Skripsi hasriyanti

98
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Suryabrata dalam Puranti, (2008) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan (kognitif), sedangkan yang termasuk eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran). Demikian juga yang dikemukakan oleh Anwar (2004) bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah rendahnya aktivitas, minat, dan motivasi belajar siswa. Sehingga perlu kirannya guru sebagai tenaga pendidik untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model-model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk secara aktif mempelajari melalui perbuatan, mengalami sendiri, menemukan serta mengembangkan pengetahuan yang diperoleh. Sehubungan dengan hal ini, Hamalik (1998) mengemukakan bahwa proses belajar mengajar akan memperoleh hasil yang optimal jika guru mampu memiliki dan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Ilmu kimia merupakan suatu pelajaran yang cenderung kurang diminati oleh kebanyakan siswa karena sulit untuk dipahami. Oleh karena itu dengan dasar inilah dituntut kemampuan dan keterampilan seorang guru untuk bisa menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dikelas. Ini 1

description

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD DI KELAS X JURUSAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 GORONTALO

Transcript of Skripsi hasriyanti

Page 1: Skripsi hasriyanti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Menurut Suryabrata dalam Puranti, (2008) yang

termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya

kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan (kognitif), sedangkan yang

termasuk eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru,

kurikulum dan model pembelajaran). Demikian juga yang dikemukakan oleh

Anwar (2004) bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar

siswa adalah rendahnya aktivitas, minat, dan motivasi belajar siswa. Sehingga

perlu kirannya guru sebagai tenaga pendidik untuk meningkatkan mutu dan

kualitas pembelajaran dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan

menerapkan model-model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada

siswa untuk secara aktif mempelajari melalui perbuatan, mengalami sendiri,

menemukan serta mengembangkan pengetahuan yang diperoleh. Sehubungan

dengan hal ini, Hamalik (1998) mengemukakan bahwa proses belajar mengajar

akan memperoleh hasil yang optimal jika guru mampu memiliki dan menerapkan

model pembelajaran yang tepat.

Ilmu kimia merupakan suatu pelajaran yang cenderung kurang diminati

oleh kebanyakan siswa karena sulit untuk dipahami. Oleh karena itu dengan dasar

inilah dituntut kemampuan dan keterampilan seorang guru untuk bisa

menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dikelas. Ini

1

Page 2: Skripsi hasriyanti

2

bertujuan agar siswa termotivasi dan aktif dalam belajar sehingga hasil belajar

siswa akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Selama ini metode pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya satu

arah, dimana guru yang lebih aktif dalam memberikan informasi kepada siswa.

Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Gorontalo khususnya di kelas X Jurusan

Multimedia pada materi ikatan kimia. Sebagaimana berdasarkan hasil observasi

peneliti bahwa pada materi ikatan kimia dalam satu tahun terakhir hasil belajar

siswa masih tergolong dalam kategori rendah, yaitu pada tahun ajaran 2009/2010

adalah 55% ketuntasan belajar, sedangkan standar ketuntasan yang diterapkan

adalah 70% dengan nilai rata-rata 65 . Hal ini terjadi menurut hemat peneliti,

karena berdasarkan hasil survai, Guru mata pelajaran cenderung text book

oriented. Pembelajaran lebih cenderung abstrak dan menggunakan metode

ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa dipahami. Sementara itu

kebanyakan guru yang mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan

berpikir, siswa atau dengan kata lain tidak melakukan pembelajaran bermakna,

metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibatnya motivasi belajar

siswa menjadi sulit ditumbuhkan, dan pola belajar cenderung menghafal dan

mekanistik.

Penggunaan berbagai macam model pembelajaran yang merangsang minat

siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai banyak dilakukan di

sekolah-sekolah. Salah satu model pembelajaran yang lebih banyak digunakan

adalah model pembelajaran cooperatiive dengan berbagai metode yang salah

satunya adalah metode Student Teams Achivement Division (STAD).

Page 3: Skripsi hasriyanti

3

Metode STAD ini dalam pelaksanaannya adalah mengajak siswa untuk

belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari campuran

tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Tujuan dari pembagian kelompok dengan

ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang lebih

unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan siswa

tersebut dapat membantu menyelesaikannya.

Secara teoritis metode pembelajaran Cooperative tipe STAD mempunyai

keunggulan tersendiri untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia

dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional lainnya. Penggunaan

Model Pembelajaran Cooperative tipe STAD dipilih dengan harapan akan tampak

proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas, sehingga siswa yang kemampuannya

dibawah rata-rata akan berupaya untuk tidak ketinggalan dengan siswa lain di

kelasnya. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas X jurusan Multimedia SMK

Negeri 1 Gorontalo diharapkan akan meningkat.

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperativetipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Renita Tri Parwanti, (2007), Dari hasil penelitiannya menyimpulkan

penggunaan kombinasi metode Student Teams Achivement Division (STAD) dan

Structure Exercise Methode (SEM) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa

kelas X-5 SMA N 16 Semarang, sehingga mencapai standar ketuntasan belajar

secara klasikal yang diharapkan yaitu sebesar 85 %. Verawati (2009) melaporkan

bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative tipe STAD dapat

Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas Xb SMA Prasetya Gorontalo pada Materi

Ikatan Kimia.

Page 4: Skripsi hasriyanti

4

Dengan mencermati berbagai realitas di atas, maka penulis termotivasi

untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul

“Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan

Pembelajaran Cooperative Tipe STAD di Kelas X Jurusan Multimedia SMK

Negeri 1 Gorontalo”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar masih cenderung text book oriented dan

didominasi oleh guru, karena guru mata pelajaran hanya menggunakan

metode ceramah.

2. Siswa cenderung marasa jenuh karena proses belajar dan pembelajaran

tidak memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif.

3. Hasil belajar siswa pada meteri ikatan kimia masih cukup rendah

dimana ketuntasan belajar hanya 55% dengan nilai rata-rata 65, hal ini

dipengaruhi oleh tidak termotivasinya siswa pada saat belajar mengajar

di kelas.

1.3 Rumusan Masalah

Seiring dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

―Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD

(Student Teams Achivement Division) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Page 5: Skripsi hasriyanti

5

Kelas X Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Gorontalo pada Meteri Ikatan

Kimia?‖

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa Kelas X Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya pada

materi ikatan kimia dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Tipe

STAD.

1.5 Manfaat Penelitain

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

Pengunaan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa termotivasi dan turut aktif

dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran kimia untuk memilih

metode dan strategi mengajar yang tepat dalam melaksanakan proses belajar

mengajar agar lebih efektif dan efisien dengan hasil yang maksimal.

3. Sekolah

Dengan dipilihnya strategi mengajar yang tepat, diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam belajar, sehingga hasil

belajar siswa SMK Negeri 1 Gorontalo dapat meningkat.

Page 6: Skripsi hasriyanti

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Konsep Strategi Belajar Mengajar

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, atau cara. Sedang

secara umum stretegi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan

guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan

sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu.

Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan

yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang

sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.

Menurut Mansyur dalam Fathurrohman (2007), batasan belajar mengajar

yang bersifat umum mempunyai empat dasar strategi, yakni:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik

sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.

2. Mempertimbangakan dan memilah sistem belajar mengajar yang tepat untuk

mencapai sasaran yang akurat.

6

Page 7: Skripsi hasriyanti

7

3. Memilih dan menetapakan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar

yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan

guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.

4. Menetapakn norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta

standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoaman oleh guru dalam

melakukan evaluasi hasil kegiatan mengajar yang selanjutnya akan

dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem intruksional yang

bersangkutan secara keseluruhan.

Dari keempat uraian di atas, jika diterapkan dalam konteks kegiatan belajar

mengajar maka strategi belajar mengajar pada dasarnya memiliki implikasi

sebagai berikut:

1. Proses mengenal karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui

pembelajran.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan kultur, aspirasi,

dan pandangan filosofis mayarakat.

3. Memilih dan menetapakan prosedur, metode dan teknik mengajar.

4. Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar.

Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan

sebagai pola-pola respon baru. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relative mantap berkat latihan dan pengalaman,hakekat proses belajar mengajar.

2.1.2 Tinjauan Tentang Model Pembelajaran

Secara umum istilah ―model‖ diartikan sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian

Page 8: Skripsi hasriyanti

8

lain ―model‖ juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang

sesungguhnya, seperti ―Globe‖ adalah model dari bumi tempat kita hidup. Dalam

uraian selanjutnya istilah model digunakan untuk menujukkan pengertian yang

pertama sebagai kerangka konseptual. Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang

dimaksud dengan ―Model Pembelajaran‖ adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan

aktivitas belajar mengajar. Tinjaun model pembelajaran terdiri atas :

a. Model Pembelajaran Cooperative

Cooperative berasal dari kata ko yang berarti sama dan operatif berarti

melakukan. Dengan kata lain cooperative dapat diartikan melakukan kegiatan

bersama-sama. Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model cooperative

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa belajar dalam kelompok secara cooperative untuk menuntaskan materi

belajar

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki ketrampilan sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin anggota kelompok dibentuk dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda-beda.

4. Penghargaan berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Menurut Tarigan dalam Fathurrohman (2007), bahwa pembelajaran

cooperative pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang lebih

mengutamakan aktivitas siswa yaitu siswa belajar bersama dalam bentuk

Page 9: Skripsi hasriyanti

9

kelompok kecil untuk mempelajari materi dan mengajarkan tugas setiap anggota

kelompok bertanggung jawab atas kesuksesan kelompoknya‖

Lie (2003), dikemukakan bahwa pembelajaran cooperative memiliki unsur-

unsur sebagai berikut:

1. Saling ketergantungan

Keberhasilan suatu kelompok ditentukan oleh keberhasilan setiap anggota

dalam kelompok

2. Tanggung jawab perorangan

Berdasarkan unsur yang pertama maka setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertatap muka dan berdiskusi

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para siswa harus dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi.

5. Evaluasi proses kelompok

Untuk mengetahui keberhasiln kelompok, diadakan evaluasi kepada

masing-masing kelompok.

b. Metode Student Teams Achivement Division (STAD)

Metode Student Teams Achivement Division (STAD) ini merupakan salah

satu metode dalam pembelajaran cooperative yang untuk pertama kalinya

diperkenalkan oleh Robert-Slavin. Metode ini merupakan salah satu metode yang

paling sederhana dalam pembelajaran cooperative dan merupakan sebuah

Page 10: Skripsi hasriyanti

10

pendekatan yang baik untuk guru yang baru mulai menerapkan model

pembelajaran cooperative.

Metode pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran

langsung, dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam

pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan metode pembelajaran cooperative,

metode STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam

belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri.

Penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran sebenarnya sudah

banyak digunakan dan dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari

peneliti sebelumnya (Lismiyati, 2006) dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

penggunaan metode STAD dalam pembelajaran mampu meningkatkan hasil

belajar siswa sebesar 92,84%. Selain itu pembelajaran juga berjalan lebih efektif

karena siswa bertindak aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Secara skematis metode pembelajaran STAD dapat ditunjukkan pada skema

berikut:

Pembentukan Kelompok Heterogen

Pemberian Materi Pelajaran dan

Kegiatan Kelompok

Pelaksanaan Kuis dan Evaluasi

Pemberian Penghargaan Kelompok

Page 11: Skripsi hasriyanti

11

1. Pembentukan kelompok heterogen

Pembentukan kelompok dalam kelas ditentukan oleh guru yang lebih

mengetahui siswa yang pandai dan lemah. Pembentukan kelompok ini pun harus

bersifat heterogen. Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari

tingkat kepandaian, jenis kelamin, dan suku. Sehingga tidak akan ditemui

kelompok yang hanya beranggotakan siswa yang pandai saja atau sebaliknya.

Untuk anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang.

2. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok

Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang

akan dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada

saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa harus sudah berada dalam

kelompok masing-masing. Kemudian, siswa melakukan diskusi sesuai arahan

guru berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang lain. Apabila terdapat kesulitan

dalam interpretasi petunjuk kegiatan siswa dapat meminta bantuan guru.

3. Pelaksanaan kuis atau evaluasi

Setelah diskusi berlangsung, guru dapat memberikan tes atau kuis kepada

siswa yang harus dikerjakan siswa secara individu.

4. Pemberian penghargaan.

Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tiap anggotanya paling baik,

pantas diberi penghargaan. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar

pembentukan kelompok baru untuk materi berikutnya (Adili, dalam Lisiati 2006).

Yang perlu disiapkan guru sebelum memulai model pembelajaran ini adalah

sebagai berikut:

Page 12: Skripsi hasriyanti

12

1. Nilai rata-rata harian dari siswa. Nilai ini sebagai acuan untuk membentuk

kelompok siswa yang heterogen dan skor rata-rata suatu kelompok (jumlah

nilai rata-rata siswa dalam suatu kelompok dibagi dengan banyaknya siswa

dalam kelompok tersebut)

2. Guru membentuk kelompok siswa yang heterogen tanpa membedekan

kecerdasan, suku/bangsa, maupun agama. Jadi, dalam setiap kelompok

sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing

siswa sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Setiap kelompok terdiri atas 4

sampai 5 siswa.

3. Guru mempersiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa). LKS itu untuk belajar

dan bukan untuk sekedar diisi dan dikumpulkan.

4. Kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan siswa (dicek oleh siswa

sendiri). Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk pada akhirnya diberi

kunci jawaban LKS.

5. Kuis, berupa tes singkat untuk seluruh siswa. Kuis berbeda dengan ulangan

harian. Waktu kuis berkisar antara 10 menit sampai 15 menit saja.

6. Membuat tes/ulangan untuk melihat ketercapaian hasil belajar yang

diharapkan

c. Langkah-langkah STAD dalam pembelajaran di sekolah

Beberapa langkah dalam pembelajaran dalam menggunakan metode

STAD adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat meminta para siswa untuk mempelajari suatu pokok bahasan

yang segera akan dibahas, di rumah masing-masing.

Page 13: Skripsi hasriyanti

13

2. Di kelas, guru membentuk kelompok belajar yang heterogen dan mengatur

tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap

muka.

3. Guru membagikan LKS. Setiap kelompok diberi 2 set.

4. Anjurkan agar setiap siswa dalam kelompok dapat mengerjakan LKS secara

berpasangan dua-dua dalam tigaan. Kemudian saling mengecek

pekerjaannya diantara teman dalam pasangan atau tigaan itu.

5. Bila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan LKS, teman 1 tim/kelompok

bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada temannya yang tidak bisa

tadi.

6. Berikan kunci LKS agar siswa dapat mengecek pekerjaan sendiri.

7. Bila ada pertanyaan dari siswa, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu

kepada teman satu kelompok sebelum mengajukannya kepada guru.

8. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.

9. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor

kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya dalam

mengisi LKS. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan kepada

kelompok secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami, dan dapat mengerjakan LKS yang diberikan guru.

11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitatator jika diperlukan.

Page 14: Skripsi hasriyanti

14

12. Setelah selesai mengerjakan LKS secara tuntas, berikan kuis kepada seluruh

siswa. Para siswa tidak boleh bekerja sama dalam mengerjakan kuis. Setelah

siswa selesai mengerjakan kuis, langsung dikoreksi untuk melihat hasil kuis.

