alat ukur dan hanya

menuliskan kode lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

38. Confidentality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Susila & Suyanto, 2014).

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Paya Lombang adalah salah satu Puskesmas di Kota Tebing

Tinggi. Puskesmas Paya Lombang terletak di Jalan Taman Bahagia Kelurahan

Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Tebing Tinggi Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan dan

Kelurahan, maka Puskesmas Paya Lombang berbatasan langsung:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Rambutan;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Kota;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Hulu;

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Lintas Sumatera.

Secara administrasi Wilayah Kerja Puskesmas Paya Lombang terdiri dari

2 Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Marulak Hilir dan Kelurahan Paya

Lombang. Wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang memiliki 8 pos pelayanan

terpadu, 2 pos kesehatan kelurahan dan 1 puskesmas pembantu.

Luas wilayah Kerja Puskesmas Paya Lombang adalah 3,31 km2.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi tahun 2015 jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang sebanyak 17.634 jiwa,

dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 4,091 jiwa setiap km2.

Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang adalah Suku

Jawa yang mencapai kisaran 48%, diikuti Suku Melayu, Tapanuli, Cina dan suku-

suku lainnya. Menurut agama dan kepercayaan, penduduk mayoritas adalah

beragama Islam, disusul agama Kristen Protestan dan Katolik serta Budha atau

Hindu. Dilihat dari tingkat pendidikan, mayoritas penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Paya Lombang berpendidikan SMA dan dari segi pekerjaan banyak

yang bekerja sebagai petani.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

4.2 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap 32 orang responden yang terdiri

dari 16 orang ibu yang memiliki BBLR dan 16 orang ibu yang tidak memiliki

BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kota Tebing Tinggi, diperoleh karakteristik

responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2018

Data Responden BBLR Tidak BBLR

Umur

21-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

36-40 tahun

1

7

5

3

6,3

43,8

31,3

18,8

3

4

7

2

18,8

25,0

43,8

12,5

Pendidikan

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

1

14

1

6,3

87,5

6,3

2

13

1

12,5

81,3

6,3

Pekerjaan

IRT

Wiraswasta

Pedagang

PNS

12

3

0

1

75,0

18,8

0

6,3

12

1

2

1

75,5

6,3

12,5

6,3

Gravida

Gravida 1

Gravida 2

Gravida 3

Gravida 4

4

6

5

1

25,0

37,5

31,3

6,3

2

11

0

3

12,5

68,8

0

18,8

Usia Kehamilan

34-36 minggu

36-38 minggu

38-40 minggu

4

5

7

25,0

31,3

43,8

0

4

12

0

25,0

75,0

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

Berdasarkan able di atas, terlihat bahwa karakteristik responden yang

mempunyai bayi BBLR dilihat dari umur responden mayoritas berumur 26-30

tahun sebanyak 7 orang (43,8%), berpendidikan SMA sebanyak 14 orang

(87,5%), dilihat dari pekerjaan mayoritas adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga

sebanyak 12 orang (75,0%), gravida 2 sebanyak 6 orang (37,5%) dan bersalin

dengan usia kehamilan 38-40 minggu sebanyak 7 orang (43,8%).

Sedangkan responden yang tidak mempunyai bayi BBLR, dilihat dari

umur responden mayoritas berumur 31-35 tahun sebanyak 7 orang (43,8%),

berpendidikan SMA sebanyak 13 orang (81,3%), dilihat dari pekerjaan mayoritas

adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga sebanyak 12 orang (75,0%), gravida 2

sebanyak 1 orang (68,8%) dan bersalin dengan usia kehamilan 38-40 minggu

sebanyak 12 orang (75,0%).

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Pada Ibu Hamil di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2018

No Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase (%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

8

12

12

25,0

37,5

37,5

Total 32 100

Berdasarkan analisa tabel 4.2, terlihat bahwa kebiasaan makan

responden bervariasi antara cukup dan kurang masing-masing 37,5% dan

minoritas memiliki kebiasaan makan yang baik sebanyak 8 orang (25,0%).

