Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Hasil...
Transcript of Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Hasil...
PENGARUH PINJAMAN MODAL, LOKASI USAHA, DAN LAMA
USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO
(Studi Kasus Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
SYIFA BUDI PRATIWI
NIM. 11150840000019
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Syifa Budi Pratiwi
2. TempatTanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1997
3. Alamat : Jalan Kampung Baru no 35, Pondok Pinang,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
4. Agama : Islam
5. NamaAyah : Arief Budiawan
6. NamaIbu : Elis Supartiwi
7. Nomor Telepon : 0896-5417-0074
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2003-2009 : SD 08 Negeri Jakarta
2. 2009-2012 : SMP 87 Negeri Jakarta
3. 2012-2015 : SMA 29 Negeri Jakarta
4. 2015-2019 : S1 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2015-2017 : Anggota dan bendahara SEISDANCE (Tari
Saman) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
vi
ABSTRACT
This research aims to know how much influence of the relationship of the
capital loans, business location, and length of business to micro business income.
The object of this research is micro-businesses located along the Jalan Bangka
local area, known as Kemang Raya, South Jakarta.This research is a quantitative
research. The population in this research were 90 micro entrepreneurs. The
sampling technique used is purposive sampling. The sampling is the Slovin
formula with 73 business respondents. The data using in this research is primary
data. The research was conducted by survey and questionnaires. The data
analysis method used, and in this research is a multiple regression analysis
method. Processed with model SPSS.
The results of this research indicated that Adjusted r-square of 0.656, which
means that 65,6% of the variable income of micro-businesses is influenced by the
variable of loan capital, business location, and duration of business. While 34.4%
is influenced by other factors not discussed in this research. F-test has been
proven that the capital loans, business locations, and length of business have a
significant effect on micro business income. In the t-test also shows that the
variable of loan capital, business location, and duration of business have a
positive and significant effect on the income of micro-businesses the Jalan Bangka
local area of South Jakarta.
Keywords: capital loans, business location, length of business, income, and micro
business.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan
dari pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha terhadap pendapatan usaha
mikro. Objek dari penelitian ini adalah usaha mikro yang berada di sepanjang
jalan kawasan Kelurahan Bangka atau yang dikenal dengan Kemang, Jakarta
Selatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh pengusaha mikro sebanyak 90 pengusaha. Teknik
sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Sampel yang digunakan
menggunakan rumus slovin dengan hasil sebanyak 73 responden usaha. Data yang
digunakan di penelitian ini yaitu data primer. Penelitian dilakukan dengan
melakukan survei dan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Data diolah menggunakan
SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Adjusted R-Square sebesar 0.656
yang diartikan bahwa sebesar 65,6% variabel pendapatan usaha mikro
dipengaruhi oleh variabel pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha.
Sedangkan 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada dalam model
penelitian ini. Uji F telah membuktikan bahwa pinjaman modal, lokasi usaha, dan
lama usaha secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
usaha mikro. Dalam uji t juga menunjukkan bahwa variabel pinjaman modal,
lokasi usaha, dan lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan.
Kata kunci : pinjaman modal, lokasi usaha, lama usaha, pendapatan, dan usaha
mikro.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahiramanirrahin
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat, nikmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis selama ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pinjaman
Modal, Lokasi Usaha, Dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
(Studi Kasus Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan)” dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaii Wassalam beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat – syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini
tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang
terbaik yang ada di sekeliling penulis. Penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Adapun ungkapan terimakasih ini penulis tunjukan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Arief Budiawan dan Ibu Elis
Supartiwi yang selalu memberikan doa yang tiada henti, restu serta
dukungan moril maupun materi, dan semangat kepada penulis selama
proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Terima kasih atas segala
kebaikan yang tidak akan pernah bisa penulis balas. Semoga saya dapat
terus membahagiakan kalian dan kalian selalu dalam lindungan Allah
SWT, Aamiin.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta seluruh jajarannya.
ix
3. Bapak Dr. M. Hartana Iswandi Putra, M,Si dan Bapak Deni Pandu
Nugraha,SE., M.Sc selaku ketua jurusan dan sekretaris jurasan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis uin Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Djaka Badranaya, S.Ag., M.E. selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya, memberikan motivasi dan saran, ilmu yang
bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga
bapak selalu diberikan rahmat kesehatan keberkahan oleh Allah SWT.
5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si yang telah memberikan arahan, bimbingan,
dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama proses perkuliahan.
Semoga Bapak selalu dilindungi dan diberikan keberkahan serta
kesehatan oleh Allah SWT.
6. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses
perkuliahan. Semoga Bapak selalu dilindungi dan diberikan keberkahan
serta kesehatan oleh Allah SWT.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan, serta jajaran
karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan selama perkuliahan dan membantu proses
sistematis dalam penyelesaian skripsi.
8. Sahabat sedari dulu Intan Ichsani, Anisah Diyanti, dan Nopi Rahma,
terima kasih atas semua kebaikan kalian karena sudah mau menerima,
memahami, dan memaklumi saya, serta kesabaran dan support yang
selalu kalian berikan selama pernyusunan skripsi ini. Semoga kita
sukses dan selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT.
9. Sahabat seperjuangan kuliah sedari awal “panjat sosial” Dena Bastari,
Anindya Utami, Syifa Aliani, Kasanti Ningsih, Azizha Delvine, Gera
Rahma, dan Nadya. Terimakasih atas semua canda tawa dan gosip-
gosipan nya. Terimakasih atas segala bantuan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semangat kita sukses guys!
x
10. Sahabat terbaik berenam yaitu Kindy, Denita, Alika, Wafi, dan Idzar,
terimakasih atas canda tawa, suka maupun duka selama ini.
Terimakasih atas segala bantuan dan dorongan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Kaka-kaka dan teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2015
yang telah menjadi kawan baik selama perkuliahan, terimakasih atas
kebersamaan dan kebaikannya selama ini. Sampai jumpa lagi.
12. Sahabat perkopian Brolin Maryudanto, terima kasih sudah selalu
memberikan semangat, bantuan, kebaikan, kesabaran dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga selalu menjadi tempat terbaik
untuk diskusi, tertawa, dan ngopi bareng sejenak untuk menghilangkan
segala kepenatan yang ada. Semoga Sukses!
13. Teman-teman KKN PADI 172 yaitu Nana, Arkay, Abil, Agra, Annas,
Dhila, Lutfi, Reza, Firsty, Andi Dewi, Erna, Imam, Nadia, Syaiful,
Tania, Didi, Tri, Nurul, Yuda yang telah mewarnai hari-hari saya selama
kkn sampai sekarang. Terima kasih atas kebaikan kalian selama ini.
Untuk kalian semua, semangat!
14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun
untuk pencapaian yang lebih baik. Penulis juga memohon maaf apabila terdapat
kesalahan penulisan yang menyinggung pihak tertentu. Penulis berharap
penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, September 2019
Syifa Budi Pratiwi
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACK ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 12
F. Penelitian Terdahulu................................................................................... 12
G. Sistemaatika Penulisan ............................................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 20
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian .................................................... 20
xii
1. Usaha Mikro .......................................................................................... 20
2. Pinjaman Modal ..................................................................................... 25
3. Lokasi Usaha ......................................................................................... 27
4. Lama Usaha ........................................................................................... 30
5. Pendapatan ............................................................................................. 31
B. Hubungan Antar Variabel Penelitian .......................................................... 35
C. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 37
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 42
E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 45
B. Populasi Dan Sampel .................................................................................. 45
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 49
E. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 58
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 58
B. Deskripsi Responden .................................................................................. 61
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian................................................................ 68
1. Hasil Kualitas Data ............................................................................... 68
a. Uji Validitas ...................................................................................... 68
b. Uji Reliabilitas .................................................................................. 70
2. Hasil Asumsi Klasik ............................................................................. 71
a. Uji Normalitas................................................................................. 71
b. Uji Autokorelasi .............................................................................. 73
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 73
d. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 75
3. Hasil Regresi Linier Berganda .............................................................. 76
xiii
4. Hasil Hipotesis ..................................................................................... 78
a. Analisis Koefisien Determinasi ......................................................... 78
b. Uji F .................................................................................................. 79
c. Uji t ................................................................................................... 80
D. Pembahasan ............................................................................................... 82
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85
1. Kesimpulan ................................................................................................ 85
2. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 91
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Perkembangan Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia
Tahun 2013-2017 ............................................................................................. 2
1.2 Penyebaran Usaha Mikro Kecil Menurut Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja
Berdasarkan Kabupaten/Kota Di DKI Jakarta Tahun 2016 ............................... 3
1.3 Jumlah Usaha Mikro Di Kecamatan Mampang Prapatan Berdasarkan
Kelurahan Tahun 2018 ..................................................................................... 5
1.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 13
2.1 Karakteristik-karakteristik Utama Usaha Mikro................................................ 24
3.1 Pengukuran Skala Likert .................................................................................. 47
3.2 Konstruk Variabel ............................................................................................ 48
3.3 Definisi Operasional......................................................................................... 55
4.1 Tabel Distribusi Kuesioner ............................................................................... 61
4.2 Identitas Jenis Usaha Responden ...................................................................... 66
4.3 Identitas Hasil Pendapatan Responden Perbulan ............................................... 68
4.4 Hasil Uji Validitas ............................................................................................ 69
4.5 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................................ 70
4.6 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 72
4.7 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................................... 73
4.8 Hasil Uji Glesjer .............................................................................................. 75
4.9 Hasil Uji Multikolonearitas .............................................................................. 76
4.10 Hasil Analisis Linear Berganda ...................................................................... 77
4.11 Hasil Koefisien Determinasi ........................................................................... 78
4.12 Hasil Uji F ..................................................................................................... 79
4.13 Hasil t ............................................................................................................ 80
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1 Persentase Usaha Mikro Kecil Menurut Kategori Tahun 2016 ......................... 4
2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 43
4.1 Peta Kelurahan Bangka .................................................................................... 58
4.2 Sektor Usaha Mikro Di Sekitaran Kelurahan Bangka ....................................... 60
4.3 Hasil Uji Normalitas P-Plot .............................................................................. 71
4.4 Hasil Uji Scatterplot ......................................................................................... 74
xvi
DAFTAR GRAFIK
4.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia ............................................................. 62
4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 63
4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 64
4.4 Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha ................................................. 65
4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pinjaman Modal .................................. 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 91
Lampiran 2 Data Karakteristik Responden ............................................................. 94
Lampiran 3 Data Tabulasi Pinjaman Modal (X1) .................................................... 97
Lampiran 4 Data Tabulasi Lokasi Usaha (X2) ........................................................ 99
Lampiran 5 Data Tabulasi Lama Usaha (X3) .......................................................... 101
Lampiran 6 Data Tabulasi Pendapatan (Y) ............................................................. 103
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 105
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 106
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 107
Lampiran 10 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 108
Lampiran 11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 108
Lampiran 12 Hasil Uji Multikolonearitas ............................................................... 108
Lampiran 13 Hasil Uji T ........................................................................................ 109
Lampiran 14 Hasil Uji F ........................................................................................ 109
Lampiran 15 Hasil Analisis Linear Berganda ......................................................... 110
Lampiran 16 Hasil Koefisien Determinasi .............................................................. 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor
dalam perekonomian di Indonesia yang mempunyai peranan sangat penting.
UMKM dinyatakan penting karena potensi yang besar dalam menggerakan
kegiatan ekonomi dan menjadi tumpuan sumber pendapatan oleh sebagian
besar masyarakat. UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang berpendidikan
rendah dan berjalan dalam kegiatan usaha kecil, dari tradisonal maupun
modern.
Di Indonesia peranan UMKM juga dikaitkan dengan upaya-upaya
pemerintah yang mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Oleh sebab itu,
tidak heran jika pengembangan UMKM di Indonesia berperan penting sebagai
kebijakan penciptaan lapangan kerja, kebijakan anti kemiskinan, atau kebijakan
retribusi pendapatan masyarakat (Tambunan, 2002). Pengembangan dalam
sektor usaha mikro, kecil, dan menengah ini dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yang digunakan untuk menunjang pembangunan ekonomi dalam
jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan.
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah seringkali memanfaatkan
sumber yang berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan perdagangan.
UMKM juga seringkali disebut sebagai ekonomi kerakyatan karena hasil yang
didapatkan merupakan barang-barang yang dibutuhkan di kehidupan sehari-
hari setiap masyarakat.
Kegiatan UMKM ini dilakukan oleh masyarakat atau pelaku usaha golongan
menengah akan tetapi usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menunjukkan
bahwa UMKM menjadi salah satu bidang usaha yang konsisten dan
berkembang. Buktinya dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun
1997, keberadaan UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh (Indriyatni, 2013).
Dibuktikan saat krisis global beberapa waktu lalu, UMKM hadir sebagai suatu
solusi dari sistem perekonomian yang sehat. Munculnya UMKM dapat di
2
perhitungkan dalam meningkatkan stabilisasi sistem ekonomi yang ada.
Kuatnya daya tahan usaha UMKM selama krisis, disebabkan pula karena
tingginya motivasi dari pengusaha kecil untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya. Motivasi dari pelaku usaha yaitu dapat memperoleh pendapatan
yang cukup untuk sekedar mempertahankan hidup.
Tabel 1.1
Perkembangan Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia
Tahun 2013-2017
Sumber data: Kementrian Koperasi dan UKM 2017
UMKM merupakan kekuatan ekonomi yang berperan penting dalam
membangun ekonomi rakyat terutama di usaha mikro yang lebih banyak
terdapat di Indonesia. Pengertian usaha mikro menurut UU No. 20 tahun 2008
menjelaskan, usaha mikro merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh
perorangan atau badan usaha perorangan yang telah memenuhi kriteria usaha
mikro yang sudah diataur dalam Undang-Undang.
Pada tabel 1.1 menunjukan kenaikan signifikan terhadap jumlah unit usaha
mikro di Indonesia sejak tahun 2013 yang mencapai 55,8 juta sampai tahun
2017 sebesar 62,1 juta. Usaha mikro di Indonesia mengalami peningkatan 3%
setiap tahunnya. Hal ini menandakan usaha mikro di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat dan berpotensi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Berdasarkan sumber dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(UKM) kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir.
Sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
NO INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017
1 Usaha Mikro
(Umi) Unit 55.856.176 57.189.393 58.521.987 60.863.578 62.105.900
2 Usaha Kecil
(UK) Unit 629.418 654.222 681.522 731.047 757.090
3 Usaha
Menengah (UM)
Unit 48.997 52.105 59.263 56.551 58.627
3
Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi
97,22% dari jumlah tenaga kerja yang berada di Indonesia.
Di Indonesia terdapat salah satu Provinsi yang terkenal dengan perdagangan
atau UMKM nya. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) merupakan ibu
kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jika ditinjau dari sektor ekonomi,
UMKM Provinsi DKI Jakarta memegang peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi di Indonesia sebagai pusat perekonomian. Dunia usaha di DKI Jakarta
masih didominasi oleh usaha mikro. Berikut ini adalah penyebaran usaha
mikro dan tenaga kerja menurut Kabupaten/Kota di DKI Jakarta:
Tabel 1.2
Penyebaran Usaha Mikro Menurut Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja
Berdasarkan Kabupaten/Kota Di DKI Jakarta Tahun 2016
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, SE2016
Menurut tabel 1.2 bahwa masyarakat di kawasan DKI Jakarta berperan
pada ekonomi usaha mikro yang tersebar di berbagai wilayah DKI Jakarta.
Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 menunjukkan jumlah pelaku usaha mikro
mencapai 1.151.080 usaha atau sekitar 98,78%. Dan 5,22% nya terdiri atas
usaha menengah besar. Keberadaan Usaha Mikro telah memberikan kontribusi
secara nyata dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 2.345.786 orang
atau sekitar 35,07% dari total tenaga kerja (BPS Provinsi DKI Jakarta 2016).
Dari enam wilayah di DKI Jakarta, Kota Jakarta Barat masih menjadi
konsentrasi usaha mikro. Tetapi Kota Jakarta Selatan merupakan kota kedua di
DKI Jakarta dengan jumlah usaha mikro tertinggi. Di Kota Jakarta Selatan
pada tahun 2016 tercatat jumlah unit usaha mikro mencapai 252.953 unit usaha
dan menyerap tenaga kerja sebanyak 573.653 orang.
No Wilayah Jumlah Usaha (Unit) Tenaga Kerja (Orang)
1. Kepulauan Seribu 3.735 6.922
2. Jakarta Selatan 252.953 573.653
3. Jakarta Timur 224.245 491.172
4. Jakarta Pusat 147.745 300.668
5. Jakarta Barat 305.076 586.891
6. Jakarta Utara 217.326 386.480
DKI Jakarta 1.151.080 2.345.786
4
Gambar 1.1
Persentase Usaha Mikro Menurut Kategori Tahun 2016
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, SE2016
Persentase Usaha Mikro di DKI Jakarta mencapai 98,78% dari total jumlah
usaha di DKI Jakarta. Jumlah Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor mendominasi jumlah usaha dengan
jumlah hampir 37%. Dari angka tersebut maka dapat diketahui bahwa sektor
perdagangan di DKI Jakarta cukup besar di samping sektor penyedia
akomodasi, industri pengolahan, dan jasa-jasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat pertumbuhan ekonomi di DKI
Jakarta pada tahun 2018 mencapai 6,17 persen. Angka perekonomian diukur
berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku dari tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 2.365,36 triliun hingga tahun
2018 yang mencapai Rp 2.559,17 triliun dan PDRB per kapita yang mencapai
Rp 248,31 juta. Sementara PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 2017
yang sebesar Rp 1.635,36 triliun hingga tahun 2018 mencapai Rp 1.736.19
triliun (BPS Provinsi DKI Jakarta 2018).
Perekonomian DKI Jakarta yang tumbuh di atas 6 persen menandakan tetap
terjaganya pertumbuhan ekonomi Ibu kota dan sangat berpeluang
dikembangkan. Terjaganya struktur pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta
salah satunya didominasi oleh tiga lapangan usaha utama. Jenis lapangan usaha
itu adalah usaha mikro kecil, menengah, dan perdagangan besar. Hal ini berarti
5
perdagangan merupakan sektor yang penting terhadap perekonomian DKI
Jakarta.
Kota Jakarta Selatan merupakan kota kedua di DKI Jakarta dengan jumlah
usaha mikro tertinggi sebesar 252.953 unit usaha. Hal ini dikarenakan Jakarta
Selatan adalah kota yang maju dalam perekonomian dibandingkan dengan
wilayah lainnya dan terkenal sebagai pusat bisnis usaha kecil hingga usaha
besar. Kota Jakarta Selatan memiliki 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan. Salah
satu kecamatan di Kota Jakarta Selatan merupakan tempat strategis bagi pelaku
usaha menjalankan usahanya yaitu di Kecamatan Mampang Prapatan. Berikut
adalah data jumlah usaha mikro yang tercatat di Kecamatan Mampang
Prapatan berdasarkan kelurahan.
Tabel 1.3
Jumlah Usaha Mikro Di Kecamatan Mampang Prapatan
Berdasarkan Kelurahan Tahun 2018
No Kelurahan Jumlah Usaha (unit)
1 Bangka 90
2 Pela Mampang 84
3 Tegal Parang 80
4 Mampang Prapatan 78
5 Kuningan Barat 82
Total 414
Sumber: Kecamatan Mampang Prapatan
Kecamatan Mampang Prapatan memiliki 5 kelurahan, dari 5 kelurahan
tersebut jumlah keseluruhan usaha mikro sebesar 414 usaha. Jumlah usaha
mikro terbanyak berada di Kelurahan Bangka dengan jumlah sebesar 90 usaha.
Kelurahan Bangka atau yang dikenal sebagai kawasan Kemang memiliki letak
yang strategis untuk pelaku usaha mendirikan atau menjalankan berbagai
macam jenis usaha mikro. Kelurahan Bangka ini menjadi nama sebuah
kelurahan yang menaungi kawasan Kemang.
