SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri...

80
PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA KARE, MADIUN SKRIPSI TRI WINDA NUR MEILIA NIM: 210314357 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

Transcript of SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri...

Page 1: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA

KARE, MADIUN

SKRIPSI

TRI WINDA NUR MEILIA

NIM: 210314357

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

Page 2: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri
Page 3: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri
Page 4: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

ABSTRAK

Meilia, Tri Winda Nur. 2018. Pengembangan Karakter Percaya Diri Siswa

Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah di MA Kare Madiun Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

Pembimbing: Dr. Ahmad Choirul Rofiq, M.Fil.I

Kata Kunci: Percaya Diri, Ekstrakurikuler hadrah, MA Kare

Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa

adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang dimiliki oleh

seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin redup atau bahkan malah

mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus dibangun dengan baik meskipun juga

tidak berlebihan. Sebab akan membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan

sombong. Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan berbagai cara.

Salah satunya dengan ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan

ekstrakurikuler.

Tujuan adanya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pelaksaanaan

ekstrakurikuler dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik dan 2)

untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler

dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik di MA Kare,Madiun.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif diskriptif.

Dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam metode

pengumpulan datanya. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif

model Miles dan Huberman dengan urutan langkah reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Pengembangan karakter percaya diri

siswa melalui ekstrakurikuler hadrah di MA Kare dilaksanakan seminggu sekali

dengan cara pembimbing menggunakan metode praktek. Siswa diminta langsung

praktek mengikuti pembimbing dan menyuruh mereka mempraktekan secara

bergantian di depan teman-temannya dan membiasakan anak untuk berani tampil.

Peserta didik yang dirasa sudah mampu memainkan hadrah dengan baik di ikutkan

dalam pementasan maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan adanya pengalaman

dan kebiasaan tampil ini membuat mental anak terlatih dan terbiasa berinteraksi

dengan banyak orang. 2) Faktor pendukung pengembangan karakter percaya diri

siswa melalui ekstrakurikuler hadrah di MA Kare adalah faktor internal (adanya

minat, semangat, dan antusiasme siswa) dan faktor eksternalnya adalah dukungan

dari orangtua wali dan dukungan pihak sekolah. Faktor penghambatnya kurangnya

kostum yang dimiliki, sehingga ketika akan tampil perlu menyewa kostum.

Page 5: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat pokok dalam kelangsungan hidup

manusia. Setiap hari, setiap orang bersentuhan langsung dengan apa itu yang

dinamakan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar akan mengantar

seseorang menjadi manusia yang beradab dan beretika.1 Pendidikan berasal dari

kata “didik” yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran.2 Makna pendidikan memiliki beragam definisi, namun bisa

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi

muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih

efektif dan efisien. Pendidikan bukan saja sebagai pengajaran atau transfer ilmu,

namun lebih kepada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan

kepribadian anak didik.3 Menurut ajaran Islam, pendidikan itu mampu

mengantarkan manusia pada derajat yang lebih tinggi, yaitu kepada orang yang

berilmu terutama dalam mewujudkan mencari ridha Allah SWT dengan

1 Andhika Abrian, Menuju Transformasi Pendidikan (Yogyakarta: LPM Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga, 2011), 2. 2 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka,

1982), 250. 3 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1999), 3-4.

Page 6: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

2

berlomba-lomba menjadi orang yang bertakwa, karena dengan mencari ilmu

yang dipandu dengan keimanan, manusia akan lebih dekat dengan Allah SWT

Dengan demikian Pendidikan Islam adalah usaha secara sistematis dan

pragmatis dalam membentuk anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran

agama Islam. Pendidikan Islam pada intinya merupakan suatu cara untuk

mempersiapkan anak didik baik dari segi jasmani, rohani maupun akalnya supaya

nilai Islam dapat menjiwai dalam dirinya sehingga menjadi manusia yang

berkepribadian muslim yang berguna baik untuk dirinya maupun untuk

umatnya.4

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk peningkatan potensi spiritual dan

membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangatlah penting

karena mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari nilai-

nilai pendidikan Islam. Perwujudan nilai-nilai pendidikan Islam tersebut,

merupakan peningkatan potensi spiritual yang mencakup pengenalan,

pemahaman, penanaman nilai-nilai keagamaan, dan pengalaman dalam

kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Omar Mohammad Al-

Toumy Al-Syaibany seperti dikutip oleh Mulyana Rohmat menambahkan bahwa

tujuan pendidikan Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu : pertama, tujuan

individu ialah pembinaan pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari

4 Sumardi, Beberapa Aspek Pendidikan Islam (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Suka,

1990),11.

Page 7: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

3

segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. Kedua, tujuan sosial ialah

tujuan yang berkaitan dengan bidang spiritual, kebudayaan dan sosial

kemasyarakatan.5

Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses

pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya, ada atau tidaknya proses

pendidikan. Peserta didik merupakan salah satu bagian dari komponen

pendidikan. Dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai

pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang

dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni pengetahuan,

keterampilan, berpikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang

menerima latihan, pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan,

keterampilan, pikiran dan karakter. Dalam pengertian umum, anak didik adalah

setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang

yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik

ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab

pendidik.6

Komponen pendidikan dalam islam merupakan bagian dari suatu sistem

yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk

mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem

5 Mulyana Rohmat, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008),19.

6 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 23.

Page 8: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

4

proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya

proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses

kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut7

Pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan untuk

menempa fisik, mental, dan moral seseorang, serta untuk menjadikan manusia

berbudaya sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia

yang diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih

sebagai khalifahNya di muka bumi ini dan sekaligus menjadi warga negara yang

berarti dan bermanfaat bagi bangsanya.8 Oleh karena itu pendidikan tentang

karakter, moral, budi pekerti, dan nilai-nilai sangat perlu diberikan dan

diimplementasikan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya

baik formal, non formal maupun informal. Pendidikan karakter ini berfungsi

untuk membentuk peserta didik yang mempunyai pengetahuan luas dan

berakhlak mulia.

Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan karakter, diperlukan beberapa

metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai

dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai

ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran

tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan dan

7 Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya 2005), 51. 8 Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional

(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 48.

Page 9: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

5

mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan

perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memu

ngkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.9

Pada pendidikan formal di sekolah, pendidikan karakter dapat

diintregasikan dalam setiap mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan

dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,

dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, pembelajaran nilai- nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,

tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan

peserta didik sehari-hari di masyarakat.10

Selain melalui mata pelajaran yang diajarkan, pendidikan karakter di

sekolah juga dapat diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan merupakan salah satu media

yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik

peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara

khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga pendidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstakurikuler

9 Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 66. 10 Muslich, Pendidikan Karakter, 86.

Page 10: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

6

diharapakan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial

serta potensi dan prestasi peserta d idik.11

Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini.

Tanpa adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang

dimiliki oleh seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin

redup atau bahkan malah mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus

dibangun dengan baik meskipun juga tidak berlebihan. Bila berlebihan, akan

membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan sombong12. Anak

yang memiliki percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan

apa yang ia inginkan..

Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan

formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan

berbagai cara. Salah satunya dengan penempelan poster yang berisikan pesan-

pesan moral yang ditempel di dinding sekolahan. Selain itu pendidikan karakter

di MA Kare ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan

ekstrakurikuler. Di MA Kare Madiun banyak kegaiatan ekstrakurikuler yang

dapat dipilih oleh siswa. Ekstrakurikuler hadrah ini merupakan salah satu dari

beberapa ekstrakurikuler yang ada di MA Kare Madiun yang digunakan sebagai

wahana pendidikan karakter. Ekstrakurikuler hadrah adalah salah satu jenis

11 Ibid., 87. 12 Akham Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2013),41-42.

Page 11: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

7

kegiatan dibidang kesenian musik islami yang menggunakan alat-alat musik

tradisional. Pada ekstrakurikuler hadrah nuansa religi sangat terasa, karena alat

musik hadrah dimainkan untuk mengiringi lantunan shalawat dan syair-syair

islami. Kegiatan ekstrakurikuler hadrah bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi

(penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam, memupuk bakat dan minat

siswa dibidang seni musik Islam, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Dari penjajagan awal di MA Kare, sebagaimana yang telah disampaikan

oleh Bapak Alvin, kegiatan seperti ini sangat berpotensi untuk siswa-siswi MA

Kare yang banyak manfaatnya juga menjadi salah satu kesempatan untuk

generasi penerus menunjukkan ajang bakat dan minatnya dalam kegiatan hadrah

dan hal ini sangat bagus agar selalu mengingat dan mencintai Rasullullah.

Perubahan yang terjadi pada peserta didik pun dapat di rasakan oleh Bapak

Alvian selaku pembina hadrah di MA Kare, dari awal peserta didik mendaftarkan

diri pada ekstrakurikuler hadrah sampai menjadi anggota ekstrakurikuler hadrah

dan mengikuti beberapa event. Kepercayaan diri peserta didik mulai terlihat

setelah berani tampil pada event-event yang diikuti. 13

Dari uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian mengenai

pengembangan karakter percaya diri peserta didik. Maka dari itu peneliti

mengangkat judul “Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun”

B. Fokus Penelitian

MA Kare Madiun merupakan lembaga pendidikan yang memperhatikan

terkait pendidikan karakter peserta didik, dalam pengembangannya lembaga

menggunakan beberapa cara salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memfokuskan penelitian ini pada

13 Hasil wawancara dengan Pak Alvin, sebagai pembimbing ekstra kesenian hadrah di

madrasah tersebut. Pada tanggal 21 Maret 2018, pukul 13.00 WIB.

