SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26161/2/jiptummpp-gdl-rasyidinru-37801-1... · Fraktur...
-
Upload
nguyenxuyen -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26161/2/jiptummpp-gdl-rasyidinru-37801-1... · Fraktur...
SKRIPSI
RASYIDIN RUMLUS
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN SEFALOSPORIN
PADA PASIEN PATAH TULANG TERBUKA
(Open Fracture) (Penelitian Dilakukan di Intalasi Rawat Inap RSUD Dr.Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
ii
Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN PATAH TULANG
TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian Dilakukan di Intalasi Rawat Inap RSUD Dr.Saiful Anwar Malang)
SKRI PSI
DIbuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2014
Oleh :
RASYIDIN RUMLUS
NIM : 201010410311087
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Didik Hasmono, MS., Apt Hidajah Rachmawati, S.Si,Apt,Sp.FRS
NIP .195809111986011001 NIDN. 0713127102
iii
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN PATAH TULANG
TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian Dilakukan di Intalasi Rawat Inap RSUD Dr.Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal 12 Juli 2014
Oleh :
RASYIDIN RUMLUS
201010410311087
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Drs. Didik Hasmono, MS., Apt Hidajah Rachmawati, S.Si,Apt,Sp.FRS
NIP .195809111986011001 NIDN. 0713127102
Penguji III Penguji IV
Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt
NIP .114.0704.0450 NIDN. 0727118602
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaokatuh
Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena
berkat rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulo
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN
PADA PASIEN PATAH TULANG TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian
di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).
Skripsi diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuaan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat
dan hidayatNya kepada umatnya, serta Rasulullah SAW, yang sudah
menuntunkita menuju jalan yang lurus
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
meberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan
3. dr. Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis
melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Ibu Nailis Asyifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan
kesempatan penulis belajar di Program Studi Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. dan Ibu Hidajah
Rachmawati,S.Si.Apt.Sp.FRS selaku Dosen Pembimbing I dan II,disela
kesibukkan waktu Bapak dan Ibu masih bisa meluangkan waktu untuk
v
membimbing dan memberi pengarahan dan dorongan moril sampai
terselesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani., Apt.Sp.FRS dan Ibu Nailis Syifa’
S.Farm.,M.Sc..,Apt selaku dosen penguji I dan II, yang telah banyak
meberikan saran san maukkan kesempurnaan skripsi ini.
7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhahamdiyah Malang yang
sudah memberikan ilmunya dsan waktunnya, Pak Inoni, Pak Bambang,
Almarhum Pak Hadi, Pak Rajaram, Pak Amir, Pak Ahyana, Pak Heru,
Pak Ferdiansyah, Pak Hera, Ibu Rofida, Ibu Arin, Ibu nggrid, Ibu Ina,
Ibu Dian, Mas Fendi, Ibu Radit, Ibu Retno, Ibu Nikmah dan Ibu sandy.
8. Untuk kedua orang tuaku tercint, Bapak Ali Rumlus dan Ibu Hadijah
Rumlus yang tidak pernah menyerah membesarkan dan mendidik
keempat anaknya sampai sekarang.
9. Untuk kak Hajar yang cantik dan adik-adikku yang cakep. Terima kasih
atas dukungannya dalam membuat skripsi ini.
10. Untuk teman-teman dan sahabat-sahabat tercinta, mas Fahri, Fauzi,
Mifta, Esti, Destry, Titin, Wawan, Rengky, Agi, Iin, Randi dan teman-
teman yang lain yang tak bisa disebutkan nama-namanya. Teima kasih
atas dukungan dan motivasi selama pembuatan skripsi.
11. Untuk Rizki Purwandari terima kasih atas dukungan dan motivasi,
sehingga lancar pembuatan skripsi ini.