6
Kawasan Kelurahan Bangka atau dikenal Kemang menjadi ikon Jakarta
Selatan yang dikenal hingga mancanegara. Kawasan ini menjadi area yang
paling banyak diincar oleh pelaku usaha karena lokasi yang mudah terjangkau
serta berdekatan dengan gedung-gedung perkantoran dan kegiatan lainnya,
seperti sekolahan dan perbelanjaan. Saat ini, Kemang diisi dengan berbagai
bisnis perumahan, hotel, bank, restoran, kafe, bar, salon, serta usaha-usaha
kecil lainnya yang melimpah. Kemang selama ini dikenal sebagai tujuan wisata
kuliner dan hiburan.
Menurut data Kecamatan Mampang di kawasan Kelurahan Bangka
memiliki jenis usaha yang paling berperan adalah perdagangan terdiri dari
perdagangan besar dan eceran yang mencapai kira-kira 56,5%. Berbagai
macam jenis usaha apa saja ada, seperti usaha makanan, minuman, cemilan,
kosmetik, pakaian, hijab, aksesoris, bengkel motor, counter pulsa, toko
kelontong dan lain sebagainya. Besarnya jumlah usaha perdagangan di daerah
ini dapat dilihat dari sepanjang jalan yang dimana banyak terdapat usaha mikro
yang menjajakan kebutuhan primer dan sekunder serta jenis usaha kecil
lainnya.
Pendapatan menjadi salah satu faktor penting yang dapat mengukur tingkat
keberhasilan pelaku usaha mikro. Jika pendapatan yang diperoleh pengusaha
semakin besar, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh. Pendapatan
merupakan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah
tangga selama jangka waktu tertentu (Sherraden, 2006).
Namun perkembangan dalam persaingan sebuah usaha semakin lama
semakin ketat yang diikuti dengan perkembangan perekonomian yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa usaha mikro di kawasan
Kelurahan Bangka, pendapatan usaha mikro di kawasan ini juga mengalami
fluktuasi atau naik-turun. Dalam menjalankan usahanya pelaku usaha mikro
umumnya masih mengalami berbagai masalah yang dihadapi untuk
memperoleh pendapatannya. Guna mengetahui faktor apa saja yang
7
mempengaruhi tingkat pendapatan pelaku usaha mikro, peneliti melakukan
studi pendahuluan.
Menurut Kasmir (2016) dalam menentukan pendapatan usaha dibutuhkan
beberapa faktor diantaranya yaitu minat usaha, modal usaha, dan lama usaha.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Putra dan Sunarwijaya (2016)
untuk meningkatkan tingkat pendapatan pelaku usaha mikro tidak hanya
memerlukan modal tetapi ada faktor lain yang sangat berpengaruh yaitu lama
usaha dan lokasi usaha.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pelaku usaha mikro kawasan
Kelurahan Bangka, menyatakan bahwa permasalahan klasik yang dihadapi
oleh pelaku usaha salah satunya adalah masalah permodalan. Modal
merupakan faktor utama supaya usahanya tetap berjalan dengan lancar.
Ketersediaan modal sangat mempengaruhi pendapatan karena dapat
mempengaruhi jumlah produk yang mampu dijual. Modal dalam suatu usaha
akan dibutuhkan secara terus-menerus untuk mengembangkan usaha yang
menjadi penghubung alat, bahan dan jasa yang digunakan dalam produksi
untuk memperoleh hasil penjualan (Ahmad, 2004).
Nilai barang dan jasa yang telah dihasilkan juga mampu menggambarkan
tingkat pendapatan yang diperoleh usaha mikro. Dari tingkat pendapatan dapat
mencerminkan sebuah keberhasilan suatu usaha. Jumlah produk maupun jasa
yang sudah dihasilkan tidak terlepas dari jumlah modal yang dimiliki oleh
pengusaha. Modal inilah yang menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan
pengembangan usaha mikro. Karena dalam menjalankan usaha tidak hanya
diperlukan modal sendiri melainkan juga dibantu dengan dana pinjaman modal.
Cara mengatasi kelemahan usaha mikro dalam hal kendala keterbatasan
modal dapat terpecahkan melalui bantuan dana pinjaman modal yang diberikan
oleh pemerintah melalui perbankan atau disebut dengan KUR (Kredit Usaha
Rakyat) dan lembaga jasa keuangan non bank seperti koperasi, asuransi, pasar
8
modal, dan maupun dari lembaga-lembaga lainnya untuk mendapatkan
pembinaan, bantuan modal, maupun sebagainya.
Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah bekerja sama
dengan instansi keuangan seperti lembaga keuangan bank, lembaga keuangan
non bank, perusahaan BUMN, lembaga swadaya dan koperasi, membuka
kesempatan bagi usaha mikro untuk meminjam dengan bunga yang rendah.
Dari tahun 2014-2018 pemerintah mewajibkan setiap perbankan untuk
memberikan pinjaman berupa kredit usaha mikro paling rendah 20% dari total
kredit atau total pembiayaan bank tersebut. Dan dari lembaga keuangan bukan
bank memberikan pinjaman untuk pelaku usaha mikro sebesar Rp 25 juta.
Pinjaman modal ini dapat digunakan sebagai modal awal atau tambahan dalam
menjalankan serta mengembangkan usaha.
Pinjaman adalah pemberian dana berupa uang atau tagihan yang
didasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antar bank atau non
bank yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga atau penghasilan hasil keuntungan (Riyanto,
2001). Kredit atau pinjaman ini sangat penting untuk membangun atau
mengembangkan usaha. Dengan modal yang besar maka pengusaha tersebut
mampu memproduksi hasil usahanya lebih banyak, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan.
Dengan adanya pinjaman modal tersebut untuk menambah modal, dan
membuka peluang untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti
akan meningkatkan pendapatan (Meisthya Pratiwi, 2013). Pinjaman modal
usaha ini merupakan alternatif yang cocok bagi usaha mikro. Artinya
pemberian pinjaman modal yang berasal dari bank dan lembaga keuangan non
bank membuat pelaku usaha keluar dari gerbang kesulitan dalam upaya
meningkatkan produksi dan dengan meningkatnya aktivitas produksi tersebut,
pelaku usaha dapat meningkatkan pendapatannya sekaligus akan meningkatkan
kesejahteraannya (Asnawi, 2011).
9
Faktor lain dalam penentuan pendapatan yaitu lokasi usaha. Karena peran
lokasi sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan (Tampubolon, 2004).
Perlunya memilih letak lokasi yang strategis juga berhubungan dengan masalah
efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produksinya, dan
kemudahannya mencapai konsumen. Lokasi berjualan juga akan memberikan
kepuasan dan kenyamanan tersendiri bagi seorang konsumen yang nantinya
akan mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh (Kasmir, 2008).
Menentukan lokasi usaha merupakan faktor yang difikirkan oleh pelaku
usaha, perlu adanya pertimbangan yang matang dalam memilih lokasi karena
dapat menentukan tingkat pendapatan dalam suatu usaha (Tarigan, 2005). Vera
(2015) menjelaskan jika lokasi usaha berdekatan dengan para pesaing menjual
produk sejenis, maka pengusaha harus memiliki strategi untuk memenangkan
kompetisi dengan cara memilih lokasi yang strategis karena dengan lokasi
penjualan yang strategis, pendapatan yang diperoleh cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan lokasi yang tidak strategis.
Hubungan lokasi usaha dengan penerimaan dipengaruhi oleh jarak yang
mudah dijangkau oleh konsumen. Jika lokasi usaha jauh dari keramaian atau
jangkauan masyarakat maka akan mempengaruhi pendapatan pengusaha mikro
tersebut. Lokasi yang strategis menjadi faktor penting dan dapat menentukan
keberhasilan suatu usaha (Tampubolon, 2004).
Selain pinjaman dan lokasi usaha, lama usaha seseorang menjalankan
kegiatan usahanya juga mempengaruhi pendapatan. Lama usaha merupakan
lamanya usaha tersebut berdiri, berkembang, dan bertahan. Semakin lamanya
menjalani usaha dapat menimbulkan semakin banyak pengalaman yang
didapatkan. Lama seorang menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi
produktivitasnya (keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi dan
mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan (Asmie,
2008).
10
Hasil dari analisis yang dilakukan oleh Putra dan Sunarwijaya (2016)
menyatakan suatu usaha yang berdiri sudah lama, kemungkinan sudah banyak
pengalaman yang diperoleh. Lamanya seorang menekuni bidang usahanya
akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni
bidang usaha akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun
perilaku konsumen. Keterampilan berdagang makin bertambah dan semakin
banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring
(Wicaksono, 2011).
Dalam berkembangnya suatu usaha dapat dilihat dari jumlah pendapatan
yang diterima oleh pelaku usaha tersebut. Berdasarkan beberapa uraian diatas
cukup menjadi alasan untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Pinjaman Modal, Lokasi Usaha, dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha
Mikro Di Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan”.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis akan membatasi permasalahan yakni
mengenai:
1. Variabel pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha sebagai variabel
bebas (X). Ketiga variabel tersebut merupakan beberapa variabel yang
mempengaruhi variabel pendapatan usaha mikro sebagai variabel terikat
(Y).
2. Subyek penelitian ini adalah pelaku usaha mikro, khususnya di wilayah
Kelurahan Bangka di sepanjang jalan Kemang, Jakarta Selatan.
3. Penelitian ini dilakukan di kawasan sepanjang wilayah Kemang, Kelurahan
Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Jakarta Selatan.
4. Penelitian ini hanya mengkaji bagaimana pinjaman modal, lokasi usaha, dan
lama usaha dapat berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro.
11
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Pinjaman Modal terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan?
2. Bagaimana pengaruh Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan?
3. Bagaimana pengaruh Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan?
4. Bagaimana pengaruh Pinjaman Modal, Lokasi Usaha, dan Lama Usaha
secara simultan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di Kawasan Kelurahan
Bangka Jakarta Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang tela diuraikan di atas, adapun tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Pinjaman Modal terhadap Pendapatan Usaha
Mikro di Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Usaha
Mikro di Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha
Mikro di Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan.
4. Untuk mengetahui pengaruh Pinjaman Modal, Lokasi Usaha, dan Lama
Usaha secara simultan terhadap pendapatan Usaha Mikro di Kawasan
Kelurahan Bangka Jakarta Selatan.
12
E. Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
terkait, yaitu:
1. Bagi kalangan akademik dan peneliti selanjutnya, karya tulis ini dapat
sebagai bahan masukan untuk mendudukung dasar teori bagi penelitian
yang dilakukan di masa yang akan datang dan sebagai bahan masukan bagi
dunia ilmu pengetahuan yang berkaitan.
2. Bagi pemerintah dan pelaku usaha sektor mikro, penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan masukan bagi perkembangan sektor usaha mikro.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini mengacu pada beberapa peneliti terdahulu sebagai
referensi. Hasil penelitian-penelitian yang relevan dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
13
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel Metode dan Data Hasil Penelitian
1. Michael Kuria Mbogo
dan Willy Muturi
(2014)
The Effect of MFI Credit
on Revenue of SMEs, a
Survey of Small Medium
Enterprises in Nakuru
Town.
X1 = Kredit LKM
Y = Pendapatan Usaha
Kecil Menengah
Metode penelitian:
Kuantitatif dan
kualitatif.
Teknik pengumpulan data: Menggunakan
kuesioner.
Teknik analisis: Menggunakan analisis
regresi berganda.
Ada hubungan positif antara
LKM dan pendapatan UKM.
Hal ini karena, bila kredit
LKM meningkatkan maka pendapatan juga meningkat.
Keuangan mikro
memungkinkan UKM untuk menjadi agen perubahan
ekonomi dengan
meningkatkan pendapatan dan
produktivitas.
2. Sriwiyanti (2016) The Role Of Kur From
Bri To The Development
Of Umkm In Sei Rampah
X1 = Kredit Usaha
Rakyat
Y = Pendapatan Usaa Mikro Kecil dan
Menengah
Teknik analisis:
Menggunakan regresi
linier sederhana
Bahwa ada hubungan positif
atau bisa dikatakan modal
KUR yang lebih tinggi, maka akan semakin tinggi tingkat
perubahan pendapatan yang
akan didapat pengusaha UMKM.
3. Khoirun Nisak
(2013)
Pengaruh Pinjaman
Modal Terhadap
Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Di Kota
Mojokerto
X1= Pinjaman Modal
Y=Pendapatan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah
Teknik pengumpulan
data: Menggunakan
observasi, dokumentasi dan wawancara.
Teknik analisis
penelitian: Menggunakan analisis
Pinjaman modal yang
diberikan oleh Diskoperindag
berperan sebagai dana tambahan modal untuk
industri UMKM. Dengan
adanya bantuan pinjaman lunak dengan maksud tanpa
14
No Nama Peneliti Judul Variabel Metode dan Data Hasil Penelitian
regresi sederhana. bunga pinjaman. Ada
pengaruh positif pinjaman modal terhadap pendapatan
UMKM kota Meojokerto
sebesar 82,1%.
4. Labda Sepasthika (2018)
Analisis Pengaruh Pembiayaan, Modal
Awal dan Lama Usaha
Terhadap Pendapatan UMKM (Studi Pada
Nasabah Pembiayaan
BPRS Jabal Nur Cabang Kabupaten Sidoardjo)
X1=Pembiayaan X2 = Modal Awal
X3= Lama Usaha
Y = Pendapatan UMKM
Metode analisis data: Menggunakan regresi
linier berganda (OLS).
Pembiayaan memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap pendapatan
UMKM. Modal awal memiliki pengaruh terhadap
pendapatan umkm, dalam
suatu usaha dapat menentukan pendapatan
yang akan diterima. Lama
Usaha berpengaruh terhadap
pendapatan UMKM secara signifikan dan positif.
Dikarenakan semakin lama
seorang pelaku usaha menjalankan usahaya, maka
akan semakin banyak
pengalaman menjalankan usaha yang dimiliki.
5. Ni Made Dwi
Maharani Putri dan I Made Jember (2015)
Pengaruh Modal Sendiri
dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di
X1 = Modal Sendiri
X2 = Lokasi Usaha Y1 = Modal Pinjaman
Y2=Pendapatan
Jenis data: Data
kuntitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dalam
penelitian ini adalah
berupa hasil kuesioner.
Modal sendiri memiliki
pengaruh signifikan dan positif terhadap modal
pinjaman yang berarti
besarnya kecilnya modal
15
No Nama Peneliti Judul Variabel Metode dan Data Hasil Penelitian
Kabupaten Tabanan Teknik analisis:
Menggunakan metode regresi berganda dengan
SPSS.
sendiri yang digunakan untuk
usaha mempengaruhi besar kecilnya modal pinjaman.
Lokasi usaha juga
memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
modal pinjaman, dimana
modal akan diberikan kepada
pelaku usaha dengan syarat dan ketentuan bank, sehingga
lokasi usaha menjadi salah
satu faktor pemberian modal pinjaman.
6. Samsul Ma’arif (2013) Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran
Kabupaten Semarang
X1 = Modal Usaha
X2 = Lokasi Usaha
X3 = Kondisi Tempat Berdagang
Y = Pendapatan Pedagang
Jenis data: Data primer
dan data sekunder.
Teknik analisis: Menggunakan metode
regresi berganda
mengunkan SPSS.
Hasil uji determinasi parsial
besarnya pengaruh modal
pedagang terhadap pendapatan pedagang pasar
Bandarjo yaitu sebesar 15,2%.
Berdasarkan uji determinasi parsial besarnya pengaruh
lokasi berjualan terhadap
pendapatan pedagang besar
Bandarjo yaitu sebesar 13,9%. Berdasarkan uji determinasi
parsial besarnya pengaruh
kondisi tempat berdagang terhadap pendapatan
pedagang pasar Bandarjo
sebesar 12,3%.
16
No Nama Peneliti Judul Variabel Metode dan Data Hasil Penelitian
7. Danang Faizal Furqon
(2017)
Pengaruh Modal Usaha,
Lama Usaha, dan Sikap Kewirausahaan
Terhadap Pendapatan
Pengusaha Lanting Di Lemah
Duwur,Kecamatan
Kuwarasan
X1 = Modal Usaha
X2 = Lama Usaha X3 = Sikap
Kewirausahaan
Y = Pendapatan Pengusaha
Jenis data: Data primer.
Teknik pengumpulan data: Menggunakan
kuesioner. Metode
penelitian: Menggunakan regresi
berganda dengan
bantuan program SPSS
Versi 17.00
Terdapat pengaruh positif dan
signifikan modal usaha terhadap pendapatan
pengusaha lanting. Koefisien
regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,076.
Terdapat pengaruh positif dan
signifikan lama usaha
terhadap pendapatan pengusaha lanting di Lemah
Duwur. hal ini dilihat dari
regresi yang mempunyai nilai positif sebesar 457888,948.
Terdapat juga pengaruh yang
positif dan signifikan sikap
kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha
lanting. Hal ini dengan
koefisien regresi yang mempunyai nilai positif
sebesar 240644,182.
8. Issabella Pratiwi
Saragih (2015)
Pengaruh Modal Sendiri
dan Modal Pinjaman Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Terhadap
Pendapatan Pengusaha UMKM Kabupaten
Toba Samosir (Studi
Kasus: PT Bank Sumut
X1 = Modal Sendiri
X2 = Modal Pinjaman KUR
Y = Pendapatan
Pengusaha UMKM
Metode pengumpulan
data: Studi kepustakaan, observasi dan kuisioner.
Analisis data:
Menggunakan metode regresi linier berganda.
Sebanyak dari 85,7%
pengasilannya meningkat setelah meminjam Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dari PT
Bank Sumut, 14,3% dari responden penghasilannya
sama saja atau tidak
mengalami peningkatan
17
No Nama Peneliti Judul Variabel Metode dan Data Hasil Penelitian
Cabang Balige) karena penggunaan kredit
yang tidak produktif. Besarnya pengaruh variabel
modal sendiri dan modal
kredit terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha
UMKM, pengaruh ini bernilai
positif sebesar 0,045 dan
0,119 atau semakin tinggi modal sendiri dan modal
pinjaman KUR maka akan
semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan
didapatkan pengusaha
UMKM Kabupaten Toba
Samosir.
18
G. Sistemaatika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan pada skripsi ini, maka
penulis membagi dalam beberapa bab dan sistematika sebagai berikut
BAB I, PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Pembatasan
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Review
Penelitian Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.
BAB II, TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas landasan teori mengenai usaha mikro
yang mencakup pengertian, ciri-ciri, karakteristik dan jenis usaha
mikro. Lalu membahas mengenai pinjaman modal yang mencakup
pengertian, jenis, dan tujuan pinjaman modal. Selanjutnya
pembahasan mengenai lokasi usaha yang mencakup pengertian,
jenis, dan faktor memilih lokasi. Serta membahas tentang lama
usaha dan pendapatan yang mencakup pengertian, kriteria, dan
jenis pendapatan.
BAB III, METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang variabel penelitian ini dari
definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV, HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian,
deskripsi responden dan variabel, dan pembahasan hasil penelitian
dengan menggunakan beberapa motode analisis data.
19
BAB V, PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan
berupa jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang sudah
dikemukakan sebelumnya. Bab ini juga berisi saran-saran yang
sifatnya untuk membangun sebagai solusi dari permasalahan yang
dikemukakan.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian
1. Usaha Mikro
a. Pengertian Usaha Mikro
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) usaha adalah kegiatan
yang dilakukan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, ataupun badan untuk
mencapai maksud atau mencapai sesuatu. Di Indonesia, definisi UMKM
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008
tentang UMKM pasal 1 dari UU tersebut, menyatakan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif yang dimiliki oleh orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam UU tersebut. Dengan kriteria usaha mikro yang dimaksud
oleh undang-undang sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk dengan tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Menurut UU nomor 9 tahun 1995, usaha mikro didefinisikan sebagai
usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan
usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha berbadan hukum termasuk koperasi. Menurut Farbman dan Lessik
1989 (dalam Dewanti, 2010), usaha mikro mempunyai karakteristik, antara
lain mempekerjakan paling banyak 10 orang pekerja, merupakan usaha
keluarga dan menggunakan tenaga kerja keluarga, lokasi kerja biasanya di
rumah, menggunakan teknologi tradisional dan berorientasi pasar lokal.
