Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

104
HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013) Proposal Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh: Ferry Krisnamurti 04111001065 F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

description

Skripsi Ferry Krisnamurti FK UNSRI ANGKATAN 2011 tentang hubungan usia dan perdarahan postpartum, penelitian case control dengan univariat, bivariat, dan multivariat, penelitian sekunder rekam medik

Transcript of Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

Page 1: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN

PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Ferry Krisnamurti

04111001065

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN

PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

Oleh:

Ferry Krisnamurti

04111001065

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memeroleh gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Palembang, 13 Januari 2015

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Pembimbing I

Merangkap penguji I

dr. H. Rizal Sanif, SpOG (K) .....................................................

NIP. 19621005 198903 1 006

Pembimbing II

Merangkap penguji II

dr. Erial Bahar, MSc .....................................................

NIP. 19511114 197701 1 001

Penguji III

dr. H. Irawan Sastradinata, SpOG (K) .....................................................

NIP. 19681018 199603 1 002

Mengetahui,

Pembantu Dekan I

dr. Mutiara Budi Azhar, SU, MMedSc

NIP. 19520107 198303 1 001

Page 3: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Sriwijaya

maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka Saya bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Palembang, Januari 2015

Yang membuat pernyataan

Ferry Krisnamurti

04111001065

Page 4: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sriwijaya, Saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Ferry Krisnamurti

NIM : 04111001065

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif

(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN

PERDARAHAN POSTPARTUM (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan,

mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir Saya tanpa meminta izin dari Saya

selama tetap mencantumkan nama Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Palembang

Pada tanggal: 13 Januari 2015

Yang Menyatakan

Ferry Krisnamurti

NIM. 04111001065

Page 5: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

v

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

(Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

(Ferry Krisnamurti, Januari 2015, 52 halaman)

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Latar Belakang: Salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan obstetris,

terutama perdarahan postpartum. Angka kejadian perdarahan postpartum di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang meningkat pada beberapa tahun terakhir. Salah

satu faktor risiko perdarahan postpartum adalah usia ibu. Ibu dengan usia risiko

tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) berisiko untuk mengalami atonia uteri, sehingga

menimbulkan perdarahan postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara usia ibu dan perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Data diambil dari

rekam medik di Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013. Populasi kasus pada penelitian

ini adalah seluruh pasien perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang pada tahun 2013 yang berjumlah 112 pasien. Populasi kontrol adalah

pasien yang tidak mengalami perdarahan postpartum dengan matching kategori

jumlah paritas. Sampel diambil bila memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil

yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Regresi Logistik.

Hasil: Usia ibu risiko tinggi pada populasi kasus lebih banyak daripada populasi

kontrol dan terdapat hubungan bermakna antara usia ibu dan perdarahan

postpartum (p=0,016) dengan OR=2,503. Pada penelitian ini tidak ditemukan

hubungan bermakna antara berat badan lahir, jarak antarkelahiran, gemeli, riwayat

perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum. Dari analisis statistik

penelitian ini hanya usia ibu dan jarak antarkelahiran yang berhubungan dengan

perdarahan postpartum. Usia ibu memiliki ORadj 3,266 setelah dikontrol jarak

antarkelahiran.

Kesimpulan: Usia ibu risiko tinggi mempunyai peluang 2,503 kali untuk

terjadinya perdarahan postpartum dibandingkan usia ibu risiko rendah.

Kata Kunci: usia ibu, perdarahan postpartum, kasus kontrol

Page 6: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

vi

THE ASSOCIATION BETWEEN MATERNAL AGE AND

POSTPARTUM HEMORRHAGE

(A Case Control Study of Inpatient at RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang on January 1st 2013 until December 31st 2013)

(Ferry Krisnamurti, January 2015, 52 pages)

Faculty of Medicine Sriwijaya University

ABSTRACT

Introduction: The incidence of postpartum hemorrhage increases in the recent

years at RSUP dr. Mohamamad Hoesin Palembang. One of the risk factors of

postpartum hemorrhage is maternal age. High-risk maternal age (<20 and >35

years old) could cause atonia uteri, leading to postpartum hemorrhage. Therefore,

the aim of this study was to determine the association between maternal age and

postpartum hemorrhage at RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Method: This study was a case control study. Data was taken from the medical

records in the Medical Record Installation at RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang period January 1st 2013-December 31st 2013. Case population in this

study was all patients with postpartum hemorrhage at RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang on 2013 with a total of 112 patients. Control population was

the patients without postpartum hemorrhage by matching the parity. Samples who

passed the criteria of inclusion and exclusion were included. Results were

analyzed using Chi-Square and logistic regression test.

Results: High-risk maternal age on case population was higher than control

population and there was a significant association between maternal age and

postpartum hemorrhage (p=0,016;OR=2,503). There were no association between

infant weight, delivery interval, gemeli, history of postpartum hemorrhage and

postpartum hemorrhage. Maternal age and delivery interval were associated with

postpartum hemorrhage from the statistical analysis. ORadj of maternal age was

3,266 after being controlled by delivery interval.

Conclusion: Postpartum hemorrhage is 2,503 times higher for mothers with high-

risk maternal age compared to those with low-risk maternal age.

Keywords: maternal age, postpartum hemorrhage, case control

Page 7: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

vii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas

nikmat kesehatan, kesempatan dan karunia yang diberikan, dan atas kehendakNya

lah skripsi yang berjudul “Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan

Postpartum (Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dr. H. Rizal Sanif, SpOG(K)

dan dr. Erial Bahar, MSc yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing

saya dengan penuh kesabaran dan pengertian dalam penyusunan skripsi ini, juga

kepada dr. H. Irawan Sastradinata, SpOG(K) yang telah memberi masukan yang

kritis selaku penguji.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak sekali kekurangan dan

kesalahan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk kebaikan kita

bersama. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pembaca.

Palembang, Januari 2015

Ferry Krisnamurti

04111001065

Page 8: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT, pencipta alam semesta dan segala isinya

yang senantiasa memberikan perlindungan dan kemudahan dalam hidup ini. Sholawat dan

salam saya ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menjadi teladan yang

sempurna dalam segala perilaku hidup ini.

Skripsi ini saya persembahkan untuk Papa (Tunjang Sudiyono, SP) dan Mama (Jum Hartati,

SPd), kedua orangtuaku yang tercinta yang selalu menemani di saat suka maupun duka serta

tak pernah letih melantunkan doa-doa dalam setiap sujud untuk anakmu ini. Entah

bagaimana caranya bisa membalas kebaikanmu. Anakmu ini hanya bisa minta maaf bila

belum bisa membuat kalian bangga. Terima kasih sudah menjadi orangtua paling sempurna

selama ini. Terima kasih pula untuk kakakku, Toni Widi Haryono, SH dan adikku my ciput,

Putri Anggitasari karena telah menghibur dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi

ini. Selamat datang khusus buat dedek bayi-nya Mbak Yuni dan Kak Toni yang InshaAllah

lahir beberapa minggu lagi,

Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pembimbing I, dr.H.Rizal Sanif, SpOG(K) karena

sudah menjadi dosen yang baik hati, dan sabar dalam membimbing serta memberikan arahan.

Kedua kepada pembimbing II, dr.Erial Bahar, MSc sosok pengajar yang sangat ideal dan

memiliki pengetahuan yang luas, terima kasih atas kesabarannya mengajari metodologi

maupun materi, serta selalu mengingatkan tentang esensi utama penulisan skripsi ini yaitu

“Proses Belajar”. Ketiga kepada dr.H.Irawan Sastradinata, SpOG (K) sebagai penguji super

yang memberikan saran kritis dan membangun sehingga skripsi ini bisa lebih baik lagi. Sekali

lagi arigatou gozaimasu untuk “A+” yang sudah diberikan.

Ucapan selamat saya ucapkan kepada diri sendiri karena telah menyelesaikan “Masterpiece”

ini dengan masa pengerjaan berbulan-bulan. Terima kasih sudah menahan rasa ego dan

menekan rasa penat sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku terutama Jim Lau, Prass

Apdio, Anggun Manc, Kiki Hayum, Bangrey Fixkelah, Randa Jaim, Devin Ais, Samiun

Sotoy, Adam Bies yang banyak membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Walaupun secara harfiah tertawa dulu baru dibantu, tapi itulah sahabat yang sebenarnya.

Ucapan terima kasih spesial diberikan kepada teman seperjuangan dan teman sebimbingan

Arasy, karena telah banyak membantu pengerjaan skripsi ini. Terima kasih pula untuk teman

sejawat PDU Reguler 2011,Yuk Venty, Ayam BangHas, PM, Gembul, WS, BangRio yang

telah memberi nutrisi yang cukup sehingga sanggup menyusun skripsi ini hingga selesai, serta

semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Page 9: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 2

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 2

1.4 Hipotesis ....................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 4

2.1.1 Perdarahan Postpartum ...................................................... 4

2.1.1.1 Definisi .................................................................... 4

2.1.1.2 Klasifikasi ............................................................... 4

2.1.1.3 Etiologi .................................................................... 4

2.1.1.4 Faktor Risiko ........................................................... 6

2.1.1.5 Patofisiologi ............................................................ 8

2.1.1.6 Gejala Klinis............................................................ 8

2.1.1.7 Diagnosis ................................................................. 9

2.1.1.8 Tatalaksana ............................................................ 11

2.1.1.9 Pencegahan ............................................................ 15

2.1.2 Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum ... 16

2.2 Kerangka Teori........................................................................... 18

2.3 Kerangka Konsep ....................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 20

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 20

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 20

Page 10: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

x

3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................... 20

3.2.2 Tempat Penelitian.............................................................. 20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 20

3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................ 20

3.3.2 Sampel Penelitian .............................................................. 20

3.3.3 Kriteria Inklusi .................................................................. 22

3.3.3.1 Kasus ..................................................................... 22

3.3.3.2 Kontrol .................................................................. 22

3.3.4 Kriteria Eksklusi................................................................ 22

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 22

3.4.1 Variabel Dependen ............................................................ 22

3.4.2 Variabel Independen ......................................................... 22

3.4.3 Variabel Perancu ............................................................... 22

3.5 Definisi Operasional................................................................... 23

3.5.1 Perdarahan postpartum ...................................................... 23

3.5.2 Usia ................................................................................... 23

3.5.3 Jarak antarkelahiran .......................................................... 23

3.5.5 Gemeli ............................................................................... 23

3.5.6 Berat bayi lahir .................................................................. 23

3.5.7 Riwayat perdarahan postpartum ........................................ 24

3.6 Cara Pengumpulan Data ............................................................. 24

3.7 Rencana Cara Pengolahan dan Analisis Data ............................ 24

3.7.1 Rencana Cara Pengolahan ................................................. 24

3.7.2 Analisis Data ..................................................................... 25

3.8 Kerangka Operasional ................................................................ 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 28

4.1 Hasil ........................................................................................... 28

4.1 Pembahasan ................................................................................ 40

4.1 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 48

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 48

5.1 Saran ........................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50

LAMPIRAN ................................................................................................. 53

BIODATA .................................................................................................... 90

Page 11: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Diagnosis Perdarahan Postpartum ........................................................... 10

2. Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ... 25

3. Contoh Tabel Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum

Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun

2013 ......................................................................................................... 25

4. Contoh Tabel Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan

Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013 ........................................................................... 25

5. Distribusi Jumlah Sampel Kasus Kontrol Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ... 29

6. Distribusi Frekuensi Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ..................................... 29

7. Distribusi Frekuensi Etiologi Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013.................................. 30

8. Distribusi Matching Sampel Berdasarkan Kategori Paritas ............................ 31

9. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Usia ........................................ 31

10. Perbandingan Karakteristik Usia ............................................................. 32

11. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Berat Badan Lahir .......................... 32

12. Perbandingan Karakteristik Berat Badan Lahir (BBL) .......................... 33

13. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Jarak Antarkelahiran .............. 33

14. Perbandingan Karakteristik Jarak Antarkelahiran ................................... 33

15. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Gemeli .......................................... 34

16. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Riwayat Perdarahan

Postpartum ............................................................................................... 34

17. Distribusi Kadar Hb Postpartum .............................................................. 35

18. Distribusi Kadar Trombosit Postpartum ....................................................... 35

19. Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013.................................. 36

20. Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ............ 37

21. Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ............ 37

22. Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan

di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 ..................... 38

23. Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum dan Perdarahan

Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013 ........................................................................... 39

24. Model Akhir Uji Regresi Logistik ........................................................... 39

Page 12: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kompresi Bimanual Eksterna .................................................................. 12

2. Kompresi Bimanual Interna ..................................................................... 12

3. Kompresi Aorta Abdominalis .................................................................. 13

Page 13: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Penelitian ......................................................................................... 55

2. Hasil Pengolahan Data ............................................................................. 64

3. Artikel Ilmiah ........................................................................................... 74

4. Lembar Konsultasi Skripsi ....................................................................... 84

5. Surat Telaah Etik ...................................................................................... 85

6. Sertifikat Etik ........................................................................................... 86

7. Surat Izin Penelitian ................................................................................. 87

8. Surat Pernyataan Selesai Pengambilan Data ............................................ 88

Page 14: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

xiv

DAFTAR SINGKATAN

PPP : Perdarahan Postpartum

BBL : Berat Badan Lahir

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

IU : International Unit

IM : Intramuskuler

NS/RL : Normal Saline/Ringer Laktat

Page 15: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meskipun kemajuan di bidang medis telah menurunkan bahaya melahirkan

secara dramatis, kematian akibat perdarahan masih merupakan penyebab utama

kematian ibu (Cunningham et al, 2012). Hingga kemudian dikenal dengan istilah

tiga penyebab klasik kematian ibu, yaitu infeksi, preeklampsia, dan perdarahan.

Kematian ibu di dunia disebabkan oleh perdarahan sebesar 25%, penyebab tidak

langsung 20%, infeksi 15%, aborsi yang tidak aman 13%, eklampsia 12%,

penyulit persalinan 8%, dan penyebab lain 7% (WHO, 2008).

Salah satu jenis dari perdarahan tersebut adalah perdarahan postpartum.

Insidensi perdarahan postpartum di negara maju sekitar 5% dari persalinan,

sedangkan di negara berkembang bisa mencapai 28% dari persalinan dan menjadi

masalah utama dalam kematian ibu. Penyebabnya 90% karena atonia uteri, 7%

robekan jalin lahir, dan 3% lainnya karena retensio plasenta serta gangguan

pembekuan darah (Parisaei et al, 2008).

Menurut data di RSUD dr. H. Abdoel Moeloek Lampung tahun 2008

terdapat 412 kasus perdarahan postpartum (19,75%) dari 1.725 persalinan.

Sementara pada tahun 2009 kasusnya menurun menjadi 204 kasus (7,40%) dari

1.758 persalinan (Dewi dan Yamin, 2011). Hal ini berbeda dengan angka kejadian

perdarahan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari tahun 2009-2011

yang terus meningkat, yaitu 113 kasus (4,5%) pada tahun 2009, menjadi 155

kasus (11,7%) pada tahun 2010, dan menjadi 160 kasus (12%) pada tahun 2011

(Christy, 2012).

Peningkatan angka kejadian tersebut terjadi karena banyak sekali faktor

yang dapat memicu timbulnya perdarahan postpartum, salah satu faktornya adalah

usia ibu. Berdasarkan perhitungan Odds Ratio dari penelitian di RSUD Majene

menunjukkan bahwa usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki

risiko mengalami perdarahan postpartum 3,1 kali lebih besar dibanding ibu yang

Page 16: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

2

berusia 20 sampai 35 tahun (Dina et al, 2013). Pada wanita berusia kurang dari 20

tahun organ reproduksinya belum berkembang dengan sempurna, pinggul terlalu

kecil sehingga dapat terjadi partus macet. Pada keadaan partus macet, ibu akan

mengalami kelelahan sehingga kontraksi miometrium tidak optimal. Sedangkan

wanita berusia lebih dari 35 tahun fungsi organ reproduksinya sudah mengalami

penurunan (Manuaba et al, 2009). Fungsi organ reproduksi yang belum sempurna

dan proses penuaan tersebut akan menyebabkan tonus otot tidak adekuat, hingga

timbul atonia uteri. Atonia uteri inilah yang menyebabkan perdarahan postpartum

(Karkata, 2010).

Meskipun penelitian ini bukan penelitian baru, namun apabila penelitian

dilakukan dengan populasi yang berbeda, tempat, dan waktu yang baru akan

menghasilkan data penelitian yang berbeda pula. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara usia ibu dan kejadian perdarahan

postpartum pada pasien yang dirawat inap di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara usia dan perdarahan postpartum pada pasien rawat

inap RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2013 sampai 31

Desember 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan mendapatkan hubungan antara usia

ibu dan perdarahan postpartum pada pasien rawat inap RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi usia ibu yang mengalami perdarahan postpartum yang

dirawat inap di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari

2013 sampai 31 Desember 2013.

Page 17: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

3

b. Mengidentifikasi usia ibu yang tidak mengalami perdarahan postpartum

yang dirawat inap di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1

Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

c. Menganalisis hubungan antara usia ibu dan perdarahan postpartum pada

pasien rawat inap RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1

Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

d. Mengidentifikasi faktor risiko seperti jarak antarkelahiran, gemeli, berat

bayi lahir, dan riwayat perdarahan postpartum yang dapat menyebabkan

perdarahan postpartum pada pasien rawat inap di RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

e. Menganalisis hubungan perdarahan postpartum dengan jarak antarkelahiran,

gemeli, berat bayi lahir, dan riwayat perdarahan postpartum pada pasien

rawat inap di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari

2013 sampai 31 Desember 2013.

1.4 Hipotesis

Ada hubungan antara usia ibu dan perdarahan postpartum.

1.5.1 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini sebagai dasar untuk memberikan saran kepada Rumah

Sakit agar meningkatkan upaya pencegahan perdarahan postpartum dengan cara

deteksi dini faktor risiko perdarahan postpartum.

Page 18: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perdarahan Postpartum

2.1.1.1 Definisi

Definisi perdarahan postpartum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml

setelah bayi lahir pada persalinan per vaginam atau setara dengan 1000 ml pada

seksio sesarea (Wiludjeng, 2007). Cunningham et al (2012) juga menjelaskan

bahwa perdarahan postpartum yaitu kehilangan 500 ml lebih darah setelah

selesainya kala 3 persalinan.

2.1.1.2 Klasifikasi

Karkata (2010) menyebutkan bahwa berdasarkan waktu terjadinya

perdarahan postpartum (PPP) dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi

dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebabnya adalah atonia uteri, retensio

plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan inversio uteri.

2. Perdarahan postpartum sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi

setelah 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utamanya adalah sisa plasenta.

2.1.1.3 Etiologi

Secara ringkas etiologi perdarahan postpartum lebih diingat sebagai 4T,

yaitu Tone, Trauma, Tisssue, dan Thrombin.

1. Tone

Karkata (2010) menyebutkan bahwa diagnosis atonia uteri ditegakkan

bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan

banyak, bergumpal serta pada palpasi didapatkan fundus uteri masih

setinggi pusat atau lebih, dengan kontraksi yang lembek. Pada saat atonia

Page 19: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

5

uteri didiagnosis, itu artinya sebanyak 500-1000 cc darah sudah keluar dari

pembuluh darah, namun masih terperangkap dalam uterus.

Tonus menggambarkan kontraksi otot-otot uterus setelah melahirkan.

Adanya abnormalitas kontraksi akan menyebabkan terjadinya perdarahan.

Kontraksi ini diperlukan untuk menjepit arteri-arteri di tempat bekas

plasenta berinsersi di uterus (Evensen dan Anderson, 2013).