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

Tabel 4.3

Hubungan Kebiasaan Makan Pada Ibu Hamil Dengan BBLR

di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018

No Kebiasaan

Makan

BBLR

P-Value Ya Tidak

f % f %

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

1

5

10

6,3

31,2

62,5

7

7

2

43,7

43,8

12,5

0,006

Jumlah 16 100 16 100

Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas ibu yang memiliki anak BBLR

memiliki kebiasaan makan kurang baik sebanyak 10 orang (62,5%), sedangkan

ibu yang tidak memiliki anak BBLR memiliki kebiasaan makan yang baik masing-

masing sebanyak 7 orang (43,7%).

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square, terlihat bahwa nilai

P-value < α (0,006 < 0,05), berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan

bahwa ada hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di

Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai tahun 2018.

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Puskesmas Paya

Lombang adalah 16 orang. Angka ini cukup tinggi dan harus perlu menjadi

perhatian semua pihak khususnya Puskesmas Paya Lombang itu sendiri. Karena

salah satu penyebab kematian bayi adalah kejadian Berat Badan Lahir Rendah.

Bayi dengan BBLR berpotensi mengalami perkembangan kognitif lebih lambat

dibandingkan dengan bayi berat badan lahir normal. BBLR diartikan sebagai bayi

yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab ini dipengaruhi

oleh faktor risiko seperti faktor ibu, plasenta, janin dan lingkungan. Faktor risiko

tersebut menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama masa

kehamilan. Nutrisi yang diberikan kepada janin tentunya harus diperoleh dari

ibunya selama hamil (gizi ibu hamil).

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

Menurut teori Purnamaningrum (2014), bahwa Bayi Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500

gram. Sedangkan menurut teori Lestari (2016), terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya BBLR, salah satu diantaranya adalah kebiasaan

misalnya konsumsi makanan dengan nilai nutrisi yang buruk karna berpantang

makan tertentu.

Penelitian ini sesuai dengan jurnal penelitian terdahulu yaitu jurnal

penelitian Indrawati, S (2015), bahwa angka kejadian BBLR dari hasil penelitian

yang telah dilakukan adalah 50%. Berbagai faktor yang diduga berpengaruh

pada BBLR adalah karakteristik antara lain, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ibu

perokok, jumlah anak (paritas), komplikasi kehamilan, status ekonomi, lokasi

tempat tinggal, dan jenis kelamin bayi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden

memiliki kebiasaan makan yang kurang baik. Kebiasaan makan yang kurang baik

ini terlihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan. Dari 16

orang responden yang memiliki bayi BBLR, sebagian besar dari mereka tidak

makan dengan porsi kecil namun sering, tetapi mereka makan 3 kali sehari tapi

dengan porsi yang banyak. Mereka juga menganggap bahwa makanan yang

dikonsumsi telah memenuhi 4 sehat lima sempurna. Ibu-ibu disana jarang

mengkonsumsi vitamin atau suplemen untuk meningkatkan gizi ibu hamil, begitu

juga proteinnya. Mereka juga memiliki pola makan yang berantakan, karena

makan setiap harinya berubah jamnya. Bahkan ada ibu hamil yang terbiasa

makan makanan cepat saji. Ditemukan pula ibu hamil yang hanya makan lemak

(daging dan ikan), tetapi tidak barengi dengan sayur dan buah. Ada pula ibu

hamil yang memiliki pantangan makanan sehingga mempengaruhi asupan gizi

ibu selama hamil, karena belum tentu makanan yang dipantangnkan itu makanan

yang tidak baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Menurut teori Febry, dkk., (2013), bahwa kepercayaan terhadap adat juga

dapat mempengaruhi asupan makanan ibu hamil. Misalnya pada waktu hamil

dilarang makan ikan, dikhawatirkan bayinya cacingan dan berbau amis. Pada

kenyataannya justru konsumsi ikan terutama ikan laut sangat dianjurkan karena

kandungan lemak rendah, proteinnya tinggi juga mengandung omega 3 dan

omega 6 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak janin dalam

kandungan.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

Selain itu, menurut Ariani (2017), bahwa beberapa makanan sebaiknya

dihindari oleh ibu hamil. Adapun makanan tersebut adalah nanas muda, buah

pepaya muda, menghindari makan durian, sayuran mentah, sayuran yang tidak

dicuci, kecambah sayur mentah (tauge), tidak makan daun kelor, tidak dianjurkan

makan seafood, menghindari mie instan dan camilan ringan, menghindari

makanan kaleng, tidak makan telur mentah, mengurangi makanan pedas,

menghindari minuman berkafein, menghindari teh herbal, menghindari minuman

dengan pemanis buatan, dan menghindari minuman beralkohol.