Terdapat beberapa definisi usaha mikro lainnya yang diberikan oleh
beberapa lembaga yaitu sebagai berikut (Lembaga Penelitian SMERU,
2003):
21
1) Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Industri dagang mikro merupakan industri perdagangan yang memiliki
tenaga kerja 1sampai 4 orang.
2) Departemen Keuangan
Usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan
WNI yang memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,-
per tahun.
3) Kementrian Negara Koperasi dan UMKM
Usaha mikro adalah suatu badan usaha milik WNI baik perorangan
maupun berbadan hukum yang mempunyai kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000,00 per tahun dan juga memiliki omzet/nilai
output penjualan rata-rata sebanyak Rp 1 milyar per tahun dan usaha
tersebut berdiri sendiri.
4) Komite Penanggulangan Kemiskinan Nasional
Pengusaha mikro adalah pemilik atau pelaku kegiatan usaha yang
berskala mikro di semua sektor ekonomi dengan kekayaan diluar
tanah dan bangunan maksimum Rp 25 Juta.
5) Bank Dunia
Usaha mikro merupakan usaha gabungan (partnership) atau usaha
keluarga dan tenaga kerja yang kurang dari 10 orang, termasuk
didalamnya usaha yang hanya dikerjakan oleh satu orang yang
sekaligus bertindak sebagai pemilik. Usaha mikro disebut juga sebagai
salah satu usaha tingkat survival (usaha untuk mempertahankan
hidup), yang kebutuhan keungannya dipenuhi oleh tabungan dan
pinjaman modal berskala kecil.
6) ADB (Asian Development Bank)
Usaha mikro merupakan usaha-usaha non pertanian yang
mempekerjakan kurang dari 10 orang sudah termasuk pemilik usaha
dan anggota keluarga.
22
7) ILO (International Labor Organization)
Usaha mikro di negara berkembang mempunyai karakteristik, yaitu
usaha dengan maksimal 10 orang pekerja, berskala kecil,
menggunakan teknologi sederhana, asset minim, kemampuan
manajerial rendah, dan tidak membayar pajak.
8) USAID (United States Agency for International Development)
Usaha mikro merupakan kegiatan bisnis yang mempekerjakan
maksimal 10 orang sudah termasuk anggota keluarga yang tidak
dibayar. Terkadang hanya melibatkan 1 orang, yaitu pemilik usaha
yang sekaligus menjadi pekerja. Kepemilikan aset dan pendapatannya
terbatas.
Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa usaha mikro adalah
usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang
maksimalnya mempekerjakan 4-5 orang, dengan hasil omzet penjualan
paling besar Rp 300 Juta per tahunnya, lalu kekayaan diluar tanah dan
bangunan maksimum Rp 50 Juta yang kepemilikan asset dan
pendapatannya terbatas.
b. Ciri Usaha Mikro
Ciri-ciri Usaha Mikro menurut Tatiek Koerniawati (2009), umumnya
dicirikan oleh beberapa kondisi sebagai berikut:
1) Belum melakukan manajemen/catatan keuangan, sekalipun yang
sederhana, atau masih sangat sedikit yang mampu membuat neraca
usahanya.
2) Pengusaha atau SDM-nya berpendidikan rata-rata sangat rendah,
umumnya tingkat SD, dan belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai.
3) Pada dasarnya tidak atau belum mengenal perbankan tapi lebih
mengenal rentenir atau tengkulak.
4) Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
23
5) Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki pada umumnya kurang dari
10 orang. Anggota dari suatu koperasi tertentu biasanya berskala
mikro.
6) Perputaran usaha (turn over) umumnya cepat.
7) Pada umunya para pelaku usaha mikro tekun, sederhana, serta dapat
menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Menurut Deddy Edward (2008) dalam beberapa kutipan, merumuskan
beberapa ciri-ciri usaha mikro. Usaha mikro dicirikan oleh beberapa
kriteria sebagai berikut:
1) Jenis barang/komoditas usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, bisa sewaktu-waktu dapat
berpindah tempat.
3) Belum melakukan administrasi keungan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keungan usaha.
4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keungan non bank.
7) Umumnya tidak mempunyai surat izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
c. Karakteristik dan Jenis Usaha Mikro
Dengan mengetahui karakteristik usaha mikro akan memudahkan bagi
pihak-pihak berkompeten untuk melakukan pembinaan, terutama
menyangkut pada aspek apa yang harus dibina. Menurut Tulus (2012),
menyebutkan beberapa karakteristik dari usaha mikro, antara lain:
24
Tabel 2.1
Karakteristik-karakteristik Utama Usaha Mikro
No Aspek Usaha Mikro
1 Formalitas Beroperasi di struktur informal; usaha tidak
terdaftar, tidak/jarang bayar pajak
2 Organisasi dan
manajemen
Dijalankan oleh pemilik: tidak menerapkan
pembagian tenaga kerja internal (ILD),
manajemen dan struktur organisasi formal
(MOF), sistem pembukuan formal (ACS)
3 Sifat dan
kesempatan kerja
Kebanyakan menggunakan anggota-anggota
keluarga yang tidak dibayar
4 Pola/sifat dari
proses produksi
Derajat mekanisme sangat rendah/umumnya
manual; tingkat teknologi sangat rendah
5 Orientasi pasar Umumnya menjual ke pasar lokal untuk
kelompok berpendapatan rendah
6 Profil ekonomi
dan sosial dari
pemilik usaha
Pendidikan rendah dan dari rumah tangga
(RT) miskin; motivasi utama survival.
7 Sumber-sumber
dari bahan baku
dan modal
Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan
uang sendiri
8 Hubungan-
hubungan
ekonomi
Kebanyakan tidak punya akses ke program-
program pemerintah dan tidak punya
hubungan-hubungan bisnis dengan usaha
besar
9 Wanita
pengusaha
Rasio dari wanita terhadap pria sebagai
pengusaha sangat tinggi
Dengan sudah dijelaskan karakteristik usaha mikro seperti diatas. Usaha
mikro juga mempunyai jenis-jenis yaitu usaha tani pemilik dan penggarap
perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya; industri makanan seperti
warung kelontong, warung nasi dan sebagainya dan industri minuman,
industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi
pembuat alat-alat; peternakan ayam, itik dan perikanan; usaha
perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dan lainya; usaha
jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit
(konveksi).
25
2. Pinjaman Modal
a. Pengertian Pinjaman Modal
Untuk menjalankan usaha seorang pengusaha membutuhkan modal.
Modal merupakan bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung
maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output.
Modal merupakan aset yang digunakan untuk membantu distribusi aset
berikutnya. Menurut pengertian ekonomi, modal merupakan barang atau
uang yang bersama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja untuk
menghasilkan barang dan jasa baru. Modal atau biaya adalah faktor yang
sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar
(Tambunan, 2002).
Seperti dijelaskan sebelumnya untuk melakukan kegiatan usaha mulai
dari berdiri sampai dengan berjalan dibutuhkan modal. Modal tersebut
berasal dari modal sendiri atau dari pinjaman modal. Berbagai lembaga
keuangan yang dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal yaitu dunia
perbankan dan lembaga keuangan non bank, seperti koperasi, leasing,
pegadaian atau asuransi, dan lainnya (Kasmir, 2011).
Pinjaman adalah pemberian dana berupa uang atau tagihan yang
didasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antar bank atau non
bank yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga atau penghasilan hasil keuntungan
(Riyanto, 2001).
Menurut Soetanto Hadianto (2010), pinjaman modal merupakan
bantuan dana yang berasal dari pemilik modal atau bank, atau dari pemilik
saham yang ditambah dengan agio saham dan hasil usaha yang berasal dari
kegiatan dalam usaha bank.
Menurut Syafi’i Antonio (2001), pinjaman adalah pemberian harta atau
meminjamkan nya kepada orang lain yang dapat ditagih atau dimintai
tanpa mengharapkan imbalan. Bisa diartikan juga pinjaman merupakan
apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang lain dan kemudian
perlu dikembalikan ke pemiliknya dalam baik hati.
26
Sedangkan menurut Nurul (2004), pinjaman modal yaitu untuk
mendirikan atau menjalankan usaha, diperlukan nya pinjaman modal
(uang) dan tenaga. Pinjaman modal yang berbentuk uang digunakan untuk
membiayai segala keperluan kebutuhan usaha dan harus ada yang
mempunyai keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola dan
menjalankan usaha tersebut. Modal pertama kali dipergunakan untuk
pendirian usaha, mulai dari persiapan yang perlukan sampai perusahaan
tersebut terbentuk. Pinjaman modal menurut nurul diartikan juga sebagai
sesuatu yang diperlukan untuk membiayai suatu perusahaan mulai dari
berdiri hingga beroperasi dan berkembang.
b. Jenis-Jenis Pinjaman Modal
Menurut Kasmir (2008) pinjaman modal merupakan dari modal asing
yaitu modal yang biasanya diperoleh dari pihak luar perusahan.
Keuntungan dari pinjaman modal tersebut yaitu jumlahnya yang tidak
terbatas, maksudnya tersedia dalam jumlah banyak. Dengan menggunakan
pinjaman modal biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen atau
pengusaha untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Jenis
pinjaman dana dari modal asing dapat diperoleh dari sumber sebagai
berikut:
1) Pinjaman dari dunia perbankan, mulai dari perbankan swasta,
pemerintah maupun perbankan asing.
2) Pinjaman dari lembaga keuangan yang antara lain perusahaan
penggadaian, modal ventura, asuransi, leasing, dana pension, koperasi
atau lembaga pembiayaan lainnya.
3) Pinjaman yang berasal dari perusahaan non keuangan.
c. Tujuan Pinjaman Modal
Tujuan dari pinjaman modal adalah sebagai berikut:
1) Untuk mencapai suatu efisiensi tertentu sehingga perusahaan berusaha
keras untuk melakukan ekspansi yang sangat gencar.
27
2) Untuk melakukan difersifikasi usaha, untuk rangka mencegah
kemungkinan terjadi kerugian pada satu sektor usaha.
3) Untuk memperoleh keuntungan pajak, karena ada perampingan.
4) Untuk memperoleh keuntungan selisih nilai kekayaan.
5) Untuk memperoleh prestasi kebanggaan pribadi atau dalam kelompok.
3. Lokasi Usaha
a. Pengertian Lokasi Usaha
Dalam merencanakan suatu usaha diperlukan peran lokasi karena hal ini
yang penting. Lokasi adalah dimana tempat suatu usaha atau aktivitas
suatu usaha tersebut dilakukan (Swastha, 2002). Pemilihan sebuah lokasi
dalam berbisnis sangat penting dengan bertujuan mengajak pelanggan
untuk berdatangan ke tempat usaha dalam memenuhi kebutuhannya.
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa lokasi usaha berhubungan dengan
kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti, 2004).
Menurut Kasmir (2011) lokasi merupakan tempat untuk melayani
konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempat untuk memajangkan
barang-barang dagangannya. Sehingga konsumen dapat melihat langsung
barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah dan harganya.
Sebagai tempat produksi, lokasi digunakan untuk memproduksi atau
menghasilkan produk baik barang mupun jasa.
Menurut Isard dalam (tarigan, 2005), masalah lokasi merupakan
penyeimbang antara biaya dan pendapatan yang dikemukakan pada situasi
ketidakpastian yang berbeda-beda. Perlunya memilih letak lokasi yang
strategis berhubungan dengan masalah biaya transportasi, biaya bahan
baku atau sifat produknya, dan kemudahannya dalam mencapai konsumen.
Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang signifikan, apabila usaha tersebut
dapat mengurangi biaya produksi dan biaya operasional lainnya maka daya
saing nya akan meningkat karena harga nya menjadi lebih kompetitif.
Menurut Dery (2011), lokasi yang berarti tempat atau letak dan lokasi
usaha berarti tempat usaha secara fisik. Lokasi usaha akan menentukan
28
jumlah pendapatan usaha seseorang. Jika lokasi usaha nya jauh dari
keramaian atau jauh dari jangkauan masyarakat akan mempengaruhi
pendapatan pengusaha kecil tersebut. Lokasi usaha yang strategis dapat
meningkatkan pendapatan pengusaha karena memilih lokasi usaha juga
bagian penting dari strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Lokasi
berjualan akan memberikan kenyamanan dan kepuasan tersendiri bagi
konsumen yang nantinya akan berpengaruh pada pendapatan yang akan
diterima.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan lokasi usaha adalah
tempat usaha yang dimana seseorang mendapat kenyamanan dalam
transaksi jual beli barang atau jasa. Situasi persaingan seperti faktor lokasi
dapat menjadi faktor kritis yang membuatnya menjadi penting. Penentuan
lokasi yang tepat dapat meminimumkan beban biaya investasi dan
operasional (jangka pendek maupun jangka panjang) dalam meningkatkan
daya saing usaha.
b. Jenis Lokasi
Menurut Simamora (2005). Lokasi usaha terbagi menjadi beberapa
jenis, sebagai berikut:
1) Gerai Tunggal
Merupakan toko yang sifat letaknya sendiri tanpa terdapat toko lain
yang berada didekatnya. Keuntungan dari gerai ini adalah tidak
adanya pesaing, biaya sewa akan lebih rendah, serta dalam membuat
harga akan lebih leluasa karena tidak adanya pesaing, serta bisa
leluasa dalam milih lokasi pada suatu jalan. Lalu kelemahannya yaitu
sulit untuk menarik pembeli pada awal operasi toko sehingga biaya
operasional ditanggung sendiri.
2) Pertokoan
Pertokoan yang berada di kota Indonesia merupakan hasil dari proses
perkembangan alami maksudnya deretan toko yang berdiri dengan
29
tanpa adanya suatu perencanaan dalam jangka waktu panjang akhirnya
membentuk area pertokoan dengan sendirinya.
3) Central Business District (CBD)
CBD awal diperkenalkan padaa tahun 1990-an oleh para investor dan
developer yang merujuk ke area perkantoran yang nantinya berdiri
gerai-gerai ritel yang wilayahnya sangat menguntungkan.
4) Pusat Belanja
Pusat belanja yang berada di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu
mall/plaza serta trade center. Pusat belanja terdiri dari sebuah
bangunan komersial yang dimiliki atau dikelola oleh sebuah
manajemen.
c. Faktor Memilih Letak atau Tempat Lokasi
Menentukan tempat lokasi dalam setiap bisnis merupakan suatu tugas
penting bagi pemilik usaha, karena terjadi keputusan yang salah dapat
mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Terdapat beberapa
faktor dalam mempertimbangkan pemilihan letak atau tempat gerai yang
akan didirikan menurut Fandy Tjiptono (2007) sebagai berikut:
1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana
transfortasi umum.
2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas
dari jarak pandang normal.
3) Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering
terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-
usaha khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.
Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.
30
4) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada
perluasan di kemudian hari.
5) Lingkungan,yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan
daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran,
dan sebagainya.
6) Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan
lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang
sama terdapat restoran lainnnya.
4. Lama Usaha
a. Pengertian Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya pelaku usaha berkarya pada usaha
yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya menjalani sebuah
usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lamanya pelaku usaha
menekuni atau menjalankan usahanya akan mempengaruhi
produktivitasnya (kemampuan/keahlian), sehingga efisiensinya dapat
menambah dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil
penjualan dan juga semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan
yang berhasil dijaring (Putra dan Sunarwijaya, 2016). Bila semakin lama
menekuni bidang usaha nya maka akan meningkatkan pengetahuan tentang
selera ataupun perilaku konsumen (Wicaksono, 2011). Pengusaha yang
sudah lama menekuni usahanya akan memiliki strategi yang lebih matang
dan tepat dalam mengelola, memproduksi, dan memasarkan produk usaha
yang dijalankan.
Lama usaha dalam hal ini yaitu lamanya usaha atau umur dari industri
kecil tersebut baru berdiri sampai pada saat penulis melakukan penelitian
ini. Sebuah pengertian tentang semakin lama usaha tersebut berjalan
mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang menjadi signifikan ke
arah positif ataupun negatif. Perkembangan dari usaha yang ditekuni
tergantung dari iklim perdagangan dan persaingan yang terjadi di dunia
31
usaha. Menurut dari pengalaman usaha industri kecil memiliki umur yang
lebih lama tentunya lebih dapat berkembang dengan baik dan mampu
bersaing dengan industri lainnya. Karena industri tersebut sudah mengenal
kondisi pasar atau tempat yang ada serta mengetahui selera dari konsumen
(Wicaksono, 2011).
b. Pengalaman Usaha
Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengalaman dapat diartikan sebagai
sesuatu yang pernah dialami atau dijalani. Menurut Elaine B Johnson
(2007) bahwa pengalaman memunculkan potensi seseorang. Pengalaman
yang dimaksud merupakan pengalaman pribadi pengusaha atau
pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha
(Kasmir, 2016).
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha,
dimana pengalaman tersebut dapat mempengaruhi pengamatan seseorang
dalam bertingkah laku (Sukirno, 2002). Pengaruh pengalaman berusaha
terhadap tingkat pendapatan telah dibuktikan oleh Tjiptoroso (2016) dalam
penelitiannya, bahwa lamanya seorang pelaku usaha menekuni bidang
usahanya akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya serta
menghasilkan kinerja yang lebih baik dan mengetahui tentang selera atau
perilaku konsumen.
5. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang
diperoleh pengusaha, setelah dikurangi oleh ongkos yang tersembunyi
(Sadono Sukirno, 2002). Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh
seseorang berupa gaji, upah, sewa, bunga, laba, dan sebagainya.
Pendapatan yang sudah dihasilkan merupakan pendapatan dari kegiatan
usaha seseorang sebagai imbalan untuk kegiatan yang sudah dilakukan.
32
Tujuan pokok membangun atau menjalankan usaha yaitu untuk
memperoleh pendapatan, dimana pendapatan yang dihasilkan dapat
digunakannuntukmmemenuhi kebutuhan hidup serta kelangsungan hidup
usaha perdagangannya. Pendapatan yanggditerima adalah dalam bentuk
uang, dimana uang merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran
(Samuelson, 2004).
Pendapatan juga merupakan jumlah penghasilan baik dari keluarga
maupun perorangan dalam bentuk uang yang didapatkan dari jasa setiap
bulan atau dapat diartikan sebagai suatu hasil dari keberhasilkan usaha dan
jumlah tersebut akan menjadi besar dan meningkatt (Dewi, 2012).
Pendapatan akan menjadi laba apabila pendapatan yang sudah dihasilkan
dapat menutupi pengeluaran-pengeluaran atau lebih besar dari biaya yang
sudah dikeluarkan. Pendapatan atau income yang diperoleh dari warga
masyarakat dalam transaksi jual-beli antar pedagang dan pembeli dalam
satu kesepakatan bersama.
Pendapatan dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai hasil yang berupa
uang atau hal materi yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa
manusia (Indrati, 2016). Usaha yang berkembang dapat dilihat dari jumlah
pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha. Pendapatan bisa bertambah
jika faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan usaha telah
ada. Sedangkan menurut Sherraden (2006) pendapatan usaha merupakan
dari total penerimaan (uang dan bukan uang) yang masuk dalam sebuah
rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam periode waktu tertentu.
Menurut Antonio (2001) pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam
aset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama
periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari
investasi halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang
bertujuan meraih keuntungan. Sedangkan menurut Haris (2013)
pendapatan seseorang terdiri dari penghasilan dalam bentuk upah atau gaji,
bunga sewa, dividen, keuntungan, dan merupakan suatu arus uang yang
33
diukur selama jangka waktu yang tertentu, misalnya seminggu, sebulan
atau setahun.
