SKRIPSI DODI JAYA

91
BAB I PENDAHULUAN http://www.sastraku.com http://www.bacagratisku.blogspot.com A. Latar Belakang Untuk menghindarkan kesalahpahaman serta menjaga terjadinya bermacam-macam penafsiran dari judul bahasan Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab dalam upaya peningkatan prestasi siswa di MTs. ma’arif legok”. penulis perlu memaparkan pengertian beberapa istilah sebagai berikut: 1. Efektifitas: Berhubungan dengan suatu kegiatan. Efektifitas dapat juga diartikan sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana.dalam arti bahwa apabila hasilnya menunjukan presentase yang besar atau tidak jauh dari perencanaan maka dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efekif dan sebaliknya apabila hasilnya jauh dari perencanaan yang ada maka dapat dikatakan hal tersebut tidak efektif. 1 1 Henyat Soetomo Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara 1993), hal. 50

description

Kunjungi : http://www.sastraku.com untuk update informasi lainnya

Transcript of SKRIPSI DODI JAYA

Page 1: SKRIPSI DODI JAYA

BAB IPENDAHULUAN

http://www.sastraku.com

http://www.bacagratisku.blogspot.com

A. Latar Belakang

Untuk menghindarkan kesalahpahaman serta menjaga terjadinya bermacam-

macam penafsiran dari judul bahasan “Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab dalam

upaya peningkatan prestasi siswa di MTs. ma’arif legok”. penulis perlu memaparkan

pengertian beberapa istilah sebagai berikut:

1. Efektifitas: Berhubungan dengan suatu kegiatan. Efektifitas dapat juga diartikan

sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana.dalam arti bahwa apabila

hasilnya menunjukan presentase yang besar atau tidak jauh dari perencanaan maka

dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efekif dan sebaliknya apabila hasilnya

jauh dari perencanaan yang ada maka dapat dikatakan hal tersebut tidak efektif.1

2. Pembelajaran bahasa Arab: Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan siswa

untuk belajar,2 yang dalam hal ini tentang belajar bahasa Arab yang mana guru

bertindak sebagai fasilator.

3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan3.Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang

1 Henyat Soetomo Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara 1993),hal. 50

2 Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar (Penerapan dalam Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam ), Surabaya, 1996, hal. 99

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 2003: 895

Page 2: SKRIPSI DODI JAYA

2

dicapai siswa dalam mata pelajaran bahasa arab yang dapat diketahui dari nilai

ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi.

Page 3: SKRIPSI DODI JAYA

3

Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan

manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan

masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan

bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa

Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa

persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa Al-

Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang

bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia

tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa

bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa

Islam.4

Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan

untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam

Al-Qur’an (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa

Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi

atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub-

uslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284)5 Pengajaran

bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,

membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik

secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang

dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan

baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan

4 Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003), hal. 7

5 Ibid 9

Page 4: SKRIPSI DODI JAYA

4

orang lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan

kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan

orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab

serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat penting karena dapat membantu

dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadits, dan kitab

bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab

merupakan bahasa Al-Qur’an dan menjadi salah satu alat komunikasi

internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu

kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan bahasa

Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena telah

menjadi bahasa Al-Qur’an. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an

bukan berarti Al-Qur’an tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melainkan

untuk seluruh bangsa di seluruh dunia.

Dikarenakan bahasa tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan

bangsa di seluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai mana dalam firman

Allah SWT.

Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa

kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.

Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk

kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi

Maha Bijaksana”. (QS.Ibrahim ayat 4).6

6 (QS.Ibrahim: 4) qur’an terjemah Departemen Agama Republik Indonesia

Page 5: SKRIPSI DODI JAYA

5

Jadi al–Qur’an dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain

oleh Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun. Tatkala

kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa Arab, bukan

berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena merupakan

bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang kita butuhkan

adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan

bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan. Sebagai salah satu

contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab, hendaknya

menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena bahasa adalah

merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah memahaminya. Begitu juga

dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab haruslah memberi motivasi

terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu mudah asalkan ada kemauan yang

besar untuk mempelajarinya. Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang

ideal diharapkan siswa mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa

Arab antara lain:

1. Ketrampilan mendengar.

2. Ketrampilan berbicara.

3. Ketrampilan membaca.

4. Ketrampilan menulis.7

Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai

mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan

belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus

membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

7 Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis, (Yogyakarta:Norma Media Idea, 2004), hal. 5

Page 6: SKRIPSI DODI JAYA

6

Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui

berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi

proses maupun hasil. Maka peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.

Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu

perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan

berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang

menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang

menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis8

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi

belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai

keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi

belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik

siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa

satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada

yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah

prestasi belajarnya.

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam

individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan

kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari

luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,

88Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab, (Jakarta:Grafindo Persada 1995)

Page 7: SKRIPSI DODI JAYA

7

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi

cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah

dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakakat

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas dalam penulisan

skripsi ini penulis ingin mengkaji metode pengajaran bahasa Arab dalam

rumusan :

(1) Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok

(2) metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

bahasa arab di mts ma’arif legok

(3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi siswa dalam

pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok

Page 8: SKRIPSI DODI JAYA

8

C. Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian

Sedangkan tujuan dari yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa arab

2. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Arab

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi siswa

dalam pembelajaran bahasa arab

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi kasus pada

Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Legok. Pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan metode wawancara / interview dan dokumentasi. Sumber data penulis

peroleh dari sumber data primer, yaitu informan yang terdiri dari guru bahasa Arab. Dan

sumber data sekunder adalah sumber data tangan kedua tempat penyimpanan dokumen.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi

dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya agar lebih memperhatikan

peranannya sebagi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas serta dalam

memperhatikan penggunaan metode yang variatif demitercapainya tujuan pendidikan

yang diharapkan

2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi guru atau

yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas

pendidikanya.