Page 12: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

8

bagaimana mengembangakan salah satu pendidikan karakter yaitu karakter

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah yang ada pada

lembaga tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan

karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler seni

musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa di MA Kare?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan

karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun.

2. Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat kegiatan

ekstrakurikuler seni musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri

siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

maupun praktis bagi semua pihak:

Page 13: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

9

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan

sebagai pedoman rujukan, serta sumber informasi untuk penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi kalangan akademis

Penelitian ini dapat sebagai wacana sekaligus masukan dalam

menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan karakter

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah di lembaga

pendidikan masing-masing.

b. Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga pendidikan

Islam baik formal maupun non-formal untuk meningkatkan dan

mengembangkan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler seni hadrah dalam meningkatkan citra lembaga pendidikan

Islam.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan motivasi untuk berimprovisasi dan berinovisasi

dalam pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler seni hadrah pada dunia pendidikan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah hasil penelitian dan agar dapat dicerna runtut

diperlukan sebuah sistematika pembahasan. Laporan penelitian ini penelitian ini

Page 14: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

10

dikelompokkan menjadi 6 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang

saling berkaitan satu sama lainnya. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini

dirancang untuk di uraikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, Pendahuluan. Yang merupakan ilustrasi skripsi secara

keseluruhan. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan kegunaan penelitian.

Bab Kedua, Kajian Teori. Pada bab ini berfungsi untuk menjelaskan

telaah hasil kajian terdahulu dan kerangka awal teori yang digunakan sebagai

landasan melakukan penelitian.

Bab Ketiga, Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode

penelitian yang digunakan, diantaranya: pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan sistematika pembahasan.

Bab Keempat, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Bab ini berisi

tentang data umum yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan

misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, dan sarana prasarana di MA

Kare, Madiun dan data khusus yang berkaitan dengan karakter percaya diri

siswa.

Bab kelima, Pembahasan. Bab yang membahas tentang analisis data yang

diperoleh dalam penelitian yang meliputi analisis tentang perencanaan,

pelaksanaanan dan evaluasi pengembangan karakter percaya diri peserta didik

melalui ekstrakurikuler hadrah di MA Kare, Madiun.

Page 15: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

11

Bab keenam, Penutup. Ini merupakan bab terakhir dari semua rangkaian

pembahasan dari bab I sampai bab VI. Bab ini dimaksud untuk memudahkan

pembaca memahami intisari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 16: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

12

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Di samping menggunakan buku-buku atau referensi yang relevan, peneliti

juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya dapat dilihat persamaan dan

perbedaannya. Dalam telaah penelitian terdahulu ini peneliti menemukan bahwa :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Zakiyyatul Minazahroh,

berjudul: “Pengembangan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Tari (Studi Kasus pada Siswa Tunarungu di SDLB Pertiwi

Ponorogo)”.1 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi guru untuk

mengembangkan rasa optimis melalui kegiatan ekstrakurikuler tari pada siswa

tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo adalah dengan menggunakan strategi

pembelajaran langsung. Kegiatan ini membantu anak untuk menunjukkan bahwa

mereka mampu meskipun merekatidak normal namun mereka bisa menari sesuai

dengan irama.Strategi guru untuk mengembangkan rasa tanggung jawab melalui

kegiatanekstrakurikuler tari pada siswa tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo

denganmenggunakan strategi pembelajaran tidak langsung dengan metode

proyek. Anak-anak dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang

telah diberikan. Tugas itu berupa menghafal setiap tarian dengan hitungan yang

1Zakiyyatul Minazahroh, “Pengembangan Kepercayaan Diri Siswa melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Tari (Studi Kasus Pada Siswa Tunarungu Di Sdlb Pertiwi Ponorogo)” (Skripsi, IAIN,

Ponorogo, 2017).

Page 17: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

13

telah diajarkan oleh pembimbing. Jadi ketika guru menyuruh merekauntuk

bergantian menari mereka tidak bergantung dengan temannya. Denganseperti ini

mereka lebih percaya diri dan mandiri.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah

pada kajian kepercayaan diri, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Sahid, berjudul: “Nilai-

Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Pajangan Bantul”.2 Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwaProses kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN Pajangan Bantul dimulai

pada tahun 2011. Ekstra hadrah bertujuan untuk menumbuhkan dan memupuk

bakat siswa dibidang seni musik Islam serta menumbuhkan kecintaan kepada

Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ekstra hadrah dilaksanakan pada hari senin

pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB, dengan susunan acara pada

setiap pertemuannya adalah pembukaan, pemberian materi vokal dan tabuhan,

penggarapan lagu, dan penutup. Ekstra hadrah diikuti oleh 21 siswa campuran

putra dan putri dari kelas III sampai kelas VI. Pelaksanaan ekstra hadrah

bertempat di perpustakaan dan kadang di aula madrasah. Alat-alat yang

digunakan dalam ekstra hadrah antara lain: rebana, bas, tam, kaplak, dan jimbe,

sedang sarana penunjangnya adalah pengeras suara dan buku kumpulan qosidah.

2Dwi Nur Sahid, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pajangan Bantul” (skripsi, Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).

Page 18: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

14

Materi yang diberikan pada ekstra hadrah di MIN Pajangan Bantul ada dua

macam.Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam proses

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN pajangan Bantul adalah religius,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, dan tanggung jawab.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah

pada kajian seni ekstrakurikuler hadrah, sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

B. Kajian Teori

1. Percaya diri

a. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai

kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya

untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi

kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Percaya diri

adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk

memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi

situasi-situasi yang dihadapi. Dengan percaya diri, kita sadar akan

eksistensi diri, akan inti kepribadian kita yang tidak dapat diubah dan

Page 19: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

15

yang berlangsung selama hidup kita betapapun bervariasinya lingkungan

kita, dan bagaimanapun berubahnya pendapat dan perasaan orang lain.3

Di samping itu, percaya diri adalah salah satu kondisi psikologi

seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam

proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika

seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu

dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang

diinginkan. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh

dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan.4

Percaya diri (self-confidence) ialah kemampuan individu untuk

dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat

dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan

hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif

dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan

kelebihan diri sendiri, berfikir positif, mengganggap semua

permasalahan pasti ada jalan keluarnya.5

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa percaya diri

atau self confidence adalah keyakinan bahwa orang mempunyai

3 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Reflesksi untuk Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2014), 51-52. 4Sri Marjanti, “Upaya Meningkatkan Percaya Diri melalui Konseling Kelompok Bagi Siswa X

IPS 6 SMA 2 BAE Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015.”Jurnal Konseling, 2 (Oktober-Desember,

2015), 3. 5 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Bandung: Refika

Aditama, 2011), 206.

Page 20: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

16

kemampuan untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensi yang

dimiliki agar dapat dipergunakan untuk mengurusi situasi-situasi yang

dihadapi yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental.

Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan

dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

berasal dari pengalaman-pengalaman sejak kecil dalam diri seorang

individu itu sendiri.

Kepercayaan dirilah yang menjadi kunci dalam mencapai tujuan.

Sifat ini adalah modal utama kesuksesan seseorang. Hanya orang

percaya diri saja yang akan selamat ketika sebuah kapal karam di tengah

laut. Filosof ternama, Swet Marden, pernah menulis “Kepercayaan diri

dan kemandirian selalu membuat orang unggul dalam pertemanan,

keluarga, juga kekayaan. Kepercayaan diri adalah aset yang paling

berharga di dunia. Dengan kepercayaan diri, semua masalah akan dapat

teratasi.6

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

Dalam hidup, sangat diperlukan sekali kepercayaan terhadap diri

sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kunci untuk mendapatkan

kepercayaan diri adalah dengan memahami diri sendiri. Individu harus

yakin akan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Jangan

sampai rasa pesimis dan cemas selalu menghantui perasaan. Rasa

6 Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak (Jogjakarta:, 2008),126-127.

Page 21: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

17

percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam uraian berikut7:

1) Faktor internal

Faktor internal yang mendukung adalah berasal dari siswa itu

sendiri yang meliputi minat, bakat yang kompeten, motivasi,

semangat, antusias, dan kesadaran diri yang tinggi.

a) Konsep diri

Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali

dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam

pergaulan suatu kelompok.Konsep diri merupakan gagasan

tentang dirinya sendiri.Individu yang mempunyai rendah diri

biasanya mempunyai konsep diri negatif. Sebaliknya, individu

yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri

positif.

b) Harga diri

Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri

sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung

melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa

usahanya mudah menerima orang lain, sebagaimana menerima

dirinya sendiri. Akan tetapi, individu yang mempunyai harga

7 Hendra Widjaja, Berani Tampil Beda dan Percaya Diri (Yogyakarta:Araska, 2016),63-68.

Page 22: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

18

diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan

biasanya terbentur pada kesulitan sodial serta pesimis dalam

pergaulan.

c) Kondisi fisik

Perubahan kodisi fisik juga berpengaruh pada rasa

percaya diri.Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa

rendah diri yang kentara.Penampilan fisik merupakan

penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri

seseorang.

d) Pengalaman hidup

Kepercayaan diri yang diperoleh dan pengalaman

mengecewakan, biasanya paling sering menjadi sumber

timbulnya rasa rendah diri.Apalagi jika pada dasarnya individu

memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang

perhatian.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan memengaruhi percaya diri seseorang atau

individu .tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat

individu merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai,

sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung

menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain.

