skripsi FD dan camel perbankan.pdf

199
PENGARUH RASIO CAMEL DAN RISIKO PERBANKAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN PERBANKAN (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI) SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang skipsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Tetty Purwasih Simangunsong 094020158 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013

Transcript of skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Page 1: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

PENGARUH RASIO CAMEL DAN RISIKO PERBANKAN TERHADAP

KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN PERBANKAN

(Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang skipsi

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Tetty Purwasih Simangunsong

094020158

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2013

Page 2: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

PENGARUH RASIO CAMEL DAN RISIKO PERBANKAN TERHADAP

KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN PERBANKAN

(Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syara sidang skipsi

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

Bandung, April 2013

Mengetahui,

Pembimbing

Dr. H. Sasa S Suratma,S.E.,M.Sc.

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. R. Abdul Maqin, S.E., MP Dr. H. Sasa S. Suratman, S.E., M.Sc

Page 3: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

PERNYATAAN

(Program Studi Stara 1)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pasundan

maupun di peerguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan prnrlitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak kain kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

tanpa atau publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenarann dalam peryataan ini

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, April 2013

Yang membuat pernyataan

(Tetty P Simangunsong)

Page 4: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera.

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa

atas segala nikmat yang diberikn kepada kita semua, dengan rahmat dan kasih-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan judul

“PENGARUH RASIO CAMEL DAN RISIKO PERBANKAN TERHADAP

KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN”

guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

Rasa bangga serta kesungguhan dalam menyelesaikan SKIPSI dengan

mengucapkan Puji Tuhan akhirnya SKIPSI ini dapat selesai, meskipun kata

sempurna masih jauh dalam penyusunan SKIPSI ini, hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan pengetahuan penulis. Namun penulis berharap SKIPSI ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya dan peneliti selanjutnya.

Dalam penyusunan skipsi ini penulis melibatkan beberapa pihak yang

banyak membantu dan memberikan petunjuk, bimbingan dan doa yang begitu

besar mamfaatnya bagi penulis sampai ahirnya penulis dapat menyelesaikan

skipsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

banyak trima kasih kepada Bapak dan Ibu penulis yaitu JM. Simangunsong dan

Ibu S. Siagian, kakak dan adik-adik penulis atas doa, dan dukungan serta motivasi

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi

Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat Dr. H. Sasa S Suratman, S.E., M.sc., selaku

Page 5: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran guna

membimbing dan mengarahkan serta memberikan petunjuk kepada penulis dalam

menyelesaikan skipsi ini.

Pada kesempatan ini juga dengan penuh hormat penulis tidak lupa

mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. R. Abdul Maqin,S.E.,MP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pasundan.

2. Dadan Soekardan, S.E., Msi., Sekertaris Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

3. Semua dosen Universitas Pasundan yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat bermamfaat dan smua staf Universitas Pasundan

yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di Universitas

Pasundan.

4. Buat orang yang penulis kasihi yaitu Maju Sinaga (si jelek) yang

senantiasa memberikan dukungan, perhatian, motivasi dan segala bentuk

bantuannya sehingga penulis semangat untuk menyelesaikan skipsi ini.

5. Dan tidak lupa juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa

Universitas Pasundan khususnya Rini Hariyati, Mut dan semua teman-

teman seperjuangan penulis yang sangat penulis sayangi, yang telah

sama-sama berjuang selama kurang lebih empat tahun untuk mendapat

gelar Sarjana.

Page 6: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dan akhir kata dari skipsi ini penulis sampaikan semoga semua amal

kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh semuanya akan mendapatkan

balasan yang setimpal dati Tuhan yang Maha Esa, akhir kata semoga skipsi ini

dapat bermamfaat baik bagi semua pihak.

Bandung, April 2013

Penulis,

( Tetty P Simangunsong)

Page 7: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 10

1.3 Maksut dan Tujuan Penelitian ................................................ 10

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 11

1.5 Lokasi dn Waktu Penelitian .................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka ......................................................................... 13

2.1.1 Arti dan Fungsi Bank .................................................. 13

2.1.2 Aktivitas Bank ............................................................. 15

2.1.3 Laporan Keuangan Bank ............................................. 18

2.1.3.1 Neraca Bank...................................................... 19

2.1.3.2 Laporan Laba Rugi Bank.................................. 19

2.1.3.3 Analisis Risiko Perbankan................................ 20

Page 8: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.3.3.1 Financial Risk .................................. 21

2.1.3.3.2 Delivery Risk..................................... 21

2.1.3.3.3 Environment Risk............................. 22

2.1.4 Asset Liability Manajemen (ALMA)............................. 22

2.1.4.1 Pengertian ALMA............................................. 22

2.1.4.2 Fungsi ALMA................................................... 23

2.1.4.3 Tujuan ALMA..................................................... 24

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan................................................. 24

2.1.5.1 Analisi Rasio...................................................... 24

2.1.5.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan...................... 26

2.1.5.3 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio. 27

2.1.5.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan............................ 28

2.1.5.4.1 Rasio CAMEL................................. 28

2.1.6 Financial Distress............................................................ 32

2.1.6.1 Pengertian Financial Distress........................... 32

2.1.6.2 Analisis Diskriminasi Altman.......................... 40

2.1.6.2.1 The Altman Model........................... 40

2.1.6.2.2 Revisi Altman Model....................... 43

2.1.6.2.3 A Future Revision Model................. 43

2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................ 44

Page 9: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ......................................... 50

3.1.1 Objek Penelitian ............ ............................................. 50

3.1.2 Metode Penelitian ............. .......................................... 50

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ................................... 51

3.2.1 Definisi Variabel .......................................................... 51

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ............................................ 55

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 58

3.3.1 Populasi Penelitian ...................................................... 58

3.3.2 Teknik Sampling .......................................................... 58

3.3.3 Sampel Penelitian ........................................................ 60

3.4 Sumber Data.... ........................................................................ . 61

3.4.1 Teknik Pengumulan Data ............................................ 62

3.4.2 Prosedur Pemilihan Objek Penelitian .......................... 63

3.4.3 Model Penelitian .......................................................... 63

3.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.... .............. . 64

3.5.1 Analisis Data ................................................................ 64

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 65

3.5.2.1 Uji Normalitas ............................................... 65

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ..................................... 66

3.5.2.3 Uji Autokorelasi ............................................ 66

3.5.2.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas ..................... 67

Page 10: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.5.3 Statistika Deskriftif ...................................................... 68

3.5.4 Analisis Regresi ........................................................... 70

3.5.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ................ 70

3.5.4.2 Analisis Regresi Berganda Simultan ............. 71

3.5.5 Analisis Korelasi .......................................................... 72

3.5.5.1 Analisi Korelasi Parsial ................................. 72

3.5.5.2 Analisis Korelasi Berganda (Simultan) ......... 73

3.5.6 Pengujian Hipotesis ..................................................... 74

3.5.7 Koefisien Determinasi ................................................. 78

3.5.8 Penarikan Kesimulan ................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 82

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan ............ ...... 82

4.1.2 Non Performing Loan ............. .................................... 88

4.1.3 Return on Asset ............ .............................................. 91

4.1.4 Loan to Deposit ratio ............. ..................................... 94

4.1.5 Credit Risk ............ ...................................................... 97

4.1.6 Financial Distress ............. .......................................... 100

4.2 Pembahasan .......... ................................................................ 104

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ............ ................................ 104

4.2.1.1 Uji Normalitas ............................................... 104

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ..................................... 105

Page 11: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.1.3 Uji Autokorelasi ............................................ 106

4.2.1.4 Uji Heteroskedasitas ...................................... 107

4.2.2 Analisis Deskriptif ............. ......................................... 109

4.2.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Non Performing

Loan Perusahaan Perbankan .......................... 109

4.2.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Return on Asset

Perusahaan Perbankan ................................... 121

4.2.2.3 Analisis Statistik Deskriptif Loan to Deposit

Ratio Perusahaan Perbankan ......................... 113

4.2.2.4 Analisis Statistik Credit Risk Perusahaan

Perbankan ...................................................... 115

4.2.2.5 Analisis Statistik Deskriptif Financial

Distress Perusahaan Perbankan ..................... 116

4.2.3 Analisis Pengaruh Non Performing Loan terhadap

Financial Distress ......................................................... 117

4.2.4 Analisis Pengaruh Return on Asset terhadap Financial

Distress ......................................................................... 123

4.2.5 Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap

Financial Distress ......................................................... 129

4.2.6 Analisis Pengaruh Credit Risk terhadap Financial

Distress ......................................................................... 134

Page 12: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.7 Analisis Pengaruh Non Performing Loan, Return on

Asset, Loan to Dpeosit Ratio, Credit Risk Terhadap

Financial Distress Secara Simultan .............................. 140

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 155

5.2 Saran ........................................................................................ 168

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xv

Page 13: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ........................................................ 57

Tabel 3.2 Penyeleksian untuk Sampel ..................................................... 60

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Perbankan yang Dijadikan Sampel .......... 61

Tabel 3.4 Kriteria Penelitian .................................................................... 69

Tabel 3.5 Pedoman Koefisien Korelasi ................................................... 73

Tabel 4.1 Non Performing Loan Perbankan 2008-2010 .......................... 99

Tabel 4.2 Return on Asset Perbankan 2008-2010 .................................... 102

Tabel 4.3 Loan to Deposit Ratio Perbankan 2008-2010 ......................... 105

Tabel 4.4 Credit Risk Perbankan 2008-2010 ............................................ 108

Tabel 4.5 Financial Distress Perbankan 2008-2010 ................................ 112

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ............................................................... 116

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Rasio Non Performing Loan ........... 119

Tabel 4.8 Kriteria Penilaian ..................................................................... 120

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Return on Asset ............................... 121

Tabel 4.10 Kriteria Penilaian ...................................................................... 122

Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Loan to Deposit Ratio ..................... 123

Tabel 4.12 Kriteria Penilaian ...................................................................... 124

Tabel 4.13 Hasil Analisis Credit Risk ....................................................... 125

Tabel 4.14 Kriteria Penilaian ...................................................................... 126

Page 14: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.15 Hasil Analisis Financial Distress ............................................. 127

Tabel 4.16 Kriteria Penilaian ...................................................................... 128

Tabel 4.17 Korelasi NPL Terhadap Financial Distress ............................. 129

Tabel 4.18 Kriteria Penilaian ...................................................................... 129

Tabel 4.19 Regresi NPL Terhadap Financial Distress ............................... 131

Tabel 4.20 Hasil Pengujian Uji t ................................................................ 132

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Korefisien Determinasi Parsial ................... 133

Tabel 4.22 Korelasi Parsial ROA terhadap Financial Distress .................. 135

Tabel 4.23 Kriteria Penilaian ...................................................................... 135

Tabel 4.24 Regresi ROA Terhadap Financial Distress .............................. 136

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Uji t ............................................................. 138

Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Korefisien Determinasi Parsial ................... 139

Tabel 4.27 Korelasi Loan to Deposit Ratio Terhadap Financia DIstress .. 141

Tabel 4.28 Kriteria Penilaian ...................................................................... 141

Tabel 4.29 Regresi Penilain LDR Terhadap Financial Distress ................ 142

Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Uji t ............................................................. 144

Tabel 4.31 Hasil Perhitungan Korefisien Determinasi Parsial ................... 145

Tabel 4.32 Korelasi Credit Risk Terhadap Financial Distress .................. 146

Tabel 4.33 Kriteria Penilaian ...................................................................... 147

Tabel 4.34 Regresi Penilaian Credit Risk Terhadap FD ............................. 148

Tabel 4.35 Hasil Perhitungan Uji t ............................................................. 149

Page 15: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.36 Hasil Perhitungan Korefisien Determinasi Parsial ................... 150

Tabel 4.37 Korelasi Berganda Non Performing Loan (NPL), Return on Asset

(ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Credit Risk Terhadap

Financial Distres................................................................... 151

Tabel 4.38 Kriteria Penilaian ...................................................................... 152

Tabel 4.39 Regresi Berganda Non Performing Loan, Return on Asset, Loan

to Deposit Ratio dan Credit Risk Terhadap Financial Distres. .....153

Tabel 4.40 Hasil Pengujian Uji F ............................................................... 155

Tabel 4.41 Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi Secara Simultan... 156

Tabel 4.42 Rekapitulasi Hasil Uji Asumsi Klasik..................................... 158

Tabel 4.43 Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Non Performing Loan terhadap

Financial Distress.................................................................. 159

Tabel 4.44 Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap

Financial Distress.................................................................. 160

Tabel 4.45 Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap

Financial Distress.................................................................. 161

Tabel 4.46 Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Credit Risk terhadap Financial

Distress.................................................................................. 162

Tabel 4.47 Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Non Performing Loan (NPL),

Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Credit

Risk (CR) Terhadap Financial Distress................................... 163

Page 16: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 48

Gambar 3.1 Model Penelitian ...................................................................... 64

Gambar 4.1 Normal Probability-Plot ........................................................... 115

Gambar 4.2 Scatterplot ................................................................................. 118

Page 17: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Non Performing Loan (NPL) .................................................. 100

Grafik 4.2 Return on Asset (ROA) ............................................................. 103

Grafik 4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) .................................................. 106

Grafik 4.4 Credit Risk (CR) ...................................................................... 109

Grafik 4.5 Financial Distress (FD) ........................................................... 113

Page 18: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dunia perbankan berada dalam lingkungan persaingan yang

berubah cepat, sistem dan subsistem organisasi menjadi semakin terbuka dan

tingkat persaingan semakin ketat dan tajam, bahka semakin tidak menentu

arah perubahannya. Sebuah bank harus dapat berkompetisi dengan bank-bank

kompetitor dan financial intermediary unit lainnya yang juga memberikan

layanan jasa keuangan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dalam

sistem keuangannya. Suatu bank dikatakan berhasil memenangkan kompetisi

bisnisnya jika mampu memberikan layanan jasa keuangan lebih baik daripada

kompetitornya, sekaligus mampu mengadaptasikan diri dengan perubahan

lingkungan sehingga bank tersebut mampu terhindar dari financial distress

Luciana dan Kristijadi (2003).

Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus di

waspadai oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan telah bangkrut berarti

perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha, oleh karena itu

perusahaan harus sedini mungkin untuk melakukan berbagai analisis terutama

analisis tentang kebangkrutan. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk

memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan).

Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak

manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan.

Pihak kreditur dan juga pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan-

Page 19: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. (Hanafi dan

Halim, 1996:263).

Kebangkrutan perusahaan dapat terjadi karena perusahaan mengalami

masalah keuangan yang dibiarkan berlarut-larut. Beberapa perusahaan yang

mengalami masalah keuangan mencoba mengatasi masalah tersebut dengan

melakukan pinjaman dan penggabungan usaha. Ada juga yang mengambil

alternatif singkat dengan menutup usahanya. Salah satu alasan perusahaan

menutup usahanya karena pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih kecil

dari biaya yang dikeluarkan perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Disamping itu perusahaan juga tidak dapat membayar kewajiban-kewajibannya

kepada pihak lain pada saat jatuh tempo karena perusahaan tidak memperoleh

laba tiap periode operasinya, Hofer (1980) dan Whitaker (1999).

Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa

situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan.

Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan,

kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang dan default (Atmini, 2005).

Menurutnya, ketidakmampuan melunasi hutang menunjukkan adanya masalah

likuiditas, sedangkan default berarti suatu perusahaan melanggar perjanjian

dengan kreditur dan dapat menyebabkan tindakan hukum.

Balwin dan Scott (1983) dalam Parulian (2007) menjelaskan bahwa

suatu perusahaan dikatakan mengalami kondisi financial distress apabila

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban financialnya. Menurut

mereka, sinyal pertama dari kesulitan ini adalah dilanggarnya persyaratan-

Page 20: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

persyaratan utang (debt covenants) yang disertai dengan penghapusan atau

pengurangan pembayaran dividen. Wruck (1990) dalam Parulian (2007)

mendefinisikan financial distress sebagai suatu penurunan kinerja (laba),

sedangkan Elloumi dan Gueyie (2001) dalam Parulian (2007)

mengkategorikan perusahaan dengan financial distress apabila selama dua

tahun berturut-turut mengalami laba bersih negatif. Namun, Classens et al.

(1999) dalam Wardhani (2006) mendefinisikan perusahaan yang berada

dalam kesulitan keuangan yaitu perusahaan yang memiliki interest coverage

ratio (rasio laba usaha terhadap biaya bunga) kurang dari satu.

Menurut Platt dan Platt (2002) dalam Atmini (2005), financial distress

adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu

perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas

produk yang menurun dan penundaan pembayaran tagihan. Apabila kondisi

financial distress ini diketahui sejak awal, diharapkan dapat dilakukan

tindakan untuk memperbaiki situasi tersebut sehingga perusahaan tidak akan

masuk ke tahap kesulitan yang lebih berat seperti kebangkrutan atau likuidasi.

Tujuan utama suatu perusahaan atau perbankan adalah mendapatkan laba.

Laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil

operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan kata lain,

laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi

perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi perusahaan

diukur dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan dengan biaya.

Page 21: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya maka dikatakan bahwa

perusahaan memperoleh laba dan bila terjadi sebaliknya maka perusahaan

mengalami rugi. Salah satu kegunaan dari informasi laba yaitu untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembagian deviden kepada para

investor. Laba bersih suatu perusahaan digunakan sebagai dasar pembagian

deviden kepada investornya. Jika laba bersih yang diperoleh perusahaan

sedikit atau bahkan mengalami rugi maka pihak investor tidak akan

mendapatkan deviden. Hal ini jika terjadi berturut-turut akan mengakibatkan

para investor menarik investasinya karena mereka menganggap perusahaan

tersebut mengalami kondisi permasalahan keuangan atau financial distress.

Kondisi ini ditakutkan akan terus menerus terjadi yang nantinya akan

berakhir pada kondisi kebangkrutan. Dengan kondisi demikian maka laba

dapat dijadikan indikator oleh pihak investor untuk mengetahui kondisi

keuangan perusahaan Platt dan Platt (2002) dan Luciana dan Kristijadi

(2003).

Disamping itu, arus kas juga merupakan laporan yang memberikan

informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam

periode waktu tertentu. Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi

usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar

(cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar daripada arus kas

yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive cash flows, sebaliknya

apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka akan

tejadi negative cash flows. Informasi arus kas dibutuhkan pihak kreditor

Page 22: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutangnya.

Apabila arus kas suatu perusahaan jumlahnya besar, maka pihak kreditor

mendapatkan keyakinan pengembalian atas kredit yang diberikan. Jika arus

kas suatu perusahaan bernilai kecil, maka kreditor tidak mendapatkan

keyakinan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Jika hal ini

berlangsung secara terus menerus, kreditor tidak akan mempercayakan

kreditnya kembali kepada perusahaan atau nasabah kebada perbankan karena

perusahaan atau perbankan dianggap mengalami permasalahan keuangan atau

financial distress. Dengan kondisi demikian maka arus kas dapat dijadikan

indikator oleh pihak kreditor atau invesmen/nasabah untuk mengetahui

kondisi keuangan instansi Luciana dan Meliza (2003).

Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan atau dapat dikatakan

sebagai peringatan dini atau awal terhadap adanya kebangkrutan pada masa

yang akan datang dan apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar

bagi perusahaan yang mengalaminya, menurut Muhammad Akhyar Adnan

dan Eha (2000) dalam Delfi (2004).

Kasus kesulitan keuangan pada skala nasional yang terjadi di indonesia

antara lain pada Bank Century dan PT Texmaco. Kontroversi pemberian

bailout pemerintah sebesar Rp 6,762 triliun kepada bank century dalam kurun

waktu 23 November 2008 sampai dengan 21 Juli 2009, berawal dari

terjadinya ketidakmampuan pada sesi kliring di Bank Indonesia pada tanggal

13 November 2008 (majalah saroha 2009). Berdasarkan laporan keuangan

pada Bank Century, Tbk per 31 Oktober 2008 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Page 23: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) menunjukkan angka -

35,92% (syarat minimal yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%) Return

on Asset (ROA) sebesar -0,5209, Return on Equity (ROE) sebesar -9,8163

Loan to Deposite Ratio (LDR) sebesar 93,16%, surat-surat berharga (SBB)

vales sebesar US$ 76 juta dan US$ 45 juta yang jatuh tempo tanggal 3

November 2008. Penetapan status macet terhadap aktiva produktif yang

macet tersebut, selain itu adanya koreksi pengakuan bunga sebesar 390 miliar

yang bukan berasal dari penerimaan tunai dan kekurangan penyisihan

penghapusan aktiva (PPA) aktiva yang diambil alih (AYDA) yang beli

sebesar 59 miliar. Sejak saat itulah pemerintah mengucurkan dana bailout

(dana talangan) untuk menyelamatkan Bank Century dalam empat tahap.

http://dodik.student.umm.ac.id/2010/01/29/kasus-bank-century/.

Kasus kesulitan keuangan lainnya yang gagal diselamatkan terjadi pada

Group Texmaco. Gejalanya dapat dilihat dari laporan keuangan PT Taxmaco

Jaya per 31 desember 2006 atau dua tahun sebelum PT Taxmaco jaya

dinyatakan delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Tingginya

ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan pihak ketiga dapat dilihat

dari tingginya perbandingan jumlah hutang dibandingkan dengan jumlah

aktiva perusahaan yaitu sebesar 459,85% stuktur pembiayaan seperti ini

menimbulkan beban bunga yang tinggi bagi perusahaan, beban bunga yang

tinggi dan keharusan pemenuhan pembayaran pokok dan bunga pinjaman

jatuh tempo menyebabkan terganggunya modal kerja perusahaan dengan

indikasi berupa rasio likuiditas curren ratio dan net working capital to asset

Page 24: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

ratio masing masing sebesar 4% dan menjadi negatif 227,74%, terganggunya

modal kerja pada akhirnya menganggu operasional perusahaan sehingga

profitabilitas perusahaan juga menurun dengan capaian profit margin dan

ruturn on asset masing-masing negatif 0,51 dan negatif 0,07. Copyright

novery [email protected],http://dodik.student.umm.ac.id/2

010/01/29/kasus-bank-century/.

Badan penyehatan perbankan nasional (BPPN) secara resmi

menyatakan grup texmaco berstatus default alias gagal bayar.

