Skripsi Bu Nurma Sd 56

68
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan bersifat sentral baik bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mata pelajaran lain. Pentingnya pengajaran menulis bagi siswa ditingkat Sekolah Dasar yang diberikan yaitu mengacu pada salah satu aspek pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis maupun lisan, serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesusastraan masyarakat Indonesia (Depdiknas, 2006:231). Dengan adanya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, salah satu materi yang diajarkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa 1

Transcript of Skripsi Bu Nurma Sd 56

Page 1: Skripsi Bu Nurma Sd 56

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan bersifat sentral baik

bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mata pelajaran

lain. Pentingnya pengajaran menulis bagi siswa ditingkat Sekolah Dasar yang

diberikan yaitu mengacu pada salah satu aspek pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis

maupun lisan, serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesusastraan

masyarakat Indonesia (Depdiknas, 2006:231).

Dengan adanya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, salah satu materi

yang diajarkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa

tingkat Sekolah Dasar (SD). Adapun manfaat menulis bagi siswa adalah (a) untuk

melatih kecerdasan sesorang dalam menuangkan ide yang ada di dalam

pikirannya, (b) tulisan yang rapi dan jelas akan memberikan kesan tersendiri bagi

penulis dan pembaca, (c) dengan menulis akan mengurangi beban yang ada dan

pikiran yang ada di dalam otak kita, (d) penemuan diri, hal ini terutama sekali

dapat dibenarkan dalam tulisan yang bernada akrab yang membuahkan tulisan

pribadi (Tarigan,1982:26). Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu

siswa mengenal dirinya, budaya orang lain, dan mengemukakan gagasan, ide,

1

Page 2: Skripsi Bu Nurma Sd 56

perasaan, serta berpartisipasi dalam masyarakat serta menggunakan kemampuan

menulis secara imajinatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas, 2006:23).

Nurgiantoro (1998:271) mengemukakan bahwa kemampuan dalam

menulis lebih sulit untuk dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang

bersangkutan. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki

penguasaan kebahasaan dan juga unsur di luar bahasa itu sendiri untuk menjadi

sebuah tulisan. Menulis sebuah karangan sebuah cerita merupakan kegiatan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan melalui imajinasi dengan menggunakan medium

bahasa sebagai ekspresi yang didasarkan pada pengalaman, pengetahuan serta hal-

hal dan peristiwa atau kejadian yang pernah dialami oleh penulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

lain. Menulis juga suatu kegiatan yang produktif untuk meningkatkan

keterampilan berbahasa, produktif yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan

menulis siswa mampu mendatangkan hasil yang lebih baik dengan harapan lebih

mudah dipahami bagi pembacanya. Selain itu melalui kegiatan menulis tentunya

melatih siswa untuk mengungkapkan pengalaman pribadinya, menuangkan ide

dan melatih daya imajinasi siswa untuk merangkai dan mengurutkan rangkaian

peristiwa atau kejadian yang pernah dialaminya ke dalam tulisan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa kemampuan menulis cerita

tentang pengalaman pribadi siswa kelas III di SD Negeri 56 Lubuklinggau masih

rendah dengan persentase hasil belajar siswa dalam ulangan harian yang mendapat

nilai 65 berjumlah 65% dan seharusnya siswa dapat dikatakan berhasil dalam

2

Page 3: Skripsi Bu Nurma Sd 56

belajar apabila 85 % atau lebih siswa mendapat nilai 65 ke atas atau memenuhi

Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dengan nilai 65 ke atas dan 85 % dari

jumlah siswa mendapat nilai di atas 65.

Permasalahan ini tentunya memerlukan pemecahan, sehingga keberhasilan

siswa dapat ditingkatkan. Hal ini menuntut peranan guru khususnya yang

mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia dapat mengukur dan mengidentifikasi

serta mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi penyebab dengan adanya

kondisi tersebut di atas. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat

keberhasilan belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis

cerita pengalaman pribadi yaitu :

1. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau.

2. Penggunaaan metode pengajaran yang kurang relevan dengan materi pelajaran

yang disampaikan.

Untuk mengatasi kondisi tersebut guru perlu memperbaiki kegiatan

pembelajaran yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dalam kegiatan

perbaikan pembelajaran ini peneliti mencoba menerapkan metode latihan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Melalui

kegiatan latihan, siswa terlatih dalam menulis cerita pengalaman pribadi.

Dengan demikian, kemampuan menulis cerita berdasarkan pengalaman

pribadi siswa dapat ditingkatkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ditetapkan yaitu siswa mampu dan dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran dan

pengalaman dirinya melalui bahasa tulis.

3

Page 4: Skripsi Bu Nurma Sd 56

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita berdasarkan

pengalaman pribadinya tentunya diperlukan perbaikan pembelajaran dengan

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berkenaan dengan metode mengajar, guru perlu melakukan Penelitian

Tindakan Kelas untuk materi yang disajikan, sehingga hasil belajar dapat

ditingkatkan, sebagaimana diungkapkan oleh Kasbollah (1998:13) bahwa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya guru untuk

berpraktisi dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

perbaikan pembelajaran melalui pendekatan yang dilakukan secara langsung oleh

peneliti. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode

latihan. Selanjutnya yang menjadi subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini adalah Siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tahun ajaran 2010/2011.

Metode adalah salah satu cara yang digunakan untuk pencapaian suatu

tujuan yang telah ditetapkan melalui tahapan latihan dengan memberi kontribusi

positif terhadap perkembangan diri peserta didik. (Djamarah,1995:55). Metode

latihan adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberi contoh

secara langsung dan siswa sebagai objek yang melakukan tindakan dan

keterampilannya dalam mengerjakan latihan yang diberikan.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pengalaman Pribadi Siswa

kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dengan Metode Latihan.”

4

Page 5: Skripsi Bu Nurma Sd 56

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Umum

Dari uraian sebelumnya secara umum dapat ditarik sebuah rumusan

masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu : ”Apakah penggunaan

metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi?”

