SKRIPSI GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RUMAH SAKIT … · GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM...
Transcript of SKRIPSI GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RUMAH SAKIT … · GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM...
i
SKRIPSI
GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH (RSUD) SAYANG RAKYAT PROVINSI SULAWESI
SELATAN
ARISKI WANTI AMALIA
E211 13 321
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
ii
UNIVERISTAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
Ariski Wanti Amalia (E211 13 321). Gaya Kepemimpinan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan, xiv + 96 Halaman + 3 Gambar + 35 Pustaka (1987-2016) + 10 Lampiran. Dibimbing oleh Dr. Atta Irene Allorante, M.Si dan Drs. Nurdin Nara, M.Si
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan seorang pemimpin adalah gaya kepemimpinan yang dimilikinya. Gaya Kepemimpinan merupakan sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin kepada bawahannya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Direktur RSUD Sayang Rakyat sangat berpengaruh pada terciptanya tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin dituntut untuk memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap bawahan sehingga diharapkan tujuan dari organisasi dapat dicapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif dan teknik analisis data adalah deskriptif. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner, wawancara dan observasi. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Adapun data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi yang menggunakan teknik pengukuran skala likert.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Gaya Kepemimpinan Demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan oleh Direktur RSUD Sayang Rakyat dengan total skor nilai rata-rata yaitu 3.9. Hal ini dijelaskan oleh informan bahwa di dalam pengambilan keputusan direktur selalu melibatkan bawahannya, dan komunikasi yang terjalin antara direktur dan bawahan sangat baik.
Kata Kunci : Gaya, Kepemimpinan, Otokratis, Demokratis, Laissez Faire
iii
UNIVERISTAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRACT
Ariski Wanti Amalia (E211 13 321). The Leadership Style Of Director of the General Hospital Sayang Rakyat Province Of South Sulawesi, xiv + 96 Page + 3 Image + 35 Library (1987-2016) + 10 attachment. Supervised by Dr. Atta Irene Allorante, M.Si and Drs. Nurdin Nara, M.Si
One of the factors of the success of a leader is the leadership style he had. Leadership style is an attitude or behavior exhibited by the leader to his subordinates. Leadership style adopted by Director of the Sayang Rakyat Hospital very influential in the creation of organizational goals. Therefore, leaders are required to provide direction and guidance to subordinates so that the expected goals of the organization can be achieved by either.
The study aims to determine Leadership Style of Director of the Sayang Rakyat Hospital. This study uses quantitative methods that are supported by qualitative data and data analysis technique is descriptive. Data collection techniques used were questionnaires, interviews and observation. Source of data used comes from the primary data and secondary data. The data were analyzed quantitatively by using frequency tables that use measurement techniques Likert scale.
From this study we concluded that Democratic Leadership Style is the dominant leadership style applied by Director of the Sayang Rakyat Hospital with the average value of 3.9 . This is explained by informants that in the decision-making director always involve his subordinates, and communication between the directors and subordinate excellent.
Keyword : Styles, Leadership, Autocratic, Democratic, Laissez Faire
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan berkat dan karunia-Nya dalam setiap proses yang dilalui
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tak ada kata yang dapat diungkapkan
kepada-Nya atas segala kesempatan yang telah diberikan selain ucapan syukur
yang sedalam-dalamnya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada
skripsi ini, namun penulis telah berusaha untuk menyelesaikannya dengan
maksimal. Sekiranya ada masukan dan kritikan yang bersifat membangun dari
berbagai pihak maka penulis akan menerimanya dengan senang hati untuk
perbaikan dan kesempurnaannya kelak.
Ucapan terima kasih penulis persembahkan untuk kedua orang tua
penulis, Almarhum ayahanda Abdul Azis dan Ibunda Leni. Terima kasih
sebesar-besarnya telah merawat dan mendidik penulis sehingga penulis dapat
menjalani kehidupan dan menapaki jenjang pendidikan hingga saat ini.
Pembuatan skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak baik yang
diberikan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan tidak mengurangi rasa
hormat serta tidak mengesampingkan peran dari masing-masing pihak, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
vii
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu selaku Rektor Universitas
Hasanuddin
2. Prof. Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik beserta seluruh staffnya.
3. Dr. Hj. Hasniati, M.Si dan Drs. Nelman Edy, M.Si selaku pimpinan dan
sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Periode 2015-2020
4. Dr. Atta Irene Allorante, M.Si selaku penasehat akademik selama
kurang lebih 3 tahun dan menjadi pembimbing 1 skripsi bagi penulis,
terima kasih atas nasehat dan bimbingan yang diberikan selama ini.
5. Drs. H. Nurdin Nara, M.Si selaku pembimbing II skripsi bagi penulis,
yang telah mendorong, membantu dan mengarahkan penulis hingga
penyelesaian skripsi ini.
6. Prof. Deddy T. Tikson, Ph,D, Dr. Badu Ahmad, M.Si, Andi Ahmad
Yani, S.Sos, M.Si, MPA selaku penguji dalam sidang proposal dan
skripsi penulis. Terima Kasih atas kesediannya dalam menghadiri sidang
proposal dan skripsi dari penulis dan atas segala masukannya dalam
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi. Terima kasih atas ilmu yang
telah diberikan untuk penulis selama kurang lebih 3 tahun. Semoga
penulis bisa memanfaatkannya sebaik mungkin
8. Seluruh Staff Jurusan Ilmu Adminustrasi (kak Ros, Pak Revi, pak Lili,
dan Ibu Ani) dan staff di lingkup FISIP UNHAS tanpa terkecuali. Terima
kasih atas bantuan yang tiada hentinya bagi penulis selama ini.
viii
9. Drg. Hj. Sri. Fausya Nuralim, M.Kes selaku direktur Rumah Sakit
Sayang Rakyat. Terima Kasih telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian di lokasi penelitian ini.
10. Seluruh Kepala Bidang dan Staf RSUD Sayang Rakyat, terima kasih telah
meluangkan waktunya.
11. Semua keluarga, saudara, kakak ipar, om dan tante terima kasih atas
dukungan yang telah diberikan
12. Teman-teman JIGER terutama Anti, dan Ayu, terima kasih telah
memberikan semangat dan juga bantuannya selama proses penelitian.
