SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

217
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh Nama: Khoirunnisa Nim: 2016840013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2021

Transcript of SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

Page 1: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK

WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

TEKS ANEKDOT BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Nama: Khoirunnisa

Nim: 2016840013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021

Page 2: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Skripsi, Februari 2021

Khoirunnisa (2016840013)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH

xvii + 118 halaman + 17 gambar + 4 grafik + 24 tabel + 16 lampiran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menarapkan model pembelajaran think talk write dalam meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot berbantuan media adobe flash pada peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat dengan jumlah peserta didik yaitu 42. Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2019 sampai dengan bulan Desember tahun 2020. Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot peserta didik. Prosedur tindakan dan implementasi tindakan terbagi ke dalam dua siklus. Siklus pertama, peneliti menggunakan model pembelajatan think talk write berbantuan adobe flash dalam satu kali pertemuan. Instrumen dalam penelitian ini berupa essay sebanyak 3 kali yaitu pada tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus ll. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model pembelejaran think talk write berbantuan media adobe flash. Hasil penelitian menggunakan rumus rata-rata yaitu terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada tahap prasiklus 51,19 siklus l 65,95 siklus ll 83,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think talk write berbantuan dengan media adobe flash dapat meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot

peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Think Talk Write, Teks Anekdot,

dan Adobe Flash. Daftar Pustaka : 41 (2000-2019).

Page 3: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

ii

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF JAKARTA FACULTY OF EDUCATION SCIENCE INDONESIAN LANGUAGE AND LITERATURE EDUCATION STUDY PROGRAM Thesis, February 2021 Khoirunnisa (2016840013) THE APPLICATION OF THINK TALK WRITE LEARNING MODELS IN IMPROVING ANECDOTAL TEXT WRITING SKILLS ASSISTED WITH ADOBE FLASH MEDIA xvii + 118 pages + 17 pictures + 4 charts + 24 tables + 16 attachments

ABSTRACT

This study aims to focus the learning model of think talk write in improving the ability to write anecdotal text assisted adobe flash media in students of class X SMK Informatika Ciputat with the number of learners is 42. The research design used by researchers is class action research (PTK). The research was conducted in December 2019 until December 2020. This research activity is expected to improve students' anecdotal text writing skills. Action procedures and action implementations are divided into two cycles. In the first cycle, researchers used an adobe flash-assisted think talk write defense model in one meeting. Instruments in this study in the form of essays as much as 3 times, namely in the precyclical stage, cycle 1 and cycle ll. In this study researchers used a class action research method with a model of teaching think talk write media-assisted adobe flash. The results of the study using the average formula that is an increase in each cycle. At the precyclic stage 51.19 cycles l 65.95 cycles ll 83.83. Thus it can be concluded that the learning model of think talk write assisted by adobe flash media can improve the anecdotal text writing skills of students of class X SMK Informatika Ciputat.

Keywords: Think Talk Write Learning Model, Anecdotal , Text, and Adobe

Flash Bibliography: 41 (2000-2019).

Page 4: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

iii

Page 5: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

iv

Page 6: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

v

Page 7: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

vi

Page 8: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

vii

Page 9: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

viii

PERSEMBAHAN

Tidak ada kata yang pantas untuk saya ucap melainkan rasa syukur kepada Allah.

Alhamdulillah

Skripsi ini saya persembahkan untuk seluruh orang yang mendukung saya di

kehidupan saya terutama kedua orang tua saya dan kedua adik saya, teruntuk

juga teman-teman saya yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini.

Page 10: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

ix

MOTTO

Ingat selalu kita punya Allah.

Page 11: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, hidayah dan nikmat sehingga kita bisa

menjalankan hidup dengan penuh rasa syukur dan bisa menjalankan

aktivitas setiap hari-Nya. Salawat teriring salam selalu senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat,

dan kita sebagai umatnya yang kelak akan mendapat syafaat di hari

kemudian.

Skripsi yang diajukan penulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan sehingga penulis menerima kritik dan saran. Penulisan skripsi

yang telah dibuat tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa

pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini kepada.

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Khaerunnisa, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Penguji I siding

skripsi yang telah memberikan arahan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Aida Sumardi, M.Pd., Penguji II sidang skripsi yang telah memberikan

masukan dan arahan kepada penulis untuk menyusun dan

menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Ratna Dewi Kartikasari, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi.

Page 12: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xi

5. Bapak Achmad Buchori, S. Pd., M.Si. kepala sekolah SMK Informatika

Ciputat, seluruh guru beserta kariyawan yang telah mengizinkan penulis

melaksanakan penelitian di sekolahnya.

6. Ibu Via Hapsari, M.Pd. Kolabolator penelitian serta guru bahasa

Indonesia yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian.

7. Bapak, Umi, dan Adik-adik tercinta yang telah memberikan semangat,

motivasi, saran, doa yang tidak pernah putus agar mendapatkan

kemudahan dalam menyusun skripsi.

8. Sahabat baik saya yang selalu menyemangati saya dan selalu bersama

dalam suka maupun duka.

9. Teman-teman PBSI angkatan 2016 dan teman dekat yang selalu saling

menyemangati dan memberi saran satu sama lain.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan serta semangat kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi.

Semoga segala hal baik yang mereka berikan akan diberikan balasan

kebaikan pula. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi kita semua

serta bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi yang membacanya.

Jakarta, Februari 2021

Penyusun

Khoirunnisa

Page 13: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... v

PAKTA INTEGRITAS .......................................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................................. viii

MOTTO ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Fokus Masalah .................................................................... 7

C. Rumusan Masalah .............................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian .............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11

A. Kajian Teori ......................................................................... 11

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 46

C. Hipotesis Penelitian ............................................................ 48

BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................. 49

A. Tempat dan Waktu Peneltian ............................................... 49

Page 14: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xiii

B. Metode Penelitian ................................................................ 50

C. Prosedur Penelitian ............................................................. 52

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................ 55

E. Desain dan Prosedur Tindakan............................................ 56

F. Teknik Pengambilan Data .................................................... 58

G. Analisis Data Penelitian ....................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN ......................... 68

A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 70

1. Data Pra Siklus ............................................................. 70

2. Data Siklus I.................................................................. 79

3. Data Siklus II................................................................. 88

B. Pembahasan ...................................................................... 97

1. Analisis Data .................................................................. 97

2. Interpretasi Data ............................................................ 108

BAB V HASIL PENUTUP .................................................................... 114

A. Kesimpulan......................................................................... 114

B. Implikasi ............................................................................. 115

C. Saran ................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................119

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai teks anekdot kelas X OTKP SMK Informatika ............ 5

Tabel 2.1 Contoh Teks Anekdot ......................................................... 29

Tabel 3.1 Waktu penelitian ................................................................. 50

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru .......................... 64

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ............. 64

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru Sebelum Tindakan .................... 65

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik Sebelum Tindakan ....... 65

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah tindakan ........................ 66

Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik setelah tindakan ........... 66

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kongnitif Peserta Didik ................... 66

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Tes Afektif Peserta Didik ....................... 67

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Psikomotorik Peserta Didik ............ 67

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.......................................... 69

Tabel 4.2 Nilai Menulis Teks Anekdot Pra Siklus ................................ 72

Tabel 4.3 Nilai Menulis Anekdot Pra Siklus Berdasarkan Tingkatan .. 74

Tabel 4.4 Nilai Menulis Anekdot Pra Siklus Berdasarkan Katagori ..... 76

Tabel 4.5 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I .................................... 81

Tabel 4.6 Nilai Menulis Anekdot Siklus I Berdasarkan Tingkatan ....... 83

Tabel 4.7 Nilai Menulis Anekdot Siklus I Berdasarkan Katagori ......... 85

Tabel 4.8 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II ................................... 90

Tabel 4.9 Nilai Menulis Anekdot Siklus II Berdasarkan Tingkatan ...... 92

Tabel 4.10 Nilai Menulis Anekdot Siklus II Berdasarkan Kategori ........ 94

Tabel 4.11 Tingkatan Nilai Menulis Teks Anekdot ................................ 108

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Menulis Teks Anekdot ....................... 110

Page 16: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Awal Masuk ..................................................... 41

Gambar 2.2 Menu Utama ................................................................... 42

Gambar 2.3 Tampilan Materi .............................................................. 42

Gambar 2.4 Contoh Teks Anekdot ..................................................... 43

Gambar 2.5 Tugas dan Tes ................................................................ 44

Gambar 2.6 Referensi ........................................................................ 44

Gambar 2.7 Profil Penulis ................................................................... 45

Gambar 2.8 Kerangka Berpikir .......................................................... 47

Gambar 4.1 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial KPK ... 99

Gambar 4.2 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial S ........ 100

Gambar 4.3 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial AS ..... 101

Gambar 4.4 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 4 KPK ... 102

Gambar 4.5 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 2 S ........ 103

Gambar 4.6 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 1 AS ..... 104

Gambar 4.7 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 4 KPK .. 105

Gambar 4.8 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 2 S ....... 106

Gambar 4.9 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 1 AS .... 107

Page 17: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Pra Siklus . 75

Diagram 4.2 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Siklus I ...... 84

Diagram 4.3 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada SIklus II ..... 93

Diagram 4.4 Nilai Terendah dan Tertinggi ........................................ . 111

Page 18: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah .................................................................. 123

Lampiran 2 Hasil Wawancara ....................................................... … 129

Lampiran 3 Lembar Observasi ......................................................... 131

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 134

Lampiran 5 Catatan Lapangan .......................................................... 165

Lampiran 6 Catatan Lapangan Kolabolator ....................................... 171

Lampiran 7 Daftar Cek Sumber Pustaka ........................................... 174

Lampiran 8 Hasil Menulis Peserta Didik ............................................ 179

Lampiran 9 Gambar Kegiatan Belajar Mengajar ................................ 191

Lampiran 10 Kartu Bibingan Skripsi................................................... 193

Lampiran 11 Kartu Menyaksikan Sidang ........................................... 195

Lampiran 12 Kartu Bimbingan Setelah Sidang ................................... 196

Lampiran 13 Surat Permohonan Penelitian ........................................ 197

Lampiran 14 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian ........................... 198

Lampiran 15 Biodata Kolabolator ...................................................... 199

Lampiran 16 Biodata Penulis ............................................................. 200

Page 19: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting bagi

kehidupan manusia. Pendidikan merupakan ranah terpenting dalam

melatih seseorang terampil dalam berbahasa. Pendidikan dapat

melahirkan suatu masyarakat terpelajar dan berakhlak yang mulia, sifat

itulah yang dapat melahirkan masyarakat yang sejahtera. Pendidikan

dapat berfungsi untuk mengarahkan manusia agar dapat mencapai cita-

cita dan juga keinginan dengan proses pendidikan baik secara formal

maupun informal, salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam

proses pembelajaran ialah bahasa Indonesia. Pada era saat ini mata

pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib di

suatu institusi pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia

memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Pada mata

pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa salah

satunya yaitu ialah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis dari

keterampilan berbahasa. Saddhono, dkk (2012:98) mengungkapkan

bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu tulisan atau sebuah

karangan. Karangan dapat berupa fiksi maupun nonfiksi dan

menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dan lancar. Manusia

Page 20: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

2

diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk mengembangkan dan

melatih dirinya. Oleh karena itu manusia harus menggembangkan dan

kemampuanya dalam menulis.

Pada saat menulis membutuhkan pengetahuan yang sangat luas

dan juga kemampuan mengolah kata dan juga kalimat yang baik juga

saat menulis. Oleh karena hal tersebutlah yang merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi terampil dalam menulis. Keterampilan

menulis tidak dapat berdiri sendiri atau tidak begitu saja diperoleh,

namun juga proses latihan secara rutin terus menerus dibutuhkan. Selain

proses latihan yang terus-menerus faktor yang lainnya ialah model dan

juga media pembelajaran yang menarik dapat berpengaruh terhadap

proses menulis teks anekdot sehingga mencapai hasil yang maksimal.

Adapun firman Allah SWT yang berkaitan dengan perintah menulis

tertuang dalam Q.S. Al-Kahfi: 109 yang berbunyi:

Artinya.

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-

kalimat Tuhanku (Allah SWT), sungguh habislah lautan itu sebelum habis

(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku (Allah SWT),, meskipun Kami datang

kantambahan sebanyak itu (pula).”

Page 21: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

3

Bedasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa perintah menulis

merupakan perintah berharga yang Allah SWT berikan pada setiap

hamba-Nya. Karena dengan menulis bisa mengingat kembali karunia

yang telah Allah berikan dalam kehidupan. Menulis juga memiliki

kedudukan yang mulia di mata Allah SWT, Allah menyuruh seluruh

hambanya yang berakal untuk menulis, karena menulis dapat

menuangkan segala hal yang ada di dalam pikiran.

Dengan menulis pula bisa menjadikan sesuatu yang bernilai dan

mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena dengan tulisan yang

dihasilkan dapat berguna dan bermanfaat untuk orang lain sehingga

seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari tulisan tersebut.

Menulis juga dapat bermanfaat untuk banyak hal, bisa untuk

menyampaikan pesan dan sebagai alat perantara manusia. Menulis

dapat bermanfaat untuk orang lain, sehingga dengan menulis

mendapatkan pahala lewat tulisan dan dengan menulis dapat

menuangkan segala kemampuan dalam diri.

Menurut Wardhani, dkk (2017: 69) teks anekdot ialah suatu teks

yang berisi cerita lucu yang digambarkan dalam bentuk uraian atau

pernyataan tentang kehidupan atau tokoh masyarakat. Teks anekdot

biasanya digunakan untuk mengkritik sesuatu dalam bentuk lelucon.

Teks anekdot juga membicarakan tentang pendidikan, ekonomi, sosial,

politik dan lain sebagainya. Tujuan dari teks anekdot adalah untuk

menyindir dan mengkritik sesuatu hal yang terjadi.

Page 22: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

4

Pada Kurikulum 2013 dikemukakan bahwa salah satu dari tujuan

mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu, peserta didik dapat

berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan sesuai etika yang

berlaku. Dari pernyataan tersebut terungkap bahwa keterampilan

menulis merupakan bagian penting dalam pembelajaran dan pendidikan

terutama di Sekolah terutama di Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan.

Kompetensi yang harus dicapai pada kurikulum 2013 KD 3.1 bahasa

Indonesia diharapkan peserta didik mampu untuk menulis dan juga

menulis teks anekdot sesuai dengan struktur, ciri-ciri dan kaidah

kebahasaan teks anekdot Peserta didik diharapkan mampu menulis teks

anekdot setelah menganalisis teks anekdot yang sesuai dengan kaidah

kebahasaan teks anekdot.

Saat peneliti melakukan observasi di SMK Informatika Ciputat

Peneliti menemukan permasalahan seperti tidak adanya kreativitas yang

digunakan dan masih menggunakan media pembelajaran yang umum

seperti power point dan video pembelajaran. Metode yang digunakan

guru juga terlalu monoton seperti ceramah dan diskusi, hal ituah yang

membuat peserta didik menjadi kekurangan ide, gagasan dalam belajar

terutama dalam materi teks anekdot. Bedasarkan hasil wawancara

dalam beberapa hari, dapat dibuktikan melalui tabel ketuntasan belajar

teks anekdot siswa kelas X SMK Informatika Ciputat, sebagai berikut.

Page 23: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

5

Tabel 1.1 Nilai teks anekdot kelas X OTKP semester ganjil SMK Informatika

Ciputat

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan

1. 86-100 - Tuntas

2. 75-80 7 Tuntas

3. 40-74 20 Tidak Tuntas

Pada tabel di atas menyatakan hasil dari nilai pada mata pelajaran

bahasa Indonesia dengan materi teks anekdot. Nilai itu diperoleh saat

peneliti melakukan observasi sebelum tindakan dan juga wawancara

sebelum tindakan dengan narasumber yaitu guru mata pelajaran bahasa

Indonesia. Dari tabel tersebut telah membuktikan bahwa penulisan teks

anekdot pada peserta didik kelas X MM sangat rendah dan tidak ada

peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 75.

Menanggapi permasalahan tersebut adanya penerapan dan

penggunaan model pembelajaran kooperatif think talk write diharapkan

mampu membantu peserta didik dalam pembelajaran materi menulis

teks anekdot. Menurut Hamdayana (2017:218) menyatakan bahwa think

talk write ialah model pembelajaran kooperatif yang menerapkan strategi

yang dapat memacu peserta didik untuk berpikir, berbicara dan juga

menulis hasil pemikiran atau juga pendapatnya berdasarkan 5 anya

tertentu. Model pembelajaran ini dapat memfasilitasi latihan pada

keterampilan menulis teks anekdot tersebut dengan lancar.

Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga berperan

sangat penting dalam hasil belajar peserta didik. Media merupakan

sumber pesan dengan penerima pesan. Pada dunia pendidikan media

Page 24: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

6

merupakan alat untuk menyampaikan pesan pembelajaran atau materi

yang akan disampaikan. Media diharapkan mampu untuk meningkatkan

proses pembelajaran agar lebih bermakna sehingga bisa dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Menurut Widada dan Wulansari (2019:1) Adobe Flash ialah aplikasi

yang lebih memuat bukan hanya animasi tetapi juga dengan software ini

bisa dapat menampilkan video dan suara serta dapat terhubung dengan

database untuk membangun aplikasi berbasis web. Media pembelajaran

Adobe Flash melibatkan indera penglihatan dan pendengaran. Media

pembelajaran Adobe Flash memanfaatkan aplikasi yang terdiri atas

animasi, gambar, video, gambar dan juga audio sehingga bisa menarik

perhatian peserta didik. Oleh karena itu penggunaan media

pembelajaran yang menarik diharapkan dapat membantu atau

memperbaiki pemahaman peserta didik dalam materi menulis teks

anekdot.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui perkembengan

teknologi memiliki peran besar dalam memotivasi peserta didik untuk

lebih terampil dalam menulis teks anekdot. Oleh karena itulah peneliti

tertarik untuk membahas dan juga meneliti lebih dalam mengena.

Penerapan model Pembelajaran think talk write dalam meningkatkan

keterampilan menulis teks anekdot berbantuan media Adobe Flash.

Page 25: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

7

B. Fokus Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat difokuskan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Peserta didik kurang pengetahuan dan kurangnya percaya diri dalam

mengungkapkan ide atau gagasan melalui teks anekdot.

2. Saat pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam materi teks

anekdot tidak adanya variasi atau inovasi model pembelajaran dan

juga media pembelajaran yang digunakan oleh, sehingga membatasi

pengetahuan peserta didik.

3. Sumber materi yang digunakan peserta didik kelas X SMK hanya

berupa buku teks yang diberikan pemerintah saja.

4. Penggunaan model kooperatif masih belum banyak dikembangkan

oleh guru.

5. Penggunaan media pembelajaran berbasis ilmu teknologi atau

multimedia masih belum banyak digunakan sekolah dalam

menunjang proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada fokus masalah tersebut, maka dari itu dapat

dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran awal pada penggunaan model pembelajaran

dan media pembelajaran teks anekdot?

Page 26: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

8

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif think talk

write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot

berbantuan media Adobe Flash diterapkan?

3. Bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif

think talk write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot berbantuan media Adobe Flash?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini

dilaksanakan dengan memiliki tujuan yaitu.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dapat menyadari dan mengetahui perbedaan

antara kemampuan dalam menulis teks anekdot yang diajar dan

belajar menggunakan model pembelajaran think talk write

berbantuan media Adobe Flash dengan yang diajar dan belajar tanpa

menggunakan model pembelajara think talk write berbantuan media

Adobe Flash.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dapat membuktikan keefektifan penerapan

strategi model pembelajaran think talk write dengan berbantuan

media pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot peserta didik.

Page 27: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

9

E. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua manfaat diantaranya yaitu,

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengayaan

atau kajian pustaka/keilmuan yang bisa dapat memberikan

pembuktian ilmiah tentang keefektifan suatu model pembelajaran

think talk write berbantuan media berbasis Adobe Flash dalam

pembelajaran menulis teks anekdot.

2. Manfaat Praktis

Hasil penlitian ini dapat bermanfat bagi berbagai macam

pihak, yaitu bagi pihak guru, peserta didik, peneliti dan Sekolah.

Manfaat peneelitian ini antara lain adalah sebagai beikut.

1. Bagi Guru, penelitian ini dapat mengatasi sebuah

permasalahaan yang sering dihadapi oleh guru dan dapat

membantu guru dalam mengajar. Diharapkan penelitian ini

mampu menjadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam menulis teks anekdot.

2. Bagi Peserta Didik, peserta didik dapat termotivasi untuk menulis

teks anekdot dengan materi yang telah diberikan melalui media

berbasis Adobe Flash dengan model pmbelajaran think talk write

yang mampu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

menulis teks anekdot secara umum.

Page 28: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

10

3. Bagi Peneliti, mendapat dan menambah wawasan dan juga

pengalaman serta ilmu pengetahuan mengenai model

pembelajaran think talk write dalam meningkatkan kemampuan

teks anekdot berbantuan media Adobe Flash.

4. Bagi Sekolah, menjadi rujukan dalam perbaikan penerapan

kurikulum di Sekolah tersebut sehingga pembelajaran bahasa

Indonesia bisa dapat memberikan pengalaman belajar yang baru

dan menarik bagi peserta didik, dapat memberikan rangsangan

dan motivasi bagi peserta didik dalam mempelajari teks anekdot

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Page 29: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Parwati, dkk (2018:1) mengemukakan salah satu aspek

belajar yang mengesankan dalam diri manusia itu dapat merubah

kemampuannya yang terdapat pada dirinya sendiri sendiri. Secara

sadar manusia mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri untuk

mencapai tujuan yang mereka telah rencanakan. Semua itu

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengindentifikasikan dan

penyelesaian faktor penghambat, tahap-tahap itulah yang

merupakan bagian dari belajar. Pada setiap proses yang dilalui

oleh manusia terdapat pelajaran yang bisa diambil mulai dari hal

kecil sampai besar. Dalam kehidupan manusia mulai dari kecil

hingga besar tidak lepas dari proses pembelajaran.

Menurut Rusman (2018:131) suatu dari proes pembelajaran

yang dilakukan oleh dua orang yaitu guru dan juga peserta didik.

Tugas guru ialah mengajar dan tugas murid ialah belajar. Bahan

pembelajaran tersebut berupa ilmu pengetahuan, ilmu agama,

ilmu kesusilaan dan juga sikap juga keterampilan. Hasil dari

peserta didik dan guru tersebut disebut dengan pembelajaran.

Page 30: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

12

Menurut Joyce dalam Parwati, dkk (2018:1) mengemukakan

bentuk kerangka yang berupa konseptual. Model pembelajaran

dilakukan secara sistematis dan juga terarah. Model pembelajaran

berfungsi sebagai pedoman untuk menjalankan suatu proses

pembelajaran. Pembelajaran itu dilakukan antara guru dan juga

peserta didik.

Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa suatu

model pembelajaran adalah bentuk kerangka. Model

pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang dikerjakan

oleh guru dan juga peserta didik. Peran model pembelajaran

menjadi sangat penting untuk dijadikan pedoman untuk

menjalankan suatu proses pembelajaran.

b. Pengertian Model Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang

dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif atau

(cooperative learning) bentuk pelajaran yang mengharuskan

peserta didik belajar berkelompok. Rusman (2018: 202)

mengemukakan kooperatif merupakan model pembelajaran yang

membentuk kelompok secara kolaboratif. Kelompok belajar

tersebut terdiri dari empat sampai dengan lima orang.

Pembelajaran kooperatif umumnya bersifat berstruktur dan

heterogen.

Page 31: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

13

Model kooperatif mengorganisisr suatu pembelajaran

dengan menggunakan kelompok belajar. Pembelajaran terdiri dari

dua sampai 5 orang. Model pembelajaran kooperatif bisa disebut

sebagai model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik

untuk bekerja secara kelompok. Kooperatif merupakan model

pembelajaran berkelompok yang berguna untuk mengurangi hal-

hal yang tidak diharapkan ketika proses pembelajaran

berlangsung. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang

saling berinteraksi agar mencapai tujuan pembelajaran.

(Hariyanti, 2017: 28-29)

Kooperatif adalah model pembelajaran yang membentuk

atau mengelompokan peserta didik untuk mencipatakan

pendekatan pembelajaran yang berhasil. Peserta didik harus

berkelompok yang terdiri dari dua sampai lima orang untuk

membentuk pembelajaran yang ingin dicapai. Guru harus

membentuk kelompok sesuai metode yang telah ditentukan.

Secara harfiah model pembelajaran kooperatif ialah model yang

mengharuskan peserta didik belajar secara berkelompok (Slavin

dalam Isjoni, 2013:12).

Bedasarkan teori yang sudah dikemukakan, disimpulkan

bahwa kooperatif merupakan mode pembelajaran yang

mengharuskan peserta didik untuk berkelompok. Tujuan dari

model pembelajaran ini yaitu berbentuk heterogen atau

Page 32: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

14

berkelompok. Aktivitas dan kegiatan pada anggota kelompok

berpengaruh pada hasil dari belajar.

c. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Hariyanti (2017: 62) ada beberapa model kooperatif

diantaranya yaitu Number Head Together (NHT), jigsaw, snow ball

throlling, think pair share (TPS) dan think talk write. Tipe-tipe

tersebut memiliki cara dan peran yang berbeda sesuai dengan

kecocokan dengan materi yang digunakan. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan tipe think talk write.

Menurut Isjoni (2013:73) mengemukakan model

pembelajaran kooperatif terbagi menjadi beberapa variasi, yaitu

student team achievement divison (STAD), teams games

tournament (TGT), jigsaw, rotating tri exchange dan juga group

resume. Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif rata-rata

memiliki sistem untuk membentuk kelompok pembelajaran. Tipe-

tipe model pembelajaran kooperatif biasanya digunakan oleh guru

yang ingin membentuk pembelajaran berkelompok.

Berdasarkan penjabaran di atas ada beberapa tipe model

pembelajaran kooperatif yang telah dikemukakan diatas. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran think talk

write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot pada

siswa kelas X SMK Informatika Ciputat berbantuan dengan media

adobe flash. Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif

Page 33: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

15

tipe think talk write diharpkan mampu peserta didik untuk menulis

teks anekdot.

d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

Model pembelajaran kooperatif think talk write menurut

Hamdayana (2017:217) adalah tipe yang mengharuskan peserta

didik untuk think (berpikir), talk (berbicara) dan write (menulis).

Model pembelejaran think talk write dimulai dengan berpikir

melalui bahan bacaan, dan berbicara sesuai hasil bacaannya dan

menuliskan hasilnya atau presentasi. Strategi yang digunakan

pada model pembelajaran think talk write mampu untuk membuat

peserta didik dapat bekerja dengan cepat.

Suyatno dalam Janardha (2019: 119) menyatakan think talk

write adalah model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk

menulis. Model pembelajaran think talk write juga melatih peserta

didik untuk berpikir secara cepat dan menulis apa yang sudah

dipikirkan. Model pembelajaran ini dimulai dengan berfikir (think),

hasil bacaanya dikomunikasikan dengan presentasi (talk), dan

menulis hasil diskusinya (write) agar dapat dicapai kompetensi

yang ingin dicapai.

Menurut Huda (2014: 218) menyatakan bahwa think talk

write merupakan strategi pembelajaran yang memfasilitasi

peserta didik untuk latihan berbahasa secara lisan dan tulisan

dengan lancar. Model pembelajaran tipe think talk write ini akan

Page 34: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

16

mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

Think talk write dapat membantu mengembangkan tulisan peserta

didik untuk mengembangkan tulisannya dengan lancar.

Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran think talk write adalah suatu metode pembelajaran

yang mengharuskan peserta didik untuk berlatih beripikir secara

cepat. Setelah berpikir cepat peserta didik mempresentasikan

atau mengemukakan apa yang mereka pikirkan. Tahap terakhir

yaitu menulis dan mengungkapkan apa yang ada dibenaknya

dalam sebuah tulisan.

e. Tahap-tahapan Model Pembelajaran Think Talk Write

1) Tahap Pertama:Think

Peserta didik membaca teks yang berkaitan dengan

masalah sehari-hari atau kontekstual yaitu di mana peserta

didik membaca teks secara individu, setelah itu memikirkan

jawaban dan menandai konsep yang dianggap penting tidak

dapat dipahami dan hasilnya ditulis (Azrah, 2017: 217). Pada

pembelajaran matari teks anekdot peserta didik pertama yang

dilakukan ialah berpikir. Setelah berpikir peserta didik

membaca materi yang telah ada pada media pembelajaran

adobe flash mengenai pengertian anekdot, manfaat teks

anekdot, ciri-ciri teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks

anekdot.

Page 35: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

17

2) Tahap Kedua: Talk

Peserta didik diberikan kesempatan untu berbicara

hasil pemikiran dan penyelelidikannya. Pada tahap ini peserta

didik merefleksikan, menyusun dan mengemukakan

tanggapan mereka tentang apa yang dipikirkan oleh peserta

didik dan dibicarakan kepada orang lain, Simanjuntak (2012:

471). Pada pembelajaran matari teks anekdot peserta didik

pertama yang dilakukan ialah berbicara. Peserta didik

membicarakan mengenai materi yang telah ada pada media

pembelajaran adobe flash. Peserta didik juga dapat

menanyakan kepada guru dan mengemukakan pendapatnya

mengenai materi teks anekdot.

3) Tahap Ketiga: Write

Tahap ketiga yaitu tahap menulis yang dilakukan oleh

peserta didik. Pada tahap ini menggunakan strategi

penyelesaian dan solusi, Mannahali (2018: 404). Setelah

melakukan tahapan pertama dan kedua yaitu berpikir dan

berbicara peserta didik melakukan tahapan yang ketiga yaitu

menulis. Pada tahapan ini peserta didik menuliskan dengan

cepat apa yang sudah dipikirkan dan dikemukakan. Pada

tahapan menulis ini peserta didik dapat menuangkan segala

yang ada yang sudah dipikirkan peserta didik dapat menulis

mengenai teks anekdot dengan tema yang sudah ditentukan.

Page 36: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

18

Berdasarkan ketiga tahapan di atas model

pembelajaran think talk write memiliki tiga tahapan yaitu yang

pertama adalah berifikir, di mana peserta didik memikirkan

konsep yang akan di kemukakan. Tahapan kedua setelah itu

peseta didik mengemukakan apa yang dipikirkan. Tahapan

yang terakhir yaitu peserta didik mengutarakan dan

menuliskan idel-ide yang diperoleh yang berkaitan

menggunakan materi yang sebelumnya dan solusinya.

f. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Think Talk Write

Menurut Kuswari (2016: 3) langkah-langkah model

pembelajaran think talk write adalah sebagai berikut.

1) Guru memberikan soal yang harus dikerjakan sesuai dengan

pentujuk yang telah diberikan.

2) Peserta didik membaca lembar kerja yang telah diberikan oleh

guru (think).

3) Peserta didik berinteraksi dengan guru dan teman untuk

mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan (talk).

4) Peserta didik menuliskan pengetahuan dan pemahaman ke

dalam tulisan (write).

Menurut Herdian (2016: 3) model pembelajaran think talk

write memiliki langkah-langkah dalam pembelajaran sebagai

berikut.

Page 37: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

19

1) Guru menginformasikan materi yang akan diberikan peserta

didik.

2) Menjelaskan materi yang diajakarkan dengan menggunakan

model pembelajaran think talk write.

3) Melakukan apresiasi.

4) Memberikan motivasi kepada peserta didik.

5) Mengkatagorikan peserta didik dalam kelompok kecil (3-5

peserta didik).

Sedangkan menurut Martinis dan Bansu dalam Maksum

(2015) langkah-langkah model pembelajaran think talk write yaitu.

1) Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik.

2) Peserta didik membaca teks dan mendiskusikannya (think).

3) Peserta didik mendiskusikan lembar kerja dengan temannya

(talk).

4) Peserta didik membangun sendiri pengetahuan sebagai hasil

kolaborasi (write).

Berdasarkan teori di atas, untuk mencapai suatu

keberhasilan diperlukan proses atau langkah-langkah yang dilalui.

Langkah-langkah model pembelajaran think talk write adalah

sebagai suatu rujukan untuk mencapai pembelajaran yang

diinginkan. Langkah tersebut yang menjadi tuntunan untuk

keberhasilan suatu model pembelajaran diterapkan.

Page 38: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

20

g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Talk

Write

1) Kelebihan dari media pembelajaran ini ialah peserta didik

menjadi lebih cepat dan tanggap dalam mengerjakan tugas

dan materi, peserta didik lebih memahami dan mengerti

materi yang telah disampaikan oleh guru, Robby dkk. (2019:

585). Sama halnya dengan menurut Simanjuntak (2012: 479)

mengemukakan model pembelajaran think talk write memiliki

kelebehin yaitu peserta didik lebih cepat menemukan ide atau

gagasan secara tanggap.

2) Kekurangan dari media pembelajaran think talk write ialah

memerlukan banyak waktu dan juga perlu waktu yang cepat

dalam penggunaan media pemebelajaran ini, karakter yang

dimiliki oleh kebanyakan peserta didik di Indonesia terlalu

sering dalam menunda-nunda waktu peserta didik

mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga peserta

didik tidak disiplin, Robby dkk. (2019: 585). Menurut

Setyaningrum dkk. (2015: 11) menyatakan bahwa kekurangan

dari media ini adalah kurangnya kepercayaan yang dimiliki

oleh peserta didik karena tergabung ke dalam kelompok dan

bergabung bersama teman-teman yang berbeda-beda

Berdasarkan penjabaran di atas kelebihan dan

kekurangan model pembelajaran think talk write dapat

Page 39: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

21

disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran think

talk write ialah peserta didik dapat lebih cepat dan dapat

berfikir lebih kritis melalui ide-ide peserta didik dan memiliki

kekuranganya ialah model pembelajaran ini memerlukan

waktu yang cepat tetapi beberapa sikap peserta didik yang

lama dalam mengerjakan tugas membuat model ini sedikit

terhambat dan tidak efektif.

2. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Anekdot

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis ialah salah satu keterampilan

berbahasa yang diaplikasikan untuk berkomunikasi dengan

tulisan. Menulis ialah salah satu kegiatan yang produktif untuk

meningkatkan kemampuan otak. Keterampilan menulis dilakukan

secara teratur untuk meningkatkan kemampuannya secara

perlahan. Keterampilan menulis memerlukan pengetahuan dan

juga pola piker secara logis, Tarigan dalam Dalman (2018:2).

Keterampilan Munirah (2019: 4-5) menulis merupakan suatu

aktivitas yang di dalamnya menggunakan aktivitas bahasa

sebagai medianya. Menulis juga sebagai suatu media untuk

menyampaikam sebuah gagasan, pesan dan juga simbol yang

disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Menurut Kasupardi

dan Supriatna (2010: 5) menulis merupakan suatu proses yang

menggunakan suatu huruf atau sebuah lambing-lambang untuk

Page 40: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

22

mencatat atau menyusun yang bertujuan untuk pengetahuan

serta menambah wawasan.

Bedasarkan beberapa teori yang sudah dikemukakan di atas

dapat disimpilkan bahwa menulis adalah proses berpikir kreatif

yang meliputi pengunkapkan ide-ide gagasan. Keterampilan

menulis merupakan sebuah keterampilan yang ditulis dengan

kalimat serta ejaan yang jelas dan benar. Keterampilan menulis

berfungsi untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan

sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain atau

pembaca.

b. Tujuan Keterampilan Menulis

Hartig dalam Dalman (2018:4) Mengutarakan tujuan

keterampilan menulis adalah sebagai berikut.

1) Tujuan penugasan, pada tujuan ini menulis merupakan tihjuan

dari penugasan menulis laporan dan lain sebaginya.

2) Altruistik, bertujuan untuk menjadikan hidup para pembaca

mudah dan juga dapat menyenangkan.

3) Persuasif, bertujuan untuk meyakini para pembacanya.

4) Penerangan, bertujuan untuk memberikan informasi dan juga

keterangan.

5) Pernyataan diri, untuk memperkenalkan diri dan menyatakan

diri kepada pembaca.

Page 41: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

23

6) Kreatif, menulis bertujuan untuk memiliki nilai seni yang bisa

membuat pembaca terpukau.

7) Pemecahan masalah, untuk memecahkan masalah dan

memberikan kejelasan kepada pembacanya.

Menurut Tarigan dalam Dalman (2018: 4) menyatakan

menulis memili tujuan untuk memberikan informasi kepada

pembaca. Tujuan lainnya juga untuk mengajar dan

mengepresikan diri dan mengutarakan hal-hal yang ada di dalam

pikiran. Menulis juga berfungsi untuk meyakinkan kepada

pembacanya mengenai suatu hal.

Berdasarkan pemaparan di atas tujuan menulis memiliki

beberapa tujuan. Menulis memiliki tujuan untuk menginformasikan

kepada pembacanya dalam segala hal. Menulis juga dapat

bertujuan untuk penugasan secara tidak langsung. Proses

menulis yang memiliki tujuan untuk penugasan memerlukan

rangkaian dalam tahapan proses menulis.

c. Pengertian Teks Anekdot

Menurut Wardani, dkk. (2017: 69) teks anekdot berisikan

mengenai cerita lucu dan mengesankan bagi siapapun yang

membacanya. Teks anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan

terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Sebuah teks yang merupakan sarana untuk menyampaikan pesan

dan kritikan terhadap fenomena sosial yang sarat akan pesan

Page 42: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

24

yang tersirat. Rasa peka yang dirasakan terhadap fenomena

sosial yang terjadi di masyarakat sangat bagus untuk materi

pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik di sekolah.

Anekdot memiliki pesan moral dan makna di dalamnya walaupun

teks anekdot terlihat hanya teks yang humoris.

Menurut Darmansyah dalam Mascita dan Rosmiyati (2018:

806) mengemukakan anekdot merupakan teks humor yang

berupa cerita singkat yang mengandung banyak makna, sindiran,

dan juga pesan moral bagi pembacanya. Kadar humor teks

anekdot mengandung hal-hal yang tak masuk akal, janggal dan

terdapat kontra diksi di dalamnya. Sejalan dengan jenis humor

yang berbentuk tulisan, maka kelucuan itu muncul dari kata-kata

yang terdapat pada teks anekdot. Teks anekdot mengandung

gambaran kata yang diaplikasikan seperti prelesatn kata dan

lainnya. Pada saat ini teks anekdot digunakan di lingkungan sosial

untuk mengkritik dan menyindir para pelaku sosial yang

menyimpang.

Beberapa teori yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa teks anekdot adalah teks yang berisi cerita

singkat yang lucu mengenai tokoh-tokoh yang terkenal. Tokoh

yang terdapat pada teks anekdot merupakan tokoh nyata dan

bukan tokoh fiktif. Teks anekdot berisikan tentang cerita dan juga

pengalaman seseorang. Tujuan dari teks anekdot yaitu untuk

Page 43: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

25

menghibur dan memberikan banyak pesan moral dari kehidupan

yang dapat diambil bagi pembacanya. Membaca teks yang

berisikan kehumoran dan kelucuan bagi manusia dapat

mempertahankan diri dalam hidupnya.

Berdasarkan pada teori di atas teks anekdot dapat

disimpulkan bahwa teks anekdot adalah ungkapan yang

mengandung humor di dalamnya. Teks anekdot juga berisi

mengenai amanat tertentu tentang kritik maupun saran bagi

pembacanya. Teks anekdot juga berisi tentang cerita yang

menghibur dan mengandung humor tentang orang penting yang

terkenal dan kejadian yang sebenarnya.

d. Unsur Kebahasaan Teks Anekdot

Menurut Kemendikbud (2017: 14) unsur kebahasaan dalam

teks anekdot adalah sebagai berikut.

1) Menggunakan waktu lampau

Anekdot dibuat dengan pertanyaan yang tidak

membutuhkan jawaban. Perrtanyaan yang mengandung

rektorik lucu yang terdapat pada teks anekdot dapat terasa

oleh pembaca.

2) Memakai pertanyaan yang retorik

Anekdot dibuat dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak membutuhkan

Page 44: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

26

jawabannya. Rektorik yang terdapat pada cerita teks anekdot

memliki sifat lucu dan dapat terasa.

3) Menggunakan konjungsi atau kata sambung

Teks anekdot tidak terlepas dari kata sambung atau

konjungsi. Konjungsi yang terdapat pada teks anekdot

digunakan untuk menyambung kata-kata, frasa-frasa, dan

kalimat.

4) Menggunakan kata kerja

Teks anekdot disusun menggunakan kata kerja atau

verba. Hal ini dapat dimaksud agar aktivitas atau kegiatan

dapat terlihat sangat jelas bagi pembacanya.

5) Menggunakan kalimat perintah

Teks Anekdot dibuat dengan menggunakan kalimat

perintah untuk dapat memudahkan strukturnya dan

menjadikan teks anekdot yang seusai dengan strukturnya.

Menurut Suherli, dkk. (2017:95) pada anekdot terdapat

beberapa unsur-unsur yang memiliki khas kebahasaan yang unik

yaitu.

1) Memakai kalimat yang menyatakan masa lalu.

2) Memakai kalimat teoritis (kalimat pertanyaan yang tidak

membutuhkan jawaban).

3) Menggunakan konjungsi.

4) Menggunakan verba.

Page 45: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

27

5) Menggunakan kalimat perintah (Imperative sentence).

6) Menggunakan kalimat seru.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

anekdot mempunyai beberapa unsur kebahasaan, yaitu

penggunaan pertanyaan retorik atau pertanyaan yang tidak

membutuhkan jawaban. Pada penggunaan proses material yaitu

proses yang membutuhkan aktivitas fisik, penggunaan konjungsi

temporal yaitu konjungsi waktu. Unsur teks anekdot juga

menggunakan keterangan waktu lampau seperti kemarin, pada

zaman dahulu dan sebelumnya.

e. Struktur Teks Anekdot

Menurut Kemendikbud (2017: 12) teks anekdot terbagi

menjadi lima bagian yang membentuk sebuah alur cerita dengan

latar dan tokoh tertentu. Kelima bagian itu antara lain abstrak,

orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

1) Abstrak ialah bagian dari awal yang berfungsi memberikan

gambaran tentang isi teks. Biasanya hal ini yang memberikan

atau menampilkan seuatu hal yang untik yang terdapat di

dalam teks.

2) Orientasi ialah bagian yang terperinci yang ada di dalam teks

anekdot orientasi mengambarkan awal kejadian atau latar

belakang.

Page 46: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

28

3) Krisis merupakan bagian yang menjadi hal atau masalah unik

atau tidak terbiasa terjadi dalam cerita.

4) Reaksi ialah cara penulis menyelesaikan dalam cerita timbul

dalam bagian krisis.

5) Koda ialah bagian akhir dari cerita. Koda merupakan

gambaran kejadian yang dialami oleh penulis.

Menurut Suherli, Dkk (2017:67) menyatakan bahwa struktur

teks anekdot adalah sebagai berikut.

1) Abstraksi ialah pendahuluan cerita yang menggambarkan

tentang bagian awal dari cerita.

2) Orientasi ialah bagian dari cerita yang mengarah pada konflik,

krisis atau gambaran peristiwa utama. Bagian yang awalnya

menimbulkan krisis.

3) Krisis ialah bagian inti dari teks anekdot. Bagian ini yang

menimbulkan kekonyolan pada teks anekdot.

4) Reaksi ialah bagian atau tanggapan dari cerita yang

dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang timbul yaitu dapat

berupa sikap yang mencela atau tertawa.

5) Kodamerupakan bagian penutup dari cerita, bagian koda

biasanya ditandai dengan kata, akhirnya, itulah, demikianlah.

Koda bersifat opsional, bisa ada atau tidak ada.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

teks anekdot memiliki lima struktur yaitu yang pertama, abstraksi

Page 47: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

29

adalah bagian awal pada teks anekdot. Kedua, orientasi yang

berisi kejadian cerita yang terjadi di dalam teks anekdot. Ketiga

krisis adalah bagian teks yang terjadinya konflik atau masalah.

Keempat, reaksi adalah bagian teks yang menyelesaikan masalah

yang disebabkan oleh krisis. Terakhir, yang kelima adalah koda

bagian akhir cerita atau kesimpulan.

Contoh struktur dalam teks anekdot berjudul “Aksi Maling

Tertangkap CCTV” (Suherli, dkk. 2016: 93).

Tabel 2.1 Contoh Teks Anekdot

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Isi Struktur Seorang warga melaporkan kemalingan. Abstraksi

Pelapor: “ Pak saya kemalingan.” Polisi: “Kemalingan apa?” Pelapor:”Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak…”

Orientasi

Polisi: “Kemalingan kok beruntung?” Pelapor: “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.” Polisi: “Apa malingnya sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Krisis

Pelapor: “Belum…” (Sambil menatap polisi dengan penuh keheranan. Polisi: “Itu illegal. Anda saya tangkap.”

Reaksi

Pelapor: (hanya bisa pasrah tak berdaya) Koda

f. Menulis Teks Anekdot

Menurut Suherli, Dkk (2017: 98) sistematika menulis teks

anekdot ialah sebagai berikut.

1) Menentukan t29anyateks anekdot.

Page 48: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

30

2) Merumuskan tujuan.

3) Memunculkan tokoh dan latar.

4) Melengkapi struktur anekdot yang terdiri atas abstrak, krisis,

reaksi, dan koda.

5) Memerhatikan ketetapan penggunaan bahasa bahasa,

seperti kalimat langsung dan tidak langsung dan tidak

langsung, fungsi kalimat, kata ganti, kata kerja, dan

konjungsinya.

6) Memakai judul yang sesuai dengan isi anekdot.

Menurut Kemendikbud (2017:16) sistematika menulis teks

anekdot harus menggunakan sistematika sebagai berikut.