Konsekuensinya perusahaan harus langsung melunasi seluruh hutanggnya

senilai Rp. 29 triliun yang semula diperpanjang hingga 11 tahun melalui

program restrukturasi yang direncanakan sebelumnya. Dan pada tanggal 5

september 2008, bursa efek indonesia ahirnya melakukan delisting PT

Taxmaco Jaya secara signifikan berpengaruh negatif terhadap

kelangsungan usaha, baik secara financial atau secara hukum, dan tidak

dapat menunjukkan indikasi pemulihan memadai, bursa efek indonesia:

lembar pengumuman penghapusan pencatatan efek nomor peng-

004/BEI.PSR/DEL/09-2008 tanggal 5 september 2008 keputusan ini

efektif berlaku pada tanggal 10 Oktober 2008.

Gambaran kasus-kasus diatas menunjukkan bahwa kondisi

financial distress dapat diawali dengan ketidakmampuan perusahaan atau

bank dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, selain itu

penyebab utama kegagalan bank adalah manajemen bank yang buruk

akibat terlalu berani mengambil risiko dan longgarnya pengawasan

Page 25: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

terhadap tindak penipuan dan penggelapan (Pantalone & Platt 1987 dalam

Muliaman dkk, 2004:5)

Informasi lebih awal financial distress pada perusahaan atau bank

memberikan kesempatan bagi manajemen, pemilik, investor dan regulator

dan para stakeholder lainnya untuk melakukan upaya-upaya yang relevan.

Perlu disusun suatu sistem yang dapat memberikan peringatan dini (Early

Warning) adanya problematik keuangan yang mengancam operasional

perusahaan atau bank untuk mengantisipasi munculnya kesulitan

keuangan, Elloumi dan Gueyie (2001) dalam Parulian (2007).

Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kondisi financial

distress bank pada umumnya menggunakan rasio keuangan bank.

Penelitian sebelumnya yang melakukan prediksi financial distress pada

bank dilakukan oleh, Muliaman D Hadad dkk, dengan judul “model

prediksi kepailitan bank umum di indonesia” yang dipublikasikan oleh

biro stabilitas keuangan direktorat penelitian dan pengaturan perbankan

bank indonesia.

Penelitian Platt dan Platt (2002) dan Luciana dan Kristijadi (2003)

bertujuan untuk membentuk model prediksi kepailitan bank umum di

indonesia berdasarkan laporan keuangan bank yang bersangkutan.

Variabel independen yang digunakan adalah faktor rasio-rasio modal, risio

keuangan, variabel dumy waktu sedangkan variabel dependen adalah

kepailitan bank. Data yang digunakan merupakan data bulanan priode

Januari 1995 sampai dengan Desember 2000 sebagai desain periode

Page 26: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

januari 2001 sampai dengan Desember 2003 sebagai populasi validasi.

Oleh karena kepailitan bank tidak terjadi secara tiba-tiba maka model

prediksi yang dibangun meliputi model prediksi 3 bulan (MP3), 6 bulan

(MP6) dan 12 bulan (MP12) sebelum pailit. Hasil penelitan menunjukkan

bahwa dari ketiga model prediksi yang berhasil dibangun, ternyata MP3

yang layak dipergunakan sebagai model prediksi kepailitan bank umum di

indonesia. Model prediksi yang dihasilkan memiliki kinerja yang baik

sebab mampu mengklasifikasikan 89.3% kegagalan bank populasi desain

dan 83,9% populasi validasi dengan benar.

Peneitian yang dilakukan Platt dan Platt (1990) melakukan

penelitian financial distress dan kebangkrutan perusahaan dengan

menggunakan sample beberapa industri. Platt melakukan penyelidikan

stabilitas dan kelengkapan model berdasarkan industry relative ratio. Hasil

penelitian memberikan bukti bahwa industry relative ratio memiliki

tingkat klasifikasi yang leih tinggi dibandingkan denagan rasio keuangan

yang tidak disesuaikan berdasarkan jenis industrinya.

Pada penelitian terdahulu terdapat ketidak konsistenan hasil

penelitian CAR mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap problem/

insolvensy/failed bank tinggat kesehatan bank (suharman 2007) sedangkan

penelitian sanoso (19960 dan sinkey 1975) menyatakan CAR positif

signifikan sebaliknya penelitian Haryati (2006) memberikan CAR tidak

signifikan. Variabel LDR mempunyai pengaruh positif signifikan pada

tinggat resiko keuangan bank (suharman, 2007) sedangkan penelitian

Page 27: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

santoso tidak signifikan pada α=5%, menurut penelitian haryati (2006)

tidak signifikan, NPL mempunyai pengaruh negatif signifikan pada

penelitian Suharman (2007) sedangkan hasil penelitian Haryati (2006) dan

Santoso (1996) memberikan bukti empiris positif signifikan. Variabel

ROA pada peneitian Altman (1998) yang menggunakan EBIT/TA

menunjukkan positif signifikan pada kebankrurtan bank sedangkan

santoso (1996) menyatakan negatif signifikan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian

dengan menggunakan variabel rasio CAMEL, dan risiko perbankan dalam

mengkur kebangkrutan bank. Variabel rasio CAMEL diproksikan dengan

NPL. ROA, dan LDR, risiko perbankan diproksikan dengan rasio risiko

keuangan sesuai penelitian Haddad (2004) yaitu credit risk dalam

mengukur kondisi financial distress pada perbankan yang terdaftar di

bursa efek indonesia, penelitian ini berjudul ”PENGARUH RASIO

CAMEL, RISIKO PERBANKAN TERHADAP KONDISI

FINANCIAL DISTRES”

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi non performing loan, return on asset, loan to

deposit dan credit risk pada perusahaan yang diteliti.

2. Bagaimana kondisi financial distress pada perusahaan yang diteliti.

Page 28: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3. Seberapa besar pengaruh non performing loan, return on asset, loan to

deposit dan credit risk terhadap financial distress secara parsial.

4. Seberapa besar pengaruh non performing loan, return on asset, loan to

deposit dan credit risk terhadap financial distress secara simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan rasio-

rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan

oleh perbankan terhadap kondisi financial distress.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kondisi non performing loan, return on asset,

loan to deposit dan credit risk pada perusahaan yang diteliti ?

2. Untuk mengetahui kondisi financial distress pada perusahaan yang

diteliti ?

3. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan, return on asset,

loan to deposit dan credit risk terhadap financial distress secara

parsial.

4. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan, return on asset,

loan to deposit dan credit risk terhadap financial distress secara

simultan.

Page 29: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi mamfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan diantaranya:

1. Bagi penulis, untuk menerapkan dan menambah pengetahuan penulis

yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan khususnya

aplikasi analisis rasio dan risiko keuangan terhadap kondisi financial

distress bank.

2. Bagi pihak-pihak yang mempelajari bidang keuangann, sebagai

konfirmasi atas teori analisis laporan keuangan, khususnya analisis

rasio keuangan, dalam aplikasinya sebagai alat untuk mengukur

kondisi financial distress bank.

3. Bagi pengguna informasi rasio keuangan bank, seperti para investor,

regulator, auditor, debitor dan manajemen mengembil keputusan yang

relevan dengan informasi kemumungkinan terjadinya kondisi financial

distress pada bank-bank yang terdaftar di bursa efek indonesia

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis akan melakukan Penelitian di Pojok Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan www.idx.co.id dan sebagai pelengkap penulis juga melakukan

penelitian pada perusahaan perbankan atau bukan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai 2010.

BAB II

Page 30: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Arti dan Fungsi Bank

Definisi atau batasan mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu

sama lain, kalaupun ada perbedaan hanya akan tampak pada tugas dan

jenis usaha bank tersebut, bank adalah salah satu lembaga keuangan yang

beroperasi tidak ubahnya sama seperti perusahaan lainnya, yaitu tujuannya

mencari keuntungan. Menurut G.M. Verryn Stuart “bank adalah suatu

badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan

alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari

orang lain, atau pun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan

uang giral”

Pengertian bank terdapat pada pasal 1 Undang-Undang No 10 Tahun

1998 tentang perubahan Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang

perbankan yaitu bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya

sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang

menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana ((idle fund surplus

unit) kepada pihak yang membuhtuhkan dana atau kekurangan dana

(deficit unit) pada waktu yang ditentukan,

Bank adalah badan usaha yang usaha utamanya menciptakan kredit

(Suyanto, 1996:1)

Page 31: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Menurut A. Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan

Perdagangan “Bank adalah suatu suatu jenis lembaga keuangan yang

melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,

mengedarkan mata uang, pengawasan mata uang, bertindak sebagai tempat

penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-

perusahaan dan lain-lain”.

Pengertian diatas menjelaskan bahwa bank berfungsi sebagai

penghimpun dan menyalurkannya secara kredit baik kepada perorangan

maupun badan usaha. Bank memperkenalkan berbagai bentuk jasa

perbankan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Hasil dari

penghimpunan dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat atau

pihak yang memerlukan dalam bentuk pinjaman. Keberadaan bank harus

bermamfaat dan harus dapat dirasakan langsung oleh siapa saja baik oleh

deposan maupun debitur, pelaku bisnis, ataupun karyawan. Bagi pelaku

bisnis atau pengusaha, bank merupakan media perputaran lalu lintas uang,

dan tempat di mana permasalahan keuangan dapat diselesaikan, baik

melalui produk-produk bank maupun jasa bank yang ditawarkan kepada

nasabahnya, semakin sempurna produk dan jasa yang diberikan bank

kepada nasabahnya, tentunya akan memperlancar kegiatan bisnis nasabah

serta lebih leluasa untuk bertransaksi di bank tersebut, Supriyon Maryanto

(2007).

Page 32: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.2 Aktivitas Bank

Bank pada umumnya atau yang di teliti oleh penulis ialah bank

komersial yaitu sebagai lembaga perantara keuangan yang berfungsi

mengumpulkan dana dari deposan (suplier dana) dengan menerbitkan

kewajiban dan mengalokasikannya ke pihak debitor (demender dana),

sehingga menjadi asset bank, aktivitas bank yang dapat dilihat dari

neracanya (balance sheet) antara lain terdiri dari (T. Sunaryo, 1999):

a. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah instrumen bank komersial untuk menarik dana dari

pihak ketiga (deposan/kreditor), terdiri dari:

Checkable deposits, atau cek giro adalah simpanan nasabah yang dapat

dicairkan dengan menulis cek, sehingga memiliki likuiditas yang tinggi.

Jika deposan atau pemegang cek yang namanya tercantum di dalamnya

menunjukkan cek tersebut kepada bank dan meminta penarikan dana,

maka bank wajib membayarnya dengan segera atau menambahkan dana

tersebut ke dalam rekening pemengang cek.

Nontransaction deposits, yaitu sumber dana bank, di mana bank

membatasi likuiditas nasabah. Ada dua macam nontransaction deposit,

yaitu saving deposit (tabungan) dan time deposit (deposito berjangka).

Borrowings, dalam kondisi bank kekurangan dana misalnya karena

nasabah menarik dananya secara berlebihan, bank dapat mencari pinjaman

dana di pasar antar bank (fed-fund market).

Page 33: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Bank capital, atau kekayaan neto dari bank adalah selisih antara total dan

total kewajiban. komponen penting dari capital/modal bank adalah

cadangan kerugian pinjaman (loan-loss reserses), yaitu dana yang

dipersiapkan sebagai perendam (cushion) terhadap penurunan nilai asset

bila terjadi kredit saham baru atau meningkatkan laba ditahan (retained

earning), (T. Sunaryo,1999).

b. Asset (aktiva)

Dana yang diperoleh bank dialokasikan untuk membeli aset atau

memberikan pinjaman kepada debitor, terdiri dari:

Cadangan (Reserves), ada dua jenis cadangan, pertama cadangan

minimum yaitu kewajiban bank umum/komersial untuk menyimpan

bagian tertentu di bank sentral. Kedua, cadangan lebih (excess reserves),

yaitu dana tunai yang dimiliki bank untuk memenuhi transaksi hariannya.

Cash items in process of collection adalah aliran dana yang belum

diterima oleh bank, misalnya bank menerima simpanan dalam bentuk cek

yang dikeluarkan oleh bank lain, bank baru akan menerima dananya

beberapa hari kemudian.

Deposits at otherbanks, bank-bank kecil menyimpan bagian tertentu

dananya di bank-bank besar untuk memperoleh jasa correspondent

banking, seperti check collection, transaksi valuta asing dan transaksi

pembelian sekuritas. Securities (surat berharga/sekuritas) merupakan aset

bank yang penting karena memberikan pendapatan yang cukup besar.

Page 34: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Bank melakukan berbagai macam aktivitas setiap harinya, Lukman

Dendawijaya (2005:15) mengelompokkan kegiatan bank umum menjadi

enam kegiatan utama, yaitu:

1. Pengkreditan

kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum karena

pengkreditan merupakan kegiatan/aktivitas yang terbesar dalam

perbankan, hal ini dapat dilihat dari besarnya angka pos kredit yang

diberikan dalam neraca dan penghasilan terbesar bank.

2. Pemasaran (Marketing)

Kegiatan pemasaran suatu bank umum erat hubungannya dengan

stategi dan kiat yang harus dilakukan oleh eksekutif bank. Strategi

tersebut mencakup seluruh aspek seperti perencanaan, survey pasar,

ramalan pasar, serta strategi pemasaran.

3. Treasury

Kegiaatan treasury (pendanaan) lebih diutamakan kepada pengelolaan

dana oleh para eksekutif bank. Hal ini dimaksutkan agar diperoleh

kinerja yang optimal dalam memperoleh dana serta memaksimalkan

alokasi dana kepada aktiva produktif.

4. Operations

Kegiatan operation adalah kegiatan unit-unit dalam bank yang bersifat

membantu kegiatan-kegiatan unit bank utama bank lainnya.

5. Pengelolaan sumber daya manusia (Human Resources)

Page 35: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Pengelolaan sumber daya manusia dalam bank mencakup seluruh

siklus di bidang sumber daya manusia meliputi:

a. Perencaanaan sumber daya manusia, (b) penarikan tenaga kerja (c)

seleksi (d) penemptan pegawai dst,.

6. Audit ( Pengawasan)

Pengawasan bisnis perbankan terdapat 3 jenjang pengawasan atau

audit, yaitu sebagai berikut:

a. pengawasan intern

adalah pengawasan yang dilakukan oleh suatu unit dalam bank

yang dikenal dengan nama suatuan kerja unit audit.

b. Pengawasan ekstern

ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik yang

penunjukannya ditetapkan dalam rapat umum tahunan pemengang

saham bank yang bersangkutan.

c. Pengawasan BI

Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, baik

secara berkala maupun secara mendadak berdasarkan kebutuhan

tertentu menurut pertimbangan Bank Indonesia.

2.1.3 Laporan Keuangan Bank

Berdasarkan Undang-Undang RI No 7 1992 tentang perbankan Pasal

34 setiap bank umum diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa

Page 36: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

neraca dan perhitungan laba/rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2.1.3.1 Neraca Bank

Neraca bank adalah suatu daftar yang menggambarkan kekayaan,

kewajiban dan modal bank suatu periode tertentu. Aktiva bank pada

umumnya terdiri dari alat-alat likuid, aktiva produktif dan aktiva tidak

produktif. Sisi aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola

pengalokasian dana bank. Sisi pasiva dalam neraca bank menggambarkan

kewajiban bank yaitu berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas

kekayaan bank, selain itu modal bank menggambarkan nilai buku pemilik

saham bank, (Surat Edaran Bank Indonesia N0. 23/19/BPPP Tanggal 28

Februari 1991)

2.1.3.2 Laporan Laba Rugi Bank

Laporan perhitungan laba rugi bank atau lebih dikenal dengan

income statemen adalah suatu laporan keuangan bank yang

menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional

bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Laporan

laba rugi bank harus disusun berdasarkkan ketentuan yang sudah

ditetapkan oleh bank indonesia serta harus dilaporkan dan diumumkan

melalui media cetak yang memiliki peredaran yang luas. Keterlambatan

penyampaian serta bentuk laporan yang tidak mengikuti standarisasi yang

telah ditetapkan bank akan dikenakan sanksi, Teguh Pudjo Muljono

(1999;159).

Page 37: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Laporan laba rugi suatu bank umum terdiri dari komponen

pendapatan biaya laba rugi sebelum pajak sisa laba rugi tahun lalu dan

laba rugi bersih. Pos pendapatan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu

pendapatan operasional dan pendapatan nonoperasional. Pendapatan

operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung

dari kegiatan usah bank yang benar-benar telah diterima seperti hasil

bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya dan

pendapatan lainnya. Pos biaya juga terdiri dari biaya operasional dan biaya

bunga biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, penyusutan dan biaya

lainnya sedangkan biaya nonoperasional adalah semua biaya yang tidak

berhubungan dengan kegiata usahaa bank, misalnya kerugian karena

penjualan/kehilangan harta tetap dan inventaris, (Surat Edaran Bank

Indonesia N0. 23/19/BPPP Tanggal 28 Februari 1991)

2.1.3.3 Analisis Risiko Perbankan

Setiap usaha yang dilakukan oleh manajemen perbankan memiliki

suatu risiko yang akan berdampak terhadap penghasilan atau return

perusahaan. Selain dari penilaian tingkat likuiditas, kecukupan modal,

rentabilitas, efisiensi serta pengaruh inflasi, para analis keuangan juga

memberi perhatian yang cukup terhadap tingkat risiko yang timbul.

Menurut Teguh Pudjo Muljono (1999:159), risiko yang dihadapi oleh

industri perbankan terbagi ke dalam tiga kriteria, yaitu financial risk,

delivery risk dan environment risk.

Page 38: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.3.3.1 financial Risk

Menurut Teguh Pudjo Muljono (1999;159) financial risk

merupakan risiko yang mungkin diderita suatu bank karena pengelolaan

keuangan maupun kegiatan operasionalnya yang kurang baik, maka akan

mempunyai dampak negatif pada kondisi keuangan yang bersangkutan.

Rasio ini meliputi:

a. Credit Risk

Merupakan suatu risiko akibat ketidakmampuan nasabah

mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta

imbalannya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Liquidity Risk

Merupakan risiko yang mungkin dihadapi bank untuk memenuhi

kebutuhan likuiditas dalam rangka memenuhi permintaan kredit

dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.

2.1.3.3.2 Delivery Risk

Merupakan risiko yang terjadi karena kegagalan proses kegiatan

operasioanl bank yang besangkutan di dalam penyampaian produk lain

AssetTotal

NPLRiskCredit

DepositTotal

BorrowinTermShortAssetLiquidRiskLiquidity

Page 39: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

dan jasa kepada para pelanggannya. banyak faktor yang mendukung

keberhasilan suatu bank di dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya

untuk memasarkan produk dan jasanya kepada para pelanggannya, faktor-

faktor tersebut adalah faktor teknologi, faktor pengembangan produk,

faktor stategis bisnis, dan faktor personal dan opeasional, Teguh Pudjo

Muljono (1999;159)

2.1.3.3.3 Environment Risk

Merupakan risiko yang mungkin diderita suatu bank karena pengaruh

situasi dan kondisi masyarakat, sosial dan politik, prekonomian moneter

dan fiskal yang telah ada di masa bank tersebut melakukan kegiatan

usahanya, risiko ini juga menyangkut tingkat persaingan bisnis maupun

berbagai sistem regulasi dan otoritas moneter yang berlaku dapat pula

mengakibatkan kondisi usaha yang positif maupun negatif. Dalam

penelitian ini, risiko yang diamati adalah risiko keuagan yang terdiri dari

credit risk dan liquidity risk, Teguh Pudjo Muljono (1999;159).

2.1.4 Asset Liability Manajemen (ALMA)

2.1.4.1 Pengertian ALMA

Menurut Raflus Rax dalam buku yang berjudul asset liability comite

(1996:24) “asset liability management adalah suatu proses perencanaan

pengawasan operasi perbankan yang terkoordinasi dan secara konsekuen

di jalankan dengan selalu memperhatikan perkembangan foktor-faktor

Page 40: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

yang mempengaruhi operasi perbankan, baik itu berasal dari luar atau pun

faktor stuktual yang berasal dari dalam”

ALMA menurut Slamet Riyadi (2003:33) pada dasarnya adalah

merupakan suatu proses planning, organizing, actuating dan controling

untuk mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan:

a. Permodalan(equity)

b. Pemupukan dana (funding)

c. Penggunaan dana (asset)

Yang satu sama lain terkait (koordinasi) dalam mencapai tingkat laba yang

optimal dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan.

2.1.4.2 Fungsi ALMA

Menurut Raflus Rax (1996:41) terdapat 4 (empat) fungsi utama ALMA:

1. Manajemen likuiditas

a. Mempetahankan status rasio likuiditas.

b. Memperkecil dana yang menganggur guna menaikkan income.

c. Memenuhi kebutuhan proyeksi cash ke depan.

2. Managemen GAP

a. Mengelola risiko ”maturity dan repricing” posisi terhadap sekenario

tingkat bunga.

b. Berusaha memaksimumkan pendapatan bunga (NIM)

Page 41: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3. Manajemen investasi dan pendapatan (earning & invesment

management)

a. Mengelola portel investasi.

b. Menata perolehan NII/NIM

c. Menata deposit-mix dalam usaha menekan biaya dana.

2.1.4.3 Tujuan ALMA

Tujuan ALMA yang dilakukan oleh setiap bank di dunia ini

menurut Selamet Riyadi (2003:34) pada umumnya mencakup hal-hal

sebagai berikut:

a. Pertumbuhan bank yang wajar

b. Pendapatan/laba yang maksimum

c. Menjaga likuiditas yang memadai

d. Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga atas hal-hal

tertentu yang mungkin timbul

e. Memelihara/menjaga dana masyarakat yang dipercayakan melalui

kegiatan bank yang wajar/bijaksana.

f. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit.

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan

2.1.5.1 Analisis Rasio

Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah dengan melakukan

analisis rasio keuangan. Menurut Gitman (2003), analisis rasio diartikan

Page 42: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

sebagai berikut. “ratio analysis involes method of calculating and

interpreting financial ratio to assess the firm’s performance, the basic

inputs to ratio analysis are the firm’s income statement and balance

sheet”

Berdasarkan pernyataan di atas, analisis rasio merupakan analisis yang

dipelukan dalam pengambilan keputusan meliputi seluruh kondisi

keuangan yang sebenarnya dalam pengambilan keputusan meliputi seluruh

kondisi keuangan yang sebenarnya dan merupakan satu kesatuan, artinya

analisis keuangan tidak terpisah atau tidak dapat dilakukan secara terpisah-

pisah karena antara satu perhitungan rasio berhubungan dengan rasio

lainnya.

Pada dasarya, analisis rasio dilakukan dengan dua macam cara

perbandingan seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (1997),

yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio dari waktu ke waktu

yang telah lewat: atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk

waktu-kewaktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio sejenis

dari perusahaan-perusahaan lain pada industri yang sama untuk waktu

yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan industri,

maka kita dapat mengetahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu

dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri (abave

Page 43: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

averege), berada pada rata-rata (avarage) atau dibawah rata-rata

(below avarage.)

