SKRIPSI -...

146
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan DESYA AYU WULANDARI NIM 115 14 138 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Transcript of SKRIPSI -...

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE

LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

DESYA AYU WULANDARI

NIM 115 14 138

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

ii

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE

LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

DESYA AYU WULANDARI

NIM 115 14 138

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

iv

v

vi

vii

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah, 6-8).

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini

penulis persembahkan untuk:

1. Almarhumah mbah Ruminah, mbah Hadi Suyatno, dan mbah Samiyem yang

sudah membesarkan, memberikan kasih sayang, serta do’a.

2. Orang tuaku tersayang, Bapak Ngatiyono dan Ibu Sriwahyuni.

3. Mertuaku tersayang, almarhum Bapak Muhtaruddin dan Ibu Haryanti.

4. Suamiku, Sersan Satu Khamid Shoiman.

5. Sahabatku (Tika, Nana, Emma, Resty, Astri, Himma, Asri, Ulya, Lhaila, Lia)

yang selalu memberikan semangat serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. MI Ma’Arif Candirejo.

7. Teman-teman seperjuangan IAIN Salatiga angkatan 2014 khususnya jurusan

PGMI.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang

selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Bilangan Pecahan dengan Menggunakan Model Pembelajaran The Learning Cell

pada Siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang Tahun

Ajaran 2018/2019”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para

pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah

satu-satunya umat manusia yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan

menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam. Penulisan skripsi

ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah

berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga, Ibu Peni Susapti, M.Si.

4. Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag.

ix

5. Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. yang sudah dengan ikhlas

membimbing, mengarahkan, dan meluangkan waktu untuk penulis sehingga

skripsi ini terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada

umumnya. Aamiin.

Salatiga, 29 Agustus 2018

Penulis

x

ABSTRAK

Wulandari, Desya Ayu. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bilangan Pecahan

Melalui Model Pembelajaran The Learning Cell pada Siswa Kelas IV MI Ma’Arif

Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi, Salatiga:

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah,

M.Pd.

Hasil belajar Matematika di MI Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang masih rendah

terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 60. Hal ini dikarenakan

penyampaian materi pelajaran oleh guru yang monoton sehingga kurang menarik perhatian

siswa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model

pembelajaran the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar matematika bilangan

pecahan pada kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran

2018/2019?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika

bilangan pecahan melalui model pembelajaran the learning cell pada siswa kelas IV MI

Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI MA’Arif Candirejo kec. Tuntang kab.

Semarang tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan

14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yan digunakan berupa observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran the learning cell dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi bilangan

pecahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari setiap siklusnya. Yaitu pada

nilai rata-rata kelas dan juga persentase ketuntasan belajar siswa. Pada pra-siklus, diperoleh

dari data 31 siswa, ternyata yang tuntas belajar hanya 8 siswa, sedangkan 23 siswa

dinyatakan belum tuntas, dengan diperoleh rata-rata 45,8 dan persentase ketuntasan hanya

mencapai 25,8%. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa, dengan

nilai rata-rata sebesar 67,4 dan persentase ketuntasan mencapai 77,4%. Dan pada siklus II,

jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 29 siswa dengan nilai rata-rata 78,7 dan

persentase ketuntasan belajar mencapai 93,5%. Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa

kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang dalam pembelajaran matematika

materi bilangan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell

mencapai lebih dari 85%.

Kata kunci: belajar, matematika, the learning cell

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………...……………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………….…………………...……….…........ii

PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………..…............iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………..……………..iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………….v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……vi

ABSTRAK……………………………………………………………...………......viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………....x

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..........xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………….…………………..……xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………...…………………….1

B. Rumusan Masalah……………………………………...……………………........5

C. Tujuan Penelitian………………………………………….………………..…….5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………...……………….6

E. Kegunaan Penelitian……………………………………………..……….………6

F. Definisi Operasional……………………………………………..……………….8

1. Hasil Belajar…………………………………………………..……………….8

xii

2. Matematika……………………………………………………………..……..9

3. Pecahan………………………………………………………………………10

4. The Learning Cell……………………………………………………………10

G. Metode Penelitian……...…………………………………….………………….11

H. Subjek Penelitian ……………………………………………….………...…….13

I. Sistematika Penulisan………………….…………………………….…………..17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori……………………………………………………………………..18

1. Hasil Belajar………………………………………………………………….18

a. Pengertian Belajar………………………………………………………...18

b. Ciri-ciri Belajar………………………………………...…………………19

c. Prinsip-prinsip Belajar……………………………………...…………….20

d. Tujuan Belajar…………………………………………………………….20

e. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………………..21

2. Matematika…………………………………………………...……………...21

3. Pecahan…………………………………...………………………………….22

4. Model Pembelajaran………………………………………………...……….23

a. Pengertian Model Pembelajaran………………………………………….23

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran……………………………………………..24

5. The Learning Cell…………………………………………………………....25

B. Kajian Materi Penelitian………………………………………..……………….26

xiii

C. Kajian Pustaka…………………………………………………………………..33

D. Kaitan antara Model Pembelajaran The Learning Cell dengan

Pembelajaran Matematika………………………………………………………36

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian………………………………………………………………..38

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………….……...38

a. Identitas Madrasah…………………………………………...…………...38

b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah…………………………………………39

c. Fasilitas Sarana dan Prasarana…………………………...……………….41

d. Keadaan Guru dan Karyawan……………………………...……………..42

e. Karakteristik Siswa Kelas IV………………………………..……………43

2. Waktu Penelitian………………………………………………...…………...44

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………………………...…………..44

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………………..………….51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………………………………………………...………………..58

1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus……………………………...……………….58

2. Deskripsi Penelitian Siklus I…………………………...…………………….60

3. Deskripsi Penelitian Siklus II…………………………...……………………66

B. Pembahasan……………………………………………………………..………70

BAB V PENUTUP

xiv

A. Kesimpulan……………………………………………………...………………76

B. Saran……………………………………………………………………..……...76

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………………79

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………..…………………81

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ma’Arif Candirejo………………41

2. Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’Arif Candirejo…...………42

3. Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo……………………….43

4. Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………………….44

5. Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa………………………………………….58

6. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I……………………………………...60

7. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I…………………………………….61

8. Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………….62

9. Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II…………………………………….65

10. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II……………………………………66

11. Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………………...67

12. Tabel 4.8 Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas Ulangan Harian…………...70

13. Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I……………………………….71

14. Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II…………………………….72

15. Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siswa……………………………………………73

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.......................................82

Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru Siklus I......................................................94

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I....................................................95

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.....................................96

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II..................................................107

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II.................................................108

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian.....................................................................109

Lampiran 8 Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa...........................................116

Lampiran 9 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus I....................................................117

Lampiran 10 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus II...................................................118

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi................................................................119

Lampiran 12 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi..............................................120

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian.....................................................121

Lampiran 14 Surat keterangan sudah melakukan penelitian...................................122

Lampiran 15 Lembar SKK......................................................................................123

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup........................................................................125

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar akan membuat seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang

tidak bisa menjadi bisa dan terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya baik

secara langsung maupun tidak langsung. Proses pendidikan, kegiatan belajar dan

pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya(Husdarta, 2014: 2).

Kemampuan orang untuk belajar merupakan ciri penting yang membedakan

manusia dengan makhluk lainnya. Manusia dalam belajar membutuhkan proses

dan unsur kesengajaan. Supaya dapat mengembangkan diri secara optimal maka

secara berkelanjutan manusia senantiasa belajar untuk mendapatkan kebenaran

demi kebahagiaan dan cita-cita. Inilah salah satu alasannya mengapa Allah

menyatakan bahwa antara orang-orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu

tidak boleh disamakan. Sebab hanya orang yang berilmulah yang dapat

mengambil pelajaran, sehingga ia dapat mengambil manfaat dari proses

kehidupan ini.

2

Sebagaimana firman Alah SWT:

نهوقانتآناءال ليلساجداوقائمايحذرالخرةويرجورحمةربهقلهليستويالذيأم

رأولوااللباب ٩-نيعلمونوالذينليعلمونإنمايتذك -

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang barakallah yang dapat

menerima pelajaran.”(Q.S. Az-Zumar: 9)

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa manusia yang tidak terdorong

untuk belajar (mendapatkan kebenaran), pada dasarnya adalah mengingkari watak

alamiahnya, karena belajar itu hakikatnya merupakan kebutuhan asasi manusia.

Dorongan ini ada dalam diri manusia untuk menemukan berbagai hakikat

sebagaimana adanya. Artinya manusia ingin mendapatkan pengetahuan tentang

alam dan wujud benda-benda dalam keadaan sesungguhnya (Ihsana, 2017:8).

Matematika adalah suatu aktivitas manusia. Matematisi menemukan konsep

matematika dengan berbuat, melakukan refleksi terhadap tindakan (aktivitasnya)

lalu menemukan hasilnya berupa konsep-konsep, sifat konsep-konsep, hubungan

antara konsep-konsep, aturan-aturan dan prinsip-prinsip (Slamet, 2005: 24).

Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika di kelas IV MI adalah

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Siswa mengalami

kesulitan pada materi ini karena siswa belum memahami cara menyamakan

penyebut. Baik itu pada operasi penjumlahan pecahan, maupun pengurangan

pecahan. Untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan membutuhkan

3

pemahaman konsep yang lebih sulit dibandingkan operasi hitung bilangan

lainnya.Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

operasi hitung bilangan pecahan yang menjadikan hasil belajar siswa pada operasi

hitung bilangan pecahan masih rendah.

Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerap kali menjadi monster

yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika, bahkan

mendengar matematika saja, dibenaknya seolah sudah tergambar sesuatu yang

menyeramkan dan menakutkan. Sering kali matematika yang hadir didepan dan

yang banyak dikenal hanyalah matematika yang penuh dengan rumus, abstrak,

teoritis, dan kering. Padahal sebenarnya ada sisi menarik dalam matematika yang

selama ini belum dikenal, dan sayangnya jarang dihadirkan di kelas (Sriyanto,

2007: 33). Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan

berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih

menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru ke

peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan

peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu, dalam membelajarkan

matematika kepada peserta didik, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi

pendekatan, strategi, metode ataupun model yang sesuai dengan situasi sehingga

tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik

4

atau tidaknya suatu pemilihan pendekatan pembelajaran akan tergantung tujuan

pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkah perkembangan

peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta

mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada (Daryanto, 2013: 412).

Dari hasil studi penelitian siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo

menunjukkan, siswa kesulitan dalam menerima pelajaran dengan materi-materi

yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk

pecahan. Terutama ketika berhadapan pada soal-soal operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dibuktikan dengan masih

banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). KKM untuk mata pelajaran matematika yang diterapkan di MI Ma’Arif

Candirejo adalah 60. Dari 31 siswa kelas IV, baru 8 siswa yang mencapai nilai

KKM. Ini berarti masih banyak siswa yang belum menguasai materi operasi

pecahan.

Oleh sebab itu, perlu adanya alternatif pemecahan, diantaranya model

pembelajaran yang dirasa cocok untuk meningkatkan hasil belajar pada materi

operasi pecahan adalah dengan menggunakan model pembelajaran the learning

cell (Hisyam dkk, 2008: 43) learning cell (sel belajar) atau peserta didik

berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk

berpasangan di mana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara

bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.

5

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI

MA’ARIF CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN

AJARAN 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini adalah “Apakah dengan menggunakan

model pembelajaran the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar

matematika bilangan pecahan pada kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang

kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar matematika bilangan pecahan melalui model

pembelajaran the learning cell pada siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo, kec.

Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.

6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan (Sugiyono, 2006:96). Dalam penelitian ini, rumusan

hipotesisnya adalah terjadi peningkatan hasil belajar matematika bilangan

pecahan melalui model pembelajaran the learning cell (sel belajar) pada siswa

kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran

2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran the learning cell (sel belajar) ini dapat

dikatakan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Adapun

indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Secara Individu:

Adanya peningkatan hasil belajar matematika bilangan pecahan yang

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60.

b. Secara klasikal:

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi bilangan pecahan yang

mencapai presentase nilai 85% siswa mencapai KKM.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritik

7

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah

dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan.

Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah,

dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat mahasiswa

menimba ilmu.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan manfaat

yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:

a. Manfaat bagi siswa

1) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti

pembelajaran matematika.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar

matematika.

3) Menigkatkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

matematika.

4) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami

materi matematika.

b. Manfaat bagi guru

1) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa.

2) Meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan model

pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan.

8

3) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang

tepat.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada

sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

2) Meningkatkan kualitas pendidikan.

3) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan guru

dalam inovasi dan implementasi model-model pembelajaran dalam

matematika.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi multi tafsir dalam memahami istilah-istilah yang ada dalam

judul, maka perlu adanya penegasan istilah.

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah berupa skor/nilai. Susanto (2013:5) makna hasil

belajar, yaitu: perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, atau psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar.

Daryanto dan Rahardjo (2012: 27) mengemukakan tiga ranah hasil

belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri

dari enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi,

9

analisa, sintesa, dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku

secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli

seperti yang dikutip diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa

setelah menerima pengalaman belajar yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2. Matematika

Menurut Mulyani Sumantri yang dikutip oleh Rosma (2010:12)

matematika adalah pengetahuan yang tidak kalah pentingnyadalam kehidupan

sehari-hari.Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta

didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa

dalam matematika. Pengajaran matematika harus berusaha mengembangkan

suatu pengertian sistem angka, keterampilan menghitung dan memahami

simbol-simbolyang sering kali dalam buku-buku pelajaran mempunyai arti

khusus. Pelajaran matematika perlu ditekankan pada arti dan pemecahan

berbagai masalah yang seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Susanto (2013: 185) Matematika merupakan salah

satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-

10

hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan uraian di atas, maka matematika dapat diartikan sebagai

sebuah ilmu yang mempelajari suatu perhitungan angka-angka yang tidak

akan pernah lepas dari kehidupan.

3. Pecahan

Kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk kata lain dari

frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis, pecahan

pertama kali digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang bernilai

kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan membagi

makanan, perdagangan, dan pertanian (Purnomo, 2015: 10).

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan,

yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan

pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai

satuan, dan dinamakan penyebut (Heruman, 2007: 43).

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

pecahan adalah istilah dalam matematika berupa bilangan yang terdiri dari

pembilang dan penyebut.

4. The Learning Cell (Sel Belajar)

Salah satu dari beberapa sistem terbaik untuk membantu pasangan

peserta didik belajar dengan lebih efektif adalah learning cell, yang

11

dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di

Lausanne (Hisyam dkk, 2008: 43) learning cell atau peserta didik

berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk

berpasangan, dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara

bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Peneltian Tindakan Kelas

PTK ditandai dengan adanya tindakan. Tindakan tersebut dilakukan

tidak hanya sekali. Akan tetapi, beulang-ulang sampai dengan tujuan PTK

tercapai. Menurut (Suharsimi, dkk 2016: 143-144) setiap tindakan terdiri dari

rangkaian empat kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan merupakan kegiatan merancang secara rinci tentang apa dan

bagaimana tindakan yang akan dilakukan . PTK untuk pengembangan

profesi guru, kegiatan ini berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan

rencana mengajar, merencanakan bahan untuk pembelajaran, serta

menyiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

b. Tindakan adalah kegiatan inti dalam PTK. Bagi guru, tindakan ini berupa

penerapan model/cara mengajar yang baru. Pada PTK untuk

pengembangan profesi guru, tindakan dilakukan sekurang-kurang dalam

dua siklus.

12

c. Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan

dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan

sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat berupa

pengumpulan data melalui observasi, tes, kuisioner, dan lain.

d. Evaluasi dan refleksi selanjutnya berdasarkan pada hasil evaluasi

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan

untuk melakukan perbaikan pada perencanaan di tahapan (siklus)

berikutnya.

Gambar 1.1 Siklus dalam PTK

Siklus ke-I

Siklus ke-II

(Suharsimi dkk, 2016:144)

permasalahan Perencanaan

Tindakan ke-I

Perencanaan Tindakan

ke-I

Pengamatan/

Pengumpulan data ke-I Refleksi ke-I

Permasalahan

baru hasil refleksi Perencanaan

Tindakan ke-

II

Pelaksanaan Tindakan

ke-II

Pengamatan/

Pengumpulan data ke-II Refleksi ke-II Bila

permasalahan

belum selesai…

Lanjutkan ke siklus

berikutnya…

13

H. Subjek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV MI Ma’Arif Candirejo,

kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019, berjumlah 31 siswa

yang terdiri dari 17 siswa laki-laki, 14 siswa perempuan dan guru yang

mengampu mata pelajaran Matematika.

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec.

Tuntang kab. Semarang.

b. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1 tahun ajaran

2018/2019 pada bulan Agustus.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan penting,

karena instrumen akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan

(Suharsimi, 2010: 92). Instrumen berfungsi untuk mempermudah dan

memperlancar dalam pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah:

a. Lembar observasi, yaitu alat yang digunakan dalam kegiatan

mengamati dalam proses penelitian.

b. Soal, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang

menggambarkan pencapaian target ketuntasan belajar siswa.

14

c. Silabus, silabus berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan dan

pengembangan RPP.

d. RPP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dan

dikembangkan dari silabus.

e. Materi pembelajaran, berisi materi-materi yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Pengumpulan Data

a. Observasi

Guru melakukan pengamatan terhadap siswa pada setiap

siklus, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan peningkatan

hasil belajar siswa terhadap materi matematika yang diajarkan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran matematika

kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang untuk

memperoleh informasi mengenai kendala atau kesulitan dalam

pembelajaran matematika.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

tentang profil sekolah, sarana prasarana, alat yang digunakan dan hal-

hal yang dianggap perlu dan penting dalam penelitian.

15

4. Analisis Data

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap

siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes

tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan

menggunakan statistik sederhana berikut ini (Zainal dkk, 2009: 40-41).

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:

a. Penilaian Tugas dan Tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata.

Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

x =

Keterangan:

x = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai semua siswa

= Jumlah siswa

16

b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan

dan secara klasikal.Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar,

digunakan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis

ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan

lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai

bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau

bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentun model

pembelajaran yang tepat.

I. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode

penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II :Landasan Teori

Meliputi kajian teori yang berisi tentang penjabaran hasil belajar, matematika,

pecahan,model pembelajaran the learning cell (sel belajar), kajian materi

17

penelitian, kajian pustaka dan kaitan pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran the learning cell.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, dan

seterusnya.

BAB IV : Hasi Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang deskripsi persiklus (data hasil penelitian, refleksi) dan pembahasan.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Sebelum membahas tentang hasil belajar, terlebih penulis memaparkan

tentang makna belajar. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan

seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, mapun dalam bertindak (Ahmad, 2013: 4).

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah

laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Husdarta

dan Yudha, 2014: 2-3).

Belajar adalah ditandai dengan adanya “perubahan”, yaitu perubahan

yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

aktivitas tertentu (Ihsana, 2017:7).

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah sebuah proses individu memperoleh suatu informasi yang

19

sebelumnya tidak diketahui menjadi diketahui, dilakukan dengan sengaja

yang menghasilkan suatu perubahan yang lebih baik.

b. Ciri-ciri Belajar

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15) menyatakan beberapa ciri-ciri

dari belajar:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat di amati dari

tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi

terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar;

2) Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan

tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut

tidak akan terpancang seumur hidup;

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial;

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;

5) Pengalaman atau latihan dapat memberikan penguatan suatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

mengubah tingkah laku.

20

c. Prinsip-prinsip Belajar

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru

perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

1) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang

lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Baharudin

dan Wahyuni, 2008: 16).

d. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan

tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses

belajar. Tujuan belajar digolongkan atas tiga ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan

berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.

2) Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi, dan

penyesuaian perasaan sosial.

21

3) Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik (Ihsana,

2017:10-13).

e. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimilki oleh siswa setelah

mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan

merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar.

Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Rosma, 2010:37).

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu

(Ahmad, 2013:5).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas dapat

dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau keterampilan yang

dimiliki oleh siswa baik ranah kogntif, psikomotor, maupun afektif yang

diperoleh setelah melalui proses pembelajaran dan dapat diukur melalui

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis yang diraih siswa.

2. Matematika

Dari segi bahasa, matematika ialah bahasa yang melambangkan

serangkaian makna dari pernyataan yang inginkan kita sampaikan. Uraian ini

22

menunjukkan bahwa matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan

yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga diperlukan simbol-

simbol untuk menyampaikannya (Rosma, 2010: 12).

Matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang

diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos

yang diartikan sebagai “suka belajar”. Sehingga dari pengertian tersebut,

sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak suka atau takut matematika,

karena bila kita tidak suka matematika berarti kita tidak suka belajar

(Sriyanto, 2007: 12).

Sedangkan menurut Susanto (2013: 185) matematika merupakan salah

satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-

hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan uraian diatas, maka matematika dapat diartikan sebagai

sebuah ilmu yang mempelajari suatu perhitungan angka-angka yang tidak

akan pernah lepas dari kehidupan.

3. Pecahan

Kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk kata lain dari

frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis, pecahan

pertama kali digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang bernilai

23

kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan membagi

makanan, perdagangan, dan pertanian (Purnomo, 2015: 10).

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan,

yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan

pembilang.Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai

satuan, dan dinamakan penyebut (Heruman, 2007: 43).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

pecahan adalah istilah dalam matematika yang berupa bilangan terdiri dari

pembilang dan penyebut.

4. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2007:1).

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien (Rusman, 2014:132).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah sebuah rangkaian penyajian materi ajar yang

digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

24

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert

thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk

melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model

berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir

induktif.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar

di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-

langkah pembelajaran; (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sistem

sosial; dan (d) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan

pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model

pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

Dampak tersebut meliputi: (a) dampak pembelajaran, yaitu hasil

belajar yang dapat diukur; (b) dampak pengiring, yaitu hasil belajar

jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman

model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2014: 136).

25

5. The Learning Cell (Sel Belajar)

Salah satu dari beberapa sistem terbaik untuk membantu pasangan peserta

didik belajar dengan lebih efektif adalah learning cell, yang dikembangkan

oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne

(dalam Hisyam dkk, 2008: 43) learning cell atau peserta didik berpasangan,

menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan,

dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian

berdasar pada materi bacaan yang sama.

Langkah-langkah model pembelajaran the learning cell adalah sebagai

berikut:

1. Pada awal setiap pertemuan kelas, peserta didik ditunjuk untuk

berpasangan secara acak dan seorang partner. Siswa A mulai dengan

pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.

2. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi atau

diberi tambahan informasi, giliran siswa-siswa B mengajukan pertanyaan

yang harus dijawab oleh siswa A.

3. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh

siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.

4. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke

pasangan yang lain sambil memberi feedback, bertanya dan menjawab

pertanyaan.

26

B. Kajian Materi Penelitian

1. Pengertian Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan,

yang biasanya ditandai dengan arsiran.Bagian inilah yang dinamakan

pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai

satuan, dan dinamakan penyebut.

2. Operasi Pecahan

a. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama

Kemampuan persyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi

penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan

senilai, dan penjumlahan bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan

senilai lebih ditekankan terutama dalam penjumlahan pecahan

berpenyebut tidak sama.

Penanaman konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat.

Kegiatan pembelajaran:

1) Sebagai pengantar, siswa diingatkan lagi tentang nilai pecahan dan

pecahan senilai.

