SKRIPSI EKONOMI.pdf

download SKRIPSI EKONOMI.pdf

of 23

Transcript of SKRIPSI EKONOMI.pdf

  • ANALISA SISTEM AKUNTANSI ATAS PENERIMAAN

    DAN PENGELUARAN KAS PADA

    PERGURUAN YAYASAN IBA

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

    Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

    Diajukan Oleh :

    WIDYAWATI

    11.12.11.0283.P

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS TRIDINANTI

    PALEMBANG

    2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Kas merupakan hal yang paling penting dalam setiap transaksi perusahaan.

    Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi akuntansi kas yang mengatur

    mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang dirancang sedemikian rupa

    sehingga setiap arus transaksi yang berhubungan dengan kas dapat dicatat dengan

    baik.

    Penerapan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang

    dihadapi perusahaan dapat membantu perusahaan dalam menyediakan data dan

    informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan,

    melakukan pengawasan, dan mengoperasikan perusahaan secara efisien. Sistem

    akuntansi yang dijalankan dalam perusahaan tidaklah dikatakan baik apabila

    sistem akuntansi tersebut tidak memperhatikan unsur pengendalian intern di

    dalamnya. Unsur pengendalian intern merupakan suatu unsur yang melekat dalam

    sistem akuntansi, karena sistem akuntansi berfungsi optimal maka kelancaran

    aktivitas dapat terjamin. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang sangat

    kompetitif dewasa ini, maka penyediaan informasi yang cepat, akurat, dan

    berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola

    perusahaan dan juga sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

    Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang dapat menghasilkan

    informasi akuntansi yang baik. Sistem akuntansi yang dirancang dan

    diimplementasikan sesuai dengan operasi.

    Seorang pemimpin perusahaan memerlukan beberapa kebijakan dan

    prosedur pengendalian untuk dapat mengawasi karyawannya dan memimpin

    perusahaan. Selain itu pemimpin perusahaan dapat secara langsung mengawasi

    transsaksi yang terjadi. Dengan demikian berkembangnya perusahaan maka akan

    semakin meningkat kerumitan sehingga semakin sulit bagi manajemen untuk

    mengadakan pengawasan terhadap tugas dan semua tahap operasi karenaa

  • transaksi yang terjadi semakin banyak dan masalah yang timbul semakin

    kompleks. Dalam menghadapi situasi ini maka pemimpin memerlukan alat khusus

    berupa sistem akuntansi yang baik untuk menjaga agar aktivitas perusahaan dapat

    berjalan lancar dan mencapai tujuan secara efektif dengan biaya yang cukup

    efisien.

    Bersamaan dengan perkembangan dunia usaha, tingkat persaingan diantara

    perusahaan juga semakin meningkat begitupun yayasan. Suatu yayasan dituntut

    dapat memberikan jaminan yang cukup atas kelangsungan hidupnya sehingga

    dapat menarik minat masyarakat untuk bergabung. Yayasan yang bergerak

    dibidang pendidikan, tentu saja dalam kegiatannya sehari-hari tidak terlepas dari

    transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

    Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang penting untuk mengontrol

    berbagai aktivitas perusahaan. Sistem akuntansi terdiri dari berbagai jaringan yang

    dibuat pola terpadu untuk melaksanakan berbagai kegiatan pokok perusahaan

    yang melibatkan berbagai fungsi dalam suatu perusahaan. Sistem akuntansi yang

    baik dapat membantu pihak manajemen (intern) dan pihak luar (ekstern) yang

    terdiri dari para investor, pihak bank, kreditur, instansi pemerintah dalam

    memperoleh berbagai informasi yang benar, baik dan dipercaya untuk mengawasi,

    mengendalikan berbagai kegiatan perusahaan dan menjadi alat dalam

    pengambilan keputusan yang bermanfaat dan penting bagi kemajuan di masa yang

    akan datang.

    Sistem akuntansi penerimaan kas menurut Niswongers et.al (2000:311:30)

    Uang kas adalah suatu aktiva yang paling mudah diselewengkan dan digunakan

    tidak semestinya oleh karyawan karena merupakan aktiva yang paling bernilai

    daripada aktiva lainnya dan karena uang kas mudah diipindahkan. Sistem

    akuntansi pengeluaran kas adalah transaksi yang dilakukan dengan menggunakan

    cek dan tidak menggunakan cek yang biasanya dilaksanakan menggunakan dana

    kas kecil.