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis

keuangan yang paling populer dan hanya digunakan (Subramanyam et

al., 2008:36) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya

yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

2.1.5.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Gilman (2006) menyatakan tujuan dari analisis rasio tidak hanya

berupa perhitungan rasio tetapi ada hal yang lebih penting yaitu

interprestasi dari nilai rasio yang didapat agar dapat dipertimbangkan dan

menjawab apakah nilai rasio tersebut baik atau tidak. Selain itu pihak-

pihak diluar perusahaan dapat menggunakan analisis rasio keuangan

untuk:

1. Bagi pemberi pinjaman untuk menentukan pemberian hutang.

2. Bagi pemeringkat kredit untuk menilai kelayakan kredit perusahaan.

3. Bagi investor untuk menentukan kelayakan berinvestasi dari

perusahaan.

4. Bagi suplier untuk menentukan apakah layak memberi hutang bagi

perusahaan.

Page 44: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.5.3 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio

Dibandingkan dengan teknik analisis laporan keuangan lainnya,

analisis rasio memiliki keunggulan (Sofyan Syarif Harahap, 2006:298)

sebagai berikut:

a. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditabsirkan.

b. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi

yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi keuangan perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermamfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi.

Namun demikian analisis rasio juga memiliki beberapa keterbatasan

yang harus disadari sewaktu-waktu oleh penggunanya (Keown et al.,

1991:448-449) yaitu:

a. Kadangkala sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dari

perusahan pada saat perusahan memiliki lebih dari satu jenis jalur

bisnis.

b. Rata-rata industi yang dipublikasikan merupakan angka taksiran

dan panduan umum bagi para pemakai serta bukan merupakan

rata-rata rasio yang ditentukan secara ilmiah atas semua kejadian

pada perusahaan yang mewakili dalam industri.

Page 45: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

c. Perbedaan praktik akuntansi diantara perusahaan dan dapat

mengarah pada perbedaan perhitungan rasio.

2.1.5.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

2.1.5.4.1 Rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning,

Liquidity)

Dalam kamus perbankan (Institut Bankir Indonesia) edisi

kedua tahun 1999 CAMEL adalah aspek yang paling banyak

berpengaruh terhadap kondisi keuagan bank, yang mempengaruhi

pula tingkat kesehatan bank, CAMEL merupakan tolok yang

menjadi objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawasan

bank, CAMEL terdiri atas lima kinerja yaitu modal, aktiva

manajeman, pendapatan dan likuiditas. Berdasarkan kamus

perbankan (Institut Bankir Indonesia) edisi kedua tahun 1999

peringkat CAMEL dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan

yang lemah yang ditunjukkan oleh neraca bank, seperti rasio kredit

tak lancar terhadap total aktiva yang meningkat, apabila hal

tersebut tidak diatasi akan mengganggu kelangsungan usaha bank,

bank yang terdaftar pada pengawasan dianggap sebagai bank

bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas bank jika

dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan

peringkat camel di atas 81 adalah bank dengan pendapatan yang

kuat dan aktiva tak lancar sedikit dan peringkat CAMEL tidak di

informasikan secara luas.

Page 46: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang

perbankan tersebut, bank Indonesia telah mengeluarkan surat

edaran N0. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, yang mengatur

tentang tata cara penilain tingkat kesehatan bank. Ketentuan ini

merupakan penyempurnaan ketentuan yang dikeurkan bank

Indonesia dengan surat edaran N0.23/21/BPPP tanggal 28 Februari

1991.

Metode atau cara penilain tingkat kesehatan bank tersebut

di atas kemudian dikenal sebagai metode CAMEL. Karena setelah

dilakukan perhitungan tingkat kesehatan bank berdasarkan metode

CAMEL, dilanjutkan dengan perhitungan tingkat kepatuhan bank

pada beberaa ketentuan khusus, metode tersebut akhirnya lebih

dikenal dengan istilah metode CAMEL.

Metode CAMEL berisikan langkah-langkah yang dimulai

dengan menghitung besarnya masing-masing rasio pada

komponen-komponen berikut:

1. Kualitas Aktiva (Asset)

Aktiva yang dimiliki oleh bank terdiri dari aktiva produktif dan

aktiva non produktif. Aktiva produktif adalah penyediaaan dana bank

untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga,

penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat

berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase

Page 47: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

agreenment) tagihan derivatif, penyertaan, transaksi dipersamakan

dengan itu. Aktiva non produktif adalah aset bank selain aktiva

produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk

agunan yang diambil alih, properti tembengkalai, rekening antar kantor

dan suspense account (Peraturan Bank Indonesia No 7/2/PBI/2005).

Aktiva dapat diukur dengan menggunakan rasio NPL, (Lukman

Dendawijaya, 2004:141)

Non Performing Loan (NPL)/ Kredit Bermasalah

NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan

tingkat kolektibilitas dengan total kredit yang diberikan bank. Kredit

bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan

macet.

Rasio NPL dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah

Total Kredit

2. Rentabilitas (Earning)

Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Dalam analisis rentabilitas ini akan dicari hubungan guna mendapat

berbagai indikasi yang berguan untuk mengukur efisiensi dan

profitabilitas bank yang bersangkutan.

Page 48: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut, (Lukman Dendawijaya).

Return on Total Asset (ROA)

ROA (Return On Assets) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak)

yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar

ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut (Dendawijaya, 2003).

Besarnya nilai return on total assets dapat dihitung dengan rumus

berikut ini:

ROA = Laba Sebelum Pajak × 100 %

Total Aktiva

3. Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan liqiud apabila bank yang bersangkutan dapat

memenuhi utangnya, dapat membayar kembali semua deposannya,

serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan, oleh karena itu bank dikatakan liquid apabila :

1. Bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan yang

akan digunakan untuk memenuhi likuidnya.

2. Bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari butir

(1) diatas, tetapi yang bersangkutan, memiliki asset lainnya

Page 49: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

(khususnya surat-surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-

waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya.

3. Bank tersebu mempunyai kemampuan untuk menciptakan

berbagai cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.

Indikator yang digunakan yaitu:

LDR (Loan to Deposite Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang

dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank

terhadap dana pihak ketiga, LDR tersebut menyatakan seberapa

jauh kemampuan bank dalam membayar kredit yang diberikan

sebagi sumber likuiditas. Berarti LDR menilai peranan simpanan

bank dalam pinjaman keuangan. Perhitungan rasio ini adalah

(Drs.Lukman Dendawijaya).

LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan × 100 %

Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti

2.1.6 Financial Distress

2.1.6.1 Pengertian Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan

perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi

financial distress terjadi sebelum perusahaan mengalami

kebangkrutan. Kebangkrutan dapat diartikan sebagai suatu keadaan

atau situasi di mana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi

Page 50: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

memenuhi kewajiban-kewajiban debitur karena perusahaan

mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk

menjalankan atau melanjutkan usahanya lagi. Model financial

distress perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi

financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan

tindakan-tindakan untuk mengantispasi yang mengarah kepada

kebangkrutan (M.Sinungan,1994)

Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan atau dapat

dikatakan sebagai peringatan dini atau awal terhadap adanya

kebangkrutan pada masa yang akan datang dan apabila tidak segera

diselesaikan akan berdampak besar bagi perusahaan yang

mengalaminya, menurut Muhammad Akhyar Adnan dan Eha

(2000) dalam Delfi (2004) menjelaskan definisi kebangkrutan

sebagai kegagalan yang dapat dibedakan menjadi:

1. Kegagalan ekonomi, biasanya diartikan apabila perusahaan

kehilangan uang atau pendapatan dan perusahaannya tidak

mampu menutupi biaya operasional sehari-hari perusahaannya,

ini berati tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau arus

kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.

2. Kegagalan keuangan, kegagalan keuangan bisa diartikan

sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan

dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk

yaitu:

Page 51: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

a. Insolvensi teknis

Dimana terjadi apabila perusahaan tidak dapat

memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo

walaupun total aktivanya sudah melebihi total

utangnya.

b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan

Dimana didefinisikan sebagai kekayaan bersih negatif

dalam neraca konvensional atau nilai sekarang arus kas

yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

Pengertian kebangkrutan (bankruptcy) sendiri biasanya

diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaan untuk menghasilkan laba (Supardi, 2003:79).

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1998 adalah

dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila

debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar

sedikitnya satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.

Kebangkrutan sering juga disebut likuidasi perusahaan atau

penutupan perusahaan ataupun insolvibilitas.

Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada

sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian

menurut Martin dalam Supardi (2003:79) yaitu:

Page 52: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distress)

Kegagalan dalam ekonomi berarti bahwa perusahaan

kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu

menutupi biaya produksinya sendiri, ini berarti tingkat labanya

lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus

kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi

bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di

bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga

berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari

investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan yang

dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.

2. Kegagalan Keuangan (Financial Distress)

Pengertian financial distress menurut Supardi (2003:79)

mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam

pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian

asset liability management sangat berperan dalam pengaturan

untuk menjaga agar tidak terkena financial distress.

Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang

berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi,

karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya

kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit

kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang belum

sakitpun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk

Page 53: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi

tersebut. Namun demikian, proses kebangkrutan sebuah

perusahaan tentu saja tidak semata-mata disebabkan oleh faktor

ekonomi saja tetapi bisa disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya

non-ekonomi.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan

dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kebangkrutan yang terjadi

pada perbankan di Indonesia disebabkan oleh nilai mata uang

rupiah yang menurun, suku bunga tinggi, terjadinya rush, hutang

membengkak, simpanan nasabah rendah dan tingginya kredit

macet yang melanda hampir seluruh bank di Indonesia. Menurut

Jauch dan Glueck dalam Adnan (2000:139) faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah:

Faktor Eksternal Perusahaan

1. Faktor Pelanggan atau Nasabah

Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen, karena

berguna untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk

menciptakan peluang untuk menemukan konsumen baru dan

menghindari menurunnya hasil penjualan dan mencegah

konsumen berpaling ke pesaing.

2. Faktor Pemasok/Kreditur

Page 54: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan

mendapatkan waktu pengembalian hutang yang tergantung

kepercayaan kreditor terhadap kelikuiditasan suatu bank.

3. Faktor Pesaing/Bank Lain

Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena

menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada nasabah,

perusahaan juga jangan melupakan pesaingnya karena jika

produk pesaingnya lebih diterima oleh masyarakat perusahaan

tersebut akan kehilangan nasabah dan mengurangi pendapatan

yang diterima.

Faktor Internal Perusahaan

Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal

menurut Harnanto dalam Adnan (2000:140) sebagai berikut:

1. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah

sehingga akan menyebabkan adanya penunggakan dalam

pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar.

2. Manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang

adanya kemampuan, pengalaman, ketrampilan, sikap inisiatif

dari manajemen.

3. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering

dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun

sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan

perusahaan.

Page 55: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dalam memprediksi suatu kebangkrutan atau dalam keadaan

bermasalah juga dapat dilihat dari kinerja perbankan tersebut.

Kinerja bank dapat dilihat dari beberapa rasio keuangan yang

menunjukkan perbandingan antara satu jumlah dengan jumlah

yang lain yang dapat memberikan angka yang menunjukkan baik

buruknya atau posisi keuangan suatu bank (Almilia dan Herdining

Tyas, 2005). Menurut Khasmir (2005) ukuran kinerja juga dapat

dilihat dari tingkat kesehatan bank yang penilaiannya dilakukan

oleh Bank Indonesia meliputi beberapa aspek diantaranya:

1. Aspek Permodalan

Didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum

bank. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR (Capital

Adequacy Ratio) pada tahun 1999 ditetapkan sebesar minimal

8%.

2. Aspek Kualitas Asset

Dengan memperbandingkan aktiva produktif diklasifikan

dengan aktiva produktif.

3. Aspek Kualitas Manajemen

Kualitas menajemen dapat dilihat dari kualitas manusia dalam

memanajemen permodalan, aktiva, manajemen umum,

rentabilitas, dan manajemen likuiditas.

4. Aspek Likuiditas

Suatu bank dapat dikatakan liquid apabila bank yang

bersangkutan dapat membayar semua hutangnya terutama

Page 56: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

tabungan, giro, deposito pada saat ditagih, dan dapat memenuhi

permohonan kredit yang layak dibiayai.

5. Aspek rentabilitas

Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya

apakah setiap periode atau mengukur tingkat efisiensi usaha

dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Penilaian

dapat dilakukan dengan :

a. Rasio laba terhadap Total Asset (ROA)

b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi

(BOPO)

Rasio keuangan menjelaskan perubahan posisi keuangan bank

dan memberikan informasi yang efisien dalam menunjukkan

karakteristik bank yang mengalami kegagalan dan tidak mengalami

kegagalan (Gunsel,2007). Dengan Rasio keuangan memungkinkan

manajemen mengidentifikasi perubahan- perubahan pokok pada

trend, jumlah dan hubungan sehingga dapat memberikan

pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

yang akan datang (Nasser dan Aryati, 2002). Menurut Nurazi dan

Evans (2005) bahwa rasio CAMEL menunjukkan kualitas

manajemen dan kepatuhan terhadap peraturan.

Page 57: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.6.2 Analisis Diskriminasi Altman

Analisis diskriminan ini mengacu pada rasio-rasio

keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain,

dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio, rasio ini akan

dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analisis tentang

baik buruknya keadaan atau posisis keuangan suatu perusahaan

terutama apabila angka rasio itu dibandingkan dengan angka rasio

pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 1998).

Analisis diskriminan Altman merupakan suatu model

statistik yang dikembangkan oleh Altman yang kemudian berhasil

merumuskan rasio-rasio financial terbaik dalam memprediksi

terjadinya kebangkrutan perusahaan, dari rasio tersebut kemudian

dirumuskan dalam Z skor kebangkrutan perusahaan, dimana

perusahaan yang diteliti mendekati atau menjauhi kebangkrutan.

Terdapat beberapa model Altman, yaitu:

2.1.6.2.1 The Altman Model (1968)

Altman (1968) menemukan bahwa perusahaan dengan

profitabilitas serta solvabilitas yang sangat rendah berpotensi

mengalami kebangkrutan. Altman menggambarkan model

kebangkrutan dengan menggunakan 22 rasio keunangan yang

Page 58: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

diklasifikasikan kedalam lima kategori, yaitu liquidity,

profitability, leverage, solvency, activity. Model Alman adalah

sebagai berikut:

Z = 1,21 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Dimana:

X1 = Net working Capital /total assets (liquidity)

Rasio ini menyimpulkan bahwa suatu perusahaan yang

berpotensi gagal mulai berkurang investasinya untuk aktiva lancar.

Jadi apabila dalam beberapa tahun investasi terhadap aktiva lancar

mengalami penurunan karena perusahaan mengalami rugi operasi

terus-menerus maka perlu diwaspadai mengenai X1 yang

merupakan unsur kebangkrutan (Altman, 2000).

X2 = Retained Earning/ Total Asseets (Lavarage)

Rasio ini mengukur tingakat levarage perusahaan, semakin

besar nilai rasio, maka perusahaan dikatakan telah menggunakan

banyak hutang. Altman (2000) menyatakan bahwa semakin muda

suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinannya untuk

bangkrut karena perusahaan yang masih muda belum memiliki

cukup waktu untuk menghasilkan laba kumulatif tetapi tidak

menutup kemungkinan perusahaan yang besar pun mengalami

kebangkrutan.

Page 59: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

X3 = Earning Before Interest Taxes/ Total Assets (profitability)

Mencerminkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam

mendatangkan pendapatan, melemahnya faktor ini merupakan

indikator akan hadirnya kebangkrutan, karena berjalannya suatu

perusahaan bergantung juga pada laba yang diperoleh oleh

perusahaan.

X4 = Market Values of Euity / book Values of Liabilitiies

(solvency)

Mengembangkan solvabilitas kemampuan financial jangka

panjang dari suatu perusahaan.

X5 = Sales / Total Assets (Activity)

Menunjukkan rasio perputaran modal yang menunjukkan

besar kecilnya kemampuan manajemen untuk menjual aset-aset

perusahaan atau bisa dikatakan seberapa jauh kemampuan akiva

menciptakan penjualan.

Keterangan:

Z ≤ 1,81 : Perusahaan tidak sehat

1,81 < Z ≤ 2,90 : Perusahaan dalam kondisi rawwan

Z > 2,90 : Perusahaan sehat

Page 60: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.1.6.2.2 Revisi Alman Model

Karena banyaknya perusahaan yang tidak go public

sehingga tidak mempunyai nilai pasar, kemudian Altman

mengembangkan model alternatif dengan menngantikan nilai pasar

menjadi nilai buku. Dengan demikian, model tersebut dapat

dipakai untuk perusahaan yang go public dan tidak go public.

Persamaan yang diperoleh yaitu:

Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Keterangan:

Z ≤ 1,23 : Perusahaan tidak sehat

1,23 < Z ≤ 2,90 : Perusahaan dalam kondisi rawan

Z > 2,90 : Perusahaan sehat

2.1.6.2.3 A further revision-Altman Model

Model yang dikembangkan sebelumnya mengalami revisi

yang tujuannya adalah agar model prediksinya tidak hanya

digunakan pada perusahaan manufaktur tetapi juga digunakan pada

selain manufaktur. Model revisi Altman yaitu:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,0 X4

Keterangan:

Page 61: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Z ≤ 1,1 : Perusahaan tidak sehat

1,1 < Z ≤ 2,60 : Perusahaan dalam kondisi rawan

Z > 2,60 : Perusahaan sehat

Dalam penelitian ini menggunakan unit penelitian pada

perusahaan bukan perbankan, Sedangkan untuk perbankan

menggunakan analisis CAMEL dengan rasio keuangan adalah

rasio permodalan, rasio kualitas aktiva, rasio rentabilitas, dan rasio

likuiditas. maka dalam penelitian digunakan A further revision-

Alman Model untuk menentukan kondisi financial distress

perbankan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank merupakan salah

satu sumber informasi mengenai posisi keuangan bank, kinerja serta

perubahan posisi keuangan bank yang sangat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan yang tepat bagi para pengguna laporan keuangan

baik pengguna internal maupun penggunan eksternal. Informasi posisi

keuangan dan kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar

untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan sebagai

pertimbangan pengambilan keputusan bagi pengguna internal dan

eksternal, seperti pembayaran deviden upah dan keputusan untuk

menyimpan uang bagi para calon nasabah. Informasi tidak perlu harus

dalam bentuk ramalan eksplisit tetapi kemampuan laporan keuangan untuk

Page 62: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu seperti

nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos

penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi

diungkapkan secara terpisah, (Brigham dan Daver 2008:840).

Rasio yang digunakan sebagai variabel bebas adalah rasio camel,

risiko dalam kasus perbankan (Institut Bankir Indonesia) edisi kedua tahun

1999 dijelaskan bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak

berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, analisis rasio memberikan

gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian

penelitian yang akan penulis lakukan, diantaranya penelitian yang

dilakukan Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2003) dengan

judul ”analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial

distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta (BEJ)

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model logit untuk

memprediksi financial distress antar industi, financial distresss merupakan

variabel dependen kategori dalam model ini. Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk

memprediksimkan financial distress suatu perusahaan sedangkan

tambahan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel risiko

keuangan yang paling dominan dalam menentukan financial distress suatu

perusahaan adalah sebagi berikut: rasio profit margin yaitu (NI/S), rasio

Page 63: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

financial levarage ( CL/TA), raasio likuiditas yaitu (CA/CL) dan rasio

pertumbuhan yaitu (growth NI/TA).

Penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2006)

dengan judul penelitian Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi

Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, hasil dari

penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan rasio-rasio keuangan

bank yang bermasalah dan yang tidak bermasalah pada rasio CAR, APB,

PPA, PAP, NIM, BOPO, NPL, dan ROA, Model regresi logistik dengan

rasio CAMEL sebagai prediktor menghasilkan model yang fit dengan data

yang diobservasi: Prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap

kemungkinan terjadinya bank bermasalah atau tidak bermasalah adalah

CAR dan BOPO. Ketepatan prediksi model regresi logistik sebesar 93,1%

yang terdiri dari ketepatan prediksi bank bermasalah sebesar 83,3% dan

bank tidak bermasalah sebesar 97,9%.

Penelitan Mulyani, Sri, 2009 dengan judul penelitian

“Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan dalam Upaya Menjaga

Likuiditas bank Syariah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang

Malang) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan

manajemen risiko pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Malang dan likuiditas PT. BSM secara konsolidasi. Hasil

yang diperoleh dari penelitian ini adalah: pengelolaan risiko pembiayaan

pada PT BSM pada dasarnya mengacu pada arahan, pedoman dan

kebijakan dari BSM Pusat. Kebijakan terbut dikemas dalam Enterprice

Page 64: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Risk Management (ERM) yang berisi program kerja antara lain

pemutakhiran manual kebijakan dan pedoman operasional, optimalisasi

organisasi organisasi manajemen risiko, SIMRIS (Syariah Mandiri Risk

Information System),

Penelitian financial distress dan kebangkrutan perusahaan seperti

yang dilakukan oleh Platt dan Platt (1990) menggunakan sample pada

beberapa industri dengan melakukan penyelidikan stabilitas dan

kelengkapan model kebangkrutan berdasarkan industry relative ratio yang

dibandingkan dengan rasio yang tidak disesuiakan berdasarkan jenis

industrinya. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa indusrti relative

ratio memiliki tingkat klasifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

rasio keuangan yang tidak disesuaikan berdasarkan jenis industrinya

Semua dimensi tersebut berpengaruh dan mempunyai hubungan

yang kaitannya dengan financial distress. Berdasarkan uraian diatas maka

kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 65: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Gambar 2.1

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Perusahaan Publik Perbankan

Risiko

Perbankan.

Rasio CAMEL

(capital, asset,

management,

earning dan

Liquidity)

SE BI No.

6/23/DPNP/200

444

1. Asset:NPL

2. Earning : ROA

3. Likuiditas: LDR

Financial Risk :

Credit risk

Financial Distress

Page 66: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2.3 Hipotesis Penelitian

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (20011:93) yaitu:

“hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah peneltian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik”.