1) Berani Mengunggkapkan Ide Cerita

Ketika hendak menulis cerita hendaknya berani dalam

mengungkapan ide cerita. Penulis cerita teks anekdot adalah

seseorang yang berani menertawakan dirinya sendiri. Karena

jika tidak demikian teks anekdot tidak memunculkan cerita

yang lucu dan tidak bisa menertawakan sesuatu hal.

2) Kreatif

Dalam menulis cerita anekdot perlu untuk berpikir kreatif

agar memberikan kesan lucu bagi pembacanya. Anekdot

adalah cerita yang khas yang mempunyai struktur teks yang

berbeda dengan teks yang lainnya. Oleh karena itu ketika

Page 49: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

31

menulis teks anekdot diperlukan ide yang kreatif untuk

memberikan kesan dan pesan bagi pembaca.

3) Menertawakan Diri Sendiri

Anekdot bukan hanya cerita yang menggambarkan

lelucon tentang seseorang atau suatu hal maupun kejadian

tetapi menjadi gambaran dari kehidupan masyarakat. Hal

yang diceritakan teks anekdot memang tidak sepenuhnya

benar atau bersifat fiktif. Humor yang terdapat di dalam cerita

anekdot bisa saja berisikan mengolok-olok diri sendiri. Hal

tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman jika

harus mengolok-olok orang lain.

4) Memberikan Kejutan Kepada Pembaca

Teks anekdot terdiri atas beberapa bagian dan untuk

menulis teks anekdot harus pintar memberi kesan kepada

pembaca. Pembaca akan tertarik dan tertawa membaca teks

anekdot yang ditulis dengan memberikan kejutan. Kejutan

dalam cerita teks anekdot adalah bagian cerita yang memiliki

kesan atau tidak tertebak oleh pembaca dan cerita tersebut

akhirnya bisa dipahami oleh pembaca.

Berdasarkan pemaparan dan endapat para ahli di atas

sistematika menulis teks anekdot terdapat beberapa tahapan yaitu

berani mengungkapkan ide ke dalam cerita. Penulis harus berpikir

kreatif agar terciptanya teks anekdot yang lucu dan menarik. Demi

Page 50: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

32

terciptanya teks anekdot yang lucu penulis harus rela

menertawakan dirinya sendiri kepada pembaca dan juga agar

tidak menimbulkan kesalah pahaman.

g. Contoh Teks Anekdot

1) Contoh teks anekdot dalam Wardhani, dkk, (2017: 74)

Sekolah Internasional

Pada suatu hari di sekolah yang antah berantah

sesorang guru memberitahu pada muridnya bahwasanya

sekolah mereka akan menjadi sekolah bertaraf internaisonal.

Joni : “Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam

berbicara bahasa Inggris.”

Guru : “Bagus sekali. Kalau kamu,Jono?.”

Jono : “Harus siap uang, Pak.”

Guru : “Lho kok uang.?”

Jono : “Ya Pak. Soalnya kalau sekolahkita statusnya sudah

SBI, pasti bayarnya lebihmahal. Masa sih bayarnya sama

kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran

untuk ini itu.”

Guru : “Jawabanmu kok sinis sekali?. Begini lho, kalau

sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu

setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah

di luar negeri.”

Page 51: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

33

Jono : Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah

Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional.”

Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata

Jono dan langsung membahas materi pelajaran.

2) Contoh teks anekdot dalam Suherli, dkk. (2016: 81).

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah Universitas. Udin dan Tono dua orang

mahasiswa sedang berbincang-bincang.

Tono: “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar

selalu duduk tidak pernah berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono: “Ya, Udin tahu sebabnya?.”

Udin: “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat

berdiri.”

Tono: “Bukan itu sebabnya Din. Sebabnya dia juga seorang

penjabat.”

Udin: “Loh, apa hubunganya?.”

Tono: “Ya kalau berdiri takut kursinya diduduki orang lain.”

Contoh teks anekdot di atas merupakan contoh yang

ditampilkan saat proses pembelajaran berlangsung.

3) Contoh teks anekdot dalam Nweke (2014: 36)

A story was told a goat that found itself dealing with a big

problem because its owner was ill. If the owner died, there

Page 52: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

34

would be a funeral, and if he recovered, there would be a

thanksgiving service. Both occasions would require meat.’

Sebuah cerita diberitahu seekor kambing yang

menemukan dirinya berhadapan dengan masalah besar,

karena pemiliknya sakit. Jika pemiliknya mati, aka nada

pemakaman, dan jika ia sembuh, kebaktian syukur. Kedua

peristiwa akan memerlukan daging.’

Berdasarkan beberapa contoh teks anekdot di atas,

terdapat teks anekdot yang terinspirasi dari dunia nyata,

terdapat struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot. Teks

anekdot pada contoh di atas memiliki kesan dan pesan di

dalamnya. Pada teks tesebut juga mengandung sindiran

langsung kepada orang penting.

3. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu sarana yang artinya

untuk menunjang kegaiatan pembelajaran dan prasarana untuk

penyampaian suatu informasi atau pesan. Pengunaan media

pembelajaran pada saat ini banyak digunakan sebagai

pengantar pembelajaran pada saat ini digunakan sebagai

pengantar pembelajaran peserta didik untuk berkomunikasi

dengan guru. Peranan media diharapkan dapat membantu agar

Page 53: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

35

pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal (Tafonao,

2018:105)

Media merupakan jenis komponen atau alat dalam

lingkungan peserta didik yang dapat merangsa peserta didik

untuk belajar, media juga sebagai alat perantara yang

menghubungkan komunikasi anatra guru dan peserta didik.

Media perlu digunakan karena dapat membantu anatar peserta

didik dengan guru (Sari, dkk 2017: 318) Media merupakan alat

bantu guru untuk mengajar yang dapat membangun kondisi

pembelajaran. Dalam dunia pendidikan media sangat penting

digunakan untuk menjadi alat bantu guru dalam terciptanya

pembelajaran yang lebih efektif dan menarik. Pada dunia

pendidikan saat ini media pembelajaran sangat beragam

bentuknya baik yang terbuat manual atau kerajinan tangan

ataupun media yang berbasis digital (Gerlach dan Ely dalam

Arsyad, 2011:3).

Media adalah alat yang berfungsi menyampaikan

informasi kepada pelajar. Informasi tersebut dapat berupa unsur

bahasa, keterampilan, pengetahuan, peristiwa ataupun fakta

yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Media belajar dapat

menjadi hal yang membantu tersampaikan informasi dengan

baik. Penggunaan media pembelajaran juga diharapkan dapat

Page 54: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

36

memberikan perubahan pada sistematika pembelajaran yang

dilakukan di kelas.

Bedasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan

media pembelajaran merupakam alat atau sarana prasarana

dan bahan yang menunjang proses pembelajaran. Peran media

pembelajaran yaitu untuk menjadikan pembelajaran yang lebih

kondusif dan efektif dan disiapkan dengan matang untuk

mencapai tujuan pendidikan. Peran media yaitu sebagai

perantara untuk meyampaikan informasi kepada peserta didik

sehingga peserta didik mendapatkan informasi.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Ely dalam Mahnun (2012: 27) media

pembelajaran bermanfaat sebagai cara untuk meningkatkan

mutu pendidikan supaya meningkatkan waktu dalam belajar

sehingga pemanfaatan waktu dapat dipersingkat tanpa

membuang-buang waktu. Media juga dapat menjadikan

pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan terarah. Oleh sebab

itu proses pembelajaran dapat tersusun secara padat supaya

ketika saat pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan.

Media pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai perantara

anatara guru dan juga peserta didik.

Menurut Umar (2014: 133) menyatakan media

pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses penyaluran

Page 55: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

37

informasi. Menegaskan pendapat di atas menurut Karo dkk

(2018: 94) media pembelajaran bermanfaat dalam proses

komunikasi dan dapat memperlancar interaksi antara pengirim

dan penerima pesan.

Berdasar beberapa teori yang sudah dikemukakan di atas

bahwa manfaat media ialah sebagai mutu pendidikan. Selain itu

media pembelajaran juga bermanfaat untuk berkomunikasi dan

dapat memperlancar komunikasi dan interaksi antara pengirim

(guru) dan penerima (peserta didik) pesan. Pada saat ini media

pembelajaran banyak memberikan manfaat untuk guru dalam

melakukan suatu pembelajaran.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Wilkison dalam Pribadi (2017: 24) media

pembelajaran memiliki fungsi untuk meningkatkan motivasi bagi

peserta didik dalam belajar. Fungsi media pembelajaran juga

dapat memudahkan peserta didik dalam memudahkan untuk

belajar. Peserta didik juga dapat mudah untuk memahami materi

yang telah diberikan guru dari media pembelajaran.

Daryanto (2016:8) menyatakan bahwa media memiliki fungsi

yaitu sebagai berikut:

1) menyaksikan benda di masa lampau yang jarang didapatkan

dimasa kini,

Page 56: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

38

2) mendengarkan suara yang tidak pernah didengarkan secara

langsung,

3) mengemati peristiwa dan kejadian di masa lampau untuk

diambilkan hikmahnya,

4) dapat lebih mudah untuk mengandaikan sesuatu,

5) dapat melihat sesuatu secara lambat dan cepat,

6) dapat mengamati proses mesin dan alat yang tidak bisa

dilihat baik secara langsung,

7) dapat melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu

alat,

8) bisa menjangkau audien dalam jumlah besar dan dapat

mengamati objek secara serempak,

9) dapat belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Menurut beberapa penjelasan di atas fungsi dari media

pembelajaran yaitu sebagai sarana bagi peserta didik dan guru

ketika berjalannya proses pembelajaran. Media memiliki

beberapa fungsi yang dapat membantu lancarnya proses

pembelajaran. Fungsi-fungsi media pembelajaran tersebut yang

akan membantu suatu proses pembelajaran agar dapat berjalan

dengan optimal.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2016: 10) mengklasifikasikan media ke

dalam tujuh kelompok yaitu.

Page 57: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

39

1) Audio: msuik, video.

2) Cetak: buku, modul, bahan ajar mandiri.

3) Visual diam: foto, slide, gambar

4) Visual gerak: film bisu, movie maker tanpa suara, video

tanpa suara.

5) Audio semi gerak: tulisan jauh bersuara

6) Audio visual diam: film rangkai suara, slide rangkai suara.

7) Audio visual gerak: film dokumenter.

Menurut Pribadi (2017: 29) menyebutkan jenis-jenis media

sebagai berikut.

1) media yang tidak diproyeksikan

2) media yang diproyeksikan

3) media audio

4) media video

5) media berbasis teknologi

6) multimedia kit.

Berdasarkan beberapa teori di atas jenis-jenis media

pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran terdapat beberapa jenis yaitu, media cetak, media

audio, media video gambar dan media berbasis multimedia.

Jenis-jenis media tersebut yang umumnya dipakai guru untuk

mengajar pada saat ini. Pada setiap jenis media tersebut dipakai

Page 58: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

40

untuk pembelajaran sesuai dengan ketepatan media itu dengan

materi yang ingin diajarkan kepada peserta didik.

4. Hakikat Media Adobe Flash

a. Pengertian Media Adobe Flash

Menurut Windhiarta (2017: 71), Adobe Flash Merupakan

suatu perangkat lunak yang merupakan suatu sistem unggulan

dari adobe sistem. Adobe flash banyak digunakan sebagai salah

satu media yang menunjang peserta didik untuk belajar dan

meningkatkan hasil kemampuan dari peserta didik tersebut.

Adobe flash dirancang sesuai dengan kebutuhan pembuat adobe

flash. Agustin, dkk (2019: 33) mengemukakan adobe flash ialah

software mutlifungsi yang dapat membuat segala macam program

dan juga dapat membuat media pembelajaran.

Adobe flash merupakan suatu bentuk software yang

berfungsi untuk membuat segala hal yang berkaitan dengan

multimedia seperti kartun, animasi presentasi dan game. Menurut

Hidayatullah dalam Saputra, dkk (2020: 69) adobe flash memiliki

kemampuan untuk membuat gambar dan dapat berfungsi untuk

membuat media pembelajaran. Oleh karena itu adobe flash

berfungsi untuk membuat game juga bisa dimaksimalkan dengan

CD interaktif dan profil perusahaan.

Page 59: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

41

b. Tampilan Software Adobe Flash Professional CS6

Adapun template Adobe Flash Professional CS6 yang sudah

berisi tentang materi teks anekdot terdapat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Tampilan Awal Masuk

Pada bagian awal media pembelajaran yang peneliti buat

terdapat menu awal masuk terdapat tulisan Masuk yang

berfungsi untuk masuk ke dalam menu utama. Selain itu pada

tanda “i” berfungsi untuk melihat profil pengajar, dan terdapat

tombol suara yang berfungsi untuk mematikan dan

menghidupkan suara dan tombol yang berfungsi untuk

menghidupkan dan mematikannya. Pada menu awal masuk juga

terdapat logo Universitas Muhammadiyah Jakarta. Media

pembelajaran adobe flash ini di desain dengan menggunakan

model flat desain agar dapat menarik perhatian peserta didik.

Page 60: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

42

Gambar 2.2 Menu Utama

Pada bagian menu utama terdapat beberapa menu

yaitu Materi, Contoh teks anekdot, Tugas dan juga referensi.

Pada pojok kiri atas terdapat juga tombol untuk kembali ke

tampilan awal masuk. Jika di klik masing-masing tombol akan

muncul sesuai dengan apa yang di klik misalkan mengklik tombol

materi akan muncul pilihan menu materi.

Gambar 2.3 Tapilan Materi

Tampilan materi terdapat pengertian teks anekdot, manfaat

teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot dan juga

kaidah kebahasaan anekdot. Jika diklik masing-masing tombol

akan muncul materi teks anekdot yang telah ditampilkan. Pada

pojok kiri atas merupakan tombol menu utama yaitu berfungsi

untuk kembali ke menu utama.

Page 61: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

43

Gambar 2.4 Contoh Teks Anekdot

Pada menu contoh teks anekdot tersebut terdapat dua menu

pilihan yaitu contoh pada teks anekdot dan juga struktur teks

anekdot. Contoh teks anekdot yang terdapat pada media adobe

flash yang berjudul Tukang Roti. Pada struktur teks anekdot juga

terdapat contoh dari masing-masing bagian struktur seperti

abtsraksi, orientasi, krisis, reaksi dan juga koda.

Page 62: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

44

Gambar 2.5 Tugas dan Tes

Pada menu tugas tersebut terdiri dari tugas secara individu

dan juga tugas secara berkelompok. Pada tugas inilah yang menjadi

penelian peneliti untuk mengambil data. Tugas yang berisi tentang

pertanyaan uraian dan tes tertulis untuk menulis teks anekdot.

sesuai dengan model pembelajaran think talk write.

Gambar 2.6 Referensi

Pada menu referensi tersebut terdapat dua referensi yaitu dari

buku Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK Kemendikbud 2017 dan

Page 63: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

45

juga dari Internet. Penulis juga menuliskan nama dan juga NIM.

Terdapat juga kaitan kerja sama penulis dan sekolah tempat

meniliti.

Gambar 2.7 Profil Penulis

Kelebihan dan kekurangan adobe flash menurut Hidayatullah

dalam Saputra, dkk (2020: 70).

1) Pengguna dapat mudah berkreasi dan berekspresi sesuai

dengan keinginanya.

2) Adobe Flash dapat mengimpor dalam bentuk beberapa file.

3) Flash mampu membuat file yang dapat diinstal di dalam laptop

tanpa harus menginstallnya terlebih dahulu.

4) Font yang digunakan di dalam media tersebut tidak akan

berubah walaupun di komputer yang berbeda tidak memiliki

font tersebut.

5) Menggunakan dan pengoperisasian Adobe Flash yang sangat

mudah dilakukan siapa saja sehingga tidak akan menganngu

proses pembelajaran.

Page 64: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

46

6) Adobe Flash dapat dikonvensi dalam bentuk beberapa file.

Kekurangan dari media adobe flash ialah terdapat banyak

tampilan dan juga pengaturan sehingga adobe flash sulit digunakan

dan tidak semua orang dapat menguasai adobe flash. Membuat

media adobe flash juga membutuhkan ketelitian dan juga

kesabaran karena mendesain satu persatu sesuai dengan

keinginan. Jika sudah mahir menguasi action scripts maka

pembuatan adobe flash terasa lebih mudah.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas keunggulan

dari Adobe Flash yaitu bisa digunakan untuk membuat animasi,

web dan sangat cocok untuk media pembelajaran. Kekurangan

yang terdapat pada adobe flash yaitu pengerjaannya yang

membutuhkan waktu yang lama. Adobe Flash umum digunakan

dalam bentuk swt:html:jpg dan lainya.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah metode pembelajaran

yang digunakan guru tidak langsung melibatkan peserta didik sebagai

subjek sehingga memiliki peran yang terbatas. Pada pembelajaran teks

anekdot kurang tepat jika dilakukan menggunakan metode pembelajaran

seperti ceramah yang hanya berpusat pada guru saja.

Pembelajaran teks anekdot harus menuntut peserta didik untuk

dapat berpikit realistis sehingga metode pembelajaran harus yang lebih

Page 65: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

47

melibatkan langsung peserta didik pada proses pembelajaran sehingga

demikian dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk memahami

materi teks anekdot dengan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang sudah diharapkan. Berbagai permasalahan di atas maka peneliti

berusaha mencari solusi dengan menggunakan metode pembelajaran

Think Talk write berbantuan dengan media Adobe Flash diharapkan

mampu untuk untuk memecahkan masalah tersebut sehingga peserta

didik dapat memahami peningkatan keterampilan menulis teks anekdot.

Gambar 2.8

Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Page 66: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

48

Sesuai dengan kerangka berpikir yang dikemukakan, maka dapat

diuraikan hipotesis sebagai berikut.

1. Sebelum diterapkan model think talk write berbantuan media adobe

flash, peserta didik kurang minat dan belum memahami

pembelajaran menulis teks anekdot.

2. Penerapan model think talk write berbantuan media adobe flash

memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot.

Page 67: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Informatika

Ciputat. Alamat SMK Informatika Ciputat, Jalan W.R Supratman No.

50, Kelurahan Pondok Ranji, Kecematan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kode Pos 15412, Telepon

(021) 74709198.

2. Waktu Penelitian

Pada penelitian ini direncanakan selama enam bulan.

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester ganjil

tahhun 2020/2021. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap

dan dalam waktu Desember 2019 sampai dengan Oktober 2020.

Untuk lebih jelas, tahapan penelitian dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Waktu penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Des

Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Agus-Sep

Nov Des

-Jan

1. Penyerahan Proposal

2. Revisi BAB I

3. Revisi BAB II

4. Revisi BAB III

5. Revisi BAB IV

6. Revisi BAB V

Page 68: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

50

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menngunakan jenis penelitian PTK (penelitian

tindakan kelas. Tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu bertujuan

sebagai pemecah masalah pembelajaran di kelas yang dilaukan guru

dan peserta didik. Penelitian tindakan kelas diterapkan untuk

penyempurnaan atau peningkatan suatu proses pembelajaran melalui

beberapa siklus (Aqib, 2017: 13).

Saat ini penelitian tindakan kelas menjadi tren untuk

meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan kelas

menjadi penting karena latar belakang penelitian ini adalah masalah

nyata yang dihadapi di kelas, baik masalah dalam konteks bagaimana

guru menyampaikan atau mentransfer ilmu maupun masalah bagaimana

peserta didik menerima transfer ilmu dari guru atau pendidik. Guru dan

peserta didik akan berinteraksi secara langsung dan berkelanjutan yang

pada gilirannya akan ditemukan langkah-langkah terbaik menuju

peningkatan kualitas pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara sistematis dan

struktur untuk memecahkan suatu masalah melalui serangkaian kegiatan

aktivitas dan hasilnya masalah itu dapat terpecahkan. Tujuan penelitian

kelas yaitu, untuk memperbaiki praktisi pembelajaran yang ada di kelas

agar lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Penelitian tindakan kelas

yaitu bentuk penelitian yang berkelanjutan guna mendapatkan hasil yang

terbaik.

Page 69: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

51

Menurut Sukidin dkk. Dalam Aqib (2017: 56) terdapat 4 (empat)

macam-macam bentuk penelitian tindakan kelas yaitu:

1. tindakan guru sebagai peneliti,

2. tindakan kolaboratif,

3. tindakan simultan, dan

4. tindakan sosial eksperimental. Keempat bentuk penelitian tindakan

tersebut memiliki persamaan dan perbedaan.

Kemis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)

mengemukakan bahwa ptk merupakan penelitian refleksi diri dengan

melibatkan akseptor di dalam situasi sosial dalam upaya untuk

meningkatkan rasionalitas dan kebenaran dalam konteks sosial praktik

pendidikan. Metode pelitian ini mengikuti desain PTK model Kemmis dan

Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256) dengan pola siklus yang

diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Refleksi Awal

Pada refleksi awal yaitu bertujuan untuk mengumpulkan

informasi. Informasi ini yang bertujuan untuk mengenali atau

mengetahui situasi yang sebenarnya. Tahap ini adalah tahap awal

dalam penelitian. Selanjutkan dirumuskan fokus masalah untuk

merumuskan kerangka konseptual penelitian (Arikunto 2013: 19).

2. Penyusunan Perencanaan

Menurut Arikunto (2013: 17) penyusunan perencanaan adalah

suatu langkah yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan memulai

Page 70: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

52

tindakannya. Hendaknya seorang guru ketika akan memulai

pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan konsep dengan

membuat perencanaan dalam bentuk lisan.

3. Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas

merupakan proses mengamati dan mencermati suatu jalannya

pelasanaan tindakan, Arikunto (2013: 18). Observasi merupakan

gambaran yaitu lembar observasi yang telah dibuat dari tahap

sebelumnya yaitu tahap perencanaan. Artinya kegiatan pengamatan

wajib untuk menyertakan lembar observasi.

4. Refleksi

Refleksi atau peristiwa perenungan merupakan suatu langkah

untuk mengingat kembali kegiatan yang sebelumnya dilakukan

sebelumnya dilakukan oleh guru maupun peserta didik. Refleksi

merupakan suatu tindakan untuk memperoleh kesalahan dan

kelemahan dan cara memberbaiki konsep yang diterapkan pada

siklus sebelumnya.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur merupakan suatu tahapan atau langkah untuk

menyelesaikan suatu hal. Dalam penelitian prosedur dapat berarti

langkah untuk menyelesaikan suatu hal. Dalam prosedur dapat berarti

langkah untuk menyelesaikan sebuah penelitian. Arikunto (2013:1)

mengungkapkan bahwa prosedur penelitian dilakukan oleh seorang

Page 71: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

53

peneliti secara rinci, teratur, dan sistematis agar tercapainya sebuah

tujuan penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini ialah para peserta didik kelas X

tahun ajaran 2020-2021 di SMK Informatika Ciputat yang terdiri dari

30 orang peserta didik pada tiap kelasnya.