    Yayasan IBA merupakan sarana untuk berpartisipasi di dalam pendidikan

    dan pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan pendidikan dan

    kesejahteraan yang serasi antara kebutuhan material dan spiritual melalui usah-

  • usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan mendirikan dan mengelola

    pendidikan yang berkualitas, terampil, kreatif dan inovatif. Yayasan IBA salah

    satu yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, yang terdiri atas pendidikan

    perguruan sekolah dan perguruan tinggi. Perguruan Yayasan IBA yang terdiri dari

    TK, SD, SMP, dan SMA.

    Yayasan IBA sebagai salah satu yayasan yang tidak terlepas dari transaksi

    penerimaan dan pengeluaran kas. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid

    harus dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyelewengan-penyelewengan

    atas kas tersebut. Penyelewengan terhadap kas dapat dihindarkan dengan adanya

    suatu sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang baik.

    Dengan adanya sistem informasi dan pengendalian intern yang memuaskan untuk

    kas, maka hal-hal yang merugikan perusahaan bisa dihindarkan atau sekurang-

    kurangnya dapat dibatasi seminimal mungkin.

    Permasalahan yang dihadapi terkait dengan perusahaan yaitu sistem

    informasi akuntansi perusahaan yang masih memakai sistem manual,

    dikhawatirkan bisa dimanipulasikan data-data keuangannya dan tidak akurat.

    Sistem penerimaan kas Yayasan IBA didapat dari pembayaran setoran spp tiap

    bulan yang langsung disetor melalui bank. Dan sistem pengeluaran kas Yayasan

    IBA dilakukan dengan cara mengeluarkan cek jika untuk pembayaran keperluan

    kantor masing-masing unit, dan untuk pengeluaran yang kecil dengan

    menyelenggarakan dana kas kecil.

    Mencegah terjadinya penyelewengan kas diperlukan adanya suatu

    administrasi dan pengendalian yang baik agar pengeluaran uang yang tidak

    berkaitan yayasan dapat dikurangi. Oleh karena itu hampir semua jenis

    perusahaan dapat meliputi pemberlakuan sistem informasi akuntansi yang baik,

    menciptakan prosedur-prosedur akuntansi yang dapat mencegah timbulnya

    praktek-praktek atau penyelewengan yang merugikan perusahaan.

    Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang bahwa sistem informasi

    akuntansi kas sangat penting bagi perusahaan dalam mendukung keberhasilan

  • perusahaan di dalam menjalankan aktivitasnya sehingga penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul :

    Analisa Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada

    Perguruan Yayasan IBA

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan

    sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian

    dalam penyusunan skripsi ini yaitu : Apakah Sistem Akuntansi Penerimaan dan

    Pengeluaran Kas yang diterapkan pada Perguruan Yayasan IBA telah efektif dan

    efisien ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

    Untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang

    diterapkan pada perguruan yayasan IBA telah efektif sesuai pengendalian

    intern.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    saran-saran mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan dan

    pengeluaran kas sebagai salah satu informasi bagi manajemen Yayasan

    IBA

    2) Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

    acuan dalam melakukan atau melanjutkan penelitian selanjutnya.

    3) Bagi penulis, penelitian bermanfaat untuk mengembangkan wawasan

    pengetahuan yang diperoleh oleh penulis selama perkuliahan, khususnya

    mengenai sistem akuntansi.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teoritis

    2.1.1 Pengertian Sistem

    Pengertian sistem menurut Zaki Baridwan (2003:3) adalah suatu kerangka

    dari prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun sesuai dengan skema

    yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari

    perusahaan. Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan-urutan

    pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih, disusun

    untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi

    perusahaan yang sering terjadi.

    2.1.2 Pengertian Akuntansi

    Suatu organisasi / perusahaan akuntansi sangat diperlukan karena dengan

    melihat akuntansi dapat diketahui kondisi dari organisasi / perusahaan tersebut.

    Agar memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai akuntansi, maka berikut

    ini defenisi akuntansi dari beberapa ahli :

    Djarwanto PS (2004:1) menyatakan bahwa:

    Akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis,

    menyajikan dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga

    lainnya dimana aktivitasnya berhubungan dengan pertukaran barang-barang dan

    jasa-jasa.