13. Berikan penghargaan kepada siswa yang benar, dan kelompok yang

memperoleh skor tertinggi. Berilah pengakuan/pujian kepada prestasi tim.

14. Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada para siswa tentang

pokok bahasan yang sedang dipelajari.

15. Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para siswa kembali

ke tempat duduknya masing-masing

16. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi yang

ditentukan.

2.1.3 Aturan Oktet

. Gilbert Newton Lewis dan Irving Langmuir (ilmuan Amerika) serta

Albrecht Kossel (ilmuan Jerman), mengaitkan kestabilan gas mulia dengan

konfigurasi elektronya. Gas mulia mempunyai konfogurasi penuh, yaitu

konfigurasi octet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan

konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar).

Tabel 1. Konfigurasi Elektron Unsur-Unsur Gas Mulia

Periode Unsur Nomor Atom K L M N O P

1 He 2 2

2 Ne 10 2 8

3 Ar 18 2 8 8

4 Kr 36 2 8 18 8

5 Xe 54 2 8 18 18 8

6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Page 15: Skripsi hasriyanti

15

Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia tersebut, maka

dapat dilihat bahwa pada umumnya konfigurasi elektron unsur gas mulia

mempunyai 8 elektron valensi, kecuali unsur helium tang mempunyai 2 elektron

valensi. Lewis dan Kossel menyatakan bahwa unsur-unsur gas mulia mempunyai

konfigurasi oktet (8 elektron valensi) kecuali unsur helium yang mempunyai

konfigurasi duplet (2 elektron valensi). Unsur-unsur lain dapat mencapai

konfigurasi oktet dengan melepas elektron-elektron valensinya atau menyerap

elektron tambahan. Hal itulah yang terjadi ketika unsur-unsur tersebut membentuk

ikatan. Jadi, dapat dikatakan bahwa:

1. Gas mulia dapat bersifat stabil karena konfigurasinya sudah oktet (duplet

untuk Helium)

2. Unsur selain gas mulia membentuk ikatan dalam rangka mencapai

konfigurasi elektron.

Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya

sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.

2.1.4 Lambang Lewis

Lambang Lewis adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron

valensinya. Penyusunan lambang Lewis suatu unsur dapat dilakukan dengan

menuliskan lambang atom dikelilingi oleh sejumlah titik, yang menunjukan

jumlah elektron terluar suatu atom.

Tabel 2. Lambang Lewis Unsur-unsur Periode 2 dan 3 IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

Periode 2 Li . Be .. B ...

C ..

..

N ..

.

..

O ..

..

..

F ...

..

..

Ne..

..

..

..

Periode 3 Na . Mg .. Al .

.. Si .

.

..

P ..

.

..

S ...

..

.

Cl ...

..

..

Ar...

..

..

..

Page 16: Skripsi hasriyanti

16

Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang

terbagi dalam empat pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain

menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan).

Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan dengan

rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis

dengan mengganti setiap pasang elektron ikatan dengan sepotong garis.

Perhatikan rumus Lewis dan rumus bangun beberapa molekul berikut:

Tabel 3. Perbandingan rumus molekul, rumus empiris dan rumus struktur.

2.1.5 Ikatan Ion

Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan

p(ion positif dan ion negative). Dari teori lewis dan Kossel dinyatakan bahwa

ikatan ion terjadi antara ion positif (atom yang melepaskan elektron) dengan ion

negatif (atom yang menerima elektron). Berarti, ikatan ion terbentuk akibat gaya

elektrostatis antara ion yang berlawanan muatan sebagai akibat serah terima

elektron dari suatu atom ke atom lain, sehingga ikatan ion disebut juga ikatan

elektrovelen.

2.1.6 Ikatan Kovalen

Rumus

Molekul Rumus Lewis

Rumus Bangun

(Rumus Struktur)

H2 ..H H H H

HCl Cl..

..

..

..H

H Cl

H2O

..H

H

O..

..

..

H O

H

Page 17: Skripsi hasriyanti

17

Pada umumnya,atom-atom unsur yang membentuk ikatan kovalen adalah

atom unsur yang mempunyai elektron valensi ≥ 4 (kecuali atom hidrogen).

Berdasarkan jumlah pasangan elektron, asal pasangan elektron dan kedudukan

pasangan elektron dalam ikatannya, maka ikatan kovalen dibedakan menjadi

ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, ikatan kovalen rangkap tiga,

ikatan kovalen koordinasi.

a. Ikatan Kovalen Tunggal

Untuk mencapai keadaan stabil (membentuk konfigurasi duplet atau octet),

dua buah atom, misalnya hidrogen (H) dapat saling bergabung untuk membentuk

molekul H2. Dalam ikatan kovalen tunggal, dua buah atom yang berikatan

membentuk satu pasangan elektron ikatan.

b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua dan Tiga

Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga

pasang elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Ikatan dengan

sepasang elektron disebut ikatan tunggal, yang menggunakan dua pasang disebut

ikatan rangkap dua dan yang menggunakan tiga pasang disebut ikatan rangkap

tiga. Berikut diberikan contoh-contoh senyawa yang memiliki ikatan rangkap.

Contoh 1: ikatan rangkap dalam molekul O2

Oksigen (Z=8) mempunyai 6 elektron valensi, sehingga untuk mencapai

konfigurasi octet harus memasangkan 2 elektron. Pembentukan ikatan dalam

molekul oksigen dapat digambarkan sebagai berikut

Page 18: Skripsi hasriyanti

18

Contoh 2: Ikatan rangkap tiga dalam molekl N2

Nitrogen (Z=7) mempunyai 5 elektron valensi, sehingga harus memasangkan 3

elktron. Pembentukan ikatan dapat digambarkan sebagai berikut:

Contoh 3: Ikatan rangkap 2 dalam molekul CO2

Atom C (Z=6) mempunyai elektron valensi 4 sehingga memerlukan lagi 4

elektron dan O (Z=8) mempunyai elkton valensi 6 segingga memerlukan lagi 2

elekton guna memnuhi aturan octet. Dalam molekul CO2, atom C memesangkan 4

elekton sedangkan atom O memasangkan 2 elekton. Oleh karena itu 1 atom C

berikatan dengan 2 atom O. pembentukan ikatannya dapat dilihat sebagai berikut:

c. Ikatan kovalen koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi disebut juga ikatan semipolar. Ikatan kovalen

koordinasi adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron milik bersamanya

berasal dari satu atom yang berikatan. Sebagai contoh misalnya mmmonia (NH3)

dapat bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3.BC13.

bagaimanakah bentuk ikatan antara dua melekul tersebut? Perhatikan rumus

elektron dari NH3 dan BC13 berikut ini:

Page 19: Skripsi hasriyanti

19

Atom N dalam NH3 sudah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas.

Di pihak lain, atom B dalam BC13 sudah memasangkan elektron valensinya,

namun belum oktet. Seperti yang anda duga, atom N (dari NH3) dan atom B (dari

BC13) dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas

dari atom N. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen koordinat atau ikatan dativ

atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan struktur molekul, ikatan kovalen

koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju ekseptor

pasangan elektron. Rumus elektron dan rumus struktur NH3, BC13.

d. Molekul polar dan nonpolar

Molekul dengan ikatan kovalen non polar, seperti H2, Cl2, sudah tentu

bersifat nonpolar. Tetapi, molekul dengan ikatan polar bisa bersifat polar, bisa

pula bersifat nonpolar, bergantung pada geometri (bentuk) molekulnya. Meski

ikatan yang bersifat polar, jika molekul berbentuk simetris, maka secara

keseluruhan molekul itu akan bersifat nonpolar.

Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H maupun N-H

bersifat polar (ada perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul tidak

simetris. Elektron tidak tersebar merata. Dalam molekul H2O, pusat muatan (pol)

negative terletak pada atom O, sedangkan pol positif terletak diantara kedua atom

H. dalam molekul NH3, pol negative terletak pada atom N (puncak piramida),

sedangkan pol positif terletak pada bidang asalnya. Bagaimana dengan halnya

molekul BeCl2 dan BF3? Walaupun ada perbedaan keelektronegatifan antara Be

Page 20: Skripsi hasriyanti

20

dan C1 dan B dengan F, molekul BeCl2 dan BF3 bersifat nonpolar karena bentuk

molekulnya simetris, elektron tersebar merata. Anda tidak dapat mengatakan sisi

sebelah mana lebih positif dan sisi sebelah mana lebih negative dari kedua

molekul (BeCl2 atau BF3).

Memeriksa kepolaran dari suatu molekul poliatom dapat dilakukan dengan

menggambarkan ikatan polar sebagai suatu vector yang arahnya dari atom yang

bermuatan positif ke atom yang bermuatan negative. Jika result vector-vektor

dalam satu molekul sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat nonpolar.

Sebaliknya, jika resultajn vector-vektor tersebut tidak sama dengan nol, berarti

molekul itu bersifat polar. Berikut ini adalh contoh ikatan polar yang digambarkan

sebagai suatu vector dari kutub positif ke kutub negative:

e. Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik

yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari

elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan

seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain. Atom logam mempunyai

sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk

ion positif .

Unsur logam mempunyai sedikit elektron valensi. Oleh kerena itu, kulit

terluar unsur logam relative longgar (terdapat banyak tempat kosong), sehingga

Page 21: Skripsi hasriyanti

21

elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Mobilitas elektron

dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami

delokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap

posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke

atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur sehingga menyerupai awan

atau lautan yang membungkus ion-positif logam didalamnya. Jadi, struktur logam

dapat sibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus oleh awan atau lautan

elektron valensi. Untuk lebih jelasnya seperti pada gambar berikut:

Struktur logam dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam, seperti daya hantar

listrik, sifat dapat ditempa, dan dapat ditarik. Logam merupakan konduktor yang

baik karena elektron valensinya muda mengalir. Logam dapat ditempa atau dapat

ditarik karena ketika logam dipukul atau ditarik, atom-atom logam hanya bergeser

sedangkan ikatan diantaranya tidak terputus.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Beberapa Studi di bawah ini menunjukkan tidak banyak perbedaan dan

tidak ada satu pun studi yang menunjukkan hasil negatif, diantaranya adalah:

Skripsi Puji Ekowati (2006) yang berjudul ―Keefektifan Penerapan Model

Pembelajaran STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil belajar

Siswa Kelas X Di SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan Permasalahan

Ekonomi‖. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research), teknik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara,

observasi, catatan lapangan, dan angket. Sedangkan analisis datanya melalui

Page 22: Skripsi hasriyanti

22

beberapa tahap yaitu mereduksi data, penyajian data, dan penyajian

kesimpulan serta verifikasi.

Dari penelitian yang dilakukan dua siklus ini diperoleh hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa pada pre-test siklus 1 hasil belajar siswa diperoleh nilai

rata-rata 65, sedangkan post-test diperoleh nilai rata-rata 75,71. Pada siklus 2

diperoleh kenaikan nilai rata-rata kelas yaitu nilai rata- rata yang diperoleh adalah

82,40. Dari segi kemampuan, kerja sama siswa dapat dibilang berlangsung dengan

baik karena antara siswa satu dengan siswa yang lainnya saling membantu untuk

menyelesaikan tugas kelompok.

Skripsi Endah Sulistyowati (2006) yang berjudul ―Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas

Belajar Ekonomi Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri

Malang‖, penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas,

dimana yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1B SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terdiri dari 42 siswa.

Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 82,1% dan meningkat pada

siklus 2 menjadi 83,5% serta pada siklus 2 meningkat menjadi 91%. Sedangkan

berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan guru sebagai fasilitator

dalam pembelajaran kooperatif sangatlah penting agar siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis angket 15 siswa diketahui bahwa siswa

merasa senang dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif model

STAD.

Page 23: Skripsi hasriyanti

23

Jurnal Pendidikan oleh Styarini (2004) yang berjudul ―PenggunaanModel

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Semarang‖. Pokok bahasan

yang diambil adalah hewan vetebrata dan invertebrata. Styarini

mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja

guru. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat sebesar 7,5%, siklus II

sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33%. Keaktifan belajar siswa pada

siklus I mencapai 49,16%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai

90%. Sedangkan kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16%, siklus II

mencapai 81,66% dan siklus III mencapai 89,33%. Respons yang positif oleh

siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD karena

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Jurnal Pendidikan oleh Endy (2005) yang berjudul ―Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 1 Kendal‖. Menegaskan

bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan

hasil belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi siswa menjadi kelompok-

kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena pada mata pelajaran

gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa dan ketelitian, sehingga

mempermudah guru dalam penyampaian materi dan juga latihan-latihan

penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar mengalami

Page 24: Skripsi hasriyanti

24

peningkatan sebesar 5,88%, siklus II sebesar 7,19% dan siklus III sebesar

9,18%. Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I sebesar

59,89%, siklus II sebesar 63,33% dan siklus III sebesar 83,33%.

Jurnal Pendidikan oleh Istikomah (2006). Dalam penelitian yang dilakukan

pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata pelajaran akuntansi

dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan kas kecil

melalui pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus 1 terdapat peningkatan sebesar

13,16%, siklus II sebesar 19,48% dan siklus III sebanyak 26,56%. Siswa juga

terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan

siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus II sebesar 93,44% dan siklus III

sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa melebihi

dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan siswa dengan mendapat nilai

minimal 70.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ―jika guru membelajarkan ikatan kimia

menggunakan model pembelajaran Cooperative Tipe STAD maka hasil belajar

siswa pada materi ikatan kimia akan meningkat.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian

Page 25: Skripsi hasriyanti

25

Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang di

laksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo,pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010-

2011

Kelas yang dikenai tindakan dalama Penelitian ini adalah Kelas X

Multimedia dengan Jumlah Siswa 40 Orang yang terdiri atas 23 siswa laki-laki

dan 17 siswa perempuan dengan kemampuan siswa yang heterogen.

3.2 Variabel Penelitian

1. Variabel input (seperti : siswa, guru, bahan ajar, sumber belajar, prosedur

evaluasi, lingkungan belajar,dsb )

2. Variable proses ( seperti : keterampilan bertanya guru, gaya bertanya guru,

gaya bertanya siswa, implementasi model dan metode mengajar)

3. Variabel output (seperti: rasa ingin tahu siswa, kemampuan siswa,

motivasi, hasil belajar, sikap terhadap pengalaman).

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan

Dalam tahap ini hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada kepala sekolah

b. Menetapkan persiapan dan mengadakan wawancara dengan pihak yang

membantu pelaksanaan tindakan.

c. Membuat persiapan perangkat pembelajaran meliputi silabus, desain

pembelajaran dan buku penunjang.

d. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan.

25

Page 26: Skripsi hasriyanti

26

e. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap

kelompok beranggotakan 4-5 orang, yang tempat duduknya saling

berdekatan.

f. Menentukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner penelitian.

g. Merancang lembar kerja siswa dan kunci jawaban.

h. Menyusun alat evaluasi yang terdiri dari lembar observasi kegitan siswa dan

guru.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Siklus I:

1. Pendahuluan (± 15 Menit)

a. Mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.

b. Membuka kegiatan belajar mengajar dengan melakukan apersepsi yakni

menanyakan kembali materi sebelumnya.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti ( ± 60 menit)

a. Menjelaskan secara singkat materi ikatan kimia

b. Menyuruh siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing

c. Membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

d. Tiap-tiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang dipimpin oleh ketua

kelompok.

