SKRIPSI BARU.docx
-
Upload
afdhal-shalim -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
Transcript of SKRIPSI BARU.docx
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap organisasi atau kantor baik pemerintah maupun swasta, manusia
merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tujuan organisasi, salah satu
ukuran keberhasilan suatu organisasi atau kantor dilihat dari tingkat
produktivitas manusianya. Produktivitas pekerjaan sebagian besar tergantung
pada kemauan para pegawai untuk menghasilkan sesuatu. Untuk itu pimpinan
harus berusaha agar para anggotanya mempunyai motivasi kerja tinggi untuk
menjalankan tugasnya, dan disinilah pentingnya peranan motivasi.
Motivasi kerja dalam sebuah kantor atau instansi bertujuan untuk memacu
pegawai agar lebih aktif dalam melaksanakan pekerjaan guna mencapai tujuan
dan hasil yang optimal. Pelaksanaan motivasi kerja menitikberatkan pada faktor
manusia di dalam melaksanakan aktivitasnya yaitu kerja.
Keberadaan motivasi kerja sangat penting peranannya, dalam usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Motivasi kerja akan
memberikan dorongan dan prestasi bagi pegawai dan pimpinan. Adanya
kepuasan kerja diharapkan akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis
antara kedua belah pihak yaitu pegawai dan pimpinan, sehingga tujuan instansi
atau kantor dapat tercapai dan berhasil secara optimal. Tugas seorang pemimpin
2
adalah untuk memberikan dorongan atau motivasi kerja kepada pegawai agar
bisa bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu organisasi.
Begitu juga prestasi kerja mempunyai peran yang sangat penting dalam
mewujudkan tujuan organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap produktivitas kerja pegawai. Dengan demikian, prestasi kerja
merupakan suatu keadaan yang harus selalu diperhatikan dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Banyak sekali akibat yang merugikan suatu organisasi yang disebabkan
karena pegawainya tidak memiliki motivasi kerja dan prestasi kerja yang
tinggi.Akibat ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk tindakan atau perbuatan
yang merugikan organisasi, sebagai contoh adalah pemogokan kerja, kecelakaan
kerja, kelalaian kerja dan disiplin kerja.
Demikian juga yang terjadi pada Pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Kabupaten Bombana yang bergerak dalam melayani masyarakat, maka
motivasi kerja merupakan masalah pokok dalam mencapai tujuan. Dalam studi
pendahuluan yang dilakukan penulis, Pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Kabupaten Bombana, pada observasi I, pada jam Pertama (07.30-12.00
WITA) telah hadir 26 PNS, sedangkan pada jam 09.15 WITA telah hadir 30
PNS, jadi ada 4 (empat) pegawai yang terlambat masuk kantor. Pada jam Kedua
(13.00-15.30) jadwal pulang kantor yang seharusnya berakhir pada jam 15.30
WITA, ada 3 PNS yang sudah meninggalkan kantor pada jam 13.45 WITA.
3
Sedangkan pada observasi yang ke II, pada jam 07.30 WITA telah hadir 47
PHTT, sedangkan sekitar jam 08.20 WITA telah hadir 54 PHTT. Jadi, ada 7
(tujuh) PHTT yang terlambat masuk kantor. Tercatat ada 7 (tujuh) PHTT yang
tidak masuk kantor. Penulis juga melihat, yang seharusnya jam pulang kantor
pukul 15.30 WITA, namun ada yang pulang sebelum jam 15.30 WITA.
Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bagian Umum
dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana”.
1.2. Masalah Penelitian
Apakah motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada
pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja pegawai
Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Kabupaten Bombana dalam menentukan kebijaksanaan yang berhubungan
dengan usaha untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam kaitannya
dengan peningkatan prestasi kerja pegawai pada Bagian Umum dan
Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana.
1.4.2. Manfaat Teoritis
4
a) Sebagai media untuk mentransformasikan ilmu yang diperoleh di bangku
kuliah dengan praktek di lapangan guna menambah wawasan ilmu
pengetahuan.
b) Bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan, penulis berharap
semoga dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
sebagai bahan perbandingan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan bidang yang penulis teliti.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan interprestasi dalam pembahasan ini, maka
penulis perlu membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu berkisar pada faktor
motivasi kerja dan prestasi kerja.
1.5.1. Motivasi Kerja
a. Kemampuan
b. Tugas dan tanggung jawab
c. Kemauan
d. Upah
e. Bonus
1.5.2.Prestasi Kerja
a. Kuantitas kerja
b. Kualitas kerja
c. Jangka waktu kerja
d. Kehadiran di tempat kerja, dan
5
e. Sikap kooperatif
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya
memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian mengenai
motivasi kerja dan prestasi kerja yang dilakukan peneliti terdahulu antara lain:
Ma’rifah (2005), Damayanti (2006), Listiyanto dan Setiaji (2007).
Ma’rifah (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi
Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur. Kesamaan dalam penelitian tersebut
adalah dalam metode penelitian dilakukan dengan metode kuesioner sebagai alat
pengumpulan data dengan model analisis regresi. Sedangkan perbedaannya
adalah variabel bebas yang diteliti adalah 2 (dua) yaitu motivasi kerja dan
budaya organisasi sedangkan dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah
motivasi kerja dan prestasi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
kerja dan budaya organisasi secara bersama-sama (serempak) berpengaruh
signifikan terhadap pretasi kerja.
Damayanti (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Faktor-
Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan dan Jaringan Malang).
7
Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah dalam metode penelitian dilakukan
dengan metode observasi dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, analisis
data dengan regresi linier berganda.Sedangkan perbedaannya adalah variabel
bebas yang diteliti adalah 3 (tiga) yaitu karateristik individu, karakteristik
pekerjaan dan karakteristik situasi kerja sedangkan dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah motivasi dan prestasi kerja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel bebas yang meliputi karakteristik individu, karakteristik
pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja secara bersama-sama berhubungan dan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prestasi kerja pegawai.
Listiyanto dan Setiaji (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Kasus di
Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Kota Surakarta). Kesamaan dalam
penelitian tersebut adalah dalam metode penelitian dilakukan dengan metode
obsevasi dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama dengan model
analisis regresi linier. Sedangkan perbedaannya adalah variabel bebas yang
diteliti adalah 3 (tiga) yaitu motivasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja dan
sedangkan dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Motivasi Kerja dan
Prestasi Kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, kepuasan
kerja, dan Prestasi Kerja terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Motivasi Kerja
8
a. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi Kerja merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan
dan memelihara perilaku manusia. Motivasi kerja merupakan subyek yang
penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan
dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami perilaku orang-orang
tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja agar sesuai dengan
yang diinginkan oleh organisasi.
