SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI...

167
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang) ANIS SA’ADAH 13.321.0219 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

Transcript of SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI...

Page 1: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA

(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang)

ANIS SA’ADAH 13.321.0219

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2017

Page 2: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN

PENYAKIT ASMA PADA LANSIA

(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikam pendidikan pada Program Studi S1

Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

ANIS SA’ADAH 13.321.0219

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

ii

Page 3: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

iii

Page 4: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

iv

Page 5: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di
Page 6: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

vi

Page 7: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

“MOTTO”

Saat Allah Takdirkan Bahagia Untukmu

Tiada Siapapun Yang Dapat Menariknya Darimu

Saat Harimu Terluka

Tiada Siapapun Yang Mampu Menyembuhkannya Melainkan Allah

Aku Berjuang Hanya Untuk Dua Hal

Orag Tua Yang Harus Bahagia Di Masa Tua

Dan Cinta Yang Akan Mendampingiku Selamanya

.

By

Ratu Anissa

vii

Page 8: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, ku persembahkan

karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :

1. Bapak dan Ibu tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah

jenuh mendo'akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan

kesabaran mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta

Bapak dan Ibu padaku.

2. Untuk Mbakku tersayang Fifin Rohmawati yang senantiasa memberikan

dukungan dan semangat dalam mengerjakan skripsi

3. Untuk pembimbing Skripsi Ibu Hindyah Ike S, S,Kep.Ns.,M.Kep dan Ibu

Dwi Prasetyaningati S.Kep.Ns.,M.Kep terima kasih atas bimbingan yang

diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Saudara kos CANDY terimakasih untuk segala semangat dan motivasi.

kalian memang para pengawal ratu yang keren.

5. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

Cendekia Medika Jombang dan semua teman-temanku yang tak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

6. Dan orang spesial yang mengisi hidupku, terimakasih atas semangat

dukungan dan bantuanya semoga kelak ada kebaikan diantara kita.

viii

Page 9: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu, dengan judul

“Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Penyakit Asma Pada Lansia

Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang 2017”.

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada, H.Bambang Tutuko,S.H.,S.Kep,Ns.,MH selaku ketua STIKES ICME

Jombang, Inayatur Rosidah S.Kep,Ns.,M.Kep selaku ketua prodi S1 Ilmu

Keperawatan, Muarrofah,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku penguji utama, Hindyah

Ike,S.Kep,Ns.,M.Kep dan Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan saran dan masukannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan, kepada kedua orang tua yang selalu mendukung secara materi,

dukungan moral, dan kebesaran do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik, serta teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang

namanya tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu belum sempurna, oleh sebab itu

kritik dan saran yang dapat mengembangkan skripsi ini sangat penulis harapkan

guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan

dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Jombang, Juni 2017

Peneliti

ix

Page 10: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA

PADA LANSIA (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang)

Oleh

Anis Sa’adah

13.321.0219

Asma merupakan penyakit yang tidak bisa dihilangkan atau di sembuhkan,

serangan asma umumnya timbul karena adanya paparan terhadap faktor pencetus,

gagalnya upaya pencegahan, atau gagalnya tatalaksana asma jangka panjang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang. Desain dalam penelitian ini menggunakan analitik cross sectional. Populasi

sebanyak 203 lansia dan sampel sebanyak 102 lansia menggunakan teknik simple

random sampling. Variabel Independen yaitu lingkungan, excercise, dan stres dan

variabel dependen yaitu kekambuhan asma. Analisa data menggunakan Regresi

Logistik Ganda dengan nilai Alpha (0,05). Hasil penelitian didapatkan sebagian besar dari responden lingkungan cukup

berpengaruh sebanyak 71 responden (69.6%), hampir seluruhnya responden

melakukan excersice 98 responden (96.1%), sebagian besar dari responden

mengalami stres sedang 73 responden (71.6%) dan sebagian besar dari responden

mengalami kekambuhan asma 68 responden (66.6%), uji Regresi Logistik Ganda

didapatkan ρ value = 0,018, 0,036 dan 0,020 dimana ρ value < ɑ (0,05), sehingga

(p<a) maka H1 diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh lingkungan

terhadap kekambuhan asma pada lansia. Terdapat pengaruh excercise terhadap

kekambuhan asma. Terdapat pengaruh stres terhadap kekambuhan asma pada

lansia. Faktor lingkungan, excercise dan stres yang mempengaruhi kekambuhan

penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang. Puskesmas dapat memberikan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat

tentang masalah pada asma seperti faktor penyebab, pencegahan dan pengobatan

melalui penyuluhan dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan progam kerja

puskesmas terutama untuk mengurangi resiko kekambuhan penyakit asma pada

lansia dengan menjaga lingkungan tetap bersih agar lansia tidak mudah

mengalami kekambuhan asma.

Kata kunci : lingkungan, excercise, stres, kekambuhan asma dan lansia

x

Page 11: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING ASMA DISEASE DIAGNOSES

IN LANSIA

(Study In Work Area Puskesmas Sumobito Jombang District)

By Anis Sa’adah

13.321.0219

Asthma was a disease that can not be eliminated or cured, asthma attacks

generally arise due to exposure to trigger factors, failure of prevention efforts, or

failure of long-term asthma management. The purpose of this study was to analyze

the factors that affect the recurrence of asthma disease in the elderly in the Work Area Puskesmas Sumobito Jombang.

The design in this study used cross sectional analytics. The population of

203 elderly and the sample of this study amounted to 102 elderly technic simple random sampling. Independent variable was Environmental factors, excercise,

and stress and dependent variable risk of recurrence of asthma disease. Data

analysis used Spearman Rank test with Alpha value (0,05). The result of this research showed that most of the respondents were 71

respondents (69.6%), almost all respondents had excersice 98 respondents

(96.1%), most of them had moderate stress (73.6%) and most respondents Asthma

68 respondents (66.6%), Multiple Logistic Regression test obtained ρ value = 0,018, 0,036 and 0,020 where ρ value <ɑ (0,05).

The conclusion from this research that There was environmental influence

to recurrence of asthma in elderly. There was an influence of excercise on the

recurrence of asthma. stress influenced on the recurrence of asthma.

Environmental factors, excercise, and stress that affect the recurrence of asthma

disease in the elderly in the Work Area Puskesmas Sumobito Jombang District.

Puskesmas was expected to be conside to reduce the risk of recurrence of asthma

disease in elderly caused by environmental factors, excercise and stress

experienced by health counseling periodically.

Keywords: environment, excercise, stress, asthma relapse and elderly

xi

Page 12: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................iii

PENGESAHAN PENGUJI ...................................................................................iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

MOTTO ......................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMBANG ......................................................................................... xix

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xx

DAFTAR ISTILAH.............................................................................................. xxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KonsepLingkungan (Environment) ........................................................... 7

2.1.1. Pengukuran Lingkungan ............................................................... 10

2.2 Konsep Exercise-induced Asthma............................................................ 10

2.2.1. Pengertian Exercise-induced Asthma ......................................... 10

xii

Page 13: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

2.2.2. Jenis – jenis aktivitas fisik .................................................... 11

2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik ............. 12

2.2.4. Pengukuran Exercise-induced Asthma ................................ 13

2.3 Konsep Stres..................................................................................... 14

2.3.1. Definisi stress ....................................................................... 14

2.3.2. Penyebab stres ...................................................................... 15

2.3.3. Gejala stress ......................................................................... 16

2.3.4. Jenis stres ............................................................................. 17

2.3.5. Tingkatan stres ..................................................................... 18

2.3.6. Tahapan stres ........................................................................ 19

2.3.7. Dampak stres ........................................................................ 21

2.3.8. Cara mengelola stres ............................................................ 22

2.3.9. Pengukuran stres .................................................................. 24

2.4 Konsep Asma ................................................................................... 25

2.4.1. Definisi ................................................................................. 25

2.4.2. Etiologi dan Prevalensi ........................................................ 26

2.4.3. Tipe Asma ............................................................................ 27

2.4.4. Patogenesis Asma ................................................................ 28

2.4.5. Patofisiologi Asma ............................................................... 37

2.4.6. Kekambuhan ........................................................................ 39

2.4.7. Alat ukur (skala) kekambuhan asma .................................... 39

2.5 Konsep Lansia .................................................................................. 40

2.5.1. Definisi ................................................................................. 40

2.5.2. Batasan Lansia ..................................................................... 40

2.5.3. Permasalahan Pada Lanjut Usia ........................................... 41

2.5.4. Teori Proses Menua .............................................................. 42

2.5.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan ......................... 44

2.5.6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia .................... 45

2.6 Hasil Penelitian Orang Yang Terkait Stres dan Kekambuhan Asma

........................................................................................................ 46

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 49

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ......................................................... 50

3.3 Hipotesis ........................................................................................... 50

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian ........................................................................... 51

4.2 Waktu dan tempat penelitian ......................................................... 52

4.3 Populasi, sampel dan sampling ...................................................... 52

4.4 Kerangka Kerja (Jalannya Penelitian) ........................................... 54

4.5 Identifikasi Variabel ......................................................................... 55

4.6 Definisi Operasional......................................................................... 55

xiii

Page 14: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

4.7 Pengumpulan Data ........................................................................... 58

4.8 Pengolahan dan Analisa Data........................................................... 62

4.9 Etika Penelitian ................................................................................ 68

4.10 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 69

BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 71

5.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian .............................................. 71

5.1.2. Data Umum dan data khusus ............................................. 72

5.2 Pembahasan ...................................................................................... 79

5.2.1. Faktor Lingkungan ............................................................ 79

5.2.2. Faktor Excercise ................................................................ 81

5.2.3. Faktor stres ........................................................................ 84

5.2.4. Kekambuhan Asma ............................................................ 88

5.2.5. Pengaruh lingkungan terhadap kekambuhan asma ............ 89

5.2.6. Pengaruh Excercise terhadap kekambuhan asma .............. 90

5.2.7. Pengaruh Stres terhadap kekambuhan asma ...................... 92

5.2.8. Pengaruh Lingkungan, excercise dan Stres terhadap

kekambuhan asma ............................................ .................. 93

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 96

6.2 Saran ................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 15: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Analisis faktoryang mempengaruhi

kekambuhan penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang .......................................... 56

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia

penderita Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang Tahun 2017 72

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usialansia

penderita Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang Tahun 2017 72

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan terakhir

pada lansia penderita Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017 73

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan pada

lansia penderita Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017 73

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi pengaruh lingkungan pada lansia penderita

Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017 73

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi pengaruh Excersice pada lansia penderita

Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017 74

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi pengaruh stres pada lansia penderita Asma

di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017 74

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi kekambuhan asma pada lansia penderita Asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017 74

Tabel 5.9 Distribusi pengaruh faktor lingkungan dengan kekambuhan asma

pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017 75

xv

Page 16: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Tabel 5.10 Distribusi pengaruh excercise dengan kekambuhan asma pada

lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017 ....................................... 76

Tabel 5.11 Distribusi pengaruh faktor stres dengan kekambuhan asma pada

lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017 ....................................... 77

Tabel 5.12 Distribusi pengaruh lingkungan, excercise, dan stres dengan

kekambuhan asma pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017............................................................................................... 78

xvi

Page 17: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang 49

Gambar 4.1 Kerangka Kerja penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi

kekambuhan penyakit asma pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang 54

xvii

Page 18: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

2. Lampiran 2 : Lembar Pernyataan Menjadi Responden

4. Lampiran 4 : Jadwal kegiatan skripsi

5. Lampiran 5 : Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan

6. Lampiran 6 : Lembar Surat Survey Data

7. Lampiran 7 : Studi Pendahuluan dari BAK

8. Lampiran 8 : Lembar Surat balasan pengambilan data

9. Lampiran 9 : Lembar Surat ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan

10. Lampiran 10 : Lembar Surat balasan Penelitian Puskesmas Sumobito

11. Lampiran 11 : Data Umum

12. Lampiran 12 : Data Khusus

13. Lampiran 13 : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Lingkungan

14. Lampiran 14 : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Excercise

15. Lampiran 15 : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Stres

16. Lampiran 16 : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas kekambuhan asma

17. Lampiran 17 : Output SPSS

18. Lampiran 18 : Lembar Konsultasi

19. Lampiran 19 : Lembar Pernyataan Keaslian

20. Lampiran 20 : Lembar Bebas Plagiasi

Page 19: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR LAMPIRAN

xviii

Page 20: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : hipotesis alternative

2. n : jumlah sampel

3. N : jumlah populasi

4. % : prosentase

5. ≤ : lebih kecil

6. ≥ : lebih besar

xix

Page 21: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR SINGKATAN

STIKES

ICME

Dinkes

Depkes

Jatim

RI

UU

WHO

GABA

IgE

DNA

DASS

: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

: Insan Cendekia Medika Dinkes

: Dinas Kesehatan

: Departemen Kesehatan

: Jawa Timur

: Republik Indonesia

: Undang-Undang

: World Health Organization

: Gamma Amino Butirat Acid

: Imunoglobulin E

: Deoxyribo Nucleic Acids

: Depression, Anciety, And Stress, Scale

xx

Page 22: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

DAFTAR ISTILAH

Underdiagnose : kegagalan untuk mengenali atau mendiagnosa

Health Education : pendidikan kesehatan yang mampu meningkatkan

kontrol dan memperbaiki kesehatan individu

Defensive : bertahan atau pembelaan

Self-worth : nilai diri

Self-acceptance : penerimaan diri

Muscle myopathy :otot tertentu mengencang atau melemah

Amenorrhea : tertahannya menstruasi

Idiosinkrasi :suatu reaktivitas abnormal terhadap suatu (obat)

Wheal : pembengkakan kulit dengan karakteristik fana yang

hilang dalam beberapa jam

Flare :terapi obat topical agar perawatan efektif

Airbone :penyakit yang ditularkan langsung melalui udara

Mixed : campuran

Seasonal : musiman

Common cold :suatu infeksi virus pada selaput hidung dari udara

Βeta- adrenergik : penyekat adrenergik

Western red cedar :pohon cedar merah barat

Syncitial : virus sinsitial pernapasan

Exercise : penyebab asma yang sering ditemukan

Hereditas : keturunan

Loos of role : kehilangan peran

xxi

Page 23: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan penyakit yang tidak bisa dihilangkan atau di sembuhkan,

serangan asma umumnya timbul karena adanya paparan terhadap faktor pencetus,

gagalnya upaya pencegahan, atau gagalnya tatalaksana asma jangka panjang.

Sesuai dengan beberapa teori penyebab asma belum diketahui secara pasti

sehingga asma bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. (Hidayati, 2013)

Pada daerah yang padat penduduknya dapat mengalami gangguan

pernapasan yang lebih berat, selain itu excercise merupakan salah satu penyebab

episode akut asma yang paling sering ditemukan, sehingga kekambuhan masih

menjadi fenomena yang mengkhawatirkan karena suatu kejadian berulang yang

dialami oleh seseorang dalam mengalami suatu penyakit yang biasanya melebihi

kuantitas yang sering dan bersifat tidak menyenangkan (Ismadi,2008). Stres dapat

memicu kekambuhan akut asma, Apabila seseorang mengalami stres, hormon

stres seperti kortisol akan diproduksi secara berlebihan oleh tubuh sehingga dapat

mengakibatkan perubahan imun dan menjadi mudah terkena penyakit (Davison,

2010). Apabila kekebalan tubuh atau imun menurun, berbagai penyakit dan infeksi

akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini tampak asma yang tidak

ditangani dengan baik dapat mengganggu kualitas hidup pada lansia, sehingga

terjadinya penyebab lingkungan, excercise dan stres pada penderita asma terhadap

kontrol yang dapat memicu kekambuhan. Seharusnya pada

1

Page 24: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

2

pasien asma diharapkan dapat hidup dengan normal dan melaksanakan aktifitas

kesehariannya seperti orang lainnya.

Penyakit asma menyerang semua orang disegala umur meski sebagian besar

terjadi pada anak-anak dibandingkan dewasa. Prevalensi asma di seluruh dunia

adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada dewasa, dalam sepuluh tahun

terakhir meningkat sebesar 50% (Fitri, 2015). Berdasarkan data WHO

memperkirakan pada 2025 di seluruh dunia terdapat 255.000 jiwa meninggal

karena asma. Jumlah ini dapat meningkat lebih besar mengingat asma merupakan

penyakit yang underdiagnose, sedangkan 80% dari jumlah penderita asma

kematian terjadi di negara-negara berkembang. Di Indonesia prevalensi asma

belum diketahui secara pasti namun diperkirakan 2-5% penduduk Indonesia

menderita asma (Depkes RI, 2016). Di Jawa Timur prevalensi asma mencapai

4.264 penderita atau 2,62%. Berdasarkan laporan dari puskesmas se-Kabupaten

Jombang diketahui bahwa penyakit yang paling banyak diderita masyarakat

Kabupaten Jombang tahun 2015 meliputi penyakit infeksi dan degenerative. Salah

satu penyakitnya adalah asma yang mencapai 19.816 penderita atau sebesar

12,2%. Laporan dari Puskesmas Sumobito Jombang selama bulan Januari-

Desember 2016 terdapat jumlah kunjungan sebanyak 647 kunjungan dan jumlah

pasien yang menderita asma diantaranya karena kekambuhan ada 203 penderita

lansia (Dinkes, 2016).

Menurut penelitian Maryono (2008) denngan judul Hubungan Antara

Faktor Lingkungan Dengan Kekambuhan Asma Bronkhiale Pada Klien Rawat

Jalan Di Poliklinik Paru Instalasi Rawat Jalan RSUD DR. Moewardi Surakarta,

membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan

Page 25: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

3

terhadap kekambuhan asma bronkhiale pada klien Yang berkunjung di Poliklinik

Paru Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian Hidayati

dengan judul “Analisa faktor-faktor pencetus serangan asma pada lansia di

Puskesmas Perak Jombang” menunjukkan bahwa faktor aktivitas fisik

berhubungan dengan serangan asma. Penelitian Menurut penelitian yang

dilakukan Angga dengan judul “Hubungan tingkat kecemasan dengan frekuensi

kekambuhan keluhan sesak nafas pada pasien asma di SMF Paru RSD dr.

Soebandi Jember”, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat kecemasan dengan frekuensi kekambuhan keluhan sesak nafas pada pasien

asma di SMF Paru RSD dr. Soebandi Jember

Hasil studi pendahulan yang telah dilakukan oleh peneliti di Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang dengan cara wawancara dengan 10 orang

didapatkan dari faktor pemicu kekambuhan asma diantaranya lingkungan 4 orang

(40%), excercise 4 orang (40%) dan stres ada 2 orang (20%).

Banyaknya kejadian asma, faktor pencetus alergi, lingkungan, aktifitas fisik

dan stres yang menyebabkan kekambuhan asma patut diwaspadai. Semakin

meningkatnya faktor pencetus asma seseorang dapat memperburuk kondisi

patologisnya. Oleh karena itu koping penyebab asma pada penderita asma yang

baik dapat mengurangi resiko kekambuhan asma. Selama ini penderita asma tidak

mampu berupaya dalam pencegahan kekambuhan, hal ini tampak asma yang tidak

ditangani dengan baik dapat mengganggu kualitas hidup pada lansia, sehingga

menurunnya kondisi daya tahan tubuh, kurangnya menjaga kebersihan

lingkungan, aktifitas fisik dan timbulya stres pada penderita asma, sehingga dapat

memicu kekambuhan.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

4

Untuk itu perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif mengingat

komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia, yang dapat menyebabkan kematian,

serta harus melibatkan beberapa elemen seperti individu, keluarga dan perawat.

Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar mampu menjaga

lingkungan baik di dalam rumah dengan tidak merokok sembarangan dan diluar

rumah dengan selalu membersihkan lingkungan, keluarga juga melakukan

pengawasan kepada lansia agar tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan

agar tidak menglami kelelahan serta keluarga dapat memahami cara terbaik dalam

mendampingi orang tuanya dengan perawatan yang benar, sehingga orang tua

merasa dirinya diperhatikan, dihargai, dan diperlakukan adil oleh keluargannya

agar tidak mengalami stres. Bagi perawat hendaknya memperhatikan lima tugas

yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat

penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan dokter klinik. (Hudoyo, 2008)

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Analisis

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan masalah

Apakah faktor - faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma

pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang?