    2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi

    Berdasarkan beberapa definisi sistem akuntansi di atas, maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa sistem akuntansi merupakan suatu alat yang terdiri dari

    elemen-elemen yang saling terkait satu sama lain dan terorganisir sedemikian rupa

    dalam rangka menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan

    oleh pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Selain itu sistem akuntansi juga

    secara tidak langsung bertujuan untuk menkoordinir seluruh unsur di dalam

    perusahaan agar pengawasan dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya.

  • Dari definisi-definisi sistem akuntansi di atas terdapat unsur- unsur sistem

    akuntansi. Menurut Mulyadi( 2001:4) unsur-unsur sistem akuntansi pokok

    sebagaiberikut:

    1. Formulir

    2. Jurnal

    3. Buku Besar

    4. Buku Pembantu

    5. Laporan

    2.1.4 Tujuan Sistem Akuntansi

    Di dalam pengembangan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan

    mempunyai beberapa tujuan umum. Menurut Zaki Baridwan (2000:7) tujuan dari

    sistem akuntansi :

    1. Menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat

    memenuhi kebututhan dan dengan kualitas yang sesuai.

    2. Mengamankan harta milik perusahaan.

    3. Efisien dalam cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

    2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    sistem pengendalian intern merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan oleh

    pihak manajemen perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas

    perusahaan serta mengendalikan semua pelaksanaan rencana yang telah

    ditetapkan agar tujuan dapat dicapai dengan baik.

    2.1.6 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

    Menurut Zaki Baridwan (2000:18) sistem pengendalian intern dalam arti

    yang luas dapat dibagi menjadi 2 macam berdasarkan tujuannya yaitu:

    1. Pengawasan Akuntansi

    2. Pengawasan Administratif

  • Tujuan pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:163) sebagai berikut:

    1.Pengendalian Intern Akuntansi

    2. Pengendalian Intern Administratif

    2.1.7 Hubungan Sistem Akuntansi dengan Sistem Pengendalian Intern

    Dengan uraian tersebut diatas perencanaan yang telah disusun

    dengan sebaik mungkin tidak dapat tercapai apabila tidak disertai dengan

    pengendalian intern. Maka manajemen harus melakukan kegiatan

    pemeiksaan, pengecekan dan tindakan sejenisnya untuk menghindari

    terjadinya penyimpangan dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian

    intern merupakan mutu pelaksanaan sistem akuntansi, karena suatu

    pengendalian intern yang memadai merupakan salah satu syarat adanya

    sistem akuntansi yang handal.

    2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

    2.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan kas

    Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan

    beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada

    suatu bagian saja agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control.

    Menurut Mulyadi (2001:470) jaringan prosedur yang membentuk

    sistem penerimaan kas dari penjualan tunai (over the counter sales) adalah

    sebagai berikut:

    1. Prosedur Order Penjualan

    2. Prosedur Penerimaan Kas

    3. Prosedur Penyerahan Barang

    4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

    5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

    6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

    7. Prosedur Pencaatan Harga Pokok Penjualan.

    2.2.2 Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Kas

    Menurut Mulyadi (2001:470) unsur pengendalian intern yang seharusnya

    ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai,antara lain:

    a. Organisasi

  • b. Sistem Otorisasi dan prosedur pencatatan

    c. Praktik yang sehat

    2.2.3 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

    Pengeluaran kas perusahaan yang relative besar biasanya dilakukan

    dengan menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang hanya relatif kecil

    dilakukan melalui dana kas kecil perusahaan yang salah satunya menggunakan

    imprest system.

    Menurut Zaki Baridwan (2000:148) bagian-bagian yang terkait dalam

    prosedur pengeluaran kas adalah:

    1. Bagian Hutang

    2. Bagian Pengeluaran Kas

    3. Bagian Pemerikasaan Intern

    Adapun jaringan yang membentuk sistem pengeluaran kas menurut

    Mulyadi (2001:515) antara lain:

    1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan

    permintaan cek, terdiri dari:

    a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

    b. Prosedur pembayaran kas

    c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

    2. Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek

    terdiri dari:

    a. Prosedur permintaan cek

    b. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

    c. Prosedur pembayaran kas

    d. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

    2.2.4 Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas

    Adapun pengendalian intern dalam pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:517)

    yaitu:

  • 1. Organisasi 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan 3. Praktik yang sehat

    2.3 Penelitian Lain yang Relevan

    Tabel 2.1

    Penelitian Relevan

    Judul Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan

    Analisa Sistem

    Akuntansi

    Penerimaan dan

    Pengeluaran kas

    pada PT.Fadilah

    Barokah Palembang

    (Septania Sari,2011)

    Dokumen-dokumen

    transaksi penjualan

    belum menggunakan

    nomor urut cetak, terjadi

    perangkapan tugas

    antara pencatatan dan

    fungsi penerimaan kas

    Sama-sama

    membahas

    mengenai sistem

    penerimaan dan

    pengeluaran kas

    Penerimaan kas

    dari setoran SPP

    siswa sedangkan

    penelitian

    terdahulu dari

    penjualan.