Atonia uteri bisa disebabkan akibat anastesi, distensi berlebihan

(gemeli, anak besar, hidramnion), partus lama, partus kasep, partus

presipitatus/partus terlalu cepat, persalinan karena induksi oksitosin,

multiparitas, korioamnionitis, dan riwayat atonia uteri pada kelahiran

sebelumnya (Karkata, 2010).

2. Tissue

Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak

lahir disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sulit dilepaskan

dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat

antara plasenta dan uterus. Adanya jaringan tertinggal baik plasenta,

fragmen plasenta, dan gumpalan darah dapat mencegah uterus untuk

berkontraksi secara optimal, sehingga terjadi perdarahan (Evensen dan

Anderson, 2013).

Karkata (2010) menyebutkan sisa plasenta bisa disebabkan karena

kotiledon atau selaput ketuban tersisa, plasenta susenteriata, dan plasenta

akreta, inkreta, serta perkreta.

Bila plasenta sampai menembus desidua basalis dan nitabuch layer

maka disebut sebagai plasenta akreta, bila plasenta sampai menembus

miometrium disebut sebagai plasenta inkreta, sedangkan bila vili korialis

sampai menembus perimetrium disebut plasenta perkreta (Karkata, 2010).

3. Trauma

Trauma persalinan menyebabkan laserasi dan hematoma sehingga

dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Trauma dalam persalinan bisa

disebabkan karena episiotomi yang melebar, ruptura uteri, robekan pada

perineum, vagina dan serviks (Karkata, 2010).

Page 20: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

6

4. Thrombin

Kausal perdarahan postpartum karena gangguan pembekuan darah

(thrombin) baru dicurigai bila penyebab yang lain dapat disingkirkan

apalagi disertai riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan

sebelumnya. Pada gangguan pembekuan darah akan terjadi perdarahan

setiap dilakukan penjahitan, perdarahan merembes atau timbul hematoma

pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari gusi, rongga hidung, dan lain-

lain (Karkata, 2010).

2.1.1.4 Faktor Risiko

Faktor risiko perdarahan postpartum adalah faktor-faktor yang dapat

memicu timbulnya perdarahan postpartum. Secara umum B-Lynch et al (2006)

membagi faktor risiko perdarahan postpartum menjadi dua, yaitu faktor risiko

antenatal dan intrapartum. Faktor risiko antenatal diantaranya yaitu usia ibu,

indeks massa tubuh, paritas, jarak antarkelahiran, partus lama, janin besar, hamil

lebih dari satu, kondisi medis lainnya, riwayat perdarahan postpartum, dan

riwayat seksio sesarea. Sementara itu faktor risiko intrapartum terdiri dari durasi

persalinan, induksi persalinan, analgetik, metode persalinan, episiotomi, dan

korioamnionitis.

Beberapa faktor risiko perdarahan postpartum diantaranya yaitu:

a. Paritas

Pada ibu dengan paritas tinggi akan memengaruhi keadaan uterus ibu,

karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi akan

mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat

berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan

postpartum lebih besar.

Berdasarkan penelitian Dina et al (2013) dari perhitungan Odd Ratio

menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor risiko, dimana besar

risikonya adalah 6,1 yang artinya ibu yang memiliki paritas <1 atau >3

mempunyai risiko 6,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan

postpartum dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2-3.

Page 21: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

7

b. Jarak antarkelahiran

BKKBN (2007) menyebutkan bahwa jarak antarkelahiran adalah

waktu sejak kelahiran sebelumnya hingga kelahiran berikutnya. Jarak

antarkelahiran 2-4 tahun dibutuhkan agar kondisi tubuh ibu kembali seperti

kondisi sebelumnya. Jarak antarkelahiran yang terlalu dekat dapat

menimbulkan komplikasi dalam kehamilan, karena persalinan yang

berturut-turut dalam jangka waktu yang singkat akan menyebabkan

kontraksi uterus tidak optimal. Padahal kontraksi uterus dibutuhkan untuk

menutup sumber perdarahan dari tempat implantasi plasenta. Sehingga bila

kontraksi uterus tidak adekuat tentu akan memengaruhi timbulnya

perdarahan postpartum.

c. Gemeli

Gemeli didefinisikan sebagai suatu keadaan ibu mengandung ≥2 janin

pada satu kehamilan. Gemeli dapat menyebabkan distensi berlebihan pada

uterus, akhirnya otot miometrium tidak berkontraksi secara adekuat.

Sehingga timbul atonia uteri yang akhirnya menyebabkan perdarahan

postpartum (Karkata, 2010).

d. Berat bayi lahir

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam 1 jam

pertama postpartum. Secara umum berat bayi lahir dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu (Kosim et al, 2009):

Bayi berat lahir rendah: berat badan lahir <2500 gram.

Bayi berat lahir normal: berat badan lahir antara 2500-4000 gram.

Bayi berat lahir lebih: berat badan lahir >4000 gram.

Bayi dengan berat lahir lebih dari >4000 gram sering menimbulkan

perdarahan postpartum karena laserasi jalan lahir. Bayi berat lahir lebih

juga mengakibatkan overdistensi uterus sehingga lebih berisiko

menyebabkan atonia uteri dan pada akhirnya menyebabkan perdarahan

postpartum (Cunningham et al, 2012). Selain itu Bayi besar juga dapat

menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan sehingga terjadi robekan

pada jalan lahir (Bratakoesoema dan Angsar, 2011).

Page 22: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

8

e. Riwayat perdarahan postpartum

Riwayat perdarahan postpartum adalah perdarahan postpartum yang

terjadi pada persalinan sebelumnya. Bila ibu pada persalinan sebelumnya

telah mengalami perdarahan postpartum, kemungkinan besar hal yang

serupa akan dialaminya kembali pada persalinannya saat ini.

2.1.1.5 Patofisiologi

Selama proses persalinan, uterus mampu berkontraksi ke bawah secara

signifikan untuk mereduksi volume dari uterus. Hal seperti ini dapat

menyebabkan plasenta terpisah dari permukaan uterus. Setelah plasenta terpisah

dan terlepas maka otot polos uterus akan menginisiasi rangkaian proses kontraksi

secara terkoordinasi, memperpendek serat-serat ototnya dan membentuk suatu

jahitan fisiologis (Keman, 2010). Namun, apabila uterus gagal untuk berkontraksi

atau plasenta tidak dapat terpisah ataupun terlepas, maka perdarahan yang

signifikan akan terjadi. Arteri spiral yang seharusnya tertutup oleh kontraksi

uterus, bila tonus uterus tidak ada atau kontraksi uterus lemah, maka sumber

perdarahan tersebut akan tetap terbuka. Darah akan terus mengalir melalui bekas

melekatnya plasenta ke kavum uteri hingga pada akhirnya darah tersebut keluar

per vaginam (El-Refaey, 2003).

Adanya jaringan yang tertinggal baik plasenta, fragmen plasenta, dan

gumpalan darah dapat mencegah uterus untuk berkontraksi secara optimal,

sehingga terjadi perdarahan (Evensen dan Anderson, 2013). Perdarahan

postpartum juga dapat disebabkan karena trauma yang terjadi saat persalinan

menyebabkan laserasi dan hematoma. Sehingga akan timbul perdarahan dari

tempat trauma yang terjadi. Perdarahan dapat diperberat bila terdapat gangguan

pembekuan darah, karena proses pembekuan darah pada mekanisme normal tidak

terjadi. Hingga akhirnya sumber perdarahan akan terus mengeluarkan darah.

2.1.1.6 Gejala Klinis

Seorang ibu hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari

volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik. Gejala baru tampak pada

Page 23: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

9

kehilangan darah >20%. Gejala klinik berupa perdarahan per vaginam yang terus-

menerus setelah kala III persalinan. Kehilangan banyak darah tersebut

menimbulkan tanda-tanda syok yaitu kesadaran penderita pucat, tekanan darah

rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain (Stanford,

2009).

2.1.1.7 Diagnosis

Perdarahan postpartum adalah hilangnya darah >500 ml pada persalinan per

vaginam setelah selesainya kala III persalinan atau setara dengan 1000 ml pada

seksio sesarea (Wiludjeng, 2007). Namun, pada setiap perdarahan postpartum

harus dicari apa penyebabnya. Untuk menentukan etiologi dari perdarahan

postpartum diperlukan pemeriksaan lengkap yang meliputi anamnesis,

pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam.

Page 24: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

10

Berikut ini tabel diagnosis perdarahan postpartum berdasarkan etiologinya:

Tabel 1. Diagnosis Perdarahan Postpartum

No

Gejala dan tanda yang selalu ada

Gejala dan tanda

yang kadang-

kadang ada

Diagnosis

kemungkinan

1 - Uterus tidak berkontraksi dan lembek

- Perdarahan segera setelah anak lahir

(PPP Primer)

- Syok

Atonia uteri

2 - Plasenta atau sebagian selaput

(mengandung pembuluh darah) tidak

lengkap

- Perdarahan segera (PPP Primer)

- Uterus

berkontraksi

tetapi tinggi

fundus tidak

berkurang

Tertinggalnya

sebagian plasenta

3 - Perdarahan segera (PPP Primer)

(Perdarahan intraabdominal/vaginam)

- Nyeri perut berat

- Syok

- Nyeri tekan perut

- Denyut nadi ibu

cepat

Robekan dinding

uterus (ruptura

uteri)

4 - Perdarahan segera

- Darah segar yang mengalir segera

setelah bayi lahir (PPP Primer)

- Uterus kontraksi baik

- Plasenta lengkap

- Pucat

- Lemah

- Menggigil

Robekan jalan

lahir

5 - Plasenta belum lahir setelah 30 menit

- Perdarahan segera (PPP Primer)

- Uterus kontraksi baik

- Tali pusat putus

akibat traksi

berlebihan

- Inversio uteri

akibat tarikan

- Perdarahan

lanjutan

Retensio plasenta

6 - Uterus tidak teraba

- Lumen vagina terisi massa

- Tampak tali pusat (jika plasenta

belum lahir)

- Perdarahan segera (PPP Primer)

- Nyeri sedikit atau berat

- Syok neurogenik

- Pucat dan

limbung

Inversio uteri

7 - Sub-involusi uterus

- Nyeri tekan perut bawah

- Perdarahan lebih dari 24 jam setelah

persalinan (PPP sekunder)

- Perdarahan bervariasi (ringan atau

berat, terus menerus atau tidak teratur)

dan berbau (jika disertai infeksi)

- Anemia

- Demam

Perdarahan

terlambat

Endometritis atau

sisa plasenta

(terinfeksi/ tidak)

Sumber : Saifuddin, 2009.

Keterangan : PPP (Perdarahan Postpartum)

Page 25: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

11

2.1.1.8 Tatalaksana

1. Penanganan Umum

Penanganan umum bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum

pasien dan mengidentifikasi secara cepat penyebab dari perdarahan

postpartum. Penanganan tersebut ialah sebagai berikut (Saifuddin, 2009):

Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk).

Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman

(termasuk upaya pencegahan perdarahan postpartum)

Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama postpartum (di ruang

persalinan) dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam

berikutnya (di ruang rawat gabung).

Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat

Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila

dihadapkan dengan masalah dan komplikasi

Atasi syok

Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukan

pijatan uterus, berikan uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU

dalam 500cc NS/RL dengan 40 tetesan per menit.

Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan

robekan jalan lahir.

Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.

Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan input-output cairan

Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan spesifik.

2. Penanganan Berdasarkan Etiologi

Setelah diketahui dengan pasti penyebab dari perdarahan postpartum.

Maka segera dilakukan tindakan spesifik berdasarkan penyebab

perdarahannya, yaitu sebagai berikut:

Page 26: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

12

a. Atonia Uteri

Bila penanganan umum telah dilakukan tetapi masih terjadi

perdarahan, penolong persalinan dapat melakukan tindakan spesifik yaitu

kompresi bimanual eksterna, kompresi bimanual interna, dan kompresi aorta

abdominalis.

Gambar 1. Kompresi Bimanual Eksterna

Sumber: www.edukia.org

Kompresi bimanual eksterna dilakukan dengan cara menekan uterus

melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah

telapak tangan yang melingkupi uterus. Lakukan pemantauan aliran darah

yang keluar, bila perdarahan berkurang, kompresi diteruskan, pertahankan

hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehatan

rujukan. Bila belum berhasil mengatasi perdarahan, dapat dilakukan

kompresi bimanual interna.

Gambar 2. Kompresi Bimanual Interna

Sumber : www.edukia.org

Page 27: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

13

Cara melakukan kompresi bimanual interna adalah uterus ditekan di

antara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina

untuk menjepit pembuluh darah di dalam miometrium (sebagai pengganti

mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang terjadi. Pertahankan

kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu hingga uterus

berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, dapat dilakukan

kompresi aorta abdominalis.

Dalam melakukan kompresi aorta abdominalis, kita harus meraba

arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri terlebih dahulu dan

pertahankan posisi tersebut. Genggam tangan kanan kemudian tekankan

pada daerah umbilicus secara tegak lurus dengan sumbu badan, hingga

mencapai kolumna vertebralis. Penekanan yang tepat akan menghentikan

atau mengurangi denyut arteri femoralis. Lihat hasil kompresi dengan

memperhatikan perdarahan yang terjadi.

Gambar 3. Kompresi Aorta Abdominalis

Sumber : ambulance.qld.gov.au

Apabila setelah dilakukan tindakan-tindakan tersebut namun

perdarahan tetap terjadi, lakukan pemasangan tampon uterovaginal dan

segera rujuk pasien untuk kemudian dilakukan histerektomi ataupun ligasi

arteri uterine dan ovarika (Saifuddin, 2009).

Page 28: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

14

b. Retensio Plasenta

Jika plasenta belum terlepas maka tidak akan menimbulkan

perdarahan yang banyak, namun harus diantisipasi dengan segera

melakukan plasenta manual dan dilanjutkan dengan pemberian obat

uterotonika. Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat

implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri

secara manual. Arti manual adalah dengan melakukan tindakan invasi dan

manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukan langsung ke dalam

kavum uteri. Jika dengan cara manual juga tidak dapat mengeluarkan

plasenta dan plasenta masih tertanam di dinding uterus maka dapat

dilakukan histerektomi (Saifuddin, 2009).

c. Sisa Plasenta

Apabila terdapat beberapa bagian plasenta yang tertinggal di dalam

rahim maka harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim, sisa plasenta

dikeluarkan secara manual yaitu dengan kuretase dan pemberian uterotonika

untuk menghentikan perdarahan (Mannuaba, 2007).

d. Trauma Jalan Lahir

Trauma jalan lahir dapat berupa laserasi atau luka lecet yang ringan,

ruptur perineum, robekan dinding vagina, robekan pada serviks, dan bahkan

yang terberat yaitu ruptura uteri. Apabila kontraksi uterus baik dan plasenta

lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lakukan

eksplorasi untuk memastikan apakah terjadi laserasi. Segera identifikasi

lokasi laserasi dan sumber perdarahan, semua sumber perdarahan harus

dijepit dengan klem, lakukan ligasi dengan benang yang dapat diserap, dan

lakukan penjahitan luka (Saifuddin, 2009).

e. Kelainan Pembekuan darah

Mannuaba (2007) mengatakan jika kontraksi uterus baik dan

eksplorasi secara manual telah menyingkirkan retensio plasenta, sisa

plasenta, dan trauma jalan lahir, maka kecurigaan penyebab perdarahan

adalah kelainan atau gangguan pembekuan darah. Tatalaksananya yaitu

segera perbaiki faktor pembekuan darah dengan pemberian trombosit.

Page 29: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

15

2.1.1.9 Pencegahan

Klasifikasi kehamilan risiko rendah dan risiko tinggi akan memudahkan

penyelenggara kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat

perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana

yang sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses

persalinan, semua kehamilan memiliki risiko untuk terjadinya patologi persalinan,

salah satunya adalah perdarahan postpartum. Antisipasi terhadap hal tersebut

dapat dilakukan sebagai berikut (Karkata, 2010):

1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan

mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat

hamil dan persalinan pasien tersebut dalam keadaan optimal.

2. Mengenal faktor predisposisi seperti multiparitas, anak besar, hamil

kembar, hidramnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan

kehamilan risiko tinggi lainnya yang risikonya akan muncul saat

persalinan.

3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam untuk pencegahan partus

lama.

4. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.

5. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan

menghindari persalinan dukun.

6. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan

mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

Page 30: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

16

2.1.2 Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada

perdarahan postpartum. Usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil

dan melahirkan yaitu antara 20-35 tahun, karena berada dalam masa

reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan

pada usia <20 tahun dan usia >35 tahun akan meningkat secara bermakna,

karena terpapar pada komplikasi baik medis maupun obstetrik yang dapat

membahayakan jiwa ibu (Mannuaba et al, 2009).

Pada wanita berusia kurang dari 20 tahun organ reproduksinya belum

berkembang dengan sempurna. Sedangkan wanita berusia lebih dari 35

tahun fungsi organ reproduksinya sudah mengalami penurunan (Mannuaba

et al, 2009). Fungsi organ reproduksi yang belum sempurna dan penurunan

fungsi tersebut akan menyebabkan tonus otot kurang adekuat, hingga timbul

atonia uteri. Atonia uteri inilah yang menyebabkan perdarahan postpartum

(Karkata, 2010).

Menurut BKKBN (2007) jika ingin memiliki kesehatan reproduksi

yang prima sebaiknya harus menghindari “4 terlalu”, 2 diantaranya

membahas mengenai usia ibu. T yang pertama yaitu terlalu muda artinya

hamil pada usia di bawah 20 tahun. Hal ini akan menimbulkan keguguran,

preeklampsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria), timbul kesulitan

dalam persalinan karena sistem reproduksi belum sempurna, bayi lahir

sebelum waktunya, BBLR, fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke

vagina), fistula retrovaginal (keluarnya gas dan tinja dari vagina) dan kanker

leher rahim. Pada ibu yang hamil pada usia muda, biasanya pinggul terlalu

kecil sehingga terjadinya partus macet lebih besar yang akan meningkatkan

risiko terjadinya perdarahan postpartum. T yang kedua adalah terlalu tua

artinya hamil di atas usia 35 tahun. Risiko yang mungkin terjadi jika hamil

pada usia tua adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia,

timbulnya kesulitan pada persalinan, perdarahan, BBLR, dan cacat bawaan.

Usia ibu yang relatif tua menyebabkan daya tahan ibu hamil mulai menurun

sehingga saat partus tidak kuat lagi mengejan. Selain itu fungsi alat

Page 31: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

17

reproduksi mulai menurun sehingga tidak mampu lagi menampung

kehamilan yang terjadi, bahkan dapat mengakibatkan kontraksi uterus tidak

kuat lagi yang berakibat menjadi perdarahan postpartum.

Berdasarkan perhitungan Odd Ratio dari penelitian di RSUD Majene

oleh Dina et al (2013) menunjukkan bahwa usia ibu di bawah 20 tahun atau

di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 3,1 kali

lebih besar dibanding ibu yang berusia 20 sampai 35 tahun. Hasil penelitian

tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sher Zaman et al (2007) bahwa pada

tingkat kepercayaan 95% ibu yang berusia di bawah 20 tahun atau di atas 30

tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 3,3 kali lebih besar

dibandingkan ibu yang berusia 20 sampai 29 tahun.