13. Teman-teman MMG (Manis Manja Grup), BPJS, atau GENKS yakni
Nirmawati, Herlina Lukman, Susi Eka Prayamita, Ummu Kalsum dan Andi
Ulfa, terima kasih atas semangat, dukungan dan saran positif yang
diberikan, terima kasih telah menghibur dikala sedih, terima kasih selalu
ada dalam suka maupun duka. I will miss you gaes
14. Teman seangkatan penulis di RECORD (Regeneration Coloured Of
Determiner). Terima kasih atas inspirasi nya selama ini, tidak terasa kita
sudah bersama selama kurang lebih 3 tahun dan tidak sedikit
pengalaman yang telah kita alami selama ini. Senang bisa mengenal
kalian semua.
15. Keluarga kecil lainnya bagi penulis, teman-teman KKN Gelombang 93
Universitas Hasanuddin Kabupaten Pangkep, Kecamatan Ma’rang,
terutama Suaib Side, Zaenal, Ari Rusli Riyadi, Wahyuni, Riani Febrianti,
Nurfadillah, Indah Puspa Sari, Ayu Amriani dan Andi Suryani Terima
kasih atas kebersamaan dan pengalaman serta pelajaran yang sangat
ix
berarti dalam memaknai hidup di Desa Padang Lampe selama kurang
lebih 2 bulan.
16. Kanda-kanda senior (CREATOR’07, BRAVO’08, CIA’09,
PRASASTI’010, BRILLIAN’011, RELASI’012) dan adik-adik (UNION’014
dan CHAMPION’015). Terima kasih atas pengalaman yang diberikan.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
yang sebesar-besarnya atas bantuan dan doanya. Semoga bantuan dan
keikhlasannya mendapat balasan dari Allah SWT.
Dan akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan
skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat positif bagi
banyak orang yang membacanya terutama bermanfaat bagi penulis sendiri.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan dan atas peratiannya, penulis
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 31 Januari 2017
Ariski Wanti Amalia
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
ABSTRACT ............................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
II.2 Rumusan Masalah ................................................................ 7
II.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 7
II.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
II.1 Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan .............................. 8
II.1.1 Pengertian Kepemimpinan ......................................... 8
II.1.2 Kepemimpinan Dalam Manajemen ............................ 9
II.1.2.1 Teori Lahirnya Pemimpin ................................... 9
II.1.2.1 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ...... 11
II.1.2.1 Fungsi Kepemimpinan ....................................... 13
II.1.2.1 Tugas Kepemimpinan ........................................ 14
II.1.3 Teori-Teori Kepemimpinan ......................................... 16
xi
II.1.4 Studi-Studi Kepemimpinan ......................................... 22
II.1.5 Gaya Kepemimpinan ................................................. 30
II.2 Kerangka Konsep .................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 41
II.1 Pendekatan Penelitian ........................................................... 41
II.2 Lokasi Penelitian ................................................................... 41
II.3 Tipe Penelitian ....................................................................... 41
II.4 Populasi, Sampel dan Informan ............................................. 41
II.5 Sumber Data ......................................................................... 41
II.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42
II.7 Teknik Analisis Data .............................................................. 42
II.8 Definisi Operasional .............................................................. 44
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 46
IV.1 Sejarah RSUD Sayang Rakyat .............................................. 46
IV.2 Visi, Misi, Motto dan Nilai ...................................................... 47
IV.3 Gambaran Umum RSUD Sayang Rakyat .............................. 48
IV.4 Tugas dan Fungsi RSUD Sayang Rakyat .............................. 49
IV.5 Organisasi Tata Laksana ....................................................... 49
IV.6 Sumber Daya Manusia .......................................................... 60
IV.7 Sarana dan Prasarana .......................................................... 66
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 68
V.1 Deskripsi Data ....................................................................... 68
V.2 Gaya Kepemimpinan ............................................................. 68
V.3 Gaya Kepemimpinan Otokratis .............................................. 69
xii
V.4 Gaya Kepemimpinan Demokratis .......................................... 72
V.5 Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ....................................... 75
BAB VI PENUTUP .................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 83
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Perilaku Kepemimpinan Manajerial Grid ............................. 30
Gambar II.2 Kerangka Konsep................................................................ 39
Gambar IV.1 Struktur Organisasi RSUD Sayang Rakyat ........................ 50
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ........................... 12
Tabel II.2 Gaya Kepemimpinan White&Lippit .......................................... 35
Tabel IV.1 Manajemen RSUD Sayang Rakyat ........................................ 61
Tabel IV.2 Tenaga Medis RSUD Sayang Rakyat .................................... 62
Tabel IV.3 Tenaga Paramedis RSUD Sayang Rakyat ............................ 63
Tabel IV.4 Tenaga Non Paramedis RSUD Sayang Rakyat ..................... 64
Tabel IV.5 Pegawai Negeri Sipil RSUD Sayang Rakyat .......................... 65
Tabel IV.6 Sarana dan Prasarana RSUD Sayang Rakyat ....................... 66
Tabel IV.7 Jumlah Tempat Tidur ............................................................. 67
Tabel V.1 Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Otokratis ....................................................... 69
Tabel V.2 Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Demokratis ..................................................... 73
Tabel V.3 Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez Faire .................................................. 76
Tabel V.4 Total Gaya Kepemimpinan ..................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Fenomena kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik
dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Suatu organisasi
akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan.
Suatu ungkapan mulia yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung
jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, ini merupakan ungkapan yang
mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi sebagai posisi yang
terpenting (Thoha, 2015:1). Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai
pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu
inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka
mencari jalan pemecahan dari suatu permasalahan bersama.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan
perekonomian Indonesia yang kurang stabil, hal ini bisa saja menjadi sumber
kendala organisasi namun bisa juga menjadi sumber keuntungan organisasi.
Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, mampu
menganalis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya sehingga mampu
memaksimalkan kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan cepat.
Pemimpin yang efektif sanggup mempengaruhi para pengikutnya untuk mempunyai
optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri serta komitmen kepada tujuan dan
misi organisasi (Gary Yukl, 1994) . Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap
pemimpin berkewajiban untuk memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam
2
membina, mengerakkan dan mengarahkan seluruh potensi bawahan di
lingkungannya agar dapat mewujudkan stabilitas organisasi dan peningkatan
produktivitas yang berorientasi pada tujuan organisasi .
