SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem...

119
ANALISIS SISTEM PENGAPIAN (TCI DAN BUSI) PADA SEPEDA MOTOR TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG YANG MEMAKAI BAHAN BAKAR PREMIUM, PERTALITE, DAN PERTAMAX SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik DONY STIAWAN NIM. 151210165 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2020

Transcript of SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem...

Page 1: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

ANALISIS SISTEM PENGAPIAN (TCI DAN BUSI) PADA SEPEDA

MOTOR TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG YANG

MEMAKAI BAHAN BAKAR PREMIUM, PERTALITE, DAN

PERTAMAX

SKRIPSI

BIDANG KONVERSI ENERGI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

DONY STIAWAN

NIM. 151210165

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2020

Page 2: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

vi

LEMBAR IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI:

ANALISIS SISTEM PENGAPIAN (TCI DAN BUSI) PADA SEPEDA MOTOR

TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG YANG MEMAKAI

BAHAN BAKAR PREMIUM, PERTALITE, DAN PERTAMAX

Nama Mahasiswa : Dony Stiawan

NIM : 151210165

Program Studi : Teknik Mesin

Dosen Pembimbing :

Dosen Pembimbing I : Eko Sarwono ST., MT

Dosen Pembimbing II : Fuazen ST., MT

Tim Dosen Penguji :

Dosen Penguji I : Gunarto ST., M.Eng

Dosen Penguji II : Dr.Doddy Irawan Ph.d

Tanggal Ujian : 29 Januari 2020

Pontianak, 1 Februari 2020

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Waspodo, ST., MT

NIDN. 1114067602

Page 3: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil alamin segala puji hanya untuk Allah SWT tak

henti-hentinya aku bersyukur atas nikmat-Mu, serta sholawat dan salam

kepada mu rabbi, pemimpin terbaik, yang selalu kita harapkan syafa’atnya

Baginda Nabi Muhammad SAW. Kupersembahkan karya ini untuk belahan

jiwaku yaitu kedua orang tuaku yang tanpa mereka aku bukanlah siap-siapa di

dunia fana ini (mamaku tersayang Santini, dan Bapakku tercinta Suwito),

mereka adalah orang yang selalu menginjeksikan segala idealisme, prinsip hidup,

madrasah pertamaku sejak aku di rahim ibuku hingga kini takkan pernah lekang

oleh waktu, dan keluargaku, yang selalu membuatku termotivasi dan selalu

menyirami kasih sayang, sealu mendo’akanku, selalu menasehatiku untuk

menjadi leih baik. Terima kasih ya Allah yang telah mengirimkan insan terbaik

alam hidupku.

Semoga sebuah karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi

kebanggan bagi keluargaku tercinta. Dalam setiap langkahku, aku berusaha

mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan di diriku, meski belum

semua itu kuraih, Insyaallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu kan

terjawab di masa penuh kehangantan nanti. Untuk, itu kupersembahkan

ungkapan terima kasih kepada:

Calon mempelaiku (Yayuk Wahyuni) terima kasih atas kasih sayang,

do’a support, perhatian, dan kesabaran dalam memberiku semangat dan

inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 4: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

iv

Untuk bapak Eko Sarwono, ST.,MT, bapak Fuazen ST.,MT, bapak

Gunarto ST., M.Eng dan bapak Dr. Doddy Irawan ST.,M.eng, selaku dosen

pembimbing dan penguji tugas akhir, terima kasih banyak telah memberiku

banyak nasihat, masukkan, mengajariku dengan penuh kesabaran, dan

dukungan selama penulisan tugas akhir ini, yang sudah seperti orang tuaku

sendiri.

Dosen-dosen Teknik Mesin yang telah memberiku bekal ilmu yang sangat

berharga, inspirasi dan motivasi sehingga menyelesaikan studi.

Teman-teman seperjuanganku, terima kasih telah sudi menjadi teman

baikku semasa kuliah, yang selalu ada saat tawa dan sedih, serta telah banyak,

membantuku semasa kuliah, semua cerita yang kita lewati bersama tidak akan

pernah terlupakan.

Tidak lupa juga ku ucapkan terima kasih kepada staff program studi

teknik mesin yang telah banyak membantu dalam proses dalam perkuliahan.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua. Beribu terima kasih ku ucapkan atas

segala kekhilafan dan kekurangan mohon dimaafkan By Dony Stiawan

Page 5: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya dan berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan

masalah ilmiah yang diteliti dan diulas didalam naskah Skripsi ini adalah asli dari

pemikiran saya. Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar akadamik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003,

pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Pontianak, 21 Januari 2020

Dony Stiawan

NIM. 151210165

Page 6: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

vii

RINGKASAN SKRIPSI

Dony Stiawan, “ Analisis Sistem Pengapian (TCI dan Busi) Pada Sepeda

Motor Terhadap Performa dan Emisi Gas Buang Yang Memakai Bahan Bakar

Premium, Pertalite dan Pertamax” di bawah bimbingan bapak Eko Sarwono, ST.,

MT selaku pembimbing pertama dan bapak Fuazen, ST., MT selaku pembimbing

kedua.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu

mendorong manusia untuk menciptakan karya yang inovatif. Kebutuhan manusia

yang semakin meningkat dan beraneka ragam juga sebagai pemicu berkembangnya

teknologi, di antaranya teknologi dalam bidang otomotif. Tuntutan manusia pada

bidang tersebut semakin berkembang pula, manusia menghendaki kemudahan dan

kecepatan dalam segala bidang tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Salah satu

contohnya pada bidang transportasi, khususnya pada bidang otomotif mengalami

perkembangan yang menggembirakan seperti adanya sistem pengapian pada sepeda

motor yang lebih praktis dan mampu meningkatkan perfoma mesin dan irit bahan

bakar. Yaitu sistem pengapian TCI yang dinilai lebih bagus dibandingkan dengan

sistem pengapian CDI.

Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

di kawasan perkotaan. Emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh perilaku

mengemudi dan kondisi lingkungan. Sumber emisi gas buang sendiri terjadi dari

proses pembakaran bahan bakar motor menghasilkan gas buang yang secara teoritis

mengandung unsur H2O (air), HC (hidro karbon), gas CO (karbon monoksida), CO2

(karbon dioksida), dan NOx (senyawa nitrogen oksida), N2 (nitrogen dioksida),

serta SO2 (sulfur dioksida).

Kata Kunci: TCI, CDI, gas buang

Page 7: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

viii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Sistem Pengapian (TCI dan Busi) Pada Sepeda Motor

Terhadap Performa dan Emisi Gas Buang Yang Memakai Bahan Bakar

Premium, Pertalite, dan Pertamax”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S-1

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan

motivasinya selama penulis menuntut ilmu.

2. Bapak Helman Fachri SE., MM, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Fuazen ST., MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Pontianak serta pembimbing II

4. Bapak Waspodo, ST.,MT, selaku Ketua jurusan Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Pontianak.

5. Bapak Gunarto ST., M.Eng selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan dukungan dan saran untuk mendukung rencana

penelitian.

6. Bapak Dr. Doddy Irawan ST., M.Eng, selaku Wakil Dekan serta

7. Bapak Eko Sarwono ST., MT, selaku Wakil Rektor II serta pembimbing

I skripsi.

8. Staf pengajar beserta karyawan/ti Fakultas Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

9. Teman-teman Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Pontianak yang tidak sempat penulis sebutkan secara

Page 8: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

ix

satu-persatu yang juga turut serta memberikan dorongan dan semangat

serta bantuannya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi

penulis juga bagi para pembaca.

Pontianak, 10 November 2019

Dony Stiawan

NIM. 151210165

Page 9: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v

LEMBAR IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI ..................................... vi

RINGKASAN SKRIPSI ................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.4 Pembatasan Masalah ..................................................................... 3

1.5 Tujuan............................................................................................ 4

1.6 Manfaat.......................................................................................... 5

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Literature Review .......................................................................... 6

2.2 Teori .............................................................................................. 7

2.2.1 Motor Bakar ......................................................................... 7

2.2.2 Sistem Pengapian ................................................................. 7

2.3 Sudut Saat Pengapian .................................................................... 15

2.4 Putaran Mesin ................................................................................ 17

2.5 Bahan Bakar .................................................................................. 17

2.6 Perhitungan Performa Motor ......................................................... 21

Page 10: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................... 23

3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 23

3.3 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 23

3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................ 24

3.4.1 Tahap Persiapan ................................................................ 24

3.4.2 Tahap Pengujian ................................................................ 24

3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 25

3.6 Diagram Alur Penelitian................................................................ 28

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN ............................................... 29

4.1 Hasil dan Pembahasan .................................................................... 29

4.2 Perhitungan ..................................................................................... 61

4.3 Pembahasan .................................................................................... 70

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 97

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 97

5.2 Saran ............................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99

LAMPIRAN ..................................................................................................... 102

Page 11: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Prinsip Hall Efect ........................................................................ 9

Gambar 2.2 Pembangkit pulsa Hall effect ...................................................... 9

Gambar 2.3 Prinsip Dasar CDI ..................................................................... 11

Gambar 2.4 Sistem Pengapian CDI AC ........................................................ 13

Gambar 2.5 Komponen sistem pengapian terkontrol komputer ................... 15

Gambar 4.1 Grafik torsi terhadap putaran rpm ............................................. 48

Gambar 4.2 Grafik daya terhadap putaran rpm ............................................. 49

Gambar 4.3 Grafik pengapian terhadap rpm ................................................. 50

Gambar 4.4 Grafik kadar HC terhadap putaran mesin ................................. 51

Gambar 4.5 Grafik kadar CO terhadap putaran mesin ................................. 53

Gambar 4.6 Grafik kadar CO2 terhadap putaran mesin ............................... 55

Gambar 4.7 Grafik kadar O2 terhadap putaran mesin .................................. 57

Gambar 4.8 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan bakar

Premium .................................................................................. 70

Gambar 4.9 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan bakar

Premium .................................................................................. 71

Gambar 4.10 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan bakar

Pertalite ................................................................................... 72

Gambar 4.11 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan bakar

Pertalite ................................................................................... 73

Gambar 4.12 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan bakar

Pertamax .................................................................................. 74

Gambar 4.13 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan bakar

Pertamax .................................................................................. 75

Gambar 4.14 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan bahan

bakar premium ........................................................................ 76

Gambar 4.15 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan bahan

bakar premium ........................................................................ 77

Page 12: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xiii

Gambar 4.16 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan bahan

bakar premium ........................................................................ 77

Gambar 4.17 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan bahan

bakar premium ........................................................................ 78

Gambar 4.18 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan bahan

bakar pertalite .......................................................................... 79

Gambar 4.19 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan bahan

bakar pertalite .......................................................................... 80

Gambar 4.20 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan bahan

bakar pertalite .......................................................................... 80

Gambar 4.21 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan bahan

bakar pertalite .......................................................................... 81

Gambar 4.22 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan bahan

bakar pertamax ........................................................................ 82

Gambar 4.23 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan bahan

bakar pertamax ........................................................................ 83

Gambar 4.24 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan bahan

bakar pertamax ........................................................................ 83

Gambar 4.25 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan bahan

bakar pertamax ........................................................................ 84

Gambar 4.26 Grafik performa torsi ................................................................ 94

Gambar 4.27 Grafik performa daya ............................................................... 94

Gambar 4.28 Grafik kadar emisi gas buang HC ............................................ 95

Gambar 4.29 Grafik kadar emisi gas buang CO ............................................ 95

Gambar 4.30 Grafik kadar emisi gas buang CO2 ........................................... 96

Gambar 4.31 Grafik kadar emisi gas buang O2 ............................................. 96

Page 13: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xiv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 88 .................................... 19

Tabel 2.2 Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 91 .................................... 20

Tabel 2.3 Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 90 .................................... 21

Tabel 3.1 Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan Bakar

Premium .................................................................................... 25

Tabel 3.2 Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan Bakar

Pertalite ..................................................................................... 26

Tabel 3.3 Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan Bakar

Pertamax ..................................................................................... 27

Tabel 4.1 Data pengujian torsi dan daya yang menggunakan bahan bakar

premium ...................................................................................... 30

Tabel 4.2 Data pengujian torsi dan daya yang menggunakan bahan bakar

pertalite ........................................................................................ 36

Tabel 4.3 Data pengujian torsi dan daya yang menggunakan bahan bakar

pertamax ...................................................................................... 41

Tabel 4.4 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar premium dengan

variasi putaran ............................................................................. 46

Tabel 4.5 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar pertalite dengan

variasi putaran ............................................................................. 46

Tabel 4.6 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar pertamax dengan

variasi putaran ............................................................................. 47

Tabel 4.7 Data hasil penelitian perbedaan kadar HC motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite................................................. 51

Tabel 4.8 Data hasil penelitian perbedaan kadar CO motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite................................................. 53

Tabel 4.9 Data hasil penelitian perbedaan kadar CO2 motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite................................................. 55

Tabel 4.10 Data hasil penelitian perbedaan kadar O2 motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite................................................. 57

Page 14: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xv

Tabel 4.11 Batas ambang emisi gas buang motor menurut keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 06 tahun 2006 ......................................... 89

Tabel 4.12 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang menggunakan

bahan bakar premium dengan variasi rpm ................................... 89

Tabel 4.13 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang menggunakan

bahan bakar pertalite dengan variasi rpm..................................... 91

Tabel 4.14 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang menggunakan

bahan bakar pertamax dengan variasi rpm ................................... 92

Page 15: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1 Kadar emisi gas buang premium 1500 rpm ............................. 102

Lampiran 2 Kadar emisi gas buang premium 2000 rpm ............................. 102

Lampiran 3 Kadar emisi gas buang premium 2250 rpm ............................. 103

Lampiran 4 Kadar emisi gas buang premium 2500 rpm ............................. 103

Lampiran 5 Kadar emisi gas buang premium 2750 rpm ............................. 104

Lampiran 6 Kadar emisi gas buang premium 3000 rpm ............................. 104

Lampiran 7 Kadar emisi gas buang premium 3250 rpm ............................. 105

Lampiran 8 Kadar emisi gas buang premium 3500 rpm ............................. 105

Lampiran 9 Kadar emisi gas buang premium 3750 rpm ............................. 106

Lampiran 10 Kadar emisi gas buang premium 4000 rpm ............................. 106

Lampiran 11 Kadar emisi gas buang pertamax 1500 rpm ............................ 107

Lampiran 12 Kadar emisi gas buang pertamax 2000 rpm ............................ 107

Lampiran 13 Kadar emisi gas buang pertamax 2250 rpm ............................ 108

Lampiran 14 Kadar emisi gas buang pertamax 2500 rpm ............................ 108

Lampiran 15 Kadar emisi gas buang pertamax 2750 rpm ............................ 109

Lampiran 16 Kadar emisi gas buang pertamax 3000 rpm ............................ 109

Lampiran 17 Kadar emisi gas buang pertamax 3250 rpm ............................ 110

Lampiran 18 Kadar emisi gas buang pertamax 3500 rpm ............................ 110

Lampiran 19 Kadar emisi gas buang pertamax 3750 rpm ............................ 111

Lampiran 20 Kadar emisi gas buang pertamax 4000 rpm ............................ 111

Lampiran 21 Kadar emisi gas buang pertalite 1500 rpm .............................. 112

Lampiran 22 Kadar emisi gas buang pertalite 2000 rpm .............................. 112

Lampiran 23 Kadar emisi gas buang pertalite 2250 rpm .............................. 113

Lampiran 24 Kadar emisi gas buang pertalite 2500 rpm .............................. 113

Lampiran 25 Kadar emisi gas buang pertalite 2750 rpm .............................. 114

Lampiran 26 Kadar emisi gas buang pertalite 3000 rpm .............................. 114

Lampiran 27 Kadar emisi gas buang pertalite 3250 rpm .............................. 115

Lampiran 28 Kadar emisi gas buang pertalite 3500 rpm .............................. 115

Lampiran 29 Kadar emisi gas buang pertalite 3750 rpm .............................. 116

Page 16: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

xvii

Lampiran 30 Kadar emisi gas buang pertalite 4000 rpm .............................. 116

Lampiran 31 Alat pengukur emisi gas buang ............................................... 117

Lampiran 32 Pengambilan data emisi gas buang .......................................... 117

Lampiran 33 Pengambilan data torsi dan daya ............................................. 118

Lampiran 34 Pengambilan data pengapian ................................................... 118

Lampiran 35 Bahan Bakar ............................................................................ 119

Lampiran 36 Grafik torsi tes dyno ................................................................ 119

Lampiran 37 Grafik daya tes dyno ................................................................ 120

Page 17: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Analisis Sistem Pengapian (TCI Dan Busi) Pada Sepeda Motor

Terhadap Performa Dan Emisi Gas Buang Yang Memakai

Bahan Bakar Premium, Pertalite, Dan Pertamax

SKRIPSI

BIDANG KONVERSI ENERGI

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik

DONY STIAWAN

NIM. 151210165

Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing

Pada tanggal 24 Februari 2020

Dosen Pembimbing 1 Dosen pembimbing II

(Eko Sarwono, ST., MT.) (Fuazen, ST., MT.)