Page 32: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

18

2.2 Kerangka Teori

Keterangan:

Variabel utama yang diteliti

“Tone”

Atonia uteri

Subinvolusi uterus

“Thrombin” Gangguan

pembekuan darah

“Tissue”

Retensio plasenta

Sisa Plasenta

“Trauma” Ruptura uteri/perineum

Episiotomi

Hematom

Laserasi Tr.genital

Pembuluh darah

yang seharusnya

bisa tertutup masih

terbuka

Tidak mampu

menutup

perdarahan terbuka

dari tempat

implantasi plasenta

Gagalnya proses

penghentian darah

Plasenta tersisa di

dalam uterus

Perdarahan di

tempat trauma

Perdarahan Postpartum Riwayat perdarahan

postpartum

Terlalu tua

(>35 tahun)

Fungsi sistem

reproduksi

belum matang

Kondisi

uterus tidak

optimal

Jarak

antarkelahiran

Gemeli

Anak lahir besar

Multiparitas

Overdistensi

uterus

Penurunan

fungsi sistem

reproduksi

Usia Ibu

Tonus otot

tidak adekuat

Terlalu muda

(<20 tahun)

Panggul

terlalu kecil

Partus lama

Kelelahan

Page 33: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

19

2.3 Kerangka Konsep

Usia Ibu

Perdarahan Postpartum

Variabel Perancu

Anak Lahir Besar

Jarak Antarkelahiran

Gemeli

Riwayat Perdarahan Postpartum

Page 34: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus kontrol (case

control) berdasarkan data sekunder rekam medik di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu

Penelitian dilakukan dari Oktober 2014 hingga Desember 2014.

3.2.2 Tempat

Penelitian dilakukan di Installasi Rekam Medik RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

a. Populasi Target

Populasi target penelitian adalah semua ibu yang melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah data rekam medik ibu

bersalin yang mengalami perdarahan postpartum dan ibu bersalin yang tidak

mengalami perdarahan yang dirawat di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang sejak 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami perdarahan

postpartum dan ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum sejak 1

Januari 2013 sampai 31 Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

Page 35: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

21

Besar sampel dalam penelitian dihitung menggunakan rumus studi kasus

kontrol untuk pengujian hipotesis terhadap Odd Ratio:

P = R

(1 + R) n1=n2=

{Z

2+ Z√PQ}

2

(𝑃−1

2)

2

Keterangan :

n = besar sampel minimal pada kasus dan kontrol

Z = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu (=0.05 adalah 1.96)

Z = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu (=0.2 adalah 0.842)

Q = 1-P

R = odd ratio yang dianggap bermakna

Penentuan besar sampel berdasarkan variabel usia dengan OR = 3,1 diambil

dari penelitian terdahulu (Dina et al, 2013), sehingga didapat n:

P = 3,1

(1 + 3,1) =

3,1

4,1

n =

{1,96

2 + 0,842√3,14,1 x

14,1}

2

(3,14,1 −

12)

2

n = {0,98 + 0,362}2

(0,256)2

n = 1,800

0,066

= 27,26 ≈ 27

Maka diperoleh 27 sampel minimal yang dapat diterapkan pada kelompok

kasus (ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum) dan jumlah sampel

yang sama pada kelompok kontrol (ibu bersalin tanpa perdarahan postpartum).

Data kasus dipilih jika rekam medik berisi variabel yang dicari, sementara data

kontrol dipilih jika data berisi variabel penelitian yang dicari setelah dilakukan

matching jumlah paritas.

Page 36: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

22

3.3.3 Kriteria Inklusi

3.3.3.1 Kriteria Kasus

- Ibu yang bersalin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode

1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2013.

- Ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum.

- Kehamilan aterm (>37 minggu).

3.3.3.2 Kriteria Kontrol

- Ibu yang bersalin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode

1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2013.

- Ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum.

- Memiliki variabel jumlah paritas dalam kategori sama dengan sampel kasus.

- Kehamilan aterm (>37 minggu).

3.3.4 Kriteria Eksklusi

- Ibu bersalin yang data rekam mediknya tidak bisa ditemukan, berkasnya

tidak terbaca atau datanya tidak lengkap.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perdarahan postpartum.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia ibu.

3.4.3 Variabel Perancu

Variabel perancu (confounder) dalam penelitian ini yaitu selain variabel usia

ibu yang tercantum lengkap dalam rekam medik yang dapat memengaruhi

timbulnya perdarahan postpartum, diantaranya yaitu:

Jarak antarkelahiran

Gemeli

Berat bayi lahir

Riwayat perdarahan postpartum

Page 37: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

23

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Perdarahan postpartum

Perdarahan postpartum adalah perdarahan >500 ml setelah bayi lahir pada

persalinan per vaginam atau >1000 ml pada seksio sesarea atau sebagaimana

diagnosis yang tercantum dalam rekam medik. Pengukuran dilakukan dengan cara

melihat data yang ada dalam rekam medik. Dinyatakan dengan 1. Perdarahan

postpartum dan 2. Bukan perdarahan postpartum.

3.5.2 Usia

Usia adalah lamanya hidup pasien yang dinyatakan dalam tahun, dihitung

sejak lahir sampai ulang tahun terakhir atau sebagaimana tercantum dalam rekam

medik. Pengukuran dilakukan dengan cara melihat data yang ada dalam rekam

medik. Dinyatakan dengan 1. Usia risiko tinggi (<20 atau >35 tahun) dan 2. Usia

risiko rendah (20-35 tahun).

3.5.3 Jarak antarkelahiran

Jarak antarkelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai

kelahiran berikutnya atau sebagaimana tercantum dalam rekam medik.

Pengukuran dilakukan dengan cara melihat data yang ada dalam rekam medik.

Dinyatakan dengan 1. Jarak risiko tinggi (≤2 tahun) dan 2. Jarak risiko rendah (>2

tahun).

3.5.4 Gemeli

Gemeli didefenisikan sebagai suatu keadaan ibu melahirkan ≥2 bayi pada

satu kehamilan atau sebagaimana tercantum dalam rekam medik. Pengukuran

dilakukan dengan cara melihat data yang ada dalam rekam medik. Dinyatakan

dengan 1. Gemeli (≥ 2 janin) dan 2. Tidak gemeli (1 janin).

3.5.5 Berat bayi lahir

Berat bayi lahir (BBL) adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu satu

jam pertama setelah lahir atau sebagaimana tercantum dalam rekam medik.

Pengukuran dilakukan dengan cara melihat data yang ada dalam rekam medik.

Dinyatakan dengan 1. Berat badan lahir ≥4000 gram dan 2. Berat badan lahir

<4000 gram.

Page 38: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

24

3.5.6 Riwayat Perdarahan Postpartum

Riwayat perdarahan postpartum adalah perdarahan postpartum yang terjadi

pada persalinan sebelumnya atau sebagaimana tercatat dalam rekam medik.

Pengukuran dilakukan dengan cara melihat data yang ada dalam rekam medik.

Dinyatakan dengan 1. Ada riwayat Perdarahan Postpartum dan 2. Tidak ada

riwayat perdarahan postpartum.

3.6 Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder hasil pencatatan rekam

medik RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2013 sampai

31 Desember 2013. Rekam medik ibu bersalin dikumpulkan lalu diambil sampel

kasus dari ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum, dan sampel

kontrol dari ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum setelah

dilakukan matching jumlah paritas. Secara umum matching jumlah paritas

berdasarkan kategori primipara (paritas 1), multipara (paritas 2-4), dan

grandemultipara (paritas ≥5) (Mannuaba, 2008 dan Varney, 2006).

3.7 Rencana Cara Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Rencana Cara Pengolahan

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dipisahkan sesuai dengan

populasi yang diambil, yaitu populasi kasus (ibu yang melahirkan dengan

perdarahan postpartum) dan populasi kontrol (ibu yang melahirkan tanpa

perdarahan postpartum). Setelah itu dari masing-masing populasi kasus dan

populasi kontrol dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Kemudian

hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang dijelaskan dalam

bentuk narasi dan dilakukan analisis data.

Page 39: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

25

3.7.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memeroleh distribusi frekuensi masing-

masing variabel yang diteliti.

Tabel 2. Contoh Tabel Distribusi Jenis Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin

yang Dirawat di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013. Jenis Perdarahan Postpartum n Persentase (%)

Perdarahan postpartum primer

Perdarahan postpartum sekunder

Jumlah

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menghubungkan antara variabel

dependen dan variabel independen untuk mengetahui interaksi dua variabel

tersebut.

Tabel 3. Contoh Tabel Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum

Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Usia

Perdarahan Postpartum

Jumlah p value

OR

(95% CI)

Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Usia risiko

tinggi

Usia risiko

rendah

Jumlah

*analisis menggunakan uji Chi-Square

Tabel 4. Contoh Tabel Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan

Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun

2013

Berat Badan

Lahir

Perdarahan Postpartum

Jumlah p

value

OR

(95%

CI)

Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Berat badan

lahir ≥4000

Berat badan

lahir <4000

Jumlah *analisis menggunakan uji Chi-Square

Page 40: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

26

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model faktor risiko yang

paling baik dan sederhana yang dapat menggambarkan pengaruh usia ibu setelah

dikontrol variabel perancu yang terdiri dari jarak antarkelahiran, gemeli, berat

bayi lahir, dan riwayat perdarahan postpartum.

Page 41: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

27

3.8 Kerangka Operasional

Pengumpulan data rekam medik ibu bersalin yang dirawat

di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013

Kasus

Ibu bersalin dengan

perdarahan postpartum.

Kontrol

Ibu bersalin tanpa

perdarahan postpartum.

Analisis dan pengolahan data

Hasil penelitian

Matching jumlah paritas

Usia ibu

Jarak antarkelahiran

Gemeli

Berat bayi lahir

Riwayat perdarahan postpartum

Usia ibu

Jarak antarkelahiran

Gemeli

Berat bayi lahir

Riwayat perdarahan postpartum

Page 42: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian berjudul “Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum:

Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013” ini telah dilaksanakan di

installasi rekam medik RSUP dr. Mohammad Hoesin selama satu minggu, dimulai

sejak tanggal 18 Oktober 2014 sampai 25 Oktober 2014. Dalam penelitian ini

digunakan dua populasi, yaitu populasi kasus dan populasi kontrol. Populasi kasus

adalah pasien yang mengalami perdarahan postpartum dan populasi kontrol adalah

pasien yang tidak mengalami perdarahan postpartum.

Jumlah populasi kasus yang tercatat di bagian rekam medik tahun 2013

sebanyak 112 kasus perdarahan postpartum, namun hanya 101 data rekam medik

pasien perdarahan postpartum yang ditemukan. Untuk populasi kontrol diambil

rekam medik pasien yang melahirkan tanpa perdarahan postpartum dengan jumlah

yang sama dengan populasi kasus setelah dilakukan matching dengan kategori

jumlah paritas. Sehingga juga didapat data sebanyak 101 data. Namun dalam

proses pengolahan data, jumlah data yang digunakan bervariasi tergantung

kelengkapan data dengan perbandingan kasus 1 : 1 kontrol.

Berdasarkan tabel 5 berikut didapatkan bahwa jumlah sampel variabel usia,

berat bayi lahir, gemeli, dan riwayat perdarahan postpartum masing-masing

sebanyak 101 sampel pada populasi kasus dan 101 sampel pada populasi kontrol.

Lalu pada variabel jarak antarkelahiran hanya digunakan 63 sampel pada populasi

kasus dan 63 sampel pada populasi kontrol, karena sisanya termasuk kategori

primipara atau data tidak lengkap dan tidak terbaca. Sedangkan variabel jenis dan

etiologi perdarahan postpartum hanya digunakan populasi kasus sebanyak 101

sampel. Variabel kadar hemoglobin dan trombosit juga hanya menggunakan

sampel pada populasi kasus, yaitu sebanyak 93 sampel hemoglobin dan 90 sampel

trombosit. Berikut rincian data yang dapat dianalisis:

Page 43: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

29

Tabel 5. Distribusi Jumlah Sampel Kasus Kontrol Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 No Variabel Jumlah Kasus

(n)

Jumlah Kontrol

(n)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Usia

Jarak antarkelahiran

Berat bayi lahir

Gemeli

Riwayat PPP

Jenis PPP

Etiologi PPP

Hemoglobin

Trombosit

101

63

101

101

101

101

101

93

90

101

63

101

101

101

-

-

-

-

4.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian

a. Distribusi Jenis Perdarahan Postpartum

Berdasarkan waktu terjadinya perdarahan postpartum (PPP) dapat dibagi

menjadi perdarahan postpartum primer dan perdarahan postpartum sekunder.

Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yaitu perdarahan

postpartum yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utamanya

adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan

inversio uteri. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)

yaitu perdarahan postpartum yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran.

Penyebab yang tersering adalah sisa plasenta (Karkata, 2010).

Berdasarkan tabel 6 berikut terlihat bahwa pada tahun 2013 didapatkan 101

kasus perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, dengan

perdarahan postpartum primer sebanyak 89 (88,12%) sampel dan perdarahan

postpartum sekunder sebanyak 12 (11,88%) sampel. Distribusi frekuensi kasus

perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 Jenis Perdarahan Postpartum n Persentase (%)

Perdarahan postpartum primer

Perdarahan postpartum sekunder

89

12

88,12

11,88

Jumlah 101 100

Page 44: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

30

b. Distribusi Etiologi Perdarahan Postpartum

Penyebab perdarahan postpartum adalah kelainan salah satu atau gabungan

dari empat penyebab dasar. Empat penyebab dasar tersebut meliputi 4T, yaitu tone

atau kurangnya kontraksi uteri setelah persalinan, trauma pada jalan lahir, tissue

atau sisa jaringan produk konsepsi, dan thrombin atau kelainan koagulasi darah

(Evensen dan Anderson, 2013).

Gangguan tone didapatkan sebanyak 5 (4,95%) sampel, yaitu atonia uteri 4

(3,96%) sampel dan subinvolusi uterus 1 (0,99%) sampel. Gangguan tissue

didapatkan sebanyak 57 (56,5%) sampel, yaitu retensio plasenta 34 (33,67%)

sampel dan sisa plasenta 23 (22,77%) sampel. Gangguan trauma didapatkan

sebanyak 31 (30,7%) sampel, yaitu laserasi jalan lahir 27 (26,73%) sampel, ruptur

perineum 2 (1,98%) sampel, hematom 1 (0,99%) sampel, dan luka episiotomi 1

(0,99%) sampel. Sedangkan etiologi campuran didapatkan sebanyak 8 (7,92%)

sampel, dan tidak didapatkan kasus dengan gangguan thrombin. Etiologi

terbanyak kasus perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013 adalah retensio plasenta dengan 34 (33,67%) kasus.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Etiologi Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 Etiologi n Persentase (%)

Tone

Atonia Uteri

Subinvolusi Uterus

Tissue

Retensio Plasenta

Sisa Plasenta

Trauma

Laserasi Jalan Lahir

Ruptur Perineum

Hematom

Luka Episiotomi

Thrombin

Kelainan Koagulasi Darah

Campuran

Atonia Uteri dan Sisa Plasenta

Atonia Uteri dan Laserasi Jalan Lahir

Retensio Plasenta dan Laserasi Jalan Lahir

Sisa Plasenta dan Laserasi Jalan Lahir

4

1

34

23

27

2

1

1

0

2

1

1

4

3,96

0,99

33,67

22,77

26,73

1,98

0,99

0,99

0

1,98

0,99

0,99

3,96

Jumlah 101 100

Page 45: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

31

c. Distribusi Sampel Menurut Jumlah Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran aterm yang dialami oleh seorang wanita

(Mannuaba, 2008). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan

grandemultipara (Prawirohardjo, 2009).

Pada tabel 8 di bawah didapatkan bahwa dari 101 sampel kasus, diperoleh

kategori primipara sebanyak 25 (24,75%) sampel, multipara sebanyak 68

(67,32%) sampel dan kategori grandemultipara sebanyak 8 (7,92%) sampel.

Kemudian dicari populasi kontrol dengan jumlah yang sama berdasarkan kategori

paritas tersebut. Penentuan matching sampel (kasus dan kontrol) berdasarkan

kategori paritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Matching Sampel Berdasarkan Kategori Paritas Paritas n Persentase (%)

Primipara

Multipara

Grandemultipara

25

68

8

24,75

67,33

7,92

Jumlah 101 100

d. Distribusi Usia Ibu

Usia adalah lamanya hidup pasien yang dinyatakan dalam tahun, dihitung

sejak lahir sampai ulang tahun terakhir atau sebagaimana tercantum dalam rekam

medik. Sedangkan usia ibu hamil adalah usia ibu yang diperoleh saat datang ke

rumah sakit untuk melahirkan.

Berdasarkan tabel 9 berikut didapatkan bahwa pada populasi kasus yang

termasuk dalam kategori usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 29

(67,4%) sampel dan pada populasi kontrol sebanyak 14 (32,6%) sampel.

Sedangkan untuk usia risiko rendah (20-35 tahun) pada populasi kasus sebanyak

72 (45,3%) sampel dan pada populasi kontrol sebanyak 87 (54,7%) sampel.

Distribusi usia pada populasi kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Page 46: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

32

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Usia

Usia Kasus Kontrol Jumlah

n % n % N %

Usia risiko tinggi 29 67,4 14 32,6 43 100

Usia risiko rendah 72 45,3 87 54,7 159 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Perbandingan karakteristik usia pada populasi kasus dan populasi kontrol dapat

dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Perbandingan Karakteristik Usia

Usia Min Max Mean

Standar

Deviasi

Usia populasi kasus 18 49 30,28 6,615

Usia populasi kontrol 18 43 28,35 5,611

e. Distribusi Berat Badan Lahir

Berat badan lahir (BBL) adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam 1

jam pertama setelah lahir dan dinyatakan dengan gram (Kosim et al, 2009).

Dalam penelitian ini dari 7 pasien yang memiliki berat badan lahir ≥4000

gram didapatkan 5 (71,4%) sampel pada populasi kasus dan 2 (28,6%) sampel

pada populasi kontrol. Sementara itu pasien dengan berat badan lahir <4000 gram

didapatkan 195 sampel, dengan 96 (49,02%) sampel pada populasi kasus dan 99

(50,8%) sampel pada populasi kontrol. Distribusi berat badan lahir pada populasi

kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Berat Badan Lahir

Berat Badan Lahir Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

BBL ≥4000 gram 5 71,4 2 28,6 7 100

BBL <4000 gram 96 49,2 99 50,8 195 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Perbandingan karakteristik BBL pada populasi kasus dan populasi kontrol dapat

dilihat pada tabel 12 berikut:

Page 47: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

33

Tabel 12. Perbandingan Karakteristik Berat Badan Lahir (BBL) BBL

Min Max Mean Standar

Deviasi

BBL Populai Kasus 1200 4900 3036,14 582,89

BBL Populasi Kontrol 1300 5000 2968,07 578,84

f. Distribusi Jarak Antarkelahiran

Menurut Gitta (2007) jarak antarkelahiran adalah waktu sejak kelahiran

sebelumnya sampai kelahiran berikutnya. Pada penelitian ini untuk variabel jarak

antarkelahiran hanya digunakan 126 sampel (63 sampel pada populasi kasus dan

63 sampel pada populasi kontrol), karena sisanya termasuk kategori primipara

atau rekam medik tidak mencantumkan jarak antarkelahiran. Setelah dianalisis

dari 19 pasien yang memiliki jarak risiko tinggi (≤2 tahun) didapatkan 12 (63,2%)

sampel pada populasi kasus dan 7 (36,8%) sampel pada populasi kontrol.

Sementara itu pasien dengan jarak risiko rendah (>2 tahun) didapatkan 107

sampel, dengan 51 (47,7%) sampel pada populasi kasus dan 56 (52,3%) sampel

pada populasi kontrol. Distribusi jarak antarkelahiran pada populasi kasus dan

kontrol dapat dilihat pada tabel 13 berikut:

Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Jarak Antarkelahiran

Jarak Antarkelahiran Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Jarak risiko tinggi 12 63,2 7 36,8 19 100

Jarak risiko rendah 51 47,7 56 52,3 107 100

Jumlah 63 50 63 50 126 100

Perbandingan karakteristik jarak antarkelahiran pada populasi kasus dan populasi

kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Perbandingan Karakteristik Jarak Antarkelahiran

Jarak Antarkelahiran Min Max Mean

Standar

Deviasi

Jarak Populasi Kasus 1 17 5,94 3,72

Jarak Populasi Kontrol 1 12 4,71 2,37

Page 48: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

34

g. Distribusi Gemeli

Karkata (2010) menyatakan bahwa gemeli adalah suatu kehamilan dengan

dua janin atau lebih. Dalam penelitian ini gemeli dicatat bila ibu melahirkan ≥2

bayi pada satu kehamilan atau sebagaimana tercantum dalam rekam medik.

Dalam penelitian ini hanya didapatkan 1 (100%) sampel gemeli pada

populasi kontrol sedangkan pada populasi kasus tidak dijumpai kasus gemeli

(0%). Distribusi gemeli pada populasi kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel

15 berikut:

Tabel 15. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Gemeli

Gemeli Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Gemeli 0 0 1 100 1 100

Tidak gemeli 101 50,2 100 49,8 201 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

h. Distribusi Riwayat Perdarahan Postpartum

Riwayat perdarahan postpartum adalah perdarahan postpartum yang terjadi

pada persalinan sebelumnya atau sebagaimana tercatat dalam rekam medik.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 2 ibu yang memiliki riwayat

perdarahan postpartum didapatkan 2 (100%) sampel pada populasi kasus dan 0

(0%) sampel pada populasi kontrol. Distribusi riwayat perdarahan postpartum

pada populasi kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 16 berikut:

Tabel 16. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Riwayat Perdarahan

Postpartum

Riwayat Perdarahan

Postpartum

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Ada riwayat perdarahan

postpartum

2

100

0

0

2 100

Tidak ada riwayat

perdarahan postpartum

99 49,5 101 50,5 200 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

i. Distribusi Kadar Hemoglobin dan Trombosit

Perdarahan postpartum menyebabkan kehilangan darah >500 ml pada

persalinan pervaginam atau >1000 ml pada seksio sesarea, sehingga bila dibiarkan

Page 49: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

35

tanpa penanganan yang tepat dan akurat akan mengakibatkan hilangnya banyak

komponen darah. Termasuk turunnya kadar Hb dan trombosit di bawah nilai

normal. Secara umum kadar trombosit dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori,

yaitu trombositopenia (<150.000/mm3), trombosit normal (150.000-

450.000/mm3), dan trombositosis (>450.000/mm3). Berdasarkan klasifikasi WHO

kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi menjadi beberapa kategori

yaitu Hb normal (Hb≥11 gr%), anemia ringan (Hb 9-11 gr%), anemia sedang (Hb

7-9 gr%), anemia berat (Hb <7 gr%) (Mannuaba, 2009).

Dari penelitian didapatkan distribusi kadar Hb postpartum yaitu Hb normal

sebanyak 11 (11,8%) sampel, anemia ringan 20 (21,5%) sampel, anemia sedang

34 (36,6%) sampel, dan anemia berat sebesar 28 (30,1%) sampel. Sedangkan

distribusi kadar trombosit didapatkan trombositopenia sebanyak 15 (16,7%)

sampel, trombosit normal 72 (80,0%) sampel, dan trombositosis sebanyak 3

(3,3%) sampel. Distribusi kadar Hb dan kadar trombosit dapat dilihat di tabel

berikut:

Tabel 17. Distribusi Kadar Hb Postpartum Kadar Hb n Persentase (%)

Hb normal

Anemia ringan

Anemia sedang

Anemia berat

11

20

34

28

11,8

21,5

36,6

30,1

Jumlah 93 100

Tabel 18. Distribusi Kadar Trombosit Postpartum Kadar Trombosit n Persentase (%)

Trombositopenia

Trombosit normal

Trombositosis

15

72

3

16,7

80,0

3,3

Jumlah 90 100

Page 50: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

36

4.1.2 Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

digunakan uji statistik Chi-Square.

a. Hubungan antara Usia dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian dari 43 ibu yang memiliki usia risiko tinggi

(<20 tahun dan >35 tahun) didapatkan 29 (67,4%) sampel pada populasi kasus

dan 14 (32,6%) sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p

sebesar 0,016 yang berarti ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum

pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013.

Secara statistik diperoleh nilai OR=2,503 yang berarti ibu bersalin dengan usia

<20 tahun dan >35 tahun mempunyai peluang 2,503 kali untuk terjadinya

perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu bersalin dengan usia 20-35 tahun.

Hubungan antara usia dan perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 19

berikut:

Tabel 19. Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan

di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Usia

Perdarahan Postpartum

Jumlah p value

OR

(95% CI)

Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Usia risiko

tinggi 29 67,4 14 32,6 43 100

0,016 2,503

(1,230-5,092) Usia risiko

rendah 72 45,3 87 54,7 159 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

b. Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan data hasil penelitian, dari 7 ibu yang memiliki berat badan lahir

≥4000 gram didapatkan 5 (71,4%) sampel pada populasi kasus dan 2 (28,6%)

sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 0,445

yang berarti tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=2,578 yang berarti ibu yang

melahirkan bayi dengan berat ≥4000 gram mempunyai peluang 2,578 kali untuk

Page 51: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

37

terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu yang melahirkan anak

dengan berat <4000 gram. Hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan

postpartum dapat dilihat pada tabel 20 berikut:

Tabel 20. Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Berat Badan

Lahir

Perdarahan Postpartum

Jumlah p

value

OR

(95% CI) Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Berat badan

lahir ≥4000 5 71,4 2 28,6 7 100

0,445

2,578

(0,688-

5,150) Berat badan

lahir <4000 96 49,2 99 50,8 195 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

c. Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan data hasil penelitian, dari 19 ibu yang memiliki jarak

antarkelahiran ≤2 tahun didapatkan 12 (63,2%) sampel pada populasi kasus dan 7

(36,8%) sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar

0,319 yang berarti tidak ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=1,882 yang berarti ibu bersalin

dengan jarak antarkelahiran ≤2 tahun mempunyai peluang 1,882 kali untuk

terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu bersalin dengan jarak

antarkelahiran >2 tahun. Hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan

postpartum dapat dilihat pada tabel 21 berikut:

Tabel 21. Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Jarak

Antarkelahiran

Perdarahan Postpartum

Jumlah p

value

OR

(95% CI) Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Jarak risiko tinggi 12 63,2 7 36,8 19 100

0,319

1,882

(0,688-

5,150)

Jarak risiko

rendah 51 47,7 56 52,3 107 100

Jumlah 63 50 63 50 126 100

Page 52: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

38

d. Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan data hasil penelitian, hanya terdapat 1 (100%) sampel dengan

gemeli pada populasi kontrol, sedangkan pada populasi kasus tidak terdapat data

gemeli (0%).

Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 1,000 yang berarti tidak ada

hubungan antara gemeli dan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan nilai odd ratio tidak

bisa didapatkan karena tidak terdapat sampel pada salah satu populasi. Hubungan

antara gemeli dan perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 22 berikut:

Tabel 22. Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Gemeli

Perdarahan Postpartum

Jumlah p

value

OR

(95% CI)

Perdarahan Tidak

perdarahan

n % N % N %

Gemeli 0 0 1 100 1 100 1,000 -

Tidak gemeli 101 50,2 100 49,8 201 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

e. Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum dan Perdarahan

Postpartum

Berdasarkan data hasil penelitian, dari 2 ibu yang memiliki riwayat

perdarahan postpartum didapatkan 2 (100%) sampel pada populasi kasus dan

tidak dijumpai sampel pada populasi kontrol (0%). Setelah analisis diperoleh nilai

p sebesar 0,498 yang berarti tidak ada hubungan antara riwayat perdarahan

postpartum dan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan nilai odd ratio tidak bisa

didapatkan karena tidak terdapat sampel pada salah satu populasi. Hubungan

antara riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum dapat dilihat

pada tabel 23 berikut:

Page 53: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

39

Tabel 23. Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum dan Perdarahan

Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun

2013

Riwayat Perdarahan

Postpartum

Perdarahan Postpartum

Jumlah p value

OR

(95%

CI)

Perdarahan Tidak

perdarahan

n % n % n %

Ada riwayat

perdarahan postpartum

2

100

0

0

2 100

0,498 Tidak ada riwayat

perdarahan postpartum

99 49,5 101 50,5 200 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

4.1.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistik

untuk mendapat model terbaik yang menggambarkan hubungan antara usia dan

perdarahan postpartum setelah dikontrol beberapa variabel perancu (Riyanto,

2012).

Berdasarkan analisis multivariat, didapatkan 2 variabel yang berhubungan

terhadap timbulnya perdarahan postpartum, yaitu usia dan jarak antarkelahiran.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa ibu dengan usia risiko tinggi (<20 dan >35

tahun) mempunyai risiko mengalami perdarahan postpartum 3,266 kali lebih besar

dibandingkan ibu dengan usia risiko rendah (20-35 tahun) setelah dikontrol

variabel jarak antarkelahiran. Model akhir uji regresi logistik dapat dilihat pada

tabel 24 berikut:

Tabel 24. Model Akhir Uji Regresi Logistik

Variabel

B Sig Exp(B) 95% C.I. forEXP(B)

Lower Upper

Usia 1,184 0,011 3,266 1,304 8,178

Jarak Antarkelahiran 0,681 0,195 1,975 0,705 5,533

Constant -3,377

Page 54: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

40

4.2 Pembahasan

a. Etiologi Perdarahan Postpartum

Dalam penelitian ini penyebab utama perdarahan postpartum di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013 adalah retensio plasenta yaitu sebesar

33,67%, diikuti laserasi jalan lahir 26,73%, sisa plasenta 22,77%, atonia uteri

3,96%, dan lain-lain.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suryani (2007) di

Rumah Sakit Umum dr. Pringadi Medan, yang menemukan bahwa penyebab

utama perdarahan postpartum adalah retensio plasenta (53,7%), diikuti laserasi

jalan lahir (29,3%), atonia uteri (14,6%), dan inversio uteri (2,4%). Namun

penelitian ini tidak sesuai dengan yang dinyatakan oleh Parisaei et al (2008)

bahwa penyebab perdarahan postpartum sebesar 90% karena atonia uteri, 7%

robekan jalin lahir, dan 3% lainnya karena retensio plasenta serta gangguan

pembekuan darah. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Sari dan

Sukamto (2011) di RS dr. H. Anshari Shaleh Banjarmasin bahwa perdarahan

postpartum disebabkan karena atonia uteri (48,8%), retensio plasenta (28%), dan

laserasi jalan lahir (23,2%).

Hal ini menunjukkan etiologi perdarahan postpartum di setiap daerah sangat

beragam. Sehingga penyebab utama perdarahan postpartum tidak bisa diprediksi

secara pasti berdasarkan epidemiologi dari daerah lain. Perbedaan etiologi ini juga

bisa terjadi karena standar penegakkan diagnosis etiologi perdarahan postpartum

antara rumah sakit satu dan rumah sakit lainnya berbeda-beda, sehingga sudah

pasti terjadi perbedaan persentase etiologi.

Retensio plasenta terjadi karena kelainan pada dinding uterus ibu sendiri.

Plasenta tidak lepas dari dinding uterus sehingga tidak lahir dalam waktu setengah

jam setelah janin lahir. Kontraksi uterus kurang kuat ataupun plasenta melekat

erat pada dinding uterus sehingga plasenta tidak dapat lahir (Wiknjosastro, 2009).

Page 55: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

41

b. Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 43 ibu yang memiliki usia risiko tinggi

(<20 tahun dan >35 tahun) didapatkan 29 (67,4%) sampel pada populasi kasus

dan 14 (32,6%) sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p

sebesar 0,016 yang berarti ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum

pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013.

Secara statistik diperoleh nilai OR=2,503 yang berarti ibu bersalin dengan usia

<20 tahun dan >35 tahun mempunyai peluang 2,503 kali untuk terjadinya

perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu bersalin dengan usia 20-35 tahun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di RSUD Majene oleh Dina et

al (2013) yang menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% usia ibu di

bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan

postpartum 3,1 kali lebih besar dibanding ibu yang berusia 20 sampai 35 tahun.

Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Sher Zaman et al

(2007) bahwa pada tingkat kepercayaan 95% ibu yang berusia di bawah 20 tahun

atau di atas 30 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 3,3 kali

lebih besar dibandingkan ibu yang berusia 20 sampai 29 tahun.

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada

perdarahan postpartum. Usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan

melahirkan yaitu antara 20-35 tahun, karena berada dalam masa reproduksi sehat.

Kematian maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan pada usia <20 tahun dan

usia >35 tahun akan meningkat secara bermakna, karena terpapar pada komplikasi

baik medis maupun obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu. Pada wanita

berusia kurang dari 20 tahun organ reproduksinya belum berkembang dengan

sempurna. Sedangkan wanita berusia lebih dari 35 tahun fungsi organ

reproduksinya sudah mengalami penurunan (Mannuaba et al, 2009). Fungsi organ

reproduksi yang belum sempurna dan proses penuaan tersebut akan menyebabkan

tonus otot kurang adekuat, hingga timbul atonia uteri. Atonia uteri inilah yang

menyebabkan perdarahan postpartum (Karkata, 2010).

Page 56: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

42

c. Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 7 ibu yang memiliki berat badan lahir

≥4000 gram didapatkan 5 (71,4%) sampel pada populasi kasus dan 2 (28,6%)

sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 0,445

yang berarti tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=2,578 yang berarti ibu yang

melahirkan bayi dengan berat ≥4000 gram mempunyai peluang 2,578 kali untuk

terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu yang melahirkan anak

dengan berat <4000 gram.

Penelitian ini tidak sejalan dengan teori Cunningham et al (2012) bahwa

Bayi dengan berat lahir ≥4000 gram berhubungan dengan perdarahan postpartum,

yaitu karena laserasi jalan lahir. Bayi berat lahir lebih juga mengakibatkan

overdistensi uterus sehingga lebih berisiko menyebabkan atonia uteri dan pada

akhirnya menyebabkan perdarahan postpartum. Penelitian ini juga tidak sesuai

dengan teori yang dikemukakan Bratakoesoema dan Angsar (2011), yang

menyatakan bahwa Bayi yang dilahirkan dengan berat ≥4000 gram sering sekali

menyebabkan perdarahan postpartum dengan penyebab laserasi jalan lahir.

Karena Bayi besar dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan

sehingga terjadi robekan pada jalan lahir.

Pada penelitian ini berat badan lahir tidak bermakna secara statistik

memengaruhi perdarahan postpartum bisa disebabkan karena beberapa

kemungkinan. Pertama besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat

menggambarkan pengaruh berat badan lahir terhadap perdarahan postpartum.

Kedua karakteristik setiap daerah berbeda-beda untuk kejadian tertentu, jadi

jumlah sampel minimal yang dihitung berdasarkan penelitian dari daerah lain

tidak bisa dijadikan acuan pasti. Ketiga sampel yang diambil tidak

menggambarkan populasi secara keseluruhan. Terakhir kemungkinan distribusi

karakteristik sampel tidak merata pada populasi kasus maupun kontrol. Contoh

bisa saja suatu sampel memiliki usia risiko tinggi, namun pada sampel yang sama

jarak antar kelahiran dan berat bayi lahirnya normal, begitu juga sebaliknya.

Page 57: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

43

d. Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 19 ibu yang memiliki jarak antarkelahiran

≤2 tahun didapatkan 12 (63,2%) sampel pada populasi kasus dan 7 (36,8%)

sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 0,319

yang berarti tidak ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=1,882 yang berarti ibu bersalin

dengan jarak antarkelahiran ≤2 tahun mempunyai peluang 1,882 kali untuk

terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu bersalin dengan jarak

antarkelahiran >2 tahun.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi dan Yamin (2011) di RSUD Abdoel Moloek Lampung yang menyatakan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat hubungan signifikan antara jarak

antarkelahiran ≤2 tahun dan perdarahan postpartum dengan Odd Ratio 4,282.

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Suryani (2007) di Rumah Sakit Umum dr. Pringadi Medan yang menyatakan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95% jarak antarkelahiran ≤2 tahun memiliki

hubungan yang signifikan terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan Odd

Ratio 3,143.

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori Armagustini (2010)

bahwa jarak persalinan kurang dari 2 tahun mengakibatkan kelemahan dan

kelelahan otot rahim, sehingga cenderung akan terjadi perdarahan postpartum.

Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumya kurang dari 2 tahun, kondisi rahim

dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik, sehingga cenderung mengalami

partus lama dan perdarahan postpartum. Disamping itu persalinan yang berturut-

turut dalam jarak waktu singkat mengakibatkan uterus menjadi fibrotik, sehingga

mengurangi daya kontraksi dan retraksi uterus. Kondisi seperti ini berakibat

terjadinya perdarahan postpartum.

Pada penelitian ini jarak antarkelahiran tidak bermakna secara statistik

memengaruhi perdarahan postpartum bisa disebabkan karena beberapa

Page 58: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

44

kemungkinan. Pertama besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat

menggambarkan pengaruh jarak antarkelahiran terlalu singkat terhadap

perdarahan postpartum. Kedua karakteristik setiap daerah berbeda-beda untuk

kejadian tertentu, jadi jumlah sampel minimal yang dihitung berdasarkan

penelitian dari daerah lain tidak bisa dijadikan acuan pasti. Ketiga sampel yang

diambil tidak menggambarkan populasi secara keseluruhan. Terakhir

kemungkinan distribusi karakteristik sampel tidak merata pada populasi kasus

maupun kontrol.

e. Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, tidak didapatkan sampel pada populasi kasus

dan hanya terdapat 1 (100%) sampel dengan gemeli pada populasi kontrol.

Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 1,000 yang berarti tidak ada hubungan

antara gemeli dan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan nilai odd ratio tidak bisa

didapatkan karena tidak terdapat sampel pada salah satu populasi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Karkata (2010) bahwa gemeli

dapat menyebabkan distensi berlebihan pada uterus, sehingga menyebabkan otot

miometrium tidak berkontraksi secara adekuat. Akibatnya timbul atonia uteri

sebagai penyebab langsung perdarahan postpartum. Selain itu gemeli juga dapat

menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan, sehingga besar kemungkinan

timbulnya laserasi jalan lahir.

Pada penelitian ini gemeli tidak bermakna secara statistik memengaruhi

perdarahan postpartum bisa disebabkan karena beberapa kemungkinan. Pertama

tidak adanya sampel gemeli pada salah satu populasi, sehingga nilai hubungan

antara gemeli dan perdarahan postpartum tidak dapat dihitung. Kedua besar

sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat menggambarkan pengaruh

gemeli terhadap perdarahan postpartum. Ketiga karakteristik setiap daerah

berbeda-beda untuk kejadian tertentu, jadi jumlah sampel minimal yang dihitung

berdasarkan penelitian dari daerah lain tidak bisa dijadikan acuan pasti. Keempat

sampel yang diambil tidak menggambarkan populasi secara keseluruhan. Terakhir

Page 59: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

45

kemungkinan distribusi karakteristik sampel tidak merata pada populasi kasus

maupun kontrol.

f. Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum dan Perdarahan

Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, tidak didapatkan sampel pada populasi kasus

dan hanya terdapat 2 (100%) sampel dengan riwayat perdarahan postpartum pada

populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p sebesar 0,498 yang berarti tidak

ada hubungan antara riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum

pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013.

Sedangkan nilai odd ratio tidak bisa didapatkan karena tidak terdapat sampel pada

salah satu populasi.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi

dan Yamin (2011) di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung yang menyatakan

bahwa riwayat perdarahan postpartum memiliki hubungan yang signifikan

terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan Odd Ratio 7,408 (95 %CI:

3,781-14,517).

Pada penelitian ini riwayat perdarahan postpartum tidak bermakna secara

statistik memengaruhi perdarahan postpartum bisa disebabkan karena beberapa

kemungkinan. Pertama tidak adanya sampel dengan riwayat perdarahan

postpartum pada salah populasi kontrol, sehingga nilai hubungan antara adanya

riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum tidak dapat dihitung.

Kedua besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat menggambarkan

pengaruh riwayat perdarahan posrpatum terhadap perdarahan postpartum. Ketiga

karakteristik setiap daerah berbeda-beda untuk kejadian tertentu, jadi jumlah

sampel minimal yang dihitung berdasarkan penelitian dari daerah lain tidak bisa

dijadikan acuan pasti. Keempat sampel yang diambil tidak menggambarkan

populasi secara keseluruhan. Terakhir kemungkinan distribusi karakteristik

sampel tidak merata pada populasi kasus maupun kontrol.

Page 60: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

46

g. Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan Postpartum setelah

Dikontrol Variabel Perancu

Berdasarkan analisis multivariat, didapatkan 2 variabel yang berhubungan

terhadap timbulnya perdarahan postpartum, yaitu usia dan jarak antarkelahiran.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35

tahun) mempunyai risiko mengalami perdarahan postpartum 3,266 kali lebih besar

dibandingkan ibu dengan usia risiko rendah (20-35 tahun) setelah dikontrol

variabel jarak antarkelahiran.

Apabila dibandingkan pada analisis bivariat jarak antarkelahiran tidak

berhubungan secara statistik terhadap timbulnya perdarahan postpartum, padahal

pada analisis multivariat jarak antarkelahiran juga merupakan faktor risiko

timbulnya perdarahan postpartum. Hal ini bisa terjadi karena pada analisis

multivariat variabel-variabel lain ikut dianalisis sekaligus, sehingga dapat dilihat

perbandingan besar pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel

dependen dibandingkan variabel independen lain.

Ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) fungsi organ

reproduksinya tidak optimal sehingga dapat menyebabkan tonus otot rahim tidak

adekuat. Dampaknya dapat timbul perdarahan postpartum. Bila jarak

antarkelahiran dengan anak sebelumya ≤2 tahun, kondisi otot rahim dan kesehatan

ibu belum pulih dengan baik, sehingga juga cenderung mengalami partus lama

dan perdarahan postpartum. Oleh karena itu, pada ibu usia risiko tinggi dan jarak

antar kelahiran ≤2 tahun harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan fasilitas

dan pengawasan yang optimal sehingga persalinannya dapat berjalan dengan baik.

Page 61: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

47

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini dijumpai beberapa kendala, diantaranya:

1. Tidak lengkapnya jumlah rekam medik yang diperlukan, dikarenakan rekam

medik yang tidak bisa ditemukan di installasi rekam medik.

2. Tidak lengkapnya data yang tercantum dalam rekam medik. Sebagian besar

disebabkan karena pasien merupakan rujukan dari fasilitas kesehatan lain,

sehingga riwayat penyakit/data pengobatan sebelumnya tidak tercantum

dalam rekam medik. Data yang tidak lengkap juga menyebabkan variabel

lain yang dapat memengaruhi timbulnya perdarahan postpartum seperti lama

partus, anemia dalam kehamilan, gangguan koagulasi darah tidak dapat

diteliti.

3. Proses pencatatan rekam medik yang kurang rapi, menyebabkan adanya

rekam medik yang tidak dapat terbaca. Pencatatan rekam medik juga

terkadang kurang akurat atau kurang teliti menyebabkan bias informasi.

Sehingga menyebabkan perbedaan hasil data dibanding teori yang ada.

4. Keterbatasan waktu, sehingga jumlah sampel yang bisa digunakan juga

terbatas.

Page 62: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dengan metode kasus kontrol yang dilakukan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013, dapat disimpulkan:

1. Kasus perdarahan postpartum primer lebih banyak daripada kasus

perdarahan postpartum sekunder.

2. Etiologi terbanyak kasus perdarahan postpartum adalah retensio plasenta

(33,67%).

3. Distribusi usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) pada populasi

kasus terdapat 29 (67,4%) sampel dibanding pada populasi kontrol

sebanyak 14 (32,6%) sampel. Sedangkan usia risiko rendah (20-35 tahun)

pada populasi kasus terdapat 72 (45,3%) sampel dibandingkan populasi

kontrol sebanyak 87 (54,7%) sampel.

4. Ada hubungan antara usia ibu risiko tinggi dan perdarahan postpartum

dengan kecenderungan 2,503 kali untuk terjadinya perdarahan postpartum

dibandingkan usia ibu risiko rendah.

5. Variabel jarak antarkelahiran, berat badan lahir, gemeli, dan riwayat

perdarahan postpartum tidak memiliki hubungan bermakna terhadap

perdarahan postpartum.

6. Ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) memiliki risiko

mengalami perdarahan postpartum 3,266 kali lebih besar dibandingkan

usia risiko rendah (20-35 tahun) setelah dikontrol dengan variabel jarak

antarkelahiran.

Page 63: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

49

5.2 Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal penting yang

perlu dipertimbangkan, diantaranya :

Bagi ibu hamil

Mempersiapkan diri sebelum hamil dengan memperbaiki keadaan umum

dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada

saat hamil dan persalinan pasien tersebut dalam keadaan optimal.

Melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) secara

berkala, sehingga dapat segera dideteksi faktor predisposisi seperti usia

risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun), multiparitas, anak besar, gemeli,

jarak antarkelahiran terlalu dekat, dan ada riwayat PPP sebelumnya, serta

faktor-faktor risiko lain terjadinya perdarahan postpartum sehingga dapat

dilakukan upaya pencegahannya.

Pada ibu dengan kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah

sakit rujukan. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan

terlatih dan menghindari persalinan dukun.

Bagi Fasilitas Kesehatan/Dinas Kesehatan

Perlu direncanakannya suatu program pencegahan dan penanggulangan

perdarahan postpartum.

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan adanya penelitian berkelanjutan dalam skala besar untuk

melihat faktor risiko lain yang berhubungan dengan perdarahan postpartum.

Sehingga hasil tersebut dapat dijadikan tambahan referensi yang lebih baik

guna penelitian selanjutnya dalam menekan angka morbiditas dan

mortalitas.

Page 64: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

50

DAFTAR PUSTAKA

Armagustini, Yetti. 2010. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan di

Indonesia. Tesis Magister Kesehatan Masyarakat pada Program

Pascasarjana Kekhususan Kesehatan Reproduksi Universitas Indonesia, hal

19-20.

BKKBN. 2007. Menyiapkan Ibu Sehat untuk Bayi Sehat. BKKBN: Jakarta,

Indonesia.

B-Lynch, C. et al. 2006. A Textbook of Postpartum Hemorrhage: “A Comparative

Guide to Evaluation, Management and Surgical Intervention”. Sapiens

Publishing: United Kingdom.

Bratakoesoema, D. S. dan M. D. Angsar. 2011. Perlukaan pada Alat-Alat Genital.

Dalam: M. Anwar, A. Baziad, R. P. Prabowo. (Editors). Ilmu Kebidanan

(halaman 325-326). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,

Indonesia.

Christy, L. M. 2012. Karakteristik Perdarahan Postpartum yang Dirujuk di Bagian

Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP dr.Mohammad Hoesin. Skripsi

Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Umum di

Universitas Sriwijaya yang tidak dipublikasikan.

Cunningham, F. G. et al. 2012. Obstetri Williams: “Perdarahan Obstetris” (edisi

ke-23). Terjemahan oleh: Brahm, U. P. EGC: Jakarta, Indonesia, hal.795-

839.

Dewi, Rosma, M. Yamin. 2011. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan

Perdarahan Postpartum. Jurnal Kesehatan Volume II, Nomor 1, April 2011,

hal. 290-298.

Dina, D., A. Seweng, M. Nyorong. 2013. Faktor Determinan Kejadian Perdarahan

Postpartum di RSUD Majene Kabupaten Majene. Stikes Bina Bangsa

Majene.35(2):5-9.

Page 65: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

51

El-Refaey, H., Rodeck, C. 2003. Postpartum Haemorrhage: “Definitions, Medical

and Surgical Management”. A Time for Change. British Medical Bulletin,

67 (1): 205-217.

Evensen, A., J. Anderson. 2013. Postpartum Hemorrhage Third Stage Pregnancy.

American Academy of Family Physicians. 30(1):1-14.

Gitta, A., hartini, dan T. N. S., Zulaela. 2007. Hubungan Jarak Kehamilan dengan

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSD Panembahan Senopati Bantul.

Universitas Gajah Mada, hal 4-5.

Karkata, M. K. 2010. Perdarahan Pascapersalinan. Dalam: A. B. Saifuddin, T.

Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Ilmu Kebidanan (halaman 523-

529). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta, Indonesia.

Keman, Kusnarman. 2010. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam:

A. B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Ilmu

Kebidanan (halaman 297-298). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:

Jakarta, Indonesia.

Kosim, et al. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia:

Jakarta, Indonesia.

Mannuaba, I. B. G. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta, Indonesia.

Mannuaba I. B. G, Maunaba I. A. C, Manuaba I. G. G. F. 2009. Memahami

Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta, Indonesia.

Parisaei, Maryam, A. Shailendra, R. Dutta, J. A. Broadbent. 2008. Obstetrics and

Gynecology (edisi ke-2). Elsevier: Amsterdam, Netherland.

Prawirohardjo, S. 2009. Penanganan Awal Syok Perdarahan. Dalam: A. B.

Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (halaman 66-70). PT.

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.

Riyanto, Agus. 2012. Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan.

Nuha Medika, Yogyakarta, Indonesia, hal. 50-51.

Page 66: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

52

Saifuddin, A. B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal (Edisi ke-4). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta,

Indonesia.

Sari, Anggita dan Sukamto. 2011. Kejadian Perdarahan Postpartum di BLUD RS

dr. H. Anshari Shaleh Banjarmasin. Akademi Kebidanan Sari Mulia

Banjarmasin.

Sher Zaman, Bushra, et al. (2007). Risk factors for primary postpartum

hemorrhage. Professional Med J; 14(3): 378-381

Stanford, J. 2009. Referral Hospital in 2008. The Dar-es-salaam Medical

Students’ Journal. Available from: Postpartum Haemorhage among Women

Delivered At Mbeya, (Http://www.ajol.info/index.php/dmsj/article/

viewFile/61337/49499. Diakses 23 Juli 2014).

Suryani. 2007. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dan Antenatal Care dengan

Perdarahan Pasca Persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi. Tesis

Magister Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Magister Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Kesehatan

Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara, hal 50-52.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. EGC: Jakarta.

WHO. 2008. Maternal Mortality. (http://who.int. Diakses 15 Juli 2014).

Wiludjeng, L. K. 2007. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit.

Cermin Dunia Kedokteran. 34(5): 1-4.

Wiknjosastro, G. H. 2009. Perdarahan Setelah Bayi Lahir. Dalam: A. B.

Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H. Wiknjosastro. (Editors). Buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (halaman 173). PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.

Page 67: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

Lampiran 1: Data penelitian

a. Data Kasus

No No.

Rekmed Usia Paritas

Jarak

Antarkelahiran

BBL

(Gram) Gemeli

Atonia

Uteri

Retensio

Plasenta

Sisa

Plasenta Trauma

Riwayat

PPP PPP

Jenis

PPP

Diagnosis

Etiologi

Hb

(gr/dl)

Plt

(x1000/uL)

1 720545 39 P5A0 8 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 7,1 400

2 786265 42 P5A0 2 3100 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 7,6 432

3 762327 33 P6A0 3 3500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 7,9 87

4 760075 35 P7A0 3 3600 2 1 2 1 2 2 1 Dini Atonia Uteri + Sisa Plasenta

8,5 456

5 757242 41 P8A0 10 3500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 9,4 445

6 781920 37 P8A0 5 3500 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 8,7 239

7 732357 32 P6A0 2 3500 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 9,6 311

8 761419 36 P4A0 8 2700 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio Plasenta

9,6 292

9 710939 38 P4A0 8 3000 2 2 1 2 2 1 1 Dini Retensio

Plasenta 9,3 292

10 713672 39 P4A0 11 4500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 6 180

11 723969 39 P4A0 2 2800 2 2 2 2 1 2 1 Dini Ruptur

Perineum 9,4 199

12 775372 42 P4A0 17 3100 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata

13 773649 40 P4A1 5 3200 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 10,9 248

14 777459 37 P4A0 7 3900 2 1 2 2 2 2 1 Dini Atonia Uteri 11,8 177

Page 68: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

15 719553 35 P3A1 4 4000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata

16 785933 31 P2A0 5 2600 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 9,8 409

17 739600 35 P3A0 14 2500 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 7,9 406

18 782392 25 P2A0 4 2500 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Portio 7,2 175

19 725084 35 P2A0 8 3300 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 9 364

20 728456 32 P2A0 5 2500 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 7,5 244

21 719167 23 P2A0 1 2700 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 11 238

22 769065 30 P2A0 12 3200 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 7 257

23 736200 30 P3A0 4 4500 2 2 2 2 1 1 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 6,1 179

24 733125 26 P3A0 2 3400 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 12,1 176

25 738525 38 P3A0 9 3000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 7,3 132

26 743506 25 P3A0 1 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 6,8 339

27 702612 37 P3A0 13 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio Plasenta

11,5 360

28 784602 21 P2A0 2 3600 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Portio

29 767015 23 P2A0 4 2500 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 8,3 331

30 717312 24 P3A0 5 2900 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 5,4 268

31 751407 40 P2A0 15 2200 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta

32 728111 31 P2A0 9 3100 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 12,2 185

Page 69: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

33 723807 28 P2A0 2 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 10,6 204

34 720934 49 P2A0 4 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 6,5 47

35 701738 24 P2A0 4 3900 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 5,6 260

36 731940 33 P3A0 6 2800 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 7,5 167

37 715450 27 P2A0 4 3600 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 6,4 105

38 775557 29 P3A0 7 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Rupture

Perineum

Grade 1

9,2 320

39 787419 28 P2A0 2 3800 2 1 2 2 2 2 1 Dini Atonia Uteri 9 213

40 734438 31 P3A0 7 4000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 12,1

41 767845 30 P2A0 5 3400 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 8,4 256

42 769598 36 P3A0 11 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata

43 756588 39 P2A0 3 3600 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi

Perineum

Grade 1

7,4 217

44 713960 29 P2A0 8 2900 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 6,8 148

45 750571 32 P3A0 4 4900 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 7,4 203

46 691080 24 P2A0 7 3100 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir

47 787297 27 P2A1 3 3200 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 10,4 200

48 782790 34 P3A0 3 2700 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 10,5 149

49 719188 25 P2A0 3 3400 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Portio 7,1 237

Page 70: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

50 763371 30 P3A1 5 3900 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir

51 718678 33 P2A1 1 3600 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 8,4 76

52 780778 35 P2A0 2 3900 2 1 2 2 2 2 1 Dini Atonia Uteri 8,2 208

53 728783 32 P3A0 7 3300 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 9,2 224

54 687084 30 P3A0 5 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio Plasenta

2,5 123

55 701124 22 P2A0 6 2950 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 8,3 208

56 750149 25 P2A0 6 3000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 8,2 209

57 697398 40 P3A0 13 3000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta

58 698994 36 P3A0 10 2300 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 9,5 210

59 705783 33 P3A0 1 2800 2 2 2 2 1 2 1 Lanjut Hematom

Superfisial 5,8 132

60 738501 38 P3A0 8 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 11,5 305

61 779211 31 P3A0 5 3300 2 1 2 2 1 2 1 Dini

Hipotonia

Uteri +

Laserasi Portio

2,3 133

62 702229 27 P2A0 6 2700 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 4 162

63 765631 32 P3A0 8 3500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 6,8 237

64 709400 26 P1A0 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 8,8 225

65 767393 22 P1A0 3500 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 8,7 235

Page 71: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

66 724458 24 P1A0 3400 2 2 1 2 1 2 1 Dini

Retensio

Plasenta +Laserasi

Jalan Lahir

4,2 161

67 781159 36 P1A0 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 5,5 103

68 734250 20 P1A0 2800 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 7,4 269

69 719152 28 P1A0 3200 2 2 2 2 1 2 1 Dini

Luka

Episiotomi Terbuka

7,9 455

70 767879 27 P1A0 3200 2 2 2 1 1 2 1 Dini Laserasi Jalan Lahir + Sisp.

Sisa Plasenta

8

71 706776 32 P1A0 2800 2 2 2 2 1 2 1 Lanjut Subinvolusi

Uteus 6,5 175

72 752573 18 P1A0 2950 2 2 2 2 1 2 1 Lanjut Laserasi Portio 8

73 759484 37 P1A0 1800 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 7,1 342

74 700390 37 P1A0 3000 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 9 209

75 730632 20 P1A0 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 5,4 201

76 757521 25 P1A0 2900 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 7,8 338

77 759507 26 P1A0 2500 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 15,2 407

78 750401 40 P1A0 2800 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi

Vagina 8 235

79 743754 22 P1A0 2000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio Plasenta

7,1 149

80 716100 20 P1A0 3000 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 11 401

Page 72: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

81 754582 20 P1A0 3100 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 10 240

82 733195 20 P1A0 3200 2 2 2 1 1 2 1 Lanjut

Laserasi Jalan

Lahir + Sisa

Plasenta

5 347

83 734294 18 P1A0 2500 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 10,7 257

84 726097 18 P1A0 2500 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 6,5 246

85 723497 24 P1A1 3300 2 2 2 2 1 2 1 Dini Laserasi Jalan

Lahir 5 208

86 718019 21 P1A0 2900 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 8,7 240

87 748678 19 P1A0 2500 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 6,5 463

88 767464 27 P1A1 2500 2 1 2 1 2 2 1 Dini Atonia Uteri + Sisa Plasenta

6,1 327

89 748066 29 P2A0 3600 2 2 2 1 1 2 1 Dini

Sisa Plasenta +

Laserasi Jalan Lahir

12,2 182

90 751567 30 P2A0 1200 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 17,5 212

91 744660 28 P2A0 2500 2 1 2 2 2 2 1 Dini Atonia Uteri 6,1 174

92 746327 37 P2A0 3150 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 4,4 179

93 746330 31 P2A0 2800 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 8,9 208

94 742557 29 P2A0 1600 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 6,4 200

Page 73: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

95 748335 20 P2A0 2800 2 2 2 1 1 2 1 Dini Sisa Plasenta +

Laserasi Portio 5,1 151

96 743401 29 P2A1 3300 2 2 1 2 2 2 1 Dini Retensio

Plasenta 7,5 185

97 748192 32 P3A0 2500 2 2 1 2 2 2 1 Dini Plasenta

Inkarserata 10,5 215

98 746554 33 P3A0 2500 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 2,6 137

99 749599 28 P4A0 3600 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 6,5 140

100 740511 33 P4A0 3500 2 2 2 1 2 2 1 Lanjut Sisa Plasenta 7,3 114

101 741713 32 P5A0 2800 2 2 2 1 2 2 1 Dini Sisa Plasenta 10,9 225

Keterangan:

1: Ya

2: Tidak

Page 74: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

b. Data Kontrol

No No.

