SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

119
SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM MELAKUKAN SUCTION PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI RUANG IGD BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : YULIANI C121 16 708 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

Page 1: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

SKRIPSI

EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM MELAKUKAN

SUCTION PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI RUANG

IGD BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

MAKASSAR

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

YULIANI

C121 16 708

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

ii

Page 3: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

iii

Page 4: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

iv

Page 5: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

judul “Evaluasi Kompetensi Perawat dalam Melakukan Suction Pada Pasien

Cedera Kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar”.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa itu tak

lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu. Dr. Ariyanti Saleh,S.Kp.,M.Kes. selaku dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin.

2. Ibu Rini Rachmawati, S. Kep, Ns, MN, Ph.D. selaku wakil dekan bidang

akademik Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. Takdir Tahir, S.Kep, Ns, M.Kes. selaku pembimbing I yang

telah banyak membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Nur Isnah, S.Kep, Ns, M. Kep. selaku pembimbing II yang telah

banyak membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak Moh.Safar Sangkala, S.Kep.,Ns.,MANP. selaku penguji I dan Ibu

Titi Iswanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku penguji II yang telah

memberikan arahan dan masukan yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan penulisan.

Page 6: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

vi

6. Dosen dan Staf Fakultas Keperawatan Unhas yang telah membantu

penulis dalam menyelesaian pendidikan di Program Studi Ilmu

Keperawatan.

7. Rekan-rekan Ners B angkatan 2016 yang telah banyak memberi bantuan

dan dukungan dalam penyusunan proposal ini.

8. Keluarga terutama suami dan anak-anak yang telah memberikan dorongan

dan pengertian bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam rangka penyelesaian skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan dari

pembaca yang budiman untuk penyempurnaan penelitian yang akan peneliti

lakukan.

Makassar, Mei 2018

Peneliti

Page 7: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

vii

ABSTRAK

Yuliani C12116708. EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM MELAKUKAN SUCTION PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI RUANG IGD BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR, dibimbing oleh Takdir Tahir dan Nur Isnah

Latar belakang: Pada pasien dengan cedera kepala, suction merupakan salah satu tindakan yang dilakukan untuk mencegah komplikasi paru. Suctioning atau pengisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan napas dengan cara mengeluarkan secret pada pasien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri dengan menggunakan alat. prosedur section yang yang dilakukan pada pasien dengan cedera kepala berpotensi berbahaya, karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Kompetensi Perawat Dalam Melakukan Suction pada pasien cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan survei deskriptif dengan cara melakukan survei dan observasi terhadap 38 orang perawat diruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling.

Hasil: Penelitian ini menghasilkan sebagian besar perawat pengetahuannya kurang (97,4%), sebagian besar sikapnya kurang (65,8%), dan sebagian besar skill-nya dalam melakukan suction belum sesuai prosedur (94,7%).

Kesimpulan: Evaluasi kompetensi perawat dalam melakukan prosedur suction pada pasien dengan cedera kepala diruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih kurang dalam pengetahuan dan sikap, dan dalam melakukan pelaksanaan suction masih tidak sesuai dengan prosedur. Saran untuk rumah sakit diharapkan untuk memberikan pelatihan dan rivew kepada perawat dalam melakukan suction pasien dengan cedera kepala.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Skill, Suction, Cedera kepala Kepustakaan : 25 (2008-2017)

Page 8: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

viii

ABSTRACT

Yuliani C12116708. EVALUATION OF NURSES' COMPETENCE IN SUCTIONING ON HEAD INJURED PATIENTS IN THE SURGICAL EMERGENCY ROOM AT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR guided by Takdir Tahir and Nur Isnah

Background: In patients with head injuries, suction is one of the actions taken to prevent pulmonary complications. Suctioning is an action to maintain the airway by secreting the patient who is unable to remove it by using a device. section procedures performed on patients with head injuries are potentially dangerous, because they can increase intracranial pressure. This study aims to determine the Competency Evaluation of Nurses in Suction in Head Injured Patients in Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Methods: This study used a descriptive survey design by conducting surveys and observations of 38 nurses in the room of the Dr. ER. Wahidin Sudirohusodo Makassar. The sampling technique was carried out by total sampling.

Results: This study resulted in the majority of nurses lacking knowledge (97.4%), the majority of attitudes were lacking (65.8%), and most of the skills in performing suctioning were not according to procedures (94.7%).

Conclusion: Evaluation of nurses' competencies in performing suction procedures in patients with head injuries in the room of the Surgical Emergency Department at Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar is still lacking in knowledge and attitude, and in carrying out the suction implementation is still not in accordance with the procedure. Suggestions for hospitals are expected to provide training and competition to nurses in suctioning patients with head injuries.

Keywords : Knowledge, Attitude, Skill, Suction, Head injury Literature : 25 (2008-2017)

Page 9: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II ................................................................................................................. 9

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 9

A. Tinjauan Tentang Cedera Kepala ............................................................... 9

B. Tinjauan Tentang Suction ........................................................................ 18

C. Tinjauan Tentang Perilaku ....................................................................... 25

BAB III.............................................................................................................. 33

KERANGKA KONSEP ..................................................................................... 33

1. Kerangka konsep ..................................................................................... 33

BAB IV ............................................................................................................ 34

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 34

A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 34

C. Variabel Penelitiandan Defenisi Operasional ........................................... 35

Page 10: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

x

D. Instrumen Penelitian ................................................................................ 38

E. Uji Validitas & Reliabilitas...................................................................... 38

F. Alur Penelitian ........................................................................................ 40

G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

H. Pengolahan dan Analisa Data. ................................................................. 41

I. Etik Penelitian ......................................................................................... 42

BAB V ............................................................................................................... 45

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 45

A. Hasil........................................................................................................ 45

B. Pembahasan ............................................................................................ 57

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 65

BAB VI ............................................................................................................. 66

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 66

B. SARAN.......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

Page 11: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner

Lampiran 4 : Lembar Master Tabel Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Hasil Uji Statistik

Lampiran 6 : Surat-surat

Page 12: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ................................................................................................................10

Tabel 2.2 ................................................................................................................11

Tabel 2.3 ................................................................................................................11

Tabel 5.1 ................................................................................................................46

Tabel 5.2 ................................................................................................................47

Tabel 5.3 ................................................................................................................47

Tabel 5.4 ................................................................................................................49

Tabel 5.5 ................................................................................................................50

Tabel 5.6 ................................................................................................................50

Tabel 5.7 ................................................................................................................51

Tabel 5.8 ................................................................................................................52

Tabel 5.9 ................................................................................................................54

Tabel 5. 10..............................................................................................................56

Page 13: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep ................................................................................. 33

Bagan 4.1 : Alur Penelitian ............................................................................................. 40

Page 14: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …
Page 15: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cedera kepala menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

sangat besar, bahkan dengan pengobatan modern di abad ke-21. Sebagian

besar pasien dengan cedera kepala (75-80%) memiliki cedera kepala

ringan, sisanya antara kategori sedang dan berat (Ainsworth & Brown,

2015). Cedera tersebut dapat mengakibatkan luka kulit kepala, fraktur

tulang tengkorak, robekan selaput otak, kerusakan pembuluh darah intra

maupun ekstraserebral, dan kerusakan jaringan otaknya sendiri

(Soertidewi, 2012). Setiap tahun, sekitar 30 juta kunjungan terkait cedera

di rumah sakit di Amerika Serikat. Diagnosis cedera kepala mencapai

16% dari pasien rawat inap di rumah sakit, baik sebagai diagnosis primer

atau sekunder. Cedera kepala masuk 1/3 penyebab kematian akibat

cedera (Frieden, Houry, & Baldwin, 2015).

Pada tahun 2010, Centers for Disease Control and Prevention

(CDC) memperkirakan bahwa cedera kepala menyumbang sekitar 2,5

juta kunjungan rumah sakit di Amerika Serikat, dimana sekitar 87%

(2.213.826) dirawat di gawat darurat, 11% (283.630) lainnya dirawat di

rumah sakit dan dipulangkan, dan sekitar 2% (52.844) meninggal

(Frieden, Houry, & Baldwin, 2015). Data cedera kepala di Indonesia, di

RSUD Dr. Sutomo sejak tahun Januari 2002 hingga Desember 2013,

didapatkan angka kematian pada semua tingkat keparahan cedera kepala

Page 16: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

2

berkisar antara 6,171 % hingga 11,22 % (Bajamal, et al., 2014). Kejadian

cedera kepala di RSUP Dr. Wahidin sudirohusodo Makassar pada tahun

2014 tercatat 1.022 kasus, tahun 2015 tercatat 858 kasus, sedangkan pada

tahun 2016 sebanyak 680 kasus (Rekam Medis RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar, 2017).

Penelitian sebelumnya di RS. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung

pada rentang 2008-2010 menemukan angka kejadian cedera kepala 3.578

kasus. Kejadian cedera kepala ringan 57,86%,sedang 38,29%, dan berat

3,8%. Outcome pada pasien cedera kepala ringan adalah baik yaitu

sebesar 94,7%, sedangkan outcome buruk dijumpai pada cedera kepala

sedang sebesar5,3% (Zamzami, Fuadi, & Nawawi, 2013).

Berbagai mekanisme dapat menyebabkan cedera kepala.

Penyebab yang paling umum adalah kecelakaan kendaraan bermotor

(misalnya benturan antara kendaraan bermotor, pejalan kaki yang

tertabrak oleh kendaraan bermotor, kecelakaan sepeda), jatuh, serangan,

cedera terkait olahraga, dan trauma tembus (Ainsworth & Brown, 2015).

Cedera kepala dapat mengakibatkan seseorang mengalami kondisi kritis

seperti tidak sadarkan diri pada periode akut, dan yang tidak kalah

penting adalah saat perawatan karena jika penatalaksanaannya tidak

akurat, dapat terjadi kematian atau kecacatan berat (Soertidewi, 2012).

Pada pasien cedera kepala, adanya peningkatan tekanan

intrakranial (TIK) berkaitan dengan outcome yang buruk dan terapi

agresif terhadap peningkatan TIK ini dapat memperbaiki outcome.

Page 17: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

3

Pemantauan tekanan intrakranial paling banyak digunakan karena

pencegahan dan kontrol terhadap peningkatan TIK serta

mempertahankan tekanan perfusi serebral (Cerebral Perfusion

Pressure/CPP) adalah tujuan dasar penanganan cedera kepala (Kayana,

Maliawan, & Kawiyana, 2017).

Pada pasien dengan cedera kepala, suction adalah prosedur yang

berpotensi berbahaya, karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial

secara transien. Suction endotrakeal (ETS) adalah prosedur keperawatan

yang sering dilakukan pada pasien dengan ventilasi mekanis untuk

mencegah komplikasi paru (Gemma, Tommasino, Cerri, Giannotti,

Piazzi, & Borghi, 2002). Pada pasien dewasa yang mengalami gangguan

neurologis, pengisapan endotrakeal adalah prosedur keperawatan yang

berpotensi berbahaya karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial

(TIK) dan menurunkan tekanan perfusi serebral. Review literatur yang

membandingkan efek suction terbuka dan tertutup terhadap TIK dan

tekanan perfusi serebral pada pasien dengan cedera kepala berat,

ditemukan bahwa sebagian besar artikel menunjukkan peningkatan TIK

diatas 20 mmHg saat menggunakan suction sistem terbuka. Namun,

masih belum jelas teknik mana yang terbaik untuk mempertahankan

tekanan perfusi serebral (Galbiati & Paola, 2015).

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang efek intrakranial

tindakan suction ETT pada pasien dengan cedera kepala dengan

menggunakan tekanan negatif dari suction pada pasien cedera kepala

Page 18: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

4

100 mmHg dengan durasi kurang dari 30 menit menemukan enam pasien

terbatuk dan atau bergerak selama suction karena sedasi yang tidak

memadai. Setelah suction, tekanan intrakranial meningkat dari 20±12-

22±13 mmHg pada pasien yang sedasinya baikdan tekanan intrakranial

meningkat dari 15±9-28±9 mmHg pada pasien yang terbatuk dan/atau

bergerak (p<0.0001) (Gemma, Tommasino, Cerri, Giannotti, Piazzi, &

Borghi, 2002).

Tekanan suction yang dianjurkan adalah 100 –150 mmHg, tetapi

belum ada data yang menunjukkan seberapa besar penggunaan tekanan

tersebut dapat menyebabkan penurunan saturasi oksigen, dan

mempengaruhi tekanan intrakranial (Wainwright & Gould, 1996 dalam

(Lesmana, Murni, & Anna, 2015). Penelitian yang dilakukan di RS

Hasan Sadikin Bandung yang melakukan analisis dampak penggunaan

varian tekanan suction terhadap pasien cedera kepala berat dengan

melakukan suction pada tekanan 100 mmHg, 120 mmHg dan 150 mmHg

ditemukan bahwa semakin tinggi penggunaan tekanan suction maka akan

semakin terjadi penurunan saturasi oksigen (Lesmana, Murni, & Anna,

2015).

