SKRIPSI ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI …
SKRIPSI
ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSISEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMINIMALKAN
HARGA POKOK PRODUKSI MIE INSTAN PADAPT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
T R I O N O105730215010
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2016
ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSISEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMINIMALKAN
HARGA POKOK PRODUKSI MIE INSTAN PADAPT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi dan Bisnis pada Jurusan Akuntansi
TRIONO10573 02150 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ABSTRAK
Triono, 2016 Analisis Metode Pembebanan Biaya Produksi Sebagai Salah SatuUpaua Meminimalkan Harga Pokok Produksi Mie Instan Pada PT. MegahputeraSejahtera Makassar. Dibimbing oleh Bapak Sultan Sarda, dan Bapak IsmailBadollahi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis Deskriftif kualitatif
bertujuan untuk mengetahui metode pembebanan biaya produksi yang digunakan
sehingga dapat meminimalkan harga pokok produksi mie instan pada PT.
Megahputera Sejahtera Makassar. Berdasarkan hasil penelitian dimana dalam proses
pembebanan biaya produksinya perusahaan menggunakan metode metode Full
Costing yang membebankan semua biaya kedalam harga pokok produksi baik biaya
tetap maupun biaya variabel, dan jika dibandinkan dengan metode yang digunakan
oleh peneliti dalam hal ini menggunakan metode Variable Costing, maka akan
terdapat perbedaan harga pokok yang dihasilkan. Harga pokok produksi mie instan
yang dihasilkan dengan menggunakan metode peneliti lebih rendah, sehingga harga
jual juga lebih rendah dan tentunya barang yang dihasilkan mampu bersaing di
pasaran.
Kata kunci :Metode Pembebanan Biaya, HPP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur , penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi.
Skripsi ini tersusun secara sistematis yang terdiri dari Enam bab yaitu, Bab I
Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan
Manfaat Hasil Penelitian. Bab II terdiri atas Tinjuan Pustaka, dan Kerangka Pikir,
Bab III Metode Penelitian, terdiri atas Lokasi dan Waktu Penelitian,Teknik
Pengumpulan Data, Metode Analisis, Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, terdiri
atas Sejarah Singkat Perusahaan, Gambaran umum Kantor, Visi dan Misi Perusahaan,
Struktur Organisasi, dan Bab V Pembahasan dan Hasil Penelitian, dan Bab VI berisi
simpulan dan Saran-saran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tidak
terlepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya dan
penghargaan setinggi-tingginnya kepada :
1. Bapak Drs. Sultan Sarda, MM ,sebagai Pembimbing I dan Bapak Ismail
Badollahi, SE.,M.Si Ak.,CA Pembimbing II yang dengan keihklasan dan
kesabaran telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing
dan mengarahkan penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Akuntansi Bapak Ismail Badollahi yang telah membantu dan
memberikan arahan kepada penulis.
3. Para Dosen serta Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membimbing dan melayani penulis selama dalam proses perkuliahan Sampai
pada tahap Penyelesaian Studi.
4. Dinamika kampus, unismuh terimakasih atas kesan dan pengalaman yang
sangat membantu itu cukup menambah pengetahuanku.
5. Pimpinan beserta seluruh staf PT. Megahputera Sejahtera Makassar. Terima-
kasih atas bantuan dan arahannya kepada penulis selama melakukan
penelitian.
6. Teristimewa untuk keluarga, Ibu dan Bapak, serta semua keluarga yang telah
memberikan kasih sayang, dukungan, bantuan moral maupun materil serta
semangat yang sangat berarti dalam hidup ini.
7. Terkhusus untuk My Lovely Wahyuni. Terima-kasih untuk semua waktu yang
telah diberikan. Sejatinya dia yang memberi luka, dia pulalah yang akan
menyembuhkan luka. Hehehe.
8. Teman-teman Ak 10 2010. Terima kasih atas segala bantuannya. Untuk
Herviana, Suharni, Rachmansyah, Herawati, Idil Adhari, Idil Rahmat S,
Syamsul Bahri, Raharja, Sahran, Surya Islami, Nurmawaddah. Susah senang
kita lalui bersama kawan.
9. Terima-kasih tak terhingga kepada Wahyudi Malik dan Pondok Nirwana,
Rahmat Mulyadi, Rahmat Baharudin, Nurtisatul Mukarramah, Irmayanti,
Ahmad Rusydi, M. Alim Wahyuda, A. M. Zulfadly, Misrawati Mahmud serta
semua personil Kawin Lari dan Grup Ular.
10. Juga dipersembahkan untuk Bapak Duma Dg. Silele S,Pd beserta putra &
putri tercintanya, yang dimana telah memberikan ruang untuk penyelesaian
studi penulis.
11. Kepada Christopher Mc Candless (Alexander Supertramp), Albert Camus, Jon
Krakauer, Jean Paul Sartre, Lord Byron, Mahatma Gandhi, serta Para
Pendahulu dan semua Tokoh yang menginspirasi penulis meski tidak
sekalipun pernah bertemu.
12. Teman-teman dari Jurusan Akuntansi dan semua teman-teman senior maupun
junior dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada umumnya. Juga untuk teman-
teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu tetapi memiliki andil secara
langsung maupun tidak langsung terhadap penulisan skripsi ini.
Semoga segala bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan yang telah
diberikan mendapat pahala dan rahmat dari Allah SWT. Dan akhirnya, penulis
berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
memerlukannya. Amin.
Makassar, Januari 2016
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada
kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi
perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen memerlukan
informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Berhubungan dengan semakin berkembangnya volume perusahaan, maka
manajemen semakin dituntut mengatasi aneka ragam masalah yang dihadapi.
Suatu manajemen yang baik tidak hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi
manajerial, tetapi juga dituntut untuk membuahkan keputusan yang tepat.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan keputusan yang tepat, manajer harus
mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan di
dalam organisasinya.
Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi dengan semakin
kompleksnya aktivitas yang dijalankanakan menuntut adanya pelaksanaan
aktivitas yang efekif dan efisien. Hal ini mengingat karena para manajer tidak
lagi dapat memonitor secara langsung aktivitas yang dijalankan oleh para
bawahannya. Namun dilain pihak perusahaan diharuskan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang wajar,
sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Dalam keadaan
ini perusahaan harus mampu membuat planning yang matang agar sumber
1
2
daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perusahaan
yaitu mendapatkan laba, atau jika terjadi kerugian maka diusahakan kerugian
tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.
Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba
yang optimal. Hal ini tidaklah mengherankan karena dengan laba suatu
perusahaan dapat mempertahankan hidupnya dan memperluas
usahanya.Selain itu keberhasilan suatu perusahaan sering kali dinilai dari
tingkat laba yang dihasilkan. Untuk menghasilkan laba, suatu perusahaan
dapat menggunakan dua cara. Cara pertama dengan menaikan harga jual.
Tindakan ini memang dapat meningkatkan laba, namun dalam kondisi
persaingan yang semakin ketat ini, perusahaan tidak mudah untuk menaikkan
harga jual karena dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang
memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang sama. Cara
kedua adalah dengan menekan biaya produksi secara efisien dan
mengendalikan komponen biaya-biayanya sehingga biaya produksi yang
dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin. Biaya produksi yang tidak
terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi, yang selanjutnya
akan menurunkan daya saing produk dan pada akhirnya dapat menurunkan
laba. Untuk itu biaya produksi harus dicatat dengan baik dan dihitung dengan
benar sehingga dapat menghasilkan harga pokok yang tepat.Dengan demikian
perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif, yang dapat
mengoptimalkan laba sekaligus memenuhi tuntutan konsumen.
3
Oleh karena itu, agar manajemen dapat menggunakan biaya secara
efisien, maka ia memerlukan informasi atau metode perhitungan harga pokok
produksi yang handal sebagai upaya meminimalkan harga pokok
produksinya. Dengan demikian, apabila perhitungan harga pokok produksi
telah dilakukan dengan tepat dan benar, maka akan memungkinkan akan
tercapainya penetapan harga jual yang efektif. Untuk menghasilkan harga
pokok yang tepat, dibutuhkan beberapa metode. Salah satunya adalah dengan
menggunakan metode pembebanan biaya produksi kepada produk yang
dihasilkan sebagai upaya meminimalkan Harga Pokok Produksi (HPP).
PT. Megahputera Sejahtera Makassar adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi mie instan di Sulawesi Selatan. Dimana perusahaan
ini memproduksi mie instan secara massal dan terus menerus. Sehingga
metode pembebanan biaya yang digunakan adalah sistem biaya
sesungguhnya. Dalam metode ini, biaya produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja maupun biaya overhead pabrik langsung
dibebankan ke setiap departemen produksi dengan tarif sesungguhnya, dan
dihitung setiap akhir bulan ataupun diakhir periode. Setelah semua biaya
produksi dihitung kemudian dibagi dengan jumlah barang yang telah
dihasilkan. Dengan menggunakan sistem biaya sesungguhnya, perusahaan
dapat menghitung harga pokok produksinya dengan tepat dan tidak
menggunakan metode biaya taksiran yang kerap kali tidak sesuai dengan
biaya yang telah dikeluarkan. Sehingga metode pembebanan biaya yang
dilakukan dapat meminimalkan harga pokok produksi yang dihasilkan.
4
Dengan kata lain membebankan biaya produksi ke produk berarti
memberikan peluang bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual produk
yang kompetitif untuk bisa memenangkan persaingan pasar.
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai metode pembebanan
biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi pada PT.
Megahputera Sejahtera Makassar.
Adapun penulis akan mengambil judul proposal penelitian “Analisis
Metode Pembebanan Biaya Produksi Sebagai Salah Satu Upaya
Meminimalkan Harga Pokok Produksi Mie Instan Pada PT.
Megahputera Sejahtera Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, penulis akan
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Apakah pembebanan biaya
produksi yang dilakukan dapat meminimalkan harga pokok produksi mie
instan pada PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Dengan dengan ditetapkannya permasalahan yang dihadapi dalam
rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui
metode pembebanan biaya produksi yang digunakan sehingga dapat
meminimalkan harga pokok produksi mie instan pada PT. Megahputera
Sejahtera Makassar.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru serta
dapat memperdalam pengetahuan teoritis yang didapat selama
perkualiahan. Sehingga dapat membuka wawasan yang lebih luas,
terutama tentang metode pembebanan biaya produksi.
2. Manfaat bagi perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan strategis.
3. Manfaat bagi masyarakat khususnya di lingkungan perguruan tinggi.
Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat dalam menambah
pengetahuan terapan, terutama dalam metode pembebanan biaya
produksi sebagai salah satu upaya meminimalkan harga pokok produksi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
1. Pengertian Biaya
Pengertian dari biaya itu sendiri adalah kas dan setara kas yang
dikorbankan untuk memproduksi ataupun memperoleh barang atau jasa
yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa yang
akan datang. Biaya termasuk dalam kategori harta (assets), misalnya suatu
perusahaan membeli peralatan bisnis seperti gedung pabrik, mesin-mesin,
gedung kantor, peralatan kantor, dan sebagainya maka peralatan bisnis
tersebut termasuk kategori harta tetap (fixed assets) dan apabila suatu
perusahaan menjalankan proses bisnis (menciptakan barang atau jasa)
maka barang atau jasa itu termasuk dalam kategori harta (assets).
Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh
barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat saat ini
atau masa mendatang bagi suatu perusahaan (Hansen & Mowen,
2007:55).
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemudian akan terjadi tujuan
tertentu (di dalam arti luas). Sedangkan dalam arti yang lebih sempit
biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva (Mulyadi, 2007: 24).
6
7
Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi
kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat
dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang
(mursyidi, 2008:14).