2) Siswa menyediakan media pembelajaran (dalam hal ini dua helai

kertas lipat), lembar kertas pertama dilipat menjadi empat bagian yang

27

sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan

salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

3) Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

kertas pertama kertas kedua

4) Dalam peragaan berikut, kita akan menunjukkan hasil penjumlahan

5)

+

= …

Dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya

+

=

=

Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses

penjumlahan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut

tidak dijumlahkan. Adapun penulisan penyebut, karena penyebut tidak

28

dijumlahkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut

harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa

bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.

b. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama

Mempelajari operasi pengurangan pecahan, kemampuan persyarat

yang harus dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan

senilai, dan pengurangan bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan

senilai lebih ditekankan terutama dalam pengurangan pecahan

berpenyebut tidak sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang bisa dilipat.

Kegiatan pembelajaran:

1) Sebagai pengantar siswa diingatkan lagi tentang penjumlahan pecahan

yang berpenyebut sama.

2) Siswa melipat kertas menjadi empat bagian yang sama, dua bagian

menunjukkan pecahan

. diarsir untuk

29

3) Dengan peragaan kita akan menunjukkan pengurangan

-

= …

Satu bagian yang diarsir dihapus

-

=

=

Penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus

dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan

penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.

c. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Tidak Sama

Pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam penjumlahan pecahan

berpenyebut tidak sama adalah dengan cara menyamakan penyebut kedua

pecahan tersebut tanpa melalui proses atau media peraga. Siswa dipaksa

untuk menerima penjelasan guru, tanpa membuktikan atau membangun

sendiri dalam pikirannya. Hal ini terjadi karena guru sering kali

30

mengalami kesulitan dalam mencari media peraga yang efektif. Selain itu,

kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa harus disiapkan terlebih

dahulu, yaitu penguasaan pecahan senilai dan penjumlahan pecahan

berpenyebut sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat.

Kegiatan Pembelajaran:

1) Sebagai pengantar siswa diingatkan lagi tentang pecahan senilai dan

penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

2) Siswa menyediakan media pembelajaran (dalam hal ini kertas lipat

sebanyak dua lembar). Kertas yang satu dilipat menjadi empat bagian

yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan

. Kemudian kertas yang satu lagi dilipat menjadi dua bagian yang

sama, dan salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

3) Siswa memperhatian dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

4) Melalui peragaan, akan ditunjukkan penjumlahan pecahan yang

berpenyebut tidak sama, dalam kasus ini

+

=… kata kunci

“penjumlahan” dalam peragaan pecahan dapat diganti dengan kata

“penggabungan”.

31

satu bagian dipotong lalu digabungkan

+

=

Dari peragaan tampak

+

=

(biarkan dulu sementara jika siswa

mengalami kebingungan). Biarkan siswa menganalisis sendiri

permasalahan ini. Sangat diharapkan agar siswa secara sendiri atau

berkelompok dengan bimbingan guru dan dibantu dengan media peraga,

dapat menentukan pecahan senilai dari

=

sehingga dapat mengubah

penjumlahan dari pecahan berpenyebut tidak sama menjadi penjumlahan

pecahan bepenyebut sama. Pada akhirnya, jika sudah terbentuk dalam

pemikiran siswa bahwa dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama ini penyebut harus disamakan terlebih dahulu, dan dua penyebut

diganti dengan satu penyebut, sehingga dapat ditulis:

32

+

=

+

=

=

d. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Tidak sama

Selama ini, pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam hal

pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama tidak jauh berbeda dengan

pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, yaitu dengan

cara menyamakan penyebut kedua pecahan tanpa proses atau penggunaan

media peraga. Siswa dipaksa untuk menerima penjelasan guru tanpa

membuktikan atau membangun sendiri dalam pikirannya. Hal ini terjadi

karena guru sering kali mengalami kesulitan dalam mencari media yang

efektif. Selain itu, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa harus

disiapkan terlebih dahulu, yaitu penguasaan pecahan senilai, pengurangan

pecahan berpenyebut sama, dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat

Kegiatan pembelajaran:

1) Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang pecahan senilai,

pengurangan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan

berpenyebut tidak sama.

33

2) Siswa membagi selembar kertas menjadi dua bagian yang sama

dengan cara melipat, dan satu bagian diarsir untuk menunjukkan

pecahan

.

3) Akan diperagakan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama,

yaitu

-

= … Dalam peragaan, kata ‘pengurangan’ dapat

digantidengan ‘diambil’.

Dari peragaan tampak

-

=

(sementara ini, biarkan jika

siswa kebingungan). Gugahlah peserta didik untuk menganalisisnya,

baik secara sendiri atau berkelompok dengan bimbingan guru dan

dibantu dengan media peraga, untuk dapat menentukan pecahan senilai

dari

=

. Dengan kata lain, siswa dapat mengubah pengurangan

pecahan berpenyebut sama. Apabila sudah terbentuk dalam pemikiran

peserta didik bahwa dalam pengurangan pecahan berpenyebut ini dua

penyebut diganti dengan satu penyebut, maka dapat ditulis hasilnya

sebagai berikut:

34

-

=

-

=

=

(Heruman, 2010: 43-66).

C. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Artika

Penelitian yang dilakukan oleh Rini Artika yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran The Learning Cell (Sel Belajar) terhadap Kemampuan

Menemukan Gagasan Utama dalam Artikel oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri

1 Tanjungbalai Tahun Pembelajaran 2012/2013” dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan menemukan gagasan utama dalam artikel dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori, untuk mengetahui

kemampuan menemukan gagasan utama dalam artikel dengan menggunakan

model pembelajaran the learning cell (sel belajar), dan untuk mengetahui

adanya pengaruh model pembelajaran the learning cell (sel belajar) terhadap

kemampuan menemukan gagasan utama dalam artikel oleh siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Tanjungbalai Tahun Pembelajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan menemukan

gagasan utama dalam artikel oleh siswa dengan model pembelajaran

ekspositori berada pada kategori cukup sesuai dengan kategori persentase nilai

dengan rata-rata (mean) 64,3437 berada pada rentang skor 55-69 sedangkan

menemukan gagasan utama dalam artikel dengan model pembelajaran the

learning cell (sel belajar) berada pada kategori baik sesuai dengan kategori

35

persentase nilai dengan rata-rata (mean) 79,375 berada pada rentang skor 70-

84. Hal ini membuktikan bahwa adanya signifikan atau pengaruh pada model

pembelajaran the learning cell terhadap kemampuan menemukan gagasan

utama dalam artikel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjungbalai Tahun

Pembelajaran 2012/2013.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Wisnu Aji, Siti Rochani, Siany

Indria

Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Wisnu Aji, Siti Rochani, dan

Siany Indria yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

The Learning Cell untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Sosiologi kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran

2016/2017” dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi peserta

didik kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2016/2017

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe the learning cell.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo

tahun pelajaran 2016/2017, yang dimulai dari tahap pratindakan, siklus I dan

II. Hasil belajar ranah kognitif pada tahap pratindakan menunjukkan 68,61

dengan presentase ketuntasan peserta didik sebesar 55%. Hasil belajar

36

mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 79, 3 dengan presentase

ketuntasan sebesar 86%. Kemudian hasil belajar pada siklus II kembali

meningkat menjadi 86, 53 dan persentase ketuntasansebesar 92%. Sedangkan

pada ranah afektif diperoleh prosentase pada Siklus I sebesar 78% menjadi

85% pada Siklus II. Kemudian prosentase ranah Psikomotor mengalami

peningkatan dari 84% pada Siklus I menjadi 92% pada Siklus II. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo.

3. Relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian penulis

Penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik melalui model pembelajaran the learning cell menjadi relevansi

penelitian terdahulu dengan penelitian penulis. Berbeda dengan kondisi yang

biasanya ditemukan di lapangan khususnya pada mata pelajaran matematika

hanya guru yang aktif menjelaskan sedangkan peserta didik hanya

memperhatikan guru sehingga kondisi belajar mengajar menjadi monoton.

Pada penelitian mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan kelas IV

MI Ma’arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019

yang diteliti oleh penulis menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran the learning cell membuat peserta didik lebih aktif dalam

belajar, mampu bekerja sama dengan temannya, berpikir kreatif dan kritis

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

37

D. Kaitan antara Model Pembelajaran The Learning Cell dengan Pembelajaran

Matematika

Kaitan antara model pembelajaran the learning cell dengan pembelajaran

matematika adalah peserta didikdapat belajar dengan lebih efektif karena dalam

model pembelajaran the learning cell menunjuk pada suatu bentuk belajar

kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana peserta didik bertanya dan

menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi yang sama.

Tujuan dari penggunaan model pembelajaran the learning cell adalah untuk

menciptakan suasana belajar yang mendorong peserta didik aktif dalam proses

belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar akan semakin termotivasi

bila dilibatkan dalam kerja kelompok dan berpasangan. Khususnya dalam mata

pelajaran matematika yang biasanya menjadi momok yang menakutkan bagi

peserta didik, tugas yang berat dikerjakan seorang diri akan menjadi mudah bila

dikerjakan bersama. Keuntungan lainnya dari belajar bersama yaitu siswa yang

belum mengerti penjelasan guru akan mengerti melalui penjelasan dan diskusi

mereka dalam kelompok berpasangan.

Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell peserta didik

akan lebih menguasai materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

BAB III

38

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’Arif Candirejo yang bertempat

di Dusun Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Peneliti akan

memaparkan lokasi pelaksanaan penelitian serta informasi tentang keadaan

atau kondisi yang ada disekitar madrasah tersebut. Dalam hal ini, peneliti

pandang perlu dipaparkan karena agar tidak adanya salah persepsi tentang

lokasi penelitian yang juga berpengaruh terhadap analisis data yang akan

dilakukan. Dari hasil observasi, data yang diperoleh penulis dari MI Ma'Arif

Candirejo mengenai lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identitas Madrasah

1) Nama Sekolah : MI Ma’Arif Candirejo

2) NISN : 111233220071

3) NSS/ NPSN : 60712898

4) Propinsi : Jawa Tengah

5) Otonomi : Daerah

6) Kecamatan : Tuntang

7) Desa/ Kelurahan : Candirejo

8) Jalan dan Nomor : Jalan Mertakusuma Nomor 03

9) Kode Pos : 50773

39

10) Daerah : Pedesaan

11) Status Sekolah : Swasta

12) Kelompok Sekolah : Filial

13) Akreditasi : A tahun 2010

14) Penerbit SK(ditandatangani oleh) : Kementerian Agama

15) Tahun Berdiri : 1956

16) Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

17) Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

18) Luas Bangunan : 1.116 m2

19) Jarak ke Pusat Kecamatan : 5 km

20) Jarak ke Pusat OTODA : 15 km

21) Tertelak pada Lintasan : Desa

22) Organisasi Penyelenggara : Organisasi

b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah

1) Visi

Terdidiknya Generasi Islam yang Beriman dan Berakhlak Mulia, Serta

Unggul dalam Prestasi Cakap dalam Teknologi.

Indikator Visi:

a) Terwujudnya generasi beriman yang kuat dan kokoh.

b) Terwujudnya generasi umat yang tekun beribadah dan berbudi

luhur.

40

c) Terbentuknya karakteristik islami yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

d) Terwujudnya generasi yang terampil dan berprestasi baik

akademik maupun non akademik.

e) Terbentuknya generasi yang tertumpu pada imtak dan iptek.

2) Misi

a) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dan non akademik.

b) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

Al-Qur’an dan menjalankan agama Islam (akhlaqul kharimah).

c) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

d) Mendorong dan membimbing siswa untuk berlomba meraih

prestasi.

3) Tujuan Pendidikan Madrasah

Secara umum, tujuan Madrasah Ibtidaiyah Ma’Arif Candirejo

adalah Meletakkan Dasar Keimanan, Kecerdasan, Kepribadian,

Pengetahuan, Akhlak Mulia serta Keterampilan untuk Hidup Mandiri

dan Mengikuti Pendidikan Lebih Lanjut.

Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut,

Madrasah Ibtidaiyah Ma’Arif Candirejo mempunyai tujuan sebagai

berikut:

41

a) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran aktif (Pakem, Ctl).

b) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui

layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler.

c) Membiasakan perilaku Islam di lingkungan madrasah.

d) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5.

e) Meningkatkan prestasi akademik siswa dibidang seni dan olahraga

lewat kejuaraan dan kompetisi.

c. Fasilitas sarana dan prasarana

Fasilitas sarana dan prasarana Mi Ma’Arif Candirejo disajikan dalam

table berikut:

Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ma’Arif Candirejo

b

e

r

s

a

m

b

bersambung…

No. Nama Jumlah/

keterangan

Kondisi

1. Bangunan madrasah 1.116 m2 Baik

2. Ruang kelas 7 Baik

3. Ruang pimpinan 1 Baik

4. Ruang guru 1 Baik

5. Perpustakaan 1 Baik

6. Tempat ibadah 1 Baik

7. Ruang UKS 1 Baik

8. Gudang 1 Baik

9. Tempat wudhu 5 keran air Baik

10. Tempat parker 1 Baik

11. Wastafel 2 Baik

12. Toilet 4 Baik

13. Kantin 1 Baik

42

sambungan…

d. Keadaan Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan karyawan di MI Ma’Arif Candirejo tahun ajaran

2018/2019 berjumlah 12 orang, 1 kepala madrasah 6 guru kelas 3 guru

mata pelajaran dan 2 karyawan.

Table 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan

MI Ma’Arif Candirejo

14. Listrik 900 Watt Baik

15. Komputer 1 Baik

16. Printer 1 Baik

17. Proyektor 1 Baik

18. Pengeras suara 1 Baik

19. Tempat sampah 10 9 Baik 1 Rusak

20. Meja anak 183 Baik

21. Kursi anak 183 Baik

22. Almari 9 7 baik 2 rusak

No. Nama NIP Jabatan

1. Siti Asiyah, S.Ag. 197306031997032001 Kepada Madrasah

2. Umi Fatkiyah, S.Pd.I Guru kelas I

3. Meti Andayani, S.Pd. 197109162005012002 Guru kelas II

4. Umi Hanifah, S.Pd.I Guru kelas III

5. M. Nur Ikhsan, S.Pd.I Guru kelas IV

6. Lum’atun N, S.Pd.I Guru kelas V

7. Dra. Siti Nur K Guru kelas VI

8. Asha Septianti, S.Pd. Guru B. Daerah

9. Sulastri, S.Pd. Guru B. Inggris

10. Maskur Fateeh Guru Penjas

11. Umi Muflikhah Sarana Prasarana

12. M. Arief Penjaga Sekolah

43

e. Karakteristik Siswa Kelas IV

Siswa yang ada di kelas IV MI Ma’Arif Candirejo berjumlah 31 anak

yang rata-rata berumur 9-10tahun. Mereka rata-rata dari keluarga kalangan

ekonomi menengah bahkan ada beberapa dari kalangan bawah. Selain itu,

tingkat kemampuan pemahaman siswa juga berkisar dibawah rata-rata,

sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Siswa kelas IV dengan jumlah 31 anak terdiri dari 17 siswa laki-laki

dan 14 siswa perempuan. Nama-nama siswa disajikan dalam table berikut:

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo

No. Nama Jenis

Kelamin

1. Alya Shafa S Perempuan

2. Anisa Cahya Z Perempuan

3. Fardusi Septa Alfin A Laki-laki

4. Febrian Rifqy P Laki-laki

5. Fendi Arga Prayoga Laki-laki

6. Jasmin Noya Perempuan

7. Jiwana Riski Erlan Laki-laki

8. M. Raehan Afriliano Laki-laki

9. Maemona Perempuan

10. Maydina Astuti Perempuan

11. M. Arul Ikbal Laki-laki

12. M. Fajar Imani Laki-laki

13. M. Hasan Dhil Fakri Laki-laki

14. M. Kevin Aditya Laki-laki

15. M. Nova Laki-laki

16. M. Reyhan Ali Laki-laki

17. M. Reza Al Fata Laki-laki

18. M. Ridwan Adzahabi Laki-laki

19. M. Solikhul Huda Laki-laki

20. Mumtazah B Syafuira Perempuan

21. Naura Wachidatur R Perempuan

bersambung...

44

sambungan..

22. Naysilla Puji L Perempuan

23. Putra Mahesa Laki-laki

24. Salwa Sakinah Ludfi Perempuan

25. Sakina Sofia Nur A Perempuan

26. Shinta Fatima Perempuan

27. Silvi Aprilia Perempuan

28. Siti Fauzyah Perempuan

29. Tegar Syairohman Laki-laki

30. Atina Felda Ningrum Perempuan

31. Anelka Evan Reizavy Laki-laki

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus di MI Ma’Arif Candirejo,

dengan jadwal waktu penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap siklus I ini, peneliti melakukan perencanaan yang akan

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian

dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran Matematika kelas IV MI

No. Siklus Waktu Penelitian

1. Pra Siklus Rabu, 1 Agustus 2018

2. Siklus I Rabu, 8 Agustus 2018

3. Siklus II Selasa, 14 Agustus 2018

45

Ma’Arif Candirejo. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru sebagai

acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas tersebut.

Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang

dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Inti

a) Menerima, menjalankan, dan meghargai ajaran agama yang

dianutnya.

b) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,

teman, guru, dan tetangganya.

c) Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain.

d) Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa

yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

46

2) Kompetensi Dasar

Mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan dan

pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagai kemungkinan

jawaban.

3) Indikator

a) Siswa dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut

sama.

b) Siswa dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut

tidak sama.

c) Siswa dapat menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

d) Siswa dapat menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama.

b. Menyiapkan materi dan alat-alat yang berupa media maupun lainnya yang

dibutuhkan dalam pembelajaran. Materi diambil dari beberapa buku yang

relevan dengan pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan

pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Media yang digunakan yaitu

kertas lipat dan model pembelajaran yang digunakan adalah the learning

cell.

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses pembelajaran

matematika materi bilangan pecahan berlangsung. Lembar observasi

dibuat dan digunakan peneliti untuk setiap pertemuan.

47

d. Menyusun soal untuk siswa. Soal tersebut dibagikan setiap akhir

pembelajaran dan bersifat close book untuk menguji kemampuan siswa

dalam materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Soal tersebut dibuat

oleh peneliti dengan pertimbangan guru pengampu.

e. Mempersiapkan alat untuk dokumentasi yaitu kamera yang berguna untuk

mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, semua yang ada pada perencanaan akan

dilaksanakan pada tahap ini. Guru melaksanakan pembelajaran matematika

materi bilangan pecahan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Selain

itu, guru juga menggunakan alat, media, dan lainnya yang telah disiapkan oleh

peneliti untuk kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data hasil pelaksanaan

tindakan diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran

serta hasil tes siswa yang diberikan setelah akhir kegiatan pembelajaran.

Pada siklus I pelaksanaan dilakukan pada hari Rabu, 8 Agustus 2018 di

ruang kelas IV MI Ma’Arif Candirejo dengan kegiatan pembelajaran sebagai

berikut:

a. Kegiatan pendahuluan berisi uraian:

1) Guru memberi salam, mengajak semua siswa berdo’a, melakukan

komunikasi tentang kehadiran siswa, guru memeriksa kerapian

48

pakaian siswa, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

2) Guru menanyakan kabar kemudian mengajak siswa untuk tepuk

semangat bersama.

3) Guru memberikan penjelasan mengenai pentingnya mempelajari

materi pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Misalnya dengan mempelajari pecahan kita dapat membagi kue

dengan adik secara adil.

4) Melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai konsep pengertian pecahan.

5) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai. Sub Tema: “Penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan

berpenyebut tidak sama”.

6) Guru mempersiapan alat kertas liat yang digunakan untuk penanaman

konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak

sama.

b. Kegiatan inti berisi uraian:

1) Mengamati

a) Guru menjelaskan pengertian pecahan dan konsep penjumalahan

pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep penjumlahan pecahan

berpenyebut sama dan tidak sama.

49

2) Bertanya

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pecahan.

3) Mencoba

a) Guru membagi kertas lipat kemudian memandu siswa untuk

mencoba menemukan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

b) Guru menerapkan model pembelajaran the learning cell dan

menginstruksikan kepada siswa langkah-langkah model

pembelajaran tersebut.

4) Mengasosiasikan

Siswa mengerjakan soal pada lembar soal yang diberikan, sesuai

dengan penjelasan dari guru.

5) Mengkomunikasikan

Perwakilan dari siswa maju kedepan kelas untuk mempraktikkan

proses operasi penjumlahan pecahan dan menemukan hasilnya didepan

kelas.

c. Kegiatan penutup berisi uraian:

1) Guru melakukan evaluasi pembelajaran tentang operasi penjumlahan

pecahan.

2) Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran.

50

3) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya yaitu tentang pengurangan pecahan berpenyebut sama dan

tidak sama.

4) Merapikan tempat duduk, mengajak siswa berdoa bersama, dan salam.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran

berlangsung sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran materi bilangan pecahan menggunakan model pembelajaran

the learning cell. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap semua proses kegiatan

pembelajaran, hasil pembelajaran, situasi dalam pembelajaran, dan kendala-

kendala yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,

peneliti juga mengukur hasil pembelajaran siswa dengan memberikan soal

tes untuk dikerjakan secara individu setelah proses pembelajaran sebagai

hasil belajar siswa dan menguji kemampuan siswa dalam penguasaan materi

yang diberikan oleh guru. Hasil dari instrumen tersebut dimasukkan kedalam

data sebagai refleksi.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data menganalisis data yang

diperoleh selama melakukan observasi, yaitu data dari lembar observasi

mengenai hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas guru dan siswa serta

51

data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa materi penjumlahan pecahan

berpenyebut sama dan tidak sama.

Refleksi bertujuan untuk mengetahui kelebihan maupun kekurangan

yang terjadi selama proses pembelajaran. Refleksi merupakan kegiatan

diskusi antara guru dan peneliti. Apabila telah diketahui letak keberhasilan

dan juga hambatan yang ada dari pembelajaran pada pelaksanaan siklus I,

maka dapat ditentukan rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya

yaitu siklus II.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan yang

dilakukan siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Kendala atau

hambatan yang sesuai pada refleksi siklus I diupayakan untuk diperbaiki pada

siklus II. Dengan harapan pada siklus II ini pembelajaran akan berhasil dan hasil

belajar siswa dapat memuaskan dan maksimal. Perencanaan yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan

dilaksanakan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan silabus dan menyusun RPP yang kemudian

dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV MI

Ma’Arif Candirejo. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru sebagai

52

acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Adapun

kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam

siklus ini adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Inti

a) KI-1 : menerima, menjalankan,dan menghargai ajaran agama

yang dianutnya.

b) KI-2 : menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

c) KI-3 : memahami pengetahuan faktual dan konseptual

dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di

sekolah dan tempat bermain.

d) KI-4 : menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual

dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang

estetis, dalam gerakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

2) Kompetensi Dasar

KD 4.3 : Mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan

dan pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagai

kemungkinan jawaban.

53

3) Indikator

a) Siswa dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut

sama.

b) Siswa dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut

tidak sama.

c) Siswa dapat menghitung pengurangan pecahan berpenyebut sama.

d) Siswa dapat menghitung pengurangan pecahan berpenyebut tidak

sama.

b. Menyiapkan materi dan alat-alat yang berupa media maupun lainnya yang

dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Materi diambil dari beberapa

buku yang relevan dengan pembelajaran matematika materi pengurangan

pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Media yang digunakan adalah

kertas lipat dan model pembelajarannya adalah the learning cell.

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama proses pembelajaran

matematika materi bilangan pecahan berlangsung. Lembar observasi

dibuat dan digunakan peneliti untuk setiap pertemuan.

d. Menyusun soal untuk siswa. Soal tersebut dibagikan setiap akhir

pembelajaran dan bersifat close book untuk menguji kemampuan siswa

dalam materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Soal tersebut dibuat

oleh peneliti dengan pertimbangan guru pengampu.

54

e. Mempersiapkan alat untuk dokumentasi yaitu kamera yang berguna untuk

mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas.