Jika dilihat dari karakteristiknya, bahwa responden yang mempunyai bayi

BBLR dilihat dari umur responden mayoritas berumur 26-30 tahun, berpendidikan

SMA, dilihat dari pekerjaan mayoritas adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga,

gravida 2 dan bersalin dengan usia kehamilan 38-40 minggu.

Menurut jurnal penelitian Iltaf (2017) adanya hubungan yang signifikan

secara statistik antara pendidikan ibu dengan kejadian BBLR. Penghasilan

keluarga juga mempengaruhi kejadian BBLR. Persentase tertinggi 54.3%

kejadian BBLR pada keluarga dengan penghasilan rendah dan terendah 3.1%

pada keluarga dengan penghasilan rendah. Penelitian yang mendukung hasil ini

adalah penelitian Dhanker (2013), Joshi et.al (2010), dan Verma et al (2016).

Penelitian nasional maupun internasional mengungkapkan bahwa tingkat

pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko kejadian BBLR. Iltaf (2017) juga

menunjukkan bahwa terminasi kehamilan pada usia 8 bulan meningkatkan

kejadian BBLR (43,47%) dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan.

Peningkatan kejadian BBLR pada ibu rumah tangga (ibu tidak bekerja) dan ibu

bekerja menunjukkan bahwa stres kerja selama hamil dapat mempengaruhi

kondisi kehamilan yang berdampak pada bayi yang dilahirkan BBLR.

Menurut asumsi peneliti bahwa pengaturan makanan ibu hamil

sebenarnya sama dengan pada ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan

kuantitasnya harus ditingkatkan melalui pola makan dengan kebiasaan makan

yang baik. Kebiasaan makan yang baik di sini adalah menu seimbang dengan

jenis makanan yang bervariasi. Pada masa kehamilan kebutuhan nutrisi tidak

konstan.

Hasil penelitian berdasarkan tabulasi silang, diperoleh bahwa mayoritas

ibu yang memiliki anak BBLR memiliki kebiasaan makan kurang baik sebanyak

10 orang (62,5%), sedangkan ibu yang tidak memiliki anak BBLR memiliki

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

kebiasaan makan yang baik sebanyak 7 orang (43,7%). Ini menunjukkan bahwa

ibu-ibu yang memiliki kebiasaan makan yang baik, akan memiliki status gizi baik

sehingga akan melahirkan bayi yang sehat serta kemungkinan kecil terhindar

dari kondisi BBLR. Sedangkan ibu-ibu dengan kebiasaan makan yang kurang

baik, akan memiliki status gizi yang kurang baik pula sehingga lebih besar

kemungkinan akan melahirkan bayi dengan BBLR.

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square, terlihat bahwa nilai

P-value < α (0,006 < 0,05), berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan

bahwa ada hubungan kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di

Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang

Bedagai tahun 2018.

Menurut Ariani (2017), bahwa ibu hamil merupakan kelompok yang cukup

rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup

besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila

ibu hamil mengalami kekurangan gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara

lain keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada

bayi dan bayi lahir dengan BBLR. Untuk memperkecil risiko BBLR diperlukan

upaya mempertahankan kondisi gizi yang baik pada ibu hamil dengan

membiasakan makan yang sehat. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan

konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar

Hb dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.

Hasil penelitian ini sesuai dengan jurnal penelitian yang pernah dilakukan

oleh Aisyah (2013), tentang budaya pantang makan, status ekonomi dan

pengetahuan zat gizi ibu hamil pada ibu hamil trimester III dengan status gizi.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara budaya pantang makan

dengan status gizi pada ibu hamil trimester III, tidak ada hubungan antara status

ekonomi dan pengetahuan zat gizi dengan status gizi pada ibu hamil trimester III.

Menurut teori Agria, dkk (2013), bahwa status gizi ibu hamil yang kurang

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang salah satunya adalah BBLR.

Begitu juga menurut teori Febry, dkk., (2013), bahwa pemenuhan kebutuhan gizi

selama hamil sangatlah penting karena pertumbuhan janin di dalam kandungan

dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Jika ibu hamil status gizinya kurang maka

akan mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan dan perkembangan organ

serta fungsi organ janin menjadi kurang optimal dikhawatirkan akan terjadi cacat

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

36

bawaan pada bayi yang dilahirkan, bahkan bisa juga ukuran kepala bayi kecil

karena kurangnya asupan gizi janin untuk perkembangan otak sehingga

perkembangan otak tidak optimal. Selain itu kematian bayi karena BBLR yaitu

kurang dari 2,5 kg dan bayi prematur, juga karena status gizi ibu yang kurang..

Jurnal penelitian Sujianti (2017), bahwa pencegahan terhadap kejadian

BBLR adalah dengan mengantisipasi terjadinya persalinan prematur, melalui

peningkatan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi merupakan

strategi efektif untuk pencegahan BBLR.

Menurut asumsi peneliti bahwa semakin baik kebiasaan makan ibu hamil

maka akan semakin meminimalkan angka kejadian BBLR. Namun sebaliknya,

semakin kurang baik kebiasaan makan ibu hamil, akan semakin meningkatkan

angka kejadian BBLR.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan tentang hubungan

kebiasaan makan pada ibu hamil dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018, maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

a. Kebiasaan makan pada ibu hamil di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018 mayoritas adalah

memiliki kebiasaan yang kurang baik.

b. Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan pada ibu hamil

dengan BBLR di Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2018 dengan nilai P < 0,05.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Perlunya peningkatan upaya penanganan pada Bayi dengan BBLR agar

tidak berlanjut pada kematian atau terhambatnya tumbuh kembang fisik dan

mental bayi yang berdampak pada kualitas SDM Negara dan terjadi

pertambahan beban Negara. Serta peningkatan edukasi dan promosi kesehatan

di masyarakat mengenai berbagai faktor risiko terjadinya BBLR dan perlunya

pemahaman status gizi ibu sejak awal kehamilan. Penelitian mendatang antara

lain untuk mengetahui jenis komplikasi yang merupakan risiko terbesar pada

BBLR.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan yaitu Poltekkes Kemenkes RI

Medan, untuk menjadikan penelitian ini sebagai masukan dan sebagai

pengembangan ilmu yang telah ada dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian

selanjutnya. Harapan peneliti terhadap institusi terkait akan dapat membuat

kebijakan untuk menurunkan kasus BBLR dan melakukan penelitian tentang

BBLR agar dapat mengetahui faktor-faktor penyebabnya.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

38

5.2.3 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebiasaan

makan serta BBLR serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR

agar penelitian menjadi lebih luas. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar

dapat melanjutkan penelitian ini terutama terkait dengan variabel yang lain

misalnya hubungan pemeriksaan kehamilan dengan BBLR.

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

DAFTAR PUSTAKA

Agria, I., Sari, R.N., Ircham. 2012. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya. Aisyah. S. 2013. Budaya Pantang makan, Status Ekonomi dan Pengetahuan Zat

Gizi Ibu Hamil pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Status Gizi. Jurnal. JIKK Vol. 4, No. 1 Januari 2013 : 1-9

Badriah. DL. 2014. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media. Febry, A.B., Pujiastuti, N., Fajar, I. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Fadlun dan A. Feryanto. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba. Ika, 2015. Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah Masih Tinggi. [serial on the internet].

[updated 2015 November 17]. Available from: https://ugm.ac.id diunduh oleh Dewi Rastuti pada tanggal 22 April 2018

ILO, 2014, Mengukur Nilai Ekonomi dan Sosial Pekerjaan Rumah Tangga.