Motivasi kerja adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang
agar orang tersebut melaksanakan sesuatu yang kita inginkan dan bekerja
sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi. Motivasi kerja adalah proses
untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar orang tersebut melaksanakan
sesuatu yang kita inginkan (Ranupandoyo, 2000).
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi kerja
(motivation) atau motiv, antara lain kebutuhan (Need), desakan (Urge),
keinginan (Wish) dan dorongan (Drive).
Dalam hal ini akan digunakan, istilah motivasi, yang diartikan sebagai
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Hani
Handoko, 2002).
Motivasi kerja berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu atau daya penggerak dari
9
dalam subyek untuk melakukan sesuatu atau kegiatan tertentu, untuk
mencapai tujuan (Sardiman, AM, 2001:73).
Motivasi kerja juga diartikan sebagai kehendak atau dorongan untuk
melakukan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan atau bisa diartikan sebagai
proses yang menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi bergairah, terarah
dan tidak mudah putus asa.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melaksanakan sesuatu, sehingga sesuatu yang dilaksanakan diharapkan
dapat mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individu pegawai yang
bersangkutan.
b. Jenis-jenis Motivasi Kerja
Motivasi kerja seseorang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Motivasi Kerja Intrinsik
Adalah motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi Kerja Ekstrinsik
10
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi disebabkan karena
rangsangan dari luar. Motivasi kerja ini dapat timbul antara lain karena
pengaruh prinsip, kompetisi antar teman, tuntutan perkembangan
organisasi atau tugas, ada faktor lain yang sangat kompleks. (Sardiman,
AM, 2001: 88)
Sedangkan dalam istilah kepegawaian dikenal adanya motivasi kerja
positif dan motivasi kerja negatif.
a. Motivasi Kerja Positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi kerja positif ini, prestasi
kerja bawahan akan meningkat, karena pada umumnya manusia senang
menerima hal-hal yang baik saja.
b. Motivasi Kerja Negatif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang pekerjaannya kurang baik. Dengan motivasi kerja negatif
ini, prestasi kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat,
karena mereka takut dihukum, akan tetapi untuk jangka waktu panjang
dapat berakibat kurang baik.
c. Unsur-unsur Motivasi Kerja
11
Ada tiga unsur yang menentukan kekuatan motivasi kerja dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, yaitu motif, pengharapan dan insentif. Untuk
lebih jelasnya diuraikan unsur-unsur dari motivasi kerja sebagai berikut :
1) Motif (motive)
Motif dapat diartikan sebagai daya gerak yang mencakup dorongan,
alasan dan kemauan yang timbul dari dalam diri seorang yang
mengakibatkan ia berbuat sesuatu (Onang Uchjana, 2002;74).
Motif ini dapat dikelompokkan sesuai dengan keinginan-keinginan
dasar yang dipuaskannya yaitu :
a) Motif penguasaan/ Keunggulan
Motif ini merupakan sifat manusia yang kuat.Orang selalu
berusaha untuk bebas, terkendali untuk mengatasai rintangan-
rintangan.Perasaan sangat puas karena dapat menyelesaikan tugas,
memecahkan masalah atau senang bersaing menunjukkan kekuatan
motif ini.
b) Motif akan adanya rasa aman
Motif ini erat hubungannya dengan kebutuhan seorang untuk
membela diri dari setiap ancaman terhadap kebutuhan sebagai
manusia.Hal ini diwujudkan sebagai upaya untuk menghindarkan
diri dari bahaya yang mengancam dirinya.
c) Motif untuk diakui dan diterima oleh pihak lain.
12
Motif ini merupakan keinginan untuk menjadi orang yang
berbeda dalam kelompok maupun masyarakat. Termasuk dalam
motif ini adalah :
(1) Harga diri (Self Esteem), merupakan landasan bagi seseorang
untuk percaya diri.
(2) Status, merupakan posisi atau kedudukan antara nilai-nilai
pada dirinya dengan norma-norma kelompoknya.
(3) Prestasi, merupakan kebutuhan seseorang sangat erat
hubungannya dengan status (Onang Uchjana, 2002 ).
2) Penghargaan (Expectancy)
Keinginan seseorang untuk menghasilkan atau berproduksi
tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai, dan persepsinya atas
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut
(Wahjosumudjo,2005). Manajer dalam memotivasi kerja ini harus
menyadari bahwa orang akan mau bekerja keras, dengan harapan ia
akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dari hasil
pekerjaanya. Keinginan-keinginan itu antara lain :
a) The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan
keinginan utama dari setiap orang, karena setiap manusia bekerja
untuk dapat makan dan untuk dapat melanjutkan hidupnya.
13
b) The desire for procession, artinya keinginan untuk memiliki
sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah
satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
c) The desire for fower, artinya keinginan akan pengakuan merupakan
jenis terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong seseorang untuk
bekerja.
3. Insentif (Insentive)
Insentif adalah benda atau hal yang immaterial yang menarik dan
dapat menimbulkan kegairahan untuk mendapatkan dan memilikinya.
Bentuk-bentuk dari insentif ini meliputi :
a) Insentif material
Merupakan alat motivasi kerjayang diberikan dalam bentuk uang
atau barang yang mempunyai nilai pasar, misalnya pemberian
premi, bonus tunjangan kerja dan fasilitas pribadi.
b) Insentif non material
Merupakan alat motivasi kerja yang diberikan berupa barang atau
benda yang tidak bernilai.Jadi hanya memberikan kepuasan,
kebanggaan rohani saja, misalnya medali, piagam dan bintang jasa
dan lainnya.
c) Kombinasi insentif material dan non material
14
Merupakan alat motivasi kerja yang diberikan berupa material
(uang dan barang) dan non material.Jadi memenuhi kebutuhan
ekonomis dan kepuasan rohani.