Page 9: SKRIPSI DODI JAYA

9

D. Langkah-langkah penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi kasus pada

Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok. Pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan metode wawancara / interview dan dokumentasi. Sumber data penulis

peroleh dari sumber data primer, yaitu informan yang terdiri dari guru bahasa Arab

kelas. Dan sumber data sekunder adalah sumber data tangan kedua tempat penyimpanan

dokumen

3. Populasi dan sampel

a. Populasi penelitian

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di mts ma’arif legok sebanyak

125 orang dengan karakteristik yang sama memiliki stratifikasi berdasarkan

tingkatan kelas.

b. Dengan karakter populasi yang memiliki strata seperti digambarkan diatas, maka

sampel penelitian diambil dengan teknik stratied sampling,

yakni penelitian berdasarkan strata yang ada, yakni sebanyak 3 kelas

masing-masing kelas sebanyak 15 orang.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk mengukur tingkah

laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang dapat diamati baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan9. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang gambaran umum pembelajaran di Madrasah tsanawiyah

9Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 109

Page 10: SKRIPSI DODI JAYA

10

ma’arif Legok dan untuk mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek

penelitian, maka penulis menggunakan metode observasi secara langsung di

Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok guna mengamati dan mencatat secara

sistematis fenomena-fenomena yang diteliti.10

b. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari jumlah siswa yang ada pada Madrasah

Tsanawiyah Maarif Legok secara keseluruhan dan data-data yang berhubungan

dengan penelitian.

c. Metode Interview

Dalam mengumpulkan data penelitian penulis melakukannya dengan metode

interview guna mengetahui data tentang metodologi pembelajaran bahasa arab

dalam proses belajar mengajar dan kendala-kendala dalam pembelajaran bahasa

Arab. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

cara Tanya jawab11 dan suatu komunikasi verbal semacam percakapan yang

bertujuan memperoleh informasi.

d. Metode Angket

Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan dianalisis dalam penelitian

dan berkaitan dengan metodologi pembelajaran bahasa Arab.

5. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:

10

Sutrisno Hadii, Metodologi Reseach, (Jakarta; Andi Offset, 1990), hal. 136

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, … hal. 27

Page 11: SKRIPSI DODI JAYA

11

a. Daftar pedoman interview dalam hal ini penulis hanya memuat atau mencantumkan

pokok-pokok pertanyaan saja. Selebihnya penulis mengembangkan sendiri

pertanyaan-pertanyaan itu dalam wawancara untuk mendapatkan data-data sesuai

dengan kepentingan penelitian.

b. Yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak diobservasikan dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri sesuai dengan kenyataan yang ada

di lapangan.

5. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah proses analisis data. Pada

penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mana penelitian kualitatif tidak dimulai

dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris atau induktif. Peneliti

terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami,

mencatat, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-

kesimpulan dari proses tersebut. Data yang sudah masuk pada penulis akan dikumpulkan

sesuai dengan kelompok-kelompok data tertentu. Data tertentu kemudian dilakukan

analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian

dilakukan. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis

sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis, peneliti

menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut:

a.Kata-Kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai sebagai sumber

data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam

video dan pengambilan photo.

b.Sumber Tertulis

Page 12: SKRIPSI DODI JAYA

12

Walaupun dikatakan bahwa sumber tertulis merupakan sumber kedua setelah kata-kata

dan tindakan merupakan sumber kedua. Jelas hal itu tidak bisa diabaikan dilihat dari segi

sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas buku dan

majalah ilmiah sumber dan arsip-arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

c. Photo

Photo adalah sebagai alat yang dipakai untuk keperluan penelitian kualitatif, karena

dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Photo menghasilkan data deskriptif yang cukup

berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya sering

dianalisis secara induktif12

E. Sistematika Pembahasan

Bab I : Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai isi skripsi ini. Di dalamnya membahas tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, penegasan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

Bab II : Merupakan landasan teori yang menguraikan tentang pengertian efektivitas

pembelajaran bahasa Arab, tujuan pembelajaran bahasa Arab,serta keterkaitannya dengan

prestasi belajar siswa.

Bab III : Merupakan penyajian dan analisis data yang terdiri atas: profil mts ma’arif legok,

letak geografis struktur organisasi, sarana dan prasarana, pembelajaran bahasa Arab,serta

penyajian data mengenai prestasi belajar siswa.

Bab IV : Akhir dari bab ini merupakan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari

pembahasan skripsi ini.

BAB II

12Lexy J. Moloen, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosda Karya 2002), hal. 112-114

Page 13: SKRIPSI DODI JAYA

13

KAJIAN TEORI

A. Efektifitas pembelajaran bahasa arab

1. Pengertian Efektivitas

Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam memberikan

makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna yang pasti dalam pengukurannya

berikut ini akan saya berikan definisi efektifitas dari beberapa pakar. Menurut CES, di dalam

ensiklopedia Indonesia adalah tujuan, suatu usaha. Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence,

yang dimaksud efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Menurut T.

Hani Handoko, efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan

yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.13 Dari definisi di atas dapat disimpulkan

bahwasannya efektifitas adalah suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan

pembelajaran bahasa Arab, khususnya baik dari segi proses maupun hasil.

Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan memahami tujuan-tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan materi yang diajarkan

sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam pengetahuan bahasa Arab. Menetapkan

materi atau bahan pengajaran dalam perencanaan mengajar tidak akan menemui banyaknya

kesulitan, asal tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang

berkenaan dengan bahan tersebut.14 Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa tidak

terlepas dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu:

a. Tujuan pengajaran Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan

instruksional yang ingin dicapainya.

b. Pentingnya bahan

13 Hani Handoko, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 30

14 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo,1987), h. 67-70

Page 14: SKRIPSI DODI JAYA

14

Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betulbetul penting baik dilihat dari

tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.

c. Nilai praktis

Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti mengandung nilai praktis atau

bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

d. Tingkat perkembangan peserta didik

Kedalaman dan keluasan materi dipertimbangkan dengan jenjang sekolah dan perkembangan

psikologi siswa.

e. Tata urutan

Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan untuk mempelajari

keseluruhan materi pelajaran (sistematis).15 Buku adalah sumber ilmu. Oleh karenanya

membaca buku adalah suatu keharusan bagi siswa dengan membaca buku, siswa akan lebih

banyak mengetahui bahan pelajaran yang akan diberikan guru, bahkan tidak mustahil siswa

terlebih dahulu mengetahui materi sebelum diberitahukan oleh guru.

Pendidik hendaknya jeli dalam memilih buku pedoman dalam mendidik anak didiknya, karena

sebuah kitab atau buku disebut efektif apabila kitab tersebut membawa hasil atau prestasi yang

memuaskan dan tidak jauh dari tujuan yang direncanakan sebelumnya, serta membawa manfaat

terbesar bagi penggunaannya. Begitu juga dengan kitab pelajaran bahasa Arab, hendaknya

membawa manfaat bagi anak didik setelah

2. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

15 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran I,… h. 96

Page 15: SKRIPSI DODI JAYA

15

Pengertian Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan

mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.16 Sebagaimana hal

yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses

untuk membelajarkan17.Seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau

menyebabkan orang lainbelajar.

Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam

sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku,

papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan

audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar,

ujian dan sebagainya. Pembelajaran18 disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif

untuk memecahkan masalah personal, komunitas.

ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan dalam hal ini perilaku

diartikan sebagai sikap, ide, nilai ,keahlian dan minat individu. Sedangkan arah positif

merujuk kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain dan komunitas. Pembelajaran

memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi, efektif

dan produktif di dalam masyarakat.19 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran (proses belajar mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang

disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar

yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan mengajar

16 Muhaimin M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h99

17 Jos D Parera, Lingustik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), h. 24-25.

18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57

19 Agus Suryana, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2006), h. 2922

Page 16: SKRIPSI DODI JAYA

16

terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-

mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan

kriteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri. Perbuatan belajar

adalah proses yang komplek. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan

belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan

belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian

terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap perbuatan belajar

mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan dinamis

karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lebih lemah.

Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada di

luar siswa bersangkutan. Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya

terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh. Unsur-unsur yang terkait dalam proses

belajar mengajar terdiri dari:

a. Motivasi belajar siswa

Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang sudah ada pada diri

pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena motivasi berguna untuk

menghubungkan pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang baru, sebab setiap

siswa datang ke kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan motivasi, siswa

tidak mengalami dalam belajar dan merasa terdorong untuk mempelajari bahan-bahan

baru,

b. Bahan ajar

Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa karena

itu penggunaan bahan belajar harus selektif dan disesuaikan dengan komponen-komponen

lainnya.

Page 17: SKRIPSI DODI JAYA

17

c. Alat bantu ajar

Suasana belajar perlu dikembangkan agar masing-masing siswa biasa kompetitif. Sebab

dengan kompetitif yang sehat akan memungkinkan setiap siswa dapat berprestasi secara

maksimal dan dapat mencapai prestasi yang setinggi mungkin

d. Suasana belajar

Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat

menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan

banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu,

guru dan siswa

senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan

menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut

menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa.

e. Kondisi subyek yang belajar

Kondisi subyek dapat dibedakan atas kondisi fisik ataupun psikis,kondisi fisik meliputi

ukuran tubuh, kekuatan tubuhnya, kesehatannya,aspirasinya dan harapannya oleh karena itu

kondisi siswa perlu diperhatikan. Dari kelima unsur inilah yang bersifat dinamis itu, yang

sering berubah, menguat atau melemah dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.20

Sedangkan unsur-unsur dinamis pada guru meliputi:

a. Motivasi membelajarkan Siswa

Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. motivasi itu timbul dari

kesadaran yang tinggi untuk mendidik para peserta didik lebih baik, jadi guru harus

memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan

kemampuan.

b.Kondisi Guru Siap Membelajarkan Siswa

20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta; Bumi Aksara, 1994) hal 50 24

Page 18: SKRIPSI DODI JAYA

18

Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan dalam proses

pengajaran selain kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Maka guru

perlu berupaya meningkatkan kemampuannya agar senantiasa berada dalam kondisi siap

membelajarkan siswa.

3. Faktor-faktor penunjang Bahasa Arab

Pada hakekatnya suatu keberhasilan tidak akan tercapai dengan baik tanpa ada faktor-

faktor yang mempengaruhinya, begitu pula dengan keberhasilan pengajaran, khususnya

dalam pengajaran bahasa Arab. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu

ketrampilan

berbahasa bagi siswa antara lain yaitu:

a. Untuk mendapatkan ketrampilan berbahasa yang berhasil ada peran guru dan peran siswa

tidak mungkin cara siswa aktif tidak terpengaruh dan dikendalikan oleh guru, jadi peran

guru masih besar dalam pembelajaran bahasa.

b. Metode yang berhasil adalah metode langsung dengan teknik monitoring atas kesalahan

tata bahasa dan kosa kata.

c. Keberhasilan belajar bahasa dimulai dengan belajar kosa kata dan tata bahasa, baru

kemudian membaca teks dengan konteks yang menarik dan berguna.

d. Pelatihan yang digunakan setiap hari untuk komponen-komponen kebahasaan dan

penugasan diberikan untuk melakukan kegiatan kebahasaan secara terpadu.

e. Mengingat, juga merupakan hal yang utama dalam pembelajaran bahasa.

f. Sering dilakukannya praktek berbicara dengan bahasa yang digunakan.

g. Pemakaian kamus sangat diperlukan.21

4. Ketrampilan Berbahasa Arab

21 Jos Daniael Parera, Linguistik Edukasional (Jakarta: Erlangga,1997), h. 32

Page 19: SKRIPSI DODI JAYA

19

a. Pengertian ketrampilan berbahasa Arab.

Sebelum diketahui apa pengertian ketrampilan berbahasa Arab seutuhnya terlebih dahulu

penulis akan menguraikan apa yang dimaksud dengan ketrampilan dan bahasa

Ketrampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu

dengan baik dan cermat. Sedangkan berbahasa adalah sebagaimana ciri prefeks -ber

pada bahasa Indonesia, menyatakan makna“kebiasaan melakukan sesuatu”. Bahasa suatu

sistem komunikasi, dialaminya dan hakekat bahasa sebenarnya adalah makna.22

b. Indikator ketrampilan berbahasa Arab.Tercapainya suatu keberhasilan dalam ketrampilan

berbahasa Arab ditandai beberapa kemahiran diantaranya yaitu;

1) Kemahiran menyimak (istima’)

Kemahiran menyimak (listening) skill dapat dicapai dengan latihan-latihan mendengar

perbedaan satu phoneme dengan phoneme yang lainnya antara satu ungkapan dengan

ungkapan lainnya, baik langsung dari native speaker atau melalui rekaman tape untuk

memahami bentuk dan arti dari apa yang didengar diperlukan latihanlatihan berupa

mendengarkan materi yang direkam dan pada waktu yang bersamaan melihat rangkaian

gambar yang mencerminkan arti dari isi apa yang didengarkan tersebut.