12. Anak-anak Farmasi 2010 terima kasih telah menjadi temanku.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi waborakatuh
Malang, 04 Juli 2014
Penyusun
Rasyidin Rumlus
vi
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN
PADA PASIEN PATAH TULANG TERBUKA (Open Fracture)
(Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
Fraktur merupakan retak atau patah pada tulang yang utuh, umumnya
disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Fraktur lebih sering terjadi pada laki-
laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan
dengan kecelakaan. Sedangkan pada wanita lebih sering mengalami fraktur yang
berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait dengan
perubahan hormon pada monopouse. data pada tahun 2000 sampai 2010
organisasi kesehatan tingkat dunia WHO menetapkan kecelakaan lalu lintas
merupakan penyebab fraktur terbanyak. Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah
Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2009, terdapat 1.305 kasus fraktur
tengkorak dan tulang muka yang berada pada posisi 3 pada sepuluh penyakit
terbanyak rawat inap.
Fraktur terbuka (open fracture) merupakan patah tulang terbuka yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga
menyebabkan terjadinya infeksi. Klasifikasi fraktur terbuka (open fracture)
menurut Rasjad 2007, derajat I (Garis patah sederhana, ukuran luka kurang atau
sama dengan 1 cm, luka bersih), derajat II (Garis patah sederhan, ukuran > 1 cm,
tanpa kerusakan jaringan lunak yang luas), derajat IIIA (Trauma karena hantaman
kuat, patah tulang masih tetap ditutup dengan jaringan lunak), derajat IIIB
(Tulang terbuka, tidak tertutup jaringan lunak, kontaminasi serius, memerlukan
tindakan flap dan skin graft), dan derajat IIIC (Terdapat kerusakan parah pada
pembuluh darah arteri yang memerlukan perbaikan, berisiko besar amputasi dan
infeksi). Fraktur terbuka (open fracture) bisa menyebabkan nyeri akibat mengenai
langsung serabut saraf.
Pada penatalaksanaan terapi fraktur terbuka (open fracture) ada beberapa
manajemen yang perlu diberikan adalah pencucian luka, debridement, pengobatan
fraktur terbuka (open fracture), immobilisasi fraktur, dan pencegahan tetanus.
Antibiotika sefalosporin merupakan golongan antibiotika betalaktam dengan
mekanisme kerja antimikroba (menghambat sintesis dinding sel mikroba).
Antibiotika sefalosporin bisa digunakan sebagai terapi maupun profilaksis yaitu
direkomendasi pada pasien yang belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai
peluang besar untuk mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat
menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Antibiotika sefalosporin umumnya
aman dan efektif melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada bedah
orthopedic. Klasifikasi antibiotika sefalosporin yang umumnya diberikan pada
pasien fraktur terbuka (open fracture); generasi pertama cefazoline dan cefadroxil
memiliki aktivitas lebih besar terhadap bakteri gram positif staphylococcus aureus
daripada bakteri gram negatif Escherichia coli, Klebsiella sp. Proteus mirabilis.
Generasi kedua sefamandol dan sefuroksim memiliki aktivitas lebih aktif terhadap
bakteri gram negatif H.influenza, Proteus, Klensiella, gonococci daripada bakteri
gram positif streptococcus pneumoni. Generasi ketiga ceftriaxone, cefotaxime,
cefixime, dan ceftazidim memiliki aktivitas yang baik terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif Psedeumonas spp, Entherobacter, S. pneumonia, S.
pyogenes, H. influenza, H. parainfluenzae, dan Moraxella catarrhali. Generasi
vii
keempat cefepim dan cefpirom memiliki aktivitas yang mirip dengan generasi
ketiga Pseudomonas.