NIDN. 0018106901 NIDN. 1122087301

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

(Gunarto ST., M.Eng) (Dr.Doddy Irawan, ST., M.Eng)

NIDN. 0009097301 NIDN. 1121108001

Mengetahui:

Ketua Program Studi

(Waspodo, ST., MT.)

NIDN. 1114067602

Page 18: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu

mendorong manusia untuk menciptakan karya yang inovatif. Kebutuhan

manusia yang semakin meningkat dan beraneka ragam juga sebagai pemicu

berkembangnya teknologi, di antaranya teknologi dalam bidang otomotif.

Tuntutan manusia pada bidang tersebut semakin berkembang pula, manusia

menghendaki kemudahan dan kecepatan dalam segala bidang tanpa

mengeluarkan biaya yang banyak. Salah satu contohnya pada bidang

transportasi, khususnya pada bidang otomotif mengalami perkembangan yang

menggembirakan seperti adanya sistem pengapian pada sepeda motor yang

lebih praktis dan mampu meningkatkan perfoma mesin dan irit bahan bakar.

Yaitu sistem pengapian TCI yang dinilai lebih bagus dibandingkan dengan

sistem pengapian CDI.

Perbedaan sistem pengapian CDI dan TCI sendiri terletak pada:

TCI untuk masalah tegangan tingginya ternyata TCI mempunyai

kelebihan dalam mentransfer tegangan tinggi ke busi, hasil yang dikeluarkan

dari TCI lebih besar dari pada sistem CDI. Jadi bisa dilihat bahwa

kemungkinan api busi yang dipercikkan akan lebih besar dari pada sistem

CDI.

Sedangkan pada sistem pengapian CDI unggul dalam masalah waktu

pengapian, dimana sistem CDI mempunyai delay waktu pengapian lebih

singkat dari pada TCI. Jadi waktu pengapian akan lebih lambat dari waktu

pengapian oleh pulser. Perbedaannya lagi adalah pada coilnya, untuk koil TCI

mempunyai hambatan yang lebih besar dari pada koil CDI. Berangkat dari itu

jadi sebaiknya koil tidak harus saling tukar. Misalnya koil sistem TCI

dipasang ke CDI maupun sebaliknya, karena akan merusak sistem

pengapiannya.

Page 19: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

2

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh mesin

berbahan bakar bensin. Menurut jenisnya bensin dapat dibedakan menjadi 4

jenis yaitu premium, pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Perbedaan ke

empat jenis bahan bakar ini terdapat pada angka oktannya, dimana kualitas

bahan bakar biasanya ditunjukkan dengan angka oktan tersebut. Semakin

tinggi angka oktannya maka harga per liternya pun akan semakin mahal.

Mesin sepeda motor memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai dengan

desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan

kinerja yang optimal, untuk pemakaian sepeda motor tentunya tidak lepas

dari pemakaian jenis bahan bakar yang digunakan untuk memperoleh kinerja

mesin yang optimal diantaranya performa dan emisi gas buang nya.

Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang

utama di kawasan perkotaan. Emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh

perilaku mengemudi dan kondisi lingkungan. Emisi kendaraan bermotor akan

berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya dikarenakan adanya

perbedaan desain jalan serta kondisi lalu lintas. Besarnya emisi kendaraan

bermotor di jalan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume total kendaraan

bermotor, karakteristik kendaraan bermotor, dan kondisi umum lalu lintas.

Sumber emisi gas buang sendiri terjadi dari proses pembakaran bahan

bakar motor menghasilkan gas buang yang secara teoritis mengandung unsur

H2O (air), HC (hidro karbon), gas CO (karbon monoksida), CO2 (karbon

dioksida), dan NOx (senyawa nitrogen oksida), N2 (nitrogen dioksida), serta

SO2 (sulfur dioksida).

Seiring dengan berkembangnya teknologi terciptalah sebuah sistem

pengapian transistor yang menggantikan sistem pengapian CDI. Sistem

pengapian transistor ini tergolong sistem pengapian elektronik. Sistem

pengapian transistor berbeda dengan sistem pengapian CDI (Capasitive

Discharge Ignition). Sistem pengapian transistor bekerja menggunakan

transistor sebagai saklar pemutus arus primer pada ignition coil. Sedangkan

pada pengapian CDI bekerja menggunakan kapasitor yang berfungsi

mengontrol tegangan, menyimpan, serta melepas muatan arus listrik.

Page 20: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

3

Penulis tertarik untuk mengetahui hasil unjuk kerja sepeda motor yaitu

pada sistem pengapian (TCI dan busi) terhadap performa dan emisi gas buang

dari sepeda motor yang menggunakan beberapa bahan bakar seperti premium,

pertalite, dan pertamax. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pengapian (TCI Dan Busi) Pada

Sepeda Motor Terhadap Performa Dan Emisi Gas Buang Yang Memakai

Bahan Bakar Premium, Pertalite, Dan Pertamax”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas dapat

diidentifikasi masalah bahwa untuk mendapatkan performa motor yang

optimal, serta emisi gas buang yang bagus maka masyarakat harus

menggunakan sistem pengapian yang optimal diikuti dengan penggunaan

bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai spesifikasi sepeda motor.

Sehingga dari masalah ini peneliti ingin memberikan gambaran nyata

kepada masyarakat bahwa sepeda motor yang memiliki performa serta emisi

gas buang yang bagus harus menggunakan sistem pengapian yang optimal.

Serta bahan bakar yang berkualitas bagus pula. Dalam hal ini yaitu bahan

bakar yang memiliki oktan yang sesuai dengan sepeda motor. Karena selain

performa mesin sepeda motor yang semakin baik, konsumsi bahan bakar juga

semakin irit.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah efek dari sistem pengapian TCI dan busi standar pada sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar premium, pertalite, dan pertamax

terhadap performa motor dan emisi gas buang.

1.4 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Motor yang digunakan yaitu Honda Beat eSP 108,2 cc.

2. Parameter yang akan diteliti yaitu performa dan emisi gas buang.

Page 21: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

4

3. Busi yang digunakan yaitu busi standar.

4. Sistem Pengapian yang digunakan yaitu TCI.

5. Bahan bakar yang digunakan yaitu jenis premium, pertalite, dan pertamax.

6. Pengambilan data emisi gas buang pada putaran 1500, 2000, 2250, 2500,

2750, 3000, 3250, 3500, 3750 dan 4000.

7. Pengambilan data performa motor pada putaran 1500, 2000, 2250, 2500,

2750, 3000, 3250, 3500, 3750 dan 4000.

8. Pengambilan data pengapian motor pada putaran 1500, 2000, 2250, 2500,

2750, 3000, 3250, 3500, 3750 dan 4000.

1.5 Tujuan

Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian dari

sistem pengapian TCI dan busi standar pada sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium, petalite, dan pertamax yaitu sebagai

berikut :

A. Tujuan Umum

1. Memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Menerapkan ilmu yang didapat selama menjalani studi di program studi

teknik mesin.

3. Untuk mengetahui berapa performa serta emisi gas buang yang

dihasilkan dari sistem pengapian TCI dan busi standar pada sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar premium, petalite, dan

pertamax.

B. Tujuan Khusus

1. Menganalisa performa serta emisi gas buang yang dihasilkan dari

sistem pengapian TCI dan busi standar pada sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium, petalite, dan pertamax.

2. Menerapkan ilmu yang didapat selama menjalani studi di program studi

teknik mesin.

3. Untuk melatih dalam penyusunan laporan secara sistematis.

Page 22: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

5

1.6 Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini

adalah :

Bagi dunia akademik dapat memberikan pengetahuan tentang performa yang

dihasilkan sepeda motor serta emisi gas buang yang dikeluarkan dari bahan

bakar yang digunakan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah mengetahui isi laporan Tugas Akhir ini maka

uraian tiap Bab dapat diringkas secara garis besar sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Identifikasi

Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : Literature Review, dan Landasan Teori yang berisikan

tentang Motor Bakar, Sistem Pengapian, Sudut Saat

Pengapian, Putaran Mesin, Bahan Bakar, Perhitungan

Performa Motor.

BAB III : Metode Penelitian yang berisikan Tempat dan Waktu

Pelaksanaan, Variabel Penelitian, Alat dan Bahan

Penelitian, Prosedur Penelitian, Diagram Alur Penelitian,

dan Metode Pengumpulan Data.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan, Perhitungan

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Page 23: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literature Review

Menurut Muharam Yuli Prasojo, (2015) untuk mendapatkan daya dan torsi

terbesar dapat menggunakan sistem pengapian yang optimal diikuti dengan

penggunaan bahan bakar dengan angka oktan yang tepat sesuai spesifikasi

sepeda motor, sehingga disarankan pada pengguna sepeda motor Honda Beat

110 cc untuk mendapatkan daya dan torsi maksimal dilakukan dengan

mengganti sistem pengapian yang diikuti dengan pemakaian bahan bakar

dengan nilai oktan yang tepat.

Menurut Trio Bagus Purnomo, (2013) perbedaan nilai oktan suatu bahan

bakar akan berpengaruh secara signifikan terhadap karakteristik emisi gas

buang yang di hasilkan terhadap lingkungan. Putaran mesin (rpm) mulai dari

variasi Rpm 1750, 2000, 2250, 2500, 2750, 3000, 3250 dengan nilai oktan yang

berbeda yaitu antara Premium 88 dan Pertamax 92 akan berpengaruh secara

signifikan terhadap karakteristik gas buang. Pada putaran 1750 rpm didapat

torsi paling tinggi, daya tertinggi diputaran 2000 rpm yaitu untuk daya 4.6 kW

(premium) dan 4.7 kW (pertamax) , sedangkan torsi 16.5 Nm (premium) dan

16.8 Nm.

Menurut Siswantoro, (2012) Pada penggunaan premium dengan campuran

9 ml zat adiktif didapat pula penurunan kadar emisi gas buang CO sebesar

1.378 %, HC sebesar 35.2 ppm, CO2 sebesar 0.02 % dan O2 mengalami

peningkatan sebesar 1.314 % dari kadar emisi gas buang yang menggunakan

premium dengan campuran 5 ml dan 7 ml zat aditif. Dari hasil pengujian kadar

emisi gas buang yang dihasilkan dengan menggunakan premium tanpa

menggunakan zat aditif antara lain kadar CO sebesar 1.984 %, kadar HC

sebesar 137.4 ppm, kadar CO2 sebesar 6.1 % dan kadar O2 sebesar 9.748 %.

6

Page 24: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

7

2.2 Teori

2.2.1 Motor bakar

Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi

kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekanik pada poros

motor bakar, jadi daya yang berguna akan langsung dimanfaatkan sebagai

penggerak adalah daya pada poros (Raharjo dan Karnowo, 2008: 93).

2.2.2 Sistem Pengapian

Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik

(voltage arc) yang kuat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di

dalam ruang bakar. Selain kuat, ada satu hal lagi yang wajib dimiliki adalah

ketepatan waktu untuk membakar sehingga memperoleh daya pembakaran

yang optimal. Ketepatan waktu inilah yang kemudian dikenal sebagai ignition

timing. Dengan demikian dapat dipersepsikan bahwa sistem pengapian

merupakan penjamin sebuah motor bensin agar dapat melakukan siklus

pembakaran, bekerja sebagai motor penggerak mula.

Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin dapat

bekerja dengan efisien menurut Jama dan Wagino (2008a: 165), yaitu:

a. Tekanan kompresi yang tinggi.

b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat.

c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat.

Sistem pengapian secara umum dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang

menggunakan kontak pemutus atau platina sebagai komponen pemutus

dan penghubung arus pada kumparan primer koil. Ciri khusus sistem

pengapian konvensional ini adalah proses pemutusan arus primer

dilakukan secara mekanik, yaitu dengan proses membuka dan menutupnya

kontak pemutus. Kontak pemutus bekerja seperti saklar di mana pada saat

Page 25: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

8

tertutup arus dapat mengalir dan saat kontak pemutus terbuka arus akan

terhenti.

2. Sistem pengapian elektronik

Sistem pengapian ini memanfaatkan komponen elektronik seperti

transistor, resistor, dll. Untuk memutus dan mengalirkan arus primer koil.

Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan arus primer koil

dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak pemutus,

maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil

dilakukan secara elektronis.

Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju kemudian

dikembangkan lah pengapian elektronik yang dikontrol secara elektronik.

Macam – macam pengapian elektronik antara lain :

A. Transistorized Coil Ignition (TCI), sistem pengapian ini mengaplikasikan

transistor sebagai pengontrol arus primer pada rangkaian coil. Sistem

pengapian ini memiliki beberapa tipe pembangkit pulsa / sinyal tegangan,

antara lain :

1. Tipe Induktif

Sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model induktif terdiri dari

penghasil pulsa, ignitier, koil, distributor dan komponen pelengkap

lainnya. Sistem pembangkit pulsa induktif terdiri dari kumparan

pembangkit pulsa (pick up coil), magnet permanen, dan rotor pengarah

medan magnet.

2. Tipe Hall Efect

Pembangkit pulsa untuk mengaktifkan power transistor dengan model

hall effect digambarkan sebagai berikut :

Page 26: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

9

Gambar 2.1 Prinsip Hall Efect (Anonim:tth)

(Sumber: https://otosigna99.blogspot.com/2019/05/jenis-macam-macam-

sistem-pengapian.html)

Gambar 2.2 Pembangkit pulsa Hall effect (Anonim:tth)

(Sumber: https://otosigna99.blogspot.com/2019/05/jenis-macam-macam-sistem-

pengapian.html)

Page 27: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

10

Apabila bahan semi konduktor dialiri arus listrik dari sisi kiri ke

kanan dan semi konduktor tersebut berada dalam suatu medan magnet,

maka pada arah tegak lurus terhadap aliran arus itu akan timbul tegangan

yang disebut dengan tegangan Hall ( Vh ). Apabila medan magnet yang

berada di sekitar semi konduktor tersebut dihilangkan, maka tegangan

yang tegak lurus terhadap aliran arus itu juga akan hilang. Pada gambar,

medan magnet dihalangi oleh plat logam sehingga tidak melewati semi

konduktor, dalam hal ini Vh = 0. Bila bilah logam dihilangkan, maka

medan magnet dapat melewati semikonduktor dan Vh ≠ 0. Bila bilah

logam itu secara teratur melintasi medan magnet maka pada tegangan Hall

akan muncul dan hilang membentuk pulsa tegangan kotak-kotak. Pulsa

inilah yang digunakan untuk mentriger rangkaian transistor untuk

memutus dan mengalirkan arus primer koil.

Pembangkit pulsa model Hall Effect mempunyai tiga buah kabel

atau terminal. Satu kabel merupakan sumber arus untuk dialirkan ke bahan

semi konduktor yang terdapat di dalam sistem Hall, satu kabel ground, dan

satu kabel adalah output tegangan. Bagian lainnya dari sistem ini adalah

rotor yang berbentuk bilah dan magnet permanen.