Page 27: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

5

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma

pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi faktor lingkungan pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

2. Mengidentifikasi faktor excercise pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

3. Mengidentifikasi faktor stres pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang.

4. Mengidentifikasi kekambuhan asma pada pasien asma di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

5. Menganalisis faktor lingkungan yang mempengaruhi kekambuhan

penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang.

6. Menganalisis faktor excercise yang mempengaruhi kekambuhan penyakit

asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang

7. Menganalisis faktor stres yang mempengaruhi kekambuhan penyakit

asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang

Page 28: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

6

8. Menganalisis faktor lingkungan, excercise, dan stres yang mempengaruhi

kekambuhan penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Teoritis

Diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu secara teoritis dalam

bidang kesehatan khususnya program studi ilmu keperawatan di bidang

keperawatan medikal bedah dalam kaitannya dengan faktor – faktor yang

mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

1.4.2 Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan faktor yang

mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia, sehingga dapat

diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu

pengetahuan tentang penyakit asma dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh

untuk mengurangi resiko kekambuhan penyakit asma pada lansia yang disebabkan

oleh faktor lingkungan, excercise dan stres yang dialami. Diharapkan bagi peneliti

selanjutnya untuk bahan pertimbangan penelitian yang lebih lanjut.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kencederungan Asma

untuk berkembang menjadi Asma, menyebabkan kekambuhan, dan atau

menimbulkan gejala Asma menetap. Beberapa faktor lingkungan yang dapat

memengaruhi kejadian Asma.

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan

tingkah laku makhluk hidup.Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

langsung juga merupakan pengertian lingkungan (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, 2005)

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap

perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status

ekonomi dan kesehatan (Waluya: 2010).

Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan

dan mahluk hidup lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen

lingkungan hidup menempati dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan

komponen lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Asmara:

2008).

Asma merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang paling sering pada

saluran pernapasan disamping rinitis. Di Indonesia belum ada data pasti tentang

Page 30: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

8

penyakit Asma akibat kerja namun diperkirakan 2% dari seluruh penderita Asma

di Indonesia adalah Asma akibat kerja. Ada dua jenis Asma akibat kerja:

a) Irritant-induced Occupational Asthma (sebelumnya dikenal sebagai

Reactive Airway Dysfunction Syndrome atau RADS)

b) Allergic Occupational Asthma. Ini adalah jenis Asma akibat

kerja yang paling sering terjadi.

Lingkungan sekitar memiliki banyak jenis polutan dan hal lain yang

sanggup membuat saluran pernafasan. Debu yang berada di dalam rumah

memiliki peran yang penting dalam meningkatkan resiko asma, debu yang

terhirup dapat menjadi sesak nafas.

Lingkungan dibagi 2 yaitu :

a. Lingkungan dalam (internal) meliputi lingkungan psikologi

(psychology enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif

dapat menyebabkan stres fisik dan berpengaruh buruk terhadap

emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga

rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang

menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk

membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi

dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara

menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau

terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter

dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan

kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari

Page 31: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

9

pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu

muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.

Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia

berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung

yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

b. Lingkungan luar (ekternal)

Lingkungan luar berasal dari polusi udara merupakan salah

satu faktor pencetus yang harus diperhatikan oleh penderita Asma.

Polusi ini bisa berada outdoor seperti di sekitar tempat kerja dan

sekolah, maupun indoor. Polusi udara outdoor dapat berasal dari ;

a. Asap rokok

b. Debu

c. Asap pembakaran

Bahan polutan indoor dalam ruangan meliputi bahan pencemar

biologis (virus, bakteri, dan jamur), formaldehid, Volatile Organic

Compounds (VOC), dan Combustion Products (CO, NO2, SO2).

Sumber polutan VOC berasal dari penyemprotan serangga, cat,

pembersih, komestik, semprotan rambut (hairspray), deodorant,

pewangi ruangan, segala sesuatu yang disemprotkan dengan aerosol

sebagai propelan, dan pengencer (solvent) seperti thinner. Sumber

polutan formaldehid dalam ruangan adalah bahan bangunan, insulasi,

furniture, dan karpet. Sedangkan sumber polutan Combustion

Products biasanya berasal dari asap rokok dan asap dapur.

Page 32: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

10

2.1.1. Pengukuran Lingkungan

Lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang dapat menyebabkan

sakit asma, alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur lingkungan

penyebab penyakit asma dulihat dari :

1. Komunikasi keluarga

2. Asap rokok

3. Debu

4. Asap pembakaran

Pengkategorian dari hasil pengisian kuesioner dibagi menjadi tiga

jenjang untuk menghindari kesalahan dalam interpretasi yaitu kurang baik,

cukup baik dan baik (Arikunto, 2010).

2.2 Konsep Exercise-induced Asthma

2.2.1. Pengertian Exercise-induced Asthma

Olahraga memang sangat baik bagi kesehatan tubuh, namun olahraga

yang berlebihan sangat tidak disarankan, terutama bagi orang yang memiliki

bakat sebagai penderita asma. Olahraga berlebihan akan sangat mengganggu

kemampuan pernafasan, sehingga gejala asma dan sesak nafas akan timbul

dn sangat mengganggu aktivitas sehari- hari.

Latihan fisik atau excercise yang berlebihan seringkali menimbulkan

Asma. Sebagian besar penderita Asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Kegiatan olahraga

menimbulkan peningkatan kebutuhan oksigen. Hal ini menyebabkan

meningkatnya tingkat frekuensi pernafasaan yang pada gilirannya memicu

terjadinya serangan Asma. Lari cepat paling sering menimbulkan serangan

Page 33: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

11

Asma. Serangan Asma karena aktivitas biasanya terjadi segera setelah

aktivitas tersebut selesai. Meskipun olahraga merupakan salah satu pencetus

yang efisien untuk menimbulkan serangan asma, dalam batas-batas tertentu

penderita asma dapat melakukan olahraga tanpa menimbulkan

bronkokonstriksi yang membahayakan sewaktu dan sesudah olahraga. Pada

penderita Asma, gerakan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan otot

pernafasan sangat penting sebab penderita asma kronis umumnya

mengalami penurunan kekuatan otot pernafasan.

Menurut (Almatsier, 2003) aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang

dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah

setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan

pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik)

merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara

keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global ( WHO,

2010). Jadi, kesimpulan dari pengertian aktivitas fisik ialah gerakan tubuh

oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang memerlukan pengeluaran

energi.

2.2.2. Jenis – jenis aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas

fisik yang sesuai untuk lansia sebagai berikut:

a. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan

(endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci

baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

12

b. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,

gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari

kecil, bersepeda.

c. Kegiatan berat: biasanya berhubungan dengan olahraga dan

membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh :

berlari, mengangkat beban berat

2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi

lansia, berikut ini beberapa faktor tersebut:

a. Umur

Aktivitas fisik akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari

seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin

berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

b. Jenis kelamin

Biasanya aktivitas fisik lansia laki-laki hampir sama dengan lansia

perempuan.

c. Pola makan

Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena

bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan

merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah

raga atau menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan yang

berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas

sehari-hari ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di

konsumsi dipertimbangkan kandungan gizinya

Page 35: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

13

agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak dapat

dikeluarkan secara maksimal.

d. Penyakit/ kelainan pada tubuh

Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh,

obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada

tubuh seperti di atas akan mempengaruhi aktivitas yang akan di lakukan.

Seperti kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak di

perbolehkan untuk melakukan olah raga yang berat. Obesitas juga

menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik. ( Karim, 2002).

Aktivitas jasmani atau olahraga yang berat (Rengganis, 2008). Alat

ukur yang digunakan untuk mengukurexcercise penyebab penyakit asma

dulihat dari :

a. melakukan pekerjaan berat seperti menmencangkul di sawah

b. mengangkat beban berat

c. Senam lansia

d. Olah raga jalan-jalan setiap hari

Pengkategorian dari hasil pengisian kuesioner dibagi menjadi dua

jenjang untuk menghindari kesalahan dalam interpretasi yaitu ringan dan

berat (Arikunto, 2010).

Page 36: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

14

2.3 Konsep Stres

2.3.1 Definisi stres

Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat

memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang

membuat kita tetap hidup (Nasir & Muhith, 2010). Menurut WHO (2015) stres

adalah suatu reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial tekanan mental

atau beban kehidupan (Priyoto, 2014).

Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat

adanya tuntutan dalam situasi sebagai beban atau diluar batasan kemampuan

mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut (Nazir, 2011). Stres adalah stimulus

atau situasi yang dapat menyebabkan distres, dan menciptakan tuntutan fisik dan

psikis pada seseorang (Ramadhani, 2014). Stres adalah suatu reaksi fisik dan

psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu

stabilitas kehidupan sehari-hari (Priyoto, 2014)

Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan

menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan koping

dan adaptasi (Isaacs, 2005).

Menurut Sukadiyanto (2010) stres dapat muncul pada seseorang jika terjadi

ketidakseimbangan atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan secara jasmani dan

rohaninya. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau

teori Selye dalam buku Kovacs (2007) menggambarkan stres sebagai kerusakan

yang terjadi pada tubuh, tanpa mempedulikan apakah dampak stres tersebut positif

atau negatif. Respon tubuh dapat diperkirakan tanpa memerhatikan stresor atau

penyebab lain.

Page 37: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

15

2.3.2 Penyebab stres

Nasir dan Muhith (2011), beberapa faktor yang dianggap sebagai pemicu

timbulnya stres disebut dengan faktor presipitasi, antara lain sebagai berikut :

1. Faktor fisik dan biologis

a. Riwayat penyakit masa lalu

Beberapa penyakit dimasa lalu mempunyai efek psikologis dimasa depan

dapat berupa penyakit di masa kecil seperti demam tinggi yang

mempengaruhi gendang telinga.

b. Tidur

Kebutuhan tidur sangat berpengaruh pada konsentrasi dan semangat kerja

atau aktifitas yang sedang dikerjakan.

c. Diet

Diet yang dilakukan secara berlebihan akan mengakibatkan stres berat.

Pelaku diet adalah penderita obesitas yang melakukan diet ketat yang

beresiko kematian yang tinggi.

d. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang menjadi stresor bagi individu yaitu :

tuberkolusis, kanker, impotensi yang disebabkan penyakit diabetes melitus

dan penyakit lainnya.

2. Faktor psikologis

a. Persepsi

Tingkat stres bergantung dari bagaimana reaksi tiap individu dan bagaimana

kontrol untuk melawan stres tersebut.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

16

b. Emosi

Harus mampu mengenal dan mebedakan setiap perasaan emosi, karena

sangat berpengaruh terhadap stres yang dialami.

c. Situasi psikologis

Situasi berupa konflik, frustasi berpengaruh pada konsep berpikir dan

menilai situasi yang mengancam diri.

d. Pengalaman hidup

Pengalaman hidup merupakan keseluruhan kejadian yang memberikan

pengaruh psikologis dan menimbulkan dampak psikologis dan timbulnya

stres.

3. Faktor lingkungan

a. Lingkungan fisik

Keadaan sekeliling dapat memicu terjadinya stres. Hal tersebut dapat berupa

bencana alam, kondisi cuaca, dan lingkungan yang padat.

b. Lingkungan biotik

Gangguan berupa makhluk mikroskopik berupa virus atau bakteri.

c. Lingkungan sosial

Hubungan dengan keluarga maupun orang lain jika tidak berjalan dengan

baik akan menjadi stresor bagi individu jika tidak dapat mengatasinya.

2.3.3 Gejala stres

1. Gejala stres secara fisik pada individu antara lain:

a. Gangguan jantung, dimana detak jantung akan berdebar-debar

daripada saat tidak mengalami stres.

Page 39: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

17

b. Tekanan darah tinggi (hipertensi), disebabkan reaksi impuls stres

sehingga tekanan darah meningkat.

c. Ketegangan pada otot

d. Sakit kepala

e. Telapak tangan dan kaki berkeringat, terjadi karena suplai darah ke sel-sel

tingkai dan lengan berkurang.

f. Pernapasan tersengal-sengal

g. Kepala terasa pusing dan perut terasa mual-mual

h. Susah tidur

i. Gangguan menstruasi

2. Gejala secara psikologis pada individu yang mengalami stres, antara lain:

a. Perasaan gugup dan cemas

b. Peka dan mudah tersinggung

c. Penampilan tampak kelelahan

d. Gelisah

e. Perasaan takut

f. Malas melakukan kegiatan

g. Pemusatan diri yang berlebihan

h. Hilangnya spontanitas

i. Mengasingkan diri dari kelompok

j. Phobia

2.3.4 Jenis stres

Menurut Nasir & Muhith (2010), jenis stres ada dua, yaitu stres baik dan

stres buruk:

Page 40: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

18

1. Stres yang baik (eustres) adalah sesustu yang positif. Stres dikatakan

berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan

untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu

yang baik dan berharga.

2. Stres yang buruk (distres) adalah stres yang bersifat negatif. Distres

dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana

respons yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu

integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman.

2.3.5 Tingkatan stres

Menurut Priyoto (2014), stres dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat:

1. Stres ringan

Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang dewasa secara

teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari

atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.

Stresor ringan biasanya tidak disertai timbulnya gejala.

Ciri-cirinya semangat meningkat, penglihatan tajam, energy

meningkat namun cadangan energinya menurun, kekampuan menyelesaikan

pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang

terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otot, perasaan tidak santai.

Stres yang ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikiran

berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan hidup.

2. Stres sedang

Berlangsung lebih lama sampai beberapa hari. Situasi perselisihan

yang terjadi terselesaikan dengan rekan, anak sakit, atau ketidakhadiran

Page 41: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

19

yang lama dari anggota keluarga merupakan penyebab stres. Sedang cirri-

cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan tegang,

gangguan tidur, badan terasa dingin.

3. Stres berat

Adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang yang dapat

berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan

perkawinan secara terus-menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama

karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan keluarga, berpindah tempat

tinggal, mempunyai penyakit kronis dan termasuk perubahan fisik,

psikologis, social pada usia lanjut. Makin sering dan makin lama stres,

makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan. Stres yang berkepanjangan

dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas

perkembangan. Ciri-cirinya yaitu sulit beraktifitas, gangguan hubungan

sosial, sulit tidur, penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan

meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, perasaan takut

meningkat.

2.3.6 Tahapan stres

Menurut Dadang (2011), tahapan stres dibagi dalam enam tahap, antara lain:

1. Tahap I

Tahap ini adalah tingkat yang paling ringan yang biasanya ditandai dengan

adanya semangat yang lebih, penglihatan lebih tajam dari biasanya, merasa

bisa menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya namun tanpa sadar energi

dan rasa gugup dikeluarkan berlebihan, dan merasa senang dengan

Page 42: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

20

pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa disadari

cadagan energi semakin menipis.

2. Tahap II

Pada tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang

disertai dengan muncul keluhan-keluhan karena cadangan energi habis.

Keluhan-keluhan yang dirasakan seperti letih sewaktu bangun pagi, merasa

tidak bisa santai, tengkuk dan punggung terasa tegang, mudah lelah

menjelang sore hari, adanya gangguan pada pencernaan dan jantung

berdebar-debar.

3. Tahap III

Apabila pada tingkat stres sebelumnya tidak segera ditangani dengan

memadai, maka akan mengalami keluhan yang semakin nyata, seperti terjadi

gangguan pada usus dan lambung (mual-mual, diare), otot-otot semakin

tegang, perasaan tidak tenang dan was-was, perasaan tidak berenergi pada

tubuh, dan munculnya gangguan tidur (sulit tidur, mudah bangun waktu

malam, serta bangun terlalu dini dan tidak bisa tidur lagi).

4. Tahap IV

Pada tahap ini individu akan mengalami tanda-tanda berikut: penurunan

konsentrasi yang berlebihan, timbulnya perasaan negatif, pola tidur semakin

tidak teratur, perasaan takut dan khawatir yang tidak jelas penyebabnya, dan

tidak ada minat untuk melakukan aktivitas.

5. Tahap V

Pada tahapan ini gejala yang ditimbulkan lebih serius yaitu:

ketidakmampuan untuk melakukan pekerjaan yang sederhana, perasaan

Page 43: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

21

cemas dan takut semakin meningkat, dan terjadi gangguan pencernaan

yang tambah parah.

6. Tahap VI

Tahap ini merupakan tahap akhir, yang ditandai dengan kesulitan bernapas,

badan gemetar dan keringat keluar berlebihan, detak jantung semakin cepat,

merasa mudah lelah meski melakukan aktivitas ringan, dan kemungkinan

dapat pingsan dan kolaps. Hidayah dalam Atsih,( 2015).

2.3.7 Dampak stres

Menutut Priyoto (2014), dampak stres dibedakan dalam 3 (tiga) kategori,

yaitu:

1. Dampak fisiologik

Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah

gangguan fisik, seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang

otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus, bisa menderita

penyakit yang serius seperti hypertensi dan lain-lain. Secara rinci

diklasifikasi sebagai berikut :

a. Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu sistem tertentu

1) Muscle myopathy : otot tertentu mengencang atau melemah

2) Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri

3) Sistem pencernaan : maag, diare

b. Gangguan pada sistem reproduksi

1) Amenorhea : tertahannya menstruasi

2) Kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria

3) Kehilangan gairah sex

Page 44: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

22

c. Gangguan lain, seperti pening, tegang otot, rasa bosan, dst.

2. Dampak psikologik

a. Keletihan emosi, jenuh

b. Kuwalahan/keletihan emosi

c. Pencapaian yang menurun

3. Dampak perilaku

a. Stres menjadi distres, prestasi belajar menurun

b. Level stres yang meningkat berdampak pada pengambilan keputusan

dan langkah ke depan

c. Stres karena sering membolos dan tidak aktif disekolah.

2.3.8 Cara mengelola stres

Kemampuan mengatur stres atau mengelola diri sendiri adalah suatu proses

kesinambungan yang memerlukan adanya kemauan dan kemampuan untuk

mengubah, baik perilaku atau kebiasaan, sehingga pada akhirnya kita mampu

menjadi orang yang efektif. Berikut cara mengelola stres :

1. Identifikasi penyebab

Penyebab stres bisa situasi, aktifitas atau orang yang menyebaban

stres. Memahami penyebab sangatlah penting, karena kita mampu mengatur

stres dengan cara memahami penyebab stres.

2. Manajemen waktu yang baik

Agar dapat meraih banyak tujuan dalam hidup, kita harus mampu

mengatur skala prioritas. Sehingga waktu akan lebih banyak untuk hidup

bersosialisasi dalam keluarga bahkan melakukan hobi dapat lebih

berkualitas.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

23

3. Membuat perubahan dalam lingkungan

Sebagai contoh, jika kuwalahan dengan banyak tugas, coba cari

tempat yang sepi untuk menyeleseikan tugas atau mendengarkan musik

yang lembut sejenak. Perubahan ini dapat mengurangi stres.

4. Berbagi dan mengungkapkan

Mecoba terbuka dengan diri sendiri dan orang lain untuk dapat

mengurangi stres.

5. Berbicara dengan orang yang dipercaya

Kita dapat menggunakan bantuan orang lain, bukan berarti kita

bekerja tidak efektif. Carilah cara untuk mengembangkan manajemen stres

dan tanggaplah ketika orang lain membutuhkan bantun.

6. Visualisasi dan perbandingan mental

Dengan mengkhaal diri dalam sebuah situasi, kita dapat memandang

bagaiman perilaku dan tampilan secara ideal, membentuk gambaran mental

diri sendiri dan perasaan ketika mendapatkan hasil yang telah dicapai.

7. Relaksasi

Relaksasi adalah salah satu cara yang untuk menghilangkan stres.