Pemilihan antibiotika sefalosporin diberikan berdasarkan jenis operasi atau
pembedahannya. Fraktur terbuka (open fracture) dengan kerusakan jaringan
terbuka termasuk dalam operasi terkontaminasi, dan bila lebih dari empat jam
maka termasuk jenis operasi kotor, sehingga antibiotika sefalosporin
direkomendasikan sebagai terapi dan profilaksis sesuai dengan pola peta kuman
dari setiap rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif, dianalisa secara deskriptif, dan
menggunakan data pasien fraktur terbuka (open fracture) yang di rawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dari periode Januari 2012
sampai dengan Desember 2013. Data yang didapatkan dari rekam medik yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 33 pasien. Pasien dengan jenis kelamin laki-
laki lebih banyak yaitu 25 pasien (76%) berusia 20-39 tahun (30%). Penyebab
pasien mengalami fraktur terbuka (open fracture) paling banyak akibat kecelakaan
sebanyak 29 pasien (88). Antibiotika tunggal yang paling banyak digunakan pada
pasien fraktur terbuka (open fracture) golongan sefalosporin generasi pertama:
cefazoline 3x1g rute iv sejumlah 13 pasien 19%, cefadroxil 2x500mg rute po,
golongan sefalosporin generasi ketiga: ceftriaxone 2x1g rute iv sejumlah 16
pasien (23%), golongan aminoglikosida: gentamicin 2x80mg rute iv sejumlah 15
pasien (21%), golongan kuinolon: levofloxacin 1x500mg iv sejumlah 1 pasien
4%, ciprofloxacin 2x400mg iv sejumlah 2 pasien 3%. Antibiotika yang paling
banyak diswitch pada pasien fraktur terbuka (open fracture) diberikan cefazoline
2x1g rute iv diswitch cefadroxil 3x500mg rute po (19%), ceftriaxone 2x1g rute iv
diswitch gentamicin 2x80mg rute iv (14%), dan cefazoline 3x1g rute iv diswitch
gentamicin 2x80mg rute iv (10%). Kombinasi dua antibiotika yang paling banyak
diberikan pada pasien fraktur terbuka (open fracture) yaitu cefazoline dan
gentamicin sejumlah 8 pasien (40%), ceftriaxone dan gentamicin sejumlah 3
pasien (15%), ceftriaxone dan cefadroxil sejumlah 3 pasien (15%). Antibiotika
Sefalosporin yang digunakan pada pasien fraktur terbuka (open fracture)
ceftriaxone sejumlah 18 pasien (39%).
viii
ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF ANTIBIOTIC CEPHALOSPORINS IN
PATIENT OPEN FRACTURE
(Research at Hospital of Dr. Sauful Anwar Malang)
Background: Open fracture is contact with the external environment that cause
bacterial contamination causing complications such as infection. Open fractures is
including contamination surgical. Antibitotika cephalosporins as therapy and
prophylaxis is recommended.
Objective: The study aims to determine the pattern of antibiotic cephalosporin
utilization in patients open fracture in RSU Dr. Saiful Anwar and examines the
relationship antibiotic therapy related to the kind, route, and frequency of dose
associated with clinical data in RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling
method in patients open fracture from January 2012 to December 2013.
Results and Conclusions: This study there were 33 patients. 16 patients (23%)
received antibiotic ceftriaxone single dose in open fracture. 4 patients (19%)
received antibiotic cefazoline 3x1g rute iv, cefadroxil 2x500mg route po switched
in open fracture. 8 patients (40%) received two combinationts of antibiotics
cefazoline 2x1g route iv+gentamicin 2x80mg route iv in open fracture. 7 patients
(39%) received antibiotic sefalosporin ceftriaxone 2x1g route iv in open fracture.
Keywords: Antibiotic Cephalosporin, Open Fractures,
ix
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN
PADA PASIEN PATAH TULANG TERBUKA (Open Fracture)
(Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
Latar belakang: Fraktur terbuka (open fracture) adalah patah tulang terbuka
yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar yang menyebabkan terjadi
kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. Fraktur terbuka
(open fracture) termasuk dalam operasi terkontaminasi sehingga antibitotika
sefalosporin sebagai terapi maupun profilaksis sangat direkomendasikan.
Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika sefalosporin pada pasien
fraktur terbuka (open fracture) di RSU Dr. Saiful Anwar dan mengkaji
penggunaan antibiotika golongan sefalosporin yang terkait dengan jenis, rute, dan
frekuensi dosis yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional yaitu berupa studi retrospektif
dengan metode consecutive sampling pada pasien fraktur terbuka (open fracture)
periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2013.