TCI untuk masalah tegangan tingginya ternyata TCI mempunyai

kelebihan dalam mentransfer tegangan tinggi ke busi, hasil yang

dikeluarkan dari TCI lebih besar dari pada sistem CDI. Jadi bisa dilihat

bahwa kemungkinan api busi yang dipercikkan akan lebih besar dari pada

sistem CDI.

B. Capasitive Discharge Ignition ( CDI )

Capasitive Discharge Ignition ( CDI ), yaitu sistem pengapian yang

bekerja berdasarkan pembuangan muatan kapasitor. Konsep kerja sistem

pengapian CDI berbeda dengan sistem pengapian penyimpan induktif

(inductive storage system). Pada sistem CDI, koil masih digunakan tetapi

fungsinya hanya sebagai transformator tegangan tinggi, tidak untuk

menyimpan energi. Sebagai pengganti, sebuah kapasitor digunakan

Page 28: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

11

sebagai penyimpan energi. Dalam sistem ini kapasitor diisi (charged)

dengan tegangan tinggi sekitar 300 V sampai 500 V, dan pada saat sistem

bekerja (triggered), kapasitor tersebut membuang (discharge) energinya

ke kumparan primer koil pengapian. Koil tersebut menaikan tegangan

(dari pembuangan muatan kapasitor) menjadi tegangan yang lebih tinggi

pada kumparan sekunder untuk menghasilkan percikan api pada busi.

Sistem pengapian CDI dibagi menjadi dua yaitu CDI-DC dan CDI-AC.

1. Sistem Pengapian CDI-DC

Sistem pengapian CDI-DC menggunakan arus yang bersumber dari

baterai, berbeda dengan CDI-AC yang bersumber dari source coil (koil

pengisi/sumber). Prinsip dasar CDI-DC (Direct Current) adalah seperti

gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Prinsip Dasar CDI (Jama dan Wagino 2008b : 213)

(Sumber: https://dokumen.tips/documents/teknik-sepeda-motor-kelas-

xi.html)

CDI-DC (arus Searah) pun juga memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan:

a) Kelebihan CDI-DC

1. Arus tegangan bersumber dari aki sehingga stabil.

2. Spull jarang mati

3. Dalam putaran rendah pengapian tetap maksimal

Page 29: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

12

b) Kelemahan CDI-DC

1. Jika aki lemah maka dapat menyebabkan kerusakan pada CDI

2. Sensitif terhadap konsleting

3. Harga relatif lebih mahal dari pada CDI-AC

Cara kerja sistem pengapian CDI DC yaitu pada saat kunci kontak on dan

mesin belum hidup maka rotor magnet (fly wheel di sepeda motor) tidak

berputar sehingga tidak akan ada signal yang dihasilkan oleh pick up coil

sehingga sistem pengapian CDI belum bekeja.

Ketika mesin dihidupkan, maka akan dihasilkan signal tegangan pulsa oleh

pick up coil yang akan digunakan sebagai pemicu atau trigger ke penguat

tegangan dan SCR. Arus dari baterai akan mengalir ke fuse dan melewati kunci

kontak kemudian ke penguat tegangan yang berada di CDI unit yang nantinya

tegangan dari baterai sebesar 12 DC volt akan dinaikkan tegangannya menjadi

sekitar 100 sampai 400 AC volt (degan cara induksi listrik) dan kemudian

disearahkan melalui dioda sehingga menjadi tegangan 100 sampai 400 DC volt.

Tegangan dari penguat tegangan kemudian dikirimkan ke kapasitor untuk

disimpan sementara.

Akibat mesin hidup maka akan menghasilkan tegangan pulsa dari pick up

coil untuk mengaktifkan SCR sehingga akan memicu capasitor untuk

mengalirkan arus yang tersimpan di dalam capasitor untuk dikirimkan

kekumparan primer coil pengapian.

Ketika arus yang menuju ke kumparan primer ini diputus, maka akan

terjadi induksi listrik mutual pada kedua kumparan, baik pada kumparan primer

maupun kumparan sekunder. Pada kumparan sekunder di koil pengapian akan

dihasilkan tegangan tinggi yang nantinya tegangan tinggi ini akan dikirim ke

busi untuk menghasilkan pengapian pada busi (busi menghasilkan bunga api)

dan selanjutnya digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara

untuk menghasilkan pembakaran.

Page 30: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

13

2. Sistem Pengapian CDI-AC

Sistem pengapian CDI AC yaitu sistem pengapian CDI yang

menggunakan sumber arus bolak balik yang berasal dari altenator (spul

magnet).

Gambar 2.4 Sistem Pengapian CDI AC

(Sumber: https://www.teknik-otomotif.com/2017/12/cara-kerja-sistem-pengapian-

cdi-ac.html)

Cara kerja sistem pengapian CDI AC pada saat mesin hidup maka

rotor magnet (fly wheel pada sepeda motor) juga akan ikut berputar,

sehingga akan timbul arus listrik pada kumparan spul yang terletak di

dalam rotor magnet. Tegangan yang dihasilkan oleh alternator (spul

magnet) ini sekitar 100 sampai 400 volt, arus ini akan di salurkan langsung

ke unit CDI AC.

Di dalam unit CDI AC arus ini akan diubah menjadi arus arus searah

oleh diode yang ada di dalam unit CDI AC yang kemudian arus ini akan

disimpan sementara oleh capasitor yang letaknya juga berada di dalam unit

CDI.

Kapasitor ini tidak akan melepaskan arus di dalamnya sebelum SCR

(Silicon Controlled Rectifier) aktif. Untuk mengaktifkan SCR maka

Page 31: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

14

terminal gate pada SCR harus mendapatkan sinyal tegangan positif

terlebih dahulu sebagai pemicu (trigger).

Signal yang digunakan sebagai pemicu (trigger) didapatkan dari

signal pick up coil. Pick up coil akan memberikan signal tegangan ketika

tonjolan pada rotor magnet melewati pick up coil.

Ketika terminal gate mendapatkan tegangan positif dari tegangan

pick coil maka terminal anoda dan katoda pada SCR akan terhubung.

Ketika terminal anoda dan katoda terhubung maka kapasitor akan

melepaskan arus (discharge) dengan cepat ke kumparan primer koil

pengapian sehingga terjadi induksi pada kumparan primer koil.

3. Sistem Pengapian Terkontrol Komputer

Sistem pengapian terkontrol komputer merupakan sistem pengapian

yang ada pada mesin yang sudah menggunakan sistem bahan bakar injeksi

(EFI). Pengontrolan pengapian dilakukan oleh komputer (electronic

control unit/ECU) yang juga sebagai pengontrol sistem penginjeksian

bahan bakar. Pengontrolan ini terutama pada sistem pemajuan atau

pemunduran saat pengapian (ignition timing) yang disesuaikan dengan

kondisi kerja mesin. Komputer unit menentukan saat pengapian

berdasarkan masukan masukan dari sensor dan memori internalnya yang

memiliki data saat pengapian yang optimal untuk setiap kondisi putaran

engine.

Setelah menentukan saat pengapian, komputer unit memberikan

sinyal saat pengapian ke igniter. Bila sinyal tersebut dalam posisi OFF,

igniter akan memutus aliran arus primer koil dengan cepat sehingga terjadi

tegangan tinggi pada kumparan sekunder.

Sistem pengapian terkontrol komputer terbagi menjadi beberapa

kategori dasar, yaitu :

a. sistem pengapian dengan distributor,

Page 32: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

15

b. sistem pengapian tanpa distributor / distributorless ignition system

(DLI),

c. sistem pengapian langsung / direct ignition system (DIS).

Komponen utama sistem pengapian terkontrol komputer terdiri dari :

a) sensor poros engkol (sinyal Ne),

b) sensor poros nok (sinyal G),

c) igniter,

d) koil, kabel-kabel, dan busi,

e) Komputer (ECM) dan input-inputnya.

Gambar 2.5 Komponen sistem pengapian terkontrol komputer

(Anonim:tth)

(Sumber: https://otosigna99.blogspot.com/2019/05/jenis-macam-macam-

sistem-pengapian.html)

2.3 Sudut Saat Pengapian

Saat pengapian campuran bahan bakar adalah saat terjadinya percikan

bunga api pada busi beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA) pada akhir

langkah kompresi. Saat terjadinya percikan bunga api pada busi harus

ditentukan dengan tepat supaya campuran bahan bakar dan udara dapat

terbakar dengan sempurna sehingga memperoleh performa mesin yang

Page 33: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

16

maksimal. Untuk memperoleh daya yang maksimum dari suatu operasi

hendaknya penyalaan diatur sedemikian rupa sehingga tekanan tekanan gas

maksimum terjadi pada saat torak berada di sekitar 15 sampai 20 derajat engkol

sesudah TMA. Jadi, penyalaan yang baik bergantung pada kecepatan

perambatan nyala, jarak perambatan nyala maksimum, dan kecepatan poros

engkol. (Arismunandar, 2005:68). Bila pengapian terjadi terlalu awal (sudut

pengapian terlalu besar), maka gas sisa yang belum terbakar, terpengaruh oleh

pembakaran yang masih berlaku dan pemampatan yang masih berjalan, akan

terbakar sendiri. Ini berarti kerugian daya.

Menurut Soenarta dan Furuhuma (1995:26), pada pembakaran sempurna

setelah penyalaan dimulai, api menjalar dari busi dan ke seluruh arah dalam

waktu yang sebanding, dengan 20 derajat sudut engkol atau lebih untuk

membakar campuran sampai mencapai tekanan maksimum. Kecepatan api

kurang dari 10-30 m/detik. Bila pengapian terjadi terlalu lambat, beberapa

pukulan berkurang, tetapi berarti juga menurunnya daya. Tetapi dapat

dibayangkan bahwa pengapian lambat dapat mengakibatkan terbakar sendiri,

walaupun dalam praktek hal ini hampir tidak pernah terjadi. Bila pengapian

terlambat, jadi ruang di atas piston pada akhir pembakaran sudah membesar

bahwa sebagian kecil dari kalor berubah menjadi tekanan. Akibatnya adalah

sisa kalor dalam jumlah besar tertinggal di dalam motor. Bukan hanya

disebabkan oleh pembebanan termis dari beberapa bagian, seperti katupnya

menjadi terlalu panas, tetapi disebabkan oleh suhu yang tinggi akan terlampaui

batas terbakar sendiri. Waktu pengapian yang dimajukan yaitu sudut pengapian

maju beberapa derajat sebelum TMA ketika percikan busi menyalakan

campuran bahan bakar di dalam ruang bakar selama langkah kompresi. Waktu

pengapian yang mundur dapat didefinisikan sebagai merubah sudut pengapian

sehingga campuran bahan bakar dan udara terjadi lebih lambat dari waktu yang

ditentukan oleh pabrik.

Page 34: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

17

2.4 Putaran mesin

Putaran mesin (rotasi per menit) adalah jumlah putaran/rotasi suatu poros

dalam 1 menit. Menurut Negara, Suyasa, dan Suarna (2009 : 110) Variasi

putaran mesin (rpm) mulai 1750, 2000, 2250, 2500, 2750, 3000, dan 3250,

dengan nilai oktan yang berbeda berpengaruh signifikan terhadap karakteristik

gas buang seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidro

karbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx). Pada putaran 3250 rpm diperoleh

kadar emisi gas buang paling rendah dan kadar emisi gas buang tertinggi

diperoleh pada putaran 1750 rpm.

2.5 Bahan Bakar

Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam

tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 12:33).

Bahan bakar (fuel) adalah segala sesuatu yang dapat dibakar misalnya kertas,

kain, batu bara, minyak tanah, bensin. Untuk melakukan pembakaran

diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu:

a) Bahan bakar

b) Udara

c) Suhu untuk memulai pembakaran

Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan

dalam motor bakar adalah sebagai berikut:

1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan

panas yang dihasilkan harus tinggi.

2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau

deposit setelah pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada

dinding silinder.

3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.

Jenis bahan bakar :

1. Bahan Bakar Premium

Bensin (premium, super) merupakan bahan bakar cair yang digunakan

oleh kebanyakan motor-motor bensin. Bensin adalah bahan bakar cair yang

Page 35: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

18

mudah menguap, pada suhu 60 derajat celcius kurang lebih 35-60% sudah

menguap dan akan menguap 100% kira-kira pada suhu diatas 100 derajat

celcius (G.Haryono,1997:74). Premium adalah bahan bakar minyak jenis

distilat berwarna kekuningan yang jernih dan mempunyai nilai oktan 88.

Bensin premium mempuyai sifat anti ketukan yang baik dan dapat dipakai

pada mesin dengan batas kompresi hingga 9,0 : 1 pada semua jenis kondisi,

namun tidak baik jika digunakan pada motor bensin dengan kompresi tinggi

karena dapat menyebabkan knocking atau pembakaran yang abnormal

ditandai dengan adanya suara seperti benda yang terpukul oleh palu.. Bensin

premium produk Pertamina memiliki kandungan maksimum sulfur (S)

0,05%, timbal (Pb) 0,013% (jenis tanpa timbal) dan Pb 0,3% (jenis dengan

timbal), oksigen (O) 2,72%, pewarna 0,13 gr/100 l, tekanan uap 62 kPa, titik

didih 215 ºC, serta massa jenis (suhu 15ºC). Bensin premium, mempunyai

sifat anti ketukan yang lebih baik dan dapat dipakai pada mesin kompresi

tinggi pada semua kondisi (Surbhakty 1978:36).

Page 36: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

19

Memenuhi spesifikasi Direktur Jenderal Minyak & Gas Bumi No.

933.K/10/DJM.S/2013 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar

Minyak Jenis Bensin 88 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

Tabel 2.1. Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 88 menurut Ditjen Migas

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan

RON

Kandungan Sulfur

Distilasi:

10% vol. Penguapan

50% vol. Penguapan

90% vol. Penguapan

Titik didih air

Residu

Berat jenis pada suhu 15 ºC

88 - RON

- 0.05 % m/m

- 74 ºC

- 125 ºC

75 180 ºC

- 215 ºC

- 2.0 % vol

715 770 Kg/m³

(Sumber: https://www.pertamina.com/industrialfuel/media/20705/premium.pdf)

2. Bahan bakar Pertamax

Pertamax merupakan jenis bahan bakar dengan angka oktan 92.

Pertamax dianjurkan digunakan untuk kendaraan bahan bakar bensin yang

mempunyai perbandingan kompresi tinggi (9,1 : 1 sampai 10,0 : 1). Bensin

dengan bilangan oktana tinggi mempunyai periode penundaan yang panjang

(arismunandar,2002:85). Pada bahan bakar pertamax ditambahkan aditif

sehingga mampu membersihkan mesin dari timbunan deposit pada fuel

injector dan ruang pembakaran. Bahan bakar pertamax sudah tidak

menggunakan campuran timbal sehingga dapat mengurangi racun gas buang

kendaraan bermotor seperti nitrogen oksida karbon monoksida. Bensin

pertamax berwarna kebiruan dan memiliki kandungan maksimum sulfur (S)

0,1%, timbal (Pb) 0,013% (jenis tanpa timbal) dan Pb 0,3% (jenis dengan

Page 37: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

20

timbal), oksigen (O) 2,72%, pewarna 0,13 gr/100 l, titik didih 205 ºC, serta

massa jenis (suhu 15ºC).

Memenuhi spesifikasi Direktur Jenderal Minyak & Gas Bumi No.

3674.K/24/DJM/2006 tentang Spesifikasi bahan Bakar Jenis Bensin 91

tentang Spesifikasi bahan Bakar Jenis Bensin 91.