Biaya yang manfaatnya sudah diperoleh akan menjadi beban,
sedangkan biayayang belum terpakai diklasifikasikan sebagai harta
(assets) dan muncul di laporan posisi keuangan. Contoh usaha pabrik roti
membeli gedung pabrik dengan mengeluarkan uang kas sebesar Rp. 240
juta. Gedung pabrik tersebut adalah biaya bagi perusahaan, karena untuk
memperolehnya perusahaan harus mengeluarkan kas, sedangkan gedung
tersebut akan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa yang akan
datang. Setelah gedung tersebut digunakan, biaya gedung berubah menjadi
beban, yaitu beban penyusutan yang diperhitungkan.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya yang tepat merupakan hakekat bagi manajemen untuk
mengumpulkan dan menggunakan informasinya dengan cara seefektif
mungkin. Adapun penggolongan biaya antara lain:
a. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaaan
1. Biaya Produksi (Factory Cost)
a) Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
c) Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
2. Biaya Operasional (Operating Expense)
8
a) Biaya Penasaran (Marketing Expense)
b) Biaya Administrasi dan Umum (General & Administration
Expense)
b. Berdasarkan Periode Akuntansi
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode
akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan
sebagai harga perolehan.Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai
pengeluaran modal jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini
sifatnya tidak rutin.
2. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran ini akan memberikan manfaat pada periode akuntansi
dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban
pada periode tersebut dan dicantumkan dalam income statement.
Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai pengeluaran
penghasilan jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada
periode terjadinya periode akuntansi tersebut, jumlahnya relatif
kecil, dan umumnya pengeluaran ini bersifat rutin.
c. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
1. Biaya Terkendali (Controllable Cost) adalah biaya yang secara
langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
9
2. Biaya Tidak Terkendali (uncontrollable Cost) adalah biaya yang
tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atapun pejabat
tingkatan tertentu.
d. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya.
1. Biaya Engineered adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan
fisik yang eksplisit dengan output.
2. Biaya Discretionary yang biasa juga disebut dengan managed cost
atau programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai
hubungan yang akurat dengan output.
3. Biaya Comitted atau biaya kapasitas adalah semua biaya yang
terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan
organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi.
e. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi
oleh perubahan aktivitas perusahaan.Ini berarti bahwa jika terjadi
peningkatan ataupun penurunan aktivitas perusahaan biaya tetap ini
tidak mengalami perubahan. Atau dengan perkataan, biaya tetap
tidak peka terhadap perubahan aktivitas perusahaan (Bastian dan
Nurlela, 2009: 9).
Adapun karateristik biaya tetap antara lain:
10
a) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan
tingkatan tertentu.
b) Biaya tetap per satu tahun berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
maka semakin tinggi biaya satuan.
c) Contoh biaya tetap: biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya-
biaya tersebut elemennya dapat digolongkan ke dalam biaya
depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan
biaya tetap lainnya.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya dimana total biaya cenderung
berubah sesuai dengan perubahan volume atau hasil, sedangkan
biaya per unit tidak berubah (konstan). Dalam jumlah bersifat
variabel tetapi dalam unit bersifat tetap (Bastian dan Nurlela,
2009: 10).
Adapun karakteristik biaya variabel adalah sebagai berikut:
a) Biaya variabel jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan
semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
11
b) Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
c) Contoh biaya variabel: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran
variabel, dan biaya administrasi variabel.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel merupakan biaya yang sebahagian
mempunyai sifat tetap, yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktivitas perusahaan dan sebagian lainnya mempunyai
sifat variabel, yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan
aktivitas perusahaan. Ini berarti bahwa biaya semi variabel
merupakan suatu biaya tetapi mengandung dua unsur, yaitu biaya
tetap adan unsur biaya variabel (Bastian dan Nurlela, 2009: 11).
Adapun karakteristik biaya semi variabel adalah:
a) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya
tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar
jumlah total biaya. Semakin rendah volume kegiatan semakin
rendah pula jumlah total biaya tetapi perubahan tidak sebanding
(tidak proporsional).
b) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan
dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak
sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin
12
tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin
rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
c) Contoh biaya semi variabel: biaya reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, dan biaya telepon.
f. Biaya Berdasarkan Objek Yang Dibiayai
1. Biaya Langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat
diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau
biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat
biaya.
3. Pengertian Biaya Produksi
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi
keluaran (output). Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak
dapat dihindarkanuntuk melakukan kegiatan produksi.Setiap pengusaha
harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga
pokok barang yang dihasilkan (Garrison dan Norren, terjemahan A. Totok
Budisantoso, 2006: 188).
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik (Bastian dan Nurlela, 2004: 40).
13
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual (Mulyadi, 2007: 14).
Biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefenisikan sebagai jumlah
dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik (Carter dan Usry, 2004: 40).
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang
atau penyediaan jasa (Hansen dan Mowen, 2007: 45).
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus
dikorbankan untuk memproduksi suatu barang.Menetapkan biaya produksi
berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang
mudah diidentifikasikan, tetapi juga ada yang sulit diidentifikasikan dan
hitungannya.
Garrison dan Norren (2006: 188) terjemahan A Totok Budisantoso telah
mengklasifikasikan biaya sebagai berikut:
a. Biaya produksi: Biaya ini merupakan biaya yang mula-mula berwujud
persediaan barang jadi yang nantinya dipotong dari penghasilan atau
pendapatan setelah barang tersebut dijual dan khususnya untuk barang
dalam proses yaitu barang-barang yang telah dikerjakan namun belum
selesai.
b. Biaya non produksi: Biaya ini merupakan biaya yang selalu
dibebankan pada periode yang sama, yaitu pada saat terjadi. Biaya ini
14
dipotongkan dari penghasilan dimana biaya ini terjadi, yang meliputi
harga pokok penjualan, biaya penjualan, dan administrasi umum.
4. Unsur-unsur Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari tiga elemen antara lain:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar,
dan George Foster (2006: 43) adalah biaya bahan langsung (direct
material cost) adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya
akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dan dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara
ekonomis.
Biaya bahan baku adalah biaya yang digunakan untuk memperoleh
semua bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi dan
dapat dikalkulasikan secara langsung ke dalam biaya produksi. Bahan
baku adalah bahan yang menjadi bagian dari produk jadi dan dapat
ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Besarnya biaya
bahan baku ditentukan oleh biaya perolehannya yaitu dari pembelian
sampai dengan biaya dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh
biaya bahan baku adalah biaya pembelian plat besi yang digunakan
untuk membuat body mobil dalam perusahaan karoseri atau biaya
pembelian tembakau yang digunakan untuk membuat rokok dalam
perusahaan rokok.
15
Karena dalam satu periode akuntansi sering kali terjadi fluktuasi
harga, maka harga beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang
satu dengan pembelian yang lainnya. Oleh karena itu, persediaan bahan
baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok persatuan yang
berbeda-beda, meskipun memiliki jenis yang sama. Hal ini
menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam proses produksi. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan berbagai macam metode penentuan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam proses produksi (materials costing
methods) antara lain:
1) Metode identifikasi khusus.
2) Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO).
3) Metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO).
4) Metode rata-rata bergerak.
5) Metode biaya standar.
6) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
diidentifikasikan dengan suatu proses operasi atau proses tertentu
yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari
perusahaan (Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah, 2009: 226).
Biaya tenaga kerja lansung (direct manufacturing labour cost)
meliputi konpensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang
16
dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian
barang jadi) dengan cara ekonomis (Charles T. Horngren, Srikant
M. Datar, dan George Foster, 2006: 43).
Dari beberapa definisi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk
penggunaan tenaga kerja langsung dalam pengolahan suatu produk dari
bahan baku ke barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi
kompensasi atas seluruh tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke objek
dengan cara yang ekonomis.
Biaya tenaga kerja langsung dapat dikelompokkan dalam tiga
golongan antara lain:
1) Gaji dan upah regular, yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi
dengan potongan-potongan seperti penghasilan karyawan dan biaya
pensiun.
2) Premi lembur.
3) Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja.
Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah gaji dan tunjangan yang
dibayarkan kepada tenaga kerja bagian produksi yang memproduksi
bahan baku menjadi barang jadi.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga
dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok ini
17
adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja penolong dan biaya
pabrikase lainnya.
1) Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) yaitu dalam bahan
tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu. Misalnya, kain dan kancing dibutuhkan untuk menghasilkan
pakaian, paku dan cat untuk menghasilkan meja tulis dan sebagainya.
Bahan penolong merupakan elemen bahan baku yang tetap
dibutuhkan oleh suatu produk jadi tetapi bukan menjadi elemen
utamanya. Tanpa bahan penolong, suatu produk tidak akan pernah
menjadi produk yang siap dipakai dan siap dijual.
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung (tenaga kerja penolong) adalah
pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang
tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi.
Misalnya, mandor dari para penjahit dan tukang kayu, satpam pabrik
dan lainnya. Tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja
yang tetap dibutuhkan tetapi bukan merupakan elemen tenaga kerja
utama didalam suatu produk. Tetapi tanpa tenaga kerja tidak
langsung, proses produksi dapat terganggu atau terhambat.
3) Biaya pabrikase lainnya adalah biaya tambahan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan
biaya tenaga kerja tidak langsung. Seperti biaya listrik dan air pabrik,
biaya telepon kantor, biaya penyusutan pabrik, biaya penyusutan
mesin dan sebagainya.
18
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dapat dibagi menjadi
tiga golongan antara lain:
a) Biaya overhead pabrik tetap.
b) Biaya overhead pabrik variabel.
c) Biaya overhead pabrik semi variabel.
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen-departemen yang ada di dalam pabrik dapat dikelompokkan
menjadi dua antara lain:
a) Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead
pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya
hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
b) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah biaya
overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen.
5. Metode Penelusuran Biaya Produksi
Metode penelusuran biaya produksi adalah pembebanan biaya aktual
pada objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati dari
sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Biaya penelusuran ke objek
biaya dapat terjadi dengan cara:
19
a) Penelusuran Langsung
Penelusuran langsung adalah proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya pada objek biaya yang secara spesifik atau fisik berhubungan
dengan objek biaya yang sering dilakukan dengan pengamatan fisik.
b) Penelusuran Pendorong
Penelusuran pendorong adalah penggunaan pendorong untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Penelusuran pendorong
menggunakan dua jenis pendorong antara lain: pendorong sumber daya
dan pendorong kegiatan.
c) Pembebanan Biaya Tidak Langsung (alokasi)
Pembebanan biaya tidak langsung adalah pembebanan biaya utilitas
sesuai dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja yang
digunakan produk. Karena tidak terdapat hubungan penyebab,
pengalokasian biaya tidak langsung berdasarkan hubungan dekat atau
beberapa asumsi.
Pengalokasian biaya tidak langsung secara acak mengurangi keakuratan
secara keseluruhan dari pembebanan biaya. Maka perhitungan biaya
yang terbaik adalah hanya membebankan biaya tidak langsung yang
dapat ditelusuri pada objek biaya.
6. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Dalam metode pengumpulan biaya produksi terdapat dua macam metode
yang sering digunakan, adapun kedua metode tersebut antara lain:
20
a. Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan biaya
produksi yang dimana semua biaya dikumpulkan menurut tingkat
pekerjaan masing-masing.Biaya per unit untuk setiap pekerjaan
diperoleh dengan membagi jumlah biaya yang diperlukan dengan
jumlah unit pekerjaan.Agar harga pokok pesanan ini dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka dalam hal ini diperlukan
pengidentifikasian setiap pekerjaan secara fisik dan juga masalah biaya
yang diperlukan.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan:
1) Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan yang
diterima.