Hasil & Kesimpulan: Data yang didapatkan dari rekam medik yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 33 pasien. Antibiotika tunggal yang paling banyak
digunakan pada pasien fraktur terbuka (open fracture) ceftriaxone sejumlah16
pasien 23%. Antibiotika yang paling banyak diswitch pada pasien fraktur terbuka
(open fracture) (cefazoline 3x1g rute iv sejumlah 13 pasien, cefadroxil 2x500mg
rute po) (19%). Kombinasi dua antibiotika yang paling banyak digunakan pada
pasien fraktur terbuka (open fracture) cefazoline 2x1g rute iv+gentamicin
2x80mg rute iv sejumlah 8 pasien (40%). Antibiotika sefalosporin yang paling
banyak digunakan pada pasien fraktur terbuka (open fracture) ceftriaxone 2x1g
rute iv sejumlah 7 sebesar 39%.
Kata Kunci: Antibiotika Sefalosporin, Fraktur Terbuka
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...………………………………………………………......... iv
RINGKASAN ...………………………………………………………......... vi
ABSTRAK ...………………………………………………………......... viii
DAFTAR ISI ...………………………………………………………......... x
DAFTAR TABEL ...…….……………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR …..………………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN ..……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang….………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian ..………………………………………………… 4
1.3.1 Tujuan Umum ………………………..……………………….. 4
1.3.2 Tujuan Khusus …..……………………………………………. 4
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ….…………………………………………… 5
2.1 Fraktur……………………………………………………………… 5
2.1.1 Defenisi Fraktur ……………………………………………… 5
2.1.2 Epideomologi Fraktur ……………………………………….. 5
2.1.3 Klasifikasi Fraktur …………………………………………… 6
2.1.3.1 Fraktur Tertutup (close Fracture) .………………………... 6
2.1.3.2 Fraktur Terbuka (open fraktur)…………….………............ 6
2.1.4 Klasifikasi Fraktur Terbuka......………………………............. 7
2.1.5 Etiologi Fraktur....……………………………………………... 8
2.1.5.1 Etiologi Fraktur menurut Long....….……………………… 8
2.1.5.2 Etiologi Fraktur menurut Apley dan Solomon....…………. 8
2.1.6 Patofisiologi Fraktur ....…….………………………………… 9
2.1.6.1 Skema patofisiologi fraktur terbuka (open fracture)……... 10
2.1.7 Manifestasi Klinis Fraktur......………………………………… 11
2.1.8 Penanganan Fraktur Terbuka (Open Fracture)......….………… 12
2.2 Tujuan Pemberian Antibiotika pada Open Fracture …………….... 13
xi
2.3 Penggunaan Antibiotika pada Open Fracture………………………... 13
2.3.1 Antibiotik Flukloksasilin..…………………………………….. 15
2.3.2 Antibiotik Gentamisin…………………… …………………… 15
2.3.3 Antibiotik Siprofloksasin………………… …………………… 16
2.3.4 Antibiotik Klindamisin…………………... …………………… 17
2.3.5 Antibiotik Vankomisin….……..………….…………………... 17
2.3.6 Tinjauan Antibiotika Sefalosporin..……… …………………… 18
2.3.6.1 Generasi Pertama……………….…………..……………... 19
2.3.6.2 Generasi Kedua……….…………………………………… 19
2.3.6.3 Generasi Ketiga……….…………………………………... 20
2.3.6.4 Generasi Keempat…………………………………………. 21
2.4 Pemilihan Antibiotik Sefalosporin pada Kasus Open Fractures….. 24
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ….…………………………………….. 27
3.1 Kerangka Konseptual……………………………………………... 27
3.2 Bagan Kerangka Konseptual……………………………………… 29
3.3 Bagan Kerangka Operasional……………………………………... 30
BAB IV METODE PENELITIAN……….……………………………………… 31
4.1Rancangan Penelitian.……………………………………………… 31
4.2 Populasi dan Sampel..……………………………………………… 31
4.2.1 Populasi…………...…………………………………………… 31
4.2.2 Sampel…………….…………………………………………… 31
4.2.3 Kriteria Data Inklusi ...………………………………………… 31
4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ………………………………………… 31
4.3 Bahan Penelitian ...………………………………………………… 32
4.4 Instrumen Penelitian..……………………………………………… 32
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian..….………………………………… 32
4.6 Definisi Operasional ……………………………………………… 32