Menurut Hasibuan (2000) pendapatan merupakan suatu hasil yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima
seseorang sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada
perusahaan atau tempat dia bekerja. Salah satu konsep pokok dalam
mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga yang paling
sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatan. Pendapatan dapat
menunjukkan seluruh uang atau seluruh material lainnya yang dapat
dicapai dari penggunaan kekayaan yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga tertentu (Winardi, 2002)
Berdasarkan semua definisi pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pengusaha dari
aktivitasnya, yang merupakan unsur penting di dalam sebuah usaha karena
pendapatan yang diterima oleh pengusaha akan menentukan maju atau
mundurnya usaha tersebut. Dapat juga diartikan pendapatan merupakan
sejumlah uang yang dihasilkan dari penjualan seseorang atau pengusaha
dalam waktu tertentu. Agar pendapatan pengusaha yang diterima sesuai
dengan yang diharapkan, maka pengusaha harus berusaha semaksimal
mungkin untuk memperolehnya.
b. Unsur-Unsur Pendapatan
Didalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksudkan adalah dari pada
asal pendapatan yang diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:
1) Pendapatan hasil produksi barang atau jasa.
2) Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva sumber-sumber
ekonomis perusahaan oleh pihak lain.
3) Penjualan aktiva yang terjadi diluar barang dagangan merupakan
unsur-unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan.
34
c. Jenis Pendapatan
Menurut Jaya, jenis pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan,
yaitu:
1) Gaji dan upah
Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan
untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu
atau satu bulan.
2) Pendapatan dari usaha sendiri
Nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang
dibayar dan usaha ini merupakan usaha ini merupakan usaha milik
sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan
semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
3) Pendapatan dari usaha lain
Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini
merupakan pendapatan sampingan, antara lain pendapatan dari hasil
menyewakan aset yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari
pihak lain, pendapatan pensiun, dan lain-lain.
Menurut Raharja (2002) jenis-jenis dari pendapatan dibagi dalam dua
bentuk, yaitu sebagai berikut:
1) Pendapatan ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang yang dapat digunakan oleh
keluarga dalam suatu periode tertentu untuk membelanjakan diri tanpa
mengurangi atau menambah asset netto (net asset), termasuk dalam
pendapatan ekonomi termasuk upah gaji, pendapatan bunga deposito,
penghasilan transfer dari pemerintah, dan lain-lain.
2) Pendapatan uang
Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diterima keluarga pada
periode tertentu sebagai balas jasa atau faktor produksi yang diberikan
karena tidak memperhitungkan pendapatan bahkan kas (non kas),
terutama penghasilan transfer cakupannya lebih sempit dari pendapaan
ekonomi.
35
Macam-macam pendapatan menurut perolehannya sebagai berikut:
1) Pendapatan kotor, yang dimaksud penjualan kotor adalah penjualan
sebagaimana tercantum dalam faktur atau jumlah awal pembebanan
sebelum dikurangi penjualan return dan potongan penjualan.
2) Pendapatan bersih, merupakan penjualan yang diperoleh dari penjualan
kotor dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan
lain-lain.
B. Hubungan Antar Variabel Penelitian
Pada bagian ini menjelaskan tentang teori dan hubungan antara variabel
independen (pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha) terhadap variabel
dependen (pendapatan usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka Jakarta
Selatan).
1. Hubungan Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Modal adalah hal yang penting dalam sebuah usaha yang akan
dibangun. Dalam membangun sebuah usaha tidak hanya diperlukan modal
sendiri tetapi juga dibantu oleh dana yang berasal pinjaman modal.
Pinjaman modal sangat penting bagi pengusaha yang baru membuka atau
sedang menjalankan usahanya. Dalam menjalankan usaha dibutuhkan
modal yang tidak sedikit. Pinjaman modal tersebut digunakan untuk
membiayai segala keperluan kebutuhan usaha.
Hubungan pinjaman modal dengan pendapatan usaha mikro memiliki
hubungan positif signifikan terhadap pendapatan pelaku usaha mikro.
Semakin besar pinjaman yang diberikan maka pendapatan pelaku usaha
mikro juga semakin besar. Adanya pinjaman modal yang diberikan
perbankan dan lembaga keuangan non bank kepada pelaku usaha mikro,
agar pelaku usaha bisa lebih produktif dalam menghasilkan pendapatan
(Gina dan Effendi, 2014).
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Adi Wirawan
(2015) yang menyatakan dana pinjaman modal memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin besar dana yang
36
diberikan makan pendapatan pelaku usaha mikro juga akan semakin besar.
Dengan demikian dapat disimpulkan pinjaman modal dapat berpengaruh
terhadap pendapatan dan meningkatkan produktivitas usaha (Meisthya
Pratiwi, 2013). Karena pinjaman modal yang diberikan oleh pemerintah
atau dari bank dan lembaga non bank sangat membantu untuk membiayai
suatu usaha mulai dari berdiri hingga beroperasi dan berkembang. Adapun
sumber modal usaha mikro diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman
modal yang diperoleh dari bank, koperasi, dan lembaga non bank lainnya.
2. Hubungan Lokasi Usaha Teradap Pendapatan Usaha Mikro
Untuk menjalankan kegiatan usaha diperlukan tempat usaha yang
dikenal dengan lokasi. Dalam merencanakan usaha diperlukan peran lokasi
karena lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut
(Nurul Indarti, 2004). Lokasi usaha akan menentukan banyaknya jumlah
pendapatan pengusaha. Jika lokasi usaha jauh dari keramaian atau jauh
dari jangkauan masyarakat dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro
tersebut. Perlunya memilih tempat lokasi yang strategis berubungan
dengan masalah biaya transportasi, biaya bahan baku, dan kemudahan
dalam mencapai konsumen.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dery (2011) yang
menyatakan bahwa lokasi usaha dengan pendapatan berpengaruh positif
dan signifikan. Dengan lokasi yang strategis dapat meningkatkan
pendapatan pengusaha karena memilih letak lokasi usaha juga sebagai
strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Sehingga para pengusaha
harus pintar untuk memilih lokasi yang strategis untuk membuka usaha.
3. Hubungan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Dengan lamanya suatu usaha dijalankan maka dapat menimbulkan
pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi
pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno, 2015). Lama nya
menjalankan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, seorang
37
pelaku bisnis menjalani bidang usahanya sejak lama akan mempengaruhi
terhadap kemampuan profesional atau keahliannya, sehingga bisa menekan
biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan nya.
Semakin lama seseorang dalam menjalankan usaha, maka akan
semakin terampil dan meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun
perilaku konsumen (Wicaksono, 2011). Semakin banyak pula relasi bisnis
ataupun pelanggan yang akan berhasil dijaring.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sunarwijaya
(2016) bahwa lama sesorang dalam menjalankan usahanya mempunyai
pengaruh yang positif terhadap pendapatan usaha tersebut. Sehingga lama
usaha yang dijalani seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan usaha tersebut dan dapat meningkatkan produktivitas usaha
tersebut.
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan berbagai penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti lain, baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi.
Adapun penelitiannya yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan oleh Michael Kuria Mbogo dan Willy Muturi
(2014) yang berjudul “The Effect of MFI Credit on Revenue of SMEs,
a Survey of Small Medium Enterprises in Nakuru Town”. Penelitian
tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh kredit LKM terhadap
pendapatan UKM, sebuah survei terhadap Usaha Kecil Menengah di
Di Kota Nakuru. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa ada
hubungan positif antara LKM dan pendapatan UKM. Hal ini
karena, bila kredit LKM meningkat maka pendapatan juga
meningkat. Ini berarti indikasi positif bahwa kredit LKM meningkatkan
kinerja UKM. Keuangan mikro memungkinkan UKM untuk menjadi
agen perubahan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan dan
produktivitas.
38
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sriwiyanti tahun 2016 yang berjudul “The
Role Of Kur From Bri To The Development Of Umkm In Sei Rampah”.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa adahubungan positif
atau bisa dikatakan modal KUR yang lebih tinggi, maka semakin tinggi
tingkat perubahan pendapatan yang akan didapat pengusaha UMKM.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirun Nisak tahun 2013 yang berjudul
“Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Di Kota Mojokerto”. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa
a. Peranan Diskoperindag sebagai dana tambahan modal untuk industri
UMKM dengan memberikan bantuan pinjaman lunak dengan artian
tanpa beban bunga 0%. Dan pinjaman dapat di angsur 10 kali
pembayaran.
b. Terdapat pengaruh positif pinjaman modal terhadap pendapatan
UMKM kota meojokerto sebebesar 82,1% sedangkan sisanya di
pengaruhi oleh variabel lainya di luar penelitian.
c. Pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan UMKM adalah
signifikan. Bila berdasarkan tingkat signifikansinya, disimpulkan
menurut hipotesisnya terdapat semakin tinggi variabel pinjaman modal
maka semakin tinggi pengaruh terhadap variabel pendapatan UMKM.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Labda Sepasthika tahun 2018 yang
berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan, Modal Awal, dan Lama Usaha
Terhadap Pendapatan UMKM (Studi Pada Nasabah Pembiayaan BPRS
Jabal Nur Cabang Kabaputen Sidoardjo” . Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa
a. Pembiayaan memiliki pengaruh terhadap pendapatan UMKM.
Pengaruh tersebut memiliki signifikan yang positif. Pembiayaan
merupakan faktor yang dapat membantu pelaku usaha untuk memenuhi
kebutuhan akan produksi suatu barang maupun jasa. Sehingga
pembiayaan yang diterima semakin besar akan mampu meningkatkan
39
produktivitas suatu usaha sehingga pendapatan yang diterima akan
semakin meningkat.
b. Modal awal memiliki pengaruh terhadap pendapatan UMKM. Dalam
suatu usaha modal awal dapat menentukan pendapatan yang akan
diterima, modal menjadi faktor produksi dalam suatu usaha. Dimana
modal awal akan menentukan seberapa banyak produksi yang akan
dilakukan. Semakin tinggi modal awal yang dimiliki akan semakin
besar produksi yang dilakukan dan akan berpengaruh terhadap
pendapatan UMKM..
c. Lama Usaha berpengaruh terhadap pendapatan UMKM secara positif
dan signifikan. Lama usaha menjadi pengaruh dalam pendapatan
UMKM dikarenakan semakin lama seorang pelaku usaha menjalankan
usahaya, maka akan semakin banyak pengalaman menjalankan usaha
yang dimiliki. Dengan pengalaman yang baik, maka pelaku usaha akan
dapat menjalankan usaha secara maksimal dan mampu melihat hal-hal
yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan
usahanya. Sehingga lama usaha akan mempengaruhi pendapatan usaha
tersebut.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Maharani Putri dan I Made
Jember tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh Modal Sendiri dan Lokasi
Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Kabupaten . Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
a. Modal sendiri terdapat pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
modal pinjaman yang memiliki koefisien regresi sebesar 0,416 dengan
tingkat signifikan 0,000<0,05 yang berarti besar kecilnya modal sendiri
yang digunakan untuk membangun usaha akan berpengaruh dengan
besar kecilnya modal pinjaman yang diperlukan untuk usaha.
b. Lokasi usaha juga memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
modal pinjaman, yang memiliki koefisien regresi sebesar 0,227 dengan
tingkat signifikan 0,048<0,05 dimana modal pinjaman yang akan
diberikan ke pelaku usaha dengan syarat dan ketentuan bank sehingga
40
lokasi usaha merupakan salah satu faktor pemberian modal pinjaman.
Lokasi usaha dan modal pinjaman dari lembaga keuangan bank,
sehingga akan mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diterima
dari diberikannya tambahan modal pinjaman.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Samsul Ma’arif tahun 2013 yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar
Bandarjo Ungaran Kabupaten . Hasil dari penjelsan dibawah tersebut
menunjukkan jika dilihat dari parsial, maka dengan variabel modal
memberikan pengaruh lebih besar terhadap pendapatan pedagang pasar
dibandingkan variabel lokasi berdagang dan kondisi tempat berdagang.
a. Berdasarkan uji determinasi parsial besarnya pengaruh modal pedagang
terhadap pendapatan pedagang pasar Bandarjo yaitu sebesar 15,2%,
yang artinya besarnya pengaruh variabel Modal terhadap pendapatan
pedagang Pasar Bandarjo yaitu sebesar 15,2%.
b. Berdasarkan uji determinasi parsial besarnya pengaruh lokasi berjualan
terhadap pendapatan pedagang pasar Bandarjo yaitu sebesar 13.9%,
yang artinya besarnya pengaruh variabel Lokasi berdagang terhadap
pendapatan pedagang Pasar Bandarjo yaitu sebesar 13,9%.
c. Berdasarkan uji determinasi parsial besarnya pengaruh kondisi tempat
untuk berdagang terhadap pendapatan pedagang pasar Bandarjo yaitu
sebesar 12.3%, yang artinya besarnya pengaruh variabel Kondisi tempat
berdagang terhadap pendapatan pedagang Pasar Bandarjo yaitu sebesar
12,3%.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Danang Faizal Furqon tahun 2017 yang
berjudul “Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha, dan Sikap Kewirausahaan
Terhadap Pendapatan Pengusaha Lanting Di . Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan modal usaha terhadap
pendapatan pengusaha lanting di Lemah Duwur, Kecamatan
Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai t
hitung > t tabel (2,481>1,995), signifikansi lebih kecil dari 0,05
41
(0,016<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar
0,076.
b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan lama usaha terhadap
pendapatan pengusaha lanting di Lemah Duwur, Kecamatan
Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai t
hitung > t tabel (4,818>1,995), signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar
457888,948.
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan sikap kewirausahaan terhadap
pendapatan pengusaha lanting di Lemah Duwur, Kecamatan
Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai t
hitung > t tabel (3,814>1,995), signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar
240644,182.
d. Terdapat pengaruh modal usaha, lama usaha, dan sikap kewirausahaan
secara bersama-sama terhadap pendapatan pengusaha lanting di Lemah.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Issabella Pratiwi Saragih tahun 2015 yang
berjudul “Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Terhadap Pendpatan Pengusaha UMKM Kabupaten Toba
Samosir (Studi Kasus: PT Bank Sumut Cabang Balige)”. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
a. Sebanyak 85,7% penghasilnya meningkat setelah meminjam Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank SUMUT Cabang Balige, 14,3%
dari responden penghasilannya sama saja atau tidak mengalami
peningkatan karena penggunaan kredit yang tidak produktif.
b. Besarnya pengaruh variabel bebas X1 (modal sendiri) dan variabel
bebas X2 (modal kredit) terhadap perubahan tingkat pendapatan
pengusaha UMKM, pengaruh ini bernilai positif sebesar 0,045 dan
0,119atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri dan modal
pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula
42
tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM
Kabupaten Toba Samosir.
c. Pemberian kredit mampu memberikan pengaruh terhadap pendapatan
pengusaha UMKM yaitu sebesar 86,9%, sedangkan sisanya yaitu
sebesar 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam penelitian ini.
d. Dengan menggunakan uji t, untuk modal sendiri (awal) dan modal
pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) (X2), signifikan terhadap jumlah
pendapatan pengusaha UMKM pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan
menggunakan uji t, secara bersama-sama modal sendiri (awal) dan
modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) (X2) mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap jumlah pendapatan pengusaha UMKM
Kabupaten Toba Samosir, dimana Fhitung> Ftabel. Dengan demikian
pendapatan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir dipengaruhi
oleh besar kecilnya modal sendiri (awal) dan modal pinjaman Kredit
Usaha Rakyat (KUR) yang diterima.
D. Kerangka Pemikiran
Salah satu yang menjadi hal penting dalam pembentukan sebuah usaha
adalah pinjaman modal. Pinjaman modal yang relatif besar jumlahnya akan
memungkinkan suatu unit jenis produk penjualan lebih banyak, dengan cara
tersebut akan sangat memungkinkan pendapatan yang akan didapatkannya
semakin besar. Selanjutnya yang dapat mempengaruhi pendapatan yaitu
lokasi usaha. Lokasi usaha untuk berjualan akan sangat berpengaruh besar
terhadap penjualan, jika lokasi nya strategis untuk membuka usaha atau
berjualan akan dapat dijangkau dengan mudah oleh para pembeli atau
konsumen. Lama usaha juga dapat mempengaruhi pendapatan. Karena
semakin lama pengusaha menjalani usahanya, maka semakin banyak
pengalaman yang didapatkan dan akan mempengaruhi produktivitasnya atau
keahliannya, sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya
produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.
43
Maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pinjaman Modal, Lokasi Usaha, dan Lama
Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Metodologi Penelitian;
1. Menggunakan data primer
2. Diolah dengan SPSS versi 19
Uji Kualitas Data:
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Multikolinieritas
Uji Hipotesis:
1. Uji t
2. Uji F
3. Koefisien Determinasi
Pendapatan (Y)
Lama Usaha (X3)
Lokasi Usaha (X2)
Pinjaman Modal (X1)
Kesimpulan dan Saran
Analisis Regresi Linier Berganda
44
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan dan sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Sugiyono 2017). Maksud dari sementara yaitu jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan dugaan yang masih
harus dicari kebenarannya. Jadi hipotesis juga dapat diartikan sebagai
jawaban dari teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan
uraian kerangka teori yang dikemukakan sebelumnya maka hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu:
1. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh pinjaman modal terhadap
pendapatan usaha mikro.
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh pinjaman modal terhadap
pendapatan usaha mikro.
2. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh lokasi usaha terhadap
pendapatan usaha mikro
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh lokasi usaha terhadap
pendapatan usaha mikro.
3. H0 : β1= 0 Tidak terdapat pengaruh lama usaha terhadap
pendapatan usaha mikro.
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh lama usaha terhadap
pendapatan usaha mikro.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, berlokasi di kawasan Kelurahan Bangka atau yang
dikenal dengan Kemang, Jakarta Selatan. Sektor usaha mikro di kawasan
Kelurahan Bangka dipilih karena memiliki beberapa karakteristik, diantaranya
banyak jumlah usaha mikro yang mempunyai surat izin atau berstatus legal di
kawasan ini. Responden penelitian ini adalah para usaha mikro di Kawasan
Kelurahan Bangka.
Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independen) dan variabel terikat
(dependen). Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel dependen sedangkan variabel terikat (dependen)
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Ferdinand, 2006).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pinjaman modal, lokasi usaha, dan
lama usaha sedangkan variabel terikatnya yaitu pendapatan usaha mikro.
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini kurang lebih dari bulan Febuari
sampai Juli 2019.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang peneliti tetapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro
yang berada dikawasan Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan dengan jumlah
90 pelaku usaha. Jumlah tersebut adalah pelaku usaha yang terdaftar di
Kecamatan Mampang Prapatan pada tahun 2018.
46
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Jika populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena adanya
keterbatasan, misalnya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu
pengambilan sampel penelitian dengan mentukan kriteria atau ciri-ciri
tertentu. Berikut ini adalah kriteria dalam pengambilan sampel, yaitu
pengusaha mikro harus melakukan atau menggunakan pinjaman modal yang
berasal dari lembaga apapun dalam menjalankan usahanya.
Untuk penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara
perhitungan stastistik menggunakan rumus dari Slovin (Haryadi dan Winda,
2013). Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel
adalah 5 %.
Rumus Slovin:
𝑛 =𝑁
1+𝑁(𝑒)2
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (error) yang diinginkan (ditetapkan 5%
atau α = 0,05).
Berdasarkan rumus slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel
penelitian adalah
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2
𝑛 =90
1+ 90 (0,05)2 = 73,469 dibulatkan menjadi 73 responden
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang didapat sebanyak 73
responden.
47
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahap dalam
mengumpulkan data agar data yang diperoleh terlampir dengan jelas dan
lengkap. Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan dua
macam data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat berdasarkan jawaban secara
langsung dari obyek penelitian perseorangan, kelompok, dan organisasi
(Ruslan, 2003). Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuesioner dan wawancara. Menurut Ruslan (2003)
kuesioner merupakan pengumpulan data, pertanyaan dari peneliti dan
jawaban responden dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner dengan
lembaran tertulis atau tercetak. Kuesioner tersebut disebarkan kepada
responden dengan menggunakan teknik wawancara langsung untuk
mempermudah pengisian dan penjelasan pertanyaan yang diajukan secara
acak kepada usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka.
Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab pernyataan
dalam kuesioner tersebut menggunakan skala likert yang terdiri dari
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pinjaman modal, lokasi
usaha, lama usaha, dan pendatan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
terdapat 5 kategori dan jawaban itu dapat diberi skor (Sugiyono, 2017)
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pengukuran Skala Likert
Sumber : Sugiyono (2017)
Kategori Jawaban Nilai skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
48
Berikut ini adalah jumlah pertanyaan untuk masing-masing variabel:
Tabel 3.2
Konstruk Variabel
No Nama Variabel Jumlah Pertanyaan
1. Pinjaman Modal 7 Pertanyaan
2. Lokasi Usaha 7 Pertanyaan
3. Lama Usaha 7 Pertanyaan
4. Pendapatan Usaha Mikro 7 Pertanyaan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi
melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi,
perusahaan, majalah jurnal, dan perpustakaan (Ruslan, 2003). Metode
pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini antara lain:
a. Internet Research
Internet Research adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mencari data melalui internet. Penelitian ini menggunakan internet
sehingga mudah untuk mencari data yang dicari.
b. Library Research
Penelitian ini menggunakan data Library Research, di mana data yang
diperoleh berasal dari buku-buku, jurnal, artikel, literature, dan lain-lain
yang tersedia di perpustakaan dan digunakan sesuai dengan aspek yang
dibutuhkan sehingga dapat memperoleh hasil data yang valid.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitaif. Penelitian kuantitatif
yakni menekankan analisanya pada data-data numerikal atau angka-angka yang
diolah dengan menggunakan metode statistik. Metode analisis yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (OLS). Analisis
regresi berganda digunakan untuk meneliti variabel-variabel yang
mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Agar mendapatkan
49
regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi yang diisyaratkan untuk
memenuhi nya dilakukan uji sebagai berikut:
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017), validitas merupakan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya pada objek penelitian dengan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui
seberapa cermat suatu tes untuk mengukur suatu variabel. Uji validitas
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social
Seiences) versi 19 dengan cara melihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation. Hasil nilai yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan
nilai rtabel. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid menentukan
nomor-nomor item. Kriteria penelitian uji validitas (Astuti, 2015):
1. Jika rhitung > rtabel, maka item kuesioner tersebut valid.
2. Jika rhitung < rtabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap suatu gejala yang sama. Menurut
Ghozali (2005) bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Uji ini dilakukan dengan cara
test-retest yaitu dengan cara mencobakan instrumen berulang kali pada
responden. Bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel.
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pengukuran dapat
memberikan hasil yang relative sama bila dilakukan pengukuran kembali
pada subyek yang sama. Untuk mengukur uji reliabilitas ini dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach, uji ini menggunakan taraf
signifikan 5%. Artinya instrument dapat dinyatakan reliabel jika r alpha
50
(α) > 0,6. Namun jika r alpha (α) < 0,6 instrument dikatakan tidak
reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel-
variabel menyimpang dari asumsi-asumsi klasik. Asumsi klasik yang
digunakan meliputi uji normalitas, uji multikoleniaritas dan uji
heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005) Uji normalitas data bertujuan mengetahui
distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
Data yang baik serta layak untuk digunakan dalam penelitian adalah
memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan diantaranya
yakni dengan melihat kurva normal P-plot dan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov. Normalitas dengan cara melihat kurva normal P-
plot. Suatu variabel dikatakan normal apabila gambar distribusi dengan
titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebaran
titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Jika data yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data nya menyebar
jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).
Selain menggunakan kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk kriteria pengujian,
apabila nilai 5% (0,05) sig. > 0,05 menunjukkan data yang bersangkutan
terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika nilai sig. < 0,05
menunjukkan data tidak terdistribusi normal.
51
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2005), uji Multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan
korelasi kuat antara variabel bebas. Uji multikolenaritas dapat dilakukan
jika jumlah variabel bebas lebih dari satu. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independent). Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal merupakan variabel independen yang
nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol.
Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas atau bisa juga
dengan melihat nilai tolerance serta nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Kriteria dalam pengujian uji
multikoloneritas sebagai berikut (Ghozali, 2005)
1) Jika nilai VIF Variance Inflation Factor < 10 tolerance > 0,1 maka
tidak terjadi multikolinieritas.
2) Jika nilai VIF Variance Inflation Factor > 10 tolerance < 0,1 maka
terjadi multikolonieritas.
c. Uji Auotokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode saat ini atau t dengan kesalahan pengganggu pada periode
sebelumnya atau t-1. Autokorelasi adalah korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut waktu atau tempat (Alfian Lains, 2003).
Model regresi yang baik seharusnya terjadi autokorelasi. Metode
pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan
keputusan pada uji Durbin-Watson (Alfian Lains, 2003) sebagai berikut:
52
1) DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi
autokorelasi.
2) DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi
autokorelasi.
3) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian
atau kesimpulan yang pasti.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam uji ini cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yaitu dengan melihat scatler plot. Selain menggunakan scatler plot, uji
ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser
dilakukan dengan membuat model regresi yang melibatkan nilai absolute
residual sebagai variabel dependen, terhadap semua variabel independen
(Haryadi,2013). Jika memperoleh nilai signifikan untuk variabel
independen > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi berganda. Regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh
dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan untuk
memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel
bebas (Gujarati, 2006). Dalam model ini dimaksudkan untuk menganalisa
53
pengaruh pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha terhadap
pendapatan usaha mikro. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Pendapatan Usaha Mikro
a = Konstanta
b1, b2, dan b3= Koefisien Regresi dari Variabel Bebas
X1 = Pinjaman Modal
X2 = Lokasi Usaha
X3 = Lama Usaha
e = Standar Error/Kesalahan
4. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa
besar persentase pengaruh yang disumbangkan oleh variabel independen
terhadap variabel dependen (Gujarati, 2006). Dalam penelitian ini
menggunakan koefisien determinasi Adjusted-R2. Koefisien determinasi
Adjusted-R2 menunjukkan persentase total variasi dari variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model.
Nilai koefisien determinasi berkisar 0 sampai 1 dan nilai R Square
yang kecil menandakan kemampuan dari variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen cukup terbatas. Menurut Purbayu (2007)
nilai koefisien determinasi yang mendekati 100% artinya pada perubahan
variabel independen setiap satuan akan mempengaruhi perubahan
variabel dependen, maka dapat diartikan semakin kuat model tersebut
menerangkan variansi variabel dependen.
54
b. Uji Statistik F (Simultan)
Menurut Ghozali (2005), Uji statistik F pada dasarnya untuk
mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Lalu untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat
kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan
model untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Pengujian
menggunakan tingkat signifikan 5% atau 0,05.
Jika nilai probabilitas F sebesar 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005) Uji menggunakan analisis ANOVA dengan
pengolahan program SPSS 19.0. Kriteria pengambilan kepututsan adalah
sebagai berikut:
1) Jika Fhitung > Ftabel dan sig < 0,05 maka Ho ditolak, berarti pinjaman
modal, lokasi usaha, dan lama usaha mampu menjelaskan atau semua
variabel independen berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro
(variabel dependen).
2) Jika Fhitung < Ftabel dan sig > 0,05 maka Ho diterima, berarti pinjaman
modal, lokasi usaha, dan lama usaha tidak mampu atau tidak
berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro (variabel dependen).
c. Uji Statistik t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh
variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak (Ghozali, 2005).
Pengujian signifikansi yang dilakukan ditetapkan dengan taraf signifikan
0,05. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
55
1) Jika thitung > ttabel dan signifikan < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti
pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha masing-masing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro.
2) Jika thitung < ttabel dan signifikan > 0,05 maka Ho diterima. Berarti
pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha masing-masing tidak
berengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro.
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan pada
satu variabel dengan memberikan arti atau membenarkan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2017). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 variabel bebas (independen)
yaitu pinjaman modal (X1), lokasi usaha (X2), lama usaha (X3), dan 1 variabel
terikat (dependen) yaitu pendapatan usaha mikro (Y), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasioanal Indikator Pengukuran
1 Pinjaman
Modal (X1)
Pinjaman modal adalah
pemberian dana berupa
uang atau tagihan
yang didasarkan
persetujuan atau
kesepakatan pinjaman
antar bank atau non
bank yang mewajibkan
peminjam untuk
melunasi hutang setelah
jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga
atau penghasilan hasil
1. Persyaratan
pinjaman
modal
2. Pemberian
pinjaman
modal
3. Pinjaman
modal
membantu
mengembangk
an usaha
4. Proses
pencairan dana
Skala
Likert
56
No Variabel Definisi Operasioanal Indikator Pengukuran
keuntungan (Riyanto,
2001) Modal yang
dipinjamkan tersebut
sifatnya hutang dan
wajib di kembalikan.
5. Sebagian besar
modal
6. Jumlah
angsuran
7. Jangka waktu
angsuran
2 Lokasi
Usaha (X2)
Lokasi usaha
merupakan suatu tempat
yang digunakan untuk
melakukan usaha secara
tetap. Dapat pula
diartikan sebagai tempat
untuk memajangkan
barang-barang
dagangannya (Kasmir,
2011).
1. Merasa lebih
puas dan
nyaman
2. Mudah
dijangkau
transportasi
3. Lokasi mudah
terlihat
4. Lokasi
dikeramaian
5. Lokasi dekat
dengan
konsumen
Skala
Likert
3 Lama
Usaha (X3)
Lama usaha adalah
lamanya pengusaha
berkarya pada usaha
yang sedang di jalani
saat ini. Lama nya
pelaku bisnis menekuni
bidang usahanya akan
mempengaruhi
kemampuan
profesional/keahliannya
1. Lama
menjalankan
usaha
2. Kesesuaian
dengan
keterampilan
3. Penguasaan
dalam bekerja
4. Menambah
pengalaman
Skala
Likert
57
No Variabel Definisi Operasioanal Indikator Pengukuran
(Asmie, 2008). dan
penguasaan
dalam bekerja
5. Memiliki
pelanggan
6. Hasil
penjualan
4 Pendapatan
(Y)
Pendapatan merupakan
jumlah penghasilan dari
penjualan usaha dalam
bentuk uang yang
didapatkan dari jasa
setiap bulan atau
diartikan sebagai suatu
hasil dari keberhasilan
usaha dan jumlah
tersebut akan menjadi
besar dan meningkat
(Indrati, 2016).
1. Hasil
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
2. Penjualaan
saat ramai
3. Pendapatan
bersih
4. Melakukan
pinjaman
modal
5. Lama usaha
6. Lokasi
strategis
7. Banyaknya
jumlah modal
yang diberikan
Skala
Likert
Sumber: data diolah
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Kawasan Kelurahan Bangka
Bangka adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Di Kecamatan Mampang Prapatan
terdiri dari lima kelurahan. Khususnya di Kelurahan Bangka di tahun 2017
memiliki penduduk sebesar 25.245 jiwa dan memiliki luas wilayah kurang
lebih 300 Ha.
Gambar 4.1
Peta Kelurahan Bangka
Sumber: Kecamatan Mampang dalam angka,2017
59
Asal usul mengenai nama Bangka menurut Zaenuddin HM ada 2 versi.
Pertama, mengatakan Bangka berasal dari kata bangkai karena pada masa
kolonial Belanda dan Penjajahan Jepang, di kawasan tersebut sering
dibuang mayat-mayat korban kerja rodi dan kerja paksa sehingga berbau
busuk seperti bangkai. Versi kedua, menyebutkan bahwa dahulu kawasan
tersebut pernah dihuni oleh orang-orang dari Pulau Bangka dan mereka
kemudian membentuk komunitas di sana. Lama kelamaan kawasan tersebut
seakan menjadi milik orang-orang dari Pulau Bangka sehingga akhirnya
disebut daerah Bangka.
Bagian dari Kelurahan Bangka adalah daerah Kemang, yang dikenal
sebagai daerah tinggal para ekspatriat atau disebut orang asing yang tinggal
di Indonesia. Bahkan Kemang lebih terkenal ketimbang Kelurahan Bangka
itu sendiri. Dibanding kawasan sekitarnya, nama Kemang sudah jauh lebih
terkenal karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan kawasan lain di
Jakarta Selatan.
Pada tahun 1950an, Kemang adalah daerah perkebunan. Pohon yang
paling banyak dikumpai adalah pohon kemang. Buahnya seperti mangga
dan bau wanginya menusuk. Karena pohon inilah maka daerahnya disebut
Kemang. Kawasan Kemang dahulu adalah wilayah yang sulit dijangkau.
Jalanannya masih tanah, konturnya berbukit, dan pepohonan rindang
semakin menyembunyikan kawasan ini. Dalam perkembangannya sejak
tahun 2000-an Kemang menjadi salah satu tempat nongkrong terfavorit bagi
sebagian expatriate dan anak muda Jakarta. Kemang saat ini sudah menjadi
kampung modern. Menyusuri sepanjang jalan Kemang di kawasan
Kelurahan Bangka banyak tersedia cafe, bar, restoran, hotel, dan pusat
belanja. Terdapat juga jenis-jenis usaha dari jenis usaha kecil sampai usaha
yang besar.
60
2. Gambaran Umum Usaha Mikro
Penelitian ini dilakukan terhadap usaha mikro yang berada di sekitaran
kawasan Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan. Usaha mikro yang ikut
berpatisipasi dalam penelitian ini yaitu di bidang makanan, minuman, toko,
warung, dan jasa. Berikut adalah beberapa gambar usaha mikro yang
terdapat di kawasan Kelurahan Bangka.
Gambar 4.2
Sektor Usaha Mikro Di Sekitaran Kelurahan Bangka
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Hasil dari survei tersebut bahwa wilayah sekitaran Kelurahan Bangka
yang meliputi area Kemang menjadi kawasan paling banyak diincar oleh
pelaku pengusaha dari pengusaha kecil hingga besar. Bagi seorang
pengusaha memilih lokasi tempat usaha merupakan hal yang penting,
karena semakin strategis lokasi yang dipilih maka semakin besar juga
produk atau dagangannya akan dikenal masyarakat.
Kawasan Kelurahan Bangka ini menjadi tempat strategis untuk membuka
usaha bagi pengusaha mikro. Alasan pengusaha mikro membuka usahanya
61
di kawasan ini karena kawasan ini sudah dikenal oleh banyak kalangan
masyarakat dan terbilang cukup ramai. Dari hasil survei rata-rata pengusaha
mikro ini sudah cukup lama membuka usaha mereka dikawasan ini.
B. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah usaha mikro yang berada di kawasan
Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan. Metode berikut sesuai dengan pengambilan
sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu purposive sampling. Dimana
pengambilan sampel tersebut peneliti melakukan nya dengan menggunakan
kriteria.
Menurut hasil data survei populasi usaha mikro di Kawasan Kelurahan
Bangka sebanyak 90 usaha. Usaha mikro yang terdapat dalam penelitian ini
meliputi usaha di bidang jasa, pakaian, makanan, dan minuman. Pengumpulan
data dilakukan melalui penyebaran kuisioner secara langsung kepada pemilik
usaha mikro di Kawasan Kelurahan Bangka. Dalam penelitian ini terdapat 73
responden.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner yang
dikirimkan sebanyak 73 kuesioner ke pengusaha mikro, jumlah kuesioner yang
kembali sebesar 73 kuesioner (100%), dan jumlah kuesioner yang tidak
kembali tidak ada (0%).
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirm 73 100%
Kuesioner yang tidak kembali - 0%
Kuesioner yang diterima 73 100%
Kuesioner yang diolah dan memnuhi kriteria 73 100%
Sumber: Data yang diolah
Gambaran umum responden sebagai objek penelitian tersebut diuraikan
sebagai berikut:
62
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Dari gambaran responden berdasarkan usia akan dijelaskan dalam
gambar di bawah ini. Pembagian responden berdasarkan usia terbagi
menjadi lima, yaitu kurang dari 25 tahun, 26 hingga 35 tahun, 36 hingga 45
tahun, 46 hingga 55 tahun, dan lebih dari 55 tahun. Berikut ini adalah
gambar yang menunjukkan jumlah responden berdasarkan usia pemiliknya:
Grafik 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan Grafik 4.1 dalam penelitian ini menunjukkan ada 12 (17%)
responden yang berusia dibawa 25 tahun, lalu pada usia 26 sampai 35 tahun
sebanyak 17 (23%) responden, pada usia 36 hingga 45 sebanyak 24 (32%)
responden, pada usia 46 sampai 55 tahun sebanyak 15 (19%) responden dan
pada usia diatas 55 tahun sebanyak 5 (9%). Dari deskripsi tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas terbesar pada usia 36 hingga 45 tahun
dimana pada usia tersebut telah mencapai usia produktif atau dewasa dan
rata-rata sudah berkeluarga.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar dibawah ini menjelaskan mengenai pembagian responden
berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui jenis kelamin perempuan lebih
banyak yang membuka usaha dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Dari 73
0
5
10
15
20
25
<25 thn 26-35 thn 36-45 thn 46-55 thn >55 thn
63
responden, 39 orang adalah perempuan dan 34 orang adalah laki-laki.
Berikut adalah gambar jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya:
Grafik 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data yang diolah
Pada Grafik 4.2 diketahui bahwa responden 53% sampel adalah
perempuan dan sisanya 47% adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pelaku usaha mikro berjenis kelamin perempuan lebih besar
daripada laki-laki, dikarenakan perempuan lebih produktif dan ulet dalam
menjalankan usaha.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari 73 responden yang diteliti, dapat diketahui identitas responden
berdasarkan tingkat pendidikan. Pembagian responden dibagi menjadi enam
kategori, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, Sarjana, dan yang tidak tamat
bersekolah. Berikut distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
terakhir:
39
34
Perempuan
Laki-Laki
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Perempuan Laki-Laki
64
Grafik 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Data yang diolah
Dari Grafik 4.3, disimpulkan bahwa pelaku usaha mikro didominasi oleh
lulusan SMA yang paling banyak sebesar 38%, lulusan SMP sebesar 29%,
dan lulusan SD sebanyak 21%. Selebihnya, pelaku usaha yang lulusan
Diploma sebesar 5%, lulusan Sarjana sebesar 3%, dan yang tidak tamat
Sekolah Dasar sebesar 4%. Dapat disimpulkan bahwa pemilik usaha mikro
yang berada disekitar kawasan Kelurahan Bangka adalah lulusan SMA. Hal
ini dikarenakan, menurut sebagian responden pendidikan dahulu tingkat
SMA sudah dianggap tinggi oleh masyarakat, jadi setelah lulus SMA para
responden langsung mencari pekerjaan dengan membuka usaha. Beberapa
dari responden yang memiliki tingkat sarjana memiliki usaha sendiri
merupakan pekerjaan sampingan yang dapat memberikan penghasilan
tambahan.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mendirikan Usaha
Berdasarkan hasil gambar di bawah menjelaskan tentang pembagian
responden berdasarkan lama nya mendirikan usaha. Pembagian reponden
4%
21%
29%
38%
5% 3%
Tidak Tamat SD (3Orang)
SD (15 Orang)
SMP (21 Orang)
SMA (28 Orang)
Diploma (4 Orang)
Sarjana (2 Orang)
65
yang berdasarkan lama mendirikan usaha dibagi menjadi empat kategori,
yaitu kurang dari satu tahun, 1 hingga 3 tahun, 3 hingga 5 tahun, dan lebih
dari 5 tahun. Berikut hasil dari responden berdasarkan lama mendirikan
usahanya:
Grafik 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha
Sumber: Data yang diolah
Terletak di lokasi yang strategis membuat nilai tambah bagi para pelaku
usaha mikro ini. Dari hasil Grafik 4.4 menunjukkan terdapat 23% atau
sebanyak 17 responden telah menjalankan usahanya selama kurang dari 1
tahun. Lalu sebanyak 26% atau 19 responden telah menjalankan usaha
selama 1 hingga 3 tahun, sebanyak 30% atau 22 responden yang
menjalankan usaha selama 3 hingga 5 tahun, dan yang terakhir sebanyak
21% atau 15 responden yang menjalankan usaha lebih dari 5 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu menjalankan usaha
antara 3 sampai 5 tahun, tentunya mereka sudah mempunyai cukup
pengalaman dan keterampilan dalam menjalankan usahanya.