d. Teori–teori Motivasi Kerja
Ada beberapa teori model motivasi kerja yang diberikan oleh para ahli
ekonomi. Beberapa teori motivasi kerja tersebut antara lain :
1. Teori Motivasi kerja Maslow
Teori Maslow ini sering disebut dengan hirarki kebutuhan. Menurut
Maslow, pada umumnya terdapat lima hirarki kebutuhan manusia, yang
dapat dilihat dari Gambar di bawah ini :
Gambar 2.1Hirarki Kebutuhan Maslow
a. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri artinya
senantiasa percaya pada diri sendiri. Kebutuhan aktualisasi inilah
merupakan kebutuhan puncak. Bentuk khusus kebutuhan ini akan
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Akan Keamanan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Akan Penghargaan
15
berbeda-beda setiap individu. Contoh: pemenuhan kebutuhan
aktualisasi diri antara lain membesarkan anak-anak dengan baik
dan memiliki pendidikan tinggi, berhasil mengatur sebuah kantor
dengan tercapainya tujuan organisasi/kantor, atau dipilih menjadi
pejabat tinggi.
b. Kebutuhan fisik (Phsycological Needs) ini merupakan kebutuhan
pertama dan utama yang wajib dipenuhi oleh tiap individu. Yang
termasuk dalam tingkatan ini antara lain oksegen, pangan,
minuman, istirahat, dan lain sebagainya.
c. Kebutuhan akan keamanan (Safety Needs). Tiap individu
mendambakan keamanan bagi dirinya. setelah kebutuhan pertama
(kebutuhan fisik) terpenuhi, timbul perasaan perlunya pemenuhan
kebutuhan keamanan. Contoh sederhana, jika orang telah memiliki
rumah, maka untuk dapat merasakan aman dari gangguan penjahat,
maka dibangun pagar.
d. Kebutuhan Sosial (Social Needs). Tiap manusia senantiasa merasa
perlu pergaulan dengan sesama manusia lainnya. Selama hidup,
manusia tidak akan mungkin bisa lepas dari bantuan pihak lainnya.
Walaupun sudah terpenuhi kebutuhan pertama dan kedua (kebuthan
fisik dan kebuthan keamanan), jika ia tidak dapat bergaul dengan
pihak lain, maka pasti ia akan merasakan gelisah dalam hidupnya.
16
e. Kebutuhan akan penghargaan. Setiap manusia pasti akan
mendambakan penghargaan dari pihak lain. Yang termasuk dalam
kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan status, pengakuan,
apresiasi terhadap dirinya, dan respek/tanggapan yang diberikan
oleh pihak lain. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka seseorang
akan berusaha melakukan pekerjaan/kegiatan yang memungkinkan
mendapatkan penghormatan/penghargaan dari orang lain.
2. Teori Motivasi Kerja Mc Cleland
Teori ini lebih dikenal dengan Mc Cleland’s Archievement Motivation
Theory atau Teori Motivasi kerja Berprestasi Mc Cleland merupakan
pengembangan dari Teori Kebutuhan Maslow. Dalam Teori Motivasi
Kerja Berprestasi Mc Cleland ada tiga kebutuhan yang penting, yaitu :
a. Kebutuhan akan prestasi (needs for achievement) Artinya adanya
keinginan untuk mencapai tujuan yang lebih baik daripada yang
sebelumnya.
b. Kebutuhan akan kekuasaan (needs for power) Artinya adanya
kebutuhan untuk berkuasa/mendapatkan kedudukan yang lebih
baik.
c. Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation) Artinya adanya
kebutuhan untuk berinteraksi/bersosialisasi dengan orang/pihak
lain.
3. Teori Motivasi Kerja Hezberg
17
Teori 2 faktor Hezberg, menurut Hezberg, seorang ahli ilmu kelakuan
mengemukakan bahwa kepuasan terdiri atas dua hal, yaitu :
a. Faktor Motivasional (Intrinsik) merupakan faktor yang menimbulkan
kepuasan pada pegawai. Faktor ini antara lain :
1. Pekerjaan yang kreatif dan menantang
2. Prestasi
3. Penghargaan
Dimensi kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan untuk
menerima pengakuan dan penghargaan dari orang-orang yang
menjadi temannya (Moekidjat, 2002).
4. Tanggung Jawab
5. Kemungkinan Meningkat
6. Kemajuan
b. Faktor Pemeliharaan/ Hygiene (Ekstrinsik) merupakan faktor-faktor
yang menimbulkan ketidakpuasan pada pegawai, yaitu :
1. Status hubungan antar pribadi dengan atasan
2. Hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dengan rekan
sejawat.
3. Pengawasan, kebijakan dalam administrasi kantor.
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan. Menilainya, mengoreksinya bila perlu
18
dengan maksud supaya pekerjaan sesuai dengan semula
(Manulang, 2006).
4. Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja adalah yang dibawa sejak lahir atau dipelajari
yang memungkinkan seseorang menyelesaikan
pekerjaan/melakukan suatu yang bersifat mental/ fisik (Gibson,
2006).
5. Kondisi Kerja
6. Pengupahan, Kehidupan Pribadi
Pengupahan kehidupan pribadi ini diharapkan mampu untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari setiap pegawai.
4. Teori Motivasi Kerja ERG
Teori ini dikemukakan oleh Calyton P Alderfer.Inti dari teori ini adalah,
manusia dapat berprestasi dan memiliki motivasi kerja yang tinggi
apabila kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi.kebutuhan-kebutuhan
tersebut adalah :
a. Existence Needs (E) Yaitu kebutuhan-kebutuhan akan eksistensi.
Yang termasuk dalam kebutuhan terebut adalah kebutuhan fisik
dan material.
b. Relatedness Needs (R) Yaitu kebutuhan-kebutuhan untuk
berhubungan dengan orang lain.
19
c. Growth Needs (G) Yaitu kebutuhan-kebutuhan akan pertumbuhan.
Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan untuk tumbuh sebagai
manusia yang kuat, dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan
pribadi untuk mencapai potensi/keunggulan yang maksimal.
e. Faktor-faktor Motivasi Kerja
Secara ringkas, penemuan penting dari penelitian Herzberg dan kawan-
kawannya adalah bahwa manajer perlu memahami faktor-faktor apa yang
dapat digunakan untuk memotivasi pegawai.
Ada dua faktor menurut Herzberg yaitu Faktor motivasional (intrinsik)
dan faktor pemeliharaan (Ekstrinsik), (Hani Handoko, 2000: 260-261).