4.7 Metode Pengumpulan Data ...……………………………………… 33
4.8 Analisis Data………..……………………………………………… 33
BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………………. 35
5.1 Jumlah Sampel Penelitian…………………………………………. 35
5.2 Data Demografi Pasien…………………………………………… 36
xii
5.2.1 Jenis Kelamin…………………………………………………. 36
5.2.2 Usia……………………………………………………………. 36
5.3 Penyebab Pasien Terdiagnosis Fraktur Terbuka (Open Fracture)… 36
5.4 Manifestasi klinik serta Terapi Pasien Fraktur Terbuka (Open
Fracture)……………………………………………………………... 37
5.5 Pola Penggunaan Terapi Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)……….. 37
5.6 Penyakit Penyerta Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)……….. 38
5.7 Identifikasi tingkat Derajat Fraktur Terbuka (Open Fracture)……… 38
5.8 Jumlah Penanganan Operatif pada Pasien Fraktur Terbuka (Open
Fracture)………………………………………………………………. 39
5.9 Profil Penggunaan Terapi Fraktur Terbuka (Open Fracture)……….. 39
5.9.1 Profil Penggunaan Antibiotika Pasien Fraktur Terbuka (open
fracture)……………………………………………………………….. 39
5.9.2 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal pada Pasien Fraktur
Terbuka (open fracture)……………………………………………….. 39
5.9.3 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal yang diSwitch pada Pasien
Fraktur Terbuka (open fracture)……………………………………………... 40
5.9.4 Profil Penggunaan Kombinasi Dua Antibiotika pada Pasien
Fraktur Terbuka (open fracture)……………………………………………... 41
5.9.5 Profil Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin pada Pasien
Fraktur Terbuka (open fracture)………………………………………… 42
5.10 Lama Rawat Inap Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)……….. 42
5.11 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) pada Pasien Fraktur Terbuka
(open fracture)………………………………………………………… 43
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 44
6.1 Jenis Kelamin, Usia, dan Penyebab Terdiagnosis Fraktur Terbuka
(Open Fracture)………………………………………………………. 44
6.2 Manifestasi Klinik serta Terapinya pada Pasien Fraktur Terbuka (Open
Fracture)…………………………………………………………………….. 44
6.3 Penyakit Penyerta Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)……………… 46
6.4 Tingkat Derajat Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)………………… 46
6.5 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal pada Pasien Fraktur Terbuka
(Open Fracture)…………………………………………………………… 48
xiii
6.6 Distribusi Berdasarkan Profil Antibiotika Tunggal Yang Diswitch
pada Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)……………………… 49
6.7 Profil Penggunaan Kombinasi Dua Antibiotika Pasien Fraktur
Terbuka (open fracture)……………………………………………… 50
6.8 Lama Rawat Inap Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)………. 51
6.9 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Fraktur Terbuka (Open
Fracture)………………………………………………………………. 51
BAB VII PENUTUP…………………………………………………………….. 52
7.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 53
7.2 Saran………………………………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 54
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 55
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sumber antibiotika…………………………………………………………… 14
2.2 Klasifikasi operasi serta rekomendasi antibiotika sefalosporin sebagai
profilaksis......………………………………………………………………... 24
2.2 Klasifikasi operasi menurut Reksorawiro ........................................................... 25
2.3 Jenis bakteri infeksi open fractures pre-debridement………………………….. 25
2.4 Jenis bakteri infeksi open fractures pos-debridement………………………….. 26
2.5 Jenis Kelamin Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)………………………. 36
2.6 Usia Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)………………………………… 36