Page 27: Skripsi hasriyanti

27

e. Dengan bimbingan guru masing-masing wakil dan anggota kelompok

mengerjakan lembar kerja di papan tulis.

3. Kegiatan penutup ( ± 10 menit)

a. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut

b. Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran

Jika pada siklus 1 daya serap siswa belum mencapai ketuntasan belajar,

artinya 65 % dari jumlah siswa belum mencapai nilai 6,5 keatas maka pelaksanaan

tindakan kelas dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II:

1. Memperbaiki dan merumuskan penyempurnaan pelaksanakan tindakan.

2. Melaksanakan penyempurnakan tindakan.

3. Memantau pelaksanakan tindakan, dan.

4. Melaksakan refleksi lanjutan.

3.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran,dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan format pemantauan.

Proses pemantuan ini akan diperoleh sejumlah data yang diperoleh melalui

beberapa teknik pengumpulan data, yaitu beberapa instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi yang disusun dan digunakan dalam mengevaluasi

persiapan pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas.

b. Lembar observasi balikan dari siswa yang dikenai tindakan berupa test yang

disusun dan diberikan saat berakhirnya proses belajar mengajar untuk

mengukur kriteria keberhasilan dalam tindakan kelas.

Page 28: Skripsi hasriyanti

28

3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi

Sebelum melakukan analisis data, baik data hasil pengamatan dan data hasil

tes terlebih dahulu perlu mengetahui data yang diperoleh dalam pelaksanaan

tindakan. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

b. Data hasil belajar siswa

Tahap analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan hasil-hasil

pengukuran secara kuantitatif. Selanjutnya hasil analisis menjadi dasar untuk

mengadakan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil dari refleksi

tersebut sangat diperlukan untuk mengambil keputusan apakah perlu tidaknya

dilakukan siklus berikutnya dalam penelitian ini.

3.4 Kriteria Penilaian

Kriteria keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut :

1. Jika hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan

guru dan siswa telah mencapai minimal 75% dari seluruh aspek kegiatan yang

diamati mencapai target maka kegiatan pembelajaran dinyatakan berhasil.

2. Minimal 80% siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 keatas

dengan daya serap rata-rata 75 % maka tindakan dinyatakan berhasil

3.5 Anaisis data

Page 29: Skripsi hasriyanti

29

Data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan penafsiran acuan patokan (PAP) menurut Purwanto (1991) dapat

dilihat dalam tabel 4:

Tabel 4 penafsiran Acuan Patokan (PAP)

Tingkat penguasaan Predikat

85-100%

70-84%

50-69%

0-49%

0-39%

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Kurang sekali

Penafsiran di atas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan

masing-masing siswa pada materi yang diajarkan. Adapun rumus yang digunakan

dalam menetapkan daya serap perorangan dan daya serap klasikal menurut

Budinuryanta (1997) Eka (2009) adalah sebagai berikut:

a. Daya serap perorangan = x 100%

b. Daya serap klasikal x 100%

Page 30: Skripsi hasriyanti

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan sesuai dengan perencanaan

yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu pada proses pembelajaran lebih

difokuskan pada materi ikatan kimia dengan menerapkan model pembelajaran

cooperatif tipe STAD. Pengambilan data kegiatan guru dan kegiatan siswa selama

proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra

sebagai pengamat melalui lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil

pengamatan ini merupakan presentase kegiatan guru dan kegiatan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

4.1.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I

a) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Pelaksanaan pengamatan kegiatan guru dilakukan dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Lembar pengamatan terdiri atas 11

aspek dengan kriteria baik sekali (BS) dengan bobot 4, baik (B) bobot 3, cukup

(C) bobot 2, kurang (K) bobot. Data hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I

seperti ditunjukan pada Tabel 5 berikut:

Page 31: Skripsi hasriyanti

31

Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

N

o Kriteria

Pertemuan I Pertemuan II

Aspek yang diamat Aspek yang diamati

A B C JL

H

% A B C JLH %

1

2

3

4

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang baik

3

2

-

-

2

5

4

-

-

3

-

-

5

10

4

-

26

53

21

-

4

1

-

-

1

9

1

-

-

3

-

-

5

13

2

-

26

68

6

-

Jumlah 19 100 19 100

Keterangan tabel :

A. Perangkat kegiatan belajar mengajar

B. Pelaksanaan pembelajaran dikelas

C. Penutup

Berdasarkan data pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru

pada siklus I pertemuan I, dari 19 aspek yang diamati, diperoleh 26% Kriteria

baik sekali (BS), dan 53% Kriteria baik dan 21% Kriteria cukup. Sedangkan

pada pertemuan ke 2 diperoleh 26% Kriteria baik sekali (BS), dan 68% Kriteria

baik (B),dan 6% kriteria cukup. Berdasarkan data yang diperoleh dari setiap

pertemuan, maka diperoleh persentase rata-rata aktifitas guru pada siklus I

untuk Kriteria sangat baik sebesar 26,3%, Kriteria baik sebesar 52,6% dan

Kriteria cukup mencapai 13,2% data yang jelas dapat di lihat pada lampiran 6

sampai 7 halaman halaman 71 sampai 73.

b). Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Pengamatan kegiatan siswa pada siklus pertemuan I dan II yang berjumlah

40 orang dilakukan oleh pengamat dalam proses belajar mengajar dengan

Page 32: Skripsi hasriyanti

32

menggunakan lembar observasi kegiatan siswa yang terdiri dari 11 aspek yang

diamati dapat disajikan dalam tabel 6 dan 7 berikut.

Pertemuan I

Tabel 6. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I

Kriteria Aspek yang diamati

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

8

21

11

-

10

17

13

-

13

10

9

8

11

21

8

-

8

18

12

2

10

25

5

-

12

18

8

2

13

13

12

2

4

21

11

4

6

28

2

4

1

27

9

3

Jumlah 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Dari data tabel 6 diatas dapat dibuat dalam bentuk persentase capaian setiap

aspek yang diamati seperti pada tabel 7 berikut,data-data diatas tersebut dapat

dilihat pada lampiran 10 halaman 79.

Tabel 7.Persentase capaian aspek kegiatan siswa siklus I pertemuan I

kriteria

Persentase aspek yang diamati

Rata-

rata

capai

an

aspek

(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat

baik 20 25 32,4 27,5 20 25 30 32,5 10 15 2,5 21,70

Baik 52,5 42,5 25 52,5 45 62,5 45 32,5 52,5 70 67,5 49,60

Cukup 27,5 32,5 22,5 20 30 13,5 20 30 32,5 5 22,5 23,10

kurang - - 20 - 5 - 5 5 10 10 7,5 5,60

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Dengan melihat data-data diatas,maka dapat dilihat bahwa pada siklus I

pertemuan I dapat ditarik rata-rata persentase capaian setiap aspek untuk kriteria

sangat baik yaitu 21,70%, kriteria baik sebanyak 49,60%, kriteria cukup mencapai

23,10% dan untuk kriteria kurang sebanyak 5,60%.

Page 33: Skripsi hasriyanti

33

Pertemuan II

Tabel 8. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II

Kriteria Aspek yang diamati

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat Baik 16 18 20 21 4 26 21 27 4 15 15

Baik 24 22 11 12 33 5 10 4 26 18 17

Cukup - - 9 7 3 9 2 2 3 7 8

Kurang - - - - - - - - - - -

Jumlah 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Dari data tabel 8 diatas dapat dibuat dalam bentuk persentase capaian setiap

aspek yang diamati seperti pada tabel 9 berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 11 halaman 82.

Tabel 9. Persentase capaian aspek kegiatan siswa siklus I pertemuan II

Kriteria

Persentase aspek yang diamati

Rata-

rata

capai

an

aspek

(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat

baik 40 45 50 52,5 10 65 52,5 67,5 10 37,5 37,5 42,50

Baik 60 55 27,5 30 82,5 12,5 25 10 65 45 42,5 41,36

Cukup - - 22,5 17,5 7,5 22,5 5 5 7,5 17,5 20 11,36

Kurang - - - - - - 17,5 17,5 17,5 - - 4,78

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Dengan melihat data-data diatas,maka dapat dilihat bahwa pada siklus I

pertemuan II dapat dihitung persentase rata-rata capaian aspek untuk kriteria

sangat baik yaitu 42,50%, kriteria baik sebanyak 41,36%, kriteria cukup mencapai

11,36% dan untuk kriteria kurang sebanyak 4,78%.

Berdasarkan data-data pada Tabel 8 dan 9 di atas, maka dapat diketahui

bahwa dari 40 jumlah siswa, hasil pengamatan kegiatan siswa menunjukan

Page 34: Skripsi hasriyanti

34

kecenderungan siswa dalam setiap pertemuan mengalami kenaikan partisipasi

dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.

Kecenderungan kenaikan partisipasi siswa dapat dijelaskan dengan melihat

perbandingan partisipasi siswa pada pertemuan I dan pertemuan II, dari hasil

pengamatan rata-rata aktivitas siswa dari setiap pertemuan cenderung meningkat.

Indikasi ini dapat dilihat dengan semakin mengurangnya jumlah persentase siswa

yang memperolah kriteria kurang, cukup dan baik menuju ke kri3teria yang lebih

baik.

c). Hasil Belajar Siswa Siklus I

Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam hal ini adalah penguasaan

siswa pada materi ikatan kimia dapat diketahui dengan mengadakan evaluasi atau

penilaian tes berbentuk objektif dan essay. Tes tersebut terdiri dari 12 butir soal

dengan 8 butir berbentuk objektif dan 4 soal berbentuk essay. Masing-masing soal

mempunyai bobot yang berbeda-beda kecuali pada soal yang berbentuk objektif

dengan skor 1 setiap soal dengan jumlah skor keseluruhan total 100. Hasil belajar

siswa siklus I seperti ditunjukkan pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Capaian Persentase

(%) Kriteria

1

2

3

4

5

85-100

70-84

50-69

0-49

0-39

-

22

16

2

-

-

55

40

5

-

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Kurang Sekali

Jumlah 40 100%

Berdasarkan data pada Tabel 10 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dari

40 orang siswa yang mengikuti tes, tidak ada siswa yang memperoleh kriteria baik

Page 35: Skripsi hasriyanti

35

sekali, 55% memperoleh kriteria baik, 40% memperoleh kriteria cukup dan 5 %

memperoleh kriteria kurang serta tidak ada yang memperolah kriteria kurang

sekali, dapat pula dilihat pada lampiran 14 halaman 91. Hal ini disebabkan karena

siswa kemungkinan belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model

STAD. Namun demikian bila dilihat dari kriteria ketuntasan minimal untuk materi

ikatan kimia di SMK Negeri 1 Gorontalo yakni nilai 70 maka jumlah siswa yang

tuntas belajar adalah 22 siswa

Jika dibandingkan dengan hasil observasi yaitu pada tahun ajaran

2009/2010 untuk materi ikatan kimia adalah sebesar 55% maka hasil belajar siswa

masih cenderung sama. Hal ini bisa terjadi dikarenakan siswa belum terbiasa

dengan model pembelajaran coopetive tipe STAD yang dilakukan.

4.1.3 Refleksi Hasil belajar Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, maka

dilanjutkan dengan melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan

hasil refleksi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang telah

dilakukan pada siklus I belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Sehingga

harus dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.

4.1.4 Deskripsi Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II merupakan suatu tindakan perbaikan terhadap

pelaksanaan siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka untuk

Page 36: Skripsi hasriyanti

36

membuat perencanaan perbaikan pada aspek-aspek kegiatan proses pembelajaran

yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I, baik menyangkut kegiatan guru

maupun kegiatan siswa. Aspek-aspek kegiatan yang direncanakan meliputi hal-hal

berikut:

1. Menpertajam tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan

penekanan-penekanan konsep penting.

2. Melakukan bimbingan secara langsung kepada semua kelompok.

3. Memotivasi siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

4. Memberikan pengawasan dengan mengendalikan aktivitas siswa selama

kegiatan KBM berlangsung.

a). Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan kegiatan guru selama proses kegiatan belajar mengajar pada

siklus II sama halnya pada siklus I yakni dilakukan oleh guru mitra yang

bertindak sebagai pengamat. Adapun hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat

pada Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

N

O Kriteria

Pertemuan I Pertemuan II

Aspek yang diamati Aspek yang diamati

A B C JLH % A B C JLH %

1

2

3

4

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

5

-

-

-

2

9

-

-

-

3

-

7

12

-

37

63

-

5

-

-

-

3

8

-

-

-

3

-

-

8

11

-

-

42

58

-

-

Jumlah 19 100 19 100

Dengan melihat hasil pengamatan kegiatan guru siklus II di atas, dapat

diketahui bahwa hasil pengamatan kegiatan guru baik pada pertemuan pertama

maupun pertemuan kedua telah mencapai kriteria yang diharapkan, untuk lebih

Page 37: Skripsi hasriyanti

37

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 halaman 75 sampai 77. Adapun

penjelasan capaian aktivitas guru pada siklus dua adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Pada pertemuan I, dari 19 aspek yang diamati dapat dilihat bahwa 7 aspek

memperoleh skor sangat baik dengan persentase 37% dan 9 aspek

memperoleh skor baik dengan persentase 63% sedangkan untuk kriteria

cukup tidak ada.

b. Pertemuan II

Pada pertemuan ini, dari 19 aspek yang diamati dapat dilihat bahwa 8 aspek

memperoleh skor sangat baik dengan presentase 42% dan 11 aspek

memperoleh skor baik dengan presentase 58%, sedangkan untuk kriteria

cukup dan kurang tidak ada atau 0%.

Dengan demikian dapat diperoleh presentase rata-rata aktivitas guru pada

siklus II adalah sebagai berikut:

a. Skor dengan kriteria sangat baik sebesar 39,45%,

b. Skor dengan kriteria baik sebesar 60,55%

c. Skor dengan kriteria cukup tidak ada atau 0%

d. Skor dengan kriteria kurang tidak ada atau 0%

Data hasil pengamatan kegiatan guru dengan beberapa kriteria secara

lengkap pada siklus II.

b). Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Pengamatan kegiatan siswa pada siklus II sebagai siklus lanjutan

dilakukan oleh seorang guru mitra yang bertindak sebagai pengamat. Selama

Page 38: Skripsi hasriyanti

38

dalam kegiatan belajar-mengajar guru mitra sebagai pengamaat bertindak

mengamati seluruh kegiatan siswa dengan mengacu kepada lembar observasi yang

telah disediakan. Data perolahan hasil kegiatan siswa pada siklus II adalah sebagai

berikut:

Pertemuan I

Tabel 12.Pengamatan kegiatan siswa siklus II pertemuan I

Kriteria Aspek yang diamati

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat baik 26 26 32

6

25 12 25 26 30 13 28 30

Baik 13 11 10 15 23 7 13 10 22 11 9

Cukup 1 3 4 - 5 4 1 - 5 - 1

Kurang - - - - - 4 - - - 1 -

Jumlah

siswa 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Dari data tabel 12 diatas dapat dibuat dalam bentuk persentase capaian

setiap aspek yang diamati seperti pada tabel 13 berikut atau pada lampiran 12

halaman 85.