Tindakan suction endotrakeal merupakan faktor resiko terjadinya

Ventilation Associated Pneumonia (VAP) jika dalam pelaksanaannya

mengabaikan kesterilan dan tidak berdasarkan Standar Operasional

Prosedur (SOP). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi et al.

(2009) dikutip dalam (Nurmiati, Karim, & Jumaini, 2013) di Yogyakarta

Page 19: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

5

didapatkan data bahwa hanya 44 % perawat yang taat dalam pelaksaan

tindakan suction, selebihnya tindakan suction perawat belum sesuai

dengan SOP. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi akibat tindakan

suction yang tidak sesuai SOP, karena pada proses dilakukan suction

tidak hanya lendir yang terhisap, suplai oksigen yang masuk ke saluran

pernafasan juga ikut terhisap, sehingga memungkinkan untuk terjadi

hipoksemia sesaat yang ditandai dengan penurunan saturasi oksigen

(SpO2) (Superdana & Sumara, 2015).

Penelitian yang dilakukan Nurmiati, Karim, & Jumaini, (2013) di

ICU RSUD Arifin Achmad tentang perawatan pasien dengan ventilator

dan sikap perawat terhadap tindakan suction, diketahui bahwa rata-rata

pengetahuan responden adalah cukup (57,1%) dan rata-rata sikap

responden adalah positif (57,1%). Pengetahuan perawat yang memadai

belumlah cukup untuk mengatasi masalah yang dialami oleh pasien

dengan ventilator bila tidak diikuti dengan sikap positif dari perawat

yang bekerja di ruangan, sikap positif kecenderungan tindakan adalah

mendekati, menyenangi, mengharapkan objek sesuatu. Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

Mengingat komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan suction

yang tidak tepat, maka perawat dituntut memiliki kompetensi dalam

melakukan suction dengan baik dan benar. Meskipun demikian, data dan

penelitian sebelumnya yang mengevaluasi kemampuan perawat dalam

Page 20: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

6

melakukan suction pada pasien cedera kepala masih kurang. Hal inilah

yang mendasari sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Evaluasi Kompetensi Perawat Dalam Melakukan Suction Pada Pasien

Cedera Kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Cedera kepala seringkali menyebabkan penurunan kesadaran

sehingga diperlukan pemantauan terhadap sirkulasi, pernapasan, dan

jalan napas. Salah satu masalah jalan napas pada pasien dengan

kesadaran menurun adalah bersihan jalan napas yang salah satunya

disebabkan oleh adanya sekret di jalan napas. Untuk mengatasi hal

tersebut perlu dilakukan tindakan suction untuk menjaga bersihan jalan

napas. Untuk itu, perawat harus memiliki kompetensi dalam melakukan

suction. Namun seringkali hal ini tidak dilaksanakan sesuai dengan

standar operasional prosedur. Maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:“Bagaimanakah kompetensi perawat dalam melakukan suction

pada pasien cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi kompetensi perawat dalam melakukan suction

pada pasien cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

Page 21: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

7

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan perawat dalam melakukan suction

pada pasien cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar.

b. Mengetahui sikap perawat dalam melakukan suction pada pasien

cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

c. Mengetahui skill perawat dalam melakukan suction pada pasien

cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Meningkatkan pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan

medikal bedah dan wawasan dalam penerapan proses asuhan

keperawatan yang profesional khususnya dalam tindakan suction yang

sesuai dengan prosedur.

2. Praktisi

a. Bagi Profesi

Menjadi bahan masukan dalam menambah pengetahuan ilmu

keperawatan terutama tentang pelaksanaan suction.

b. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran atau informasi bagi

instansi rumah sakit tentang kompetensi perawat dalam

Page 22: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

8

pelaksanaan suction yang akhirnya dapat menjadi kebijakan

dalam penanganan penderita cedera kepala.

c. Bagi Pasien/ keluarga

Menyadari pentingnya pelaksanaan tindakan suction pada pasien

cedera kepala

d. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

perawat khususnya perawat di IGD terkait kemampuan dalam

melakukan suction pada pasien dengan cedera kepala.

e. Bagi pendidikan

Dapat menjadi referensi atau bahan pengajaran bagi instansi

pendidikan kesehatan dalam hal kegawatdaruratan bagi

mahasiswa keperawatan yang akan memasuki lahan praktek di

rumah sakit, juga dapat dijadikan bahan bimbingan untuk

mahasiswa sebelum memasuki lahan praktek, khususnya di IGD.

f. Bagi peneliti.

Merupakan pengalaman yang berharga bisa memberikan

informasi terbaru terkait bagaimana kemampuan perawat dalam

melakukan suction pada pasien dengan cedera kepala di IGD.

Page 23: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Cedera Kepala

1. Definisi

Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

mendefinisikan cedera kepala sebagai gangguan pada fungsi normal

otak yang bisa disebabkan oleh benturan, pukulan, atau sentakan ke

kepala atau cedera kepala yang tembus/penetrasi. Ledakan peledak

juga dapat menyebabkan cedera kepala, terutama di antara mereka

yang bertugas di militer (Frieden, Houry, & Baldwin, 2015).

2. Tanda dan gejala

Mengamati salah satu tanda klinis berikut merupakan perubahan

fungsi otak (Frieden, Houry, & Baldwin, 2015) :

a. Kehilangan atau penurunan kesadaran;

b. Hilangnya memori untuk kejadian segera sebelumnya (amnesia

retrograde) atau setelah luka (amnesia pasca trauma);

c. Defisit neurologis seperti kelemahan otot, kehilangan

keseimbangan dan koordinasi, gangguan penglihatan, perubahan

dalam bahasa dan ucapan, atau kehilangan sensoris.

d. Perubahan dalam keadaan mental pada saat cedera seperti

kebingungan, disorientasi, pemikiran melambat, atau kesulitan

konsentrasi.

Page 24: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

10

3. Klasifikasi cedera kepala

Tabel 2.1 Glasgow Coma Scale

Aspek Dewasa Anak Eye (respon membuka

mata)

(4) : spontan (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) : tidak ada respon

(4) : spontan (3) : Patuh pada perintah/suara (2) : dengan rangsangan nyeri (1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal)

(5) : orientasi baik (4) : bingung, berbicara mengacau (sering bertanya berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu. (3) : kata-kata tidak jelas (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respon

(5) : mengoceh (4) : menangis lemah (3) : menangis (karena diberi rangsangan nyeri) (2) : merintih (karena diberi rangsangan nyeri) (1) : tidak ada respon

Motorik (Gerakan)

(6) : mengikuti perintah (5) : melokalisirnyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) : withdraws (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (1) : tidak ada respon

(6) : spontan (5) : menarik (karena sentuhan) (4) : menarik (karena rangsangan nyeri) (3) : fleksi abnormal (2) : ekstensi abnormal (1) : tidak ada respon

Meskipun beberapa indikator cedera ada untuk klasifikasi cedera

kepala, Glasgow Coma Scale (GCS) adalah yang paling banyak digunakan

(Malec et al., 2007). GCS adalah skala neurologis yang terdiri dari tiga

komponen: pembukaan mata, respon verbal, dan respon motorik. Nilai

komponen ditambahkan untuk menciptakan skor keseluruhan untuk

menentukan tingkat kesadaran pasien (Tabel 2.1) (Frieden, Houry, &

Baldwin, 2015). Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS

Page 25: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

11

disajikan dalam simbol E…V…M… Selanjutnya nilai-nilai

dijumlahkan.Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan

terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Kesimpulan : Composmentis (15-14),

Apatis (13-12), Delirium (11-10), Somnolen (9-7), Stupor (6-4), dan Coma

(3).

Klasifikasi yang sering dipergunakan di klinik berdasarkan

derajat kesadaran Skala Koma Glasgow (tabel 2.2) (Soertidewi, 2012).

Tabel 2.2 Klasifikasi Cedera Kepala (CK) berdasarkan Skala Koma Glasgow

Kategori Skala Koma Glasgow Gambaran klinnik Skening

otak Ringan 13-15 Pingsan <10 menit, defisit neurologik

(-) Normal

Sedang 9-12 Pingsan >10 menit s/d <6 jam, defisit neurologik (+)

Abnormal

Berat 3-8 Pingsan >6 jam, defisit neurologik (+) Abnormal Sumber: (Soertidewi, 2012)

Tingkat keparahan Cedera kepala dapat salah klasifikasi ketika

GCS digunakan sebagai indikator tunggal. Karena itu, kriteria

tambahan digunakan untuk klinik dan penelitian (Tabel 2.3) (Frieden,

Houry, & Baldwin, 2015).

Tabel 2.3 Kriteria untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan cedera kepala

Kriteria Tingkat Keparahan Cedera Kepala Ringan Sedang Berat

Pemeriksaan CT Scan Normal normal atau

abnormal normal atau abnormal

Kehilangan kesadaran < 30 menit 30 menit-24 jam > 24 jam

Amnesia post traumatik 0-1 hari >1 hari sampai <7

hari > 7 hari

Skor GCS (sebaiknya dalam

24 jam) 13-15 9-12 3-8

Abbreviated Injury Scale score: Head 1-2 3 4-6

Sumber: (Frieden, Houry, & Baldwin, 2015)

Page 26: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

12

4. Pemeriksaan CT-scan

Indikasi pemeriksaan CT kepala pada pasien cedera kepala

(Bajamal, et al., 2014) :

a. GCS < 13 setelah resusitasi.

b. Deteorisasi neurologis : penurunan GCS 2 poin atau lebih,

hemiparesis, kejang.

c. Nyeri kepala, muntah yang menetap.

d. Terdapat tanda fokal neurologis

e. Terdapat tanda Fraktur, atau kecurigaan fraktur.

f. Trauma tembus, atau kecurigaan trauma tembus.

g. Evaluasi pasca operasi.

h. pasien multitrauma (trauma signifikan lebih dari 1 organ).

i. Indikasi social.

5. Manajemen keperawatan kritis cedera kepala

Sebelum tiba di ICU, pasien dengan trauma cepala berat

biasanya diterima, diresusitasi dan distabilkan di gawat darurat atau

ruang operasi. Begitu pasien yang terluka parah telah dipindahkan ke

ICU, manajemen terdiri dari penyediaan perawatan umum berkualitas

tinggi dan berbagai strategi yang bertujuan untuk mempertahankan

hemostasis dengan (Haddad & Arabi, 2012):

a. Stabilisasi pasien, jika masih tidak stabil

b. Pencegahan hipertensi intracranial

Page 27: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

13

c. Pemeliharaan tekanan perfusi serebral yang adekuat dan stabil

(CPP)

d. Penghindaran sistemik atau secondary brain insults (SBI)

e. Optimalisasi hemodinamik serebral dan oksigenasi

6. Kriteria masuk rumah sakit

Pasien cedera kepala akan dirawat di rumah sakit dengan kriteria

sebagai berikut (Bajamal, et al., 2014) :

a. Kebingungan atau riwayat pingsan / penurunan kesadaran

b. Keluhan dan gejala neurologik, termasuk nyeri kepala menetap

dan muntah

c. Kesulitan dalam penilaian klinis, misalnya pada alkohol, epilepsy

d. Kondisi medik lain : gangguan koagulasi, diabetes mellitus

e. Fraktur tengkorak

f. CT scan abnormal

g. Tak ada yang dapat bertanggung jawab untuk observasi di luar

rumah sakit

h. Umur pasien diatas 50 tahun

i. Anak-anak

j. Indikasi social

Page 28: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

14

7. Kriteria masuk ruang observasi intensif (ROI)

Kriteria pasien cedera otak yang memerlukan perawatan di ROI

(Bajamal, et al., 2014):

a. GCS < 8

b. GCS < 13 dengan tanda TIK tinggi

c. GCS < 15 dengan lateralisasi.

d. GCS < 15 dengan Hemodinamik tidak stabil.

e. Cedera kepala dengan defisit neurologis belum indikasi tindakan

operasi.

f. Pasien pasca operasi.

8. Tekanan intra kranial pada cedera kepala

Prinsip TIK diuraikan pertama kali oleh Profesor Munroe dan

Kellie pada tahun1820. Mereka menyatakan bahwa pada orang

dewasa, otak berada dalam tengkorak yang volumenya selalu konstan.

Ruang intrakranial terdiri atas parenkim otak sekitar 83%, darah 6%,

dan cairan serebrospinal 11%. Peningkatan volume salah satu

komponen akan dikompensasi oleh penurunan volume komponen

lainnya untuk mempertahankan tekanan yang konstan. peningkatan

TIK karena pembengkakan otak akan mengakibatkan ekstrusi cairan

cerebrospinal dan darah (terutama vena) dari ruang intrakranial,

fenomena ini disebut kompensasi spasial. Cairan cerebrospinal

memegang peranan pada kompensasi ini karena cairan cerebrospinal

Page 29: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

15

dapat dibuang dari ruang intrakranial ke rongga spinalis (Smith,

2008).

Peningkatan TIK pada cedera kepala dapat berkaitan dengan lesi

massa intrakranial, cedera kontusio, pembengkakan pembuluh darah,

dan edema otak. Edema otak adalah penyebab utama yang

bertanggung jawab atas pembengkakan otak setelah cedera kepala.