George R. Terry dalam Thoha (2015;1) merumuskan bahwa kepemimpinan
itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan Stogdill mengemukakan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu proses atau tindakan untuk mempengaruhi aktivitas suatu
kelompok organisasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang besar. dan untuk
menjalankan kepemimpinan di organisasi yang besar diperlukan pemikiran dan
tindakan yang besar pula serta kebijakan dan keputusan yang matang. Bukanlah
perkara mudah menjalankan hal tersebut. Diperlukan keterampilan dan kemampuan
yang luar biasa dan teori-teori serta metode dalam melaksanakan kepemimpinan
yang baik dari organisasi tersebut.
Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat
penting bahkan dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan
kegiatan pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang
melalui tenaga medis professional, yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang
permanen, menyelenggarakan pelayanan kedokteran dan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat yang dibina. (Trisnantoro;2005).
Sebuah Rumah Sakit harus dipimpin oleh seorang Kepala tenaga medis
yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan (UU No. 44
3
Tahun 2009 : Pasal 34). Tidak hanya itu setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat yang dibutuhkan (UU No. 36 Tahun : Pasal 33). Kompetensi yang
dimaksud dalam undang-undang ini pada hakekatnya tidak saja kompetensi
manajerial, melainkan juga termasuk kemampuan untuk memimpin organisasi
rumah sakit, yang kompleks dan kompetitif.
Secara structural, pimpinan rumah sakit adalah penentu kebijakan tertinggi
dalam operasional suatu rumah sakit. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut,
pimpinan rumah sakit dibantu oleh kepala-kepala bagian atau bidang yang ada
dalam rumah sakit. Kepala-kepala bidanglah yang secara langsung berhubungan
dengan staf-staf rumah sakit dalam memberikan pelayanan yaitu para dokter, staf
dan perawat (Depkes RI. 2004).
Menurut Birch (2001), sebagai pemimpin, dia lebih terpadu pada orang-orang
yang dipimpinnya. Dengan demikian, sesungguhnya salah satu ciri pemimpin besar
adalah menghasilkan sesuatu dan menyadari bahwa keberhasilannya menjalankan
tugas adalah karena adanya niat baik dan dukungan orang-orang disekitarnya
(bawahannya).
Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang
lain (Kartono, 2008:34). Gaya kepemimpinan diartikan perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan
perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113).
4
Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh Direktur RSUD Sayang Rakyat
sangat berpengaruh pada terciptanya tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin
dituntut untuk memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap bawahan sehingga
diharapkan tujuan dari organisasi dapat dicapai dengan baik.
Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat adalah salah satu rumah sakit
milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang didirikan dengan harapan
pemerintah provinsi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan,
terutama bagi pasien kurang mampu yang mendapatkan pelayanan kelas III. Rumah
Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat beroperasi berdasarkan izin penyelenggaraan
Dinas Kesehatan Kota Makassar Nomor 440/07.II/RSU/PSDK-DKK/VI/2012,
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK 03.05/I/2467/II tentang Penetapan
Kelas C serta terakreditasi 5 Standar Pelayanan oleh KARS Nomor KARS-
SERT/858/VI/012, dan berdasarkan Pasal 2 Perda Nomor 6 Tahun 2013 RSUD
Sayang Rakyat Makassar telah meningkatkan statusnya dari Unit Pelayanan Teknis
Medis (UPTD) menjadi Lembaga Teknis Daerah (LTD).
(www.pkrsrsudsayangrakyat.com/selayangpandang).
Rumah Sakit yang sekarang dipimpin oleh drg. Hj. Sri Fausyia Nuralim, M
Kes ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis di
Sulawesi Selatan dengan kapasitas tempat tidur yang diharapkan menjadi 1000
tempat tidur. Rumah Sakit ini sendiri memiliki misi meningkatkan sarana dan
prasarana yang memadai dalam menunjang pelayanan yang sesuai standar,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih professional serta
5
meningkatkan kesejahteraan karyawan RSUD yang berdampak pada kepuasan
stakeholder dan pasien.
Terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat tentu saja
membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, dalam hal ini yaitu dokter,
perawat sampai pada staf-staf yang mengurusi segala aktifvitas di rumah sakit. Oleh
karena itu dibutuhkan pimpinan yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar menjadi lebih kompeten, mengingat mereka adalah motor penggerak
utama lajunya organisasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Fenomena sekarang ini adalah banyaknya pemimpin yang kurang
memainkan perannya dalam organisasi, baik itu di kantor-kantor pemerintah sampai
pada rumah sakit milik pemerintah, masalah yang paling sering dijumpai adalah
pemimpin kurang memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitarnya
(bawahannya), hal ini terlihat pada kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat
yang dinilai kurang baik, dimana menurut salah satu stafnya dalam proses
pengambilan keputusan pimpinan masih terlalu kaku, keputusan yang diambil harus
mutlak oleh pimpinan dan tidak bisa diganggu gugat. (Wawancara tanggal 25
Oktober 2016).
Namun dalam kepemimpinannya yang kaku Direktur RSUD Sayang Rakyat
Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai beberapa hasil, salah satunya yaitu
semenjak kepemimpinannya, RSUD Sayang Rakyat sudah mendirikan gedung
rehabilitasi narkoba yang dinamai Rumah Sayang Anak Bangsa, Mayang Asa, untuk
menyelamatkan generasi anak bangsa bebas narkoba. Seperti dikutip dalam
6
Fajaronline.com, Direktur RSUD Sayang Rakyat Dr. Sri Fausyah Nuralim
mengatakan:
“Dengan adanya tempat baru untuk para pengguna narkoba menjalani rehabilitasi, bisa memberikan harapan baru untuk menjalani hidup tanpa mengenal yang namanya narkoba. Selain itu ingin menjadi rumah sakit bukan hanya untuk orang sakit, tetapi juga untuk pasien penyalahgunaan narkoba”
Hal tersebut menunjukkan bahwa Direktur RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi
Selatan terus berusaha melakukan peningkatan-peningkatan dalam segi fasilitas
serta sarana dan prasarana sebagai penunjang tercapainya tujuan organisasi.
Pemimpin sekarang ini harus bisa memotivasi dan menginspirasi
bawahannya sehingga mereka bisa bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Pemimpin juga harus bisa memberdayakan dan mengendalikan seluruh
bawahannya agar bisa bekerja sama mencapai tujuan yang diharapkan.