Page 23: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

19

Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup

dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan

memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

b) Pekerjaan

Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan

kemandirian serta rasa percaya diri.Rasa percaya diri dapat

muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang

diperoleh.Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu

mengembangkan kemampuan diri.

c) Lingkungan

Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima

dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling

berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan

percaya diri. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat

semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat,

maka harga diri juga akan berkembang lebih baik8.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena

satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling

8 Ibid., 63-68.

Page 24: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

20

berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat

melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan individu.

c. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Ada beberapa aspek-aspek rasa percaya diri. Menurut Lauster anak

yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:

1) Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang

dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang

dilakukan. Kemampuan adalah potensi yang dimiliki seseorang

untuk meraih atau dapat diartikan sebagai bakat, kreativitas,

kepandaian, prestasi, kepemimpinan dan lain-lain yang dipakai

untuk mengerjakan sesuatu. Kepercayaan atau kemampuan pada

kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat

orang yang percaya diri.

Apabila orang yang percaya diri telah meyakini kemampuan

dirinya dan sanggup untuk mengembangkannya, rasa percaya diri

akan timbul bila kita melalukan kegiatan yang bisa kita lakukan.

Artinya keyakinan dan rasa percaya diri timbul pada saat seseorang

mengerjakan sesuatu dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Di sekolah guru-guru dapat mendidik siswanya agar dapat

yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Misalnya para siswa harus

bisa berani menyatakan pendapat, harus bisa berani tampil

Page 25: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

21

dihadapan orang lain (misalnya pidato, menyanyi, menari, dan lain-

lain); harus yakin, tidak ragu-ragu akan tindakan yang dipihnya; dan

jangan mencontek pekerjaan orang lain.9

2) Obyektif

Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandan

permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang

semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya

sendiri.

3) Bertanggung jawab

Tanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung

segala yang telah menjadi konsekuensinya.Tanggung jawab adalah

keadaan wajib menanggung segala sesuatu.Tanggung jawab selalu

berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk

melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.10

Setiap manusia dibebani dengan tanggung jawab.Apabila dikaji

tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai

akibat dari perbuatannya.Tanggung jawab sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, seorang pendidik dituntut

untuk bisa menanamkan karakter tanggung jawab pada setiap siswa

. Macam-macam tanggung jawab antara lain:

9 Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan,57. 10 RamdaniWahyu, Ilmu Budaya Dasar (Bandung :PustakaSetia, 2008), 213.

Page 26: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

22

1) Tanggung jawab kepada diri sendiri (personal).

Tanggung jawab yang ditanamkan pada anak untuk

mempertanggung jawabkan atas semua tindakan yang

dilakukan. Ciri–ciri anak yang bertanggung jawab adalah

memilih jalan yang lurus, menjaga kehormatan diri, selalu

waspada, memiliki komitmen pada tugasnya, menepati janji.11

2) Tanggung Jawab kepada Tuhan adalah tanggung jawab

tertinggi dari eksistensi manusia yang beragama. Sebab tujuan

utama dari beragama adalah untuk mengabdi kepada Tuhan.

Manusia yang memiliki nilai tanggung jawab yang kuat kepada

Tuhannya akan memberikan efek positif kepada bentuk

tanggung jawab lainnya. Tanggung jawab manusia timbul

karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya.12

3) Tanggung Jawab Sosial (Masyarakat) Tanggung jawab yang

mengajarkan anak dapat bertanggung jawab kepada masyarakat

di sekelilingnya. Tanggung jawab ini dapat bersifat positif

maupun negatif. Dikatakan bersifat positif berarti terdapat

tanggung jawab untuk bertindak baik, sedangkan yang bersifat

negatif berarti tidak adanya tuduhan yang

11Ibid., 21-22 12 Notowidadgo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Alu’an dan Hadits, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 1996), 152.

Page 27: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

23

memberatkan.13Pemberian tanggung jawab individu kepada

setiap siswa sangat penting, artinya setiap siswa tetap

bertanggung jawab secara perseorangan (personal) untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Tujuan

pemberian tugas dalam proses pembelajaran yaitu guru

mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima

siswa lebih mantap, untuk mengaktifkan siswa mempelajari

sendiri masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-

soal sendiri, agar siswa lebih rajin belajar.14

d. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Teori Lauster tentang kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri

orang yang percaya diri, yaitu:

1) Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas

diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang

berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi

serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat

bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang

13Ibid, 24. 14 Siti Harlina, Hasdin, dan Arif Firmansyah,”Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk

Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab dalam Pembelajaran PKn di Kelas III SDN Baho

Makmur,”,Jurnal Kreatif Tadulako Online, No. 1, 5-6.

Page 28: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

24

dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang

lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.

3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya

penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan

maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa

positif terhadap diri dan masa depannya.

4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk

mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin

diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa

yang dapat menghambat pengungkap tersebut.15

e. Kegiatan yang Dapat Mengembangkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri dapat dibangun melalui berbagai macam

bentuk kegiatan yang ada disekolah dan lingkungan tempat

tinggalnya.Karena sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan yang

paling berperan untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri.

Adapun kegiatan sebagai berikut:

1) Memupuk keberanian untuk bertanya

Guru perlu memberikan suatu keyakinan kepada siswa

bahwa salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan rasa

percaya diri adalah dengan selalu mencoa memberanikan diri

15 Sri Wahyuni, “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan

Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi,” Jurnal Psikologi, 2(2014), 54.

Page 29: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

25

untuk bertanya. Jadikanlah situasi seperti itu sebagai penambah

latihan mental guna membangun rasa percaya diri yang lebih

baik.

2) Peran guru yang aktif bertanya pada siswa

Peran guru yang aktif mengajukan pertanyaan secara

lisan kepada siswa, terutama kepada mereka yang selalu

pendiam dan bersikap tertutup.Cara seperti ini cukup efektif

untuk memancing keberanian dan membangun percaya diri,

dan juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara

guru dan siswa. Yang lebih penting guru akan lebih mengenal

siswa lebih mendalam.

3) Melatih diskusi dan berdebat

Proses diskusi dan perdebatan merupakan suatu

tantangan yang mengharuskan mereka untuk berani tampil

didepan banyak orang, berani mengajukan argumentasi, dan

berani pula untuk berdebat atau sebaliknya didebat pihak lawan

diskusi.

4) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar

Setiap orang yang mau melibatkan dirinya didalam

situasi persaingan yang sehat dan mau memenangkan

persaingan secara sehat pula, haruslah berusaha keras untuk

Page 30: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

26

membangkitkan keberanian,semangat juang dan rasa percaya

diri yang maksimal.

5) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler disekolah biasanya terdiri dari

beberapa bidang keterampilan seperti olahraga, kesenian,

bahasa asing, komputer, dan keterampilan lain. Dengan

demikian siswa bisa memilih bidang keterampilan sesuai

dengan bakat minatnya. Dengan mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler, rasa percaya diri bisa diperoleh melalui

pergaulan atau sosialisasi yang lebih luas.

6) Penerapan disiplin yang konsisten

Disiplin yang konsisten pada hakekatnya suatu

tantangan bagi siswa untuk bisa menyesuaikan diri dengan

lingkungan pendidikan. Didalam proses penerapan disiplin

yang konsisten disekolah, siswa mendapat pembinaan mental

dan fisik yang sangat bermanfaat untuk menghadapi kehidupan

dimasa kini dan yang akan datang. Salah satu dari manfaat

tersebut adalah meningkatkan rasa percaya diri.

7) Memperluas pergaulan

Seseorang memperluas pergaulan berarti ia telah

menambah jumlah orang yang menjadi temannya dengan

Page 31: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

27

berbagai banyak watak. Berarti telah memperluas lingkungan

pergaulan dengan berbagai macam pola interaksi sosialnya.16

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata

pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan

disekolah/madrasah.17

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran

biasa tidak erat terkait dengan pelajaran disekolah. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah

keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian kegiatan

intrakulikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia

seutuhnya.18

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa,

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam mata pelajaran

16Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002), 136-

148. 17 Yudik Prasetyo, “Pengembangan Ekstrakulikuler Panahan di Sekolah Sebagai Wahana

Membentuk Karakter Siswa,” Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 2 (November,2010), 65 18 Soejipto dan Rafis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 161-162.

Page 32: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

28

untuk membantu pengembangan peserta didik untuk memperluas

pengetahuan siswa, menambah keterampilan, serta menyalurkan bakat,

dan minat peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakurikuler ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga, dan masyarakat sekitarnya

yang lebih luas, meningkatkan potensi terhadap kebutuhan belajar,

mengembangkan potensi bakat, minat, setiap peserta didik.19

Kegiatan ekstrakurikuler juga dimaksudkan untuk lebih

mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler

dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.20 Kegiatan ekstrakurikuler

dijadikan sebagai kegiatan yang dijadikan pelengkap suatu proses

kegiatan belajar mengajar serta sebagai sarana agar peserta didik

memiliki nilai yang tidak hanya dalam pelajar disekolah akan tetapi juga

bagi kehidupan dimasyarakat.

b. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat

pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan

19 Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 241. 20 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2002),

215.

Page 33: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

29

kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan

ekstrakulikuler disekolah adalah:

1) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan

siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yeng positif.

3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan

kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program

intrakulikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan

penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta

pengembangan sikap yang ada pada program intrakulikuler dan program

kokulikuler.21

Ruang lingkup pengembangan diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler meliputi:

1) keimanan dan ketakwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

2) kesadaran mengikuti aturan,

3) kesadaran akan adanya hal yang rinci,

4) kesadaran akan kemandirian,

21 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 287-

288.