2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:25) menyatakan bahwa penelitian

variabel terbagi menjadi beberapa jenis yang dapat dijadikan

sebagai titik fokus dalam mencari sebuah jawaban pada sebuah

permasalahan penelitian. Terdapat tiga variabel yaitu variabel

input, proses, dan output. Variabel input merupakan variabel yang

melibatkan objek, variabel proses merupakan salah satu variabel

yang dapat menjadi sebab dari sebuah perubahan atau juga

dikatakan variabel yang dapat memberikan pengaruh dan variabel

output merupakan variabel yang menjadi sebuah akibat.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel memiliki banyak variasi dan mampu untuk dijadikan

sebuah objek dalam penelitian sehingga variabel ini sangat

berperan penting dalam penelitian. Pada penelitian ini variabel yang

menjadi titik fokus untuk menjawab permasalahan yaitu:

Page 72: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

54

a) Variabel Input: Peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.

b) Variabel Proses: Model pembelajaran think talk write

berbantuan media pembelajaran Adobe Flash.

c) Variabel Output: Peningkatan kemampuan menulis teks

anekdot peserta didik.

3. Siklus Penelitian

Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus, apabila siklus

pertama dan kedua tidak berhasil maka akan dilaksanakan siklus

ketiga. Pada setiap siklus terdirid dari empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan juga

refleksi. Pada setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan

yang ingin dicapai.

4. Rencana Tindakan

Rencana atau langkah-langkah penelitian ini harus

terstruktur pada setiap siklusnya. Di bawah ini merupakan tahapan-

tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

a) Prasiklus

Pada penelitian ini peneliti harus melakukan penelitian

terlebih dahulu yang disebut dengan penelitian awal istilah ini

dikenal dengan pra siklus. Pra siklus merupakan langkah

pertama yang dilakukan peneliti yang memiliki tujuan untuk

mendapatkan gambaran dari situasi pembelajaran di kelas.

Pada prasiklus ini peneliti meberikan teks menulis anekdot tanpa

Page 73: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

55

adanya tindakan artinya peneliti belum menerapkan model dan

media pembelajaran. Setelah mendapatkan hasil dari prasiklus

kemudian akan di lakukan sebuah perencanaan tindakan dalam

kelas untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

b) Pelaksanaan tindakan

Pada siklus satu peneliti mulai merencanakan sebuah

tindakan berdasarkan hasil dari prasiklus yang telah peneliti

laksanakan sebelumnya. Hasil dari prasiklus tersebut

menunjukan kurangnya keterampilan menulis teks anekdot oleh

karena itu peneliti ingin melakukan perbaikan melalui tindakan

yaitu menggunakan metode model pembelajaran think talk write

berbantuan media Adobe Flash dengan harapan meningkatnya

keterampilan peserta didik dalam menulis teks anekdot.

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam penelitian ini

diukur malalui model pembelajaran think talk write berbantuan

media adobe flash untuk dapat memudahkan dalam menulis teks

anekdot.

Page 74: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

56

E. Desain dan Prosedur Tindakan

Kemis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)

mengemukakan bahwa ptk merupakan penelitian refleksi diri

dengan melibatkan akseptor di dalam situasi sosial dalam upaya

untuk meningkatkan rasionalitas dan kebenaran dalam konteks

sosial praktik pendidikan. Metode pelitian ini mengikuti desain PTK

model Kemmis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)

dengan pola siklus yang diawali dengan perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Refleksi Awal

Pada refleksi awal yaitu bertujuan untuk mengumpulkan

informasi yang bertujuan untuk mengenali atau mengetahui situasi

yang sebenarnya. Selanjutkan dirumuskan fokus masalah untuk

merumuskan kerangka konseptual penelitian (Arikunto 2013: 19).

2. Penyusunan Perencanaan

Menurut Arikunto (2013: 17) penyusunan perencanaan

adalah suatu langkah yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan

memulai tindakannya. Hendaknya seorang guru ketika akan

memulai pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan konsep

dengan membuat perencanaan dalam bentuk lisan.

3. Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas

merupakan proses mengamati dan mencermati suatu jalannya

Page 75: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

57

pelasanaan tindakan, Arikunto (2013: 18). Observasi merupakan

gambaran yaitu lembar observasi yang telah dibuat dari tahap

sebelumnya yaitu tahap perencanaan. Artinya kegiatan

pengamatan wajib untuk menyertakan lembar observasi.

4. Refleksi

Refleksi atau peristiwa perenungan merupakan suatu

langkah untuk mengingat kembali kegiatan yang sebelumnya

dilakukan sebelumnya dilakukan oleh guru maupun peserta didik.

Refleksi merupakan suatu tindakan untuk memperoleh kesalahan

dan kelemahan dan cara memberbaiki konsep yang diterapkan

pada siklus sebelumnya.

a) Desain Tindakan

Desain tindakan peneliti yang digunakan dalam penelitian yang

akan dilaksanakan melalui penerapan model think talk write

berbantuan media adobe flash untuk meningkatnya kemahiran

peserta didik dalam dalam menulis anekdot di kelas X SMK

Informatika Ciputat dengan menggunakan model yang

dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang dimulai dari

perencanaan, pengamatan, pelaksanaan, dan refleksi.

Page 76: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

58

Gambar Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2013:

137).

F. Teknik Pengambilan Data

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan unsur penelitian yang

memaparkan karakteristik suatu masalah yang ingin diteliti, dan

didapatkan dari masing-masing variabel. Berikut merupakan

definisi konseptual dalam penelitian ini:

a. Model Pembelajaran Think Talk Write

Model pembelajaran think talk write adalah model yang

mengharuskan peserta didik belajar secara berkelompok yang

Page 77: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

59

terdiri dari 5-8 orang. Pada penelitian ini peserta didik diberikan

penjelasan mengenai model pembelajaran think talk write di

mana peserta didik harus berpikir secara cepat mengenai

materi (think) dan berdiskusi mengenai materi yang telah

diberikan oleh guru (talk) dan menuliskan hasil diskusi mereka

(write). Setelah itu peserta didik mempresentasikan hasil dari

diskusi mereka melalui video dan diberikan kepada guru atau

peneliti.

b. Keterampilan Menulis Teks Anekdot berbantuan Media Adobe

Flash

Menulis teks anekdot memerlukan beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu seperti tema dan judul teks anekdot,

struktur teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks anekdot.

Struktur teks anekdot yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi,

koda. Pada penelitian ini indikator menulis teks anekdot

sesuai dengan ketetapan tema, kaidah kebahasaan teks

anekdot dan struktur teks anekdot. Penilaian menulis teks

anekdot telah disesuaikan dengan rubrik penilaian teks

anekdot.

Penggunaan media pembelajaran adobe flash dalam

penelitian ini membantu peserta didik agar lebih mudah

dalam menulis teks anekdot. Peneliti memberikan media

adobe flash untuk di terapkan di gawai dan laptop milik

Page 78: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

60

peserta dididk. Penggunaan media ini dapat membantu

peserta didik memahami materi mengenai teks anekdot dan

peserta didik dapat lebih mudah menulis teks anekdot sesuai

dengan struktur teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks

anekdot.

2. Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konseptual yang telah dipaparkan di

atas. Berikut ini merupakan definisi oprasional dalam penelitian

ini:

a. Keterampilan Menulis Teks Anekdot

Teks anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan

terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan

masyarakat. Sebuah teks yang merupakan sarana untuk

menyampaikan pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial

yang sarat akan pesan yang tersirat. Rasa peka yang

dirasakan terhadap fenomena sosial yang terjadi di

masyarakat sangat bagus untuk materi pembelajaran bahasa

Indonesia bagi peserta didik di sekolah. Anekdot memiliki

pesan moral dan makna di dalamnya walaupun teks anekdot

terlihat hanya teks yang humoris. Berikut merupakan indikator

siswa dalam menulis teks anekdot:

1) Peserta didik menentukan topik.

2) Peserta didik mencari bahan referensi.

Page 79: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

61

3) Peserta didik menentukan pesan yang akan disampaikan

atau sindiran yang akan disampaikan.

4) Peserta didik menentukan unsur lucu/konyol/jengkel.

5) Peserta didik menentukan alur cerita berdasarkan

struktur teks anekdot.

6) Peserta didik mengembangkan teks anekdot.

b. Model Pembelajaran Think Talk Write

Model pembelajaran think talk write memiliki tiga

tahapan yaitu yang pertama adalah berifikir, di mana peserta

didik memikirkan konsep yang akan di kemukakan. Tahapan

kedua setelah itu peseta didik mengemukakan apa yang

dipikirkan. Tahapan yang terakhir yaitu peserta didik

mengutarakan dan menuliskan idel-ide yang diperoleh yang

berkaitan menggunakan materi yang sebelumnya dan

solusinya. Langkah-langkah menggunakan model ini ialah:

1) Guru memberikan soal yang harus dikerjakan sesuai

dengan pentujuk yang telah diberikan.

2) Peserta didik membaca lembar kerja yang telah diberikan

oleh guru (think).

3) Peserta didik berinteraksi dengan guru dan teman untuk

mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan (talk).

4) Peserta didik menuliskan pengetahuan dan pemahaman

ke dalam tulisan (write).

Page 80: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

62

3. Kisi-kisi Intsrumen

Arikunto (2013: 205) menyatakan pengertian kisi-kisi intsrument

yaitu sebuah tabel yang dapat memberitahukan adanya sebuah

hubungan antara suatu hal yang dapat memberitahukan adanya

sebuah hubungan antara suatu hal yang terdapat dalam baris dan

suatu hal yang terdapat dalam kolom, artinya kisi-kisi ini dapat

memperhatikan rangkaian antara sebuah variabel yang diteliti dengan

sumber dan dari data yang diambil menggunakan metode yang

digunakan.

1. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:87)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

No. Aspek yang dinilai

1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti KBM

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat (bertanya)

3. Perilaku peserta didik selama pembelajaran

Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:86)

No. Aspek yang dinilai

1. Kegiatan sebelum proses pembelajaran

2. Kegiatan inti dalam pembelajaran a. Penguasaan materi pembelajaran b. Penggunaan metode pembelajaran dalam mengajar c. Pemanfaatan sumber belajar atau media dalam

pembelajaran d. Penilaian proses dan hasil belajar

3. Kegiatan akhir pembelajaran

Page 81: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

63

2. Kisi-kisi Instrumen Lembar Wawancara

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru Sebelum Tindakan

No. Aspek yang ditanyakan

Deskripsi Pertanyaan No

pertanyaan

1. Kesiapan guru sebagai pengajar

Bagaimana persiapan guru sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

1

2. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks anekdot

Keterampilan berbahasa yang sulit dikuasai oleh peserta didik

2

Penyebab sulitnya menguasai keterampilan tersebut

3

Hasil peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

4

Langkah untuk mengatasi hambatan atau permasalahan dalam pembelajaran

5

Model pembelajaran apa yang digunakan untuk menghadapi kesulitan yang dialami?

6

Media apa yang digunakan dalam mengajar bahasa Indonesia?

7

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik Sebelum Tindakan

No. Aspek yang ditanyakan

Deskripsi pertanyaan No

pertanyaan

1. Kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

Bagaimana persiapan anda sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

1

2. Hasil peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

Bagaimana nilai dalam pembelajaran bahasa Indonesia

2

Alasan dan nilai yang telah diperoleh

3

3. Cara peserta didik dalam belajar

Cara peserta didik dalam belajar bahasa Indonesia

4

Keikutsertaan peserta didik dalam tes atau lomba di luar sekolah

5

Pengetahuan tentang pembelajaran think talk write dan media adobe flash

Page 82: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

64

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah tindakan

No. Aspek yang ditanyakan

Deskripsi pertanyaan No

pertanyaan

1. Tanggapan guru terhadap model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash

Tanggapan guru setelah diadakan tindakan

1

Hambatan guru bila melakukan tindakan

2

Kelebihan atau keefektifan dari penerapan model think talk write yang berbantuan dengan media pembelajaran adobe flash

3

Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik setelah tindakan

No. Aspek yang ditanyakan

Deskripsi pertanyaan No

Pertanyaan

1. Tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash

Motivasi peserta didik terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash

1

Peningkatan menulis teks anekdot peserta didik setelah diterapkantindakan

2

Sumber: Kisi-kisi Wawancara ini diadaptasi dari Sudjana (2016: 70)

3. Kisi-kisi Instrumen Tes

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kongnitif Peserta Didik

No Variabel Materi Indikator

Instrumen Soal

Skor Maksimal

1 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur

Struktur teks anekdot dan unsur kebahasaan teks

Peserta didik dapat menulis teks anekdot.

Dapat menentukan isi teks anekdot .

30

Peserta didik mampu menulis teks anekdot

Dapat membuat teks anekdot dengan

30

Page 83: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

65

Sumber: (Suherli, Dkk. 2017:132)

Tabe 3.9 Kisi-kisi Instrumen Tes Afektif Peserta Didik

No. Aspek yang dinilai

1. Peserta didik memperhatikan guru saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang sopan.

3. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan dan diperintahkan oleh guru.

4. Peserta didik selalu hadir pada saat pembelajaran berlangsung.

5. Peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:82)

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Psikomotorik Siswa

No Aspek yang dinilai

1. Peserta didik diminta untuk menganjukan pertanyaan.

2. Peserta didik berani mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

3. Peserta didik turut berpartisipasi atas tugas yang diberikan oleh guru dan

mengerjakannya.

4. Peserta didik berani untuk memaparkan hasil kerjan.

5. Peserta didik mampu untuk mengajukan pendapat atau komentar atas hasil

orang lain.

Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:80)

dan kebahasaan.

anekdot.

memperhatikan abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, koda. Kebahasaan seperti penggunaan pertanyaan retorik, pengunaan proses material, penggunaan konjungsi temporal, penggunaan keterangan waktu lampau

menggunakan struktur teks.

Dapat membuat teks anekdot dengan menggunakan unsur kebahasaan.

30

Page 84: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

66

3. Jenis Intsrumen

Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk

mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan mengamati data-

data secara objektif dan juga sistematis yang bertujuan untuk

memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.

Pada penelitian ini terdapat tiga jenis tindakan yaitu.

1. Observasi

Sugiyono (2017: 137) Observasi atau pengamatan yaitu

suatu teknik pengumpulan data dengan cara langsung untuk

meneliti suatu objek. Pada tahap ini peneliti mengamati objek

tentang hal yang diteliti. Peneliti juga mengamati suatu proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017: 137) suatu teknik pengumpulan

data dengan cara mengajukan pertanyaan baik secara lisan

maupun tulisan langsung kepada objek yang akan diteliti. Pada

tahap wawancara peneliti mewawancarai secara acak.

Sehingga Peneliti mendapatkan hasil yang diinginkan.

3. Tes

Tes bersifat mengukur artinya upaya untuk mengukur

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dan pada hasilnya.

Pada tahap tes yang menjadi acuan untuk penilaian. Pada

penelitian ini peneliti memililih tahap tes yaitu tes tertulis.

Page 85: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

67

G. Teknik Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan teknik pengumpulan data yang

dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan pembelajaran di

kelas. Hasil dari informasi pada setiap butir soal yang mana diamati

akan dihitung dengan persentase. Untuk menghitung presentase

menggunakan rumus sebagai berkut.

1. Rata-rata

Menurut Sudjana (2016: 109) “Mean atau rata-rata diperoleh

dengan menjumlahkan skor dibagi dengan banyaknya siswa”.

Secara sederhana rumusnya adalah:

Keterangan: X = rata-rata (mean)

= jumlah seluruh skor

= banyaknya subjek

2. Persentase

x 100%

Keterangan: X = rata-rata (mean)

= jumlah seluruh skor

= banyaknya subjek

100 = Bilangan tetap

Page 86: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di bulan November sampai

dengan Desember 2020, pada peserta didik kelas X OTKP SMK

Informatika Ciputat, dengan jumlah sebanyak 42 peserta didik, dan

dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus l dan ll. Penelitian ini

dilaksanakan masih pada masa pandemi covid 19, sehingga

penelitian ini dilaksanakan secara daring. Hal ini berdasarkan surat

dari Kemendikbud No 4 tahun 2020 yang menyatakan bahwa

pembelajaran di masa pandemi harus dilaksanakan secara BDR

(Belajar Dari Rumah) dengan tujuan melindungi warga satuan

pendidikan dari virus corona, tetapi tetap memberikan hak kepada

setiap anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan sesuai

dengan jenjangnya.

Keputusan Kemendikbud untuk melaksanakan pebelajaran

secara BDR (Belajar Dari Rumah) ini mempengaruhi proses

pelaksanaan penelitian. Penelitian yang seharusnya dilaksanakan

secara langsung tatap muka dengan siswa, kini dilaksanakan juga

secara daring (dalam jaringan). Pada masa pendemi covid 19 ini

Kemendikbud juga mengeluarkan kurikulum darurat, yaitu kurikulum

yang tetap mengacu kepada kurikulum nasional tetapi setiap sekolah

diberi kesempatan untuk menyerdehanakan kurikulum secara

Page 87: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

69

mandiri. Tujuannya agar siswa tidak merasa dibebani, karena

dituntut untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Pada masa

pandemi covid SMK Informatika Ciputat megikuti peraturan dari

Kemendikbud yaitu melaksanakan pembelajaran dari rumah. Dalam

rangka menyederhanakan kurikulum dengan kondisi pandemi covid

19 ini, SMK Informatika Ciputat juga mengurangi jadwal

pembelaaran yaitu semua mata pelajaran menjadi 1 jam dalam satu

minggu. Hal ini menyebabkan peneliti harus mengikuti kebijakan dari

sekolah dalam melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan dalam 3 kali pertemuan disetiap siklusnya. Berikut

merupakan jadwal pelaksanaan penelitian dari setiap siklus.

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Tahap Pelaksanaan Jadwal Kegiatan

1. Prasiklus

11-12 November 2020

11 November 2020

12 November 2020

2. Siklus l

17-18 November 2020

17 November 2020

18 September 2020

3. Siklus ll

25-26 November 2020

25 November 2020

Page 88: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

70

26 November 2020

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Pra Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas X SMK

Informatika Ciputat pada tanggal 2-12 November. Pada pengambilan

data pra siklus ini dilakukan melalui pembelajaran secara daring

dengan menggunakan google meet dan juga melalui aplikasi chatting

whatsapp.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perecanaan ini, peneliti menganalisis terlebih

dahulu buku yang akan digunakan dan media serta model yang

digunakan, serta berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia yaitu

Ibu Via Hapsari, M.Pd. Pada tahap pra siklus ini Ibu Via

merekomendasikan google classroom sebagai media bantuan

pengganti kelas, karena menurut Beliau google classroom

merupakan media pengganti kelas yang mudah diakses oleh

seluruh siswa. Pada tahap perencanaan prasiklus ini peneliti juga

berdiskusi dengan Ibu Via Hapsari, M. Pd dalam menyusun RPP

(Rencana Pelaksanaan Pebelajaran) yang sesuai dengan masa

pandemi covid 19, dari mulai proses pembelajaran secara daring

hingga alokasi waktu yang sesuai pada masa pandemi covid 19.

Page 89: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

71

b. Pelaksanaan Tindakan

Pra siklus ini dilaksanakan dengan menggunakan google

classroom. Nama kelas yang terdapat pada google classroom

yaitu “Bahasa Indonesia Kelas X”, setelah itu peneliti membuat

media pembelajaran menggunakan power point. Peneliti

membagikan tautan di google classroom yang berisikan mengenai

akses untuk bergabung ke google classroom untuk memulai

pembelajaran mengenai materi teks anekdot yang telah peneliti

buat di power point.

Sebelum pembelajaran berlangsung yang pertama peneliti

melakukan absensi terlebih dahulu dengan cara siapa saja

peserta didik yang telah bergabung dalam kelas pembelajaran

bahasa Indonesia dengan materi teks anekdot yang dilakukan

secara tatap muka melalui google meet (Daring). Setelah peneliti

melakukan absensi peneliti menjelaskan materi teks anekdot

mengenai pengertian, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot

dan contoh teks anekdot. Setelah melakukan penjelasan peneliti

membuka sesi untuk tanya jawab mengenai materi yang sudah

peneliti jelaskan. Setelah melakukan tanya jawab, peneliti

memberi kesempatan peserta didik untuk membuat teks teks

anekdot dengan tema kebudayaan. Pembelajaran dilaksanakan

selama satu jam, sesuai dengan jadwal yang telah disediakan

oleh sekolah, dan pengumpulan tugas menulis teks persuasi yang

Page 90: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

72

diberikan kepada siswa, dikumpulkan lewat japri (Jaringan

Pribadi) di luar waktu pembelajaran.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.

Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan dengan

perencanaan. Observer mengamati seluruh kegiatan dan

mencatatnya pada lembar observasi yang telah disiapkan yaitu

melihat hasil menulis teks anekdot yang dibuat oleh peserta didik.

Setelah semua sudah dijelaskan, peserta didik menulis teks

anekdot. Ketika menjelaskan materi teks anekdot, ada beberapa

peserta didik yang tidak memperhatikan sehingga guru

menegurnya. Proses pembelajaran berjalan dengan baik tetapi

banyak peserta didik yang belum memahami materi teks anekdot

dan sulit membuat teks anekdot.

Tabel 4.2

Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Pra siklus

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. AF 60 Belum Tuntas

2. AS 65 Belum Tuntas

3. ASY 60 Belum Tuntas

4. APP 60 Belum Tuntas

5. DRRH 60 Belum Tuntas

6. IV 50 Belum Tuntas

7. MF 20 Belum Tuntas

8. MFES 30 Belum Tuntas

9. MHAS 40 Belum Tuntas

10. MIS 50 Belum Tuntas

11. NA 60 Belum Tuntas

12. RG 50 Belum Tuntas

13. S 60 Belum Tuntas

Page 91: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

73

14. SWA 50 Belum Tuntas

15. AM 60 Belum Tuntas

16. AZ 60 Belum Tuntas

17. APP 50 Belum Tuntas

18. AW 60 Belum Tuntas

19. ARD 60 Belum Tuntas

20. BL 50 Belum Tuntas

21. DFM 55 Belum Tuntas

22. FH 75 Tuntas

23. FF 75 Tuntas

24. IK 60 Belum Tuntas

25. JS 50 Belum Tuntas

26. KJC 30 Belum Tuntas

27. KPK 75 Tuntas

28. MTP 60 Belum Tuntas

29. MZMP 60 Belum Tuntas

30. MDH 60 Belum Tuntas

31. MRS 60 Belum Tuntas

32. NR 35 Belum Tuntas

33. NRP 60 Belum Tuntas

34. NYA 60 Belum Tuntas

35. PZJDP 60 Belum Tuntas

37. PS 60 Belum Tuntas

38. RA 60 Belum Tuntas

39 RJ 60 Belum Tuntas

40. RH 60 Belum Tuntas

41. SSP 60 Belum Tuntas

42. WNH 75 Tuntas

Total Skor 2150

Ketuntasan pada pra siklus 4 peserta didik sedangkan yang

tidak tuntas 38 peserta didik. Nilai menulis teks anekdot peserta didik

yang dicapai peserta didik pada penelitian prasiklus. Peneliti

mengurutkan nilai dari tertinggi sampai terendah. Adapun urutan nilai

Page 92: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

74

peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari

tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Nilai Menulis Puisi Prasiklus Berdasarkan Tingkatan

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. FH 75 Baik

2. FF 75 Baik

3. KPK 75 Baik

4. WNH 75 Baik

5. AS 65 Cukup

6. AF 60 Cukup

7. ASY 60 Cukup

8. APP 60 Cukup

9. DRRH 60 Cukup

10. NA 60 Cukup

11. S 60 Cukup

12. AM 60 Cukup

13. AZ 60 Cukup

14. AW 60 Cukup

15. ARD 60 Cukup

16. IK 60 Cukup

17. MTP 60 Cukup

18. MZMP 60 Cukup

19. MDH 60 Cukup

20. MRS 60 Cukup

21. NRP 60 Cukup

22. NYA 60 Cukup

23. PZJDP 60 Cukup

24. PS 60 Cukup

25. RA 60 Cukup

26. RJ 60 Cukup

27. RH 60 Cukup

28. SSP 60 Cukup

29. DFM 55 Kurang

30. IV 50 Kurang

31. MIS 50 Kurang

32. RG 50 Kurang

33. SWA 50 Kurang

34. APP 50 Kurang

35. BL 50 Kurang

37. JS 50 Kurang

Page 93: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

75

38. MHAS 40 Kurang

39 NR 35 Kurang

40. MFES 30 Sangat Kurang

41. KJC 30 Sangat Kurang

42. MF 20 Sangat Kurang

Berdasarkan tabel diatas bahwasannya penilaian prasiklus

peserta didik memperoleh nilai tertinggi 75. Sedangkan pada nilai

yang terendah adalah 20. Adapun nilai peserta didik dari tertinggi

dan terendah dapat dilihat dari grafik berikut ini

Diagram 4.1 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Pra siklus

Presentase Tuntas:

Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 4 × 100%= 10% Jumlah siswa 42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Page 94: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

76

Presentase Tidak Tuntas:

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 38 × 100%= 90%

Jumlah siswa 42

Tabel 4.4 Nilai Menulis Anekdot Pra siklus Perkatagori

No Nama Peserta Didik

Katagori Jumlah

A1 B1 C1 D1 E1

1. AF 10 15 10 15 10 60

2. AS 10 15 10 15 15 65

3. ASY 10 15 15 10 10 60

4. APP 10 15 10 15 10 60

5. DRRH 10 15 10 15 10 60

6. IV 10 10 10 10 10 50

7. MF 0 0 0 10 10 20

8. MFES 0 10 10 10 0 30

9. MHAS 10 10 10 10 0 40

10. MIS 10 10 10 10 10 50

11. NA 10 15 15 10 10 60

12. RG 10 10 10 10 10 50

13. S 10 15 10 15 10 60

14. SWA 10 10 10 10 10 50

15. AM 10 15 10 15 10 60

16. AZ 10 15 10 15 10 60

17. APP 10 10 10 10 10 50

18. AW 10 15 10 15 10 60

19. ARD 10 15 10 15 10 60

20. BL 10 10 10 10 10 50

21. DFM 10 15 10 10 10 55

22. FH 10 15 10 20 20 75

23. FF 10 15 10 20 20 75

24. IK 10 15 10 15 10 60

25. JS 10 10 10 10 10 50

26. KJC 10 0 0 10 10 30

27. KPK 10 15 10 20 20 75

28. MTP 10 15 10 15 10 60

Page 95: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

77

29. MZMP 10 15 10 15 10 60

30. MDH 10 15 10 15 10 60

31. MRS 10 15 10 15 10 60

32. NR 10 10 5 10 10 35

33. NRP 10 15 10 15 10 60

34. NYA 10 15 10 15 10 60

35. PZJDP 10 15 10 15 10 60

37. PS 10 15 10 15 10 60

38. RA 10 15 10 15 10 60

39 RJ 10 15 10 15 10 60

40. RH 10 15 10 15 10 60

41. SSP 10 15 10 15 10 60

42. WNH 10 15 10 20 20 75

Nilai tertinggi

75

Nilai terendah 30

Jumlah ketuntasan 3

Total skor 2150

A1: Ketepatan isi dengan tema

B1: Ketetapan judul dengan isi

C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot

D1: Tata kebahasaan teks anekdot

E1: Kemenarikan anekdot

Rata-rata:

Total skor yang diperoleh = 2150 = 51,19

Jumlah siswa 42

Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam

menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum

dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat

memperoleh skor nilai rata-rata rendah, yaitu 51,19, dengan skor

Page 96: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

78

terendah 20 dan skor tertinggi 75. Hal ini dikarenakan pada saat

peneliti menerangkan materi banyak peserta didik yang belum

memahami sepenuhnya materi, kendala yang peneliti hadapi juga

banyak peserta didik yang tidak menyalahkan kamera pada saat

pembelajaran, hal ini lah yang mempengaruhi hasil menulis teks

anekdot peserta didik. Nilai rata-rata perolehan skor tersebut masih

jauh di bawah KKM. Oleh karena itu berdasarkan hasil tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum dilakukannya sebuah

tindakan dalam pembelajaran menulis teks anekdot, peserta didik

memperoleh skor nilai rendah dan di bawah KKM.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil

dari pelaksanaan tindakan pra siklus. Analisis tersebut digunakan

untuk memperbaiki hasil penelitian yang masih kurang dan

mempersiapkan langkah kegiatan penelitian siklus I.

Hasil dari pengamatan peserta didik pada prasiklus

bahwasannya pada proses pembelajaran menulis teks anekdot

yang belum menggunakan model dan media belum mencapai

KKM (75) hanya ada beberapa orang yang sudah mencapai KKM

yaitu terdapat 4 peserta didik dengan presentase 9,5% yang

tuntas. Peserta didik sulit untuk memahami materi teks anekdot

sehingga penelitian harus melaksanakan tindakan lanjut atau

siklus I dengan model pembelajaran think talkw write berbantuan

Page 97: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

79

adobe flash untuk memperbaiki nilai peserta didik yang belum

tuntas guna memperoleh hasil yang memuaskan.

2. Data Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap siklus l ini, peneliti menyusun perencanaan untuk

melakukan tindakan secara daring (dalam jaringan). Berikut

merupakan tahap perencanaan dalam pelaksanaan siklus l.

1) Berdiskusi dengan Ibu Via Hapsari, M.Pd. selaku guru

bahasa Indonesia, dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajarn (RPP) yang lebih baik dari tahap prasiklus,

sebagai bahan acuan atau sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian pada siklus l

2) Membagikan file yang berisi install media adobe flash,

peserta didik harus meninstal media adobe flash di gawai dan

laptop milik peserta didik. Pada tahap siklus I ini google

classroom hanya digunakan siswa untuk membagikan media

pembelajaran, setelah itu peneliti membagikan tautan google

meet untuk bergabung dan memulai pembelajaran.

3) Menyiapkan instrumen penelitian, seperti instrumen

penilaian, observasi, wawancara dan peneliti juga

menyiapkan dokumentasi untuk memperkuat data dalam

penelitian ini.

Page 98: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

80

b. Pelaksanaan Tindakan

Pendahuluan, guru memberikan salam dan berdoa

bersama sebelum pembelajaran dimulai, guru membuat kelompok

yang terdiri dari 7 orang lalu guru memberikan pertanyaan kepada

peserta didik, masing-masing kelompok. Setelah itu guru

memberikan pengertian mengenai model pembelajaran think talk

write dan menanyakan kepada peserta didik apakah mengetahui

tentang model pembelajaran think talk write. Guru memberikan

model pembelajaran think talk write agar peserta didik mengulas

pembelajaran teks anekdot dengan cara yang berbeda.

Kegiatan Inti, guru menggunakan model pembelajaran

think talk write dalam mengulas pembelajaran yang telah

diberikan sebelumnya. Tujuannya agar peserta didik lebih

memahami pengertian teks anekdot, struktur teks anekdot serta

unsur kebahasaan teks anekdot. Guru memberikan waktu yang

sudah ditentukan kepada peserta didik untuk membaca kembali

materi teks anekdot yang telah diberikan.

Ketika waktu sudah habis, kelompok yang sudah dibuat,

mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru lalu masing-

masing kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh

guru yaitu menulis teks anekdot dengan menggunakan model

pembelajaran think talk write. Peserta didik semangat dalam

Page 99: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

81

pembelajran dan memahami materi teks anekdot yang telah

diberikan.

c. Observasi

Selama melaksanakan tindakan dengan model think talk

write dalam pembelajaran menulis teks anekdot, peneliti

melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan

menulis teks anekdot. Hasil pengamatan tersebut kemudian

dianalisi data sebaga bentuk tindakan dengan menghitung hasil

kenaikan siklus I untuk melihat peningkatan keterampilan menulis

teks anekdot menggunakan model pembelajaran think talk write.

Berikut hasil menulis teks anekdot.

Hasil tes menulis teks anekdot pada siklus l ini yaitu tes

unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan,

dan dipaparkan pada Bab lll . Berikut merupakan hasil menulis

teks persuasi pada siklus l.

Tabel 4.5

Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus I

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. AF 70 Belum Tuntas

2. AS 70 Belum Tuntas

3. ASY 70 Belum Tuntas

4. APP 70 Belum Tuntas

5. DRRH 70 Belum Tuntas

6. IV 65 Belum Tuntas

7. MF 70 Belum Tuntas

8. MFES 65 Belum Tuntas

9. MHAS 70 Belum Tuntas

Page 100: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

82

10. MIS 70 Belum Tuntas

11. NA 70 Belum Tuntas

12. RG 70 Belum Tuntas

13. S 70 Belum Tuntas

14. SWA 65 Belum Tuntas

15. AM 70 Belum Tuntas

16. AZ 70 Belum Tuntas

17. APP 65 Belum Tuntas

18. AW 70 Belum Tuntas

19. ARD 80 Tuntas

20. BL 80 Tuntas

21. DFM 75 Tuntas

22. FH 80 Tuntas

23. FF 80 Tuntas

24. IK 65 Tuntas

25. JS 80 Tuntas

26. KJC 80 Tuntas

27. KPK 85 Tuntas

28. MTP 80 Tuntas

29. MZMP 80 Tuntas

30. MDH 75 Tuntas

31. MRS 80 Tuntas

32. NR 75 Tuntas

33. NRP 75 Tuntas

34. NYA 80 Tuntas

35. PZJDP 80 Tuntas

37. PS 75 Tuntas

38. RA 75 Tuntas

39 RJ 75 Tuntas

40. RH 75 Tuntas

41. SSP 75 Tuntas

42. WNH 75 Tuntas

Total Skor 2770

Ketuntasan pada prasiklus 24 peserta didik sedangkan yang

tidak tuntas 18 peserta didik. Nilai menulis anekdot peserta didik yang

dicapai peserta didik pada penelitian siklus I. Peneliti mengurutkan

Page 101: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

83

nilai dari tertinggi sampai terendah. Adapun urutan nilai peserta didik

dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari tabel tersebut.

Tabel 4.6

Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I Berdasarkan Tingkatan

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. KPK 85 Sangat Baik

2. ARD 80 Sangat Baik

3. BL 80 Sangat Baik

4. FH 80 Sangat Baik

5. FF 80 Sangat Baik

6. JS 80 Sangat Baik

7. KJC 80 Sangat Baik

8. MTP 80 Sangat Baik

9. MZMP 80 Sangat Baik

10. MRS 80 Sangat Baik

11. NYA 80 Sangat Baik

12. PZJDP 80 Sangat Baik

13. DFM 75 Baik

14. MDH 75 Baik

15. NR 75 Baik

16. NRP 75 Baik

17. PS 75 Baik

18. RA 75 Baik

19. RJ 75 Baik

20. RH 75 Baik

21. SSP 75 Baik

22. WNH 75 Baik

23. AF 70 Baik

24. AS 70 Baik

25. ASY 70 Baik

26. APP 70 Baik

27. DRRH 70 Baik

28. MF 70 Baik

29. MHAS 70 Baik

30. MIS 70 Baik

31. NA 70 Baik

32. RG 70 Baik

33. S 70 Baik

34. AM 70 Baik

Page 102: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

84

35. AZ 70 Baik

37. AW 70 Baik

38. IV 65 Cukup

39 MFES 65 Cukup

40. SWA 65 Cukup

41. APP 65 Cukup

42. IK 65 Cukup

Berdasarkan tabel diatas bahwasannya tingkatan penilaian

siklus I pada peserta didik memperoleh nilai tertinggi 85 sedangkan

yang terendah 65. Peserta didik yang memperoleh tingkatan sangat

baik yaitu 12 peserta didik dan 24 peserta didik mendapatkan nilai

baik, serta 5 peserta diidk mendapat nilai cukup. Adapun penilaian

menulis anekdot dari terendah dan tertinggi dapat dilihat dari grafik

berikut ini.

Diagarm 4.2

Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus I

0102030405060708090

AF

ASY

DR

RH

MF

MH

AS

NA S

AM

AP

P

AR

D

DFM FF JS

KPK

MZM

P

MR

S

NR

P

PZJD

P

RA

RH

W

NH

Pra Siklus Siklus I Series 3

Page 103: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

85

Presentase Tuntas:

Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 24 × 100%= 58% Jumlah siswa 42

Presentase Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 18 × 100%= 42%

Jumlah siswa 42

Tabel 4.7 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I Berdasarkan Katagori

No Nama Peserta Didik

Katagori Jumlah

A1 B1 C1 D1 E1

1. AF 10 10 10 20 20 70

2. AS 10 10 10 20 20 70

3. ASY 10 10 10 20 20 70

4. APP 10 10 10 20 20 70

5. DRRH 10 10 10 20 20 70

6. IV 5 15 20 10 10 65

7. MF 20 10 20 10 10 70

8. MFES 5 15 20 10 10 65

9. MHAS 10 20 20 10 10 70

10. MIS 10 20 20 10 10 70

11. NA 10 20 20 10 10 70

12. RG 10 20 20 10 10 70

13. S 10 20 20 10 10 70

14. SWA 5 15 20 10 10 65

15. AM 10 10 10 20 20 70

16. AZ 10 10 10 20 20 70

17. APP 5 15 20 10 10 65

18. AW 10 20 20 10 10 70

19. ARD 20 20 10 20 10 80

20. BL 20 20 10 20 10 80

21. DFM 15 15 15 20 10 75

22. FH 20 20 10 20 10 80

23. FF 20 20 10 20 10 80

Page 104: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

86

24. IK 15 5 20 10 10 65

25. JS 20 20 10 20 10 80

26. KJC 20 20 10 20 10 80

27. KPK 20 15 20 10 20 85

28. MTP 20 20 10 20 10 80

29. MZMP 20 20 10 20 10 80

30. MDH 15 15 15 20 10 75

31. MRS 20 20 10 20 10 80

32. NR 20 10 15 15 15 75

33. NRP 15 15 15 20 10 75

34. NYA 20 20 10 20 10 80

35. PZJDP 20 20 10 20 10 80

37. PS 20 10 15 15 15 75

38. RA 20 10 15 15 15 75

39 RJ 20 10 15 15 15 75

40. RH 20 10 15 15 15 75

41. SSP 20 10 15 15 15 75

42. WNH 20 10 15 15 15 75

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 65

Jumlah ketuntasan 24

Total skor 2770

A1: Ketepatan isi dengan tema

B1: Ketetapan judul dengan isi

C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot

D1: Tata kebahasaan teks anekdot

E1: Kemenarikan anekdot

Rata-rata:

Total skor yang diperoleh = 2770 = 65,95

Jumlah siswa 42

Page 105: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

87

Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam

menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum

dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat

memperoleh skor nilai rata-rata rendah, yaitu 65,95, dengan skor

terendah 65 dan skor tertinggi 85. Peningkatan yang terjadi sudah

cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang

mendapatkan nilai di bawah KKM. Kendala yang peneliti hadapi

pada saat Siklus I yaitu pada saat menjelaskan materi banyak

peserta didik yang kurang memperhatikan dan banyak peserta didik

yang tidak menaktifkan kamera.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil

dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Analisis tersebut

digunakan untuk memperbaiki hasil penelitian yang masih kurang

dan mempersiapkan langkah kegiatan penelitian siklus II. Hasil

dari pengamatan peserta didik pada siklus I bahwasannya pada

proses pembelajaran menulis anekdot menggunakan model

pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash.

Pembelajaran materi teks anekdot ada beberapa peserta

didik yang belum mencapai nilai KKM sehingga penelitian siklus I

masih kurang baik. Berdasarkan penelitian siklus I maka peneliti

harus melaksanakan tindakan lanjut atau siklus II dengan model

pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash untuk

Page 106: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

88

memperbaiki nilai peserta didik yang belum tuntas guna

memperoleh hasil yang baik.

3. Data Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini terdapat beberapa tahapan yang harus

dipersiapkan peneliti dengan segala perbaikan dari siklus l yaitu:

1) Berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia perihal pembuatan

RPP secara tatap muka di kondisi pandemi virus corona,

sebagai pedoman dalam penelitian pada tahap siklus ll.

2) Menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan

3) Mempersiapkan langkah dalam penggunaan metode

pembelajaran berbasis masalah, dan media bowlnas.

4) Menyiapkan instrumen penelitian, seperti instrumen

penilaian, observsi, wawancara, dan peneliti juga

menyiapkan dokumentasi untuk memperkuat data dalam

penelitian ini.

Guru menggunakan model pembelajaran think talk write

berbantuan adobe flash. Guru dan peserta didik mengulas materi

teks anekdot yang telah dibahas pada siklus I. peserta didik

membuat teks anekdot dengan memperhatikan struktur teks

anekdot dan juga kebahasaan teks anekdot.

Page 107: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

89

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan

model pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash.

Pembelajaran siklus II yang menggunakan model pembelajaran

think talk write berbantuan adobe flash dilaksanakan agar dapat

memperbaiki kemampuan menulis teks anekdot peserta didik.

Aktivitas yang dilakukan peserta didik dicatat pada lembar

observasi siklus II langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

pembelajaran menulis teks anekdot disusun secara sistematis.

Pendahuluan, guru memberi salam dan berdoa sebelum

memulai pembelajaran. Guru mengulas sedikit materi yang sudah

diberikan dengan membacakan materi mengenai teks anekdot.

Guru meminta peserta didik untuk membacakan materi yang telah

dimiliki masing-masing oleh peserta didik yaitu berupa aplikasi

adobe flash. Kegiatan inti, guru mengulas materi teks anekdot

kemudian peserta didik secara berkemlompok mengerjakan tugas

yang telah diberikan guru melalui apliaksi adobe flash, kemudian

peserta didik mengerjakan teks anekdot dengan memperhatikan

struktur teks dan juga unsur kebahasaan teks anekdot.

Setelah itu guru menanyakan kepada peserta didik

hambatan dan juga kesulitan dalam materi teks anekdot melalui

pembelajaran virtual menggunakan aplikasi google meet dan

aplikasi chatting whatsapp peserta didik memperhatikan,

Page 108: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

90

memahami, dan mendengarkan penjelasan guru dengan

baik. Kegiatan penutup guru dan peserta didik menyimpulkan

pembelajaran dan menutup dengan mengucapkan Alhamdulillah.

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati proses

perbaikan dari siklus l. Tahap ini dilakukan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan pada siklus ll. Pada tahap ini

peneliti mengamati proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan

bantuan media adobe flash, serta hasil menulis teks anekdot

peserta didik. Berikut ini merupakan hasil menulis teks persusi

tiga orang siswa di kelas X SMK Informatika Ciputat. Berikut

adalah hasil analisis hasil kerja peserta didik pada siklus II.

Hasil tes menulis teks anekdot pada siklus l ini yaitu tes

unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan,

dan dipaparkan pada Bab lll . Berikut merupakan hasil menulis

teks persuasi pada siklus l.

Tabel 4.8 Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus II

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. AF 85 Tuntas

2. AS 85 Tuntas

3. ASY 90 Tuntas

4. APP 85 Tuntas

Page 109: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

91

5. DRRH 85 Tuntas

6. IV 85 Tuntas

7. MF 85 Tuntas

8. MFES 85 Tuntas

9. MHAS 75 Tuntas

10. MIS 85 Tuntas

11. NA 85 Tuntas

12. RG 85 Tuntas

13. S 90 Tuntas

14. SWA 85 Tuntas

15. AM 85 Tuntas

16. AZ 85 Tuntas

17. APP 75 Tuntas

18. AW 85 Tuntas

19. ARD 85 Tuntas

20. BL 85 Tuntas

21. DFM 85 Tuntas

22. FH 90 Tuntas

23. FF 90 Tuntas

24. IK 90 Tuntas

25. JS 90 Tuntas

26. KJC 90 Tuntas

27. KPK 95 Tuntas

28. MTP 90 Tuntas

29. MZMP 90 Tuntas

30. MDH 90 Tuntas

31. MRS 85 Tuntas

32. NR 90 Tuntas

33. NRP 90 Tuntas

34. NYA 85 Tuntas

35. PZJDP 90 Tuntas

37. PS 90 Tuntas

38. RA 90 Tuntas

39 RJ 95 Tuntas

40. RH 95 Tuntas

41. SSP 95 Tuntas

42. WNH 95 Tuntas

Total Skor 3500

Page 110: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

92

Ketuntasan pada siklus II yaitu 42 orang sedangkan yang tidak

tuntas 0 orang. Nilai menulis puisi peserta didik yang dicapai peserta

didik pada penelitian siklus I. Peneliti mengurutkan nilai dari tertinggi

sampai terendah. Adapun urutan nilai peserta didik dari yang

tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari tabel tersebut.

Tabel 4.9

Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II Berdasarkan Tingkatan

No Nama Peserta

Didik

Nilai Tingkat

Keberhasilan

1. KPK 95 Sangat Baik

2. RJ 95 Sangat Baik

3. RH 95 Sangat Baik

4. SSP 95 Sangat Baik

5. WNH 95 Sangat Baik

6. ASY 90 Sangat Baik

7. S 90 Sangat Baik

8. FH 90 Sangat Baik

9. FF 90 Sangat Baik

10. IK 90 Sangat Baik

11. JS 90 Sangat Baik

12. KJC 90 Sangat Baik

13. MTP 90 Sangat Baik

14. MZMP 90 Sangat Baik

15. MDH 90 Sangat Baik

16. NR 90 Sangat Baik

17. NRP 90 Sangat Baik

18. PZJDP 90 Sangat Baik

19. PS 90 Sangat Baik

20. RA 90 Sangat Baik

21. AF 85 Sangat Baik

22. AS 85 Sangat Baik

23. APP 85 Sangat Baik

24. DRRH 85 Sangat Baik

25. IV 85 Sangat Baik

26. MF 85 Sangat Baik

27. MFES 85 Sangat Baik

28. MIS 85 Sangat Baik

29. NA 85 Sangat Baik

30. RG 85 Sangat Baik

Page 111: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

93

31. SWA 85 Sangat Baik

32. AM 85 Sangat Baik

33. AZ 85 Sangat Baik

34. AW 85 Sangat Baik

35. ARD 85 Sangat Baik

37. BL 85 Sangat Baik

38. DFM 85 Sangat Baik

39 MRS 85 Sangat Baik

40. NYA 85 Sangat Baik

41. MHAS 75 Baik

42. APP 75 Baik

Berdasarkan tabel diatas bahwasannya penilaian siklus I peserta

didik memperoleh nilai tertinggi 95 sedangkan yang terendah 75. 40

Peserta didik mendapatkan tingkatan nilai sangat baik dan 2 peserta

didik medapatkan tingkatan baik. Adapun penilaian menulis puisi dari

terendah dan tertinggi dapat dilihat dari grafik berikut ini.

Diagram 4.3

Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus II

Page 112: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

94

Presentase Tuntas:

Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 42 × 100%= 100% Jumlah siswa 42

Presentase Tidak Tuntas:

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 0 × 100%= 0%

Jumlah siswa 42

Tabel 4.10

Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II Berdasakan Katagori

No Nama Peserta Didik

Katagori Jumlah

A1 B1 C1 D1 E1

1. AF 20 20 5 20 20 85

2. AS 20 20 5 20 20 85

3. ASY 20 20 10 20 20 90

4. APP 20 20 5 20 20 85

5. DRRH 20 20 5 20 20 85

6. IV 20 20 5 20 20 85

7. MF 20 20 5 20 20 85

8. MFES 20 20 5 20 20 85

9. MHAS 15 15 10 20 15 75

10. MIS 20 20 20 5 20 85

11. NA 20 20 20 5 20 85

12. RG 20 20 20 5 20 85

13. S 20 20 20 5 20 90

14. SWA 20 20 20 5 20 85

15. AM 20 20 20 5 20 85

16. AZ 20 20 20 5 20 85

17. APP 15 15 10 20 15 75

18. AW 5 20 20 20 20 85

19. ARD 5 20 20 20 20 85

20. BL 5 20 20 20 20 85

21. DFM 5 20 20 20 20 85

22. FH 10 20 20 20 20 90

Page 113: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

95

23. FF 10 20 20 20 20 90

24. IK 10 20 20 20 20 90

25. JS 10 20 20 20 20 90

26. KJC 10 20 20 20 20 90

27. KPK 15 20 20 20 20 95

28. MTP 20 10 20 20 20 90

29. MZMP 20 10 20 20 20 90

30. MDH 20 10 20 20 20 90

31. MRS 20 20 20 5 20 85

32. NR 20 10 20 20 20 90

33. NRP 20 10 20 20 20 90

34. NYA 20 20 20 5 20 85

35. PZJDP 20 10 20 20 20 90

37. PS 20 10 20 20 20 90

38. RA 20 10 20 20 20 90

39 RJ 15 20 20 20 20 95

40. RH 15 20 20 20 20 95

41. SSP 15 20 20 20 20 95

42. WNH 15 20 20 20 20 95

Nilai tertinggi

95

Nilai terendah 75

Jumlah ketuntasan 42

Total skor 3500

A1: Ketepatan isi dengan tema

B1: Ketetapan judul dengan isi

C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot

D1: Tata kebahasaan teks anekdot

E1: Kemenarikan anekdot

Rata-rata:

Total skor yang diperoleh = 3500 = 83,33

Jumlah peserta didik 42

Page 114: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

96

Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam

menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum

dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat

memperoleh skor nilai rata-rata tinggi, yaitu 83,33, dengan skor

terendah 75 dan skor tertinggi 95. Peningkatan yang terjadi sudah

cukup baik sehingga seluruh peserta didik memiliki nilai ketuntasan

dalam menulis teks anekdot.

Hasil tersebut menunjukan bahwa pembelajaran menulis

teks anekdot sudah tuntas dan juga sudah optimal bagi peserta didik

kelas X SMK Informatika Ciputat. Pembelajaran menggunakan

model pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks

anekdot.

d. Tahap Refleksi

Hasil dari pengamatan peserta didik pada siklus II

bahwasannya pada proses pembelajaran virtual melalui aplikasi

google meet materi teks anekdot menggunakan model

pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash sudah

mencapai KKM (75).

Nilai dari peserta didik semakin meningkat dan hanya sedikit

nilai peserta didik yang belum tuntas. Aktivitas pembelajaran yang

diajarkan ke peserta didik memberikan respon yang baik,

memperhatikan guru menjelaskan materi, dan dapat memahami

Page 115: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

97

materi teks anekdot dan membuat teks anekdot dengan baik.

Berdasarkan penelitian siklus II maka pelaksanaan model

pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash sudah

memperolah nilai yang sangat baik dibandingkan dari pra siklus

dan siklus I.

B. Pembahasan

1. Analisis Data

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Informatika Ciputat.

Pada penelitian ini terdapat 42 peserta didik dalam satu kelasnya.

Pada penelitian ini peserta didik sedikit yang belum tuntas atau belum

maksimal dalam menulis teks anekdot. Pada pra siklus peserta didik

diajarkan menggunakan model pembelajaran ceramah dan

menggunakan media power point. Pada siklus I dan siklus 2 peserta

didik menggunakan model pembelajaran think talk write berbantuan

dengan media adobe flash.

a. Analisis Data Pra Siklus

1) Analisis Teks Anekdot Peserta Didik (KPK)

Peneliti menganalisis hasil menulis teks anekdot peneliti

mengambil sampel sacara random atau teknik acak dari hasil

menulis teks anekdot peserta didik. Teks tersebut dinilai sesuai

dengan kreteria dari penilian teks anekdot. Teks tersebut akan

dianalisi setiap siklus sehingga peneliti dapat mengetahui

Page 116: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

98

peningkatan atau penurunan yang terjadi pada peserta didik.

Berikut analaisis teks anekdot tersebut.

Gambar 4.1

Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial KPK

Pada penulisan teks anekdot peserta didik berinisial

KPK di atas peserta didik belum memahami struktur menulis teks

anekdot. Peserta didik tidak menuliskan judul pada teks anekdot

di atas. Pada bagian struktur teks anekdot peserta didik tersebut

belum menulis teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot.

Peserta didik juga belum memperhatikan kaidah kebahasaan

ketika menulis teks anekdot.

2) Analisis Teks Anekdot Peserta Didik (S)

Page 117: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

99

Gambar 4.2

Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial S

Pada penulisan teks anekdot peserta didik berinisial S di atas

peserta didik belum memahami struktur menulis teks anekdot.

Pada penulisan di atas peserta didik belum memahami struktur

teks anekdot orientasi dan reaksi. Peserta didik juga kurang

menguasai kaidah kebahasaan teks anekdot.

3) Analisis data Teks Anekdot Peserta Didik (AS)

Gambar 4.3 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial AS

Page 118: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

100

Hasil menulis peserta didik berinisial AS pada pra siklus

tidak mencangkup semua aspek yang terkandung dalam teks

anekdot terutama pada bagian struktur teks anekdot AS

menuliskan struktur koda tetapi yang terdapat dalam koda tidak

sesuai dengan aspek yang terdapat pada koda. Pada kaidah

kebahasaan teks anekdot AS juga menuliskan kata dijaman yang

seharusnya penulisam yang benar adalah di zaman. Hal ini

menunjukan bahwa peserta didik berinisial AS belum memahami

tema dengan ketetapan judul dan juga struktur serta kaidah

kebahasaan teks anekdot.

Oleh karena itu dapat disimpulkan pada hasil menulis pra

siklus peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat dari ketiga

sampel di atas, peserta didik belum menulis teks anekdot dengan

sesuai dengan tema dan ketetapan judul. Peserta didik juga

belum menulis teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot

dan juga kaidah kebahasaan teks anekdot. Hal ini menunjukan

bahwa hasil menulis teks anekdot peserta didik pada tahap pra

siklus belum maksimal dan optimal.

Pada pra siklus peserta didik belum maksimal dalam

menulis teks anekdot, terlihat dari nilai rata-rata peserta didik

yang rendah yaitu 51, 19. Pada tahap awal yaitu pra siklus

banyak peserta didik yang kesulitan dalam menulis teks anekdot

karena beberapa hal dan termasuk kendala-kendala yang terjadi

Page 119: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

101

saat pembelajaran berlangsung. Pada tahap pra siklus peserta

didik yang tuntas dalam menulis teks anekdot yaitu hanya

terdapat 4 peserta didik dengan nilai kesuluruhan yaitu 10% rata-

rata nilai tuntas peserta didik. Peserta didik tidak tuntas yaitu 38

peserta didik dengan nilai kesuluruhan yaitu 90% rata-rata nilai

tidak tuntas peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa hasil

menulis peserta didik pada tahap awal pra siklus belum mencapai

nilai yang memuaskan atau di bawah nilai KKM yaitu 75.

b. Analisis Data Siklus I

Peneliti menganalisis hasil menulis teks anekdot berdasarkan

kriteria penilaian yang telah ditetapkan, yaitu kesesuaian tema,

struktur, kaidah kebahasaan. Peneliti mengambil tiga hasil menulis

teks anekdot, dengan cara random atau acak. Berikut merupakan

hasil analisis teks anekdot.

1) Analisis Teks Anekdot Kelompok 4 (KPK)

Gambar 4.4

Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 4 (KPK)

Page 120: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

102

Pada hasil penulisan teks anekdot peserta didik yang

dilaksanakan pada siklus I Peserta didik KPK di kelompok 4

menulis teks anekdot yang berjudul “KIMIA”. Kelompok 4 sudah

menulis teks anekdot sesuai dengan struktur tetapi tidak semua

terdapat pada struktur teks anekdot peserta didik tuliskan pada

lembar kerja tersebut, yang artinya peserta didik telah memahami

struktur teks anekdot tetapi tidak menyeluruh. Penulisan teks

anekdot peserta didik KPK yang terdapat pada kelompok 4 sudah

sesuai dengan tema teks anekdot dan sesuai dengan kaidah teks

anekdot. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil penulisan teks

anekdot pada kelompok 4 sudah sesuai dengan struktur teks

anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot yang terkandung di

dalamnya.

2) Analisis Teks Anekdot Kelompok 2 (S)

Gambar 4.5 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 2 (S)

Page 121: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

103

Kaidah kebahasaan peserta didik dalam menulis teks

anekdot kelompok di atas juga cukup baik. Pada lembar hasil

menulis teks anekdot peserta didik di atas peserta didik sudah

dapat menentukan struktur teks anekdot pada judul teks anekdot

di atas yang berjudul “Harimau” pada bagian abstraksi peserta

didik menuliskan abstraksi dengan tepat dan menggunakan

kalimat yang mudah dipahami. Pada bagian orientasi peserta didik

juga sesuai pada kaidah kebahasaan teks anekdot kaidah

kebahasaan teks anekdot seperti waktu lampau, kata penghubung

dan kalimat perintah. Hasil ini menujukan bahwa peserta didik

dapat menentukan kaidah kebahasaan pada teks anekdot.

3) Analisis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)

Gambar 4.3 Analisis Hasil Menulis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)

Gambar 4.6 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 1 (AS)

Page 122: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

104

Penulisan teks anekdot yang berjudul “Sekolah” yang ditulis

oleh peserta didik bernama AS pada kelompok 1. Nilai yang

diperoleh semua peserta didik pada kelompok satu yaitu 75. Pada

bagian menulis teks anekdot dengan menuliskan strutur dan

aspek kebahasaan teks anekdot pada siklus I peserta didik telah

memahami struktur teks anekdot dan aspek kebahasaan pada

teks anekdot. Pada hasil lembar kerja tersebut peserta didik dan

kelompoknya telah menulis teks anekdot sesuai dengan strutur

teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks anekdot.

c. Analisis Data Siklus II

1) Analisis Teks Anekdot Kelompok 4 (KPK)

Gambar 4.7 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 4 (KPK)

Page 123: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

105

Gambar 4.8 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 2 (S)

Pada hasil menulis peserta didik kelompok 4 peserta didik

telah memahami struktur teks anekdot. Peserta didik juga telah

memahami kaidah kebahasaan teks anekdot. Kaidah kebasaan

teks anekdot peserta didik juga telah memahami terlihat dari kata

“si Supermen” yang menunjukan kata orang atau ajektiva.

2) Analisis Teks Anekdot Kelompok 2 (S)

Hasil menulis peserta didik kelompok 2, peserta didik

telah memahami struktur teks anekdot dan juga telah sesai

dengan tema dan judul teks anekdot. Pada tabel di atas

menunjukan bahwa peserta didik telah menulis teks anekdot

Page 124: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

106

sesuai dengan kaidah kebahasaan teks anekdot dan struktur

teks anekdot. Pada tabel di atas peserta didik telah menulis

teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot asbtraksi-

koda dengan lengkap.

3) Analisis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)

Gambar 4.9 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 1 (AS)

Pada hasil menulis peserta didik kelompok satu

mendapat nilai yaitu 85. Hasil menulis peserta didik kelompok

1, peserta didik telah memahami struktur teks anekdot dan juga

telah sesai dengan tema dan judul teks anekdot. Pada hasil

menulis teks anekdot kelompok 1 peserta didik peserta didik

Page 125: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

107

telah menulis teks anekdot sesuai dengan kaidah kebahasaan

teks anekdot.

Siklus II peserta didik mengerjakan teks anekdot dengan

tema yang berbeda dan mengerjakan secara kelompok. Hasil

yang didapat peserta didik pada siklus II bisa dikatakan telah

tuntas atau optimal dengan rata-rata mencapai 83. Pada hasil

menulis teks anekdot siklus II peserta didik seluruhnya

mencapai ketuntasan 100% dan dengan nilai rata-rata yaitu 83

mencapai KKM menulis teks anekdot yaitu 75. Berdasarkan

tiap siklusnya peserta didik memiliki tahap atau nilai yang

perlahan naik atau optimal.

Analisis Peningkatan nilai peserta didik dalam menulis

teks anekdot dapat dilihat dari peserta didik bernama KPK

pada pra Siklus peserta didik bernama K memperoleh nilai 75

sedangkan pada siklus I, KPK memperoleh nilai 85 dan pada

siklus II, KPK memperoleh nilai 95. Peningkatan yang bertahap

menjadi ketuntasan pembelajaran peserta didik dalam menulis

teks anekdot.

2. Interpretasi Data

Hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas X SMK Informatika Ciputat

dalam tahapan dari mulai tahap prasiklus, siklus l dan siklus ll, terlihat

perolehan skor pada setiap tahapannya. Pada tahap prasiklus sebelum

dilakukannya sebuah tindakan terlihat bahwa rata-rata nilai siswa rendah

Page 126: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

108

yaitu 51,19, skor ini berada jauh dari KKM, dengan kategori nilai rendah,

karena hampir rata-rta nilai siswa berada di bawah KKM. Skor ini

mengalami peningkatan setelah adanya sebuah tindakan pada siklus l,

menjadi 65,95, peningkatannya sudah cukup baik, tetapi masih terdapat

beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, sehingga

dilakukannya tahap siklus ll dengan segala perbaikan dari tahap siklus l,

dan menghasilkan skor nilai tinggi dengan rata-rata 83. Perkembangan

pembelajaran menulis teks anekdot secara keseluruhan dapat dilihat dari

tabel penilaian prasiklus, siklus I, dan siklus II diantaranya sebagai

berikut.

Tabel 4.11

Tingkatan Nilai Menulis Teks Anekdot

(pra siklus, siklus I, dan siklus II)

No Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. AF 60 70 85

2. AS 65 70 85

3. ASY 60 70 90

4. APP 60 70 85

5. DRRH 60 70 85

6. IV 50 65 85

7. MF 20 70 85

8. MFES 30 65 85

9. MHAS 40 70 75

10. MIS 50 70 85

11. NA 60 70 85

12. RG 50 70 85

13. S 60 70 90

14. SWA 50 65 85

15. AM 60 70 85

16. AZ 60 70 85

17. APP 50 65 75

18. AW 60 70 85

Page 127: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

109

Pada tabel tersebut hasil peserta didik dalam mengikuti kegiatan

belajar menulis anekdot dari tahap pra siklus sampai dengan siklus II

mengalami peningkatan. Nilai pada tahap pra siklus dengan jumlah skor

2150 dengan rata-rata 51,19. Pada siklus I dengan jumlah skor 2770

dan rata-rata 65,95 dan siklus II dengan skor 3500 dengan rata-rata 83,

hal ini membuktikan hasil menulis peserta didik meningkat pada tiap

siklusnya. Nilai yang diperoleh peserta didik dari nilai terendah hingga

nilai tertinggi dapat dilihat dari tabel berikut ini.

19. ARD 60 80 85

20. BL 50 80 85

21. DFM 55 75 85

22. FH 75 80 90

23. FF 75 80 90

24. IK 60 65 90

25. JS 50 80 90

26. KJC 30 80 90

27. KPK 75 85 95

28. MTP 60 80 90

29. MZMP 60 80 90

30. MDH 60 75 90

31. MRS 60 80 85

32. NR 35 75 90

33. NRP 60 75 90

34. NYA 60 80 85

35. PZJDP 60 80 90

37. PS 60 75 90

38. RA 60 75 90

39 RJ 60 75 95

40. RH 60 75 95

41. SSP 60 75 95

42. WNH 75 75 95

Skor 2150 2770 3500

Rata-rata 51,19 65,95 83

Page 128: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

110

Tabel 4.12

Tingkat Kemampuan Menulis Teks Anekdot

No Nilai Prasiklus Siklus i Siklus ll

1. Terendah 20 65 75

2. Tertinggi 75 85 95

Rata-rata 51,19 65,95 83

Nilai terendah yang diperoleh peserta didik mengalami

peningkatan dari prasiklus hingga siklus II dan nilai tertinggi yang

didapatkan oleh peserta didik juga mengalami peningkatan dari

prasiklus hingga siklus II. Pada pra siklus nilai terendah yaitu 20 dan

tertinggi yaitu 75, nilai siklus I terendah yaitu 65 dan tertinggi yaitu 85,

nilai pada siklus II tertinggi yaitu 95 dan terendah yaitu 75. Nilai yang

diperoleh peserta didik dari nilai terendah hingga nilai tertinggi dapat

dilihat lebih signifikan dari diagram berikut ini.

Diagram 4.4

Grafik Nilai Terendah dan Tertinggi

0

20

40

60

80

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Page 129: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

111

Pada diagram di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan hasil keterampilan menulis teks anekdot peserta didk pada

tiiap siklusnya yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti telah

melakukan penilaian untuk meningkatkan menulis teks anekdot pada

peserta didik kelas X di SMK Informatika Ciputat. Berdasarkan analisis

data menulis teks anekdot prasiklus nilai terendah peserta didik yaitu 20,

siklus I mengalami peningkatan pada nilai terendah peserta didik yaitu

65, dan siklus II mengalami peningkatan hingga nilai terendah peserta

didik sesuai dengan KKM yaitu 75. Nilai tertinggi pada prasiklus 75,

Siklus I nilai tertinggi peserta didik mengalami peningkatan yaitu 85, dan

siklus II nilai peserta didik mengalami peningkatan yaitu 95. Nilai rata-

rata yang dihasilkan di kelas X dapat dilihat dari prasiklus termasuk ke

dalam ketegori rendah yaitu 51,19, siklus I yaitu 65,95 belum mencapai

nilai (KKM 70) sehingga peneliti melanjutkan untuk penelitian melakukan

tindakan pada siklus II, dan siklus II termasuk ke dalam ketegori sangat

baik yaitu 83.

Pada persentase ketuntasan peserta didik pada prasiklus hanya

10% (4 opeserta didik), siklus I meningkat menjadi 58% (24 peserta

didik), dan siklus II 100% (42 peserta didik). Persentase tidak tuntas

pada pra siklus 90% (28 peserta didik), siklus I 42% (18 peserta didik),

dan siklus II 0% (0 peserta didik). Peningkatan nilai peserta didik dapat

meningkat karena perbaikan pola pembelajaran yang signifikan dapat

mempengaruhi kinerja peserta didik dalam belajar. Penilitian ini dapat

Page 130: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

112

disimpulkan bahwa pembelajaran model think talk write berbantuan

media adobe flash dapat meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot peserta didik. Demikian tindakan yang telah dilakukan yaitu

menggunakan model pembelajaran think talk write bantuan media

adobe flash dapat menigkatkan keterampilan menulis teks anekdot

peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.

Page 131: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penjabaran bab sebelumnya yaitu bab empat,

telah diuraikan dan telah dipaparkan hasil penelitian. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini

dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I, dan juga

siklus II. Penelitian ini dilaksankan di kelas X SMK Informatika Ciputat.

Penelitian ini menggunakan tahap obeservasi, wawancara, dan juga tes

tertulis.

1. Pada tahap awal peneliti belum melakukan tindakan guru

menggunakan media pembelajaran yang konvensional seperti

power point dan lainnya. Model yang digunakan oleh guru yaitu

model ceramah.

2. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran think talk write dengan

menggunakan dan berbantuan media pembelajaran adobe flash.

Penelitian ini guna untuk meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat. Penelitian ini

dilaksanakan beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan juga siklus

II.

3. Dari hasil penelitian ini peneliti menganalisis presentase yang

diperoleh oleh peserta didik yaitu pada tahap pra siklus 51,19%,

Page 132: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

115

kemudian terdapat peningkatan pada siklus II yaitu 65,95%,

selanjutnya pada tahap akhir kegiatan siklus II meningkat menjadi

83%. Pada kesimpulan presentase penelitian ini peserta didik

mengalami peningkatan mencapai 18% dalam menulis teks anekdot

dan dari seluruh peserta didik telah mencapai target yang telah

diharapkan.

Kesimpulan dari penelitian ini peserta didik mengalami

peningkatakan pada menulis teks anekdot. Penerapan model

pembelajaran think talk write dengan berbantuan media adobe flash

diharapkan menjadi salah satu alternatif guru dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan model pembelajaran

think talk write berbantuan media adobe flash diharpkan menjadi

salah satu terobosan baru dalam ruang lingkup pendidikan terutama

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

B. Implikasi

Materi teks anekdot dalam dikategorikan cukup sulit, maka

apabalia peserta didik tidak benar-benar memahami struktur teks

anekdot, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menulis teks

anekdot. pada penerapan model pembelajaran think talk write pada mata

pelajaran bahasa Indonesia materi menulis teks anekdot diharapkan

dapat memecahkan masalah dengan cara yang terstruktur karena teks

Page 133: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

116

anekdot merupakan teks yang memiliki struktur dan juga kaidah

kebahasaan yang terkandung di dalamanya.

Pada riset kali ini dapate memberikan gambaran yang lebih jelas

lagi bahwasanya pada suatu keberhasilan yang terjadi dan menimbulkan

sekuel atau hasil menulis peserta didik yang terjadi karena faktor

diantaranya ialah sebuah model pembelajaran yang diterapkan di

dalamnya dan juga media pembelajaran yang kreatif fan inovatif pada

materi yang akan disampaikan yang dapat meningkatkan atensi dan

keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan terutama

kegiatan menulis teks anekdot.

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan think talk write

dengan berbantuan media pembelajaran adobe flash dapat

meningkatkan hasil menulis teks anekdot peserta didik kelas X SMK

Informatika Ciputat. Pada penelitian ini menerapkan langkah-langkah

dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan juga menyenangkan.

Oleh karena itu, pada penelitian ini dapat dijadikan sebuah sumber

pustaka guna untuk mengembangkan beberapa jenis model

pembelajaran dan juga dapat media pembelajaran di dalam ruang

lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih kreatif dan juga

bervariatif.

Page 134: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

117

C. Saran

Berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan dan

dipaparkan di atas, maka peneliti menyarakan beberapa hal yaitu

sebagai berikut.

1. Untuk Peserta Didik, peserta didik lebih termotivasi dan lebih aktif

lagi dalam meningkatkan hasil menulis teks anekdot. Pada saat mata

pelajaran bahasa Indonesia peserta didik diharapkan lebih aktif lagi.

2. Untuk Guru, disarankan agar menggunakan dan mengaplikasikan

kooperatif, baik itu tipe think talk write ataupun tipe kooperatif yang

lainnya. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru

juga harus lebih kreatif seperti adobe flash agar bisa dan mudah

untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik terutama

menulis teks anekdot.

3. Untuk Sekolah, Penelitian ini agar dapat dijadikan salah satu

referensi atau arsip sekolah guna dijadikan pembinaan pada guru

yang lebih meningkatkan mutu dan kreatifitas dalam proses

pembelajaran.

4. Untuk peneliti lain yang tertarik meneliti dengan menggunakan model

pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash untuk

meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot, penelitian lebih

lanjut mengenai model think talk write ini masih perlu dilakukan,

pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash bisa di

terapkan dengan kondisi peserta didik, sehingga peserta didik bisa

Page 135: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

118

benar-benar menikmati pembelajaran menulis dan pembelajaran

tidak akan kaku dan lebih kreatif juga inovatif sehingga dapat

membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Page 136: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

119

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Siska Ayu dan Sesunan Feriansyah. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Pendekatan Saintisfik Menggunakan Adobe Flash. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPVTI (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.

Aqib, Z. 2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMA/SMK, MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azrah, Meri. Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 009. https://media.neliti.com/media/publications/258284- penerapan-strategi-think-talk-write-ttw-7fc1ad38.pdf (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.

Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Gumanti, Tatang Ary. dkk. 2016. Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Hamdayana, Jumanta. 2017. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hariyanti, Tita. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Media.

Herdian. 2016. Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write). (Online). (http://herdy07.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-ttw-think-talk- write, diakses pada 10 Agustus 2020).

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatik. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Page 137: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

120

Janardhana, Aryananda Dkk. 2019. Penerapan Model Think Talk Write Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Pada Siswa Kelas III SDN Sumbersari 1 Kota Malang. (Online) Vol 3 No 1. (https://www.researchgate.net/publication/334743518, diakses 2 April 2020)

Karo, Rasyid Isran dan Rohani. 2018. Manfaat Media Dalam Pembelajaran. (Online) Vol.7 No.1. (http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/axiom/article/view/1778, diakses pada 10 Agustus 202).

Kasupradi, Endang dan Supriatna. 2010. Pengembangan keterampilan menulis. Jakarta: Kreasi satudelapan.

Kemendikbud. 2017. Anekdot Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MK. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuswari, Usep. 2016. Model Pembelajaran Menulis dengan Teknik Think Talk Write. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1 95901191986011diSEP_KUSWARI/MODEL_PEMBELAJARAN_MENULIS_DENGAN_TEKNIK_THIK.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020).

Mahnun, Nunu. 2012. Media Pembelajaran Kajian Terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol. 37. No. 1. http://ejournal.uin- suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310, diakses pada 1 Juli 2020.

Maksum, Ifrod. 2015. Konsep dan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020.

Mannahali, Misnah. 2018. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman. (Online). http://eprints.unm.ac.id/11291/1/Misna%20Mannahali_Model%20 Pembelajaran.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020)

Mascita, Dede Endang dan Rosmiyati Ati. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas X SMA. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/1698 (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020

Page 138: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

121

Munirah. 2019. Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Yogyakarta: CV Budi Utama

Nweke, Catherine Obama. 2016. Anecdote as A Persuasive Stylistic Technique a Pusonnam Yiri’s Bindness of The Mind: No One Is Useless. An Internasional Journal of Langugage. (Online) https://www.ajol.info/index.php/laligens/article/view/107575 Literature and Gender Studies (LALIGENS). Volume 3 (2) Serial No. 8 (36).

Parwati, Nyi Nyoman. Dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajagrafido

Pribadi, Benny A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia.

Robby, Nur dan Sholah, Akmal. 2019. Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. (Online). Vol 9 (http://rumahpublikasi.com/index.php/prokaluni/article/view/104, diakses pada 10 Agustus 2020).

Rusman. 2018. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafido

Saputra, Rahmat, Dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Adobe Flash Pro CS 6 pada Materi Luas Bangunan Datar. 2020. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm. (Online). Volume 14, No. 1, January 2020, pp. 67-80

Sari Resmi, Dkk. 2017. Pengembangan Media Blog Dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X SMA. (Online) Volume 1 Nomor 4. neliti.com/id/publications/240552/pengembangan-media-blog-dalam-pembelajaran-menulis-teks-anekdot-pada-siswa-kelas, diakses pada 10 Agustus 2020)

Setiyaningrum, Erin. Dkk. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. (Online). Vol 3 No 1. (http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/union/article/view/270, diakses pada 10 Agustus 2020).

Saddhono, Kundharu dan Slamet, Y, St. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati

Simanjuntak, Maslina. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) dan Software Autograph dalam mempersiapkan

Page 139: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

122

Pendidik Matematika menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). (Online). Vol 9 no 2. (http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/339, diakses pada 10 Agustus 2020)

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Suherli, Suryaman, Maman, Septiaji, Aji dan Istiqamah. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tafonao, Talizaro. Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. 2018. (Online) Vol.2 No.2,https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/11, diakses pada 10 Agustus 2020.

Umar. 2014. Media Pendidikan Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol11 No 2. (http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/364/, diakses pada 10 Agustus 2020).

Wardhani, Endah Dyah. Rustono, Agus. 2017. Analisis Teks Anekdot Bermuatan karakter dan kearifan Lokal Sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi (Online), diakses pada 11 September 2020.

Widada dan Wulansari, Bekti. 2019. Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Menggunakan Media Adobe Flash CS 6. Yogyakarta: Penerbit Grava Media

Windhiarta, Abdy. 2017. Pengembangan Media Berbasis Adobe Flash Player Latihan Teknik Dasar Futsal. https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/view/25102 (Online). Volume 13, Nomor 2, Diakses pada 10 Agustus 2020.

Page 140: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

123

Lampiran 1

PROFIL SEKOLAH

1. Profil Sekolah

SMK Informatika Ciputat adalah SMK berbasih Komputer yang

beralamat di Jl. WR. Supratman No.50, Pondok Ranji, Ciputat Timur,

Tangerang Selatan 15412. Daya minat, multimedia, administrasi

perkantoran, teknik Komputer dan jaringan, dan akutansi. Memiliki

berbagai macam fasilitas yang memadai seperti, gedung milik sendiri,

lokasi pinggir jalan utama, akses mudah, tersedia Laboratorium,

lapangan futsal atau olahraga, laboratorium komputer, ruang belajar,

sarana olahraga, unit produksi, kantin, beasiswa bagi yang berprestasi.

SMK Informatika Ciputat juga mempunyai program unggulan yaitui.

Page 141: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

124

Everday English conversation, Computer life skill, Ekstrakurikuer,

Character Building. Prestasi yang di miliki SMK Informatika Ciputat:

Meraih medali emas pecan pencak silat kemenpora 2013, Paskibra

Tahun Angkatan 2014 kota Tangerang Selatan, futsal tingkat SMK Se-

Tangerang, Juara III webdesain gugus II kota Tangerang Selatan.

2. Visi dan Misi Sekolah

SMK Informatika Ciputat mempunyai VISI yaitu menjadi Sekolah

kejuruan yang terbaik dan mencetak SDM yang berwawasan luas,

modern, cerdas dan berakhlak mulia. Dan SMK Informatika Ciputat

mempunyai Misi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berketuhanan yang maha esa.

2. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, berwawasan luas

dan beraklak.

3. Mengupayakan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan di SMK Informatika Ciputat.

4. Menerapkan metode pembelajaran dengan system manajemen

Sekolah berbasi IT secara trasnparant dan moderen.

5. Mencetak SDM yang berkarya, siap bekerja dan berwiraswasta.

6. Mewujudkan sikap kebersamaan.

7. Mewujudkan sikap semangat kebersamaan yang sinergis baik dalam

dunia pendidikan maupun dalam dunia usaha dan kreativitas.

3. Struktur Sekolah

Kepala Sekolah SMK Informatika Ciputat: Ahmad Buchori S.E M.Si.

Page 142: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

125

Wakil Kepala Sekolah: Via Hapsari, M.Pd.

Wakil Kurikulum: Nurul Hidayati, S.Pd.

Wakil Kesiswaan: Herman Efendi, S.E.

Pembina Osis: Diko Arif Setiabudi, S.Pd.

Kepala Tata Usaha: Ayu.

Bendahara: Anis Karla, S.E

Status Sekolah SMK Informatika Ciputat sudah terakreditasi B.

4. Alamat Sekolah

Jl. WR. Supratman No.50, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang

Selatan 15412.

5. Tujuan Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Informatika lebih

mengedepankan praktek dengan presentase 60% dan teori 40% SMK

Informatika Ciputat, sekolah menengah kejuruan yang megutamakan

peningkatan ilmu pengetahuan bedasarkan Teknologi Bernuansa

Teknologi.

6. Keadaan Sekolah

SMK Informatika memiliki gedung satu lantai dengan perincian ruang

sebagai berikut:

Ruang kelas : 6

Ruang Kepala Sekolah : 1

Ruang Tata Usaha : 1

Ruang Guru : 1

Page 143: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

126

Ruang Perpustakaan : 1

Aula/Masjid : 1

Lapangan : 1

Ruang Osis : 1

Ruang Unit Produksi : 1

Ruang UKS : 1

7. Kegiatan Non Akademik Di Sekolah (Extracurricular)

Kegiatan non akademik di sekolah seperti kegiatan Extracurricular

yang sangat aktif di SMK Informatika Ciputat PMR, ROHIS, PASKIBRA,

dan PRAMUKA. Beberapa ekskul tersebut di naungi oleh OSIS, seperti

kegiatan mengibar bendera saat upacara, atau kegiatan keislaman saat

acara-acara besar umat Islam. Dari kegiatan non akademik SMK

Informatika sudah mendapatkan banyak sekali piala piala yang berjejer

di rak piara mereka. Itu emenjadi sebuah prestasi yang membanggakan.

1. PMR

Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah

pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang

selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di

seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota

PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga

bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang

Page 144: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

127

merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan

kapasitas organisasi PMI.

2. PASKIBRA

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera

Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera

pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan

Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor

Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana

Merdeka). Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1

atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan

April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

3. PRAMUKA

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang

dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari

Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya.

4. OSIS

Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu

organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai

dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-

murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi

Page 145: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

128

ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak

sekolah.

Page 146: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

129

Lampiran 2

Tabel Wawancara dengan Peserta Didik Pratindakan

Wawancara dengan Peserta Didik Setelah Tindakan

NO. Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana persiapan anda sebelum

meingkuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia?

Harus mempunyai kouta yang cukup.

2. Apakah anda gemar menulis? Apa alasanya jika menyukai dan tidak menyukai?

Saya suka menulis dikit tapi , karna dengan menulis kita jadi mengulang hal yang belom kita mengerti

3. Apakah anda menyukai pelajaran bahasa Indonesia? dan apakah anda memahami mengenai materi teks anekdot?

Menyukai, dan memahami tpi tidak terlalu banyak

4. Apakah anda mengalami hambatan dan kesulitan ketika belajar bahasa Indonesia?

Tidak, karena bahasa Indonesia adalah bahasa kita

5. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hambatan dan kesulitan tersebut?

-

6. Apa metode pembelajaran dalam pelajaran bahasa Indonesia yang ada inginkan?

Metodenyaa dengan cara penjelasan

7. Apa media pembelajaran yang anda inginkan dalam pelajaran bahasa Indonesia?

Media yang belum pernah dipakai ketika belajar.

NO. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash terhadap kemampuan anda menulis teks anekdot?

Seru, karena merasa lebih cepat berpikirnya.

2. Apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash?

Tidak ada

Page 147: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

130

Tabel Wawancara dengan Guru Pratindakan

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana persiapan ibu sebelum kegiatan belajar mengajar di laksanakan?

Menyiapkan materi yang akan diajarkan. Berdoa agar pelajaran dapat berjalan dengan lancar.

2. Apa saja hambatan ibu dan kesulitan ketika mengajar bahasa Indonesia?

Tidak ada hambatan.

3. Apakah peserta didik mengalami kesulitan dan hambatan ketika belajar bahasa Indonesia?

Peserta didik kadang merasa bosan dengan pelajaran bahasa Indonesia.

4. Model pembelajaran apa yang digunakan ibu ketika mengajar bahasa Indonesia?

Ceramah saja.

5. Model pembelajaran apa yang digunakan ibu untuk menghadapi kesulitan yang dialami?

Ceramah saja.

6. Media pembelajaran apa yang digunakan ibu dalam mengajar bahasa Indonesia?

Power Point

7. Media pembelajaran apa yang digunakan dalam materi teks anekdot?

Power Point

8. Apakah hasil yang didapat setelah penerapan media dalam pembelajaran menulis teks anekdot?

Peserta didik dapat menulis teks anekdot dengan baik.

9. Apakah peserta didik mendapatkan nilai sesuai KKM?

Iya ada yang sudah, ada yang belum.

10. Berapa persenkah peningkatan yang didapat setelah penggunaan media dalam pembelejaran menulis teks anekdot?

79%

Tabel Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan

NO. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana persiapan sebelum pembelajaran?

Persiapan sudah baik dilaksanakan.

2. Adakah kesulitan saat mengajar? Kesulitan saat pembelajaran jarak jauh.

3. Kelebihan/keefektifan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash dalam menulis teks anekdot?

Peserta didik lebih antusias dan tamabah bersemangat ketika menulis teks anekdot.

Page 148: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

131

Lampiran 3

Lembar Observasi Guru

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020

Nama Observer : Khoirunnisa

Pertemuan ke : Pertama (I)

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3

(baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan sesuai dengan pendapat

Anda.

Tabel Observasi Guru

No Aspek yang

dinilai

Skor

1 2 3 4

1. Kemampuan membuka pelajaran (apersepsi) a. Menarik perhatian peserta didik b. Memotivasi peserta didik c. Membuat kaitan materi ajar yang akan

diajarkan d. Memberikan pertanyaan untuk mengetahui

pengetahuan awal peserta didik

√ √ √

2. Fase Eksplorasi a. Menampilkan gambar materi teks anekdot b. Memberikan ruang gerak bagi peserta didik

untuk bekerja sama. c. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan

pengamatan terhadap gambar yang disediakan.

d. Menyuruh peserta didik mengembangkan

√ √ √

Diskusi dan Pengenalan Konsep a. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan

dan menjelaskan konsep dengan argumentasi mereka.

b. Menyuruh peserta didik menentukan tesis secara individual.

c. Menyuruh peserta didik menyusun argumen teks anekdot yang akan dibuat secara individual.

d. Menyuruh peserta didik menyusun kerangka teks anekdot.

√ √

Pengembangan dan Aplikasi a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kerangka tulisan yang dibuat ke dalam teks anekdot yang utuh.

Page 149: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

132

Evaluasi a. Menggunakan media secara efektif b. Menggunakan media secara efisien

Membantu kelancaran proses pembelajaran

√ √

Tahap Evaluasi a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan

aspek. b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal

yang telah direnanakan dalam RPP c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.

√ √

Kemampuan menutup pelajaran a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi

kompetensi yang diajarkan. b. Memberi kesempatan bertanya

Menginformasikan materi ajar berikutnya.

√ √

Page 150: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

133

Lembar Observasi Peserta Didik

Hari/Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020

Nama Observer : Khoirunnisa

Pertemuan ke : Kedua (II)

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3

(baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan

pendapat Anda.

No. Aspek yang Diamati Katagori

YA TIDAK

1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti KBM a. Memperhatikan penjelasan guru b. Mengikuti langkah-langkah pembelajaran

(duduk santai, rileks, konsentrasi) c. Menulis teks anekdot d. Memperhatikan penjelasan guru

√ √ √ √

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat (bertanya) a. Keaktifan untuk bertanya b. Penyanggahan terhadap sesuatu yang

kurang sependapat. c. Mampu memberikan alasan atas

pendapat yang diajukan. d. Peserta didik tidak mengerjakan

√ √

√ √

pekerjaan lain pada saat pembelajaran berlangsung

3. Perilaku peserta didik selama pembelajaran a. Peserta didik berkonsentrasi penuh

terhadap pembelajaran. b. Peserta didik amat fokus dan tertarik terhadap pembelajaran yang diberikan (tidak melamun atau berguarau). c. Peserta didik dengan sungguh-sungguh

mengerjakan tugas yang diberikan guru. d. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan

lain pada saat pembelajaran.

√ √

√ √

Page 151: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

134

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah: SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Pokok: Teks Anekdot

Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pra Siklus (Pertemuan Pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis struktur Dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

Page 152: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

135

C. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam

menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri

kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

Teks Anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

1. Pendekatan: Saintifik

2. Metode: Diskusi dan Presentasi

3. Model: Ceramah

F. Media/Alat dan Bahan:

Laptop, Gawai. Power Point

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

2. Internet

H. Kegiatan Pembelajaran Pra siklus

No. Uraian Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam tanda

mensyukuri anugerah Tuhan dan saling

mendoakan.

2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru

10 Menit

Page 153: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

136

berhubungan dengan materi teks anekdot.

3. Peserta didik menerima informasi dengan

proaktif tentang keterikaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-

hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya

tentang pembelajaran teks anekdot.

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan materi menggunakan media

konvensional power point yang telah diunggah

di googleclassroom.

2. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai

materi teks anekdot kepada peserta didik

melalui google classmeet.

3. Setelah guru menjelaskan peserta didik

diperbolehkan menanyakan materi mengenai

teks anekdot.

45 Menit

4. Peserta didik mendiskusikan materi yang telah

dijelaskan oleh guru.

5. Guru menanyakan kepada peserta didik

mengenai pembelajaran dan apakah peserta

didik telah memahami materi teks anekdot

yang telah diberikan oleh guru.

Page 154: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

137

3. Kegiatan Penutup

1. Guru menutup pembelajaran dengan

menyimpulkan materi yang telah dijelaskan

kepada peserta didik.

2. 2. Guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

110 Menit

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 155: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah: SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia Materi

Pokok: Teks Anekdot

Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pertemuan Kedua (Pra Siklus)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menganalisis struktur Dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.7 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

Page 156: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

139

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan penerapan model pembelajaran think talk write

peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam

menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri

kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Teks Anekdot

2. Struktur Teks Anekdot

3. Kebahasaan teks anekdot

4. Sindiran/unsur humor

5. Menciptakan teks anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

4. Pendekatan: Saintifik

5. Metode: Diskusi dan Presentasi

6. Model: Ceramah

F. Media/Alat dan Bahan:

Laptop, Gawai, Power Point

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

2. Internet

Page 157: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

140

H. Kegiatan Pembelajaran Prasiklus Pertemuan Kedua

No. Uraian Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam tanda

mensyukuri anugerah Tuhan dan saling

mendoakan.

2. Peserta didik merespon pertanyaan dari

guru berhubungan dengan materi teks

anekdot.

3. Peserta didik menerima informasi dengan

proaktif tentang keterikaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai

khususnya tentang pembelajaran teks

anekdot.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

1. Guru memberikan materi menggunakan

media konvensional power point yang

telah diunggah di googleclassroom.

2. Menjelaskan kepada peserta didik

mengenai materi teks anekdot kepada

peserta didik melalui Google Meet.

3. Setelah menjelaskan guru memberikan

tugas kepada peserta didik.

45 Menit

Page 158: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

141

4. Guru dan peserta didik

mendiskusikan tugas.

5. Peserta didik mengerjakan tugas

teks anekdot yang telah diberikan

dengan menggunakan model

pembelajaran yang konvensional

yaitu berdiskusi.

6. Peserta didik mempresentasikan

tugas teks anekdot yang mereka

kerjakan.

3. Kegiatan Penutup

1. Guru menutup pembelajaran dengan

menyimpulkan materi yang telah

dijelaskan kepada peserta didik.

3. 2. Guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

110 Menit

I. Teknik Penilaian: Tes tertulis

Tugas: Buatlah teks anekdot dengan tema kebudayaan!

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 159: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

142

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah: SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi Pokok: Teks Anekdot Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus I

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

Page 160: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

143

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan penerapan model pembelajaran think talk write peserta

didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam menentukan struktur,

isi teks anekdot dan menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Teks Anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

1. Pendekatan: Saintifik

2. Metode: Diskusi dan Presentasi

3. Model: Think Talk Write

F. Media/Alat dan Bahan

1. Media/Alat: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash

G. Sumber Belajar

2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa

Page 161: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

144

Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

3. Internet

Page 162: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

145

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda

mensyukuri anugerah Tuhan dan saling

mendoakan.

2. Peserta didik merespon pertanyaan dari

guru berhubungan dengan

pembelajaran sebelumnya.

3. Peserta didik menerima informasi

dengan proaktif tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima informasi

tentang hal-hal yang akan dipela•jari

dan dikuasai khususnya tentang

pembelajaran teks anekdot.

5. Guru memberikan motivasi kepada

siswa, melalui penjelasan pentingnya

pemahaman tentang materi teks

anekdot sertamenjelaskan

teknispembelajaran kooperatif think talk

write.

6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

Page 163: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

145

1. Guru memberikan materi mengenai

teks anekdot di googleclassroom.

2. Peserta didik menggunduh materi

tersebut.

3. Guru menjelaskan materi mengenai

teks anekdot tentang pengertian teks

anekdot, ciri-ciri teks anekdot, unsur

kebahasaan teks anekdot menggunakan

media interaktif adobe flash yang telah

dimiliki masing-masing peserta didik.

4. Guru meberikan tugas mengenai

materi teks anekdot kepada peserta didik.

5. Guru memberikan penguatan terhadap

temuan peserta didik yang benar.

6. Guru memberikan

penjelasan/meluruskan temuan peserta

didik yang kurang tepat.

45 Menit

Page 164: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

146

3. Kegiatan Penutup

1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran

dan hasilnya serta manfaat

pembelajaran.

2. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran

10 Menit

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 165: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

147

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah: SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi Pokok: Teks Anekdot Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pertemuan Kedua Siklus I

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

Page 166: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

148

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan penerapan model pembelajaran think talk write

peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam

menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri

kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

4. Teks Anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

1. Pendekatan: Saintifik

5. Metode: Diskusi dan Presentasi

6. Model: Think Talk Write

F. Media/Alat dan Bahan

Media/Alat: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash

Page 167: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

149

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.

Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemendikbud.

2. Internet

Page 168: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

150

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam

tanda mensyukuri anugerah Tuhan

dan saling mendoakan.

2. Peserta didik merespon

pertanyaan dari guru

berhubungan dengan

pembelajaran sebelumnya.

3. Peserta didik menerima informasi

dengan proaktif tentang

keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima informasi

tentang hal-hal yang akan

dipela•jari dan dikuasai khususnya

tentang pembelajaran teks

anekdot.

5. Guru memberikan motivasi kepada

siswa, melalui penjelasan

pentingnya pemahaman tentang

materi teks anekdot serta

menjelaskan teknispembelajaran

kooperatif think talk write.

6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

Page 169: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

151

1. Guru memberikan materi

mengenai teks anekdot di

googleclassroom.

2. Peserta didik menggunduh materi

tersebut.

3. Guru menjelaskan materi

mengenai teks anekdot tentang

pengertian teks anekdot, ciri-ciri

teks anekdot, unsur kebahasaan

teks anekdot menggunakan media

interaktif adobe flash yang telah

dimiliki masing-masing peserta

didik.

4. Guru membentuk kelompok yang

terdiri dari 7-8 peserta didik

5. Peserta didik beserta

keleompoknya masing-masing

mengerjakan tugas yang telah

diberikan oleh guru melalui media

adobe flash menggunakan model

pembelajaran think talk write.

6. Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

mereka.

45 Menit

Page 170: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

152

3. Kegiatan Penutup

3. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran

dan hasilnya serta manfaat

pembelajaran.

4. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran

10 Menit

I. Teknik Penilaian: Tes tertulis

J. Instrumen penilaian

Soal:

1. Jelaskan apa pengertian teks anekdot?

2. Sebutkan dan jelaskan kebahasaan teks anekdot?

3. Sebutkan dan jelaskan struktur-struktur teks anekdot?

4. Buatlah teks anekdot dengan tema bebas!

Rubrik Penilaian Menulis Teks Anekdot

No Komponen yang dinilai Skor Maksimal

1. Ketepatan isi dengan tema 20

2. Ketetapan judul dengan isi 10

3. Kelengkapan isi 25

4. Tata kebahasaan teks 20

5. Kemenarikan anekdot 25

Skor Tertinggi 100

Page 171: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

153

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 172: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

154

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi Pokok: Teks Anekdot

Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus II

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,

responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah

keilmuan.

Page 173: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

155

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis struktur

dan kebahasaan teks

anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan

kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali

teks anekdot dengan

memerlihatkan struktur

dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan

memerhatikan struktur dan kebahasaan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan penerapan model pembelajaran think talk

write peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur

dalam menentukan struktur, isi teks anekdot dan

menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Teks Anekdot

2. Struktur Teks Anekdot

3. Kebahasaan teks anekdot

4. Sindiran/unsur humor

5. Menciptakan teks anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

1. Pendekatan: Saintifik

2. Metode: Diskusi dan Presentasi

3. Model: Think Talk Write

F. Media/Alat dan Bahan: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

Page 174: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

156

2. Internet

H. Kegiatan Pembelajaran

Siklus II

No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menegaskan kembali langkah-

langkah pembelajaran model kooperatif

think talk write.

2 Guru memberikan motivasi kepada

siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran siklus I agar lebih serius

dalam mengikuti pembelajaran, serta

tetap memberikan semangat kepada

siswa yang sudah berhasil dalam

pembelajaran pada siklus I.

3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

10 Menit

2. Kegiatan Inti 1. Guru memperlihatkan hasil nilai yang

diperoleh Peserta Didik dipertemuan

sebelumnya.

2. Guru membahas kesalahan Peserta

didik dalam menulis teks anekdot

dipertemuan sebelumnya.

3. Guru memperdalam materi tentang

teks anekdot terutama pada bagian

struktur dan kaidah kebahasaannya

menggunakan media pembelajaran

Adobe Flash.

45 Menit

Page 175: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

157

4. Guru memberikan materi mengenai

teks anekdot yang sebelumnya belum

diberikan pada siklus I.

5. Guru memberikan tes tertulis kepada

peserta didik.

6. Peserta didik mengerjakan tes tertulis

menggunakan model pembelajaran think

talk write.

4. Menanyakan Peserta didik tentang

bagian yang tidak mengerti atau kesulitan

yang dialami.

5. Peserta didik diminta untuk menulis

teks anekdot dengan lebih baik lagi

menggunakan model pembelajaran think

talk write.

3. Kegiatan Penutup 1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran

dan hasilnya serta manfaat

pembelajaran.

2. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran.

3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pemberian tugas

10 Menit

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 176: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

158

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah SMK Informatika Ciputat

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi Pokok: Teks Anekdot

Kelas/Semester: X/ 1

Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus II

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,

responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah

keilmuan.

Page 177: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

159

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis struktur

dan kebahasaan teks

anekdot.

Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan

kebahasaan.

4.6 Menciptakan kembali

teks anekdot dengan

memerlihatkan struktur

dan kebahasaan.

Menyusun kembali teks anekdot dengan

memerhatikan struktur dan kebahasaan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan penerapan model pembelajaran think talk write peserta

didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam menentukan struktur, isi

teks anekdot dan menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Teks Anekdot

2. Struktur Teks Anekdot

3. Kebahasaan teks anekdot

4. Sindiran/unsur humor

5. Menciptakan teks anekdot

E. Pendekatan/Metode/Model

1. Pendekatan: Saintifik

2. Metode: Diskusi dan Presentasi

3. Model: Think Talk Write

F. Media/Alat dan Bahan: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X

Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

2. Internet

Page 178: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

160

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menegaskan kembali langkah-

langkah pembelajaran model kooperatif

think talk write.

2 Guru memberikan motivasi kepada

siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran siklus I agar lebih serius

dalam mengikuti pembelajaran, serta

tetap memberikan semangat kepada

peserta didik yang sudah berhasil dalam

pembelajaran pada siklus I.

3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

1. Guru memperdalam materi tentang

teks anekdot terutama pada bagian

struktur dan kaidah kebahasaannya

menggunakan media pembelajaran

Adobe Flash.

45 Menit

Page 179: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

161

2. Guru memberikan materi mengenai

teks anekdot yang sebelumnya

belum diberikan pada pertemuan

pertama

3. Guru membagi dan membentuk

kelompok 7-8 (kelompok yang

sama dengan siklus I).

4. Peserta didik dan kelompoknya

masing-masing mengerjakan tes

tertulis menggunakan model

pembelajaran think talk write.

5. Menanyakan Peserta didik tentang

bagian yang tidak mengerti atau

kesulitan yang dialami.

6. Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil menulis

teks anekdot yang ditulis dan di

diskusikan.

7. Peserta didik diminta untuk menulis

teks anekdot dengan lebih baik lagi

menggunakan model pembelajaran

think talk write.

Page 180: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

162

3. Kegiatan Penutup 1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran

dan hasilnya serta manfaat

pembelajaran.

2. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran.

3. Melakukan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pemberian tugas

10 Menit

I. Instrumen penilaian

Soal:

1. Buatlah teks anekdot dengan bertemakan kebudayaan!

2. Buatlah struktur teks anekdot dari teks yang telah dibuat!

Rubrik Penilaian Menulis Teks Anekdot

No Komponen yang dinilai Skor Maksimal

1. Ketepatan isi dengan tema 20

2. Ketetapan judul dengan isi 10

3. Kelengkapan isi 25

4. Tata kebahasaan teks 20

5. Kemenarikan anekdot 25

Skor Tertinggi 100

Page 181: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

163

Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia

Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa

Page 182: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

164

Lampiran 5

CATATAN LAPANGAN

KEGIATAN PRA SIKLUS

Hari/Tanggal : 11-12 November 2020

Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot dengan menggunakan model pembelajaran

ceramah dan berbantuan media power point.

Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot dengan

menjelaskan pengertian teks anekdot, kaidah kebahasaan,

teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, dan struktur teks

anekdot.

Waktu : 08.00-10.00

Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTP (Secara Daring)

Kegiatan Awal

Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan

tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui

google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti

mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi

dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui

pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Page 183: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

165

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan penjelasan mengenai pengertian teks anekdot,

ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot, dan kaidah kebahasaan teks

anekdot. Kemudian peneliti memberikan kesempatan untuk peserta didik

membaca materi yang telah diberikan oleh peneliti mengenai teks anekdot.

Setelah itu peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan materi

kepada peserta didik yang belum memahami tentang materi teks anekdot.

Setelah itu peserta didik diberikan tugas oleh peneliti yang memerintahkan

untuk menulis teks anekdot dengan bertemakan kebudayaan. Peserta didik

diberikan kesempatan untuk menanyakan mengenai tugas yang telah

diberikan oleh peneliti.

Refleksi

Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,

peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal

hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah

kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam

pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat

pembelajaran daring berlangsung.

Tangerang, 11 November 2020

Mengetahui

Peneliti Kolabolator

Khoirunnisa Via Hapsari, M.Pd

NIM: 2016840013

Page 184: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

166

CATATAN LAPANGAN

KEGIATAN SIKLUS I

Hari/Tanggal : 17-18 November 2020

Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot dengan menggunakan model pembelajaran

think talk write dan berbantuan media adobe flash.

Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot dengan

menjelaskan pengertian teks anekdot, kaidah

kebahasaan, teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, dan

struktur teks anekdot.

Waktu : 08.00-10.00

Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTKP (Secara Daring)

Kegiatan Awal

Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan

tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui

google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti

mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi

dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui

pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan diajarkan dengan materi teks anekdot. Kemudian peneliti menjelaskan

Page 185: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

167

mengenai pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks

anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot. Kemudian peneliti memberikan

tugas kepada peserta didik untuk mengerjakannya, peserta didik

ditugaskan untuk mengerjakan tugas menggunakan model pembelajaran

think talk write berbantuan media adobe flash. Peserta didik dibagi menjadi

6 kelompok diantara kelompok terdapat 7-8 anggota setelah itu peneliti

menjelaskan perintah yang akan diberikan kepada peserta didik. Peneliti

memberikan kesempatan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

kemudian peneliti menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

Refleksi

Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,

peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal

hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah

kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam

pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat

pembelajaran daring berlangsung.

Tangerang, 17 November 2020

Mengetahui

Peneliti Kolabolator

Khoirunnisa Via Hapsari Indah, M.Pd.

NIM: 2016840013

Page 186: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

168

CATATAN LAPANGAN

KEGIATAN SIKLUS II

Hari/Tanggal: 25-26 November 2020

Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks

anekdot dengan menggunakan model pembelajaran think

talk write dan berbantuan media adobe flash.

Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot agar

peserta

didik dapat menulis teks anekdot sesuai dengan struktur dan

kaidah kebahasaan teks anekdot.

Waktu : 08.00-10.00

Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTKP (Secara Daring)

Kegiatan Awal

Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan

tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui

google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti

mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi

dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui

pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Page 187: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

169

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan diajarkan dengan materi teks anekdot. Kemudian peneliti menjelaskan

mengenai pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks

anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot. Kemudian peneliti memberikan

tugas kepada peserta didik untuk mengerjakannya, peserta didik

ditugaskan untuk mengerjakan tugas menggunakan model pembelajaran

think talk write berbantuan media adobe flash. Peserta didik dibagi menjadi

6 kelompok diantara kelompok terdapat 7-8 anggota setelah itu peneliti

menjelaskan perintah yang akan diberikan kepada peserta didik. Peserta

didik menuliskan teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot. Peneliti memberikan kesempatan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya kemudian peneliti menyimpulkan

materi yang sudah dipelajari.

Refleksi

Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,

peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal

hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah

kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam

pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat

pembelajaran daring berlangsung.

Tangerang, 25 November 2020

Mengetahui

Peneliti Kolabolator

Khoirunnisa Via Hapsari, M.Pd

NIM: 2016840013

Page 188: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

170

Lampiran 6

CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR

Pelaksanaan : Pra Siklus

Hari dan Tanggal : Rabu, 11 November 2020

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet

Catatan:

1. Peserta didik belum menguasai materi secara keseluruhan.

2. Kondisi kelas masih kurang kondisif melalu google meet belum

banyak peserta didik yang bergabung.

3. Motivasi peserta didik sangat dibutuhkan untuk membangun

kesiapan mental peserta didik untuk belajar.

Saran:

1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan

pemahaman peserta didik mmeberikan umpan balik untuk menguji

pemahaman peserta didik.

2. Mengkondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.

3. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan

peserta didik pembelajaran.

Tangerang, 11 November 2020

Kolabolator,

Via Hapsari Indah M. Pd.

Page 189: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

171

CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR

Pelaksanaan : Siklus I

Hari dan Tanggal : Rabu, 17 November 2020

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet

Catatan:

1. Hanya beberapa peserta didik yang menguasi materi secara

keseluruhan.

2. Pengunaan model yang diterapkan dalam pembelajaraan sudah

cukup baik.

3. Motivasi peserta didik sangat dibutuhkan untuk membangun

kesiapan mental peserta didik untuk belajar.

Saran:

1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan

pemahaman peserta didik memberikan umpan balik untuk menguji

pemahaman peserta didik.

2. Menggunakan model pembelajaran terhadap pembelajaran harus

lebih diterapkan.

3. Mengkondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.

4. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan

peserta didik dalam pembelajaran.

Tangerang, 17 November 2020

Kolabolator,

Via Hapsari Indah, M. Pd.

Page 190: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

172

CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR

Pelaksanaan : Siklus II

Hari dan Tanggal : Rabu, 25 November 2020

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet

Catatan:

1. Seluruh peserta didik menguasai materi yang disampaikan secara

keseluruhan.

2. Seluruh peserta didik sudah menguasai media yang digunakan.

3. Cara peserta didik memaparkan hasil laporan sudah baik.

4. Motivasi yang telah diberikan membuat peserta didik sangat

bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

Saran:

1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan

pemahaman peserta didik memberikan umpan balik untuk menguji

pemahaman peserta didik.

2. Media yang digunakan dalam pembelajaran sudah baik.

3. Materi yang disampaikan dan memaparkan teks anekdot sudah

baik.

4. Kondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.

5. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan

peserta didik dalam pembelajaran.

Tangerang, 25 November 2020

Kolabolator,

Via Hapsari Indah M. Pd.

Page 191: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

173

Lampiran 7

DAFTAR CEK SUMBER PUSTAKA

Nama: Khoirunnisa

NIM: 2016840013

Judul Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Anekdot

Berbantuan Media Adobe Flash

No. Sumber Pustaka Halaman

Pencantuman pada Skripsi

Keterangan

Ya Tidak

1.

Agustin, Siska Ayu dan Sesunan Feriansyah. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Pendekatan Saintisfik Menggunakan Adobe Flash. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPVTI (Online), diakses pada 10 Agustus 2020

41 √

2. Aqib, Z. 2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMA/MA-SMK/MAK. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

53,54 √

3. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

55,57,67 √

4. Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

36 √

5. Azrah, Meri. Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 009. https://media.neliti.com/media/publications/258284- penerapan-strategi-think-talk-write-ttw-7fc1ad38.pdf (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.

17 √

6. Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

21,22, 23 √

7. Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

39, 37 √

8. Gumanti, Ary Tatang. Dkk. 2016. Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

54 √

9. Hamdayana, Jumanta. 2017. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.

5, 16 √

Page 192: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

174

10. Hariyanti, Tita. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Media.

13,14 √

11. Herdian. 2016. Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write). (Online). (http://herdy07.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-ttw-think-talk- write, diakses pada 10 Agustus 2020).

19 √

12. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatik. Yogyakarta: Pustaka belajar.

15 √

13. Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

14, 15 √

14. Janardhana, Aryananda Dkk. 2019. Penerapan Model Think Talk Write Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Pada Siswa Kelas III SDN Sumbersari 1 Kota Malang. (Online) Vol 3 No 1. (https://www.researchgate.net/publication/334743518, diakses 2 April 2020)

15 √

15. Karo, Rasyid Isran dan Rohani. 2018. Manfaat Media Dalam Pembelajaran. (Online) Vol.7 No.1. (http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/axiom/article/view/1778, diakses pada 10 Agustus 202).

37 √

16. Kasupradi, Endang dan Supriatna. 2010. Pengembangan keterampilan menulis. Jakarta: Kreasi satudelapan.

21 √

17. Kemendikbud. 2017. Anekdot Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MK. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

25,28,31 √

18. Kuswari, Usep. 2016. Model Pembelajaran Menulis dengan Teknik Think Talk Write. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1 95901191986011-, diSEP_KUSWARI/MODEL_PEMBELAJARAN_MENULIS_DENGAN_ TEKNIK_THIK.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020).

19 √

19. Mahnun, Nunu. 2012. Media Pembelajaran Kajian Terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya

37 √

Page 193: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

175

dalam Pembelajaran. (Online). Vol. 37. No. 1. http://ejournal.uin- suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310, diakses pada 1 Juli 2020.

20. Maksum, Ifrod. 2015. Konsep dan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020.

20 √

21. Mannahali, Misnah. 2018. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman. (Online). http://eprints.unm.ac.id/11291/1/Misna%20Mannahali_Model%20 Pembelajaran.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020)

17, 20 √

22. Mascita, Dede Endang dan Rosmiyati Ati. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas X SMA. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/1698 (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020

24 √

23. Munirah. 2019. Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Yogyakarta: CV Budi Utama

21 √

24. Nweke, Catherine Obama. 2016. Anecdote as A Persuasive Stylistic Technique a Pusonnam Yiri’s Bindness of The Mind: No One Is Useless. An Internasional Journal of Langugage. (Online) https://www.ajol.info/index.php/laligens/article/view/107575 Literature and Gender Studies (LALIGENS). Volume 3 (2) Serial No. 8 (36).

32 √

25. Parwati, Nyi Nyoman. Dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajagrafido

12, 13 √

26. Pribadi, Benny A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia.

40, 38 √

27. Robby, Nur dan Sholah, Akmal. 2019. Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. (Online). Vol 9 (http://rumahpublikasi.com/index.php/prokaluni/article/view/104, diakses pada 10 Agustus 2020).

20 √

28. Rusman. 2018. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafido

11,12, 13 √

Page 194: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

176

29. Saputra, Rahmat, Dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Adobe Flash Pro CS 6 pada Materi Luas Bangunan Datar. 2020. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm. (Online). Volume 14, No. 1, Januari 2020, pp. 67-80

47, 42 √

30. Sari Resmi, Dkk. 2017. Pengembangan Media Blog Dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X SMA. (Online) Volume 1 Nomor 4. Neliti.com/id/publications/240552/pengembangan-media-blog-dalam-pembelajaran-menulis-teks-anekdot-pada-siswa-kelas, diakses pada 10 Agustus 2020)

36 √

31. Setiyaningrum, Erin. Dkk. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. (Online). Vol 3 No 1. (http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/union/article/view/270, diakses pada 10 Agustus 2020).

20 √

32. Saddhono, Kundharu dan Slamet, Y, St. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati

1 √

33. Simanjuntak, Maslina. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) dan Software Autograph dalam mempersiapkan Pendidik Matematika menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). (Online). Vol 9 no 2. (http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/339, diakses pada 10 Agustus 2020)

17, 20 √

34. Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

63,68,71,72, 75,76,77

35. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

58,72,76,77 √

36. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, dan Istiqamah. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

27,29,30,32, 33,74

Page 195: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

177

37. Tafonao, Talizaro. Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. 2018. (Online) Vol.2 No.2,https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/11, diakses pada 10 Agustus 2020.

33 √

38. Umar. 2014. Media Pendidikan Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol 11 No 2. (http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/364/, diakses pada 10 Agustus 2020).

37 √

39. Wardhani, Endah Dyah. Rustono, Agus. 2017. Analisis Teks Anekdot Bermuatan karakter dan kearifan Lokal Sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi (Online), diakses pada 11 September 2020.

3, 24, 31, 32 √

40. Widada dan Wulansari, Bekti. 2019. Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Menggunakan Media Adobe Flash CS 6. Yogyakarta: Penerbit Grava Media

5 √

41. Windhiarta, Abdy. 2017. Pengembangan Media Berbasis Adobe Flash Player Latihan Teknik Dasar Futsal. https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/view/25102 (Online). Volume 13, Nomor 2, Diakses pada 10 Agustus 2020.

41 √

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Ratna Dewi Kartikasari, M.Pd.

Page 196: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

178

Lampiran 8

Hasil Menulis Peserta Didik

Siklus I

Hasil menulis peserta didik kelompok satu

Page 197: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

179

Hasil menulis peserta didik kelompok dua

Page 198: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

180

Hasil menulis peserta didik kelompok tiga

Page 199: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

181

Hasil menulis peserta didik kelompok empat

Page 200: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

182

Hasil menulis peserta didik kelompok lima

Page 201: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

183

Hasil menulis peserta didik kelompok enam

Page 202: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

184

SIKLUS II

Hasil menulis peserta didik kelompok satu

Page 203: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

185

Hasil menulis peserta didik kelompok dua

Page 204: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

186

Hasil menulis peserta didik kelompok tiga

Page 205: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

187

Hasil menulis peserta didik kelompok empat

Page 206: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

188

Hasil menulis peserta didik kelompok lima

Page 207: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

189

Hasil menulis kelompok enam

Page 208: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

190

Lampiran 9

GAMBAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Page 209: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

191

Page 210: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

192

Lampiran 10

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

Page 211: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

193

Page 212: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

194

Lampiran 11

KARTU MENYAKSIKAN SIDANG

Page 213: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

195

Lampiran 12

KARTU REVISI SETELAH SIDANG

Page 214: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

196

LAMPIRAN 13

SURAT PERMOHONAN PENELITIAN

Page 215: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

197

Lampiran 14

SURAT TELAH MENYELESAIKAN PENILITIAN

Page 216: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

198

Lampiran 15

BIODATA KOLABOLATOR

Nama: Via Hapsari Indah, M.Pd.

Tempat/Tanggal: Karawang, 6 Desember 1978

Alamat: Jl. Komplek Pertamina gang 3 Ciputat, Tangerang Selatan.

Riwayat Pendidikan: - SD Negeri Cimalaya IV (1984-1990)

- SMPN 1 Cimalaya (1990-1993)

- SMA 1 Teluk Jambe Karawang (1993-1996)

- S1 Universitas Indra Prasta PGRI (2012-2016)

- S2 Universitas Indra Prasta PGRI (2018-2021)

Page 217: SKRIPSI - ecampus-fip.umj.ac.id

199

Lampiran 16

BIODATA PENULIS

Khoirunnisa dilahirkan di kota Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 12 Mei

1998. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan dari Bapak

Ahid dan Ibu Koryati. Pendidikan dasar penulis yaitu di SDN Bedahan 01

tamat pada tahun 2010 dan melanjutkan ke SMP Islamiyah Sawangan dan

lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 5

Depok dan lulus pada tahun 2016 dan setelah itu melanjutkan pendidikan

di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tahun 2016.