Tabel 13. Persentase capaian aspek kegiatan siswa siklus II pertemuan I

Kriteria

Persentase Aspek yang diamati Rata-

rata

capai

an

aspek

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat

baik 65 65 65 62,5 30 62,5 65 75 32,5 70 75

60,68

Baik 32,5 27,5 25 37,5 57,5 17,5 32,5 25 55 27,5 22,5 32,72

Cukup 2,5 7,5 10 - 12,5 10 2,5 - 12,5 - - 5,45

Kurang - - - - - 10 - - - 2,5 - 1,15

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Dengan melihat data-data diatas,maka dapat dilihat bahwa pada siklus II

pertemuan I dapat ditarik rata-rata persentase capaian setiap aspek untuk kriteria

Page 39: Skripsi hasriyanti

39

sangat baik yaitu 60,68%, kriteria baik sebanyak 32,72%, kriteria cukup mencapai

1,15% dan untuk kriteria kurang tidak ada.

Pertemuan II

Tabel 14. Pengamatan kegiatan siswa pada siklus II pertemuan II

Krriteria Aspek yang diamati

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

34

6

-

-

33

7

-

-

34

6

-

-

29

11

-

-

23

17

-

-

29

11

-

-

37

3

-

-

39

1

-

-

14

26

-

-

35

5

-

-

37

3

-

-

Jumlah

siswa 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Dari tabel 14 diatas dapat pula dibuat persentase rata- rata capain untuk

setiap aspek,seperti yang terlihat pada tabel 15 berikut ini atau dapat dilihat pada

lampiran 13 halaman 88.

Tabel 15. Persentase capaian aspek kegiatan siswa siklus II pertemuan II

Kriteria

Persentase aspek yang diamati Rata-

rata

capaian

aspek

(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sangat

baik

Baik

Cukup

Kurang

85

15

-

-

82,5

17,5

-

-

85

15

-

-

72,5

27,5

-

-

57,5

42,5

-

-

72,5

27,5

-

-

92,5

7,5

-

-

97,5

2,5

-

-

35

65

-

-

87,5

12,5

-

-

92,5

7,5

-

-

78,18

21,82

-

-

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Dari data pada tabel di atas maka bisa di tarik kesimpulan bahwa pada

siklus II pertemuan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, karena rata-rata

persentase capaian untuk setiap aspek yakni untuk kriteria sangat baik sebanyak

78,18% dan untuk kriteria baik mencapai 21,82%, sedangkan untuk kriteria cukup

dan kurang tidak ada.

Page 40: Skripsi hasriyanti

40

c). Hasil Belajar Siswa Siklus II

Setelah diberi tindakan pada siklus II, maka diadakan evaluasi dalam

bentuk tes yang berbentuk objektif dan essay. Jumlah soal seluruhnya terdiri atas

12 butir dengan 8 soal berbentuk objektif dan 4 soal berbentuk essay, dengan

masing-masing memiliki skor yang berbeda kecuali pada soal objektif dengan

skor 1. Data hasil belajar siswa siklus II seperti ditunjukkan pada Tabel 16

berikut:

Tabel 16. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Capaian Persentase

(%) Kriteria

1

2

3

4

5

85-100

70-84

50-69

0-49

0-39

13

22

5

-

-

32,5

55

12,5

-

-

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Kurang Sekali

Jumlah 40 100%

Dari data pada Tabel 16 tersebut dapat diketahui bahwa dari 40 orang

siswa yang mengikuti tes, terdapat 13 orang siswa yang memperoleh skor dengan

persentase rentang antara 85-100% atau 32,5% kriteria baik sekali, 22 orang siswa

memperoleh skor dengan persentase rentang antara 70-84% atau 55% dari jumlah

siswa, 5 orang siswa memperoleh skor dengan persentase rentang antara 50-69%

atau 12,5% dari jumlah siswa,untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 15

halaman 94.

x 100%

Page 41: Skripsi hasriyanti

41

4.1.5 Refleksi Tindakan Siklus II

Dengan melihat gambaran hasil tindakan pembelajaran yang dilakukan pada

siklus II maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil pengamatan kegiatan guru dan

hasil pengamatan kegiatan siswa sudah mencapai kriteria yang diharapkan.

Namun demikian untuk mendapatkan gambaran tentang tindakan yang

dilaksanakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa perlu dilakukan refleksi

terhadap tindakan pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai

berikut:

1. Selama kegiatan KBM telah terjadi umpan balik yang baik dari siswa.

2. Proses bimbingan secara langsung telah memberikan pemahaman yang utuh

dan memotivasi siswa dalam mengerjakan LKS serta mempresentasikan

hasil herja kelompok.

3. Manajemen waktu dalam pengelolaan KBM dengan menggunakan model

STAD telah berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

4. Hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yakni nilai

70 sebesar 87,5%.

Dengan melihat hasil refleksi pada siklus II ini, maka diperoleh kesimpulan

bahwa tindakan yang dilakukan, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa telah

sesuai dengan target yang diharapkan, oleh karena itu tindakan tidak lagi

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4.2 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menerapkan model

pembelajrajan kooperatif tipe STAD dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

Page 42: Skripsi hasriyanti

42

belajar siswa pada materi ikatan kimia. Penerapan metode ini dapat membantu

siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada

perubahan yang positif terhadap aspek kognitif yang dapat meningkatkan hasil

belajat yang diperoleh. Adapun data persentase rata-rata kegiatan siswa pada

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandigan aktifitas siswa pada

siklus I dan siklus II berikut :

Tabel 17. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus I dan II

Kriteria

Persentase rata-rata aktifitas siswa (%)

Siklus I Siklus II

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Rata-

rata

Pertemuan

I

Pertemuan

II Rata-rata

Sangat

baik

Baik

cukup

Kurang

21,70

49,60

23,10

5,60

42,50

41,36

11,36

4,78

32,1

45,48

17,23

5,19

60,68

32,72

5,45

1,15

78,18

21,82

-

-

69,43

27,27

2,73

0,6

Jumlah 100 100 100 100 100 100

Berdasarkan tabel 17 tersebut terlihat bahwa pada siklus I masih terdapat

22,42% siswa yang kurang aktif. Hal ini disebabkan oleh belum optimalnya guru

dalam menerapkan model pembelajaran sehingga masih ada siswa yang kurang

aktif ketika proses pembelajaran berlangsung dan kurang berpartisipasi baik

dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu juga diduga disebabkan

karena siswa belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran cooperatif tipe

STAD yang diterapkan oleh guru. Belum optimalnya kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa, berdampak pula pada penguasan materi oleh siswa

yang bersangkutan.

Page 43: Skripsi hasriyanti

43

Tabel 18. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Rentang

Nilai

Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa (%)

Siklus I Siklus II Kriteria

Jumlah

Capaian Presentase

Jumlah

Capaian Presentase

85-100

70-84

50-69

0-49

0–39

-

22

16

2

-

-

55

40

5

-

13

22

5

-

-

32,5

55

12,5

-

-

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Kurang sekali

Jumlah 40 100 40 100

Dengan mengamati Tabel 18 tersebut, maka dapat dilihat bahwa pada siklus

I jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria baik sekali 0%, kriteria baik

55% atau 22 siswa, kriteria cukup 40% atau 16 siswa, kurang 5% atau 2 orang

siswa dan tidak ada yang memperolah kriteria kurang sekali. Selanjutnya pada

siklus II dapat dilihat pula bahwa yang memperolah kriteria baik sekali 32,5%

atau 13 orang siswa, baik 55% atau 22 siswa, cukup 12,5% atau 5 siswa, dan

memperolah kriteria kurang sekali tidak ada.

Jika membandingkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II maka diperolah

kesimpulan bahwa presentase nilai hasil belajar siswa dari siklus I Dan siklus II

mengalami peningkatan.

Page 44: Skripsi hasriyanti

44

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X

jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Gorontalo ini, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pokok bahasan ikatan

kimia untuk siswa kelas X Jurusan Multimedia SMK negeri 1 Gorontalo dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditujukan dengan hasil belajar siswa

pada siklus I dari 40 orang siswa yang memperoleh nilai 70 keatas sebanyak 22

orang atau 55% yang tuntas dan 18 orang atau 45% memperoleh nilai 70 kebawah

atau belum tuntas dengan daya serap yaitu mencapai 68,6%, sedangkan pada

siklus II siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 35 orang atau 87,5% dengan

nilai diatas 70 dengan daya serap klasikal mencapai 79,05%.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya para guru di kelas X SMK Negeri 1 Gorontalo menggunakan

model pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebagai alternatif

dalam pokok bahasan ikatan kimia, karena mempunyai pengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar siswa.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan model pembelajaran

cooperative tipe STAD yang di kombinasikan dengan model atau

pendekatan pembelajaran lain dengan memperhatikan karekteristik materi

yang diajakan.

Page 45: Skripsi hasriyanti

45

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung. PT Citra Aditya

Bakti

Anwar, Sukri. 2004. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

hidrokarbon di kelas I2 SMU Negeri 2 Gorontalo melalui pembelajaran

Kooperatif. Skripsi. Gorontalo: UNG.

Effendy.2004. Teori VESPR (Kepolaran dan Gaya Molekul). Malang: Bayu

Media

Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penannaman Konsep

Umum dan Konsep Islami. Bandung. PT Rafika Aditama

Fesenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia

Lismiyati. 2006. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI Semester 2

SMA N 2 Demak dengan Memberikan Umpan Balik dalam Model

Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD). Skripsi.

Semarang : UNNES

Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga

Purwanto Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Renita Tri Parwanti. 2007. Jurnal: Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas

X dengan Menggunakan Kombinasi Metode Student Teams Achivement

Division (STAD) dan Structure Exercise Methode (SEM) di SMA N 16

Semarang. Semarang. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.

Soyumukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis dan Postmodern . Yogyakarta. AR-RUZZ MEDIA

Verawaty 2009. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas Xb SMA Prasetya

Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia Melalui Pembelajaran Kooperatif

Model STAD. Gorontalo: UNG

Zainudin. 2008. Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen

Berbasis Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Page 46: Skripsi hasriyanti

46

Page 47: Skripsi hasriyanti

47

RPP Siklus 1 (Pertemuan 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Gorontalo

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI Multimedia / Genap

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI

Memahami terjadinya ikatan kimia.

III. KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam.

IV. INDIKATOR

1. Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.

2. Lambang lewis untuk gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan

gas mulia

3. Proses pembentukan ikatan ion.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai

kestabilannya.

2. Menggambarkan Lambang lewis untuk gas mulia (duplet dan oktet)

dan unsur bukan gas mulia.

3. Memahami terjadinya pembentukan ikatan ion.

VI. MATERI POKOK

Pembentukan ikatan kimia:

1. Aturan Oktet

2. Lambang Lewis

3. Pembentukan Ikatan Ion

VII. METODE PEMBELAJARAN

Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

Lampiran 2

Page 48: Skripsi hasriyanti

48

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu Sumber

Pendahuluan

Memberi salam

Berdoa dan absensi

Memberikan apersepsi yang

berhubungan dengan materi

ikatan kimia.

Menjawab salam

Berdoa dan

mempersiapkan diri

menerima Pelajaran

Menyimak apa yang

disampaikan oleh

guru

15

Menit

Modul

SMK N 1

Gorontalo

Buku

Kimia

SMK dan

MA kelas

X;

Erlangga:

Michael

purba

Kegiatan Inti

Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Meminta kepada siswa untuk

membentuk kelompok kecil

secara heterogen

Menjelaskan materi

pembelajaran secara singkat

Memberikan permasalahan

kepada setiap kelompok

untuk didiskusikan.

Meminta kepada salah satu

anggota kelompok yang

telah selesai memecahkan

masalah yang diberikan

kepada nggota kelompok

lain.

Memberikan kuis kepada

seluruh siswa

Menyimak

Membentuk

kelompok

Menyimak

Membahas

permasalahan serta

mengerjakannya

Menjelaskan kepada

anggota lain.

Menjawab soal Quis

45

menit

Penutup

Meminta kepada salah satu

siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

Memberikan penguatan

terhadap materi yang telah

didiskusikan.

Memberikan PR

Menyampaikan materi yang

akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya

Memberi salam

Menyimpulkan

Menyimak

Mencatat PR yang

diberikan

Menyimak

Menjawab salam

10

menit

Page 49: Skripsi hasriyanti

49

IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

a) Media : LKS

b) Sumber belajar :

Modul SMK N 1 Gorontalo

Buku kimia SMA dan MAK kelas X; Erlangga: Michael Purba

X. EVALUASI

1. Quis

1. Tuliskan lambing lewis dari:

a. Be

b. Cl

c. C

2. Jelaskan perbedaan antara ion Cl- dengan atom klorida…

2. Permasalahan Yang Didiskusikan

1. Siswa diharapkan dapat menuliskan konfigurasi elektron dari

unsur:

a. O (Z=8)

b. Br (Z=35)

c. N (Z=7)

2. Na, Ca, Al, C, dan P

a. Siswa diharapkan dapat menuliskan lambang dari masing-

masing unsur tersebut.

b. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara apa yang mungkin

terjadi pada masing-masing unsur tersebut untuk mencapai

aturan oktet,melepas atau menyerap elektron.?

3. PR

1. Tulislah konfigurasi elektron dari unsur…

a. Cl (Z=17)

b. Mg (Z=12)

c. Al (Z=13)

2. Unsur A,B,C,dan D berturut-turut dengan nomor atom

17,18,19,dan 20.

a. Tulislah konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut.

b. Diantara keempat unsur tersebut manakah yang paling stabil.

3. Gambarlah lambing lewis untuk masing-masing ion

berikut,apakah semuanya mempunyai konfigurasi oktet ?

a. K+

b. S2-

XI. PENILAIAN

Penilaian proses : Penilaian pada proses pembelajaran berlangsung

Penilaian hasil : Tes tertulis

Page 50: Skripsi hasriyanti

50

Rubrik penilaian

Soal Jawaban Skor

Quis

1. Tuliskan lambang lewis dari:

a. Be

b. Cl

c. Ar

d. C

2. Jelaskan perbedaan antara ion Cl-

dengan atom klorida…

1. a) Be b) Cl c) Ar d) C

2. karena ion Cl- kelebihan 1 elektron

Jumlah Skor

Permasalahan Yang Didisiskusiakn

1. Siswa diharapkan mampu

menuliskan konfigurasi elektron

dari unsur

a. (Z=8)

b. Br (Z=35)

c. N(Z=7)

2. Na, Ca, Al, C, dan P

a. Siswa diharapkan mampu

menuliskan lambang dari

masing-masing unsur tersebut.

b. Siswa diharapkan mampuh

menjelaskan cara apa yang

mungkin terjadi pada masing-

masing unsur tersebut untuk

mencapai aturan oktet,melepas

atau menyerap elektron.?