Page 34: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

30

5) kesadaran untuk bersosialisasi,

6) kesadaran untuk mengembangkan panca indera,

7) kesiapan menuju kematangan,

8) pengorganisasian tugas-tugas fisikal sehari-hari,

9) kematangan untuk melakukan aktivitas dalam suasana normal,

10) kemampuan keterampilan hidup yang dasar,

11) keterampilan sosial,

12) keterampilan mengelola perasaan,

13) keterampilan mengelola agresivitas,

14) keterampilan mengelola stress,

15) keterampilan merencanakan,

16) keterampilan memecahkan masalah,

17) keterampilan pengembangan diri.22

c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan kegiatan tidak dapat terlepas dari fasilitas yang harus

tersedia. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan fasilitas kegiatan

ekstrakulikuler sehingga siswa akan dengan mudah untuk

mendapatkannya. Pengelolaan fasilitas tersebut bertujuan:

1) Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem

perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama.

22Ibid., 241-242.

Page 35: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

31

2) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

efisien, dan

3) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala

dan sehari-hari, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap

pakai dalam setiap keperluan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah, maka waktu senggang siswa dapat terisi

dengan kegiatan yang bermanfaat dan aspek kognitif, aspek afektif,

serta aspek psikomotorik dapat terwujud sehingga mereka menjadi

aktif dan mandiri.23

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang

harus diperhatikan, diantaranya adalah:

1.Materi kegiatan hendaknya dapat memberi manfaat bagi

penguasaan bahan ajar bagi siswa,

2.Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,

3.Memanfaatkan potensi lingkungan, alam, lingkungan budaya,

kegiatan industri dan dunia usaha,

4.Tidak mengganggu tugas pokok siswa juga guru.24

d. Pengertian Seni Musik Hadrah

Hadrah adalah kesenian Islami yang sudah ada sejak zaman Nabi

Muhammad SAW. Dari segi istilah atau definisi, hadrah menurut

23Ibid., 101.. 24Ibid., 162

Page 36: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

32

tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan

masuk ke hati, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar

terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Lagu-lagu

rohani disusun demikian rupa secara puitis agar umat merasa khusuk

dan dengan demikian dapat bertemu secara iman dengan Sang Khalik.

Ciri khas lagu-lagu rohani adalah pemujaan terhadap kesebaran nama-

Nya, sehingga manusia ciptaan-Nya seolah-olah tidak berarti dihadapan-

Nya. Memuliakan nama Tuhan dan Rasul-Nya adalah nilai-nilai

kemanusiaan yang secara keseluruhan merupakan modal utama

pembentukan karakter, sebagai karakter bangsa.25

Hadrah adalah kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk

dipertahankan sampai saat ini. Kesenian adalah penjelmaan dari rasa

keindahan untuk kesejahteraan hidup, rasa disusun dan dinyatakan oleh

pikiran sehingga ia menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki.

Kesenian juga berfungsi untuk menciptakan bentuk-bentuk kesenangan.

Perpaduan antara kesenian dan nilai-nilai Islam mewujudkan sebuah

kombinasi, sehingga berpengaruh terhadap fungsi dan peran kesenian.26

25Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan

Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014),360-361. 26 Taufiq H. Idris,“Mengenal Kebudayaan Islam”. (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1983), 38.

Page 37: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Penelitian

kualitatif ini memiliki karakteristik alami karena menggunakan sumber data

langsung, proses lebih dipentingkan dari pada hasil.1 Hal ini disebabkan adanya

hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila

diamati dalam proses. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan

secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial.2 Dalam beberapa

bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif,

misalnya penelitian yang berupaya mengungkap sifat atau pengalaman seseorang

dengan fenomena tertentu. Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk

mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun

belum diketahui.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

di mana studi kasus itu sediri adalah suatu deskripsi intensif untuk menganalisis

fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, Kelompok-kelompok,

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

1998), 31. 2Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

3.

Page 38: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

34

institusi ataupun masyarakat. Peneliti ini mencoba menggambarkan subyek

penelitian di dalam keseluruhan tingkah lakunya, yakni tingkah laku itu sendiri

beserta hal-hal yang melingkupinya, hubungan antara tingkah laku dengan

riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula hal-hal lain yang berkaitan

dengan tingkah laku tersebut. Peneliti juga mencoba untuk mencermati individu

atau sebuah unit secara mendalam.3 Studi kasus adalah suatu studi yang bersifat

komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya

menelaah permasalahan yang bersifat kontemporer.

Keunikan atau keunggulan dari studi kasus secara umum adalah

memberikan peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara

mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Ini

adalah kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Selain itu

studi kasus juga memiliki keunggulan spesifik lainnya, yakni studi kasus dapat

memberikan informasi penting mengenai hubungan antar-variabel serta proses-

proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas, studi kasus

memberi kesempatan untuk memperoleh konsep-konsep dasar perilaku manusia.

Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan

hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya, studi kasus dapat

menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar

untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih

3Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, 314.

Page 39: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

35

besar dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial. Studi kasus

dalam penelitian ini adalah tentang pengembangan karakter percaya diri peserta

didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai key instrument, yaitu orang

yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara

cermat dan leluasa. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari

pengamat berperan serta, sebab peran penelitilah yang menentukan keseluruhan

skenarionya. Sehingga peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, yang mana

peneliti merencanakan penelitian, kemudian mencari data yang meliputi

observasi dan wawancara awal tentang pengembangan karakter percaya diri

peserta didik. Selanjutnya mengumpulkan data, menganalisis dan menulis hasil

penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih tempat di MA Kare Madiun, dengan beberapa hal yang

menjadi pertimbangan, yaitu MA Kare Madiun merupakan lembaga yang

bernaungan pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler disana telah dijalankan

atau dilaksanakan dengan baik hal ini dibuktikan dengan siswa siswi yang

Page 40: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

36

bergabung dalam ekstrakurikuler hadrah mengikuti kegiatan-kegiatan baik di

dalam maupun di luar sekolah.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dicari adalah untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu tentang bagaimana pengembangan karakter percaya diri

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuer hadrah di MA Kare Madiun dan

apasaja faktor yang mendukung serta menghambat kegiatan ekstrakurikuler

dalam mengembangkan karakter percaya diri.

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data

adalah dari mana peneliti akan mengedepankan dan menggali informasi yang

berupa data-data yang diperlukan. Sumber data secara garis besar terdiri orang

(person), tempat (place) dan kertas atau dokumen (paper).4

Sumber data dari penelitian kualitatif ini terdiri dari sumber data manusia

dan non manusia. Dari sumber data manusia datanya berupa kata-kata dan

tindakan. Untuk sumber data non manusia, datanya adalah selebihnya adalah

berupa data tambahan seperti dokumen, foto dan lainnya.5 Kata-kata dan

tindakan informan pada penelitian ini berasal dari kepala sekolah dan pembina

4Arikunto, 99. 5Arikunto, 112.

Page 41: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

37

hadrah di MA Kare Madiun. Dengan demikian, dalam penelitian ini kata-kata

dan tindakan yang menjadi sumber data utama.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif diskriptif terdapat beberapa metode

pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukanpertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara

secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan

terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara

mendalam.6 Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah

wawancara tak terstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada :

a. Kepala Sekolah MA Kare Madiun, sebagai penentu kebijakan dalam

sebuah lembaga pendidikan, peneliti mencari informasi terkait data-data

tentang sekolah dan keguatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare

Madiun.

6Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan

Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 180.

Page 42: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

38

b. Pembina hadrah, untuk mencari informasi tentang ekstrakurikuler dalam

mengembangkan karakter percaya diri siswa di MA Kare.

c. Peserta didik MA Kare Madiun, untuk melihat perkembangan

kepercayaan diri peserta didik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

hadrah.

2. Observasi

Observasi adalah aktivitas untuk memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan alat panca indera, yaitu melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan mengecap.7Observasi merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek

penelitian.8 Hasil observasi ini dicatat dalam catatan lapangan karena hal ini

sangat bermanfaat atau penting bagi peneliti. Bahkan dapat dikatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif ”jantungnya” adalah catatan lapangan.9Penelitian

kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan

data di lapangan. Pada waktu berada di lapangan, peneliti membuat

”catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun

”catatan lapangan”.10 Observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

7Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, 310. 8ibid., 77. 9Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 154. 10ibid., 153.

Page 43: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

39

Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain.11

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,

peserta didik dan pengembangan karakter percaya diri peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun. Dari segi proses

pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation (observasi non partisipasi). Dalam penelitian ini menggunakan

non participant observation. Ini berarti peneliti tidak terlibat langsung

dengan aktivitas orang yang sedang diamati. Peneliti hanya mengamati,

mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan dari apa yang

telah dilihatnya.

Pada observasi ini peneliti mengamati bagaimana pengembangan

karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah. Serta

bagaimana faktor pendukung dan penghambat kegiatan hadrah dalam

mengembangkan karakter percaya diri peserta didik .Hasil observasi ini

ditulis lengkap dan disajikan dalam transkrip observasi.

11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2003), 145.

Page 44: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

40

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap

bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.12

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang

gambaran umum sekolah terkait sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan, dan

struktur organisasi sekolah, data guru dan murid, sarana-prasarana, dan

dokumentasi terkait kegiatan ekstakrukuler hadrah di MA Kare Madiun.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan data,

maka diperlukan analisis data. Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

12Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

2008), 158.

Page 45: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

41

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.13

Langkah-langkahanalisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar: 3.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

1. Pengum pulan Data

Pada tahap ini peneliti bekerja untuk memperoleh data sebanyak-

banyaknya dari subyek penelitian dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data bukan hanya sekedar

membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang

dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah

yang tak terpisahkan dari analisis data. Berkaitan dengan hal ini, setelah data-

13ibid, 334.