Melihat betapa pentingnya peran seorang pemimpin dalam hal menghadapi
bawahan serta kendala-kendala yang terjadi dalam organisasi maka faktor
kepemimpinan mempunyai pengaruh besar dan Gaya Kepemimpinan merupakan
faktor pendukung yang menunjang keberhasilan seorang pemimpin, maka seorang
pemimpin harus berkembang dalam hal Gaya Kepemimpinannya agar dapat
memimpin bawahannya dengan baik seingga dapat mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul :
“GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR RSUD SAYANG RAKYAT PROVINSI
SULAWESI SELATAN”
7
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: “Bagaimana Gaya Kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat
Provinsi Sulawesi Selatan?
I.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat Provinsi
Sulawesi Selatan
I.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis, diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan informasi
bagi peniliti selanjutnya ataupun mahasiswa lain yang berminat mendalami
studi tentang kepemimpinan
b. Manfaat Akademis, diharapkan dapat memperkaya referensi tentang gaya
kepemimpinan yang baik dan sebagai bahan informasi tentang
kepemimpinan pada organisasi pemerintah khususnya di Rumah Sakit
Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan
didukung oleh data kualitatif. Data kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan
data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kuat.
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat
Jalan Pahlawan No. 1000 Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar.
III.3 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian deskriptif dimaksudkan
untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti,
mengidentifikasi dan menjelaskan data yang ada secara sistematis. Tipe deksriptif
bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada. Didalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang
sekarang ini terjadi (Mardalis, 2010:64)
III.4 Populasi, Sampel, dan Informan
a. Populasi, adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2003:90).
9
Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh staf manajemen
pada Kantor RSUD Sayang Rakyat Makassar yang berjumlah 35 Orang. Staf
manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mereka yang
bertugas di bidang berikut ini :
Tata Usaha ( Umum, Keuangan, dan Program)
Pelayanan
Penunjang Pelayanan
Pengembangan dan pemeliharaan
b. Sampel, adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiono, 2003:91). Karena populasi yang terbilang kecil, maka semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel yang disebut sampel jenuh.
c. Informan yang dimaksud dalam kegiatan penelitian ini adalah aparatur dan
tokoh masyarakat yang menangani langsung atau terkait dalam penelitian ini.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang, yakni:
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Sayang Rakyat
Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian RSUD Sayang Rakyat
Kepala Sub Bagian Program RSUD Sayang Rakyat
III.5 Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu berupa data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian atau
data yang bersumber atau berasal dari responden yang berkaitan dengan
objek penelitian yang dibahas.
10
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian atau data dari peneliti lain atau dari instansi lain maupun data dari
mana saja yang sudah diolah.
III.8 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahui (Arikunto : 2002:128). Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah
kuesioner tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih dan dijawab secara langsung oleh
responden.
2. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu suatu cara untuk mendapatkan
dan mengumpulkan data melalui tanya jawab langsung secara tatap muka (face
to face) atau bisa juga lewat sarana komunikasi dan dialog atau diskusi dengan
informan yang dianggap mengetahui banyak tentang dan masalah penelitian.
3. Observasi, yaitu cara mengumpulkan data yang berdasarkan atas tinjauan dan
pengamatan penelitian secara langsung terhadap aspek-aspek yang terkait
dengan objek penelitian.
III.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dilapangan akan dianalisis dengan teknik kuantitatif.
Data akan dianalisis dengan tabel-tabel frekuensi. Hasil analisisnya diuraikan secara
11
deskriptif dengan memberikan gambaran mengenai Gaya Kepemimpinan Kepala
RSUD Sayang Rakyat Makassar.
Gaya Kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat akan diukur dengan
menggunakan skala likert, yang dimana jawaban dari setiap pertanyaan ditentukan
berdasarkan urutan pola jawaban 1, 2, 3, 4, 5 dengan asumsi bahwa:
Jawaban Sangat Setuju diberi skor 5
Jawaban Setuju diberi skor 4
Jawaban Netral diberi skor 3
Jawaban Tidak Setuju diberi skor 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
1 2 3 4 5
Dengan keterangan :
4.6 – 5.0 = Otokratis/Demokratis/Laissez Faire
4.0 – 4.5 = Otokratis/Demokratis/Laissez Faire
3.6 – 4.0 = Sedikit Otokratis/Demokratis/Laissez Faire
2.0 – 3.5 = Tidak Otokratis/Demokratis/Laissez Faire
1.0 – 1.9 = Tidak Otokratis/Demokratis/Laissez Faire
Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis tabel yaitu:
Keterangan :
P = f x 100% P = Persentase jawaban, f = Frekuensi
N Jawaban, N = Jumlah Responden
(Sudjana : 2001:128)
12
Keterangan :
X = ∑(F.X) X = Rata-rata
N ∑ (f.x) = Jumlah skor kategori jawaban
N = Jumlah Responden
III.8 Definisi Operasional
Deinisi operasional merupakan suatu elemen penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dengan kata lain
semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur variabel.
Duncan W. Jack, 1981 dalam (Ruslan:2014) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa indikator di dalam mengukur gaya kepemimpinan otokratis, demokratis
dan laissez faire. Adapun indikator tersebut adalah:
a. Gaya otokratis
Atasan saya bertindak dengan cara menunjukkan kapasitasnya
sebagai pemimpin
Atasan saya tidak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
Atasan memberikan tugas kepada karyawan dengan deadline yang
ditetapkan, dan disertai award dan punishment
Atasan saya mempunyai wewenang untuk menghukum bawahan
yang tidak mematuhi perintah
Atasan saya mempunyai hak untuk memberi perintah dan bawahan
wajib melaksanakan perintah
13
b. Gaya Demokratis
Atasan saya memberikan kesempatan untuk mencapai suatu tugas
dengan caranya sendiri
Atasan saya memperhatikan pentingnya nila-nilai karyawan dalam
mengkomunikasikan tujuan yang dicapai
Atasan saya cenderung melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan
Atasan saya bersikap obyektif dan senantiasa berdasarkan fakta
dalam memberikan penghargaan ataupun kritik
Atasan saya menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan
c. Gaya Laissez Faire
Atasan saya sering memberi kebebasan dalam pengambilan
keputusan dan tanpa ada campur tangan atasan
Atasan jarang memberikan hukuman terhadap karyawan yang
diketahui telah melakukan kesalahan
Atasan saya tidak pernah memberi pengarahan dalam menjalankan
tugas atau pengambilan keputusan.