    Evaluasi

    Pengendalian intern

    atas penerimaan dan

    pengeluaran kas

    pada PT Gragasi

    Bani Sakti

    Palembang

    (Evi Sariyanti,2005)

    Prosedur pengeluaran

    kas untuk biaya proyek

    yang mengurusnya

    masih dipegangi hanya

    seorang pelaksana saja

    sehingga tidak tercipta

    internal check dalam

    prosedur tersebut.

    Sama-sama

    membahas

    masalah

    pengendalian

    intern

    penerimaan dan

    pengeluaran kas

    Penelitian

    terdahulu

    penerimaan dan

    pengeluaran kas

    di bagian proyek

    sedangkan penulis

    di bagian

    pendidikan.

    2.4 Kerangka Berpikir

    Penelitian ini dilakukan di bagian keuangan Yayasan IBA yakni bagian

    penerimaan dan pengeluaran kas. Bagian penerimaan kas menerima form setoran

    setiap harinya dan bagian pengeluaran kas dan kasir. Penerimaan dan

    pengeluaran kas merupakan fungsi yang penting dan sangat berpengaruh terhadap

    aktivitas perusahaan sehari-hari. Disamping itu juga pada saat menerima

  • penerimaan kas dan mengeluarkan kas perlu diperhatikan terutama prosedur

    verifikasinya dan pemberian nomor urut cetak yang tidak ada pemberian nomor

    pada saat membuat bukti pengeluaran kas dan penerimaan kas. Untuk itu perlu

    dilakukan analisa sistem akuntansi nya agar sesuai dengan prosedur sistem

    pengendalian intern yang efektif dan efisien.

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir

    PERGURUAN YAYASAN IBA

    SISTEM AKUNTANSI

    Sistem Akuntansi

    Pengeluaran Kas

    Sistem Akuntansi

    Penerimaan Kas

    Pengendalian Intern

    Efektif dan Efisien

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    3.1.1 Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan di Yayasan IBA yang berlokasi di jalan

    mayor ruslan Palembang.

    3.1.2 Waktu Penelitian

    Waktu penelitian ini dilakukan adalah selama enam bulan, mulai dari

    bulan Mei sampai dengan Oktober 2013.

    3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

    3.2.1 Sumber Data

    Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan

    (observasi ) langsung atau survey. Sumber data merupakan faktor dalam suatu

    penelitian.

    Menurut Husein Umar (2003:42) data terdiri dari :

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

    individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

    kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

    2. Data Sekunder

    Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu

    dengan membaca, mempelajari dan menganalisa literatur, buku-buku,

    majalah, dan lain-lain yang berhubungan dengan penulisan.

  • Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, antara lain berupa struktur

    organisasi, dokumen-dokumen pendukung yang berkaitan, buku-buku pedoman

    yang berhubungan langsung dengan judul.

    3.2.2 Teknik Pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

    1. Wawancara dengan teknik Indeks Interview, yaitu teknik pengumpulan data

    melalui tanya jawab langsung dengan nara sumber (informan). Wawancara

    dilakukan kepada pejabat dan petugas yang berwenang untuk mendapatkan

    informasi mengenai obyek yang diteliti.

    2. Survei, yaitu mengumpulkan data dengan meminta responden karyawan.

    3. Observasi langsung, yaitu data diperoleh melalui pengamatan langsung di

    lapangan terhadap kegiatan yang akan diteliti.

    4. Studi pustaka, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data

    yang bersumber dari buku-buku dan literatur, artikel di internet untuk

    digunakan sebagai kajian teoritis pada penelitian ini.

    5. Dokumentasi, yaitu catatan dan dokumen yang digunakan dalam Yayasan

    IBA.

    3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

    3.3.1 Populasi

    Menurut Sugiyono (2004:72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri dari objek atau sumber yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu

    yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah aktivitas Sistem Informasi

    Akuntansi yang ada di Perguruan Yayasan IBA sejak berdiri 1959 sampai

    dengan 2012.