Edema otak vasogenik dianggap sebagai edema yang lazim setelah

cedera kepala, tetapi studi MRI (Magnetic ResonanceImaging) terbaru

menunjukkan bahwa, pada pasien dengan pembengkakan otak yang

signifikan, edema seluler atau sitotoksik terjadi karena akumulasi air

intraseluler. Bila autoregulasi serebral tidak ada, peningkatan tekanan

darah arteri menyebabkan peningkatan volume darah otak (Cerebral

Blood Volume/CBV) dan TIK. Peningkatan CBV dan TIK juga bisa

terjadi sebagai respon terhadap perubahan kondisi sistemik seperti

tekanan CO2 arterial, temperatur dan tekanan intrathorakal dan

intraabdominal, atau karena peristiwa intrakranial seperti kejang.

Hipertensi intrakranial juga bisa terjadi karena gangguan aliran cairan

cerebrospinal baik akut maupun kronik (hidrosefalus), seringkali

difus, atau proses patologi seperti edema serebri akibat gagal hati

(Smith, 2008).

TIK normal bervariasi menurut umur, posisi tubuh, dan kondisi

klinis. TIK normal adalah 7-15 mmHg pada dewasa yang berbaring,

3-7 mmHg pada anak-anak, dan 1,5-6 mmHg pada bayi cukup umur.

Page 30: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

16

Definisi hipertensi intracranial tergantung pada patologispesifik dan

usia, walaupun TIK > 15 mmHg umumnya abnormal. Contohnya TIK

> 15mmHg umumnya abnormal, akan tetapi penanganan diberikan

pada tingkat berbeda tergantung patologinya. TIK > 15 mmHg

memerlukan penanganan pada pasien hidrosefalus, sedangkan setelah

cedera kepala, penanganan diindikasikan bila TIK > 20 mmHg.

Ambang TIK bervariasi pada anak-anak dan telah direkomendasikan

bahwa penanganan sebaiknya dimulai selama penanganan cedera

kepala ketika TIK > 15 mmHg pada bayi, 18 mmHg pada anak < 8

tahun, dan 20 mmHg pada anak yang lebih tua dan remaja (Smith,

2008).

Gejala yang umum dijumpai pada peningkatan TIK (Kayana,

Maliawan, & Kawiyana, 2017):

a. Sakit kepala merupakan gejala umum pada peningkatan TIK.

Sakit kepala terjadikarena traksi atau distorsi arteri dan vena dan

duramater akan memberikan gejala yang berat pada pagi hari dan

diperberat oleh aktivitas, batuk, mengangkat, bersin.

b. Muntah proyektil dapat menyertai gejala pada peningkatan TIK.

c. Edema papil disebabkan transmisi tekanan melalui selubung

nervus optikus yang berhubungan dengan rongga subarakhnoid di

otak. Hal ini merupakan indicator klinis yang baik untuk

hipertensi intrakranial.

Page 31: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

17

d. Defisit neurologis seperti didapatkan gejala perubahan tingkat

kesadaran, gelisah, iritabilitas, letargi, dan penurunan fungsi

motorik.

e. Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan

dengan penggeseran jaringan otak maka akan terjadi sindroma

herniasi dan tanda-tanda umum Cushing’striad (hipertensi,

bradikardi, respirasi ireguler) muncul. Pola nafas dapat membantu

melokalisasi level cedera.

9. Ventilasi

Pasien dengan cedera kepala berat biasanya dilakukan intubasi

dan ventilasi mekanis.Hipoksia, yang didefinisikan sebagai saturasi O2

< 90%, atau PaO2 < 60 mmHg, harus dihindari. Hiperventilasi

profilaksis ke PaCO2 < 25 mmHg tidak disarankan. Dalam 24 jam

pertama setelah cedera kepala berat, hiperventilasi harus dihindari,

karena bisa lebih jauh lagi kompromi perfusi serebral yang sudah

kritis. Pada pasien dengan cedera kepala, hiperventilasi meningkatkan

volume jaringan hipoperfusi yang parah di dalam otak yang terluka.

Penurunan perfusi serebral regional ini dapat mewakili daerah yang

berpotensi menjadi jaringan otak iskemik (Haddad & Arabi, 2012).

Sebelum melakukan suction pada pasien melalui endotrakeal

tube (ETT), preoksigenasi dengan fraksi oksigen terinspirasi (FiO2) =

1,0, dan pemberian obat sedasi tambahan dianjurkan untuk

menghindari desaturasi dan peningkatan tekanan intra kranial

Page 32: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

18

mendadak. Suction ETT harus singkat dan atraumatic (Haddad &

Arabi, 2012).

B. Tinjauan Tentang Suction

1. Definisi

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk

mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya

proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekret

pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri (Timby,

2016). Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan

lendir, yang dilakukan dengan memasukkan selang catheter suction

melalui selang endotracheal (Syafni, 2012). Dapat disimpulkan hisap

lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan kepatenan jalan

nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri dengan memasukkan catheter suction ke

endotracheal tube atau saluran pernapasan sehingga memungkinkan

terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat.

2. Indikasi

Menurut Smeltzer & Bare (2017), indikasi penghisapan lendir

lewat endotrakeal adalah untuk:

a. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenance), apabila:

1) Pasien tidak mampu batuk efektif.

2) Diduga aspirasi

Page 33: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

19

b. Membersihkan jalan napas (bronchial toilet), apabila ditemukan:

1) Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar atau ada

suara napas tambahan.

2) Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.

3) Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan beban

kerja sistem pernafasan.

c. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.

d. Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.

e. Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.

3. Prosedur

Prosedur hisap lendir ini dalam pelaksanaannya diharapkan

sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan agar pasien

terhindar dari komplikasi dengan selalu menjaga kesterilan dan

kebersihan. Prosedur hisap lender menurut Kozier, (2012) adalah:

a. Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan, mengapa perlu,

dan bagaimana pasien dapat menerima dan bekerjasama karena

biasanya tindakan ini menyebabkan batuk dan hal ini diperlukan

untuk membantu dalam mengeluarkan sekret.

b. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.

c. Menjaga privasi pasien.

d. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kontraindikasi

posisikan pasien semiflower agar pasien dapat bernapas dalam,

paru dapat berkembang dengan baik sehingga mencegah

Page 34: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

20

desaturasi dan dapat mengeluarkan sekret saat batuk. Jika perlu,

berikan analgesia sebelum penghisapan, karena penghisapan akan

merangsang refleks batuk, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit

terutama pada pasien yang telah menjalani operasi toraks atau

perut atau yang memiliki pengalaman traumatis sehingga dapat

meningkatkan kenyamanan pasien selama prosedur penghisapan

e. Siapkan peralatan

1) Pasang alat resusitasi ke oksigen dengan aliran oksigen

100%.

2) Catheter suction steril sesuai ukuran

3) Pasang pengalas bila perlu.

4) Atur tekanan sesuai penghisap dengan tekanan sekitar 100-

120 mmHg untuk orang dewasa, dan 50-95 untuk bayi dan

anak

5) Pakai alat pelindung diri, kaca mata, masker, dan gaun bila

perlu.

6) Memakai sarung tangan steril pada tangan dominan dan

sarung tangan tidak steril di tangan nondominan untuk

melindungi perawat

7) Pegang suction catether di tangan dominan, pasang catether

ke pipa penghisap.

Page 35: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

21

f. Suction catether tersebut diberi pelumas.

1) Menggunakan tangan dominan, basahi ujung catether dengan

larutan garam steril.

2) Menggunakan ibu jari dari tangan yang tidak dominan, tutup

suction catheter untuk menghisap sejumlah kecil larutan steril

melalui catether.Hal ini untuk mengecek bahwa peralatan

hisap bekerja dengan benar dan sekaligus melumasi lumen

catether untuk memudahkan penghisapan dan mengurangi

trauma jaringan selama penghisapan, selain itu juga

membantu mencegah sekret menempel ke bagian dalam

suction catether.

g. Jika klien memiliki sekret yang berlebihan, lakukan pemompaan

dengan ambubag sebelum penyedotan.

1) Panggil asisten untuk prosedur ini

2) Menggunakan tangan nondominan, nyalakan oksigen ke 12-

15 l/min

3) Jika pasien terpasang trakeostomi atau ETT, sambungkan

ambubag ke tracheascanul atau ETT

4) Pompa dengan Ambubag 3-5 kali, sebagai inhalasi, hal ini

sebaiknya dilakukan oleh orang kedua yang bisa

menggunakan kedua tangan untuk memompa, dengan

demikian volume udara yang masuk lebih maksimal.

Page 36: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

22

5) Amati respon pasien untuk mengetahui kecukupan ventilasi

pasien.

6) Bereskan alat dan cuci tangan.

4. Komplikasi

Dalam melakukan tindakan hisap lendir, perawat harus

memperhatikan komplikasi yang mungkin dapat ditimbulkan, antara

lain yaitu (Kozier, 2012):

a. Hipoksemia

b. Trauma jalan nafas

c. Infeksi nosokomial

d. Respiratory arrest

e. Bronkospasme

f. Perdarahan pulmonal

g. Disritmia jantung

h. Hipertensi/hipotensi

i. Nyeri

j. Kecemasan.

5. Standar Prosedur Operasional (SPO) pengisapan lendir RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar

Standar prosedur operasional pengisapan lendir didasarkan pada

(Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar No. HK.02.04/I/4511/2016 Tentang Standar Operasional

Prosedur (SPO) Pelayanan Keperawatan).

Page 37: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

23

a. Pengertian

Suatu tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga

memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat

dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri

b. Tujuan

1) Menjaga jalan napas tetap bersih

2) Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium

3) Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal

c. Prosedur

4) Persiapan alat :

a) Handscun

b) Masker

c) Mesin suction

d) Kateter pengisap (sesuai kebutuhan)

e) Larutan garam steril

f) Stetoskop

g) O2/Ambubag

h) Spatel Lidah

i) Tisu

5) Persiapan Pasien

a) Memberikan salam kepada pasien dan memperkenalkan

diri

Page 38: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

24

b) Identifikasi pasien dengan benar dan validasi kondisi

pasien

c) Kontrak waktu

d) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

pada pasien dan keluarga

6) Pelaksanaan

a) Mencucitangan

b) Membawa semua peralatan ke dekat pasien

c) Memberi salam dan memberitahu pasien bahwa tindakan

segera dimulai

d) Mengukur kedalaman dan frekuensi pernapasan serta

auskultasi bunyi napas

e) Memastikan fungsi mesin pengisap berfungsi dengan baik

f) Mengatur tekanan suction

g) Memberikan O2 sebelum memulai psosedur

h) Memakai sarung tangan

i) Memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina tanpa

mengisap

j) Dengan kateter mengisap, kateter dikeluarkan secara

memutar (lama pengisapan 10-15 detik), berikan istirahat

k) Memberikan oksigen setelah melakukan pengisapan

l) Melepas sarung tangan

m) Mencuci tangan

Page 39: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

25

n) Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan

nama/paraf yang jelas

o) Mencatat waktu tindakan (hari/tanggal/jam)

C. Tinjauan Tentang Perilaku

1. Definisi

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia berasal dari

dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan

usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri

manusia.Terdapat berbagai macam kebutuhan diantaranya kebutuhan

dasar dan kebutuhan tambahan (Notoatmodjo, 2010).

Perilaku kesehatan adalah tindakan seseoranng yang mengerti

statuskesehatan mereka, mempertahankan setatus kesehatan mereka

secara optimal,mencegah sakit dan luka dan mencapai kemampuan

fisik dan mental secara maksimal.Tindakan seperti diet, latihan,

perhatian terhadap gejala sakit, mengikuti nasehat pengobatan dan

mencegah terjadinya resiko terhadap kesehatan.Perilaku kesehatan

adalah suatu aktivitas yang dilakukan olehindividu yang meyakini

dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksinya

dalam tahap asimtomatik (Klas & Cobb, 1996 dalam (Notoatmodjo,

2010).

Perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit perlu

memiliki pemahaman dasar mengenai penggunaan ventilator mekanik

Page 40: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

26

dan mampu dalam pengelolaan pasien dengan ventilator mekanik

yang meliputi: Perawatan jalan napas, perawatan endotrakeal, tekanan

manset selang (cuff tube), perawatan gastro intestinal, dukungan

nutrisi, perawatan mata dan perawatan psikolgis pasien (Purnawan &

Saryono, 2010).

2. Domain perilaku

Bloom (1976) dalam (Notoatmodjo, 2010) mengatakan bahwa

aspek perilaku yang dikembangkan dalam proses pendidikan meliputi

tiga ranah yaitu : ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap)

dan ranah Psikomotor (keterampilan). Dalam perkembangannya, teori

Bloom dimodifikasi untuk mengukur hasil pendidikan kesehatan,

yakni:

a. Pengetahuan ( knowledge )

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Wawan & Dewi, 2010).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan pada objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

Page 41: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

27

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan

& Dewi, 2010).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa

dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin

luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan

berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan

formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

makin positif terhadap objek tertentu.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menemukan tingkat

pengetahuan perawat tentang isap lendir/suction di Ruang ICU

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagian besar

dalam kategori tinggi (68,2%) dan paling sedikit pada kategori

rendah (4,5%). Tingkat pengetahuan perawat pada kategori

sedang 27,3% (Paryanti, Haryati, & Hartati, 2007).

