SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI...

134
Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: ANINDITA UTARI NIM : 1110101000007 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H

Transcript of SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI...

Page 1: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode

Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer

Stock dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang Farmasi RS

Zahirah Tahun 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

ANINDITA UTARI

NIM : 1110101000007

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 2: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

vii

CURICULUM VITAE

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Anindita Utari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Mei 1992

Alamat : Kav.DKI Jl.Purwamadya II Blok V No.27, Cipedak, Jagakarsa,

Jakarta Selatan

Agama : Muslim

No. Telp : 08568904530

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

2010 - sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK), Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

2007 - 2010 : SMAN 97 Jakarta

2004 - 2007 : SMPN 41 Jakarta

1998 - 2004 : SDS Pelita

1997 - 1998 : TK Al-Ikhlas

ORGANISASI

2008 - 2009 : Rohis SMAN 97

2008 - 2009 : Ketua Kesenian SMAN 97

2012 - sekarang : Badan Eksekutif Remaja Masjid Al-Muhajirin :

2012 - sekarang : Sekretaris HACAMSA UIN Jakarta

PENGALAMAN KERJA

Januari 2013 dan Juni 2013 : Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas Kampung

Sawah.

Januari-Maret 2104 : Praktek Kerja (Magang) di RSUD Pasar Rebo

Page 3: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi di Rumah Sakit Zahirah Tahun

2014 ini dapat diselesikan. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan pada

baginda Rassulullah Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang

diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan syarat mahasiswa semester VIII (delapan) Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dengan pengetahuan, pengarahan dan

bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan, penulis dapat menyusun skripsi yang

berjudul “Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis

ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point

(ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Mas Panji, Mas Rikad dan seluruh keluarga besar

yang telah memberi dukungan materil dan nonmateril, memberi semangat,

motivasi serta doanya.

2. Prof. Dr (HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Febrianti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.

4. dr. Yuli Prapancha Satar, MARS dan Fase Badriah SKM, M.Kes.Ph.D selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.

5. Raihana Nadra Alkaff, SKM,M.MA, Ratri Ciptaningtyas, MHS dan Susanti

Tungka, MARS selaku penguji sidang skripsi.

6. Segenap bapak/ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis selama

masa perkuliahan.

Page 4: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

ix

7. Direktur RS Zahirah yang telah memberikan izin penelitian skripsi di RS

Zahirah.

8. Ibu Endah dan Staf Unit Farmasi RS Zahirah yang telah berkenan menerima,

membantu dan memberikan informasi terkait penelitian.

9. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2010

khususnya MPK 2010 Angga, Anin, Bayti, Billa, Eno, Endah, Eliza, Fika,

Furin, Ilma,Isni, Mawar, Nia, Nina, Tata,dan Ucup. Terima kasih atas

kebahagiaan dan kesedihan yang kita lewati bersama.

10. Teman-teman Kebab terima kasih atas segala perhatian, kritik, saran dan

motivasinya selama ini.

11. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu

yang telah memberikan doa serta semangat kepada penulis, senang dapat

mengenal dan menjadi bagian dari kalian.

Dengan mengirimkan doa kepada Allah SWT penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin. Terakhir,

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, Agustus 2014

Penulis

Page 5: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................................. iii

ABSTRACK .............................................................................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xvii

DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 6

1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................ 7

Page 6: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xi

1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................... 7

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

1.5.1. Bagi Peneliti ................................................................................... 8

1.5.2. Bagi Rumah Sakit .......................................................................... 8

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 9

2.1. Manajemen Logistik ....................................................................................... 9

2.1.1. Definisi Manajemen Logistik ........................................................ 9

2.1.2. Tujuan Manajemen Logistik ........................................................ 10

2.1.3. Fungsi Manajemen Logistik ........................................................ 10

2.1.3.1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan ............. 12

2.1.3.2. Fungsi Penganggaran...................................................... 13

2.1.3.3. Fungsi Pengadaan ........................................................... 14

2.1.3.4. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan ............................ 14

2.1.3.5. Fungsi Penyaluran .......................................................... 15

2.1.3.6. Fungsi Pemeliharaan ...................................................... 16

2.1.3.7. Fungsi Penghapusan ....................................................... 17

2.1.3.8. Fungsi Pengawasan/Pengendalian .................................. 17

2.2. Manajemen Persediaan ........................................................................... 18

2.3. Pengendalian Persediaan ........................................................................ 21

2.3.1. Pengendalian Persediaan dengan Analisis ABC .......................... 22

2.3.2. Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic Order

Quantity ....................................................................................... 26

2.3.3. Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Buffer Stock (SS) 27

2.3.4. Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Reorder Point

(ROP) ........................................................................................... 28

2.4. Rumah Sakit ........................................................................................... 29

Page 7: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xii

2.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit ............................................ 30

2.4.2. Kategori Rumah Sakit di Indonesia ................................................. 30

2.5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ................................................... 31

2.5.1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ............................. 31

2.5.2. Tujuan, Tugas dan Tanggung Jawab IFRS ..................................... 32

2.6. Kerangka Teori ....................................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................................ 36

3.1. Kerangka Konsep .................................................................................... 36

3.2. Definisi Istilah ......................................................................................... 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 43

4.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 43

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 43

4.3. Informan Penelitian ................................................................................ 43

4.4. Pengumpulan Data.................................................................................. 44

4.4.1. Data Sekuder .............................................................................. 44

4.4.2. Data Primer ................................................................................. 44

4.5. Validitas Data ......................................................................................... 44

4.6. Pengolahan Data ..................................................................................... 44

4.7. Penyajian Data ........................................................................................ 46

BAB V HASIL .......................................................................................................... 47

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit.............................................................. 47

5.1.1. Sejarah RS Zahirah ............................................................... 47

5.1.2. Visi, Misi dan Tujuan RS Zahirah ........................................ 48

5.1.3. Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan RS Zahirah .................... 49

5.1.4. Sumber Daya Manusia .......................................................... 49

5.1.5. Unit Instalasi Farmasi RS Zahirah ........................................ 51

5.2. Pengedalian Persediaan .......................................................................... 51

Page 8: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xiii

5.3. Metode Analisis ABC............................................................................. 55

5.4. Metode Economic Order Quantity (EOQ) ............................................ 59

5.5. Metode Reorder Point (ROP) dan Buffer Stock ..................................... 62

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................ 67

6.1. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 67

6.2. Pengedalian Persediaan .......................................................................... 67

6.3. Metode Analisis ABC............................................................................. 70

6.4. Metode Economic Order Quantity (EOQ) ............................................ 75

6.5. Metode Reorder Point (ROP) dan Buffer Stock ..................................... 76

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 79

7.1. Simpulan ................................................................................................. 79

7.2. Saran ....................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kebijaksanaan Manajemen Inventori Berdasarkan

Kasifikasi ABC

25

Tabel 3.1 Definisi Istilah 38

Tabel 5.1 Jumlah Ketenagaan RS Zahirah 50

Tabel 5.2 Data Pemakaian Obat Paten Periode Januari-Maret

Tahun 2014

55

Tabel 5.3 Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi Obat Paten

Periode Januari-Maret Tahun 2014

58

Page 10: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xv

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Siklus Manajemen Logistik 11

Bagan 2.2 Kerangka Teori 35

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 37

Bagan 5.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rs Zahirah 51

Page 11: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Transkrip Wawancara

Lampiran 2 Data Pemakaian Obat Paten Periode Januari-Maret Tahun

2014

Lampiran 3 Tabel Kelompok Obat Paten berdasarkan Analisis ABC

Tahun 2014

Lampiran 4 Tabel Perhitungan EOQ Obat Paten Tahun 2014

Lampiran 5 Tabel Perhitungan ROP dan Buffer Stock Obat Paten Tahun

2014

Page 12: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xvii

DAFTAR SINGKATAN

Dirjend = Direktorat Jenderal

EOQ = Economic Order Quantity

IFRS = Instalasi Farmasi Rumah Sakit

PBF = Perusahaan Besar Farmasi

Permenkes = Peraturan Menteri Kesehatan

Kepmenkes = keputusan Menteri Kesehatan

Menkes = Menteri Kesehatan

RI = Republik Indonesia

ROP = Reorder Point

RS = Rumah Sakit

SDM = Sumber Daya Manusia

Page 13: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

xviii

DAFTAR ISTILAH

Cito = Pemesanan dilakukan insidental dan harus segera dikirim saat

itu juga

Buffer Stock = Stok penyangga, stok pengaman/safety stock untuk

menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan

(stock out)

Defekta = Pendokumentasian/pencatatan mengenai permintaan dan

pengiriman obat dari gudang farmasi ke apotek

Formularium = Dokumen yang berisi daftar obat yang digunakan oleh

profesional kesehatan di rumah sakit

Lead Time = Waktu tunggu pemesanan atau waktu yang diperlukan mulai

pemesanan sampai obat diterima

Obat fast moving = Obat yang perputaran/pergerakannya cepat

Obat slow moving = Obat yang perputaran/pergerakannya lambat

Revenue center = Pusat biaya produksi atau sumber pendapatan

Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi fisik barang gudang dengan

kartu stok

Stock out = Kekosongan stok

Page 14: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Juli 2014

Anindita Utari, NIM : 1110101000007

Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode

Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point (ROP) di Unit

Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014

xviii + (80) halaman, (5) tabel, (4) bagan, (5) lampiran

ABSTRAK

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) bertanggung jawab dalam

menyediakan perbekalan farmasi dengan jumlah yang cukup pada waktu yang

dibutuhkan dan dengan biaya yang serendah-rendahnya, khususnya bagian Gudang

Farmasi. Gudang Farmasi RS Zahirah belum optimal dalam melakukan penyediaan

obat, yaitu belum adanya keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan obat

sehingga terjadi stock out dan pembelian cito. Untuk itu perlu dilakukan

pengendalian persediaan obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah.

Jenis penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui nilai

investasi obat, mengetahui jumlah pemesan optimum dan waktu pemesanan kembali

masing-masing obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah. Jenis data yang

digunakan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam dan data

sekunder melalui telaah dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis (9,77%) obat paten

yang tergolong kelompok A, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 70,12% dari

total penggunaan anggaran obat paten, 21 jenis (15,79%) obat paten yang tergolong

kelompok B, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 20,68% dari total

penggunaan anggaran obat paten dan 99 jenis (74,44%) obat paten yang tergolong

kelompok C, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 9,19% dari total

penggunaan obat paten. Jumlah pemesanan optimum untuk obat paten yang termasuk

kelompok A mulai dari 12-105 item, kelompok B mulai dari 7-110 item, sedangkan

kelompok C mulai dari 0-298 item. Waktu pemesanan kembali untuk obat paten

yang termasuk kelompok A mulai dari 22-330 item, kelompok B mulai dari 5-54

item, sedangkan kelompok C mulai dari 2-46 item.

RS perlu menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang

terintegrasi ke setiap unit sehingga mempermudah pengawasan/pengendalian obat-

obatan dan perlu menerapkan metode pengendalian obat agar tidak terjadi stock out

dan pembelian cito. Kata Kunci: Pengendalian persediaan, obat paten, analisis ABC, Economic Order

Quantity, Reorder Point

Daftar Bacaan: 24 (1994-2013)

Page 15: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY

HEALTH CARE MANAGEMENT

Skripsi, Juli 2014

Anindita Utari, NIM : 1110101000007

Inventory Control of Patent Medicine using ABC Analysis Method, Economic

Order Quantity (EOQ), Buffer Stock and Reorder Point (ROP) in Pharmaceutical

Warehouse of Zahirah Hospital 2014

xviii + (80) pages, (5) tables, (4) charts, (5) attachments

ABSTRACT

The Hospital Pharmacy Installation is responsible in providing

pharmaceutical supplies with a sufficient amount of time is needed and the cost of

that perfect humility, especially the pharmaceutical warehouse. Pharmaceutical

werehouse of Zahirah Hospital is not optimal in doing the provision of medicine, the

demand and availability of the drugs is not balance so the stock out and cito purchase

is happened. So Zahirah Hospital need to manage the availability of the drugs to fix

that problem.

The type of this research was kualitatif and kuantitatif to determine the value

investment of a drugs, determine the optimum order quantity and reorder time of

patent medicine in the pharmaceutical warehouse at Zahirah Hospital. The primary

data was obtained from indepth interviews and secondary data was obtained by

reviewing the related document.

The result showed that there were 13 types (9,77%) of patent medicines

belonging to group A, namely by the use of budget of 70,12 % of total the use of

budget patent medicine, 21 types (15,79%) of patent medicines belonging to group

B, , namely by the use of budget of 20,68% of total the use of budget patent medicine

and 99 types (74,44 %) of patent medicines belonging to group C, namely by the use

of budget of 9,19% of total the use of budget patent medicine. The optimum order

quantity for patent medicines that include group A ranging from 12-105 items, group

B ranging from 7-110 items and group C ranging from 0-298 items. Reorder time

for patent medicine which included group A ranging from 22-330 items, group B

ranging from 5-54 items, and group C ranging from 2-46 items.

The Hospital need to use integrated Hospital Management Information

System to each unit. Because it will make supervision and management drugs more

easier. And they need to implemented the drugs control method so the stock out and

cito purchase will not happened .

Keywords : Inventory control, patent medicine, ABC analysis, Economic Order

Quantity, Reorder Point

Bibliography : 24 (1994-2013)

Page 16: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana

kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

adalah rumah sakit. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Rumah sakit dengan organisasi di dalamnya harus dikelola dengan sebaik-

baiknya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin,

sehingga tercapai tujuan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Salah satu

diantaranya adalah pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS),

meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat

(Sheina, 2010).

Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus

merupakan revenue center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90%

pelayanan kesehatan di RS menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan

Page 17: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

2

kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas

medik), dan 50% dari seluruh pemasukan RS berasal dari pengelolaan perbekalan

farmasi. Mengingat besarnya kontribusi instalasi farmasi dan merupakan instalasi

yang memberikan pemasukan terbesar di RS, maka perbekalan barang farmasi

memerlukan suatu pengelolaan secara cermat dan penuh tanggung jawab

(Suciati, 2010).

Pengelolaan tersebut diatur dalam manajemen logistik. Manajemen logistik

menurut Dwiantara (2009) dalam Fajarwati (2011) adalah serangkaian kegiatan

perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan,

pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan guna

mendukung efektifitas dan efisiensi pengelolaan logistik.

Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan kegiatan yang bersifat rutin,

mendesak dan periodik, artinya harus selalu tersedia serta tidak boleh kosong.

Jika terjadi kekosongan maka dapat mengganggu kegiatan operasional rumah

sakit (Imron, 2009).

Menurut American Hospital Association (2011), 99,5% rumah sakit di

negara tersebut mengalami satu atau lebih kekurangan obat dalam enam bulan

terakhir (Januari-Juni 2011). Diantara rumah sakit yang mengalami kekurangan

obat tersebut, hampir setengahnya mengalami kekurangan sebanyak 21 atau lebih

obat. 82% dari RS menunda perawatan pasien akibat kekurangan obat dan lebih

dari setengahnya tidak mampu menyediakan obat sesuai dengan resep yang

diberikan. Selain itu sebagian besar rumah sakit tersebut melaporkan biaya obat

meningkat sebagai akibat dari kekurangan obat (Fadhila, 2013).

Page 18: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

3

Berdasarkan hasil penelitian Mellen dan Pudjiraharjo (2013), RSU Haji

Surabaya juga mengalami stock out pada tahun 2012. Selama Januari-April 2012

terdapat 116 jenis obat yang mengalami stock out yang mengakibatkan terjadinya

kerugian yang dialami oleh RSU Haji Surabaya, yaitu sebesar Rp 244.023.752.

Hal serupa juga dialami oleh salah satu rumah sakit di Jakarta, yaitu RS

Zahirah. RS Zahirah merupakan rumah sakit swasta yang beroperasi sejak tahun

2004 dengan visi terwujudnya rumah sakit yang unggul dalam pelayanan dengan

manajemen dan sumber daya manusia yang profesional dan berpengalaman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi farmasi, masih terdapat

masalah stock out obat yang dialami oleh RS Zahirah.

Masalah stock out obat yang dialami RS Zahirah ini mengakibatkan sering

dilakukannya pemesanan obat secara cito, artinya pemesanan dilakukan

insidental dan harus segera dikirim saat itu juga. Namun sering terjadi

keterlambatan pengiriman, sehingga terjadi pembelian obat di apotek luar RS

Zahirah. Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian, karena obat yang dipesan pada

apotek luar harganya lebih mahal dibandingkan membeli ke distributor.

Berdasarkan data yang diperoleh dari gudang farmasi RS Zahirah, terdapat

164 jenis obat yang pernah dibeli ke apotek luar pada triwulan I (Januari-Maret)

tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 164 jenis obat yang belum

dapat disediakan dalam jumlah yang diminta pada waktu dibutuhkan sehingga

harus dibeli secara cito ke apotek luar. Rata-rata terdapat 6 jenis obat yang dibeli

ke apotek luar setiap harinya.

Page 19: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

4

Obat-obatan di RS Zahirah terdiri dari obat paten dan obat generik.

Permintaan kedua jenis obat ini cukup tinggi. Namun dengan tingginya

permintaan obat paten ini kurang diimbangi dengan persediaan yang cukup

sehingga sering terjadi kekosongan (stock out) obat dan melakukan pemesanan

secara cito ke apotek luar. Obat paten adalah obat milik suatu perusahaan dengan

nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merk terdaftar atau proprietary name

(Tjay dan Raharjo, 2007).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi farmasi RS Zahirah,

selama ini pemesanan dilakukan jika stok sudah hampir habis, tidak ada

perhitungan secara khusus untuk melakukan pemesanan kembali dan berapa

banyak jumlah yang harus dipesan. Menurut John dan Harding (2001),

pengendalian persediaan yang efektif harus dapat menjawab tiga pertanyaan

dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi prioritas untuk dikendalikan, berapa

banyak yang harus dipesan dan kapan seharusnya dilakukan pemesanan kembali.

Oleh sebab itu perlu dilakukan sebuah perhitungan untuk dapat menjawab

tiga pertanyaan dasar tersebut. Metode yang tepat digunakan untuk menjawab

pertanyaan tersebut adalah metode analisis ABC untuk mengetahui obat yang

menjadi prioritas untuk dikendalikan, metode EOQ untuk mengetahui berapa

banyak obat yang harus dipesan dan dengan menggunkan metode ROP serta

buffer stock untuk mengetahui kapan seharusnya dilakukan pemesanan kembali.

Metode analisis ABC merupakan metode pembuatan grup atau

penggolongan berdasarkan perangkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah

dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A (nilai investasi

Page 20: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

5

tinggi), B (nilai investasi sedang) dan C (nilai investasi rendah). Metode ini

sangat berguna di dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan

jenis barang yang paling penting dan perlu diprioritaskan dalam persediaan

(Heizer dan Reider, 2010).

Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah persediaan barang yang

dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari

persediaan barang tersebut (Sabarguna, 2004). Reorder Point (ROP) adalah

metode untuk memutuskan kapan mengajukan pemesanan kembali agar

terciptanya keseimbangan antara persediaan dengan permintaan sedangkan buffer

stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi dan menjaga

kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (John dan Harding, 2001)

RS Zahirah yang memiliki misi memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas kepada masyarakat dengan berusaha menetapkan standar-standar

layanan dan prosedur serta fasilitas terbaik dengan tujuan kepuasan dan

kenyamanan pasien, tentunya berupaya mengoptimalkan pelayanan farmasi

dengan menyediakan obat dengan jumlah yang tepat pada waktu yang

dibutuhkan serta dengan harga yang serendah-rendahnya.

Diharapkan dengan penerapan metode pengendalian tersebut menjadi suatu

solusi untuk meningkatkan pengendalian persediaan sehingga obat dapat

disediakan dengan jumlah dan waktu yang tepat serta menghindari pemesanan

secara cito dan pembelian ke apotek luar.

Page 21: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, obat merupakan aspek

terpenting dalam pelayanan farmasi, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan yang

baik. Permintaan obat paten di RS Zahirah pada triwulan I (Januari-Maret) tahun

2014 cukup tinggi, namun hal itu tidak diimbangi dengan persediaan yang cukup

sehingga menyebabkan terjadinya stock out obat dan pemesanan secara cito ke

apotek luar. Hal ini tentu dapat merugikan rumah sakit karena pemesanan di

apotek luar mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan memesan

langsung ke distributor.

Masalah tersebut dapat dihindari jika pengendalian persedian obat dilakukan

dengan baik. Selama ini tidak ada perhitungan secara khusus untuk mengetahui

kapan seharusnya dilakukan pemesanan kembali, pemesanan dilakukan jika stok

sudah hampir habis. Selain itu juga tidak ada perhitungan untuk buffer stock.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis

ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point

(ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014”. Penelitian ini

difokuskan pada periode triwulan I tahun 2014 karena pada periode tersebut

banyak mengalami stockout, yaitu sebanyak 164 obat.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengelompokkan obat paten berdasarkan nilai

investasinya (kelompok A, B dan C) dengan menggunakan metode

analisis ABC di RS Zahirah pada periode triwulan I tahun 2014?

Page 22: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

7

2. Berapa banyak obat paten yang akan dipesan melalui perhitungan

dengan menggunakan metode EOQ di RS Zahirah pada periode

triwulan I tahun 2014?

3. Kapan seharusnya obat paten dipesan kembali (ROP) dan jumlah

buffer stock yang ideal agar tidak terjadi stock out pada periode

triwulan I tahun 2014?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengendalian persediaan obat paten dengan

Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quatity (EOQ), Buffer Stock

dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah tahun 2014.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengelompokkan obat paten yang menjadi

kelompok A, kelompok B, dan kelompok C berdasarkan nilai

investasinya di RS Zahirah pada periode triwulan I tahun 2014.