Domestic Work Policy Brief. Kemenkes RI. 2017. Inilah Capaian Kinerja Kemenkes RI Tahun 2015-2017.

[serial on the internet]. [updated 2017 August 16]. Available from: http://www.depkes.go.id diunduh oleh Dewi Rastuti pada tanggal 14 Maret 2018

Lestari, T. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika Maulana W, 2015. Hubungan Status Ekonomi dan Tingkat Konsumsi Energi

Protein dengan Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Colamadu II. Naskah Publikasi. Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Notoatmodjo, S. 2014. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta. Nutriclub, 2017, Tips Mencegah Kelahiran Bayi dengan Berat Badan Rendah.

[serial on the internet]. [updated 2017 November 16]. Available from: https://www.nutriclub.co.id diunduh oleh Dewi Rastuti pada tanggal 21 April 2018

Pramita, 2017. Indonesia, Urutan Kelima dengan Jumlah Bayi Berat Lahir Lahir

Terbanyak. [serial on the internet]. [updated 2017 November 16]. Available from: http://www.kartini.co.id diunduh oleh Dewi Rastuti pada tanggal 21 April 2018

Pratiwi, A. 2015. Buku Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta: Gosyen

Publishing

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2016 Profil Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai. 2017 Proverawati. A, & Asfuah, S. 2014. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta:

Nuha Medika. Purnamaningrum, Y.E. 2014. Penyakit pada Neonatus, Bayi dan Balita.

Yogyakarta: Fitramaya Sujianti, 2017. Literatur Review Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal Kesehatan Ibu

dan Anak, Volume 11, No.2, November 2017. Susanti, A, 2013. Budaya Pantang makan, Status Ekonomi dan Pengetahuan Zat

Gizi Ibu Hamil pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Status Gizi. JIKK Vol. 4, No. 1 Januari 2013

Susila & Suyanto. 2014. Metode Penelitian Epidemiologi Bidang Kedokteran dan

Kesehatan. Bursa Ilmu. Yogyakarta Sutanto, A.V & Fitriana, Y. 2017. Asuhan pada Kehamilan, Panduan Lengkap

Asuhan Selama Kehamilan bagi Praktisi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Walyani, ES. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press Waryana. 2013. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

BIODATA PENELITI

I. DATA PRIBADI

Nama : Dewi Rastuti

NIM : P07524517007

Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi / 10 Oktober 1976

Agama : Islam

Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara

Telepon : 085276881291

Alamat : Jl. Gunung Martimbang I Kelurahan Lalang

Kota Tebing Tinggi

e-mail : [email protected]

II. DATA ORANGTUA

Nama Ayah : Alm. Sutiono

Nama Ibu : Almh. Nur Anum Lubis

III. PENDIDIKAN

Tahun 1982 – 1988 : SD Negeri 164523 Tebing Tinggi

Tahun 1988 – 1892 : Madrasah Tsanawiyah Percontohan

Tahun 1992 – 1995 : SPK Tanjung Pura

Tahun 1995 – 1996 : D-I Pendidikan Bidan Tanjung Pura

Tahun 2008 – 2011 : D-III Kebidanan Sari Mutiara Medan

Tahun 2017 – 2018 : D-IV Kebidanan Alih Jenjang

Poltekkes Kemenkes RI Medan

IV. PEKERJAAN

Tahun 1996 – Tahun 2006 : Bidan PTT di Tapanuli Selatan

Tahun 2006 – Sekarang : Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TAHUN 2018

Saya adalah mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

RI Medan. Penelitian ini dianjurkan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Ri Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi “Hubungan

Kebiasaan Makan Pada Ibu Hamil Dengan BBLR Di Puskesmas Paya Lombang

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018”.

Saya mengharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi oleh

orang lain. Informasi yang diberikan ibu hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk bermaksud

lain. Partisipasi dari saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, saudara

bebas menjawab semua pernyataan tanpa sanksi apapun. Jika saudara bersedia

menjadi peserta penelitian ini silahkan saudara menandatangani surat

persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti

sukarela saudara.