2) Kemahiran berbicara (kalam)

Kemahiran berbicara atau speaking skill merupakan kemahiran linguistic yang paling

rumit, karena ini menyangkut masalah berfikir atau memikirkan apa yang harus dikatakan

sementara menyatakan apa yang telah dipikirkan. Semua ini memerlukan persediaan kata

dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki dan memerlukan banyak

latihan ucapan dan ekspresi atau menyatakan pikiran dan perasaan secara lisan system

leksikal, gramatikal dan semantic digunakan simultan dengan intonasi tertentu.

22Jos Daniel Parera, Linguistik, Edukasional, (Jakarta: Airlangga, 1997), h. 26-27

Page 20: SKRIPSI DODI JAYA

20

3) Kemahiran membaca (Qiro’ah)

Kemahiran membaca mencakup dua hal yaitu mengenali simbul-simbul tertulis dan

memahami isinya dengan beberapa cara. Diantaranya dengan membekali murid dengan

perbendaharaan kata yang cukup. Aktifitas membaca, menyediakan input bahasa sama

seperti menyimak. Namun demikian membaca memiliki kelebihan dari menyimak dalam

hal pemberian butir linguistic yang lebih akurat. Disamping itu pembaca yang baik bersifat

otonom dan bisa berhubungan dengan melalui majalah, buku atau surat kabar berbahasa

Arab23 dengan cara seperti itu pembelajaran akan memperoleh kosakata dan bentuk-bentuk

bahasa dalam jumlah banyak yang sangat bermanfaat dalam interaksi komunikatif, faktor

tersebut jelas menunjukkan bahwa pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius

dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi aktivitas

berbicara dan menulis semata, tujuan pengajaran bahasa sebagaimana kita ketahui adalah

mengembangkan kemampuan bagi siswa, dengan demikian guru bertugas untuk

meyakinkan bahwa proses belajar mengajar akan menjadi pengalaman yang sangat

menyenangkan bagi para siswa.

4) Kemahiran menulis (Kitabah)

Kemahiran menulis menyangkut 3 hal yaitu:

a) Kemahiran membuat alphabet Kemahiran membuat alphabet dimaksud untuk

menyatakan bunyi berbeda-beda antara bahasa yang lain

b) Kemahiran mengeja

23 Furqonul Aziz dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2000, Cet. II), h. 10828

Page 21: SKRIPSI DODI JAYA

21

Kemahiran mengeja ini akan berkembang menjadi modifikasi kalimat yaitu mengubah

kalimat yang ada dengan unsur yang lain, menyempurnakan kalimat yang belum selesai

atau mengubah kalimat aktif menjadi pasif, begitu sebaliknya.

c) Kemahiran menyatakan perasaan dan pikiran melalui tulisan atau yang lazimnya

disebut komposisi. Kemahiran ini dapat dicapai melalui latihan-latihan yang berupa:

(1) Merangkum bacaan terpilih dan menceritakan kembali dalambentuk tulisan, tetapi

menggunakan kata-kata siswa itu sendiri.

(2) Menceritakan gambaran yang dilihat atau pekerjaan yang dilakukan siswa sehari-

hari.

(3) Membuat diskripsi suatu gambaran atau peristiwa sampai masalah sekecil-kecilnya.

(4) Menceritakan perbuatan yang biasanya dilakukan oleh siswa,seperti mengendarai

sepeda dan lain-lainnya.

5. Problematika dan Solusi dalam pembelajaran bahasa

Dalam proses pembelajaran, tidak terlepas dari adanya problematika dihadapi oleh para

pengajar, para peserta didik dan alat pembelajaran yang meliputi; buku pedoman belajar.

Problem sangat beragam sehingga problem dari kelas yang lain tidak sama, begitu juga

dengan problem pembelajaran bahasa Arab. Berikut ini paparan singkat tentang problem

pembelajaran bahasa Arab secara umum yang tentunya perlu diketahui oleh para guru dan

para siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian guru dapat mempersiapkan

solusi-solusi alternatif untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

a. Dari pihak guru

Page 22: SKRIPSI DODI JAYA

22

1. Guru tidak memahami metodologi pembelajaran yang terus berkembang sehingga

guru kurang memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah itu guru

harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.

2. Guru kurang konsisten dalam penerapan tahapan-tahapan metode yang ada

3. Guru tidak memahami psikologi peserta anak didiknya sehingga proses pembelajaran

berjalan kaku dan tidak menarik bagi siswa. Untuk mengatasi masalah psikologi anak

didik diharapkan seorang guru mengenal watak atau karakter siswa sehingga

membantu aspek-aspek pribadi para siswa untuk meningkatkan kreatifitas

pembelajaran dikelas.

b. Dari pihak siswa

1. Siswa tidak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, karena kurangnya dukungan

yang kuat dari orang-orang terdekat. Untuk mengatasi hal tersebut siswa hendaknya

dijelaskan tentang tujuan atau manfaat dari pembelajaran tersebut

2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar, untuk

mengatasi problem tersebut siswa harus mempunyai prasyarat dalam hal ini siswa

harus mempunyai motivasi belajar dengan upaya pembelajaran.24

3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri terutama dalam

pembelajaran bahasa, ini dikarenakan orang yang belajar bahasa yang utama harus

memiliki rasa percaya diri untuk berkomunikasi tanpa hal itu siswa akan sulit

berkembang dalam mengatasi hal ini para siswa diperbolehkan untuk berbicara

meskipun mengabaikan grammar atau Qawaid.

B. Tinjauan prestasi belajar bahasa arab

1. Tujuan Mempelajari Bahasa Arab

24 Oemar Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h.67

Page 23: SKRIPSI DODI JAYA

23

Tujuan dalam mempelajari bahasa Arab adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penting dalam rangka system pembelajaran yakni merupakan suatu komponen

system pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif,25

yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan

siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri.

Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan

dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang di inginkan. Guru

itu sendiri adalah sumber utama bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan

memilih tujuan-tujuan pendidik yang bermakna dan dapat diukur26.Adapun tujuan umum

dalam mempelajari bahasa Arab yaitu; agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits

sebagai sumber hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya.

2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang

tertulis dalam bahasa Arab

3. Sebagai alat bantu sebagai alat pembantu keahlian lainnya.

4. Untuk membina ahli bahasa yang benar-benar profesional27.

2. Hakekat Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia

dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan

perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari

pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan

proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan

25 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 75

26 Ibid. h, 76

27 Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam\IAIN, (Jakarta:

Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117

Page 24: SKRIPSI DODI JAYA

24

penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan,

sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. "Belajar

tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi,

kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam

keterampilan lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian

seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang

yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi

dengan lingkungan.