2.7 Penyebab Pasien Terdiagnosa Fraktur Terbuka (Open Fracture)……………... 37
2.8 Manifestasi klinik Fraktur Terbuka (open fracture)…………………………… 37
2.9 Profil Penggunaan Terapi Pasien Fraktur Terbuka (open fracture)…………… 38
2.10 Komplikasi penyerta Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture)
……………………………………………………………………………………… 38
2.11 Tingkat Derajat Fraktur Terbuka (Open Fracture)
………………………………………………………..…………………………….. 38
2.12 Jumlah Penanganan Operatif Fraktur Terbuka (Open Fracture)……………... 39
2.12 Profil Penggunaan Antibiotika Pasien Fraktur Terbuka (open fracture)……... 39
2.13 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal pada Pasien Fraktur Terbuka (open
fracture)…………………………………………………………………………….. 40
2.14 Distribusi berdasarkan profil antibiotika tunggal yang diSwitch pada pasien
fraktur terbuka (open fracture)……………………………………………………... 40
2.15 Profil Penggunaan Kombinasi Dua Antibiotika Pasien Fraktur Terbuka (open
fracture)…………………………………………………………………………….. 41
2.16 Profil Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin Pasien Fraktur
Terbuka (open fracture)……………………………………………………………. 42
2.17 Lama Rawat Inap Pasien Fraktur Terbuka (open fracture)…………………... 42
2.18 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Fraktur Terbuka (open fracture).. 43
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Klasifikasi Fraktur Terbuka (open fracture) dan fraktur Tertutup (closed
fracture)……………………………………………………………………….. 7
2.2 Skema Patofisiologi Fraktur Terbuka (open fracture)………………………… 10
2.3 Struktur Kimia Sefalosporin…….…………………………………………… 18
2.2 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi pertama pada rantai R1 dan
R2……………………………………………………………………………… 19
2.3 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi kedua pada rantai R1 dan R2.. 20
2.4 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi ketiga pada rantai R1 dan R2.. 20
3.1 Bagan Kerangka Konseptual………………………………………………….. 29
3.2 Bagan Operasional…………………………………………………………….. 30
3.3 Skema Inklusi dan Ekslusi Penelitian Pada Pasien Fraktur Terbuka (Open
Fracture)………………………………………………………………………. 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup…………….……................................................................ 55
2 Surat Pernyataan……………………….................................................................. 56
3 Daftar Nilai Normal Data Laboratorium................................................................. 57
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, O.P. 2002. Handbook of Clinical Drug Data. In: Knoben, J.E.
Troutman, W.G. 10th
edition, MCGRAW-HILL, New York, hal 129.
Anonim, 2005. Handbook of Antimicrobial Therapy. Edisi ke-17. New York:
The Medical Letter, Inc. hal. 98-101.
Anonim, 2012. Sefalosporin. Akafarsam.ac.id/downlot. php?file=
SEFALOSPORIN.pdf diakses 28 Februari 2012
Apley, A.C & Solomon, L. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan fraktur Sistem
Apley, ed 7. Jakarta: Widya Medika.
Bertram G. Katzung, MD, Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition,
2007:
1037-1088
Bratzler, D.W., Houck, P.M., Richards, C., Steele, L., Dellinger, E.P., Fry, D.E.,
Wright, C., Ma, A., Carr, K., and Red, L., 2005. Use of Antimicrobial
Prophylaxis for Major Surgery (Baseline Results From the National
Surgical Infection Prevention Project). Arch Surg, Vol. 140. p. 174-182.
Bratzler, D.W., and Houck, P.M., 2005. Antimicrobial Prophylaxis for
Surgery: An Advisory Statement from the National Surgical Infection
Prevention Project. Major Article Clinical Infectious Diseases (CID). No.
189, p. 395-404.
British Association of Reconstructive and Aesthetic Surgeons. 2009. Standards
for treatment of open fractures of the lower leg.