2) Bentuk produk tergantung spesifikasi pesanan.
3) Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan,
yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
4) Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
5) Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
6) Produk yang sudah selesai langsung diserahkan kepada
Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan antara lain:
perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok kapal, dan lain-
lain.
b. Metode Harga Pokok Proses
21
Metode harga pokok proses adalah pengumpulan biaya produksi
dimana biaya dikumpulkan menurut setiap departemen yang ada di
dalam perusahaan atau dikumpulkan menurut periodenya. Biaya per
unit rata-rata untuk setiap periode diperoleh dengan membagi biaya per
departemen dengan hasil selama periode tertentu. Pada metode harga
pokok proses, perusahaan menghasilkan produk yang homogen,
bentuk produk bersifat standar dan tidak bergantung pada spesifikasi
yang diminta oleh pelanggan. Kegiatan produksinya didasarkan pada
anggaran produksi atau jadwal produksi untuk satu periode. Metode
harga pokok proses ini digunakan apabila produksi dibuat dalam
jumlah bertahap atau merupakan suatu proses produksi yang bersifat
berkelanjutan. Rumus menghitung biaya produksi untuk metode harga
pokok proses adalah:
Biaya Bahan Baku Sesungguhnya xxx
Biaya Tenaga Kerja Sesungguhnya xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Biaya Produksi Sesungguhnya xxx
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses
antara lain:
1) Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,
meringkas, dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau
per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen,
laporan harga pokok disusun setiap departemen dimana produk diolah.
22
2) Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui
rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen
biaya.
3) Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu tertentu.
4) Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok persatuan.
Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5) Untuk menghitung harga pokok persatuan setiap elemen biaya produksi
tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen
untuk elemen yang bersangkutan.
6) Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai
dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang
atau ke departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam
proses akhir.
Contoh perusahaan yang berproduksi secara massal dan menggunakan
sistem harga pokok proses adalah perusahaan semen, pupuk, makanan ternak,
bumbu masak, mie instan, tekstil, dan lain-lain.
B. Metode Pembebanan Biaya Produksi
Tujuan dari metode pembebanan biaya produksi adalah untuk mengukur
seakurat mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya
.Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat dimanfaatkan untuk
23
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya-biaya secara
langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan objek biaya.
Pembebanan biaya dapat dilakukan menurut beberapa metode, dan
pemilihan metode yang tepat ditentukan oleh sifat dari proses produksinya.
Adapun metode pembebanan biaya produksi antara lain:
1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historical Cost)
Sistem biaya sesungguhnya adalah sistem pembebanan biaya kepada
produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap. Baik untuk biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead pabrik.
Pada sistem biaya sesungguhnya, biaya dihitung setelah proses produksi
selesai, dan biasanya dipakai oleh perusahaan yang memproduksi secara
massal. Untuk menghitung harga pokok per satuan produksi antara lain:
Harga pokok per satuan = Jumlah Biaya
Jumlah Produksi
Harga pokok per satuan = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Jumlah Produksi Jenis produksi sebenarnya
2. Sistem Biaya Ditentukan Dimuka (Predetermine Cost)
Sistem pembebanan biaya ditentukan dimuka adalah sistem pembebanan
biaya kepada produk berdasarkan biaya yang ditentukan dimuka atau
sistem biaya standar. Pada sistem biaya ini, biaya produksi dihitung atau
ditaksir sebelum proses produksi, yaitu setelah ada pesanan.
24
3. Sistem Biaya Normal
Sistem biaya normal adalah pembebanan biaya kepada produk
berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap dalam proses produksi dan
mengunakan biaya ditentukan dimuka. Untuk biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan berdasarkan biaya yang
sesungguhnya diserap. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik
berdasarkan biaya ditentukan dimuka. Sistem biaya normal terjadi apabila
perusahaan melakukan kegiatan gabungan antara pesanan dan produksi
secara massal.
Langkah-langkah dalam metode pembebanan biaya produksi adalah:
a) Pengumpulan biaya
Biaya-biaya dalam satu departemen dikumpulkan dan diklarifikasi ke
dalam suatu perkiraan biaya tertentu. Pengidentifikasian pihak-pihak
yang menerima manfaat dari biaya-biaya yang dikeluarkan.
b) Penetapan dasar pembebanan biaya.
c) Penetapan metode pembebanan biaya yang akan digunakan.
C. HARGA POKOK PRODUKSI
Harga pokok produksi (products cost) merupakan elemen penting untuk
menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan manufaktur maupun
perusahaan dagang. Harga pokok produksi memiliki kaitan erat dengan
indikator-indikator tentang sukses perusahaan, misalnya: laba kotor penjualan
dan laba bersih, tergantung pada rasio antara harga jual dan harga pokok
25
produknya. Perubahan pada harga pokok produksi yang relatif kecil bisa jadi
berdampak signifikan pada indikator keberhasilannya.
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok
produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu periode
akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi
merupakan bagian dari harga pokok produk yang terjual dalam suatu
periode akuntansi.
Harga pokok produksi atau disebut juga harga pokok adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan
(Mulyadi, 2007:10).
Harga pokok produksi adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh
barang dan jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya
diukur dengan berkurangnya atau timbulnya utang (Lesmono Tresno,
1998: 1).
Harga pokok produksi merupakan biaya barang yang dibeli untuk
diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode
akuntansi berjalan (Charles T. Horngren, Strikant M. Datar, dan
George Foster, 2006: 45).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga
pokok produksi adalah semua biaya produksi yang digunakan untuk
26
memproses suatu bahan baku hingga menjadi barang jadi dalam suatu
periode akuntansi tertentu. Perhitungan harga pokok produksi digunakan
untuk perhitungan laba atau rugi perusahaan yang akan dilaporkan pada
pihak eksternal perusahaan. Harga pokok produksi memiliki peranan dalam
pengambilan keputusan perusahaan untuk beberapa hal seperti menerima atau
menolak pesanan, membuat atau membeli bahan baku, dan lain-lain.
Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen
dalam pengambilan keputusan mengenai harga jual produk yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memproduksi suatu barang dapat diperhitungkan untuk menentukan
harga jual yang tepat.
2. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat dua metode yang
digunakan oleh suatu perusahaan antara lain:
a) Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) adalah metode
penentuan hargga pokok produksi dimana biaya produksi diperoleh
dengan cara mengalokasikan berbagai biaya ke masing-masing unit
atau sekumpulan produk sejenis melalui proses produksi dengan
langkah yang berbeda satu sama lain. Metode ini biasanya
dipergunakan pada perusahaan percetakan, mebel, industri kapal laut,
pesawat terbang, kontruksi, dan sebagainya.
27
Untuk setiap pesanan/orderan akan disiapkan sebuah kartu yang
disebut “Job Order Cost Sheet”. Semua yang dibebankan pada suatu
pesanan akan dicatat ke dalam kartu tersebut. Jadi fungsi dari kartu
tersebut adalah untuk mencatat/mengumpulkan biaya langsung dan biaya
tidak langsung yang dibebankan pada suatu pekerjaan/pesanan. Oleh
karena itu, dalam kartu itu harus dicantumkan nomor pesanannya,
sehingga akan mempermudah proses pengumpulan dan pembebanan biaya
terhadap pesanan yang dikerjakan.
b) Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)
Metode harga pokok proses digunakan untuk perusahaan yang
berproduksi secara massal atau tidak didasarkan pada pesanan, yang
berlangsung secara kontinyu melaui proses yang seragam. Perusahaan
yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik,
minuman, pipa, bahan kimia, semen, tekstil, dan perusahaan sejenis
lainnya. Berbagai biaya produk diakumulasikan selama satu periode
(bulan, triwulan, semester, atau tahun), kemudian dialokasikan ke
setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu
periode dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Proses produksi massal ini melibatkan beberapa departemen produksi,
dimana setiap departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta
menggunakan perkiraan “ Barang Dalam Proses”.
Karakteristik metode harga pokok proses antara lain:
28
1) Biaya dibebankan pada perkiraan “Barang Dalam Proses” pada suatu
departemen.
2) Dibuat laporan biaya produksi masing-masing departemen. Hal ini
untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan serta menghitung biaya
satuan dan total biaya yang terjadi.
3) Barang dalam proses diakhir periode dihitung/dinyatakan dalam unit
ekuivalen. Unit ekuivalen adalah kuantum unit sempurna yang
sekiranya dapat diproduksi dengan menggunakan biaya-biaya (bahan
baku, tenaga kerja, overhead pabrik) yang benar-benar diserap/terjadi
dalam satu periode.
4) Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke
departemen berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses
tetap tinggal dalam departemen bersangkutan. Pemindahan tersebut
dimaksudkan untuk menentukan total biaya “produk jadi” dalan satu
periode.
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Menurut (Mulyadi, 2007: 18)metode pengumpulan harga pokok
produksi adalah menghitung semua unsur biaya kerja dalam harga pokok
produksi. Dalam menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok
produksi terdapat dua pendekatan antara lain:
a. Metode Full Costing
Metode full costing Merupakan metode pengumpulan harga pokok
produksi, yang menghitung seluruh biaya bahan baku, biaya tenaga
29
kerja, dan biaya overhead pabrikatau membebankan semua biaya baik
yang bersifat tetap maupun variabel kepada produk.
Menghitung harga pokok produksimenggunakan metode full costing:
Persedian awal xxx
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Total biaya produksi xxx
Persediaan akhir (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx
Harga pokok produksi yang dihitung dengan menggunakan metode full
costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overheadpabrik tetap)
ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi
dan umum).
Jika suatu perusahaan menggunakan metode full costing dalam
penentuan harga pokok produksinya, maka pada akhir periode akuntansi
dilakukan perhitungan selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan
30
kepada produk. Uraian dari selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut:
1) Selisih Anggaran (spending Varience)
Selisih anggaran ini terjadi apabila terdapat perbedaan antara biaya
yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang seharusnya dikeluarkan
menurut anggaran.
2) Selisih Kapasitas
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak terpakainya atau
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan. Jumlah selisih kapasitas
merupakan perbedaan antara biaya overhead pabrik tetap yang
dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan
kepada produk.
b. Metode Variable costing
Metode Variable costing merupakan metode pengumpulan harga
pokok produksi yang hanya memperhitungkan biayaproduksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksinya, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2007:18).
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel
costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
31
Harga pokok produksi variabel xxx
Biaya pemasaran variabel xxx
Biaya administrasi & umum variabel xxx +
Biaya komersil xxx +
Total biaya variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya pemasaran tetap xxx
Total Biaya administrasi & umum tetap xxx
Total biaya tetap xxx +
Total harga pokok produksi xxx
Total harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan
pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi
variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel
(biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan
biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap) (Mulyadi, 2007:19).
Konsep Full costing digunakan untuk memenuhi pelaporan kepada
pihak eksternal, hal ini sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku di indonesia. Metode full costing maupun metode variable costing
merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan metode
tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
berperilaku tetap. Dalam full costing biaya overhead pabrik baik yang
32
berperilaku tetap maupun variabel dibebankan kepada produk atas dasar
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Sedangkan dalam metode
variable costing, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk
hanya biaya yang berperilaku variabel saja.