Faktor Motivasional (Intrinsik)
1. Pekerjaan yang kreatif dan menantang
2. Prestasi
3. Penghargaan
4. Tanggung jawab
5. Kemungkinan meningkat
6. Kemajuan
Faktor Pemeliharaan (Ekstrinsik)
1. Status
2. Hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan rekan sejawat
3. Pengawasan, kebijakan dan administrasi kantor
4. Kemampuan kerja
20
5. Kondisi kerja
6. Pengupahan
7. Kehidupan pribadi
Dari berbagai pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa
indikator motivasi kerja yang akan diteliti yaitu kemampuan, tugas dan tanggung
jawab, keinginan, upah dan bonus.
2.2.2. Prestasi Kerja
a. Pengertian Prestasi Kerja
Istilah Prestasi Kerja sering kita dengar atau sangat penting bagi sebuah
organisasi atau kantor untuk mencapai tujuannya. Dalam konteks
pengembangan sumber daya manusia prestasi kerja seorang pegawai dalam
sebuah kantor sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi
pegawai itu sendiri dan juga untuk keberhasilan kantor. Prestasi kerja adalah
hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Menurut Dharma (2002), prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan
atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau
sekelompok orang.
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
21
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Hasibuan (2005) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai pegawai dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun
kualitas melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai
serta dengan terpenuhinya standar pelaksanaan.
Untuk mencapai prestasi kerja yang baik, unsur yang paling dominan
adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan
baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak
berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka
perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Prestasi kerja yang dicapai pegawai merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menjamin kelangsungan hidup organisasi.Dalam mencapai
prestasi kerja yang tinggi, beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi
pemicu apakah prestasi kerja pegawai tinggi atau rendah. Faktor yang
22
mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yang baik menurut Mangkunegara
(2000) adalah :
1. Faktor Motivasi
Motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja.Motivasi kerja merupakan kondisi menggerakkan
diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge+Skill).
Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
prestasi kerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, pegawai perlu ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai seperti:
motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan
kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi,
sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi.
Prestasi kerja yang optimal selain didorong oleh motivasi
kerjaseseorang dan tingkat kemampuan yang memadai, oleh adanya
kesempatan yang diberikan, dan lingkungan yang kondusif.Meskipun
23
seorang individu bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang jadi
penghambat.
c. Mengukur dan Mengidentifikasi Prestasi Kerja
Untuk mengetahui tinggi-rendahnya prestasi kerja seseorang, perlu
dilakukan penilaian prestasi kerja. Handoko (2000) menyatakan bahwa:
“Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui
dimana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
pegawai. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan
kerja mereka”.
Prestasi kerja pegawai adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: (1)
kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) jangka waktu kerja, (4) kehadiran di
tempat kerja, dan (5) sikap kooperatif. Menurut Mangkunegara (2000)
unsur-unsur yang dinilai dari prestasi kerja adalah kualitas kerja, kuantitas
kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja terdiri dari ketepatan, ketelitian,
keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari output dan
penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti instruksi,
inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap
terhadap kantor, pegawai lain dan pekerjaan serta kerjasama.
24
Keseluruhan unsur/komponen penilaian prestasi kerja di atas harus ada
dalam pelaksanaan penilaian agar hasil penilaian dapat mencerminkan
prestasi kerja dari para pegawai.
2.3. Kerangka Pikir
Motivasi kerja berperan penting dalam mempengaruhi tinggi rendahnya
tingkat produktivitas kerja, karena dengan motivasi kerja yang tinggi, prestasi
kerja menjadi tinggi dan produktivitas kerja meningkat.Sebaliknya motivasi
kerjayang rendah menyebabkan prestasi kerja pun rendah dan produktivitas kerja
pun menurun.
Berdasarkan asumsi di atas dapat disimpulkan dalam Kerangka Pikir yang
dimunculkan dalam gambar berikut ini:
Skema 2.1 : Kerangka Pikir
Setda Bombana(Bagian Umum dan
Perlengkapan)
Motivasi Kerja (X)- Kemampuan- Tugas dan tanggung jawab- Kemauan- Upah- Bonus
Prestasi Kerja (Y)- Kuantitas kerja- Kualitas kerja- Jangka waktu kerja- Kehadiran di tempat kerja, dan - Sikap kooperatif
25
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori
yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
”Ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja Pegawai Bagian
Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekretariat Daerah Kabupaten Bombana
Bagian Umum dan Perlengkapan.
Analisis
Kesimpulan
Rekomendasi
26
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atas penelitiannya
juga disebut studi populasi atau studi sensus (Suharsimi Arikunto,
2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 91 orang yaitu
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 30 Orang dan Pegawai Harian
Tidak Tetap (PHTT) sebanyak 61 Orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 131). Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset)
dari unit populasi.
Berdasarkan Rumus Slovin (Sugiono : 2007 : 65), dengan
menggunakan taraf kesalahan 10% maka jumlah sampel yang diambil
adalah sebagai berikut :
n = N
N . d2+1Dimana : N = populasi, d = Taraf Kesalahan
n = 91
91 x 0.12+1
n = 91
91 x 0.12+1
27
n = 91
1,91
n = 47
jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 47 orang.
3.3. Jenis dan Sumber data
3.3.1. Jenis Data
a. Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-
angka.
b. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna.
3.3.2. Sumber Data
a. Data primer adalah data yang akan diambil adalah mengenai penerapan
motivasi kerja terhadap prestasi kerja pegawai Bagian Umum dan
Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh mengenai jumlah dan
karakteristik pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Kabupaten Bombana dan lain-lain yang dirasa berkaitan serta relevan
dengan penelitian ini.
3.4. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana.
28
b. Kuesioner, dengan membuat daftar pertanyaan tentang motivasi kerja
terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Kabupaten Bombana yang diajukan kepada responden untuk diisi.
c. Observasi, dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian.
d. Dokumentasi yaitu dengan jalan membaca literatur dan publikasi ilmiah
yang berhubungan dengan penulisan ini.
3.5. Metode Pengolahan Data
a. Tabulasi data yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara teratur dan
selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel.
b. Prosesing Data yaitu data yang telah ditabulasi kemudian di olah atau di
proses dalam bentuk matematis yang telah di tentukan dan menggunakan
program SPSS.
c. Interpretasi Data yaitu data yang telah diproses dalam bentuk matematis
selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.
c.6. Analisis Data
Untuk menjawab masalah penelitian maka digunakan Analisis Regresi
sebagai berikut :
Y= a + bX
Dimana: a = ∑ Y∑ X2−∑ X∑ XY
N∑ X2−¿(∑ X )2¿
29
b =N ∑ XY−∑ X∑Y
N ∑ X 2−¿ (∑ X )2 ¿
(Sumber : Sugiono : 2004)
Keterangan:
Y : Dependent Variabel (terikat)
a : Intercept (konstan)
b : Koefisien Regresi
X : Independen Variabel(bebas)
Aplikasi model tersebut selajutnya dikondisikan dengan penelitian ini
sehingga diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :
Y= a + bX
Dimana : Y = Prestasi Kerja
a = Nilai Konstan
b = Koefisien regresi
X = Motivasi Kerja
c.7. Definisi Operasional
c.7.1. Motivasi Kerja adalah kondisi psikologis yang mendorong pegawai
umum dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas, sehingga yang
dilaksanakan diharapkan dapat mencapai tujuan kantor maupun tujuan
individu pegawai yang bersangkutan.
30
a. Kemampuan adalah keahlian yang dimiliki para pegawai yang ada di
Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Bombana didalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kantor.
b. Tugas dan tanggung jawab adalah para pegawai siap
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan oleh kantor.
c. Kemauan adalah sikap para pegawai yang ada dibagian umum dan
perlengkapan didalam menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang
diberikan dan dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.
d. Upah adalah salah satu alat yang diberikan oleh para pegawai untuk
menghargai pekerjaan yang telah dilakukan.
e. Bonus adalah salah satu alat yang diberikan kepada pegawai untuk
menambah motivasi kerja dan produtivitas kerja para pegawai yang
ada di Bagian Perlengkapan Setda Bombana.
c.7.2. Prestasi Kerja adalah hasil yang dicapai pegawai dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun
kualitas melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai
serta dengan terpenuhinya standar yang di inginkan kantor.
a. Kuantitas kerja adalah hasil yang dicapai dari penyelesaian pekerjaan
pegawai umum dan perlengkapan.
b. Kualitas kerja adalah sikap yang dimiliki oleh pegawai umum dan
perlengkapan didalam melaksanakan tugas yang diberikan.
31
c. Jangka waktu kerja adalah waktu yang diberikan didalam
menyelesaikan pekerjaan kantor.
d. Kehadiran di tempat kerja adalah sikap pegawai umum dan
perlengkapan untuk datang dikantor tepat pada waktunya.
e. Sikap kooperatif adalah sikap didalam menyelesaikan pekerjaan dan
saling membantu antar rekan sekerja yang ada di bagian umum dan
perlengkapan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Kabupaten Bombana terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Bila di
tinjau dan peta Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis Bombana terletak
32
dibagian selatan garis katulistiwa memanjang dari utara ke selatan diantara
4300-6250 LS (sepanjang 180 km)dan membentang dan barat ke timur antara
120.820-122.200 DT (sepanjang 154km). Kabupaten Bombana sebelumnya
merupakan dari wilayah Kabupaten Buton, berupa sebuah kecamatan yang
beribu kota rumbia, namun pada 27 Desember Tahun 2003 wilayah ini resmi
berdiri menjadi sebuah Kabupaten yang otonom.
Tidak sedikit halangan dan aral yang menghadang dengan tercapainya cita-
cita masyarakat untuk menjadi sebuab kabupaten yang mempunyai otoritas
tersendiri dalam membangum daerahnya. Namun dengan bantuan dan doa semua
masyarakt, akhirnya pemerintah pusat mengabulkan permintaan untuk menjadi
kabupaten yang terpisah. Dengan pemerintahan sebelumnya yang berada dalam
wilayah kabupaten Buton. Kabupaten Bombana dengan ibukotanya Rumbia,
terdiri dan kecamatan yaitu, kecamatan Kabaena, Kabaena barat, Kabaena
Timur, Kabaena Tengah, Kabaena Selatan, Kabaena Utara, Rumbia, Rarowatu,
Poleang Timur, Poleang, Poleang Barat, dan Poleang, serta terdiri dari 67 Desa
dan 12 Kelurahan.
Sebelah Utara Kabupaten Bombana berbatasan dengan Kabupaten Kolaka
dan Kabupaten Konawe Selatan, disebelah selatan dengan Laut Flores, sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dan sebelah
Barat dengan Teluk Bone.
Kabupaten Bombana memilki luas daratan seluas 2.845,36 km2 atau
2.84.536 ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas 11.837,31 km2.Saat
33
ini Kabupaten Bombana terdiri dari 22 Kecamatan. Adapun Wilayah Kecamatan
ini adalah:
a. Kecamatan yang terdapat di Pulau Sulawesi yaitu:
Poleang, Poleang Timur, Poleang Tenggara, Poleang Selatan, Poleang
Tengah, Poleang Utara, Poleang Barat, Mata Usu, Rumbia, Rumbia Tengah,
Mata Oleo, Masaloka Raya, Rarowatu, Rarowatu Utara, Lantari Jaya.
b. Kecamatan yang terdapat dikepulauan yaitu:
Kabaena, Kabaena Timur, Kabaena Barat, Kabaena Tengah, Kabaena Utara,
Kabaena Selatan.
Untuk ukuran luas wilayah maka Kecamatan yang menempati wilayah
terluas adalah Kecamatan Rarowatu dengan luas 604,94 km2 atau 21,26%,
kemudian disusul kecamatan Kabaena seluas 487,76 km2, sedangkan kecamatan
yang paling kecil adalah Kecamatan Poleang Barat dengan luas 17916 km2 atau
6,30% dari total luas Kabupaten Bombana.
Berdasarkan klasifikasi desa/kelurahan dan 79 desa/kelurahan di
Kabupaten Bombana pada Tahun 2005 menunjukan bahwa sebanyak 28
Desa/Ke1urahan atau 35,44% merupakan desa swadaya,25 Desa/Kelurahan atau
31,65% merupakan Desa Swakarya,serta 26 desa /kelurahan termasuk kriteria
desa swasembada. Penduduk Kabupaten Bombana menurut hasil sensus
penduduk tahun 2000 berjumlah 98.856 jiwa, yang terdiri dan 48.896 jiwa laki-
laki dan 98.568 jiwa perempuan. Tiga tahun kemudian pada tahun 2003 tercatat
jumlah penduduk kabupaten Bombana sebanyak 105.498 jiwa atau selama tiga
34
tahun naik jumlah 6.930 jiwa atau sekitar 2,34 persen pertahun. Penduduk pada
Tahun 2005 sebanyak 110.029 jiwa tercatat laki-lakisebanyak 54.635jiwa dan
perempuan 55.394jiwa. Data persebaran penduduk diwilayah Kabupaten
Bombana pada Tahun 2005 terlihat bahwa 22,59%jumlah penduduk berada
diKecamatan Poleang Timur, 17,94% berada diKecamatn Poleang,16,75%
berada diKecamatan Rumbia, 14,14% berada diKecamatan Kabaena,12,40%
penduduk berada diKecamatan Rarowatu dan 7,84% berada diKecamatan
Kabaena Timur.
Untuk mengetahui tentang kepadatan penduduk dan setiap kecamatan yang
paling padat penduduknya pada tahun 2006 adalah Kecamatan Poleang sebesar
55 jiwa. Sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah
kecamatan Rarowatu dan Kecamatan Kabaena Timur masing-masing 23 jiwa.
Struktur umur pada suatu daerah sangat ditentukan oleh perkembangan
tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. Oleh karena itu, jika angka kelahiran
suatu daerah cukup tinggi maka, dapat mengakibatkan dearah tersebut tergolong
daerah yang berpenduduk usia muda. Keadaan struktur penduduk Kabupaten
Bombana seperti pada Tahun 2005, 37,17% atau 40.894 jiwa adalah tergolong
usia muda yang berusia 15 tahun kebawah. HaI ini menunjukan Kabupaten
Bombana mempunyai ciri penduduk “Muda” karena masih besarnya persentase
penduduk dibawah 15 tahun.Sementara itu data tentang penduduk menurutjenis
kelamin,dimana pada Tahun 2005 rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten
Bombana sebesar 98,63%. Usia penduduk yang berumur 10 Tahun keatas bila
35
ditinjau dan segi ketenagakerjaaan merupakan pendudulk usia kerja
yaknisebanyak 82.154 jiwa yang terdiri dan laki-laki sebanyak 40,714 jiwa atau
57,46 dan perempuan sebanyak 41,440 jiwa atau sebesar 23,28% dan jumlah
penduduk.
Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bombana adalah sentral palayanan
masyarakat secara langsung dalam bentuk pelayanan birokrasi dibawah
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati sebagai Pejabat Negara serta Sekretaris
Daerah Sebagai Kepala Pemerintahan.Dalam Struktur Organisasi Sekretariat
Daerah Kabupaten Bombana terdapat Bagian-bagian yang melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing untuk memudahkan pelayanan terhadap
masyarakat yaitu: Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Keuangan, Bagian
Hukum, Bagian Organisasi dan Kapegawaian, Bagian Pembangunan, Bagian
Kesejahteraan Masyarakat, Bagian Ekonomi dan Perizinan,dan Bagian Tata
Pemerintahan, yang dikepalai oleh masing-masing Kepala Bagian serta
melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing sehingga memudahkan
penyelenggaraan pememerintahan dengan baik.
Bagian Umum dan Perlengkapan di pimpin oleh seorang Kepala Bagian dan
dibantu oleh tigaorang kepala sub Bagian Masing-masing sub bagian di
bantuoleh beberapa orang staf. Dapat dilihat struktur dibawah ini:
36
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOMBANA
Bagian Umum Dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana
Sub. Bagian TUPimpinan
Keuangan Setda
Sub. Bagian Pengadaan,
Pemeliharaan dan Pendataan Barang
Sub Bagian RTdan
Perlengkapan
STAF STAF STAF
STAF STAF STAF
37
Gambar 3.1
Tugas Pokok dan Kewajiban Bagian Umum dan Perlengkapan
Berdasarkan Peraturan Bupati Bombana Tahun 2008; tentang Penjabaran
Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Bombana. Dalam
Peraturan Bupati Bombana tersebut dijelaskan tugas dan fungsi Bagian
Umumdan Perlengkapan, yaitu sebagai berikut:
a. Tugas: Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi
dalam bidang umum dan perlengkapan.
b. Fungsi : Dalam melaksanakan tugas, Bagian Umum dan Perlengkapan
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan adrninistrasi kegiatan tata usaha Sekretariat Daerah
2. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi keuangan setda
38
3. Pelaksaan urusan rumah tangga dan perlengkapan
4. Pelaksanaan urusan pengadaan, pemeliharaan dan pendataan barang
Lingkup Setda.
5. Pelaksanaantugas lain yang diberikan oleh asisten administrasi umum
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
6. Sub bagian tata usaha pimpinan dan keuangan Sekretariat Daerah
mempunyai tugas mengumpulkan bahan petunjuk teknis, melakukan
urusan tata usaha pimpinan dan tata usaha umum, mengendalikan dan
membina kearsipan serta mengelola tata usaha keuangan/belanja rutin
Sekretariat Daerah.
7. Sub bagian rumah tangga dan perlengkapan melaksanakan
inventarisasi dan mengelola data, menyiapkan bahan penyusunan
rancangan kebijakan pengadan dan distribusi perlengkapan kantor,
melaksanakan urusan rumah tangga pengelolaan, dan pemeliharaan
ruangan dan akomodasi, rumah jabatan serta kebersihan kantor.
8. Sub bagian pengadaan, pemeliharaan dan pendataan barang,
mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi barang dan mengola data,
penyelenggaraan pengadaan, pemeliharaan dan pendataan barang
lingkup Sekretariat Daerah.
4.2. Hasil Penelitian
39
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Umun dan Perlengkapan Setda
Kabupaten Bombana yang berjumlah 91 orang. Dari jumlah tersebut, dapat
diambil sampel sebanyak 47 orang sebagai berikut :
Tabel I : Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 27 57,44
2. Perempuan 20 42,55
Jumlah 47 100
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat lihat responden laki-laki berjumlah 27 orang
atau sebesar 57,44% lebih besar dari pada responden perempuan yang berjumlah
20 orang atau 42,55%, penulis memilih responden laki-laki karena mempunyai
peranan besar didalam menyelesaikan tugas-tugas kantor baik didalam maupun
diluar (lapangan) kantor.
Tabel II : Karakteristik Responden berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 20 – 30 22 46,80
2. 30 – 40 18 38,29
3. 40 Keatas 7 14,89
Jumlah 47 100
Sumber : Data Primer Olahan 2011
40
Berdasarkan tabel diatas, responden yang memiliki usia 20 sampai 30 Tahun
adalah yang mendominasi dengan jumlah 22 orang atau 46,80%, kemudian usia
30 sampai 40 Tahun dengan jumlah 18 orang atau 38,29% dan 40 Tahun keatas
dengan jumlah 7 orang atau 14,89%. Usia 20-30 Tahun merupakan Pegawai
Harian Tidak Tetap (PHTT) yang masih mengabdi dan untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Tabel III : Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. S1 13 27,66
2. Diploma 8 17,02
3. SMA/Sederajat 26 55,31
Jumlah 47 100
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang memiliki
tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 26 orang atau 55,31% adalah yang
mendominasi penelitian ini sedangkan yang memiliki ijazah sarjana dengan
jumlah 13 orang atau 27,66% dan tingkat pendidikan diploma berjumlah 8 orang
atau sebesar 17,02%. Ini berarti tingkat kesadaran tingkat pendidikan untuk
41
melanjutkan pendidikan bangku kuliah masih dalam proses penyelesaian studi
untuk kepentingan karir dan pendidikan.
Tabel IV : Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja
No. Lama Bekerja (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 1 – 5 21 44,68
2. 6 – 10 14 29,78
3. 10 – 15 8 17,02
4. 15 Keatas 4 8,51
Jumlah 47 100
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa responden yang bekerja 1 sampai 5
Tahun adalah 21 orang atau 44,68%, 6 sampai 10 tahun adalah 14 orang atau
29,78%, 10 sampai 15 Tahun adalah 8 orang atau 17,02% dan 15 Tahun keatas
adalah 4 orang atau 8,51%.
4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan variabel penelitian ini adalah motivasi kerja dan prestasi kerja.
Untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel penelitian dengan
meggunakan koesioner dengan 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh
pegawai yang di tetapkan sebagai rsponden.
Sesuai jawaban yang diperoleh dari responden, kemudian penilaian untuk
setiap item pertanyaan yang merupakan jawaban dari pegawai yang ada di
42
Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana. Berdasarkan
persentase dan jenjang dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Nilai komulatif adalah jumlah nilai dari setiap item pertanyaan yang
merupakan jawaban pegawai yang dipilih sebagai responden.
b. Persentase merupakan nilai komulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya
dikalikan dengan 100%.
c. Jumlah responden 47 orang. Dimana nilai skala pengukuran terbesar adalah
5, sedangakan nilai skala pengukuran terkecil adalah 1, sehingga diperoleh
jumlah komulatif nilai adalah 47 x 5 = 235 dan nilai komulatif terkecil
adalah 47 x 1 = 47. Adapun nilai persentase terbesar adalah 235/235 x 100%
= 100 dan nilai persentase kecil adalah 47/235 x 100% = 20%.
Berdasarkan kedua persentase tersebut, diperoleh nilai rentang 100% - 20%
= 80%, dan jika dibagi 5 maka skala pengukuran dapat dilihat nilai interval
persentase sebesar 80/5 x 100% = 16%, sehingga diperoleh klasifikasi kriteia
penilaian persentase sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel V : Kriteria Penilaian Berdasarkan Persentase
No. Kriteria Penilaian Persentase (%)
1. Sangat tidak setuju 20-35,99
2. Tidak Setuju 36-51,99
3. Kurang Setuju 52-67,99
4. Setuju 68-83,99
43
5. Sangat Setuju 84-100
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Kriteria untuk setiap pernyataan ditentukan berdasarkan rumus sebagai
berikut :
Nilai Jenjang Item =NKI
JKNT ×SPT
Nilai Jengjang Item = NKI235
× 5
(Sumber, Zulkifli, 2003:86)
Keterangan :
NKI = Nilai Komulatif Item
JKNT = Jumlah Kumulatif Nilai Terbesar
SPT = Skala Pengukuran Terbesar
Karena nilai rentang antara skala pengukuran tersebesar dan skala
pengukuran terkecil adalah 5-1 = 4, maka jika dibagi 5 skala pengukuran yang
diperoleh interval jenjang sebesar 4/5 = 0,8, sehingga dapat disusun kriteria nilai
jenjang sebagai berikut :
Tabel VI : Kriteria Penilaian Berdasarkan Interval Nilai Jenjang
No. Kriteria Penilaian Interval Nilai Jenjang
1. Sangat tidak setuju 1 – 1,799
2. Tidak Setuju 1,8 – 2,599
44
3. Kurang Setuju 2,6 – 3,399
4. Setuju 3,4 – 4,199
5. Sangat Setuju 4,2 - 5
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan persentase dan nilai jenjang pada tabel V dan VI maka dapat
deskripsi hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.2.2. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah sikap psikologis pegawai bagian umum dan
perlengkapan didalam melakukan pekerjaan didalam mencapai tujuan kantor
maupun pegawai tersebut melalui dimensi kemampuan, tugas dan tanggung
jawab, jabatan, upah, dan bonus pegawai.
Sesuai hasil koesioner yang dibagikan pada responden maka secara
deskriptif (Lampiran 2), item pertanyaan untuk motivasi kerja di deskriptifkan
sebagai berikut :
Tabel VII : Motivasi Kerja
No.Item
PernyataanJumlah
kumulatifPersentase
(%)Nilai
JenjangKriteria
1. Hasil Pekerjaan yang sesuai
kemampuan dan standar kantor
183 77,87 3,89 Setuju
2. Pekerjaan sudah sesuai dengan
tugas jabatan dan tanggung jawab
pada kantor
192 81,70 4,08 Setuju
3.Jabatan sudah sesuai keinginan
192 81,70 4,08 Setuju
45
kantor dan kemauan anda
4. Upah yang diberikan sudah sesuai
kemampuan dan jabatan anda
193 82,12 4,10 Setuju
5. Bonus yang diberikan sudah
sesuai jasa dan prestasi yang
dicapai
203 86,38 4,31 Sangat
Setuju
Jumlah 409,77 20,46
Rata-rata 81,95 4.09 Setuju
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa secara deskriptif penilaian
terhadap Motivasi Kerja Pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Bombana sebagian termasuk kategori setuju. Kategori ini dapat diseterakan
sebagai motivasi kerja yang baik.
4.2.3. Prestasi Kerja
Prestasi Kerja adalah sikap pegawai yang ada di Bagian Umum Dan
Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana didalam melakukan pekerjaan sehari-
hari yang dapat diamati melalui dimensi peran rekan kerja, tingkat dan latar
belakang pendidikan, bekerja lebih lama dan bertahan dikantor, mencapai tujuan
dan jenjang karir, dan ketepatan masuk kantor.
Sesuai hasil koesioner yang dibagikan, maka secara deskriptif prestasi kerja
sesuai lampiran 3, dapat di deskriptifkan sebagai berikut :
Tabel VII : Prestasi Kerja
46
No. Item
PernyataanJumlah
KumulatifPersentase
(%)Nilai
JenjangKriteria
1. Peranan rekan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan kantor
182 77,44 3,87 Setuju
2. Tingkat dan latar belakang
pendidikan sudah sesuai dan
mendukung pekerjaan
183 77.87 3,89 Setuju
3. Bekerja lebih lama dan bertahan
dalam kantor
164 69,78 3,48 Setuju
4. Bekerja untuk mencapai tujuan
dan jenjang karir yang
diinginkan
181 77,02 3,85 Setuju
5. Berusaha datang ke kantor tepat
waktu dengan jumlah waktu
yang ditentukan
178 75,74 3,78 Setuju
Jumlah 377,85 18,87
Rata-rata 75,57 2,77 Setuju
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel diatas menujunkkan bahwa secara deskriptif penilaiannya
responden terhadap prestasi kerja pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Bombana termasuk kategori setuju dan disetarakan dengan prestasi kerja
yang baik.
4.2.4. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dengan Prestasi Kerja Pegawai
Bagian Umum Dan Perlengkapan Setda Bombana
47
Untuk menjawab masalah penelitian ini maka digunakan Analisis Regresi
sederhana yaitu :
Y = a + bX
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan program
SPSS (Lampiran 6) adalah sebagai berikut :
Variabel Berpengaruh
KoefisienRegresi
thitung
db=45Probabilitas
Motivasi (X) 0,682 2,775 0,000Konstanta (a)
Kofisien Korelasi (R)
Kofisien Determinasi (R2)
4,913
0,763
0,583
Sumber : Lampiran
Y = 4,913 + 0,682X
a = 4,913, artinya jika sebelum adanya perubahan motivasi kerja maka kondisi
prestasi kerja pada pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Bombana sebesar 4,913.
48
b = 0,682, artinya jika motivasi kerja meningkat kearah yang lebih baik sebesar
1%, maka prestasi kerja Pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Bombana akan meningkat sebesar 0,682%.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melihat koesioner yang dibagikan kepada responden mengenai
motivasi kerja pegawai diketahui berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja
yaitu hasil pekerjaan, tugas dan tanggung jawab, jabatan atau posisi, upah atau
gaji dan bonus pegawai. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi yaitu
sebesar 0,763.
Melihat nilai koefisien korelasi, ini berarti hubungan antara variabel Motivasi
Kerja dengan Prestasi Kerja Pegawai Pada Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Bombana adalah positif dan cukup kuat. Besarnya variasi perubahan
prestasi kerja pegawai bisa dijelaskan oleh motivasi kerja yaitu sebesar 58,30%,
selebihnya sebesar 41,70%, dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
Dengan demikian motivasi kerja yang dimiliki masih tinggi didalam
mencapai prestasi kerja yang diinginkan. Jika motivasi kerja tinggi maka prestasi
kerja akan meningkat sesuai yang diinginkan standar kantor.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Motivasi Kerja yang dimiliki
pegawai bagian Umum Dan Perlengkapan Setda Bombana berpengaruh
siginifikan terhadap prestasi kerja yang dimiliki masih tinggi. Dengan
pemberian motivasi kerja berupa hasil pekerjaan, tugas dan tanggung jawab yang
diberikan serta upah atau gaji dan bonus sesuai dengan kemampuan dan sikap
yang dimiliki pegawai didalam mencapai prestasi kerja yang diinginkan kantor.
Hal ini didukung pula oleh nilai koefisien korelasi yaitu sebesar 0,763.
50
Melihat nilai koefisien korelasi, ini berarti hubungan antara variabel Motivasi
Kerja dengan Prestasi Kerja Pegawai Pada Bagian Umum dan Perlengkapan
Setda Bombana adalah positif dan cukup kuat. Sementara Koefisien Determinasi
yang diperoleh adalah 0,583. Ini berarti kontribusi variabel motivasi kerja
terhadap prestasi kerja adalah 58,30% sedangkan sisanya adalah 41,70%
ditentukan oleh variabel yang tidak diikut sertakan.
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi kerja mempunyai
pengaruh terhadap prestasi kerja Bagian Umum dan Perlengkapan Setda
Kabupaten Bombana.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian disampaikan saran kepada Kantor Bagian Umum dan
Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana untuk mempertahankan motivasi kerja
didalam mencapai prestasi kerja yang diinginkan.
Selain itu, untuk meningkatkan motivasi para pegawai, pihak manajemen
perlu memperhatikan didalam menambah motivasi kerja pegawai baik berupa
gaji atau bonus maupun penghargaan pekerjaan yang dilakukan para pegawai,
serta didalam mencapai prestasi kerja yang diinginkan dapat diwujudkan dengan
sikap disiplin, ketepatan waktu baik masuk kantor maupun didalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta : Jakarta.
Dharma, Agus. 2002. Manajemen Prestasi Kerja. Penerbit CV. Rajawali : Jakarta.
Gibson L, James. 2006. Organisas-Perilaku, Struktur-Proses. Erlangga : Jakarta.
Handoko, T Hani. 2002. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.
Handoko, T Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE UGM : Yogyakarta.
Harmin. 2010. Dampak Pelaksanaan Disiplin Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawaii Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Bombana. Skripsi. tidak dipublikasikan.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta.
Herzberg, Frederick. 2002. Work and The Nature of Man. The World Publishing Company – Cleveland : New York.
52
Mangkunegara, AP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Rosda : Bandung.
Manullang, M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Moekijat. 2002. Dasar-DasarMotivasi. Pioner Jaya : Bandung.
Onang Uchjana. 2002. Minat dan Motivasi Kerja dalam Perekonomian. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Pareek, Stephens. 1984. Perilaku Organisasi. PT. Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.
Ranupandoyo. 2000. Manajemen Personalia. BPFE : Yogyakarta.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : Rajawali.Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Grafindo : Jakarta.
Artikel non-personal, 26 Maret 2010, Analisis Regresi, Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_regresi, diakses 23 Agustus 2011.