Buckley, R., . General Principle of Fracture
Care, Department of Surgery, Division of
Orthopaedi, University of Calgary, Canada:4-32,2004
Benson, D.R., Riggins, R.S., Lawrence, R.M., Hoeprich, P.D., Huston, A.C.,&
Harrison, J.A.(1983). Treatment of open fractures: A prospective
study. J Trauma 23:25-30.
Budiman C. 2010. Patah Tulang dan Pembidaian. Bandung: KORPS Sukarela
PMIUNPAD.xa.yimg.com/kq/groups/.../Patah+Tulang+dan+Pembidaian.p
ptx (10 Desember 2012)
xviii
Carpenito, L.Jual, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :EGC.
Chairuddin Rasjad, 2008, Ilmu Bedah Ortopedi Edisi 3. Yarsi & Watampone,
Jakarta.
Depkes RI, 2009. Insidens Fraktur. http://www.depkes.go.id
Doengoes, Marlyn E, Moorhouse, Mary F dan Geissler, Alice C, 2000, Rencana
Keperawatan Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien, Edisi 3, Alih Bahasa I Made Kriasa, EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Alih
bahasa, Suharyati Samba, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Enzler, M.J., Berbari, E., and Osmon, D.R., 2011. Antimicrobial Prophylaxis in
Adults. Symposium On Antimcrobial Therapy. Mayo Clin Proc, Vol. 7.p.
686-701.
Gustilo RB, Mendoza RM, Williams DN. Problems in the management of type
III (severe) open fractures: Anew classification of type III open
fractures. J Trauma. 1984
Gustilo, R.B., Merkow, R.L. and Templeman, D (1990) Current concepts: the
management of open fractures. Journal of Bone and joint Surgery
Katzung, B.G., 2006. Basic And Clinical Pharmacology. Edisi ke-10, San
Francisco: McGraw-Lange, section 7.
Kindsfeter K, Jonassen EA. 1995. Osteomyelitis in grade II dan III open tibia
fractures with late debridement. USA : University of Colorado health
sciences center, Denver. J Orthop-trauma.
Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Edisi 3 EGC, Jakarta, 1996.
Mackay BJ, Montero N, Paksima N, 2013, Egol KA Iowa Orthop J.
Mansjoer, A., (2002), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica Aescupalius,
Jakarta.
Munckhof W., 2005. Antibiotics for surgical prophylaxis. Australian Prescriber,
Vol. 28 No. 2. P. 38 – 40
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala, 2009, Asuhan Keperawatan Perioperatif:
Konsep, Proses, dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Neal, M.J., 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi ke-5, Jakarta: Penerbit
Erlangga, hal. 80-84.
xix
Petri, W.A., 2006. Antibiotic. In: Brunton, L., Chabner, B., and Knollman, B.
Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutic.
Edisi k2-11, New York : McGraw-Hill, chapter 43-45.
Rasjad, C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi ed. III. Yarsif Watampone.
Makassar: 2007. pp. 352-489
Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku
I, (Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika
R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong (2005), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rasjad, Chaeruddin, (2006); Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, cetakan III, penerbit
Bintang Lamumpatue, Makassar.
Seekamp, A., Kontopp, H., Schandelmaier, P. (2000). Bacterial Culture and
bacterial Infection in Open Fractures, European J of Trauma.vol 26
Issue 2
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan
Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo, (dkk), EGC, Jakarta.
Soekardjo B., Hardjono, S., dan Sondakh, R., 2000. Hubungan Struktur Aktivitas
Obat Antibiotika. In: Siswandono, dan Soekardjo, B. Kimia Medisinal,
hal.110-153.
Stevenson, J., Mcnaughton, G., and Riley, J., 2003. The Use Of Prophylactic
Flucloxacillin In Treatment Of Open Fractures Of The Distal Phalanx
Within An Accident And Emergency Department: A Double-Blind
Rondomized Placebo-Controlled Trial. Glasgow Caledonian University,
Glasgow, UK, Vol. 28. No. 5, p. 388-394.
Sweetman. 2009. Martindale : the Complete Drug Reference 36 th edition