Tabel 2.2. Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 91 menurut Ditjen Migas

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan

RON 91 - RON

Kandungan Sulfur - 0.05 % m/m

Distilasi:

10% vol. Penguapan - 70 ºC

50% vol. Penguapan 77 110 ºC

90% vol. Penguapan 130 180 ºC

Titik didih air - 215 ºC

Residu - 2,0 ºC

Berat jenis pada suhu 15 ºC 715 770 Kg/m³

(Sumber: https://www.pertamina.com/industrialfuel/media/30669/pertamax.pdf)

3. Bahan bakar Pertalite

Bahan bakar Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari

Pertamina dengan RON 90. Bahan bakar pertalite direkomendasikan untuk

kendaraan dengan kompresi 9:1 sampai 10:1 dan khususnya untuk

kendaraan yang telah menggunakan sistem EFI (Electronic Fuel Injection)

dan catalytic converter. Selain itu dengan RON 90 diharapkan pertalite

dapat membuat pembakaran pada mesin kendaraan lebih baik dibandingkan

dengan premium dengan RON 88. Bahan bakar pertalite diluncurkan oleh

Pertamina untuk memenuhi syarat Keputusan Dirjen Migas

No.313.K/10/DJM.T/2013 tentang spesifikasi BBM dengan RON 90.

Page 38: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

21

Tabel 2.3. Spesifikasi bahan bakar bensin jenis 90 menurut Ditjen Migas

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan

RON 90 - RON

Kandungan Sulfur -

Distilasi:

10% vol. Penguapan -

Titik didih air -

Residu -

Berat jenis pada suhu 15 ºC 715

0.05 % m/m

74 ºC

215 ºC

2,0 % v/v

770 Kg/m³

(Sumber: https://pertamax7.com/2015/05/09/ini-dia-spesifikasi-pertamina-

pertalite-ron-90-warnanya-hijau-jernih/)

2.6 Perhitungan Peforma Motor

Parameter yang digunakan dalam perhitungan unjuk kerja motor antara

lain: torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC).

a) Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja.

Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk

menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya

(Raharjo dan Karnowo, 2008:98). Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam

N.m (Newton meter). Adapun perumusannya adalah sebagai berikut :

T = F x b .............................................................................................. 2.1

Dengan :

T = torsi (N.m)

F = gaya (N)

b = jarak benda ke pusat rotasi (m)

b) Daya

Daya motor merupakan salah satu parameter dalam menentukan

performa motor. Pengertian dari daya itu adalah besarnya kerja motor

selama kurun waktu tertentu (Arends&Berenschot 1980: 18).

Page 39: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

22

Untuk menghitung besarnya daya motor 4 langkah digunakan rumus :

P = ��.�.�

����� (�) .................................................................... 2.2

Dengan :

P = daya (kW)

n = putaran mesin (rpm)

T = torsi (Nm)

(Winarno, 2001 : 35)

c) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik atau specific fuel consumption (SFC)

adalah jumlah bahan bakar per waktunya untuk menghasilkan daya sebesar

1 HP. Jadi SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar (Raharjo

dan Karnowo,2008 : 115)

SFC = M f 10� / �� ............................................................................. 2.3

M f = ��� . �� . ����

�� ............................................................................... 2.4

Dimana :

SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h)

M f = jumlah bahan bakar persatuan waktu (kg/jam)

�� = volume bahan bakar yang digunakan

��� = spesifik gravity bensin (0,715 gr/ml)

�� = waktu yang diperlukan untuk konsumsi bahan bakar

�� = daya yang dihasilkan (KW)

Page 40: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di UPPKB Siantan, Daya Motor

Pontianak dan PnP Performance Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan mulai

dari persiapan hingga pegujian.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009 : 60).

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu :

1. Variasi rpm (variabel bebas)

2. Performa (Daya dan torsi) (variabel terikat)

3. Emisi gas buang (variabel terikat)

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

1. Sepeda motor Honda Beat eSP 108,2 cc

2. Dynamometer

3. Gas Analyzer

4. Tachometer

5. Peak Voltage Adaptor

6. Avometer Digital

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Bahan bakar yang digunakan berupa bensin jenis Premium, Pertamax,

dan Pertalite

2. Obyek yang digunakan adalah sepeda motor dengan merek Honda

Beat eSP 108,2. Berikut adalah spesifikasi dari obyek penelitian:

23

Page 41: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

24

Tipe mesin = 4 Langkah, SOHC dengan

Pendinginan Udara, eSP

Diameter x Langkah piston = 50 x 55,1 mm

Volume Silinder = 108,2 cc

Perbandingan kompresi = 9,5 : 1

Daya Maksimum = 6,38 kW / 7500 rpm

Torsi Maksimum = 9,01 Nm / 6500 rpm

Sistem pengapian = TCI

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap persiapan, dan tahap

pengujian dan tahap pengambilan data.

3.4.1 Tahap persiapan

1) Melakukan pengecekan kondisi mesin uji yang meliputi kondisi

minyak pelumas mesin, busi, kabel TCI, kabel koil, dan kabel-

kabel sistem kelistrikan yang lainnya.

2) Melakukan servis pada sepeda motor yang akan digunakan untuk

dilakukan pengujian.

3.4.2 Tahap pengujian

Tahap pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan dan memasang seluruh alat yang akan digunakan

dalam pengujian, seperti : Sepeda motor Honda Beat eSP 108,2 cc,

alat emisi gas buang dan berbagai macam alat pendukung lainnya.

b. Memastikan bahwa tidak ada kebocoran pada alat penelitian yang

digunakan seperti selang dan sambungan-sambungan serta pada

bagian alat lainnya.

c. Melakukan variasi Rpm. Penelitian akan menggunakan 10 variasi

rpm. Pada awal penelitian menggunakan putaran rpm yang rendah.

Penelitian dilakukan dengan variasi putaran sehingga di dapat

peforma dan emisi gas buang yang sesuai.

Page 42: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

25

Pengujian dilakukan untuk mencari performa dan emisi gas

buang dari sepeda motor Honda Beat eSP 108,2 cc.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu

metode eksperimen. Dalam penelitian ini, perlakuan dilakukan berupa variasi

rpm motor yang berbahan bakar premium, pertalite, dan pertamax, terhadap

emisi gas buang, kemudian akan dilihat hasilnya berupa perubahan yang terjadi

pada daya, torsi dan emisi gas buangnya di tiap variasi rpm yang menggunakan

bahan bakar premium, pertalite, dan pertamax.

Berikut merupakan tabel data hasil penelitian :

Tabel 3.1. Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan

Bakar Premium

Putaran Torsi Daya HC CO CO2 O2

(rpm) (Nm) (kW) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

1500

2000

2250

2500

2750

3000

3250

3500

3750

4000

Page 43: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

26

Tabel 3.2. Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan Bakar

Pertalite

Putaran Torsi Daya HC CO CO2 O2

(rpm) (Nm) (kW) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

1500

2000

2250

2500

2750

3000

3250

3500

3750

4000

Page 44: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

27

Tabel 3.3. Lembar Pengambilan Data Penelitian Menggunakan Bahan Bakar

Pertamax

Putaran Torsi Daya HC CO CO2 O2

(rpm) (Nm) (kW) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

1500

2000

2250

2500

2750

3000

3250

3500

3750

4000

Page 45: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

28

3.6 Diagram Alur Penelitian

Pengumpulan referensi:

- skripsi

- Buku

- Jurnal

- internet

Persiapan Alat:

Dynamometer, Tachometer, Peak Voltage

Adaptor, Avometer Digital dan Gas Analizer

Pengambilan data menggunakan

bahan bakar

Premium Pertalite Pertamax

Analisis dan

perhitungan

Pengambilan data

emisi gas buang

Torsi

Kesimpulan

SELESAI

Daya Emisi gas buang

MULAI

Page 46: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

29

BAB IV

ANALISIS DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh dari eksperimen berupa data hasil torsi dari mesin

sepeda motor yang diuji menggunakan alat torque meter dan gas analizer,

kemudian diolah lebih lanjut menjadi daya dan emisi gas buang. Data yang

diperoleh masih berupa :

a. Torsi dalam satuan Newton meter ( Nm )

b. Putaran mesin dalam satuan revolution per minute (rpm)

c. Emisi gas buang (ppm dan %)

Alasan menggunakan kendaraan sepeda motor dalam penelitian ini yaitu

karena peneliti ingin mengetahui berapa peforma sepeda motor serta emisi gas

buang yang menggunakan bahan bakar premium, pertalite dan pertamax,

disamping itu menggunakan sepeda motor lebih efisien dibandingkan dengan

menggunakan mobil dan menghemat biaya penelitian. Kesimpulan dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa peforma sepeda motor baik daya,

torsi dan emisi gas buang sepeda motor yang menggunakan bahan bakar

premium, pertalite dan pertamax. Dapat di lihat dari tabel berikut ini. Data

hasil penelitian dicatat pada tabel berikut ini.

Page 47: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

30

Tabel 4.1 Data pengujian torsi dan daya menggunakan bahan bakar

premium

Putaran Torsi Daya

(rpm) (Nm) (Hp)

10 0,005 3,12

53 0,06 7,91

144 0,30 14,6

301 0,92 21,67

511 1,88 26,1

742 2,90 27,82

981 3,73 27,17

1200 4,21 25,05

1403 4,58 23,29

1592 4,86 21,77

1767 5,07 20,47

1934 5,23 19,3

2089 5,26 17,95

2233 5,17 16,51

2365 5,05 15,21

2486 4,97 14,24

2600 4,98 13,66

2710 5,06 13,32

2818 5,17 13,08

2924 5,28 12,87

3029 5,36 12,62

3131 5,43 12,36

3230 5,48 12,08

3326 5,51 11,81

3420 5,53 11,52

3512 5,50 11,16

3600 5,42 10,74

Page 48: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

31

3683 5,32 10,29

3763 5,27 9,97

3842 5,33 9,87

3920 5,43 9,87

3998 5,55 9,89

4077 5,63 9,83

4153 5,66 9,71

4229 5,70 9,6

4305 5,74 9,50

4378 5,78 9,41

4451 5,82 9,31

4524 5,84 9,20

4595 5,86 9,08

4666 5,88 8,97

4733 5,89 8,86

4803 5,90 8,75

4869 5,90 8,63

4935 5,89 8,50

4999 5,89 8,39

5063 5,89 8,29

5126 5,91 8,22

5187 5,96 8,18

5249 6,01 8,15

5310 6,05 8,12

5371 6,07 8,05

5431 6,05 7,93

5490 6,00 7,78

5547 5,94 7,63

5603 5,91 7,51

5658 5,91 7,44

5713 5,96 7,43

Page 49: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

32

5768 6,01 7,42

5822 6,04 7,38

5876 6,04 7,32

5929 6,03 7,24

5981 6,03 7,18

6033 6,05 7,14

6085 6,07 7,11

6137 6,08 7,06

6188 6,05 6,96

6238 5,98 6,83

6286 5,92 6,71

6333 5,88 6,61

6380 5,86 6,54

6425 5,86 6,49

6471 5,85 6,44

6516 5,83 6,37

6560 5,81 6,30

6604 5,79 6,25

6647 5,79 6,20

6689 5,81 6,18

6732 5,84 6,18

6774 5,89 6,19

6817 5,94 6,21

6859 5,98 6,21

6902 5,99 6,18

6944 5,99 6,14

6985 6,00 6,12

7027 6,03 6,12

7069 6,10 6,15

7111 6,19 6,20

7153 6,26 6,23

Page 50: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

33

7195 6,30 6,23

7237 6,30 6,2

7279 6,26 6,13

7320 6,21 6,04

7360 6,17 5,97

7399 6,14 5,91

7438 6,12 5,86

7477 6,10 5,81

7515 6,08 5,76

7553 6,07 5,72

7590 6,08 5,70

7627 6,09 5,69

7664 6,11 5,67

7700 6,11 5,65

7737 6,11 5,62

7773 6,12 5,61

7809 6,14 5,60

7845 6,16 5,59

7881 6,17 5,57

7916 6,17 5,55

7952 6,18 5,53

7987 6,20 5,53

8022 6,20 5,51

8056 6,17 5,45

8090 6,09 5,36

8123 5,99 5,25

8155 5,92 5,17

8187 5,90 5,13

8218 5,93 5,13

8250 5,95 5,13

8281 5,94 5,11

Page 51: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

34

8312 5,90 5,06

8342 5,84 4,98

8371 5,78 4,91

8400 5,73 4,86

8429 5,69 4,80

8457 5,63 4,74

8485 5,55 4,66

8511 5,45 4,56

8537 5,40 4,50

8562 5,40 4,49

8588 5,44 4,51

8613 5,51 4,56

8639 5,56 4,58

8665 5,57 4,57

8691 5,57 4,56

8717 5,57 4,55

8743 5,59 4,55

8768 5,63 4,57

8794 5,68 4,6

8821 5,72 4,62

8847 5,75 4,63

8873 5,79 4,64

8899 5,81 4,65

8926 5,82 4,64

8952 5,78 4,6

8977 5,73 4,55

9003 5,70 4,51

9028 5,72 4,51

9053 5,79 4,55

9079 5,85 4,58

9104 5,85 4,58

Page 52: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

35

9129 5,78 4,51

9154 5,68 4,42

9178 5,59 4,34

9200 5,55 4,29

9223 5,56 4,29

9246 5,58 4,30

9269 5,62 4,32

9292 5,65 4,33

9315 5,67 4,33

9337 5,60 4,27

9360 5,41 4,12

9380 5,10 3,87

9397 4,68 3,54

9412 4,24 3,21

9424 3,79 2,86

9432 3,35 2,53

9438 2,97 2,24

0 0 0

0 0 0

0 0 0

6126 5,31 7,42

Page 53: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

36

Tabel 4.2 Data pengujian torsi dan daya menggunakan bahan bakar pertalite

Putaran Torsi Daya

(rpm) (Nm) (Hp)

653 -0,019 -0,21

652 0,017 0,18

655 0,10 1,16

670 0,30 3,20

707 0,63 6,32

775 1,15 10,59

885 1,89 15,16

1030 2,72 18,77

1201 3,55 21,05

1385 4,24 21,81

1568 4,77 21,69

1749 5,19 21,17

1922 5,54 20,53

2091 5,85 19,95

2255 6,12 19,34

2413 6,32 18,66

2564 6,41 17,81

2707 6,37 16,76

2840 6,26 15,71

2965 6,17 14,82

3083 6,14 14,18

3197 6,19 13,81

3308 6,29 13,56

3417 6,37 13,28

3523 6,36 12,86

3625 6,27 12,33

3721 6,14 11,77

3813 6,08 11,36

Page 54: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

37

3903 6,14 11,21

3992 6,27 11,18

4081 6,40 11,17

4169 6,48 11,08

4256 6,50 10,88

4343 6,51 10,69

4425 6,54 10,53

4508 6,57 10,39

4588 6,60 10,25

4668 6,61 10,09

4746 6,61 9,91

4822 6,59 9,73

4897 6,58 9,57

4970 6,60 9,45

5043 6,63 9,36

5115 6,66 9,28

5186 6,68 9,18

5256 6,70 9,07

5325 6,70 8,97

5392 6,71 8,87

5459 6,72 8,77

5526 6,73 8,68

5591 6,74 8,59

5655 6,76 8,51

5718 6,77 8,44

5781 6,80 8,38

5843 6,82 8,31

5905 6,83 8,23

5966 6,83 8,15

6026 6,83 8,07

6085 6,84 8,00

Page 55: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

38

6144 6,85 7,94

6202 6,86 7,88

6259 6,87 7,81

6316 6,86 7,74

6372 6,86 7,66

6427 6,85 7,59

6482 6,86 7,54

6536 6,89 7,51

6590 6,94 7,50

6644 6,99 7,49

6698 7,01 7,45

6751 7,00 7,39

6803 6,99 7,32

6855 7,01 7,28

6906 7,07 7,29

6958 7,15 7,32

7010 7,23 7,35

7062 7,27 7,33

7114 7,28 7,29

7165 7,26 7,22

7215 7,23 7,14

7265 7,19 7,05

7313 7,16 6,97

7362 7,14 6,90

7410 7,13 6,85

7457 7,13 6,81

7504 7,13 6,76

7550 7,12 6,71

7595 7,10 6,66

7640 7,10 6,62

7685 7,11 6,59

Page 56: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

39

7729 7,13 6,57

7773 7,14 6,54

7817 7,15 6,51

7860 7,14 6,47

7903 7,10 6,40

7945 7,06 6,33

7987 7,02 6,26

8028 6,99 6,20

8068 7,00 6,17

8109 7,01 6,15

8149 7,01 6,13

8189 7,00 6,08

8228 6,95 6,02

8267 6,90 5,94

8305 6,86 5,88

8342 6,84 5,84

8379 6,83 5,81

8416 6,83 5,78

8452 6,82 5,75

8488 6,82 5,72

8524 6,81 5,69

8560 6,82 5,67

8595 6,82 5,65

8630 6,82 5,62

8665 6,81 5,59

8699 6,79 5,56

8733 6,78 5,53

8767 6,78 5,51

8801 6,79 5,49

8834 6,81 5,49

8868 6,82 5,48

Page 57: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

40

8901 6,82 5,46

8934 6,82 5,44

8966 6,82 5,42

8999 6,83 5,40

9031 6,84 5,39

9063 6,84 5,37

9095 6,84 5,36

9127 6,86 5,35

9159 6,88 5,35

9190 6,90 5,34

9222 6,87 5,31

9253 6,74 5,18

9282 6,43 4,93

9309 5,94 4,54

9331 5,30 4,04

9350 4,60 3,50

9363 3,93 2,99

0 0 0

0 0 0

0 0 0

6127 6,31 8,50

Page 58: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

41

Tabel 4.3. Data pengujian torsi dan daya menggunakan bahan bakar pertamax

Putaran Torsi Daya

(rpm) (Nm) (Hp)

629 -0,037 -0,414

624 -0,008 -0,094

625 0,069 0,785

636 0,20 2,32

663 0,47 5,11

721 0,89 8,83

811 1,51 13,2

944 2,37 17,8

1111 3,29 21,0

1297 4,15 22,7

1493 4,82 23

1683 5,26 22,3

1865 5,63 21,5

2041 5,93 20,7

2210 6,18 19,94

2372 6,37 19,14

2527 6,44 18,16

2673 6,39 17,05

2809 6,27 15,92

2935 6,16 14,97

3053 6,12 14,29

3168 6,17 13,89

3279 6,27 13,62

3388 6,33 13,32

3495 6,33 12,9

3596 6,25 12,39

3695 6,16 11,89

3788 6,14 11,54

Page 59: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

42

3879 6,23 11,44

3970 6,37 11,43

4061 6,51 11,42

4151 6,59 11,31

4240 6,61 11,11

4327 6,62 10,91

4412 6,65 10,74

4496 6,67 10,58

4578 6,70 10,43

4659 6,73 10,29

4739 6,74 10,13

4817 6,74 9,97

4894 6,75 9,82

4969 6,76 9,69

5044 6,78 9,58

5117 6,81 9,47

5189 6,83 9,37

5260 6,84 9,26

5331 6,85 9,16

5400 6,87 9,06

5469 6,89 8,97

5536 6,91 8,89

5603 6,93 8,81

5670 6,94 8,71

5734 6,93 8,61

5798 6,92 8,50

5861 6,93 8,41

5923 6,93 8,33

5985 6,94 8,25

6045 6,94 8,17

6106 6,94 8,09

Page 60: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

43

6165 6,95 8,02

6224 6,96 7,96

6282 6,98 7,91

6340 7,00 7,87

6397 7,04 7,83

6454 7,07 7,81

6510 7,11 7,78

6566 7,15 7,76

6622 7,19 7,73

6678 7,22 7,70

6733 7,23 7,65

6788 7,23 7,59

6842 7,22 7,51

6895 7,20 7,44

6948 7,21 7,39

7000 7,24 7,36

7052 7,28 7,35

7104 7,32 7,33

7155 7,33 7,30

7206 7,34 7,25

7256 7,32 7,18

7306 7,30 7,11

7355 7,27 7,04

7404 7,24 6,96

7452 7,21 6,89

7499 7,19 6,83

7545 7,18 6,78

7591 7,20 6,75

7637 7,22 6,74

7682 7,24 6,71

7728 7,25 6,68

Page 61: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

44

7773 7,25 6,64

7818 7,24 6,6

7862 7,23 6,55

7905 7,22 6,51

7948 7,21 6,46

7991 7,21 6,42

8034 7,19 6,38

8076 7,17 6,33

8117 7,15 6,27

8158 7,12 6,22

8198 7,08 6,15

8238 7,05 6,09

8277 7,02 6,04

8316 7,01 6,00

8354 7,02 5,98

8392 7,04 5,98

8430 7,06 5,97

8468 7,07 5,95

8506 7,07 5,92

8543 7,05 5,88

8580 7,03 5,83

8617 7,01 5,79

8653 7,00 5,76

8688 7,02 5,76

8724 7,06 5,76

8760 7,09 5,76

8795 7,11 5,76

8831 7,13 5,75

8867 7,16 5,75

8902 7,19 5,75

8938 7,22 5,75

Page 62: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

45

8973 7,24 5,74

9008 7,24 5,72

9043 7,24 5,70

9078 7,24 5,68

9112 7,25 5,66

9146 7,26 5,65

9181 7,25 5,62

9214 7,16 5,53

9247 6,91 5,32

9277 6,45 4,95

9303 5,78 4,42

9324 4,95 3,78

9339 4,23 3,22

0 0 0

0 0 0

0 0 0

6051 6,43 8,73

Dari tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

Dari pengujian diatas untuk putaran (rpm), torsi (Nm) dan daya (Hp) yang

dihasilkan bahan bakar premium, pertalite dan pertamax berbeda. Dikarenakan

nilai oktan nya berbeda suatu sehingga akan mempengaruhi proses pembakaran.

Sehingga putaran, torsi dan daya yang dihasilkan pun berbeda.

Page 63: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

46

Tabel 4.4 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar premium dengan

variasi putaran

Putaran (rpm) Torsi (Nm) Daya (Hp) Pengapian (V)

1500 21,77 4,86 340

2000 17,95 5,26 350

2250 16,51 5,17 388

2500 14,24 4,97 391

2750 13,32 5,06 394

3000 12,62 5,36 396

3250 12,08 5,48 396

3500 11,16 5,50 395

3750 9,97 5,27 373

4000 9,83 5,63 396

Dari tabel 4.4 hasil pengujian yang didapatkan yaitu, untuk torsi

maksimum berada di putaran 1500 rpm sebesar 21,77 Nm. Daya maksimum

berada di putaran 4000 rpm sebesar 5,63 Hp. Dan pengapian tertinggi berada di

putaran 3000, 3250 dan 4000 rpm sebesar 396 V.

Tabel 4.5 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar pertalite

dengan variasi putaran

Putaran (rpm) Torsi (Nm) Daya (Hp) Pengapian (V)

1500 21,69 4,77 377

2000 19,95 5,85 380

2250 19,34 6,12 393

2500 17,81 6,41 396

2750 16,76 6,37 396

3000 14,18 6,14 397

3250 13,56 6,29 398

3500 12,86 6,36 398

3750 11,77 6,14 398

4000 11,17 6,40 397

Page 64: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

47

Dari tabel 4.5 hasil pengujian yang didapatkan yaitu, untuk torsi

maksimum berada di putaran 1500 rpm sebesar 21,69 Nm. Daya maksimum

berada di putaran 2500 rpm sebesar 6,41 Hp. Dan pengapian tertinggi berada di

putaran 3250, 3500 dan 3750 rpm sebesar 398 V.

Tabel 4.6 Data hasil penelitian menggunakan bahan bakar pertamax dengan

variasi putaran

Putaran (rpm) Torsi (Nm) Daya (Hp) Pengapian (V)

1500 23,00 4,82 306

2000 20,7 5,93 386

2250 19,94 6,18 384

2500 18,16 6,44 393

2750 15,92 6,27 396

3000 14,29 6,12 396

3250 13,62 6,27 404

3500 12,39 6,25 395

3750 11,54 6,14 396

4000 11,42 6,51 395

Dari tabel 4.5 hasil pengujian yang didapatkan yaitu, untuk torsi

maksimum berada di putaran 1500 rpm sebesar 23,00 Nm. Daya maksimum

berada di putaran 4000 rpm sebesar 6,51 Hp. Dan pengapian tertinggi berada di

putaran 3250 rpm sebesar 404 V.

Page 65: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

48

Dari tabel 4.4, 4.5, dan 4.6 didapatkan grafik torsi sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik torsi terhadap putaran Rpm

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa

adanya perbedaan antara torsi yang menggunakan bahan bakar premium, pertalite

dan pertamax. torsi tertinggi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium 21,77

Nm pada putaran 1500 rpm, bahan bakar pertalite 21,69 Nm pada putaran 1500

rpm, dan bahan bakar pertamax 23,00 Nm pada putaran 1500 rpm.

0

5

10

15

20

25

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

Tors

i

RPM

Grafik torsi terhadap rpm

Premium

Pertalite

Pertamax

Page 66: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

49

Dari tabel 4.4, 4.5, dan 4.6 didapatkan grafik daya sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik daya terhadap RPM

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa

adanya perbedaan antara daya yang menggunakan bahan bakar premium, pertalite

dan pertamax. Daya tertinggi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium 5,63 Hp

pada putaran 4000 rpm, bahan bakar pertalite 6,41 Hp pada putaran 2500 rpm, dan

bahan bakar pertamax 6,51 Hp pada putaran 4000 rpm.

0

1

2

3

4

5

6

7

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

Daya

RPM

Grafik daya terhadap rpm

Premium

Pertalite

Pertamax

Page 67: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

50

Dari tabel 4.4, 4.5, dan 4.6 didapatkan grafik pengapian sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik pengapian terhadap rpm

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa

adanya perbedaan antara pengapian yang menggunakan bahan bakar premium,

pertalite dan pertamax. Pengapian tertinggi yang dihasilkan oleh bahan bakar

premium 396 V pada putaran 3000, 3250 dan 4000 rpm, bahan bakar pertalite 398

V pada putaran 3250, 3500 dan 3750 rpm, dan bahan bakar pertamax 404 V pada

putaran 3250 rpm.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

Pen

gap

ian

RPM

Grafik pengapian terhadap rpm

Premium

Pertalite

Pertamax

Page 68: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

51

Tabel 4.7 Data hasil penelitian perbedaan kadar HC motor yang

menggunakan premium, pertamax dan pertalite

Putaran (rpm) HC HC HC

(Premium) (ppm) (Pertamax) (ppm) (Pertalite) (ppm)

1500 228 130 270

2000 192 219 230

2250 288 122 383

2500 130 182 611

2750 156 207 128

3000 83 139 144

3250 54 59 400

3500 67 57 165

3750 43 79 179

4000 65 68 196

Dari tabel 4.7 didapatkan grafik HC sebagai berikut :

Gambar 4.4 Grafik kadar HC terhadap putaran mesin.

Berdasarkan grafik dari hasil pengujian pada gambar 4.4 menunjukkan

bahwa ada perbedaan kadar HC (hidro karbon) yang menggunakan bahan bakar

0

100

200

300

400

500

600

700

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

HC

(PP

M)

RPM

Grafik HC terhadap putaran rpm

Premium Pertamax Pertalite

Page 69: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

52

premium, pertamax dan pertalite. Semakin rpm dinaikkan kadar HC yang

menggunakan bahan bakar premium cenderung mengalami penurunan dari 1500-

2000 rpm. Pada 1500 rpm kadar HC yang dihasilkan sebesar 228 ppm dan 2000

rpm kadar HC yang dihasilkan sebesar 192 ppm. Sedangkan kadar HC maksimum

yang menggunakan bahan bakar premium, berada di 2250 rpm. Pada 2250 rpm

kadar HC yang dihasilkan sebesar 288 ppm. Kadar HC minimum cenderung

berada di 3750 rpm dengan kadar HC sebesar 43 ppm. Sedangkan yang

menggunakan bahan bakar pertamax di 1500-2000 rpm mengalami kenaikan yaitu

di 1500 rpm kadar HC yang dihasilkan 130 ppm dan 2000 rpm kadar HC yang

dihasilkan 219 ppm. Mengalami penurunan kadar HC di 2750-3250 rpm. Kadar

HC maksimum tertinggi yang dihasilkan di 2000 rpm sebesar 219 ppm.

Sedangkan kadar HC minimum berada di 3500 rpm sebesar 57 ppm. Sedangkan

kadar HC yang menggunakan bahan bakar pertalite di 2000-2500 mengalami

kenaikan yaitu di 2000 rpm kadar HC yang dihasilkan sebesar 230 ppm dan di

2500 rpm kadar HC yang dihasilkan sebesar 611 ppm. Mengalami penurunan

kadar HC di 3250-3500 rpm. Kadar HC maksimum tertinggi yang dihasilkan di

2500 rpm sebesar 611 ppm. Sedangkan kadar HC minimum berada di 2750 rpm

sebesar 128 ppm. Pada setiap bahan bakar grafik yang dihasilkan tidak begitu

beraturan, dikarenakan pada saat pengambilan data, saat rpm pada tachometer

sudah tepat atau ± 100 hasil emisi langsung di cetak tidak menunggu hasil stabil

terlebih dahulu ada juga yang menunggu hasil stabil terlebih dahulu kemudian

hasil emisi langsung dicetak. Kesimpulan dari gambar grafik 4.4 perbedaan kadar

HC premium, pertamax dan pertalite, sepeda motor yang dalam pengujian

menggunakan bahan bakar premium memiliki kadar HC yang lebih rendah

dibandingakan yang menggunakan bahan bakar pertamax dan pertalite. Semakin

rpm di naikkan di dapat kadar HC yang semakin tinggi.

Page 70: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

53

Tabel 4.8 Data hasil penelitian perbedaan kadar CO motor yang

menggunakan premium, pertamax dan pertalite

Putaran (rpm) CO CO CO

(Premium) (%) (Pertamax) (%) (Pertalite) (%)

1500 0.49 0.44 0.49

2000 0.57 0.74 0.55

2250 0.33 0.16 0.74

2500 0.23 0.17 0.39

2750 0.17 0.33 0.22

3000 0.13 0.20 0.40

3250 0.10 0.19 3.10

3500 0.11 0.18 0.50

3750 0.08 0.19 0.44

4000 0.13 0.17 0.69

Dari tabel 4.8 didapatkan grafik CO sebagai berikut :

Gambar 4.5 Grafik kadar CO terhadap putaran mesin

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara kadar CO (karbon monosida) yang menggunakan bahan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

CO

(%)

RPM

Grafik Kadar CO Terhadap Putaran rpm

Premium Pertamax Pertalite

Page 71: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

54

bakar premium, pertalite dan pertamax. Pada bahan bakar premium di 2000-3250

rpm mengalami penurunan kadar CO. Kadar CO maksimum yang menggunakan

bahan bakar premium, berada di 2000 rpm sebesar 0.57 % dan kadar CO

minimum berada di 3750 rpm sebesar 0.08 %. Pada bahan bakar pertamax di

2750-3500 mengalami penurunan kadar CO. Kadar CO maksimum berada di

2000 rpm sebesar 0.74 %, dan kadar CO minimum berada di 2500 dan 4000 rpm

sebesar 0.17 %. Sedangkan pada bahan bakar pertalite kadar CO yang dihasilkan

mengalami penurunan di 2250-2750 rpm. Kadar CO maksimum berada di 3250

rpm sebesar 3.10 %, dan kadar minimum berada di 2750 rpm sebesar 0.22 %.

Pada setiap bahan bakar grafik yang dihasilkan tidak begitu beraturan,

dikarenakan pada saat pengambilan data, saat rpm pada tachometer sudah tepat

atau ± 100 hasil emisi langsung di cetak tidak menunggu hasil stabil terlebih

dahulu ada juga yang menunggu hasil stabil terlebih dahulu kemudian hasil emisi

langsung dicetak. Kesimpulan dari gambar 4.5 perbedaan kadar CO premium,

pertamax dan pertalite, motor yang menggunakan bahan bakar pertalite memiliki

kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan motor yang menggunakan bahan bakar

premium dan pertamax.

Page 72: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

55

Tabel 4.9 Data hasil penelitian perbedaan kadar CO2 motor yang

menggunakan premium, pertamax dan pertalite

Putaran (rpm) CO2 CO2 CO2

(Premium) (%) (Pertamax) (%) (Pertalite) (%)

1500 12.53 10.74 11.17

2000 12.37 12.53 12.46

2250 9.52 13.86 11.56

2500 13.84 13.97 10.71

2750 14.05 12.43 11.14

3000 14.51 14.21 11.77

3250 14.45 14.01 8.42

3500 14.49 14.17 11.52

3750 14.52 14.32 13.94

4000 14.40 14.30 13.75

Dari tabel 4.9 didapatkan grafik CO2 sebagai berikut :

Gambar 4.6 Grafik kadar CO2 terhadap putaran mesin

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara kadar CO2 (karbon dioksida) yang menggunakan bahan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

CO

2

(%)

RPM

Grafik CO2 Terhadap Putaran RPM

Premium Pertamax Pertalite

Page 73: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

56

bakar premium, pertalite dan pertamax. Pada bahan bakar premium di 2000-2250

rpm mengalami penurunan kadar CO2. Kadar CO2 maksimum yang menggunakan

bahan bakar premium, berada di 3750 rpm sebesar 14,52 % dan kadar CO2

minimum berada di 2250 rpm sebesar 9,52 %. Pada bahan bakar pertamax di

2250-2500 mengalami kenaikan kadar CO2. Kadar CO2 maksimum berada di

3750 rpm sebesar 14,32 %, dan kadar CO2 minimum berada di 1500 rpm sebesar

10,74 %. Sedangkan pada bahan bakar pertalite kadar CO2 yang dihasilkan

mengalami kenaikan di 3500-3750 rpm. Kadar CO2 maksimum berada di 3750

rpm sebesar 13,94 %, dan kadar minimum berada di 3250 rpm sebesar 08,42 %.

Pada setiap bahan bakar grafik yang dihasilkan tidak begitu beraturan,

dikarenakan pada saat pengambilan data, saat rpm pada tachometer sudah tepat

atau ± 100 hasil emisi langsung di cetak tidak menunggu hasil stabil terlebih

dahulu dan ada juga yang menunggu hasil stabil terlebih dahulu kemudian hasil

emisi langsung dicetak. Kesimpulan dari gambar 4.6 perbedaan kadar CO2

premium, pertamax dan pertalite, motor yang menggunakan bahan bakar pertalite

memiliki kadar CO2 yang lebih rendah dibandingkan motor yang menggunakan

bahan bakar premium dan pertamax.

Page 74: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

57

Tabel 4.10 Data hasil penelitian perbedaan kadar O2 motor yang

menggunakan premium, pertamax dan pertalite

Putaran (rpm) O2 O2 O2

(Premium) (%) (Pertamax) (%) (Pertalite) (%)

1500 2.59 5.18 3.73

2000 2.92 2.84 2.46

2250 6.70 1.80 3.45

2500 1.53 1.24 4.48

2750 0.71 2.48 4.62

3000 0.26 0.57 4.01

3250 0.43 0.74 5.35

3500 0.30 0.67 3.45

3750 0.35 0.49 0.71

4000 0.34 0.54 0.85

Dari tabel 4.10 didapatkan grafik O2 sebagai berikut :

Gambar 4.7 Grafik kadar O2 terhadap putaran mesin

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara kadar O2 (oksigen) yang menggunakan bahan bakar

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

O2

(%)

RPM

Grafik O2 terhadap putaran rpm

Premium Pertamax Pertalite

Page 75: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

58

premium, pertalite dan pertamax. Pada bahan bakar premium di 2250 rpm

mengalami kenaikan kadar O2. Kadar O2 maksimum yang menggunakan bahan

bakar premium, berada di 2250 rpm sebesar 6,70 % dan kadar O2 minimum

berada di 3500 rpm sebesar 0,30 %. Pada bahan bakar pertamax di 2000-2500

mengalami penurunan kadar O2. Kadar O2 maksimum berada di 1500 rpm sebesar

5,18 %, dan kadar O2 minimum berada di 3750 rpm sebesar 0,49 %. Sedangkan

pada bahan bakar pertalite kadar O2 yang dihasilkan mengalami kenaikan di 2250-

2750 rpm. Kadar O2 maksimum berada di 3250 rpm sebesar 5,35 %, dan kadar

minimum berada di 3750 rpm sebesar 0,71 %. Pada setiap bahan bakar grafik

yang dihasilkan tidak begitu beraturan, dikarenakan pada saat pengambilan data,

saat rpm pada tachometer sudah tepat atau ± 100 hasil emisi langsung di cetak

tidak menunggu hasil stabil terlebih dahulu ada juga yang menunggu hasil stabil

terlebih dahulu kemudian hasil emisi langsung dicetak. Kesimpulan dari gambar

4.7 perbedaan kadar O2 premium, pertamax dan pertalite, motor yang

menggunakan bahan bakar pertalite memiliki kadar O2 yang lebih tinggi

dibandingkan motor yang menggunakan bahan bakar premium dan pertamax.

a. Uji analisis perbedaan Torsi yang menggunakan premium, pertamax

dan pertalite

Data hasil penelitian analisis perbedaan Torsi yang menggunakan

bahan bakar premium, pertalite dan pertamax dapat dilihat pada tabel 4.4,

4.5, dan 4.6. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode

diskriptif untuk memperoleh gambaran dan perbedaan torsi sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite. Dari

tabel diatas dapat dijelaskan motor yang menggunakan bahan bakar

pertamax memiliki torsi jauh lebih besar dari pada motor yang

menggunakan bahan bakar premium dan pertalite.

b. Uji analisis perbedaan Daya yang menggunakan premium, pertamax

dan pertalite

Data hasil penelitian perbedaan daya yang menggunakan bahan

bakar premium, pertamax dan pertalite dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5,

Page 76: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

59

dan 4.6. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode diskriptif

untuk memperoleh gambaran dan perbedaan daya motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite. Dari tabel

diatas dapat dijelaskan motor yang menggunakan pertamax memiliki daya

yang lebih besar dari pada motor yang menggunakan bahan bakar

premium dan pertalite.

c. Uji analisis perbedaan kadar HC motor yang menggunakan premium,

pertamax dan pertalite

Data hasil penelitian perbedaan kadar HC motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite dapat dilihat

pada tabel 4.7. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode

diskriptif untuk memperoleh gambaran dan perbedaan kadar HC motor

yang menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite. Dari

tabel diatas dapat dijelaskan motor yang menggunakan pertalite kadar HC

yang dihasilkan cenderung lebih besar antara 270 - 196 ppm semakin rpm

dinaikan kadar HC semakin menurun sedangkan yang menggunakan

bahan bakar pertamax kadar HC yang dihasilkan cenderung lebih kecil

antara 130 - 68 ppm. Sedangkan kadar HC yang dihasilkan bahan bakar

premium cenderung lebih meningkat dibandingkan bahan bakar pertamax

yaitu antara 65 - 228 ppm.

d. Uji analisis perbedaan kadar CO motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite

Data hasil penelitian perbedaan kadar CO motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite dapat dilihat

pada tabel 4.8. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode

penelitian diskriptif untuk memperoleh gambaran dan perbedaan kadar CO

motor yang menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite.

Dari tabel diatas dapat dijelaskan motor yang menggunakan bahan bakar

pertalite, kadar CO cenderung tinggi dibandingkan motor yang

Page 77: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

60

menggunakan bahan bakar pertamax dan premium. Motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pada saat rpm dinaikkan kadar CO

yang dihasilkan kecil pada 3750 rpm dihasilkan kadar CO sebesar 0.08

ppm.

e. Uji analisis perbedaan kadar CO2 motor yang menggunakan

premium, pertamax dan pertalite

Data hasil penelitian perbedaan kadar CO2 motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite dapat dilihat

pada tabel 4.9. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode

diskriptif untuk memperoleh gambaran dan perbedaan kadar CO2 motor

yang menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite. Motor

yang menggunakan bahan bakar premium cenderung memiliki kadar CO2

cenderung lebih besar dari pada motor yang menggunakan bahan bakar

pertamax dan pertalite terbukti pada 1500 rpm didapatkan kadar CO2

sebesar 12.53 % sedangkan pertamax 10.74 %, dan pertalite 11.17 %.

f. Uji analisis perbedaan kadar O2 motor yang menggunakan premium,

pertamax dan pertalite

Data hasil penelitian perbedaan kadar O2 motor yang menggunakan

bahan bakar premium, pertamax dan pertalite dapat dilihat pada tabel 4.10.

Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode penelitian diskriptif

untuk memperoleh gambaran dan perbedaan kadar O2 motor yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax dan pertalite. Motor yang

menggunakan bahan bakar pertalite memilik kadar O2 yang lebih tinggi

yaitu 5.35 % pada 3250 rpm, dari pada motor yang menggunakan

premium yaitu sebesar 0.26 % pada 3000 rpm, sedangkan pertamax

sebesar 0.49 % pada 3750 rpm.

Page 78: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

61

4.2 Perhitungan

1. Daya

Berikut hasil pengujian daya pada mesin dengan variasi bahan

bakar premium, pertamax, dan pertalite :

Hasil perhitungan daya secara manual bahan bakar premium, pertalite, dan

pertamax pada putaran 3000 rpm dan 4000 rpm :

a. Premium

- Perhitungan premium pada putaran 3000 rpm

P ��.�.�.�

��

�.�, �.���. �,��

�� 4,0009859066666 kW

� 5,36541 Hp

= 5,36 Hp

- Perhitungan premium pada putaran 4000 rpm

P �2. π. n. T

60000�

2.3,14.4077.9,83

60000� 4,19471658 kW

� 5,62520759337 Hp

� 5,63 Hp

b. Pertalite

- Perhitungan pertalite pada putaran 3000 rpm

P ��.�.�.�

��

�.�, �.�!�. �, !

�� 4,5757063866666 kW

� 6,1361233400 Hp � 6,14 Hp

- Perhitungan pertalite pada putaran 4000 rpm

P �2. ". #. $

60000�

2.3,14.4081.11,17

60000� 4,7712059266666 kW

� 6,3982925416 Hp

� 6,40 hp

c. Pertamax

- Perhitungan pertalite pada putaran 3000 rpm

P �2. π. n. T

60000�

2.3,14.3053.14,29

60000� 4,5663313933333 kW

� 6,1235512668 Hp

� 6,12 hp

Page 79: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

62

- Perhitungan pertalite pada putaran 4000 rpm

P �2. ". #. $

60000�

2.3,14.4061.11,42

60000� 4,8540862266666 kW

� 6,5094368547 Hp

� 6,51 hp

2. Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dengan variasi putaran

a. Premium

Sfc = &' (

)*

Dimana :

Sfc = Specific fuel consumption (g/kW.h)

mf = laju aliran bahan bakar (kg/jam)

v = 0,5 l = 500 ml

tf = 10 menit = 600 detik

mf = +,- ..- . /(

0- x 3600

dimana :

23' = spesifik gravity bensin (0,715 gr/ml)

4' = volume bahan bakar yang diuji (500 ml)

5' = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume diuji

(detik)

- 1500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,!�

= �. �

�,!�� 440,32

,

89. h

Page 80: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

63

- 2000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,��

= �. �

7,��� 406,84

,

89. h

- 2250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7, 6

= �. �

7, 6� 413,92

,

89. h

- 2500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�6

= �. �

�,�6� 430,58

,

89. h

- 2750 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,�

= �. �

7,�� 422,92

,

89. h

Page 81: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

64

- 3000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,��

= �. �

7,��� 399,25

,

89. h

- 3250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,�!

= �. �

7,�!� 390,51

,

89. h

- 3500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,7

= �. �

7,7� 389,09

,

89. h

- 3750 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,�6

= �. �

7,�6� 406, 07

,

89. h

Page 82: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

65

- 4000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,��

= �. �

7,��� 380,10

,

89. h

b. Pertalite

- 1500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,66

= �. �

�,66� 448,63

,

89. h

- 2000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,!7

= �. �

7,!7� 365,81

,

89. h

- 2250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, �

Page 83: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

66

= �. �

�, �� 349,67

,

89. h

- 2500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�

= �. �

�,� � 333,85

,

89. h

- 3000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, �

= �. �

�, �� 348,53

,

89. h

- 3250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,��

= �. �

�,��� 340,22

,

89. h

- 3500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,��

Page 84: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

67

= �. �

�,��� 336,47

,

89. h

- 3750 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, �

= �. �

�, �� 348,53

,

89. h

- 4000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�

= �. �

�,�� 334,37

,

89. h

c. Pertamax

- 1500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,!�

= �. �

�,!�� 443,98

,

89. h

- 2000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Page 85: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

68

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

7,��

= �. �

7,��� 360,87

,

89. h

- 2250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, !

= �. �

�, !� 346,27

,

89. h

- 2500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,��

= �. �

�,��� 332,29

,

89. h

- 2750 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�6

= �. �

�,�6� 341,30

,

89. h

- 3000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Page 86: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

69

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, �

= �. �

�, �� 349,67

,

89. h

- 3250 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�6

= �. �

�,�6� 341,30

,

89. h

- 3500 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,�7

= �. �

�,�7� 342,4

,

89. h

- 3750 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�, �

= �. �

�, �� 348,53

,

89. h

- 4000 rpm

mf = ,6 7 . 7 . /(

� x 3600

= 2,14 kg/jam

Page 87: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

70

Maka Sfc didapat :

Sfc = �, � . (

�,7

= �. �

�,7 � 328,72

,

89. h

4.3 Pembahasan

a. Pengaruh sistem pengapian terhadap performa, dan emisi gas buang

1. Grafik pengapian terhadap performa

- Premium

Gambar 4.8 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan

bakar premium

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan torsi tertinggi

sebesar 340 V. Serta torsi dihasilkan sebesar 21,77 Nm. Sedangkan pada torsi

terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 396 V, dengan torsi sebesar 9,83

Nm.

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

21,77 17,95 16,51 14,24 13,32 12,62 12,08 11,16 9,97 9,83

Pen

gap

ian

(V

)

Torsi

Grafik pengapian terhadap torsi

Premium

Page 88: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

71

Gambar 4.9 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan

bakar premium

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan pada daya

terendah sebesar 340 V. Serta daya yang dihasilkan sebesar 4,86 Hp.

Sedangkan pada daya tertinggi pengapian yang dihasilkan sebesar 396 V,

dengan daya sebesar 5,63 Hp.

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

4,86 5,26 5,17 4,97 5,06 5,36 5,48 5,5 5,27 5,63

Pen

gap

ian

(V

)

Daya

Grafik pengapian terhadap daya

Premium

Page 89: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

72

- Pertalite

Gambar 4.10 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan

bakar pertalite

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada torsi tertinggi

sebesar 377 V. Serta torsi yang dihasilkan sebesar 21,69 Nm. Sedangkan pada

torsi terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 397 V, dengan torsi sebesar

11,17 Nm.

365

370

375

380

385

390

395

400

21,69 19,95 19,34 17,81 16,76 14,18 13,56 12,86 11,77 11,17

Pen

gap

ian

(V

)

Torsi

Grafik pengapian terhadap torsi

Pertalite

Page 90: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

73

Gambar 4.11 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan

bakar pertalite

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada daya terendah

sebesar 377 V. Serta daya yang dihasilkan sebesar 4,77 Hp. Sedangkan pada

daya tertinggi pengapian yang dihasilkan sebesar 396 V, dengan daya sebesar

6,41 Hp.

365

370

375

380

385

390

395

400

4,77 5,85 6,12 6,41 6,37 6,14 6,29 6,36 6,14 6,4

Pen

gap

ian

(V

)

Daya

Grafik pengapian terhadap daya

Pertalite

Page 91: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

74

- Pertamax

Gambar 4.12 Grafik pengapian terhadap torsi yang menggunakan bahan

bakar pertamax

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada torsi

tertinggi sebesar 306 V. Serta torsi yang dihasilkan sebesar 23,00 Nm.

Sedangkan pada torsi terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 395 V,

dengan torsi sebesar 11,42 Nm.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

23 20,7 19,94 18,16 15,92 14,29 13,62 12,39 11,54 11,42

Pen

gap

ian

(V

)

Torsi

Grafik pengapian terhadap torsi

Pertamax

Page 92: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

75

Gambar 4.13 Grafik pengapian terhadap daya yang menggunakan bahan

bakar pertamax

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada daya

terendah sebesar 306 V. Serta daya yang dihasilkan sebesar 4,82 Hp.

Sedangkan pada daya tertinggi pengapian yang dihasilkan sebesar 395 V,

dengan daya sebesar 6,51 Hp.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

4,82 5,93 6,18 6,44 6,27 6,12 6,27 6,25 6,14 6,51

Pen

gap

ian

(V

)

Daya

Grafik pengapian terhadap daya

Pertamax

Page 93: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

76

2. Grafik pengapian terhadap emisi gas buang

- Premium

Gambar 4.14 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan

bahan bakar premium

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan pada kadar HC

tertinggi sebesar 340 V. Dengan kadar HC yang dihasilkan sebesar 228 ppm.

Sedangkan pada kadar HC terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 396

V, dengan kadar HC sebesar 65 ppm.

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

228 192 288 130 156 83 54 67 43 65

Pen

gap

ian

(V

)

HC

(ppm)

Grafik pengapian terhadap kadar HC

Premium

Page 94: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

77

Gambar 4.15 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan

bahan bakar premium

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan pada kadar CO

tertinggi sebesar 350 V. Dengan kadar CO yang dihasilkan sebesar 0,57 %.

Sedangkan pada kadar CO terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 373

V, dengan kadar CO sebesar 0,08 %.

Gambar 4.16 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan

bahan bakar premium

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

0,49 0,57 0,33 0,23 0,17 0,13 0,1 0,11 0,08 0,13

Pen

gap

ian

(V

)

CO

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO

Premium

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

12,53 12,37 9,52 13,84 14,05 14,51 14,45 14,49 14,52 14,4

Pen

gap

ian

(V

)

CO2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO2

Premium

Page 95: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

78

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan pada kadar CO2

tertinggi sebesar 373 V. Dengan kadar CO2 yang dihasilkan sebesar 14,52 %.

Sedangkan pada kadar CO2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 393

V, dengan kadar CO2 sebesar 9,52 %.

Gambar 4.23 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan

bahan bakar premium

Pada bahan bakar premium pengapian yang dihasilkan pada kadar O2

tertinggi sebesar 388 V. Dengan kadar O2 yang dihasilkan sebesar 6,7 %.

Sedangkan pada kadar O2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 396 V,

dengan kadar O2 sebesar 0,26 %.

310

320

330

340

350

360

370

380

390

400

410

2,59 2,92 6,7 1,53 0,71 0,26 0,43 0,3 0,35 0,34

Pen

gap

ian

(V

)

O2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar O2

Premium

Page 96: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

79

- Pertalite

Gambar 4.18 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan

bahan bakar pertalite

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada kadar HC

tertinggi sebesar 396 V. Dengan kadar HC yang dihasilkan sebesar 611 ppm.

Sedangkan pada kadar HC terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 397

V, dengan kadar HC sebesar 144 ppm.

365

370

375

380

385

390

395

400

270 230 383 611 128 144 400 165 179 196

Pen

gap

ian

(V

)

HC

(ppm)

Grafik pengapian terhadap kadar HC

Pertalite

Page 97: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

80

Gambar 4.19 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan

bahan bakar pertalite

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada kadar CO

tertinggi sebesar 398 V. Dengan kadar CO yang dihasilkan sebesar 3,1 %.

Sedangkan pada kadar CO terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 396

V, dengan kadar CO sebesar 0,22 %.

Gambar 4.20 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan

bahan bakar pertalite

365

370

375

380

385

390

395

400

0,49 0,55 0,74 0,39 0,22 0,4 3,1 0,5 0,44 0,69

Pen

gap

ian

(V

)

CO

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO

Pertalite

365

370

375

380

385

390

395

400

11,17 12,46 11,56 10,71 11,14 11,77 8,42 11,52 13,94 13,75

Pen

gap

ian

(V

)

CO2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO2

Pertalite

Page 98: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

81

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada kadar CO2

tertinggi sebesar 398 V. Dengan kadar CO2 yang dihasilkan sebesar 13,94 %.

Sedangkan pada kadar CO2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 398

V, dengan kadar CO2 sebesar 8,42 %.

Gambar 4.21 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan

bahan bakar pertalite

Pada bahan bakar pertalite pengapian yang dihasilkan pada kadar O2

tertinggi sebesar 398 V. Dengan kadar O2 yang dihasilkan sebesar 5,35 %.

Sedangkan pada kadar O2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 398 V,

dengan kadar O2 sebesar 0,71 %.

365

370

375

380

385

390

395

400

3,73 2,46 3,45 4,48 4,62 4,01 5,35 3,45 0,71 0,85

Pen

gap

ian

(V

)

O2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar O2

Pertalite

Page 99: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

82

- Pertamax

Gambar 4.22 Grafik pengapian terhadap kadar HC yang menggunakan

bahan bakar pertamax

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada kadar HC

tertinggi sebesar 396 V. Dengan kadar HC yang dihasilkan sebesar 207 ppm.

Sedangkan pada kadar HC terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 395

V, dengan kadar HC sebesar 57 ppm.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

130 219 122 182 207 139 59 57 79 68

Pen

gap

ian

(V

)

HC

(ppm)

Grafik pengapian terhadap kadar HC

Pertamax

Page 100: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

83

Gambar 4.23 Grafik pengapian terhadap kadar CO yang menggunakan

bahan bakar pertamax

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada kadar CO

tertinggi sebesar 386 V. Dengan kadar CO yang dihasilkan sebesar 0,74 %.

Sedangkan pada kadar CO terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 384

V, dengan kadar CO sebesar 0,16 %.

Gambar 4.24 Grafik pengapian terhadap kadar CO2 yang menggunakan

bahan bakar pertamax

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

0,44 0,74 0,16 0,17 0,33 0,2 0,19 0,18 0,19 0,17

Pen

gap

ian

(V

)

CO

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO

Pertamax

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

10,74 12,53 13,86 13,97 12,43 14,21 14,01 14,17 14,32 14,3

Pen

gap

ian

(V

)

CO2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar CO2

Pertamax

Page 101: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

84

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada kadar CO2

tertinggi sebesar 396 V. Dengan kadar CO2 yang dihasilkan sebesar 14,32 %.

Sedangkan pada kadar CO2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 306

V, dengan kadar CO2 sebesar 10,74 %.

Gambar 4.24 Grafik pengapian terhadap kadar O2 yang menggunakan

bahan bakar pertamax

Pada bahan bakar pertamax pengapian yang dihasilkan pada kadar O2

tertinggi sebesar 306 V. Dengan kadar O2 yang dihasilkan sebesar 5,18 %.

Sedangkan pada kadar O2 terendah pengapian yang dihasilkan sebesar 395 V,

dengan kadar O2 sebesar 0,54 %.

Kesimpulan dari grafik diatas bahwa sistem pengapian berpengaruh pada

performa, dan emisi gas buang pada sepeda motor. Karena, jika pengapian

yang digunakan tidak bagus maka akan menghasilkan hasil yang tidak bagus.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

5,18 2,84 1,8 1,24 2,48 0,57 0,74 0,67 0,49 0,54

Pen

gap

ian

(V

)

O2

(%)

Grafik pengapian terhadap kadar O2

Pertamax

Page 102: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

85

b. Perbedaan torsi, dan daya motor yang menggunakan bahan bakar premium,

pertalite dan pertamax

Perbedaan torsi motor yang menggunakan premium, pertamax dan

pertalite ditunjukkan pada gambar 4.1. Torsi atau momen putar motor

adalah hasil kali gaya (daya motor) dengan panjang lengan torak. Semakin

rpm dinaikan torsi dihasilkan semakin kecil. Efek variasi putaran mesin

serta penggunaan bahan bakar yang nilai oktannya berbeda juga akan

mempengaruhi besar kecilnya torsi yang dihasilkan. Hal ini biasa dibuktikan

dengan hasil penelitian pada gambar 4.1. Pada gambar 4.1, pada saat 1500

rpm torsi yang dihasilkan sebesar 21,77 Nm dan di 4000 rpm torsi yang

dihasilkan cenderung mengalami penurunan sebesar 9,83 Nm untuk motor

yang menggunakan bahan bakar premium. Sedangkan motor yang

menggunakan bahan bakar pertalite pada 1500 rpm torsi yang dihasilkan

sebesar 21,69 Nm dan di 4000 rpm torsi yang dihasilkan cenderung

mengalami penurunan sebesar 11,17 Nm. Dan motor yang menggunakan

bahan bakar pertamax pada 1500 rpm torsi yang dihasilkan sebesar 23,00

Nm dan di 4000 rpm torsi yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan

sebesar 11,42 Nm. Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan motor

dalam kurun waktu atau hasil dari usaha dibagi dengan kurun waktu

tertentu. Besar atau kecilnya daya yang dihasilkan sangat berpengaruh pada

variasi putaran mesin dan efek dari bahan bakar yang mempunya nilai oktan

yang berbeda. Semakin nilai oktan tinggi bahan bakar akan sulit terbakar

yang menyebabkan daya suatu motor mengalami peningkatan. Untuk rpm

rendah yaitu di 1500 rpm sebesar 4,86 Hp untuk bahan bakar premium.

Sedangkan untuk motor yang menggunakan bahan bakar pertalite sebesar

4,77 Hp. Dan untuk motor yang menggunakan bahan bakar pertamax 4,82

Hp.

Page 103: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

86

c. Perbedaan emisi gas buang motor yang menggunakan bahan bakar

premium, pertalite dan pertamax

Pada pengujian Perbedaan emisi gas buang menggunakan bahan bakar

premium, pertalite dan pertamax, elemen gas buang yang diteliti adalah

presentase volume gas CO, CO2, O2 dan HC. Emisi gas buang adalah sisa

hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam dan mesin

pembakaran luar, yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.

Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan

oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida

(CO2) dan air (H2O). Sama seperti gas CO2, konsentrasi HC dalam gas

buang dipengaruhi oleh proses pembakaran dan AFR. Air Fuel Ratio (AFR)

adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses pembakaran

didalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara.

Idealnya AFR bernilai 14,7 artinya campuran terdiri dari 1 bensin dan 14,7

udara biasa disebut Stoichiometry. Emisi gas HC akan tinggi apabila terjadi

pembakaran yang kurang baik dan AFR terlalu kaya. Artinya semakin rpm

dinaikkan maka akan semakin menurun konsentrasi HC dalam gas buang

(hubungan negatif). Sedangkan menggunakan bahan bakar Pertamax,

pertamax memiliki nilai oktan yang tinggi semakin tinggi nilai oktan suatu

bahan bakar kadar hidrokarbon semakin kecil, hal ini disebabkan karena

motor yang menggunakan bahan bakar pertamax dalam proses

pembakaranya sempurna yang menyebabkan AFR yang dihasilkan sedikit.

Gas CO dalam gas buang akan menujukkan berapa besar rasio bahan

bakar dan udara (AFR = air fuel ratio) yang masuk ke ruang bakar. Bila

campuan bahan bakar dan udara terlalu kaya (lamda < 1.00) maka emisi gas

CO dalam gas buang akan semakin meningkat. Salah satu hal yang

mempengaruhi besar-kecilnya AFR adalah idle speed. Semakin rendah

putaran idle maka semakin kaya campurannya, artinya presentase volume

gas CO dalam gas buang pun akan meningkat. Idle speed dipengaruhi oleh

nilai oktan, semakin rpm dinaikan motor yang menggunakan bahan bakar

premium, pertalite dan pertalite maka gas CO akan semakin menurun

Page 104: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

87

(hubungan positif). Motor yang menggunakan bahan bakar premium

cenderung kadar CO tinggi di putaran 2000 rpm sebesar 0,57 % sedangkan

motor yang menggunakan bahan bakar pertalite sebesar 3,10 % pada 3250

rpm, dan yang menggunakan bahan bakar pertamax 0,74 %.

Konsentrasi gas CO2 secara langsung menunjukkan status pembakaran

di ruang bakar. Semakin tinggi konsentrasi gas CO2 maka semakin baik

pembakaran yang terjadi. Tingginya konsentrasi gas CO2 menunjukkan

bahwa campuran bahan bakar dan udara terbakar sempurna. Pembakaran

akan bisa sempurna atau tidak, salah satunya dipengaruhi nilai oktan suatu

bahan bakar. Premium memiliki nilai oktan 88 yang menyebabkan

pembakaran tidak sempurna yang menyebabkan kadar CO2 tinggi di

bandingkan menggunakan bahan bakar pertalite dan pertamax, dalam proses

pembakaranya lebih sempurna. Dari hasil uji sampel di 3750 rpm kadar CO2

premium sebesar 14,52 %, sedangkan bahan bakar pertalite sebesar 13,94

%, dan pertamax 14,32 %.

Konsentrasi oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik

dengan konsentrasi CO2. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang

sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus

mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon. Semakin baik proses

pembakaran, maka semakin menurun kadar gas O2 karena berubah menjadi

gas CO2 yang disebabkan oleh proses pembakaran. Jadi semakin tinggi nilai

oktan suatu bahan bakar, maka kadar O2 semakin meningkat. Hasil

penelitian yang ditunjukkan grafik pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa

adanya perbedaan antara kadar O2 (oksigen) yang menggunakan bahan

bakar premium, pertalite dan pertamax. Kadar O2 tertinggi yang

menggunakan bahan bakar premium berada di 2250 rpm sebesar 6,70 % dan

kadar O2 terendah berada di 3000 rpm sebesar 0,26 %. Kadar O2 yang

menggunakan bahan bakar pertalite tertinggi berada di 3250 rpm sebesar

5,35 % dan kadar O2 terendah berada di 3750 rpm sebesar 0,71 %. Kadar O2

yang menggunakan bahan bakar pertamax tertinggi berada di 1500 rpm

sebesar 5,18 % dan kadar O2 terendah berada di 4000 rpm sebesar 0,54 %.

Page 105: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

88

Kesimpulan dari gambar grafik 4.6 perbedaan kadar O2 bahan bakar

premium, pertalite dan pertamax, motor yang menggunakan bahan bakar

pertalite memiliki kadar O2 lebih besar dibandingkan yang menggunakan

bahan bakar premium dan pertamax. Semakin rpm dinaikan kadar O2 tidak

stabil naik turun.

Berdasarkan uraian perbedaan daya, torsi dan emisi gas buang dari

keempat komponen motor yang menggunakan bahan bakar premium,

pertalite dan pertamax yang diuji menunjukkan bahwa motor yang

menggunakan bahan bakar premium daya, torsi yang dihasikan hasilnya

lebih kecil dibandingkan motor menggunakan bahan bakar pertalite dan

pertamax. Semakin rpm dinaikan daya, torsi dan emisi gas buang semakin

turun untuk motor yg berbahan bakar premium, pertalite dan pertamax.

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 06 tahun 2006

baku mutu emisi kendaraan bermotor tidak boleh melebihi 4,5% CO dan

2000 ppm HC dalam operasionalnya. dengan demikian maka kadar gas CO

premium, pertamax dan pertalite pada gambar 4.3 masih berada dibawah

baku mutu ketentuan yang berlaku. Sejak lama sudah diketahui, bahwa

konsentrasi gas karbon monoksida yang tinggi dapat menyebabkan

gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Sumber : https://www.slideshare.net/miemamk/permenlh-ri-no-5-tahun-

2006-tentang-ambang-batas-emisi-gas-buang-kendaraan-

bermotor-lama

Page 106: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

89

Tabel 4.11 Batas ambang emisi gas buang motor Menurut Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 06 tahun 2006

No. Kadar CO Kadar HC

1. 3,1 % tidak melebihi 2000 ppm

Tabel 4.12 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang

menggunakan bahan bakar premium dengan variasi rpm

Putaran (rpm) Peforma (Hp dan Nm) Emisi gas buang

1500 - Torsi = 21,77 Nm

- Daya = 4,86 Hp

HC = 228

CO = 0,49 %

CO2 = 12,53 %

O2 = 2,59 %

2000 - Torsi = 17,95 Nm

- Daya = 5,26 Hp

HC = 192 ppm

CO = 0,57 %

CO2 = 12,37 %

O2 = 2,92 %

2250 - Torsi = 16,51 Nm

- Daya = 5,17 Hp

HC = 288 ppm

CO = 0,33 %

CO2 = 9,52 %

O2 = 6,70 %

2500 - Torsi = 14,24 Nm

- Daya = 4,97 Hp

HC = 130 ppm

CO = 0,23 %

CO2 = 13,84 %

O2 = 1,53 %

2750 - Torsi = 13,32 Nm

- Daya = 5,06 Hp

HC = 156 ppm

CO = 0,17 %

CO2 = 14,05 %

O2 = 0,71 %

3000 - Torsi = 12,62 Nm HC = 83 ppm

Page 107: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

90

- Daya = 5,36 Hp CO = 0,13 %

CO2 = 14,51 %

O2 = 0,26 %

3250 - Torsi = 12,08

- Daya = 5,48

HC = 54 ppm

CO = 0,10 %

CO2 = 14,45 %

O2 = 0,43 %

3500 - Torsi = 11,16 Nm

- Daya = 5,50

HC = 67 ppm

CO = 0,11 %

CO2 = 14,49 %

O2 = 0,30 %

3750 - Torsi = 9,97 Nm

- Daya = 5,27 Hp

HC = 43 ppm

CO = 0,08 %

CO2 = 14,52 %

O2 = 0,35 %

4000 - Torsi = 9,83 Nm

- Daya = 5,63 Hp

HC = 65 ppm

CO = 0,13 %

CO2 = 14,40 %

O2 = 0,34 %

Page 108: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

91

Tabel 4.13 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang

menggunakan bahan bakar pertalite dengan variasi rpm

Putaran (rpm) Peforma (Hp dan Nm) Emisi gas buang

1500 - Torsi = 21,69 Nm

- Daya = 4,77 Hp

HC = 270 ppm

CO = 0.49 %

CO2 = 11.17 %

O2 = 3,73 %

2000 - Torsi = 19,95 Nm

- Daya = 5,85 Hp

HC = 230 ppm

CO = 0,55 %

CO2 = 12,46 %

O2 = 2,46 %

2250 - Torsi = 19,34 Nm

- Daya = 6,12 Hp

HC = 383 ppm

CO = 0.74 %

CO2 = 11.56 %

O2 = 3.45 %

2500 - Torsi = 17,81 Nm

- Daya = 6,41 Hp

HC = 611 ppm

CO = 0,39 %

CO2 = 10.71 %

O2 = 4,48 %

2750 - Torsi = 16,76 Nm

- Daya = 6,37 Hp

HC = 128 ppm

CO = 0.22 %

CO2 = 11,14 %

O2 = 4,62 %

3000 - Torsi = 14,18 Nm

- Daya = 6,14 Hp

HC = 144 ppm

CO = 0,40 %

CO2 = 11,77 %

O2 = 4,01 %

3250 - Torsi = 13,56 Nm

- Daya = 6,29 Hp

HC = 400 ppm

CO = 3,10 %

Page 109: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

92

CO2 = 8,42 %

O2 = 5,35 %

3500 - Torsi = 12,86 Nm

- Daya = 6,36 Hp

HC = 165 ppm

CO = 0,50 %

CO2 = 11,52 %

O2 = 3,45 %

3750 - Torsi = 12,86 Nm

- Daya = 6,36 Hp

HC = 179 ppm

CO = 0,44 %

CO2 = 13,94 %

O2 = 0,71 %

4000 - Torsi = 11,17 Nm

- Daya = 6,40 Hp

HC = 196 ppm

CO = 0,69 %

CO2 = 13,94 %

O2 = 0,85 %

Tabel 4.14 Tabel matriks performa dan emisi gas buang yang

menggunakan bahan bakar pertamax dengan variasi rpm

Putaran (rpm) Peforma (Hp dan Nm) Emisi gas buang

1500 - Torsi = 23,00 Nm

- Daya = 4,82 Hp

HC = 130 ppm

CO = 0.44 %

CO2 = 10,74 %

O2 = 5,18 %

2000 - Torsi = 20,7 Nm

- Daya = 5,93 Hp

HC = 219 ppm

CO = 0,74 %

CO2 = 12,53 %

O2 = 2,84 %

2250 - Torsi = 19,94 Nm

- Daya = 6,18 Hp

HC = 122 ppm

CO = 0,16 %

CO2 = 13,86 %

Page 110: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

93

O2 = 1,80 %

2500 - Torsi = 18,16 Nm

- Daya = 6,44 Hp

HC = 182 ppm

CO = 0,17 %

CO2 = 13,97 %

O2 = 1,24 %

2750 - Torsi = 15,92 Nm

- Daya = 6,27 Hp

HC = 207 ppm

CO = 0.33 %

CO2 = 12,43 %

O2 = 2,48 %

3000 - Torsi = 14,29 Nm

- Daya = 6,12 Hp

HC = 139 ppm

CO = 0,20 %

CO2 = 14,21 %

O2 = 0,57 %

3250 - Torsi = 13,62 Nm

- Daya = 6,27 Hp

HC = 59 ppm

CO = 0,19 %

CO2 = 14,01 %

O2 = 0,74 %

3500 - Torsi = 12,39 Nm

- Daya = 6,25 Hp

HC = 57 ppm

CO = 0,18 %

CO2 = 14,17 %

O2 = 0,67 %

3750 - Torsi = 11,54 Nm

- Daya = 6,14 Hp

HC = 79 ppm

CO = 0,19 %

CO2 = 14,32 %

O2 = 0,49 %

4000 - Torsi = 11,42 Nm

- Daya = 6,51 Hp

HC = 68 ppm

CO = 0,17 %

CO2 = 14,30 %

O2 = 0,54 %

Page 111: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

94

Dari tabel 4.12, 4.13, dan 4.14 didapatkan grafik performa:

Gambar 4.26 Grafik performa torsi

Gambar 4.27 Grafik performa daya

0

5

10

15

20

25

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

Tors

i

RPM

Grafik Performa

Premium

Pertalite

Pertamax

0

1

2

3

4

5

6

7

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

Da

ya

RPM

Grafik Performa

Premium

Pertalite

Pertamax

Page 112: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

95

Dari tabel 4.12, 4.13, dan 4.14 didapatkan kadar emisi gas buang:

Gambar 4.28 Grafik kadar emisi gas buang HC

Gambar 4.29 Grafik kadar emisi gas buang CO

0

100

200

300

400

500

600

700

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

HC

(PP

M)

RPM

Grafik kadar emisi gas buang HC

Premium Pertalite Pertamax

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

CO

(%)

RPM

Grafik kadar emisi gas buang CO

Premium Pertalite Pertamax

Page 113: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

96

Gambar 4.30 Grafik kadar emisi gas buang CO2

Gambar 4.31 Grafik kadar emisi gas buang O2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

CO

2

(%)

RPM

Grafik kadar emisi gas buang CO2

Premium Pertalite Pertamax

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1500 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000

O2

(%)

RPM

Grafik kadar emisi gas buang O2

Premium Pertalite Pertamax

Page 114: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

97

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan pada Honda Beat 110 cc pada sistem

pengapian TCI dengan busi standar yang menggunakan bahan bakar premium,

pertalite dan pertamax dapat disimpulkan bahwa:

1. Daya tertinggi yang dihasilkan berada diputaran 4000 rpm yaitu sebesar

5,63 Hp (premium), 2500 rpm sebesar 6,41 Hp (pertalite) dan 4000 rpm

sebesar 6,51 Hp (pertamax).

2. Torsi tertinggi yang dihasilkan berada diputaran 1500 rpm sebesar 21,77

Nm (premium), 1500 rpm sebesar 21,69 Nm (pertalite), 1500 rpm sebesar

23,00 Nm (pertamax).

3. Kadar emisi gas buang tertinggi dan kadar emisi gas buang yang terendah

diperoleh pada putaran 2250 rpm untuk HC 288 ppm (premium), 3750 rpm

untuk HC 43 ppm (premium), 2500 rpm untuk HC 611 ppm (pertalite), 2750

rpm untuk HC 128 ppm (pertalite), dan 2000 rpm untuk HC 219 ppm

(pertamax), 3500 rpm untuk HC 57 ppm (pertamax). Untuk kadar CO 0,57

% (premium), 0,08 % (premium), 3,10 % (pertalite), 0,22 % (pertalite), 0,74

% (pertamax) dan 0,17 % (pertamax). Untuk kadar CO2 14,52 % (premium),

9,52 % (premium), 13,94 % (pertalite), 8,42 % (pertalite), 14,32 %

(pertamax) dan 10,74 % (pertamax). Untuk kadar O2 6,70 % (premium),

0,26 % (premium), 5,35 % (pertalite), 0,71 % (pertalite), 5,18 % (pertamax)

dan 0,49 % (pertalite).

4. Pengapian yang dihasilkan lebih stabil yang menggunakan bahan bakar

pertamax dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium dan

pertalite.

Page 115: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

98

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang sama tetapi harus menggunakan alat

dynamometer atau test dyno. Agar mendapatkan hasil yang maksimal dan

relevan.

2. Penelitian lebih lanjut diharapkan menggunakan sepeda motor yang masih

memiliki peforma maksimal, sehingga didapatkan hasil penelitian yang

relevan.

3. Penelitian lebih lanjut bisa mencoba menggunakan sepeda motor

bertransmisi. Dengan sistem pengapian yang sama.

Page 116: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

99

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Bahan bakar pertamax. [Cited 2018 Desember 7]. Available from

URL :

https://www.pertamina.com/industrialfuel/media/30669/pertamax.pdf)

Anonim. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. [Cited 2019 July 6]. Available from

URL : https://dokumen.tips/documents/teknik-sepeda-motor-kelas-

xi.html

Anonim. 2011. Air Fuel Ratio ( AFR ). [Cited 2019 Desember 25]. Available from

URL : http://kreaktifdanaktif.blogspot.com/2011/01/air-fuel-ratio-

afr.html

Anonim. 2013. (a), Bahan bakar premium. [Cited 2018 Desember 7]. Available

from : URL :

https://www.pertamina.com/industrialfuel/media/20705/premium.pdf)

Anonim. 2013. (b), Pengertian Knocking, Detonation dan Pre Ignition.

[Cited 2019 July 6]. Available from : URL :

https://www.kitapunya.net/2013/02/pengertian-knocking-detonation-

dan-pre.html

Anonim. 2013. (c), Perbedaan sistem pengapian cdi dan tci. [Cited 2019 July 6].

Available from : URL : http://bahasotomotif.com/2013/05/perbedaan-

sistem-pengapian-cdi-dan-tci/

Anonim. 2015. (a), Ini dia spesifikasi pertamina pertalite ron 90 warnanya hijau

jernih. [Cited 2018 Desember 7]. Available from : URL :

https://pertamax7.com/2015/05/09/ini-dia-spesifikasi-pertamina-

pertalite-ron-90-warnanya-hijau-jernih/

Anonim. 2015. (b), Pengertian dan Jenis-Jenis Variabel dalam Penelitian dan

Evaluasi. [Cited 2019 Juli 27]. Available from : URL :

https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/pengertian-dan-jenis-jenis-

variabel-penelitian-evaluasi.html

Anonim. 2018. Tentang ambang batas emisi gas buanng kendaraan. [Cited 2019

November 27].

Page 117: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

100

Available from : URL :

https://www.slideshare.net/miemamk/permenlh-ri-no-5-tahun-2006-

tentang-ambang-batas-emisi-gas-buang-kendaraan-bermotor-lama

Anonim. 2019. (a), Product Beat eSP. [Cited 2019 August 24]. Available

from : URL : https://www.astra-honda.com/product/beat-esp

Anonim. 2019. (b), Jenis macam-macam sistem pengapian. [Cited 2019 July 4].

Available from : URL : https://otosigna99.blogspot.com/2019/05/jenis-

macam-macam-sistem-pengapian.html

Anonim. 2019. (c), Lampiran A perhitungan dengan manual. [Cited 2019

November 27].

Available from : URL :

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://reposit

ory.usu.ac.id/bitstream/123456789/46708/1/Appendix.pdf&ved=2ahUK

Ewim_--HmlnmAhWVfn0KHXU-

BuQFjADegQIARAB&usg=AOvWaw3a0zCut6eO2oQ05hbTk0fL

Arends, BPM, Berenschot H. 1980. Motor Bensin. PT. Erlangga : Jakarta

Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Penerbit ITB

: Bandung

Aspriansyah, Fadlilah Ibnu. 2015. Media Pembelajaran Sistem Pengapian

Transistor di SMK N 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Teknik Otomotif D3.

Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.

Jama, Jalius dan Wagino. 2008. (a), Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Jama, Jalius dan Wagino. 2008. (b), Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Page 118: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

101

Haryono, G. 1997. Mengenal Motor Bakar. PT. Pabelan : Solo.

Raharjo, Winarno Dwi dan Karnowo. 2008. Mesin Konversi Energi. Universitas

Negeri Semarang : Semarang.

Prasojo, Muharram Yuli. 2015. Pengaruh Penggunaan CDI Standar dan CDI

Racing Dengan Variasi Bahan Bakar Premium 88, Pertamax 92, dan Pertamax

Plus 95 Terhadap Daya dan Torsi Motor Bensin 1 Silinder. Teknik Mesin.

Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Purnomo, Bagus Trio. 2013. Perbedaan Performa Motor Berbahan Bakar

Premium 88 dan Motor Berbahan Bakar Pertamax 92. Teknik Mesin. Fakultas

Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Saputro, Eko. 2016. Analisis Perbandingan Performa Sepeda Motor

Menggunakan Adjustable CDI Limiter dan Unlimiter. Teknik Mesin. Fakultas

Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Siswantoro, Lagiyono, Siswiyanti. 2012. Analisa Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor 4 Tak Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Variasi

Penambahan Zat Aditif. Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Pancasakti

Tegal.

Soenarta, Nakoela dan Sochi Furuhama. 1995. Motor Serba Guna. Jakarta :

Pradnya Paramita.

Surbhakty, 1978. Motor Bakar. Diktat Pendidikan Menengah Teknologi: Jakarta

Winarno, Joko. 2011. Studi ekperimental pengaruh penambahan bioetanol pada

bahan bakar pertamax terhadap unjuk kerja motor bensin. Jurnal Teknik.

Vol, No :33-39.

Page 119: SKRIPSI BIDANG KONVERSI ENERGIrepository.unmuhpnk.ac.id/1001/1/DONI STIAWAN - 15121065.pdfsistem pengapian CDI. Gas buang pada sepeda motor merupakan sumber polusi udara yang utama

v

RIWAYAT HIDUP

DONY STIAWAN, lahir di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 02

Desember 1997, anak pertama dari pasangan Bapak Suwito dan Ibu Santini. Tahun

2003 penulis studi ke Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota dan lulus pada tahun

2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi ke Sekolah menengah

Pertama Negeri 19 Pontianak dan lulus pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Muhammdiyah 2 Pontianak dan lulus pada

tahun 2015. Selanjutnya pada tahun 2015 penulis melanjutkan studi ke Universitas

Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin sampai

sekarang.

Melengkapi persyaratan kesarjanaan di Fakultas Teknik pada Universitas

Muhammadiyah Pontianak, penulis melakukan penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Sistem Pengapian (TCI Dan BUSI) Pada Sepeda Motor Terhadap

Performa Dan Emisi Gas Buang Yang Memakai Bahan Bakar Premium,

Pertalite, Dan Pertamax” di bawah bimbingan Bapak Eko Sarwono, ST.,MT dan

Bapak Fuazen, ST.,MT.