    3.3.2 Sampel

    Menurut Sugiyono (2004:73) menyatakan bahwa sampel adalah bagian

    dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sample yang digunakan

  • dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

    tahun 2012.

    3.3.3 Sampling

    Menurut Sugiyono (2004:73): Sampling adalah teknik yang digunakan

    untuk peneliti mengambil sample. Sampling yang digunakan adalah dengan

    menggunakan metode proporsive sampling ( sampel bersifat tidak acak) karena

    dalam teknik proporsive sampling ini sudah diterapkan terlebih dahulu bagian

    mana yang akan dijadikan dalam penelitian ini yaitu dilakukannya dengan cara

    mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata random atau daerah tetapi

    berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan dilakukannya karena beberapa

    pertimbangan diantaranya adalah populasi yang dipilih untuk dijadikan sampel

    dapat dipilih sedemikian rupa menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan

    sehingga akan relevan dengan rancangan penelitian.

    3.4 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

    menggunakan metode dekriptif yaitu suatu metode yang melukiskan sifat objek

    yang diteliti dengan mengadakan perbandingan yang satu dengan penelitian yang

    lain.

    3.5 Variabel dan Definisi Operasional

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari objek yang

    mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    ditarik kesimpulan. Adapun variabel dan definisi operasional yang digunakan

    dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 :

  • Tabel 3.1

    Variabel dan Definisi Operasional

    NO Variabel Definisi Indikator

    1 Sistem

    Informasi

    Akuntansi

    Adalah susunan berbagai formulir catatan,

    peralatan, termasuk komputer dan

    perlengkapannya serta alat komunikasi,

    tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang

    terkoordinasikan secara erat yang didesain

    untuk mentransformasikan data keuangan

    menjadi informasi yang dibutuhkan

    manajemen.(Nugroho Widjajanto:2001)

    - Sumber daya

    - Informasi

    Pengendalian

    akuntansi

    2 Penerimaan Kas

    Pemrosesan penjualan tunai dan penjualan

    secara kredit dimulai dari pesanan

    pelanggan, pemrosesan pesanan pelanggan,

    persetujuan pesanan pelanggan dan

    penerimaan kas

    - penjualan tunai

    - Penerimaan

    Kas

    3 Pengeluaran

    Kas

    Rangkaian kegiatan bisnis dan operasional

    pemrosesan data yang terkait yang

    berhubungan dengan pembelian dan

    pengeluaran kas.

    - Pembelian

    - Pengeluaran

    Kas

    3.6 Instrumen Penelitian

    Menurut Sugiyono (2004 : 97), Instrumen penelitian adalah suatu alat

    yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

    Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

    buku-buku serta catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang berhubungan

    dengan penelitian.

  • Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

    adalah buku catatan yaitu dengan cara mempelajari dan meneliti buku-buku dan

    catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Serta

    melakukan tanya jawab dengan pimpinan perusahaan dan staff karyawan

    Yayasan IBA.

    3.7 Teknik Analisis

    Menurut Husein Umar (2003 : 65), menyatakan bahwa untuk menafsirkan dan

    menganalisis data dapat digunakan dua metode analisis yaitu :

    1. Analisis Kuantitatif

    Adalah analisis yang dilakukan terhadap data dalam bentuk angka untuk

    menerapkan suatu penjelasan dari angka-angka tersebut.

    2. Analisis Kualitatif

    Adalah metode menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau data

    yang berbentuk penjelasan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka-

    angka.

    Teknik Analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teknik

    analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggolongkan data menguraikan secara

    deskriptif hasil penelitian yang dilakukan, serta mengambil suatu kesimpulan

    yang bersifat kualitatif dengan mendasarkan pada teori dalam sistem informasi

    akuntansi.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

    Masalah besar ditanah air dalam bidang pendidikan pada masa sebelum

    revolusi adalah sekolah hanya mendidik sebagian penduduk. Oleh karenanya

    sekalipun daya tampung sekolah dilipatgandakan oleh pemerintah, pada masa

    awal kemerdekaannya banyak anak-anak yang tidak mendapaat tempat di sekolah.

    Kesempatan memperoleh pendidikan, sebelum revolusi dan pada awal

    kemerdekaan, banyak anak-anak yang tidak dapat sekolah. Keprihatinan ini

    membangkitkan kehendak almarhum bapak Bajumi Wahab yang didukung oleh

    isterinya almarhum Ibu Sajidah, untuk menyelenggarakan pendidikan bagi

    masyarakat. Sehingga ada generasi penerus yang mampu menciptakan dan

    membangun dunia usaha. Bapak Bajumi Wahab sebagai donatur tunggal, dibantu

    kerabat beliau alamrhum Nasaruddin Nuch dan almarhum Dentjik Wahab,

    mendirikan Yayasan IBA yang merupakan kesatuan dari nama IDA dan

    BAJUMI. Secara legal Yayasan IBA disahkan pada tanggal 1 September 1959.

    Selesai proses legal tesebut, dimulailah pembangunan gedung yang dirancang

    oleh arsitek Amerika, Oen Poo Haw. Gedung tersebut diresmikan pemakaiannya

    oleh Ibu Sajidah pada 6 November 1960. Pada awal operasinya gedung ini

    menampung siswa siswi Taman kanak-kanak, SD,SMP dan SMA baik umum

    maupun kejuruan pada awal beroperasinya.

    Walaupun dalam tahun 60-an pemerintah telah mendirikan tambahan 32

    (tiga puluh dua) Perguruan Tinggi negeri berupa Universitas dan Institut, namun

    setiap tahun masih dapat disaksikan betapa banyak siswa yang tidak dapat

    tertampung di perguruan tinggi. Hal ini terutama calon mahasiswa di luar Pulau

    Jawa, termasuk diantaranya Wilayah Sumatera Selatan tempat kedudukan

    Yayasan IBA.

  • 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

    Yayasan IBA mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

    a. Visi

    Sebagai pusat unggulan dalam pengembangan Ilmu pengetahuan,

    Teknologi dan Seni, serta Sumber daya manusia berdasarkan nilai-nilai

    religius dan kebangsaan guna memenuhi tuntutan zaman serta dapat

    memberi arah perubahan.

    b. Misi

    1. Memajukan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni berdasarkan

    Nilai-nilai religius.

    2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang kreatif,inovatif,

    terampil dan berkualitas serta mampu bersaing dalam perkembangan

    teknologi.

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan kas Perguruan Yayasan IBA

    Adapun pelaksanaan prosedur penerimaan kas yang diterapkan pada

    perguruan yayasan IBA melalui penerimaan pembayaran setoran spp per hari

    melalui bank, setiap hari per siswa dari masing-masing unit mulai dari TK, SD,

    SMP dan SMA ke rekening masing-masing unit tersebut. Form setoran siswa ini

    terdiri dari 4 salinan, salinan putih untuk bank, salin kuning untuk siswa, salinan

    merah untuk yayasan dan salinan biru untuk masing-masing unit. Setelah itu pihak

    bank mengentri ke rekening masing-masing unit kemudian tiap tutup kas bank per

    hari nya, masing-masing unit ini dilanjutkan di transfer ke rekening pusat

    yayasan. Selanjutnya tiap pagi bagian penerimaan kas ke bank untuk meminta

    cetakan rekening koran masing-masing unit dan rekening pusat. Kemudian pihak

    bank juga akan memberi salinan setoran spp siswa warna merah ke bagian

    penerimaan kas. Salinan setoran siswa ini akan di pisah-pisahkan masing-masing

    unit, bagian penerimaan kas akan mengentri data per siswa di komputer namun

    proses pengentrian nya masih manual melalui excel. Di sini bisa saja terjadi

  • kecurangan ataupun kesalahan mengisi data dan kurang efektif karena tidak

    adanya program aplikasi yg canggih untuk mengentri langsung dari bank langsung

    di transfer data nya ke aplikasi yayasan, walaupun bank sekarang sudah ada

    internet banking. Setelah mengentri setoran siswa ke masing-masing unit, bagian

    penerimaan kas membuat laporan penerimaan kas dan disesuaikan dengan jumlah

    penerimaan kas yang masuk di rekening koran yayasan. Laporan penerimaan kas

    ini juga tidak menggunakan nomor urut cetak tiap kali membuat laporan atau pun

    bukti penerimaan kas. Selanjutnya laporan penerimaan kas ini akan dilanjutkan

    ke bagian kasir untuk di buat laporan harian kas. Setelah tutup kas laporan kas

    harian yayasan di cetak kemudian diperiksa kasir untuk diverifikasikan dan

    diserahkan ke bagian kabid keuangan untuk diperiksa kembali. Setelah kabid

    keuangan memeriksa dan menandatangani laporan harian kas, selanjutnya laporan

    tersebut diteruskan ke wakil pengurus harian yayasan untuk di tanda tangani.