2. Pelaksanaan

Pada siklus II, pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa, 14 Agustus 2018 di

ruang kelas IV MI Ma’Arif Candirejo dengan kegiatan pembelajaran sebagai

berikut:

a. Kegiatan pendahuluan berisi uraian:

1) Guru memberi salam, mengajak semua siswa berdo’a, melakukan

komunikasi tentang kehadiran siswa, guru memeriksa kerapian

pakaian siswa, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

2) Guru menanyakan kabar kemudian mengajak siswa untuk tepuk

semangat bersama-sama.

3) Melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai. Sub Tema: “Pengurangan pecahan berpenyebut sama dan

berpenyebut tidak sama”.

5) Guru mempersiapan alat kertas lipat yang digunakan untuk penanaman

konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak

sama.

55

b. Kegiatan inti berisi uraian:

1) Mengamati

a) Guru menjelaskan pengertian pecahan dan konsep pengurangan

pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

b) Guru mendemonstrasikan tentang konsep pengurangan pecahan

berpenyebut sama dan tidak sama dengan menggunakaan media

kertas lipat.

2) Bertanya

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pecahan.

3) Mencoba

a) Guru membagi kertas lipat kemudian memandu siswa untuk

mencoba menemukan konsep pengurangan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

b) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal bersama-sama.

c) Guru menerapkan model pembelajaran the learning cell dan

menginstruksikan kepada siswa langkah-langkah model

pembelajaran tersebut.

4) Mengasosiasikan

Siswa mengerjakan soal pada lembar soal yang diberikan.

56

5) Mengkomunikasikan

Perwakilan dari siswa maju kedepan kelas untuk mempraktikkan

proses operasi pengurangan pecahan dan menemukan hasilnya didepan

kelas.

c. Kegiatan penutup berisi uraian:

1) Guru melakukan evaluasi pembelajaran tentang operasi pengurangan

pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

2) Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran.

3) Guru menginformasikan materi yang aka dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

4) Merapikan tempat duduk, mengajak siswa berdo’a bersama, dan

salam.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang

dilakukan saat melaksanakan pengamatan siklus I. Dari pengamatan yang

diperoleh, saat menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

ternyata mengalami peningkatan. Siswa lebih antusias, aktif, dan bekerja sama

dengan baik saat penerapan model pembelajaran the learning cell

berlangsung. Semangat belajar siswa semakin tumbuh dan perhatian siswa

semakin terpusat. Kondisi kelas yang sebelumnya pasif menjadi aktif dan

kondusif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

57

4. Refleksi

Pada tahap siklus II ini, peneliti mengumpulkan dan menganalisis data

yang diperoleh selama observasi. Yaitu data yang diperoleh dari lembar

observasi aktivitas guru dan siswa serta data yang diperoleh dari hasil tes

belajar siswa yang diberikan peneliti saat akhir pembelajaran bilangan

pecahan. Hasil pengamatan tersebut dapat berupa kelebihan maupun

kekurangan dalam pencapaian pembelajaran.

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus

Penelitian pada tahap pra-siklus, dilakukan peneliti secara langsung

dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru

mata pelajaran kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kecamatan Tuntang kabupaten

Semarang. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa belum adanya

model pembelajaran baru yang digunakan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran sehingga proses belajar mengajar di kelas menjadi monoton.

Bahkan tidak terjadi interaksi yang aktif antara guru dengan siswa.

Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa hanya mendengarkan dan

pasif. Banyak siswa yang merasa bosan dan jenuh, sehingga menyebabkan

siswa kurang fokus dan sesekali ada yang mengantuk. Akibatnya, hasil belajar

yang diperoleh siswa rendah.

Dari hasil observasi, terdapat siswa yang belum paham konsep

pecahan, masih sulit membedakan antara penyebut dengan pembilang serta

langkah-langkah menyelesaikan soal pecahan penjumlahan dan pengurangan

dengan berpenyebut sama dan tidak sama. Hal ini menjadi acuan dan

indikator rendahnya pemahaman siswa tentang konsep pecahan dan cara

59

menyelesaikan soal diakibatkan oleh penyampaian guru yang monoton

sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Selain itu peneliti juga mengambil data ulangan harian mata pelajaran

matematika materi bilangan pecahan yang dilakukan oleh guru sebelum

menggunakan model pembelajaran the learning cell. Berikut ini adalah data

hasil ulangan harian siswa materi bilangan pecahan kelas IV MI Ma’Arif

Candirejo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang sebelum menggunakan

model pembelajaran the learning cell.

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa

No. Nama Nilai Keterangan

1. Alya Shafa S 80 Tuntas

2. Anisa Cahya Z 100 Tuntas

3. Fardusi Septa Alfin 50 Belum Tuntas

4. Febrian Rifqy P 40 Belum Tuntas

5. Fendi Arga Prayoga 40 Belum Tuntas

6. Jasmin Noya A 70 Tuntas

7. Jiwana Riski Erlan 0 Belum Tuntas

8. M. Raehan Afriliano 30 Belum Tuntas

9. Maemona 80 Tuntas

10. Maydina Astuti 90 Tuntas

11. M. Arul Iqbal 50 Belum Tuntas

12. M. Fajar Imani 50 Belum Tuntas

13. M. Hasan Dhil Fakri 50 Belum Tuntas

14. M. Kevin Aditya 60 Tuntas

15. M. Nova 40 Belum Tuntas

16. M. Reihan Ali 50 Belum Tuntas

17. M. Reza Al Fata 40 Belum Tuntas

18. M. Ridwan Adzahabi 20 Belum Tuntas

19. M. Solikhul Huda 40 Belum Tuntas

20. Mumtazah B Syafuira 80 Tuntas

21. Naura Wachidatur R 10 Belum Tuntas

22. Naysilla Puji L 40 Belum Tuntas

23. Putra Mahesa 50 Belum Tuntas

60

24. Salwa Sakinah Ludfi 20 Belum Tuntas

25. Sakina Sofia Nur A 20 Belum Tuntas

26. Shinta Fatima 40 Belum Tuntas

27. Silvi Aprilia 10 Belum Tuntas

Bersambung…

Sambungan…

28. Siti Fauzyah 30 Belum Tuntas

29. Tegar Syairohman 30 Belum Tuntas

30. Atina Felda Ningrum 60 Tuntas

31. Anelka Evan Reizavy 50 Belum Tuntas

Jumlah 1.420

Rata-rata 45,8

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai KKM

sebanyak 8 siswa dari 31 siswa. Jika dihitung kedalam hitungan persentase,

maka jumlah siswa yang tuntas belajar berkisar 25,8%. Sedangkan siswa

yang tidak mencapai KKM sebanyak 23 siswa atau dalam persentase berkisar

74,2%. Nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil ulangan tersebut 100 dan nilai

terendah 0.

Berdasarkan hasil observasi ini, maka peneliti bekerja sama dengan

guru mata pelajaran matematika kelas IV untuk melakukan penelitian tentang

peningkatan hasil belajar matematika materi bilangan pecahan kelas IV MI

Ma’Arif Candirejo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang dengan

menggunakan model pembelajaran the learning cell.

2. Deskripsi Penelitian Siklus I

61

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, siklus I dilaksanakan pada hari

Rabu, 8 Agustus 2018. Pada siklus ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai

jadwal yang sudah ada yaitu pada hari pembelajaran matematika. Peneliti

melakukan penelitian dan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan guru,

siswa, dan hasil belajar siswa. Hasil pengamatan tersebut dijabarkan sebagai

berikut:

a. Deskripsi Hasil Pengamatan Guru

Pada siklus I, jumlah skor hasil pengamatan guru yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor

K C B

1. Kemampuan Membuka Pelajaran 2 0 2

2. Kegiatan Belajar Mengajar 0 3 3

3. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 0 3 1

Jumlah 2 6 6

Dari tabel tersebut, diperoleh kriteria baik sebanyak 6 butir, kriteria cukup

sebanyak 6 butir, dan kriteria kurang sebanyak 2 butir. Sehingga dikatakan

aktivitas guru pada siklus 1 masih tergolong kriteria cukup.

Dengan keterangan:

K = Kurang

62

C = Cukup

B

=

B

a

i

k

K

u

rang : guru belum memperlihatkan tanda-tanda

perilaku sesuai dengan indikator.

Cukup : guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai dengan

indikator.

Baik : guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda perilaku

sesuai indikator.

b. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Siswa

Jumlah skor hasil pengamatan siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

No. Objek yang Diamati K C B

63

Dari tabel tersebut, diperoleh kriteria baik sebanyak 2 butir, kriteria

cukup sebanyak 5 butir dan kriteria kurang sebanyak 1 butir. Sehingga

dikatakan pada siklus I ini aktivitas siswa belum terlihat dengan baik.

Dengan keterangan:

K = Kurang

C = Cukup

B = Baik

Kurang : siswa belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

dengan indikator.

Cukup : siswa nulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

dengan indikator.

1. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

pecahan

V

2. Siswa menanggapi penjelasan guru V

3. Siswa mengikuti ketika guru mendemonstrasikan konsep

pecahan dengan media kertas lipat

V

4. Siswa bekerja sama dalam mengimplementasikan media

kertas lipat

V

5. Siswa mengikuti instruksi guru dalam penerapan model

pembelajaran the learning cell

V

6. Keterampilan siswa dalam membuat soal untuk teman

sebaya

V

7. Keterampilan siswa dalam menjawab soal dari teman

sebaya

V

8. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran V

Jumlah 1 5 2

64

Baik : siswa sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda

perilaku sesuai indikator.

c. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa

Berikut adalah data hasil belajar siswa pada siklus I:

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Nilai Keterangan

1. Alya Shafa S 100 Tuntas

2. Anisa Cahya 90 Tuntas

3. Fardusi Septa Alfin A 90 Tuntas

4. Febrian Rifqy P 60 Tuntas

5. Fendi Arga Prayoga 10 Belum Tuntas

6. Jasmin Noya A 70 Tuntas

7. Jiwana Riski Erlan 10 Belum Tuntas

8. M. Raehan Afriliano 80 Tuntas

9. Maemona 100 Tuntas

10. Maydina Astuti 70 Tuntas

11. M. Arul Iqbal 90 Tuntas

12. M. Fajar Imani 100 Tuntas

13. M. Hasan Dhil Fakri 100 Tuntas

14. M.Kevin Aditya 80 Tuntas

15. M. Nova 60 Tuntas

16, M. Rayhan Ali 90 Tuntas

17. M. Reza Al Fata 80 Tuntas

18. M. Ridwan Adzahabi 90 Tuntas

19. M. Solikhul Huda 70 Tuntas

20. Mumtazah B. Syafuira 70 Tuntas

21. Naura Wachidatur R 20 Belum Tuntas

22. Naysilla Puji L 70 Tuntas

23. Putra Mahesa 80 Tuntas

24. Salwa Sakinah Ludfi 20 Belum Tuntas

25. Sakina Sofia Nur A 60 Tuntas

26. Shinta Fatima 50 Belum Tuntas

27. Silvi Aprilia 50 Belum Tuntas

Bersambung…

65

Sambungan…

28. Siti Fauziyah 40 Belum Tuntas

29. Tegar Syairohman 60 Tuntas

30. Atina Felda Ningrum 60 Tuntas

31. Anelka Evan Reizavy 70 Tuntas

Jumlah 2.090

Rata-rata 67,4

Berdasarkan tabel tersebut, perolehan nilai yang mencapai KKM

sebanyak 24 siswa, dengan persentase 77,4%. Siswa yang tidak mencapai

KKM sebanyak 7 siswa, dengan persentase 22,6%. Nilai tertinggi yang

diperoleh sebesar 100 dan nilai terendah 10. Sehingga diperoleh jumlah

nilai 2.090 dengan rata-rata 67,4. Dengan kata lain, perolehan nilai yang

mencapai KKM dengan persentase 77,4% belum mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya, yaitu 85%.

Sehingga harus melaksanakan siklus selanjutnya, yaitu siklus II.

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi tindakan siklus I, bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan juga hal-hal yang harus dievaluasi untuk tindakan

selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Hasil Pengamatan Guru

a) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran padahal di RPP

sudah ada.

b) Kurangnya pemberian motivasi dalam pembelajaran.

66

c) Belum dilakukannya apersepsi sebelum masuk dalam kegiatan inti

pembelajaran.

d) Kurangnya pemberian stimulus agar siswa bertanya pada materi

yang dipelajari.

2) Hasil Pengamatan Siswa

a) Siswa belum antusias dalam menanggapi penjelasan guru.

b) Saat menggunakan kertas lipat, banyak siswa yang tertinggal oleh

instruksi yang diberikan guru.

c) Siswa belum maksimal dalam memperhatikan penjelasan guru.

d) Kurangnya tingkat kefokusan siswa saat mengerjakan soal-soal tes.

3) Hasil Nilai Belajar Siswa

a) Perolehan rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 67,4.

b) Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 77,4%.

Melihat hal-hal tersebut, peneliti melakukan perbaikan untuk

pelaksanaan siklus selanjutnya, yaitu siklus II diantaranya:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu supaya

siswa mengerti untuk apa mempelajari materi tersebut.

2) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dan antusias dalam

belajar.

3) Guru memberikan apersepsi yaitu dengan mengaitkan pembelajaran

yang lalu dengan pembelajaran yang dipelajari sekarang.

67

4) Pemberian stimulus agar siswa mau bertanya saat kegiatan belajar

mengajar.

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata dan persentase hasil belajar

siswa pada siklus I, maka indikator keberhasilan dinyatakan belum

tercapai, sehingga tindakan pada siklus I dilanjutkan ke siklus II.

3. Deskripsi Penelitian Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Agustus 2018. Dengan

hasil pengamatan sebagai berikut:

a. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Guru

Pada siklus II, jumlah skor hasil pengamatan guru yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Dari tabel tersebut, diperoleh kriteria baik sebanyak 13 butir, kritera

cukup sebanyak 1 butir. Sehingga dikatakan aktivitas guru pada siklus II

ini tergolong dalam kriteria baik karena terjadi peningkatan dari siklus I.

Dengan keterangan:

K = Kurang

No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor

K C B

1. Kemampuan Membuka Pelajaran 0 0 4

2. Kegiatan Belajar Mengajar 0 1 5

3. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 0 0 4

Jumlah 0 1 13

68

C = Cukup

B = Baik

Kurang : guru belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

dengan indikator.

Cukup : guru mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

d

e

n

g

a

n

i

n

dikator.

Baik : guru sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda perilaku

sesuai indikator.

b. Deskripsi Hasil Pengamatan Siswa

Jumlah skor hasil pengamatan siswa pada siklus II adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

No. Objek yang Diamati K C B

69

Dari tabel tersebut, diperoleh kriteria baik sebanyak 5 butir, kriteria

cukup sebanyak 3 butir. Sehingga dikatakan pada siklus II ini aktivitas

siswa terlihat dengan baik. Dengan keterangan:

K = Kurang

C = Cukup

B = Baik

Kurang : siswa belum memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

dengan indikator.

Cukup : siswa mulai memperlihatkan tanda-tanda perilaku sesuai

dengan indikator.

Baik : siswa sudah memperlihatkan dengan baik tanda-tanda

perilaku sesuai indikator.

c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

1. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

pecahan

V

2. Siswa menanggapi penjelasan guru V

3. Siswa mengikuti ketika guru mendemonstrasikan konsep

pecahan dengan media kertas lipat

V

4. Siswa bekerja sama dalam mengimplementasikan media

kertas lipat

V

5. Siswa mengikuti instruksi guru dalam penerapan model

pembelajaran the learning cell

V

6. Keterampilan siswa dalam membuat soal untuk teman

sebaya

V

7. Keterampilan siswa dalam menjawab soal dari teman

sebaya

V

8. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran V

Jumlah 0 3 5

70

Pada siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

Bersambung…

No. Nama Nilai Keterangan

1. Alya Shafa S 100 Tuntas

2. Anisa Cahya 100 Tuntas

3. Fardusi Septa Alfin A 60 Tuntas

4. Febrian Rifqy P 90 Tuntas

5. Fendi Arga Prayoga 60 Tuntas

6. Jasmin Noya A 90 Tuntas

7. Jiwana Riski Erlan 50 Belum Tuntas

8. M. Raehan Afriliano 100 Tuntas

9. Maemona 90 Tuntas

10. Maydina Astuti 80 Tuntas

11. M. Arul Iqbal 90 Tuntas

12. M. Fajar Imani 70 Tuntas

13. M. Hasan Dhil Fakri 90 Tuntas

14. M. Kevin Aditya 60 Tuntas

15. M. Nova 70 Tuntas

16. M. Rayhan Ali 100 Tuntas

17. M. Reza Al Fata 70 Tuntas

18. M. Ridwan Adzahabi 70 Tuntas

19. M. Solikhul Huda 80 Tuntas

20. Mumtazah B. Syafuira 100 Tuntas

21. Naura Wachidatur R 40 Belum Tuntas

22. Naysilla Puji L 90 Tuntas

71

Sambungan…

Berdasarkan tabel tersebut, perolehan nilai yang mencapai KKM

sebanyak 29 siswa, dengan persentase 93,5%. Siswa yang mendapatkan

nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa, dengan persentase 6,5%. Nilai

tertinggi yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terendah 40. Sehingga

diperoleh jumlah nilai 2.440 dengan rata-rata 78,7. Dengan kata lain,

perolehan nilai yang mencapai KKM dengan persentase 93,5% telah

23. Putra Mahesa 90 Tuntas

24. Salwa Sakinah Ludfi 70 Tuntas

25. Sakina Sofia Nur A 70 Tuntas

26. Shinta Fatima 70 Tuntas

27. Silvi Aprilia 60 Tuntas

28. Siti Fauziyah 60 Tuntas

29. Tegar Syairohman 100 Tuntas

30. Atina Felda Ningrum 80 Tuntas

31. Anelka Evan Reizavy 90 Tuntas

Jumlah 2.440 Jumlah

Rata-rata 78,7 Rata-rata

72

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti

sebelumnya yaitu 85%.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan pelaksanaan siklus II, diperoleh hasil bahwa pelaksanaan

kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dibandingkan dengan

pelaksanaan siklus I. Selama proses pembelajaran, terlihat bahwa hampir

semua siswa antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa

terlihat bersemangat dalam belajar dengan model pembelajaran the

learning cell.

Sehingga diperoleh dampak positif dari penggunaan model pembelajaran

the learning cell, yaitu:

1) Perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 78,7

2) Persentase ketuntasan belajar siswa mencapai lebih dari 85%.

Dengan demikian, pembelajaran matematika materi bilangan pecahan

siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang

dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell dikatakan

telah berhasil. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

1. Hasil Sebelum PTK

73

Sebelum pelaksanaan PTK, hasil ulangan harian siswa menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan, karena masih terdapat

hampir seluruh siswa yang belum mencapai KKM. Siswa yang belum

tuntas dalam belajar sebanyak 23 siswa dan berkisar 74,2% dari 31 siswa.

Sedangkan nilai KKM kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab.

Semarang untuk mata pelajaran matematika adalah 60. Siswa yang

mencapai KKM hanya 8 anak dan berkisar 25,8%. Adapun tabel jumlah

siswa yang tuntas dan belum tuntas dalam ulangan harian mata pelajaran

matematika, yaitu:

Tabel 4.8 Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas Ulangan harian

Kriteria Jumlah Persentase

Tuntas 8 25,8%

Belum Tuntas 23 74,2%

74

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV MI Ma’Arif

Candirejo

kec. Tuntang

kab. Semarang ditemukan beberapa hal yang mempengaruhi hasil ulangan

siswa. Diantaranya, kurangnya media yang digunakan dalam

pembelajaran, kurangnya variasi penggunaan model pembelajaran dalam

mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi monoton, tidak

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung

pasif hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran.

2. Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian siklus I, proses pembelajaran lebih

meningkat daripada sebelum menggunakan model pembelajaran the

learning cell, namun masih terdapat juga kekurangan dalam pembelajaran.

Seperti, siswa belum antusias dalam menanggapi penjelasan guru dan

kurangnya tingkat kefokusan siswa saat mengerjakan soal-soal tes.

Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus ini adalah

67,4. Ketuntasan siswa mencapai 77,4% atau 24 siswa dari 31 siswa telah

tuntas mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan. Tetapi masih

terdapat 7 siswa yang nilainya dibawah KKM. Berikut data perolehan

nilai dan jumlah siswa yang tuntas belajar.

Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I

No. Nilai Jumlah Siswa

75

3. Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II, peningkatan dan perubahan yang ditunjukkan lebih

meningkat. Siswa sangat antusias dan aktif dalam pembelajaran, bekerja

sama dengan teman sebaya, terlebih saat penerapan model pembelajaran

the learning cell. Siswa secara bergantian membuat soal dan menjawab

pertanyaan teman sebayanya.

Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 78,7. Siswa yang

tuntas belajar sebanyak 29 siswa dari 31 siswa dengan persentase 93,5%.

Sedangkan, siswa yang belum tuntas belajar hanya 2 siswa dengan

persentase 6,5%. Adapun perolehan nilai dan jumlah siswa yang tuntas

dalam belajar yaitu:

Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai siswa Siklus II

1. 10 2

2. 20 2

3. 40 1

4. 50 2

5. 60 5

6. 70 6

7. 80 4

8. 90 5

9. 100 4

Total 31

No. Nilai Jumlah Siswa

76

Dari 31 siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab.

Semarang, terdapat 2 siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan

belajar yang dialami siswa tersebut dikarenakan lemahnya dalam

berhitung dan sulitnya memahami konsep matematika yang disampaikan

dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, ternyata diperoleh peningkatan hasil belajar dari

siklus sebelumnya. Sehingga melalui model pembelajaran the learning

cell pelajaran matematika materi bilangan pecahan pada kelas IV MI

Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang dapat dikatakan hasil

belajarnya meningkat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan,

pembelajaran matematika materi bilangan pecahan dengan menggunakan

model pembelajaran the learning cell kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec.

Tuntang kab. Semarang, berdampak positif terhadap peningkatan hasil

belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa. Berikut adalah paparan

peningkatan nilai hasil belajar siswa dari siklus ke siklus, yaitu:

1. 40 1

2. 50 1

3. 60 5

4. 70 7

5. 80 3

6. 90 8

7. 100 6

Total 31

77

Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siswa

No. Nama Ulangan

Harian

Siklus I Siklus

II

1. Alya Shafa S 80 100 100

2. Anisa Cahya 100 90 100

3. Fardusi Septa Alfin 50 90 60

4. Febrian Rifqy P 40 60 90

5. Fendi Arga Prayoga 40 10 60

6. Jasmin Noya A 70 70 90

7. Jiwana Riski Erlan 40 10 60

8. M. Raehan Afriliano 30 80 100

9. Maemona 80 100 90

10. Maydina Astuti 90 70 80

11. M. Arul Iqbal 50 90 90

12. M. Fajar Imani 50 100 70

13. M. Hasan Dhil Fakri 50 100 90

14. M. Kevin Aditya 60 80 60

15. M. Nova 40 60 70

16. M. Reiyhan Ali 50 90 100

17. M. Reza Al Fata 40 80 70

18. M. Ridwan Adzahabi 20 90 70

19. M. Solikhul Huda 40 70 80

20. Mumtazah B Syafuira 80 70 100

21. Naura Wachidatur R 10 20 40

22. Naysilla Puji L 40 70 90

23. Putra Mahesa 50 80 90

24. Salwa Sakinah Ludfi 20 20 70

25. Sakina Sofia Nur A 20 60 70

26. Shinta Fatima 40 50 70

27. Silvi Aprilia 10 50 60

28. Siti Fauziyah 30 40 60

29. Tegar Syairohman 30 60 100

30. Atina Felda Ningrum 60 60 80

78

Diagram 4.1 Persentase Nilai Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas per

Siklus

Dari data diatas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh

31. Anelka Evan Reizavy 50 70 90

Jumlah 1.420 2.090 2.440

Rata-rata 45,8 67,4 78,7

79

nilai rata-rata 45,8, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 67,4, dan pada

siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,7.

Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase

ketuntasan belajar siswa telah mencapai lebih dari 85% maka

pembelajaran matematika materi bilangan pecahan dengan menggunakan

model pembelajaran the learning cell, dikatakan telah berhasil, sehingga

penelitian tindakan kelas dihentikan sampai pada siklus II.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggunaan model pembelajaran the learning cell dapat meningkatkan

hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi bilangan

pecahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari setiap siklusnya.

Yaitu pada nilai rata-rata kelas dan juga persentase ketuntasan belajar siswa.

Pada pra-siklus, diperoleh dari data 31 siswa, ternyata yang tuntas belajar

hanya 8 siswa, sedangkan 23 siswa dinyatakan belum tuntas, dengan

diperoleh rata-rata 45,8 dan persentase ketuntasan hanya mencapai 25,8%.

Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa, dengan

nilai rata-rata sebesar 67,4 dan persentase ketuntasan mencapai 77,4%. Dan

pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 29 siswa dengan

nilai rata-rata 78,7 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 93,5%.

Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo

kec. Tuntang kab. Semarang dalam pembelajaran matematika materi bilangan

pecahan dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell

mencapai lebih dari 85%.

B. Saran

81

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa seharusnya lebih antusias dalam menanggapi penjelasan guru

saat proses belajar mengajar berlangsung.

b. Siswa seharusnya lebih berani dan percaya diri untuk mengutarakan

hal-hal yang belum dan ingin diketahui kepada guru, agar siswa

menjadi lebih paham atas materi yang disampaikan saat proses

pembelajaran berlangsung.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya selalu memberikan apersepsi dan juga motivasi

pembelajaran kepada siswa.

b. Guru hendaknya mengoptimalkan penggunaan media, variasi metode,

model pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran di kelas.

c. Guru hendaknya selalu menciptakan stimulus-respon agar selama

proses kegiatan belajar siswa menjadi lebih aktif.

d. Guru hendaknya melakukan pendekatan serta pelayanan khusus untuk

siswa yang belum tuntas dalam belajar, dengan memberikan

kesempatan siswa belajar tambahan diluar jam pelajaran agar nilai

siswa tersebut meningkat dan tuntas dalam belajar.

82

e. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

terutama pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran dan karakter

siswa.

3. Bagi Pihak sekolah

a. Bagi pihak sekolah yang bersangkutan, sebaiknya memberikan

dukungan kepada guru untk menciptakan media, alat peraga, atau

perantara pembelajaran yang dapat mempermudah proses belajar

mengajar.

b. Pihak sekolah hendaknya melengkapi sarana prasarana sekolah untuk

kebutuhan pembelajaran serta melalui penggunaan media, alat peraga,

dan perantara lainnya.

4. Rekomendasi

Bagi pembaca diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

menggunakan model pembelajaran the learning cell dengan lebih baik dan

menarik dari yang dibuat oleh peneliti sekarang. Karena didalam model

pembelajaran the learning cell terdapat kekurangan, antara lain:

a. Dalam penerapan model pembelajaran the learning cell akan lebih

baik jika divariasikan dengan permainan atau pemberian hadiah

83

sehingga siswa menjadi lebih semangat dan lebih antusias dalam

proses pembelajaran.

b. Sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran the learning cell, pastikan siswa berpasangan dengan

teman sebayanya, karena jika tidak dikondisikan saat awal

pembelajaran akan mengganggu saat proses belajar mengajar sedang

berlangsung.

c. Optimalkan penggunaan media pembelajaran yang menarik untuk

menunjang penggunaan model pembelajaran the learning cell.

84

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi dan Abdul, Jabar Safrudin. 2010. Evaluasi Program Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi dan Suhardjono, Supardi. 2016. Penelitian Tindakan Kelas Edisi

Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Baharuddin & Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

& Muljo Raharjo. 2012. Model pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava

Media.

El-Khuluqo, Ihsana. 2017. Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan

Aplikasi Nilai-Nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas Teknik Bermain Konstruktif

untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Yogyakarta: Teras.

Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hisyam, Bermawy, & Sekar. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani.

Husdarta & Yudha. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sriyanto, HJ. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Jogjakarta: Indonesia

Cerdas.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

85

Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Purnomo, Y.W. 2015. Pembelajaran Matematika untuk PGSD: Bagaimana Guru

Mengembangkan Penalaran Proporsional Siswa. Jakarta: Erlangga.

Zainal, Eko, Siti, & Khusnul. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama

Widya.

86

LAMPIRAN - LAMPIRAN

87

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MI Ma’Arif Candirejo

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IV/1 (satu)

Materi Pokok : Pecahan

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. KI-1 : menerima, menjalankan,dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

2. KI-2 : menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

3. KI-3 : memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. KI-4 : menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

88

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD : 4.3 mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan

dan pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagai kemungkinan

jawaban

Indikator :

1. Siswa dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama

2. Siswa dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama

3. Siswa dapat menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut sama

4. Siswa dapat menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama

C. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru berbantu media kertas lipat siswa

dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama

2. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru berbantu media kertas lipat siswa

dapat mengetahui konsep penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

3. Dengan model pembelajaran the learning cell siswa dapat menghitung

penjumlahan pecahan berpenyebut sama

4. Dengan model pembelajaran the learning cell siswa dapat menghitung

penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

89

D. Materi pembelajaran

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang

biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.

Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan

dinamakan penyebut.

1. Operasi penjumlahan pecahan berpenyebut

sama

Penanaman konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat.

Kegiatan pembelajaran:

a. Sebagai pengantar, siswa diingatkan lagi tentang nilai pecahan dan

pecahan senilai.

b. Siswa menyediakan media pembelajaran (dalam hal ini dua helai kertas

lipat), lembar kertas pertama dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan

salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan

. Kemudian, kertas

kedua dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan salah satu bagian juga

diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

c. Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

Kertas pertama kertas kedua

90

d. peragaan berikut, kita akan menunjukkan

hasil penjumlahan

+

= …

Dipotong dan ditempelkan pada kertas yang

satunya

+

=

=

Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses

penjumlahan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut

tidak dijumlahkan. Adapun penulisan penyebut, karena penyebut tidak

dijumlahkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut

harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa

bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.

91

2. Operasi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama

Pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam penjumlahan pecahan

berpenyebut tidak sama adalah dengan cara menyamakan penyebut kedua

pecahan tersebut tanpa melalui proses atau media peraga. Siswa dipaksa untuk

menerima penjelasan guru, tanpa membuktikan atau membangun sendiri

dalam pikirannya. Hal ini terjadi karena guru sering kali mengalami kesulitan

dalam mencari media peraga yang efektif. Selain itu, kemampuan prasyarat

yang harus dikuasai siswa harus disiapkan terlebih dahulu, yaitu penguasaan

pecahan senilai dan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat.

Kegiatan Pembelajaran:

a. Sebagai pengantar siswa diingatkan lagi tentang pecahan senilai dan

penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

b. Siswa menyediakan media pembelajaran (dalam hal ini kertas lipat

sebanyak dua lembar. Kertas yang satu dilipat menjadi empat bagian yang

sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

Kemudian kertas yang satu lagi dilipat menjadi dua bagian yang sama, dan

salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

c. Siswa memperhatian dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

92

d. Melalui peragaan, akan ditunjukkan penjumlahan pecahan yang

berpenyebut tidak sama, dalam kasus ini

+

=… kata kunci

‘penjumlahan” dalam peragaan pecahan dapat diganti dengan kata

‘penggabungan’.

Satu bagian dipotong lalu digabungkan

+

=

Dari peragaan tampak

+

=

(biarkan dulu sementara jika siswa

mengalami kebingungan). Biarkan siswa menganalisis sendiri

permasalahan ini. Sangat diharapkan agar siswa secara sendiri atau

berkelompok dengan bimbingan guru dan dibantu dengan media peraga,

dapat menentukan pecahan senilai dari

=

sehingga dapat mengubah

penjumlahan dari pecahan berpenyebut tidak sama menjadi penjumlahan

pecahan bepenyebut sama. Pada akhirnya, jika sudah terbentuk dalam

pemikiran siswa bahwa dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

93

sama ini penyebut harus disamakan terlebih dahulu, dan dua penyebut

diganti dengan satu penyebut, sehingga dapat ditulis:

+

=

+

=

=

Menyamakan penyebut dengan mencari KPK atau mencari

kelipatannya, yaitu dengan menjumlahkan secara berulang kedua

penyebut hingga menemukan angka yang sama sebagai

kelipatannya.

contoh :

penyebut 4 dan 6, maka kelipatannya

4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, dan seterusnya

6 = 6, 12, 16, 24, 28, dan seterusnya.

Dilihat angka yg sama dan yang paling kecil, maka didapatkan

angka 12 sebagai KPK.

Langkah-langkah menyelesaikan soal penjumlahan berpenyebut

tidak sama

Lihat bilangan berapa pada masing-masing penyebut

Cari kelipatannya

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model : The Learning Cell

94

3. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan

F. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : kertas lipat, gunting, kapur, papan tulis

2. Sumber belajar

a. Buku model pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ( Bandung :

penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2010) halaman 53-62.

b. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas IV Kurikulum

2013( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013) halaman 162-165.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan berisi uraian:

a. Guru memberi salam, mengajak semua siswa

berdo’a, melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa, guru memeriksa kerapian

pakaian siswa, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

b. Guru mengajak sisa untuk tepuk semangat

bersama

c. Memberi motivasi dengan memberikan

penjelasan mengenai pentingnya mempelajari

materi pecahan yang berkaitan dengan kehidpan

sehari-hari. Misalnya dengan mempelajari

pecahan kita dapat membagi kue dengan adik

10

menit

95

secara adil.

d. Melakukan apresepsi tentang materi yang telah

dipelajari sebelumnya mengenai konsep

pengertian pecahan.

e. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai. Sub Tema:

‘Penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan

berpenyebut tidak sama”

f. Guru mempersiapan alat kertas liat yang

digunakan untuk penanaman konsep penjumlahan

pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak

sama.

Kegiatan

Inti

Langkah-langkah kegiatan:

a. Mengamati

1) Guru menjelaskan pengertian pecahan dan

konsep penjumalahan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

2) Guru mendemonstrasikan tentang konsep

penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan

tidak sama dengan menggunakan kertas lipat.

b. Bertanya

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pecahan.

c. Mencoba

1) Guru membagi kertas lipat kemudian

memandu siswa untuk mencoba menemukan

konsep penjumlahan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

2) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal

55

menit

96

bersama-sama.

d. Mengasosiasikan

Siswa mengerjakan soal pada lembar soal yang

diberikan.

e. Mengkomunikasikan

Perwakilan dari siswa maju kedepan kelas untuk

mempraktikkan proses operasi penjumlahan

pecahan dan menemukan hasilnya didepan kelas.

Penutup Kegiatan penutup meliputi:

a. Guru melakukan evaluasi pembelajaran tentang

operasi penjumlahan pecahan

b. Guru mengajak siswa menyimpulkan

pembelajaran

c. Guru menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu

tentang pengurangan pecahan berpenyebut sama

dan tidak sama.

d. Merapikan tempat duduk, mengajak siswa

berdo’a bersama, dan salam.

5 menit

H. Penilaian Hasil Belajar

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I

Nama :

97

Kelas :

No Absen :

Tanggal :

Hitunglah penjumlahan pecahan berikut!

1.

+

=

=

2.

+

=

=

3.

+

=

=

4.

+

=

=

5.

+

=

=

6.

+

=

+

=

=

7.

+

=

+

=

=

8.

+

=

+

=

=

9.

+

=

+

=

=

10.

+

=

+

=

=

Kunci Jawaban :

1.

=

2.

=

3.

=

4.

=

5.

=

6.

+

=

=

7.

+

=

=

8.

+

=

=

9.

+

=

=

10.

+

=

=

96

97

Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan dengan Menggunakan Model

pembelajaran The Learning Cell pada Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo

kec. Tuntang kab. Semarang

Keterangan:

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

Candirejo, 8 Agustus 2018

Observer

No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor

K C B

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Mengucapkan salam

b. Mengajak siswa untuk berdo’a bersama

c. Memberikan apersepsi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

V

V

V

V

2. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Penyajian materi pelajaran sesuai dengan

tujuan/indikator

b. Menjelaskan konsep materi pecahan dengan

menggunakan media kertas lipat

c. Melakukan tanya jawab

d. Mampu mengarahkan siswa dalam menerapkan model

pembelajaran the learning cell

e. Membantu siswa ketika ada kesulitan

f. memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya

V

V

V

V

V

V

3. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran a. Menyimpulkan materi pembelajaran b. Memberikan motivasi c. Menginformasikan materi yang akan dipelajari

berikutnya d. Menutup pembelajaran dengan salam

V

V

V

V

98

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan

dengan Menggunakan Model pembelajaran The Learning Cell pada Siswa

Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang

Siklus I

Keterangan

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

Candirejo, 8 Agustus 2018

Observer

No. Objek yang Diamati K C B

1. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

pecahan

V

2. Siswa menanggapi penjelasan guru V

3. Siswa mengikuti ketika guru mendemonstrasikan konsep

pecahan dengan media kertas lipat

V

4. Siswa bekerja sama dalam mengimplementasikan media

kertas lipat

V

5. Siswa mengikuti instruksi guru dalam penerapan model

pembelajaran the learning cell

V

6. Keterampilan siswa dalam membuat soal untuk teman

sebaya

V

7. Keterampilan siswa dalam menjawab soal dari teman

sebaya

V

8. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran V

99

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : Mi Ma’Arif Candirejo

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IV/1 (satu)

Materi Pokok : Pecahan

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 3 x 35 menit)

I. Kompetensi Inti

5. KI-1 : menerima, menjalankan,dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

6. KI-2 : menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

7. KI-3 : memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

8. KI-4 : menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

100

J. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD : 4.3 mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan

dan pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagai kemungkinan

jawaban

Indikator :

5. Siswa dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama

6. Siswa dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak

sama

7. Siswa dapat menghitung pengurangan pecahan berpenyebut sama

8. Siswa dapat menghitung pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama

K. Tujuan Pembelajaran

5. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru berbantu media kertas lipat siswa

dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama

6. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru berbantu media kertas lipat siswa

dapat mengetahui konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.

7. Dengan model pembelajaran the learning cell siswa dapat menghitung

pengurangan pecahan berpenyebut sama

8. Dengan model pembelajaran the learning cell siswa dapat menghitung

pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.

101

L. Materi pembelajaran

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang

biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah

yang dinamakan pembilang. Adapun

bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap

sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.

3. Operasi penjumlahan pecahan berpenyebut

sama

Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan persyarat yang harus

dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai, dan

pengurangan bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan senilai lebih

ditekankan terutama dalam pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang bisa dilipat.

Kegiatan pembelajaran:

4) Sebagai pengantar siswa diingatkan lagi tentang penjumlahan pecahan

yang berpenyebut sama.

5) Siswa melipat kertas menjadi empat bagian yang sama, dua bagian

diarsir untuk menunjukkan pecahan

.

102

7) Dengan peragaan kita akan menunjukkan pengurangan

-

= …

Satu bagian yang diarsir dihapus

-

=

=

Penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus

dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan

penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.

4. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Tidak sama

6)

103

Selama ini, pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam hal

pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama tidak jauh berbeda dengan

pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, yaitu dengan

cara menyamakan penyebut kedua pecahan tanpa proses atau penggunaan

media peraga. Siswa dipaksa untuk menerima penjelasan guru tanpa

membuktikan atau membangun sendiri dalam pikirannya. Hal ini terjadi

karena guru sering kali mengalami kesulitan dalam mencari media yang

efektif. Selain itu, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa harus

disiapkan terlebih dahulu, yaitu penguasaan pecahan senilai, pengurangan

pecahan berpenyebut sama, dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama.

Penanaman Konsep

Media yang diperlukan kertas lipat atau kertas yang dapat dilipat

Kegiatan pembelajaran:

4) Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang pecahan senilai,

pengurangan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan

berpenyebut tidak sama.

5) Siswa membagi selembar kertas menjadi dua bagian yang sama

dengan cara melipat, dan satu bagian diarsir untuk menunjukkan

pecahan

.

104

6) Akan diperagakan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama,

yaitu

-

= … Dalam peragaan, kata ‘pengurangan’ dapat diganti

dengan ‘diambil’.

Dari peragaan tampak

-

=

(sementara ini, biarkan jika

siswa kebingungan). Gugahlah siswa untuk menganalisisnya, baik

secara sendiri atau berkelompok dengan bimbingan guru dan dibantu

dengan media peraga, untuk dapat menentukan pecahan senilai dari

=

. Dengan kata lain, siswa dapat mengubah pengurangan pecahan

berpenyebut sama. Apabila sudah terbentuk dalam pemikiran siswa

bahwa dalam pengurangan pecahan berpenyebut ini dua penyebut

diganti dengan satu penyebut, maka dapat ditulis hasilnya sebagai

berikut:

-

=

-

=

=

105

M. Metode Pembelajaran

4. Pendekatan : Scientific

5. Model : The Learning Cell

6. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan

N. Alat dan Sumber Pembelajaran

3. Alat : kertas lipat, gunting, kapur, papan tulis, spidol

4. Sumber belajar

c. Buku model pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ( Bandung :

penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2010) halaman 53-62.

d. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas IV Kurikulum

2013( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013) halaman 169-172.

O. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan berisi uraian:

g. Guru memberi salam, mengajak semua siswa

10 menit

106

berdo’a, melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa, guru memeriksa kerapian

pakaian siswa, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

h. Guru menanyakan kabar kemudian mengajak

siswa untuk tepuk semangat bersama.

i. Memberikan apersepsi materi yang dipelajari

sebelumnya yaitu penjumlahan pecahan

berpenyebut sama dan tidak sama.

j. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai. Sub Tema:

‘Pengurangan pecahan berpenyebut sama dan

berpenyebut tidak sama”

k. Guru mempersiapan alat kertas liat yang

digunakan untuk penanaman konsep

pengurangan pecahan berpenyebut sama dan

berpenyebut tidak sama.

Kegiatan

Inti

Langkah-langkah kegiatan:

f. Mengamati

3) Guru menjelaskan pengertian pecahan dan

konsep pengurangan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

4) Guru mendemonstrasikan tentang konsep

pengurangan pecahan berpenyebut sama dan

tidak sama dengan menggunakan kertas

lipat.

g. Bertanya

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pecahan.

55 menit

107

h. Mencoba

1) Guru membagi kertas lipat kemudian

memandu siswa untuk mencoba menemukan

konsep pengurangan pecahan berpenyebut

sama dan tidak sama.

2) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal

bersama-sama.

i. Mengasosiasikan

Siswa mengerjakan soal pada lembar soal yang

diberikan.

j. Mengkomunikasikan

Perwakilan dari siswa maju kedepan kelas untuk

mempraktikkan proses operasi pengurangan

pecahan dan menemukan hasilnya didepan

kelas.

Penutup Kegiatan penutup meliputi:

e. Guru melakukan evaluasi pembelajaran tentang

operasi pengurangan pecahan

f. Guru mengajak siswa menyimpulkan

pembelajaran

g. Guru menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

h. Merapikan tempat duduk, mengajak siswa

berdo’a bersama, dan salam.

5 menit

P. Penilaian Hasil Belajar

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II

108

Nama :

Kelas :

Tanggal :

Hitunglah penjumlahan pecahan berikut!

11.

-

=

=

12.

-

=

=

13.

-

=

=

14.

-

=

=

15.

-

=

=

16.

-

=

-

=

=

17.

-

=

-

=

=

18.

-

=

-

=

=

19.

-

=

-

=

=

20.

-

=

-

=

=

i

ii

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan dengan Menggunakan Model

pembelajaran The Learning Cell pada Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo

kec. Tuntang kab. Semarang

Keterangan:

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

Candirejo, 14 Agustus 2018

Observer,

No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor

K C B

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

e. Mengucapkan salam

f. Mengajak siswa untuk berdo’a bersama

g. Memberikan apersepsi

h. Menyampaikan tujuan pembelajaran

V

V

V

V

2. Kegiatan Belajar Mengajar

g. Penyajian materi pelajaran sesuai dengan

tujuan/indikator

h. Menjelaskan konsep materi pecahan dengan

menggunakan media kertas lipat

i. Melakukan tanya jawab

j. Mampu mengarahkan siswa dalam menerapkan model

pembelajaran the learning cell

k. Membantu siswa ketika ada kesulitan

l. memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya

V

V

V

V

V

V

3. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran a. Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Memberikan motivasi

c. Menginformasikan materi yang akan dipelajari

berikutnya

d. Menutup pembelajaran dengan salam

V

V

V

V

iii

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan

dengan Menggunakan Model pembelajaran The Learning Cell pada Siswa

Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang

Siklus II

Keterangan

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

Candirejo, 14 Agustus 2018

Obeserver

No. Objek yang Diamati K C B

1. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

pecahan

V

2. Siswa menanggapi penjelasan guru V

3. Siswa mengikuti ketika guru mendemonstrasikan konsep

pecahan dengan media kertas lipat

V

4. Siswa bekerja sama dalam mengimplementasikan media

kertas lipat

V

5. Siswa mengikuti instruksi guru dalam penerapan model

pembelajaran the learning cell

V

6. Keterampilan siswa dalam membuat soal untuk teman

sebaya

V

7. Keterampilan siswa dalam menjawab soal dari teman

sebaya

V

8. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran V

iv

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Siklus I

Gambar 1. Guru Menyampaikan Materi Pelajaran

Gambar 2. Guru Mendemonstrasikan Media Kertas Lipat

Gambar 3. Siswa Mencoba Menemukan Konsep Pecahan dengan Kertas Lipat

v

Gambar 4. Guru dan Siswa Mengerjakan Contoh Soal Bersama

Gambar 5. Penerapan Model Pembelajaran The Learning Cell

vi

Siklus II

Gambar 6. Guru Menyampaikan Materi Pelajaran

vii

Gambar 7. Guru Mendemonstrasikan Kertas Lipat

Gambar 8. Siswa Mencoba Menemukan Konsep Pecahan dengan Kertas Lipat

viii

Gambar 9. Guru dan Siswa Mengerjakan Contoh Soal Bersama

ix

Gambar 10. Penerapan Model Pembelajaran The Learning Cell

Gambar 11. Guru dan Siswa melakukan Tanya Jawab

x

Gambar 12. Siswa Mengerjakan Lembar Soal Evaluasi

xi

Lampiran 8 Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa

Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa

xii

Lampiran 9 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus I

Lembar Jawaban Evaluasi Siklus I

xiii

Lampiran 10 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus II

Lembar Jawaban Evaluasi Siklus II

xiv

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi

Lembar Konsultasi Sripsi

xv

Lampiran 12 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

xvi

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Permohonan Izin Penelitian

xvii

Lampiran 14 Surat keterangan sudah melakukan penelitian

Surat keterangan sudah melakukan penelitian

xviii

Lampiran 15 Lembar SKK

Lembar SKK

xix

xx

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Desya Ayu Wulandari

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 24 Desember 1995

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama yah : Ngatiyono

Naama ibu :Sri Wahyuni

Alamat : Ngaglik RT 001 RW 006 Gedong, Banyubiru

No.HP : 082137636208

Email : [email protected]

Pendidikan

1. SD N 009 Batu Aji Batam

2. SMP N 3 Batam

3. SMA N 4 Batam

4. Mahasiswa PGMI IAIN Salatiga Tahun 2014- sekarang.