Rekmed Usia Paritas

Jarak

Antarkelahiran

BBL

(Gram) Gemeli

Atonia

Uteri

Retensio

Plasenta

Sisa

Plasenta Trauma

Riwayat

PPP PPP

1 701126 39 P5A0 3 3200 2 2 2 2 2 2 2 2 722426 30 P5A0 2 2200 2 2 2 2 2 2 2 3 688871 37 P6A0 1 3200 2 2 2 2 2 2 2 4 712067 31 P5A0 2 3500 2 2 2 2 2 2 2 5 714263 42 P6A1 7 3300 2 2 2 2 2 2 2 6 711744 42 P8A0 1 3250 2 2 2 2 2 2 2 7 703963 33 P5A0 2 3000 2 2 2 2 2 2 2 8 698687 42 P4A0 3 3700 2 2 2 2 2 2 2 9 697494 27 P4A0 4 2250 2 2 2 2 2 2 2

10 712582 30 P4A2 2 2700 2 2 2 2 2 2 2 11 709283 32 P4A0 3 3700 2 2 2 2 2 2 2 12 712342 31 P4A0 7 3500 2 2 2 2 2 2 2 13 698585 28 P4A0 6 3150 2 2 2 2 2 2 2 14 710854 29 P4A0 8 2800 2 2 2 2 2 2 2 15 699589 29 P3A0 9 2500 2 2 2 2 2 2 2 16 725821 37 P3A2 11 2500 2 2 2 2 2 2 2 17 724734 24 P2A0 6 3700 2 2 2 2 2 2 2 18 723008 29 P2A0 10 3000 2 2 2 2 2 2 2 19 697492 26 P2A0 6 2600 2 2 2 2 2 2 2 20 701698 24 P2A1 7 3400 2 2 2 2 2 2 2 21 720737 33 P2A0 12 2500 2 2 2 2 2 2 2 22 725013 30 P2A0 8 2350 2 2 2 2 2 2 2 23 690382 34 P2A0 3 2300 2 2 2 2 2 2 2 24 696175 24 P2A0 3 2635 2 2 2 2 2 2 2 25 724748 19 P2A1 3 3000 2 2 2 2 2 2 2

Page 75: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

26 697547 22 P2A1 3 3650 2 2 2 2 2 2 2 27 690751 29 P2A0 3 1400 2 2 2 2 2 2 2 28 700089 24 P3A1 2 1500 2 2 2 2 2 2 2 29 689158 32 P3A0 5 3800 2 2 2 2 2 2 2 30 683659 29 P2A0 5 3200 2 2 2 2 2 2 2 31 697249 33 P3A2 5 3400 2 2 2 2 2 2 2 32 709046 22 P2A0 5 3000 2 2 2 2 2 2 2 33 728447 27 P2A0 3 2600 2 2 2 2 2 2 2 34 711499 26 P2A0 4 3450 2 2 2 2 2 2 2 35 690740 33 P2A0 7 2245 2 2 2 2 2 2 2 36 712249 38 P3A0 8 3500 2 2 2 2 2 2 2 37 707286 32 P3A0 5 2900 2 2 2 2 2 2 2 38 705189 30 P2A0 3 2900 2 2 2 2 2 2 2 39 690689 20 P2A0 4 3500 2 2 2 2 2 2 2 40 696088 29 P3A1 4 3100 2 2 2 2 2 2 2 41 701095 29 P2A0 5 3500 2 2 2 2 2 2 2 42 706495 28 P2A0 3 3650 2 2 2 2 2 2 2 43 702583 24 P2A0 3 3300 2 2 2 2 2 2 2 44 712873 29 P2A0 3 2600 2 2 2 2 2 2 2 45 709072 32 P3A0 4 3800 2 2 2 2 2 2 2 46 690769 30 P2A0 4 3550 2 2 2 2 2 2 2 47 692768 29 P2A0 3 3100 2 2 2 2 2 2 2 48 701064 33 P2A0 5 2850 2 2 2 2 2 2 2 49 700854 30 P3A0 4 3200 2 2 2 2 2 2 2 50 709056 24 P2A0 5 1300 2 2 2 2 2 2 2 51 702650 30 P3A0 4 3900 2 2 2 2 2 2 2 52 723503 26 P2A0 3 3500 2 2 2 2 2 2 2 53 725838 25 P2A0 4 3200 2 2 2 2 2 2 2

Page 76: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

54 722928 25 P2A0 5 2945 2 2 2 2 2 2 2 55 720844 32 P2A0 5 5000 1 2 2 2 2 2 2 56 719923 27 P2A0 4 3300 2 2 2 2 2 2 2 57 719910 32 P3A0 3 3000 2 2 2 2 2 2 2 58 725009 29 P2A1 3 2700 2 2 2 2 2 2 2 59 724803 26 P2A0 6 3400 2 2 2 2 2 2 2 60 720810 35 P2A0 7 2500 2 2 2 2 2 2 2 61 724720 29 P3A0 7 3500 2 2 2 2 2 2 2 62 721113 28 P2A0 6 2600 2 2 2 2 2 2 2 63 723012 32 P2A0 6 2600 2 2 2 2 2 2 2 64 707948 18 P1A0 2300 2 2 2 2 2 2 2 65 709390 22 P1A0 3300 2 2 2 2 2 2 2 66 707255 18 P1A0 2300 2 2 2 2 2 2 2 67 713972 30 P1A0 3000 2 2 2 2 2 2 2 68 712442 26 P1A0 2900 2 2 2 2 2 2 2 69 721402 31 P1A0 2800 2 2 2 2 2 2 2 70 702986 20 P1A0 2600 2 2 2 2 2 2 2 71 714242 20 P1A0 2600 2 2 2 2 2 2 2 72 705196 23 P1A0 4000 2 2 2 2 2 2 2 73 691093 22 P1A0 3400 2 2 2 2 2 2 2 74 708667 28 P1A0 2000 2 2 2 2 2 2 2 75 710766 28 P1A0 3200 2 2 2 2 2 2 2 76 707653 23 P1A0 2800 2 2 2 2 2 2 2 77 712385 24 P1A1 2700 2 2 2 2 2 2 2 78 702652 22 P1A0 3000 2 2 2 2 2 2 2 79 708551 22 P1A0 3300 2 2 2 2 2 2 2 80 713655 30 P1A0 3200 2 2 2 2 2 2 2 81 691797 27 P1A0 2600 2 2 2 2 2 2 2

Page 77: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

82 694691 40 P1A1 2100 2 2 2 2 2 2 2 83 709392 25 P1A0 3000 2 2 2 2 2 2 2 84 702592 25 P1A0 3400 2 2 2 2 2 2 2 85 692692 27 P1A0 2000 2 2 2 2 2 2 2 86 697292 29 P1A0 2800 2 2 2 2 2 2 2 87 706084 25 P1A0 2700 2 2 2 2 2 2 2 88 713245 22 P1A0 2500 2 2 2 2 2 2 2 89 712352 21 P2A0 3000 2 2 2 2 2 2 2 90 722543 30 P3A0 3600 2 2 2 2 2 2 2 91 703399 27 P2A0 2700 2 2 2 2 2 2 2 92 722448 23 P2A0 2200 2 2 2 2 2 2 2 93 721740 20 P2A0 2500 2 2 2 2 2 2 2 94 709398 23 P2A0 3600 2 2 2 2 2 2 2 95 635997 41 P3A0 3400 2 2 2 2 2 2 2 96 705774 19 P3A0 2900 2 2 2 2 2 2 2 97 703969 30 P3A0 2900 2 2 2 2 2 2 2 98 713260 30 P3A0 3100 2 2 2 2 2 2 2 99 704844 24 P4A0 2100 2 2 2 2 2 2 2 100 695554 33 P4A1 2800 2 2 2 2 2 2 2 101 698699 43 P5A0 3400 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan:

1: Ya

2: Tidak

Page 78: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

64

Lampiran 2 : Hasil Pengelolahan Data

Hasil Analisis Univariat (SPSS 19.0)

1. Perdarahan Postpartum (PPP)

Jenis PPP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perdarahan Postpartum Dini 89 88,12 88,12 88,12

Perdarahan Postpartum

Lanjut

12 11,88 11,88 100,0

Total 101 100,0 100,0

2. Etiologi Perdarahan Postpartum

Etiologi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Atonia Uteri 4 3,96 3,96 3,96

Atonia Uteri dan Laserasi Jalan Lahir 1 0,99 0,99 4,95

Atonia Uteri dan Sisa Plasenta 2 1,98 1,98 6.93

Hematom 1 0,99 0,99 7.92

Laserasi Jalan Lahir 27 26.73 26.73 34.65

Luka Episiotomi 1 0,99 0,99 35.64

Retensio Plasenta 34 33.67 33.67 69.31

Retensio Plasenta dan Laserasi

Jalan Lahir 1 0,99 0,99 70.3

Ruptur Perineum 2 1,98 1,98 72.28

Sisa Plasenta 23 22.77 22.77 95.05

Sisa Plasenta dan Laserasi Jalan

Lahir 4 3,96 3,96 99.01

Subinvolusi Uteus 1 0,99 0,99 100.0

Total 101 100.0 100.0

Page 79: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

65

3. Usia

Kat_Usia * PPP Crosstabulation

PPP

Total

Perdarahan

Postpartum

Bukan

Perdarahan

Postpartum

Kat_Usia Usia Risiko Tinggi Count 29 14 43

Expected Count 21,5 21,5 43,0

% within Kat_Usia 67,4% 32,6% 100,0%

Usia Risiko Rendah Count 72 87 159

Expected Count 79,5 79,5 159,0

% within Kat_Usia 45,3% 54,7% 100,0%

Total Count 101 101 202

Expected Count 101,0 101,0 202,0

% within Kat_Usia 50,0% 50,0% 100,0%

Kasus

Statistics

Usia

N Valid 101

Missing 0

Mean 30,28

Mode 32

Std. Deviation 6,615

Minimum 18

Maximum 49

Kontrol

Statistics

Usia

N Valid 101

Missing 0

Mean 28,35

Mode 29a

Std. Deviation 5,611

Minimum 18

Maximum 43

a. Multiple modes exist. The smallest

value is shown

Page 80: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

66

4. Berat Badan Lahir

Kat_BBL * PPP Crosstabulation

PPP

Total

Perdarahan

Postpartum

Bukan

Perdarahan

Postpartum

Kat_BBL BBL Risiko Tinggi Count 5 2 7

Expected Count 3,5 3,5 7,0

% within Kat_BBL 71,4% 28,6% 100,0%

BBL Risiko Rendah Count 96 99 195

Expected Count 97,5 97,5 195,0

% within Kat_BBL 49,2% 50,8% 100,0%

Total Count 101 101 202

Expected Count 101,0 101,0 202,0

% within Kat_BBL 50,0% 50,0% 100,0%

Kasus

Statistics

BBL (Gram)

N Valid 101

Missing 0

Mean 3036,14

Mode 2500

Std. Deviation 582,886

Minimum 1200

Maximum 4900

Kontrol

Statistics

BBL (Gram)

N Valid 101

Missing 0

Mean 2968,07

Mode 3000

Std. Deviation 578,842

Minimum 1300

Maximum 5000

Page 81: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

67

5. Jarak Antarkelahiran

Kat_Jarak * PPP Crosstabulation

PPP

Total

Perdarahan

Postpartum

Bukan

Perdarahan

Postpartum

Kat_Jarak Jarak Risiko Tinggi Count 12 7 19

Expected Count 9,5 9,5 19,0

% within Kat_Jarak 63,2% 36,8% 100,0%

Jarak Risiko Rendah Count 51 56 107

Expected Count 53,5 53,5 107,0

% within Kat_Jarak 47,7% 52,3% 100,0%

Total Count 63 63 126

Expected Count 63,0 63,0 126,0

% within Kat_Jarak 50,0% 50,0% 100,0%

Kasus

Statistics

Jarak Antarkelahiran

N Valid 63

Missing 38

Mean 5,94

Mode 5

Std. Deviation 3,715

Minimum 1

Maximum 17

Kontrol

Statistics

Jarak Antarkelahiran

N Valid 63

Missing 38

Mean 4,71

Mode 3

Std. Deviation 2,317

Minimum 1

Maximum 12

Page 82: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

68

6. Gemeli

Gemeli * PPP Crosstabulation

PPP

Total

Perdarahan

Perdarahan

Bukan

Perdarahan

Perdarahan

Gemeli Gemeli Count 0 1 1

Expected Count ,5 ,5 1,0

% within Gemeli ,0% 100,0% 100,0%

Tidak Gemeli Count 101 100 201

Expected Count 100,5 100,5 201,0

% within Gemeli 50,2% 49,8% 100,0%

Total Count 101 101 202

Expected Count 101,0 101,0 202,0

% within Gemeli 50,0% 50,0% 100,0%

7. Riwayat Perdarahan Postpartum

Riwayat PPP * PPP Crosstabulation

PPP

Total

Perdarahan

Postpartum

Bukan

Perdarahan

Postpartum

Riwayat PPP Ada Riwayat PPP Count 2 0 2

Expected Count 1,0 1,0 2,0

% within Riwayat PPP 100,0% ,0% 100,0%

Tidak Ada Riwayat

PPP

Count 99 101 200

Expected Count 100,0 100,0 200,0

% within Riwayat PPP 49,5% 50,5% 100,0%

Total Count 101 101 202

Expected Count 101,0 101,0 202,0

% within Riwayat PPP 50,0% 50,0% 100,0%

Page 83: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

69

Hasil Analisis Bivariat (Chi Square/Cross tabs)

1. Usia * Perdarahan Postpartum

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6,648a 1 ,010

Continuity Correctionb 5,791 1 ,016

Likelihood Ratio 6,761 1 ,009

Fisher's Exact Test ,015 ,008

Linear-by-Linear

Association

6,615 1 ,010

N of Valid Cases 202

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Usia

(Usia Risiko Tinggi / Usia

Risiko Rendah)

2,503 1,230 5,092

For cohort PPP =

Perdarahan Postpartum

1,489 1,138 1,949

For cohort PPP = Bukan

Perdarahan Postpartum

,595 ,378 ,936

N of Valid Cases 202

Page 84: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

70

2. Berat Badan Lahir * Perdarahan Postpartum

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,332a 1 ,248

Continuity Correctionb ,592 1 ,442

Likelihood Ratio 1,374 1 ,241

Fisher's Exact Test ,282 ,222

Linear-by-Linear

Association

1,325 1 ,250

N of Valid Cases 202

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_BBL

(BBL Risiko Tinggi / BBL

Risiko Rendah)

2,578 ,488 13,609

For cohort PPP =

Perdarahan Postpartum

1,451 ,889 2,368

For cohort PPP = Bukan

Perdarahan Postpartum

,563 ,173 1,830

N of Valid Cases 202

Page 85: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

71

3. Jarak Antarkelahiran * Perdarahan Postpartum

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,549a 1 ,213

Continuity Correctionb ,992 1 ,319

Likelihood Ratio 1,565 1 ,211

Fisher's Exact Test ,319 ,160

Linear-by-Linear

Association

1,537 1 ,215

N of Valid Cases 126

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Jarak

(Jarak Risiko Tinggi / Jarak

Risiko Rendah)

1,882 ,688 5,150

For cohort PPP =

Perdarahan Postpartum

1,325 ,891 1,970

For cohort PPP = Bukan

Perdarahan Postpartum

,704 ,380 1,303

N of Valid Cases 126

Page 86: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

72

4. Gemeli * Perdarahan Postpartum

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,005a 1 ,316

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio 1,391 1 ,238

Fisher's Exact Test 1,000 ,500

Linear-by-Linear

Association

1,000 1 ,317

N of Valid Cases 202

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.

b. Computed only for a 2x2 table

5. Riwayat Perdarahan Postpartum * Perdarahan Postpartum

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2,020a 1 ,155

Continuity Correctionb ,505 1 ,477

Likelihood Ratio 2,793 1 ,095

Fisher's Exact Test ,498 ,249

Linear-by-Linear

Association

2,010 1 ,156

N of Valid Cases 202

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 87: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

73

Hasil Analisis Multivariat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Kat_Usia 1,184 ,468 6,387 1 ,011 3,266 1,304 8,178

Kat_Jarak ,681 ,526 1,676 1 ,195 1,975 ,705 5,533

Constant -3,377 1,339 6,359 1 ,012 ,034

a. Variable(s) entered on step 1: Kat_Usia, Kat_Jarak.

Page 88: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

74

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

(Studi Kasus Kontrol Pasien Rawat Inap RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Periode 01 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013)

Ferry Krisnamurti1, Rizal Sanif2, Erial Bahar3

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya

2. Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya

3. Bagian Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya

Jl. dr. Mohammad Ali Komplek RSMH Palembang Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan obstetris, terutama perdarahan postpartum. Angka kejadian

perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang meningkat pada beberapa tahun terakhir. Salah satu

faktor risiko perdarahan postpartum adalah usia ibu. Ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) berisiko

untuk mengalami atonia uteri, sehingga menimbulkan perdarahan postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara usia ibu dan perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Data diambil dari rekam medik di Instalasi Rekam Medik RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013. Populasi kasus pada penelitian ini

adalah seluruh pasien perdarahan postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun 2013 yang

berjumlah 112 pasien. Populasi kontrol adalah pasien yang tidak mengalami perdarahan postpartum dengan matching

kategori jumlah paritas. Sampel diambil bila memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil yang diperoleh dianalisis

menggunakan uji Chi-Square dan uji regresi logistik. Usia ibu risiko tinggi pada populasi kasus lebih banyak daripada

populasi kontrol dan terdapat hubungan bermakna antara usia ibu dan perdarahan postpartum (p=0,016) dengan

OR=2,503. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan bermakna antara berat badan lahir, jarak antarkelahiran,

gemeli, riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum. Dari analisis statistik penelitian ini hanya usia ibu

dan jarak antarkelahiran yang berhubungan dengan perdarahan postpartum. Usia ibu memiliki ORadj 3,266 setelah

dikontrol jarak antarkelahiran. Usia ibu risiko tinggi mempunyai peluang 2,503 kali untuk terjadinya perdarahan

postpartum dibandingkan usia ibu risiko rendah.

Kata Kunci: usia ibu, perdarahan postpartum, kasus kontrol

Abstract

The Association between Maternal Age and Postpartum Hemorrhage (A Case Control Study of Inpatient at

RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang on January 1st until December 31st 2013). One of the causes of maternal

mortality is obstetric hemorrhage, especially postpartum hemorrhage. The incidence of postpartum hemorrhage

increases in the recent years at RSUP dr. Mohamamad Hoesin Palembang. One of the risk factors of postpartum

hemorrhage is maternal age. High-risk maternal age (<20 and >35 years old) could cause atonia uteri, leading to

postpartum hemorrhage. Therefore, the aim of this study was to determine the association between maternal age and

postpartum hemorrhage at RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. This study was a case control study. Data was

taken from the medical records in the Medical Record Installation at RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang period

January 1st 2013-December 31st 2013. Case population in this study was all patients with postpartum hemorrhage at

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang on 2013 with a total of 112 patients. Control population was the patients

without postpartum hemorrhage by matching the parity. Samples who passed the criteria of inclusion and exclusion

were included. Results were analyzed using Chi-Square and logistic regression test. High-risk maternal age on case

population was higher than control population and there was a significant association between maternal age and

postpartum hemorrhage (p=0,016;OR=2,503). There were no association between infant weight, delivery interval,

gemeli, history of postpartum hemorrhage and postpartum hemorrhage. Maternal age and delivery interval were

associated with postpartum hemorrhage from the statistical analysis. ORadj of maternal age was 3,266 after being

controlled by delivery interval. Postpartum hemorrhage is 2,503 times higher for mothers with high-risk maternal age

compared to those with low-risk maternal age.

Keywords: maternal age, postpartum hemorrhage, case control

Page 89: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

75

1. Pendahuluan

Meskipun kemajuan di bidang medis telah menurunkan

bahaya melahirkan secara dramatis, kematian akibat

perdarahan masih merupakan penyebab utama kematian

ibu1. Hingga kemudian dikenal dengan istilah tiga

penyebab klasik kematian ibu, yaitu infeksi,

preeklampsia, dan perdarahan. Kematian ibu di dunia

disebabkan oleh perdarahan sebesar 25%, penyebab

tidak langsung 20%, infeksi 15%, aborsi yang tidak

aman 13%, eklampsia 12%, penyulit persalinan 8%, dan

penyebab lain 7%2.

Salah satu jenis dari perdarahan tersebut adalah

perdarahan postpartum. Insidensi perdarahan

postpartum di negara maju sekitar 5% dari persalinan,

sedangkan di negara berkembang bisa mencapai 28%

dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam

kematian ibu. Penyebabnya 90% karena atonia uteri, 7%

robekan jalin lahir, dan 3% lainnya karena retensio

plasenta serta gangguan pembekuan darah3.

Menurut data di RSUD dr. H. Abdoel Moeloek

Lampung tahun 2008 terdapat 412 kasus perdarahan

postpartum (19,75%) dari 1.725 persalinan. Sementara

pada tahun 2009 kasusnya menurun menjadi 204 kasus

(7,40%) dari 1.758 persalinan4. Hal ini berbeda dengan

angka kejadian perdarahan di RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang dari tahun 2009-2011 yang terus

meningkat, yaitu 113 kasus (4,5%) pada tahun 2009,

menjadi 155 kasus (11,7%) pada tahun 2010, dan

menjadi 160 kasus (12%) pada tahun 20115.

Peningkatan angka kejadian tersebut terjadi karena

banyak sekali faktor yang dapat memicu timbulnya

perdarahan postpartum, salah satu faktornya adalah usia

ibu. Berdasarkan perhitungan Odds Ratio dari penelitian

di RSUD Majene menunjukkan bahwa usia ibu di

bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko

mengalami perdarahan postpartum 3,1 kali lebih besar

dibanding ibu yang berusia 20 sampai 35 tahun6. Pada

wanita berusia kurang dari 20 tahun organ

reproduksinya belum berkembang dengan sempurna,

pinggul terlalu kecil sehingga dapat terjadi partus macet.

Pada keadaan partus macet, ibu akan mengalami

kelelahan sehingga kontraksi miometrium tidak optimal.

Sedangkan wanita berusia lebih dari 35 tahun fungsi

organ reproduksinya sudah mengalami penurunan7.

Fungsi organ reproduksi yang belum sempurna dan

proses penuaan tersebut akan menyebabkan tonus otot

tidak adekuat, hingga timbul atonia uteri. Atonia uteri

inilah yang menyebabkan perdarahan postpartum8.

Meskipun penelitian ini bukan penelitian baru, namun

apabila penelitian dilakukan dengan populasi yang

berbeda, tempat, dan waktu yang baru akan

menghasilkan data penelitian yang berbeda pula. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mencari

hubungan antara usia ibu dan kejadian perdarahan

postpartum pada pasien yang dirawat inap di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus

kontrol (case control) berdasarkan data sekunder rekam

medik di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Populasi target penelitian adalah semua ibu yang

melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

periode 1 Januari 2013-31 Desember 2013. Sampel

dalam penelitian ini sebanyak 202 samoel yang terdiri

dari 101 kasus dan 101 kontrol. Penelitian dilakukan di

Installasi Rekam Medik RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober

hingga Desember 2014.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah

perdarahan postpartum, usia ibu, berat badan lahir, jarak

antarkelahiran, gemeli dan riwayat perdarahan

postpartum. Setelah data dikumpulkan, data tersebut

dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.

Analisis bivariat akan menggunakan uji Chi Square,

sedangkan analisis multivariat akan menggunakan uji

regresi logistik. Data akan disajikan dalam bentuk narasi

dan tabel.

3. Hasil

Hasil penelitian ini didapatkan dengan informasi dari

data sekunder yaitu rekam medik pasien perdarahan

postpartum sebagai kasus dan rekam medik pasien

dengan persalinan spontan normal sebagai kontrol di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1

Januari sampai 31 Desember 2013.Jumlah populasi

kasus yang tercatat di bagian rekam medik tahun 2013

sebanyak 112 kasus perdarahan postpartum, namun

hanya 101 data rekam medik pasien perdarahan

postpartum yang ditemukan. Untuk populasi kontrol

diambil rekam medik pasien yang melahirkan tanpa

perdarahan postpartum dengan jumlah yang sama

dengan populasi kasus setelah dilakukan matching

dengan kategori paritas. Sehingga juga didapat data

sebanyak 101 data.

Karakteristik Sampel Penelitian

Distribusi Kasus Perdarahan Postpartum

Pada tahun 2013 didapatkan 101 kasus perdarahan

postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang, dengan perdarahan postpartum primer

sebanyak 89 (88,12%) sampel dan perdarahan

postpartum sekunder sebanyak 12 (11,88%) sampel.

Distribusi frekuensi kasus perdarahan postpartum dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut:

Page 90: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

76

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perdarahan Postpartum Ibu

Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Tahun 2013

n Persentase (%)

Perdarahan postpartum

primer

Perdarahan postpartum

sekunder

89

12

88,12

11,88

Jumlah 101 100

Distribusi Etiologi Perdarahan Postpartum

Dari data hasil penelitian etiologi perdarahan postpartum

dibagi menjadi 4 penyebab dasar dan penyebab campuran.

Gangguan tone didapatkan sebanyak 5 (4,95%) sampel,

yaitu atonia uteri 4 (3,96%) sampel dan subinvolusi uterus 1

(0,99%) sampel. Gangguan tissue didapatkan sebanyak 57

(56,5%) sampel, yaitu retensio plasenta 34 (33,67%) sampel

dan sisa plasenta 23 (22,77%) sampel. Gangguan pada

trauma didapatkan sebanyak 31 (30,7%) sampel, yaitu

laserasi jalan lahir 27 (26,73%) sampel, ruptur perineum 2

(1,98%) sampel, hematom 1 (0,99%) sampel, dan luka

episiotomi 1 (0,99%) sampel. Sedangkan etiologi campuran

didapatkan sebanyak 8 (7,92%) sampel, dan tidak

didapatkan kasus dengan gangguan thrombin. Etiologi

terbanyak kasus perdarahan postpartum di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013 adalah retensio

plasenta dengan 34 (33,67%) kasus. Distribusi etiologi kasus

perdarahan postpartum dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Etiologi Perdarahan

Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad

Hoesin Palembang Tahun 2013

n Persentase (%)

Tone

Atonia Uteri

Subinvolusi Uterus

Tissue

Retensio Plasenta

Sisa Plasenta

Trauma

Laserasi Jalan Lahir

Ruptur Perineum

Hematom

Luka Episiotomi

Thrombin

Kelainan Koagulasi Darah

Campuran

Atonia Uteri dan Sisa

Plasenta

Atonia Uteri dan Laserasi

Jalan Lahir

Retensio Plasenta dan

Laserasi Jalan Lahir

Sisa Plasenta dan Laserasi

Jalan Lahir

4

1

34

23

27

2

1

1

0

2

1

1

4

3,96

0,99

33,67

22,77

26,73

1,98

0,99

0,99

0

1,98

0,99

0,99

3,96

Jumlah 101 100

Distribusi Sampel Menurut Paritas

Pada penelitian ini matchingjumlah paritas berdasarkan

kategori primipara (paritas 1), multipara (paritas 2-4),

dan grandemultipara (Paritas ≥5)9. Dari 101 sampel

kasus diperoleh kategori primipara sebanyak 25

(24,75%) sampel, multipara sebanyak 68 (67,32%) sampel

dan kategori grandemultipara sebanyak 8 (7,92%) sampel.

Kemudian dicari populasi kontrol dengan jumlah yang

sama berdasarkan kategori paritas tersebut.

Distribusi Usia

Berdasarkan penelitian ini didapatkan pada populasi

kasus yang termasuk dalam kategori usia risiko tinggi

(<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 29 pasien (67,4%)

dan pada populasi kontrol sebanyak 14 (32,6%) sampel.

Sedangkan untuk usia risiko rendah (20-35 tahun) pada

populasi kasus sebanyak 72 (45,3%) dan pada populasi

kontrol sebanyak 87 (54,7%) sampel. Distribusi usia

pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada

Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Usia

Usia Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Usia risiko

tinggi

29 67,4 14 32,6 43 100

Usia risiko

rendah

72 45,3 87 54,7 159 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Distribusi Berat Badan Lahir

Dalam penelitian ini didapatkan dari 7 pasien yang

memiliki berat badan lahir ≥4000 gram didapatkan 5

(71,4%) sampel pada populasi kasus dan 2 (28,6%)

sampel pada populasi kontrol. Sementara itu pasien

dengan berat badan lahir <4000 gram didapatkan 195

sampel, dengan 96 (49,02%) sampel pada populasi

kasus dan 99 (50,8%) sampel pada populasi kontrol.

Distribusi berat badan lahir pada kelompok kasus dan

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Berat

Badan Lahir

Berat Badan

Lahir

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

BBL ≥4000

gram

5 71,4 2 28,6 7 100

BBL <4000

gram

96 49,2 99 50,8 195 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Page 91: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

77

Distribusi Jarak Antarkelahiran

Pada penelitian ini untuk variabel jarak antarkelahiran

hanya digunakan 126 sampel (63 sampel pada populasi

kasus dan 63 sampel pada populasi kontrol), karena

termasuk kategori primipara atau rekam medik tidak

mencantumkan jarak antarkelahiran. Setelah dianalisis

dari 19 pasien yang memiliki jarak risiko tinggi (≤2

tahun) didapatkan 12 (63,2%) sampel pada populasi

kasus dan 7 (36,8%) sampel pada populasi kontrol.

Sementara itu pasien dengan jarak risiko rendah (>2

tahun) didapatkan 107 sampel, dengan 51 (47,7%)

sampel pada populasi kasus dan 56 (52,3%) sampel

pada populasi kontrol. Distribusi jarak antarkelahiran

pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada

Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Jarak

Antarkelahiran

Jarak

Antarkelahiran

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Jarak risiko

tinggi

12 63,2 7 36,8 19 100

Jarak risiko

rendah

51 47,7 56 52,3 107 100

Jumlah 63 50 63 50 126 100

Distribusi Gemeli

Dalam penelitian ini hanya didapatkan 1 (100%) sampel

gemeli pada populasi kontrol sedangkan pada populasi

kasus tidak dijumpai sampel gemeli (0%).Distribusi

gemeli pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat

pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Gemeli

Gemeli Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Gemeli 0 0 1 100 1 100

Tidak gemeli 101 50,2 100 49,8 201 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Distribusi Riwayat Perdarahan Postpartum

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 2 ibu

yang memiliki riwayat perdarahan postpartum

didapatkan 2 (100%) sampel pada populasi kasus dan 0

(0%) sampel pada populasi kontrol. Distribusi riwayat

perdarahan postpartum pada kelompok kasus dan

kontrol dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Riwayat

Perdarahan Postpartum

Riwayat

Perdarahan

Postpartum

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Riwayat

perdarahan

postpartum +

2

100

0

0

2 100

Riwayat

perdarahan

postpartum -

99 49,5 101 50,5 200 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

Distribusi Kadar Hb dan Trombosit

Dari penelitian didapatkan distribusi kadar Hb

postpartum yaitu Hb normal sebanyak 11 (11,8%)

sampel, anemia ringan 20 (21,5%) sampel, anemia

sedang 34 (36,6%), dan anemia berat sebesar 28

(30,1%) sampel. Sedangkan distribusi kadar trombosit

didapatkan trombositopenia sebanyak 15 (16,7%)

sampel, trombosir normal 72 (80,0%) sampel, dan

trombositosis sebanyak 3 (3,3%) sampel. Distribusi

kadar Hb dan kadar trombosit dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 8. Distribusi Kadar Hb Postpartum

Kadar Hb n Persentase (%)

Hb normal

Anemia ringan

Anemia sedang

Anemia berat

11

20

34

28

11,8

21,5

36,6

30,1

Jumlah 93 100

Tabel 9. Distribusi Kadar Trombosit Postpartum

Kadar Trombosit n Persentase

(%)

Trombositopenia

Trombosit normal

Trombositosis

15

72

3

16,7

80,0

3,3

Jumlah 90 100

Analisis Bivariat

Hubungan antara Usia dan Perdarahan Postpartum

Setelah analisis diperoleh nilai p=0,016, yang berarti

ada hubungan antara usia dan perdarahan postpartum

pada ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai

OR=2,503 yang berarti ibu bersalin dengan usia <20

tahun dan >35 tahun mempunyai peluang 2,503 kali

untuk terjadinya perdarahan postpartum bila

dibandingkan dengan ibu bersalin dengan usia 20-35

tahun.Hubungan antara usia dan perdarahan postpartum

dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Page 92: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

78

Tabel 10. Hubungan Usia dengan Perdarahan Postpartum

Ibu Melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013

Usia Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Usia risiko

tinggi 29 67,4 14 32,6 43 100

Usia risiko

rendah 72 45,3 87 54,7 159 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

P value 0,016

OR(95% CI) 2,503 (1,230-5,092)

Hubungan antara Berat Badan Lahir dan

Perdarahan Postpartum

Setelah analisis diperoleh nilai p=0,445, yang berarti

tidak ada hubungan antara berat badan lahir dan

perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Secara

statistik diperoleh nilai OR=2,578 yang berarti ibu yang

melahirkan bayi dengan berat ≥4000 gram mempunyai

peluang 2,578 kali untuk terjadinya perdarahan

postpartum bila dibandingkan ibu yang melahirkan anak

dengan berat <4000 gram. Hubungan antara berat badan

lahir dan perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel

11 berikut:

Tabel 11. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan

Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Berat Badan

Lahir

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Berat badan

lahir ≥4000

5 71,4 2 28,6 7 100

Berat badan

lahir <4000

96 49,2 99 50,8 195 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

P value 0,445

OR(95% CI) 2,578 (0,688-5,150)

Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan

Perdarahan Postpartum

Setelah analisis diperoleh nilai p=0,319, yang berarti

tidak ada hubungan antara jarak antarkelahiran dan

perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Secara

statistik diperoleh nilai OR=1,882 yang berarti ibu

bersalin dengan jarak antarkelahiran ≤2 tahun

mempunyai peluang 1,882 kali untuk terjadinya

perdarahan postpartum bila dibandingkan dengan ibu

bersalin dengan jarak antarkelahiran >2

tahun.Hubungan antara jarak antarkelahiran dan

perdarahan postpartum dapat dilihat pada tabel 12

berikut:

Tabel 12. Hubungan Jarak Antarkelahiran Dengan

Perdarahan Postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013

Jarak

Antarkelahiran

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Jarak risiko

tinggi

12 63,2 7 36,8 19 100

Jarak risiko

rendah

51 47,7 56 52,3 107 100

Jumlah 63 50 63 50 126 100

P value 0,319

OR(95% CI) 1,882 (0,688-5,150)

Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan

Postpartum

Setelah analisis diperoleh nilai p=1,000, yang berarti

tidak ada hubungan antara gemeli dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan

nilai odd ratio tidak bisa didapatkan karena tidak

terdapat sampel pada salah satu populasi.Hubungan

antara gemeli dan perdarahan postpartum dapat dilihat

pada tabel 13 berikut:

Tabel 13. Hubungan Gemeli Dengan Perdarahan

Postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2013

Gemeli Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Gemeli 0 0 1 100 1 100

Tidak gemeli 101 50,2 100 49,8 201 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

P value 1,000

Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum

dan Perdarahan Postpartum

Setelah analisis diperoleh nilai p=0,498, yang berarti

tidak ada hubungan antara riwayat perdarahan

postpartum dan perdarahan postpartum pada ibu

melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Sedangkan nilai odd ratio tidak bisa

didapatkan karena tidak terdapat sampel pada salah satu

populasi.Hubungan antara riwayat perdarahan

postpartum dan perdarahan postpartum dapat dilihat

pada tabel 14 berikut:

Page 93: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

79

Tabel 14. Hubungan Riwayat Perdarahan Postpartum

dengan Perdarahan Postpartum Ibu Melahirkan di RSUP

dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2013

Riwayat

Perdarahan

Postpartum

Kasus Kontrol Jumlah

n % n % n %

Ada riwayat

perdarahan

postpartum

2

100

0

0

2 100

Tidak ada

riwayat

perdarahan

postpartum

99 49,5 101 50,5 200 100

Jumlah 101 50 101 50 202 100

P value 0,498

Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis multivariat didapatkan 2 variabel

yang berhubungan terhadap timbulnya perdarahan

postpartum, yaitu usia dan jarak antarkelahiran.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa ibu dengan usia risiko

tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) mempunyai risiko

mengalami perdarahan postpartum 3,266 kali lebih

besar dibandingkan dengan ibu dengan usia risiko

rendah (20-35 tahun) setelah dikontrol variabel jarak

antarkelahiran. Model akhir uji regresi logistik dapat

dilihat pada tabel 14 berikut:

Tabel 14. Model Akhir Uji Regresi Logistik

Variabel B Sig Exp(B)/

(ORadj)

95% C.I.

forEXP(B)

Lower Upper

Usia 1,184 0,011 3,266 1,304 8,178

Jarak

antarkelahiran

0,681 0,195 1,975 0,705 5,533

Constant -3,377

4. Pembahasan

Etiologi Perdarahan Postpartum

Dalam penelitian ini penyebab utama perdarahan

postpartum di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013 adalah retensio plasenta yaitu sebesar

33,67%, diikuti laserasi jalan lahir 26,73%, sisa plasenta

22,77%, atonia uteri 3,96%, dan lain-lain.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, yang

menemukan bahwa penyebab utama perdarahan

postpartum adalah retensio plasenta (53,7%), diikuti

laserasi jalan lahir (29,3%), atonia uteri (14,6%), dan

inversio uteri (2,4%)10. Namun penelitian ini tidak

sesuai dengan yang dinyatakan oleh Parisaei et al bahwa

penyebab perdarahan postpartum sebesar 90% karena

atonia uteri, 7% robekan jalin lahir, dan 3% lainnya

karena retensio plasenta serta gangguan pembekuan

darah3. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan

penelitian Sari dan Sukamto di RS dr. H. Anshari

Shaleh Banjarmasin bahwa perdarahan postpartum

disebabkan karena atonia uteri 40 (48,8%) sampel,

retensio plasenta 23 (28%) sampel, dan laserasi jalan

lahir 19 (23,2%) sampel11.

Hal ini menunjukkan etiologi perdarahan postpartum di

setiap daerah sangat beragam. Sehingga penyebab

utama perdarahan postpartum tidak bisa diprediksikan

secara pasti berdasarkan epidemiologi dari daerah lain.

Retensio plasenta terjadi karena kelainan pada dinding

uterus ibu sendiri. Plasenta tidak lepas dari dinding

uterus sehingga tidak lahir dalam waktu setengah jam

setelah janin lahir. Kontraksi uterus kurang kuat ataupun

plasenta melekat erat pada dinding uterus sehingga

plasenta tidak dapat lahir. Memijat uterus dan

mendorongnya ke bawah secara paksa sementara

plasenta belum terlepas dari dinding uterus dapat

menyebabkan atonia uteri. Usaha untuk mengeluarkan

plasenta ditunggu sampai 30 menit. Bila plasenta belum

lahir, maka dilakukan manual plasenta12.