2. Mengetahui jumlah obat paten yang akan dipesan melalui

perhitungan dengan menggunakan metode EOQ di RS Zahirah

pada periode triwulan I tahun 2014.

3. Mengetahui waktu pemesanan kembali obat paten (ROP) dan

jumlah buffer stock yang ideal agar tidak terjadi stock out di RS

Zahirah pada periode triwulan I tahun 2014.

Page 23: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

8

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

1. Dapat menerapkan keilmuan manajemen logistik yang diperoleh

di bangku kuliah.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang

pengendalian obat di Rumah Sakit.

1.5.2. Bagi Rumah Sakit

1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengendalian persediaan

obat di Gudang Farmasi.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam penyusunan kebutuhan obat di Gudang Farmasi.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengendalian

persediaan obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah periode triwulan I tahun

2014 dengan metode analisis ABC, EOQ, buffer stock, dan ROP. Penelitian akan

dilakukan selama bulan Mei-Juli 2014 dengan desain penelitian kualitatif dan

kuantitatif untuk mengetahui kelompok obat berdasarkan nilai investasinya,

jumlah obat yang akan dipesan, titik pemesanan kembali dan jumlah stok

pengaman. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer didapat melaui wawancara mendalam sedangkan data

sekunder didapat melaui telaah dokumen.

Page 24: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Logistik

2.1.1. Definisi Manajemen Logistik

Logistik merupakan suatu ilmu atau seni serta proses mengenai

perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran

dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat-alat. Lebih lanjut

logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas meyediakan bahan atau

barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam

jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga

serendah mungkin (Aditama, 2002).

Pengertian manajemen logistik menurut Bowersox (2004), adalah

suatu ilmu bagaimana mendesain dan mengurus suatu sistem untuk

mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang

dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi organisasi.

Menurut Dwiantara (2009) dalam Fajarwati (2011), manajemen

logistik adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan

pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, penyimpanan,

pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan guna mendukung efektifitas

dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan.

Page 25: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

10

2.1.2. Tujuan Manajemen Logistik

Sejalan dengan pengertian manajemen logistik tersebut, menurut

Aditama (2002) tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi

dan bermacam-macam material dalam jumlah tepat pada waktu dibutuhkan,

dalam keadaan yang tepat dipakai, ke lokasi mana dibutuhkan, dan dengan

total biaya terendah. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan manajemen

logistik dapat diuraikan dalam tiga tujuan, yaitu:

a. Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tersedianya barang dalam jumlah

yang tepat dan mutu yang baik pada saat dibutuhkan.

b. Tujuan Keuangan

Tujuan keuangan adalah tercapainya tujuan operasional biaya

yang serendah-rendahnya.

c. Tujuan Keamanan

Tujuan pengamanan adalah tercapainya persediaan yang tidak

terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,

pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai

persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin di dalam sistem

akuntansi.

2.1.3. Fungsi Manajemen Logistik

Menurut Seto (2004), fungsi-fungsi logistik terdiri dari perencanaan

dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan

penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan.

Apabila lemah dalam perencanaan, misalnya dalam penentuan suatu item

Page 26: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

11

barang yang berlebih atau kurang maka akan mengacaukan suatu siklus

manajemen logistik secara keseluruhan mulai dari pemborosan dalam

penganggaran, kadaluarsa atau menumpuk. Sehingga harus selalu dijaga agar

semua unsur di dalam siklus pengelolaan logistik sama kuatnya dan segala

kegiatan tersebut harus selalu selaras, serasi dan seimbang.

Berikut adalah siklus manajemen logistik:

Bagan 2.1

Siklus Manajemen Logistik

(Seto, 2004)

Perencanaan dan

Penentuan kebutuhan

Penerimaan dan

Penyimpanan

Penganggaran Penghapusan

Pengendalian/

pengawasan Pengadaan Pemeliharaan

Penyaluran

Page 27: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

12

2.1.3.1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat

menyelesaikan tugas pekerjaannya. Penentuan kebutuhann merupakan

perincian dari fungsi perencanaan menyangkut proses memilih jenis dan

menetapkan dengan prediksi jumlah kebutuhan persediaan barang/obat

perjenis di apotek ataupun rumah sakit. Penentuan kebutuhan obat di

rumah sakit harus berpedoman kepada daftar obat essensial, formularium

rumah sakit, standar terapi dan jenis penyakit di rumah sakit, dengan

mengutamakan obat-obat generiik (Seto,2004).

Berdasarkan Dirjen Binekafarmasian dan Alat Kesehatan

Kemenjes RI (2010) perencanaan kebutuhan dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Metode Konsumsi

Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi

didasarkan pada data real konsumsi perbekalan farmasi

periode yang lalu dengan berbagai penyesuaian dan

koreksi.

b. Metode Morbiditas/Epidemiologi

Perhitungan kebutuhan dengan metode morbiditas

didasarkan pada jumlah kebutuhan perbekalan farmasi

yang digunakan untuk beban kesakitan yang harus

dilayani. Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan

perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan

kenaikan kunjungan, dan waktu tunggu (lead time).

Page 28: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

13

Langkah-langkah dalam metode ini adalah:

Menentukan jumlah pasien yang dilayani

Menentukan jumlah kunjungan berdasarkan

prevalensi penyakit

Menyediakan formiularium/standar/pedoman

perbekalan farmasi

Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan

farmasi

Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.

c. Metode Kombinasi

Kombinasi antara metode konsumsi dengan morbiditas

disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

Perencanaan biasanya dilakukan bulanan atau mingguan untuk

mengendalikan persediaan dan tempat distribusi (Bowersox, 2004).

2.1.3.2. Fungsi Penganggaran

Penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha

untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala

standar yakni mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan

pembatasan yang berlaku terhadapnya. Anggaran umumnya dipakai

dalam periode satu tahun dan merupakan operasional dari institusi yang

berisi ramalan pendapatan yang akan diterima dan pengeluaran yang

terjadi pada tahun mendatang. Fungsi penganggaran adalah menyangkut

kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian

Page 29: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

14

penentuan kebutuhan dalam satu skala standar yaitu dengan skala mata

uang (Seto, 2004).

2.1.3.3. Fungsi Pengadaan

Fungsi pengadaan adalah usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam

fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan (dengan peramalan yang baik),

maupun penganggaran. Dalam pengadaan dilakukan proses pelaksanaan

rencana pengadaan tersebut. Pelaksanaan dari fungsi pengadaan dapat

dilakukan dengan pembelian, pembuatan, penukaran ataupun penerimaan

sumbangan (Seto, 2004).

Menurut Kepmenkes No. 1197/MENKES/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, pengadaan merupakan

kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan

disetujui melalui pembelian, produksi dan sumbangan/hibah. Pembelian

dapat dilakukan secara tender oleh Panitia Pembelian Barang Farmasi dan

secara langsung dari pabrik/distribusi/pedagang besar farmasi/rekanan.

2.1.3.4. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit, penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan

farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian melalui

pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Menurut

Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI (2010),

tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang

Page 30: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

15

diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu.

Penerimaan perbekalan farmasi harus dilakukan oleh petugas yang

bertanggung jawab. Dalam tim penerimaan farmasi harus ada tenaga

farmasi yang terlibat. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus

diperiksa sesuai dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit.

Semua persedian farmasi yang sudah diterima dan sudah

dilakukan pemeriksaan harus segera disimpan di dalam sebuah ruang

penyimpanan yang baik dan sesuai dengan standar. Tujuan penyimpanan

adala memastikan bahwa persediaan kesehatan terjaga mutu dan

keefektifannya dengan cara menciptakan kondisi fisik, higiene, dan

infrastuktur yang diperlukan (PAHO/WHO, 2007).

Menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan

Kemenkes RI (2010), tujuan penyimpanan adalah:

a. Memelihara mutu sediaan farmasi

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c. Menjaga ketersediaan

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

2.1.3.5. Fungsi Penyaluran

Pendistribusi merupakan salah satu fungsi dalam manajemen

logistik dimana dilakukan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan

pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat

pemakai (user) sehingga menjamin kelancaran pelayanan yang bermutu

(Thaurani, 2008 dalam Maria 2010).

Page 31: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

16

Kegiatan distribusi merupakan lanjutan dari proses

penyimpanan. Menurut Subagya (1994), hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pendistribusian barang, yaitu:

Ketepatan jenis dan spesifikasi logistik yang

disampaikan

Ketepatan barang logistik yang disampaikan

Ketepatan jumlah logistik yang disampaikan

Ketepatan waktu penyampaian

Ketepatan tempat penyampaian

Ketepatan kondisi logistik yang disampaikan

Menurut Seto (2004) khusus menyangkut fungsi penyaluran

untuk farmasi Rumah Sakit, beberapa hal yang dijadikan pegangan

adalah dengan prinsip:

Distribusi obat harus aman, efektif dan efisien

Harus dapat menjamin: obat benar bagi penderita

tertentu, dengan dosis yang tepat, pada waktu yang

ditentukan dua cara penggunaan yang benar.

2.1.3.6. Fungsi Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu usaha atau proses kegiatan

yang dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi teknis, daya

guna, dan daya hasil barang inventaris. Pemeliharaan fasilitas yang

dimiliki dilaksanakan sebagai upaya dalam mempertahankan kondisi

Page 32: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

17

ekonomis guna berjalannya institusi rumah sakit (Thaurany, 2008 dalam

Maria, 2010).

Menurut Aditama (2002), pemeliharaan dilakukan terhadap

barang-barang investasi. Pemeliharaan meliputi seluruh kegiatan penting

untuk mempertahankan sistem atau produk tersebut tetap mempunyai

nilai manfaat.

2.1.3.7. Fungsi Penghapusan

Menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan

Kemenkes RI (2010), penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian

terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak,

mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan

perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang

berlaku. IFRS harus membuat prosedur terdokumentasi untuk mendeteksi

kerusakan dan kadaluarsa perbekalan farmasi serta penangannya, IFRS

harus diberi tahu setiap ada produk perbekalan farmasi yang rusak, yang

ditemukan oleh perawat staf medik. Tujuan penghapusan adalah untuk

menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola

sesuai dengan standar yang berlaku.

2.1.3.8. Fungsi Pengendalian/Pengawasan

Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan

perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan

keseluruhan pengelola logistik. (Aditama, 2002). Semua kegiatan dalam

siklus logistik harus selalu dilakukan pengawasan mulai dari fungsi

perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan,

Page 33: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

18

penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan. Menurut Dirjend

Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI (2010) tujuan

pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan

perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.

2.2. Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara

kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang

mengandung risiko dan ketidakpastian. Konsep yang ideal dari persediaan terdiri

dari pengadaan suatu produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Sistem

yang demikian tidak akan membutuhkan penumpukan bahan mentah atau bahan

jadi untuk mengantisipasi penjualan di masa depan. walaupun sistem ini tidak

praktis, namun penting diingat bahwa setiap dollar yang diinvestasikan dalam

persediaan harus ditujukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Bowerox,

2004).

Menurut Assauri (2004), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

usaha yang masih dalam proses produksi. Adapun jenis-jenis persediaan, yaitu:

1. Batch Stock

Batch stock merupakan persediaan yang diadakan karena kita

membeli atau membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar

daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungan yang

diperoleh dari adanya batch stock adalah:

a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian

b. Memperoleh efisiensi produksi

Page 34: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

19

c. Adanya penghematan di dalam biaya angkutan

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan

konsumen yang tidak dapat diramalkan. Bila terdapat fluktuasi

permintaan yang sangat besar maka persediaan ini dibutuhkan sangat

besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan

tersebut.

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat

dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan

yang meningkat.

Biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan, antara lain (Assauri,

2004):

a. Biaya Pemesanan (Ordering Costs)

Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-

barang dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan dikirim ke

penjual sampai barang tersebut dikirim dan diserahkan serta

diinspeksi di gudang. Jadi biaya ini berhubungan dengan

pesanan tetapi sifatnya agak konstan, dimana besarnya biaya

yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya

barang yang dipesan. Biaya yang termasuk dalam biaya

pemesanan ialah semua biaya yang dikelurkan dalam rangka

mengadakan pemesanan bahan tersebut, diantaranya:

Page 35: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

20

Biaya administrasi pembelian dan penempatan order

Biaya pengangkutan dan bongkar muat

Biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan

b. Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

Biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan danya

persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan

perusahaan sebagai akibat adanya jumlah persediaan. Biaya yang

termasuk dalam biaya ini ialah semua biaya yang timbul karena

barang disimpan, yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari:

Biaya sewa gudang

Upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana

pergudangan

Biaya peralatan material dan yang lainnya

c. Biaya Kekurangan Persediaan (Out of Stock Cost)

Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang

lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti kerugian

atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang

pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan

barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Selain itu juag

dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman

kembali pesanan tersebut.

d. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity

Associated Costs)

Page 36: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

21

Biaya-biaya terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, dan

biaya penambahan atau pengurangan kapasitas atau bila terlalu

banyak atau terlalu sedikitnya kapasitas yang digunakan pada

suatu waktu tertentu.

2.3. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan atau kata asingnya adalah Inventory Control,

adalah fungsi managerial yang sangat penting karena persediaan/stok obat akan

memakan biaya yang melibatkan investasi yang besar dalam pos aktiva lancar.

Karena itu perlu dikendalikan dengan efektif dan efisien (Seto, 2004).

Pengendalian persediaan merupakan fungsi yang mengatur dan

mengarahkan cara pelaksanaan dari suatu rencana baik dengan pengaturan dalam

bentuk tata laksana, yaitu: manual, standar, kriteria, ataupun prosedur melalui

tindakan untuk memungkinkan optimasi dan penyelenggaraan suatu program

oleh unsur dan unit terkait (Subagya, 1994).

Menurut Herjanto (2008), sistem pengendalian persediaan dapat

didefinisikan sebagai sserangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan

tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan

harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan

dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang

tepat.

Menurut John dan Harding (2001), pengendalian persediaan yang efektif

harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi

prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan

seharusnya dilakukan pemesanan kembali.

Page 37: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

22

Teknik pengendalian merupakan hal yang terpenting dalam mengelola

persediaan di gudang farmasi untuk menentukan obat mana yang harus

diprioritaskan, berapa jumlah titik pengaman (buffer stock) persediaan yang harus

ada, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali (Reorder

Point/ROP) (Sulastri, 2012).

Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Apabila

jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang

besar (tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan, dan risiko

kerusakan barang yang lebih besar. Namun jika persediaan terlalu sedikit

mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out) karena

seringkali bahan/barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar

yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya

penjualan bahkan hilangnya pelanggan (Herjanto, 2008).

Keseimbangan antara permintaan dan persediaan diartikan bahwa persediaan

itu lengkap tetapi yang perlu saja dilihat dari jumlah itemnya. Dilihat dari jumlah

unitnya cukup tetapi tidak berlebihan. Untuk mencapai keseimbangan antara

persediaan dan permintaan salah satunya ditentukan oleh persediaan obat

didasarkan atas kecepatan gerak atau perputaran, dimana obat yang laku keras

(fast moving) supaya tersedia lebih banyak dan obat yang kurang laku (slow

moving) disediakan dalam jumlah yang sedikit (Anief, 2001).

2.3.1. Pengendalian Persediaan dengan Analisis ABC

Assauri (2004) menyatakan bahwa dalam penentuan kebijaksanaan

pengawasan persediaan yang ketat dan agak longgar terhadap jenis-jenis

bahan yang ada dalam persediaan, maka dapat digunakan metode analisis

Page 38: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

23

ABC. Metode ini menggambarkan Pareto Analysis, yang menekankan bahwa

sebagian kecil dari jenis-jenis bahan yang terdapat dalam persediaan

mempunyai nilai penggunaan yang cukup besar yang mencakup lebih

daripada 60% dari seluruh bahan yang terdapat dalam persediaan.

Metode ini adalah suatu analisa yang digunakan semata-mata untuk

mengurutkan jumlah pemakaian, kemudian mengelompokkan jenis barang

dalam suatu upaya mengetahui jenis pergerakan obat yang meliputi berbagai

jenis, banyak jumlah serta pola kebutuhan yang berbeda-beda (Assauri,

2004).

Metode analisis ABC ini sangat berguna di dalam memfokuskan

perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting

dan perlu diprioritaskan dalam persediaan. Tidaklah realistis jika memantau

barang yang tidak mahal dengan intensitas yang sama dengan barang yang

sangat mahal. Hasil analisis ABC harus diikuti kebijaksanaan dalam

manajemen persediaan, antara lain (Heizer dan Reider 2010):

1. Perencanaan kelompok A harus mendapat perhatian lebih besar

daripada item yang lain.

2. Kelompok A harus dilakukan kontrol fisik yang lebih ketat

dibandingkan dengan kelompok B dan C, pencatatan harus lebih

akurat serta frekuensi pemeriksaan lebih sering.

3. Pemasok juga harus lebih memperhatikan kelompok A agar jangan

terjadi keterlambatan pengiriman.

4. Cycle counting, merupakan verifikasi melalui internal audit terhadap

record yang ada, dilaksanakan lebih sering untuk kelompok A, yaitu

Page 39: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

24

1 bulan 1 kali, untuk kelompok B tiap 4 bulan, sedangkan kelompok

C tiap 6 bulan.

Menurut Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan (2010)

klasifikasi persediaan berdasarkan pemakaian dan investasi dibagi atas 3

bagian, yaitu:

1. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya tinggi dengan

persen (%) kumulatifnya 0-70% yang disebut fast moving dengan

bobot = 3, yaitu kategori kelompok A.

2. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya sedang

dengan persen (%) kumulatifnya 71-90% yang disebut moderate

dengan bobot = 2, yaitu kategori kelompok B.

3. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya yang rendah

dengan persen (%) kumulatifnya 91-100% yang disebut slow moving

dengan bobot = 1, yaitu kategori kelompok C.

Perbekalan farmasi kategori A menyerap anggaran 70%, kelompok B

menyerap anggaran 20% dan kategori C menyerap anggaran 10%.

Setelah item-item inventori dikelompokan ke dalam kelas A,B, dan C,

selanjutnya pihak manajemen industri perlu memfokuskan perhatian pada

item-item kelas A dengan merumuskan kebijaksanaan perencanaan dan

pengendalian item-item kelas A. Pihak manajemen industri juga dapat

memanfaatkan klasifikasi ABC ini untuk merumuskan sistem manajemen

inventori item, seperti ditunjukkan dalam tabel (Ganzpersz, 2006).

Page 40: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

25

Tabel 2.1

Kebijaksanaan Manajemen Inventori Berdasarkan Klasifikasi

ABC

(Ganzpersz, 2006)

Deskripsi Item Kelas

A

Item Kelas

B

Item Kelas

C

Fokus perhatian

manajemen

Utama Normal Cukup

Pengendalian (kontrol) Ketat Normal Longgar

Stok pengaman Sedikit Normal Cukup

Akurasi peramalan

kebutuhan

Tinggi Normal Cukup

Perhitungan inventori 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan

2.3.2. Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic Order

Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah persediaan barang

yang dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari

persediaan barang tersebut (Sabarguna, 2004). Dua macam biaya yang

dipertimbangkan dalam model EOQ adalah biaya penyimpanan dan biaya

pemesanan (Mardiyanto, 2009).

Page 41: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

26

Menurut Heizer dan Render (2010), model EOQ adalah salah satu

teknik kontrol persediaan tertua dan paling dikenal/teknik ini relatif mudah

digunakan, tetapi berdasarkan asumsi, yaitu:

1. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen.

2. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.

Dengan kata lain persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu

kelompok pada suatu waktu.

3. Tidak tersedia diskon kuantitas.

4. Biaya variabel hanya biaya untuk penyetelan/pemesanan dan biaya

menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

5. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan

dilakukan pada waktu yang tepat.

Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Dengan

asumsi yang diberikan di atas biaya paling signifikan adalah biaya pemesanan

dan biaya penyimpanan. jadi jika kita meminimalkan biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan, kita juga akan meminimalkan biaya total. Seiring dengan

meningkatnya kuantitas yang dipesan, jumlah pemesanan pertahunnya akan

menururn namun biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah

persediaan yang harus diurus lebih banyak.

Berikut adalah rumus untuk menentukan jumlah pemesanan optimum

menurut Heizer dan Render (2010):

Rumus :

Page 42: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

27

Keterangan:

Q : Jumlah optimum unit per pesanan

D : Jumlah permintaan suatu periode

S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H : Biaya penyimpanan per unit per tahun

2.3.3. Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Buffer Stock (SS)

Menurut Rangkuty (1996), buffer stock adalah persediaan tambahan

yang diadakan untuk melindungi dan menjaga kemungkinan terjadinya

kekurangan bahan (stock out).

Pentingnya menghitung buffer stock karena seringnya terjadi pesanan

baru datang setelah waktu tunggu/lead time terlampaui (misalnya terlambat

dalam perjalanan karena banjir, putusnya jembatan atau bencana lainnya) dan

seringnya terjadi peningkatan produksi (peningkatan layanan), keadaan ini

akan berakibat terjadinya stock out yang selanjutnya akan mengganggunya

proses produksi atau bagi rumah sakit terganggunya pelayanannya. Karena

besarnya investasi untuk persediaan buffer stock terutama untuk obat-obatan

yang mahal (gol A) maka buffer stock lebih diprioritaskan ke obat-obat vital

dan langka (Rangkuty, 1996).

Menurut Assauri (2004), jika buffer stock/safety stock dengan service

level 98% (Z = 2,05) dan standar lead time diketahui dan bersifat konstan,

maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rumus:

Page 43: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

28

Keterangan:

SS : Safety stock/buffer stock

Z : Service level

d : Rata-rata pemakaian

L : Lead time

2.3.4. Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Reorder Point

(ROP)

Keseimbangan antara persediaan dan permintaan perlu diciptakan

agar kemampuan pelyanan pada pasien dapat berlanjut. Terputusnya

kemampuan pelayanan adalah karena persediaan sudah habis, oleh karena itu

sebelum persediaan habis maka pemesanan barang harus sudah dilakukan,

untuk itu dicari waktu yang tepat, pada saat mana pembelian harus dilakukan

sehingga pelayanan tidak terputus. Tetapi persediaan masih dalam batas-batas

yang ekonomis (Anief, 2001).

Menurut John dan Harding (2001), pengendalian obat dengan Reorder

Point (ROP), keputusan mengenai kapan mengajukan pemesanan kembali

terletak pada dua faktor, yaitu; yang pertama pertimbangan tingkat

pemesanan kembali secara langsung berdasarkan pada pemakaian normal dan

yang kedua pertimbangan sedian pengaman berdasarkan derajat

ketidakpastian dan tingkat pelayanan yang diminta

Dengan mempertimbangkan safety stock maka perhitungan titik

pemesanan kembali menurut Heizer dan Render (2010) adalah:

Rumus:

Page 44: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

29

Keterangan:

ROP : Reorder Point

d : permintaan harian

L : lead time (waktu tunggu)

SS : persediaan pengaman (safety stock/buffer stock)

2.4. Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan

yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

brtujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Upaya kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanankan secara serasi dan

terpadu serta berkesinambungan (Siregar, 2004 dalam Minarsih, 2011).

2.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna

Page 45: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

30

adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009,

rumah sakit umum mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan

dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

2.4.2. Kategori Rumah Sakit di Indonesia

Menurut kepemilikan dan penyelenggaraan rumah sakit, rumah sakit

dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta yang dapat

dibedakan sebagai berikut (Undang-Undang Republik Indonesia No.44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit):

a. Rumah Sakit Pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:

1) Departemen Kesehatan (Pusat)

2) Pemerintah Daerah Provinsi (Pemda)

3) Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (Pemda)

Page 46: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

31

4) TNI dan POLRI

5) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

b. Rumah Sakit Swasta dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh:

1) Yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum

2) Badan hukum dimiliki oleh pemodal baik dalam negeri

maupun asing

3) Badan hukum lain yang bersifat sosial

2.5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

2.5.1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/unit/divisi

atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan

pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu

sendiri. IFRS dapat didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit atau

bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu

oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional yang

bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang

terdiri atas pelayanan paripurna, mancakup perencanaan; pengadaan;

produksi; penyimpanan sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan resep

bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian mutu; dan

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di

rumah sakit; pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup

pelayanan langsung kepeda penderita dan pelayanan klinik yang merupakan

program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar, 2004).

Page 47: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

32

Berdasarkan UU Nomor 44 RI tahun 2009 tenteng Rumah Sakit,

farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang dilakukan di

suatu rumah sakit. Instalasi farmasi adalah bagian dari rumah sakit yang

bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi

seluruh kegiatan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian

di rumah sakit.

2.5.2. Tujuan, Tugas dan Tanggung Jawab IFRS

a. Tujuan IFRS (Siregar, 2004):

1) Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat

prifesi kesehatan dan kepada profesi farmasi oleh

apoteker rumah sakit yang kompeten dan memenuhi

syarat.

2) Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai

oleh apoteker rumah sakit yang memenuhi syarat.

3) Menjamin praktik profesional yang bermutu tinggi

melalui penerapan dan pemeliharaan standar etika

profesional, pendidikan dan pencapaian dan melalui

peningkatan kesejahteraan ekonomi.

4) Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi rumah

sakit dan alam ilmu farmasetik pada umumnya.

5) Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan

pertukaran informasi antara para apoteker rumah sakit,

anggota profesi dan spesialis yang serumpun.

Page 48: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

33

6) Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker

rumah sakit untuk secara efektif mengelola suatu

pelayanan farmasi yang terorganisasi; mengembangkan

dan memberikan pelaynan klinik; serta melakukan dan

berpartisipasi dalam penelitian klinik dan farmasi dan

dalam program edukasi untuk praktisi kesehatan,

penderita, mahasiswa dan masyarakat.

7) Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktik

farmasi rumah sakit kontemporer bagi masyarakat,

pemerintah, industri farmasi dan profesional kesehatan

lainnya.

8) Membantu menyediakan personel pendukung yang

bermutu untuk IFRS.

9) Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi

kefarmasian.

b. Tugas dan Tanggung Jawab IFRS

Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan

langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua

perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah

sakit baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun

untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit. IFRS

bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi

yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk

Page 49: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

34

memenuhi kebutuhan berbagai bagia/unit diagnosis dan terapi,

unit pelayanan keperawatan, staf medik dan rumah sakit

keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih

baik.

2.6. Kerangka Teori

Menurut John dan Harding (2001), pengendalian persediaan yang efektif

harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi

prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan

seharusnya dilakukan pemesanan kembali.

Metode analisis ABC sangat berguna di dalam memfokuskan perhatian

manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting dan perlu

diprioritaskan dalam persediaan, yaitu dengan mengelompokkan persediaan

menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B, dan C (Heizer dan

Reider, 2010).

Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah persediaan barang yang

dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari

persediaan barang tersebut (Sabarguna, 2004).

Selain menentukan jumlah barang yang dipesan, waktu pemesanan kembali

juga perlu diketahui. Menurut John dan Harding (2001), Reorder Point adalah

metode untuk memutuskan kapan mengajukan pemesanan kembali. Perhitungan

ROP juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah buffer stock

(Heizer dan Reider, 2010). Menghitung buffer stock sangat penting karena

seringnya terjadi pesanan baru datang setelah waktu tunggu/lead time terlampaui

Page 50: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

35

dan seringnya terjadi peningkatan produksi yang akan berakibat terjadinya stock

out (Rangkuty, 1996).

Bagan 2.2

Kerangka Teori

Sumber: Rangkuty (1996), John dan Harding (2001), Sabarguna (2004), Heizer dan

Reider (2010)

Jenis Persediaan

Analisis ABC

Kelompok B Kelompok A Kelompok C

Jumlah Pemesanan : EOQ

Waktu Pemesanan : ROP + buffer stock

Page 51: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

36

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Obat merupakan salah satu barang logistik/persediaan di rumah sakit. Agar

dapat menyediakan obat dengan jumlah dan waktu yang tepat serta dengan total

biaya terendah dibutuhkan pengelolaan yang efektif dan efisien terhadap obat

tersebut. Pengendalian persediaan bertujuan untuk menyeimbangkan antara

permintaan dan persediaan demi kelancaran proses pelayanan.

Menurut John dan Harding (2001), pengendalian persediaan yang efektif

harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi

prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan

seharusnya dilakukan pemesanan kembali. Berdasarkan hal tersebut

pengendalian persediaan obat paten dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point

(ROP) dengan mempertimbangankan buffer stock.

Metode ABC ini digunakan untuk menentukan kelompok persediaan obat

paten berdasarkan kelompok A, B, dan C, sehingga akan menjawab pertanyaan

obat mana yang menjadi prioritas untuk dikendalikan. Setelah obat dibagi

kedalam kelompok A, B, dan C selanjutnya dilakukan pengendalian dengan

menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point

(ROP) dengan mempertimbangkan buffer stock untuk menjawab pertanyaan

Page 52: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

37

berapa banyak yang harus dipesan dan kapan seharusnya dilakukan pemesanan

kembali.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

= batas penelitian

Pengendalian

Persediaan Obat

- Daftar nama obat paten

- Harga obat paten

- Jumlah pemakaian obat

paten

Pengelompokkan obat

dengan metode analisis

ABC

Kelompok A Kelompok B Kelompok C

- Perhitungan EOQ

- Perhitungan ROP + Buffer Stock

Pengendalian Persediaan yang

efektif dan efisien

Page 53: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

38

3.2. Definisi Istilah

Tebel 3.1

Definisi Istilah

No Substansi Definisi Istilah Cara Pengambilan Data Instrumen Hasil Ukur

1 Pengendalian

persediaan obat

Salah satu siklus

logistik yang

berhubungan dengan

aktivitas dalam

pengaturan persediaan

obat agar menjamin

kelancaran pelayanan

wawancara mendalam Pedoman

wawancara

Pengendalian

persediaan yang

dilakukan di Gudang

Farmasi RS Zahirah

Page 54: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

39

pasien secara efektif

dan efisien

2 Daftar nama obat

paten

Seluruh nama obat

paten yang digunakan

di RS Zahirah periode

triwulan I tahun 2014

telaah dokumen Pedoman telaah

dokumen

Informasi nama obat

paten yang digunaan

di RS Zahirah

periode triwulan I

tahun 2014

3 Harga obat paten Harga obat paten per

satuan jenis di RS

Zahirah periode

triwulan I tahun 2014

telaah dokumen Pedoman telaah

dokumen

Informasi harga obat

paten per satuan

jenis di RS Zahirah

periode triwulan I

tahun 2014

4 Jumlah

pemakaian obat

paten

Jumlah pemakaian obat

paten per satuan jenis

di RS Zahirah periode

telaah dokumen Pedoman telaah

dokumen

Informasi jumlah

pemakaian obat

paten per satuan

Page 55: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

40

triwulan I tahun 2014 jenis di RS Zahirah

periode triwulan I

tahun 2014

5 Pengelompokkan

obat dengan

metode analisis

ABC

Pengelompokkan obat

paten berdasarkan nilai

investasinya untuk

memberikan prioritas

pada obat dengan nilai

investasi tinggi

Jumlah pemakaian obat paten

periode triwulan I tahun 2014

dikalikan dengan harga obat

paten

Menggunakan

Microsoft Excel

Kelompok obat

paten yang termasuk

kelompok A,

kelompok B, dan

kelompok C

berdasarkan nilai

investasi

6 Kelompok A Kelompok obat dengan

persen kumulatif 0-

70%

Metode analisis ABC Menggunakan

Microsoft Excel

Informasi obat paten

yang tergolong

kelompok A

7 Kelompok B Kelompok obat dengan

persen kumulatif 71-

Metode analisis ABC Menggunakan

Microsoft Excel

Informasi obat paten

yang tergolong

Page 56: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

41

90% kelompok B

8 Kelompok C Kelompok obat dengan

persen kumulatif 91-

100%

Metode analisis ABC Menggunakan

Microsoft Excel

Informasi obat paten

yang tergolong

kelompok C

9 Perhitungan EOQ Metode dalam

pengendalian

persediaan dengan cara

menetapkan jumlah

pesanan pada setiap

kali pesan dengan biaya

yang rendah

Menggunakan rumus EOQ:

Menggunakan

Microsoft Excel

Jumlah pemesanan

optimum untuk

setiap kali pesan

10 Perhitugan ROP +

buffer stock

- ROP= batas minimal

stok persediaan

sehingga harus

dilakukan

Menggunakan rumus ROP:

Menggunakan rumus buffer

Menggunakan

Microsoft Excel

- Waktu

dilakukannya

pemesanan ulang

- Jumlah stok

Page 57: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

42

pemesanan kembali

- Buffer stock=

persediaan tambahan

yang diadakan untuk

melindungi dan

menjaga

kemungkinan

terjadinya

kekuranngan obat

(stock out)

stock:

pengaman

Page 58: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

43

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif dan kuantitatif dengan mengolah data kedalam sebuah rumus

matematis. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

sekunder merupakan hasil dari telaah dokumen untuk mendapatkan data nama-

nama obat, harga obat dan jumlah pemakaian obat. Sedangkan data primer

merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan.

Data sekunder yang sudah didapat akan diolah dan dihitung dengan

menggunakan metode analisis ABC yang selanjutnya akan dihitung nilai EOQ,

buffer stock, dan ROP. Semua hasil perhitungan tersebut kemudian akan

diperkuat dengan analisa deskriptif berdasarkan hasil wawancara mendalam

dengan beberapa informan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RS Zahirah yang beralamat di Jalan Sirsak No.21,

Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2014.

4.3. Informan Penelitian

Informan yang akan dilibatkan sebagai sumber data adalah:

1. Kepala Instalasi Farmasi

2. Penanggung Jawab Gudang Farmasi

3. Staf Gudang Farmasi

Page 59: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

44

Informan di atas dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sesuai

dengan topik penelitian yang diangkat, yaitu pengendalian persediaan obat di

gudang farmasi RS Zahirah dan informan telah bekerja selama lebih dari 5 tahun.

4.4. Pengumpulan Data

4.4.1. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen seperti, daftar nama

obat paten, jumlah pemakaian obat paten dan harga obat paten di RS Zahirah

pada periode triwulan I tahun 2014.

4.4.2. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara tentang pengendalian

persediaan obat paten di gudang farmasi RS Zahirah.

4.5. Validitas Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan upaya menjaga validasi data

dengan melakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap hasil wawancara

mendalam dengan tiga informan. Sedangkan triangulasi metode dilakukan

dengan wawancara dan telaah dokumen.

4.6. Pengolahan Data

a. Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan

beberapa informan dicatat dan dibuat transkrip wawancara. Data

yang dianggap kurang penting dan tidak berhubungan dengan

penelitian direduksi. Kemudian hasil wawancara yang telah direduksi

ditranskrip ke dalam matriks berdasaran pertanyaan penelitian.

Page 60: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

45

b. Metode analisis ABC

Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan dan menginput data

mengenai daftar nama obat, jumlah pemakaian obat dan harga obat

paten selama tahun 2013 (Januari-Desember) dengan menggunakan

Microsoft Excel. Kemudian obat dikelompokkan berdasarkan nilai

investasinya. Nilai investasi obat dihitung dengan cara mengalikan

jumlah pemakaian dengan harga masing-masing obat.

Pengelompokkan obat dilakukan sebagai berikut:

Kelompok A dengan persentase kumulatif 0-70%

Kelompok B dengan persentase kumulatif 71-90%

Kelompok C dengan persentase kumulatif 90-100%

c. Perhitungan EOQ dilakukan berdasarkan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Q : Jumlah optimum unit per pesanan

D : Jumlah permintaan

S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H : Biaya penyimpanan per unit per tahun

d. Perhitungan buffer stock dilakukan dengan perhitungan sebagai

berikut:

Page 61: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

46

Keterangan:

SS : Safety stock/buffer stock

Z : Service level

d : Rata-rata pemakaian

L : Lead time

e. Perhitungan ROP dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

ROP : Reorder Point

d : permintaan harian

L : lead time (waktu tunggu)

SS : persediaan pengaman (safety stock/buffer stock)

4.7. Penyajian Data

Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk matriks dan narasi

berdasarkan kutipan hasil wawancara yang dibandingkan dengan teori tentang

pengendalian persediaan obat dan untuk hasil perhitungan metode analisis ABC,

EOQ, buffer stock, dan ROP akan disajikan dalam bentuk tabel.

Page 62: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

47

BAB V

HASIL

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit

5.1.1. Sejarah RS Zahirah

Pada awalnya Rumah Sakit Zahirah dibangun dengan status sebagai

Rumah Sakit Ibu dan Anak demi membantu pemerintah menyukseskan

program Indonesia Sehat 2010 dan turut membantu menciptakan masyarakat

dan lingkungan yang sehat. Rumah Sakit Zahirah dikelola oleh tim

manajemen profesional muda dengan tenaga medis yang berpengalaman.

Rumah Sakit Zahirah beroperasi sejak Mei 2004 dengan izin operasional dari

Dinas Kesehatan DKI Jakarta No.901.

Seiring perkembangannya pada tahun 2006 Rumah Sakit Zahirah

mulai menawarkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas (umum) dan

secara perlahan berusaha mengubah statusnya dari Rumah Sakit Ibu dan

Anak (RSIA) menjadi Rumah Sakit Umum (RSU Zahirah) dengan tipe C atas

Surat Keputusan No. 009/ZAHIRAH/03/2007 tanggal 22 Maret 2007 yang

ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Zahirah dr.Arjanty Wahidah

Daud, MARS.

Page 63: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

48

5.1.2. Visi, Misi dan Tujuan RS Zahirah

1. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit yang unggul dalam pelayanan dengan

manajemen dan sumber daya manusia yang profesional dan

berpengalaman.

2. Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

kepada masyarakat dengan berusaha menetapkan standar-

standar pelayanan dan prosedur serta fasilitas terbaik

dengan tujuan kepuasan dan kenyamanan pasien.

b. Meningkatkan profesionalisme dan keahlian manajemen

dalam pelayanan kesehatan dan menyadari bahwa

manusia adalah sumber daya yang terpenting dalam suatu

organisasi melalui pendidikan dan pelatihan.

Misi Khusus

Menjadikan RS Zahirah sebagai unggulan rujukan

pelayanan kesehatan anak di wilayah Jagakarsa dan

sekitarnya.

3. Tujuan

a. Mengupayakan kesembuhan para pasien secara optimal

melalui prosedur dan tindakan yang dipertanggung

jawabkan.

b. Melakukan upaya pencegahan dan peningkatan derajat

kesehatan.

Page 64: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

49

5.1.3. Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan RS Zahirah

Untuk memberikan pelayanan unggulan yang maksimal kepada

masyarakat, RS Zahirah menyediakan pelayanan dan fasilitas sebagai berikut:

1. Pelayanan Spesialis

2. Pelayanan Penunjang Medis

a. Instalasi Radiologi

b. Instalasi Fisioterapi

c. Instalasi Farmasi

d. Instalasi Laboratorium

3. Pelayanan Rawat Jalan

4. Pelayanan Rawat Inap

5. Instalasi Gawat Darurat

6. Kamar Bersalin

7. Kamar Operasi

5.1.4. Sumber Daya Manusia

Didalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

tentunya harus ditunjang dengan sumber daya kesehatan, baik sumber daya

manusia maupun sumber daya lainnya. Adapun sumber daya manusia yang

dimiliki oleh RS Zahirah yaitu sebagai berikut:

Page 65: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

50

Tabel 5.1

Jumlah Ketenagaan RS Zahirah

No Kelompok Tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Tenaga Medis

Dokter Umum/UGD 10

Dokter Spesialis 21

Dokter Gigi 8

2 Tenaga Keperawatan

D III Keperawatan 32

SPK/SPR 5

Bidan 7

3 Tenaga Kefarmasian

Apoteker 1

Asisten Apoteker 9

4 Tenaga Gizi

D III Gizi 1

SMK Tata Boga 5

5 Tenaga Keterapian Fisik Fisioterapi 2

6 Tenaga Keteknisian Medis

Radiografer 2

Perekam Medis 2

7 Tenaga Non Kesehatan

S2 1

S1 13

D III/D II 5

D1 1

SLTA 41

SMP 1

TOTAL 167

Sumber: Profil RS Zahirah Tahun 2012

Page 66: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

51

5.1.5. Unit Instalasi Farmasi RS Zahirah

Unit Instalasi Farmasi RS Zahirah merupakan salah satu dari Unit

Penunjang Medis yang berada di bawah tanggung jawab Manajer Penunjang

Medis. Unit Instalasi Farmasi yang dikepalai oleh seorang apoteker,

membawahi Unit Gudang Logistik Farmasi dan Apotek. Unit Gudang

Logistik Farmasi dikelola oleh 2 orang staf gudang dan apotek dikelola oleh 1

orang administrasi OK/VK, 3 orang administrasi apotek dan 9 orang

pelayanan resep.

Berikut merupakan struktur organisasi Unit Instalasi Farmasi RS

Zahirah:

Bagan 5.1

Struktur Organisasi Unit Instalasi Farmasi Rs Zahirah

Sumber: Profil RS Zahirah Tahun 2012

5.2. Pengendalian Persediaan

Pengendalain/pengawasan yang dilakukan RS Zahirah adalah dengan

melakukan stock opname setiap tiga bulan sekali, kartu stok sebagai pendataan

keluar masuknya obat di gudang farmasi dan buku defekta sebagai pencatatan

permintaan, pengiriman dan sisa stok di gudang farmasi. Dari pencatatan kartu

stok dan buku defekta tersebut maka dapat terlihat berapa jumlah sisa stok yang

tersedia. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut:

Unit Instalasi Farmasi

Gudang Logistik Farmasi Apotek

Page 67: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

52

“Pengendalian disini ada kartu stock, biasanya obat yang sudah dipakai

dilakukan pemotongan stock di kartunya agar terlihat obat mana yang sudah

mau habis atau yang belum, kemudian kita disini juga ada yang namanya stock

opname, stock opname itu semacam pengawasan obat, kita lihat obat-obat mana

yang sudah kadaluarsa atau yang mendekati kadaluarsa, biasanya ini dilakukan

3 bulan sekali. terus ada buku defekta, kalau apotek butuh obat kita tulis di buku

defekta itu untuk minta ke gudang.”

“Kalau pengendalian disini dengan stock opname yang dilakukan 3 bulan

sekali, terus kartu stok setiap pemberian ke apotik selalu dipotong stoknya, terus

ada juga buku defekta, dari defekta itu kita siapkan obatnya terus ada

pencatatannya, ada pemotongan stok, dari situ kita juga bisa mengetahui berapa

yang keluar dan kalau sudah habis baru harus dilakukan pemesanan lagi.”

“Kalau di gudang dilakukan pengecekkan setiap hari, dilakukan pencatatan

di kartu stock, terus disini juga ada stock opname, disini stock opnamenya juga

masih berjalan setiap 3 bulan sekali.”

Dalam persediaan obat di Gudang Farmasi RS Zahirah, pengendalian

persediaan tidak menggunakan metode khusus, yaitu hanya dengan melakukan

stock opname, pencatatan pada kartu stok dan buku defekta. Hal ini sesuai

dengan kutipan hasil wawancara berikut:

“… stock opname itu yang kita lakukan setiap 3 bulan sekali.”

“Metodenya tidak ada, hanya berdasarkan itu saja, stock opname, kartu

stock.”

“tidak ada disini”

Page 68: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

53

Ada beberapa kendala yang dialami dalam melakukan pengendalian

persediaan obat di RS Zahirah. Jumlah obat yang sangat banyak menjadi salah

satu kendala dalam melakukan proses pengendalian obat karena membutuhkan

waktu yang lama untuk melakukan stock opname, kurang disiplin dalam

mencatat kartu stok dan selain itu belum adanya sistem komputerisasi juga

menjadi kendala yang dirasakan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut:

“Kendalanya karena obat disini banyak sekali jadi agak susah dan butuh

waktu yang lama untuk melakukan pengendalian atau pengawasan. Seperti stock

opname, kita biasanya melakukannya selama seminggu lebih karena banyaknya

obat”

“…kadang-kadang lupa memotong stock jadi stock otomatis tidak kepotong,

tiba-tiba pas lagi besoknya yang mau dipakai lagi eeh barangnya kosong tapi

stocknya masih ada di komputer.”

“Kalau disini banyak ya mbak, terutama karena disini masih manual jadi

sistemnya yang masih jadi kendala.”

Kejadian seperti ini akan mengakibatkan tidak terkontrolnya persediaan obat

dan sulit untuk menentukan waktu pemesanan karena tidak mengetahui jumlah

stok yang tersedia, sehingga nantinya akan terjadi kekosongan obat.

Selama pelayanan penyediaan obat di gudang farmasi sering mengalami

kekosongan obat (stock out), bahkan hampir setiap hari, terutama pada obat

paten. Stock out ini biasanya disebabkan karena adanya permintaan obat dari

dokter yang tidak sesuai dengan obat yang biasa digunakan. Selain itu kosongnya

obat di distributor juga menjadi salah satu penyebabnya. Berikut merupakan

kutipan hasil wawancara mengenai stock out dengan informan:

Page 69: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

54

“Stock out di sini sering sekali ya hampir setiap hari ada kekurangan obat,

terutama pada obat patennya.”

“Kekosongan obat sering terjadi di sini, biasanya karena dari

distributornya memang kosong obat juga, terus untuk kekosongan yang lain itu,

dokternya yang biasanya pakai dengan dosis atau merk tertentu tiba-tiba

memakai dosis atau merk yang lain lagi jadi membuat kita harus mencari

alternatifnya, itu yang kadang-kadang membuat stok kosong.”

“Kalau kekosongan juga pernah, di sini lumayan sering ya kalau

kekosongan obat, biasanya karena distributornya juga sedang kosong.”

Stok obat yang sedang kosong, namun ada permintaan dari apotek, unit

gudang farmasi akan mengusahakan mencari persamaan obat atau menyediakan

obat dengan merk yang berbeda namun fungsi kandungan yang sama. Jika tidak

terdapat obat yang sama atau dokter tetap ingin menggunakan obat tersebut unit

gudang farmasi mengusahakan membeli ke rumah sakit lain atau ke apotek luar.

Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut:

“Cari ke rumah sakit atau apotek lain di luar RS Zahirah.”

“Biasanya kita telepon dokter yang bersangkutan dulu untuk memakai obat

lain yang fungsinya sama yang ada di Zahirah, kalau dokternya mau kita pakai

obat lain tersebut, tetapi kalau tidak mau kita harus cari ke rumah sakit atau

apotek lain.”

“…atau bisa juga kita cari ke apotek lain kalau dua-duanya memang lagi

kosong.”

Page 70: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

55

5.3. Metode Analisis ABC

Perbekalan farmasi di RS Zahirah terdiri dari obat-obatan, alat kesehatan dan

reagen. Dalam penelitian ini, jenis persediaan yang diteliti adalah obat-obatan

khususnya obat paten dengan kemasan tablet dan kapsul. Berdasarkan telaah

dokumen terdapat 133 jenis obat paten dengan kemasan tablet dan kapsul

(lampiran 2). Berikut merupakan sebagian data obat paten dengan kemasan tablet

dan kapsul yang digunakan oleh RS Zahirah, data harga obat paten dan jumlah

pemakaian obat paten periode triwulan I (Januari-Maret 2014):

Tabel 5.2

Data Pemakaian Obat Paten Periode Januari-Maret Tahun 2014

Nama Obat Satuan Pemakaian Total

Pemakaian Harga Obat

Januari Februari Maret

Argesid Tablet 856 199 160 1215 Rp 1.645

Ascardia Tablet 283 412 463 1158 Rp 1.073

Aspar-K Tablet 7 0 0 7 Rp 2.922

Azomax Tablet 281 158 141 580 Rp 40.755

Berry Vision Tablet 0 0 0 0 Rp 3.257

Betaserc 24 Tablet 86 167 298 551 Rp 10.078

Buscopan Tablet 10 0 8 18 Rp 2.979

Buscopan

plus Tablet 40 0 0 40 Rp 4.117

Cal-95 Tablet 0 0 0 0 Rp 4.224

Cataflam 25 Tablet 10 0 0 10 Rp 3.081

Cataflam 50 Tablet 20 0 0 20 Rp 5.880

dst.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder

Page 71: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

56

Jenis obat yang disediakan di gudang farmasi RS Zahirah ditentukan

berdasarkan formularium yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan informan:

“Untuk menentukkan jenis obat disini kita menggunakan formularium”

“Itu berdasarkan formularium, jadi rumah sakit ini sudah mempunyai

formularium obat sendiri”

“Kalau disini berdasarkan formularium, yang saya stock yang sudah masuk

dalam formularium”

Penentuan kebutuhan obat di Gudang Farmasi RS Zahirah berdasarkan

banyaknya jumlah pemakaian pada periode sebelumnya, yaitu berdasarkan

metode konsumsi. Kelompok obat yang tergolong fast moving akan disediakan

dengan jumlah yang lebih banyak begitupun sebaliknya, obat yang tergolong

slow moving akan disediakan lebih sedikit untuk menghindari pemborosan.

Berikut merupakan kutipan hasil wawancara dengan informan:

“Berdasarkan yang sering dapakai saja, metode konsumsi berarti”

“Berdasarkan kebutuhan dari apotek itu yang biasanya kita jadikan

patokan”

“Kita melakukan pemesanan berdasarkan kebutuhan dari apotek saja”

Namun selama ini RS Zahirah belum pernah melakukan pengelompokkan

obat dengan menggunakan data riil obat, baik itu pengelompokkan berdasarkan

pemakaian maupun nilai investasinya. Pengelompokkan obat dilakukan hanya

berdasarkan pengalaman. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan:

Page 72: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

57

“Analisis ABC itu seperti sistem pareto ya? Kita belum menggunakan sistem

itu di sini. Kalau fast moving, slow moving tidak ada pengelompokan khusus, tapi

anak-anak apotek disini sudah tau mana obat yang kira-kira sering dipakai dan

mana yang jarang dipakai”

“Kalau untuk yang fast moving, slow moving kita belum dipisahkan cuma ya

anak apotek dan kita anak logistik memang sudah mengetahui mana yang kira-

kira slow moving atau fast moving. Belum pernah sih kalau ABC itu”

“Belum ada pengelompokkan khusus tapi kita mengetahuhi mana yang slow

moving, mana yang fast moving, jadi ketika order kita tidak mengorder sebanyak

yang fast moving.Oh ga pernah disini”

Obat fast moving merupakan obat yang sering digunakan di RS Zahirah

sedangkan obat slow moving merupakan obat yang jarang digunakan. Metode

ABC menggambarkan Pareto Analysis, yang menekankan bahwa sebagian kecil

dari jenis-jenis bahan yang terdapat dalam persediaan mempunyai nilai

penggunaan dan nilai investasi yang cukup besar yang mencakup lebih daripada

60% dari seluruh bahan yang terdapat dalam persediaan.

Oleh karena itu, untuk menentukan pengelompokkan obat, peneliti

melakukan studi analisis ABC dengan mengelompokkan obat berdasarkan nilai

investasinya. Berikut adalah hasil analisis ABC obat paten berdasarkan nilai

investasi tahun 2014.

Page 73: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

58

Tabel 5.3

Analisis ABC berdasarkan Nilai Investasi Obat Paten Periode Januari-

Maret Tahun 2014

Kelompok

Obat

Jumlah Jenis

Obat

Persentase

Jumlah Jenis

Obat

Nilai Investasi

(RP)

Persentase

Nilai

Investasi

Kelompok A 13 9,77% 398.978.004 70,12%

Kelompok B 21 15,79% 117.682.889 20,68%

Kelompok C 99 74,44% 52.308.200 9.19%

Total 133 100% 568.969.093 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder

Tabel di atas menunjukan kelompok obat paten berdasarkan nilai investasi

(lampiran 3). Obat paten yang tergolong kelompok A adalah sebanyak 13 jenis

obat atau 9,77% dari seluruh obat paten dengan nilai investasi sebesar Rp

398.978.004,00 atau 70,12% dari total investasi obat paten di Gudang Farmasi

RS Zahirah.

Obat paten yang tergolong kelompok B adalah sebanyak 21 jenis obat atau

15,79% dari seluruh obat paten dengan nilai investasi sebesar Rp 117.682.889,00

atau 20,68% dari total investasi obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah.

Sedangkan obat paten yang tergolong kelompok C adalah sebanyak 99 jenis obat

atau 74,44% dari seluruh obat paten dengan nilai investasi sebesar Rp

52.308.200,00 atau 9,19% dari total investasi obat paten di Gudang Farmasi RS

Zahirah.

Kendala dalam menentukan jenis persediaan yang dibutuhkan di gudang

farmasi adalah adanya permintaan obat di luar formularium yang dilakukan oleh

Page 74: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

59

dokter. Sehingga bagian gudang harus mengusahakan mencari obat tersebut.

Berikut adalah kutipan wawancara mengenai kendala tersebut dengan informan:

“Biasanya ada dokter yang meminta obat di luar formularium, jadi kita

harus cari ke apotek lain”

“Kadang-kadang dokter masih pakai di luar obat yang terdaftar di

formularium, itu kendalanya”

“Ada dokter yang minta obat tetapi tidak ada di formularium, jadi kita

harus order obat yang diminta tersebut”

5.4. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam pelaksanaan pemesanan obat di RS Zahirah tidak ada perhitungan

khusus mengenai jumlah pemesanan. Jumlah pemesanan tergantung pada

pemakaian bulan-bulan sebelumnya. Obat yang sering digunakan akan dipesan

lebih banyak daripada obat yang jarang digunakan. Sebagaimana hasil

wawancara dengan informan berikut ini:

“Jumlah pesanan dilihat dari pemakaian bulan-bulan sebelumnya,

berdasarkan hal tersebut kita bisa memperkirakan jumlah pesanan untuk bulan

berikutnya, biasanya antara bulan sebelumnya tidak jauh berbeda jumlahnya”

“Masih melihat berdasarkan bulan sebelumnya, jadi pemakaian di bulan

sebelumnya besar atau tidak, kalau memang besar untuk obat jenis tertentu ya di

bulan berikutnya kita harus pesan lebih banyak tetapi kalau pemakaian di bulan

kemarin sedikit barati kita jangan terlalu banyak pesan di bulan berikutnya”

Page 75: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

60

“Kita melihat rata-rata dari bulan-bulan sebelumnya, nanti terlihat hasilnya

berapa, yasudah kita pesan segitu, kecuali kalau pasien lagi banyak ya kita

tambahkan jumlah pesanannya”

Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan karena akan berisiko

meningkatnya biaya pemesanan jika pemesanan dilakukan dalam jumlah yang

sedikit atau meningkatkan biaya penyimpanan jika jumlah pemesanan terlalu

banyak.

Untuk mengetahui jumlah pemesanan yang optimum dalam setiap kali

melakukan pemesanan obat paten di RS Zahirah, dapat diterapkan metode

Economic Order Quantity (EOQ). Rumus untuk menentukan jumlah pemesanan

optimum menurut Heizer dan Render (2010) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Q : Jumlah optimum unit per pesanan

D : Jumlah permintaan suatu periode

S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H : Biaya penyimpanan per unit per tahun

Untuk menentukkan EOQ, diperlukan jumlah permintaan pada suatu

periode, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jumlah permintaan telah

dihitung pada analisis ABC. Biaya pemesanan obat di RS Zahirah berdasarkan

biaya telepon Menurut Kepala Instalasi Farmasi biaya pesan yang dikeluarkan

oleh RS Zahirah sebesar Rp 2.000,00. Sedangkan biaya penyimpanan sebesar

26% dari harga per item (Heizer dan Reinder, 2010).

Page 76: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

61

Setelah diketahui jumlah pemakaian obat, biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan, kemudian dilakukan perhitungan mengenai jumlah pemesanan

optimum dalam setiap kali pemesanan (lampiran 4). Berikut merupakan contoh

perhitungan EOQ pada obat Dexyclav Tab:

Jumlah pemakaian periode Januari-Maret 2014 : 4.866 tablet

Biaya Pemesanan : Rp 2.000,00

Biaya Penyimpanan : Rp 3.935,00

Maka Economic Order Quantity (EOQ) adalah:

Jadi, jumlah pemesanan yang optimal dalam setiap kali memesan obat

Dexyclav Tab adalah 70 tablet.

Kendala yang dirasakan oleh bagian gudang farmasi dalam menghitung

jumlah pemesanan adalah belum didukung oleh sistem informasi yang memadai

sehingga masih kesulitan untuk mengetahui dan menghitung jumlah pemakaian

obat setiap bulannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan:

“…karena kita belum pernah menghitung juga, jadi tidak ada patokan yang

benar-benar jelas tentang berapa banyaknya jumlah pemesanan dan karena

disini kita masih manual jadi agak susah juga dalam menghitung pemakaian

obat bulanan yang banyak”

Page 77: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

62

“Sebenarnya karena disini belum terkomputerisasi itu juga menjadi

kendala, karena kalau sudah berjalan jadi bisa melakukan perhitungan stock-

kan”

“Jumlah pasiennya yang tidak bisa diprediksi, jumlah obat yang kita pesan

segini kira-kira cukup atau tidak kalau tiba-tiba pasiennya banyak, itu saja yang

suka bikin kita khawatir”

5.5. Metode Reorder Point (ROP) dan Buffer Stock

Waktu dilakukan pemesanan di RS Zahirah dilakukan setiap bulan, namun

tidak ada jadwal pasti kapan akan dilakukan pemesanan. Pemesanan akan

dilakukan berdasarkan kebutuhan saja, yaitu dilihat dari jumlah stok yang masih

tersedia di gudang farmasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan:

“Jadwalnya sebulan sekali pasti kita melakukan pemesanan”

“Jadwal pemesanan obat itu sebenarnya awal bulan dan akhir atau bisa

juga pertengahan bulan, tergantung kebutuhan. Kita melihat dari pengeluaran

sebelumnya, kalau memang obat tersebut banyak keluar kita lakukan lagi

pemesanan tapi kalau tidak ada yang keluar kita tidak pesan lagi”

“Oh kita tidak ada jadwal, yang penting sebulan sekali saja. Pokoknya

kalau diliat stock sudah kosong atau hampir kosong baru kita order lagi”

Untuk menentukan waktu pemesanan yang ideal untuk setiap jenis obat

dapat digunakan perhitungan Reorder Point (ROP). Cara menghitung Reorder

Point (ROP) menurut Heizer dan Render (2010) adalah:

Page 78: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

63

Keterangan:

ROP : Reorder Point

d : permintaan harian

L : lead time (waktu tunggu)

SS : persediaan pengaman (safety stock/buffer stock)

Keputusan mengenai kapan mengajukan pemesanan kembali terletak

pada dua faktor, yaitu; yang pertama pertimbangan tingkat pemesanan

kembali secara langsung berdasarkan pada pemakaian normal dan yang kedua

pertimbangan sediaan pengaman berdasarkan derajat ketidakpastian dan

tingkat pelayanan yang diminta (John dan Harding, 2001). Oleh sebab itu

perlu dilakukan perhitungan mengenai buffer stock/safety stock terlebih

dahulu agar dapat menentukan kapan mengajukan pemesanan kembali.

Selama ini buffer stock yang tersedia di gudang farmasi RS Zahirah

hanya berdasarkan perkiraan saja, tidak ada perhitungan khusus untuk

menentukan buffer stock. Berikut merupakan kutipan hasil wawancara

dengan informan:

“Disini kita menyediakan buffer stock tetapi berdasarkan pengalaman

saja, jumlahnya kira-kira saja, tidak ada hitung-hitungan yang pakai rumus

khusus”

“Buffer stocknya ada tetapi selama ini buffer stocknya hanya

diperkirakan saja, belum ada hitungan mati untuk buffer stock, jadi masih

berdasarkan perkiraan saja”

Page 79: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

64

“Tidak ada, seharusnya ada perhitungannya kan ya, tetapi disini

belum ada, paling kalau untuk buffer stock itu berdasarkan pengalaman, ya

kira-kira saja”

Untuk menentukan buffer stock, perlu mempertimbangkan target

pencapaian kerja (service level). Menurut Assauri (2004), jika buffer

stock/safety stock dengan service level 98% (Z = 2,05) dan standar lead time

diketahui dan bersifat konstan, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

SS : Safety stock/buffer stock

Z : Service level

d : Rata-rata pemakaian

L : Lead time

Menurut informan lead time/waktu tunggu obat paling lama adalah 2

hari. Berikut merupakan kutipan hasil wawancara dengan informan:

“Waktu tunggunya paling lama dua hari”

“Waktunya tidak lama, paling sehari dua hari lah paling lama”

“Dua hari paling lama”

Berikut merupakan contoh perhitungan buffer stock untuk obat

Dexyclav Tab:

Jumlah pemakaian rata-rata (d) = 4.866 tablet/90 hari= 54 tablet

Page 80: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

65

Z (98%) = 2,05

Buffer stock (SS) =

= 2,05 x 54 x 2

= 221,67 atau 222 tablet

Setelah menentukkan buffer stock, maka akan dilakukan perhitungan

Reorder Point (ROP). Berikut merupakan contoh perhitungan Reorder Point

(ROP) untuk obat Dexyclav Tab:

ROP = (d x L) + SS

= (54 x 2) + 222

= 330 tablet

Jadi, Reorder Point (ROP) untuk obat Dexyclav Tab adalah 330

tablet.

Berdasarkan perhitungan tersebut, artinya pada lead time/waktu

tunggu selama 2 hari dengan pemakaian rata-rata 54, obat Dexyclav Tab

dapat dilakukan pemesanan kembali ketika stok obat sudah mencapai 330

tablet.

Kendala yang dirasakan oleh gudang farmasi dalam menentukan

kapan waktu pemesanan kembali dilakukan adalah tidak adanya perhitungan

buffer stock, belum adanya sistem informasi yang memadai dan

keterlambatan distributor dalam mengirim obat. Berikut merupakan hasil

wawancara dengan informan:

“Karena masih manual kita jadi harus sering-sering cek kartu stock,

dilihat obatnya sudah limit atau belum, kalau limit berarti kita harus pesan”

Page 81: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

66

“Biasanya kendala dari distributornya, seperti banjir, otomatis

semuanya jadi terlambat”

Page 82: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

67

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui studi pengendalian obat paten menggunakan

data terkait obat paten selama periode triwulan I (Januari-Maret) tahun 2014 di

Rumah Sakit Zahirah. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah komponen biaya

penyimpanan (biaya gedung, biaya penanganan bahan, biaya pekerja dan biaya

investasi) tidak dihitung secara rinci karena data tidak tersedia sehingga

perhitungan biaya penyimpanan menggunakan teori Heizer dan Render (2010),

yaitu 26% dari harga barang.

6.2. Pengendalian Persediaan

RS Zahirah didukung oleh instalasi farmasi khususnya gudang farmasi yang

bertanggung jawab mengelola dan menyelenggarakan kegiatan yang mendukung

ketersediaan obat dan alat kesehatan di RS Zahirah. Agar ketersediaan obat dapat

berjalan dengan baik, yaitu dengan jumlah yang tepat, disediakan pada waktu

yang dibutuhkan dan dengan biaya yang terendah-rendahnya maka unit gudang

farmasi RS Zahirah berupaya melakukan pengendalian persediaan.

Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan kepada 3 orang

informan, pengendalian persediaan yang dilakukan oleh unit gudang farmasi RS

Zahirah adalah dengan melakukan stock opname, pencatatan pada kartu stok dan

buku defekta. Stock opname di gudang farmasi RS Zahirah dilaksanakan setiap 3

bulan sekali untuk mengecek dan mencocokan kondisi fisik barang dengan kartu

Page 83: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

68

stok. Selain itu melalui stock opname juga dapat diketahui obat yang mendekati

kadaluarsa. Obat yang mendekati kadaluarsa akan diinformasikan kepada dokter

agar digunakan terlebih dahulu atau dikembalikan kepada distributor. Hal ini

sudah sesuai menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI

(2010), yaitu stock opname diperlukan untuk kebutuhan audit dan perencanaan

yang wajib dilakukan.

Kartu stok di gudang farmasi RS Zahirah merupakan pencatatan yang

dilakukan setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran,

hilang, rusak/kadaluarsa). Sedangkan buku defekta merupakan pencatatan

mengenai permintaan dan pengiriman obat dari gudang farmasi ke apotek. Obat

yang diminta oleh apotek dicatat dalam buku tersebut, selanjutnya staf gudang

farmasi memeriksa stok yang ada apakah cukup untuk memenuhi permintaan,

setelah itu jumlah obat yang dikirim dan sisa stok yang ada di gudang farmasi

dicatat dalam buku tersebut. Hal ini sesuai dengan Dirjend Binakefarmasian dan

Alat Kesehatan RI (2010) yang menjelaskan bahwa pencatatan merupakan suatu

kegiatan yang bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang

keluar dan masuk di lingkungan IFRS.

Di gudang farmasi RS Zahirah, pelayanan penyediaan obat untuk apotek

sering tidak sesuai dengan kebutuhan/permintaan. Hal ini disebabkan karena stok

obat yang tidak cukup (stock out) untuk memenuhui permintaan tersebut.

Kekosongan obat ini menyebabkan dilakukannya pembelian obat ke apotek luar

atau RS lain. Kondisi ini dapat mengakibatkan pemborosan, karena obat yang

dibeli ke apotek luar atau RS lain tentunya mengeluarkan biaya yang lebih besar

dibandingkan dengan membeli ke distributor. Seharusnya menurut Aditama

Page 84: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

69

(2002), barang/bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi harus

tersedia dalam jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (sesuai dengan

kebutuhan) dengan harga serendah mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pelayanan penyediaan obat di gudang RS Zahirah belum berjalan

dengan baik sesuai dengan teori yang ada.

Kekosongan obat tersebut sebenarnya dapat dihindari jika dilakukan

perencanaan/penentuan kebutuhan perbekalan farmasi secara terpadu. Hal ini

sesuai menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI

(2010), yaitu dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk pengadaan

perbekalan farmasi secara terpadu diharapkan perbekalan farmasi yang

direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tersedia pada saat

dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan dengan 3

informan, penentuan/perencanaan kebutuhan di RS Zahirah dilakukan dengan

metode konsumsi, yaitu dengan melihat data pemakaian obat 3 bulan

sebelumnya. Menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes

RI (2010) perencanaan/penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan 3 metode,

yaitu: metode konsumsi (data konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu),

metode epidemiologi (berdasarkan pola penyakit), dan kombinasi (kombinasi

antara metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang

ada). Hal ini menunjukkan bahwa RS Zahirah menggunakan salah satu metode

perencanaan berdasarkan Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan

Kemenkes RI (2010).

Page 85: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

70

Dalam melakukan perencanaan obat di RS Zahirah juga dipegaruhi oleh

kecepatan pergerakan obat, yaitu fast moving dan slow moving. Namun dalam

menentukan obat yang tergolong fast moving atau slow moving tidak pernah

dilakukan perhitungan, melainkan hanya berdasarkan pengalaman dan perkiraan.

Belum adanya pembagian obat berdasarkan nilai investasi obat menyebabkan

jumlah obat yang dipesan oleh RS Zahirah juga belum dibuat perencanaannya

berdasarkan EOQ dan ROP. Sehingga dalam menentukan jumlah obat yang

dipesan dan waktu pemesanan obat hanya berdasarkan perkiraan saja, akibatnya

dapat terjadi kelebihan atau kekurangan obat yang dapat menyebabkan kerugian

bagi pihak RS Zahirah.

Untuk itu, gudang farmasi RS Zahirah memerlukan perhitungan sesuai

dengan data riil kebutuhan pasien mengenai jumlah pemesanan dan waktu

pemesanan yang tepat agar obat dapat tersedia dalam jumlah yang tepat dan pada

waktu yang dibutuhkan serta diperoleh dengan harga yang serendah mungkin.

Namun sebelum menentukan jumlah dan waktu pemesanan, perlu diketahui obat

mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi persediaan.

Sebagaimana menurut John dan Harding (2001), pengendalian persediaan yang

efektif harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan

menjadi prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan

kapan seharusnya dilakukan pemesanan kembali.

6.3. Metode Analisis ABC

Menurut Sabarguna (2005), ciri logistik/persediaan rumah sakit, yaitu

spesifik (obat, alkes, film, rontgen, dan lain-lain), harga yang variatif, dan jumlah

item yang sangat banyak. Begitupun dengan RS Zahirah, perbekalan farmasi

Page 86: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

71

yang tersedia terdiri dari obat-obatan, alat kesehatan dan reagen. Setiap

perbekalan farmasi tersebut memiliki harga dan jumlah pemakaian yang berbeda

per itemnya. Obat yang digunakan di RS Zahirah terdiri dari obat generik dan

obat paten, keduanya memiliki tingkat pemakaian yang tinggi. Namun tingkat

pemakaian obat paten yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah persediaan

yang cukup, terutama pada kemasan tablet dan kapsul.

Berdasarkan hasil telaah dokumen terdapat 133 jenis obat paten dengan

kemasan tablet dan kapsul di RS Zahirah. Setiap jenis obat tersebut memiliki

karakteristik yang berbeda baik dari jumlah pemakaian maupun harga, yang

keduanya menentukan nilai investasi obat. Sehingga diperlukan perlakuan yang

berbeda terhadap setiap jenis obat terutama pada obat dengan nilai investasi

tinggi. Hal ini sesuai menurut Heizer dan Reider (2010), apabila bahan

diperlakukan sama rata, maka tindakan tersebut terkadang akan merugikan

perusahaan karena terdapat perbedaan nilai mata uang dari bahan yang

dipergunakan. Oleh sebab itu diperlukan pengelompokkan obat berdasarkan nilai

investasinya agar dapat menentukkan prioritas persediaan. Untuk menentukkan

prioritas persediaan cara yang paling umum digunakan adalah dengan analisis

ABC.

Penentuan persediaan obat yang dilakukan oleh unit gudang farmasi RS

Zahirah berpedoman pada formularium rumah sakit sebagai dasar penyusunan

kebutuhan obat. Namun permintaan obat di luar formularium masih terjadi. Hal

ini disebabkan adanya kasus penyakit baru yang diderita pasien, sehingga

obatnya belum terdapat pada daftar formularium rumah sakit. Menurut Seto

(2004), penentuan kebutuhan obat di rumah sakit harus berpedoman kepada

Page 87: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

72

daftar obat essensial, formularium rumah sakit, standar terapi dan jenis penyakit

di rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa RS Zahirah dalam melakukan

penentuan kebutuhan dilakukan sesuai dengan teori menurut Seto (2004), yaitu

dengan menggunakan formularium rumah sakit, namun belum sepenuhnya dapat

terlaksanan dengan baik, karena masih adanya kasus permintaan obat di luar

formularium rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 informan yang telah dilakukan,

dalam penentuan kebutuhan di RS Zahirah dilakukan berdasarkan banyaknya

jumlah pemakaian pada periode sebelumnya. Kelompok obat yang tergolong fast

moving akan disediakan dengan jumlah yang lebih banyak, begitupun sebaliknya,

obat yang tergolong slow moving akan disediakan lebih sedikit. Namun dalam

pelaksanaannya untuk menentukan obat yang fast moving atau slow moving dan

obat dengan nilai investasi tinggi atau nilai investasi rendah tidak ditentukan

menggunakan analisis ABC. Menurut Assauri (2004), metode ABC ini

menggambarkan Pareto Analysis, yang menekankan bahwa sebagian kecil dari

jenis-jenis bahan yang terdapat dalam persediaan mempunyai nilai penggunaan

yang cukup besar yang mencakup lebih daripada 60% dari seluruh bahan yang

terdapat dalam persediaan.

Hasil analisis ABC investasi yang disajikan pada tabel 5.3, bahwa obat paten

yang termasuk kelompok A hanya 9,77% dari seluruh jenis obat paten yang

diminta oleh apotek, namun obat ini menyerap anggaran rumah sakit paling

banyak dibandingkan obat paten lainnya, yaitu sebesar 70,12% dari total

penggunaan anggaran obat paten. Obat paten yang termasuk kelompok B

jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kelompok A, yaitu 15,79% dari

Page 88: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

73

seluruh jenis obat paten yang diminta oleh apotek dan menyerap anggaran lebih

sedikit dibandingkan kelompok A, yaitu sebesar 20,68% dari total penggunaan

anggaran obat paten. Sedangkan obat yang termasuk kelompok C merupakan

jenis obat yang paling banyak, yaitu 74,44% dari seluruh jenis obat paten yang

diminta apotek, namun menyerap anggaran paling sedikit, yaitu 9,19% dari total

penggunaan anggaran untuk obat paten.

Analisis ABC adalah untuk memfokuskan perhatian manajemen terhadap

penentuan jenis barang yang paling penting dan perlu diprioritaskan dalam

persediaan. Tidaklah realistis jika memantau barang yang tidak mahal dengan

intensitas yang sama dengan barang yang sangat mahal (Heizer dan Render,

2010). Oleh sebab itu pengendalian yang dapat dilakukan untuk masing-masing

kelompok adalah sebagai berikut:

1. Kelompok A

Persediaan obat yang tergolong kelompok A di RS Zahirah sebanyak

13 jenis (9,77%) obat dengan pemakaian anggaran 70,12% dari total

investasi obat paten di gudang farmasi RS Zahirah. Menurut Heizer

dan Render (2010), kelompok A merupakan barang dengan jumlah

fisik kecil dengan nilai investasi yang besar, sehingga obat tersebut

harus memiliki kontrol persediaan yang lebih ketat, pencatatan harus

lebih akurat serta frekuensi pemeriksaan lebih sering. Pengawasan

fisik dapat dilakukan lebih ketat dan secara periodik setiap satu

bulan.

Page 89: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

74

2. Kelompok B

Persediaan obat yang tergolong kelompok B di RS Zahirah sebanyak

21 jenis (15,79%) obat dengan pemakaian anggaran 20,68% dari

total investasi obat paten di gudang farmasi RS Zahirah. Menurut

Heizer dan Render (2010), kelompok B merupakan barang dengan

jumlah fisik dan nilai investasi yang sedang, sehingga obat yang

tergolong kelompok B memerlukan perhatian yang cukup penting

setelah kelompok A. Perlu dilakukan pengawasan fisik yang

dilakukan secara periodik setiap 4 bulan sekali.

3. Kelompok C

Persediaan obat yang tergolong kelompok C di RS Zahirah sebanyak

99 jenis (74,44%) obat dengan pemakaian anggaran 9,19% dari total

investasi obat paten di gudang farmasi RS Zahirah. Hal ini

menunjukkan lebih dari 70% obat yang beredar di RS Zahirah justru

memiliki nilai investasi yang kecil, sehingga RS Zahirah perlu

mengkaji ulang perencanaan obat-obatannya untuk melihat item obat

manakah yang tidak berjalan dan mencari tahu penyebab tidak

berjalannya obat. Obat-obat yang tidak diperlukan karena sudah

banyaknya obat dengan jenis yang sama dapat dipertimbangkan

untuk dihilangkan, sehingga RS Zahirah juga dapat menghemat biaya

penyimpanan obat. Menurut Heizer dan Reinder (2010), kelompok C

merupakan barang dengan jumlah fisik yang besar namun nilai

investasi yang kecil. Sehingga obat yang tergolong kelompok C tidak

memerlukan pengendalian ketat seperti kelompok A dan B.

Page 90: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

75

Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan tidak ketat dan cukup

sederhana. Pengawasan fisik dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Obat dengan kelompok A dan B menyerap biaya investasi sebesar 90% dari

total investasi, sehingga memerlukan perhatian khusus pada pengendalian

persediaan agar selalu dapat dikontrol.

6.4. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam melakukan pemesanan obat di RS Zahirah tidak ada perhitungan

khusus mengenai jumlah pemesanan. Jumlah pemesanan tergantung kebutuhan

dari apotek. Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan karena akan berisiko

meningkatnya biaya pemesanan jika pemesanan dilakukan dalam jumlah yang

sedikit atau meningkatkan biaya penyimpanan jika jumlah pemesanan terlalu

banyak.

Oleh sebab itu diperlukan perhitungan yang tepat untuk mengetahui jumlah

pemesanan optimum, yaitu dengan metode Economic Order Quantity (EOQ).

Dengan menerapkan metode ini maka akan membantu manajemen untuk

mengambil keputusan jumlah pemesanan agar tidak terjadi investasi berlebihan

yang tertanam dalam persediaan dan tidak mengalami kekurangan persediaan.

Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah persediaan barang yang

dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari persediaan

barang tersebut (Sabarguna, 2004). Dua macam biaya yang dipertimbangkan

dalam model EOQ adalah biaya penyimpanan dan biaya pemesanan (Mardiyanto,

2009). Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total, untuk

meminimalkan biaya total persediaan maka dapat dilakukan dengan cara

meminimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Page 91: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

76

Menurut Heizer dan Render (2010), seiring dengan meningkatnya kuantitas

barang yang dipesan, maka jumlah pemesanan pertahunnya akan menurun namun

biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan yang harus diurus

lebih banyak. Untuk itu jumlah pemesanan harus dapat meminimalkan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan. Sehingga menurut Seto (2004), untuk

menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis, harus diusahakan untuk

memperkecil biaya-biaya pemesanan dan biaya-biaya penyimpanan.

Pada lampiran 4 diketahui jumlah pemesanan optimum untuk masing-

masing obat paten di RS Zahirah. Sebagai contoh obat Dexyclav Tab,

berdasarkan perhitungan, jumlah pemesanan yang paling ekonomis untuk obat ini

adalah sebanyak 70 tablet setiap kali pemesanan. Jumlah ini akan menggunakan

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang paling sedikit sehingga

merupakan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.

Dalam menjalankan metode EOQ ini yang bertujuan untuk mendapatkan

jumlah pemesanan yang optimum tentunya harus didukung oleh sistem informasi

yang dapat mengetahui jumlah pemakaian setiap obat setiap periode. Sistem

informasi di RS Zahirah belum berjalan secara maksimal sehingga belum bisa

memberikan informasi mengenai jumlah pemakaian setiap obat tersebut. Hal ini

menjadi kendala yang dirasakan oleh gudang farmasi RS Zahirah, sehingga

jumlah pemesanan hanya berdasarkan perkiraan.

6.5. Metode Reorder Point (ROP) dan Buffer Stock

Dalam menentukkan waktu pemesanan kembali di RS Zahirah tidak

menggunakan perhitungan khusus. Obat akan dipesan jika jumlah stok di gudang

farmasi sudah hampir habis. Sehingga sering terjadi kekosongan obat ketika obat

Page 92: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

77

tersebut dibutuhkan. Obat harus selalu tersedia setiap saat dibutuhkan agar

pelayanan kepada pasien tetap berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu sebelum

persediaan habis maka pemesanan barang harus dilakukan. Hal ini sesuai dengan

Anief (2001), yaitu keseimbangan antara persediaan dan permintaan perlu

diciptakan agar kemampuan pelayanan pada pasien dapat berlanjut. Untuk itu

perlu dicari waktu yang tepat, pada saat dimana pembelian harus dilakukan

sehingga pelayanan tidak terputus, tetapi persediaan masih dalam batas-batas

yang ekonomis.

Untuk mencari waktu yang tepat dapat dilakukan dengan perhitungan

Reorder Point (ROP). Waktu pemesanan kembali ditetapkan agar persediaan

dapat menutupi kebutuhan persediaan selama masa tenggang/menunggu pesanan

tiba. Menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI (2010),

lead time adalah waktu tunggu yang diperlukan mulai pemesanan sampai obat

diterima. Berdasarkan hasil wawawncara dengan 3 informan yang telah

dilakukan waktu tunggu yang dibutuhkan oleh RS Zahirah dari waktu pemesanan

sampai barang datang adalah 2 hari.

Menurut John dan Harding (2010), keputusan mengenai kapan mengajukan

pemesanan kembali terletak pada dua faktor, yaitu yang pertama pertimbangan

tingkat pemesanan kembali secara langsung berdasarkan pada pemakaian normal

dan yang kedua pertimbangan sediaan pengaman berdasarkan derajat

ketidakpastian dan tingkat pelayanan yang diminta. Oleh sebab itu perlu

dilakukan perhitungan mengenai buffer stock/safety stock terlebih dahulu agar

dapat menentukan kapan mengajukan pemesanan kembali.

Page 93: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

78

Selama ini buffer stock yang tersedia di RS Zahirah hanya berdasarkan

perkiraan, tidak ada perhitungan khusus. Menurut Rangkuty (1996), buffer stock

adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi dan menjaga

kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Dalam menentukkan

buffer stock, perlu mempertimbangkan target pencapaian kerja (service level) dan

standar lead time yang diketahui. Menurut Assauri (2004), service level untuk

menghitung buffer stock adalah 98% dengan nilai Z sebesar 2,05. Sedangkan

lead time/waktu tunggu obat paling lama di RS Zahirah adalah 2 hari.

Pada lampiran 5 diketahui besar buffer stock dan ROP untuk masing-masing

obat paten. Sebagai contoh obat Dexyclav Tab, berdasarkan perhitungan besar

buffer stock obat Dexyclav Tab adalah 222 tablet dan Reorder Point-nya adalah

330 tablet. Artinya, pemesanan obat Dexyclav Tab akan dilakukan jika stok obat

tersebut mencapai 330 tablet. Jumlah tersebut merupakan titik/jumlah ideal

dilakukannya pemesanan ulang agar terhindar dari kekurangan stok karena

permintaan yang meningkat.

Kendala yang dirasakan oleh gudang farmasi dalam menentukan waktu

pemesanan kembali adalah tidak adanya perhitungan buffer stock karena belum

adanya sistem informasi yang memadai sehingga waktu pemesanan tergantung

dengan kondisi stok yang tersedia di gudang.

Page 94: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

79

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Pengendalian/pengawasan persediaan yang dilakukan di gudang

farmasi RS Zahirah yaitu melalui stock opname, kartu stok dan buku

defekta. Pengendalian persediaan obat paten belum menggunakan

metode pengendalian khusus, seperti analisis ABC untuk prioritas

persediaan, Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan

jumlah pemesanan optimum, Reorder Point (ROP) dan buffer stock

untuk menentukan waktu pemesanan yang ideal.

2. Berdasarkan analisis ABC investasi, terdapat 13 jenis (9,77%) obat

paten yang tergolong kelompok A, yaitu dengan penggunaan

anggaran sebesar 70,12% dari total penggunaan anggaran obat paten,

21 jenis (15,79%) obat paten yang tergolong kelompok B, yaitu

dengan penggunaan anggaran sebesar 20,68% dari total penggunaan

anggaran obat paten dan 99 jenis (74,44%) obat paten yang tergolong

kelompok C, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 9,19% dari

total penggunaan obat paten.

3. Berdasarkan metode Economic Order Quantity (EOQ), jumlah

pemesanan optimum untuk 13 obat paten yang termasuk kelompok A

bervariasi mulai dari 12-105 item. Jumlah pemesanan optimum untuk

21 obat paten yang termasuk kelompok B mulai dari 7-110 item.

Page 95: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

80

Sedangkan jumlah pemesanan optimum untuk 99 obat paten yang

termasuk kelompok C mulai dari 0-298 item.

4. Berdasarkan metode Reorder Point (ROP) dengan

mempertimbangkan buffer stock diperoleh titik pemesanan

kembali/waktu pemesanan kembali untuk 13 obat paten yang

termasuk kelompok A bervariasi mulai dari 22-330 item. Titik

pemesanan kembali/waktu pemesanan kembali untuk 21 obat paten

yang termasuk kelompok B mulai dari 5-54 item. Sedangkan titik

pemesanan kembali/waktu pemesanan kembali untuk 99 obat paten

yang termasuk kelompok C mulai dari 2-46 item.

7.2. Saran

1. Perlu adanya sistem informasi untuk dapat menghasilkan informasi

mengenai jumlah pemakaian setiap obat, baik perbulan, triwulan atau

tahunan, agar memudahkan dalam menyusun kebutuhan persediaan

obat. Seperti penggunaan sistem informasi manajemen rumah sakit

yang terintegrasi ke setiap unit sehingga mempermudah

pengawasan/pengendalian obat-obatan.

2. Perlu diterapkan metode analisis ABC untuk memberikan prioritas

yang berbeda terhadap setiap kelompok obat karena obat dengan nilai

investasi tinggi memerlukan sistem pengendalian yang lebih ketat

dbandingkan obat dengan nilai investasi rendah.

3. Perlu diterapkan metode EOQ dan ROP untuk menghindari

terjadinya kekosongan obat karena selama ini RS Zahirah sering

mengalami kekosongan obat.

Page 96: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2.

Jakarta: UI-Press

Anief, Mohamad. 2001. Manajemen Farmasi. Cetakan I. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Bowersox, Donald J. 2004. Manajemen Logistik Integrasi Sistem-Sistem Manajemen

Fisik dan Material. Jakarta: Bumi Aksara

Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. 2010. Pedoman

Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit

Fadhila, Rahmi. 2013. Studi Pengendalian Persediaan Obat Generik Melalui Metode

Analisis ABC, EOQ dan ROP di Gudang Farmasi RS Islam Asshobirin Tahun

2013. Jakarta: Skripsi UIN

Fajarwati. 2011. Gambaran Sistem Pengelolaan Penyimpanan Barang Logistik di

Unit Logistik Sub Bagian Pelaksana Rumah Tangga RSUD Budhi Assih Tahun

2011. Depok: Skripsi UI

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat

Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo

Johns, DT dan Harding, HA. 2001. Manajemen Operasi untuk Meraih Keunggulan

Kompetitif. Jakarta: PPM

Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan

Farmasi Rumah Sakit

Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo

Page 97: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Mellen dan Pudjiharjo. 2013. Faktor Penyebab dan Kerugian Akibat Stockout dan

Stagnant Obat di Unit Logistik RSU Haji Surabaya. Surabaya: Jurnal

Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1

Minarsih, Mike. 2011. Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Produktifitas Krja

Perawat di IRNA Non Bedan (Penyakit Dalam) RSUP DR.M.Djamil Padang

Tahun 2011. Padang: Skripsi Universitas Andalas

PAHO/WHO. 2007. Manajemen dan Logistik Bantuan Kemanusiaan dalam Sektor

Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: EGC

Rangkuty, F. 1996. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Seto, Soerjono. 2004. Manajamen Farmasi. Surabaya: Airlangga University Press

Sheina, Baby. 2010. Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Yogyakarta: Jurnal KesMas UAD Volume 4

Nomor 1

Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC

Subagya. 1994. Manajemen Logistik. Jakarta: CV Haji Masaguna

Suciati, Susi. 2006. Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di

Instalasi Farmasi. Depok: Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 9

Nomor 1

Sulastri. 2002. Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik dengan Metode Analisis

Pemakaian, Buffer Stock dan Reorder Point di Unit Gudang Farmasi RS Haji

Jakarta Thun 2011. Depok: Skripsi UI

Tjay, Tan Han dan Raharjo, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan

dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT Gramedia

Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Page 98: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Responden

Jabatan : Kepala Instalasi Farmasi (Informan1)

Pertanyaan

1. Bagaimana perencanaan persediaan obat yang diterapkan di RS Zahirah?

2. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

3. Metode apa yang digunakan dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

4. Bagaimana pengendalian persediaan obat yang diterapkan di gudang farmasi RS

Zahirah?

5. Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi RS

Zahirah?

6. Ada metode khusus yang digunakan dalam melakukan pengendalian persediaan di

gudang farmasi RS Zahirah?

7. Dalam pengendalian persediaan apakah ada kebijakan mengenai besar stok minimum,

maksimum dan buffer stock?

8. Apakah pernah mengalami stock out/over stock di gudang farmasi RS Zahirah?

9. Solusi apa yang dilakukan jika terjadi stock out/over stock di gudang farmasi RS

Zahirah?

10. Kendala apa saja yang ditemui dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi

RS Zahirah?

11. Bagaimana menentukan jenis obat yang harus disediakan di gudang farmasi RS

Zahirah?

12. Apakah ada pengelompokkan jenis obat di gudang farmasi RS Zahirah? Pernah

dilakukan analisis ABC?

Page 99: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

13. Bagaimana kendala dalam menentukan jenis persediaan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

14. Bagaimana menentukan jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

Apakah ada perhitungan khusus?

15. Apa saja yang mempengaruhi jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

16. Pemesanan dilakukan lewat apa? Berapa waktu yang diperlukan dalam pemesanan?

17. Bagaimana kendala dalam menentukan jumlah pemesanan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

18. Kapan jadwal pemesanan/pembelian obat dilakukan? Bagaimana menentukan waktu

pemesanan untuk setiap jenis obat?

19. Berapa lead time/waktu tunggu pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

20. Bagaimana kendala dalam menentukan waktu pemesanan/pembelian obat?

Page 100: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Responden

Jabatan : Penanggung Jawab Gudang Farmasi (Informan 2)

Pertanyaan

1. Bagaimana perencanaan persediaan obat yang diterapkan di RS Zahirah?

2. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

3. Metode apa yang digunakan dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

4. Bagaimana pengendalian persediaan obat yang diterapkan di gudang farmasi RS

Zahirah?

5. Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi RS

Zahirah?

6. Ada metode khusus yang digunakan dalam melakukan pengendalian persediaan di

gudang farmasi RS Zahirah?

7. Dalam pengendalian persediaan apakah ada kebijakan mengenai besar stok minimum,

maksimum dan buffer stock?

8. Apakah pernah mengalami stock out/over stock di gudang farmasi RS Zahirah?

9. Solusi apa yang dilakukan jika terjadi stock out/over stock di gudang farmasi RS

Zahirah?

10. Kendala apa saja yang ditemui dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi

RS Zahirah?

11. Bagaimana menentukan jenis obat yang harus disediakan di gudang farmasi RS

Zahirah?

12. Apakah ada pengelompokkan jenis obat di gudang farmasi RS Zahirah? Pernah

dilakukan analisis ABC?

13. Bagaimana kendala dalam menentukan jenis persediaan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

Page 101: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

14. Bagaimana menentukan jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

Apakah ada perhitungan khusus?

15. Apa saja yang mempengaruhi jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

16. Pemesanan dilakukan lewat apa? Berapa waktu yang diperlukan dalam pemesanan?

17. Bagaimana kendala dalam menentukan jumlah pemesanan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

18. Kapan jadwal pemesanan/pembelian obat dilakukan? Bagaimana menentukan waktu

pemesanan untuk setiap jenis obat?

19. Berapa lead time/waktu tunggu pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

20. Bagaimana kendala dalam menentukan waktu pemesanan/pembelian obat?

Page 102: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Responden

Jabatan : Staf Gudang Farmasi (Informan 3)

Pertanyaan

1. Bagaimana perencanaan persediaan obat yang diterapkan di RS Zahirah?

2. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

3. Metode apa yang digunakan dalam perencanaan/penentuan kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

4. Bagaimana pengendalian persediaan obat yang diterapkan di gudang farmasi RS

Zahirah?

5. Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi RS

Zahirah?

6. Ada metode khusus yang digunakan dalam melakukan pengendalian persediaan di

gudang farmasi RS Zahirah?

7. Dalam pengendalian persediaan apakah ada kebijakan mengenai besar stok minimum,

maksimum dan buffer stock?

8. Apakah pernah mengalami stock out/over stock di gudang farmasi RS Zahirah?

9. Solusi apa yang dilakukan jika terjadi stock out/over stock di gudang farmasi RS

Zahirah?

10. Kendala apa saja yang ditemui dalam pengendalian persediaan obat di gudang farmasi

RS Zahirah?

11. Bagaimana menentukan jenis obat yang harus disediakan di gudang farmasi RS

Zahirah?

12. Apakah ada pengelompokkan jenis obat di gudang farmasi RS Zahirah? Pernah

dilakukan analisis ABC?

13. Bagaimana kendala dalam menentukan jenis persediaan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

Page 103: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

14. Bagaimana menentukan jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

Apakah ada perhitungan khusus?

15. Apa saja yang mempengaruhi jumlah pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

16. Pemesanan dilakukan lewat apa? Berapa waktu yang diperlukan dalam pemesanan?

17. Bagaimana kendala dalam menentukan jumlah pemesanan di gudang farmasi RS

Zahirah? Apa solusi yang dilakukan?

18. Kapan jadwal pemesanan/pembelian obat dilakukan? Bagaimana menentukan waktu

pemesanan untuk setiap jenis obat?

19. Berapa lead time/waktu tunggu pemesanan obat di gudang farmasi RS Zahirah?

20. Bagaimana kendala dalam menentukan waktu pemesanan/pembelian obat?

Page 104: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 1

Matriks Transkrip Wawancara

NO Pertanyaan Jawaban

Informan 1 Informan 2 Informan 3

1 Bagaimana

perencanaan/penentuan

persediaan obat yang

diterapkan di RS Zahirah?

Penentuan persediaan obat itu

sesuai dengan obat yang sering

digunakan atau yang sering

diresepkan oleh dokter.

Kalau perencanaan obat itu.. karena

disini masih manual ya, kita liat

catatan stok yang keluar per bulan

untuk apotik di dalam buku defekta.

Misalnya apotik minta obat 50 dan

di gudang juga ada 50, yaudah kita

kasih ke apotik 50, berati stok di

gudang habis kan, nah kalau sudah

begitu kita harus order.

Berdasarkan kebutuhan dari apotik

itu yang biasanya kita jadikan

patokan untuk perencanaan. Jadi

Kalau perencanaannya biasanya

kita ngeliat rata-rata stock,

kebetulan kan saya yang ngorder

jadi udah tau berapa stock rata-rata

yang harus di pesan setiap bulan,

kalau misalnya pasien lagi banyak

nanti bisa ketauan dari jumlah

penjualan di apotik. Yaa

berdasarkan permintaan dari apotik

itu yang kita jadiin acuan sebagai

perencanaan pemesanan sebagai

persediaan.

Page 105: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

obat yang biasa dapakai aja.

Kemudian setelah dibuat

perencanaan tersebut, baru kita ke

apoteker, ke komisaris sama

manajer penunjang medis untuk

dicek setelah itu baru dipesan

obatnya.

2 Siapa saja yang terlibat

dalam

perencanaan/penentuan

kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

Apoteker, logistik, manajer

penunjang medis dan keuangan.

Kalau yang terlibat tadi sih kaya

orang logistiknya jelas, terus abis

itu apotekernya terus manajer

penunjang medis dengan komisaris

dan bagian keuangan.

Yang terlibat itu orang-orang

logistik, apoteker, manajer

penunjang medis, selanjutnya sih

ke manajer keuangan.

3 Metode apa yang

digunakan dalam

perencanaan/penentuan

kebutuhan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

Kalau perencanaan itu

berdasarkan yang sering dapakai

aja, eemm.. metode konsumsi

berarti.

Metodenya ada cuma kita belum

gunain itu, masih pake manual,

karena sistem disini juga belum

terkomputerisasi, jadi agak ribet.

Dulu sih sempet pernah dikasih tau

metodenya, tapi memang belum

dijalanin. Nama metodenya waktu

itu apa yaa.. ada hitung-

hitungannya gitu tapi saya lupa tuh.

Metodenya apa yaa? Ga ada sih

metodenya. Ya itu pokonya kita

melakukan pemesanan berdasarkan

kebutuhan dari apotek aja.

Page 106: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

4 Bagaimana pengendalian

persediaan obat yang

diterapkan di gudang

farmasi RS Zahirah?

Pengendalian disini ada kartu

stock, biasanya obat yang sudah

dapakai dilakukan pemotongan

stock di kartunya biar ketauan

obat mana yang sudah mau habis

atau yang belum, kemudian kita

disini juga ada yang namanya

stock opname, stock opname itu

kaya semacam pengawasan obat,

kita liat obat-obat mana yang

sudah kadaluarsa atau yang

mendekati kadaluarsa, biasanya

ini dilakukan 3 bulan sekali. terus

ada buku defekta, kalau apotek

butuh obat kita tulis di buku

defekta itu untuk minta ke

gudang.

Kalau pengendalian disini yaa

paling dengan stock opname yang

dilakukan 3 bulan sekali, terus

kartu stok setiap pemberian ke

apotik selalu dipotong stoknya, nah

dari kartu stok itu kita bisa melihat

barang yang keluar, terus ada juga

buku defekta, defekta itu dijalanin

untuk apotik seminggu dua kali

eemm.. tapi terserah apotik juga sih

bisa sehari sekali kalau mau

defekta, dari defekta itu kita siapin

obatnya terus ada pencatatannya,

ada pemotongan stok, dari situ kita

juga bisa tau berapa yang keluar

dan kalau sudah habis baru harus

dilakukan pemesanan lagi.

Kalau di gudang sih dilakukan

pengecekkan setiap hari, dilakukan

pencatatan di kartu stock,

pencatatan di kartu stock itu kan

juga bisa jadi acuan juga sih, terus

disini juga ada stock opname,

disini stock opnamenya juga masih

berjalan setiap 3 bulan sekali.

5 Siapa saja yang terlibat

dalam pengendalian

persediaan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

Semuanya terlibat, mulai dari

saya sebagai kepala farmasi,

sampai anak-anak apotek yang

lain dan anak-anak gudang juga

Kalau dalam pengendalaian yaa

semuanya terlibat, bagian logistik

dan apotik juga ikut terlibat.

Kalau stock opname itu semuanya

ya, terus kalau buat defekta itu

anak apotek, soalnya kita kan

cuma ngasih obat aja ke apotek.

Page 107: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

ikut terlibat.

6 Ada metode khusus yang

digunakan dalam

melakukan pengendalian

persediaan di gudang

farmasi RS Zahirah?

Yaa itu stock opname itu yang

kita lakukan setiap 3 bulan sekali.

Metodenyaa… eemm.. ga ada sih,

ya paling berdasarkan itu aja, stock

opname, kartu stock. Oiya

pengambilan obat ke setiap depo itu

juga ada pencatatan buktinya, jadi

kita selalu input untuk data. Ya

berdasarkan itu aja sih

pengendaliannya.

Heeemm.. ga ada tuh disini

7 Dalam pengendalian

persediaan apakah ada

kebijakan mengenai besar

stok minimum,

maksimum dan buffer

stock?

Disini sih kita nyediain buffer

stock tapi ya berdasarkan

pengalaman aja, jumlahnya kira-

kira aja, ga ada hitung-hitungan

yang pakai rumus khusus. Kalau

stock minimum dan maksimum

kita ga ada tapi ya kalau di dalam

kartu stock sudah terlihat obat

mau habis yaa itu yang dijadiin

patokan untuk melakukan

pemesanan.

Buffer stocknya ada tapi selama ini

buffer stocknya hanya diperkirakan

aja sih, belum ada hittungan mati

untuk buffer stock, jadi masih

berdasarkan perkiraan aja. Kalau

untuk besar minimun maksimum

kita ga ada.

Ga ada sih, harusnya ada

perhitungannya kan ya, tapi disini

belum ada tuh yang kaya gitu,

paling kalau untuk buffer stock itu

berdasarkan pengalaman, ya kira-

kira aja gitu.

8 Apakah pernah Stock out disini sering sekali ya Kalau untuk stock over kebetulan Stock over iya pernah dulu. Kalau

Page 108: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

mengalami stock out/over

stock di gudang farmasi

RS Zahirah?

hampir setiap hari ada

kekurangan obat, terutama pada

obat patennya. Kalau sudah

kosong gitu ya kita harus usaha

mencarinya, bisa dari rumah sakit

lain atau apotek lain di luar rs

zahirah.

itu, eem.. itu terjadi kalau misalnya

tiba-tiba dokternya resign atau apa

jadi otomatis obatnya sudah tidak

dipakai oleh dokter itu atau ngga

obatnya expired di depo lain baru

ketahuan pas lagi adain stock

opname ruangan setiap 3 bulan

sekali itu aja sih.

Kekosongan obat sering terjadi di

sini, biasanya sih karena dari

distributornya memang kosong obat

juga, mulai dari bahan bakunya

yang susah atau ada pergantian

distributor, nah itu yang kadang-

kadang infonya kita belum dapat,

terus untuk kekosongan yang lain

itu, dokternya yang biasanya pakai

dengan dosis atau merk tertentu

tiba-tiba pakai dosis atau merk

yang lain lagi jadi membuat kita

harus cari alternatifnya, itu sih yang

kekosongan juga pernah, disini sih

lumayan sering ya kalau

kekosongan obat, biasanya karena

distributornya juga lagi kosong.

Page 109: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

kadang-kadang bikin stock kosong.

9 Solusi apa yang dilakukan

jika terjadi stock out/over

stock di gudang farmasi

RS Zahirah?

Yaa itu kita cari ke rumah sakit

atau apotek lain di luar rs zahirah.

Biasanya sih kita telepon dokter

yang bersangkutan dulu buat pakai

obat lain yang fungsinya sama yang

ada di zahirah, kalau dokternya

mau yaudah kita pakai obat lain

tapi kalau ga mau yaa kita harus

cari ke rumah sakit atau apotek

lain.

Kita cari di pedagang keduanya,

kan kalau PBF itu kan resmi dari

pabrik ditunjuk PBF ini sebagai

penyalur obatnya, nah kalau

pedagang kedua ini kaya reseller

dari PBFnya itu, atau bisa juga kita

cari ke apotek lain kalau dua-

duanya memang lagi kosong.

10 Kendala apa saja yang

ditemui dalam

pengendalian persediaan

obat di gudang farmasi RS

Zahirah?

Kendalanya sih karena obat disini

banyak sekali jadi agak susah dan

butuh waktu yang lama buat

melakukan pengendalian atau

pengawasan. Kaya misalnya

stock opname, kita biasanya

melakukannya selama seminggu

lebih karena banyaknya obat itu.

Kendalanyaa… oiya kadang-

kadang untuk obat keluar itu karena

disini ngga 24 jam jadi anak apotek

masih ngambil tuh kadang-kadang

lupa motong stock jadi stock

otomatis ngga kepotong, tiba-tiba

pas lagi besoknya yang mau

dipakai lagi eeh barangnya kosong

tapi stocknya masih ada di

komputer, gitu aja sih.

Kalau disini sih banyak ya mbak

ya, terutama karena disini masih

manual jadi sistemnya yang masih

jadi kendala.

11 Bagaimana menentukan

jenis obat yang harus

Buat menentukkan jenis obat

disini kita menggunakan

Itu berdasarkan formularium, jadi

rumah sakit ini sudah mempunyai

Kalau disini berdasarkan

formularium, yang saya stock ya

Page 110: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

disediakan di gudang

farmasi RS Zahirah?

formularium. formularium obat sendiri, kaya

sekarang lagi dibikin formularium

yang baru, jadi nanti angket-angket

obat diserahkan sama dokter nanti

dokter maunya make mana dan

dokternya juga harus konsisten

untuk make obat itu terus jadi kita

ngorder pun sesuai dengan yang

dokter pakai.

yang udah masuk dalam

formularium.

12 Apakah ada

pengelompokkan jenis

obat di gudang farmasi RS

Zahirah? Pernah

dilakukan analisis ABC?

Analisis ABC itu kaya sistem

pareto ya? Hmmm kita belum

menggunakan sistem itu disini.

Kalau fast moving, slow moving

ga ada pengelompokan khusus,

tapi anak-anak apotek disini

sudah tau mana obat yang kira-

kira sering dipakai dan mana

yang jarang dipakai.

Kalau untuk yang fast moving,

slow moving kita belum dipisahin

Cuma ya anak apotek dan kita anak

logistik memang sudah tau mana

yang kira-kira slow moving atau

fast moving.

Belum pernah sih kalau ABC itu

Belum ada pengelompokkan

khusus tapi kita tau mana yang

slow moving, mana yang fast

moving, jadi begitu order kita ga

mengorder sebanyak yang fast

moving.

Oh ga pernah disini.

13 Bagaimana kendala dalam

menentukan jenis

persediaan di gudang

Biasanya ada dokter yang minta

obat di luar formularium, jadi kita

harus cari ke apotek lain.

Karena masih proses formularium

yang baru di sini, karena emang

kan formularium kita setahun

Ya paling itu, ada dokter yang

minta obat tapi ga ada di

formularium, jadi kita harus

Page 111: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

farmasi RS Zahirah? Apa

solusi yang dilakukan?

sekali, jadi kadang-kadang dokter

masih make di luar obat yang

terdaftar di formularium, itu sih

kendalanya jadi kita harus nyari

obat yang dokter mau pakai dan

melakukan pengadaan di luar

formularium.

ngorder obat yang diminta itu.

14 Bagaimana menentukan

jumlah pemesanan obat di

gudang farmasi RS

Zahirah? Apakah ada

perhitungan khusus?

Jumlah pesanan sih diliat dari

pemakaian bulan-bulan

sebelumnya, dari situ kita bisa

memperkirakan jumlah pesanan

untuk bulan berikutnya, biasanya

antara bulan sebelumnya tidak

jauh berbeda jumlahnya.

Oh kalau disini berdasarkan

perkiraan aja, ga ada hitung-

hitungannya.

Ya itu seperti yang tadi saya bilang,

sebenrnya di sini ada

perhitungannya cuma masih belum

dijalanin perhitungan itu, jadi

sifatnya masih melihat berdasarkan

bulan sebelumnya, jadi pemakaian

kita itu bulan sebelumnya besar ga,

kalau memang besar untuk obat

jenis tertentu ya di bulan berikutnya

kita harus pesan lebih banyak tapi

kalu misalnya pemakaian di bulan

kemarin sedikit barati kita jangan

terlalu banyak pesan di bulan

berikutnya.

Kita melihat rata-rata dari bulan-

bulan sebelumnya, nanti kan

katauan tuh hasilnya berapa,

yaudah kita pesan segitu, kecuali

kalau pasien lagi banyak ya kita

tambahin jumlah pesanannya.

Kalau perhitungan khusus sih ga

ada, kita cuma liat dari bulan

sebelumnya aja.

Page 112: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

15 Apa saja yang

mempengaruhi jumlah

pemesanan obat di gudang

farmasi RS Zahirah?

Jumlah pasien sama resep dokter. Yaa paling dari jumlah permintaan

apotik sih yang paling pengaruh

banget.

Biasanya ya pasiennya mbak,

kalau pasiennya lagi banyak berati

jumlah pesanannya harus

ditambah.

16 Pemesanan dilakukan

lewat apa? Berapa waktu

yang diperlukan dalam

pemesanan?

Biasanya sih anak logistik

mesennya lewat telepon. Kalau

waktunya berapa lama ya? Yaa ga

lama-lama sih, 10 menit ada lah,

kurang lebihnya sih sekitar segitu.

Pemesanan obat sih biasanya lewat

telepon ya, paling yaa sekitar 15

menitan lah kalau melakukan

pemesanan ke setiap distributor.

Lewat telepon, kalau berapa

lamanya itu tergantung sih ya

mbak, biasanya kalau telepon itu

ya lumayan sih ya 10-15 menitan,

soalnya kan kita juga harus cros

check apa yang kita pesan, jadinya

sekitar 15 menitan lah.

17 Bagaimana kendala dalam

menentukan jumlah

pemesanan di gudang

farmasi RS Zahirah? Apa

solusi yang dilakukan?

Kendalanya karena kita belum

pernah menghitung juga, jadi

tidak ada patokan yang benar-

benar jelas tentang berapa

banyaknya jumlah pemesanan

dan karena disini kita masih

manual jadi agak susah juga mau

menghitung pemakaian obat

bulanan yang segitu banyaknya.

Sebenarnya karena disini belum

terkomputerisasi itu juga menjadi

kendala, karena kan kalau misalnya

sudah berjalan jadi bisa ngadain tuh

yang namanya perhitungan stock-

kan.

Jumlah pasiennya yang ga bisa

diprediksi, jumlah obat yang kita

pesan segini kira-kira cukup ga ya

kalau tiba-tiba pasiennya banyak,

itu aja sih yang suka bikin kita

was-was.

Page 113: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

18 Kapan jadwal

pemesanan/pembelian

obat dilakukan?

Bagaimana menentukan

waktu pemesanan untuk

setiap jenis obat?

Jadwalnya sebulan sekali pasti

kita melakukan pemesanan.

Jadwal pemesanan obat itu

sebenarnya awal bulan sama akhir

atau bisa juga pertengahan bulan,

tergantung kebutuhan sih ya.

Kita melihat dari pengeluaran

sebelumnya, kalau emang obat

tersebut banyak keluar kita lakukan

lagi pemesanan tapi kalau tidak ada

yang keluar ya kita ga usah pesan

lagi.

Oh kita sih ga ada jadwal, yang

penting sebulan sekali aja.

Pokonya kalau diliat stock udah

kosong atau hampir kosong baru

kita order lagi.

19 Berapa lead time/waktu

tunggu pemesanan obat di

gudang farmasi RS

Zahirah?

Waktu tunggunya paling lama

dua hari.

Waktunya ga lama sih ya, paling

yaa sehari dua hari lah paling lama.

Dua hari paling lama.

20 Bagaimana kendala dalam

menentukan waktu

pemesanan/pembelian

obat?

Yaa itu karena masih manual kita

jadi harus sering-sering cek kartu

stock, diliat obatnya sudah limit

atau belum, kalau limit ya berati

kita harus pesan.

Kalau kendala waktu pemesanan

obat ga ada sih kayaknya.

Ngga sih, biasanya sih kendala dari

distributornya, kaya misalkan

banjir, otomatis semuanya jadi

ngaret.

Page 114: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 3

Tabel Kelompok Obat Paten berdasarkan Analisis ABC Investasi Tahun 2014

No Nama Obat Satuan

Jumlah

Pemakaian Harga Obat Nilai Investasi Persentase

Persentase

Kumulatif

Kelompok

Obat

1 Starcef 200 mg tablet 2296 Rp 37,180 Rp 85,365,280 15.00% 15.00% A

2 Dexyclav tablet 4866 Rp 15,134 Rp 73,642,044 12.94% 27.94% A

3 Starcef 100 mg tablet 2399 Rp 25,025 Rp 60,034,975 10.55% 38.49% A

4 Wlaflox tablet 1953 Rp 16,445 Rp 32,117,085 5.64% 44.13% A

5 Pantozol 40 mg tablet 1282 Rp 24,514 Rp 31,426,948 5.52% 49.65% A

6 Azomax tablet 580 Rp 40,755 Rp 23,637,900 4.15% 53.80% A

7 Volequin tablet 486 Rp 37,150 Rp 18,054,900 3.17% 56.97% A

8 Lycoxy tablet 3210 Rp 5,440 Rp 17,462,400 3.07% 60.04% A

9 Narfoz 4 tablet 729 Rp 19,633 Rp 14,312,457 2.52% 62.56% A

10 Vectrin tablet 2282 Rp 5,506 Rp 12,564,692 2.21% 64.77% A

11 Plavix tablet 321 Rp 33,676 Rp 10,809,996 1.90% 66.67% A

12 Folamil Genio tablet 2641 Rp 3,922 Rp 10,358,002 1.82% 68.49% A

13 Vometa tablet 2571 Rp 3,575 Rp 9,191,325 1.62% 70.11% A

14 Zaldiar tablet 829 Rp 10,797 Rp 8,950,713 1.57% 71.68% B

15 Livercare tablet 1195 Rp 6,915 Rp 8,263,425 1.45% 73.13% B

16 Ezygard tablet 1240 Rp 6,578 Rp 8,156,720 1.43% 74.56% B

17 Natavit kapsul 2151 Rp 3,479 Rp 7,483,329 1.32% 75.88% B

18 Glucophage XR tablet 2334 Rp 3,089 Rp 7,209,726 1.27% 77.15% B

19 Metrison tablet 2301 Rp 2,932 Rp 6,746,532 1.19% 78.34% B

20 Narfoz 8 tablet 184 Rp 31,460 Rp 5,788,640 1.02% 79.36% B

21 Eazycall tablet 1511 Rp 3,795 Rp 5,734,245 1.01% 80.37% B

Page 115: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

22 Betaserc 24 tablet 551 Rp 10,078 Rp 5,552,978 0.98% 81.35% B

23 Amobiotik tablet 1477 Rp 3,575 Rp 5,280,275 0.93% 82.28% B

24 Mefinter 500 tablet 1179 Rp 4,490 Rp 5,293,710 0.93% 83.21% B

25 Mucosta tablet 903 Rp 5,691 Rp 5,138,973 0.90% 84.11% B

26 Zeufor 500 mg tablet 345 Rp 14,515 Rp 5,007,675 0.88% 84.99% B

27 Hp-Pro tablet 1055 Rp 4,667 Rp 4,923,685 0.87% 85.86% B

28 Nomesis tablet 980 Rp 4,719 Rp 4,624,620 0.81% 86.67% B

29 Rimstar 4 FDC tablet 562 Rp 8,033 Rp 4,514,546 0.79% 87.46% B

30 Dexaflox tablet 119 Rp 35,750 Rp 4,254,250 0.75% 88.21% B

31 Dexacef tablet 372 Rp 10,725 Rp 3,989,700 0.70% 88.91% B

32 Radin tablet 1493 Rp 2,503 Rp 3,736,979 0.66% 89.57% B

33 Flagyl tablet 498 Rp 7,201 Rp 3,586,098 0.63% 90.20% B

34 Moloco B12 kapsul 870 Rp 3,961 Rp 3,446,070 0.61% 90.81% B

35 Methycobal 500 mg tablet 872 Rp 3,796 Rp 3,310,112 0.58% 91.39% C

36 Ritez tablet 702 Rp 4,648 Rp 3,262,896 0.57% 91.96% C

37 Dextamin tablet 1347 Rp 2,320 Rp 3,125,040 0.55% 92.51% C

38 Gluvas 2mg tablet 550 Rp 5,577 Rp 3,067,350 0.54% 93.05% C

39 Urdafalk tablet 233 Rp 12,951 Rp 3,017,583 0.53% 93.58% C

40 Inhipraz 15 tablet 252 Rp 11,440 Rp 2,882,880 0.51% 94.09% C

41 Gluvas 3mg tablet 320 Rp 7,293 Rp 2,333,760 0.41% 94.50% C

42 Inbion kapsul 1577 Rp 1,392 Rp 2,195,184 0.39% 94.89% C

43 Imboost forte tablet 671 Rp 3,163 Rp 2,122,373 0.37% 95.26% C

44 Lasix 40 tablet 432 Rp 4,860 Rp 2,099,520 0.37% 95.63% C

45 Zemyc 50 mg tablet 71 Rp 28,600 Rp 2,030,600 0.36% 95.99% C

46 Argesid tablet 1215 Rp 1,645 Rp 1,998,675 0.35% 96.34% C

47 Lifezar tablet 211 Rp 8,756 Rp 1,847,516 0.32% 96.66% C

48 Omz tablet 109 Rp 15,730 Rp 1,714,570 0.30% 96.96% C

Page 116: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

49 Curcuma tablet 1985 Rp 835 Rp 1,657,475 0.29% 97.25% C

50 Ozen tablet 240 Rp 6,197 Rp 1,487,280 0.26% 97.51% C

51 Proris tablet 1083 Rp 1,258 Rp 1,362,414 0.24% 97.75% C

52 Quidex tablet 96 Rp 14,491 Rp 1,391,136 0.24% 97.99% C

53 Ascardia tablet 1158 Rp 1,073 Rp 1,242,534 0.22% 98.21% C

54 Gluvas 1 mg tablet 420 Rp 2,932 Rp 1,231,440 0.22% 98.43% C

55 Fg Troches tablet 884 Rp 1,162 Rp 1,027,208 0.18% 98.61% C

56 Stomacer 20 mg tablet 97 Rp 10,487 Rp 1,017,239 0.18% 98.79% C

57 Imodium tablet 596 Rp 1,445 Rp 861,220 0.15% 98.94% C

58 KSR tablet 223 Rp 3,484 Rp 776,932 0.14% 99.08% C

59 Glucophage 500 tablet 440 Rp 1,526 Rp 671,440 0.12% 99.20% C

60 Lanfix 100 kapsul 849 Rp 750 Rp 636,750 0.11% 99.31% C

61 Simarc 2 mg tablet 323 Rp 1,859 Rp 600,457 0.11% 99.42% C

62 Rimactazid Paed tablet 200 Rp 2,846 Rp 569,200 0.10% 99.52% C

63 Urinter kapsul 111 Rp 4,397 Rp 488,067 0.09% 99.61% C

64 Pharflox 400 mg tablet 20 Rp 19,663 Rp 393,260 0.07% 99.68% C

65 Folamil tablet 225 Rp 1,202 Rp 270,450 0.05% 99.73% C

66 Harnal Ocas tablet 15 Rp 16,848 Rp 252,720 0.04% 99.77% C

67 Buscopan plus tablet 40 Rp 4,117 Rp 164,680 0.03% 99.80% C

68 INH 300 tablet 952 Rp 165 Rp 157,080 0.03% 99.83% C

69 Voltadex 25 mg tablet 393 Rp 393 Rp 154,449 0.03% 99.86% C

70 Cataflam 50 tablet 20 Rp 5,880 Rp 117,600 0.02% 99.88% C

71 Pharflox 200 mg tablet 8 Rp 11,869 Rp 94,952 0.02% 99.90% C

72 Reotal tablet 10 Rp 10,677 Rp 106,770 0.02% 99.92% C

73 Voltadex 50 mg tablet 141 Rp 644 Rp 90,804 0.02% 99.94% C

74 Arcoxia 120 mg tablet 4 Rp 17,303 Rp 69,212 0.01% 99.95% C

75 Buscopan tablet 18 Rp 2,979 Rp 53,622 0.01% 99.96% C

Page 117: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

76 Cataflam 25 tablet 10 Rp 3,081 Rp 30,810 0.01% 99.97% C

77 Ferofort tablet 30 Rp 1,961 Rp 58,830 0.01% 99.98% C

78 INH Ciba 300 tablet 35 Rp 845 Rp 29,575 0.01% 99.99% C

79 INH Ciba 400 tablet 40 Rp 1,101 Rp 44,040 0.01% 100.00% C

80 ISDN tablet 559 Rp 114 Rp 63,726 0.01% 100.01% C

81 Ossoral 200 tablet 40 Rp 1,430 Rp 57,200 0.01% 100.02% C

82 Stimuno tablet 11 Rp 2,593 Rp 28,523 0.01% 100.03% C

83 Aspar-K tablet 7 Rp 2,922 Rp 20,454 0.00% 100.03% C

84 Rimcure Paed tablet 6 Rp 3,432 Rp 20,592 0.00% 100.03% C

85 Adalat 10 mg tablet 0 Rp 3,183 Rp - 0.00% 100.03% C

86 Adalat oros 30 tablet 0 Rp 9,498 Rp - 0.00% 100.03% C

87 Amaryl 1 tablet 0 Rp 3,458 Rp - 0.00% 100.03% C

88 Amaryl 2 tablet 0 Rp 6,304 Rp - 0.00% 100.03% C

89 Anvomer B6 tablet 0 Rp 2,789 Rp - 0.00% 100.03% C

90 Arcoxia 60 mg tablet 0 Rp 12,296 Rp - 0.00% 100.03% C

91 Berry Vision tablet 0 Rp 3,257 Rp - 0.00% 100.03% C

92 Cal-95 tablet 0 Rp 4,224 Rp - 0.00% 100.03% C

93 Catapres tablet 0 Rp 4,660 Rp - 0.00% 100.03% C

94 Cedocard 5 tablet 0 Rp 1,478 Rp - 0.00% 100.03% C

95 Celestamin tablet 0 Rp 5,045 Rp - 0.00% 100.03% C

96 Cobazim 1000 tablet 0 Rp 3,153 Rp - 0.00% 100.03% C

97 Depakote Er 250 tablet 0 Rp 8,173 Rp - 0.00% 100.03% C

98 Dopamet tablet 0 Rp 2,288 Rp - 0.00% 100.03% C

99 Duvaldilan tablet 0 Rp 6,578 Rp - 0.00% 100.03% C

100 Gluvas 4mg tablet 0 Rp 8,509 Rp - 0.00% 100.03% C

101 Harnal D tablet 0 Rp 13,571 Rp - 0.00% 100.03% C

102 Hi-Bone tablet 0 Rp 3,542 Rp - 0.00% 100.03% C

Page 118: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

103 Imunos tablet 0 Rp 6,325 Rp - 0.00% 100.03% C

104 Ilos tablet 0 Rp 11,404 Rp - 0.00% 100.03% C

105 Inhipraz 30 tablet 0 Rp 17,545 Rp - 0.00% 100.03% C

106 Interhistin tablet 0 Rp 787 Rp - 0.00% 100.03% C

107 Lesichol 175 mg tablet 0 Rp 5,364 Rp - 0.00% 100.03% C

108 Methycobal 250 mg tablet 0 Rp 3,385 Rp - 0.00% 100.03% C

109 Nislev tablet 0 Rp 44,350 Rp - 0.00% 100.03% C

110 Ossoral 800 tablet 0 Rp 5,577 Rp - 0.00% 100.03% C

111 Pantocer 20 mg tablet 0 Rp 13,900 Rp - 0.00% 100.03% C

112 Primolut-N tablet 0 Rp 5,129 Rp - 0.00% 100.03% C

113 Primperan tablet 0 Rp 1,573 Rp - 0.00% 100.03% C

114 Pronicy tablet 0 Rp 283 Rp - 0.00% 100.03% C

115 Provital plus tablet 0 Rp 2,842 Rp - 0.00% 100.03% C

116 Retivit tablet 0 Rp 4,023 Rp - 0.00% 100.03% C

117 Retivit plus tablet 0 Rp 4,023 Rp - 0.00% 100.03% C

118 Rimcure 3 FDC tablet 0 Rp 6,864 Rp - 0.00% 100.03% C

119 Abilify tablet 0 Rp 67,915 Rp - 0.00% 100.03% C

120 Sporacid tablet 0 Rp 28,171 Rp - 0.00% 100.03% C

121 Tensivask 10 mg tablet 0 Rp 13,585 Rp - 0.00% 100.03% C

122 Tensivask 5 mg tablet 0 Rp 7,007 Rp - 0.00% 100.03% C

123 Thiamycin 500 mg tablet 0 Rp 4,290 Rp - 0.00% 100.03% C

124 Thromboaspilet tablet 0 Rp 872 Rp - 0.00% 100.03% C

125 Tramal tablet 0 Rp 7,150 Rp - 0.00% 100.03% C

126 Transamin 250 mg tablet 0 Rp 1,973 Rp - 0.00% 100.03% C

127 Vitamam 1 tablet 0 Rp 1,898 Rp - 0.00% 100.03% C

128 Vitamam 2 tablet 0 Rp 2,259 Rp - 0.00% 100.03% C

129 Zolter 400 mg tablet 0 Rp 10,725 Rp - 0.00% 100.03% C

Page 119: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

130 Zoter 200 mg tablet 0 Rp 6,149 Rp - 0.00% 100.03% C

131 Fluimucyl kapsul 0 Rp 5,744 Rp - 0.00% 100.03% C

132 Folas tablet 0 Rp 824 Rp - 0.00% 100.03% C

133 Gcm forte tablet 0 Rp 16,002 Rp - 0.00% 100.03% C

Page 120: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 4

Tabel Perhitungan EOQ Obat Paten Kelompok A tahun 2014

No Nama Obat

Jumlah

Pemakaian Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan EOQ

1 Starcef 200 mg 2296 Rp 2,000 Rp 9,667 31

2 Dexyclav 4866 Rp 2,000 Rp 3,935 70

3 Starcef 100 mg 2399 Rp 2,000 Rp 6,507 38

4 Wlaflox 1953 Rp 2,000 Rp 4,276 43

5 Pantozol 40 mg 1282 Rp 2,000 Rp 6,374 28

6 Azomax 580 Rp 2,000 Rp 10,596 15

7 Volequin 486 Rp 2,000 Rp 9,659 14

8 Lycoxy 3210 Rp 2,000 Rp 1,414 95

9 Narfoz 4 729 Rp 2,000 Rp 5,105 24

10 Vectrin 2282 Rp 2,000 Rp 1,432 80

11 Plavix 321 Rp 2,000 Rp 8,756 12

12 Folamil Genio 2641 Rp 2,000 Rp 1,020 102

13 Vometa 2571 Rp 2,000 Rp 930 105

Page 121: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Tabel Perhitungan EOQ Obat Paten Kelompok B Tahun 2014

NO Nama Obat

Jumlah

Pemakaian Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan EOQ

1 Zaldiar 829 Rp 2,000 Rp 2,807 34

2 Livercare 1195 Rp 2,000 Rp 1,798 52

3 Ezygard 1240 Rp 2,000 Rp 1,710 54

4 Natavit 2151 Rp 2,000 Rp 905 98

5 Glucophage XR 2334 Rp 2,000 Rp 803 108

6 Metrison 2301 Rp 2,000 Rp 762 110

7 Narfoz 8 184 Rp 2,000 Rp 8,180 9

8 Eazycall 1511 Rp 2,000 Rp 987 78

9 Betaserc 24 551 Rp 2,000 Rp 2,620 29

10 Amobiotik 1477 Rp 2,000 Rp 930 80

11 Mefinter 500 1179 Rp 2,000 Rp 1,167 64

12 Mucosta 903 Rp 2,000 Rp 1,480 49

13 Zeufor 500 mg 345 Rp 2,000 Rp 3,774 19

14 Hp-Pro 1055 Rp 2,000 Rp 1,213 59

15 Nomesis 980 Rp 2,000 Rp 1,227 57

16 Rimstar 4 FDC 562 Rp 2,000 Rp 2,089 33

17 Dexaflox 119 Rp 2,000 Rp 9,295 7

18 Dexacef 372 Rp 2,000 Rp 2,789 23

19 Radin 1493 Rp 2,000 Rp 651 96

20 Flagyl 498 Rp 2,000 Rp 1,872 33

21 Moloco B12 870 Rp 2,000 Rp 1,030 58

Page 122: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Tabel Perhitungan EOQ Obat Paten Kelompok C Tahun 2014

No Nama Obat

Jumlah

Pemakaian Biaya Pemesanana Biaya Penyimpanan EOQ

1 Methycobal 500 mg 872 Rp 2,000 Rp 987 59

2 Ritez 702 Rp 2,000 Rp 1,208 48

3 Dextamin 1347 Rp 2,000 Rp 603 95

4 Gluvas 2mg 550 Rp 2,000 Rp 1,450 39

5 Urdafalk 233 Rp 2,000 Rp 3,367 17

6 Inhipraz 15 252 Rp 2,000 Rp 2,974 18

7 Gluvas 3mg 320 Rp 2,000 Rp 1,896 26

8 Inbion 1577 Rp 2,000 Rp 362 132

9 Imboost forte 671 Rp 2,000 Rp 822 57

10 Lasix 40 432 Rp 2,000 Rp 1,264 37

11 Zemyc 50 mg 71 Rp 2,000 Rp 7,436 6

12 Argesid 1215 Rp 2,000 Rp 428 107

13 Lifezar 211 Rp 2,000 Rp 2,277 19

14 Omz 109 Rp 2,000 Rp 4,090 10

15 Curcuma 1985 Rp 2,000 Rp 217 191

16 Ozen 240 Rp 2,000 Rp 1,611 24

17 Proris 1083 Rp 2,000 Rp 327 115

18 Quidex 96 Rp 2,000 Rp 3,768 10

19 Ascardia 1158 Rp 2,000 Rp 279 129

20 Gluvas 1 mg 420 Rp 2,000 Rp 762 47

21 Fg Troches 884 Rp 2,000 Rp 302 108

22 Stomacer 20 mg 97 Rp 2,000 Rp 2,727 12

23 Imodium 596 Rp 2,000 Rp 376 80

24 KSR 223 Rp 2,000 Rp 906 31

25 Glucophage 500 440 Rp 2,000 Rp 397 67

26 Lanfix 100 849 Rp 2,000 Rp 195 132

27 Simarc 2 mg 323 Rp 2,000 Rp 483 52

28 Rimactazid Paed 200 Rp 2,000 Rp 740 33

29 Urinter 111 Rp 2,000 Rp 1,143 20

30 Pharflox 400 mg 20 Rp 2,000 Rp 5,112 4

31 Folamil 225 Rp 2,000 Rp 313 54

32 Harnal Ocas 15 Rp 2,000 Rp 4,380 4

33 Buscopan plus 40 Rp 2,000 Rp 1,070 12

34 INH 300 952 Rp 2,000 Rp 43 298

35 Voltadex 25 mg 393 Rp 2,000 Rp 102 124

36 Cataflam 50 20 Rp 2,000 Rp 1,529 7

37 Pharflox 200 mg 8 Rp 2,000 Rp 3,086 3

38 Reotal 10 Rp 2,000 Rp 2,776 4

Page 123: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

39 Voltadex 50 mg 141 Rp 2,000 Rp 167 58

40 Arcoxia 120 mg 4 Rp 2,000 Rp 4,499 2

41 Buscopan 18 Rp 2,000 Rp 775 10

42 Cataflam 25 10 Rp 2,000 Rp 801 7

43 Ferofort 30 Rp 2,000 Rp 510 15

44 INH Ciba 300 35 Rp 2,000 Rp 220 25

45 INH Ciba 400 40 Rp 2,000 Rp 286 24

46 ISDN 559 Rp 2,000 Rp 30 275

47 Ossoral 200 40 Rp 2,000 Rp 372 21

48 Stimuno 11 Rp 2,000 Rp 674 8

49 Aspar-K 7 Rp 2,000 Rp 760 6

50 Rimcure Paed 6 Rp 2,000 Rp 892 5

51 Adalat 10 mg 0 Rp 2,000 Rp 828 0

52 Adalat oros 30 0 Rp 2,000 Rp 2,469 0

53 Amaryl 1 0 Rp 2,000 Rp 899 0

54 Amaryl 2 0 Rp 2,000 Rp 1,639 0

55 Anvomer B6 0 Rp 2,000 Rp 725 0

56 Arcoxia 60 mg 0 Rp 2,000 Rp 3,197 0

57 Berry Vision 0 Rp 2,000 Rp 847 0

58 Cal-95 0 Rp 2,000 Rp 1,098 0

59 Catapres 0 Rp 2,000 Rp 1,212 0

60 Cedocard 5 0 Rp 2,000 Rp 384 0

61 Celestamin 0 Rp 2,000 Rp 1,312 0

62 Cobazim 1000 0 Rp 2,000 Rp 820 0

63 Depakote Er 250 0 Rp 2,000 Rp 2,125 0

64 Dopamet 0 Rp 2,000 Rp 595 0

65 Duvaldilan 0 Rp 2,000 Rp 1,710 0

66 Gluvas 4mg 0 Rp 2,000 Rp 2,212 0

67 Harnal D 0 Rp 2,000 Rp 3,528 0

68 Hi-Bone 0 Rp 2,000 Rp 921 0

69 Imunos 0 Rp 2,000 Rp 1,645 0

70 Ilos 0 Rp 2,000 Rp 2,965 0

71 Inhipraz 30 0 Rp 2,000 Rp 4,562 0

72 Interhistin 0 Rp 2,000 Rp 205 0

73 Lesichol 175 mg 0 Rp 2,000 Rp 1,395 0

74 Methycobal 250 mg 0 Rp 2,000 Rp 880 0

75 Nislev 0 Rp 2,000 Rp 11,531 0

76 Ossoral 800 0 Rp 2,000 Rp 1,450 0

77 Pantocer 20 mg 0 Rp 2,000 Rp 3,614 0

78 Primolut-N 0 Rp 2,000 Rp 1,334 0

79 Primperan 0 Rp 2,000 Rp 409 0

80 Pronicy 0 Rp 2,000 Rp 74 0

Page 124: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

81 Provital plus 0 Rp 2,000 Rp 739 0

82 Retivit 0 Rp 2,000 Rp 1,046 0

83 Retivit plus 0 Rp 2,000 Rp 1,046 0

84 Rimcure 3 FDC 0 Rp 2,000 Rp 1,785 0

85 Abilify 0 Rp 2,000 Rp 17,658 0

86 Sporacid 0 Rp 2,000 Rp 7,324 0

87 Tensivask 10 mg 0 Rp 2,000 Rp 3,532 0

88 Tensivask 5 mg 0 Rp 2,000 Rp 1,822 0

89 Thiamycin 500 mg 0 Rp 2,000 Rp 1,115 0

90 Thromboaspilet 0 Rp 2,000 Rp 227 0

91 Tramal 0 Rp 2,000 Rp 1,859 0

92 Transamin 250 mg 0 Rp 2,000 Rp 513 0

93 Vitamam 1 0 Rp 2,000 Rp 493 0

94 Vitamam 2 0 Rp 2,000 Rp 587 0

95 Zolter 400 mg 0 Rp 2,000 Rp 2,789 0

96 Zoter 200 mg 0 Rp 2,000 Rp 1,599 0

97 Fluimucyl 0 Rp 2,000 Rp 1,493 0

98 Folas 0 Rp 2,000 Rp 214 0

99 Gcm forte 0 Rp 2,000 Rp 4,161 0

Page 125: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 5

Tabel Perhitungan ROP dan Buffer Stock Obat Paten Kelompok A Tahun 2014

No Nama Obat

Jumlah

Pemakaian

Jumlah Pemakaian

per Hari

Lead

Time Z Buffer Stock ROP

1 Starcef 200 mg 2296 26 2 2.05 105 156

2 Dexyclav 4866 54 2 2.05 222 330

3 Starcef 100 mg 2399 27 2 2.05 109 163

4 Wlaflox 1953 22 2 2.05 89 132

5 Pantozol 40 mg 1282 14 2 2.05 58 87

6 Azomax 580 6 2 2.05 26 39

7 Volequin 486 5 2 2.05 22 33

8 Lycoxy 3210 36 2 2.05 146 218

9 Narfoz 4 729 8 2 2.05 33 49

10 Vectrin 2282 25 2 2.05 104 155

11 Plavix 321 4 2 2.05 15 22

12 Folamil Genio 2641 29 2 2.05 120 179

13 Vometa 2571 29 2 2.05 117 174

Page 126: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Tabel Perhitungan ROP dan Buffer Stock Obat Paten Kelompok B Tahun 2014

NO Nama Obat

Jumlah

Pemakaian

Jumlah Pemakaian

per Hari

Lead

Time Z Buffer Stock ROP

1 Zaldiar 829 9 2 2.05 38 20

2 Livercare 1195 13 2 2.05 54 29

3 Ezygard 1240 14 2 2.05 56 30

4 Natavit 2151 24 2 2.05 98 50

5 Glucophage XR 2334 26 2 2.05 106 54

6 Metrison 2301 26 2 2.05 105 53

7 Narfoz 8 184 2 2 2.05 8 6

8 Eazycall 1511 17 2 2.05 69 36

9 Betaserc 24 551 6 2 2.05 25 14

10 Amobiotik 1477 16 2 2.05 67 35

11 Mefinter 500 1179 13 2 2.05 54 28

12 Mucosta 903 10 2 2.05 41 22

13 Zeufor 500 mg 345 4 2 2.05 16 10

14 Hp-Pro 1055 12 2 2.05 48 25

15 Nomesis 980 11 2 2.05 45 24

16 Rimstar 4 FDC 562 6 2 2.05 26 15

17 Dexaflox 119 1 2 2.05 5 5

18 Dexacef 372 4 2 2.05 17 10

19 Radin 1493 17 2 2.05 68 35

20 Flagyl 498 6 2 2.05 23 13

21 Moloco B12 870 10 2 2.05 40 21

Page 127: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Tabel Perhitungan ROP dan Buffer Stock Obat Paten Kelompok C Tahun 2014

NO Nama Obat

Jumlah

Pemakaian

Jumlah Pemakaian

per Hari

Lead

Time Z Buffer Stock ROP

1 Methycobal 500 mg 872 10 2 2.05 40 21

2 Ritez 702 8 2 2.05 32 18

3 Dextamin 1347 15 2 2.05 61 32

4 Gluvas 2mg 550 6 2 2.05 25 14

5 Urdafalk 233 3 2 2.05 11 7

6 Inhipraz 15 252 3 2 2.05 11 8

7 Gluvas 3mg 320 4 2 2.05 15 9

8 Inbion 1577 18 2 2.05 72 37

9 Imboost forte 671 7 2 2.05 31 17

10 Lasix 40 432 5 2 2.05 20 12

11 Zemyc 50 mg 71 1 2 2.05 3 4

12 Argesid 1215 14 2 2.05 55 29

13 Lifezar 211 2 2 2.05 10 7

14 Omz 109 1 2 2.05 5 4

15 Curcuma 1985 22 2 2.05 90 46

16 Ozen 240 3 2 2.05 11 7

17 Proris 1083 12 2 2.05 49 26

18 Quidex 96 1 2 2.05 4 4

19 Ascardia 1158 13 2 2.05 53 28

20 Gluvas 1 mg 420 5 2 2.05 19 11

21 Fg Troches 884 10 2 2.05 40 22

22 Stomacer 20 mg 97 1 2 2.05 4 4

Page 128: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

23 Imodium 596 7 2 2.05 27 15

24 KSR 223 2 2 2.05 10 7

25 Glucophage 500 440 5 2 2.05 20 12

26 Lanfix 100 849 9 2 2.05 39 21

27 Simarc 2 mg 323 4 2 2.05 15 9

28 Rimactazid Paed 200 2 2 2.05 9 6

29 Urinter 111 1 2 2.05 5 5

30 Pharflox 400 mg 20 0 2 2.05 1 2

31 Folamil 225 3 2 2.05 10 7

32 Harnal Ocas 15 0 2 2.05 1 2

33 Buscopan plus 40 0 2 2.05 2 3

34 INH 300 952 11 2 2.05 43 23

35 Voltadex 25 mg 393 4 2 2.05 18 11

36 Cataflam 50 20 0 2 2.05 1 2

37 Pharflox 200 mg 8 0 2 2.05 0 2

38 Reotal 10 0 2 2.05 0 2

39 Voltadex 50 mg 141 2 2 2.05 6 5

40 Arcoxia 120 mg 4 0 2 2.05 0 2

41 Buscopan 18 0 2 2.05 1 2

42 Cataflam 25 10 0 2 2.05 0 2

43 Ferofort 30 0 2 2.05 1 3

44 INH Ciba 300 35 0 2 2.05 2 3

45 INH Ciba 400 40 0 2 2.05 2 3

46 ISDN 559 6 2 2.05 25 14

47 Ossoral 200 40 0 2 2.05 2 3

48 Stimuno 11 0 2 2.05 1 2

49 Aspar-K 7 0 2 2.05 0 2

Page 129: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

50 Rimcure Paed 6 0 2 2.05 0 2

51 Adalat 10 mg 0 0 2 2.05 0 2

52 Adalat oros 30 0 0 2 2.05 0 2

53 Amaryl 1 0 0 2 2.05 0 2

54 Amaryl 2 0 0 2 2.05 0 2

55 Anvomer B6 0 0 2 2.05 0 2

56 Arcoxia 60 mg 0 0 2 2.05 0 2

57 Berry Vision 0 0 2 2.05 0 2

58 Cal-95 0 0 2 2.05 0 2

59 Catapres 0 0 2 2.05 0 2

60 Cedocard 5 0 0 2 2.05 0 2

61 Celestamin 0 0 2 2.05 0 2

62 Cobazim 1000 0 0 2 2.05 0 2

63 Depakote Er 250 0 0 2 2.05 0 2

64 Dopamet 0 0 2 2.05 0 2

65 Duvaldilan 0 0 2 2.05 0 2

66 Gluvas 4mg 0 0 2 2.05 0 2

67 Harnal D 0 0 2 2.05 0 2

68 Hi-Bone 0 0 2 2.05 0 2

69 Imunos 0 0 2 2.05 0 2

70 Ilos 0 0 2 2.05 0 2

71 Inhipraz 30 0 0 2 2.05 0 2

72 Interhistin 0 0 2 2.05 0 2

73 Lesichol 175 mg 0 0 2 2.05 0 2

74 Methycobal 250 mg 0 0 2 2.05 0 2

75 Nislev 0 0 2 2.05 0 2

76 Ossoral 800 0 0 2 2.05 0 2

Page 130: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

77 Pantocer 20 mg 0 0 2 2.05 0 2

78 Primolut-N 0 0 2 2.05 0 2

79 Primperan 0 0 2 2.05 0 2

80 Pronicy 0 0 2 2.05 0 2

81 Provital plus 0 0 2 2.05 0 2

82 Retivit 0 0 2 2.05 0 2

83 Retivit plus 0 0 2 2.05 0 2

84 Rimcure 3 FDC 0 0 2 2.05 0 2

85 Abilify 0 0 2 2.05 0 2

86 Sporacid 0 0 2 2.05 0 2

87 Tensivask 10 mg 0 0 2 2.05 0 2

88 Tensivask 5 mg 0 0 2 2.05 0 2

89 Thiamycin 500 mg 0 0 2 2.05 0 2

90 Thromboaspilet 0 0 2 2.05 0 2

91 Tramal 0 0 2 2.05 0 2

92 Transamin 250 mg 0 0 2 2.05 0 2

93 Vitamam 1 0 0 2 2.05 0 2

94 Vitamam 2 0 0 2 2.05 0 2

95 Zolter 400 mg 0 0 2 2.05 0 2

96 Zoter 200 mg 0 0 2 2.05 0 2

97 Fluimucyl 0 0 2 2.05 0 2

98 Folas 0 0 2 2.05 0 2

99 Gcm forte 0 0 2 2.05 0 2

Page 131: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

Lampiran 2

Data Pemakaian Obat Paten Periode Januari-Maret Tahun 2014

No Nama Obat Satuan Pemakaian Total

Pemakaian Harga Obat

Januari Februari Maret

1 Abilify tablet 0 0 0 0 Rp 67,915

2 Adalat 10 mg tablet 0 0 0 0 Rp 3,183

3 Adalat oros 30 tablet 0 0 0 0 Rp 9,498

4 Amaryl 1 tablet 0 0 0 0 Rp 3,458

5 Amaryl 2 tablet 0 0 0 0 Rp 6,304

6 Amobiotik tablet 719 496 262 1477 Rp 3,575

7 Anvomer B6 tablet 0 0 0 0 Rp 2,789

8 Arcoxia 120 mg tablet 4 0 0 4 Rp 17,303

9 Arcoxia 60 mg tablet 0 0 0 0 Rp 12,296

10 Argesid tablet 856 199 160 1215 Rp 1,645

11 Ascardia tablet 283 412 463 1158 Rp 1,073

12 Aspar-K tablet 7 0 0 7 Rp 2,922

13 Azomax tablet 281 158 141 580 Rp 40,755

14 Berry Vision tablet 0 0 0 0 Rp 3,257

15 Betaserc 24 tablet 86 167 298 551 Rp 10,078

16 Buscopan tablet 10 0 8 18 Rp 2,979

17 Buscopan plus tablet 40 0 0 40 Rp 4,117

18 Cal-95 tablet 0 0 0 0 Rp 4,224

19 Cataflam 25 tablet 10 0 0 10 Rp 3,081

20 Cataflam 50 tablet 20 0 0 20 Rp 5,880

21 Catapres tablet 0 0 0 0 Rp 4,660

22 Cedocard 5 tablet 0 0 0 0 Rp 1,478

23 Celestamin tablet 0 0 0 0 Rp 5,045

24 Cobazim 1000 tablet 0 0 0 0 Rp 3,153

25 Curcuma tablet 0 195 1790 1985 Rp 835

26 Depakote Er 250 tablet 0 0 0 0 Rp 8,173

27 Dexacef tablet 82 132 158 372 Rp 10,725

28 Dexaflox tablet 37 30 52 119 Rp 35,750

29 Dextamin tablet 896 176 275 1347 Rp 2,320

30 Dexyclav tablet 1471 1518 1877 4866 Rp 15,134

31 Dopamet tablet 0 0 0 0 Rp 2,288

32 Duvaldilan tablet 0 0 0 0 Rp 6,578

33 Eazycall tablet 502 467 542 1511 Rp 3,795

34 Ezygard tablet 428 282 530 1240 Rp 6,578

35 Ferofort tablet 0 30 0 30 Rp 1,961

Page 132: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

36 Fg Troches tablet 148 398 338 884 Rp 1,162

37 Flagyl tablet 143 193 162 498 Rp 7,201

38 Fluimucyl kapsul 0 0 0 0 Rp 5,744

39 Folamil tablet 0 145 80 225 Rp 1,202

40 Folamil Genio tablet 810 585 1246 2641 Rp 3,922

41 Folas tablet 0 0 0 0 Rp 824

42 Gcm forte tablet 0 0 0 0 Rp 16,002

43 Glucophage 500 tablet 130 30 280 440 Rp 1,526

44 Glucophage XR tablet 819 690 825 2334 Rp 3,089

45 Gluvas 1 mg tablet 190 98 132 420 Rp 2,932

46 Gluvas 2mg tablet 176 144 230 550 Rp 5,577

47 Gluvas 3mg tablet 145 115 60 320 Rp 7,293

48 Gluvas 4mg tablet 0 0 0 0 Rp 8,509

49 Harnal D tablet 0 0 0 0 Rp 13,571

50 Harnal Ocas tablet 15 0 0 15 Rp 16,848

51 Hi-Bone tablet 0 0 0 0 Rp 3,542

52 Hp-Pro tablet 0 252 803 1055 Rp 4,667

53 Ilos tablet 0 0 0 0 Rp 11,404

54 Imboost forte tablet 206 188 277 671 Rp 3,163

55 Imodium tablet 336 151 109 596 Rp 1,445

56 Imunos tablet 0 0 0 0 Rp 6,325

57 Inbion kapsul 517 475 585 1577 Rp 1,392

58 INH 300 tablet 317 329 306 952 Rp 165

59 INH Ciba 300 tablet 0 0 35 35 Rp 845

60 INH Ciba 400 tablet 0 0 40 40 Rp 1,101

61 Inhipraz 15 tablet 112 75 65 252 Rp 11,440

62 Inhipraz 30 tablet 0 0 0 0 Rp 17,545

63 Interhistin tablet 0 0 0 0 Rp 787

64 ISDN tablet 75 176 308 559 Rp 114

65 KSR tablet 63 104 56 223 Rp 3,484

66 Lanfix 100 kapsul 295 305 249 849 Rp 750

67 Lasix 40 tablet 156 144 132 432 Rp 4,860

68 Lesichol 175 mg tablet 0 0 0 0 Rp 5,364

69 Lifezar tablet 20 85 106 211 Rp 8,756

70 Livercare tablet 275 300 620 1195 Rp 6,915

71 Lycoxy tablet 1285 1027 898 3210 Rp 5,440

72 Mefinter 500 tablet 348 693 138 1179 Rp 4,490

73 Methycobal 250 mg tablet 0 0 0 0 Rp 3,385

74 Methycobal 500 mg tablet 225 316 331 872 Rp 3,796

75 Metrison tablet 641 721 939 2301 Rp 2,932

76 Moloco B12 kapsul 225 240 405 870 Rp 3,961

77 Mucosta tablet 265 289 349 903 Rp 5,691

Page 133: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

78 Narfoz 4 tablet 167 340 222 729 Rp 19,633

79 Narfoz 8 tablet 23 80 81 184 Rp 31,460

80 Natavit kapsul 760 695 696 2151 Rp 3,479

81 Nislev tablet 0 0 0 0 Rp 44,350

82 Nomesis tablet 339 271 370 980 Rp 4,719

83 Omz tablet 36 55 18 109 Rp 15,730

84 Ossoral 200 tablet 30 10 0 40 Rp 1,430

85 Ossoral 800 tablet 0 0 0 0 Rp 5,577

86 Ozen tablet 25 60 155 240 Rp 6,197

87 Pantocer 20 mg tablet 0 0 0 0 Rp 13,900

88 Pantozol 40 mg tablet 255 463 564 1282 Rp 24,514

89 Pharflox 200 mg tablet 8 0 0 8 Rp 11,869

90 Pharflox 400 mg tablet 10 10 0 20 Rp 19,663

91 Plavix tablet 79 76 166 321 Rp 33,676

92 Primolut-N tablet 0 0 0 0 Rp 5,129

93 Primperan tablet 0 0 0 0 Rp 1,573

94 Pronicy tablet 0 0 0 0 Rp 283

95 Proris tablet 359 415 309 1083 Rp 1,258

96 Provital plus tablet 0 0 0 0 Rp 2,842

97 Quidex tablet 96 0 0 96 Rp 14,491

98 Radin tablet 372 538 583 1493 Rp 2,503

99 Reotal tablet 10 0 0 10 Rp 10,677

100 Retivit tablet 0 0 0 0 Rp 4,023

101 Retivit plus tablet 0 0 0 0 Rp 4,023

102 Rimactazid Paed tablet 120 0 80 200 Rp 2,846

103 Rimcure 3 FDC tablet 0 0 0 0 Rp 6,864

104 Rimcure Paed tablet 0 0 6 6 Rp 3,432

105 Rimstar 4 FDC tablet 45 269 248 562 Rp 8,033

106 Ritez tablet 367 222 113 702 Rp 4,648

107 Simarc 2 mg tablet 74 47 202 323 Rp 1,859

108 Sporacid kapsul 0 0 0 0 Rp 28,171

109 Starcef 100 mg tablet 819 767 813 2399 Rp 25,025

110 Starcef 200 mg tablet 661 724 911 2296 Rp 37,180

111 Stimuno tablet 0 1 10 11 Rp 2,593

112 Stomacer 20 mg tablet 76 21 0 97 Rp 10,487

113 Tensivask 10 mg tablet 0 0 0 0 Rp 13,585

114 Tensivask 5 mg tablet 0 0 0 0 Rp 7,007

115 Thiamycin 500 mg tablet 0 0 0 0 Rp 4,290

116 Thromboaspilet tablet 0 0 0 0 Rp 872

117 Tramal tablet 0 0 0 0 Rp 7,150

118 Transamin 250 mg tablet 0 0 0 0 Rp 1,973

119 Urdafalk tablet 26 87 120 233 Rp 12,951

Page 134: SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar ... · PDF fileBAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 6.4. Metode Economic Order Quantity ... Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi

120 Urinter kapsul 36 25 50 111 Rp 4,397

121 Vectrin tablet 437 620 1225 2282 Rp 5,506

122 Vitamam 1 tablet 0 0 0 0 Rp 1,898

123 Vitamam 2 tablet 0 0 0 0 Rp 2,259

124 Volequin tablet 207 150 129 486 Rp 37,150

125 Voltadex 25 mg tablet 250 106 37 393 Rp 393

126 Voltadex 50 mg tablet 10 10 121 141 Rp 644

127 Vometa tablet 780 774 1017 2571 Rp 3,575

128 Wlaflox tablet 577 737 639 1953 Rp 16,445

129 Zaldiar tablet 111 283 435 829 Rp 10,797

130 Zemyc 50 mg tablet 25 25 21 71 Rp 28,600

131 Zeufor 500 mg tablet 61 80 204 345 Rp 14,515

132 Zolter 400 mg tablet 0 0 0 0 Rp 10,725

133 Zoter 200 mg tablet 0 0 0 0 Rp 6,149