Medan, Juli 2018

Responden Peneliti

( ) (Dewi Rastuti)

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas anda dengan benar.

2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan

dipilih.

3. Cek list (√) jawaban yang saudara pilih.

4. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini kepada petugas yang memberikan.

39. Identitas Responden

Nomor Responden :

Umur : Tahun

Pendidikan :

Pekerjaan :

Hamil Ke (Gravida) :

Umur Kehamilan : Minggu

B. Kebiasaan Makan

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Apakah ibu menerapkan pola makan 3 kali sehari di

masa kehamilan?

2. Apakah ibu makan dengan porsi kecil namun dengan

frekuensi sering di masa kehamilan?

3. Apakah menurut ibu, yang dikonsumsi setiap hari telah

memenuhi kategori 4 sehat 5 sempurna?

4. Apakah ibu setiap hari mengkonsumsi karbohidrat (nasi,

ubi, kentang, labu dan lain-lain)?

5. Apakah ibu mengkonsumsi vitamin atau suplemen

untuk meningkatkan nafsu makan selama hamil?

6. Apakah ibu setiap hari mengkonsumsi protein (ikan,

susu, telur, tempe dan tahu)?

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

7. Apakah ibu setiap hari mengkonsumsi lemak (daging,

ikan dan lain-lain)?

8. Apakah ibu memiliki kebiasaan makan terakhir di atas

pukul 18.00 pada malam hari?

9. Apakah ibu sering mengkonsumsi makanan cepat saji

selama hamil?

10 Apakah ibu selalu sarapan pagi setiap hari selama

hamil?

11 Apakah ibu sering mengkonsumsi makanan tambahan

seperti buah dan sayur di luar jadwal makan 3 kali

sehari?

12 Apakah ada sumber karbohidrat lain yang dikonsumsi

ibu selama hamil selain makan nasi?

13 Apakah ibu selalu menjaga dan mengusahakan pola

makan yang teratur selama hamil?

14 Apakah ibu makan makanan yang tidak matang

sempurna (setengah matang) selama hamil?

15 Apakah ibu sering mengkonsumsi air es atau apapun

yang bersifat dingin (seperti es krim) selama hamil?

16. Apakah ibu sering minum air yang bersoda selama

hamil?

17. Apakah selama hamil, ibu minum susu ibu hamil?

18. Apakah ada makanan-makanan yang dihindari atau

dipantangkan oleh ibu selama hamil?

19. Apakah ibu selalu mengolah makanannya sendiri untuk

kebutuhan kehamilan ibu?

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

MASTER DATA

No. Resp.

Kelompok Umur (Thn)

Pendidikan Pekerjaan Gravida Usia

Kehamilan

Pertanyaan tentang Kebiasaan Makanan Jumlah Kategori BBLR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Kasus 34 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 Cukup Ya

2 Kasus 32 SMA IRT 2 34-36 minggu 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9 Kurang Ya

3 Kasus 28 SMA Karyawan 1 36-38 minggu 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 Kurang Ya

4 Kasus 26 SMA IRT 1 38-40 minggu 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 11 Cukup Ya

5 Kasus 29 SMA IRT 2 34-36 minggu 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 8 Kurang Ya

6 Kasus 29 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 Kurang Ya

7 Kasus 31 SMA IRT 3 36-38 minggu 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 12 Cukup Ya

8 Kasus 37 SMA IRT 3 34-36 minggu 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 9 Kurang Ya

9 Kasus 32 SMA IRT 3 38-40 minggu 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 Kurang Ya

10 Kasus 23 SMA Karyawan 1 38-40 minggu 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9 Kurang Ya

11 Kasus 36 SMA IRT 3 34-36 minggu 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9 Kurang Ya

12 Kasus 33 SMP IRT 4 36-38 minggu 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 10 Cukup Ya

13 Kasus 37 SMP IRT 3 36-38 minggu 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik Ya

14 Kasus 28 SMA IRT 2 36-38 minggu 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11 Cukup Ya

15 Kasus 26 SMA IRT 1 38-40 minggu 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 9 Kurang Ya

16 Kasus 29 SMA Karyawan 2 38-40 minggu 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 7 Kurang Ya

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

No. Resp.