Contoh relaksasi menghirup napas dalam-dalam, selain itu dapat juga

relaksasi otot progresif.

8. Memakan makanan sehat dan olaraga

Hindari alkohol dan kafein, makan secukupna dengan porsi seimbang

dan meluangkan waktu untu bersantai.

Page 46: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

24

9. Mengatasi rasa takut dan kegagalan

Ketakutan adalah suatu bentuk emosi yang disebabkan oleh salah satu

dari dua hal, yaitu rangsangan dari luar atau hasil proses internal yang

menjadikan ingatan atau mawa diri.

2.3.9 Pengukuran stres

Menurut Swarth (2002), tingkat stres adalah tingkatan yang memaksa

individu untuk berjuang, tumbuh, berubah, beradaptasi supaya mampu untuk

melewati masalah yang sedang dihadapinya. Lovibond (1995) mengemukakan

bahwa, alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat stres salah satunya

yaitu DASS 4.2 (Depression Anxiety and Stres Scale). Alat ukur DASS

merupakan laporan yang harus diisi oleh orang yang bersangkutan yang di desain

untuk mengukur tingkat emosi negatif dari depresi, ansietas, dan stres.

Pertanyaaan tingkat stres terdiri dari 14 item pertanyaan, dengan 4 poin pilihan

jawaban. Pengkategorian dari hasil pengisian kuesioner dibagi menjadi lima

jenjang untuk menghindari kesalahan dalam interpretasi yaitu normal, ringan,

sedang, berat dan sangat berat (Psychology Foundation of Australia, 2013).

Alat ukur ini terdiri atas 14 item pertanyaan yang masing-masing dinilai

berdasarkan dengan intensitas kejadian. Tingkatan stres pada instrumen ini berupa

normal, ringan, sedang, berat, sangat berat. Dikatakan normal (nilainya 0-14),

ringan (nilainya 15-18), sedang (nilainya 19-25), berat (nilainya 26-30), dan

sangat berat (nilainya > 33). Pertanyaan tersebut terdiri atas beberapa aspek yakni

jengkel pada hal kecil, reaksi berlebihan, sulit untuk rileks, energi terbuang sia-sia,

sikap tidak sabar, mudah marah, susah mentolerir gangguan, tegang, dan gelisah

(Lovibond & Lovibond, 1995).

Page 47: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

25

2.4 Konsep Asma

2.4.1. Definisi

Penyakit asma merupakan penyakit saluran napas yang ditandai oleh

peningkatan daya responsif percabangan trakeobronkial terhadap berbagai jenis

stimulus. Penyakit asma mempunyai manifestasi fisiologis berbentuk

penyempitan yang meluas pada saluran udara pernapasan yang dapat sembuh

spontan atau sembuh dengan terapi dan secara klinis ditandai oleh serangan

mendadak dispnea, batuk. Serta mengidap penyakit ini bersifat episodik dengan

eksaserbasi akut yang diselingi oleh periode tanpa gejala. Secara khas, sebagian

besar serangan berlangsung singkat selama beberapa menit hingga beberapa jam

sesudah itu, pasien tampaknya mengalami kesembuhan klinis yang total. Namun

demikian, ada suatu fase ketika pasien mengalami obstruksi jalan napas dengan

derajat tertentu setiap harinya. Fase ini dapat ringan dengan atau tanpa disertai

episode yang berat, atau yang lebih serius lagi, dengan obstruksi hebat yang

berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu, keadaan semacam ini

dikenal sebagai status asmatikus. Pada beberapa keadaan yang jarang terdapat,

serangan asma yang akut dapat berakhir dengan kematian (Harrison, 2000).

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri

bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) terutama pada

percabangan trakeobronkial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus seperti

oleh faktor biokemial, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi (Somantri,

2009).

Page 48: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

26

2.4.2. Etiologi dan Prevalensi

Penyakit asma merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan dan

diperkirakan 4 hingga 5 persen populasi di Amerika Serikat terjangkit oleh

penyakit ini. Angka yang serupa juga dilaporkan dari Negara lain. Asma bronkial

terjadi pada segala usia tetapi terutama dijumpai pada usia dini. Sekitar separuh

kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum

usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi laki-laki : perempuan 2

: 1, yang kemudian menjadi sama pada usia 30 tahun.

Dari sudut etiologi, asma merupakan penyakit heterogenosa. Oleh sebab itu

bagi kepentingan epidemiologi dan klinis penting untuk membuat klasifikasi asma

berdasarkan rangsangan utama yang membangkitkan atau rangsangan yang

berkaitan dengan episode akut. Akan tetapi, penting untuk ditekankan bahwa

perbedaan ini sering hanya merupakan perkiraan saja dan jawaban terhadap

subklasifikasi yang diberikan biasanya dapat dibangkitkan oleh lebih dari satu

jenis rangsangan. Dengan mengingat hal ini, kita dapat memperoleh dua kelompok

besar : alergi dan idiosinkrosi.

Asma alergik acapkali disertai dengan riwayat pribadi dan/atau keluarga

mengenai penyakit alergi seperti rhinitis, urtikaria, dan eksema; reaksi kulit wheal

and flare yang positif terhadap penyuntikan intradermal ekstrak antigen yang

terbawa udara; peningkatan kadar IgE dalam serum; dan/atau respons yang positif

terhadap tes provokasi yang meliputi inhalasi antigen spesifik.

Satu bagian populasi pasien asma akan memperlihatkan riwayat alergi

pribadi maupun keluarga yang negatif, uji kulit yang negatif dan kadar serum IgE

yang normal dan oleh sebab itu tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan

Page 49: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

27

mekanisme imunologik yang sudah jelas. Keadaan ini kita sebut sebagai

idiosinkrasi. Banyak pasien kelompok ini akan menderita kompleks gejala yang

khusus berdasarkan gangguan saluran napas atas. Gejala awal mungkin hanya

berupa flu biasa, tetapi setelah beberapa hari pasien mulai mengalami mengi

paroksimal dan dispnea yang dapat berlangsung selama berhari-hari sampai

berbulan-bulan. Pasien ini jangan disamakan dengan pasien dengan gejala

bronkospasme yang superimposisi dengan bronkitis kronik dan bronkiektasis.

Sayangnya, banyak pasien tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam

kelompok terdahulu tetapi dimasukkan ke dalam kelompok campuran dengan

gambaran dari tiap-tiap kelompok. Pada umumnya, pasien dengan awitan penyakit

pada usia muda akan cenderung memiliki komponen alergi yang kuat dalam

penyakitnya, sementara pasien yang menderita asma pada usia tua cenderung non

alergi atau memiliki etiologi campuran.

2.4.3. Tipe Asma

Tipe asma berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi alergi, idiopatik, dan

nonalergik atau campuran (mixed).

1. Asma Alergik/Ekstrinsik, merupakan suatu bentuk asma dengan alergen

seperti bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain.

Alergen terbanyak adalah airborne dan musiman (seasonal). Klien dengan

asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga

dan riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi

akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak

kanak-kanak.

Page 50: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

28

2. Idiopatik atau nonalergik asma/intrinsik, tidak berhubungan secara langsung

dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti common cold, infeksi saluran

napas atas, aktivitas, emosi/stres, dan polusi lingkungan akan mencetuskan

serangan. Beberapa agen farmakologi, seperti antagonis β-adrenergik dan

bahan sulfat (penyedap masakan) juga dapat menjadi faktor penyebab.

Serangan dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering

kali dengan barjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronkitis dan

emfisema. Pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi asma campuran.

Bentuk asma ini biasanya dimulai ketika dewasa (>35 tahun).

3. Asma campuran (mixed asma), merupakan bentuk asma yang paling sering.

Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau

nonalergi.

2.4.4. Patogenesis Asma

Denominator umum yang mendasari diathesis asma adalah hiper-iritabilitas

nonspesifik saluran trakeobronkial. Pada pasien asma, pathogenesis penyakit yang

sangat berkaitan dengan gambaran klinis penyakit. Bila reaktivitas jalan napas

sangat tinggi, fungsi paru menjadi tidak stabil, gejala menjadi lebih berat serta

menetap, respon akut terhadap bronkodilator menjadi lebih luas dan jumlah terapi

yang dibutuhkan untuk mengatasi keluhan pasien semakin meningkat. Lagi pula,

besarnya fluktuasi diurnal fungsi paru menjadi lebih besar dan pasien cenderung

terbangun di malam hari atau subuh kehabisan napas.

Baik pada individu normal maupun pasien asma, reaktivitas jalan napas

meningkat setelah infeksi virus pada saluran napas dan pajanan terhadap polutan

udara oksidan seperti ozon, dan nitrogen dioksida. Infeksi virus akan

Page 51: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

29

memperlihatkan gejala yang lebih nyata dan sepertinya mengikuti pola infeksi

jalan napas bagian atas yang biasa, sehingga respons jalan napas mungkin tetap

tinggi selama berminggu-minggu. Sebaliknya, akibat pajanan terhadap ozon,

reaktivitas saluran napas tetap tinggi selama beberapa hari saja. Alergen dapat

menyebabkan respons jalan napas meningkat dalam beberapa menit dan tetap

tinggi selama berminggu-minggu. Bila jumlah antigen cukup banyak, episode akut

obstruksi dapat terjadi setiap hari untuk waktu yang lebih lama setelah pajanan

tunggal.

Sejumlah penyebab mengenai peningkatan reaktivitas jalan napas terhadap

asma telah disusun; akan tetapi, mekanisme dasar tetap belum diketahui. Hipotesis

yang paling terkenal saat ini adalah peradangan jalan napas. Setelah pajanan

terhadap rangsangan awal, mediator yang mengandung sel seperti sel mast,

basofil, dan makrofag dapat diaktifkan untuk melepaskan beragam senyawa

peradangan yang menghasilkan efek langsung terhadap otot polos jalan napas dan

permeabilitaskapiler, sehingga membangkitkan reaksi setempat yang kuat yang

kemudian dapat diikuti oleh reaksi yang lebih kronik. Reaksi yang terakhir dapat

disebabkan akibat pelepasan faktor kemotaktik yang membutuhkan elemen seluler

pada tempat terjadinya luka. Lagi pula, diperkirakan bahwa efek akut dan kronik

akibat pelepasan mediator dan infiltrasi sel mungkin menimbulkan kerusakan

epitel dan gangguan bagian akhir saraf di dalam jalan napas dan pengaktifan reflek

akson. Pada model ini, fenomena lokal yang penting dapat menjelaskan efek

penyebaran di seluruh saluran trakeobronkial.

Rangsangan yang berinteraksi dengan respons jalan napas dan

membangkitkan akut asma dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelompok utama:

Page 52: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

30

alergik, farmakologik, lingkungan, pekerjaan, infeksi, yang berkaitan dengan

exercise dan emosi.

1. Alergen

Asma akibat alergi bergantung pada respons IgE yang dikendalikan

oleh limfosit T dan B dan diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan

molekul IgE yang berikatan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang

mencetuskan asma bersifat airborne dan supaya dapat menginduksi keadaan

sensitivitas, alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak untuk

periode waktu tertentu. Akan tetapi, sekali sensitisasi telah terjadi pasien

akan memperlihatkan respons yang sangat baik sehingga sejumlah kecil

alergen yang mengganggu sudah dapat menghasilkan eksaserbasi penyakit

yang jelas. Mekanisme imunologik kelihatannya berhubungan sebab akibat

dengan perkembangan asma pada 25 sampai 35 persen dari semua kasus dan

mungkin berperan pada sepertiga kasus yang lain. Prevalensi yang lebih

tinggi telah dinyatakan, tetapi sulit diketahui bagaimana

menginterpretasikan data karena faktor yang bercampur baur. Asma alergi

biasanya bersifat musiman dan biasanya lebih sering ditemukan pada anak

dan orang dewasa muda. Bentuk tidak musiman mungkin disebabkan alergi

tehadap bulu, kotoran hewan, tungau debu, jamur dan antigen lain yang

ditemukan secara terus menerus di lingkungan. Pajanan terhadap antigen

secara khusus akan menimbulkan respons cepat dengan obstruksi jalan

napas terjadi dalam beberapa menit dan kemudian hilang. Pada 30 sampai

50 persen pasien, serangan bronkokonstriksi kedua, yang disebut sebagai

reaksi terlambat, timbul 6 sampai 10 jam kemudian. Pada kelompok

Page 53: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

31

minoritas, hanya reaksi terlambat yang terjadi. Dahulu diperkirakan bahwa

reaksi terlambat penting bagi perkembangan peningkatan reaktivitas jalan

napas yang terjadi setelah pajanan terhadap antigen. Data terakhir

menunjukkan bahwa pemikiran tersebut tidak benar.

2. Rangsangan farmakologik

Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi episode akut

asma adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta-

adrenergic dan bahan sulfat. Sindroma pernapasan sensitif- aspirin khusus

terutama mengenai orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat dilihat

pada masa anak-anak. Masalah ini biasanya berawal dengan rhinitis

vasomotor perennial yang diikuti dengan rinosinusitis hiperplastik dengan

polip nasal. Baru kemudian muncul asma progesif. Pada pajanan terhadap

jumlah aspirin yang sangat kecil sekalipun, pasien secara khusus akan

mengalami kongesti mata dan hidung disertai episode obstruksi jalan napas

akut, bahkan sering berat. Prevalensi sensitivitas aspirin pada pasien asma

bervariasi dari penelitian ke penelitian, tetapi banyak peneliti menduga

bahwa 10 persen merupakan gambaran yang masuk akal. Ditemukan

reaktivasi silang yang besar antara aspirin dan senyawa anti- inflamasi non-

steroid lain. Indometasin, fenoprofen, naproksen, natrium zomepirak,

ibuprofen, asam mefenamat dan fenilbutazon secara khusus penting dalam

hal ini. Sebaliknya, asetaminofen, natrium salisilat, kolin salisilat,

salisilamid dan propoksilen dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi reaksi

silang yang sebenarnya terhadap tartazin dan bahan pewarna lain pada

pasien asma sensitif- aspirin juga masih kontroversial dan sekali lagi, 10

Page 54: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

32

persen merupakan gambaran yang masuk akal. Komplikasi khusus asma

sensitif- aspirin bersifat tersembunyi, akan tetapi pada tartazin dan bahan

pewarna lain yang cenderung menimbulkan masalah dapat ditemukan secara

luas di lingkungan dan mungkin tanpa diketahui ditelan oleh pasien yang

sensitif.

Pasien yang sensitif terhadap aspirin dapat didesentisasi dengan

pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi

silang juga akan terbentuk terhadap agen anti- inflamasi non- steroid lain.

Mekanisme dengan aspirin dan obat lain dapat menyebabkan bronkospasme

tidak diketahui tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan leukotrien

yang diinduksi secara khusus oleh aspirin. Hipersensitivitas cepat

kelihatannya tidak terbentuk.

Antagonis beta- adrenergic biasanya menyebabkan obstruksi jalan

napas pada pasien asma demikian juga dengan pasien lain dengan

peningkatan reaktivitas jalan napas dan harus dihindarkan pada pasien ini.

Bahkan agen beta, selektif memiliki efek ini. Khususnya pada dosis yang

lebih tinggi. Sesungguhnya, bahkan penggunaan setempat penghambat beta,

di mata pada terapi glaukoma berhubungan dengan asma yang semakin

memburuk.

Obat sulfat, seperti kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit,

natrium sulfit dan sulfat dioksida, yang secara luas digunakan dalam industri

makanan dan farmasi sebagai agen sanitasi dan pengawet, juga dapat

menimbulkan obstruksi jalan napas akut pada pasien yang sensitif. Pajanan

biasanya terjadi setelah menelan makanan atau cairan yang mengandung

Page 55: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

33

senyawa ini, misalnya salad, buah segar, kentang, kerang dan anggur.

Eksaserbasi asma pernah dilaporkan setelah penggunaan larutan mata

topikal yang mengandung sulfit, glukokortikoid intravena dan beberapa

larutan bronkodilator inhalan. Insidensi dan mekanisme kerja fenomena ini

masih belum diketahui. Bila timbul kecurigaan, diagnosis dapat dipastikan

dengan provokasi oral maupun inhalasi.

3. Lingkungan dan polusi udara

Lingkungan penyebab asma biasanya berhubungan dengan keadaan

iklim yang menyebabkan konsentrasi polutan atmosfer dan antigen.

Keadaan ini cenderung ditemukan pada daerah yang padat industri ataupun

daerah kumuh yang padat penduduknya dan sering berhubungan dengan

perubahan suhu atau situasi yang berhubungan dengan massa udara yang

terhambat. Pada keadaan seperti ini, walaupun penduduk dapat mengalami

gangguan pernapasan, pasien dengan asma dan penyakit pernapasan lain

cenderung menderita lebih berat. Polutan udara yang diketahui memiliki

efek seperti ini adalah ozon, nitrogen, dioksida dan sulfur oksida. Yang

dibutuhkan kemudian adalah konsentrasi tinggi dan dapat menimbulkan

efek yang paling berat selama periode ventilasi yang banyak.

4. Faktor pekerjaan

Asma yang berkaitan dengan kerja merupakan masalah kesehatan

yang bermakna dan obstruksi jalan napas akut dan kronik dilaporkan terjadi

setelah pajanan terhadap sejumlah besar senyawa yang dapat dihasilkan dari

pekerjaan, atau pajanan terhadap, garam logam (misalnya platinum, krom

dan nikel), debu kayu dan sayuran (misalnya pohon ek, pohon cedar merah

Page 56: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

34

barat (western red cedar), padi-padian, tepung, kacang kastor, biji kopi

hijau, mako, gum akasia, gum karay dan tragacanth), bahan farmasi

(misalnya antibiotika, piperazin, dan simetidin), bahan kimia industri dan

plastik (misalnya toluene diisosianat, asam fitalat anhidrat, asam trimelitat

anhidrat, persulfat, etilendiamin, parafenilendiamin dan berbagai bahan

pewarna), enzim biologi (misalnya detergen pencuci baju dan enzim

pankreas) dan kotoran hewan dan serangga, serum dan secret. Penting untuk

mengetahui bahwa pajanan terhadap bahan kimia yang merangsang,

khususnya bahan kimia yang digunakan pada cat, pelarut dan plastik, juga

dapat terjadi selama istirahat atau aktivitas yang tidak berhubungan dengan

kerja.

Mekanisme yang mendasari obstruksi jalan napas ini terbagi atas tiga

kelompok: (1) pada beberapa kasus, agen pengganggu menyebabkan

pembentukan IgE spesifik dan penyebabnya cenderung bersifat imunologik

(reaksi imunologik dapat bersifat cepat, lambat, atau rangkap); (2) pada

kasus yang lain, materi dipergunakan dapat menyebabkan pembebasan

langsung unsur- unsur bronkokonstriktor; dan (3) pada kasus yang lain lagi,

unsur iritan yang berkaitan dengan kerja, secara langsung maupun reflek

akan merangsang jalan napas baik pada pasien yang terpajan oleh alergen

lain yang menghasilkan reaksi imunologik yang cepat dan rangkap, pasien

yang terpajan oleh alergen yang berhubungan dengan kerja akan

memperlihatkan riwayat siklik yang khas. Pasien tersebut sehat saat tiba di

tempat kerja dan gejala akan timbul menjelang akhir pergantian tugas,

bertambah berat saat meninggalkan tempat kerja dan kemudian berkurang.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

35

Tidak bekerja karena hari minggu atau libur akan menyebabkan remisi.

Seringkali, ditemukan gejala yang mirip pada pekerja yang lain.