3 Ciri-ciri Belajar

Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut Djamarah belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.28

Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah lakunya.

Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada lingkungan. Hal ini

sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono bahwa tujuan pendidikan adalah

membantu masing-masing individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang

28 Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta), h15

Page 25: SKRIPSI DODI JAYA

25

unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-

masing. 29

Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006:37) belajar

merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah tes,

kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan

Menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang dipelajarinya dari pengertian

yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang.30 Sehubungan dengan hal itu, ada

beberapa ciri atau prinsip dalam belajar menurut Paul Suparno sebagai berikut:

1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,

rasakan, dan alami.

2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan

pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan

tetapi perkembangan itu sendiri.

4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dengan

lingkungannya.

5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan,

motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang telah dipelajari.31

29 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press.), h18

30 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.),h37

31 Ibid.h38

Page 26: SKRIPSI DODI JAYA

26

Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah

kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan

pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru sangat

dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannya sebagai mediator

dan fasilitator.

4. Prinsip-prinsip Belajar

Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Seorang guru atau calon guru perlu

mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan

dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Beberapa

prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan

membimbing untuk mencapai tujuan instruksional

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa

untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan

kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

Page 27: SKRIPSI DODI JAYA

27

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan

pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang

sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan

instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 32

5. Teori-teori Belajar

Selama perkembangan sejarah psikologi, kita banyak sekali mengenal aliran

psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini

adalah beberapa teori tentang belajar:

1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-masing daya

dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih daya itu dapat

digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya ingat dalam belajar

dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.

2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur.

Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan. Pengamatan itu penting

32 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta.),h 27-28

Page 28: SKRIPSI DODI JAYA

28

dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau sukarnya suatu

pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang

belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan

tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.

Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting, antara lain:

a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara

intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan

segala aspek-aspeknya.

d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.

e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.

f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan

yang menggerakkan seluruh organisme.

g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang

diisi.

3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari

penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang

terkenal yakni:

a. Teori Konektionisme

Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan

respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu hubungan

Page 29: SKRIPSI DODI JAYA

29

yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara

stimulus dan respon itu akan terbiasa, otomatis.

b. Teori Conditioning

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena

adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan refleks

bersyarat.

4. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara sederhana

konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita

yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan,

melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi

seseorang yang belajar itu membentuk pengertian. 33

Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat

realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.

Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek

belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna

dari sesuatu yang mereka pelajari.34

5. Teori belajar dari R. Gagne

Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:

33 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal 30-36

34 Ibid. h37

Page 30: SKRIPSI DODI JAYA

30

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi

menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu sebagai berikut

ini:

1) Keterampilan motoris (motor skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya melempar bola,

main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.

2) Informasi verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dalam hal

ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu perlu intelegensi.

3) Kemampuan intelektual

Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.

Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan intelektual”.

4) Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal organized

skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda

dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat

dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan terus

menerus.

5) Sikap

Page 31: SKRIPSI DODI JAYA

31

Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau

dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting

dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.

Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai dengan

motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa belajar

adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori yang sesuai

dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti

yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa

proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke

subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar

merekonstruksi pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek

belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan

membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai

mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara

menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.

C. Pengertian Prestasi Belajar Bahasa Arab

"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri,

baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap".35 Ketiga aspek tersebut merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus

berjalan secara efektif agar mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

35Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h64

Page 32: SKRIPSI DODI JAYA

32

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan.

Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman

belajar atau mempelajari sesuatu.36

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru.37

Prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata

pelajaran bahasa arab yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru bahasa

arab. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bahasa arab

merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru

bahasa arab.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor

internal dan faktor eksternal

1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi

a) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu,

selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk,

kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

b) Cacat tubuh

36 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka),h895

37 Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo),h75

Page 33: SKRIPSI DODI JAYA

33

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.

b. Faktor Psikologis, meliputi

a) Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil

daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam

belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang

efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan

pendidikan khusus.38

b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. 39

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan

pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena

minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motivasi

38 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

39 Ibid.55

Page 34: SKRIPSI DODI JAYA

34

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau

pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut

dengan motivasi.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di

mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan

berhasil bila anak sudah siap (matang).

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan

ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah

memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani

terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.

2. Faktor Eksternal

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang ada dalam

keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya

cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua.

b. Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi

ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

Page 35: SKRIPSI DODI JAYA

35

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung

lainnya.

c. Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam

lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu

diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.

Dari berbagai faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode pembelajaran.

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi

Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan

yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang mendorong kegiatan

belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya

motivasi. Menurut Whittaker motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan

dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau

memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai

tujuan. Sedangkan menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada

saat-saat melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh

sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan.40 Menurut Nasution (2000: 73) motivasi

adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.41

Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73) motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

40 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h61

41 Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara),h73

Page 36: SKRIPSI DODI JAYA

36

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi dalam penelitian ini motivasi

belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau

meningkatkan pengetahuan serta pemahaman bahsa arabnya42.

Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu

dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan

motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai

motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena itu seorang

guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa agar dapat

mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi, guru bertugas

untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi siswa

terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati

pelajaran tersebut

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah

dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target

ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam

suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang, Aspirasi ini bisa bersifat positif dan

negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga

yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap

dapat mencapainya.43

42 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: (PT. Raja Grafindo Persada),h73

43 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h96

Page 37: SKRIPSI DODI JAYA

37

2. Kemampuan Belajar

Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran.

Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam

belajar.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan kondisi

fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas

menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat

mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

4. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam

proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang

sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.

6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi

sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada

kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.

3. Ciri-ciri motivasi belajar

Motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak

pernah berhenti sebelum selesai).

Page 38: SKRIPSI DODI JAYA

38

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

4. Mempunyai orientasi ke masa depan.

5. Lebih senang bekerja mandiri.

6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang

begitu saja, sehingga kurang kreatif).

7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.44

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu

memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik,

kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan

hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah

umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki

keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan

berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya.

Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi

maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.