Penyajian

data Pengumpulan

data

Reduksi data

Kesimpulan

Page 46: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

42

data terkumpul yakni yang berkaitan dengan masalah tata tertib sekolah

selanjutnya dipilih yang penting dan difokuskan pada pokok permasalahan.

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,

melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai

berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses

sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan

pola-pola data. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti

menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi). Dalam

penelitian ini, reduksi data bermanfaat untuk memilah dan memilih data-data

yang sesuai dengan penelitian terkait pengembang karakter percaya diri

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di MA Kare Madiun .

3. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang komplekske

dalam suatu bentuk yang sistematis. Penyajian data (data display) melibatkan

langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data

yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang

dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan penelitian kualitatif data

biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka membantu

proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-

Page 47: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

43

kelompok gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai

dengan kerangka teori yang digunakan.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data menguraikan data dengan teks yang bersifat deskriptif. Tujuan

penyajian data ini adalah memudahkan pemahaman terhadap apa yang diteliti

dan bisa segera dilanjutkan penelitian ini berdasarkan penyajian yang telah

difahami.

4. Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying Conclusions).

Drawing and Verifying Conclusions adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola

data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.14

Kesimpulan dalam penelitian ini mengungkap temuan berupa hasil

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas dan

apa adanya kemudian diteliti menjadi lebih jelas dan diambil kesimpulan.

Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan di awal.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengembangkan validitas data atau mengecek keabsahan data. Dalam penelitian

14Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2008), 106.

Page 48: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

44

ini peneliti mengecek keabsahan data dengan teknik triangulasi, yaitu

membandingkan data-data yang sudah diperoleh dari satu sumber kepada sumber

yang lain agar tercapai keabsahan data.15

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan

hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

1. Tahap Pra Lapangan, yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih

lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan

lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan

penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian;

2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan

data;

3. Tahap Analisis Data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan

data.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.

15Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 105.

Page 49: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

45

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Kare

Madrasah Aliyah Kare merupakan madrasah yang dirintis oleh para

pendidik khususnya para guru dan karyawan MTsN Kare, tokoh

masyarakat, tokoh agama dan unsur aparatur pemerintah desa serta Muspika

Kecamatan Kare khususnya mereka yang memiliki kepedulian yang sangat

tinggi terhadap arti pentingnya dunia pendidikan. Tujuan dari pendirian

Madrasah ini adalah untuk dapat menampung siswa/siswi lulusan SLTP

(SMP/MTs) dan yang sederajat khususnya mereka yang berdomisili di

wilayah Kecamatan Kare dan sekitarnya yang mempunyai kemampuan

akademik dan berminat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA

(SMA/SMK/MA) tetapi terganjal dengan biaya.

Sebagai orang yang pertama kali mencetuskan ide untuk merintis

berdirinya Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare adalah Bapak Drs. Mashuri,

M PdI.beliau menjabat sebagai Kepala MTsN Kare yang sangat antusias dan

memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan dunia pendidikan

khususnya di wilayah Kecamatan Kare.

Page 50: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

46

Ada beberapa hal yang menjadi dasar gagasan Bapak Mashuri untuk

mendirikan Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare. Dasar pemikiran tersebut

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Potensi kultur agama yang mulai berkembang pesat di daerah kecamatan

Kare.

b. Potensi geografis yang strategis karena di tengah pusat pemerintahan

kecamatan Kare.

c. Tingginya alumni MTs/SMP yang tidak melanjutkan kejenjang sekolah

SMA/MA/ SMK atau yang sederajat.

d. Adanya gagasan untuk merintis berdirinya program Pendidikan Satu

Atap (PSA).

Untuk merealisasikan ide dan gagasan tersebut kemudian beliau

mengumpulkan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama serta unsur aparatur

pemerintah setempat yang peduli dengan dunia pendidikan untuk diajak

bermusyawarah dan berdialog tentang rencana untuk merintis berdirinya

Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare.

Setelah beberapa kali diadakan musyawarah, dialog, penjelasan dan

pemahaman oleh Bapak Drs. Mashuri, M PdI tentang arti pentingnya

keberadaan Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare, akhirnya seluruh peserta

musyawarah sepakat untuk merintis berdirinya Madrasah Aliyah di

Kecamatan Kare mulai tahun pelajaran 2009/2010.

Page 51: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

47

Selanjutnya melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan di Aula MTsN

Kare telah disepakati bahwa tanggal 7 Mei 2009 dinyatakan secara resmi

sebagai hari lahirnya Madrasah Aliyah Kare.1

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah Kare

Madrasah Aliyah Kare secara formal terletak di Jalan Raya Kandangan

No.08. Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Karena adanya

gagasan untuk merintis berdirinya program Pendidikan Satu Atap (PSA)

dengan MTsN Kare, sehingga Madrasah Aliyah Kare di bangun di Jalan

Raya Randualas Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun dengan

Kode Pos 63182 dengan lahan seluas 3.494 M. Letak Madrasah Aliyah Kare

sangat strategis. Dikatakan demikian karena berada pada jalur utama jalan

raya yang mudah dijangkau.

Batas – batas Madrasah Aliyah Kare sebagai berikut :

a. Bagian Utara : Sedang Biru (Sumber Mata Air)

b. Bagian Timur : Jalan Raya Randualas

c. Bagian Selatan : Puskesmas Kare

d. Bagian Barat : Rumah Warga2

1 Lihat transkrip wawancara no, 01/W/24-IV/2018. 2 Lihat transkrip wawancara no, 01/W/24-IV/2018.

Page 52: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

48

3. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Kare

Gambar 4.1 .

4. Keadaan Guru, Staff, dan Siswa Madrasah Aliyah Kare

a. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Guru Madrasah Aliyah Kare adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1

No INDIKATOR KRITERIA JUMLAH

(Orang)

1 Kualifikasi Pendidikan

Guru

<= SMA Sederajat 3

D1 0

Page 53: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

49

D2 0

D3 0

S1 18

S2 2

S3 0

Jumlah 23

2 Sertifikasi

Sudah 0

Belum 23

Jumlah 23

3 Gender

Pria 12

Wanita 11

Jumlah 23

4 Status Kepegawaian

PNS 0

GTT/PTT 2

GTY/PTY 21

Honorer 0

Jumlah 23

5 Pangkat / Golongan

II a 0

II b 0

II c 0

II d 0

III a 0

III b 0

III c 0

III d 0

IV a 0

IV b 0

Diatas IV b 0

Page 54: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

50

Berikut Daftar Nama Guru Madrasah Aliyah Kare

Tabel 4.2

NO NAMA TUGAS/JABATAN

1 Sunardi, SH, M.PdI Kepala Sekolah

2 Widya Wahyu Purwanti, SE Guru Geografi

3 Agus Yan Praptasany, S.Pd Guru Ekonomi

4 Indra Sulistiyanto, S.Pd Guru Bimbingan dan

Non PNS 23

Jumlah 23

6 Kelompok Usia

Kurang dari 30 Tahun 2

31 - 40 Tahun 15

41 - 50 Tahun 6

51 - 60 Tahun 0

diatas 60 Tahun 0

Jumlah 23

7 Masa Kerja

Kurang dari 6 Tahun 2

6 - 10 Tahun 21

11 - 15 Tahun 0

16 - 20 Tahun 0

21 - 25 Tahun 0

26 - 30 Tahun 0

Diatas 30 Tahun 0

Jumlah 23

Page 55: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

51

NO NAMA TUGAS/JABATAN

Konseling

5 Ristanti Prita Damayanti, STP Guru Kimia dan Fisika

6 Hertina Kurniastuti, S.Pd Guru Bahasa Inggris

7 Enny Dwi Haryani, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

8 Andri Sri Wahyuni, S.Pd Guru Matematika

9 Rumhayati, STP Guru PLH dan Biologi

10 Diyah Windarti, S.Hut Guru Biologi

11 Katamso, S.Pd Guru Sosiologi dan PKN

12 Ayub Luqmana Suma Hendra,

S.Pd Guru Sejarah

13 Alfin Taufik Almujab Guru BMQ

14 Muhammad Farhan Guru Seni Budaya

15 Yoga Aprisuda, S.PdI Guru SKI dan TIK

16 Sunarto, S.PdI Guru Fiqih

17 Zulfan Rawi, Lc, M.PdI Gueru Bahasa Arab

18 Alukfan, S.Pd Guru PKN

19 Samsul Ma'arif, S.PdI Guru Qur,an Hadits

20 Diyah Ayu Dhewanti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

21 Tri Maulana Muasoni Guru Bahasa Arab

22 Eko Sudarmanto, S.Pd Guru Penjaskes

23 Dian Andriani, S.Pd Guru Ekonomi

b. Keadaan Staf Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Staf Madrasah Aliyah Kare sebagai

berikut :

Page 56: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

52

Tabel 4.3

NO NAMA TUGAS/JABATAN

1 Yoga Aprisuda, S.PdI Ka. TU

2 Diyah Ayu Dhewanti, S.Pd Arsiparis

3 Muhammad Farhan Staf TU

4 Andri Sri Wahyuni, S.Pd Bendahara Sekolah

5 Alfin Taufik Almujab Staf TU

6 Putri Subaswati Staf TU

7 Purnawati Petugas Perpustakaan

8 Sudarto Penjaga Sekolah

c. Keadaan Siswa Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Siswa Madrasah Aliyah Kare

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Th.