Page 42: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

28

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu (Wawan & Dewi,

2010) :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2) Memahami (Komprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

Page 43: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

29

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain (Wawan & Dewi, 2010). Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu mater atau

objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang ada (Wawan & Dewi, 2010).

Page 44: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

30

b. Sikap (attitude)

Sikap adalah reaksi atau respon tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini

adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara

tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang

menghendaki adanya respon. Sikap dapat bersikap positif dan

dapat pula bersikap negatif.

Kurangnya kepatuhan perawat dalam mencegah terjadinya

komplikasi pada pasien yang terpasang ventilator disebabkan oleh

sikap perawat yang belum sesuai dengan standar perawat yang

seharusnya, masalah yang akan timbul terhadap pasien tersebut,

seperti melakukan suction yang seharusnya harus memperhatikan

teknik steril tapi masih banyak yang mengabaikannya, sebelum

pasien dilakukan suction seharusnya diberikan O2 konsentrasi

tinggi, penggunaan kateter suction sebaiknya sekali pakai, masih

kurangnya sifat peduli terhadap masalah yang dialami pasien.

Pasien yang banyak mengeluarkan sekret harus segra dilakukan

tindakan suction, untuk mencegah timbul masalah pada pasien

tersebut, suction yang dilakukan tidak tepat atau tidak sesuai

dengan SOP yang telah ada bisa berakibat patal bagi pasien yang

Page 45: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

31

mengalami sumbatan jalan napas, akibat sekret yang banyak.

mengakibatkan suplay oksigen terganggu keseluruh tubuh

(Nurmiati, Karim, & Jumaini, 2013).

Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai

tingkatan (Wawan & Dewi, 2010) yakni:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban yang ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu

benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko.

Page 46: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

32

c. Tindakan (practice) atau skill

Dalam mewujudkan suatu sikap menjadi tindakan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan. Tingkatan dari praktek atau tindakan, yaitu : (1)

Persepsi (perseption), mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakanyang akan diambil adalah merupakan

praktek tingkat pertama. (2) Respon terpimpin (guided response),

dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat kedua. (3)

Mekanisme (mecanism), apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah

merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat

tiga. (4) Adopsi (adoption), adalah suatu praktik atau tindakan

yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian sebelumnya didapatkan bahwa keterampilan

perawat dalam melaksanakan prosedur tetap isap lendir/suction di

Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

sebagian besar dalam kategori baik (77,3%) dan paling sedikit

pada kategori cukup baik (22,7%) (Paryanti, Haryati, & Hartati,

2007).

Page 47: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

33

BAB III

KERANGKA KONSEP

1. Kerangka konsep

Berdasarkan kerangka teori yang ada dalam tinjauan

kepustakaan, maka peneliti membuat kerangka konsep seperti yang

tampak pada bagan dibawah ini:

Keterangan :

:Variabel yang diteliti

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Sikap

Skill

Kompetensi Perawat Dalam Melakukan

Suction

Page 48: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

34

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif dengan

cara melakukan survei dan observasi (Setiadi, 2013) yang memberi

kesempatan pada peneliti untuk untuk mengevaluasi kemampuan

perawat melakukan suction pada pasien cedera kepala di Ruang IGD

Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang dinilai dari

aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan diruang IGD bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari 2018 sampai dengan

bulan Maret 2018.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau keseluruhan

dari objek yang diteliti (Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian

ini adalah semua perawat yang bertugas diruang IGD bedah RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 41orang.

Page 49: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

35

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling

dengan cara total sampling (Setiadi, 2013) yaitu penarikan sampel

dengan memilih semua populasi menjadi sampel yang memenuhi

criteria inklusi dan ekslusi yaitu :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh

populasi sehingga layak dijadikan sampel. Adapun kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Semua perawat pelaksana IGD bedah

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Kepala ruangan IGD bedah

2) Perawat pelaksana yang sedang cuti

3) Perawat yang tidak bersedia menjadi responden.

4) Perawat yang tidak menangani pasien cedera kepala

pada saat dilakukan penelitian

C. Variabel Penelitiandan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar diteliti

dan ditentukan tingkatannya. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan

identifikasi variabel mengingat desain penelitian ini menggunakan

Page 50: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

36

survei deskriptif sehingga tidak melihat hubungan antar variabel

(Setiadi, 2013).

2. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah kemampuan responden

dalam mengetahui informasi tentang pelaksanaan suction pada

pasien dengan cedera kepala di Rumah Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo Makassar. Untuk mengetahui pengetahuan

responden maka peneliti memberikan kuesioner dengan 15 soal

yang menilai dari aspek definisi, tujuan, indikasi, kontraindikasi,

dan cara kerja sesuai dengan SPO dimana tiap item soal

mempunyai skor 1, sehingga skor maksimal dari kuesioner adalah

15. Pengukuran pengetahuan responden menggunakan skala

Guttman.

Kriteria obyektif :

Baik : Apabila responden menjawab dengan benar =

100%

Kurang : Apabila responden menjawab dengan benar <

100%

b. Sikap

Sikap dalam penelitian ini adalah suatu reaksi berupa tanggapan,

pendapat, atau persepsi responden yang menggambarkan suka

atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap pelaksanaan

tindakan suction pada pasien dengan cedera kepala di Rumah

Page 51: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

37

Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Untuk mengukur sikap

responden, maka peneliti memberikan kuisioner sebanyak 6 soal,

menggunakan skala pengukuran skala Guttman.

Kriteria obyektif :

Baik : Apabila skor responden = 100%

Kurang :Apabila skor responden < 100%

c. Skill

Skill pada penelitian ini adalah tindakan responden tentang

pelaksanaan suctiondi Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo

Makassar, yang diukur dengan menggunakan lembar observasi

langsung untuk melihat kemampuan responden dalam melakukan

tindakan suction yang dimulai dari persiapan alat, persiapan

pasien, pelaksanaan, dan pendokumentasian sesuai dengan SPO

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Kriteria objektif:

Sesuai Prosedur : Apabila melaksanakan tindakan suction

sesuai dengan SPO Rumah Sakit

Tidak Sesuai Prosedur : Apabila melaksanakan tindakan

suction tidak sesuai dengan SOP Rumah

Sakit

Page 52: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

38

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ingin

diketahuiyaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan

perawat dalam melakukan suction pada pasien cedera kepala.

Kuesioner untuk variabel pengetahuan terdapat 15 pertanyaan

dimana dalam setiap butir pertanyaan disediakan 4 alternatif

jawaban.Jika menjawab jawaban benar diberi nilai 1 dan jika

jawabansalah diberi nilai 0.

Kuesioner untuk variabel sikap terdapat 6 pernyataan, selanjutnya

dalam setiap butir pertanyaan disediakan 2 alternatif jawaban yaitu ya

diberi nilai 2, dan tidak diberi nilai satu (1).

Adapun untuk tindakan tentang pelaksanaan tindakan suction

yang meliputi bagaimana cara responden dalam melakukan suction, yang

terdiri dari persiapan alat (9 item), persiapan pasien (4 item), pelaksanaan

(14 item) dan pendokumentasian (2 item) yang akan diobservasi oleh

peneliti.

E. Uji Validitas & Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitasdilakukandi Ruang IGD Non-Bedah RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan jumlah reponden 15. Untuk

proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment.

Page 53: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

39

Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total

variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada

di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total

variabel tersebut.Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada

responden, kemudian pertanyaan (kuesioner) tersebut diberi skors

atau nilai jawaban. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item

sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing

variabel ≥ 0,25.Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan

akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan

yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak

memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah

mengacaukan.

2. Uji reliabilitas

Setelah diperoleh item-item pertanyaan yang valid maka

dilakukan uji reliabilitas terhadap instrumen. Untuk mencari

reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha Cronbach yang

diuji dengan menggunakan program komputer dengan batas nilai

dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitasnya >0,60

(Sugiyono, 2013).

Page 54: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

40

F. Alur Penelitian

Bagan 4.1 Alur Penelitian

Pengajuan judul dan seleksi judul di bagian akademik

Populasi dan penelitian ini adalah semua perawat IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasssar

Sampel dengan total sampling (n=41 responden)

Pengaambilan kode etik untuk meneliti

Memberikan informed concent, termasuk menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan

Melakukan pengumpulan data dengan cara pemberian kuesioner/ observasi

Pengolahan dan analisa data serta penyajian hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

Page 55: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

41

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dan

kuesioner yang mana kuesioner tersebut juga berisikan pertanyaan-

pertanyaan dalam bentuk pertanyaan tertutup yang sudah dilengkapi

dengan jawaban alternatif yang mengacu pada variabel penelitian.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini adalah data

yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari Rekam Medik

RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

H. Pengolahan dan Analisa Data.

1. Pengolahan data

a. Editing adalah penyuntingan data dilakukan setelah semua data

terkumpul kemudian dilakukan kelengkapan data,

kesinambungan data dan keseragaman data.

b. Koding atau pengkodean kuesioner, untuk memudahkan

pengolahan data maka semua jawaban atau data diberi kode.

Pengkodean ini dilakukan dengan memberi halaman daftar

pertanyaan, nomor variabel dan nama variabel.

c. Tabulasi data untuk memudahkan tabulasi data maka dibuat

tabel untuk menganalisis data tersebut menurut sifat-sifat yang

dimiliki. Dimana variabel independent bersifat horizontal dan

variabel dependen bersifat vertikal.

Page 56: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

42

2. Analisa Univariat

Analisa univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel yang diteliti. Analisa ini dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang meliputi pengetahuan,

sikap, dan skill dalam melakukan tindakan suction.

I. Etik Penelitian

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa menyebabkan

penderitaan kepada subjek khususnya jika menggunakan tindakan

khusus dimana dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan

observasi dan memberikan kuesioner sehingga responden tidak

diberikan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek dalam penelitian ini

diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi

yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang

merugikan subjek dalam bentuk apapun termasuk terkait dengan

penilaian kinerja yang bersangkutan di tempat kerjanya.

Page 57: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

43

c. Benefits

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan (Nursalam, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti hanya

melakukan penelitian survei dan tidak melakukan penelitian

eksperimen sehingga tidak ada akibat ataupun risiko yang harus

ditanggung oleh responden maupun pasien.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden

Subjek memiliki hak memutuskan apakah mereka bersedia

menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang akan

diberikan

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed consent

Peneliti mermberikan informasi secara lengkap kepada

subjek tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, dan

subjek mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak

menjadi responden (Nursalam, 2010).

Page 58: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

44

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya selama penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan (Nursalam, 2010).

Page 59: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

45

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini

adalah survei deskriptif dengan cara melakukan survei dan observasi

untuk mengevaluasi kemampuan perawat melakukan suction pada pasien

cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar yang dinilai dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 38 responden.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018.

Pada saat penelitian peneliti terlebih dahulu memberikan

penjelasan serta informed concent kepada responden dengan

menandatangani lembar persetujuan responden, selanjutnya peneliti

memberikan pertanyaan kepada responden sesuai dengan kuesioner

kemudian mengisi berdasarkan jawaban responden. Data yang diperoleh

diolah dan dianalisis secara univariat dan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis adalah aspek pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Adapun data yang diperoleh dari responden adalah

sebagai berikut :

Page 60: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

46

1. Karakteristik Demografi

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Perawat di Ruang

IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Karakteristik Demografi Jumlah n (38) %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

16 22

42,1 57,9

Umur 21-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun

18 14 6

47,4 36,8 15,8

Pendidikan DIII Keperawatan Ners

17 21

44,7 55,3

Status Pernikahan Menikah Belum Menikah

28 10

73,7 26,3

Pengalaman Kerja ≥ 5 Tahun <5 Tahun

27 11

71,1 28,9

Level PK 0 I II III

9 11 7 11

23,7 28,9 18,4 28,9

Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi

didapatkan bahwa lebih dari setengah responden berjenis kelamin

perempuan yakni sebanyak 22 orang (57,9%), umur terbanyak

berusia 21-30 tahun yakni sebanyak 18 orang (47,4%), responden

terbanyak pendidikannya ners yakni sebanyak 21 orang (55,3%),

sebagian besar responden menikah yakni sebanyak 28 orang

(73,7%), sebagian besar telah bekerja ≥ 5 tahun yakni 27 orang

(71,1%), level PK I dan III masing-masing (28,9%) (Tabel 5.1).