Kelompok Umur (Thn)

Pendidikan Pekerjaan Gravida Usia

Kehamilan

Pertanyaan tentang Kebiasaan Makanan Jumlah Kategori BBLR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

17 Kontrol 30 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 13 Cukup Tidak

18 Kontrol 33 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 13 Cukup Tidak

19 Kontrol 31 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 14 Baik Tidak

20 Kontrol 31 SMA Pedagang 1 38-40 minggu 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik Tidak

21 Kontrol 32 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 11 Cukup Tidak

22 Kontrol 35 SMA IRT 4 36-38 minggu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 14 Baik Tidak

23 Kontrol 32 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13 Cukup Tidak

24 Kontrol 33 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 Cukup Tidak

25 Kontrol 37 S1 PNS 4 38-40 minggu 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15 Baik Tidak

26 Kontrol 38 SMP IRT 4 36-38 minggu 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 7 Kurang Tidak

27 Kontrol 29 SMA Pedagang 2 38-40 minggu 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11 Cukup Tidak

28 Kontrol 24 SMA IRT 1 38-40 minggu 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Baik Tidak

29 Kontrol 28 S1 PNS 2 36-38 minggu 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Baik Tidak

30 Kontrol 28 SMA IRT 2 38-40 minggu 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Baik Tidak

31 Kontrol 25 SMA Karyawan 2 36-38 minggu 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 9 Kurang Tidak

32 Kontrol 25 SMA IRT 2 38-40 minggu 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 12 Cukup Tidak

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan Gravida Usia_Keh

amilan Kebiasaan

_Makan BBLR

N Valid 32 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 23 1 3,1 3,1 3,1

24 1 3,1 3,1 6,3

25 2 6,3 6,3 12,5

26 2 6,3 6,3 18,8

28 4 12,5 12,5 31,3

29 4 12,5 12,5 43,8

30 1 3,1 3,1 46,9

31 3 9,4 9,4 56,3

32 4 12,5 12,5 68,8

33 3 9,4 9,4 78,1

34 1 3,1 3,1 81,3

35 1 3,1 3,1 84,4

36 1 3,1 3,1 87,5

37 3 9,4 9,4 96,9

38 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid SMP 3 9,4 9,4 9,4

SMA 27 84,4 84,4 93,8

S1 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid IRT 24 75,0 75,0 75,0

Karyawan 4 12,5 12,5 87,5

Pedagang 2 6,3 6,3 93,8

PNS 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Gravida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1 6 18,8 18,8 18,8

2 17 53,1 53,1 71,9

3 5 15,6 15,6 87,5

4 4 12,5 12,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Usia_Kehamilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 34-36 minggu 4 12,5 12,5 12,5

36-38 minggu 9 28,1 28,1 40,6

38-40 minggu 19 59,4 59,4 100,0

Total 32 100,0 100,0

Kebiasaan_Makan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Baik 8 25,0 25,0 25,0

Cukup 12 37,5 37,5 62,5

Kurang 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

BBLR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 16 50,0 50,0 50,0

Ya 16 50,0 50,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kebiasaan_Makan * BBLR 32 100,0% 0 ,0% 32 100,0%

Kebiasaan_Makan * BBLR Crosstabulation

BBLR Total

Tidak Ya

Kebiasaan_Makan Baik Count 7 1 8

% within Kebiasaan_Makan 87,5% 12,5% 100,0%

% within BBLR 43,8% 6,3% 25,0%

% of Total 21,9% 3,1% 25,0%

Cukup Count 7 5 12

% within Kebiasaan_Makan 58,3% 41,7% 100,0%

% within BBLR 43,8% 31,3% 37,5%

% of Total 21,9% 15,6% 37,5%

Kurang Count 2 10 12

% within Kebiasaan_Makan 16,7% 83,3% 100,0%

% within BBLR 12,5% 62,5% 37,5%

% of Total 6,3% 31,3% 37,5%

Total Count 16 16 32

% within Kebiasaan_Makan 50,0% 50,0% 100,0%

% within BBLR 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 10,167(a) 2 ,006

Likelihood Ratio 11,219 2 ,004 Linear-by-Linear Association

9,737 1 ,002

N of Valid Cases 32

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes MEDAN, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Dewi Rastuti

NIM : P07524517007

Program Studi : D-IV

Jurusan : Kebidanan

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018 Beserta Perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : 25 Juli 2018 Peneliti (Dewi Rastuti)

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

PERNYATAAN OTENTIFIKASI

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018 Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar

pustaka.