D. Kerangka Pemikiran
PT. Megahputera Sejahtera Makassar adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi mie instan.Dimana perusahaan ini memproduksi mie
instan secara massal dan terus-menerus, sehingga metode pembebanan biaya
yang cocok digunakan oleh perusahaan adalah metode biaya sesungguhnya
(historical cost). Dalam metode ini, biaya produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik langsung
dibebankan kepada setiap departemen-departemen produksi dengan tarif yang
sesungguhnya diserap oleh produk dan dihitung disetiap akhir periode
ataupun diakhir bulan. Setelah semua biaya produksi dihitung, kemudian
dibagi dengan jumlah barang yang telah selesai diproduksi. Dengan
menggunakan perhitungan biaya sesungguhnya, perusahaan dapat
menghitung harga pokok produksinya dengan tepat dan tidak menggunakan
metode biaya tafsiran yang kerap kali tidak sesuai dengan biaya yang telah
dikeluarkan. Sehingga metode pembebanan biaya yang digunakan dapat
meminimalkan harga pokok produksi yang dihasilkan.
33
Gambar 1. 1 Model Kerangka Pemikiran
BIAYA PRODUKSI
PEMBEBANAN BIAYAPRODUKSI
HARGA POKOK PRODUKSI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi mie instan yaitu PT. Megahputera Sejahtera Makassar
yang berlokasi di Jalan Gunung Latimojong No. 131 Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada
bulan November 2015.
B. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data sehubungan dengan penelitian ini, maka
penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (library research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka
dengan membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat
hubungannya dengan pembahasan skripsi ini yang dapat mendukung
pokok pembahasan.
2. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini. Untuk
perbandingan hal tersebut maka penulis mengadakan :
a. Observasi
Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan
secara langsung kepada objek dan sasaran yang akan diteliti guna
34
35
memperoleh data dan bahan informasi pada PT. Megahputera
Sejahtera Makassar.
b. Wawancara
Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung
dengan pimpinan perusahaan kepala bagian pembukuan dan keuangan
atau sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini
yang diperoleh dari PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dokumen yang menyangkut sejarah perusahaan,
struktur organisasi, pembagian tugas dan penjelasan pembagian tugas
Pada PT. Megahputera Sejahtera Makassar
d. Kuisioner
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut
Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket
merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di
lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi),
disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik
kesimpulan penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
36
a) Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik
dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis seperti
sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan yang
disertai dengan uraian tugasnya, serta data-data lain yang sifatnya
kualitatif yang dibutuhkan dalam penulisan.
b) Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang
diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk
pembahasan lebih lanjut.
2. Sumber Data
a) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan
pengamatan serta wawancara secara langsung dengan Pimpinan PT.
Megahputera Sejahtera Makassar dan sejumlah personil sehubungan
dengan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
b) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan
mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa
informasi lainnya pada PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk
memberikan gambaran awal mengenai metode pembebanan biaya produksi
berdasarkan standar yang berlaku di PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
Penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif adalah penelitian tentang status
objek penelitian yang berhubungan dengan rincian keseluruhan proses.
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum PT. Megahputera Sejahtera Makassar
1. Sejarah Singkat PT. Megahputera Sejahtera Makassar
PT. Megahputera Sejatera merupakan suatu perusahaan swasta yang
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Disamping bergerak
dibidang industri pengolahan hasil-hasil pangan (pabrik mie) dan terdaftar
sebagai anggota Asosiasi Eksportir Kopi, perusahaan yang berkantor pusat
di Jalan Gunung Latimojong No. 131 ini juga bergerak di bidang otomotif,
yaitu sebagai main dealer atas kendaraan roda empat merek Suzuki untuk
wilayah pemasaran Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan
produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek
kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis dan aman dan halal
untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk
menjamin mutu produk yang selalu prima.
PT. Megahputera Sejahtera Makassar yang bagian produksi mie instan
memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan
disesuaikan dengan 4 permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha
memiliki kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas
produk. Oleh karena itu perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen. Produk yang
dihasilkan oleh PT. Megahputera Sejahtera Makassar terdiri dari 2
37
38
kelompok besar yaitu: bag noodle, yaitu mie instan dalam kemasan
bungkus, dan Mie Telor, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya tidak
digoreng melainkan dikeringkan.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang
dimiliki yakni bersifat produksi massa yaitu jenis barang yang diproduksi
relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan
produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali bentuk
dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Disamping produksi PT. Megahputera Sejahtera Makassar turut
memperhatikan pemasaran produk sehingga memungkinkan perusahaan
untuk semakin berkembang. Berbagai cara kegiatan promosi dilakukan
seperti advertising (periklanan) baik di media cetak maupun media
elektronik dan papan-papan reklame. Selain itu juga perusahaan ini
bergerak dalam jasa penjualan dan perbaikan kendaraan dan berdirinya
pada tahun 1971.
PT. Megahputera Sejahtera berdiri pada tahun 1971 dengan nama
“UD. Megah Motor” dengan kegiatan usaha saat itu hanya melayani jasa
perbaikan kendaraan (perbengkelan). Selanjutnya atas inisiatif pemilik
perusahaan, perusahaan ini berkembang menjadi usaha jual beli mobil
bekas.
Dari pengalaman menangani usaha jual beli mobil dan perbengkelan.
Maka pada tahun 1976, UD. Megah Motor resmi diangkat oleh PT. Indo
Mobil Niaga Internasional (Agen Tunggal pemegang merek Suzuki di
39
Indonesia) sebagai main dealer kendaraan roda empat Suzuki untuk
wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Lebih lanjut tentang pengalaman pasang surut kegiatan usaha yang
dilalui oleh UD. Megah Motor pada Tahun 1988 UD. Megah Motor
berubah bentuk badan hukum menjadi CV. UD. I, Megah Motor menjadi
PT. Megahputera Sejahtera dan hingga kini, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka PT. Megahputera Sejahtera semakin
mengembangkan tingkat penjualan mobil dengan melakukan penjualan
berbagai tipe mobil Suzuki dengan maksud memenuhi kebutuhan pasar.
Seiring dengan perkembangannya PT. Megahputera Sejahtera
memiliki perwakilan Jakarta dan membawahi dealer yang tersebar di
Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, diantaranya:
a. Maros
b. Gowa
c. Pare-pare
d. Sengkang
e. Buton
f. Bone
g. Palopo
h. Bulukumba
i. Kendari
40
2. Visi dan Misi PT. Megahputera Sejatera Makassar
a. Visi Perusahaan
Menjadi penyedia utama makanan consumer produk bermerek
terkemuka bagi jutaan konsumen Indonesia dan juga berbagai penjuru
dunia, dan terkhusus wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Serta menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan
produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi untuk menjadi
pemimpin di industri pemimpin.
b. Misi Perusahaan
Adapun misi PT. Megahputera Sejahtera Makassar, yaitu:
a) Mengembangkan jaringan distribusi di seluruh Indonesia
b) Menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah bagi para
konsumennya.
c) Meraih pertumbuhan melalui manajemen yang handal.
d) Menjalankan praktek bisnis yang sehat tampa harus
mengabaikan kebutuhan konsumen dan lingkungan.
e) Menjadi perusahaan tradisional yang dapat membawa nama
Indonesia di bidang industri makanan.
3. Tujuan PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
Tujuan didirikan PT. Megahputera Sejahtera Makassar adalah:
a. memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha
internal maupun pengembangan usaha strategis .
b. Mengurangi biaya transportasi
41
c. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan
d. Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang,
khususnya sulawesi selatan dan sulawesi tengah.
e. Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
42
4. Struktur Organisasi PT. Megahputera Makassar.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Megahputera Sejahtera Makassar
5. Penjelasan Job Describ PT. Megahputera Sejahtera Makassar.
Adapun tugas masing-masing jabatan pada PT. Megahputera Sejahtera
Makassar, sebagai berikut:
a. General Manager (GM)
General Manager
DepartemenPurchasing
DepartemenFinance & Acc
DepartemenProcess
Development& QualityControl
Kepala Keuangan danAccounting
StaffKeuangan
StaffAccounting
ggggg
Product Planning AndInventory Control (PPIC)
Production
DepartemenPersonalia
DepartemenMarketing
DepartemenManufacturing
Ware House
Technical
43
General Manager memiliki tugas utama yaitu memimpin dan
mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai
performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang
berkualitas tinggi dengan jaminan sistem yang selalu dijaga dan
dilaksanakan dengan konsisten.
b. Departemen Purchasing
Departemen purchasing dipimpin oleh purchasing officer yang
dibantu oleh staf-stafnya yang bertugas melakukan pengadaan
barang yang dibutuhkan oleh masing-masing departemen. Dimana
stafnya terdiri dari 2 orang, dimana tugas masing-masing orang ada
yang bagian staff pembelian, staff mengelola produksi bahan baku
dan bahan penolong. Serta menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktivitas pembelian, mengesahkan
dokumen pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok, serta
memilih dan mengevaluasi pemasok yang telah ditetapkan.
c. Departemen Financeand Accounting
Departemen FA dipimpin oleh seorang finance dan accounting
Manager atau kepala yang mempunyai tugas, yaitu:
a) Staf Keuangan
Merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan keuangan,
setelah itu setelah semua sudah dikendalikan transaksi yang
terjadi selama kegiatan usaha tersebut, dimana data itu
berasal dari data purchasing, marketing, hingga bagian
44
internal control, maka bagian keuangan akan melakukan
perekapan atau merekap bukti-bukti yang ada sesuai dengan
nota yang telah terjadi dan memberikan ke bagian accounting
untuk melakukan pencatatan ke laporan keuangan. Sebelum
memberikan ke bagian accounting bagian keuangan
hendaknya memonitor kegiatan operasional dalam aspek
finance supaya sejalan dengan budget dan planning.
Mendatangani bank instrument (cek dan transfer bank) sesuai
dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Verifikasi
setiap pengeluaran biaya ataupun pembelian asset dan
penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelaksanaan sistem
dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
b) Staff Accounting
Setelah memperoleh bukti-bukti dari bagian keuangan, maka
bagian staff accounting melakukan penyajian laporan
keuangan dan menganalisa keuangan untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan.
d. Departemen Personalia
Departemen personalia dipimpin oleh Branch Personel Manager
(BPM) yang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinir,
mengarahkan, dan mengendalikan, kegiatan kepersonaliaan yang
meliputi hubungan industrial, kepegawaian, administrasi, dan
45
jaminan sosial dan pelayanan untuk mendukung pencapaian
sasaran perusahaan. Selain itu manajer personalia memiliki tugas
dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang
harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja
dan ketenangan usaha) dilingkungan perusahaan.
Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka
mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi
kepegawaian secara tepat sebagai syarat untuk meningkatkan
produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan
pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja
secara optimal. Membuat analisa pengembangan organisasi secara
berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-kegiatan
pengembangan mutu.
e. Departemen Marketing
Departemen marketing dipimpin oleh Area Sales, and Promotion
Manager (ASPM) yang mempunyai tugas pokok merencanakan
dan mengkoordinir, startegi kegiatan promosi, dan penjualan
terhadap semua produk yang dihasilkan.
f. Departemen Process Depelopment and Quality Control Manager
Departemen PDQC dipimpin oleh Branch Process Depelopment
and Quality Control Manager yang mempunyai tugas pokok yaitu
mengendalikan mutu incoming Quality Control, Process Quality
46
Control, Outgoing Quality Control, dan Market Audit. Adapun
tugas dari bagian diatas, sebagai berikut:
a) Manager PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam
memeriksa bahan baku, bahan tambahan, produk jadi, dan
bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi,
bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk
analisa dan pengembangan produk.selain itu BPDQC bertugas
dan bertanggung jawab: mengendalikan semua kegiatan
departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu
untuk menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan.
b) Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada
proses awal pengawasan mutu, dan hasil pengawasan serta
pengembangan produk.
c) Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga
kerja, alat bantu dan fasilitas kerja selama masih dalam batas-
batas standar baku yang diselaraskan dengan rencana
manajemen .
d) Menilai dan mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.
e) Quality Control Process atau pengawasan mutu proses
bertugas membantu PDQC dalam hal sistem pengendalian
mutu proses produksi. Mamantau dan mengendalikan kualitas
proses produksi dan produksi jadi, sesuai standar mutu yang
47
ditetapkan. Melakukan perbaikan mutu dan biaya peralatan
untuk kebutuhan analisis.
f) Outgoing control atau market audit biasa dikenal dengan
pengawasan mutu bahan baku dan produk jadi bertugas
membantu PDQC dalam hal pengendalian mutu Raw
Materialdan Finished Good serta pengembangan produksi.
g. Departemen Manufacturing
Departemen manufacturing dipimpin oleh Factory Manager yang
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan manufacturing , yang meliputi:
a) Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Production Planning and Inventory Control dipimpin oleh
PPIC Supervisor, yang bertugas merencanakan jadwal
produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang
diterima dan mengendalikan tingkat ketersediaan Raw
Material dan Finished Goods sehingga standar Buffer Stock
tetap terjangkau. Memantau tingkat persediaan dari gudang
RM maupun FG sehingga standar dan persediaan penyangga
tetap terjaga.
b) Production
Production dipimpin oleh Production Coordinator yang
membawahi tiga production shift supervior yang bertugas
merencanakan, mengkoordinir dengan mengendalikan aktivitas
48
produksi sesuai standar yang telah ditetapkan serta menjaga
kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkaan
pembocoran RM dan Utility secara efektif dan efisien.
c) Manajer Gudang (Ware House)
Ware House dipimpin oleh Ware House Raw Material
Supervisor dan Ware House Finished Good Supervisor yang
bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengendalikan
kegiatan pergudangan sehingga tercapai keakurasian jumlah,
keutuhan, dan keamanan barang, dengan melaksanakan sistem
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat,
keselamatan dan kesehatan kerja untuk menjaga dan
memelihara semua aset perusahaan berupa asset tetap atau aset
tidak tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua
kegiatan arus transaksi barang melalui penentuan tata letak
gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai
pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.
d) Technical
Technical dipimpin oleh Technical Supervisor yang bertugas
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan
di bagian teknik baik dalam perawatan maupun perbaikan
mesin sehingga dapat menjamin kelancaran operasional mesin
produksi beserta sarana penunjangnya.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan Akuntansi PT. Megahputera Sejahtera
Adapun kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen PT.
Megahputera Sejahtera Makassar, dilihat dari segi proses penyusunan
laporan keuangan dan proses produksinya:
1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan
a. Dalam mengakui penjualan dan pengeluaran barang dari gudang
menggunakan metode FIFO (Firs In First Out). Persediaan
dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih
rendah. Nilai realisasi bersih ditentukan sebesar harga jual
dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
b. Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan
meliputi harga beli aset tetap termasuk biaya-biaya yang dapat
didistribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang siap digunakan serta estimasi awal biaya
pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi
relokasi. Pajak-pajak yang dapat dikreditkan dan semua diskon
dikurangi dalam menentukan biaya perolehan. Revaluasi aset tetap
tidak diperkenankan, kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah. Penyusutan dimulai pada saat aset tetap tersedia untuk
digunakan dan berhenti ketika aset tetap dihapuskan. Penyusutan
49
50
tidak berhenti ketika aset tidak digunakan. Penyusutan diakui
sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali memenuhi syarat
untuk dikapitalisasi sebagai perolehan suatu asset.
c. Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomis dengan rincian sebagai berikut :
Umur Ekonomis Tarif Penyusutan
Bangunan 20 tahun 5%
Mesin dan Peralatan 10 tahun 10%
Kendaraan 10 tahun 10%
Inventaris 10 tahun 10%
d. Penyajian pelaporan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode full costing, yaitu membebankan biaya produksi secara
keseluruhan baik biaya variabel dan biaya tetap.
2. Proses Pengelolaan Produk Mie Instan
a. Proses produksinya yang dilakukan oleh PT. Megahputera
Sejahtera Makassar mulai dari membeli bahan baku dari supplier
lewat departemen Purchasing menggunakan PO (Purchase
Order), setelah itu bahan baku yang masuk di Cek Standarnya di
bagian Kamar Timbang dan Kualitasnya di Departemen baru
diproses oleh Departemen Produksi. Setelah itu di uji di
51
Laboratorium untuk ukuran standar mutu, setelah itu dimasukkan
ke dalam Bahan Pembungkus. Baru jadi stock disimpan digudang.
b. Hasil produksi perusahaan lebih mementingkan kualitas rasa dan
produk harus terjaga dan kebersihan harus sesuai dengan standar
ISO yang telah kami dapatkan yaitu ISO 22000 dalam makanan,
sehingga semua hasil produksi kami pasti melewati tahapan uji
kualitas dalam quality control meskipun kami juga menerima order
pesanan khusus dari pelanggan. Pada bagian ini perusahaan
melakukan perencanaan dengan merencakan kualitas sesuai dengan
standar perusahaan.
c. Pengorganisasian dalam dalam fungsi operasional ini dipimpin oleh
Manajer Operasional sebagai penanggung jawab untuk mengawasi
proses produksi dan dibantu oleh staf-staf dalam laboratorium uji
quality control untuk menjaga kualitas produk. Pengukuran kualitas
hasil produksi, kinerja produksi perusahaan biasanya diukur dari
jumlah hasil produksi dan kualitas hasil produksi yang dikerjakan
oleh bagian produksi. Apabila produksi yang dihasilkan banyak
dan memiliki kualitas yang baik maka kinerja yang dihasilkan
sudah sesuai dengan keinginan perusahaan. Bagian produksi juga
memiliki memiliki teknisi khusus yang bertugas untuk mengawasi,
perbaikan dan melakukan maintenance pada mesin untuk
memastikan proses produksi berjalan lancar.
52
d. Pengontrolan dalam hal ini dilakukan oleh bagian laboratorium
quality control untuk soal rasa dan hasil produk.” Pengontrolan
dalam bagian produksi merupakan salah satu bagian yang penting
untuk dilakukan dan diperhatikan. Karena bagian produksi
merupakan bagian yang mengahasilkan produk yang diterima atau
digunakan oleh pelanggan di pasar. Evaluasi akan dilakukan
terhadap bagian produksi setiap hari, terutama di bagian quality
control setiap 15 menit sekali. Quality control bertugas untuk
mengecek setiap hasil dari produk dan dibandingkan dengan
standar produksi pada umumnya.
B. Deskripsi Data
Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini salah satunya adalah
data mengenai biaya produksi dari PT. Megahputera Sejahtera Makassar
tahun 2014 yang terdiri atas yaitu:
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk membuat mie instan
antara lain: tepung terigu, tepung tapioka, minyak goreng, garam dapur,
zat pewarna, bumbu dan minyak bumbu, air dan tapioka. Berikut ini
adalah rincian atas volume produksi yang diperoleh beserta biaya-biaya
bahan baku yang dikeluarkan oleh PT. Megahputera Sejahtera
Makassar untuk periode Tahun 2014.
53
Tabel 5.1
PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Volume Produksi dan Volume Penjualan
Tahun 2014
BulanVolume Produksi Volume Penjualan
Kemasan/Dos Kemasan/Dos
Januari 7.805 7.674
Februari 7.561 7.542
Maret 7.898 7.473
April 7.521 7.354
Mei 7.509 7.373
Juni 7.753 7.608
Juli 7.741 7.574
Agustus 7.985 7.493
September 7.885 7.507
Oktober 7.829 7.394
Nopember 7.727 7.316
Desember 7.728 7.578
Jumlah 92.942 89.886
Sumber: Bagian Accounting PT. Megahputera Sejahtera
Tabel 5.2PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Bahan Baku dalam Produksi Mie InstanTahun 2014
No Jenis Bahan Baku SPProduksi Kuantitas Harga By. Bahan
(Kemasan) (Kg) Beli(Rp) Baku (Rp)
1 Tepung Terigu 0.30 92,942 27,882.6 2,700 75,283,020
2 Tepung Tapioka 0.27 92,942 25,094.3 2,400 60,226,416
54
3 Minyak Goreng 0.43 92,942 39,965.1 3,825 152,866,355
4 Garam Dapur 0.10 92,942 9,294.2 500 4,647,100
5 Zat Pewarna 0.15 92,942 13,941.3 1,500 20,911,950
6Bumbu dan MinyakBumbu 0.83 92,942 77,141.9 8,000 617,134,880
7 Air 0.27 92,942 25,094.3 225 5,646,227
Jumlah 936,715,947Sumber : Bagian Accounting dan Hasil Olahan Data
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh PT. Megahputera
Sejahtera Makassar tergantung oleh pihak manajemen yang telah
ditentukan berdasarkan bagian atau divisi setiap produksi, dimana satu
orang akan dibayarkan berkisar Rp. 10.000- Rp. 20.000. metode
penggajian tersebut dapat dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja
Tetap. Karena biaya yang akan dibayarkan sudah ditetapkan
maksimumnya, dan mengenai jumlah biaya tenaga kerja langsung akan
berubah tergantung jumlah sumber daya manusianya dalam suatu
produksinya. Adapun rincian tenaga kerja langsung sebagai berikut
55
Tabel 5.3PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Biaya Tenaga Kerja LangsungTahun 2014
No Jenis Tenaga Kerja BagianProduksi
JumlahTenaga
JumlahHari
UpahTenaga
BiayaTenaga
Kerja(orang)
Kerja(hari) Kerja (Rp) Kerja (Rp)
1 Bagian Pengayakan 7 280 20,000 39,200,000
2 Bagian Pengadukan 10 280 15,000 42,000,000
3 Bagian Pengepresan 5 280 15,000 21,000,000
4 Bagian Pemotongan 6 280 15,000 25,200,000
5 Bagian Pelipatan 7 280 10,000 19,600,000
6 Bagian Pendinginan 4 280 10,000 11,200,000
7 Bagian Pengemasan 7 280 10,000 19,600,000
8 Bagian Pemeriksaan Produk Jadi 3 280 10,000 8,400,000
9 Bagian Penyimpanan 4 280 10,000 11,200,000
Total Biaya Tenaga Kerja 53 2,520 115,000 197,400,000
Sumber : Hasil Olahan data dari PT. Megahputera Sejahtera
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead yang dikeluarkan oleh PT. Megahputera Sejahtera
Makassar antara lain, dan untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel
dibawah ini:
56
Tabel 5.4PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
(Biaya Overhead Pabrik)
No Jenis Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik (Rp)
1 Etiket dan Karton 42,827,6742 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 72,000,0003 Biaya Pengawasan 31,200,0004 Biaya Listrik dan Air 30,000,0005 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin 22,800,0006 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 7,200,0007 Biaya Pemakaian Perlengkapan Pabrik 13,200,0008 Biaya Asuransi Pabrik 2,400,0009 Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan 42,000,00010 Biaya DepresiasiGedung Pabrik 21,600,00011 Biaya Amortusasi Hak Paten 9,600,000
Total Biaya Overhead Pabrik 294,827,674
Sumber : Bagian Accounting PT. Megahputera Sejahtera Makassar
Berdasarkan data yang didapatkan oleh bagian accounting di PT.
Megahputera Sejahtera Makassar, maka untuk melihat perbandingan antara
metode pembebanan yang akan digunakan lebih tepat dalam meminimalkan biaya
produksi, maka akan ditampilkan struktur biaya produksi yang digunakan oleh
pihak perusahaan yaitu sebesar Rp. 1.428. 943.621 atau dalam bentuk kemasan
per tahun 15,375.
Pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan dikenal yaitu
metode Full Costing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Daftar Tabel Laporan
Biaya Produksi, sebagai berikut.
57
Tabel 5.5
PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Laporan Biaya Produksi Mie Instan
Jenis Biaya Overhead PabrikBiaya Produksi
(Rp) Per Bungkus
A. Biaya Bahan Baku Langsung
Tepung Terigu 75,283,020 810.00
Tepung Tapioka 60,226,416 648
Minyak Goreng 152,866,355 1,644.75
Garam Dapur 4,647,100 50.00
Zat Pewarna 20,911,950 225.00
Bumbu dan Minyak Bumbu 617,134,880 6,640.00
Air 5,646,227 60.75
Jumlah Biaya Bahan Baku 936,715,947 10,078.50
B. BiayaTenaga Kerja Langsung
Bagian Pengayakan 39,200,000 421.77
Bagian Pengadukan 42,000,000 451.89
Bagian Pengepresan 21,000,000 225.95
Bagian Pemotongan 25,200,000 271.14
Bagian Pelipatan 19,600,000 210.88
Bagian pendinginan 11,200,000 120.51
Bagian Pengemasan 19,600,000 210.88
Bagian Pemeriksaan Produk Jadi 8,400,000 90.38
58
Bagian Penyimpanan 11,200,000 120.51
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung 197,400,000 2,123.91
C. Biaya Overhead Pabrik
Etiket dan Karton 42,827,674 461
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 72,000,000 775
Biaya Pengawasan 31,200,000 336
Biaya Listrik dan Air 30,000,000 323
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin 22,800,000 245
Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 7,200,000 77
Biaya Pemakaian Perlengkapan Pabrik 13,200,000 142
Biaya Asuransi Pabrik 2,400,000 26
Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan 42,000,000 452
Biaya DepresiasiGedung Pabrik 21,600,000 232
Biaya Amortusasi Hak Paten 9,600,000 103
Jumlah Biaya Overhead Pabrik 294,827,674 3,172
1,428,943,621 15,375
C. Hasil Penelitian
Tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana proses penerapan biaya
produksi dalam meminimalkan harga pokok produksi dengan melihat
perbandingan antara pengakuan harga pokok produksi dan laba yang
dihasilkan dengan menggunakan metode variable costing dan metode
perusahaan yaitu Metode full costing. Seperti yang sudah dijelaskan pada
59
bab sebelumnya bahwa dalam meminimalkan harga pokok produksi bisa
menggunakan pilihan yaitu full, variabel, dan Abc. Tetapi dalam
penelitian ini penulis membandingkan dengan dua metode saja yaitu
metode variabel dan metode yang diakui oleh pihak perusahaan (full
costing), dalam mengetahui yang mana lebih membawa keuntungan suatu
perusahaan.Ketika memilih antara full costing dan variable costing.
Konsep diakui oleh pihak perusahaan membebankan seluruh biaya
produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kedalam harga
pokok produk. Oleh karena itu elemen biaya produksi dengan
menggunakan full costing yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan tetap.Karena biaya
overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka pada kapasitas normal, maka jika dalam suatu periode
biaya overhead pabrik sesungguhnya berbeda yang dibebankan tersebut,
akan terjadi pembebanan overhead pabrik berlebih atau pembebanan biaya
overhead pabrik kurang. Jika semua produk yang telah diolah dalam
periode tersebut belum laku dijual, maka biaya overhead pabrik lebih atau
kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok
produk yang masih dalam persediaan tersebut.Namun jika dalam suatu
periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead pabrik lebih atau
kurang, maka biaya overhead pabrik tidak mempunyai pengaruh terhadap
perhitungan laba-rugi sebelum produknya laku dijual.
60
Kelemahan dari konsep full costing atau metode yang diakui oleh
pihak perusahaan adalah seringkali tidak relevan untuk tujuan managerial
control di dalam jangka pendek. Misalnya untuk menganalisis perubahan
biaya-volume-laba jangka pendek, dalam batas kapasitas produksi normal
yang dimiliki oleh perusahaan diperlukan pendekatan yang memusatkan
perhatian pada elemen biaya variabel, yaitu biaya relevan yang berubah
sesuai dengan tingkat volume kegiatan dalam jangka pendek.Disamping
memiliki kelemahan, konsep full costing juga mempunyai kelebihan yaitu
konsep ini adalah konsep baku yang sudah diterima umum, dimana pihak
ekstern lebih mudah memahaminya.
Dengan memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan dari suatu
penentuan penentapan harga pokok produksi dilihat dari metode full
costing, maka dapat juga lihat dari sisi penentuan harga pokok produksi
dengan menggunakan variable costing method, dimana suatu laporan yang
dihasilkan oleh suatu entitas atau pihak manajemen merupakan suatu alat
untuk memberikan informasi mengenai biaya satuan dari barang dan jasa
yang diproduksi dan dijual. Sebagai alat manajemen, akuntansi, biaya
mencatat, mengklarifikasikan, menyajikan, dan menginterpretasikan dalam
bentuk tertentu: bahan, upah, dan biaya overhead yang tercakup dalam
produksi dan penjualan masing-masing produk.Pihak fiskus/pajak
menentukan besarnya pajak penghasilan suatu perusahaan juga
berdasarkan konsep variable costing.
61
Dengan melihat kelebihan dan kelemahan dari penetapan harga pokok
produksi dengan mengguankan pendekatan variabel costing dimana dilihat
dari tujuan akuntansinya yang sangat bermanfaat dalam pembuatan
laporan keuangan dan memeinimalkan biaya produksi yang akan
berdampak terhadap penjual dan pihak pembeli, yaitu:
1. Menentukan laba yang diharapkan
2. Menetapkan harga pokok produksi
3. Mengendalikan biaya
4. Pengambilan keputusan
Berdasarkan tahapan-tahapan diatas ketika menggunakan metode
variabel costing dalam meminimalkan harga pokok produksi, dimana
dalam entitas PT. Megahputera Sejahtera Makassar masih sangat
sederhana dibandingkan perusahaan yang berskala besar, sehingga dalam
meminimalkan biaya produksi masih menggunakan versi pihak
manajemen, sedangkan didalam aturan pengakuan harga jual bisa dilihat
atau memilih dengan menggunakan metode variabel dan full costing
tergantung yang mana cocok untuk kepentingan usaha.
1. Menentukan laba yang diharapkan
Manajemen dalam mengelola perusahaan harus berusaha mendorong
bidang yang paling menguntungkan dalam operasi perusahaan,
sehingga seluruh usaha akan diarahkan area yang paling
menguntungkan tersebut. Salah satu tujuan perusahaan adalah
berusaha mendapatkan laba yang sesuai dengan pengharapan, dimana
62
perencanaan laba dapat dinyatakan sebagai suatu rencana manajemen
yang mencakup seluruh langkah-langkah operasi untuk mencapai laba
yang setelah ditetapkan. Rencana ini dapat berupa rencana jangka
pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan
terbatas dengan kapasitas produksi yang ada sehingga seluruh
keputusan yang diambil harus mengarah kepada penggunaan kapasitas
tersebut kepada usaha yang lebih menguntungkan. Biaya tetap
bagaimanapun juga tidak dapat dihindarkan, tetapi biaya variabel dapat
dihilangkan seandainya perusahaan tidak berproduksi. Jadi pada
hakekatnya didalam perencanaan laba usaha, variabel costing method
lebih berguna didalam analisis jangka pendek dibandingkan dengan
jangka panjang.
2. Menetapkan harga pokok produksi
Harga jual terbaik atau optimal adalah harga yang menghasilkan laba
kotor maksimum, jika kenaikan volume sudah mengakibatkan
kenaikan total biaya yang sama dengan kenaikan total pendapatan, atau
tidak ada kenaikan total laba, maka volume ini sudah optimal. Harga
yang lebih tinggi akan menurunkan kuantitas permintaan dan
menurunkan total laba. Harga yang lebih rendah akan menaikkan
kuantitas penjualan tetapi menurunkan total laba ( karena hasil
penjualan berkurang).
Dalam penetapan harga berbagai jenis produk, manajemen perlu
mengetahui apakah setiap produk dapat ditetapkan harganya agar bisa
63
bersaing di pasar dan tetap memberikan marjin kontribusi yang
memadai untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba.
3. Pengendalian biaya
Seluruh biaya dapat dikendalikan oleh seseorang dalam suatu
organisasi perusahaan, tetapi bukan berarti bahwa seluruh biaya dapat
dikendalikan pada suatu tingkat manajemen tertentu. Ada biaya yang
pada suatu tingkat manajemen tertentu dapat dikendalikan dan disebut
sebagai controllable costs dan ada biaya yang pada tingkat manajemen
tertentu tidak dapat dikendalikan atau biasa disebut sebagai
uncontrollable costs. Pemisahan antara controllable costs dan
uncontrollable costs ini bilamana diterapkan pada tingkat manajemen
akan berguna dalam penetapan tanggung jawab atas terjadinya biaya
tersebut dan melaporkan biaya tadi kepada yang bertanggung jawab
atas pengendalian biaya itu.
4. Pengambilan keputusan
Variable costing method membutuhkan suatu studi atas perilaku
(behavior) biaya perusahaan antara biaya tetap dan biaya
variabel.Identifikasi dan klasifikasi biaya sebagai biaya tetap, variabel
dan semi variabel serta unsur–unsurnya memberikan suatu kerangka
kerja dalam pengumpulan dan analisis biaya. Dengan kapasitas
produksi yang terbatas, biaya periodik cenderung konstan secara total
walaupun volume produksi berubah. Di dalam situasi seperti ini hanya
biaya variabel yang relevan dalam perhitungan biaya sehubungan
64
dengan pertambahan volume produksi. Perubahan laba bersih sesuai
dengan volume penjualan merupakan keuntungan yang jelas bagi
manajemen bagi penetapan laba karena hal ini memungkinkan
manajemen untuk mengikuti perubahan penjualan dan pengaruhnya
terhadap laba bersih. Di samping itu variable costing method
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan–keputusan yang
bersifat khusus.