4 Bentuk-bentuk motivasi

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah

1. Memberi angka

44 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: (PT. Raja Grafindo Persada),h83

Page 39: SKRIPSI DODI JAYA

39

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-

angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai

ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu

pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak

berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong

belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri

adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha

dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti

juga merupakan sarana motivasi.

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong

siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat

maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

Page 40: SKRIPSI DODI JAYA

40

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan

bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat

untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga

hasilnya akan baik.

10. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat motivasi

yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa

berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.45

2.2.5 Jenis motivasi belajar

Ada berbagai jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

45 Ibid.92-95

Page 41: SKRIPSI DODI JAYA

41

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin mendapatkan

pengetahuan, nilai dan keterampilan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan

dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.46

2.2.6 Fungsi motivasi belajar

Motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga

berfungsi sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan

yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.47

Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi

belajar dalam penelitian ini adalah:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Keinginan untuk sukses

3. Suka bekerja keras

46 Ibid.h89

47 Ibid.h85

Page 42: SKRIPSI DODI JAYA

42

4. Berorientasi jauh ke depan

D. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit

menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah

salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga

tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik"48.

Menurut Ahmadi yg dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran

adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh guru atau instruktur.49 Pengertian lain mengatakan

bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai

oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa

di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar

pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa

dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong

seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian

materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara

efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode

mengajar.

48 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h24

49 Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 Semarang. (UNNES: Skripsi)

Page 43: SKRIPSI DODI JAYA

43

1. Pemilihan dan Penentuan Metode

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru

untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi.

Metode-metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk

menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini

tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik

tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan dan

penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Anak didik Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak

dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka

juga bermacam-macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur

tubuh. Pendek kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan

pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada

perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya tanggapan anak

didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik

yang pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang

disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang

mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang

kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran

yang telah dirumuskan secara operasional.

2. Tujuan yang akan dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap

kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian

Page 44: SKRIPSI DODI JAYA

44

metode yang harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai

dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak

didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

3. Situasi belajar mengajar Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru

tidak selamanya sama. Maka guru harus memilih metode mengajar yang

sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat

bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru

menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang

diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4. Fasilitas belajar mengajar Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi

pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan

yang menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas

belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

5. Guru. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi

kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode

menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum

memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang

tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya menemui kendala

disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas

metode yang digunakan. Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut

Slameto (1991:98) adalah

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat

ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.

Page 45: SKRIPSI DODI JAYA

45

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang

berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang

dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau

kaidah.

c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti

pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa

memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas

dengan 50-100 orang siswa.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan

mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak

tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan

intelektualnya.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai

jenis metode pengajaran yang optimal.

f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang

dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau

dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan.

Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat

memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relatif

sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif cukup banyak.50

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode

mengajar adalah:

50 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta),h98

Page 46: SKRIPSI DODI JAYA

46

1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah

belajar siswa.

2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa

untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar

sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat

verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata

dan bertujuan.

7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai

dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja

yang baik dalam kehidupan sehari-hari.51 Guru sebagai salah satu sumber

belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi

kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus

dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode. Suatu

metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar

dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan

suasana interaksi edukatif.

51 Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 (Semarang. UNNES: Skripsi).

Page 47: SKRIPSI DODI JAYA

47

Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap

pelajaran yang disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode

yang bervariasi. Bahkan metode yang digunakan dapat menumbuhkan

keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan

teknik tersendiri. Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran.

Bahan pelajaran itu akan kurang memberikan dorongan kepada siswa

untuk belajar lebih lanjut bila penyampaiannya menggunakan strategi

yang kurang tepat. Metode-metode yang dipilih dipergunakan

berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila ia

memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria

yang akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan

pengalaman belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga

dibutuhkan alat bantu yang digunakan untuk menghilangkan verbalitas.

Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang telah disampaikan.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat

mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis

dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan

sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang

bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan

metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat

meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan

minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi

yang akan diraihnya.

Page 48: SKRIPSI DODI JAYA

48

2. Macam-macam Metode Pembelajaran

Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini

adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:

1. Metode ceramah Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang

digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian

tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.52

a. Kelebihan metode ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

b. Kelemahan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar

menerima.

3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.

4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.

2. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar

yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua

arah sebab pada saat yang sama terjadi

dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa

bertanya guru menjawab.

a. Kelebihan metode tanya jawab

52 Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta),h106

Page 49: SKRIPSI DODI JAYA

49

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,

termasuk daya ingatan. 3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan

siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

b. Kelemahan metode tanya jawab

1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk

berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir

dan mudah dipahami siswa.

3) Sering membuang banyak waktu.

4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode diskusi Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat,

dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk

mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang

permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

a. Kelebihan metode diskusi

1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa

dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

3) Memperluas wawasan.

4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu

masalah.

b. Kelemahan metode diskusi

1) Membutuhkan waktu yang panjang.

Page 50: SKRIPSI DODI JAYA

50

2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.

3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

4. Metode demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar

yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh

jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

b. Kelemahan metode demonstrasi

1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

2) Kurangnya fasilitas.

3) Membutuhkan waktu yang lama.

5. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian

pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.53

a. Kelebihan metode eksperimen

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaan.

2) Membina siswa membuat terobosan baru.

53 Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta),h95

Page 51: SKRIPSI DODI JAYA

51

3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

b. Kelemahan metode eksperimen

1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.

2) Kesulitan dalam fasilitas.

3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

6. Metode latihan (drill) Metode latihan adalah suatu teknik mengajar

yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar

memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang

dipelajari.

a. Kelebihan metode latihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.

4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.

6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Monoton, mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku.

Page 52: SKRIPSI DODI JAYA

52

5) Dapat menimbulkan verbalisme.

7. Metode pemberian tugas (resitasi) Metode resitasi adalah metode

penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar.

a. Kelebihan metode resitasi

1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual

maupun kelompok.

2) Dapat mengembangkan kemandirian.

3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

4) Mengembangkan kreatifitas siswa.

b. Kelemahan metode resitasi

1) Sulit dikontrol.

2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.

3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.

4) Menimbulkan kebosanan.

8. Metode Karyawisata Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi

tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan

dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih

dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan.

a. Kelebihan metode karyawisata

1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan

nyata.

2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di

masyarakat.