Hipotesis dalam penelitia ini berkaitan dengan ada tidaknya pengauh

yang signifikan dari variabel rasio CAMEL, dan risiko perbankan

terhadap variabel financial distress pada suatu perusahaa perbankan. maka

hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

“Rasio CAMEL (,NPL, ROA, dan LDR), Risiko perbankan (Credit risk)

berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun parsial terhadap

kondisi financial distres pada bank”

Page 67: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah rasio CAMEL, risiko

perbankan terhadap financial distress sebagaimana tercantum dalam

laporan keuangan perusahaan perbankan dengan priode pengamatan tahun

2008 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

3.1.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:4) metode penelitian adalah: “cara ilmiah

untuk mendapatkan data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan

dan dikembangkan sutau pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

asosiatif, karena penelitian ini inigin membuktikan adanya variabel-

variabel yang akan ditelaah hubungannya yang signifikan serta tujuannya

untuk menyajikan gambaran secara terstuktur, faktual mengenai fakta-

fakta serta hubungan antara variabel yang diteliti.

Page 68: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Menurut Moh. Nazir (2011:54) metode deskriptif adalah: ”suatu

metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang” tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskriptif gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki”

Dalam penelitian ini, metode deskriptif akan dipakai untuk

menjelaskan tentang beberapa variabel penelitian yaitu rasio CAMEL,

risiko perbankan dan financial distress.

Sedangkan pengertian metode asosiatif menurut Sugiyono (2012:

53) adalah sebagai berikut: “suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.”

Penelitian asosiatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh beberapa variabel penelitian yang terdiri dari rasio CAMEL,

risiko perbankan, terhadap financial distress secara parsial maupun

simultan

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:58) mendefinisikan pengertian variabel

adalah sebagai berikut: “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

Page 69: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran terhadap

keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian.

Setelah itu penulis akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh

suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Sugiyono (2010:59),

berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka

macam-macam variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:

3.2.1.1 Variabel Bebas (independent Variabel (X))

Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel simulus, prediktor,

antecedent. atau sering disebut dengan variabel bebas, menurut (Sugiyono,

2010:59) variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen/terikat. Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

(independen variabel) adalah rasio CAMEL (X1), risiko perbankan (X2)

tetapi dalam penelitian ini penulis tidak menggunaka variabel capital yaitu

CAR karena terdapat distribusi yang tidak normal, sehingga apabila di

masukkan ke dalam pengujian SPSS akan menghasilkan data yang error

sehingga variabel CAR akan dihapuskan dan juga variabel management

karna variabel ini bersifat kualitatif. Berikut pengertian dari masing-

masing variabel dan pengukurannya:

Page 70: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.2.1.1.1 Variabel Independen (X1): Rasio CAMEL (Asset (NPL), Earning

(ROA), Liqudity (LDR))

1. Asset

Aktiva produktif sebagaimana di maksud dalam Surat

Edaran Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12

November 1998 adalah penanaman dana baik dalam rupiah atau

valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar

bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada

transaksi rekening administratif. Rasio yang digunakan untuk

mengukur asset ialah non performing loan, dan bad debt ratio

(BDR), tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio non

performing loan (NPL) karna rasio ini adalah rasio yang paling

akurat untuk menguji variabel asset dan data-data yang

dibuhtuhkan oleh penulis telah tersedia di laporan keuangan bank

dengan jelas. Rumus NPL:

NPL = Total Kredit Bermasalah × 100 %

Total Kredit

Sumber : Lukman Dendawijaya (2004:141)

2. Earning (Rentabilitas)

Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat

efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Dalam analisis rentabilitas ini akan dicari hubungan

guna mendapat berbagai indikasi yang berguan untuk mengukur

efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Dalam

Page 71: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

mengukur earnings rasio yang digunakan antara lain return on

asset (ROA), besarnya nilai return on total assets dapat dihitung

dengan rumus berikut ini:

ROA = Laba Sebelum Pajak × 100 %

Total Aktiva

Sumber : Lukman Dendawijaya (2004:141)

3. Likuiditas

Yang dimaksud dengan likuiditas adalah kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan segera jatuh

tempo, (Gilman). Dalam mengukur nilai likuiditas rasio yang dapat

digunakan ialah loan to deposit ratio dan net call money to current

asset, dan di dalam penelitian ini penulis menggunkan rasio LDR,

karena rasio LDR merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya, dan hal ini sesuai dengan kebutuhan

penulis, dan data-data yang dibutuhkan oleh penulis untuk rasio ini

telah tercantum di laporan keuangan perbankan. LDR dapat diukur

dengan rumus sebagai berikut:

LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan × 100 %

Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti

Sumber : Lukman Dendawijaya (2004:141)

Page 72: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.2.1.1.2 Variabel Independen (X2): Risiko Perbankan

Risiko keuangan yang mungkin diderita suatu bank karena

pengelolahan keuangan dan operasional yang kurang baik. Setiap

usaha yang dilakukan oleh manajemen perbankan memiliki suatu

risiko yang akan berdampak terhadap penghasilan atau return

perusahaan. Menurut Teguh Pudjo Muljono (1999:159), risiko yang

dihadapi oleh industri perbankan terbagi ke dalam tiga kriteria, yaitu

financial risk, delivery risk dan environment risk, tetapi dalam

penelitian ini penulis hanya menggunakan 1 kriteria yaitu financial

risk yang terdiri dari credit risk.

1. Financial Risk

Menurut Teguh Pudjo Muljono (1999;159) financial risk

merupakan risiko yang mungkin diderita suatu bank karena

pengelolaan keuangan maupun kegiatan operasionalnya yang

kurang baik, maka akan mempunyai dampak negatif pada kondisi

keuangan yang bersangkutan. Rasio ini meliputi:

Credit Risk

Merupakan suatu risiko akibat ketidakmampuan nasabah

mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta

imbalannya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.

Dapat di hitung dengan menggunakan rumus:

AssetTotal

NPLRiskCredit

Page 73: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.2.1.2 Variabel Dependen (Y) : Financial Distress

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat kerena adanya variabel bebas,

(Sugiyono,2010:59) . sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang

akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah Financial

Distress. Dalam penelitian ini indikator yang akan digunakan adalah Z

yaitu bankrupcy index.

Plat dan Plat (2002) mendefinisikan financial distress sebagai tahap

penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan

ataupun likuidasi.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan

indikator dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Selain

itu, proses ini juga dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari

masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan,

menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar”. rasio

sebagai berikut:

Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti yaitu ”pengaruh Rasio

CAMEL, dan Risiko Perbankan terhadap kondisi financial distress”. maka

terdapat dua variabel penelitian yaitu:

Page 74: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

1. Rasio CAMEL sebagai variabel bebas (X1)

2. Risiko Perbankan sebagai vaiabel bebas (X2)

3. Financial Distress sebagai variabel terikat (Y)

Agar lebih jelas untuk mengetahui variabel penelitian yang penulis

gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Page 75: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Pengaruh Rasio CAMEL, Risiko Perbankan Terhadap Financial Distress.

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Skala

Pengukuran

Rasio

CAMEL

(X11,

X12,X13)

Asset

Earning

Liquidity

NPL = Total kredit bermasalah

Total Kredit

ROA= Pendapatan sebelum pajak × 100 %

Total Aktiva

LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan ×100%

Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti

Rasio

Risiko

Perbankan

(X2)

Credit Risk

Credit Risk = NPL

Total asset

Rasio

Financial

Distress

(Y)

financila

distress

berdasarkan

model revisi

altman

revision.Altm

an Model.

Z = bankrupcy index

Z ≤ 1,1 = Tidak Sehat

1,1 < Z >2,6 = Rawan

Z > 2,6 = Sehat

Rasio

Page 76: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2012:115) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Sesuai dengan penelitian yang akan diteliti yaitu pengaruh rasio CAMEL,

dan risiko perbankan terhadap financial distress. Maka yang akan menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan

perbankan di bursa efek indonesia (BEI) selama 3 tahun mulai dari tahun

2008 sampai 2010, sehingga diperoleh populasi sebanyak 30 perusahaan.

3.3.2 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010:116-117) teknik sampling merupakan

teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunakan.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh

penulis adalah teknik non probability sampling, menurut sugiyono

(2010:120) non probability sampling adalah:

Page 77: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

“teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel”

Teknik non probability sampling yang digunakan dalam pengambilan

sample pada penelitian yaitu teknik purposive sampling. Pengertian

purposive sampling menurut sugiyono (2010”122) adalah:

“purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.”

Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive

sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesua

dengan yang telah penulis tentuka n, oleh karena itu penulis memilih

teknik purposive sampling dengan menetapkan pertimbangan-

pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua

perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (listing) selama tiga tahun berturut-turut dengan

pengamatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

b. Perusahaan Perbankan tersebut telah menerbitkan laporan

keuangan tahunan (financial statement) yang telah di audit

untuk priode pengamatan tahun 2008 sampai dengan tahun

2010.

Page 78: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

c. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian, memiliki

kelengkapan data yang menyangkut data yang akan diteliti oleh

penulis, seperti memiliki data atau rasio Non Performing Loan,

Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan tidak mengalami

financial distress.

Adapun jumlah sampel perusahaan yang masuk dalam kriteria dalam

penelitian ini dapat dilihat dari tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2

Tahap penyeleksian untuk sampel penelitian

Kriteria 2008

Total perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-

2010

30

Bank yang tidak memiliki kelengkapan data sesuai

dengan kebutuhan penulis dan perusahaan yang

mengalami financial distress

(22)

Total bank yang akan dijadikan sampel 8

Page 79: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.3.3. Sampel Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2011:271) “sebuah sampel adalah bagian

dari populasi. Survei sampel adalah prosedur di mana hanya sebagian dari

populasii saja yag diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta

ciri yang dikehendaki oleh populasi.”

Berdasarkan populasi penelitian di atas, maka sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

memenuhi beberapa kriteria pada tabel 3.2 yaitu sebanyak 8 perusahaan.

Adapun perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian

antara lain:

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Perbankan yang Dijadikan Sampel

No Nama Perusahaan Perbankan Kode

1 Bank Central Asia, Tbk BBCA

2 Bank Permata, Tbk BNLI

3 Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI

4 Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN

5 Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN

6 Bank Mandiri (persero) Tbk BMRI

7 Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

8 Bank Internasional Indonesia, Tbk BBII

3.4. Sumber Data

Page 80: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kumulatif yaitu data yang

dinyatakan dalam angka-angka, menunjukkan nilai terhadap besaran atau

variabel yang diwakilinya, (Sugiono 2012:13)

Dilihat dari sumber datanya, pengunpulan data dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Adapaun

menurut Sugiono (2012:402) yang dimaksud dengan data sekunder ialah

“sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari dokumen laporan

keuangan tahunan yang diperoleh penulis lewat website BEI

(www.idx.co.id), website masing-masing perusahaan perbankan, Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) untuk periode 2008-2010, dan sumber-

sumber lain yang penulis peroleh dari beberapa buku, jurnal, makalah dan

hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam untuk

mendapatkan data sekunder digunakan teknik pengumpulan data dengan

metode dokumentasi. Yang mana pada tahap ini penulis berusaha untuk

memperoleh berbagai informasi sebanyak-banyaknya untuk dijadikan

Page 81: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

sebagai dasar berupa buku-buku, jurnal, makalah, maupun penelitian-

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Pengumpulan data juga diperoleh dari situs-situs terkait untuk memperoleh

tambahan literatur, jurnal, dan data lainnya.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan

cara mengumpulkan informasi berupa teori-teori dan konsep dasar yang

diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, majalah dan internet. Data

sekunder dari internet bersumber dari website Bursa Efek indonesia

(www.idx.co.id) dan dari website lain yang berhubungan dengan masalah

yang akan dibahas. Selain data sekunder yang telah disebutkan diatas, data

sekunder diperoleh dari sumber-sumber data sekunder lainnya yang dapat

menunjang dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data

yang diperlukan untuk mengukur rasio CAMEL dan Risiko Perbankan,

dan Financial distress pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

3.4.2 Prosedur Pemilihan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan oleh penulis melalui studi kepustakaan yaitu

dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku,

artikel, koran, internet dan sumber-sumber data sekunder lainnya yang

dapat menunjang dan berhubungan dengan penelitian yang penulis

lakukan.

Page 82: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.4.3 Model Penelitian

Dalam sebuah penelitian, model penelitian merupakan abstraksi

dari fenomena-fenomena yang diteliti. Sesuai dengan judul skipsi yang

dikemukakan penulis yaitu ”pengaruh rasio CAMEL dan risiko perbankan

terhadap financial distress.” Maka untuk menggambarkan hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen, penulis memberikan

model penelitian yang dapat dinyatakan dalam gambar sebagai berikut

Gambar 3.1 Model Penelitian

3.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010:147), mengemukakan bahwa: “Analisis

data ialah, mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

Financial Distress

(Y)

Rasio CAMEL

(X1)

Risiko Perbankan

(X2)

Page 83: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.”

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis

statistik dengan menggunakan SPSS windows version 17. Adapun analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menilai ada tidaknya bias atas

hasil analisis regresi yang telah dilakukan, dimana dengan menggunakan

uji asumsi klasik dapat diketahui sejauh mana hasil hasil analisis regresi

dapat diandaikan tingkat keakuratannya. (F. Poernamawatie, 2008) uji

asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan

heterokedastisitass (Dedy dan Fransiska, 2008) .

3.5.2.1 Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji statistik regresi dan kolerasi perlu

dilakukan pengujian normalitas data, hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kalmogorov-Smirnov Test yang nantinya akan diolah

dengan bantuan SPSS V 17.0 for windows, kemudian alat uji statistik

paremetrik dapat digunakan bila asumsi data sampel berdistribusi normal

terpenuhi.

Page 84: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan

probabilitas (Asymtotik Significance), yakni:

a. Jika Probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah

normal.

b. Jika Probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi mempunyai kolerasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

tidak terjadi kolerasi diantaranya variabel bebasnya. Jika variabel bebas

saling berkolerasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal, yaitu kolerasi

diantara variablel tidak nol. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat

tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). metode ini diajukan

untuk mendeteksi variabel-variabel mana yang menyebabkan terjadinya

multikolinearitas, menurut Gujarati (2003:351) besar nilai VIF dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Variance Inflation Factors : VIF = 1

( 1 -r2

ij)

(Gujarati, 2003: 351)

Dinama

VIF = Variance Inflation Faktor dan tolerance

Rij

= Besarnya Kolerasi natara variabel i dan variabel j

Page 85: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Menurut Ghozali (2005:95), pedoman suatu model regresi yang

bebas multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai VIF disekitar angka

1 dan angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah 10, jika VIF

dibawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolineritas atau sebaliknya.

3.5.2.3. Uji Autokorelasi

Dedi dan fransiska (2008) mengemukakan bahwa uji autokorelasi

bertujuan untuk meguji apakah model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganngu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Algifari (2009) mengemukakan uji auotokorelasi dapat dilakukan

dengan uji Durbin Watson (DW test). Adapaun cara mendekteksi

terjadinya autokorelasi secara umum dapt diambil patokan sebagai berikut:

Nilai DW Keterangan

Kurang dari 1,08 ada autokorelasi

1,08 sd 1,66 tampa kesimulan

1,66 sd 2,34 tidak ada autokorelasi

2,34 sd 2,92 tampa kesimpulan

lebih dari 2,92 ada autokorelasi

3.5.2.4. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

Page 86: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

pengamatan ke pengamatan yang lain. Situasi heteroskedastisitas akan

menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien

dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang

semestinya. Dengan demikian, agar koefisien koefisienregresi tidak

menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan

dari model regresi.

Uji heterokedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Jika varian dari residual satu pengamatan-pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedasitas. Model regresi yang baik adalah homoskedasitas.

Salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) (Tony Wijaya, 2012:124) cara

menganalisisnya:

- Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang

teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit,

jika terjadi maka mengidentifikasikan terdapat

heterokedastisitas.

- Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik

menyebar siatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka

mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 87: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.5.3 Statistika Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang meneliti objek dalam

keadaan apa adanya, sesuai dengan data yang diperoleh kemudian disusun

dan disampaikan (Sugiyono, 2011:206). Dalam analisis ini akan dilaukan

pembahasan mengenai rasio CAMEL, risiko perbankan, dan financial

distress. Analisi deskriftif yang digunakan adalah nilai maksimum, nilai

minimum, mean (rata-rata) dan standar deviasi (penyebaran data).

Sedangkan untuk menentukan kategori penilaian setian nilai rata-rata

(mean) perubahan pada variabel penelitian, maka dibuat tabel distribusi

frekuensi dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah kriteria yaitu 5 kriteria

b. Menetukan selisih nilai maksimum dan minimum = (nilai maks – nilai

min)

c. Menetukan range = (jarak interval kelas)

d. Menentukan nilai rata-rata perubahan pada setiap variabel penelitian.

e. Membuat tabel distribusi frekuensi nilai perubahan untuk setiap

variabel penelitian.

Tabel 3.4

Tabel Kriteria Penilain

SANGAT

RENDAH

Batas bawah (nilai min) (range) Batas atas 1

RENDAH (batas atas 9) +0,01 (range) Batas atas 2

SEDANG (batas atas 2) + 0,01 (range) Batas atas 3

TINGGI (Batas atas 3) + 0,01 (range) Batas atas 4

Page 88: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Keterangan:

Batas atas 1 = batas bawah (nilai min) + range

Batas atas 2 = (batas atas 1 + 0,01) + range

Batas atas 3 = (batas atas 2 + 0,01) + range

Batas atas 4 =(batas atas 3 + 0,01) + range

3.5.4. Analisis Regresi

3.5.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan funsional

ataupun kuasal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi sederhana menurut Sugiyono (2010:261) adalah:

Ŷ = α + β X

Dimana :

Ŷ = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

α = Konstanta atau harga Y bila X = 0

β = Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

Bila β (+) maka naik, dan bila β (-) maka terjadi penurunan.

Menurut Sugiyono (2010:262) besarnya α dan β dapat diketahui

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 89: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

α = ( ∑ Y) (∑ X2) – (∑X) (∑XY)

n∑X2

- (∑X)2

β = n∑XY – (∑X) – (∑Y)

n∑X2 – (∑X)

2

Dimana :

X = Variabel X

Y = Variabel Y

α = Bilangan Konstan

β = Koefisien arah garis regresi

n = lamanya priode (tahun)

3.5.4.2 Analisis Regresi Berganda (Simultan)

Moh. Nazir (2011:463) menjelaskan bahwa jika parameter dari

suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih

dari satu variabel ingin diestimasikan, maka analisis regresi yang

dikerjakan berkenaan dengan regresi berganda (multiple regression).

Persamaan umum regresi berganda menutut Sugiyono (2010:277) adalah:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β 4X4 + є

Dimana :

Y= Financial Distres

α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah Y pada

saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2, X3, X4 = 0)

Page 90: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

β1 = Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X1 terhadap variabel

terikat Y, bila variabel bebas X2 X3 X4 dianggap konstan.

β2 = Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X2 terhadap variabel

terikat Y, bila variabel bebas X2 X3 X4 dianggap konstan.

β3 = Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X3 terhadap variabel

terikat Y, bila variabel bebas X2 X3 X4 dianggap konstan.

β4 = Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X4 terhadap variabel

terikat Y, bila variabel bebas X2 X3 X4 dianggap konstan.

X1 = Rasio CAMEL

X2 = Risiko Perbankan

Є = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Arti koefisien β adalah jika nilai β posotif (+), hal tersebut

menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Dengan kata lian peningkatan atau penurunan besarnya variabel

bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel

terikat. Sedangkan jika β negatif (-), menunjukkan hubungan yang

berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain

setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh

penurunan besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya

3.5.5 Analisis Korelasi

3.5.5.1 Analisis Korelasi Parsial.

Page 91: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi

(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan

hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak

membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga

menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk

interval atau rasio, dan sumber daa dari dua variabel atau lebih tersebut

adalah sama. Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

rxy = n ∑ xi yi - ∑ xi ∑ yi

√{n ∑ xi 2 – (∑ xi )

2 } {n∑ yi

2 – (∑ yi )

2 }

Dengan mengetahui koefisien korelasi antara masing-masing

variabel X dan Y maka dapat ditentukan koefisien determinasi untuk

mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3.5

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Page 92: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

(Sugiyono, 2010:231)

3.5.5.2 Analisis Korelasi Berganda (Simultan)

Analisis korelasi berganda ini berkenaan dengan hubungan tiga

atau lebih variabel. Sekurang-kurangnya dua variabel bebas dihubungkan

dengan variabel terikatnya. Dalam korelasi ganda koefisien korelasinya

dinyatakan dalam R.

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan

variabel terikatnya, sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh

variabel bebas yang menjadi objek penelitian terhadap variabel bebas yang

menjadi objek penelitian terhadap variabel terikatnya.

Ryx1x2 = √ r

2 yx

+ r 2 yx

– 2 ryx2

rx1 x2

1- r 2

x1x2

Dimana :

R yx1x2 = Koefisien Korelasi ganda antar variabel x1 dan x2

ryx1 = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y

ryx2 = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y

ryx3 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2

3.5.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian

secara parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). hipotesis yang

akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dalam penelitian

Page 93: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

ini berkaitan dengan pengaruh variabel-variabel bebas yaitu rasio

CAMEL, risiko perbankan, terhadap financial distress.

Menurut Nazir (2003:394), tingkat signifikan (signifikant level)

yang sering digukan adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup

ketat dalam menguji hubungan variabel-variabel yang diuji atau

menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata disamping

itu tingkat signifikan 0,05 nartinya adalah kemungkinan besar dari hasil

penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi

kesehatan sebesar 5%. Untuk menguji hipotesis, dapat menggunakan

rumus berikut ini:

a. Uji Parsial (t-test)

Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara

parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran

secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen

dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap

konstan, (Sugiyono 2010:250) merumuskan uji t sebagai berikut:

t = r √n – 2

√1-r 2

Keterangan:

t = Distribusi t

n = Jumlah data

r = Koefisien Korelasi Parsial

Page 94: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

r 2 = Koefisien determinasi

(t-test) hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t tabel

dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan

sebagai dasar perbandingan sebagai berikut:

Ho diterima jika nilai thitung < ttabel atau nilai sig > α

Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel atau nilai sig < α

Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat

pengaruh yang signifikan.

Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada

tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu rasio CAMEL

(X1), Risoko Perbankan (X2), terhadap Financial Distress (Y), adapun

yang menjadi hipotesi dalam penelitian ini adalah:

Ho: β = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Ha : β ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan

“Rasio CAMEL (NPL, ROA dan LDR), Risiko perbankan (Credit risk)

berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress pada

bank”

b. Uji F (pengujian secara Simultan)

Page 95: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh rasio CAMEL, Risio

Perbankan, terhadap Financial Distress secara simultan dan parsial.

Menurut Sugiyono (2010:257) rumus pengujian adalah:

F = R2

/ k

( 1 – R2) / ( n – k – 1 )

Keterangan :

R2 = koefisien Determinasi

K = Jumlah Variabel Independen

N = Jumlah data atau kasus

F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh

dengan menggunkan tingkat risiko atau signifikan level 5% atau dengan

degree freedom = n – k – 1 dengan kriterian sebagai berikut :

Ho ditolak jika Fhitung > F tabel atau nilai sig < α

Ho diterima jika Fhitung < F tabel atau nilai sig > α

Jika terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan tidak

berpengaruh signifikan model regresi berganda yang diperoleh sehingga

mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel bebas

bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Page 96: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Ho: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : tidak berpengaruh signifikan

Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan

X1 (Rasio CAMEL), X2 (Risiko Perbankan), berpengaruh signifikan terhadap

Financial Distress (Y) pada perusahaan Perbankan yang telah listing di BEI.

1. Penetapan tingkat signifikansi

Pegujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi sebesar 0,05 (α=0) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95.

Dalam ilmu-ilmu sosial tingkat signifikansi 0,05 sudah lazim

digunakan karena dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan

antar-variabel yang diteliti.

2. Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya diuji dengan

menggunakan metode pengujian statistik uji t dan uji F dengan kriteria

penerimaan dan penolakan hipotesis sebgai berikut:

Uji t:

Ho diterima jika nilai – ttabel < thitung < ttabel

Ho ditolak jika nilai – thitung < ttabel atau thitung < -ttabel

Uji F:

Ho ditolak jika Fhitung > F tabel

Ho diterima jika Fhitung ≤ F tabel

Page 97: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

3.5.7 Koefisien Determinasi

Untuk melihat seberaa besaar tingkat engaruh variabel independen

tehadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi

(Kd) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD: Koefisien Determinasi

r2 :

Koefisien Regresi

koefisien determinasi (KD) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. nilai KD

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang dependen

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

KD = r2 X 100 %

Page 98: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2009:49).

3.5.8 Penarikan Kesimpulan

Dari hipotesis-hipotesis yang didapat tadi, maka ditarik kesimpulan

apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang

signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat secara parsial.

Page 99: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan

1. Bank Central Asia (BBCA)

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan

nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya

itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang

terjadi di tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada

keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus,

kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat

mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-

ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan

dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.

Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan

yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik

dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun

sebagai lembaga intermediasi finansial.

Page 100: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2. Bank Permata (BNLI)

Permata Bank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta

utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif

terutama di sisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan

Mobile Banking. Permata Bank memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia

jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer

dan Komersial. Melayani sekitar 2 juta nasabah di 57 kota di Indonesia,

Permata Bank memiliki 289 cabang (termaksuk 12 cabang Syariah) dan

776 ATM dengan akses tambahan di lebih dari 40.000 ATM (VisaPlus,

Visa Electron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima).

Permata Bank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah

pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT

Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank

Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard

Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih Permata

Bank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran di dalam

organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap Permata

Bank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat

menjadi 89,01% pada tahun 2006.

3. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari

adanya beberapa kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat

Page 101: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Indonesia itu sendiri. Sejarah tersebut dimulai ketika pada tanggal 16

desember 1895.

Sebagai suatu langkah kebijakasanaan Pemerintah menuju

pembentukan Bank Tunggal. BKTN diintergrasikan pula ke dalam Bank

Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan

Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965 dan Surat Menteri

Bank Sentral Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965. Ketika

Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17

tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank

Negara Indonesia, dan Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan

Nelayan (ex. BKTN) diintergrasikan dengan nama Bank Negara

Indonesia Unit II.

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep :

S. 67-DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia

menetapkan, bahwa Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16

Desember 1895.

4. Bank Tabungan Negara (BBTN)

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 memberikan

inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai

pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI

dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Banyak

kejadian bernilai sejarah sejak 1950, tetapi yang terpenting bagi sejarah

Bank Tabungan Negara (BTN) adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9

Page 102: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tahun 1950 Tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Posts Paar

Bank Indonesia” berdasarkan Staasbalt No. 295 Tahun 1941 menjadi Bank

Tabungan Pos dan memidahkan induk kementrian keuangan dibawah

menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai

hari dan tanggal BTN.

Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang

sebelumnya (sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika

tugas utama saat pendirian Posts Paar Bank (1897) sampai dengan BTN

(1968) adalah bergerak dalam lingkup perhimpunan dana masyarakat

melalui tabungan, maka sejak tahun dalam lingkup perhimpunan dana

masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BTN ditambah

tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertamakalinya

penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang diperinganti

sebagai hari KPR bagi BTN.

5. Bank Danamon (BDMN)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk adalah bank swasta nasional

terbesar ke dua, dan termasuk dalam lima besar bank komersial di

Indonesia. Bank Danamon memiliki jaringan distribusi geografi yang

terluas dari semua bank di Indonesia dengan 500 kantor cabang, 790

ATM, serta didukung oleh lebih dari 13.000 karyawan. Bank Danamon

saat ini dikenal sebagai salah satu bank terkemuka di bidang konsumen

Page 103: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

dan UKM selain melayani nasabah korporasi dan kelembagaan di seluruh

Indonesia.

6. .Bank Mandiri (BMRI)

Bank Mandiri merupakan salah satu bank terkemuka dan terbesar

di Indonesia dari sisi aktiva, kredit yang diberikan dan simpanan. Kegiatan

usaha utama Bank Mandiri adalah corporate banking, commercial banking

dan consumer banking. Kegiatan corporate banking dan commercial

banking menyediakan berbagai produk dan jasa termasuk produk

simpanan dan kredit, serta berbagai jasa yang memiliki nilai tambah

seperti jasa pembiayaan perdagangan (trade finance), jasa cash

management, jasa treasury, dan jasa corresponden banking. Kegiatan

consumer banking menyediakan berbagai produk dan jasa termasuk kredit,

Simpanan, kartu kredit, kartu debit, traveller’s cheques, safe

deposit box dan jasa pembayaran tagihan. Selain itu, kegiatan treasury

and capital market adalah suatu kegiatan yang mengelola likuiditas

internal dan mengawasi serta mengelola jasa-jasa keuangan yang

ditawarkan kepada nasabah seperti transaksi penukaran mata uang asing,

custodian dan jasa pasar modal lainnya.

7. Bank CIMB Niaga (BNGA)

Bank Niaga didirikan pada tanggal 26 September 1955, dan saa ini

merupakan bank ke-7 terbesar di Inonesia berdasarkan aset sertaerbesar di

segmen kredit kepemilikan rumah dengan pangsa pasar sekitar 9-10%.

Bumiputra-Commerce Holding Berhad (BCHB) memegang kepemilikan

Page 104: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

mayoritas sejak 25 Noverber 2002. Kemudian dilalihkan kepada CIMB

Group anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh BCHB. Bank

Niaga menawarkan berbagai peroduk barang dan jasa perbankan, baiik

konvesional merupakan syariah melalui 256 kantor cabang di 48 kota di

Indonesia. Bank Niaga memiliki reputasi yang sangat baik di bidang

pelayanan nasabah dan tata kelola perusahaan, serta nasabahnya.

Diantatra melahirkan banyak bankir handal di jalur distribusi perbankan

elektronik. Bank Niaga menghadirkan layanan perbankan yang dikemas

sesuai selera nasabnya.

8. Bank Internasional Indonesia (BBII)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) didirikan 15 Mei 1959.

Setelah mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa

Efek Indonesia atau BEI) pada 1989. BII adalah salah satu bank terbesar di

Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 337 cabang

termasuk lima kantor cabang syariah dan lima cabang luar negeri, 1.001

ATM dan 15 CDM (Cash Deposit Machines) BII di seluruh Indonesia, dan

juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung

dalam Jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan

jaringan MEPS di Malaysia dan sekaligus terhubung dengan lebih dari

2.800 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor

cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Dengan

total simpanan nasabah sebesar Rp60,2 triliun dan aset sebesar Rp77,4

Page 105: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

triliun per 31 Maret 2011, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan

melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet

banking. BII telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BNII) dan aktif di

sektor UKM/Komersial, Konsuer dan Korporasi.

4.1.2 Non Performing Loan (NPL)/ Kredit Bermasalah

NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan

dengan tingkat kolektibilitas dengan total kredit yang diberikan bank.

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan

dan macet, (Lukman Dendawijaya).

Non Performing Loan (NPL) atau sering disebut juga kredit bermasalah

merupakan variabe bebas kedua (X2) yang termaksut dalam rasio CAMEL

yaitu asset, Rasio NPL dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah

Total Kredit

Berikut ini adalah data Non Performing Loan (NPL) tahun 2008

sampai dengan tahun 2010.

Page 106: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.1

Non Performing Loan (NPL) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode

Emiten

Non Performing Loan

(NPL)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,006

2 Bank Permata BNLI 0,011

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,028

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 0,0266

5 Bank Danamon BDMN 0,023

6 Bank Mandiri BMRI 0,011

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,014

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,02

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,007

2 Bank Permata BNLI 0,015

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0352

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 0,0275

5 Bank Danamon BDMN 0,045

6 Bank Mandiri BMRI 0,004

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0104

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0158

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,006

2 Bank Permata BNLI 0,007

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0278

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 0,0266

5 Bank Danamon BDMN 0,03

6 Bank Mandiri BMRI 0,006

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0185

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0178

Page 107: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapun Grafik dari Non Performing Loan periode 2008 sampai dengan

2010 dari 8 sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Grafik 4.1 Non Performing Loan

Apabila dilihat per entitas, berdasarkan grafik diatas dapat diketahui

bahwa Bank Central Asia (BBCA) memiliki Non Performing Loan

tertinggi pada tahun 2009 yaitu mencapai 0,007 dan terendah pada tahun

2008 dan 2010 yaitu 0,006. Bank Permata (BNLI) NPL tertinggi pada

tahun 2008 yaitu mencapai 0,011 dan terendah pada tahun 2010 yaitu

hanya mencapai 0,007. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) NPL tertinngi pada

tahun 2009 yaitu mencapai 0,0352 dan yang terendah pada tahun 2008

yaitu hanya mencapi 0,0266. Bank Tabungan Negara (BBTN) NPL

BBCA BNLI BBRI BBTN BDMN BMRI BNGA BBII

2008 0,006 0,011 0,028 0,0266 0,023 0,011 0,0142 0,02

2009 0,007 0,015 0,0352 0,0275 0,045 0,004 0,0104 0,0158

2010 0,006 0,007 0,0278 0,0266 0,03 0,006 0,0185 0,0174

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

0,045

0,05

Axi

s Ti

tle

Non Performing Loan (NPL)

Page 108: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

tertinngi pada tahun 2009 yaitu mencapai 0,275 dan terendah pada tahun

2008 dan 2010 yaitu hanya mencapai 0,0266. Bank Danamon NPL

tertinngi pada tahun 2009 yaitu mencapai 0,045 dan yang terendah pada

tahun 2010 yaitu hanya mencapai 0,03. Bank Mandiri (BMRI) NPL

tertinggi pada tahun 2008 yaitu mencapai 0,011 dan terendah pada tahun

2009 yaitu hanya mencapai 0,004. Bank CIMB Niaga memiliki NPL

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,0185 dan terendah pada tahun

2009 yaitu hanya mencapai 0,0104 dan Bank Internasiona Indonesia NPL

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,0174 dan terendah pada tahun

2008 yaitu hanya mencapai 0,02.

4.1.3 Return On Assets (ROA)

ROA (Return On Assets) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak)

yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar

ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

(Dendawijaya, 2003).

Return On Assets (ROA) merupakan variabel bebas ketiga (X3) dari

variabel CAMEL, besarnya nilai return on assets dapat dihitung dengan

rumus berikut ini:

ROA = Laba Sebelum Pajak × 100 %

Total Aktiva

Page 109: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Berikut adalah data Return On Assets (ROA) tahun 2008 sampai dengan

2010 dari perusahaan yang dijadikan sampel penelitian:

Tabel 4.2

Return On Assets (ROA) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode

Emiten Return On Assets (ROA)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,034

2 Bank Permata BNLI 0,017

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0418

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0118

5 Bank Danamon BDMN 0,0152

6 Bank Mandiri BMRI 0,025

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,011

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0084

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,034

2 Bank Permata BNLI 0,014

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0373

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0147

5 Bank Danamon BDMN 0,015

6 Bank Mandiri BMRI 0,03

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,021

8

Bank Internasional

Indonesia BBII -0,0007

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,035

2 Bank Permata BNLI 0,02

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0464

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0205

5 Bank Danamon BDMN 0,0219

6 Bank Mandiri BMRI 0,034

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0275

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0068

Page 110: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapun Grafik dari return on assets pada tahun 2008 sampai dengan 2010

dari 8 sampel penelitian sebagai berikut:

Grafik 4.2 Return On Assets (ROA)

Apabila dilihat per entitas, berdasarkan grafik diatas dapat diketahui

bahwa Bank Central Asia (BBCA) memiliki Return On Assets tertinggi

pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,035 dan terendah pada tahun 2008 dan

2009 yaitu 0,034. Bank Permata (BNLI) ROA tertinggi pada tahun 2008

yaitu mencapai 0,017 dan terendah pada tahun

2010 yaitu hanya mencapai 0,02. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) ROA

tertinngi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,0464 dan yang terendah pada

tahun 2009 yaitu hanya mencapi 0,0373. Bank Tabungan Negara (BBTN)

BBCA BNLI BBRI BBTN BDMN BMRI BNGA BBII

2008 0,034 0,017 0,0418 0,0118 0,0152 0,025 0,011 0,0084

2009 0,034 0,014 0,0373 0,0147 0,015 0,03 0,021 -0,0007

2010 0,035 0,02 0,0464 0,0205 0,0219 0,034 0,0275 0,0068

-0,01

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

Axi

s Ti

tle

Return On Assets (ROA)

Page 111: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

ROA tertinngi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,0205 dan terendah pada

tahun 2008 yaitu hanya mencapai 0,0118. Bank Danamon ROA tertinngi

pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,0219 dan yang terendah pada tahun

2008 yaitu hanya mencapai 0,0152. Bank Mandiri (BMRI) memiliki ROA

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,034 dan terendah pada tahun

2008 yaitu hanya mencapai 0,025. Bank CIMB Niaga ROA tertinggi pada

tahun 2009 yaitu mencapai 1,021 dan terendah pada tahun 2008 yaitu

hanya mencapai 0,011 dan Bank Internasiona Indonesia memiliki ROA

tertinggi pada tahun 2008 yaitu mencapai 0,0084 dan terendah pada tahun

2009 yaitu hanya mencapai -0,0007.

4.1.4 Loan to Deposite Ratio (LDR)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan

cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak

ketiga, LDR terebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kredit yang diberikan sebagi sumber likuiditas, (Drs.Lukman

Dendawijaya).

Loan to Deposite Ratio (LDR) merupakan variabel bebas yang

keempat (X4) dari variabel rasio CAMEL, adapun rumus untuk mencari

LDR adalah sebagai berikut:

LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan × 100 %

Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti

Berikut adalah data Loan to Deposite Ratio (LDR) tahun 2008 sampai

dengan 2010 dari perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitia:

Page 112: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.3

Loan to Deposite Ratio (LDR) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode

Emiten

Loan to Deposit Ratio

(LDR)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,538

2 Bank Permata BNLI 0,818

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,7993

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 1,0183

5 Bank Danamon BDMN 0,8642

6 Bank Mandiri BMRI 0,592

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,8784

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,1979

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,503

2 Bank Permata BNLI 0,906

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,8088

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 1,0129

5 Bank Danamon BDMN 0,8876

6 Bank Mandiri BMRI 0,614

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,9511

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,1484

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,552

2 Bank Permata BNLI 0,875

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,7517

4

Bank Tabungan

Negara BBTN 1,0842

5 Bank Danamon BDMN 0,9383

6 Bank Mandiri BMRI 0,676

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,8804

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,128

Page 113: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapun Grafik dari Loan to Deposite Ratio pada Periode 2008-2010 dari 8

sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Grafik 4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Apabila dilihat per entitas, berdasarkan grafik diatas dapat diketahui

bahwa Bank Central Asia (BBCA) memiliki Loan to Deposit Ratio

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,552 dan terendah pada tahun

2009 yaitu 0,503. Bank Permata (BNLI) LDR tertinggi pada tahun 2009

yaitu mencapai 0,906 dan terendah pada tahun 2010 yaitu hanya mencapai

0,875. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) LDR tertinngi pada tahun 2009

yaitu mencapai 0,8088 dan yang terendah pada tahun 2010 yaitu hanya

mencapi 0,7517. Bank Tabungan Negara (BBTN) LDR tertinngi pada

tahun 2010 yaitu mencapai 1,0842 dan terendah pada tahun 2009 yaitu

BBCA BNLI BBRI BBTN BDMN BMRI BNGA BBII

2008 0,538 0,818 0,7993 1,0183 0,8642 0,592 0,8784 0,1979

2009 0,503 0,906 0,8088 1,0129 0,8876 0,614 0,9511 0,1484

2010 0,552 0,875 0,7517 1,0842 0,9382 0,676 0,8804 0,128

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Axi

s Ti

tle

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Page 114: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

hanya mencapai 0,129. Bank Danamon LDR tertinngi pada tahun 2010

yaitu mencapai 0,9383 dan yang terendah pada tahun 2008 yaitu hanya

mencapai 0,8642. Bank Mandiri (BMRI) LDR tertinggi pada tahun 2010

yaitu mencapai 0,676 dan terendah pada tahun 2008 yaitu hanya mencapai

0,592. Bank CIMB Niaga LDR tertinggi pada tahun 2009 yaitu mencapai

0,9511 dan terendah pada tahun 2008 yaitu hanya mencapai 0,8784 dan

Bank Internasiona Indonesia LDR tertinggi pada tahun 2009 yaitu

mencapai 0,8903 dan terendah pada tahun 2009 yaitu hanya mencapai

0,8293.

4.1.5 Credit Risk

Merupakan suatu risiko akibat ketidakmampuan nasabah

mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta

imbalannya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, Pudjo Muljono

(1999:159) Credit risk merupakan variabel bebas ke enanam dari variabel

risiko perbankan, adapun rumus untuk mencari credit risk adalah sebagai

berikut:

AssetTotal

NPLRiskCredit

Berikut adalah data credit risk tahun 2008 sampai dengan 2010 dari

perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian:

Page 115: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.5

Credit Risk 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode

Emiten Return On Assets (ROA)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,0244

2 Bank Permata BNLI 0,203

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,113

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,591

5 Bank Danamon BDMN 0,214

6 Bank Mandiri BMRI 0,03

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,135

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,351

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,0247

2 Bank Permata BNLI 0,267

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 1,11

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,470

5 Bank Danamon BDMN 0,456

6 Bank Mandiri BMRI 0,01

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,097

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,259

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,018

2 Bank Permata BNLI 0,094

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,087

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,419

5 Bank Danamon BDMN 0,253

6 Bank Mandiri BMRI 0,013

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,128

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,236

Page 116: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapun grafik dari credit risk periode 2008 sampai dengan 2010 dari 8

sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Grafik 4.4 Credit risk

Apabila dilihat per entitas, berdasarkan grafik diatas dapat diketahui

bahwa Bank Central Asia (BBCA) memiliki credit risk tertinggi pada

tahun 2009 yaitu mencapai 0,247 dan terendah pada tahun 2008 yaitu

0,244. Bank Permata (BNLI) memiliki CR tertinggi pada tahun 2010 yaitu

mencapai 0,94 dan terendah pada tahun 2008 yaitu hanya mencapai 0,203.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memiliki CR tertinggi pada tahun 2008

yaitu mencapai 0,113 dan yang terendah pada tahun 2010 yaitu hanya

mencapi 0,068. Bank Tabungan Negara (BBTN) mamiliki CR tertinngi

pada tahun 2008 yaitu mencapai 0,59 dan terendah pada tahun 2010 yaitu

hanya mencapai 0,038. Bank Danamon memiliki CR tertinngi pada tahun

BBCA BNLI BBRI BBTN BDMN BMRI BNGA BBII

2008 0,024 0,203 0,113 0,591 0,214 0,03 0,135 0,351

2009 0,0247 0,267 1,11 0,47 0,456 0,01 0,097 0,259

2010 0,018 0,094 0,087 0,419 0,253 0,013 0,128 0,236

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Axi

s Ti

tle

Credit Risk

Page 117: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2009 yaitu mencapai 0,45 dan yang terendah pada tahun 2008 yaitu hanya

mencapai 0,214. Bank Mandiri (BMRI) memiliki CR tertinggi pada tahun

2010 yaitu mencapai 4,4 dan terendah pada tahun 2008 yaitu hanya

mencapai 3,04. Bank CIMB Niaga memiliki CR tertinggi pada tahun 2008

yaitu mencapai 8,5 dan terendah pada tahun 2009 yaitu hanya mencapai

0,09 dan Bank Internasiona Indonesia memiliki CR tertinggi pada tahun

2008 yaitu mencapai 0,35 dan terendah pada tahun 2010 yaitu hanya

mencapai 0,231.

4.1.6 Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan

perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial

distress terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan.

Kebangkrutan dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi di mana

perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban

debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan

dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya lagi. Model financial

distress perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial

distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-

tindakan untuk mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan.

Untuk perbankan analisis CAMEL menggunakan rasio keuangan yaitu

rasio permodalan, rasio kualitas aktiva, rasio rentabilitas, dan rasio

likuiditas, (M.Sinungan,1994).

Page 118: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dalam penelitian ini menggunakan model Altman yang akan digunakan

sebagai ukuran financial distres perusahaan perbankan adalah sebagai

berikut:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,0 X4

Keterangan:

Z ≤ 1,1 : Perusahaan tidak sehat

1,1 < Z ≤ 2,60 : Perusahaan dalam kondisi rawan

Z > 2,60 : Perusahaan sehat

Berikut adalah data-data rasio keuangan perusahaan yang mendukung

untuk mengukur financial distress suatu perusahaan perbankan yang

dijadikan sampel penelitian:

Page 119: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.5

Financial Distress 2008-2010

No Nama Perusahaan Emiten NPL(x1) ROA(x2) LDR(x3) FD

Tahun 2008

1 Bank Central Asia BBCA 0,006 0,034 0,538 0,578

2 Bank Permata BNLI 0,011 0,017 0,818 0,846

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,028 0,0418 0,7993 0,8691

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266 0,0118 1,0183 1,0567

5 Bnak Danamon BDMN 0,023 0,0152 0,8642 0,9024

6 Bank Mandiri BMRI 0,011 0,025 0,592 0,628

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,014 0,011 0,8784 0,9034

8 Bank Internasional Ind BBII 0,02 0,0084 0,8653 0,8937

Tahun 2009

1 Bank Central Asia BBCA 0,007 0,034 0,503 0,544

2 Bank Permata BNLI 0,015 0,014 0,906 0,935

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,0352 0,0373 0,8088 0,8813

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0275 0,0147 1,0129 1,0551

5 Bnak Danamon BDMN 0,045 0,015 0,8876 0,9476

6 Bank Mandiri BMRI 0,004 0,03 0,614 0,648

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,0104 0,021 0,9511 0,9825

8 Bank Internasional Ind BBII 0,0158 -0,0007 0,8293 0,8444

Tahun 2010

1 Bank Central Asia BBCA 0,006 0,035 0,552 0,593

2 Bank Permata BNLI 0,007 0,02 0,875 0,902

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,028 0,0464 0,7517 0,8261

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266 0,0205 1,0842 1,1313

5 Bnak Danamon BDMN 0,03 0,0219 0,9383 0,9902

6 Bank Mandiri BMRI 0,006 0,034 0,676 0,716

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,0185 0,0275 0,8804 0,9264

8 Bank Internasional Ind BBII 0,0178 0,0068 0,8903 0,9149

Page 120: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Adapaun grafik dari financial distress periode 2008 sampai dengan

2010 dari 8 sampel penelitian sebagai berikut:

Grafik 4.5 Financial Distres

Apabila dilihat per entitas, berdasarkan grafik diatas dapat diketahui

bahwa Bank Central Asia (BBCA) memiliki financial distres tertinggi

pada tahun 2009 yaitu mencapai 0,944 dan terendah pada tahun 2008 yaitu

0,736. Bank Permata (BNLI) memiliki FD tertinggi pada tahun 2008 yaitu

mencapai 1,157 dan terendah pada tahun 2010 yaitu hanya mencapai

1,043. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memiliki FD tertinggi pada tahun

2009 yaitu mencapai 0,0133 dan yang terendah pada tahun 2010 yaitu

hanya mencapi 0,9635. Bank Tabungan Negara (BBTN) mamiliki FD

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 1,2987 dan terendah pada tahun

2008 yaitu hanya mencapai 1,2181. Bank Danamon memiliki FD tertinngi

pada tahun 2009 yaitu mencapai 1,1546 dan yang terendah pada tahun

BBCA BNLI BBRI BBTN BDMN BMRI BNGA BBII

2008 0,736 1,157 1,0004 1,2181 1,0564 0,839 1,0595 1,0916

2009 0,944 1,057 1,0113 1,2705 1,1546 0,805 2,1184 0,9928

2010 0,913 1,043 0,9635 1,2987 1,1502 0,872 1,0588 1,0425

0

0,5

1

1,5

2

2,5

Axi

s Ti

tle

Financial Distress

Page 121: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

2008 yaitu hanya mencapai 1,0564. Bank Mandiri (BMRI) memiliki FD

tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 0,872 dan terendah pada tahun

2009 yaitu hanya mencapai 0,805. Bank CIMB Niaga memiliki FD

tertinggi pada tahun 2009 yaitu mencapai 2,1184 dan terendah pada tahun

2010 yaitu hanya mencapai 1,0588 dan Bank Internasiona Indonesia

memiliki FD tertinggi pada tahun 2008 yaitu mencapai 1,0916 dan

terendah pada tahun 2009 yaitu hanya mencapai 09928.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menilai ada tidaknya bias atas

hasil analisis regresi yang telah dilakukan, dimana dengan menggunakan

uji asumsi klasik dapat diketahui sejauh mana hasil analisis regresi dapat

diandalkan tingkat keakuratnnya. (F. Poernamawatie, 2008). Pengujian

asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program

SPSS 17.0 for windows.

4.2.1.1 Uji Normalitas

Nugroho (2005:18) menjelaskan bahwa data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal,

untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui

normal probabilityplot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan

distribusi normal. Data normal akan membentuk suatu garis lurus

diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Page 122: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Setelah dilaksanakan uji normalitas pada data yang akan digunakan, hasil

yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1 Normal Probability-Plot

Sember: Hasil pengolahan SPSS ver.17

Dari gambar plot di atas terlihat bahwa titik-titik tersebar di sekita garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka dapat dikatakan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolarance value

dan VIF. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai tolerance value diatas

Page 123: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

0,10 dan VIF di bawah 10, Ghozali (2009:95). Hasil uji multikolinearitas

disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .013 .150 .088 .931

NPL -3.482 5.993 -.102 -.581 .568

ROA -.764 3.888 -.025 -.197 .846

LDR 1.217 .180 .889 6.757 .000

CR -.033 .256 -.022 -.127 .900

a. Dependent Variable: FD

Sumber : hasil pengolahan SPSS ver.17

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai tolerance value nya diatas 0,1 dan

nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas.

4.2.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksutkan untuk mengetahui apakah terjadi

korelasi antara kesalahan pengganngu periode t dengan kesalahan

pennganngu pada periode t-1. Untuk mendekteksi pelanggaran asumsi

autokorelasi, maka uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Durbin-

Watson. Kriteria yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya

autokorelasi menurut Algifari (2009) adalah sebagai berikut :

Page 124: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Nilai DW Keterangan

Kurang dari 1,08 ada autokorelasi

1,08 sd 1,66 tampa kesimulan

1,66 sd 2,34 tidak ada autokorelasi

2,34 sd 2,92 tampa kesimpulan

lebih dari 2,92 ada autokorelasi

selengkapnya, hasil uji autokorelasi dengan menggunakan pengujian

Durbin-Watson (DW) ditunjukkan pada tabel betikut ini:

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .851a .725 .667 .2135825 2.220

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

b. Dependent Variable: FD

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh angka DW sebesar 2,220.

Dengan berpedoman pada kriteria umum yang telah disebutkan diatas,

nilai tersebut berada di antara lebih dari 1,66 sd 2,34 maka dapat

simpulkan bahwa model regresi yang telah diperoleh tidak ada

autokorelasi atau bebas dari autokorelasi.

4.2.1.4 Uji Heteroskedasitas

Tujuan dari uji heteroskedassitas adalah untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari

suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedasitas dapat diperiksa dengan melihat plot diagram

pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan nilai Y observasi.

Page 125: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak, regresi tidak

mengalami ganguan heteroskedastisitas.

Untuk selengkapnya hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada

grafik scatterploy berikut ini:

Gambar 4.2

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : hasil pengolahan data SPSS ver.17

Berdasarkan gambar plot diatas, diagram pencar membentuk pola

acak yang bisa disimpulkan tidak terjadi situasi heteroskedasitas yang

bersifat merusak model.

Page 126: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.2. Analisis Deskriptif

4.2.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Non Performing Loan (NPL) Perusahaan

Perbankan.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS ver.17 for windows, maka hasil regresi akan disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Analisis Deskriptif Rasio Non Performing Loan (NPL)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL 24 .0040 .0450 .018300 .0108062

Valid N

(listwise)

24

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dengan melihat hasil analisis deskriptif pada tabel 4.8 di atas,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata Non Performing Loan (NPL) pada 8

perusahaan perbankan pada periode 2008 sampai dengan 2010 adalah

sebesar 0,18300. NPL maksimum terdapat pada Bank Rakyat Indonesi

(BBRI) pada tahun 2008 sebesar 0,045 kali yang artinya terdapat nilai

kredit bermasalah sebesar 0,045 kali dari nilai total kreditnya. Sedangkan

rasio NPL minimum terdapat Bank Central Asia (BBCA) pada tahun 2009

sebesar 0,0040 kali yang artinya terdapat nilai kredit bermasalah sebesar

0,0040 kali dari nilai total kreditnya.

Untuk menentukan penilaian atas rata-rata rasio NPL, dapat dilihat dari

tabel kriteria penilaian di bawah ini, berikut langkah-langkahnya:

Page 127: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Range =

=

0,010

1. Terdapat 4 jenis kriteria yaitu : rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

2. Nilai rata-rata rasio Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar 0,18300.

3. Nilai tertinggi rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 0,045 dan nilai

terendah sebesar 0,0040.

4. Selisih dari nilai tertinggi (0,045) dan terendah (0,0040) yang kemudian

dibagi 4 di dapat hasil sebesar 0,010 yang digunakan sebagai nilai range

untuk setiap interval.

Tabel 4.8

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:231)

5. Dilihat dari nilai rata-rata rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar

0,18835 menunjukkan bahwa tingkat rasio NPL perusahaan perbankan

pada tahun 2008 sampai dengan 2010 masuk pada kriteria “Sangat

rendah” karena berada pada interval 0,00-0,199.

Page 128: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.2.2. Analisis Statistik Deskriptif Return on Asset (ROA) Perusahaan

Perbankan.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS ver.17 for windows, maka hasil regresi akan disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Hasil Analisis Deskriptif Return on Asset (ROA)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 24 -.0007 .0464 .022546 .0120146

Valid N

(listwise)

24

Sumber : Hasil olah data SPSS ver.17

Dengan melihat hasil analisis deskriptif pada tabel 4.9 di atas,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata Rasio Return on Assets pada 8

perusahaan perbankan pada periode 2008 sampai dengan 2010 adalah

sebesar 0,022546. ROA maksimum terdapat pada Bank Tabungan Negara

pada tahun 2010 sebesar 0,0464 kali yang artinya bahwa nilai kemampuan

perusahaan menghasilkan laba 0,045 kali dari nilai total labanya.

Sedangkan rasio ROA minimum terdapat Bank Central Asia pada tahun

2009 sebesar -0,0007 kali yang artinya bahwa kemampuan perusahaan

menghasilkan laba hanya sebesar -0,007 kali dari nilai total labanya.

Untuk menentukan penilaian atas rata-rata rasio , dapat dilihat dari

ROA tabel kriteria penilaian di bawah ini, berikut langkah-langkahnya:

Page 129: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Range =

=

0,0156

1. Terdapat 4 jenis kriteria yaitu: rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi.

2. Nilai rata-rata rasio Return on Asset adalah sebesar 0,022546.

3. Nilai tertinggi rasio Return on Asset sebesar 0,0464 dan nilai

terendah sebesar -0,0007.

4. Selisih dari nilai tertinggi (0,0464) dan terendah (-0,0007) yang

kemudian dibagi 4 di dapat hasil sebesar 0,0156 yang

digunakan sebagai nilai range untuk setiap interval.

Tabel 4.10

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:231)

5. Dilihat dari nilai rata-rata rasio Return on sset sebesar 0,022048

menunjukkan bahwa tingkat rasio ROA perusahaan perbankan

pada tahun 2008 sampai dengan 2010 masuk pada kriteria

“Rendah ” karena berada pada interval 0,00-0,199.

Page 130: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.2.3. Analisis Statistik Desktiptif Loan to Deposit (LDR) Perusahaan

Perbankan.

Dari data tabel 4.4 dapat dihitung nilai statistik Loan to Deposit

Ratio (LDR) dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasilnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Analisis Deskriptif Loan to Deposit Ratio (LDR)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LDR 24 .1280 1.0842 .725979 .2701446

Valid N

(listwise)

24

Sumber : Hasil olah data SPSS ver.17

Dengan melihat hasil analisis deskriptif pada tabel 4.11 di atas,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata Loan to Deposit pada 8 perusahaan

perbankan pada periode 2008 sampai dengan 2010 adalah sebesar

0,725979. LDR maksimum terdapat pada Bank Tabungan Negara pada

tahun 2010 sebesar 1,0842 kali yang artinya bahwa nilai kredit yang

diberikan kepada pihak ketiga 1,0842 kali dari nilai total dana

nasabahnya. Sedangkan LDR minimum terdapat Bank Internasional

Indonesia pada tahun 2010 sebesar 0,1280 kali yang artinya bahwa kredit

yang diberikan kepada pihak ketiga 0,1280 kali dari nilai total

nasabahnya.

Untuk menentukan penilaian atas rata-rata rasio LDR, dapat dilihat

dari tabel kriteria penilaian di bawah ini, berikut langkah-langkahnya:

Page 131: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Range =

=

0,239

1. Terdapat 4 jenis kriteria yaitu : tidak sehat, rawan dan sehat

2. Nilai rata-rata rasio Loan to Deposit Ratio adalah sebesar

0,725979.

3. Nilai tertinggi rasio Loan to Deposit Ratio sebesar 1,0842 dan

nilai terendah sebesar 0,1280.

4. Selisih dari nilai tertinggi (1,0842) dan terendah (0,1280) yang

kemudian dibagi 4 di dapat hasil sebesar 0,239 yang digunakan

sebagai nilai range untuk setiap interval.

Tabel 4.12

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:231)

5. Dilihat dari nilai rata-rata rasio Loan to Deposit Ratio sebesar

0,734152 menunjukkan bahwa tingkat rasio LDR perusahaan

perbankan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 masuk pada

kriteria “Kuat” karena berada pada interval 0,20-0,399.

Page 132: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.2.4 Analisis Statistik Desktiptif Credit Risk Perusahaan Perbankan.

Dari data tabel 4.5 dapat dihitung nilai statistik deskriptif Rasio

credit risk dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Analisis Deskriptif Credit Risk

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 24 .0100 1.1100 .233462 .2486342

Valid N

(listwise)

24

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dengan melihat hasil analisis deskriptif pada tabel 4.13 di atas,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata credit risk pada 8 perusahaan

perbankan pada periode 2008 sampai dengan 2010 adalah sebesar

0,233462. CR maksimum terdapat pada Bank Rakyat Indonesia pada

tahun 2009 sebesar 1,1100 kali yang artinya bahwa nilai total resiko kredit

yang diberikan 1,1100 kali dari nilai total kredit yang diberikan.

Sedangkan CR minimum terdapat Bank Mandiri pada tahun 2010 sebesar

0,0100 kali yang artinya bahwa risiko kredit yang diberikan sebesar

0,0100 kali dari nilai total kredit yang diberikan.

Untuk menentukan penilaian atas rata-rata rasio credit risk, dapat

dilihat dari tabel kriteria penilaian di bawah ini, berikut langkah-

langkahnya:

Page 133: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Range =

=

0,275

1. Terdapat 4 jenis kriteria yaitu: rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi.

2. Nilai rata-rata rasio credit risk adalah sebesar 0,233462.

3. Nilai tertinggi rasio credit risk sebesar 1,1100 dan nilai

terendah sebesar 0,0100

4. Selisih dari nilai tertinggi (1,1100) dan terendah (0,0100) yang

kemudian dibagi 4 di dapat hasil sebesar 0,275 yang digunakan

sebagai nilai range untuk setiap interval.

Tabel 4.14

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:231)

5. Dilihat dari nilai rata-rata rasio credit risk sebesar 0,233462

menunjukkan bahwa tingkat rasio CR perusahaan perbankan

pada tahun 2008 sampai dengan 2010 masuk pada kriteria

“Rendah” karena berada pada interval 0,20-0,399.

Page 134: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.2.5 Analisis Statistik Desktiptif Financial Distres Perusahaan

Perbankan.

Dari data tabel 4.6 dapat dihitung nilai statistik deskriptif Rasio financial

distress dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.15

Hasil Analisis Deskriptif Financial Distres

Descriptive Statistics

N

Minimu

m Maximum Mean Std. Deviation

FD 24 .1522 1.9825 .808504 .3698755

Valid N

(listwise)

24

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dengan melihat hasil analisis deskriptif pada tabel 4.15 di atas,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata financial distress pada 8 perusahaan

perbankan pada periode 2008 sampai dengan 2010 adalah sebesar

0,808504. Hal ini mempunyai arti bahwa rata-rata financial distress

perusahaan yang diteliti bernilai positif sebesar 0,808504%. financial

distress maksimum terdapat pada Bank CIMB niaga pada tahun 2009

sebesar 1,9825%. Sedangkan financial distress minimum terdapat pada

Bank Centra Asia sebesar 0,15522% pada tahun 2008.

Untuk menentukan penilaian atas rata-rata rasio credit risk, dapat

dilihat dari tabel kriteria penilaian di bawah ini, berikut langkah-

langkahnya:

Page 135: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Range =

=

0,457

1. Terdapat 4 jenis kriteria yaitu: rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi.

2. Nilai rata-rata rasio financial distress adalah sebesar 0.808504.

3. Nilai tertinggi rasio financial distress sebesar 1.9825 dan nilai

terendah sebesar 0,1522.

4. Selisih dari nilai tertinggi (1.9825) dan terendah (0,1522) yang

kemudian dibagi 4 di dapat hasil sebesar 0,457 yang digunakan

sebagai nilai range untuk setiap interval.

Tabel 4.16

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:231)

5. Dilihat dari nilai rata-rata rasio financial distress sebesar

0.808504 menunjukkan bahwa tingkat rasio FD perusahaan

perbankan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 masuk pada

kriteria “Rendah” karena berada pada interval 0,40-0,599.

Page 136: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.3. Analisis Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Financial

Distress.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Non Performing Loan

terhadap Financial Distress, maka langkah-langkah pengujian statistik ini

dilakukan sebagai berikut:

1. Analsisi Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan anatara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk

menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut (Sugiyono,

2012:216). Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi antara variabel Non Performing Loan (X1) dengan

Financial Distress (Y)

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari korelasi disajikan

pada tabel berikut,

Tabel 4.17

Korelasi Rasio Non Performing Loan (NPL) Terhadap Financial Distress

Correlations

NPL FD

NPL Pearson Correlation 1 .196

Sig. (2-tailed) .358

N 24 24

FD Pearson Correlation .196 1

Sig. (2-tailed) .358

N 24 24

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Page 137: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel, dapat

digunakan tabel interpretasi nilai koefisien sebagai berikut:

Tabel 4.18

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, korelasi antara Non Performing Loan (X1)

dengan Financial Distress (Y) adalah 0,196. Jika diinterpretasikan

terhadap tabel koefisien korelasi, menunjukkan bahwa hubungan antara

Non Performing Loan (X1) dengan Financial Distress (Y) adalah sangat

rendah dan hubungan tersebut positif. Nilai positif menunjukan bahwa

terdapat hubungan searah, sehingga apabila terjadi kenaikan Non

Performing Loan maka akan diikuti oleh tingkat keuangan perusahaan

yang sehat.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent, sehingga

dari hubungan yang diperoleh kita dapat menaksir suatu variabel apabila

harga variabel lainnya diketahui dengan bentuk persamaan regresinya.

Page 138: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Y= 0,686 + 6,717 X1

Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil regresi akan disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19

Regresi Rasio Non Performing Loan Terhadap Financial Distres

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .686 .151 4.533 .000

NPL 6.717 7.156 .196 .939 .358

a. Dependent Variable: FD

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Persamaan regresi linier sederhana di atas, mempunyai arti sebagai

berikut :

1. Nilai koefisien konstanta 0,686 memiliki arti bahwa pada saat rasio

Non Performing Loan sama dengan 0 satuan maka kemungkinan

terjadinya Financial Distres perusahaan adalah sebesar 0,686 satuan

persen.

2. Nilai koefisien regresi b= 6,717 merupakan koefisien arah regresi

linier yang artinya bahwa setiap kenaikan NPL sebesar 1 satuan akan

Page 139: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

diikuti dengan kenaikan tingkat Financial Distress sebesar 6,717

satuan.

3. Pengujian Hipotesis (uji t)

Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah

terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio Non Performing Loan

dengan Financial Distres. Kriteria uji koefisien regresi dari variabel Non

Performing Loan terhadap Financial Distres adalah sebagai berikut:

H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Non Performing Loan terhadap

Financial Distres.

Ha : β1≠ 0 : Terdapat pengaruh Non Performing Loan terhadap Financial

Distres.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari uji t disajikan pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.20

Hasil Pengujian Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .686 .151 4.533 .000

NPL 6.717 7.156 .196 .939 .358

a. Dependent Variable: FD

Nilai thitung = 0,939, sig. = 0.358

Dk (derajat kebebasan) = n-k-1 = 24-4-1 = 19

Page 140: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Uji dilakukan dua sisi (two tail), sehingga nilai ttabel = 2.093

Karena nilai thitung< ttabel atau 0,939 < 2,093 dan sig > 0,05 atau 0,358 >

0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya, bahwa Non Performing Loan (NPL) tidak berprngaruh

signifikan terhadap Financial Distress.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Zainudin dan Jogiyanto (1999) dan Afanasief et al (2004) dimana

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL tidak mempengaruhi

besarnya financial distress secara signifikan itu artinya semakin tinggi

rasio ini, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh variabel Non Performing Loan (X1) dengan Financial Distress

(Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari koefisien

determinasi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Page 141: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.21

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .196a .039 -.005 .3708341

a. Predictors: (Constant), NPL

b. Dependent Variable: FD

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui nilai koefisien

determinasi (Kd) = (R2) x 100% diperoleh dari R yaitu Kd = 0,196

2 x

100% = 3,9%. Hasil ini sama dengan perolehan dengan menggunakan

software statistika yaitu program SPSS 17 for Windows pada kolom R

square sebesar 3,9%, sedangkan sisanya 96,1% merupakan pengaruh dari

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini oleh penulis.

Adapun faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan memiliki

pengaruh terhadap financial distress antara lain faktor-faktor yang bersifat

teknis meliputi kondisi perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan volume

transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta kekuatan pasar.

4.2.4. Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Financial Distres.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio return on asset

terhadap financial distress, maka langkah-langkah pengujian statistik ini

dilakukan sebagai berikut:

Page 142: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

1. Analsisi Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan anatara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk

menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut (Sugiyono,

2012:216). Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi antara variabel Return on Asset (X2) dengan financial

distress (Y).

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari korelasi disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.22

Korelasi Parsial Rasio Return on Asset (ROA) Terhadap Financial

Distress.

Correlations

ROA FD

ROA Pearson Correlation 1 .138

Sig. (2-tailed) .520

N 24 24

FD Pearson Correlation .138 1

Sig. (2-tailed) .520

N 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel, dapat

digunakan tabel interpretasi nilai koefisien sebagai berikut:

Page 143: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.23

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, korelasi antara Return on Asset (X2) dengan

financial distress (Y) adalah 0,138. Jika diinterpretasikan terhadap tabel

koefisien korelasi, menunjukkan bahwa hubungan antara Return on Asset

(X2) dengan Financial Distres (Y) adalah sanga rendah dan hubungan

tersebut positif. Nilai positif menunjukan bahwa terdapat hubungan searah,

sehingga apabila terjadi kenaikan Return on Asset maka akan diikuti oleh

tingkat keuangan perusahaan yang sehat.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independent dengan variabel dependent, sehingga dari hubungan

yang diperoleh kita dapat menaksir suatu variabel apabila harga variabel

lainnya diketahui dengan bentuk persamaan regresinya.

Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS

17.0 for windows, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.24

Regresi Rasio Return on Asset (ROA) Terhadap Financial Distress

Page 144: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Y= 0,713 + 4,247 X2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .713 .165 4.312 .000

ROA 4.247 6.501 .138 .653 .520

a. Dependent Variable: FD

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Persamaan regresi linier sederhana di atas, mempunyai arti sebagai

berikut :

a) Nilai koefisien konstanta 0,713 memiliki arti bahwa pada saat rasio Return

on Asset sama dengan 0 satuan maka Financial Distres perusahaan adalah

sebesar 0,713 persen (%).

b) Nilai koefisien regresi b= 4,247 merupakan koefisien arah regresi linier

yang artinya bahwa setiap kenaikan Return on Asset sebesar 1 satuan akan

diikuti dengan kenaikan tingkat financial distres sebesar 4,247 persen(%).

3. Pengujian Hipotesis (uji t)

Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel Retun on Asset dengan financial

Page 145: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

distres. Kriteria uji koefisien regresi dari variabel Return on Asset terhadap

financial distres adalah sebagai berikut:

H0 : β1 = 0 :Tidak terdapat pengaruh Return on Asset terhadap financial

distress.

Ha : β1≠ 0 : Terdapat pengaruh Return on Aseet terhadap financial distress..

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari uji t disajikan pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.25

Hasil Perhitungan Uji t Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .713 .165 4.312 .000

ROA 4.247 6.501 .138 .653 .520

a. Dependent Variable: FD

Sumber: hasil olah data SPSS ver.17

Nilai thitung = 0,653, sig. = 0,520

Dk (derajat kebebasan) = n-k = 24-4-1 = 19

Uji dilakukan dua sisi (two tail), sehingga nilai ttabel = 2.093

karena nilai thitung< ttabel atau 0,653 <2,093 dan sig > 0,05 atau 0,520 > 0,05

maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya, bahwa Rerurn on Asset tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distres.

Page 146: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Hal ini sejalan dengan ROA yang diteliti oleh Bahtiar Usman (2003)

menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara ROA

terhadap financial distress, ROA mempunyai pengaruh tidak signifikan

terhadap kondisi bermasalah pada bank dan pengaruhnya negatif artinya

semakin rendah rasio ROA kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki

(Mulyaningrum, 2008). Almilia dan Herdinigtyas (2005) berpendapat

semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah pada

bank semakin kecil.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh variabel Return on Asset (X2) dengan financial distress (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari koefisien

determinasi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.26

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .138a .019 -.026 .3745719

a. Predictors: (Constant), ROA

b. Dependent Variable: FD

Page 147: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui nilai koefisien

determinasi (Kd) = (R2) x 100% diperoleh dari R yaitu Kd = 0.138

2 x

100% = 1,9%. Hasil ini sama dengan perolehan dengan menggunakan

software statistika yaitu program SPSS 17 for Windows pada kolom R

square sebesar 1,9%, sedangkan sisanya 8,1% merupakan pengaruh dari

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini oleh penulis.

Adapun faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan memiliki

pengaruh terhadap financial distress antara lain tingkat suku bunga,

tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap valuta asing dll.

4.2.5. Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Financial

Distres.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio Loan to Deposit

Ratio terhadap financial distres, maka langkah-langkah pengujian statistik

ini dilakukan sebagai berikut:

1. Analsisi Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan

anatara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk

menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut (Sugiyono,

2012:216). Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi antara variabel Loan to Deposit Ratio (X3) dengan

Financial Distres (Y).

Page 148: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari korelasi disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.27

Korelasi Rasio Loan to Deposit (LDR) Terhadap Financial Distress

Correlations

LDR FD

LD

R

Pearson

Correlation

1 .844**

Sig. (2-tailed) .000

N 24 24

FD Pearson

Correlation

.844**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel, dapat

digunakan tabel interpretasi nilai koefisien sebagai berikut:

Tabel 4.28

Page 149: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, korelasi antara Loan to Deposit Ratio (X3)

dengan Fianacial Distress (Y) adalah 0,844. Jika diinterpretasikan

terhadap tabel koefisien korelasi, menunjukkan bahwa hubungan antara

Loan to Deposit Ratio (X3) dengan Financial Distress (Y) adalah sangat

kuat dan hubungan tersebut positif. Nilai positif menunjukan bahwa

terdapat hubungan searah, sehingga apabila terjadi kenaikan Loan to

deposit ratio maka akan diikuti oleh tingkat keuangan perusahaan yang

sehat.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independent dengan variabel dependent, sehingga dari hubungan

yang diperoleh kita dapat menaksir suatu variabel apabila harga variabel

lainnya diketahui dengan bentuk persamaan regresinya.

Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukandengan menggunakan SPSS

17.0 for windows, maka hasil regresi akan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.29

Regresi Rasio Loan to Deposit (LDR) Terhadap Financial Distress

Coefficientsa

Page 150: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Y= -0,031+ 1,156 X3

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.031 .121 -.253 .802

LDR 1.156 .156 .844 7.387 .000

a. Dependent Variable: FD

Sumber: hasil olah data SPSS ver.17

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Persamaan regresi linier sederhana di atas, mempunyai arti sebagai

berikut :

a) Nilai koefisien konstanta -0,031 memiliki arti bahwa pada saat Loan to

Deposit Ratio sama dengan 0 satuan maka kemungkinan Financial

Distress perusahaan adalah sebesar -0,031 persen (%).

b) Nilai koefisien regresi b=1,556 merupakan koefisien arah regresi linier

yang artinya bahwa setiap kenaikan Loan to Deposit Ratio sebesar 1

satuan akan diikuti dengan kenaikan tingkat terjadinya Financial

Distress sebesar 1,156 persen(%).

2. Pengujian Hipotesis (uji t)

Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel Loan to Deposit Ratio (LDR)

dengan financial distress. Kriteria uji koefisien regresi dari variabel Loan to

Deposit Ratio terhadap financial distress adalah sebagai berikut:

Page 151: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

H0 : β1 = 0 :Tidak terdapat pengaruh loan to deposit ratio terhadap financial

distress.

Ha : β1≠ 0 : Terdapat pengaruh loan to deposit ratio terhadap financial distress.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari uji t disajikan pada tabel

dibawah ini

Tabel 4.30

Hasil Perhitungan Uji t Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.031 .121 -.253 .802

LDR 1.156 .156 .844 7.387 .000

a. Dependent Variable: FD

Sumber: Hasil olah data SPSS ver 17

Nilai thitung = 7,387 sig. = 0,000

(derajat kebebasan) = n-k = 24-4-1 = 19

dilakukan dua sisi (two tail), sehingga nilai ttabel = 2.093

Page 152: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

karena nilai thitung > ttabel atau 7,387 > 2,093 dan sig < 0,05 atau 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya, bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Almilia dan

Herdiningtyas,2005) dan juga Penelitian Suharman (dalam Mulyaningrum,

2008) menyatakan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap

kebangkrutan bank.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh variabel Loan to Deposit Ratio (X3) dengan Financial Distress

(Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari koefisien

determinasi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.31

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .844a .713 .700 .2027284

a. Predictors: (Constant), LDR

b. Dependent Variable: FD

Page 153: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui nilai koefisien

determinasi (Kd) = (R2) x 100% diperoleh dari R yaitu Kd = 0.844

2 x

100% = 71,3%. Hasil ini sama dengan perolehan dengan menggunakan

software statistika yaitu program SPSS 17 for Windows pada kolom R

square sebesar 71,3%, sedangkan sisanya 28,7% merupakan pengaruh dari

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini oleh penulis.

Adapun faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan memiliki

pengaruh terhadap financial distress antara lain faktor-faktor yang bersifat

teknis meliputi kondisi perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan volume

transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta kekuatan pasar.

4.2.6. Analisis Pengaruh Credit Risk Terhadap Financial Distress

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Credit risk terhadap

Financial Distres maka langkah-langkah pengujian statistik ini dilakukan

sebagai berikut:

1. Analsisi Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk

menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut (Sugiyono,

2012:216). Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi antara variabel Credit Risk (X4) dengan Financial

Distres (Y).

Page 154: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari korelasi disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.32

Korelasi Credit Risk Terhadap Financial Distres

Correlations

CR FD

CR Pearson Correlation 1 .122

Sig. (2-tailed) .570

N 24 24

FD Pearson Correlation .122 1

Sig. (2-tailed) .570

N 24 24

Sumber: hasil pengolahan data SPSS ver.17

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel, dapat

digunakan tabel interpretasi nilai koefisien sebagai berikut:

Tabel 4.33

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, korelasi antara Credit Risk (X4) dengan

Financial Distress (Y) adalah 0,122. Jika diinterpretasikan terhadap tabel

koefisien korelasi, menunjukkan bahwa hubungan antara Credit Risk (X4)

dengan Financial Distress (Y) adalah sangat rendah dan hubungan

Page 155: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Y= 0,766 + 0,181 X4

tersebut positif. Nilai positif menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

searah, sehingga apabila terjadi kenaikan Credit Risk maka akan diikuti

oleh tingkat keuangan perusahaan yang sehat.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent, sehingga

dari hubungan yang diperoleh kita dapat menaksir suatu variabel apabila

harga variabel lainnya diketahui dengan bentuk persamaan regresinya.

Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil regresi akan disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.34

Regresi Credit Risk Terhadap Financial Distress

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .766 .106 7.216 .000

CR .181 .315 .122 .576 .570

a. Dependent Variable: FD

Sumber : hasil olah data SPSS ver.17

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Persamaan regresi linier sederhana di atas, mempunyai arti sebagai

berikut :

Page 156: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

a) Nilai koefisien konstanta 0,766 memiliki arti bahwa pada saat rasio

Credit Risk sama dengan 0 satuan maka kemungkinan Financial

Distress perusahaan adalah sebesar 0,766 persen (%).

b) Nilai koefisien regresi b= 0,181 merupakan koefisien arah regresi

linier yang artinya bahwa setiap kenaikan Credit Risk sebesar 1 satuan

akan diikuti dengan kenaikan tingkat Financial Distress sebesar 0,181

persen (%).

3. Pengujian Hipotesis (uji t)

Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah

terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio Credi Riskt dengan

Financial Distress. Kriteria uji koefisien regresi dari variabel Credit Risk

terhadap Financial Distress adalah sebagai berikut:

H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Credit Risk terhadap Financial

Distress.

Ha : β1≠ 0: Terdapat pengaruh Credit Risk terhadap Financial Distress.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari uji t disajikan pada

tabel dibawah ini:

Page 157: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.35

Hasil Perhitungan Uji t Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .766 .106 7.216 .000

CR .181 .315 .122 .576 .570

a. Dependent Variable: FD

Sumber : hasil oalah data SPSS ver.17

Nilai thitung = 0,576 sig. = 0,570

(derajat kebebasan) = n-k = 24-4-1 = 19

dilakukan dua sisi (two tail), sehingga nilai ttabel = 2.093

karena nilai thitung < ttabel atau 0,576 < 2,093 dan sig > 0,05 atau 0,570 >

0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya, bahwa Credit Risk Ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress

Penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Merton (1974) risiko kredit

(credit risk) berpengaruh positif terghadap financial distress, dimana credit

risk suatu perusahaan sangat tergantung pada besar kecilnya kewajiban

perusahaan dan nilai asset perusahaan.

5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

variabel Credit Risk (X4) dengan Financial Distress (Y).

Page 158: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan

SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari koefisien determinasi akan disajikan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.36

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .122a .015 -.030 .3753663

a. Predictors: (Constant), CR

b. Dependent Variable: FD

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui nilai koefisien

determinasi (Kd) = (R2) x 100% diperoleh dari R yaitu Kd = 0,122

2 x

100% = 1,5%. Hasil ini sama dengan perolehan dengan menggunakan

software statistika yaitu program SPSS 17 for Windows pada kolom R

square sebesar 1,5%, sedangkan sisanya 8,5% merupakan pengaruh dari

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini oleh penulis.

Adapun faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan memiliki

pengaruh terhadap financial distress antara lain faktor-faktor yang bersifat

teknis meliputi kondisi perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan volume

transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta kekuatan pasar.

4.2.7 Analisis Pengaruh Non Performing Loan, Return on Asset (ROA), Loan

to Deposit Ratio (LDR), Credit Risk Terhadap Financial Distres Secara

Simultan.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Non Performing Loan

(X1), Return on Asset (X2), Loan to Deposit Ratio (X3) dan Credit Riak

Page 159: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

(X4) dengan Financial Distres (Y), maka langkah-langkah pengujian

statistik ini dilakukan sebagai berikut:

1. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

erat hubungan antara seluruh variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi antara variabel Non Performing Loan (X1), Return on

Asset (X2), Loan to Deposit Ratio (X3) dan Credit Risk (X4) dengan

Financial Distres (Y).

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan, maka hasil

dari korelasi disajikan pada tabel berikut”

Tabel 4.37

Korelasi Berganda Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA),

Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Credit Risk Terhadap Financial Distres

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .849a .720 .658 .2191679

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

Sumber : hasil pengolahan data SPSS ver.17

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel, dapat

digunakan tabel interpretasi nilai koefisien sebagai berikut:

Page 160: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.38

Kriteria Penilaian

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat hubungan atau

korelasi antara variabel Non Performing Loan (X1), Return on Asset (X2),

Loan to Deposit Ratio (X3) dan Credit Risk (X4) secara bersama-sama

dengan variabel Financial Distres (Y) adalah sebesar 0,849 dengan

tingkat hubungan korelasi yang sangat kuat.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier sederhana digunakan bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat)

atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang

akan mempengaruhi variabel terikat (Meilinda 2012).

Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil regresi akan disajikan

pada tabel dibawah ini:

Page 161: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Y= 0,13 - 3,482 X1 - 0,764 X2 + 1,217 X3 – 0,33 X4

Tabel 4.39

Regresi Berganda Non Performing Loan (NPL), Return on Asset

(ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Credit Risk Terhadap

Financial Distres.

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .013 .150 .088 .931

NPL -3.482 5.993 -.102 -.581 .568

ROA -.764 3.888 -.025 -.197 .846

LDR 1.217 .180 .889 6.757 .000

CR -.033 .256 -.022 -.127 .900

a. Dependent Variable: FD

Sumber : hasil olah data SPSS ver.17

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Persamaan regresi linier sederhana di atas, mempunyai arti sebagai berikut :

a) Nilai koefisien konstanta 0,13 memiliki arti bahwa pada saat rasio Non

Performing Loan, Return on asset, Loan to Deposit Ratio, Credit Risk

sama dengan 0 satuan maka kemungkinan terjadinya Financial Distres

perusahaan adalah sebesar 0,13 persen (%)

b) Non Performing Loan sebesar -3,842 merupakan koefisien arah regresi

linier yang artinya bahwa setiap kenaikan Non Performing Loan sebesar

Page 162: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

1 satuan sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan

diikuti dengan penurunan Financial Distres sebesar -3,842.

c) Return on Asset sebesar merupakan koefisien arah regresi linier yang

artinya bahwa setiap kenaikan Return on Asset sebesar 1 satuan

sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan diikuti dengan

penurunan Financial Distress sebesar -0,764.

d) Loan to Deposit Ratio sebesar 1,217 merupakan koefisien arah regresi

linier yang artinya bahwa setiap kenaikan Loan to Deposit Ratio sebesar

1 satuan sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan

diikuti dengan kenaikan Financial Distress sebesar 1,217.

e) Credit Risk sebesar -0,33 merupakan koefisien arah regresi linier yang

artinya bahwa setiap kenaikan Credit Risk sebesar 1 satuan sedangkan

variabel lainnya dianggap konstan, maka akan diikuti dengan penurunan

Financial Distres sebesar -0,33.

3. Pengujian Hipotesis (uji F)

Uji F digunakan untuk menguji goodness of fit test yang

menunjukkan variasi pengaruh variabel independen secara simultan

terhadap variabel dependen (Meilinda, 2008).

Pengujian secara simultan dilakukan untuk membuktikan apakah

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Non Performing Loan,

Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, Credit Risk terhadap Financial

Distress, adapun hipotesis adalah sebagai berikut:

H0 : β1, β2, β3, β4= 0 : Tidak terdapat pengaruh Non Performing Loan,

Page 163: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, Credit Risk

terhadap Financial Distress.

Ha:β1,β2, β3, β4 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Non Performing Loan, Return on

Asset, Loan to Deposit Ratio, Credit Risk terhadap

Financial Distress.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari uji F disajikan pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.40

Hasil Pengujian Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.280 4 .570 12.494 .000a

Residual .867 19 .046

Total 3.147 23

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

b. Dependent Variable: FD

Nilai Fhitung = 12,494 sig. = 0,000

Dk1 (derajat kebebasan) = k-1 = 4-1 = 3

Dk2 (derajat kebebasan) = n-k = 24-4-1 = 19, sig = 0,05

nilaiFtabel = 5,0

karena nilai Fhitung > F tabel atau 12, 494 > 5,0 dan sig < 0,05 atau 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 164: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Artinya, bahwa Non Performing Loan (NPL), Return on asset (ROA),

Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Credit Risk secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress.

Hal ini mempunyai makna bahwa perusahaan-perusahaan

perbankan yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) harus memperhatikan dengan baik-baik variabel Non

Performing Loan, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Credit Risk

ke empat variabel ini mempengaruhi Financial Distress perbankan yang

merupakan penyebab utama kebangkrutan perusahaan perbankan.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh variabel Non Performing Loan (X1), Return on Asset (X2), Loan

to Deposit Ratio (X3) dan Credit Riak (X4) dengan Financial Distres (Y)

sebagai variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows, maka hasil dari koefisien

determinasi akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.41

Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi Secara Simultan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .849a .720 .658 .2191679

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

Sumber: hasil pengolahan SPSS ver.17

Page 165: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui nilai koefisien

determinasi (Kd) = (R2) x 100% diperoleh dari R yaitu Kd = 0.849

2 x

100% = 72,0%. Hasil ini sama dengan perolehan dengan menggunakan

software statistika yaitu program SPSS 17 for Windows pada kolom R

square sebesar 72,2%, sedangkan sisanya 27,8% merupakan pengaruh dari

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini oleh penulis.

Adapun faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan memiliki

pengaruh terhadap Financial Distress antara lain faktor-faktor yang

bersifat teknis meliputi kondisi perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan

volume transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta kekuatan pasar.

Page 166: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.42

Rekapitulasi Hasil Uji Asumsi Klasik

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Uji Normalitas

Data

Titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal,

serta penyebarannya

mengikuti garis diagonal

Model regresi layak

dipakai karena

memenuhi asumsi

normalitas

2

Uji

Multikolinearitas

VIF untuk masing-masing

variabel adalah < 10 dan

Tolerance tidak kurang dari

0,1

Hal ini membuktikan

bahwa model regresi

yang digunakan

dalam penelitian ini

tidak terdapat gejala

multikolinearitas.

3

Uji Autokorelasi

Nilai Durbin Watson adalah

2,220

Hal ini dapat

disimpulkan bahwa

data yang akan diolah

tidak terjadi

autokorelasi di antara

variabel independen

karena sesuai

kriterian yang

digunakan sebagai

alat pengukuran.

4

Uji

Heteroskedastisitas

Tidak terlihat adanya pola

tertentu serta titik-titik

menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu

Y

Hal ini dapat

disimpulkan bahwa

tidak terjadi

heteroskedastisitas

Page 167: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.43

Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Non Performing Loan terhadap Financial

Distress.

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Analisis

Korelasi

r = 0,196

Artinya antara non performing

loan terhadap financial distress

terdapat hubungan yang sangat

rendah, dengan hubungan yang

positif atau searah, artinya

apabila nilai NPL naik maka

akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang

sehat.

2

Analisis

Regresi

Sederhana

Y = 0,686 + 6,717 X1

Rumus di samping menunjukan

bahwa setiap kenaikan non

performing loan sebesar 1 kali

akan diikuti dengan

peningkatan tingkat financial

distres sebesar 6,717 kali.

3 Uji t thitung < ttabel yaitu 0,939

< 2,093 dan tingkat

signifikansinya adalah

0,358 > 0,05

Ho diterima dan Ha ditolak.

Maka Non Performing Loan

tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distress.

4

Koefisien

Determinansi

Kd = 3,9%

Artinya bahwa pengaruh Non

Performing Loan terhadap

financial distress sebesar 3,9%

sedangkan sisanya sebesar 96,1

% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 168: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.44

Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Financial

Distress

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Analisis

Korelasi

r = 0,138

Artinya antara return on asset

terhadap financial distress

terdapat hubungan yang sangat

rendah, dengan hubungan yang

positif atau searah, artinya

apabila nilai ROA naik maka

akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang

sehat.

2

Analisis

Regresi

Sederhana

Y = 0,713 + 4,247 X2

Rumus di samping menunjukan

bahwa setiap kenaikan Return

on Asset sebesar 1 kali akan

diikuti dengan peningkatan

tingkat Financial Distress

sebesar 4,247 kali.

3

Uji t

thitung <ttabel yaitu 0,653

<2,093 dan tingkat

signifikansinya adalah

0,520 > 0,05

Ho diterima dan Ha ditotak.

Maka Return on Asset

berpengaruh tidak signifikan

terhadap Financial Distress.

4

Koefisien

Determinansi

Kd = 1,9%

Artinya bahwa pengaruh Return

on Asset terhadap Financial

Distress sebesar 1,9%

sedangkan sisanya sebesar 98,1

% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 169: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.45

Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap

Financial Distress.

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Analisis

Korelasi

r = 0,844

Artinya antara loan to drposit

ratio terhadap financial distress

terdapat hubungan yang sangat

kuat, dengan hubungan yang

positif atau searah, artinya

apabila nilai LDR naik maka

akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang

sehat.

2

Analisis

Regresi

Sederhana

Y = -0,031 + 1,156 X3

Rumus di samping menunjukan

bahwa setiap kenaikan Loan to

Deposit Ratio (LDR) sebesar 1

kali akan diikuti dengan

peningkatan tingkat Financial

Distress sebesar 1,156 kali.

3 Uji t thitung > ttabel yaitu 7,387

>2,093 dan tingkat

signifikansinya adalah

0,000 < 0,05

Ho ditolak dan Ha diterima.

Maka Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh signifikan

terhadap Financial DIstress.

4

Koefisien

Determinansi

Kd = 71,3%

Artinya bahwa pengaruh Loan

to Deposit Ratio terhadap

Financial Distress sebesar 71,3

% sedangkan sisanya sebesar

28,7 % dipengaruhi oleh faktor

lain.

Page 170: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.46

Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Credit Risk (CR) terhadap Financial

Distress

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Analisis

Korelasi

r = 0,122

Artinya antara credit risk

terhadap financial distress

terdapat hubungan yang sangat

rendah, dengan hubungan

yang positif atau searah,

artinya apabila nilai CR naik

maka akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang

sehat.

2

Analisis

Regresi

Sederhana

Y = 0,766 + 0,181 X4

Rumus di samping

menunjukan bahwa setiap

kenaikan Credit Risk sebesar 1

kali akan diikuti dengan

peningkatan financial distress

sebesar 0,181 kali.

3 Uji t thitung < ttabel yaitu 0,576

<-2,093 dan tingkat

signifikansinya adalah

0,570 > 0,05

Ho diterima dan Ha ditolak.

maka Credit Risk tidak

berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress.

4

Koefisien

Determinansi

Kd = 1,5%

Artinya bahwa pengaruh

Credit Risk terhadap Financial

Distress sebesar 1,5 %

sedangkan sisanya sebesar 98,5

% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 171: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Tabel 4.47

Rekapitulasi Penelitian Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return on

Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Credit Risk (CR) Terhadap

Financial Distress.

No. Analisis Hasil Keterangan

1

Analisis

Korelasi

r = 0,849

Artinya tingkat hubungan Non

Performing Loan (X1), Return on

Asset (X2), Loan to Deposit Ratio

(X3) dan Credit Risk (X4) secara

bersama terhadap Financial

Distress (Y) adalah sebesar 0,849

dengan tingkat hubungan korelasi

sangat kuat.

2

Regresi

Berganda

Y = 0,13-3,482X1 -0,764 X2

+ 1,217 X3 – 0,33 X4

Rumus di samping menunjukkan

bahwa:

Setiap kenaikan 1 kali pada setiap

Non Performing Loan (NPL)

mempengaruhi penurunan

Financial Distress sebesar 3,482

kali

Setiap kenaikan 1 kali pada setiap

rasio Return on Asset (ROA)

mempengaruhi penurunan

Financial Distress sebesar 0,764

kali

Setiap kenaikan 1 kali pada setiap

Loan to Deposit Ratio (LDR)

mempengaruhi peningkatan

Financial Distress sebesar 1,217

kali

Setiap kenaikan 1 kali pada setiap

Credit Risk (CR) mempengaruhi

Page 172: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

penurunan Financial Distress

sebesar 0,33 kali

3

Uji F

Fhitung 12,494 > Ftabel 5,0

dan tingkat

signifikansinya adalah

0,000 < 0,05 (α)

Artinya bahwa Non Performing

Loan, Return On Asset (ROA) Loan

to Deposit Ratio dan Credit Risk

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Financial Distress.

4

Koefisien

determinansi

KD = 72,0%

Artinya bahwa Non Performing

Loan (NPL), Return on Asset

(ROA), Loan to Deposit Ratio

(LDR) dan Credit Risk (CR)

memiliki pengaruh sebesar 72,0%

terhadap Financial Distress

sedangkan sisanya 2,8 %

dipengaruhi oleh faktor lain

Page 173: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010 dan

analisis yang didukung oleh teori-teori yang melandasi, serta hasil

pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi non perforing loan, return on asset, loan to deposit

ratio ddan credit risk terhadap financial distress perbankan

yang diteliti:

a. Non performing loan tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai non performing loan rata-rata yaitu sangat

rendah.

b. Return on asset tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai return on asset rata-rata sangat rendah.

c. Loan to deposit ratio tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai loan to deposit rata-rata sangat kuat.

Page 174: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

d. Credit risk tahun 2008-2010 pada 8 sampel perusahaan

yang terdaftar di BEI mempunyai credit risk rata-rata

sangat rendah.

2. Kondisi Financial distress tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan yang terdaftar di BEI mempunyai financial distress

rata-rata sangat kuat.

3. Pengaruh non performing loan, return on asset, loan to deposit

ratio dan credit risk terhadap financial distress secara parsial:

a. Berdasarkan analisis korelasi, non performing loan dan

financial distress memiliki hubungan sangat rendah dan

tanda positif menunjukkan adanya hubungan linear

yang searah antara kedua variabel tersebut, yaitu

semakin besar nilai non performing loan akan diikuti

peningkatan keuangan perusahaan yang sehat, atau

sebaliknya. Berdasarkan uji t, non performing loan

berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh non

performing loan sebesar 2,9% dan sisanya sebesar 97,1

dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi

perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan volume

transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta

kekuatan pasar

Page 175: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

b. Berdasarkan analisis korelasi, return on asset dan

financial distress memiliki tingkat hubungan sangat

rendah dan tanda positif adanya hubungan linear yang

searah antara kedua variabel tersebut, yaitu semakin

besar nilai return on asset akan diikuti oleh peningkatan

keuangan perusahaan yang sehat atau sebaliknya.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh

return on asset sebesar 1,9% dan sisanya 8,1%

dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Berdasarkan analisis korelasi, loan to deposit ratio dan

financial distress memiliki tingkat hubungan sangat

kuat dan tanda positif menjukkan adanya hubungan

linear yang searah antara kedua variabel tersebut, yaitu

semakin besar nilai loan to deposit ratio akan diikuti

oleh peningkatan keuangan perusahaan yang sehat, atau

sebaliknya. Berdasarkan uji t, loan to deposit ratio

berpengaruh signifikan tehadap financial distress.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh loan

to deposit ratio sebesar 71,3% dan sisanya 28,7%

dipengaruhi oleh faktor lain seperti.

d. Berdasarkan analisis korelasi, credit risk dan financial

distress memiliki tingkat hubungan sangat rendah dan

tanda positif menunjukkan adanya hubungan yang

Page 176: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

searah antara kedua variabel tersebut, yaitu semakin

besar nilai credit risk maka akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang sehat atau sebaliknya.

Berdasarkan uji t, credit risk tidak berpengaruh

signifikan terhadap financial distress.

4. Berdasarkan analisis korelasi, non performing loan, return on

asset, loan to deposit ratio dan credit risk memiliki hubungan

yang sangat kuat terhadap financial distress. Berdasarkan uji F

non performing loan, return on asset, loan to deposit rario dan

credit risk berpengaruh signifikan terhadap financial distress

secara simultan. Besarnya pengruh sebesar 72,2% sedangkan

sisanya sebesar 27,8% merupakan kontribusi variabel lain yaitu

tingkat suku bungan bank, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah.

Page 177: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

5.2 Saran

Pada bagian akhir skipsi ini, penulis bermaksut mengajukan

beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya. Saran tersebut ialah:

1. Bagi para pengguna laporan keuangan dan pihak-pihak yang

berkepentingan harus memperhatikan rasio CAMEL dan risiko

perbangkan karena rasio ini sangat berpengaruh terhadap kondisi

financial distress perbankan dan juga dapat mengaplikasikan model

financial distress dalam membuat analisis mengenai kinerja

perbankan, dengan demikian pengguna laporan keuangan terutama

investor dapat memprediksi kepailitan suatu bank sehingga dapat

menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik lagi.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya:

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan faktor

lain selain rasio keuangan seperti NPL, ROA, LDR dan credit risk

yang sebagaimana telah diteliti oleh penulis.

b. Penelitian selanjutnya hendaknya memperpanjang periode

penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih barkembang dan

dapat melakukan pengujian lebih lanjut pada emiten industri yang

berbeda untuk mengetahui apakah model prediksi ini dapat juga

diaplikasikan di berbagai sektor industri selain emiten perbankan.

Page 178: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010 dan

analisis yang didukung oleh teori-teori yang melandasi, serta hasil

pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

5. Kondisi non perforing loan, return on asset, loan to deposit

ratio ddan credit risk terhadap financial distress perbankan

yang diteliti:

e. Non performing loan tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai non performing loan rata-rata yaitu sangat

rendah.

f. Return on asset tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai return on asset rata-rata sangat rendah.

Page 179: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

g. Loan to deposit ratio tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

mempunyai loan to deposit rata-rata sangat kuat.

h. Credit risk tahun 2008-2010 pada 8 sampel perusahaan

yang terdaftar di BEI mempunyai credit risk rata-rata

sangat rendah.

6. Kondisi Financial distress tahun 2008-2010 pada 8 sampel

perusahaan yang terdaftar di BEI mempunyai financial distress

rata-rata sangat kuat.

7. Pengaruh non performing loan, return on asset, loan to deposit

ratio dan credit risk terhadap financial distress secara parsial:

e. Berdasarkan analisis korelasi, non performing loan dan

financial distress memiliki hubungan sangat rendah dan

tanda positif menunjukkan adanya hubungan linear

yang searah antara kedua variabel tersebut, yaitu

semakin besar nilai non performing loan akan diikuti

peningkatan keuangan perusahaan yang sehat, atau

sebaliknya. Berdasarkan uji t, non performing loan

berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh non

performing loan sebesar 2,9% dan sisanya sebesar 97,1

dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi

perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs dan volume

Page 180: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

transaksi, volume dan frekuensi transakasi serta

kekuatan pasar

f. Berdasarkan analisis korelasi, return on asset dan

financial distress memiliki tingkat hubungan sangat

rendah dan tanda positif adanya hubungan linear yang

searah antara kedua variabel tersebut, yaitu semakin

besar nilai return on asset akan diikuti oleh peningkatan

keuangan perusahaan yang sehat atau sebaliknya.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh

return on asset sebesar 1,9% dan sisanya 8,1%

dipengaruhi oleh faktor lain.

g. Berdasarkan analisis korelasi, loan to deposit ratio dan

financial distress memiliki tingkat hubungan sangat

kuat dan tanda positif menjukkan adanya hubungan

linear yang searah antara kedua variabel tersebut, yaitu

semakin besar nilai loan to deposit ratio akan diikuti

oleh peningkatan keuangan perusahaan yang sehat, atau

sebaliknya. Berdasarkan uji t, loan to deposit ratio

berpengaruh signifikan tehadap financial distress.

Besarnya financial distress yang dipengaruhi oleh loan

to deposit ratio sebesar 71,3% dan sisanya 28,7%

dipengaruhi oleh faktor lain seperti.

Page 181: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

h. Berdasarkan analisis korelasi, credit risk dan financial

distress memiliki tingkat hubungan sangat rendah dan

tanda positif menunjukkan adanya hubungan yang

searah antara kedua variabel tersebut, yaitu semakin

besar nilai credit risk maka akan diikuti peningkatan

keuangan perusahaan yang sehat atau sebaliknya.

Berdasarkan uji t, credit risk tidak berpengaruh

signifikan terhadap financial distress.

8. Berdasarkan analisis korelasi, non performing loan, return on

asset, loan to deposit ratio dan credit risk memiliki hubungan

yang sangat kuat terhadap financial distress. Berdasarkan uji F

non performing loan, return on asset, loan to deposit rario dan

credit risk berpengaruh signifikan terhadap financial distress

secara simultan. Besarnya pengruh sebesar 72,2% sedangkan

sisanya sebesar 27,8% merupakan kontribusi variabel lain yaitu

tingkat suku bungan bank, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah.

Page 182: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

5.2 Saran

Pada bagian akhir skipsi ini, penulis bermaksut mengajukan

beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya. Saran tersebut ialah:

3. Bagi para pengguna laporan keuangan dan pihak-pihak yang

berkepentingan harus memperhatikan rasio CAMEL dan risiko

perbangkan karena rasio ini sangat berpengaruh terhadap kondisi

financial distress perbankan dan juga dapat mengaplikasikan model

financial distress dalam membuat analisis mengenai kinerja

perbankan, dengan demikian pengguna laporan keuangan terutama

investor dapat memprediksi kepailitan suatu bank sehingga dapat

menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik lagi.

4. Saran bagi peneliti selanjutnya:

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan faktor

lain selain rasio keuangan seperti NPL, ROA, LDR dan credit risk

yang sebagaimana telah diteliti oleh penulis.

d. Penelitian selanjutnya hendaknya memperpanjang periode

penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih barkembang dan

dapat melakukan pengujian lebih lanjut pada emiten industri yang

Page 183: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

berbeda untuk mengetahui apakah model prediksi ini dapat juga

diaplikasikan di berbagai sektor industri selain emiten perbankan.

Page 184: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skipsi

Lampiran 2 Kartu Perkembangan Skipsi

Lampiran 3 Daftar Perbaikan Skipsi

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skipsi

Lampiran 5 Hasil Perhitungan

Lampiran 6 Hasil Otput SPSS Windows ver.17

Lampiran 7 Laporan Keuangan

Lampiran 8 Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t

Lampiran 9 Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi F

Page 185: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 5

HASIL PERHITUNGAN

Non Performing Loan (NPL) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode Emiten Non Performing Loan (NPL)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,006

2 Bank Permata BNLI 0,011

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,028

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266

5 Bank Danamon BDMN 0,023

6 Bank Mandiri BMRI 0,011

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,014

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,02

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,007

2 Bank Permata BNLI 0,015

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0352

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0275

5 Bank Danamon BDMN 0,045

6 Bank Mandiri BMRI 0,004

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0104

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0158

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,006

2 Bank Permata BNLI 0,007

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0278

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266

5 Bank Danamon BDMN 0,03

6 Bank Mandiri BMRI 0,006

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0185

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0178

Page 186: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 5

Return On Assets (ROA) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode Emiten Return On Assets (ROA)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,034

2 Bank Permata BNLI 0,017

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0418

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0118

5 Bank Danamon BDMN 0,0152

6 Bank Mandiri BMRI 0,025

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,011

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0084

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,034

2 Bank Permata BNLI 0,014

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0373

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0147

5 Bank Danamon BDMN 0,015

6 Bank Mandiri BMRI 0,03

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,021

8

Bank Internasional

Indonesia BBII -0,0007

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,035

2 Bank Permata BNLI 0,02

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,0464

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0205

5 Bank Danamon BDMN 0,0219

6 Bank Mandiri BMRI 0,034

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,0275

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,0068

Page 187: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 5

Loan to Deposite Ratio (LDR) 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode Emiten Loan to Deposit Ratio (LDR)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,538

2 Bank Permata BNLI 0,818

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,7993

4 Bank Tabungan Negara BBTN 1,0183

5 Bank Danamon BDMN 0,8642

6 Bank Mandiri BMRI 0,592

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,8784

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,1979

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,503

2 Bank Permata BNLI 0,906

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,8088

4 Bank Tabungan Negara BBTN 1,0129

5 Bank Danamon BDMN 0,8876

6 Bank Mandiri BMRI 0,614

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,9511

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,1484

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,552

2 Bank Permata BNLI 0,875

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,7517

4 Bank Tabungan Negara BBTN 1,0842

5 Bank Danamon BDMN 0,9383

6 Bank Mandiri BMRI 0,676

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,8804

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,128

Page 188: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 5

Credit Risk 2008-2010

No Nama Perusahaan Kode Emiten Return On Assets (ROA)

Tahun 2008

1 Bank Centra Asia BBCA 0,0244

2 Bank Permata BNLI 0,203

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,113

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,591

5 Bank Danamon BDMN 0,214

6 Bank Mandiri BMRI 0,03

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,135

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,351

Tahun 2009

1 Bank Centra Asia BBCA 0,0247

2 Bank Permata BNLI 0,267

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 1,11

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,470

5 Bank Danamon BDMN 0,456

6 Bank Mandiri BMRI 0,01

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,097

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,259

Tahun 2010

1 Bank Centra Asia BBCA 0,018

2 Bank Permata BNLI 0,094

3 Bank Rakyat Indnesia BBRI 0,087

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,419

5 Bank Danamon BDMN 0,253

6 Bank Mandiri BMRI 0,013

7 Bank CIMB Niaga BNGA 0,128

8

Bank Internasional

Indonesia BBII 0,236

Page 189: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 5

Financial Distress 2008-2010

No Nama Perusahaan Emiten NPL(x1) ROA(x2) LDR(x3) FD

Tahun 2008

1 Bank Central Asia BBCA 0,006 0,034 0,538 0,578

2 Bank Permata BNLI 0,011 0,017 0,818 0,846

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,028 0,0418 0,7993 0,8691

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266 0,0118 1,0183 1,0567

5 Bnak Danamon BDMN 0,023 0,0152 0,8642 0,9024

6 Bank Mandiri BMRI 0,011 0,025 0,592 0,628

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,014 0,011 0,8784 0,9034

8 Bank Internasional Ind BBII 0,02 0,0084 0,8653 0,8937

Tahun 2009

1 Bank Central Asia BBCA 0,007 0,034 0,503 0,544

2 Bank Permata BNLI 0,015 0,014 0,906 0,935

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,0352 0,0373 0,8088 0,8813

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0275 0,0147 1,0129 1,0551

5 Bnak Danamon BDMN 0,045 0,015 0,8876 0,9476

6 Bank Mandiri BMRI 0,004 0,03 0,614 0,648

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,0104 0,021 0,9511 0,9825

8 Bank Internasional Ind BBII 0,0158 -0,0007 0,8293 0,8444

Tahun 2010

1 Bank Central Asia BBCA 0,006 0,035 0,552 0,593

2 Bank Permata BNLI 0,007 0,02 0,875 0,902

3 Bank Rakyat Indonesia BBRI 0,028 0,0464 0,7517 0,8261

4 Bank Tabungan Negara BBTN 0,0266 0,0205 1,0842 1,1313

5 Bnak Danamon BDMN 0,03 0,0219 0,9383 0,9902

6 Bank Mandiri BMRI 0,006 0,034 0,676 0,716

7 Bnak CIMB Niaga BNGA 0,0185 0,0275 0,8804 0,9264

8 Bank Internasional Ind BBII 0,0178 0,0068 0,8903 0,9149

Page 190: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 6

HASIL OUTPUT SPSS 17

UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas

Page 191: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Uji Multikolinearitas.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Consta

nt)

.013 .150

.088 .931

NPL -3.482 5.993 -.102 -.581 .568

ROA -.764 3.888 -.025 -.197 .846

LDR 1.217 .180 .889 6.757 .000

CR -.033 .256 -.022 -.127 .900

a. Dependent Variable: FD

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .851a .725 .667 .2135825 2.220

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

b. Dependent Variable: FD

Page 192: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Uji Heteroskedasitas

Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL 24 .0040 .0450 .018300 .0108062

Valid N

(listwise)

24

Descriptive Statistics

N

Minimu

m Maximum Mean Std. Deviation

ROA 24 -.0007 .0464 .022546 .0120146

Valid N

(listwise)

24

Page 193: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LDR 24 .1280 1.0842 .725979 .2701446

Valid N

(listwise)

24

Descriptive Statistics

N

Minimu

m Maximum Mean Std. Deviation

CR 24 .0100 1.1100 .233462 .2486342

Valid N

(listwise)

24

Descriptive Statistics

N

Minimu

m Maximum Mean Std. Deviation

FD 24 .1522 1.9825 .808504 .3698755

Valid N

(listwise)

24

Page 194: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 6

ANALISI REGRESI SECARA PARSIAL

4.2.7. Analisis Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Financial

Distress.

Correlations

NPL FD

NPL Pearson Correlation 1 .196

Sig. (2-tailed) .358

N 24 24

FD Pearson Correlation .196 1

Sig. (2-tailed) .358

N 24 24

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constan

t)

.686 .151

4.533 .000

NPL 6.717 7.156 .196 .939 .358

a. Dependent Variable: FD

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .196a .039 -.005 .3708341

a. Predictors: (Constant), NPL

b. Dependent Variable: FD

Page 195: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 6

4.2.8. Pengaruh Return on Asset Terhadap Financial Distress.

Correlations

ROA FD

ROA Pearson Correlation 1 .138

Sig. (2-tailed) .520

N 24 24

FD Pearson Correlation .138 1

Sig. (2-tailed) .520

N 24 24

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .713 .165 4.312 .000

ROA 4.247 6.501 .138 .653 .520

a. Dependent Variable: FD

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .138a .019 -.026 .3745719

a. Predictors: (Constant), ROA

b. Dependent Variable: FD

Lampiran 6

Page 196: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

4.2.9. Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Financial Distress.

Correlations

LDR FD

LD

R

Pearson

Correlation

1 .844**

Sig. (2-tailed) .000

N 24 24

FD Pearson

Correlation

.844**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Consta

nt)

-.031 .121

-.253 .802

LDR 1.156 .156 .844 7.387 .000

a. Dependent Variable: FD

Model Summaryb

Mode

l R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .844a .713 .700 .2027284

a. Predictors: (Constant), LDR

b. Dependent Variable: FD

Page 197: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 6

4.2.10. Pengaruh Credit Risk Terhadap Financial Distress.

Correlations

CR FD

CR Pearson Correlation 1 .122

Sig. (2-tailed) .570

N 24 24

FD Pearson Correlation .122 1

Sig. (2-tailed) .570

N 24 24

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Consta

nt)

.766 .106

7.216 .000

CR .181 .315 .122 .576 .570

a. Dependent Variable: FD

Model Summaryb

Mo

del R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .122a .015 -.030 .3753663

a. Predictors: (Constant), CR

b. Dependent Variable: FD

Page 198: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

Lampiran 6

ANALISIS REGRESI SECARA SIMULTAN

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .849a .720 .658 .2191679

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Consta

nt)

.013 .150

.088 .931

NPL -3.482 5.993 -.102 -.581 .568

ROA -.764 3.888 -.025 -.197 .846

LDR 1.217 .180 .889 6.757 .000

CR -.033 .256 -.022 -.127 .900

a. Dependent Variable: FD

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.280 4 .570 12.494 .000a

Residual .867 19 .046

Total 3.147 23

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, LDR, NPL

b. Dependent Variable: FD

Page 199: skripsi FD dan camel perbankan.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tetty Purwasih Simangunsong

Tempat Tanggal Lahir : Medan 16 Februari 1990

Alamat : Jln. Toba Permai No 23 Medan

Agama : Kristen

Nama Ayah : JM Simangunsong

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : S Siagian

Pekerjaan : Wiraswasta

Kewarganegaraan : Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL

1996-2002 : SD Swasta Taruna Karya, Medan

2002-2005 : SLTP Swasta Free Methodis 1, Medan

2005-2008 : SMK Swasta Telkom Sandy Putra, Medan

2009 : Universitas Pasundan Bandung