Dengan adanya kelebihan dan kelemahan diantara kedua metode ini,
dimana untuk menetapkan yang mana lebih meminimalkan harga pokok
produksi, maka bisa dilihat dari perbandingan perhitungan harga pokok
produksi yang diperoleh data oleh bagian accounting, yaitu:
a. Pemisahan biaya semi variabel untuk tahun 2014
Tabel 5.6
PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Struktur Biaya Pemisahan Biaya Variabel dan Tetap Tahun 2014
Jenis Biaya Overhead Pabrik
Biaya Produksi Total
Biaya
Variabel
Biaya
Tetap Biaya
A. Biaya Bahan Baku Langsung
Tepung Terigu75,283,020 75,283,020
Tepung Tapioka60,226,416 60,226,416
Minyak Goreng152,866,355 152,866,355
65
Garam Dapur4,647,100 4,647,100
Zat Pewarna20,911,950 20,911,950
Bumbu dan Minyak Bumbu617,134,880 617,134,880
Air5,646,227 5,646,227
Jumlah Biaya Bahan Baku936,715,947 - 936,715,947
B. BiayaTenaga Kerja Langsung
Bagian Pengayakan39,200,000 39,200,000
Bagian Pengadukan42,000,000 42,000,000
Bagian Pengepresan21,000,000 21,000,000
Bagian Pemotongan25,200,000 25,200,000
Bagian Pelipatan19,600,000 19,600,000
Bagian pendinginan11,200,000 11,200,000
Bagian Pengemasan19,600,000 19,600,000
Bagian Pemeriksaan Produk Jadi8,400,000 8,400,000
Bagian Penyimpanan11,200,000 11,200,000
Julah Biaya Bahan Baku
66
197,400,000 - 197,400,000
C. Biaya Overhead Pabrik
Etiket dan Karton 42,827,674 42,827,674 42,827,674
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 72,000,000 50,000,000 22,000,000 72,000,000
Biaya Pengawasan 31,200,000 11,200,000 20,000,000 31,200,000
Biaya Listrik dan Air 30,000,000 15,000,000 15,000,000 30,000,000
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Mesin 22,800,000 22,800,000 22,800,000
Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
Pabrik 7,200,000 3,600,000 3,600,000 7,200,000
Biaya Pemakaian Perlengkapan
Pabrik 13,200,000 7,200,000 6,000,000 13,200,000
Biaya Asuransi Pabrik 2,400,000 1,200,000 1,200,000 2,400,000
Biaya Depresiasi Mesin dan
Peralatan 42,000,000 31,000,000 11,000,000 42,000,000
Biaya DepresiasiGedung Pabrik 21,600,000 11,600,000 10,000,000 21,600,000
Biaya Amortusasi Hak Paten 9,600,000 4,600,000 5,000,000 9,600,000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik294,827,674 135,400,000 159,427,674 294,827,674
D. Biaya Operasional
Biaya Penjualan:
67
Gaji dan Penjualan30,000,000 12,000,000 18,000,000 30,000,000
Biaya Advertensi82,500,000 24,000,000 58,500,000 82,500,000
Upah Bagian Pengangkutan228,000,000 110,000,000 118,000,000 228,000,000
Biaya Perlengkapan Angkutan3,000,000 1,000,000 2,000,000 3,000,000
Biaya Asuransi Peralatan
Angkutan 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Biaya Depresiasi Peralatan
Angkutan 11,400,000 11,400,000 11,400,000
Jumlah Biaya Penjualan358,500,000 147,000,000 211,500,000 358,500,000
Biaya Administarsi dan Umum
Gaji Pegawai Kantor24,500,000 10,000,000 14,500,000 24,500,000
Biaya Listrik dan Air10,581,000 10,581,000 10,581,000
Kerugian Piutang13,200,000 4,200,000 9,000,000 13,200,000
Biaya Perlengkapan Kantor1,200,000 600,000 600,000 1,200,000
Biaya Depresiasi Peralatan Kantor11,400,000 11,400,000 11,400,000
Biaya Bunga10,000,000 2,500,000 7,500,000 10,000,000
Jumlah Biaya Administrasi dan
Umum 70,881,000 17,300,000 53,581,000 70,881,000
68
Total Biaya (A+B+C+D)1,858,324,621 299,700,000 424,508,674 1,858,324,621
Sumber : Hasil Olahan Data PT. Megahputera Sejahtera Makassar
a. Perbandingan laporan harga pokok produksi- Metode peneliti
(Variabel Costing) dan Metode Versi Perusahaan (Full Costing).
Berdasarkan hasil olahan data yang didapatkan dari bagian
accounting, perbandingan harga pokok produksi sebelum pembebanan
yang diakui dalam metode pembebanan biaya yaitu Metode Full
Costing, menghasilkan nilai harga pokok produksi sebesar Rp.
1.428.943.621, sedangkan setelah menghitung harga pokok produksi
setelah pembebanan mengahsilkan nilai Harga Pokok Produksi sebesar
Rp. 1.269.515.947. sehingga sangat terlihat perbedaan yang
dihasilkan.
Hal tersebut menyebabkan perbedaan dikarenakan ketika pada saat
penentuan harga pokok produksi bagian pihak manajemen
membebankan seluruh biaya overhead Pabrik Variabel dan Tetap,
sehingga biaya produksi akan nampak lebih besar, sedangkan dengan
menggunakan metode yang digunakan setelah pembebanan biaya
menunjukkan nilai harga pokok produksi lebih kecil, hal itu
dikarenakan dalam pengakuan biaya overhead pabrik hanya
membebankan yang sifatnya variabel saja.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat perhitungan harga pokok produksi
mie instan yang digunakan menggunakan metode perusahaan yang
69
dikenal dengan metode Full Costing dengan menggunakan metode
yang diakui oleh peneliti yang dikenal dengan metode Variabel
Costing.
Tabel 5.7PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Laporan Harga Pokok Produksi Mie Instan Metode PerusahanTahun 2014Persediaan awal bahan baku 390,764,504Pembelian bahan baku (netto) 813,846,227Tersedia untuk digunakan 1,204,610,731Persediaan akhir bahan baku 267,894,784
an baku 936,715,947
Biaya tenaga kerja langsung 197,400,000
Biaya overhead pabrik-Tetap 159,427,674
Biaya overhead pabrik-Variabel 135,400,000
Harga pokok produksi 1,428,943,621Sumber : Hasil Olahan Data Bagian Accounting PT. Megahputera SejahteraMakassar
Tabel 5.8PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Laporan Harga Pokok Produksi Mie Instan Metode PenelitiTahun 2014Persediaan awal bahan baku 390,764,504Pembelian bahan baku (netto) 813,846,227Tersedia untuk digunakan 1,204,610,731
70
Persediaan akhir bahan baku 267,894,784
Biaya bahan baku 936,715,947
Biaya tenaga kerja langsung 197,400,000
Biaya overhead pabrik-Variabel 135,400,000
Harga pokok produksi 1,269,515,947
Sumber : Hasil Olahan Data Bagian Accounting PT. Megahputera SejahteraMakassar
Dengan adanya perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode yang diakui sebelum pembebanan dan setelah pembebanan, maka untuk
lebih jelasnya lagi bisa dilihat Penyajian Laporan Laba Rugi menggunakan
Metode Full Costing dan Metode Variabel Costing, sebagai berikut:
Tabel 5.9PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Laporan Laba Rugi –Metode Perusahaan
Penjualan 2,500,000,000Harga Pokok Penjualan :Persediaan BarangJadi Awal 1 Jan 2014
71
520,000,000
Harga Pokok Produksi 1,428,943,621
Barang Tersedia Dijual 1,948,943,621
Persediaaan Akhir Barang Jadi 31 Des 2014 551,056,379
HargaPokok Penjualan 1,397,887,241
Laba (Rugi) Kotor Penjualan 1,102,112,759
Biaya Operasi :Biaya Penjualan :
Gaji dan Penjualan 30,000,000
Biaya Advertensi 82,500,000
Upah Bagian Pengangkutan 228,000,000
Biaya Perlengkapan Angkutan 3,000,000
Biaya Asuransi Peralatan Angkutan 3,600,000
Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan 11,400,000
Jumlah BiayaPenjualan 358,500,000
Biaya Administrasi dan Umum :
Gaji Pegawai Kantor 24,500,000
Biaya Listrik dan Air 10,581,000
Kerugian Piutang 13,200,000
Biaya Perlengkapan Kantor 1,200,000
Biaya Depresiasi Peralatan Kantor 11,400,000
72
Biaya Bunga 10,000,000
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 70,881,000
Total Biaya Operasi 429,381,000
Laba Bersih Sebelum Pajak 672,731,759
Pajak Penghasilan 168,182,940
Laba Bersih Setelah Pajak 504,548,819Sumber : Hasil Olahan Data Bagian Accounting PT. Megahputera SejahteraMakassar
Tabel 5.10PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Laporan Laba Rugi -Metode Peneliti
Penjualan 2,500,000,000Harga Pokok Penjualan :
Persediaan BarangJadi Awal, 1 Jan 2014 500,000,000
Harga Pokok Produksi 1,269,515,947
Barang Tersedia Dijual 1,769,515,947
Persediaaan Akhir Barang Jadi 31 Des 2014 730,484,053
HargaPokok Penjualan 1,039,031,894
Laba (Rugi) Kotor Penjualan 1,460,968,106
Biaya Variabel:Biaya Operasi :
Biaya Penjualan-Variabel :Gaji dan Penjualan
73
12,000,000
Biaya Advertensi 24,000,000
Upah Bagian Pengangkutan 110,000,000
Biaya Perlengkapan Angkutan 1,000,000
Biaya Asuransi Peralatan Angkutan -
Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan -
Jumlah BiayaPenjualan 147,000,000
Biaya Administrasi dan UmumVariabel:
Gaji Pegawai Kantor 10,000,000
Biaya Listrik dan Telepon -
Kerugian Piutang 4,200,000
Biaya Perlengkapan Kantor 600,000
Biaya Depresiasi Peralatan Kantor -
Biaya Bunga 2,500,000
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 17,300,000
Total Biaya Operasi 164,300,000Dikurangi-Biaya Tetap
Biaya Overhead Pabrik-Tetap 159,427,674
Biaya Penjualan-Tetap 211,500,000
Biaya Administrasi dan Umum-Tetap 53,581,000
Jumlah Biaya Tetap 424,508,674
74
Laba Bersih Sebelum Pajak 872,159,432
Pajak Penghasilan 218,039,858
Laba Bersih Setelah Pajak 654,119,574Sumber : Hasil Olahan Data Bagian Accounting PT. Megahputera SejahteraMakassar
D. Pembahasan
Tabel 5.11PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSAR
Perbandingan Harga Pokok ProduksiMetode Variabel Costing dan Perusahaan Tahun 2014
UraianMenurut Menurut
Selisih (Rp)Peneliti
Perusahaan(Full Costing)
Harga PokokProduksi 1,269,515,947 1,428,943,621 159,427,674Laba BersihSetelah Pajak 654,119,574 504,548,819 149,570,755Sumber : Hasil Olahan Data Bagian Accounting PT. MegahputeraSejahtera
Hasil penelitian diatas menunjukkan hal yang tepat dalam memilih
atau meminimalkan harga pokok produksi atau meminimalkan biaya
produksi yang akan berdampak membawa keuntungan atau tidak. Dilihat
dari harga pokok produksi menurut metode peneliti sebesar Rp.
1.269.515.947, dan menurut metode perusahaan sebesar Rp.
1.428.943.621, selisih dari perbandingan ini Rp. 159.427.674, dan dilihat
dari dampak terhadap laba dihasilkan sebesar ketika menggunakan metode
75
pembebanan biaya produksi oleh peneliti sebesar Rp. 654.119.574, dan
menurut perusahaan (Full Costing) sebesar Rp.504.548.819, selisih
perbandingan ini sebesar Rp. 149.570.755.
Dengan adanya perbandingan diatas yang paling sesuai untuk
meminimalkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
peneliti (variabel costing). Dimana untuk memperoleh harga pokok
produksinya hanya membebankan biaya overhead pabrik yang variabel
saja tanpa melibatkan biaya overhead pabrik tetap sehingga nilai atau
biaya harga pokok produksi dengan menggunakan metode variabel costing
lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing, tetapi laba yang
dihasilkan dengan menggunakan variabel costing lebih besar
dibandingkan full costing sehingga pembayaran pajak akan lebih besar
ketika menggunakan metode variabel costing.
Menurut pandangan manajemen untuk tingkat masa yang akan datang
dengan adanya perbandingan ini bahwa pihak perusahaan yaitu PT.
Megahputera Sejahtera untuk menarik investor untuk menanamkan
sahamnya didalam perusahaan maka lebih baik menggunakan variabel
costing, sehingga perusahaan akan berjalan lebih lancar dan membawa
keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu juga kepercayaan
pemerintah kepada perusahaan kita dalam membayar pajak akan tetap
sama ketika kita menggunakan variabel atau full costing karena untuk
pengakuan biaya produksi yang sifatnya tetap akan dikeluarkan ketika
biaya tersebut bukan pada tempatnya sehingga pembayaran pajak yang
76
awalnya lebih rendah daripada yang sebenarnya, maka kelebihan
pembayaran pajak yang belum dibayarkan akan dibebankan.