Hubungan antara Usia dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 43 ibu yang memiliki

usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) didapatkan

29 (67,4%) sampel pada populasi kasus dan 14 (32,6%)

sampel pada populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh

nilai p sebesar 0,016 yang berarti ada hubungan antara

usia dan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan di

RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013.

Secara statistik diperoleh nilai OR=2,503 yang berarti

ibu bersalin dengan usia <20 tahun dan >35 tahun

mempunyai peluang 2,503 kali untuk terjadinya

perdarahan postpartum bila dibandingkan dengan ibu

bersalin dengan usia 20-35 tahun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di RSUD

Majene oleh Dina et al yang menunjukkan bahwa pada

tingkat kepercayaan 95% usia ibu di bawah 20 tahun

atau di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami

perdarahan postpartum 3,1 kali lebih besar dibanding

ibu yang berusia 20 sampai 35 tahun6. Hasil penelitian

tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Sher Zaman

et al bahwa pada tingkat kepercayaan 95% ibu yang

berusia di bawah 20 tahun atau di atas 30 tahun

memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 3,3

kali lebih besar dibandingkan ibu yang berusia 20

sampai 29 tahun13.

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat

penting pada perdarahan postpartum. Usia paling aman

bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu

Page 94: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

80

antara 20-35 tahun, karena berada dalam masa

reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu yang

hamil dan melahirkan pada usia <20 tahun dan usia >35

tahun akan meningkat secara bermakna, karena terpapar

pada komplikasi baik medis maupun obstetrik yang

dapat membahayakan jiwa ibu7. Pada wanita berusia

kurang dari 20 tahun organ reproduksinya belum

berkembang dengan sempurna. Sedangkan wanita

berusia lebih dari 35 tahun fungsi organ reproduksinya

sudah mengalami penurunan7. Fungsi organ reproduksi

yang belum sempurna dan proses penuaan tersebut akan

menyebabkan tonus otot kurang adekuat, hingga timbul

atonia uteri. Atonia uteri inilah yang menyebabkan

perdarahan postpartum8.

Hubungan Antara Berat Badan Lahir dan

Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 7 ibu yang memiliki

berat badan lahir ≥4000 gram didapatkan 5 (71,4%)

sampel pada populasi kasus dan 2 (28,6%) sampel pada

populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p

sebesar 0,445 yang berarti tidak ada hubungan antara

berat badan lahir dan perdarahan postpartum pada ibu

melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai OR=2,578

yang berarti ibu yang melahirkan bayi dengan berat

≥4000 gram mempunyai peluang 2,578 kali untuk

terjadinya perdarahan postpartum bila dibandingkan ibu

yang melahirkan anak dengan berat <4000 gram.

Penelitian ini tidak sejalan dengan teori Cunningham et

al bahwa Bayi dengan berat lahir ≥4000 gram

berhubungan dengan perdarahan postpartum, yaitu

karena laserasi jalan lahir. Bayi berat lahir lebih juga

mengakibatkan overdistensi uterus sehingga lebih

berisiko menyebabkan atonia uteri dan pada akhirnya

menyebabkan perdarahan postpartum1. Penelitian ini

juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan

Bratakoesoema dan Angsar, yang menyatakan bahwa

Bayi yang dilahirkan dengan berat ≥4000 gram sering

sekali menyebabkan perdarahan postpartum dengan

penyebab laserasi jalan lahir. Karena Bayi besar dapat

menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan

sehingga terjadi robekan pada jalan lahir14.

Pada penelitian ini berat badan lahir tidak bermakna

secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum

bisa disebabkan karena beberapa kemungkinan. Pertama

besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak

dapat menggambarkan pengaruh berat badan lahir

terhadap perdarahan postpartum. Kedua karakteristik

setiap daerah berbeda-beda untuk kejadian tertentu, jadi

jumlah sampel minimal yang dihitung berdasarkan

penelitian dari daerah lain tidak bisa dijadikan acuan

pasti. Ketiga sampel yang diambil tidak

menggambarkan populasi secara keseluruhan. Terakhir

kemungkinan distribusi karakteristik sampel tidak

merata pada populasi kasus maupun kontrol. Contoh

bisa saja suatu sampel memiliki usia risiko tinggi,

namun pada sampel yang sama jarak antar kelahiran dan

berat bayi lahirnya normal, begitu juga sebaliknya.

Hubungan antara Jarak Antarkelahiran dan

Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, dari 19 ibu yang memiliki

jarak antarkelahiran ≤2 tahun didapatkan 12 (63,2%)

sampel pada populasi kasus dan 7 (36,8%) sampel pada

populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p

sebesar 0,319 yang berarti tidak ada hubungan antara

jarak antarkelahiran dan perdarahan postpartum pada

ibu melahirkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang tahun 2013. Secara statistik diperoleh nilai

OR=1,882 yang berarti ibu bersalin dengan jarak

antarkelahiran ≤2 tahun mempunyai peluang 1,882 kali

untuk terjadinya perdarahan postpartum bila

dibandingkan dengan ibu bersalin dengan jarak

antarkelahiran >2 tahun.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dewi dan Yamin di RSUD Abdoel

Moloek Lampung yang menyatakan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat hubungan signifikan antara

jarak antarkelahiran ≤2 tahun dan perdarahan

postpartum dengan Odd Ratio 4,2824. Hasil penelitian

ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suryani di Rumah Sakit Umum dr. Pringadi Medan

yang menyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95%

jarak antarkelahiran ≤2 tahun memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kejadian perdarahan postpartum

dengan Odd Ratio 3,14310.

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori

Armagustinibahwa jarak persalinan kurang dari 2 tahun

mengakibatkan kelemahan dan kelelahan otot rahim,

sehingga cenderung akan terjadi perdarahan postpartum.

Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumya kurang dari

2 tahun, kondisi rahim dan kesehatan ibu belum pulih

dengan baik, sehingga cenderung mengalami partus

lama dan perdarahan postpartum. Disamping itu

persalinan yang berturut-turut dalam jarak waktu

singkat mengakibatkan uterus menjadi fibrotik,

sehingga mengurangi daya kontraksi dan retraksi uterus.

Kondisi seperti ini berakibat terjadinya perdarahan

postpartum15.

Pada penelitian ini jarak antarkelahiran tidak bermakna

secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum

bisa disebabkan karena beberapa kemungkinan. Pertama

besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak

dapat menggambarkan pengaruh jarak antarkelahiran

terlalu singkat terhadap perdarahan postpartum. Kedua

karakteristik setiap daerah berbeda-beda untuk kejadian

tertentu, jadi jumlah sampel minimal yang dihitung

berdasarkan penelitian dari daerah lain tidak bisa

Page 95: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

81

dijadikan acuan pasti. Ketiga sampel yang diambil tidak

menggambarkan populasi secara keseluruhan. Terakhir

kemungkinan distribusi karakteristik sampel tidak

merata pada populasi kasus maupun kontrol.

Hubungan antara Gemeli dan Perdarahan

Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, tidak didapatkan sampel

pada populasi kasus dan hanya terdapat 1 (100%)

sampel dengan gemeli pada populasi kontrol. Setelah

analisis diperoleh nilai p sebesar 1,000 yang berarti

tidak ada hubungan antara gemeli dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan

nilai odd ratio tidak bisa didapatkan karena tidak

terdapat sampel pada salah satu populasi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Karkata

bahwa gemeli dapat menyebabkan distensi berlebihan

pada uterus, sehingga menyebabkan otot miometrium

tidak berkontraksi secara adekuat. Akibatnya timbul

atonia uteri sebagai penyebab langsung perdarahan

postpartum. Selain itu gemeli juga dapat menyebabkan

kesulitan dalam proses persalinan, sehingga besar

kemungkinan timbulnya laserasi jalan lahir8.

Pada penelitian ini gemeli tidak bermakna secara

statistik memengaruhi perdarahan postpartum bisa

disebabkan karena beberapa kemungkinan. Pertama

tidak adanya sampel gemeli pada salah satu populasi,

sehingga nilai hubungan antara gemeli dan perdarahan

postpartum tidak dapat dihitung. Kedua besar sampel

penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat

menggambarkan pengaruh gemeli terhadap perdarahan

postpartum. Ketiga karakteristik setiap daerah berbeda-

beda untuk kejadian tertentu, jadi jumlah sampel

minimal yang dihitung berdasarkan penelitian dari

daerah lain tidak bisa dijadikan acuan pasti. Keempat

sampel yang diambil tidak menggambarkan populasi

secara keseluruhan. Terakhir kemungkinan distribusi

karakteristik sampel tidak merata pada populasi kasus

maupun kontrol.

Hubungan antara Riwayat Perdarahan Postpartum

dan Perdarahan Postpartum

Berdasarkan hasil penelitian, tidak didapatkan sampel

pada populasi kasus dan hanya terdapat 2 (100%)

sampel dengan riwayat perdarahan postpartum pada

populasi kontrol. Setelah analisis diperoleh nilai p

sebesar 0,498 yang berarti tidak ada hubungan antara

riwayat perdarahan postpartum dan perdarahan

postpartum pada ibu melahirkan di RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013. Sedangkan

nilai odd ratio tidak bisa didapatkan karena tidak

terdapat sampel pada salah satu populasi.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dewi dan Yamin di RSUD dr. H. Abdul

Moeloek Lampung yang menyatakan bahwa riwayat

perdarahan postpartum memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kejadian perdarahan postpartum

dengan Odds Ratio 7,408, 95 %CI: 3,781-14,5174.

Pada penelitian ini riwayat perdarahan postpartum tidak

bermakna secara statistik memengaruhi perdarahan

postpartum bisa disebabkan karena beberapa

kemungkinan. Pertama tidak adanya sampel dengan

riwayat perdarahan postpartum pada salah populasi

kontrol, sehingga nilai hubungan antara adanya riwayat

perdarahan postpartum dan perdarahan postpartum tidak

dapat dihitung. Kedua besar sampel penelitian terlalu

kecil sehingga tidak dapat menggambarkan pengaruh

riwayat perdarahan posrpatum terhadap perdarahan

postpartum. Ketiga karakteristik setiap daerah berbeda-

beda untuk kejadian tertentu, jadi jumlah sampel

minimal yang dihitung berdasarkan penelitian dari

daerah lain tidak bisa dijadikan acuan pasti. Keempat

sampel yang diambil tidak menggambarkan populasi

secara keseluruhan. Terakhir kemungkinan distribusi

karakteristik sampel tidak merata pada populasi kasus

maupun kontrol.

Hubungan antara Usia Ibu dan Perdarahan

Postpartum setelah Dikontrol Faktor Perancu

Berdasarkan analisis multivariat, didapatkan 2 variabel

yang berhubungan terhadap timbulnya perdarahan

postpartum, yaitu usia dan jarak antarkelahiran.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa ibu dengan usia risiko

tinggi (<20 tahun dan >35 tahun) mempunyai risiko

mengalami perdarahan postpartum 3,266 kali lebih

besar dibanding ibu dengan usia risiko rendah (20-35

tahun) setelah dikontrol variabel jarak antarkelahiran.

Apabila dibandingkan pada analisis bivariat jarak

antarkelahiran tidak berhubungan secara statistik

terhadap timbulnya perdarahan postpartum, padahal

pada analisis multivariat jarak antarkelahiran juga

merupakan faktor risiko timbulnya perdarahan

postpartum. Hal ini bisa terjadi karena pada analisis

multivariat variabel-variabel lain ikut dianalisis

sekaligus, sehingga dapat dilihat perbandingan besar

pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel

dependen dibandingkan dengan variabel independen

lain.

Ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun)

fungsi organ reproduksinya tidak optimal sehingga

dapat menyebabkan tonus otot rahim tidak adekuat.

Dampaknya dapat timbul perdarahan postpartum. Bila

jarak antarkelahiran dengan anak sebelumya ≤2 tahun,

kondisi otot rahim dan kesehatan ibu belum pulih

dengan baik, sehingga juga cenderung mengalami partus

lama dan perdarahan postpartum. Oleh karena itu, pada

Page 96: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

82

ibu usia risiko tinggi dan jarak antar kelahiran ≤2 tahun

harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan

fasilitas dan pengawasan yang optimal sehingga

persalinannya dapat berjalan dengan baik.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini dijumpai beberapa kendala-

kendala, diantaranya:

1. Tidak lengkapnya jumlah rekam medik yang

diperlukan, dikarenakan rekam medik yang tidak

bisa ditemukan di installasi rekam medik.

2. Tidak lengkapnya data yang tercantum dalam rekam

medik. Sebagian besar disebabkan karena pasien

merupakan rujukan dari fasilitas kesehatan lain,

sehingga data pengobatan sebelumnya tidak

tercantum dalam rekam medik. Data yang tidak

lengkap juga menyebabkan variabel lain yang dapat

mempengaruhi timbulnya perdarahan postpartum

seperti lama partus, anemia dalam kehamilan,

gangguan koagulasi darah tidak dapat diteliti.

3. Proses pencatatan rekam medik yang kurang rapi,

menyebabkan adanya rekam medik yang tidak dapat

terbaca. Pencataatan rekam medik juga terkadang

kurang akurat atau kurang teliti menyebabkan bias

informasi. Sehingga menyebabkan perbedaan hasil

data dibanding teori yang ada.

4. Keterbatasan waktu, sehingga jumlah sampel yang

bisa digunakan juga terbatas.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian dengan metode kasus kontrol

yang dilakukan di RSUD dr. Mohammad Hoesin

Palembang tahun 2013, dapat disimpulkanbahwa kasus

perdarahan postpartum primer lebih banyak daripada

kasus perdarahan postpartum sekunder. Etiologi

terbanyak kasus perdarahan postpartum adalah retensio

plasenta (33,67%).Distribusi usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) pada populasi kasus terdapat 29

(67,4%) sampel dibanding pada populasi kontrol

sebanyak 14 (32,6%) sampel. Sedangkan usia risiko

rendah (20-35 tahun) pada populasi kasus terdapat 72

(45,3%) sampel dibanding pada populasi kontrol

sebanyak 87 (54,7%) sampel.Ada hubungan antara usia

ibu risiko tinggi dan perdarahan postpartum dengan

kecenderungan 2,503 kali untuk terjadinya perdarahan

postpartum dibanding usia ibu risiko rendah.Variabel

jarak antarkelahiran, berat badan lahir, gemeli, dan

riwayat perdarahan postpartum tidak memiliki

hubungan bermakna terhadap perdarahan

postpartum.Ibu dengan usia risiko tinggi (<20 tahun dan

>35 tahun) memiliki risiko mengalami perdarahan

postpartum 3,266 kali lebih besar dibandingkan dengan

usia risiko rendah (20-35 tahun) setelah dikontrol

dengan variabel jarak antarkelahiran.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya dan semua pihak

yang membantu dalam upaya terlaksananya penelitian

ini.

Daftar Acuan

1. Cunningham, F. G. et al. 2012. Obstetri Williams:

“Perdarahan Obstetris” (edisi ke-23). Terjemahan

oleh: Brahm, U. P. EGC: Jakarta, Indonesia,

hal.795-839.

2. WHO. 2008. Maternal Mortality. (http://who.int.

Diakses 15 Juli 2014).

3. Parisaei, Maryam, A. Shailendra, R. Dutta, J. A.

Broadbent. 2008. Obstetrics and Gynecology (edisi

ke-2). Elsevier: Amsterdam, Netherland.

4. Dewi, Rosma, M. Yamin. 2011. Faktor Risiko yang

Berhubungan dengan Perdarahan Postpartum. Jurnal

Kesehatan Volume II, Nomor 1, April 2011, hal.

290-298.

5. Christy, L. M. 2012. Karakteristik Perdarahan

Postpartum yang Dirujuk di Bagian Kebidanan dan

Penyakit Kandungan RSUP dr.Mohammad Hoesin.

Skripsi Sarjana Kedokteran pada Program Studi

Pendidikan Dokter Umum di Universitas Sriwijaya

yang tidak dipublikasikan.

6. Dina, D., A. Seweng, M. Nyorong. 2013. Faktor

Determinan Kejadian Perdarahan Postpartum di

RSUD Majene Kabupaten Majene. Stikes Bina

Bangsa Majene.35(2):5-9.

7. Manuaba I. B. G, Maunaba I. A. C, Manuaba I. G.

G. F. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi

Wanita. EGC: Jakarta, Indonesia.

8. Karkata, M. K. 2010. Perdarahan Pascapersalinan.

Dalam: A. B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, G. H.

Wiknjosastro. (Editors). Ilmu Kebidanan (halaman

523-529). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:

Jakarta, Indonesia.

9. Manuaba I. B. G, Maunaba I. A. C, Manuaba I. G.

G. F. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi

Wanita. EGC: Jakarta, Indonesia.

10. Suryani. 2007. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin

dan Antenatal Care dengan Perdarahan Pasca

Persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi.

Tesis Magister Kesehatan Masyarakat pada Program

Studi Magister Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan

Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, hal 50-52.

11. Sari, Anggita dan Sukamto. 2011. Kejadian

Perdarahan Postpartum di BLUD RS dr. H. Anshari

Shaleh Banjarmasin. Akademi Kebidanan Sari Mulia

Banjarmasin.

12. Wiknjosastro, G. H. 2009. Perdarahan Setelah Bayi

Lahir. Dalam: A. B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, G.

H. Wiknjosastro. (Editors). Buku Acuan Nasional

Page 97: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

83

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

(halaman 173). PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.

13. Sher Zaman, Bushra, et al. (2007). Risk factors for

primary postpartum hemorrhage. Professional Med

J; 14(3): 378-381

14. Bratakoesoema, D. S. dan M. D. Angsar. 2011.

Perlukaan pada Alat-Alat Genital. Dalam: M.

Anwar, A. Baziad, R. P. Prabowo. (Editors). Ilmu

Kebidanan (halaman 325-326). PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.

15. Armagustini, Yetti. 2010. Determinan Kejadian

Komplikasi Persalinan di Indonesia. Tesis Magister

Kesehatan Masyarakat pada Program Pascasarjana

Kekhususan Kesehatan Reproduksi Universitas

Indonesia, hal 19-20.

Page 98: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

84

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Skripsi

Page 99: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

85

Lampiran 5 : Surat Telaah Etik

Page 100: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

86

Lampiran 6 : Sertifikat Etik

Page 101: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

87

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Page 102: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

88

Lampiran 8 : Surat Pernyataan Selesai Pengambilan Data

Page 103: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

89

Page 104: Skripsi Ferry Krisnamurti 04111001065 Fix

90

BIODATA

Nama : Ferry Krisnamurti

Tempat,Tanggal Lahir : Klampok, 19 Februari 1994

Alamat : Jl. Alhidayah Rt.01/Rw.02 No. 203

Desa Lalang Sembawa, Kec. Sembawa,

Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan

Telpon/HP : 085357366162

Email : [email protected]

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Tunjang Sudiyono, SP

Ibu : Jum Hartati, S.Pd

Jumlah Saudara : 2

Anak Ke : 2

Riwayat Pendidikan : SDN 2 Karang Mulya (1999-2005)

SMPN 2 Banyuasin III (2005-2008)

SMAN 2 Banyuasin (2008-2011)

Fakultas Kedokteran Unsri (2011-sekarang).

Palembang, Januari 2015

Ferry Krisnamurti