Atasan saya memberikan kebebasan kepada bawahan dalam
melaksanakan aktivitas organisasi
Atasan dan bawahan bersama-sama menentukan visi, misi, tujuan
dan strategi organisasi
14
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.1 Deskripsi Data
Dalam penelitian ini penulis mengangkat tentang Gaya Kepemimpinan
Direktur RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan dalam penelitian
ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat Provinsi
Sulawesi Selatan. Sebenarnya sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang,
namun pada saat pengembalian kuesioner yang terkumpul hanya 31 kuesioner, ini
disebabkan karena ada beberapa staf yang sedang sakit maupun sedang cuti.
Informan yang ada dalam penelitian ini yaitu kepala bagian dan kepala sub bagian
yang bisa peneliti temui dan bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara
selama proses penelitian.
V.2 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sifat atau perilaku seorang pemimpin dalam
mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Secara umum gaya
kepemimpinan hanya dikenal dengan 2 gaya yaitu gaya otoriter dan gaya
demokratis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan gaya kepemimpinan yang
dikemukakan oleh Ralph White & Ronald Lippit (1960) dimana gaya kepemimpinan
terbagi atas 3 yakni gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis dan Laissez faire
(bebas).
15
V.3 Gaya Kepemimpinan Otokratis
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin mempunyai kekuasaan mutlak
sedangkan para pengikut tidak mempunyai kebebasan untuk menggunakan
kekuasaannya. Gaya kepemimpinan otokratis dapat pula disebut tukang cerita.
Pemimpin otoktratis biasanya merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka
inginkan dan cenderung mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam
bentuk perintah-perintah langsung kepada bawahan. Dalam gaya kepemimpinan ini
sedikit sekali atau bahkan tidak ada peran serta bawahan dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan.
Tabel V.1
Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Otokratis
No Indikator Rata-Rata Skor
1 Atasan saya bertindak dengan cara menunjukkan
kapasitasnya sebagai pemimpin
4.1
2 Atasan saya tidak memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan
2.0
3 Atasan memberikan tugas kepada karyawan
dengan deadline yang ditetapkan, dan disertai
dengan punishment
3.6
4 Atasan saya mempunyai wewenang untuk
menghukum bawahan yang tidak mematuhi
perintah
3.8
5 Atasan saya mempunyai hak untuk memberi
perintah dan bawahan wajib melaksanakan
perintah
4.2
Total 17.5
Rata-Rata 3.5
Sumber : Diolah dari data primer, 2016
16
1 2 3 4 5
Tidak Otokratis Otokratis
Berdasarkan tabel tersebut, nilai rata-rata untuk gaya kepemimpinan
otokratis adalah 3.5, hal ini berarti bahwa Direktur RSUD Sayang Rakyat tidak
menjalankan gaya kepemimpinan yang otokratis. Salah satu ciri dari gaya
kepemimpinan otokratis terlihat dari cara pengambilan keputusan yang tidak
melibatkan bawahannya. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian M.
Badwi. Skm. M. Kes mengatakan bahwa:
“… karena tidak bisa jika tidak melibatkan semua komponen dalam pengambilan keputusan, mengingat ini adalah organisasi yang besar. jadi Direktur hanya menetapkan yang sudah disepakati dalam musyawarah.”
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Direktur RSUD Sayang
Rakyat selalu melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan,
namun pada saat pengambilan keputusan tetap dilakukan oleh direktur, dengan
tetap mempertimbangkan hal-hal yang sudah disepakati dalam musyawarah.
Lebih lanjut lagi Kepala Sub Bagian Program Dr. Hj. Sitti Masniah Djabir,
S.Pi, MP menjelaskan mengenai keputusan direktur yang tidak bisa diganggu gugat,
beliau mengatakan bahwa:
“Sebenarnya hal seperti itu dia dinamis, kadang kan memang ada hak prerogatif nya direktur yang kalau sudah diputuskan memang kita tidak bisa ganggu, tapi keputusan tersebut kan sudah di pilah-pilah sudah melalui musyawarah. Tapi jika hal tersebut demi kesejahteraan semua, walaupun sudah diputuskan tapi kalau ada karyawan yang protes dan dirasa itu hal yang urgent maka akan dilakukan peninjauan kembali.”
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pengambilan keputusan direktur memang memiliki hak prerogatif dimana apabila
17
sudah diputuskan maka tidak bisa dinganggu gugat, adapun jika hal tersebut
dianggap penting maka keputusan tersebut akan dilakukan peninjauan kembali
apalagi menyangkut kesejahteraan bersama.
Pemberian hukuman terhadap bawahan apabila melanggar dan tidak
melaksakan perintah yang diberikan oleh atasan, Kepala Sub Bagian Kepegawaian
M. Badwi. Skm. M. Kes, menjelaskan bahwa:
“Kalau berbicara mengenai hukuman, disini juga diterapkan yaitu kepada bawahan yang malas, biasanya diberikan teguran lisan ataupun tertulis, dan hukuman diberikan merata kepada siapapun yang berbuat kesalahan.”
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Direktur RSUD
Sayang Rakyat akan memberikan hukuman kepada karyawan yang malas berupa
teguran lisan dan tertulis, dan pemberian hukuman dilakukan secara obyektif.
Pemberian hukuman atau yang biasa disebut dengan punishment memang sangat
perlu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada karyawan yang melakukan
kesalahan.
Salah satu contoh pemberian hukuman kepada bawahan yang dilakukan
oleh direktur RSUD Sayang Rakyat yaitu apabila tugas-tugas yang diberikan tidak
selesai dalam batas waktu yang telah ditentukan, Kepala Bidang Pelayanan drg.
Wanti Theresia Pabendon yang mengatakan bahwa:
“Tugas ada yang diberi deadline juga. Apabila melewati dari batas yang ditentukan biasanya diberi semacam peringatan, namun untuk hukuman yang berat selama ini belum ada”
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas yang
diberikan kepada bawahan diberikan deadline dan disertai dengan peringatan
apabila tugas tersebut tidak selesai pada waktunya.