Secara umum tujuan perusahaan adalah mencari laba dengan
mangarahkan sumber-sumber daya dalam berbagai bentuk dengan
pengelolaan yang baik dan terarah. Sebuah perusahaan harus mampu
menaikkan contribution margin yang dapat meningkatkan laba perusahan
secara keseluruhan.Pendekatan Variable Costing yang mampu
menghasilkan informasi bagi manajemen untuk perencanaan laba jangka
pendek tidak mudah dijumpai dalam pabrik di perusahaan-perusahaan
manufaktur di Indonesia. Begitu pula sulit dijumpai perusahaan
manufaktur di Indonesia yang menggunakan sistem biaya standar untuk
pengendalian biaya produksi. Dalam menentukan harga pokok produk
Variable Costing hanya biaya produksi yang bersifat variabel saja yang
dimasukan dalam perhitungan harga pokok produk.
Dengan menggunakan metode variabel costing biaya overhead pabrik
tetap diperlakukan sebagai periode biaya dan bukan sebagai unsur harga
pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai
biaya dalam periode dalam terjadinya harga pokok produk, sehingga biaya
overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak
melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya
dalam periode terjadinya. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya
bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari
77
terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang. Kelemahan dalam
metode perusahaan dilihat dari hasil perbandingan antara metode
perusahaan dan metode variabel costing menghasilkan selisih yang
menghasilkan keuntungan lebih kecil dibandingkan dengan metode
pembebanan biaya produksi yang digunakan peneliti, yang akan
berdampak kurangnya investor masuk kedalam perusahaan tersebut, dan
kurangnya pembayaran pajak yang akan diterima oleh negara atau
pemerintah akibat menggunakan metode yang diakui oleh pihak
perusahaan,yang akan mengakibatkan pihak perusahaan disarankan untuk
menggunakan metode pembebanan biaya produksi yang digunakan
peneliti dalam meminimalkan harga pokok produksi, tetapi tetap
menghasilkan laba yang tinggi.
BAB VI
PENUTUP
78
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan membandingkan antara metode
yang digunakan oleh menurut perusahaan dan menurut metode yang
digunakan oleh peneliti, yang dijadikan sebagai alat perbandingan
dalam meminimalkan biaya produksi, dimana harga pokok produksi
yang lebih rendah berdasarkan hasil perhitungan diatas yaitu metode
yang digunakan oleh peneliti. Dimana harga pokok produksi menurut
metode peneliti diperoleh sebesar Rp. 1.269.515.947, sedangkan
menurut metode yang digunakan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.
1.428.943.621, sehingga dari perhitungan ini terdapat selisih.
2. Dari hasil penelitian diatas, dimana perbandingan antara metode
pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh peneliti dan metode
pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam
meminimalkan harga pokok produksi mie, yang membedakan yaitu
biaya overhead pabrik, dimana dalam menimalkan biaya produksi
dengan menggunakan metode yang dipakai oleh peneliti hanya
membebankan biaya overhead pabrik-variabel saja, sedangkan ketika
menggunakan metode pembebanan biaya yang digunakan oleh
perusahaan, perusahaan membebankan biaya dengan memasukkan
semua biaya ke dalam harga pokok produksinya berupa biaya
overhead pabrik tetap dan variabel.
78
79
3. Dari perhitungan diatas, akan menghasilkan kelebihan dan kelemahan
dalam meminimalkan harga pokok produksi dan menghasilkan laba
yang dihasilkan berbeda antara menggunakan metode peneliti dan
metode pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan.
Dimana menurut hasil penelitian yang sudah diolah menurut data dari
PT. Megahputera Sejahtera Makassar menghasilkan harga pokok
produksi dengan menggunakan metode peneliti lebih kecil dari
metode perusahaan, dan laba yang besar yang akan dihasilkan oleh
metode peneliti dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh
perusahaan.
4. Dampak dari perbandingan tersebut, dengan menggunakan metode
pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh peneliti akan
berdampak sangat baik untuk masa yang akan datang, dimana harga
pokok produksi lebih rendah sehingga laba yang akan dihasilkan lebih
tinggi. Sedangkan ketika menggunakan metode pembebanan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan maka harga jual menjadi
lebih tinggi sehingga dapat mempengaruhi laba. Dan dengan adanya
perbandingan seperti ini, harga produksi yang lebih rendah sehingga
laba yang meningkat maka sebuah entitas akan menghasilkan para
investor akan masuk ke perusahaan ini untuk menanamkan saham
atau modalnya, sehingga laba dimasa yang akan datang mengalami
meningkat dimasa yang akan datang, dan salah satu penerima pajak
atau bagian pemerintahan akan merasa lebih menyukai ketika entitas
80
melaporkan laba sebelum pajak lebih tinggi dibandingkan metode
pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh, karena dari hal ini
akan mengakibatkan entitas membayar pajak yang lebih kepada
Negara.
5. Selain itu perbandingan yang akan bagus mengenai menggunakan
metode peneliti atau metode yang digunakan perusahaan yaitu metode
yang telah digunakan oleh peneliti, karena dalam metode pembebanan
biaya produksi yang digunakan peneliti ini hanya menghitung dan
membebankan biaya yang hanya berkaitan dengan proses produksi,
bukannya semua biaya yang telah dikeluarkan, sedangkan dalam
metode pembebanan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan
membebankan semua biaya yang telah dikeluarkan.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan:
1. Kepada Institusi, sebaiknya dalam pembebanan biaya produksi dalam
perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode variabel
costing, karena harga pokok produksi dengan metode variabel costing
menjadi lebih rendah.
2. Kepada Alumni, penelitian selanjutnya harus secermat mungkin
meminta data ke bagian accounting mengenai proses produksi
ditempat penelitian penulis, sehingga hasil data bisa lebih akurat lagi
ketika melakukan penelitian.
81
3. Publik, bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan dalam
meminimalkan harga pokok produksi, bisa menggunakan alternatif
atau pilihan metode lain, sehingga dengan semakin banyaknya
perbandingan, maka pihak manajemen akan secermat mungkin dalam
menentukan metode sebelum diperlihatkan dalam beberapa
pengambilan keputusan sebuah entitas, misalnya dalam penelitian
selanjutnya peneliti ingin meminimalkan harga pokok produksi dengan
membandingkan antara metode variabel costing, full costing hingga
Activity Based Costing (ABC).
82
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Bastian dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya, Jogjakarta: Graha Ilmu.
Carter dan Usry, 2004, Akuntansi Biaya, Jakarta: Salemba Empat.
Charles T. Horngren, Srikan M. Datardan George Foster, 2006, Cost Accounting:
Stanford University.
Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah, 2009, Akuntansi Biaya, Jakarta: Erlangga.
Garrison dan Norren terjemahan A. Totok Budisantoso, 2006, Managerial
Accounting, Jakarta: Salemba Empat.
Hansen dan Mowen, 2007, Management Accounting, Jakarta: Salemba Empat.
Harahap Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lesmono Tresno, Akuntansi Biaya, Jogjakarta: Akademi Akuntansi YKPN.
Mulyadi, 2007, Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.
Mursyidi, 2008, Akuntansi Biaya Edisi 5, Bandung: Rafika Aditama.
Simamora Henry,1999, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.
Supriono, 2009, Akuntansi Biaya, Jogjakarta: BPFE.
81
83
84
PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSARLaporan Laba Rugi -Metode Full Costin
Periode 01 Januari S/d 31 Desember Tahun 2014
Penjualan 2,500,000,000Harga Pokok Penjualan :
Persediaan BarangJadi Awal 1 Jan 2014 520,000,000
Harga Pokok Produksi 1,428,943,621
Barang Tersedia Dijual 1,948,943,621
Persediaan Akhir Barang Jadi 31 Des2014 551,056,379
HargaPokok Penjualan 1,397,887,241
Laba (Rugi) Kotor Penjualan 1,102,112,759
Biaya Operasi :Biaya Penjualan :
Gaji dan Penjualan 30,000,000
Biaya Advertensi 82,500,000
Upah Bagian Pengangkutan 228,000,000
Biaya Perlengkapan Angkutan 3,000,000
Biaya Asuransi Peralatan Angkutan 3,600,000
Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan 11,400,000
Jumlah BiayaPenjualan 358,500,000
Biaya Administrasi dan Umum :
Gaji Pegawai Kantor 24,500,000Biaya Listrik dan Air
85
10,581,000
Kerugian Piutang 13,200,000
Biaya Perlengkapan Kantor 1,200,000Biaya Depresiasi Peralatan Kantor 11,400,000
Biaya Bunga 10,000,000
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 70,881,000
Total Biaya Operasi 429,381,000
Laba Bersih Sebelum Pajak 672,731,759
Pajak Penghasilan 168,182,940
Laba Bersih Setelah Pajak 504,548,819
86
PT. MEGAHPUTERA SEJAHTERA MAKASSARLaporan Laba Rugi -Metode Variabel Costing
Periode 01 Januari S/d 31 Desember Tahun 2014
Penjualan 2,500,000,000Harga Pokok Penjualan :
Persediaan BarangJadi Awal 1 Jan 2014 500,000,000
Harga Pokok Produksi 1,269,515,947
Barang Tersedia Dijual 1,769,515,947
Persediaan Akhir Barang Jadi 31 Des 2014 730,484,053
HargaPokok Penjualan 1,039,031,894
Laba (Rugi) Kotor Penjualan 1,460,968,106
Biaya Variabel:Biaya Operasi :
Biaya Penjualan-Variabel :
Gaji dan Penjualan 12,000,000
Biaya Advertensi 24,000,000
Upah Bagian Pengangkutan 110,000,000
Biaya Perlengkapan Angkutan 1,000,000
Biaya Asuransi Peralatan Angkutan -
Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan -
Jumlah BiayaPenjualan 147,000,000
Biaya Administrasi dan Umum-Variabel:Gaji Pegawai Kantor
87
10,000,000
Biaya Listrik dan Telepon -
Kerugian Piutang 4,200,000Biaya Perlengkapan Kantor 600,000
Biaya Depresiasi Peralatan Kantor -
Biaya Bunga 2,500,000
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 17,300,000
Total Biaya Operasi 164,300,000Dikurangi-Biaya Tetap
Biaya Overhead Pabrik-Tetap 159,427,674
Biaya Penjualan-Tetap 211,500,000
Biaya Administrasi dan Umum-Tetap 53,581,000
Jumlah Biaya Tetap 424,508,674
Laba Bersih Sebelum Pajak 872,159,432
Pajak Penghasilan 218,039,858
Laba Bersih Setelah Pajak 654,119,574
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Triono, lahir di Sidodadi 28 Desember 1987, anakkeenam dari tujuh bersaudara. Terlahir daripasangan Kusnan dan Ngatemi. Penulis memasukipendidikan dasar di SD Inpres 045 Sidodadi tahun1993 dan tamat 1999, kemudian melanjutkansekolah menengah tingkat pertama di SMP Negeri 1Wonomulyo pada tahun 1999-2002 , lalumelanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1Wonomulyo pada tahun 2002 dan tamat tahun 2005.Penulis melanjutkan lagi pendidikan ke tingkatperguruan tinggi pada tahun 2010 di UniversitasMuhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan
mengambil jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.Atas berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari kedua orang tua,
saudara serta teman seperjuangan dibangku kuliah, pada tahun 2016 penulismenyelesaikan studi dengan menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul:“Analisis Metode Pembebanan Biaya Produksi Sebagai Salah Satu UpayaMeminimalkan Harga Pokok Produksi Mie Instan Pada PT. Megahputerasejahtera Makassar”.