5. Infeksi

Infeksi jalan napas merupakan rangsangan yang paling umum

membangkitkan eksaserbasi akut asma. Penelitian yang dilakukan dengan

baik memperlihatkan bahwa virus jalan napas dan bukan bakteri ataupun

alergi merupakan faktor etiologi yang utama. Pada anak-anak yang lebih

muda, agen infeksi yang paling penting adalah respiratori syncitial virus

(virus sinsitial pernapasan); dan virus parainfluenza. Pada anak yang lebih

tua dan orang dewasa, rhinovirus dan virus influenza merupakan patogen

utama. Koloni kecil pada saluran trakeobronkial sudah cukup untuk

mencetuskan episode akut bronkospasme dan serangan asma terjadi hanya

bila gejala infeksi jalan napas yang sedang berlangsung ditemukan atau

gejala tersebut sudah ada. Mekanisme bagaimana virus menginduksi

timbulnya asma tidak diketahui, tetapi mungkin bahwa hasil perubahan

akibat radang mukosa jalan napas mengubah pertahanan pejamu dan

menyebabkan saluran trakeobronkial lebih rentan terhadap rangsangan

eksogen. Bukti yang mendukung bahwa konsep ini diperoleh dari bukti

bahwa respons jalan napas bahkan dari individu normal (bukan pasien asma)

terhadap rangsangan secra perlahan akan meningkat setelah infeksi virus.

Peningkatan respons jalan napas, yang berhubungan dengan batuk dan yang

lebih jarang mengi, dapat berlangsung dari 2 sampai 8 minggu setelah

infeksi baik pada individu normal maupun pasien asma.

Page 58: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

36

6. Exercise

Exercise merupakan salah satu penyebab episode akut asma yang

paling sering ditemukan. Rangsangannya berbeda dengan penyebab alami

lain seperti antigen atau infeksi virus yaitu exercise tidak menimbulkan

cacat yang lama dan juga tidak mengubah reaktivitas jalan napas.

Timbulnya bronkospasme akibat latihan fisik mungkin berpengaruh pada

beberapa pasien asma dan pada beberapa pasien mungkin merupakan

mejanisme pencetus tunggal yang akan menimbulkan gejala asma. Bila

pasien tersebut dirawat untuk waktu yang cukup, pasien tersebut sering

mengalami episode berulang obstruksi jalan napas yang tidak bergantung

pada exercise; jadi awitan masalah ini kadang- kadang dapat bertindak

sebagai manifestasi pertama sindroma asma yang menyeluruh. Ditemukan

interaksi yang bermakna antara ventilasi yang diperoleh dari exercise, suhu

dan kandungan air udara yang diinspirasi dan besarnya obstruksi pasca

exercise. Jadi, untuk kondisi udara yang diinspirasi secara sama, berlari akan

menyebabkan serangan asma lebih berat dibandingkan berjalan. Sebaliknya,

untuk exercise yang diberikan, inhalasi udara dingin selama melakukan

latihan akan meningkatkan respons secara bermakna, sementara udara

panas, lembab akan menghambatnya bahkan menghilangkannya. Akibatnya,

aktivitas seperti bermain es hockey, bermain ski, melintasi alam, atau

berseluncur di es lebih bersifat merangsang dibandingkan berenang di kolam

renang air hangat yang terletak di dalam gedung. Mekanisme bagaimana

exercise akan menghasilkan obstruksi mungkin berhubungan dengan

hyperemia yang disebabkan oleh suhu dan pengisian darah

Page 59: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

37

(engorge-ment) mikrovaskuler dinding bronkus dan kelihatannya tidak

mengikutsertakan kontraksi otot polos.

7. Stres emosional

Banyak data obyektif yang tersedia memperlihatkan bahwa faktor

psikologis dapat berinteraksi dengan diathesis asma baik untuk memperberat

atau memperbaiki proses penyakit. Jalur dan gambaran interaksi bersifat

kompleks tetapi dapat diterima pada lebih dari setengah pasien yang diteliti.

Perubahan ukuran jalan napas kelihatannya dicetuskan melalui pengubahan

aktivitas saraf vagus aferen, tetapi endorphin juga dapat berperan. Variabel

yang paling sering diteliti telah disebutkan dan bukti penelitian saat ini

menyatakan bahwa faktor psikologi cukup berperan pada beberapa pasien

asma yang telah diseleksi. Bila pasien yang memberikan respons secara

psikis diberikan saran yang sesuai, pasien sebenarnya dapat menurunkan

atau meningkatkan efek farmakologik rangsangan adrenergik dan kolinergik

pada jalan napasnya. Batasan yang menyebabkan faktor psikologi dapat

berperan pada perangsangan dan/atau kelangsungan eksaserbasi akut masih

belum diketahui tetapi mungkin bervariasi dari pasien ke pasien dan pada

beberapa pasien dari satu episode ke episode lain.

2.4.5. Patofisiologi Asma

Asma akibat alergi bergantung kepada respons IgE yang dikendalikan oleh

limfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul IgE

yang berikatan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang mencetuskan asma

bersifat airborne dan agar dapat menginduksi keadaan sensitivitas, alergen

tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak untuk periode waktu tertentu. Akan

Page 60: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

38

tetapi, sekali sensitivisasi telah terjadi, klien akan memperlihatkan respons yang

sangat baik, sehingga sejumlah kecil alergen yang mengganggu sudah dapat

menghasilkan eksaserbasi penyakit yang jelas.

Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi episode akut asma

adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta-adrenergik, dan

bahan sulfat. Sindrom pernapasan sensitif- aspirin khususnya terjadi pada orang

dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat dilihat pada masa kanak-kanak. Masalah

ini biasanya berawal dari rhinitis vasomotor perennial yang diikuti oleh

rhinosinusitis hiperplastik dengan polip nasal. Baru kemudian muncul asma

progesif.

Klien yang sensitif terhadap aspirin dapat didesentisasi dengan pemberian

obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi silang juga akan

terbentuk terhadap agen anti- inflamasi non-steroid lain. Mekanisme yang

menyebabkan bronkospasme karena penggunaan aspirin dan obat lain tidak

diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan leukotrien yang

diinduksi secara khusus oleh aspirin.

Antagonis β-adrenergik biasanya menyebabkan obstruksi jalan napas pada

klien asma, sama halnya dengan klien lain, dapat menyebabkan peningkatan

reaktivitas jalan napas dan hal tersebut harus dihindarkan. Obat sulfat, seperti

kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit dan sulfat klorida,

yang secara luas digunakan dalam industri makanan dan farmasi sebagai agen

sanitasi serta pengawet dapat menimbulkan obstruksi jalan napas akut pada klien

yang sensitif. Pajanan biasanya terjadi setelah menelan makanan atau cairan yang

mengandung senyawa ini, seperti salad, buah segar, kentang, kerang dan anggur.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

39

Pencetus-pencetus serangan di atas ditambah dengan pencetus lainnya dari

internal klien akan mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan antibodi. Reaksi

antigen-antibodi ini akan mengeluarkan substansi pereda alergi yang sebetulnya

merupakan mekanisme tubuh dalam menghadapi serangan. Zat yang dikeluarkan

dapat berupa histamine, bradikinin, dan anafilaktosin. Hasil dari reaksi tersebut

adalah timbulnya tiga gejala, yaitu berkontraksinya otot polos, peningkatan

permeabilitas kapiler dan peningkatan secret mucus.

2.4.6. Kekambuhan

Kekambuhan adalah kejadian berulang yang alami oleh penderita dalam

mengalami suatu penyakit biasanya terjadi melebihi 3x dengan kuantitas yang

sering terjadi dan biasanya bersifat tidak menyenangkan (Ismadi, 2008 ).

Seseorang dikatakan mengalami kekambuhan terhadap suatu penyakit

ketika gejala penyakit tersebut terulang atau tidak hanya terjadi 3x kali dalam 3

bulan.

2.4.7. Alat ukur (skala) kekambuhan asma

Pengukuran kekambuhan asma ini dilakukan dengan cara wawancara.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap

muka dan tanya jawab langsung antara pengumpulan data maupun peneliti

terhadap narasumber atau sumber data. Adapun skornya adalah skor : 1= Tidak

sering bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi <2x dalam 3 bulan

dan 2= Sering bila penyataan sesuai dengan keadaan yang terjadi >3x dalam 3

bulan. Kategori : Sering > 50%, Tidak sering < 50% (Hasdianah dkk, 2014 dalam

Hidayati, 2015).

Page 62: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

40

2.5. Konsep Lansia

2.5.1. Definisi

Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur

55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-

hari dan menerima nafkah dari orang lain (Muhith, 2016).

Menua (menjadi tua) secara normal dari sistem saraf didefinisikan sebagai

perubahan oleh usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari penyakit

saraf “jelas” menua normal ditandai oleh perubahan gradual dan lambat laun dari

fungsi-fungsi tertentu (Tjokronegroho Arjatmo dan Hendra Utama,1995 dalam

buku Muhith, 2016).

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Proses menua

merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak

lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Muhith, 2016).

2.5.2. Batasan Lansia

Batasan usia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lanjut usia

dikelompokkan menjadi:

1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.

3. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

Page 63: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

41

2.5.3. Permasalahan Pada Lanjut Usia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan

lanjut usia antara lain (Setiabudhi,1999: 40 – 42 dalam buku Muhith, 2016):

1. Permasalahan Umum :

a. Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga

yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.

c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.

d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan

lanjut usia.

e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2. Permasalahan khusus :

a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah

baik fisik, mental maupun sosial.

b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

c. Rendahnya produktivitas kerja lansia.

d. Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat

e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada

tatanan masyarakat individualistik.

f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

42

2.5.4. Teori Proses Menua

1. Teori-Teori Biologi

a. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-

spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya

akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari

sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

"Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel

tubuh lelah (terpakai). Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune

Theory). Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi

suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap

zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

b. Teori "Immunologi Slow Virus" (Immunology Slow Virus Theory)

Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ

tubuh.

c. Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

terpakai.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

43

d. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal

bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan

organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-

sel tidak dapat regenerasi.

e. Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.

f. Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah

setelah sel-sel tersebut mati.

2. Teori Kejiwaan Sosial

a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Dalam akivitas dan kegiatan terdapat beberapa hal sebagai berikut:

1) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang

sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan

sosial.

2) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari

lanjut usia.

3) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar

tetap dari usia pertengahan ke lanjut usia.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

44

b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.

Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut

usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang

secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas

maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple

Loos), yakni :

1) Kehilangan peran (Loos of Role)

2) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and Relation Ships)

3) Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores and

Values)

2.5.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah (Muhith, 2016)

1. Hereditas = ketuaan genetik

2. Nutrisi = makanan

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stres

Page 67: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

45

2.5.6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

1. Perubahan-perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ

tubuh diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardio

vaskuler, sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi,

muskuloskletal, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integument.

2. Perubahan-perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan (Hereditas)

e. Lingkungan

f. Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian

g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-

teman dan keluarga.

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri.

3. Perubahan Psikososial

Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang

menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam

sering bingung panik dan depresif.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

46

Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosio

ekonomi.

a. Pensiunan, kehilangan finansial, pendapatan berkurang, kehilangan

status, teman atau relasi

b. Sadar akan datangnya kematian.

c. Perubahan dalam cara hidup, kemampuan gerak sempit.

d. Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi.

e. Penyakit kronis.

f. Kesepian, pengasingan dari lingkungan sosial.

g. Gangguan syaraf panca indra.

h. Gizi

i. Kehilangan teman dan keluarga.

j. Berkurangnya kekuatan fisik.

2.6. Hasil Penelitian Orang Yang Terkait Stres dan Kekambuhan Asma

1. Novita (2014)

Menurut penelitian novita dengan judul “Hubungan antara tingkat

stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada lansia di posyandu kelurahan

perak Surabaya” Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada lansia. Stres yang

dimaksud adalah kondisi ketika seseorang merasakan ketidaknyaman mental

dan batin yang diakibatkan perasaan tertekan. Metode penelitian

menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah 38 responden. Pengumpulan data

diambil dengan teknik total sampling dan jumlah sampel dalam penelitian

Page 69: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

47

ini adalah 38 orang. Hasil penelitian dengan analisis menggunakan Uji chi

square didapatkan asumsi non-parametrik hasil analisis diperoleh nilai

korelasi antara tingkat stres dengan kekambuhan asma 0,730 dengan p

sebesar 0,000 hal ini menunjukkan hipotesis diterima terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma

pada lansia.

2. Hidayati (2015)

Menurut penelitian Hidayati dengan judul “Analisa faktor-faktor

pencetus serangan asma pada lansia di Puskesmas Perak Jombang” Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor pencetus serangan

asma pada lansia tahun 2013. Metode penelitian menggunakan deskriptif

analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua pengunjung penderita asma sebanyak 91 responden.

Pemilihan sampel dilakukan secara simple random sampling sebanyak 74

responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis

dengan analisis Uji Mann-Withney dan Uji Spearmen Rho. Hasil uji Mann-

Whitney didapatkan nilai p value 0,002 yang menunjukkan faktor allergen

dengan serangan asma, dan hasil Uji Spearman Rho didapatkan nilai p value

0,000 yang menunjukkan faktor aktivitas fisik dengan serangan asma.

Dengan seringnya penderita terpapar dengan pencetus-pencetus tersebut

maka serangan asma penderita sering terjadi berulang. Oleh karena itu

diharapkan penderita untuk selalu menghindari faktor pencetus serangan

asma dimana hasil penelitian faktor yang lebih dominan adalah faktor fisik.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

48

3. Angga (2014)

Menurut penelitian yang dilakukan Angga dengan judul “ Hubungan

tingkat kecemasan dengan frekuensi kekambuhan keluhan sesak nafas pada

pasien asma d28i SMF Paru RSD dr. Soebandi Jember “Metode penelitian

menggunakan deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan

teknik purposive sampling dan home visiting berdasarkan criteria inklusi

yakni pasien yang telah didiagnosis asma bronchial yang pernah berobat ke

SMF Paru dengan keluhan sesak nafas, periode Juni 2013 sampai dengan

juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah 205 pasien. Pemilihan

sampel dilakukan secara simple random sampling sebanyak 30 responden.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner HARS. Berdasarkan hasil

penelitian terhadap 30 pasien, uji analisis Chi-square menunjukkan tingkat

signifikan 0,000 yang menunjukkan p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan frekuensi

kekambuhan keluhan sesak nafas pada pasien asma di SMF Paru RSD dr.

Soebandi Jember.

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

Faktor pencetus

Page 71: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

kekambuhan asma : Alergik

Page 72: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

49

antarvariabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) (Nursalam,

2016). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor yang mempengaruhi pada lansia :

1. Fisik dan biologis

a. Riwayat penyakit masa

lalu

Lingkungan

b. Tidur

Exercise

c. Diet

d. Penyakit Stres

2. Psikologis

a. Persepsi

b. Emosi

Antigen dan

c. Situasi psikologis

antibody

d. Pengalaman hidup

3. Lingkungan

a. Lingkungan dalam

(internal) Asma

b. Lingkungan luar

(ekternal)

Sering Tidak sering

Keterangan :

= Tidak Diteliti

= Di Teliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang.. 3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Faktor- faktor penyebab kekambuhan asma Alergik farmakologik,

lingkungan, pekerjaan, infeksi, exercise dan stres. Dari beberapa faktor tersebut

lingkungn, exercise dan stres dapat memicu terjadinya kekambuhan asma sering

atau tidak.

Page 73: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

50

3.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian atau

rumusan masalah (Nursalam, 2016).

H1 : Ada hubungan faktor lingkungan dengan kekambuhan penyakit asma

pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang.

H1 : Ada hubungan faktor excercise dengan kekambuhan penyakit asma

pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang

H1 : Ada hubungan faktor stres dengan kekambuhan penyakit asma pada

lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini merupakan cara untuk menjawab suatu permasalahan

dengan menggunakan metode ilmiah. Pada bab ini akan dibahas rancangan

penelitian yang meliputi populasi, sampel, sampling, variabel, definisi

Page 74: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

51

operasional, instrumen penelitian, lokasi dan waktu, prosedur pengambilan data,

pengumpulan data dan analisa data.

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik

korelasional. Penelitian korelasional adalah jenis penelitian yang digunakan untuk

mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan

teori yang ada. Peneltian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

antar variabel. Pada rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan

minimal dua variabel (Nursalam, 2016).

Berdasarkan penelitian ini maka desain penelitian yang digunakan yaitu

cross sectional. cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya pada

satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan

pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2016). Dalam penelitian

ini yang digunakan adalah penelitian analitik korelasi. Peneliti ingin mempelajari

hubungan antara lingkungan, excercise dan stres dengan kekambuhan asma.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu penelitian

Berdasarkan metode penelitian pengambilan sampel yang di gunakan, maka

untuk memenuhi jumlah sampel sesuai dengan yang diharapkan ditetapkan

Page 75: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

52

rentang waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan mulai awal pembuatan

proposal yaitu pada bulan Februari sampai Juni 2017 4.2.2 Tempat

penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Wilayah Kerja di Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang.

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua lansia di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung penderita Asma di

Puskesmas sumobito tahun 2016 sebanyak 203 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Ada dua syarat

yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel : (1) representatif, yaitu sampel

yang dapat mewakili populasi yang ada (2) sampel harus cukup banyak.

Menurut Arikunto ( 2010 ) jika populasi > 100 maka bisa diambil 10- 15%

atau 20- 25%. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel banyak 50% dari

populasi. Sehingga dapat dihitung sesuai dengan rumus sebagai berikut :

n = 50% x N

Keterangan :

n =besar sampel N

= besar populasi

Page 76: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

53

Besar sampel = x 203 = 101,5 = 102

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah102 orang

4.3.3 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan dari populasi yang ada (Hidayat, 2010).

Cara pengambilan sampling ada dua yaitu probability sampling dan

nonprobability sampling (Nursalam, 2016).Dalam penelitian ini menggunakan

probability sampling dengan simple random sampling yaitu teknik pengambilan/

penetapan sampel dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada

atau tersedia.

4.4 Kerangka Kerja (JalannyaPenelitian)

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari

penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2016).

Page 77: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

54

IdentifikasiMasalah

Populasi Semua pengunjung penderita Asma di Puskesmas Sumobito jombang

sejumlah 203 orang

Sampling

Simple random sampling

Sampel Sebagian pengunjung penderita Asma di Puskesmas

Sumobito sebanyak 102 orang

Desain Penelitian Cross sectional

Identifikasi Variabel

Variabel independent Variabel dependent

Lingkungan, Excercise ,Stres Kekambuhan Asma

Pengumpulan Data

Kuesioner

Pengolahan Data

Editing, Coding, Scoring, Tabulating, dan uji regresi logistik

Penyusunan laporan akhir dan kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang. 4.5 Identifikasi Variabel

4.5.1 Variabel penelitian

Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan

sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian

Page 78: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

55

(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini dibedakan antara variabel independen dan

dependen.

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini variabel

independennya adalah lingkungan kerja exercise dan stres.

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Saryono, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kekambuhan asma pada lansia penderita asma di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. (Notoadmodjo,

2012).

Tabel 4.1. Definisi Operasional Analisis faktor yang mempengaruhi kekambuhan

penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

Variabel Definisi Parameter Alat Skala

Skor

ukur

Independen : Keadaan 1. Lingkungan Kuesio O Skor:

lingkunga Internal ner R 0 tidak pernah

n yang a. Komunikasi D 1 jarang

dapat keluarga I 2 kadang

menyebab 2. Lingkungan N 3 sering

kan sakit Ekternal A Kategori:

Lingkungan asma a. Asap rokok L Baik, 76-100%

b. Debu Cukup, 56-75%

c. Asap Kurang, atau ≤ 55% ,

pembakaran (Arikunto, 2010)

bekas

tanaman

padi

Page 79: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

56

Excercise Aktifitas a. melakukan Kuesio O Skor:

jasmani pekerjaan berat ner R 0 tidak pernah

yang seperti D 1 jarang

menyebab mencangkul di I 2 kadang

kan sakit sawah N 3 sering

asma b. mengangkat A Kategori:

beban berat L 1 berat >50%

c. Senam lansia 2 ringan ≤ 50%

d. Olah raga jalan- (Hidayat, 2012)

jalan setiap hari

Situasi a. Jengkel pada hal Kuesio O Skor: yang kecil ner R 0 tidak pernah

menimbul b. Reaksi (Depres D 1 jarang

kan berlebihan sion, I 2 kadang

Stres tekanan c. Sulit santai Anxiety N 3 sering

pada d. Energi terbuang , and A

seseorang percuma Stress L Kategori:

yang bisa e. Sikap tidak sabar Scale) Normal (nilai 0-14)

menyebab f. Mudah marah DASS Ringan (nilai 15-18)

kan sakit g. Sulit mentolerir Sedang (nilai 19-25)

gangguan Berat (nilai 26-33)

h. Tegang Gelisah Sangat berat (nilai

≥33)

(Lovibond &

Lovibond, 1995)

Dependen : Kekambuh Parameter Skor:

Kekambuhan an adalah kekambuhan asma : W O 0 =Tidak sering

pada pasien kejadian 1 Asma kambuh A R 1 = Sering

asma yang atau sesak > 3x W D Kategori: : Sering

berulang dalam 3 bulan A I >50%,

kembali terakhir N N Tidak sering ≤ 50%

dalam 2 Minum obat C A (Hasdianah dkk,

gejala asma dalam 3 A L 2014 dalam Hidayati,

asma yang bulan terakhir R 2015).

pernah 3 Berobat ke A

dialami dokter atau

oleh tempat

seseorang pelayanan

kesehatan

dengan sakit

asma dalam 3

bulan terakhir

Page 80: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

57

Pengumpulan data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatan

tersebut menjadi sitematis dan mudah (Nursalam, 2008). Sedangkan kuesioner

adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada responden, dimana

responden bisa menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan yang

diajukan secara terbuka oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012).

Instrumen yang digunakan lingkungan kerja dan excercise, untuk mengukur

stres pada pasien asma adalah skala holmes sedangkan untuk kekambuhan asma

yang terjadi pada pasien adalah observasi. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang ditujukan kepada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Pada penelitian

ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner yang berisi :

1. Instrumen pengukuran lingkungan

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan

dalam pengukuran lingkungan ini adalah menggunakan kuesioner.

Instrumen pengukuran lingkungan ini adalah menggunakan kuesioner rating

scale berdasarkan indikator yang terdiri atas 8 pertanyaan (dengan 4 item

jawaban: tidak pernah, jarang, kadang, dan sering).

2. Instrumen pengukuran excercise

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam

pengukuran excercise ini adalah menggunakan kuesioner. Instrumen

pengukuran excercise ini adalah menggunakan kuesioner rating

Page 81: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

58

scaleberdasarkan indikator yang terdiri atas 8 pertanyaan (dengan 4

item jawaban: tidak pernah, jarang, kadang, dan sering).

3. Instrumen pengukuran stres

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan

dalam pengukuran stres ini adalah menggunakan kuesioner. Instrumen

pengukuran stres ini adalah menggunakan kuesioner rating scale

berdasarkan skala DASS yang terdiri atas 14 pertanyaan (dengan 4 item

jawaban: tidak pernah, jarang, kadang, dan sering).

4. Instrumen kekambuhan asma

Instrumen yang digunakan untuk kekambuhan asma adalah dengan

wawancara tentang seberapa sering asma tersebut kambuh. Kriteria

pengukuran menggunakan Sering bila > 3 kali dalam 3 bulan dan Tidak

sering < 2 kali dalam 3 bulan (Hasdianah dkk, 2014 dalam Hidayati, 2015).

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni & Endrayanto, 2012)

Untuk mengetahui apakah suatu instrumen mampu menghasilkan data

yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya diperlukan pengujian validitas.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu

mengungkapkan apa yang seharusnya akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

59

Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi

antar variabel atau item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas

konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan

dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment.

Dengan rumus sebagai berikut:

N XY X Y r

XY

NX2X2NY2Y2

Dimana r : Koefisien korelasi product moment

X : Skor tiap pertanyaan/ item

Y : Skor total

N : Jumlah responden

Dari hasil uji validitas pada 10 responden lansia didapatkan

hasil uji validitas menunjukkan semua item pertanyaan lingkungan,

excercise dan stres memiliki nilai korelasi lebih besar dari r tabel

sehingga dapat digunakan sebagai penelitian selanjutnya.

2. Reabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

hasilpengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali

atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat

ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas

kuesioner, penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran reliabilitas

konsistensi internal dengan menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini

berkisar antara 0 sampai 1 suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,6. Untuk uji reliabilitas

Page 83: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

60

menggunakan program SPSS 16. kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-

kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2016). Jika nilai Alpha > 0,06

maka reliabel.

Rumus untuk menghitung koefisien reabilitas instrument pada

penelitian ini dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

k

2

b

2

R11 = ( k

1

)(1-

t )

Keterangan :

R11 : Reliabilitas instrumen

K : Banyaknya butir pertanyaan

2

b : Jumlah varians butir

2

t : Varians total

Dari hasil uji validitas pada 10 responden lansia didapatkan hasil uji

reliabilitas menunjukkan semua item memiliki nilai alpha lebih besar dari

0,6 sehingga semua pertanyaan dinyatakan reliabel untuk penelitian

selanjutnya

4.6.2 Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah :

1. Peneliti mengajukan surat rekomendasi penelitian kepada institusi

pendidikan STIKES ICME Jombang.

2. Menyerahkan surat rekomendasi penelitian kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten Jombang.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

61

3. Menyerahkan surat rekomendasi kepada Kepala Puskesmas Sumobito

Jombang.

4. Menjelaskan kepada Kepala Puskesmas Sumobito Jombang teknik

penelitian yang akan digunakan.

5. Mendatangi responden datang ke Puskesmas Sumobito dan responden

yang tidak ada di Puskesmas.

6. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

7. Waktu pembagian daftar pertanyaan dalam kuesioner dan

wawancara selama 4 hari.

8. Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner yang

telah diberikan, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan pada peneliti.

9. Penyusunan hasil penelitian.

4.7 Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Setelah data berkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan

Editing, Coding, Scoring, Tabulating.

1. Editing

Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian

pada lembar pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya

menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.

Editing pada penelitian ini meliputi :

a. Kelengkapan jawaban, apakah setiap pertanyaan sudah ada jawabannya.

Page 85: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

62

b. Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan

mempersulit pengolahan data.

c. Relevan jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka

editor harus menolaknya (Setiadi, 2007).

2. Coding

Adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria

tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka (Hidayat, 2010).

a. Data umum

1) Kode responden

Responden 1 : R1

Responden 2 : R2

Responden 3 ; R3

2) Jenis kelamin

Laki-laki : J1

Perempuan : J2

3) Usia

60 – 65 tahun : U1

66 – 70 tahun : U2

71 – 80 tahun :U3

>80 tahun : U4

4) Pendidikan terakhir

Tidak tamat SD : B1

SD/sederajat : B2

Page 86: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

63

SMP/sederajat : B3

SMA/sederajat : B4

5) Pekerjaan

Tidak Bekerja ( P1 )

Petani ( P2 )

Kuli ( P3)

b. Data Khusus

1) Variabel Independen: lingkungan, excercise dan Stres:

Tidakpernah0

Jarang1

Kadang 2

Sering 3

2) Variabel dependen Kekambuhan Asma :

a) Tidak Sering 0

b) Sering 1

3. Scoring

Scoring adalah memberi skor pada setiap responden dengan melakukan

pemberian nilai terhadap jawaban kuesioner stres (Saryono, 2010).

Setelah data terkumpul diprosentasikan frekuensinya dengan cara

jumlah frekuensi dibagi jumlah responden dan dikalikan 100%. Hasilnya

berupa presentase rumus (Arikunto, 2010).

a. Variabel Independen

1) Lingkungan

Page 87: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

64

Skor:

0 tidak pernah

1 jarang

2 kadang

3 sering

Kategori: Baik,

76-100%

Cukup, 56-75%

2) Exercise

Skor:

0 tidak pernah

1 jarang

2 kadang

3 sering

Kategori:

berat >50%

ringan ≤ 50% (Hidayat, 2009)

3) Stres:

Skor:

0 tidak pernah

1 jarang

2 kadang

3 sering

Page 88: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

65

Kategori:

Normal (nilai 0-14)

Ringan (nilai 15-18)

Sedang (nilai 19-25)

Berat (nilai 26-33)

Sangat berat (nilai ≥33)

(Lovibond & Lovibond, 1995)

Stres:

a. Variabel Dependen Kekambuhan asma:

Skor:

0 = Tidak sering

1= Sering

Kategori: :

Sering > 50%,

Tidak sering ≤50%

(Hasdianah dkk, 2014 dalam Hidayati, 2015).

Berdasarkan masing-masing variabel pada kriteria :

1) Variabel Independen

Variabel pertama yaitu lingkungan, excercise dan stres dengan

kuesioner dengan skala penilaian 0-3 yaitu :

a) Tidak pernah : 0

b) Jarang : 1

Page 89: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

66

c) Kadang-kadang 2

d) Sering 3

2) Variabel Dependen

Sedangkan variabel yang kedua yaitu kekambuhan asma yang

diwawancara dengan skala 0-1 yaitu:

Penilaian kekambuhan asma:

a) Sering (jika mengalami kekambuhan > 3x kali dalam 3 bulan)

b) Tidak sering (jika tidak mengalami kekambuhan < 2x dalam

3 bulan)

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoadmodjo, 2012). Kuesioner yang

dibagikan kepada responden atau data yang sudah dikumpulkan dari

responden kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan menggunakan

skala kumulatif :

100 % = Seluruhnya

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden

50 % = Setengah responden

26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden

0 % = Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010)

Page 90: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

67

4.8.2 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisa univariat tergantung

dari jenis datanya.Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata,

median dan standar deviasi (Notoadmodjo, 2012). Analisa univariat pada

penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

kekambuhan penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang.

2. Analisa Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kekambuhan asma. Analisis multivariate dilakukan

dengan menggunakan uji regresi logistic berganda, yaitu menghubungkan

beberapa variable bebas dengan variable terikat secara bersamaan. Dari uji

regresi logistik berganda akan diperoleh hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat dan besar pengaruh variabel bebas terhadap asma yang

dinyatakan dalam Adjusted Odds Ratio dengan Confidence Interval 95% / α

= 0,05.

4.9 Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

Institusi Program Studi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang untuk

mendapatkan persetujuan. Setelah itu melakukan penelitian pada responden

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

Page 91: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

68

4.9.1 Informed Consent

Tujuannya adalah lansia mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta

dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika lansia bersedia untuk diteliti

maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika lansia menolak untuk

diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

4.9.2 Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas lansia, peneliti tidak akan

mencantumkan nama pada lembar kuesioner. Lembar tersebut hanya diberi kode

nomor tertentu.

4.9.3 Confidentallity (kerahasiaan)

Peneliti akan senantiasa menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh, dan

hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan dengan

penelitian, sehingga rahasia subyek penelitian benar-benar terjamin.

4.10 Keterbatasan Penelitian

4.10.1 Responden

1. Keterbatasan waktu

Keterbatasan waktu saat penelitian rasakan mulai dari pelaksanaan

penelitian, pengolahan data, sampai dengan penyusunan skripsi sehingga

mempengaruhi hasil penelitian. Waktu penelitian lebih lama tentu akan

memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Responden kurang kooperatif

Page 92: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

69

Waktu membagikan kuesioner ada beberapa responden yang

kurang kooperatif. Hal ini membuat hasil peneliti kurang maksimal.

3. Keterbatasan data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner mempunyai dampak yang

sangat subjektif sehingga kebenaran data tergantung dari kejujuran

responden. Selain itu juga terjadi kesalahfahaman responden tentang

pernyataan pada kuesioner. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti

memberikan kesempatan bagi responden untuk bertanya jika kurang

faham.

4.10.2 Peneliti

1. Keterbatasan biaya selama melakukan penelitian

2. Tempat penelitian yang jauh dari tempat tinggal dan puskesmas

mengakibatkan resiko yang semakin besar untuk sampai ke tempat

penelitian.

Page 93: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

70

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang pada tanggal 19 s/d 22 April 2017

dengan responden 102 orang. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu

data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik : jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan. Sedangkan data khusus terdiri dari pengaruh

lingkungan, pengaruh Excercise, pengaruh stres, kekambuhan asma serta tabulasi

silang faktor lingkungan, excercise dan stres berpengaruh terhadap kekambuhan

penyakit asma. Hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara

kepada responden penelitian yaitu lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

1 Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran umum tempat penelitian

Puskesmas Sumobito terletak di Jl. Raya Sumobito No. 568 Desa Sumobito

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Puskesmas Sumobito membawahi

desa wilayah kerja antara lain : Sumobito, Gedangan, Curah Malang, Budug

Sidorejo, Kendalsari, Talun Kidul, Madyo Puro, Segodorejo, Sebani, Bakalan dan

Mentoro. Batas wilayah kerja Puskesmas Sumobito sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Kesamben, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Trowulan, sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas

Jogoloyo.

Page 94: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

71

2 Data umum dan data khusus

Data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan didapatkan hasil sebagai

berikut:

1. Data Umum

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 42 41.2

Perempuan 60 58.8

Jumlah 102 100,0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis

kelamin responden adalah perempuan sebanyak 60 responden (58,8%).

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia lansia

penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Usia Frekuensi Persentase (%)

60 – 65 tahun 73 71.5

66 – 70 tahun 26 25.5

71 – 80 tahun 2 2.0

>80 tahun 1 1.0

Jumlah 102 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden berusia 60 – 65 tahun sejumlah 73 responden (71.5%).

Page 95: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

72

c. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase (%)

Tidak tamat SD 72 70.6

SD/sederajat 30 29.4

Jumlah 102 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden sejumlah 72 responden (70.6%) tidak tamat SD.

d. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada

lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Bekerja 60 58.8

Petani 10 9.8

Kuli 32 31.4

Jumlah 102 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden sejumlah 60 responden (58.8%) tidak bekerja

2. Data Khusus

a. Faktor Lingkungan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi faktor lingkungan pada lansia penderita asma

di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun

2017

Faktor lingkungan Frekuensi Persentase (%)

Cukup 71 69.6

Kurang 31 30.4

Jumlah 102 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Page 96: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

73

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden lingkungan cukup berpengaruh sebanyak 71 responden (69.6%).

b. Faktor Excercise

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi faktor excercise pada lansia penderita asma di

Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017

Faktor Excercise Frekuensi Persentase (%)

Berat 98 96.1

Ringan 4 3.9

Jumlah 102 100,0 Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden melakukan excercise 98 responden (96.1%).

c. Pengaruh stres

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi faktor stres pada lansia penderita asma di

Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Faktor stres Frekuensi Persentase (%)

Ringan 7 6.9

Sedang 73 71.6

Berat 22 21.5

Jumlah 102 100,0 Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden mengalami stres sedang 73 responden (71.6%).

d. Kekambuhan Asma

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi kekambuhan asma pada lansia penderita asma

di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017.

Kekambuhan asma Frekuensi Persentase (%)

Sering 68 66.7

Tidak sering 34 33.3

Jumlah 102 100,0 Sumber : Data Primer, 2017

Page 97: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

74

Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden mengalami kekambuhan asma 68 responden (66.6%).

3. Tabulasi silang pengaruh faktor lingkungan dengan kekambuhan asma

Tabel 5.9 Distribusi pengaruh faktor lingkungan dengan kekambuhan asma

pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017

Faktor lingkungan Kekambuhan asma Total

Sering % Tidak % N %

Cukup 50 49,0 21 20,6 71 69,6

Kurang 18 17,6 13 12,7 31 30,4

Total/N 68 66,7 34 33,3 102 100

Hasil uji regresi

logistik ρ = 0.018 < α = 0,05

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa 50 (49.0%) responden

lingkungan cukup berpengaruh terhadap keseringan kekambuhan asma dan 18

(17.6%) responden sering mengalami kekambuhan asma. Kemudian 21

(20.6%) responden tidak mengalami kekambuhan asma yang berpotensi

pengaruh lingkungan cukup dan 13 (12.7%) responden yang tidak mengalami

kekambuhan asma dengan pengaruh lingkungan yang kurang. Hal itu

menunjukkan bahwa mayoritas responden yang diamati pengaruh lingkungan

berpotensi terjadi kekambuhan asma.

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, perhitungan menggunakan uji

regresi logistik didapatkan ρ value = 0,018 dimana ρ value < ɑ (0,05) maka H1

diterima. Hal ini berarti ada hubungan faktor lingkungan dengan kekambuhan

penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang.

Page 98: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

75

4. Tabulasi silang pengaruh faktor excercise dengan kekambuhan asma.

Tabel 5.10 Distribusi pengaruh excercise dengan kekambuhan asma pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017

Faktor Excercise

Kekambuhan asma Total

Sering % Tidak % N %

Berat 65 60,2 33 32,4 98 96,1

Ringan 3 2,8 1 1,0 4 3,9

Total/N 68 66,7 34 33,3 102 100

Hasil uji regresi

logistik ρ = 0.036 < α = 0,05

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa 65 (60.2%) responden

melakukan excercise berat dan sering mengalami kekambuhan asma dan 33

(32,4%) melakukan excercise berat sering mengalami kekambuhan asma.

Kemudian 3 (2.8%) responden mempunyai kebiasaan ringan dalam excercise

ringan mengalami kekambuhan asma dan 1 (1.0%) responden melakukan

excercise ringan tidak mengalami kekambuhan asma. Hal itu menunjukkan

bahwa mayoritas responden yang diamati melakukan excercise ringan sering

mengalami kekambuhan asma.

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, perhitungan menggunakan uji

regresi logistik didapatkan ρ value = 0,036 dimana ρ value < ɑ (0,05) maka H1

diterima. Hal ini berarti ada hubungan faktor excercise dengan kekambuhan

penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang.

Page 99: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

76

5. Tabulasi silang pengaruh faktor stres dengan kekambuhan asma.

Tabel 5.11 Distribusi pengaruh faktor stres dengan kekambuhan asma pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang Tahun 2017

Faktor Stres

Kekambuhan asma Total

Sering % Tidak % N %

Ringan 5 4,9 2 2,0 7 6,9

Sedang 47 46,1 26 25,5 73 71,6

Berat 16 15,7 6 5,9 22 21,6

Sangat Berat - - - - - -

Total/N 68 66,7 34 33,3 102 100

Hasil uji regresi

logistik ρ = 0.020 < α = 0,05

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa 47 responden (46.1%)

mengalami stres sedang dan sering mengalami kekambuhan asma 16 responden

(15,7%) mengalami stres berat sering mengalami kekambuhan asma dan 5

responden (4,9%) dengan stres ringan sering mengalami kekambuhan asma.

Kemudian 26 responden (25.5%) responden dengan stres ringan tidak sering

mengalami kekambuhan asma, 6 responden (5,9%) responden mengalami stres

berat tidak sering mengalami kekambuhan asma dan 2 responden (2.0%)

mengalami stres ringan tidak sering mengalami kekambuhan asma. Hal itu

menunjukkan bahwa mayoritas responden yang diamati mengalami stres

sedang sering mengalami kekambuhan asma.

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, perhitungan menggunakan uji

regresi logistik didapatkan ρ value = 0,020 dimana ρ value < ɑ (0,05) maka H1

diterima. Hal ini berarti ada hubungan faktor stres dengan kekambuhan

Page 100: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

77

penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang

6. Faktor lingkungan, excercise, dan stres berpengaruh terhadap kekambuhan

penyakit asma

Tabel 5.12 Distribusi pengaruh lingkungan, excercise, dan stres dengan kekambuhan asma pada lansia penderita asma di Puskesmas Sumobito

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Tahun 2017

No Variabel B Signifikansi

1 Lingkungan ,605 ,018

2 Excercise 1,737 ,036

3 Stres 1,197 ,020

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, perhitungan menggunakan uji

uji Regresi Logistik Ganda dengan metode Backward Stepwise (conditional),

pada tingkat kemaknaan 95% dari tiga variabel yang dianalisis secara bersama-

sama, terbukti berpengaruh terhadap kekambuhan asma pada lansia yaitu faktor

lingkungan, excercise dan stres, perhitungan menggunakan uji Regresi Logistik

didapatkan ρ value = 0,001 dimana ρ value < ɑ (0,05) maka Hipotesis diterima.