    Penerimaan kas yayasan juga tidak hanya dari setoran siswa per hari nya

    namun juga yayasan ini juga menyewakan lapangan dan gedung/aula IBA untuk

    kegiatan. Melalui proses bagian rumah tangga menerima proposal surat masuk

    untuk diposes ke wakil pengurus harian yayasan untuk didisposisi. Kemudian

    dilanjutkan ke bagian bidang umum untuk diperiksa dan bagian rumah tangga

    membuat surat balasan negosiasi pembayaran sewa nya, jika kedua pihak setuju

    maka proses selanjutnya ke bagian kasir dan penerimaan kas, bagian penerimaan

    kas membuat bukti penerimaan kas dan bagian kasir menerima pembayaran nya.

    Disini proses pembayaran nya langsung di kasir, walaupun dalam jumlah yang

    besar dan tidak langsung disetor ke bank. Seharusnya langsung di setor ke bank

    agar aman dan tidak terjadi kecurangan. Apalagi kasir dan bagian penerimaan

    kas memiliki perangkapan tugas yang lain, tidak fokus di satu pekerjaan yang

    menjadi beban dan tanggung jawab mereka, kurang efektif jika terjadi tumpang

    tindih pekerjaan.

    4.2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada Yayasan IBA

  • Sistem akuntansi pengeluaran kas pada Yayasan IBA dilakukan dengan

    cara memberikan uang tunai kepada bagian keuangan untuk pembelian keperluan

    kantor dalam jumlah kecil dengan menyelenggarakan dana kas kecil untuk

    mengefisiensikan operasi perusahaan. Dalam hal ini yayasan menggunakan dana

    kas tetap. Pengggunaan dana kas kecil dipegang oleh bagian keuangan dan

    pengisian dana kas selalu tetap jumlahnya setiap satu minggu sekali. Bagian

    keuangan harus mempertanggungjawabkan atas semua pengeluaran dan

    pembayaran yang dilakukan melalui dana kas kecil tersebut.

    Pengeluaran kas yang dalam jumlah yang besar, setiap minggu sekali

    dikeluarkan cek atas persetujuan pimpinan. Pengeluaran kas dimulai atas

    otorisasi dari kabid keuangan dan wakil pengururus harian yayasan. Setiap unit

    masing-masing mengajukan surat permohonon pembayaran ataupun permintaan

    dana ke wakil pengurus harian. Surat permohonan pembayaran ataupun

    permintaan dana akan diproses terlebih dahulu untuk diperiksa oleh bagian rumah

    tangga yang menerima surat masuk. Kemudian surat tersebut diserahkan ke wakil

    pengurus harian yayasan untuk diverifikasi. Setelah mendapatkan disposisi dari

    wakil pengurus harian yayasan dilanjutkan ke kabid keuangan untuk didisposisi

    diproses pembayarannya atau tidak. Jika sudah mendapatkan persetujuan dari

    kabid keuangan, bagian pengeluaran kas membuat bukti keluar kas atau persekot

    setiap ada permintaan dana atau pembayaran pengeluaran kas. Formulir bukti

    keluar kas atau persekot sebaiknya mempunyai nomor urut tercetak yang berguna

    untuk tujuan pengendalian intern. Jika diperhatikan setiap pembuatan bukti kas

    keluar atau persekot masih adanya kelemahan. Pemberian nomor urut tercetak

    terkadang ditulis secara manual atau tidak sama sekali dibuat dan tidak berurutan.

    Hal ini akan menyulitkan dalam mengamankan bukti tersebut dan melemahkan

    intern. Setelah bukti kas keluar atau persekot ini di buat dan diverifikasi oleh

    bagian pengeluaran kas dan kasir akan diserahkan kembali ke bagian kabid

    keuangan. Jika proses verifikasinya cepat oleh kabid keuangan, maka proses

    pengeluaran kas nya pun cepat. Namun jika kabid keuangan nya tidak sering

    datang, maka seluruh permintaan pengeluaran kas dari seluruh masing-masing

  • unit akan terhambat. Disini lah menjadi kelemahannya yayasan jika masing-

    masing unit ingin meminta permintaan dana, dikarenakan kabid keuangan yayasan

    merangkap tugas di bagian perusahaan lain yang masih satu pemilik

    perusahaannya. Masing-masing unit mengeluh setiap kali mengajukan dana

    prosesnya lama dan terkadang karyawan memakai uang pribadi nya sendiri untuk

    pembayaran yang penting dan ragu jikalau pengajuan mereka itu tidak

    sepenuhnya disetujui.