1. a) O (z = 8) = 2 4

b) Br (z = 35) = 2 8 18 7

c) N (z = 7) = 2 5

2. a) Na (z =11) = 2 8 1 Na.

Ca (z =20) = 2 8 8 2

Al (z =13) = 2 8 3

C ( z=7) = 2 5

P (z = 15) = 2 8 5

b) Na melepaskan 1 elektron untuk

mencapai octet

Ca melepaskan 2 elektron untuk

mencapai oktet

Al melepaskan 3 elektron untuk

mencapai oktet

C menerima 3 elektron untuk

mencapai oktet

P menerima 3 elektron untuk

mencapai oktet

Jumlah Skor

PR

1. Tulislah konfigurasi elektron dari

unsur…

a. Cl (Z=17)

b. Mg (Z=12)

c. Al (Z=13)

2. Unsur A,B,C,dan D berturut-turut

dengan nomor atom 17,18,19.

a. Tulislah konfigurasi elektron

dari unsur-unsur tersebut.

b. Diantara keempat unsur

1. a) Cl = 2 8 7

b) Mg = 2 8 2

c) Al = 2 8 3

2. a) A (z =17) = 2 8 7

B (z =18) = 2 8 8

C (z =19) = 2 8 9

b) unsur yang paling stabil yaitu

unsur B

Page 51: Skripsi hasriyanti

51

tersebut manakah yang paling

stabil.

3. Gambarlah lambing lewis untuk

masing-masing ion berikut,apakah

semuanya mempunyai konfigurasi

oktet ?

a. K+

b. S2-

3. a) K (z =19) = 2 8 9

K+ = K dapat membentuk konfigurasi

oktet dengan cara menerima 2

elektron

S2-

= S dapat membentuk

konfigurasi oktet dengan cara

menerima 2 elektron

Jumlah Skor

Nilai siswa = skor yang diperoleh X 100 %

Skor total

Gorontalo, Mei 2011

Guru Mitra Peneliti

Sri Yanti Saipi Asriaty Labaso

NIP. 197712112 006042 011 NIM. 441 405 019

Page 52: Skripsi hasriyanti

52

RPP Siklus 1 (Pertemuan 2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Gorontalo

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI Multimedia / Genap

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI

Memahami terjadinya ikatan kimia.

III. KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam.

IV. INDIKATOR

1. Menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen.

2. Mengetahui rumus kimia senyawa kovalen Biner.

3. Dapat menggambarkan rumus struktur lewis atau rumus struktur

senyawa kovalen.

4. Dapat membedakan pembentukan ikatan kovalen rangkap,rangkap

tiga dan ikatan kovalen koordinat.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan dapat:

1. Mengetahui proses terjadinya ikatan kovalen.

2. Memahami rumus kimia senyawa kovalen Biner.

3. Menggambarkan rumus struktur lewis atau rumus struktur senyawa

kovalen.

4. Memahami dan mengetahui perbedaan pembentukan ikatan kovalen

rangkap,rangkap tiga dan ikatan kovalen koordinat.

VI. MATERI POKOK

Pembentukan ikatan kimia:

1. Pembentukan ikatan kovalen.

2. Rumus kimia senyawa biner.

3. Struktur lewis senyawa kovalen.

4. Ikatan kovalen rangkap dan rangkap tiga.

5. Ikatan kovalen koordinat.

VII. METODE PEMBELAJARAN

Cooperatite Learning Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

Lampiran 3

Page 53: Skripsi hasriyanti

53

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu Sumber

Pendahuluan

Memberi salam

Berdoa dan absensi

Memberikan apersepsi yang

berhubungan dengan materi

ikatan kimia.

Menjawab salam

Berdoa dan

mempersiapkan

diri menerima

Pelajaran

Menyimak apa

yang disampaikan

oleh guru

15

menit

Modul

SMK N 1

Gorontalo

Buku

Kimia

SMK dan

MA

kelas X;

Erlangga:

Michael

purba

Kegiatan Inti

Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Meminta kepada siswa untuk

membentuk kelompok kecil

secara heterogen

Menjelaskan materi

pembelajaran secara singkat

Memberikan permasalahan

kepada setiap kelompok untuk

didiskusikan.

Meminta kepada salah satu

anggota kelompok yang telah

selesai memecahkan masalah

yang diberikan kepada anggota

kelompok lain.

Memberikan kuis kepada

seluruh siswa

Menyimak

Membentuk

kelompok

Menyimak

Membahas

permasalahan

serta

mengerjakannya

Menjelaskan

kepada anggota

lain.

Menjawab soal

Quis

45

menit

Penutup

Meminta kepada salah satu

siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

Memberikan penguatan

terhadap materi yang telah

didiskusikan.

Memberikan PR

Menyampaikan materi yang

akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya

Memberi salam

Menyimpulkan

Menyimak

Mencatat PR yang

diberikan

Menyimak

Menjawab salam

10

menit

Page 54: Skripsi hasriyanti

54

IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

c) Media : LKS

d) Sumber belajar :

Modul SMK N 1 Gorontalo

Buku kimia SMA dan MAK kelas X; Erlangga: Michael Purba

X. EVALUASI

1. Quis

1. Jelaskan pengertian dari ikatan polar dan ikatan kovalen non-

polar…

2. Apakah yangdimaksud dengan ikatan kovalen…?

3. Apakah yang anda ketahui tentang rumus bangun atau rumus

struktur..?

2. LKS

1. Apakah yangdimaksud dengan ikatan kovalen…?

2. Apakah yang anda ketahui tentang rumus bangun atau rumus

struktur..?

3. Tuliskan langkah-langkah pennulisan struktur lewis…

3. PR

1. Jelaskan secara singkat pengertian dari ikatan kovalen polar dan

ikatan koordinat….

2. Tuliskan masing-masing 2 contoh dari ikatan tunggal,rangkap

dua dan ikatan rangkap tiga…

3. Tuliskan dan gambarkan rumus lewis,rumus bangun dan rumus

molekul dari HCl….

4. EVALUASI SIKLUS I

A. Objektif

1. Unsur Na dengan konfigurasi : 2 8 1 dapat mencapai aturan

oktet dengan cara…

a. Menerima sepasang elektron

b. Melepaskan 1 elektron

c. Menyerap 2 elektron

d. Menangkap 2 elektron

2. Dibawah ini yang bukan sifat senyawa ion adalah…

a. Menghantarkan arus listrik

b. Titik didih

c. Kelarutan

d. Mudah ditempa

3. Konfigurasi elektron dari unsur Cl yang tepat

adalahdibawah ini adalah…

a. 2 8 7

Page 55: Skripsi hasriyanti

55

b. 2 8 8 1

c. 2 8 1

d. 2 7

4. Manakah dibawah ini yang merupakan penulisan yang tepat

dari unsur H2O berdasarkan rumus bangun adalah…

a. H : H

b. H—H

c. H—H—O

d. H—O—H

5. Dibawah ini pernyataan yang benar mengenai pengertian

dari ikatan kovalen adalah…

a. Adanya pemakaian bersama pasangan elektron yang

berasal dari kedua atom yang berikatan.

b. Terjadinya pemakaian electron valensi secara bersama-

sama

c. Terjadinya karena adanya perpindahan elektron dari

atom-atom yang satu ke atom yang lainnya.

d. Zat Serah terima elektron.

6. Muatan elektron negatif yang tersebar secara homogen

adalah pengertian dari…

a. Ikatan ion

b. Ikatan kovalen

c. Ikatan kovalen nonpolar

d. Ikatan polar

7. Suatu zat dikatakan polar jika zat tersebut tertarik

kedalam…

a. Medan magnet

b. Senyawa

c. Ikatan kovalen

d. Ikatan ion

8. Diantara zat berikut manakah yang mengandung ikatan

ion…

a. Silicon

b. Batu kapur

c. Emas

d. Perunggu

B. Essay

1. Jelaskan secara singkat pengertian dari ikatan kovalen polar

dan ikatan koordinat…

2. Tuliskan dan gambarkan rumus lewis,rumus bangun dan

rumus molekul dari H2 dan H2O

3. Berapakah jumlah elektron yang digunakan bersama dalam

molekul oksigen…?

Page 56: Skripsi hasriyanti

56

4. Tiliskan reaksi pembentukan ikatan kovalen koordinat

antara….H2 dengan H+

membentuk H3O+

XI. PENILAIAN

Penilaian proses : Penilaian pada proses pembelajaran berlangsung

Penilaian hasil : Tes tertulis

Rubrik penilaian

Soal Jawaban Skor

Quis

1. Jelaskan pengertian dari ikatan polar

dan ikatan kovalen non-polar…

2. Apakah yangdimaksud dengan ikatan

kovalen…?

3. Apakah yang anda ketahui tentang

rumus bangun atau rumus struktur..?

1. Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang

terjadi bila pasangan elektron yang dipakai

bersama memihak atau mengutup kesalah

satu atom/ gugus atom. Sedangkan ikatan

kovalen non-polar akan terjadi bila pasangan

elektronyang dipakai bersama berasal dari

atom yang sama sehingga memiliki

elektronegativitas yang sama.

2. Ikatan kovalen adalah ikatan antara atom

dengan atom berdasarkan pemakaian elektron

secara bersama-sama.

3. Rumus bangun atau rumus struktur adalah

cara atom-atom saling mengikat dalam satu

molekul.

Jumlah Skor

LKS

1. Tuliskan langkah-langkah pennulisan

struktur lewis…

Langkah-langkah penulisan struktur Lewis

sebagai berikut:

1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua

atom molekul

2) Gambarkan kerangka molekul yang masuk

akal

3) Berikan masing-masing sepasang elektron

untuk setiap ikatan

4) Sisa elektron digunakan untuk membuat

semua atom terminal mencapai oktet

5) Tambahkan sisa elektron,jika masih ada

kepada atom pusat

6) Apabila atom pusat belum oktet,tarik

pasangan elektron bebas dari atom terminal

untuk membuat ikatan rangkap atau rangkap

tiga dengan atom pusat.

Jumlah Skor

PR

1. Jelaskan secara singkat pengertian

dari ikatan kovalen polar dan ikatan

koordinat….

.

1.Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terjadi

bila pasangan elektron yang dipakai bersama

memihak atau mengutup kesalah satu atom/

gugus atom sedangkan ikatan kovalen koordinat

adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron

milik bersamanya berasal dari satu atom yang

berikatan.

Page 57: Skripsi hasriyanti

57

2. Tuliskan masing-masing 2 contoh

dari ikatan tunggal,rangkap dua dan

ikatan rangkap tiga…

3. Tuliskan dan gambarkan rumus

lewis,rumus bangun dan rumus

molekul dari HCl…

2.Ikatan tunggal HCl, ikatan rangkap O2 dan

ikatan rangkap tiga Na2

3.Rumus Bangun HCl = H – Cl

Jumlah Skor

EVALUASI SIKLUS I

A. Objektif

1. Unsur Na dengan konfigurasi : 2 8 1

dapat mencapai aturan oktet dengan

cara…

a. Menerima sepasang elektron

b. Melepaskan 1 elektron

c. Menyerap 2 elektron

d. Menangkap 2 elektron

2. Dibawah ini yang bukan sifat

senyawa ion adalah…

a. Menghantarkan arus listrik

b. Titik didih

c. Kelarutan

d. Mudah ditempa

3. Konfigurasi elektron dari unsur Cl

yang tepat adalahdibawah ini

adalah…

a. 8 7

b. 8 8 1

c. 2 8 1

d. 2 7

4. Manakah dibawah ini yang

merupakan penulisan yang tepat dari

unsur H2O berdasarkan rumus

bangun adalah…

a. H : H

b. H—H

c. H—H—O

d. H—O—H

5. Dibawah ini pernyataan yang benar

mengenai pengertian dari ikatan

kovalen adalah…

a. Adanya pemakaian bersama

pasangan elektron yang berasal

dari kedua atom yang berikatan.

b. Terjadinya pemakaian electron

valensi secara bersama-sama

c. Terjadinya karena adanya

B

A

A

D

A

Page 58: Skripsi hasriyanti

58

perpindahan elektron dari atom-

atom yang satu ke atom yang

lainnya.

d. Zat Serah terima elektron.

6. Muatan elektron negatif yang

tersebar secara homogen adalah

pengertian dari…

a. Ikatan ion

b. Ikatan kovalen

c. Ikatan kovalen nonpolar

d. Ikatan polar

7. Suatu zat dikatakan polar jika zat

tersebut tertarik kedalam…

a. Medan magnet

b. Senyawa

c. Ikatan kovalen

d. Ikatan ion

8. Diantara zat berikut manakah yang

mengandung ikatan ion…

a. Silicon

b. Batu kapur

c. Emas

d. Perunggu

b. Essay

1. Jelaskan secara singkat pengertian

dari ikatan kovalen polar dan ikatan

koordinat…

2. Tuliskan dan gambarkan rumus

lewis,rumus bangun dan rumus

molekul dari H2.

3. Berapakah jumlah elektron yang

digunakan bersama dalam molekul

oksigen…?

4. Tuliskan reaksi pembentukan ikatan

kovalen koordinat antara…H2 dengan

H+

membentuk H3O+

C

A

B

1. Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang

terjadi bila pasangan elektron yang dipakai

bersama memihak atau mengutup kesalah

satu atom/ gugus atom. Sedangkan ikatan

kovalen koordinat adalah ikatan yang

terbentuk dari elektron dari satu atom saja.

2.

R. molekul R. Lewis R. Bangun

H2 H : H H – H

H2O H : O : H H – O – H

3. Dalam molekul oksigen untuk mencapai

konfigurasi oktet harus memasangkan 2

elektron valensi,

4. H3O+

terbentuk dari reaksi antara H2O dan

ion H+. ion H

+ sudah tidak mempunyai

electron, sedangkan atom O memiliki 2

pasang electron bebas yang digunakan

bersama dengan ion H+. jadi pada O masih

tersisa sepasang electron bebas untuk

berikatan dengan senyawa atau unsure lain

Jumlah Skor

Page 59: Skripsi hasriyanti

59

Nilai siswa = skor yang diperoleh X 100 %

Skor total

Gorontalo, Mei 2011

Guru Mitra Peneliti

Sri Yanti Saipi Asriaty Labaso

NIP. 197712112 006042 011 NIM. 441 405 019

Page 60: Skripsi hasriyanti

60

a. Siklus 2 (Pertemuan 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Gorontalo

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI Multimedia / Genap

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI

Memahami terjadinya ikatan kimia.

III. KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam.

IV. INDIKATOR

1. Membedakan ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non-polar.

2. Mengetahui perbedaan sifat dari molekul polar dan non-polar.

3. Mengetahui perhitungan momen dipol.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan dapat:

1. Memahami mana ikatan kovalen polar dan yang non-polar.

2. Memahami mana zat yang bersifat polar dan yang non-polar dengan

acuan pada persamaan momen dipol.

VI. MATERI POKOK

Polarisasi ikatan kovalen:

1. Ikatan kovalen polar dan non-polar.

2. Molekul polar dan molekul non-polar.

3. Momen dipol.

VII. METODE PEMBELAJARAN

Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

Lampiran 4

Page 61: Skripsi hasriyanti

61

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu Sumber

Pendahuluan

Memberi salam

Berdoa dan absensi

Memberikan apersepsi yang

berhubungan dengan materi

ikatan kimia.