18
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan hukum yang
berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada organisasi tersebut berjalan
dengan baik. Jika aturan dan hukum dalam suatu organisasi tidak berjalan dengan
baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu maupun antar
organisasi. Adapun fungsi penting dari sistem punishment ini adalah membatasi
perilaku, artinya hukuman akan menghalangi terjadinya pengulangan terhadap
tingkah laku yang tidak diharapkan.
V.4 Gaya Kepemimpinan Demokratis
Dalam gaya kepemimpinan demokratis, jumlah kekuasaan dan kebebasan
untuk menggunakannya para pengikut lebih besar dari pada pemimpin mereka.
Pemimpin tidak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan yang dikenal pula sebagai gaya partisipatif ini berasumsi bahwa para
angora organisasi yang ambil bagian secara pribadi dalam proses pengambilan
keputusan akan lebih memungkinkan sebagai suatu akibat mempunyai komitmen
yang jauh lebih besar pada sasaran dan tujuan organisasi. Pendekatan tidak berarti
para pemimpin tidak membuat keputusan, tetapi justru seharusnya memahami
terlebih dahulu apakan yang menjadi sasaran organisasi sehingga mereka dapat
mempergunakan pengetahuan para anggotanya.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang
lai agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
coordinator dan integrator dari berbagai unsure dan komponen organisasi.
19
Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari
organisasi dan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk berpendapat.
Tabel V.2
Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan
Demokratis
No Indikator Rata-Rata Skor
1 Atasan saya memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mencapai suatu tugas dengan
caranya sendiri
3.3
2 Atasan saya memperhatikan pentingnya nilai-nilai
karyawan dalam mengkomunikasikan tujuan yang
dicapai
3.9
3 Atasan saya cenderung melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan
4.1
4 Atasan saya bersikap obyektif dan senantiasa
berdasarkan fakta dalam memberikan
penghargaan ataupun kritik
3.8
5 Atasan saya menjalin komunikasi yang baik
dengan bawahan
4.4
Total 19.5
Rata-Rata 3.9
Sumber : Diolah dari data primer, 2016
1 2 3 4 5
Tidak Demokratis Demokratis
Berdasarkan tabel tersebut di atas, nilai rata-rata dari gaya kepemimpinan
demokratis adalah 3.9, hal ini dapat disimpulkan bahwa Direktur RSUD Sayang
Rakyat menjalankan gaya kepemimpinan yang demokratis. Berbeda dengan
kepemimpinan otokratis yang tidak melibatkan bawahan di dalam proses
pengambilan keputusan, kepemimpinan yang demokratis justru selalu melibatkan
20
bawahannya di dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini diakui oleh Kepala
Sub Bagian Program Dr. Hj. Sitti Masniah Djabir, S.Pi, MP yang mangatakan bahwa:
“Memang direktur tidak lepas dari pengambilan keputusan. Apalagi rumah sakit yang fokusnya adalah ke pelayanan dimana yang harus bersentuhan langsung dengan pasien adalah para pegawai, jadi dalam pengambilan keputusan atau apapun jenisnya pegawai harus dilibatkan karena mereka yang lebih mengetahui suasana dilapangan.”
Kemudian beliau melanjutkan bahwa:
“Sebagai seorang pemimpin apabila meminta saran-saran dari bawahannya tidak semua diterima, harus dipilah-pilah sesuai dengan kepentingan apa yang ingin diputuskan”
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pengambilan keputusan memang harus melibatkan bawahan karena bawahan yang
lebih mengetahui situasi di lapangan, direktur juga selalu mempertimbangkan saran-
saran atau pun pendapat dari bawahannya di dalam pengambilan keputusan.
Landasan dari kepemimpinan demokratis adalah anggapan dengan adanya
interaksi dinamis maka tujuan organisasi akan tercapai. Untuk itu seorang pemimpin
harus selalu mementingkan musyawarah, dan mengesampingkan kepentingan
pribadi demi tercapainya tujuan bersama. Dengan demikian tercipta hubungan serta
kerja sama yang baik dan harmonis.
Selain dalam proses pengambilan keputusan, Direktur RSUD Sayang Rakyat
juga memberikan kebebasan kepada bawahannya dalam mengerjakan tugas-tugas
kantor, asalkan tetap mengacu pada tugas pokok dan fungsinya masing-masing
mengingat terlaksananya tugas-tugas kantor tidak dapat dicapai hanya oleh
pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya,
agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif.
21
Hubungan antara atasan dan bawahan harus tetap terjalin baik apalagi
dalam suatu wadah atau instansi agar situasi lingkungan kerja akan lebih kondusif,
salah satu cara agar menjaga hubungan antara atasan dan bawahan yaitu dengan
selalu berkomunikasi. Seperti yang dilakukan oleh Direktur RSUD Sayang Rakyat
yang selalu mementingkan komunikasi dengan bawahannya, hal ini dijelaskan oleh
Kepala Sub Bagian Program Dr. Hj. Sitti Masniah Djabir, S.Pi, MP, beliau
mengatakan:
“Kalau komunikasi antara pimpinan dan bawahan terjalin dengan baik, karena pada dasarnya direktur itu orangnya suka turun ke lapangan, untuk pejabat structural juga setiap bulan ada rapat monitoring dan evaluasi program kegiatan, jadi terpantau terus. Di waktu luangnya direktur juga sering mendatangi semua ruangan-ruangan untuk mengobrol dengan para stafnya.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Direktur
RSUD Sayang Rakyat menjalin komunikasi yang baik dengan bawahannya terbukti
dengan keseharian direktur yang selalu turun ke lapangan dan apabila memiliki
waktu luang direktur menyempatkan diri untuk mengobrol dengan bawahannya,
direktur juga selalu merespon dengan baik apabila terdapat perbedaan pendapat
antara dirinya dengan bawahannya.
V.5 Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya kepemimpinan Pemimpin Terima Beres disebut juga free in atau
laissez faire. Dalam gaya kepemimpinan ini bukan berarti kepemimpinan tanpa
pemimpin, pemimpin tetap ada dan diperlukan akan tetapi peranannya minimal.
Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Gaya ini
berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada kelompok yang biasanya
22
menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam
rangka mencapai sasaran-sasaran dan kebijakan organisasi.
Tabel V.3
Rekapitulasi Pernyataan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan
Laissez Faire
No Indikator Rata-Rata Skor
1 Atasan saya sering memberi kebebasan dalam
pengambilan keputusan dan tanpa ada campur
tangan atasan
2.5
2 Atasan jarang memberikan hukuman terhadap
karyawan yang diketahui telah melakukan
kesalahan
3.0
3 Atasan saya tidak pernah memberi pengarahan
dalam menjalankan tugas atau pengambilan
keputusan
2.1
4 Atasan saya memberikan kebebasan kepada
bawahan dalam melaksanakan aktivitas organisasi
3.4
5 Atasan dan bawahan bersama-sama menentukan
visi, misi, tujuan dan strategi organisasi
4.3
Total 15.3
Rata-Rata 3.1
Sumber : Diolah dari data primer, 2016
1 2 3 4 5
Tidak Laissez Faire Laissez Faire
Berdasarkan tabel tersebut di atas, nilai rata-rata dari gaya kepemimpinan
laissez faire adalah 3.1, hal ini dapat disimpulkan bahwa Direktur RSUD Sayang
Rakyat tidak menjalankan gaya kepemimpinan yang laissez faire. Salah satu ciri dari
kepemimpinan laissez faire yakni pemimpin memberikan kebebasan kepada
bawahan di dalam mengambil keputusan.
23
Pada dasarnya pengambilan keputusan harus dilakukan oleh pimpinan, tidak
boleh dilakukan oleh bawahan, namun pada saat proses pengambilan keputusan
disitulah harus ada peran serta dari bawahan untuk menyampaikan pendapat dan
saran mereka mengenai keputusan yang akan diambil. Namun ada beberapa
keputusan yang boleh diambil alih oleh bawahan, misalnya saja di rumah sakit yang
berkaitan dengan pelayanan medis, tentu saja yang harus bertanggung jawab dan
mengambil keputusan terhadap tindakan apa yang akan dilakukan oleh pasien
adalah dokter yang bersangkutan. Jadi tidak harus menunggu pimpinan rumah sakit
untuk mengambil keputusan, karena keputusan tersebut bisa diambil oleh dokter.
Pemimpin dengan tipe laissez faire ini cenderung tidak pernah memberikan
pengarahan kepada bawahannya di dalam menjalankan tugas-tugas kantor, padahal
pengarahan diperlukan agar bawahan mampu melaksanakan tugas-tugas dengan
baik. hal senada diungkapkan oleh Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian M.
Badwi. Skm. M. Kes, yang mengatakan bahwa:
“Pengarahan tugas tidak harus dalam bentuk lisan, sekarang pengarahan tugas harus selalu tertulis dalam bentuk SK jadi dalam pemberian tugas didalamnya ada menimbang mengingat dan di dalamnya sudah terdapat petunjuk pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Didalam SK juga sudah tertulis waktu pelaksanaan tugas tersebut.”
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Direktur RSUD
Sayang Rakyat memberikan pengarahan dalam bentuk Surat Keputusan (SK),
dimana dalam surat keputusan tersebut sudah terdapat waktu pelaksanaan serta
petunjuk pelaksanaan dari masing-masing tugas.
Seorang pemimpin yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan
kepada bawahannya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja bawahan.
24
Seorang bawahan juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu
perhatian dari orang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu kinerja
mereka. Pengarahan-pengarahan tersebut bisa dalam bentuk melakukan orientasi
tetantang tugas yang akan dilakukan, memberi petunjuk umum dan khusus,
bagaimana mempengaruhi anggota serta memotivasi para bawahan.
Ciri lain dari kepemimpinan laissez faire terlihat dari pemberian hukuman
terhadap bawahan. dalam gaya laissez faire ini pemimpin jarang memberikan
hukuman terhadap bawahan yang diketahui telah melakukan kesalahan. Padahal
pemberian hukuman ini sangat diperlukan untuk memberikan efek jera kepada
bawahan. Seperti yang terlihat pada kepemimpinan Direktur RSUD Sayang Rakyat,
beliau tak segan-segan akan memberikan hukuman terhadap karyawan yang
berbuat kesalahan, hal ini dijelaskan oleh Kepala Sub Bagian Program Dr. Hj. Sitti
Masniah Djabir, S.Pi, MP, mengatakan bahwa:
“Ya pernah suatu ketika salah satu perawat dia tidak bisa naik pangkat dalam waktu regular yang 2 sampai 2,5 tahun bisa naik pangkat tapi karena ada kesalahan yang dia buat kenaikan pangkatnya ditunda”
Berdasarkan hal tersebut, Direktur RSUD Sayang Rakyat memberikan
hukuman kepada bawahannya yang berbuat kesalahan dengan memperhatikan
seberapa besar kesalahan yang dilakukan, apabila kesalahannya kecil maka hanya
akan diberi peringatan saja. Tindakan disiplin yang diberikan oleh atasan ini bukan
merupakan hasil akhir dari suatu persoalan, melainkan suatu awal dari proses
peningkatan kualitas kerja karyawan.
Dibalik banyaknya kekurangan dalam gaya laissez faire ini, ternyata juga
memiliki kelebihan, salah satunya yaitu bawahan diberikan kebebasan didalam
25
melaksanakan aktivitas organisasi. Dengan pemberian kebebasan ini maka
karyawan akan lebih mudah dalam pelaksanaan tugas-tugas kantor sebab tidak
adanya rasa tertekan yang dirasakan oleh bawahan. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Kepala Sub Bagian Program Dr. Hj. Sitti Masniah Djabir, S.Pi, MP,
mengatakan bahwa:
“Karyawan bebas melakukan aktivitas organisasi terutama pada tugas-tugas kantor asalkan sesuai dengan tupoksinya masing-masing, apalagi kegiatan-kegiatan di luar ruangan seperti bakti sosial yang membawa nama rumah sakit.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Direktur
RSUD Sayang Rakyat selalu memberikan kebebasan kepada bawahannya terutama
pada penyelesaian tugas-tugas kantor dengan tetap memperhatikan tupoksinya
masing-masing.
Tabel V.4
Total Gaya Kepemimpinan
No Pertanyaan Rata-Rata Skor
1 Gaya Kepemimpinan Otokratis 3.5
2 Gaya Kepemimpinan Demokratis 3.9
3 Gaya Kepemimpinan Laissez Faire 3.1
Sumber : Diolah dari data primer, 2016
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa dari ketiga gaya
kepemimpinan yang dikemukakan oleh White dan Lippit (1960), gaya kepemimpinan
demokratis adalah gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan oleh Direktur
RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat pada hasil
perhitungan akhir yang menunjukkan nilai rata-rata untuk gaya kepemimpinan
demokratis yaitu sebesar 3.9.
26
Hal yang sama terlihat dari hasil wawancara dengan informan RSUD Sayang
Rakyat dimana ditemukan bahwa Direktur RSUD Sayang Rakyat menjalankan gaya
kepemimpinan yang demokratis, dimana dalam proses pengambilan keputusan
direktur selalu melibatkan bawahannya, serta komunikasi yang terjalin antara
direktur dan bawahan sangat baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Birch, Paul. 2001. Instant Leadership. Erlangga
Garry, Yukl. 1994. Kepemimpinan Dalam Organisasi, (alih bahasa Jusuf Udaya).
Jakarta. Prenhallindo
Goleman, Daniel. 2003. Kepemimpinan yang Mendatangkan Hasil. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Amara Books.
Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta. PT. Grafindo
Persada
Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta. Raja Grafindo
Persada
Mardalis. 2010. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta. Bumi
Aksara
Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional, Konsep dan Aplikasi. Semarang. BP UNDIP
Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta.
Gajah Mada University Press
Nogi, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta. PT. Grasindo
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung. Alfabeta
Prijosaksono, Ariwibowo & Hartono, Ping. Make Your Self A Leader. Gramedia.
2003. Jakarta
Rewansyah, Asmawi, Dr. 2011. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Publik. Jakarta.
STIA-LAN
Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta. Rajawali Pers
Rokhmaloka, Habsora Abdilah. 2011. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Semarang. Universitas Diponegoro
28
Salusu. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit. Jakarta. PT. Gramedia
Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta
Sudjana, D. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung. Falah
Production
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta. Gava
Media
Supardo, Wijaya. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama,
PT Raja Grafindo Persada
Sutarto. 2006. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press
Thoha, Miftah. 2015. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Ed.1-cet 18. Jakarta.
Rajawali Pers.
Trisnantoro, Laksono. 2005. Aspek Strategis dalam Manajemen Rumah Sakit.
Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit Andi
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta Ghalia.
Wirawan. 2014. Kepemimpinan:Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Ed.1-Cet 2. Jakarta. Rajawali Pers
Umar, Hussein. 2000. Business an Introduction. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2008, Tentang Organisasi Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan
Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan
29
Skripsi
Madina, Reski Amelia. 2015. Gaya Kepemimpinan Wali Kota Makassar. Makassar.
Universitas Hasanuddin. Skripsi:tidak diterbitkan
Ruslan, Rusady. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratis, dan Bebas Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Bank Sulselbar Makassar. Makassar. Universitas Hasanuddin. Skripisi:Diterbitkan
Internet
Syam, Rhya. 2012. “Kepemimpinan Rumah Sakit” (online), (http://www.Rhya
syam.blogspot.co.id. Diakses tanggal 04 Oktober 2016
www.pkrsrsudsayangrakyat.com/selayangpandang. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2016
Fajaronlie.com. “Sayang Rakyat Punya Fasilitas Rehabilitasi Narkoba”. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2016
Lain-Lain
Profil RSUD Sayang Rakyat Makassar. 2015
31
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ariski Wanti Amalia
Tempat dan Tanggal Lahir : Makassar, 31 Januari 1995
Alamat : Jl. Salodong 2 Kelurahan Bulurokeng
Kecamatan Biringkanayya Makassar
Nomor Telepon : 0852 4256 3237
Nama Orang Tua
Ayah : Alm. Abd. Azis
Ibu : Leni
Pendidikan Formal
SD INPRES Pagandongan 1 Makassar
SMP Negeri 31 Makassar
SMK Negeri 4 Makassar
Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNHAS
94
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS
No
Pernyataan
Jawaban
Total F(X) Rata-Rata
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1 Atasan saya bertindak dengan cara menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin
9 16 5 1 0 31 126 4.1
2 Atasan saya tidak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
2 0 1 22 6 31 63 2.0
3 Atasan memberikan tugas kepada karyawan dengan deadline yang ditetapkan, dan disertai dengan punishment
2 19 5 5 0 31 111 3.6
4 Atasan saya mempunyai wewenang untuk menghukum bawahan yang tidak mematuhi perintah
3 20 7 1 0 31 118 3.8
5 Atasan saya mempunyai hak untuk memberi perintah dan bawahan wajib melaksanakan perintah
7 22 2 0 0 31 129 4.2
95
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
No
Pernyataan
Jawaban
Total F(X) Rata-Rata
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1 Atasan saya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai suatu tugas dengan caranya sendiri
1 14 9 6 1 31 101 3.3
2 Atasan saya memperhatikan pentingnya nilai-nilai karyawan dalam mengkomunikasikan tujuan yang dicapai
1 25 5 0 0 31 120 3.9
3 Atasan saya cenderung melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
6 22 3 0 0 31 127 4.1
4 Atasan saya bersikap obyektif dan senantiasa berdasarkan fakta dalam memberikan penghargaan ataupun kritik
7 15 6 3 0 31 119 3.8
5 Atasan saya menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan
12 18 1 0 0 31 135 4.4
96
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN LAISSEZ
FAIRE
No
Pernyataan
Jawaban
Total F(X) Rata-Rata
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1 Atasan saya sering memberi kebebasan dalam pengambilan keputusan dan tanpa ada campur tangan atasan
0 5 11 10 5 31 78 2.5
2 Atasan jarang memberikan hukuman terhadap karyawan yang diketahui telah melakukan kesalahan
0 8 15 8 0 31 93 3.0
3 Atasan saya tidak pernah memberi pengarahan dalam menjalankan tugas atau pengambilan keputusan
2 1 1 20 7 31 64 2.1
4 Atasan saya memberikan kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan aktivitas organisasi
1 17 7 6 0 31 106 3.4
5 Atasan dan bawahan bersama-sama menentukan visi, misi, tujuan dan strategi organisasi
13 16 2 0 0 31 135 4.3