Masing-masing faktor lingkungan, excercise dan stres terbukti berpengaruh

terhadap kekambuhan asma pada lansia, perhitungan menggunakan uji Regresi

Logistik didapatkan faktor lingkungan ρ value = 0,018 dimana ρ value < ɑ

(0,05), faktor excercise ρ value = 0,036 dimana ρ value < ɑ (0,05) dan faktor

stres ρ value = 0,020 dimana ρ value < ɑ (0,05). Diatara ketiga faktor

lingkungan, excercise dan stres terbukti faktor lingkungan berpengaruh paling

dminan terhadap kekambuhan asma pada lansia.

Page 101: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

78

3 Pembahasan

5.2.1 Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 didapatkan bahwa sebagian

besar dari responden lingkungan cukup berpengaruh sebanyak 71 responden

(69.6%).

Menurut peneliti lingkungan lansia ada lingkungan yang mempengaruhi

lansia. Lingkungan internal meliputi komunikasi keluarga dan kenyamanan dalam

keluarga, kedua lingkungan ekternal yaitu asap rokok dan debu dalam ruangan,

debu luar ruangan dan asap pembakaran bekas tanaman padi. Pada parameter

faktor lingkungan rata-rata responden menjawab ”sering” dan jawaban tersebut

didapat dari 8 pernyataan. Pernyataan paling sering yaitu lingkungan internal pada

pernyataan nomor 1) Keluarga melakukan komunikasi dengan lansia, pada

pernyataan ini responden menjawab ”sering”, item nomor 2) Keluarga

memberikan rasa nyaman, pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”.

Lingkungan eksternal pada lansia penderita asma dilihat adanya kebiasaan

keluarga merokok dirumah serta keadaan rumah yang berdebu akibat kurang

dibersihkan sehingga dapat memicu kekambuhan asma. Menurut peneliti

lingkungan ekternal lansia termasuk lingkungan pedesaan yang sebagian besar

penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani. Banyaknya kendaraan lalu

lalang menyebabkan debu. Debu yang berada di dalam rumah memiliki peran

yang penting dalam meningkatkan resiko asma, debu yang terhirup dapat menjadi

sesak nafas. Lingkungan sekitar memiliki banyak jenis polutan dan hal lain yang

sanggup membuat saluran pernafasan. Debu yang berada di dalam rumah

memiliki peran yang penting dalam meningkatkan resiko asma, debu yang

Page 102: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

79

terhirup dapat menjadi sesak nafas.Menurut peneliti responden keluarga jarang

berkomunikasi dengan baik membuat responden nyaman, lingkungan ekternal

nomor 3) Kebiasaan keluarga merokok dirumah, pada pernyataan ini responden

banyak menjawab ”sering”. Menurut peneliti keluarga responden sering merokok

dirumah, nomor 4) salah satu anggota keluarga yang sering merokok didekat

lansia, pada pernyataan ini responden banyak menjawab ” sering”. Menurut

peneliti keluarga responden sering merokok didekat responden, nomor 5) rumah

jarang dibersihkan, pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut

peneliti rumah responden jarang dibersihkan dan hanya sekali dalam 2 hari, nomor

6) kendaraan yang lalu lalang sehingga banyak debu, pada pernyataan ini

responden menjawab ”jarang”. Menurut peneliti kendaraan jarang lalu lalang

didepan rumah, nomor 7) Keluarga melakukan pembakaran bekas tanaman padi,

pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti keluarga

melakukan pembakaran bekas tanaman padi di depan rumah pada saat panen. Dan

nomor 8) Petani selalu membakar bekas tananman padi di depan rumah masing-

masing, pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti

petani-petani sering melakukan pembakaran bekas tanaman padi di depan rumah

yang menyebabkan polusi.

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan

tingkah laku makhluk hidup.Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

langsung juga merupakan pengertian lingkungan (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, 2005). Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan dan mahluk hidup lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai

Page 103: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

80

komponen lingkungan hidup menempati dan melakukan proses, sehingga antara

ruang dan komponen lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

(Asmara: 2008). Lingkungan internal meliputi komunikasi dengan pasien

dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi

jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang

pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan lingkungan

pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari

pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,

menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu kondisi-

kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan

para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman (Isnaniyah, 2015).

Lingkungan internal berasal dari polusi udara merupakan salah satu faktor

pencetus yang harus diperhatikan oleh penderita Asma. Polusi ini bisa berada

outdoor seperti di sekitar tempat kerja dan sekolah, maupun indoor (Isnaniyah,

2015)

Penelitian Isnaniyah Usman (2015) hasil penelitian membuktikan bahwa

kejadian asma banyak terjadi pada laki-laki, sebagian besar dipengaruhi oleh

perubahan cuaca dan debu.

5.2.2 Faktor Excercise

Hasil penelitian pada tabel 5.6 didapatkan bahwa hampir seluruhnya

responden melakukan kegiatan sehari-hari 98 responden (96.1%) termasuk

excercise berat.

Menurut peneliti aktivitas fisik atau excercise lansia yang berlebihan

seringkali menimbulkan asma. Sebagian besar penderita asma terutama lansia

Page 104: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

81

mengalami kekambuhan asma jika melakukan aktivitas fisik yang berat pada

responden perempuan seperti jalan-jalan yang berlebihan. Kegiatan olahraga

dengan jalan-jalan yang berlebihan dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan

oksigen. Hal ini menyebabkan meningkatnya tingkat frekuensi pernafasaan yang

dapat memicu terjadinya serangan asma. Pada responden laki-laki elakukan

aktivitas fisik dengan melakukan pekerjaan berat seperti mencangkul di sawah,

mengangkat beban berat dapat menimbulkan serangan asma. Serangan Asma

karena aktivitas biasanya terjadi segera setelah aktivitas tersebut selesai dilakukan.

Meskipun aktivitas sehari-hari ini merupakan salah satu pencetus yang dapat

menimbulkan serangan asma, dalam batas-batas tertentu penderita asma dapat

melakukan aktivitas tanpa menimbulkan bronkokonstriksi yang membahayakan

sewaktu dan sesudah melakukan aktivitas sehari-hari. Pada penderita Asma,

aktivitas sehari-hari yang dapat meningkatkan kekuatan otot pernafasan sangat

penting sebab penderita asma kronis umumnya mengalami penurunan kekuatan

otot pernafasan.

Menurut peneliti aktivitas fisik responden pada lansia perempuan yang

melakukan jalan-jalan berlebihan dan lansia laki-laki sebagai petani memicu untuk

mengeluarkan tenaga untuk bekerja berat. Aktivitas fisik seperti jalan-jalan

berlebihan sangat mengganggu kemampuan pernafasan, sehingga gejala asma dan

sesak nafas akan timbul. Pada parameter faktor excercise rata-rata responden

menjawab ”sering” dan jawaban tersebut didapat dari 7 pernyataan pada

komponen excercise yaitu pada pernyataan nomor 1) melakukan pekerjaan berat,

pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti responden

jarang melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, nomor 2) ikut mencangkul di sawah

Page 105: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

82

pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti responden

jarang ikut mencangkul di sawah. Nomor 3) sering mengangkat beban berat pada

pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti responden sering

melakukan mengangkat beban berat, nomor 4) sering mengangkat hasil panen dari

sawah pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti

responden sering mengangkat hasil panen dari sawah, nomor 5) melakukan senam

yang berlebihan pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”. Menurut

peneliti responden sering melakukan senam yang berlebihan 6) selalu mengikuti

senam lansia di posyandu pada pernyataan ini responden menjawab ”sering”.

Menurut peneliti responden sering mengikuti senam lansia di Posyandu dengan

baik. 7) sering melakukan olah raga jalan – jalan yang berlebihan pada pernyataan

ini responden menjawab ”sering”. Menurut peneliti responden melakukan olah

raga jalan – jalan pada waktu pagi hari yang berlebihan sehingga memicu

kekambuhan asma.

Menurut Almatsier (2003) aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan

oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan

tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.

Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko

independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan

menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Jadi, kesimpulan dari

pengertian aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya yang memerlukan pengeluaran energi.

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis

kelamin responden adalah perempuan sebanyak 60 responden (58,8%).

Page 106: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

83

Menurut peneliti aktivitas fisik responden dipengaruhi jenis kelamin. lansia

responden perempuan lebih banyak melakukan senam yang berlebihan, sering

melakukan olah raga jalan – jalan yang berlebihan dan sering mengangkat beban

berat. Responden laki-laki melakukan pekerjaan berat, pada responden lansia laki-

laki sering melakukan aktivitas mencangkul di sawah, sering mengangkat beban

berat seperti mengangkat hasil panen dari sawah. Selain itu dan melakukan

aktivitas fisik yang bisa menyebabkan kelelahan.

Menurut Almatsier (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas

fisik bagi lansia adalah jenis kelamin dan Aktivitas fisik lansia temasuk kegiatan

berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan

(strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, mengangkat beban berat

5.2.3 Faktor stres

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 didapatkan bahwa sebagian

besar dari responden mengalami stres sedang 73 responden (71.6%).

Menurut peneliti stres yang dialami responden disebabkan stres meliputi

jengkel pada hal kecil, reaksi berlebihan, sulit santai, energi terbuang percuma,

sikap tidak sabar, mudah marah, sulit mentolerir gangguan, tegang dan gelisah.

Dilihat hasil akumulasi penjumlahan beberapa parameter stres yang paling rendah

yaitu pada item pernyataan no. 2 cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi

rata-rata responden menjawab ”jarang”, item pernyataan no. 11 merasa sulit untuk

memaklumi gangguan ketika saya melakukan kegiatan rata-rata responden

menjawab ”jarang” dan item pernyataan no. 13 tidak bisa sabar terhadap apapun

yang membuat saya marah rata-rata responden menjawab ”jarang”

Page 107: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

84

Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat

memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang

membuat kita tetap hidup (Nasir & Muhith, 2010). Menurut WHO (2015) stres

adalah suatu reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial tekanan mental

atau beban kehidupan (Priyoto, 2014).

Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat

adanya tuntutan dalam situasi sebagai beban atau diluar batasan kemampuan

mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut (Nazir, 2011). Stres adalah stimulus

atau situasi yang dapat menyebabkan distres, dan menciptakan tuntutan fisik dan

psikis pada seseorang (Ramadhani, 2014). Stres adalah suatu reaksi fisik dan

psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu

stabilitas kehidupan sehari-hari (Priyoto, 2014)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian

besar jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 60 responden (58,8%).

Menurut peneliti stres lebih banyak dialami perempuan. Perempuan cenderung

mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Jenis kelamin

berperan terhadap terjadinya stres. Ada perbedaan respon antara laki-laki dan

perempuan saat menghadapi konflik. Otak perempuan memiliki kewaspadaan

yang negatif terhadap adanya konflik dan stres, pada perempuan konflik memicu

hormon negatif sehingga memunculkan stres, gelisah, dan rasa takut. Sedangkan

laki-laki umumnya menikmati adanya konflik dan persaingan, bahkan

menganggap bahwa konflik dapat memberikan dorongan yang positif. Dengan

kata lain, ketika perempuan mendapat tekanan, maka umumnya akan lebih mudah

mengalami stres

Page 108: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

85

Penelitian dari McDonough dan Walter (2001) dengan menggunakan

Wheaton’s chronic stres inventory, menemukan bahwa skor distres pada

perempuan lebih tinggi 23% daripada laki-laki. depresiasi secara signifikan yang

lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pria, dan juga wanita dinyatakan

lebih cepat menderita kelelahan, kecemasan,somatic symptomatic dan mild

physiological disorder dibandingkan laki-laki. Meskipun demikian laki-laki

umumnya tidak menampakkan gejala-gejala tersebut dalam waktu dekat, sehingga

mereka mungkin akan menderita penyakit yang lebih serius dalam jangka waktu

yang lebih panjang (Sirait, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar dari responden berusia 60 – 65 tahun sejumlah 73 responden (71.5%).

Menurut peneliti stres lebih banyak dialami pada usia 60 – 65 tahun, usia

berkaitan dengan toleransi seseorang terhadap stres. Pada usia dewasa biasanya

seseorang lebih mampu mengontrol stres yang terjadi dibandingkan usia kanak-

kanak maupun usia lanjut. Semakin dewasa usia biasanya akan semakin

menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu

berpikir rasional, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin dapat

menunjukkan intelektual dan psikologisnya.

Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis

stressor yang paling menganggu. Pada usia dewasa biasanya lebih mampu

mengontrol stres dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia lanjut. Dengan kata

lain orang dewasa biasanya mempunyai toleransi terhdap stres yang lebih baik

(Siswanto, 2007).

Page 109: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

86

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden

sejumlah 72 responden (70.6%) tidak tamat SD

Menurut peneliti stres yang dialami responden dengan tingkat pendidikan

tidak tamat sekolah dasar. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi stres adalah

kurangnya pengetahuan lansia. Pendidikan lansia tidak tamat sekolah dasar

memicu ketidaktahuan responden penyakit asma sehingga kurang bisa

meminimalkan stres yang dialami.

Tingkat pendidikan secara tidak langsung juga mempengaruhi tekanan darah.

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup. Tingginya kekambuhan

asma dialami pada lansia dengan pendidikan yang rendah, disebabkan karena

kurangnya pengetahuan pada seseorang yang berpendidikan rendah terhadap

kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan).

Tingkat pendidikan yang tinggi cenderung menyebabkan perubahan pada pola

berpikir dan pandangan hidup. (Vierdelina, 2008). Seseorang dengan tingkat

pendidikan yang tinggi akan mengalami perubahan pola berpikir dari tradisional

ke arah yang lebih maju sehingga tidak hanya memandang persoalan dari satu sisi

saja melainkan dapat dari berbagai sudut pandang (Vierdelina, 2008) Berdasarkan

hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian

besar dari responden sejumlah 60 responden (58.8%) tidak bekerja.

Menurut peneliti stres lebih banyak dialami responden yang tidak bekerja

maka besar kemungkinan lansia mengalami stres. Salah satu faktor lain yang

mempengaruhi stres adalah bagaimana lansia itu senidri dalam memasuki masa

tuanya. Bagi lansia yang telah mempersiapkan dirinya sedini mungkin untuk

memasuki masa tua, membuat ia lebih mengerti dan memeahami serta dapat

Page 110: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

87

menerima segala perubahan dan keterbatasan yang mendadak muncul pada masa

lanjut usia.

Batasan mengenai masa usia lanjut belum mendapatkan kesepakatan yang

pasti (Hurlock, 1980) menyatakan bahwa masa lanjut usia terdiri dari masa usia

lanjut awal yang berkisar antara 60 tahun sampai 70 tahun dan masa usia lanjut

ditandai dengan dari usia 70 tahun sampai akhir kehidupan seseorang. (Rogers,

1979) menjabarkan bahwa masa usia lanjut ditujukan sebagai orang yang sudah

mulai meninggalkan pekerjaan untuk istirahat. (Haditono, 1989) menyatakan

bahwa rentang usia 65 tahun keatas adalah termasuk dalam masa usia lanjut.

Lebih lanjut (Monks dkk, 1998) menunjukkan bahwa masa usia lanjut (Old Age)

mulai usia 65 hingga meninggal dunia. (Depsos. RI, 2003).

5.2.4 Kekambuhan Asma

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian

besar dari responden mengalami kekambuhan asma 68 responden (66.6%).

Dilihat hasil akumulasi penjumlahan beberapa parameter kekambuhan asma

yang terdiri dari parameter asma kambuh atau sesak > 3x dalam 3 bulan terakhir,

Minum obat asma dalam 3 bulan terakhir dan Berobat ke dokter atau tempat

pelayanan kesehatan dengan sakit asma dalam 3 bulan terakhir memiliki rata-rata

skor 64,7 % sehigga termasuk kategori sering terjadi asma. Menurut peneliti

kekambuhan asma responden karena lingkungan hal ini diperkuat pernyataan

responden yang menyebabkan polusi akibat kebiasaan keluarga merokok dirumah,

debu dalam rumah akibat rumah yang jarang dibersihkan, kendaraan yang lalu

lalang sehingga banyak debu dan pembakaran daun padi, aktivitas fisik responden

yang berlebihan, misalnya melakukan pekerjaan berat dengan mencangkul

Page 111: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

88

disawah, sering mengangkat hasil panen dari sawah dan sering melakukan

aktivitas fisik yang bisa menyebabkan kelelahan. Stres yang dialami responden

akibat merasa mudah marah karena hal-hal sepele, merasa diri saya tidak sabar

ketika harus menunggu dan mdah tersinggung.

Kekambuhan adalah kejadian berulang yang alami oleh penderita dalam

mengalami suatu penyakit biasanya terjadi melebihi 3x dengan kuantitas yang

sering terjadi dan biasanya bersifat tidak menyenangkan (Ismadi, 2008 ).

5.2.5 Pengaruh lingkungan terhadap kekambuhan asma

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9 didapatkan 50 (49.0%)

responden lingkungan cukup berpengaruh terhadap keseringan kekambuhan asma

dan 18 (17.6%) responden sering mengalami kekambhan asma. Kemudian 21

(20.6%) responden tidak mengalami kekambuhan asma yang berpotensi pengaruh

lingkungan cukup dan 13 (12.7%) responden yang tidak mengalami kekambuhan

asma dengan pengaruh lingkungan yang kurang, ini menunjukkan bahwa rata-rata

lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang pengaruh

lingkungan yang berpotensi cukup tinggi dalam kekambuhan asma. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa lingkungan lansia terdapat cukup asap rokok, debu

dalam ruangan, debu luar ruangan dan adanya asap pembakaran bekas tanaman

padi.

Menurut peneliti lingkungan lansia menurut pernyataan responden antara

lain asap rokok, debu dalam ruangan, debu luar ruangan dan adanya asap

pembakaran bekas tanaman padi berpotensi cukup tinggi dalam kekambuhan

penyakit asma, karena polusi yang ditimbulkan memiliki banyak jenis polutan dan

hal lain yang sanggup membuat saluran pernafasan. Debu yang berada di dalam

Page 112: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

89

rumah memiliki peran yang penting dalam meningkatkan resiko asma, debu yang

terhirup dapat menjadi sesak nafas.

Polusi udara merupakan salah satu faktor pencetus yang harus diperhatikan

oleh penderita Asma. Polusi ini bisa berada outdoor seperti di sekitar tempat kerja

dan sekolah, maupun indoor. Polusi udara outdoor dapat berasal dari asap pabrik,

bengkel, pembakaran sisa atau sampah industri, serta gas buang yang berasal dari

knalpot mobil maupun motor. Bahan polutan indoor dalam ruangan meliputi

bahan pencemar biologis (virus, bakteri, dan jamur), formaldehid, Volatile

Organic Compounds (VOC), dan Combustion Products (CO, NO2, SO2). Sumber

polutan VOC berasal dari penyemprotan serangga, cat, pembersih, komestik,

semprotan rambut (hairspray), deodorant, pewangi ruangan, segala sesuatu yang

disemprotkan dengan aerosol sebagai propelan, dan pengencer (solvent) seperti

thinner. Sumber polutan formaldehid dalam ruangan adalah bahan bangunan,

insulasi, furniture, dan karpet. Sedangkan sumber polutan Combustion Products

biasanya berasal dari asap rokok dan asap dapur (Almeitser, 2003)

5.2.6 Pengaruh Excercise terhadap kekambuhan asma

Hasil penelitian pada tabel 5.10 didapatkan 41 responden (40.2%)

melakukan excercise ringan dan sering mengalami kekambuhan asma dan 27

responden (26,5%) melakukan excercise berat sering mengalami kekambuhan

asma. Kemudian 28 responden (27.5%) mempunyai kebiasaan ringan dalam

excercise ringan dan 6 responden (5.9%) melakukan excercise berat sering

mengalami kekambuhan asma.

Menurut peneliti responden sebagian besar memiliki kebiasaan melakukan

kegiatan sehar-hari. Hal tersebut dibuktikan dengan responden sebagian besar

Page 113: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

90

menyatakan sering dalam melakukan pekerjaan berat seperti mencangkul di

sawah, mengangkat beban berat, senam lansia dan Olahraga jalan-jalan setiap hari.

Latihan fisik atau excercise yang berlebihan seringkali menimbulkan Asma.

Sebagian besar penderita Asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas

jasmani atau olahraga yang berat. Kegiatan olahraga menimbulkan peningkatan

kebutuhan oksigen. Hal ini menyebabkan meningkatnya tingkat frekuensi

pernafasaan yang pada gilirannya memicu terjadinya serangan Asma. Lari cepat

paling sering menimbulkan serangan Asma. Serangan Asma karena aktivitas

biasanya terjadi segera setelah aktivitas tersebut selesai. Meskipun olahraga

merupakan salah satu pencetus yang efisien untuk menimbulkan serangan asma,

dalam batas-batas tertentu penderita asma dapat melakukan olahraga tanpa

menimbulkan bronkokonstriksi yang membahayakan sewaktu dan sesudah

olahraga. Pada penderita Asma, gerakan olahraga yang dapat meningkatkan

kekuatan otot pernafasan sangat penting sebab penderita asma kronis umumnya

mengalami penurunan kekuatan otot pernafasan. Perdasarkan hasil penelitian yang

ada peneliti berpendapat bahwa rata-rata responden lansia di wilayah kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang memiliki kebiasaan melakukan

kegiatan sehari-hari. Kebiasan ini dilakukan karena daerah Sumobito memiliki

mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani, sehingga memungkinkan lansia

melakukan kegiatan yang berat.

Menurut Almatsier (2003) aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang

dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap

gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran

energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor

Page 114: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

91

resiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan

menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

5.2.7 Pengaruh faktor stres terhadap kekambuhan asma

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.11. didapatkan 47 responden

(46.1%) mengalami stres sedang dan sering mengalami kekambuhan asma, 16

responden (15,7%) mengalami stres berat sering mengalami kekambuhan asma

dan 5 responden (4,9 dengan stres ringan sering mengalami kekambuhan asma.

Kemudian 26 responden (25.5%) responden dengan stres ringan tidak sering

mengalami kekambuhan asma, 6 responden (5,9%) responden mengalami stres

berat tidak sering mengalami kekambuhan asma dan 2 responden (2.0%)

responden mengalami stres ringan tidak sering mengalami kekambuhan asma.

Berdasarkan penelitian yang ada peneliti berpendapat bahwa rata-rata

responden mengalami stres dengan tingkat sedang. Stres pada lansia, akan

berpengaruh pada kekambuhan asma. Kekambuhan asma dipengaruhi faktor

psikologis dapat berinteraksi dengan diathesis asma baik untuk memperberat atau

memperbaiki proses penyakit. Faktor psikologi cukup berperan pada beberapa

pasien asma yang telah diseleksi. Bila pasien yang memberikan respons secara

psikis diberikan saran yang sesuai, pasien sebenarnya dapat menurunkan atau

meningkatkan efek farmakologik rangsangan adrenergik dan kolinergik pada jalan

napasnya.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian Novita (2014) dengan judul

“Hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada lansia di

posyandu kelurahan perak Surabaya” Tujuan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada lansia.

Page 115: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

92

Stres yang dimaksud adalah kondisi ketika seseorang merasakan ketidaknyaman

mental dan batin yang diakibatkan perasaan tertekan. Metode penelitian

menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi

dalam penelitian ini adalah 38 responden. Pengumpulan data diambil dengan

teknik total sampling dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang.

Hasil penelitian dengan analisis menggunakan Uji chi square didapatkan asumsi

non-parametrik hasil analisis diperoleh nilai korelasi antara tingkat stres dengan

kekambuhan asma 0,730 dengan p value sebesar 0,000 hal ini menunjukkan

hipotesis diterima terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan

frekuensi kekambuhan asma pada lansia.

Menurut Sukadiyanto (2010) stres dapat muncul pada seseorang jika terjadi

ketidakseimbangan atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan secara jasmani

dan rohaninya. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum

atau teori Selye dalam buku Kovacs (2007) menggambarkan stres sebagai

kerusakan yang terjadi pada tubuh, tanpa mempedulikan apakah dampak stres

tersebut positif atau negatif. Respon tubuh dapat diperkirakan tanpa

memperhatikan stresor atau penyebab lain.

5.2.8 Pengaruh Lingkungan, excercise dan Stres terhadap kekambuhan asma

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9. didapatkan sebagian besar dari

responden mengalami kekambuhan asma dipengaruhi lingkungan dan excercise 23

responden (22.5%), stres dan excercise 19 responden (18,6), Lingkungan, stres 26

responden (25.5% ), Lingkungan, Excercise, stres 34 responden (33.3% ).

Berdasarkan hasil analisa data penelitian tabel 5.13 dengan perhitungan

menggunakan uji uji Regresi Logistik Ganda dengan metode Backward Stepwise

Page 116: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

93

(conditional), pada tingkat kemaknaan 95% dari tiga variabel yang dianalisis

secara bersama-sama, terbukti berpengaruh terhadap kekambuhan asma pada

lansia yaitu faktor lingkungan, excercise dan stres, perhitungan menggunakan uji

Regresi Logistik didapatkan ρ value = 0,001 dimana ρ value < ɑ (0,05) maka

Hipotesis diterima. Masing-masing faktor lingkungan, excercise dan stres terbukti

berpengaruh terhadap kekambuhan asma pada lansia, perhitungan menggunakan

uji Regresi Logistik didapatkan faktor lingkungan ρ value = 0,018 dimana ρ value

< ɑ (0,05), faktor excercise ρ value = 0,036 dimana ρ value < ɑ (0,05) dan faktor

stres ρ value = 0,020 dimana ρ value < ɑ (0,05).

Menurut peneliti faktor lingkungan, excercise dan stres pada lansia

berpengaruh pada kekambuhan asma. Kekambuhan asma dipengaruhi faktor

psikologis dapat berinteraksi dengan diathesis asma baik untuk memperberat atau

memperbaiki proses penyakit. Faktor psikologi cukup berperan pada beberapa

pasien asma yang telah diseleksi. Bila pasien yang memberikan respons secara

psikis diberikan saran yang sesuai, pasien sebenarnya dapat menurunkan atau

meningkatkan efek farmakologik rangsangan adrenergik dan kolinergik pada jalan

napasnya. Faktor lingkungan berpengaruh paling dominan terhadap kekambuhan

asma pada lansia.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian Novita (2014) dengan judul

“Hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada lansia di

posyandu kelurahan perak Surabaya” Hasil penelitian dengan analisis

menggunakan Uji chi square didapatkan asumsi non-parametrik hasil analisis

diperoleh nilai korelasi antara tingkat stres dengan kekambuhan asma 0,730

dengan p sebesar 0,000 hal ini menunjukkan hipotesis diterima terdapat hubungan

Page 117: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

94

yang signifikan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma pada

lansia.

Hasil penelitian didukung penelitian Isnaniyah Usman (2015) hasil

penelitian membuktikan bahwa kejadian asma banyak terjadi sebagian besar

dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan debu.

Page 118: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

95

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

9. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang tahun 2017 maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh faktor lingkungan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Sumobito Kabupaten Jombang dalam kategori cukup.

2. Pengaruh faktor Excercise pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang dalam kategori berat.

3. Pengaruh faktor stres pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang dalam kategori sedang

4. Kekambuhan asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang dalam kategori sering

5. Terdapat pengaruh lingkungan terhadap kekambuhan asma pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

6. Terdapat pengaruh excercise terhadap kekambuhan asma pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.

7. Terdapat pengaruh stres terhadap kekambuhan asma pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang

8. Faktor lingkungan, excercise, dan stres yang mempengaruhi kekambuhan

penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang. Faktor lingkungan berpengaruh paling dominan terhadap

96

Page 119: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

96

kekambuhan penyakit asma pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang

10. Saran

1. Bagi Kader desa

Bagi pihak kader desa diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk

memberikan pengetahuan mengenai lingkungan yang sehat untuk mengurangi

resiko kekambuhan penyakit asma pada lansia dengan menjaga lingkungan

tetap bersih bebas polusi agar lansia tidak mudah mengalami kekambuhan

asma.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk penelitian lebih lanjut dapat melakukan penelitian lebih

mendalam lagi mengenai resiko kekambuhan penyakit asma pada lansia

terutama faktor lingkungan.

Page 120: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

98

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2010. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika.

Angga. 2014. Hubungan tingkat kecemasan dengan frekuensi kekambuhan keluhan sesak nafas pada pasien asma di SMF Paru RSD dr. Soebandi.

E-Jurnal. Jember. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ jkp/article/download/ 14071/13647 diakses 20 februari 2017

Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1. Jakarta:

Media Aesculapius

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsini. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Praktek.

Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Atsih, M. D., 2015. Koping Emosional Dengan Tingkat Stres Pada Lansia.

Skripsi: Jombang. S1 Keperawatan, Insan Cendekia Medika

Bull, Elanor. 2005. Asma. Jakarta: Erlangga

Capernito, Lynda Jual.2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. (Alih Bahasa).

Monica Ester. Edisi 8. Jakarta: EGC

Data

Dinas Kabupaten

Jombang.

2016.

Data

Penyakit

Asma.

Tidak Dipublikasikan.

Dinas

Kesehatan.

2015.

Profil

Kesehatan

Kabupaten

Jombang.

Tidak

Dipublikasikan

Dinas

Kesehatan.

2016.

Profil

Kesehatan

Kabupaten

Jombang.

Tidak

Dipublikasikan.

Fitri. 2015. Hubungan tingkatan stres dengan kekambuhan asma di puskesmas babat kabupaten lamongan.

Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 1. Jakarta : EGC.

Hawari, Dadang. 2009. Psikometri alat ukur (skala) kesehatan jiwa. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI.

Hawari, Dadang. 2011. Menejemen Stres Cemas, Dan Depresi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Hidayat A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Page 121: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Page 122: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

99

Hidayati. 2015. Analisa faktor-faktor pencetus serangan asma pada lansia di

puskesmas perak jombang. E-Jurnal. http://stikespemkabjombang. ac.id/

ejurnal/index.php/Juli-2013/article/download/33/63 Diakses 20 februari

2017

Isnaniyah Usman. 2015. Faktor Risiko dan Faktor Pencetus yang Mempengaruhi

Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. http://jurnal.fk.unand.ac.id Diakses 26 mei 2017

Isaacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatrik. Jakarta : EGC.

Ismad. 2008. Kekambuhan Asma. Salemba Medika. Jakarta : EGC

Kozier. 2004. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses DanPraktik.

Jakarta : EGC

Lueckenotte. 1998 . Pengkajian Gerontologi. Jakarta : EGC

Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :

Salemba Medika

Medya, Ratih. 2005. Psikologi Abnormal Edisi 5. Jakarta : Erlangga.

Mickey, Stanly. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Muhith, Abdul. 2016, Keperawatan gerontik , Salemba Medika, Jakarta

Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta, h. 75-88

Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta, h. 75-88

Nevid, Jeffery S.,dkk. 2005. Psikologi Abnormal Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. Dr. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo.2012.”Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta:Rineka

Cipta.

Novita. 2014. Hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan asma

pada lansia di posyandu kelurahan perak Surabaya”. E-Jurnal. http://www.fk.ugm.ac.id/wp-content/. Diakses 21 februari 2017

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan Praktek. Jakarta : EGC

Page 123: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

100

Prawitasari, J. E., 1998, Stres dan Kecemasan, Simposium Stres dan Kecemasan, Jogjakarta, Fakultas Kedokteran UGM.

Price, Sylvia A. 2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi

6. Jakarta: EGC

Priyoto. 2014.Konsep Manajemen Stres, Nuha Medika,Yogyakarta, h. 1-15

Purba. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Safety, National. 2004. Manajemen Stres. Jakarta : EGC.

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Stanley, M.& Beare, P. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Jakarta : EGC

Stockslager, Jaime L dan Liz Schaeffer. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik, Edisi 2., Jakarta : EGC

Stuart & Sundeen 1991, Buku saku keperawatan jiwa, buku kedokteran jiwa. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Alfabeta, Bandung

Suparyanto. 2012. Konsep Dukungan Keluarga. http://dr- suparyanto.

blogspot.com/2012/03/konsep-dukungan-keluarga. html diakses

tanggal 08 Februari 2013.

Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan

Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Medika.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

3. Jakarta: Balai Pustaka

Tomey, Ann W., 2010. Nursing Theorists and Their Work Seventh Edition. United States of America: Mosby Elsevier

Page 124: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya sebagai mahasiswa progam studi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang :

Nama : Anis Sa’adah

NIM : 133210219

Judul : Analisis faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang.

Mengajukan dengan hormat kepada saudara/i untuk bersedia menjadi

responden penelitian saya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Analisis faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit asma pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang. Untuk itu saya mohon

kesediaan untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan kerahasiaan

responden dalam penelitian ini akan saya jamin.

Jombang, April 2017

Peneliti

Anis Sa’adah

Page 125: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: ............................................................. (Kode)

Umur

:.............................................................

Pekerjaan

: .............................................................

Alamat

: .............................................................

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui

manfaat dan resiko penelitian yang berjudul “Analisis faktor yang mempengaruhi

kekambuhan penyakit asma pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang” dengan sukarela menyetujui diikutsertakan sebagai

responden dalam penelitian ini, dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan

dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang

saya informasikan dijamin kerahasiaannya.

Jombang,

April 2017

Peneliti

Responden

ANIS SA’ADAH (.......................................)

Page 126: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 3

KUESIONER

KUESIONER LINGKUNGAN, EXCERCISE DAN STRES PADA

LANSIA PENDERITA ASMA

A. Identitas Responden

Nama Responden : (kode)

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Tingkat pendidikan terakhir :

Tidak tamat SD

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Jenis Pekerjaan :

Tidak Bekerja

1. Berilah tanda (√) pada jawaban yang saudara anggap sesuai

dengan pendapat saudara

2. Pengisian quesioner tidak boleh diwakilkan dan jangka waktu 3

bulan terakhir pengalaman

3. Semua soal (42 soal) harus dijawab sesuai dengan pendapat saudara

Page 127: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

4. Kode responden diisi oleh peneliti

5. Keterangan: 1). Selalu

2). Sering

3). Kadang - kadang

4). Tidak pernah

Kode responden

Page 128: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

A. Lingkungan No Pertanyaan Sering Kadang Jarang Tidak

pernah

1 Keluarga melakukan komunikasi dengan

dengan anda

2 Keluarga memberikan rasa nyaman

3 Kebiasaan keluarga anda merokok

dirumah?

4 Adanya salah satu anggota keluarga

yang sering merokok didekat anda

5 Rumah Anda jarang dibersihkan

6 Adanya kendaraan yang lalu

lalang sehingga banyak debu

7 Keluarga Anda melakukan

pembakaran bekas tananman padi

8s Petani selalu membakar bekas tananman

padi di depan rumah masing-masing

B. Excercise No Pertanyaan Sering Kadang Jarang Tidak pernah

1 Anda melakukan pekerjaan berat 2 Anda ikut mencangkul di sawah 3 Anda sering mengangkat beban berat

4 Anda sering mengangkat hasil

panen dari sawah 5 Anda melakukan senam yang berlebihan

6 Anda selalu mengikuti senam lansia di

posyandu 7 Anda sering melakkan olah raga jalan –

jalan yang berlebihan 8 Anda sering melakukan aktivitas fisik

yang bisa menyebabkan kelelahan

Page 129: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

KUESIONER DASS

Petunjuk Pengisian Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan

pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.

Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu: 0 : tidak pernah. 1 : kadang kadang. 2 : sering. 3 : selalu.

KUESIONER DASS (Depression Anciety And Stress Scale)

Beri tanda centang pada tiap item pertanyaan sesuai dengan keadaan anda.

No Pertanyaan TP JRG KDG SRG

1 Saya merasa mudah marah karena hal-hal sepele

2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi

3 Saya merasa sulit bersantai

4 Saya dapati diri saya mudah kesal

5 Saya merasa bahwa saya menggunakan banyak

energi

6 Saya merasa diri saya tidak sabar ketika harus

menunggu

7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung

8 Saya merasa sulit istirahat

9 Saya menemukan bahwa saya sangat mudah marah

10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu

membuat saya kesal

11 Saya merasa sulit untuk memaklumi gangguan

ketika saya melakukan kegiatan

12 Saya merasa mudah gelisah

13 Saya tidak bisa sabar terhadap apapun yang

membuat saya marah

14 Saya menemukan bahwa diri saya mudah gelisah

Keterangan:

TP : Tidak pernah

JRG : Jarang

KDG : Kadang

SRG : Sering

Page 130: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

KISI-KISI SOAL KUESIONER

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA

PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOBITO KABUPATEN

JOMBANG

1. Lingkungan

No Indikator Nomor soal

Lingkungan Internal

1 Asap rokok 1,2

2 Debu dalam ruangan 3,4

Lingkungan Ekternal

3 Debu luar ruangan 4,5

4 Asap pembakaran bekas tanaman padi 6,7

2. Exercise

No Indikator Nomor soal

1 pekerjaan berat seperti mencangkul di sawah 1, 2

2 mengangkat beban berat 3,4

3 Senam lansia 5, 6

4 Olah raga jalan-jalan setiap hari 7,8

3. DASS

No Indikator Nomor soal

1 Jengkel pada hal kecil 1, 2, 3

2 Reaksi berlebihan 4

3 Sulit rileks 5, 6, 7

4 Energi terbuang percuma 8

5 Sikap tidak sabar 9

6 Mudah marah 10

7 Sulit mentolelir gangguan 11, 12

8 Tegang 13

9 Gelisah 14

Page 131: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

KISI – KISI WAWANCARA

No Parameter Nilai

0 tidak pernah

1 a. Jengkel pada hal kecil 1 jarang

2 kadang

3 sering

0 tidak pernah

2 b. Reaksi berlebihan 1 jarang

2 kadang

3 sering

1 tidak pernah

3 0 Sulit santai 1 jarang

2 kadang

3 sering

3 tidak pernah

4 2 Energi terbuang percuma 1 jarang

2 kadang

3 sering

0 tidak pernah

5 4 Sikap tidak sabar 1 jarang

2 kadang

3 sering

0 tidak pernah

6 1 Mudah marah 1 jarang

2 kadang

3 sering

Page 132: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Konsultasi judul

2. Penyusunan proposal

3. Pendaftaran ujian proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data

7. Pengolahan data

8. Konsultasi hasil

9. Pendaftaran ujian hasil

10. Ujian hasil

11. Revisi hasil

12. Penggandaan dan pengumpulan skripsi

Page 133: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 5

Page 134: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 6

Survei data Studi

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Penyakit Asma Pada Lansia

Page 135: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Penyakit Asma Pada Lansia

Page 136: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 7

Page 137: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 8

Page 138: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 9

Page 139: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 10

Page 140: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 11

TABULASI DATA UMUM RESPONDEN

Resp

Kode

Keterangan :

1 2 3 4

1 2 2 2 2 1 Jenis Kelamin 1= laki-laki

2 1 1 1 1 2= perempuan

3 1 2 2 2 2 Usia 1= 60 – 65 tahun

2= 66 – 70 tahun

4 1 2 2 1

5 2 2 2 1 3= 71 – 80 tahun

6 2 1 1 1 4 = >80 tahun

7 1 2 1 1

8 2 1 1 3 3 Pendidikan terakhir 1= Tidak tamat SD

9 1 2 1 1 2= SD/sederajat

10 1 1 1 1 3=SMP/sederajat

11 2 2 2 1 4= SMA/sederajat

12 2 1 1 1 4 Pekerjaan 1= Tidak Bekerja

13 1 2 1 1 2= Buruh pabrik

14 2 2 1 3 3= Kuli

15 2 2 2 1 16 2 2 1 3 17 2 1 1 1 18 2 2 2 1 19 1 2 1 3 20 2 1 1 1 21 1 2 2 3 22 1 2 1 1 23 2 2 1 1 24 2 3 1 1 25 2 1 1 3 26 2 2 1 1 27 2 1 2 3 28 2 2 1 3 29 1 2 1 3 30 1 1 2 3 31 1 2 1 1 32 1 2 1 1 33 2 2 1 3 34 2 2 1 3 35 2 2 1 1 36 2 2 2 2 37 1 3 1 2 38 1 2 2 2 39 1 2 2 1 40 2 2 2 2 41 2 1 1 1

Page 141: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

42 1 2 1 1 43 2 4 1 1 44 1 2 1 1 45 1 1 1 3 46 2 2 2 1 47 2 1 1 1 48 1 2 1 1 49 2 2 1 1 50 2 2 2 1 51 2 2 1 3 52 2 1 1 1 53 2 2 2 3 54 1 2 1 1 55 2 1 1 1 56 1 2 2 3 57 1 2 1 1 58 2 2 1 3 59 2 1 1 1 60 2 1 1 1 61 2 2 1 1 62 2 1 2 3 63 2 2 1 1 64 1 2 1 3 65 1 1 2 3 66 1 2 1 3 67 1 2 1 3 68 2 2 1 1 69 2 2 1 1 70 2 2 1 3 71 2 2 2 3 72 1 1 1 1 73 1 2 2 2 74 1 2 2 2 75 2 2 2 2 76 2 1 1 1 77 1 2 1 2 78 2 1 1 1 79 1 2 1 1 80 1 1 1 1 81 2 2 2 1 82 2 1 1 3 83 1 2 1 1 84 2 2 1 1 85 2 2 2 1 86 2 2 1 1

Page 142: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

87 2 1 1 1

88 2 2 2 3

89 1 2 1 1

90 2 1 1 3

91 1 2 2 1

92 1 2 1 1

93 2 2 1 3

94 2 1 1 1

95 2 1 1 3

96 2 2 1 1

97 2 1 2 1

98 2 2 1 1

99 1 2 1 3

100 1 1 2 1

101 1 2 1 3

102 1 2 1 3

Page 143: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 12

TABULASI DATA KHUSUS RESPONDEN

Page 144: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di
Page 145: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 13

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS LINGKUNGAN

RESP PERTANYAAN

TOTAL

1 2 3 4 5

6 7 8

1 4 4 3 4 4 4 4 4 31

2 4 4 4 4 4 4 4 4 32

3 4 4 4 4 4 4 4 4 32

4 4 4 4 4 2 4 4 4 30

5 2 3 3 2 3 4 2 2 21

6 1 1 1 1 1 4 1 1 11

7 3 4 3 3 3 4 3 3 26

8 2 2 2 2 2 4 3 3 20

9 3 3 3 3 3 4 3 4 26

10 4 3 3 4 4 4 4 4 30

Page 146: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Correlations

L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 Total

Pearson Correlation 1 ,860**

,857**

1,000**

,766**

-,766**

,958**

,924**

,983**

L1 Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,000 ,010 ,010 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,860**

1 ,913**

,860**

,714* -,612 ,792

** ,752

* ,906

**

L2 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,020 ,060 ,006 ,012 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,857**

,913**

1 ,857**

,671* -,559 ,799

** ,779

** ,903

**

L3 Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,002 ,034 ,093 ,006 ,008 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation 1,000**

,860**

,857**

1 ,766**

-,766**

,958**

,924**

,983**

L4 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,002 ,010 ,010 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,766**

,714* ,671

* ,766

** 1 -,500 ,714

* ,697

* ,823

**

L5 Sig. (2-tailed) ,010 ,020 ,034 ,010 ,141 ,020 ,025 ,003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation -,766**

-,612 -,559 -,766**

-,500 1 -,868**

-,896**

-,768**

L6 Sig. (2-tailed) ,010 ,060 ,093 ,010 ,141 ,001 ,000 ,009

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,958**

,792**

,799**

,958**

,714* -,868

** 1 ,955

** ,954

**

L7 Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,006 ,000 ,020 ,001 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,924**

,752* ,779

** ,924

** ,697

* -,896

** ,955

** 1 ,932

**

L8 Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,008 ,000 ,025 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,983**

,906**

,903**

,983**

,823**

-,768**

,954**

,932**

1

Total Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,009 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 147: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Valid 10 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha N of Items

Based on

Standardized

Items

,928 ,867 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha

Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted

L1 23,00 29,111 ,973 . ,900

L2 22,90 30,767 ,877 . ,909

L3 23,10 31,656 ,880 . ,910

L4 23,00 29,111 ,973 . ,900

L5 23,10 31,656 ,768 . ,918

L6 21,90 46,100 -,768 . ,972

L7 22,90 30,322 ,922 . ,905

L8 22,80 30,400 ,886 . ,908

Page 148: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 14

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS EXCERSICE

RESP PERTANYAAN

TOTAL

1 2 3 4 5

6 7 8

1 4 4 4 4 4 3 3 4 30

2 4 4 4 4 4 4 4 4 32

3 4 4 4 4 4 4 4 4 32

4 4 4 4 4 4 4 4 4 32

5 2 2 2 2 2 3 2 2 17

6 1 1 1 1 1 2 1 1 9

7 3 3 3 3 3 4 3 3 25

8 2 2 2 2 2 2 2 2 16

9 3 3 4 4 3 3 3 3 26

10 4 4 4 4 4 3 3 4 30

Page 149: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Correlations

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 Total

Pearson Correlation 1 1,000**

,960**

,960**

1,000**

,742* ,924

** 1,000

** ,991

**

E1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation 1,000**

1 ,960**

,960**

1,000**

,742* ,924

** 1,000

** ,991

**

E2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,960**

,960**

1 1,000**

,960**

,695* ,905

** ,960

** ,974

**

E3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,960**

,960**

1,000**

1 ,960**

,695* ,905

** ,960

** ,974

**

E4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation 1,000**

1,000**

,960**

,960**

1 ,742* ,924

** 1,000

** ,991

**

E5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,742* ,742

* ,695

* ,695

* ,742

* 1 ,878

** ,742

* ,798

**

E6 Sig. (2-tailed) ,014 ,014 ,026 ,026 ,014 ,001 ,014 ,006

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,924**

,924**

,905**

,905**

,924**

,878**

1 ,924**

,957**

E7 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation 1,000**

1,000**

,960**

,960**

1,000**

,742* ,924

** 1 ,991

**

E8 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation ,991**

,991**

,974**

,974**

,991**

,798**

,957**

,991**

1

Total Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 150: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Valid 10 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,988 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha

Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

E1 21,80 49,956 ,989 ,984

E2 21,80 49,956 ,989 ,984

E3 21,70 49,789 ,965 ,985

E4 21,70 49,789 ,965 ,985

E5 21,80 49,956 ,989 ,984

E6 21,70 56,900 ,758 ,994

E7 22,00 52,000 ,945 ,986

E8 21,80 49,956 ,989 ,984

Page 151: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 15

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DASS

Resp. PERNYATAAN

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

2 1 1 0 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 0 18

3 0 0 2 2 0 2 2 0 3 2 2 2 2 2 21

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

5 1 1 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 26

6 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 31

7 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 35

8 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 37

9 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 39

10 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 21

Page 152: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

HASIL UJI VALIDITAS DASS

Correlations

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 Total D1 Pearson Correlation 1 ,569 ,577 ,450 ,476 ,677* ,450 ,588 ,358 ,769** ,771** ,784** ,641* ,714* ,835** Sig. (2-tailed) ,086 ,081 ,192 ,165 ,032 ,192 ,074 ,310 ,009 ,009 ,007 ,046 ,020 ,003 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D2 Pearson Correlation ,569 1 ,436 ,503 ,578 ,555 ,503 ,714* ,248 ,509 ,204 ,499 ,556 ,343 ,674*

Sig. (2-tailed) ,086 ,208 ,138 ,080 ,096 ,138 ,020 ,489 ,133 ,572 ,142 ,095 ,332 ,033 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D3 Pearson Correlation ,577 ,436 1 ,712* ,315 ,448 ,546 ,267 ,711* ,393 ,389 ,736* ,530 ,564 ,699*

Sig. (2-tailed) ,081 ,208 ,021 ,375 ,194 ,102 ,455 ,021 ,261 ,266 ,015 ,115 ,090 ,024 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D4 Pearson Correlation ,450 ,503 ,712* 1 ,638* ,620 ,756* ,609 ,815** ,648* ,430 ,574 ,781** ,723* ,836**

Sig. (2-tailed) ,192 ,138 ,021 ,047 ,056 ,011 ,062 ,004 ,043 ,215 ,083 ,008 ,018 ,003 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D5 Pearson Correlation ,476 ,578 ,315 ,638* 1 ,404 ,348 ,809** ,415 ,729* ,383 ,606 ,743* ,446 ,724*

Sig. (2-tailed) ,165 ,080 ,375 ,047 ,247 ,324 ,005 ,233 ,017 ,274 ,063 ,014 ,197 ,018 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D6 Pearson Correlation ,677* ,555 ,448 ,620 ,404 1 ,420 ,352 ,668* ,810** ,646* ,470 ,640* ,922** ,803**

Sig. (2-tailed) ,032 ,096 ,194 ,056 ,247 ,227 ,318 ,035 ,004 ,044 ,170 ,046 ,000 ,005 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D7 Pearson Correlation ,450 ,503 ,546 ,756* ,348 ,420 1 ,609 ,582 ,307 ,430 ,574 ,781** ,455 ,692*

Sig. (2-tailed) ,192 ,138 ,102 ,011 ,324 ,227 ,062 ,078 ,389 ,215 ,083 ,008 ,186 ,027 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D8 Pearson Correlation ,588 ,714* ,267 ,609 ,809** ,352 ,609 1 ,171 ,651* ,342 ,515 ,688* ,354 ,709*

Sig. (2-tailed) ,074 ,020 ,455 ,062 ,005 ,318 ,062 ,637 ,042 ,333 ,128 ,028 ,315 ,022 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D9 Pearson Correlation ,358 ,248 ,711* ,815** ,415 ,668* ,582 ,171 1 ,488 ,513 ,609 ,745* ,767** ,722*

Sig. (2-tailed) ,310 ,489 ,021 ,004 ,233 ,035 ,078 ,637 ,153 ,129 ,062 ,013 ,010 ,018 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D10 Pearson Correlation ,769** ,509 ,393 ,648* ,729* ,810** ,307 ,651* ,488 1 ,651* ,535 ,655* ,861** ,846**

Sig. (2-tailed) ,009 ,133 ,261 ,043 ,017 ,004 ,389 ,042 ,153 ,042 ,111 ,040 ,001 ,002 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D11 Pearson Correlation ,771** ,204 ,389 ,430 ,383 ,646* ,430 ,342 ,513 ,651* 1 ,749* ,688* ,748* ,736*

Sig. (2-tailed) ,009 ,572 ,266 ,215 ,274 ,044 ,215 ,333 ,129 ,042 ,013 ,028 ,013 ,015 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D12 Pearson Correlation ,784** ,499 ,736* ,574 ,606 ,470 ,574 ,515 ,609 ,535 ,749* 1 ,816** ,560 ,829**

Sig. (2-tailed) ,007 ,142 ,015 ,083 ,063 ,170 ,083 ,128 ,062 ,111 ,013 ,004 ,092 ,003 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D13 Pearson Correlation ,641* ,556 ,530 ,781** ,743* ,640* ,781** ,688* ,745* ,655* ,688* ,816** 1 ,686* ,900**

Sig. (2-tailed) ,046 ,095 ,115 ,008 ,014 ,046 ,008 ,028 ,013 ,040 ,028 ,004 ,029 ,000 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D14 Pearson Correlation ,714* ,343 ,564 ,723* ,446 ,922** ,455 ,354 ,767** ,861** ,748* ,560 ,686* 1 ,847**

Sig. (2-tailed) ,020 ,332 ,090 ,018 ,197 ,000 ,186 ,315 ,010 ,001 ,013 ,092 ,029 ,002 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Total Pearson Correlation ,835** ,674* ,699* ,836** ,724* ,803** ,692* ,709* ,722* ,846** ,736* ,829** ,900** ,847** 1

Sig. (2-tailed) ,003 ,033 ,024 ,003 ,018 ,005 ,027 ,022 ,018 ,002 ,015 ,003 ,000 ,002 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10 maka r tabel = 0,632 (r tabel pada n = 10 dengan uji dua sisi).

Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid

Page 153: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Valid 10 100,0

CasesExcludeda 0 ,0

Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

,935 14

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item Correlation Deleted D1 29,40 65,156 ,782 ,930 D2 29,50 72,722 ,611 ,933 D3 29,30 71,789 ,637 ,933 D4 28,90 73,656 ,811 ,929 D5 29,00 69,778 ,656 ,933 D6 28,90 72,100 ,768 ,929 D7 28,90 75,433 ,650 ,932 D8 29,00 72,444 ,653 ,932 D9 28,70 74,678 ,682 ,931 D10 28,50 76,278 ,830 ,931 D11 29,00 72,000 ,684 ,931 D12 28,80 75,956 ,810 ,931 D13 28,70 75,122 ,888 ,929 D14 29,00 66,000 ,801 ,928

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

31,20 83,511 9,138 14

Page 154: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 16

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEKAMBUHAN ASMA

Resp. PERTANYAAN

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17

3 1 2 1 1 1 2 2 1 1 12

4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17

5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 10

6 2 2 2 2 1 2 2 2 2 17

7 2 2 2 1 1 2 2 2 1 15

8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 10

9 2 1 1 2 2 2 2 2 2 16

10 1 1 1 2 1 2 1 1 1 11

Page 155: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

UJI VALIDITAS KEKAMBUHAN ASMA

Correlations [DataSet0]

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 Total K1 Pearson Correlation 1 ,356 ,535 ,356 ,535 ,218 ,524 ,524 ,535 ,712* Sig. (2-tailed) ,312 ,111 ,312 ,111 ,545 ,120 ,120 ,111 ,021 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K2 Pearson Correlation ,356 1 ,667* ,167 ,250 ,612 ,802** ,356 ,250 ,686*

Sig. (2-tailed) ,312 ,035 ,645 ,486 ,060 ,005 ,312 ,486 ,028 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K3 Pearson Correlation ,535 ,667* 1 ,250 ,167 ,408 ,535 ,535 ,167 ,659*

Sig. (2-tailed) ,111 ,035 ,486 ,645 ,242 ,111 ,111 ,645 ,038 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K4 Pearson Correlation ,356 ,167 ,250 1 ,667* ,612 ,356 ,356 ,667* ,686*

Sig. (2-tailed) ,312 ,645 ,486 ,035 ,060 ,312 ,312 ,035 ,028 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K5 Pearson Correlation ,535 ,250 ,167 ,667* 1 ,408 ,535 ,535 ,583 ,726*

Sig. (2-tailed) ,111 ,486 ,645 ,035 ,242 ,111 ,111 ,077 ,017 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K6 Pearson Correlation ,218 ,612 ,408 ,612 ,408 1 ,764* ,218 ,408 ,708*

Sig. (2-tailed) ,545 ,060 ,242 ,060 ,242 ,010 ,545 ,242 ,022 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K7 Pearson Correlation ,524 ,802** ,535 ,356 ,535 ,764* 1 ,524 ,535 ,856**

Sig. (2-tailed) ,120 ,005 ,111 ,312 ,111 ,010 ,120 ,111 ,002 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K8 Pearson Correlation ,524 ,356 ,535 ,356 ,535 ,218 ,524 1 ,535 ,712*

Sig. (2-tailed) ,120 ,312 ,111 ,312 ,111 ,545 ,120 ,111 ,021 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 K9 Pearson Correlation ,535 ,250 ,167 ,667* ,583 ,408 ,535 ,535 1 ,726*

Sig. (2-tailed) ,111 ,486 ,645 ,035 ,077 ,242 ,111 ,111 ,017 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Total Pearson Correlation ,712* ,686* ,659* ,686* ,726* ,708* ,856** ,712* ,726* 1

Sig. (2-tailed) ,021 ,028 ,038 ,028 ,017 ,022 ,002 ,021 ,017 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10 maka r tabel = 0,632 (r tabel pada n = 10 dengan uji dua sisi).

Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid

Page 156: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Valid 10 100,0

CasesExcludeda 0 ,0

Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items Alpha

,882 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item Correlation Deleted K1 12,60 8,267 ,624 ,869 K2 12,70 8,233 ,585 ,873 K3 12,90 8,322 ,552 ,876 K4 12,70 8,233 ,585 ,873 K5 12,90 8,100 ,635 ,869 K6 12,50 8,500 ,633 ,869 K7 12,60 7,822 ,806 ,854 K8 12,60 8,267 ,624 ,869 K9 12,90 8,100 ,635 ,869

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

14,30 10,233 3,199 9

Page 157: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 17

Analisis Univariat

Data Umum

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Laki-laki 42 41,2 41,2 41,2

Valid Perempuan 60 58,8 58,8 100,0

Total 102 100,0 100,0

Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

60 – 65 tahun 73 71,5 71,5 71,5

66 – 70 tahun 26 25,5 25,5 97,0

Valid 71 – 80 tahun 2 2,0 2,0 99,0

>80 tahun 1 1,0 1,0 100,0

Total 102 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak tamat SD 72 70,6 70,6 70,6

Valid SD/sederajat 30 29,4 29,4 100,0

Total 102 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Bekerja 60 58,8 58,8 58,8

Buruh pabrik 10 9,8 9,8 68,6 Valid

Kuli 32 31,4 31,4 100,0

Total 102 100,0 100,0

Page 158: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Data Khusus

Lingkungan (X1)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Cukup 71 69,6 69,6 69,6

Valid Kurang 31 30,4 30,4 100,0

Total 102 100,0 100,0

Excercise (X2)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Berat 98 96,1 96,1 96,1

Valid Ringan 4 3,9 3,9 100,0

Total 102 100,0 100,0

Stres (X3)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Ringan 7 6,9 6,9 6,9

Sedang 73 71,6 71,6 78,4 Valid

Berat 22 21,5 21,5 100,0

Total 102 100,0 100,0

Kekambuhan Asma (Y)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Sering 68 66,7 66,7 66,7

Valid Tidak Sering 34 33,3 33,3 100,0

Total 102 100,0 100,0

Page 159: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Crosstabs

Tabulasi Silang lingkungan dengan kekambuhan asma

Lingkungan (X1) * Kekambuhan Asma (Y) Crosstabulation

Count

Kekambuhan Asma (Y) Total

Sering Tidak Sering

Cukup 50 21 71 Lingkungan (X1)

Kurang 18 13 31

Total 68 34 102

Tabulasi Silang excercise dengan kekambuhan asma

Excercise (X2) * Kekambuhan Asma (Y) Crosstabulation

Count

Kekambuhan Asma (Y) Total

Sering Tidak Sering

Berat 65 33 98 Excercise (X2)

Ringan 3 1 4

Total 68 34 102

Tabulasi Silang stres dengan kekambuhan asma

Stres (X3) * Kekambuhan Asma (Y) Crosstabulation

Count

Kekambuhan Asma (Y) Total

Sering Tidak Sering

Ringan 5 2 7

Stres (X3) Sedang 47 26 73

Berat 16 6 22

Total 68 34 102

Page 160: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Analisis Multivariate

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

X1 ,605 ,458 1,746 1 ,018 1,831

X2 1,737 1,204 ,375 1 ,036 ,479

Step 1a

X3 1,197 ,415 ,224 1 ,020 ,821

Constant 1,716 1,997 ,129 1 ,186 ,489

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -,693 ,210 10,890 1 ,001 ,500

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R

Square Square

1 127,792a ,020 ,028

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Page 161: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 18

Page 162: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di
Page 163: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di
Page 164: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di
Page 165: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 19

Page 166: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di

Lampiran 20

Page 167: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/87/1/Skripsi_Ratu.pdfSKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di