Pelajaran

KelasX KelasXI KelasXII

Jml

Siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

Rombel

2013/201

4 43 2 57 2 45 2

Page 57: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

53

2014/201

5 47 2 44 2 57 2

2015/201

6 55 2 47 2 42 2

2016/201

7 61 2 52 2 48 2

d. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Kare

Sarana dan prasarana merupakan suatu bagian yang sangat

penting sebagai penunjang tercapainya tujuan pendidikan.Penggunaan

sarana dan prasarana harus diatur dengan baik agar tercapai tujuan

yang diinginkan. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Madrasah

Aliyah Kare adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

No Uraian Ketersediaan Kondisi

Jumlah Ada Tidak Baik Rusak

1 RuangKelas √ √ 6

2 RuangPerpustakaan √ √ 1

3 Ruang Lab. IPA √ 0

4 Ruang Pimpinan √ √ 1

5 Ruang Guru √ √ 2

6 Ruang Tata Usaha √ √ 1

7 Tempat Beribadah √ √ 1

8 Ruang Konseling √ √ 1

Page 58: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

54

9 Ruang UKS/M √ √ 1

10 Jamban Guru √ √ 1

11 Gudang √ √ 1

12 Ruang Sirkulasi √ √ 1

13 Tempat Olah Raga √ √ 1

14 JambanSiswa √ √ 1

15 Ruang Lab. Bahasa √ 0

16 Ruang Lab

Computer √ √ 1

17 RuangKeterampilan √ 0

18 Ruang Media √ 0

19 Ruang OSIS √ √ 1

20 Kopsis √ √ 1

21 Jumlah kursi siswa √ √ 161

22 Jumlah meja siswa √ √ 81

23 Jumlah kursi guru √ √ 22

24 Jumlah meja guru √ √ 11

B. Deskripsi Data Khusus

1. Data tentang kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan

karakter percaya diri peserta didik di MA Kare Madiun.

Ekstrakurikuler hadrah adalah salah satu bentuk kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di MA Kare Madiun. Kegiatan ini dijadikan

sebagai pelengkap suatu proses kegiatan belajar mengajar serta sarana agar

peserta didik memiliki nilai yang tidak hanya dalam pelajaran disekolah

Page 59: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

55

akan tetapi juga bagi kehidupan dimasyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler ini

dilaksanakan pada hari sabtu dan di mulai pada jam 15.00 wib.3 Kegiatan

hadrah ini diiukuti 20 peserta didik yang terdiri dari 8 siswa dan 12 siswi,

kegiatan ini dilaksanakan di mushola MA Kare.4” Kegiatan ekstrakurikuler

hadrah sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa seperti yang

diungkapkan oleh bapak Alvin :

“Tentu saja mbak, dengan adanya kegiatan tersebut dapat melatih

anak untuk berani tampil didepan banyak orang, dan melatih

mereka untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan dengan

adanya kegiatan ini peserta didik mampu menampilkan bakat yang

terpendam. Ketika melatih hadrah saya menggunakan strategi

pembelajaran langsung mbak, dengan hal tersebut saya bisa melihat

kondisi setiap anak yang mengikuti kegiatan hadrah dalam artian

ada anak yang pemalu dan ada beberapa anak yang memiliki rasa

percaya diri yang sudah baik. Untuk melatih rasa percaya diri siswa,

saya memakai metode praktek yakni anak dengan langsung meniru

pada gerakan pelatih. Pada tahap awal latihan, grup vokal saya latih

terlebih dahulu. Setelahnya saya menyuruh mereka bernyanyi

secara invidual sebelum mereka menyanyikan secara bersamaan

tanpa diiringi tabuhan musik hadrah di depan teman-temannya. Hal

ini juga membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian

mereka saya rasa. Karena dulu di awal latihan mereka malu-malu

dan suara saat menyanyi terdengar lirih tapi setelah saya biasakan

latihan seperti ini mereka ada kemajun pada kepercayaan dirinya.”5

Pernyataan juga disampaikan bapak Katamso selaku wali kelas terkait

perubahan kepercayaan diri siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

hadrah :

3 lihat transkip dokumentasi no. 02/O/28-IV/2018 4 Lihat transkip wawancara no, 01/W/24-IV/2018. 5 Lihat transkrip wawancara no, 02/W/24-IV/2018.

Page 60: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

56

“Menurut saya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ada

perubahannya. Salah satu siswi di kelas saya misalnya dia dulu

pendiam dan pemalu, tapi setelah dia mengikuti ekstrakurikuler

hadrah dan menjadi vokalis di hadrah tersebut dia mengalami

perubahan dalam kepercayaan dirinya. Dia mulai berani bertanya,

menyampaikan pendapat. Karena mungkin setelah mengikuti

hadrah dia kan sering mengikuti event-event gitu jadi dia mulai

terbiasa berhadapan dengan banyak orang ya bisa dikatakan dia jadi

pd sekarang. Iya, anak-anak yang mengikuti hadrah sekaranng lebih

menjaga perilakunya juga ”6

Beberapa hal juga disampaikan siswi kelas 2 bernama Latifatul:

“ dulu saya sangat pemalu mbak, untuk menyampaikan pendapat di

kelas saja saya tidak berani. Saya merasa takut nanti jika

ditertawakan teman-teman ketika saya berbicara. Saya diajak teman

saya untuk bergabung ekstrakurikuler hadrah. Awalnya saya sempat

tidak percaya diri karna saya merasa saya tidak mempunyai bakat

dibidang tersebut tapi karna saya menyukaihal-hal seperti hadrah ini

jadi saya mulai mendaftarkan dan bergabung di ekstra hadrah.

Ketika akan tampil diacara-acara tertentu gitu pertama saya gugup

mbak kan yang lihat lebih banyak dari pada latihan, takut nanti gak

maksimal apa gimana gitu. Hingga akhirnya saya tampil dan

berusaha sebaik mungkin ,alhamdulillah saya bisa melaluinya.

Setelah tampil perasaanyan lega mbak Ya sekarang seumpama saya

disuruh menyanyi di depan kelas gitu saya berani, dibandingkan

dulu sebelum saya ikut hadrah ini.7

Dari keterangan di atas, ditemukan bahwa melalui ekstrakurikuler

seni hadrah, dapat membantu berkembangnya kepercayan diri pada peserta

didik. Melalui strategi, metode dan memberian motivasi yang diterapkan

6 Lihat transkrip wawancara no, 03/W/29-IV/2018. 7Lihat transkrip wawancara no, 04/W/11-V/2018.

Page 61: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

57

ketika latihan serta sering tampil pada kegiatan-kegiatan tertentu mendukung

berkembangnya kepercyaan diri pada peserta didik.8

2. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah

dalam mengembangkan karakter percaya diri siswa.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan percaya diri

Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler hadrah di MA Kare, dari beberapa

data yang telah diperoleh, telihat jelas bahwa ekstrakurikuler seni Hadrah

selain sebagai kegiatan pengembangan percaya diri siswa, juga memberikan

hal-hal yang positif terutama terhadap siswa serta kepada bapak/ibu guru dan

pihak orangtua wali. Kegiatan pengembangan percaya diri siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah ini memiliki banyak faktor pendukung,

baik faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk mengetahui faktor

internal yang mendukung kegiatan pengembangan percaya diri melalui

ekstrakurikuler seni hadrah, peneliti melakukan wawancara dengan bapak

Alvin selaku pembina hadrah dalam wawancara sebagai berikut:

Siswa memiliki minat dan semangat yang sangat besar untuk

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah. Tanpa adanya

paksaan, siswa dengan antusias mendaftarkan diri untuk mengikuti

ekstrakurikuler. Siswa memiliki semangat yang tinggi dalam belajar

dan berlatih kesenian khususnya seni hadrah. Mereka memiliki

kesadaran diri ketika mengikuti latihan ekstrakurikuler seni hadrah

yang diadakan oleh sekolah tanpa ada paksaan dari pihak guru ataupun

orangtua.9

8 Lihat transkip dokumentasi no. 03/D/17-V/2018 9Lihat transkrip wawancara no, 02/W/24-IV/2018.

Page 62: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

58

Petikan wawancara di atas menggambarkan bahwa, faktor internal

yang mendukung kegiatan pengembangan karakter percaya diri melalui

ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun adalah dari siswa itu sendiri

yang meliputi adanya minat, semangat, dan antusias yang besar dalam

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah. Untuk mengetahui faktor

eksternal yang mendukung pengembangan percaya diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler hadrah peneliti melakukan wawancara dengan bapak Nardi

selaku kepala sekolah dengan hasil sebagai berikut:

Orangtua wali memberikan dukungan penuh dengan memberikan

dukungan moral saat anak mereka mengikuti kegiatan ekstrakrikuler.

Bahkan saat ada event tertentu, para orangtua bersedia menanggung

biaya untuk tata rias anak mereka. Pihak sekolah juga menyediakan

berbagai fasilitas pendukung kegiatan pengembangan bakat siswa

melalui ekstrakurikuler hadrah ini seperti menyediakan ruang tempat

berlatihnya kegiatan ekstrakurikuler, menyediakan pelatih hadrah yang

berkompeten dari luar sekolah, sarana serta perlengkapan yang

dibutuhkan. Untuk kostum, sekolah belum mampu menyediakan. Baru

ada 3 kostum untuk vokalnya saja. Dukungan lain yang diberikan oleh

pihak sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah adalah

dengan selalu menampilkan para siswa yang belum memiliki

kesempatan tampil saat event untuk tampil saat perpisahan kelas .10

Wawancara juga dilakukan dengan ibu Sri selaku wali murid peserta

didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler:

kegiatan hadrah menurut saya adalah kegiatan yang positif. Saya juga

mendukung dek dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler hadrah ini.