Medan, 25 Juli 2018 Dewi Rastuti NIM : P07524517007

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

LEMBAR KONSULTASI

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KECAMATAN TEBING TINGGI

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

Nama Mahasiswa : DEWI RASTUTI N I M : P07524517007 Kelas : A Ketua Penguji : Tri Marini Suprianingsih, SST, M.Keb Dosen Pembimbing I : Yusniar Siregar, SST, M.Kes Dosen Pembimbing II : Bebaskita Ginting, S.Si.T, MPH

No Tanggal Materi

Pembimbing/ Konsultasi

Tanda Tangan Pembimbing

Keterangan

1 15 Feb 2018 Pengajuan Judul

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Siapkan variabel independen dan variabel dependen

2 22 Feb 2018 Konsul Judul

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Ganti variabel independen dan variabel dependen

3 28 Feb 2018 Konsul Judul

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC Judul

4 05 Mar 2018 Konsul Judul

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

ACC Judul

5 08 Mar 2018 Konsul BAB I

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Revisi Bab I

6 12 Mar 2018 Konsul BAB I

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Revisi Bab I

7 14 Mar 2018 Konsul Bab I & II

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC Ab I dan revisi Bab II

8 20 Mar 2018 Konsul Bab II & III

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Revisi Bab II & III

9 21 Mar 2018 Konsul Bab II & III Revisi Bab II & III

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

Yusniar Siregar,

SST, M.Kes

sesuaikan panduan

10 26 Mar 2018 Konsul Bab II & III

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Revisi Bab II & III lihat panduan lagi

11 02 Apr 2018 Konsul Bab I, II & III

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Revisi Bab I, II & III

12 04 Apr 2018 Konsul Bab I, II & III

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC Bab I & II Bab III, Maju Seminar Proposal

13 25 Apr 2018 ACC untuk diseminarkan

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC Bab I, Bab II dan Bab III

14 30 Apr 2018 Revisi Proposal setelah Seminar

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC Proposal

lanjut ke penelitian

15 2 Mei 2018 Revisi Proposal setelah Seminar

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

ACC Proposal

lanjut ke penelitian

16 3 Mei 2018 Revisi Proposal setelah Seminar

Tri Marini Suprianingsih, SST, M.Keb

ACC Proposal

lanjut ke penelitian

17 16 Juli 2018 Konsul Bab IV & V

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

Perbaikan

18 17 Juli 2018 Perbaikan Bab IV & V

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

Perbaikan

19 18 Juli 2018 Perbaikan Bab IV & V

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

Perbaikan

20 20 Juli 2018 Perbaikan ACC dan maju

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …

kelengkapan bab IV & V

Bebaskita Br.

Ginting, S.Si.T, MPH

seminar skripsi

21 20 Juli 2018 Konsul bab IV & V

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

ACC dan maju seminar skripsi

22 27 Juli 2018 Revisi Skripsi, Bab

IV dan V

Yusniar Siregar, SST, M.Kes

Perbaiki Skripsi

23 02 Agust 2018

Perbaikan Skripsi

Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T,

MPH

ACC Perbaikan Skripsi Bab IV, V

24 04 Agust 2018

Konsultasi Perbaikan Abstrak

Tri Marini Suprianingsih, SST, M.Keb

ACC Perbaikan Abstrak

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Yusniar Siregar, SST, M.Kes Bebaskita Br. Ginting, S.Si.T, MPH NIP. 196707081990032001 NIP. 197307291993032001

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …
Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …
Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PADA IBU HAMIL …