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Sektor Usaha Mikro
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan jenis usaha yang digeluti para
responden dijelaskan pada tabel dibawah ini.
0
5
10
15
20
25
< 1 thn1-3 thn
3-5 thn>5 thn
66
Tabel 4.2
Identitas Jenis Usaha Responden
Jenis Usaha Frekuensi Persentase (%)
Makanan dan Minuman 39 52%
Jasa 15 21%
Pakaian 5 8%
Warung/Toko 14 19%
Jumlah 73 100%
Sumber: Data yang diolah
Pada tabel 4.2 diperoleh hasil jenis usaha yang dilakukan para usaha
cukup bervariasi. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan responden yang
menjalankan jenis usaha makanan dan minuman yaitu sebanyak 39 orang.
Sedangkan yang menjalankan jenis usaha jasa sebanyak 15 orang, lalu
sebanyak 5 orang menjalankan jenis usaha pakaian, dan yang menjalankan
jenis usaha warung atau toko sebanyak 14 orang yang terdiri dari toko alat
tulis, toko spare part, toko helm, toko mainan, dan toko ulang tahun. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden jenis usaha di
bidang makanan dan minuman adalah yang paling mendominasi. Hal ini
dikarenakan menjalankan usaha makanan dan minuman tidaklah begitu
rumit dibandingkan dengan jenis usaha lainnya, dan jenis usaha ini pasti
selalu diminati oleh para konsumen.
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pinjaman Modal
Gambar di bawah menjelaskan tentang jenis pinjaman modal yang
digunakan oleh responden untuk mendirikan atau menjalankan usahanya.
Berikut adalah hasil dari responden berdasarkan jenis pinjaman modal:
67
Grafik 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pinjaman Modal
Sumber: Data yang diolah
Pada Grafik 4.5 persentase terbesar dari 73 responden adalah melakukan
pinjaman di lembaga keuangan non bank seperti pegadaian, koperasi,
asuransi, leasing (perusaaan sewa guna usaha), dan lain-lain, sebanyak 92%
atau 65 responden. Dan yang melakukan pinjaman di bank hanya 8
responden. Banyak pengusaha yang lebih meminjam modal di non bank
salah satunya dikarenakan persyaratan peminjaman yang mudah dan dengan
bunga yang rendah. Modal pinjaman yang diterima oleh responden
digunakan seutuhnya untuk kebutuhan usaha yang mereka kelola.
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih Responden
(Perbulan)
Pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam
pendapatan bersih dan merupakan pendapatan dari usaha sendiri. Hasil dari
77 responden yang diteliti, pendapatan bersih yang didapatkan dari setiap
responden berbeda-beda. Dibagi menjadi empat kategori, mulai dari
dibawah 2 juta sampai hingga lebih dari 10 juta setiap bulannya. Berikut
tabel pendapatan bersih yang diperoleh responden setiap bulan.
8
65
0
10
20
30
40
50
60
70
Bank Non Bank
68
Tabel 4.3
Identitas Hasil Pendapatan Responden Perbulan
Sumber: Data yang diolah
Dari hasil tabel 4.3 dapat disimpulan sebanyak 7 responden memperoleh
pendapatan bersih dibawah 2 juta perbulan, lalu 18 responden memperoleh
pendapatan bersih 3 juta hingga 4 juta perbulan, kemudian 21 responden
memperoleh pendapatan bersih 4 juta hingga 5 juta perbulan, dan 27
responden memperoleh pendapatan bersih diatas 5 juta perbulan. Dapat
dilihat bahwa pendapatan bersih yang diperoleh responden sebanyak 27
(36%) mencapai pendapatan bersih diatas 5 juta perbulan. Hasil ini
menunjukkan bahawa mendirikan usaha di kawasan sekitar Kelurahan
Bangka merupakan investasi dan hasil jaminan yang baik karena pendapatan
bersih yang diperoleh diatas 5 juta perbulan.
C. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas penelitian ini menggunakan 73 sampel responden. Uji
validitas digunakan untuk menguji ketetapan alat pengukur digunakan
untuk mengungkapkan sah atau tidaknya kuesioner tersebut. Uji validitas
dihitung dengan membandingkan nilai rhitung (corrected item-total
correlation) dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel (tingkat signifikan 0.05 atau
5%) maka pertanyaan dinyatakan valid (Astuti, 2015). Semua pertanyaan
Jumlah Pendapatan Bersih (perbulan) Frekuensi Persentase
<Rp 2.000.000 7 8%
Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 18 26%
Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 21 30%
>Rp 5.000.000 27 36%
Jumlah 73 100%
69
berjumlah 28 butir yang terdiri dari 7 butir untuk pinjaman modal, 7 butir
untuk lokasi usaha, 7 butir untuk lama usaha, dan 7 butir untuk
pendapatan usaha. Uji dalam penelitian ini jumlah data (n)=73, df= n-2,
maka didapat rtabel nya adalah 0,224.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Variabel Nomor item rhitung rtabel Status
Pinjaman Modal (X1) 1
2
3
4
5
6
7
0.390
0.526
0.477
0.625
0.619
0.584
0.232
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lokasi usaha (X2) 1
2
3
4
5
6
7
0.723
0.670
0.724
0.577
0.711
0.737
0.653
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lama Usaha (X3) 1
2
3
4
5
6
7
0.594
0.514
0.472
0.721
0.712
0.710
0.594
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pendapatan (Y)
1
2
3
4
5
6
7
0.602
0.403
0.448
0.432
0.602
0.403
0.448
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Data yang diolah
70
Pada tabel 4.4 menyatakan variabel pinjaman modal, lokasi usaha,
lama usaha, dan pendapatan usaha mikro untuk setiap pertanyaan valid.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan tabel diatas bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel (0.230). Hal ini berarti bahwa semua pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini dapat mengungkapkan sesuatu yang telah
diukur didalam kuesioner.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur akan
mendapatkan pengukuran yang konsisten jika pengukuran dilakukan
pengulangan kembali. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item-item yang
valid diperoleh melalui uji validitas. Metode yang digunakan untuk uji
reabilitas adalah Cronbach Alpha (Ghozali,2005). Hasil uji reliabilitas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha r alpha Status
PM (X1) 0.770 0.6 Reliabel
LU(X2) 0.886 0.6 Reliabel
LM (X3) 0.852 0.6 Reliabel
PD (Y) 0.755 0.6 Reliabel a. PM = Pinjaman Modal, LU = Lokasi Usaha, LM =Lama Usaha, PD= Pendapatan
Sumber : Data yang diolah
Dari tabel 4.5 hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui nilai
Cronbach Alpha dari ke empat variabel tersebut diatas 0.6. Karena nilai
cronbach alpha pinjaman modal, lokasi usaha, lama usaha, dan
pendapatan > 0.6 maka alat ukur dinyatakan reliabel atau telah memenuhi
syarat dari reliabilitas.
71
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
menggunakan uji kurva normal P-plot dan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov. Dilihat melalui kurva normal P-plot dikatakan
normal jika titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sedangkan jika data nya menyebar jauh dari garis diagonal
atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005). Hasil uji normalitas data
dengan metode Normal P-P Plot menggunakan SPSS menghasilkan plot
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas P-Plot
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan gambar grafik p-p plot diatas, menunjukkan bahwa data
yang diuji berdistribusi normal. Dikarenakan penyebaran titik-titik
berada di sekitar area garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
72
Hasil ini juga menyimpulkan bahwa dari model sampel yang diteliti
sudah mendekati populasinya.
Selain menggunakan uji p-plot, dapat dilakukan dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov dan hasil perhitungannya menggunakan
program SPSS versi 19.0. Hasil uji normalitas secara ringkas seperti
dalam tabel berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada kolom Asymp.Sig.(2-
tailed) yaitu sebesar 0,407. Hal ini berarti dalam penelitian ini jika Sig >
0,05 maka disimpulkan data berdistribusi normal.
Berdasarkan hipotesis tersebut, bahwa bisa dikatakan hasil dari Uji
Normalitas Asymp.Sig.(2-tailed) yaitu 0,407 > 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang diuji berdasarkan pendapatan usaha mikro
yang berasal dari pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha
berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 73
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,87011370
Most Extreme Differences Absolute ,069
Positive ,069
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z ,586
Asymp. Sig. (2-tailed) ,407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah
73
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antara
data pada variabel penelitian. Untuk menguji ada atau tidaknya
autokorelasi salah satunya menggunakan metode DurbinWatson (DW).
Hasil dari uji autokorelasi sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.766
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson
adalah 1.766, jika dibandingkan dengan tabel signifikansi DW sebesar
5% maka nilai dL 1.536 dan dU 1.706. Jadi 4-dU= 2.294 dan 4-dL=
2.464. Karena nilai DW terletak antara DU < DW < 4-DU (Alfian Lains,
2003) maka hasilnya (1.536 < 1.766 < 2.294), sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskdastisitas dan untuk mengutahui nya dengan
menggunakan 2 langkah yaitu dengan melihat scatterplot dan dengan uji
Glesjer (Haryadi, 2013). Berikut adalah hasil pengujian dengan
menggunakan scatterplot:
74
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Scatterplot
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa distribusi data menyebar
secara acak serta tersebar diantara angka 0 pada sumbu Y dan tidak
memiliki pola yang jelas. Disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi ini.
Selain itu dapat juga dilakukan dengan uji Glejser. Jika nilai
signifikansi variabel X dibawah 0.05 maka dapat dinyatakan model
tersebut terjadi Heteroskedastisitas. Tetapi jika signifikansi variabel X
diatas 0.05 dinyatakan bahwa model tersebut tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil pengujian heteroskedastisitas
diperlihatkan pada tabel dibawah:
75
Tabel 4.8
Hasil Uji Glesjer
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,112 1,754 ,634 ,528
PM ,065 ,065 ,143 1,006 ,318
LU -,027 ,043 -,087 -,613 ,542
LM -,029 ,054 -,083 -,534 ,595
a. Dependent Variable: RES2
b. PM= Pinjaman Modal, LU=Lokasi Usaha, LM= Lama Usaha
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, bahwa nilai signifikansi pinjaman modal
(X1) sebesar 0.318 > 0.05, variabel lokasi usaha (X2) memiliki
signifikansi sebesar 0.542 > 0.05, dan variabel lama usaha (X3) memiliki
signifikansi sebesar 0.595 > 0.05. Dengan ini semua variabel X diperoleh
nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulan model
regresi pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel indipenden
yang saat ini diuji. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara
variabel indipenden. Dalam uji ini menggunakan metode Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 atau tolerance > 0,1 maka
model regresi tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005). Berikut
adalah tabel hasil dari uji multikolinearitas.
76
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolonearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
Pinjaman Modal
Lokasi Usaha
Lama Usaha
.703
.701
.592
1.422
1.427
1.690
a. Dependent Variable: Pendapatan Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui besarnya koefisien VIF dari
masing-masing variabel indipenden yaitu variabel pinjaman modal (X1)
memiliki nilai tolerance 0.703 > 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.422 < 10,
variabel lokasi usaha (X2) nilai tolerance 0.701 > 0.1 dan nilai VIF
sebesar 1.427 < 10, dan variabel lama usaha (X3) nilai tolerance 0.592 >
0.1 dan nilai VIF sebesar 1.690 < 10. Dapat dilihat nilai-nilai ini
menunjukkan nilai lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terjadi multikolonearitas dan dapat
digunakan di dalam penelitian ini.
3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui variabel-variabel
yang mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis
regresi linier berganda ini bertujuan untuk menganalisis tentang sejauh
mana pengaruh variabel bebas (pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama
usaha) terhadap variabel terikat yaitu pendapatan usaha mikro (Gujarati,
2006). Hasil analisis model regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel
berikut:
77
Tabel 4.10
Hasil Analisis Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,510 2,941 ,174 ,005
PM ,252 ,109 ,191 2,316 ,000
LU ,504 ,073 ,571 6,918 ,000
LM ,217 ,090 ,217 2,415 ,000
a. Dependent Variable: PD b. PM = Pinjaman Modal, LU = Lokasi Usaha, LM =Lama Usaha
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel di atas tentang koefisien regresi linier berganda dapat
disusun sebagai berikut:
Y = 0.510 + 0.252 (X1) + 0.504 (X2) + 0.217 (X3)
Keterangan:
Y = Pendapatan
X1 = Pinjaman Modal
X2 = Lokasi Usaha
X3 = Lama Usaha
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa semua model variabel
memiliki nilai yang positif dan berpengaruh secara signifikan yaitu
pinjaman modal memiliki nilai signifikansi sebesar 0.252, lokasi usaha
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.504, dan lama usaha memiliki nilai
signifikansi sebesar 0.217. Dari ke tiga model variabel, lokasi usaha yang
memiliki nilai signifikan terbesar yaitu 0.504.
78
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase pengaruh yang disumbangkan oleh variabel
independen terhadap variabel dependen (Gujarati, 2006). Nilai koefisien
determinasi yang mendekati 100% artinya pada perubahan variabel
independen setiap satuan akan mempengaruhi perubahan variabel
dependen, maka dapat diartikan semakin kuat model tersebut
menerangkan variansi variabel dependen (Purbayu, 2007). Hasil uji
determinasi dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Determinasi
Pada tabel diatas diperoleh nilai koefisien R Square sebesar 0.670
sedangkan koefisien Adj. R Square sebesar 0.656 artinya hal ini
menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh dari variabel pinjaman modal,
lokasi usaha, dan lama usaha terhadap pendapatan usaha mikro sebesar
65,6%. Sedangkan sisanya 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dibahas didalam penelitian ini antara lain jarak usaha sejenis, teknologi,
jam kerja, dan lainnya.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 ,819a ,670 ,656
a. Predictors: (Constant), lm, pm, lu
b. Dependent Variable: pd
Sumber : Data yang diolah
79
b. Uji F
Uji stasistik F pada dasarnya digunakan untuk mengetahui pengaruh
semua variabel independent (pinjaman modal,lokasi usaha, dan lama
usaha) yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependent (pendapatan usaha mikro) yang diuji pada
tingkat signifikan 0.05 (Gujarati, 2006). Dalam hal ini untuk melakukan
uji F adalah dengan melihat besaran statistik probabilitas yang dihasilkan
oleh tabel ANOVA dalam penggunaan SPSS. Hasil uji F dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji F
Dari hasil tabel 4.12 didapatkan hasil uji Fhitung sebesar 46.753 dengan
menunjukan nilai signifikan 0.000 dengan menggunakan alpha 5%. Hasil
ini jika dibandingkan dengan Ftabel (pada df3, 72 diperoleh Ftabel 2.73)
maka yang berarti Fhitung > Ftabel (46.753 > 2.73) dan hasil statistik
probabilitas (0.000 < 0.05) artinya secara simultan atau bersama-sama,
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ini berarti pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha secara bersama
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha
mikro di kawasan Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 511,864 3 170,621 46,753 ,000a
Residual 251,807 69 3,649
Total 763,671 72
a. Predictors: (Constant), LM, PM, LU
b. Dependent Variable: PD
Sumber : Data yang diolah
80
c. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui apakah
pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen bersifat menentukan signifikan atau tidak (Ghozali,
2005). Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel
independen (bebas) yaitu pinjaman modal, lokasi usaha, dan lama usaha
berpengaruh secara positif terhadap pendapatan usaha mikro. Dalam
keputusan hipotesis uji t menggunakan nilai thitung dan ttabel yaitu apabila
nilai thitung lebih besar atau sama dengan ttabel, maka Ho ditolak artinya
memiliki kemampuan untuk menerima Ha. Jika nilai thitung lebih kecil dari
ttabel, maka peneliti tidak memiliki kemampuan untuk menolak Ho.
Berikut ini adalah tabel hasil Uji t:
Tabel 4.13
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,510 2,941 ,174 ,005
PM ,252 ,109 ,191 2,316 ,000
LU ,504 ,073 ,571 6,918 ,000
LM ,217 ,090 ,217 2,415 ,000
a. Dependent Variable: PD b. PM = Pinjaman Modal, LU = Lokasi Usaha, LM =Lama Usaha
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel diatas maka disimpulkan hasil dari pengujian uji t
sebagai berikut:
1) Hasil statistik uji t untuk variabel Pinjaman Modal (X1) diperoleh
thitung sebesar 2.316 dan sig. 0.000 dengan menggunakan batas
signifikan 0.05 diperoleh ttabel sebesar 1.666. Hal ini menunjukkan
2.316 > 1.666 dan ingkat signifikan 0.000 < 0.05, maka menyatakan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel Pinjaman Modal
81
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro.
Pinjaman modal merupakan salah satu faktor penting yang dapat
digunakan untuk membangun atau menjalankan sebuah usaha.
Pinjaman modal yang didapatkan pelaku usaha mikro untuk
membantu modal usaha sehingga modal usaha yang dimiliki nya
bertambah dan digunakan untuk menambah produksi barang yang
dijual, memperbaiki infrastruktur tempat usaha sehingga pendapatan
yang diperoleh semakin meningkat.
2) Hasil statistik uji t untuk variabel Lokasi Usaha (X2) diperoleh thitung
sebesar 6.918 dan sig. 0.000 dengan menggunakan batas signifikan
0.05 diperoleh ttabel sebesar 1.666. Hal ini menunjukkan 6.918 > 1.666
dan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, maka menyatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima artinya variabel Lokasi Usaha berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro. Sebagian
besar pelaku usaha mikro cukup mempertimbangkan lokasi usaha
yang dipilih berlokasi strategis, transportasi yang mudah dan murah,
mudah dilihat dan dekat dengan keramaian. Dengan begitu
pendapatan yang diperoleh akan meningkat karena semakin
bertambahnya pembeli.
3) Hasil statistik uji t untuk variabel Lama Usaha (X3) diperoleh thitung
sebesar 2.415 dan sig. 0.000 dengan menggunakan batas signifikan
0.05 diperoleh ttabel sebesar 1.666. Hal ini menunjukkan 2.415 > 1.666
dan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, maka menyatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima artinya variabel Lama Usaha berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro. Dalam hal
ini lama usaha dapat menciptakan pengalaman dalam usaha yang
dimana pelaku usaha akan memahami permintaan konsumen dan juga
lebih memahami selera konsumen. Sehingga penjualan lebih
meningkat dan pendapatan akan semakin bertambah
82
D. Pembahasan
1. Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Pinjaman modal merupakan bantuan dana yang berasal dari perbankan
dan lembaga keuangan non bank. Pemberian Pinjaman modal untuk
memenuhi kebutuhan pelaku usaha yang merupakan defisit unit atau
kekurangan modal. Pinjaman modal dari perbankan dan lembaga keuangan
non bank ini menjadi salah satu solusi keterbatasan permodalan bagi pelaku
usaha mikro. Dan diharapkan dengan bantuan pinjaman modal ini
pendapatan pelaku usaha mikro meningkat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pinjaman
modal terhadap pendapatan usaha mikro. Hal tersebut terlihat bahwa
pinjaman modal berpengaruh sebesar 25,2% terhadap pendapatan yang
artinya pinjaman modal terjadi pengaruh positif terhadap pendapatan. Hasil
uji t untuk variabel pinjaman modal didapat thitung sebesar 2.316 dengan
tingkat signifikan 0.000 di dapatkan ttabel sebesar 1.666. Hal ini berarti
2.316 > 1.666 dan tingkat signifikan 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, maka pinjaman modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro.
Berarti bahwa semakin besar pinjaman modal yang diterima pelaku
usaha mikro maka akan meningkatkan pendapatan usaha mikro. Perolehan
pendapatan yang semakin tinggi dikarenakan terjadi kenaikan pada jumlah
produksi yang kemudian akan meningkatkan pendapatan usaha mikro.
Secara teori hubungan pinjaman modal dengan pendapatan adalah positif.
Hal ini dikarenakan bantuan dana pinjaman modal yang berasal dari bank
atau non bank sangat membantu bagi permodalan usaha mikro untuk
meningkatkan produksi atau barang usahanya dan untuk memperbaiki
infrastruktur tempat usaha. Ini berarti akan mendorong peningkatan
pendapatan usaha (Asiyah, 2015).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Khoirun Nisak (2012) dan Adi Wirawan (2015) yang menyatakan dana
83
pinjaman modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro.
2. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Lokasi adalah dimana tempat suatu usaha atau aktivitas suatu usaha
tersebut dilakukan (Swastha, 2002). Pemilihan sebuah lokasi dalam
berbisnis sangat penting dengan bertujuan mengajak pelanggan untuk
berdatangan ke tempat usaha dalam memenuhi kebutuhannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lokasi usaha
terhadap pendapatan usaha mikro. Hal tersebut terlihat bahwa lokasi usaha
berpengaruh sebesar 50,4% terhadap pendapatan yang artinya lokasi usaha
terjadi pengaruh positif terhadap pendapatan. Hasil uji t untuk variabel
lokasi usaha didapat thitung sebesar 6.918 dengan tingkat signifikan 0.000
didapatkan ttabel sebesar 1.666. Hal ini berarti 6.918 > 1.666 dan tingkat
signifikan 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, maka lokasi usaha
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro.
Hal ini diartikan semakin strategisnya lokasi usaha diyakini akan
berpengaruh pada semakin baiknya pendapatan usaha. Dengan menentukan
pemilihan lokasi usaha yang tepat akan menunjang perkembangan usaha
(Indriyanti, 2013). Selain itu para konsumen juga akan lebih senang jika
berbelanja dekat dengan tempat parkir dan mudah dijangkau.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Abdul Rozak (2009) dan Dery (2011) yang menyatakan bahwa lokasi
usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha
mikro. Dan pada penelitian Ni Made Dwi dan I Made Jember (2016) yang
meyatakan bahwa lokasi usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan
usaha mikro.
3. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Lama usaha merupakan lamanya pelaku usaha berkarya pada usaha
yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya pelaku usaha
84
menekuni atau menjalankan usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya
(kemampuan/keahlian), sehingga efisiensinya dapat menambah dan mampu
menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan dan juga
semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lama usaha
terhadap pendapatan usaha mikro. Hal tersebut terlihat bahwa lama usaha
berpengaruh sebesar 21,7% terhadap pendapatan yang artinya lama usaha
terjadi pengaruh positif terhadap pendapatan. Hasil uji t untuk variabel lama
usaha didapat thitung sebesar 2.415 dengan tingkat signifikan 0.000 di
dapatkan ttabel sebesar 1.666. Hal ini berarti 2.415 > 1.666 dan tingkat
signifikan 0.000 < 0.05, maka menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, maka lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro.
Ini berarti dapat dikatakan semakin lama pengusaha menjalani
usahanya, maka akan semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin
sempurna pola pikir dan sikap dan juga banyak pengalaman yang telah
didapatkan. Pengusaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka diantaranya
sudah berdiri sejak lebih dari lima tahun atau belasan tahun. Dari hal
tersebut apabila suatu usaha telah berdiri sejak lama maka akan
mempengaruhi pendapatan usaha mikro tersebut (Damariyah, 2015).
Meskipun variabel lama usaha berpengaruh kecil daripada variabel yang
lain, tetapi bahwa semakin lama usaha berjalan maka dapat mempengaruhi
pola pikir pengetahuan pengusaha mengenai selera, membaca lokasi
berjualan yang baik atau strategis, dan relasi bisnis yang berdampak bagi
peningkatan pendapatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Danang Faizal (2017) yang menyatakan bahwa lama usaha memiliki
pengaruh positif terhadap pendapatan usaha mikro. Dan pada penelitian
Sunarwijaya (2016) bahwa lama sesorang dalam menjalankan usahanya
mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan usaha tersebut.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan kepada pelaku usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka. Melalui
kuesioner sebagai alat bantu penelitian untuk mendapatkan data melalui
pengumpulan data dan pengolahan data, dengan responden penelitian ini
sebanyak 73 orang pelaku usaha mikro. Pengujian ini menggunakan program
SPSS. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh
Pinjaman Modal, Lokasi Usaha, dan Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha
Mikro di kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan pinjaman modal terhadap pendapatan
usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka. Hal ini dibuktikan oleh
thitung > ttabel (2.316 > 1.666) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan koefisien pinjaman modal bernilai positif, pinjaman modal
mempengaruhi terhadap pendapatan usaha mikro.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan lokasi usaha terhadap pendapatan
usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka. Hal ini dibuktikan oleh
thitung > ttabel (6.918 > 1.666) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan koefisien lokasi usaha bernilai positif, lokasi usaha
mempengaruhi terhadap pendapatan usaha mikro.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan lama usaha terhadap pendapatan
usaha mikro di kawasan Kelurahan Bangka. Hal ini dibuktikan oleh
thitung > ttabel (2.415 > 1.666) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
86
Dengan koefisien lama usaha bernilai positif, lama usaha
mempengaruhi terhadap pendapatan usaha mikro.
4. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan
bahwa koefisien Adj. R Square sebesar 0.656 artinya hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel pinjaman modal, lokasi
usaha, dan lama usaha terhadap pendapatan usaha mikro sebesar
65,6%, sedangkan sisanya 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil
uji statistik Fhitung sebesar 46.753 dengan nilai Ftabel 2.73, maka
berarti (46.753 > 2.73). Hal ini berarti variabel pinjaman modal,
lokasi usaha, dan lama usaha secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha mikro.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh
dari penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi para pelaku usaha mikro, disarankan dalam menghadapi
perkembangan persaingan usaha, pelaku usaha mikro dapat
mempertimbangkan pemilihan lokasi usaha sebelum menderikan
usaha seperti lokasi yang strategis dan murah transportasi.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas wilayah
sampel dalam penelitian, bukan hanya di kawasan Kelurahan Bangka
saja tetapi di beberapa daerah lainnya sehingga dapat memperoleh
hasil penelitian yang lebih maksimal.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.
Jakarta: Rineka Cipta.
Antonio, Syafi’i & Muhammad. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Gema Insani Press.
Asmie, P. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal NeO-
Bis, Volume 2 No. 2, hal 197-210.
Asiyah, Binti Nur. (2015). Manajemen Pinjaman Bank Syariah. Yogyakarta:
Kalimedia.
Asnawi. (2011). Dampak Pinjaman Modal Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam
(UED-SP) Terhadap Perubahan Pendapatan Pengusaha Kecil Di
Kabupaten Kepulauan Meranti. Tesis studi Ekonomi Pembangunan Bidang
Ilmu Sosial.
Astuti, S. P., & Tim Leb FEBI. (2015). Modul Pratikum Statistika. Institut Agama
Islam Negeri Surakarta.
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. (2016). Penyebaran Usaha Mikro Kecil
Menurut Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota Di
DKI Jakarta Tahun 2016. Tersedia pada: https://www.bps.go.id. Diakses
22 Maret 2019.
Deddy, Edward. (2008). Ciri-Ciri Usaha UMKM, Pengertian dan Ciri-ciri
UMKM. Tersedia pada: http://www.usaha-umkm.blog.com. Diakses 29
Maret 2019.
Dewanti, Ida Susi. (2010). Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro: Kendala dan
Alternatif Solusinya. Jurnal Administrasi Bisnis UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Dewi, L., N. Setiawina, D., dan I Indrajaya, G. B. (2012). Analisis Pendapatan
Pedagang Canang di Kabupaten Bandung. Jurnal tidak di terbitkan.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali.
Elaine B. Johnson. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.
Ferdinand. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Agf books.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
88
Gina, W., dan Effendi J., (2014). Program Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS) dalam Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro
(Studi Kasus BMT Baitul Karim Bekasi). Jurnal Al-Muzara’ah. Institut
Pertanian Bogor
Gujarati, N Damodar. (2006). Dasar-Dasar Ekonometrika. Indonesia: PT Gelora
Aksara Pratama
Haris, Helmi. (2013). Manajemen Dana Bank Syariah. Sleman: Asnalitera.
Hasibuan, Malayu S.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Bumi Aksara.
Indrati, Nopi. (2016). Pengaruh Pembiayaan, Pendampingan, Pendidikan, dan
Usia terhadap Peningkatan Pendapatan Anggota BMT BIF Nitikan di
Pasar Ngoto Kab. Bantul. Skripsi UIN Sunan Kalijaga.
Indriyatni, Lies. (2013). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha mikro dan kecil (Studi pada Usaha Kecil di Semarang
Barat). Jurnal STIE Semarang.
I Sunarwijaya, K., & I Putra, C. (2016). Faktor Internal dan Eksternal yang
Berpengaruh pada Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Setelah
Berkembangnya Pasar Oleh-oleh Modern di Kabupatan Gianyar.
Jurnal Riset Akuntansi Juara.
Janti, Suhar. (2014). Analisis Validitas dan Reliabilitas dengan Skala Likert
terhadap Pengembangan SI/TI dalam Penentuan Pengambilan
Keputusan Penerapan Strategi Planning Pada Industri Garmen. Jurnal
Prosiding SNAST.
Kasmir. (2011). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Kementerian Koperasi dan UKM (Depkop). (2018). Perkembangan Data Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Tahun 2013-2017. Tersedia pada:
http://www.depkop.go.id. Diakses 20 Maret 2019.
Koerniawati, Tatiek. (2009). Definisi Kriteria Konsep UMKM dan Permasalahan
UMKM. Tersedia pada: https://docplayer-Definisi-kriteria-konsep-umkm-
dan-permasalahan-umkm.html. Diakses 1 April 2019.
Lains, Alfian. (2003). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia.
Meisthya Pratiwi, Ida Ayu & I Wayan Sudirman. (2014). Variabel Yang
Berpengaruh Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Usaha Mikro Kecil
Menengah UMKM di Bali Periode 2001. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. 3(3)hal: 96-105.
89
Nisak, Khoirun. (2012). Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan Usaha
Mikro,Kecil dan Menengah di Kota Mojokerto. Jurnal Ekonomi
Nurul, Indarti. (2004). Business Location and Success:The Case of Internet Cafe
Business in Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business
vol. 6, No. 2, pp. 171-192.
Putri, Ni Made Dwi Maharani & Made Jember. (2016). Pengaruh Modal Sendiri
dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di Kabupaten Tabanan (Modal Pinjaman sebagai Variabel
Intervening). Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol. 9 No. 2. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Raharja, Pratama. (2002). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ridwan, A. (2009). Keterkaitan Tingkat Pendidikan Dan Pendapatan
Masyarakat. Tersedia pada:
https://www.ridwanbelitung.blogspot.co.id/2009/10/keterkaitan-tingkat-
pendidikan. Diakses pada tanggal 18 Mei 2019
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Rozak, Abdul. (2009). Pengaruh Lokasi Usaha dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Usaha Pekerja Sektor Informal. Skripsi Universitas Islam
Negeri Jakarta.
Rukmana, A. M. (2010). Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris Di
Indonesia. Jakarta
Ruslan, R. (2003). Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
Samuelson, Paul A & Nordhaus, William D. (2004). Ilmu Makro Ekonomi.
Jakarta: PT. Media Edukasi.
Santosa, Purbayu Budi. (2007). Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan
Niaga. Jakarta: Erlangga
Sarjono, Haryadi & Winda, Julianita. (2013). SPPS vs LISREL: Sebuah
Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat
Sherraden, Michael. (2006). Aset untuk Orang Miskin. Jakarta: Raja Grafindo.
Simamora, Bilson. (2005). Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabilitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Smeru. (2003). Peta Upaya Penguatan Usaha Mikro/Kecil di Tingkat Pusat
Tahun 1997-2003. Lembaga Penelitian SMERU.
90
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Makro ekonomi edisi kedua. Jakarta:
PT. Raja Gravindo Persada.
Swastha, Basu. (2002) . Manajemen Pemasaran. Jakarta: Liberty.
Syafi’i, Muhammad Antonio. (2001). Bank Syariah Dari Teori kepraktik. Jakarta :
Gema Insane
Tambunan, Tulus TH. (2002) . Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia. Jakarta
: Salemba Empat
Tambunan, Tulus TH. (2012). Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia:
Isu-Isu Penting. Jakarta: LP3ES
Tampubolon, Manahan. (2004). Manajemen Operasional. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Tarigan, Robinson. (2005). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy.(2007). Pemasaran Jasa .Malang : Bayu Media Publishing
Tjiptoroso.(2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen Vol.15 No.1.
Undang-Undang No. 9 Tahun 1995. Tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang UMKM
(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Wicaksono. (2011). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, Dan Jam Kerja
Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Semarang. Universitas Diponegoro.
Widyatama, Derry Fauzan. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Sembako Di Pasar Besar Kota Malang. Jurnal
Ekonomi Universitas Brawijaya.
Wirawan, A., Sudiba, & Purbadhamarja. (2015). Pengaruh Bantuan Dana
Bergulir, Modal Kerja, Lokasi Pemasaran Dan Kualitas Produk Terhadap
Pendapatan Pelaku UMKM Sektor Industri Di Kota Denpasar. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
91
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Assalamuallaikum
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan
hormat, izinkan saya memperkenalkan diri kepada Bapak/Ibu/Saudara/i bahwa
saya:
Nama : Syifa Budi Pratiwi
NIM : 11150840000019
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Bermaksud melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul
“PENGARUH PINJAMAN MODAL, LOKASI USAHA, DAN LAMA
USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO (Studi Kasus
Kawasan Kelurahan Bangka Jakarta Selatan)”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan secara lengkap. Mengingat
kualitas penelitian ini sangat tergantung dari pengisian Bapak/Ibu/Saudara/i dapat
mengisi secara objektif dan jujur.
Demikianlah permohonan ini saya buat, atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
dalam meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
(Syifa Budi Pratiwi)
I. Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian: Mohon dengan hormat ketersediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk mengisi pertanyaan dengan memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : a) Laki-Laki
b) Perempuan
3. Usia : a) <25 tahun d) 46-55 tahun
b) 26-35 tahun e) >55 tahun
c) 36-45 tahun
4. Pendidikan Terakhir : a) SD d) D1/2/3
b) SMP e) S1/2/3
c) SMA f) Lainnya
92
5. Jenis Usaha : a) Jasa d) Minuman
b) Makanan e) Lainya, sebutkan.......
c) Pakaian
6. Pinjaman Modal : a) Bank
b) Non Bank, Sebutkan....
7. Pendapatan Bersih : a) < Rp 2.000.000
Dalam Satu Bulan b) Rp 3.000.000 – Rp 4.0000.0000
c) Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000
d) > Rp 5.000.000
8. Lama Usaha : a) <1 tahun c) 3-5 tahun
b) 1-3 tahun d) >5 tahun
II. Pertanyaan Untuk Responden
Petunjuk pengisian: jawablah pertanyaan dengan anggapan
Bapak/Ibu/Saudara/i, berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah
disediakan. Keterangan pada kolom pilihan sebagai berikut:
1. SS : Sangat setuju 4. TS : Tidak Setuju
2. S : Setuju 5. STS : Sangat Tidak Setuju
3. N : Netral
1. Kuisioner Terkait Pinjaman Modal (X1)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Persyaratan awal mengajukan pinjaman
modal mudah dipenuhi
2 Pemberian pinjaman modal yang diberikan
sangat membantu saya dalam hal
menyelesaikan masalah modal
3 Pinjaman modal yang di peroleh sangat
membantu saya dalam mengembangkan usaha
4 Proses pencairan dana tergolong cepat
5 Sebagian besar modal saya saat ini berasal
dari pinjaman modal
6 Jumlah angsuran yang harus saya bayarkan
disesuaikan dengan pendapatan saya
7 Jangka waktu pembayaran angsuran pinjaman
modal yang disepakati tidak memberatkan
saya
93
2. Kuisioner Terkait Lokasi Usaha (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya merasa lebih nyaman berjualan di lokasi
ini
2 Saya merasa lebih puas berjualan di lokasi ini
dibandingkan lokasi lain
3 Lokasi usaha saya yang mudah dijangkau
oleh sarana transportasi
4 Lokasi usaha saya strategis sehingga mudah
untuk dilihat
5 Lokasi usaha saya yang terletak pada lalu
lintas yang tidak macet
6 Lokasi usaha saya yang dekat dengan target
pasar atau konsumen
7 Lokasi usaha yang saya jalankan dekat
dengan keramaian
3. Kuisioner Terkait Lama Usaha (X3)
N
o
Pernyataan SS S N TS STS
1 Semakin lama usaha dijalankan maka
pengetahuan saya mengenai penjualan
semakin baik
2 Semakin lama usaha dijalankan maka
keterampilan yang saya miliki semakin baik
3 Lama usaha yang dijalankan menambah
penguasaan saya terhadap pekerjaan
4 Semakin lama usaha dijalankan maka
pengalaman yang saya dapatkan semakin
banyak
5 Lama usaha yang saya jalankan dapat
meningkatkan pendapatan usaha
6 Semakin lama usaha dijalankan maka
pelanggan yang saya miliki semakin
bertambah
7 Semakin lama usaha dijalankan maka
penjualan yang saya dapatkan semakin
banyak
94
4. Kuisioner Terkait Pendapatan (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Pendapatan dari asil usaha saya dapat
mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari
2 Pada saat ramai, hasil pendapatandari
penjualan yang saya peroleh meningkat
3 Pendapatan bersih yang diperoleh setiap
bulannya tidak menentu
4 Dengan melakukan pinjaman modal usaha
saya bertambah dan pendapatan saya
meningkat
5 Semakin lama usaha yang dijalankan maka
pendapatan saya semakin bertambah
6 Semakin strategis lokasi usaha berjualan
maka pendapatan saya semakin bertambah
7 Semakin banyak jumlah pinjaman modal
yang diberikan maka pendapatan yang
saya peroleh semakin besar
Lampiran 2
Data Karakteristik Responden
No Jenis Kelamin
Usia Tingkat Pendidikan
Sumber Pinjaman
Lama Usaha
Jenis Usaha
1. Perempuan 26-35 thn SMP Pegadaian < 1 thn Makanan
2. Perempuan 36-45 thn SD Koperasi Simpan Pinjam
>5 thn Makanan
3. Laki-Laki >55 thn SMP Asuransi 1-3 thn Makanan
4. Laki-Laki 36-45 thn Tidak
Tamat
Pegadaian 3-5 thn Minuman
5. Laki-Laki 26-35 thn SMA Leasing 3-5 thn Makanan
6. Laki-Laki >55 thn SMA Pegadaian <1 thn Bengkel
Motor
7. Perempuan < 25 thn SD Koperasi
Simpan Pinjam
1-3 thn Laundry
8. Laki-Laki 36-45 thn SMA Pegadaian 3-5 thn Makanan
9. Perempuan 26-35 thn Diploma Bank BRI <1 thn Laundry
10. Perempuan 36-45thn SD Koperasi
Simpan Pinjam
>5 thn Pakaian
11. Perempuan 36-45 thn SMA Bank BRI 3-5 thn Makanan
12. Laki-Laki <25 thn SMA Pegadaian 1-3 thn Bengkel
Motor
13. Laki-Laki 36-45 thn SD Koperasi Keuangan
Syariah
3-5 thn Minuman
14. Perempuan 26-35 thn SMA UMi (Ultra >5 thn Kerajinan
95
No Jenis
Kelamin
Usia Tingkat
Pendidikan
Sumber
Pinjaman
Lama
Usaha
Jenis
Usaha
Mikro) Tangan
15. Perempuan <25 thn SMA Bank BCA 1-3 thn Pakaian
16. Laki-Laki 46-55 thn SD UMi (Ultra
Mikro)
3-5 thn Makanan
17. Laki-Laki 36-45 thn SMA Asuransi >5 thn Minuman
18. Laki-Laki 26-35 thn SMP Koperasi Keuangan
Syariah
3-5 thn Toko Alat Tulis
19. Laki-Laki 46-55 thn SMP Koperasi
Keuangan Syariah
3-5 thn Toko
Spare Part
20. Laki-Laki >55 thn SMA Pegadaian 1-3 thn Minuman
21. Laki-Laki <25 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
3-5 thn Toko
Mainan
22. Perempuan 36-45 thn SD Koperasi
Simpan Pinjam
>5 thn Minuman
23. Laki-Laki 26-35 thn Diploma Asuransi 1-3 thn Toko Helm
24. Perempuan 46-55 thn SMP Pegadaian <1 thn Konter
Pulsa
25. Perempuan 36-45 thn SMP Leasing >5 thn Makanan
26. Perempuan <25 thn Diploma Koperasi Keuangan
Syariah
<1 thn Makanan
27. Perempuan >55 thn SD Koperasi Simpan Pinjam
1-3 thn Warung
28. Perempuan <25 thn SMP Pegadaian <1 thn Penjahit
29. Laki-Laki 46-55 thn SMA Pegadaian >5 thn Potong
Rambut
30. Perempuan 26-35 thn Tidak Tamat
Koperasi Simpan Pinjam
1-3 thn Makanan
31. Laki-Laki 46-55 thn SMP Koperasi
Simpan Pinjam
>5 thn Warung
32. Laki-Laki <25 thn SMA Bank BRI 1-3 thn Makanan
33. Perempuan 36-45 thn SD Pegadaian >5 thn Minuman
34. Perempuan 36-45 thn SMP Koperasi
Simpan Pinjam
3-5 thn Makanan
35. Perempuan <25 thn Diploma Leasing <1 thn Makanan
36. Perempuan 46-55 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
1-3 thn Pakaian
37. Perempuan 36-45 thn SD Pegadaian >5 thn Konter
Pulsa
38. Perempuan <25 thn SMP Koperasi
Keuangan
Syariah
<1 thn Makanan
39. Laki-Laki <25 thn SD Koperasi Simpan Pinjam
1-3 thn Warung
96
No Jenis
Kelamin
Usia Tingkat
Pendidikan
Sumber
Pinjaman
Lama
Usaha
Jenis
Usaha
40. Laki-Laki 46-55 thn SMA Asuransi 3-5 thn Sablon
41. Perempuan 26-35 thn SMA UMi >5 thn Makanan
42. Laki-Laki 36-45 thn SD Asuransi >5 thn Warung
43. Perempuan 26-35 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
<1 thn Makanan
44. Laki-Laki 46-55 thn SMA Asuransi 3-5 thn Servis Alat
Elektronik
45. Perempuan >55 thn SD Koperasi
Simpan Pinjam
>5 thn Minuman
46. Laki-Laki 26-35 thn SMA Bank BCA 1-3 thn Bengkel
Motor
47. Perempuan 36-45 thn SMP Pegadaian 1-3 thn Makanan
48. Laki-Laki 36-45 thn SMA UMi >5 thn Minuman
49. Perempuan 26-35 thn SMA Asuransi <1 thn Konter
Pulsa
50. Laki-Laki 36-45 thn SMP Pegadaian <1 thn Minuman
51. Perempuan 36-45 thn Sarjana Bank BRI <1 thn Pakaian
52. Laki-Laki 46-55 thn SMP Pegadaian 3-5 thn Makanan
53. Perempuan 26-35 thn SMP Pegadaian <1 thn Warung
54. Laki-Laki 36-45 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
1-3 thn Makanan
55. Laki-Laki 36-45 thn Sarjana Leasing 3-5 thn Bengkel Motor
56. Perempuan <25 thn SMA Bank
Mayapada
1-3 thn Pakaian
57. Perempuan 36-45 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
1-3 thn Makanan
58. Laki-Laki 46-55 thn SMP Koperasi
Keuangan Syariah
<1 thn Makanan
59. Laki-Laki 26-35 thn SMA Koperasi
Keuangan
Syariah
3-5 thn Minuman
60. Perempuan 46-55 thn SD Koperasi
Simpan Pinjam
3-5 thn Makanan
61. Perempuan 46-55 thn SMP Pegadaian >5 thn Penjahit
62. Laki-Laki <25 thn SMA Asuransi 3-5 thn Makanan
63. Perempuan 36-45 thn SMP Pegadaian <1 thn Toko
Ulang
Tahun
64. Laki-Laki 46-55 thn SD UMi 3-5 thn Potong Rambut
65. Perempuan 26-35 thn SMP Koperasi
Simpan Pinjam
1-3 thn Minuman
66. Laki-Laki 46-55 thn SMA Bank BRI 3-5 thn Makanan
67. Laki-Laki 36-45 thn SMA Koperasi 1-3 thn Toko Alat
97
No Jenis
Kelamin
Usia Tingkat
Pendidikan
Sumber
Pinjaman
Lama
Usaha
Jenis
Usaha
Keuangan Syariah
Tulis
68. Laki-Laki 26-35 thn SMP Koperasi
Keuangan
Syariah
3-5 thn Makanan
69. Perempuan 36-45 thn SD Pegadaian 3-5 thn Minuman
70. Perempuan 36-45 thn SMA Koperasi
Simpan Pinjam
<1 thn Toko
Ulang
Tahun
71. Perempuan 26-35 thn SMP Pegadaian 1-3 thn Minuman
72. Perempuan 46-55 thn Tidak
Tamat
Koperasi
Simpan Pinjam
3-5 thn Makanan
73. Perempuan 26-35 thn SD Koperasi Keuangan
Syariah
<1 thn Warung
Lampiran 3
Data Tabulasi Pinjaman Modal (X1)
NO PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 TOTAL PM
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 5 5 5 4 4 4 4 31
5 5 5 4 4 4 4 5 31
6 4 5 5 5 5 5 5 34
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 5 4 4 4 4 4 4 29
9 5 5 5 5 5 5 5 35
10 5 5 5 5 5 5 5 35
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 5 5 5 4 4 4 3 30
13 5 5 5 5 5 5 5 35
14 4 4 4 4 3 3 4 26
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 5 4 5 5 4 4 4 31
17 5 5 5 5 5 5 5 35
18 5 5 5 5 5 5 4 34
19 4 4 5 4 4 5 4 30
20 5 5 3 5 5 5 4 32
98
21 4 4 4 5 5 4 4 30
22 4 4 4 4 4 4 5 29
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 4 4 3 4 3 4 4 26
25 4 4 4 4 4 4 5 29
26 4 4 4 4 4 4 4 28
27 4 4 5 5 4 4 4 30
28 5 5 4 4 4 4 4 30
29 4 4 4 4 4 4 4 28
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 5 5 5 5 5 35
32 4 4 4 4 4 5 5 30
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 4 4 5 4 4 5 5 31
35 5 4 4 4 4 4 4 29
36 4 5 5 5 4 4 5 32
37 5 3 4 4 4 4 4 28
38 3 4 4 4 4 4 4 27
39 5 5 3 3 3 5 5 29
40 4 4 4 4 5 3 5 29
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 4 5 5 4 4 4 4 30
43 5 5 5 4 5 5 4 33
44 4 4 4 4 4 4 4 28
45 4 4 4 5 5 5 4 31
46 5 5 5 5 5 5 4 34
47 5 5 5 5 5 5 5 35
48 5 5 5 5 5 5 4 34
49 4 4 5 4 5 5 4 31
50 5 5 5 5 5 5 4 34
51 4 4 4 4 4 4 4 28
52 4 4 4 4 4 4 4 28
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 4 4 4 4 4 4 5 29
55 5 4 4 4 4 4 5 30
56 4 5 5 5 4 4 4 31
57 5 5 5 5 4 4 4 32
58 5 5 4 4 4 4 4 30
59 4 4 4 4 5 5 5 31
99
60 5 5 5 5 5 5 5 35
61 4 4 5 5 5 5 3 31
62 4 4 4 5 5 5 5 32
63 4 4 5 5 5 4 4 31
64 5 5 5 4 4 4 4 31
65 4 4 3 5 5 5 5 31
66 5 5 5 4 4 4 4 31
67 4 4 5 5 5 5 4 32
68 5 5 4 4 4 4 5 31
69 4 4 4 4 5 5 4 30
70 4 4 4 5 5 5 5 32
71 4 4 5 5 5 5 5 33
72 5 5 5 5 4 4 4 32
73 4 4 4 5 5 5 5 32
Lampiran 4
Data Tabulasi Lokasi Usaha (X2)
NO LU1 LU2 LU3 LU4 LU5 LU6 LU7 TOTAL LU
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 3 2 3 3 4 3 3 21
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 3 4 4 4 27
5 4 4 4 3 3 3 4 25
6 5 5 5 5 3 3 5 31
7 3 3 4 4 3 3 4 24
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 5 3 4 4 5 31
10 3 4 3 4 3 2 2 21
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 5 5 5 5 5 5 5 35
13 5 5 5 5 5 5 5 35
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 5 5 5 4 4 4 5 32
17 5 5 5 5 5 5 5 35
18 4 4 4 5 5 4 4 30
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 5 5 4 5 4 4 5 32
21 4 4 4 4 4 4 4 28
100
22 4 4 5 5 5 5 4 32
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 5 5 4 4 5 5 5 33
25 5 4 5 5 4 4 3 30
26 3 2 4 4 4 3 4 24
27 5 5 5 5 4 4 4 32
28 4 4 4 5 5 5 4 31
29 4 4 4 5 4 4 4 29
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 4 4 5 5 5 33
32 4 2 3 3 4 3 3 22
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 4 4 4 3 4 4 4 27
35 4 2 4 3 3 3 4 23
36 3 2 4 3 3 3 4 22
37 3 3 4 4 3 3 4 24
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 5 5 5 3 4 4 5 31
40 3 4 3 4 3 2 2 21
41 4 4 4 5 4 4 4 29
42 5 5 5 5 5 5 5 35
43 5 5 5 5 5 5 5 35
44 4 4 4 4 4 4 4 28
45 4 5 5 4 4 4 4 30
46 4 4 4 4 4 4 4 28
47 5 5 5 5 5 4 4 33
48 5 5 5 5 5 5 5 35
49 5 5 5 5 5 4 4 33
50 4 4 4 4 4 4 4 28
51 5 5 5 5 5 4 4 33
52 4 4 4 4 4 4 4 28
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 4 4 4 4 4 4 4 28
55 4 4 4 4 4 5 5 30
56 4 2 4 4 4 4 4 26
57 4 4 4 4 4 4 4 28
58 5 5 5 4 4 4 4 31
59 5 4 4 4 4 4 4 29
60 4 4 4 5 5 5 5 32
101
61 5 5 5 5 5 5 5 35
62 4 5 5 5 5 3 4 31
63 4 4 4 4 4 5 5 30
64 4 5 5 5 4 4 4 31
65 5 5 4 4 4 4 5 31
66 4 3 5 5 5 5 5 32
67 5 5 4 4 4 4 5 31
68 4 5 5 5 5 4 4 32
69 5 4 4 4 4 5 5 31
70 4 4 4 5 5 4 4 30
71 4 4 5 5 5 5 5 33
72 4 5 5 5 5 5 5 34
73 5 5 5 4 4 4 4 31
Lampiran 5
Data Tabulasi Lama Usaha (X3)
NO LM1 LM2 LM3 LM4 LM5 LM6 LM7 TOTAL LM
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 3 3 4 3 3 3 3 22
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 3 3 4 4 4 4 26
5 4 3 3 4 4 4 4 26
6 5 5 5 5 5 5 5 35
7 4 4 4 3 3 3 4 25
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 4 3 4 4 4 4 4 27
10 3 4 3 3 3 4 3 23
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 5 4 4 5 5 4 5 32
13 5 5 5 5 5 5 5 35
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 5 4 4 5 5 5 5 33
17 5 5 5 5 5 5 5 35
18 4 5 5 4 4 4 4 30
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 4 5 5 5 5 5 4 33
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 5 5 4 4 4 4 5 31
102
23 4 5 4 4 4 4 4 29
24 3 4 4 3 3 4 3 24
25 4 4 3 4 4 4 4 27
26 4 4 4 4 4 4 4 28
27 5 5 4 4 4 5 5 32
28 4 5 5 4 4 4 4 30
29 4 3 4 4 4 4 4 27
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 4 4 5 5 5 5 4 32
32 4 4 4 4 4 5 4 29
33 3 4 3 4 4 3 3 24
34 4 5 4 5 5 5 4 32
35 4 3 4 4 4 4 4 27
36 4 5 5 5 5 4 4 32
37 4 4 4 3 3 3 4 25
38 3 4 3 4 4 3 3 24
39 5 3 3 5 5 5 5 31
40 4 4 4 4 4 4 4 28
41 4 5 4 4 4 4 4 29
42 5 4 4 4 4 5 5 31
43 5 5 4 5 5 5 5 34
44 4 4 4 4 4 4 4 28
45 5 4 4 3 3 4 5 28
46 5 4 4 5 5 5 5 33
47 5 5 5 5 5 5 5 35
48 4 5 5 5 5 4 4 32
49 5 4 5 4 4 4 5 31
50 4 5 5 5 5 5 4 33
51 4 4 4 4 4 4 4 28
52 5 5 4 4 4 4 5 31
53 4 5 4 5 5 4 4 31
54 4 5 4 5 5 5 4 32
55 5 5 5 5 5 4 5 34
56 4 4 5 5 5 5 4 32
57 4 3 3 3 3 3 4 23
58 4 5 5 4 4 4 4 30
59 4 5 5 4 4 4 4 30
60 5 5 5 5 5 5 5 35
61 4 5 4 4 5 5 4 31
103
62 5 4 3 5 3 3 5 28
63 4 5 4 5 4 4 4 30
64 4 4 5 4 4 4 4 29
65 4 4 5 4 4 4 4 29
66 4 4 4 5 5 5 4 31
67 4 2 4 4 3 3 4 24
68 4 5 4 4 4 4 4 29
69 3 4 5 4 4 4 3 27
70 5 4 5 5 3 4 5 31
71 3 5 5 5 4 4 3 29
72 4 4 4 4 5 4 4 29
73 4 4 4 5 5 5 4 31
Lampiran 6
Data Tabulasi Pendapatan (Y)
NO PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD7 TOTAL PD
1 5 5 4 5 5 5 4 33
2 2 4 3 3 2 4 3 21
3 4 4 5 4 4 4 5 30
4 4 5 3 4 4 5 3 28
5 4 5 5 4 4 5 5 32
6 5 5 4 5 5 5 4 33
7 3 4 4 3 3 4 4 25
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 4 4 5 5 4 32
10 4 5 2 4 4 5 2 26
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 5 5 4 4 5 5 4 32
13 5 5 5 5 5 5 5 35
14 4 4 5 4 4 4 5 30
15 4 4 5 4 4 4 5 30
16 5 4 4 5 5 4 4 31
17 5 5 5 5 5 5 5 35
18 4 5 3 4 4 5 3 28
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 5 5 5 5 5 5 5 35
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 4 4 4 4 4 28
104
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 5 4 3 4 5 4 3 28
25 4 4 4 4 4 4 4 28
26 2 4 4 4 2 4 4 24
27 5 4 5 5 5 4 5 33
28 4 5 5 4 4 5 5 32
29 4 4 4 4 4 4 4 28
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 4 5 5 5 4 33
32 2 4 3 5 2 4 3 23
33 4 4 4 3 4 4 4 27
34 4 4 3 5 4 4 3 27
35 2 4 5 4 2 4 5 26
36 2 5 3 4 2 5 3 24
37 3 3 4 3 3 3 4 23
38 4 4 4 3 4 4 4 27
39 5 5 2 5 5 5 2 29
40 4 4 3 4 4 4 3 26
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 5 4 5 5 5 4 33
43 5 5 5 5 5 5 5 35
44 4 4 5 4 4 4 5 30
45 5 4 5 4 5 4 5 32
46 4 5 4 5 4 5 4 31
47 5 5 5 5 5 5 5 35
48 5 5 3 4 5 5 3 30
49 5 4 4 4 5 4 4 30
50 4 5 5 5 4 5 5 33
51 5 4 4 4 5 4 4 30
52 4 4 4 4 4 4 4 28
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 4 4 3 5 4 4 3 27
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 2 5 4 5 2 5 4 27
57 4 5 2 3 4 5 2 25
58 5 5 5 4 5 5 5 34
59 4 4 4 4 4 4 4 28
60 4 5 5 5 4 5 5 33
61 5 4 4 4 5 4 4 30
105
62 5 4 4 5 5 4 4 31
63 4 4 5 5 4 4 5 31
64 5 5 5 4 5 5 5 34
65 5 4 5 5 5 4 5 33
66 3 5 4 5 3 5 4 29
67 5 4 2 4 5 4 2 26
68 5 5 4 4 5 5 4 32
69 4 4 4 4 4 4 4 28
70 4 4 4 5 4 4 4 29
71 4 4 5 4 4 4 5 30
72 5 5 4 5 5 5 4 33
73 5 4 5 4 5 4 5 32
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas
Variabel Nomor item rhitung rtabel Status
Pinjaman Modal (X1) 1
2
3
4
5
6
7
0.390
0.526
0.477
0.625
0.619
0.584
0.232
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lokasi usaha (X2) 1
2
3
4
5
6
7
0.723
0.670
0.724
0.577
0.711
0.737
0.653
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lama Usaha (X3) 1
2
3
4
5
6
7
0.594
0.514
0.472
0.721
0.712
0.710
0.594
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pendapatan (Y)
1
2
0.602
0.403
0.230
0.230
Valid
Valid
106
3
4
5
6
7
0.448
0.432
0.602
0.403
0.448
0.230
0.230
0.230
0.230
0.230
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas
1. Pinjaman modal (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 73 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 73 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
2. Lokasi usaha (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,886 7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,770 7
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 73 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 73 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
107
3. Lama usaha (X3)
4. Pendapatan (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,755 7
Lampiran 9
Hasil Uji Normalitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 73 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 73 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,852 7
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 73 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 73 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 73
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,87011370
Most Extreme Differences Absolute ,069
Positive ,069
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z ,586
Asymp. Sig. (2-tailed) ,407
108
Lampiran 10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Sig. F Change Durbin-Watson
,000 1,766
a. Predictors: (Constant), LM, PM, LU
b. Dependent Variable: PD
Lampiran 11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Glesjer
Lampiran 12
Hasil Uji Multikolonearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
Pinjaman Modal
Lokasi Usaha
Lama Usaha
.703
.701
.592
1.422
1.427
1.690
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,112 1,754 ,634 ,528
PM ,065 ,065 ,143 1,006 ,318
LU -,027 ,043 -,087 -,613 ,542
LM -,029 ,054 -,083 -,534 ,595
a. Dependent Variable: RES2
d. PM= Pinjaman Modal, LU=Lokasi Usaha, LM= Lama Usaha
109
Lampiran 13
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,510 2,941 ,174 ,005
PM ,252 ,109 ,191 2,316 ,000
LU ,504 ,073 ,571 6,918 ,000
LM ,217 ,090 ,217 2,415 ,000
a. Dependent Variable: PD b. PM = Pinjaman Modal, LU = Lokasi Usaha, LM =Lama Usaha
lampiran 14
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 511,864 3 170,621 46,753 ,000a
Residual 251,807 69 3,649
Total 763,671 72
a. Predictors: (Constant), LM, PM, LU
b. Dependent Variable: PD
110
Lampiran 15
Hasil Analisis Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,510 2,941 ,174 ,005
PM ,252 ,109 ,191 2,316 ,000
LU ,504 ,073 ,571 6,918 ,000
LM ,217 ,090 ,217 2,415 ,000
a. Dependent Variable: PD b. PM = Pinjaman Modal, LU = Lokasi Usaha, LM =Lama Usaha
Lampiran 16
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 ,819a ,670 ,656
a. Predictors: (Constant), lm, pm, lu
b. Dependent Variable: pd