Karenakan di dalam ekstranya itu berisi lantunan-lantunan sholawat

dan ini juga merupakan suatu kegiatan yang baik menurut saya. Jadi

saya sebagai orang tua juga mendukung. Dan ketika anak saya akan

tampil gitu ya saya hantarkan ke tempat rias. Karena saya ikut bangga

10Lihat transkrip wawancara no, 01/W/24-IV/2018.

Page 63: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

59

kalau anak saya berani tampil. Jadi saya mendukung selama itu tetap

menjadi kegiatan yang positif 11

wawancara juga dilakukan dengan bu Narsi selaku wali murid terkait

dengan kegiatan hadrah di MA Kare :

saya mendukung mbak, supaya pengalamannya bertambah. Dan

kemampuan dia menyanyi dapat tersalurkan. Saya siap menjemput

ketika dia pulang sore untuk latihan hadrah.12

Petikan wawancara di atas menggambarkan bahwa, faktor eksternal

yang mendukung pengembangan karakter percaya diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler seni hadrah diberikan oleh orangtua/wali dan pihak sekolah.

Orangtua/wali memberikan dukungan berupa dukungan moral dan dukungan

materi.. Kegiatan pengembangan percaya diri siswa melalui ekstrakurikuler

hadrah juga didukung penuh oleh pihak sekolah dengan cara memberikan

berbagai sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler hadrah ini. Untuk

mengetahui faktor eksternal yang mendukung kegiatan ekstrakurikulerseni

hadrah di MA Kare, peneliti juga melakukan observasi di lapangan sebanyak

4 kali. Dari observasi tersebut didapat hasil sebagai berikut:

Kegiatan ekstrakurikuler hadrah mendapat dukungan penuh dari

pihak sekolah, hal ini dilihat dari selalu adanya guru yang mendampingi saat

kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Data di atas menggambarkan

pengembangan percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah di

11 Lihat transkrip wawancara no, 05/W/11-VII/2018. 12 lihat transkrip wawancara no. 06/W/25-VII/2018

Page 64: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

60

MA Kare Madiun memiliki faktor eksternal yang mendukung yakni dari

pihak sekolah yang selalu mendampingi kegiatan ekstrakurikuler hadrah

berlangsung. Selanjutnya, untuk mengetahui faktor penghambat

pengembangan pengembangan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni

hadrah di MA Kare, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Alvin

selaku Pembina ekstrakurikuler hadrah dengan hasil sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah di sekolah ini terhambat

karena sedikitnya ketersediaan jumlah kostum hadrah yang dimiliki oleh

sekolah. Sehingga pada saat siswa akan tampil, pihak sekolah atau

orangtua/wali harus mencari kostum dari luar sekolah. Petikan wawancara

di atas menjelaskan bahwa, faktor penghambat pengembangan

pengembangan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah adalah

terbatasnya jumlah kostum yang dimiliki oleh MA Kare Madiun sehingga

ketika akan tampil, pihak sekolah atau orangtua/wali perlu menyewa kostum.

Setelah melakukan beberapa wawancara dan observasi selama

kegiatan pengembangan percaya diri siswa melalui ekstrakurikuler hadrah di

MA Kare, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendukung pengembangan

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare dari

internal dan eksternal. Faktor internal pendukungnya adalah dari motivasi,

minat, semangat, dan antusias dari siswa. Faktor eksternal pendukung

pengembangan percaya diri melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah adalah

dari dukungan moral dan materi dari orangtua wali, serta dukungan dari

Page 65: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

61

pihak sekolah yang memberikan sarana dan prasarana kegiatan

ekstrakurikuler hadrah. Pihak sekolah juga mendatangkan pelatih

ekstrakurikuler yang kompeten dari luar sekolah. Para guru pun mendukung

terselenggaranya kegiatan pengembangan percaya diri melalui

ekstrakurikuler seni hadrah ini dengan selalu mendampingi ketika kegiatan

ekstrakurikuler berlangsung. Adapun faktor penghambat pengembangan

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah adalah

terbatasnya jumlah kostum yang dimiliki oleh MA Kare sehingga ketika

akan tampil, pihak sekolah atau orangtua/wali perlu menyewa kostum.

Page 66: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

61

61

BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Data tentang Pengembangan karakter percaya diri peserta didik

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler hadrah di MA Kare.

Rasa percaya diri dapat dibangun melalui berbagai macam bentuk

kegiatan yang ada di sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. Karena

sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan yang paling berperan untuk bisa

mengembangkan rasa percaya diri. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah biasanya terdiri dari beberapa

bidang keterampilan seperti olahraga, kesenian, bahasa asing, komputer, dan

keterampilan lain. Dengan demikian siswa bisa memilih bidang keterampilan

sesuai dengan bakat minatnya. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,

rasa percaya diri bisa diperoleh melalui pergaulan atau sosialisasi yang lebih

luas.1

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa

tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal

hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat,

1 Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002),

136.

Page 67: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

62

menunjang pencapaian kegiatan intrakulikuler, serta melengkapi usaha

pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.2

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakurikuler ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam

mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi dengan

lingkungan sekolah, teman, keluarga, dan masyarakat sekitarnya yang lebih

luas, meningkatkan potensi terhadap kebutuhan belajar, mengembangkan

potensi bakat, minat, setiap peserta didik.3

Untuk mengembangkan kepercayaan diri peserta didik, MA Kare

meminta semua siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hadrah dengan

baik. Agar upaya mengembangkan karakter percaya diri melalui kegiatan

eksrtakurikuler ini dapat berjalan. Dengan mengikuti ekstrakurikuler hadrah

mereka akan lebih berani dan percaya diri tampil di depan orang banyak.4

Berdasarkan wawancara dengan pembina hadrah dalam

mengembangkan karakter percaya diri peserta didik di Ma Kare dilaksanakan

melalui :

1. Latihan hadrah yang diterapkan dengan menggunakan metode praktek.

Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari bapak Alvin selaku

pembina hadrah:

2 Soejipto dan Rafis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 161-162. 3 Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 241. 4Lihat transkrip wawancara no, 01/W/24-IV/2018.

Page 68: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

63

Untuk melatih rasa percaya diri siswa, saya memakai metode

praktek yakni anak dengan langsung meniru pada gerakan pelatih.

Pada tahap awal latihan, grup vokal saya latih terlebih dahulu.5

Dalam mengembangkan rasa percaya diri pembimbing hadrah

menggunakan strategi pembelajaran langsung dengan metode

praktek. Anak diminta langsung praktek mengikuti pembimbing dan

setelah itu menyuruh mereka untuk mempraktekan secara bergantian

di depan teman-temannya. Strategi pembelajaran langsung adalah

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi

kepada siswa. Strategi ini memberikan kesempatan siswa belajar

mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya.6 Disini

guru mempraktekkan langsung lalu mengevaluasinya agar rasa

optimis mereka dapat berkembang maka digunakannya metode

praktek agar mereka menjadi lebih percaya diri bahwa mereka bisa

bernyanyi dan memainkan alat hadrah dengan baik. Hal itu sesuai

dengan tujuan dari ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini

untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam

mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga, dan masyarakat

sekitarnya yang lebih luas, meningkatkan potensi terhadap

kebutuhan belajar, mengembangkan potensi bakat, minat, setiap

peserta didik.7

5Lihat transkrip wawancara no, 02/W/24-IV/2018. 6Macam-macamstrategipembelajaran.com. 7 Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 241.

Page 69: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

64

2. Membiasakan peserta didik untuk berani tampil.

Ekstrakurikuler hadrah ini melatih peserta didiknya untuk berani

tampil di depan umum. Ketika ada suatu kegiatan disekolah , hadrah juga

ikut berperan dalam kegiatan tersebut seperti acara perpisahan sekolah.

Di ekstrakurikuler ini peserta didik yang dirasa sudah mampu

memainkan hadrah dengan baik. Di ikutkan dalam pementasan maupun

kegiatan-kegiatan lainnya. Melalui wawancara dengan salah satu peserta

hadrah yang bernama latifatul ini yaitu:

Ketika akan tampil diacara-acara tertentu gitu, pertama saya gugup

mbak, pastinya yang melihat lebih banyak dari pada waktu latihan,

takut nanti gak maksimal apa gimana gitu. Tapi akhirnya saya

tampil dan berusaha sebaik mungkin, alhamdulillah saya bisa

melaluinya. Setelah tampil perasaanya ya lega mbak.8

Dengan adanya pengalaman dan kebiasaan tampil ini membuat

mental anak terlatih dan terbiasa berinteraksi dengan banyak orang.

Maka kegiatan tampil seperti ini diperlukan untuk pengalaman hidup

peserta didik. Dan memerlukan lingkungan sekolah yang memberikan

dukungan yang baik. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang

mempengaruhi rasa percaya diri.. Lingkungan disini merupakan

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik

yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang

saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya

8Lihat transkrip wawancara no, 04/W/17-V/2018.

Page 70: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

65

diri. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi

norma dan diterima oleh masyarakat, maka harga diri juga akan

berkembang lebih baik9.

Di lingkungan sekolah guru-guru dapat mendidik siswanya agar

dapat yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Misalnya para siswa berani

menyatakan pendapat ,harus bisa berani tampil dihadapan orang lain

(misalnya pidato, menyanyi, menari, dan lain-lain); harus yakin, tidak

ragu-ragu akan tindakan yang dipihnya; dan jangan mencontek pekerjaan

orang lain.10

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan karakter percaya diri

Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun.

Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler hadrah memerlukan berbagai perhatian, dorongan, dan

dukungan dari berbagai pihak agar kegiatan ini dapat terselenggara dengan

baik. Adapun faktor-faktor pendukung melalui kegiatan ekstrakurikuler

hadrah di MA Kare berasal dari 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor

eksternal.