Page 53: SKRIPSI DODI JAYA

53

3) Merangsang kreatifitas siswa.

4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

b. Kelemahan metode karyawisata

1) Kurangnya fasilitas.

2) Perlu perencanaan yang matang.

3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.

4) Mengabaikan unsur studi.

5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

9. Metode Sosiodrama Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-

nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan

sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan

melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.54

a. Kelebihan metode sosiodrama

1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang

akan didramakan. 2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.

3) Memupuk bakat.

4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.

5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.

6) Membina tata bahasa siswa.

b. Kelemahan metode sosiodrama

1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.

2) Banyak memakan waktu.

54 Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta),h107

Page 54: SKRIPSI DODI JAYA

54

3) Memerlukan tempat yang luas.

4) Mengganggu kelas lain karena gaduh. Metode-metode yang sering

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar akuntansi adalah metode

ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode latihan dan

metode resitasi.

4. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar dikatakan berhasil bila

siswa dalam melakukan kegiatan berlangsung secara intensif dan optimal sehingga

menimbulkan pengaruh tingkah laku yang bersifat tetap. Perubahan tingkah laku sebagai

akibat belajar dipengaruhi banyak faktor. Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya secara

garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern (dari dalam) diri subjek belajar dan

faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar.

Dari pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar tidak

hanya ditekankan pada faktor intern saja melainkan juga faktor ekstern. Faktor intern

menyangkut faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor intern yang relevan dengan

persoalan reinforcement adalah faktor psikologis, sehingga faktor psikologis dijadikan

tinjauan khususnya dalam faktor intern. Sedangkan faktor ekstern menyangkut faktor

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keseluruhan faktor yang berpengaruh terhadap belajar

mempunyai andil yang sama besar dalam memberikan dasar dan kemudahan dalam

pencapaian tujuan belajar yang optimal.

Faktor psikologis yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan lainnya yang mempunyai peran penting dalam

pemahaman bahan pelajaran, dan pada akhirnya penguasaan terhadap bahan pelajaran

Page 55: SKRIPSI DODI JAYA

55

tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis tersebut motivasi

merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.

Motivasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan kegiatan. Dalam

melakukan sesuatu motivasi dapat dijadikan sebagai pendorong atau penggerak. Motivasi

sangat dibutuhkan dalam pemahaman bahan pelajaran di sekolah. Bila belajar berhasil maka

akan timbul motivasi dengan sendirinya dan menimbulkan keinginan untuk lebih banyak

belajar. Sukses dalam belajar akan membangkitkan motivasi belajar. Masalah motivasi bukan

soal memberikan motivasi tetapi mengatur kondisi belajar sehingga memberikan

reinforcement.

Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

adanya motivasi maka prestasi belajar akan optimal. Semakin tepat motivasi yang diberikan

guru maka kegiatan belajar mengajar akan semakin berhasil. Motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan.

Sehubungan dengan hal di atas, motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai dan menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang

tidak bermanfaat.55 Selain itu motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik.

Belajar bahasa arab sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki motivasi

yang tinggi dalam belajar bahasa arab maka tidak akan mudah putus asa pada saat

menghadapi kesulitan dalam belajar bahasa arab. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi

55 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),h85

Page 56: SKRIPSI DODI JAYA

56

akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui buku-buku paket,

latihan soal, modul, belajar di perpustakaan, sampai belajar kelompok atau bertanya pada

orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan siswa yang motivasinya rendah maka

akan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini dapat

mempengaruhi prestasi belajar bahasa arab.

Berdasarkan keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar mempunyai

peran yang besar karena siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan giat dalam belajar

sehingga tujuan yang diharapkan yang ditunjukkan dengan prestasi belajar akan meningkat.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang

mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Untuk mendapatkan

hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh komponen belajar mengajar. Guru

sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan kondisi kelas yang

kondusif dalam kegiatan belajar akuntansi di kelas. Sebagai perwujudannya, salah satu

kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode

pembelajaran yang tepat.

Dalam kegiatan belajar bahasa arab guru tidak harus berpatokan pada satu metode.

Ada kalanya dapat menggunakan metode ceramah kemudian latihan soal. Apabila dalam

kompetensi tertentu siswa sudah menguasai maka guru dapat menggunakan metode lain

seperti diskusi atau kerja kelompok sehingga suasana yang ada di kelas tidak monoton dan

membosankan. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan

prestasi belajar.

Prestasi belajar bahasa arab adalah indikator proses belajar mengajar bahasa arab yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran. Keterampilan

mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek yaitu variasi dalam

gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pelajaran dan variasi dalam

Page 57: SKRIPSI DODI JAYA

57

interaksi antara guru dan siswa.56Penggunaan metode yang bervariasi akan mendorong siswa

berfikir kreatif dan kritis sehingga siswa tidak akan bosan dalam belajar akuntansi. Secara

otomatis motivasi untuk belajar akuntansi akan lebih tinggi pada akhirnya prestasi belajarnya

akan baik.

5.Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya

masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

1. Terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi

belajar Bahasa Arab siswa Mts ma’arif legok.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Bahasa Arab siswa Mts

ma’arif legok.

3. Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar Bahasa Arab siswa Mts

ma’arif legok.

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Sekolah

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

MTs Al-Jamii'ah Teagallega terletak di kabupaten Sukabumi, tepatnya di desa

Tegallega, kecamatan Cidolog. Jaraknya dari kotamadya Sukabumi (Kota) kurang lebih 66 56 Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta),h180

Page 58: SKRIPSI DODI JAYA

58

km dengan kondisi jalan yang berbelokbelok dan relatif buruk. Sedangkan kecamatan

Cidolog berada di sebelah selatan desa Tegallega. Di kecamatan ini terdapat dua sekolah

lanjutan yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah itu sendiri dan sekolah tingkat Lanjutan

Pertama Negeri (SLTPN) yang berada di desa Cidolog yang notabene adalah kecamatan.

Jarak tempuh dari desa Tegallega ke kecamatan Cidolog adalah 7 km. Salah satu kecamatan

yang cukup penting untuk disebutkan di sini adalah Sagaranten karena ia merupakan tempat

alternatif yang menjadi sentral pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat dari daerah-

daerah yang berada di selatannya selain harus ke kotamadya Sukabumi. Jarak tempuh antara

Tegallega dan Sagaranten adalah 13 km dan dari kota madya Sukabumi ke Sagaranten

berjarak 53 km.

Di kecamatan Sagaranten sendiri terdapat SLTP Negeri, Madrasah Tsanawiyah

Negeri dan Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Umum. Dari paparan di atas tergambar

bahwa MTs Al-Jamii'ah berada diantara kecamatan yang memilki sekolah negeri. Madrasah

Tsanawiyah Al-Jamii'ah memiliki bangunan sendiri yang terdiri dari enam lokal dengan

rincian:

a. Tiga lokal dipakai untuk kelas (I, II dan III);

b. Satu lokal untuk ruang guru (kantor);

c. Satu lokal untuk perpustakaan;

d. Dan satu mesjid untuk kegiatan shalat berjamaa'ah;

e. Asrama atau pondok untuk siswa-siswi yang rumahnya jauh dari

sekolah.

MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi:

Page 59: SKRIPSI DODI JAYA

59

Visi MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi yaitu: Dengan ilmu kita tahu, dengan

agama kita bertakwa..

Misi:

Adapun yang menjadi misi dari MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi yaitu:

a. Mencetak kader yang berilmu dan beragama.

b. Membentuk karakter siswa/siswi dengan nilai-nilai ajaran Islam untuk melahirkan manusia

yang berakhlaqul karimah.

c. Mempersiapkan siswa/siswi untuk melanjutkan ke pendidikan berikutnya, baik jurusan

agama maupun umum.

d. Mempersiapkan siswa/siswi agar dapat mengaplikasikan ilmu

pengetahuan dan keterampilannya di tengah-tengah masyarakat.

Kegiatan belajar-mengajar di MTs Al-Jamii'ah ini dilaksanakan di pagi dan siang

hari. Sebagian siswa ada yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di pagi hari, dan

sebagian siswa yang lain melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada siang hari. Hal itu

dilakukan secara bergantian mengingat tempat yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah

siswa yang ada. Keseluruhan siswa-siswi MTs Al-Jamii'ah Tegallega berjumlah 165 orang,

dengan jumlah siswa setiap kelas sebanyak 55 orang. Tenaga pengajar dan pengelola sekolah

MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi secara keseluruhan berjumlah 16 orang

dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Laki-laki : 11 orang.

Perempuan : 5 orang.

b. Tingkat Pendidikan

S1 : 10 orang.

D2 : 3 orang.

Page 60: SKRIPSI DODI JAYA

60

PGA : 1 orang.

SLTA : 2 orang.

Letak Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi berada pada lokasi

yang strategis, yakni di sekitarnya terdapat empat Sekolah Dasar (SD) yaitu:

a. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegallega.

b. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipamingkis.

c. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puncak Batu.

d. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilengka.

Dan dua Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu:

a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibengang.

b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cipari.

Siswa/siswi tingkat dasar tersebut antara 50%-70% meneruskan sekolahnya dan MTs Al-

Jamii.ah Tegallega menjadi alternatif utama sekolah lanjutan karena jaraknya yang relatif

lebih dekat dengan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang berada di sekitarnya

disbanding sekolah lanjutan lainnya.

2. Sejarah Singkat Sekolah

Pembentukan Yayasan Pendidikan Islam (YASPI) Al-Jamii'ah Tegallega berawal dari

keinginan untuk membangun Madrasah Tsanawiyah yang kemudian berhasil didirikan pada

tanggal 23 Maret 1986 dengan tempat kegiatan belajar sementara berlokasi di Madrasah

Diniyah (MD) Annur, kampung Sinapeul, desa Tegallega kecamatan Cidolog.

Adapun para pendirinya adalah:

1). K.H. M. Mahmudin

2). K.H. M. Didin

Page 61: SKRIPSI DODI JAYA

61

3). H. Daradjat Sudrajat

4). H. Ridwan Syafe'i

5). M. Tabrani

6). Iim Ibrahim

7). M. Sarmaja (Alm)

Baru pada tanggal 9 Mei 1986 mendapat pengesahan dari Akte Notaris: Ibrahim Basya No. 5

dan terdaftar pada Pengadilan Negeri Sukabumi No. W8. DLHM 07.01.50/1986-PN-Smi.

Mts Al-Jamii'ah mulai beroperasi/membuka tahun ajaran baru pada tanggal 16 Juli 1986

dengan jumlah pendaftar perdana 42 siswa. Tujuan utama pendirian Madrasah Al-Jamii'ah ini

adalah untuk mencetak lulusan-lulusan yang berintelektual-santri dan bersantriintelektual.

Oleh karena itu dalam kegiatan dipadukan antara pengajaran di sekolah dan kegiatan

pengajian Al-Qur'an dengan materi ayat-ayat pilihan yang disesuaikan dengan pelajaran

agama di sekolah yang menggunakan metode tahfidz berikut terjemahannya terutama ayat-

ayat yang berkenaan dengan akhlak (moral).

Pada tahun 1995 Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah resmi memiliki bangunan sendiri dengan

lima lokal dan menyediakan asrama putera/puteri bagi siswa yang tempat tinggalnya jauh

namun bersungguh-sungguh untuk belajar di Madrasah Tsanawiyah tersebut. Sampai saat ini

Tsanawiyah Al-Jamii'ah Tegallega telah mengeluarkan 21 angkatan/lulusan. Adapun yang

menjabat sebagai ketua yayasan MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi saat ini

adalah Bapak H. Muhammad Mahmudin yang merupakan pendiri dan pemilik tanah

sekaligus sekolah MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana yang tersedia di MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi adalah sebagai

berikut:

1). Alat Praktek IPA

Page 62: SKRIPSI DODI JAYA

62

Alat praktek IPA yang ada di MTs Al-Jamii'ah yaitu:

a. Mikroskop.

b. Alat peraga tubuh/kerangka manusia.

c. Alat peraga elektronik sederhana

d. Jenis batu-batuan alam.

e. Alat Pengujian teori IPA sederhana.

2). Asrama siswa

3). Gedung sekolah milik sendiri

4). Mesjid

5). Lapangam Volley Ball

6). Lapangan Tenis Meja

Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog

Sukabumi yaitu:

a. Pramuka

b. Majlis Training Dakwah

c. Sepak bola

d. Volley Ball

e. Tenis Meja

B. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Tingkat Profesionalisme Guru MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog

Sukabumi.

Jumlah guru MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi

seluruhnya berjumlah 16 orang dengan latar belakang pendidikan sebagai

berikut: