SKRIPSI - core.ac.uk · c. Jenis-Jenis motif dan ... BAB. V KESIMPULAN DAN ... untuk mengisi...
Transcript of SKRIPSI - core.ac.uk · c. Jenis-Jenis motif dan ... BAB. V KESIMPULAN DAN ... untuk mengisi...
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJARPADA SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI I
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri YogyakartaUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun oleh :
Herman Gunawan
05504241029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2013
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membimbing, memeriksa dan mengarahkan dalam penyusunan laporan tugas
akhir skripsi :
Nama : Herman Gunawan
NIM : 05504241029
Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas
X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK PIRI I Yogyakarta
Maka dengan ini, saya selaku pembimbing menyatakan mahasiswa tersebut di atas siap
untuk melaksanakan ujian
Yogyakarta, 4 Januari 2013
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
H. Agus Partawibawa, M. Pd.NIP. 19590830 198502 1 001
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Herman Gunawan
NIM : 05504241029
Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas
X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK PIRI I Yogyakarta
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan
saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai
acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara penulisan dan etika karya ilmiah yang telah lazim.
Apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar sepenunya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 4 Januari 2013
Yang Menyatakan,
Herman GunawanNIM. 05504241029
v
HALAMAN MOTTO
“Saya mengerjakan bagian saya sebagai manusia, selebihnya biar Tuhan yangmengerjakan bagianNya”
“Bersyukur, alasan saya masih menghirup nafas kehidupan hingga hari ini”
“Sekecil apapun api harapan dalam hidup saya, saya akan tetap terusmenjaganya agar tetap terus menyala”
“saya bodoh,tapi tidak pernah membodoh-bodohi orang lain”
-sibarat-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala “kebodohanku”, karya ini kupersembahkan untuk kedua
orangtuaku tercinta Marjohan Hutabarat dan Emma Hutagalung. Terimakasih
untuk doa dan dukungan yang tak pernah putus sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
vii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DANMOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK
KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA
Oleh :Herman Gunawan
05504241029
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecerdasanemosional dan motivasi belajar pada siswa kelas X Jurusan Teknik kendaraanRingan di SMK PIRI I Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik kendaraan Ringan diSMK PIRI I Yogyakarta sebanyak 128 orang. Teknik sampling yang digunakandalam penelitian ini adalah proportional random sampling, dengan jumlah sampelpenelitian ini sebanyak 97 orang siswa yang akan diambil secara proporsionalberdasarkan jumlah kelas pada masing-masing kelas. Teknik pengumpulan datapenelitian menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan untuk mengujihipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dari 97 siswakelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skorrata-rata 156,25 dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untukmotivasi belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor minimum 79 danskor maximum 111 dan kesimpulan berikutnya terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada siswa kelasX Jurusan Teknik kendaraan Ringan di SMK PIRI I Yogyakarta. Besarnyakoefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,657 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000(p<0,05).
Kata Kunci : Kecerdasan emosional, motivasi belajar, korelasi product moment.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan
rahmat dan petunjuk sehingga dapat diselesaikannya tugas akhir skripsi dengan
judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Pada Siswa X
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Piri I Yogyakarta”.
Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian
tugas akhir skripsi ini. Maka pada kesempatan ini diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Mochammad Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Martubi, M. Pd, M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
3. Bapak Agus Partawibawa, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
4. Bapak Sutiman, M.T. dan Bapak Dr. Zainal Arifin, MT. selaku validator yang
memvalidasi instrumen skripsi ini.
5. Bapak dan Mamak tercinta yang setia memberikan doa dan dukungan yang
begitu besar.
6. Drs. Jumanto, selaku Kepala Sekolah SMK PIRI I Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
7. Usmanto, S.Pd, selaku Kepala Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I
Yogyakarta, yang telah member saran saat penelitian ini.
ix
8. Bapak-bapak guru di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I
Yogyakarta yang telah meluangkan waktu untuk membantu proses penelitian.
9. Siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta
yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Saudara-saudaraku tercinta Erni Hutabarat, Flora Hutabarat, Dina Hutabarat,
Adi Hutabarat, Markus Hutabarat, terimakasih untuk doa dan dukungannya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Ovien Arminie untuk kesediaannya menjadi sayap hidupku, sehingga mampu
melewati keterpurukanku
12. Cahyo, Larhot, Acong, Alfian, Dedi, Ruli, Deasy, Adi, Bojek, Bli Eka, Rios,
Bli Heri serta seluruh kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif angkatan tahun 2005 atas kebersamaan, dukungan semangat dan
bantuan pikiran.
13. Semua pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan baik moral dan materi.
Hasil penyusunan tugas akhir skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan karena pengetahuan dan kemampuan yang masih terbatas.
Sehubungan dengan itu diharapkan adanya saran, masukan, dan kritik yang
sifatnya membangun dari pembaca.
Yogyakarta, Desember 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 6
C. Batasan Masalah ................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB. II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 11
1.Kecerdasan Emosional ..................................................................... 11
xi
a. Pengertian Kecerdasan ................................................................ 11
b. Pengertian Emosional .................................................................. 12
c. Kecerdasan Emosional ................................................................ 14
d. Kerangka Kerja Kecerdasan Emosi............................................. 15
e. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional......................................... 18
2.Motivasi Belajar Siswa..................................................................... 18
a. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................ 18
b. Fungsi Motivasi ........................................................................... 22
c. Jenis-Jenis motif dan Motivasi .................................................... 24
d. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar ........................ 27
e. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa .............................. 29
3.Prestasi Belajar ................................................................................. 23
a. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 23
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................... 24
c. Taksonomi Bloom ....................................................................... 25
d. Teori Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan 27
B. Penelitian yang Relevan........................................................................ 32
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 34
D. Hipotesis ............................................................................................... 34
BAB. III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 34
xii
D. Paradigma Penelitian ........................................................................... 37
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 37
a. Populasi Penelitian........................................................................... 37
b.Sampel Penelitian ............................................................................. 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 39
G. Uji Coba Instrumen............................................................................... 42
a. Validitas Kuesioner.......................................................................... 43
b. Reliabilitas Kuesioner...................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data............................................................................. 45
a. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................... 46
b. Pengujian H ipotesis ........................................................................ 46
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 47
1. Hasil Perhitungan Deskripsi Variabel ........................................... 47
2. Uji Prasyarat Analisis.................................................................... 52
3. Pengujian Hipotesis....................................................................... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 55
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Implikasi Hasil Penilitian .................................................................. 57
C. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 57
D. Saran.................................................................................................. 58
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
LAMPIRAN....................................................................................................... 62
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ......................................... 41
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ........................................ 42
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Reliabilitas Instrumen ....................................... 45
Tabel 4. Hasil Uji data Variabel Kecerdasan Emosional .................................... 47
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Skor Kecerdasan Emosional ....................... 49
Tabel 6. Hasil Uji data Variabel Motivasi Belajar Siswa ................................... 50
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Skor Motivasi Belajar Siswa...................... 51
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ........................................................... 53
Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi ..................................................... 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Hubungan antara Variabel X dan Y...................................... 35
Gambar 2.Paradigma Penelitian Hubungan Kecerdasan Emosional dan
Motivasi Belajar Siswa ........................................................................... 37
Gambar 3. Histogram Distribusi Kecerdasan Emosional ................................... 49
Gambar 4. Histogram Distribusi Motivasi Belajar Siswa................................... 52
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01. Lembar Perijinan Penelitian ......................................................... 63
Lampiran 02. Validasi Isi Instrumen Penelitian.................................................. 67
Lampiran 03. Instrumen Angket ......................................................................... 71
Lampiran 04. Data Hasil Penelitian .................................................................... 78
Lampiran 05. Hasil Uji Reliabilitas Variabel...................................................... 82
Lampiran 06. Hasil Perhitungan Normalitas Data .............................................. 83
Lampiran 07. Hasil Perhitungan Linieritas ......................................................... 84
Lampiran 08. Kartu Bimbingan .......................................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia tidak luput dari arus globalisasi yang ditawarkan oleh abad ke
21 saat ini. Artinya Indonesia harus berhadapan dengan ketatnya persaingan
yang begitu terbuka dan ketat dengan Negara-negara lain di berbagai belahan
dunia. Persaingan antar Negara yang ketat ini juga diiringi oleh perkembangan
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi diera globalisasi ini menuntut sumber daya manusia
tidak hanya memiliki kemampuan dasar yang kuat namun juga harus kreatif,
inovatif, serta memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain..
Salah satu upaya mengembangkan sumber daya manusia adalah melalui
pendidikan. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan direncanakan untuk membentuk dasar berpikir yang sistematis,
mengajarkan berbagai disiplin ilmu sehingga memberikan wawasan dan
pengetahuan yang luas bagi peserta didik. Selain itu, pendidikan juga
2
menanamkan sikap mental, emosional yang dewasa dan mandiri serta disiplin
belajar yang tinggi. Dengan ini, sistem pendidikan nasional diharapkan mampu
mewujudkan pendidikan yang berkualitas dari jenjang pendidikan dasar,
menengah hingga pendidikan tinggi. Proses pendidikan yang berkualitas di
setiap jenjang pendidikan tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia
Indonesia yang cerdas, terampil, dan kompetitif.
SMK merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang keahlian
tertentu yang dimana memiliki peran sangat penting dalam membentuk sumber
daya manusia yang produktif dan kompetitif. Kualitas sekolah menengah
kejuruan yang baik diharapkan mampu menghadapi tantangan-tantangan
sebagai berikut; (1) Indonesia masih sebagai negara pengimpor teknologi
dengan beberapa modifikasi, membutuhkan tenaga terampil yang menguasai
dan mampu menerapkan teknologi; (2) Menuju era perdagangan bebas dimana
setiap tenaga terampil bebas keluar dan masuk untuk bekerja di setiap negara;
(3) Pertumbuhan industri di Indonesia sangat ditentukan oleh tenaga terampil
yang langsung terlibat dalam proses produksi dan mempengaruhi biaya serta
mutu produksi barang dan jasa. Untuk itu, lulusan SMK diharapkan telah siap
untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja terampil di berbagai bidang usaha dan
industri serta menjadi wirausahawan muda yang inovatif.
Kondisi di sekolah menengah kejuruan pada umumnya belum
memenuhi harapan masyarakat dari sisi kualitas lulusan dikarenakan tingkat
3
keberhasilan proses pembelajaran masih rendah. Keberhasilan proses
pembelajaran sekolah menengah kejuruan dapat dilihat dari tingkat mutu dan
relevansi yaitu jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang. (Depdiknas,
Renstra 2010 – 2014, 83-85). Berdasarkan data BPS pada agustus 2011,
persentase penggangguran terbuka untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
mencapai 10,43 %. Persentase ini adalah tertinggi kedua setelah pengangguran
terbuka tingkat SMA. Pengetahuan dan keterampilan lulusan SMK pada bidang
tertentu masih lemah, sehingga tidak memiliki kepercayaan diri untuk
memasuki dunia kerja.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas lulusan SMK. Salah satu
faktor yang paling penting adalah kecerdasan para peserta didik SMK, baik
kecerdasan intelektual (IQ) ataupun kecerdasan emosionalnya (EQ). Komisi
Nasional Perlindungan Anak mencatat 339 kasus tawuran pelajar sepanjang
tahun 2011. Kasus tawuran yang didominasi peserta didik SMK ini meningkat
128 kasus jika dibandingkan tahun 2010. Data Komisi Nasional Perlindungan
Anak ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional para peserta didik SMK
masih tergolong rendah.
Hal ini dirasa sangat wajar, dikarenakan paradigma yang berkembang
ditengah-tengah masyarakat Indonesia adalah kecerdasan intelektual (IQ) itu
lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan emosional (EQ). Menurut
Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan
4
lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ)
yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol
desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan
bekerja sama.
Dalam proses belajar peserta didik di SMK, kedua inteligensi itu sangat
diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan
emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun
biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan
EQ merupakan kunci keberhasilan belajar peserta didik di sekolah (Goleman,
2002). Pendidikan di SMK bukan hanya perlu mengembangkan rational
intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami peserta didik
saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence peserta
didik .
Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis
struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970)
menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu
mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan
individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan
hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas,
khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2002 : 17).
Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan
mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan
5
mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai
dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak
sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang
dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ
tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi
belajar seseorang.
Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi
sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut.
Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru
terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru
dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa
kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44).
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Peserta didik bukanlah benda mati yang hanya bergerak bila ada daya
dari luar yang mendorongnya, melainkan mahkluk yang mempunyai daya-daya
dalam dirinya untuk bergerak yaitu motivasi. Dengan adanya motivasi, manusia
kemudian terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang termasuk
6
didalamnya adalah keinginan untuk berprestasi tinggi di dalam belajar.
Beberapa kemampuan yang harus dimiliki peserta didik di SMK adalah (1)
adanya usaha untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru
(2) adanya ganjaran atau hukuman sebagai konskwensi dari belajar (3) adanya
keinginan untuk mendaptkan simpati dari orangtua, guru, dan teman. Bila
peserta didik yang ada di SMK mampu mengatur kemampuan tersebut dengan
baik, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik tersebut memiliki kecerdasan
emosional yang baik dan bila yang terjadi sebaliknya maka dapat disimpulkan
peserta didik tersebut belum cerdas secara emosional.
Hal ini tidak dapat dilihat pada siswa kelas X di SMK PIRI I Yogyakarta.
Beberapa dari mereka masih banyak yang mengabaikan tanggung jawabnya
sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti: tidak
mengikuti upacara, tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah
berbunyi, ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan
guru, melanggar tata tertib sekolah, membolos, kurang memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah, yang semuanya ini mencerminkan rendahnya
motivasi belajar peserta didik.
Mengkaji beberapa permasalahan di atas, maka direncanakan untuk
melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan berdasarkan pada
permasalahan yaitu Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi
Belajar Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Di SMK PIRI I
7
Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan mampu membantu sekolah dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran dan mengatasi kendala-kendala peserta didik
dalam proses pembelajaran.
B. `Identifikasi Masalah
Kondisi di sekolah menengah kejuruan pada umumnya belum memenuhi
harapan masyarakat dari sisi kualitas lulusan dikarenakan tingkat keberhasilan
proses pembelajaran masih rendah. Keberhasilan proses pembelajaran
sekolah menengah kejuruan dapat dilihat dari tingkat mutu dan relevansi
yaitu jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang (Anonim, 2009:
Renstra Depdiknas 2010 – 2014, 83-85). Berdasarkan data BPS pada agustus
2011, persentase penggangguran terbuka untuk tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan mencapai 10,43 %. Persentase ini adalah tertinggi kedua setelah
pengangguran terbuka tingkat SMA. Pengetahuan dan keterampilan lulusan
SMK pada bidang tertentu masih lemah, sehingga tidak memiliki kepercayaan
diri untuk memasuki dunia kerja.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas lulusan SMK. Salah satu
faktor yang paling penting adalah kecerdasan para peserta didik SMK, baik
kecerdasan intelektual (IQ) ataupun kecerdasan emosionalnya (EQ). Komisi
Nasional Perlindungan Anak mencatat 339 kasus tawuran pelajar sepanjang
tahun 2011. Kasus tawuran yang didominasi peserta didik SMK ini meningkat
128 kasus jika dibandingkan tahun 2010. Data Komisi Nasional Perlindungan
8
Anak ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional para peserta didik SMK
masih tergolong rendah.
Hal ini dirasa sangat wajar, dikarenakan paradigma yang berkembang
ditengah-tengah masyarakat Indonesia adalah kecerdasan intelektual (IQ) itu
lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan emosional (EQ). Menurut
Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan
lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ)
yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol
desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan
bekerja sama.
Motivasi belajar peserta didik kelas X SMK PIRI I Yogyakarta masih
rendah, yang ditunjukkan oleh perilaku peserta didik seperti: tidak mengikuti
upacara, tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah berbunyi,
ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan guru,
melanggar tata tertib sekolah, membolos, kurang memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, penelitian
ini dibatasi pada Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar
Siswa Kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK I PIRI Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013.
9
D. Rumusan Masalah
Melihat pembahasan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah
serta pembatasan masalah maka permasalahan penelitian ini dibentuk dalam
rumusan masalah yaitu: “Apakah Terdapat Hubungan antara Kecerdasan
Emosional dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi
Belajar Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I
Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diberikan dari hasil penelitian
ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Menambah informasi dan pengetahuan tentang kecerdasan emosional yang
penting bagi pengelolaan diri peserta didik sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar pada diri peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
Memberikan gambaran pentingnya kecerdasan emosional bagi peserta
didik.
10
b. Bagi Guru
Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang tidak
hanya fokus pada perkembangan kecerdasan intelektual namun lebih
kepada kecerdasan emosional peserta didiknya.
c. Bagi Sekolah
Memberikan informasi pentingnya kecerdasan emosional dalam proses
pembelajaran, sehingga sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan
dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana yang dapat merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan referensi untuk
mengembangkan penelitian dengan materi yang sejenis.
11
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan
Menurut Slameto (2010: 56) kecerdasan adalah kecakapan yang
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif,
menggunakan konsep secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Djamarah (2008: 196) menyebutkan
kecerdasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar.
Muhibin Syah (2008: 148) mendefinisikan kecerdasan sebagai
kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tingkat
intelegensi siswa maka akan semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan merupakan komponen penting untuk tercapainya
keberhasilan belajar siswa.
12
b. Pengertian Emosional
Akar kata emosi adalah movere dari Bahasa Latin yang berarti
menggerakkan atau bergerak, yang ditambah dengan imbuhane
berarti bergerak menjauh yang menyiratkan arti kecenderungan untuk
bertindak. Goleman (2009: 7) menyebutkan emosi pada dasarnya
adalah dorongan untuk bertindak, rencana sekitka untuk mengatasi
masalah yang telah ditanamkan secara berangur-angsur oleh evolusi.
Beberapa detail fisiologi bentuk emosi yang dikemukakan oleh
Goleman (2009: 8) adalah sebagai berikut:
1) Amarah
Ditunjukkan dengan detak jantung yang meningkat, hormon
adrenalin yang meningkat membangkitkan gelombang energi
yang kuat untuk melakukan tindakan.
2) Ketakutan
Ditunjukkan seperti wajah pucat, langkah kaki yang cepat, tubuh
membeku, menimbulkan reaksi untuk bersembunyi, bersikap
waspada dan siap bertindak pada ancaman yang dihadapi.
3) Kebahagiaan
Kebahagiaan dimulai dengan meningkatnya kegiatan di pusat otak
yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi,
menenangkan perasaan. Hal ini akan berpengaruh pada kesiapan
dan antusiasme menghadapi tugas-tugas dan berjuang mencapai
sasaran.
13
4) Cinta
Merupakan perasaan kasih sayang, keadaan menenangkan, puas
sehingga mudah untuk bekerja sama.
5) Terkejut
Reaksi yang dapat disebabkan oleh banyaknya informasi tentang
peristiwa yang tidak terduga, sehingga memudahkan memahami
apa yang sebenarnya terjadi dan menyusun rencana rancangan
tindakan yang terbaik.
6) Jijik
Rasa jijik diungkapkan dengan bibir atas mengerut, menutup
hidung terhadap bau, atau meludah.
7) Rasa sedih
Merupakan respon dalam menyesuaikan diri akibat kehilangan
yang menyedihkan seperti kematian atau kekecewaan. Kesedihan
biasanya menurunkan energi dan semangat hidup untuk
melakukan kegiatan sehari-hari terutama kegiatan perintang
waktu dan kesenangan.
Bentuk ekspresi emosi yang ditunjukkan oleh individu
dibentuk oleh pengalaman hidup dan selanjutnya dipengaruhi oleh
budaya lingkungan tempat tinggal. Sebagai contoh rasa sedih atas
kehilangan seseorang. Setiap kelompok masyarakat mempunyai tradisi
dan budaya dalam mengekspresikan rasa berkabung yang dialaminya.
14
c. Kecerdasan Emosional
Manusia mempunyai dua kecerdasan yaitu rasional dan
emosional. Kedua pikiran pada umumnya bekerja saling melengkapi.
Kedua kecerdasan ini mempunyai cara-cara yang berbeda dalam
mencapai pemahaman dalam mengarahkan kehidupan. Emosional
memberikan masukan dan informasi pada proses pikiran rasional dan
pikiran rasional akan memperbaiki atau mungkin menolak masukan
emosi tersebut.
Definisi kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh
Goleman (2009: 58) yaitu kecerdasan emosional merujuk pada
kemampuan mengenali diri sendiri dan perasaan orang lain,
memotivasi diri, mengelola emosi, empati dan berhubungan dengan
orang lain. Giovanni Chandra (2010: 10) menyebutkan kecerdasan
emosional merupakan suatu bidang yang menyelidiki dan menggali
cara manusia mempergunakan keterampilan subjektif dan non
kognitifnya agar dapat mengelola dan meningkatkan hubungan sosial
dan kondisi kehidupan.
Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang
berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik
(academic intellegence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif
murni yang diukur dengan IQ. Banyak orang yang cerdas, dalam arti
terpelajar, tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi, ternyata bekerja
15
menjadi bawahan orang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul dalam
keterampilan kecerdasan emosi.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat
disimpulkan yang dimaksud dengan kecerdasan emosi adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengenali diri sendiri dan
orang lain, yang didalamnya termasuk aspek pengelolaan emosi,
motivasi diri, empati dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Kerangka Kerja Kecerdasan Emosi
Kerangka kerja kecerdasan emosi menurut Goleman (2009:
58) meliputi lima dasar kecakapan emosi dan sosial sebagai berikut:
1) Mengenali Emosi Diri
Merupakan kemampuan untuk memantau perasaan dari
waktu ke waktu. Hal ini mempengaruhi kepekaan dalam
pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi.
2) Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar dapat diungkapkan dengan
tepat.Termasuk didalamnya kemampuan untuk menghibur diri
sendiri, melepaskan kecemasan dan kemurungan sehingga dapat
bangkit dari kemerosotan hidup.
3) Memotivasi Diri Sendiri
Menyesuiakan diri dalam arus yang memungkinkan
terwujudnya kinerja yang tinggi pada berbagai bidang. Orang yang
16
mampu memotivasi diri sendiri akan cenderung lebih produktif dan
efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
4) Empathy
Mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi
tentang apa yang dibutuhkan dan dikehendaki orang lain.
5) Membina Hubungan
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial,
berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-
keterampilan ini untuk mempangaruhi dan memimpin, musyawarah
dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dan
bekerja dalam tim.
Giovanni Chandra (2010: 41) menyebutkan fokus dari
keefektifan emosional dan sosial mencakup:
1) Menghargai diri sendiri
Menghargai diri sendiri, kepercayaan diri dan harga diri
merupakan hal yang penting. Ketika seseorang telah mampu
menumbuhkan kepercayaan dan harga dirinya, berarti telah siap
untuk meraih hal yang lebih besar dalam hidup mereka.
Kepercayaan dan harga diri yang tinggi akan menjadi modal yang
kuat untuk mengakutalisasikan diri dan meraih kesuksesan.
17
2) Menghargai orang lain
Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai
kecenderungan untuk saling tolong menolong dan peduli pada
sesamanya. Sifat saling tolong menolong, peduli pada sesama dan
menghargai orang lain merupakan sifat alami manusia. Sifat
tersebut manusia akan bersedia untuk membantu sesamanya.
3) Kesadaran responsif
Komponen kesadaran responsif yaitu sadar atas apa yang
dirasakan, paham mengapa merasakan hal tersebut, paham
bagaimana keterlibatan orang lain dalam perasaan tersebut dan
paham apa yang harus dilakukan.
4) Keberanian
Keberanian berarti tindakan yang dilakukan dalam
menghadapi bahaya, kesulitan hidup, ketidakpastian atau rasa sakit.
Berani tidak hanya terbatas pada kata-kata saja, tetapi ditunjukkan
dengan tindakan.
5) Kesuksesan autentik
Semua kompetensi keefektifan emosional dan sosial tidak
dapat berdiri sendiri namun berkaitan satu dengan yang lain
sehingga untuk mencapai kesuksesan, individu harus menguasai
kompetensi keefektifan emosional dan sosial, aktualisasi diri dan
orang lain, rasa bahagia dan optimis.
18
e. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Penilaian kecerdasan emosional dapat dilakukan menggunakan
kuesioner yang mengacu pada dasar yang dikemukakan oleh ahli.
Goleman (2009: 58) menyebutkan kecerdasan emosional merupakan
kecakapan emosi yang terdiri dari kecakapan pribadi dan kecakapan
sosial. Aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Goleman (2009:
58 – 59) adalah sebagai berikut:
1) Kecakapan pribadi
a) Mengenali emosi diri
b) Mengelola emosi
c) Motivasi
2) Kecakapan sosial
a) Empati
b) Membina hubungan
Aspek-aspek kecerdasan emosional tersebut selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner penelitian.
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif (motive) dan motif berasal dari
kata movere (dari bahasa Latin) yang kemudian menjadi motion yang
artinya gerak atau dorongan untuk bergerak.Seperti yang
dikemukakan oleh Abd. Rachman Abror (1993:114) “motif (motive)
19
berasal dari akar kata bahasa latin movere yang kemudian menjadi
motion yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak”. Jadi motif
merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseoran untuk
melakukan kegiatan dan dengan tujuan tertentu.
Sehubungan dengan hal ini menurut W.S.Winkel (1991:93),
“motif adalah daya penggerak dari dalam diri orang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan”. Hal ini juga
didukung oleh definisi motif yang dikemukakan oleh Woodworth dan
Maequis yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror (1993:114), bahwa A
motive I a set presdisposes the individual of certain activities and for
seeking setain goals yang artinya motif adalah suatu set (kesiapan)
yang menjadikan individu cenderung untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu dan untuk mencapai tuuan-tujuan tertentu.
Menurut penjelasan tentang motif yang dikemukakan oleh para
ahli dapat diambil kesimpulan bahwa motif adalah daya penggerak
dari dalam diri individu yang cenderung untuk melakuka aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai apa yang menjadi tujuannya. Motif
selalu ada di dalam diri seseorang karena semua orang mempunyai
keinginan untuk mencapai tujuan maka orang tersebut harus
melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuannya tersebut.
Motivasi berarti pemberian atau penimbulan motif atau hal
yang memberi motif. Jadi motivasi adalah motif atau hal yang sudah
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
20
mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Pengertian lain yang
dikemukan oleh Atkinsn yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror
(1993:114), bahwa motivation refres to the factors that energize and
direct beaviour yang artinya motivasi mengacu kepada faktor-faktor
yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku.
Pada kegiatan belajar mengajar berlangsung dan hasil dari
proses belajar mengajar tersebut bukan hanya ditentukan oleh faktor
intelektual tetapi faktor non intelektual yaitu motivasi. Oleh sebab itu,
motivasi artinya keseluruhan daya penggerak psikis yang merupakan
perubahan energi di dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu
kegiatan, menjamin kelangsungan kegiatan dan memberikan arah pada
kegiatan tersebut demi mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.
Motivasi sebagai penggerak, pendorong, dan mengarahkan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Definisi tentang belajar menurut Cronbach yang dikutip oleh
Sardiman, A.M. (2001:20), bahwa Learning is shown by changes ini
behaviors as a result of experience, yang artinya bawa belaar sebagai
hasil perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Jadi
perubahan sikap seseorang untuk menghadapi maslaa-masalah yang
ada di lapangan termasuk dalam belajar.
Definisi tentang belajar menurut Berelson dan Steiner dalam
bukunya Human Behavior, yang dikutip oleh Abd.Rachman Abror
(1993:66), bahwa Learning : change in behavior result from previous
21
behavior in similar situations, yang artinya bahwa belajar dalam
pengertian yang lebih luas mengacu kepada akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh pengalaman, baik secara langsung aupun secara
simbolik, terhadap tingkah laku berikutnya.
Definisi belajar menurut Ernest R. hilgard dalam bukunya
Theories of Learning yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror
(1993:66), bahwa Learning is process by which an activity originates
or is changed through training procedures (whether in te laboratory
or in the natural environment) as distinguished fro change by factors
not attributable to training, yang artinya bahwa belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan oleh lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar yang dikemukan
oleh para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, pengertian
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri, baik secara langsung maupun
secara simbolik dengan berinteraksi dengan lingkungan.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan
22
arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan
(W.S.Winkel, 1991:92).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya dorong penggerak
psikis pada diri siswa yang sedang melakukan kegiatan untuk
melakukan perubahan tingkah laku dengan beberapa faktor pendukung
dari dalam maupun dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang lebih
baik. Pembangkit usaha untuk melakukan perubahan tingkah laku
untuk mencapai apa yang dicita-citakan termasuk juga motivasi
belajar.
b. Fungsi Motivasi
Seperti dikemukakan di atas bahwa motivasi mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan seseorang untuk
menjadi lebih giat dalam melakukan aktivitasnya. Jadi motivasi mempunyai
fungsi seperti yang dikemukakan oleh Sardiman A.M. (2001:83) :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi
2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
23
Fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yang
dikemukakan yang dikemukakan oleh Cecco (1968:159) yang telah
dikutip oleh Abd. Rachman Abror (1993:115) sebagai berikut :
1) Fungsi Membangkitkan (arousal function) yaitu mengajak
siswa belajar
2) Fungsi Harapan (expectancy function) yaitu apa yang harus
bisa ia lakukan setelah berakhirnya pengajaran (kapabilitas
baru)
3) Fungsi Insentif (Incentif function) yaitu memberikan hadiah
pada prestasi yang akan datang
4) Fungsi Disiplin (disciplinary function) yaitu menggunakan
hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang
menyimpang
Fungsi motivasi sebagai pendorong, penggerak dan
memberikan arah untuk menuju tujuan tertentu.Motivasi belajar
bertujuan untuk mencapai kompetensi dalam bidangnya masing-
masing. Dapat dijelaskan fungsi dari motivasi belajar sebagai berikut :
1) Membangkitkan atau menggerakkan timbulnya usaha untuk
meruba tingkah laku menjadi lebih baik dalam kegiatan belajar
2) Mendorong tingkah laku agar tetap berlangsung sampai tujuan
yang diharapkan tercapai. Tingkah lakunya adalah belajar, jadi
tujuan yang dicapai adalah kompetensi belajar
24
3) Mengartikan atau menyeleksi kegiatan dalam proses belajar
mengajar agar kegiatan tersebut tidak menyimpang dengan
tujuan belajar.
c. Jenis-Jenis Motif dan Motivasi
Jenis motif menurut Woodworth dan Marquis yang dikutip
oleh Sumadi Suryabrata (2002:70-71) dibedakan menjadi tiga macam
yaitu :
1) Kebutuhan-Kebutuhan Organik
Kebutuhan-kebutuhan organik meliputi kebutuhan untuk
minum, kebutuhan untuk makan, kebutuhan untuk bernafas,
kebutuhan seksual, kebutuhan untuk berbuat, dan kebutuhan
untuk beristirahat.
2) Motif-motif Darurat
Motif darurat meliputi dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk memburu.
Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya
dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya
tertentu yang sesuai dengan perangsang tertentu berkembang
karena dipelajari.
3) Motif-motif Obyektif
Kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan plorasi,
kebutuhan untuk melakukan manipulasi, kebutuhan untuk
25
menaruh minat. Motif ini timbul karena dorongan untuk
menghadapi dunia luar (social - nonsosial) secara efektif.
Penggolongan motif berdasarkan terbentuknya motif-motif itu.
Berdasarkan terbentuknya motif dapat dibedakan menjadi dua macam:
1) Motif-motif bawaan yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir,
jadi ada tanpa dipelajari seperti : dorongan untuk makan,
dorongan untuk minum, dorongan untuk bergerak dan istirahat,
dorongan seksual. Motif-motif ini yang disyaratkan secara
biologis, artinya ada dalam warisan biologis manusia.
2) Motif-motif yang dipelajari yaitu motif-motif yang timbulnya
karena dipelajari seperti : dorongan untuk belajar sesuatu
cabangan ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar sesuatu
kedudukan dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut
juga motif-motif yang disyaratkan secara sosial, karena manusia
hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia maka
motif-motif golongan ini terbentuk (Sumadi Suryabrata, 2002 :
71-72).
Penggolongan motif menurut pendapat Sumadi Suryabrata
(2002 : 72) maka dibedakan menjadi dua macam motif yaitu :
1) Motif-motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
2) Motif-motif intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar.
26
Penggolongan motif juga dijelaskan oleh Nana Syaodih
Sukmadinata (2009 : 70), berdasarkan kepribadian individu dapat
digolongkan menjadi empat macam motif yaitu:
1) Motif berprestasi (need of achievement) yaitu motif untuk
berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam
mencapai prestasi yang tertinggi.
2) Motif berkuasa (need for power) yaitu motif untuk mencari dan
memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.
3) Motif membentuk ikatan (need for afiliation) yaitu motif untuk
mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi
ataupun persahabatan.
4) Motif takut akan kegagalan (fear of failure) yaitu motif untuk
menghindarkan diri dari kegagalan atau sesuatu yang
menghambat perkembangannya.
Sardiman A.M (2001 : 87-88) berpendapat tentang jenis-jenis
motivasi, berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada
yang menyuruh atau mendorongnya ia sudah rajin membaca
buku-buku untuk dibaca.
27
2) Motivasi ekstrisik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebgai contoh seseorang itu
belajar, karena tau besok paginya akan ujian dengan harapan
mendapat nilai, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau
temannya.
Dapat diambil suatu kesimpulan dari pendapat para ahli di atas
bahwa motivasi mempunyai fungsi bermacam-macam. Dalam hal
belajar, fungsi dari motivasi belajar dapat dibedakan menjadi :
1) Motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa (motivasi
intrinsik). Motivasi ini pengaruhnya dari dalam individu itu
sendiri seperti hasrat, keinginan atau kemauan. Motivasi belajar
intrinsik ini dapat ditunjukkan sebagai ketertarikan atau
ketidaktertarikan siswa terhadap suatu obyek yaitu belajar.
2) Motivasi belajar yang ada karena rangsangan dari luar diri siswa
(motivasi belajar ekstrisik). Rangsangan dari luar individu
tersebut dapat berupa perbuatan, aturan atau sesuatu yang ada
disekitar siswa (lingkungan) yang dapat membangkitkan
semangat untuk belajar mencapai tujuan. Motivasi belajar
ekstrinsik dalam proses belajar mengajar siswa adalah fasilitas
belajar.
d. Ciri-ciri Orang Yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut
Sardiman A.M (2001 : 81) yaitu :
28
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
jangka waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk prestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai)
3) Memungkinkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa.
4) Lebih senang bekerja sendiri.
5) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak melepas sesuatu hal yang diyakini.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah.
Apabila seorang siswa memiliki ciri-ciri seperti di atas berarti
siswa itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi
seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi
apabila guru menemukan siswa yang memiliki ciri-ciri di atas akan
memudahkan guru dalam mengajar sehingga kompetensi siswa dapat
terwujud.
Motivasi belajar adalah daya dorong penggerak psikis pada
diri siswa yang sedang melakukan kegiatan untuk melakukan
perubahan tingkah laku. Tanda-tanda bahwa siswa memiliki motivasi
29
adalah adanya hasrat atau keinginan untuk belajar, memperhatikan
pelajaran, hasrat berprestasi, senang memecahkan masalah, tidak lepas
sesuatu hal yang diyakini, dapat mempertahankan pendapatnya, cepat
bosan dengan tugas-tugas yang monoton, lebih senang bekerja sendiri,
tekun menghadapi tugas dan ulet menghadapi kesulitan. Jadi jika
terdapat siswa yang memiliki tanda-tanda tersebut berarti memiliki
motivasi belajar.
e. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sardiman A.M. (2001 : 90), bahwa ada beberapa bentuk
dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1) Memberi Angka
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka atau nilai yang baik.Angka-angka yang baik itu bagi siswa
merupakan motivasi yang kuat. Namun perlu diingat bahwa
pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar
yang sejati, karena yang terkandung di dalam setiap pengetahuan
diajarkan kepada siswa tidak sekedar kognitif tetapi afektif dan
psikomotorik.
2) Hadiah
Pada proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan
hadiah sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Hadiah tidak selalu dapat dijadikan sebagai alat motivasi, karena
bisa saja hadiah yang diberikan tidak menarik bagi siswa. Jadi guru
30
harus bisa memilih hadiah yang menarik untuk siswa, apabila akan
diberikan kepada siswa berprestasi atau aktif dalam belajar.
3) Saingan dan Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Dengan
persaingan siswa akan giat untuk meningkatkan prestasi belajarnya
dan ia akan berusaha untuk menjadi pemenang dalam kompetisi ini.
4) Ego-involement
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Dengan demikian, para siswa akan
belajar dengan sungguh-sungguh bisa jadi karena harga dirinya.
5) Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mereka
mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan
ini juga merupakan sarana motivasi. Namun perlu diingat, seorang
guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena akan
membuat siswa merasa jenuh dan membosankan.
31
6) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Sebagai contoh, jika siswa merasa
hasil belajarnya selalu mengalami peningkatan, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar. Begitu pula sebaliknya jika
siswa mengetahui hasil belajarnya mengalami penurunan, maka ia
akan berusaha lebih giat lagi untuk memperbaikinya.
7) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah
belajar. Oleh karena itu, guru harus pintar-pintar memberi pujian
secara tepat.
8) Hukuman
Hukuman adalah kebalikan dari pujian. Hukuman adalah
sebagai reinforcement yang negatif , tetapi kalau diberi secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Cara pemberian hukuman
yaitu memberikan hukuman yang mendidik bukan memberikan
hukuman yang dapat menjadikan siswa tidak termotivasi dalam
belajar.
9) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat,
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang
32
pokok. Proses belajar akan belajar dengan lancar apabila disertai
dengan minat. Jadi motivasi dengan minat saling mendukung
dalam melakukan suatu kegiatan termasuk belajar.
10) Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang
ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah dapat dipastikan
hasilnya akan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi akan lebih
mudah untuk menangkap penjelasan dari guru dari pada siswa yang
kurang memiliki motivasi. Salah satu tanda siswa memiliki
motivasi belajar yaitu memiliki hasrat belajar.
11) Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah
untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Dengan
adanya bentuk-bentuk atau cara motivasi belajar di atas dapat
menumbuhkan dan memberikan motivasi dalam kegiatan belajar
siswa agar siswa bersemangat dan gairah untuk terus belajar
dengan giat dan bersungguh-sungguh, sehingga mereka dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
33
1. Penelitian dari Robertus Ardian Nugrahanto (2004) dengan judul
penelitian “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Intrapribadi dengan
Kemampuan Mengatasi Kesulitan Mengerjakan Skripsi Pada
Mahasiswa”. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner
kecerdasan emosional intrapribadi dan kemampuan mengatasi kesulitan
mengerjakan skripsi. Analisis data menggunakan korelasi product
moment. Kesimpulan penelitian menunjukkan ada hubungan antara
kecerdasan emosional intrapribadi dengan kemampuan mengatasi
kesulitan mengerjakan skripsi pada mahasiswa (p<0,05).
2. Penelitian dari Asri Nur Prihatin (2004) dengan judul penelitian
“Hubungan Antara Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional
Dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas 2 Semester II SMA Negeri 3
Tegal Tahun Ajaran 2003/2004”. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tes kecerdasan intelektual dan, angket kecerdasan
emosional. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi dua
prediktor. Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan yang positif dan
bermakana antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar kimia. Ada hubungan yang positif dan bermakna
antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar kimia. Ada
hubungan yang positif dan bermakna antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar kimia.
34
C. Kerangka Pikir
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami
diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional merujuk pada
kemampuan siswa untuk mengenali diri sendiri dan perasaan orang lain,
mengelola emosi, empati dan berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan
emosional ini sangat dibutuhkan siswa untuk menjalankan peran sosialnya
di masyarakat dan perannya sebagai pelajar yaitu terutama untuk
menumbuhkan kemandirian belajar.
Kecenderungan siswa yang dapat memahami diri sendiri inilah
yang dapat membimbing dalam menentukan kebutuhan hidupnya. Ketika
siswa menyadari dengan apa yang mereka butuhkan maka secara tidak
langsung siswa akan termotivasi untuk belajar guna mencapai kebutuhan
hidup yang ia perlukan.
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:Ada hubungan positif
antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada siswa kelas X
Teknik Kendaraan Ringan di SMK PIRI I Yogyakarta.
35
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian
korelasional menurut Arikunto (2002: 239) adalah penelitian yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa
kelas X Jurusan Otomotif di SMK PIRI I Yogyakarta. Desain penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Desain hubungan antara variabel X dan Y
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMKPIRI I Yogyakarta, dengan alamat: Jl.
Kemuning No. 14 Banciro Yogyakarta. Adapun pelaksanaannya dilakukan
pada semester II tahun ajaran 2012/2013 yaitu bulan Maret 2012.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Definisi operasional variabel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kecerdasan emosional(X)
Motivasi Belajar(Y)
36
1. Kecerdasan Emosi (X)
Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kecakapan siswa yang
terdiri dari kecakapan diri meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan
kecakapan sosial meliputi empati dan keterampilan membina hubungan
dengan orang lain dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar.
Kecerdasan emosional siswa ditunjukkan dari skor kuesioner kecerdasan
emosional yang dikembangkan berdasarkan dari teori Daniel Goleman
(2009: 58 – 59). Komponen kecerdasan emosional terdiri dari mengenali
emosi diri, mengelola emosi, empati dan membina hubungan.
2. Motivasi Belajar (Y)
Motivasi belajar adalah dorongan yang datang dari dalam diri siswa
untuk belajar yang ditunjukan dengan skor yang diperoleh dari kuesioner
motivasi belajar. Adapun indicator kuesioner motivasi belajar yaitu
meliputi: dorongan kebutuhan belajar, keinginan berhasil dan
mendapatkan nilai, ulet menghadapi kesulitan, ketekunan mempelajari
sesuatuhal, mempertahankan pendapat yang sudah diyakini, dan senang
mencari dan memecahkan soal. Kuesioner motivasi belajar berbentuk
tertutup dengan menggunakan skala likert 1,2,3, dan 4. Kuesioner terdiri
dari pernyataan positif dan negatif.Hasil ukur motivasi belajar berupa data
interval yang merupakan hasil penjumlahan dari nilai masing-masing
pernyataan.
37
D. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjang
kedudukan antara variabel yang diteliti,sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab (Sugiyono, 2007: 8).Paradigma
penelitian ini menggambarkan hubungan antara variable kecerdasan
emosional(X) dengan variabel motivasi belajar siswa (Y). Paradigma
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Paradigma Penelitian Hubungan Kecerdasan Emosional danMotivasi Belajar Siswa
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2007: 80) menyatakan, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu, yang telah ditetapkan untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X Jurusan Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK PIRI I
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportional random sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk
memperoleh jumlah sampel yang representatif, seimbang dengan
X Y
38
banyaknya subjek dalam masing-masing strata dan pemilihan sampel di
lapangan dilakukan secara acak (Arikunto, 2002: 116).
Jumlah sampel akan dihitung berdasarkan rumus berikut ini
(Notoatmodjo, 2005: 92):
9797,9632,1
128
)05,0(1281128
)(1
2
2
n
n
dNNn
Keterangan:
N : besar populasi
n : besar sampel
d : tingkat kepercayaan atau tingkat ketepatan yang diinginkan
Berdasarkan perhitungan sampel di atas diperoleh jumlah sampel
penelitian ini sebanyak 128 orang siswa yang akan diambil secara
proposional berdasarkan jumlah kelas pada masing-masing kelas. Kelas X
Jurusan Otomotif SMK PIRI I Yogyakarta ada sebanyak 5 kelas dengan
rincian kelas sebagai berikut 1 TKR 1 : 25 siswa, 1 TKR 2 : 26 siswa, 1
TKR 3 : 26 siswa, 1 TKR 4 : 25 siswa, dan 1 TKR 5: 26 siswa.
Sampel penelitian akan diambil secara proporsional berdasarkan
jumlah siswa pada masing-masing kelas. Perhitungan pembagian proporsi
sampel penelitian adalah sebagai berikut:
39
207,1997128265TKR1Kelas
199,1897128254TKR1Kelas
207,1997128263TKR1Kelas
207,1997128262TKR1Kelas
199,1897128251TKR1Kelas
x
x
x
x
x
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui sampel akan
diambil secara acak sederhana pada masing-masing kelas, yaitu peneliti
melakukan pengundian sederhana menggunakan no absen siswa pada
masing-masing kelas dengan jumlah proporsi siswa kelas 1 TKR 1
sebanyak 19 orang, siswa kelas 1 TKR 2 sebanyak 20 orang, siswa kelas 1
TKR 3 sebanyak 20 orang, siswa kelas 1 TKR 4 sebanyak 19 orang, dan
siswa kelas 1 TKR 5 sebanyak 20 orang. Untuk menyesuaikan jumlah
sampel maka kelas 1 TKR 5 diambil 19 siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan pengumpul data dalam penelitian. Tujuan dari
penggunaan instrumen adalah untuk memudahkan peneliti dalam mengambil
dan mengolah data.Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001: 99), instrumen
penelitian sebagai alat pengumpul data dibedakan menjadi: (1)test; (2)
wawancara dan koesioner (angket); (3) daftar inventaris; (4) skala pengukuran;
(5) observasi; (6) sosiometri. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan
adalah berupa kuesioner.
40
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis, yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dengan
kuesioner seseorang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap, pendapat, dan sebagainya. Kuesioner digunakan karena
sifatnya yang praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaya. Penggunaan kuesioner
dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang variabel terikat
yaitu motivasi belajar.
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu
kuesioner yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden
hanya memberi jawaban pada jawaban yang dipilih. Pada kuesioner ini
digunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang disediakan yaitu sangat
setuju (SS), setuju(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), dengan
skor masing-masing butir adalah 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan positif dan 1, 2, 3,
4 untuk pernyataan negatif. Pemberian bobot penilaian tersebut digunakan
untuk menjaring data yang diperoleh dari responden. Selanjutnya dianalisis
menggunakan rumus statistik yang digunakan dalam teknik analisis data.
Kuesioner kecerdasan emosional dikembangkan berdasarkan dari teori
Daniel Goleman (2009: 58 – 59). Goleman merupakan ahli psikologi yang
mengembangkan tentang kecerdasan emosional. Komponen kecerdasan
emosional terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi,
empati dan membina hubungan. Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian
tentang tingkat kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:
41
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional
Faktor Indikator Sub IndikatorPernyataan
PositifPernyataan
Negatif
Kecakapan
Pribadi
Mengenali
Emosi Diri
Kesadaran terhadap
emosi diri 1 2
Penilaian diri secara
teliti 3,4,5 6,7
Percaya diri 8,9 -
Mengelola
Emosi
Kendali diri 10,11,12,13 14,15
Sifat dapat dipercaya 16 17
Kewaspadaan 18 19
Adaptabilitas 20 21
Kemampuan
berinisiatif 22 23
Motivasi
Dorongan Prestasi 24,25 -
Komitmen 26,27 -
Optimisme 28,29 30
Kecakapan
Sosial
Empati
Memahami
kepentingan orang lain 31,32 33,34
Orientasi pelayanan 35 36
Membina
Hubungan
Kemampuan
mempengaruhi 37,38 -
Kemampuan
komunikasi 39,40,41 42
Kepemimpinan 43,44 45,46
Katalisator perubahan 47 48
Manajemen konflik 49 50
Kemampuan tim 51 52
42
Kuesioner motivasi belajar dibuat dan dikembangkan berdasarkan teori
AM Sardiman (2003: 89). Adapun kisi-kisi instrumen motivasi belajar adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
No IndikatorPernyataan
Positif
Pernyataan
NegatifJumlah
1.Dorongan kebutuhan
belajar2, 3, 23 4, 8, 28 6
2.Keinginan berhasil dan
mendapatkan nilai11, 12, 22 14, 24 5
3.Ulet menghadapi
kesulitan1, 10 13, 5, 27 5
4.
Ketekunan
mempelajari sesuatu
hal
15, 29 6, 7 4
5.
Mempertahankan
pendapat yang sudah
diyakini
20, 26, 17 9, 21, 25 6
6.Senang mencari dan
memecahkan soal16, 30 18, 19 4
Jumlah 15 15 30
G. Uji Coba Instrumen
Agar data yang diperoleh akurat maka diperlukan alat pengukur yang
tepat. Dalam penelitian sangat dibutuhkan alat ukur yang sesuai dengan apa
yang hendak diukur. Alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik, sehingga menghasilkan data yang akurat.
43
1. Validitas Kuesioner
Menurut Sugiyono (2004:267), instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Validitas instrumen motivasi belajar pada penelitian ini meliputi
validitas isi dan validitas konstruksi. Untuk validasi isi digunakan
pendapat para ahli (experts judgment), untuk diperiksa dan dievaluasi
apakah instrumen tersebut telah mewakili apa yang hendak diukur. Para
ahli yang dimaksud adalah dosen yang berkompeten dibidangnya.
Setelah validasi isi selesai, maka diteruskan dengan uji coba
instrumen. Setelah data dari hasil uji coba ditabulasikan, maka validitas
konstruksi dihitung dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan
antar nilai tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total menggunakan
product moment. Rumus product moment sebagai berikut:
2222
iiii
iiiiXY
yynxxn
yxyxnr
keterangan:
n = Jumlah responden
XYr = Korelasi antara nilai tiap butir dengan skor total
ix = Nilai tiap butir pertanyaan
iy = Nilai skor total(Sugiyono, 2004: 213).
44
Pengujian validitas dilakukan pada siswa kelas XI TKR SMK PIRI
YOGYAKARTA dengan menggunakan rumus product moment. Hasil
pengujian kuesoner kecerdasan emosional dari 60 butir pernyataan, 54
butir pernyataan valid dan 6 butir pernyataan tidak valid.
Hasil pengujian kuisoner motivasi belajar dari 40 butir pernyataan,
35 butir pernyataan valid dan 5 butir pernyataan tidak valid. Data
pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran no 04
b. Reliabilitas Kuesioner
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2004: 267). Reliabilitas instrumen motivasi belajar
penelitian ini diuji dengan internal consistency, dilakukan dengan
mencobakan instrumen sekali saja yang kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu. Reliabilitas instrumen ini dihitung
dengan rumus Alfa Cronbach, karena skor instrumennya merupakan
rentangan dari beberapa nilai. Adapun skor jawabannya adalah antara 1 –
4. Rumus Alfa Cronbach (Sugiyono, 2004: 282) adalah sebagai berikut:
2
2
11 t
ii S
Sk
kr
Keterangan:
ir = Koefisien reliabilitas instrumen.
k = Banyaknya item dalam instrumen.2iS = Jumlah varians skor tiap-tiap item.
2tS = Varians total.
45
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Reliabilitas Instrumen
Koefisien Interpretasi
Antara 0,800-1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600-0,799 Tinggi
Antara 0,400-0,599 Cukup tinggi
Antara 0,200-0,399 Rendah
Antara 0,000-0,199 Sangat rendah
Pada data hasil pengujian angket, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach. Pengujian
reliabilitas ini menggunakan bantuan program computer SPSS 16.0. Hasil
pengujian reliabilitas pada kuesioner kecerdasan emosional diperoleh α =
0,945 yang menunjukkan bahwa reliabilitas kuesioner sangat inggi.
Sedangkan hasil pengujian reliabilitas pada kuesioner motivasi belajar
diperoleh α = 0,926 yang menunjukkan bahwa reliabilitas kuesioner sangat
tinggi. Jadi instrument kuesioner untuk kedua variabel di atas realiabel.
H. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t dua sampel
independen. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis, yaitu : uji normalitas dan uji homogenitas data.
46
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametris untuk pengujian hipotesis
memerlukan prasyarat data variable berdistribusi normal (Sugiyono,
2007:75). Untuk itu sebelum melakukan analisis data, kenormalan
data harus diuji terlebih dahulu.Uji ini dilakukan pada data variable
motivasi dan prestasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan.Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji satu sampel
Kolmogorov-Smirnov (One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test)
b. Uji Linearitas
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linier atau tidak.
Perhitungan linieritas menggunakan harga F regresi, F hitung yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel pada taraf signifikansi
5%. Apabila F hitung < F tabel maka hubungannya linier. Sedangkan
jika F hitung > F tabel maka hubungannya tidak linier (Riduwan,
2009: 187).
2. PengujianHipotesis
Untuk mengukur koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat menggunakan rumus korelasi product moment. Rumus
korelasi product moment adalah sebagai berikut:
2222 yynxxn
yxxynrxy
47
Keterangan:
xyr = Koefisien korelasi pearson product moment
n = Jumlah sampel
x = Jumlah skor butir
y = Jumlah skor total
xy= Jumlah perkalian skor butir dan skor total
2x = Jumlah kuadrat skor butir
2y = Jumlah kuadrat skor total (Suharsimi Arikunto, 2010:
317)
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika nilai korelasi rxyhitung
lebih besar atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5%
dan hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy lebih kecil dari rxy
tabel.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Perhitungan Deskripsi Variabel
Berikut ini dapat diuraikan deskripsi data penelitian yang meliputi
harga rerata (Mean), median (Me), modus (Mo), simpangan baku (SD) dan
frekuensi dari semua variabel.
a. Variabel Kecerdasan emosional
Data variabel Kecerdasan emosional diperoleh dengan cara
menyebar angket ke siswa. Data tersebut dianalisis dengan bantuan
komputer program SPSS seri 16, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Data Variabel Kecerdasan Emosional
Statistics
kecerdasan
N Valid 97
Missing 0Mean 156.25Std. Error of Mean 1.622Median 152.00Mode 150Std. Deviation 15.977Variance 255.271Skewness .510Std. Error of Skewness .245Range 53Minimum 133Maximum 186Sum 15156
48
Berdasarkan data skor angket yang diperoleh tersebut di atas, akan
disusun tabel distribusi frekuensi. Dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Menentukan Rentang Skor (R)
R = skor tertinggi – skor terendah
R = 186 – 133
R = 53
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan menggunakan Rumus
Sturgess
K = 1 + 3,33 log n (n = jumlah responden penelitian)
K = 1 + 3,33 log 97
K = 1 + 3,33 (1,986)
K = 7,613 Dibulatkan menjadi 8 kelas.
3) Menentukan panjang kelas interval (P)
P = R/K
P = 53/8
P = 6,625 dibulatkan menjadi 7
Distribusi frekuensi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5
sebagai berikut :
49
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Skor Kecerdasan Emosional
No. IntervalKelas Frekuensi Frekuensi
(%)
FrekuensiKomulatif
(%)1 133-139 12 12,37 12,372 140-146 21 21,65 34,023 147-153 18 18,56 52.584 154-160 18 18,56 71,145 161-167 3 3,09 74,236 168-174 2 2,06 76,297 175-181 16 16,49 92,788 182-189 7 7,22 100Total 97 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui frekuensi paling tinggi terdapat pada
interval kelas nomor 2 yang mempunyai rentang skor 140-146 dengan jumlah
sebanyak 21 siswa. Berdasarkan hasi nilai angket tiap indikator kecerdasan
emosional, maka dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti berikut ini:
Gambar 3. Histogram distribusi Kecerdasan Emosional
50
b. Variabel motivasi Belajar Siswa
Data variabel motivasi belajar siswa kelas X Teknik Kendaraan
Ringan SMK PIRI 1 yang diperoleh melalui penyebaran instrumen
angket. Data tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan komputer
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) seri 16, maka
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Data Variabel Motivasi Belajar Siswa
Statistics
motivasi
N Valid 97
Missing 0Mean 95.34Std. Error of Mean .743Median 96.00Mode 89Std. Deviation 7.318Variance 53.560Skewness -.056Std. Error of Skewness .245Range 32Minimum 79Maximum 111Sum 9248
Berdasarkan data skor yang diperoleh untuk menyusun tabel
distribusi frekuensi dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut :
1) Menentukan rentang skor (R)
R = skor tertinggi – skor terendah
R = 111-79
51
R = 32
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan menggunakan
rumus Sturgess
K = 1 + 3,33 log n (n = jumlah responden penelitian)
K = 1 + 3,33 log 97
K = 1 + 3,33 (1,986)
K = 7,61.3.dibulatkan menjadi 8 kelas
3) Menentukan panjang kelas interval (P)
P = R/K
P = 32/8
P = 4
Distribusi frekuensi selengkapnya ditunjukkan pada tabel 8
sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Skor Motivasi Belajar Siswa
No. IntervalKelas Frekuensi Frekuensi
(%)
FrekuensiKomulatif
(%)1 79-82 4 4,12 4,122 83-86 5 5,15 9,273 87-90 22 22,68 31,954 91-94 12 12,37 44,325 95-98 16 16,49 60,816 99-102 23 23,71 84,527 103-106 10 10,31 94,838 107-111 5 5,15 100Total 97 100
52
Berdasarkan tabel di atas, diketahui frekuensi paling tinggi
terdapat pada interval kelas nomor 6 diikuti nomor 3. Interval kelas
nomor 6 dan 3 yang mempunyai rentang skor 99-102 dan 87-90 dengan
jumlah masing-masing sebanyak 23 dan 22 siswa. Data motivasi belajar
siswa dilihat berdasarkan hasil nilai tiap indikator motivasi belajar siswa
kelas X SMK Piri 1 Yogyakarta, maka dapat digambarkan dalam bentuk
diagram seperti di bawah ini.
Gambar 4. Histogram distribusi Motivasi Belajar Siswa
2. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas data dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah sebaran data
variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah Uji
53
Kolmogorov-Smirnov. Hasil Uji Normalitas sebaran dengan
menggunakan komputer paket SPSS 16.0, diperoleh hasil p-value
kecerdasan emosional sebesar 0,114 dan p-value motivasi sebesar 0,351
Nilai tersebut menunjukkan semua data variabel lebih besar dari 0,05. Hal
itu menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel kecerdasan
emosional dan variabel motivasi berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas Data
Uji prasyarat kedua sebelum dilakukan uji hipotesis adalah
prasyarat linieritas sebaran data. Data hasil penelitian diuji dengan
linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
Hubungan kedua variabel tersebut menunjukkan data linier atau tidak. Uji
linieritas data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji F. Kriteria
pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika harga F hitung
< F tabel pada taraf kesalahan 5 % dinyatakan hubungan linier.
Uji linieritas ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
16.0 for windows. Ringkasan dari hasil uji linieritas dapat dilihat pada
tabel
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Linieritas
Variabel F hitung F tabel p KeteranganX Y 1,294 3,940 0,194 Linier
54
Hasil uji linieritas untuk variabel kecerdasan emosional dengan
motivasi belajar pada tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 1,294
dengan nilai signifikansi 0,194, sedangkan nilai F tabel dengan db=1:96
adalah sebesar 3,940. Hasil ini menunjukkan nilai F hitung lebih kecil dari F
tabel (1,294<3,940) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, yang berarti
hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
adalah linier.
3. Pengujian Hipotesis
Analisis data dilakukan untuk pengujian hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi
product moment. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada siswa Kelas X
Teknik Kendaraan Ringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta. Hasil analisis product
moment disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi
Variabel Bebas Variabel Terikat r hitung r tabel pKecerdasanemosional
Motivasi belajar 0,657 0,198 0,000
Hasil analisis korelasi product moment di atas menunjukkan nilai r
hitung sebesar 0,657 dengan nilai signifikansi 0,000, sedangkan nilai r tabel
untuk dk=97 adalah sebesar 0,198. Hasil ini menunjukkan nilai r hitung lebih
besar dari r tabel (0,657>0,198) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
55
kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada siswa kelas X Teknik
Kendaraan Ringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta, sehingga hipotesis pertama
dalam penelitian ini diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis korelasi product moment membuktikan terdapat hubungan
kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada siswa kelas X Teknik
Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r
hitung lebih besar dari r tabel (0,657>0,198) dan nilai signifikansi sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Analisis korelasi bernilai positif dapat
diartikan semakin baik kecerdasan emosional maka akan semakin baik motivasi
belajar.
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Kecerdasan emosional menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran
karena akan mempengaruhi motivasi siswa untuk lebih baik dalam proses
pembelajaran tersebut. Indikasinya antara lain seperti, siswa mau berusaha untuk
56
memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, adanya ganjaran
untuk konsekwensi belajar atau adanya keinginan untuk mendaptkan simpati dari
orangtua, guru, dan teman. Bila siswa memiliki beberapa indikasi tersebut maka
bisa disimpulkan siswa tersebut memiliki kecerdasan emosional yang baik
sehingga tentunya mempengaruhi motivasi belajar siswa menjadi lebih baik.
57
BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
kesimpulan penelitian ini adalah :
1. Kecerdasan Emosional dari 97 siswa kelas X Teknik Kendaraan
Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skor rata-rata 156,25
dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untuk
Motivasi Belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor
minimum 79 dan skor maximum 111.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar pada siswa kelas kelas X Teknik
Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta. Besarnya koefisien
korelasi (r) adalah sebesar 0,657 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 (p<0,05).
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka
implikasi penelitian adalah diketahuinya hubungan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar, berimplikasi pada pentingnya penguasaan
kecerdasan emosional pada siswa. Perlu dikembangkan dan pemberian
pembekalan kecerdasan emosional pada siswa agar mempunyai kecerdasan
dalam mengenali diri sendiri dan keterampilan sosial sehingga akan dapat
58
menumbuhkan motivasi belajar siswa dan dapat mencapai prestasi belajar
yang maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan dengan prosedur ilmiah
yang berlaku, namun demikian masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh
peneliti. Adapaun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat pengambilan data kecerdasan emosional menggunakan kuesioner,
belum menggunakan tes kecerdasan emosional yang sudah baku.
2. Ketidakseriusan siswa dalam mengisi kuesioner yang tidak dapat
dikendalikan oleh peneliti.
3. Penelitian ini hanya menggunakan pada tingkat populasi siswa teknik
kendaraan ringan SMK PIRI I Yogyakarta sehingga hasil ini tidak dapat
digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.
D. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran
sebagai betikut:
1. Bagi Siswa
Meningkatkan kecerdasan emosionalnya dengan mengembangkan sikap
menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, mengembangkan
perasaan responsif dan keberanian sehingga dapat mendukung
terbentuknya motivasi belajar.
59
2. Bagi Guru
Berperan dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa dengan
menerapkan budaya belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan
emosional seperti kerjasama tim, belajar kelompok dan belajar mandiri.
3. Bagi pihak sekolah
Diharapkan pihak sekolah memfasilitasi dan melengkapi sarana prasana
yang dibutuhkan siswa dalam mengembangkan motivasi belajar seperti
kelengkapan alat praktik baik secara kualitas maupun kuantitas.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan penelitian dengan
melakukan penelitian terhadap variabel lain yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa, dan melakukan pengukuran kecerdasan emosional
menggunakan tes yang sudah baku.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abd.RachmanAbror. (1993).Psikologi Pendidikan.Yogyakarta : Tiara WacanaYogya.
Anonim. (2009). Rencana Strategi Depdiknas Periode 2010-2014 Kemendiknas:Jakarta
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PTRineka Cipta: Jakarta.
Asri Nur Prihatin. (2004). Hubungan Antara Kecerdasan Intelektual Dan KecerdasanEmosional Dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas 2 Semester II SMANegeri 3 Tegal Tahun Ajaran 2003/2004. Skripsi. FMIPA UNY:Yogyakarta.
Cecco, John P. de (1968) The Psychology Of Learning And Introduction: EducationalPsychology. Prentice Hall: New Jersey
Djamarah, S., B., dan Zain, Aswan.(1997). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta:Jakarta.
Djamarah, S., B. (2008). Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Dwi Priyatno. (2009). Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and ServiceSolution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. PT Buku Kita: Jakarta
Giovanni Chandra. (2010). Panduan Pendampingan Kecerdasan Emosional.PenerbitManuskrip: Mojokerto.
Goleman. D. (2000). Working With Emotional Intelligence. PT Gramedia PustakaUtama: Jakarta
Goleman. D. (2002). Emotional Intelligence PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Muhibin Syah. (2008). Psikologi Belajar. PT Raja GrafindoPersada: Jakarta.
Nana Syaodih Sukmadinata.(2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
61
Riduwan. (2009). Dasar-dasar Statistik. CV. Alfabeta: Bandung.
Robertus Ardian Nugrahanto. (2004). Hubungan Antara Kecerdasan EmosionalIntrapribadi dengan Kemampuan Mengatasi Kesulitan Mengerjakan SkripsiPada Mahasiswa. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma:Yogyakarta.
Sardiman A. M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta:Jakarta.
Sudjana, N., dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo
Sugiyono.(2004). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta
Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan.Jakarta : PT Raja GrafindoPersada.
Universitas Negeri Yogyakarta. (2011). Pedoman Tugas Akhir. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
W.S. Winkel. (1991). Psikologi Pengajaran.Jakarta : PT. Gramedia.
LAMPIRAN
Kepada Yth,RespondenDi tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta, saya bermaksud mengadakan
penelitian untuk penyusunan skripsi yang berjudul
“HubunganKecerdasanEmosional Dan Motivasi
BelajarPadaSiswaKelas X JurusanOtomotif SMK PIRI I
Yogyakarta”.
Berkenaan dengan penelitian tersebut di atas, saya
mengharapkan peran serta dan bantuan siswa sekalian untuk
menjawab pertanyaan yang telah tersusun dalam kuesioner ini
dengan sejujurnya. Keterangan yang berikan akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik.
Akhirnya atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi
kuesioner ini, diucapkan terima kasih yang besar-besarnya.
Peneliti
Herman Gunawan
Petunjuk:Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan tentang beberapa kondisi diri.Harap Anda membayangkan situasi-situasi nyata seperti yang disebutkandalam pernyataan tersebut, dan mengisinya dengan tanda () pada formyang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Sangat setujuS : SetujuTS : Tidak setujuSTS : Sangat tidak setuju
KECERDASAN EMOSI
No Pernyataan S
S S TS
STS
1 Saya mampu mengontrol emosi diri ketika beradadalam lingkungan belajar
2 Sayatidakbisamengekspresikanperasaanhati(emosi) yang sedangsayarasakan.
3 Sayaselalumenyadaridanmengetahuisetiapperubahan yang terjadidarifisiksaya
4Sayasadarketikasedangberpikirannegatifterhadapsituasi yangkurangmenguntungkandapatmengacaukanbelajar
5 Sayasadarketikamarahdapatmenimbulkankondisitidaknyamandalambelajar
6Sayamengetahuibenarapa yangsayarasakandanharussayalakukanpadasaatkondisilelah
7 Saya seringkehilangankonsentrasiketikasedangbelajar
8 Sayatidakpeduliketikaapa yangsayabicarakantidakditanggapiolehteman yang lain
9 Dalamsituasi yang cukuptegang,sayatetapbisatenangdalambelajar
10
Ketikaadapersoalan disekolahsayayakintetapdapatmelaksanakantugasbelajardenganbaik
11
Sayacukuptahukapansaat-saatsayaharusmempertahankandiriataumembeladiridalamsuatupermasalahan
NoPernyataan
SS S T
S
STS
12 Sayatetaptenang di bawahsituasi-situasi yangtegangmenghadapiujian
13 Sayaberbicaraseperlunyadalammemberikanmasukankepadateman
14 Sayabisamengendalikandiriuntuktidakmarahketikaperselisihandenganteman
15 Sayatetapbisabertindakproduktifdalamkeadaancemasmenghadapiujian
16 Saya tidak mudah untuk menenangkan diriketika menghadapi situasi sulit dalam belajar
17 Saya mengalami kesulitan ketika banyak tugassekolah dan banyak ujian yang bersamaan
18 Saya tidak bisa mengendalikan emosi apabilaterjadi permasalah di sekolah
19 Setiap tindakan yang saya lakukan tidak pernahmelanggar aturan sekolah
20 Saya selalu mendapat kepercayaan dari temanuntuk melaksanakan tugas tertentu
21 Beberapatemanmerasatidaknyamandenganterpilihnyasayasebagaipenguruskelas
22 Saya mengetahui bagaimana harus bersikapterhadap tugas belajar yang banyak
23 Sayatidakpernahmembuatperencanaantugasyang diberikanoleh guru
24 Saya mampu menyesuaikan diri denganlingkungan baru di sekolah
25 Saya sulit untuk menyesuaikan diri denganteman-teman baru yang baru saya kenal
26 Sayatetapmampumengambilkeputusandalamberbagaisituasibelajar
27 Sayamengalamikesulitanuntukmengambilkeputusan yang berkaitandengantugasbelajar
28 Dalammenyelesaikantugassekolah,sayaselaluberusahalebihbaikdarisebelumnya
29 Sayaselaluberusahauntukmencapaiprestasibelajar di sekolah
No Pernyataan
SS S
TS
STS
30 Sayatidakyakindengankemampuan yangsayamilikiuntukmeningkatkanprestasi
31 Sayaselalumenjagahubunganbaikdenganteman-teman
32 Sayaselaluberusahamelaksanakantugas yangdiberikankepadasayadengansebaik-baiknya
33 Sayaselaluyakindengankemampuan yangsayamiliki
34 Sayaselaluyakindapatnaikkelasdenganprestasiyang baik
35 Kemampuanbukanhal yangmendukungkesuksesansayadalambelajar
36 Sayasenangmembantuteman yangsedangmengalamimasalah
37 Sayabisamengenalihal-hal yangmembuattemandapatmenyelesaikanmasalahnya
38 Sayatidakmudahuntukmemahamipikirandanperasaanteman yang sedangmenghadapimasalah
39Saya bisa mengalami kesulitandalammenyelesaikan kesalahpahaman yang terjadidiantara teman-teman
40 Sayabisamemberipenjelasanpadatemanketikaterjadikesalahpahaman
41 Saya tidak pernah membantu mengatasi konflikyang terjadi antar teman
42 Dalamkesehariansayadapatdenganmudahmempengaruhi orang
43 Saya mampu mendamaikan perselisihan/konflikantar teman
44 Sayaterampildalammenjalinkomunikasi yangbaikdenganteman
45 Sayamenggunakanbahasa yangsantundalamberkomunikasidengan orang lain
46 Sayabisamengungkapkanpikiran-pikiran/gagasan-gagasansecarajelaskepada orang lain
No Pernyataan SS S TS STS
47 Sayamudahberkomunikasidengan orang lain diluarsekolah
48 Saya mengalami kesulitan untuk berinteraksidengan sesama teman di sekolah
49 Saya sulit mengungkapkan ide/pendapatdengan baik
50 Saya bersikap adil ketika menjadi penguruskelas
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
A. Identitas siswa
1. Nama : ………………………………..
2. NIS : ……………………………….
3. Kelas : ……………………………….
B. Petunjuk pengisian
1. Berikut di sajikan pernyataan-pernyataan tentang motivasi belajar. Bacalah secara
cermat pernyataan yang telah tersedia
2. Silahkan memberikan tanda (√) pada kotak isian yang tersedia. Isilah sesuai dengan
kenyataan yang ada pada diri saudara, karena semua jawaban adalah benar.
3. Jangan takut dengan jawaban yang saudara berikan, karena jawaban tidak
berpengaruh terhadap nilai belajar saudara.
4. Pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Selalu
C. Daftar pernyataan dan isian
No Pernyataan 1 2 3 41 Saya tetap semangat belajar meskipun mendapat nilai jelek
2Pada pembelajaran motor otomotif ada hal-hal yang merangsangrasa ingin tahu saya.
3 Saya mengerjakan tugas-tugas sekolah tepat waktu
4Pembelajaran motor otomotif sangat abstrak sehingga saya sulit
untuk tetap mempertahankan perhatian saya
5 Saya kecewa dengan hasil belajar saya.
6Pada pelajaran motor otomotif, saya lebih suka bermain dari padamengerjakan tugas
7Saya suka mengerjakan tugas yang sudah pernah diberikan
sebelumnya
8 Saya mengeluh dengan tugas-tugas saat di kelas
9Dalam belajar, saya mudah sekali terpengaruh oleh pendapatteman.
10Walaupun sulit menerima penjelasan yang diberikan oleh guru,saya tetap berusaha agar bisa memahaminya
No Pernyataan 1 2 3 4
11Saya puas karena dapat memahami materi pada pembelajaran
motor otomotif.
12Meskipun nilai saya di atas rata-rata, tetapi saya merasa belumcukup puas dengan hasil belajar saya
13Pelajaran motor otomotif sulit saya pahami, sehingga membuatsaya malas belajar
14Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran motorotomotif
15Saya sangat senang pada pembelajaran motor otomotif, sehingga
saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasannya
16 Saya senang ketika mendapat tugas dari guru
17 Meskipun teman-teman meragukan, tetapi saya yakin pasti bisa
18Pembelajaran motor otomotif membuat saya kurang aktif untuk
berkomunikasi dengan guru.
19Bila mendapatkan tugas, saya menunda waktu untukmengerjakannya.
20Dalam berdiskusi di kelas, saya berusaha mempertahankanpendapat saya.
21Saya merasa ragu ketika bertanya materi pada pembelajaranmotor otomotif.
22Pembelajaran motor otomotif membuat saya lebih aktif dan
percaya diri di kelas.
23Daripada harus bertanya, saya lebih suka mengerjakan sendiritugas-tugas saya di kelas.
24Pembelajaran motor otomotif membuat saya malas untuk
mengerjakan tugas secara mandiri.
25 Ketika berdiskusi, saya mudah menyerah dengan pendapat saya.
26Jika ada pendapat yang berbeda dalam belajar, saya akan
menanggapinya
27Saya berkeringat ketika sedang berpendapat di depan teman-teman
28 Ketika ujian, saya menggantungkan kepada teman
29 Saya lebih suka dengan tugas-tugas yang menantang
30Dalam belajar, saya suka mencari permasalahan untukdipecahkan
123456789
101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778798081828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112113114115
A C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD BE BF BG BH BI BJ BK BL BM BN BO BP BQ BR BS BT BU BV BW BX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 303 Panji Agung Nurauf 1 TKR 1 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 79 1 14 Tri Windarto 1 TKR 5 4 3 4 4 1 4 3 4 2 4 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 79 2 25 Meimo Walben Hariya Mulya 1 TKR 3 4 1 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 1 2 2 1 4 2 1 3 3 4 4 4 80 3 31 Margono Wahyu Widodo 1 TKR 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 1 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 4 2 82 4 47 Rahmat Putra Yogantara 1 TKR 1 4 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 1 4 2 3 4 4 4 1 4 2 3 4 3 1 3 4 2 3 84 1 5
10 Risky Karisma 1 TKR 3 4 2 4 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 1 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 85 2 613 Rizki Saputra 1 TKR 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 3 4 2 4 1 4 2 2 1 3 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 3 85 3 715 Risma Dwi Kusnanto 1 TKR 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 86 4 821 Sigit Nugroho 1 TKR 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 2 3 2 2 1 4 3 3 4 3 4 3 4 86 5 92 Andika Rhomadi 1 TKR 2 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 1 3 3 4 1 2 2 2 3 3 2 87 1 108 Agus Setiawan 1 TKR 5 4 4 1 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 4 1 4 4 3 2 3 3 4 1 2 2 1 87 2 11
14 Jodi Darmawan 1 TKR 1 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87 3 129 Piyo Aryanto 1 TKR 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 88 4 13
22 Dimas Dwi Prakoso 1 TKR 3 2 4 1 4 3 2 2 1 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 88 5 1423 Aldino Ade Rizky Romadhon 1 TKR 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 88 6 1573 Indra Septiawan 1 TKR 4 3 4 4 2 3 2 3 2 1 4 2 3 4 4 4 1 4 2 3 4 3 1 3 4 2 3 3 2 4 4 88 7 1681 Juniawan Rudi Herntanto 1 TKR 5 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 1 3 3 4 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 88 8 1785 Ramadhan Rizqi Bintang Sakti 1 TKR 5 4 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 1 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 88 9 1886 Ainul Mujaab 1 TKR 5 3 3 3 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 2 3 2 2 1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 88 10 1916 Fendy Setiawan 1 TKR 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 89 11 2018 Dhema Fatheya Candra 1 TKR 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 4 1 4 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3 3 89 1220 M. Guski All Hambra 1 TKR 1 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 89 1334 Caesar Rinto Rahardian 1 TKR 3 2 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 89 1437 Ade Surya 1 TKR 4 4 3 2 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 1 4 2 3 2 2 89 1575 Aditya Yogya Nugeraha 1 TKR 2 4 4 3 4 1 3 4 2 4 1 4 2 2 1 3 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 89 1679 Dedy Priyanto 1 TKR 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 89 1783 Ahmadi Arif Setiawan 1 TKR 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 4 1 4 4 3 2 3 3 4 1 2 2 1 4 4 4 4 89 1812 M. Jeandra Alifel 1 TKR 1 3 2 2 4 4 1 4 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 2 1 4 2 3 4 2 2 4 3 4 4 90 1938 Yori Bayu Pratama 1 TKR 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 90 2040 M. Bagas Ginanjar Prabowo 1 TKR 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 90 2142 Hengky Andi Saputra 1 TKR 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 90 226 Joko Saputro 1 TKR 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 91 1
19 Muhammad Danang Dwi Kurniawan 1 TKR 5 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 91 225 Wahid Andy Murgiyanto 1 TKR 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 91 326 Ista Anindita Pradana 1 TKR 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 3 2 91 480 Arif Budiyono 1 TKR 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 91 511 Anggit Saputra Wicaksana 1 TKR 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 92 629 Awanda Septiandani 1 TKR 4 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 92 733 Muhammad Choirul Munna 1 TKR 5 2 4 3 4 1 3 4 2 4 1 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 4 2 3 4 3 3 4 4 1 4 92 835 Muhammad Zidnil Umar 1 TKR 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 92 917 Friscy Riko Pamungkas 1 TKR 2 4 3 2 4 4 3 2 4 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 4 2 4 3 93 1030 Sugeng Dipa Yuda 1 TKR 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 4 3 3 4 94 1170 Fredi Muhammad Pribadi 1 TKR 2 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 4 1 4 4 4 3 3 3 94 1236 M. Widisono 1 TKR 1 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 95 146 Dhadang Yulianto 1 TKR 5 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 1 4 4 2 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 95 224 Dony Setyawan 1 TKR 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 96 328 Gilang Ramadhan 1 TKR 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 4 3 3 96 432 Tian Sutiyanto 1 TKR 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 96 549 Adimas Saputra 1 TKR 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 96 671 Ravi Tri Wibowo 1 TKR 1 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 96 727 Damas Tisda Wardaya 1 TKR 3 4 2 1 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 97 831 Yosron Fikri 1 TKR 3 3 3 2 3 4 1 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 97 939 Yuan Rizky Ramadhan 1 TKR 2 3 4 4 4 1 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 97 1045 Karunia Kalifah Wijaya 1 TKR 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 97 1155 Muhammad Fajar Adi Hermawan 1 TKR 5 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 97 1266 Marsal Harbianto 1 TKR 1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 1 3 2 3 3 4 97 1344 Muhammad Afandi 1 TKR 2 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 98 1448 Ferry Ardiyanto 1 TKR 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 98 1589 Muhammad Darwis 1 TKR 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 4 98 1641 Ariadi Sakamawan 1 TKR 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 99 143 Berly Ibnu Shae 1 TKR 5 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 99 258 Muhammad Ari Yulianto 1 TKR 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 99 362 Junneri 1 TKR 5 4 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 99 467 Aan Nugroho Saputra 1 TKR 4 2 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 99 550 Pradita 1 TKR 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 100 651 Nova Riyanto 1 TKR 2 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 100 752 Hasto Dwi Santoso 1 TKR 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 1 100 853 Tomi Yudha P 1 TKR 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 100 954 Koko Didiyanto 1 TKR 5 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 100 1056 Fatkur Rozak 1 TKR 5 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 101 1157 Dimas Novian Saputra 1 TKR 5 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 101 1260 Panca Wahana Putra 1 TKR 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 1 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 101 1363 Muhammad Riski Setiawan 1 TKR 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 101 1468 Muhammad Fajar Anggoro 1 TKR 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 101 1578 Aldi Riyanto 1 TKR 1 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 101 1687 Bonifasius Wisnujati Wardana 1 TKR 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 101 1761 Syifa Amilhuzni 1 TKR 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 102 1865 Mohammad Toto Sutrisno Marda 1 TKR 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 102 1974 Adhitya Bagus Fauzi 1 TKR 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 102 2076 Fatur Rizky G 1 TKR 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 102 2177 Tio Tredi 1 TKR 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 102 2282 Arif Wicaksono 1 TKR 1 1 4 3 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 2347 Putra Wahyu Widianto 1 TKR 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 103 159 Aditya Bagus Wicaksono 1 TKR 4 3 3 4 4 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 103 264 Bagas Aditya Rakananta 1 TKR 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 103 369 Sulistyo Ardi Saputra 1 TKR 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 103 472 Deni Wahyu P 1 TKR 5 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 104 584 Hamidar Septian Nur Rahmat Fauzi 1 TKR 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 104 688 Deni Setyanto 1 TKR 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 104 791 Marini Hermaningrum S 1 TKR 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 105 890 Ade Safaat Mauludin 1 TKR 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 106 994 M. Adnan Latif 1 TKR 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 3 106 1097 Andre Helza Alfiano 1 TKR 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 108 196 Dwi Choirul Anam 1 TKR 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 109 292 Oktama 1 TKR 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 110 395 Fery Tri Murtono 1 TKR 1 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 110 493 Angga Pratama 1 TKR 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 111 5
Lampiran . Data Motivasi Belajar
NO NAMA KELASMOTIVASI BELAJAR (Y) ∑y