Sesuai yang disampaikan latifatul siswi kelas XI MA Kare adalah

sebagai berikut :

9 Hendra Widjaja, Berani Tampil Beda Dan Percaya Diri (Yogyakarta: Araska, 2016),63-

68. 10 Muhammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2014),57.

Page 71: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

66

Awalnya saya sempat tidak percaya diri mbak, karna saya merasa

saya tidak mempunyai bakat dibidang tersebut tapi karna saya

menyukai hal-hal seperti hadrah ini jadi saya mulai mendaftarkan

dan bergabung di ekstra hadrah.”11

Faktor mendukung adalah berasal dari siswa itu sendiri yang meliputi

minat, bakat yang kompeten, motivasi, semangat, antusiasme, dan kesadaran

diri yang tinggi. Kegiatan ekstrakulikuler di sekolah biasanya terdiri dari

beberapa bidang keterampilan seperti olahraga, kesenian, bahasa asing,

komputer, dan keterampilan lain. Dengan demikian siswa bisa memilih

bidang keterampilan sesuai dengan bakat minatnya. Dengan mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler, rasa percaya diri bisa diperoleh melalui pergaulan

atau sosialisasi yang lebih luas.12 Dengan keterangan tersebut diketahaui

bahwa peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini karena menyukai

kegiatan hadrah sendiri. Berarti peserta didik ini mempunyai minat terhadap

ekstrakurikuler hadrah.

Selain minat dari siswa itu sendiri, selanjutnya ada dukungan dari wali

murid/orang tua peserta didik dalam pengembangan karakter percaya diri

peserta didik melalui kegitan ekstrakurikuler ini. Sesuai dengan wawancara

bersama ibu sri selaku wali murid/orang tua peserta didik:

kegiatan hadrah ini menurut saya ya kegiatan yang positif. Saya juga

mendukung dek dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler hadrah ini.

Karenakan di dalam ekstranya itu berisi lantunan-lantunan sholawat

dan ini juga merupakan suatu kegiatan yang baik menurut saya. Jadi

saya sebagai orang tua juga mendukung. Dan ketika anak saya akan

tampil gitu ya saya hantarkan. Karena saya ikut bangga kalau anak

11 Lihat transkrip wawancara no, 04/W/24-IV/2018. 12Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002),

136-148

Page 72: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

67

saya berani tampil. Jadi saya mendukung selama itu tetap menjadi

kegiatan yang positif ”13

Faktor eksternal yang mendukung pengembangan percaya diri siswa

melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun diberikan oleh

orangtua/wali, dan pihak sekolah. Dukungan dari orangtua/wali berupa

dukungan moral dan materi. Dukungan dari pihak sekolah adalah dengan

memberikan sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah. Pihak

sekolah juga mendatangkan pelatih ekstrakurikuler yang kompeten dari luar

sekolah. Bapak/ibu guru pun mendukung terselenggaranya kegiatan

pengembangan bakat melalui ekstrakurikuler hadrah ini dengan selalu

mendampingi ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung.

Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa diharapakan dapat memberikan

hasil bagi individual, sosial, civic, dan etis. Selain itu, kegiatan

ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat

mengembangkan minat dan belajar lebih banyak mengenai diri sendiri dan

orang lain. Program kegiatan ekstrakurikuler sekolah dipengaruhi oleh misi

dan filosofi serta membutuhkan lingkungan belajar agar siswa dapat

berkembang, belajar, dan mengekspresikan dirinya14.

Bidang kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk

bidang studi yang disediakan dalam jam pelajaran khusus. Namun, untuk

mewujudkan bidang kesenian terutama hadrah di luar jam pelajaran, kepala

13 Lihat transkrip wawancara no, 05/W/11-VII/2018. 14Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa (Bogor : Galia Indonesia,

2011), 100.

Page 73: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

68

sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian/dukungan yang lebih.

Perhatian/dukungan itu perlu dimanifestasikan dalam usaha melakukan

pengendalian pelaksanaannya antara lain sebagai berikut:

1. menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggung jawab

pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggung jawab kepada

kepala sekolah,

2. membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan agar

kegiatannya dapat dimanfaatkan.15

Pengembangan percaya diri melalui ekstrakurikuker hadrah memiliki

berbagai faktor pendukung di dalamnya. Misalkan, pihak sekolah terutama

kepala sekolah yang berperan penting terhadap pelaksanaan kegiatan

pengembangan percaya diri melalui ekstrakurikuler hadrah. Kepala sekolah

menunjuk guru sebagai penanggung jawab pelaksanaannya. Selain itu, kepala

sekolah juga memberikan dukungan berupa ruang, waktu, serta sarana dan

prasarana kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah. Kegiatan ekstrakurikuler juga

mendapat berbagai dukungan yang mampu membuat kegiatan ekstrakurikuler

dapat berjalan dengan lancar meliputi faktor internal yakni minat dan

dorongan dari peserta didik, serta faktor eksternal yakni adanya sarana dan

prasarana yang dibutuhkan serta sering diadakannya lomba.

15 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta : Ar Russ

Media, 2008), 194.

Page 74: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

69

Segala faktor pendukung tersebut tidak lepas dengan adanya hambatan

pula. Begitu pun dengan pengembangan percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler hadrah. Di sekolah ini terdapat penghambat kegiatan

pengembangan percaya diri melalui ekstrakurikuler hadrah yakni terbatasnya

jumlah kostum yang dimiliki oleh MA Kare sehingga ketika akan tampil,

pihak sekolah atau orangtua/wali perlu menyewa kostum.

Page 75: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

70

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui ekstrakurikuler hadrah

di MA Kare dilaksanakan pada hari sabtu pukul 15.00 di mushola MA Kare

dengan metode praktek. Siswa langsung praktek mengikuti pembimbing dan

setelah itu menyuruh mereka untuk mempraktekan secara bergantian di

depan teman-temannya. Dan juga dengan cara pelatih membiasakan anak

untuk berani tampil. Pada ekstrakurikuler ini peserta didik yang dirasa sudah

mampu memainkan hadrah dengan baik, diikutkan dalam pementasan

maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan adanya pengalaman dan

kebiasaan tampil ini membuat mental anak terlatih dan terbiasa berinteraksi

dengan banyak orang.

2. Faktor pendukung pengembangan karakter percaya diri siswa melalui

ekstrakurikuler hadrah di MA Kare adalah faktor internal (adanya minat,

semangat, dan antusiasme siswa), dan faktor eksternalnya adalah dukungan

dari orangtua wali dan dukungan pihak sekolah yaitu adanya guru selalu

yang mendampingi, memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan,

mendatangkan pelatih dari luar sekolah,. Adapun faktor penghambatnya

adalah terbatasnya jumlah kostum yang dimiliki oleh MA Kare sehingga

Page 76: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

71

ketika akan tampil, pihak sekolah atau orangtua/wali perlu menyewa kostum

dengan biaya yang mahal.

B. Saran

1. Hendaknya pengelola, kepala sekolah, serta guru dapat meningkatkan

fasilitas yang diberikan, seperti alat-alat hadrah .

2. Hendaknya pembina hadrah dapat meningkatkan pengetahuan dalam

mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada

sehingga dapat mengembangkan bakat dan kemampuan siswa dengan

efektif.

3. Hendaknya peneliti yang akan datang dapat melakukan penelitian yang

lebih mendalam tentang pengembangan karakter percaya diri siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler lainnya seperti kegiatan ekstrakurikuler lain,

sehingga dapat mendukung dan menguatkan penelitian ini.

Page 77: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

DAFTAR PUSTAKA

Abrian, Andhika, Menuju Transformasi Pendidikan Yogyakarta: LPM Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2011

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 1998.

Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak Jogjakarta:Thank, 2008.

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Azzet Akham Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2013.

Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kuantitatif Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

2008.

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama Bandung: Refika

Aditama, 2011.

Dwi Nur Sahid, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pajangan Bantul” skripsi, Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2015.

Hakim Thursan, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta: Puspa Swara, 2002

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Idris,Taufiq H. “Mengenal Kebudayaan Islam” Surabaya : PT Bina Ilmu, 1983.

Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000.

Page 78: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah Jakarta:

Rajawali Pers, 2009.

Mulyana, Deddy Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan Yogyakarta : Ar Russ

Media, 2008

Muslich, Mansur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara, 2011.

Mustari, Mohamad Nilai Karakter Reflesksi Untuk Pendidikan (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2014

Notowidadgo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Alu’an dan Hadits, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 1996.

Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan

Karakter Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2008.

Prasetyo Yudik, “Pengembangan Ekstrakulikuler Panahan di Sekolah Sebagai

Wahana Membentuk Karakter Siswa,” Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia,

2 November,2010.

Rohmat Mulyana, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008.

Sopiatin,Popi Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa Bogor : Galia Indonesia,

2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D Bandung: Alfabeta, 2003.

Sumardi, Beberapa Aspek Pendidikan Islam Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN

Suka, 1990.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan Bandung:

Remaja Rosdakarya 2005

Page 79: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: PN Balai Pustaka,

1982.

Wahyu Ramdani, Ilmu Budaya Dasar Bandung :PustakaSetia, 2008.

Wahyuni Sri, “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berbicara

Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi,” Jurnal Psikologi, 2014.

Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta: Raja Grafindo Persada

2002, .

Widjaja Hendra, Berani Tampil Beda Dan Percaya Diri Yogyakarta:Araska, 2016

Page 80: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/4075/1/PERPUS.pdfPercaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri