SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

90
i SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG OPTIMAL PADA PT.INCIPNA INDONESIA ITA 105730237811 Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (SI) pada Jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

i

SKRIPSI

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG OPTIMAL

PADA PT.INCIPNA INDONESIA

ITA105730237811

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Strata Satu (SI) pada Jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2015

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas nama Ita dengan No. Stambuk 105730237811 telah diterima

dan disahkan oleh panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis No.29/05/A.4-II/I/36/2015 sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Sabtu, 22 Agustus

2015/8 Dzulqaidah 1436 H.

Makassar, Dzulqaidah 1436 HAgustus 2015 M

Panitia Ujian :

Pengawas : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd(Rektor Unismuh Makassar) (..............................)

Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung , M.A(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (..............................)

Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM(PD. 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (...............................)

Penguji :

1. Drs. H. Sultan Sarda, MM (...............................)

2. Linda Arisanti Razak, SE., M.Si., Ak., CA (...............................)

3. (...............................)

4. (...............................)

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : “ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANGOPTIMAL PADA PT.INCIPNA INDONESIA”.

Nama : ITA

Stambuk : 105730237811

Jurusan : AKUNTANSI

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Telah diujiankan pada hari, Sabtu tanggal 22 Agustus 2015

Makassar, Agustus 2015

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H.Sultan Sardan,MM Linda Arisanty Razak,SE.,M.Si.AK.CA

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Badollahi, SE, M.Si,AkKTAM: 497794 NBM:1073428

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini meskipun di dalamnya masih bersifat sederhana. Dan

tak lupa pula penulis mengucapkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad

SAW serta para sahabatnya dan pengikutnya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi SI

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukan akhir dari belajar

karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tuaku, ibunda dan

Ayahanda (Hasna dan Abd.Latief Sam) yang telah melahirkan, mengasuh,

memelihara, mendidik, dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta

pengorbanan yang tak terhingga sejak dalam kandungan hingga dapat

menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini, serta kakak-kakak dan adikku yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

Serta tidak lupa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak

mendapatkan bimbingan, petunjuk, bantuan,dan dukungan baik moril maupun

materil. Sehingga hambatan yang ada dapat dilalui dan dihadapi dengan penuh

rasa sabar. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

v

1. Ibu Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih, M.Pd dan bapak Samsul Rizal, SE., MM

masing-masing selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si.,Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Pimpinan dan Karyawan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa Sawit Unit Burau yang telah membantu dan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

merampungkan tugas skripsi penulis.

5. Temam-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan khususnya kelas Ak 1angkatan 2011.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada

umumnya. Dan semoga Allah SWT amal dan kebaikan kepada pihak-

pihak yang telah membantu meyelesaikan skripsi ini. Amin...

Makassar, Agustus 2015

Penulis

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

vi

ABSTRAK

Rosita, Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Terhadap harga Jual HasilProduksi Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa SawitUnit Burau. (dibimbing oleh Ibu Euis Eka Pramiarsih dan Bapak Samsul Rizal).

Penentuan biaya overhead pabrik sangat penting, karena semakin besarbiaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan maka akan semakin besarpula harga jual yang ditetapkan.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero)Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau yaitu perusahaan yang memproduksi bahanmentah berupa kelapa sawit menjadi barang jadi berupa CPO dan karnel. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya overheadpabrik terhadap harga jual hasil produksi.

Seluruh data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi,wawancara, dan dokumentasi untuk memenuh data yang diperlukan. Kemudiandata yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis regresi linearsederhana. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya overhead pabrikberpengaruh signifikan terhadap harga jual hasil produksi PT.PerkebunanNusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau.

Kata Kunci : Biaya Overhead Pabrik dan Harga Jual.

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................iv

ABSTRAK .......................................................................................................vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7

A. Konsep Biaya .........................................................................................7

B. Biaya Overhead Pabrik ........................................................................12

C. Harga Jual .............................................................................................20

D. Kerangka Pikir .....................................................................................28

E. Hipotesis ...............................................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................30

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

viii

B. Teknik Pengumpulan Data....................................................................30

C. Jenis dan Sumber Data .........................................................................31

D. Variable Penelitian ................................................................................32

E. Metode Analisis Data ...........................................................................32

F. Defenisi Operasionel Perusahaan..........................................................34

G. Sistematika Penulisan ...........................................................................34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PERUSAHAAN ..........................36

A. Sejarah Pendirian Perusahaan ..............................................................36

B. Deskripsi Bidang Usaha .......................................................................38

C. Visi dan Misi Perusahaan .....................................................................39

D. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi ..................................40

E. Gambaran Umum PT. PN XIV (Persero) PKS Luwu Unit Burau .......43

F. Struktur Organisasi ..............................................................................46

G. Job Description ....................................................................................48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................56

A. Hasil Penelitian ....................................................................................56

B. Pembahasan ..........................................................................................65

BAB VI PENUTUP .........................................................................................67

A. Kesimpulan ..........................................................................................70

B. Saran .....................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71

LAMPIRAN.....................................................................................................73

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Susunan Dewan direksi ....................................................................41

Tabel 4.2 Susunan Dewan Direksi ...................................................................43

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan HGU ..................................................................45

Tabel 4.4 Daftar Curah hujan Pertahun ............................................................46

Tabel 5.1 Perkembangan Hasil Produksi ..........................................................56

Tabel 5.2 Perkembangan total Biaya ................................................................58

Tabel 5.3 Perkembangan jumlah Produksi........................................................59

Tabel 5.4 Harga Jual Produk CPO ....................................................................64

Tabel 5.5 Variabel X dan Variabel Y ...............................................................64

Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana..........................................66

Tabel 5.7 Koefisien Determinasi.......................................................................67

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir...............................................................................29

Gambar 4.1 Struktur Organisasi........................................................................47

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Persetujuan Izin penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian

Lampiran 4 Laporan Laba Rugi Perusahaan

Lampiran 5 Daftar Investasi

Lampiran 6 Hasil Olahan Data

Lampiran 7 Riwayat Hidup

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

xii

“Tidak peduli siapa dirimu dulu.

Tak begitu penting esok kau ingin jadi seperti apa.

Yang terpenting apa tindakanmu hari ini untuk menggapai esokmu.

Betapa bodohnya jiwa yang senang tiasa mengizinkan masa lalunya

menjadi momok yang menakutkan bagi dirinya.

Betapa ruginya jiwa yang merelakan masa depannya suram

hanya karena jeratan pengalaman pahit yang dirasakannya pada masa silam.”

“Man Jadda Wajada”

Ku Persembahkan Karya Ini untuk :

Ayah dan Ibuku

(Abdul Latief Sam dan Hasna)

Kakak-Kakakku

(Namri Nur, Ikanati, Nur Jannah,

Alian Nur, dan Syarifuddin)

Dan Adikku

(Muh.Syukri)

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi suatu perekonomian tujuan perusahaan adalah memperoleh laba

yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya

pengendalian perusahaan. Dimana, usaha tersebut dapat dilakukan perusahaan

dengan meningkatkan volume penjualan dan pengendalian biaya-biaya untuk

memperluas fungsi pasar.

Pada era sekarang ini, semakin banyaknya perusahaan yang bersaing

untuk menghasilkan produk barang atau jasa yang bermutu dengan harga yang

rendah dan berpedoman bahwa konsumen hanya dibebankan pada biaya-biaya

untuk aktivitas penambahan nilai. Hal ini dilakukan karena persaingan di dunia

usaha semakin ketat sehingga untuk memenangkan persaingan perusahaan

dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang

kompetitif. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menentukan

harga jual termasuk biaya produksi yang meliputi: biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Menurut Mulyadi (2014:7) “Akuntansi Biaya adalah proses

pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan

penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran

terhadapnya”. Sedangkan menurut Abdul Halim (2007;3) “Akuntansi Biaya

adalah akuntansi yang membahas tentang penentuan harga pokok (Cost) dari

sesuatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi

1

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

2

pesanan dari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan

yang akan dijual.

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi

merupakan variabel yang sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan

harga jual. Oleh karena itu, biaya produksi sangatlah penting sebab modal yang

dikeluarkan oleh perusahaan berpengaruh pada harga pokok yang dihasilkan

sehingga mengakibatkan harga jual pada perusahaan lebih rendah dari pada

harga jual perusahaan pesaing. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah

pengeluaran dalam perusahaan.

Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan

untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk yang dihasilkan.

Dengan menghitung harga pokok produksi, semua biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam mengolah suatu produk akan lebih jelas terlihat sehingga

dapat mengajikan informasi yang lengkap. Harga pokok produksi termasuk

biaya overhead pabrik memuat informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar

penentuan harga jual yaitu dengan menghitung harga pokok produksi dan

menambah keuntungan yang diinginkan.

Selain itu, harga pokok produksi memiliki peranan yang penting

dalam menentukan harga jual dan menilai apakah biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam suatu produksi telah dilaksanakan secara efisien sesuai

dengan standar yang dihasilkan dan membantu manajemen di dalam

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produksi dan penjualan.

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

3

Serta bagaimana peran manajemen dalam meningkatkan hasil penjualan

tersebut.

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit

Burau yang menjadi lokasi penelitian penulis merupakan perusahaan bergerak

dalam bidang produksi kelapa sawit. Dalam kegiatan produksinya PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

menentukan harga jual produksinya dengan menghitung terlebih dahulu harga

pokok produksi yang telah dikeluarkan dan kemudian menentukan harga jual

berdasarkan harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung dari

proses akuntansi biaya dapat dilakukan dengan menggunakan dua alternatif

metode, untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan harga pokok produksi

diperlukan suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu

produk.

Penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan

utama bagi perusahaan atau industri tersebut. Untuk itu, perusahaan dituntut

untuk antisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam persaingan,

salah satunya adalah menentukan harga jual suatu produk. Harga jual yang

terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing.

Sebaliknya harga yang terlalu rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya

bila biaya meningkat.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam

menentukan harga jual. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor produksi, tujuan

manajer, biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja dan

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

4

biaya overhead pabrik. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi harga jual

yaitu faktor eksternal seperti elastisitas permintaan, sasaran produk, persaingan

pasar, dan pengawasan pemerintah.

Umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan oleh perimbangan

penawaran dan permintaan di pasar sehingga biaya bukan satu-satunya

penentuan harga jual. Selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar,

dan harga jual yang ditentukan pesaing merupakan contoh faktor yang sulit

untuk diramalkan dan mempengaruhi pembentukan harga jual produk di pasar.

Oleh karena itu, satu-satunya kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam

penentuan harga jual adalah biaya produksi.

Biaya produksi merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi

perusahaan dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan suatu

perusahaan tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan

perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari

kerugian yaitu dengan berusaha memperoleh pendapatan yang setidaknya dapat

menutupi biaya produksi. Dengan demikian, sangatlah penting untuk

memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual produk dengan

tepat untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan

kerugian.

Selain berpengaruh terhadap harga jual, biaya produksi termasuk

biaya overhead pabrik yang dikeluarkan PT. Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau juga dapat mempengaruhi volume

penjualan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu total biaya yang

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

5

digunakan dalam kegiatan produksi dan operasional perusahaan. Dengan

demikian dapat kita simpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara biaya

overhead pabrik dalam menentukan harga jual serta volume penjualan, dimana

biaya dapat dijadikan dasar dalam mencapai tingkat penjualan yang

diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan mengambil judul tentang “Pengaruh Biaya Overhead Pabrik

Terhadap Harga Jual Hasil Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara

XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa permasalahan pokok dalam Penelitian ini yaitu: “Seberapa besar

pengaruh biaya overhead pabrik terhadap harga jual hasil produksi pada PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh

biaya overhead pabrik terhadap harga jual hasil produksi pada PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

6

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen PT. Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau dalam

menetapkan biaya overhead pabrik terhadap harga jual hasil produksi.

b. Bagi Penulis

Penyusunan penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan penulis

khususnya yang berkaitan dengan biaya overhead pabrik terhadap harga jual

hasil produksi.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang

nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Biaya

1. Defenisi dan Penggolongan Biaya

Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba

yang maksimal, maka pihak manajemen perlu memperhitungkan biaya

sebagai salah satu faktor untuk menentukan harga jual. Barikut ini defenisi

biaya dari beberapa pakar ekonomi yaitu:

Menurut Mulyadi (2014:8) mengemukakan bahwa defenisi biaya

dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya arti luas. Dalam arti

luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu,

sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Menurut Arif Suadi (2013:19) mengemukakan “biaya adalah kas

atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau

jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa yang akan

datang bagi organisasi. Sedangkan menurut Supriyono (2011:185) “biaya

adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang atau jasa.

Sedangkan menurut Bastian, Bustami dan Nurlela (2010:7) “biaya atau cost

pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

7

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

8

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya

merupakan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang

telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Tidak satupun konsep biaya yang dipakai untuk semua tujuan,

maka dalam melakukan penggolongan biaya perlu diketahui untuk tujuan

apa biaya tersebut digolongkan. Untuk tujuan yang berbeda digunakan

penggolongan yang berbeda pula.

Menurut Mulyadi (2012:13) dalam bukunya “Akuntansi Biaya”

bahwa biaya dapat digolongkan menurut :

a. Objek pengeluaran

b. Fungsi pokok dalam perusahaan

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

e. Jangka waktu manfaatnya

Berdasarkan penggolongan biaya di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam penggolongan ini, nama objek pengeluaran dasar penggolongan

biaya misalnya objek pengeluaran bahan bakar, maka semua pengeluaran

yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

9

karena itu, dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian yaitu:

1) Biaya produksi, merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi produk jadi siap untuk dijual.

2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produksi.

3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya- biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan produksi pemasaran produk.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat

dikelompokkan menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang biayai. Jika sesuatu

yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung tidak akan

terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi

dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung

dalam hubungannya produk disebut dengan istilah biaya produksi

tidak langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

10

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan. Dalam hubungannya dengan volume

kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya: biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya: unsur biaya tetap dan

unsur biaya variabel.

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstant pada

volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu. Contohnya: gaji direktur produksi.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu dan manfaatnya, biaya

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang

mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya

periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini

pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan

dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan

cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran

modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

11

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang

hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadi

pengeluaran tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan yaitu biaya

iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.

2. Biaya Produksi

Untuk menentukan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh

perusahaan perlu diketahui apakah yang dimaksud biaya produksi itu

sendiri. Dimana biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang

dapat mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan

perhatian yang lebih, baik dalam perencanaan maupun dalam

pengendaliannya.

Menurut Arif Suadi (20013:26) menyatakan bahwa “biaya produksi

merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan

jasa”. Contohnya biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku,

biaya bahan penolong, dan biaya gaji karyawan. Sedangkan defenisi biaya

produksi menurut Mulyadi (2014:14) adalah biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik terbagi lagi kedalam dua kategori yakni

biaya prima (prime cost) yang terdiri atas biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja, sedangkan biaya konvensi (convension cost) yakni biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, yang merupakan biaya

untuk mengkonvensi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

12

B. Biaya Overhead Pabrik

1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Bahan baku langsung akan menjadi komponen utama produk dan

dapat diukur dalam hubungannya dengan jumlah yang diproduksi. Tenaga

kerja langsung dibebankan secara langsung pada produk dan perubahannya

dapat diukur dalam hubunganya dengan jumlah yang produksi. Oleh karena

itu, biaya per unit bahan baku dari tenaga kerja langsung dalam kapasitas

tertentu adalah tetap, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan harga atau

tarif upah serta pengawasan yang efektif tetap terlaksana. Sedangkan biaya-

biaya yang tidak dapat secara langssung dibebankan kepada produk atau

tidak dapat dihubungkan secara langsung, dikelompokkan ke dalam biaya

overhead pabrik.

Menurut Mulyadi (2014:194) mengatakan bahwa biaya overhead

pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi

tidak langsung. Sedangkan menurut Lili M dan Bedjo Siswanto (2010:45)

biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan mentah atau

upah langsung yang berkaitan dengan proses produksi.

Selanjutnya menurut Arief Suadi (2013:29) mengatakan bahwa biaya

overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya

bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan menurut

Hidayat Wiweko (2007:2) biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya pabrik

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

13

yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang

dikeluarkan perusahaan selama proses produksi kecuali biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya overhead pabrik tidak dapat diidentifikasi secara langsung

kepada produk yang menggunakannya atau mengkonsumsinya. Ini berbeda

dengan biaya produksi langsung yang dapat diidentifikasi secara langsung

kepada produk yang mengkonsumsinya. Biaya overhead pabrik umunya

dikonsumsi oleh lebih dari satu departemen produksi. Oleh karena itu, perlu

satu prosedur distribusi biaya overhead pabrik ini kepada tiap-tiap

departemen atau produk yang mengkonsumsinya.

2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Penggolongan biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2014:193)

ada tiga cara penggolongan yaitu:

a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Dalam perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan, biaya

overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi termasuk dalam biaya

overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

1) Biaya bahan penolong

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

14

Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian

suatu produk yang jumlahnya relatif kecil. Misalnya lem dalam

perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel.

2) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik secara ini

antara lain upah pisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan

produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji

manajer produksi, gaji pegawai administrasi publik.

3) Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik

Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di

pabrik untuk penyelesaian produk baik secara langsung maupun tidak

langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin,

dan kendaraan pabrik.

4) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin,

gedung pabrik dan perawatan pabrik lainnya.

5) Biaya asuransi

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi

dalam proses produksi, biaya asuransi karyawan pabrik.

6) Biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain

Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain

guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya

listrik dan air untuk keperluan pabrik.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

15

7) Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu

Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya

departemen bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya

yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai

biaya overhead pabrik.

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume produksi

Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik

dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1) Biaya overhead pabrik tetap

Adalah biaya overhead pabrik yang sampai tingkat tertentu jumlahnya

konstan, tidak terpengaruh oleh adanya tingkat produksi. Contohnya:

biaya penyusutan gedung pabrik, PBB pabrik, amortisasi patent dan

lain-lain.

2) Biaya overhead pabrik variabel

Adalah biaya overhead pabrik yang jumlahnya terpengaruh dengan

perubahan tingkat produksi volume kegiatan dimana perubahannya

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3) Biaya overhead pabrik semivariabel

Adalah biaya overhead pabrik yang mengandung unsur tetap dan

variabel. Jumlahnya terpengaruh oleh perubahan tingkat produksi,

tetapi perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

16

kegiatan. Termasuk dalam kelompok ini antara lain: PPh karyawan

yang ditanggung perusahaan, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya

pemeriksaan.

c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan

departemen .

Jika memiliki departemen produksi, perusahaan juga mempunyai

departemen-departemen pembantu, maka biaya overhead pabrik meliputi

juga semua biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu ini

yang meliputi biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi, dan pemeliharaan

aktiva tetap serta asuransi yang terjadi di departemen tersebut.

Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-depertemen yang ada

dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu:

1) Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead

pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya

dinikmati oleh departemen tersebut.

2) Biaya overhead pabrik tidak langsung depertemen adalah biaya

overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu

departemen.

3. Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Apabila biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif yang

dihitung dimuka, maka sebelum melakukan aktivitas produksi harus

menentukan tarif yang akan digunakan untuk menghitung besarnya biaya

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

17

overhead pabrik dibebankan. Langkah-langkah untuk menghitung besarnya

tarif biaya overhead pabrik tersebut adalah:

a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

Langka pertama untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik

adalah menyusun anggaran biaya overhead pabrik dalam satu periode

tertentu. Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik dengan

mengasumsikan jumlah produksi pada satu periode tertentu. Pada

kapasitas yang akan dipakai tersebut dianggarkan besarnya masing-

masing elemen biaya overhead pabrik, termasuk perlu dipisahkan

variabilitas biayanya.

b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik

Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, maka selanjutnya

menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

4. Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik

Depatementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik

ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya yang

dibebani dengan biaya overhead pabrik. Dalam departementalisasi, biaya

overhead dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar

pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen-departemen yang

ada.

Oleh karena itu, departementalisasi biaya overhead pabrik

memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen

untuk memudahkan pengumpulan biaya yang terjadi. Departemen-

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

18

departemen inilah yang merupakan pusat biaya dibandingkan biaya dengan

prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

Pada dasarnya langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead

pabrik per departemen adalah sama, tetapi masalah yang timbul adalah

langkah yang berbeda. Langkah-langkah penentuan biaya overhead pabrik

per departemen adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen;

b. Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen

produksi; dan

c. Perhitungan tarif pebebanan biaya overhead pabrik per departemen.

5. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk

departemen-departemen produksi saja, karena pengambilan bahan baku

menjadi produk yang biasanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena

itu, biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tersebut

hanya terdiri dari biaya yang terjadi dalam departemen-departemen produksi

saja, maka untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen,

biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen

produksi.

Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen

produksi dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Metode alokasi langsung (direct alocation method)

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

19

Dalam metode alokasi ini, biaya overhead pabrik departemen

pembantu dilakukan ke tiap-tiap departemen produksi yang

menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang

dihasilkan oleh departemen pembantu hany dinikmati oleh departemen

produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa

departemen lainnya.

b. Metode alokasi bertahap (step method)

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen

pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi

digunakan pula oleh departemen lainnya. Oleh karena itu, sebelum biaya

overhead pabrik di dua departemen tersebut dialokasikan ke departemen

produksi, maka perlu diadakan alokasi biaya overhead pabrik antara

departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Dengan

demikian alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pabrik ke

departemen produksi dilakukan secara bertahap dengan mengalokasikan

biaya overhead antar departemen kemudian mengalokassikan biaya

overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi

bertahap di bagi menjadi dua kelompok metode, yakni:

1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal

balik antar departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam

metode ini adalah sebagai berikut:

a) Metode alokasi kontinu (cintinuous allocation method)

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

20

Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen

pembantu yang saling memberikan jasa, dialokasikan secara terus

menerus sehingga jumlah biaya obverhead yang belum

dialokasikan menjadi tidak berarti.

b) Metode alokasi aljabar (algebraic method)

Ketika menggunakan metode bertahap ketidaklengkapan timbul

karena pendistribusian yang berturut sehingga departemen yang

ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari

departemen yang ditutup kemudian.

2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa

timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang

termasuk dalam kelompok ini adalah metode urutan alokasi yang

diatur.

C. Harga Jual

1. Defenisi Harga Jual

Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentunya

dapt bersaing di pasaran. Penentuan harga jual yang dapat bersaing

bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Harga jual yang terlalu tinggi

dapat berakibat kalahnya perusahaan dalam persaingan, sedangkan harga

yang terlalu rendah dapat berakibat tidak tercapainya tujuan perusahaan,

yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki.

Menurut William Carter K (2009:21) “harga jual adalah besarnya

harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang memperoleh atau

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

21

dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non-produksi dan laba yang

diharapkan”. Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:128) “harga jual

adalah harga jual yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan

distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan”.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual

adalah nilai (harga) yang ditetapkan oleh suatu perusahaan dalam

menawarkan produknya kepada konsumen setelah memperhitugkan seluruh

biaya yang dikeluarkan ditambah persentase laba yang diharapkan.

2. Tujuan Penentapan Harga Jual

Pada umumnya para produsen di dalam menentukan tingkat harga

dari setiap barang atau jasa yang di hasilkan memiliki sejumlah tujuan yang

akan dicapai dari setiap kebijakan yang diambil. Pemilihan secara jelas

antara tujuan dan sasaran penentuan harga, tentunya dengan tujuan utama

untuk lebih memudahkan manajemen untuk melakukan analisa atau evaluasi

terhadap setiap kebijakan yang diambil, sehingga berdasarkan hasil analisa

dan evaluasi yang dilakukan, manajemen akan segera membuat kebijakan

baru guna memperbaiki kesalahan/kekurangan dari berbagai kebijakan

harga yang telah ditentukan sebelumnya.

Tujuan penentuan harga merupakan suatu panduan untuk

menciptakan masa depan, namun tujuan ini tidak mempunyai unsur

mendesak yang akan membantu pencapaiannya. Tujuan penentuan harga

yang mengacu ke masa depan, tidak memastikan bahwa perusahaan akan

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

22

sampai disana. Oleh karena itu, perusahaan perlu melengkapinya dengan

menetapkan sasaran untuk menentukan harga jual.

3. Faktor Penentapan Harga Jual

Penentuan harga jual barang atau jasa merupakan hal yang tidak

mudah disebabkan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan. Para

pakar ekonomi memberikan batasan mengenai faktor penentuan harga jual,

salah satunya adalah yang dikemukakan oleh Abdul Halim (2007:185) yang

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual antara lain:

harga jual produk saingan dan kondisi perekonomian pada umumnya.

Dimana teori tersebut dikenal dengan nama “teori harga”.

Sedangkan menurut Stanto dalam buku ”Dasar-Dasar Pemasaran”

oleh Marius P. Angipora (2002:276-279) mengatakan bahwa penentuan

harga jual meliputi 5 tahap yaitu:

a. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut

Pada tahap ini seharusnya produsen perlu membuat estimasi

permintaan barang aatau jasa yang dihasilkan secara total.

Pengestimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan jalan

menentukan harga jual yang diharapkan yakni dengan harga yang

diharapkan dapat diterima oleh konsumen dan mengestimasikan volume

penjualan pada berbagai tingkat harga.

b. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan

Kebijakan penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi

persaingan yaang ada di pasar serta sumber-sumber penyebab lainnya.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

23

c. Menentukan market share yang dapat diharakan

Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu

selalu mengharapkan market share yang lebih besar. Untuk

mendapatkannya harus ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain

dari persaingan non harga, disamping dengan penentuan harga tertentu.

d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan

untuk mencapai target pasar yang sesuai yaitu: penetapan harga

penyaringan (skim the cream princing), strategi ini berupa penetapan

harga yang setinggi-tingginya dan penentuan harga penetrasi

(penetracion pricing), strategi ini merupakan strategi harga yang

serendah-rendahnya untuk mencapai pasar-pasar massal secara cepat

yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang sebesar-besarnya

dalam waktu relatif singkat.

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan

Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga atau

mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan denganmelihat pada

barang, sistem distribusi atau program promosinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

walaupun biaya bukan merupak satu-satunya faktor penentu ketidakpastian

dikarenakan permintaan konsumen atas barang atau jasa, jumlah pesaing

dan lain-lain yang merupakan hal yang sulit diramalkan, akan tetapi biaya

merupakan salah satu faktor yang dapat diambil dan dikendalikan oleh

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

24

perusahaan serta yang perlu diingat bahwa sebaiknya harga jual barang atau

jasa dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan atau sumber daya yang

dikorbankan untuk membuat barang atau jasa sehingga dapat menghasilkan

laba bagi perusahaan.

4. Metode Penetapan Harga Jual

Seperti yang dikemukakan oleh Carter K dan Usry (2005:65) dalam

bukunya : Akuntansi Biaya” mengatakan bahwa ada beberapa metode

penentuan harga jual yaitu:

a. Gross margin pricing yaitu dengan menggunakan cost barang yang dijual

ditambah mark up yang diinginkan perusahaan. Umumnya digunakan

oleh perusahaaan perdagangan dimana produk yang dijual tidak dibuat

sendiri, sehingga tidak banyak aktiva tetap yang digunakan.

b. Direct cost pricing yang lebih dikenal dengan nama marginal income

pricing, karena hanya memperhitungkan biaya-biaya yang berhubungan

secara profesional dengan volume penjualan, sehingga menghasilkan

marginal income yang dipakai sebagai penentuan harga jual ialah berapa

marginal income yang dikehendaki oleh perusahaan.

c. Full cost pricing yaitu metode yang memperhitungkan semua biaya yang

dipakai dalam pembuatan produk tersebut ditambah persentase laba yang

diinginkan untuk menutup biaya operasi dan laba yang diinginkan.

d. Time and material pricing yaitu metode yang menentukan tarif tertentu

dari upah langsung dan tarif lainnya dari bahan baku masing-masing.

Tarif tersebut dijadikan satu, kemudian ditambah jumlah tertentu dari

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

25

biaya tidak langsung serta laba yang diinginkan. Metode ini banyak

digunakan oleh perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan profesional.

e. Return on capital employed pricing yaitu metode yang menentukan

persentase mark up tertentu dari capital employed. Yaitu capital yang

dianggap mempunyai peranan dalam memproduksi barang atau jasa.

Selain manajemen, penentuan harga barang atau jasa bukan hanya

merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan

merupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan

perusahaan. Harga jual barang atau jasa, selain mempengaruhi volume

penjualan atau jumlah pembelian produk atau jasa terseebut, juga akan

mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.

Selain jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh banyak

perusahaan, barangkali dalam penentuan harga jual relatif tidak banyak

dijumpai masalah. Dalam keadaan tersebut, pada umumnya massing-masing

perusahaan tidak dapat secara langsung mempengaruhi tinggi rendahnya

harga jual produk atau jasa yang dihasilkan. Biasanya perusahaan dibidang

pertanian merupakan contoh perusahaan yang tidak banyak menjumpai

masalah dalam penentuan harga jual. Sebaliknya, bagi perusahaan yang

secara langsung dapat mempengaruhi harga jual, perusahaan akan

dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan harga jual produk yang

dihasilkan. Dalam jangka waktu panjang harga jual produk yang ditentukan

harus mampu menutup semua biaya perusahaan dan menghasilkan laba bagi

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

26

perusahaan. Penentuan harga jual produk dapat diterapkan untuk produk

baru atau produk yang ada sebelumnya.

Biaya (cost) merupakan komponen penting yang harus

dipertimbangkan dalam penentuan harga jual barang atau jasa. Harga jual

produk pada umumnya ditentukan dari jumlah tertentu yang disebut sebagai

mark up. Cara penentuan harga jual tersebut dikenal dengan pendekatan cost

plus.

5. Komponen Harga Jual

Harga jual berdasarkan cost plus pricing dihitung dengan rumus:

Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat

dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

Persentase mark up dihitung dengan rumus:

persentasemarkup = labayangdiharapkan + biayayangberhubunganlangsungolehprodukbiayayangdiperhitungkanlangsungolehprodukTerdapat perbedaan konsep langsung dan tidak langsungnya biaya

dengan volume antara metode full costing dengan metode variabel costing

adalah berupa biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak berhubungan

langsung dengan volume adalah berupa biaya nonproduksi. Dengan

Harga Jual = biaya + laba yang diharapkan

Harga Jual per unit = biaya (per unit) + persentase mark up (per unit)

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

27

demikian perhitungan harga jual per unit menurut pendekatan full costing

disajikan dalam tabel di bawah ini:

Perhitungan Markup :

Biaya adminstrasi dan umum Rp xxx

Biaya pemasaran Rp xxx

Laba yang diharapkan % ROI × investasi Rp xxx

Jumlah Rp xxx

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx

- Biaya overhead pabrik Rp xxx

- Jumlah biaya produksi Rp xxx

Persentase markup y %

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp xxx

Markup y% × biaya produksi Rp xxx

Harga jual Rp xxx

Volume produksi xxx

Harga jual per unit Rp xxx

Sumber : Buku Akuntansi Biaya, 2015

Sedangkan untuk pendekatan variable costing memandang dengan

cara yang berbeda terhadap biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh

volume produk bila dibandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan

variable costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

28

produk terdiri dari biaya variabel, sedangkan biaya penuh yang tidak

dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya tetap.

D. Kerangka Pikir

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit

Burau merupakan salah satu perusahaan milik negara yang bergerak dibidang

produksi kelapa sawit. Perusahaan ini menjalankan usahanya untuk

kelangsungan hidup dilandasi dengan tujuan. Dalam menetapkan harga jual

sangat dipengaruhi oleh seberapa besar biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan perusahaan, karena semakin tinggi biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan oleh perusahaan maka akan mempengaruhi biaya produksi

sehingga harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan tentu harga yang dapat

bersaing dipasaran.

Sebelum menetapkan harga jual, PT. Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau terlebih dahulu menghitung biaya

produksi termasuk biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan oleh

perusahaan kemudian menetapkan harga jual. Untuk lebih jelasnya mengenai

kerangka pikir dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

29

Gambar: 2.1 Bagan Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan dari uraian permasalahan di atas, diduga bahwa biaya

overhead pabrik berpengaruh signifikan terhadap harga jual hasil produksi

pada PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit

Burau.

PT.PN XIV (Persero) PabrikKelapa Sawit Unit Burau

Biaya Produksi

Biaya Overhead Pabrik

Harga Jual

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau. Pabrik kelapa sawit ini berada di

Desa Lagego Kecamatan Burau, Kabupaten luwu Timur, Provinsi Sulawesi

Selatan. Sedangkan waktu penelitian kurang lebih 2 bulan mulai dari bulan

Maret sampai dengan bulan April 2015.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dapat diperoleh melalui:

1. Observasi yaitu pengamatan dan peninjauan langsung pada perusahaan

untuk memperoleh informasi atau gambaran tentang keadaan dan

keterangan yang dapat menunjang penelitian ini.

2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen

perusahaan yang berupa laporan biaya overhead pabrik dan daftar harga jual

serta dokumen lainnya.

3. Wawancara yaitu tanya jawab yang dilakukan peneliti dengan pihak-pihak

yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang

proses dalam penelitian.

30

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

31

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka

yang diperoleh melalui obyek yang diteliti.

b) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk penjelasan-

penjelasan yang relevan dengan obyek penelitian berupa gambaran

umum perusahaan maupun informasi langsung yang menyangkut

kebijakan pimpinan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder yaitu:

a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan,

wawancara yang dilakukan oleh pimpinan atau manajer keuangan dan

manajer produksi pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa Sawit Unit Burau.

b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang

ada hubungannya dengan data-data yang diperlukan mengenai biaya

overhead pabrik dan harga jual yang berkaitan dengan masalah yang

akan diteliti.

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

32

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas adalah variabel yang memnyebabkan atau memengaruhi

faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (independent) adalah

biaya overhead pabrik (X).

2. Variabel terikata dalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk

menentukan adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau

tidak muncul, atau perubahan sesuai dengan yang diperkenalkan peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent) yaitu harga

jual (Y).

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang berusaha menjawab

masalah tentang pengaruh biaya overhead pabrik terhadap harga jual hasil

produksi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit

Burau. Sehingga untuk mengetahui pengaruh biaya overhead pabrik terhadap

harga jual hasil produksi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa Sawit Unit Burau, maka digunakan analisis regresi linear sederhana

dengan program SPSS versi 22.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

33

Hasil analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh biaya overhead pabrik terhadap harga jual hasil produksi.

Rumus analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Dimana :

Y= Variabel Terikat (Harga Jual)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X= Variabel Bebas (Biaya overhead pabrik)

2. Pengujian Hipotesis

pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t, adapun

langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesisH : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya overhead pabrik

terhadap harga jual hasil produksi.H : Ada pengaruh secara signifikan antara biaya overhead pabrik terhadap

harga jual hasil produksi.

a. Menentukan tingkat signifikan (α) yang digunakan

b. Menghitung nilai tc. Menentukan td. Kriteria pengujian dengan membandingkan t dengan t

Jika t < t maka H diterima dan H ditolak

Y= a+bX

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

34

Jika t > t maka H ditolak dan H diterima

e. Kesimpulan

F. Defenisi Operasional Perusahaan

Variabel yang diteliti perlu di definisikan agar terdapat persamaan

pendapat tentang cara-cara yang dpergunakan. Hal ini untuk menghindarkan

kesalahan penafsiran dalam mengartikan suatu hasil penelitian. Berikut

defenisi operasional masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Biaya adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau secara potensial aan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan selama proses produksi kecuali bahan baku dan biaya tenaga

kerja.

3. Harga jual adalah nilai (harga) yang ditetapkan oleh suatu perusahaan dalam

menawarkan produknya kepada konsumen setelah memperhitungkan

seluruh biaya yang dikeluarkan ditambah persentase laba yang diharapkan.

4. Pabrik kelapa sawit adalah salah satu perusahaan yang ada di PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau yang

kegiatan usahanya yaitu memproduksi kelapa sawit menjadi CPO dan

kernel.

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

35

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun secara sistematika menjadi enam bab sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan yang bersifat latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitan dan manfaat penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka menjelaskan tentang konsep biaya, biaya

overhead pabrik,harga jual, kerangka piker dan hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian yang membahas masalah tempat dan waktu

penelitian, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber penelitian,

metode analisis data, defenisi operasional, dan sistematika

penulisan.

BAB IV Gambaran Umum Objek Penelitian yang terdiri dari sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi, dan kegiatan usaha perusahaan.

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang pengaruh biaya overhead

pabrik terhadap harga jual hasil produksi pada PT.Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau. Adapun

komponen-komponen lainnya ialah laporan laba rugi dan realisasi

biaya.

BAB VI Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Sebagai sebuah hasil Badan Usaha Milik Negara, PT. Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) dikenal sebagai salah satu perusahaan peninggalan

Belanda yang merupakan sebuah sektor penting dalam membangun perekonomian

dan kesejahteraan bangsa. Sebagai perusahan yang bergerak di bidang pengolahan

perkebunan Negara, PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) memiliki beberapa

cabang pengolahan hasil perkebunan di antaranya tebu dan kelapa sawit yang

berada di daerah terpencil di pelosok Nusantara. PT. Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar No. 47

Tanggal 13 Agustus 2008 yaitu, Melakukan Usaha di bidang agrobisnis dan

agroindustri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk

menghasilkan barang dan / jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta

mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan

prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

A. Sejarah Pendirian Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero) didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tanggal 14 Februari 1995 dan

Akta Notaris Harun Kamil, SH. Nomor 47 tanggal 11 Maret 1996. Proses

pembentukannya diawali dengan pengelompokan 26 buah PT Perkebunan

(Persero) menjadi 9 kelompok pada tahun 1994, sebagaimana ditetapkan dalam

36

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

37

Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 361/Kpts/07.210/5/1994 tentang

Restrukturisasi BUMN Sektor Pertanian.

Pengelompokan tersebut dalam rangka optimalisasi skala usaha untuk

meningkatkan daya saing menghadapi pasar bebas. Setelah tahap

pengelompokan, maka pada tanggal 11 Maret 1996 dibentuklah 14 buah PT

Perkebunan Nusantara, salah satu diantaranya adalah PT Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) yang merupakan peleburan (merger murni) dari :

1. PT. Perkebunan XXVIII (Persero),

2. PT. Perkebunan XXXII (Persero),

3. PT. Bina Mulya Ternak (Persero), dan

4. Eks Proyek PT. Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Tengah

dan Tenggara.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan, terakhir

dengan Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008 dari Notaris Lola Rosalina,

SH tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang

Saham tentang Penambahan Modal Disetor dan Perubahan Anggaran Dasar

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Nomor AHU-76872.AH.01.02 tahun 2008 tanggal

23 Oktober 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar

Perseroan. Perubahan modal menjadi sebagai berikut: Modal Dasar sebesar Rp

540.000.000.000,-, Modal Belum Ditempatkan/Disetor sebesar Rp

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

38

305.000.000.000,-, dan Modal Ditempatkan/Disetor sebesar Rp

235.000.000.000,-. Pasal 11 Akta Nomor 13 mengalami perubahan sesuai Pasal

11 Akta Nomor 13 mengalami perubahan sesuai Keputusan Pemegang Saham

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat

Umum Pemegang Saham tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

(Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Nomor KEP-83/S.MBU/2009 dan

KEP- 16/D4.MBU/2009 tanggal 14 September 2009, dan telah dicatatkan

dengan Akta Nomor 18 tanggal 27 Maret 2012 yang dibuat oleh Notaris Lola

Rosalina, SH.

B. Deskripsi Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero) mengusahakan

komoditi kelapa sawit, karet, kakao, kelapa hibrida, kelapa Nias/Tall, pala,

kopi dan budidaya semusim tebu yang ditanam pada areal konsesi seluas

55.425,25 ha. Areal tanaman kelapa sawit seluas 16.228 ha, karet 2.513,5 ha,

kakao seluas 995 ha (juga ditanam sebagai tanaman sela pada areal seluas

2.030 ha), kelapa hibrida 3.600 ha, kelapa Nias/tall 360 ha, pala 275 ha dan

kopi 23 ha serta tanaman tebu pada areal seluas 14.312 ha. Selain penanaman

komoditi pada areal sendiri (inti), PTPN XIV (Persero) juga mengelola areal

Plasma budidaya tahunan milik petani seluas 14.514,75 ha untuk tanaman

kelapa sawit seluas 10.068 ha, karet 2.556 ha dan kakao 1.890,75 ha,

sedangkan tanaman tebu rakyat hanya seluas 88 ha. PTPN XIV (Persero) juga

mengelola komoditi ubi kayu pada areal bekas milik PT BMT seluas 2.500 ha

dan usaha peternakan sapi di areal seluas 19.581 ha.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

39

C. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero) memiliki visi dan

misi serta tujuan dan strategi bisnis, sebagai berikut:

1. Visi :

Menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri di Kawasan Timur

Indonesia yang kompetitif, mandiri, dan memberdayakan ekonomi rakyat.

2. Misi :

a. Menghasilkan produk utama perkebunan berupa gula dan minyak

sawityang berdaya saing tinggi, serta produk lain seperti karet, kopra dan

ternak sapi, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan/atau

internasional,

b. Mengelola bisnis dengan teknologi akrab lingkungan yang memberikan

kontribusi nilai kepada produk dan mendorong pembangunan

berwawasan lingkungan,

c. Melalui kepemimpinan, teamwork, inovasi, dan SDM yang kompeten,

dalam meningkatkan nilai secara terus-menerus kepada shareholder dan

stakeholders,

d. Menempatkan Sumber Daya Manusia sebagai pilar utama penciptaan

nilai (value creation) yang mendorong perusahaan tumbuh dan

berkembang bersama mitra strategis.

3. Tujuan :

Tercapainya peningkatan laba berkelanjutan (sustainable profit

growth) dan peningkatan kekayaan perusahaan (assets) untuk

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

40

mensejahterakan shareholder dan stokeholders strategis dengan kesehatan

perusahaan menimal mencapai A.

4. Strategi Bisnis :

Mengingat produk akhir bisnis sawit dan karet berbentuk komoditas

dan produk gula dipasarkan dalam bentuk bulk, maka strategi bisnis yang

diterapkan adalah strategi kepemimpinan biaya (overall cost leadership).

5. Nilai-Nilai Organisasi :

Kompoten : Bahwa seluruh jajaran karyawan perusahaan harus

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dipersyaratkan bagi jabatan yang diemban;

Integritas: : Diyakini bahwa karyawan yang berintegritas adalah yang

memiliki kesamaan antara yang dipikirkan, diucapkan,

dan yang dilakukan;

Inovasi : Bahwa proses berfikir menghasilkan kreativitas yang

memberikan nilai tambah ekonomis;

Pembelajaran : Seluruh jajaran perusahaan menjadikan pengalaman dan

perubahan lingkungan bisnis sebagai proses

pengembangan individu dan organisasi secara

berkelanjutan;

Sinergi : Diyakini bahwa kerjasama tim yang efektif akan

memberikan efek ganda terhadap hasil akhir.

D. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

a. Susunan Dewan Komisaris

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

41

Susunan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1Susunan Dewan Direksi

JABATAN NAMA SURAT KEPUTUSAN

KomisarisUtama

Mayjen TNI (Purn) H.Abdul Rivai

Nomor : SK-394/MBU/2013Tanggal : 21 November2013

KomisarisProf. Dr. Ir. H. Ambo Ala,MS

Nomor : SK-289/MBU/2012Tanggal : 06 Agustus 2012

KomisarisDrs. Riyadi Widiasmoro,M.Si Nomor : SK-16/MBU/2013

Tanggal : 16 Januari 2013

Komisaris H. Ahmad YahyaNomor : SK-394/MBU/2013Tanggal : 21 November2013

b. Susunan Dewan Direksi

Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Nomor

SK-99/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan AnggotaAnggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perkebunan Nusantara XIV memberhentikan Amrullah AM sebagai

Direktur Utama serta Natsir Djidding, Bambang Hartadi, Suhardjito masing-

masing sebagai Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur

Pemasaran, Perencanaan dan Pengembangan; sekaligus mengalihkan

penugasan Budi Purnomo sebagai Direktur Keuangan yang diangkat

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

42

berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

KEP- 02/MBU/2009 tanggal 12 Januari 2009 menjadi Direktur Utama, serta

mengangkat Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perkebunan Nusantara XIV, yaitu Amrullah Haris, Rispan Adi Idris, dan

Mardiyanto sebagai Direktur. Keputusan tersebut telah dicatatkan secara

notariil dengan Akta Nomor 20 tanggal 27 Maret 2012 yang dibuat oleh

Notaris Lola Rosalina, SH.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang

Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV

dengan Keputusan Nomor SK-55/MBU/2013 tanggal 1 Februari 2013

tentang Penegasan Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota

Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV

telah menegaskan kembali pemberhentian Anggota-anggota Direksi,

pengalihan penugasan, dan pengangkatan Anggota-anggota Direksi

sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Pemegang Saham

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar

Rapat Umum Pemegang Saham Nomor SK-99/MBU/2012 tanggal 1 Maret

2012. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-

55/MBU/2013 tanggal 1 Februari 2013 tersebut telah disampaikan kepada

Notaris Lola Rosalina, SH untuk dibuat akta dan pelaporannya ke

Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia dengan surat Direksi PT

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Nomor S.067/00.N14/X/II/2013

tanggal 15 Februari 2013 dan sampai saat ini masih dalam proses.

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

43

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama Nomor 05/SK/2012.22

tanggal 2 Maret 2012 tentang Pembagian Tugas Wewenang dan Tanggung

Jawab Direktur PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) ditetapkan susunan

Direksi PT Perkebunan Nusantara XIV sebagai berikut :

Tabel 4.2Susunan Dewan Direksi

JABATAN NAMA SK PENGANGGKATAN

Direktur Utama Budi Purnomo Nomor : SK-99/MBU/2012Tanggal : 01 Maret 2012

Direktur Produksi Amrullah Haris Nomor : SK-99/MBU/2012Tanggal : 01 Maret 2012Nomor : 05/SK/2012.22Tanggal : 02 Maret 2012

DirekturKeuangan Mardiyanto Nomor : SK-99/MBU/2012

Tanggal : 01 Maret 2012Nomor : 05/SK/2012.22Tanggal : 02 Maret 2012

Direktur SDM &Umum Rispan Adi Idris Nomor : SK-99/MBU/2012

Tanggal : 01 Maret 2012Nomor : 05/SK/2012.22Tanggal : 02 Maret 2012

E. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa Sawit Luwu Unit Burau

Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau merupakan salah satu unit usaha PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero).Profil Perkebunan Kelapa Sawit Luwu

Unit Burau berawal dari perusahaan perkebunan Belanda yang

dinasionalisasikan dengna UU No. 84 tahun 1958 yang pelaksanaannya tahun

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

44

1959 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tani Cabang

Maluku.

Tahun 1965 diubah menjadi Proyek Kebun-Kebun di Indonesia

Bagian Timur (PIPREK-INTIM) dengan SK Menteri Perkebunan RI No.

SP.05/Men.Pon/65 tanggal 22 Juni 1969. Dengan Peraturan Pemerintah No. 14

Tahun 1965 menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XXVIII (Persero),

merupakan proyek Nucleus Estate and Smallholder (NES) yang dikelola PTP

XXVIII (Persero). Tahun 1990 Perkebunan Kelapa SawitNES VII dibagi

menjadi tiga unit usaha masing-masing Kebun Luwu I di Burau, Pabrik Kelapa

Sawit (PKS) di Burau dan Kebun Luwu II di Mangkutana.

Tahun 1994 PT Perkebunan XXVIII (Persero) bergabung dengan PT

Perkebunan XXXII berdasarkan SK Menteri Keuangan No.

171/KMK/060.1994 menjadi PT Perkebunan XXXII Group.

Tahun 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 mulai

tanggal 14 Februari 1996 dilakukan peleburan PT Perkebunan XXVIII,

PT.Perkebunan XXXII, PT Perkebunan XXIII dan PT Bina Mulya Ternak

menjadi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero).

PKS Luwu Unit Burau adalah gabungan dari Kebun Luwu I, Kebun

Luwu II dan Pabrik Kelapa Sawit berkedudukan di Burau yang merupakan

salah satu Unit Usaha dari PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dengan

budidaya tanaman kelapa sawit.

Adapun pengelolaan PKS Luwu Unit Burau terdiri dari:

1. Kebun Inti Kelapa Sawit

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

45

2. Kebun Plasma kelapa sawit PIR/NES (Nucleus Estate and Smallholder)

3. Kebun Plasma kelapa sawit KKPA (Koperasi Kredit Primer Anggotan)

4. Pabrik Minyak Kelapa Sawit

5. Instalasi Tangki Timbun (ITT) Palopo

Lahan yang dikelola merupakan lahan HGU berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertahanan Nasional

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.3Penggunaan Lahan HGU

No.

Urut

Kebun/

AfdelingNo. HGU

Tanggal

Terbit HGU

Luas

HGU

(Ha)

Tertanam

(Ha)

Sisa

HGU

(Ha)

Jumlah 67/HGU/BPN/9 01 Nop.

1995

9,073 4,355 4,718

Pabrik Kelapa Sawit Luwu unit Burau Iklim cenderung basah, curah

hujan merata sepanjang tahun, musim kemarau berkepanjangan tidak ada

karena pada setiap bulan ada turun hujan, sehingga berdasarkan data curah

hujan di Pabrik Kelapa Sawit Luwu Unit Burau mulai tahun 2009 sampai

dengan September 2012 ( +/- 4 tahun), rata-rata curah hujan 3.644 mm/tahun

dan hari hujan rata-rata 187 hari/tahun.

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

46

Tabel 4.4Daftar Curah hujan Pertahun

TahunKebun Wil. Barat Kebun Wil. Timur

KeteranganMM HH MM HH

2009 2,760 99 1,440 151

2010 2,605 168 1,334 77

2011 2,775 125 3,218 178

Sd.

Sept

2012

2,320 97 2,242 111

Jumlah 10,460 489 8,234 517

Rata-

rata

2,615 122 2,059 129

F. Struktur Organisasi

Salah satu cara untuk mencapai kemampuan mengelola suatu

perusahaan yang baik adalah menentukan struktur formal dari organisasi

tersebut. Adanya struktur organisasi yang jelas akan memudahkan para anggota

organisasi melihat bagaimana organisasi disusun. Sehingga mereka masing-

masing mengetahui tugas dan kewajibannya secara jelas, karena apabila

terdapat persoalan yang ingin dipecahkan lebih mudah mencari pemecahannya.

Struktur organisasi merupakan pengorganisasian dalam suatu

organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

47

berhubungan- berhubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-

posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang,

dan tanggung jawab berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Untuk lebih jelas bagan struktur organisasi digambarkan dalam

gambar sekaligus menguraikan secara singkat tentang mekanisme tugas dan

fungsi masing-masing bagian.

Gambar. 4.1 Struktur Organisasi

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

48

G.Job Description

1. Direktur Utama

a. Tugas Pokok :

1) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

2) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, ethos kerja,

hubungan industri dan visi perusahaan.

3) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan

senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektivitas

perusahaan.

4) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

b. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab kepada Rapat direksi.

2) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Direktur Produksi

a. Tugas Pokok :

1) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

2) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, ethos kerja,

hubungan industri dan visi perusahaan.

3) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan

senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektivitas

perusahaan.

4) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

49

5) Dengan tuga khusus : meningkatkan eesiensi penggunaan Sumber

Daya untuk pencapaian produksi dan produktivitas serta mutu yang

optomal.

b. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab kepada Rapat direksi.

2) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Direktur SDM dan Umum

a. Tugas Pokok :

1) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

2) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, etos kerja,

hubungan industrial dan visi perusahaan.

3) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan

senantiasa berusaha meningkatkan eisiensi dan eektivitas perusahaan.

4) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

5) Dengan tugas khusus : Menciptakan Sumber Daya Manusia yang

profesional.

b. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab kepada Rapat direksi.

2) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Staf Sekretariat

a. Tugas Pokok :

Membantu secretariat perusahaan dalam mengatur dan menyelenggarakan

urusan sekretarat, Humas dan SIM/PDE.

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

50

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Sekper dan Umum.

5. Urusan Pengembangan

a. Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dalam

melakukan pengkajian dalam pemilihan jenis, bentuk dan usaha yang

menguntungkan.

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan.

6. Bagian Tanaman dan Terrnak

a. Tugas Pokok :

1) Membantu direksi dalam menjalankan kebijakan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian di

Bagian Tanaman dan Ternak serta mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang tanaman dan ternak.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengemnagannyayang menyangkut bidang tugas bagian tanaman dan

ternak.

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada dibawah

pembinaan Direksi Produksi, untuk semua tugas pokok dan fungsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

51

kebijakan yang di ambil oleh kepala bagian tanaman dan ternak dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

7. Bagian Teknik dan Teknologi

a. Tugas Pokok dan Fungsi :

1) Membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan yyang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian di

bagian teknik dan teknologi yang meliputi semua kesiapan operasional

perusahaan dalam mengelola semua proses produksi baik sarana

maupun prasarana dan pengelolaan lingkungan.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas Bagian Teknik dan

Teknologi.

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada di bawah

pembinaan Direktur Produksi untuk semua tugas pokok dan fungsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

kebijakan yang di ambil oleh kepala bagian teknik dan teknologi dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

8. Bagian Pemasaran

a. Tugas Pokok dan Fungsi :

1) Membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian di

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

52

bagian pemasaran dan mengikuti perkembangan ilmu di bidang

pemasaran.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas bagian pemasaran.

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada di bawah

pembinaan Direktur Keuangan, untuk semua tugas pokok dan fungsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

kebijakan yang di ambil oleh kepala begian pemasaran dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

9. Bagian Keungan

a. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Membantu Direksi dalam menjalankan di dalam menyusun,

melaksanakan, dan mengamankan kebijaksanaan perusahaan dalam

bidang akuntansi, keuangan, dan pengendalian dan anggaran belanja

perusahaan.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas keuangan, dan

pengendalian dan anggaran belanja perusahaan.

b. Tangguang Jawab

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada di bawah

pembinaan direktur keuangan, untuk semua tugas pokok dan fungsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk kebijakan

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

53

yang di ambil oleh kepala bagian keuangan dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya.

10. Bagian Akuntansi

a. Tugas Pokok dan Fungsinya

1) Membantu Direksi dalam menjalankan di dalam menyusun,

melaksanakan, dan mengamankan kebijaksanaan perusahaan dalam

bidang akuntansi.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan, dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas akuntansi.

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada dibawah

pembinaan Direktur Keuangan, untuk semua tugas pokok dan funsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

kebijakan yang di ambil oleh kepala bagian akuntansi dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

11. Bagian SDM dan UMUM

a. Tugas Pokok dan Fungsinya

1) Membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian di

bidang SDM dan Umum.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas SDM dan Umum.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

54

b. Tangguang Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada di bawah

pembinaan direktur SDM dan Umum, untuk semua tugas pokok dan

fungsinya, serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk

segala kebijakan yang di ambil oleh kepala bagian SDM dan Umum

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

12. Bagian Pengadaan Barang

a. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian di bagian

pengadaan bahan/barang dan jasa serta mengikuti perkembangan ilmu

di bagian pengadaaan barang.

2) Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian kerja, pelaksanaan dan

pengembangannya yang menyangkut bidang tugas bagian pengadaan

barang dan jasa

b. Tanggung Jawab :

Bertanggung jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada di

bawah pembinaan Direktur SDM dan Umum, untuk semua tugas pokok dan

fungsinya, serta kewengan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

kebijakan yang di ambil oleh kepala bagian pengadaan barang dan jasa

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

55

13. Bagian Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI)

a. Tugas Pokok :

1) Membantu Direktur utama dalam mengadakan penilaian dan evaluasi

atas terlaksananya sistem pengendalian manajemen serta memberikan

saran-saran perbaikannya.Menyusun rencana kerja, prosedur, rincian

kerja, pelaksanaan dan pengembangannya menyangkut bidang tugas

dan tanggung jawab SPI

b. Tanggung jawab :

Bertanggung Jawab kepada Direksi, pelaksanaan teknis berada dibawah

pembinaan Direktur Utama, untuk semua tugas pokok dan fungsinya,

serta kewenangan yang telah dan akan diserahkan termasuk segala

kebijakan yang diambil oleh kepala Biro SPI dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

56

...

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit

Burau merupakan salah satu perusahaan milik Negara yang bergerak dibadang

perkebunan dan mengolah bahan baku kelapa sawit menjadi produk jadi.

Sedangkan jenis produk yang dihasilkan adalah Crude Palm Oil (CPO) dan

kernel. Dimana Crude Palm Oil (CPO) merupakan produk utama dan kernel

yang masih memerlukan proses pengolahan lanjutan setelah dipisahkan dari

produk utama. Dalam hal ini penulis hanya membahas biaya overhead pabrik

dan harga jual.

1. Jumlah Produksi

Jumlah produksi yang dihasilkan PT.Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau selama lima tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Tabel 5.1Perkembangan Hasil Produksi

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau, 2015

JenisProduksi

Tahun

2010(Rp)

2011(Rp)

2012(Rp)

2013(Rp)

2014(Rp)

CPO 16.944.438 16.016.859 26.115.480 24.920.214 26.877.887

Kernel 1.931.630 3.190.931 4.844.266 3.722.000 5.554.431

Jumlah 18.876.068 19.207.790 30.959.746 28.642.214 32.432.318

56

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

57

...

Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan perkembangan

hasil produksi PT.Perkebunan Nusantara XIV (Perser) Pabrik Kelapa Sawit

Unit Burau selama lima tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014.

Pada tahun 2010 perusahaan menghasilkan hasil produk CPO

sebanyak 16.944.438 kg dan memproduksi kernel sebanyak 1.931.068 kg.

Tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan produksi CPO sebanyak

927.579 kg dan kernel mengalami kenaikan sebanyak 1.259.301 kg. Dimana

hasil produksi CPO pada tahun 2011 sebesar 16.016.859 kg dan kernel

sebesar 3.190.931. Kemudian pada tahun 2012 hasil produksi CPO

mengalami kenaikan yang cukup besar sebanyak 10.115.480 kg dan kernel

juga mengalami kenaikan sebesar 1.693.335 kg. Selanjutnya pada tahun

2013 hasil produksi CPO kembali mengalami penurunan sebesar 1.195.266

kg dan hasil prouksi kernel juga mengalami penurunan sebesar 1.122.266

kg. Kemudian pada tahun 2014 hasil produksi CPO sebesar 26.877.887 kg

dan kernel sebesar 5.554.431 kg. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun

2014 hasil produksi untuk CPO mengalami kenaikan sebesar 1.957.673 kg

dan hasil produks kernel juga mengalami kenaikan sebesar 1.832.431 kg.

2. Kalkulasi Biaya

Pada perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan kedalam

tiga kelompok yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya

administrasi dan umum. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi

untuk mengolah bahan baku menjadi menjadi produk jadi yang siap untuk

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

58

...

dijual. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya terjadi karena memasarkan

produk. Sedangkan biaya administrasi dan umum adalah biaya yang

dikeluarkan untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran

produk. Kalkulasi biaya Selama lima tahun terakhir pada PT. Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit unit Burau dapat di lihat

dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.2Perkembangan Total Biaya

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

Tahun

Jenis Biaya

Total Biaya(Rp)

BiayaProduksi

(Rp)

BiayaPemasaran

(Rp)

BiayaAdministrasi &

Umum (Rp)

2010 82.070.775.936 234.785.901 1.700.430.328 84.005.992.165

2011 99.143.997.047 278.234.980 1.926.634.379 101.348.866.406

2012 135.419.124.715 291.191.524 2.677.888.695 138.388.204.934

2013 140.785.671.719 313.886.775 3.664.595.061 144.764.153.555

2014 188.850.745.333 310.171.789 2.027.883.938 191.188.801.060

Jumlah 646.270.314.750 1.428.270.969 11.997.432.401 659.696.018.120Sumber : PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau, 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat ketahui bahwa jumlah biaya yang

dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa

Sawit Unit Burau dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Dimana pada

tahun 2010 total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 83.005.992.165 dan

pada tahun 2011 naik menjadi Rp 101.348.866.406. Kemudian pada tahun

2012 total biaya sebesar Rp 138.388.204.934 dan pada tahun 2013 naik

menjadi Rp 144.764.153.555. Selanjutnya pada tahun 2014 total biaya

mengalami kenaikan menjadi Rp 191.188.801.060. sehingga dapat

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

59

...

dikatakan bahwa total biaya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

terus mengalami kenaikan.

3. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. Biaya produksi padaa PT. Perkebunan Nusantara XIV

(Persero) Pabrik Kelapa Sawit unit Burau selama lima tahun terakhir dapat

di lihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.3Perkembangan Jumlah Biaya Produksi

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

Tahun

Jenis Biaya ProduksiTotal Biaya

Produksi(Rp)

Biaya BahanBaku(Rp)

Biaya TenagaKerja Langsung

(Rp)

Biaya OverheadPabrik

(Rp)

2010 53.953.009.437 7.945.537.957 20.172.228.541 82.070.775.935

2011 80.682.885.875 10.228.171.572 24.185.335.019 115.096.392.466

2012 98.804.317.677 11.347.839.597 25.266.967.441 135.419.124.715

2013 107.452.430.308 10.908.532.363 22.424.709.048 140.785.671.719

2014 154.377.248.070 11.437.706.437 23.035.790.826 188.850.745.333

Jumlah 495.269.891.367 51.867.787.926 115.085.030.875 662.222.710.168Sumber : PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau, 2015

Berdasarkan tabel di atas jumlah biaya produksi dari tahun ke tahun

selalu mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2010 jumlah biaya produksi

sebesar Rp 82.070.775.935 kemudian naik Rp 115.096.392.466 pada tahun

2011. Selanjutnya pada tahun 2012 jumlah biaya produksi sebesar Rp

135.419.124.715 dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp 140.785.671.719.

Kemudian pada tahun 2014 jumlah biaya produksi naik menjadi Rp

188.850.745.333.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

60

...

4. Harga Jual

Harga jual adalah besarnya harga yang dibebankan kepada konsumen

yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non

produksi dan laba yang diharapkan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang

dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa

Sawit Unit Burau, dalam menetapkan harga jual perusahaan menggunakan

medode full costing.

Dimana unsur-unsur yang diperhitungkan adalah biaya produksi,

biaya non produksi, dan laba yang diharapkan. Alasan menggunakan

metode full costing adalah bahwa perusahaan merupakan milik pemerintah,

dimana pemerintah hanya mengakui satu metode saja yaitu metode full

costing. Perhitungan harga jual produk CPO dengan menggunakan metode

full costing adalah sebagai berikut:

Perhitungan Markup Tahun 2010:

Biaya adminstrasi dan umum Rp 1.700.430.328

Biaya pemasaran Rp 234.785.901

Laba yang diharapkan 42% × Rp 3.787.279.632 Rp 1.590.657.445

Jumlah Rp 3.525.873.674

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp 53.953.009.437

- Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.945.537.957

- Biaya overhead pabrik Rp 20.172.228.541

- Jumlah biaya produksi Rp 82.070.775.935

Persentase markup 4%

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

61

...

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp 82.070.775.935

Markup 4% × Rp 82.070.775.935 Rp 3.282.831.037

Harga jual Rp 85.353.606.972

Volume produksi 16.944.438

Harga jual per Kg Rp 5.037

Perhitungan Markup Tahun 2011:

Biaya adminstrasi dan umum Rp 1.926.634.379

Biaya pemasaran Rp 278.234.980

Laba yang diharapkan 29% × Rp 5.602.652.999 Rp 1.624.769.370

Jumlah Rp 3.829.638.729

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp 80.682.885.875

- Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.228.171.572

- Biaya overhead pabrik Rp 24.185.335.019

- Jumlah biaya produksi Rp 115.096.392.466

Persentase markup 3%

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp 115.096.392.466

Markup 3% × Rp 115.096.392.466 Rp 3.452.891.774

Harga jual Rp 118.549.284.240

Volume produksi 16.016.859

Harga jual per Kg Rp 7.402

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

62

...

Perhitungan Markup Tahun 2012:

Biaya adminstrasi dan umum Rp 2.677.888.695

Biaya pemasaran Rp 291.191.524

Laba yang diharapkan 46% × Rp 6,220,525,930 Rp 2.861.441.928

Jumlah Rp 5.830.522.147

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp 98.804.317.677

- Biaya tenaga kerja langsung Rp 11.347.839.597

- Biaya overhead pabrik Rp 25.266.967.441

- Jumlah biaya produksi Rp 135.419.124.715

Persentase markup 4%

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp 135.419.124.715

Markup 4% × Rp 135.419.124.715 Rp 5.416.764.989

Harga jual Rp 140.835.889.704

Volume produksi 26.115.480

Harga jual per Kg Rp 5.393

Perhitungan Markup Tahun 2013:

Biaya adminstrasi dan umum Rp 3.664.595.061

Biaya pemasaran Rp 313.886.775

Laba yang diharapkan 42% × Rp 5.143.080.226 Rp 2.160.093.695

Jumlah Rp 6.138.575.531

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp 107.452.430.308

- Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.908.532.363

- Biaya overhead pabrik Rp 22.424.709.048

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

63

...

- Jumlah biaya produksi Rp 140.785.671.719

Persentase markup 4%

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp 140.785.671.719

Markup 4% × Rp 140.785.671.719 Rp 5.631.426.869

Harga jual Rp 146.417.098.588

Volume produksi 24.920.214

Harga jual per Kg Rp 5.875

Perhitungan Markup Tahun 2014 :

Biaya adminstrasi dan umum Rp 2.027.883.938

Biaya pemasaran Rp 310.171.789

Laba yang diharapkan 50% × Rp 5.085.301.389 Rp 2.542.650.695

Jumlah Rp 4.880.706.422

Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp 154.377.248.070

- Biaya tenaga kerja langsung Rp 11.437.706.437

- Biaya overhead pabrik Rp 23.035.790.826

- Jumlah biaya produksi Rp 188.850.745.333

Persentase markup 3%

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi Rp 188.850.745.333

Markup 3% × Rp 188.850.745.333 Rp 5.665.522.360

Harga jual Rp 194.516.267.693

Volume produksi 26.877.887

Harga jual per Kg Rp 7.237

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

64

...

Tabel 5.4Harga Jual Produk CPO

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

TahunJumlah Produksi

(Kg)Harga Jual

(Rp)Harga Jual

Per Kg

2010 16.944.438 85.353.606.972 5.037

2011 16.016.859 118.549.284.240 7.402

2012 26.115.480 140.835.889.704 5.393

2013 24.920.214 146.417.098.588 5.875

2014 26.877.887 194.516.267.693 7.237

Total 110.874.878 685.672.147.197 30.944Sumber : Data diolah,2015

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui harga jual produk

CPO dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Dimana, hasil produksi

pada tahun 2010 sebanyak 16.944.438 kg dengan harga jual Rp 5.037 per kg

dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi Rp7.402 per kg.

Kemudian pada tahun 2012 jumlah produksi naik menjadi 26.115.480

kg yang mengakibatkan harga jual turun menjadi Rp 5.393 per kg.

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah produksi sebanyak 24.920.214 kg

dengan harga jual Rp 5.875 per kg dan pada tahun 2014 jumlah produksi

sebanyak 26.877.887 kg dengan harga jual sebesar Rp 7.237 per kg

Tabel 5.5Variabel X dan Variabel Y

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

TahunBiaya Overhead

Pabrik/KgHarga Jual

Per Kg2010 1.190 5.0372011 1.509 7.4022012 968 5.3932013 900 5.8752014 857 7.237Total 5.424 30.944

Sumber : Data diolah,2015

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

65

...

B. Pembahasan

Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh masing-masing tahun

dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena untuk menunjang

proses produksi yang telah dibebankan kepada unit produksi.

Usaha pencapaian target ini dapat menjadi kendala bagi unit produksi,

setiap tahun banyak berorientasi pada jumlah yang harus dihasilkan tanpa

peduli pada kualitas produksi. Karena biaya overhead pabrik yang dikeluarkan

haruslah diimbangi dengan besarnya penjualan yang diperoleh untuk

meningkatkan laba perusahaan. Keadaan alat produksi dan kualitas pekerja

dapat juga berpengaruh terhadap tercapainya target jumlah produk yang

dihasilkan. Kondisi alat produksi dan pekerja yang baik akan mampu

menghasilkan produk dengan baik secara terus menerus.

Untuk keperluan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan

bantuan komputer melalui program SPSS Versi 22 dengan tujuan untuk

memperoleh hasil pengujian yang akurat. Berikut ini adalah data Biaya

overhead pabrik dan harga jual PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa sawit Unit Burau dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

1. Uji Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui besarnya pengaru biaya overhead pabrik terhadap harga

jual, maka digunakan alat analisis regresi linear sederhana sebagai berikut :

Bentuk persamaannya adalah :

Y = a + bX

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

66

...

Dimana :

Y = Variabel terikat (Harga Jual)

X = Variabel bebas (Biaya Overhead Pabrik)

a = Konstanta

b = Koefisen regresi

Tabel 5.6Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Biaya Overhead Pabrik

Terhadap Harga Jual Hasil Produksi PT.Perkebunan Nusantara XIV(Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

Tahun 2010-2014

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized

Coefficientst Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 5048.282 2469.789 2.044 .134

BOP 1.051 2.222 .263 .473 .668

a. Dependent Variable: Harga Jual

Sumber : Data Statistik diolah,2015

Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana dengan

menggunakan SPSS Versi 22 dapat dilihat nilai koefisien (konstanta) pada

kolom unstandardized coefficients sebesar 5048.282 dan nilai koefisien

regresi b, yakni biaya overhead pabrik sebesar 1.051 dengan tingkat

signifikan 0,668 jauh lebih besar dari 0,05 maka data regresi tersebut

dikatakan tidak signifikan. Kemudian pada kolom standardized coefficients

angka korelasi 0,263 adalah angka koefisien atau beta.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

67

...

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai :

a = 5048.282

b = 1.051

Maka persamaan regresinya adalah

Y = 5048.282 + 1,051 X

Berdasarkan persamaan regresi maka diketahui koefisien konstanta

sebesar 5048.282 artinya jika tingkat variabel X (biaya overhead pabrik)

sama dengan 0 (nol) maka besar variabel Y (Harga Jual) sebesar 5048.282.

sedangkan jika koefisien regresi biaya overhead pabrik sebesar 1,051 dan

bertanda positif, berarti bahwa jika biaya overhead pabrik mengalami

kenaikan 1 %, maka harga jual akan meningkat sebesar 1,051%.

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara variabel independen dengan variebel dependen.

Nilai yang semakin mendekati satu maka variebel independen yang ada

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi antara

0 sampai dengan 1. Dari analisis data diperoleh hasil :

Tabel 5.7Koefisien Determinasi ( )

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .263a .069 -.241 1198.285

a. Predictors: (Constant), BOPSumber : Data Statistik diolah, 2015

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

68

...

Berdasarkan program SPSS versi 22 yang terdapat dalam tabel

summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,069.

Hal ini menunjukkan bahwa biaya overhead pabrik berpengaruh sebesar

6,9% terhadap harga jual hasil produksi pada PT. Perkebunan Nusantara

XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau sedangkan sisanya 93,1%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

3. Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan langkah-langkah pengujian hipotesis yang telah

disebutkan maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji t. Adapun

langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesisH : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya overhead pabrik

terhadap harga jual hasil produksi.H : Ada pengaruh secara signifikan antara biaya overhead pabrik

terhadap harga jual hasil produksi.

b. Menentukan tingkat signifikan (α) yang digunakan, a = 5% (a = 0,05)

c. Menghitung nilai tBerdasarkan dari tabel diperoleh t sebesar 0,473

d. Menentukan tTarif signikan a =5% dengan derajat kebebasan (df) = n-k atau 5-2 =3 (n

adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel dependen dan

independen), dengan ketentuan tersebut maka diperoleh angkat sebesar 3.182

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

69

...

e. Kriteria pengujian dengan membandingkan t dengan tJika t < t maka H diterima dan H ditolak

Jika t > t maka H ditolak dan H diterima

Nilai signifikan t > 3.182 maka H ditolak dan H diterima

Nilai signifikan t < 0,05 maka H ditolak dan H diterima

Nilai t < t (0,473 < 3.182) maka H diterima dan H ditolak

Nilai t > t (0,668 > 005) maka H diterima dan H ditolak

f. Kesimpulan

Oleh karena t < t (0,473 < 3.182) atau t > t (0,668 >

0.05) maka H diterima dan H ditolak, maka diartikan bahwa biaya

overhead pabrik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga jual hasil

produksi pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa

Sawit Unit Burau atau dapat dikatakan bahwa hipotesis di tolak.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

70

...

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa biaya overhead pabrik berpengaruh sebesar 6,9% terhadap harga jual

hasil produksi pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa

Sawit Unit Burau sedangkan sisanya 93,1% dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain. Kemudian setelah di uji dengan menggunakan program SPSS

versi 22 diketahui bahwa t < t (0,473 < 3.182) atau t > t(0,668 > 0.05) maka H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa biaya

overhead pabrik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga jual hasil

Produksi pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit

Unit Burau atau dapat dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka peneliti menyarankan :

1. Bagi otoritas pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Kelapa Sawit unit Burau, biaya overhead pabrik perlu diminimalkan

untuk mengurangi besarnya biaya yang dikeluarkan sehingga dapat

menurunkan harga jual.

2. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi bahan referensi atau

acuan dalam melakukan penelitian mengenai biaya overhead pabrik

terhadap harga jual dalam objek penelitian yang lain.

70

Page 83: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

71

...

DAFTAR PUSTAKA

Angipora, P. Marius. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bastian, dkk. 2009. Akuntansi Biaya .Edisi Pertama. Jakarta: Mitra WacanaMedia.

Carter K & Usry. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Tiga Belas. Jakarta: SalembaEmpat.

Carter, William, K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Emzir. 2012. Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif dan Kualitatif. CetakanKeenam. Jakarta: Rajawali Pers.

Fausia. 2012. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual PadaPT.Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Bone. Skripsi

Halim, Abd. 2007. Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Hasbih, Tengku Muh. 2012. Analisis Biaya Produksi Hubungannya DenganPenetapan Harga Jual Garam Beriodium Pada UD. Raihan Kec.Pallangga Kab. Gowa. Makassar.Skripsi.

M, Lili, dkk. 2010. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua.Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Cetakan Sebelas. Edisi Lima. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN.

Mulyadi.2014. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ramlah. 2013. Analisi Biaya Produksi terhadap harga jual pada CV AlamandaFood. Makassar.Skripsi.

Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Suadi, Arif. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta.

Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Cetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

72

...

Tiro, Arif, Muhammad. 2011. Analisis Korelasi dan Regresi. Makassar: AndiraPublisher.

Widjaja, Amin. 2009. Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta: Harvarindo

Wiweko, Hidayat. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: UBM.

Yuliani. 2014. Pengaruh Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual(Studi Kasus pada UD. Cahaya Baru Makassar). Skripsi. Makassar.

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

73

...

RIWAYAT HIDUP

Rosita, lahir di Masohi pada tanggal 11 Desember 1992.

Penulis adalah anak keenam dari tujuh bersaudara, buah hati

Abdul Latief Sam dan Hasna.

Penulis mengawali pendidikan di SD Inpres Silolo pada tahun

1999 dan tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan SMP Negeri

4 Bontomate’ne pada tahun 2005 dan tamat pada tahun 2008. Kemudian pada

tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Babussalam dan tamat pada

tahun 2011. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan

di Perguruan Tinggi Swasta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar

(UMM) dan menjadi Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Akuntansi.

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

REGRESSION/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N/MISSING LISTWISE/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)/NOORIGIN/DEPENDENT HargaJual/METHOD=ENTER BOP/SCATTERPLOT=(*SDRESID ,*ZPRED) (*ZPRED ,HargaJual)/RESIDUALS NORM(ZRESID)

/CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.

Regression

Notes

Output Created 22-Aug-2015 19:50:50

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 5

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no

missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR

SIG N

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT HargaJual

/METHOD=ENTER BOP

/SCATTERPLOT=(*SDRESID ,*ZPRED)

(*ZPRED ,HargaJual)

/RESIDUALS NORM(ZRESID)

/CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.

Resources Processor Time 00:00:01.341

Elapsed Time 00:00:01.545

Memory Required 1348 bytes

Additional Memory Required for

Residual Plots824 bytes

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

[DataSet0]

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

HargaJual 6188.80 1075.754 5

BOP 1084.80 269.582 5

Correlations

HargaJual BOP

Pearson Correlation HargaJual 1.000 .263

BOP .263 1.000

Sig. (1-tailed) HargaJual . .334

BOP .334 .

N HargaJual 5 5

BOP 5 5

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 BOPa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: HargaJual

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 321327.693 1 321327.693 .224 .668a

Residual 4307661.107 3 1435887.036

Total 4628988.800 4

a. Predictors: (Constant), BOP

b. Dependent Variable: HargaJual

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 5048.282 2469.789 2.044 .134

BOP 1.051 2.222 .263 .473 .668

a. Dependent Variable: HargaJual

Page 88: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual HargaJual Predicted Value Residual

1 -1.054 5037 6299.40 -1.262E3

2 .640 7402 6634.79 767.212

3 -.562 5393 6066.00 -673.001

4 -.100 5875 5994.51 -119.508

5 1.075 7237 5949.30 1.288E3

a. Dependent Variable: HargaJual

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 5949.30 6634.79 6188.80 283.429 5

Std. Predicted Value -.845 1.574 .000 1.000 5

Standard Error of Predicted

Value584.673 1084.438 735.393 204.794 5

Adjusted Predicted Value 3163.01 6693.85 5471.74 1406.811 5

Residual -1.262E3 1287.700 .000 1037.745 5

Std. Residual -1.054 1.075 .000 .866 5

Stud. Residual -1.207 1.505 .179 1.210 5

Deleted Residual -1.657E3 4238.989 717.065 2411.721 5

Stud. Deleted Residual -1.374 2.482 .449 1.630 5

Mahal. Distance .152 2.476 .800 .964 5

Cook's Distance .003 5.125 1.198 2.206 5

Centered Leverage Value .038 .619 .200 .241 5

a. Dependent Variable: HargaJual

Page 89: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …

Charts

Page 90: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA YANG …