Page 61: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

47

2. Pengetahuan Perawat di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

a. Pengetahuan

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat dalam

Melakukan Suction di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Pengetahuan n (38) % Baik Kurang

1 37

2,6 97,4

Total 38 100,0 Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan perawat

dalam melakukan suction didapatkan bahwa lebih dari setengah

responden pengetahuannya cukup yakni sebanyak 37 orang

(97,4%) (Tabel 5.2).

b. Aspek Pengetahuan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Pengetahuan Perawat dalam

Melakukan Suctiondi Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Aspek Pengetahuan Benar Salah Definisi Suction Tujuan Suction Indikasi Suction Kontraindikasi Suction Persiapan Pasien Teknik memasukkan kateter suction Tekanan mesin suction untuk dewasa Tekanan mesin suction untuk bayi/ anak Lama pengisapan lendir Waktu pemberian oksigenasi Tindakan jalan napas definitif Prioritas masalah keperawatan Tindakan keperawatan suara gurgling Prinsip suction Komplikasi suction

28 (73,7%) 36 (94,7%) 36 (94,7%) 16 (42,1%) 20 (52,6%) 15 (39,5%) 15 (39,5%) 20 (52,6%) 35 (92,1%) 27 (71,1%) 36 (94,7%) 25 (65,8%) 28 (73,7%) 22 (57,9%) 34 (89,5%)

10 (26,3%) 2 (5,3%) 2 (5,3%)

22 (57,6%) 18 (47,5%) 23 (60,5%) 23 (60,5%) 18 (47,5%) 3 (7,9%)

11 (28,9%) 2 (5,3%)

13 (34,2%) 10 (26,3%) 16 (42,1%) 4 (10,5%)

Sumber : Data Primer, 2018

Page 62: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

48

Distribusi responden berdasarkan aspek pengetahuan

perawat dalam melakukan suction didapatkan bahwa aspek yang

belum diketahui dengan baik dari suction meliputi: teknik

memasukkan kateter suction (60,5%), tekanan mesin suction

untuk dewasa sebanyak (60,5%) kontraindikasi suction (57,6%).

tekanan mesin suction untuk bayi/ anak (47,5%), persiapan

pasien (47,5%), prinsip suction (42,1%), dan prioritas masalah

keperawatan (34,2%) (Tabel 5.3).

Dari aspek pengetahuan perawat dapat dilihat bahwa

masih ada perawat yang belum mengetahui teknik memasukan

kateter suction, hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas

pemberian suction. Selain itu perawat tidak mengetahui berapa

tekanan suction yang diberikan pada dewasa, bayi dan anak.

Tekanan suction yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi

penurunan saturasi oksigen serta mengurangi peningkatan

tekanan intrakranial pada pasien dengan cedera kepala. Suction

merupakan prosedur yang sangat diperlukan bagi klien dengan

artificial airway. Kontraindikasi dapat terjadi pasien seperti

penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan intrakranial,

bila perawat tidak mengetahui kontraindikasi serta teknik yang

benar dalam melakukan suction maka akan memperberat

kondisi pasien dengan cedera kepala, sehingga perawat tidak

Page 63: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

49

dapat menentukan prioritas masalah yang terjadi terhadap pasien

dengan cedera kepala.

c. Pengetahuan berdasarkan karakteristik

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat dalam

Melakukan Suction dari aspek karaktersitik Demografi di Ruang IGD Bedah RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

Karakteristik Demografi Pengetahuan Baik Kurang

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

1(6,2%) 0 (0,0%)

15 (93,8%) 22(100,0%)

Umur 21-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun

0 (0,0%) 1 (7,1%) 0 (0,0%)

18 (100,0%) 13 (92,9%) 6 (100,0%)

Pendidikan DIII Ners

0 (0,0%) 1 (4,8%)

17 (100,0%) 20 (95,2%)

Status Pernikahan Menikah Belum Menikah

1 (3,6%) 0 (0,0%)

27 (96,4%) 10 (100,0%)

Pengalaman Kerja ≥ 5 Tahun <5 Tahun

1 (3,7%) 0 (0,0%)

26 (96,3%) 11 (100,0%)

Level PK 0 I II III

0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%) 1 (9,1%)

9 (100,0%) 11 (100,0%) 7 (100,0%) 10 (90,9%)

Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan perawat

berdasarkan karakteristik didapatkan bahwa perawat yang

pengetahuannya kurang lebih banyak pada perempuan (100%),

lebih banyak ditemukan pada usia 21-30 tahun dan > 40 tahun

(100%), pendidikan DIII (100,0%), pengalaman kerja < 5 tahun

(100%), dan level PK 0,I, dan II (100%) (Tabel 5.4).

Pengetahuan berdasarkan karakteristik menunjukan bahwa

perempuan memilki pengetahuan yang kurang tentang suction,

Page 64: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

50

hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan pasien

dengan cedera kepala.

3. Sikap Perawat di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

a. Sikap

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Perawat dalam Melakukan

Suction di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Sikap n (38) %

Baik Kurang

13 25

34,2 65,8

Total 38 100,0 Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan sikap perawat dalam

melakukan suction didapatkan bahwa sebagian besar responden

sikapnya kurang yakni sebanyak 25 orang (65,8%) (Tabel 5.5).

Sikap perawat dalam melakukan suction sangat berpengaruh

dalam penanganan pasien dengan cedera kepala. Sikap yang

cepat dan tanggap diperlukan dalam melakukan suction pada

pasien.

b. Aspek Sikap Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Sikap Perawat dalam Melakukan Suction di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Aspek Sikap Ya Tidak Memberikan informed concent sebelum melakukan suction Memperhatikan respon pasien saat melakukan suction Memperhatikan gejala peningkatan tekanan intra kranial Bersikap ramah terhadap pasien/ keluarga Memperhatikan durasi suction kurang dari 30 detik Menjaga agar suction ETT singkat dan atraumatik

38 (100%)

38 (100%)

14 (36,8%)

38 (100%) 38 (100%)

35 (92,1%)

0 (0%)

0 (0%)

24 (64,2%)

0 (0%) 0 (0%)

3 (7,9%)

Page 65: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

51

Distribusi responden berdasarkan sikap perawat dalam

melakukan suction didapatkan bahwa aspek yang sikap yang

tidak dilakukan dengan baik meliputi: tidak memperhatikan gejala

peningkatan tekanan intrakranial (64,2%), dan tidak menjaga agar

suction ETT singkat dan atraumatik (7,9%) (Tabel 5.6).

Sikap yang tidak memperhatikan kontraindiksi dalam

melakukan suction pada pasien dipengaruhi oleh kurangnya

pengetahuan perawat terhadap kontraindikasi suction.

c. Sikap berdasarkan karakteristik

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Perawat dalam Melakukan Suction dari aspek karaktersitik Demografi di Ruang IGD Bedah RSUP

Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

Karakteristik Demografi Sikap Baik Kurang

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

6 (37,5%) 7 (31,8%)

10 (62,5%) 15 (68,2%)

Umur 21-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun

8 (44,4%) 5 (35,7%) 0 (0,0%)

10 (55,6%) 9 (64,3%) 6 (100,0%)

Pendidikan DIII Ners

3 (17,6%) 10 (47,6%)

14 (82,4%) 11(52,4%)

Status Pernikahan Menikah Belum Menikah

9 (32,1%) 4 (40,0%)

19 (67,9%) 6 (60,0%)

Pengalaman Kerja ≥ 5 Tahun < 5 Tahun

9 (33,3%) 4 (36,4%)

18 (66,7%) 7 (63,6%)

Level PK 0 I II III

4 (44,4%) 3 (27,3%) 2 (28,6%) 4 (36,4%)

5 (55,6%) 8 (72,7%) 5 (71,4%) 7 (63,6%)

Sumber : Data Primer, 2018

Page 66: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

52

Distribusi responden berdasarkan sikap perawat

berdasarkan karakteristik didapatkan bahwa perawat yang

sikapnya kurang tidak jauh berbeda antara laki-laki (62,5%) dan

perempuan (68,2%), lebih banyak ditemukan pada usia > 40

tahun (100%), pendidikan DIII (82,4%), pengalaman kerja ≥ 5

tahun (66,7%), dan level PK I (72,7%) (Tabel 5.7).

4. Skill Perawat di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

a. Skill

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Skill Perawat dalam Melakukan

Suctiondi Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Skill n (38) % Persiapan Alat

Baik Kurang

2

36

5,3 94,7

Persiapan Pasien Sesuai Prosedur Tidak Sesuai Prosedur

30 8

78,9 21,1

Pelaksanaan Tindakan Suction Sesuai Prosedur Tidak Sesuai Prosedur

2

36

5,3 94,7

Pendokumentasian Sesuai Prosedur Tidak Sesuai Prosedur

5

33

13,2 86,8

Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan skill perawat dalam

melakukan suction didapatkan bahwa dari aspek persiapan alat

sebagian besar responden persiapannya kurang yakni sebanyak

36 orang (94,7%), dari aspek persiapan pasien sebagian besar

telah sesuai prosedur yakni sebanyak 30 orang (78,9%), dari

aspek pelaksanaan tindakan suction lebih dari setengah tidak

Page 67: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

53

sesuai prosedur yakni sebanyak 36 orang (94,7%), dan dari

aspek pendokumentasian sebagian besar tidak sesuai prosedur

yakni sebanyak 33 orang (86,8%) (Tabel 5.8).

Skill perawat dalam melakukan tindakan suction sangat

berpengaruh terhadap mutu layanan rumah sakit. Masih banyak

perawat melakukan tindakan tidak sesuai dengan standar

prosedur operasional, hal ini sangat berpengaruh terhadap

kualitas mutu layanan terhadap pasien, terutama pelayanan

gawat darurat.

Page 68: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

54

b. Aspek skill

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Skill Perawat dalamMelakukan Suction di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Aspek Skill Ya Tidak Persiapan Alat

Handscun Masker Mesin suction Kateter pengisap (sesuai kebutuhan) Larutan garam steril Stetoskop O2/Ambubag Spatel Lidah Tisu

38 (100%) 38 (100%) 38 (100%) 38 (100%) 38 (100%)

3(7,9%) 38 (100%) 2 (5,3%)

38 (100%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

35 (92,1%) 0 (0%)

36 (94,7%) 0 (0%)

Persiapan Pasien Memberi salam dan Memperkenalkan diri Identifikasi Pasien Kontrak Waktu Menjelaskan Tujuan dan prosedur

38 (100%) 33 (86,8%) 33 (86,8%) 37 (97,4%)

0 (0%)

5 (13,2%) 5 (13,2%) 1 (2,6%)

Pelaksanaan tindakan Suction Mencucitangan Membawa semua peralatan ke dekat pasien Memberi salam dan memberitahu pasien bahwa tindakan segera dimulai Mengukur kedalaman dan frekuensi pernapasan serta auskultasi bunyi napas Memastikan fungsi mesin pengisap berfungsi dengan baik Mengatur tekanan mesin suction Memberikan O2 sebelum memulai prosedur Memakai sarung tangan Memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina tanpa mengisap Dengan kateter mengisap, kateter dikeluarkan secara memutar (lama pengisapan 10-15 detik), berikan istirahat Memberikan oksigen setelah melakukan pengisapan Melepas sarung tangan Mencuci tangan

29 (76,3%) 38 (100%)

38 (100%)

2 (5,3%)

36 (94,7%) 29 (76,3%) 37 (97,4%) 38 (100%)

30 (78,9%)

29 (76,3%)

38 (100%)

38 (100%) 38 (100%)

9 (23,7%)

0 (0%)

0 (0%)

36 (94,7%)

2 (5,3%)

9 (23,7%) 1 (2,6%) 0 (0%)

8 (21,1%)

9 (23,7%)

0 (0%)

0 (0%) 0 (0%)

Pendokumentasian Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan nama/paraf yang jelas Mencatat waktu tindakan (hari/tanggal/jam)

5 (13,3%)

36 (94,7%)

33

(86,8%)

2 (5,3%) Sumber : Data Primer, 2018

Page 69: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

55

Distribusi responden berdasarkan aspek skill perawat

dalam melakukan suction didapatkan bahwa aspek yang tidak

dilakukan meliputi: tidak menyiapkan spatel lidah (94,7%),

tidak menyiapkan stetoskop (92,1%), tidak mengukur

kedalaman dan frekuensi pernapasan serta auskultasi bunyi

napas (94,7%), tidak mencatat hasil tindakan dan respon klien

dengan nama/paraf yang jelas (86,8%), tidak mencuci tangan

(23,7%), tidak mengukur tekanan mesin suction (23,7%), kateter

dikeluarkan tidak secara memutar (23,7%), dan tidak

memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina tanpa

mengisap (21,1%) (Tabel 5.9).

Aspek skill yang tidak diperhatikan sangat berpengaruh

terhadap kualitas tindakan terhadap pasien.Prinsip pemberian

suction adalah aseptic dimana upaya yang dilakukan untuk

mencegah masuknya microorganism kedalam tubuh yang

kemungkinan besar akan menimbulkan infeksi. Asianotik,

tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan sianosis. Jika

prinsip ini tidak dilakukan maka akan mengakibatkan cedera

pasien.

Page 70: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

56

c. Skill berdasarkan karakteristik

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Skill Perawat dalam Melakukan Suction dari aspek karaktersitik Demografi di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

Karakteristik Demografi Skill Pelaksanaan Suction

Sesuai SPO Tidak Sesuai SPO

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

1 (6,2%) 1 (4,5%)

15 (93,8%) 21 (95,5%)

Umur 21-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun

0 (0,0%) 2 (14,3%)

0 (0%)

18 (100,0%) 12 (85,7%) 6 (100%)

Pendidikan DIII Ners

1 (5,9%) 1 (4,8%)

16 (94,1%) 20 (95,2%)

Status Pernikahan Menikah Belum Menikah

2 (7,1%) 0 (0,0%)

26 (92,9%)

10 (100,0%) Pengalaman Kerja

≥ 5 Tahun < 5 Tahun

2 (7,4%) 0 (0,0%)

25 (92,6%)

11 (100,0%)

Level PK 0 I II III

0 (0,0%) 0 (0,0%) 1 (14,3%) 1 (9,1%)

9 (100,0%)

11 (100,0%) 6 (85,7%) 10 (90,9%)

Sumber : Data Primer, 2018

Distribusi responden berdasarkan skill perawat

berdasarkan karakteristik didapatkan bahwa perawat yang skill

pelaksanaan suction-nya tidak sesuai prosedur lebih banyak

ditemukan ada perempuan (95,5%), pada usia 21-30 tahun dan

31-40 tahun (100%), pendidikan ners (95,2%), pengalaman

kerja < 5 tahun (100%), dan level PK 0 dan I (100%) (Tabel

5.10).

Page 71: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

57

B. Pembahasan

1. Pengetahuan

Hasil penelitian ini, lebih dari setengah responden

berpengetahuan kurang (97,4%) dalam melakukan suction.

Berdasarkan penelitian Nurmiati, Karim & Jumaini (2013) di ICU

RSUD Arifin Achmad tentang perawatan pasien dengan ventilator

dan sikap perawat terhadap tindakan suction, diketahui bahwa rata-

rata berpengetahuan cukup (57,1%). Adapun hasil penelitian yang

dilakukan sebelumnya di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang

isap lendir/suction sebagian besar dalam kategori tinggi (68,2%) dan

paling sedikit pada kategori rendah (4,5%) (Paryanti, Haryati, &

Hartati, 2007).

Pengetahuan adalah hasil dari pembelajaran dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan pada objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan &

Dewi, 2010).

Pengetahuan perawat yang memadai belumlah cukup untuk

mengatasi masalah yang dialami oleh pasien dengan ventilator bila

tidak diikuti dengan sikap positif dari perawat yang bekerja di

ruangan, sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

Page 72: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

58

menyenangi, mengharapkan objek sesuatu (Nurmiati, Karim, &

Jumaini, 2013). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010).

Ada beberapa aspek yang belum diketahui dengan baik dari

suction meliputi: teknik memasukkan kateter suction (60,5%),

tekanan mesin suction untuk dewasa (60,5%), kontraindikasi suction

(57,6%), tekanan mesin suction untuk bayi/ anak (47,5%), persiapan

pasien (47,5%), prinsip suction (42,1%), dan prioritas masalah

keperawatan (34,2%). Pengetahuan perawat berdasarkan

karakteristik didapatkan bahwa perawat yang pengetahuannya

kurang didominasi oleh perempuan (100%), lebih banyak ditemukan

pada usia 21-30 tahun dan > 40 tahun (100%), berlatar belakang

pendidikan DIII (100,0%) dan pengalaman kerja < 5 tahun (100%).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan, menurut Notoatmodjo

(2010), pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti pendidikan dimana tingkat pendidikan

seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon yang datang

dari luar. Orang yang berpendidikan akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan

tersebut.

Pengetahuan berhubungan dengan banyak faktor, meliputi

faktor internal, seperti kesehatan, intelegensi, perhatian, minat dan

Page 73: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

59

factor eksternal seperti keluarga, metode pembelajaran, masyarakat.

Selain itu pengetahuan ini juga bisa berhubungan dengan tingkat

pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi, dan

umur.Sehingga belum berarti seseorang yang berpengetahuan tinggi

mutlak berpendidikan tinggi pula, karena banyak faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan seseorang tersebut (Notoatmodjo,

2010).

Pengetahuan tentang SPO sngat penting dalam mendukung

upaya keselamatan pasien (patient safety) yang menjadi standar bagi

rumah sakit dimana kriteria standar peran kepemimpinan dalam

meningkatkan Keselamatan Pasien meliputi : terdapat tim antar

disiplin untuk mengelola Keselamatan Pasien ; tersedia kegiatan atau

program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program

meminimalkan insiden ; tersedia mekanisme kerja untuk menjamin

bahwa semua komponen dari fasilitas pelayanan kesehatan

terintegrasi dan berpartisipasi dalam Keselamatan Pasien ; tersedia

prosedur “cepat-tanggap” terhadap Insiden, termasuk asuhan kepada

pasien yang terkena musibah, membatasi risiko, dan penyampaian

informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis ; tersedia

mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan

Insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang

analisis akar masalah Kejadian Nyaris Cedera (KNC), KTD

(Kejadian tidak diharapkan), dan kejadian sentinel pada saat

Page 74: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

60

Keselamatan Pasien mulai dilaksanakan ; tersedia mekanisme untuk

menangani berbagai jenis insiden, atau kegiatan proaktif untuk

memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf

dalam kaitan dengan kejadian sentinel terdapat kolaborasi dan

komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola

pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan

antar disiplin tersedia sumber daya dan sistem informasi yang

dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja fasilitas pelayanan

kesehatan dan perbaikan Keselamatan Pasien, termasuk evaluasi

berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut; dan tersedia

sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria

objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas

pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, termasuk rencana

tindak lanjut dan implementasinya (Kemenkes RI, 2017).

2. Sikap

Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan bahwa sikap

perawat dalam melakukan suction sebagian besar sikapnya kurang

(65,8%).Hasil penelitian Nurmiati, dkk (2013) di ICU RSUD Arifin

Achmad tentang perawatan pasien dengan ventilator dan sikap

perawat terhadap tindakan suction, diketahui bahwa rata-rata sikap

responden adalah positif (57,1%). Pengetahuan perawat yang

memadai belumlah cukup untuk mengatasi masalah yang dialami

oleh pasien dengan ventilator bila tidak diikuti dengan sikap positif

Page 75: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

61

dari perawat yang bekerja di ruangan, sikap positif kecenderungan

tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek

sesuatu.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini

adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu

apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki

adanya respon. Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap

negatif. Kurangnya kepatuhan perawat dalam mencegah terjadinya

komplikasi pada pasien yang terpasang ventilator disebabkan oleh

sikap perawat yang belum sesuai dengan standar perawat yang

seharusnya, masalah yang akan timbul terhadap pasien tersebut,

seperti melakukan suction yang seharusnya harus memperhatikan

teknik steril tapi masih banyak yang mengabaikannya, sebelum

pasien dilakukan suction seharusnya diberikan O2 konsentrasi tinggi,

penggunaan kateter suction sebaiknya sekali pakai, masih kurangnya

sifat peduli terhadap masalah yang dialami pasien. Pasien yang

banyak mengeluarkan sekret harus segera dilakukan tindakan

suction, untuk mencegah timbul masalah pada pasien tersebut,

suction yang dilakukan tidak tepat atau tidak sesuai dengan SOP

yang telah ada bisa berakibat fatal bagi pasien yang mengalami

sumbatan jalan napas, akibat sekret yang banyak mengakibatkan

Page 76: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

62

suplay oksigen terganggu keseluruh tubuh (Nurmiati, Karim, &

Jumaini, 2013).

Beberapa aspek sikap yang tidak dilakukan dengan baik

meliputi: tidak memperhatikan gejala peningkatan tekanan intra

kranial (64,2%), dan tidak menjaga agar suction ETT singkat dan

atraumatik (7,9%). Sikap perawat berdasarkan karakteristik

didapatkan bahwa perawat yang sikapnya kurang tidak jauh berbeda

antara laki-laki (62,5%) dan perempuan (68,2%), lebih banyak

ditemukan pada usia > 40 tahun (100%), pendidikan DIII (82,4%)

dan pengalaman kerja ≥ 5 tahun (66,7%).

3. Tindakan

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa skill perawat dalam

melakukan suction didapatkan bahwa dari aspek persiapan alat

sebagian besar responden persiapannya kurang (94,7%), dari aspek

persiapan pasien sebagian besar telah sesuai prosedur (78,9%), dari

aspek pelaksanaan tindakan suction sebagian besar tidak sesuai

prosedur (94,7%), dan dari aspek pendokumentasian sebagian besar

tidak sesuai prosedur (86,8%).

Penelitian sebelumnya didapatkan bahwa keterampilan perawat

dalam melaksanakan prosedur tetap isap lendir/suction di Ruang

ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagian besar

dalam kategori baik (77,3%) dan paling sedikit pada kategori cukup

baik (22,7%) (Paryanti, Haryati, & Hartati, 2007).

Page 77: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

63

Dalam mewujudkan suatu sikap menjadi tindakan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yangmemungkinkan.

Tingkatan dari praktek atau tindakan, yaitu : (1) Persepsi

(perseption), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek

tingkat pertama. (2) Respon terpimpin (guided response), dapat

melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah indikator praktik tingkat kedua. (3)

Mekanisme (mecanism), apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah

merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

(4) Adopsi (adoption), adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

Pelaksanaan tindakan suction yang sesuai dengan prosedur

merupakan upaya pemenuhan sasaran keselamatan pasien dimana

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien setiap fasilitas pelayanan

kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien.

Penyelenggaraan keselamatan pasien dilakukan melalui

pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan: standar

keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien; dan tujuh langkah

Page 78: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

64

menuju keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2017). Keselamatan

Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,

meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan

tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan

oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).

Pada pasien dengan cedera kepala, suction merupakan

prosedur yang berpotensi berbahaya, karena dapat meningkatkan

tekanan intrakranial secara transien. Suction endotrakeal (ETS)

adalah prosedur keperawatan yang sering dilakukan pada pasien

dengan ventilasi mekanis untuk mencegah komplikasi paru (Gemma,

Tommasino, Cerri, Giannotti, Piazzi, & Borghi, 2002).

Adapun aspek yang tidak dilakukan meliputi: tidak

menyiapkan spatel lidah (94,7%), tidak menyiapkan stetoskop

(92,1%), tidak mengukur kedalaman dan frekuensi pernapasan serta

auskultasi bunyi napas (94,7%), tidak mencatat hasil tindakan dan

respon klien dengan nama/paraf yang jelas (86,8%), tidak mencuci

tangan (23,7%), kateter dikeluarkan tidak secara memutar (23,7%),

dan tidak memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina tanpa

mengisap (21,1%).Skill perawat berdasarkan karakteristik didapatkan

bahwa perawat yang skill pelaksanaan suction-nya tidak sesuai

Page 79: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

65

prosedur lebih banyak ditemukan ada perempuan (95,5%), pada usia

21-30 tahun dan 31-40 tahun (100%), pendidikan ners (95,2%), dan

pengalaman kerja < 5 tahun (100%).

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengalami kesulitan dalam

mengobservasi tindakan perawat sesuai dengan jumlah responden yang

disebabkan adanya ketidakterlibatan seorang perawat dalam melakukan

tindakan suction selama penelitian ini berlangsung.

Page 80: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan perawat dalam melakukan suction pada pasien

cedera kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar sebagian besar kurang (97,4%).

2. Sikap perawat dalam melakukan suction pada pasien cedera

kepala di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar sebagian besar kurang (65,8%).

3. Skill perawat dalam melakukan suction pada pasien cedera kepala

di Ruang IGD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

sebagian besar tidak sesuai prosedur (94,7%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan

beberapa saran kepada pihak terkait:

1. Bagi pihak tekait dalam hal ini pihak rumah sakit agar

memberikan pelatihan kepada perawat dalam melakukan suction

pada pasien cedera kepala yang sejalan dengan patient safety di

rumah sakit.

2. Kepada perawat agar melakukan suction pada pasien cedera

kepala sesuai dengan standar prosedur operasional.

Page 81: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

67

3. Penelitian ini hendaknya bisa ditindaklanjuti dengan melihat

hubungan pelaksanaan suction pada pasien cedera kepala dengan

terjadinya pneumonia.

Page 82: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

68

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, C. R., & Brown, G. S. (2015). Head Trauma. Dipetik Oktober 06,

2017, dari http://emedicine.medscape.com: http://emedicine.medscape.com/article/433855-overview#showall

Bajamal, A. H., Rahatta, N. M., Parenrengi, A., Turchan, A., Hamzah,

Wahyuhadi, J., et al. (2014). Pedoman Tatalaksana Cedera Otak; Edisi Kedua. Surabaya: Surabaya Neuroscince Institut.

Frieden, T. R., Houry, D., & Baldwin, G. (2015). Report to Congress

Traumatic Brain Injury In the United States: Epidemiology and Rehabilitation. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.

Galbiati, G., & Paola, C. (2015). Effects of Open and Closed Endotracheal

Suctioning on Intracranial Pressure and Cerebral Perfusion Pressure in Adult Patients With Severe Brain Injury: A Literature Review. Journal of Neuroscience Nursing , 47(4):239–246. DOI: 10.1097/JNN.0000000000000146.