2. Rumusan masalah Khusus

Adapun rumusan masalah khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau menulis

cerita tentang pengalaman pribadi setelah pembelajaran melalui metode

latihan?

b. Berapa besarkah peningkatan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode

latihan?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode latihan siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu :

5

Page 6: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa menulis cerita pengalaman

pribadi melalui metode latihan.

b. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi

menggunakan metode latihan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini, diharapkan agar dapat bermanfaat

untuk siswa, peneliti, guru dan Lembaga STKIP PGRI Lubuklinggau.

1. Bagi Siswa, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat membantu siswa

dalam meningkatkan kreativitasnya untuk menulis cerita pengalaman

pribadinya.

2. Bagi Peneliti, hasil penelitian tindakan kelas ini berguna untuk

mengetahui keefektifan metode pengajaran dan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadinya.

3. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu

acuan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam

kompetensi menulis siswa.

4. Bagi Lembaga STKIP-PGRI Lubuklinggau, penelitian ini salah satu bentuk

persyaratan untuk mendapat gelar sarjana sekaligus sumbangan pemikiran

mahasiswa terhadap perbaikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

6

Page 7: Skripsi Bu Nurma Sd 56

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian

perbaikan pembelajaran ini adalah beberapa pendapat para ahli yang mendukung

penelitian tindakan kelas ini.

1. Pengertian Peningkatan Kemampuan

Dalam Depdikbud (1997:623) bahwa kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, dan kekuatan. Selanjutnya Kridalaksana (1993:95) mengatakan bahwa

kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan

dengan jalan mempelajari secara sadar dan terencana.

Dari pengertian di atas dapat diuraikan peningkatan kemampuan adalah

kesanggupan atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa

kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang pengalaman

pribadinya melalui metode Latihan. Peningkatan tersebut adalah upaya guru

menetapkan metode yang tepat dan sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya untuk kemampuan menulis.

2. Pengertian Menulis

Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan

dalam tatanan ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dibaca

(Muksin, 1990:24). Menurut Tarigan (1994:21) menulis adalah menurunkan atau

7

Page 8: Skripsi Bu Nurma Sd 56

menuliskan lambang-lambang grafik suatu bahasa sehingga seseorang dapat

memahami dan membaca lambang-lambang garfik tersebut.

Menulis adalah penyampaian informasi kepada orang lain melalui media

tulis, dalam hal ini tujuan menulis adalah agar informasi yang disampaikan

tersebut dipahami orang lain. Tujuan menulis ditingkat sekolah dasar (SD)

menurut Depdikbud (1994:2) yaitu sebagai berikut :

a. Siswa dapat mengungkapkan perasaanya secara lisan maupun tertulis.

b. Siswa memiliki kegemaran menulis dalam meningkatkan kemampuan

kebahasaannya.

c. Siswa mampu mengungkapkan fikiran dalam karangan baik dalam bentuk

prosa mapun puisi.

d. Siswa mampu menyampaikan informasi melalui tulisan berdasarkan keadaan.

e. Siswa mampu mengungkapkan ide, pengalaman, dan pesan secara tertulis.

Tarigan (1994:24) mengemukakan ada beberapa tujuan dari kegiatan

menulis di antaranya yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan penugasan, yaitu penulisan sesuatu karena ditugaskan, bukan karena

kemauan sendiri.

b. Tujuan menyenangkan, yaitu menyenangkan pembaca dengan hasil tulisan

atau karyanya.

c. Tujuan persuasif, yaitu menulis untuk meyakinkan pembaca terhadap

kebenaran dan gagasan yang diutamakan.

d. Tujuan informasional, yaitu tujuannya memberi keterangan atau informasi.

8

Page 9: Skripsi Bu Nurma Sd 56

e. Tujuan menyatakan diri, yaitu memperkenalkan dan menyatakan diri sang

pengarang.

f. Tujuan kreatif, yaitu tujuan pernyataan diri untuk mencapai nilai-nilai artistic.

g. Tujuan pemecahan masalah, yaitu penulisan ini bertujuan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, kegiatan menulis bertujuan untuk melatih keterampilan,

kreativitas dan daya imajinatif siswa yang didasarkan pada pengalaman, ide,

gagasan dan pengalaman serta peristiwa yang pernah dilihat, dirasakan maupun

dialaminya sehingga kegiatan menulis dalam perbaikan pembelajaran ini yaitu

meningkatkan kemampuan siswa mengungkapakan pengalaman pribadinya

melalui kegiatan menulis.

3. Pengertian Cerita Pengalaman Pribadi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:186) disebutkan bahwa

cerita adalah kisah pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan

memusatkan diri pada suatu tokoh dalam suatu situasi. Selanjutnya menurut Semi

(1988:34) cerita adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian dan pada

kejadian-kejadian itu sendiri, dan yang terjadi di dalam cerita tersebut merupakan

suatu pengalaman, penjelajahan, mengamati dan menelusuri.

Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa cerita pengalaman

pribadi adalah cerita yang benar-benar terjadi atau terjadi dimana saja dan kapan

saja yang dialami penulis atau pengarang selanjutnya dapat memberikan kesan

tunggal dalam hati penikmat atau pembacanya.

9

Page 10: Skripsi Bu Nurma Sd 56

Berikut langkah-langkah menulis cerita pengalaman pribadi menurut

Kasmadi (2001: 99) adalah sebagai berikut :

a. Menentukan tema cerita.

b. Menetukan Sinopsis.

c. Mengembangkan sinopsis menjadi cerita dengan cara :

1) Menguraikan latar dan setting

2) Menyajikan peristiwa-peristiwa pendahuluan.

3) Menampakan karakter.

4. Metode Latihan

Dalam bahasa Inggris, method berarti cara dan Wina Sanjaya (2008:39)

dalam Sutrisno berpendapat bahwa metode pembelajaran berarti sebagai cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan yang nyata dan praktis untuk mencapai kegiatanan pembelajaran.

Metode Latihan adalah satu cara yang digunakan untuk pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan melalui tahapan latihan dengan memberi kontribusi positif

terhadap perkembangan diri peserta didik (Djamarah,1995:55). Menurut pendapat

Prayitno (1973:35) Metode Latihan adalah suatu kegiatan yang diperoleh,

dikuasai atau merupakan hasil dari adanya latihan proses belajar atau pencapaian

tujuan pembelajaran yang berupa hasil latihan, merupakan hasil dari kegiatan

belajar mengajar semata”. Dengan demikian, dapat disimpulkan metode latihan

adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberi contoh secara

langsung dan siswa sebagai objek yang melakukan tindakan dalam mengerjakan

latihan yang diberikan.

10

Page 11: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan

1) Kelebihan Metode Latihan

a) Menanamkan kebiasaan kepada anak untuk belajar secara rutin dan

disiplin serta dalam waktu yang singkat pemahaman keterampilannya dapat

ditingkatkan.

b) Peserta didik memiliki kesiapan belajar yang lebih baik

c) Peserta didik berkembang lebih baik dan lebih matang.

d) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

e) Siswa terbiasa dengan latihan-latihan yang diberikan.

2) Kelamahan Metode Latihan

a) Kurangnya perhatian peserta didik pada lingkungan sekitarnya.

b) Membentuk kebiasaan-kebiasaan diri peserta didik yang kaku dan otomatis.

c) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik bersifat verbal dan mekanis.

d) Menghambat daya imajinatif dan inisiatif peserta didik.

e) Terpaku pada materi latihan yang diberikan (Djamarah, 2007:198)

b. Langkah-langkah penerapan metode latihan dalam pembelajaran

1) Guru memperlihatkan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan

memberikan latihan secara langsung.

2) Guru memandu siswa dalam latihan menulis cerita tentang pengalaman

pribadi yaitu dalam menggunakan ejaan, tanda baca, isi cerita dan kohesi

serta koherensi antar paragraf.

3) Guru mengawasi kegiatan siswa dalam menulis cerita tentang pengalaman

pribadinya.

11

Page 12: Skripsi Bu Nurma Sd 56

4) Siswa mencermati kembali hasil tulisan dengan berulang-ulang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam Penelitan Tindakan Kelas (PTK) Sulastri

(2009:42) dengan judul penerapan model pembelajaran latihan pada pelajaran

Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 61 Cimahi, yang menyimpulkan

bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan latihan diperoleh nilai rata-rata pada

siklus pertama (59,71), siklus kedua (63,16), siklus ketiga (75,51). Ketuntasan

klasikal pada siklus pertama 46,61 %, pada siklus kedua 72,91 % dan pada siklus

ketiga 87,00 % yang berarti hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Sedangkan hasil penelitian Harpah yang berjudul penerapan model pembelajaran

latihan dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pokok bahasan

menulis pada siswa kelas V SD Negeri 235 Palembang, menyimpulkan bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode diskusi

berpengaruh secara signifikan a = 0,05 thitung (4,15)> ttabel (1,684) dan rata-rata

skor sebesar 75,32. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

setelah penerapan pembelajaran dengan metode latihan signifikan sudah baik.

C. Kerangka Berpikir

Untuk merencanakan pembelajaran menulis, yang menekankan menulis

sebagai media pengajaran sebagai alat belajar bagi siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi dapat ditingkatkan

dengan membangun latar belakang pengetahuan, pengalaman siswa, menyusun

12

Page 13: Skripsi Bu Nurma Sd 56

ide, dan mengembangkan daya imajinatif siswa mengungkapkan peristiwa yang

pernah dialaminya melalui kegiatan menulis dalam bentuk cerita.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri

56 Lubuklinggau tindakan awal yang dilakukan yaitu memberikan latihan menulis

cerita tentang pengalaman pribadi dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan

yang tepat. Kemudian guru menyimpulkan hasil data pratindakan untuk melihat

peningkatan hasil belajar siswa, mengetahui kelemahan-kelemahan dalam

kegiatan pembelajaran sebelum menerapkan metode yang relevan dengan materi

pelajaran.

Untuk merencanakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran

yaitu pada materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi, yang menekankan

menulis sebagai alat belajar yaitu mengungkapkan pengalaman, ide dan cita-cita

siswa dapat ditingkatkan dengan metode latihan. Secara umum bertujuan melatih

pengetahuan, menyusun tujuan menulis, dan mengembangkan pemahaman

melalui kegiatan menulis. Apabila dalam implementasinya kemudian hasil tes

siswa setelah dievaluasi dan dianalisis masih terdapat kesalahan dan kekurangan,

maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan instrument

tes yang berbeda, sehingga hasil peningkatan pembelajaran dapat dilihat dari

tahapan tindakan yang telah ditentukan yaitu siklus I dan siklus II sampai hasil

belajar atau ketuntasan siswa baik secara individu maupun klasikal mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Pemilihan dengan

menerapkan metode latihan adalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

minat dan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis

13

Page 14: Skripsi Bu Nurma Sd 56

cerita tentang pengalaman pribadi. Strategi yang diterapkan yaitu dengan

memberikan latihan menulis cerita pengalaman pribadi secara berulang kepada

siswa sehingga siswa mendapat pengalaman belajar.

D. Hipotesis Tindakan dan Kriteria pengujian Hipotesis

1. Hipotesis tindakan

Tindakan dalam penelitian adalah melalui metode latihan kemampuan

menulis cerita tentang pengalaman pribadi siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau dapat meningkat.

2. Kriteria Pengujian Hipotesis

a. Daya serap siswa perorangan tuntas jika hasil belajar siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi mencapai

nilai 65 ke atas.

b. Daya serap siswa secara klasikal tuntas jika 85 % dari jumlah siswa mencapai

nilai 65 ke atas.

14

Page 15: Skripsi Bu Nurma Sd 56

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD Negeri 56

Lubuklinggau pada siswa kelas III. Sekolah ini beralamat di Jalan Yos Sudarso

Kelurahan Taba Pingin Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau.

Penelitian ini direncanakan melalui dua siklus yang diobservasi oleh Dosen

Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pembantu, Guru SD Negeri 56

Lubuklinggau dan Rekan Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. Penelitian ini

melalui beberapa tindakan dalam perbaikan pembelajaran yaitu 1) Tahap

Pratindakan, 2) Siklus I, dan 3) Siklus II. Selanjutnya dalam setiap tindakan pada

setiap siklus ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanankan.

Tabel 1Jadwal pelaksanaan penelitian menulis cerita pengalaman pribadi.

No Siklus Materi Tanggal Waktu1 Pertama Menulis cerita pengalaman pribadi. 27 -01- 2010 07.30-09.00

2 Kedua Menulis cerita pengalaman pribadi. 28 -01-2010 07.30-09.00

B. Subjek Penelitian

Siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tahun ajaran 2010/2011

berjumlah 40 Siswa yang terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Karakteristik siswa ditempat dilakukannya penelitian yaitu :

1. Jumlah siswa 40 orang terdiri 24 laki-laki dan 16 Perempuan.

15

Page 16: Skripsi Bu Nurma Sd 56

2. Usia 8-9 tahun.

3. Sebagian dari siswa belum mampu menulis cerita tentang pengalaman

pribadi dengan baik dan benar.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu data pra tindakan sebelum

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Data siklus I dan siklus II, Data

hasil observasi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan hasil

pengamatan terhadap siswa kelas III SD Negeri 56 Kota Lubuklinggau.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

data hasil pengamatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsun, penerapan teknik tes dan

teknik non tes. Teknik tes yaitu instrument soal (perbuatan) dan non tes berupa

lembar observasi untuk guru dan siswa.

E. Validasi Data

Mengkonsultasikan data yang diperoleh kepada teman sejawat tentang

masalah ketuntasan anak yang disesuaikan dengan indikator penilaian dan

instrument tes apakah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa atau

untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Bentuk tes

16

Page 17: Skripsi Bu Nurma Sd 56

berupa tes tertulis menguji per individu siswa untuk mempraktikan kemampuan

menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan metode latihan. Lembar

observasi dijadikan sebagai sumber untuk melihat aktivitas dan peningkatan

kegiatan yang dilakukan guru dan siswa.

Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian yaitu

menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan metode latihan. Aspek-spek

yang dinilai dalam menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1. Organisasi isi diberi bobot maksimum 25.

2. Tata kalimat diberi bobot maksimum 25.

3. Penggunaan EYD diberi bobot maksimum 25.

4. Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi bobot maksimum 25.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel penilaian berikut :

Tabel 2:Indikator penilaian kemampuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi

NO INDIKATOR PENILAIAN SKOR NILAI1 Organisasi Isi 252 Tata Kalimat 253 Penggunaan EYD 254 Kohesi dan koherensi antar paragraph 25

Jumlah Skor nilai 100 (Trimannsyah,2003)

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi, tes awal dan tes akhir

pada siklus pertama dan kedua akan dianalisis dengan cara yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung selisih nilai tes pada siklus I dan siklus II, selanjutnya nilai-nilai

tersebut dihitung dengan persentase dan nilai rata-rata, kemudian dibuat dalam

17

Page 18: Skripsi Bu Nurma Sd 56

bentuk tabel, berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah siswa

dikatakan tuntas belajar apabila :

a. Secara individual siswa mencapai nilai 65 atau lebih.

b. Secara klasikal siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih minimal harus

mencapai 100 %.

Persentase siswa yang telah tuntas belajar dapat dihitung dengan rumus :

RP= ———— x 100 % T

Keterangan : P= Persentase keberhasilan siswa

R = Jumlah siswa yang tuntas

T= Jumlah siswa dikelas

(Sudjana,2002:137)

2. Menetukan besarnya peningkatan hasil belajar siswa dari tes pratindakan

hingga siklus I dan siklus II pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan

rumus sebagai berikut :

R2 – R1

X= —————— x 100 % R1

Keterangan :

X = Persentase peningkatan hasil tindakan

R1 = Nilai rata-rata pratindakan

R2 = Nilai rata tindakan 1 dan 2 (Sudjana, 2002:137)

18

Page 19: Skripsi Bu Nurma Sd 56

G. Indikator Keberhasilan

Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi dengan metode latihan.

Indikator yang dicapai dalam penelitian ini yaitu : a) Organisasi isi diberi bobot

maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25, c) Penggunaan EYD

diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi bobot

maksimum 25. Selanjutnya siswa dinyatakan tuntas belajar secara individu jika

siswa mendapat nilai 65 ke atas dan ketuntasan belajar secara klasikal apabila

85% dari jumlah siswa mendapat nilai 65 ke atas.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan melalui dua siklus yang

terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi. Berikut rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada

perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada silkus I dan II yaitu :

1. Perencanaan

a. Menentukan tujuan pembelajaran (yaitu meningkatkan kemampuan menulis

cerita tentang pengalaman pribadi).

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

d. Menyiapkan soal evaluasi.

19

Page 20: Skripsi Bu Nurma Sd 56

2. Pelaksanaan Tindakan

1. Deskripsi Siklus I

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Apersepsi

b) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman pribadi.

c) Motivasi dan menjelaskan tujuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi.

b) Guru Guru memberi latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi.

c) Siswa menetukan judul cerita sendiri melalui kegiatan tanya jawab dan

latihan.

d) Siswa menulis cerita pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan ejaan

yang tepat atau sesuai dengan EYD.

e) Guru mengamati dan membimbing kegiatan belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru mengharapkan kepada siswa untuk berlatih menyusun dan

mengembangkan cerita karangan lain sebagai tindak lanjut pada siklus

selanjutnya.

b) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil pertanyaan

20

Page 21: Skripsi Bu Nurma Sd 56

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Mengadakan apersepsi.

b) Memberi penjelasan tentang cara menulis cerita berdasarkan pengalaman

pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi.

b) Guru menyiapkan instrument tes siklus I.

c) Guru menugaskan siswa menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan

pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.

d) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis.

e) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.

f) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus I.

b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus I

2. Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan kedua (siklusII) sama dengan

pertemuan pertama hanya saja materi yang diberikan adalah kelanjutan dari

pertemuan Siklus I. Perencanaan Tindakan Kelas pada siklus II yaitu:

21

Page 22: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Mengadakan apersepsi pada pertemuan siklus II.

b) Memberi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis

cerita tentang pengalaman pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi pada siklus II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan

sesuai dengan EYD.

b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi

pada siklus II.

c) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.

d) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus II.

b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus II.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus II.

22

Page 23: Skripsi Bu Nurma Sd 56

b) Menjelaskan ketentuan menulis cerita dengan menggunakan bahasa yang baik

dan ejaan yang tepat.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberi latihan menulis cerita tentang pengalaman pribadi pada siklus

II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.

b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi

pada siklus II.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

b) Guru menutup pelajaran.

3. Observasi

Kegiatan siklus pertama akan dipandu dengan menggunakan lembar

observasi dan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang

dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan Observasi pada siklus pertama diobservasi

oleh Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pembantu, Guru SD Negeri

56 Lubuklinggau dan Rekan Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Adapun hal-hal yang akan diobservasi terhadap kegiatan peneliti, oleh

para observer adalah proses kegiatan belajar yang dilakukan guru (peneliti) dan

siswa sebagai bahan pertimbangan pada siklus yang selanjutnya. Kritik, saran,

pendapat, dan tanggapan dari para observer akan dianalisis peneliti untuk

dijadikan dasar perencanaan tindakan pada siklus yang kedua.

Kegiatan siklus kedua diobservasi oleh beberapa Guru SD Negeri 56

Lubuklinggau. Hal-hal yang akan diobservasi pada siklus kedua yaitu kegiatan

23

Page 24: Skripsi Bu Nurma Sd 56

guru (Peneliti) dan siswa dalam proses perbaikan pembelajaran, termasuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama. Dalam

mengobservasi para observer juga dipandu oleh lembar observasi yang telah

disediakan untuk memberi tanggapan, saran, kritik dan pendapat.

4. Evaluasi

Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk menilai kemampuan dan daya

serap siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tuntas dengan nilai yaitu 65

keatas. Selanjutnya daya serap secara klasikal tuntas apabila 85 % siswa mendapat

nilai minimal 65. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan instrumen tes. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa

atau untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Bentuk tes

berupa tes tertulis menguji per individu siswa untuk mempraktikan kemampuan

menulis cerita pengalaman pribadi. Adapun indikator yang dicapai dalam

penelitian tindakan kelas ini yaitu 1) organisasi isi, 2) tata kalimat, 3) penggunaan

EYD, dan 4) kohesi dan koherensi antar paragraf.

5. Refleksi

Yaitu perenungan untuk mengevaluasi rencana dan kegiatan yang telah

dilakukan berupa urutan terhadap prosedur dan analisis hasil kinerja. Hal ini

digunakan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk

menganalisis dan mengetahui apakah telah tercapai atau belum ketuntasan

pembelajaran perorangan atau secara klasikal dan hasil refleksi digunakan untuk

setiap siklus. Selanjutnya frekuensi nilai yang harus dicapai siswa per individu

24

Page 25: Skripsi Bu Nurma Sd 56

harus mencapai 65 ke atas dengan kategori kemampuan siswa meningkat dan

persentase klasikal mencapai 85 %.

Untuk mencapai keputusan yang tepat dalam menentukan ketuntasan hasil

belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang

pengalaman pribadi menggunakan metode latihan yaitu dengan membandingkan

perbaikan pembelajaran pada tahap pra tindakan, siklus I dan siklus II apakah ada

peningkatan dan terbukti kebenarannya.

25

Page 26: Skripsi Bu Nurma Sd 56

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Pengambilan data pada tahap pra tindakan pada siswa kelas III SD Negeri

56 Lubuklinggau yang berjumlah 40 orang siswa yang terdiri dari 21 laki-laki

dan 17 perempuan. Hasil tes awal sebelum pelaksanaan perbaikan kegiatan

pembelajaran menunjukan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerita

pengalaman pribadi dengan pesrsentase ketuntasan secara klasikal yang dicapai

sebesar (37,50 %) dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh secara individu 61,88.

Dengan demikian, ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 56

Lubuklinggau secara individu belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu siswa dikatakan tuntas apabila mendapat

nilai ≥ 65. Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan

rumus yang telah ditetapkan pada bab tiga, sehingga dapat diketahui ketuntasan

hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada

siklus I dan siklus II dalam menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan

metode latihan. Hasil analisis data pada tahap pratindakan, dapat diuraikan

sebagai berikut :

Kegiatan tahap pratindakan dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2011 di

kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Pengambilan data pratindakan terhadap

kemampuan siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode

latihan dengan menggunakan tes uraian yang terdiri dari yaitu : a) Organisasi Isi

diberi bobot maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25,

26

Page 27: Skripsi Bu Nurma Sd 56

c) Penggunaan EYD diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar

paragraf diberi bobot maksimum 25. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari

tahap pratindakan dapat diketahui bahwa dari 40 orang jumlah siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau, siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau dinyatakan tuntas

belajar sebanyak 15 orang (37,50 %), sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤

65 atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 25 orang (63,50 %). Nilai rata-rata

kelas tahap pratindakan yaitu (61,88). Agar lebih jelas, persentase ketuntasan

belajar siswa pada tahap pratindakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3Hasil Tes Akhir Pratindakan

No PelaksanaanTindakan

Jumlah SiswaTes

Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah

SiswaPersentase Jumlah

Siswa1. Tes Tahap

Pratindakan40 37,50 % 15 orang 62,50 % 25

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi belum

mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal yaitu sebesar 85%. Peneliti

menemukan beberapa faktor kesulitan yang dialami siswa dalam menulis cerita

pengalaman pribadi anatara lain :

1. Kelemahan tersebut terletak pada metode mengajar yang dipilih oleh guru

kurang relevan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai.

2. Kondisi pembelajaran yang kurang efektif, kurangnya keaktifan siswa dalam

memahami materi pelajaran khususnya dalam menulis cerita pengalaman

pribadi.

3. Siswa kurang berminat serta tidak termotivasi dalam belajar.

27

Page 28: Skripsi Bu Nurma Sd 56

4. Kurangnya kegiatan latihan dalam pembelajaran menulis cerita pengalaman

pribadi.

Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa

kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi

dengan menerapkan metode latihan yang akan dilaksanakan dalam dua siklus

yaitu dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari kegiatan siklus I dan

kegiatan siklus II.

B. Kondisi Hasil Siklus I

1. Tahap Persiapan Tindakan

Persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus pertama adalah

sebagai berikut :

a. Menganalisis materi pembelajaran.

b. Menetukan silabus materi pembelajaran

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Menyiapkan peralatan, media, instrument, dan lembar observasi dalam

pelaksanaan tindakan pada materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi

melalui metode latihan.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal

27 Januari 2010 di kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau Lubuklinggau. Langkah-

langkah pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :

28

Page 29: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Apersepsi

b) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman pribadi.

c) Motivasi dan menjelaskan tujuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi.

b) Guru memberi latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi.

c) Siswa menetukan judul cerita sendiri melalui kegiatan tanya jawab dan

latihan.

d) Siswa menulis cerita pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan ejaan

yang tepat atau sesuai dengan EYD.

e) Guru mengamati dan membimbing kegiatan belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru mengharapkan kepada siswa untuk berlatih menyusun dan

mengembangkan cerita karangan lain sebagai tindak lanjut pada siklus

selanjutnya.

b) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil pertanyaan

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Mengadakan apersepsi.

29

Page 30: Skripsi Bu Nurma Sd 56

b) Memberi penjelasan tentang cara menulis cerita berdasarkan pengalaman

pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi.

b) Guru menyiapkan instrument tes siklus I.

c) Guru menugaskan siswa menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan

pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.

d) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis.

e) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.

f) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus I.

b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus I

Pada kegiatan akhir siklus pertama peneliti melakukan refleksi dari hasil

pembelajaran, melakukan evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan siswa

dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode latihan dengan kreteria

penilaian yang telah ditetapkan. Peneliti memberi penguatan dan motivasi belajar

kepada siswa untuk mempersiapkan perbaikan pembelajaran pada siklus

selanjutnya (siklus II).

Dari 40 orang siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang hadir pada

tanggal 25 Januari 2011, siswa yang memperoleh nilai di atas 65 atau sudah

dinyatakan tuntas belajar sebanyak 27 orang (67,50 %) sedangkan yang mendapat

30

Page 31: Skripsi Bu Nurma Sd 56

nilai di bawah atau kurang dari 65 atau dinyatakan belum tuntas berjumlah 13

orang (32,50%). Dari hasil tersebut diketahui hasil rata-rata kelas yaitu (69,63).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4Hasil Tes Akhir Siklus I.

No PelaksanaanTindakan

Jumlah SiswaTes

Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah

SiswaPersentase Jumlah

Siswa

1. Tes Siklus I 40 67,50 % 27 32,50 % 13

3. Hasil Pengamatan

Observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan oleh 4 observer

yaitu Ibu Hj. Samsuarni, M.Pd. (Dosen Pembimbing Utama), Bapak A. Budi

Mulyanto, M.Pd. (Dosen Pembimbing Pembantu), Ibu Nasaha, S.Pd.SD (Guru

SD Negri 56 Lubuklinggau), Ibu Nanik Haryati (Guru SD Negeri 56

Lubuklinggau). Para observer melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mengisi lembar observasi

dengan memberikan jawaban ” Ya” atau ”Tidak” pada setiap butir pertanyaan.

Selanjutnya pada kegiatan akhir pembelajaran para observer memberikan

tanggapan, kritik, dan saran terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan

oleh peneliti. Saran dan kritik dari para observer adalah sebagai berikut :

a. Ibu Dra. Hj. Samsuarni, M.Pd. (Dosen Pembimbing Utama)

1) Dalam menyampaikan materi hendaknya cerita dibacakan,

2) Jelaskan cara menetukan judul cerita,

3) Jelaskan bagaimana membuat paragraph dalam cerita,

31

Page 32: Skripsi Bu Nurma Sd 56

4) Apabila anak tidak ada yang bertanya hendaknya guru memotivasi anak untuk

bertanya,

5) Materi hendaknya ditulis dipapan tulis,

b. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. (Dosen Pembimbing Kedua)

1) Guru hendaknya menceritakan contoh beberapa pengalaman pribadi.

2) Memberikan penguatan untuk memotivasi minat belajar kepada siswa.

3) Penguasaan kelas agar dapat ditingkatkan.

c. Ibu Zaleha, S.Pd.SD (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau)

1) Pendahuluan siswa tidak di absen

2) Sebelum menulis cerita pengalaman pribadi siswa diharuskan memahami hal-

hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerita.

3) Seharusnya guru memberikan contoh menulis cerita yang bervariasi untuk

memotivasi daya pikir anak.

d. Ibu Intan, S.Pd. (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau)

1) Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dengan penguasaan kelas yang

baik.

2) Guru harus memberikan motivasi dan benar-benar mampu memotivasi siswa

dalam menulis cerita pengalaman pribadi.

4. Refleksi

Setelah dilaksanakan siklus I peneliti memperoleh masukan-masukan atau

saran dari para observer. Saran tersebut ditindaklanjuti pada perbaikan

pembelajaran pada siklus II. Berikut beberapa hal yang perlu diperbaiki pada

siklus II yaitu sebagai berikut:

32

Page 33: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Menjelaskan contoh pada alat peraga.

b. Penyampaian materi harus lebih baik.

c. Memberikan motivasi kepada anak agar lebih aktif dalam proses kegiatan

pembelajaran.

C. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1. Tahap Persiapan Tindakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan peneliti pada siklus

kedua yaitu sebagai berikut :

a. Menganalisis materi pembelajaran.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menyiapakan peralatan dan perlengkapan pembelajaran, media, instrument

tes, dan lembar observasi pada kegiatan menulis cerita pengalaman pribadi

menggunakan metode latihan.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tahap siklus kedua dilaksanakan

pada tanggal 28 Januari 2011 di kelas III SD Negeri 56 Kota Lubuklinggau.

Sesuai dengan hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus pertama, maka ada

beberapa kegiatan yang mesti dilakukan pada siklus II, antara lain yaitu :

a. Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Awal

a) Mengadakan apersepsi pada pertemuan siklus II.

33

Page 34: Skripsi Bu Nurma Sd 56

b) Memberi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis

cerita tentang pengalaman pribadi.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman

pribadi pada siklus II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan

sesuai dengan EYD.

b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi

pada siklus II.

c) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.

d) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus II.

b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus II.

b. Pertemuan Kedua

1) Kegiatan Awal

a) Menyampaikan tujan pembelajaran pada siklus II.

b) Menjelaskan ketentuan menulis cerita dengan menggunakan bahasa yang baik

dan ejaan yang tepat.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberi latihan menulis cerita tentang pengalaman pribadi pada siklus

II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.

b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi

pada siklus II.

34

Page 35: Skripsi Bu Nurma Sd 56

c) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru menutup pelajaran.

b) Salam

Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua masih sama dengan kegiatan

pembelajaran pada siklus pertama, hanya saja pada siklus instrumens tes yang

diberikan berbeda agar siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajar menulis

cerita pengalaman pribadi sesuai dengan masukan-masukan yang telah diberikan

para observer pada siklus pertama.

Hasil tes Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus II yang diperoleh

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5Hasil Tes Akhir Siklus II

No PelaksanaanTindakan

Jumlah SiswaTes

Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah

SiswaPersentase Jumlah

Siswa

1. Tes Siklus I 40 92,50 % 37 7,50 % 3

Dari 40 orang siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang hadir pada

tanggal 28 Januari 2011, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau sudah dinyatakan

tuntas belajar sebanyak 37 orang (92,5 %) sedangkan yang mendapat nilai < 65

atau dinyatakan belum tuntas berjumlah 3 orang (7,5 %). Dari hasil tersebut

diketahui hasil nilai rata-rata kelas yaitu (76,63).

Dari hasil analisis data pada pelaksanaan tindakan siklus II tersebut

dinyatakan bahwa dari 40 siswa yang hadir, 37 siswa dinyatakan tuntas

35

Page 36: Skripsi Bu Nurma Sd 56

sedangkan 3 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas (76,63). Secara

klasikal ketuntasan siswa adalah 92,50 %. Dengan demikian, nilai siswa kelas III

SD Negeri 56 Lubuklinggau baik secara individu maupun klasikal dinyatakan

tuntas. Hal ini karena hasil belajar siswa sudah mencapai nilai di atas 65 dan

secara klasikal sudah mencapai 85 %.

Terjadinya peningkatan ini membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas

III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi

menggunakan metode latihan telah mencapai atau mengalami kemajuan yang

signifikan. Siswa sudah dinyatakan mampu memahami konsep, teknik dan cara

menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan metode latihan. Kegiatan ini

dimulai dengan penguasaan terhadap materi kemampuan menulis cerita

pengalaman pribadi yang mencakup beberapa aspek yaitu: a) Organisasi isi diberi

bobot maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25, c) Penggunaan

EYD diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi

bobot maksimum 25.

3. Hasil Pengamatan

Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua, peneliti diamati oleh 2 (dua)

observer yaitu Ibu Zaleha, S.Pd.SD (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau), Ibu

Intan, S.Pd. (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau). Berdasarkan analisis data yang

diperoleh dari lembar observasi yang diberikan kepada observer (Guru SD Negeri

56 Lubuklinggau) secara umum proses kegiatan belajar mengajar sudah

menunjukan peningkatan. Diantaranya, siswa lebih baik dalam menulis cerita

pengalaman pribadi pada pelaksanaan tindakan siklus II, dan kondisi

36

Page 37: Skripsi Bu Nurma Sd 56

pelakasanaan kegiatan belajar mengajar pada saat pengambilan tindakan suasana

belajar lebih kondusif, dan siswa lebih aktif.

4. Refleksi

Pelaksanaan siklus kedua pada kegiatan belajar mengajar dalam materi

menulis cerita pengalaman pribadi di kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau

mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran

pada kegiatan siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada pembelajaran siklus II

yaitu a) guru memberikan penguatan konsep terhadap hasil kegiatan pembelajaran

untuk lebih ditingkatkan, b) memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa

kelas III SD Negeri 56 Lubklinggau khususnya dalam menulis cerita pengalaman

pribadi, c) guru memahami kendala yang dihadapi siswa selama proses kegiatan

pembelajaran.

D. Pembahasan Tiap Siklus dan Analisis Antar Siklus

1. Pembahasan Siklus I

Hasil penelitian pada siklus pertama mengalami peningkatan ketuntasan

belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Dari 40 orang siswa yang

memperoleh nilai di atas 65 berjumlah 27 siswa atau 27 : 40 x 100 % = 67,50 %,

sedangkan 13 orang atau 13 : 40 x 100 % = 32,50 % . Nilai rata-rata pada siklus

pertama meningkat menjadi (69,63). Akan tetapi dari hasil akhir tes kegiatan

siklus pertama belum mencapai ketuntasan secara klasikal karena siswa yang

mendapat nilai di atas 65 hanya mencapai 67,50 % atau kurang dari KKM secara

klasikal yaitu siswa dapat dikatakan tuntas apabila persentase yang dicapai

37

Page 38: Skripsi Bu Nurma Sd 56

≥ 85 %. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kegiatan siklus kedua guna

meningkatkan hasil pembelajaran siswa secara klasikal dengan menerapkan saran

dan kritik dari para observer pada pembelajaran siklus kedua.

2. Pembahasan Siklus II

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus II dilaksanakan pada tanggal 28

Januari 2011 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Hasil belajar tes akhir siswa

yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus kedua sangat baik. Peningkatan

terlihat sangat signifikan. Dari 40 orang jumlah siswa yang memperoleh nilai di

atas 65 berjumlah 37 orang atau 37 : 40 x 100% = 92,50 %, sedangkan 3 orang

atau 3 : 40 x 100 % = 7,50 % belum tuntas belajar. Nilai rata-rata pada siklus

kedua meningkat menjadi (76,63).

Dari analisis data tes akhir siklus II di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggua dapat dikatakan tuntas dalam kegiatan

pembelajaran yaitu dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode

latihan. Akan tetapi, masih terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas hal ini

disebabkan oleh keaktifan siswa dalam KBM dan rendahnya yang minat belajar

siswa dalam beberapa bidang studi pelajaran yang lain .

3. Analisis Antar Siklus

Hasil data tes akhir setiap tahapan tindakan (pratindakan, siklus I dan

siklus II ) dapat dilihat pada table berikut :

38

Page 39: Skripsi Bu Nurma Sd 56

Tabel.6 :Perbandingan hasil tes akhir pada setiap tahap penelitian

Nilai Hasil Tes

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase65

Ke atas 15 orang 37,50 % 27 orang 67,50 % 37 orang 92,50 %

Di bawah

6525 orang 62,50 %

13 orang 32,50 % 3 orang 7,50 %

Jumlah 40 orang 100 % 40 orang 100% 40 orang 100 %

Nilai Rata-Rata

61,88 69,33 76,63

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil tes akhir

pra tindakan sebesar (61,88) dengan persentase ketuntasan secara klasikal

(37,50%). Dibanding dengan hasil tes tahap pratindakan, nilai rata-rata tes akhir

pada siklus I mengalami peningkatan sebesar (7,45) menjadi (69,33) dengan

persentase klasikal mencapai (67,50%).

Hasil tes akhir siklus II nilai rata-rata siswa secara klasikal mengalami

peningkatan sebesar (7,30) dibanding hasil akhir tes siklus I (69,33) meningkat

menjadi (76,63). Persentase peningkatan hasil tes akhir siklus II (92,50%).

Persentase hasil tes akhir siklus II sebesar (92,50%) telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 85 % dari jumlah telah mencapai nilai ≥ 65.

Analisis peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap tahapan dapat diuraikan

sebagai berikut :

39

Page 40: Skripsi Bu Nurma Sd 56

a. Peningkatan dari pratindakan ke Siklus I : 69,33 - 61,88 = 7,45 : 61,88 x

100% = 12,04 % (peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan ke siklus I

mencapai 12,04 %).

b. Peningkatan dari siklus I ke Siklus II : 76,63 - 69,33 = 7,30 : 69,33 x 100%

= 10,53 % (peningkatan hasil belajar siswa dari tahap siklus I ke siklus II

mencapai 10,53 %).

c. Peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai ke siklus II

69,33 + 76,63 = 145,96 : 2 = 72,98

72,98 – 61,88 = 11,10 : 61,88 = 0,1794 x 100 % = 17,94 % (peningkatan

hasil belajar siswa dari tes pratindakan sampai siklus II yaitu 17,94 %).

Berdasarkan kriteria uji hipotesis di atas, hasil tes pada tahap pra tindakan

menunjukan bahwa siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang tuntas

belajar berjumlah 15 orang (37,50 %). Setelah dilakukan tindakan siklus pertama

hasilnya 25 orang siswa tuntas belajar (74,19 %). Karena ketuntasan belajar siswa

secara klasikal belum mencapai 85 %, maka peneliti melakukan tindakan siklus

kedua. Setelah dilakukan tindakan siklus kedua, siswa yang tuntas belajar

meningkat menjadi 37 orang. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara

klasikal mencapai (92,50 %) sehingga tindakan siklus ketiga tidak perlu

dilakukan. Berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan, siklus I

dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan terbukti

dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau

dalam menulis cerita pengalaman pribadi.

40

Page 41: Skripsi Bu Nurma Sd 56

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil tes akhir tahap pratindakan, siklus I, dan

siklus II serta analisis data lembar observasi, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Simpulan Umum

Simpulan umum dalam penelitian ini adalah metode latihan dapat

meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 lubuklinggau dalam

menulis cerita pengalaman pribadi. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai

rata-rata kelas dan ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal.

2. Simpulan Khusus

a. Simpulan khusus dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas III SD

Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang pengalaman pribadi

setelah diberi pembelajaran melalui metode latihan maka nilai rata-rata hasil

tes meningkat dari pratindakan sebesar (61,88), pada siklus I sebesar (69,63),

dan pada siklus II sebesar (76,63). Ketuntasan hasil belajar siswa dengan

persentase secara klasikal dari pratindakan (37,50 %) siswa yang tuntas, pada

siklus I (67,50 %) siswa yang tuntas dan pada siklus II (92,50 %) siswa

yang tuntas.

b. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai siklus II

sebesar 17,94 % .

41

Page 42: Skripsi Bu Nurma Sd 56

B. Saran

Berdasarkan analisis data dan kesimpulan di atas, maka peneliti

mengemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. Metode latihan dapat dipergunakan guru dalam pembelajaran materi menulis

cerita pengalaman pribadi, karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam kegiatan menulis.

2. Hendaknya guru mampu menerapkan metode yang paling efektif dan relevan

dengan materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran menulis cerita

pengalaman pribadi.

3. Motivasi dan penguatan konsep pembelajaran hendaknya diberikan guru

kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam proses

kegiatan pembelajaran.

42

Page 43: Skripsi Bu Nurma Sd 56

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud,1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

-------------.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

-------------.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Depdiknas.2003. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP-SD. Jakarta

-------------.2006. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP-SD. Jakarta.

Djamarah, SB.1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito

-------------, SB.2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Bandung : Rosada karya.

Kasmadi,dkk. 2001. Bahasa dan Sastra Indonesia.Yogyakarta : LP2IP Gajah Mada

Kasbollah.1998. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Putra Persada.

Krisdalaksana, Harimurti. 1983. Linguistik Umum. Jakarta : B3B Depdikbud

Muksin.1990. Media Pengajaran Bahasa.Yogyakarta. IKIP Yogyakarta

Nurgiantoro.1998. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Mafan.

Semi.1998. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Putra Persada

Sutrisno,2008. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta

Tarigan,Henry Guntur,1982. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Angkasa.

Tim Penyusun Pedoman Skripsi. 2010. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas Dalam Rangka Penyusunan Skripsi.STKIP-PGRI Lubuklinggau

43

Page 44: Skripsi Bu Nurma Sd 56

Trimansyah,Bambang,dkk. 2003. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Mafan

Wina Sanjaya,2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. : Universitas Terbuka

44