Menjawab salam

Berdoa dan

mempersiapkan

diri menerima

Pelajaran

Menyimak apa

yang disampaikan

oleh guru

15

menit

Modul

SMK N 1

Gorontalo

Buku

Kimia

SMK dan

MA

kelas X;

Erlangga:

Michael

purba

Kegiatan Inti

Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Meminta kepada siswa untuk

membentuk kelompok kecil

secara heterogen

Menjelaskan materi

pembelajaran secara singkat

Memberikan permasalahan

kepada setiap kelompok untuk

didiskusikan.

Meminta kepada salah satu

anggota kelompok yang telah

selesai memecahkan masalah

yang diberikan kepada anggota

kelompok lain

Memberikan kuis kepada

seluruh siswa

Menyimak

Membentuk

kelompok

Menyimak

Membahas

permasalahan

serta

mengerjakannya

Menjelaskan

kepada anggota

lain.

Menjawab soal

Quis

65

menit

Penutup

Meminta kepada salah satu

siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

Memberikan penguatan

terhadap materi yang telah

didiskusikan.

Memberikan PR

Menyampaikan materi yang

akan dibahas pada pertemuan

Menyimpulkan

Menyimak

Mencatat PR yang

diberikan

Menyimak

10

menit

Page 62: Skripsi hasriyanti

62

selanjutnya

Memberi salam

Menjawab salam

IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

a) Media : LKS

b) Sumber belajar :

Modul SMK N 1 Gorontalo

Buku kimia SMA dan MAK kelas X; Erlangga: Michael Purba

X. EVALUASI

1. Quis

1. Jelaskan perbedaan antara ikatan kovalen polar dan ikatan

kovalen non-polar.

2. Apakah yang menyebabkan molekul bersifat polar.

3. Berapakah momen dipol molekul nonpolar.

2. PERMASALAHAN YANG DIDISKUSIKAN

1. Siswa diharapkan mampu memberikan contoh dari ikatan polar

dan non-polar

3. PR

1. Apakah yang menyebabkan molekul bersifat polar.

2. Tentukan apakah molekul berikut bersifat polar atau nonopolar.

a. O2

b. CO

3. Berdasarkan pemahaman anda apakah kloroform(CHCl3) larut

dalam air? Jelaskan.

4. Jelaskan perbandingan sifat senyawa ion dengan senyawa

kovalen.

5.

XII. PENILAIAN

Penilaian proses : Penilaian pada proses pembelajaran berlangsung

Penilaian hasil : Tes tertulis

Rubrik penilaian Soal Jawaban Skor

Quis

1. Jelaskan perbedaan antara ikatan

kovalen polar dan ikatan kovalen non-

polar.

2. Apakah yang menyebabkan molekul

Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terjadi bila

pasangan elektron yang dipakai bersama memihak

atau mengutup kesalah satu atom/ gugus atom.

Sedangkan ikatan kovalen non-polar akan terjadi bila

pasangan elektronyang dipakai bersama berasal dari

atom yang sama sehingga memiliki elektronegativitas

yang sama.

Molekul dapat bersifat polar Karen ada perbedaan

15

Page 63: Skripsi hasriyanti

63

bersifat polar.

3. Berapakah momen dipol molekul

nonpolar?

elektronegatifitas dan bentuk molekulnya tidak

simetris serta elektronnya tidak tersebar merata.

Zat nonpolar mempunyai momen dipole sama dengan

Nol.

10

5

Jumlah Skor 30

Permasalahan Yang Didiskusiakan

1. Siswa diharapkan mampu memberikan

contoh dari ikatan polar dan non-polar

O2

dan BCl3 bersifat nonpolar karena bentuk

molekulnya simetris sedangkan NH3 dan CO bersifat

polar karena bentuk molekulnya tidak simetris.

Jumlah Skor

PR

1. Apakah yang menyebabkan molekul

bersifat polar.

2. Tentukan apakah molekul berikut

bersifat polar atau nonopolar.

a. O2

b. CO

3. Berdasarkan pemahaman anda apakah

kloroform(CHCl3) larut dalam air?

Jelaskan!

4. Jelaskan perbandingan sifat senyawa ion

dengan senyawa kovalen!

Molekul dapat bersifat polar Karen ada perbedaan

elektronegatifitas dan bentuk molekulnya tidak

simetris serta elektronnya tidak tersebar merata.

a. O2 termasuk non-polar karena bentuk molekul

simetris O=O

b. CO termasuk polar karena bentuk molekulnya

tidak simetris :C=O

Kloroform dapat larut dalam air karena bentuk

molekunya tidak simetris.

Perbandingan sifat senyawa ion dengan senyawa

kovalen:

Titik didih: senyawa kovalen relatif rendah

sedangkan senyawa ion lebih tinggi.

Kemudahan mudah menguap (volatilitas) kovalen

lebih bersifat volatil disbanding senyawa ion.

Kelarutan : senyawa ion cenderung larut dalam air

disbanding senyawa kovalen.

Daya hantar listrik: senyawa ion tidak

menghantarkan arus listrik sedangkan senyawa

kovalen dapat menghantarkan arus listrik.

10

15

10

15

Jumlah Skor 50

Nilai siswa = skor yang diperoleh X 100 %

Skor total

Page 64: Skripsi hasriyanti

64

Gorontalo, Mei 2011

Guru Mitra Peneliti

Sri Yanti Saipi Asriaty Labaso

NIP. 197712112 006042 011 NIM. 441 405 019

Page 65: Skripsi hasriyanti

65

Siklus 2 (Pertemuan 2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Gorontalo

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI Multimedia / Genap

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI

Memahami terjadinya ikatan kimia.

III. KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam.

IV. INDIKATOR

1. Menjelaskan proses terjadinya ikatan logam

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan dapat:

1. Mengetahui proses terjadinya ikatan logam

VI. MATERI POKOK

Polarisasi ikatan kovalen:

1. Ikatan Logam.

VII. METODE PEMBELAJARAN

Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu Sumber

Pendahuluan

Memberi salam

Berdoa dan absensi

Memberikan apersepsi yang

berhubungan dengan materi ikatan

kimia.

Menjawab salam

Berdoa dan

mempersiapkan diri

menerima Pelajaran

Menyimak apa yang

disampaikan oleh

guru

15

menit

Modul

SMK N 1

Gorontalo

Buku Kimia

SMK dan

MA kelas

X;

Erlangga:

Lampiran 5

Page 66: Skripsi hasriyanti

66

Kegiatan Inti

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Meminta kepada siswa untuk

membentuk kelompok kecil secara

heterogen

Menjelaskan materi pembelajaran

secara singkat

Memberikan permasalahan kepada

setiap kelompok untuk didiskusikan.

Meminta kepada salah satu anggota

kelompok yang telah selesai

memecahkan masalah yang diberikan

kepada anggota kelompok lain.

Memberikan kuis kepada seluruh

siswa

Menyimak

Membentuk kelompok

Menyimak

Membahas

permasalahan serta

mengerjakannya

Menjelaskan kepada

anggota lain.

Menjawab soal Quis

45

menit

Michael

purba

Penutup

Meminta kepada salah satu siswa

untuk menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

Memberikan penguatan terhadap

materi yang telah didiskusikan.

Memberikan PR

Menyampaikan materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya

Memberi salam

Menyimpulkan

Menyimak

Mencatat PR yang

diberikan

Menyimak

Menjawab salam

10

menit

XIII. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

a) Media : LKS

b) Sumber belajar :

Modul SMK N 1 Gorontalo

Buku kimia SMA dan MAK kelas X; Erlangga: Michael Purba

XIV. EVALUASI

1. Quis

1. Sebutka sifat-sifat fisik logam…

2. Mengapa logam bersifat mudah ditempa? Jelaskan.

2. LKS

1. Jelaskan langkah-langkah penulisan struktur lewis.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan delokalisasi.

3. Sebutkan sifat-sifat fisik logam.

3. PR

1. Apa perbedaan antara ikatan logam dan ikatan ion?

2. Tuliskan langkah-langkah penulisan struktur lewis…!

Page 67: Skripsi hasriyanti

67

4. EVALUASI SIKLUS II

A. Objektif

1. Unsur X dengan konfigurasi elektron: 2 8 7 dapat

mencapai aturan oktet dengan cara….

a. Melepaskan 7 elektron

b. Memasangkan 1 elektron.

c. Menyerap atau memasangkan 1 elektron.

d. Menerima sepasang elektron.

2. Yang termasuk ikatan kovalen terdapat pada….

a. MgCl2.

b. HCL.

c. AlCl2.

d. Mg2+

3. Gambar disamping menyatakan rumus lewis dari HNO3.

Ikatan kovalen koordinat ditunjukan oleh nomor….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

4. Diantara zat berikut yang mengandung ikatan ion

adalah….

a. Batu kapur.

b. Gula.

c. Silicon.

d. Perunggu.

5. Suatu zat dikatakan polar jika zat tersebut tertarik

kedalam….

a. Medan magnet.

b. Senyawa.

c. Ikatan kovalen.

d. Ikatan polar.

6. Dibawah ini yang bukan sifat senyawa ion adalah….

a. Padatannya dapat menghantarkan listrik.

b. Titik didih

c. Kelarutan

d. Mudah ditempa.

7. Ikatan kovalen merupakan ikatan….

a. Dengan penggunaan bersama pasangan elektron.

b. Antara atom elektronegatif

c. Antara atom elektropositif

d. Yang terjadi antara logam dengan logam.

8. Nomor atom unsur – unsur P,Q,R, dan S adalah 6,9,11,dan

18. Pasangan unsur-unsur yang diharapkan dapat

membentuk ikatan ion adalah….

Page 68: Skripsi hasriyanti

68

a. R dan S

b. P dan Q

c. R dan Q

d. S dan R

B. Essay

1. Apakah perbedaan antara ikatan kovalen polar dan ikatan

kovalen nonpolar.

2. Apakah yang dimaksud dengan ikatan logam..?

3. Tuliskan langkah-langkah dalam menuliskan struktur

lewis !

4. Dengan mengacu pada ikatan logam, jelaskan sifat-sifat

logam berikut:

a. Logam merupakan konduktor yang baik.

b. Logam mudah ditempa.

XV. PENILAIAN

Penilaian proses : Penilaian pada proses pembelajaran berlangsung

Penilaian hasil : Tes tertulis

Rubrik penilaian

Soal Jawaban Skor

Quis

1. Sebutka sifat-sifat fisik logam…

2. Mengapa logam bersifat mudah ditempa?

Jelaskan.

Sifat-sifat fisik logam antara lain sebagai berikut:

1) Mengkilap

2) Daya hantar listrik

3) Daya hantar panas

4) Dapat ditempa

5) Dibengkokan dan dapat ditarik

Logam bersifat mudah ditempa karena ketika

ditempa,ditarik atom-atom logam hanya bergeser

sedangkan ikatan diantaranya tidak terputus.

Jumlah Skor

LKS

1. Jelaskan langkah-langkah penulisan

struktur lewis.

Langkah-langkah penulisan struktur Lewis sebagai

berikut:

1).Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom

molekul

2).Gambarkan kerangka molekul yang masuk akal

3).Berikan masing-masing sepasang elektron untuk

setiap ikatan

4).Sisa elektron digunakan untuk membuat semua

atom terminal mencapai oktet

5).Tambahkan sisa elektron,jika masih ada kepada

atom pusat

Apabila atom pusat belum oktet,tarik pasangan

elektron bebas dari atom terminal untuk membuat

ikatan rangkap atau rangkap tiga dengan atom pusat.

Page 69: Skripsi hasriyanti

69

2. Jelaskan yang dimaksud dengan

delokalisasi.

3. Sebutkan sifat-sifat fisik logam.

Delokalisasi adalah suatu keadaan dimana elektron

tersebut tidak tetap posisinya pada satu atom tetapi

senantiasa berpndah-pindah dari satu atom ke atom

yang lain.

Sifat-sifat fisik logam antara lain sebagai berikut:

1) Mengkilap

2) Daya hantar listrik

3) Daya hantar panas

4) Dapat ditempa

5) Dapat dibengkokan dan ditarik

Jumlah Skor

PR

1. Apa perbedaan antara ikatan logam dan

ikatan ion?

2. Tuliskan langkah-langkah penulisan

struktur lewis…!

Ikatan logam adalah gaya tarik-menarik antara ion-

ion positif logam dengan lautan electron valensi yang

mengalami delokalisasi. Sedangkan ikatan ion adalah

gaya tarik-menarik antara ion yang berbeda muatan

(gaya Coulomb).

Langkah-langkah penulisan struktur Lewis sebagai

berikut:

1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom

molekul

2) Gambarkan kerangka molekul yang masuk akal

3) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk

setiap ikatan

4) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua

atom terminal mencapai oktet

5) Tambahkan sisa elektron,jika masih ada kepada

atom pusat

6) Apabila atom pusat belum oktet,tarik pasangan

elektron bebas dari atom terminal untuk membuat

ikatan rangkap atau rangkap tiga dengan atom

pusat.

Jumlah Skor

EVALUASI SIKLUS II

A. Objektif

1. Unsur X dengan konfigurasi elektron: 2 8

7 dapat mencapai aturan oktet dengan

cara….

a. Melepaskan 7 elektron

b. Memasangkan 1 elektron.

c. Menyerap atau memasangkan 1

elektron.

d. Menerima sepasang elektron.

2. Yang termasuk ikatan kovalen terdapat

pada….

a. MgCl2.

b. HCL.

c. AlCl2.

d. CS2.

3. Gambar dibawah menyatakan rumus lewis

D

B

B

Page 70: Skripsi hasriyanti

70

dari HNO3. Ikatan kovalen koordinat

ditunjukan oleh nomor….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

4. Diantara zat berikut yang mengandung

ikatan ion adalah….

a. Batu kapur.

b. Gula.

c. Silicon.

d. Perunggu.

5. Suatu zat dikatakan polar jika zat tersebut

tertarik kedalam….

a. Medan magnet.

b. Senyawa.

c. Ikatan kovalen.

d. Ikatan polar.

6. Dibawah ini yang bukan sifat senyawa ion

adalah….

a. Padatannya dapat menghantarkan

listrik.

b. Titik didih

c. Kelarutan

d. Mudah ditempa.

7. Ikatan kovalen merupakan ikatan….

a. Dengan penggunaan bersama

pasangan elektron.

b. Antara atom elektronegatif

c. Antara atom elektropositif

d. Yang terjadi antara logam dengan

logam.

8. Nomor atom unsur – unsur P,Q,R, dan S

adalah 6,9,11,dan 18. Pasangan unsur-

unsur yang diharapkan dapat membentuk

ikatan ion adalah….

a. R dan S

b. P dan Q

c. R dan Q

d. S dan R

b. Essay

1. Apakah perbedaan antara ikatan kovalen

polar dan ikatan kovalen nonpolar.

2. Apakah yang dimaksud dengan ikatan

logam..?

A

A

A

A

C

Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terjadi bila

pasangan elektron yang dipakai bersama memihak

atau mengutup kesalah satu atom/ gugus atom.

Sedangkan ikatan kovalen non-polar akan terjadi bila

pasangan elektronyang dipakai bersama berasal dari

atom yang sama sehingga memiliki elektronegativitas

yang sama.

Ikatan logam adalah gaya tarik-menarik antara ion-

ion positif logam dengan lautan electron valensi yang

mengalami delokalisasi.

1

1

25

Page 71: Skripsi hasriyanti

71

3. Tuliskan langkah-langkah dalam

menuliskan struktur lewis !

4. Dengan mengacu pada ikatan logam,

jelaskan sifat-sifat logam berikut:

a. Logam merupakan konduktor yang

baik.

b. Logam mudah ditempa.

Langkah-langkah penulisan struktur Lewis sebagai

berikut:

1).Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom

molekul

2).Gambarkan kerangka molekul yang masuk akal

3).Berikan masing-masing sepasang elektron untuk

setiap ikatan

4).Sisa elektron digunakan untuk membuat semua

atom terminal mencapai oktet

5).Tambahkan sisa elektron,jika masih ada kepada

atom pusat

Apabila atom pusat belum oktet,tarik pasangan

elektron bebas dari atom terminal untuk membuat

ikatan rangkap atau rangkap tiga dengan atom pusat.

a) Logam merupakan konduktor yang baik, karena

electron valensinya mudah mengalir.

b) Logam dapat ditempa karena ketika dipukul atau

ditarik, atom-atom logam hanya bergeser

sedangkan ikatan diantaranya tidak terputus.

25

17

25

Jumlah Skor 100

Nilai siswa = Skor Yang Diperoleh X 100 %

Skor total

Gorontalo, Mei 2011

Guru Mitra Peneliti

Sri Yanti Saipi Asriaty Labaso

NIP. 197712112 006042 011 NIM. 441 405 019

Page 72: Skripsi hasriyanti

72

Lembar Observasi Kegiatan Guru

a. Siklus I Pertemuan 1

No Kriteria

Aspek Yang Diamati

Jumlah % Perangkat Kegiatan

Belajar Mengajar Pelaksanaan Pembelajaran Penutup

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3

1 Sangat Baik 1 1 1 1 1 5 26,3

2 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 52,6

3 Cukup 1 1 1 1 4 21,1

4 Kurang

Keterangan Tabel

Perangkat kegiatan belajar mengajar

1. Silabus

2. RPP

3. Buku penunjang

4. Lembar observasi

5. Lembar evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran

1. Menyampaikan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menjelaskan secara singkat materi pembelajaran

4. Memandu siswa untuk pembagian kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen

5. Menjelaskan secara singkat cara kerja yang akan dilakukan oleh siswa

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dikerjakan

Lampiran 6

Page 73: Skripsi hasriyanti

73

7. Memberikan kesempatan pada siswa agar menyelesaikan masalah secara bersama-sama

8. Mengawasi dan mengendalikan siswa selama pembelajaran berlangsung

9. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

10. Memberi tahu siswa agar setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja sama mereka dan kelompok yang lain menanggapi

11. Memberi kuis pada siswa

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Hasil Observasi

Sangat Baik = 26,3%

Baik = 52,6%

Cukup = 21,1%

Kurang = 0%

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 74: Skripsi hasriyanti

74

b. Siklus I Pertemuan 2

No Kriteria

Aspek Yang Diamati

Jumlah %

Perangkat Kegiatan

Belajar Mengajar Pelaksanaan Pembelajaran Penutup

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 2 3

1 Sangat Baik 1 1 1 1 1 5 26,3

2 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 68,4

3 Cukup 1 1 5,3

4 Kurang

Keterangan Tabel

Perangkat kegiatan belajar mengajar

1. Silabus

2. RPP

3. Buku penunjang

4. Lembar observasi

5. Lembar evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran

1. Menyampaikan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menjelaskan secara singkat materi pembelajaran

4. Memandu siswa untuk pembagian kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen

5. Menjelaskan secara singkat cara kerja yang akan dilakukan oleh siswa

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dikerjakan

7. Memberikan kesempatan pada siswa agar menyelesaikan masalah secara bersama-sama

Lampiran 7

Page 75: Skripsi hasriyanti

75

8. Mengawasi dan mengendalikan siswa selama pembelajaran berlangsung

9. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

10. Memberi tahu siswa agar setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja sama mereka dan kelompok yang lain

menanggapi

11. Memberi kuis pada siswa

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Hasil Observasi

Sangat Baik = 26,3%

Baik = 68,4%.

Cukup = 5,3%.

Kurang = 0%

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 76: Skripsi hasriyanti

76

c. Siklus II Pertemuan 1

No Kriteria

Aspek Yang Diamati

Jumlah % Perangkat Kegiatan

Belajar Mengajar Pelaksanaan Pembelajaran Penutup

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3

1 Sangat Baik 1 1 1 1 1 1 1 7 36,8

2 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 63,2

3 Cukup

4 Kurang

Keterangan Tabel

Perangkat kegiatan belajar mengajar

1. Silabus

2. RPP

3. Buku penunjang

4. Lembar observasi

5. Lembar evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran

1. Menyampaikan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menjelaskan secara singkat materi pembelajaran

4. Memandu siswa untuk pembagian kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen

5. Menjelaskan secara singkat cara kerja yang akan dilakukan oleh siswa

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dikerjakan

7. Memberikan kesempatan pada siswa agar menyelesaikan masalah secara bersama-sama

8. Mengawasi dan mengendalikan siswa selama pembelajaran berlangsung

Lampiran 8

Page 77: Skripsi hasriyanti

77

9. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

10. Memberi tahu siswa agar setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja sama mereka dan kelompok yang lain

menanggapi

11. Memberi kuis pada siswa

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Hasil Observasi

Sangat Baik = 36,8%

Baik = 63,2%.

Cukup = 0%

Kurang = 0%

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 78: Skripsi hasriyanti

78

d. Siklus II Pertemuan 2

No Kriteria

Aspek Yang Diamati

Jumlah % Perangkat Kegiatan

Belajar Mengajar Pelaksanaan Pembelajaran Penutup

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3

1 Sangat Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42,1

2 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 57,9

3 Cukup

4 Kurang

Keterangan Tabel

Perangkat kegiatan belajar mengajar

1. Silabus

2. RPP

3. Buku penunjang

4. Lembar observasi

5. Lembar evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran

1. Menyampaikan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menjelaskan secara singkat materi pembelajaran

4. Memandu siswa untuk pembagian kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen

5. Menjelaskan secara singkat cara kerja yang akan dilakukan oleh siswa

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dikerjakan

7. Memberikan kesempatan pada siswa agar menyelesaikan masalah secara bersama-sama

8. Mengawasi dan mengendalikan siswa selama pembelajaran berlangsung

Lampiran 9

Page 79: Skripsi hasriyanti

79

9. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

10. Memberi tahu siswa agar setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja sama mereka dan kelompok yang lain menanggapi

11. Memberi kuis pada siswa

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan

3. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Hasil Observasi

Sangat Baik = 42,1%

Baik = 57,9%.

Cukup = 0%

Kurang =.0%

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 80: Skripsi hasriyanti

80

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

a. Siklus I Pertemuan 1

No Nama Aspek Yang Diamati Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Aqsal Irwansyah B C B C C B B C B B B

2 Bahtiar Rauf B C C C B C B B C B C

3 Gilang dirgahayu koniyo B C C B C C B B C B C

4 Gregrorian H.Pakaya B B C B C C B B C B B

5 Haidar Triwinarko Naue C C C B C C K C K B C

6 Haroen Alrasyid Musa C B K B C K C C B B B

7 Ikhwan Fauzy Djuhu C C C B C B C C C B B

8 Kisnanto C B K C K K C K C K C

9 Moh.Didith A.Mahmud B C K B C K B C C B B

10 Moh.Gustav Sumraw C C C K K K C C C B K

11 Moh.Rizky Datau B C C B C K B B C B C

12 Moh.Rezky Hulinggi C C K K C K C C C B C

13 Moh.Ziad Hawilu B B B SB B B SB SB B SB B

14 Rahmat B lamusu C C K C B K C C K K C

15 Refli Rinaldi Djalil C C K C B B K C K C K

16 Rian Dj Happi C C K K C B C K C C C

17 Rizalah Umar B B B SB B SB SB B B B SB

18 Roy Utina C B C K C K C C K K K

19 Rully Nasrullah Ndeo B B B SB SB B B SB B SB B

20 Simon Todo Ole SB SB SB SB SB SB SB B B B B

21 Sutan Syahril Bahu C C K C C K K C C K C

Lampiran 10

Page 81: Skripsi hasriyanti

81

22 Syamsul Bahri Kyai Demak B B C B B C B C B B B

23 Zulkifli Yusuf B SB B SB B B SB B B B B

24 Angelina Katili SB SB SB B SB SB SB B SB SB B

25 Bianca Kirana Umar SB SB SB B SB B SB SB SB SB B

26 Dian Agustian A.R igris B B SB B B SB B SB SB SB B

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy SB B B SB SB SB SB SB B B B

28 Eka setyawaty Muhsin B B B B SB B B B B B B

29 Fadhilah muthiah Ishak B B B B SB B B B B B B

30 Indra Radji B SB SB B B B B B B B B

31 Irma A.Latif B B B B B B B B B B B

32 Marisha .M.Usman B SB B B B B B SB B B B

33 Noviani Mahmud B B SB SB B B B SB B SB B

34 Rahmawaty B.Mahsyur B B SB B B SB SB SB B B B

35 Sacianty Tangahu SB B SB SB B SB SB SB B B B

36 Prayseglogry.C.Sanggor SB SB SB SB SB SB SB B SB B B

37 Sintia Lahmutu SB SB SB B B SB B SB B B B

38 Sitty lutfiah Rahma Yahya B SB SB B B B B SB B B B

39 Thita Puspita Ayu Pakaya B SB SB SB B SB SB SB B B B

40 Valerina Hala SB B SB SB B B B SB B B B

Keterangan Tabel

1. Bersiap diri untuk belajar

2. Mengikuti dengan baik petunjuk guru pada awal pembelajaran

3. Menjaga ketertiban dan disiplin selama mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung

4. Termotivasi dalam kegiatan belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Mampu merumuskan masalah dalam kegiatan pembelajaran materi ikatan kimia

Page 82: Skripsi hasriyanti

82

6. Mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat menemukan kesulitan selama pembelajaran berlangsung

7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

8. Menjawab soal kuis

9. Menyimpulkan materi setelah akhir pembelajaran

10. Menerima tugas rumah

11. Mendengarkan penyampaian guru mengenai materi selanjutnya

Keterangan Penilaian

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 83: Skripsi hasriyanti

83

b. Siklus I Pertemuan 2

No Nama Aspek Yang Diamati

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Aqsal Irwansyah SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

2 Bahtiar Rauf B B C B B C B B C B C

3 Gilang Dirgahayu Koniyo B B C B B SB SB SB B SB B

4 Gregorian H.Pakaya B B B SB SB SB SB B B B B

5 Haidar Triwinarko Naue B SB SB SB B B SB SB B B B

6 Haroen Alrasyid Musa B B B B B SB B SB B B B

7 Ikhwan Fauzy Djuhu B SB SB B B B B SB B B B

8 Kisnanto B B C C B C K K K C C

9 Moh. Didith A. Mahmud B SB B B C SB B B B B B

10 Moh.Gustav Sumraw B B B B B C C C C B B

11 Moh. Rizki Datau SB B B SB B SB SB SB B B B

12 Moh. Rezky Hulinggi B B C C B C K K K C C

13 Moh. Ziad Hawilu SB B B SB B SB SB SB B B B

14 Rahmat B Lamusu B B C C B C K K K C C

15 Refli Rinaldi Djalil B B C C B C K K K C C

16 Rian DJ Happi B B C C B C K K K C C

17 Rizalah Umar SB B B SB B SB SB SB B B B

18 Roy Utina B B C C B C K K K C C

19 Rully Nasrullah Ndeo SB B B SB B SB SB SB B B B

20 Simon Todo ole SB B B SB B SB SB SB B B B

21 Sutan Syahril Bahu B B C C B C K K K C C

22 Syamsul Bahri Kiay Demak B SB B B C SB B B B B B

23 Zulkifly Yusuf B SB SB SB B B SB SB B B B

Lampiran 11

Page 84: Skripsi hasriyanti

84

24 Angelina Katili B SB SB SB B B SB SB B B B

25 Bianca Kirana Umar SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

26 Dian Agustian A.R Igris SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

28 Eka Setyawaty Muhsin SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

30 Fadilha Mutya Ishak B SB SB SB B SB SB SB SB B B

31 Indra Radji B SB SB SB B SB B SB SB SB SB

32 Irma A.Latif SB B SB SB SB SB B SB B SB SB

33 Marisha.M.Usman B SB SB SB B SB SB SB B B B

34 Rahmawaty B. Mansur SB SB SB B B SB SB SB B SB SB

35 Sacianty Tangahu SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

36 Prayseglogry.C.Sanggor SB B SB SB SB SB B SB B SB SB

37 Sintia Lahmutu SB SB SB B B SB B SB SB SB SB

38 Sitty Lutfiah Rahma Yahya B SB SB B SB SB B SB B SB SB

39 Thita Puspita Ayu Pakaya SB B SB SB B SB SB SB SB SB SB

40 Valerina Hala B B SB B B SB SB SB B B SB

Keterangan Tabel

1. Bersiap diri untuk belajar

2. Mengikuti dengan baik petunjuk guru pada awal pembelajaran

3. Menjaga ketertiban dan disiplin selama mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung

4. Termotivasi dalam kegiatan belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Mampu merumuskan masalah dalam kegiatan pembelajaran materi ikatan kimia

6. Mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat menemukan kesulitan selama pembelajaran berlangsung

7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

8. Menjawab soal kuis

9. Menyimpulkan materi setelah akhir pembelajaran

10. Menerima tugas rumah

Page 85: Skripsi hasriyanti

85

11. Mendengarkan penyampaian guru mengenai materi selanjutnya

Keterangan Penilaian

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 86: Skripsi hasriyanti

86

c. Siklus II Pertemuan 1

No Nama Aspek Yang Diamati

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Aqsal Irwansyah SB SB SB SB B B SB SB SB SB SB

2 Bahtiar Rauf B SB SB SB SB SB SB B SB B SB

3 Gilang Dirgahayu Koniyo SB SB B SB SB SB B SB SB SB SB

4 Gregroriah H.Pakaya SB B SB B B B B SB B SB SB

5 Haidar Triwinarko Naue SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB

6 Haroen Alrasyid Musa B SB SB B B SB SB B B SB SB

7 Ikhwan Fauzy Djuhu SB SB SB SB B SB SB SB SB B SB

8 Kisnanto B B C B B K B B B B B

9 Moh.Didith A.Mahmud SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

10 Moh. Gustav Sumraw SB B B B B SB SB SB B SB SB

11 Moh. Rizky Datau SB SB SB SB SB SB SB SB B SB SB

12 Moh. Rezky Hulinggi B C C B C K B B C K C

13 Moh. Ziad Hawilu SB SB B B B SB SB SB B B B

14 Rahmat B.Lamusu B C C B C K B B C B B

15 Refli Rinaldi Djalil B B C B C K B B C B B

16 Rian Dj Happi C C B B C K B B C B B

17 Rizalah Umar SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

18 Roy Utina B B B B C C B B B B B

19 Rully Nasrulah Ndeo SB SB B B B SB SB SB B SB SB

20 Simin Todo Ole SB SB SB SB SB SB SB SB B SB SB

21 Sutan Syahril Bahu B B B SB B C C SB B B B

22 Syamsul Bahri Kiay Demak SB SB SB B B C B B C B B

Lampiran 12

Page 87: Skripsi hasriyanti

87

23 Zulkifly Yusuf SB SB B B B SB B SB B B B

24 Angelina Katili SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

25 Bianca Kirana Umar SB SB SB B B SB SB SB B SB SB

26 Dian Agustian A.R.Igris SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy SB SB SB SB B B SB SB SB SB SB

28 Eka Setyawaty Muhsin SB SB SB SB SB SB B SB SB SB SB

29 Fadhilah Mutya Ishak B B SB SB B B SB SB B SB SB

30 Indra Radji SB B SB SB SB SB SB SB SB SB SB

31 Irma A.Latif SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB

32 Marisha M.Usman SB SB SB SB B SB SB B B SB SB

33 Noviani Mahmud B B B SB B B SB SB B SB SB

34 Rahmawaty B.Mahsyur SB SB SB B SB C B SB B SB SB

35 Sacianty Tangahu B B B SB B B B SB B SB SB

36 Prayseglory C.Sanggor SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

37 Sintia Lahmutu SB SB SB SB SB B SB SB SB SB SB

38 Sitty Lutfiah Rahma Yahya B SB SB SB SB SB SB SB B SB SB

39 Thita Puspita Ayu Pakaya B B SB SB B SB SB SB B SB SB

40 Valerian Halas SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

Keterangan Tabel

1. Bersiap diri untuk belajar

2. Mengikuti dengan baik petunjuk guru pada awal pembelajaran

3. Menjaga ketertiban dan disiplin selama mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung

4. Termotivasi dalam kegiatan belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Mampu merumuskan masalah dalam kegiatan pembelajaran materi ikatan kimia

6. Mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat menemukan kesulitan selama pembelajaran berlangsung

7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

Page 88: Skripsi hasriyanti

88

8. Menjawab soal kuis

9. Menyimpulkan materi setelah akhir pembelajaran

10. Menerima tugas rumah

11. Mendengarkan penyampaian guru mengenai materi selanjutnya

Keterangan Penilaian

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 89: Skripsi hasriyanti

89

d. Siklus II Pertemuan 2

No Nama Aspek Yang Diamati

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Aqsal Irwansyah SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

2 Bahtiar Rauf SB SB SB SB SB SB SB SB B SB SB

3 Gilang Dirgahayu Koniyo SB SB SB SB SB B SB SB B SB SB

4 Gregrorian H.Pakaya B B SB B B SB SB SB B SB SB

5 Haidar Triwinarko Naue SB SB SB SB SB B SB SB B SB SB

6 Haroen Alrasyid Musa SB SB SB SB SB B SB SB SB SB SB

7 Ikhwan Fauzy Djuhu SB SB SB SB SB B B SB SB SB SB

8 Kisnanto SB SB B B B B SB SB B B B

9 Moh.Didith A.Mahmud SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

10 Moh. Gustav Sumraw B B B B B SB SB SB B SB SB

11 Moh. Rizky Datau SB SB SB SB SB SB B SB B SB SB

12 Moh. Rezky Hulinggi B B SB B B SB SB SB B SB SB

13 Moh.Ziad Hawilu SB SB B B B B SB SB B B B

14 Rahmat.B.Lamusu B B SB B B SB SB SB B SB SB

15 Refly Rinaldi Djalil SB SB B B B B SB SB B B B

16 Rian Dj Happi B B B B B SB SB SB B SB SB

17 Rizalah Umar SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

18 Roy Utina SB SB SB SB SB SB B SB B SB SB

19 Rully Nasrullah Ndeo SB B B B B SB SB B B B SB

20 Simon Todo Ole SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

21 Sutan Syahril Bahu SB SB B B B B SB SB B B B

22 Syamsul Bahri Kiay. Demak SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

23 Zulkifly Yusuf B B SB B B SB SB SB B SB SB

Lampiran 13

Page 90: Skripsi hasriyanti

90

24 Angelina Katili SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

25 Bianca Kirana Umar SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

26 Dian Agustian A.R.Igris SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

28 Eka Setyawaty Muhsin SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

29 Fadhillah Mutya Ishak SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

30 Indra Radji SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

31 Irma A.Latif SB SB SB SB B SB SB SB B SB SB

32 Marisha.M.Usman SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

33 Noviani Mahmud SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

34 Rahmawaty B.Mahsyur SB SB SB SB SB B SB SB B SB SB

35 Sacianty Tangahu SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

36 Prayseglory C.Sanggor SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

37 Sintia Lahmutu SB SB SB SB SB B SB SB B SB SB

38 Sitty Lutfiah Rahma Yahya SB SB SB SB SB B SB SB B SB SB

39 Thita Puspita Ayu Pakaya SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

40 Valerian Hala SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

Keterangan Tabel

1. Bersiap diri untuk belajar

2. Mengikuti dengan baik petunjuk guru pada awal pembelajaran

3. Menjaga ketertiban dan disiplin selama mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung

4. Termotivasi dalam kegiatan belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Mampu merumuskan masalah dalam kegiatan pembelajaran materi ikatan kimia

6. Mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat menemukan kesulitan selama pembelajaran berlangsung

7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

8. Menjawab soal kuis

Page 91: Skripsi hasriyanti

91

9. Menyimpulkan materi setelah akhir pembelajaran

10. Menerima tugas rumah

11. Mendengarkan penyampaian guru mengenai materi selanjutnya

Keterangan Penilaian

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Gorontalo, Mei 2011

Pengamat

Sri Yanti Saipi, S.Pd

NIP. 19771211 200604 2 011

Page 92: Skripsi hasriyanti

92

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa

Nomor Soal/Skor

Nilai

Skor

Capaian

(%)

Ketuntasan

Objektif Essay

Ya Tdk 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4

1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 17 25 100 100

1 Aqsal irwansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 10 15 83 83 √

2 Bahtiar rauf 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

3 Gilang D.Koniyo 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

4 Gregrorian H.Pakaya 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

5 Haidar triwinaro Naue 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

6 Haroen Alrasyid Musa 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

7 Ikhwan Fauzy Djuhu 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 10 15 83 83 √

8 Kisnanto 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

9 Moh.Didith A.Mahmud 1 1 1 1 1 1 1 1 25 5 10 15 63 63 √

10 Moh.Gustav Sumraw 1 1 1 1 1 1 1 1 25 0 10 10 53 53 √

11 Moh.Rizky Datau 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

12 Moh.Rezky Hulinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

13 Moh.Ziad Hawilu 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

14 Rahmat B.Lamusu 1 1 1 1 1 1 0 0 25 0 10 0 41 41 √

15 Refli Rinaldi Djalil 1 0 1 1 1 1 0 0 25 0 10 15 55 55 √

16 Rian Dj Happi 1 0 1 1 1 1 0 0 25 0 10 10 50 50 √

17 Rizalah Umar 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 10 15 83 83 √

18 Roy Utina 1 1 1 1 1 1 0 0 25 0 10 0 41 41 √

19 Rully Nasrullah Ndeo 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

20 Simon Todo Ole 1 1 1 1 1 1 1 1 25 15 10 15 73 73 √

21 Sutan Syahril Bahu 1 0 1 1 1 0 0 0 25 10 5 10 54 54 √

22 Syamsul Kiay Demak 1 1 1 1 1 1 1 1 25 5 10 15 63 63 √

23 Zulkifly Yusuf 1 1 1 1 1 1 1 0 25 20 10 10 72 72 √

24 Angelina Katili 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 10 15 83 83 √

25 Bianca Kirana Umar 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

26 Dian Agustian Igris 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

Lampiran 14

Page 93: Skripsi hasriyanti

93

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

28 Eka setyawaty Muhsin 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

29 Fadhilah Mutya Ishak 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

30 Indra Radji 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 10 15 83 83 √

31 Irma A.Latif 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

32 Marisha M.Usman 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

33 Noviani Mahmud 1 1 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 68 68 √

34 Rahmawaty B.Mahsyur 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

35 Sacianty Tangahu 1 1 1 1 1 1 1 1 25 15 10 15 73 73 √

36 Prayseglory Sanggor 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

37 Sintia Lahmutu 1 1 1 1 1 1 1 1 25 15 10 15 73 73 √

38 Sitty Lutfiah R.Pakaya 1 0 1 1 1 1 1 1 25 10 10 15 67 67 √

39 Thita Puspita Ayu Pakaya 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

40 Valerina Hala 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 15 78 78 √

Jumlah 2774

Rata-Rata 68,6

= 55 %

Page 94: Skripsi hasriyanti

94

= 45 %

= 68,6 %

Page 95: Skripsi hasriyanti

95

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa

Nomor Soal/Skor

Nilai

Skor

Capaian

(%)

Ketuntasan

Objektif Essay

Ya Tdk 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4

1 1 1 1 1 1 1 0 25 25 17 25 100 100

1 Aqsal irwansyah 1 1 1 1 1 1 1 0 25 20 15 20 87 87 √

2 Bahtiar rauf 1 1 1 1 1 1 1 0 25 20 15 15 82 82 √

3 Gilang D.Koniyo 1 1 1 1 1 1 0 0 25 15 15 15 76 76 √

4 Gregrorian H.Pakaya 1 1 0 1 1 1 0 0 25 20 10 10 70 70 √

5 Haidar triwinaro Naue 1 1 1 1 1 1 1 0 25 20 10 20 82 82 √

6 Haroen Alrasyid Musa 1 1 1 1 1 1 1 0 20 10 10 10 57 57 √

7 Ikhwan Fauzy Djuhu 1 1 0 1 1 1 1 1 25 15 15 20 82 82 √

8 Kisnanto 1 1 1 1 1 1 1 0 20 20 10 15 72 72 √

9 Moh.Didith A.Mahmud 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

10 Moh.Gustav Sumraw 1 1 1 1 1 1 1 0 20 20 15 15 77 77 √

11 Moh.Rizky Datau 1 1 1 1 1 1 1 1 20 15 10 15 68 68 √

12 Moh.Rezky Hulinggi 1 1 0 1 1 1 1 0 20 15 15 20 76 76 √

13 Moh.Ziad Hawilu 1 1 0 1 1 1 0 0 10 10 15 15 55 55 √

14 Rahmat B.Lamusu 1 1 0 1 1 1 0 0 10 10 15 15 55 55 √

15 Refli Rinaldi Djalil 1 1 1 1 1 1 1 0 20 10 10 15 62 62 √

16 Rian Dj Happi 1 1 0 1 1 1 1 1 20 20 15 15 77 77 √

17 Rizalah Umar 1 1 0 1 1 1 1 0 25 20 10 20 81 81 √

18 Roy Utina 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 10 15 77 77 √

19 Rully Nasrullah Ndeo 1 1 1 1 1 1 1 0 25 20 15 10 77 77 √

20 Simon Todo Ole 1 1 1 1 1 1 1 1 25 15 20 15 83 83 √

21 Sutan Syahril Bahu 1 1 1 1 1 1 1 0 20 15 10 20 72 72 √

22 Syamsul Kiay Demak 1 1 0 1 1 1 1 1 20 15 15 20 77 77 √

23 Zulkifly Yusuf 1 1 1 1 1 1 1 0 20 15 10 20 72 72 √

24 Angelina Katili 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 20 88 88 √

25 Bianca Kirana Umar 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 20 88 88 √

Lampiran 15

Page 96: Skripsi hasriyanti

96

26 Dian Agustian Igris 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

27 Dwi Ayu Mentari Tukloy 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 10 20 83 83 √

28 Eka setyawaty Muhsin 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

29 Fadhilah Mutya Ishak 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 88 88 √

30 Indra Radji 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 15 83 83 √

31 Irma A.Latif 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 15 20 83 83 √

32 Marisha M.Usman 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 15 83 83 √

33 Noviani Mahmud 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

34 Rahmawaty B.Mahsyur 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

35 Sacianty Tangahu 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 20 88 88 √

36 Prayseglory Sanggor 1 1 1 1 1 1 1 1 25 20 15 20 88 88 √

37 Sintia Lahmutu 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

38 Sitty Lutfiah R.Pakaya 1 1 0 1 1 1 1 0 25 20 15 15 81 81 √

39 Thita Puspita Ayu Pakaya 1 1 0 1 1 1 1 1 25 20 15 20 87 87 √

40 Valerina Hala 1 1 1 1 1 1 1 1 25 15 15 20 83 83 √

Jumlah 3162

Rata-Rata 79,05

= 87,5 %

Page 97: Skripsi hasriyanti

97

= 12,5 %

= 79,05 %

Page 98: Skripsi hasriyanti

CURICULLUM VITAE

Asriaty Labaso. Lahir di Desa Huntu, Kecamatan Tapa

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. pada 28

November 1987, beragama islam anak dari 4 bersaudara dari

pasangan Sahmad Labaso dan Nerlin Djarati. Memulai

pendidikan di SDN 1 Bilungala hingga selesai pada tahun

1994, kemudian penulis melanjutkan studinya di SMP Negeri

1 Tapa dan selesai pada tahun 2002 . Atas motivasi dari

orang tua dan saudara-saudaranya penulis melanjutkan

pendidikannya di SMA Negeri 1 Tapa hingga selesai pada

tahun 2005. Setelah selesai pendidikan di SMA kemudian Penulis diterima di

Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Gorontalo melalui Lokal. Selama

menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan baik intra

maupun ekstra kampus antara lain:

1. Peserta Pembinaan Belajar Kampus (PBK) UNG tahun 2005

2. Peserta Orentasi Penerimaan Jurusan Kimia (OPJ) tahun 2005.

3. Peserta bakti sosial (BAKSOS) Himpunan Mahasiswa Kimia tahun 2005.

4. Panitia pada kegiatan orentasi penerimaan himpunan mahasisiwa kimia

tahun 2006.

5. Asisten laboratorium kimia dalam praktikum kimia dasar yang

diselenggarakan oleh jurusan kimia tahun 2008-2009.

6. Peserta Kuliah Kerja Sibermas UNG Tematik POSDAYA tahun 2010 di

Desa Dalapuli Timur, Kec. Pinogaluman Kab. Bolaang Mongondow Utara

Provinsi Sulawesi Utara.

Guna untuk mengakhiri studi di Universitas Negeri Gorontalo penulis

melukukan penelitian tindakan kelas untuk diajukan sebagai salah satu

persyaratan dalam mengikuti ujian sarjana pendidikan, dengan judul penelitian:

―Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan

Pembelajaran Cooperative Tipe STAD Di Kelas X Jurusan Multimedia SMK

Negeri 1 Gorontalo”.