    Jika seluruh permintaan dana sudah disetujui oleh kabid keuangan dan

    wakil pengurus harian yayasan, bagian pengeluaran kas membuat anggaran

    permintaan tambahan kas setiap minggu sekali untuk mengeluarkan cek. Bagian

    kasir membuat cek sesuai jumlah yang diminta. Kemudian cek tersebut dicairkan

    ke bank. Selanjutnya kasir memanggil masing-masing unit yang meminta

    permintaan pengeluaran kas, ataupun proses semua pembayaran pengeluaran rutin

    yayasan semua nya melalui kasir baik pengeluaran kecil maupun pengeluaran

    yang besar, terkadang pengeluaran pembayaran tagihan yang besar melalui via

    transfer agar menghambat terjadinya kecurangan penyelewengan kas. Hal ini

    dikarenakan bagian kasir pernah terjadi kesalahan dalam pembayaran tagihan

    buku yang diselewengkan oleh oknum penerbit yang memalsukan tanda tangan

    bagian kasir. Oleh karena itu bagian kasir harus netral dan tidak boleh merangkap

    jabatan. Dan semua pengeluaran kas dalam jumlah besar harus melalui via

    transfer.

    4.2.3 Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas

    pada Yayasan IBA

    Pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah

    penting karena semakin baik pengendalian intern yang digunakan maka akan

    semakin kecil pula tingkat penyelewengan yang mungkin terjadi terhadap kas

    tersebut. Dari sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang

    diterapkan di Yayasan IBA, diketahui bahwa walaupun dalam struktur

    organisasinya sudah ada pemisahan fungsi

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Formulir-formulir yang digunakan oleh yayasan di dalam

    melaksanakan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas masih belum

    menggunakan nomor urut tercetak sehingga sulit dilakukan

    pengecekan kembali.

    2. Prosedur pengeluaran kas yang kurang efektif sedangkan prosedur

    penerimaan kas yang sangat lamban jikalau sistem penerimaan

    kasnya tidak dikembangkan menggunakan aplikasi program yang

    bisa di hubungkan langsung ke aplikasi bank.

    3. Dan pelaksanaan pengendalian intern atas penerimaan dan

    pengeluaran kas pada Yayasan IBA belum berjalan dengan baik

    5.2 Saran-saran

    1. Formulir-formulir yang digunakan oleh perusahaan di dalam

    melaksanakan transaksi pengeluaran kas sebaiknya menggunakan

    nomor urut

    2. Sebaiknya yayasan memakai aplikasi program untuk sistem

    penerimaan kas yang bisa langsung dihubungkan dengan aplikasi

    bank,

    3. Sebaiknya kabid keuangan bisa membagi waktu antara dua

    pekerjaan untuk yayasan juga sehingga berkas surat-surat yang

    masuk cepat diproses verifikasinya, dan pembayaran tagihan yang

    rutin bisa dibayarkan dengan cepat serta masing-masing unit tidak

    ragu untuk mengajukan permintaan dana. Bila perlu terlebih dahulu

    memakai uang pribadi guna mempercepat kegiatan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Azhar Susanto, 2000,Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit: Lembaga

    Informatika Akuntansi, Jakarta.

    Chairul Marom, ,2000,Sistem Akuntansi, PT.Grasindo, Jakarta.

    Djarwanto PS, 2004, Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,

    BPFE Yogyakarta.

    Hall, James A.2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba

    Empat,Jakarta.

    Harahap, Sofyan Syafri.2005. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

    Husein Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

    Kamsrin SaI, dkk.2011.Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Akhir,

    Cetakan Keempat, Edisi Pertama, Fakultas Ekonomi, Universitas

    Tridinanti Palembang

    Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta: Salemba

    Empat.

    Nugroho Widjajanto, ,2001,Sistem Informasi Akuntansi, Buku Kesatu, Penerbit

    Gelora Aksara Pratama:Jakarta

    Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta: Bandung

    W. Gulo, 2002, Metodologi Penelitian, Grasindo: Jakarta

    Zaki Baridwan.2000. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan

    Metode,EdisiKelima, Cetakan Keempat, Yogyakarta:BPF