Gemma, M., Tommasino, C., Cerri, M., Giannotti, A., Piazzi, B., & Borghi,

T. (2002). Intracranial Effects of Endotracheal Suctioning in the Acute Phase of Head Injury. Journal of Neurosurgical Anesthesiology , Vol. 14, No. 1, pp. 50–54.DOI: 10.1097/00008506-200201000-00010.

Haddad, S. H., & Arabi, Y. M. (2012). Critical care management of severe

traumatic brain injury in adults. Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine , 20:12.https://doi.org/10.1186/1757-7241-20-12.

Kayana, I. B., Maliawan, S., & Kawiyana, I. K. (2017). Teknik Pemantauan

Tekanan Intra Kranial. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Kemenkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomer 1691/MENKES/PER/VII/2011 Tentang Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta.

Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Reputblik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta. Kozier, B. (2012). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and

Practice. United States: Pearson Education.

Page 83: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

69

Lesmana, H., Murni, T. W., & Anna, A. (2015). Analisis Dampak Penggunaan Varian Tekanan Suction terhadap Pasien Cedera Kepala Berat. Jurnal Keperawatan Padjajaran , Volume 3 Nomor 3:129-138.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta. Nurmiati, Karim, D., & Jumaini. (2013). Hubungan antara pengetahuan

perawat tentang perawatan pasien dengan ventilator dan sikap perawat terhadap tindakan suction di ICU RSUD Arifin Achmad. Riau: Universitas Riau.

Nursalam. (2010). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Motodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika. Paryanti, S., Haryati, W., & Hartati. (2007). Hubungan tingkat pengetahuan

perawat dengan keterampilan melaksanakan prosedur tetap isap lendir/suction di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) , Volume 2, No.1, Maret 2007.

Purnawan, I., & Saryono. (2010). Mengelola Pasien Dengan Ventilator

mekanik. Jakarta: Rekatama. Rekam Medis RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. (2017). Profil

Pasien Cedera Kepala RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Makassar: RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassa.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2017). Buku ajar Keperawatan Medikal

Bedah (Brunner & Suddarth) Edisi 12. Jakarta: EGC. Smith, M. (2008). Monitoring Intracranial Pressure in Traumatic Brain Injury.

International Anesthesia research Society , Volume 106, No.1:240-248.

Soertidewi, L. (2012). Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranioserebral.

CDK-193 , vol. 39 no. 5:327-331. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alphabeta.

Page 84: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

70

Superdana, & Sumara, R. (2015). Efektifitas hiperoksigenasi pada proses suctioning terhadap saturasi oksigen pasien dengan ventilator mekanik di ICU RS. Husada Utama. The SUN , Vol. 2(4) Desember 2015.

Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

No. HK.02.04/I/4511/2016 Tentang Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan Keperawatan.

Timby, B. K. (2016). Fundamental Nursing Skills and Concepts, 11th

Edition. US: Wolters Kluwer. Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Zamzami, N. M., Fuadi, I., & Nawawi, A. M. (2013). Angka Kejadian dan

Outcome Cedera Otak di RS. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2008-2010. JNI , 2 (2):89-94.

Page 85: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

71

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu JL PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 Makassar 90245

Contac Person: dr. Agussalim Bukhari, M.Med, PhD, Sp. GK (HP. 081241850850), email: agussalimbukhari@ yahoo.com

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada yth.

Bapak/ Ibu/ Sdr (i) Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yuliani

NIM : C 12116708

Status : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Hasanuddin Makassar

Hendak melaksanakan penelitian dengan judul “Evaluasi Kompetensi

Perawat Dalam Melakukan Suction Pada Pasien Cedera Kepala di Ruang IGD

Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi

responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. apabila ada biaya yang keluar

terkait dengan penelitian ini, maka biaya tersebut akan menjadi tanggung

jawab peneliti. Jika Anda tidak bersedia menjadi responden tidak ada

ancaman maupun sanksi bagi Anda dan jika Anda telah menjadi responden

dan terjadi hal yang merugikan, maka Anda boleh mengundurkan diri dan

tidak berpartisipasi dalam penelitian.

Saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas

kesediaan Anda menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti

Page 86: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

72

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu JL PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 Makassar 90245

Contac Person: dr. Agussalim Bukhari, M.Med, PhD, Sp. GK (HP. 081241850850), email: agussalimbukhari@ yahoo.com

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin Makassar, dengan :

Nama : Yuliani

NIM : C 1211670 8

Judul Penelitian : “ Evaluasi Kompetensi Perawat Dalam Melakukan Suction

Pada Pasien Cedera Kepala di Ruang IGD Bedah RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

Saya berharap penelitian ini tidak akan mempunyai dampak negatif

serta merugikan bagi saya dan keluarga saya, dan pertanyaan yang akan saya

jawab, benar-benar dapat dirahasiakan. Demikian lembar persetujuan ini saya

tanda tangani dan kiranya dipergunakan sebagaimana mestinya

Makassar, ………………….2018

Responden

( )

Page 87: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

73

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden :

Tanggal Penelitian :

A. Karakteristik Perawat

1. Nama Inisial :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Status Perkawinan :

5. Tingka Pendidikan

D III Keperawatan

S1 Keperawatan (Ners)

6. Pengalaman Kerja

< 2 tahun

2– 3 tahun

4-5 tahun

> 5 tahun

7. Level PK :

B. Tingkat pengetahuan perawat tentang suction Petunjuk Pengisian :

Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban yang tepat.

1. Suction adalah

a. Tindakan mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan

terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

Page 88: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

74

mengeluarkan sekret pada klien yang mampu mengeluarkannya

sendiri

b. Tindakan mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan

terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri

c. Tindakan mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan

terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan darah pada klien yang mampu mengeluarkannya

sendiri

d. Tindakan mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan

terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan darah pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri

2. Tujuan utama tindakan suction adalah

a. Menjaga jalan napas tetap bersih

b. Memenuhi kebutuhan oksigenasi

c. Mencegah hipoksia

d. Mencegah iritasi saluran napas

3. Tindakan suction dilakukan apabila klien

a. Mampu batuk efektif

b. Terdengar suara napas yang halus atau tidak ada suara napas

tambahan

c. Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan

d. Tanda klinis memperlihatkan adanya penurunan beban kerja

sistem pernafasan

4. Kontraindikasi suction adalah...

a. Klien dengan batuk darah

b. Klien dengan nafas spontan

c. Klien dengan peningkatan TIK

d. Klien tidak sadar

Page 89: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

75

5. Persiapan pasien pada tindakan suction meliputi....

a. Memberikan salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

b. Identifikasi pasien dengan benar dan validasi kondisi pasien

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien

dan keluarga

6. Teknik memasukkan kateter suction adalah...

a. Memasukkan kateter dengan cepat sampai karina tanpa mengisap

lendir

b. Memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina tanpa

mengisap lendir

c. Memasukkan kateter dengan cepat sampai karina disertai

mengisap lendir

d. Memasukkan kateter perlahan-lahan sampai karina disertai

mengisap lendir

7. Tekanan mesin suction untuk orang dewasa adalah....

a. 125-150 mmHg

b. 100-120 mm Hg

c. 50-95 mm Hg

d. 20-45 mm Hg

8. Tekanan mesin suction untuk bayi dan anak adalah....

a. 125-150 mmHg

b. 100-120 mm Hg

c. 50-95 mm Hg

d. 20-45 mm Hg

9. Lama pengisapan lendir sesuai SOP RS Wahidin adalah...

a. 1-5 detik

b. 10-15 detik

c. 30-60 detik

d. 60-90 detik

Page 90: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

76

10. Tindakan pemberian oksigenasi dilakukan pada saat

a. Sebelum dilakukan suction

b. Sebelum dan setelah dilakukan suction

c. Saat dan setelah dilakukan suction

d. Setelah dilakukan suction

11. Seorang laki-laki usia 25 tahun mengalami kecelakaan bagian os

frontal kepala membentur jalan, hasil pengkajian dilakukan setelah 2

jam kejadian ditemukan data bahwa pasien tidak sadarkan diri,

tampak darah segar dimulut, pernafasan grugling, nilai GCS E2 M2

V2, saturasi oksigen 85%.

Pertanyaan

Tindakan untuk jalan nafas definitif yang bisa dilakukan pada pasien

tersebut adalah?

a. Suction

b. Pasang Ventilator

c. Intubasi (dan pasang ETT)

d. Pasang laringeal mask airway

12. Seorang klien yang mengalami trauma kapitis diantar di ruang gawat

darurat dengan keluhan batuk berlendir disertai sesak nafas. Hasil

pemeriksaan fisik menunjukkan terdapat ronchi pada lapang paru,

klien juga mengalami takikardi. Hasil pemeriksaan TTV:

TD=120/80mmHg, P=26x/menit, N=110x/menit, S=36,50C. Apakah

prioritas masalah keperawatan yang dapat ditegakkan?

a. Gangguan perfusi jaringan

b. Bersihan jalan napas tidak efektif

c. Pola napas tidak efektif

d. Gangguan pertukaran gas

13. Seorang laki-laki tiba-tiba jatuh di depan ruang informasi Rumah

Sakit. Laki-laki tersebut berusia sekitar 56 tahun. Saat di bawa ke

IGD, pasien mengalami penurunan kesadaran, tidak merespon saat di

panggil, tidak merespon saat dirangsang nyeri. Perawat melakukan

Page 91: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

77

pemeriksaan CAB. Nadi karotis teraba, terdengar suara gurgling pada

jalan napas. Apa tindakan yang dilakukan perawat ?

a. Melakukan pemasangan OPA

b. Melakukan helmich manuver

c. Melakukan suction

d. Memberikan O2 4 L melalui nasal kanul

14. Yang tidak termasuk prinsip pengisapan lendir pada saat melakukan

suction adalah....

a. Asepsis

b. Atraumatik

c. Asianotik

d. Intermitten

15. Komplikasi yang dapat muncul dari tindakan suction adalah....

a. Hipoksia

b. Bersihan jalan nafas

c. Infeksi

d. Peningkatan tekanan abdomen

C. Sikap

No Item Pernyataan Pilihan

Ya Tidak

1 Memberikan informed concent sebelum melakukan suction

2 Memperhatikan respon pasien saat melakukan suction

3 Memperhatikan gejala peningkatan tekanan intra kranial

4 Bersikap ramah terhadap pasien/ keluarga

5 Memperhatikan durasi suction kurang dari 30 detik

6 Menjaga agar suction ETT singkat dan atraumatik

Page 92: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

78

D.Observasi Pelaksanaan Tindakan Suction Oleh Peneliti

No Elemen Kompetensi Indikator Penilaian Ya Tidak

1 Persiapan alat 1. Handscun 2. Masker 3. Mesin suction 4. Kateter pengisap (sesuai kebutuhan) 5. Larutan garam steril 6. Stetoskop 7. O2/Ambubag 8. Spatel Lidah 9. Tisu

2 Pesiapan pasien 1. Memberikan salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Identifikasi pasien dengan benar dan validasi kondisi pasien

3. Kontrak waktu 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur

yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga

3 Pelaksanaan 1. Mencuci tangan 2. Membawa semua peralatan ke dekat

pasien 3. Memberi salam dan memberitahu

pasien bahwa tindakan segera dimulai 4. Mengukur kedalaman dan frekuensi

pernapasan serta auskultasi bunyi napas

5. Memastikan fungsi mesin pengisap berfungsi dengan baik

6. Mengatur tekanan mesin suction 7. Memberikan O2 sebelum memulai

prosedur 8. Memakai sarung tangan 9. Memasukkan kateter perlahan-lahan

sampai karina tanpa mengisap 10. Dengan kateter mengisap, kateter

dikeluarkan secara memutar (lama pengisapan 10-15 detik), berikan istirahat

11. Memberikan oksigen setelah melakukan pengisapan

12. Melepas sarung tangan 13. Mencuci tangan

4 Melakukan pencatatan dan pelaporan

1. Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan nama/paraf yang jelas

2. Mencatat waktu tindakan (hari/tanggal/jam)

Page 93: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

79

Page 94: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

80

Page 95: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

81

Frequency Table

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 16 42,1 42,1 42,1

Perempuan 22 57,9 57,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

21-30 Tahun 18 47,4 47,4 47,4

31-40 Tahun 14 36,8 36,8 84,2

> 40 Tahun 6 15,8 15,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

DIII 17 44,7 44,7 44,7

Ners 21 55,3 55,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Status Pernikahan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Menikah 28 73,7 73,7 73,7

Belum Menikah

10 26,3 26,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 96: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

82

Lama Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

=> 5 Tahun 27 71,1 71,1 71,1

< 5 Tahun 11 28,9 28,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

Level PK Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 9 23,7 23,7 23,7

1 11 28,9 28,9 52,6

2 7 18,4 18,4 71,1

3 11 28,9 28,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

Pengetahuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 1 2,6 2,6 2,6

kurang 37 97,4 97,4 100,0

Total 38 100,0 100,0

Sikap Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 13 34,2 34,2 34,2

kurang 25 65,8 65,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 97: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

83

Persiapan Alat Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 2 5,3 5,3 5,3

kurang 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Persiapan Pasien Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Sesuai Prosedur 30 78,9 78,9 78,9

Tidak Sesuai Prosedur

8 21,1 21,1 100,0

Total 38 100,0 100,0

Pelaksanaan Tindakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Sesuai Prosedur 2 5,3 5,3 5,3

Tidak Sesuai Prosedur

36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Dokumentasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Sesuai Prosedur 5 13,2 13,2 13,2

Tidak Sesuai Prosedur

33 86,8 86,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 98: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

84

Defenisi Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 10 26,3 26,3 26,3

Benar 28 73,7 73,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Tujuan Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 2 5,3 5,3 5,3

Benar 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Indikasi Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 2 5,3 5,3 5,3

Benar 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Kontraindikasi Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 22 57,9 57,9 57,9

Benar 16 42,1 42,1 100,0

Total 38 100,0 100,0

Persiapan Pasien Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 18 47,4 47,4 47,4

Benar 20 52,6 52,6 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 99: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

85

Teknik memasukkan kateter suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 23 60,5 60,5 60,5

Benar 15 39,5 39,5 100,0

Total 38 100,0 100,0

Tekanan mesin suction untuk dewasa Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 23 60,5 60,5 60,5

Benar 15 39,5 39,5 100,0

Total 38 100,0 100,0

Tekanan mesin suction untuk bayi/ anak Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 18 47,4 47,4 47,4

Benar 20 52,6 52,6 100,0

Total 38 100,0 100,0

Lama pengisapan lendir Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 3 7,9 7,9 7,9

Benar 35 92,1 92,1 100,0

Total 38 100,0 100,0

Waktu pemberian oksigenasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 11 28,9 28,9 28,9

Benar 27 71,1 71,1 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 100: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

86

Tindakan jalan napas definitif Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 2 5,3 5,3 5,3

Benar 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Prioritas masalah keperawatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 13 34,2 34,2 34,2

Benar 25 65,8 65,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Tindakan keperawatan suara gurgling jalan napas Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 10 26,3 26,3 26,3

Benar 28 73,7 73,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Prinsip suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 16 42,1 42,1 42,1

Benar 22 57,9 57,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

Komplikasi suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Salah 4 10,5 10,5 10,5

Benar 34 89,5 89,5 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 101: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

87

Memberikan informed concent sebelum melakukan suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Memperhatikan respon pasien saat melakukan suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Memperhatikan gejala peningkatan tekanan intra kranial Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 24 63,2 63,2 63,2

Ya 14 36,8 36,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Bersikap ramah terhadap pasien/ keluarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Memperhatikan durasi suction kurang dari 30 detik Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Menjaga agar suction ETT singkat dan atraumatik Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 3 7,9 7,9 7,9

Ya 35 92,1 92,1 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 102: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

88

Handscoon Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Masker Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Mesin Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Kateter suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Pemberian larutan garam steril Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Stetoskop Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 35 92,1 92,1 92,1

Ya 3 7,9 7,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 103: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

89

O2/ Ambubag Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Spatel lidah Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 36 94,7 94,7 94,7

Ya 2 5,3 5,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Tissu Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Memberikan salam kepada pasien dan memperkenalkan diri Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Identifikasi pasien dengan benar dan validasi kondisi pasien Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 5 13,2 13,2 13,2

Ya 33 86,8 86,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 104: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

90

Kontrak Waktu Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 5 13,2 13,2 13,2

Ya 33 86,8 86,8 100,0

Total 38 100,0 100,0

Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 1 2,6 2,6 2,6

Ya 37 97,4 97,4 100,0

Total 38 100,0 100,0

Mencuci tangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 9 23,7 23,7 23,7

Ya 29 76,3 76,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Membawa semua peralatan ke dekat pasien Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Memberi salam dan memberitahu pasien bahwa tindakan segera dimulai Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Page 105: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

91

Mengukur kedalaman dan frekuensi pernapasan serta auskultasi bunyi napas Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 36 94,7 94,7 94,7

Ya 2 5,3 5,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Memastikan fungsi mesin pengisap berfungsi dengan baik Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 2 5,3 5,3 5,3

Ya 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Mengatur Tekanan Mesin Suction Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 9 23,7 23,7 23,7

Ya 29 76,3 76,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Memberikan O2 sebelum memulai prosedur Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 1 2,6 2,6 2,6

Ya 37 97,4 97,4 100,0

Total 38 100,0 100,0

Memakai sarung tangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100 100 100,0

Page 106: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

92

Dengan kateter mengisap, kateter dikeluarkan secara memutar (lama pengisapan 10-15

detik), berikan istirahat Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 9 23,7 23,7 23,7

Ya 29 76,3 76,3 100,0

Total 38 100,0 100,0

Memberikan oksigen setelah melakukan pengisapan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Melepas sarung tangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Mencuci tangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 38 100,0 100,0 100,0

Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan nama/paraf yang jelas Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 33 86,8 86,8 86,8

Ya 5 13,2 13,2 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 107: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

93

Mencatat waktu tindakan (hari/tanggal/jam) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak 2 5,3 5,3 5,3

Ya 36 94,7 94,7 100,0

Total 38 100,0 100,0

Page 108: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

94

Crosstabs

Jenis Kelamin * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total

Baik Cukup

Jenis Kelamin

Laki-laki

Count 1 15 16

% within Jenis Kelamin 6,3% 93,8% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 40,5% 42,1%

Perempuan

Count 0 22 22

% within Jenis Kelamin 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 59,5% 57,9%

Total

Count 1 37 38

% within Jenis Kelamin 2,6% 97,4% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0%

Jenis Kelamin * Sikap Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Jenis Kelamin

Laki-laki

Count 6 10 16

% within Jenis Kelamin

37,5% 62,5% 100,0%

% within Sikap 46,2% 40,0% 42,1%

Perempuan

Count 7 15 22

% within Jenis Kelamin

31,8% 68,2% 100,0%

% within Sikap 53,8% 60,0% 57,9%

Total

Count 13 25 38

% within Jenis Kelamin

34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Page 109: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

95

Jenis Kelamin * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur

Tidak Sesuai Prosedur

Jenis Kelamin

Laki-laki

Count 1 15 16

% within Jenis Kelamin 6,3% 93,8% 100,0

%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 41,7% 42,1%

Perempuan

Count 1 21 22

% within Jenis Kelamin 4,5% 95,5% 100,0

%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 58,3% 57,9%

Total

Count 2 36 38

% within Jenis Kelamin 5,3% 94,7% 100,0

%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Umur * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total

Baik Cukup

Umur

21-30 Tahun

Count 0 18 18

% within Umur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 48,6% 47,4%

31-40 Tahun

Count 1 13 14

% within Umur 7,1% 92,9% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 35,1% 36,8%

> 40 Tahun

Count 0 6 6

% within Umur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 16,2% 15,8%

Total

Count 1 37 38

% within Umur 2,6% 97,4% 100,0%

Page 110: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

96

% within Pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0%

Umur * Sikap Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Umur

21-30 Tahun

Count 8 10 18

% within Umur 44,4% 55,6% 100,0%

% within Sikap 61,5% 40,0% 47,4%

31-40 Tahun

Count 5 9 14

% within Umur 35,7% 64,3% 100,0%

% within Sikap 38,5% 36,0% 36,8%

> 40 Tahun

Count 0 6 6

% within Umur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Sikap 0,0% 24,0% 15,8%

Total

Count 13 25 38

% within Umur 34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Umur * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur

Tidak Sesuai Prosedur

Umur

21-30 Tahun

Count 0 18 18

% within Umur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 50,0% 47,4%

31-40 Tahun

Count 2 12 14

% within Umur 14,3% 85,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 33,3% 36,8%

> 40 Tahun

Count 0 6 6

% within Umur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 16,7% 15,8%

Page 111: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

97

Total

Count 2 36 38

% within Umur 5,3% 94,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total

Baik Cukup

Pendidikan

DIII

Count 0 17 17

% within Pendidikan 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 45,9% 44,7%

Ners

Count 1 20 21

% within Pendidikan 4,8% 95,2% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 54,1% 55,3%

Total

Count 1 37 38

% within Pendidikan 2,6% 97,4% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0%

Pendidikan * Sikap Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Pendidikan

DIII

Count 3 14 17

% within Pendidikan 17,6% 82,4% 100,0%

% within Sikap 23,1% 56,0% 44,7%

Ners

Count 10 11 21

% within Pendidikan 47,6% 52,4% 100,0%

% within Sikap 76,9% 44,0% 55,3%

Total

Count 13 25 38

% within Pendidikan 34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Page 112: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

98

Pendidikan * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur

Tidak Sesuai Prosedur

Pendidikan

DIII

Count 1 16 17

% within Pendidikan 5,9% 94,1% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 44,4% 44,7%

Ners

Count 1 20 21

% within Pendidikan 4,8% 95,2% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 55,6% 55,3%

Total

Count 2 36 38

% within Pendidikan 5,3% 94,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Status Pernikahan * Pengetahuan Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Status Pernikahan

Menikah

Count 9 19 28

% within Status Pernikahan 32,1% 67,9% 100,0%

% within Sikap 69,2% 76,0% 73,7%

Belum Menikah

Count 4 6 10

% within Status Pernikahan 40,0% 60,0% 100,0%

% within Sikap 30,8% 24,0% 26,3%

Total

Count 13 25 38

% within Status Pernikahan 34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Page 113: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

99

Status Pernikahan * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur

Tidak Sesuai Prosedur

Status Pernikahan

Menikah

Count 2 26 28

% within Status Pernikahan 7,1% 92,9% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 72,2% 73,7%

Belum Menikah

Count 0 10 10

% within Status Pernikahan 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 27,8% 26,3%

Total

Count 2 36 38

% within Status Pernikahan 5,3% 94,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Lama Kerja * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total

Baik Cukup

Lama Kerja

=> 5 Tahun

Count 1 26 27

% within Lama Kerja 3,7% 96,3% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 70,3% 71,1%

< 5 Tahun

Count 0 11 11

% within Lama Kerja 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 29,7% 28,9%

Total

Count 1 37 38

% within Lama Kerja 2,6% 97,4% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0%

Page 114: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

100

Lama Kerja * Sikap Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Lama Kerja

=> 5 Tahun

Count 9 18 27

% within Lama Kerja 33,3% 66,7% 100,0%

% within Sikap 69,2% 72,0% 71,1%

< 5 Tahun

Count 4 7 11

% within Lama Kerja 36,4% 63,6% 100,0%

% within Sikap 30,8% 28,0% 28,9%

Total

Count 13 25 38

% within Lama Kerja 34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Lama Kerja * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur

Tidak Sesuai Prosedur

Lama Kerja

=> 5 Tahun

Count 2 25 27

% within Lama Kerja 7,4% 92,6% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 69,4% 71,1%

< 5 Tahun

Count 0 11 11

% within Lama Kerja 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 30,6% 28,9%

Total

Count 2 36 38

% within Lama Kerja 5,3% 94,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Page 115: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

101

Level PK * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total

Baik Cukup

Level PK

0

Count 0 9 9

% within Level PK 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 24,3% 23,7%

1

Count 0 11 11

% within Level PK 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 29,7% 28,9%

2

Count 0 7 7

% within Level PK 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pengetahuan 0,0% 18,9% 18,4%

3

Count 1 10 11

% within Level PK 9,1% 90,9% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 27,0% 28,9%

Total

Count 1 37 38

% within Level PK 2,6% 97,4% 100,0%

% within Pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0%

Level PK * Sikap Crosstabulation Sikap Total

Baik Cukup

Level PK

0

Count 4 5 9

% within Level PK 44,4% 55,6% 100,0%

% within Sikap 30,8% 20,0% 23,7%

1

Count 3 8 11

% within Level PK 27,3% 72,7% 100,0%

% within Sikap 23,1% 32,0% 28,9%

2

Count 2 5 7

% within Level PK 28,6% 71,4% 100,0%

% within Sikap 15,4% 20,0% 18,4%

3

Count 4 7 11

% within Level PK 36,4% 63,6% 100,0%

% within Sikap 30,8% 28,0% 28,9% Total Count 13 25 38

Page 116: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

102

% within Level PK 34,2% 65,8% 100,0%

% within Sikap 100,0% 100,0% 100,0%

Level PK * Pelaksanaan Tindakan Crosstabulation Pelaksanaan Tindakan Total

Sesuai Prosedur Tidak Sesuai Prosedur

Level PK

0

Count 0 9 9

% within Level PK 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 25,0% 23,7%

1

Count 0 11 11

% within Level PK 0,0% 100,0% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

0,0% 30,6% 28,9%

2

Count 1 6 7

% within Level PK 14,3% 85,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 16,7% 18,4%

3

Count 1 10 11

% within Level PK 9,1% 90,9% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

50,0% 27,8% 28,9%

Total

Count 2 36 38

% within Level PK 5,3% 94,7% 100,0%

% within Pelaksanaan Tindakan

100,0% 100,0% 100,0%

Page 117: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

103

Page 118: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

104

Page 119: SKRIPSI EVALUASI KOMPETENSI PERAWAT DALAM …

105